pengaruh penggunaan model pembelajaran...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAME TOURNAMNET (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 PADA
PELAJARAN PKN DI SDI AT-TAQWA PAMULANG
SKRIPSI
Oleh
FAQIH FADHLILLAH
NIM. 1113018300076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ii
ABSTRACT
FAQIH FADHLILLAH (NIM: 1113018300076). The Influence of Using
Cooperative Learning Model in the Type of Tournament Game Teams (TGT)
Through the Learning Outcomes of 5th Grade Students on Civic at SDI At-Taqwa
Pamulang. Research paper. Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI),
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK), Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2018.
This research aims to determine the effect of the use of cooperative learning
models of teams game tournament (TGT) on the learning outcomes of 5th grade
students in Civics. This research was carried out at SDI At-Taqwa Pamulang in
academic year of 2017/2018. The research method used is quasi - experimental
(Quasi Experiment) with Non quivalent control group design. Withdrawing the
number of samples in this study using the Slovin formula, the sample consist of 30
students in experimental class and 30 students in control class. Sampling was
done by cluster random sampling technique. This reseach data was obtained from
the result of the pretest and posttest in the form of multiple choice questions
totaling 20 questios. The data analysis process of the two groupa used the t - test
with the help of the SPSS 22.0 program. The result of the data analysis showed
that the average value of Pkn learning outcomes of the 5th Grade students who
were tought by using cooperative learning models of teams game tournaments
(TGT) was higher than the average value of Pkn learning outcomes of students
taught by using conventional learning models, namely 82 > 70. In addition, based
on the result of the calculation of the effect size by ysing Cohen's d calculation
formula, it is obrained the effect size value (d) of 0, 48. The effect size value
obatined interpreted that the use of cooperative learning models in the type of
team game tpurnament (TGT) has an influence in the sufficient category. Thus,
this shows that there is a good influence from the use of cooperative learning
models of teams game tournaments (TGT) on the learning outcomes of Civics in
the 5th Grade students of SDI At - Taqwa Pamulang.
Keywords : Kooperatif, Teams Games Tournamen, Hasil Belajar, PKn
i
ABSTRAK
FAQIH FADHLILLAH (NIM: 1113018300076). Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournamnet (TGT) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas 5 Pada Pelajaran Pkn Di SDI At-Taqwa Pamulang. Skripsi.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams game tournamnet (TGT) terhadap hasil belajar
siswa kelas 5 pada pelajaran PKn. Penelitian ini dilaksanakan di SDI At-Taqwa
Pamulang tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan rancangan penelitian Non quivalent
control group design. Penarikan jumlah sample dalam penelitin ini menggunakan
rumus Slovin, sampel terdiri kelas eksperimen yang berjumlah 30 siswa dan kelas
kontrol yang berjumlah 30 siswa. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan
teknik cluster random sampling. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest
dan postest yang berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Proses analisis data
kedua kelompok menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 22,0. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas V
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams
game tournamnet (TGT) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar
PKn siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu 82 > 70. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh
(effect size) dengan menggunakan rumus perhitungan Cohen’s d, diperoleh nila
effect size (d) sebesar 0,48. Nilai effect size yang diperoleh menginterpretasikan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams game tournamnet
(TGT) memiliki pengaruh dalam kategori cukup. Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang baik dari penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams game tournamnet (TGT) terhadap hasil belajar
PKn siswa kelas V SDI At-Taqwa Pamulang.
Kata Kunci: Kooperatif, Teams Games Tournamen, Hasil Belajar, PKn
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan laporan karya ilmiah
berupa proposal penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada pelajaran
PKn di SDI At-Taqwa Pamulang”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana strata 1 (S1).
Shalawat serta salam tak lupa teriring kepada Baginda Rasulullah SAW,yang
membawa peradaban manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju
masa yang terang dipenuhi oleh cahaya dan semoga salam tercurah pada keluarga dan
para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas
dari bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah
SWT membalas jasa dan kebaikan budi mereka yang telah membantu menyelesaikan
skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syaruf Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.A, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
memberikan masukan serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
iv
5. Anis Fuadah Z., M.Pd.I, selaku dosen pembimbing II yang dengan senantiasa
memberikan arahan, semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. H. Ahmad Sururi dan Hj. Siti Hawa selaku kedua orang tua penulis yang
sudah memberikan semangat, bantuan moril dan materil serta do’a
dipenghujung malamnya yang tiada henti sehingga terselesainya skripsi ini.
8. Hj. Ika Widyaningsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Islam at-Taqwa
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut.
9. Teruntuk ka Zain Fannanie, ka Mawaddah, Nazhif Majdi, Aufa Salsabila,
Muhammad Falah serta seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan
do’a dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teruntuk (Sisi Ade Riyanti), terima kasih atas segala motivasi, saran,
pengorbanan, dan kesabarannya menghadapi keluh kesahku dalam
menyelesaikan skripsi ini, sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik dan
mendapatkan gelar ini (S.Pd).
11. Sahabat-sahabatku, Budi Prastia, Askar Hamid, Arindia Nirmala, Ika Nur
Setia Wati, Basmah, Dwi Sartika Sari, dan Nurlaeli Zahfira yang selalu
memberikan semangat, masukan, bantuan yang tiada hentinya.
12. Teman-teman dirumah serta remaja PRISMA yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
13. Teruntuk teman seperjuangan PGMI 2013, terima kasih atas kebersamaan
yang telah terukir selama masih berada di bangku perkuliahan.
v
14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan.
Penelitian ini yang tiada dapat disebutkan satu-persatu. Akhirnya penulis
hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga segala perhatian,
motivasi dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan. Aamiin
Penulis menyadari sepenuhnya dalam skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi sempurnanya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang
membacanya.
Jakarta, 16 Agustus 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Abstrak ................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ vi
Daftar Tabel ....................................................................................................................... viii
Daftar Gambar ...................................................................................................................... ix
Daftar Lampiran .................................................................................................................... x
BAB 1 .................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................................... 7
A. Pembelajaran PKn ...................................................................................................... 7
B. Hasil Belajar ............................................................................................................. 13
C. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................................. 19
D. Hasil Penelitian Relevan .......................................................................................... 29
E. Kerangka Berfikir ..................................................................................................... 31
F. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 33
BAB III ................................................................................................................................ 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 34
vii
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................................. 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 36
D. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 36
E. Uji Coba Instrumen .................................................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 43
G. Hipotesis Statistik ..................................................................................................... 45
BAB IV ................................................................................................................................ 46
A. Deskripsi Data .......................................................................................................... 46
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................................ 57
C. Uji Pengaruh ............................................................................................................. 62
D. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ............................................................... 63
BAB V .................................................................................................................................. 66
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 68
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Hasil Pre-Test
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 : Desain Penelitian
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.4 : Lembar Observasi Aktivasi Guru
Tabel 3.5 : Interpretasi Validitas
Tabel 3.6 : Interpretasi Realibilitas
Tabel 3.7 : Hasil Uji Realibilitas Instrument
Tabel 4.1 : Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tabel 4.2 : Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuansi Hasil Pretest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Tabel 4.4 : Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuansi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Tabel 4.6 : Rekapitulasi Data Hasil Pretest Dan Hasil Posttest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tabel 4.8 : Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tabel 4.9 : Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tabel 4.10 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Tabel 4.11 : Hasil Uji-T
Tabel 4.12 :
Group Statistik Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Tabel 4.13 :
Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir
Gambar 4.1 : Gambar diagram histogram Hasil Pretest kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol
Gambar 4.2 : Gambar diagram histogram Hasil Posttest kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 2 : RPP Kelas Kontrol
Lampiran 3 : LKS pertemuan kesatu
Lampiran 4 : Evaluasi pertemuan kesatu
Lampiran 5 : LKS Pertemuan kedua
Lampiran 6 : Evaluasi Pertemuan kedua
Lampiran 7 : Pembagian kelompok tournament
Lampiran 8 : Soal-soal tournament
Lampiran 9 : Kunci Jawaban soal-soal tournament
Lampiran 10 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Lampiran 11 : Soal posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 12 : Kunci Jawaban soal posttest
Lampiran 13 : Hasil posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 14 : Lembar Aktifitas Guru
Lampiran 15 : Uji Referensi
Lampiran 16 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 17 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat modern, pendidikan diselenggarakan oleh
sekolah. Sekolah berperan penting dalam perkembangan intelektual dan
psikologi anak didik, karena di sekolah tempat berkumpulnya anak dari
berbagai keluarga, suku, budaya dan agama yang berbeda. Sebagaimana
termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pada
Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan jenjang pendidikan
pertama bagi siswa untuk membentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
mereka. Hal ini berdasarkan kepada pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa
ada beberapa tugas-tugas perkembangan yang hendaknya dijalani oleh anak-
anak pada periode ini. Antara lain :
a. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
b. Menggunakan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung.
c. Mengembangkan hati nurani, moral dan sikap.
d. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang umum.
Oleh sebab itu, pembelajaran pada jenjang ini diharapkan mampu
memberikan pengalaman langsung terhadap siswa. Hal ini bertujuan agar siswa
mampu memahamai pelajaran yang diajarkan oleh guru mereka. Baik teorinya
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BAB II PASAL 3.
2
atau konsepnya, sehingga siswa bukan hanya memiliki hafalan saja tetapi juga
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun yang berasal
dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa antara lain sikap siswa,
bakat, tingkat kecerdasan dan minat belajar siswa sedangkan faktor yang
berasal dari luar siswa antara lain faktor sosial, budaya dan lingkungan.
Dengan pemberdayaan optimal dari seluruh indra seseorang dalam belajar
dapat menghasilkan kesuksesan bagi orang tersebut. 2
Selain faktor diatas, untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa
perlu dibimbing oleh guru. Dalam mendidik setiap guru dituntut untuk
memiliki empat kompetensi mengajar, diantaranya: kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Pada
kompetensi keperibadian, guru diharapkan memiliki wibawa, berakhlak mulia,
sehingga mampu membuat pendekatan yang baik dengan siswa dan menjadi
contoh yang baik bagi siswa. Pada kompetensi sosial guru diharapkan mampu
memberikan pembawaan yang menarik ketika menyampaikan pelajaran,
sehingga siswa dengan mudah menerima pelajaran.pada kompetensi
profesional, guru diharapkan mampu memiliki pemahaman yang luas dan
dalam terhadap bidang ilmu yang diampuhnya. Pada kompetensi pedagogik,
guru diharapkan mampu untuk menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, model, dan teknik pembelajaran.
Salah satu dari mata pelajaran tersebut yang diajarkan di sekolah dasar
adalah pendidikan kewarganegaraan (PKn). Pendidikan kewarganegaraan
adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia.
Dari beberapa hasil penelitian yang peneliti baca diketahui bahwa daya
tarik terhadap pelajaran PKn masih lemah, karena membosankan dan
cenderung tidak disukai siswa, sebab materi, dan modelnya tidak menantang
2 Salma Dwi, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 24
3
siswa. Hal ini karena guru dalam menyampaikan pembelajaran PKn hanya
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau model
pembelajaran ceramah.
Selain itu banyak siswa yang beranggapan mengenai pelajaran PKn,
bahwa pelajaran ini sangat membosankan dan harus menggunakan pemikiran
yang kuat, karena banyak teori-teori yang memang harus dipahami, maka
muncul kejenuhan dalam belajar PKn, faktor lainnya yaitu kebiasaan guru
dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kemampuan guru
dalam menggunakan metode-metode pengajaran, serta masih seringnya
menggunakan latihan soal saja untuk memberikan penguatan materi kepada
siswa.
Berdasarkan observasi yang sudah penulis lakukan di SDI at-Taqwa
Pamulang, penulis menemui kenyataan dilapangan:
1. Sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga
siswa menjadi pasif dan bosan. Hal ini penulis dapati langsung ketika
observasi ke sekolah. Sebab ketika kegiatan belajar berlangsung guru
masih mengajar dengan model pembelajaran konvensional, yakni model
pembelajaran ceramah yang umumnya guru sebagai subjeknya. Walaupun
model ini tidak buruk. Namun, karena selalu digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar sehari-hari, siswa menjadi bosan dan pembelajaran
menjadi tidak menyenangngkan.
2. Guru yang mengajar dengan model pembelajaran konvensional, yakni
model pembelajaran ceramah umumnya melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar hanya sebagai penerima materi. Ketika melakukan
observasi penulis mendapati sebagaian siswa yang ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung mereka asik dengan benda-benda disekitarnya,
bahkan ada yang diatara mereka berbicara dengan teman disebelahnya.
Selain itu, guru masih sangat terpaku dengan buku paket PKn sebagai
buku sumber utamanya.
3. Masih ada beberapa nilai siswa yang berada dibawah keriteria ketuntasan
minumum siswa (KKM). Terbukti dari hasil pre-tets yang sudah penulis
4
lakukan, bahwa hampir 55 % nilai dari peserta didik dikelas 5 nilainya
masih dibawah keriteria ketuntasan minumum siswa (KKM).
Berdasarkan masalah-masalah yang diatas penulis mencoba model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada
pembelajaran PKn di kelas 5 SDI at-Taqwa Pamulang, yang diharapkan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) mampu menarik
minat siswa dalam belajar PKn, serta dapat mengurangi rasa bosan dan
mengantuk ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Pemilihan model pembelajaran karena model ini dalam bebrapa peneletian
pernah digunakan. Salah satu peneliti yang menggunakan model pembelajaran
ini adalah Ade Muksin.3 Dalam penelitiannya Ade Muksin memberikan
kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
peserta didik dari kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 76,09 sedangkan
nilai rata-rata peserta didik dari kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 57,90.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul penelitian “
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament
(TGT) Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa kelas 5 SDI at-Taqwa Pamulang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan guru PKn umumnya hanya
menggunakan model ceramah.
2. Kurangnya minat siswa dalam menyimak materi yang diberikan oleh guru.
3. Rendahnya hasil belajar PKn siswa dibawah nilai KKM yang ditetapkan
oleh sekolah sebesar 70.
3 Ade Muksin, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Ieam Games Tournament)
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Rangka Manusia (Kuasi Eksperimen Di Mi Salakopi).
(Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013)
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya
hasil belajar PKn siswa dibawah nilai KKM yang ditetapkan sekolah sebesar
70. Dan solusi yang ditawarkan adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada pelajaran
PKn di kelas 5 SDI at-Taqwa Pamulang terhadap hasil belajar siswa. Penelitian
ini dibatasi hanya untuk mengetahui hasil belajar siswa saja. Namun, dalam
penelitian ini peneliti mengerucutkan bahwa hasil belajar yang akan peneliti
lakukan hanya pada hasil belajar ranah kognitifnya saja, sebab keterbatasan
waktu yang diberikan pihak sekolah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada pelajaran PKn di
SDI At-Taqwa Pamulang ?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil
belajar siswa kelas 5 pada pelajaran PKn di SDI At-Taqwa Pamulang.
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan
mengenai penggunaan model pembelajaran ataupun sterategi yang cocok
digunakan ketika pembelajaran berlangsung.
2. Manfaat Praktis
a. Guru: Sebagai alat bantu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran PKn serta membantu guru dalam memilih model
pembelajaran yang tepat untuk mengukur kemampuan pemahaman
siswa.
b. Siswa: Menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
Mendorong semangat siswa dalam menyelesaikan soal-soal PKn.
c. Sekolah: Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk menerapkan model pembelajaran yang dianggap efektif dan
efisien.
d. Peneliti Lain: Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pembelajaran PKn
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Skinner dalam
bukunya educational psychology : the teaching process berpendapat
bahwa belajar adalah suaru proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif.1
Hintzman dalam buku Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan
oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme tersebut.2 Dari pendapat ini dapat dipahami
bahwa Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan di mana saja.
Menurut Al-Ghazali proses belajar yang dilakukan seseorang
adalah usaha orang tersebut untuk mencari ilmu, karena itu belajar itu
sendiri tidak terlepas dari ilmu yang akan dipelajari.3 Pendapat ini
diperkuat dengan hadis-hadis nabi yang begitu banyak membicarakan
tentang ilmu. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
dalam bukunya Sunan Ibnu Majah pada bab “fadhlul ulamaai” bahwa
Nabi Muhammad bersabda yang artinya “ menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim”.4 Hadis menunjukkan bahwa pada
hakikatnya menuntut ilmu merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh semua manusia.
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung, Rosda Karya. 2013),
H. 88 2 Ibid, H. 90
3 Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2015), H.63 4 Az-Zarnuji, ta’lim mutaaliim,(Jakrta : Darr al-Kutub, 2009), H.11
8
disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada
surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
ىج ءاواء ٱنيم ساجدا وقائما يحرز ٱلءاخسة ويسجىا ه هى ق ام
زبهۦ قم هم يسخىي ٱنريه يعهمىن وٱنريه ل يعهمىن زحمت
ب س أونىا ٱلنب إوما يخركArtinya : “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima
pelajaran.”5
Menurut Moh. Uzer Usman pembelajaran adalah “suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu.”6 Dalam makna yang lebih kompleks,
pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan .7 Sehingga pembelajaran itu pada hakikatnya merupakan
proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung
maupun tidak langsung. Selain pembelajaran bukan hanya
mengatakan interaksi antara guru dengan siswa tetapi interaksi siswa
dengan siswa ataupun interaksi antara siswa dengan buku pelajaran.
5 Al-Quran Dan Terjemah At-Tartil Khat Utsmani. (Sukabumi : Yayasan Attartil. 2015), 459
6 Uzer Usman Mohammad, Menjadi Guru Profesional . (Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2011),
H. 4. 7 Ibnu Badar Trinto. Mendessain Model Pembeljaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual.
(Jakarta, Prenadamedia Group. 2014), H. 19
9
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Hal ini sejalan dengan UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”.8
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, serta nilai sikap. Syekh Az-Zarnuji menjelaskan bahwa
belajar merupakan hal terpenting bagi manusia, sebab dengan belajar
manusia akan me,peroleh ilmu, dan dengan ilmu manusia dapat
berkembang dengan baik. Syekh Muhammad bin Hasan dalam
syairnya berkata :
حعهم فان انعهم شيه لههه # و فضم و عىىان نكم مجاهد
Belajarlah, karena susngguhnya ilmu itu perhiasan untuk
pemiliknya dan ilmu itu menjadi keutamaan baginya. Dengan belajar
siswa mampu menjadi manusia yang berpengathuan Sehingga akan
nampak pada diri siswa perubahan-perubahan, baik dalam
pengetahuan, keterampilan dan juga perilaku.
