skripsi sistem pengelolaan kearsipan di kantor …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
SISTEM PENGELOLAAN KEARSIPAN DI KANTOR PERPUSTAKAN DAN ARSIP
DAERAH KABUPATEN TAKALAR
HASRIANI NINZI
Nomor Stambuk : 10561 03945 11
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
SKRIPSI
SISTEM PENGELOLAAN KEARSIPAN DI KANTOR PERPUSTAKAN DAN ARSIP
DAERAH KABUPATEN TAKALAR
HASRIANI NINZI
Nomor Stambuk : 10561 03945 11
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
SISTEM PENGELOLAAN KEARSIPAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN
DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TAKALAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
HASRIANI NINZI
Nomor Stambuk : 10561 03945 11
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
HASRIANI NINZI. Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor Perpustakaan
dan Arsip daerah kabupaten Takalar, (dibimbing oleh Mappamiring dan
Alimuddin Said).
Arsip diartikan sebagai suatu badan yang melakukan segala kegiatan
mencatat, penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat yang
mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut soal
pemerintah maupun non-pemerintah. Arsip merupakan salah satu permasalahan
yang timbul bagi perpustakaan daerah. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong
untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan sistem pengelolaan kearsipan di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui sistem pengelolaan kearsipan dan mengetahui faktor yang
dapat menghambat sistem pengeloaan kearsipan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan analisa data
yang digunakan adalah analisa data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.s
Sementara informan dalam penelitian ini adalah kepala kantor perpustakaan dan
arsip daerah, kasubag. Tata usaha, kasi kearsipan, staf seksi perpustakaan, staf
seksi kearsipan, staf sub. Bagian tata usaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan kearsipan di
Kantor perpustakaan dan arsip Daerah Kabupaten Takalar sudah berjalan dengan
baik dimana sistem yang diterapkan menggunakan pola lama yaitu buku agenda
sedangkan pola baru menggunakan kartu kendali. Faktor yang menghambat
sistem pengelolaan kearsipan yaitu kurangnya pemeliharaan dan pengamanan
arsip, pengembalian buku atau dokumen yang lambat sehingga banyak
penyimpangan arsip yang ditemukan serta kurangnya perhatian pegawai kepada
orang yang mengembalikan arsip dan tidak mengembalikan ketempat arsip yang
telah disediakan.
Keyword :Sistem Pengelolaan Kearsipan
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil alamin penulis panjatkan puja kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan melengkapi skripsi yang berjudul “Sistem pengelolaan
Kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi
syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si dan Drs. Alimuddin said, M.Pd, selaku
pembimbing dalam penulisan proposal dan skripsi kami yang telah banyak
meluangkan waktu dan kesempatannya dalam memberikan masukan dan
saran sehingga skripsi ini bisa selesai.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Bapak Dr. Burhanuddin. M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administarsi
Negara yang sangat baik dan mampu membawa jurusan yang dipimpinnya
bersaing dengan jurusan-jurusan lain di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memberikan partisipasi dalam proses belajar mengajar juga
dorongan kepada penulis.
5. Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar beserta
Staf dan Jajarannya, yang telah mengizinkan peneliti untuk meneliti di
wilayahnya untuk mengumpulkan data dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tua serta segenap keluarga yang telah mendidik, mendoakan,
senantiasa memberikan nasehat, semangat dan bantuan, baik moril maupun
materil.
7. Buat sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
The Lingu’s (Sri Rezki, Rahma, Nuryanti, Norisa, Asnita, Leni Amriani) dan
teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2011
penulis banyak mengucapkan terima kasih.
8. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya semoga Allah SWT menerima dan membalas segala amal
perbuatan pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa
viii
tiada gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Amin………………..
Billahifisabililhaq
Fastabiqulhairat
Assalamualaikum Wr Wb
.
Makassar, 16 Februari 2015
HASRIANI NINZI
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengajuan ............................................................................................... i
Halaman Persetujuan ............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan Tim ..................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ilmiah......................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Kata Pengantar…………………………… .......................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sistem Pengelolaan Kearsipan ................................................... .8
B. Tujuan Arsip ........................................................................................... 13
C. Jenis-jenis Arsip ...................................................................................... 14
D. Sistem Kearsipan .................................................................................... 18
E. Tahap-tahap Kearsipan ........................................................................... 19
F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 27
G. Fokus Penelitian ...................................................................................... 29
H. Deskripsi Fokus Penelitian.................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................ 32
C. Sumber Data............................................................................................ 33
D. Informan Penelitian ................................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 35
G. Pengabsahan Data ................................................................................... 35
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi atau Karakteristik ObjekPenelitian ......................................... 37
B. Sistem Pengelolaan Kearsipan ................................................................ 46
C. Faktor Yang Berpengaruh dalam Sistem Pengelolaan Kearsipan …… . 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN.......................................................................................................69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun
organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan dapat dipastikan mempunyai
suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang administrasi. Dengan kata lain
setiap organisasi pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi yang pada akhirnya akan berhubungan
dengan kegiatan kearsipan. Jadi kegiatan administrasi pada dasarnya adalah
menghasilkan, menerima, mengolah dan menyimpan berbagai surat,
laporan,formulir dan sebagainya
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan pokok
kerasipan dan Undang – undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan
menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan arsip yang otentik
dan terpercaya. Artinya, penyelenggaraan yang komprehensif dan terpadu dengan
dukungan sumber daya manusia yang profesional serta prasarana dan sarana yang
memadai akan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dengan peraturan
tersebut menegaskan bahwa Kearsipan merupakan salah satu upaya dalam rangka
mendukung dan melaksanakan tugas pemerintahan dibidang kearsipan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memberikan
landasan pokok guna
2
kepentingan generasi yang akan datang,sebagai bahan bukti yang nyata, benar dan
lengkap mengenai kehidupan kebangsaan dimasa yang lampau, sekarang dan yang
akan datang,
Arsip memang bukan hanya sekedar hasil samping dari kegiatan
organisasi, arsip diterima dan diciptakan oleh organinasi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan dan disimpan sebagai bukti kebijakan dan
aktivitasnya.Sebagai salah satu sumber informasi, arsip memiliki banyak fungsi
yang signifikan untuk menunjang proses kegiatan administratif dan fungsi-fungsi
manajemen birokrasi. Kegiatan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat,
baik kedalam maupun keluar dengan sistem tertentu dan dapat
dipertanggungjawab
Dalam pemahaman sederhana dinyatakan bahwa arsip adalah merupakan
salah satu produk kantor (office work). Artinya, kearsipan merupakan salah satu
jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, yang banyak dilakukan oleh
badan-badan pemerintah, maupun badan swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan
yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat, dan dokumen-
dokumen kantor lainnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan surat-surat dan
dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan. Kearsipan memegang
peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai surnber dan
pusat rekaman informasi bagi suatu organisasi
3
Menurut kamus administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata
usaha yang berupa penyusunan dokumen-dokumen secara sistematis sehingga
bilamana diperlukan lagi dokumen-dokumen itu dapat ditemukan secara cepat.
Meskipun pengelolaan kearsipan cenderung diterapkan dalam pengurusan
arsip secara manual, namun aplikasi sistem kearsipan yang baik dan tepat
terhadap arsip manual menjadi langkah awal dan tahapan utama yang harus
dijalani dalam mewujudkan sistem kearsipan yang ideal bagi sebuah organisasi.
Jika manajemen kearsipan secara manual sudah berjalan baik dan tepat, maka jika
di masa mendatang institusi atau lembaga memiliki rencana untuk melakukan
integrasi antara pengelolaan kearsipan dengan teknologi informasi, kesulitan-
kesulitan dan kendala yang muncul selama masa transisi penerapan teknologi
informasi dalam sistem kearsipan akan dapat diminimalisir.
Sebuah kantor baik instansi pemerintahan maupun swasta tentunya
memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan administrasi, kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga
mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu
kantor adalah surat, formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan laporan
yang dihasilkan dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan berhubungan
dengan kearsipan.
Kantor juga selalu membutuhkan bantuan data dan informasi untuk
menyelesaikan pekerjaan dan mengefektifkan manajemennya untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan oleh kantor
tersebut dalam menghadapi perkembangan teknologi adalah dengan memiliki
4
suatu sistem informasi yang cukup baik, cepat dan teliti. Nilai informasi
ditentukan oleh lima karakteristiknya, yaitu ketelitian, ketepatan waktu,
kelengkapan, keringkasan dan kesesuaian, karena dengan hal ini akan membantu
kelancaran pekerjaan dalam kantor tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut,
arsip sangat berperan penting dalam sebuah kantor baik secara Konvesional
/Manual ataupun Digital.
Sistem pengelolaan dalam arsip meliputi berbagai kegiatan dalam
mengklasifikasikan surat, memberi kode, menyimpan surat, memelihara secara
tepat sampai mengenai cara penyingkiran dan pemusnahan surat yang sudah tidak
dipergunakan lagi. Sistem sendiri adalah sekelompok komponen yang teratur yang
saling berkaitan dengan rencana yang dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan.
Sedangkan pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi / proses yang memberikan pengawasan pada suatu hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.
Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus dikelola dengan baik sebab
fasilitas pada bidang kearsipan akan sangat membantu tugas pimpinan serta
membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang bersangkutan
dalam pencapaian tujuan secara lebih efisien dan efektif. Pelaksanaan kegiatan
oleh suatu organisasi, dalam hal ini organisasi birokrasi penyelenggara negara,
harus terdokumentasi atau terarsipkan secara baik dalam tiap tahapannya dan
dalam penyimpanannya tersimpan dalam satu berkas yang mudah ditemukan
kembali. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk mempertanggungjawabkan
kinerja.
5
Apabila arsip yang dimiliki oleh sebuah kantor kurang baik
pengelolaannya, dapat mengakibatkan sulitnya menemukan informasi yang telah
disimpan dan akhirnya dapat menghambat tahapan proses pekerjaan selanjutnya.
Mengingat peran arsip sangat penting, maka sebaiknya arsip dikelola
menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar.
Lembaga pemerintahan daerah diharapkan mampu menjalankan pelayanan
publik khususnya dalam penyediaan arsip yang utuh, otentik, dan terpercaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam rangka memperoleh
kepastian hukum antara masyarakat dengan penyelenggaran urusan publik.
Seperti halnya pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
untuk mendukung terlaksananya tugas dan fungsinya, memerlukan data dan
informasi yang bersumber dari arsip. Fungsi dan peranan arsip sebagai pusat
ingatan dan informasi serta sumber sejarah perlu dikelola dengan baik dengan
memperhatikan faktor penunjang agar dapat memperlancar seluruh kegiatan dan
proses pekerjaan kantor yang berhasil guna dan berdaya guna.
Setelah melakukan penjajakan awal dilapangan khusunya di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar permasalahan sama yang
umunya ditemui seperti apa yang di bahas sebelumnya, bahwa kurangnya
dukungan dan perhatian khusus terhadap karsipan itu sendiri. Secara umum, dapat
dilihat dari banyaknya pegawai yang belum mengerti mengenai sistem kearsipan
atau dapat dikatakan kurangnya tenaga arsiparis yang handal menyebabkan
kegiatan kearsipan dalam Instansi tersebut tidak berjalan lancar dan mengalami
beberapa kendala seperti dalam hal pengurusan dan pengendalian surat/dokumen,
6
penyimpanan dan penemuan kembali arsip, penyusutan dan pemeliharaan arsip,
serta dalam hal pemeliharaan dan pengamanan arsip. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan kegiatan kearsipan belum berdampak signifikan dalam menunjang
kegiatan yang ada di kantor. Selain itu, diketahui pula bahwa bidang kearsipan
kurang mendapat tempat yang proporsional dalam organisasi Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun yang ada di Daerah.
Maka berangkat dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor Perpustakan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah uraikan pada latar belakang diatas, penulis ingin
mendeskripsikan bagaimana sistem pengelolaan kearsipan yang ada di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupten Takalar. Berangkat dari latar belakang
masalah dan judul dalam skripsi ini, maka penulis menyusun rumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengelolaan kearsipan yang ada di Kantor Perpustakan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat sistem pengelolaan
kearsipan di Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui tentang sistem pengelolaan kearsipan di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
7
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat sistem
pengelolaan kearsipan di Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar.
D. Kegunaan Penelitian
Diharapkan penelitian nantinya akan dapat digunakan dalam berbagai hal
antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Para peneliti untuk para mahasiswa yang berminat mengkaji ulang
tema yang sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
sumber informasi, khususnya yang terkait dengan sistem kearsipan.
b. Menambah pengetahuan/referensi untuk dijadikan acuan pembelajaran
dalam memberi informasi kepada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini nantinya akan memberikan acuan bagi
Pemerintah Kabupaten Takalar terkhusus pada Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut sebagai bahan
informasi maupun sebagai bahan masukan dalam rangka mengambil
keputusan serta kebijakan dalam hal sistem pengelolaan kearsipan dimasa
yang akan datang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Sistem, Pengelolaan Kearsipan
1. Defenisi Sistem
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani „system” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian sistem menurut para ahliantara
lain :
Menurut Gordon B. Davis (Hendi Haryadi, 2009:23) dikatakan bahwa
“Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud”.
Pendapat lain disampaikan oleh Raymond Mcleod (Hendi Haryadi
2009:24) yang mengatakan bahwa “Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur
yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan
terpadu”.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa sistem
merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pengertian Pengelolaan
Istilah tata kelola memiliki beragam definisi tergantung pada berbagai
keadaan lingkungan, struktural, dan budaya, serta kerangka hukum. Secara harfiah
definisi Tata Kelola sebagai: “Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh
9
dewan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau
kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.
Kata pengelolaan berasal dari kata dasar kelola yang didefinisikan oleh
Ananda Santoso dan A.R.AL Hanif (2004;196) yaitu menyelenggarakan,
mengurus, mengusahakan.Sementara itu W.J.S. Poerwodarminto (1982; 862)
mendefinisikan “Kelola adalah mengelola, mengurus : melakukan suatu
pekerjaan, sedangkan pengelolaan adalah mengurus atau menyelenggarakan suatu
pekerjaan tertentu“.
Pengelolaan dalam percakapan sehari – hari sering dipersepsikan dan
dihubungkan dengan kata menejemen. Penggunaan kata menejemen ada benarnya
sebab menejemen juga mencakup suatu proses yang terdiri dari; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
Dalam proses pengelolaan dokumen, kegiatan yang paling memerlukan
perhatian yang besar yakni kegiatan penataan (filling) dan pengamanan arsip,
dimana jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka akan
menghambat proses penemuan kembali arsip jika dibutuhkan. Penataan arsip
adalah pengaturan secara sistematis keseluruhan data/permasalahan sedemikian
rupa sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dapat segera diketemukan
kembali. Untuk penataan berkas, perlu adanya keseragaman dalam pemrosesan
dan prosedur. Oleh karena itu perlu dibuatkan buku pedoman atau petunjuk yang
pasti bagi para petugas yang bersangkutan
10
3. Pengertian Kearsipan
Kearsipan berasal dasri kata dasar arsip. Istilah arsip bisa mengandung
berbagai macam pengertian. Pendefinisian arsip dapat dipengaruhi oleh segi
peninjauan, sudut pandang dan atau pembatasan ruang lingkupnya. Akan tetapi,
untuk memahami arti dasar arsip, dirasa sangat penting untuk menjelaskannya
berdasarkan etimologi atau asal-usul katanya
Secara etimologis istilah arsip dalam bahasa Belanda yaitu “archief”, dan
dalam bahasa Ingris disebut “arcihive”, berasal dari kata “arche” bahasa Yunani
yang berarti permulaan. Kemudian dari kata “arche” berkembang menjadi kata “ta
archia” yang berarti catatan. Selanjutnya kata “ta archia” berubah lagi menjadi
kata “archeon” yang berarti “gedung pemerintahan”
Dijelaskan dalam bahasa Belanda yang dikatakan “Archief” mempunyai
arti:
a) Tempat untuk menyimpan catatan-catatan dan bukti-bukti kegiatan yang
lain.
b) Kumpulan catatan atau bukti kegiatan yang berwujud tulisan,
gambar,grafik, dan sebagainya.
c) Bahan-bahan yang akan disimpan sebagai bahan pengingatan.
Perkataan arsip yang sudah secara umum dianggap sebagai istilah bahasa
Indonesia, mempunyai arti :
Tempat untuk menyimpan berkas sebagai bahan pengingatan.
11
Bahan-bahan baik, baik berwujud surat, laporan, perjanjian, gambar-
gambar hasil kegiatan, statistika kuitansi, dan sebagainya yang disimpan
sebagai bahan pengingatan.
Ada juga istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan arsip, yaitu
record dan warkat. Records adalah setiap lembaran (catatan, bahan tertulis, daftar,
rekaman, dsb) dalam bentuk atau dalam wujud apa pun yang berisi informasi atau
keterangan untuk disimpan sebagai bahan pembuktian atau pertangungjawaban
atas suatu peristiwa/kejadian. Sedangkan warkat berasal dari bahasa Arab yang
berarti surat; akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjut diartikan lebih luas,
yaitu berupa setiap lembaran yang berisi keterangan yang mempunyai artinya
kegunaan. Dalam pemahaman sederhana dapat dinyatakan bahwa arsip adalah
merupakan salah satu produk kantor (office work). Artinya, kearsipan merupakan
salah satu jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tatausaha, yang banyak dilakukan
oleh badan-badan pemerintah, maupun badan swasta. Kearsipan menyangkut
pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat, dan
dokumen-dokumen kantor lainnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan penyirnpanan surat-surat dan
dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan. Kearsipan memegang
peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai surnber dan
pusat rekaman informasi bagi suatu organisasi.
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai
Kearsipan, beberapa pengertian mengenai arsip dan kearsipan telah terangkum di
dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, yaitu :
12
1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.
2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
4. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar
bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan
tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
5. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus.
6. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
7. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga
kearsipan.
8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan,
keamanan, dan keselamatannya.
13
9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip
terjaga.
Selain dari pengertian diatas, Basir Barthos (2009:2) dalam buku
Manajemen Kearsipan mengatakan bahwa :
Arsip dapat diartikan sebagai suatu badan (agency) yang melakukan segala
kegiatan pencatatan, penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat /
warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar, baik
yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan
menerapkan kebijaksanaan dan sistem tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Memang perkataan arsip yang berasal dari bahasa Yunani semula
menunjukkan kepada gedung penyimpanan sebagaimana yang dikatakan S.
Muller J.A Feith dan R. Fruin(The Liang Gie 2000:119)
Arsip merupakan keseluruhan dokumen-dokumen tertulis, lukisan-lukisan
dan barang-barang cetakan yang secara resmi diterima atau dihasilkan oleh suatu
badan pemerintahan atau salah seorang dari pejabat-pejabatnya sepanjang
dokumen-dokumen itu di maksudkan untuk berada di bawah pemeliharaan dari
badan itu atau pejabat itu.
Dapat dikatakan bawah aktivitas pokok di bidang kearsipan ialah
menyimpan warkat, tetapi tujuannya yang utama ialah menemukan kembali secara
cepat sesuatu warkat yang diperlukan.
14
B. Tujuan Kearsipan
Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. (Basir Barthos, 2009:12).
Agar tujuan kearsipan tersebut dapat terlaksana dengan baik diperlukan berbagai
usaha. Berikut adalah usaha yang dperlukan untuk mencapai tujuan kearsipan
menurut Durotul Yatimah (184 : 2009) yaitu :
a. Menyempurnakan penyelenggaraan kearsipan dengan sebaik-baiknya.
b. Berusaha melengkapi peralatan atau sarana yang diperlukan.
c. Menyiapkan tenaga-tenaga dalam bidang kearsipan yang mempunyai keahlian
dan kemampuan para petugas bidang kearsipan melalui pendidikan dan
pelatihan berupa penataran atau kursus.
d. Memberikan imbalan dan penghargaan kepada para petugas kearsipan.
Dengan usaha-usaha tersebut di atas, diharapkan fungsi arsip sebagai pusat
ingatan dan pusat informasi dapat terwujud dengan sebaik-baiknya
C. Jenis-jenis Arsip
Bentuk arsip bisa beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan
seperti yang kerap dianggap oleh kebanyakan orang, tetapi di sebagian kantor,
arsip juga berupa surat atau dokumen berbentuk lembaran kertas. Saat ini, bentuk
arsip tidak hanya lembaran data yang ditumpuk dalam satu tempat menjadi satu
(arsip konvensional), tetapi sudah berkembang dalam bentuk softcopy (disimpan
15
dalam CD, video, kaset, atau flashdisk). Arsip yang seperti ini disebut arsip
elektronik.
Berikut ini jenis-jenis arsip menurut Hendi Haryadi (2009:43) dalam
bukunya Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf yaitu :
1. Arsip Menurut Subjek
Contoh dari arsip ini adalah arsip keuangan, seperti laporan keuangan,
buki pembayaran, bukti pembelian, surat perintah membayar, dan daftar gaji; atau
arsip kepegawaian, seperti data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, dan surat
pengangkatan pegawai.
2. Arsip Menurut Bentuk
Arsip dalam bentuk ini sangat banyak ragamnya, seperti naskah perjanjian,
akte pendirian perusahaan, notulen rapat, laporan-laporan, kuitansi, berita acara,
bon penjualan, pita rekaman, microfilm, dan compact disk.
3. Arsip Menurut Nilai
Contoh dari arsip ini adalah arsip yang memiliki nilai informasi, seperti
pengumuman, pemberitahuan, dan undangan. Juga arsip yang memiliki nilai
kegunaan administrasi, seperti ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan,
prosedur kerja, dan uraian tugas pegawai. Selain itu, arsip yang memiliki
kegunaan hukum, seperti akte pendirian perusahaan, akte kelahiran, peraturan-
peraturan, surat perjanjian, surat kuasa, kuitansi, berita acara, dan keputusan
peradilan
4. Arsip Menurut Sifat Kepentingan
16
Contoh dari arsip ini adalah arsip non-esensial, seperti surat permohonan
cuti, surat pesanan barang, dan surat permintaan. Juga arsip penting seperti surat
keputusan, daftar riwayat hidup, laporan keuangan, buku kas, dan daftar gaji.
Selain itu, ada juga arsip vital, seperti akta pendirian perusahaan, buku induk
pegawai, dan dokumen kepemilikan tanah.
5. Arsip Menurut Fungsinya
Menurut fungsi dan Kegunaannya, Arsip di bedakan menjadi :
a. Arsip dinamis (dokumen)
1. Yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya
atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggraan administrasi
Negara.
2. Arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut
fungsinya.
b. Arsip statis:
1. Yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,
penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara.
2. Arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi khusus sebagai bahan
pertanggungjawaban Nasional/ Pemerintah (hanya dipergunakan untuk
referensi saja).
c. Berdasarkan Nilai Guna
Ditinjau dari segi nilai gunanya, arsip dapat dibedakan atas :
17
1. Nilai guna primer, yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk
kepentingan lembaga/instansi pencipta atau yang menghasilkan arsip.
Nilai guna primer meliputi:
Nilai guna administrasi,
Nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi lembaga/instansi pencipta arsip.
Nilai guna hukum
Yaitu arsip yang berisikan bukti-bukti yang mempunyai kekuatan
hukum.
Nilai guna keuangan
Yaitu arsip yang berisikan segala hal yang menyangkut transaksi dan
pertanggungjawaban keuangan.
Nilai guna ilmiah dan teknologi
Yaitu arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai
akibat/hasil penelitian murni atau penelitian terapan.
2. Nilai guna sekunder, yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip
sebagai kepentingan lembaga/instansi lain, dan atau kepentingan umum di
luar instansi pencipta arsip, serta kegunaannya sebagai bahan bukti
pertanggungjawaban. Nilai guna sekunder meliputi :
Nilai guna pembuktian
Yaitu arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana lembaga/isntansi
18
tersebut diciptakan, dikembangkan, diatur fungsinya, dan apa kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan, serta apa hasil/akibat dari kegiatan itu.
Nilai guna informasi
Yaitu arsip yang mengandung informasi bagi kegunaan berbagai
kepentingan penelitian dan sejarah, tanpa dikaitakan dengan
lembaga/instansi penciptanya.
D. Sistem Kearsipan
Aktivitas pokok dalam bidang kearsipan berupa penyimpanan warkat-
warkat itu harus disimpan menurut suatu sistem yang memungkinkan penemuan
kembali dengan cepat apabila diperlukan.
Pada pokoknya dikenal 5 (lima) macam sistem penyimpanan warkat yang
dijelaskan oleh The Liang Giee dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern
(2000:120 ) :
1. Penyimpanan Menurut Abjad (Alphabetic Filing)
Pada penyimpanan ini, warkat-warkat disimpan menurut abjad dari nama-
nama orang atau organisasi utama yang tertera dalam tiap-tiap warkat itu. Dengan
sistem menurut urut-urutan abjad ini, sepucuk surat yang berhubungan dengan
seorang langganan dapat diketemukan kembali dengan lebih cepat daripada kalau
semua surat dicampur adukkan.
2. Penyimpanan Menurut Pokok Soal (Subject Filling)
Warkat-warkat dapat pula disimpan menurut urusan yang dimuat dalam
tiap-tiap warkat. Warkat-warkat yang telah dikelompok-kelompokkan menurut
19
pokok soalnya itu kemudian disimpan juga menurut urut-urutan abjad judul-judul
urusan tersebut
3. Penyimpanan Menurut Wilayah (Geographic Filling)
Surat-surat yang harus dipelihara oleh sebuah organisasi dapat pula
disimpan ,menurut pembagian wilayah.
