pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga …repository.fisip-untirta.ac.id/614/1/2. pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI TENAGA KERJA LUAR NEGERI
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI
(Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah satu Syarat untuk Memproleh Gelar
Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
ASEP HIDAYAT
NIM. 6661092711
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2015
ABSTRAK
Asep Hidayat, NIM. 6661092711. Skripsi. Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap Efektivitas Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang). Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D dan Pembimbing II: Anis Fuad, S.Sos., M.Si
Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap Efektivitas Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri( Studi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap Efektivitas Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri(Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang). Teori yang digunakan yaitu teori Sistem Informasi Manajemen McLeod dan P.Schell dan teori efektivitas kerja Richard M.Steers dalam Tangkilisan. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif asosiatif, populasi dan sampel penelitian ini seluruh pegawai negeri sipil sebanyak 47 orang pegawai di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, karena peneliti menggunakan sampel jenuh dalam penelitiannya. Teknik pengumpulan dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara tidak terstruktur, metode observasi. Hasil perhitungan dapat diketahui variabel sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri memberikan kontribusi sebesar 63,68% terhadap efektivitas kerja sedangkan sisanya 36,32% ditentukan oleh faktor lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri berpengaruh terhadap efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri. Saran dari penelitian ini : (1) harus meningkatkan sistem informasi yang baik sehingga kualitas pelayanan baik. (2) harus meningkatkan relevansi, akurasi dan kelengkapan dalam sistem informasi SISKOTKLN. (3) dalam efektivitas harus ditingkatkan produktivitas, kemampuan adaptasi, kepuasan kerja serta kemampuan berlaba lebih baik lagi.
Kata Kunci : Penerapan, Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri, Efektivitas Kerja.
ABSTRACT
Asep Hidayat, NIM. 6661092711. Research Paper. Effect of Implementation of
Computerized System Against Foreign Workers In the Work Effectiveness of
Foreign Employment (Studies in the Department of Labor and Transmigration
Serang Regency). Advisor I: Leo Agustino, Ph.D., and Advisor II: Anis Fuad,
S. Sos., M.Si
The focus of this research is the Effect of Implementation of Computerized System Against Foreign Workers In the Work Effectiveness of Foreign Employment (Study of Manpower and Transmigration Serang Regency). Purpose of this study was to determine how big the Computerized System Implementation Effect of Foreign Labor Working In The Effectiveness of Foreign Employment (Studies in the Department of Labor and Transmigration Serang Regency). The theory used is the theory Management Information System McLeod and P.Schell and theory work effectiveness Richard M.Steers in Tangkilisan. The method used is quantitative associative method, the sample population and all civil servants as many as 47 employees within the Department of Labor and Transmigration Serang regency, because the researchers used a sample saturated in research. The technique of collecting is done by distributing questionnaires, interviews structures, methods of observation. Variable calculation results can be known computerized systems overseas labor contributed 63.68% to the effectiveness of the work while the remaining 36.32% is determined by other factors. So it can be concluded that the implementation of a computerized system of overseas labor affect the effectiveness of the employment. Advice from research: (1) must increase information system that is good quality service was good. (2) has to raise the relevance, accuracy and completeness in SISKOTKLN information system. (3) in effectiveness must be improved, ability of adaptation, productivity job satisfaction and the ability gained will be even better.
Keywords: Application, System Computerization Overseas Employment, Work Effectiveness.
Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan
bersama, sehingga mampu meningkatkan
rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan
(Mario Teguh)
Skripsi ini kupersembahkan:
Ayah dan Bunda, serta seluruh
keluarga.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
jalan bagi peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi
penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan
dalam memenuhi ujian sarjana program studi S-1 pada program Ilmu Studi
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Banten. Peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi
dengan judul” Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri Terhadap Efektivitas Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar
Negeri Di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu
pengetahuan yang peneliti miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat
membangun peneliti harapkan dengan senang hati, sehingga dapat bermanfaat
dan berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan
datang. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
pengarahan, serta kerendahan hati. Untuk ini peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Soleh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
i
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si sebagai Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom, sebagai Pembantu Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM, sebagai Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Rahmawati,S.Sos, M.Si, sebagai ketua program studi ilmu
Administrasi negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.Sos, M.Si, sebagai Sekretaris Program Studi
Ilmu Administrasi Negara.
8. Ibu Rini Handayani, S.Si, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Akademik
9. Bapak Leo Agustino, Ph.D sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan dukungan kepada saya dalam melaksanakan penelitian.
10. Bapak Anis Fuad, Sos, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan dukungan kepada saya dalam melaksanakan penelitian.
11. Seluruh Dosen pada Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah
banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama masa
perkuliahan.
ii
12. Seluruh Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu dalam hal akademik dan
administrasi.
13. H. Abdullah S.Sos. M.Si, sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang.
14. Iwan Suryadi. SE., M.Si., sebagai Kepala Sub Bagian Umum Dan
Kepagawain Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
15. Iwan Setiawan SE, M.Si sebagai Kepala Seksi Pendataan Dan Verfikasi
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
16. Drs. H Ramdhan Jumhana., M.Si, sebagai Sekretaris Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
17. R. Yeni Diah Pitaloka sebagai Staf Bagian Umum Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
18. Serta Seluruh Staf-Staf Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Serang.
19. Untuk Ibu dan Ayah saya tercinta yang selalu berada disamping saya dan
selalu memberikan dukungannya setiap saat dan serta doa’nya.
20. Untuk Sahabatku Amarullah Ramadhan, Tb. Nanang, Rohmat, Hilman,
Rosyfah, Iwan Hermawan, Yogi, Syandi Negara, Syaful Bahri, Azil,
Noel, Indri Sutopo, Randi, yang telah memberikan semangat, mengisi
hari-hari dengan penuh canda tawa dan selalu membuat saya rindu saat
masa perkuliahan.
iii
21. Untuk teman teman kelas F ANE 2009 yang telah memberikan dukungan
untuk saya, selalu kompak dalam setiap suasana.
Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Peneliti
ucapakan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga amal baik yang telah
yang diberikan kepada peneliti mendapat limpahan yang setimpal dari Allah
SWT dan senantiasa skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi semua pihak.
Akhirnya kata peneliti berharap agar skripsi ini dapat membawa kemaslahatan
bagi semua umat. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Serang Agustus 2015
Asep Hidayat
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL Halaman
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................12
1.3 Batasan Masalah..........................................................................................12
1.4 Rumusan masalah........................................................................................13
1.5 Tujuan Penelitian.........................................................................................13
1.6 Manfaat Penelitian.......................................................................................13
v
1.7 Sistematika Penulisan..................................................................................14
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori............................................................................................20
2.1.1 Pengertian Sistem...............................................................................20
2.1.2 Pengertian Informasi..........................................................................21
2.1.3 Pengertian Informasi Ketenagakerjaan..............................................23
2.1.4 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia...................................................24
2.1.5 Maksud Dan Tujuan Penempatan TKI...............................................30
2.1.6 Ruang Lingkup Penempatan TKI.......................................................30
2.1.7 Prinsip Penempatan TKI Oleh Pemerintah.........................................32
2.1.8 Pengertian Penempatan Tenaga Kerja................................................32
2.1.9 Penempatan Tenaga Kerja..................................................................34
2.1.10 Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Berdasarkan UU No. 39
Tahun 2004.........................................................................................34
2.1.11 Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri....36
2.1.12 Pengertian Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Ngeri..............37
2.1.13 Tujuan Dan Sasaran Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri.................................................................................................37
2.1.14 Ruang Lingkup Sistem Komputerissi Tenaga Kerja Luar Negei.......38
2.1.15 Instansi Dan Stakeholder Pelaksana Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri..........................................39
2.1.16 Mekanisme Pelayanan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri.................................................................................................40
vi
2.1.17 Dimensi Sistem Informasi..................................................................41
2.1.18 Pengertian Efektivitas Kerja...............................................................43
2.1.19 Pengukuran Efektivitas Kerja.............................................................47
2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................50
2.3 Kerangka Pemikiran....................................................................................52
2.4 Hipotesis pemikiran.....................................................................................55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian..............................................................57
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian................................................................57
3.3 Lokasi Penelitian.........................................................................................58
3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati...............................................58
3.4.1 Definisi Konsep...............................................................................58
3.4.2 Definisi Operasional........................................................................63
3.5 Intrumen Penelitian.....................................................................................66
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................69
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.........................................................70
3.8 Jadwal Penelitian.........................................................................................79
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian.........................................................................80
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang........................................80
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang..........................................................................84
vii
4.1.3 Populasi /Sampel Yang Ditentukan Dalam Penelitian DI Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.............................................................................................97
4.1.4 Susunan Kepegawain Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang...........................................................................98
4.1.5 Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri....................101
4.1.6 Mekanisme pelayanan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri...........................................................................................110
4.2 Deskripsi Data...........................................................................................115
4.3 Pengujian Syarat Statistik..........................................................................118
4.3.1 Uji Validitas..............................................................................118
4.3.2 Uji Reliabilitas..........................................................................122
4.3.3 Uji Normalitas Data Chi-Square...............................................123
4.3.4 Analisis Data.............................................................................124
4.4 Pengujian Hipotesis...................................................................................183
4.4.1 Uji Koefisien Korelasi Product Moment..................................181
4.4.2 Uji Determinasi.........................................................................182
4.4.3 Uji Regresi Linier Sederhana....................................................184
4.4.4 Uji Regresi Linier Sederhana Menggunakan Uji F..................185
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian.....................................................................186
4.6 Pembahasan...............................................................................................188.
viii
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................210
5.2 Saran..........................................................................................................214
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini, informasi menjadi sangat penting. Informasi
dengan mudah diperoleh dimana dan kapan saja. Adanya koneksi internet(dunia
maya) yang menggunakan teknologi informasi sangat membantu pengguna dalam
menemukan informasi yang diperlukan. Suatu masyarakat yang telah berkembang
menjadi masyarakat informasi membuat informasi sebagai sesuatu hal yang tidak
dapat ditinggalkan. Penggunaan sarana TI, dalam hal ini komputer, merupakan
alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Pada masyarakat informasi,
informasi merupakan aset dan sumber daya yang sangat membantu dalam
kelangsungan kehidupan bermasyarakat serta berorganisasi.(Suwarno 2010:61)
Dalam menunjang penyelesaian pekerjaan inilah peran teknologi
komputer sangat penting diterapkan sebagai pendukung dalam pengelolaan
informasi yang cepat, efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi informasi secara
optimal juga merupakan komponen utama system informasi organisasi yaitu
untuk mengolahan data informasi pada organisasi terkait.
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen baik pada tingkat operasional maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para 1
2
manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat
memperoleh informasi yang paling akurat dan efisien yang digunakannya dalam
proses pengambilan keputusan.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khusunya informasi
telah membawa setiap orang mampu melaksanakan berbagai aktivitas dengan
lebih mudah, akurat, berkualitas dan tepat waktu dalam penggunaan internet dan
sistem informasi. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan
teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitas secara efisien dan
elektronik. Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan dari unsur variabel yang teroganisir saling berkaitan, saling
tergantung satu sama lain.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan”(Sutabri,2005:41-42). Sistem informasi dalam suatu organisasi
merupakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua
tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan,
mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang
digunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Penerapan sistem
informasi telah membuat semua pihak dapat mengetahui berbagai informasi juga
3
merupakan penunjang utama dalam pengembilan keputusan di dalam organisasi.
Dengan lajunya gerak pembangunan yang semakin pesat, organisasi publik
diharapkan mampu menguasai teknologi informasi dan sistem informasi sehingga
dafat menunjang efektivitas, efesien dan produktivitas. Dengan ini penerapan
sistem informasi dapat memberikan gambaran informasi dan data yang diolah dan
diterima dalam pengolahan data-data yang menjadi suatu informasi kebutuhan
organisasi tersebut. Penerapan sistem informasi ketenagakerjaan di dalam suatu
organisasi bertujuan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan,
terutama bagi pengguna informasi dari berbagai tingkatan organiasi, tanpa adanya
organisasi yang tepat dan akurat maka pekerjaan dalam suatu organisasi pada
konsumen. Sistem informasi memiliki tujuan untuk membantu suatu organisasi
dalam mengatur kelancaran informasi yang diperoleh. Dengan adanya sistem
informasi ini diharapkan dapat membantu setiap orang yang membutuhkan
penngambilan keputusan secara tepat dan akurat.
Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data
yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai
arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.( Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan Dan Penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja
pasal 1).
4
Sistem informasi ketenagakerjaan (SIK) adalah kesatuan komponen yang
terdiri dari atas lembaga, sumberdaya manusia, perangkat keras, piranti lunak,
subtansi data dan informasi, yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme
kerja untuk mengelola data dan informasi ketenagakerjaan.( Peratutan Pemerintah
Republik Indonesia No 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan Dan penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga kerja
pasal 1).
Perencanaan Tenaga Kerja yang selajutnya disingkat PTK adalah
penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan
acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.( Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan Dan Penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja
Pasal 1).
Pengelolaan informasi ketenagakerjaan meliputi kegiatan pengumpulan,
pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi
ketenaga kerjaan secara akurat, lengkap dan berkesinambungan. Sistem informasi
merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Telah
diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di
dalam pengambilan keputusan.
5
Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN)
merupakan satu kesatuan dengan Sistem Informasi Ketenagakerjaan yaitu dalam
pelayanan penempatan tenaga kerja Indonesia yang berbasis teknologi informasi
melalui sistem komputerisasi dengan tujuan untuk meminimalisir permaslahan
TKI yang sering terjadi. Setiap instansi atau lembaga yang terkait dengan
pelayanan penempatan TKI dalam memberikan pelayanan harus menggunakan
sistem komputerisasi tenaga luar negari (SISKOTKLN) sesuai dengan tatacara
sebagaiman diatur dalam lampiran peraturan kepala BNP2TKI ini. Sementara itu
penyediaan tenaga kerja dalam negeri masih pengembangan, mencari pekerjaan di
luar negeri merupakan suatu alternatif yang tidak saja menguntungkan bagi
pekerja, namun bagi pemerintah RI karena mengasilkan devisa yang cukup besar,
hanya saja mekanisme penempatannya masih memerlukan banyak
penyempurnaan, karena dengan berbagai cara tenaga kerja Indonesia (TKI) dapat
lolos memproleh pekerjaan di luar negeri seacara illegal/gelap/tidak melalui jalur
resmi, sembunyi-sembunyi dan tanpa dokumen sehingga mereka berada dalam
posisi rentang karena melanggar peraturan kemigrasian setempat.
Oleh karena itu pemerintah RI berkomitmen untuk membantu
memberikan pelayanan dalam rangka penempatan dan perlindungan yang layak,
cepat, murah dan efisien, kepada warga negaranya yang berkerja di luar negeri
berbasis teknologi informasi yang terpadu melalui Sistem Komputerisasi Tenaga
Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) yang melibatkan stakeholder dan instansi
terkait. Tujuan pedoman Pelaksanaan SISKOTKLN adalah memberikan panduan
kepada pemangku kepentingan ( stakeholder ) agar dapat memberikan pelayanan
6
penempatan TKI secara layak, cepat, murah, dan efisien, melalui SISKOTKLN.
Dan sasaran Pelaksanaan SISKOTKLN yaitu:
1. Tersedianya pelayanan Penempatan TKI secara layak, cepat, murah, dan
efisien sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku berbasis
teknologi informasi.
2. Tersedia pelayanan penerbitan KTKLN secara online di BP3TKI/UPT -
P3TKI/LP3TKI/P4TKI seluruh Indonesia.
3. Tersedianya database penempatan TKI yang berkerja di luar negeri yang
dapat diakes dimana saja secara oline dan real time, sehingga perlindungan
diberikan kepada TKI dapat lebih optimal.
Sedangkan Ruang Lingkup SISKOTKLN yaitu:
1. Kegiatan proses pelayanan penempatan TKI melalui SISKOTKLN yang
dilakukan oleh instansi pemerintah dan stakeholder terkait.
2. Calon TKI perseorangran/mandiri yang akan berkerja ke luar negeri yang
memiliki perjanjian kerja dan perusaan berbadan hukum di luar negeri.
Persyaratan Minimal Sarana dan Prasarana Pendukung SISKOTKLN
Sarana dan prasarana pendukung yang harus dimiliki oleh setiap instansi dan
stakeholder terkait untuk melakukan koneksi dan akses SISKOTKLN yang
meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi data/internet dan
sumber daya manusia.
7
Sumber daya manusia sebagai penggerak dalam pengelola dan penyajikan
data dan informasi ketenagakerjaan baik di tempat sumber data dan pengguna
harus mempunyai kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pengelola,
menyajikan sistem informasi ketenagakerjaan. Pengelola dan penyaji harus
mengetahui data dan informasi ketenagakerjaan baik jenis maupun karakteristik
nya, karena sangat berkaitan dengan memenuhi kebutuhan para pengguna data
dan informasi ketenagakerjaan.
Selain pengetahuan akan data dan informasi ketenagakerjaan, seharusnya
pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan mengetahui dan
memahami memaplikasikan teknologi informasi untuk memproses data dan isitem
informasi ketenagakerjaan dan penyaji harus kreatif dan inovatif dalam rangka,
mendatabasekan, mengelola dan menyajikan serta menyebarluaskan data dan
informasi ketenagakerjaan. Apabila pengelola dan penyaji data dan sistem
informasi ketenagakerjaan tidak mengetahui pengetahuan, keahlian dan
keterampilan mustahil data dan sistem nformasi dapat tersedia secara akurat dan
kesinambungan.
Dengan demikian sumber daya manusia yang mengelola dan menyajikan
data dan informasi ketenagakerjaan merupakan prioritas yang harus dipersiapkan
dalam sistem informasi ketenagakerjaan dengan kata lain tanpa ada sumber daya
manusia yang profesional, maka sistem informasi ketenagakerjaan tersebut tidak
akan dapat berjalan dengan baik.
8
Merumuskan wewenang dan tanggung jawab dalam sistem informasi
ketenegakerjaan harus dicapai dengan pegawai oleh standar atau tolak ukur yang
di tetapkan dan disepakati. Pegawai sama-sama dapat menetapkan sarana kerja
dan dan standar efektivitas kerja harus dicapai serta menilai dan menelaah hasil -
hasil yang telah diperolehnya.
Peningkatan efektivitas kerja pegawai secara personal atau perorangan
akan mendorong efektivitas kerja sumber daya manusia secara efisien dan
keseluruhan dengan dukungan sumber daya manusia seperti memberikan
peralatan, memadai sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang
ingin dicapai dalam suatu organisasi, pegawai harus mempunyai faktor subyektif
yaitu harus beropini seperti menyerupai sikap, kepribadian, penyesuaian diri,
sedangkan faktor objektifnya memfokuskan fakta menjadi nyata dan hasilnya
dapat diukur secara kuantitas dan kualita. Dengan pertimbangan seperti itu maka
faktor-faktor tersebut bisa menilai efektivitas kerjanya dengan mengukur
efektivitas kerja pegawai mengevaluasi perilaku yang mencerminka keberhasilan
pelaksanaan kerja dalam suatu organisasi. Penilaian efektivitas kerja secara
objektif akan memberikan feedback yang baik pula terhadap perubahan prilaku ke
arah peningkatan efektivitas kerja peagawai yang di harapakan.
Namun apa yang terjadi di lapangan beberapa masalah terkait dengan
penerapan sistem informasi ketenagakerjaan. Masalah yang muncul di kantor
dinas tenaga kerja dan tranmigrasi Kabupaten Serang adalah terkait dengan
sumber daya manusia yang belum menguasai bidang dasar komputer, jaringan
komputer dan internet serta kurang kedisiplinan para pegawainya dan sarana
9
prasarana pelaksanaan pekerjaan pegawai dalam sistem informasi yang telah
diterapkan. Sumber daya manusia merupakan yang paling penting dalam
pengolahan dan penyajian sistem informasi di sebuah organisasi.
Berdasarkan pengamatan peneliti ditemukan beberapa permasalahan di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang diantaranya : Pertama
Kurangnya Sumber Daya Manusia yang berkompetensi dalam pengelola
sistem informasi ketenagakerjaan yang menyebabkan hal tersebut terjadi karena
pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tidak
memilki pelatihan-pelatihan yang khsusus dalam bidang teknologi dan informasi
sehingga sumber daya manusia menjadi kendala dalam melakukan setiap
pekerjaan. Sebelum menempatkan pegawai dalam mengelola sistem informasi di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak memperhatikan terlebih dahulu
jenjang tingkat pendidikan pegawai-pegawainya sehingga di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang kurang memiliki pegawai yang
berkompetensi. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam
setiap pekerjaan karena tanpa sumber daya manusia yang berkompeten atau yang
ahli dalam bekerja, hasil pekerjaan akan baik dan dalam prosesnya pun tidak
ditemui kesulitan yang banyak. Sumber daya manusia adalah pegawai yang
diberikan tugas dan tanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan
sistem informasi ketenagakerjaan. (Peraturan Menteri Tenaga kerja dan
Transmigrasi Tentang Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi
Ketenagakerjaan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1, Nomor PER.19/MEN/IX2009)
10
Kedua Kurangnya kedisiplinan pegawai dan keaktifan pegawai dalam
memanfaatkan kemudahan sistem informasi manajemen di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang kedisiplinan pegawai dan keaktifan
pegawainya masih kurang dalam memanfaatkan sistem informasi manajemen
dengan baik, mereka (pegawai) tidak memperhatikan bagaimana dalam mengelola
sistem informasi manajemen dengan yang seharusnya dilakukan akan tetapi
cenderung mengelola asal-asalan atau tidak sesuai prosedur bagaimana mengelola
sistem informasi manajemen dengan baik. Hal ini peneliti langsung lihat di ruang
kerja pegawai Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dimana
pegawainya melanggar beberapa ketentuan-ketentuan yang seharusnya tidak
dilakukan disana seperti, bermain game pada saat jam kerja, online dan
sebagainya. Adapun pegawai yang masih belum mengerti bagaimana mengelola
sistem informasi manajemen dengan baik sehingga mereka bertanya kepada
rekannya pada saat bekerja, tentu saja ini menjadi perhatian yang serius karena
seharusnya pegawai yang sudah ditempatkan disana haruslah yang sudah mengerti
banyak tentang sistem informasi manajemen. Wawancara menurut bapak
Ramdhan selaku Sekretaris umum di disnakertrans mengenai kedisplinan
pengawasan yang masuk dalam absensi dan kehadiran mencapai 95% - 5% tugas
– tugas luar dan izin termasuk cuti, mengenai sanksi seperti peneguran secara
lisan, pemecatan paling berat. ( Bapak Drs. Ramdhan Jumhana. M.Si, Sekretaris
Disnakertrans, Kediplinan, Serang, 20 Februari 2014.)
Ketiga Minimnya sarana dan prasarana dalam pengolahan dan penyajian
sistem informasi ketenagakerjaan sarana dan prasarana menjadi hal yang dapat
11
menunjang setiap pekerjaan yang ada di kantor, dan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang ditemukan beberapa yang masih kurang dan itu
tentunya menjadi masalah dalam mengelola dan menyajikan sistem informasi
ketenagakerjaan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
Akibat dari minimnya sarana dan prasrana dalam mengelola serta menyajikan
sistem informasi ketenagakerjaan, maka akan menghambat dan menimbulkan
masalah-masalah serta merugikan masyarakat atau pihak yang mendapatkan
pelayanan. Hasil Wawancara Bapak Ramdhan Jumhana.M.Si, selaku Sekretaris
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, sarana dan prasarana di
disnakertran Kabupaten Serang penempatan ruang kerja masih kurang dan sempit
sehingga alat-alat penunjang masih kurang, (Bapak Drs. Ramdhan Jumhana. M.Si
tanggal 20 Februari 2014 Serang, Ruang Kantor Sekretaris Dinas Tenaga Kerja
dan Tranmigrasi Kabupaten Serang).
Keempat Bahwa ada permasalahan yang masih terjadi di SISKOTKLN,
diantara masalah tersebut adalah jaringan internet yang penyebarannya masih
belum merata kabupaten serang, selain itu, jaringan internet untuk informasi
SISKOTKLN masih terhambat dan terbatas. Selain itu, belum optimalnya sarana
dan prasarana internet di berbagai tempat di kabupaten serang mengakibatkan
sulitnya mengambil data TKI dari berbagai daerah di kabupaten serang.
(Berdasarkan Hasil Wawancara Bapak Hari Di Bidang KTKLN Tanggal 17
September 2014 serang, Ruang Kantor BNP3TKI Kabupaten Serang )
12
Sangat pentingnya penerapan sistem informasi ketenagakerjaan, maka
penulis teratarik untuk mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan
judul” Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri Terhadap Efektivitas Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar negeri
di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang’’.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka pada latar belakang masalah diatas, dapat
dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya sumber daya manusia yang berkompetensi dalam
mengelola sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN).
2. Kurangnya kedisiplinan para pegawai dan keaktifan para pegawai
masih kurang untuk memanfaatkan kemudahan sistem informasi
manajemen.
3. Kurangnya Sarana dan prasarana dalam pengolahan dan penyajian
sistem Komputerisasi tenaga kerja luar negeri (SISKOTKLN).
4. Kurang optimalnya akses jaringan internet di kabupaten serang.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini meneliti mengenai Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga
Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Serang, dan Pengaruhnya terhadap efektivitas kerja dalam penempatan
tenaga kerja luar negeri.
13
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh penerapan sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Luar Negeri terhadap efektivitas kerja Dalam Penempatan Tenaga
Kerja Luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang”.
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa Besar Pengaruh
Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap Efektivitas
Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penilitian ini adalah:
1. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan karya ilmiah dibidang administrasi khususnya
Manajemen Sumber daya Manusia.
2. Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah
ataupun lembaga-lembaga lain yang membutuhkan serta menjadi acuan
dalam meningkatkan disiplin pegawai.
14
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang
menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu
masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk
uraian paparan,atau poin-poinnya saja.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang
muncul dari kaitan dengan variabel yang akan diteliti, identifikasi
masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah ini akan lebih mempersempit masalah yang akan
diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus
penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Perumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implikasi
secara tepat atau aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam
latar belakang masalah dan pembatasan masalah.
15
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan
yang sudah dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis
dari diadakannya penelitian ini.
1.7 Sistematika Penelitian
Menjelaskan isi dan per bab penulisan skripsi secara keseluruhan
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa didalamnya terdapat opini-
opini dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan
pendapat para ahli mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya
secara teratur dan rapih yang digunakan untuk merumuskan hipotesa.
Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita telah memiliki konsep
penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk
penyelidiksn, serta dapat menemukan hubungan antara variabel yang
diteliti. Hasil penelitin lainnya dari kajian teori adalah deidapatkan
kerangka konseptual menurut kita, yang didalamnya tergambar
konstruk dari variabel yang akan diukur, selain itu dari kajian teori
akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.
16
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah,
skripsi, tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang
digunakan minimal 2 jurnal.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,
mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan
dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud
penelitikerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan
yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang
diteliti. Bagan tesebut juga dengan nama paradigma atau model
penelitian.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas
permasalahan yang ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka
berfikir.rumusan hipotesis yang mendeskripsikan kaitan antar dua
variabel atau lebih.
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.2 Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan subtansi materi kajian
penelitian yang ada dilakukan.
3.3 Lokasi Peneltian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilakukan. Menjelaskan
tempat penelitian, serta alasan memilihannya.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi konseptual memberikan penjelasan konsep dari
variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti
berdasarkan kerangka teori yang digunakan.
3.4.2 Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau
variabel penelitian dalam rincia terukur (indicator varibel).
Variabel penelitian dilengkapi dengan table matrix variabel,
indikator, sub indikator, dan nomor pertanyaan sebagai
lampiran.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan
jenis alat pengumpulan data yang digunakan.
18
3.6 Populasi dan teknik sampling
Menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal penelitian,
penempatan besar sampel, dan teknik pengambilan sampel serta
realisasinya. Ide dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa
dengan mengambil bagian-bagian dari populasi, kesimpulan tentang
keseluruhan populasi dapat diperoleh.Teknik sampling yang ada
dilapangan atau objek penelitian.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Menjelaskan teknik analisis dan disertai rasionalisasinya.teknik
analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian
tersebut dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan objek penelitian meliputi lokasi penelitian, struktur
organisasi dan sampel/populasi yang telas ditentukan.
4.2 Deskripsi Data
Merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah
dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data.
19
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan
menggunakan uji statistik tertentu.
4.4 Pengujian Hipotesis
Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik
analisi data.
4.5 Intreprestasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran suatu keterangan-keterangan yang nyata
terhadap hasil pengujian.
4.6 Pembahasan
Pada sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci
terhadap hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara
singkat jelas dan mudah dipahami.
5.2 Saran
Menjelaskan mengenal tindaklanjut dari sumbangan penelitian
terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Deskripi teori digunakan untuk memperkuat uraian sebelumnya. Pada
bab ini, peneliti menggunakan teori untuk mendukung masalah dalam penelitian.
Penggunaan teori merupakan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya dan
waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan serta alat yang tepat untuk
memperingan pekerjaan.
Teori berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian.
Maka dari itu, pada bab ini peneliti menjelaskan teori yang berkaitan dengan
pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri terhadap
efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di dinas tenaga kerja
dan transmigrasi kabupaten serang yang diantaranya adalah pengertian sistem
informasi ketenagakerjaan dan efektivitas kerja.
2.1.1 Pengertian Sistem
Pendapat lain mengenai sistem adalah sebagaimana dikemukakan oleh
Sedarmayanti (2008 :18) sebagai berikut :
“Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari bagian dalam keadaan saling tergantung sama lain. Sebuah sistem terdiri dari bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai sasaran dan maksud tertentu. Sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur
20
21
yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan dan sasaran.”
Dapat disimpulkan bahwa sistem pada dasarnya menekankan pada adanya
hubungan di antara bagian atau komponen yang membentuk suatu keseluruhan
(kesatuan). Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan yang lain, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mecapai tujuan
tertentu. Jadi pada dasarnya sistem merupakan suatu kumpulan terorganisir yang
terdiri dari sub-sub, komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain dan
membentuk kesatuan secara keseluruhan.
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi sangat erat kaitannya dengan data, karena data merupakan
elemen atau bahan mentah informasi. Menurut Davis ( dalam Amsyah 2001 : 289)
dalam bukunya Management Information System, sistem adalah data yang sudah
diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir
yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat berjalan atau untuk prospek masa
depan. Definisi tersebut menekankan kenyataan bahwa data harus diproses
dengan cara-cara tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang
berguna bagi pemakai. Dengan demikian informasi adalah data yang telah diolah
mnjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang.
Mengenai data dan informasi, Menurut Siagian (1995 : 27) menyatakan
bahwa :
22
“ kiranya perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa ada perbedaan konseptional yang cukup prinsipil antara data dan informasi, perbedaan yang biasanya dibuat adalah dengan mengatakan bahwa data adalah bahan baku yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifanya menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusa
Sementara itu, menurut Sedarmayanti (2008 :20) informasi adalah data
yang dicatat, digolong-golongkan, disusun, dihubungkan/ditafsirkan dalam
kerangka tertentu untuk memberitahukan pengertian.
Dari pandangan di atas, maka manfaat informasi bagi sebuah organisasi
pada hakekatnya adalah membantu memebri penjelasan dari sesuatu
ketidakpastian atau untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, sehingga manusia
dapt membuat keputusan dengan kepastian yang lebih baik dan menguntungkan.
Semua memerlukan data dan informasi untuk menyelesaikan kegiatan pekerjaan
dan mengefektifkan organisasinya agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada dasarnya informasi merupakan bagian penting untuk mengambil
keputusan, sehingga kesalahan yang dilakukan manusia dapat dikurangi, bahkan
tidak perlu terjadi. Keuntungan dari pentingnya informasi diantaranya ialah
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, memangkas jalur birokrasi,
memperluas akses terhadap pihak lain, memudahkan pengawasan pada bawahan
serta dapat memberikan keputusan pasti (Sedarmayanti, 2008 :5).
Mengingat pentingnya informasi dalam suatu organisasi disebutkan
menurut Siagian (1995 : 14) bahwa :
23
“ Sesungguhnya pentingnya informasi bagi pimpinan organisasi bukanlah merupakan hal yang baru. Sejak adanya manusia yang hidup berorganisasi, sejak itulah informasi telah selalu diperlukan oleh pimpinan organisasi yang membantunya melakukan tugas-tugas selaku pimpinan organisasi. Yang baru adalah peningkatan kesadaran pentingnya informasi bagi pimpinan untuk pengambilan keputusan.”
Jadi, informasi merupakan hasil akhir dari suatu proses pengolahan data.
Agar informasi mempunyai nilai, maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu, dan persyaratan tersebut pada suatu organisasi dengan organisasi lainnya
tidak sama atau berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
suatu yang memiliki arti dan berguna bagi yang menerimanya.
Informasi akan mempunyai nilai atau arti apabila informasi tersebut dapat
dipercaya kebenarannya, tepat waktu, mampu menjabarkan keseluruhan
persoalan, dapat menambah pengetahuan bagi penerimanya , tepat sasaran, serta
berguna dalam proses penambilan keputusan.
2.1.3 Sistem Informasi ketenagakerjaan
Untuk menyediakan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan oleh
berbagai tingkatan manajemen tersebut, dibangunlah sistem informasi mengingat
ada tiga tingkatan manajemen dengan tujuan dan macam kebutuhan informasi
yang berbeda maka perlu dibangun tiga macam sistem informasi juga. Ketiga
macam sistem informasi tersebut ialah sebagai berikut :
24
1. Sistem Pemprosesan Transaksi
Sistem pemprosesan transaksi (Transaction processing system) adalah
sistem informasi yang kegiatan utamanya adalah pemrosesan transaksi.
Kegiatan utama system pemrosesan transaksi, sesuai namanya adalah
memproses transaksi-transaksi yang ada di organisasi
2. Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen (Management control system) adalah
system informasi untuk membantu manajemen tingkat menengah
melakukan pengendalian manajemen atas unit kerja-unit kerja yang ada di
bawah otoritasnya.
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Manajemen tingkat atas bertanggung jawab atas pencapaian visi dan misi
organisasi. Keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen tingkat
atas bersifat sangat strategis. Dampak kesalahan dalam pengambilan
keputusan akan terasa dalam waktu yang lama dan memengaruhi seluruh
organisasi. (Nugroho, 2008:64)
2.1.4 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) No. PER. 25/KA/XII/2013. Ini
yang dimaksud dengan:
25
1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan dengan
calon TKI adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
sebagai pencari kerja yang akan berkerja di luar negeri dan terdaftar di
instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan.
2. Tenaga Kerja Indonesia yang selautnya disebut dengan TKI adalah setiap
warga negara indonesia yang memenuhi syarat untuk berkerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan
menerima upah.
3. Tenaga Kerja Indonesia Penempatan oleh Pemerintah yang selutnya
disebut dengan TKI G to G dan G to P adalah setiap tenaga kerja
Indonesia yang ditempatkan oleh pemerintah cq. BNP2TKI untuk jangka
waktu tertentu dengan menerima upah atas dasar perjanjian secara tertulis
antara pemerintah RI dengan pemerintah Negara tujuan atau pemerintah
RI pengguna berbadan hukum di Negara penempatan.
4. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah kegiatan pelayanan
untuk mempertemukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan dengan pemberi kerja di luar negeri yang
meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan, dokumen,
pendidikan, dan petihan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan
sampai Negara tujuan dan pemulangan dari Negara tujuan penempatan.
26
5. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh pemerintah penempatan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri yang dilakukan oleh
pemerintah atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah RI
dengan pemerintah negara tujuan penempatan ( Government to
Government/G to G ) atau pemerintah RI dengan pengguna berbadan
hukum di negara tujuan penempatan (Government to Private / G to P).
6. Matching adalah keterpaduan memilih antara calon Tenaga Kerja (TKI)
nurse atau calon tenaga kerja careworker dan calon penggunaan rumah
sakit atau panti lansia tang dilakukan di bawah kendali JICWEL dalam
penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) nurse atau careworker melalui
website JICWELS.
7. Letter of cosent yang selutnya disingkat Loc adalah format pilihan
pertanyaan setuju (agree) dan tidak setuju (disagree) kepada calon Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) nurse atau calon Tenaga Kerja (TKI) carewolker
setelah terjadi matching dengan kondisi gajih dan fasilitas tertentu dari
calon pengguna rumah sakit atau panti lansia disampaikan oleh JICWEL
melalui website JICWEL.
8. Visa Kerja adalah izin yang tertulis oleh pejabat yang berwenang pada
perwakilan suatu negera yang memuat persetujuan untuk masuk dan
melakukan pekerjaan di negara yang bersangkutan.
9. Perjanjian Penempatan Tenaga Kerja (TKI) Oleh Pemerintah yang
selanjutnya disebut Perjanjian Penempatan Tenaga Kerja (TKI) adalah
27
perjanjian tertulis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
memuat hak dan kewjiban masing-masing pihak dalam rangka
penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Negara tujuan sesuai
perturan Perundang-undangan.
10. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) dengan pengguna berbadan hukum yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban masing-masing pihak.
11. Pembekalan Akhir Pemberangkatan adalah yang selanjutnya disingkat
PAP kegiatan pembekalan dan informasi kepada calon Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang akan berkerja di Timor Leste atau Penang Malaysia
agar calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mempunyai kesiapan mental,
kerohanian, kepribadian dan pengetahuan untuk berkerja Di Timor Leste
atau Penang Malaysia, tata cara keberangkatan dan kepulangan,
pengiriman uang, memahami hak dan kewajiban serta mampu mengatasi
masalah yang akan dihadapi.
12. Preliminary Education atau PE adalah kegiatan peningkatan bahasa Korea,
pembekalan dan informasi kepada calon Tenaga Kerja Indonseia (TKI)
yang akan berkerja di korea agar calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
mempunyai kesiapan mental, kepribadian, kerohanian dan pengetahuan
untuk berkerja di korea, tata cara keberangkatan dan kepulangan,
28
pengiriman uang, memahami hak dan kewajiban serta mampu mengatasi
masalah yang dihadapi.
13. Pre Departure Orientation PDO adalah kegiatan pembekalan dan
informasi kepada calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) nurse dan
careworker yang akan berkerja ke jepamg agar calon Tenaga Kerja
Indonesia mempunyai kesiapan mental, kepribadian, kerohanian, dan
pengatahuan untuk berkerja di jepang, tata cara dan keberangkantan dan
kepulangan, pengiriman uang memahami hak dan kewajiban serta mampu
mengatasi masalah yang akan di hadapi.
14. Re-entry TKI Korea adalah Tenaga Kerja Indonesia yang pulang ke
Indonesia setelah menyelesaikan perjanjian kerja yang akan berkerja
kembali pada pengguna jasa semula di korea.
15. Re–entry TKI jepang adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Indonesia yang
berkerja di rumah sakit di jepang yang pulang ke Indonesia yang lulus
ujian nasional nurse/kangosi di jepang aatau TKI careworker yang kerja
dip anti lansia di jepang yang pulang ke Indonesia dan lulus ujian
careworker/kaigofukushishi di jepang, yang akan berkerja kembali pada
pengguna jasa semula atau baru di jepang.
16. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selajutnya disebut KTKLN adalah
kartu identitas bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang memenuhi
persyaratan dan prosedur untuk berkerja di luar negeri.
29
17. Pengguna Berbadan Hukum adalah badan hukum yang memperkerjakan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tujuan yang memperoleh ijin dari
instasi pemerintah yang berwenang di negara setempat.
18. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terdiri dari presiden beserta para menteri.
19. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang selanjutnya disebut
perwakilan RI adalah Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler
Republik Indonesia yang secara resmi mewakili dan memperjuangkan
kepentingan bangsa, negara, dan Pemerintah Republik Indonesia secara
keseluruhan di Negara penerima Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau pada
organisasi internasional.
20. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
yang selanjutnya disebut BNP2TKI adalah lembaga pemerinatah Non
Kementerian sebagaimana di maksud dalam undang-undang No. 39 Tahun
2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun
2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia.
21. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
yang selanjutnya disebut BP3TKI adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
BNP2TKI yang berkedudukan di propinsi atau kabupaten/kota yang
dianggap perlu bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemprosesan
30
seluruh dokumen penempatan perlindungan dan penyelesaian masalah
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara terkoordinasi dan terintegri di
wilayah kerja masing-masing unit pelaksana teknis penempatan dan
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
22. Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
yang selanjutnya disebut LP3TKI adalah Unit Pelaksana Tenis (UPT)
BNP2TKI yang berkedudukan di propinsi atau kabupaten/kota yang
bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemprosesan dan seluruh
dokumen penempatan, perlindungan dan penyelesaian masalah Tenaga
Kerj Indonesia (TKI) secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerja
masing-masing unit pelaksana teknis penempatan dan perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
23. Dinas Propinsi adalah Instansi Pemerintah Propinsi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan.
24. Dinas Kabupaten/Kota adalah Instansi Pemerintah Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan.
2.1.5 Maksud Dan Tujuan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
1. Maksud
Petunjuk Teknis Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini
disusun sebagai acuan/pedoman bagi aparat Pemerintah dalam
memberikan pelayanan di bidang penempatan dan Perlindungan
bagi Tenaga Kerja (TKI) yang akan berkerja ke Korea Selatan,
31
Jepang dan Timor Lesta melalui Program Government To
Government (G to G) serta ke Penang Malaysia melalui Program
Government To Private ( G to P). Petunjuk teknis ini disusun
sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta MoU dan
Guideline yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan Negara
penempatan.
2. Tujuan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Agar semua petugas dalam melaksanakan penempatan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) berdasarkan G to G dan G to P memiliki
langkah-langkah dan tindakan yang sama serta tidak terjadi
penempatan Tenaga Kerj Indonesia (TKI) unprosedural.
Disamping itu juga bertujuan agar seluruh pihak-pihak yang
terlibat dalam penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) melalui program G to G dan G to P dapat
memberikan pelayanan mudah, cepat, dan aman.
2.1.6 Ruang Lingkup Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh pemerintah
dilakukan berdasarkan perjanjian antara Government to Government ( G to G )
dan Government to Private (G to P) dilakukan secara keseluruhan sejak dari
prekrutan, pemeriksa psikologi dan kesehatan, perjanjian penempatan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI), pengurusan paspor, pengurusan asuransi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI), perjanjian kerja, pengurusan visa, PAP, KTKLN, dan
32
pemberangkatan hingga penempatan serta fasilitasi perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI).
