pengaruh penggunaan teknologi komunikasi sebagai sarana komunikasi di kalangan mahasiswa terhadap...

Download Pengaruh Penggunaan Teknologi Komunikasi Sebagai Sarana Komunikasi Di Kalangan Mahasiswa Terhadap Tingkat Keintiman Komunikasi Interpersonal

If you can't read please download the document

Upload: narendra-sulistiyo

Post on 02-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL(Studi Kasus Penggunaan Chat Messenger Pada Kalangan Mahasiswa Dalam Intensitas Hubungan Antar Individu Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2012)

TRANSCRIPT

17PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL(Studi Kasus Penggunaan Chat Messenger Pada Kalangan Mahasiswa Dalam Intensitas Hubungan Antar Individu Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2012)Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Uji Kompetensi Mata Kuliah Kapita Selekta Komunikasidisusun oleh:Ignatius Kusworo Narendra SulistiyoD0212051PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL(Studi Kasus Penggunaan Chat Messenger Pada Kalangan Mahasiswa Dalam Intensitas Hubungan Antar Individu Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2012)Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk sosial, yang mana memerlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dimanapun kita berada, di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, secara sadar atau tidak, hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia sejak zaman manusia purbakala erat kaitannya dengan berkomunikasi baik secara verbal atau non-verbal. Apa yang kita sebut sebagai komunikasi adalah suatu proses memahami dan berbagi makna. Komunikasi juga dapat dikatakan berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio, yang artinya pemberitahuan,pemberian bagian(dalam sesuatu) atau pertukaran; dimana pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari si pendengarnya. Diungkapkan oleh Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson dalam Mulyana (2007:5), komunikasi memiliki dua fungsi umum untuk kelangsungan hidup sendiri, yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri sendiri kepada orang lain, dan untuk mencapai ambisi pribadi kemudian komunikasi untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.Proses komunikasi menurut Laswell dalam Effendy (1994:11-19) dapat dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:Komunikasi PrimerKomunikasi primer adalah penyampaian pikiran dan perasaan individu kepada individu lainnya menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi dapat berupa pesan verbal (Bahasa) dan pesan non-verbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat menjadi penerjemah pikiran dan/atau perasaan komunikator kepada komunikan.Komunikasi bisa terjadi jika terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Komunikasi SekunderKomunikasi Sekunder adalah komunikasi yang proses penyampaian pesannya dari komunikator ke komunikan dilakukan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang-lambang sebagai media pertama.Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau banyak jumlahnya. Media kedua yang digunakan misalnya seperti surat, telepon, faks, atau menggunakan media massa seperti televisi, radio, media cetak, film, dan lain sebagainya. Pada hakikatnya, komunikasi antar pribadi tidak selalu harus bertatap muka dengan orang lain dan dapat melalui media komunikasi seperti telepon, handphone, maupun internet dan semakin dengan berkembangnya waktu, dunia beralih menjadi serba digital, masyarakat beralih ke komunikasi melalui media digital yang lebih cepat dan real time. Di era serba digital ini segala macam informasi dapat diakses secara mudah hanya dengan satu sentuhan jari, apa yang ingin kita ketahui semua ada tersedia setiap saat dimana kita membutuhkannya. Informasi bisnis, ekonomi, politik, gaya hidup, tren masa kini, hingga apa yang sedang dibicarakan masyarakat di belahan dunia lain dapat kita dapatkan