pola komunikasi guru dan siswa di sman 14 …

114
i POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 MAKASSAR (STUDI KASUS SOSIOLOGI KOMUNIKASI) SKRIPSI Oleh: Nur Annisa Sobrina Nim: 105381108116 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2021

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

i

POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 MAKASSAR

(STUDI KASUS SOSIOLOGI KOMUNIKASI)

SKRIPSI

Oleh:

Nur Annisa Sobrina

Nim: 105381108116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

2021

Page 2: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 3: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 4: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 5: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 6: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 7: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 8: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 9: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Pertama dan yang paling utama tiada untaian kata yang paling indah yang

terucap dari lisan seorang hamba selain pujian syukur kehadirat Allah SWT.

Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya yang telah melimpahkan Taufiq

dan hidayah-Nya serta kenikmatan iman, Islam dan kesehatan jasmani

maupun rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

Shalawat serta salam yang penulis sanjung agungkan kepada Muhammad

SAW yang telah membawa ajaran yang paling sempurna, dan diantaranya

yaitu mengutamakan kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan agar

dapat dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan, dan dari Ridha Allah

SWT serta Syafa‟ at Rosulullah penulis dapat menyelesaikan proposal ini

yang berjudul “Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Prestasi Belajar

Siswa di SMAN 5 SOPPENG.”

Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa proposal ini tidak akan

terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak, baik

berupa moril maupun materi.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan,

motivasi berseta doa kepada penulis dalam penyelesain proposal ini. Keberhasilan

dalam penyelesaian proposal ini tidak hanya terletak pada diri peneliti semata

tetapi tentunya banyak pihak yang memberikan sumbangsi khususnya kepada

orang tua, ibunda tercinta Darmawati dan ayahanda tercinta Anda yang selama ini

telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah putus dan hampir tidak

mungkin bisa dibalaskan oleh apapun serta adikku ku tercinta Reski, yang selalu

menghibur serta memberikan dukungan. Penulis juga ucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

Page 10: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

iii

1. Bapak Prof. Dr.H.Ambo Asse.,M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menimba

ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini.

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Drs. H. Nurdin,M.Pd ketua prodi Sosiologi Universitas Muhammad

iyah Makassar,bapak Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D sekertaris Jurusan

prodi sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Kaharuddin S.Pd, M. Pd, Ph.D, pembimbing I yang telah

memberikan saran, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis

sehingga tersusunnya proposal ini.

5. Bapak Firdaus S.Pd, M.Pd pembimbing II yang dengan penuh

ketelitian dan kesabaran membimbing dalam menyelesaikan proposal

ini.

6. Terimakasih kepada Ibu saya Haslin S.Kep yang selalu mendukung saya

dan memberi semangat kepada saya.

7. Nurul Hasanah,Vivin Vitrina ,Kasmawati,Andi Jusmawati,Uni,Firda,Riska

Sebagai sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada

peneliti.

8. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu.

Demikianlah mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah melimpahkan

pahala yang berlipat ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti

dalam menyelesaian proposal ini, Amin Yarobbal Alamin.

Makassar, 21 Juli 2020

Peneliti

Nur Annisa Sobrina

Nim: 105381108116

Page 11: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

iv

Abstrak

Nur Annisa Sobrina, Tahun 2021, “Pola Komunikasi Guru dan Siswa Di

SMAN 14 Makassar (Studi Komunikasi Sosilogi Komunikasi)Skripsi Program

Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Kaharuddin dan

Pembimbing II Firdaus

Penelitian ini bertujuan untuk pola komunikasi dan bentuk pola komunkasi

guru dan siswa SMAN 14 Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian adalah kualitatif. Sumber data yang diolah merupakan sumber data

primer dan data sekunder.

Hasil penelitian ini adalah Pola komunikasi antara guru dan siswa pada

proses pembelajaran SMA 14 Makassar dimana di awal pembelajaran

memberikan penjelasan kepada siswa terkait teori dengan komunikasi yang

formal, komunikasi informal, dan juga komunikasi secara khusus, kemudian

memberikan pertanyaan atau memberikan kesempatan siswa untuk bertanya agar

terddinya umpan balik antara guru dan siswa, dan juga komunikasi di SMA 14

Makassar bukan hanya terjadi di dalam ruangan belajar akan tetapi juga berlaku di

luar ruangan belajar agar menanamkan nilai karakter yang baik kepada siswa, dan

bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa SMA 14 Makassar menggunakan

tiga bentuk yaitu komunikasi satu arah yang dilakukan agar dalam pemberian

penjelasan oleh guru kepada siswa dapat didengarkan dengan baik dan dipahami,

ke dua komunikasi dua arah dimana komunikasi ini dilakukan agar adanya umpan

balik dari siswa agar dapat meliha sejauh mana pemahaman siswa terkait mata

pelajaran yang diajarkan, dan yang terakhir komunikasi banyal arah yang berguna

untuk menumbuhkan belajar aktif dari siswa.

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Bentuk Pola Komunikasi, Guru dan Siswa

Page 12: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

v

Abstract

Nur Annisa Sobrina, Year 2021, “Teacher and Student Communication

Patterns at SMAN 14 Makassar (Communication Studies, Sociology

Communication) Thesis, Sociology Education Study Program, Teacher Training

and Education Faculty, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by

Advisor I Kaharuddin and Supervisor II Firdaus.

This study aims at communication patterns and forms of communication

patterns for teachers and students of SMAN 14 Makassar. This type of research

used in research is qualitative. The data sources that are processed are primary

data sources and secondary data.

The results of this study are the pattern of communication between

teachers and students in the learning process of SMA 14 Makassar where at the

beginning of the lesson it provides explanations to students related to theories

related to formal communication, informal communication, and also

communication specifically, then give questions or give students the opportunity

to ask questions so that there is feedback between teachers and students, and also

communication at SMA 14 Makassar does not only occur in the learning room but

also applies outside the learning room in order to instill good character values in

students, and the form of communication patterns between teachers and students

of SMA 14 Makassar uses three forms, namely one-way communication which is

carried out so that in providing explanations by the teacher to students it can be

heard well and understood, the second is two-way communication where this

communication is carried out so that there is feedback from students so that they

can see the extent to which students understand the subjects being taught, and the

last one is communication of many directions which is useful for fostering active

learning from students.

Keywords: Communication Patterns, Forms of Communication Patterns,

Teachers and Students

Page 13: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

vi

Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Persetujuan ................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ..................................................................................... iii

Kata Pengantar .............................................................................................. iv

Abstrak Indonesia .......................................................................................... vi

Abstract ............................................................................................................ vii

Daftar Isi ......................................................................................................... viii

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Gambar ............................................................................................... xi

Daftar Lampiran ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

E. Definisi Operasional............................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 8

1. Komunikasi ...................................................................................... 8

2. Guru ................................................................................................. 32

B. Penelitian Relevan ................................................................................ 40

C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 43

Page 14: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 45

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 47

C. Fokus Penelitian ................................................................................... 48

D. Informan Penelitian .............................................................................. 48

E. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 50

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 51

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 51

H. Analisis Data ........................................................................................ 54

I. Uji Keabsahan Data.............................................................................. 56

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian ........................................................ 60

B. Keadaan Geografis ............................................................................... 60

C. Visi Misi ............................................................................................... 61

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 65

1. Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Pada

Proses Belajar Mengajar Di SMAN 14 Makassar.......................... 65

2. Bentuk Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa

Di SMAN 14 Makassar ................................................................. 72

B. Pembahasan .......................................................................................... 76

1. Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Pada

Proses Belajar Mengajar Di SMAN 14 Makassar.......................... 76

2. Bentuk Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa

Di SMAN 14 Makassar .................................................................. 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 85

B. Saran ..................................................................................................... 86

Page 15: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

viii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam melakukan interaksi.

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat

dipahami. Setiap elemen masyarakat tanpa terkecuali, seseorang dengan

berkebutuhan khusus pun dapat melakukan sebuah komunikasi. Komunikasi

yang dilakukan dapat berupa verbal dan non verbal. Komunikasi adalah suatu

proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak

lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi akan

berjalan dengan lancar dan berhasil apabila proses itu berjalan dengan baik.

Proses komunikasi itu sendiri terjadi melalui bahasa. Komunikasi memiliki

beberapa fungsi yaitu mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia

luar, menciptakan dan memelihara lingkungan, bermain, mencari hiburan dan

membantu orang lain.

Komunikasi yang sering digunakan dalam sehari- hari. Komunikasi dapat

dilakukan dimana saja, oleh siapa saja dan kapan pun komunikasi tersebut

diperlukan. Komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu pentingnya komunikasi itu bagi manusia, dan tanpa komunikasi manusia

tidak dapat bertahan hidup. Saat manusia lapar dia akan menunjukan rasa

Page 17: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

2

laparnya kepada manusia lainnya, melalui kata atau simbol yang merupakan

bagian dari komunikasi. Komunikasi adalah proses yang ditandai oleh tindakan,

perubahan, pertukaran, dan perpindahan informasi. Seseorang dapat

mempersepsikan pertukaran informasi sesuai dengan lingkungan sekitar atau

persepsi seseorang tersebut tehadap informannya (Mulyana, 2012 : 76- 77).

Salah satu bidang ilmu belakangan bersentuhan dengan ilmu komunikasi

adalah ilmu Pendidikan. Ilmu Pendidikan berharap agar proses pembelajaran

yang dilakukan memberikan kontribusi yang konkret dalam meningkatkan

kualitas Pendidikan. Oleh karena itu penguasaaan komunikasi dengan baik demi

sekolah akan memberikan kontribusi secara nyata terhadap peningkatan kualitas

pendidikan.

Di Sekolah sangat dibutuhkan komunikasi yang saling melengkapi di

antara kepala sekolah, guru-guru, murid-murid, tata usaha, penjaga sekolah, dan

juga orangtua murid. Yang kesemuanya ini harus saling berkomunikasi agar

tercapai peningkatan kualitas pendidikan atau tujuan pendidikan khususnya bagi

siswa-siswi di sekolah.

Dari keterangan diatas diharapkan bahwa komunikasi yang terjadi di

sekolah dapat membantu siswa lebih baik lagi dalam berkomunikasi secara

langsung maupun membentu kepribadian mereka. Komunikasi yang terjadi

diwilayah sekolah yaitu kepala sekolah dengan guru, guru dengan murid. Karena

saat guru mengajar akan terjadi perpindahan informasi ke murid dan murid akan

mempersepsikan menurut meraka masing- masing. Komunikasi digunakan dalam

Page 18: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

3

lingkungan sekolah dalam belajar- mengajar. Tetapi setiap orang memiliki

pandangan kehidupan mereka sendiri dan cara berkomunikasi yang berbeda-

beda. Komunikasi seorang guru tentu akan berbeda dengan seorang murid,

karena guru memiliki pengalaman yang berbeda dengan murid.

Hubungan guru dan siswa dianggap penting karena mempengaruhi minat

siswa dalam belajar. Kemampuan guru dinilai bukan hanya dari banyaknya siswa

yang pernah dididik tetapi dari bagaimana guru menghasilkan siswa yang

berbakat. Kemampuan guru tersebut berupa kemampuan mendengarkan,

berinteraksi tertulis maupun lisa, guru akan memfasilitasi siswa dalam kegiatan

belajar mengajar. Guru tidak hanya menyelesaikan secara teknis tugasnya tetapi

juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif untuk kemajuan

dalam kegiatan belajar ( Ihmeideh., et. Al, 2010)

Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah pada dasarnya terjadi antara

guru dengan siswa, sehingga keduanya terjadi interaksi yang menunjang.

Terjadinya komunikasi ini menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa.

Kualitas hubungan antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran

sebagian besar ditentukan oleh pribadi guru dalam mengajar dan siswa dalam

belajar, sehingga kualitas hubungan antara guru dengan siswa dapat menentukan

juga kedekatan antara guru dengan siswa.

Komunikasi guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar sangat

diperlukan. Adanya interaksi yang menyenangkan antara guru dan siswa dapat

merubah suasana yang terjadi dalam kelas, pendidikan memberikan stimulasi

Page 19: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

4

agar perkembangannya terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Berlangsungnya

komunikasi antara guru dengan siswa ini sekaligus mempererat tali silaturrahmi

atau menjaga hubungan baik antara satu individu dengan individu lainnnya.

Adanya rasa senang kepada guru dalam mengajar membuat siswa dan siswi

lebih sungguh-sungguh dalam belajar. Biasanya pelajaran yang disenangi,

dipelajari anak dengan senang hati pula. Siswa yang tidak senang dengan guru

akan cenderung menurun minat belajaranya. Dengan adanya kesenangan dari

siswa, maka aktivitas dalam proses pembelajaran atau perilaku yang terjadi pada

siswa akan mengalami perubahan, baik itu dari segi sikap, maupun pengetahuan

serta mendorong siswa menjadi lebih positif dan aktif. Perubahan yang dimaksud

terjadi karena proses belajar perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat

positif dan aktif, perubahan yang disadari dan disengaja, perubahan yang

berkesinambungan (kontinu), serta perubahan yang tidak kecewa dengan hasil

belajarnya, sehingga dia sadar dengan kesalahannya.

Pentingnya komunikasi karena dalam proses belajar mengajar merupakan

proses transfer ilmu dan pendidikan dari guru kepada murid sehingga si siswa

bisa menjadi orang yang cerdas secara akademis dan terdidik. Sementara

komunikasi merupakan proses penyampaian pesan antara komunikator (guru)

dengan komunikan (siswa). Ketika terjadi komunikasi yang efektif dimana ilmu

dan didikan guru dapat diterima bahkan diamalkan dengan baik oleh para murid

barulah tercapai tujuan pendidikan dalam rangka mencerdaskan anak-anak

bangsa.

