pengaruh penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada...

Upload: yuni-erikawati

Post on 09-Oct-2015

146 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KEBERSIHAN GENITALIA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 1 DAU MALANG

Arliek Rio J, Laily Yuliatun, Eky Madyaning N ABSTRAK Keputihan terbagi menjadi dua macam yaitu fisiologis dan patologis. Keputihan patologis merupakan kondisi keluarnya cairan secara berlebihan melalui vagina yang berwarna, berbau disertai gatal. Hal ini merupakan salah satu gejala terjadinya kelainan pada organ reproduksi sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan yang efektif. Upaya pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan genitalia yang benar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang. Desain penelitian yang digunakan yaitu preexperimental design dengan pendekatan one group pretest-postest. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Dari 72 populasi siswi kelas IX, terdapat 68 orang yang memenuhi kriteria. Variabel upaya pencegahan keputihan diukur dengan kuesioner sebanyak dua kali. Berdasarkan uji paired t test menggunakan SPSS 16 for Windows, didapatkan angka yang signifikan (p=0,000). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar siswa kelas IX SMPN 1 Dau Malang selalu menerapkan perilaku menjaga kebersihan genitalia dengan benar dan teratur untuk mencegah terjadinya keputihan yang patologis. Kata kunci : Keputihan, Upaya Pencegahan Keputihan, Penyuluhan Kesehatan, Kebersihan Genitalia

ABSTRACT Leucorrhoea is a condition of excessive discharge vaginal of colored, smelling which accompanied by itching. It is one of the symptoms of the reproductive organ disorders, so we need the effective efforts to prevent it. The efforts in preventing leucorrhoea can be done by keeping the appropriate genital hygiene.The purpose of this study was to determine the influence of health education about genital hygiene for preventing leucorrhoea in adolescent girls at Dau 1st Junior High School in Malang. The used design of this study is preexperimental design with one group pretest-posttest approach. The research uses total sampling technique. There are 68 people who including the research. Variable of leucorrhoea prevention is measured by a questionnaire. Based on paired t test using SPSS 16 for Windows, it was acquired a significant result (p = 0.000) so it can be concluded that there is a positive influence of health education about the genital hygiene for the prevention of leucorrhoea in adolescent girls at Dau 1st Junior High School Malang. Based on these research, it is suggested that students of class IX at Dau 1st Junior High School in Malang always apply genital hygiene behavior properly and regularly to prevent leucorrhoea.

Keywords: Leucorrhoea, Leucorrhoea Prevention, Health Education, Genital Hygiene

PENDAHULUAN Dunia medis mengenal keputihan sebagai leuchorrea atau flour albus.

sering terjadi pada remaja putri, mereka cenderung membiarkan saja setiap kali mengalami keputihan tanpa mengetahui penyebabnya. Hal ini mendukung

Keputihan dapat berupa fisiologis ataupun patologis (Wiknjosastro, 2005). Dalam

pernyataan dari Prasetyowati dkk (2009) yang menyatakan bahwa remaja

keadaan normal, lendir yang keluar dari vagina adalah cairan bening, tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak, tanpa rasa gatal, panas dan nyeri. Sedangkan dalam keadaan patologis, terdapat cairan

merupakan salah satu bagian dari populasi berisiko terkena keputihan yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja diharapkan dapat

berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai gatal dan rasa panas atau nyeri. Gejala keputihan seperti inilah yang

menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat oleh karena itu ia harus mengenali organ reproduksinya. tidak dijaga Apabila alat

dirasakan oleh mayoritas wanita dengan segala rentang usia (Vorvick, L et all , 2011). Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pernah mengalami keputihan patologis paling tidak sekali dalam hidupnya (Depkes RI, 2001 dalam Prasetyowati dkk, 2009). Jika dibandingkan dengan di negara Asia Tenggara, wanita Indonesia lebih rentan mengalami Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) seperti flour albus (keputihan) dipicu cuaca di Indonesia yang lembab (Puspitaningrum, 2010). Keputihan dianggap kondisi yang wajar dan normal terjadi pada wanita. Adanya anggapan ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan (Efmed, 2009 dalam Wijanti dkk, 2011). Keputihan fisiologis jika dibiarkan akan beresiko menjadi keputihan patologis. Sehingga