2. Pengertian PKn
Istilah PKN yang menggunakan dengan “N” huruf kapital
merupakan singkatan dari pendidikan kewarganegaraan Negara,
sedangkan PKn yang menggunakan “n” huruf kecil merupakan
singkatan dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia. Nilai luhur
dan norma ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
8 Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2015), H.85
10
kehidupan peserta didik sehari-hari, baik secara individu maupun
anggota masyarakat, serta sebagai usaha untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkaitan
dengan hubungan antara warga dengan negara dan sebagai
pendidikan bela negara agar mereka menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.9
Dengan diajarkannya PKn di sekolah dasar menunjukkan bahwa
sejak dini siswa sudah diajarkan untuk menjadi manusia yang beradab.
Seperti penuturan diatas bahwa manusia beradab adalah manusia yang
mampu mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
dalam bentuk perilaku dikehidupan sehari-hari, baik secara individu
maupun anggota masyarakat.
Hal ini berdasarkan dengan apa yang dikatakan oleh Nabi
Muhammad dalam hadisnya beliau berkata :
عهم انحال و أفضم انعمم حفظ انحال افضم انعهم
Syekh Az-Zarnuji menjelaskan bahwa maksud dari hadis ini adalah
untuk memudahkan manusia dalam menuntut ilmu. Manusia wajib
menuntut ilmu tapi tidak semuanya harus dituntut langsung. Tetapi
yang perlu dituntut adalah ilmu yang memberikan dampak kepada
perbuatan atau keadaan yang akan dihadapi. Contoh siswa diajarkan
pelajaran PKn sejak sekolah dasar dengan tujuan agar nanti di usia
remaja nanti mampu menerapkan apa yang boleh dilakuakn dan apa
yang tidak boleh dilakukan, tau mana yang hak dan mana kewajiban.
Sehingga siswa dapat bergaul dengan baik di lingkungan sekolah
ataupun di lingkungan masyarakat.
9 Suanto Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), H. 225
11
3. Tujuan PKn
Pelajaran PKn mempunyai tujuan seperti dituliskan dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun 2006 yaitu
agar peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut :
a. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam mnaggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara efektif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta anti korupsi.
c. Berkembang secara aktif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarka pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi dan komunikasi.10
Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah
dasar ialah sebagai pemberian pemahaman kepada setiap anak didik
dalam mengisi kemerdekaan, dimana kemerdekaan bangsa Indonesia
yang diproleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus
diisi dengan upaya membangun kemerdekaan, serta mempertahankan
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Sebab mereka adalah
para penerus bangsa yang akan mengisi bangsa ini pada kehidupan
yang datang, bangsa yang kuat adalah bangsa yang satu, berilmu dan
berbudaya. Maka diperlukan generasi muda yang tahu akan hak dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.11
10
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Tujuan Pelajaran Pkn.
H.201 11
Suanto Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), H. 232
12
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara
yang baik dan peduli dengan kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Tujuan PKn ini sesuai dengan firman Allah dalam al-
qur’an surah al-Hujrat ayat 13 dan surah ar-Rum ayat 22 yang
berbunyi
يا أيها انىاس إوا خهقىاكم مه ذكس وأوث وجعهىاكم شعىبا
عهيم خبيس أحقاكم إن للا وقبائم نخعازفىا إن أكسمكم عىد للاArtinya :“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)12
ماواث والزض واخخلف أنسىخكم وأنىاوكم ومه آياحه خهق انس
إن في ذنك لياث نهعانميه
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (Qs. Ar-
Rum: 22)13
12
Al-Quran Dan Terjemah At-Tartil Khat Utsmani. (Sukabumi : Yayasan Attartil. 2015), H. 517 13
Ibid, H. 406
13
Sedangkan berdasarkan kurikulum 2006, tujuan materi
Kewarganegaraan mempunyai tujuan :
a. Mengembangkan pengetahuan dasar sosiologi, geografi,
ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah,
dan keterampilan sosial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
kemanusiaan.14
Tujuan materi Kewarganegaraan tersebut ada di materi PKn yang
sedang peneliti lakukan, yaitu keputusan bersama. Pada materi siswa
diberikan gambaran bagaimana mengetahui sejarah awal dan keadaan
sosial warga negara Indonesia sebelum merdeka.
Pada poin kedua, keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan
tujuan materi adalah siswa diajarkan bagaimana cara memecahkan
masalah yang melibatkan banyak orang. Hal ini tentu saja harus
diselesaikan dengan secara musyawarah. Dengan musyawarah ini siswa
mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan bersosialnya.
Sehingga dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Pada poin ketiga, keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan
tujuan materi adalah siswa mampu menyadari bahwa materi yang
diajarkan disekolah ternyata memang tercermin dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga siswa dapat menerapkan nilai-nilai kemanusia yag
didapat disekolah ketika sudah bermasyarakat.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata
yaitu kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa
Indonesia kata “hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha.
14
Susatim Markum dan Kusuma Aryani.Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), H. 18-19
14
Sedangkan kata “belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku,
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi
juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan
atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian belajar dapat
membawa perubahan si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan.15
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.16
Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial,
jenis-jenis keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan. Hal ini
senada dengan pendapat Oemar Hamalik yang menyatakan bahwa
“hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi
dan prilaku, termasuk juga perbaikan perilaku”.17
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dapat dilihat
dari tiga kategori ranah yaitu:
a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian. 18
Pada ranah ini siswa diharapkan
mampu memiliki pengetahuan yang luas sebagai hasil dari belajar
di sekolah. Adapun aspek yang diharapkan mampu diterima oleh
siswa tingkat sekolah dasar adalah aspek pengetahuan,
15
Baharudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2015), H. 14-15 16
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda Karya, 2016), H. 3 17
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, 2017), H. 129-130 18
Thobroni Muhammad, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), H. 21-
22
15
pemahaman dan penerapan. Kebanyakan guru lebih memilih
ranah kognitif sebagai acuan keberhasilan siswa untuk melihat
ketuntasan belajar siswa, sebab lebih mudah pelaksanaannya.
b. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab
atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu
nilai atau kompleks nilai. 19
Ranah afektif ini dapat diidentifikasi
melalui pengamatan. Sebab ranah afektif ini lebih menonjol atau
terlihat pada perubahan perilaku peserta didik.
c. Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi
benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,
mengamati). 20
Pada ranah ini, hasil belajar siswa akan tampak
dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan siswa dalam
bertindak. Untuk mengetahui hasil penilaian pada aspek ini,
biasanya guru akan melakukan evaluasi. Sebab pada aspek ini
guru tidak bisa menggunakan penilaian melalui tes ataupun isian.
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik, baik yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.21
Namun, kebanyakan
guru lebih memilih hasil balajar tipe aspek kognitif dari pada aspek
afektif maupun psikomotorik. Sebab tidak membutuhkan waktu yang
lebih lama dan tidak membutuhkan perhatian yang lebih. Hal ini
karena untuk mengetahui hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik
guru tidak bisa menggunakan tes ataupun isian.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
19
Ibid Thobroni Muhammad, H. 21-22 20
Ibid Thobroni Muhammad, H. 21-22 21
Suanto Ahmad. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Jakarta: Prenada Mjedia
Group. 2015), H. 6
16
sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.22
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang terjadi pada
diri peserta didik baik yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik,
dan afektif sebagai hasil dari kegiatan belajar. Namun dalam penelitian
ini peneliti mengerucutkan bahwa hasil belajar yang akan peneliti teliti
hanya pada hasil belajar ranah kognitif saja, sebab keterbatasan waktu
yang diberikan pihak sekolah.
2. Macam-macam hasil belajar
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-polaperbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Jika merujuk kepada pemikiran Bunyamin Bloom, maka hasil belajar
berupa hal-hal tersebut. Pemahaman konsep (kognitif), keterampilan
proses (psikomotorik), dan sikap peserta didik (aspek afektif).23
a. Aspek Kognitif
Pemahaman menurut Bunyamin Bloom adalah seberapa besar
peserta didik mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik, atau
sejauh mana peserta didik dapat memahami serta mengerti apa
yang ia baca, yang di lihat, yang dialami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.24
Pada aspek ini ada enam jenjang kemampuan yang harus dicapai
yakni yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
22
Ibid H.4 23
Thobroni Muhammad, Belajar Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik. (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media. 2015), H.20 24
Susanto Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Jakarta: Prana Media
Group 2013), H. 6
17
dan penilaian. Namun, untuk siswa sekolah dasar guru hanya
mematok kemempuan yang harus siswa selesaikan pada ranah
kognitif ini hanya pada tiga anak aspek, yaitu yaitu pengetahuan,
pemahaman dan penerapan atau aplikasi.
Pada aspek pengetahuan siswa mampu mengingat rumus,
hafalan, istilah, undang-undang, nama tokoh dan lainnya. Aspek
pengetahuan ini merupakan aspek yang paling dasar, tetapi aspek
ini menjadi pondasi siswa bagi pemahaman mereka.
Aspek pemahaman lebih tinggi dari aspek pengetahuan. Pada
tahap ini siswa sudah mampu memberikan contoh lain dari yang
telah dicontohkan. Untuk mengukur kemampuan dari aspek ini
biasanya seorang guru akan menggunakan soal yang umumnya
siswa bisa mengaitkan contoh dengan topik pembelajaran ataupun
memberikan contoh dari sebuah topik.
Aspek penerapan atau aplikasi. Pada aspek ini siswa sudah
mampu menerapkan apa yang didapat dari kegiatan belajarnya
disekolah dengan mengaitkannya pada topik pembelajaran.
Contohnya siswa bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan pengetahuan yang dimiliki. Seperti ketika ikut melakukan
pemilihan ketua kelas, ikut kerja bakti, dan lainnya. Sudah
merupakan penerapan siswa dari pengetahuan dasar mereka.
b. Aspek Afektif
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yag
relatife tetap terhadap objek orang, barang, dan sebaginya, baik
secara positif maupun negatif.25
Berkenaan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,
mereaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai
atau kompleks nilai.
25
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Rosda Karya
2011), H. 135
18
c. Aspek Psikomotorik
Usman dan Setia mengemukakan bahwa aspek psikomotorik
adalah keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan pemahaman mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu peserta didik. Dalam melatih aspek psikomotorik secara
bersamaan guru juga sedang melatih perkembangan sikap anak
seperti kreatifitas, kerja sama, tanggung jawab, dan kedisiplinan.
Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjut dari hasil belajar afektif
yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk
berpartisipasi.26
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.27
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya seperti kemampuan guru
dalam membawakan pelajaran dikelas dan sebagainya. Selain itu hasil
belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh kemampuan dirinya sendiri,
sebab setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menerima pelajaran.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wasliman dalam
buku Ahmad Susanto bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik faktor internal maupun eksternal.
a. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, seperti kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
26
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Rosda Karya 2016),
H. 31 27
Thobroni Muhammad, Belajar Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik. (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media. 2015), H.28
19
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan. 28
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil peserta didik seperti
keluarga, guru, sekolah dan masyarakat.29
Faktor-faktor tersebut sudah pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali
bin Abi Tholib dalam syaiirnya. Beliau berkata bahwa untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal itu tidak bisa dicapai kecuali
dengan sebab enam jalan berikut, yaitu : cerdas, semangat, sabar, biaya,
petunjuk ustadz, dan waktu yang lama. Cara-cara yang disampaikan
oleh imam Ali bin Abi Tholib ini sudah mencakup pada faktor internal
dan juga eksternal.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa hasil belajar peserta didik
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar
peserta didik peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
a. Model Pembelajaran
Secara etimologi model pembelajaran berasal dari kata
“model” dan “pembelajaran”. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia online kata “model” adalah pola (contoh, acuan, ragam,
dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Sedangkan kata “pembelajaran” adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.30
Joyce dan Weil dalam buku Rusman berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
28
Susanto Ahmad, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. (Jakarta : Prana Media
Group 2013), H. 12-13 29
Ibid, Susanto Ahmad, H. 12-13 30
Https://Kbbi.Kemdikbud.Go.Id/Entri/Didik
20
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pelajaran, dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.31
Berdasarkan
pengertian model pembelajaran yang disampaikan oleh Joyce dan
Weil. Model pembelajaran dapat dilaksanakan atau di terapkan
secara optimal sesuai dengan kemampuan guru dalam
menerapkannya dalam proses belajar. Oleh sebab itu seorang guru
harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat untuk
digunakan dalam proses belajar sebab guru merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap hasil belajar.
Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model
pembelajaran yaitu “kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” 32
Dengan adanya model pembelajaran, guru lebih dimudahkan untuk
membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak
monoton. Sebab, model pembelajaran dibuat sebagai pedoman bagi
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar agar
memberikan kesan yang menarik dalam belajar dan memberikan
hasil belajar yang lebih optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir pelajaran.
Dengan tujuan untuk membantu guru dalam mengoptimalkan
proses belajar di kelas. Sebab ketepatan guru dalam memilih
sebuah model untuk diterapkan dalam sebuah proses belajar
31
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta.
Grafindo Persada, 2014), H. 133 32
Ibnu Badar Trinto. Mendessain Model Pembeljaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual.
(Jakarta, Prenadamedia Group. 2014), H. 24
21
menjadi acuan keberhasilan siswa dalam usaha memproleh hasil
belajar yang bagus.
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah belajar kelompok.
Kelompok disini merupakan rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada
empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif ini, yaitu
adanya peserta didik dalam kelompok, ada aturan kelompok, upaya
belajar setiap anggota kelompok, dan tujuan yang harus dicapai. 33
Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaraan kooperatif
merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama
diantara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaranyang
lebih optimal sehingga akan berpengaruh lebih pada hasil belajar.
Pembelajaraan kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis.
Artinya pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa peserta didik
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit
jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Jadi, hakekat
sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama
dalam pembelajaran kooperatif.34
Pada penerapannya di kelas,
model pembelajaran ini akan membuat siswa belajar bersama
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederjata
tapi heterogen. Tujuan dibuatnya kelompok ini yakni untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama
dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang tersetruktur.
33
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung, Rosda Karya. 2013), H. 61 34
Ibnu Badar Trinto. Mendesain Model Pembeljaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual.
(Jakarta, Prenadamedia Group. 2014), H. 108
22
Model pembelajaraan kooperatif dapat diartikan sebagai suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara
sesama anggota kelompok. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam surah al-maidah ayat 2 yang artinya “dan saling tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan )kebaikan dan taqwa...”35
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil, sehingga siswa bekerja bersama untuk
memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang
lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas diorganisasikan ke
dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran
dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai
semua anggota kelompok memahaminya.36
Inti dari penerapan model belajar ini adalah belajar dalam
kelompok. Dengan belajar dalam kelompok, maka akan
mendorong peserta didik untuk belajar dengan lebih banyak materi
pelajaran, merasa lebih nyaman, termotivasi untuk belajar, berpikir
secara kritis, memiliki sikap positif terhadap objek studi,
menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam aktivitas kerja
sama, memiliki aspek psikologi yang lebih sehat dan mampu
menerima perbedaan yang ada antara teman satu kelompok. Hal ini
Sebab sifat alamiah anak yang sedang berkembang. Dengan
demikian belajar dalam kelompok sangat bagus diterapkan di
sekolah. Sehingga peseta didik mampu mencapai hasil belajar yang
tinggi.
Sedangkan Jhon Deway dalam buku Muhammad Fathurrohman
mengatakan bahwa classroom should mirror the learge society
and be a laboratory for real life learning yang berarti kelas
seharusnya mencerminkan keadaan masyarakat luas dan menjadi
laboratorium untuk belajar kehidupan. Sebab model pembelajaran
35
Al-Quran Dan Terjemah At-Tartil Khat Utsmani. (Sukabumi : Yayasan Attartil. 2015), H. 106 36
Sri Anitah. Dkk, Strategi Pembelajaran Di SD. (Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2013)
H, 3.7
23
ini melatih peserta didik untuk bekerja sama dalam belajar seperti
halnya anggota masyarakat.37
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang mendesain proses pembelajaran menjadi
kelompok-kelompok kecil untuk merubah asumsi peserta didik
terhadap belajar bahwa belajar itu menyenangkan serta
mengajarkan kepada peserta didik agar dapat berinteraksi dan
bekerja sama dengan peserta didik lainnya seecara kolektif.
1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
dapat menciptakan suasana ruangan kelas yang terbuka. Hal ini
disebabkan pembelajaran ini mampu membangun
keberagaman dan mendorong koneksi antar siswa.38
Adapun
tujuan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
a. Membuat motivasi belajar yang lebih pada diri siswa.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa.
c. Memberikan peluang agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar
belajar.
d. Mengembangkan keterampilan sosial siswa.
e. Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya.
2. Karakteristik pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan sterategi
pembelajaran yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada
37
Ibid, H. 45 38
Huda Miftahul, Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2015), H. 59
24
proses kerja sama dalam kelompok. Adanya kerja sama inilah
yang menjadi ciri khas dari model pembelajaran kooperatif.
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaraan kooperatif dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembelajaran secara tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif.
c. Kamauan untuk bekerja sama.
d. Keterampilan bekerja sama.39
3. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif40
Keunggulan pembelajaran kooperatif antara lain :
a. Materi yang dipelajari peserta didik tidak lagi tergantung
sepenuhnya pada guru.
b. Ide atau gagasan peserta didik dapat dikembangkan
dengan kata-kata secara verbal.
c. Membantu peserta didik untuk respek terhadap orang
lain dan sadar akan kekurangannya.
d. Membantu peserta didik untuk lebih tanggung jawab
dalam belajar mandiri maupun berkelompok.
e. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan
sosial, termasuk mengembangkan sikap percaya diri.
f. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri dengan cara
menerima umpan balik.
g. Dapat mengkondisikan interaksi guru-murid maupun
murid sesama murid.
Kelemahan pembelajaran kooperatif antara lain :
39
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, 2017), H.298 40
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. (Bandung, Remaja Rosda Karya, 2013), H.
77-79
25
a. Ada kesan bahwa peserta didik yang dianggap kurang
cerdas hanya menghambat penyelesaian tugas.
b. Memerlukan priode waktu yang lebih lama.
c. kemungkinan belajar mandiri menjadi lemah.
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa didalam
kelompok-kelompok belajara yang beranggotakan 5 – 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau
ras yang berbeda.41
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams games
tournament (TGT) atau pertandingan permainan tim,
dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath
Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan
anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor
tim mereka.42
Secara teknik pengajaran, model pembelajaran
kooperatif tipe TGT sama dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, yang membedakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah penggunaan turnament akademik dalam proses
belajar seperti menggunakan kuis-kuis, sehingga para peserta
didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim
lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Dengan adanya unsur permainan yang terkandung dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, tentu saja hal ini bisa
41
Huda Miftahul. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis Dan
Paradigmatis. (Yogyakarta:Putaka Pelajar 2014), H. 196-197 42
Ibnu Badar Trinto. Mendessain Model Pembeljaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual.
(Jakarta, Prenadamedia Group. 2014), H. 131-132
26
menggairahkan semangat belajar siswa sehingga kegiatan
belajar akan lebih menyenangkan dan bermakna.