Page 20: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

5

Oleh karena itu seorang guru tidak hanya dituntut harus pintar dan cerdas

secara akademis namun juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik

dan efektif sehingga pesan atau ilmu yang akan diberikan bisa tersampaikan dan

diterima dengan baik oleh para siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

didapatkan informasi bahwa terkait dengan pola komunikasi antara guru dan

siswa di SMA Negeri 14 Makassar, siswa banyak siswa yang tidak

mendengarkan dan memahami pada saat guru sedang menjelaskan materi. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya umpan balik (interaksi) antara guru dengan

siswa, dimana pendidik yang terlalu monoton dalam membawa materi ajar,

sehingga tidak ada hubungan timbal balik dalam proses pembelajarannya. Siswa

yang bermasalah mengakui dia benar-benar malas mengikuti proses belajar

mengajar, karena di dalam kelas guru terlalu sibuk dengan materi ajarnya sendiri

yang jarang melakukan umpan balik atau bertanya kepada siswanya, siswa

tersebut pun diberi hukuman seperti, berdiri didepan teman-temannya.

Berdasarkan latar belakang diatas menjadi dasar hal tersebut peneliti

pengembangan dengan melalukan penelitian tentang “Pola komunikasi antara

guru dan siswa pada di SMA 14 Makassar (Studi Kajian Sosiologi

Komunikasi)”.

Page 21: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah pola komunikasi antara guru dan siswa pada proses belajar

mengajar di SMA 14 Makassar?.

2. Bagaimana bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa di SMA 14

Makassar?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pola komunikasi antara guru dan siswa pada proses

belajar mengajar di SMA 14 Makassar.

2. Untuk mengetahui bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa di SMA 14

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna mempererat komunikasi serta

silaturahmi antara peserta didik dan pendidik demi kemajuan proses

pembelajaran.

Page 22: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

7

2. Manfaat Praktis

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan agar dam proses pembelajaran dapat

menyampaikan pesan ke peserta didik, dengan bimbingan dan menuntun

siswa menuju pada perubahan perilaku yang lebih baik lagi.

b. Bagi Siswa

Setelah penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan dampak positif

yaitu meningkatnya komunikasi dan silaturahmi dengan guru.

c. Bagi Sekolah

Setelah penelitian ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang

lebih baik antara guru dan siswa baik dalam proses pembelajaran

maupun diluar sekolah.

E. Defenisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel yang terlibat dalam

penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara

operasional sebagai berikut:

1. Pola diartikan sebagaicara kerja yang terdiri dari unsur-unsur terhadap

perilaku dan dapat dipakai untuk menggambarkan atau mendeskripsikan

gejala perilaku itu sendiri.

2. Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan

adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari prowskomunikasi

Page 23: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

8

akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam

berkomunikasi.

Page 24: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Istilah Komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang

artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang

atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin

Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983, h. 46)

Komunikasi merupakan proses yang dilakukan oleh manusia setiap hari

dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Secara umum dapat dikatakan

bahwa tidak ada kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sebagai makhluk sosial

manusia pasti membutuhkan hubungan dengan orang lain. Setiap individu selalu

berkeinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan sebaliknya individu

tersebut juga berkeinginan menerima informasi dari orang lain. Keharusan yang

timbul pada manusia untuk bekerjasama dengan orang lain agar dapat mencapai

tujuan yang dikehendaki, mengakibatkan dibentuknya organisasi, dalam hal ini

perusahaan.

Komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang ke orang lain.

Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain

Page 25: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

9

baik berupa ide, fakta, pikiran, serta nilai-nilai. Komunikasi yang baik adalah

jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa

yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan.

Komunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar manusia. Saat

seseorang dengan orang lain berdekatan maka terjadi komunikasi secara verbal,

namun jika mereka berada dalam jarak yang jauh mereka menggunakan beberapa

cara untuk berkomunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi

dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,

komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,

menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,

mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang

(komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah

perilaku orang lain (komunikan). (Hovland, 2002, h. 32). Komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun

tidak langsung melalui media (Effendy, 2001, h. 43). Komunikasi adalah proses

menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar

membantu pendengar membangkitkan respon / makna dari pemikiran yang

Page 26: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

10

serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. (Reymond, 2005, h. 581)

Komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang ke orang lain.

Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain

baik berupa ide, fakta, pikiran, serta nilai-nilai. Komunikasi yang baik adalah

jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain, sehingga apa yang

dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan.

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa yang tepat

untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan

“siapa yangmenyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada

siapa dan apa pengaruhnya” Komunikasi sebagai subuah proses memaknai yang

dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang

berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau sikap, perilaku dan

perasaan-perasaan. Sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap

informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang

pernah dia alami.(Burhan, 2006 ,h. 57)

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan

penyampaian pengertian antara si pembawa berita dengan si penerima berita

yang keduanya saling memahami dan mengerti, penyampaian itu baik bersifat

lisan maupun tulisan. Jika kedua belah pihak telah saling pengertian dan saling

memahami maka komunikasi yang dilakukan berjalan dengan baik dan benar.

Dengan mengadakan komunikasi, setiap manusia dapat menyampaikan dan

mengungkapkan apa yang mereka rasakan, yang diinginkan, dan yang

Page 27: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

11

diharapkan. Begitu pula halnya dengan komunikasi antara guru dan murid.

Dimana guru sebagai penyampai informasi dan murid sebagai penerima

informasi yang diberikan guru.

b. Tujuan Komunikasi

Hewitt (1981, h. 82) menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi

secara spesifik sebagai berikut:

1) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

2) Mempengaruhi perilaku seseorang

3) Mengungkapkan perasaan

4) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

5) Berhubungan dengan orang lain

6) Menyelesaian sebuah masalah

7) Mencapai sebuah tujuan

8) Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik

9) Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

c. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi

hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima,

dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

1) Sumber, Pengirim pesan (Sender) yang memprakarsai komunikasi. Dalam

Page 28: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

12

sebuah organisasi, pengirim adalah seorang yang mencapai informasi,

kebutuhan atau keinginan dan sebuah maksud untuk disampaikan satu atau

lebih orang. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia,

sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok

misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim,

komunikator.

2) Penyandian (Encoding), dengan mengetahui komunikator, maka kita dapat

mengajukan keproses pembuatan sandi. Komunikator harus melakukan

proses pembuatan sandi yang menterjemahkan gagasan, komunikator

kedalam serangkaian tanda yang sistematis, yakni kedalam suatu bahasa

yang menyatakan maksud komunikator. Bentuk utama dari sandi adalah

bahasa.

3) Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau

propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan

kata massage, content atau information), hasil dari proses pembuatan sandi

adalah pesan. Maksud komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan. Pesan

tersebut bersifat lisan atau bukan lisan. Jadi pesan adalah apa yang

diharapkan oleh komunikator untuk disampaikan kepada penerima tesebut,

dan bentuk yang tepat sebagian besar tergantung dari jalur (medium) yang

Page 29: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

13

digunakan untuk menyampaikan pesan. (Hafied Cangara, 2008, h. 22-24)

4) Saluran (Channel) adalah media pengirim dari satu orang ke orang lain,

saluran sering tidak dapat dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi efektif

dan efisien, saluran harus sesuai dengan pesan. Walaupun mempunyai

banyak sekali saluran yang tersedia, manajer mungkin tidak selalu

menggunakan salah satu saluran yang paling efektif. Pilihannya mungkin

dituntun oleh kebiasan atau prepensi pribadi. Maka dalam memilih saluran

yang tepat, manajer harus memutuskan apakah kejelasan atau umpan balik

yang lebih dipentingkan. Media adalah alat sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa

pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia,

media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra

manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan yang diterima panca indra

selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan

menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam

tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku ini, ialah media

yang digolongan atas empat macam, yakni: Media antar pribadi, untuk

hubungan perorang (antar pribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir

/utusan, surat, dan telpon. Media kelompok, Dalam aktivitas komunikasi

yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi

yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar,

dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal

Page 30: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

14

penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar adalah media

komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi adalah

media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi

tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam status

peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka

media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik.

Misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika

khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya

digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam

penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,

dan televisi (Hafied Cangara, 2008, h. 123-126).

5) Penerima (Receiver), adalah orang yang inderanya menangkap pesan

pengirim. Pesan harus disesuaikan dengan latar belakang penerima. Jika

pesan tidak sampai pada penerima, komunikasi tidak terjadi. Penerima

adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok,

partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah,

seperti khalayak, sasaran, komunikan. Dalam proses komunikasi telah

dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya

sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah

elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi

Page 31: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

15

sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,

akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut

perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

6) Pengertian sandi (Decoding), pengartian sandi atau penguraian isi sandi

adalah proses penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkannya

kedalam informasi yang bermakna. Pada umumnya, semakin pengartian

sandi penerima sesuai dengan pesan yang dimaksudkan pengirim, semakin

efektif komunikasi tersebut.

7) Gaduh (Noise) atau berisik adalah salah satu factor yang mengacaukan,

membuat rancu atau mengganggu komunikasi. Gangguan terebut dapat

bersifat intern seperti apabila seseorang penerima tidak memberikan

perhatian atau ekstern seperti apabila pesan tersebut diganggu oleh bunyi

yang lain dalam lingkungan. Gaduh dapat terjadi pada setiap tahap proses

komunikasi, karena gaduh dapat mengacukan pemahaman. Seorang

manajer harus berupaya mengatasinya sampai pada suatu tingkat yang

memungkinkan komunikasi yang efektif.

8) Umpan balik (Feed back) adalah suatu pembalikan proses komunikasi

dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Umpan balik

dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, yang berkisar dari umpan balik

langsung seperti pernyataan lisan yang sederhana bahwa pesan telah

diterima, sampai dengan umpan balik tidak langsung yang dinyatakan

melalui tindakan dalam kebanyakan komunikasi makin besar umpan balik

Page 32: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

16

Menerima

Penyandian Saluran Pengertian

Sandi

makin efektif komunikasi yang terjadi. Pengaruh atau efek adalah

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi

pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu,

pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan, efek komunikasi yaitu

sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri

komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan yaitu:

kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang

terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu), konatif

(tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).

(Hafied Cangara, 2008, h. 22-27)

Unsur-unsur tersebut menggambarkan urutan kegiatan yang harus

dilakukan dan diperhatikan dalam setiap kegiatan komunikasi, kecuali unsur

keatas yaitu kegaduhan. Unsur diatas harus ada dalam setiap proses komunikasi

agar terwujud suatu komunikasi yang efektif.

Mengirim Pesan Pesan

Page 33: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

17

Gaduh

Pengirim

PENERIMA

Menerima mengirim

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi yang efektif harus

dilaksanakan dengan empat tahap yaitu:

1) Pengumpulan fakta yaitu mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang

melakukan kegiatan komunikasi.

2) Perencanaan, berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa

yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya.

3) Komunikasi,setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah

berkomunikasi.

4) Evaluasi, penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari

komunikasi tersebut.

Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan

pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana komunikator dapat

menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.

Page 34: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

18

1) Penampilan yaitu khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang

menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator

harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.

2) Penguasaan masalah adalah seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai

komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya.

3) Penguasaan Bahasa adalah seorang komunikator harus menguasai bahasa

dengan baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Penguasaan bahasa

akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan

kepada audience itu.

Keefektifan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan

berkomunikasi tetapi juga oleh kemampuan diri sikomunikator. Etos

komunikator yaitu keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos komunikator.

1) Etos adalah nilai diri seorang yang merupakan panduan dari kognisi, afeksi dan

konasi. Kognisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran.

Afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Konasi

adalah aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya dan perjuangan. Etos

tidak hanya timbul pada seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor

tertentu yang mendukungnya. Faktor-faktor itu adalah kesiapan, kepercayaan,

ketulusan, ketenangan, kesederhanaan, keramahan.

2) Sikap Komunikator (attitude) adalah suatu kesiapan kegiatan, suatu

kecenderungan pada diri seorang untuk melakukan kegiatan menuju atau

menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dalam kegiatan komunikasi yang

Page 35: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

19

melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya pada diri komunikator

terdapat lima jenis sikap yaitu Reseptif adalah sikap kesediaan untuk

menerima gagasan dari orang lain dan selektif. Faktor selektif sangat penting

bagi komunikator dalam peranannya sebagai komunikan sebagai persiapan

untuk menjadi komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi komunikator yang

baik maka harus menjadi komunikan yang terampil.

3) Dijestif (Digestive) adalah kemampuan komunikator dalam merencanakan

gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan

disampaikan.

4) Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan gagasan

atau informasi yang diterima dari orang lain secara sistematis dengan apa

yang ada dalam benaknya yang merupakan hasil pendidikan dan

pengalamannya.

5) Transmisif merupakan kemampuan komunikator dalam mentransmisikan

konsep yang telah ia formulasikan secara kognitif, afektif dan konatif kepada

orang lain.

e. Metode Komunikasi

Dalam melaksanakan metode komunikasi ada bermacam metode, sehingga

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Komunikasi dipandang dari ada atau tidaknya umpan balik, dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

a) Komunikasi satu arah (One way communication) Dalam komunikasi ini

Page 36: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

20

pengirim mengkomunikasikan tanpa mengharapkan umpan balik, biasanya

ini terjadi dalam hal pemberian instruksi dan dalam hal pemberitahuan.

b) Dalam komunikasi ini pengirim mengirim pesannya dan mengharapkan

penerima memberikan umpan balik. Oleh karena itu pemakaian

komunikasi satu arah ataupun dua arah bisa dikatakan tergantung pada

situasi dan kondisi serta sasaran yang akan dicapai, akan tetapi penggunaan

komunikasi dua arah dalam perusahaan atau organisasi cenderung

menghasilkan komunikasi lebih efektif, sebab semua anggota ikut

berpartisipasi. Dalam perusahaan atau organisasi yang lebih banyak

menggunakan komunikasi satu arah cenderung mencerminkan gaya

kepemimpinan yang otokratif. Sedangkan dalam perusahaan yang lebih

banyak menggunakan komunikasi dua arah cenderung mencerminkan gaya

kepemimpinan yang demokratis.