4. Penyimpanan Menurut Nomor (Numeric Filling)
Pada sistem penyimpanan ini, warkat yang mempunyai nomor disimpan
menurut urut-urutan angka dari satu dan terus meningkat hingga bilangan yang
lebih besar. Ini misalnya faktur-faktur yang dibuat oleh sebuah perusahaan.
5. Penyimpanan Menurut Tanggal (Chronological Filling)
Sebagai sistem terakhir untuk penyimpanan warkat-warkat (catatan-catatan)
ialah menurut surut-urutan tanggal yang tertera pada tiap-tiap warkat itu. Sistem
ini dapat dapat dipakai bagi warkat-warkat yang harus memperhatikan sesuatu
jangka waktu tertentu, misalnya surat-surat tagihan.
E. Tahap-Tahap Kearsipan
Tahap-tahap Kearsipan menurut Hendi Haryadi yakni :
1. Pengurusan Surat/ Dokumen
Pengurusan surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat surat masuk dan
keluar. Pencatatan surat masuk dapat dilakukan dengan menggunakan buku
catatan harian atau agenda sedangkan untuk surat penting, pengurusannya di catat
pada kartu kendali. Tahap ini merupakan tahap dimana surat masuk dan keluar
diregistrasi atau diagenda sesuai sistem yang telah ditentukan.
2. Bentuk Penyimpanan Arsip
20
Dalam buku Hendi Haryadi (2009 : 48) Administrasi Perkantoran untuk
manajer dan staf, membagi 2 bentuk penyimpanan arsip :
a. Arsip Konvesional : yaitu kumpulan data yang berbentuk kertas atau file-
file yang tidak beraturan. Penyimpanannya dilakukan secara manual,
sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat penyimpanan yang
luas. Penyimpanan arsip konvensional biasanya dilakukan sebelum era
komputerisasi, tetapi saat ini juga masih dilakukan, walaupun dalam
jumlah yang terbatas.
Langkah-langkah pengarsipan
Dalam pengelolaan arsip konvensional yang perlu diperhatikan beberapa
hal berikut:
1. Komponen sistem kearsipan, pengurusan surat, penataan arsip dengan cara
pemindahan arsip, dan pemusnahan arsip jika sudah tidak diperlukan.
2. Metode kearsipan, yaitu metode kearsipan horizontal (dokumen diletakkan
satu di atas dan yang lainnya di dalam laci arsip) dan metode kearsipan
vertikal (dokumen diletakkan sebagian ke belakang).
3. Sistem tata kearsipan yang efektif dan efisien yang mencerminkan
kepadatan dari arsip itu sendiri, penempatan yang strategis, simple, aman,
dan yang penting selalu up tu date.
b. Arsip Elektronis : yaitu kumpulan data yang disimpan dalam bentuk scan-
an yang dipindahkan secara elektronik atau dilakukan dengan digital copy
menggunakan resolusi tinggi, kemudian disimpan ke dalam hard drive atau
optical disk. Pemberian indeks untuk arsip elektronis dapat memberikan
21
informasi yang lengkap mengenai data dokumen, seperti penulis, nomor
referensi, atau tanggal dibuatnya. Data dapat ditampilkan, dicetak, dibagi,
dan disimpan secara komputerisasi, sehingga memberikan keuntungan
besar karena membuat isi dokumen menjadi aktif.
Sistem pengarsipan arsip elektronis
Saat ini, beberapa vendor menyediakan sistem pengarsipan profesional
sesuai untuk pengelolaan arsip atau dokumen secara benar. Sedikitnya ada tiga
sistem utama yang tersedia sebagai berikut:
a) Sistem manajemen dokumen elektronik atau elektronic document
management system (EDMS) yang secara umum akan mengelola arsip
atau dokumen elektronik melalui komputer masing-masing pegawai.
Misalnya, word processing, spreadsheets, presentasi, dan proyek.
b) Sistem pemindaian elektronik atau electroni imaging system (EIS) yang
akan mengelola dokumen atau hasil pemindaian (scan).
c) Software manajemen dokumen atau records management software (RMS)
yang akan mengelola dokumen kertas atau data yang tersimpan dalam
kantor atau pusat penyimpanan dokumen
3. Penemuan Arsip (Finding, Retrivel)
Menurut Dorotul Yatimah (2009 : 209), penyimpanan arsip
dimaksudkan agar ketika dibutuhkan arsip tersebut dapat ditemukan dengan cepat.
Penemuan arsip dengan cepat memberi arti bahwa sistem penyimpanan arsip yang
digunakan telah tepat.
22
Menurut Sedarmayanti (2008:104) bahwa ada beberapa faktor yang
menunjang danperlu diperhatikan dalam kearsipan sehingga memudahkan
penyimpanan dan penemuankembali arsip, yaitu sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, sistem penataan yang dipilih dan diterapkan harus mudah
agar bukan hanya oleh satu orang saja yang mengerti melainkan juga dapat
dimengerti oleh pegawai lain.
2. Ketepatan menyimpan arsip berdasarkan sistem yang digunakan,
harusmemungkinkan penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat.
3. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu dapat memanfaatkan ruangan,
tempat danperalatan yang ada serta biaya yang sederhana.
4. Menjamin keamanan, arsip harus terhindar dari kerusakan,
pencurian/kemusnahan dan harus aman dari bahaya seperti api, air, udara
yang lembab, gangguan binatang dan lain-lain, sehingga penyimpanan
harus ditempat yang benar-benar aman dari segala gangguan.
5. Penempatan arsip hendaknya diusahakan pada tempat yang strategis,
maksudnya adalah agar tempat penyimpanan mudah dicapai oleh setiap
unit tanpa membuangbanyak waktu dan tenaga.
6. Sistem yang digunakan harus fleksibel, maksudnya adalah harus
memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam rangka
penyempurnaan dan efektivitas kerja.
7. Petugas arsip perlu memahami pengetahuan di bidang kearsipan.
23
4. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip
Setelah satu periode kegiatan kantor, arsip sudah semakin menumpuk di
tempat penyimpanan. Apabila hal ini terus berlangsung, tempat penyimpanan
arsip menjadi semakin penuh sesak, dan jika petugas arsip ingin mencari arsip
tertentu, ia akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu perlu dilakukannya
penyusutan dan pemusnahan terhadap arsip-arsip tersebut.
Namun demikian, sebelum suatu arsip diputuskan untuk dilakukan
penyusutan dan pemusnahan kita perlu mengetahui sifat karakteristik dari arsip
tersebut agar tidak salah. Menurut Dorul Yatimah (2009:214), sifat karakteristik
arsip tersebut adalah:
a) Arsip Tidak Penting
Merupakan arsip tidak mempunyai nilai kegunaan bagi pimpinan atau
organisasi di masa mendatang. Misalnya: pengumuman, undangan rapat dan
sebagainya.
b) Arsip Yang Membantu
Merupakan arsip yang berguna untuk melancarkan kegiatan organisasi
untuk sementara waktu. Misalnya: surat pemberitahuan dari bank, bukti
pembayaran tertentu dan sebagainya.
c) Arsip Penting
Merupakan arsip yang berguna sebagai alat pembuktian serta
untukmemperlancar pelaksanaan administrasi, seperti referensi bank, audit
pembukuan, neraca perusahaan catatan buku kas, dan sebagainya.
d) Arsip Vital
24
Merupakan arsip yang menentukan eksistensi organisasi atau perusahaan,
dan tidak dapat dimusnahkan karena tidak dapat diganti. Misalnya: surat
keputusan tentang struktur organisasi, akte pendirian perusahaan, status
perusahaan, surat penetapan pimpinan perusahaan, dan sebagainya.
5. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip
Pemeliharaan Arsip
Pemeliharaan arsip mencakup usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
arsip-arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan atau kemusnahan
arsip bisa datang dari arsip itu sendiri, maupun disebabkan oleh serangan-
serangan dari luar arsip.
Arsip harus dijaga keamanannya, baik segi kualitas (tidak mengalami
kerusakan), kualitas (tidak ada yang tercecer hilang) maupun dari segi
informalitas (kerahasiaannya), pemeliharaan secara fisik dapat dilakukan dengan
cara :
a) Pengaturan ruangan penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering
(tidak terlalu lembab), tenang (dengan sinar matahari meskipun jangan
terkena sinar matahari langsung). Ruangan harus kuat dan mempunyai
fentilasi yang memadai, terhindar dari kemungkinan serangan api, air
maupun serangan serangga pemakan kertas.
b) Pemeliharaan tempat penyimpanan sebaiknya arsip disimpan di tempat-
tempat terbuka, misalnya dengan mengunakan rak-rak arsip. Apabila harus
disimpan di tempat tertutup (di lemari), maka lemari tempat penyimpanan
itu harus sering terbuka untuk menjaga tingkat kelembapan. Juga penataan
25
arsip di lemari tersebut diatur secara renggang agar ada udara diantara
berkas-berkas yang di simpan itu, perlunya tingkat kelembapan yang
diinginkan. Karena apabila tumbuhnya jamur dan sejenisnya, sudah pasti
akan merusak arsip yang disimpan.
c) Tindakan preventif ini berarti menjaga terjadinya kerusakan arsip dengan
cara tindakan pencegahan, yaitu melarang petugas atau siapapun
membawa makanan ke ruang tempat penyimpanan. Hal ini dikhawatirkan
sisa-sisa makanan menyebabkan masuknya serangga/hewan lain dalam
ruangan tempat penyimpanan. Demikian pula, petugas atau orang lain
tidak diperkenankan merokok di ruangan. Selain asapnya dapat
menimbulkan kerusakan kertas, nyala api untuk menghidupkan rokok dan
puntung rokok dapat membahayakan arsip. Samping tindakan tertentu,
untuk mengamankan arsip dapat di pasang tabung pemadam kebakaran.
d) Tempat dan letak arsip tempat arsip sebaiknya terbuat dari tempat logam
kalau tempat arsip dari kayu, maka harus dipilih kayu berkualitas
(misalnya kayu jati). Jadi dengan tempat penyimpanan yang baik,
kerusakan arsip dapat dicegah sedini mungkin. Di samping tempat yang
memadai, letak arsip juga perlu diatur, yaitu tidak boleh terlalu
berdekatan, arsip harus terletak pada tempat yang longgar dan tidak boleh
terlipat.
e) Kondisi arsip untuk menjaga keutuhan arsip salah satu pemeliharaannya
adalah menjaga kebersihannya, baik dengan peralatan sederhana seperti
kemoceng maupun dari peralatan modern yaitu vacuum cleaner.
26
Pengamanan Arsip
Arsip yang disimpan harus dijamin aman, baik dari kerusakan maupun
dari kehilangan. Salah satu metode perlindungan arsip yang sangat vital dilakukan
dengan cara :
a) Membuat duplikat untuk tujuan perlindungan dan disimpan pada lokal
perusahaan yang tempatnya berlainan.
b) Menyimpan pada ruangan khusus atau almari besi.
c) Menyimpan arsip asli pada pusat penyimpanan arsip vital
Selain itu untuk mencegah terjadinya kehilangan, setiap pengeluaran arsip
yang sifatnya meminjam (digunakan dibagian lain) perlu bukti peminjaman.
Untuk mencegah kerusakan, perlu di tertibkan agar petugas atau siapapun yang
masuk ruang penyimpanan dilarang membawa barang atau makanan yang dapat
menimbulkan datangnya serangga atau hewan sehingga mengakibatkan kerusakan
arsip
Secara nasional pemerintah mempunyai kewajiban dan penyelamatan
arsip, baik arsip yang berasal dari kegiatan pemerintah maupun arsip dari
organisasi swasta atau perorangan. Bagi arsip-arsip yang rusaknya sangat hebat,
serahkanlah arsip-arsip tersebut ke Arsip Nasional Republik Indonesia untuk
diperbaiki.
6. Peralatan/ Perlengkapan dalam Penyimpanan Arsip
Penanganan arsip yang baik menyangkut arsip yang diterima ataupun yang
dikeluarkan pada pihak lain serta berbagai format yang diperlukan untuk
menangani semua ini, tentunya harus dipikirkan bagaimana cara menyimpan,
27
serta perlengkapan apakah yang diperlukan untuk menangani arsip sehingga
apabila arsip tersebut diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat.
Menurut Irra Chrisyanti Dewi (2011:156) perlengkapan yang penting yang
sangat diperlukan untuk menyimpan arsip yaitu:
Lemari Arsip, lemari untuk penyimpanan arsip biasanya dengan luas
ruangan kearsipan, juga keinginan dari organisasi yang bersangkutan.
Berbagai cara untuk menyimpan arsip, antara lain :
1) Filing cabinet,
dipergunakan untuk menyimpan arsip, dilakukan secara vertical
artinya arsip disimpan bersusun dari atas ke bawah. Filing cabinet terbuat
dari bahan baja/alumunium yang tahan api.
2) Lateral filing cabinet,
jumlah arsip yang dapat disimpan pada lemari ini lebih banyak di
banding penyimpanan dalam filing cabinet. Juga akan tampak lebih rapi
karena map arsip dapat disusun berderet dari tingkat paling atas sampai
paling bawah. Lemari ini terbuat dari baja/alumunium yang juga tahan api.
Tanda Sekat/guide,
apabila surat-surat dalam map disimpan dalam lemari arsip tanpa
mempunyai sandaran, maka guide atau sekat harus disediakan.
Map Arsip/folder,
berguna menyimpan berkas arsip/surat. Map ini terbuat dari kertas karbon.
28
`F. Kerangka Pikir
Setiap organisasi harus berusaha mengelola arsip dengan baik. Untuk itu
organisasi perlu melakukan pengelolaan arsip dinamis dan statis. Di samping juga
perlu memperhatikan dukungan berbagai faktor terkait yang dapat menunjang dan
menghambat pengelolaan kerasipan pada suatu organisasi.
Arsip sendiri dapat dikatakan sebagai pusat memori, acuan dan bahan
pertanggungjawaban, maka perlu keteraturan dalam proses penyimpanannya.
penyimpanan arsip harus disimpan menurut suatu sistem yang memungkinkan
penemuan kembali dengan cepat apabila diperlukan itu sendiri sebagai pusat
memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban maka perlu keteraturan dalam
proses penyimpanannya. penyimpanan arsip harus disimpan menurut suatu sistem
yang memungkinkan penemuan kembali dengan cepat apabila diperlukan
Sebagaimana Undang-undang No.43 Tahun 2009 tentang kearsipan
mengamanatkan bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mencapai cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, arsip
sebagai identitas jati diri bangsa, serta sebagai memori, acuan, dan bahan
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus dikelola dan diselamatkan oleh Negara.
Sistem tersebut diatas kini penerapan sistem kearsipan lebih dikenal dengan
sistem kearsipan pola lama dan sistem kearsipan pola baru.
Sebagaimana dalam proses pelaksanaannya perlu ditinjau apakah sistem
kearsipan yang digunakan pada lembaga-lembaga Negara maupun organisasi
29
swasta berjalan dengan baik tanpa adanya kendala perlu dilihat dari kegiatan atau
tahapan kearsipan yang ada yakni : pengurusan surat atau dokumen, penyimpanan
arsip, penyusutan dan pemusnahan arsip, serta pemeliharaan dan pengamanan
arsip.
Oleh karena itu, agar sistem kearsipan dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya kendala dalam proses pelaksanaannya maka hal-hal tersebut diatas harus
dilaksanakan secara optimal dan sungguh-sungguh. Sehingga arti penting arsip
sebagai memori, acuan, dan pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan baik.
Agar apa yang diuraikan dalam penelitian ini dapat dipahami dengan jelas
maka penulis membuat kerangka pikir sebagaimana tertera pada gambar di bawah
ini:
Bagan Kerangka Pikir
Faktor yang menghambat sistem
pengelolaan kearsipan
Sistem Pengelolaan Arsip
TUJUAN KEARSIPAN
Tercapainya sistem kearsipan
yang teratur guna sebagai
bahan pertangguangjawaban
Pola Lama (Agenda)
Pola Baru (Kartu Kendali)
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar
30
G. Fokus Penelitian
Uraian tujuan penelitian maka yang menjadi fokus penelitian yaitu
bagaimana sistem pengelolaan kearsipan dan faktor apa yang menunjang dan
menghambat pengelolaan kearsipan.
H. Deskrispi Fokus
Dari bagan di atas dapat dikatakan sistem pengelolaan kearsipan
sebagaimana yang dijelaskan oleh The Liang Gee yaitu sistem menurut abjad dari
A-Z, sistem menurut pokok soal/subjek, sistem menurut wilayah, sistem menurut
nomor, dan sistem menurut tanggal.
Dalam penilitian tentang sistem kearsipan pada Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah Kbupaten Takalar ada beberapa indikator yang harus diperhatikan
untuk melihat sistem kearsipan tersebut. Indikator-indikatornya adalah :
a) Pengurusan dan Pengendalian Surat/ Dokumen
Pengurusan dan pengendalian surat ini harus jelas agar surat yang
masuk maupun keluar tidak tercecer dan dapat diklarifikasikan tujuannya
serta jelas penerimanya agar sistem kearsipan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
b) Penyimpanan Arsip
Tahap ini merupakan prosedur atau langkah-langkah pekerjaan yang
dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Dalam hal
ini suatu surat atau arsip disimpan berdasarkan sistem kearsipan yang telah
ditentukan.
31
c) Penemuan Arsip
Merupakan penyimpanan arsip di maksdukan agar ketika di butuhkan
arsip tersebut dapat ditemukan dengan cepat.penemuan arsip dengan cepat
memberi arti bahwa sistem penyimpanan arsip yang di gunakan telah tepat
d) Penyusutan Arsip dan Pemusnahan Arsip
Penyusutan arsip dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi arsip
agar arsip yang dibutukan dapat ditemukan dengan mudah atau
pengklarifikasian arsip aktif dan arsip inaktif. Memusnahkan arsip berarti
menghapus keberadaan arsip dari tempat penyimpanan. Jadi pemusnahan
arsip adalah tindakan menghancurkan secara fisik arsip-arsip yang sudah
berakhir fungsinya dan sudah tidak memiliki nilai kegunaan lagi
e) Pengamanan dan Pemerliharan Arsip
Pengamanan arsip yaitu arsip yang disimpan harus dijamin aman,baik
dari kerusakan maupun dari kehilangan.dan Pemerliharan arsip yaitu arsip
harus dijaga keamanannya, baik segi kualitas(tidak mengalami kerusakan),
kualitas (tidak ada yang tercecer hilang) maupun dari segi informalitas
(kerahasiaannya).
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu dua bulan dan lokasi penelitian
dilakukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah Kabupaten Takalar Alasan
memilih lokasi ini didasarkan pada: Kantor Perpustakaan memiliki peran
mengantisipasi perkembangan yang ada dengan menyediakan informasi yang
aktual, maka hampir semua organisasi yang ada tak terkecuali organisasi
pemerintah khususnya Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah dituntut untuk
melakukan berbagai pembenahan dengan sistem pengolaan kearsipan guna
memenuhi tuntutan akan informasi yang cepat dan akurat dalam setiap kegiatan
administrasinya. Adapun pertimbangan dalam memilih lokasi penelitian
didasarkan pada efektivitas, waktu dan kemudahan dalam mengumpulkan
berbagai informasi dan data yang di butuhkan oleh peneliti.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu
penelitian yang berusaha memberikan penjelasan dan gambaran sistem
pengelolaan kearsipan dari berbagai macam data yang telah dikumpulkan yang
berkaitan dengan sistem pengelolaan kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar.
33
2. Tipe Penelitian
Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini
merupakan usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa
sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan
memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek
yang diteliti.
C. Sumber Data
1. Data Primer
data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan informan yaitu
kepada orang-orang yang mengetahui tentang topik penelitian secara akurat
dan mampu mewakili kelompok dalam membahas tentang sistem pengelolaan
kearsipan adapun informan yang penulis maksud adalah Kepala Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kasi Kearsipan dan pegawai yang mengelola
dan pengguna arsip.
2. Data sekunder
data yang di peroleh dari bahan-bahan bacaan, dokumen atau catatan yang
ada serta tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, literatur-literatur,
arsip-arsip resmi yang dapat mendukung kelengkapan data primer yang
berkaitan dengan sistem pengelolaan kearsipan.
D. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang memiliki informasi tentang subjek yang ingin
diketahui oleh peneliti dan dapat memberikan penjelasan tentang peran
pemerintah dalam pengendalian gelandangan dan pengemis.
34
Adapun yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
NO Keterangan Jumlah
1 Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip 1 Orang
2 Kasi Kearsipan 1 Orang
3 Kepala Sub.Bagian Tata Usaha 1 Orang
4 Staf Seksi Kearsiapan 3 Orang
5 Staf Seksi Perpustakaan 2 Orang
6 Staf Sub.Bagian Tata Usaha 2 Orang
Jumlah 10 Orang
Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 10 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi.
Yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung
kelokasi penelitian tentang masalah yang akan diteliti. Observasi di lakukan
di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
2. Wawancara.
Wawancara adalah pengumpulan informasi dengan cara memberikan
pertanyaan secara langsung dan dijawab secara langsung. Wawancara disini
dilakukan dalam bentuk wawancara berpedoman yaitu wawancara dituntun
oleh sejumlah pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu (interview
guide).
35
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder, yakni
dengan cara mengumpulkan data-data pegawai Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah dokumen-dokumen, agenda, surat kabar dan buku-buku.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat tersebut diolah dan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis Deskriptif kualitatif yakni dengan cara merangkum
dan menyimpulkan informasi dari informan sebagai hasil wawancara dengan
menkombinasikannya dengan sumber data tertulis berupa dokumen yang akan
dijadikan sebagai sumber referensi serta hasil pengamatan yang dilakukan secara
langsung oleh peneliti terhadap objek penelitian, sehingga dapat menjadi
seperangkat informasi yang bisa di olah untuk memperoleh kesimpulan hasil
penelitian secara jelas tentang “Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar”.
G. Pengabsahan data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari kesahihan
(valitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk
melakukan ini maka mutlak dituntut secara obyektivitas, untuk memenuhi kriteria
ini dalam penelitian maka keashihan (validitas) dan keterandalan (reabilitas) harus
dipenuhi (Iskandar, 2009:151). Adapun teknik penjamin keabsahan data yang
digunakan oleh peneliti, yaitu triangulasi.
36
Lexi J Moleong (2002:178) berpendapat bahwa “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar
data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dengan
mengacu William Wiersma, (1986) dalam Sugiono (2012:273), maka
pelaksanaan teknis dari langkah pengujian
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan observasi, wawancara atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN.
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2001
tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Takalar Sebagai Unit Pelaksana
Pendidikan Nasional Kabupaten Takalar.Oleh karena itu dengan kesungguhan dan
Ketulusan hati Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar,maka didirikanlah
Perpustakan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai UPTD dari dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Takalar dan diresmikan oleh Bapak Bupati
saat itu Drs.H.Zainal Abidin, M,Si. Bersama pejabat Menristek RI Ir. Utari
Budihardjo, M.Si.Pada tanggal 04 Juli 2001, dan dioperasionalkan pada tanngal
18 Mei 2002 di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Syafaruddin, M.Pd, atas
pembinaan Bapak Bupati Dr.H.Ibrahim Rewa, MM dan Bapak Kepala Dinas
Dikjar Drs.H.Abdul Gani, M.Pd. sehingga pada tahun 2005, Perpustakaan Umum
Dearah Kabupaten Takalar meraih Juara Umum III dalam lomba Perpustakaan
tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dengan lahirnya peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4741), dan berdasarkan Peraturan Daerah
Kab.Takalar No.12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga
38
Teknis Daerah Kab.Takalar maka pada bulan Januari 2009 berubah dari UPTD
Perpustakaan Umumnya Daerah
Kab.Takalar menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar, yang dipimpin oleh H.Ismail, S.Sos. sampai Desember 2010 kemudian
Januari 2011 sampai dengan 10 Maret 2011 peralihan pimpinan ke
Drs.H.Muh.Yusuf,M.Pd. dan pada tanggal 11 Maret sampai dengan September
dipimpin oleh Drs.H. Abbas, MM. Kemudian beralih ke Hj.Sitti Hadiyah, S.Pd.
MM masa jabatan sampai bulan Agustus 2013 dan berpindah ke Abdul Jalal
Mulyadi, SE.Msi sampai sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor dan
dilengkapi dengan Sub Bagian (Kasubag Tata Usaha dan beberapa seksi yaitu,
Seksi Perpustakaan, Seksi Kearsipan dan Seksi Pengembangan Diklat
Fungsional).
39
2. Struktur Organisasi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Struktur Organisasi
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Keterangan :
1. Kepala Kantor
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dipimpin
oleh sesorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas melaksanakan urusan di
bidang pelayanan perpustakan dan arsip daearah berdasarkan asas
desentralisasi dan tugas pembantuan.Kepala kantor Perpustakan dan Arsip
Daerah mempunyai fungsi :
Kepala Kantor
ABDUL JALAL MULYADI,SE.Msi
Nip : 19800920 2003121002
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kasubag Tata Usaha
Hj. KUMALA
Nip : 196303011986123001
H Kasi Kearsipan
HASANAH. S.Sos
Nip :
195907201985032003
Kasi Perpustakaan
NURAENI .B
Nip :
196404011988032016
Kasi Pengembangan Diklat
DJALALUDIN Nip :
19600701199401102
40
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan asas
otonomi dan tugas perbantuan:
b. Penyelenggaran urusan perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum di
bidang perpustakaan dan arsip serta pengembangan fungsional dan diklat
pustakawan berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan.
c. Pengoordinasian pelaksanaan urusan di bidang perpustakaan dan arsip
serta pelayanan umum di bidang perpustakaan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan asas
otonomi dan tugas perbantuan.
d. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan urusan di bidang perpustkaan
dan arsip serta pelayanan umum dibidang perpustakkan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasarkan asas
otonomi dan tugas perbantuan
e. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring pelaksanaan urusan di bidang
perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum di bidang perpustakaan
dan arsip serta pengembangan fungsional dan diklat pustakawan
berdasrkan asas otonomi dan tugas perbantuan.
f. Pembinaan dan pelaksanaan serta pelayanan di bidang perpustakaan dan
arsip serta pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan
asas otonomi dan tugas perbantuan.
