pengaruh pengelolaan kearsipan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGELOLAAN KEARSIPAN TERHADAP EFISIENSI
KERJA PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
ISTIQOMAH
AGUS HENDRAYADY, M.Si.
WAYU EKO YUDIATMAJA, MPA
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
1
PENGARUH PENGELOLAAN KEARSIPAN TERHADAP EFISIENSI
KERJA PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
ISTIQOMAH
AGUS HENDRAYADY, M.Si.
WAYU EKO YUDIATMAJA, MPA
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
2
ABSTRAK
Setiap organisasi pasti berhubungan dengan informasi yang kemudian diolah
menjadi arsip. Pengelolaan kearsipan harus diatur secara sistematis karena semakin
lama arsip akan semakin bertambah. Pengelolaan kearsipan yang tepat akan
meningkatkan efisiensi kerja pada setiap organisasi. Penelitian ini membahas tentang
pengaruh pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Penelitian ini perlu dilakukan karena pada dinas
tersebut ditemukan permasalahan dalam proses pengelolaan kearsipan, salah satunya
yaitu kurangnya ketelitian dan pemahaman pegawai dalam menyimpan arsip
sehingga terkadang arsip yang dicari tidak ditemukan. Hal ini membuat berat beban
kerja pegawai karena harus membutuhkan waktu yang lama untuk mencari arsip
tersebut.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Tanjungpinang. Teori yang digunakan adalah teori Sedarmayanti tentang
pengelolaan kearsipan dengan dimensi kesederhanaan, ketepatan, memenuhi
persyaratan ekonomis, keamanan, penempatan arsip yang strategis, sistem yang
digunakan harus fleksibel, dan petugas arsip. Kemudian mengenai efisiensi kerja
menggunakan teori Gie dengan dimensi pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan tersebut adalah hubungan
kausal (sebab akibat), artinya ada variabel bebas dan ada variabel terikat. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh, artinya semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel yaitu 54 orang. Selanjutnya pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan observasi. Pengolahan data pada
penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
20 untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, serta mencari
seberapa besar pengaruh pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja melalui
analisis regresi sederhana.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis bahwa
pengelolaan kearsipan dan efisiensi kerja yang terdapat pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang termasuk kategori cukup baik. Selanjutnya hasil
analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa pengelolaan kearsipan berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi kerja. Hal ini berarti Hipotesis nol (Ho) ditolak dan
Hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat pengaruh antara pengelolaan
kearsipan terhadap efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang. Besarnya pengaruh pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi kerja
tersebut adalah sebesar 81,4%, sedangkan sisanya 18,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: pengelolaan, kearsipan, efisiensi, kerja.
3
ABSTRACT
Each organization must related information which is then processed into the
archive. Archival management should be organized systematically because the
longer the archive will be growing. Proper archival management will increase work
efficiency in any organization. This research discusses the influence of archival
management on work efficiency in the Social and Manpower Official Tanjungpinang.
This research needs to be done because the agency found problems in the archival
management process, one of which is a lack of rigor and understanding of employees
in the store archive is searchable archive so that sometimes can not be found. This
makes the heavy workload of employees having to take a long time to search the
archive.
The purpose of this research is to know how much influence on the archival
management to the work efficiency in the Social and Manpower Official
Tanjungpinang. The theory used is the theory Sedarmayanti of archival management
with dimensions of simplicity, accuracy, meet the requirements of economic, security,
strategic placement of the archive, the system used must be flexible, and archivist.
Then the work efficiency using the theory of Gie with dimensions of mind, power,
time, space, and matter. The method used in this research is associative research
methods. Associative research is research that aims to know the relationship between
two or more variables. The relationship between the variables in this research is a
causal relationship (causal), meaning that there is independent variable and the
dependent variable. The sampling technique used is sampling saturated, meaning
that all members of the population used as a sample of 54 people. Further data
collection is done by distributing questionnaires and observation. Processing of the
data in this research using SPSS (Statistical Product and Service Solution) 20 for
calibration the validity and reliability of research instruments, as well as finding out
how much influence on the archival management to the work efficiency through
simple regression analysis.
Based on the research that has been done, the result of analysis that archival
management and work efficiency contained in the Social and Manpower Official
Tanjungpinang including good enough category. Furthermore, the results of simple
regression analysis showed that the management of archival significant effect to the
work efficiency. This means that the zero hypothesis (Ho) is rejected and the
alternative hypothesis (Ha) is accepted, meaning that there is influence between
archival management of the work efficiency in the Social and Manpower Official
Tanjungpinang. The amount of influence on the archival management to the work
efficiency amounted to 81.4%, while the remaining 18.6% is influenced by other
factors not accounted for in this research.
