tugas ergonomi alhamdulilah selse

19
BAB I PENDAHULUAN Aspek – aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas ke adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasili dalam dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditun Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai ukuran antropom tubuh operator maupun penerapan data – data antropometrinya (Eko,2004). Makalah inimembahas proses rancang bangun yang diterpakan untuk mendesain fasilitas akomodasi secara ergonomis agar didapat kepuasan baik pengguna jasa (masyarakat) maupun pemberi jasa produksi. Kepuasan dapat berupa kenyamanan maupun kesehatan yang ditinjau dari sudut pandang anatomi, fisiologi, psikologi, kesehatan dan keselamatan kerja, perancang manajemen (Eko,2004). Dalam rangka untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum suatu ruang dan fasilitas akomodasi maka hal – hal yang harus diperhatika faktor – faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dal statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti misalnya : berat dan pusat (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dll. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Upload: farah-maris

Post on 21-Jul-2015

713 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Aspek aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas dalam dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai ukuran antropometri tubuh operator maupun penerapan data data antropometrinya (Eko,2004). Makalah ini membahas proses rancang bangun yang diterpakan untuk mendesain fasilitas akomodasi secara ergonomis agar didapat kepuasan baik dari si pengguna jasa (masyarakat) maupun pemberi jasa produksi. Kepuasan tersebut dapat berupa kenyamanan maupun kesehatan yang ditinjau dari sudut pandang ilmu anatomi, fisiologi, psikologi, kesehatan dan keselamatan kerja, perancangan dan manajemen (Eko,2004). Dalam rangka untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi maka hal hal yang harus diperhatikan adalah faktor faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti misalnya : berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dll.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Beberapa Sumber Variabilitas Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor faktor sebagai berikut : 1. Keacakan/Random Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usianya dan pekerjaanya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup significan antara berbagai macam masyarakat. Distribusi frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas dapat diaproksimasikan dengan menggunakan distribussi normal yaitu dengan menggunakan data percentil yang telah diduga, jika mean (rata rata) dan SD (Standar Deviasi) nya telah dapat diestimasi. 2. Jenis Kelamin Secara distribusi statistik ada perbedaan yang significan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah. 3. Suku Bangsa (Ethnic Variability) Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara yang lain. 4. Usia Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : a. Balita b. Anak anak c. Remaja d. Dewasa e. Lanjut usia Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak anak. Antropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia

dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs).selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki. 5. Jenis Pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan / stafnya. Seperti misalnya buruh dermaga / pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer. 6. Pakaian Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya, pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih besar. 7. Faktor Kehamilan pada Wanita Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk (APP) dan analisis perancangan kerja (APK). 8. Cacat tubuh secara fisik Pada dekade terakhir ini diberikan skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik.masalah yang sering timbul misalnya keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda dll.

B. Definisi Ergonomi dan Anthropometri Ergonomi memanfaatkan adalah suatu cabang ilmu yang sifat, sistematis kemampuan untuk dan informasi-informasi mengenai

keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia (Sritomo, 2012). Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata rata) dan SD (Satndar Deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa percentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya :95% populasi adalah sama dengan tau lebih rendah dari 95 percentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Dalam pokok bahasan anthropometri, 95 percentil menunjukan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 percentil menunjukan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2,5 dan 97,5 percentil adalah batas ruang yang dapat dipakai. Syarat penerapan data antropometri adalah tersedianya nilai Mean (ratarata) dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa presentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut (setelah perhitungan persentil). Besar nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.Sehingga penetapan perancangan alat kerja dapat dilihat dari hasil data dimensi yang diperoleh. Misalnya 95th persentil akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau berada di bawah

ukuran tersebut; sedangkan 5th persentil akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau di bawah ukuran itu (Wignjosoebroto, 2003). Pemakaian nilai nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan antropometri dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal

C. Kegunaan Antropometri Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Tujuan pendekatan antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan system kerja (man-machine system). Sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik dan efisien. Tenaga kerja akan bekerja secara terus menerus pada setiap hari kerja di tempat kerja tersebut. Karena itu

perancangan tempat kerja dan peralatan pendukungnya menjadi penting agar sisi buruk yang ada pada setiap produk tidak muncul (Liliana, 2007). D. Penggunaan Data Antropometri Pendekatan dalam penggunaan data antropometri berdasarkan 1. Pemilihan standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud 2. Pengambilan data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai 3. Pemilihan persentil yang sesuai dengan perancangan 4. Jenis kelamin Dewasa ini tidak semua setiap orang di setiap negara berbeda memiliki ukuran dimensi yang berbeda pula maka dari itu perlu adanya standar dalam pengukuran standar ukuran dimensi. Sebagai contoh standar dimensi antropometri tinggi tubuh posisi berdiri tegak orang ingris berbeda dengan standar dimensi antropometri tinggi tubuh posisi berdiri tegak orang Hongkong yaitu 1.740 dan 1.680(Phesant 1986, stevenson 1989 dan Nurmianto, 1991). E. Aplikasi antropometri dalam perancangan produk/fasilitas kerja. Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini : 1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk, yaitu Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya dan Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ).