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh bupati
h. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
41
2. Kasubag Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha di pimpin oleh sesorang kepala sub bagian
yang mempunyai tugas menusun rencana kerja,melaksanakan tugas teknis
ketatausahaan,mengelola administrasi kepegawaian,keuangan,perlengkapan
serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor, Kepala Sub Bagian Tata
usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.
b. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagai urusan ketatausaha meliputi
surat-menyurat, kerasipan, surat perjalanan kantor, mendistribusi surat
sesuai seksi.
c. Melaksanakan urusan kerumahtanggan kantor.
d. Melaksanakan usul kenaikan pangkat,mutasi,dan pensiun.
e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar.
f. Menghimpun dan mensosilalisasikan peraturan perundang-undangan di
bidang kepegawaian dalam lingkup kantor
g. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi meliputi bidang
kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan:
Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari
masing-masing satuan kerja bahan konsultasi perencanaan ke
Bappeda.
42
Menyusun realisasai perhitungan anggaran / administrasi
perbendaharaan Kantor .
Menyusun rencana kebutuhan barang perlengkapan Kantor.
Membuat laoparan inventaris barang dan tata administrasi
perlengkapan.
h. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja
instansi dari masing-masing satuan kerja.
i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
j. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
3. Kasi Kearsipan
Seksi Kearsipan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas merumuskan kebijaksanaan teknis dan menyelenggarakan pembinaan
dan layanan jasa/informasi kearsipan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kepala Seksi Kearsipan menyelenggarakan fungsi :
a) Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Mengumpulkan bahan penetapan norma, standard dan pedoman
penyelenggaran kearsipan di lingkungan kabupaten takalar.
c) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan kearsipan dinamis di lingkungan kabupaten sesuai
dengan kebijkan nasional.
d) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan kearsipan statis di lingukngan kabupaten sesuai
dengan kebijakan nasional.
43
e) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijkan
penyenggaraan kearsipan dilingkungan kabupaten sesuai dan kebijakan
nasional.
f) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan jaringan kearsipan di lingkungan kabupaten sesuai
dengan kebijakan nasional.
g) Mengumpulkan bahan penetapanan peraturan dan kebijakan
pengembangan SDM kearsipan di lingkungan kabupaten sesuai dengan
kebijakan nasional.
h) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penggunaan
sarana dan prasarana kearsipan dilingkungan kabupaten sesuai dengan
kebijakan nasional.
i) Pembinaan kearsipan terhadap pangkat daerah kabupaten badan usaha
milik daerah kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.
j) Melaksanakan pengelolaan arsip statis perangkat daerah kabupaten
badan usaha milik daerah kabupaten,perusahaan,swasta dan
pereorangan berskala kabupaten.
k) Melaksanakan pengawasan/suprevise terhadap penyelenggaran
kerasipan perangkat daerah kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan.
l) Melaksanakan tugas kedinasaan lain yang diberikan oleh atasan.
m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
44
4. Kasi Perpustakaan
Seksi Perpustakaan dipimpin oleh sesorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan pembinaan teknis,pelaksanaan dan pelayanan
perpustkaan.Kepala Seksi Perpustakaan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Menyiapkan bahan penetepan norma, standar dan pedoman yang berisi
kebijakan kabupaten berpedoman kebijakan pronvisi dan nasional .
c. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan
perpustkaan di skala kabupaten berdasarkan kebijakan nasional.
d. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan
jaringan perpustakaan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
e. Menyiapkan bahan penetepan peraturan dan kebijakan pengembangan
organisasi perpustakaan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
f. Menyiapakan bahan penetepan dan peraturan kebijakan di bidang
sarana dan prsarana perpustkaan skala kabupaten sesuai kebijakan
nasional.
g. Melakukan pembinaan teknis semua jenis perpustkaan di wilayah
kebupaten .
h. Melakukan pengeloaan perpustakaan sesuai standar.
i. Melaksanakan pengembangan sarana dan prsarana sesuai standar.
j. Melaksanakan kerjasama dan jaringan perpustakaan.
k. Melaksanakan program pengembangan minat baca.
45
l. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan pelestarian koleksi daerah
kabupaten berdasarkan kebijakan nasional.
m. Melaksanakan koordniasi pelestarian tingkat daerah kabupaten .
n. Melaksanakab tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh atasan.
o. Menuyusm laporan hasil pelaksanaan tugas.
5. Kasi Pengembangan Diklat
Seksi pengembangan Diklat Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas melakukan pengembangan pendidikan dan
Pelatihan teknis dan fungsional. Kepala Seksi Pengembangan Diklat
Fungsional menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan
SDM perpustakan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
c. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan
jabatan fungsional pustakawan di skala kabupaten sesuai kebijakan
nasional.
d. Melaksanakan program pengembangan SDM
e. Melakukan penilaian dan pentepan angka kredit pustakawan pelaksana
sampai dengan pustakawan penyelia dan pustakawan pertama sampai
dengan pustakawan muda.
f. Menyelenggarakan Diklat teknis dan fungsional perpustakaan.
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
h. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
46
3. Visi dan Misi Organisasi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar.
a. Visi:
Menjadikan Perpustakaan Dan Arsip Sebagai Sumber Informasi Dan
Simpul Pemersatu.
b. Misi:
1) Melayani informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
secara cepat, tepat dan akurat.
2) Mengumpulkan dan melestarikan bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa.
3) Menyelenggarakan pengembangan, pembinaan dan
pendayagunaan semua jenis perpustakaan yang ada di Kabupaten
Takalar.
4) Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen
pemerintah dan pembangunan.
5) Menjadikan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur.
6) Menjadikan arsip sebagai memori kolektif bangsa dan bahan
pertanggung jawaban nasional.
7) Memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengakses arsip statis demi kemaslahatan bangsa.
47
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengelolaan kearsipan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam rangka mengelola keseluruhan daur hidup arsip. Kearsipan mempunyai
peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat
pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi. Arsip memiliki
fungsi dan kegunaan yang signifikan dalam menunjang kegiatan administrasi
negara dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Sistem kearsipan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan
administrasi, sehingga dapat memperlancar proses administrasi. Adapun tujuan
dari penyelenggaraan kearsipan adalah pencarian atau penemuan kembali arsip.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar merupakan unit
organisasi yang setiap harinya mengurusi kegiatan administrasi. Adapun hasil dari
penelitian ini meliputi berikut ini :
1. Sistem pengelolaan kearsipan yang digunakan pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Sistem pengelolaan kearsipan yang digunakan pada Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar adalah sistem abjad dan pokok soal
(subjek). Dengan menggunakan sistem abjad dan pokok soal (subjek) akan dapat
memperlancar penyimpanan arsip dan mempermudah penemuan kembali surat
maupun arsip. Kedua sistem tersebut masih dipergunakan sampai sekarang
walaupun terkadang dalam penataannya masih kurang teratur.
Berikut ini wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
48
“Mengenai pengelolaan sistem kearsipan yang dipakai di Kantor
Perpustakaan Daerah Kabupaten Takalar masih memakai sistem abjad dan
sistem subjek dan untuk pengelolaannya kami serahkan ke masing-masing
bagian / bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya".(Wawancara
dengan JM 01 Oktober 2014)
Hal ini senada dengan penyampaian Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang
mengantakan Bahwa :
“Untuk Pengelolalaan kearsipan yang ada kami diserahkan kepada bagian
untuk mengelola arsip sesuai dengan tugasnya. Dan biasanya
penegelolaan arsip di kantor ini menggunakan sistem yang digunakan
adalah sistem subjek dan biasa digabungkan dengan sistem abjad¨.
(Wawancara dengan HK 6 Oktober 2014)
Kemudian informasi selanjutnya diperolah dari wawancara dengan Staf
Sub Bagian tata Usaha dimana beliau mengatakan bahwa :
“Pengelolaan arsip di Kantor ini kami serahkan ke bagian administrasi
dan setahu saya menggunakan sistem subjek. Bagi kami penggunaan
metode cukup sederhana. Tinggal bagaimana kesiapan dari pengelola
itu sendiri”.(Wawancara dengan AM 7 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat saya tarik kesimpulan
bahwa penerapan sistem kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar menggunakan sistem subjek yang biasanya digabungkan
dengan sistem abjad, hal ini bisa dilihat dari penggunaan kartu kendali sebagai
penerapan pola baru yang masih sederhana dan menggabungkan antara sistem
abjad dan sistem subjek, serta penggunaan peralatan modern seperti penggunaan
filing cabinet dan juga masih menerapkan penggunaan buku agenda.
2. Pengurusan Surat/ Dokumen pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar.
Proses pengurusan dokumen di suatu organisasi sangat penting untuk
mengetahui sistematika serta alurnya, hal ini karena proses penciptaan arsip
49
adalah bagian awal dari seluruh kegiatan kearsipan dalam suatu organisasi. Jika
arsip yang ada dalam suatau organiasasi tidak jelas alur penciptaannya, maka
sangat sulit untuk melaksanakan kegiatan kearsipan dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedur yang ada. Untuk itu mengurai tentang proses penciptaan arsip
pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan Staf Seksi Kearsipan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, mengatakan bahwa :
“Proses penyusunan arsip seperti surat keluar dibuat oleh masing-masing
bagian yang ada dikantor, kemudian diajukan ke sekretaris untuk di
ketahui dan di verifikasi setalah surat selesai di verifikasi kemudian di
arahkan kebagian umum untuk pemberian nomor surat keluar, setelah
terbit nomor kemuadian dilakukan pencatatan surat pada buku agenda
surat keluar sebagai bukti dan terakhir di muat pada kartu kendali”.(Hasil
Wawancara dengan HW 7 Oktober Pukul)
Kemudian senada dengan Staf Sub bagian Tata Usaha mengatakan bahwa:
“Untuk arsip yang berupa surat masuk yaitu surat dilaksanakan melalui
beberapa tahapan–tahapan awalnya di ketahui oleh sekretaris kemudian
dibawa ke sub bagian umum guna pencatatan serta pembuatan kartu
kendali yang selanjutnya dibawa ke sub bagian”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat saya tarik kesimpulan
gambaran mengenai proses penciptaan arsip yang ada di Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar yakni baik berupa surat masuk maupun surat
keluar menggunakan sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Hal ini berarti
bahwa proses pengurusan surat baik itu surat masuk maupun surat keluar
dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi dibawah sepengetahuan
sekretaris yang mana antara sub bagian umum yang diwadahi oleh staf seksi
kerasipan dan sub bagian lainnya dalam hal ini penyampaian surat keluar dan
penanganan kearsipannya dilakukan oleh masing-masing bagian yang ada di
50
kantor, akan tetapi proses pemberian nomor tetap dilakukan pada bagian umum
dan begitu juga sebaliknya untuk surat masuk, penyampaian surat masuk diterima
oleh bagian umum yang kemudian diteruskan ke bagian lainnya sesuai maksud
dan tujuan dari surat tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang saya lakukan mengenai
prosedur pengurusan surat masuk dan surat keluar pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar diperoleh data sebagai berikut :
a. Prosedur Surat Masuk
Adapun tahapan pengurusan surat masuk sebagai berikut :
1. Penerimaan Surat, penerimaan surat dilakukan oleh mereka yang bekerja
di bagian depan kantor atau front office, seperti satpam dan Petugas Piket
yang kemudian Surat yang masukdi serahkan dan diterima oleh staf seksi
kearsipan , setalah itu surat dibuka dan dibaca maksud dan tujuannya lalu
di bawa ke sub bagian umum untuk ditindak lanjuti.
2. Mencatat Surat dan Pembuatan Kartu Kendali
Setelah dibawa ke sub bagian umum langkah selanjutnya yakni
pencatatan surat seperti Instansi pengirim/asal surat, tanggal surat,
perihal, dan nomor surat dalam buku agenda dan kemudian dibuatkan
kartu kendali berdasarkan isi surat tersebut.
3. Pengelompokan Surat, tahapan selanjutnya yakni surat-surat yang masuk
yang sudah ada kemudian di digabung/dikelompokkan berdasarkan
maksud dan tujuan dari surat untuk memudahkan pengantaran surat ke
sub-sub bagian yang dituju.
51
4. Pengantaran Surat Masuk ke sub bagian tujuan surat, tahapan akhir yakni
pengantaran surat ke bagian yang di tuju berdasrkan tujuan dari surat
tersebut. untuk lebih jelasnya mengenai prosedur surat masuk pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, dapat di lihat
pada gambar di bawah ini :
Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur surat masuk pada Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, dapat digambarkan sebagai
berikut :
Penjelasan tersebut diatas menerangkan bahwa salah satu langkah awal
dalam proses penciptaan arsip di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar yakni pengurusan surat masuk,sehingga tujuan agar
penanganan arsip khususnya mengenai surat yang masuk dalam wilayah Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dapat ditujukan kepada orang
yang tepat. Hal ini bertujuan agar surat yang masuk tersebut tidak tercecer dan
dapat ditemukan kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan serta jika menyangkut
surat penting yang sifatnya sangatlah rahasia bukan tidak mungkin jika
penanganannya yang salah maka isi dari surat penting tersebut diketahui oleh
orang-orang yang tidak berkepentingan dan tidak bertanggungjawab. Langkah
tersebut sudah sesuai menurut (Sutarto,1981) bahwa prosedur pengelolaan surat
Pencatatan dan pembuatan Kartu kendali
li/ register
Surat di
kelompokkan/
bidang yg dituju
Pengantaran
Surat Kepada
yang berwenang c
Surat
Masuk
52
masuk dalam keadaan tertutup dapat dibedakan atas surat pribadi, surat dinas dan
surat rahasia
b. Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Tidak jauh berbeda dengan pengurusan surat masuk. Prosedur pengurusan
surat keluar antara lain :
1) Tahap Penciptaan Surat Keluar
Pembuatan konsep surat, isi, serta tujuan sura disusun sesuai bentuk
surat yang benasr atau yang dikehendaki pimpinan diberikan
kewenangan kepada masing-masing sub bagian setelah itu diserahkan
kepada sekretaris untuk dilakukan verifikasi atau koreksi kesalahan,
setelah didapatkan konsep surat yang baik kemudian dikembalikan untuk
dilakukan pengetikan .
2) . Penomoran, Pembuatan Kartu Kendali, dan Pencatatan
Setelah proses pengetikan dan pencetakan surat telah selesai, maka
tahap berikutnya adalah membawa surat ke sub bagian umum untuk
diberikan penomoran surat dan dilakukan pencatatan pada buku agenda
surat keluar serta dibuatkan kartu kendali.
3) . Penandatanganan dan pengesahan surat
Surat yang sudah net itu kemudian disampaikan kepada pimpinan atau
pejabat yang berwenang untuk ditandatangani.
4). Pengiriman surat
53
Tahapan selanjutnya yakni pengiriman surat keluar kemudian
dimasukkan dalam sampul dituliskan siapa dan alamat yang ditujuuntuk
dikirim kealamat tersebut.
Untuk memperjelas alur pengurusan surat keluar pada Kantor
Dari pengamatan yang didapatkan bahwa terdapat beberapa kekurangan
yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
yakni mengenai pemberian keterangan dari sifat surat itu sendiri yang mana .
tidak memperhatikan mengenai pengelolaan surat tersebut penilaian surat, dan
semua surat dicatat berdasarkan tujuan surat tersebut. Penilaian sifat yang
dimaksudkan disini adalah tidak adanya perbedaan yang diberikan antara surat
penting, surat biasa dan surat rahasia.
Berikut data yang diperoleh dari jumlah pengurusan surat masuk dan surat
keluar pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dari 2
tahun terakhir dari tahun 2013 - 2014 .
Tabel 1. Data surat masuk dan surat pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
Tahun Surat Masuk Surat Keluar
2013 205 103
2014 250 120
(Sumber : Data primer Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar)
Penomoran dan pembuatan Kartu kendali/ register
Pengesahan surat
( Paraf dan Tanda
Tangan)
Pengiriman Surat
c
Surat keluar
54
3. Penyimpanan Arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar
Dalam pekerjaan menyimpan arsip tidak hanya menyimpan saja, tetapi
menyangkut penempatan dan penemuan kembali. Penyimpanan arsip dikatakan
baik apabila pada waktu diperlukan dapat diketemukan dengan mudah, cepat dan
tepat. Dalam pelaksanaan kegiatan kantor yang semakin maju dan berkembang,
maka semakin banyak pula data-data, berkas maupun arsip yang terkumpul dan
disimpan karena masih mempunyai nilai guna. Sehingga perlu penyimpanan
secara sistematis.
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Staf Seksi Kearsipan yang
mengungkapkan bahwa :
“arsip tersusun secara sistematis dan ketika dibutuhkan dapat dengan
mudah dan cepat di temukan maka untuk urusan penyimpanan arsip,
dokumen, berkas dan lain sebagainya di urus oleh bagian umum (tata
usaha) sehingga lebih mudah untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan”.(Wawancara RD 8 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara dapat saya tarik kesimpulan bahwa sistem
kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar lebih
menekankan asas desentralisasi, dimana setiap sub bagian benar-benar
pengontrolan tugas masing-masing, sehingga masing-masing sub bagian
bartanggung jawab terhadap arsipnya sendiri serta dalam penyimpanan arsip
tersusun secara sistematis atau secara abjad agar arsip tersebut mudah ditemukan.
Tahapan penyimpanan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar sebagai berikut :
55
a. Pemeriksaan, meneliti tanda pada lembar disposisi apakah surat tersebut
sudah boleh untuk disimpan
b. Mengindeks, indeks/ kode surat dibuat sesuai sistem penyimpanan arsip
yang dipergunakan dan dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan
penemuan kembali surat.
c. Memisahkan surat sesuai dengan bagian (sortir), surat atau arsip yang telah
diindeks maka harus dikelompokkan atau diklarifikasikan yang tidak
mempunyai sangkutpaut dalam pokok masalah (subjek) maka dipisahkan
d. Menyimpan, setelah surat atau arsip tersebut dikelompokkan maka untuk
selanjutnya dilakukan penyimpanan dengan meletakkan arsip atau surat
tersebut pada tempat penyimpanan kemudian dimaskukan dalam lemari
arsip
Adapun langkah-langkah tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut
:
Terkait masalah penyimpan arsip juga terdapat kendala yang di temui di
lapangan yakni posisi ruang penyimpanan arsip masih menyatu dengan ruang
kerja, sehinga dari segi kenyamanan dan keamanan masih jurang terjaga..
Sementara itu, hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kearsipan di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar berpendapat bahwa:
“untuk penataan arsip sebenarnya telah kami sadari lebih awal bahwa
masih perlu dibenahi mengingat dari segi keamanan dan kerahasiaan
harus di jaga namun kurangnya tenaga aspirasi dan belum adanya
Pemeriksaan Mengindeks Surat
Menyortir Menyimpan
Surat
56
pelatihan pengelolaan arsip menjadi kendala pada kantor Perpustakaan dan
Arsip daerah”.(Wawancara HN 9 Oktober 2014)
Kemudian senada wawancara dengan Staf Seksi Kearsipan di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar mengungkapkan bahwa :
“sistem pengelolaan arsip yang ada di kantor ini belum berjalan dengan
baik dan masih memerlukan perbaikan serta pembenahan sarana peralatan
sehingga semua asrip dapat tersimpan dengan rapi dan baik”. (Wawancara
AF 13 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut kesimpulan bahwa, kegiatan
untuk sistem penyimpanan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar masih perlu dilakuan perbaikan dan pembenahan agar arsip
yang ada tetap terjaga keberadaannya. Pembenahan dalam hal peningkatan
peralatan yang ada maupun mengenai penempatan lokasi penyimpanan arsip
itu sendiri. Jauh dari itu yang paling mendasar yang perlu di tingkatkan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar adalah tenaga
aspirasi yang handal sehingga proses kerja menjadi lancar.
Berikut ini adalah data jumlah peralatan penyimpanan yang digunakan
dan diperlukan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar :
57
Tabel 2. Data jumlah peralatan penyimpanan arsip
Jenis penyimpanan Tersedia/ada Kebutuhan
Filing Cabinet 3 buah 3 buah
Lemari Arsip 3 buah 3 buah
Rak Buku 5 buah 3 buah
Ordner ( Map
Karton)
46 buah 3 buah
(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar)
4. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip
Pada Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar sendiri
proses peminjaman arsip untuk tiap-tiap bagian masih dilakukan dengan cara
yang sederhana dan dengan di sertai dengan adanya bukti pinjaman.
Berikut ini hasil wawancara dengan Staf Seksi Perpustakaan
mengungkapkan bahwa :
“ketika ada orang ataupun instansi yang hendak meminjam arsip ada di
kantor, maka sebelum membawa arsip tersebut, maka terlebih dahulu
harus melapor kepada kami dan mengisi formulir bukti pinjamana arsip.
Namun terkadang kelalaian dari staf kami jika ada yang telah
mengembalikan arsip mereka menaruhnya saja dan tidak mengaturnya
sesuai dengan kondisi awal”. (Wawancara MA 14 Oktober 2014).
Proses peminjaman arsip pada Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum masih belum sempurna. Hal ini karena,di
temui di lapangan bahwa dalam formulir peminjaman tidak di cantumkan
waktu pengembalian serta sanksi ketika terlambat mengembalikan, sehingga
58
tidak jarang dari peeminjam yang lama bahkan lupa untuk mengembalikan
arsip yang telah di pinjamnya. Maka sebaiknya perlu diatur prosedur dan tata
cara peminjaman yang baik sehingga memudahkan para pengelola untuk
melakukan pengawasan terhadap keberadaan arsip-arsip yang ada di kantor
Penemuan kembali arsip diawali dengan adanya permintaan dari
pengguna. Sehingga antara peminjaman dan penemuan kembali arsip
merupakan suatu hal yang berkaitan. Penemuan kembali secara cepat dan
tepat terhadap arsip-arsip apabila sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik
oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan maupun oleh organisasi lainnya.
Keberhasilan penyimpanan suatu berkas sangat berkaitan dengan
penemuan kembali arsipnya. Hal ini karena apabila penemuan kembali arsip
sulit dan memakan waktu yang cukup lama,maka bagian/unit lain dalam
organisasi dapat menilai bahwa sistem penataan berkas tidak baik sehingga
tidak dapat membantu kelancaran proses administrasi.
5. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
Penyusutan arsip yang telah mencapai arsip inaktif adalah merupakan
bagian dari pengelolaan arsip aktif. Adapun kegiatan penyusutan yang
dimaksudkan disini adalah untuk mengurangi arsip yang tercipta dengan jalan
arsip yang tidak bernilai guna, serta memindahkan arsip yang telah masa inaktif
ke pusat arsip atau ke file inaktif. Dengan demikian dalam penyusutan arsip ini
terkandung pula kegiatan penilaian untuk menetapkan arsip mana yang dapat
dimusnahkan dan yang layak dipindahkan.
59
Kelancaran proses penyusutan arsip sangat bergantung dari ketertiban tata
kearsipan dinamis secara menyeluruh. Dalam artian bahwa masing-masing sub
sistem dalam tata kearsipan khususnya Penyimpanan berkas dan penyusustan
arsip telah berjalan secara tertib dan teratur. Arsip harus sudah terorganisir
secara logis dan sistematis sesuai dengan masing-masing jenis dan tipe arsip.
Dipihak lain masing-masing jenis berkas telah ditetapkan jangka simpannya,
yang dituangkan dalam jadwal retensi arsip
Untuk mengetahui penyusutan dan pemusnahan arsip pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, berdasarkan wawancara
dengan dengan Staf Bagian tata Usaha mengatakan Bahwa :
“untuk kegiatan penyusutan dilakukan dengan melakukan pemisahan arsip
telah berumur kurang lebih lima tahun keatas akan dimusnahkan dengan
cara dibakar lalu kemudian jika ada arsip inaktif, arsip tersebut kemudian
dimasukkan kedalam kardus dan digudangkan akan tetapi dalam
kenyataannya masih ada pegawai yang tidak mengerti dan tidak
melakukan pemisahan tersebut”. (Wawancara AR 15 Oktober 2014)
Dari hasil wawancara tersebut diatas dan dari observasi dapat dilihat
bahwa penyusutan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar belum berjalan dengan baik. Ini dapat dilihat dari tidak
adanya pemahaman yang mendalam mengenai prosedur dalam hal penyusutan
arsip itu sendiri. Kemudian pemusnahan arsip pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar dilakukan dengan cara dibakar untuk arsip
yang telah berumur lebih dari lima tahun keatas.
6. Pengamanan dan Pemeliharaan Arsip
Pengamanan dan pemeliharaan arsip pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar masih dilakukan dengan cara sederhana yaitu
60
dengan cara membersihkan tempat penyimpanan arsip dengan menggunakan
kemoceng dan lap kering setelah itu diberikan kapur barus sela-sela tempat
penyimpanan arsip. Begitu pula keaman masih sangat sederhana baik dari segi
informasinya maupun dari segi fisiknya
Berdasarkan wawancara dengan Staf Seksi Perpustakaan mengatakan bahwa:
“di kantor ini untuk pengamanan arsip dilakukan secara sederhana
dengan memasukan ke dalam lemari arsip dan hanya menggunakan kunci
slot namun terkadang di biarkan saja bertumpuk di atas meja pegawai.