2.1.7 Prinsip Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Oleh Pemerintah
Prinsip Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Oleh Pemerintah adalah:
1. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia oleh pemerintah dilakukan atas dasar
perjanjian tertulis antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerinta
Negara pengguna ( G to G) atau antara Pemerintah Republik Indonesia
dengan pengguna berbadan hukum (G to P).
2. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Oleh pemerintah dilakukan
oleh BNP2TKI. Dalam hal ini instansi lain mendapat pemintaan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) untuk berkerja di luar negeri, maka proses
penempatannya dilakukan melalui BNP2TKI yang berkoordinasi dengan
instansi teknis terkait.
3. Tenaga Kerja Indonesia ditemoatkan oleh pemerintah adalah Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang berkerja pada pengguna berbadan hukum dan bukan
bekerja pada pengguna perseorangan.
2.1.8 Pengertian Penempatan Tenaga Kerja
Kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan atau pindah
pekerjaan dan memproleh penghasilan yang layak dalam negeri atau di luar negeri
adalah hak dan kewajiban tenaga kerja (pasal 31 UU No. 13 Tahun 2003). Dalam
Hardijan Rusli (2011:21) Penempatan tenaga kerja di arahkan untuk
33
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan memperhatikan harkat, martabat, hak
asasi, dan perlindungan hukum. Pelaksanaan penempatan tenaga kerja dilakukan
dengan memperhatikan (1) Pemerataan Kesempatan Kerja, (2) Penyediaan Tenaga
Kerja sesuai kebutuhan program nasional dan daerah. Penempatan tenaga kerja
dilaksankan berdasarkan asas sebagai berikut:
1. Terbuka, yaitu pemberian informasi kepada pencari kerja secara jelas,
antara lain jenis pkerjaan, besarnya upah, dan jam kerja. Hal ini diperlukan
untuk melidungi pekerja/buruh sera untuk mengindari terjadinya
perselisihan setelah tenaga kerja ditempatkan.
2. Bebas, yaitu pencari kerja bebas memilih jenis pekerjaan dan pemberi
kerja bebas memilih tenaga kerja, sehingga tidak dibenarkan pencari kerja
dipaksa untuk menerima sesuatu pekerjaan dan pemberi kerja tidak
dibenarkan dipaksa untuk menerima tenaga kerja yang ditawarkan.
3. Objektif, yaitu pemberi kerja agar menawarkan pekerjaan yang cocok
kepada penacari kerja sesuai dengan kemampuannya dan persyaratan
jabatan yang dibutuhkan, serta harus mempaerhatikan kepentingan umum
dengan tidak memihak kepada kepentingan pihak tertentu.
4. Adil dan setara tanpa diskriminasi, yaitu penempaatan tenaga kerja
dilakukan berdasarkan kemampuan tenaga kerja dan tidak didasarkan atas
ras, jenis kelamin, warna kulit, agama, dan aliran politik.
34
2.1.9 Penempatan Tenaga Kerja
Penempatan Tenaga Kerja mencangkup, penempatan tenaga kerja luar
negeri dan penempatan tenaga kerja dalam negeri. Penempatan tenaga kerja luar
negeri diatur dengan UU tersedia yaitu Undang-undang No. 39 Tahun 2004
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerj Indonesia di Luar Negeri yang
ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 18 Oktober 2004 dalam Lembaran
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 133.
Peraturan pelaksanaan yang mengatur penempatan tenaga kerja di luar
negeri yang masih berlaku pada saat diundangkannya UU No. 13 Tahun 2003
yang telah dicabut dan digantikan dengan peraturan pelaksanaan terbarunya, yaitu
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri yang ditetapkan di
jakrta pada tanggal 13 Oktober 2010 No. 155. Sedangkan peraturan pelaksanaan
penempatan tenaga kerja di dalam negeri adalah peraturan Menaker No.
PER.07/MEN/IV/2008 tanggal 21 April 2008.(Hardijan Rusli, 2011: 22)
2.1.10 Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Berdasarkan UU No. 39
Tahun 2004
Dalam Ketentuan Umum UU No. 39 Tahun 2004, yang dipertegas lagi
dalam Peraturan Menaker No. PER. /MEN/X/210 Tahun 2010, Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan
pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan,
35
pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan
pemberangkatan sampai Negara tujuan, dan pemulangan dari Negara tujuan.
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah segala upaya untuk
melindungi kepentingan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)/ Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhi hak-haknya sesuai
dengan perundang-undanga, baik sebelum, selama maupun sesudah bekerja.
Dalam pasal 5, 6, dan 7 UU No. 39 Tahun 2004, pemerintah bertugas
mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaran jawab untuk
meningkatkan upaya perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri,
dan pemerinta berkewajiban:
1. Menjamin terpenuhnya hak-hak calon Tenaga Kerja Indonesia
(TKI)/ Tenaga Kerja Indonesia, baik yang berangkat melalui
pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun
yang berangkat secara mandiri.
2. Mengawasi pelaksanaan penempatan calon Tenaga Kerja Indonesia
3. Membentuk dan memgembangkan system informasi penempatan
calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
4. Melakukan upaya diplomatik untuk menjami pemenuhan hak dan
perlindungan Tenaga Keja Indonesia (TKI) secara optimal di
negara tujuan.
36
5. Memberikan perlindungan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
selama masa sebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan
masa purna penempatan.
2.1.11 Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
menurut (Hardijan Rusli, 2011:25) terdiri dari:
1. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri oleh
pemerintah hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara
tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau pengguna berbadan hukum di
negara tujuan.
2. Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) swasta
selanjutnya disingkat PPTKIS adalah badan hukum yang telah
memproleh izin tertulis dari pemerintah untuk menyelenggarakan
pelayanan penempatan bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan disebut Surat Izin Pelaksana Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) (SIPPTKI).
37
2.1.12 Pengertian Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOKLN)
Berdasarkan peraturan kepala badan nasional penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia nomor: PER-26/KA/XII/2013 dalam hal ini
SISKOKLN merupakan reformasi birokrasi pelayanan dalam penempatan tenaga
kerja Indonesia berbasis teknologi informasi melalui system komputerisasi dengan
tujuan untuk meminimalisir permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
sering terjadi. Sedangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (SISKOKLN) diartikan sebagai sistem
online pelayanan administrasi dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
dan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang melibatkan seluruh
stakeholder terkai. (Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja
Luar Negeri 2013 : 6-7 )
2.1.13 Tujuan dan Sasaran Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negari
(SISKOKLN)
Tujuan pedoman pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negari (SISKOKLN) ini adalah untuk memberikan panduan kepada seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat memberikan pelayanan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) secara layak, cepat, murah, dan efisien melaui Sistem
Komputeriasi Tenaga Kerja Luar negeri (SISKOKLN). Sedangkan sasarannya
berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputeriasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (SISKOKLN) adalah:
38
1. Tersedianya pelayanan penempatan Tenaga Kerja Indonesia ( TKI)
secara layak, cepat, murah, dan efisien sesuai dengan peraturan dan
prosedur yang berlaku berbasis teknologi informasi.
2. Tersedia pelayanan penerbitan Kartu Tenaga kerja Luar Negeri
(KTKLN) secara online di BP3TKI/UPT-P3TKI/LP3TKI/P4TKI
seluruh Indonesia.
3. Tersedia database penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
berkerja diluar negeri yang dapat diakses dimana saja secara online
dan real time, sehingga perlindumgan yang diberikan kepada Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) dapat lebih optimal.
2.1.14 Ruang Lingkup Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri
(SISKOKLN)
Adapun ruang lingkup Sistem Komputeriasi Tenaga Kerja Luar Negeri
(SISKOKLN) berdasarkan pedoman pelaksanaanya terdiri dari 2 faktor yakni:
1. Kegiatan proses pelayanan penempatan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) melalui Sistem Komputeriasi Tenaga Kerja Laur Negari
(SISKOKLN) yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan
stakeholder terkait.
2. Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perorangan/mandiri yang
akan berkerja ke luar negeri yang memiliki perjanjian kerja dari
perusahaan berbadan hukum di luar negeri.
39
2.1.15 Instansi dan Stakeholder Pelaksanaan Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri( SISKOTKLN)
Instansi Pemerintahan yang terkait terdiri dari (a) Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), (b).
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, (c) Kementrian Dalam Negeri (d),
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, (e) Kementerian Luar Negeri (f),
Kementerian Kesehatan, (g) Kementerian Perhubungan, (h) Kepolisian Republik
Indonesia, (i) Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), (J) Perwakilan RI
(KBRI/KJRI/KDEI), (k) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI
(BP3TKI), (l) Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan
TKI, (m) Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (LP3TKI), (n)
Dinas Propinsi yang membidangi ketenagakerjaan, (o) Dinas Kabupaten/Kota
yang membidangi ketenagakerjaan, (p) PT.Angkasa Pura, (q) PT. Pelindo, (r)
Perusahaan (BUMD dan BUMN) yang mengirim TKI.
Stakeholder Pelaksana Swasta terdiri dari (a) Pelaksana Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), (b) Pelaksana Penempatan Pelaut
Perikanan(P4), (c) Perusahaan Pelaksana Perekrutan dan Penempatan Pelaut (P5),
(d) Perusahaan Swasta Nasional yang mengirim TKI ke luar negeri untuk
kepentingan perusahaan sendiri, (e) Lembaga Pemeriksaan Psikologi, (f) Sarana
Kesehatan, (g) Balai Lataihan Kerja Luar Negeri (BLKLN), (h) Lembaga
Sertifikasi Profesi, (i) Asuransi Perlindungan TKI, (j) Lembaga Keuangan.
40
2.1.16 Mekanisme Pelayanan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (SISKOKLN)
Proses pelayanan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar
negeri berbasis teknologi informasi yang melibatkan instansi dan stakeholders
terkait sesuai dengan fungsi dan wewenang melalui SISKOTKLN. Tahapan
proses data Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang harus dilalui dalam
penempatan TKI ke laur negeri dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1
Tahapan dan Interkone ksi Proses SISKOTKL
Sumber: BNP2TKI, BP3TKI, Disnakertrans Kab. Serang 2015
41
2.1.17 Dimensi Sistem Informasi
Ketika pengembang sistem (pengguna maupun spesialis) mendefinisikan
output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan mempertimbangkan
empat dimensi dasar-dasar informasi, keempat dimensi yang diinginkan ini karena
menambah nilai dari informasi tersebut (Mcleod, 2008:43)
1. Relevansi. Informasi yang memiliki informasi tersebut berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi, pengguna seharusnya dapat memilih data yang yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu fakta- fakta yang tidak berhubungan. Data yang relevan dengan pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut sebagai’Informasi”
2. Akurasi. Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat. Akan tetapi, fitur- fitur yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem yang akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut. Kerena hal ini, para pengguna sering kali terpaksa harus menerima tingkat akurasi yang kurang 100%. Aplikasi-aplikasi yang melibatkan uang, seperti penggajian, penagihan, piutang, berusaha untuk mencapai tingkat akurasi 100%. Aplikasi-aplikasi lainnya, seperti peramalan ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistik, sering kali masih tetap bermanfaat meskipun data yang dipergunakan masih kurang 100% akurat.
3. Ketepatan Waktu. Informasi hendaknya tersedia untuk mengambilan keputusan sebelum situasi genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menguraikan apa yang sedang terjadi saat ini, selain apa yang yang telah terjadi dimasa lalu. Informasi yang tiba setelah suatu keputusan diambil tidak akan memliki nilai yang bermanfaat.
4. Kelengkapan. Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas semua masalah tertentu atau solusinya. Namun, sistem hendaknya tidak menegelamkan pegguna dalam lautan informasi. Kelebihan muatan informasi (information overload) menujukkan bahwa memiliki informasi yang terlalu banyak juga dapat menimbulkan kerugian. Pengguna hendaknya dapat menentukan jumlah rincian yang dibutuhkan. Informasi dapat dikatakan lengkap jika memiliki jumlah agresi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.
Dari penjelasan mengenai teori sistem informasi manajeman menurut
Mcleod kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan 4 hal yaitu:
42
1. Relevansi berarti informasi harus memberikan manfaat bagi
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap tiap orang satu sama
lainnya berbeda misalnya informasi mengenai hasil penjualan
barang mingguan kurang relevan jika ditunjukan pada manajer
teknik, tetapi akan sangat relevan bila disampaikan kepada manajer
pemasaran.
2. Akurasi informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut
tidak bias, bebas dari kesalahan-kesalahan sebuah informasi dapat
terasijadi karena sumber informasi mengalami gangguan atau
merubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat
berpengaruh sebuah informasi antara lain adalah kualitas dari
sebuah informasi.
3. Ketepatan waktu informasi yang dihasilkan tepat waktu dan
informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat
(usang) informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai yang
baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengembilan
keputusan akan berakibat fatalatau kesalahan dalam keputusan dan
tindakan. Kondisi demikian akan menyebabkan mahalnya nilai
informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,mengolah, dan
mengirimnya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
4. Kelengkapan informasi, informasi yang dihasilan lengkap,
informasi yang dihasilan lengkap jadi tidak ada kekurangan
43
sedikitpun tentang informasi yang akan dicari, jadi pengguna lebih
leluasa dalam mengakses informasi tersebut.
2.1.18 Pengertian Efektifitas Kerja
Persepsi tentang efektivitas sesungguhnya bersumber dari salah satu kriteria
ilmu administrasi yang berkembang secara alamiah kedalam berbagai aktivitas
kehidupan manusia untuk mencapai tujuan yang mereka hendaki. Oleh sebab itu
untuk menetukan tingkat efektivitas keberhasilan seseorang, kelompok,
organisasi, bahkan sampai ke negara pun harus ada perbadingan antara kebenaran
atau ketetapan dengan kekeliruan atau yang dilakukan, semakin rendah tingkat
kekeliruan atau kesalahan yang terjadi, tentunya akan semakin mendekati
ketepatan dalam pelaksanaan setiap aktivitas atau pekerjaan yang dibebankan.
Untuk melakukan berbagai aktivitas manusia sangat dibutuhkan rangsangan yang
datang dari bernagai peristiwa, pengalaman, tuntunan kehidupan, dan lain
sebagainya. Aapabila dikemas dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga memberikan hasil yang semaksimal mungkin dan bias
menciptakan kekuatan organisasi baik dengan berkaitan daengan pemerintahan
maupun dengan swasta. Kegiatan dilakukan secara efektif dimana dalam proses
pelaksanaanya senantiasa menampakan ketepatan antara harapan yang di inginkan
dengan hasil yang di capai. Maka dengan demikian efeektivitas dapat dikatakan
sebagai ketepatan harapan, implementasi,dan hasil yang dicapai.(Makmur 2011:6)
44
Menurut Steers dalam Halim (2004:166) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan efektivitas adalah menurut ukuran seberapa jauh organisasi
berhasil mencapai tujuan yang lain dicapai.
“Ulum (2008 :199) mengemukakan bahwa pengertian efektivitas pada
dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wesely).
“ Menurut Miller dalam Tangkilisan (2005:138) menjelaskan bahwa arti efektivitas dan efisien adalah sebagai berikut : Efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu system sosial mencapai tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan. “
Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang
telah ditentukan,artinya pelaksanaan suatu tugas ditandai baik atau tidak, sangat
tergantung padapenyelesaian tugas tersebut bagaimana cara melaksanakannya dan
berapa biaya yangdikeluarkan untuk itu. Hal ini lebih menekankan pada
penyelesaian tugas yang telahditentukan sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang telah ditentukan sebelumnya, tepat waktunya
dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk
melakukan berbagai kegiatan. Dari definisi Siagian di atas dapatlah kiranya ditarik
kesimpulan bahwa efektivitas kerja mengandung arti tentang penekanan pada segi
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dimana semakin
cepat pekerjaan itu terselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan, maka akan semakin baik pula efektivitas kerja yang dicapai. Demikian
pula sebaliknya dengan semakin lamanya pekerjaan tersebut terselesaikan, maka
45
semakin jauh pula pekerjaan tersebut dikatakan efektif. Dari uraian di atas, maka
penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran dengan tepat
yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
mengandung unsur-unsur, seperti:
1. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.
2. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
3. Manfaat, yaitu dimana kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat
bagipegawai dan organisasi sesuai dengan kebutuhannya.
4. Hasil, yaitu dimana kegiatan yang dilakukan menunjukkan hasil akhir
sepertiyang diharapkan.
Adapun kriteria atau indikator pada efektivitas menurut Tangkilisan
(2005:141), ialah sebagai berikut :
1. Pencapaian target
Maksudnya pencapaian target disini di artikan sejauh mana target dapat
ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai
target sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Kemampuan adaptasi
46
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari
dalam organisasi dan luar organisasi.
3. Kepuasan kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi secara keseluruhan untuk mencapai efektivitas
organisasi. Elemen yang menjadi fokus analisis ini adalah lamanya
penyelesaian pekerjaan yang dlakukan karyawan dan system insentif
yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi atau lebih
dan telah melakukan pekerjaan yang melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai
dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan bisa menghadapi
serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaanya
Dari keterangan berbagai teori mengenai efektivitas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa jika sebuah organisasi ingin mendapatkan tujuan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat, maka organisasi tersebut harus berjalan dengan
efektif. Karena jika tidak efektif, organisasi akan berantakan dan proses
kegiatannya pun tidak berjalan dengan efektif.
47
2.1.19 Pengukuran Efektivitas Kerja
Pada dasarnya efektifitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasil
pekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan atau
dengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektifitas
pada dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasai serta faktor
kesesuaian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Jadi efektifitas kerja pada
tiap–tiap organisasi akan berbeda–beda antara organisasi yang satu dengan
ornganisasi yang lainnya ,tergantung pada jenis dan sifat dari pada organisasi
yang bersangkutan.
Menurut Steers dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan lima
kriteria dalam pengukuran efektivitas kerja, yaitu:
1. Produktivitas
2. Kemampuan adaptasi kerja
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan berlaba
5. Pencarian sumber daya
Sementara Gibson dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan bahwa
efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut:
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat
48
6. Tersedianya sarana dan prasarana
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Berkenaan dengan efektivitas kerja, Menurut Steer dalam Tangkilisan
(2005 : 141) menyebutkan bahwa indikator-indikator untuk mengukur efektivitas
kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Produktivitas adalah bagaimana pemanfaatan yang dilakukan oleh pegawai
atas sumber-sumber di dalam memproduksi barang dan jasa. Sumber-
sumber yang ada di dalam organisasi secara keseluruhan adalah apa yang
disebut man, ,money, material dan machine. Apa bila pegawai dapat
memanfaatkan dan memadukan sumber-sumber tersebut yang pada
akhirnya tercapai tujuan organisasi, ini berarti efektivitas kerja tercapai.
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai
rasio antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit
dan General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu
ukuran produktivitas yang lebih luas dan memiliki hasil yang diharapkan
sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.
2. Kemampuan adaptasi/menyesuaikan diri yaitu suatu kemampuan dan
kesanggupan yang dimiliki oleh setiap pegawai untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang meliputi:
a. Hubungan dengan sesama pegawai, bawahan, maupun
pimpinan.
49
b. Kemampuan untuk menerima dan memahami pekerjaan
yang dilimpahkan dengan cepat.
c. Kemampuan untuk mempergunakan mesin-mesin atau
teknologi yang digunakan dalam lingkungan organisai.
3. Kepuasan kerja yaitu kepuasan yang tinggi dapat menyenangkan para
pekerja sehingga cenderung berkerja dalam kondisi yang positif, berarti
pegawai berkerja sesuai dengan prosedur, mereka tidak menyepelekan
pekerjaannya, memiliki rasa tanggung jawab tinggi sehingga akhirnya
akan mencapai efektivitas yang tinggi pula.
4. Kemampuan berlaba, merupakan kondisi sejauh mana factor pertama yaitu
kemampuan menyesuaikan diri, factor kedua, yaitu produktivitas kerja,
dan faktor kepuasan kerja yang telah dimiliki oleh para pegawai sehingga
terlihat hasil kerja mereka. Kemampuan berlaba yang tinggi akan
memperlihatkan tingkat efektivitas kerja yang tinggi pula, sehingga pada
akhirnya menjadi cirri tercapainya tujuan organisasi.
5. Pencarian sumber daya, pencarian sumber daya mencangkup tingga bidang
yang saling berhubungan yaitu:
a. Kemampuan mengintegrasikan berbagai sub sistem sehingga
mampu mengorganisasikan dengan tepat dan mengarah pada tujuan
organisasi dengan efektif.
50
b. Penepatan dan pemeliharaan pedoman–pedoman kebijakan yang
mendukung peningkatan efektivitas kerja mereka.
c. Penelaahan organisasi itu sendiri dengan mengadakan umpan balik
dan pengendalian.
Maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu bentuk usaha yang
dilaksanakan oleh para pegawai secara bersama-sama terhadap pencapaian tujuan
organisasi sesuai dengan standar yang berlaku. Tercapainya tujuan organisasi
diharapkan tercapainya pula tujuan individu para anggota organisasi tersebut.
Organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, apabila semua
komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk
peningkatan dan efektivitas kerja.
Seorang pegawai akan mau dan termotivasi untuk meningkatkan
efektivitas kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai
keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai pula.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam peneltian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa penelitian yang pernah ditulis
dan dibaca diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Novitas Sari tahun 2011( Universitas
Sumatra Utara, dalam Skripsinya berjudul “Peranan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di
51
Kabupaten Deli Serdang)” Tujuan penelitian dapat diketahui peranan dinas
tenaga kerja dan transmigrasi dalam penempatan tenaga kerja di luar
negeri di kabupaten deli serdang dan bagaimana pelaksanaannya di
lapangan. Hasil penelitian ini adalah pengadakan pelatihan, sebelum
pelatihan sesuai dengan prosedur dan peraturan berlaku. Persamaan
penelitian mengakaji tentang penempatan tenaga kerja di luar negeri,
perbedaan penelitian ini terdapat pada teori dan lokus serta metodologi
2. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Jumhun Hidayat tahun 2013
(Universitas Indonesia, dalam Tesis yang berjudul “Optimalisasi Peran
Pemerintah Dalam Promosi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Dengan Menggunakan Soft System Methodologi) dalam tujuan
penelitiannya merumuskan optimalisasi peran pemerintah dalam promosi,
penempatan dan perlindungan TKI pada tingka makro selaku pembuat
kebijakan yang menjadikan payung hukum, melalui kajian dinamika
interkasi antar aktor terkait. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori
institusionalisme baru dalam sosiologi dan ekonomi, metodenya kualitatif.
Dan hasil penelitiannya adalah” Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
pengorganisasian yang baik dari tahap yang paling awal yaitu sosiologi
langsung kepada masyarakat, agar proses migrasi karena desakan ekonomi
ini tidak merugikan para CTKI/TKI. Persamaan penelitian mengakaji
tentang penempatan tenaga kerja, perbedaan penelitian pada lokus dan
metode.
52
3. Penelitian yang yang dilakukan oleh Nisyyah Azzahrah tahun 2014
(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dalam Skripsi yang berjudul”
Efektivitas Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Di
Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar
Negeri) dlam tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui tingkat
efektivitas penerapan SISKOTKLN di Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia( Studi pada BP3TKI, PPTKIS dan
Dinas Ketenagakerjaan Propinsi Banten). Teori dalam penelitian ini
menggunakan teori Efektivitas Penerapan Sistem Informasi dari Delon and
McLean(2003:9). Metode penelitiannya menggunakan kuantitatif
Deskripsi. Dan hasil penelitiannya adalah” pertama adalah kulitas sistem,
berkaitan dengan evaluasi sistem pengolahan informasi itu sendiri. Tingkat
efektivitas indicator ini mencapai 80% artinya sudah efektif. Sistem
mampu beradaptasi dengan baik, keandalan dan ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam pengopersian sistem sudah baik.
Persamaan penelitian mengkaji tentang penempatan tenaga kerja kerja dan
efektivitas organisasi, perbedaan pada teori dan metodenya.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling menadasar yang
mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adalah apakah
kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut , atau pertanyaan
sebelum itu apakah kita mengetahui pemahaman yang mendasari pemahaman-
53
pemahaman selanjutnya. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan
sebagai masalah penting (Sugiyono, 2011:60).
Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu kerangka pemikiran yang benar
dengan memperhatikan berbagai konsep teori yang dikemukakan oleh para ahli
serta acuan-acuan lain yang dianggap relevan dengan judul penelitian ini.
Sebagaimana diketahui pada umunya bhawa semua organisasi harus menghadapi
era teknologi infornasi yang berdampak pada berbagai segi kehidupan. Unuk itu
semua sumber daya organisasi harus dapat dikerahkan secara maksimal dan
profeisonal untuk mendukung keberhasilan organisasi, baik itu organisasi
pemerintah, swasta, maupun kemasyarakatan. Keberhasilan organisasi dimanapun
dan bergerak di bidang apapun, dewasa ini tergantung dari dukungan tersedianya
teknologi informasi yang tepat dan akurat.
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mendorong setiap
organisasi untuk mengolah dan mengelola informasinya dengan tepat dengan
bantuan komputer dalam lingkungan organisasi, hal ini karena komputer adalah
alat bantu yang hampir diperlukan pada setiap organisasi.
Kebutuhan informasi dalam berbagai kegiatan organisasi yang
dilaksanakan sangat ditunjang oleh adanya informasi yang terus menerus mulai
dari persiapan kegiatan sampai berakhirnya kegiatan. Informasi sangat dibutuhkan
mulai dari mempersiapkan kegiatan sampai pada pencapaian tujuan yang
diinginkan oleh organsasi tersebut.
54
Sebagai bagian dari sistem informasi manajemen (SIM), sistem informasi
ketenagakerjaan adalah kesatuan komponen yang terdiri atas lembaga,
sumberdaya manusia, perangkat keras, piranti lunak, substansi data dan informasi,
yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan
informasi ketenagakerjaan.
Begitu juga dengan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten
Serang dalam hal ini memiliki tanggungjawab di bidang pengelolaan informasi
ketenagakerjan. Jenis-jenis informasi ketenagakerjaan yang dikelola sebagaimana
disebutkan dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 yaitu meliputi
informasi ketenagakerjaan umum, informasi pelatihan dan produktivitas tenaga
kerja, informasi penempatan tenagan kerja, informasi pengembangan perluasan
kesempatan kerja, informasi hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
Informasi-informasi ketenagakerjaan inilah yang nantinya oleh organisasi dikelola
dan dikembangkan.
Dengan penerapan sistem informasi ketenagakerjaan ini maka setiap unit
pekerjaan kantor menggunakan bantuan komputer sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja pegawai. Sistem informasi ketenagakerjaan juga dapat
meningkatkan efektivitas kerja pegawai karena komputer tersebut dapat
membantu semua kegiatan operasional di dalam organisasi dengan cepat dan
akurat.
Oleh karena itu pengelolaan sistem informasi ketenagakerjaan sangat
penting bagi organisasi yaitu untuk menunjang kemajuan organisasi dan keperluan
koordinasi kerja keseluruhan sistem agar tujuan organisasi dapat dicapai.
55
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Penelitian
Variabel X
Penerapan Sistem Informasi
Mcloed(2008: 43) yaitu:
1. Relevansi
2. Akurasi
3. Ketepatan waktu
4. Kelengkapan
Variabel Y Efektivitas kerja Pegawai menurut
Richard M. Steer (1985 : 141) yaitu:
1. Produktivitas
2. Kemampuan Adaptasi
3. Kepuasan Kerja
4. Kemampuan Berlaba
5. Pencarian Sumber Daya
Sumber: Peneliti 2015
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:70) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadapa rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum
berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
56
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, sebelum jawaban yang empirik.
Hipotesis tersebut diuji secara statistik dengan taraf kesalahan sebesar 5%
sehingga menjadi :
Ho : ρ = 0; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri terhadap efektvitas kerja
Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang lebih kecil atau
sama dengan 60%.
Ha
: ρ
≠
0;
Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan sistem
informasi komputerisasi tenaga kerja luar negeri terhadap
efektvitas kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar negeri
di Dinas Tenaga Kerja dan Kabupaten Transmigrasi Serang
lebih besar dari 60%.
Dari dua hipotesis diatas, peneliti menggunakan uji F untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang ditunjuk adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara
penerapan sistem komputerisasi luar negeri terhadap efektivitas kerja Dalam
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang” .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian sangat erat tipe penelitian yang digunakan, karena tiap-
tiap dan tujuan penelitian dan di desain memiliki konsekuensi pada pilihan
metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan penelitian tersebut.
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif (Sugiyono, 2011:36), penelitian
yang menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif merupakan
metode penelitian berbentuk angka-angka dengan cara perhitungan secara statistik
dengan karakteristik masalah berupa hubungan antara dua variabel atau lebih.
Sehingga tujuan penelitian ini adalah menentukan ada atau tidaknya pengaruh
antara variabel atau membuat perkiraan berdasarkan hubungan antar variabel.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penelitian ini adalah tentang Penerapan Sistem
Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang.
57
58
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrsai
Kabupaten Serang, dimana Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang merupakan lembaga pemerintah daerah
yang menyelenggarakan pelayanan ketenagakerjaan dan transmigrasi bagi
masyarakat, diantaranya menyusun rencana kegiatan bidang pendaftaran,
penempatan, perluasan tenaga kerja dan transmigrasi, pelatihan dan produktivitas,
jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja,
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari
variabel yang akan diteliti menutur pendapat peneliti berdasarkan
kerangka teori yang digunakan, peneliti menggunakan 2 variabel
diantaranya variabel (X) Sistem Informasi dan variabel (Y) Efektivitas
kerja. Adapun definisi konseptual penelitian ini adalah:
1. Variabel X
Yaitu Penerapan Sistem Informasi menurut McLeod (2008:43)
diantaranya:
1) Relevansi berarti informasi harus memberikan manfaat bagi
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap tiap orang satu
sama lainnya berbeda misalnya informasi mengenai hasil
penjualan barang mingguan kurang relevan jika ditunjukan
59
pada manajer teknik, tetapi akan sangat relevan bila
disampaikan kepada manajer pemasaran.
2) Akurasi informasi dapat dikatakan akurat jika informasi
tersebut tidak bias, bebas dari kesalahan-kesalahan sebuah
informasi dapat terjadi karena sumber informasi mengalami
gangguan atau merubah data-data asli tersebut. Beberapa
hal yang dapat berpengaruh sebuah informasi antara lain
adalah kualitas dari sebuah informasi.
3) Ketepatan waktu informasi yang dihasilkan tepat waktu dan
informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh
terlambat (usang) informasi yang sudah usang tidak
mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan
sebagai dasar dalam pengembilan keputusan akan berakibat
fatalatau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi
demikian akan menyebabkan mahalnya nilai informasi,
sehingga kecepatan untuk mendapatkan,mengolah, dan
mengirimnya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
4) Kelengkapan informasi, informasi yang dihasilan lengkap,
informasi yang dihasilan lengkap jadi tidak ada kekurangan
sedikitpun tentang informasi yang akan dicari, jadi
pengguna lebih leluasa dalam mengakses informasi
tersebut.
60
2. Variabel Y
Yaitu Efektivitas Kerja Menurut Richard M.Steers dalam
Tangkilisan (2005:141) diantaranya:
1) Produktivitas adalah bagaimana pemanfaatan yang
dilakukan oleh pegawai atas sumber-sumber di dalam
memproduksi barang dan jasa. Sumber-sumber yang ada
di dalam organisasi secara keseluruhan adalah apa yang
disebut man, ,money, material dan machine. Apa bila
pegawai dapat memanfaatkan dan memadukan sumber-
sumber tersebut yang pada akhirnya tercapai tujuan
organisasi, ini berarti efektivitas kerja tercapai. Konsep
produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,
tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada
umumnya dipahami sebagai rasio antara input dan
output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan
General Accounting Office (GAO) mencoba
mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih
luas dan memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah
satu indikator kinerja yang penting.
2) Kemampuan adaptasi/menyesuaikan diri yaitu suatu
kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki oleh setiap
pegawai untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang meliputi:
61
a. Hubungan dengan sesama pegawai, bawahan,
maupun pimpinan.
b. Kemampuan untuk menerima dan memahami
pekerjaan yang dilimpahkan dengan cepat.
c. Kemampuan untuk mempergunkan mesin-
mesin atau teknlogi yang digunakan dalam
lingkungan oraganisasi.
3) Kepuasan kerja yaitu kepuasan yang tinggi dapat
menyenangkan para pekerja sehingga cenderung berkerja
dalam kondisi positif, berarti pegawai bekerja sesuai
dengan prosedur, mereka tidak menyepelekan
pekerjaanya, memiliki rasa tanggu jawab tinggi sehingga
akhirnya akan mencapai efektivitas yang tinggi pula.
4) Kemampuan berlaba, merupakan kondisi sejauh mana
factor pertama yaitu kemampuan menyesuaikan diri,
factor kedua, yaitu produktivitas kerja, dan faktor
kepuasan kerja yang telah dimiliki oleh para pegawai
sehingga terlihat hasil kerja mereka. Kemampuan
berlaba yang tinggi akan memperlihatkan tingkat
efektivitas kerja yang tinggi pula, sehingga pada
akhirnya menjadi cirri tercapainya tujuan organisasi.
62
5) Pencarian sumber daya, pencarian sumber daya
mencangkup tingga bidang yang saling berhubungan
yaitu:
a. Kemampuan mengintegrasikan berbagai sub
sistem sehingga mampu mengorganisasikan
dengan tepat dan mengarah pada tujuan
organisasi dengan efektif.
b. Penepatan dan pemeliharaan pedoman-
pedoman kebijakan yang mendukung
peningkatan efektivitas kerja mereka.
c. Penelahaan organisasi itu sendiri dengan
mengadakan umpan balik dan pengendalian.
63
3.4.2 Definis Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian
dalam rincian yang terukur. Variabel penelitian dilengkapi tabel metrik
variabel,indikator, sub indikator dan nomer pertanyaan sebagai lampiran, berikut
tabel dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 3.1
Tabel Matrik Variabel
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Penerapan Sistem Infromasi Ketenagakerjaan (mcleod, 2008:43)
1. Relevansi 1. Informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi.
2. Informasi yang sesuai. 3. Informasi yang bermanfaat.
1,2,3 4,5 6,7,8
2. Akurasi 1. Informasi yang akurat. 2. Informasi yang jelas dari
sumber informasi ke penerima informasi.
9,10,11 12,13
3. Ketepatan waktu
1. Informasi yang tersedia tepat di pakai saat ada pengambilan pengambilan keputusan.
2. Informasi yang cepat dan tepat waktu.
14,15,16 17,18
4. Kelengkapan 1. Kelengkapan dalam menggunakan sistem informasi ketenagakerjaan
2. Informasi yang lengkap jika memiliki jumlah agresi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.
19,20,21 22,23
Efektivitas kerja 1. Produktivitas 1. Sikap kerja 24,25
64
(Richard M. Steers dalam Tangkilisan, 2005 : 141 )
2. Tingkat Keterampilan. 3. Hubungan antara Lingkungan
kerja. 4. Efisiensi tenaga kerja.
26.27. 28.29
30.31
2. Kemampuan adaptasi
1. Kemampuan pegawai dalam menerima pekerjaan dengan cepat.
2. Kemampuan menggunakan teknologi
3. Hubungan sesama pegawai
32.33 34.35
36.37
3. Kepuasan kerja
1. Tersedia sarana dan prasarana
2. Kesesuaian insentif bagi pegawai
3. Kesesuaian pekerjaan
38.39 40.41
42.43
4. Kemampuan berlaba.
1. Penyesuaian diri 2. Produktivitas kerja 3. Kepuasan kerja
44.45 46.47 48.49
5. Pencarian sumber daya
1. Kemampuan mengintegrasikan berbagai sub sistem.
2. penetapan & pemeliharaan pedoman-pedoman kebijakan.
3. Penelaahan organisasi
50.51 52.53
54.55
Sumber: (Peneliti 2015)
3.5 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen menelitian.
65
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan
di teliti sekaligus menguji reabilitasnya dan validitasnya. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan dua variabel,
pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Indikator
variabel yang disusun melalui item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan diberikan jawaban setiap item instrumennya. Jawaban setiap item
diberi skor, seperti berikut :
Tabel 3.2
Tabel skoring/ nilai
Alternatif Bobot
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : Sugiyono, 2011:93
Peneliti mencoba membuat instrumen penelitian dengan mengetahui
terlebih dahulu indikator-indikator yang mempengaruhi instrumen penelitian ini.
Variabel yang digunakan yaitu variabel X (Penerapan sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Luar Negeri) dan variabel Y (Efektivitas kerja pegawai). Adapun
66
rumusan teori yang dapat digunakan sebagai indikator-indikator pada instrumen
penelitian ini antara lain:
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel Dimensi Indikator No. Item Penerapan Sistem Infromasi Ketenagakerjaan (mcleod, 2008:43)
1. Relevansi 1. Informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi.
2. Informasi yang sesuai. 3. Informasi yang bermanfaat.
1,2,3 4,5 6,7,8
2. Akurasi 1. Informasi yang akurat. 2. Informasi yang jelas dari
sumber informasi ke penerima informasi.
9,10,11 12,13
3. Ketepatan waktu
1. Informasi yang tersedia tepat di pakai saat ada pengambilan pengambilan keputusan.
2. Informasi yang cepat dan tepat waktu.
14,15,16 17,18
4. Kelengkapan 1. Kelengkapan dalam menggunakan sistem informasi ketenagakerjaan .
2. Informasi yang lengkap jika memiliki jumlah agresi yang tepat dan mendukung semua area dimana keputusan akan diambil.
19,20,21 22,23
Efektivitas kerja (Richard M. Steers dalam Tangkilisan, 2005 : 141 )
5. Produktivitas 1. Sikap kerja 2. Tingkat Keterampilan. 3. Hubungan antara
Lingkungan kerja. 4. Efisiensi tenaga kerja.
24,25 26.27. 28.29
30.31
67
6. Kemampuan adaptasi
1. Kemampuan pegawai dalam menerima pekerjaan dengan cepat.
2. Kemampuan menggunakan teknologi
3. Hubungan sesama pegawai
32.33 34.35
36.37
7. Kepuasan kerja 1. Tersedia sarana dan prasarana
2. Kesesuaian insentif bagi pegawai
3. Kesesuaian pekerjaan
38.39 40.41
42.43
8. Kemampuan berlaba.
1. Penyesuaian diri 2. Produktivitas kerja 3. Kepuasan kerja
44.45 46.47 48.49
9. Pencarian sumber daya
1. Kemampuan mengintegrasikan berbagai sub sistem.
2. penempatan & pemeliharaan pedoman- pedoman kebijakan.
3. Penelaahan organisasi
50.51 52.53
54.55
Sumber : Hasil penulis, 2015
3.5.1 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
1) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya
atau dari respoden melalui kuesioner, angket, wawancara, dan
observasi.
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
kedua yang berbentuk buku-buku ilmiah, dokumentasi,
administrasi, jurnal-jurnal internet, atau bahan lain yang
merupakan data olahan yang digunakan sebagai data awal maupun
data pendukung dalam penelitian.
68
2. Sumber Data
1) Reponden, yaitu pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Serang yang dilibatkan secara langsung dalam kegiatan
penelitian ini untuk memperoleh gambaran atas materi yang
dijadikan objek penelitian.
2) Literatur adalah data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan
peneliti.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Secara teknis penelitian ini menggunkan metode pengumpulan data
berupa:
1. Metode Wawancara (Tidak Terstruktur)
Wawancara tidak tersetruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya dan secara garis besar permasalahan yang ditanyakan.
2. Metode Kuesioner (Wawancara Terstruktur)
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi
sasaran(respoden) kuesioner tersebut menjadi efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu yang akan
diharapakan respoden.
69
3. Metode Observasi
Observasi adalah adalah teknik pengumpulan data yang
mempunyai cara spesifik dengan teknik lain, disini peneliti
menggunakan observasi Nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat
langsung dengan orang-orang yang diamati dan hanya sebagai
pengamat independen.
Dari ketiga instrumen penelitian yang dipergunakan peneliti
dalam penelitian ini, metode kuesioner sebagai metode primer,
karena data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data primer
dalam pengujian hipotesis penelitian dengan rumusan statistik
untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Serang.
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2011:80). Populasi
yang digunakan adalah pegawai yang terdaftar dan aktif bekerja di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Dimana jumlah pegawai sebanyak 47
orang pegawai. Berikut adalah tabel 3.3 mengenai jumlah pegawai :
70
Tabel 3.4
Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit Kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
No.
Unit Kerja
Jumlah
1. Bagian Sekretariat 12
2. Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja 10
3. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan 13
4. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
9
5. Bidang Transmigrasi 5
Jumlah 47
Sumber : Disnakertrans Kab. Serang, data yang didapat 2015
Sampel yang ditentukan dan dipilih dalam penelitian ini adalah teknik
sampel jenuh yang teknik penentuan sampelnya bila semua anggota populasi itu
digunakan oleh peneliti sebagai sempel dikarenakan jumlah populasi yang relatif
sedikit atau kecil yang berjumlah 47 orang.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses
pengolahan data merupakan tahapan, dimana data dipersiapkan, diklarifikasikan
71
2 2
2
2
2 2
dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu
analisis data. Data yang telah terkumpul diolah melalui beberapa proses berikut
ini :
1. Coding, yaitu tahap mengklarifikasikan data berdasarkan kategori
tertentu.
2. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data yang
harus dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.
3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data,
serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disjikan dalam
bentuk tabel-tabel.
3.7.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar
mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta
mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.
Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
n
r = n x
xy x y
x n y y
Keterangan :
r = Besarnya korelasi product moment
n = Jumlah sampel
∑x = jumlah skor dalam sebaran x
72
r r r
r
∑y = jumlah skor dalam sebaran y
∑xy = jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
(Husein, 2004:83)
3.7.3 Uji Reliabilitas
Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari sebuah
instrumen, dimana uji reliabilitas terhadap instrumen yang dinyatakan valid,
sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji
reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan bantuan SPSS IBM 20.