Keywords: management, archival, efficiency, work.
4
PENGARUH PENGELOLAAN
KEARSIPAN TERHADAP
EFISIENSI KERJA PADA DINAS
SOSIAL DAN TENAGA KERJA
KOTA TANJUNGPINANG
A. Latar Belakang
Seiring dengan adanya
perkembangan teknologi informasi yang
semakin pesat, maka sistem informasi
dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat di setiap organisasi haruslah
disesuaikan dengan kemajuan teknologi
tersebut. Kemajuan teknologi informasi
akan memberikan dampak positif
terhadap organisasi dengan adanya
sistem informasi yang canggih yang
dapat mempercepat proses pekerjaan
masing-masing bidang pada setiap
organisasi.
Menurut Laudon dan Jane
(2007:15), Sistem Informasi
(information system) secara teknis dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan,
mengumpulkan (mendapatkan),
memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi.
Setiap organisasi selalu
berhubungan dengan informasi untuk
melakukan proses pekerjaan. Informasi
tersebut diolah dan disimpan yang
berguna untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Informasi yang
disimpan dan dikelola tersebut disebut
arsip. Arsip merupakan hal yang sangat
penting pada setiap organisasi karena
seluruh proses pekerjaan akan
berhubungan dengan arsip.
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan,
pasal 1 ayat a dan ayat b menetapkan
bahwa yang dimaksud dengan arsip
adalah:
a. Naskah-naskah yang dibuat dan
diterima oleh Lembaga-Lembaga
Negara dan Badan-Badan
Pemerintahan dalam bentuk corak
apapun, baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan
diterima oleh Badan-Badan Swasta
dan atau perorangan, dalam bentuk
corak apapun, baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan
kehidupan kebangsaan.
Seiring berjalannya waktu, lama
kelamaan arsip yang disimpan oleh
organisasi akan semakin banyak dan
menumpuk. Kurangnya ruang atau
5
tempat penyimpanan arsip juga akan
membuat sempitnya ruang gerak
pegawai. Organisasi tersebut akan
kesulitan dalam melaksanakan proses
pekerjaan apabila arsipnya tidak
dikelola dengan baik. Salah satu cara
yang dapat memudahkan pengelolaan
kearsipan agar menciptakan efisiensi
kerja yaitu dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi yang
telah berkembang.
Pemanfaatan teknologi informasi
dalam pengelolaan kearsipan perlu
menjadi prioritas untuk mendukung dan
mempermudah pengelolaan arsip suatu
organisasi karena adanya perkembangan
setiap harinya yang menyebabkan
peningkatan jumlah arsip yang
dihasilkan dalam waktu dekat.
Penemuan kembali arsip harus
dilakukan dengan cepat dan tepat agar
dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat dan dapat
memuaskan masyarakat. Pengelolaan
kearsipan juga harus menggunakan
sistem kearsipan yang tepat karena
kebenaran dalam kearsipan akan
membantu tugas pimpinan dalam
melaksanakan tugasnya dan
memperlancar proses kegiatan
organisasi dalam mencapai efisiensi
kerja.
Pengelolaan kearsipan yang
mengikuti kemajuan teknologi atau tata
kearsipan otomatis merupakan sistem
kearsipan yang menggunakan sarana
pengolahan data secara elektronik.
Potensi teknologi yang serba canggih
akan memberikan peluang untuk
melakukan otomatisasi arsip. Sistem
kearsipan ini selain menciptakan
efisiensi juga mampu mengatur
kebutuhan duplikasi.
Efisiensi kerja merupakan
prinsip organisasi untuk melakukan
setiap pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang berlaku dengan usaha seminimal
mungkin tetapi mencapai hasil yang
maksimal sesuai tujuan yang telah
ditetapkan. Usaha yang seminimal
mungkin dapat dilakukan dengan
mengurangi beban pada setiap
pemakaian tenaga, pikiran, benda dan
waktu. Setiap organisasi perlu
mengutamakan efisiensi kerja dalam
melaksanakan tugasnya. Efisiensi kerja
sangat mendukung keberhasilan
organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan mengabdi
kepada negara.