Begitu juga pemeliharaan biasanya dilakukan pembersihan 1 (satu) kali
dalam seminggu yakin hari Jumat itupun dengan seadanya saja dengan
kemoceng ataupun lap kering”. (Wawancara BS 16 Oktober 2014)
Berdasrkan hasil wawancara tersebut kesimpulan bahwa kegiatan
pengamanan dan pemeliharaan arsip di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar Arsip masih perlu dilakukan perbaikan agar arsip yang ada
dapat terjaga kualitas dan informalitas( kerahasianya).
C. Faktor-Faktor Dihadapi dalam Kegiatan Kearsipan pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Berdasarkan pengamatan langsung pada kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar diperoleh kendala-kendala yang dihadapi dalam
kegiatan pengelolaan kearsipan antara lain :
a) Faktor Kempemimpinan
Unit Kearsipan dan Lembaga Kearsipan Unit kearsipan pada pencipta
arsip dan lembaga kearsipan hendaknya dipimpin oleh sumber daya manusia yang
profesional dan memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan formal
dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan. Kompetensi pimpinan unit dan
lembaga kearsipan meliputi : Kompetensi teknis, Manusiawi dan Konseptual.
61
Kompetensi Teknis
Yaitu pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil yang telah
disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif
baru.
Kompetensi Konseptual
Yaitu kemampuan melihat gambar besar (imajinatif) untuk menguji
berbagai pengadaan dan mengubah perspektif.
Kompetensi Manusiawi
Yaitu kemampuan yang diperlukan guna berinteraksi efektif dengan
orang lain, termasuk kemampuan mendengarkan, berkomunikasi, dan
menciptakan kesepakatan dan beroperasi secara efektif dalam sistem.
Berikut ini hasil wawancara dengan Staf Seksi Kearsipan mengatakan bahwa:
“kurangnya dukungan pimpinan akan pelaksanaan kearsipan yang ada di
kantor ini, membuat pelaksanaan kegiatan pengelolaan kearsipan kurang
termotivasi dalam kegiatan pengelolaan arsip yang ada di kantor kami”.
(Wawancara HW 20 Oktober 2014).
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin sangat
dibutuhkan dalam suatu instansi agar dapat mengatur atau memberi arahan
kepada staf atau bawahannya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu pimpinanlah yang merupakan kunci dari keberhasilan suatu
instansi dan dibantu oleh para staf/pegawai.
b) Faktor Kompetensi aspirasi Sumber Daya Manusia
Kompetensi atau profesionalitas arsiparis dan sumber daya manusia
lainnya yang melaksanakan tugas kearsipan meliputi kemampuan pengetahuan
kearsipan, manajemen dan organisasi; kemampuan ketrampilan atau teknis
62
pelaksanaan tugas-tugas dan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat kearsipan;
pengalaman kerja di bidang kearsipan; kemampuan bersikap kerja yang baik
seperti disiplin, cekatan, jujur, bersih, dan rapi. Kompetensi seperti itu sangat
dibutuhkan dalam penyelenggaraan kearsipan, karena dengan kemampuan
tersebut pegawai dapat bekerja dengan baik dan dengan demikian
penyelenggaraan kearsipan dapat efektif mencapai tujuannya. Oleh karena itu
penting pula bagi setiap organisasi untuk melakukan pengembangan dan
pembinaan sumber daya manusia sehingga semakin memiliki kompetensi dan
profesionalitas di bidang kearsipan.
Masalah sumber daya manusia adalah masalah pokok yang terjadi dalam
kegiatan kearsipan karena merupakan faktor yang menentukan dalam perencanaan
tujuan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat bergantung pada
petugas yang menangani arsip sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya.
Hal ini menyebabkan sumber daya manusia sering disebut faktor sentral dalam
kegiatan kearsipan. Tanpa sumber daya manusia tidak ada organisasi, dan tanpa
organisasi tidak akan ada pula administrasi.
Menurut hasil wawancara yang dilakukakan dengan Kepala kantor
Perpustakaan dan arsip daerah mengatakan bahwa :
“terus terang kendala utama kami yakni dari sisi ketersediaan Sumber
Daya Aparatur . Disini pada umunya pegawai masih kurang pemahaman
mereka tentang kearsipan, mungkin karena kurangnya pengalaman dan
pelatihan yang ada saat ini disamping dukungan dan perhatian dari
Pemerintah masih sangat minim”. (Wawancara JM 22 Oktober 2014)
Guna memperoleh data yang akurat, maka disamping melakukan
wawancara dengan para informan, juga melakukan pengamanatan langsung di
63
lokasi dan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar belum ada tenaga aspirasi yang handal yang memiliki
pengetahuan tentang kearsipan dari tahap pembuatan hingga pemusnahan arsip
agar proses kerja menjadi lancar. Kegiatan kearsipan hanya dilakukan oleh
pegawai dengan pengetahuan terbatas dan berdampak pada tata kelola kearsipan,
sehingga dalam pelaksanaannya kegiatan sistem pengelolaan kearsipan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dilakukan dengan cara
sederhana.
c) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana kearsipan merupakan unsur penunjang dalam
melakukan pengelolaan arsip yang tidak kalah pentingnya dengan unsur sumber
daya manusia (SDM). Keberadaan prasarana, ketersediaan sarana dan fasilitas
pendukung kearsipan adalah vital. Pengelolaan arsip yang baik dan benar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka tujuan suatu instansi/organisasi akan dapat
tercapai dengan baik pula Tanpa adanya sarana dan prasarana kearsipan maka
pengelolaan arsip tidak akan dapat berjalan dengan baik. Begitu pula akan
penyediaan ruangan khusus dan lemari arsip untuk penyimpanan arsip sangat
diperlukan, sehingga kegiatan pemindahan arsip aktif yang telah menjadi arsip
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kearsipan mengatakan bahwa:
“sarana dan prasarana yang ada di kantor ini sudah memadai dan kembali
ke pada masing-masing pegawai itu sendiri meskipun sudah ada tapi
terkadang mereka malas untuk menyimpan arsip sehingga terkadang arsip
berserakan dan ketika di butuhkan sangat sulit untuk di temukan”.
(Wawancara HN 3November 2014)
64
Dari pengamatan langsung dilapangan yang dilakukan oleh penulis pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar di temukan bahwa
sarana dan prsarana memadai namun tingkat kesadaran dan kepedulian dari
pegawai yang ada masih rendah sehingga masih banyaknya berkas di biarkan
begitu saja dan diletakkan di lantai, menumpuk di atas meja dan di atas lemari rak
penyimpanan arsip, sehingga ruangan terlihat sesak dan tidak nyaman. Tentunya
hal ini akan membawa dampak negatif, diantaranya akan mengurangi motivasi
pegawai dalam bekerja dan juga nantinya akan menyulitkan proses pencaraian dan
penemuan kembali arsip yang dibutuhkan.
Maka berdasarkan hasil obeservasi , maka dapat menyimpulkan bahwa sarana
dan prsarana memadai dan masih kurangnya kepedulian dan kesadaran para
pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar terhadap
peran dan pentingnya arsip dalam menunjang kegiatan administrasi khususnya
menyangkut kegiatan kearsipan menyebabkan pengelolaan keasripan pada kantor
tersebut belum berjalan secara optimal.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang sistem
pengelolaan kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sistem Pengelolaan kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum menggunakan sistem desentralisasi
walaupun dalam proses pengurusan surat menggunakan sistem kombinasi
yakni perpaduan antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. walaupun
masih sangat sederhana, juga masih menerapkan sistem kearsipan pola
lama.
2. Beberapa Faktor penunjang pengelolaan arsip di Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar yakni telah ditunjang dengan teknologi
informasi dan fasilitas yang telah memadai sedangkan faktor penghambat
pengelolaan kearsipan di Kantor Perpuskataan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar yakni motivasi kepemimpimpin, dan rendahnya Kompetensi
Arsiparis dan Sumber Daya Manusia meliputi kemampuan pengetahuan
kearsipan, manajemen dan organisasi, kemampuan keterampilan atau teknis
pelaksanaan tugas-tugas dan penggunaan bahan-bahan kearsipan, serta
rendahnya kesadaran dan kepedulian mengenai kearsipan dari pegawai yang
ada sehingga memberikan pengaruh dalam penyelenggraan pengelolaan
kearsipan.
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan maka yang menjadi saran
kami sebagai penulis sebagai berikut:
1. Kompetensi aspirasi dalam pengelolaan arsip perlu di tingkatkan melalui
penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan pelatihan
kearsipan.
2. Diharapkan pemerintah mampu melihat profesionalisme dan SDM Sumber
Daya Manusia yang mampu mengurus arsip serta kondisi sarana dan
prasarana yang harus diperhatikan dan dipenuhi agar pengelolaan arsip
dapat efektif dan efisien.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Hadi. 1991. Pola Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali. Jakarta : Djambatan
Afifuddin & Saebeni, Beni Ahmad. 2009. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung : CV.
Pustaka Setia.
Ahmmad Rajab Saputra,2014,Tata Kelola Kearsipan di Kantor Badan Perpustakan dan
Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Amsyah, Zulkifli. 1996. Manajemen Kearsipan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Atmosudirdjo, Prajudi. 1996. Dasar - Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Barthos, Basir. 2009. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Basuki, Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Bursa Saharuddin,2013,Transparansi Pengadaan Bahan Pustaka di Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Perkantoran. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Liberty.
Hadari, Nawawi. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajahmada
University Press.
Haryadi, Hendi. 2009. Administrasi Perkantoran Untuk Manajer & Staf. Jakarta : Visimedia.
Moekijat. 2008. Administrasi Perkiantoran. Bandung : CV. Mandar Maju.
Satori, Djam’an. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sedarmayanti. 2008. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Soetrisno & Renaldi, Brisma. 2006. Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. 77
Yatimah, Durotul. 2009. Kesekretariatan Modern Dan Administrasi Perkantoran. Bandung :
CV. Pustaka Setia.
68
Dokumen-Dokumen:
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok kearsipan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
Lainnya :
Anonimous (http://Repository.Unhas.ac.id). Diakses pada Senin, 29 Desember 2014 pada
pukul 21.l05
Endranugari. 2013 .TatakelolaAdministrasidanManajemenKearsipan
(https://endrunagari.wordpress.com). Diakses pada Selasa, 11November 2014, pada pukul
16.22Wita.
DepiKurniani. 2013. Faktor – FaktorpenunjangKearsipan.
(http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads). Diakses pada Kamis, 27November 2014, pada
pukul 19.15Wita.
Maryudi, 2013. SkripsisistemKerasipanpadan BKBD Kab. Bone
(http://repository.unhas.ac.id) Diakses pada Sabtu, 06 Desember2014,adapukul 20.27 Wita
Melizubaidah Mahmud. 2012. PentingnyaManajemenArsip
(http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/231). ).Diakses pada Rabu, 19 Desember 2014,
pada pukul 21.05Wita.
Y. Suraja,. 2012. PengelolaanArsipDinamisdanStatis.
(http://yohannes-suraja.blogspot.com).Diakses pada Senin, 17 Desember 2014, pada pukul
19.27Wita.
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara kepada kepala seksi Kearsipan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar
Wawancara kepada Staf Seksi Kearsipan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar
SARANA DAN PRASARAN PENYIMPANAN ARSIP
(FILING CABINET) (RAK BUKU)
(LEMARI ARSIP) (KOMPUTER)
SISTEM PENGELOLAAN KEARSIPAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN
DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TAKALAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
HASRIANI NINZI
Nomor Stambuk : 10561 03945 11
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
HASRIANI NINZI. Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor Perpustakaan
dan Arsip daerah kabupaten Takalar, (dibimbing oleh Mappamiring dan
Alimuddin Said).
Arsip diartikan sebagai suatu badan yang melakukan segala kegiatan
mencatat, penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat yang
mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut soal
pemerintah maupun non-pemerintah. Arsip merupakan salah satu permasalahan
yang timbul bagi perpustakaan daerah. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong
untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan sistem pengelolaan kearsipan di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui sistem pengelolaan kearsipan dan mengetahui faktor yang
dapat menghambat sistem pengeloaan kearsipan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan analisa data
yang digunakan adalah analisa data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.s
Sementara informan dalam penelitian ini adalah kepala kantor perpustakaan dan
arsip daerah, kasubag. Tata usaha, kasi kearsipan, staf seksi perpustakaan, staf
seksi kearsipan, staf sub. Bagian tata usaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan kearsipan di
Kantor perpustakaan dan arsip Daerah Kabupaten Takalar sudah berjalan dengan
baik dimana sistem yang diterapkan menggunakan pola lama yaitu buku agenda
sedangkan pola baru menggunakan kartu kendali. Faktor yang menghambat
sistem pengelolaan kearsipan yaitu kurangnya pemeliharaan dan pengamanan
arsip, pengembalian buku atau dokumen yang lambat sehingga banyak
penyimpangan arsip yang ditemukan serta kurangnya perhatian pegawai kepada
orang yang mengembalikan arsip dan tidak mengembalikan ketempat arsip yang
telah disediakan.
Keyword :Sistem Pengelolaan Kearsipan
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil alamin penulis panjatkan puja kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan melengkapi skripsi yang berjudul “Sistem pengelolaan
Kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi
syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si dan Drs. Alimuddin said, M.Pd, selaku
pembimbing dalam penulisan proposal dan skripsi kami yang telah banyak
meluangkan waktu dan kesempatannya dalam memberikan masukan dan
saran sehingga skripsi ini bisa selesai.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Bapak Dr. Burhanuddin. M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administarsi
Negara yang sangat baik dan mampu membawa jurusan yang dipimpinnya
bersaing dengan jurusan-jurusan lain di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memberikan partisipasi dalam proses belajar mengajar juga
dorongan kepada penulis.
5. Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar beserta
Staf dan Jajarannya, yang telah mengizinkan peneliti untuk meneliti di
wilayahnya untuk mengumpulkan data dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tua serta segenap keluarga yang telah mendidik, mendoakan,
senantiasa memberikan nasehat, semangat dan bantuan, baik moril maupun
materil.
7. Buat sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
The Lingu’s (Sri Rezki, Rahma, Nuryanti, Norisa, Asnita, Leni Amriani) dan
teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2011
penulis banyak mengucapkan terima kasih.
8. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak sempat disebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya semoga Allah SWT menerima dan membalas segala amal
perbuatan pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa
viii
tiada gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Amin………………..
Billahifisabililhaq
Fastabiqulhairat
Assalamualaikum Wr Wb
.
Makassar, 16 Februari 2015
HASRIANI NINZI
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengajuan ............................................................................................... i
Halaman Persetujuan ............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan Tim ..................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ilmiah......................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Kata Pengantar…………………………… .......................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sistem Pengelolaan Kearsipan ................................................... .8
B. Tujuan Arsip ........................................................................................... 13
C. Jenis-jenis Arsip ...................................................................................... 14
D. Sistem Kearsipan .................................................................................... 18
E. Tahap-tahap Kearsipan ........................................................................... 19
F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 27
G. Fokus Penelitian ...................................................................................... 29
H. Deskripsi Fokus Penelitian.................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................ 32
C. Sumber Data............................................................................................ 33
D. Informan Penelitian ................................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 35
G. Pengabsahan Data ................................................................................... 35
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi atau Karakteristik ObjekPenelitian ......................................... 37
B. Sistem Pengelolaan Kearsipan ................................................................ 46
C. Faktor Yang Berpengaruh dalam Sistem Pengelolaan Kearsipan …… . 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN.......................................................................................................69
SISTEM PENGELOLAAN KEARSIPAN DI KANTOR
PERPUSTAKAN DAN ARSIP DAERAH
KABUPATEN TAKALAR
HASRIANI NINZI 1, MAPPAMIRING
2, ALIMUDDIN SAID
3
1) Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismhu Makassar
2) Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismhu Makassar
3) Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismhu Makassar
ABSTRACT
This study aims to know the system of the management of records and know the factors
that can inhibit the management of records. The kind of research used is a qualitative
descriptive while the informant in this research is the head of the library and archive,
head of, the business, the head of records, staff of the library, staff of the records, staff
that sub, the administration. The results of this study showed that the management of
records in the library and archive of Takalar has been going on with which the system is
applied using the old patterns of the is agenda while a new pattern of using cards of
control. Factors that hamper the management of records and that is the lack of
maintenance and security archives.
Keywords : the system, management, archival matters
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan kearsipan dan mengetahui
faktor yang dapat menghambat sistem pengeloaan kearsipan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif Sementara informan dalam penelitian ini adalah
kepala kantor perpustakaan dan arsip daerah, kasubag. Tata usaha, kasi kearsipan, staf
seksi perpustakaan, staf seksi kearsipan, staf sub. Bagian tata usaha. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem pengelolaan kearsipan di Kantor perpustakaan dan arsip
Daerah Kabupaten Takalar sudah berjalan dengan baik dimana sistem yang diterapkan
menggunakan pola lama yaitu buku agenda sedangkan pola baru menggunakan kartu
kendali. Faktor yang menghambat sistem pengelolaan kearsipan yaitu kurangnya
pemeliharaan dan pengamanan arsip.
Kata kunci : sistem, pengelolaan, kearsipan
2
PENDAHULUAN
Setiap organisasi, baik yang
berorientasi pada keuntungan
maupun organisasi yang tidak
berorientasi pada keuntungan dapat
dipastikan mempunyai suatu unit
khusus yang bertugas dalam bidang
administrasi. Dengan kata lain setiap
organisasi pasti memerlukan suatu
unit yang mengelola segala sesuatu
berhubungan dengan kegiatan
administrasi yang pada akhirnya akan
berhubungan dengan kegiatan
kearsipan. Jadi kegiatan administrasi
pada dasarnya adalah menghasilkan,
menerima, mengolah dan
menyimpan berbagai surat, laporan,
formulir dan sebagainya.
Permasalahan yang ditemukan
di Kantor Perpustakan dan Arsip
Daerah kabupaten Takalar pada
umumnya yaitu kurangnya dukungan
dan perhatian terhadap kearsipan itu
sendiri dan dilihat dari banyaknya
pegawai yang belum mengerti sistem
kearsipan serta kurangnya tenaga
aspirasi yang handal menyebabkan
kegiatan kearsipan dalam instansi
tersebut tidak berjalan lancar dan
mengalami beberapa kendala seperti
dalam hal pengurusan dan
pengendalian surat atau dokumen,
penyimpanan dan penemuan kembali
arsip, penyusutan dan pemeliharaan
arsip,dan pemeliharaan dan
pengamanan arsip. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan
kegiatan kerasipan belum signifikan
dalam menunjang kegiatan yang ada
ada di kantor selain itu di ketahaui
bahwa bidang kerasipan kurang
mendapat tempat yang proporsional
dalam organisasi, pemerintah pusat
maupun yang ada di daerah.
Menurut pendapat Gordon B.
Davis (Hendi Haryadi 2009: 23)
dikatakan bahwa” sebuah sistem
terdiri dari bagian-bagian yang
beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran atau maksud.
Pendapat lain disampaikan
oleh Raymond Mcleod (Hendi
Haryadi 2009: 24) yang mengatakan
bahwa “Sistem adalah himpunan dari
unsur-unsur yang saling berkaitan
sehingga membentuk suatu kesatuan
yang utuh dan terpadu. Undang –
undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang
ketentuan pokok kerasipan dan
Undang – undang Nomor 43 tahun
2009 tentang kearsipan menyebutkan
3
bahwa dalam penyelenggaraan
kearsipan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
publik dalam pengelolaan arsip yang
otentik dan terpercaya. Kata
pengelolaan berasal dari kata dasar
kelola yang didefinisikan oleh
Ananda Santoso dan A.R.AL Hanif
(2004: 196) yaitu menyelenggarakan,
mengurus, mengusahakan. Sementara
itu W.J.S. Poerwodarminto(1982: 862)
mendefinisikan “Kelola adalah
mengelola, mengurus : melakukan
suatu pekerjaan, sedangkan
pengelolaan adalah mengurus atau
menyelenggarakan suatu pekerjaan
tertentu “.
Selain dari pengertian diatas,
Basir Barthos (2009: 2) dalam buku
Manajemen Kearsipan mengatakan
bahwa Arsip dapat diartikan sebagai
suatu badan (agency) yang melakukan
segala kegiatan pencatatan,
penanganan, penyimpanan dan
pemeliharaan surat-surat atau warkat-
warkat yang mempunyai arti penting
baik ke dalam maupun ke luar, baik
yang menyangkut soal-soal
pemerintahan maupun non-
pemerintahan, dengan menerapkan
kebijaksanaan dan sistem tertentu
yang dapat dipertanggungjawabkan .
Memang perkataan arsip yang
berasal dari bahasa Yunani semula
menunjukkan kepada gedung
penyimpanan sebagaimana yang
dikatakan S. Muller J.A Feith dan
R. Fruin(The Liang Gie 2000: 119).
Meskipun pengelolaan kearsipan
cenderung diterapkan dalam
pengurusan arsip secara manual,
namun aplikasi sistem kearsipan yang
baik dan tepat terhadap arsip manual
menjadi langkah awal dan tahapan
utama yang harus dijalani dalam
mewujudkan sistem kearsipan yang
ideal bagi sebuah organisasi.
Tujuan kearsipan ialah untuk
menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang
perencanaan, pelaksanaan dan
untuk penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan serta guna menyediakan
bahan pertanggungjawaban tersebut
bagi kegiatan pemerintah. (Basir
Barthos 2009: 12). Agar tujuan
kearsipan tersebut dapat terlaksana
dengan baik diperlukan berbagai
usaha. Berikut adalah usaha yang
dperlukan untuk mencapai tujuan
kearsipan menurut Durotul Yatimah
(184: 2009) yaitu Menyempurnakan
4
penyelenggaraan kearsipan dengan
sebaik-baiknya, Berusaha melengkapi
peralatan atau sarana yang
diperlukan, Menyiapkan tenaga-
tenaga dalam bidang kearsipan yang
mempunyai keahlian dan kemampuan
para petugas bidang kearsipan melalui
pendidikan dan pelatihan berupa
penataran atau kursus, Memberikan
imbalan dan penghargaan kepada para
petugas kearsipan. The Liang Giee
dalam bukunya Administrasi
Perkantoran Modern (2000: 120)
:1 Penyimpanan Menurut Abjad
(Alphabetic Filing), 2.Penyimpanan
Menurut Pokok Soal (Subject Filling)
3.Penyimpanan Menurut Wilayah
(Geographic Filling), 4.Penyimpanan
Menurut Nomor (Numeric Filling),
5.Penyimpanan Menurut Tanggal
(Chronological Filling). Jika
manajemen kearsipan secara manual
sudah berjalan baik dan tepat, maka
jika di masa mendatang institusi atau
lembaga memiliki rencana untuk
melakukan integrasi antara
pengelolaan kearsipan dengan
teknologi informasi, kesulitan-
kesulitan dan kendala yang muncul
selama masa transisi penerapan
teknologi informasi dalam sistem
kearsipan akan dapat diminimalisir.
Dalam buku Hendi Haryadi
(2009 : 48) Administrasi Perkantoran
untuk manajer dan staf, membagi 2
bentuk penyimpanan arsip . Arsip
Konvesional : yaitu kumpulan data
yang berbentuk kerta atau file-
file yang tidak beraturan.
Penyimpanannya dilakukan secara
manual, sehingga membutuhkan
waktu yang lama dan tempat
penyimpanan yang luas.
Penyimpanan arsip konvensional
biasanya dilakukan sebelum era
komputerisasi, tetapi saat ini juga
masih dilakukan, walaupun dalam
jumlah yang terbatas. Arsip
Elektronis : yaitu kumpulan data yang
disimpan dalam bentuk scan-an yang
dipindahkan secara elektronik atau
dilakukan dengan digital copy
menggunakan resolusi tinggi,
kemudian disimpan ke dalam hard
drive atau optical disk. Pemberian
indeks untuk arsip elektronis dapat
memberikan informasi yang lengkap
mengenai data dokumen, seperti
penulis, nomor referensi, atau tanggal
dibuatnya. Data dapat ditampilkan,
dicetak, dibagi, dan disimpan secara
5
komputerisasi, sehingga memberikan
keuntungan besar karena membuat isi
dokumen menjadi aktif.
Sistem pengelolaan dalam arsip
meliputi berbagai kegiatan dalam
mengklasifikasikan surat, memberi
kode, menyimpan surat, memelihara
secara tepat sampai mengenai cara
penyingkiran dan pemusnahan surat
yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Sistem sendiri adalah sekelompok
komponen yang teratur yang saling
berkaitan dengan rencana yang
dibuatnya dalam rangka mencapai
tujuan. Sedangkan pengelolaan adalah
proses yang membantu merumuskan
kebijakan dan tujuan organisasi atau
proses yang memberikan
pengawasan pada suatu hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijakan
dan pencapaian tujuan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
dalam waktu dua bulan dan lokasi
penelitian dilakukan di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Kabupaten Takalar Alasan
memilih lokasi ini didasarkan pada:
Kantor Perpustakaan memiliki peran
mengantisipasi perkembangan yang
ada dengan menyediakan informasi
yang aktual, maka hampir semua
organisasi yang ada tak terkecuali
organisasi pemerintah khususnya
Kantor Perpustakaan dan Arsip
daerah dituntut untuk melakukan
berbagai pembenahan dengan sistem
pengolaan kearsipan guna memenuhi
tuntutan akan informasi yang cepat
dan akurat dalam setiap kegiatan
administrasinya. Jenis penelitiannya
adalah wawancara kepada
narasumber atau informan yang
berisi pertanyaan - pertanyaan
mengenai hal yang berhubungan
dengan rumusan masalah penelitian
dan tipe penelitian yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini
adalah deskriptif dengan didukung
data kualitatif. Informan merupakan
orang – orang yang berpotensi
memberikan informasi tentang
permasalahan dalam sistem
pengelolaan kearsipan, informan
terdiri dari 10 orang, yaitu : 1 dari
Kepala Kantor Perpustakaan dan
Arsip, 1 dari Kasi Kearsipan, 1 dari
Kepala Sub.Bagian Tata Usaha, 3 dari
Staf Seksi Kearsiapan, 2 dari Staf
6
Seksi Kearsiapan, 2 dari Staf
Sub.Bagian Tata Usaha.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan kearsipan adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam rangka mengelola keseluruhan
daur hidup arsip. Kearsipan
memepunyai peranan sebagai pusat
ingatan, sumber informasi dan
sebagai alat pengawasan yang sangat
di butuhkan dalam setiap organasasi.