Untuk menganalisa data hasil uji instrumen guna mengetahui
reliabilitasnya. Dan kemudian dicari reliabilitasnya keseluruhan kernyataan
dengan rumus Spearman brown, sebagai berikut :
r = 2r½½ 2.rxy r =
1 ½½ Atau 1 xy
Keterangan :
r = Koefisien korelasi keseluruhan pernyataan (item)
1 ½½ = Koefisien korelasi antara kedua belahan
Kemudian r dikonsultasikan ke tabel r dengan taraf signifikansi 0.05
pada df = n-2 (Husein, 2004:89)
73
3.7.4 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas Merupakan pengujian data bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel penganggu atau residul memiliki distribusi normal
atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji normalitas
dengan menggunakan uji grafik dapat digunakan dengan melihat grafik normal
probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal pada sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas
(Husein, 2009 : 181)
3.7.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif yaitu proses analisis terhadap data-data yag berbentuk angka, atau data
yang dapat dikonversi dalam bentuk angka dengan cara perhitungan secara
statistik untuk ditentukan signifikansi pengaruh, hubungan, atau perbedaan yang
terjadi.
Teknik analisis data yang peneliti pergunakan yaitu statistik parametrik,
untuk mengukur adanya pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja
luar negeri terhadap efektivitas kerja pegawai berdasarkan koefisien korelasi
Product Moment. Dalam penelitian ini maka pengukuran yang digunakan untuk
variabel X dan variabel Y adalah skala pengukuran interval. Kemudian akan
74
dicari korelasinya dengan menggunakan koefisien korelasi product moment
dengan tingkat kesalahan 5%.
Jadi cara yang dipakai untuk menganalisis koordinasi dengan kinerja
pegawai adalah dengan cara menganalisis jawaban responden berkaitan dengan
pengaruh penerapan sistem informasi ketenagakerjaan terhadap efektivitas kerja
pegawai, lalu menyajikannya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Cara penilaian terhadap jawaban dalam kuisioner yang di isi oleh para
pegawai dengan mencari bobot pada pernyataan tersebut.
1. Apabila penilaian memberi jawaban sangat setuju, maka bobot nilai 4
2. Apabila penilaian memberi jawaban setuju, maka bobot nilai 3
3. Apabila penilaian memberi jawaban tidak setuju, maka bobot nilai 2
4. Apabila penilaian memberi jawaban sangat tidak setuju, maka bobot
nilai 1
Untuk menganalisis pengaruh antara penerapan sistem komputerisasi
tenaga kerja luar negeri dengan efektivitas kerja pegawai, maka metode yang
digunakan adalah metode analisis kuantitatif Asosiatif dengan menggunakan
metode statistik.
Kemudian akan dicari korelasinya dengan menggunakan koefisien
korelasi uji koefisien korelasi product moment bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel X yaitu “penerapan sistem komputerisasi
tenaga kerja luar negeri” dengan variabel Y yaitu “efektivitas kerja pegawai”.
Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi
75
2
2 2
2
2
2
2
2 2
product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,
2011:183).
xy r =
x y
n xy x y r =
n x x n y y
Keterangan :
r = Besarnya korelasi product moment
n = Jumlah sampel
∑x = jumlah skor dalam sebaran x
∑y = jumlah skor dalam sebaran y
∑xy = jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
3.7.5.1 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Uji koefisien korelasi Pearson Product Moment bertujuan untuk
mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X (penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri) terhadap variabel Y (efektivitas kerja
pegawai) atau untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan
rumus sebagai berikut :
76
2 2
2
2
2 2
r xy = n xy x y
n x x n y y
Keterangan :
r xy = Angka indeks Korelasi product Moment
n = Banyaknya sampel
∑x = jumlah skor dalam sebaran x
∑y = jumlah skor dalam sebaran y
∑xy = jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
∑x2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
Selanjutnya, untuk menentukan tingkat koefisien variabel data yang akan
dianalisis, maka digunakan interpretasi koefisien yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.5
Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2011 :18
77
3.7.5.2 Uji Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (penerapan sistem
komputersasi tenaga kerja luar negeri) terhadap variabel Y (efektivitas kerja
pegawai). Dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan
cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya
adalah sebagai berikut :
Kd= r2 x 100%
Keterangan :
Kd = koefisien Determinasi
r2 = Kuadrat koefisien Pearson
3.7.5.3 Uji Regresi Linier Sederhana
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, pengaruh
satu variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dibuat persamaan sebagai
berikut :
Y =a + b X
Keterangan :
Y = Variabel tidak bebas
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi
X = Variabel bebas (Husein, 2004:130)
78
3.7.5.4. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif apakah variabel
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen,
untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja laur
negeri terhadap efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di
dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang, disini peneliti rumus uji F
sebagai berikut:
Dimana:
R2 = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variable independen
n = Jumlah anggota sample
Jika F hitung < F table, maka Ho diterima (Ha ditolak) dan jika F hitung > F table,
maka Ho ditolak (Ha diterima) tolak pada α = 0,05
3.8 Jadwal Penelitian
Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan, peneliti
mengadakan penelitian di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang, Jl. K. H. Fatah Hasan No. 25 Serang - Banten
Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut:
79
Tabel 3.6
Jadwal Penelitian
No Kegaitan 2013 2014 2015
Jun Sep Ok Nov Des Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Jan Feb Mar Ap Mei jun Jul 1 Pengajuan
Judul
2 Observasi awal
3 Pengajuan Bab I
4 Pengajuan Bab II
5 Pengajuan Bab III
6 Seminar Proposal
7 Revisi Proposal
8 Penelitian lapangan
9 Pengolaha n data & analisi
10 Pembuatan hasil penelitian
11 Sidang skripsi
Sumber : ( Peneliti 2015)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi yang diteliti dan memberikan gambaran umum dari
Kabupaten Serang, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang, visi
dan misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang serta tugas dan
fungsi pokoknya, dan srtuktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang.
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang
Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten.
Ibukotanya adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahannya masih berada di
Kota Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan
dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur,
Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat.
Secara geografis Kabupaten Serang mempunyai kedudukan yang sangat
strategis karena berada di jalur utama penghubung lintas Jawa-Sumatera.
Kabupaten Serang juga dilintasi jalan Negara lintas Jakarta-Merak serta dilintasi
jalur kereta api lintas Jakarta-Merak. Selain itu Kabupaten Serang juga merupakan
wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 km2. Secara geografis
terletak posisi koordinat antara 105o7’-105o22’ Bujur Timur dan 5o50-6o21’
80
81
Lintang Selatan. Sebelah utara : berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Serang,
Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan pandeglang Sebelah
barat : berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda Sebelah timur :
berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Secara topografi, Kabupaten Serang
merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0
sampai 1.778m di atas permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah
utara ke selatan terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran,
perbukitan dan pegunungan. Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan
tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan
Gunung Batusipat. Dibagian selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang berukit
dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kencana, Gunung Karang dan Gunung
Gede. Daerah yang bergelombang tersebar di antara kedua bentuk wilayah
tersebut. Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang merupakan daerah subur
karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh tanah endapan Alluvial dan batu
vulkanis kuarter. Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai
yang besar dan penting yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten, Cipaseuran,
Cipasang dan Anyar, yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian di
Kabupaten Serang.
Kabupaten Serang terdiri atas 28 kecamatan, yaitu Kecamatan Anyar,
Kecamatan bandung, Baros, Binuang, Bojonegara, Carenang, Cikande, Cikeusal,
Cinangka, Ciomas, Ciruas, Gunungsari, Jawilan, Kibin, Kopo, Kragilan,
Kramatwatu, Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pamarayan, Petir, Pontang, Pulo
Ampel, Tanara, Tirtayasa, Tunjung Teja dan Waringin Kurung, yang dibagi lagi
82
atas sejumlah desa. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Ciruas. Pada tanggal
17 juli 2007 Kabupaten Serang dimekarkan menjadi Kota Serang dan Kabupaten
Serang.
Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya, sebagian besar
penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu seluas 54.145,40 Ha yang
terdiri dari sawah tadah hujan seluas 31.079 ha, sawah irigasi seluas 23.066.40
Ha, yang sebagian besar berada di Serang Bagian Utara yang membentang mulai
dari Kecamatan Kramatwatu Bagian utara, Kasemen, Pontang, Tirtayasa dan
Tanara. Tegalan seluas 39.912,35 Ha tersebar diseluruh Kabupaten Serang, kebun
campuran seluas 39.159,10 Ha yang sebagian besar berada di Wilayah Serang
bagian Selatan diantaranya Kecamatan Petir, Tunjung Teja, Baros, Curug,
Pabuaran, Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Kecamatan Cinangka,
perkampungan seluas 20.121,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang,
perumahan seluas 8.680 Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar
terkonsentrasi di Wilayah Kota Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan
budidaya secara keseluruhan sejumlah 106.043,01 Ha.
Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang
meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung
selain sempadan sungai dan pantai, terdapat diwilayah Serang Selatan dan Utara
yaitu diwilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan
diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan
yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan,
83
sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4361,79 ha dari
17906,61 ha menjadi tinggal 13544,82 ha.
Penduduk Kabupaten Serang data tahun 2012 berjumlah 1.480.256 jiwa,
dengan komposisi 742.128 (51,1 %) laki-laki dan 738.128 (48,9 %) perempuan
(Sumber : Profil Provinsi Banten tahun 2012).
Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian sangat luas yang dikelola oleh
masyarakat. Memberikan hasil pertanian yang beragam seperti buah-buahan
pisang, mangga, rambutan dan durian untuk konsumsi lokal dan memasok
kebutuhan buah kota Jakarta. Serang juga memiliki perkebunan rakyat yang
menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo, kopi, cengkeh, lada, karet, vanili,
kakao dan bumbu-bumbu. Juga untuk memenuhi kebutuhan lokal serta lebih
banyak untuk memasok kebutuhan Jakarta.
Di sektor industri, terdapat dua Zona Industri yaitu Zona Industri Serang
Barat dan Zona Industri Serang Timur . Zona Industri Serang Barat terletak di
Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 Ha
berada disepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,
logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sedangkan Zona industri Serang
Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan dengan luas
kawasan industri 1.115 Ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas
Gemilang, Indah Kiat dan Cikande Modern. Total perusahaan industri besar dan
sedang di Kabupaten Serang sebanyak 145 perusahaan.
84
Gambar 4.1
Peta Kabupaten Serang
Sumber : Serangkab.go.id
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
4.1.2.1 Profil Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terletak
di Jalan K.H. Fatah Hasan No. 25 Serang–Banten. Sejarah singkat
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sebagai
suatu daerah otonomi, yang diterbitkan undang-undang No 16
tahun 2008 tentang pembentukan Dinas Tenaga Kerja dan
85
Transmigrasi Kabupaten Serang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pemerintahan kabupatean serang yang secara
hukum oleh bupati.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang bergerak
sesuai otonomi daerah yang mempunyai kewenangan daerah
otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai peraturan perundanng-undangan. Pelaksanaan
otonomi daerah ssat ini telah berjalan selama 10 tahun, dimana
program pembangunan ini telah terjadi perubahan paradikma
yaitu dari pendekatan sentralistik menjadi pendekatan
desentralistik artinya semua aktivitas pembangunan menjadi
wewenang menjadi pemerintahan kabupaten/kota. Hal ini
mengakibatkan pemerintah kabupaten/kota menetukan arah dan
strategi pembangunan daerah yang dituangkan dalam sebuah
rumusan yang sistematik dalam bentuk perencanaan daerah dan
yang diimplementasikan dalam kebijakan penyusun anggaran.
Sebagai tindak lanjut dari perencanaan daerah tersebut Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang membuat
perencanaan strategis dalam bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian yang tertuang dalam RESTRA-SKPD Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
86
4.1.2.2 Kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
Kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang adalah melaksanakan kegiatan dalam bidang
ketenagakerjaan dan transmigrasi, yaitu menyelenggaraanya:
a) Penyusunan rencana kegiatan bidang pendaftaran,
penempatan, perluasan tenaga kerja dan transmigrasi,
pelatihan dan produktivitas, jaminan sosial dan
kesejahteraan tenaga kerja.
b) Perumusan kebijakan teknis bidang pendaftaran,
penempatan, perluasan tenaga kerja dan transmigari,
pelatihan dan produktivitas, jaminan sosial dan
kesejahteraan tenaga kerja.
c) Penyelegaraan kegiatan bidang pendaftaran, penempatan,
perluasan tenaga kerja dan transmigrasi, pelatihan dan
produktivitas, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga
kerja.
d) Pelaksanaan dan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi
bidang pendaftaran, penempatan, perluasan tenaga kerja
dan transmigrasi, pelatihan dan produktivitas, jaminan
sosial dan kesejahteraan tenaga kerja.
e) Pengawasan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
bidang pendaftaran, penempatan, perluasan tenaga kerja
87
dan transmigrasi, pelatihan dan produktivitas, jaminan
sosial dan kesejahteraan tenaga kerja.
4.1.2.3 Penjelasan dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang.
1. Kepala Dinas
Kepala dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah, yang
merupakan tugas pokok pemimpin, merumuskan dan
mengoordinasikan sasaran kegiatan dinas serta
penyelenggaraan, pengevaluasian, dan melaporkan
kegiatan dinas agar terlaksana dengan baik, efektif dan
efesian, serta sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Sekretariat.
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinir
penyusun renacana program dan pengendalian kegiatan
pembinaan kepegawaian, pengaturan pengelolaan
keatatausahaan, rumah tangga, dan perlengkapan dinas,
dan pelaksanaan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja
dinas. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintah
bidang kesejahteraan sosial. Laporan keterangan
88
pertanggungjawaban bupati bidang tenaga kerja dan
transmigrasi, agar terlaksana dengan baik, efektif dan
efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secretariat
terbagi mejadi tiga bagian sub bagian diantaranya:
a. Sub Bagian Program dan Evaluasi
Sub bagian program dan evaluasi bertangguang
jawab kepada sekretaris, yang mempunyai tugas
pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan
penyusunan perencanaan, member petunjuk dan
membimbing bawahan, memeriksa dan
mengoreksi hasil kerja, dan membuat laporan Sub
Bagian dan Evaluasi sehingga berhasil guna dan
berguna daya efektif dan efisien sesuai ketentuan
yang berlaku.
b. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum bertanggung jawab kepada
sekretaris yang mempunyai tugas pokok
merencankan dan mengontrol kegiatan adminisrasi
umum, rumahtanggaan, dan administrasi
kepagawaian, member petunjuk dan member tugas
serta membimbing bawahan, membuat laporan Sub
Bagian Umum sehingga berhasil guna dan berdaya
89
guna efektif dan efisien sesuai ketentuan yang
berlaku.
c. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada
sekretaris yang mempunyai tugas pokok
pelaksanaan pengelolaan administrasi gajih
pegawai dinas, menyusun anggaran belanja
langsung dan tidak langsung dinas, menyusun alur
kas keungan dinas.
3. Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja
Bidang Penyediaan dana Penggunaan Tenaga Kerja
dipimpin oleh seorang kepala bidang dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas, yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, menyusun, program dan
pengendalian kegiatan Bidang Penyediaan dan Pengguna
Tenaga kerja, mengkoordinir, menyelenggaraan dan
mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang
Penyediaan dan Pengguna Tenaga Kerja sehimgga
kegiatan berjalan efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan berlaku. Bidang Penyediaan dan Penggunaan
Tenaga Kerja terbagi tiga bagian Seksi diantaranya:
a. Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja
90
Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja mempunyai tugas
pokok merencanakan dan mengevaluasi kegiatan
Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja, pelaksanaan
mengumpulan. Pengolahan penganalisaan data
pada Seksi Tenaga Kerja.
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas
pokok melaksankan penyusun rencana kegiatan
Seksi Penempatan Tenaga Kerja, penyiapan bahan,
pelaksanaan kegiatan pada Seksi Penempatan
Tenaga Kerja.
c. Seksi Pelatihan dan Perluasan Tenaga Kerja
Seksi Pelatihan dan Perluasan Tenaga Kerja
mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan
penyusunan rencana kegiatan Seksi Pelatihan dan
Perluasan Tenaga Kerja, penyiapan bahan,
pelaksanaan pada Seksi Penempatan Tenaga Kerja.
4. Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek
Bidang Hubungan Indusri dan Jamsostek dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang mempunyai
tugas pokok memimpin, merencanakan, menyusun program dan
pengendalian kegiatan Bidang Hubungan Indusrti dan Jamsostek,
91
mengkoordinir, dengan instansi atau oihak terkait berjalan dengan baik,
efektif dan efisien. Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek terbagi
menjadi 3 bagian Seksi diantaranya:
a. Seksi Oragnisasi dan jaminan Sosial Tenaga Kerja
Seksi Organisasi dan Jaminan Sosial Tenaga kerja
mempunyai tuhas pokok yaitu melaksankan
penyunsunan rencana kegiatan Seksi Organisasi
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
b. Seksi Syarat-syarat Kerja
Seksi Syarat-syarat Kerja mempuyai tugas pokok
yaitu melaksankan penyusunan rencana kegiatan
Seksi Syarat Kerja, pelaksanaan pengumpulan,
pengolahan, penganalisaan data pada Seksi Syarat-
syarat Kerja.
c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industri
Seksi Peyelesaian Perselisihan Hungan Industri
mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan
penyusunan rencana kegiatan Seksi Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industri, pelaksanaan
pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data
pada Seksi Penyelesaian Hungungan Industri.
5. Bidang Perlindungan Tenaga Kerja
92
Bidang Perlindungan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang kepala bidang
dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang mempunyai tugas
pokok meminpim, merencanakan, meyusun program dan pengendalian
kegiatan Bidang Perlindungan Tenaga Kerja, mengkoorddinir,
menyelenggraan dan mengawasan serta penyelenggraan koordinasi dengan
instansi tau piha terkait berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Bidang
Perlindungan Tenaga Kerja terbagi menjadi tiga Seksi diantaranya:
a. Seksi Norma Kerja
Seksi Norma Kerja mempunyai tugas pokok yaiti
melaksankan penyusunan rencana kegiatan Seksi
Norma Kerja, pelaksanaan pengumpulan,
pengolahan, penganalisasaan data pada Seksi
Norma Kerja.
b. Seksi Kesehatan dan Kesehatan Kerja
Seksi Kesehatan dan Kesehatan Kerja mempunyai
tugas pokok yaitu melaksanakan penyusunan
rencana kegiatan Seksi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja, pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,,
penganalisaan data pada Seksi Kesehatan dan
Kesehatan Kerja.
c. Seksi Pendataan dan Verifikasi Ketenagakerjaan
Seksi Pendataan dan Verifikasi Ketenagakerjaan
mempunyai tugas pokok yaitu penyusun rencana
93
kegiatan Seksi Pendataan dan Verifikasi
Ketenagakerjaan, pelaksanaan pengumpulan,
pengolahan, penganalisasaan data pada Seksi
Pendataan dan Verifikasi Ketenagakerjaan.
6. Bidang Transmigrasi
Bidang Transmigari dipimpin oleh seorang kepala bidang dan bertanggung
jawab kepada kepala dinas, yang mempunyai tugas pokok memimpin,
merencanakan, menyusun program dan pengendalian kegiatan Bidang
Transmigrasi mengkoordinir, menyelenggaraan dan mengawasi serta
penyelenggaraan koordinasi dengan instansi atau pihak terkait berjalan
dengan baik, efektif dan efisien. Bidang transmigrasi terbagi tiga Sesksi
diantaranya:
a. Seksi Pengarahan
Seksi Pengarahan mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Seksi
Pengarahan, pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,
penganalisaan data pada Seksi Pengarahan.
b. Seksi Pemindahan dan Penempatan
Seksi Pemindahan dan Penempatan mempunyai
tugas pokok yaitu melaksanakan penyusunan
rencana kegiatan Sesksi Pemindahan dan
Penempatan pelaksanaan pengumpulan,
94
pengolahan, penganalisan data pada Seksi
Pemindahan dan Penempatan.
c. Seksi Pembinaan Masyarakat Transmigrasi
Seksi Pembinaan Masyarakat Tranmigrasi
mempunyai tugas pokok yaitu melaksankan
penyusunan rencana kegiatan Seksi Pembinaan
Masyarakat Transmigrasi pelaksanaan
pengumpulan, penganalisaan data pada Seksi
Pembinaan Masyrakat Transmigrasi.
4.1.2.4 Tujuan dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten serang.
4.1.2.4.1 Tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1. Mewujudkan sistem informasi da bursa tenaga kerja
yang ditopang oleh perencanaan tenaga kerja daerah
akurat, sehingga dapat digunakan oleh pencari kerja
maupun pihak yang membutuhkan tenaga kerja.
2. Mewujudkan membangunan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja yang dilaksanakan secara integritas
dan koordinasi antar dinas/instansi.
3. Mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang
terampil, mandiri, berkepribadian, dinamis, kraetif,
95
demokrasi dan kooperatif serta adil dan kesejahteraan
melalui program pelatihan dan pengembangan
produktuvitas tenaga kerja.
4. Mewujudkan terciptanya hubungan indusrial yang
harmonis dan dinamis bagi para pelaku produksi, dan
tersengkenggarannya pelaksanaan syarat-syarat kerja di
perusahaan.
5. Mewujudkan kepastian hukum yang berkeadilan di
bidang ketenagakerjaan demi terlaksananya hak dan
kewajiban pekerja maupun mengusaha.
6. Mewujudkan peningkatan kualitas, ketermapilan dan
kratifitas pegawai serta pemberdayaan seluruh potensi
pegawai maupun struktur dan system manajemen
pemerintahan daerah yang produktif, efektif dan efisien.
4.1.2.4.2 Kerja dan Transmigrasi Fungsi Dinas Tenaga Kabupaten
Serang.
1. Merencanakan kegiatan program ketenagakerjaan yang
meliputi penempatan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja.
2. Mengatur penempatan tenaga kerja dan syarat kerja.
3. Melaksanakan dan merencanakan program pealtihan bagi
tenaga kerja.
96
4. Membantu menyelesaikan perselisihan tenaga kerja dan
syarat kerja.
5. Membantu kesejahteraan tenaga kerja dan hubungan
industri .
6. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
perundangan-undangan di bidang ketenagakerjaan.
7. Melaksanakan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan.
4.1.2.4.3 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang
Misi merupakan kandungan Operasional Visi, Dinas Tenaga
Kerja Dan Tranmigrasi Kabupaten Serang memandang perumusan
visi dan sangat penting bagi perencanaan dan penetapan program
kegiatan yang diusulkan, disamping itu penetapan misi yang jelas
diharapkan akan memudahkan bagi para anggota yang terlibat dan
pihak yang berkepentingan dalam memahami tujuan organisasi
sekaligus mengetahui lingkup kewenangan, peran dan fungsi dari unit
organisasinya.
Seiring dengan upaya mendukung pencapaian misi daerah serta
dalam rangka mencapai visi, maka Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Serang Menetapkan visi dan misi sebagai berikut :
97
4.1.2.4.4 Visi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Serang
“Terwujudnya Kondisi Tenaga Kerja Yang Berkualitas Produktif,
Kondusif, Berkeadilan dan Sejahtera”
4.1.2.4.5 Misi Dinas Tenaga Kerja Dan Tranmigrasi Kabupaten
Serang
1. Meningkatkan sistem informasi dan perancangan tenaga
kerja.
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan dan
pengembangan produktifitas tenaga kerja.
3. Mendorong perluasan kesempatan kerja dan meningkatan
penempatan tenaga kerja.
4. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
5. Meningkatkan kepastian hukum yang berkeadilan
terhadap pelaksanaan peraturan perundan – undangan di
bidang ketenagakerjaan.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya peagawai dinas
tenaga kerja.
4.1.3 Populasi /Sampel Yang Ditentukan Dalam Penelitian Di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
Populasi yang digunakan adalah pegawai yang terdaftar dan aktif bekerja
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Dimana jumlah
98
pegawai sebanyak 47 orang pegawai. Berikut adalah tabel 4.1 mengenai jumlah
pegawai :
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit Kerja
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
No.
Unit Kerja
Jumlah
1. Bagian Sekretariat 12
2. Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja 10
3. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan 13
4. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
9
5. Bidang Transmigrasi 5
Jumlah 47
Sumber : Disnakertrans Kab. Serang, data yang didapat 2015
4.1.4 Susunan Kepagawaian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mempunyai 47
orang pegawai dimana cakupan tugasnya adalah sebagai berikut:
99
Tabel 4.2
Pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
No NAMA JABATAN
1. H. Abdullah,Sos,M.Si Kepala Dinas
2. Drs. Ramdhan Jumhana,M.Si Sekretaris
3. Sugihardono,SH,MM Kabid Pengawasan Ketengakerjaan
4. Drs. Dadi Suryadi,M.Si Kabid Transmigrasi
5. Yati Nurhayati, SH,M.Si Kabid Pembinaan & Penempatan Tenaga Kerja
6. Diana Ardiati Utami,SH,MM Kabid HI & Jamsostek
7. Betty Rubanti, S.Sos Kasubag Umum & Kepagawaian
8. Siti Alkamah,S.Sos, M,Si Kasubag Keuangan
9. Didi Rosadi,S.pd Kasubag Program & Evaluasi
10. Nizan Zulviana,SH.M.Si Kasi Pemindahan & Penempatan
11. Rustan Gumanti Kasi Pendaftaran & Seleksi
12. Endang Sufiat,SH. Kasi Pembinaan & Pengembangan
13. TB. Ana Supriana,S.Sos Kasi Peny. Perselisihan HI
14. Dulkamid,S.ip Kasi Organisasi Jamsostek
15. Muhajir,S.ip Kasi Syarat-syarat Kerja
16. HJ. Ineu Irawati,SE.MM Kasi Pelatihan & Perluasan Kesempatan Kerja
17. Sri Wahyuning Amiharsih, SH Kasi Penempatan Tenaga Kerja
18. Drs. Yusrahmaidi Kasi Pendaftaran Tenaga Kerja
19. Lilis Muklis,SH Kasi Keselematan & Kesehatan Kerja
100
20. Oman, S.Ip Kasi Pendataan & Verifikasi Ketenagakerjaan
21. Karyadi,S.Ip Kasi Norma Kerja
22. Augus Sitio,SE Fungsional Pengawasan Ketenagakerjaan
23. Tri Budi Winarsih,SH Fungsional Pengawasan Tenaga Kerja
24. Hj. Suprihatin,SH Fungsional Pengantar Kerja
25. Yani Ida Suryani,M.Se Fungsional Pengawasan Ketenagakerjaan
26. Riha Tobing,BBA Fungsional Perantara Hubungan Industri
27. Hj. Lilik Maryanah,SE Fungsional Perantara Hubungan Indusrti
28. Hj. Inoo Widarti,S.Sos, MM Pelaksana
29. Dayat Koyat Pelaksana
30. Tb. Edi Humaedi Pelaksana
31. Tuti Amalia,SH Pelaksana
32. R. Yeni Diah Pitaloka,SE Pelaksana
33. Kayubi.SE Pelaksana
34. Meliani,SE Pelaksana
35. Ika Yuliana Indriastuti,S.ST Pelaksana
36. Fakih,SH,MM Pelaksana
37. Aditia Baharudin,ST Pelaksana
38. Mingsaer Gamera,S.Psi. Fungsional Perantara Hubungan Industri
39. Agus Sutiadi,S.Ikom Pelakasana
40. Luky Ahmad Rizal,ST Pelaksana
41. Aliyah,SE Fungsional Pengantar Kerja
101
42. Jaenudin Pelaksana
43. Arifudin Pelaksana
44. Sui’ah Pelaksana
45. Rizaludin,A.Md Pelaksana
46. Rt. Utami Pramuditha Saraswati,A,M.d
Pelaksana
47. Wahyu Pelaksana
Sumber: Disnakertrans Kab.Serang 2015
4.1.5 Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOKLN)
Berdasarkan peraturan kepala badan nasional penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia nomor: PER-26/KA/XII/2013 dalam hal ini
SISKOKLN merupakan reformasi birokrasi pelayanan dalam penempatan tenaga
kerja Indonesia berbasis teknologi informasi melalui system komputerisasi dengan
tujuan untuk meminimalisir permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
sering terjadi. Sedangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (SISKOKLN) diartikan sebagai sistem
online pelayanan administrasi dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
dan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang melibatkan seluruh
stakeholder terkai. (Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja
Luar Negeri 2013 : 6-7 )
Tujuan pedoman pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negari (SISKOKLN) ini adalah untuk memberikan panduan kepada seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat memberikan pelayanan Tenaga
102
Kerja Indonesia (TKI) secara layak, cepat, murah, dan efisien melaui Sistem
Komputeriasi Tenaga Kerja Luar negeri (SISKOKLN). Sedangkan sasarannya
berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputeriasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (SISKOKLN) adalah: (a) tersedianya penempatan TKI secara layak, capat,
murah dan efisien, sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku yag
berbasis teknologi informasi. (b) tersedinya penerbitan KTKLN secara Online di
BP3TKI/UPT-P3TKI/LP3TKI/P4TKI seluruh indonesia. (c) tersedia database
penempatan TKI yang berkerja di luar negeri yang dapat diakses dimana saja
secara online dan real time, sehingga perlindungan yang diberikan kepada TKI
dapat lebih optimal.
Ruang lingkup SISKOTKLN dalam pelaksanaanya mempunyai 2 ruang
lingkup sebagai berikut: (a) kegiatan proses pelayanan tenaga kerja TKI melalui
SISKOTKLN yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan stakeholder terkait, (b)
calon TKI perseorangan /mandiri yang akan berkerja diluar negeri yang miliki
perjanjian kerja dari perusahan bernadan hukum di luar negeri.
Instansi dan Stakeholder Pelaksanaan Dalam Pelaksanaan Pelayanan
Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) terdiri dari
instasni pemerintah yang terkait yaitu: (a) Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI),(b). Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, (c) Kementrian Dalam Negeri (d), Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, (e) Kementerian Luar Negeri (f), Kementerian Kesehatan, (g)
Kementerian Perhubungan, (h) Kepolisian Republik Indonesia, (i) Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), (J) Perwakilan RI (KBRI/KJRI/KDEI), (k) Balai
103
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI), (l) Unit Pelaksanaan
Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI, (m) Loka Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan TKI (LP3TKI), (n) Dinas Propinsi yang
membidangi ketenagakerjaan, (o) Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi
ketenagakerjaan, (p) PT.Angkasa Pura, (q) PT. Pelindo, (r) Perusahaan (BUMD
dan BUMN) yang mengirim TKI.
Stakeholder Pelaksana Swasta terdiri dari (a) Pelaksana Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), (b) Pelaksana Penempatan Pelaut
Perikanan(P4), (c) Perusahaan Pelaksana Perekrutan dan Penempatan Pelaut (P5),
(d) Perusahaan Swasta Nasional yang mengirim TKI ke luar negeri untuk
kepentingan perusahaan sendiri, (e) Lembaga Pemeriksaan Psikologi, (f) Sarana
Kesehatan, (g) Balai Lataihan Kerja Luar Negeri (BLKLN), (h) Lembaga
Sertifikasi Profesi, (i) Asuransi Perlindungan TKI, (j) Lembaga Keuangan.
Persyaratan Minimal Sarana dan Prasaana Pendukung Sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) sarana dan prasarana pendukug yang
harus dimiliki setiap instansi dan stakeholder untuk melakukan koneksi dan akses
SISKOTKLN yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi data/internet da sumber daya manusia sebagai berikut untuk Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
sebagai berikut: (a) Ruang data center/sevice, (b) Server database, server aplikasi
dan server backup, (c) Jaringan Komunikasi dan data VPN-MLS dan internet
broadband minimal 10 Mbps, (d) Lokal area network (LAN), (e) Sekurity dan
jaringan, (f) Back-up/Emergensi Listrik(Uninterrup Power Suplay) berkapasitas
104
cukup, (g) Tenaga Spesialis IT: Database Administrator, Networking
Administrator, Sistem Administrator, Sistem Analys, Programmer, Web
Developer/design, (h) Back up sistem di data center ( Co-Location), (i) Tenaga
Helpdesk.
Balai Penempatan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia disebut BP3TKI sebagai berikut (a) Ruang Pelayanan KTKLN, (b)
Server Database Lokal, (c) Jaringan Komunikasi dan data VPN-MLS dan internet
broadband minimal 265 Mbps, (d) Lokal Area Network (LAN), (e) Sekurity Data
dan Jaringan, (f) UPS 2000 Watt, (g) Printer ID KTKLN, (h) Personal Computer,
(i) SmartCartd Reader RFID, (j) Finger Print, (k) Camera Digital/Webcam, (l)
Scanner, (m) Blangko KTKLN SmartCard, (n) Tenaga Teknis IT, (o) Petugas
Penerbitan KTKLN dan Validasi KTKLN, (p) di setiap PC Client yang terkoneksi
dengan sever database lokal, Camera Digital/Webcame, SmartCard Reader dan
FringerPrint, (q) Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota yang mendukung sarana prasarana
SISKOTKLN sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC), (b) Jaringan Internet
Minimal 512 Kbps, (c) Printer Laserjet, (d) Webcame Minimal 2 MP, (e)
FingerPrint, (f) Scanner, (g) Petugas Data Entry, (h) Memiliki USER-ID
SISKOTKLN.
Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta yang selanjutnya
disebut PPTKIS yang mendukung sarana prasarana SISKOTKLN adalah sebagai
berikut: (a) Personal Computer (PC), (b) Jaringan Internet Minimal 512 Kbps, (c)
105
Printer Laserjet, (d) Scanner, (e) Petugas Data Entry, (f) Memiliki USER-ID
SISKOTKLN.
Lembaga Pemeriksaan Psikologi yang mendukung sarana prasaran
SISKOTKLN adalah sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang
terinstalisasi Aplikasi Pemeriksaan Psikologi SISKOTKLN dan tersambung
dengan jaringan internet minimal 512 Kbps, (b) Printer Laserjet, (c) Webcame
Minimal 2 MP, (d) Printer Laserjet, (e) Scanner, (f) Petugas Data Entry, (g)
Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Sarana Kesehatan yang mendukung sarana prasarana SISKOTKLN adalah
sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang terinstalisasi Aplikasi Sarrkes
SISKOTKLN dan tersambung dengan jaringan internet minimal 512 Kbps, (b)
Finger Print, (c) Webcame Minimal 2 MP, (d) Printer Deskjet berwarna, (e)
Scanner, (f) Blanko Sertifikat Fit to Work, (g) Petugas Data Entry, (h) Memiliki
USER-ID SISKOTKLN.
Balai Latihan Kerja luar Negeri yang selanjutnya disebut dengan BLKLN
yang mendukung sarana prasarana SISKOTKLN adalah sebagai berikut: (a)
Personal Computer (PC) Yang terinstalisasi Aplikasi Absensi Biometrik
SISKOTKLN dan tersambung dengan jaringan internet minimal 512 Kbps, (b)
Finger Print, (c) Scanner, (d) Petugas Data Entry, (e) Memiliki USER-ID
SISKOTKLN.
Lembaga Sertifikat Profesi yang mendukung sarana prasarana SISKOTKLN
adalah sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang terinstalisasi Aplikasi
106
Uji Kompetensi SISKOTKLN dan tersambung dengan jaringan internet minimal
512 Kbps, (b) Jaringan Internet, (c) Printer Laserjet, (d) Scanner, (e) Petugas Data
Entry, (f) Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Konsorium Asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mendukung sarana
prasarana SISKOTKLN adalah sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang
terinstalisasi Aplikasi Asuransi SISKOTKLN dan tersambung dengan jaringan
internet minimal 512 Kbps, (b) Jaringan Internet, (c) Printer Laserjet, (d) Scanner,
(e) Petugas Data Entry, (f) Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Lembaga Keuangan yang mendukung sarana prasarana SISKOTKLN
adalah sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang tersambung dengan
jaringan internet minimal 512 Kbps, (b) jaringan Internet, (c) Scanner, (d) Petugas
Data Entry, (f) Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Perwakilan Republik Indonesia yang mendukung sarana prasarana
SISKOTKLN adalah sebagai berikut: (a) Personal Computer (PC) Yang
terinstalisasi Aplikasi Perwakilan RI SISKOTKLN dan tersambung dengan
jaringan internet minimal 512 Kbps, (b) Jaringan Internet, (c) SmartCard Reader
RFID, (d) Printer Laserjet, (e) Operator SISKOTKLN /Petugas penerbit KTKLN
dan Validasi KTKLN, (f) Memiliki USER-ID SISKOTKLN.
Sebagai suatu sistem SISKOTKLN memberikan akses kepada setiap
instansi dan stakeholder sesuai fungsi dan wewenang masing-masing berkaitan
dengan proses penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara online adalah
sebagai berikut:
107
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) mempunyai fungsi dan tanggung jawab secara keseluruhan
operasional SISKOTKLN meliputi: (a) Menyiapkan Perangkat Keras (Hardware),
Perangkat Lunak (Software), Perangkat Jaringan Komunikasi Data dan Sumber
Daya Manusia (Brainware) serta Setandar Operasional Prosedur (SOP)
SISKOTKLN, (b) melakukan perawatan perangkat keras, perangkat lunak/sistem
dan perangkat jaringan lokal atau komunikasi data untuk memastikan sistem
penempatan TKI secara online bisa berjalan dengan baik selama 24 jam sehari, (c)
Melakukan back up data secara ruin, (d) Menambah, mengedit dan menghapus
data stakeholder, (e) Membuat User-ID baru, me-reset, password dan
mendisable/menghapus User-ID satkeholder, (f) Memberikan Uer-ID dan
password kepada seluruh instansi dan stakeholders terkait selaku pengguna
SISKOTKLN, (g) Melakukan infut data Mitra Usaha Luar Negeri/Agensi, (h)
Membeikan pelayanan sistem (support system) operasional SISKOTKLN kepada
seluruh stakeholders (HelpDisk), (i) Menerbitkan surat izin pengarahan (SIP), (J)
Menerbitkan KTKLN untuk TKI Program G to G, (k), Melakukan pendataan
updating petugas Rekrut PPTKIS, (l) Melakukan pendataan dan updating Balai
Lelatihan Kerja Luar Negeri, (m) melakukan infut data perjanjian kerjasama Balai
Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) dengan PPTKIS, (n) melakukan pengawsan
dan pengendalian terhadap pelaksanaan pelayanan penempatan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) melalui SISKOTKLN yag dilakukan oleh seluruh stakeholder.
BP3TKI mempunyai fungsi dan wewenang pelayanan sebagai berikut: (a)
melakukan verifkasi data dan menerbitkan Surat Ijin Pengerahan (SIP) untuk
108
wilayah rekrut dalam satu wilayah Kerja Balai Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, (b) melakukan verifikasi data dan
menerbitan Surat Pengatar Rekrut (SPR) untuk rekrut Calon Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) berdasarkan SIP dan permohonan dari PPTKIS, (c) melakukan
verifikasi data dan dokumen Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan
mengikuti PAP (Pembekalan Akhir pemberangkatan) dan penerbitan KTKLN
berdasarkan permohonan dari PPTKIS, Pelaksana Penempatan Pelaut Perikanan,
Perusahaan Pelaksana Perekrutan dan Penempatan Pelaut dan Perusahaan
(BUMN, BUMD, Sasta Nasional) yang mengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
ke luar negeri untuk perusahaan sendiri, (d) melakukan download dan data Calon
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari server pusat ke sever lokal BP3TKI untuk
penerbitan KTKLN, (e) melakukan input dan Calon Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Mandiri /Perorangan dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Re-Entry yang
sudah memenuhi persyaratan dan prosedur yang berlaku berdasarkan permohonan
Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)/ TKI untuk penerbitan KTKLN melakukan
registrasi Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berkerja pada Pengguna
Berbadan Hukum melalui PPTKIS dan Program G to G, (f) melakukan registrasi
Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan berkerja pada Pengguna Berbadan
Hukum, (g) melakukan penerbitan KTKLN, (h) melakukan opload data KTKLN
ke server pusat untuk sinkronisasi data KTKLN, (i) melakukan data Calon Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) antar PPTKIS, (j) melakukan perubahan data negara tujuan
penempatan dan mitra Usaha Luar Negeri/Agensi, (k) melakukan edit nama Calon
Tenaga Kerja Indonesia, (l) melakukan pelimpahan Petugas Rekrut PPTKIS dari
109
PPTKIS lama ke PPTKIS baru, (m) melakukan perubahan wilayah rekrut bagi
Petugas Rekrut PPTKIS, (n) Re-Capture sidik jari terhadap Calon Tenaga Kerja
Indonesia (TKI).
Tugas PPTKIS adalaha sebagai berikut: (a) mengajukan permohonan SIP,
(b) mengajukan permohonan SPR, (c) membuat surat pengantar /permohonan
untuk (pemeriksaan psikologi Calon Tenaga Kerja Indonesia(TKI), pemeriksaan
kesehatan Calon TKI, pealihan di BLKLN, Uji Kompetensi, Pembayaran Asurnsi
Perlindungan TKI, (d) melakukan updating data untuk mengikuti PAP, (e)
melalukan permohonan registrasi pembayaran Tenaga Keja Indonesia (TKI) yang
ditempatkan ke negara, Singapura, Hongkong, dan Taiwan melalui Lembaga
Keuangan, (f) melakukan permohonan verifikasi data untuk mengikuti PAP dan
penerbitan KTKLN, (g) dapat mengakses data Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
sedang proses dan /atau sudah memiliki KTKLN serta keberadaan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) diluar negeri (khusus data Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
telah dilakukan pemeriksaan psikologi).
Tugas Dinas Provinsi adalah: (a) verifikasi data dan penerbitan Surat
Pengantar Rekrut (SPR) untuk Rekrut Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
diwilayahnya berdasarkan SIP dan permohonan PPTKIS, (b) monitoring
pendaftaran Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kabupaten/Kota, dan, (c)
mengakses data Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sudah memiliki KTKLN.
Tugas Dinas Kabupaten/Kota adalah (a) validasi data dan penerbitan Surat
Pengantar Rekrut PPTKIS dengan aplikasi biometrik Petugas Rekrut, (b)
110
melakukan regisrtasi/input biodata Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI), capture
foto dan sidik jari berdasarkan hasil rekrut Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
dari Kabupaten/Kota yang bersangkutan, (c) membuat Berita Calon Seleksi Calon
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berdasarkan data diatas, (d) mencetak Berita Acara
Seleksi Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI), (e) membuat Surat Rekomendasi
Paspor berdasarkan data registrasi Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
sedang proses dan/atau sudah memiliki KTKLN serta keberadaan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di luar neger.
4.1.6 Mekanisme Pelayanan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (SISKOKLN)
Proses pelayanan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar
negeri berbasis teknologi informasi yang melibatkan instansi dan stakeholders
terkait sesuai dengan fungsi dan wewenang melalui SISKOTKLN. Tahapan
proses data Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang harus dilalui dalam
penempatan TKI ke laur negeri dapat dilihat pada gambar di bawah ini
111
Gambar 4.2
Tahapan dan Interkoneksi Proses SISKOTKLN
Sumber:BNP2TKI,BP3TKI,Disnakertrans Kab.Serang
Pada gambar 4.1 di atas, dapat dilihat tahapan proses data calon TKI yang
harus dilalui dalam melakukan penampatan TKI ke Luar Negeri, dimana masing
stakeholder yang berkepentingan dalam proses penempatan TKI sesuai dengan
fungsi dan wewenangnya dapat dapat terkoneksi langsung dengan database
SISKOTKLN.