Dalam model ini peserta didik setelah belajar dalam
kelompoknya, masing-masing anggota kelompok yang
kemampuannya setingkat akan dipertemukan dalam suatu
pertandingan atau tournamen yang dikenal dengan “tournaments
table” yang diadakan tiap akhir unit pokok bahasan atau akhir
pekan. Permainan dalam Teams games tournament (TGT) dapat
berupa pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi
angka atau lainnya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan
soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan
memberi skor bagi kelompoknya.43
Selama proses pembelajaran guru memiliki penilaian yang
dapat dilakukan dengan dua cara, yakni individu dan kelompok.
Penilaian individu dilihat dari kontribusinya sedangkan
penilaian kelompok dilihat dari kekompakan kelompok dan hasil
kerjanya.44
Dengan penilaian dan sistem belajar yang seperti ini
kegiatan belajar dikelas akan lebih menarik dan menyenangkan.
Selain itu permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini
dapat berperan sebagai penilaian alternative atau dapat pula
sebagai review materi pembelajaran.
2. Langkah-Langkah Teams Games Tournament (TGT)
Menurut Salvin ada lima komponen utama dalam proses
pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:
a. Penyajian kelas.
43
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, 2017), H. 315 44
Suryadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2010) ,
H. 61-62
27
Penyajian kelas dalam pembelajraan kooperatif tipe
TGT tidak berbeda dengan dengan pengajaran pada
biasanya. Hanya saja pengejarannya lebih difokuskan pada
meteri yang sedang dibahas saja. Ketika penyajian materi
mereka semua sudah adsa didalam kelompoknya.
b. Kelompok.
Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang
yang mewakili penampuran dari berbagai keragaman dalam
kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin atau ras.
c. Permainan.
Pertanyaan dalam game disusun dan dirancang dari
materi yang relevan dengan materi yang telah disajikan
untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili
masing-masing kelompok. Setiap peserta didik mengambil
kartu yang sudah diberi nomer dan menjawab pertanyaan
sesuai dengan nomer pada kartu tersebut.
d. Kompetisi/turnamen.
Untuk turnament pertama, guna menempatkan peserta
didik pada “tournaments table” dengan pengaturan beberapa
peserta didik berkemampuan tinggi dari tiap-tiap kelompok
pada meja 1, peserta didik berkemampuan sedang pada
meja 2 dan 3, kemudian peserta didik berkemampuan
rendah pada meja 4.
Format yang perlu ditetapkan adalah :
1. Memberikan kartu yang telah dinomori .
2. Memberi pertanyaan pada setiap kartu sebelum
dibagikan.
3. Membuat lembar jawaban yang sudah dinomori.
4. Membagikan satu amplop pada masing-masing tim
yang berisi katu-kartu, lembar pertanyaan, dan lembar
jawaban.
28
5. Menunjuk siswa yang dapat kartu pertanyaan untuk
membaca pertanyaannya terlebih dahulu. Siswa yang
mendapatkan kartu jawaban diminta untuk
mengkonfirmasi jawabannya. Sedangkan siswa ketiga
diminta untuk menjawab pertanyaan (Diputar
lembarnya secara bergantian)
e. Pengakuan kelompok.
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan
penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usahanya
yang telah dilakukan kelompok selama belajar, sehingga
mencapai kriteria yang tela disepakati.45
3. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT)
a. Kelebihan tipe TGT
1. Peserta didik memiliki kebebasan untuk berinteraksi
dan menggunakan pendapatnya.
2. Rasa percaya diri peserta didik meningkat.
3. Motivasi belajar peserta didik bertambah.
4. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok
bahasan.
5. Belajar peserta didik jadi lebih fokus dan sehingga
tidak mengganggu teman yang lainnya.
b. Kekurangan tipe TGT
1. Tidak semua peserta didik ikut menyumbangkan
pendapatnya.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama.
45
Fathurrohman Muhammad, Model-Model Pembelajaran Inovatif. (Semarang, Ar-Ruzz Media,
2016), H. 56-59
29
3. Terjadi kegaduhan jika guru tidak mampu mengelola
kelas.46
D. Hasil Penelitian Relevan
1. Ade Muksin47
dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) terhadap
hasil belajar peserta didik pada rangka manusia (kuasi eksperimen di
MI Salakopi)” memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaraan
kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik
di MI Salakopi. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata peserta didik
dari kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 76,09 sedangkan nilai
rata-rata peserta didik dari kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 57,90.
Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilaksanakan, yakni pada mata pelajaran yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini membahas mengenai “pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar
siswa kelas 5 pada pelajaran PKn di SDI At-Taqwa Pamulang.”
2. Adi Muhammad Sahidin48
dalam penelitianya yang berjudul
“peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn kelas 4
di sekolah MI as-syafiiyah 08 bekasi” memberikan kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatfi tipe stad pada pelajaran PKn
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini
dibuktikan dari kesimpulan yang dipaparkan bahwa pada siklus I
peserta didik yang lulus mencapai 75 % atau sekitar 15 peserta didik
46
Teniredja Tukiran, Dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif, (Bandung. Alfabeta,
2013), H. 72 47
Ade Muksin, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Ieam Games Tournament)
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Rangka Manusia (Kuasi Eksperimen Di Mi Salakopi).
(Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013) 48
Adi Muhammad Sahidin, Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Memalaui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas 4 Di Sekolah Mi As-
Syafiiyah 08 Bekasi. (Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013)
30
dan yang tidak tuntas 5 peserta didik, sedangkan pada siklus dua
(setelah penerapan model pembelajaran) jumlah peserta idik yang
lulus mencapai 85 % atau sekitar 17 peserta didik dan yang belum
tuntas belajar 15 % atau sekitar 3 peserta didik. Perbedaan dari
penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yakni
pada model pembelajaran yang sama namun, dengan tipe yang
berbeda. Dalam penelitian ini membahas mengenai “pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap
hasil belajar siswa kelas 5 pada pelajaran PKn di SDI At-Taqwa
Pamulang.”
3. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Abdus Salam, Anwar Hossain,
Shahidur Rahman dengan judul Effects of using Teams Games
Tournaments (TGT) Cooperative Technique for Learning
Mathematics in Secondary Schools of Bangladesh mengatakan bahwa
“it was shown that the TGT experimental group students had achieved
a significant learning outcome than the lecture based control group
students.”49
Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games
tournament (TGT) memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam
menerima pelajaran dibandingkan dengan yang tidak menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
4. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Van Dat Tran dengan judul The
Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement and
Knowledge Retention mengatakan bahwa “Cooperative learning
stimulated cognitive activities, promoted higher levels of achievement
and knowledge retention. Although all students in the treatment group
were accustomed to a teacher-centered style of instruction, they could
adapt to this new cooperative style of learning in 8 weeks of
instruction in an Asian learning context.”50
Kesimpulan dari jurnal ini
49
Http://Www.Mojet.Net/Article/Getpdf/121 50
Https://Files.Eric.Ed.Gov/Fulltext/EJ1067568.Pdf
31
menunjukkan bahwa Pembelajaran kooperatif mampu merangsang
aktivitas kognitif siswa, serta meningkatkan tingkat pencapaian dan
retensi pengetahuan yang lebih tinggi.
5. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Lengayang Hendra Yunanda,
Linda Advinda, Ramadhan Sumarmin dengan judul Effects of
Cooperative Learning Model Type Games Teams Tournament (TGT)
and Entry Behavior Student to Learning Competence Class XI IPA
Senior High School mengatakan bahwa “Competence of students in
cognitive modeled cooperative learning TGT significantly better than
cognitive learning competencies of students who take conventional
learning”.51
kesimpulan dari jurnal ini menunjukkan bahwa
Kompetensi kognitif siswa dalam model pembelajaran kooperatif
TGT secara signifikan lebih baik daripada kompetensi kognitif siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional
Perbedaan dari ketiga jurnal tersebut dengan penelitian yang peneliti
lakukan terletak pada objek, waktu dan tempatnya. Namun, ketiga jurnal
tersebut menjadi penguat bagi peneliti untuk melakukan observasi
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
team games tournament (TGT).
E. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan.52
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat dipahami bahwa untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal pada peserta didik, diperlukan
model pembelajaran yang bervariatif. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament (TGT). Dalam model ini peserta didik diajarkan dengan model
51
Http://Ijpsat.Ijsht-Journals.Org 52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D,(Bandung, Alfabeth : 2014) H. 92
32
pembelajaran yang lebih variatif dari biasanya, sehingga peserta didik
diharapkan bisa lebih aktif, mampu bekerja sama dengan teman dan
menyelesaikan tugasnya.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) secara benar
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kerangka berfikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
Gambar 2.1 kerangka berfikir
Pengaruh Peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada
pelajaran PKn
33
F. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian yang penulis lakukan ini yaitu :
Ho : Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn.
Ha : Terdapat pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5A dan 5B SDI At-Taqwa
Pamulang yang terletak di Jl. Benda timur No. 51, Kel. Benda Baru, Kec.
Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan waktu penelitian akan
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Tabel 3.1. jadwal kegiatan penelitian
No Keterangan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Revisi Proposal
4 Pembuatan instrumen
penelitian
5 Uji coba instrumen
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Analisis Data
8 Laporan Penelitian
9 Penyempurnaan
Laporan
10 Sidang Munaqosoh
11 Revisi
35
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (eksperimen
semu), yaitu penelitian yang tidak sepenuhnya mengontrol variabel yang
ditelitinya. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian yaitu
dengan cara mengajar di sekolah tersebut.
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah pretes-posttest
control group design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang
memiliki kemampuan sama dengan pembelajaran yang berbeda. Dalam
penelitian ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen
dan kelompok kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, siswa akan
diberikan perlakuan yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe teams game tournamnet (TGT) dalam
proses pembelajarannya. Sedangkan kelompok kontrol, siswa diberikan
perlakuan yaitu berupa pembelajaran konvensional tanpa menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe teams game tournamnet (TGT).
Adapun rancangan penelitian yang digunakan yaitu Nonequivalent Control
Group Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk membandingkan variabel terikat
antara sebelum dan sesudah perlakuan1. Untuk lebih jelasnya desain
penelitian dapat dinyatakan dengan tabel berikut:
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Rancangan Desain Penelitian
(Nonquivalent Control Group Design)
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 Xe O2
Kontrol O1 Xk O2
Keterangan:
O1 = Tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = Tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2014. Hal 116
36
Xe = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatiftipe teams game tournamnet (TGT)
Xk = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
ceramah.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2 Adapun yang
menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SDI At-
Taqwa Pamulang Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.3 Sampel dalam peneliti ini ditentukan dengan
cara Cluster Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara
acak berdasarkan kelas-kelas yang sudah ada. Penentuan sampel
dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter.
Kelas yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas 5B
sebanyak 30 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe teams game tournamnet (TGT), sedangkan kelas yang terpilih
sebagai kelompok kontrol adalah kelas 5A sebanyak 30 siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting yang
diperlukan dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data adalah alat
2 ibid, Sugiyono h. 117
3 ibid, Sugiyono h.117
37
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam
rangka pengumpulan data. Dengan kata lain instrumen penelitian
digunakan untuk mempermudah bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Instrumen dan Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah suatu aktivitas seperti latihan dan
pembiasaan yang dilakukan seseorang secara langsung dalam
rangka mendapatkan pengetahuan sehingga terjadinya perubahan
tingkah laku secara positif dan bersifat menetap.4 Hasil belajar
siswa dapat diketahui dengan menghitung skor atas jawaban yang
telah diberikan masing-masing siswa.
b. Definisi Operasional
Skor yang didapat setelah melakukan pengukuran hasil belajar
dengan menggunakan tes hasil belajar dengan 6 indikator
didalamnya seperti, mengetahui arti keputusan bersama dan
mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama, mengetahui
perbedaan musyawarah, voting, dan aklamasi, mampu
mempraktikan cara melakukan pengambilan keputusan bersama,
mengetahui tujuan dan cara untuk mengambil keputusan dalam hal
tertentu, mengetahui contoh dari keputusan bersama di sekitar dan
mampu menyatakan sikap kerja sama dalam memutuskan sebuah
keputusan, serta mampu menyatakan sikap mematuhi peraturan
yang telah dibuat dan sikap kerja sama yang baik.
c. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar
Kisi-kisi instrumen hasil belajar dalam bentuk tes pilihan
ganda terdiri dari 35 soal. Berikut tabel kisi-kisi instrumen hasil
belajar:
4 Nana sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung. PT Rosda Kary, 2016. Hal 3
38
Tabel 3.3 kisi-kisi hasil belajar siswa
d. Validitas Instrumen
Validitas instrumen hasil belajar disusun berdasarkan kata
kereja operasioal pada ranah kognitif dan akan dilakukan uji
validatas dengan menggunakan program ANATEST sehingga nanti
akan memperoleh signifikansi korelasi dengan 20 soal yang
dianggap valid.
e. Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan dengan tes hasil belajar bentuk tes
pilihan ganda yang termasuk bentuk tes obyektif melalui pretest
dan posttest. Dimana skor ditentukan berdasarkan jawaban yang
benar. Soal yang diakan digunakan sudah diuji terlebih dahulu
kevalidannya melalui program ANATES.
Jumlah soal : 35
39
2. Instrumen dan Kisi-kisi Penggunaan Model Pembelajaran
kooperatif tipe Iteams games tournament (TGT)
a. Definisi Konseptual
Teams games tournament (TGT) merupakan salah satu
strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin
untuk membantu siswa mengulang dan menguasai materi
pelajaran. 5
Dalam pelaksanaannya model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT) akan membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5
samapai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda. Model pembelajaran ini
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur
permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan
mengandung reinforcement.6
b. Definisi Operasional
Skor yang didapat setelah melakukan pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dinyatakan berhasil 100%
apabila hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap
peneliti dan aktivitas belajar siswa memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
5 Huda Miftahul. Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan paradigmatis.
Yogyakarta:putaka pelajar 2014. Hal 196-197 6 Fathurrohman Muhammad, Model-Model Pembelajaran Inovatif. (Semarang, Ar-Ruzz Media,
2016) Hal 55
40
Tabel 3.4 lembar observasi aktivitas guru
No ASPEK YANG DIAMATI NILAI
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
II KEGIATAN MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Mengajak siswa berdo’a
2. Mengajukan pertanyaan / apersepsi
3. Menjelaskan tentang kompetensi yang hendak
dicapai
III KEGIATAN INTI
A. Penjelasan Materi pembelajaran
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait
materi pelajaran
3. Memfasilitasi interaksi antar siswa-guru,
siswa-siswa, siswa-materi pelajaran
B. Penerapan Model Pembelajaran
1. Membentuk kelompok
2. Memberikan LKS kepada setiap kelompok.
3. Memberikan siswa waktu untuk memahami
LKS dan mengerjakan latihan yang ada di
LKS.
4. Membuat tournament secara acak kepada
setiap kelompok dengan mengirimkan
masing-masing satu perwakilan.
5. Melakukan permainan/games tournamnet
6. Melakukan penilaian
41
d. Validitas Instrumen
Validitas instruen penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament (TGT) disusun berdasarkan teori yang
relevan dan berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti, serta
dilakukan uji validitas melalui konsultasi ahli.
e. Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan pada penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi menggunakan skala
likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, diantaranya (SB) Sangat
Baik, (B) Baik, (C) Cukup, (K) Kurang.
E. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.7 Sebelum instrumen diuji
coba dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dalam
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), h. 211.
7. Memberika apersepsi dan reward bagi
kelompok yang lebih unggul.
IV KEGIATAN PENUTUP
1. Mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran
hari ini
2. Menyimpulkan materi pelajaran hari ini yang
telah dikemukakan oleh para siswa
Jumlah
Skor Total
TOTAL PENILAIAN
42
bentuk soal sebanyak 35 pilihan ganda. Pengujian validitas ini
menggunakan software ANATEST.
Jika instrumen valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut :
Tabel 3.5
Interpretasi Validitas
Indeks Korelasi (r) Kriteria Validitasi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup Tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.8 Pengujian realibilitas
menggunakan software ANATEST. Adapun klasifikasi koefisien
realibilitas adalah sebagai berikut :
f
8 ibid, Suharsimi Arikunto, h. 221.
43
Tabel 3.6
Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Realibilitas
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat Rendah
Perhitungan nilai realibilitas pada penelitian ini terdapat pada
lampiran. Hasil uji realibilitas instrumen tes melalui ANATES dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Realibilitas Instrumen
Statistik Item Soal
Realibilitas Tes 0,88
Kesimpulan Tinggi
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai realibilitas
instrument tes dalam penelitian ini adalah 0,88. Nilai realibilitas ini
termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa soal
ini layak digunakan dalam penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan hipotesis penelitian dari data yang diperoleh maka
terlebih dahulu dilakukan analisis data yang diperoleh. Teknik analisis data
yang akan dipakai adalah uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t karena
varian populasi tidak diketahui. Sebelum menghitung uji-t, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
44
1) Uji Prasyarat Analisis Data
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.9
Analisi data ini menggunakan SPSS 20,0 dengan menggunakan uji
Kolmogrov-Smirnov. Syarat kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi
normal apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas diatas 0,05.10
b) Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel peneliti dinyatakan berdistribusi normal,
langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Analisis
data homogenitas ini menggunakan SPSS 20,0 yaitu dengan
menggunakan program Levene test. Dasar pengambilan keputusan
yaitu sampel dikatakan homogen atau variansi populasi identik jika
signifikansi atau nilai probabiltas lebih besar dari 0,05.11
2) Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t. Uji
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil
belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe teams game tournamnet (TGT) terhadap hasil belajar siswa yang
diajarkan tanpa menggunakan model kooperatif tipe teams game
tournamnet (TGT) pada pelajaran PKn di kelas 5 SDI At-Taqwa
Pamulang.
Uji-t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20,0 yaitu
dengan Independet Sample t Test. Pada prinsipnya tujuan uji dua sampel
9 Susetyo Budi, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung, Rafika Aditama)Hal 172
10 Singgih Santoso, SPSS 20 Pengolahan Data Statistik di Era Informasi, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2015), h. 191 11
Ibid, Santoso, h. 109
45
adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua
populasi, dengan melihat ratarata dua sampelnya. Dasar pengambilan
keputusan yaitu kedua sampel dikatakan memiliki perbedaan yang
signifikan jika signifikansi atau nilai probabilitas (Sig.(2-tailed)) lebih
kecil dari 0,05. Jadi H0 ditolak apabila nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05 atau Sig.(2-tailed) < 0,05.12
G. Hipotesis Statistik
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
H1 : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
µ1 : Rata-rata hasil belajar PKn siswa pada kelas eksperimen
µ2 : Rata-rata hasil belajar PKn siswa pada kelas kontrol
Jika hipotesis nol ditolak artinya hipotesis alternatif diterima, sehingga
menunjukka adanya perbedaan antara kedua sampel yang ditelliti. Sedangkan
apabila hipotesis nol diterima berarti hipotesis alternatif ditolak dan
menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kedua sampel yang diteliti.