Arsip memiliki fungsi dan kegunaan
yang sangat penting dalam
menunjang kegiatan administrasi
negara dan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen. Sistem kearsipan
sangat berperan penting dalam
penyelenggaraan administrasi,
sehingga dapat memperlancar proses
administrasi. Adapun tujuan dari
penyelenggaraan kearsipan adalah
pencarian atau penemuan kembali
arsip. Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
merupakan unit organisasi yang setiap
harinya mengurusi kegiatan
administrasi. Adapun hasil dari
penelitian ini meliputi berikut ini .
Sistem pengelolaan kearsipan yang
digunakan pada Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Sistem pengelolaan kearsipan yang
digunakan pada Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
adalah sistem abjad dan pokok soal
(subjek). menggunakan sistem abjad
dan pokok soal (subjek) akan dapat
memperlancar penyimpanan arsip dan
mempermudah penemuan kembali
surat maupun arsip. Kedua sistem
tersebut masih dipergunakan sampai
sekarang walaupun terkadang dalam
penataannya masih kurang teratur.
Hasil wawancara dapat
diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan sistem kearsipan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
menggunakan sistem subjek yang
biasanya digabungkan dengan sistem
abjad, hal ini bisa dilihat dari
penggunaan kartu kendali sebagai
penerapan pola baru yang masih
sederhana dan menggabungkan antara
sistem abjad dan sistem subjek, serta
penggunaan peralatan modern seperti
penggunaan filing cabinet dan juga
masih menerapkan penggunaan buku
agenda. Pengurusan Surat atau
Dokumen pada Kanto r Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten
7
Takalar. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat saya tarik
kesimpulan gambaran mengenai
proses penciptaan arsip yang ada di
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar yakni
baik berupa surat masuk maupun
surat keluar menggunakan sistem
sentralisasi dan sistem desentralisasi.
Hal ini berarti bahwa proses
pengurusan surat baik itu surat
masuk maupun surat keluar
dilakukan secara bersama-sama dan
terkoordinasi dibawah sepengetahuan
sekretaris yang mana antara sub
bagian umum yang diwadahi oleh
staf seksi kerasipan dan sub bagian
lainnya dalam hal ini penyampaian
surat keluar dan penanganan
kearsipannya dilakukan oleh
masing-masing bagian yang ada di
kantor, akan tetapi proses pemberian
nomor tetap dilakukan pada bagian
umum dan begitu juga sebaliknya
untuk surat masuk, penyampaian
surat masuk diterima oleh bagian
umum yang kemudian diteruskan ke
bagian lainnya sesuai maksud dan
tujuan dari surat tersebut.
Penjelasan ini dapat
menerangkan bahwa salah satu
langkah awal dalam proses
penciptaan arsip di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar yakni pengurusan
surat masuk, sehingga tujuan agar
penanganan arsip khususnya
mengenai surat yang masuk dalam
wilayah Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar
dapat ditujukan kepada orang yang
tepat. Hal ini bertujuan agar surat
yang masuk tersebut tidak tercecer
dan dapat ditemukan kembali jika
sewaktu-waktu dibutuhkan serta jika
menyangkut surat penting yang
sifatnya sangatlah rahasia bukan
tidak mungkin jika penanganannya
yang salah maka isi dari surat
penting tersebut diketahui oleh
orang-orang yang tidak
berkepentingan dan tidak
bertanggungjawab. Langkah tersebut
sudah sesuai prosedur pengelolaan
surat masuk dalam keadaan tertutup
dapat dibedakan atas surat pribadi,
surat dinas dan surat rahasia. Prosedur
Pengurusan Surat Keluar terdapat
beberapa kekurangan yang dilakukan
oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar yakni
mengenai pemberian keterangan dari
8
sifat surat itu sendiri yang mana tidak
memperhatikan mengenai
pengelolaan surat tersebut penilaian
surat, dan semua surat dicatat
berdasarkan tujuan surat tersebut.
Penilaian sifat yang
dimaksudkan disini adalah tidak
adanya perbedaan yang diberikan
antara surat penting, surat biasa dan
surat rahasia. Penyimpanan Arsip
pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
Kegiatan untuk sistem
penyimpanan arsip pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar masih perlu
dilakuan perbaikan dan pembenahan
agar arsip yang ada tetap terjaga
keberadaannya. Pembenahan dalam
hal peningkatan peralatan yang ada
maupun mengenai penempatan lokasi
penyimpanan arsip itu sendiri.
Jauh dari itu, yang paling
mendasar yang perlu di tingkatkan
pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar adalah
tenaga aspirasi yang handal sehingga
proses kerja menjadi lancar.
Peminjaman dan Penemuan Kembali
Arsip Pada Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar
sendiri proses peminjaman arsip
untuk tiap-tiap bagian masih
dilakukan dengan cara yang
sederhana dan dengan di sertai
dengan adanya bukti pinjaman.
Proses peminjaman arsip pada
Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum
masih belum sempurna. Hal ini
karena masih di temui di lapangan
bahwa dalam formulir peminjaman
tidak di cantumkan waktu
pengembalian serta sanksi ketika
terlambat mengembalikan, sehingga
tidak jarang dari peminjam yang lama
bahkan lupa untuk mengembalikan
arsip yang telah di pinjamnya. Maka
sebaiknya perlu diatur prosedur dan
tata cara peminjaman yang baik
sehingga memudahkan para pengelola
untuk melakukan pengawasan
terhadap keberadaan arsip-arsip yang
ada di kantor
Penyusutan dan Pemusnahan
Arsip pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Hasil wawancara tersebut diatas dan
dari observasi dapat dilihat bahwa
penyusutan arsip pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar belum berjalan
9
dengan baik. Ini dapat dilihat dari
tidak adanya pemahaman yang
mendalam mengenai prosedur dalam
hal penyusutan arsip itu sendiri.
Kemudian pemusnahan arsip pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar dilakukan
dengan cara dibakar untuk arsip yang
telah berumur lebih dari lima tahun
keatas.
Penerapan Pengamanan dan
pemeliharaan arsip pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar masih dilakukan
dengan cara sederhana yaitu dengan
cara membersihkan tempat
penyimpanan arsip dengan
menggunakan kemoceng dan lap
kering setelah itu diberikan kapur
barus sela-sela tempat penyimpanan
arsip. Begitu pula dari segi keamanan
masih sangat sederhana baik dari segi
informasinya maupun dari segi
fisiknya.
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut dan pengamatan di peoleh
kesimpulan bahwa kegiatan
pengamanan dan pemeliharaan arsip
di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar Arsip
masih perlu dilakukan perbaikan
agar arsip yang ada dapat terjaga
kualitas dan informalitas
(kerahasianya).
Faktor-faktor dihadapi dalam
kegiatan kearsipan pada kantor
perpustakaan dan arsip daerah
kabupaten takalar berdasarkan
pengamatan langsung pada kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar diperoleh
kendala-kendala yang dihadapi dalam
kegiatan pengelolaan kearsipan
antara lain Faktor Kempemimpinan
Unit Kearsipan dan Lembaga
Kearsipan Unit kearsipan pada
pencipta arsip dan lembaga kearsipan
hendaknya dipimpin oleh sumber
daya manusia yang profesional dan
memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan.
Kompetensi pimpinan unit dan
lembaga kearsipan meliputi :
Kompetensi teknis, Manusiawi dan
Konseptual. Kompetensi Teknis
Yaitu pengetahuan dan keahlian
untuk mencapai hasil yang telah
disepakati, kemampuan untuk
memikirkan persoalan dan mencari
alternatif baru, Kompetensi
Konseptual Yaitu kemampuan
10
melihat gambar besar (imajinatif)
untuk menguji berbagai pengadaan
dan mengubah perspektif,
Kompetensi Manusiawi Yaitu
kemampuan yang diperlukan guna
berinteraksi efektif dengan orang lain,
termasuk kemampuan mendengarkan,
berkomunikasi, dan menciptakan
kesepakatan dan beroperasi secara
efektif dalam sistem.
Hasil wawancara dengan Staf
Seksi Kearsipan mengatakan bahwa
kurangnya dukungan pimpinan akan
pelaksanaan kearsipan yang ada di
kantor ini, membuat pelaksanaan
kegiatan pengelolaan kearsipan
kurang termotivasi dalam kegiatan
pengelolaan arsip yang ada di kantor
kami dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa seorang pemimpin sangat
dibutuhkan dalam suatu instansi agar
dapat mengatur atau memberi arahan
kepada staf atau bawahannya untuk
mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Oleh karena itu,
pimpinanlah yang merupakan kunci
dari keberhasilan suatu instansi dan
dibantu oleh para staf atau pegawai.
Faktor Kompetensi aspirasi Sumber
Daya Manusia
Profesionalitas arsiparis dan
sumber daya manusia lainnya yang
melaksanakan tugas kearsipan
meliputi kemampuan pengetahuan
kearsipan, manajemen dan organisasi;
kemampuan ketrampilan atau teknis
pelaksanaan tugas-tugas dan
penggunaan bahan-bahan dan alat-
alat kearsipan; pengalaman kerja di
bidang kearsipan; kemampuan
bersikap kerja yang baik seperti
disiplin, cekatan, jujur, bersih, dan
rapi. Kompetensi seperti itu sangat
dibutuhkan dalam penyelenggaraan
kearsipan, karena dengan kemampuan
tersebut pegawai dapat bekerja
dengan baik dan dengan demikian
penyelenggaraan kearsipan dapat
efektif mencapai tujuannya. Oleh
karena itu penting pula bagi setiap
organisasi untuk melakukan
pengembangan dan pembinaan
sumber daya manusia sehingga
semakin memiliki kompetensi dan
profesionalitas di bidang kearsipan.
Masalah sumber daya manusia
adalah masalah pokok yang terjadi
dalam kegiatan kearsipan karena
merupakan faktor yang menentukan
dalam perencanaan tujuan. Berhasil
tidaknya pencapaian tujuan organisasi
11
sangat bergantung pada petugas yang
menangani arsip sesuai dengan tugas
yang dibebankan kepadanya. Hal ini
menyebabkan sumber daya manusia
sering disebut faktor sentral dalam
kegiatan kearsipan. Tanpa sumber
daya manusia tidak ada organisasi,
dan tanpa organisasi tidak akan ada
pula administrasi.
Hasil wawancara yang
dilakukakan dengan Kepala kantor
Perpustakaan dan arsip daerah
mengatakan bahwa terus terang
kendala utama kami yakni dari sisi
ketersediaan Sumber Daya Aparatur .
Disini pada umunya pegawai masih
kurang pemahaman mereka tentang
kearsipan, mungkin karena kurangnya
pengalaman dan pelatihan yang ada
saat ini disamping dukungan dan
perhatian dari Pemerintah masih
sangat minim.
Guna memperoleh data yang
akurat, maka disamping melakukan
wawancara dengan para informan,
juga melakukan pengamanatan
langsung di lokasi dan dapat
diperoleh kesimpulan bahwa pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar belum ada
tenaga aspirasi yang handal yang
memiliki pengetahuan tentang
kearsipan dari tahap pembuatan
hingga pemusnahan arsip agar proses
kerja menjadi lancar.
Kegiatan kearsipan hanya
dilakukan oleh pegawai dengan
pengetahuan terbatas dan berdampak
pada tata kelola kearsipan, sehingga
dalam pelaksanaannya kegiatan
sistem pengelolaan kearsipan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar dilakukan
dengan cara sederhana.
Sarana dan prasarana
kearsipan merupakan unsur
penunjang dalam melakukan
pengelolaan arsip yang tidak kalah
pentingnya dengan unsur sumber
daya manusia (SDM). Keberadaan
prasarana, ketersediaan sarana dan
fasilitas pendukung kearsipan adalah
vital. Pengelolaan arsip yang baik dan
benar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, maka tujuan suatu instansi
atau organisasi akan dapat tercapai
dengan baik pula Tanpa adanya
sarana dan prasarana kearsipan maka
pengelolaan arsip tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Begitu pula
akan penyediaan ruangan khusus dan
lemari arsip untuk penyimpanan arsip
12
sangat diperlukan, sehingga kegiatan
pemindahan arsip aktif yang telah
menjadi arsip Hasil wawancara
dengan Kepala Seksi Kearsipan
mengatakan bahwa sarana dan
prasarana yang ada di kantor ini
sudah memadai dan kembali ke pada
masing-masing pegawai itu sendiri
meskipun sudah ada tapi terkadang
mereka malas untuk menyimpan arsip
sehingga terkadang arsip berserakan
dan ketika di butuhkan sangat sulit
untuk di temukan.
Dari pengamatan langsung
dilapangan yang dilakukan oleh
penulis pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar di
temukan bahwa sarana dan
prasarana sudah memadai namun
tingkat kesadaran dan kepedulian dari
pegawai yang ada masih rendah
sehingga masih banyaknya berkas di
biarkan begitu saja dan diletakkan di
lantai, menumpuk di atas meja dan di
atas lemari rak penyimpanan arsip,
sehingga ruangan terlihat sesak dan
tidak nyaman. Tentunya hal ini akan
membawa dampak negatif,
diantaranya akan mengurangi
motivasi pegawai dalam bekerja dan
juga nantinya akan menyulitkan
proses pencaraian dan penemuan
kembali arsip yang dibutuhkan.
Maka berdasarkan hasil
obeservasi , maka dapat
menyimpulkan bahwa sarana dan
prsarana memadai dan masih
kurangnya kepedulian dan kesadaran
para pegawai pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar terhadap peran
dan pentingnya arsip dalam
menunjang kegiatan administrasi
khususnya menyangkut kegiatan
kearsipan menyebabkan pengelolaan
keasripan pada kantor tersebut belum
berjalan secara optimal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan penulis tentang sistem
pengelolaan kearsipan pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah dapat
disimpulkan bahwa Sistem
Pengelolaan kearsipan pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum
menggunakan sistem desentralisasi
walaupun dalam proses pengurusan
surat menggunakan sistem kombinasi
yakni perpaduan antara sistem
sentralisasi dan desentralisasi.
13
walaupun masih sangat sederhana,
juga masih menerapkan sistem
kearsipan pola lama.
Beberapa Faktor penunjang
pengelolaan arsip di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar yakni telah
ditunjang dengan teknologi informasi
dan fasilitas yang telah memadai
sedangkan faktor penghambat
pengelolaan kearsipan di Kantor
Perpuskataan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar yakni motivasi
kepemimpimpin, dan rendahnya
Kompetensi Arsiparis dan Sumber
Daya Manusia meliputi kemampuan
pengetahuan kearsipan, manajemen
dan organisasi, kemampuan
keterampilan atau teknis pelaksanaan
tugas-tugas dan penggunaan bahan-
bahan kearsipan, serta rendahnya
kesadaran dan kepedulian mengenai
kearsipan dari pegawai yang ada
sehingga memberikan pengaruh
dalam penyelenggraan pengelolaan
kearsipan.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Hadi. 1991. Pola
Kearsipan Modern Sistem
Kartu Kendali. Jakarta:
Djambatan
Afifuddin & Saebeni, Beni Ahmad.
2009. Metode Penelitian
Kulaitatif. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Barthos,Basir. 2009. Manajemen
Kearsipan Untuk Lembaga
Negara, Swasta, Dan
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Basuki, Sulistyo. 2003. Manajemen
Arsip Dinamis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Gie, The Liang. 2000. Administrasi
Perkantoran Modern.
Yogyakarta: Liberty.
Hadari, Nawawi. 2007. Metode
Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Haryadi, Hendi. 2009. Administrasi
Perkantoran Untuk Manajer &
Staf. Jakarta: Visimedia.
Sedarmayanti. 2008. Tata Kearsipan
Dengan Memanfaatkan
Teknologi Modern. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian
Administrasi.Bandung:
Alfabeta. 77
Yatimah, Durotul. 2009.
Kesekretariatan Modern Dan
AdministrasiPerkantoran.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun
14
1971 Tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok kearsipan.
Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan
.
.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengajuan .............................................................................................. i
Halaman Persetujuan ............................................................................................ ii
Halaman Persetujuan Tim ..................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ilmiah ........................................................ iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Kata Pengantar…………………………… .......................................................... vi
Daftar Isi .............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sistem Pengelolaan Kearsipan .................................................. .8
B. Tujuan Arsip ........................................................................................... 13
C. Jenis-jenis Arsip...................................................................................... 14
D. Sistem Kearsipan .................................................................................... 18
E. Tahap-tahap Kearsipan ........................................................................... 19
F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 27
G. Fokus Penelitian...................................................................................... 29
H. Deskripsi Fokus Penelitian....................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................ 32
C. Sumber Data ........................................................................................... 33
D. Informan Penelitian ................................................................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 35
G. Pengabsahan Data ................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi atau Karakteristik ObjekPenelitian ......................................... 37
B. Sistem Pengelolaan Kearsipan ................................................................ 46
C. Faktor Yang Berpengaruh dalam Sistem Pengelolaan Kearsipan …… . 60
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN.......................................................................................................69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun
organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan dapat dipastikan mempunyai
suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang administrasi. Dengan kata lain
setiap organisasi pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi yang pada akhirnya akan berhubungan
dengan kegiatan kearsipan. Jadi kegiatan administrasi pada dasarnya adalah
menghasilkan, menerima, mengolah dan menyimpan berbagai surat,
laporan,formulir dan sebagainya
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan pokok
kerasipan dan Undang – undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan
menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan arsip yang otentik
dan terpercaya. Artinya, penyelenggaraan yang komprehensif dan terpadu dengan
dukungan sumber daya manusia yang profesional serta prasarana dan sarana yang
memadai akan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dengan peraturan
tersebut menegaskan bahwa Kearsipan merupakan salah satu upaya dalam rangka
mendukung dan melaksanakan tugas pemerintahan dibidang kearsipan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memberikan
landasan pokok guna
2
kepentingan generasi yang akan datang,sebagai bahan bukti yang nyata, benar dan
lengkap mengenai kehidupan kebangsaan dimasa yang lampau, sekarang dan yang
akan datang,
Arsip memang bukan hanya sekedar hasil samping dari kegiatan
organisasi, arsip diterima dan diciptakan oleh organinasi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan dan disimpan sebagai bukti kebijakan dan
aktivitasnya.Sebagai salah satu sumber informasi, arsip memiliki banyak fungsi
yang signifikan untuk menunjang proses kegiatan administratif dan fungsi-fungsi
manajemen birokrasi. Kegiatan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat,
baik kedalam maupun keluar dengan sistem tertentu dan dapat
dipertanggungjawab
Dalam pemahaman sederhana dinyatakan bahwa arsip adalah merupakan
salah satu produk kantor (office work). Artinya, kearsipan merupakan salah satu
jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, yang banyak dilakukan oleh
badan-badan pemerintah, maupun badan swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan
yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat, dan dokumen-
dokumen kantor lainnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan surat-surat dan
dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan. Kearsipan memegang
peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai surnber dan
pusat rekaman informasi bagi suatu organisasi
3
Menurut kamus administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata
usaha yang berupa penyusunan dokumen-dokumen secara sistematis sehingga
bilamana diperlukan lagi dokumen-dokumen itu dapat ditemukan secara cepat.
Meskipun pengelolaan kearsipan cenderung diterapkan dalam pengurusan
arsip secara manual, namun aplikasi sistem kearsipan yang baik dan tepat
terhadap arsip manual menjadi langkah awal dan tahapan utama yang harus
dijalani dalam mewujudkan sistem kearsipan yang ideal bagi sebuah organisasi.
Jika manajemen kearsipan secara manual sudah berjalan baik dan tepat, maka jika
di masa mendatang institusi atau lembaga memiliki rencana untuk melakukan
integrasi antara pengelolaan kearsipan dengan teknologi informasi, kesulitan-
kesulitan dan kendala yang muncul selama masa transisi penerapan teknologi
informasi dalam sistem kearsipan akan dapat diminimalisir.
Sebuah kantor baik instansi pemerintahan maupun swasta tentunya
memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan administrasi, kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga
mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu
kantor adalah surat, formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan laporan
yang dihasilkan dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan berhubungan
dengan kearsipan.
Kantor juga selalu membutuhkan bantuan data dan informasi untuk
menyelesaikan pekerjaan dan mengefektifkan manajemennya untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan oleh kantor
tersebut dalam menghadapi perkembangan teknologi adalah dengan memiliki
4
suatu sistem informasi yang cukup baik, cepat dan teliti. Nilai informasi
ditentukan oleh lima karakteristiknya, yaitu ketelitian, ketepatan waktu,
kelengkapan, keringkasan dan kesesuaian, karena dengan hal ini akan membantu
kelancaran pekerjaan dalam kantor tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut,
arsip sangat berperan penting dalam sebuah kantor baik secara Konvesional
/Manual ataupun Digital.
Sistem pengelolaan dalam arsip meliputi berbagai kegiatan dalam
mengklasifikasikan surat, memberi kode, menyimpan surat, memelihara secara
tepat sampai mengenai cara penyingkiran dan pemusnahan surat yang sudah tidak
dipergunakan lagi. Sistem sendiri adalah sekelompok komponen yang teratur yang
saling berkaitan dengan rencana yang dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan.
Sedangkan pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi / proses yang memberikan pengawasan pada suatu hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.
Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus dikelola dengan baik sebab
fasilitas pada bidang kearsipan akan sangat membantu tugas pimpinan serta
membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang bersangkutan
dalam pencapaian tujuan secara lebih efisien dan efektif. Pelaksanaan kegiatan
oleh suatu organisasi, dalam hal ini organisasi birokrasi penyelenggara negara,
harus terdokumentasi atau terarsipkan secara baik dalam tiap tahapannya dan
dalam penyimpanannya tersimpan dalam satu berkas yang mudah ditemukan
kembali. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk mempertanggungjawabkan
kinerja.
5
Apabila arsip yang dimiliki oleh sebuah kantor kurang baik
pengelolaannya, dapat mengakibatkan sulitnya menemukan informasi yang telah
disimpan dan akhirnya dapat menghambat tahapan proses pekerjaan selanjutnya.
Mengingat peran arsip sangat penting, maka sebaiknya arsip dikelola
menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar.
Lembaga pemerintahan daerah diharapkan mampu menjalankan pelayanan
publik khususnya dalam penyediaan arsip yang utuh, otentik, dan terpercaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam rangka memperoleh
kepastian hukum antara masyarakat dengan penyelenggaran urusan publik.
Seperti halnya pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
untuk mendukung terlaksananya tugas dan fungsinya, memerlukan data dan
informasi yang bersumber dari arsip. Fungsi dan peranan arsip sebagai pusat
ingatan dan informasi serta sumber sejarah perlu dikelola dengan baik dengan
memperhatikan faktor penunjang agar dapat memperlancar seluruh kegiatan dan
proses pekerjaan kantor yang berhasil guna dan berdaya guna.
Setelah melakukan penjajakan awal dilapangan khusunya di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar permasalahan sama yang
umunya ditemui seperti apa yang di bahas sebelumnya, bahwa kurangnya
dukungan dan perhatian khusus terhadap karsipan itu sendiri. Secara umum, dapat
dilihat dari banyaknya pegawai yang belum mengerti mengenai sistem kearsipan
atau dapat dikatakan kurangnya tenaga arsiparis yang handal menyebabkan
kegiatan kearsipan dalam Instansi tersebut tidak berjalan lancar dan mengalami
beberapa kendala seperti dalam hal pengurusan dan pengendalian surat/dokumen,
6
penyimpanan dan penemuan kembali arsip, penyusutan dan pemeliharaan arsip,
serta dalam hal pemeliharaan dan pengamanan arsip. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan kegiatan kearsipan belum berdampak signifikan dalam menunjang
kegiatan yang ada di kantor. Selain itu, diketahui pula bahwa bidang kearsipan
kurang mendapat tempat yang proporsional dalam organisasi Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun yang ada di Daerah.
Maka berangkat dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor Perpustakan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah uraikan pada latar belakang diatas, penulis ingin
mendeskripsikan bagaimana sistem pengelolaan kearsipan yang ada di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupten Takalar. Berangkat dari latar belakang
masalah dan judul dalam skripsi ini, maka penulis menyusun rumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengelolaan kearsipan yang ada di Kantor Perpustakan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat sistem pengelolaan
kearsipan di Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui tentang sistem pengelolaan kearsipan di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
7
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat sistem
pengelolaan kearsipan di Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar.