reproduksi

kebersihannya

maka akan menyebabkan infeksi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan keputihan (Widyastuti, 2009). Perempuan yang memiliki riwayat infeksi yang ditandai dengan keputihan berkepanjangan

mempunyai dampak buruk untuk masa depan kesehatan reproduksinya. Sehingga dianjurkan untuk melakukan tindakan

pencegahan dengan menjaga kebersihan genitalia (Manuaba, 2006) Usaha pencegahan juga memerlukan dasar pengetahuan yang baik (Ratna, 2009 dalam Ayuningtyas 2011). Sebab perilaku yang didasari pengetahuan lebih tahan lama dibandingkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Maulana, 2009). Oleh karena itu perlu adanya pemberian informasi yang lengkap pada remaja putri untuk meningkatkan mereka pengetahuan akan dan

kesadaran

pentingnya

menjaga kebersihan diri terutama area genitalia termasuk resiko bila tidak dijaga (Handayani, 2011). Salah satu cara untuk memberikan pengetahuan untuk remaja

diperlukan perubahan perilaku sehari-hari untuk menjaga organ intim tetap kering dan tidak lembab (Wijayanti, 2009). Kondisi ini

adalah

dengan

pemberian

penyuluhan

menggunakan sampel sebanyak 68 orang remaja putri kelas IX SMPN 1 Dau Malang yang telah memenuhi kriteria tertentu. Kriteria inklusinya adalah mendapat izin dari orang tua, sehat jasmani dan rohani serta mengikuti penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Dau Malang pada bulan Januari Februari 2013. Variabel keputihan diukur upaya dengan pencegahan kuesioner

kesehatan (BKKBN, 2003). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN 1 Dau Malang terhadap 7 orang remaja putri didapatkan data semua remaja putri tersebut melakukan upaya pencegahan keputihan yang kurang tepat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri di SMPN 1 Dau Malang . Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan

sejumlah 13 pertanyaan yang telah diuji validitas menggunakan teknik korelasi

product moment Pearson dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Untuk mengetahui

kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada siswi SMPN 1 Dau Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pengembangan ilmu

pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap

upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang

keperawatan bidang maternitas. Manfaat praktis bagi institusi keperawatan adalah sebagai informasi bagi perawat dalam meningkatkan penyuluhan kesehatan dan konseling pada remaja putri pentingnya menjaga mencegah kebersihan keputihan genitalia sedangkan untuk bagi

menggunakan uji paired t-test, dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) dengan bantuan SPSS 16 for windows. Sehingga jika diperoleh value < (0.05) artinya ada pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau. HASIL PENELITIAN

siswa penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang cara menjaga

kebersihan genitalia yang baik sebagai dasar tindakan untuk mencegah keputihan METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan preexperimental design dengan

Berikut akan disajikan hasil penelitian pengaruh penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya

pendekatan one group pretest - posttest. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Dalam penelitian ini

pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang.

a. Deskripsi Usia Responden 2% 60%

Gambar

3.

38%

14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun

Distribusi Upaya Pencegahan Keputihan Sebelum Dilakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia Berdasarkan Usia Responden

Gambar 3 di atas menunjukkan pada usia 14 tahun terdapat 2 orang responden (3%) yang melakukan upaya pencegahan

Gambar 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

keputihan baik, 10 orang responden (15%) melakukan upaya pencegahan keputihan cukup dan 13 orang responden (19%) lainnya melakukan upaya pencegahan

Gambar 1 di atas menunjukkan sebagian

besar responden berusia 15 tahun yaitu sebanyak 41 responden (60%), dan paling sedikit berusia 16 tahun yaitu hanya 1 orang (2%). b. Deskripsi Usia Menarche Responden 7% 2% 32% 50% 9%9 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun

keputihan yang kurang. Kemudian pada usia 15 tahun terdapat 9 orang responden (13%) yang melakukan upaya pencegahan keputihan baik, 22 orang responden (32%) melakukan upaya pencegahan keputihan cukup dan 11 orang responden (16%) melakukan upaya pencegahan keputihan kurang. Sedangkan sisanya 1 orang yang berusia 16 tahun melakukan upaya

pencegahan keputihan cukup.