2) Komunikasi dipandang dari sudut formalitasnya

Dipandang dari sudut formalitasnya komunikasi tersebut dapat dibedakan menjadi

dua yaitu :

a) Komunikasi Formil adalah Bentuk komunikasi formil terjadi karena sebab

akibat dari adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang telah

ditetapkan oleh manajemen di dalam struktur organisasi dan uraian jabatan.

b) Komunikas informal terbentuk karena adanya hubungan pribadi biasanya

terjadi secara spontan sehingga tidak dapat dibubarkan secara formal.

Page 37: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

21

Bentuk komunikasi informal ini tidak dapat berdasarkan struktur organisasi

sehingga tidak mengikuti garis wewenang dan tanggung jawab. Pada

umumnya komunikasi ini muncul dalam suatu organisasi atau perusahaan

karena informasi yang mengalir dalam perusahaan secara formal tidak

memadai dan tidak memungkinkan keuntungan, dengan adanya

komunikasi informil adalah sikap karyawan lebih terbuka karena timbulnya

perasaan lebih akrab, lebih erat rasa kekeluargaannya, sikap lebih santai

sehingga terlihat lebih luwes. Tetapi disamping keuntungan tersebut juga

menimbulkan kelemahan yaitu menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan

seperti adanya desas desus yang tidak benar dikarenakan sumber informasi

yang tidak jelas.

3) Komunikasi dipandang dari sudut panjangnya saluran

Komuniksi dipandang dari sudut panjangnya saluran harus dilalui, dibagi

menjadi dua yaitu :

a) Komunikasi Langsung yaitu dikatakan sebagai komunikasi langsung

apabila pengirim dan penerima pesan berhubungan secara langsung.

b) Komunikasi tidak langsung yaitu dikatakan sebagai komunikasi tidak

langsung apabila antara pengirim dan penerima pesan tidak berhubungan

secara langsung tetapi melaui perantara pihak ketiga. Dibandingkan dengan

komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung lebih banyak mendapat

hambatan seperti misalnya penyaringan informasi, pengurangan atau

Page 38: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

22

penambahan kata atau kalimat yang tidak dapat merubah arti semula,

sehingga timbul kesalah pahaman. Semakin panjang rantai perantara

semakin lebih besar terjadinya penyimpangan informasi.

4) Komunikasi dipandang dari sudut cara penyampaiannya

Komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

Yang dimaksud komunikasi verbal adalah komunikasi dalam bentuk tulisan,

sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang diekspresikan dengan

bahasa isyarat dan dalam bentuk simbol-simbol. Didalam setiap organisasi atau

perusahaan penyampaian melalui komunikasi verbal mutlak digunakan.

Walaupun secara teoritis dibedakan antar komunikasi verbal dan komunikasi non

verbal, tetapi dalam prakteknya keduanya sering digunakan bersama-sama.

Maksudnya ialah komunikasi non verbal seringdigunakan yang menyangkut

penyampaian maksud. Misalnya kita menyatakan “Ya”, tanpa sadar kita sudah

menganggukan kepala, demikian pula jika kita menyatakan “Tidak”, tanpa sadar

kita menggelengkan kepala.

5) Komunikasi dipandang dari struktur organisasi

Dipandang dari struktur organisasi komunikasi dapat di bedakan menjadi:

a) Komunikasi ke bawah

b) Komunikasi ke atas

c) Komunikasi ke samping

Page 39: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

23

f. Pola Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai pola hubungan dua orang atau lebih dalam

proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami (Djamarah dalam Kusnarto dan Saifudin, 2010, h. 6).

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga

dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari

prowskomunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan

dalam berkomunikasi.

Menurut Joseph A. Devito Pola Komunikasi dibagi Menjadi beberapa

bagian yaitu:

a) Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Sedangkan menurut

Devito dalam Suranto (2011, h. 4) komunikasi antar pribadi adalah

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain

atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan

peluang untuk memberikan umpan balik segera. Menurut Nana Sudjana

(1989, h. 67) tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk

mengembangkan interaksi dinamis antara guru dan siswa yaitu:

1) Komunikasi sebagai aksi (komunikasi satu arah)

Page 40: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

24

Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa pasif.

Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi

sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan

siswa belajar.

2) Komunikasi sebagai interaksi (komunikasi dua arah)

Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi

dan penerima aksi, disini sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas

pada guru dan siswa secara individual. Antara pelajar satu dengan pelajar

lainya tidak ada hubungan. Peserta didik tidak dapat berinterkasi dengan

teman lainnya. Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama.

3) Komunikasi sebagai transaksi (komunikasi banyak arah)

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dan

siswa tetapi juga melibatkkan interaksi yang dinamis antara siswa dengan

siswa. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah pada

proses pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,

sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan

strategi yang dapat mengembangkan komunikasi.

b) Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama,

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya

saling kebergantungan), mengenal satusama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok (Mulyana, 2007, h. 82). Michael Burgoon

Page 41: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

25

(dalam Wiryanto, 2005, h. 34) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai

interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang

telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah,

mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-

anggota yang lain secara tepat.

g. Hambatan-Hambatan Komunikasi

Komunikasi dikatakan berhasil apabila apa yang dikomunikasikan

dimengerti atau dengan kata lain komunikasi dikatakan efektif apabila penerima

menafsirkan serta melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh

pengirim. Namun tidaklah mudah untuk menciptakan suatu komunikasi yang

efektif tersebut, karena adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.

Hambatan penurunan isi dan mutu komunikasi terjadi pada saat diartikan atau

diinterprestasi oleh penerima.

Hambatan komunikasi menurut Stephen P. Robbins (2005, h.18) meliputi:

1) Filtering

Penerima pesan tidak dapat menerima pesan secara utuh, karena pesan telah

mengalami penyaringan.

2) Selective Perception

Setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda, sehingga penafsiran

terhadap suatu pesan yang sama dapat berbeda-beda.

3) Emotion

Page 42: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

26

Faktor emosi dapat menyebabkan penerimaan dan penafsiran pesan tidak

sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim pesan. Bila penerima pesan

sedang dalam keadaan marah atau sedih, maka maksud yang baik pun dapat

diartikan.

4) Language

Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Bila penerima pesan

tidak memahami bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan maka tidak akan

terjadi komunikasi yang baik. Selain itu, bahasa memiliki keterbatasan tertentu,

yang tidak dapat digambarkan semua maksud pengirim pesan.

Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan bahasa yang tidak

sesuai dengan maksud pengirim pesan, sehingga mengakibatkan penerima pesan

tidak dapat menangkap maksud pengirim pesan.

Namun secara umum, menurut effendy (2009, h. 53) hambatan

komunikasi dapat dikelompokan menjadi:

1) Hambatan Individual

Umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam hal ini:

a) Perbedaan pengamatan atau dasar pandangan

b) Perbedaan emosi

c) Kurangnya kemampuan mendengar

Page 43: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

27

d) Kurangnya kemampuan membaca

e) Perbedaan status

f) Hambatan psikologis

2) Hambatan Mekanis merupakan hambatan yang muncul sebagai akibat dari:

a) Struktur organisasi

b) Kurang jelasnya materi komunikasi

3) Hambatan Fisik merupakan hambatan komunikasi yang berasal dari

lingkungan, misalnya jarak bicara yang berjauhan, angin, suara bising, dan

sebagainya.

4) Hambatan Semantik. Hambatan ini berasal dari keterbatasan simbol-simbol

(bahasa). Terkadang bahasa dapat menggambarkan maksud (ide) tertentu

sehingga penerima sulit menterjemahkannya dalam proses decoding

2. Teori Belajar Mengajar (Jerome. S. Bruner)

Teori ini Belajar adalah berubah, maksudnya adalah belajar berarti usaha

mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa suatu perubahan pada

individu-individu yang melakukan proses belajar. Perubahan tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan

atau keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian

diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi

seseorang. Sehingga tujuan dari belajar itu mencakup tiga hal yaitu:.

a. Dalam Keilmuan dan pengetahuan konsep atau fakta (kognitif)

b. Personal, kepribadian atau sikap (afektif)

Page 44: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

28

c. Kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek

belajar, sehingga dalam proses belajar tentunya dipengaruhi dengan berbagai

faktor. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar

dibagi menjadi dua faktor eksternal (berasal dari luar diri si subjek belajar) dan

faktor internal (berasal dari dalam diri si subjek belajar). Faktor eksternal lebih

condong pada faktor lingkungan sedangkan faktor internal lebih menekankan

pada sisi psikologis si subjek belajar. Menurut Thomas F. Staton ada enam

macam faktor psikologis, antara lain:

a. Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam proses belajar, kalau pada dirinya

sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar

itulah yang dinamakan dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini juga

meliputi dua hal:

1) Mengetahui apa yang dipelajari

2) Memahami mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari

b. Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan untuk memusatkan segenap kekuatan dan

perhatian pada situasi belajar.

Page 45: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

29

c. Reaksi

Kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon pada suatu

pelajaran merupakan faktor penting dalam belajar.

d. Organisasi

Belajar juga merupakan kegiatan mengorganisasikan, menata, atau

menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan

pengertian.

e. Pemahaman

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan sebagai kegiatan

menguasai sesuatu dengan pikiran. Comprehension bersifat dinamis.

Sehingga diharapkan dengan adanya pemahaman yang baik akan

menjadikan siswa dapat berpikir secara kreatif. Jadi, comprehension

merupakan unsur psikologis yang penting dalam proses belajar.

f. Ulangan

Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari

membuat kemampuan para siswa semakin bertambah.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar.

Tujuan komunikasi dan tujuan mengajar dalam proses belajar mengajar

adalah sama, yaitu menyampaikan informasi atau ilmu pengetahuan terhadap

Page 46: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

30

anak didik. Secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan

dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Mengajar sebagai upaya

menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi

para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu

perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik

maupun mental. Fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang

kondusif, sedangkan yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah

siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Konsep mengajar

memberikan indikator bahwa pengajarnya lebih bersifat pupil centered. Sehingga

tercapailah suatu hasil yang optimal, sangat tergantung oleh kegiatan siswa atau

anak didik itu sendiri.

Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Pengajaran yang dikatakan

berhasil baik itu didasarkan pada pengakuan bahwa secara esensial merupakan

proses yang bermakna, bukan sesuatu yang berlangsung secara mekanis belaka,

tidak sekedar rutinisme.(Sardiman 2007:17)

3. Teori Komunikasi Berlo

Teori komunikasi berlo mengembangkan wawasan proses pembelajaran

pada kelas konvensional sebagai suatu komunikasi, pendidik/guru merupakan

pengirim pesan materi/pembelajaran (sender). Pada proses pengiriman

Page 47: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

31

dibutuhkan suatu bentuk berupa saluran (potensi pendidik/guru, media, indera

penerima/peserta didik), diteruskan dengan proses peneriman pesan/materi

pembelajaran oleh peserta didik sebagai penerima pesan (receiver).

Gangguan dapat terjadi pada proses penyampaian pesan (saluran) seperti

keadaan lingkungan belajar, suasana psikologis pendidik maupun peserta didik,

dan sejenisnya yang pada dasarnya akan mengganggu proses pembelajaran yang

berlangsung. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dapat dilakukan umpan balik dari

penerima pesan (peserta didik) pada pengirim pesan/pendidik seperti dengan

metode-metode seperti tanya jawab tentang materi pembelajaran terkait. (

https://www.google.co.id/amp/s/vhajrie27 .wordpress.com/2010/03/28/teori-

komunikasi-belajar-dan-pembelajaran/amp/)

4. Teori Iteraksionisme

Konsep teori iteraksionisme ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer sekitar

tahun 1939. Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya sudah lebih dahulu

dikemukakan George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh blumer

guna mencapai tujuan tertentu. Teori ini memiliki idea yang baik, tetapi tidak

terlalu dalam dan spesifik sebagaimana diajukan G.H. Mead.

Iteraksionisme didasarkan pada ide-ide tentang individu dan interaksinya

dengan masyarakat. Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang

merupakan ciri manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi

makna. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai

proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka

Page 48: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

32

dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi

mereka. Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek dan

bahkan diri mereka sendiri yang menentukan perilaku manusia. Dalam konteks

ini, makna dikonstruksikan dalam proses interaksi dan proses tersebut bukanlah

suatu medium netral yang memungkinkan kekuatan-kekuatan sosial memainkan

perannya, melainkan justru merupakan substansi sebenarnya dari organisasi

sosial dan kekuatan sosial.(Dedi mulyana, 2002:68)

Menurut Artur 2004: 14 teori Interaksi simbolik, kehidupan sosial pada

dasarnya adalah interaksi manusia yang menggunakan simbol-simbol, mereka

tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan

apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Dan juga

pengaruh yang ditimbulkan dari penafsiran simbol-simbol tersebut terhadap

premis-premis berikut:

a. individu merespon suatu situasi simbolik, mereka merespon lingkungan

termasuk obyek fisik (benda) dan Obyek sosial (perilaku manusia)

berdasarkan media yang dikandung komponen-komponen lingkungan

tersebut bagi mereka.

b. makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melihat pada

obyek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa, negosiasi itu

dimungkinkan karena manusia mampu mewarnai segala sesuatu bukan

hanya obyek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan tanpa kehadiran obyek

fisik, tindakan atau peristiwa itu ) namun juga gagasan yang abstrak.