2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile. 3. 3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran/rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah seperti berikut : Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

BAB III PEMBAHASAN A. Antropometri Posisi Berdiri

Antropometri posisi berdiri untuk diterapkan pada ergonomi yang terpenting adalah : 1. Tinggi badan 2. Tinggi bahu 3. Tinggi pinggul 4. Tinggi siku 5. Depan6. Panjang lengan

Gambar 1. Antropometri Posisi Berdiri B.Antropometri Posisi Duduk Antropometri posisi duduk terpenting yang harus diukur adalah : 1. Tinggi lutut 2. Lipat lutut punggung 3. Tinggi duduk 4. Lipat lutut telapak kaki 5. Panjang lengan bawah dan lengan

Gambar 2. Antropometri Posisi Duduk C. Antropometri Kepala Antropometri kepala, beberapa bagian yang perlu diukur untuk kepala antara lain : 1. Jarak antara vertek dengan dagu (A) 2. Jarak antara mata dengan dagu (B) 3. Jarak antara hidung dengan dagu (C) 4. 4. Jarak antara mulut dengan dagu (D)5. Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung (E) 6. Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang (F)

7. Jarak antarai dengan belakang kepala (G)8. Jarak antara vertex dengan lekukan diantara kedua alis (H)

9. Jarak antara vertex dengan daun telinga atas(I)10. Jarak antara vertex dengan lubang telinga (J) 11. Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah (K)

12. Lingkar kepala membujur (L) 13. Lingkar kepala melintang (M) 14. Lebar kepala (N) 15. Jarak antara kedua mata (O) 16. Jarak antara kedua pipi (P) 17. Jarak antara kedua lubang hidung (Q)18. Jarak antara kedua persendian rahang bawah (R)

19. Jarak antara kedua daun telinga (S) 20. Jarak antara cuping hidung (T)

Gambar 3. Antropometri Kepala D. Antropometri tangan Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang tangan (A) 2. Panjang telapak tangan (B) 3. Lebar tangan sampai ibu jari (C) 4. Lebar tangan sampai matakarpal (D) 5. Ketebalan tangan sampai matakarpal (E) 6. Lingkar tangan sampai telunjuk (F) 7. Lingkar tangan sampai ibu jari (G)

Gambar 4. Antropometri Tangan E. Antropometri kaki Pada antropometri kaki beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang kaki (A) 2. Lebar kaki (B)3. Jarak antara tumit dengan telapak kaki yang lebar (C)

4. Lebar tumit (D) 5. Lingkar telapak kaki (D) 6. Lingkar kaki membujur (E)

Gambar 5. Antropometri Kaki Jika kita akan mewujudkan kemandirian dalam industri bukan hanya masalah antropometri yang berhubungan dengan masalah jangkauan dan ketinggian saja yang harus dimiliki, namun kita harus punya data antropometri semua aspek sehingga memberikan keyakinan bahwa semua peralatan yang didesain sesuai dengan antropometri pengguna. Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuanm mencari keserasian produk dengan manusia yang menggunakannya. Dengan demikian tidak hanya memberi kepuasan pada pengguna produk saja, tetapi juga pada pembuat produk. Namun menmgingat bahwa mengembangkan sebuah desain produk itu melibatkan tenaga, pikiran dan beaya yang tinggi maka sebaiknya pertimbangan ergonomic harus dilaksanakan sedini mungkin sewaktu desain masih dalam proses pengembangan. Untuk mendisain produk secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain produk yang ada pada lingkungan haruslah disesuaikan dengan antropometri manusia yang ada di lingkungan itu sebab bila tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai dampak negatip yang akan terjadi baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Gambaran desain produk ergonomis berdasar antropometri dapat dilihat pada Gambar 6. Ukuran produk haruslah disesuaikan dengan antropometri manusia. Jadi bukan manusia yang disesuaikan alat, tetapi alat yang harus disesuaikan manusia. Agar dapat mendesain produk sesuai edengan ukuran manusia, maka

dalam mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar (95 th percentile) dan ukuran terkecil tubuh (5 th percentile). Pengaplikasian ergonomi ke dalam desain tidaklah mudah dalam pengertian seringkali implementasi ergonomic mempengaruhi harga jual produk Namun demikian, ini bukanlah suatu excuse untuk tidak memperhaikan faktor ergonomi.