Dalam melaksanakan tugas
masing-masing di setiap bidang pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang pasti akan selalu
6
berurusan dengan arsip yang semakin
banyak setiap harinya. Pengelolaan
kearsipan perlu dilakukan dengan baik
dan dengan maksimal agar
memudahkan pegawai dalam
menjalankan tugas sehingga dapat
mencapai efisiensi kerja. Namun
pengelolaan kearsipan yang terjadi pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang kurang berjalan dengan
lancar sehingga efisiensi kerja pegawai
menjadi terhambat dan tujuan organisasi
akan sulit tercapai. Hal ini terjadi karena
telah ditemukan permasalahan yang
berkaitan dengan pengelolaan kearsipan
dan efisiensi kerja ketika penulis
melakukan pra penelitian. Adapun
gejala-gejala permasalahan yang
ditemukan yaitu terdiri dari:
1. Kurangnya ketelitian dan
pemahaman pegawai dalam
menyimpan arsip sehingga
terkadang arsip yang dicari tidak
ditemukan.
2. Pegawai kurang produktif
menggunakan waktu kerja sehingga
pekerjaan cepat menumpuk dan
membuat pegawai jenuh untuk
menyelesaikannya, serta membuat
beban kerja pegawai menjadi berat.
3. Sistem pengelolaan kearsipan yang
dilakukan secara manual kurang
maksimal sedangkan proses
penanganan kearsipan semakin hari
semakin meningkat. Berdasarkan uraian diatas, penulis
merasa bahwa hal ini perlu dikaji lebih
dalam, oleh karena itu penulis
bermaksud melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Pengelolaan
Kearsipan Terhadap Efisiensi Kerja
Pada Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Kota Tanjungpinang”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang menjadi
pokok penelitian ini adalah:
“Seberapa besar pengaruh pengelolaan
kearsipan terhadap efisiensi kerja pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang”.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pengelolaan kearsipan
terhadap efisiensi kerja pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan informasi dan
masukan kepada instansi
pemerintah maupun pihak lain
yang membutuhkannya guna
mengetahui pengelolaan
kearsipan dan efisiensi kerja.
b. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangsih
pemikiran bagi pengembangan
7
ilmu pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai bahan
referensi penelitian selanjutnya.
D. Konsep Teoritis
1. Pengelolaan Kearsipan
Menurut Sedarmayanti (2003:68),
sistem penataan arsip adalah kegiatan
mengatur dan menyusun arsip dalam
suatu tatanan yang sistematis dan logis,
menyimpan serta merawat arsip untuk
digunakan secara aman dan ekonomis.
Sistem penataan arsip yang baik dan
teratur, mencerminkan keberhasilan
suatu pengelolaan kegiatan dimasa lalu,
yang akan besar pengaruhnya terhadap
pengembangan dimasa mendatang.
Lalu Sedarmayanti (2003:79-80)
mengemukakan bahwa dalam
menciptakan suatu sistem penataan arsip
yang baik, hendaknya diperhatikan atau
dipenuhi beberapa faktor penunjang,
yaitu sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, sistem penataan
yang dipilih dan diterapkan harus
mudah agar bukan hanya oleh satu
orang saja yang mengerti melainkan
juga dapat dimengerti oleh pegawai
lain.
b. Ketepatan menyimpan arsip
berdasarkan sistem yang digunakan,
harus memungkinkan penemuan
kembali arsip dengan cepat dan
tepat.
c. Memenuhi persyaratan ekonomis,
yaitu dapat memanfaatkan ruangan,
tempat dan peralatan yang ada serta
biaya yang sederhana.
d. Menjamin keamanan, arsip harus
terhindar dari kerusakan,
pencurian/kemusnahan dan harus
aman dari bahaya seperti api, air,
udara yang lembab, gangguan
binatang dan lain-lain, sehingga
penyimpanan harus ditempat yang
benar-benar aman dari segala
gangguan.
e. Penempatan arsip hendaknya
diusahakan pada tempat yang
strategis, maksudnya adalah agar
tempat penyimpanan mudah dicapai
oleh setiap unit tanpa membuang
banyak waktu dan tenaga.
f. Sistem yang digunakan harus
fleksibel, maksudnya adalah harus
memberikan kemungkinan adanya
perubahan-perubahan dalam rangka
penyempurnaan dan efisiensi kerja.
g. Petugas arsip perlu memahami
pengetahuan dibidang kearsipan.