melalui internet. Internet awal mulanya diciptakan sekitar tahun 1970-an namun baru dapat dinikmati oleh masyarakat luas pada era 1990-an. Pada awal abad 21, diperkirakan 360 juta orang atau tidak kurang dari 6% dari populasi dunia memiliki akses ke internet (Encyclopdia Britannica Online : 2015). Internet sedikit banyak mempengaruhi cara individu bekomunikasi dengan individu lainnya dan juga bagaimana cara informasi dan data dapat dipertukarkan dengan mudah. Internet di kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berkomunikasi, memperoleh dan bertukar informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di dunia. Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui telepon pintar (smartphone) ataupun tablet dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telpon seluler dan juga dengan meningkatnya kebutuhan akan internet maka pada saat ini akan sangat mudah ditemukan titik-titik Wi-Fi Hotspot di penjuru kota besar. Sekitar 40% dari populasi dunia memiliki koneksi internet hari ini. Pada tahun 1995, pengguna internet masih kurang dari 1%. Jumlah pengguna internet telah meningkat sepuluh kali lipat dalam rentang tahun 1999 2013.Pengguna internet tercatat dalam satuan miliar pengguna pertama tercapai pada tahun 2005, kemudian pada tahun 2010 pengguna internet menembus angka dua miliar pengguna dan pada saat ini, tahun 2014, pengguna internet di dunia telah menembus angka tiga miliar pengguna (Internet Live Stats, 2014). Grafik dan tabel di bawah ini menunjukkan jumlah pengguna internet global setiap tahun sejak tahun 1993:Gambar 1. Grafik perkembangan pengguna internet mulai tahun 1993 2014 per tanggal 1 JuliTerjadi lonjakan yang cukup besar hanya dalam rentang waktu 20 tahun. Dan menurut data Internet Live Stats, Indonesia sendiri menempati peringkat 13 dunia dalam jumlah pengguna internet, yang menempatkan Indonesia diatas Mesir dan Vietnam. Peringkat teratas diduduki oleh Cina dengan total jumlah pengguna sebesar 641 juta pengguna dari total penduduk sekitar 1.4 juta jiwa dan dalam tiap tahunnya mencatatkan 24 juta pengguna internet baru. Dibandingkan dengan Cina, Indonesia memiliki pertumbuhan pengguna internet yang lebih tinggi yakni 9% per tahunnya, atau sekitar 3,4 juta penduduk tercatat sebagai pengguna baru internet dari total penduduk yakni sekitar 252 juta jiwa. Dengan ini berarti menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki pertumbuhan internet user tertinggi di Asia Tenggara.Gambar 2. Tingkat pengguna internet berdasarkan negara.Dengan tingkat pengguna internet yang cukup besar dan didukung dengan teknologi telepon seluler yang telah berevolusi menjadi telepon pintar atau smartphone, tidak mengherankan jika Indonesia mendominasi jumlah pengguna beberapa aplikasi chat seperti Line, WhatsApp dan BlackBerry Messenger. Ada tidak kurang dari 30 juta pengguna LINE (nomor tiga tertinggi di dunia setelah Thailand, 33 juta dan Jepang, 56 juta) (Full Tekno, 2014), kemudian masyarakat Indonesia menyumbang sebanyak 33% pengguna BBM di dunia yang berarti 79% masyarakat Indonesia memiliki aplikasi BlackBerry Messenger pada smartphone-nya (Kompas Tekno, 2014) dan masyarakat Indonesia juga membuat WhatsApp masuk di daftar 10 besar aplikasi chat yang paling sering di download pada smartphone di Indonesia. (Kompas Tekno, 2013)Tren penggunaan mobile messenger apps ini didominasi oleh kalangan muda terutama dibawah 25 tahun, fenomena ini menempatkan mahasiswa juga sebagai kalangan pengguna aktif mobile messenger. Mobile messenger menggusur pesan layanan teks lain seperti sms yang saat ini kalah dari segi fitur dibandingkan dengan mobile messenger apps yang memiliki banyak fitur untuk memudahkan komunikasi, karena mobile messenger apps tidak hanya sekedar mengirimkan pesan berupa teks namun juga bisa mengirimkan pesan berupa suara dan gambar bahkan dapat memudahkan pengiriman data secara real time.Namun pembicaraan yang dilakukan melalui chat tetap tidak