112
Gambar 4.3
Sistem Informasi Penempatan dan Perlindungan TKI Terpadu
Sumber: BNP2TKI, BP3TKI, Disnakertrans Kab. Serang
Pada gambar 4.2 di atas, dapat dilihat tahapan poses tersedianya database
penempatan TKI yang berkerja diluar negeri yang dapat diakses dimana saja
secara online dan real time, sehingga perlndungan yang diberikan keapada TKI
dapat lebih optimal.
113
Gambar 4.4
Alur Registrasi CTKI Oline di Disnaker/Kota
Sumber: BNP2TKI, BP3TKI, Disnakertrans Kab. Serang
Gambar 4.3 diatas merupakan bagan alur registrasi CTKI online di Dinas
Kabupaten/Kota. Sedangkan bagan alur pelaksanaan pelayanan penerbitan
KTKLN di BP3TKI adalah sebagai berikut:
114
Gambar 4.5
Alur Pelaksanaan Pelayanan Penerbitan KTKLN di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Database
SISKOTKLN
Calon TKI
(PPTKI)
Pendataran Calon
TKI untuk Ya
mengikuti PAP
Mendapat pembekalan akhir pemberangkatan
Pembagian KTKLN kepada
TKI akan diberangkatkan
Cek Tolak
KTKLN
Calon TKI melengkapi syarat yang belum
terpenuhi
Calon TKI (PPTKIS)
Calon TKI (PPTKIS)
Sumber: BN2TKI, BP3KI, 2015
Gambar 4.4 diatas merupakan alur pelaksanaan pelayanan penerbitan
KTKLN di BP3TKI untuk kartu indentitas bagi TKI yang memenuhi persyaratan
dan prosedur untuk berkerja di luar negeri.
115
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Identitas Responden
Penelitian ini mengambil 47 responden. Responden merupakan jumlah
dari semua populasi yang ada di lokasi penelitian. Responden semua Pegawai
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Berikut ini adalah
jumlah responden yang dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, Tingkat Usia
dan Pendidikan.
Diagram 4.1
Jenis Kelamin
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
21
26 laki-laki prempuan
Sumber: Data primer diolah 2015
Berdasarkan grafik 4.1, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
adalah perempuan sebesar 21 atau sebesar 45%, sedangkan responden laki-laki
sebesar 26 atau sebesar 55% dari 47 sebagai sampel . Berarti pegawai Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sebagian besar adalah laki-laki.
116
Diagram 4.2
Identitas responden Berdasarkan Tingkat Usia
Tingkat usia
2 6
26-28
30-35
40-50
39
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan grafik 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
yang bekerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang berusia
40-50 tahun yaitu sebanyak 39 responden. Kemudian disusul dengan responden
berusia 30-35 tahun berjumlah 6 responden, dan selanjutnya responden berusia
26-28 tahun berjumlah 2 responden. Sebagian besar usia yang menjadi responden
yaitu 40-50 tahun.
117
Diagram 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
Respoden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
S1 7
3 S2
D3
26
11 SLTA
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan grafik 4.3 dapat dilihat sebagian besar responden adalah
bependidikan S1 sebesar 26 orang, kemudian yang berpendidikan S2 sebesar11
orang, disusul untuk sebesar 3 orang, dan terakhir untuk responden yang
berpendidikan SMA/Sederajat 7 orang, hal ini menunjukan bahwa latar belakang
pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mayoritas
berpendidikan S1 dengan jumlah sebanyak 26 orang.
118
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
4.3.1 Uji Validitas
Analisis data penelitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan
melakukan uji validitas instrument guna untuk mengetahui seberapa tepat suatu
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Uji
validitas digunakan untuk valid tidaknya suatu kuesioner. Kevaliditasan
instrument menggambarkan bahwa suatu instrument benar-benar mampu
mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu
menunujukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Adapun
rumus yang digunakan adalah menggunakan statistik korelasi product
momentdengan bantuan SPSS Statistik IBM 20. Dalam pengujian validitas,
peneliti menggunakan 47 responden sebagai uji coba menghitung validitas pada
variabel X. Berikut hasil uji instrument pada variabel X :
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga
Kerja Luar Negeri (X)
No.
Butir Pertanyaan
Koefisien Korelasi
r tabel
Keterangan
1 P1 .521** 0.288 Valid
2 P2 .530** 0.288 Valid
3 P3 .525** 0.288 Valid
4 P4 .594** 0.288 Valid
5 P5 .684** 0.288 Valid
6 P6 .411** 0.288 Valid
119
7 P7 .315* 0.288 Valid
8 P8 .607** 0.288 Valid
9 P9 .741** 0.288 Valid
10 P10 .528** 0.288 Valid
11 P11 .706** 0.288 Valid
12 P12 .717** 0.288 Valid
13 P13 .682** 0.288 Valid
14 P14 .711** 0.288 Valid
15 P15 .630** 0.288 Valid
16 P16 .684** 0.288 Valid
17 P17 .546** 0.288 Valid
18 P18 .501** 0.288 Valid
19 P19 .456** 0.288 Valid
20 P20 653** 0.288 Valid
21 P21 .507** 0.288 Valid
22 P22 .533** 0.288 Valid
23 P23 .484** 0.288 Valid
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa seluruh item
pernyataan pada variabel Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (X) sebanyak 23 item pernyataan memiliki rhitung > rtabel yang didapat yaitu
nilai rtabel = dengan taraf signifikan sebesar 5%. Hasil ini menunjukan bahwa
seluruh item yang ada dalam variabel Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga
Kerja Luar Negeri (X) memiliki nilai validitas yang tinggi, sehingga dapat dipakai
sebagai bahan pengijian selanjutnya.
120
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Efektivitas Kerja (Y)
No Butir pertanyaan
Koefisien korelasi r tabel Keterangan
1 P24 .608** 0.288 Valid
2 P25 .628** 0.288 Valid
3 P26 .598** 0.288 Valid
4 P27 .564** 0.288 Valid
5 P28 .570** 0.288 Valid
6 P29 .440** 0.288 Valid
7 P30 .688** 0.288 Valid
8 P31 .651** 0.288 Valid
9 P32 .707** 0.288 Valid
10 P33 .646** 0.288 Valid
11 P34 .671** 0.288 Valid
12 P35 .697** 0.288 Valid
13 P36 563** 0.288 Valid
14 P37 .538** 0.288 Valid
15 P38 .584** 0.288 Valid
16 P39 .665** 0.288 Valid
17 P40 .602** 0.288 Valid
18 P41 .688** 0.288 Valid
19 P42 .683** 0.288 Valid
121
20 P43 .590** 0.288 Valid
21 P44 .660** 0.288 Valid
22 P45 .711** 0.288 Valid
23 P46 .584** 0.288 Valid
24 P47 .501** 0.288 Valid
25 P48 .644** 0.288 Valid
26 P49 .490** 0.288 Valid
27 P50 .708** 0.288 Valid
28 P51 .710** 0.288 Valid
29 P52 .744** 0.288 Valid
30 P53 .628** 0.288 Valid
31 P54 .504** 0.288 Valid
32 P55 .620** 0.288 Valid
Sumber: Data Primer diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa seluruh item pada variabel
Efektivitas Kerja (Y) sebanyak 32 pertanyaan memiliki rhitung > rtabel yang didapat
dari nilai rtabel = dengan taraf signifikan sebesar 5%. Hasil ini menunjukan bahwa
seluruh item pernyataan yang ada dalam variabel Efektivitas Kerja (Y) memiliki
nilai validitas yang tinggi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan pengujia n
selanjutnya.
122
Cronbach's Alpha N of Items
.909
23
4.3.2 Uji Reliabilitas
Untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka
peneliti menggunakan uji reliabilitas, jadi instrumen yang dilakukan uji reliabilitas
adalah instrumen yang dinyatakan valid maka bisa dilakukan uji reliabilitas.
Dalam pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan bantuan SPSS IDM 20. adapun hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan
dalam penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach. Hasil yang diuji reliabilitas data
pada variabel X dan Y dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Statistik Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui SPSS IDM 20 diketahui bahwa
Reliability Statistics pada variabel X yang pengujiannya menggunakan Alpha
Cronbach adalah sebesar 0,909. Hal ini menunjukan bahwa reabilitas tinggi dan
instrumen dapat digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data.
123
Cronbach's Alpha N of Items
.948
32
Penerapan Siskotkln
Efektivitas Kerja
Chi-Square df Asymp. Sig.
16,000a
20
,717
11,085b
25
,993
Tabel 4.6
Statistik Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui SPSS IDM 20 diketahui bahwa
Reliability Statistic pada variabel Y yang pengujiannya menggunakan Alpha
Cronbach adalah sebesar 0,948. Hal ini menunjukan bahwa reabilitas tinggi dan
instrumen dapat digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data.
4.3.3 Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS IBM 20,
dibawah ini didapatkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji sampel Chi–
Square(X2).
Tabel 4.7
Nilai Uji Normalitas Data Chi-Square (X
2)
Test Statistics
a. 21 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected
cell frequency is 2,2.
124
b. 26 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected
cell frequency is 1,8.
α = 0,05 Sig.>α : data berdistribusi normal Kesimpulan : seluruh variabel berdistribusi normal
No Variabel Asymp > α = 0,05 Keterangan 1 Penerapan Siskotkln 0,717 > 0,05 Normal 2 Efektivitas Kerja 0,993 > 0,05 Normal
Sesuai dengan output yang dihasilkan tersebut maka kriteria yang
digunakan yaitu Ho karena Asym. Sig. (2-tailed) > dari tingkat alpha yang
ditetapkan 0,05 atau 5% karena dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
4.3.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Peneliti mencoba mengukur
pengaruh antara Penerapan Siskotkln (X) terhadap Efektivitas Kerja (Y) dengan
menggunakan teori menurut Raymon Mcload, dan Jr. George P. Schell digunakan
untuk Sistem Informasi Penerapan Siskotkln, sedangkan teori menurut Richar M.
Steers digunakan untuk Efektivitas, dalam teorinya terdapat indikator atau
subindikator yang kemudian diuraikan dalam kuesioner.
Skala yang digunakan adalah skala likert, pilihan jawaban dari kuesioner
terdiri dari 4 (empat) item yang memiliki pilihan berbeda tetapi poin yang
digunakan sama antara 1 (satu) sampai 55 (lima puluh lima), yaitu SS (Sangat
Setuju bernilai 4, pilihan S(Setuju) yang bernilai 3, pilihan TS (Tidak
Setuju)bernilai 2, pilihan STS (Sangat Tidak Setuju bernilai 1. Apabila semakin
tinggi nilai yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan, maka semakin baik
125
pula penerapan siskotkln dan efektivitas kerja semakin tinggi. Pemaparan
mengenai tanggapan responden atas kuesioner ini akan digambarkan dalam
bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan
yang diajukan melalui kuisioner kepada responden sebanyak 47 responden,
berdasarkan indikator dalam teori tersebut adalah sebagai berikut :
4.3.4.1 Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Keja Luar Negeri
(SISKOTKLN) X
4.3.4.1.1 Relevansi
Relevansi berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya,
relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan orang lainya
Diagram 4.4
Informasi SISKOTKLN yang dikelola sudah tersaji dengan baik
P1
0
3
17 SS
S
TS 27
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
126
Berdasarkan diagram 4.4 diatas mengenai informasi yang dikelola dengan
baik dan tersaji di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
tentang relevansi informasi yang cocok dan sesuai dengan baik, didapat jawaban
sangat setuju 17 responden, jawaban setuju sangat signifikan menjawab 27
responden, jawaban tidak setuju 3 responden, jawaban sangat tidak setujuh 0
responden.
Jawaban mayoritas responden diatas yaitu setuju sebanyak 27 responden
dan juga 17 responden menjawab sangat setuju, dapat diketahui bahwa informasi
SISKOTKLN sudah tersaji dengn baik di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dan diperlukan bagi pegawai dan orang untuk mengakses data
dan informasi denan baik.
Diagram 4.5
Informasi SISKOTKLN yang disajikan cukup jelas
P2
0
4 9 SS
S
TS
STS
34
Sumber : Data primer diolah 2015
127
Berdasarkan diagram 4.5 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
disajikan sangat jelas di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
tentang informasi yang cukup jelas dalam penyajian informasinya, didapat
jawaban sangat setujuh 9 responden, jawaban setuju sangat signifikan 34
responden, jawaban tidak setuju 4 responden, jawaban sangat tidak setuju 0
responden.
Jawaban mayoritas responden yaitu setuju sebanyak 34 responden dan
juga 9 responden menjawab sangat setuju, dapat diketahui bahwa sistem informasi
SISKOTKLN yang diterapkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang cukup jelas.
Diagram 4.6
Informasi SISKOTKLN yang disajikan harus aktual dan faktual
P3
0
2
21 SS
S 24
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
128
Berdasarkan diagram 4.6 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
harus aktual dan faktual di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupen Serang
dalam penyajian informasi yang aktual dan faktual dapat mudah di mengerti oleh
pengguna pegawai di dinas, didapat jawaban sangat setujuh 21 responden,
jawaban signifikan setuju menjawab 24 responden, jawaban tidak setuju 2
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Jawaban mayoritas responden diatas yaitu sebanyak 24 dan 21 responden
menjawab sangat setujuh, dapat diketahui bahwa sistem informasi SISKOTKLN
yang selalu aktual dan faktual mengenai pemberian informasi yang di berikan oleh
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang memberikan informasi
dan pelayanan penempatan tenaga kerja indonesia yang berbasis teknologi
informasi melalui sistem komputerisasi dengan tujuan meminimalisir
permasalahan tenaga kerja indonesia yang sering terjadi, pemberian informasi
kepada pencari secara jelas, akual dan faktual antara lian jenis pekerjaan, besar
upah, dan jam kerja. Hal ini diperlukan untuk melindungi pekerja/buruh serta
untuk menghindari terjadi perselisihan setelah tenaga kerja ditempatkan.
129
Diagram 4.7
Informasi SISKOTKLN yang tersaji dapat dipertanggungjawabkan
p4
0
3 18 SS
S
26 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.7 diatas, mengenai informasi SISKOTKLN yang
dapat dipertangunggungjawabkan, jawaban sangat setuju 18 respoden, jawaban
singnifikan setujuh 26 responden, jawaban tidak setuju 3 respoden, jawaban
sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban responden menjawab setujuh 26 dan
18 responden sangat setujuh, jadi dikatakan informasi SISKOTKLN yang di
terapkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
informasinya dapat dipertanggung jawabkan oleh dinas seabagai sebuah informasi
yang relevan untuk diberikan kepada pengguna dan dapat di mengerti sebagai
sebuah informasi yang baik. Suatu sistem informasi harus dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan dalam suatu manajemen karena dalam hal ini sangat
penting dalam menyangkut citra organisasi manajemen yang digiatkan, informasi
yang disampaikan kepada seseorang atau maupun ke suatu organisasi harus betul-
betul diyakini kebenaranya.
130
Diagram 4.8
Informasi SISKOTKLN mengacu pada kebutuhan pengguna layanan
p5
0 0
23 SS 24 S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.8 diatas mengenai informasi SISKOTKLN pada
pengguna layanan yang baik, didapatkan jawaban sangat setuju 24 responden,
jawaban setuju 23 responden, jawaban tidak setujuh 0 responden, jawaban sangat
tidak setujuh 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban sangat setujuh 24 responden dan
sangat setujuh 23 responden, jadi bisa dikatakan informasi yang mengacu pada
kebutuhan pengguna layanan SISKOTKLN baik di Dinas Tenaga Kerja dan
Trasmigrasi Kabupaten Serang mudah diperoleh, ini menunjukan mudahnya dan
cepatnya informasi dapat diperoleh dan di akses dengan baik dalam waktu
tertentu, memberikan panduan informasi seluruh stakeholder agar dapat
memberikan pelayanan TKI secara layak, cepat, murah, dan efisien.
131
Diagram 4.9
Informasi SISKOTKLN yang tersedia dapat memberikan manfaat
bagi pengguna layanan
p6 0 0
22 SS
25 S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.9 diatas mengenai informasi SISKOTKLN dapat
memberikan manfaat bagi pengguna layanan tentang penerapan sistem informasi
SISKOTKLN di Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
didapatka jawaban sangat setujuh 25 responden, setujuh 22 responden, tidak
setujuh 0 responden, sanga tidak setujuh 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban responden yaitu sangat setujuh 25
responden dan sangat setujuh 22 responden jadi dapat disimpulkan bahwa
informasi SISKOTKLN memberikan manfaat bagi yang menerimanya dan
membutuhkan layanan yang tersaji dengan baik untuk mengakses data dan
infomasi yang sesaui dengan SISKOTKLN memberikan pelayanan dalam rangka
penempatan dan perlindungan TKI yang layak, cepat, murah dan efisien.
132
Diagram 4.10
Informasi yang dihasilkan dapat menciptakan komunikasi yang baik
P7
0
3
19 SS
S
25 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.10 diatas mengenai informasi yang dapat menciptakan
komunikasi yang baik oleh pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang tentang Sistem Informasi SISKOTKLN, didapatkan jawaban
sangat setujuh 19 responden, jawaban setujuh 25 responden, jawaban tidak
setujuh 3 responden, jawaban sangat tidak setujuh 0 responden.
Dapat diketahu mayorotas jawaban responden yang sangat setujuh 19
responden dan setujuh 25 responden bisa disimpulakan dari 47 responden pegawai
yang memberikan hasil komunikasi yang baik dalam Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi baik dalam penyampaian informasi data dan informasi dalam bentuk
database SISKOTKLN.
133
Diagram 4.11
SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
P8
0
2 13
SS
S
32 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diaram 4.11 diatas mengenai penerapan SISKOTKLN yang
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna dan pegawai di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang supaya lebih baik ketika
dibutuhkan dan diperlukan, didpatkan jawaban sangat setujuh 13 responden,
jawaban setujuh 32 responden, jawaban tidak setujuh 2 responden, jawaban sangat
tidak setujuh 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 32 responden dan sangat setujuh
13 responden dapat disimpulkan bahwa SISKOTKLN dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan dan diperlukan dalam informasi penempatan Tenaga
Kerja sehingga informasi yang dihasilkan aman, mudah, dan efisie.
134
4.3.4.1.2 Akurasi
Akurat didefinisikan akurat berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya serta informasi bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
menyesatkan.
Diagram 4.12
Semua informasi SISKOTKLN yang diberikan akurat dan
mempunyai arti nilai yang nyata bagi si penerima
P9 0
3
22 SS
22 S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.12 mengenai sistem informasi yang akurat dalam
SISKOTKLN dan memberikan nilai yang nyata bagi penerima di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, didapatkan jawaban sangat setujuh 22
responden, jawaban setujuh 22 responden, jawaban tidak setujuh 3 responden,
jawaban sangat tidak setujuh 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban responden yaitu sangat setuju 22
responden dan setujuh 22 responden dapat disimpulkan bahwa akurasi informasi
SISKOTKLN berjalan dengan baik dan bebas dari kesalahan dalam penyampaian
informasi tersebut.
135
Diagram 4.13
Sumber informasi SISKOTKLN yang diberikan kepada penerima
benar dan tidak salah dalam penyajiannya
P10
0
4 15
SS
S
TS 28
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.13 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
diberikan penerima benar dan tidak salah dalam penyajiannya di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten serang, jadi informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan yang tidas bias kepada si penerima, didapatkan jawaban
sangat setuju 15 responden, jawaban setuju 28 responden, jawaban tidak setuju 4
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban diatas yaitu setujuh dan sangat setuju
15 resonden, dengan demikian bahwa siste informasi SISKOTKLN yang di
berikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang kepada
peneriman layanan benar dan tidak salah dalam penyajian informasi
SISKOTKLN.
136
Diagram 4.14
Sebuah informasi SISKOTKLN yang bisa dipercaya dan
dipertanggung jawabkan bila terjadi kesalahan dalam penyajiannya kepada
penerima
P11
0
5
20 SS
S
22 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.14 diatas mengenai informasi SISKOTKLN
yang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan akan kesalahanya dalam
penyajian kepada penerima informasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang supaya lebih baik dan terjamin, didapat jawaban sangat setuju
20 responden, jawaban setuju 22 responden, jawaban tidak setuju 5 responden,
jawaban sangat tidak setujuh 0 responden.
Diketahui mayoritas responden yaitu setuju 22 responden dan sangat
setuju 20 responden, jadi sistem informasi yang di berikan Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan
akan kesalahannya dalam menyampaikan sebuah informasi kepada para pengguna
137
Diagram 4.15
Informasi SISKOTKLN yang diberikan tidak bias, bebas dari
kesalahan-kesalahan dan harus jelas
P12
0
7 16
SS
S
TS 24
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.15 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
diberikan harus tidak bias, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas cara
menyampaikan sebuah informasi bagi calon tenaga kerja luar negeri supaya tidak
ada kesalahan dalam infut data dan informasi, didapat jawaban sangat setuju 16
responden. Jawaban setujuh 24 responden, jawaban tidak setujuh 7 resonden,
jawaban sangat tidak setuju 0 resonden.
Diketahui mayoritas jawaban responden yaitu setuju 24 responden dan
sangat setuju 16 responden, bisa disimpulkan bahwa informasi yang diberikan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah bebas dari
kesalahan dan jelas dalam penyampaikan sebuah informasi SISKOTKLN dan
informasi Ketenagakerjaan bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
138
Diagram 4.16
Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan benar-benar akurat, data
yang dimasukan dan proses yang dibuat harus sesuai dengan masukan yang
dihadapi
P13 0
5 15
27
SS
S
TS
STS
Sumber :Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.16 diatas mengenai sistem informasi SISKOTKLN
yang benar dan akurta dalam memproses data yang telah dibuat harus sesuai
dengan masukan dan output yang baik, didapatkan jawaban sangat setuju 15
responden, jawaban setujuh 27 responden, jawaban tidak setuju 5 responden,
jawaban sangat tidak setujuh 0 responden.
Dikethui jawaban mayoritas dari responden yaitu setuju 27 responden dan
sangat setujuh 15 responden dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
SISKOTKLN yang benar dan akurat dalam memproses data yang telah dibuat
sesuai dengan masukan dan ouput yang baik sehingga database SISKOTKLN
terjaga dengan baik dan aman seperti validasi data petugas rekrut PPTKIS,
registrasi/infut biodata calon TKI, berita acara seleksi calon TKI berdasarkan data.
139
4.3.4.1.3 Ketepatan waktu
Informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba kepada
penerima tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu sudah tidak
mempunayi nilai.
Diagram 4.17
Informasi SISKOTKLN selalu updating data setiap saat
P14
0
7
SS
25 S 15
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.17 diatas mengenai sistem informasi SISKOTKLN
yang selalu tepat waktu (updating) setiap saat sehingga infomasinya deterima
dengan baik oleh pengguna dan penerima itu sendiri, didapatkan jawaban sangat
setujuh 25 responden, jawaban setujuh 15 responden, jawaban tidak setuju 7
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui jawaban mayoritas dari responden yaitu sangat setujuh 25
responden dan 15 responden yang menjawab dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi SISKOTKLN yang diterapkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang selalu tepat waktu (updating) setiap saat untuk
diperlukan.
140
Diagram 4.18
Informasi SISKOTKLN dapat diakses dengan baik pada waktu yang
bersamaan
P15 0
6 11
30
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.18 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
dapat diakses dengan baik pada waktu bersamaan oleh pengguna, didapatkan
jawaban sangat setujuh 11 responden, jawaban setuju 30 responden, jawaban tidak
setuju 6 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Diketahui mayoritas jawaban responden setuju 30 dan sangat setujuh
11responden yang menjawab dapat disimpulkan bahwa informasi SISKOTKLN
dapat diakases pada waktu bersamaan dalam pelayanan penempatan TKI dengan
memberikan akses kepada Instansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang serta stakeholder sesuai tugas dan fungsi dan wewenang
masing masing yang berbasis informasi melalui komputerisasi yang terpadu.
141
Diagram 4.19
Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan atau dibutuhkan
hendaknnya tidak boleh terlambat (usang)
P16
0
1
19 SS
S 27
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.19 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
dibutuhkan hendaknya tidak boleh terlambat (usang), didapatkan jawaban sangat
setujuh 19 responden, jawaban setuju 27 responden, jawaban tidak setuju 1
responden, jawaban sangat tidak setujuh 0 responden.
Diketahui mayoritas jawaban responden yaitu setuju 27 responden dan
sangat setujuh 19 responden pegawai, dapat disimpulkan bahwa informasi
SISKOTKLN yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang dalam menyampaikan informasi tidak terlambat (usang) sehingga
pengguna informasi akan lebih baik dalam mengakses sebuah informasi-informasi
yang telah diterbitkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sehingga
pengguna dapat mengakses data dan informasi SISKOTKLN dengan lancar.
142
Diagram 4.20
Informasi SISKOTKLN yang diberikan kepada penerima tidak boleh
terlambat
P17
0
1 14
SS
S
32 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.20 diatas mengenai Informasi yang diberikan tidak
boleh terlambat dalam penyampaikan arus informasi, didapatkan jawaban sangat
setuju 14 responden, jawaban setuju 32 responden, jawaban tidak setujuh 1
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban responden setuju 32 responden dan
sangat setuju 14 responden, dapat disimpulkan bahwa informasi yang diberikan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang untuk membantu
memberikan pelayanan dan memberikan informasi dalam rangka penempatan dan
perlindungan yang layak, cepat, murah dan efisien kepada warga negaranya yang
akan berkerja keluar negeri berbasis teknologi informasi yang terpadu melalui
SISKOTKLN yang melibatkan Instansi terkait.
143
Diagram 4.21
SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
pelanggan
P18
0 0
23 SS 24
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.21 diatas mengenai SISKOTKLN yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan dan pengguna dalam
menyampaikan informasinya, didapatkan jawaban sangat setuju 23 responden,
jawaban setuju 24 responden, jawaban tidak setuju 0 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui jawaban setuju 24 responden dan jawaban sangat setuju
23 responden, dapat disimpulkan bahwa responden menjawab hampir seimbang
mengenai SISKOTKLN yang di terapkan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna dan penerima atau oleh pelanggan yang mengakses informasi
SISKOTKLN sehingga tersedia setiap saat ketika diperlukan dan mudah
digunakan oleh pengguna.
144
4.3.4.1.4 Kelengkapan
Informasi yang dibutuhkan semuanya tersedia dan tidak ada sedikitpun
informasi yang tertinggal.
Diagram 4.22
SISKOTKLN memberikan informasi yang lengkap kepada para
pengguna
P19
0
2
20 SS
S 25
TS
STS
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan diagram 4.22 diatas mengenai SISKOTKLN memberikan
informasi lengkap kepada pengguna, didapatkan jawaban sangat setuju 20
responden, jawaban sangat setuju 25 responden, jawaban tidak setuju 2 responden,
jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban menjawab setuju 25 dan menjawab 20
responden, dapat disimpulkan bahwa SISKOTKLN memberikan informasi
lengkap dan baik kepada pengguna yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang, sehingga kegiatan proses pelayanan penempatan
TKI melalui SISKOTKLN yang dilakukan dinas terkait mudah digunakan oleh
pengguna.
145
Diagram 4.23
Informasi SISKOTKLN yang di berikan menyajikan gambaran yang sesuai
P20
3 14
SS
S
30 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.23 diatas mengenai informasi SISKOTKLN yang
menyajikan gambaran yang sesuai dengan gambaran dilapangan dan dapat
dioperasikan sesuai fungsi dan tujuannya, didapatkan jawaban sangat setuju 14
responden, jawaban setuju 30 responden, jawaban tidak setuju 3 responden,
jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Diketahui mayoritas menjawab setuju 30 responden dan sangat setuju 14
responden, dapat disimpulkan bahwa informasi tentang SISKOTKLN di sajikan
atau diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
sudah sesuai dengan gambaran yang terjadi dilapangan dan dapat dioperasikan
sesuai dengan fungsi dan tujuannya dan bertanggung jawab dalam bidang
penempatan dan ketenagakerjaan.
146
Diagram 4.24
Hasil pengolahan data berupa informasi dapat bermanfaat untuk
kebutuhan instansi
P21
0
4
19 SS
S
24 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.24 diatas mengenai hasil pengolahan data
informasi bermanfaat bagi kebutuhan instansi, didapatkan jawaban sangat setujuh
19 responden, jawaban setuju 24 responden, jawaban tidak setuju 4 responden,
jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas menjawab setujuh 24 responden dan menjawab
sangat setuju 19 responden, dapat disimpulkan bahwa hasil pengolahan data yang
berupa informasi dapat bermanfaat bagi instansi yang menjalankan SISKOTKLN
yang berbasis teknologi komputer, untuk memberikan panduan kepada seluruh
stakeholder agar dapat memberikan pelayanan penempatan TKI secara layak,
cepat, dan efisien.
147
Diagram 4.25
Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan harus lengkap dan tidak ada kekurangan
P22
0
4 14
SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.25 diatas mengenai informasi SISKOTKLN harus
lengkap dan tidak ada kekurangan dalam menyampaikan sebuah informasi,
didapatkan jawaban sangat setuju 14 responden, jawaban setuju 29 responden,
jawaban tidak setuju 4 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 14 responden, dapat disimpulkan bahwa informasi yang diterapkan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang lengkap dan tidak ada
kekurngan dalam penyampaikan sebuah informasi kepada penerimanya, sehingga
pendaftaran Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI ) secara online di disnakertrans,
registrasi Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dan verifikasi Petugas Rekrut
Calon Tenaga Kerja Indonesia (PRCTKI) akan lebih mudah baik dan lancar.
148
Diagram 4.26
SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh si
penerima/TKI
P23
0
1 14
SS
S
32 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.26 diatas mengenai SISKOTKLN memberikan
inforrmasi yang dibutuhkan sesuai dan relevan kepada penerima/TKI dengan baik,
didapatkan jawaban sangat setuju 14 responden, jawaban setuju 14 responden,
jawaban tidak setuju 1 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui bahwa responden mayoritas menjawab setuju 32
responden dan menjawab sangat setuju 14 responden, dapat disimpulkan bahwa
SISKOTKLN memberikan sebuah informasi yang dibutuhkan TKI sesuai dan
relevan sehingga informasi yang di dalam SISKOTKLN lengkap menjadikan
semua informasi tentang TKI yang dibutuhkan pengguna ada atau tersedia dalam
sebuah database SISKOTKLN.
149
4.3.4.2 Efektivitas Kerja (Y)
4.3.4.2.1Produktivitas
Produktivitas dapat didefinisikan bagaimana pemanfaatan yang dilakukan
oleh pegawai atas sumber-sumber yang ada dalam organisasi secara keseluruhan
Diagram 4.27
Pegawai dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
P24
0
2 16
SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.27 diatas mengenai pegawai yang dapat
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sehingga tidak ada pekerjaan yang
tertunda dalam penyusun laporan hasil pekerjaan dalam sebuah organisasi,
didapatkan jawaban sangat setuju 16 responden, jawaban setuju 29 responden,
jawaban tidak setuju 2 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 reponden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 16 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat waktu ditunjang oleh mesin-mesin komputer yang baik.
150
Diagram 4.28
Fasilitas-fasilitas yang diberikan organisasi dapat menunjang
aktivitas kerja/pekerjaan
P25
0
7 11
29
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.28 diatas mengenai fasilitas-fasilitas yang
diberikan oleh organisasi/instansi dapat menunjang aktivitas kerja/pekerjaan,
didapatkan jawaban sangat setuju 11 responden, jawaban setuju 29 responden,
jawaban tidak setuju 7 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan menjawab
sangat setuju 11 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa fasilitas-fasilitas yang
ada di organisasi/instansi dapat menunjang aktivitas kerja/pekerjaan dan
memanfaatkan fasilitas oleh pegawai atas sumber-sumber dalam
instansi/organisasi secara keseluruhan dapat memanfaatkan dan memadukan
sumber-sumber tesebut yang pada akhirnya tercapai tujuan organisasi, ini berarti
efektivitas kerja tercapai.
151
Diagram 4.29
Organisasi memberikan peluang dan pengembangan karir bagi setiap pegawai
P26
0
7 11
SS
S
TS
29 STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.29 diatas mengenai organisasi yang memberikan
peluang dan pengembangan karir bagi setiap pegawai, didapatkan jawaban sangat
setuju 11 responden, jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 7
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 11 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi memberikan
peluang dan pengembangan karir bagi setiap pegawai, sehingga peluang dan
pengembangan lebih efektif tenaga berbagat yang tersedia, menbantu pegawai
dalam menilai kebutuhan karir internya sendiri, mengembangkan dan
memberitahukan kesempatan-kesempatan karir yang memyesuaikan kebutuhan
dan kemapuan pegawai dengan ksesmpatan-kesempatan karirnya di
organisasi/instansi tersebut.
152
Diagram 4.30
Keragaman keterampilan dalam pekerjaan membuat pekerjaan
semakin menyenangkan
P27
0 0
18 SS
S 29
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.30 diatas mengenai keragaman keterampilan dalam
pekerjaan membuat pekerjaan semakin menyenangkan, didapatkan jawaban
sangat setuju 18 responden, jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 0
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 18 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan dalam
pekerjaan semakin menyenangkan sehingga pegawai dapat didukung dengan
fasilitas yang baik, sehingga kondisi kerja yang mendukung pegawai peduli akan
lingkungan kerja baik untuk kenyaman pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas tugas memerlukan kerja sama dalam membangun
Disnakertrans kabupaten serang supaya lebih baik.
153
Diagram 4.31
Kondisi ruang kerja membuat nyaman dalam bekerja
P28
0
6 18 SS
S
23 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.31 diatas mengenai kondiasi ruang kerja yang
mendukung dalam bekerja, didapatkan jawaban sangat setuju 18 responden,
jawaban setuju 23 responden, jawaban tidak setuju 6 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 23 responden dan jawaban
sangat setuju 18 responen, jadi dapat disimpulkan bahwa dari jawaban pegawai
dan kondisi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah
cukup lengkap mengenai kondisi ruangan untuk saat ini, dan juga para pegawai
sudah di fasilitasi dalam ruangan kerja dengan jumlah komputer yang cukup untuk
menyelesaikan tugas tugas pekerjaanya seperti tugas validasi data petugas rekrut
PPTKIS, melakukan registrasi input biodata calon TKI, capture foto dan sidik jari
berdasarkan hasil rekrut Calon TKI, dan dapat mengases data TKI yang sedang
diproses dan/sudah memiliki KTKLN serta keberadaan TKI di luar negeri.
154
Diagram 4.32
Pegawai dapat bekerjasama dengan rekan kerjanya
P29
0
1
16
SS
S
30 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.32 diatas mengenai kerja sama dengan rekan kerja,
diadapatkan jawaban sangat setuju 16 responden, jawaban setuju 30 responden,
jawaban tidak setuju 10 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 30 respoden dan jawaban sangat
setuju 16 respoden, dapat disimpulkan bahwa pegawai selalu menjalakan kerja
sama dengan rekannya untuk meyeleaikan tugas-tugas penting yang dianggap
memerlukan Kerja sama dalam membangun Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang supaya lebih baik, sehingga sejauhmana
organisasi dapat mendorong unit-unit organiasi untuk berkerja dengan cara yang
yang terkoordinasi, kekompakan unit-unit organisasi dalam berkerja dapat
mendorong kulitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.
155
Diagram 4.33
Pegawai bekerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya
P30
0
4
19 SS
S
24 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.33 diatas mengenai pegawai bekerja sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
didapatka jawaban sangat setuju 19 responden, jawaban setuju 24 responden,
jawaban tidak setuju 4 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 24 responden dan jawaban
sangat setuju 19 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa 43 pegawai yang ada di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah menjalankan
pekerjaannya dan tugas sebagai aparatur negara sesuai dengan tugas, pokok dan
fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang , dan sisanya
merasa belum maksimal dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya.
156
Diagram 4.34
Teknologi yang digunakan Organisasi sangat membantu dalam
meningkatkan kinerja
P31
0
1
21 SS
S 24
TS
STS
Sumber : Data primer 2015
Berdasarkan diagram 4.34 diatas mengenai teknologi yang digunakan yang
membantu meningkatkan kinerja, didapatkan jawaban sangat setuju 21 responden,
jawaban setuju 24 responden, jawaban tidak setuju 0 resonden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Diketahui mayoritas jawaban setuju 24 responden dan jawaban setuju 21
responden, dapat disimpulkan bahwa teknologi yang digunakan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah cukup lengkap dan membantu
meningkatkan kinerja dan para pegawai sudah di fasilitasi dengan jenis teknologi
komputer yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaan serta
meningkatkan sistem informasi dan perencangan tenaga kerja dan meningkatkan
kualitas sumber daya pegawai dinas tenaga kerja.
157
4.3.4.2.2 Kemampuan Adaptasi
Kemampuan adatasi dapat didefiniskan yaitu suatu kemampuan dan
kesanggupan yang dimiliki oleh setiap pegawai untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Diagram 4.35
Pegawai dapat bekerja secara efektif dan efesien
P32 0
6 19 SS
S
21 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.35 diatas mengenai pegawai berkerja secara efektif
dan efisien, didapatkan jawaban sangat setuju 19 responden, jawaban setuju 21
responden, jawaban tidak setuju 6 responden, jawaban sangat tidak setuju 0
responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 21 responden dan jawaban
sangat setuju 19 responden, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adaptasi
pegawai dalam berkerja secara efektif di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dalam pekerjaan mengenai tugas ketenagakerjaan dan
memanfaatkan teknologi informasi SISKOTKLN dalam penempatan TKI.
158
Diagram 4.36
Pegawai dapat memahami tugas dan fungsinya
P33
1 0
17
SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.36 diatas mengenai pegawai dapat memahami
tugas dan fungsi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
didapatkan jawaban sangat setuju 17 responden, jawaban setuju 29 responden,
jawaban tidak setuju 1 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapa diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 17 responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berkerja di
Dinas Tenaga Kerja dan Transsmigrasi Kabupaten Serang dapat memahami tugas
dan fungsinya seperti mewujudkan sistem informasi dan bursa kerja tenaga kerja
yang ditopang oleh perencanaan tenaga kerja daerah akurat, sehingga dapat
digunakan oleh pencari kerja maupun pihak yang membutuhkan tenaga kerja serta
merencanakan program ketenagakerjaan yang meliputi penempatan tenaga kerja
dalam dan luar negeri.
159
Diagram 4.37
Pegawai menguasai bidang teknologi informasi
P34 0
3 0
14
SS
S
TS
STS
Sumber : Data Primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.37 diatas mengenai pegawai menguasai bidang
teknologi informasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
didapatkan jawaban sangat setuju 14 responden, jawaban setuju 0 responden,
jawaban tidak setuju 3 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban sangat setuju 14 responden dapat
disimpulkan bahwa setiap pegawai telah menguasai bidang-bidang teknologi
informasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sehingga
semua bidang telah menguasai teknologi-teknologi untuk menyampaikan
informasi yang terkait dengan bidang ketenagakerjaan dan penempatan TKI
sehingga meningkatan sistem informasi dan perencangan tenaga kerja lebih baik
produktif, efektif, efisien.
160
Diagram 4.38
Pegawai dapat mengikuti perkembangan teknologi
P35 1 0
18 SS
S 28
TS
STS
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan diagram 4.38 diatas mengenai pegawai yang dapat mengikuti
perkembangan teknologi, didapatkan jawaban sangat setuju 18 responden,
jawaban setuju 28 responden, jawaban tidak setuju 1 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 28 responden dan jawaban
sangat setuju 18 responden, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terhadap perkembangan
teknologi yang di ikuti oleh pegawai mampu mengandalkan dan mengoperasikan
prangkat-prangkat komputer dan teknologi lainya dalam membangun sebuah
organisasi yang unggul dalam bidang multimedia dan sistem iformasi yang baik
dan efisien dan bermanfaat bagi pemakainya.
161
Diagram 4.39
Hubungan atasan dan bawahan berjalan sangat baik
P36
0
8 15
SS
S
TS
24 STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.39 diatas mengenai hubungan atasan dan bawahan
sangat baik di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
didapakan jawaban sangat setuju 15 respodent, jawaban setuju 24 responden,
jawaban tidak setuju 8 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 24 responden dan jawaban
sangat setuju 15 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara atasan
dan pegawai bawahan cukup baik yang merupakan tugas pokok memimpin
merumuskan dan mengkoordinai sasaran kegiatan dinas, melakukan pembinaan
dan pengarahan kegiatan dinas serta menyelegarakan, pengevaluasian, dan
melaporkan kegiatan dinas agar terlaksana dengan baik, efektif, dan efisien.
162
Diagram 4.40
Interaksi komunikasi sesama lingkungan organisasi baik internal
ataupun eksternal berjalan baik
P37
0
2 17 SS
S
28 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.40 diatas mengenai komunikasi sesama lingkungan
organisasi baik di internal ataupun di lingkungan ekternal berjalan dengan baik,
didapatkan jawaban sangat setuju 17 responden, jawaban setuju 28 responden,
jawaban tidak setuju 2 responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 28 responden dan sangat setuju
17 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi mencerminkan kualitas
organisasi, suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, diantara anggota
organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah di
tetapkan, sehingga interaksi komunikasi internal melalui proses penyampaian
pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan
organisasi, dalam hal komunikasi ekternal komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi.
163
4.3.4.2.3 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat didefinisikan kepuasan tinggi dapar
menyenangkan para pekerja/pegawai, sehingga para pekerja/pegawai cenderung
bekerja dalam kondisi yang positif yang di inginkan bersama.
Diagram 4.41
Fasilitas kerja yang dapat menunjang kebutuhan
P38
0
2 16
SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data Primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.41 diatas mengenai fasilitas kerja yang dapat
menunjang kebutuhan organisasi, didapatkan jawaban sangat setuju 16 responden,
jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 2 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 16 responden bahwa fasilitas kerja di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang dapat menunjang kebutuhan pegawai dengan
baik, keseluruhan ruang dalam suatu bangunan, dimana dilaksanakan tata usaha
atau dilakukan aktivitas-aktivitas manajemen maupun berbagai tugas dinas lainya.