D. Kegunaan Penelitian
Diharapkan penelitian nantinya akan dapat digunakan dalam berbagai hal
antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Para peneliti untuk para mahasiswa yang berminat mengkaji ulang
tema yang sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
sumber informasi, khususnya yang terkait dengan sistem kearsipan.
b. Menambah pengetahuan/referensi untuk dijadikan acuan pembelajaran
dalam memberi informasi kepada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini nantinya akan memberikan acuan bagi
Pemerintah Kabupaten Takalar terkhusus pada Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut sebagai bahan
informasi maupun sebagai bahan masukan dalam rangka mengambil
keputusan serta kebijakan dalam hal sistem pengelolaan kearsipan dimasa
yang akan datang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Sistem, Pengelolaan Kearsipan
1. Defenisi Sistem
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani „system” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian sistem menurut para ahliantara
lain :
Menurut Gordon B. Davis (Hendi Haryadi, 2009:23) dikatakan bahwa
“Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud”.
Pendapat lain disampaikan oleh Raymond Mcleod (Hendi Haryadi
2009:24) yang mengatakan bahwa “Sistem adalah himpunan dari unsur-unsur
yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan
terpadu”.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa sistem
merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pengertian Pengelolaan
Istilah tata kelola memiliki beragam definisi tergantung pada berbagai
keadaan lingkungan, struktural, dan budaya, serta kerangka hukum. Secara harfiah
definisi Tata Kelola sebagai: “Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh
9
dewan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau
kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.
Kata pengelolaan berasal dari kata dasar kelola yang didefinisikan oleh
Ananda Santoso dan A.R.AL Hanif (2004;196) yaitu menyelenggarakan,
mengurus, mengusahakan.Sementara itu W.J.S. Poerwodarminto (1982; 862)
mendefinisikan “Kelola adalah mengelola, mengurus : melakukan suatu
pekerjaan, sedangkan pengelolaan adalah mengurus atau menyelenggarakan suatu
pekerjaan tertentu“.
Pengelolaan dalam percakapan sehari – hari sering dipersepsikan dan
dihubungkan dengan kata menejemen. Penggunaan kata menejemen ada benarnya
sebab menejemen juga mencakup suatu proses yang terdiri dari; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
Dalam proses pengelolaan dokumen, kegiatan yang paling memerlukan
perhatian yang besar yakni kegiatan penataan (filling) dan pengamanan arsip,
dimana jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka akan
menghambat proses penemuan kembali arsip jika dibutuhkan. Penataan arsip
adalah pengaturan secara sistematis keseluruhan data/permasalahan sedemikian
rupa sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dapat segera diketemukan
kembali. Untuk penataan berkas, perlu adanya keseragaman dalam pemrosesan
dan prosedur. Oleh karena itu perlu dibuatkan buku pedoman atau petunjuk yang
pasti bagi para petugas yang bersangkutan
10
3. Pengertian Kearsipan
Kearsipan berasal dasri kata dasar arsip. Istilah arsip bisa mengandung
berbagai macam pengertian. Pendefinisian arsip dapat dipengaruhi oleh segi
peninjauan, sudut pandang dan atau pembatasan ruang lingkupnya. Akan tetapi,
untuk memahami arti dasar arsip, dirasa sangat penting untuk menjelaskannya
berdasarkan etimologi atau asal-usul katanya
Secara etimologis istilah arsip dalam bahasa Belanda yaitu “archief”, dan
dalam bahasa Ingris disebut “arcihive”, berasal dari kata “arche” bahasa Yunani
yang berarti permulaan. Kemudian dari kata “arche” berkembang menjadi kata “ta
archia” yang berarti catatan. Selanjutnya kata “ta archia” berubah lagi menjadi
kata “archeon” yang berarti “gedung pemerintahan”
Dijelaskan dalam bahasa Belanda yang dikatakan “Archief” mempunyai
arti:
a) Tempat untuk menyimpan catatan-catatan dan bukti-bukti kegiatan yang
lain.
b) Kumpulan catatan atau bukti kegiatan yang berwujud tulisan,
gambar,grafik, dan sebagainya.
c) Bahan-bahan yang akan disimpan sebagai bahan pengingatan.
Perkataan arsip yang sudah secara umum dianggap sebagai istilah bahasa
Indonesia, mempunyai arti :
Tempat untuk menyimpan berkas sebagai bahan pengingatan.
11
Bahan-bahan baik, baik berwujud surat, laporan, perjanjian, gambar-
gambar hasil kegiatan, statistika kuitansi, dan sebagainya yang disimpan
sebagai bahan pengingatan.
Ada juga istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan arsip, yaitu
record dan warkat. Records adalah setiap lembaran (catatan, bahan tertulis, daftar,
rekaman, dsb) dalam bentuk atau dalam wujud apa pun yang berisi informasi atau
keterangan untuk disimpan sebagai bahan pembuktian atau pertangungjawaban
atas suatu peristiwa/kejadian. Sedangkan warkat berasal dari bahasa Arab yang
berarti surat; akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjut diartikan lebih luas,
yaitu berupa setiap lembaran yang berisi keterangan yang mempunyai artinya
kegunaan. Dalam pemahaman sederhana dapat dinyatakan bahwa arsip adalah
merupakan salah satu produk kantor (office work). Artinya, kearsipan merupakan
salah satu jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tatausaha, yang banyak dilakukan
oleh badan-badan pemerintah, maupun badan swasta. Kearsipan menyangkut
pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat, dan
dokumen-dokumen kantor lainnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan penyirnpanan surat-surat dan
dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan. Kearsipan memegang
peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai surnber dan
pusat rekaman informasi bagi suatu organisasi.
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai
Kearsipan, beberapa pengertian mengenai arsip dan kearsipan telah terangkum di
dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, yaitu :
12
1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.
2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
4. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar
bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan
tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
5. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus.
6. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun.
7. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga
kearsipan.
8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan,
keamanan, dan keselamatannya.
13
9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip
terjaga.
Selain dari pengertian diatas, Basir Barthos (2009:2) dalam buku
Manajemen Kearsipan mengatakan bahwa :
Arsip dapat diartikan sebagai suatu badan (agency) yang melakukan segala
kegiatan pencatatan, penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat /
warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar, baik
yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan
menerapkan kebijaksanaan dan sistem tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Memang perkataan arsip yang berasal dari bahasa Yunani semula
menunjukkan kepada gedung penyimpanan sebagaimana yang dikatakan S.
Muller J.A Feith dan R. Fruin(The Liang Gie 2000:119)
Arsip merupakan keseluruhan dokumen-dokumen tertulis, lukisan-lukisan
dan barang-barang cetakan yang secara resmi diterima atau dihasilkan oleh suatu
badan pemerintahan atau salah seorang dari pejabat-pejabatnya sepanjang
dokumen-dokumen itu di maksudkan untuk berada di bawah pemeliharaan dari
badan itu atau pejabat itu.
Dapat dikatakan bawah aktivitas pokok di bidang kearsipan ialah
menyimpan warkat, tetapi tujuannya yang utama ialah menemukan kembali secara
cepat sesuatu warkat yang diperlukan.
14
B. Tujuan Kearsipan
Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. (Basir Barthos, 2009:12).
Agar tujuan kearsipan tersebut dapat terlaksana dengan baik diperlukan berbagai
usaha. Berikut adalah usaha yang dperlukan untuk mencapai tujuan kearsipan
menurut Durotul Yatimah (184 : 2009) yaitu :
a. Menyempurnakan penyelenggaraan kearsipan dengan sebaik-baiknya.
b. Berusaha melengkapi peralatan atau sarana yang diperlukan.
c. Menyiapkan tenaga-tenaga dalam bidang kearsipan yang mempunyai keahlian
dan kemampuan para petugas bidang kearsipan melalui pendidikan dan
pelatihan berupa penataran atau kursus.
d. Memberikan imbalan dan penghargaan kepada para petugas kearsipan.
Dengan usaha-usaha tersebut di atas, diharapkan fungsi arsip sebagai pusat
ingatan dan pusat informasi dapat terwujud dengan sebaik-baiknya
C. Jenis-jenis Arsip
Bentuk arsip bisa beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan
seperti yang kerap dianggap oleh kebanyakan orang, tetapi di sebagian kantor,
arsip juga berupa surat atau dokumen berbentuk lembaran kertas. Saat ini, bentuk
arsip tidak hanya lembaran data yang ditumpuk dalam satu tempat menjadi satu
(arsip konvensional), tetapi sudah berkembang dalam bentuk softcopy (disimpan
15
dalam CD, video, kaset, atau flashdisk). Arsip yang seperti ini disebut arsip
elektronik.
Berikut ini jenis-jenis arsip menurut Hendi Haryadi (2009:43) dalam
bukunya Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf yaitu :
1. Arsip Menurut Subjek
Contoh dari arsip ini adalah arsip keuangan, seperti laporan keuangan,
buki pembayaran, bukti pembelian, surat perintah membayar, dan daftar gaji; atau
arsip kepegawaian, seperti data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, dan surat
pengangkatan pegawai.
2. Arsip Menurut Bentuk
Arsip dalam bentuk ini sangat banyak ragamnya, seperti naskah perjanjian,
akte pendirian perusahaan, notulen rapat, laporan-laporan, kuitansi, berita acara,
bon penjualan, pita rekaman, microfilm, dan compact disk.
3. Arsip Menurut Nilai
Contoh dari arsip ini adalah arsip yang memiliki nilai informasi, seperti
pengumuman, pemberitahuan, dan undangan. Juga arsip yang memiliki nilai
kegunaan administrasi, seperti ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan,
prosedur kerja, dan uraian tugas pegawai. Selain itu, arsip yang memiliki
kegunaan hukum, seperti akte pendirian perusahaan, akte kelahiran, peraturan-
peraturan, surat perjanjian, surat kuasa, kuitansi, berita acara, dan keputusan
peradilan
4. Arsip Menurut Sifat Kepentingan
16
Contoh dari arsip ini adalah arsip non-esensial, seperti surat permohonan
cuti, surat pesanan barang, dan surat permintaan. Juga arsip penting seperti surat
keputusan, daftar riwayat hidup, laporan keuangan, buku kas, dan daftar gaji.
Selain itu, ada juga arsip vital, seperti akta pendirian perusahaan, buku induk
pegawai, dan dokumen kepemilikan tanah.
5. Arsip Menurut Fungsinya
Menurut fungsi dan Kegunaannya, Arsip di bedakan menjadi :
a. Arsip dinamis (dokumen)
1. Yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya
atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggraan administrasi
Negara.
2. Arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut
fungsinya.
b. Arsip statis:
1. Yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,
penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara.
2. Arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi khusus sebagai bahan
pertanggungjawaban Nasional/ Pemerintah (hanya dipergunakan untuk
referensi saja).
c. Berdasarkan Nilai Guna
Ditinjau dari segi nilai gunanya, arsip dapat dibedakan atas :
17
1. Nilai guna primer, yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk
kepentingan lembaga/instansi pencipta atau yang menghasilkan arsip.
Nilai guna primer meliputi:
Nilai guna administrasi,
Nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi lembaga/instansi pencipta arsip.
Nilai guna hukum
Yaitu arsip yang berisikan bukti-bukti yang mempunyai kekuatan
hukum.
Nilai guna keuangan
Yaitu arsip yang berisikan segala hal yang menyangkut transaksi dan
pertanggungjawaban keuangan.
Nilai guna ilmiah dan teknologi
Yaitu arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai
akibat/hasil penelitian murni atau penelitian terapan.
2. Nilai guna sekunder, yaitu nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip
sebagai kepentingan lembaga/instansi lain, dan atau kepentingan umum di
luar instansi pencipta arsip, serta kegunaannya sebagai bahan bukti
pertanggungjawaban. Nilai guna sekunder meliputi :
Nilai guna pembuktian
Yaitu arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana lembaga/isntansi
18
tersebut diciptakan, dikembangkan, diatur fungsinya, dan apa kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan, serta apa hasil/akibat dari kegiatan itu.
Nilai guna informasi
Yaitu arsip yang mengandung informasi bagi kegunaan berbagai
kepentingan penelitian dan sejarah, tanpa dikaitakan dengan
lembaga/instansi penciptanya.
D. Sistem Kearsipan
Aktivitas pokok dalam bidang kearsipan berupa penyimpanan warkat-
warkat itu harus disimpan menurut suatu sistem yang memungkinkan penemuan
kembali dengan cepat apabila diperlukan.
Pada pokoknya dikenal 5 (lima) macam sistem penyimpanan warkat yang
dijelaskan oleh The Liang Giee dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern
(2000:120 ) :
1. Penyimpanan Menurut Abjad (Alphabetic Filing)
Pada penyimpanan ini, warkat-warkat disimpan menurut abjad dari nama-
nama orang atau organisasi utama yang tertera dalam tiap-tiap warkat itu. Dengan
sistem menurut urut-urutan abjad ini, sepucuk surat yang berhubungan dengan
seorang langganan dapat diketemukan kembali dengan lebih cepat daripada kalau
semua surat dicampur adukkan.
2. Penyimpanan Menurut Pokok Soal (Subject Filling)
Warkat-warkat dapat pula disimpan menurut urusan yang dimuat dalam
tiap-tiap warkat. Warkat-warkat yang telah dikelompok-kelompokkan menurut
19
pokok soalnya itu kemudian disimpan juga menurut urut-urutan abjad judul-judul
urusan tersebut
3. Penyimpanan Menurut Wilayah (Geographic Filling)
Surat-surat yang harus dipelihara oleh sebuah organisasi dapat pula
disimpan ,menurut pembagian wilayah.
4. Penyimpanan Menurut Nomor (Numeric Filling)
Pada sistem penyimpanan ini, warkat yang mempunyai nomor disimpan
menurut urut-urutan angka dari satu dan terus meningkat hingga bilangan yang
lebih besar. Ini misalnya faktur-faktur yang dibuat oleh sebuah perusahaan.
5. Penyimpanan Menurut Tanggal (Chronological Filling)
Sebagai sistem terakhir untuk penyimpanan warkat-warkat (catatan-catatan)
ialah menurut surut-urutan tanggal yang tertera pada tiap-tiap warkat itu. Sistem
ini dapat dapat dipakai bagi warkat-warkat yang harus memperhatikan sesuatu
jangka waktu tertentu, misalnya surat-surat tagihan.
E. Tahap-Tahap Kearsipan
Tahap-tahap Kearsipan menurut Hendi Haryadi yakni :
1. Pengurusan Surat/ Dokumen
Pengurusan surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat surat masuk dan
keluar. Pencatatan surat masuk dapat dilakukan dengan menggunakan buku
catatan harian atau agenda sedangkan untuk surat penting, pengurusannya di catat
pada kartu kendali. Tahap ini merupakan tahap dimana surat masuk dan keluar
diregistrasi atau diagenda sesuai sistem yang telah ditentukan.
2. Bentuk Penyimpanan Arsip
20
Dalam buku Hendi Haryadi (2009 : 48) Administrasi Perkantoran untuk
manajer dan staf, membagi 2 bentuk penyimpanan arsip :
a. Arsip Konvesional : yaitu kumpulan data yang berbentuk kertas atau file-
file yang tidak beraturan. Penyimpanannya dilakukan secara manual,
sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tempat penyimpanan yang
luas. Penyimpanan arsip konvensional biasanya dilakukan sebelum era
komputerisasi, tetapi saat ini juga masih dilakukan, walaupun dalam
jumlah yang terbatas.
Langkah-langkah pengarsipan
Dalam pengelolaan arsip konvensional yang perlu diperhatikan beberapa
hal berikut:
1. Komponen sistem kearsipan, pengurusan surat, penataan arsip dengan cara
pemindahan arsip, dan pemusnahan arsip jika sudah tidak diperlukan.
2. Metode kearsipan, yaitu metode kearsipan horizontal (dokumen diletakkan
satu di atas dan yang lainnya di dalam laci arsip) dan metode kearsipan
vertikal (dokumen diletakkan sebagian ke belakang).
3. Sistem tata kearsipan yang efektif dan efisien yang mencerminkan
kepadatan dari arsip itu sendiri, penempatan yang strategis, simple, aman,
dan yang penting selalu up tu date.
b. Arsip Elektronis : yaitu kumpulan data yang disimpan dalam bentuk scan-
an yang dipindahkan secara elektronik atau dilakukan dengan digital copy
menggunakan resolusi tinggi, kemudian disimpan ke dalam hard drive atau
optical disk. Pemberian indeks untuk arsip elektronis dapat memberikan
21
informasi yang lengkap mengenai data dokumen, seperti penulis, nomor
referensi, atau tanggal dibuatnya. Data dapat ditampilkan, dicetak, dibagi,
dan disimpan secara komputerisasi, sehingga memberikan keuntungan
besar karena membuat isi dokumen menjadi aktif.
Sistem pengarsipan arsip elektronis
Saat ini, beberapa vendor menyediakan sistem pengarsipan profesional
sesuai untuk pengelolaan arsip atau dokumen secara benar. Sedikitnya ada tiga
sistem utama yang tersedia sebagai berikut:
a) Sistem manajemen dokumen elektronik atau elektronic document
management system (EDMS) yang secara umum akan mengelola arsip
atau dokumen elektronik melalui komputer masing-masing pegawai.
Misalnya, word processing, spreadsheets, presentasi, dan proyek.
b) Sistem pemindaian elektronik atau electroni imaging system (EIS) yang
akan mengelola dokumen atau hasil pemindaian (scan).
c) Software manajemen dokumen atau records management software (RMS)
yang akan mengelola dokumen kertas atau data yang tersimpan dalam
kantor atau pusat penyimpanan dokumen
3. Penemuan Arsip (Finding, Retrivel)
Menurut Dorotul Yatimah (2009 : 209), penyimpanan arsip
dimaksudkan agar ketika dibutuhkan arsip tersebut dapat ditemukan dengan cepat.
Penemuan arsip dengan cepat memberi arti bahwa sistem penyimpanan arsip yang
digunakan telah tepat.
22
Menurut Sedarmayanti (2008:104) bahwa ada beberapa faktor yang
menunjang danperlu diperhatikan dalam kearsipan sehingga memudahkan
penyimpanan dan penemuankembali arsip, yaitu sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, sistem penataan yang dipilih dan diterapkan harus mudah
agar bukan hanya oleh satu orang saja yang mengerti melainkan juga dapat
dimengerti oleh pegawai lain.
2. Ketepatan menyimpan arsip berdasarkan sistem yang digunakan,
harusmemungkinkan penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat.
3. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu dapat memanfaatkan ruangan,
tempat danperalatan yang ada serta biaya yang sederhana.
4. Menjamin keamanan, arsip harus terhindar dari kerusakan,
pencurian/kemusnahan dan harus aman dari bahaya seperti api, air, udara
yang lembab, gangguan binatang dan lain-lain, sehingga penyimpanan
harus ditempat yang benar-benar aman dari segala gangguan.
5. Penempatan arsip hendaknya diusahakan pada tempat yang strategis,
maksudnya adalah agar tempat penyimpanan mudah dicapai oleh setiap
unit tanpa membuangbanyak waktu dan tenaga.
6. Sistem yang digunakan harus fleksibel, maksudnya adalah harus
memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam rangka
penyempurnaan dan efektivitas kerja.
7. Petugas arsip perlu memahami pengetahuan di bidang kearsipan.
23
4. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip
Setelah satu periode kegiatan kantor, arsip sudah semakin menumpuk di
tempat penyimpanan. Apabila hal ini terus berlangsung, tempat penyimpanan
arsip menjadi semakin penuh sesak, dan jika petugas arsip ingin mencari arsip
tertentu, ia akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu perlu dilakukannya
penyusutan dan pemusnahan terhadap arsip-arsip tersebut.
Namun demikian, sebelum suatu arsip diputuskan untuk dilakukan
penyusutan dan pemusnahan kita perlu mengetahui sifat karakteristik dari arsip
tersebut agar tidak salah. Menurut Dorul Yatimah (2009:214), sifat karakteristik
arsip tersebut adalah:
a) Arsip Tidak Penting
Merupakan arsip tidak mempunyai nilai kegunaan bagi pimpinan atau
organisasi di masa mendatang. Misalnya: pengumuman, undangan rapat dan
sebagainya.
b) Arsip Yang Membantu
Merupakan arsip yang berguna untuk melancarkan kegiatan organisasi
untuk sementara waktu. Misalnya: surat pemberitahuan dari bank, bukti
pembayaran tertentu dan sebagainya.
c) Arsip Penting
Merupakan arsip yang berguna sebagai alat pembuktian serta
untukmemperlancar pelaksanaan administrasi, seperti referensi bank, audit
pembukuan, neraca perusahaan catatan buku kas, dan sebagainya.
d) Arsip Vital
24
Merupakan arsip yang menentukan eksistensi organisasi atau perusahaan,
dan tidak dapat dimusnahkan karena tidak dapat diganti. Misalnya: surat
keputusan tentang struktur organisasi, akte pendirian perusahaan, status
perusahaan, surat penetapan pimpinan perusahaan, dan sebagainya.
5. Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip
Pemeliharaan Arsip
Pemeliharaan arsip mencakup usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
arsip-arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan atau kemusnahan
arsip bisa datang dari arsip itu sendiri, maupun disebabkan oleh serangan-
serangan dari luar arsip.
Arsip harus dijaga keamanannya, baik segi kualitas (tidak mengalami
kerusakan), kualitas (tidak ada yang tercecer hilang) maupun dari segi
informalitas (kerahasiaannya), pemeliharaan secara fisik dapat dilakukan dengan
cara :
a) Pengaturan ruangan penyimpanan arsip harus dijaga agar tetap kering
(tidak terlalu lembab), tenang (dengan sinar matahari meskipun jangan
terkena sinar matahari langsung). Ruangan harus kuat dan mempunyai
fentilasi yang memadai, terhindar dari kemungkinan serangan api, air
maupun serangan serangga pemakan kertas.
b) Pemeliharaan tempat penyimpanan sebaiknya arsip disimpan di tempat-
tempat terbuka, misalnya dengan mengunakan rak-rak arsip. Apabila harus
disimpan di tempat tertutup (di lemari), maka lemari tempat penyimpanan
itu harus sering terbuka untuk menjaga tingkat kelembapan. Juga penataan
25
arsip di lemari tersebut diatur secara renggang agar ada udara diantara
berkas-berkas yang di simpan itu, perlunya tingkat kelembapan yang
diinginkan. Karena apabila tumbuhnya jamur dan sejenisnya, sudah pasti
akan merusak arsip yang disimpan.
c) Tindakan preventif ini berarti menjaga terjadinya kerusakan arsip dengan
cara tindakan pencegahan, yaitu melarang petugas atau siapapun
membawa makanan ke ruang tempat penyimpanan. Hal ini dikhawatirkan
sisa-sisa makanan menyebabkan masuknya serangga/hewan lain dalam
ruangan tempat penyimpanan. Demikian pula, petugas atau orang lain
tidak diperkenankan merokok di ruangan. Selain asapnya dapat
menimbulkan kerusakan kertas, nyala api untuk menghidupkan rokok dan
puntung rokok dapat membahayakan arsip. Samping tindakan tertentu,
untuk mengamankan arsip dapat di pasang tabung pemadam kebakaran.
d) Tempat dan letak arsip tempat arsip sebaiknya terbuat dari tempat logam
kalau tempat arsip dari kayu, maka harus dipilih kayu berkualitas
(misalnya kayu jati). Jadi dengan tempat penyimpanan yang baik,
kerusakan arsip dapat dicegah sedini mungkin. Di samping tempat yang
memadai, letak arsip juga perlu diatur, yaitu tidak boleh terlalu
berdekatan, arsip harus terletak pada tempat yang longgar dan tidak boleh
terlipat.
e) Kondisi arsip untuk menjaga keutuhan arsip salah satu pemeliharaannya
adalah menjaga kebersihannya, baik dengan peralatan sederhana seperti
kemoceng maupun dari peralatan modern yaitu vacuum cleaner.
26
Pengamanan Arsip
Arsip yang disimpan harus dijamin aman, baik dari kerusakan maupun
dari kehilangan. Salah satu metode perlindungan arsip yang sangat vital dilakukan
dengan cara :
a) Membuat duplikat untuk tujuan perlindungan dan disimpan pada lokal
perusahaan yang tempatnya berlainan.
b) Menyimpan pada ruangan khusus atau almari besi.
c) Menyimpan arsip asli pada pusat penyimpanan arsip vital
Selain itu untuk mencegah terjadinya kehilangan, setiap pengeluaran arsip
yang sifatnya meminjam (digunakan dibagian lain) perlu bukti peminjaman.
Untuk mencegah kerusakan, perlu di tertibkan agar petugas atau siapapun yang
masuk ruang penyimpanan dilarang membawa barang atau makanan yang dapat
menimbulkan datangnya serangga atau hewan sehingga mengakibatkan kerusakan
arsip
Secara nasional pemerintah mempunyai kewajiban dan penyelamatan
arsip, baik arsip yang berasal dari kegiatan pemerintah maupun arsip dari
organisasi swasta atau perorangan. Bagi arsip-arsip yang rusaknya sangat hebat,
serahkanlah arsip-arsip tersebut ke Arsip Nasional Republik Indonesia untuk
diperbaiki.
6. Peralatan/ Perlengkapan dalam Penyimpanan Arsip
Penanganan arsip yang baik menyangkut arsip yang diterima ataupun yang
dikeluarkan pada pihak lain serta berbagai format yang diperlukan untuk
menangani semua ini, tentunya harus dipikirkan bagaimana cara menyimpan,
27
serta perlengkapan apakah yang diperlukan untuk menangani arsip sehingga
apabila arsip tersebut diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat.
Menurut Irra Chrisyanti Dewi (2011:156) perlengkapan yang penting yang
sangat diperlukan untuk menyimpan arsip yaitu:
Lemari Arsip, lemari untuk penyimpanan arsip biasanya dengan luas
ruangan kearsipan, juga keinginan dari organisasi yang bersangkutan.