12 Ibid, Santoso, h. 248
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (V
B) yakni kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dan
kelompok kontrol (V A) yakni kelompok siswa yang diberi perlakuakn
model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data hasil pretest dan post test
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Nama Kelas eksperimen
No Nama Kelas kontrol
Pre test Post test Pre test Post test
1 A 90 100 1 A 90 95
2 B 85 100 2 B 90 90
3 C 85 95 3 C 85 90
4 D 85 95 4 D 80 85
5 E 80 95 5 E 80 85
6 F 75 95 6 F 80 85
7 G 75 95 7 G 75 80
8 H 75 90 8 H 75 80
9 I 75 90 9 I 75 80
10 J 70 90 10 J 70 75
11 K 70 90 11 K 70 75
12 L 70 85 12 L 70 75
13 M 60 85 13 M 70 75
14 N 60 85 14 N 65 70
15 O 60 85 15 O 65 70
16 P 55 80 16 P 65 70
47
17 Q 55 80 17 Q 60 65
18 R 50 80 18 R 60 65
19 S 50 75 19 S 60 65
20 T 50 75 20 T 55 65
21 U 45 75 21 U 55 60
22 V 45 75 22 V 55 60
23 W 45 70 23 W 50 60
24 X 40 70 24 X 50 60
25 Y 40 70 25 Y 45 55
26 Z 35 70 26 Z 40 55
27 AA 35 70 27 AA 40 55
28 AB 35 65 28 AB 40 55
29 AC 25 65 29 AC 30 50
30 AD 15 55 30 AD 15 50
JUMLAH 1735 2450 JUMLAH 1860 2100
RATA-RATA 58 82 RATA-RATA 62 70
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest
dan posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 24
point setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamnet (TGT). Dengan
nilai rata-rata pretest sebesar 58 dan posttest sebesar 82. Sedangkan untuk
hasil prestest dan posttest pada kelompok kontrol juga mengalami
peningkatan sebesar 8 namun tidak terlalu signifikan. Dengan nilai rata-
rata pretest sebesar 62 dan posttest sebesar 70. Berikut adalah analisis
mengenai data pretest dan posttest pada kelas eksperimen (VB) dan kelas
kontrol (VA):
a. Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan atau
treatment dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
48
tournamnet (TGT). Sedangkan kelompok kontrol adalah kelas yang
tidak diberikan perlakuan. Pemberian pretest dilakukan sebelum kedua
kelompok diberikan perlakuan atau treatment yang berbeda. Hasil
perhitungan pretest kelompok ekperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.2
Deskri Data Pretest
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
PD 30 30
Mean 58 62
Median 58 65
Modus 75 70
Minimum 15 15
Maximum 90 90
Sum 1735 1860
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hasil pretest
kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 30 dengan jumlah data
1735. Adapun dalam hal menentukan nilai-nilai berikut peneliti
menggunakan rumus dari microsoft excel. Sehingga diperoleh data
sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata (mean) prestest kelompok eksperimen ditentukan
dengan cara membagi jumlah data dengan banyaknya data sehingga
diperoleh hasilnya yaitu 58.
2. Nilai tengah (median) kelompok eksperimen ditentukan dengan
cara mengurutkan nilai hasil prestest dari yang terkecil hingga
terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari yang tertinggi dan
terendah, sehingga didapati nilai tengah (median) kelompok
eksperimen yaitu 58.
3. Nilai yang sering muncul (modus) kelompok eksperimen
ditentukan dengan cara mengurutkan nilai hasil prestest dari yang
49
terkecil hingga terbesar, kemudian diambil nilai yang paling
banyak frekuensinya diantara data lainnya. Sehingga didapati Nilai
yang sering muncul (modus) kelompok eksperimen yaitu 75.
4. Nilai minimal (minimum) adalah nilai terendah. Nilai minimal dari
hasil pretest kelompok eksperimen adalah sebesar 15.
5. Nilai maksimal (maximum ) adalah nilai tertinggi. Nilai maksimal
dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah sebesar 90.
Sedangkan hasil prestest untuk kelompok kontrol diperoleh data
sebagai berikut
1. Nilai rata-rata (mean) prestest kelompok kontrol ditentukan dengan
cara membagi jumlah data dengan banyaknya data sehingga
diperoleh hasilnya yaitu 62.
2. Nilai tengah (median) kelompok eksperimen ditentukan dengan
cara mengurutkan nilai hasil prestest dari yang terkecil hingga
terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari yang tertinggi dan
terendah, sehingga didapati nilai tengah (median) kelompok kontrol
yaitu 65.
3. Nilai yang sering muncul (modus) kelompok kontrol ditentukan
dengan cara mengurutkan nilai hasil prestest dari yang terkecil
hingga terbesar, kemudian diambil nilai yang paling banyak
frekuensinya diantara data lainnya. Sehingga didapati Nilai yang
sering muncul (modus) kelompok kontrol yaitu 70.
4. Nilai minimal (minimum) adalah nilai terendah. Nilai minimal dari
hasil pretest kelompok kontrol adalah sebesar 15.
5. Nilai maksimal (maximum ) adalah nilai tertinggi. Nilai maksimal
dari hasil pretest kelompok kontrol adalah sebesar 90.
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis data prestest kelompok
eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut :
50
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil pretest
Kelompok eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen Kontrol
Valid Frequency Valid Frequency
15 1 15 1
25 1 30 1
35 3 40 3
40 2 45 1
45 3 50 2
50 3 55 3
55 2 60 3
60 3 65 3
70 3 70 4
75 4 75 3
80 1 80 4
85 3 85 1
90 1 90 2
Ket: - Valid : nilai yang diperoleh siswa
- Frequency : jumlah siswa sesuai dengan nilainya masing-
masing Selanjutnya data pretest kelompok eksperimen dan kontrol
disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Histogram Hasil Pre-test Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
51
Berdasarkan tabel di atas menunjuka n bahwa frekuensi hasil
pretest pada kelas eksperimen, siswa yang mendapat nilai 15, 25, 80
dan 90 masing-masing ada 1 orang, siswa yang mendapat nilai 40 dan
55 ada 2 orang, dan siswa yang mendapat nilai 35, 45, 50, 60, 70 dan 85
masing-masing ada 4 orang. Sedangkan untuk frekuensi hasil pretest
pada kelas kontrol siswa, siswa yang mendapat nilai 15, 30, 45 dan 85
masing-masing ada 1 orang, siswa yang mendapat nilai 50 dan 90
masing-masing ada 2 orang, siswa yang mendapat nilai 40, 55, 60, 65
dan 75 ada 3 orang, dan siswa yang mendapat nilai 70 dan 80 ada 4
orang.
52
b. Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pemberian posttest dilakukan setelah kedua kelompok diberikan
perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Gmaes Tournament (TGT)
sedangkan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Hasil perhitungan posttest kelompok ekperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Deskri Data Posttest
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
N Valid Eksperimen Kontrol
PD 30 30
Mean 82 70
Median 83 70
ModUS 95 75
Minimum 55 50
Maximum 100 95
Sum 2450 2100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa hasil posttest
kelompok eksperimen diperoleh data sebanyak 30 dengan jumlah data
2450. Adapun dalam hal menentukan nilai-nilai berikut peneliti
menggunakan rumus dari microsoft excel. Sehingga diperoleh data
sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata (mean) posttest kelompok eksperimen ditentukan
dengan cara membagi jumlah data dengan banyaknya data sehingga
diperoleh hasilnya yaitu 82.
2. Nilai tengah (median) kelompok eksperimen ditentukan dengan
cara mengurutkan nilai hasil posttest dari yang terkecil hingga
53
terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari yang tertinggi dan
terendah, sehingga didapati nilai tengah (median) kelompok
eksperimen yaitu 83.
3. Nilai yang sering muncul (modus) kelompok eksperimen
ditentukan dengan cara mengurutkan nilai hasil posttest dari yang
terkecil hingga terbesar, kemudian diambil nilai yang paling
banyak frekuensinya diantara data lainnya. Sehingga didapati Nilai
yang sering muncul (modus) kelompok eksperimen yaitu 95.
4. Nilai minimal (minimum) adalah nilai terendah. Nilai minimal dari
hasil posttest kelompok eksperimen adalah sebesar 55.
5. Nilai maksimal (maximum ) adalah nilai tertinggi. Nilai maksimal
dari hasil posttest kelompok eksperimen adalah sebesar 100.
Sedangkan hasil prestest untuk kelompok kontrol diperoleh data
sebagai berikut
1. Nilai rata-rata (mean) posttest kelompok kontrol ditentukan dengan
cara membagi jumlah data dengan banyaknya data sehingga
diperoleh hasilnya yaitu 70.
2. Nilai tengah (median) kelompok eksperimen ditentukan dengan
cara mengurutkan nilai hasil posttest dari yang terkecil hingga
terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari yang tertinggi dan
terendah, sehingga didapati nilai tengah (median) kelompok kontrol
yaitu 70.
3. Nilai yang sering muncul (modus) kelompok eksperimen
ditentukan dengan cara mengurutkan nilai hasil posttest dari yang
terkecil hingga terbesar, kemudian diambil nilai yang paling
banyak frekuensinya diantara data lainnya. Sehingga didapati Nilai
yang sering muncul (modus) kelompok kontrol yaitu 75.
4. Nilai minimal (minimum) adalah nilai terendah. Nilai minimal dari
hasil posttest kelompok kontrol adalah sebesar 50.
5. Nilai maksimal (maximum ) adalah nilai tertinggi. Nilai maksimal
dari hasil posttest kelompok kontrol adalah sebesar 95.
54
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis data posttest kelompok
eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil posttest
Kelompok eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen Kontrol
Valid Frequency Valid Frequency
55 1 50 2
65 2 55 4
70 5 60 4
75 4 65 4
80 3 70 3
85 4 75 4
90 4 80 3
95 5 85 3
100 2 90 2
95 1
Ket: - Valid : nilai yang diperoleh siswa
- Frequency : jumlah siswa sesuai dengan nilainya masing-
masing. Selanjutnya data posttest kelompok eksperimen dan kontrol
disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :
Gambar 4.2 Diagram Histogram Hasil Post-test Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
55
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi hasil
posttest pada kelas eksperimen, siswa yang mendapat nilai 55 ada 1
orang, siswa yang mendapat nilai 65 dan 100 masing-masing ada 2
orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada orang, siswa yang mendapat
nilai 75, 85, dan 90 ada 4 orang, dan siswa yang mendapat nilai 70 dan
95 ada 5 orang. Sedangkan untuk frekuensi hasil posttest pada kelas
kontrol siswa, siswa yang mendapat nilai 95 ada 1 orang, siswa yang
56
mendapat nilai 50 dan 90 masing-masing ada 2 orang, siswa yang
mendapat nilai 70, 80, dan 85 masing-masing ada 3 orang,dan siswa
yang mendapat nilai 55, 60, 65, dan 75 masing-masing ada 3 orang.
c. Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan analisis data pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 30 siswa pada
masing-masing kelas, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
Tebel 4.6
Rekapitulasi data pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Pemusatan dan
penyebaran
data
Pretst Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N Valid 30 30 30 30
Mean 58 62 82 70
Median 58 65 83 70
Modus 75 70 95 75
Minimum 15 15 55 50
Maximum 90 90 100 95
Sum 1735 1860 2450 2100
Ket: - N Valid : Jumlah seluruh siswa
- Frequency : jumlah siswa sesuai dengan nilainya masing-masing. - Mean : rata-rata nilai. - Median : nilai tengah dari keseluruhan nilai. - Modus : nilai yang paling sering muncul. - Minimum : nilai terendah yang didapat siswa. - Maximum : nilai tertinggi yang didapat siswa. - Sum : jumlah keseluruhan siswa.
57
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukan hasil pretest dan
posttest pada kedua kelompok. Hasil data pretest memiliki banyak data
sampel yaitu 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar
1735 dan kelompok kontrol sebesar 1860. Nilai rata-rata (Mean) yang
terdapat di kelas eksperimen sebesar 58 dan kelompok kontrol sebesar
62. Sedangkan nilai tengah (Median) yang terdapat di kelas eksperimen
sebesar 58 dan kelas kontrol sebesar 65. Nilai yang sering muncul
(Modus) pada kelas eksperimen sebesar 75 dan kelas kontrol sebesar
70. Sedangkan nilai minimal (Minimum) yang diperoleh kelas
eksperimen sebesar 15 dan kelas kontrol sebesar 15. Untuk nilai
maksimal (Maximum) yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 90 dan
kelas kontrol sebesar 90.
Adapun hasil posttest kedua kelompok yang ditunjukkan
berdasarkan data di atas memiliki banyak sampel sebanyak 60 dengan
jumlah data kelompok eksperimen sebesar 2450 dan kelompok kontrol
sebesar 2100. Nilai rata-rata (Mean) yang terdapat di kelas eksperimen
sebesar 82 dan kelompok kontrol sebesar 70. Sedangkan nilai tengah
(Median) yang terdapat di kelas eksperimen sebesar 83 dan kelas
kontrol sebesar 70. Nilai yang sering muncul (Modus) pada kelas
eksperimen sebesar 95 dan kelas kontrol sebesar 75. Sedangkan nilai
minimal (Minimum) yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 55 dan
kelas kontrol sebesar 50. Untuk nilai maksimal (Maximum) yang
diperoleh kelas eksperimen sebesar 100 dan kelas kontrol sebesar 95.
Sesudah melakukan penelitian tehadap kelas eksperimen dengan
model kooperatif tipe teams games tournamnet (TGT) dan kelas kontrol
dengan model pembelajaran konvensional, didapatkan data yang
memberikan gambaran bahwa terjadinya perubahan nilai pada hasil
belajar PKn siswa, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Perubahan nilai terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu 58
menjadi 82 dengan peningkatan sebesar 24, sedangkan kelas kontrol
memiliki nilai rata-rata 62 menjadi 70 dengan peningkatan sebesar 8.
58
Hal tersebut dapat diartikan bahwa nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa pada
kelas kontrol.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Dan Pengujian Hipotesis
Setelah data hasil penelitian diperoleh, maka data tersebut akan
ditindaklanjuti yaitu dengan menganalisisnya. Sebelum melakukan analisis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang sama (homogen) atau tidak.
Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data
adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variabel
yang kita milki mendekati distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov pada program SPSS 22,0
untuk menguji normalitas . Perhitungan lengkap mengenai uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji normalitas dengan taraf
kepercayaan 95% (=0,05) untuk data pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
a. Uji Normalitas Pretest
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelas Eksperimen
Pretest Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig.
Ekperimen . 132 30 .191
Kontrol . 132 30 .191
Lilliefors Significance Correction
59
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil pretest
kelompok eksperimen memperoleh signifikansi sebesar 0,191. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena
siginifikansinya 0,191 > 0,05. Begitu pula dengan hasil pretest pada
kelompok kontrol memperoleh signifikansi sebesar 0,191. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena
siginifikansinya 0,191 > 0,05.
b. Uji Normalitas Posttest
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post-test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Kolmogrov - smirnov
statistic df Sig.
Eksperimen ,127 30 ,200
Kontrol ,119 30 ,200
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasi posttest
kelompok eksperimen memperoleh signifikansi sebesar 0,200. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena
siginifikansinya 0,200 > 0,05. Begitu pula dengan hasil posttest pada
kelompok kontrol memperoleh signifikansi sebesar 0,200. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena
signifikasinya 0,200 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
60
tersebut berdistribusi normal dengan signifikansi pada masing-masing
kelas memperoleh lebih dari 0,05.
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui kedua kelompok
sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai
homogenitas dari kedua kelompok sebagai sampel yang akan dianalisis.
Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan Levene
test pada SPSS 22,00. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas
kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah hasil uji
homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Uji Homogenitas Pretest
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene statistic df1 df2 Sig.
,737 1 58 ,394
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa hasil dari pretest kelompok eksperimen dan
kontrol memperoleh signifikansi sebesar 0,394. Sesuai dengan kriteria
bahwa jika nilai Sig.> 0,05 yaitu 0,394 >0,05 maka sampel
mempunyai varians yang sama. Perolehan nilai pretest ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari
populasi yang homogen atau memiliki ragam yang sama.
b. Uji Homogenitas Posttest
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
61
Levene statistic df1 df2 Sig.
,168 1 58 ,684
Berdasarkan tabel 4.10 mengenai hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa hasil dari posttest kelompok eksperimen dan
kontrol memperoleh signifikansi 0,684. Sesuai dengan kriteria bahwa
jika nilai Sig.> 0,05 yaitu 0,684 >0,05 maka sampel mempunyai
varians yang sama. Perolehan nilai posttest ini menunjukkan bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang
homogen atau memiliki ragam yang sama.
3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data
pretest dan posttest berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan Uji-T (t-test) Independent Samples
dengan menggunakan SPSS 22,0. Adapun kriteria pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,5 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Gmaes Tournament (TGT)
terhadap hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran PKn.
b. Jika signifikansi < 0,5 maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Gmaes Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa kelas V pada
pelajaran PKn.
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata
posttes hasil belajar siswa pada pelajaran PKn antara kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams gmaes
tournament (TGT) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
konvensional dalam pembelajaran.
Tabel 4.11 Hasil Uji-T
Independent Samples Test
62
Berdasarkan tabel di atas, dari perhitungan uji beda rata-rata tes
pemahaman antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dapat dilihat
jika signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima. Sedangkan jika
signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka Ha diterima. Dari data tersebut hasil
posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa nilai
probabilitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,001. Dengan nilai
probabilitas pada signifikansi (2-tailed) 0,001 < 0,05, maka Ha diterima
dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams gmaes tournament (TGT)
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran PKn.
C. Uji Pengaruh
Uji pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang didapatkan dari penggunaan model pembelajarann kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan
keputusan bersama dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
(PKn).
Tabel 4.12
Group Statistics Posttest
Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas N mean Std. deviation
Eksperimen 30 81,66 11,768
Kontrol 30 70,00 12,730
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) yang
terdapat di kelas eksperimen sebesar 81,66 dan kelompok kontrol sebesar
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
NILAI Equal variances
assumed ,168 ,684 3,686 58 ,001 11,6667 3,1653 5,3306 18,0027
Equal variances
not assumed 3,686 57,646 ,001 11,6667 3,1653 5,3298 18,0035
63
70,00. Sedangkan standar deviasi (standar deviation) yang diperoleh kelas
eksperimen sebesar 11,768 dan kelompok kontrol 12,730. Data yang
didapatkan dimasukan ke dalam rumus effect size sebagai berikut:
d = (81,66 – 70,00) / (11,768 + 12,730)
= 11,66 / 24,498
= 0,48
Hasil perhitungan effect size dengan menggunakan rumus perhitungan
Cohen’s d, diperoleh nilai effect size (d) sebesar 0,48. Nilai effect size sebesar
0,48 diinterpretasikan ke dalam tingkat pengaruh yang cukup. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model model pembelajaran kooperatif tipe
teams gmaes tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SD
Islam at-Taqwa Pamulang.
D. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data penelitian yang
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil
belajar PKn siswa kelas V SD Islam at-Taqwa Pamulang, dibandingkan
dengan penggunaan model konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan nilai rata-rata hasil
belajar pada kelas kontrol, secara keseluruhan peneliti sajikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.13
Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Rata-Rata Hasil Belajar PKn Siswa
Pretest Post test
Eksperimen 58 82
Kontrol 62 70
64
Berdasarkan tabel 4.14, nilai rata-rata pretest kelas eksperimen lebih
rendah dibandingkan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 58 ˂ 62. Hal ini
menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama (tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh).
Selain itu diperoleh data bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dengan signifikansi pada masing-masing kelas
memperoleh lebih dari 0,05 dan memiliki ragam yang sama atau homogen.
Adapun setelah dilakukan perlakukan yang berbeda, dimana kelas
eksperimen mendapatkan perlakukan dengan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) dan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 82 > 70. Adanya perbedaan hasil
belajar PKn pada kedua kelas tersebut diasumsikan karena adanya perbedaan
perlakuan (treatment) dalam proses pembelajaran. Kedua kelas ini berasal
dari populasi yang berdistribusi normal dengan signifikansi pada masing-
masing kelas memperoleh lebih dari 0,05 dan memiliki ragam yang sama atau
homogen. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis posttest terhadap kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t dengan taraf
siginifikansi 5% (0,05) diperoleh nilai ((Sig.(2-tailed)) > 0,05 yaitu 0,001
<0,025. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Selain itu perhitungan uji
pengaruh (effect size) diperoleh nilai d = 0,49 yang berada pada kategori
sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
kooperatif tipe teams games tournamnet (TGT) terhadap hasil belajar siswa
kelas 5 pada pelajaran PKn di SD Islam At-Taqwa Pamulang pada materi
keputusan bersama.
Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Muksin1 dalam
skripsinya yang berjudul “pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team
1 Ade Muksin, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Ieam Games Tournament)
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Rangka Manusia (Kuasi Eksperimen Di Mi Salakopi).
65
games tournament (TGT) terhadap hasil belajar peserta didik pada rangka
manusia (kuasi eksperimen di MI Salakopi)” memberikan kesimpulan bahwa
model pembelajaraan kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik di MI Salakopi. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata peserta
didik dari kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 76,09 sedangkan nilai
rata-rata peserta didik dari kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 57,90.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang
relevan, didapatkan kesimpulan yang hasil yang sama, dimana model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar.
Proses penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari kesulitan
didalamnya, pada saat pra-penelitian untuk menguji cobakan instrumen.
peneliti dihadapkan pada keluhan siswa untuk mengisi soal sebanyak 35.
Pada saat itu hal yang dilakukan adalah memotivasi siswa dan menjanjikan
reward apabila siswa dapat mengerjakannya dengan baik. Sedangkan pada
saat awal pertemuan penelitian di kelas eksperimen terdapat kesulitan untuk
dapat membelajarakan siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament (TGT). Sehingga proses pembelajaran berjalan
lebih dari waktu yang seharusnya.
Berdasarkan pengalaman pada pertemuan pertama, dilakukan proses
pembelajaran dengan peraturan yang lebih tegas dan peserta didik sudah
mulai memahami pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament (TGT). Berbeda halnya pada saat
awal pertemuan penelitian di kelas kontrol, terdapat juga kesulitan dimana
membuat peserta didik fokus dan memperhatikan penjelasan materi yang
dilakukan oleh guru. Selain itu pada saat diberikan tugas secara individual
sebagian besar siswa kurang percaya diri untuk menjawab yang ditandai
banyak siswa yang bertanya mengenai jawaban akan soal-soal yang
diberikan.
(Skri, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013)
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas
V di SD Islam at-Taqwa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasi analisis data
yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata postest hasil belajar PKn pada kelas
eksperimen yaitu 90,21, sedangkan untuk nilai rata-rata postest hasil belajar
PKn pada kelas kontrol yaitu 74,79. Hasil postest tersebut menunjukkan bahwa
nilai rata-rata kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan
model pembelajaran konvensional (90,21 > 74,79). Hasil postest tersebut
diperkuat dengan hasil pengolahan data menggunakan pengujian hipotesisi
(uji-t) yang dilakukan pada nilai postest kelas ekperimen dan kelas kontrol.
Pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan program SPSS 20,0 yang memperoleh
nilai nilai ((Sig.(2-tailed)) > 0,05 yaitu 0 < 0,025 dengan taraf signifikansi 5%
(0,05). Hasil pengujian hipotesis (uji-t) tersebut menunjukkan hasil akhir
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar PKn. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam proses
pembelajaran keputusan bersama pada mata pelajaran PKn memberikan
pengaruh dalam kategori sedang. Hal ini berdasarkan pada hasil perhitungan
uji pengaruh (effect size) dengan menggunkan rumus Cohen’s d, yang
diperoleh nilai effect size (d) sebesar 0,49. Nilai effect size sebesar 0,49
diiterpretasikan ke dalam tingkatan pengaruh yang cukup.
67
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut :Siswa disarankan untuk belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 5-6 siswa tiap kelompok, sehingga pembelajaran menjadi lebih
optimal, efektif dan efisien serta menghindari terjadinya mengobrol/bermain-
main dalam kelompok.
1. Guru disarankan untuk mempersiapkan alat peraga yang cukup banyak
sehingga setiap siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran.
2. Guru hendaknya mengadakan media atau alat peraga pembelajaran yang
lebih kreatif dan inovatif untuk membantu siswa dalam memahami
pelajaran matematika khususnya pada materi pecahan sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajarnya.
3. Sekolah disarankan untuk terus mendukung/memfasilitasi pembelajaran
dengan pengadaan alat peraga/media selama pembelajaran.
4. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan teknik pengumpulan data
yang lebih baik. Instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar pada
aspek afektif dalam bentuk angket memiliki kelemahan, karena tidak dapat
memperhatikan satu persatu responden untuk mengisi jawaban dengan
sebenar-benarnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ade muksin, pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (ieam games
tournament) terhadap hasil belajar siswa pada rangka manusia (kuasi
eksperimen di MI Salakopi). (skripsi, program studi pendidikan guru
madrasah ibtidaiyah, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2013)
Adi Muhammad Sahidin, peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa memalaui
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn kelas 4 di
sekolah MI as-syafiiyah 08 bekasi. (skripsi, program studi pendidikan guru
madrasah ibtidaiyah, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2013)
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta,
Prenadamedia 2015)
Al-quran dan terjemah at-tartil khat utsmani. (Sukabumi : yayasan attartil. 2015)
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2007)
Baharudin, esa nur wahyuni, teori belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta : ar-
ruzz media, 2015)
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung, Rafika
Aditama)
Etin Solihatin, strategi pembelajaran PPKN, (Jakarta : Bumi Akasara 2012), h.
103
Fathurrahman, M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2007)
Hamalik Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2009)
Ibnu badar trinto. Mendessain model pembeljaran inovatif, progresif, dan
kontekstual. (Jakarta, prenadamedia group, 2014)
Masitoh Dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktoral Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009)
Mifathul Huda, Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2015)
Muhammad fathurahman, model-model pembelajaran inovatif. ( Yogyakarta: ar-
ruzz media, 2016)
69
Moh. Uzer Usman, menjadi Guru Profesional . (Bandung. Remajaimp
Rosdakarya, 2009)
Muhammad Thobroni, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2015
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010)
Mujib fathul dan rahmawati nailur, metode permainan-permainan edukatif dalam
belajar bahasa arab. (Yogjakarta, Diva press, 2013)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung, Reamaja
Rosada Karya, 2016)
Peraturan mentri pendidikan nasional no 22 tahun 2006 tentang tujuan pelajaran
PKN hal. 15
PERMENDIKBUD RI Nomor 104 tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Riduwan, belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula,
(Jakarta: Alfabeta. 2012)
Rusman, model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.
(Jakarta. Grafindo persada, 2014)
Salma Dwi, prinsip disain pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008)
Singgih Santoso, SPSS 20 Pengolahan Data Statistik di Era Informasi, (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2015)
Sri Anitah. Dkk, Strategi Pembelajaran di SD. (Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka, 2013)
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: alfabeth 2014)
Suibnu badar trinto. Mendessain model pembeljaran inovatif, progresif, dan
kontekstual. (Jakarta, prenadamedia group. 2014)
Suyadi, Strategi pembelajaran pendidikan karakter, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010)
Teniredja tukiran, dkk. Model model pembelajaran inovatif dan efektif, (Bandung
alfabeta. 2013)
70
(http://wordpress.com.//media-pembelajaran-audio-visual.pdf//diakses
tgl.28/02/2012)
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 Tahun 2003,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010)
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta,2008)
Winarno Surakhmad, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980)
66
DAFTAR LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SDI At-Taqwa Pamulang
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Semester : V/II
Alokasi waktu : 2×35 menit (3× Pertemuan)
Standar Kompetensi :
4. Menghargai keputusan bersama.
Kompetensi Dasar :
4.2. Mematuhi keputusan bersama.
Indikator :
4.2.1 Siswa mengetahui arti keputusan bersama dan mengenal bentuk-
bentuk keputusan bersama.
4.2.2 Siswa mengetahui perbedaan musyawarah, voting dan aklamasi.
4.2.3 Siswa mampu mempraktikan cara melakukan pengambilan keputusan
bersama.
4.2.4 Siswa mengetahui tujuan dan cara untuk mengambil keputusan dalam
hal tertentu.
4.2.5 Siswa mengetahui contoh dari keputusan bersama di sekitar dan
mampu menyatakan sikap kerja sama dalam memutuskan sebuah
keputusan.
4.2.6 Siswa mampu menyatakan sikap mematuhi peraturan yang telah
dibuat dan skap kerja sama yang baik.
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menguasai materi keputusan bersama dengan baik.
2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT),
siswa bisa mempraktikan cara mengambil keputusan bersama dengan baik.
3. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT),
siswa mampu menampilkan sikap kerja sama dengan baik.
4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk keputusan bersama dengan baik
melalui penentuan peraturan dalam model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament (TGT).
Materi Ajar
1. Pengertian keputusan bersama:
Keputusan adalah pilihan yang diambil oleh seseorang untuk
dilaksanakan dari berbagai macam pilihan yang tersedia. Jadi, keputusan
bersama adalah
2. Bentuk-bentuk keputusan bersama:
- Musyawarah mufakat : adalah pembahasan bersama dengan maksud
mengambil keputusan atas suatu masalah.
- Pemungutan suara/voting : adalah pemungutan suara. pemungutan
dilakukan setelah cara musyawarah untuk mufakat gagal menghasilkan
keputusan.
- Aklamasi : adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota
kelompok.
3. Nilai dasar dalam melakukan musyawarah antara lain:
- kebersamaan
- persamaan hak
- kebebasan mengemukakan pendapat
- penghargaan terhadap orang lain
- pelaksanaan hasil keputusan secara tanggung jawab
Model dan metode Ajar
Model : Pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Tournament.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan awal
Guru Mengucapkan salam
Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pelajaran.
Guru bertanya pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Guru bertanya “Apakah kalian pernah mengambil keputusan bersama-
sama ?”
Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru Menjelaskan cara belajar dan penilaian yang dipakai.
B. Kegiatan inti
Guru membacakan sebuah cerita kepada siswa terkait dengan materi
pengambilan keputusan bersama.
Guru mennjelaskan kepada siswa terkait cerita yang sudah dibacakan.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, dengan anggota setiap kelompok
berjumlah 6 orang.
Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami LKS yang
diberikan kepada setiap masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya.
Siswa yang memiliki pemahaman lebih dari temannya memberikan
arahan kepada teman-temannya untuk menjawab soal yang ada di LKS.
Guru membimbing siswa dalam berkelompok
Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti dengan
tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya.
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru membuat meja-meja turnamen
yang terdiri dari 5 orang siswa yang mewakili tim atau kelompoknya
masing-masing untuk bermain dalam game.
Para peserta menempati posisi meja turnamen sesuai dengan daftar yang
telah ditentukan oleh guru.
Setelah peserta menempati posisinya masing-masing, dilanjutkan dengan
pengundian disetiap meja turnamen.
Pengundian dilakukan untuk menentukan kedudukan peserta turnamen
dalam turnamen pertama, apakah sebagai pembaca soal, penantang I,II,
III dan IV.
Pengundian dilakukan dengan cara para siswa menarik kartu untuk
menentukan pembaca yang pertama yaitu siswa yang mendapatkan
nomor soal tertinggi.
Untuk putaran selanjutnya, kedudukan perserta dilakukan secara
bergantian. Kedudukan peserta harus berganti menurut arah jarum jam.
Demikian putaran kedudukan dilakukan sampai waktu turnamen selesai.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen atau lomba
mingguan.
Setiap perwakilan anggota kelompok kembali ke kelompok masing-
masing.
Setiap perwakilan siswa yang diutus oleh perwakilan kelompok masing-
masing memberitahukan kepada anggota kelompoknya tentang perolehan
skor dan pertanyaan game.
Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang belum dimengerti
C. Kegiatan akhir
Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan
Guru melengkai kesimpulan-kesimpulan yang di berikan siswa.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan nasihat kepada siswa
agar terus rajin belajar di rumah.
Guru mengajak semua siswa berdo’a .
Pertemuan II
A. Kegiatan awal
Guru Mengucapkan salam
Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pelajaran.
Guru bertanya pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Guru bertanya “Apakah kalian pernah mengambil keputusan bersama-
sama ?”
Guru bertanya “Apakah kalian mengetahui cara-cara dalam mengambil
keputusan bersama?”
Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru Menjelaskan cara belajar dan penilaian yang dipakai.
B. Kegiatan inti
Guru menampilkan vidio kepada siswa terkait dengan materi
pengambilan keputusan bersama.
Guru meminta siswa untuk memperhatikan vidio yang ditampilkan.
Guru menjelaskan kepada siswa terkait vidio yang diputar.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, dengan anggota setiap
kelompok berjumlah 6 orang.
Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami LKS yang
diberikan kepada setiap masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya.
Siswa yang memiliki pemahaman lebih dari temannya memberikan
arahan kepada teman-temannya untuk menjawab soal yang ada di LKS.
Guru membimbing siswa dalam berkelompok
Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti dengan
tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya.
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru membuat meja-meja turnamen
yang terdiri dari 5 orang siswa yang mewakili tim atau kelompoknya
masing-masing untuk bermain dalam game.
Para peserta menempati posisi meja turnamen sesuai dengan daftar yang
telah ditentukan oleh guru.
Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja
turnamen (5 orang, kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar
permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, dan 1 lembar skor
permainan.
Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi)
dan yang lain menjadi penantang I,II, III dan IV.
Pembaca I mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba
menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.
Jika penantang I dan II. memiliki jawaban berbeda, mereka dapat
mengajukan jawaban secara bergantian.
Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu
jawaban yang benar (jika ada).
Untuk putaran selanjutnya, kedudukan perserta dilakukan secara
bergantian. Kedudukan peserta harus berganti menurut arah jarum jam.
Demikian putaran kedudukan dilakukan sampai waktu turnamen selesai.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen atau lomba
mingguan.
Setiap perwakilan anggota kelompok kembali ke kelompok masing-
masing.
Setiap perwakilan siswa yang diutus oleh perwakilan kelompok masing-
masing memberitahukan kepada anggota kelompoknya tentang perolehan
skor dan pertanyaan game.
Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk (kriteria atas), Tim Sangat Baik
(kriteria tengah), dan Tim Baik (kriteria bawah). Untuk melanjutkan
turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan
prestasi pada meja turnamen.
Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang belum dimengerti
C. Kegiatan akhir
Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan
Guru melengkai kesimpulan-kesimpulan yang di berikan siswa.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan nasihat kepada siswa
agar terus rajin belajar di rumah.
Guru mengajak semua siswa berdo’a .
Pertemuan III
A. Kegiatan awal
Guru Mengucapkan salam.
Guru mengajak siswa berdoa untuk mengawali pelajaran.
Guru bertanya pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Guru bertanya “Apakah kalian pernah mengambil keputusan bersama-
sama ?”
Guru bertanya “Apa yang kalian rasakan jika salah satu dari teman kita
yang melanggar dari keutusan yang sudah dibuat secara bersama-sama?”
Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru Menjelaskan cara belajar dan penilaian yang dipakai.
B. Kegiatan inti
Guru membacakan cerita kepada siswa terkait dengan materi menerima
dan mematuhi keputusan bersama.
Guru menjelaskan kepada siswa terkait ceria yang dibaca.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, dengan anggota setiap
kelompok berjumlah 6 orang.
Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami LKS yang
diberikan kepada setiap masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya.
Siswa yang memiliki pemahaman lebih dari temannya memberikan
arahan kepada teman-temannya untuk menjawab soal yang ada di LKS.
Guru membimbing siswa dalam berkelompok
Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti dengan
tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya.
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru membuat meja-meja turnamen
yang terdiri dari 5 orang siswa yang mewakili tim atau kelompoknya
masing-masing untuk bermain dalam game.
Para peserta menempati posisi meja turnamen sesuai dengan daftar yang
telah ditentukan oleh guru.
Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja
turnamen (5 orang, kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar
permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, dan 1 lembar skor
permainan.
Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi)
dan yang lain menjadi penantang I,II, III dan IV.
Pembaca I mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba
menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.
Jika penantang I dan II. memiliki jawaban berbeda, mereka dapat
mengajukan jawaban secara bergantian.
Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu
jawaban yang benar (jika ada).
Untuk putaran selanjutnya, kedudukan perserta dilakukan secara
bergantian. Kedudukan peserta harus berganti menurut arah jarum jam.
Demikian putaran kedudukan dilakukan sampai waktu turnamen selesai.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor.
Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen atau lomba
mingguan.
Setiap perwakilan anggota kelompok kembali ke kelompok masing-
masing.
Setiap perwakilan siswa yang diutus oleh perwakilan kelompok masing-
masing memberitahukan kepada anggota kelompoknya tentang perolehan
skor dan pertanyaan game.
Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk (kriteria atas), Tim Sangat Baik
(kriteria tengah), dan Tim Baik (kriteria bawah). Untuk melanjutkan
turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan
prestasi pada meja turnamen.
Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang belum dimengerti
C. Kegiatan akhir
Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan
Guru melengkai kesimpulan-kesimpulan yang di berikan siswa.
Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan nasihat kepada siswa
agar terus rajin belajar di rumah.
Guru mengajak semua siswa berdo’a .
Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
- Buku PKn kurikulum KTSP
- Laptop dan proyektor.
- LKS.
Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk : Pilihan Ganda
Tangerang Selatan, 2 Maret 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah SD Islam At-Taqwa
HJ. Ika Widyaningsih, S.Pd.
Peneliti
Faqih Fadhlillah
“Lidih Yang Satu, Jika Dipatahkan Akanlah Mudah Terbelah. Namun, Lidih Yang
Satu Jika Disatukan Menjadi Sekumpulan Lidih Sulit Untuk Dipatahkan”
A. POKOK BAHASAN : KEPUTUSAN BERSAMA B. KOMPETENSI DASAR : 4.2 Mematuhi keputusan bersama. C. TUJUAN PEMBELAJARAN : 4.2.2 Siswa dapat mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
4.2.3 Siswa mengetahui perbedaan musyawarah, mufakat, dan voting.
4.2.4 Siswa mampu mempraktikan cara melakukan pengambilan
keputusan bersama.
4.2.5 Siswa mengetahui manfaat dari asas kekeluargaan dalam
pengambilan keputusan.
4.2.6 Siswa mampu menyatakan sikap kerja sama yang baik.
4.2.7 Siswa mampu menyatakan sikap mematuhi peraturan yang telah
dibuat.
A. POKOK BAHASAN : KEPUTUSAN BERSAMA B. KOMPETENSI DASAR : 4.2 Mematuhi keputusan bersama. C. TUJUAN PEMBELAJARAN :
4.2.1 Siswa mengetahui arti keputusan bersama dan mengenal bentuk-
bentuk keputusan bersama.
4.2.2 Siswa mengetahui perbedaan musyawarah, mufakat, dan voting.
4.2.3 Siswa mampu mempraktikan cara melakukan pengambilan
keputusan bersama.
4.2.4 Siswa mengetahui tujuan dan cara untuk mengambil keputusan.
4.2.5 Siswa mengetahui contoh dari keputusan bersama di sekitar dan
mampu menyatakan sikap kerja sama dalam memutuskan
sebuah keputusan.
4.2.6 Siswa mampu menyatakan sikap mematuhi peraturan yang telah
dibuat dan skap kerja sama yang baik.
4.2.1
KEPUTUSAN BERSAMA
SEBELUM BELAJAR PERHATIKAN VIDIO BERIKUT INI !
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengambil keputusan bersama, yaitu
dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan dengan cara pemungutan
suara terbanyak.
1. Musyawarah Mufakat
Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat
dalam penyelesaian suatu masalah bersama. Sedangkan mufakat adalah sesuatu
yang telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat sebagai
hasil musyawarah.
Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan
keputusan bersama yang paling baik. Sebab dengan musyawarah mufakat
berarti semua orang yang terlibat dalam musyawarah menyatakan setuju
terhadap keputusan yang diambil bersama. Agar dalam bermusyawarah dapat
mencapai mufakat dengan baik, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
oleh peserta musyawarah, yaitu:
1. Setiap orang diberi hak dan kebebasan yang sama untuk menyampaikan
pendapat dalam musyawarah. Prinsip ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal
28 yang menjamin setiap warga negara untuk mengeluarkan pikiran baik
secara lisan maupun tulisan.
2. Pendapat yang disampaikan oleh setiap peserta dalam musyawarah harus
disertai dengan alasan yang masuk akal.
3. Pendapat harus disampaikan dengan niat yang baik untuk memenuhi
kepentingan bersama. Jika dalam musyawarah terjadi perdebatan harus
dimaksudkan untuk mencari putusan yang terbaik, dan bukan untuk
mencari kemenangan diri sendiri atau kekalahan orang lain. Menghargai
pendapat orang lain merupakan wujud pengamalan dari Pancasila,
terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
4. Keempat, penyampaian pendapat juga harus dilakukan dengan sopan dan
penuh kerendahan hati.
5. Dalam musyawarah lebih menonjolkan persamaan daripada perbedaan dari
pendapat yang ada, sehingga akan mudah mencapai kesepakatan bersama.
2. Pemungutan Suara Terbanyak
Bentuk keputusan bersama yang kedua adalah keputusan bersama
berdasarkan suara terbanyak. Cara pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak akan dilakukan, apabila cara pengambilan keputusan dengan cara
musyawarah tidak dapat mencapai mufakat.
Dalam proses pemungutan suara, bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1) Mengacungkan tangan.
2) Berdiri dari tempat duduk.
3) Berpindah tempat sesuai dengan pilihan.
4) Menuliskan pilihan di atas kertas kemudian dikumpulkan.
Pengambilan keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak ini pada
umumnya dilakukan oleh berbagai organisasi, baik yang ada di lingkungan
sekolah maupun masyarakat. Bahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
sebagai lembaga negara dalam mengambil keputusan juga didasarkan atas
suara terbanyak. Hal ini sesuai dengan ketentuan UUD 1945 Pasal 2 Ayat (3)
yang menyatakan bahwa segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
Voting dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Voting terbuka, yaitu voting yang dilakukan secara terbuka, di mana para
peserta menyebutkan secara langsung apa yang menjadi pilihannya.
2. Voting tertutup, yaitu voting yang dilakukan secara tertutup, di mana para
peserta menuliskan pilihannya pada selembar kertas.
3. Keputusan Mutlak Para Pemimpin
Pengambilan keputusan bersama secara mutlak diberkan kepada
pemimpin bukan hanya menjadi tradisi negara-negara timur, seperti di negara
kita. Namun, dinegara barat pun, budaya seperti ini pernah berlaku.
Ungkapan king can do no wrong (pemimpin tidak pernah salah)
membuktikan hal tersebut. Dalam tradisi masyarakat jawa juda dikenal istilah
sabdo pandito ratu yang berarti ucapan pemimpin merupakan aturan yang
harus dipatuhi. Sekarang, cara pengambilan keputusan bersama dengan cara
memnyerahkannya kepada pemimpin dinilai tidak cocok lagi dengan
semangat zaman. Seiring dengan perkembangan budaya masyarakat, cara ini
sudah banyak dihindari bahkan ditinggalkan. Hal ini karena pada dasarnya
tidak ada manusi yang sempurna. Setiap manusia memiliki kekuatan dan
kelmahan. Sekalipun dia seorang pemimpin.
LATIHAN LKS KE-1.
I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf
a, b, c, atau d dilembar jawaban !
1. Cara terbaik dalam menyelesaikan masalah bersama adalah ... .
a. musyawarah
b. berdebat
c. bertengkar
d. diam saja
2. Jika tidak diadakan musyawarah maka permasalahan yang ada menjadi
....
a. cepat selesai
b. tidak terselesaikan
c. aman damai
d. semakin baik
3. Pendapat yang kita sampaikan bisa ditolak dalam rapat jika pendapat itu
....
a. tidak mempunyai alasan yang jelas
b. tidak mempunyai pendukung
c. tidak mempunyai kelucuan
d. tidak mempunyai wibawa
4. Perbedaan pendapat yang terjadi memakan waktu yang lama karena
semua pihak saling memberikan alasannya, hal itu dinamakan dengan ....
a. pertengkaran
b. permusuhan
c. pertikaian
d. perdebatan
5. Dalam musyawarah kita harus mementingkan persamaan daripada ....
a. kepentingan
b. perbedaan
c. kebersamaan
d. kerukunan
6. Sistem pemungutan suara masih dipakai di negara kita secara serentak
dalam ....
a. memilih menteri
b. memilih guru
c. memilih presiden
d. memilih ketua kepanitian peringatan hari besar islam
7. Segala putusan yang telah ditetapkan melalui berbagai pertimbangan
disebut ... .
a. peraturan
b. pendapat
c. keputusan
d. kesepakatan
8. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak disebut juga ... .
a. musyawarah
b. pemungutan suara
c. voting
d. pemilu
9. Ada dua jenis keputusan, yaitu ... .
a. keputusan pemerintah dan keputusan daerah
b. keputusan pribadi dan keputusan teman
c. keputusan sendiri dan keputusan orang lain
d. keputusan pribadi dan keputusan bersama
10. Jika pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan dengan musyawarah
mufakat maka ditempuh dengan jalan ... .
a. suara terbanyak
b. perdamaian
c. berdasarkan ketetapan ketua
d. berdasarkan pendapat para tokoh
“Lidih Yang Satu, Jika Dipatahkan Akanlah Mudah Terbelah. Namun, Lidih Yang
Satu Jika Disatukan Menjadi Sekumpulan Lidih Sulit Untuk Dipatahkan”
D. POKOK BAHASAN : KEPUTUSAN BERSAMA E. KOMPETENSI DASAR : 4.2 Mematuhi keputusan bersama. F. TUJUAN PEMBELAJARAN : 4.2.8 Siswa mengetahui arti keputusan bersama dan mengenal bentuk-
bentuk keputusan bersama.
4.2.9 Siswa mengetahui perbedaan musyawarah, mufakat, dan voting.
4.2.10 Siswa mampu mempraktikan cara melakukan pengambilan
keputusan bersama.
4.2.11 Siswa mengetahui tujuan dan cara untuk mengambil keputusan.
4.2.12 Siswa mengetahui contoh dari keputusan bersama di sekitar dan
mampu menyatakan sikap kerja sama dalam memutuskan sebuah
keputusan.
4.2.13 Siswa mampu menyatakan sikap mematuhi peraturan yang telah
dibuat dan skap kerja sama yang baik.
KEPUTUSAN BERSAMA
ari ini berlalu seperti hari biasanya. Murid belajar, bermain dan beraktifitas
seperti biasa. Namun, ditengah proses kegiatan belajar mengajar, Wulan salah
satu murid yang terkenal kritis tiba-tiba mengadu. Dia mengadukan Muslih yang
pindah tempat duduk. Dari yang semula dengan Tyo kemudian pindah dengan
Rayhan. Singkat cerita, Wulan berkeberatan dengan perpindahan itu. Selidik
punya selidik ternyata Wulan iri. Ketika dia pindah tempat duduk, tidak sedikit
dari temannya yang protes. Tetapi ketika Muslih yang pindah dan saat itu tidak
ada satu teman pun yang protes, dia mengajukan banding atas pendiskriminasian
(ketidak adilan) tersebut kepada pak guru. Namun, pak guru meminta Wulan
untuk bilang kepada Sadid untuk menyelesaikan masalah itu.
Tanpa menunggu lama Sadid sebagai ketua kelas maju kedepan kelas
untuk menenangkan kegaduhan yang terjadi saat itu. Dengan berani Sadid maju.
Di depan kelas dia bertanya apa masalah yang terjadi. Wulan mengatakan
keberatannya namun, Muslih mengungkapkan alasannya kalau dia pindah posisi
karena bosan duduk dibelakang terus dan tidak kelihatan jelas tulisan yang ada di
papan tulis, ternyata tidak sedikit dari teman-teman Muslih memahami alasan
Muslih. Kemudian Sadid meminta teman-teman yang lain untuk mencari jalan
tengah bersama. Akhirnya Sadid mengambil kesepakatan bahwa Muslih harus
kembali ketempat duduknya dan setiap minggu sekali posisi mereka akan di
rolling. Anak-anak lain setuju dengan usul Sadid dan keadaan kelas pun kembali
tenang.
PENGERTIAN
KEPUTUSAN BERSAMA
Teman-teman sudah membaca
cerita diataskan ? teman-
teman tahu tidak bahwa cerita
diatas adalah salah satu
contoh dari cara mengambil
H
keputusan bersama. Nah, teman-teman tahu tidak keputusan bersama itu apa ?
Untuk lebih jelasnya perhatikan materi berikut ini yah.
Keputusan adalah segala putusan yang telah ditetapkan atau disetujui. Siapa
pun yang terikat dan terkait dengan hasil keputusan harus menaatinya. Sebuah
keputusan bisa dibedakan yaitu keputusan pribadi dan keputusan bersama.
Keputusan pribadi adalah keputusan yang dibuat sendiri dan untuk kepentingan
diri sendiri. Keputusan pribadi hanya berlaku untuk diri sendiri. Contoh keputusan
pribadi bisa berupa hari ini sisa uang jajan sekolah mau ditabung atau mau
dihabiskan dengan membeli jajan lagi, bahkan keputusan berangkat sekolah
dengan berjalan kaki atau naik sepeda juga termasuk keputusan pribadi.
Selain keputusan pribadi ada juga keputusan bersama. Keputusan bersama
adalah segala sesuatu yang telah disepakati bersama untuk dijalankan bersama.
Keputusan bersama dibuat jika keputusan tersebut menyangkut kebutuhan orang
banyak. Hasil keputusan bersama menjadi tanggung jawab bersama. Jika tidak
ditaati, akan mendapatkan sanksi yang sudah disahkan bersama juga. Contohnya
seperti cerita yang kalian sudah baca.
Dalam kehidupan sehari-hari, semua dituntut untuk dapat mengambil
keputusan secara baik dan tepat dalam mengatasi berbagai masalah baik untuk
masalah pribadi maupun masalah bersama. Demikian juga di sekolah, seorang
ketua kelas, tidak boleh bertin-dak sendiri atau mengambil keputusan sendiri
tanpa melibatkan siswa yang lain. Keputusan yang diambil haruslah merupakan
keputusan bersama. Prinsip ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 yang menjamin
setiap warga negara untuk mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun
tulisan.
Namun, dalam menyampaikan saran dalam proses pengambilan keputusan-
pun ada caranya. Seperti :
1. Tidak boleh emosi
2. Tidak memaksakan kehendak/kemauan pribadi
3. Menghargai pendapat orang lain
Hal-hal tersebut harus diperhatikan sebab musyawarah dilaksanakan adalah untuk
menyelesaikan masalah atau problem yang ada dan untuk semakin memperkokoh
persaudaraan, bukan untuk menambahkan masalah dan menimbulkan perpecahan.
CONTOH BENTUK-BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA
Jadi dalam keputusan bersama, bukan pendapat seseorang saja yang menjadi
kesepakatan. Akan tetapi, dalam keputusan bersama, pendapat yang disepakati itu
adalah pendapat yang disetujui bersama. Berikut ini adalah contoh dari bentuk-
bentuk keputusan bersama yang ada disekitar kita :
1. Keputusan Bersama dalam Keluarga
Berikut contoh keputusan bersama di lingkungan keluarga.
Keputusan tentang pembagian tugas-tugas rumah.
Keputusan tentang kerja bakti bersama keluarga.
Keputusan tentang uang saku untuk setiap anggota keluarga.Keputusan
tentang menu makanan, dan lain- lain.
Manfaat keputusan bersama dalam keluarga:
Antarkeluarga akan saling terbuka dalam berpendapat
Saling menghargai pendapat.
Melatih keberanian, kecerdasan, dan kreativitas.
Menjadikan masalah lebih mudah diselesaikan.
Menjadi lebih ikhlas untuk melaksanakan keputusan.
Membuat suasana harmonis dalam keluarga.
2. Keputusan Bersama di Lingkungan Sekolah
Beberapa contoh keputusan bersama di lingkungan sekolah antara lain:
Keputusan bersama mengenai kepengurusan kelas.
Keputusan bersama mengenai kepengurusan OSIS sekolah.
Keputusan bersama mengenai pembagian tugas kebersihan kelas.
Keputusan bersama mengenai besaran uang gedung sekolah.
3. Keputusan Bersama di Lingkungan Masyarakat
Beberapa contoh keputusan bersama di lingkungan masyarakat antara
lain:
Keputusan bersama tentang kerja bakti lingkungan.
Keputusan bersama tentangbesaran iuran warga.
Keputusan bersama mengenai sumbangan untuk warga yang
membutuhkan.
Keputusan bersama tentang pembagian jaga malam.
LATIHAN LKS KE-2
II. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf
a, b, c, atau d dilembar jawaban !
1. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak yang sama dalam
menyampaikan ....
a. hadiah
b. pendapat
c. bonus
d. hukuman
2. Penyampaian saran dan pendapat ketika bermusayawarah harus
disampaikan secara ....
a. sopan
b. menyinggung
c. marah
d. egois
3. Memaksakan keinginan pribadi dalam musyawarah merupakan hal yang
seharusnya ....
a. dilakukan
b. dijauhi
c. dilestarikan
d. diutamakan
4. Dalam musyawarah harus mementingkan kepentingan ....
a. ketua
b. bersama
c. anggota
d. pribadi
5. Musyawarah dilakukan untuk mencapai ....
a. kemenangan
b. kegemberiaan
c. kesenangan
d. mufakat
6. Keputusan bersama sangat diutamakan karena dapat ....
a. menampung keinginan pribadi
b. menampung keinginan ketua
c. menampung semua pendapat
d. menampung golongan tertentu
7. Orang yang berhak menyampaikan usulan dalam musyawarah adalah ....
a. sekertaris
b. ketua
c. bendahara
d. semua peserta
8. Berikut ini adalah tindakan tidak terpuji dalam musyawarah adalah ....
a. menyampaikan usul dengan singkat
b. menyampaikan kritik dengan tegas
c. memaksakan keinginan pribadi
d. menanyakan dengan jelas
9. Pemilihan ketua kelas merupakan musyawarah yang dilakukan di
lingkungan ....
a. rumah
b. sekolah
c. masyarakat
d. keluarga
10. Setiap orang diberi hak dan kebebasan dalam musyawarah. Hal ini sesuai
dengan UUD 1945 pasal....
a. pasal 27
b. pasal 31
c. pasal 28
d. pasal 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P Kelas Kontrol )
Nama Sekolah : SD Islamat-Taqwa
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semeste : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
Kompetensi Dasar
4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan definisi keputusan bersama.
Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk keputusan bersama.
Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian ( respect ), Tekun
( diligence ) , Tanggung jawab (
responsibility ) Berani ( courage ),
Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ),
Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan (
citizenship )
B. Materi Ajar
Pengertian keputusan bersama.
Bentuk-bentuk keputusan bersama.
Kemauan bermusyawarah untuk mufakat.
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual.
Pendekatan Cooperative Learning.
Diskusi dengan teman sebangku.
Tanya jawab.
Ceramah.
Penugasan.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal
Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru bertanya kepada siswa tentang peraturan yang beraku di rumah
dan telah ditetapkan oleh oangtua, misalnya jam pulang sekolah,
tugas menyiram bunga, dan tanggung jawab memberi makan hewan
peliharaan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengertian keputusan
bersama, bentuk-bentuk keputusan bersama, dan musyawarah untuk
mufakat.
Siswa menuliskan pemahamannya tentang definisi keputusan
bersama pada secarik kertas, lalu mengumpulkannya kepada guru.
Seorang siswa membacakan semua definisi yang ditulis teman, lalu
semua siswa membahasnya bersama guru.
Siswa dan guru membuat generalisasi definisi keputusan bersama
berdasarkan definisi yang telah dibuat oleh tiap siswa.
Siswa menyebutkan jenis-jenis keputusan bersama, dan guru
menuliskannya di papan tulis.