bisa menggantikan seutuhnya pembicaraan yang dilakukan secara face-to-face, bahkan dengan adanya fitur sticker, emoticon, maupun emoji yang bertujuan untuk lebih membuat percakapan dalam chat terasa lebih hidup.Percakapan secara face-to-face akan memiliki kualitas yang berbeda dengan pembicaraan yang dilakukan melalui chat karena akan meminimalisir terjadinya miss communication. Percakapan melalui chat diperkirakan lebih dapat menyebabkan miss communication dibandingkan percakapan secara face-to-face hal itu dapat disebabkan adanya perbedaan persepsi dan perbedaan intensitas pembicaraan yang terjadi. Namun, karena pola masyarakat jaman sekarang yang menuntut kepraktisan dan kemudahan dalam berkomunikasi, komunikasi melalui media chat kini seakan menjadi pilihan pertama untuk berkomunikasi. Namun, apakah komunikasi menggunakan media akan menciptakan keintiman dan komunikasi yang mendalam seperti yang diungkapkan oleh Olson (1992) dimana tahap intens komunikasi dicapai saat komunikasi telah mencapai pada tahap komunikasi puncak dimana tanda-tandanya adalah adanya kejujuran, keterbukaan, pengertian dan saling percaya yang mutlak antara kedua belah pihak yang berkomunikasi, serta tidak muncul lagi penghalang seperti rasa takut atau kekhawatiran yang muncul saat komunikasi dilakukan.Maka dari itu, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana pengaruh antara penggunaan chat messenger terhadap tingkat keintiman serta pemahaman pesan yang disampaikan dalam komunikasi interperonal pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012.Tujuan PenelitianUntuk mengetahui apanya pengaruh antara penggunaan chat messenger terhadap tingkat keintiman komunikasi interperonal pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012.Untuk mengetahui apanya pengaruh antara penggunaan chat messenger terhadap tingkat efektifiatas penyampaian pesan yang dikirimkan ditandai dengan tingkat terjadinya miss communication dalam komunikasi interperonal pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012.Untuk mengetahui apanya pengaruh antara penggunaan chat messenger terhadap tingkat pemahaman pesan yang dikirimkan ditandai dengan tingkat terjadinya miss communication dalam komunikasi interperonal pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012.Kerangka TeoriChat Messenger : Cara Baru BerkomunikasiKomunikasi adalah kebutuhan semua umat manusia. Dimulai saat manusia mengenal tulisan, mulailah era berkirim pesan jarak jauh melalui surat. Kemudian di era yang semakin maju, manusia berkirim pesan melalui telegram dan lalu kemudian pada saat telepon ditemukan, manusia dapat berkomunikasi dan mengirim pesan berbentuk suara kemanapun mereka mau melalui jaringan telepon. Hal itu masih dirasa tidak cukup manusia saat ini menginginkan cara komunikasi yang cepat dan real time dimanapun mereka berada. Tidak cukup dengan suara dan teks, manusia menginginkan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang dapat mengirimkan suara, teks, audio-visual, dan segalanya seperti yang terjadi saat manusia berkomunikasi dan saling bertatap muka. Manusia terus mengembangkan berbagai cara bagaimana mereka bisa saling bertukar pesan dengan cepat dan juga mendapat balasan dengan cepat.Dimulainya era internet dan komunikasi digital membuka segala kemungkinan untuk munculnya cara berkomunikasi baru bagi manusia. Lalu muncullah electronic mail (e-mail), sejenak kebutuhan manusia untuk berkirim segala informasi secara cepat terpenuhi akan adanya e-mail, namun seiring dengan bertambahnya kebutuhan, e-mail dirasakan kurang cepat dalam mengirimkan pesan dan tidak dapat diketahui apakah orang yang dikirimi pesan melalui e-mail juga sedang online dan membalas pesan secara cepat. Hal inilah yang mendorong pengembang untuk menciptakan sebuah cara berkirim pesan yang lebih cepat, dapat mengirimkan pesan ke banyak orang sekaligus dan juga dapat mengetahui apakah sang penerima pesan sedang online atau tidak. Inilah