164
Diagram 4.42
Penggunaan teknologi yang dapat membantu pekerjaan
P39
1 0
16 SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.42 diatas mengenai penggunaan teknologi yang
dapat membantu pekerjaan pegawai, didapatkan jawaban sangat setuju 16
responden, jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 1 responden,
jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui bahwa jawaban setuju 29 responden dan jawaban sangat
setuju 16 responden, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi yang dapat
membantu dalam pekerjaan pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dalam melakukan pekerjaan, tentunya harus ada fasilitas yang
mendukung agar pekerjaan dapat berjalan dan selesai dengan baik. Teknologi
informasi merupakan salah satu fasilitas yang sekarang banyak dipakai dalam
dunia kerja. Untuk mempercepat pengolahan data-data tersebut dan membuat
pekerjaan menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien maka diperlukan personal
komputer dengan software yang memadai.
165
Diagram 4.43
Adanya reward bagi pegawai yang berprestasi
P40 0
6 18
22
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.43 diatas mengenai adanya reward bagi pegawai
yang berprestasi, didapatkan jawaban sangat setuju 18 responden, jawaban setuju
22 responden, jawaban tidak setuju 6 responden, jawaban sangat tidak setuju 0
responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 22 responden dan jawaban 18
responden, dapat disimpulkan bahwa adanya reward bagi pegawai yang
berprestasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrsi Kabupaten Serang sebagai
langkah nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan atau
reward pegawai yang telah menujukan prestasi kerja yang baik. Ada juga
orgnisasi yang memberikan penghargaan kepada pegawai karena masa kerja dan
pengamabdiannya dapat dijadikan teladan bagi pegawai laninya. Pemberian
penghargaan karena masa kerja pegawai bertujuan untuk memotivasi gairah dan
loyalitas organisasi.
166
Diagram 4.44
Adanya jenjang karier yang memotivasi pegawai
P41
0
6 13
28
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan diagram 4.44 diatas mengenai adanya jenjang karier yang
memotivasi pegawai, didapatkan jawaban sangat setuju 13 responden, jawaban
setuju 28 responden, jawaban tidak setuju 6 responden, jawaban sangat tidak
setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 28 responden dan jawaban
sangat setuju 13 responden, dapat disimpulkan bahwa tentang jenjang karier yang
memotivasi pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
karena perencanaan karier kemungkinan seseorang tentang kemungkinan seorang
pegawai suatu organisasi sebagai individu meniti proses kenaikan pangkat atau
jabatan sesuai persyaratan dan kemampuannya sehingga memotivasi pegawai
lainnya supaya lebih baik dan sukses dalam berkerja.
167
Diagram 4.45
Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pendidikan pegawai
P42
0
5
21 SS
S
21 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.45 diatas mengenai kesesuaian bidang pekerjaan
dengan pendidikan pegawai, didapatkan jawaban sangat setuju 21 responden,
jawaban setuju 21 responden, jawaban tidak setuju 5 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas pegawai menjawab jawaban setuju 21
responden dan jawaban sangat setuju 21 responden, dapat disimpulkan bahwa
kesesuaian bidang pekerjaan dengan pendidikan pegawai yang ada di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang bermacam-macam keahliannya
dan dikatakan cukup sesuai dengan bidang pekerjaan dengan tingkat pendidikan
yang sesuai dengan pekerjaannya saat ini, sehingga pekerjaan yang ditekuni saat
ini sesuai dengan keahlian pendidikan dan bidang pekerjaanya sebagai aparatur
negara.
168
Diagram 4.46
Pegawai memiliki kualifikasi yang baik dalam pekerjaannya
P43 0 0
13
SS
S
34 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.46 diatas mengenai pegawai memiliki kualifikasi
yang baik dalam pekerjaanya, didapatkan jawaban sangat setuju 13 responden,
jawaban setuju 34 responden, jawaban tidak setuju 0 responden, jawaban sangat
idak sejutu 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas pegawai yang menjawab jawaban setuju 34
responden dan sangat setuju 13 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa
kualifikasi pegawai sangat signifikan dalam pekerjaan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang sehingga hal-hal yang dipersyaratkan baik secara
akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Pendidikan dan
pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,
terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian
pegawai.
169
4.3.4.2.4 Kemampuan Berlaba
Kemampuan berlaba sebenarnya merupakan kondisi sejauhmana
kemampuan adaptasi, produktivitas kerja, kepuasan kerja telah dimiliki oleh
pegawai sehingga terlihat hasil kerja mereka.
Diagram 4.47
Pegawai memiliki kompetensi yang baik dalam pekerjaan
P44 0
1
23 SS
23 S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.47 diatas mengenai pegawai memiliki kompetensi
yang baik dalam pekerjaan , didapatkan jawaban sangat setuju 23 responden,
jawaban setuju 23 responden, jawaban tidak setuju 1 responden, jawaban sangat
tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 23 responden dan jawaban
sangat setuju 23 responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai memiliki
kompetensi yang baik dalam pekerjaannya, melakukan suatu pekerjaan atau tugas
yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta di dukung oleh sikap kerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
170
Diagram 4.48
Pegawai memiliki dedikasi penuh bagi pekerjaan
P45
0
7 15
SS
S
TS 25
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.48 diatas mengenai pegawai yang memiliki
dedikasi penuh bagi pekerjaan, didapatkan jawaban sangat setuju 15 responden,
jawaban setuju 25 responden, jawaban tidak setuju 7 responden, jawaban sangat
setuju 0 responden.
Diketahui mayoritas jawaban setuju 25 responden dan jawaban sangat
setuju 15 responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang telah memberikan dedikasinya dengan
sepenuh hati sebuah pengabdian suatu pekerjaan /aktivitas dengan bersungguh -
sungguh dan dengan selalu memberikan yang terbaik tanpa perlu mengeluh serta
penuh loyalitas tinggi. Dan keberhasilan dinas Tenaga Kerja dalam
mengembangkan ketenagakerjaannya dan berbagai aktivitas-aktivitas kerja yang
berkaitan dengan tenaga kerja.
171
Diagram 4.49
Pegawai dapat bekerja dengan tertib dan disiplin
P46
0
2
21 24 SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.49 diatas mengenai pegawai dapat berkerja dengan
tertib dan disiplin, didapatkan jawaban sangat setuju 24 responden, jawaban setuju
21 responden, jawaban tidak setuju 2 responden, jawaban sangat tidak setuju 0
responden.
Mayoritas jawaban responden yang menjawaban sangat setuju 24
responden dan jawaban setuju 21 responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang telah mentaati tata tertib
dan disiplin. Karena disiplin yang tercipta dari diri sendiri maupun dari peraturan
yang tertulis akan meningkatkan produktivitas yang baik pula, penggunaan waktu
secara efektif dan ketepatan waktu dalam pelakukan tugas, ketaatan waku,
bertatanggung jawab dalam pekerjaan sesuai dengan rencana, mengevaluasi hasil
pekerjaan dan keberanian menerima resiko kesalahan dalam pekerjaanya.
172
Diagram 4.50
Pegawai melakukan inisiatif dan berinovasi
P47
0
1 12
SS
S
TS 34
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.50 diatas mengenai pegawai melakukan inisiatif
dan berinovasi, didapatkan jawaban sangat setuju 12 responden, jawaban setuju
34 responden, jawaban tidak setuju 1 respoden, jawaban sangat tidak setuju 0
responden.
Berdasarkan diagram diatas mayoritas jawaban setuju 34 respoden dan
jawaban sangat setuju 12 responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai inisiatif
dan berinovasi, salah satu pegawai yag baik adalah inisiatif, ketika di bidang
pekerjaannya terdapat kendala atau masalah, ia berinisiatif mencari solusi terbaik
untuk keluar dari masalah tersebut. Dan pegawai berinovasi dalam pekerjaannya
memberikan manfaat, keterampilan dan pengalam untuk menciptakan
produktivitas kerja yang memberikan nilai yang berarti atau sacara signifikan.
173
Diagram 4.51
Pegawai bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku di dalam
organisasi
P48
0
1
19 SS
S 27
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.51 diatas mengenai pegawai yang berkerja sesuai
dengan prosedur yang berlaku di dalam organisasi, didapatkan jawaban sangat
setuju 19 respoden, jawaban satuju 27 responden, jawaban tidak setuju 1
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 27 responden dan jawaban
sangat setuju 19 respoden, dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang telah telah berkerja dengan prosedur
yang telah di terapkan oleh dinas tersebut, demi meningkatkan sistem informasi
dan perancangan kerja, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pegawai
Dinas Tenaga Kerja.
174
Diagram 4.52
Pegawai memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas
dan fungsinya
P49 0
1
18
28
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.52 diatas mengenai pegawai memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya, didapatkan jawaban
sangat setuju 18 responden, jawaban setuju 28 resonden, jawaban tidak setuju 1
resonden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Mayoritas jawaban diatas jawaban setuju 28 responden dan jawaban 18
responden, dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap
tugas dan fungsinya sebagai aparatur negara sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Tenaga Kerja dan Transimgrasi Kabupaten Serang. Sehingga proses pengaturan
dan alokasi pekerjaan, kewenangan, dan sumber daya yang ada kepada anggota
organisasi sehingga tujuan organisasi tujuan organisasi tercapai.
175
4.3.4.2.5 Pencarian Sumber Daya
Pencarian sumber daya faktor terakhir yang harus diperhatikan dalam
pencapaian efektivitas kerja adalah pencarian sumber daya mencangkup tiga
bidang yang saling berhubungan.
Diagram 4.53
Perekrutan pegawai sesuai dengan uji kompetensi
P50
0
7 18 SS
S
22 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.53 diatas mengenai prekutan pegawai yang sesuai
dengan uji kompetensi dalam pencarian sumber daya, didapatkan jawaban sangat
setuju 18 responden, jawaban setuju 22 responden, jawaban tidak setuju 7
reponden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 22 responden dan jawaban
sangat setuju 18 responden, dan dapat disimpulkan bahwa prekrutan pegawai
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang telah sesuai dengan uji
kompetensi dalam program seleksi dan pelatihan. Sehingga pelaksanaan dan
aktivitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengindentifikasi dan mencari
tenaga kerja yang potensial.
176
Diagram 4.54
Penempatan pegawai berdasarkan kemampuan pada bidang yang dimiliki
P51
0
7 12
28
SS
S
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.54 diatas mengenai penempatan pegawai
berdasarkan kemampuan pada bidang yang dimikilinya, didapatkan jawaban
sangat setuju 12 responden, jawaban setuju 28 responden, jawaban tidak setuju 7
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 28 responden dan jawaban
sangat setuju 12 responden, dapat disimpulkan bahwa penempatan pegawai
berdasarkan kemampuan pegawai pada bidang yang telah ditentukan posisinya,
bahwa penempatan setiap orang dalam setiap organisasi yang berarti bahwa
penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan,
keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang yang
bersangkutan, sehingga penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat
akan dapat membantu lembaga tersebut dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
177
Diagram 4.55
Kepatuhan pegawai terhadap aturan kerja dalam organisasi
P52
4 19
19 SS
S
TS 24
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.55 diatas mengenai kepatuhan pegawai terhadap
aturan kerja dalam organisasi, didapatkan jawaban sangat setuju 19 responden,
jawaban setuju 24 responden, jawaban tidak setuju 19 responden, jawaban sangat
tidak setuju 4 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 24 responden dan jawaban
sangat setuju 19 responden, jawaban tidak setuju 19 responden, jadi dapat
disimpulkan bahwa kepatuhan pegawai terhadap aturan kerja dalam organisasi di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten serang sangat baik dalam
mematuhi peraturan-peraturan yang di terapkan oleh dinas terkait. Sehingga
kepatuhan/disiplin setiap pegawai selalu mempengaruhi hasil kerjanya dalam
setiap organisasi perlu ditegaskan disiplin pegawai-pegawainya melalui disiplin
yang tinggi produktivitas kerja pegawai pada pokoknya dapat ditingkatkan, tapi
sebagian kecil responden masih kurang setuju dan melanggar peraturan.
178
Diagram 4.56
Adanya budaya disiplin dalam lingkungan kerja
P53
0
3 14
SS
S
30 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.56 diatas mengenai adanya budaya disiplin dalam
lingkungan organisasi, didapatkan jawaban sangat setuju 14 respoden, jawaban
setuju 30 responden, jawaban tidak setuju 3 responden, jawaban sangat tidak
setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 30 responden dan jawaban
sangat setuju 14 responden, dapat disimpulkan bahwa adanya budaya disiplin
dalam lingkungan kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang cukup baik, karena disiplin sangat baik dan penting untuk pertumbuhan
organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara secara perorangan
maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk
mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,
sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
179
Diagram 4.57
Adanya nilai kemanfaatan organisasi terhadap lingkungan eksternal
P54
0
2 16
SS
S
29 TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.57 diatas mengenai adanya nilai manfaat
organisasi terhadap lingkungan ekternal di organisasi, didapatkan jawaban sangat
setuju 16 responden, jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 2
responden, jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban yang setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 16 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa adanya nilai manfaat
organisasi terhadap lingkungan eksternal di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang cukup baik, lingkungan eksternal maupun iternal memberikan
manfaat sehingga semua kekuatan yang timbul diluar batas organisasi dapat
mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Sehingga kerja sama
antara lingkungan internal dan ekternal sangat baik, maka keberhasilan mencapai
tujuan organisasi akan lebih cepat.
180
Diagram 4.58
Adanya hasil yang diproleh dalam melakukan kegiatan organisasi
P55 0 0
18 SS
S 29
TS
STS
Sumber : Data primer diolah 2015
Berdasarkan diagram 4.56 diatas mengenai adanya hasil yang diperoleh
dalam melakukan kegiatan organisasi, didapatkan jawaban sangat setuju 18
responden, jawaban setuju 29 responden, jawaban tidak setuju 0 responden,
jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Dapat diketahui mayoritas jawaban setuju 29 responden dan jawaban
sangat setuju 18 responden, jadi dapat disimpulkan bahwa adanya hasil yang
diperoleh dalam melakukan kegiatan organisasi di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang cukup baik dalam melakukan kegiatan organisasi
seperti melaksanakan kegiatan dalam bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi,
penyusunan rencana bidang pendaftaran, penempatan, perluasan tenaga kerja dan
trasmigrasi, pelatihan dan produktivitas, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga
kerja, sehingga mewujudkan hasil peningkatan kualitas, keterampilan dan
181
Penerapan SISKOTKLN
Efektivitas Kerja
Pearson Penerapan Correlation SISKOTKLN Sig. (2-tailed)
N
1
,798**
,000 47 47
Pearson Correlation
Efektivitas Kerja Sig. (2-tailed) N
**
,798
1
,000
47 47
kratifitas pegawai serta pemberdayaan seluruh potensi pegawai maupun struktur
dan sistem manajemen pemerintahan daerah yang produktif, efektif, dan efisien.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Uji koefisien korelasi Pearson Product Moment bertujuan untuk mengetahui
kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X (Penerapan Sistem Komputerisasi
Tenaga Kerja Luar Negeri) terhadap Y (Efektivitas Kerja) atau untuk mengetahui
seberapa besar hubungan antara satu varibel dengan variabel lainnnya.
Tabel 4.8
Nilai Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.8, didapatkan hasil uji koefisien korelasi pearson
product moment antara penerapan SISKOTKLN terhadap efektivitas kerja adalah
sebesar 0,798. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, antara variabel
penerapan SISKOTKLN (X) dengan Efektivitas (Y) mempunyai hubungan kuat
182
yang berarti jika penerapan SISKOTKLN makin baik maka efektivitas kerja juga
makin baik atau sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Interprestasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2011 : 184
Mengacu pada pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi maka
koefisien korelasi antara penerapan SISKOTKLN (X) dan efektivitas (Y) adalah
kuat karena koefisien korelasi menunjukan angka angka 0,798 yang tergolong
pada interval koefisien antara 0,60 – 0,799
4.4.2 Uji Determinasi
Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (penerapan
SISKOTKLN) terhadap variabel Y (efektivitas kerja), dapat dilakukan dengan
cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara menguadratkan koefisien
yang ditentukan jadi, koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
183
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,798a
,637
,629
4,711
Tabel 4.10
Nilai Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
a. Predictors: (Constant), Efektivitas Kerja
Kd = r2 x 100%
= (0,798)2 x 100%
= 0, 6368 x 100%
= 63,68%
Berdasarkan hasil dari tabel 4.10, ditampilkan nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,798 dan koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0,637 (adalah
penguadratan dari koefisien korelasi yaitu R2 = 0,798). Hal ini menunjukan
pengertian bahwa efektivitas kerja (Y) dipengaruhi sebesar 63,68% oleh
penerapan SISKOTKLN (X), sedangkan sisanya adalah sebesar (100% - 63,68%=
36,32%) yang ditentukan oleh faktor lain seperti sumber daya manusia sebagai
salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi harus dikelola sebaik-
baiknya sehingga dapat memberikan sumbangan maksimal terhadapat efektivitas
kerja oranisasi.
184
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta (Constant)
1 Penerapan SISKOTKLN
13,231 10,417 1,270 ,211
1,209
,136
,798
8,885
,000
4.4.3 Uji Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal
variabel independen dengan satu variabel dependen, persamaan umum regresi
linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y’= a + b X
Keterangan :
Y’ = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta
b = Koefesien regresi
X = Nilai variabel independen
Untuk perhitungan maka peneliti menggunakan SPSS 20.
Tabel 4.11
Nilai Uji Regresi Sederhana
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja
Sumber : Peneliti, Output SPSS 20
185
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 1 Residual
Total
4020,375 1 4020,375 78,940 ,000b 2291,838 45 50,930
6312,213 46
Y’= a+b X
Y’= 13,231 + 1,209X
Keterangan :
Y = Efektivitas Kerja
a = Konstanta sebesar 13,321 artinya penerapan SISKOTKLN (X) nilainya
0, maka efektivitas kerja (Y) nilainya sebesar 13,231.
b = Koefisien regresi sebesar 1,209, artinya jika penerapan SISKOTKLN
(X) mengalami kenaikan 1, maka efektivitas kerja (Y) mengalami
peningktan sebesar 1,209.
X = Nilai variabel indepent.
4.4.4 Uji Regresi Linier Sederhana menggunakan Uji F
Tabel 4.12
Nilai Regresi Linier Sederhana
ANOVAa
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja b. Predictors: (Constant), Penerapan SISKOTKLN
Sumber : Peneliti output SPSS 20
186
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 20 di atas diketahui nilai F
adalah 78,940 dan nilai p value adalah 0,000. Dengan demikian terlihat bahwa
nilai p lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau dengan kata
lain 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh
berarti antara penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri terhadap
efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
Terdapat nilai hitung F yaitu sebesar 78,940 dan selanjutnya untuk
menentukan Ftabel dengan cara melihat tabel distribusi F dengan derajat kebebasan
(dk) = n-2 sehingga jika dimasukan dalam nilai, dk=47-2 = 45, maka Ftabel yang
diperoleh adalah 4,06. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar
dari Ftabel (78,940 > 4,06), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara
penerapan SISKOTKLN (variabel X) terhadap efektivitas kerja (variabel Y).
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan sebelumnya bahwa pengaruh penerapan
SISKOTKLN (variabel X) dengan efektivitas kerja (variabel Y) adalah Rhitung
sebesar 0,798 termasuk pada kategori hubungan positif yang kuat jadi, terdapat
pengaruh yang kuat antara penerapan SISKOTKLN (variabel X) terhadap
efektivitas kerja (variabel Y) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
Dalam uji korelasi produk moment terdapat nilai Rtabel sebesar 0,288.
Ketentuannya jika Rhitung lebih besar dari Rtabel (Rhitung > Rtabel) maka Ha diterima
187
dan Ho ditolak, tetapi sebaliknya jika Rhitung lebih kecil dari Rtabel (Rhitung < Rtabel)
maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa Rhitung
0,789 lebih besar dari Rtabel yang nilainya 0,288, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar
negeri terhadap efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di
dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang.
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan cara menghitung koefisien
determinasi atau koefisien penentuan dengan cara mengkuadratkan koefisiensi
korelasi dan mengalikannya dengan 100%. Koefisien determinasi dalam
penelitian ini adalah (0,789)2 x 100%, sehingga memproleh hasil sebesar 62,25%
hal ini berarti besar pengaruh antara penerapan SISKOTKLN (variabel X)
terhadap efektivitas kerja (variabel Y) di dinas tenaga kerja dan transmigrasi
kabupaten serang sebesar 62,25% dan terdapat 36,32% faktor lain yang seperti
sumber daya manusia yang kurang dalam mengelola SISKOTKLN sehingga
efektivitas kerja organisasi rendah.
Berdasarkan perhitungan uji F, didapatkan Fhitung = 78,940, Fhitung tersebut
kemudian dibandingkan dengan Ftabel . Untuk kesalahan 5% pada uji dua pihak dan
dk = n-2 = 47-2 = 45, maka Ftabel = 4,06. Dalam ini adalah Fhitung (78,940) lebih
besar dari Ftabel (4,06) Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan uji F
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar(SISKOTKLN) negeri terhadap efektivitas kerrja
dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di dinas tenaga kerja dan transmigrasi
kabupaten serang.
188
Interprestasi data selanjutnya adalah skor ideal intrumen pada variabel
penerapan SISKOTKLN (X) adalah 4 x 23 x 47 = 4324. Bila setiap butir
mendapatkan nilai paling rendah itu 1 (4 untuk nilai tertinggi, 1 untuk nilai
terendah) maka hasil yang didapatkan adalah 1 x 23 x 47 = 1081 (23 adalah butir
pertanyaan dalam variabel penerapan SISKOTKLN, 47 adalah banyaknya sampel
atau responden). Skor penelitian adalah jumlah skor pengumpulan data variabel X
yaitu 3580. Maka hasil nilai pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga
kerja luar negeri (SISKOTKLN) adalah 3580 : 4324 = 0,8279 atau sebesar
82,79%.
Lalu, berdasarkan data yang diperoleh dari variabel efektivitas kerja
(variabel Y), nilai tertinggi yaitu 4 x 32 x 47 = 6016 dan nilai terendah 1 x 32 x 47
= 1504 (4 nilai tertinggi, 1 nilai terendah, 32 merupakan butir pertanyaan dalam
variabel Y, 47 adalah ampel atau responden). Skor penelitian adalah jumlah skor
pengumpulan data variabel Y yaitu 4874. Maka, hasil nilai pengaruh efektivitas
kerja adalah 4874 : 6016 = 0,8110 atau sebesar 81,10%
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang maka dapat menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara penerapan SISKOTKLN terhadap efektivitas
kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang penerapan sistem komputerisasi sistem informasi
189
manajemen seperti relevansi, akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan sudah
dilaksanakan atau dijalankan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang. Selain itu efektivitas kerja yang mencakup produktivitas, kemampuan
adaptasi, kepuasan kerja, kemampuan berlaba, pencarian sumber daya juga sudah
dijalankan dan dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
Berdasarkan data-data di atas peneliti dapat menganalisis bahwa penerapan
SISKOTKLN yang terdapat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas kerjanya, hal ini dapat
dilihat dari adanya saling terkaitnya dan saling mempengaruhi antara penerapan
SISKOTKLN dengan efektivitas kerja, jika penerapan SISKOTKLN baik pula
efektivitas kerjanya.
Dari hasil uji coba yang telah peneliti lakukan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang, maka diketahui bahwa koefisien korelasi dari
penelitian ini adalah 0,978 yang berarti bahwa hubungan antara penerapan
SISKOTKLN dengan efektivitas kerja yang berarti korelasinya kuat.
Adapun seberapa besar hubungan atau pengaruhnya antara penerapan
sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri dengan efektivitas kerja dalam
penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang, dapat diketahui dari nilai determinasi, dimana setelah
dilakukan perhitungan-perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar
63,68%. Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh terhadap X (penerapan
190
SISKOTKLN) terhadap variabel Y (efektivitas kerja) di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang 63,68% dan sisanya 36,32%.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri terhadap efektivitas kerja dalam
penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang maka didapatkan hasil yang diolah dengan SPSS yaitu terdapat
hubungan antara kedua variabel tersebut, juga terdapat pengaruh yang cukup
signifikan dari variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.
Peneliti akan mencoba membahas rumusan masalah yang telah dituliskan dalam
BAB 1 sebelumnya yaitu:
1. Berapa besar pengaruh penerapan sistem tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang.
Dalam pelaksanaanya, dilihat dari kuesioner yang telah disi oleh para
pegawai di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
berdasarkan empat indikator yang di cetuskan oleh McLoed, yaitu Relevansi,
Akurasi, Ketepan Waktu, Kelengkapan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
terdapat beberapa pegawai yang belum paham secara pasti tentang proses
penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri di lingkungan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Kurangnya sarana an
prasarana dalam mengelola dan menyajikan sistem komputerisasi tenaga kerja
luar negeri dan kurang optimalnya sarana akses jaringan internet di kabupaten
191
serang sering terjadi kases gagal dan gangguan jaringan sehingga mengakibatkan
sulitnya mengambil data TKI dari berbagai daerah di kabupaten serang.
Sebagian besar pegawai setuju dengan pelaksanaan dan penarapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri(SISKOTKLN) dengan tujuan meningkatan
sistem informasi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang, karena dapat dikatakan sudah memenuhi kebutuhan organisasi akan
pencapaian target dan tujuan yang lebih baik di masa depan, dalam rangka
meningkatkan proses pelayanan penempatan tenaga kerja indonesia secara mudah,
murah, aman dan cepat, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelayanan
penempatan TKI dengan memberikan akses kepada instansi serta stakeholder
sesuai tugas dan fungsi dan weweang masing-masing dengan berbasis teknologi
melalui komputerisasi terpadu sesuai dengan PERATURAN KEPALA BNP2TKI
NO. PER-26/KAXII/2013.
Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang juga
menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang harus dimiliki oleh instansi
dan stakeholder terkait untuk melakukan koneksi dan akses SISKOTKLN yang
meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi data/internet dan
sumber daya manusia sebagai berikut memiliki Personal Kompuer, jaringan
internet minimal 512 kbps, Printer Laserjet, Webcam minimal 2 MP, FingerPrint,
Scanner, Petugas Data Entry, Memiliki User SISKOTKLN.
Oleh karena itu pemerintah RI berkomitmen untuk membantu memberikan
pelayanan dalam rangka penempatan dan perlindungan yang layak, cepat,
murah,dan efisien kepada warganegaranya yang akan berkerja ke luar negeri yang
192
berbasis teknologi informasi yang terpadu melalui Sistem Komputerisasi Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri (SISKOTKLN) yang melibatkan stakeholder dan
instansi terkait. Sehingga tersedia pelayanan penempatan TKI secara layak, cepat
dan efisien, sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku berbasis teknologi
informasi, tersedinya pelayanan peterbitan KTKLN secara online di
BP3TKI/UPT-P3TKI/LP3TKI/P4TKI seluruh indonesia, tersedia database
penempatan TKI yang berkerja di luar negeri yang dapat diakses dimana saja
secara online real time, sehingga perlindungan yag diberikan kepada TKI dapat
lebih optimal.
Dengan data yang di atas, maka dapat disimpulkan besar pengaruh
penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang sebagai berikut:
Bila setiap butir pertanyaan mendapat sekor tertinggi, yaitu 4 x 23 x 47 = 4324
Bila setiap butir pertanyaan mendapat skor terendah, yaitu 1 x 23 x 47 = 1081
Jumlah skor pengumpulan variabel penerapan SISKOTKLN = 3580
Menurut 47 responden mengenai penerapan SISKOTKLN di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang, yaitu:
Keterangan:
4 = nilai tertinngi
1 = nilai terendah
193
12 = jumlah butir pertanyaan pada variabel penerapan SISKOTKLN
Dari hasil 82,79% yang didapatkan, hal ini secara kontinum dapat dibuat
kategori (Sugiyono, 2011:95) sebagai berikut
0% 20% 40% 60% 80% 82,79% 100%
Sangat tidak baik tidak baik cukup baik baik sangat baik
Dari perhitungan dan keterangan gambar di atas dapat diketahui bahwa
penerapan SISKOTKLN di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang dalam mengembangkan dan meningkatkan pelayanan SISKOTKLN sudah
dikatakan sangat baik karena besarannya 82,79 sudah masuk dalam kategori
sangat baik. Dapat dikatakan sangat baik karena pernyataan yang diberikan oleh
peneliti dalam kuesioner rata-rata para responden menjawab setuju dengan
keterangan sebagai berikut:
D C B A
3580
1081 2162 3245 4324
Keterangan:
A = sangat setuju
194
B = setuju
C = tidak setuju
D = sangat tidak setuju
2. Seberapa besar efektivitas kerja dalam penempatan Tenaga kerja
luar negeri di DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti bahwa
rumusan masalah kedua dalam penelitian ini adalah seberapa besar efektivitas
kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang. Dilihat dari hasil kuesioner yang disi oleh 47
responden dengan 5 indikator dari Richard M.Steers yang dari Produktivitas,
Kemampuan adaptasi, Kepuasan kerja, Kemampuan berlaba, Penacarian sumber
daya.
Dilihat dari yang diperoleh dai data responden, rata-rata sebagian besar
responden dan pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang sudah memenuhi kebutuhan organisasi akan pencapaian target dan tujuan
yang lebih baik lagi dimasa depan. Dalam kaitanya dengan tujuan, organisasi itu
mengejar tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang dapat dicapai secara lebih
efisien lebih efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.
Oragnisasi merupakan suatu alat dalam mencapai tujuan dan sangat diperlukan
oleh masyarakat, baik dalam bidang profil maupun jasa (pelayanan). Efektivitas
organisasi adalah keseimbangan atau pendekata secara optimal pada pencapain
tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia. Sehingga Dinas Tenaga
195
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dapat melaksanakan kegiatan dalam
bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi yaitu menyelegarakan penyusunan
rencana kegiatan bidang pendaftaran, penempatan, perluasan tenaga kerja dan
trasnmigrasi, pelatihan dan produktivitas, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga
keja. Dan mewujudkan sistem informasi dan bursa tenaga kerja yang ditopang
oleh perencanaan tenaga kerja daerah akurat, sehingga dapat digunakan oleh
pencari kerja maupun pihak yang membutuhkan tenaga kerja. Penempatan tenaga
kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai
dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kekampuan denga
memperhatikan harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum. Pelaksanaan
penempatan tenaga kerja dilakukan dengan memperhatikan pemerataan dan
penyediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan program nasional dan daerah. Dalam
ketentuan umum UU No. 39 tahun 2004, yang dipertegas lagi dalam perturan
Menaker No.PER.14/MEN/X/2010 tahun 2010, penempatan TKI adalah kegiatan
pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat dan kemampuannya
dengan memberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses prekrutan,
pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan
pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.
Dengan data yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan tingkat
efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sebagai berikut:
Bila setiap butir pertanyaan mendapatkan skor tertinggi, 4 x 32 x 47 = 6016
Bila setiap butir pertanyaan mendapatkan skor terendah , 1 x 32 x 47 = 1504
196
Jumlah skor pengumpulan variabel efektivitas = 4874
Menurut 47 responden mengenai efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja
luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, yaitu:
Keterangan:
4 = nilai tertinggi
1 = nilai terendah
12 = jumlah butir pertanyaan pada variabel efektivitas kerja
Dari hasil 81,01% yang didapatkan, hal ini secara kontinum dapat dibuat
kategori (Sugiyono, 2011 : 95) sebagai berikut:
0% 20% 40% 60% 80%81,01% 100%
Sangat tidak baik tidak baik cukup baik baik sangat baik
Dari perhitungan dan keterangan gambar di atas dapat diketahui bahwa
efektivitas kerja dalam penempatan tenag kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang mengenai efektivitas kerja dalam sebuah
organisasi meningkatkan efektivitas kerja sudah dikatakan sangat baik karena
besarnya 81,01% sudah dalam kategori sangat baik. Dapat dikatakan sangat baik
karena pernyataan yang diberika oleh peneliti dalam kuesioner rata-rata para
responden menjawa setuju dengan keterangan sebagai berikut:
197
D C B A
4847
1504 3008 4512 6016
Keterangan:
A = sangat setuju
B = setuju
C = tidak setuju
D = sangat tidak setuju
3. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga
kerja luar negeri terhadap efektivitas kerja dalam penempatan
tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang, maka peneliti dapat menyimpulkan tedapat
hubungan yang signifikan antara penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar
negeri terhadap efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Besarnya korelasinya
yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu 0,798 yang berarti terdapat
hubungan yang kuat, dengan nilai determinasi sebesar 63,68% yaitu presentase
198
yang dihasilkan dari pengaruh yang diberikan oleh pengaruh penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam
penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang, 36,32% lainnya dipengeruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Hal ini dikarenakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang sudah bisa menerapkan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) sebagai sebuah informasi pelayanan dalam rangka penempatan
dan perlindungan yang layak, cepat, murah, dan efisien kepada warganegaranya
yang akan berkerja ke luar negeri berbasis teknologi informasi yang terpadu
melalui sistem komputerisasi tenaga kerja indonesia di luar negeri yang
melibatkan stakeholder dan instansi terkait. Berikutnya dilakukan pengolahan data
agar menjadi informasi yang sesuai dengan keperluan unit masing-masing, siap
digunakan kapan saja dan dimana saja, dengan kuantitas dan kualitas yang
terjamin baik, dan yang paling penting adalah pengolahan dan biaya yang sesuai.
Dengan demikian jaringan sistem informasi akan berjalan efisien dan efektif.
Sekarang komputer sudah bukan merupakan peralatan canggih, tetapi merupakan
alat kebutuhan utama organisasi untuk mencapai kemajuan, tanpa memakaian
komputer organisasi akan kalah bersaing pada semuak sektor kegiatan karena
keterlambatan-keterlambatan yang terjadi pada kegiatan informasi.
Pada umumnya organisasi menggunakan sistem komputer untuk
memproleh keuntungan strategi dalam persaiangan, organisasi seperti Dinas
Tenaga Kerja menggunakan komputer-komputer bagi pembuatan produk baru,
199
atau meningkatkan mutu produk, atau meningkatkan mutu pelayanan, yang tidak
mungking dapat dilakukan tanpa pemakaian teknologi kompuer. Untuk
memproleh keberhasilan, sistem komputer harus didesain dengan sebaik-baiknya,
dikembangkan secara teliti, dan digunakan seperlunya, sehingga resiko kegagalan
dierkecil. Sehingga sistem informasi dan bursa tenaga kerja yang ditopang oleh
perencanaan tenaga kerja daerah akurat, sehingga dapat digunakan oleg pencari
kerja maupun pihak yang membutuhkan tenaga kerja.
Sarana dan prasarana pendukung yang harus dimiliki oleh setiap instansi
dan stakeholder terkait unuk melaksanakan koneksi dan akses sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri (SISKOTKLN) yang meliputi perangkat
keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi data/internet dan sumberdaya
manusia, sebagai berikut: (a). Personal komputer, (b), jaringan iternet, (c), printer
laserjet, (d), webcam minimal 2 MP, (e), fingerprint, (f), scanner, (g), petugas data
entry, (h), memiliki User-ID SISKOTKLN.
Fungsi dan wewenang stakeholder dalam sistem komputerisasi tenaga
kerja luar negeri (SISKOTKLN) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang, SISKOTKLN memberikan akses kepada setiap instansi dan
stakehoder terkait sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing berkaitan
dengan proses penempatan TKI secara online sebagai berikut (a), validasi data
petugas rekrut PPTKIS dengan aplikasi biometric petugas rekrut (b), melakukan
registrasi/input biodata calon TKI, capture foto dan sidik jari berdasarkan hasil
rekrut calon TKI dari kabupaten/kota yang bersangkutan, (c), membuat berita
acara seleksi calon TKI berdasarkan data diatas, (d), mencetak berita acara seleksi
200
calon TKI, (e), membuat surat rekomendasi paspor berdasarkan registrasi TKI, (f),
dapat mengakses data TKI yang sedang proses dan/atau sudah memiliki KTKLN
serta keberadaan TKI di luar negeri.
Faktor lainnya yang menyebabkan pengaruh yang dihasilkan kurang
maksimal adalah sumber daya manusia yang masih kurang untuk mengoperasikan
alat-alat komputer, salah menyimpan dokumen, tidak lengkapnya dokumen TKI
bahwa masih ada permasalahan yang masih terjadi di SISKOTKLN. Di antara
masalah tersebut adalah jaringan internet yang lambat/erorr dan penyebarannya
masih belum merata di kabupaten serang, selain itu jaringan internet untuk
informasi SISKOTKLN masih terhambat dan terbatas.
Selain itu, belum optimalnya sarana dan prasarana tempat dan internet
diberbagai tempat di kabupaten serang yang mengakibatkan sulitnya mengambil
data TKI dari berbagai daerah di Kabupaten Serang.
Tetapi dari perhitungan dan data yang diperoleh, sebagian besar penerapan
sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri sudah menunjujkan hasil positif, ini
diperlihatkan dalam hasil regresi linier dan uji F yang telah dilakukan, karena
hasilnya positif, ini berarti jika penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar
negeri (SISKOTKLN) naik atau meningkat, maka tingkat efektivitas kerja dalam
penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang juga akan naik atau meningkat.
4.7.1 Penilaian Per Indikator
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 indikator, yang
terdiri dari dua variabel berbeda, penerapan sistem Komputerisasi tenaga kerja
201
luar negeri dari sistem informasi manajemen dan efektivitas kerja; relevansi,
akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan, dalam variabel efektivitas keja:
produktivitas, kemampuan adaptasi, kepuasan kerja, kemampuan berlaba,
pencarian sumberdaya.
1. Indikator Relevansi
Indikator pertama adalah relevansi yang dimaksud dalam indikator ini
adalaha seberapa besar pengaruh penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar
negeri (SISKOTKLN) di Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
dalam relevansi yang ditentukan dapat dilihat beberapa sub-indikator yang
digunakan, yaitu dari proses memanfaatkan dan memberikan manfaat bagi
pemakai SISKOTKLN.
Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang telah diberikan kepada 47
pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, nilai
diproleh dari indikator relevansi adalah 4 x 47 x 8 = 1504. (4 = nilai dari setiap
jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada
skala Likert, 47 = jumlah sampel yang dijadikan reponden, 8 = jumlah pernyataan
yang ada pada indikator relevansi). Setelah menemukan skor ideal kemudian
dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1092 : 1504 =
0,726 x 100% = 72,6 % dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses informasi
memberikan manfaat bagi pemakaian pengguna SISKOTKLN tersebut.
2. Indikator Akurasi
Indikator kedua dalam variabel penerapan SISKOTKLN dalam sistem
infomasi adalah akurasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan akurasi
202
adalah seberapa besar sebuah informasi akurat dan tidak bias atau menyesatkan,
bebas dari kesalahan-kesalahan, akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi
sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak gangguan (noise) yang dapat
mengubah atau merusak informasi tersebut. Beberapa hal yang dapat berpengaruh
sebuah informasi antara lain adalah kualitas dari sebuah informasi. Sehingga
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang harus memberikan
informasi yang akurat dan faktual.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai 4 x 47 x 5 = 940 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, krireria skor
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang djadikan responden, 5 =
jumlah pernyataan yang pada indikator akurasi). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan hasil skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar
742 : 940 = 0,789 x 100%= 78,9%. Dengan demikian kesimpulan yang didapat
adalah akurasi sistem informasi dalam SISKOTKLN sehingga data dan informasi
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah lebih dari
cukup atau dikatakan akurat dengan baik.
3. Indikator Ketepatan Waktu
Indikator ketiga dalam penelitian ini dalam variabel penerapan
SISKOTKLN dalam sebuah sistem informasi adalah ketepatan waktu. Ketepatan
waktu adalah sebuah informasi yang tepat waktu dan ter-update, informasi yang
datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak
akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam
203
pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat
berakibat fatal bagi sebuah organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi
disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat
sehingga diperlukan teknologi muktakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan
mengirimkannya.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai 4 x 47 x 5 = 940 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang disajikan responden, 5 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator ketepatan waktu). Setelah menemukan
skor ideal kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 782 : 940 = 0,831 x 100% = 83,1%. Dengan demikian kesimpulan yang
didapatkan adalah ketetapan waktu untuk sebuah informasi dan data SISKOTKLN
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah ter-update dan
tersaji dengan baik.
4. Indikator Kelengkapan
Indikator keempat atau terakhir dalam penelitian ini variabel penerapan
SISKOTKLN sebuah sistem informasi manajemen adalah kelengkapan hal ini
untuk mengetahui apakah sebuah organisasi sudah lengkap dalam menyajikan
sebuah informasi dan data, kelengkapan informasi yang dihasilkan lengkap,
informasi yang dihasilkan lengkap jadi tidak ada kekurangan sedikitpun tentang
informasi yang akan dicari jadi pengguna lebih leluasa dalam mengakses sebuah
informasi tersebut.
204
Berdasarkan hasil perhitungan, 4 x 47 x 5 = 940 (4 = nilai dari setiap
jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan
skala Liker, 47 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 5 = jumlah pernyataan
yang ada pada indikator kelengkapan). Setelah menemukan skor ideal kemudain
dibagikan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 772 : 940 = 0,821 x
100% = 82,1%. Dengan demikian, kesimpulan yang didapatkan adalah
kelengkapan suatu sistem informasi pada sebuah organisasi sudah lengkap tersaji,
serta SISKOTKLN memberikan informasi yang lengkap kepada pengguna dan
informasi yang diberikan menyajikan gambaran yang sesuai, lengkap dan tidak
ada kekurangan sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang dapat memberikan informasi yang baik dan dibutuhkan.
5. Indikator Produktivitas
Indikator pertama dalam variabel efektivitas Kerja adalah produktivitas
yang dimaksud dalam indikator ini adalah bagaimana pemanfaatkan yang
dilakukan oleh pegawai atas sumber-sumber yang ada dalam organisasi secara
keseluruhan adalah apa yang disebut man, money, material, machine, method, and
market. Apa bila pegawai dapat memanfaatkan dan memadukan sumber-sumber
tersebut yang pada akhirnya tercapai tujuan organisasi, ini berarti efektivitas kerja
tercapai.
Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang telah diberikan kepada 47
responden pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
nilai yang diperoleh dari indikator produktivitas adalah 4 x 47 x 8 = 1504. (4=
nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
205
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang disajikan responden, 8 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator produktivitas). Setelah menemukan
skor ideal kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 1232 : 1504 = 0,819 x 100% = 81,9%. Dengan demikian dapat dikatakan
proses pencapaian tujuan organisasi sehingga efektivitas di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah berjalan dengan baik dengan target
yang ingin dicapai.
6. Indikator Kemampuan Adaptasi
Indikator kedua dalam variabel efektivitas ini adalah kemampuan adaptasi.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan adaptasi adalah seberapa
besar pegawai mampu beradaptasi dengan lingkungan organisasi dengan adanya
efektivitas kerja, kemampuan menyesuaikan diri, suatu kemampuan dan
kesanggupan yang dimiliki oleh setiap pegawai untuk menyusaikan diri dengan
lingkungan yang meliputi hubungan sesama pegawai termasuk sikap kepada
pimpinan, kemampuan untuk menerima dan memahami pekerjaan yang
dilimpahkan dengan cepat, kemampuan unuk mempergunakan mesin-msein atau
teknologi yang digunakan dalam lingkungan organisasi. Selain itu, adapatsi
organisasi juga harus diteliti untuk mencari tahu apakah sebuah organisasi dapat
melakukan adaptasi bukan hanya dengan lingkungannya sendiri melainkan
dengan lingkungan lain di laur kantor dinas dengan pihak lain yang berkerja sama.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai 4 x 47 x 6 = 1128 (4 =
nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang disajikan responden, 6 =
206
jumlah pernyataan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh
responden yaitu sebesar 927 : 1128 = 0,821 x 100% = 82,1%. Dengan demikian
kesimpulan yang didapat adalah kemampuan adaptasi organisasi dan pegawai di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah lebih dari cukup
atau mampu beradaptasi dengan baik.
7. Indikator Kepuasan Kerja
Indikator ketiga dalam penelitian ini dapat diartikan dan bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana tingkat kepuasan dan kenyamanan pegawai dalam
efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang apakah sudah dapat memenuhi
kebutuhan organisasi yang berdampak pada tingkat kepuasan dan kenyamanan
pegawai di dalamnya. Kepuasan tinggi dapat menyenangkan para pekerja dan
pegawai, sehingga para pegawai cenderung bekerja dalam kondisi yang positif
yang diinginkan bersama. Dengan kondisi yang positif, berarti para pegawai
berkerja sesuai dengan prosedur, sehingga tidak menyepelekan pekerjaannya,
memiliki rasa tanggung jawab tinggi sehingga akhirnya akan mencapai efektivitas
yang tinggi pula.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai 4 x 47 x 6 = 1128 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang disajikan responden, 6 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator kepuasan kerja). Setelah menemukan
skor ideal kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu
sebesar 927 : 1128 = 0,821 x 100% = 82,1%. Dengan demikian kesimpulan yang
207
didapatkan adalah kepuasan kerja para pegawai dalam penempatan tenaga kerja
luar negeri ini sudah baik sehinnga pegawai sudah merasa nyaman dan hasil
pekerjaan juga akan semakin baik.
8. Kemampuan berlaba
Indikator keempat dalam variabel efektivitas kerja adalah kemampuan
berlaba sebenarnya merupakan sejauhmana faktor pertama yaitu kemampuan
menyesuaikan diri, faktor kedua yaitu produktivitas kerja, dan faktor ketiga yaitu
kepuasan kerja telah dimiliki oleh pegawai sehingga terlihat hasil kerja mereka.
Kemampuan berlaba yang tinggi akan memperlihatkan tingkat efektivitas kerja
yang tinggi pula, sehingga pada akhirnya menjadi ciri tercapainya tujuan
organisasi.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai 4 x 47 x 6 = 1128 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 47 = jumlah sampel yang disajikan responden, 6 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator kemampuan berlaba). Setelah
menemukan skor ideal kemudain dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh
responden yaitu sebesar 944 : 1128 = 0,836 x 100% = 83,6%. Dengan demikian,
kesimpulan yang didapatkan organisasi dalam kemampuan berlaba dengan baik di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
9. Pencarian sumber daya
Indikator kelima atau terakhir dari variabel efektivitas adalah pencarian
sumber daya dalam pencapaian efektivitas kerja, bahwa pencarian sumber daya
mencangkup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu kemampuan
208
mengintegrasikan berbagi sub sistem sehingga mampuh mengkoordinasikan
dengan tepat dan mengarah pada tujuan organisasi dengan efektif, penetapan dan
pemeliharaan pedoman-pedoman kebijakan yang mendukung peningkatan
efektivitas kerja pegawai, penalaahan organisasi itu sendiri dengan mengadakan
umpan balik dan pengendalian. Ketiga bidang tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, tetapi harus dilakukan ketiga-tiganya dengan seiring dan sejalan
ketiganya merupakan usaha pemanfaatkan sumber daya sehingga pada akhirnya
akan mencapai efektivitas kerja yang diharapkan. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang sebagai organisasi publik yang mewujudkan
pembangunan sumberdaya manusia yang terampil, mandiri, berkepribadian,
dinamis, kreatif, demokrasi dan kooperatif serta adil dan sejahterakan melalui
program pelatihan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja dan mewujudkan
peningkatan kualitas, keterampilan dan kratifitas pegawai serta pemberdayaan
seluruh potensi pegawai maupun struktur dan sistem manajemen pemerintah
daerah yang produktif, efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai 4 x 47 x 6 = 1128 (4 = nilai
dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Liker, 47 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator
pencarian sumber daya). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 950 : 1128 = 0,842
x100% = 84,2%. Dengan demikian, kesimpulan yang didapat adalah mewujudkan
peningkatan kualitas, keterampilan dan kreatifitas membangun sumberdaya
209
manusia di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang sudah baik
dalam usaha pemanfaatan sumberdaya yang akan mencapai tujuan organisasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem
Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri terhadap Efektivitas Kerja Dalam
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang, maka peneliti mengambil kesimpulan yang berdasarkan
penjelasan dan pemaparan bahasan sebelumnya, yaitu:
1. Besarnya pengaruh antara penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja
luar negeri (SISKOTKLN) terhadap efektivitas kerja mencapai sebesar
63,68%, hasil ini didapat berdasarkan uji koefisien dterminasi. Sisanya
36,32% lainya adalah dipengaruhi oleh faktor lain seperti sumber daya
manusia sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi
yang harus dikelola sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan
sumbangan maksimal terhadap efektivitas kerja oranisasi.
2. Berdasarkan hasil uji F hitung lebih besar dari F tabel (78,940 > 4,06)
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau
positif antara penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) terhadap efektivitas kerja dalam penempatan tenaga
kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang, dikarenakan masih ada beberapa masalah dalam penerapan
210
211
sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (SISKOTKLN) terhadap
efektivitas kerja dalam penempatan tenaga kerja luar negeri di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang:
- Kurangnya sumber daya manusia yang berkompetensi dalam
mengelola sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN).
- Kurangnya kedisiplinan pegawai dan keaktifan pegawai masih
kurang untuk memanfaatkan sistem informasi manajemen.
- Kurangnya sarana dan prasaran dalam pengelola dan penyajian
sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (SISKOTKLN).
- Kurang optimalnya akses jaringan internet di kabupaten serang.
3. Penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang sudah mencapai 82,79% yang berarti penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri (SISKOTKLN) tersebut sudah
sangat baik. Sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) dengan tujuan meningkatkan sistem informasi di
lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
sudah memenuhi kebutuhan organisasi akan pencapai target dan tujuan
yang lebih baik di masa sekarang dan masa depan, dalam rangka
meningkatkan proses pelayanan penempatan tenaga kerja indonesia
secara mudah, aman, dan cepat, maka perlu dilakukan perbaikan dalam
pelayanan penempatan TKI dengan memberikan akses kepada instansi
212
serta stakeholder sesuai tugas dan fungsi dan wewenang masing-masing
dengan berbasis teknologi melalui komputerisasi terpadu. Oleh karena
itu pemerintah RI berkomitmen untuk membantu memberikan
pelayanan dalam rangka penempatan dan perlindungan yang layak,
cepat, murah dan efisien kepada warganegaranya yang akan berkerja ke
luar negeri yang berbasis teknologi informasi yang terpadu melalui
sistem komputerisasi tenaga kerja indonesia di luar negeri
(SISKOTKLN) yang melibatkan stakeholder dan instansi terkait.
Kekuranganya yang dirasakan masih ada permasalahan yang masih
terjadi di SISKOTKLN. Diantara masalah tersebut adalah jaringan
internet yang mengalami down/erorr dan penyebarannya masih belum
merata di kabupaten serang. Selain itu jaringan internet untuk informasi
SISKOTKLN masih terhambat dan terbatas, selain itu belum
optimalnya sarana prasarana internet diberbagai tempat di kabupaten
serang mengakibatkan sulitnya mengambil data TKI dari berbagai
daerah di Kabupaten Serang. Selain itu juga SISKOTKLN mengalami
down dalam kondisi ini SISKOTKLN mengalami permasalahan
perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komunikasi data secara
nasional atau sistem down.
4. Presentase yang didapatkan dalam variabel efektivitas kerja adalah
sebesar 81,01% dapat dikatakan secara garis besar, efektivitas kerja
sudah sangat baik. Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang sudah memenuhi kebutuhan organisasi akan pencapaian target
213
dan tujuan yang akan lebih baik lagi dimasa depan. Dalam kaitannya
dengan tujuan, organisasi itu mengejar tujuan-tujuan dan saran-saran
yang dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan tindakan
yang dilakukan secara bersama-sama organisasi merupakan alat dalam
mencapai tujuan dang sangat diperlukan oleh masyarakat, baik dalam
bidang profil maupun jasa (pelayanan). Efektivitas organisasi adalah
keseimbangan atau pendekata secara optimal pada pencapain tujuan,
kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia. Sehingga Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dapat melaksanakan
kegiatan dalam bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi yaitu
menyelegarakan penyusunan rencana kegiatan bidang pendaftaran,
penempatan, perluasan tenaga kerja dan trasnmigrasi, pelatihan dan
produktivitas, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga keja. Dan
mewujudkan sistem informasi dan bursa tenaga kerja yang ditopang
oleh perencanaan tenaga kerja daerah akurat, sehingga dapat digunakan
oleh pencari kerja maupun pihak yang membutuhkan tenaga kerja.
Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja
pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat,
minat, dan kemampuan denga memperhatikan harkat, martabat, hak
asasi, dan perlindungan hukum. Tetapi masih ada kekurangan seperti
pencetakan dokumen yang salah, salah print dokumen, masih
kurangnya sumber daya manusia, sikap pegawai yang tidak kooperatif,
dan memberikan pelayanan masih belum optimal.
214
5.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti
menyampaikan beberapa saran terkait permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mencapai hasil maksimal dalam penerapan sistem
komputerisasi tenaga kerja luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang harus meningkatkan sistem
informasi yang baik sehingga tersedia pelayanan penempatan TKI
yang secara layak, murah, cepat dan efisien sesuai dengan peraturan
dan prosedur yang berlaku berbasis teknologi informasi.
2. Sistem informasi harus ditingkatkan kembali seperti relevansi yaitu
memanfaatkan informasi supaya lebih bermanfaat, akurasi yaitu
sistem informasi harus akurat dan tidak salah dalam
penyampaikannya, kelengkapan dalam sistem informasi harus
lengkap dan tidak ada kekurangan sedikitpun tentang informasi yang
dicari.
3. Dalam efektivitas di bidang tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten
serang harus ditingkatkan atas kekurangann diantaranya indikator
produktivitas pegawai dapat memanfaatkan dan memadukan
sumber-sumber yang ada di dalam organisasi, kemampuan adaptasi
yaitu berapa besar pegawai mampu beradaptasi dengan lingkungan
organisasi untuk meliputi hubungan sesama pegawai, kepuasan kerja
yaitu sejauhmana kepuasan dan kenyamanan pegawai di organisasi,
kemampuan berlaba harus ditingkatkan sehingga terlihat hasil kerja
215
mereka kemampuan berlaba yang tinggi akan memperlihatkan
tingkat efektivitas kerja yang tinggi pula seingga pada akhirnya
menjadi ciri tercapainya tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abidin, Said Zainal. 2012 . Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.
Amsyah, Zulkiply 2003. Manajemen Sistem Informasi, Jakarta: PT. Gremedia
Pustaka Utama.
Makmur, 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: PT
Refika Aditama.
McLeod, Raymond. JR. dan P.Scheell Goerge. 2008. Sistem Informasi
Manajemen Edisi ke sepuluh. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen, Jogyakarta: CV Andi.
Riduwan. 2012. Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabet
Rusli, Hardijan. 2011. Hukum Ketenagakerjaan. Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia
Sedarmayanti. 2008. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas kerja. Jakarta:
CV. Mandar Maju.
Siagian P. Sondang, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Akasara.
. 2002 Sistem Informasi Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara,
Sugiyono, 2007. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutabri, Tata.2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi
Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta
: Ar-ruzz Media.
Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Gramedi
Widisarana Indonesia.
Usman, Husaini. & Akbar, Purnomo Setiady. 2008. Pengantar Statistik.
Jakarta:PT Bumi Aksara.
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Administrasi Negara, Pembangunan, dan
Niaga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ulum, MD Ihyaul. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Malang : UMM Press
Dokumen
Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 yaitu meliputi informasi
ketenagakerjaan umum, informasi pelatihan dna produktivitas tenaga kerja,
informasi penempatan tenagan kerja, informasi pengembangan perluasan
kesempatan kerja, informasi hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2007 Tentang
Tata Cara Memproleh Informasi Ketenagakerjaan Dan Penyusun Serta
Pelaksanaan Perecanaan Tenaga kerja.
Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang – undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.
19/MEN/IX/2009 Tentang Pembangunan Dan Pengembangan Sistem Informasi
Ketenagakerjaan.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia oleh
Pemerintah Nomor PER.25/KA/XII/2013.
Informasi Pasar Kerja-Modul Diklat Pengantar Kerja.
Pedoman Pelaksanaan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri(SISKOKLN) BNP2TKI, BP3TKI.
Sumber Lainnya :
(www.majidbsz.wordpress.com) Di akses pada hari selasa tanggal 8 oktober 2013 pukul 14.30 WIB.
(http://materi-skripsi.blogspot.com/2012/04/efektivitas-kerja.html) Di akses pada hari kamis dini hari tanggal 29 januari 2015 WIB.
(http://www.bnp2tki.go.id/) Di akses pada hari kamis tanggal 5 maret 2015 WIB.
(http://anitaervina.blogspot.com/2012/02/makalah-kualitas-tenaga-kerja- indonesia.html) Di akses pada hari jumat tanggal 6 maret 2015 WIB.
(www.Serangkab.go.id. Di akses pada hari jumat tanggal 29/08/2015 WIB.
Sari, novitas. 2011. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Medan : Sumatra Utara.
Hidayat, Jumhun Mohammad. 2013. Optimalisasi Peran Pemerintah Dalam Promosi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Dengan Menggunakan Soft System Methodologi. Depok : Universitas Indonesia.
Azzahrah, Nissyah. 2014. Efektivitas Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Di Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUISIONER
Pengaruh Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri Terhadap
Efektivitas Kerja Dalam Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
No. Responden : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Golongan : Pendidikan Terakhir :
1. Dimohon untuk memberikan tanda (√ ) pada kolom tabel yang telah
disediakan 2. Mohon seluruh jawaban pertanyaan dijawab sehingga tidak ada jawaban
yang terlewatkan 3. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan
sebenarnya 4. SS = Sangat setuju, S =Setuju, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak
setuju 5. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih
Pernyataan yang berkaitan dengan Sistem Komputerisasi Tenaga kerja luar Negeri (X)
No Pernyataan SS S TS STS
Relevansi 1. Informasi SISKOTKLN yang dikelola sudah tersaji
dengan baik
2. Informasi SISKOTKLN yang disajikan cukup jelas
3. Informasi SISKOTKLN yang disajikan harus aktual dan faktual
4. Informasi SISKOTKLN yang tersaji dapat dipertanggungjawabkan
5. Informasi SISKOTKLN mengacu pada kebutuhan pengguna layanan
6. Informasi SISKOTKLN yang tersedia dapat memberikan manfaat bagi pengguna layanan
1
7. Informasi yang dihasilkan dapat menciptakan komunikasi yang baik
8. SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
Akurasi 9. Semua informasi SISKOTKLN yang diberikan
akurat dan mempunyai arti nilai yang nyata bagi si penerima
10. Sumber informasi SISKOTKLN yang diberikan kepada penerima benar dan tidak salah dalam penyajiannya
11. Sebuah informasi SISKOTKLN yang bisa dipercaya dan dipertanggung jawabkan bila terjadi kesalahan dalam penyajiannya kepada penerima,
12. Informasi SISKOTKLN yang diberikan tidak bias, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas
13. Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan benar-benar akurat, data yang dimasukan dan proses yang dibuat harus sesuai dengan masukan yang dihadapi.
Ketepatan Waktu
14. Informasi SISKOTKLN selalu updating data setiap saat
15. Informasi SISKOTKLN dapat diakses dengan baik pada waktu yang bersamaan,
16. Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan atau dibutuhkan hendaknnya tidak boleh terlambat (usang)
17. Informasi SISKOTKLN yang diberikan kepada penerima tidak boleh terlambat.
18. SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan.
Kelengkapan
19. SISKOTKLN memberikan informasi yang lengkap kepada para pengguna,
20. Informasi SISKOTKLN yang di berikan menyajikan gambaran yang sesuai,
21. Hasil pengolahan data berupa informasi dapat bermanfaat untuk kebutuhan instansi
22. Informasi SISKOTKLN yang dihasilkan harus lengkap dan tidak ada kekurangan
23. SISKOTKLN dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh si penerima/TKI
2
Pernyataan yang berkaitan dengan Efektivitas Kerja (Y)
No Pernyataan SS S TS STS
Produktivitas 24. Pegawai dapat menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu
25. Fasilitas-fasilitas yang diberikan organisasi dapat menunjang aktivitas kerja/pekerjaan.
26. Organisasi memberikan peluang dan pengembangan karir bagi setiap pegawai.
27. Keragaman keterampilan dalam pekerjaan membuat pekerjaan semakin menyenangkan.
28. Kondisi ruang kerja membuat nyaman dalam bekerja.
29. Pegawai dapat bekerjasama dengan rekan kerjanya
30. Pegawai bekerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya
31. Teknologi yang digunakan Organisasi sangat membantu dalam meningkatkan kinerja
Kemampuan Adaptasi 32 Pegawai dapat bekerja secara efektif dan efesien 33. Pegawai dapat memahami tugas dan fungsinya 34. Pegawai menguasai bidang teknologi informasi 35. Pegawai dapat mengikuti perkembangan teknologi
36. Hubungan atasan dan bawahan berjalan sangat baik
37. Interaksi komunikasi sesama lingkungan organisasi baik internal ataupun eksternal berjalan baik
Kepuasan Kerja
38 Fasilitas kerja yang dapat menunjang kebutuhan 39 Penggunaan teknologi yang dapat membantu
pekerjaan
40. Adanya reward bagi pegawai yang berprestasi 41. Adanya jenjang karir yang memotivasi pegawai 42. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pendidikan
pegawai
43. Pegawai memiliki kualifikasi yang baik dalam pekerjaannya
3
Kemampuan Berlaba
44. Pegawai memiliki kompetensi yang baik dalam pekerjaan
45 Pegawai memiliki dedikasi penuh bagi pekerjaan 46. Pegawai dapat bekerja dengan tertib dan disiplin
47. Pegawai melakukan inisiatif dan berinovasi
48. Pegawai bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku di dalam organisasi
49 Pegawai memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya
Pencarian Sumber Daya
50. Perekrutan pegawai sesuai dengan uji kompetensi
51. Penempatan pegawai berdasarkan kemampuan pada bidang yang dimiliki
52. Kepatuhan pegawai terhadap aturan kerja dalam organisasi
53. Adanya budaya disiplin dalam lingkungan kerja
54. Adanya nilai kemanfaatan organisasi terhadap lingkungan eksternal
55. Adanya hasil yang di peroleh dalam melakukan kegiatan organisasi
4
Lampiran 2
Tabel Uji Reliabilitas Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (X)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.909
23
Tabel Uji Reliabilitas Efektivitas Kerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.948
32
5
Lampiran 3
Uji Normalitas Chie – Squarte
Test Statistics
penerapansiskotkln efektivitaskerja
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
16,000a
20
,717
11,085b
25
,993
a. 21 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2,2.
b. 26 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,8.
6
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas Instrumen Penerapan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar
Negeri (X)
No.
Butir Pertanyaan
Koefisien Korelasi
r tabel
Keterangan
1 P1 .521** 0.288 Valid
2 P2 .530** 0.288 Valid
3 P3 .525** 0.288 Valid
4 P4 .594** 0.288 Valid
5 P5 .684** 0.288 Valid
6 P6 .411** 0.288 Valid
7 P7 .315* 0.288 Valid
8 P8 .607** 0.288 Valid
9 P9 .741** 0.288 Valid
10 P10 .528** 0.288 Valid
11 P11 .706** 0.288 Valid
12 P12 .717** 0.288 Valid
13 P13 .682** 0.288 Valid
14 P14 .711** 0.288 Valid
15 P15 .630** 0.288 Valid
16 P16 .684** 0.288 Valid
17 P17 .546** 0.288 Valid
18 P18 .501** 0.288 Valid
19 P19 .456** 0.288 Valid
20 P20 653** 0.288 Valid
21 P21 .507** 0.288 Valid
22 P22 .533** 0.288 Valid
23 P23 .484** 0.288 Valid
7
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas Instrumen Efektivitas Kerja (Y)
No Butir pertanyaan
Koefisien korelasi r tabel Keterangan
1 P24 .608** 0.288 Valid
2 P25 .628** 0.288 Valid
3 P26 .598** 0.288 Valid
4 P27 .564** 0.288 Valid
5 P28 .570** 0.288 Valid
6 P29 .440** 0.288 Valid
7 P30 .688** 0.288 Valid
8 P31 .651** 0.288 Valid
9 P32 .707** 0.288 Valid
10 P33 .646** 0.288 Valid
11 P34 .671** 0.288 Valid
12 P35 .697** 0.288 Valid
13 P36 563** 0.288 Valid
14 P37 .538** 0.288 Valid
15 P38 .584** 0.288 Valid
16 P39 .665** 0.288 Valid
17 P40 .602** 0.288 Valid
18 P41 .688** 0.288 Valid
19 P42 .683** 0.288 Valid
8
20 P43 .590** 0.288 Valid
21 P44 .660** 0.288 Valid
22 P45 .711** 0.288 Valid
23 P46 .584** 0.288 Valid
24 P47 .501** 0.288 Valid
25 P48 .644** 0.288 Valid
26 P49 .490** 0.288 Valid
27 P50 .708** 0.288 Valid
28 P51 .710** 0.288 Valid
29 P52 .744** 0.288 Valid
30 P53 .628** 0.288 Valid
31 P54 .504** 0.288 Valid
32 P55 .620** 0.288 Valid
9
Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
Penerapan SISKOTKLN
Efektivitas Kerja
Pearson Correlation
Penerapan SISKOTKLN Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation Efektivitas Kerja
Sig. (2-tailed) N
1
,798**
,000 47
,798**
47
1
,000
47 47 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Penerapan SISKOTKLN (X)
Bila didasarkan pada tingkat persetujuan maka dapat diketahui tanggapan
responden terhadap penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri
(SISKOTKLN) adalah sebagai berikut:
Jumlah pertanyaan X = 23
Jumlah responden = 47
Sangat setuju = 4
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Penentuan batas skor
1. Skor batas tertinggi = 23 x 4 x 47 = 4324
2. Skor batas terendah = 23 x 1 x 47 = 1081
Sangat setuju = 407 x 4 = 1628
Setuju = 604 x 3 = 1812
Tidak setuju = 70 x 2 = 140
Sangat tidak setuju = 0 x 1 = 0
Jumlah skor = 3580
13
Berdasarkan pengolahan data diatas, maka tingkat persetujuan terhadap
penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (X) adalah ( 3580 : 4324
x 100 = 82, 79)
STS TS S SS
1081 2162 3245 3580 4324
14
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Efektivitas Kerja ( Y )
Bila didasarkan pada tingkat persetujuan maka dapat diketahui tanggapan
responden terhadap efektivitas kerja adalah sebagai berikut:
Jumlah pertanyaan X = 23
Jumlah responden = 47
Sangat setuju = 4
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Penentuan batas skor
1. Skor batas tertinggi = 32 x 4 x 47 = 6016
2. Skor batas terendah = 32 x 1 x 47 = 1504
Sangat setuju = 535 x 4 = 2140
Setuju = 830 x 3 = 2490
Tidak setuju = 120x 2 = 240
Sangat tidak setuju = 4 x 1 = 4
Jumlah skor = 4874
15
Berdasarkan pengolahan data diatas, maka tingkat persetujuan terhadap
penerapan sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (X) adalah ( 4874 : 6016
x 100 = 81, 03%)
STS TS S SS
1504 3008 4512 4874 6016
16
item 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 6 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 7 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 9 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 12 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 17 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 18 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 20 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lampiran 11
Tabel Hasil Perhitungan Kuisioner Efektivitas Kerja (Y)
p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p32 p33 p34 p35 p36 p37 p38 p39 p40 p41 p42 p43 p44 p45 p46 p47 p48
20
24 3 25 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 26 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 28 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 29 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 2 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 31 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 32 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 3 33 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 34 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 35 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 36 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 37 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 38 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 39 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 40 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 41 4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 42 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 43 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 44 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 45 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 46 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 47 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
jumlah 155 145 145 159 153 156 156 163 156 157 152 158 148 156 155 158 155 148 157 154 163 149 163 152 159
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21
p49 p50 p51 p52 p53 p54 p55 Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 127 3 2 2 3 3 3 3 93 3 2 3 3 3 3 3 93 3 3 3 3 3 3 3 91 4 3 2 2 3 3 3 86 2 3 3 2 2 3 3 85 4 4 4 4 4 4 4 115 4 3 4 4 4 4 4 106 3 2 2 3 3 3 3 92 3 2 2 3 2 3 3 91 3 3 3 3 3 3 3 104 3 3 3 3 3 3 3 98 3 3 3 3 3 3 3 98 4 4 4 4 4 4 4 127 3 4 4 4 4 4 4 126 3 3 3 3 3 3 3 107 3 3 3 3 3 3 3 105 3 4 3 3 4 3 4 106 4 4 4 3 3 3 4 124 3 4 4 4 3 2 3 113 4 4 4 4 4 4 4 128 3 2 3 2 3 3 3 85 3 3 3 3 3 3 3 96 3 3 3 3 3 3 3 96 3 3 4 4 4 4 4 113
22
4 4 3 4 4 4 4 121 3 4 3 4 3 4 3 107 3 4 3 4 3 4 3 106 3 2 3 3 2 3 4 100 3 3 3 4 3 3 4 104 3 4 3 3 4 3 3 106 4 4 3 4 3 3 4 117 4 4 3 4 3 4 4 107 3 4 3 4 3 4 3 109 4 4 3 4 3 4 3 110 3 4 4 3 4 4 3 111 3 3 2 3 3 3 4 104 4 4 3 4 4 3 3 112 4 3 4 4 4 4 3 114 4 3 3 4 4 4 4 112 3 3 3 3 3 3 4 112 4 3 3 3 3 3 4 111 4 3 4 3 3 3 3 110 4 3 3 3 3 2 3 102 4 3 2 2 3 3 3 86 3 2 2 3 3 3 3 93 3 3 3 3 3 3 3 91
23
20
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2004
TENTANG PENEMPATAN DAN
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa bekerja merupakan hak asasi manusia yang wajib dijunjung tinggi, dihormati, dan dijamin penegakannya;
b.
bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan;
c.
bahwa tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering dijadikan obyek perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia;
d.
bahwa negara wajib menjamin dan melindungi hak asasi warga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, dan anti perdagangan manusia;
e.
bahwa penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional;
f. bahwa penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri perlu dilakukan
secara terpadu antara instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dan peran serta masyarakat dalam suatu sistem hukum guna melindungi tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di luar negeri;
g. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang ada
belum mengatur secara memadai, tegas, dan terperinci mengenai penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri;
h. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri diatur dengan undang-undang;
i. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h, perlu membentuk undang-undang tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 D ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28 E ayat (1) dan ayat (3), Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNG- AN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
2. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut calon TKI adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
3. Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat,
dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.
4. Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam
mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang- undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.
5. Pelaksana penempatan TKI swasta adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.
6. Mitra Usaha adalah instansi atau badan usaha berbentuk badan hukum di negara tujuan yang
bertanggung jawab menempatkan TKI pada Pengguna. 7. Pengguna Jasa TKI yang selanjutnya disebut dengan Pengguna adalah instansi Pemerintah,
Badan Hukum Pemerintah, Badan Hukum Swasta, dan/atau Perseorangan di negara tujuan yang mempekerjakan TKI.
8. Perjanjian Kerja Sama Penempatan adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan
TKI swasta dengan Mitra Usaha atau Pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing- masing pihak dalam rangka penempatan serta perlindungan TKI di negara tujuan.
9. Perjanjian Penempatan TKI adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan TKI
swasta dengan calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatan TKI di negara tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
10. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara TKI dengan Pengguna yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban masing-masing pihak. 11. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selanjutnya disebut dengan KTKLN adalah kartu
identitas bagi TKI yang memenuhi persyaratan dan prosedur untuk bekerja di luar negeri. 12. Visa Kerja adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada perwakilan
suatu negara yang memuat persetujuan untuk masuk dan melakukan pekerjaan di negara yang bersangkutan.
13. Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI yang selanjutnya disebut SIPPTKI adalah izin tertulis
yang diberikan oleh Menteri kepada perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKI swasta.
14. Surat Izin Pengerahan yang selanjutnya disebut SIP adalah izin yang diberikan Pemerintah
kepada pelaksana penempatan TKI swasta untuk merekrut calon TKI dari daerah tertentu, untuk jabatan tertentu, dan untuk dipekerjakan pada calon Pengguna tertentu dalam jangka waktu tertentu.
15. Orang adalah pihak orang perseorangan atau badan hukum.
16. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden
beserta para Menteri. 17. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 2
Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan manusia.
Pasal 3
Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuan untuk: a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; b. menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalam negeri, di negara tujuan, sampai
kembali ke tempat asal di Indonesia; c. meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Pasal 4 Orang perseorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
BAB II
TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH
Pasal 5
(1) Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat
melimpahkan sebagian wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar negeri.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Pemerintah berkewajiban :
a. menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang berangkat melalui pelaksana
penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri; b. mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI; c. membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri; d. melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara
optimal di negara tujuan; dan e. memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa
penempatan, dan masa purna penempatan.
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN TKI
Pasal 8
Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk : a. bekerja di luar negeri; b. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan
TKI di luar negeri; c. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri; d. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya; e. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan; f. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing
lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan; g. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas
tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri;
h. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal;
i. memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.
Pasal 9 Setiap calon TKI/TKI mempunyai kewajiban untuk : a. menaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di negara tujuan; b. menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja; c. membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan d. memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI kepada
Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.
BAB IV PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI
Pasal 10
Pelaksana penempatan TKI di luar negeri terdiri dari : a. Pemerintah; b. Pelaksana penempatan TKI swasta.
Pasal 11 (1) Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
huruf a, hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan penempatan TKI oleh Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 12 Perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b wajib mendapat izin tertulis berupa SIPPTKI dari Menteri.
Pasal 13 (1) Untuk dapat memperoleh SIPPTKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, pelaksana
penempatan TKI swasta harus memenuhi persyaratan : a. berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan; b. memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan, sekurang-
kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah); c. menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bank pemerintah; d. memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sekurang-
kurangnya untuk kurun waktu 3 (tiga) tahun berjalan; e. memiliki unit pelatihan kerja; dan f. memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.
(2) Sesuai dengan perkembangan keadaan, besarnya modal disetor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dan jaminan dalam bentuk deposito sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat ditinjau kembali dan diubah dengan Peraturan Menteri.
(3) Ketentuan mengenai penyusunan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dan bentuk serta standar yang harus dipenuhi untuk sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 14 (1) Izin untuk melaksanakan penempatan TKI di luar negeri diberikan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali. (2) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada pelaksana
penempatan TKI swasta selain harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. telah melaksanakan kewajibannya untuk memberikan laporan secara periodik kepada
Menteri; b. telah melaksanakan penempatan sekurang-kurangnya 75% (tujuh puluh lima perseratus)
dari rencana penempatan pada waktu memperoleh SIPPTKI; c. masih memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar yang ditetapkan; d. memiliki neraca keuangan selama 2 (dua) tahun terakhir tidak mengalami kerugian yang
di audit akuntan publik; dan e. tidak dalam kondisi diskors.
Pasal 15
Tata cara pemberian dan perpanjangan SIPPTKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 14 diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 16 Deposito hanya dapat dicairkan dalam hal pelaksana penempatan TKI swasta tidak memenuhi kewajiban terhadap calon TKI/TKI sebagaimana telah diperjanjikan dalam perjanjian penempatan.
Pasal 17 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib menambah biaya keperluan penyelesaian
perselisihan atau sengketa calon TKI/TKI apabila deposito yang digunakan tidak mencukupi.
(2) Pemerintah mengembalikan deposito kepada pelaksana penempatan TKI swasta apabila
masa berlaku SIPPTKI telah berakhir dan tidak diperpanjang lagi atau SIPPTKI dicabut. (3) Ketentuan mengenai penyetoran, penggunaan, pencairan, dan pengembalian deposito
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 18
(1) Menteri dapat mencabut SIPPTKI apabila pelaksana penempatan TKI swasta :
a. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13; atau b. tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya dan/atau melanggar larangan
dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang diatur dalam undang- undang ini.
(2) Pencabutan SIPPTKI oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak mengurangi tanggung jawab pelaksana penempatan TKI swasta terhadap TKI yang telah ditempatkan dan masih berada di luar negeri.
(3) Tata cara pencabutan SIPPTKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 19 Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKI kepada pihak lain.
Pasal 20 (1) Untuk mewakili kepentingannya, pelaksana penempatan TKI swasta wajib mempunyai
perwakilan di negara TKI ditempatkan. (2) Perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
berbadan hukum yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan di negara tujuan.
Pasal 21 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta dapat membentuk kantor cabang di daerah di luar
wilayah domisili kantor pusatnya. (2) Kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang pelaksana penempatan TKI swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksana penempatan TKI swasta.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan kantor cabang pelaksana penempatan TKI
swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 22 Pelaksana penempatan TKI swasta hanya dapat memberikan kewenangan kepada kantor cabang untuk :
a. melakukan penyuluhan dan pendataan calon TKI; b. melakukan pendaftaran dan seleksi calon TKI; c. menyelesaikan kasus calon TKI/TKI pada pra atau purna penempatan; dan d. menandatangani perjanjian penempatan dengan calon TKI atas nama pelaksana penempatan
TKI swasta.
Pasal 23 Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang pelaksana penempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksana penempatan TKI swasta.
Pasal 24
(1) Penempatan TKI pada Pengguna perseorangan harus melalui Mitra Usaha di negara tujuan.
(2) Mitra Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berbentuk badan hukum yang didirikan sesuai dengan peraturan perundangan di negara tujuan.
Pasal 25 (1) Perwakilan Republik Indonesia melakukan penilaian terhadap Mitra Usaha dan Pengguna
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24. (2) Hasil penilaian terhadap Mitra Usaha dan Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
digunakan sebagai pertimbangan Perwakilan Republik Indonesia dalam memberikan persetujuan atas dokumen yang dipersyaratkan dalam penempatan TKI di luar negeri.
(3) Berdasarkan hasil penilaian terhadap Mitra Usaha dan Pengguna sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Perwakilan Republik Indonesia menetapkan Mitra Usaha dan Pengguna yang bermasalah dalam daftar Mitra Usaha dan Pengguna bermasalah.
(4) Pemerintah mengumumkan daftar Mitra Usaha dan Pengguna bermasalah secara periodik
setiap 3 (tiga) bulan. (5) Ketentuan mengenai tata cara penilaian dan penetapan Mitra Usaha dan Pengguna baik
bermasalah maupun tidak bermasalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 26 (1) Selain oleh Pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, perusahaan dapat menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaannya sendiri atas dasar izin tertulis dari Menteri.
(2) Penempatan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi persyaratan : a. perusahaan yang bersangkutan harus berbadan hukum yang dibentuk berdasarkan
hukum Indonesia; b. TKI yang ditempatkan merupakan pekerja perusahaan itu sendiri; c. perusahaan memiliki bukti hubungan kepemilikan atau perjanjian pekerjaan yang
diketahui oleh Perwakilan Republik Indonesia; d. TKI telah memiliki perjanjian kerja; e. TKI telah diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan/atau memiliki
polis asuransi; dan f. TKI yang ditempatkan wajib memiliki KTKLN.
(3) Ketentuan mengenai penempatan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
BAB V TATA CARA PENEMPATAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 27 (1) Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahnya
telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.
(2) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan atas pertimbangan
keamanan Pemerintah menetapkan negara-negara tertentu tertutup bagi penempatan TKI dengan Peraturan Menteri.
Pasal 28 Penempatan TKI pada pekerjaan dan jabatan tertentu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 29 (1) Penempatan calon TKI/TKI di luar negeri diarahkan pada jabatan yang tepat sesuai dengan
keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan. (2) Penempatan calon TKI/TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
memperhatikan harkat, martabat, hak azasi manusia, perlindungan hukum, pemerataan kesempatan kerja, dan ketersediaan tenaga kerja dengan mengutamakan kepentingan nasional.
Pasal 30
Setiap orang dilarang menempatkan calon TKI/TKI pada jabatan dan tempat pekerjaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan serta peraturan perundang- undangan, baik di Indonesia maupun di negara tujuan atau di negara tujuan yang telah dinyatakan tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.
Bagian Kedua Pra Penempatan TKI
Pasal 31
Kegiatan pra penempatan TKI di luar negeri meliputi : a. pengurusan SIP; b. perekrutan dan seleksi; c. pendidikan dan pelatihan kerja; d. pemeriksaan kesehatan dan psikologi; e. pengurusan dokumen; f. uji kompetensi; g. pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); dan h. pemberangkatan.
Paragraf 1 Surat Izin Pengerahan
Pasal 32
(1) Pelaksana penempatan TKI swasta yang akan melakukan perekrutan wajib memiliki SIP dari
Menteri. (2) Untuk mendapatkan SIP, pelaksana penempatan TKI swasta harus memiliki :
a. perjanjian kerjasama penempatan; b. surat permintaan TKI dari Pengguna; c. rancangan perjanjian penempatan; dan d. rancangan perjanjian kerja.
(3) Surat permintaan TKI dari Pengguna, perjanjian kerja sama penempatan, dan rancangan
perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.
(4) Tata cara penerbitan SIP diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 33 Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepada pihak lain untuk melakukan perekrutan calon TKI.
Paragraf 2 Perekrutan dan Seleksi
Pasal 34
(1) Proses perekrutan didahului dengan memberikan informasi kepada calon TKI sekurang-
kurangnya tentang : a. tata cara perekrutan; b. dokumen yang diperlukan; c. hak dan kewajiban calon TKI/TKI; d. situasi, kondisi, dan resiko di negara tujuan; dan e. tata cara perlindungan bagi TKI.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan secara lengkap dan benar.
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), wajib mendapatkan persetujuan
dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan disampaikan oleh pelaksana penempatan TKI swasta.
Pasal 35
Perekrutan calon TKI oleh pelaksana penempatan TKI swasta wajib dilakukan terhadap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan : a. berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun kecuali bagi calon TKI yang akan
dipekerjakan pada Pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 (dua puluh satu) tahun;
b. sehat jasmani dan rohani; c. tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan; dan d. berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau
yang sederajat.
Pasal 36 (1) Pencari kerja yang berminat bekerja ke luar negeri harus terdaftar pada instansi pemerintah
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. (2) Pendaftaran pencari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 37 Perekrutan dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI swasta dari pencari kerja yang terdaftar pada instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1).
Pasal 38 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta membuat dan menandatangani perjanjian penempatan
dengan pencari kerja yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dalam proses perekrutan.
(2) Perjanjian penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketahui oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota.
Pasal 39 Segala biaya yang diperlukan dalam kegiatan perekrutan calon TKI, dibebankan dan menjadi tanggung jawab pelaksana penempatan TKI swasta.
Pasal 40
Ketentuan mengenai tata cara perekrutan calon TKI, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 3 Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pasal 41
(1) Calon TKI wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuai dengan persyaratan jabatan.
(2) Dalam hal TKI belum memiliki sertifikat kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pelaksana penempatan TKI swasta wajib melakukan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
Pasal 42 (1) Calon TKI berhak mendapat pendidikan dan pelatihan kerja sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan.
(2) Pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk : a. membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja calon TKI; b. memberi pengetahuan dan pemahaman tentang situasi, kondisi, adat istiadat, budaya,
agama, dan risiko bekerja di luar negeri; c. membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahasa negara tujuan; dan d. memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban calon TKI/TKI.
Pasal 43 (1) Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja swasta
atau lembaga pelatihan kerja yang telah memenuhi persyaratan. (2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan kerja.
Pasal 44 Calon TKI memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pendidikan dan pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, dalam bentuk sertifikat kompetensi dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang telah terakreditasi oleh instansi yang berwenang apabila lulus dalam sertifikasi kompetensi kerja.
Pasal 45 Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak lulus dalam uji kompetensi kerja.
Pasal 46 Calon TKI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan dilarang untuk dipekerjakan.
Pasal 47 Ketentuan mengenai pendidikan dan pelatihan kerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 4 Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi
Pasal 48
Pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKI dimaksudkan untuk mengetahui derajat kesehatan dan tingkat kesiapan psikis serta kesesuaian kepribadian calon TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan.
Pasal 49 (1) Setiap calon TKI harus mengikuti pemeriksaan kesehatan dan psikologi yang
diselenggarakan oleh sarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan psikologi, yang ditunjuk oleh Pemerintah.
(2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKI
dan penunjukan sarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan psikologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Pasal 50
Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi.
Paragraf 5
Pengurusan Dokumen
Pasal 51 Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, calon TKI harus memiliki dokumen yang meliputi : a. Kartu Tanda Penduduk, ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran, atau surat keterangan
kenal lahir; b. surat keterangan status perkawinan, bagi yang telah menikah melampirkan copy buku nikah; c. surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin wali; d. sertifikat kompetensi kerja; e. surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi ; f. paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat; g. visa kerja; h. perjanjian penempatan TKI; i. perjanjian kerja; dan j. KTKLN.