Siswa maju ke depan kelas satu per satu, lalu menuliskan satu
manfaat tentang musyawarah dan mufakat.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
E. Sumber/Bahan Belajar
Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar
Kelas V, terbitan Yudistira.)
Orang tua.
Teman.
F. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Memahami definisi
keputusan bersama.
Memahami bentuk-bentuk
keputusan bersama.
Memahami prinsip-prinsip
musyawarah dan mufakat.
Tugas
individu.
Penilaian
lisan.
Penilaian
sikap.
Penilaian
unjuk kerja
Mengapa keputusan
bersama dianggap
penting?
Format Kriteria Penilaian
PRODUK ( hasil diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Pengetahuan
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Pamulang, 3 Maret 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti.
HJ. Ika Widyaningsih, S.Pd. Faqih Fadhlillah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Nama Sekolah : SD Islamat-Taqwa
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : V (Lima)
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
Standar Kompetensi
4. Menghargai keputusan bersama.
Kompetensi Dasar
4.2. Memahami keputusan bersama.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjalankan berbagai bentuk keputusan bersama, serta
melaksanakan hasil musyawarah.
Siswa dapat menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa
hormat dan perhatian ( respect ), Tekun
( diligence ) , Tanggung jawab (
responsibility ) Berani ( courage ),
Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ),
Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan (
citizenship )
B. Materi Ajar
Reaksi terhadap keputusan bersama.
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual.
Pendekatan Cooperative Learning.
Diskusi dengan teman sebangku.
Tanya jawab.
Ceramah.
Penugasan.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman menerima
peraturan yang ditetapkan oleh orangtua, misalnya tugas menjaga
adik, pembatasan waktu bermain, atau pengurangan jumlah uang
jajan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Guru meminta siswa berkonsentrasi mendengarkan cerita/contoh
kasus yang akan dibacakan oleh guru.
Guru mengarahkan siswa lain untuk menanggapi jawaban teman
mereka, mengoreksi benar/salah, memberikan masukan/saran
tentang cara bersikap, serta memberikan persetujuan terhadap sikap
yang dipilih teman, atau memuji keputusan teman dalam
menanggapi kasus yang diceritakan guru.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
E. Sumber/Bahan Belajar
Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar
Kelas V, terbitan Yudistira.)
Orangtua.
Teman.
Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.
F. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Memahami definisi dan
bentuk-bentuk keputusan
bersama, serta musyawarah
dan mufakat..
Menentukan sikap yang
tepat terhadap keputusan
bersama.
Tugas
individu
Penilaian
sikap.
Penilaian
unjuk kerja.
Keluargamu berbagi
tugas membersihkan
rumah. Kemu tidak
senang membersihkan
kamar mandi. Tetapi ayah
menunjukmu
membersihkan kamar
mandi.
Apa pendapat Ayahmu
tentang sikap ayahmu?
Di kelasmu sedang ada
pemilihan ketua kelas.
Ada dua calon ketua
kelas, yaitu kamu dan
Robert. Kamu ingin
menjadi ketua kelas.
Akan tetapi, wali kelasmu
langsung memilih Robert
sebagai ketua kelas.
– Apa yang kamu rasakan
ketika mendengar
keputusan tersebut?
– Apa pendapatmu
tentang sikap wali
kelasmu?
Format Kriteria Penilaian
PRODUK ( hasil diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Pengetahuan
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa Performan
Produk Jumlah
Skor Nilai
Pengetahuan Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Pamulang, 3 Maret 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti.
HJ, Ika Widyaningsih, S.Pd Faqih Fadhlillah
Guru Sedang Membuka Pelajaran
Siswa Berkelompok Sedang Mendengarkan Pengarahan Guru
Siswa Belajar Dalam Kelompok
Siswa Sedang Melakukan Tournament
SOAL pretest - posttets KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
NILAI
Nama :
Kelas :
1. Ada dua jenis keputusan, yaitu ... .
a. keputusan pemerintah dan keputusan daerah
b. keputusan pribadi dan keputusan teman
c. keputusan sendiri dan keputusan orang lain
d. keputusan pribadi dan keputusan bersama
2. Setiap orang diberi hak dan kebebasan dalam musyawarah. Hal ini sesuai
dengan UUD 1945 pasal....
a. pasal 27 c. pasal 28
b. pasal 31 d. pasal 3
3. Dua cara dalam mengambil keputusan bersama adalah....
a. musyawarah untuk mufakat dan pemungutan suara terbanyak
b. musyswarah dan mufakat
c. musyawarah dan pemilihan umum
d. musyawarah dan penyuapan
4. Musyawarah mufakat mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila,
terutama sila ... .
a. pertama c. kedua
b. ketiga d. keempat
5. Sebelum mengambil keputusan, yang harus kita lakukan adalah ... .
a. mendengarkan pengaruh dari orang lain
b. tidak perlu berpikir panjang
c. mempertimbangkan baik dan buruknya
d. mendengarkan nasihat teman
6. Berikut ini yang merupakan contoh persoalan yang dapat dipecahkan dengan
keputusan bersama adalah....
a. radia tidak dapat mengerjakan ulangan karena tidak belajar
b. selokan di gang kelinci mampat karena sudah lama tidak dibersihkan
c. firman telat masuk sekolah karena bangun kesiangan
d. pak rt sakit karena tidak pernah berolahraga
7. Berikut ini merupakan manfaat melaksanakan hasil keputusan bersama,
kecuali...
a. menumbuhkan sikap saling tolong-menolong
b. mempererat persatuan dan kesatuan
c. menciptakan kehidupan yang rukun berdasarkan kasih saying
d. menumbuhkan sikap egois
8. Sikapmu terhadap keputusan musyawarah yang berbeda dengan kehendakmu
adalah....
a. mematuhinya c. mengikuti dengan terpaksa
b. tidak memaksakan d. tetap teguh dengan pendapat
sendiri
9. Musyawarah telah mencapai mufakat apabila....
a. sebagian besar anggota sudah menyatakan pendapatnya
b. pimpinan telah menyatakan pendapatnya
c. pimpinan telah menyatakan persetujuannya
d. semua anggota sudah sepakat dengan keputusan yang dianggap paling baik
10. Hal yang tidak seharusnya dilakukan dalam bermusyawarah adalah....
a. angggota yang pendapatnya kalah menerima dengan lapang dada terhadap
suara terbanyak
b. memaksakan pendapatnya kepada orang lain dengan cara memberi uang
c. menyatakan pendapat dengan singkat, padat dan jelas
d. memaksakan keputusan musyawarah dengan penuh rasa tanggung jawab
11. Berikut ini adalah nilai-nilai yang terdapat dalam musyswarah, kecuali....
a. kekeluargaan c. perbedaan hak
b. kebenaran dan keadilan d. menghargai orang lain
12. Nilai yang harus tercermin dalam keputusan bersama adalah....
a. kebersamaan c. kekuasaan
b. perbedaan hak d. pemaksaan kehendak
13. Berikut ini merupakan manfaat melaksanakan hasil keputusan bersama,
kecuali ...
a. menumbuhkan sikap saling tolong-menolong
b. mempererat persatuan dan kesatuan
c. menciptakan kehidupan yang rukun berdasarkan kasih sayang
d. menumbuhkan sikap egois
14. Sistem pemungutan suara masih dipakai di negara kita secara serentak dalam
....
a. memilih menteri c. memilih presiden
b. memilih guru d. memilih ketua RT
15. Pendapat yang kita sampaikan bisa ditolak dalam rapat jika pendapat itu ....
a. tidak mempunyai alasan yang jelas c. tidak mempunyai kelucuan
b. tidak mempunyai pendukung d. tidak mempunyai wibawa
16. Perbedaan pendapat yang terjadi memakan waktu yang lama karena semua
pihak saling memberikan alasannya, hal itu dinamakan dengan ....
a. pertengkaran c. pertikaian
b. Permusuhan d. perdebatan
17. Mengambil keputusan pribadi untuk kepentingan umum bisa mengakibatkan
....
a. ruginya pihak lain c. masyarakat menjadi tenang
b. semua merasa puas d. untungnya semua pihak
18. Segala putusan yang telah ditetapkan melalui berbagai pertimbangan disebut
... .
a. peraturan c. keputusan
b. Pendapat d. kesepakatan
19. Berikut ini contoh sikap menghargai hasil keputusan bersama, kecuali ... .
a. ikut kegiatan belajar kelompok
b. melaksanakan piket sesuai dengan jadwal
c. mengikuti kegiatan yang telah disepakati
d. datang terlambat pada saat belajar kelompok karena tempatnya jauh dari
rumah kita
20. Dalam menerima sebuah keputusan, kita harus bersikap lapang dada. Sikap
ini sangat menguntungkan karena dapat mencerminkan ....
a. tidak mudah putus asa
b. mudah putus asa
c. berani melawan orang lain
d. menyerah pada nasib
No ASPEK YANG DIAMATI NILAI
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengatuarn tempat duduk masing-masing siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
II KEGIATAN MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Mengajak siswa berdo’a
2. Mengajukan pertanyaan / apersepsi
3. Menjelaskan tentang kompetensi yang hendak
dicapai
III KEGIATAN INTI
A. Penjelasan Materi pembelajaran
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait
materi pelajaran
3. Memfasilitasi interaksi antar siswa-guru,
siswa-siswa, siswa-materi pelajaran
B. Penerapan Model Pembelajaran
1. Membentuk kelompok
2. Memberikan LKS kepada setiap kelompok.
3. Memberikan siswa waktu untuk memahami
LKS dan mengerjakan latihan yang ada di
LKS.
4. Mmbuat tournamnt secara acak kepada setiap
kelompok dengan mengirimkan masing-
masing satu perwakilan.
5. Melakukan permainan/games tournamnet
6. Melakukan penilaian
7. Memberika apersepsi dan reward bagi
kelompok yang lebih unggul.
IV KEGIATAN PENUTUP
1. Mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran
hari ini
2. Menyimpulkan materi pelajaran hari ini yang
telah dikemukakan oleh para siswa
Jumlah
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Skor Total
TOTAL PENILAIAN
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 30
Butir soal = 20
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 A 19 1 0 19 19
2 2 B 18 2 0 18 18
3 3 C 18 2 0 18 18
4 4 D 17 3 0 17 17
5 5 E 17 3 0 17 17
6 6 F 17 3 0 17 17
7 7 G 16 4 0 16 16
8 8 H 16 4 0 16 16
9 9 I 16 4 0 16 16
10 10 J 15 5 0 15 15
11 11 K 15 5 0 15 15
12 12 L 15 5 0 15 15
13 13 M 15 5 0 15 15
14 14 N 14 6 0 14 14
15 15 O 14 6 0 14 14
16 16 P 14 6 0 14 14
17 17 Q 13 7 0 13 13
18 18 R 13 7 0 13 13
19 19 S 13 7 0 13 13
20 20 T 13 7 0 13 13
21 21 U 12 8 0 12 12
22 22 V 12 8 0 12 12
23 23 W 12 8 0 12 12
24 24 X 12 8 0 12 12
25 25 Y 11 9 0 11 11
26 26 Z 11 9 0 11 11
27 27 AA 11 9 0 11 11
28 28 AB 11 9 0 11 11
29 29 AC 10 10 0 10 10
30 30 AD 10 10 0 10 10
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 14,00
Simpang Baku= 2,55
KorelasiXY= 0,56
Reliabilitas Tes= 0,72
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 A 10 9 19
2 2 B 10 8 18
3 3 C 9 9 18
4 4 D 9 8 17
5 5 E 9 8 17
6 6 F 9 8 17
7 7 G 9 7 16
8 8 H 9 7 16
9 9 I 8 8 16
10 10 J 7 8 15
11 11 K 9 6 15
12 12 L 8 7 15
13 13 M 8 7 15
14 14 N 8 6 14
15 15 O 8 6 14
16 16 P 8 6 14
17 17 Q 8 5 13
18 18 R 7 6 13
19 19 S 6 7 13
20 20 T 7 6 13
21 21 U 6 6 12
22 22 V 7 5 12
23 23 W 7 5 12
24 24 X 5 7 12
25 25 Y 7 4 11
26 26 Z 7 4 11
27 27 AA 5 6 11
28 28 AB 7 4 11
29 29 AC 5 5 10
30 30 AD 6 4 10
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 1 A 19 1 1 1 1 1 - 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 - 1
3 3 C 18 1 1 1 1 1 1 1
4 4 D 17 1 1 1 1 1 - 1
5 5 E 17 1 1 1 1 - 1 1
6 6 F 17 1 1 1 1 - 1 1
7 7 G 16 1 1 1 1 - - 1
8 8 H 16 - 1 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 7 8 8 8 5 3 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 1 A 19 1 1 1 1 1 1 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 1 1
3 3 C 18 1 1 1 1 1 1 1
4 4 D 17 1 1 1 - 1 1 1
5 5 E 17 1 1 1 1 1 1 -
6 6 F 17 1 1 1 1 1 1 -
7 7 G 16 1 1 1 1 1 1 1
8 8 H 16 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 8 7 8 8 6
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 1 A 19 1 1 1 1 1 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 -
3 3 C 18 1 1 1 1 - -
4 4 D 17 1 1 1 1 1 -
5 5 E 17 1 1 1 - 1 1
6 6 F 17 1 1 1 - 1 1
7 7 G 16 1 1 1 - 1 -
8 8 H 16 1 - 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 8 7 8 5 7 3
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 23 W 12 1 1 1 - - - 1
2 24 X 12 - 1 1 1 - - 1
3 25 Y 11 1 1 1 - - - 1
4 26 Z 11 - 1 1 - - - 1
5 27 AA 11 - - 1 1 - 1 1
6 28 AB 11 1 1 1 1 - 1 1
7 29 AC 10 - - 1 1 - - 1
8 30 AD 10 1 1 - - - - 1
Jml Jwb Benar 4 6 7 4 0 2 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 23 W 12 1 - 1 1 1 1 -
2 24 X 12 1 - 1 1 1 1 1
3 25 Y 11 1 - 1 1 1 1 -
4 26 Z 11 1 - 1 1 - 1 -
5 27 AA 11 - - 1 1 1 - 1
6 28 AB 11 - - 1 1 - 1 -
7 29 AC 10 1 - 1 1 1 1 -
8 30 AD 10 1 - 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 6 0 8 8 6 7 2
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 23 W 12 1 - 1 - - 1
2 24 X 12 1 - - - - 1
3 25 Y 11 1 - 1 - - -
4 26 Z 11 1 1 1 - 1 -
5 27 AA 11 1 1 1 - - -
6 28 AB 11 1 - - - 1 -
7 29 AC 10 - - 1 1 - -
8 30 AD 10 1 - 1 - - -
Jml Jwb Benar 7 2 6 1 2 2
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 7 4 3 37,50
2 2 8 6 2 25,00
3 3 8 7 1 12,50
4 4 8 4 4 50,00
5 5 5 0 5 62,50
6 6 3 2 1 12,50
7 7 8 8 0 0,00
8 8 8 6 2 25,00
9 9 8 0 8 100,00
10 10 8 8 0 0,00
11 11 7 8 -1 -12,50
12 12 8 6 2 25,00
13 13 8 7 1 12,50
14 14 6 2 4 50,00
15 15 8 7 1 12,50
16 16 7 2 5 62,50
17 17 8 6 2 25,00
18 18 5 1 4 50,00
19 19 7 2 5 62,50
20 20 3 2 1 12,50
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 20 66,67 Sedang
2 2 27 90,00 Sangat Mudah
3 3 29 96,67 Sangat Mudah
4 4 23 76,67 Mudah
5 5 6 20,00 Sukar
6 6 10 33,33 Sedang
7 7 30 100,00 Sangat Mudah
8 8 28 93,33 Sangat Mudah
9 9 11 36,67 Sedang
10 10 30 100,00 Sangat Mudah
11 11 29 96,67 Sangat Mudah
12 12 28 93,33 Sangat Mudah
13 13 29 96,67 Sangat Mudah
14 14 12 40,00 Sedang
15 15 29 96,67 Sangat Mudah
16 16 16 53,33 Sedang
17 17 27 90,00 Sangat Mudah
18 18 10 33,33 Sedang
19 19 18 60,00 Sedang
20 20 8 26,67 Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,327 -
2 2 -0,077 -
3 3 -0,135 -
4 4 NAN NAN
5 5 0,522 Signifikan
6 6 0,540 Signifikan
7 7 0,184 -
8 8 0,096 -
9 9 0,451 Signifikan
10 10 0,288 -
11 11 0,443 Signifikan
12 12 NAN NAN
13 13 0,192 -
14 14 0,490 Signifikan
15 15 0,384 -
16 16 0,565 Sangat Signifikan
17 17 NAN NAN
18 18 0,692 Sangat Signifikan
19 19 0,440 Signifikan