Berbagai cara untuk menyimpan arsip, antara lain :
1) Filing cabinet,
dipergunakan untuk menyimpan arsip, dilakukan secara vertical
artinya arsip disimpan bersusun dari atas ke bawah. Filing cabinet terbuat
dari bahan baja/alumunium yang tahan api.
2) Lateral filing cabinet,
jumlah arsip yang dapat disimpan pada lemari ini lebih banyak di
banding penyimpanan dalam filing cabinet. Juga akan tampak lebih rapi
karena map arsip dapat disusun berderet dari tingkat paling atas sampai
paling bawah. Lemari ini terbuat dari baja/alumunium yang juga tahan api.
Tanda Sekat/guide,
apabila surat-surat dalam map disimpan dalam lemari arsip tanpa
mempunyai sandaran, maka guide atau sekat harus disediakan.
Map Arsip/folder,
berguna menyimpan berkas arsip/surat. Map ini terbuat dari kertas karbon.
28
`F. Kerangka Pikir
Setiap organisasi harus berusaha mengelola arsip dengan baik. Untuk itu
organisasi perlu melakukan pengelolaan arsip dinamis dan statis. Di samping juga
perlu memperhatikan dukungan berbagai faktor terkait yang dapat menunjang dan
menghambat pengelolaan kerasipan pada suatu organisasi.
Arsip sendiri dapat dikatakan sebagai pusat memori, acuan dan bahan
pertanggungjawaban, maka perlu keteraturan dalam proses penyimpanannya.
penyimpanan arsip harus disimpan menurut suatu sistem yang memungkinkan
penemuan kembali dengan cepat apabila diperlukan itu sendiri sebagai pusat
memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban maka perlu keteraturan dalam
proses penyimpanannya. penyimpanan arsip harus disimpan menurut suatu sistem
yang memungkinkan penemuan kembali dengan cepat apabila diperlukan
Sebagaimana Undang-undang No.43 Tahun 2009 tentang kearsipan
mengamanatkan bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mencapai cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, arsip
sebagai identitas jati diri bangsa, serta sebagai memori, acuan, dan bahan
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
harus dikelola dan diselamatkan oleh Negara.
Sistem tersebut diatas kini penerapan sistem kearsipan lebih dikenal dengan
sistem kearsipan pola lama dan sistem kearsipan pola baru.
Sebagaimana dalam proses pelaksanaannya perlu ditinjau apakah sistem
kearsipan yang digunakan pada lembaga-lembaga Negara maupun organisasi
29
swasta berjalan dengan baik tanpa adanya kendala perlu dilihat dari kegiatan atau
tahapan kearsipan yang ada yakni : pengurusan surat atau dokumen, penyimpanan
arsip, penyusutan dan pemusnahan arsip, serta pemeliharaan dan pengamanan
arsip.
Oleh karena itu, agar sistem kearsipan dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya kendala dalam proses pelaksanaannya maka hal-hal tersebut diatas harus
dilaksanakan secara optimal dan sungguh-sungguh. Sehingga arti penting arsip
sebagai memori, acuan, dan pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan baik.
Agar apa yang diuraikan dalam penelitian ini dapat dipahami dengan jelas
maka penulis membuat kerangka pikir sebagaimana tertera pada gambar di bawah
ini:
Bagan Kerangka Pikir
Faktor yang menghambat sistem
pengelolaan kearsipan
Sistem Pengelolaan Arsip
TUJUAN KEARSIPAN
Tercapainya sistem kearsipan
yang teratur guna sebagai
bahan pertangguangjawaban
Pola Lama (Agenda)
Pola Baru (Kartu Kendali)
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar
30
G. Fokus Penelitian
Uraian tujuan penelitian maka yang menjadi fokus penelitian yaitu
bagaimana sistem pengelolaan kearsipan dan faktor apa yang menunjang dan
menghambat pengelolaan kearsipan.
H. Deskrispi Fokus
Dari bagan di atas dapat dikatakan sistem pengelolaan kearsipan
sebagaimana yang dijelaskan oleh The Liang Gee yaitu sistem menurut abjad dari
A-Z, sistem menurut pokok soal/subjek, sistem menurut wilayah, sistem menurut
nomor, dan sistem menurut tanggal.
Dalam penilitian tentang sistem kearsipan pada Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah Kbupaten Takalar ada beberapa indikator yang harus diperhatikan
untuk melihat sistem kearsipan tersebut. Indikator-indikatornya adalah :
a) Pengurusan dan Pengendalian Surat/ Dokumen
Pengurusan dan pengendalian surat ini harus jelas agar surat yang
masuk maupun keluar tidak tercecer dan dapat diklarifikasikan tujuannya
serta jelas penerimanya agar sistem kearsipan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
b) Penyimpanan Arsip
Tahap ini merupakan prosedur atau langkah-langkah pekerjaan yang
dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Dalam hal
ini suatu surat atau arsip disimpan berdasarkan sistem kearsipan yang telah
ditentukan.
31
c) Penemuan Arsip
Merupakan penyimpanan arsip di maksdukan agar ketika di butuhkan
arsip tersebut dapat ditemukan dengan cepat.penemuan arsip dengan cepat
memberi arti bahwa sistem penyimpanan arsip yang di gunakan telah tepat
d) Penyusutan Arsip dan Pemusnahan Arsip
Penyusutan arsip dapat diartikan sebagai kegiatan mengurangi arsip
agar arsip yang dibutukan dapat ditemukan dengan mudah atau
pengklarifikasian arsip aktif dan arsip inaktif. Memusnahkan arsip berarti
menghapus keberadaan arsip dari tempat penyimpanan. Jadi pemusnahan
arsip adalah tindakan menghancurkan secara fisik arsip-arsip yang sudah
berakhir fungsinya dan sudah tidak memiliki nilai kegunaan lagi
e) Pengamanan dan Pemerliharan Arsip
Pengamanan arsip yaitu arsip yang disimpan harus dijamin aman,baik
dari kerusakan maupun dari kehilangan.dan Pemerliharan arsip yaitu arsip
harus dijaga keamanannya, baik segi kualitas(tidak mengalami kerusakan),
kualitas (tidak ada yang tercecer hilang) maupun dari segi informalitas
(kerahasiaannya).
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu dua bulan dan lokasi penelitian
dilakukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah Kabupaten Takalar Alasan
memilih lokasi ini didasarkan pada: Kantor Perpustakaan memiliki peran
mengantisipasi perkembangan yang ada dengan menyediakan informasi yang
aktual, maka hampir semua organisasi yang ada tak terkecuali organisasi
pemerintah khususnya Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah dituntut untuk
melakukan berbagai pembenahan dengan sistem pengolaan kearsipan guna
memenuhi tuntutan akan informasi yang cepat dan akurat dalam setiap kegiatan
administrasinya. Adapun pertimbangan dalam memilih lokasi penelitian
didasarkan pada efektivitas, waktu dan kemudahan dalam mengumpulkan
berbagai informasi dan data yang di butuhkan oleh peneliti.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu
penelitian yang berusaha memberikan penjelasan dan gambaran sistem
pengelolaan kearsipan dari berbagai macam data yang telah dikumpulkan yang
berkaitan dengan sistem pengelolaan kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar.
33
2. Tipe Penelitian
Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini
merupakan usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa
sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan
memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek
yang diteliti.
C. Sumber Data
1. Data Primer
data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan informan yaitu
kepada orang-orang yang mengetahui tentang topik penelitian secara akurat
dan mampu mewakili kelompok dalam membahas tentang sistem pengelolaan
kearsipan adapun informan yang penulis maksud adalah Kepala Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kasi Kearsipan dan pegawai yang mengelola
dan pengguna arsip.
2. Data sekunder
data yang di peroleh dari bahan-bahan bacaan, dokumen atau catatan yang
ada serta tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, literatur-literatur,
arsip-arsip resmi yang dapat mendukung kelengkapan data primer yang
berkaitan dengan sistem pengelolaan kearsipan.
D. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang memiliki informasi tentang subjek yang ingin
diketahui oleh peneliti dan dapat memberikan penjelasan tentang peran
pemerintah dalam pengendalian gelandangan dan pengemis.
34
Adapun yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
NO Keterangan Jumlah
1 Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip 1 Orang
2 Kasi Kearsipan 1 Orang
3 Kepala Sub.Bagian Tata Usaha 1 Orang
4 Staf Seksi Kearsiapan 3 Orang
5 Staf Seksi Perpustakaan 2 Orang
6 Staf Sub.Bagian Tata Usaha 2 Orang
Jumlah 10 Orang
Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 10 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi.
Yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung
kelokasi penelitian tentang masalah yang akan diteliti. Observasi di lakukan
di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
2. Wawancara.
Wawancara adalah pengumpulan informasi dengan cara memberikan
pertanyaan secara langsung dan dijawab secara langsung. Wawancara disini
dilakukan dalam bentuk wawancara berpedoman yaitu wawancara dituntun
oleh sejumlah pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu (interview
guide).
35
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder, yakni
dengan cara mengumpulkan data-data pegawai Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah dokumen-dokumen, agenda, surat kabar dan buku-buku.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat tersebut diolah dan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis Deskriptif kualitatif yakni dengan cara merangkum
dan menyimpulkan informasi dari informan sebagai hasil wawancara dengan
menkombinasikannya dengan sumber data tertulis berupa dokumen yang akan
dijadikan sebagai sumber referensi serta hasil pengamatan yang dilakukan secara
langsung oleh peneliti terhadap objek penelitian, sehingga dapat menjadi
seperangkat informasi yang bisa di olah untuk memperoleh kesimpulan hasil
penelitian secara jelas tentang “Sistem Pengelolaan Kearsipan di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar”.
G. Pengabsahan data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari kesahihan
(valitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk
melakukan ini maka mutlak dituntut secara obyektivitas, untuk memenuhi kriteria
ini dalam penelitian maka keashihan (validitas) dan keterandalan (reabilitas) harus
dipenuhi (Iskandar, 2009:151). Adapun teknik penjamin keabsahan data yang
digunakan oleh peneliti, yaitu triangulasi.
36
Lexi J Moleong (2002:178) berpendapat bahwa “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar
data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu”.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dengan
mengacu William Wiersma, (1986) dalam Sugiono (2012:273), maka
pelaksanaan teknis dari langkah pengujian
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan observasi, wawancara atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN.
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2001
tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Takalar Sebagai Unit Pelaksana
Pendidikan Nasional Kabupaten Takalar.Oleh karena itu dengan kesungguhan dan
Ketulusan hati Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar,maka didirikanlah
Perpustakan Umum Daerah Kabupaten Takalar sebagai UPTD dari dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Takalar dan diresmikan oleh Bapak Bupati
saat itu Drs.H.Zainal Abidin, M,Si. Bersama pejabat Menristek RI Ir. Utari
Budihardjo, M.Si.Pada tanggal 04 Juli 2001, dan dioperasionalkan pada tanngal
18 Mei 2002 di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Syafaruddin, M.Pd, atas
pembinaan Bapak Bupati Dr.H.Ibrahim Rewa, MM dan Bapak Kepala Dinas
Dikjar Drs.H.Abdul Gani, M.Pd. sehingga pada tahun 2005, Perpustakaan Umum
Dearah Kabupaten Takalar meraih Juara Umum III dalam lomba Perpustakaan
tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dengan lahirnya peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4741), dan berdasarkan Peraturan Daerah
Kab.Takalar No.12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Lembaga
38
Teknis Daerah Kab.Takalar maka pada bulan Januari 2009 berubah dari UPTD
Perpustakaan Umumnya Daerah
Kab.Takalar menjadi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar, yang dipimpin oleh H.Ismail, S.Sos. sampai Desember 2010 kemudian
Januari 2011 sampai dengan 10 Maret 2011 peralihan pimpinan ke
Drs.H.Muh.Yusuf,M.Pd. dan pada tanggal 11 Maret sampai dengan September
dipimpin oleh Drs.H. Abbas, MM. Kemudian beralih ke Hj.Sitti Hadiyah, S.Pd.
MM masa jabatan sampai bulan Agustus 2013 dan berpindah ke Abdul Jalal
Mulyadi, SE.Msi sampai sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor dan
dilengkapi dengan Sub Bagian (Kasubag Tata Usaha dan beberapa seksi yaitu,
Seksi Perpustakaan, Seksi Kearsipan dan Seksi Pengembangan Diklat
Fungsional).
39
2. Struktur Organisasi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Struktur Organisasi
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Keterangan :
1. Kepala Kantor
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dipimpin
oleh sesorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas melaksanakan urusan di
bidang pelayanan perpustakan dan arsip daearah berdasarkan asas
desentralisasi dan tugas pembantuan.Kepala kantor Perpustakan dan Arsip
Daerah mempunyai fungsi :
Kepala Kantor
ABDUL JALAL MULYADI,SE.Msi
Nip : 19800920 2003121002
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kasubag Tata Usaha
Hj. KUMALA
Nip : 196303011986123001
H Kasi Kearsipan
HASANAH. S.Sos
Nip :
195907201985032003
Kasi Perpustakaan
NURAENI .B
Nip :
196404011988032016
Kasi Pengembangan Diklat
DJALALUDIN Nip :
19600701199401102
40
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan asas
otonomi dan tugas perbantuan:
b. Penyelenggaran urusan perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum di
bidang perpustakaan dan arsip serta pengembangan fungsional dan diklat
pustakawan berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan.
c. Pengoordinasian pelaksanaan urusan di bidang perpustakaan dan arsip
serta pelayanan umum di bidang perpustakaan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan asas
otonomi dan tugas perbantuan.
d. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan urusan di bidang perpustkaan
dan arsip serta pelayanan umum dibidang perpustakkan dan arsip serta
pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasarkan asas
otonomi dan tugas perbantuan
e. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring pelaksanaan urusan di bidang
perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum di bidang perpustakaan
dan arsip serta pengembangan fungsional dan diklat pustakawan
berdasrkan asas otonomi dan tugas perbantuan.
f. Pembinaan dan pelaksanaan serta pelayanan di bidang perpustakaan dan
arsip serta pengembangan fungsional dan diklat pustakawan berdasrkan
asas otonomi dan tugas perbantuan.
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh bupati
h. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas.
41
2. Kasubag Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha di pimpin oleh sesorang kepala sub bagian
yang mempunyai tugas menusun rencana kerja,melaksanakan tugas teknis
ketatausahaan,mengelola administrasi kepegawaian,keuangan,perlengkapan
serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor, Kepala Sub Bagian Tata
usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.
b. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagai urusan ketatausaha meliputi
surat-menyurat, kerasipan, surat perjalanan kantor, mendistribusi surat
sesuai seksi.
c. Melaksanakan urusan kerumahtanggan kantor.
d. Melaksanakan usul kenaikan pangkat,mutasi,dan pensiun.
e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar.
f. Menghimpun dan mensosilalisasikan peraturan perundang-undangan di
bidang kepegawaian dalam lingkup kantor
g. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi meliputi bidang
kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan:
Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari
masing-masing satuan kerja bahan konsultasi perencanaan ke
Bappeda.
42
Menyusun realisasai perhitungan anggaran / administrasi
perbendaharaan Kantor .
Menyusun rencana kebutuhan barang perlengkapan Kantor.
Membuat laoparan inventaris barang dan tata administrasi
perlengkapan.
h. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja
instansi dari masing-masing satuan kerja.
i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
j. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
3. Kasi Kearsipan
Seksi Kearsipan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas merumuskan kebijaksanaan teknis dan menyelenggarakan pembinaan
dan layanan jasa/informasi kearsipan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kepala Seksi Kearsipan menyelenggarakan fungsi :
a) Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Mengumpulkan bahan penetapan norma, standard dan pedoman
penyelenggaran kearsipan di lingkungan kabupaten takalar.
c) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan kearsipan dinamis di lingkungan kabupaten sesuai
dengan kebijkan nasional.
d) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan kearsipan statis di lingukngan kabupaten sesuai
dengan kebijakan nasional.
43
e) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijkan
penyenggaraan kearsipan dilingkungan kabupaten sesuai dan kebijakan
nasional.
f) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan
penyelenggaraan jaringan kearsipan di lingkungan kabupaten sesuai
dengan kebijakan nasional.
g) Mengumpulkan bahan penetapanan peraturan dan kebijakan
pengembangan SDM kearsipan di lingkungan kabupaten sesuai dengan
kebijakan nasional.
h) Mengumpulkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penggunaan
sarana dan prasarana kearsipan dilingkungan kabupaten sesuai dengan
kebijakan nasional.
i) Pembinaan kearsipan terhadap pangkat daerah kabupaten badan usaha
milik daerah kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.
j) Melaksanakan pengelolaan arsip statis perangkat daerah kabupaten
badan usaha milik daerah kabupaten,perusahaan,swasta dan
pereorangan berskala kabupaten.
k) Melaksanakan pengawasan/suprevise terhadap penyelenggaran
kerasipan perangkat daerah kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan.
l) Melaksanakan tugas kedinasaan lain yang diberikan oleh atasan.
m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
44
4. Kasi Perpustakaan
Seksi Perpustakaan dipimpin oleh sesorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan pembinaan teknis,pelaksanaan dan pelayanan
perpustkaan.Kepala Seksi Perpustakaan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Menyiapkan bahan penetepan norma, standar dan pedoman yang berisi
kebijakan kabupaten berpedoman kebijakan pronvisi dan nasional .
c. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan
perpustkaan di skala kabupaten berdasarkan kebijakan nasional.
d. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan penyelenggaraan
jaringan perpustakaan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
e. Menyiapkan bahan penetepan peraturan dan kebijakan pengembangan
organisasi perpustakaan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
f. Menyiapakan bahan penetepan dan peraturan kebijakan di bidang
sarana dan prsarana perpustkaan skala kabupaten sesuai kebijakan
nasional.
g. Melakukan pembinaan teknis semua jenis perpustkaan di wilayah
kebupaten .
h. Melakukan pengeloaan perpustakaan sesuai standar.
i. Melaksanakan pengembangan sarana dan prsarana sesuai standar.
j. Melaksanakan kerjasama dan jaringan perpustakaan.
k. Melaksanakan program pengembangan minat baca.
45
l. Menyiapkan bahan penetapan kebijakan pelestarian koleksi daerah
kabupaten berdasarkan kebijakan nasional.
m. Melaksanakan koordniasi pelestarian tingkat daerah kabupaten .
n. Melaksanakab tugas kedinasan lainnya yang di berikan oleh atasan.
o. Menuyusm laporan hasil pelaksanaan tugas.
5. Kasi Pengembangan Diklat
Seksi pengembangan Diklat Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang mempunyai tugas melakukan pengembangan pendidikan dan
Pelatihan teknis dan fungsional. Kepala Seksi Pengembangan Diklat
Fungsional menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan
SDM perpustakan skala kabupaten sesuai kebijakan nasional.
c. Menyiapkan bahan penetapan peraturan dan kebijakan pengembangan
jabatan fungsional pustakawan di skala kabupaten sesuai kebijakan
nasional.
d. Melaksanakan program pengembangan SDM
e. Melakukan penilaian dan pentepan angka kredit pustakawan pelaksana
sampai dengan pustakawan penyelia dan pustakawan pertama sampai
dengan pustakawan muda.
f. Menyelenggarakan Diklat teknis dan fungsional perpustakaan.
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
h. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.
46
3. Visi dan Misi Organisasi Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar.
a. Visi:
Menjadikan Perpustakaan Dan Arsip Sebagai Sumber Informasi Dan
Simpul Pemersatu.
b. Misi:
1) Melayani informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
secara cepat, tepat dan akurat.
2) Mengumpulkan dan melestarikan bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa.
3) Menyelenggarakan pengembangan, pembinaan dan
pendayagunaan semua jenis perpustakaan yang ada di Kabupaten
Takalar.
4) Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen
pemerintah dan pembangunan.
5) Menjadikan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur.
6) Menjadikan arsip sebagai memori kolektif bangsa dan bahan
pertanggung jawaban nasional.
7) Memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengakses arsip statis demi kemaslahatan bangsa.
47
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengelolaan kearsipan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam rangka mengelola keseluruhan daur hidup arsip. Kearsipan mempunyai
peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat
pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi. Arsip memiliki
fungsi dan kegunaan yang signifikan dalam menunjang kegiatan administrasi
negara dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Sistem kearsipan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan
administrasi, sehingga dapat memperlancar proses administrasi. Adapun tujuan
dari penyelenggaraan kearsipan adalah pencarian atau penemuan kembali arsip.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar merupakan unit
organisasi yang setiap harinya mengurusi kegiatan administrasi. Adapun hasil dari
penelitian ini meliputi berikut ini :
1. Sistem pengelolaan kearsipan yang digunakan pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Sistem pengelolaan kearsipan yang digunakan pada Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar adalah sistem abjad dan pokok soal
(subjek). Dengan menggunakan sistem abjad dan pokok soal (subjek) akan dapat
memperlancar penyimpanan arsip dan mempermudah penemuan kembali surat
maupun arsip. Kedua sistem tersebut masih dipergunakan sampai sekarang
walaupun terkadang dalam penataannya masih kurang teratur.
Berikut ini wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
48
“Mengenai pengelolaan sistem kearsipan yang dipakai di Kantor
Perpustakaan Daerah Kabupaten Takalar masih memakai sistem abjad dan
sistem subjek dan untuk pengelolaannya kami serahkan ke masing-masing
bagian / bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya".(Wawancara
dengan JM 01 Oktober 2014)
Hal ini senada dengan penyampaian Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang
mengantakan Bahwa :
“Untuk Pengelolalaan kearsipan yang ada kami diserahkan kepada bagian
untuk mengelola arsip sesuai dengan tugasnya. Dan biasanya
penegelolaan arsip di kantor ini menggunakan sistem yang digunakan
adalah sistem subjek dan biasa digabungkan dengan sistem abjad¨.
(Wawancara dengan HK 6 Oktober 2014)
Kemudian informasi selanjutnya diperolah dari wawancara dengan Staf
Sub Bagian tata Usaha dimana beliau mengatakan bahwa :
“Pengelolaan arsip di Kantor ini kami serahkan ke bagian administrasi
dan setahu saya menggunakan sistem subjek. Bagi kami penggunaan
metode cukup sederhana. Tinggal bagaimana kesiapan dari pengelola
itu sendiri”.(Wawancara dengan AM 7 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat saya tarik kesimpulan
bahwa penerapan sistem kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar menggunakan sistem subjek yang biasanya digabungkan
dengan sistem abjad, hal ini bisa dilihat dari penggunaan kartu kendali sebagai
penerapan pola baru yang masih sederhana dan menggabungkan antara sistem
abjad dan sistem subjek, serta penggunaan peralatan modern seperti penggunaan
filing cabinet dan juga masih menerapkan penggunaan buku agenda.
2. Pengurusan Surat/ Dokumen pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar.
Proses pengurusan dokumen di suatu organisasi sangat penting untuk
mengetahui sistematika serta alurnya, hal ini karena proses penciptaan arsip
49
adalah bagian awal dari seluruh kegiatan kearsipan dalam suatu organisasi. Jika
arsip yang ada dalam suatau organiasasi tidak jelas alur penciptaannya, maka
sangat sulit untuk melaksanakan kegiatan kearsipan dengan baik dan benar sesuai
dengan prosedur yang ada. Untuk itu mengurai tentang proses penciptaan arsip
pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar.
Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan Staf Seksi Kearsipan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, mengatakan bahwa :
“Proses penyusunan arsip seperti surat keluar dibuat oleh masing-masing
bagian yang ada dikantor, kemudian diajukan ke sekretaris untuk di
ketahui dan di verifikasi setalah surat selesai di verifikasi kemudian di
arahkan kebagian umum untuk pemberian nomor surat keluar, setelah
terbit nomor kemuadian dilakukan pencatatan surat pada buku agenda
surat keluar sebagai bukti dan terakhir di muat pada kartu kendali”.(Hasil
Wawancara dengan HW 7 Oktober Pukul)
Kemudian senada dengan Staf Sub bagian Tata Usaha mengatakan bahwa:
“Untuk arsip yang berupa surat masuk yaitu surat dilaksanakan melalui
beberapa tahapan–tahapan awalnya di ketahui oleh sekretaris kemudian
dibawa ke sub bagian umum guna pencatatan serta pembuatan kartu
kendali yang selanjutnya dibawa ke sub bagian”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat saya tarik kesimpulan
gambaran mengenai proses penciptaan arsip yang ada di Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar yakni baik berupa surat masuk maupun surat
keluar menggunakan sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Hal ini berarti
bahwa proses pengurusan surat baik itu surat masuk maupun surat keluar
dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi dibawah sepengetahuan
sekretaris yang mana antara sub bagian umum yang diwadahi oleh staf seksi
kerasipan dan sub bagian lainnya dalam hal ini penyampaian surat keluar dan
penanganan kearsipannya dilakukan oleh masing-masing bagian yang ada di
50
kantor, akan tetapi proses pemberian nomor tetap dilakukan pada bagian umum
dan begitu juga sebaliknya untuk surat masuk, penyampaian surat masuk diterima
oleh bagian umum yang kemudian diteruskan ke bagian lainnya sesuai maksud
dan tujuan dari surat tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang saya lakukan mengenai
prosedur pengurusan surat masuk dan surat keluar pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar diperoleh data sebagai berikut :
a. Prosedur Surat Masuk
Adapun tahapan pengurusan surat masuk sebagai berikut :
1. Penerimaan Surat, penerimaan surat dilakukan oleh mereka yang bekerja
di bagian depan kantor atau front office, seperti satpam dan Petugas Piket
yang kemudian Surat yang masukdi serahkan dan diterima oleh staf seksi
kearsipan , setalah itu surat dibuka dan dibaca maksud dan tujuannya lalu
di bawa ke sub bagian umum untuk ditindak lanjuti.