2. Efisiensi Kerja
Menurut Gie (2007:173), efisiensi
kerja adalah perbandingan terbaik antara
suatu usaha dengan hasil yang dicapai
oleh usaha itu. Pengertian “usaha”
mencakup 5 unsur atau sumber kerja,
yaitu pikiran (tenaga rohani), tenaga
jasmani, waktu, ruang dan material
(termasuk uang). Jadi, efisiensi kerja
umumnya merupakan perwujudan dari
cara-cara kerja yang memungkinkan
tercapainya perbandingan terbaik antara
usaha dan hasil, yaitu cara-cara bekerja
yang efisien. Gie (2007:178)
menyebutkan bahwa perlu diperhatikan
8
penerapan efisiensi dalam kantor yang
digolongkan menurut penggunaan
masing-masing sumber kerja, terdiri
dari:
a. Pikiran – untuk mencapai cara yang
termudah.
b. Tenaga – untuk mencapai cara yang
teringan.
c. Waktu – untuk mencapai cara yang
tercepat.
d. Ruang – untuk mencapai cara yang
terdekat.
e. Benda – untuk mencapai cara yang
termurah.
3. Pengaruh Pengelolaan Kearsipan
Terhadap Efisiensi Kerja
Menurut Gie (2007:126), salah satu
hal dalam menentukan penilaian sesuatu
arsip ialah jangka waktu penemuan
kembali suatu warkat. Jika sejumlah
surat yang diminta walaupun semua
dapat diketemukan, tetapi membutuhkan
waktu misalnya sampai beberapa hari,
arsip itu juga tidak dapat dianggap baik.
Pada umumnya oleh para ahli kearsipan
telah diterima bahwa jangka waktu yang
baik dalam menemukan kembali sesuatu
surat ialah tidak lebih dari 1 menit.
Dengan sistem penyimpanan yang tepat,
alat perlengkapan yang baik dan
pegawai yang mahir, pasti jangka waktu
itu tidak akan dilampaui.
Selanjutnya Gie (2007:150)
berpendapat bahwa dengan adanya
sistem penyimpanan warkat yang tepat,
tata kerja kearsipan yang baik dan tata
penyingkiran warkat yang tertib
dapatlah terlaksana pengurusan arsip
yang efisien dalam setiap organisasi.
Oleh sebab itu pengelolaan kearsipan
yang baik merupakan langkah awal
untuk meningkatkan efisiensi kerja.
E. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat pengaruh
antara pengelolaan kearsipan
terhadap efisiensi kerja pada
Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang.
Ha : Terdapat pengaruh antara
pengelolaan kearsipan
terhadap efisiensi kerja pada
Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian asosiatif dengan
pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2012:11), penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Bentuk hubungan
antara variabel dalam penelitian ini
adalah hubungan kausal. Sugiyono
9
(2012:37) menyatakan bahwa hubungan
kausal adalah hubungan sebab akibat.
Jadi, ada variabel independen
(mempengaruhi) dan variabel dependen
(dipengaruhi).
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang, hal ini karena pada
instansi tersebut mempunyai bidang
penting dalam hal sosial dan
ketenagakerjaan. Seiring berjalannya
waktu tentunya jumlah masyarakat di
Kota Tanjungpinang semakin hari
semakin bertambah, serta proses
kepengurusan masalah sosial dan
ketenagakerjaan akan semakin
meningkat, Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang harus selalu
memberikan pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat secara cepat dan tepat,
serta melakukan pengelolaan kearsipan
yang tepat sebagai bukti
pertanggungjawaban kepada negara.
Perlu adanya perhatian dalam melihat
seberapa besar pengaruh pengelolaan
kearsipan terhadap efisiensi kerja
sehingga kepentingan masyarakat
mengenai keadaan sosial dan
ketenagakerjaan dapat terpenuhi.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80),
populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Jumlah pegawai Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang yaitu
83 orang. Dari 83 orang tersebut,
pegawai yang bekerja di kantor
berjumlah 54 orang dan pegawai yang
bekerja di lapangan berjumlah 29 orang.
Hanya pegawai yang bekerja di kantor
yang berurusan dengan pengelolaan
kearsipan dan efisiensi kerja. Jadi,
populasi penelitian ini diambil
berdasarkan karakteristik pegawai yang
berurusan dengan pengelolaan kearsipan
dan efisiensi kerja sesuai dengan
variabel penelitian, yaitu berjumlah 54
orang.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:81),
sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Kemudian berdasarkan teknik
penentuan sampelnya, Sugiyono
(2013:85) mengemukakan bahwa
sampling jenuh adalah teknik penentuan
10
sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah sampling jenuh karena
penulis ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil,
serta semua anggota populasi juga
berurusan dengan pengelolaan kearsipan
dan efisiensi kerja sesuai dengan bidang
pekerjaannya masing-masing. Jadi
semua anggota populasi dijadikan
sebagai sampel, yaitu 54 orang.