Pasal 52
(1) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf h dibuat secara
tertulis dan ditandatangani oleh calon TKI dan pelaksana penempatan TKI swasta setelah calon TKI yang bersangkutan terpilih dalam perekrutan.
(2) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya
memuat : a. nama dan alamat pelaksana penempatan TKI swasta; b. nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan alamat calon TKI; c. nama dan alamat calon Pengguna; d. hak dan kewajiban para pihak dalam rangka penempatan TKI di luar negeri yang harus
sesuai dengan kesepakatan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh calon Pengguna tercantum dalam perjanjian kerjasama penempatan;
e. jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuai permintaan Pengguna; f. jaminan pelaksana penempatan TKI swasta kepada calon TKI dalam hal Pengguna tidak
memenuhi kewajibannya kepada TKI sesuai perjanjian kerja; g. waktu keberangkatan calon TKI; h. biaya penempatan yang harus ditanggung oleh calon TKI dan cara pembayarannya; i. tanggung jawab pengurusan penyelesaian masalah; j. akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian penempatan TKI oleh salah satu pihak;
dan k. tanda tangan para pihak dalam perjanjian penempatan TKI.
(3) Ketentuan dalam perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuat
sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) dengan bermaterai cukup dan masing-masing pihak mendapat 1 (satu) perjanjian penempatan TKI yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pasal 53
Perjanjian penempatan TKI tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak.
Pasal 54 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib melaporkan setiap perjanjian penempatan TKI
kepada instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan melampirkan copy atau
salinan perjanjian penempatan TKI.
Bagian Ketiga Perjanjian Kerja
Pasal 55 (1) Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelah perjanjian kerja disepakati dan
ditandatangani oleh para pihak. (2) Setiap TKI wajib menandatangani perjanjian kerja sebelum TKI yang bersangkutan
diberangkatkan ke luar negeri. (3) Perjanjian kerja ditandatangani di hadapan pejabat instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan. (4) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disiapkan oleh pelaksana penempatan
TKI swasta. (5) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), sekurang-kurangnya
memuat : a.nama dan alamat Pengguna; b. nama dan alamat TKI; c.jabatan atau jenis pekerjaan TKI; d. hak dan kewajiban para pihak; e.kondisi dan syarat kerja yang meliputi jam kerja, upah dan tata cara pembayaran, hak cuti
dan waktu istirahat, fasilitas dan jaminan sosial; dan f. jangka waktu perjanjian kerja.
Pasal 56 (1) Perjanjian kerja dibuat untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang
untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
(2) Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jabatan atau jenis pekerjaan tertentu.
(3) Ketentuan mengenai jabatan atau jenis pekerjaan tertentu yang dikecualikan dari jangka
waktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 57 (1) Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1),
dapat dilakukan oleh TKI yang bersangkutan atau melalui pelaksana penempatan TKI swasta.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disepakati oleh para pihak
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian kerja pertama berakhir.
Pasal 58 (1) Perjanjian kerja perpanjangan dan jangka waktu perpanjangan perjanjian kerja wajib
mendapat persetujuan dari pejabat berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.
(2) Pengurusan untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab pelaksana penempatan TKI swasta. (3) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh persetujuan perjanjian kerja dan
perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 59 TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan yang telah berakhir perjanjian kerjanya dan akan memperpanjang perjanjian kerja, TKI yang bersangkutan harus pulang terlebih dahulu ke Indonesia.
Pasal 60 Dalam hal perpanjangan dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan, maka pelaksana penempatan TKI swasta tidak bertanggung jawab atas risiko yang menimpa TKI dalam masa perpanjangan perjanjian kerja.
Pasal 61 Bagi TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan, apabila selama masa berlakunya perjanjian kerja terjadi perubahan jabatan atau jenis pekerjaan, atau pindah Pengguna, maka perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengurus perubahan perjanjian kerja dengan membuat perjanjian kerja baru dan melaporkannya kepada Perwakilan Republik Indonesia.
Pasal 62 (1) Setiap TKI yang ditempatkan di luar negeri, wajib memiliki dokumen KTKLN yang
dikeluarkan oleh Pemerintah. (2) KTKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai kartu identitas TKI selama
masa penempatan TKI di negara tujuan.
Pasal 63 (1) KTKLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 hanya dapat diberikan apabila TKI yang
bersangkutan : a.telah memenuhi persyaratan dokumen penempatan TKI di luar negeri; b. telah mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP); dan c.telah diikutsertakan dalam perlindungan program asuransi.
(2) Ketentuan mengenai bentuk, persyaratan, dan tata cara memperoleh KTKLN diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 64 Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak memiliki KTKLN.
Pasal 65 Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen penempatan yang diperlukan.
Pasal 66 Pemerintah wajib menyediakan pos-pos pelayanan di pelabuhan pemberangkatan dan pemulangan TKI yang dilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi syarat.
Pasal 67 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib memberangkatkan TKI ke luar negeri yang telah
memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 sesuai dengan perjanjian penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2).
(2) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib melaporkan setiap keberangkatan calon TKI
kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. (3) Pemberangkatan TKI ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
melalui tempat pemeriksaan imigrasi yang terdekat.
Pasal 68 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakan TKI yang diberangkatkan ke
luar negeri dalam program asuransi.
(2) Jenis program asuransi yang wajib diikuti oleh TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Pasal 69 (1) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakan TKI yang akan diberangkatkan
ke luar negeri dalam pembekalan akhir pemberangkatan. (2) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) dimaksudkan untuk memberi pemahaman dan
pendalaman terhadap :
a. peraturan perundang-undangan di negara tujuan; dan b. materi perjanjian kerja.
(3) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) menjadi tanggung jawab Pemerintah.
(4) Ketentuan mengenai pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempat Masa Tunggu di Penampungan
Pasal 70
(1) Pelaksana penempatan TKI swasta dapat menampung calon TKI sebelum pemberangkatan.
(2) Lamanya penampungan disesuaikan dengan jabatan dan/atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan.
(3) Selama masa penampungan, pelaksana penempatan TKI swasta wajib memperlakukan
calon TKI secara wajar dan manusiawi. (4) Ketentuan mengenai standar tempat penampungan dan lamanya penampungan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kelima Masa Penempatan
Pasal 71 (1) Setiap TKI wajib melaporkan kedatangannya kepada Perwakilan Republik Indonesia di
negara tujuan. (2) Kewajiban untuk melaporkan kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi TKI
yang bekerja pada Pengguna perseorangan dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI swasta.
Pasal 72 Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan TKI yang tidak sesuai dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perjanjian kerja yang disepakati dan ditandatangani TKI yang bersangkutan.
Bagian Keenam Purna Penempatan
Pasal 73
(1) Kepulangan TKI terjadi karena:
a. berakhirnya masa perjanjian kerja; b. pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir; c. terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyakit di negara tujuan; d. mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan tidak bisa menjalankan pekerjaannya
lagi; e. meninggal dunia di negara tujuan; f. cuti; atau g. dideportasi oleh pemerintah setempat.
(2) Dalam hal TKI meninggal dunia di negara tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, pelaksana penempatan TKI berkewajiban : a. memberitahukan tentang kematian TKI kepada keluarganya paling lambat 3 (tiga) kali 24
(dua puluh empat) jam sejak diketahuinya kematian tersebut; b. mencari informasi tentang sebab-sebab kematian dan memberitahukannya kepada pejabat
Perwakilan Republik Indonesia dan anggota keluarga TKI yang bersangkutan; c. memulangkan jenazah TKI ke tempat asal dengan cara yang layak serta menanggung
semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengan tata cara agama TKI yang bersangkutan;
d. mengurus pemakaman di negara tujuan penempatan TKI atas persetujuan pihak keluarga TKI atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan;
e. memberikan perlindungan terhadap seluruh harta milik TKI untuk kepentingan anggota keluarganya; dan
f. mengurus pemenuhan semua hak-hak TKI yang seharusnya diterima. (3) Dalam hal terjadi perang, bencana alam, wabah penyakit, dan deportasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, dan huruf g, Perwakilan Republik Indonesia, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah bekerja sama mengurus kepulangan TKI sampai ke daerah asal TKI.
Pasal 74 (1) Setiap TKI yang akan kembali ke Indonesia wajib melaporkan kepulangannya kepada
Perwakilan Republik Indonesia negara tujuan. (2) Pelaporan bagi TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan dilakukan oleh pelaksana
penempatan TKI swasta.
Pasal 75 (1) Kepulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di daerah asal menjadi tanggung jawab
pelaksana penempatan TKI. (2) Pengurusan kepulangan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hal :
a. pemberian kemudahan atau fasilitas kepulangan TKI;
b. pemberian fasilitas kesehatan bagi TKI yang sakit dalam kepulangan; dan c. pemberian upaya perlindungan terhadap TKI dari kemungkinan adanya tindakan pihak-
pihak lain yang tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan TKI dalam kepulangan. (3) Pemerintah dapat mengatur kepulangan TKI.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemulangan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketujuh Pembiayaan
Pasal 76
(1) Pelaksana penempatan TKI swasta hanya dapat membebankan biaya penempatan kepada
calon TKI untuk komponen biaya : a. pengurusan dokumen jati diri; b. pemeriksaan kesehatan dan psikologi; dan c. pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja.
(2) Biaya selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri. (3) Komponen biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus transparan dan
memenuhi asas akuntabilitas.
BAB VI PERLINDUNGAN TKI
Pasal 77
(1) Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan,
masa penempatan, sampai dengan purna penempatan.
Pasal 78 (1) Perwakilan Republik Indonesia memberikan perlindungan terhadap TKI di luar negeri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan serta hukum dan kebiasaan internasional. (2) Dalam rangka perlindungan TKI di luar negeri, Pemerintah dapat menetapkan jabatan Atase
Ketenagakerjaan pada Perwakilan Republik Indonesia tertentu. (3) Penugasan Atase Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 79 Dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri, Perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta dan TKI yang ditempatkan di luar negeri.
Pasal 80 (1) Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain :
a. pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional;
b. pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan.
(2) Ketentuan mengenai pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 81 (1) Dengan pertimbangan untuk melindungi calon TKI/TKI, pemerataan kesempatan kerja
dan/atau untuk kepentingan ketersediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan nasional, Pemerintah dapat menghentikan dan/atau melarang penempatan TKI di luar negeri untuk negara tertentu atau penempatan TKI pada jabatan-jabatan tertentu di luar negeri.
(2) Dalam menghentikan dan/atau melarang penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah memperhatikan saran dan pertimbangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI.
(3) Ketentuan mengenai penghentian dan pelarangan penempatan TKI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 82 Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai dengan perjanjian penempatan.
Pasal 83
Setiap calon TKI/TKI yang bekerja ke luar negeri baik secara perseorangan maupun yang ditempatkan oleh pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikuti program pembinaan dan perlindungan TKI.
Pasal 84 Program pembinaan dan perlindungan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 85
(1) Dalam hal terjadi sengketa antara TKI dengan pelaksana penempatan TKI swasta mengenai
pelaksanaan perjanjian penempatan, maka kedua belah pihak mengupayakan penyelesaian secara damai dengan cara bermusyawarah.
(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka salah satu atau kedua belah
pihak dapat meminta bantuan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota, Provinsi atau Pemerintah.
BAB VIII PEMBINAAN
Pasal 86
(1) Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berkenaan dengan
penyelenggaraan Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri. (2) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat
mengikutsertakan pelaksana penempatan TKI swasta, organisasi dan/atau masyarakat. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan secara terpadu
dan terkoordinasi.
Pasal 87 Pembinaan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, dilakukan dalam bidang : a. informasi; b. sumber daya manusia; dan c. perlindungan TKI.
Pasal 88 Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf a, dilakukan dengan : a. membentuk sistem dan jaringan informasi yang terpadu mengenai pasar kerja luar negeri
yang dapat diakses secara meluas oleh masyarakat; b. memberikan informasi keseluruhan proses dan prosedur mengenai penempatan TKI di luar
negeri termasuk risiko bahaya yang mungkin terjadi selama masa penempatan TKI di luar negeri.
Pasal 89 Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf b, dilakukan dengan : a. meningkatkan kualitas keahlian dan/atau keterampilan kerja calon TKI/TKI yang akan
ditempatkan di luar negeri termasuk kualitas kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing;
b. membentuk dan mengembangkan pelatihan kerja yang sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan.
Pasal 90
Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang perlindungan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf c, dilakukan dengan : a. memberikan bimbingan dan advokasi bagi TKI mulai dari pra penempatan, masa
penempatan dan purna penempatan; b. memfasilitasi penyelesaian perselisihan atau sengketa calon TKI/TKI dengan Pengguna
dan/atau pelaksana penempatan TKI; c. menyusun dan mengumumkan daftar Mitra Usaha dan Pengguna bermasalah secara berkala
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; d. melakukan kerjasama internasional dalam rangka perlindungan TKI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 91 (1) Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang telah berjasa
dalam pembinaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam bentuk piagam,
uang, dan/atau bentuk lainnya.
BAB IX PENGAWASAN
Pasal 92 (1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(2) Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri
dilaksanakan oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. (3) Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di
luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 93 (1) Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang ada di daerahnya sesuai dengan tugas, fungsi, dan wewenangnya kepada Menteri.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.
BAB X BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI
Pasal 94
(1) Untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, diperlukan pelayanan dan tanggung jawab yang terpadu.
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI. (3) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
merupakan lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang berkedudukan di Ibukota Negara.
Pasal 95 (1) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94
mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi.
(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI bertugas : a.melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan
Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1);
b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai :
1) dokumen; 2) pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); 3) penyelesaian masalah; 4) sumber-sumber pembiayaan; 5) pemberangkatan sampai pemulangan; 6) peningkatan kualitas calon TKI; 7) informasi; 8) kualitas pelaksana penempatan TKI; dan 9) peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Pasal 96 (1) Keanggotaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI terdiri dari wakil-wakil
instansi Pemerintah terkait. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) dapat melibatkan tenaga-tenaga profesional.
Pasal 97
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi, dan tata kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 98 (1) Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan penempatan TKI, Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan TKI membentuk Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI di Ibukota Provinsi dan/atau tempat pemberangkatan TKI yang dianggap perlu.
(2) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan TKI. (3) Pemberian pelayanan pemrosesan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
bersama-sama dengan instansi yang terkait.
Pasal 99 (1) Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(2) Tata cara pembentukan dan susunan organisasi Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Badan.
BAB XI SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 100
(1) Menteri menjatuhkan sanksi administratif atas pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), Pasal 20, Pasal 30, Pasal 32 ayat (1), Pasal 33, Pasal 34 ayat (3), Pasal 38 ayat (2), Pasal 54 ayat (1), Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 62 ayat (1), Pasal 67 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 69 ayat (1), Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73 ayat (2), Pasal 74, Pasal 76 ayat (1), Pasal 82, Pasal 83, atau Pasal 105.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha penempatan TKI; c. pencabutan izin; d. pembatalan keberangkatan calon TKI; dan/atau e. pemulangan TKI dari luar negeri dengan biaya sendiri.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
BAB XII PENYIDIKAN
Pasal 101
(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, kepada Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di instansi Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan diberi wewenang khusus sebagai Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan tentang tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
d. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
e. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang penempatan dan perlindungan TKI.
(3) Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Pasal 102
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah), setiap orang yang : a. menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4; b. menempatkan TKI tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; atau c. menempatkan calon TKI pada jabatan atau tempat pekerjaan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
Pasal 103 (1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), setiap orang yang : a. mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19; b. mengalihkan atau memindahtangankan SIP kepada pihak lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33; c. melakukan perekrutan calon TKI yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35; d. menempatkan TKI yang tidak lulus dalam uji kompetensi kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45; e. menempatkan TKI tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan psikologi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50; f. menempatkan calon TKI/TKI yang tidak memiliki dokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51; g. menempatkan TKI di luar negeri tanpa perlindungan program asuransi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68; atau h. memperlakukan calon TKI secara tidak wajar dan tidak manusiawi selama masa di
penampungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
Pasal 104 (1) Dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), setiap orang yang : a. menempatkan TKI tidak melalui Mitra Usaha sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal
24; b. menempatkan TKI di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri tanpa izin tertulis
dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1); c. mempekerjakan calon TKI yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46; d. menempatkan TKI di Luar Negeri yang tidak memiliki KTKLN sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64; atau e. tidak memberangkatkan TKI ke luar negeri yang telah memenuhi persyaratan
kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana pelanggaran.
BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 105
(1) TKI yang bekerja di luar negeri secara perseorangan melapor pada instansi Pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan Perwakilan Republik Indonesia. (2) Selain dokumen yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri, TKI yang bekerja di luar
negeri secara perseorangan harus memiliki KTKLN.
Pasal 106 (1) TKI yang bekerja di luar negeri secara perseorangan berhak untuk memperoleh
perlindungan. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Perwakilan Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 107
(1) Pelaksana penempatan TKI swasta yang telah memiliki izin penempatan TKI di luar negeri
sebelum berlakunya Undang-undang ini wajib menyesuaikan persyaratan yang diatur dalam Undang-undang ini paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Undang-undang ini.
(2) Bagi pelaksana penempatan TKI swasta yang menempatkan TKI sebelum berlakunya
Undang-undang ini, maka jangka waktu penyesuaian terhitung mulai sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian kerja TKI terakhir yang ditempatkan sebelum berlakunya Undang-undang ini.
(3) Apabila pelaksana penempatan TKI swasta dalam jangka waktu yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diatur dalam Undang-undang ini, maka izin pelaksana penempatan TKI swasta yang bersangkutan dicabut oleh Menteri.
Pasal 108 Pembentukan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Undang- undang ini.
BAB XVI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 109
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2004
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2004
MENTERI NEGARA/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BAMBANG KESOWO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 133
P E N J E L A S A N A T A S
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004
TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI I. UMUM
Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya dan keluarganya. Dapat juga dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupun lingkungannya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi yang melekat pada diri seseorang yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati.
Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, keterbatasan akan lowongan kerja di dalam negeri menyebabkan banyaknya warga negara Indonesia/TKI mencari pekerjaan ke luar negeri. Dari tahun ke tahun jumlah mereka yang bekerja di luar negeri semakin meningkat. Besarnya animo tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri dan besarnya jumlah TKI yang sedang bekerja di luar negeri di satu segi mempunyai sisi positif, yaitu mengatasi sebagian masalah penggangguran di dalam negeri namun mempunyai pula sisi negatif berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI. Resiko tersebut dapat dialami oleh TKI baik selama proses keberangkatan, selama bekerja di luar negeri maupun setelah pulang ke Indonesia. Dengan demikian perlu dilakukan pengaturan agar resiko perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI sebagaimana disebutkan di atas dapat dihindari atau minimal dikurangi.
Pada hakekatnya ketentuan-ketentuan hukum yang dibutuhkan dalam masalah ini adalah ketentuan-ketentuan yang mampu mengatur pemberian pelayanan penempatan bagi tenaga kerja secara baik. Pemberian pelayanan penempatan secara baik didalamnya mengandung prinsip murah, cepat, tidak berbelit-belit dan aman. Pengaturan yang bertentangan dengan prinsip tersebut memicu terjadinya penempatan tenaga kerja illegal yang tentunya berdampak kepada minimnya perlindungan bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
Sejalan dengan semakin meningkatnya tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri dan besarnya jumlah TKI yang sekarang ini bekerja di luar negeri, meningkat pula kasus perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI baik di dalam maupun di luar negeri. Kasus yang berkaitan dengan nasib TKI semakin beragam dan bahkan berkembang kearah perdagangan manusia yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selama ini, secara yuridis peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar acuan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri adalah Ordonansi tentang Pengerahan Orang Indonesia Untuk Melakukan Pekerjaan Di Luar Indonesia (Staatsblad Tahun 1887 Nomor 8) dan Keputusan Menteri serta peraturan pelaksanaannya. Ketentuan dalam ordonansi sangat sederhana/sumir sehingga secara praktis tidak memenuhi kebutuhan yang berkembang. Kelemahan ordonansi itu dan tidak adanya undang-undang yang mengatur penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri selama ini diatasi melalui pengaturan dalam Keputusan Menteri serta peraturan pelaksanaannya.
Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Ordonansi tentang Pengerahan Orang Indonesia Untuk Melakukan Pekerjaan Di Luar Negeri dinyatakan tidak berlaku lagi dan diamanatkan penempatan tenaga kerja ke luar negeri diatur dalam undang-undang tersendiri. Pengaturan melalui undang-undang tersendiri, diharapkan mampu merumuskan norma-norma hukum yang melindungi TKI dari berbagai upaya dan perlakuan eksploitatif dari siapapun.
Dengan mengacu kepada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka Undang-undang ini intinya harus memberi perlindungan warga negara yang akan menggunakan haknya untuk mendapat pekerjaan, khususnya pekerjaan di luar negeri, agar mereka dapat memperoleh pelayanan penempatan tenaga kerja secara cepat dan mudah dengan tetap mengutamakan keselamatan tenaga kerja baik fisik, moral maupun martabatnya.
Dikaitkan dengan praktek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masalah penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri, menyangkut juga hubungan antar negara, maka sudah sewajarnya apabila kewenangan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri merupakan kewenangan Pemerintah. Namun Pemerintah tidak dapat bertindak sendiri, karena itu perlu melibatkan Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta institusi swasta. Di lain pihak karena masalah penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia langsung berhubungan dengan masalah nyawa dan kehormatan yang sangat azasi bagi manusia, maka institusi swasta yang terkait tentunya haruslah mereka yang mampu baik dari aspek komitmen, profesionalisme maupun secara ekonomis, dapat menjamin hak-hak azasi warga negara yang bekerja di luar negeri agar tetap terlindungi.
Setiap tenaga kerja yang bekerja di luar wilayah negaranya merupakan orang pendatang atau orang asing di negara tempat ia bekerja. Mereka dapat dipekerjakan di wilayah manapun di negara tersebut, pada kondisi yang mungkin di luar dugaan atau harapan ketika mereka masih berada di tanah airnya. Berdasarkan pemahaman tersebut kita harus mengakui bahwa pada kesempatan pertama perlindungan yang terbaik harus muncul dari diri tenaga kerja itu sendiri, sehingga kita tidak dapat menghindari perlunya diberikan batasan-batasan tertentu bagi tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri. Pembatasan yang utama adalah keterampilan atau pendidikan dan usia minimum yang boleh bekerja di luar negeri. Dengan adanya pembatasan tersebut diharapkan dapat diminimalisasikan kemungkinan eksploitasi terhadap TKI.
Pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dapat dilakukan oleh setiap warga negara secara perseorangan. Terlebih lagi dengan mudahnya memperoleh informasi yang berkaitan dengan kesempatan kerja yang ada di luar negeri. Kelompok masyarakat yang dapat memanfaatkan teknologi informasi tentunya mereka yang mempunyai pendidikan atau keterampilan yang relatif tinggi. Sementara bagi mereka yang mempunyai pendidikan dan keterampilan yang relatif rendah yang dampaknya mereka biasanya dipekerjakan pada jabatan atau pekerjaan-pekerjaan “kasar”, tentunya memerlukan pengaturan berbeda dari pada mereka yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang lebih tinggi. Bagi mereka lebih diperlukan campur tangan Pemerintah untuk memberikan pelayanan dan perlindungan yang maksimal.
Perbedaan pelayanan atau perlakuan bukan untuk mendiskriminasikan suatu kelompok dengan kelompok masyarakat lainnya, namun justru untuk menegakkan hak-hak warga negara dalam memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Oleh karena itu dalam Undang-undang ini, prinsip pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalah persamaan hak, berkeadilan, kesetaraan gender serta tanpa diskriminasi.
Telah dikemukakan di atas bahwa pada umumnya masalah yang timbul dalam penempatan adalah berkaitan dengan hak azasi manusia, maka sanksi-sanksi yang dicantumkan dalam Undang-undang ini, cukup banyak berupa sanksi pidana. Bahkan tidak dipenuhinya persyaratan salah satu dokumen perjalanan, sudah merupakan tindakan pidana. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa dokumen merupakan bukti utama bahwa tenaga kerja yang bersangkutan sudah memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri.
Tidak adanya satu saja dokumen, sudah beresiko tenaga kerja tersebut tidak memenuhi syarat atau illegal untuk bekerja di negara penempatan. Kondisi ini membuat tenaga kerja yang bersangkutan rentan terhadap perlakuan yang tidak manusiawi atau perlakuan yang eksploitatif lainnya di negara tujuan penempatan.
Dengan mempertimbangkan kondisi yang ada serta peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 mengenai Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 mengenai Hubungan Konsuler, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Misi Khusus (Special Missions) Tahun 1969, dan Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri dirumuskan dengan semangat untuk menempatkan TKI pada jabatan yang tepat sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya, dengan tetap melindungi hak-hak TKI. Dengan demikian Undang-undang ini diharapkan disamping dapat menjadi instrumen perlindungan bagi TKI baik selama masa pra penempatan, selama masa bekerja di luar negeri maupun selama masa kepulangan ke daerah asal di Indonesia juga dapat menjadi instrumen peningkatan kesejahteraan TKI beserta keluarganya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3 Cukup jelas.
Pasal 4
Menempatkan warga negara Indonesia dalam pasal ini mencakup perbuatan dengan sengaja memfasilitasi atau mengangkut atau memberangkatkan warga negara Indonesia untuk bekerja pada Pengguna di luar negeri baik dengan memungut biaya maupun tidak dari yang bersangkutan.
Pasal 5
Ayat (1) Penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dilakukan secara seimbang oleh Pemerintah dan masyarakat. Agar penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna, Pemerintah perlu mengatur, membina, dan mengawasi pelaksanaannya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 6 Cukup jelas.
Pasal 7 Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9 Cukup jelas.
Pasal 10
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b
Pelaksana penempatan TKI swasta sebelum berlakunya Undang-undang ini disebut dengan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12 Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1) Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf c
Jaminan bank dalam bentuk deposito atas nama Pemerintah dimaksudkan agar ada jaminan untuk biaya keperluan penyelesaian perselisihan atau sengketa calon TKI di dalam negeri dan/atau TKI dengan Pengguna dan/atau pelaksana penempatan TKI swasta atau menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab pelaksana penempatan TKI swasta yang masih ada karena izin dicabut atau izin tidak diperpanjang atau TKI tersebut tidak diikutkan dalam program asuransi.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan sarana prasarana pelayanan penempatan TKI antara lain tempat penampungan yang layak, tempat pelatihan kerja, dan kantor.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15 Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17 Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19 Yang dimaksud dengan mengalihkan atau memindahtangankan SIPPTKI adalah yang dalam praktek sering disebut dengan istilah “jual bendera” atau “numpang proses”. Apabila hal ini ditolerir, akan membuat kesulitan untuk mencari pihak yang harus bertanggung jawab dalam hal terjadi permasalahan terhadap TKI.
Pasal 20
Ayat (1) Pembentukan perwakilan dapat dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa pelaksana penempatan TKI swasta.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 21 Ayat (1)
Kantor cabang dapat dibentuk di provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23 Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1) Pengguna perseorangan dalam pasal ini adalah orang perseorangan yang mempekerjakan TKI pada pekerjaan-pekerjaan antara lain sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau perawat manusia lanjut usia, pengemudi, tukang kebun/taman. Pekerjaan–pekerjaan tersebut biasa disebut sebagai pekerjaan di sektor informal.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 25
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Persetujuan Perwakilan Republik Indonesia meliputi dokumen perjanjian kerja sama penempatan, surat permintaan TKI, dan perjanjian kerja.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4) Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 26 Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas.
Huruf e
Perlindungan asuransi yang dimaksud dalam huruf ini sedikit-dikitnya sama dengan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan pertimbangan keamanan pada ayat ini antara lain negara tujuan dalam keadaan perang, bencana alam, atau terjangkit wabah penyakit menular.
Pasal 28
Yang dimaksud dengan pekerjaan atau jabatan tertentu dalam pasal ini antara lain pekerjaan sebagai pelaut.
Pasal 29 Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31 Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf c
Pelatihan kerja bagi calon TKI dapat dilakukan oleh lembaga pelatihan maupun unit pelatihan yang dimiliki pelaksana penempatan TKI swasta.
Huruf d
Pemeriksaaan psikologis dimaksudkan agar TKI tidak mempunyai hambatan psikologis dalam melaksanakan pekerjaannya di negara tujuan.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Surat permintaan TKI dari Pengguna dalam huruf ini dikenal dengan sebutan job order, demand letter atau wakalah.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 33 Cukup jelas.
Pasal 34
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Agar informasi dapat diterima secara benar oleh masyarakat, harus digunakan bahasa yang mudah dipahami.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 35 Huruf a
Dalam prakteknya TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan selalu mempunyai hubungan personal yang intens dengan Pengguna, yang dapat mendorong TKI yang bersangkutan berada pada keadaan yang rentan dengan pelecehan seksual. Mengingat hal itu, maka pada pekerjaan tersebut diperlukan orang yang betul-betul matang dari aspek kepribadian dan emosi. Dengan demikian resiko terjadinya pelecehan seksual dapat diminimalisasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 36 Cukup jelas.
Pasal 37
Ketentuan dalam pasal ini berarti bahwa pelaksana penempatan TKI swasta tidak dibenarkan melakukan perekrutan melalui calo atau sponsor baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39 Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41 Cukup jelas.
Pasal 42
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2) Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan mampu berkomunikasi dengan bahasa asing adalah mampu menggunakan bahasa sehari-hari yang digunakan di negara tujuan.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 43 Cukup jelas.
Pasal 44
Yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi nasional dan/atau internasional.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46 Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48 Cukup jelas.
Pasal 49
Ayat (1) Sarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan dan psikologi dalam ketentuan ini dapat merupakan milik pemerintah baik pusat maupun daerah dan/atau masyarakat yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 50 Cukup jelas.
Pasal 51
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f Paspor diterbitkan setelah mendapat rekomendasi dari dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota setempat.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j Cukup jelas.
Pasal 52
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e Cukup jelas.
Huruf f
Jaminan yang dimaksudkan dalam huruf ini adalah pernyataan kesanggupan dari pelaksana penempatan TKI swasta untuk memenuhi janjinya terhadap calon TKI yang ditempatkannya.
Misalnya, apabila dalam perjanjian penempatan pelaksana penempatan TKI swasta menjanjikan bahwa calon TKI yang bersangkutan akan dibayar sejumlah tertentu oleh Pengguna, dan ternyata dikemudian hari Pengguna tidak memenuhi sejumlah itu (yang tentunya dicantumkan dalam perjanjian kerja), maka pelaksana penempatan TKI swasta harus membayar kekurangannya.
Demikian pula apabila calon TKI dijanjikan akan diberangkatkan pada tanggal tertentu namun ternyata sampai pada waktunya tidak diberangkatkan, maka pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengganti kerugian calon TKI karena keterlambatan pemberangkatan tersebut.
Dengan dimuatnya klausul perjanjian penempatan seperti ini, maka pelaksana penempatan TKI swasta didorong untuk mencari dan menempatkan calon TKI pada Pengguna yang tepat.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j Dalam perjanjian penempatan dapat diperjanjikan bahwa apabila TKI setelah ditempatkan ternyata mengingkari janjinya dalam perjanjian kerja dengan Pengguna yang akibatnya pelaksana penempatan TKI swasta menanggung kerugian karena dituntut oleh Pengguna akibat perbuatan TKI tersebut, maka dalam perjanjian penempatan dapat diatur bahwa TKI yang melanggar perjanjian kerja harus membayar ganti rugi kepada pelaksana penempatan TKI swasta.
Demikian pula dapat diatur sebaliknya bahwa apabila pelaksana penempatan TKI swasta mengingkari janjinya kepada TKI, maka dapat diperjanjikan bahwa pelaksana penempatan TKI swasta harus membayar ganti rugi kepada TKI.
Huruf k
Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 53 Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55 Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57 Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59 Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61 Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63 Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65 Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67 Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69 Cukup jelas.
Pasal 70
Ayat (1) Oleh karena proses pengurusan dokumen atau pemeriksaan kesehatan calon TKI membutuhkan waktu yang relatif lama, dan mengingat pelaksanaan pelatihan kerja pada umumnya dipusatkan pada lokasi tertentu sehingga untuk kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pelatihan mereka dapat tinggal di penampungan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (1) Pada dasarnya kewajiban untuk melaporkan diri sebagai seorang warga negara yang berada di negara asing merupakan tanggung jawab orang yang bersangkutan. Namun, mengingat lokasi penempatan yang tersebar, pelaksanaan kewajiban melaporkan diri dapat dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI swasta.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 72 Penempatan TKI yang tidak sesuai dengan pekerjaan dalam ketentuan perjanjian kerja, misalnya di dalam perjanjian kerja TKI tersebut dipekerjakan dalam jabatan baby sitter (pengasuh bayi), maka pelaksana penempatan TKI swasta tersebut dilarang menempatkan pada jabatan selain jabatan yang tercantum dalam perjanjian kerja dimaksud.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74 Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76 Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Setiap negara tujuan atau Pengguna dapat menetapkan kondisi untuk mempekerjakan tenaga kerja asing di negaranya. Oleh karena itu terdapat kemungkinan adanya tambahan biaya lainnya yang menjadi beban calon TKI. Agar calon TKI tidak dibebani biaya yang berlebihan, maka komponen biaya yang dapat ditambahkan serta besarnya biaya untuk dibebankan kepada calon TKI.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 77 Cukup jelas.
Pasal 78
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Penetapan jabatan Atase Ketenagakerjaan pada Perwakilan Republik Indonesia tertentu, dibahas dan dilakukan bersama oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Hubungan Luar Negeri, Menteri yang bertanggung jawab di bidang Keuangan, Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Menteri yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan.
Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80 Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82 Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84 Cukup jelas.
Pasal 85
Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Pemerintah termasuk di dalamnya Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87 Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89 Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91 Cukup jelas.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93 Cukup jelas.
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95 Cukup jelas.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97 Cukup jelas.
Pasal 98
Cukup jelas.
Pasal 99 Cukup jelas.
Pasal 100
Cukup jelas.
Pasal 101 Cukup jelas.
Pasal 102
Cukup jelas.
Pasal 103 Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105 Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107 Cukup jelas.
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109 Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4445
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.14/MEN/X/2010
TENTANG
PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3), Pasal 32 ayat (4), Pasal 36 ayat (2), Pasal 40, Pasal 58 ayat (3), Pasal 63 ayat (2), Pasal 69 ayat (4), Pasal 75 ayat (4) dan Pasal 76 ayat (2), Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, perlu mengatur pelaksanaan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri;
b. bahwa pengaturan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam huruf a, merupakan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 9 ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 39. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
6. Keputusan Presiden Nomor 02/M/2007 tentang Pengangkatan
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut calon TKI adalah setiap
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.
2. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat TKI adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
3. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri yang selanjutnya disebut
Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.
4. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta selanjutnya disingkat
PPTKIS adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.
5. Surat Permintaan TKI adalah surat dari pengguna dan/atau mitra usaha kepada
PPTKIS yang disahkan/dilegalisasi oleh Perwakilan RepubIik Indonesia di negara penempatan mengenai permintaan TKI dengan syarat dan kualifikasi jabatan tertentu.
2
6. Surat Izin Pengerahan yang selanjutnya disingkat SIP adalah izin yang diberikan Pemerintah kepada PPTKIS untuk merekrut calon TKI dari daerah tertentu, untuk jabatan tertentu, dan untuk dipekerjakan pada calon pengguna tertentu dalam jangka waktu tertentu.
7. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang
selanjutnya disingkat BNP2TKI adalah lembaga pemerintah non kementerian yang mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
8. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang
selanjutnya disingkat BP3TKI adalah perangkat BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan TKI.
9. Pembekalan Akhir Pemberangkatan yang selanjutnya disingkat PAP adalah
kegiatan pemberian pembekalan atau informasi kepada calon TKI yang akan berangkat bekerja ke luar negeri agar calon TKI mempunyai kesiapan mental dan pengetahuan untuk bekerja di luar negeri, memahami hak dan kewajibannya serta dapat mengatasi masalah yang akan dihadapi.
10. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selanjutnya disingkat KTKLN adalah kartu
identitas bagi TKI yang memenuhi persyaratan dan prosedur untuk bekerja di luar negeri.
11. Perjanjian Penempatan adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan TKI
swasta dengan calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatan TKI di negara tujuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
12. Perjanjian Kerjasama Penempatan adalah perjanjian tertulis antara PPTKIS dengan
mitra usaha atau pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
13. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara TKI dengan Pengguna yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban masing-masing pihak. 14. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
15. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.
16. Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga
sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
17. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3
18. Dinas kabupaten/kota adalah instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
19. Dinas provinsi adalah instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di
provinsi. 20. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
BAB II
PENGERAHAN
Bagian Kesatu Pengurusan SIP
Pasal 2
(1) PPTKIS yang akan merekrut calon TKI wajib memiliki SIP dari Menteri. (2) Penerbitan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh Pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri. (3) Penunjukan pejabat penerbit SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 3 (1) Untuk memperoleh SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, PPTKIS harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan: a. copy Perjanjian Kerjasama Penempatan TKI antara PPTKIS dengan pengguna
atau mitra usaha PPTKIS; b. surat permintaan TKI dari pengguna; c. rancangan Perjanjian Kerja;dan d. rancangan Perjanjian Penempatan.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c dibuat
dalam bahasa negara tujuan penempatan dan/atau bahasa Inggris dan bahasa Indonesia serta telah mendapat persetujuan dari Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.
(3) Dalam hal dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan
lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rencana kerja penempatan yang telah disetujui maka SIP diterbitkan dalam waktu 1 (satu) hari kerja.
Pasal 4
SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), disampaikan kepada PPTKIS dengan tembusan pada dinas provinsi dan dinas kabupaten/kota daerah rekrut.
Pasal 5
(1) PPTKIS yang akan melakukan proses rekrut harus menggunakan SIP asli atau SIP
yang telah dilegalisasi oleh pejabat penerbit SIP. (2) Legalisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam jangka waktu 1
(satu) hari kerja.
4
Pasal 6 Dalam hal PPTKIS, mitra usaha dan/atau pengguna masih memiliki permasalahan di bidang penempatan dan perlindungan TKI dan belum terselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan, SIP tidak dapat diterbitkan atau dapat dibatalkan.
Pasal 7
(1) SIP memuat: a. nomor dan tanggal surat permintaan TKI; b. nama calon pengguna atau mitra usaha di negara tujuan penempatan; c. jumlah calon TKI yang akan direkrut pada provinsi yang bersangkutan; d. jenis pekerjaan/jabatan serta syarat-syarat dan kondisi kerja; e. jangka waktu berlakunya SIP;dan f. daerah rekrut.
(2) Jangka waktu berlakunya SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, sesuai
dengan surat permintaan TKI dari pengguna dengan ketentuan tidak melebihi 6 (enam) bulan.
(3) SIP dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
dengan ketentuan jangka waktu surat permintaan belum berakhir dan jumlah TKI belum terpenuhi.
(4) Dalam hal jangka waktu berlakunya SIP berakhir dan jangka waktu surat
permintaan masih berlaku, maka PPTKIS wajib mengajukan permohonan SIP baru dengan ketentuan jumlah TKI yang diminta di dalam surat permintaan belum terpenuhi.
Bagian Kedua Pendaftaran, Rekrut, dan Seleksi
Paragraf 1
Pendaftaran
Pasal 8 (1) Pencari kerja yang berminat bekerja di luar negeri harus mendaftarkan diri pada
dinas kabupaten/kota dengan tidak dipungut biaya. (2) Pencari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi persyaratan:
a. berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun, kecuali bagi TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 (dua puluh satu) tahun, yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan akte kelahiran/surat kenal lahir dari instansi yang berwenang;
b. surat keterangan sehat dan tidak dalam keadaan hamil dari dokter bagi calon tenaga kerja perempuan;
c. surat izin dari suami/isteri/orang tua/wali yang diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah;
d. memiliki kartu tanda pendaftaran sebagai pencari kerja (AK/I) dari dinas kabupaten/kota;dan
e. memiliki kualifikasi/syarat pendidikan yang dipersyaratkan oleh pengguna.
5
Paragraf 2 Rekrut
Pasal 9
(1) PPTKIS yang telah memperoleh SIP, melaporkan pada dinas provinsi daerah rekrut
dan BP3TKI untuk memperoleh surat pengantar rekrut. (2) Untuk memperoleh surat pengantar rekrut sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
PPTKIS wajib menunjukkan SIP asli atau copy yang telah dilegalisir dan rancangan perjanjian penempatan.
(3) Dinas provinsi menentukan daerah rekrut di wilayah kabupaten/kota di wilayah
provinsi yang bersangkutan dengan menerbitkan surat pengantar rekrut dalam waktu 1 (satu) hari kerja.
Pasal 10 Perekrutan calon TKI didahului dengan memberikan informasi yang sekurang- kurangnya memuat: a. lowongan, jenis, dan uraian pekerjaan yang tersedia beserta syarat jabatan; b. lokasi dan lingkungan kerja; c. tata cara perlindungan bagi TKI dan risiko yang mungkin dihadapi; d. waktu, tempat, dan syarat pendaftaran; e. tata cara dan prosedur perekrutan; f. persyaratan calon TKI; g. kondisi dan syarat-syarat kerja yang meliputi gaji, waktu kerja, waktu istirahat/cuti,
lembur, jaminan perlindungan, dan fasilitas lain yang diperoleh; h. peraturan perundang-undangan, sosial budaya, situasi, dan kondisi negara tujuan
penempatan; i. kelengkapan dokumen penempatan TKI; j. biaya-biaya yang dibebankan kepada calon TKI dalam hal biaya tersebut tidak
ditanggung oleh PPTKIS atau pengguna dan mekanisme pembayarannya;dan k. hak dan kewajiban calon TKI.
Pasal 11 (1) Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, diberikan dalam bentuk
penyuluhan dan bimbingan jabatan, yang dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari kerja.
(2) Penyuluhan dan bimbingan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan oleh dinas kabupaten/kota bersama-sama dengan PPTKIS.
Pasal 12 (1) Petugas PPTKIS bersama-sama dengan petugas dinas kabupaten/kota melakukan
rekrut calon TKI yang terdaftar di dinas kabupaten/kota. (2) Petugas PPTKIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus karyawan PPTKIS
dan terdaftar pada dinas kabupaten/kota di daerah rekrut serta dalam melaksanakan tugasnya wajib menunjukkan surat tugas dari penanggung jawab PPTKIS.
6
Pasal 13 Petugas PPTKIS dilarang memungut biaya rekrut kepada calon TKI.