Page 49: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

33

c. makna yang interpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu,

sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam perilaku pihak-

pihak yang terlihat dalam interaksi sosial, perubahan interpretasi

dimungkinkan karena individu dapat melakukan proses mental, yakni

berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

5. Guru

a. Pengertian guru

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

para peserta didik, dan lingkungannya (Sudarwan Danim, 2011: 5). Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah (Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa peranan guru sangat penting dalam dunia

pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta

didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh

karakter yang baik bagi anak didiknya.

Dari beberapa kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa guru

adalah sebagai agen pembaharuan dimana guru dapat menjadi panutan bagi

peserta didik dan lingkungan sekitarnya dimanapun berada, guru juga dapat

mengajarkan banyak hal kepada peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu

sehingga berguna bagi bangsa dan negara.

Page 50: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

34

Berdasarkan artikel Angayank yang berjudul Guru Sebagai Agen

Pembelajaran, 2010 menguraikan bahwa agar guru dapat menjalankan tugasnya

dengan profesional dalam pembelajaran, seorang guru hendaknya memiliki

beberapa peranan dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

1) Guru sebagai Fasilitator

Dalam konteks pendidikan, istilah fasilitator semula lebih banyak

diterapkan untuk kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi),

khususnya dalam lingkungan pendidikan nonformal. Namun sejalan dengan

perubahan makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa,

belakangan ini di Indonesia istilah fasilitator pun mulai diadopsi dalam

lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran guru

pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar. (Wina Senjaya, 2008)

menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan

untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap

perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top- down”

ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru

seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat

komando, instruksi bergaya birokrat. Sementara, siswa lebih diposisikan

sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala

sesuatu yang dikehendaki oleh guru.

Page 51: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

35

Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara

guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya

dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu,

agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru

dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam

pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:

a) Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas

pembelajaran

b) Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis.

c) Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh

pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.

d) Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan

pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.

e) Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa

dengan siswa Pada bagian lain, (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan

bahwa agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka

guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan

berbagai media dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa untuk

mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan

sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan

pembelajaran, dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber

belajar bagi para siswanya.

Page 52: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

36

Terkait dengan sikap dan perilaku guru sebagai fasilitator, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan guru untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang

sukses yakni: mendengarkan dan tidak mendominasi, bersikap sabar,

menghargai dan rendah hati, mau belajar, bersikap sederajat. bersikap akrab

dan melebur, tidak berusaha menceramahi, berwibawa, tidak memihak dan

mengkritik, bersikap terbuka, serta bersikap positif.

2) Guru Sebagai Motivator

Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang

berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi

kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran

pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru se

bagai motivator (Akhmad Sudrajat, 2012).

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar

siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar

siswa yang efektif. Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat

menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian

(motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru)

untuk mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya

agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul.

Page 53: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

37

Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut,

dengan merujuk pada pemikiran (Wina Senjaya, 2008), di bawah ini

dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan

motivasi belajar siswa.

a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin

dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat

menumbukan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat

meningkatkan motivasi belajar mereka.

b) Membangkitkan minat siswa

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat

untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa

merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa,

diantaranya:

c) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa.

Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi

pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.

d) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan

siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi

pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa.

Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik,

Page 54: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

38

yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal;

dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar.

e) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi,

misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain- lain

f) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam

suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut.

Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas

dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang

lucu.

g) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa Motivasi

akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang

wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan

penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, akan tetapi

dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang

wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

h) Berikan penilaian.Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh

nilai bagus.Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai

dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian

harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-

masing.

i) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa Siswa butuh penghargaan.

Page 55: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

39

Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif. Setelah

siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar

secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan

pekerjaanmu” dan lain sebagainya.

j) Ciptakan persaingan dan kerja sama Persaingan yang sehat dapat

memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran

siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-

sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus

mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik

antara kelompok maupun antar-individu.

3) Guru sebagai Inspirator

Guru sebagaimana kita ketahui, banyak yang menafsirkan sebagai

seorang yang serba bisa dihadapan peserta didiknya, sehingga akan merasa

malu atau gengsi jika seorang guru kalah ilmu dihadapan siswanya.

Sebenarnya guru sebagaimana dilukiskan Earl V Pullias dan James young

bukan hanya menjadi sumber transfer ilmu pengetahuan akan tetapi juga

berperan sebagai pembimbing, pemberi teladan, moderator, modernisator,

peneliti, atau paling tidak sebagai pemberi inspirasi bagi siswanya. Dengan

demikian, guru yang mengambil peran sebagai inspirator, secara langsung

dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, luwes dalam

berkomunikasi, rendah hati, selalu ingin belajar dan bekerja keras, fleksibilitas

Page 56: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

40

dalam bergaul, berani bersikap, memiliki prinsip dalam kebenaran, dan yang

paling utama tidak merasa bosan menjadi seorang pendidik (Fatah, 2011).

Guru Sebagai inspirator, harus memberikan inspirasi bagi kemajuan

belajar siswa. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus

dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.Kalau kita

mengatakan Profesi Guru itu sebagai Inspirator, barangkali ini merupakan

pernyataan yang terlambat, karena pada hakikat guru dilahirkan hanyalah

untuk menempati ranah pemberi inspirasi. Jika posisi ini dapat dilakukan

maka harapan Andreas Harefa untuk membentuk manusia pembelajar akan

tercapai dengan segera. Inspirator itu sebenarnya bukan hal yang mudah,

karena seorang inspirator itu akan diteropong khusus oleh orang yang

diinspirasi, teropong itu mirip miscroscop, dapat digunakan untuk

memperbesar hingga 10 juta kali obyeknya.

4) Guru Sebagai Inovator

Guru sebagai Inovator, guru berfungsi melakukan kegiatan kreatif,

menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam

pengajaran. sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan

melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru itu misalnya

penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi

informasi dalam pembelajaran maksudnya menggunakan manfaat internet

atau intranet sebagai media pembelajaran.

Page 57: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

41

Kehidupan selalu mengalami perubahan sebab kehidupan memang

sebuah proses yang dinamis. Dinamisasi pola kehidupan seringkali jauh

melebihi kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh seseorang sehingga

seringkali terjadi satu atau beberapa perbedaan sehingga muncul fiksi/

gesekan yang pada akhirnya menjadikan perbedaan konsep. Dan, anak didik

adalah sosok yang belum stabil dalam segala aspek sehingga setiap kali

menghadapi persoalan dalam hidup atau proses hidup, maka sebuah teladan

bagus agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Oleh karena itulah, maka

eksistensi guru sebagai innovator kegiatan, khususnya dalam pola

pembelajaran sangat diperlukan. Kehidupan yang dinamis memberikan

konsekuensi logis yang menuntut setiap orang untuk memberikan sesuatu

yang baru sehingga selalu sejalan dengan perkembangan pola kehidupan

(Angayank, 2010).

B. Penelitian yang relevan

1. Anton Susanto. 2017.skripsi. Penelitian ini berjudul “pola komunikasi guru

dalam pembinaan akhlak siswa SMK AL-Fajar Kasui Way Kanan ”.Dari hasil

penelitian yang dilakukan pola komunikasi yang digunakan oleh guru agama

dalam pembinaan akhlak siswa SMK Al-Fajar Kasui Way Kanan adalah

komunikasi kelompok kecil indikasi ini dilihat dari guru agama menyampaikan

kepada siswa dan didengarkan dengan seksama pesan yang disampaikan oleh

guru Agama. Dalam hal tersebut timbulah feedback atau umpan balik dari

siswa-siswi. Dalam peleksanaan penyampaiannya terdapat pola komunikasi

Page 58: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

42

yang efektif ini dilihat dari seorang guru uang sudah menyiapakan rencana

program pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan yang

digunakan. Dari hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa pola komunikasi

yang digunakan oleh guru agama Islam dalam pembinaan akhlak, sudah tercipta

dengan baik karna bisa dilihat dari yingkat kedisiplinan dan tanggung jawab

mereka yang sudah menerapkan akhlak yang baik di lingkungan sekolah. Dan

juga di dukung dengan kegiatan atau program-progaram yang mendukung

dalam pembinaan akhlak.

2. Syamsul Bahri Alhafid.2018.skripsi dalam penelitianya “Pola Komunikasi

Antarpribadi Guru dan Siswa Berkebutuhan Khusus Dalam Menumbuhkan

Kemandirian (Studi di SLB Tunas Harapan Balaikembang Luwu Timur)’ Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi antarpribadi yang digunakan

oleh guru dan siswa berkebutuhan khusus pada SLB Tunas Harapan Bangsa

Balai Kembang Luwu Timur yaitu, pola demonstrasi, pola tanya jawab, dan

pola pemecahan masalah. Selain pola komunikasi nonverbal serta variasi

belajar juga turut andil dalam pola komunikasi antarpribadi guru dan siswa-

siswa. Sementara untuk menumbuhkan kemandirian siswa SLB Tunas Harapan

Bangsa Balai Kembang Luwu Timur menerapkan cara-cara seperti, melakukan

percakapan antara guru dan siswa, Tanya jawab, kegiatan membaca, serta

membangun kemandirian dengan kegiatan ekstrakulikuler.Adapun implikasi

dalam penelitian ini adalah diharapkannya para pengajar di SLB Tunas Harapan

Bangsa dapat lebih baik lagi dalam mendidik serta mengajar siswa

Page 59: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

43

berkebutuhan khusus, dan guru diharapkan pula untuk selalu aktif

berkomunikasi antarpribadi dengan siswa. Pihak sekolah juga harus

memperhatikan fasilitas yang ada di SLB Tunas Harapan Bangsa serta tidak

lupa dibuatkan website khusus milik sekolah. Seperti yang diketahui

bahwasanya sekolah masih belum memiliki sarana internet yakni berupa

website..

3. Penelitian yang ditulis oleh Sekartaji Reni A.2017.skripsi yang berjudul Pola

Komunikasi Antara Guru Dengan Siswa Dan Antar Siswa Pada Kelompok

Ekstrakurikuler Tari Di SMPN 1 Delanggu. Hasil penelitian ini adalah: 1) pola

komunikasi antara guru dengan siswa merupakan komunikasi setara namun

santun: (a) guru menempatkan diri sebagai teman siswa, (b) siswa merasa

nyaman dengan guru, dan (c) siswa masih bersikap sopan dengan guru yang

memiliki kekuasaan memberikan nilai, karena guru atau pembina dalam

ekstrakurikuler tari merupakan fasilitator yang bersikap ramah dan menjadi

teman dalam belajar, sehingga membuat siswa merasa nyaman dan

menganggap guru sebagai teman tetapi juga masih menghormati guru; 2) pola

komunikasi antar siswa dalam kelompok ekstrakurikuler tari adalah komunikasi

simetris: a) memiliki kekuatan yang sama, b) terjadi komunikasi yang nyaman

kelompok, dan c) kekompakan dalam belajar tari sehingga siswa merasa

nyaman dengan teman lainnya sehingga membuat kegiatan ekstrakurikuler tari

semakin menyenangkan dan bersahabat.

4.

Page 60: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

44

C. Kerangka Pikir

.Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi

yang terjadi didalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan

proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru

kepada siswa, di mana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting

dan perlu diperhatikan sehingga proses belajar yang ditempuh benar-benar

memperoleh hasil optimal khususnya dalam proses belajar mengajar yang

berlangsung di sekolah yang banyak dipengaruhi oleh komponen belajar

mengajar yaitu siswa, guru, dan prasarana belajar.

Keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari keikutsertaannya dalam

melaksanakan tugas belajarnya. Keaktifan siswa dalam belajar dapat terwujud

perilaku-perilaku yang muncul dalam proses pembelajaran, seperti perhatian

terhadap ulasan materi pelajaran, respon terhadap suatu masalah dalam

pembelajaran, dan kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran. Akhirnya dengan

siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran prestasi belajar pun diharapkan

bisa meningkat.Berdasarkan kerangka pikir maka bagan kerangka pikir

digambarkan dibawah in :

Page 61: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

45

Bagan kerangka pikir

Guru dan siswa

Pola komunikasi

Pola komunikasi antara guru

dan siswa dalam proses beajar

mengajar

Bentuk Pola komunikasi guru dan

siswa diluar pembelajaran

Pola komunikasi dapat

meningkatkan Kualitas

pembelajaran

Page 62: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

lapangan (Field research) dengan menggunakan jenis penelitian Kualitatif,

berupa deskripsi tentang Pola komunikasi antara guru dan siswa di SMA 14

Makassar.

Penelitian kualitatif dipilih agar hasil penelitian tidak bertolak dari teori

saja, melainkan dari fakta sebagaimana adanya di lapangan sehingga menjamin

keaslian sumber data.

2. Pendekatan Penelitian

a. Pendekatan Pola Interaksi Pembelajaran di Kelas

Pada dasarnya pola interaksi pembelajaran dapat dilihat melalui alur

komunikasi yang terjadi di kelas. Pola interkasi sangat dibatasi oleh bentuk

terjadinya proses pembelajaran dan persyaratan pembatasan mengenai ‘siapa

berbicara kepada siapa’. Pengaturan tertentu seperti itu tentu mempunyai

konsekuensi besar dalam proses pembelajaran. Pola-pola interaksi di kelas

akan lahir terutama dalam bentuk diskusi dan la sesi tanya jawab antara guru

dan siswa. terdapat beberapa pola interaksi misalnya ada pola roda, pola

lingkaran, dan pola sentralistik. Pola roda merupakan interaksi yang

Page 63: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

47

mengarahkan seluruh informasi kepada individu/kelompok yang menjadi titik

fokus (pemrasaran/pembicara/presentator).

b. Post-positivisme

Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap

memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan

kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara

ontologis aliran post-positivisme bersifat critical realism dan menganggap

bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam

tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara

epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas

yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas

seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/

manipulatif.