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang
digunakan menurut Siregar (2013:16)
adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian dilakukan.
Sumber data pada penelitian ini yaitu
sampel penelitian yang telah ditentukan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahannya.
Sumber data ini diperoleh dari Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang mengenai gambaran
umum lokasi penelitian dan data lainnya
yang mendukung penelitian.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Teknik dan alat pengumpulan data
yang dilakukan dalam upaya untuk
memperoleh data yang akurat dalam
mencari seberapa besar pengaruh
pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi
kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang yaitu:
a. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013:142),
kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada reponden untuk dijawabnya.
Penelitian ini menggunakan jenis
kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
menurut Siregar (2013:21) merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada responden sudah dalam bentuk
pilihan ganda. Jadi responden tidak
diberi kesempatan untuk mengeluarkan
pendapat. Pada penelitian ini, alat yang
digunakan dalam kuesioner adalah
angket yang mencakup daftar
11
pernyataan yang berkaitan dengan
indikator-indikator pengelolaan
kearsipan dan efisiensi kerja.
b. Observasi
Menurut Siregar (2013:19),
observasi atau pengamatan langsung
adalah kegiatan pengumpulan data
dengan melakukan penelitian langsung
terhadap kondisi lingkungan objek
penelitian yang mendukung kegiatan
penelitian. Berdasarkan keterlibatan
pengamat, penelitian ini dilakukan
dengan observasi tidak partisipan karena
pengamat berada di luar subjek yang
sedang diteliti atau diamati. Kemudian
berdasarkan cara pengamatannya, alat
pengumpulan data dilakukan dengan
observasi tidak terstruktur, yaitu
pengamat dalam proses pengumpulan
data tidak menggunakan pedoman
pengamatan. Dalam hal ini peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan. Observasi dilakukan untuk
mengamati pelaksanaan pengelolaan
kearsipan dan efisiensi kerja pegawai
pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Tanjungpinang.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:169),
analisis data dalam penelitian kuantitatif
merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif menggunakan
statistik. Untuk mencari seberapa besar
pengaruh pengelolaan kearsipan
terhadap efisiensi kerja, diperlukan
pengukuran sebagai berikut:
1. Skala Likert
Menurut Sugiyono (2012:107),
skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Jawaban
setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif. Sugiyono juga menyatakan
bahwa bila skala likert digunakan dalam
pengukuran maka akan mendapatkan
data interval, atau rasio. Hal ini akan
tergantung pada bidang yang akan
diukur. Penggunaan skala likert dalam
penelitian ini yaitu pada setiap item
instrumen diberikan alternatif pilihan
jawaban berupa sangat setuju, setuju,
12
cukup setuju, kurang setuju, dan tidak
setuju. Pilihan tersebut disesuaikan
dengan pendapat atau persepsi
responden.
2. Skala Interval
Skala interval merupakan skala
pengukuran data. Menurut Siregar
(2013:22), skala pengukuran data adalah
prosedur pemberian angka pada suatu
objek agar dapat menyatakan
karakteristik dari objek tersebut.
Kemudian Siregar (2013:23)
menjelaskan bahwa skala interval
adalah suatu skala dimana
objek/kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut tertentu,
dimana jarak/interval antara tiap
objek/kategori sama. Besarnya interval
dapat ditambah atau dikurangi. Dalam
pengukuran instrumen penelitian, data
interval sering diperoleh melalui
kuesioner untuk menilai sikap atau
perilaku. Skala interval yang digunakan
pada penelitian ini berdasarkan
pengukuran instrumen penelitian yaitu
dengan memberikan skor 1 sampai 5
untuk masing-masing alternatif pilihan
jawaban dari setiap pernyataan.
3. Pengujian Validitas
Siregar (2013:46) menyatakan
bahwa validitas atau kesahihan adalah
menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur. Penelitian ini menggunakan
pengujian validitas konstruk (construct
validity). Menurut Siregar (2013:47),
konstruk adalah kerangka dari suatu
konsep. Validitas konstruk adalah
validitas yang berkaitan dengan
kesanggupan alat ukur dalam mengukur
pengertian suatu konsep yang
diukurnya. Cara menguji validitas
konstruk menurut Siregar (2013:47-48):
1. Jika koefisien korelasi product
moment melebihi 0,3.
2. Jika koefisien korelasi product
moment > r-tabel (α ; n-2) n =
jumlah sampel.