yang menjadi awal mula perkembangan chat messaging.Seperti yang dilansir oleh Trenologi, pesan yang dikirmkan melalui chat messenger telah mencapai angka 19 miliar pesan dengan total 586,3 juta pengguna dari enam aplikasi chat teratas dengan rata-rata pengguna mengirimkan 32,6 pesan per hari. Namun, segala kecanggihan dan teknologi ini tidak dapat mengubah manusia, secara sadar mereka tahu bahwa mereka tidak dapat menghadirkan emosi dan perasaan yang timbul dan dibutuhkan dalam encoding sebuah pesan. Hal inilah yang hilang dari komunikasi personal tidak langsung.KomunikasiPengertian KomunikasiKomunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi, karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia secara perorangan, kelompok ataupun organisasi, tidak mungkin dapat terjadi. Karena dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang mana memerlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dimanapun kita berada, di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, secara sadar atau tidak, hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia sejak zaman manusia purbakala erat kaitannya dengan berkomunikasi baik secara verbal atau non-verbal. Komunikasi berasal dari kata bahasa latin communicare yang artinya membuat kebiasaan atau untuk berbagi. Akar dari definisinya, konsisten dengan definisi kita terhadap komunikasi. Dalam hal ini komunikasi didefinisikan sebagai proses untuk memahami dan berbagi makna. Komunikasi diibaratkan sebuah proses karena komunikasi adalah sebuah kegiatan, sebuah tukar menukar, atau sebuah kebiasaan. Tidak hanya sekedar pertukaran barang. Komunikasi bulanlah suatu objek yang dapat dipegang dengan tangan, komunikasi adalah sebuah kegiatan yang melibatkan Seseorang di dalamnya. Apa yang kita sebut sebagai komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses memahami dan berbagi makna. Komunikasi juga dapat dikatakan berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio, yang artinya pemberitahuan,pemberian bagian(dalam sesuatu) atau pertukaran; dimana pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari si pendengarnya.David Berlo (1960) seorang ahli komunikasi, kemungkinan membuat definisi yang paling jelas mengenai komunikasi sebagai proses: Jika kita menerima konsep dari sebuah proses, kita melihat kegiatankegiatan dan hubunganhubungan sebagai sesuatu yang dinamis, tanpa henti, tidak pernah berubah, berkelanjutan. Ketika kita memberikan label pada sesuatu sebagai sebuah proses, kita juga beranggapan bahwa itu tidak mempunyai awalan dan akhiran, sebuah urutan yang sudah ditentukan. Proses itu tidak stabil pada awalnya. Proses itu terus bergerak. Bagianbagian dari sebuah proses interaksi adalah efek yang ditimbulakan sata sama lain.Diungkapkan oleh Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson dalam Mulyana (2007:5), komunikasi memiliki dua fungsi umum untuk kelangsungan hidup sendiri, yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri sendiri kepada orang lain, dan untuk mencapai ambisi pribadi kemudian komunikasi untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.Komponen KomunikasiKomponen dari komunikasi adalah orang, pesan, kode, saluran, umpan balik, pengkodean, pemecahan kode, dan penyiaran.OrangOrang dikategorikan dalam komunikasi manusia dalam dua aturan. Meraka menjalankan masing-masing narasumber dan penerima pesan. Seorang narasumber menginisiasikan sebuah pesan, dan seorang penerima adalah target pesan yang telah teridentifikasi. Individual tidak menunjukkan dua aturan secara jelas. Justru, mereka para sumber dan penerima dari pesan dengan simulasi dan berkelanjutan. Orang tidak merespon secara bersamaan untuk semua pesan, maupun mereka selalu menyediakan pesan yang sama dalam cara yang sama pula. Karakter individual dari orang termasuk ras, gender, umur, kebudayaan, nilai, dan tingkah laku mempengaruhi cara mereka mengirim pesan dan menerima pesan. PesanPesan adalah