Observasi yang didewakan positivisme dipertanyakan netralitasnya,

karena observasi dianggap bisa saja dipengaruhi oleh persepsi masing-masing

orang. Proses dari positivisme ke post-positivisme melalui kritikan dari tiga

hal yaitu :

1) Observasi sebagai unsur utama metode penelitian,

2) Hubungan yang kaku antara teori dan bukti. Pengamat memiliki sudut

pandang yang berbeda dan teori harus mengalah pada perbedaan waktu,

Page 64: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

48

3) Tradisi keilmuan yang terus berkembang dan dinamis

Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah

positivisme dan memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah

satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa post positivisme

lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi

melalui berbagai macam metode. Dengan demikian suatu ilmu memang betul

mencapai objektivitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai kalangan

dengan berbagai cara.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Rancangan kriteria pemilihan Lokasi penelitian

Lokasi penelitian Adapun lokasi Penelitian ini dilakukan di SMA 14

Makassar

Peristiwa/persoalan

(issu)

Permasalahan yang terjadi antara guru dan siswa di

SMA 14 Makassar adalah kurangnya komunikasi

antara guru dan siswa

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan mulai bulan agustus

sampai dengan september 2020

No. Jenis Kegiatan September Oktober

Page 65: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

49

I II III IV I II III IV

1 Penyusunan judul

2 Penyusunan proposal

3 Konsultasi pembimbing

4 Seminar proposal

5 Pengurusan izin penelitian

C. Fokus Penelitian

Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis memfokuskan pada pola

kerukunan dan toleransi antar uamat beragama dengan menjabarkan sebagai

berikut:

Pola komunikasi antara guru dan siswa di SMA 14 Makassar.

D. Informan Penelitian

Informan kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus

penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan

yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172), informan

penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

Page 66: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

50

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. yaitu kepsek di

SMA 14 Makassar yang menjadi informan kunci.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah guru dan

siswa di SMA 14 Makassar.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan

tambahan adalah pegawai sekolah yang bertugas minimal lima tahun dan aktif

dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik

purposive sampling yakni teknik ini merupakan teknik pengambilan informan

yang ditentukan oleh peneliti sendiri secara segaja dan memperhatikan berbagai

kriteria yang dimaksud diantaranya pengetahuan tentang objek yang di teliti,

informan yang dipilih berada dalam komunitas yang akan diteliti, dan pejabat

berada dalam lokasi tempat penelitian yang diteliti (Kaharuddin, 2021)

E. Jenis dan Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Apabila penelitian menggunakan lembar observasi atau wawancara

dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu

orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, baik

pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data yang menjadi bahan baku

Page 67: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

51

penelitian, untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan

sekunder:

1. Sumber data primer

Sumber data primer, yaitu Data Primer Yaitu data empiris yang

diperoleh dari lapangan berdasarkan hasil wawancara bersama informan

penelitian dan hasil observasi.

Teknik penentuan Informan pada penelitian ini, yakni informan dipilih

dengan cara Purposive sampling. Margono mengemukakan bahwa pemilihan

sekelompok subjek dalam Purposive Sampling didasarkan atas ciri-ciri

tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat memberi informasi dari

orang perindividu atau kelompok masayrakat. Peneliti akan mendapatkan

fakta-fakta dari pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, ide-ide

pengalaman-pengalaman tentang Pola komunikasi antara guru dan siswa di

SMA 14 Makassar.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil tidak secara langsung dari

sumbernya, data sekunder diambil dari berbagai dokumen-dokumen grafis

(Tabel, catatan, notulen rapat, sms dan lain-lain) foto-foto, film , rekaman

vidio, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer seperti

Page 68: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

52

laporan,buku-buku, karya tulis atau majalah ataupun seseorang yang

mendapatkan informasi dari orang lain yang berkaitan dengan penelitian.

F. Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Peneliti sendiri sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. Adapun

alat-alat penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pedoman wawancara, adalah alat yang digunakan dalam melakukan

wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari informan

yang berupa daftar pertanyaan.

2. Alat tulis menulis yaitu : buku, pulpen, atau pensil sebagai alat untuk

mencatat informasi yang didapat pada saat wawancara.

3. Lembar observasi, berisi catatan-catatan yang diperoleh penelitian pada saat

melakukan pengamatan langsung di lapangan.

4. Catatan dokumentasi, adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai

penguatan data observasi dan wawancara yang berupa gambar, data sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

5. Kamera ponsel, sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti.

G. Teknik pengumpulan data

Page 69: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

53

Metode Proses Pengumpulan data pada penelitian ini, yakni peneliti terlibat

langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang sebenarnya di SMA

14 Makassar, untuk menghindari terjadinya kesalahan atau kekeliruan dalam

hasil penelitian yang akan diperoleh nantinya. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu.

1. Observasi

Teknik observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang di lakukan secara sistematis. Observasi yang dipilih pada

penelitian ini yakni observasi partisipatif. Peneliti mengikuti kegiatan

keseharian yang dilakukan informan dalam waktu tertentu, memerhatikan

apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan, mempertanyakan

kepada informan yang menarik dan mempelajari dokumen yang dimiliki.

2. Wawancara

Teknik Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data

melalui komunikasi, yakni proses Tanya jawab antara pengumpul data

(pewawancara) dengan sumber data (Narasumber). Penelitian ini

menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin, yakni peneliti mengunjungi

lansung kerumah atau tempat tinggal tokoh masyarakat dan tokoh agama

atau orang yang akan diwawancarai untuk menanyakan secara lansung hal-

hal yang perlu ditanyakan.

Page 70: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

54

Teknik Wawancara atau interview dalam penelitian ini bersifat open

ended artinya bahwa wawancara di mana jawabannya tidak terbatas pada

satu tanggapan saja, sehingga peneliti dapat bertanya kepada informan tidak

hanya tentang hakikat suatu peristiwa melainkan juga akan bertanya

mengenai pendapat responden mengenai peristiwa tersebut. Di samping itu,

terkadang peneliti juga akan meminta informan untuk mengemukakan

pengertiannya sendiri tentang suatu peristiwa yang kemudian dapat dipakai

sebagai batu loncatan untuk mendapat keterangan lebih lanjut.

Wawancara dilakukan kepada informan yang benar-benar dapat

memberikan data yang relevan berkaitan dengan permasalah penelitian ini,

yaitu penanaman nilai-nilai karakter dalam pembalajaran sosiologi. Tidak

menutup kemungkinan bahwa dalam wawancara ini, timbul masalah-

masalah ingatan informan yang tidak sempurna, analisis informan yang tidak

cermat dan sebagainya. Sehingga dalam hal ini peneliti juga akan

memadukan sumber bukti dan wawancara ini dengan informasi-informasi

lainnya yang memadai.

Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terstruktur yakni

wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan (Moleong 2006:138). Dengan

demikian, sebelum wawancara dengan informan tersebut dilakukan, peneliti

telah menyiapkan instrumen wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan

Page 71: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

55

yang terkait dengan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran

sosiologi. Untuk menjaga kredibilitas hasil wawancara perlu adanya

pencatatan data yang peneliti lakukan dengan menyiapkan handphone yang

berfungsi untuk merekam hasil wawancara. Mengingat bahwa tidak setiap

informan suka dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas ketika

diwawancarai, maka peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada informan.

Disamping menggunakan alat perekam, peneliti juga membuat catatan-

catatan yang berguna untuk membantu peneliti dalam merencanakan

pertanyaan berikutnya dan juga meminta peneliti untuk mencari pokok-

pokok penting sehingga dapat mempermudah analisis. Teknik wawancara

yang digunakan peneliti adalah wawancara langsung dengan informan

dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid meliputi

semua hal yang terkait dengan Pola komunikasi antara guru dan siswa di

SMA 14 Makassar.

3. Dokumentasi

Dalam teknik dokumentasi, Pengumpulan data pada penelitian ini

yakni penulis menggunakan kamera dan alat tulis untuk membantu

mengumpulkan data-data secara akurat untuk megnhindari kesalahan

penyusunan dalam hasil penelitian.

H. Analisis Data

Melakukan Data yang diperoleh dari responden melalui teknik observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi merupakan deskripsi tentang pendapat,

Page 72: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

56

pengetahuan, pengalaman dan aspek lainnyan untuk dianalisa dan disajikan

memiliki makna.

Untuk menggunakan analisis data berdasarkan langlah-langkah berikut 1)

Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk memudahkan membuat kesimpulan

terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Reduksi data

merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis

dilapangan. Apabila data sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah

mereduksi yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasikannya sehingga nantinya mudah dilakukan

penarikan kesimpulan. Data yang direduksi yaitu data yang diperoleh

melalui wawancara yang meliputi penanaman nilai karakter oleh guru

sejarah. Setelah data diperoleh, kemudian digolongkan berdasarkan sub-

sub kajian yang dipelajari. Hal ini dilakukan karena data yang didapat tidak

urut. Jika data kurang lengkap maka peneliti mencari kembali data yang

diperlukan di lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

Page 73: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

57

dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun

secara sistematis. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah diraih, sehingga peneliti lebih mudah dalam menarik

kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan

Dalam penarika kesimpulan penelitian, semua hasil observasi,

wawancara, temuan dokumentasi harus diproses dan dianalisis, setelah data

disajikan maka proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Data yang terkumpul melalui reduksi data kemudian penyajian

data sehingga menjadi data yang siap disajikan dan akhirnya dapat ditarik

menjadi suatu kesimpulan hasil penelitian.

I. Uji Keabsahan data

Teknik keabsahan data adalah proses mentriangulasi tiga data yang terdiri

dari data Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Adapun alat yang digunakan

untuk menguji keabsahan data yaitu :

1. Triangulasi Sumber Data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber pengolahan data. Disini peneliti

melakukan wawancara tentang masjid dijadikan peningkatan spiritual

siswa secara mendalam dan observasi.

Page 74: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

58

2. Triangulasi Metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau

data dengan cara yang berbeda.

3. Triangulasi Teknik, menurut Sugiyono (2011 : 330) triangulasi teknik

berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama. Peneliti

menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi untuk

sumber data.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari

institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi atau lembaga

tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan, maka kegiatan penelitian ini

dimulai dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi criteria dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

Bila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak–hak responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

Page 75: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

59

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 76: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

60

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

SMA 14 Makassar didirikan pada tanggal 12 Juni 1975 dan diresmikan

oleh Dirjen Prof. Dr. Mappasuddin. Sampai saat ini telah pergantian Kepala

Sekolah sudah 5 kali yaitu dari Drs. Paturusi Nain ( Tahun 1975 s.d. tahun 1991),

Drs. Manda DG Pamit (Tahun 1991 s.d. tahun 2007) Linda Muhaimin, S.Pd

(Tahun 2007 s.d. Tahun 2015) Nurhikmah S.Pd.,M.Pd (Tahun 2015 s.d. Tahun

2017) Nurhidyah S.Pd.M.Pd ( Tahun 2017 sampai sekarang).

B. Keadaan Geografis

SMA Negeri 14 Makassar terletak di Jalan Bajiminasa 9 Makassar, Kelurahan

Tamarunang, Kecamatan Mariso bagian Selatan Kota Makassar. Juga mudah

dijangkau dan ditempuh melalui kendaraan Angkot jalur Cendrawasih.

1. Keadaan Sekolah

a. Sarana dan Prasarana.

1) Tanah dan Halaman

Tanah dan halaman sekolah sepenuhnya milik negara.

2. Keadaan Tanah Sekolah SMA Negeri 14 Makassar

Status : Milik Negara

Luas Tanah : 5413 m2

Page 77: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

61

Luas Bangunan : 2629 m2

Pagar : 326 m

a. Gedung Sekolah

Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Meskipun

masih ada 6 kelas menggunakan bangunan lama, jumlah ruang kelas

cukup memadai untuk menunjang kegiatan belajar.

C. Visi Misi

1. Visi

Mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan

memperhatikan potensi sekarang ini, serta sesuai dengan norma dan harapan

masyarakat.

2. Misi

a. Menumbuhkan semangat pengamalan nilai-nilai dan ajaran agama yang

dianutnya;

b. Melaksanakan Pembelajaran dan BK yang Berstandar Nasional

Pendidikan dengan mengaktifkan peranan MGMP di tingkat sekolah;

c. Meningkatkan kualitas kinerja Pendidikdan Tenaga Kependidikan

sebagai upaya pemenuhan pelayanan optimal;

d. Meningkatkan pembinaan terhadap bakat dan minat peserta didik melalui

kegiatan Olahraga, sen iserta keterampilan yang ramah lingkungan;

e. Mendorong pemanfaatan berbagai sarana, media dan sumber belajar serta

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Page 78: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

62

f. Membina komunikasi dan kerjasama Orang Tua Peserta Didik, dengan

mengoptimalkan peran Komite Sekolah.

Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh SMA 14 Makassar

Gambar 4.1

Struktur organisasi SMA 14 Makassar

Adapun tugas masing-masing dari bagian-bagian SMAN 5 Takalar

a. Kepala Sekolah : Memberikan bimbingan, bantuan,

pengawasan dan penilaian pada masalah-

Kepala Sekolah

Nurhidayah, S.Pd. M.Pd.

keuangan.

Kep. TU

prasar. kesiswaan. .kepegawai

an

.adm

w. kurikulum

w. kesiswaan

w. keuangan

w. prasar

w. humas

w. ketenagaan

Kepala LAB

l.

Media

l.Kma

l. Bhs

l.