Paragraf 3 Seleksi
Pasal 14
Seleksi calon TKI, meliputi: a. administrasi; b. minat, bakat, dan keterampilan calon TKI.
Pasal 15 Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, meliputi pemeriksaan dokumen jati diri dan surat lainnya sesuai persyaratan calon TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
Pasal 16 (1) Seleksi minat, bakat, dan keterampilan calon TKI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf b, dilakukan oleh pengantar kerja atau petugas antar kerja dinas kabupaten/kota setempat bersama petugas PPTKIS, sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam surat permintaan TKI.
(2) Dalam hal tertentu petugas PPTKIS dapat mengikutsertakan pengguna dan/atau
mitra usaha untuk mewawancarai calon TKI, dengan terlebih dahulu melaporkan kepada dinas kabupaten/kota.
Pasal 17 Dalam hal pengguna dan/atau mitra usaha ikut serta dalam kegiatan wawancara, maka pengguna dan/atau mitra usaha wajib datang ke Indonesia untuk melakukan wawancara terhadap calon TKI yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota.
Pasal 18 (1) Seleksi minat, bakat, dan keterampilan terhadap calon TKI dilakukan dalam waktu
paling lama 1 (satu) hari kerja. (2) Dalam hal seleksi minat, bakat, dan keterampilan membutuhkan waktu lebih dari 1
(satu) hari kerja harus mendapat persetujuan dari dinas kabupaten/kota.
Pasal 19 (1) Dalam hal seleksi calon TKI telah dilakukan, pengantar kerja atau petugas antar
kerja dinas kabupaten/kota bersama petugas PPTKIS membuat daftar nominasi calon TKI yang lulus seleksi.
7
(2) PPTKIS wajib menandatangani perjanjian penempatan TKI dengan calon TKI yang telah lulus seleksi yang diketahui oleh dinas kabupaten/kota dan menyerahkan bukti pembayaran premi asuransi pra penempatan.
(3) Perjanjian penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibuat dalam
rangkap 4 (empat) dan disampaikan kepada: a. calon TKI yang bersangkutan; b. PPTKIS yang bersangkutan; c. dinas kabupaten/kota;dan d. BP3TKI.
(4) Dinas kabupaten/kota menerbitkan Berita Acara hasil seleksi calon TKI berdasarkan
daftar nominasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan disampaikan pada PPTKIS dengan tembusan pada dinas provinsi dan BP3TKI.
(5) Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dinas
kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi penerbitan paspor TKI.
Pasal 20 Berdasarkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, BP3TKI melakukan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.
Pasal 21 (1) PPTKIS dapat melakukan penampungan terhadap calon TKI yang telah lulus
seleksi dan telah menandatangani Perjanjian Penempatan, untuk keperluan pelatihan kerja, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, dan pengurusan dokumen.
(2) Dalam hal PPTKIS melakukan penampungan terhadap calon TKI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus dilakukan di tempat penampungan sesuai dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 22
(1) Setiap calon TKI wajib memiliki kemampuan atau kompetensi kerja yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan kerja dan/atau pengalaman kerja. (2) Kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan persyaratan
kualifikasi dan/atau kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja atau sertifikat pencapaian kompetensi kerja.
(3) Sertifikat kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diperoleh melalui
uji kompetensi, dan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
(4) Sertifikat pencapaian kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diperoleh melalui pelatihan berbasis kompetensi.
8
Pasal 23
Pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon TKI dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi
Pasal 24 (1) PPTKIS wajib membantu dan memfasilitasi calon TKI yang telah lulus seleksi untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan dan psikologi.
(2) Pemeriksaan kesehatan dan psikologi calon TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB III PERJANJIAN KERJA
Pasal 25
(1) Hubungan kerja antara pengguna dan TKI terjadi setelah para pihak
menandatangani Perjanjian Kerja. (2) Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai dasar pelaksanaan
hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Pasal 26
(1) Perjanjian Kerja sekurang-kurangnya memuat: a. nama dan alamat pengguna; b. nama dan alamat TKI; c. jabatan dan jenis pekerjaan TKI; d. hak dan kewajiban para pihak; e. kondisi dan syarat kerja yang meliputi jam kerja, upah dan tata cara
pembayaran, hak cuti dan waktu istirahat, fasilitas dan jaminan sosial;dan f. jangka waktu Perjanjian Kerja.
(2) Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat berdasarkan
rancangan Perjanjian Kerja yang telah memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negara penempatan.
Pasal 27 (1) Perjanjian Kerja ditandatangani calon TKI setelah lulus seleksi, memiliki dokumen
TKI, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus pelatihan. (2) Perjanjian Kerja ditandatangani calon TKI pada saat mengikuti PAP dihadapan
pejabat dinas provinsi atau dinas kabupaten/kota. (3) Sebelum menandatangani Perjanjian Kerja calon TKI harus membaca dan
memahami seluruh isi Perjanjian Kerja, baik yang menyangkut hak maupun kewajiban.
9
Pasal 28
(1) Perjanjian Kerja dibuat dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) untuk TKI dan 1 (satu) untuk pengguna.
(2) Perjanjian Kerja dibuat untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang
untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
Pasal 29 (1) Perpanjangan Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2),
harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. isi Perjanjian Kerja harus lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan
Perjanjian Kerja sebelumnya; b. jangka waktu perpanjangan Perjanjian Kerja paling lama 2 (dua) tahun; c. persetujuan dari keluarga/orang tua/wali;dan d. memperpanjang kepesertaan asuransi TKI.
(2) Dalam perpanjangan Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pengguna berkewajiban menanggung: a. premi asuransi TKI sesuai ketentuan yang diatur oleh Menteri; b. legalisasi Perjanjian Kerja perpanjangan; c. imbalan jasa (company fee) bagi PPTKIS pengirim dan mitra usaha;dan d. menyediakan tiket pulang pergi bagi TKI yang bekerja pada pengguna
perseorangan dan pengguna berbadan hukum sesuai dengan Perjanjian Kerja. (3) Perjanjian Kerja perpanjangan dan jangka waktu perpanjangan Perjanjian Kerja
wajib mendapat persetujuan dari pejabat berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negara penempatan.
(4) Perjanjian Kerja perpanjangan bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan
pengurusannya dilakukan oleh perwakilan PPTKIS.
Pasal 30 (1) Perjanjian Kerja tidak dapat diubah tanpa persetujuan para pihak.
(2) Dalam hal terjadi perubahan Perjanjian Kerja, maka perubahan Perjanjian Kerja
wajib disetujui oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara penempatan.
BAB IV PEMBEKALAN AKHIR PEMBERANGKATAN
Pasal 31
PPTKIS wajib mengikutsertakan calon TKI dalam program PAP.
Pasal 32 (1) Program PAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, diselenggarakan oleh
BP3TKI dan difasilitasi oleh dinas provinsi. (2) Biaya pelaksanaan PAP dibebankan kepada anggaran Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah.
10
Pasal 33 (1) PPTKIS wajib mendaftarkan setiap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan
administrasi dan memiliki dokumen untuk mengikuti PAP kepada penyelenggara dan/atau pelaksana PAP.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus melampirkan rancangan
perjanjian kerja, paspor, dan visa kerja calon TKI.
Pasal 34
Selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum berangkat ke luar negeri, calon TKI harus sudah selesai mengikuti PAP.
Pasal 35 PAP dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap: a. peraturan perundang-undangan di negara tujuan, yang meliputi materi:
1) peraturan keimigrasian; 2) peraturan ketenagakerjaan;dan 3) peraturan yang berkaitan dengan ketentuan pidana di negara penempatan.
b. materi Perjanjian Kerja, yang meliputi:
1) jenis pekerjaan; 2) hak dan kewajiban TKI dan Pengguna Jasa TKI; 3) upah, waktu kerja, waktu istirahat/cuti, asuransi; 4) jangka waktu Perjanjian Kerja dan tata cara perpanjangan Perjanjian Kerja;dan 5) cara penyelesaian masalah/perselisihan.
c. materi lain yang dianggap perlu.
Pasal 36
(1) Dalam hal-hal tertentu penyelenggara PAP dapat mengikutsertakan narasumber
lain yang diperlukan dalam penempatan dan perlindungan TKI. (2) Materi lain yang dianggap perlu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c dan
ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan PAP ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 37 (1) Calon TKI yang telah mengikuti PAP diberikan surat keterangan telah mengikuti
PAP yang diterbitkan oleh BP3TKI. (2) Dalam hal calon TKI akan bekerja kembali di negara yang sama dan telah memiliki
surat keterangan mengikuti PAP tidak diwajibkan mengikuti PAP dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) tahun sejak kepulangan TKI yang bersangkutan ke Indonesia.
11
BAB V KARTU TENAGA KERJA LUAR NEGERI
Pasal 38
(1) Setiap calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri wajib memiliki KTKLN yang diterbitkan oleh Kepala BNP2TKI.
(2) KTKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberi penomoran secara terpusat
oleh BNP2TKI.
Pasal 39 (1) KTKLN berbentuk empat persegi panjang, ukuran panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm
(ukuran kartu) dengan bahan dasar terbuat dari bahan mika, yang menampilkan lambang negara, nama dan pas photo TKI, nomor paspor TKI, nomor dan jangka waktu berlakunya KTKLN, serta tanda tangan dan nama jelas Kepala BNP2TKI.
(2) KTKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat
keterangan jati diri TKI (nama dan alamat, tempat dan tanggal lahir, dan sidik jari), dokumen perjalanan dan dokumen kerja TKI, PPTKIS, mitra usaha dan/atau pengguna, dan kepesertaan asuransi.
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), termuat dalam sistem
pendataan TKI pada Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (SISKO TKLN) di BNP2TKI dan dapat diakses secara on-line oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 40 Untuk mendapatkan KTKLN, calon TKI harus memenuhi persyaratan: a. memiliki dokumen penempatan TKI di luar negeri; b. mengikuti PAP yang dibuktikan dengan surat keterangan; c. diikutsertakan dalam program asuransi TKI yang dibuktikan dengan Kartu Peserta
Asuransi (KPA); d. telah dibayarkan biaya pembinaan TKI yang dibuktikan dengan bukti setor pada
bank yang telah ditunjuk;dan e. telah menandatangani perjanjian kerja.
Pasal 41 (1) Calon TKI, PPTKIS, atau perusahaan yang menempatkan calon TKI untuk
kepentingan perusahaan sendiri, mengajukan permohonan pembuatan KTKLN kepada BP3TKI.
(2) KTKLN diterbitkan paling lama 1 (satu) hari kerja sejak persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40 dinilai lengkap, sah, dan benar.
12
BAB VI KOORDINASI PELAYANAN PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TKI DI DAERAH
Pasal 42 Dinas provinsi mengkoordinasikan BP3TKI, dinas kabupaten/kota dan instansi pemerintah terkait dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI sesuai tugas masing-masing.
BAB VII SISTEM LAYANAN SATU ATAP DI DAERAH
Pasal 43
Guna memberikan pelayanan terbaik penempatan dan perlindungan TKI, Gubernur sebagai wakil Pemerintah, dapat menyelenggarakan layanan satu atap sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 44 Koordinasi pelaksanaan layanan satu atap dilakukan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah dengan melibatkan BP3TKI, dinas provinsi, dinas kabupaten/kota, dan instansi pemerintah terkait sesuai tugas masing-masing.
BAB VIII KOMPONEN BIAYA
YANG DAPAT DIBEBANKAN KEPADA CALON TKI
Pasal 45
(1) PPTKIS hanya dapat membebankan biaya penempatan kepada calon TKI untuk komponen biaya: a. pengurusan dokumen jati diri; b. pemeriksaan kesehatan dan psikologi; c. pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja; d. visa kerja; e. akomodasi dan konsumsi selama masa penampungan; f. tiket pemberangkatan dan retribusi jasa pelayanan bandara (airport tax); g. transportasi lokal sesuai jarak asal TKI ke tempat pelatihan/penampungan; h. jasa perusahaan;dan i. premi asuransi.
(2) PPTKIS dilarang membebankan komponen biaya penempatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada calon TKI yang telah ditanggung calon pengguna.
Pasal 46 (1) Menteri menetapkan besarnya biaya penempatan sesuai dengan negara tujuan
penempatan. (2) PPTKIS dilarang membebankan komponen biaya penempatan kepada calon
TKI/TKI di luar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1). 13
Pasal 47 PPTKIS wajib mencantumkan besarnya biaya penempatan yang akan dibebankan kepada calon TKI dalam Perjanjian Penempatan dan tidak boleh melebihi biaya yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 48
PPTKIS tidak boleh memungut biaya penempatan kepada calon TKI sebelum Perjanjian Penempatan ditandatangani oleh PPTKIS dan calon TKI.
BAB IX PENEMPATAN TKI
UNTUK KEPENTINGAN PERUSAHAAN SENDIRI
Pasal 49
Penempatan TKI untuk kepentingan perusahaan sendiri hanya dapat dilakukan oleh: a. badan usaha milik negara; b. badan usaha milik daerah;atau c. perusahaan swasta bukan PPTKIS.
Pasal 50
(1) Penempatan TKI oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau
perusahaan swasta bukan PPTKIS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, dilakukan dalam hal perusahaan: a. memiliki hubungan kepemilikan dengan perusahaan di luar negeri; b. memperoleh kontrak pekerjaan pada bidang usahanya; c. memperluas usaha di negara tujuan penempatan;atau d. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
(2) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mendapatkan izin tertulis
dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. (3) Untuk mendapat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2), perusahaan harus
mengajukan permohonan secara tertulis dengan melampirkan: a. surat pernyataan bahwa TKI akan ditempatkan pada perusahaan sendiri yang
berdomisili di luar negeri untuk perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c;
b. kontrak pekerjaan antara perusahaan pemohon dengan pemberi pekerjaan di luar negeri untuk perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b;
c. bukti dari instansi berwenang di luar negeri yang menunjukkan adanya perluasan usaha/investasi perusahaan yang bersangkutan di luar negeri untuk perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c;
d. dokumen status kepegawaian TKI yang akan ditempatkan; e. pernyataan tertulis tentang kesediaan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap
keselamatan, kesejahteraan, pemulangan dan perlindungan TKI;dan f. TKI yang akan ditempatkan oleh perusahaan untuk kepentingan sendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan/atau memiliki polis asuransi.
(4) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dinyatakan lengkap,
Menteri atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan izin dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja.
14
Pasal 51 Sebelum keberangkatan calon TKI, perusahaan untuk kepentingan sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, wajib mengurus KTKLN dengan melampirkan sebagai berikut: a. persetujuan penempatan;dan b. bukti keikutsertaan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan/atau memiliki
polis asuransi.
BAB X TKI YANG BEKERJA SECARA PERSEORANGAN
Pasal 52
(1) Untuk dapat bekerja secara perseorangan calon TKI harus mengajukan permohonan kepada BNP2TKI guna mendapatkan KTKLN dengan melampirkan persyaratan memiliki: a. bukti permintaan calling visa dari pengguna TKI; b. perjanjian kerja yang telah ditandatangani oleh pengguna dan TKI.
(2) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), telah terpenuhi,
BNP2TKI menerbitkan KTKLN dalam waktu 1 (satu) hari kerja. (3) TKI perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus melapor pada dinas
kabupaten/kota dan Perwakilan Republik Indonesia di negara penempatan.
BAB XI LAYANAN DATA DAN INFORMASI TKI
Pasal 53
(1) Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI diselenggarakan secara terpadu melalui sistem on-line dan dapat diakses oleh publik.
(2) Penyelenggaraan layanan data dan informasi TKI dilakukan oleh BNP2TKI.
Pasal 54 Layanan data dan informasi TKI sekurang-kurangnya memuat: a. identitas TKI meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, alamat dan pas photo; b. nomor paspor; c. nomor KTKLN; d. nama dan alamat PPTKIS yang menempatkan TKI; e. nama dan alamat mitra usaha dan/atau pengguna; f. nomor perjanjian penempatan; g. nomor perjanjian kerja; h. tanggal keberangkatan;dan i. kepersertaan asuransi.
15
BAB XII PEMANTAUAN PENEMPATAN TKI
Pasal 55
(1) PPTKIS wajib memantau keberadaan dan kondisi TKI selama masa penempatan.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. nama dan alamat pengguna; b. kesesuaian jabatan dan tempat kerja; c. pemenuhan hak-hak TKI;dan d. kondisi dan permasalahan yang dihadapi TKI.
(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara langsung oleh
PPTKIS dan/atau berkoordinasi dengan mitra usaha dan/atau pengguna di negara penempatan.
(4) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaporkan secara berkala
setiap 6 (enam) bulan kepada Menteri dan Kepala BNP2TKI.
BAB XIII PELAYANAN KEPULANGAN TKI
Pasal 56
(1) Kepulangan TKI dari negara penempatan sampai tiba di daerah asal menjadi
tanggung jawab PPTKIS. (2) PPTKIS harus menghubungi TKI dan/atau pengguna/mitra usahanya selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Perjanjian Kerja untuk memastikan kepulangan TKI.
(3) PPTKIS wajib melaporkan jadual kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik
Indonesia di negara penempatan secara tertulis melalui mitra usahanya dan/atau perwakilan PPTKIS dengan tembusan kepada Menteri dan Kepala BNP2TKI.
Pasal 57 (1) Pelayanan kepulangan TKI dilakukan melalui Pos Pelayanan TKI di pelabuhan
embarkasi/debarkasi.
(2) Pelayanan kepulangan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, dapat mengikutsertakan instansi/lembaga terkait.
16
Pasal 58 Pos Pelayanan TKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1), dalam melaksanakan pelayanan kepulangan TKI, mempunyai tugas: a. memantau kedatangan TKI sesuai jadual kepulangan berkoordinasi dengan instansi
terkait; b. memandu TKI dengan cara memberikan arahan yang berkaitan dengan
perlindungan; c. melakukan pendataan yang meliputi negara asal penempatan TKI, nama dan
alamat pengguna, PPTKIS pengirim, nomor dan tanggal paspor, tanggal keberangkatan dan kepulangan, daerah asal TKI dan sebab-sebab kepulangan;
d. menangani TKI bermasalah berupa fasilitasi pemenuhan hak-hak TKI; e. menangani TKI sakit berupa fasilitasi perawatan kesehatan dan rehabilitasi fisik dan
mental; f. mendata dan fasilitasi TKI cuti; g. mendata dan fasilitasi TKI yang memperpanjang masa Perjanjian Kerja; h. fasilitasi kepulangan TKI berupa layanan transportasi, jasa keuangan dan jasa
pengiriman barang; i. melakukan pengamanan pemulangan TKI di debarkasi;dan j. melakukan monitoring kepulangan TKI sampai ke daerah asal.
Pasal 59 Dalam hal kepulangan TKI disebabkan karena kecelakaan kerja yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan pekerjaannya lagi atau terjadi perselisihan TKI dengan pengguna yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja, maka PPTKIS wajib membantu penyelesaian hak-hak TKI yang belum terpenuhi.
BAB XIV PELAPORAN
Pasal 60
(1) BNP2TKI selaku pelaksana kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI
di luar negeri wajib melaporkan secara berkala setiap 1 (satu) bulan kepada Menteri.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pelayanan penerbitan SIP; b. pelayanan penerbitan KTKLN; c. pelaksanaan PAP; d. pelayanan penempatan TKI; e. penyelesaian permasalahan TKI; f. pelayanan kepulangan TKI;dan g. hal lain yang diangap perlu.
BAB XV
PENGAWASAN
Pasal 61 Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI yang diatur dalam Peraturan Menteri ini dilaksanakan oleh pengawas ketenagakerjaan pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
17
BAB XVI KOORDINASI
Pasal 62
(1) Menteri menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan Kepala BNP2TKI dalam
rangka peningkatan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI secara berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
(2) Apabila dianggap perlu Rapat Koordinasi dapat melibatkan pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota dan instansi terkait serta pemangku kepentingan. (3) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi sebagai:
a. forum komunikasi dan konsultasi dalam penyelesaian masalah di bidang penempatan dan perlindungan TKI;
b. sarana evaluasi pelaksanaan kebijakan Menteri di bidang penempatan dan perlindungan TKI yang dilaksanakan oleh BNP2TKI;
c. monitoring dan evaluasi kinerja BNP2TKI dan instansi terkait menyangkut penanganan persoalan-persoalan TKI yang muncul;dan
d. mekanisme penyampaian masukan, usulan, dan laporan dari Kepala BNP2TKI kepada Menteri terkait dengan pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI.
BAB XVII KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 63
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini akan diatur lebih lanjut oleh Menteri.
BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 64
(1) KTKLN atau sejenisnya yang selama ini digunakan oleh TKI sebelum
dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perjanjian Kerja.
(2) Bagi TKI yang telah menyelesaikan Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dan ingin bekerja kembali ke luar negeri, wajib memiliki KTKLN sesuai Peraturan Menteri ini.
18
BAB XIX KETENTUAN PENUTUP
Pasal 65
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, maka: 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/VIII/2009
tentang Tata Cara Penerbitan Surat Izin Pengerahan Calon Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri;
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.17/MEN/VIII/2009 tentang Penyelenggaraan Pembekalan Akhir Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri;dan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.18/MEN/VIII/2009 tentang Bentuk, Persyaratan dan Tata Cara Memperoleh Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 66 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Oktober 2010
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2010
MENTERI
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
PATRIALIS AKBAR, S.H.
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Drs. H. A. MUHAIMIN ISKANDAR, M.Si.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 515
19
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN
PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN TENAGA
KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA
MEMPEROLEH INFORMASI KETENAGAKERJAAN DAN PENYUSUNAN SERTA PELAKSANAAN PERENCANAAN
TENAGA KERJA.
BAB I . . .
- 2 -
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Informasi Ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang berbentuk angka
yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai
ketenagakerjaan.
2. Sistem Informasi Ketenagakerjaan adalah kesatuan komponen yang terdiri atas lembaga, sumberdaya manusia, perangkat keras, piranti lunak, substansi data dan informasi, yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja untuk mengelola data dan informasi ketenagakerjaan.
3. Perencanaan Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat PTK adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
4. Rencana Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat RTK adalah hasil kegiatan perencanaan tenaga
kerja.
5. Perencanaan Tenaga Kerja Makro yang selanjutnya
disingkat PTK Makro adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang
memuat pendayagunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi atau sosial, baik secara nasional, daerah,
maupun sektoral sehingga dapat membuka kesempatan kerja seluas-luasnya, meningkatkan
produktivitas kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh.
6. Perencanaan Tenaga Kerja Mikro yang selanjutnya disingkat PTK Mikro adalah proses penyusunan
rencana ketenagakerjaan secara sistematis dalam suatu instansi/lembaga, baik instansi pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota
maupun. . .
- 3 -
maupun swasta dalam rangka meningkatkan pendayagunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif untuk mendukung pencapaian kinerja
yang tinggi pada instansi/lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.
7. Rencana Tenaga Kerja Makro yang selanjutnya disingkat RTK Makro adalah hasil kegiatan perencanaan tenaga kerja makro.
8. Rencana Tenaga Kerja Mikro yang selanjutnya disingkat RTK Mikro adalah hasil kegiatan perencanaan tenaga kerja mikro.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 2
(1) Instansi yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan, baik di pusat maupun di daerah
melakukan pengelolaan informasi ketenagakerjaan.
(2) Pengelolaan informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,
penyimpanan, penyajian, dan penyebarluasan informasi ketenagakerjaan secara akurat, lengkap
dan berkesinambungan.
Pasal 3
(1) Instansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1), harus membangun dan mengembangkan sistem
informasi ketenagakerjaan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan dan pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB II . . .
- 4 -
BAB II JENIS, SUMBER DAN TATA CARA MEMPEROLEH
INFORMASI KETENAGAKERJAAN
Bagian kesatu
Jenis Informasi Ketenagakerjaan
Pasal 4
(1) Jenis informasi ketenagakerjaan terdiri dari:
a. informasi ketenagakerjaan umum, meliputi:
1. penduduk;
2. tenaga kerja;
3. angkatan kerja;
4. penduduk yang bekerja; dan
5. penganggur.
b. informasi pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, meliputi:
1. standar kompetensi kerja;
2. lembaga pelatihan;
3. asosiasi profesi;
4. tenaga kepelatihan;
5. lulusan pelatihan;
6. kebutuhan pelatihan;
7. sertifikasi tenaga kerja;
8. jenis pelatihan; dan
9. tingkat produktivitas.
c. informasi penempatan tenaga kerja, meliputi:
1. kesempatan kerja;
2. pencari kerja;
3. lowongan kerja lembaga penempatan tenaga
kerja dalam dan luar negeri; dan
4. penempatan tenaga kerja dalam dan luar
negeri.
d. informasi . . .
- 5 -
d. informasi pengembangan perluasan kesempatan kerja, meliputi:
1. usaha mandiri;
2. tenaga kerja mandiri;
3. tenaga kerja sukarela;
4. teknologi padat karya; dan
5. teknologi tepat guna.
e. informasi hubungan industrial dan perlindungan
tenaga kerja, meliputi:
1. pengupahan;
2. perusahaan;
3. kondisi dan lingkungan kerja;
4. serikat pekerja/serikat buruh;
5. asosiasi pengusaha;
6. perselisihan hubungan industrial;
7. pemogokan;
8. penutupan perusahaan;
9. pemutusan hubungan kerja;
10. jaminan sosial dan asuransi tenaga kerja;
11. kecelakaan kerja;
12. keselamatan dan kesehatan kerja;
13. penindakan pelanggaran;
14. pengawasan ketenagakerjaan; dan
15. fasilitas kesejahteraan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi dan karakteristik data dari jenis informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Bagian Kedua
Sumber Informasi Ketenagakerjaan
Pasal 5
(1) Informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) dapat diperoleh dari sumber antara lain:
a. kementerian . . .
- 6 -
a. kementerian negara, departemen dan lembaga pemerintah non departemen di tingkat pusat;
b. instansi vertikal di provinsi dan kabupaten/kota;
c. instansi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;
d. badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah;
e. perguruan tinggi;
f. lembaga swadaya masyarakat;
g. perusahaan swasta;
h. asosiasi pengusaha; dan
i. serikat pekerja/serikat buruh.
(2) Selain sumber informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), informasi ketenagakerjaan dapat diperoleh melalui kegiatan survei, media cetak dan
elektronik.
Bagian Ketiga
Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan
Pasal 6
(1) Informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1), pengumpulannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung, baik konvensional maupun elektronik, secara berkala dan
insidental.
(2) Cara penyampaian informasi ketenagakerjaan dari perusahaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Informasi ketenagakerjaan yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan metoda statistika atau
metoda lainnya, baik secara manual maupun komputasi sesuai dengan peruntukannya.
(2) Ketentuan . . .
- 7 -
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penggunaan metoda statistika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 8
Informasi ketenagakerjaan yang dikumpulkan dan diolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal
7 disimpan dalam sistem database.
Pasal 9
(1) Informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, peta, dan narasi.
(2) Informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dipublikasikan dalam bentuk cetakan
dan/atau media elektronik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyajian informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10
(1) Pengguna dapat memperoleh informasi ketenagakerjaan pada instansi pengelola
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
(2) Pengguna dapat memperoleh informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan kebutuhannya, kecuali informasi
yang bersifat rahasia.
(3) Pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1), berwenang untuk menolak permintaan informasi ketenagakerjaan dari pengguna, yang tidak sesuai
dengan kebutuhannya, dan/atau informasi ketenagakerjaan yang bersifat rahasia.
(4) Untuk . . .
- 8 -
(4) Untuk memperoleh informasi ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengguna
tidak dipungut biaya.
BAB III JENIS DAN TATA CARA PENYUSUNAN PTK
Bagian Kesatu
Jenis PTK
Pasal 11
(1) PTK terdiri atas PTK Makro dan PTK Mikro.
(2) PTK Makro terdiri atas lingkup kewilayahan lingkup sektoral.
dan
(3) PTK Makro lingkup kewilayahan meliputi:
a. PTK nasional;
b. PTK provinsi; dan
c. PTK kabupaten/kota.
(4) PTK Makro lingkup sektoral meliputi:
a. PTK sektor dan sub sektor nasional;
b. PTK sektor dan sub sektor provinsi; dan
c. PTK sektor dan sub sektor kabupaten/kota.
(5) PTK Mikro terdiri atas lingkup badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta serta lembaga swasta lainnya.
Bagian Kedua Tata Cara Penyusunan PTK Makro
Pasal 12
(1) Penyusunan PTK Makro di tingkat nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3), dilakukan oleh instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
(2) Penyusunan . . .
- 9 -
(2) Penyusunan PTK Makro lingkup sektoral/sub sektoral nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf a, dilakukan oleh instansi
Pemerintah pembina sektor atau lapangan usaha yang bersangkutan di pusat.
(3) Penyusunan PTK Makro lingkup sektoral/sub sektoral di provinsi atau kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b dan huruf c, dilakukan oleh instansi
pemerintah yang membidangi sektor atau lapangan usaha yang bersangkutan di provinsi atau kabupaten/kota.
(4) Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
menyusun PTK Makro sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat membentuk Tim.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman
Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 13
Untuk menyusun PTK Makro diperlukan informasi
ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) dan informasi terkait lainnya.
Pasal 14
RTK Makro sebagai hasil dari PTK Makro paling sedikit memuat informasi tentang:
a. persediaan tenaga kerja; b. kebutuhan tenaga kerja;
c. neraca tenaga kerja; dan
d. arah kebijakan, strategi, dan program pembangunan ketenagakerjaan.
Pasal 15
(1) Persediaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf a penghitungannya dilakukan
dengan pendekatan tingkat partisipasi angkatan kebutuhan tenaga kerja atau luaran pendidikan.
(2) Kebutuhan . . .
- 10 -
(2) Kebutuhan tenaga kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf b, penghitungannya dilakukan dengan pendekatan kebutuhan tenaga kerja dan pendekatan pendayagunaan tenaga kerja, dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja di pasar kerja internasional.
(3) Neraca tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf c, disusun dengan membandingkan antara persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja, untuk mengetahui kesenjangan tenaga
kerja.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai metoda
penghitungan persediaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penghitungan
kebutuhan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 16
(1) Arah kebijakan, strategi, dan program pembangunan
ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 huruf d, disusun berdasarkan RTK.
(2) Arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat pokok-pokok pikiran pemecahan masalah ketenagakerjaan.
(3) Strategi pembangunan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat cara pemecahan
masalah ketenagakerjaan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan ketenagakerjaan.
(4) Program pembangunan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat kegiatan untuk memecahkan masalah
ketenagakerjaan sesuai dengan strategi pembangunan ketenagakerjaan.
Pasal 17 . . .
- 11 -
Pasal 17
(1) RTK Makro disusun untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
(2) RTK Makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan evaluasi untuk disesuaikan dengan
kondisi lingkungan strategis yang mempengaruhi.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan oleh instansi pemerintah pembina sektor
lapangan usaha yang bersangkutan di tingkat pusat.
Pasal 18
(1) PTK nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3) huruf a, diselenggarakan oleh instansi Pemerintah yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan dengan melibatkan instansi pemerintah lain dan lembaga-lembaga terkait.
(2) PTK provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf b dan PTK sektoral/sub sektoral
provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b, diselenggarakan oleh pemerintah provinsi dengan melibatkan instansi vertikal dan
lembaga-lembaga terkait.
(3) PTK kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3) huruf c dan PTK sektoral/sub sektoral kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (4) huruf c, diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan melibatkan instansi vertikal dan lembaga-lembaga terkait.
(4) PTK sektoral/sub sektoral nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf a, diselenggarakan oleh instansi pemerintah pembina sektor lapangan usaha dengan melibatkan instansi pemerintah lain dan lembaga-lembaga terkait.
Pasal 19 . . .
- 12 -
Pasal 19
(1) PTK nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1), menghasilkan RTK nasional.
(2) PTK provinsi dan PTK sektoral/sub sektoral provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2),
menghasilkan RTK provinsi dan RTK sektoral/sub sektoral provinsi.
(3) PTK kabupaten/kota dan PTK sektoral/sub sektoral kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (3), menghasilkan RTK kabupaten/kota dan RTK sektoral/sub sektoral kabupaten/kota.
(4) PTK sektoral/sub sektoral nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4), menghasilkan
RTK sektoral/sub sektoral nasional.
Bagian Ketiga Tata Cara Penyusunan PTK Mikro
Pasal 20
(1) Penyusunan PTK Mikro diarahkan untuk
menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
(2) PTK Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyusunannya dilakukan oleh badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta serta lembaga swasta lainnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan PTK
Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 21
RTK Mikro sebagai hasil dari PTK Mikro paling sedikit memuat informasi tentang :
a. persediaan pegawai;
b. kebutuhan pegawai;
c. neraca pegawai; dan
d. program kepegawaian.
Pasal 22 . . .
- 13 -
Pasal 22
Informasi persediaan pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a, disusun berdasarkan kekuatan pegawai yang dirinci menurut jabatan, status kepegawaian, jenjang dan bidang pendidikan akhir, usia, jenis kelamin, pelatihan dan pengalaman kerja.
Pasal 23
Informasi kebutuhan pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b termasuk kebutuhan pegawai berstatus tenaga asing, dihitung berdasarkan beban kerja
yang dirinci menurut jabatan, status kepegawaian, jenjang dan bidang pendidikan akhir, usia, jenis kelamin, pelatihan, dan pengalaman kerja.
Pasal 24
Neraca pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c, disusun dengan membandingkan antara persediaan pegawai dengan kebutuhan pegawai baik
jumlah maupun kualifikasi.
Pasal 25
Program kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf d, paling sedikit memuat :
a. pola pembinaan karier;
b. program perekrutan, seleksi, penempatan serta pemensiunan pegawai;
c. pelatihan dan pengembangan pegawai;
d. perlindungan, pengupahan serta jaminan sosial; dan
e. produktivitas kerja.
Pasal 26
(1) RTK Mikro disusun untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
(2) Setiap . . .
- 14 -
(2) Setiap tahun RTK Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan penilaian untuk disesuaikan
dengan perkembangan lembaga atau perusahaan.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai metoda yang digunakan untuk menyusun RTK Mikro diatur dengan Peraturan
Menteri.
BAB IV
TATA CARA PELAKSANAAN PTK
Bagian Kesatu
Tata Cara Pelaksanaan PTK Makro
Pasal 28
Pelaksanaan PTK Makro meliputi kegiatan sosialisasi, pencapaian sasaran, pemantauan, evaluasi, penyesuaian sasaran, dan pelaporan hasil pelaksanaan RTK Makro.
Pasal 29
(1) RTK nasional dan RTK sektoral/sub sektoral
nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) dan ayat (4), dilaksanakan oleh Pemerintah dengan mengarusutamakan ketenagakerjaan dalam
setiap kebijakan, strategi dan program pembangunan tingkat nasional.
(2) RTK provinsi dan RTK sektoral/sub sektoral provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2),
dilaksanakan oleh pemerintah provinsi, dengan mengarusutamakan ketenagakerjaan dalam setiap kebijakan, strategi dan program pembangunan
tingkat provinsi.
(3) RTK...
- 15 -
(3) RTK kabupaten/kota dan RTK sektoral/sub sektoral
kabupaten/kota dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan mengarusutamakan
ketenagakerjaan dalam setiap kebijakan, strategi dan program pembangunan tingkat kabupaten/kota.
Pasal 30
RTK nasional, RTK provinsi, RTK kabupaten/kota, RTK
sektoral/sub sektor nasional, RTK sektoral/sub sektor provinsi, RTK sektoral/sub sektor kabupaten/kota dilaksanakan untuk:
a. memperluas kesempatan kerja;
b. meningkatkan pendayagunaan tenaga kerja;
c. meningkatkan kualitas tenaga kerja;
d. meningkatkan produktivitas tenaga kerja; dan
e. meningkatkan perlindungan serta kesejahteraan pekerja.
Pasal 31
(1) RTK nasional, RTK provinsi, RTK kabupaten/kota
disosialisasikan oleh instansi Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
(2) RTK sektoral/sub sektoral nasional, RTK
sektoral/sub sektoral provinsi dan RTK sektoral/sub sektoral kabupaten/kota disosialisasikan oleh
instansi pemerintah pembina sektoral/sub sektoral tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat
kabupaten/kota.
Pasal 32
Instansi pemerintah yang bertanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 harus menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan RTK
secara berkala.
Pasal 33…
- 16 -
Pasal 33
(1) Laporan hasil pelaksanaan RTK untuk tingkat
nasional disampaikan oleh Menteri kepada Presiden sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan program pembangunan nasional.
(2) Laporan hasil pelaksanaan RTK untuk tingkat
provinsi disampaikan oleh instansi yang membidangi ketenagakerjaan kepada gubernur sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan program
pembangunan provinsi.
(3) Laporan hasil pelaksanaan RTK untuk tingkat kabupaten/kota disampaikan oleh instansi yang membidangi ketenagakerjaan kepada bupati/walikota sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan program pembangunan kabupaten/kota.
(4) Laporan hasil pelaksanaan RTK sektoral/sub
sektoral untuk tingkat nasional disampaikan oleh instansi sektoral/sub sektoral kepada Menteri sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan
program pembangunan nasional.
(5) Laporan hasil pelaksanaan RTK sektoral/sub
sektoral untuk tingkat provinsi disampaikan oleh instansi sektoral/sub sektoral kepada gubernur
sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan program pembangunan provinsi.
(6) Laporan hasil pelaksanaan RTK sektoral/sub sektoral untuk tingkat kabupaten/kota disampaikan oleh instansi sektoral/sub sektoral kepada bupati/walikota sebagai bahan penyusunan kebijakan, strategi, dan program pembangunan
kabupaten/kota.
Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan hasil pelaksanaan RTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dan Pasal 33 diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kedua . . .
- 17 -
Bagian Kedua
Tata Cara Pelaksanaan RTK Mikro
Pasal 35
RTK Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), dilaksanakan oleh badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, perusahaan swasta serta lembaga swasta lainnya.
Pasal 36
(1) Sasaran pelaksanaan RTK Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 adalah pelaksanaan program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
(2) Pelaksanaan RTK Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipantau secara berkala untuk
mengetahui tingkat pencapaiannya.
(3) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi secara berkala untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan RTK Mikro.
Pasal 37
(1) RTK Mikro disosialisasikan oleh pimpinan
lembaga/perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 pada unit kerja di lingkungannya.
(2) Sosialisasi RTK Mikro sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimaksudkan untuk mendapatkan komitmen dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan program
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
Pasal 38
(1) Instansi/lembaga yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan RTK Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 menyusun laporan hasil pelaksanaannya.
(2) Ketentuan . . .
- 18 -
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PEMBINAAN
Pasal 39
(1) Pemantauan terhadap pengelolaan informasi
ketenagakerjaan dilakukan secara berjenjang oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
(2) Pemantauan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro lingkup kewilayahan dilakukan secara berjenjang oleh instansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
(3) Pemantauan terhadap penyusunan dan pelaksanaan
RTK Makro lingkup sektoral dilakukan oleh instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
(4) Pemantauan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Mikro dilakukan oleh instansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 40
(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, ditujukan untuk mengetahui keberhasilan dan masalah yang dihadapi.
(2) Pemantauan. . .
- 19 -
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara berkala baik langsung maupun
tidak langsung paling singkat 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 41
(1) Instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan melakukan evaluasi
terhadap hasil pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
pelaksanaan evaluasi terhadap hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 42
(1) Instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan melaksanakan pembinaan
terhadap pengelolaan informasi ketenagakerjaan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi antara lain konsultasi, bimbingan, pelatihan
dan sosialisasi.
Pasal 43
(1) Instansi pemerintah yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan melaksanakan pembinaan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro dan RTK Mikro sesuai dengan kewenangan masing- masing.
(2) Pembinaan...
- 20 -
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain konsultasi, bimbingan,
pelatihan dan sosialisasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembinaan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro dan RTK Mikro sebagaimanan dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 44
(1) Segala biaya yang diperlukan bagi pengembangan sistem informasi dalam rangka pengelolaan informasi ketenagakerjaan di instansi pemerintah dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tingkat nasional dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) provinsi atau APBD kabupaten/kota untuk kegiatan yang dilaksanakan
pada tingkat daerah.
(2) Segala biaya yang diperlukan bagi penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pembinaan PTK Makro di instansi pemerintah dibebankan pada APBN, APBD provinsi atau APBD kabupaten/kota.
(3) Segala biaya yang diperlukan bagi penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pembinaan PTK Mikro di badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dibebankan kepada lembaga
yang bersangkutan.
(4) Segala biaya yang diperlukan bagi penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi PTK Mikro pada lembaga/perusahaan swasta dibebankan
kepada lembaga/perusahaan swasta yang bersangkutan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP .
Pasal 45
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar . . .
- 21 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 34
- 22 -
Dokumentasi
Wawancara dengan ibu Hj.Inue Irawati bagian Bidang Pembinaan Dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) di Disnakertrans Kabupaten Serang
Tenatang SISKOTKLN
Operator SISKOTKLN Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Ruangan Bidang Pembinaan Dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Seran
Papan nama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Papan nama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Papan nama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Balai Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia(BNP3TKI)-Serang Wilayah Kerja Provinsi Banten
Balai Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia(BNP3TKI)-Serang Wilayah Kerja Provinsi Banten
Wawancara dengan bapak Hary bagian SISKOTKLN di BNP3TKI Serang
Wawancara dengan bapak uki bagian Tata Usaha BNP3TKI Serang
Layanan pengaduan kasus TKI BNP3TK
Pelayanan KTKLN TKI MANDIRI dan Pelayanan KTKLN & PAP PPTKIS
Dokumen yang harus dimiliki TKI untuk berkerja ke laur negeri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
1. Nama : Asep Hidayat 2. Tempat Tanggal Lahir : Serang, 23 Oktober 1992 3. Kewarganegaraan : Indonesia 4. Jenis Kelamin : Laki – laki 5. Golongan Darah : A 6. Agama : Islam 7. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa 8. Status Perkawinan : Belum Menikah 9. Alamat : KP. Sebe RT/RW 18/05 Kopo Serang
10. Alamat Email : [email protected] [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Garut 2 Serang 2. SMP Negeri 1 Kopo Serang 3. SMA Negeri 2 Rangkasbitung 4. S1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Riwayat Keluarga
1. Ayahanda : Halimi 2. Ibunda : Yayah Julaeha
Kemampuan
1. Informasi Teknologi : Bisa Office, Exell, Power Point Dan Online
2. Bahasa : Bahasa Indonesia (Aktif) Inggris (Pasif)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
Hormat saya,