pengaruh penggunaan mobile learning · “adhang-adhang tetese embun pasrah peparing marang...

62
PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS APLIKASI ANDROID TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATERI MENGGAMBAR POTONGAN SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 SEMARANG Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Oleh AFRIDJAL OTTOHYAT NIM. 5101413011 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING

BERBASIS APLIKASI ANDROID TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR

MATERI MENGGAMBAR POTONGAN

SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 SEMARANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

AFRIDJAL OTTOHYAT

NIM. 5101413011

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Afridjal Ottohyat

NIM : 5101413011

Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan ,S1

Judul : Pengaruh Penggunaan Mobile Learning Berbasis Aplikasi

Android Terhadap Motivasi Belajar Materi Menggambar

Potongan Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Semarang

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

Semarang, 20 Mei 2019

Dosen Pembimbing I

Drs. Harijadi Gunawan Buntoro Wahjono, M.Pd

NIP. 195810131984031002

ii

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Mobile Learning Berbasis

Aplikasi Android Terhadap Motivasi Belajar Materi Menggambar Potongan

Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Semarang” Telah dipertahankan di hadapan

sidang Panitia Ujian Skripsi/TA Fakultas Teknik UNNES pada tanggal, 24 Juni

2019 oleh,

Nama : Afridjal Ottohyat

NIM : 5101413011

Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan ,S1

Ketua Sekretaris

Aris Widodo, S.Pd., M.T Ir. Eko Nugroho J, S.Pd., M.T. IPP

NIP.197102071999031001 NIP. 197207021999031002

Penguji I Penguji II Penguji III/Pembimbing

Drs. Tugino, MT Drs. Lashari, M.T Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd

NIP. 196004121988031001 NIP. 195504101985031001 NIP. 195810131984031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M.T.

NIP. 196911301994031001

iii

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

Afridjal Ottohyat

NIM. 5101413030

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (sarjana, magister, dan doktor), baik di Universitas Negeri

Semarang (UNNES) maupun diperguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, 20 Mei 2019

Yang membuat pernyataan,

iv

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

Motto :

“Ajining Sariro Saka Busana, Ajining Diri Saka Lathi”

“Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti”

Persembahan

Ter-untuk :

Keluarga Tercinta

Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

Keluarga Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang

v

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

ABSTRAK

Ottohyat, Afridjal. 2019. Pengaruh Penggunaan Mobile Learning Berbasis

Aplikasi Android Terhadap Motivasi Belajar Materi Menggambar Potongan Siswa

Kelas XI SMK Negeri 3 Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik

bangunan. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:

Drs. Harijadi Gunawan Buntoro Wahjono, M.Pd.

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik,

pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana

penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi

pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau

fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol

verbal maupun simbol non verbal atau visual. Dengan berkembangnya teknologi

pada pertengahan abad ke-20 guru juga menggunakan alat bantu audio visual dalam

proses pembelajarannya. model konvensional yang sering kali berdampak pada

perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan, dengan demikian inovasi dalam

penyampain materi sangat diperlukan. Pemilihan media pun berperan dalam proses

pembelajaran guna menggiring siswa untuk tetap tertarik terhadap materi yang akan

disampaikan.Tujuan penelitian ini adalah Mengungkapkan pengaruh pendekatan

mobile learning dalam pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada materi

menggambar potongan konstruksi bangunan Siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuantitatif

dengan kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequievalent Control Group Design yaitu menempatkan subjek penelitian

ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang tidak dipilih secara acak atau random (Sugiyono, 2009: 116). Hal ini

senada dengan apa yang dikatakan Margono (2004: 112) bahwa “penelitian ini

memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam kelompok

yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan secara alami”.

Hasil analisis data akhir diambil dengan menggunakan angket non tes

terhadap kelompok sesi pertama yaitu kelas eksperimen XI KGSP 2 dengan

perlakuan pembelajaran M-learning disertai metode ceramah untuk mendorong

motivasi siswa dalam belajar materi menggambar potongan. Sedangkan untuk sesi

kedua yaitu kelompok kelas kontrol XI KGSP 1 dengan metode konvensional

ceramah disertai observasi gambar. Setelah pengolahan data didapatkan bahwa

kelompok kelas eksperimen mendapatkan skor 9.81% lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran M-

learning dipadukan dengan ceramah dan kelas yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Kata kunci : Mobile-learning, Modul, Media visual, Menggambar Potongan

Bangunan, Penelitian Eksperimen

vi

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Mobile Learning (M-Learning) Berbasis Aplikasi Android Terhadap Motivasi

Belajar Pada Materi Menggambar Potongan Siswa Kelas XI SMK Negeri 3

Semarang”. Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk

mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW, musah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di

yaumil akhir nanti, Amin.

Penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta

penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang diberikan kepada pebulis untuk menempuh studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T. Dekan Fakultas Teknik, Aris Widodo, S.Pd., M.T., Ketua

Jurusan Teknik Sipil atas fasilitas yang disediakan bagi mahasiswa.

3. Drs. Harijadi Gunawan Buntoro Wahjono, M.Pd sebagai Pembimbing yang

penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi

sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang relevan

dengan penulisan karya ini.

4. Drs. Tugino, MT dan Drs. Lashari, M.T sebagai penguji yang telah memberi

masukan yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan,

komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.

vii

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

5. Ahli Materi dalam penyusunan modul, atas saran dan arahan menambah bobot

dan kualitas karya ini.

6. Ahli Media dalam penyusunan modul, atas saran dan arahan menambah bobot

dan kualitas karya ini.

7. Semua Dosen Jurusan Teknik Sipil FT. UNNES, yang telah memberi bekal

pengetahuan yang berharga.

8. Segenap pengurus dan staff administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang yang membantu dalam proses administrasi.

9. Keluarga besar PTB angkatan 2013 yang tak bisa terucapkan satu persatu.

Terima kasih telah banyak membantu baik berupa semangat, doa, ataupun

bentuk bantuan lainnya, dan telah mengisi perjalanan perkuliahan di JTS Unnes

menjadi lebih berwarna dan bermakna.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam

penyusunan karya ini.

Semoga amal baik semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda

dari Allah SWT dan penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka

segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

sempurnanya penulisan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 27 Mei 2019

Penulis

viii

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah........................................................................... 5

1.3. Batasan Masalah ................................................................................ 6

1.4. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1.7. Sistematika Penulisan ....................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 10

2.1. Menggambar Konstruksi Bangunan ........................................................ 10

2.1.1 Struktur Bagian Atas (Upper Structure) ...................................... 11

2.1.2 Struktur Bagian Bawah (Lower Structure) .................................. 12

2.1.3 Menggambar Potongan Bangunan ............................................... 12

2.1.4 Jenis-Jenis Potongan Bangunan ................................................... 13

2.2. Motivasi Belajar ....................................................................................... 14

2.2.1 Aspek-Aspek Motivasi Belajar .................................................... 16

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ............................. 17

ix

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

2.2.3 Motivasi Belajar pada Anak Berbakat ......................................... 18

2.3. Media Visual ............................................................................................ 18

2.3.1 Prinsip Penggunaan Media Visual ............................................... 21

2.4. Modul ....................................................................................................... 22

2.4.1 Analisis Kebutuhan Modul .......................................................... 23

2.4.2 Tujuan dan Karakteristik Modul .................................................. 23

2.4.3 Kelemahan Pembelajaran dengan Modul .................................... 25

2.4.4 Kelebihan Pembelajaran dengan Modul ...................................... 26

2.5. Metode Mobile Learning ......................................................................... 27

2.5.1 Perbedaan E-Learning dengan M-learning .................................. 28

2.5.2 Manfaat M-learning ..................................................................... 32

2.5.3 Kesiapan M-learning .................................................................... 33

2.5.4 Implementasi M-learning ............................................................. 36

2.6. Sistem Operasi Android ........................................................................... 37

2.6.1 Sejarah Sistem Operasi Android .................................................. 38

2.6.2 Versi Android ............................................................................... 40

2.7.Penelitian yang Relevan ........................................................................... 41

2.8.Kerangka Berpikir .................................................................................... 42

2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 44

3.1. Jenis Penelitian......................................................................................... 44

3.2. Metode dan Desain Penelitian ................................................................. 45

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 48

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 48

3.5. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................................ 49

3.6. Angket dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 51

3.7. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen .......................................................... 52

3.8. Teknik Analisi Data ................................................................................. 56

3.9. Profil Sekolah........................................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 66

4.1. Deskripsi Data .......................................................................................... 66

x

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

4.2. Analisi Data ............................................................................................. 67

4.2.1. Justifikasi Media M-Learning Menurut Ahli Materi ................... 67

4.2.2. Justifikasi Media M-Learning Menurut Ahli Media .................... 68

4.2.3. Penelitian Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................... 68

4.3. Hasil Penelitian ......................................................................................... 75

4.3.1. Justifikasi Ahli Materi .................................................................. 75

4.3.2. Justifikasi Ahli Media .................................................................. 76

4.4.Pembahasan Penelitian Eksperimen ........................................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 89

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 89

5.2. Saran ........................................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 90

LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................. 94

xi

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Versi - versi Android ............................................................................. 40

Tabel 3.1. Nonequievalent Control Group Design ................................................ 47

Tabel 3.2. Indikator Variabel X ............................................................................. 50

Tabel 3.3. Indikator Variabel Y ............................................................................. 51

Tabel 3.4. Tabel Justifikasi Instrumen Non Tes..................................................... 54

Tabel 3.5. Hasil Validitas Instrumen ...................................................................... 55

Tabel 3.6. Hasil Reliabilitas Instrumen .................................................................. 56

Tabel 3.7. Jurusan KGSP ....................................................................................... 64

Tabel 4.1. Gambaran Umum Hasil Angket Post Test ............................................ 69

Tabel 4.2. Tests of Normality (Uji Normalitas) ...................................................... 71

Tabel 4.3. Test of Homogeneity of Variances Motivasi Siswa .............................. 72

Tabel 4.4. Independent Samples Test ..................................................................... 72

Tabel 4.5 Skor Rata-Rata Siswa ............................................................................. 72

Tabel 4.6. Klasifikasi Prosentase ........................................................................... 75

xii

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Penilaian Ahli Materi ........................................................................ 67

Gambar 4.2. Penilaian Ahli Media ......................................................................... 68

xiii

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

lampiran 1. Silabus ............................................................................................... 95

lampiran 2. Rencana Pembelajaran .................................................................... 110

lampiran 3. Daftar Nama Responden ................................................................. 114

lampiran 4. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Ahli Materi .................... 115

lampiran 5. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Ahli Media..................... 119

lampiran 6. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Kelas Eksperimen .......... 123

lampiran 7. Kisi-kisi, Soal Angket dan Rubrik untuk Kelas Kontrol ................ 127

lampiran 8. Validasi Instrumen .......................................................................... 135

lampiran 9. Hasil Angket Ahli Materi................................................................ 139

lampiran 10. Hasil Angket Ahli Media ................................................................ 140

lampiran 11. Hasil Angket Ahli Vaidator Instrumen ........................................... 141

lampiran 12. Hasil Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ......................... 142

lampiran 13. Hasil Angket Motivasi Belajar Kelas Kontrol ................................ 143

lampiran 14. Surat Permohonan sebagai Ahli Materi .......................................... 144

lampiran 15. Surat Permohonan sebagai Ahli Media........................................... 146

lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 148

lampiran 17. Surat Selesai Penelitian ................................................................... 149

lampiran 18. Surat Tugas Pembimbing Skripsi.................................................... 151

lampiran 19. Berita Acara Seminar Proposal ....................................................... 152

lampiran 20. Surat Tugas Panitia Ujian Sarjana .................................................. 153

lampiran 21. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 154

lampiran 22. Modul M-Learning ......................................................................... 155

xiv

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dinyatakan bahwa

salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

bangsa, untuk itu setiap warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial,

ras, etnis, agama dan gender berhak memperoleh pendidikan yang bermutu

sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Kehadiran pendidikan yang

bermutu merupakan prasyarat adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

yaitu warga negara yang unggul secara intelektual, bermoral dengan

mengaplikasikan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, kompeten

menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), produktif dalam karya

dan memiliki komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial, serta berdaya

saing terhadap bangsa lain di era global.

Pembangunan pendidikan nasional perlu diarahkan pada peningkatan

martabat manusia secara keseluruhan, oleh karena itu lembaga pendidikan

diharapkan mampu menjadi wahana strategis bagi upaya pengembangan

segenap potensi individu, termasuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan bagi para peserta didik yang akan menjadi landaasan penting

bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesi

seutuhnya dapat tercapai. Pendidikan jika dipandang sebagai suatu proses, maka

1

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

2

di dalamnya terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan, yaitu tujuan

belajar, pengalaman belajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan belajar mengacu

pada falsafah negara yang dituangkan dalam kurikulum pendidikan dan dalam

setiap kurikulum pendidikan telah dirumuskan tujuan setiap mata pelajaran serta

tujuan instruksional secara umum setiap pokok bahasan.

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik,

pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan

sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah

isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau

fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol

verbal maupun simbol non verbal atau visual. Dengan berkembangnya

teknologi pada pertengahan abad ke- 20 guru juga menggunakan alat bantu

audio visual dalam proses pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk

menghindari verbalisme yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan alat

bantu visual saja. Dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis, khususnya

untuk menciptakan media, metode, dan materi pendidikan yang semakin

interaktif.

Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna

untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan

komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar

dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini

membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan

metode pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

3

mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa,

membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis

terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian

atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

pelajaran.

Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam

mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan

menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam

mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi

belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Teknologi tidak dapat

menggantikan manusia, namun teknologi berkembang secara pesat, dan guru

dituntut untuk terus berinovasi dalam memilih atau mengambangkan media

pembelajaran. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat

menggantikan posisi guru, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan

pengetahuan dan teknologi, bukanlah sikap yang tepat. Oleh karena itu, metode

dan isi m-learning membuat perubahan dan tantangan baru dalam hal teknis dan

sosial. Aspek baru ini muncul dari bagaimana orang berurusan dengan informasi,

bagaimana mereka akan mendapatkan konten dalam situasi dan tempat belajar

yang diinginkan.

Dalam materi menggambar potongan konstruksi bangunan kelas XI di SMK

Negeri 3 Semarang terdapat banyak kendala seperti pendekatan cara belajar model

konvensional yang sering kali berdampak pada perhatian siswa terhadap materi yang

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

4

disampaikan, dengan demikian inovasi dalam penyampain materi sangat diperlukan.

Pemilihan media pun berperan dalam proses pembelajaran guna menggiring siswa

untuk tetap tertarik terhadap materi yang akan disampaikan. Dari sejumlah

pengguna smart phone di Indonesia ternyata sebagian besar hanya

diperuntukkan untuk keperluan komunikasi, internet, dan bisnis. Belum banyak

yang digunakan untuk pemanfaatan pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Tantangan yang ada adalah belum banyak tersedia konten-konten

pembelajaran berbasis mobile yang bisa diakses secara luas. Kebanyakan

konten yang beredar din pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki

aspek pendidikan yang kurang. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan

adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis perangkat

bergerak (smart phone) yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.

(Triarso,Agus:2010).

Bila didukung dengan sarana yang tepat, siswa dapat mengakses

pelajaran lewat smart phone mereka. Sehingga munculah pembelajaran m-

learning (mobile learning) sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.

Dengan menggunakan telefon pintar (smart phone), maka program mobile

learning akan semakin mudah dijangkau dan dimanfaatkan. Jumlah

pengguna smart phone di Indonesia tercatat sebanyak lebih dar i 100 juta jiwa

(Kominfo, per Oktober 2015) dan menempati urutan ke-4 terbanyak di dunia.

Namun kenyataan di lapangan ternyata belum seperti kondisi ideal yang

diharapkan terutama dalam aspek pendidikan. Penggunaan m-learning pada materi

menggambar potongan konstruksi bangunan diharapkan dapat menjadi

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

5

pendekatan baru dalam penyampaian materi, yang dapat diakses lewat smart

phone atau perangkat mobile lainnya sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam

mempelajari materi menggambar potongan konstruksi bangunan.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui lebih jauh tantang

motivasi belajar siswa terhadap materi menggambar potongan konstruksi

bangunan dan media mobile learning dengan melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Penggunaan Mobile Learning Berbasis Aplikasi Android Terhadap

Motivasi Belajar Materi Menggambar Potongan Siswa Kelas XI SMK Negeri 3

Semarang”

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

1. Materi menggambar potongan pada mata pelajaran Menggambar Bangunan

Gedung Kelas XI SMK Negeri 3 Semarang belum tersampaikan secara

optimal.

2. Kurangnya inovasi pembelajaran dalam penyampaian materi tersebut

sehingga siswa cenderung pasif pada proses pembelajaran.

3. Diperlukan strategi khusus untuk mendorong motivasi siswa dalam

mempelajari materi menggambar potongan.

4. Siswa di jaman modern dan penuh teknologi ini memerlukan pendekatan

baru dalam penyampaian materi tertentu.

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

6

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan

permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Penyusunan m-learning media tiga dimensi disertai dengan modul ini

ditujukan guna membantu proses kegiatan pembelajaran di Jurusan

Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan (KGSP) untuk SMK khususnya

SMK Negeri 3 Semarang.

2. Objek penelitian adalah siswa jurusan KGSP yang pernah ataupun sedang

menempuh mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan.

3. Materi yang akan disampaikan dalam model tiga dimensi dan modul yang

dibuat yaitu mengenai menggambar potongan bangunan pada Jurusan

Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan (KGSP) untuk SMK khususnya

SMK Negeri 3 Semarang.

4. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah motivasi belajar dari

siswa dan belum mencakup hasil belajar atau prestasi kognitif siswa

sehingga diperlukan penelitian lanjutan agar didapatkan data yang lebih

lengkap lagi.

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul/masalah yang telah ditemukan

di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menyatakan rumusan masalahnya yaitu,

adakah pengaruh pendekatan mobile learning dalam pembelajaran terhadap

motivasi belajar siswa pada materi menggambar potongan konstruksi bangunan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengungkapkan alasan dalam pendekatan melalui m-learning pada materi

menggambar potongan konstruksi bangunan.

2. Memberikan penjelasan mengenai proses penerapan m-learning dalam

pembelajaran di Sekolah.

3. Mengungkapkan pengaruh pendekatan mobile learning dalam pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa pada materi menggambar potongan

konstruksi bangunan.

4. Menjabarkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis m-learning.

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini manfaat yang ingin dicapai adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai pelajaran untuk menambah pengetahuan dalam bidang

penelitian ilmiah. Dengan melakukan penelitian akan mengetahui secara

langsung pengaruh pendekatan mobile learning dalam pembelajaran

terhadap motivasi belajar materi menggambar potongan konstruksi

bangunan siswa kelas XI.

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

8

2. Bagi guru, dengan penelitian ini dapat memberi pandangan kepada guru

dalam mengembangkan inovasi dalam media pembelajaran maupun

pendekatan modern guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Bagi siswa yang sedang mempelajari materi menggambar potongan

konstruksi bangunan, dengan hasil penelitian ini akan memperoleh

pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dengan adanya media

pembelajaran yang efektif.

4. Bagi calon guru, dengan adanya penelitian ini merupakan ilmu yang sangat

berharga dan dapat menambah pengetahuan dalam bidang penelitian ilmiah,

dimana pada saat melakukan penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya

menetapkan diri sebagai calon guru. Dengan demikian diharapkan akan

mampu melaksanakan tugas guru dengan benar-benar profesional.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk dapat mengatahui isi penelitian ini, maka secara singkat akan

disusun dalam 5 bab, yang terdiri dari:

1. Bab satu yaitu pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi

permasalahan, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

2. Bab dua yaitu kajian pustaka yang mengenai menggambar konstruksi

bangunan, motivasi belajar, pendekatan m-learning, sistem aplikasi android,

tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis serta uraian

teoritis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

9

3. Bab tiga yaitu metode penelitian menjelaskan mengenai populasi dan

sampel, variabel yang digunakan, jenis data, sumber data, metode

pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta metode analisis data

yang digunakan.

4. Bab empat yaitu deskripsi data, analisi data, hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian eksperimen mengenai pengaruh dari mobile

learning terhadap motivasi belajar siswa.

5. Bab lima yaitu penutup menjelaskan tentang kesimpulan, dan saran.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Menggambar Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan merupakan bahan bangunan yang disusun sedemikian

rupa sehingga dapat menahan beban dan menentukan pola bangunan. Pada

umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau

arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan

lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh

bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik

sebuah konstruksi.

Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan gedung diperlukan beberapa

teori-teori, analisa struktur, dan metode perhitungan sebagai pedoman untuk

menyelesaikan perhitungan tersebut. Ilmu teoritis di atas tidaklah cukup karena

analisa secara teoritis tersebut hanya berlaku pada kondisi struktur ideal sedangkan

gaya-gaya yang dihitung hanya merupakan pendekatan dari keadaan yang

sebenarnya atau yang diharapkan terjadi.

Perencanaan dari konstruksi bangunan juga harus memenuhi berbagai syarat

konstruksi yang telah ditentukan yaitu kuat, kaku, bentuk yang serasi dan dapat

dilaksanakan dengan biaya yang ekonomis tapi tidak mengurangi mutu bangunan

tersebut, sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsi utama yang diinginkan

oleh perencana. Struktur bangunan dibagi menjadi bagian atas dan bagian bawah.

10

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

11

2.1.1 Struktur bagian atas (Upper Structure)

Struktur bangunan atas harus sanggup mewujudkan perencanaan dari segi

arsitektur dan harus mampu menjamin mutu baik dari segi keamanan maupun

kenyamanan bagi penggunanya. Untuk itu bahan bangunan yang nantinya akan

digunakan sebagai bahan dasar dari konstuksi hendaknya memenuhi criteria

sebagai berikut:

a. Tahan api

b. Kuat dan kokoh, setiap bangunan yang direncanakan harus kuat menahan

beban dan tahanan terhadap goyangan yang diakibatkan oleh gempa,beban

angin, dan sebagainya.

c. Awet untuk jangka waktu yang lama.

d. Ekonomis, setiap konstruksi yang dibangun harus seekonomis mungkin

dan disesuaikan dengan biaya yang ada tanpa mengurangi mutu dan

kekuatan bangunan.

e. Aman dan nyaman, setiap bangunan yang dibangun harus memperhatikan

aspek-aspek kenyamanan serta orang – orang yang menghuni merasa

nyaman dan aman.

2.1.2 Struktur bangunan bawah (Lower Structure)

Struktur bangunan bawah adalah sistem pendukung bangunan yang

menerima beban struktur atas untuk diteruskan ketanah di bawahnya. Konstruksi

bangunan bawah meliputi:

a. Konstruksi sloof

b. Konstruksi pondasi

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

12

denah yang memuat informasi mengenai dimensi/ukuran dan spesfikasi teknis

bangunan rumah. Ukuran yang dimaksud adalah informasi tinggi bangunan,

kedalaman fondasi, tinggi kusen, dan lainnya. Sedangkan spesifikasi teknis

menyangkut informasi bahan dan material yang digunakan. Gambar potongan

sangat penting untuk menunjukkan prinsip struktur bangunan, kedudukan elemen

bangunan, konstruksi dan bentukan, ukuran, dan juga bahan yang dipakai dalam

bangunan, serta dapat pula menunjukkan kaitan dengan sistem bangunan.

2.1.3 Menggambar Potongan Bangunan

Secara umum gambar potongan merupakan tampilan irisan bangunan atau

Keseluruhannya, otongan dibuat dengan tujuan memperlihatkan:

a. Sistem struktur dan elemennya

b. Konstruksi antar elemen sistem struktur

c. Konstruksi inter elemen struktur

d. Bahan bangunan

e. Ukuran dan satuan

f. Konstruksi ruangan bangunan

g. Sistem bangunan

Saat membuat gambar potongan, kita harus memerhatikan segala ketentuannya,

antara lain:

a. Potongan gambar harus vertikal dengan pandangan horisontal.

b. Bagian yang dipotong dalam bangunan ditunjukkan dengan garis terputus-

putus yang menunjukkan letak dan arah pandangan dalam potongan pada

denah setiap lantai bangunan.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

13

c. Potongan diletakkan pada bagian-bagian yang memerlukan penjelasan

lebih rinci yang dapat menunjukkan prinsip bangunan secara keseluruhan.

d. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila merupakan

gambar kerja.

2.1.4 Jenis-Jenis Potongan Bangunan

1. Potongan Arsitektural (Potongan Perencanaan)

Adakalanya sebuah potongan hanya dimaksudkan untuk menunjukkan salah

satu aspek saja dalam bangunan. Untuk menghindari gambar yang lebih rumit atau

untuk menghindari kesalahpahaman antara pendesign dengan pihak lain terutama

produsen dan klien, gambar potongan hanya memberikan satu informasi saja.

Potongan ruang yang hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang biasanya dapat

digambar dengan menggunakan metode potongan tertentu seperti potongan tiga

dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat

arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan.

Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian gagasan

atau presentasi.

2. Potongan Struktural (Potongan Konstruksi)

Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk

menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Karena gambar potongan harus

menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan

tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan

digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada garis

potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur, seperti

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

14

fondasi, kolom, balok, kuda-kuda tetap diperlihatkan dalam potongan. Garis potong

pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan posisi ruang dan bukan pada posisi

elemen atau sistem.

3. Potongan Detail

Potongan juga diperlukan untuk memperjelas detail konstruksi bangunan

tertentu. Potongan detail ini sifatnya lebih teknis dan akan dipergunakan secara

langsung baik sebagai pedoman pelaksanaan ataupun sebagai pedoman untuk

memprakirakan rencana anggaran biaya (RAB) karena perhitungan baik jenis bahan

ataupun ukurannya beserta posisinya baru dapat dihitung jika dengan gambar jelas.

Dengan demikian gambar detail ini sangat diperlukan pada setiap bagian dalam

bangunan dengan sangat jelas beserta notasi ketentuan bahan dan ukuran untuk

dapat dilaksanakannya bangunan dengan benar. Potongan detail dalam satu

rangkaian konstruksi juga dapat digambarkan secara sekaligus. Potongan ini

biasanya disebut dengan potongan prinsip yang akan menunjukkan dengan jelas

prinsip-prinsip dalam satu bagian atau elemen bangunan seperti potongan pada area

kamar mandi dengan shaftnya, potongan pada bagian atap bangunan beserta

konstruksi pelengkapnya seperti talang dan bubungan, potongan pada dinding luar

bangunan yang berkaitan dengan tritis serta kanopi dan sebagainya.

2.2 Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan

sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

15

untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas

perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang

sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,

dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam

kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai (Sardiman, 2000).

Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan

bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu

kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan

bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas

tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran

yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan

menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,

siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,

rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk

memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah

aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

16

Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang

berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

2.2.1 Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh

Santrock (2007), yaitu:

1. Motivasi Eksentrik

Motivasi ekstrinsik yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu

yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi

oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar

keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua

kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas,

dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi

tentang penguasaan keahlian.

2. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian

karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi

untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang

sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung

nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru

memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

a. Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.

Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

17

sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan

eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka

mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab

personal atas pembelajaran mereka.

b. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan

berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam

tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu

mudah.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

motivasi belajar siwa, yaitu:

a. Harapan guru

b. Instruksi langsung

c. Umpanbalik (feedback) yang tepat

d. Penguatan dan Hukuman (reward and punishment)

Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan

bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar adalah:

a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar

dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

b. Persaingan/kompetisi.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

18

c. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar

merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan

sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.

d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi

giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih

giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.

f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan

baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

2.2.3 Motivasi Belajar pada Anak Berbakat

Menurut Heward (1996), karakteristik perilaku belajar dengan motivasi

tinggi yang dimiliki oleh anak berbakat, yaitu:

a. Konsisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya.

b. Senang mengerjakan tugas secara independen dimana mereka hanya

memerlukan sedikit pengarahan.

c. Ingin belajar, menyelidiki, dan mencari lebih banyak informasi.

d. Memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal pembelajaran, seperti

mudah menangkap pelajaran, memiliki ketajaman daya nalar, daya

konsentrasi baik, dan lain sebagainya.

2.3 Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini

nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

19

usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang

dipelajari. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected

visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media

visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat

proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan nampak pada layar

(screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar

diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak

(motionpictures).

Alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan membutuhkan ruangan

tertentu yang cukup memadai. Jenis-jenis alat proyeksi yang biasa digunakan untuk

menyampaikan pesan pendidikan untuk anak usia dini antaranya: OHP (overhead

projection) dan slaid suara (soundslide). Media visual yang tidak diproyeksikan

terdiri atas media gambar diam/mati, media grafis, media model, dan media realita.

1. Gambar Diam

Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara

fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang,

tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang

diajarkan. Gambar diam ini ada yang sifatnya tunggal ada juga yang berseri yaitu

berupa sekumpulan gambar menjadi satu kesatuan.

2. Media Grafis

Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang

dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan.

Unsur-unsur yang terdapat dalam media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

20

ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan

kata-kata, angka serta bentuk simbol (lambang). Bila Anda akan menggunakan

media grafis ini Anda harus memahami dan mengerti arti simbol simbolnya,

sehingga media ini akan lebih efektif untuk menyajikan isi tema kepada anak.

Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat menarik perhatian, murah dan mudah

disimpan dan dibawa. Jenis-jenis media grafis ini diantaranya: grafik, bagan,

diagram, poster, kartun, dan komik.

3. Model Tiga Dimensi

Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam

kegiatan pendidikan untuk memudahkan siswa dalam merepresentasikan materi,

media ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu

besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal,

objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam

kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenis media model diantaranya: model

padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up

model), model kerja (working model), mock-up dan diorama. Masing-masing jenis

model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih

besar dengan objek sesungguhnya.

4. Media Realita

Media realita merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi

memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada siswa.

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

21

2.3.1 Prinsip Penggunaan Media Visual

Prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis

visual, sebagai berikut :

a. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan garis,

karton, bagan dan diagram.

b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat

teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

c. Gunakan grafik untuk menggambarkan iktisar keseluruhan materi sebelum

menyajikan unit demi unut pelajaran untuk digunakan oleh siswa

mengorganisasikan informasi.

d. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.

e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya

dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara

berdampingan.

f. Hindari visual yang tak berimbang.

g. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.

i. Visual, khususnya diagram, sangat membantu untuk mempelajari materi

yang agak kompleks.

j. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan.

k. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah

dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah

pengelolaan informasi.

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

22

l. Caption (keterangan gambar) harus dipersiapkan.

m. Warna harus digunakan secara realistik.

n. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian

dan membedakan komponen-komponen.

2.4 Modul

Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang

terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh

siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009:472). Modul

pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang

mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010). Menurut

Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang

terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.

Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128).

Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah

suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran.

Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang

memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih

kepada unit berikutnya. Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat

disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara

mandiri.

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

23

2.4.1 Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan

RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam

mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Tujuan analisis kebutuhan

modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul

yang harus dibuat dalam satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat

diartikan sebagai satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya. Analisis

kebutuhan modul dilakukan dengan anggota yang terdiri atas mereka yang

memiliki keahlian pada program yang dianalisis.

2.4.2 Tujuan dan Karakteristik Modul

Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun secara

sistematis, menarik, dan jelas. Modul dapat digunakan kapanpun dan dimanapun

sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anwar (2010), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran sebagai

berikut :

a. Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak

tergantung pada pihak lain.

b. Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.

c. Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media

lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

24

d. Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

e. User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab

bersahabat/akrab dengan pemakainya.

f. Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

Menurut Wijaya (1988:129), ciri-ciri pengajaran modul pembelajaran adalah :

a. Siswa dapat belajar individual, ia belajar dengan aktif tanpa bantuan

maksimal dari guru.

b. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus. Rumusan tujuan bersumber

pada perubahan tingkah laku.

c. Tujuan dirumuskan secara khusus sehingga perubahan tingkah laku yang

terjadi pada diri siswa segera dapat diketahui. Perubahan tingkah laku

diharapkan sampai 75% penguasaan tuntas (mastery learning)

d. Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut

kemampuannya masing-masing.

e. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instruction,

dengan belajar seperti ini, modul membuka kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan dirinya secara optimal.

f. Modul memiliki daya informasi yang cukup kuat. Unsur asosiasi,

struktur, dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga

siswa secara spontan mempelajarinya.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

25

g. Modul banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat

aktif.

2.4.3 Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul

Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar

mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk kegiatan

belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut :

1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.

2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh

siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.

3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus

menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi

secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.

Tjipto (1992:72), juga mengungkapkan beberapa hal yang memberatkan

belajar dengan menggunakan modul, yaitu :

1. Kegiatan belajar memerlukan organisasi yang baik.

2. Selama proses belajar perlu diadakan beberapa ulangan/ujian, yang perlu

dinilai sesegera mungkin.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang

mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan

waktu yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

26

membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau

proses belajar siswa.

2.4.4 Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul

Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat

bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan

modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai

dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.

Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika

belajar menggunakan modul, antara lain :

a. Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas

pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.

b. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang

berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.

c. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

d. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.

e. Pendidikan lebih berdaya guna.

Selain itu Santyasa (Suryaningsih, 2010:31), juga menyebutkan beberapa

keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah

sebagai berikut :

a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

27

b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar,

pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul

yang mana mereka belum berhasil.

c. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

d. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut

jenjang akademik.

2.5 Metode M-Learning

Mobile Learning (M-Learning) didefinisikan oleh Clark Quinn (Wijaya,

2006) sebagai :

The intersection of mobile computing and e-learning: accessible

resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction,

powerful support for effective learning, and performance-based

assessment. E- Learning independent of location in time or space.

Merujuk dari definisi tersebut maka, m-learning adalah model

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada

konsep pembelajaran tersebut m-learning membawa manfaat ketersediaan

materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.

Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok

memanfaatkan m-learning. Stevanus Wisnu Wijaya (2006) menjelaskan bahwa

materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain:

materi yang bersifat ”hands on”, keterampilan sebagai mana dokter gigi, seni

musik khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing

maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian.

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

28

Mobile learning atau m-learning sering didefinisikan sebagai e-learning

melalui perangkat komputasi mobile (Andy, 2007: 6). Ally (2004)

mendefinisikan m-learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran

elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan

kapan saja. Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital dan

PDA (Personal Digital Assistance). Namun, secara lebih umum kita dapat

menganggapnya sebagai perangkat apapun yang berukuran cukup kecil, dapat

bekerja sendiri, yang dapat kita bawa setiap waktu dalam kehidupan kita sehari-

hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran. Perangkat

kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik disimpan secara

lokal pada perangkat maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi. Perangkat

ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik melalui

suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar bergerak.

Mobile learning dapat didefinisikan sebagai suatu fasilitas atau layanan

yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan

konten yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa

mempermasalahkan lokasi dan waktu. Sistem m-learning ini memanfaatkan

mobilitas dari perangkat handheld/mobile, seperti handphone dan PDA, untuk

memberikan suatu fungsi pembelajaran yang dapat dilakukan di mana pun dan

kapan pun.

2.5.1 Perbedaan E-Learning dan M-Learning

Teknologi e-learning sudah tidak asing lagi selama ini. Perkembangan

teknologi yang begitu pesat telah melahirkan kembali suatu hal yang baru

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

29

dengan lahirnya suatu pendekatan pembelajaran secara mobile yang dikenal

dengan istilah m-learning. Namun salah satu yang menjadi bahan perbincangan

adalah apa perbedaan antara e-learning dan m-learning tersebut, dan bagaimana

keterkaitan hubungan diantara keduanya.

Urdan dan Weggan (2000) memaparkan dengan cukup jelas definisi

komperhensif tentang perbedaan dan hubungan antara e-learning dan m-

learning. “Teknologi e-learning mencakup seluruh bagian dari aplikasi dan

proses, termasuk Computer Based Learning, Web Based Learning, Virtual

Classroom, dan Digital Collabation”. Kita bisa mendefinisikan bahwa e-

learning merupakan suatu pendekatan penyampaian konten-konten

pembelajaran beserta interaksinya melalui semua perangkat media, termasuk

internet, intranet, ekstranet, satelit broadcast, audio/video tape, interactive TV

dan CD-ROM. E-learning cenderung menggunakan Personal Computer (PC)

dan internet sebagai media utamanya, sedangkan m-learning cenderung

menggunakan perangkat mobile seperti handphone, smartphone, PDA, dan

sebagainya.

Bila kita membandingkan antara PC (Personal Computer) dan perangkat

mobile, ada banyak hal yang ditemukan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut

meliputi fitur, fungsi, dan bahkan kenyamanan pada setiap device. Beberapa

perbedaan tersebut antara lain keluaran (yaitu ukuran dan kemampuan resolusi

layar, dan lain-lain); masukan (yaitu keyboard, touch-screen, input suara);

kemampuan pemrosesan dan memori; aplikasi yang didukung dan jenis media.

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

30

Ketika dicoba untuk memindahkan layanan yang disediakan oleh platform

e-learning ke dalam layanan di platform m-learning dapat terlihat bahwa

beberapa hal harus berubah untuk memenuhi keterbatasan perangkat kecil, dan

beberapa tidak dapat disimpan dalam batasan konteks tertentu, tetapi di sisi lain

layanan baru juga dapat dimunculkan, yang dipicu oleh mobilitas dari perangkat

mobile. Yonatan Andy (2007: 7) menjelaskan bahwa di luar keterbatasan yang

dimiliki oleh m-learning, sistem ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan sistem e-learning, yaitu:

a. Portabilitas: perangkat mobile lebih mudah dibawa-bawa dan lebih

mudah dipakai untuk membuat catatan atau memasukkan data di mana

pun.

b. Mendukung pembelajar: generasi yang ada saat ini lebih menyukai

perangkat mobile seperti PDA, telepon seluler, dan perangkat

handheld games.

c. Meningkatkan motivasi: kepemilikan terhadap perangkat mobile

cenderung meningkatkan komitmen untuk memakai dan

mempelajarinya.

d. Jangkauan lebih luas: perangkat mobile cenderung lebih murah

sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat secara lebih luas.

e. Pembelajaran tepat waktu: meningkatkan performance

kerja/pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajar.

Dari sisi konektivitas, berbeda dengan e-learning, yang dianggap memiliki

koneksi yang selalu terhubung, m-learning dapat disampaikan melalui tiga cara,

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

31

yang secara skematik dapat disebut “koneksi murni”, “mobilitas murni”, dan

gabungan dari keduanya. “Koneksi murni” adalah ketika perangkat mobile dapat

selalu terhubung ke internet. Saat ini ada cukup banyak cara teknologi untuk

perangkat mobile dapat terhubung ke jaringan internet, yaitu melalui WAP

(Wireless Aplication Protocol), GPRS, (General Pocket Radio Service) UMTS

(Universal Mobile Telecomunication System), Bluetooth, dan lain-lain.

Sementara itu, mobilitas murni adalah ketika tidak ada koneksi tersedia sehingga

semua data yang dibutuhkan aplikasi harus diunggah terlebih dahulu di dalam

perangkat dan digunakan secara offline. Dalam kasus telepon seluler saat ini,

yang cenderung masih memiliki memori terbatas, hal ini sulit. Namun, situasi

berubah dengan cepat dan ponsel generasi baru memiliki kemampuan

pemrosesan, memori, dan embedded software yang lebih besar.

Perbedaan yang paling besar antara e-learning dan m-learning adalah

dalam hal karakterisktik hardware / software perangkat. Akses ke web melalui

perangkat mobile, dengan ukuran layar kecilnya, telah menjadi masalah yang

menarik bagi banyak peneliti. Hampir semua halaman web yang ada saat ini

didisain untuk ditampilkan pada komputer desktop dengan monitor warna yang

memiliki minimal resolusi 800x600. Perangkat mobile yang umumnya memiliki

resolusi yang tidak lebih dari setengah resolusi tersebut, membuat tampilan

langsung dari halaman-halaman web tersebut pada perangkat kecil tidak nyaman

untuk dilihat secara estetika, sulit dinavigasi, dan dalam kasus yang terburuk,

sama sekali tidak dapat digunakan. Bergantung pada perangkat yang digunakan,

format penyampaian dan transformasi yang diperlukan dapat berbeda-beda pula.

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

32

Karena faktor mobilitas dari perangkat yang digunakan dalam skenario m-

learning, dapat dilibatkan data konteks baru untuk dipertimbangkan, yaitu

lokasi. Layanan yang melibatkan location-awareness misalnya siswa atau guru

menerima arahan bagaimana mencapai ruang tertentu atau pengingat untuk

seminar atau kuliah yang dapat dipicu ketika mempertimbangkan posisi saat ini

dan waktu yang diperlukan untuk mencapai aula yang diperlukan, dan lain-lain.

M-learning bukan merupakan bentuk pembelajaran elektronik yang baru,

melainkan merupakan hasil pengembangan atau bagian dari e-learning yang

sudah berkembang sebelumnya. Bahkan e-learning sendiri merupakan bagian

dari Distance Learning yang keseluruhannya tercakup dalam Flexible Learning.

2.5.2 Manfaat M-Learning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suatu proyek m-learning di

Inggris, Italia, dan Swedia (Dadan Gumbira, 2008), didapatkan mengenai

beberapa manfaat dari m-learning, yaitu:

a. Memberikan pembelajaran yang benar-benar dimanapun, kapanpun,

dan terpersonalisasi.

b. Dapat digunakan untuk menghidupkan, atau menambah variasi pada

pembelajaran konvensional.

c. Dapat digunakan untuk menghilangkan beberapa formalitas yang

dianggap pembelajar non-tradisional tidak menarik atau menakutkan,

dan dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik.

d. Dapat membantu memberikan dan mendukung pembelajaran literasi,

numerasi dan bahasa.

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

33

e. Memfasilitasi pengalaman belajar baik secara individu maupun

kolaboratif.

f. Dapat membantu melawan penolakan terhadap penggunaan ICT

dengan menyediakan jembatan antara buta teknologi telepon seluler

dan PC.

g. Telah diamati dapat membantu pembelajar muda untuk tetap lebih

fokus untuk waktu yang lebih lama.

h. Dapat membantu meningkatkan percaya diri dan penilaian diri dalam

pendidikan.

2.5.3 Kesiapan M-Learning

Stevanus Wisnu Wijaya (2006) menjelaskan bahwa pengukuran terhadap

readiness atau kesiapan merupakan aktivitas yang perlu dilakukan. Hal ini

disebabkan karena kesiapan terkait dengan keberhasilan penerapan mobile

learning. Dalam konteks penerapan mobile learning kesiapan dapat dipahami

sebagai kemauan dan kemampuan untuk menyelenggarakan dan berpartisipasi

dalam mobile learning. Mobile learning readiness menyangkut semua stake

holder yang terkait dengan penerapan mobile learning antara lain guru, siswa,

pihak penyelenggara atau lembaga pendidikan dan pemerintah sebagai penyedia

infrastruktur dan regulasi.

Guru diharapkan memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi. Kemauan untuk menerima teknologi informasi dan

komunikasi menjadi pintu awal yang mempengaruhi faktor kesiapan lain yaitu

ICT literacy. Kemauan menerima teknologi akan mempengaruhi terhadap

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

34

kemauan untuk menggunakan dan mempelajari teknologi informasi dan

komunikasi untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. ICT literacy

merupakan kemampuan teknis dan kognitif yang dimiliki guru untuk

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar

mengajar. Siswa berperan sama pentingnya dengan guru dalam proses

pembelajaran.

Kemauan siswa untuk menerima teknologi juga merupakan dimensi

kesiapan yang perlu diukur. Sedangkan dimensi kemampuan meliputi ICT

literacy, media akses, dan daya beli siswa dalam mengakses materi

pembelajaran. ICT literacy terkait dengan kemampuan teknis dan kognitif

siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Selain

dipengaruhi oleh ICT literacy maka ketersediaan alat akses yang dimiliki siswa

juga merupakan aspek kesiapan yang penting. Kemampuan menggunakan yang

didefinisikan dengan ICT literacy dan ketersediaan alat akses perlu didukung

oleh kemampuan siswa dalam ”membeli” materi ajar seperti biaya untuk akses

internet, pulsa handphone atau telepon, dan lain-lain.

Peran lembaga pendidikan adalah sebagai penyelenggara atau pengelola

mobile learning. Lembaga pendidikan perlu memiliki e-leadership yang kuat dan

menyediakan infrastruktur yang memadai bagi keberhasilan penerapan mobile

learning. E-leadership memiliki arti kemauan dalam memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi yang diwujudkan dengan kebijakan, regulasi maupun

prioritas dalam bentuk anggaran. Infrastruktur diperlukan sebagai tulang

punggung penyelenggaraan mobile learning.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

35

Pemerintah merupakan lembaga yang berkewajiban menentukan regulasi

dan menyiapakan fasilitas publik. Terkait dengan penerapan mobile learning

maka peran pemerintah dapat diukur dari tersedianya regulasi yang mendukung

mobile learning, ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi

serta lingkungan bisnis yang kondusif sehingga masyarakat mudah mendapat

fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Tabel berikut ini menggambarkan

konsep kesiapan yang telah dijelaskan diatas.

Berbagai jenis m-learning juga memiliki penggunaannya masing-masing.

Misalnya beberapa sistem hanya dapat digunakan di lingkungan universitas atau

perusahaan, dan di saat yang bersamaan sistem lain dapat digunakan dengan

lebih luas di luar institusi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan juga adanya

klasifikasi sistem m-learning untuk memudahkan pemilihan sistem m-learning

yang akan digunakan oleh suatu pihak. Georgieva, et.al. (2005) membuat suatu

klasifikasi umum terhadap sistem m-learning yang dibagi berdasarkan indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Jenis perangkat mobile yang didukung: notebook, Tablet PC, PDA,

smart phone, atau telepon seluler.

b. Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan

pembelajaran dan informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11,

Bluetooth, IrDA.

c. Dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna

dapat berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau

asinkron (e-mail, SMS) dengan pengajar.

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

36

d. Dukungan terhadap standar e-learning.

e. Ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem

m-learning dengan pengguna.

f. Lokasi pengguna.

g. Akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administratif.

2.5.4 Implementasi M-Learning

Dadan Gumbira Pramudia (2008) menyatakan bahwa kemajuan ICT secara

kontinu terus berkembang di dunia Higher Education, menciptakan pengalaman

“anytime / anywhere”. Wireless Network dan Mobile Communication

dipasangkan dengan perangkat personal computer (PC/ laptop), menghadirkan

pengalaman baru bagi mahasiswa untuk mengakses informasi kampus, dan

berkomunikasi baik antar student maupun dengan pengajar. Dengan kemajuan

teknologi baik di bidang Wireless Network maupun Mobile Communication,

menjadikan dua remarkable area Future Learning, yaitu: Mobile Learning (M-

Learning) dan Wireless Learning (W-Learning). Dalam kurun waktu 10 tahun

kedepan, boundary perbedaan antara M-Learning dan W-Learning akan semakin

sulit untuk dibedakan (age of convergence).

Sejak tahun 2003, Coastline Community College (CCC) di Amerika telah

menyediakan pengajaran lengkap melalui handheald Pocket PC devices. M-

Learning ini digunakan bagi pelajar-pelajar militer di Amerika. Beberapa

universitas di Amerika, memberikan studentsnya iPods yang telah diisi oleh

kampus form registrasi, kebijakan kampus, peta, organisasi kampus, jadwal

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

37

kelas, dan informasi perpustakaan. Mereka menggunakan teknologi MP3 dan

Mpeg4 untuk petunjuk informasi kuliah dan rekaman dosen (podcasting).

2.6 Sistem Operasi Android

Android adalah sebuah kumpulan perangkat lunak untuk perangkat

mobile yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi utama mobile.

Android memiliki empat karakteristik sebagai berikut:

1. Terbuka

Android dibangun untuk benar-benar terbuka sehingga sebuah aplikasi

dapat memanggil salah satu fungsi inti ponsel seperti membuat panggilan,

mengirim pesan teks, menggunakan kamera, dan lain-lain. Android

menggunakan sebuah mesin virtual yang dirancang khusus untuk

mengoptimalkan sumber daya memori dan perangkat keras yang terdapat di

dalam perangkat. Android merupakan open source, dapat secara bebas diperluas

untuk memasukkan teknologi baru yang lebih maju pada saat teknologi tersebut

muncul. Platform ini akan terus berkembang untuk membangun aplikasi mobile

yang inovatif.

2. Semua aplikasi dibuat sama

Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama dari telepon

dan aplikasi pihak ketiga (third-party application). Semua aplikasi dapat

dibangun untuk memiliki akses yang sama terhadap kemampuan sebuah telepon

dalam menyediakan layanan dan aplikasi yang luas terhadap para pengguna.

Memecahkan hambatan pada aplikasi Android memecah hambatan untuk

membangun aplikasi yang baru dan inovatif. Pengembangan aplikasi yang cepat

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

38

dan mudah android menyediakan akses yang sangat luas kepada pengguna

untuk menggunakan library yang diperlukan dan tools yang dapat digunakan

untuk membangun aplikasi yang semakin baik. Android memiliki sekumpulan

tools yang dapat digunakan sehingga membantu para pengembang dalam

meningkatkan produktivitas pada saat membangun aplikasi yang dibuat.

Google Inc. sepenuhnya membangun Android dan menjadikannya

bersifat terbuka (open source) sehingga para pengembang dapat menggunakan

Android tanpa mengeluarkan biaya untuk lisensi dari Google dan dapat

membangun Android tanpa adanya batasan-batasan. Android Software

Development Kit (SDK) menyediakan alat dan Application Programming

Interface (API) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada

platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java.

2.6.1 Sejarah Sistem Operasi Android

Telepon seluler menggunakan berbagai macam sistem operasi seperti

Symbian OS®, Microsoft’s Windows Mobile®, Mobile Linux®, iPhone OS®

(berdasarkan Mac OS X), Moblin® (dari Intel), dan berbagai macam sistem

operasi lainnya. API yang tersedia untuk mengembangkan aplikasi mobile

terbatas dan oleh karena itulah Google mulai mengembangkan dirinya. Platform

Android menjanjikan keterbukaan, kemudahan untuk menjangkau, source code

yang terbuka, dan pengembangan framework yang high end.

Google membeli perusahaan Android Inc., yang merupakan sebuah

perusahaan kecil berbasis pengembangan perangkat lunak untuk ponsel, pada

tahun 2005 untuk memulai pengembangan pada platform Android. Tokoh utama

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

39

pada Android Inc. meliputi Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris

White. Pada tanggal 5 November 2007, kelompok pemimpin industri bersama-

sama membentuk Open Handset Alliance (OHA) yang diciptakan untuk

mengembangkan standar terbuka bagi perangkat mobile. OHA terdiri dari 34

anggota besar dan beberapa anggota yang terkemuka diantaranya sebagai

berikut: Sprint Nextel®, TMobile®, Motorola®, Samsung®, Sony Ericsson®,

Toshiba®, Vodafone®, Google, Intel® dan Texas Instruments.

Android SDK dirilis pertama kali pada 12 November 2007 dan para

pengembang memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik dari

pengembangan SDK tersebut. Pada bulan September 2008, T-Mobile

memperkenalkan ketersediaan T-Mobile G1 yang merupakan smart phone

pertama berbasiskan platform Android. Beberapa hari kemudian, Google merilis

Android SDK 1.0. Google membuat source code dari platform Android menjadi

tersedia di bawah lisensi Apache’s open source.

Google merilis perangkat genggam (disebut Android Dev Phone 1) yang

dapat menjalankan aplikasi Android tanpa terikat oleh berbagai jaringan provider

telepon seluler pada akhir 2008. Tujuan dari perangkat ini adalah memungkinkan

pengembang untuk melakukan percobaan dengan perangkat sebenarnya yang

dapat menjalankan Android OS tanpa berbagai kontrak. Google juga merilis

versi 1.1 dari sistem operasi Android pada waktu yang tidak lama. Versi 1.1 dari

Android tidak mendukung adanya soft keyboards dan membutuhkan perangkat

yang memiliki keyboard secara fisik. Android menyelesaikan masalah ini dengan

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

40

merilis versi 1.5 pada bulan April 2009 dengan sejumlah tambahan fitur seperti

kemampuan perekaman media, widgets, dan live folders.

Versi 1.6 dari Android OS dirilis pada bulan September 2009 dan hanya

dalam waktu satu bulan versi Android 2.0 dirilis dan membanjiri seluruh

perangkat Android. Versi ini memiliki kemampuan advanced search, text to

speech, gestures, dan multi touch. Android 2.0 memperkenalkan kemampuan

untuk menggunakan HTML karena didukung oleh HTML 5. Semakin banyak

aplikasi berbasiskan Android setiap harinya yang terdapat pada application store

secara online atau dikenal sebagai Android Market.

2.6.2 Versi Android

Android memiliki sejumlah pembaharuan semenjak rilis aslinya.

Pembaharuan ini dilakukan untuk memperbaiki bug dan menambah fitur-fitur yang

baru. Berikut merupakan versi-versi yang dimiliki Android sampai saat ini:

Tabel 2.1 Versi - Versi Android

Nama Versi Peluncuran

Cupcake 1.5 27 April 2009

Donut 1.6 15 September 2009

Eclair 2.0 – 2.1 26 Oktober 2009

Froyo 2.2 – 2.2.3 20 Mei 2010

Gingerbread 2.3 – 2.3.7 6 Desember 2010

Honeycomb 3.0–3.2.6 22 Pebruari 2011

Ice Cream Sandwich 4.0 – 4.0.4 18 Oktober 2011

Jelly Bean 4.1 – 4.3.1 9 Juli 2012

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

41

Nama Versi Peluncuran

KitKat 4.4 – 4.4.4 31 Oktober 2013

Lollipop 5.0 – 5.1.1 12 November 2014

Marshmallow 6.0 – 6.0.1 5 Oktober 2015

Nougat 7.0 September 2016

Oreo 8.0 Agustus 2017

Pie 9.0 Agustus 2018

2.7 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Destya Kusyaeri yang berjudul “Pengaruh Mobile Learning

Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Dinamika Partikel”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada konsep

dinamika partikel dengan menggunakan metode m-learning. Persamaan penelitian

terdahulu dengan yang dilakukan peneliti adalah terletak pada variabel yang

mempengaruhi yaitu mobile learning berbasis aplikasi android. Perbedaannya yaitu

penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk mengamati hasil belajar sedangkan

penelitian saat ini mengamati minat atau motivasi belajar.

Penelitian lain adalah “Analisis Pemanfaatan M-Learning dalam

meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP

Universitas Muhammadiyah Surakarta” oleh Mohammad Alwi, penelitian ini

dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada

tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai persentase 48,5%

dengan ketuntasan klasikal 48,75%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

42

motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 65,11% dengan ketuntasan

klasikal 72,5%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami

peningkatan yaitu dapat dipersentasekan menjadi 76,3% dengan ketuntasan klasikal

92,5%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah digunakannya

media pembelajaran mobile learning jika dibandingkan dengan sebelumnya.

2.8 Kerangka Berfikir

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Destya Kusyaeri dan Mohammad Alwi

mendapatkan hasil penelitian bahwa penggunaan mobile learning mampu

memberikan peningkatan terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Penelitian yang sedang peneliti bahas terdapat permasalahan berdasarkan informasi

guru pengampu mata pelajaran menggambar bangunan gedung yaitu mengenai

penurunan motivasi belajar pada siswa terhadap metode konvensional, untuk itu

pembelajaran dengan m-learning diterapkan guna meneliti adakah pengaruhnya

terhadap motivasi belajar siswa khusunya di SMK Negeri 3 Semarang kelas XI

jurusan KGSP. Pembelajaran materi menggambar potongan bangunan pada

kompetensi dasar 3.1 mata pelajaran menggambar bangunan gedung di SMK

Negeri 3 Semarang banyak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat

pada guru misalnya metode ceramah konvensional dan pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa misalnya diskusi disertai dengan pengamatan dengan

menggunakan hasil gambar milik kakak kelas yang sudah ada.

Namun demikian penggunaan metode tersebut memiliki kelemahan yaitu

proses belajar siswa hanya dilakukan di kelas dengan materi disampaikan oleh guru

maupun dari hasil observasi. Akibatnya motivasi belajar siswa menjadi kurang

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

43

ketika siswa mengerjakan tugas-tugas di rumah. Sehingga peneliti mencoba

menawarkan media pembelajaran mobile learning sebagai dorongan eksternal

siswa, dengan alasan karena penggunaan media pembelajaran ini merupakan hal

yang masih baru. Dengan tampilan digitalnya yang begitu menarik diharapkan

dapat mempermudah peserta didik dalam mengamati bentuk bangunan sehingga

termotivasi untuk belajar, ditambah lagi ukuran serta sifatnya yang praktis

dikarenakan mobile learning ini merupakan aplikasi di dalam telepon seluler

sehingga memudahkan untuk dibawa kemanapun dan dapat dipelajari setiap waktu

dimanapun peserta didik berada. Hal ini sejalan dengan pernyataan Donald P. Ely

(1979) yang mengemukakan beberapa manfaat media teknologi dalam dunia

pendidikan, antara lain meningkatkan produiktivitas pendidikan, memberikan

kemungkinan kegiatan pengajaran bersifat individual, memberi dasar yang lebih

dinamis terhadap pendidikan, pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan

belajar secara seketika dan penyajian pendidikan lebih luas.

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut

merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya

dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah terdapat perubahan motivasi Siswa setelah mengalami pendekatan

pembelajaran dengan m-learning disertai dengan ceramah yang diberikan oleh guru

pada mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan khusunya materi

menggambar potongan.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik

kesimpulan yaitu hasil analisis data akhir diambil dengan menggunakan angket

non tes dan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen terhadap

kelompok sesi pertama yaitu kelas eksperimen XI KGSP 2 dengan perlakuan

pembelajaran M-learning disertai metode ceramah untuk mendorong motivasi

siswa dalam belajar materi menggambar potongan. Sedangkan untuk sesi kedua

yaitu kelompok kelas kontrol XI KGSP 1 dengan metode konvensional ceramah

disertai observasi gambar. Setelah pengolahan data didapatkan bahwa kelompok

kelas eksperimen mendapatkan skor 9.81% lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar

siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran M-learning dipadukan

dengan ceramah dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dengan demikian hipotesa penelitian terbukti dan dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas yang menggunakan model

pembelajaran M-learning dan kelas yang menggunakan model pembelajaran

Konvensional ceramah.

89

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

90

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti

mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Program pembelajaran M-learning ini secara terus menerus dikembangkan

sehingga memberikan kontribusi secara positif dalam perkembangan ilmu

pengetahuan.

2. Diperlukan penelitian lebih mendalam mengenai penerapan M-learning

dalam pembelajaran menggambar potongan sehingga diperoleh data yang

mendukung dalam upaya menyempurnakan efektifitas, konsep dan

implementasi pembelajaran M-learning.

3. Kemahiran Berfikir secara Kreatif dan Kritis (KBKK) perlu disiapkan secara

bijak dalam pembelajaran M-learning. Walau bagaimanapun posisi guru

mempunyai peran sentral dalam proses penerapan pembelajaran M-learning.

4. Pengaruh dan pendekatan lebih lanjut tentang m-learning terhadap hasil

belajar siswa dapat dilanjutkan oleh peneliti lain di penelitian-penelitian

mendatang.

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Magdalia. 2007. Pendidikan Sejarah dan Permasalahan yang Dihadapi.

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian pendidikan. Bandung: Angkasa

Ally, M. 2004. Foundation of Educational Theory for Online Learning. Canada;

Athabasca University.

A.M, Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Andy, Yonatan. (2007). Perancangan dan Implementasi Mobile Learning untuk

Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis Brew. Bandung: STEI ITB.

Anggara, Boyi. 2007. Pembelajaran Sejarah yang Berorientasi pada Masalah-

Masalah Sosial Kontemporer. Makalah. Disampaikan dalam Seminar

Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI).

Universitas Negeri Semarang, Semarang, 16 April 2007

Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori

UPI. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Brophy J. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dewi, Suhartini. 2001. Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran

Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakanginya. Disertasi. PPS

Universitas Pendidikan Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dr.Hamdani M.A, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Cv. Pustaka Setia: Bandung.

Hal 248

Dr.Hamdani M.A, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Cv. Pustaka Setia: Bandung.

Hal 248

Georgiev Tsvetozar, Georgieva Evgenia and Smrikarov Angel M-Learning-a

New Stage of M-Learning [Journal]. -2004.

Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti.

91

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

92

Gumbira, Dadan. 2008. Mobile Learning (Online),

(http://visipramudia.files.wordpress.com/2008/04/mobilM-Learning-

ppt.pdf, 16 Mar 2018)

Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardjana. 1994. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Heward, William L. 1996. Exceptional Children (An Introduction to Special

Education). Edisi kelima. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Kamarga, H. 2002. Belajar Sejarah Melalui E-Learning: Alternatif

Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: PT. Intimedia

John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta

: PT. Erlangga.

Kosasih. 2005. Buku Bahasa Indo-nesia Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta:

Piranti.

Loekmono. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta Muhibbinsyah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung: Alfabeta.

Pintrich, Paul R. 2003. A Motivational Science Perspective on the Role of Student

Motivation in Learning and Teaching Contexts. Michigan. University of

Michigan

Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2013, Media Pembelajaran, Pt Rajagrafindo Persada:

Depok. Hal 89-91

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruktional. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryaningsih, Nunik Setiyo. 2010. Pengembangan media cetak modul sebagai

media pembelajaran mandiri pada mata pelajaran teknologi Informasi dan

Komunikasi kelas VII semester 1 di SMPN 4 Jombang. Surabaya: Skripsi

yang tidak dipublikasikan.

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MOBILE LEARNING · “Adhang-Adhang Tetese Embun Pasrah Peparing Marang Gusti” Persembahan Ter-untuk : Keluarga Tercinta Keluarga Besar Prodi Pendidikan Teknik

93

Triarso, Agus. 2010. Pengembangan Mobile Edukasi (m-edukasi), (Online),

(http://m-edukasi.net/artikel-mobilM-Learning-isi.php?kodenya=2010-ad ,

diakses 1 Agustus 2017)

Urdan, T. A., & Weggen, C. C. 2000. Corporate M-Learning: Exploring a new

frontier.

Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta.

Wijaya, Cece,.dkk. 1988. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan

Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

Wijaya, Stevanus Wisnu. 2006. Mobile Learning Sebagai Model Pembelajaran

Alternatif Bagi Pemulihan Pendidikan Di Daerah Bencana Alam

Gempa Bumi Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Winkel. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Makalah.

Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa

Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Universitas Negeri Semarang,

Semarang, 16 April 2007

(http://agungprudent.wordpress.com/2009/05/30/pembelajaran-e-learningdengan-

model-pembelajaran-computer-assistance-instruction-cai/)

(http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html)

(http://id.wikipedia.org/wiki/-Jaringan_Teknologi_Komunikasi).

(http://wilis.himatif.or.id/download/model-model%20e-learning.pdf)

(http://www.maarif-nu.or.id/artikel/)