20 20 0,443 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0-- 0-- 10--- 20** 0
2 2 0-- 0-- 27** 3--- 0
3 3 29** 0-- 0-- 1--- 0
4 4 1- 5--- 1- 23** 0
5 5 0-- 22--- 6** 2-- 0
6 6 2- 10** 13-- 5+ 0
7 7 0 0 0 30** 0
8 8 28** 1+ 1+ 0-- 0
9 9 2- 13--- 4+ 11** 0
10 10 0 30** 0 0 0
11 11 0-- 0-- 29** 1--- 0
12 12 28** 1+ 0-- 1+ 0
13 13 0-- 29** 0-- 1--- 0
14 14 0-- 2- 12** 16--- 0
15 15 29** 1--- 0-- 0-- 0
16 16 9-- 5++ 0-- 16** 0
17 17 27** 1++ 0-- 2-- 0
18 18 1-- 4+ 10** 15--- 0
19 19 3+ 3+ 6+ 18** 0
20 20 8** 3- 16--- 3- 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 14,00
Simpang Baku= 2,55
KorelasiXY= 0,56
Reliabilitas Tes= 0,72
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 37,50 Sedang 0,424 Signifikan
2 2 25,00 Sangat Mudah 0,355 -
3 3 12,50 Sangat Mudah 0,297 -
4 4 50,00 Mudah 0,409 -
5 5 62,50 Sukar 0,599 Sangat Signifikan
6 6 12,50 Sedang 0,085 -
7 7 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
8 8 25,00 Sangat Mudah 0,320 -
9 9 100,00 Sedang 0,801 Sangat Signifikan
10 10 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
11 11 -12,50 Sangat Mudah -0,223 -
12 12 25,00 Sangat Mudah 0,320 -
13 13 12,50 Sangat Mudah 0,223 -
14 14 50,00 Sedang 0,435 Signifikan
15 15 12,50 Sangat Mudah 0,297 -
16 16 62,50 Sedang 0,561 Sangat Signifikan
17 17 25,00 Sangat Mudah 0,178 -
18 18 50,00 Sedang 0,452 Signifikan
19 19 62,50 Sedang 0,462 Signifikan
20 20 12,50 Sukar 0,241 -
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 30
Butir soal = 20
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 A 19 1 0 19 19
2 2 B 18 2 0 18 18
3 3 C 18 2 0 18 18
4 4 D 17 3 0 17 17
5 5 E 17 3 0 17 17
6 6 F 17 3 0 17 17
7 7 G 16 4 0 16 16
8 8 H 16 4 0 16 16
9 9 I 16 4 0 16 16
10 10 J 15 5 0 15 15
11 11 K 15 5 0 15 15
12 12 L 15 5 0 15 15
13 13 M 15 5 0 15 15
14 14 N 14 6 0 14 14
15 15 O 14 6 0 14 14
16 16 P 14 6 0 14 14
17 17 Q 13 7 0 13 13
18 18 R 13 7 0 13 13
19 19 S 13 7 0 13 13
20 20 T 13 7 0 13 13
21 21 U 12 8 0 12 12
22 22 V 12 8 0 12 12
23 23 W 12 8 0 12 12
24 24 X 12 8 0 12 12
25 25 Y 11 9 0 11 11
26 26 Z 11 9 0 11 11
27 27 AA 11 9 0 11 11
28 28 AB 11 9 0 11 11
29 29 AC 10 10 0 10 10
30 30 AD 10 10 0 10 10
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 14,00
Simpang Baku= 2,55
KorelasiXY= 0,56
Reliabilitas Tes= 0,72
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 A 10 9 19
2 2 B 10 8 18
3 3 C 9 9 18
4 4 D 9 8 17
5 5 E 9 8 17
6 6 F 9 8 17
7 7 G 9 7 16
8 8 H 9 7 16
9 9 I 8 8 16
10 10 J 7 8 15
11 11 K 9 6 15
12 12 L 8 7 15
13 13 M 8 7 15
14 14 N 8 6 14
15 15 O 8 6 14
16 16 P 8 6 14
17 17 Q 8 5 13
18 18 R 7 6 13
19 19 S 6 7 13
20 20 T 7 6 13
21 21 U 6 6 12
22 22 V 7 5 12
23 23 W 7 5 12
24 24 X 5 7 12
25 25 Y 7 4 11
26 26 Z 7 4 11
27 27 AA 5 6 11
28 28 AB 7 4 11
29 29 AC 5 5 10
30 30 AD 6 4 10
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 1 A 19 1 1 1 1 1 - 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 - 1
3 3 C 18 1 1 1 1 1 1 1
4 4 D 17 1 1 1 1 1 - 1
5 5 E 17 1 1 1 1 - 1 1
6 6 F 17 1 1 1 1 - 1 1
7 7 G 16 1 1 1 1 - - 1
8 8 H 16 - 1 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 7 8 8 8 5 3 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 1 A 19 1 1 1 1 1 1 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 1 1
3 3 C 18 1 1 1 1 1 1 1
4 4 D 17 1 1 1 - 1 1 1
5 5 E 17 1 1 1 1 1 1 -
6 6 F 17 1 1 1 1 1 1 -
7 7 G 16 1 1 1 1 1 1 1
8 8 H 16 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 8 7 8 8 6
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 1 A 19 1 1 1 1 1 1
2 2 B 18 1 1 1 1 1 -
3 3 C 18 1 1 1 1 - -
4 4 D 17 1 1 1 1 1 -
5 5 E 17 1 1 1 - 1 1
6 6 F 17 1 1 1 - 1 1
7 7 G 16 1 1 1 - 1 -
8 8 H 16 1 - 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 8 7 8 5 7 3
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 23 W 12 1 1 1 - - - 1
2 24 X 12 - 1 1 1 - - 1
3 25 Y 11 1 1 1 - - - 1
4 26 Z 11 - 1 1 - - - 1
5 27 AA 11 - - 1 1 - 1 1
6 28 AB 11 1 1 1 1 - 1 1
7 29 AC 10 - - 1 1 - - 1
8 30 AD 10 1 1 - - - - 1
Jml Jwb Benar 4 6 7 4 0 2 8
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 23 W 12 1 - 1 1 1 1 -
2 24 X 12 1 - 1 1 1 1 1
3 25 Y 11 1 - 1 1 1 1 -
4 26 Z 11 1 - 1 1 - 1 -
5 27 AA 11 - - 1 1 1 - 1
6 28 AB 11 - - 1 1 - 1 -
7 29 AC 10 1 - 1 1 1 1 -
8 30 AD 10 1 - 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 6 0 8 8 6 7 2
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 23 W 12 1 - 1 - - 1
2 24 X 12 1 - - - - 1
3 25 Y 11 1 - 1 - - -
4 26 Z 11 1 1 1 - 1 -
5 27 AA 11 1 1 1 - - -
6 28 AB 11 1 - - - 1 -
7 29 AC 10 - - 1 1 - -
8 30 AD 10 1 - 1 - - -
Jml Jwb Benar 7 2 6 1 2 2
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 7 4 3 37,50
2 2 8 6 2 25,00
3 3 8 7 1 12,50
4 4 8 4 4 50,00
5 5 5 0 5 62,50
6 6 3 2 1 12,50
7 7 8 8 0 0,00
8 8 8 6 2 25,00
9 9 8 0 8 100,00
10 10 8 8 0 0,00
11 11 7 8 -1 -12,50
12 12 8 6 2 25,00
13 13 8 7 1 12,50
14 14 6 2 4 50,00
15 15 8 7 1 12,50
16 16 7 2 5 62,50
17 17 8 6 2 25,00
18 18 5 1 4 50,00
19 19 7 2 5 62,50
20 20 3 2 1 12,50
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 20 66,67 Sedang
2 2 27 90,00 Sangat Mudah
3 3 29 96,67 Sangat Mudah
4 4 23 76,67 Mudah
5 5 6 20,00 Sukar
6 6 10 33,33 Sedang
7 7 30 100,00 Sangat Mudah
8 8 28 93,33 Sangat Mudah
9 9 11 36,67 Sedang
10 10 30 100,00 Sangat Mudah
11 11 29 96,67 Sangat Mudah
12 12 28 93,33 Sangat Mudah
13 13 29 96,67 Sangat Mudah
14 14 12 40,00 Sedang
15 15 29 96,67 Sangat Mudah
16 16 16 53,33 Sedang
17 17 27 90,00 Sangat Mudah
18 18 10 33,33 Sedang
19 19 18 60,00 Sedang
20 20 8 26,67 Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,327 -
2 2 -0,077 -
3 3 -0,135 -
4 4 NAN NAN
5 5 0,522 Signifikan
6 6 0,540 Signifikan
7 7 0,184 -
8 8 0,096 -
9 9 0,451 Signifikan
10 10 0,288 -
11 11 0,443 Signifikan
12 12 NAN NAN
13 13 0,192 -
14 14 0,490 Signifikan
15 15 0,384 -
16 16 0,565 Sangat Signifikan
17 17 NAN NAN
18 18 0,692 Sangat Signifikan
19 19 0,440 Signifikan
20 20 0,443 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0-- 0-- 10--- 20** 0
2 2 0-- 0-- 27** 3--- 0
3 3 29** 0-- 0-- 1--- 0
4 4 1- 5--- 1- 23** 0
5 5 0-- 22--- 6** 2-- 0
6 6 2- 10** 13-- 5+ 0
7 7 0 0 0 30** 0
8 8 28** 1+ 1+ 0-- 0
9 9 2- 13--- 4+ 11** 0
10 10 0 30** 0 0 0
11 11 0-- 0-- 29** 1--- 0
12 12 28** 1+ 0-- 1+ 0
13 13 0-- 29** 0-- 1--- 0
14 14 0-- 2- 12** 16--- 0
15 15 29** 1--- 0-- 0-- 0
16 16 9-- 5++ 0-- 16** 0
17 17 27** 1++ 0-- 2-- 0
18 18 1-- 4+ 10** 15--- 0
19 19 3+ 3+ 6+ 18** 0
20 20 8** 3- 16--- 3- 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 14,00
Simpang Baku= 2,55
KorelasiXY= 0,56
Reliabilitas Tes= 0,72
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\HASIL KONT.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 37,50 Sedang 0,424 Signifikan
2 2 25,00 Sangat Mudah 0,355 -
3 3 12,50 Sangat Mudah 0,297 -
4 4 50,00 Mudah 0,409 -
5 5 62,50 Sukar 0,599 Sangat Signifikan
6 6 12,50 Sedang 0,085 -
7 7 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
8 8 25,00 Sangat Mudah 0,320 -
9 9 100,00 Sedang 0,801 Sangat Signifikan
10 10 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
11 11 -12,50 Sangat Mudah -0,223 -
12 12 25,00 Sangat Mudah 0,320 -
13 13 12,50 Sangat Mudah 0,223 -
14 14 50,00 Sedang 0,435 Signifikan
15 15 12,50 Sangat Mudah 0,297 -
16 16 62,50 Sedang 0,561 Sangat Signifikan
17 17 25,00 Sangat Mudah 0,178 -
18 18 50,00 Sedang 0,452 Signifikan
19 19 62,50 Sedang 0,462 Signifikan
20 20 12,50 Sukar 0,241 -
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 30
Butir soal = 20
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 A 20 0 0 20 20
2 2 B 20 0 0 20 20
3 3 C 19 1 0 19 19
4 4 D 19 1 0 19 19
5 5 E 19 1 0 19 19
6 6 F 19 1 0 19 19
7 7 G 19 1 0 19 19
8 8 H 18 2 0 18 18
9 9 I 18 2 0 18 18
10 10 J 18 2 0 18 18
11 11 K 18 2 0 18 18
12 12 L 17 3 0 17 17
13 13 M 17 3 0 17 17
14 14 N 17 3 0 17 17
15 15 O 17 3 0 17 17
16 16 P 16 4 0 16 16
17 17 Q 16 4 0 16 16
18 18 R 16 4 0 16 16
19 19 S 15 5 0 15 15
20 20 T 15 5 0 15 15
21 21 U 15 5 0 15 15
22 22 V 15 5 0 15 15
23 23 W 14 6 0 14 14
24 24 X 14 6 0 14 14
25 25 Y 14 6 0 14 14
26 26 Z 14 6 0 14 14
27 27 AA 14 6 0 14 14
28 28 AB 13 7 0 13 13
29 29 AC 13 7 0 13 13
30 30 AD 11 9 0 11 11
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 16,33
Simpang Baku= 2,35
KorelasiXY= 0,46
Reliabilitas Tes= 0,63
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 A 10 10 20
2 2 B 10 10 20
3 3 C 10 9 19
4 4 D 10 9 19
5 5 E 10 9 19
6 6 F 10 9 19
7 7 G 9 10 19
8 8 H 10 8 18
9 9 I 10 8 18
10 10 J 9 9 18
11 11 K 9 9 18
12 12 L 9 8 17
13 13 M 9 8 17
14 14 N 9 8 17
15 15 O 9 8 17
16 16 P 10 6 16
17 17 Q 10 6 16
18 18 R 8 8 16
19 19 S 9 6 15
20 20 T 8 7 15
21 21 U 8 7 15
22 22 V 9 6 15
23 23 W 7 7 14
24 24 X 7 7 14
25 25 Y 6 8 14
26 26 Z 8 6 14
27 27 AA 9 5 14
28 28 AB 8 5 13
29 29 AC 7 6 13
30 30 AD 6 5 11
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 1 A 20 1 1 1 1 1 1 1
2 2 B 20 1 1 1 1 1 1 1
3 3 C 19 1 1 1 1 1 - 1
4 4 D 19 1 1 1 1 1 - 1
5 5 E 19 1 1 1 1 1 1 1
6 6 F 19 1 1 1 1 1 - 1
7 7 G 19 1 1 1 1 1 1 -
8 8 H 18 1 - 1 1 1 - 1
Jml Jwb Benar 8 7 8 8 8 4 7
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 1 A 20 1 1 1 1 1 1 1
2 2 B 20 1 1 1 1 1 1 1
3 3 C 19 1 1 1 1 1 1 1
4 4 D 19 1 1 1 1 1 1 1
5 5 E 19 1 1 1 1 1 1 -
6 6 F 19 1 1 1 1 1 1 1
7 7 G 19 1 1 1 1 1 1 1
8 8 H 18 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 8 8 8 8 7
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 1 A 20 1 1 1 1 1 1
2 2 B 20 1 1 1 1 1 1
3 3 C 19 1 1 1 1 1 1
4 4 D 19 1 1 1 1 1 1
5 5 E 19 1 1 1 1 1 1
6 6 F 19 1 1 1 1 1 1
7 7 G 19 1 1 1 1 1 1
8 8 H 18 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 8 8 8 8 8 8
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 23 W 14 1 1 1 1 - - 1
2 24 X 14 1 1 1 1 - - 1
3 25 Y 14 - 1 1 1 1 - 1
4 26 Z 14 1 1 1 1 1 - 1
5 27 AA 14 1 1 1 1 1 - 1
6 28 AB 13 - 1 1 1 1 - 1
7 29 AC 13 1 1 1 1 - - 1
8 30 AD 11 1 1 1 1 - - -
Jml Jwb Benar 6 8 8 8 4 0 7
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 23 W 14 1 - - 1 1 1 1
2 24 X 14 1 1 1 - 1 1 -
3 25 Y 14 1 - - 1 1 1 1
4 26 Z 14 1 - 1 1 1 - 1
5 27 AA 14 1 1 1 1 1 1 -
6 28 AB 13 1 1 - 1 1 1 -
7 29 AC 13 1 - 1 1 1 - -
8 30 AD 11 1 1 1 - 1 1 -
Jml Jwb Benar 8 4 5 6 8 6 3
15 16 17 18 19 20
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20
1 23 W 14 - 1 1 1 1 -
2 24 X 14 1 1 1 - - 1
3 25 Y 14 - 1 1 1 - 1
4 26 Z 14 1 - 1 - 1 -
5 27 AA 14 1 - 1 - - -
6 28 AB 13 - 1 1 - 1 -
7 29 AC 13 1 - 1 - 1 1
8 30 AD 11 1 - 1 - - -
Jml Jwb Benar 5 4 8 2 4 3
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 6 2 25,00
2 2 7 8 -1 -12,50
3 3 8 8 0 0,00
4 4 8 8 0 0,00
5 5 8 4 4 50,00
6 6 4 0 4 50,00
7 7 7 7 0 0,00
8 8 8 8 0 0,00
9 9 8 4 4 50,00
10 10 8 5 3 37,50
11 11 8 6 2 25,00
12 12 8 8 0 0,00
13 13 8 6 2 25,00
14 14 7 3 4 50,00
15 15 8 5 3 37,50
16 16 8 4 4 50,00
17 17 8 8 0 0,00
18 18 8 2 6 75,00
19 19 8 4 4 50,00
20 20 8 3 5 62,50
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 28 93,33 Sangat Mudah
2 2 28 93,33 Sangat Mudah
3 3 28 93,33 Sangat Mudah
4 4 30 100,00 Sangat Mudah
5 5 23 76,67 Mudah
6 6 10 33,33 Sedang
7 7 26 86,67 Sangat Mudah
8 8 27 90,00 Sangat Mudah
9 9 25 83,33 Mudah
10 10 24 80,00 Mudah
11 11 28 93,33 Sangat Mudah
12 12 30 100,00 Sangat Mudah
13 13 27 90,00 Sangat Mudah
14 14 15 50,00 Sedang
15 15 27 90,00 Sangat Mudah
16 16 26 86,67 Sangat Mudah
17 17 30 100,00 Sangat Mudah
18 18 23 76,67 Mudah
19 19 21 70,00 Sedang
20 20 14 46,67 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,327 -
2 2 -0,077 -
3 3 -0,135 -
4 4 NAN NAN
5 5 0,522 Signifikan
6 6 0,540 Signifikan
7 7 0,184 -
8 8 0,096 -
9 9 0,451 Signifikan
10 10 0,288 -
11 11 0,443 Signifikan
12 12 NAN NAN
13 13 0,192 -
14 14 0,490 Signifikan
15 15 0,384 -
16 16 0,565 Sangat Signifikan
17 17 NAN NAN
18 18 0,692 Sangat Signifikan
19 19 0,440 Signifikan
20 20 0,443 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 20
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0-- 0-- 2--- 28** 0
2 2 0-- 0-- 28** 2--- 0
3 3 28** 0-- 2--- 0-- 0
4 4 0 0 0 30** 0
5 5 0-- 7--- 23** 0-- 0
6 6 1-- 10** 17--- 2- 0
7 7 0-- 3--- 1+ 26** 0
8 8 27** 1++ 0-- 2-- 0
9 9 1+ 3-- 1+ 25** 0
10 10 0-- 24** 3+ 3+ 0
11 11 0-- 2--- 28** 0-- 0
12 12 30** 0 0 0 0
13 13 0-- 27** 3--- 0-- 0
14 14 0-- 1-- 15** 14--- 0
15 15 27** 0-- 1++ 2-- 0
16 16 0-- 0-- 4--- 26** 0
17 17 30** 0 0 0 0
18 18 0-- 0-- 23** 7--- 0
19 19 1- 0-- 8--- 21** 0
20 20 14** 0-- 14--- 2- 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 16,33
Simpang Baku= 2,35
KorelasiXY= 0,46
Reliabilitas Tes= 0,63
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 30
Nama berkas: D:\HASIL EKSPERIMEN.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 25,00 Sangat Mudah 0,327 -
2 2 -12,50 Sangat Mudah -0,077 -
3 3 0,00 Sangat Mudah -0,135 -
4 4 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
5 5 50,00 Mudah 0,522 Signifikan
6 6 50,00 Sedang 0,540 Signifikan
7 7 0,00 Sangat Mudah 0,184 -
8 8 0,00 Sangat Mudah 0,096 -
9 9 50,00 Mudah 0,451 Signifikan
10 10 37,50 Mudah 0,288 -
11 11 25,00 Sangat Mudah 0,443 Signifikan
12 12 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
13 13 25,00 Sangat Mudah 0,192 -
14 14 50,00 Sedang 0,490 Signifikan
15 15 37,50 Sangat Mudah 0,384 -
16 16 50,00 Sangat Mudah 0,565 Sangat Signifikan
17 17 0,00 Sangat Mudah NAN NAN
18 18 75,00 Mudah 0,692 Sangat Signifikan
19 19 50,00 Sedang 0,440 Signifikan
20 20 62,50 Sedang 0,443 Signifikan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Faqih Fadhlillah, lahir di Tangerang 18 Agustus 1995. Penulis
adalah anak pertama dari empa bersaudara dari pasangan
Bapak H.Ahmad Sururi dan Ibu HJ. Siti Hawa. Penulis
beralamatkan di Kp. Ketapang Dongkal Blok Masjid Al-
Riyadh Rt. 002, Rw. 04, No.2 Kelurahan Cipondoh Indah,
Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di sekolah MI Miftahussa’adah yang lulus
pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikkannya di MTs.N 40
Jakarta yang lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikannya di MA Al-Itqon yang lulus pada tahun 2012. Setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikannya ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta di Fakultas Ilu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.