2. Mencatat Surat dan Pembuatan Kartu Kendali
Setelah dibawa ke sub bagian umum langkah selanjutnya yakni
pencatatan surat seperti Instansi pengirim/asal surat, tanggal surat,
perihal, dan nomor surat dalam buku agenda dan kemudian dibuatkan
kartu kendali berdasarkan isi surat tersebut.
3. Pengelompokan Surat, tahapan selanjutnya yakni surat-surat yang masuk
yang sudah ada kemudian di digabung/dikelompokkan berdasarkan
maksud dan tujuan dari surat untuk memudahkan pengantaran surat ke
sub-sub bagian yang dituju.
51
4. Pengantaran Surat Masuk ke sub bagian tujuan surat, tahapan akhir yakni
pengantaran surat ke bagian yang di tuju berdasrkan tujuan dari surat
tersebut. untuk lebih jelasnya mengenai prosedur surat masuk pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, dapat di lihat
pada gambar di bawah ini :
Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur surat masuk pada Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, dapat digambarkan sebagai
berikut :
Penjelasan tersebut diatas menerangkan bahwa salah satu langkah awal
dalam proses penciptaan arsip di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar yakni pengurusan surat masuk,sehingga tujuan agar
penanganan arsip khususnya mengenai surat yang masuk dalam wilayah Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dapat ditujukan kepada orang
yang tepat. Hal ini bertujuan agar surat yang masuk tersebut tidak tercecer dan
dapat ditemukan kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan serta jika menyangkut
surat penting yang sifatnya sangatlah rahasia bukan tidak mungkin jika
penanganannya yang salah maka isi dari surat penting tersebut diketahui oleh
orang-orang yang tidak berkepentingan dan tidak bertanggungjawab. Langkah
tersebut sudah sesuai menurut (Sutarto,1981) bahwa prosedur pengelolaan surat
Pencatatan dan pembuatan Kartu kendali
li/ register
Surat di
kelompokkan/
bidang yg dituju
Pengantaran
Surat Kepada
yang berwenang c
Surat
Masuk
52
masuk dalam keadaan tertutup dapat dibedakan atas surat pribadi, surat dinas dan
surat rahasia
b. Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Tidak jauh berbeda dengan pengurusan surat masuk. Prosedur pengurusan
surat keluar antara lain :
1) Tahap Penciptaan Surat Keluar
Pembuatan konsep surat, isi, serta tujuan sura disusun sesuai bentuk
surat yang benasr atau yang dikehendaki pimpinan diberikan
kewenangan kepada masing-masing sub bagian setelah itu diserahkan
kepada sekretaris untuk dilakukan verifikasi atau koreksi kesalahan,
setelah didapatkan konsep surat yang baik kemudian dikembalikan untuk
dilakukan pengetikan .
2) . Penomoran, Pembuatan Kartu Kendali, dan Pencatatan
Setelah proses pengetikan dan pencetakan surat telah selesai, maka
tahap berikutnya adalah membawa surat ke sub bagian umum untuk
diberikan penomoran surat dan dilakukan pencatatan pada buku agenda
surat keluar serta dibuatkan kartu kendali.
3) . Penandatanganan dan pengesahan surat
Surat yang sudah net itu kemudian disampaikan kepada pimpinan atau
pejabat yang berwenang untuk ditandatangani.
4). Pengiriman surat
53
Tahapan selanjutnya yakni pengiriman surat keluar kemudian
dimasukkan dalam sampul dituliskan siapa dan alamat yang ditujuuntuk
dikirim kealamat tersebut.
Untuk memperjelas alur pengurusan surat keluar pada Kantor
Dari pengamatan yang didapatkan bahwa terdapat beberapa kekurangan
yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
yakni mengenai pemberian keterangan dari sifat surat itu sendiri yang mana .
tidak memperhatikan mengenai pengelolaan surat tersebut penilaian surat, dan
semua surat dicatat berdasarkan tujuan surat tersebut. Penilaian sifat yang
dimaksudkan disini adalah tidak adanya perbedaan yang diberikan antara surat
penting, surat biasa dan surat rahasia.
Berikut data yang diperoleh dari jumlah pengurusan surat masuk dan surat
keluar pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dari 2
tahun terakhir dari tahun 2013 - 2014 .
Tabel 1. Data surat masuk dan surat pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
Tahun Surat Masuk Surat Keluar
2013 205 103
2014 250 120
(Sumber : Data primer Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar)
Penomoran dan pembuatan Kartu kendali/ register
Pengesahan surat
( Paraf dan Tanda
Tangan)
Pengiriman Surat
c
Surat keluar
54
3. Penyimpanan Arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar
Dalam pekerjaan menyimpan arsip tidak hanya menyimpan saja, tetapi
menyangkut penempatan dan penemuan kembali. Penyimpanan arsip dikatakan
baik apabila pada waktu diperlukan dapat diketemukan dengan mudah, cepat dan
tepat. Dalam pelaksanaan kegiatan kantor yang semakin maju dan berkembang,
maka semakin banyak pula data-data, berkas maupun arsip yang terkumpul dan
disimpan karena masih mempunyai nilai guna. Sehingga perlu penyimpanan
secara sistematis.
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Staf Seksi Kearsipan yang
mengungkapkan bahwa :
“arsip tersusun secara sistematis dan ketika dibutuhkan dapat dengan
mudah dan cepat di temukan maka untuk urusan penyimpanan arsip,
dokumen, berkas dan lain sebagainya di urus oleh bagian umum (tata
usaha) sehingga lebih mudah untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan”.(Wawancara RD 8 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara dapat saya tarik kesimpulan bahwa sistem
kearsipan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar lebih
menekankan asas desentralisasi, dimana setiap sub bagian benar-benar
pengontrolan tugas masing-masing, sehingga masing-masing sub bagian
bartanggung jawab terhadap arsipnya sendiri serta dalam penyimpanan arsip
tersusun secara sistematis atau secara abjad agar arsip tersebut mudah ditemukan.
Tahapan penyimpanan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar sebagai berikut :
55
a. Pemeriksaan, meneliti tanda pada lembar disposisi apakah surat tersebut
sudah boleh untuk disimpan
b. Mengindeks, indeks/ kode surat dibuat sesuai sistem penyimpanan arsip
yang dipergunakan dan dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan
penemuan kembali surat.
c. Memisahkan surat sesuai dengan bagian (sortir), surat atau arsip yang telah
diindeks maka harus dikelompokkan atau diklarifikasikan yang tidak
mempunyai sangkutpaut dalam pokok masalah (subjek) maka dipisahkan
d. Menyimpan, setelah surat atau arsip tersebut dikelompokkan maka untuk
selanjutnya dilakukan penyimpanan dengan meletakkan arsip atau surat
tersebut pada tempat penyimpanan kemudian dimaskukan dalam lemari
arsip
Adapun langkah-langkah tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut
:
Terkait masalah penyimpan arsip juga terdapat kendala yang di temui di
lapangan yakni posisi ruang penyimpanan arsip masih menyatu dengan ruang
kerja, sehinga dari segi kenyamanan dan keamanan masih jurang terjaga..
Sementara itu, hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kearsipan di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar berpendapat bahwa:
“untuk penataan arsip sebenarnya telah kami sadari lebih awal bahwa
masih perlu dibenahi mengingat dari segi keamanan dan kerahasiaan
harus di jaga namun kurangnya tenaga aspirasi dan belum adanya
Pemeriksaan Mengindeks Surat
Menyortir Menyimpan
Surat
56
pelatihan pengelolaan arsip menjadi kendala pada kantor Perpustakaan dan
Arsip daerah”.(Wawancara HN 9 Oktober 2014)
Kemudian senada wawancara dengan Staf Seksi Kearsipan di Kantor
Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar mengungkapkan bahwa :
“sistem pengelolaan arsip yang ada di kantor ini belum berjalan dengan
baik dan masih memerlukan perbaikan serta pembenahan sarana peralatan
sehingga semua asrip dapat tersimpan dengan rapi dan baik”. (Wawancara
AF 13 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut kesimpulan bahwa, kegiatan
untuk sistem penyimpanan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar masih perlu dilakuan perbaikan dan pembenahan agar arsip
yang ada tetap terjaga keberadaannya. Pembenahan dalam hal peningkatan
peralatan yang ada maupun mengenai penempatan lokasi penyimpanan arsip
itu sendiri. Jauh dari itu yang paling mendasar yang perlu di tingkatkan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar adalah tenaga
aspirasi yang handal sehingga proses kerja menjadi lancar.
Berikut ini adalah data jumlah peralatan penyimpanan yang digunakan
dan diperlukan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar :
57
Tabel 2. Data jumlah peralatan penyimpanan arsip
Jenis penyimpanan Tersedia/ada Kebutuhan
Filing Cabinet 3 buah 3 buah
Lemari Arsip 3 buah 3 buah
Rak Buku 5 buah 3 buah
Ordner ( Map
Karton)
46 buah 3 buah
(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar)
4. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip
Pada Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar sendiri
proses peminjaman arsip untuk tiap-tiap bagian masih dilakukan dengan cara
yang sederhana dan dengan di sertai dengan adanya bukti pinjaman.
Berikut ini hasil wawancara dengan Staf Seksi Perpustakaan
mengungkapkan bahwa :
“ketika ada orang ataupun instansi yang hendak meminjam arsip ada di
kantor, maka sebelum membawa arsip tersebut, maka terlebih dahulu
harus melapor kepada kami dan mengisi formulir bukti pinjamana arsip.
Namun terkadang kelalaian dari staf kami jika ada yang telah
mengembalikan arsip mereka menaruhnya saja dan tidak mengaturnya
sesuai dengan kondisi awal”. (Wawancara MA 14 Oktober 2014).
Proses peminjaman arsip pada Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum masih belum sempurna. Hal ini karena,di
temui di lapangan bahwa dalam formulir peminjaman tidak di cantumkan
waktu pengembalian serta sanksi ketika terlambat mengembalikan, sehingga
58
tidak jarang dari peeminjam yang lama bahkan lupa untuk mengembalikan
arsip yang telah di pinjamnya. Maka sebaiknya perlu diatur prosedur dan tata
cara peminjaman yang baik sehingga memudahkan para pengelola untuk
melakukan pengawasan terhadap keberadaan arsip-arsip yang ada di kantor
Penemuan kembali arsip diawali dengan adanya permintaan dari
pengguna. Sehingga antara peminjaman dan penemuan kembali arsip
merupakan suatu hal yang berkaitan. Penemuan kembali secara cepat dan
tepat terhadap arsip-arsip apabila sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik
oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan maupun oleh organisasi lainnya.
Keberhasilan penyimpanan suatu berkas sangat berkaitan dengan
penemuan kembali arsipnya. Hal ini karena apabila penemuan kembali arsip
sulit dan memakan waktu yang cukup lama,maka bagian/unit lain dalam
organisasi dapat menilai bahwa sistem penataan berkas tidak baik sehingga
tidak dapat membantu kelancaran proses administrasi.
5. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar
Penyusutan arsip yang telah mencapai arsip inaktif adalah merupakan
bagian dari pengelolaan arsip aktif. Adapun kegiatan penyusutan yang
dimaksudkan disini adalah untuk mengurangi arsip yang tercipta dengan jalan
arsip yang tidak bernilai guna, serta memindahkan arsip yang telah masa inaktif
ke pusat arsip atau ke file inaktif. Dengan demikian dalam penyusutan arsip ini
terkandung pula kegiatan penilaian untuk menetapkan arsip mana yang dapat
dimusnahkan dan yang layak dipindahkan.
59
Kelancaran proses penyusutan arsip sangat bergantung dari ketertiban tata
kearsipan dinamis secara menyeluruh. Dalam artian bahwa masing-masing sub
sistem dalam tata kearsipan khususnya Penyimpanan berkas dan penyusustan
arsip telah berjalan secara tertib dan teratur. Arsip harus sudah terorganisir
secara logis dan sistematis sesuai dengan masing-masing jenis dan tipe arsip.
Dipihak lain masing-masing jenis berkas telah ditetapkan jangka simpannya,
yang dituangkan dalam jadwal retensi arsip
Untuk mengetahui penyusutan dan pemusnahan arsip pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar, berdasarkan wawancara
dengan dengan Staf Bagian tata Usaha mengatakan Bahwa :
“untuk kegiatan penyusutan dilakukan dengan melakukan pemisahan arsip
telah berumur kurang lebih lima tahun keatas akan dimusnahkan dengan
cara dibakar lalu kemudian jika ada arsip inaktif, arsip tersebut kemudian
dimasukkan kedalam kardus dan digudangkan akan tetapi dalam
kenyataannya masih ada pegawai yang tidak mengerti dan tidak
melakukan pemisahan tersebut”. (Wawancara AR 15 Oktober 2014)
Dari hasil wawancara tersebut diatas dan dari observasi dapat dilihat
bahwa penyusutan arsip pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar belum berjalan dengan baik. Ini dapat dilihat dari tidak
adanya pemahaman yang mendalam mengenai prosedur dalam hal penyusutan
arsip itu sendiri. Kemudian pemusnahan arsip pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar dilakukan dengan cara dibakar untuk arsip
yang telah berumur lebih dari lima tahun keatas.
6. Pengamanan dan Pemeliharaan Arsip
Pengamanan dan pemeliharaan arsip pada Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar masih dilakukan dengan cara sederhana yaitu
60
dengan cara membersihkan tempat penyimpanan arsip dengan menggunakan
kemoceng dan lap kering setelah itu diberikan kapur barus sela-sela tempat
penyimpanan arsip. Begitu pula keaman masih sangat sederhana baik dari segi
informasinya maupun dari segi fisiknya
Berdasarkan wawancara dengan Staf Seksi Perpustakaan mengatakan bahwa:
“di kantor ini untuk pengamanan arsip dilakukan secara sederhana
dengan memasukan ke dalam lemari arsip dan hanya menggunakan kunci
slot namun terkadang di biarkan saja bertumpuk di atas meja pegawai.
Begitu juga pemeliharaan biasanya dilakukan pembersihan 1 (satu) kali
dalam seminggu yakin hari Jumat itupun dengan seadanya saja dengan
kemoceng ataupun lap kering”. (Wawancara BS 16 Oktober 2014)
Berdasrkan hasil wawancara tersebut kesimpulan bahwa kegiatan
pengamanan dan pemeliharaan arsip di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar Arsip masih perlu dilakukan perbaikan agar arsip yang ada
dapat terjaga kualitas dan informalitas( kerahasianya).
C. Faktor-Faktor Dihadapi dalam Kegiatan Kearsipan pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Berdasarkan pengamatan langsung pada kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar diperoleh kendala-kendala yang dihadapi dalam
kegiatan pengelolaan kearsipan antara lain :
a) Faktor Kempemimpinan
Unit Kearsipan dan Lembaga Kearsipan Unit kearsipan pada pencipta
arsip dan lembaga kearsipan hendaknya dipimpin oleh sumber daya manusia yang
profesional dan memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan formal
dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan. Kompetensi pimpinan unit dan
lembaga kearsipan meliputi : Kompetensi teknis, Manusiawi dan Konseptual.
61
Kompetensi Teknis
Yaitu pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil yang telah
disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif
baru.
Kompetensi Konseptual
Yaitu kemampuan melihat gambar besar (imajinatif) untuk menguji
berbagai pengadaan dan mengubah perspektif.
Kompetensi Manusiawi
Yaitu kemampuan yang diperlukan guna berinteraksi efektif dengan
orang lain, termasuk kemampuan mendengarkan, berkomunikasi, dan
menciptakan kesepakatan dan beroperasi secara efektif dalam sistem.
Berikut ini hasil wawancara dengan Staf Seksi Kearsipan mengatakan bahwa:
“kurangnya dukungan pimpinan akan pelaksanaan kearsipan yang ada di
kantor ini, membuat pelaksanaan kegiatan pengelolaan kearsipan kurang
termotivasi dalam kegiatan pengelolaan arsip yang ada di kantor kami”.
(Wawancara HW 20 Oktober 2014).
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin sangat
dibutuhkan dalam suatu instansi agar dapat mengatur atau memberi arahan
kepada staf atau bawahannya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu pimpinanlah yang merupakan kunci dari keberhasilan suatu
instansi dan dibantu oleh para staf/pegawai.
b) Faktor Kompetensi aspirasi Sumber Daya Manusia
Kompetensi atau profesionalitas arsiparis dan sumber daya manusia
lainnya yang melaksanakan tugas kearsipan meliputi kemampuan pengetahuan
kearsipan, manajemen dan organisasi; kemampuan ketrampilan atau teknis
62
pelaksanaan tugas-tugas dan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat kearsipan;
pengalaman kerja di bidang kearsipan; kemampuan bersikap kerja yang baik
seperti disiplin, cekatan, jujur, bersih, dan rapi. Kompetensi seperti itu sangat
dibutuhkan dalam penyelenggaraan kearsipan, karena dengan kemampuan
tersebut pegawai dapat bekerja dengan baik dan dengan demikian
penyelenggaraan kearsipan dapat efektif mencapai tujuannya. Oleh karena itu
penting pula bagi setiap organisasi untuk melakukan pengembangan dan
pembinaan sumber daya manusia sehingga semakin memiliki kompetensi dan
profesionalitas di bidang kearsipan.
Masalah sumber daya manusia adalah masalah pokok yang terjadi dalam
kegiatan kearsipan karena merupakan faktor yang menentukan dalam perencanaan
tujuan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat bergantung pada
petugas yang menangani arsip sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya.
Hal ini menyebabkan sumber daya manusia sering disebut faktor sentral dalam
kegiatan kearsipan. Tanpa sumber daya manusia tidak ada organisasi, dan tanpa
organisasi tidak akan ada pula administrasi.
Menurut hasil wawancara yang dilakukakan dengan Kepala kantor
Perpustakaan dan arsip daerah mengatakan bahwa :
“terus terang kendala utama kami yakni dari sisi ketersediaan Sumber
Daya Aparatur . Disini pada umunya pegawai masih kurang pemahaman
mereka tentang kearsipan, mungkin karena kurangnya pengalaman dan
pelatihan yang ada saat ini disamping dukungan dan perhatian dari
Pemerintah masih sangat minim”. (Wawancara JM 22 Oktober 2014)
Guna memperoleh data yang akurat, maka disamping melakukan
wawancara dengan para informan, juga melakukan pengamanatan langsung di
63
lokasi dan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Takalar belum ada tenaga aspirasi yang handal yang memiliki
pengetahuan tentang kearsipan dari tahap pembuatan hingga pemusnahan arsip
agar proses kerja menjadi lancar. Kegiatan kearsipan hanya dilakukan oleh
pegawai dengan pengetahuan terbatas dan berdampak pada tata kelola kearsipan,
sehingga dalam pelaksanaannya kegiatan sistem pengelolaan kearsipan pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar dilakukan dengan cara
sederhana.
c) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana kearsipan merupakan unsur penunjang dalam
melakukan pengelolaan arsip yang tidak kalah pentingnya dengan unsur sumber
daya manusia (SDM). Keberadaan prasarana, ketersediaan sarana dan fasilitas
pendukung kearsipan adalah vital. Pengelolaan arsip yang baik dan benar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka tujuan suatu instansi/organisasi akan dapat
tercapai dengan baik pula Tanpa adanya sarana dan prasarana kearsipan maka
pengelolaan arsip tidak akan dapat berjalan dengan baik. Begitu pula akan
penyediaan ruangan khusus dan lemari arsip untuk penyimpanan arsip sangat
diperlukan, sehingga kegiatan pemindahan arsip aktif yang telah menjadi arsip
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Kearsipan mengatakan bahwa:
“sarana dan prasarana yang ada di kantor ini sudah memadai dan kembali
ke pada masing-masing pegawai itu sendiri meskipun sudah ada tapi
terkadang mereka malas untuk menyimpan arsip sehingga terkadang arsip
berserakan dan ketika di butuhkan sangat sulit untuk di temukan”.
(Wawancara HN 3November 2014)
64
Dari pengamatan langsung dilapangan yang dilakukan oleh penulis pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar di temukan bahwa
sarana dan prsarana memadai namun tingkat kesadaran dan kepedulian dari
pegawai yang ada masih rendah sehingga masih banyaknya berkas di biarkan
begitu saja dan diletakkan di lantai, menumpuk di atas meja dan di atas lemari rak
penyimpanan arsip, sehingga ruangan terlihat sesak dan tidak nyaman. Tentunya
hal ini akan membawa dampak negatif, diantaranya akan mengurangi motivasi
pegawai dalam bekerja dan juga nantinya akan menyulitkan proses pencaraian dan
penemuan kembali arsip yang dibutuhkan.
Maka berdasarkan hasil obeservasi , maka dapat menyimpulkan bahwa sarana
dan prsarana memadai dan masih kurangnya kepedulian dan kesadaran para
pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Takalar terhadap
peran dan pentingnya arsip dalam menunjang kegiatan administrasi khususnya
menyangkut kegiatan kearsipan menyebabkan pengelolaan keasripan pada kantor
tersebut belum berjalan secara optimal.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang sistem
pengelolaan kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sistem Pengelolaan kearsipan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Takalar secara umum menggunakan sistem desentralisasi
walaupun dalam proses pengurusan surat menggunakan sistem kombinasi
yakni perpaduan antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. walaupun
masih sangat sederhana, juga masih menerapkan sistem kearsipan pola
lama.
2. Beberapa Faktor penunjang pengelolaan arsip di Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar yakni telah ditunjang dengan teknologi
informasi dan fasilitas yang telah memadai sedangkan faktor penghambat
pengelolaan kearsipan di Kantor Perpuskataan dan Arsip Daerah Kabupaten
Takalar yakni motivasi kepemimpimpin, dan rendahnya Kompetensi
Arsiparis dan Sumber Daya Manusia meliputi kemampuan pengetahuan
kearsipan, manajemen dan organisasi, kemampuan keterampilan atau teknis
pelaksanaan tugas-tugas dan penggunaan bahan-bahan kearsipan, serta
rendahnya kesadaran dan kepedulian mengenai kearsipan dari pegawai yang
ada sehingga memberikan pengaruh dalam penyelenggraan pengelolaan
kearsipan.
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan maka yang menjadi saran
kami sebagai penulis sebagai berikut:
1. Kompetensi aspirasi dalam pengelolaan arsip perlu di tingkatkan melalui
penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan pelatihan
kearsipan.
2. Diharapkan pemerintah mampu melihat profesionalisme dan SDM Sumber
Daya Manusia yang mampu mengurus arsip serta kondisi sarana dan
prasarana yang harus diperhatikan dan dipenuhi agar pengelolaan arsip
dapat efektif dan efisien.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Hadi. 1991. Pola Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali. Jakarta : Djambatan
Afifuddin & Saebeni, Beni Ahmad. 2009. Metode Penelitian Kulaitatif. Bandung : CV.
Pustaka Setia.
Ahmmad Rajab Saputra,2014,Tata Kelola Kearsipan di Kantor Badan Perpustakan dan
Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Amsyah, Zulkifli. 1996. Manajemen Kearsipan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Atmosudirdjo, Prajudi. 1996. Dasar - Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Barthos, Basir. 2009. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Basuki, Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Bursa Saharuddin,2013,Transparansi Pengadaan Bahan Pustaka di Kantor Perpustakan dan
Arsip Daerah Kabupaten Takalar
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Manajemen Perkantoran. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Liberty.
Hadari, Nawawi. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajahmada
University Press.
Haryadi, Hendi. 2009. Administrasi Perkantoran Untuk Manajer & Staf. Jakarta : Visimedia.
Moekijat. 2008. Administrasi Perkiantoran. Bandung : CV. Mandar Maju.
Satori, Djam’an. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sedarmayanti. 2008. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Soetrisno & Renaldi, Brisma. 2006. Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. 77
Yatimah, Durotul. 2009. Kesekretariatan Modern Dan Administrasi Perkantoran. Bandung :
CV. Pustaka Setia.
68
Dokumen-Dokumen:
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok kearsipan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.
Lainnya :
Anonimous (http://Repository.Unhas.ac.id). Diakses pada Senin, 29 Desember 2014 pada
pukul 21.l05
Endranugari. 2013 .TatakelolaAdministrasidanManajemenKearsipan
(https://endrunagari.wordpress.com). Diakses pada Selasa, 11November 2014, pada pukul
16.22Wita.
DepiKurniani. 2013. Faktor – FaktorpenunjangKearsipan.
(http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads). Diakses pada Kamis, 27November 2014, pada
pukul 19.15Wita.
Maryudi, 2013. SkripsisistemKerasipanpadan BKBD Kab. Bone
(http://repository.unhas.ac.id) Diakses pada Sabtu, 06 Desember2014,adapukul 20.27 Wita
Melizubaidah Mahmud. 2012. PentingnyaManajemenArsip
(http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/231). ).Diakses pada Rabu, 19 Desember 2014,
pada pukul 21.05Wita.
Y. Suraja,. 2012. PengelolaanArsipDinamisdanStatis.
(http://yohannes-suraja.blogspot.com).Diakses pada Senin, 17 Desember 2014, pada pukul
19.27Wita.
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara kepada kepala seksi Kearsipan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar
Wawancara kepada Staf Seksi Kearsipan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Takalar
SARANA DAN PRASARAN PENYIMPANAN ARSIP
(FILING CABINET) (RAK BUKU)
(LEMARI ARSIP) (KOMPUTER)