bentuk verbal dan nonverbal dari ide, pikiran, atau perasaan tentang harapan satu orang (sumber) untuk berkomunikasi dengan orang lain atau suatu grup (penerima). Pesan adalah konten dari interaksi. Pesan termasuk dalam simbol (kata dan prasa) yang digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan idenya, seperti ekpresi atau mimik, gerak tubuh, gestur, sentuhan, nada suara, dan kode nonverbal lainnya. Pesan bisa berubah menjadi relatif singkat dan mudah untuk dimengerti atau bahkan menjadi panjang dan kompleks. Beberapa ahli percaya jika batang komunikasi yang sebenarnya hanya dari pesan yang disengaja atau memiliki tujuan. Akan tetapi, sejak maksudnya terkadang sulit untuk dibuktikan dalam situasi berkomunikasi. Pengarang dalam teks ini percaya bahwa kalau komunikasi sebenarnya dapat terjadi melalui salah satu pesan dari kesengajaan atau ketidaksengajaan.SaluranSaluran adalah maksud dimana sebuah pesan berpindah dari narasumber kepeda penerima pesan. Sebuah pesan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dari satu orang ke orang lain oleh perjalanan melalui media atau saluran. Gelombang udara, gelombang suara, kawat tembaga, serat kaca dan kabel adalah semua saluran komunikasi. Gelombang suara dan kabel adalah dua dari jenis saluran melalui yang Seseorang terima pesan televisi. Pesan radio berpindah melalui gelombang suara, dan terkadang cahaya dan gelombang suara. Dalam komunikasi perseorangan, seseorang mengirim pesan kepada orang lain melalui sebuah saluran dari gelombang suara dan gelombang cahaya yang membolehkan penerima untuk melihat dan mendengarnya.Umpan BalikUmpan balik adalah respon verbal dan nonverbal penerima untuk pesan dari narasumber. Idealnya, seseorang akan merespon untuk pesan orang lain dengan menyediakan umpan balik, jadi narasumber tersebut mengetahui pesan yang diterima adalah disengaja. Umpan balik adalah bagian dari banyak situasi komunikasi. Meskipun tidak merespon, atau diam, hal itu adalah sebuah umpan balik, contoh lain adalah seperti tindakan gelisah dan tampang aneh dari siswa dalam sebuah ruang kuliah. KodeKomputer membawa pesan lewat sepasang kode pada kabel, kawat, atau serabut sama halnya ketika seseorang berbicara dengan orang lain menggunakan kode yang disebut dengan bahasa. Kode adalah susunan sistematis simbol yang digunakan untuk megartikan pikiran seseorang ke orang lain. Aturan-aturan bahasa dari ilmu kalimat (syntax) dan tata bahasa (grammar) menghasilkan susunan sistematis yang menjadi sebuah kode. Kata-kata, ungkapan, dan kalimat-kalimat menjadi simbol-simbol yang digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar, pikiran-pikiran, dan ide-ide di pikiran orang lain. Jika seseorang meneriakkan kata stop seperti ketika seseorang sedang mendekati jalan, maka kata stop akan menjadi sebuah simbol yang diterima sebagai sebuah peringatan dari suatu bahaya.Kode-kode verbal dan nonverbal adalah dua tipe kode yang digunakan dalam komunikasi. Kode-kode verbal terdiri dari simbol-simbol dan susuan tata bahasa. Semua bahasa merupakan kode-kode. Kode-kode nonverbal terdiri dari semua simbol-simbol yang tidak terdapat kata-kata, termasuk gerak-gerik tubuh, penggunaan ruang dan waktu, pakaian dan perlengkapan lainnya, dan suara-suara. Kode-kode nonverbal tidak boleh dibingungkan oleh kode-kode non-oral. Semua kode-kode non-oral, seperti gerak-gerik tubuh adaah kode-kode nonverbal. Bagaimanpun juga, kode-kode nonverbal juga termasuk kode-kode oral, seperti pitch (puncak atau titi nada), durasi, dasar pidato, dan kata-kata yang terdengar seperti eh dan ah.Encoding dan DecodingJika komunikasi melibatkan penggunaan kode-kode, proses komunikasi dapat dilihat pada encoding dan decoding. Encoding didefinisikan sebagai tindakan mengambil sebuah ide atau sebuah pikiran menjadi sebuah kode. Decoding adalah mengembangkan ide atau pikiran. Seseorang akan mengisyaratkan persepsi tertentu tentang hal-hal yang ia dapatkan ke dalam gambaran