3. Nilai sig. ≤ α.
Rumus yang bisa digunakan untuk uji
validitas konstruk dengan teknik
korelasi product moment yaitu:
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=n∑XY − (∑X)(∑Y)
√{𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2}
Dimana:
n = Jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total dari variabel (jawaban
responden)
4. Pengujian Reliabilitas
Menurut Siregar (2013:55),
reliabilitas adalah untuk mengetahui
13
sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukur yang sama pula.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan Internal Consistency.
Siregar (2013:56) menjelaskan bahwa
pengujian reliabilitas alat ukur Internal
Consistency dilakukan dengan cara
mencoba alat ukur cukup hanya sekali
saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu.
Dalam hal ini teknik yang digunakan
adalah Alpha Cronbach. Metode Alpha
Cronbach yang digunakan untuk
menghitung reabilitas suatu tes yang
tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau
‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’,
melainkan digunakan untuk menghitung
reabilitas suatu tes yang mengukur sikap
atau perilaku.
5. Analisis Regresi Sederhana
Penelitian ini menggunakan analisis
regresi sederhana. Menurut Riduwan
dan Sunarto (2010:145) dalam tabel
mengenai kesimpulan beberapa model
analisis, analisis regresi digunakan pada
penelitian yang menggunakan variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y), serta
jenis data yang dianalisis menggunakan
skala interval dan ratio. Riduwan dan
Sunarto (2010:96-97) menjelaskan
bahwa regresi atau peramalan adalah
suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling
mungkin terjadi dimasa yang akan
datang berdasarkan informasi masa lalu
dan sekarang yang dimiliki agar
kesalahannya dapat diperkecil. Regresi
sederhana dapat dianalisis karena
didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Pada dasarnya analisis regresi dan
analisis korelasi keduanya mempunyai
hubungan yang sangat kuat dan
mempunyai keeratan. Setiap analisis
regresi otomatis ada analisis
korelasinya, tetapi sebaliknya analisis
korelasi belum tentu diuji regresi atau
diteruskan dengan analisis regresi.
Analisis korelasi yang tidak dilanjutkan
dengan analisis regresi adalah analisis
korelasi yang kedua variabelnya tidak
mempunyai hubungan fungsional dan
sebab akibat.
Untuk mempermudah melakukan
perhitungan pada penelitian ini, penulis
menggunakan software SPSS
(Statistical Product and Service
Solution) versi 20 dalam pengolahan
datanya.
14
H. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, penyebaran
kuesioner kepada pegawai dilakukan
berdasarkan teori Sedarmayanti tentang
pengelolaan kearsipan dengan dimensi
yang terdiri dari kesederhanaan,
ketepatan, memenuhi persyaratan
ekonomis, keamanan, penempatan arsip
yang strategis, sistem yang digunakan
harus fleksibel, dan petugas arsip.
Selanjutnya menggunakan teori Gie
tentang efisiensi kerja dengan dimensi
yang terdiri dari pikiran, tenaga, waktu,
ruang, dan benda.
Berdasarkan analisis data dari hasil
kuesioner mengenai pengelolaan
kearsipan pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang, kategori
jawaban responden dari skala likert
ditransformasikan ke skala interval yaitu
dengan menggunakan skor 1 sampai 5.
Pada variabel pengelolaan kearsipan (X)
yang terdiri dari 14 pernyataan, rata-rata
tertinggi jawaban responden berjumlah
3,83 yang terdapat pada pernyataan
nomor 12 yaitu perubahan sistem
pengelolaan kearsipan yang lebih baik
lagi diharapkan terjadi. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai mengharapkan adanya
perubahan sistem pengelolaan kearsipan
yang lebih baik lagi. Kemudian rata-rata
terendah jawaban responden berjumlah
3,17 yang terdapat pada pernyataan
nomor 13 yaitu pegawai memahami tata
kerja kearsipan. Hal ini menunjukkan
pegawai belum sepenuhnya memahami
tata kerja kearsipan. Pengelolaan
kearsipan yang terdapat pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang telah dilakukan cukup
baik karena berdasarkan dari rata-rata
seluruh jawaban responden menduduki
interval ke 3 yang bermakna cukup baik.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar
pegawai mengharapkan adanya
perubahan sistem pengelolaan kearsipan
yang lebih baik lagi karena pegawai
tersebut belum sepenuhnya memahami
tata kerja kearsipan. Namun, tidak ada
gunanya sistem pengelolaan kearsipan
diubah menjadi lebih baik lagi jika
pegawai tidak seluruhnya memahami
tata kerja kearsipan. Perubahan sistem
pengelolaan kearsipan yang lebih baik
lagi harus diiringi oleh pemahaman
pegawai mengenai tata kerja kearsipan
agar dapat meningkatkan efisiensi kerja.