Gambar 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menarche

Gambar 2 di atas menunjukkan sebagian besar reponden mengalami menarche di usia 12

d. Deskripsi Upaya Pencegahan Keputihan Berdasarkan Usia Menarche Responden25% 20%16% 22% 21%

tahun yaitu sebanyak 34 responden (50%) dan yang paling banyak sedikit berusia 9 tahun sebanyak 1 orang (2%).

baik cukup kuran g 6% 3%

15% 10% 5% 0% 9 11 12 13 144% 3% 2% 9% 7% 5%

c. Deskripsi Upaya Pencegahan Keputihan Berdasarkan Usia Responden40% 30% 20% 10% 0% 14 15 1619% 13% 15% 3% 16% 32%

2%

baik cukup kurang

2%

Gambar 4. Distribusi Upaya Pencegahan Keputihan Sebelum Dilakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia Berdasarkan Usia Menarche Responden

Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa Pada usia menarche 11 tahun terdapat 1 responden (2%) yang melakukan upaya pencegahan responden keputihan (4%) baik, 3 orang upaya

e. Deskripsi Karakteristik Keputihan Responden Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Kesehatan60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%Tidak Fisiologis Patologis

47%

melakukan

pencegahan keputihan cukup dan 2 orang responden (3%) melakukan upaya

32% 52% 16% 29% 10% 9% 4%

pencegahan keputihan kurang. Pada usia menarche 12 tahun terdapat 5 orang responden (7%) melakukan upaya

pencegahan keputihan baik, 15 orang (22%) melakukan cukup, upaya 14 pencegahan orang (21%)

Sebelum Penyuluhan Setelah Penyuluhan

keputihan

Patologis Disertai Stres, Kelelahan dan Daya Tahan Menurun

melakukan upaya pencegahan keputihan kurang, Pada usia menarche 13 tahun terdapat 4 responden (5%) melakukan upaya pencegahan keputihan baik, 11 responden pencegahan responden (16%) melakukan cukup, upaya dan 6

Gambar 5 Distribusi Karakteristik Keputihan yang Dialami Responden Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia

Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia sebagian

keputihan (9%)

melakukan

upaya

pencegahan keputihan kurang. Kemudian pada usia menarche 14 tahun, terdapat 4 responden pencegahan responden (6%) melakukan cukup upaya dan 2

besar responden mengalami keputihan patologis sebanyak 35 responden (52%), kemudian yang paling sedikit dengan

keputiahn (3%)

jumlah hampir sama yaitu patologis disertai stress, kelelahan, daya tahan menurun dan tidak keputihan berturut-turut masing-

melakukan

upaya

pencegahan keputihan kurang. Sisanya sebanyak 1 orang responden (2%) yang mengalami menarche pada usai 9 tahun melakukan upaya pencegahan keputihan baik.

masing sebesar 9% dan 10%. Setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan tentang kebersihan genitalia diperoleh data bahwa sebagian besar responden mengalami keputihan fisiologis sebanyak 32 responden (47%), sedangkan yang paling sedikit yaitu keputihan

patologis yang disertai stress, kelelahan dan daya tahan menurun sebanyak 3 orang (4%).

f. Data Upaya Pencegahan Keputihan Responden Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia

lainnya

melakukan

upaya

pencegahan

keputihan cukup dan sisanya sebanyak 10 responden (15%) dari total responden masih melakukan upaya pencegahan

keputihan dengan kurang baik. ANALISA DATA44% 41% 49% 16% 35% 15%

50% 40% 30% 20% 10% 0% Baik Cukup Kurang

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji T-Test Paired dengan program SPSS 16.0 for windows.Table 1 Tabel Uji t

Sebelum Penyuluhan Setelah PenyuluhanGambar 6. Distribusi Upaya Pencegahan Keputihan yang Dilakukan Remaja Putri di SMPN 1 Dau Malang Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Kesehatan Kesehatan tentang Kebersihan Genitalia

Pretest Posttest

Jumlah Mean Responden 68 58,2647 68 66,8235

(p) 0,000

Dari tabel 1 didapatkan bahwa responden yang telah mendapatkan penyuluhan

kesehatan tentang kebersihan genitalia memiliki nilai rata-rata upaya pencegahan keputihan lebih tinggi dengan selisih nilai rata-rata sebesar 8,55882. Diperoleh besar signifikansi dapat p(0,000)