imajinasi berupa kata-kata. Mendengar hal ini, orang lain yang sedang berkomunikasi dengannya akan mencari teka-teki dari kata-kata yang dikatakan orang itu dan mengembangkan imajinasinya sendiri pada tahap ini, ketidakmengertian sering terjadi karena sempitnya bahasa dan pengimajinasian yang tidak sempurna. Meskipun demikian, encoding dan decoding merupakan hal-hal yang diperlukan dalam bertukar pikiran, ide, dan perasaan dengan orang lain.GangguanDalam proses komunikasi, gangguan adalah segala macam hal yang mengganggu di dalam proses encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan suatu pesan. Gangguan dapat berupa:Bunyi fisik, seperti suara-suara bisingMengganggu penglihatan, seperti sebagian makanan yang terselip di sela-sela gigi seseorangKebiasaan seseorang yang tidak lazim, seperti seseorang berdiri terlalu dekat dengan orang lain karena alasan kenyamananGangguan dapat berasal dari batin (mental), jiwa (psychological), dan tentang arti kata (semantic, seperti angan-angan tentang cinta, kecemasan tentang rancangan undang-undang, sakit gigi, atau ketidakyakinan tentang apa yang dikatakan orang lain. Bunyi dapat menjadi apapun yang mencampuri dengan penerimaan, penerjemahan, atau memberikan umpan balik tentang suatu pesan.Proses KomunikasiProses komunikasi menurut Laswell dalam Effendy (1994:11-19) dapat dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:Komunikasi PrimerKomunikasi primer adalah penyampaian pikiran dan perasaan individu kepada individu lainnya menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi dapat berupa pesan verbal (Bahasa) dan pesan non-verbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat menjadi penerjemah pikiran dan/atau perasaan komunikator kepada komunikan.Komunikasi bisa terjadi jika terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Komunikasi SekunderKomunikasi Sekunder adalah komunikasi yang proses penyampaian pesannya dari komunikator ke komunikan dilakukan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang-lambang sebagai media pertama.Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau banyak jumlahnya. Media kedua yang digunakan misalnya seperti surat, telepon, faks, atau menggunakan media massa seperti televisi, radio, media cetak, film, dan lain sebagainya. Komunikasi Interpersonal Ketika seseorang berpindah dari komunikasi intrapersonal ke komunikasi interpersonal, berarti ia berpindah dari komunikasi yang terjadi dalam pikirannya sendiri ke komunikasi yang melibatkan satu atau lebih orang lain. Komunikasi interpersonal adalah proses pribadi dalam mengkoordinasi makna / maksud diantara paling sedikit 2 orang dalam situasi yang memberikan peluang untuk berbicara dan mendengarkan. Seperti komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal terjadi karena berbagai macam alasan: untuk memecahkan masalah, untuk menyelesaikan konflik, untuk berbagi informasi, untuk meningkatkan tanggapan terhadap diri sendiri, atau untuk melengkapi kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk memiliki dan untuk dicintai. Melalui komunikasi interpersonal, orang - orang mampu membangun hubungan dengan orang lain, termasuk dalam persahabatan dan percintaan.Dyadic dan kelompok kecil adalah dua bagian dari komunikasi interpersonal. Dyadic adalah komunikasi antara dua orang seperti wawancara dengan pekerjaan atau guru, berbicara dengan orang tua, saudara, atau anak, dan interaksi diantara orang yang tak saling kenal, kenalan, dan teman. Kelompok kecil adalah interaksi dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Kelompok kecil terjadi di dalam keluarga, kelompok kerja, kelompok agama, kelompok belajar. Ahli komunikasi setuju bahwa dua orang adalah dyad dan lebih dari 2 orang adalah kelompok kecil.Sistem Komunikasi InterpersonalMenurut Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi (1996), beliau menjelaskan tentang sistem dalam komunikasi interpersonal seperti:Persepsi InterpersonalKonsep DiriAtraksi InterpersonalHubungan InterpersonalHubungan yang TerjadiKomunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:Percaya (Trust)Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.Orientasi maslah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai tujuan.Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.Empati: menganggap orang lain sebagai persona.Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.Tujuan Komunikasi InterpersonalMenurut Arni Muhammad (2004:165-168), komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan, antara lain: Menemukan Diri SendiriSalah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.Menemukan Dunia LuarHanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh ArtiSalah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.Mengubah Sikap Dan Tingkah LakuBanyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyakmenggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.Untuk Bermain Dan KesenanganBermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.Untuk MembantuAhli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.Efektivitas Komunikasi InterpersonalEfektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaituketerbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) (Devito, 1997:259-264).Keterbukaan (Openness)Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).Empati (empathy)Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya.Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.Sikap Mendukung (Supportiveness)Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.Sikap Positif (Positiveness)Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.Kesetaraan (Equality)Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.KERANGKA KONSEPKeintimanPengembangan klasifikasi komunikasi interpersonal oleh Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad (2004:159-160) memasukkan interaksi intim sebagai komunikasi yang terjadi diantara teman baik, anggota keluarga, dan orang-orang yang memiliki kedekatan emosi yang kuat dan bentuk komunikasi tatap muka merupakan bagian penting dalam pengembagnan hubungan informal baik antara personal maupun organisasi. IntensitasIntensitas secara umum dikatakan sebagai seberapa besar usaha yang dilakukan oleh individu dalam melakukan sebuah tindakan pada jangka waktu tertentu. Intensitas diciptakan oleh umpan balik (feedback) yang terjadi oleh kedua pihak yang saling berkomunikasi.EfektifitasEfektivitas merupakan taraf sampai sejauh mana peningkatan kesejahteraan manusia dengan adanya suatu program tertentu, karena kesejahteraan manusia merupakan tujuan dari proses pembangunan. Adapun untuk mengetahui tingkat kesejahteraan tersebut dapat pula di lakukan dengan mengukur beberapa indikator spesial misalnya: pendapatan, pendidikan, ataupun rasa aman dalam mengadakan pergaulan (Soekanto, 1989 : 48)KERANGKA OPERASIONALKerangka operasional adalah unsur-unsur penelitian yang akan memberitahukan bagaimana pengukuran sebuah variable (Singarimbun dalam Aminarti, 2011)Variabel Individu mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Data Demografis:IndikatorUsiaUsia antara 17 sampai 19 tahunUsia antara 19 sampai 21 tahunUsia antara 21 sampai 23 tahunPenghasilan perbulan responden Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 Rp 2.500.000 sampai Rp 3.000.000 Rp 2.500.000 sampai Rp 3.000.000Pengeluaran perbulan responden Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 Rp 2.500.000 sampai Rp 3.000.000 Rp 2.500.000 sampai Rp 3.000.000Variabel Intensitas penggunaan chat messenger dalam berkomunikasi diantara teman perkuliahan.FrekuensiIndikator:Seberapa sering chat messenger digunakan untuk berkomunikasi kepada sesama mahasiswa untuk berkomunikasi dan mencari informasi.Variabel Efektifitas penggunaan chat messenger dalam berkomunikasi diantara teman perkuliahan.Pemahaman pesanIndikator:Pesan yang diterima dapat dipahami seutuhnya oleh