Kmptr

l. Seni

l. Fsk

K. Perpustakaan

Perpustakaan

Kor. BK

Wali Kelas

Page 79: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

63

masalah yang berhubungan dengan teknis

pengembangan pendidikan

b. Kepala TU : Menyusun program kerja tata usaha

sekolah, pengelolaan keuangan sekolah,

pembinaan dan pengembangan karir

pegawai

c. Wakasek Kurikulum : Memahami dan mengkaji pelaksanaan

kurikulum dan pengembangan K13,

menyusun pembagian tugas guru,

mengkoordinasikan dan menggerakkan

kegiatan sekolah

d. Wakasek Kesiswaan : Menyusun program pembinaan kesiswaan,

melaksanakan bimbingan dan pengarahan

kegiatan OSIS, membina dan melaksanakan

7K

e. Wakasek Keuangan : Bersama bendahara komite sekolah

mengkoordinir dan melaksanakan

pengumpulan sumbangan

f. Wakasek Humas : Mengatur dan menyelenggarakan hubungan

baik antara sekolah dengan komite sekolah,

menampung saran-saran dan pendapat

masyarakat demi kemajuan sekolah.

Page 80: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

64

g. Wakasek Sarpras : Menyusun rencana kebutuhan sarana dan

prasarana sekolah, menyusun program

kebersihan, keindahan, dan keamanan

lingkungan.

h. Kepala LAB : Mengkoordinasi kegiatan praktikum dengan

guru, menyusun jadwal kegiatan

laboratorium, dan memantau kegiatan

praktikum di laboratorium.

i. Kepala Perpustakaan : Merancang pengadaan buku-buku

perpustakaan, pengurusan pelayanan

perpustakaan, dan memelihara buku-buku

bahan perpustakaan.

Page 81: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

65

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pola Komunikasi Antara Guru dan Siswa Pada Proses Belajar

Mengajar di SMAN 14 Makassar

Komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang ke orang

lain. Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu kepada

orang lain baik berupa ide, fakta, pikiran, serta nilai-nilai. Komunikasi yang

baik adalah jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lainnya,

sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan

akhirnya dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

kepada Ibu Nurhidayah S.Pd. M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 14

Makassar pada tanggal 26 November 2020:

“Kalau dari saya komunikasi yang saya lakukan khususnya tiap

hari senin saya berunding dengan siswa-siswa disini tentang

keadaan kelas gimana mereka dapat menjaga kelas dan juga

prestasi mereka dan saya tentunya memberikan masukan-

masukan kepada mereka agar lebih dapat berprestasi lagi”

Hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi yang dilakukan

oleh Kepala Sekolah SMAN 14 Makassar yaitu mengajak siswa-siswa

SMAN 14 Makassar untuk berunding khususnya hari senin menanyakan

keadaan kelas serta memberikan arahan-arahan dalam meningkatkan

prestasi mereka. Adapun hasil wawancara yang dilakukan kepada Pak Bakri

S.Pd. M.Pd selaku Wakasek Kesiswaan SMAN 14 Makassar pada tanggal

25 November 2020:

Page 82: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

66

“Komunikasi yang saya lakukan dengan siswa pada saat di

ruang belajar tentunya memberikan penjelasan terkait

pembelajaran saat awal masuk kelas, menjelaskan teori-teori

mata pelajaran yang dibawahkan, setelah itu komunikasi

selanjutnya memberikan umpan balik antara guru dan siswa

sehingga saya dapat mengetahui hal-hal apa yang belum

dipahami oleh siswa terkait mata pelajaran yang saya

bawakan”.

Hasil wawancara di atas menunjukkan pola komunikasi SMAN 14

Makassar pada saat di ruang pembelajaran saat awal masuk dalam ruaangan

kelas komunikasi dilakukan dengan cara menerangkan teori-teori terkait

mata pelajaran yang dibawakan dan setelah menjelaskan teori guru akan

berusaha melakukan komunikasi umpan balik guna untuk mengetahui hal-

hal apa yang belum dipahami oleh siswa terkait pelajaran yang dibawakan.

Komunikasi juga terkadang dipengaruhi oleh wewenang dan

tanggungjawab yang diberikan sehingga terkadang komunikasi terjadi

secara formil, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan

oleh Pak Rasyid S.Pd selaku Guru Olahraga SMAN 14 Makassar pada

tanggal 25 November 2020:

“Komunikasi yang saya lakukan saat di ruang belajar itu

tergantung kondisi kelas terkadang komunikasi yang saya

lakukan bersifat formil dan juga informal, seperti pada saat

saya memberikan arahan dan nasehat kepada siswa saya harus

bersikap formil namun pada saat di lapangan untuk mengetahui

kondisi siswa saya saya harus berkomunaksi secara informil

agar siswa juga lepas bebicara dengan saya agar saya bisa

tahu keadaan siswa saya pada saat itu”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas pola komunikasi yang

dilakukan oleh guru olahraga SMAN 14 Makassar disesuaikan dengan

kondisi kelas terkadang komunikasi dilakukan secara formil dan juga

Page 83: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

67

informil, komunikasi formil dilakukan pada saat guru memeberikan arahan

dan juga nasehat agar siswa dapat menerima penyampaian oleh guru dengan

baik, sedangkan komunikasi informal dilakukan apabila guru ingin

mengetahui kondisi yang dirasakan oleh siswa saat pembelajaran dilakukan

agar siswa dapat berbicara dengan lepas kepada guru.

Adapun pola komunikasi yang dilakukan kepada Ibu Sry Astutui

S.Sn guru seni dan budaya SMAN 14 Makassar pada tanggal 25 November

2020:

“Pola komunikasi yang saya lakukan kepada siswa pada saat

proses pembelajaran yah seperti biasanya saya menerangkan

mata pelajaran yang saya bawakan dan juga meberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang

belum dipahami, dengan begitu komunikasi akan berjalan

dengan lancar karena adanya komunikasi dari atas ke bawah

dan juga adanya komunikasi dari bawah ke atas”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan pola komunikasi

yang dilakukan oleh guru seni SMAN 14 Makassar dari atas ke bawah dan

dari bawah ke atas sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar

karena adanya komunikasi yang dilakukan terkait mata pelajaran yang

dibawakan.

Beragamnya metode komunikasi yang digunakan guru SMAN 14

Makassar terhadap siswa SMAN 14 Makassar, interaksi antara guru dan

siswa berjalan dengan baik, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang

dilakukan kepada Pak Rivai S.Pd selaku guru sosiologi pada tanggal 25

November 2020:

Page 84: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

68

“Yah komunikasi berjalan dengan lancar antar guru dan siswa

karena metode komunikasi di dalam ruang belajar juga

memberikan keluwesan kepada siswa untuk berkomunikasi

dengan guru sehingga siswa juga tidak merasa tegang”.

Hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi antara guru dan

siswa di SMAN 14 Makassar berjalan dengan lancar karena guru SMAN 14

Makassar memberikan keluwesan kepada siswa SMAN 14 Makassar untuk

berbicara kepada guru sehingga siswa SMAN 14 Makassar tidak merasakan

ketegangan dalam berkomunikasi kepada guru. Hasil wawancaara ini juga

sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada Ibu Sry Astuti S.Sn selaku

guru seni dan budaya SMAN 14 Makassar pada tanggal 25 November

2020:

“Komunikasi di kelas dengan murid yah berjalan dengan

lancar, murid di sekolah ini juga aktif sekali dalam setiap mata

pelajaran hal itu terjadi dikarenakan guru di SMA ini selalu

memberikan kebebasan kepada murid dalam pembelajaran agar

adanya umpan balik dari siswa sehingga hal itu juga akan

membantu siswa untuk mencari ilmu pengatuhan yang belum ia

ketahui”.

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan komunikasi antara

guru dan siswa dalam ruangan kelas berjalan dengan baik dikarenakan

komunikasi yang diberikan oleh guru kepada siswa memberikan kebebasan

kepada siswa untuk berbicara sehingga terjadi umpan balik antara guru

dengan murid atau siswa SMAN 14 Makassar.

Komunikasi khusus juga sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran dan juga di luar proses belajar mengajar karena dengan

komunikasi yang dilakukan secara khusus kepribadian dari siswa dapat

lebih dalam dipahami. Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan

Page 85: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

69

kepada Pak Rivai S.Pd selaku guru sosiologi SMAN 14 Makassar pada

tanggal 25 November 2020:

“Yah itu pasti terkadang komunikasi secara khusus dilakukan

kepada siswa seperti jika siswa melakukan pelanggaran maka

kami akan mencoba bekomunikasi kepada mereka secara khusus

agar mengetahui mengapa pelanggaran itu dapat terjadi, agar

kami dapat memberikan nasehat kepada siswa yang melanggar

dan mendengar nasehat kami dengan nyaman juga”

Hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi secara khusus

juga dilakukan oleh guru SMAN 14 Makassar, hal dilakukan agar dapat

berkomunikasi lebih dekat kepada siswa seperti pada saat terdapat siswa

yang melakukan pelanggaran guru akan melakukan komunikasi secara

khusus kepada siswa yang melakukan pelanggaran agar guru dapat

mengetahui mengapa pelanggaran tersebut dapat terjadi sehingga guru dapat

lebih muda memahami hal tersebut dan juga agar nasehat yang diberikan

kepada siswa tersebut dapat di dengan oleh siswa dengan nyaman.

Komunikasi khusus juga dilakukan oleh guru seni dan budaya yaitu

ibu Sry Astuti S.Sn yang diungkapkan dalam wawancara yang telah

dilakukan pada tanggal 25 November 2020:

“Yah komunikasi secara khusus juga sering saya lakukan

karena karakter murid di SMAN 14 Makassar macam-macam

ada yang memiliki kepercayaan diri untuk berbicara langsung

dengan guru ada juga yang pemalu sehingga untuk mengatasi

hal tersebut saya harus mencoba berkomunikasi secara khusus

kepada siswa tersebut agar saya lebih tahu sejauh mana siswa

memahami materi yang saya bawakan dan juga sekaligus agar

ia terbiasa berbicara dengan saya sehingga memunculkan

kepercayaan diri untuk siswa yang memulai berbicara langsung

kepada saya”

Page 86: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

70

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan guru SMAN 14

Makassar juga menggunakan komunikasi secara khusus tergantung dari

pribadi masing-masing siswa dikarenakan karakter siswa SMA 14 Makassar

bermacam-macam ada yang memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga

mampu berkomunikasi dengan guru secara nyaman namun ada juga yang

berkepribadian pemalu sehingga guru SMAN 14 Makassar harus

berkomunikasi secara khusus agar guru mampu mengetahui lebih jauh lagi

mengenai karakter siswa dan membantunya untuk menumbuhkan rasa

kepercayaan diri.

Komunikasi atara guru dan siswa SMAN 14 Makassar tidak hanya

terjadi di ruangan belajar namun juga terjadi di luar ruang belajar bahkan di

luar lingkup sekolah, hal in di kutip dari hasil wawancara yang telah

dilakukan kepada Pak Rivai S.Pd selaku guru sosiologi di SMAN 14

Makassar pada tanggal 25 November 2020:

“Komunikasi bukan hanya terjadi di dalam ruangan belajar

tapi juga terjadi di luar ruangan sekolah bahkan terkadang di

luar lingkup sekolah contohnya jika siswa masih ingin bertanya

namun waktu mata pelajaran telah selesai siswa biasanya

tetaap bertanya di luar ruangan, begitupun jika di berikan tugas

namun mereka belum terlalu paham akan tugas tersebut

biasanya siswa akan datang kerumah untuk mendengarkan

penjelasan dan terkadang juga lewat sosmed”

Hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi yang dilakukan

antara guru dan murid SMAN 14 Makassar tidak hanya terjadi di ruangan

belajar namun juga terjadi diluar ruangan belajar bahkan di luar lingkup

sekolah contohnya saat siswa belum memahami mata pelajaran yang

diajarkan dan waktu mata pelajaran telah habis siswa akan bertanya dengan

Page 87: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

71

guru diluar ruangan sekolah bahkan jika ada tugas yang diberikan yang

belum dipahami maka siswa akan berkunjung kerumah guru atau lewat

sosmed untuk memahami tugas tersebut. Adapun hasil wawancara yang

telah dilakukan kepada Kepala Sekolah SMAN 14 Makassar pada tanggal

26 November 2020:

“Tidak hanya di ruang belajar karena guru disini bukan hanya

bekerja dalam ruangan kelas namun juga di luar seperti tetap

memantau siswa-siswa dan mengajaknya berkomunikasi seperti

saling menyapa agar siswa disini juga memiliki budaya yang

sopan santun”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan kommuniikasi di

SMAN 14 Makassar antara guru dan siswa tidak hanya berlangsung di

dalam ruangan kelas atau ruangan belajar mengajar namun juga berlangsung

di luar ruangan belajar karena guru ditugaskan tetap memantau aktivitas

siswa di luar lingkup ruangan kelas seperti saling menyapa agar siswa

menanamkan budaya sopan santun.

Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Siswa SMAN 14

Makassar yakni Andi Dewa Anugrah Pada tanggal 25 November 2020:

“Yah kalau komunikasi yang saya lakukan kak kepada guru

selama ini lancar karena guru disini juga berkomunikasi

dengan kami sangat lepas jadi kami juga tidak canggung jika

ingin menanyakan sesuatu terkait mata pelajaran baik itu

dalam ruangan dan juga di luar rungan kelas”.

Ditambahkan oleh Tri Wikantu Rahayu pada tanggal 25 November

2020:

Page 88: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

72

“Kalau soal komunikasi dengan guru disini sangat baik karena

kami juga dididik untuk sopan santun jadi kami komunikasi

dengan guru tetap membedakan kami selaku murid

berkomuniikasi dengan guru, kalau soal perhatian khusus

terkadang ada tergantung siswanya seperti teman saya yang agak

pemalu berbicara di depan umum terkadang diberi perhatian

khusus dan kami juga kadang belajar melalui google meet

apalagi saat Covid ini namun komunikasinya tetap lancar sama

seperti belajar dalam kelas”.

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan komunikasi antara

guru dan siswa di SMAN 14 makassar berjalan dengan lancar karena adanya

komunikasi yang dilakukan secara lepas sehingga siswa tidak merasa

ccanggung untuk berkomunikasi dengan guru terkait mata pelajaran dan

saling menyapa, dan siswa tetap menjada sopan santun dalam

berkomunikasi dengan guru mereka.