Contoh penggunaan antropometri pada posisi tubuh berdiri : 1. Tinggi badan pria dewasa (inggris) yang berusia antara 29 45 tahun adalah terdistribusi normal dengan mean X adalah 1.745 mm dan SD adalah 69 mm. Berapa tinggi 95 persentil dari populasi tersebut ? Penyelesaian Rumus diatas didapat bahwa untuk 95 persentil adalah :

= X + 1,645 SD = 1.745 + 1,645 (69) = 1.859 mm Dalam pengaplikasiannya data diatas bisa digunakan untuk perancangan tinggi pintu. 1. Tinggi badan wanita dewasa Hongkong adalah terdistribusi normal dengan rata rata 1.555 mm dan SD adalah 60 mm. Berapa tinggi 5 persentil dari populasi tersebut ?

= X - 1,645 SD = 1.555 - 1,645 (60) = 1.456 mm2. Berikut ini adalah sampel yang digunakan dalam pembuatan meja di tempat

lesehan yang didisain secara ergonomis, dengan dimensi pengukuran adalah panjang jangkauan tangan, panjang tangan serta karal siku terhadap tempat duduk.No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Rena Yoga Riskha Maya Grini Azhar Corona Nurul Ayu Tyo Putri Tiwi Farah Radit Gandung Septian Imma Elia Nama P. Jangkauan Tangan 1590 1660 1600 1600 1590 1650 1470 1580 1600 1630 1580 1480 1600 1635 1640 1650 1570 1540 Panjang tangan 685 770 705 690 690 760 690 730 680 720 685 650 705 730 725 750 720 705 Jarak siku pada posisi duduk 220 260 220 210 270 250 250 220 220 230 205 210 200 235 255 260 230 220

Dari hasil pengkuran di atas diketahui data terdistribusi normal dengan mean (X) dan standar deviasi sebagai berikut :P. Jangkauan Tangan Panjang tangan Jarak siku pada posisi duduk

Mean 1592,5 710,5 231,39 Standar Deviasi 53,19 30,62 21,2 a. Pengukuran Meja bagi pengguna di atas rata-rata (menggunakan 95 percentile) 1) Panjang jangkauan tangan

Rumus untuk 95 persentil adalah : = X + 1,645 SD = 1.592,5 + 1.645 (53,19) = 1679,9 mm = 167,8 cm 2) Panjang tangan = X + 1,645 SD = 710,5 + 1,645 (30,62) = 769,1 mm = 77 cm 3) Jarak siku terhadap posisi duduk = X + 1,645 SD = 231,39 + 1,645 (21,2) = 266,2 mm =26,6 cm Dari hasil tersebut maka dapat dirancang sebuah meja dengan panjang 167,8 cm, lebar 77 cm dan tinggi meja 26,6 cm. b. Pengukuran Meja bagi pengguna di Bawah rata-rata (menggunakan 5 percentile). Rumus 5 percentile yang dugunakan adalah: 1) Panjang jangkauan tangan = X - 1,645 SD = 1.592,5 - 1.645 (53,19) = 1505 mm = 150,5 cm 2) Panjang tangan = X - 1,645 SD = 710,5 - 1,645 (30,62) = 660 mm = 66 cm 3) Jarak siku terhadap posisi duduk = X - 1,645 SD