penerima.Tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman isi pesan.Seberapa sering terjadi miss communication.METODOLOGI PENELITIANMetode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan cara meneliti hubungan antar variable secara korelasi. Metode ini akan memberikan hasil secara general serta umum dan untuk analisis data dilakukan dengan cara pengamatan yang nantinya dikuantifikasikan atau diubah dalam bentuk angka-Jenis PenelitianJenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey dengan mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuestioner sebagai alat pengumpulan data utama. Kuestioner yang berisikan daftar pertanyaan lalu diberikan kepada respoden dan kemudian hasil yang terkumpul akan dilakukan penganalisaan.Lokasi penelitianPenelitian akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Lokasi dipilih karena obyek penelitian adalah para mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dimana ada 107 mahasiswa terdaftar dan 94 orang didapati sebagai pengguna aktif chat messenger untuk berkomunikasi antar satu dan yang lainnya.Populasi dan Teknik SamplingPopulasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2012, pemilihan populasi ini disebabkan oleh mahasiswa dianggap memiliki kebutuhan komunikasi yang cukup tinggi dalam kesehariannya, baik untuk berkomunikasi kepada teman maupun keluarga. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dimana yang diteliti tidak keseluruhan populasi namun hanya akan diambil 40 orang mahasiswa untuk merepresentasikan 94 orang mahasiswa pengguna aktif chat messenger untuk berkomunikasi dalam kesehariannya.SUMBER DATAData PrimerData yang didapat secara langsung dari kuestioner yang telah diisi oleh responden. Data primer dari responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2012.Data SekunderData yang didapat secara tidak langsung, dengan cara mengutip dari sumber sekunder seperti buku, arsip, jurnal dan dokumen-dokumen lain yang dianggap relevan tentang penelitian untuk melengkapi sumber penelitian. METODE PENGUMPULAN DATAKuestionerMenurut Koentjaraningrat dalam Bagong Suyanto dan Sutinah (2005;56), kuestioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden, yakni orang yang memberi jawaban. DokumenPengumpulan data melalui informasi dari literature dan laporan penelitiam terdahulu yang berasal dari lembaga resmi. DAFTAR PUSTAKA"Internet".Encyclopdia Britannica. Encyclopdia Britannica Online. Encyclopdia Britannica Inc., 2015. Web. 22 Mar. 2015(http://www.britannica.com/EBchecked/topic/291494/Internet).Devito, Joseph, A. Human Communication. New York: Harper Collinc Colege Publisher, 1997.Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.Farabi, Iqbal. Jumlah Pesan Melalui Aplikasi Instant Messenger Kini Sudah Lampaui SMS. Trenologi April 2013. Diakses dari http://www.trenologi.com/2013043014391/jumlah-pesan-melalui-aplikasi-instant-messenger-kini-sudah-lampaui-sms/ pada April 2015.Internet Live Stats, 2014. Internet Users. Diakses dari http://www.internetlivestats.com/internet-users pada 21 Maret 2015.Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.Nistanto, Reska K. Orang Indonesia "BBM-an" 23 Menit Per Hari. KOMPAS Tekno 24 November 2014. Diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2014/11/01/10010007/orang.indonesia.bbm-an.23.menit.per.hari pada 22 Maret 2015.Prasojo, Satrio Budi. Line Ungkap Jumlah Pengguna Aktif Bulanan di Seluruh Dunia. Full Tekno Oktober 2014. Diakses dari http://www.full-tekno.com/2014/10/line-ungkap-jumlah-pengguna-aktif.html pada 22 Maret 2015.Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana, 2005.Tubbs, Steward L dan Sylvia Moss. Human Communication : Prinsip-Prinsip Dasar (Buku 1). Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.Yusuf, Oik. Pendiri WhatsApp Komentari Orang Indonesia. KOMPAS Tekno 25 Juni 2013. Diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2013/06/25/08514583/pendiri.whatsapp.komentari.orang.indonesia pada 22 Maret 2015.