Selanjutnya Berdasarkan analisis
data dari hasil kuesioner mengenai
efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang,
kategori jawaban responden dari skala
likert juga ditransformasikan kepada
15
skala interval yaitu dengan
menggunakan skor 1 sampai 5. Pada
variabel efisiensi kerja (Y) yang terdiri
dari 14 pernyataan, rata-rata tertinggi
jawaban responden berjumlah 4,04 yang
terdapat pada pernyataan nomor 18
yaitu penggunaan teknologi dapat
membantu proses pekerjaan di kantor.
Dalam hal ini sebagian besar pegawai
merasa penggunaan teknologi dapat
membantu proses penyelesaian
pekerjaan di kantor tersebut. Kemudian
rata-rata terendah jawaban responden
berjumlah 3,04 yang terdapat pada
pernyataan nomor 17 yaitu tingkat
urgensi jenis pekerjaan diperkecil
sehingga hanya satu tingkat saja yang
harus diselesaikan dengan seketika. Hal
ini menunjukkan bahwa pegawai
kurang cekatan dalam proses
penyelesaian pekerjaan karena tidak
ditulisnya tingkat urgensi yang harus
diproses. Efisiensi kerja pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang termasuk cukup baik
berdasarkan hasil rata-rata seluruh
jawaban responden menduduki interval
ke 3 yang bermakna cukup baik.
Efisiensi kerja harus lebih ditingkatkan
agar tujuan organisasi dapat mudah
tercapai. Pegawai harus mempunyai
kesadaran masing-masing bahwa setiap
pekerjaan harus cepat diselesaikan agar
beban kerja tidak semakin bertambah.
Dalam pengujian validitas dan
reliabilitas pada penelitian ini apabila
item dikatakan valid, pasti akan reliabel.
Dari hasil Case Processing Summary
(ringkasan pengolahan kasus)
menunjukkan bahwa seluruh item
tersebut valid setelah disesuaikan
dengan jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian yaitu 54 orang.
Kemudian dari hasil Reliability
Statistics pada pengujian reliabilitas,
nilai korelasi Guttman Split-Half
Coefficient = 0,948. Bila dibandingkan
dengan r tabel (0,284) maka r hitung lebih
besar dari r tabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kuesioner tersebut
reliabel.
Berdasarkan analisis regresi
sederhana, tingkat signifikansi (uji t)
menunjukkan bahwa pengelolaan
kearsipan berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja karena t hitung
lebih besar dari t tabel dengan hasil
15,098 > 2,034. Hal ini berarti
Hipotesis nol (Ho) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara
pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi
kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang ditolak, dan
Hipotesis alternatif (Ha) yang
16
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
antara pengelolaan kearsipan terhadap
efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
diterima. Kemudian besarnya pengaruh
pengelolaan kearsipan terhadap efisiensi
kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang dapat dilihat
dari koefisien Determinasi (RSquare)
sebesar 0,814, yaitu sebesar 81,4%,
sedangkan sisanya (100% - 81,4% =
18,6%) dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diperhitungkan dalam
penelitian ini.
I. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Tanjungpinang, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengelolaan kearsipan yang
terdapat pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang
berdasarkan dimensi
kesederhanaan, ketepatan,
memenuhi persyaratan ekonomis,
keamanan, penempatan arsip yang
strategis, sistem yang digunakan
harus fleksibel, dan petugas arsip
telah dilakukan cukup baik. Hal ini
dilihat dari distribusi frekuensi skor
jawaban responden dalam kuesioner
mengenai pengelolaan kearsipan
pada tabel IV.20, hasil rata-rata
seluruh jawaban responden
menduduki interval ke 3 dengan
nilai 3,51 yang bermakna cukup
baik.
2. Efisiensi kerja pada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang berdasarkan
dimensi pikiran, tenaga, waktu,
ruang, dan benda termasuk cukup
baik. Diketahui distribusi frekuensi
skor jawaban responden dalam
kuesioner mengenai efisiensi kerja
pada tabel IV.35 menunjukkan hasil
rata-rata seluruh jawaban responden
menduduki interval ke 3 dengan
nilai 3,38 yang bermakna cukup
baik.