= 231,39 - 1,645 (21,2) = 196,5 mm = 19,5 cm Dari hasil tersebut maka dapat dirancang sebuah meja dengan pengguna yamg pendekhasilya adalah panjang 150,5 cm, lebar 66 cm dan tinggi meja 19,5 cm. F. Aplikasi Pengukuran antropometri pada posisi duduk Beberapa petunjuk umum di dalam merancang atau mendesain tempat duduk meliputi menurut Bailey (1989) dan Frank (2008) meliputi distribusi berat, tinggi tempat duduk, panjang dan lebar alas tempat duduk, serta sandaran tempat duduk. Dimensi yang digunakan dalam posisi duduk ini adalah dengan menggunakan tinggi lipat lutut. Selain itu harus memperhatikan faktor tinggi sepatu bagi wanita, namun ada sebagian wanita dimensi kecil yang terpaksa menaikan tinggi tempat duduk untuk mengkompensasi tinggi meja dan karenanya kita harus memasang sandaran kaki. Menurut standar Australia rentanng yang direkomendasikan adalah 340 480 mm (Eko, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Dkk (2010) dalam perencanaan dimensi tempat duduk traktor roda empat dengan pengukuran antropometri orang indonesia. Sampel yang digunakan adalah 100 orang lakilaki dengan usia 10-30 tahun. Maka dihasilkan dimensi pengukuran untuk posisi duduk adalah tinggi tekuk lutut, tinggi bahu saat duduk, lebar panggul, panjang tulang belakang, dan berat badan saat posisi duduk. Hasil dari penelitian ini menunjukan dari ukuran traktor adalah tinggi alas duduk pada traktor saat ini adalah 35 cm, sedangkan tinggi alas duduk yang diusulkan sebesar 39 cm. Panjang alas duduk pada traktor saat ini adalah 34 cm, sedangkan panjang alas duduk yang diusulkan sebesar 51 cm. Lebar alas duduk pada traktor saat ini adalah 34 cm, sedangkan lebar alas duduk yang diusulkan sebesar 41 cm. Tinggi sandaran belakang pada traktor saat ini adalah 27 cm, sedangkan tinggi sandaran belakang yang diusulkan sebesar 64 cm. Lebar sandaran belakang pada traktor saat ini adalah 40 cm, sedangkan lebar

sandaran belakang yang diusulkan sebesar 50 cm. Lekukan pada sandaran belakang yang diusulkan sebesar 33 cm. Pembebanan yang dapat di tahan sebesar 53 kg. Kemiringan alas duduk yang diusulkan adalah 60, dan kemiringan sandaran belakang yang diusulkan adalah 10 derajat. Dari penelitian ini ternyata ukuran traktor saat ini masih belum sesusai dengan ukuran antropometri orang indonesia. Analisis kenyamanan dan produktivitas kerja terhadap rancangan kursi ergonomis pada penjahit di PT Gen Hut yang dilakukan berdasrkan pengukuran denyut jantung, perubahan posisi duduk, dan produktivitas kerja selama satu jam. Pengukuran yang dihasilkan adalah selama 45 menit menjahit lama ratarata 116 denyut/menit jantung sedangkan kursi rancangan baru 104 denyut/menit. Banyaknya perubahan posisi duduk saat menjahit dengan kursi lama rata-rata 13 kali sedangkan dengan kursi rancangan baru frekuensi perubahan posisi duduk menurun menjadi 5 kali. Dari hasil kuisioner responden kursi dengan rancangan baru memberikan kenyamanan lebih besar dibanding kursi lama. Dengan demikian kursi yang dirancang secara ergonomis sesuai ukuran pekerja menghasilkan kenyamanan lebih besar dan dapat meningkatkan produktivitas dibanding kursi yang tidak di rancang secara ergonomis.(Ahmad, 2004) Perancangan kursi yang kurang ergonomis akan mengakibatkan kejadian Cumulative Trauma Disorder (CTD) lebih besar. Hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilakukan pada karyawan pengamplasan di PT Geromar Jepara. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian CTD (p=0.01) pada pekerja bagian pengamplasan di PT. Geromar Jepara. Kejadian CTD diakibatkan karena sikap duduk yang tidak ergonomis dengan tidak memperhatikan tempat duduk sesuai antropometri pekerja, pekerjaan yang dilkukan secara berulang serta beban kerja yang terlaluberat. (Rahmawati dan Sugiharto, 2011)

BAB IV KESIMPULAN Pengukuran Antropometri sangat penting untuk menciptakan desain alat yang ergonomis yang pada akhirnya diharapkan dapat membuat kenyamanan bagi para pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan

pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad. 2004. Kenyamanan dan produktivitas kerja Pemakaian rancangan kursi ergonomis Untuk penjahit. INASEA. Vol. 5 No. 1 hal 10-29 Bailey, R. W. 1989. Human Performance Engineering. New Jersey Murray Hill Frank, K. 2008. Evaluation of work chairs and seating. International Journal of Advanced Manufactur-ing Technology. Netherlands: University of Tecnology Industrial Design Engineering Landbergstraat. Helander

Liliana YP, dkk. 2007. Pertimbangan Antropometri pada Pendisainan. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Nurhidayah, Titik, Musthofa Luthfi dan Khoirul Anam. 2010. Perencanaan Tempat Duduk Traktor Roda Empat Yang Ergonomis Dengan Antropometri. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 11 No. 2 hal 1-11 Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi. Penerbit Guna Widaya : Surabaya Rahmawati, Yulita dan sugiharto. 2011. Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Kejadian Cumulative Trauma Disorder Pekerja Pengamplasan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes. Vol 7 No. 1 hal 8-14 Wignjosoebroto, Sritomo dkk.2012. Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Kerja Dibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia. Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar. Artikel