2. Bentuk Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa Di SMAN 14

Makassar.

Bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa terbagi beberapa

macam diantaranya komunikasi sebagai aksi, komunikasi dua arah,

komunikasi banyak arah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah

dilakukan kepada Ibu Nurhidayat S.Pd. M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN

14 makassar pada tannggal 26 November 2020 terkait bentuk pola

komunikasi antara guru dengan murid iayalah sebagai berikut:

“Kalau soal bentuk komunikasi antara guru dan murid di SMAN

14 Makassar sangat bermacam-macamyah karena masing-

masing guru memiliki cara tersendiri dalam mengajar dan

mendidik siswa di sini ada yang komunikasi secara khusus ada

yang komunikasi secara aksi, komunikasi secara interaksi, dan

juga komunikasi secara transaksi dll”

Page 89: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

73

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Rivai

S.Pd selaku guru sosiologi SMAN 14 Makassar terkait bentuk pola

komunikasi pada tanggal 25 November 2020:

“Kalau soal bentuk komunikasi yang diterapkan saya

kebanyakan gunakan komunikasi secara aksi dan interaksi yang

dimana terlebih dahulu saya komunikasi secara aksi agar dapat

di dengar oleh murid saya pada saat saya menerangkan namun

setelah itu saya akan melakukan komunikasi secara interaksi

agar ada umpan balik dari siswa yang saya ajar agar dalam

proses belajar mengajar lebih hidup”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bentuk

komunikasi yang dilakukan oleh guru sosiologi menggunakan dua bentuk

komunikasi yaitu komunikasi secara aksi dimana guru berperan sebagai

komunikator sendiri agar dalam penyampaian awal dapat dijelaskan dengan

rinci, setelah menjelaskan komunikasi secara interaksi juga dilakukan agar

ada umpan balik dari siswa sehingga menghidupkan dan meningkatkan

kualitas belajar mengajar.

Bentuk komunikasi lain dilakukan oleh Pak Bakri S.Pd. M.Pd selaku

Wakasek Kesiswaan SMAN 14 Makassar pada tanggal 25 November 2020:

“Komunikasi yang saya lakukan bermacam-macam yah selama

proses belajar mengajar kadang saya komuniaksi satu arah

dulu terus komunikasi dua arah agar ada feedback dari siswa

dan juga terkadang saya komunikasi secara bekelompok seperti

jika saya membuat program mata pelajaran secara berkelompok

sehingga mereka harus saling berkomunikasi dengan satu

timnya agar mencapai tujuan secara bersama-sama”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bentuk

komunikasi yang diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah

komunikasi secara aksi atau komunikasi satu arah, komunikasi secara

Page 90: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

74

interaksi atau komunikasi dua arah, dan komunikasi secara transaksi atau

komunikasi banyak arah, komunikasi banyak arah dilakukan apabila dalam

proses belajar mengajar dilakukan dengan cara pembagian kelompok

sehingga ada komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa, dan siswa

dengan siswa agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama. Sedangkan

dalam luar ruangan belajar terkadang guru SMAN 14 Makassar juga

melakukan komunikasi secara khusus kepada siswa, hal ini di kutip dari

hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu Sry Astuti S.Sn selaku

guru seni dan budaya pada tanggal 25 November 2020:

“Yah, terkadang saya melakukan komunikasi secara khusus

kepada siswa di luar jam mata pelajaran atau di luar ruangan

belajar seperti contohnya pada saat saya memberi tugas rumah

kepada siswa terkadang siswa hubungi saya lewat sosmed atau

datang berkunjung ke rumah sehingga saya memberi

pemahaman untuk tugas yang telah saya berikan”

Hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi secara khusus

juga dilakukan oleh guru SMAN 14 Makassar di luar jam mata pelajaran

atau di luar ruangan sekolah contohnya seperti pada saat siswa diberi tugas

rumahan terkadang siswa bertanya lewat sosial media dan kadang juga

berkunjung ke rumah guru mereka untuk bertanya dan guru melakukan

komunikasi secara khusus dalam menjelaskan dan memberi pehaman akan

tugas yang telah diberikan.

Tujuan dari komunikasi yang baik adalah komunikasi yang

dilakukan dengan mengajarkan sesuatu kepada orang lain, berhubungan

dengan orang lain, mempengaruhi perilaku sesorang, menyelesaikan sebuah

masalah, dan mencapai tujuan, hal ini sesusai denga hasil wawancara yang

Page 91: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

75

telah dilakukan kepada Pak Bakri S.Pd. M.Pd selaku Wakasek Kesiswaan di

SMAN 14 Makassar pada tanggal 25 November 2020:

“Iya pastinya, komunikasi yang saya lakukan kepada siswa di

sini sangat lepas mengenai mata pelajaran seperti saya jika

menerangkan saya harus secara lepas menjelaskannya

begitupun dengan sebagian mereka, mereka melakukan

komunikasi kepada saya secara lepas yah itu saya lakukan juga

bermanfaat bagi mereka agar apa yang saya sampaikan dapat

dipahami dan tujuan saya mendidik mereka juga tercapai”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan komunikasi yang

dilakukan oleh guru dengan siswa SMAN 14 Makassar terkait komunikasi

mengenai mata pelajaran sangat lepas baik itu dari guru ke siswa maupun

dari siswa ke guru sehingga penjelasan yang dilakukan oleh guru dapat

dipahami dengan mudah oleh siswa sehingga mencapai tujuan dari

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Hasil wawancara ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang telah

dilakukan kepada Pak Anwar S.Pd. M.Pd selaku Wakasek Kurikulum

SMAN 14 Makassar pada tanggal 25 November 2020:

“Yah benar, saya lakukan komunikasi kepada siswa secara

lepas terkait mata pelajaran begitupuun siswa ke saya namun

yah namanya orang pasti punya kepribadian yang macam-

macam contonhya ada juga siswa saya yang orangnya pemalu

sehingga saya lakukan komunikasi secara lepas agar siswanya

juga bisa merubah sikap pemalunya menjadi lebih percaya diri

karena iya dapat berkomunikasi tanpa merasakan tegang”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan komunikasi yang

dilakukan guru seni kepada siswa dilakukan secara lepas terkait mata

pelajaran baik itu dari guru maupun dari siswa bahkan untuk menghadapi

siswa yang pemalu dilakukan dengan mengajak berkomunikasi secara lepas

Page 92: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

76

dan khusus agar dapat merubah sikap pemalunya dan menumbuhkan rasa

percaya diri karena dalam berkomunikasi siswa tidak merasakan adanya

ketegangan dalam berkomunikasi.

Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan kepada siswa SMAN

14 Makassar yakni Rahmasari terkait bentuk pola komunikasi antara guru

dan siswa SMA 14 Makassar pada tanggal 25 November 2020:

“Kalau bentuk komunikasi antara guru dan murid di sekolahh

kami bermacam-macam tergantung gurunya ada yang

menjelaskan terlebih dahulu dan memberi pertanyaan kepada

kami, ada juga yang berkomunikasi kepada kami secara

berkelompok dan ada juga yang berkomunikasi secara khusus”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bentuk pola

komunikasi antara guru dan siswa SMAN 14 Makassar bermacam-macam

tergantung guru karena setiap guru memiliki cara tersendiri seperti pada saat

awal mata pelajaran di mulai akan dijelaskan oleh guru semata dan siswa

hanya mendengar dan memahami setelah itu akan diberikan pertanyaan agar

umpan balik terjadi, ada juga yang menjelaskan secara berkelompok agar

komunikasi antara guru dan siswa dann siswa dengan siswa dapat terjadi

komunikasi, dan ada juga yang mendapatkan perhatian khusus.

B. Pembahasan

1. Pola Komunikasi Antara Guru dan Siswa Pada Proses Mengajar Di

SMAN 14 Makassar

Pola komunikasi yang dilakukan di SMAN 14 Makassar setiap guru

memiliki metode tersendiri seperti komunikasi yang dilakukan oleh Kepala

Page 93: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

77

Sekolah SMAN 14 Makassar dilakukan dengan cara setiap hari senin

memasuki kelas siswa SMAN 14 Makassar dan mengajak siswa untuk

berdialog atau berkomunikasi tentang keadaan kelas, mata pelajaran, dan juga

memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan prestasi mereka.

Pola komunikasi dalam proses pembelajaran kebanyakan guru di awal

proses pembelajaran melakukan komunikasi tersendiri dalam menerangkan

atau menjelaskan teori mata pelajaran yang diajarkan guna untuk memberikan

pemahaman awal kepada siswa SMAN 14 Makassar agar merega memiliki

pengetahuan dasar terkait mata pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam

menerangkan atau menjelaskan teori dasar mata pelajaran yang dibawakan

setiap guru memiliki cara masing-masing ada yang langsung memberikan buku

dan guru yang menjelaskan , dan ada juga dengan memutarkan video dan guru

yang menjelaskan.

Komunikasi yang dilakukan oleh SMAN 14 Makassar juga terkadang

melakukannya dengan formil dan juga informal hal itu dilakukan berdasarkan

kondisi tertentu, komunikasi formil dilakukan apabila guru ingin

menyampaikan suatu instruksi atau suatu nasehat dan juga motivasi kepada

siswa agar siswa dapat mendegarkannya dengan baik, komunikasi informal

dilakukan apabila guru ingin melakukan pendekatan kepada siswa yang tidak

memiliki kepercayaan diri yang baik maka komunikasi informal akan

dilakukan oleh guru agar dapat berkomuniaksi dengan lancar kepada siswa

agar siswa tidak merasa canggung dalam menyampaikan suatu hal kepada guru

terkait mata pelajaran.

Page 94: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

78

Komunikasi secara khusus juga sering kali dilakukan guru kepada siswa

hal ini seperti dengan komunikasi informal guna untuk melakukan pendekatan

kepada siswa agar tetap terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa,

hal ini juga dilakukan guru agar mampu memotivasi siswa yang memiliki

kepercayaan diri yang rendah agar mampu merubah sikap pemalunya menjadi

percaya diri. Komunikasi antara guru dan siswa tidak hanya terjadi dalam

proses pembelajaran akan tetapi juga terjadi diluar ruangan belajar.

Komunikasi di luar ruangan pembelajaran biasa dilakukan oleh guru

karena kepala sekolah memberikan tugas kepada guru bukan hanya mendidik

dalam ruangan belajar akan tetapi juga mendidik di luar ruangan belajar

bahkan di luar sekolah, sehingga kebudayaan SMAN 14 Makassar apabila

siswa bertemu dengan guru di tempat mana saja siswa diajrkan untuk menyapa

guru mereka agar tetap terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Anton Susanto, 2017 dalam penelitiannya yang berjudul “ Pola Komunikasi

Guru Dalam Pembianaan Ahklak Siswa SMAK AL-Fajar Way Kanan, hasil

penelitiannya menunjukkan guru menyampaikan kepada siswa dan

didengarkan baik oleh siswa dengan melakukan komunikasi antara guru dan

siswa sehingga terjadinya feedback atau umpan balik. Kemudian komunikasi

yang dilakukan pleh guru terkadang dengan bahasa yang formil dan kadang

juga bersifat informal sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi.

Page 95: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

79

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Syamsul Bahri, 2018 dalam penelitiannya yang berjudul “Pola

Komunikasi Antara Pribadi Guru Dan Siswa Dalam Menumbuhkan

Kemandirian (Studi Di SLB Harapan Balaikembang Luwu Timur)” dimana

hasil penelitiannya menjelaskan pola komunikasi pribadi guru antara siswa

dilakukan dengan komunikasi secara khusus kepada siswa yang memiliki

kepribadian pemalu sehingga guru melakukan pendekatan kepada siswa

dengan komunikasi secara khusus agar siswa tidak merasa canggung untuk

berkomunikasi kepada siswa dan melayih mental siswa agar dapat tampil lebih

percaya diri. Dalam menumbuhkan prestasi siswa komunikasi yang dilakukan

antara guru dan siswa dilakukan dengan cara tanya jawab sehingga komunikasi

yang dilakukan dapat berjalan dengan baik agar adanya umpan balik dari

siswa.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas menunjukkan pola

komunikasi antara guru dan siswa SMAN 14 Makassar dapat dikatakan baik,

hal ini dapat dilihat karena komunikasi yang dilakukan oleh guru SMAN 14

Makassar dilakukan dengan cara beberapa metode hal ini dilakukan agar

penyampaian atau tujuan dari dilakukannya komunikasi dapat tercapai seperti

pemberian pembelajaran atau penyampaian sesuatu yang dilakukan dengan

cara menjelaskan teori awal dalam mata pelajaran dimulai, mempengaruhi

perilaku seseorang dengan cara melakukan komunikasi secara khusus kepada

siswa yang bersifat pemalu, menyelesaikan sebuah masalah dengan melakukan

komunikasi secara formil agar guru dapat menyampaikan sesuatu agar dapat

Page 96: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

80

didengar dan di pahami oleh siswa, mencapai sebuah tuajuan dengan cara

melakukan beberapa metode komunikasi seperti komunikasi secara formil,

informal, dan juga komunikasi secara khusus agar dapat memberikan

penjelasan yang baik dengan siswa yang memiliki bermacam-macam karakter,

menurunkan ketegangan yang dilakukan dengan komunikasi secara informal

agar pada saat guru menyampaikan atau mengajarkan sesuatu kepada siswa,

siswa tidak merasa canggug atau tegang. Maka dari itu dapat diarik kesimpulan

pola komunikasi antara guru dan siswa SMAN 14 Makassar sudah berjaan

dengan baik.

2. Bentuk Pola Komunikasi Antara Guru dan Siswa Pada Proses

Mengajar Di SMAN 14 Makassar

Bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran di SMAN 14 Makassar setiap guru memiliki cara masing-masing

dalam berinteraksi kepada siswa yang mereka ajar, namun secara umum dalam

proses pembelajaran setia guru memulai komunikasi dengan satu arah dimana

guru menjelaskan terkait teori yang diajarkan pada hari tersebut.

Bentuk komunikasi satu arah dilakukan kebanyakan guru guna untuk

memberi penjelasan awal terkait teori mata pelajaran agar siswa memiliki

pengetahuan dasar dalam memahami mata pelajaran yang sedang diajarkan.

Komunikasi satu arah dilakukan oleh guru kebanyakan dengan menerangkan

mata pelajaran yang dibawakan namun ada juga yang menerangkan melalui

video dan juga dalam media internet.

Page 97: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

81

Bentuk pola komunikasi satu arah yang dilakukan setiap guru

tergantung dalam kondisi kelas yang mereka ajar kearena setiap kelas memiliki

karakter-karakter yang berbeda sehingga terkadang dalam komunikasi satu

arah dilakukan secara formil dan informal, hal ini dilakukan karena sebagian

siswa terkadang tidak mudah dalam memahami penjelasan teori yang

disampaikan secara formil sehingga guru terkadang melakukan komunikasi

secara informaal. Komunikasi formil sering juga dilakukan oleh guru jika guru

ingin memberikan nasehat, atau motivasi belajar kepada siswa agar dalam

penyampaian yang dilakukan oleh guru dapat diperhatikan dengan baik oleh

siswa.

Komunikasi informil juga biasa dilakukan oleh guru apabila ingin

melakukan pendekatan kepada siswa yang sangat susah dalam menangkap

mata pelajaran yang di ajarkan sehingga guru menggunakan komunikasi

informal agar siswa tidak merasa gugup pada saat berkomunikasi kepada guru

mereka, komunikasi informal ini juga digunakan sebagai cara untuk

mengetahui kondisi siswa saat berjalannya proses pembelajaran dan juga di

luar proses pembelajaran.

Bentuk pola komunikasi yang kedua yang dilakukan oleh guru adalah

komunikasi dua arah hal ini dilakukan agar dalam proses pembelajaran dapat

terjadi umpan balik antara guru dan siswa. Komunikasi dua arah biasanya

dilakukan apabila guru telah melakukan komunikasi satu arah dengan

memberikan penjelasan kepada siswa sehingga guru kembali bertanya kepada

Page 98: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

82

siswa agar dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait mata

pelajaran yang telah dijelaskan.

Komunikasi dua arah juga biasanya dari guru yang langsung

memberikan pertanyaan kepada siswa terkait mata pelajaran yang diajarkan

dan ada juga komunikasi dua arah dilakukan dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum siswa mengerti terkait

mata pelajaran yang dibawakan. Bentuk pola komunikasi dua arah juga

bermacam-macam yang dilakukan oleh guru SMAN 14 Makassar seperti

komunikasi dua arah terkadang dilakukan dengan cara komunikasi secara

khusus untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Komunikasi

dua arah yang dilakukan dengan khusus dilakukan guru untuk memberikan

motivasi kepada siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah agar

kepercayaan diri mereka dapat berkembang karena sering melakukan

komunikasi secara khusus kepada guru mereka.

Bentuk pola komunikasi yang terakhir yang dilakukan antara guru dan

siswa SMAN 14 Makassar yaitu komunikasi transaksi atau komunikasi banyak

arah dimana komunikasi ini terjadi antara guru dan siswa dan juga antara siswa

dan siswa komunikasi ini dilakukan oleh guru SMAN 14 Makassar dengan

cara memberikan tugas kelompok dalam ruangan belajar agar terjadi tukar

pikiran antara guru dan siswa dan juga antara siswa dan siswa.

Bentuk pola komunikasi banyak arah dilakukan oleh guru agar siswa

dapat menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan siswa yang optimal dan

Page 99: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

83

minat belajar mereka karena dengan melakukan komunikasi banyak arah siswa

dapat berdiskusi antara mereka atau kelompok mereka agar terjadinya simulasi

strategi dalam memahami dan mencapai tujuan bersama.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sekartaji Reni, 2017 dalam penelitiannya yang berjudul Pola Komunikasi

Antara Guru dan Siswa dan Antara Siswa dan Siswa Pada Kelompok

Ekstrakurikuler Tari di SMPN 1 Delanggu” dimana hasil penelitiannya

menjelaskan komunikasi yang terjadi di SMPN 1 Delanggu yaitu dengan

melakukan komunikasi kelompok atau komunikasi secara transaksi sehingga

menumbuhkan kerja sama antaraguru dan siswa dan antara siswa dan siswa

dalam mencapai tujuan bersama.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anton Susanto, 2017 dalam peneltiaannya yang berjudul “Pola

Komunikasi Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMK AL- Fajar Kasui

Way Kanan” hasil penelitiannya menjelaskan komunnikasi yang digunakan

oleh SMK AL-Fajar Way Kanan komunikasi satu arah, komunikasi dua arah,

dan komunikasi secara berkelompok, dimana komunikasi satu arah dilakukan

dengan cara guru memberikan penjelasan kepada siswa dan siswa mendegar

dan memahami penjelasan tersebut, dan komunikasi dua arah dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan kepada siswa atau memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya kepada guru agar dalam komunikasi tersebut

terjadi umpan balik antara guru dan siswa’ kemudian komunikasi kelompok

dilakukan dengan cara mengajak berdiskusi antara guru dan siswa dan antara

Page 100: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

84

siswa dengan siswa sehingga dalam proses pembinaan akhlak terjadi

komunikasi antara siswa dengan siswa sehingga mampu bertukar pendapat atau

fikiran guna untuk memberikan motivasi belajar kepada mereka semua.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas dapat dilihat bentuk

pola komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran SMAN 14

Makassar memiliki tiga bentuk dimana bentuk pertama adalah komunikasi satu

arah, yang kedua komunikasi dua arah, dan terkahir adalah komunikasi banyak

arah atau kelompok. Komunikasi satu arah dilakukan agar dalam pemberian

penjelasan kepada siswa dalam proses pembelajaran dapat dipahami oleh

siswa dengan baik karena siswa hanya bisa mendengar dan memahami

pemberian atau penjelasan yang dilakukan oleh guru dan siswa, kemudian

komunikasi dua arah dilakukan agar terjadinya umpan balik antara guru dan

siswa sehingga menumbuhkan minat belajar siswa dan untuk mengetahui

sampai mana pemahaman siswa terkait mata ppelajaran yang diajarkan,

kemudia yang terakhir komunikasi kelompok atau komunikasi banyak arah

dilakukan agar siswa dapat bekomunikasi antara mereka sehingga terjadi

diskusi antara mereka dan juga saling bertukar pikiran dan pendapat sehingga

menumbuhkan belajar aktif dan simulasi strategi dalam mencapai tujuan

bersama. Maka dapat disimpulakan bentuk pola komunikasi antara guru dan

siswa pada proses pembelajaran SMAN 14 Makassar dapat dikatan sudah baik.

Page 101: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

85

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan oleh penelti maka

kesimpulan dalam penelitian ini adlaah sebagai berikut:

1. Pola komunikasi antara guru dan siswa pada proses pembelajaran SMA

14 Makassar dimana di awal pembelajaran memberikan penjelasan kepada

siswa terkait teori dengan komunikasi yang formal, komunikasi informal,

dan juga komunikasi secara khusus, kemudian memberikan pertanyaan

atau memberikan kesempatan siswa untuk bertanya agar terjadinya umpan

balik antara guru dan siswa, dan juga komunikasi di SMA 14 Makassar

bukan hanya terjadi di dalam ruangan belajar akan tetapi juga berlaku di

luar ruangan belajar agar menanamkan nilai karakter yang baik kepada

siswa.

2. Bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa SMA 14 Makassar

menggunakan tiga bentuk yaitu komunikasi satu arah yang dilakukan agar

dalam pemberian penjelasan oleh guru kepada siswa dapat didengarkan

dengan baik dan dipahami, ke dua komunikasi dua arah dimana

komunikasi ini dilakukan agar adanya umpan balik dari siswa agar dapat

meliha sejauh mana pemahaman siswa terkait mata pelajaran yang

diajarkan, dan yang terakhir komunikasi banyal arah yang berguna untuk

menumbuhkan belajar aktif dari siswa.

Page 102: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

86

B. Saran

1. Diharapkan kepada guru SMA 14 Makassar agar membuat strategi dalam

komunikasi secara tidak langsung untuk mengatasi metode pembelajaran

daring di masa pandemi Covid 19

2. Diharapkan siswa SMA 14 Makassar agar lebih menumbuhkan rasa

kepercayaan diri dalam berkomunikasi karena masih terdapat beberapa

siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri dalam komunikasi sehingga

menghambat prestasi belajar mereka.

3. Diharapkan penelitian ini dpaat dijjadikan sebagai sumber referensi

penelitian selajutnya yang sehubungan dengan komunikasi antara guru dan

siswa.

Page 103: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

87

Daftar Pustaka

Angayank, 2010. Guru sebagai Agen Pembelajaran. http://www.slideshare.net.

Anton Susanto. 2017.skripsi. Penelitian ini berjudul “pola komunikasi guru dalam

pembinaan akhlak siswa SMK AL-Fajar Kasui Way Kanan ”.

Artur Asa Berger.2002. Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer,

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Burhan.2006.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Rineka Cipta

Cherry, 1983. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Yogyakarta: PT. Remaja

Rosdakarya

Cresswell.1998. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.

Danim, Sudarwan dan Khairil, 2011. Profesi Kependidikan . Bandung: Alfabeta

Dedi Mulyana.2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Delphie.2006. Dasar-Dasar Public Relation. Jakarta: Renika Cipta,

Djamarah. 2010. Pulic Relation. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Devito.2011. Pola Komunikasi, Yogyakarta.

Effendy.2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: PT. Remaja

Rosdakarya.

Fatah, 2011. Guru Inspirator bagi Siswanya. http://fatah85.blogdetik.com. Di

akses pada tanggal 10 agustus 2020

Hewitt. 1981. Pengantar Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hafied Cangara.2008. Public Relation. Jakarta : Salemba Empat.

Hovland. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Eresco.

Husaini Usman.2009. Public Relation. Bandung : PT. Rosdakarya.

https://www.google.co.id/amp/s/vhajrie27 .wordpress.com/2010/03/28/teori-

komunikasi-belajar-dan-pembelajaran/amp/

Kaharuddin. 2021. Kualitatif: Ciri dan Karakter Senagai Meyodelogi. Vol.IX.

Issu 1. Januari-April 2021.

Mulyana.2007. Hubungan Masyarakat. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Michael Burgon.2005. Public Relation. Jakarta: Salemba Empat.

Page 104: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

88

Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Maleong.2002. Metode Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Nana Sudjana.1989. Metode Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Reymond.2005. Public Relation. Bandung: PT. Rosdakarya

Sanjaya, Wina, 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja

Grafindo Persada.

Sudrajat, Akhmad, 2012. Kompetensi Pedagogik Guru. http://.wordpress.com. di

akses pada tanggal 30 April 2012.

Sugiono.2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Eresco.

Suyanto.2005.Konsep dasar Anak usia dini:Jakarta:Departemen Pendidikan

nasional.

Sekartaji Reni A.2017.skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Antara Guru

Dengan Siswa Dan Antar Siswa Pada Kelompok Ekstrakurikuler Tari Di

SMPN 1 Delanggu.

Stephen P. Robins.2005. Ilmu Sosial dan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Syamsul Bahri Alhafid.2018.skripsi dalam penelitianya “Pola Komunikasi

Antarpribadi Guru dan Siswa Berkebutuhan Khusus Dalam Menumbuhkan

Kemandirian (Studi di SLB Tunas Harapan Balaikembang Luwu Timur).

Tuffour, Isaac. 2017. A Critical Overview of Interpretative Phenomenological

Analysis: A Contemporary Qualitative Research Approach. Journal of

Healthcare Communications. Vol. 2 No. 4, Juli 2017. DOI: 10.4172/2472-

1654.100093

Page 105: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

87

LAMPIRAN

A. Teks Wawancara

1. Pola Komunikasi Guru Dan Siswa

a. Bagaimana pola komunikasi yang ibu/ bapak guru lakukan kepada

siswa pada saat proses pembelajaran

b. Bagaimana komunikasi yang ibu/bapak lakukan pada saat proses

pembelaran

c. Apakah ada komunikasi khusus yang dilakukan guru kepada siswa

pada saat proses pembelajaran si ruangan kelas

d. Apakah komunikasi pembelajaran hanya berlaku di dalam ruangan

belajar.

2. Bentuk Pola Komunikasi Antara Guru Dan Siswa

a. Apakah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa pada

saat proses pembelajaran

b. Bagaimana penerapan bentuk pola komunikasi antara guru dan siswa

c. Apakah dalan bentuk komunikasi ada komunikasi khusus yang

dilakukan antara guru dan siswa

d. Apakah komunikasi guru dan siswa terbuka pada personal mata

pelajaran.

Page 106: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

88

B. Foto Lampiran Wawancara

Page 107: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

89

Page 108: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

90

Page 109: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

91

Page 110: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 111: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 112: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 113: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …
Page 114: POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DI SMAN 14 …

RIWAYAT HIDUP

Nur Annisa Sobrina, Lahir di Ujung Pandang , 30

Agustus 1998. Anak pertama dari empat bersaudari

pasangan dari Drs. La Ode Husni dan Hasliah S.Kep.

Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di TK

Islam Al Afiah pada tahun 2003 dan tamat 2004.

Penulis melanjutkan Pendidikan di SDI Mamajang II

dan Tamat pada tahun 2010. Setelah Tamat SD,

Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Makassar dan lulus pada tahun 2013.

Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 14

Makassar dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis mendaftar

sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan pada program studi Pendidikan Sosiologi dan Penulis

menyelesaikan kuliah strata satu (SI) pada tahun 2021.