3. Berdasarkan hasil analisis regresi
sederhana, tingkat signifikansi (uji
t) menunjukkan bahwa pengelolaan
kearsipan berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja karena t
hitung lebih besar dari t tabel dengan
hasil 15,098 > 2,034. Hal ini
berarti Hipotesis nol (Ho) ditolak
dan Hipotesis alternatif (Ha)
diterima, artinya terdapat pengaruh
antara pengelolaan kearsipan
terhadap efisiensi kerja pada Dinas
17
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang. Selanjutnya
diperoleh besarnya pengaruh
pengelolaan kearsipan terhadap
efisiensi kerja pada Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang adalah sebesar
81,4%, sedangkan sisanya 18,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diperhitungkan dalam
penelitian ini.
b. Saran
Setelah melakukan penelitian
mengenai pengaruh pengelolaan
kearsipan terhadap efisiensi kerja pada
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang, saran yang dapat
penulis sampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Pengelolaan kearsipan pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang perlu diubah menjadi
sistem pengelolaan kearsipan
elektronik agar proses pengurusan
arsip dapat lebih cepat dilakukan
karena pemanfataan teknologi dapat
mempermudah pekerjaan. Kemudian
pegawai harus mempunyai kesadaran
dalam memahami tata kerja
kearsipan walaupun pada bagian
yang hanya mengelola arsip dalam
skala kecil karena seluruh proses
pekerjaan akan berhubungan dengan
arsip. Hal ini bertujuan agar proses
pekerjaan berjalan dengan lancar dan
dapat memberikan pelayanan
maksimal kepada masyarakat.
2. Efisiensi kerja pegawai pada Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang harus ditingkatkan
dengan menggunakan waktu kerja
secara produktif serta menyadari
tanggung jawab pegawai yang telah
diberikan amanah untuk menjalankan
kewajibannya dalam pemberian
pelayanan prima terhadap
masyarakat dan mengabdi kepada
negara.
3. Pengelolaan kearsipan perlu
diprioritaskan dalam hal yang harus
diperhatikan pada saat proses kerja
berlangsung. Pengelolaan kearsipan
yang tepat, sistematis dan mudah
dilakukan akan dapat meningkatkan
efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang.
Hal ini perlu dilakukan agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan
maksimal serta demi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa.
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Akadun, 2009, Teknologi Informasi
Administrasi, Bandung: Alfabeta.
Amsyah, Zulkifli, 2003, Manajemen
Kearsipan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Barthos, Basir, 2009, Manajemen
Kearsipan, Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang, 2007, Administrasi
Perkantoran Modern, Yogyakarta:
Liberty.
Laudon, Kenneth C. dan Jane P.
Laudon, 2007, Sistem Informasi
Manajemen, Jakarta: Salemba
Empat.
Maryati, MC, 2008, Manajemen
Perkantoran Efektif, Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Moekijat, 2002, Tata Laksana Kantor,
Bandung: Mandar Maju.
Riduwan dan Sunarto, 2010, Pengantar
Statistika, Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti, 2003, Tata Kearsipan
dengan Memanfaatkan Teknologi
Modern, Bandung: Mandar Maju.
___________, 2011, Tata Kerja dan
Produktivitas Kerja, Bandung:
Mandar Maju.
Sinungan, Muchdarsyah, 2000,
Produktivitas: Apa dan Bagaimana,
Jakarta: Bumi Aksara.
Siregar, Syofian, 2013, Metode
Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Kencana.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Administrasi, Bandung: Alfabeta.
________, 2013, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sukoco, Badri Munir, 2007, Manajemen
Administrasi Perkantoran Modern,
Jakarta: Erlangga.
Syamsi, Ibnu, 2007, Efisiensi Kerja dan
Sistem Prosedur Tata Kerja,
Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Perundang-undangan:
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang
Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Tanjungpinang.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kearsipan.
Skripsi:
Agustina, Nilam, 2013, “Faktor-Faktor
Dalam Pelaksanaan Efisiensi Kerja
Di Kantor Perpustakaan Dan Arsip
Kota Tanjungpinang”, Skripsi
Sarjana pada Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas
Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang.
19
Harahap, Astri Intan, 2009, “Pengaruh
Pengelolaan Kearsipan Terhadap
Efisiensi Kerja Pegawai (Studi Pada
Kantor Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera Utara)”, Skripsi Sarjana
pada Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara Medan.
Kurniani, Depi, 2013, “Faktor-Faktor
Penunjang Kearsipan Di Kelurahan
Kampung Bulang”, Skripsi Sarjana
Jurusan Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang.