pengaruh pembelajaran kooperatif tipe tgt...

160
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP FUNGI (Penelitian Di SMA Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: M. IZET MUTAQIEN NIM: 1112016100053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: phamliem

Post on 20-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP FUNGI

(Penelitian Di SMA Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

M. IZET MUTAQIEN

NIM: 1112016100053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan
Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan
Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan
Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

iii

ABSTRAK

MUHAMAD IZET MUTAQIEN. 1112016100053. PENGARUH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES

TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PADA KONSEP FUNGI (Penelitian di SMA Islam Al-Mukhlishin Ciseeng

Bogor). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams

Games Tournament terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep fungi di

kelas X SMA Islam Al-Mukhlishin Bogor tahun pelajaran 2016/2017. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi

experiment). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple

random sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 sebagai

kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran Teams Games

Tournament dan siswa kelas X MIA 2 yang diberi perlakuan pendekatan

Saintific. Perolehan nilai rata rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 82

dan kelas kontrol sebesar 72. Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji

normalitas adalah uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas menggunakan uji

Levene, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji mann whitney,

hasil uji mann whitneydiperoleh nilai signifikansinnya sebesar 0.02, maka 0.02 <

0.05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar biologi

siswa pada konsep fungi.

Kata kunci: Model Pembelajaran, Teams Games tournament, hasil belajar

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

iv

ABSTRACT

MUHAMAD IZET MUTAQIEN. 1112016100053. The Influence of Teams

Games Tournament Model on Student’s Achievement in Learning Biology of

Fungi Concept (Experimental in SMA Islam Al-Mukhlishin Bogor). BA Thesis

of Biology Education Study Program, Department of Educaional Sciences of

Syarif Hidayatullah State Islamic university of Jakarta, 2017.

This research aimed at knowing about the influence of Teams Games Tournament

model towards student’s achievement of learning biology of fungi concept at the

tenth grade of SMA Islam Al-mukhlishin Bogor academic year 2016/2017. The

method used in this study was quasi experimental method. Samples were taken

using simple random sampling technique. The samples were the students of class

X MIA 1 as the experimental class student which were treated by using team

games tournament and the students of class X MIA 2 as the control class student

treated by using scientific approach. The average value earned for achievement of

experimental class was 82 and control class was 72. The technique of data

analysis used to calculate the normality was shapiro-wilk and homogenity of the

test was calculated through Levene test, and continued by testing hypothesis of the

test through mann whitney. The result of mann whitney show that the value

obtained significance value of 0.02, then 0.02 < 0.05. it means that there was

influence of Teams Games Tournament model towards student’s achievement of

biology on fungi concept.

Keywords: Learning model, Teams Games Tournament, Student’s Achievement

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Swt. yang telah

memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

diberikan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Fungi”. Selawat serta salam tak lupa tercurah

kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.

Selama proses pengerjaan skripsi ini, penulis mengalami berbagai kendala,

kesulitan, dan halangan yang dihadapi. Namun, atas berkat rahmat Allah dan

dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang

telah membantu, khususnya:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua prodi pendidikan biologi Jurusan Pendidikan

IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Eny Supriyati Rosyidatun, MA, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

tulus ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang Bapak dan

Ibu berikan bermanfaat menjadi shadaqah yang tak terputus.

7. Bapak Dadang Suhendar, M.Pd, kepala sekolah SMA Islam Al-Mukhlishin

Bogor yang telah memberikan izin kepada penullis untuk melaksanakan

penelitian di sekolah tersebut. Dan seluruh dewan guru SMA Islam Al-

Mukhlishin khususnya Bapak Deden Mulyadi, S.Pd selaku guru mata

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

vi

pelajaran biologi yang telah memberikan arahan kepada penulis selama

penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H Rusmawardi dan Ibunda Hj Hayati

Nufus serta kakanda Saiful Millah dan adinda Khilda Tuzzahro yang selalu

sabar mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis

selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Via Ardhya Garini Lintang, yang telah menemani, membantu, memberi

arahan yang terbaik sejak penulis mulai menyusun metodologi penelitian,

proposal skripsi, hingga tugas akhir penulis dalam bentuk skripsi ini. Begitu

besar perhatian dan bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kemudahan dan semangat. Semoga

perjalanan yang akan dihadapi ke depannya akan selalu diberkahi dan

diberikan kemudahan.

10. Teguh Prasetyo, Ariani, Siti Hanifah, Cep Yusuf, Muhamad Nurul Fikri, Ilena

Amalia Luthfi, Anggit Permatasari, dan Endah Dwi Astuti yang telah banyak

membantu dan memberi semangat kepada penulis.

11. Teman-teman Pendidikan Biologi Angkatan 2012 yang telah memberikan

kenyamanan, dukungan dan semangat dalam menjalani rangkaian proses

perkuliahan selama ini.

12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Jakarta, Maret 2017

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ..................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah………………………………………………... 7

C. Pembatasan Masalah………………………………………………. 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………....8

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis…………………………………………………...9

B. Hasil Penelitian yang Relevan………………………………………33

C. Kerangka Pikir…………………………………………………….. ..35

D. Hipotesis…………………………………………………………… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 38

B. Metode Penelitian ………………………………………………. 38

C. Populasi dan Sampel…………………………………………….. 39

D. Variabel Penelitian………………………………………………. 40

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………. 40

F. Instrumen Penelitian…………………………………………….. 41

G. Teknik Analisis Data……………………………………………... 43

H. Hipotesis Statistik ……………………………………………….. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data …………………………………………………… 47

B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan

Pembelajaran…………………………………………………….. 48

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

viii

C. Analisis Data…………………………………………………….. 50

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 60

B. Saran ……………………………………………………………... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 66

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 41

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ................................................... 42

Tabel 4.1 Data Skor Postes ............................................................................... 47

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Nilai Postes................................................... 48

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru kelas eksperimen ............................ 49

Tabel 3.3 Hasil Observasi Guru kelas kontrol ................................................. 50

Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol …. ......................... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Hasil Beajar siswa ....................................... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Mann Whitney ................................................................... 55

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teoritis .............................................................. 37

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 66

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 84

Lampiran 3 Soal Postes ................................................................................... 100

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru ............................................... 114

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal ............................................................................. 125

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................... 134

Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar ........................................................ 135

Lampiran 8 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 142

Lampiran 9 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol .................. 143

Lampiran 10 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ....................................... 144

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Guru ....................................................... 145

Lampiran 12 Uji Mann-Whitney ..................................................................... 147

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Tuhan yang mampu berpikir dan bertindak.

Kemampuan yang dimilikinya tersebut didasari karena Allah SWT telah

membekalinya dengan berbagai macam daya dan potensi. Sebagaimana yang

terdapat dalam Al Qur’an yang berbunyi :

{ ٤َلَقْد َخَلْقَنا ااِلْنَساَن ِفى َأْحَسِن َتْقِوْيٍم }التين :

Artinya : Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam rupa (bentuk) yang

sebaik-baiknya. (QS. At Tien Ayat 4)

Menurut M. Quraish Shihab, Allah telah menganugerahkan manusia empat

aspek yang perlu diasah dalam diri manusia agar ia sukses dalam kehidupan dan

masyarakat, yaitu: (1). Aspek jasmani, berfungsinya organ tubuh dan panca indra

berasal dari daya ini. (2). Aspek intelektualitas, berfikiran jernih bersikap

berdasarkan ilmu pengetahuan. (3). Aspek emosional, bisa menahan emosi ketika

menghadai masalah-masalah yang dihadapai. (4). Aspek Spiritual, daya kalbu

yang meyakinkannya bermoral, merasakan keindahan, kelezatan iman, dan

kehadiran Allah. 1

Guna memberdayakan semua daya tersebut menuju kesempurnaan,

pendidikan memegang teguh peranan penting di dalamnya. Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat

bangsa dan negara.2 Pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar

mengajar mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan sebagai arah dari proses belajar

mengajar

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an Jilid 2: Memfungsikan Peran Wahyu dalam

Kehidupan, (Jakarta,Lentera Hati 2001), h. 198 2 M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).h. 7.

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

2

pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai

oleh siswa setelah menerima dan menempuh pengalaman belajarnya.3

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Pendidikan dapat

dikatakan sebagai suatu media bagi seseorang untuk dapat memperoleh serta

mengembangkan pengetahuannya, yang menyebabkan seseorang menjadi tahu

apa yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi mengerti apa yang sebelumnya

tidak mengerti dan menjadi memahami apa yang sebelumnya tidak dipahamu.

Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur majunya suatu bangsa, yaitu

dilihat dari mutu pendidikan yang tinggi, dimana bangsa tersebut dapat

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di sini tentu

yang berkaitan dengan pendidikan yang bersifat formal, yang meliputi proses

pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa di dalamnya. Mutu pendidikan

yang baik tentu akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula.

Kenyataan saat ini, mutu pendidikan di Indonesia belum mencapai hasil

yang diharapkan, sehingga mutu pendidikan masih harus terus ditingkatkan.

Meningkatkan mutu pendidikan penting dilakukan, karena pendidikan dianggap

sebagai investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber

daya insani untuk pembangunan suatu bangsa.4

Pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil yang diperoleh melalui

proses pembelajaran dan diukur dari hasil belajar. Hasil belajar digunakan oleh

guru untuk dijadikan kriteria atau ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan

sehingga diharapkan nantinya akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik.

Dikarenakan hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa setelah proses

pembelajaran dalam waktu tertentu yang diukur mengguanakan alat evaluasi

tertentu. Oleh karena itu, hasil belajar disekolah saat sangat perlu diperhatikan.

3 Nana Sujana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

2009), Cet XIV, h. 22. 4 Nur Ranina Novianti. “Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa

terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran,” JurnalISSN 1412-565X Edisi Khusus, No 1 (Agustus

2011,h.158, http://jurnal.upi.edu diunduh pada tanggal 22 oktober 2017 pada pukul 08.19 WIB

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

3

Rendahnya hasil belajar siswa di sekolah menengah atas, SMAI Al-

Mukhlishin Bogor, Khususnya mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran

biologi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran biologi di

sekolah tersebut menunjukan bahwa masih banyak siswa yang memiliki hasil

belajar yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar menurut

Muhibbin Syah keberhasilan proses dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar. Faktor

internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani

siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar

siswa, kegiatan setelah siswa pulang sekolah itu mempengaruhi faktor eksternal

siswa dalam belajar dan pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam

mempelajari meteri pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar siswa salah satunya disebabkan oleh faktor

pendekatan belajar. Keberhasilan sebuah proses kegiatan pembelajaran juga tidak

terlepas dari peran seorang guru, sebagaimana tertuang dalam undang-undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan:

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a) menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan

dialogis; b) mempunyai komitmen yang profesional untuk meningkatkan

mutu peendidikan; dan c) memberi teladan dan menjaga nama baik

lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang

diberikan kedepannya.5

Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa salah satu peran seorang guru

adalah harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis sehingga siswa aktif dalam proses

5 Inherent Dikti, UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diakses melalui

www.inherent--dikti.net/files/sisdiknas.pdf diakses pada tanggal 22 Oktober 2017 pada pukul

08.41 WIB

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

4

pembelajaran dan dapat menangkap serta memahami informasi yang diberikan

guru dengan baik.

Pada sebagian pembelajaran masih dititik beratkan pada peran guru untuk

mentrasfer pengetahuannya kepada siswa tanpa melibatkan peran aktif siswa

sehingga mengakibatkan siswa pasif dan berakibat pula pada hasil belajar yang

kurang optimal. Hal ini disebabkan karena siswa hanya memperoleh pengetahuan

secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak aktif dalam

memberikan informasi. Dalam proses pembelajaran idealnya terjadi interaksi dua

arah antara guru dan siswa, sehingga proses pembelajaran yang terjadi lebih

interaktif. Dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang demikian, salah

satu upayanya yang dapat dilakukan yaitu memilih pendekatan belajar yang tepat.

Disamping diperlukan pula media, sarana dan prasarana, serta berbagai

pendukung proses pembelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru

mata pelajaran biologi di SMAI Al-Mukhlishin, model pembelajaran yang biasa

dilakukan sekolah tersebut masih kurang tepat. Dikarenakan model pembelajaran

yang sering dilakukan adalah ceramah dan presentasi.6 Berdasarkan wawancara

tersebut, peserta didik belum pernah diajak untuk berkompetisi dalam

pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi lebih termotivasi untuk

mencari materi yang dianggap penting sendiri. Prsentasi yang dilakukan hanya

mencari sumber materi dari buku paket dan buku LKS biologi. Kemudian dalam

diskusi kelompok suasana yang sangat pasif sehingga menimbulkan rasa bosan

pada peserta didik. Kemudian guru akan memberikan latihan yang pertanyaan-

pertanyaan yang hampir seluruh jawabannya ada di buku paket biologi.

Akibatnya, siswa kurang merasakan secara langsung manfaat dari proses

pembelajaran yang dilakukan. Sehingga faktor-faktor tersebut sedikit banyak

berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa dalam belajar yang nantinya juga

akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh mereka di sekolah.

6 Lampiran 11. h.145

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

5

Selain hasil belajar, masalah kepasifan dalam proses pembelajaran juga

menjadi masalah yang perlu diperhatikan di SMAI Al-Mukhlishin Bogor. Karena

tidak dapat dipungkiri permasalahan ini juga sedikit banyak mempengaruhi

terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa-siswa tersebut. Oleh sebab itu,

penggunaan model pembelajaran yang tepat perlu diperhatikan dalam proses

pembelajaran, terutama di sekolah SMAI AL-Mukhlishin Bogor ini. Selain untuk

meningkatkan hasil belajar dan sikap keaktifan siswa, pemilihan model

pembelajaran yang tepat juga diharapkan mampu mempermudah proses

pembelajaran bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan guru

di kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat selain dapat mengatur siswa di dalam kelas, juga dapat

memberikan motivasi serta dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa

secara optimal, dengan demikian siswa tidak hanya menyerap informasi dari guru,

akan tetapi juga dapat memahami konsep materi secara utuh karena adanya

interaksi antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lainnya.

Berbagai macam model pembelajaran dari tahun ke tahun telah

dikembangkan utntuk meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu model pembelajaran

yang dianggap sesuai untuk diterapkan dalam kurikulum 2013 berdasarkan

kemendikbud No. 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah, yang menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran

dapat menggunakan beberapa stategi seperti pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament).7

Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif. TGT adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan

kelompok, di antaranya terdapat diskusi kelompok dan diakhiri suatu

games/turnamen. Dalam TGT, peserta didik dibagi menjadi beberapa tim belajar

7 Kemendikbud, Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah , 2014, h. 4..

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

6

yang terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat

kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.8

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap

awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang

disiapkan oleh guru, setelah itu siswa bersaing dalam turnament untuk

mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar

kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak

membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga membuat siswa aktif

mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan pengetahuan yang

dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa diharapkan lebih

memahami konsep dan menguasai materi.

Biologi merupakan salah satu pembelajaran yang sangat apenting

kedudukannya karena menyangkut tentang kehidupan mahluk hidup. Salah satu

konsep yang terdapat dalam biologi adalah jamur (fungi). Jamur (fungi)

merupakan salah satu dari bagian ilmu biologi yang dipelajari siswa di tingkat

SMA umumnya kelas X. fungi perlu dipelajari karena berkaitan erat dengan

kehidupan sehari-hari. Mulai dari bermanfaat karena dapat dikonsumsi, contohnya

Volvariela volvaceae (jamur merang), sampai yang berbahaya karena

mengandung racun, contohnya Amanita muscaria (jamur beracun). Diera

sekarang ini juga mulai bermunculan berbagai macam penyakit, yang salah satu

penyebabnya adalah fungi (jamur). Selain itu juga terdapat banyak proses-proses

dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan jamur di dalamnya, contohnya

adalah proses pembuatan roti dan tempe. Oleh karena itu, konsep tersebut sesuai

disampaikan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (teams games

tournament) dimana peserta didik dituntut menggali dan mengembangkan

8 Dian Fitri Perwitasari, dan Slamet Wibawanto, Perbedaan Hasil Belajar TIK melalui

Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dengan Kooperatif Kelompok Biasa.

Jurnal TEKNO. Vol: 16, September 2011. h. 34, diakses pada

http://journal.um.ac.id/index.php/tekno/article/view/3359/0 pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul

15.30 WIB.

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

7

pengetahuannya dalam memahami materi tersebut serta berlomba dalam

permainan untuk menjadi yang terbaik.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (teams games

tournament) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fungi”

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi masih rendah.

2. Penggunaan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat

menyebabkan hasil belajar yang kurang optimal.

3. Sebagian besar siswa masih bersikap pasif dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasi, agar tidak

menyimpang dari permasalahan dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan,

maka peneliti membatasi permasalahan yaitu pada pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar biologi konsep fungi pada peserta

didik di SMA Islam Al-Mukhlishin. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT

terhadap hasil belajar peserta didik yang dimaksud ialah:

1. Penelitian dilakukan pada siswa Kelas X SMA Islam Pondok

Pesantren Al-Mukhlisin Tahun Akademik 2016/2017.

2. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams games tournament).

3. Hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif siswa (C1 sampai C5)

4. Materi biologi hanya pada materi konsep fungi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

8

”Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di SMA Islam Al-

Mukhlisin pada pembelajaran biologi konsep fungi?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

` Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

kooperatif tipe TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar biologi

siswa pada konsep fungi.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peserta didik

a. Peserta didik menjadi senang dan tertarik terhadap biologi karena

peserta didik dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

b. Peserta didik yang mengalami kesulitan akan lebih cepat paham.

2. Bagi guru

a. Guru dapat memilih model pembelajaran yang efektif.

b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem

pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi

peserta didik.

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat mempelajari lebih mendalam model TGT (Teams

Games Tournament) serta mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam

melakukan penelitian.

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

9

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Teori Belajar Kontruktivisme

a. Pandangan Konstruktivisme tentang Belajar

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting.

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi

pembelajaran. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep,

atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengonstruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.1

Di dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator,

motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Tujuan utama

mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan

proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi

pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.

Dengan demikian, guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan

tetapi juga berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar

siswa mau dan mampu belajar. Jadi, hasil belajar tergantung dari proses belajar

yang terjadi pada siswa.2

Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang

berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran,

yaitu:

1) Guru perlu memahami menguasai berbagai media dan sumber belajar, media

dan sumber belajar harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h.21. 2 Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), h.16.

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

10

2) karekteristik siswa, dengan media dan sumber belajar yang tepat peserta didik

akan senang dalam belajar

3) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.

Kemampuan merancang media harus dikuasai oleh guru karena agar

pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan, media yang berbasis

teknologi akan sangat disenangi peserta didik.

4) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta

dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi

informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan

teknologi mutakhir. Guru tidak bisa menyamaratakan media pembelajaran

setiap tahunnya, karena teknologi akan terus berkembang dan pola pikir peserta

didik akan lebih keritis.

5) Sebagai fasilitator, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting karena

kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa

menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.3

pembelajaran kontruktivisme membantu siswa menginternalisasi dan

mentrasformasi informasi baru. Trasformasi terjadi dengan menghasilkan

pengetahuan baru, yang selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru.

Dengan dasar ini, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengonstruksi

bukan menerima pengetahuan.4

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat tentang teori konstruktivisme

tersebut, telah dijelaskan bahwa di dalam teori ini peserta didik didorong untuk

membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru yang menjadi fasilitator

di dalam proses pembelajaran. Peran guru di dalam kelas sebagai fasilisator tidak

lagi menjadikan guru sebagai objek belajar, akan tetapi peserta didik itu sendiri

yang menjadi objek belajar. Sehingga proses pembelajaran di kelas menjadikan

3Wina Sanjaya.,Op.Cit, h.23-24.

4 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Bogor: Ghalia Indonesia,

2010), h.42

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

11

peserta didik untuk mencari, berdiskusi, dan berpikir untuk mendapatkan

pengetahuan.

b. Konsep Belajar Kontruktivisme Jean Piaget

Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya individu sejak kecil sudah

memiliki kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Dalam

pandangan konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui

pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu

diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. Pengalaman yang sama bagi

seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan

dalam otak yang berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan

kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu, pada

saat manusia belajar, sebenarnya telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu

proses organisasi informasi dan proses adaptasi.5

Kegiatan pendidikan merupakan aktivitas yang menjembatani antara

kondisi-kkondisi faktual dan kondisi-kondisi ideal. Kegiatan pendidikan

berlangsung pada waktu tertentu dan berbentuk dalam berbagai proses

pendidikan, baik SD, SMP, dan SMA memiliki waktu pendidikan yang berbeda-

beda, itu merupakan serangkaian kegiatan atau langkah-langkah yang digunakan

untuk mengubah pola pikir peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikan yang

mereka tempuh, mengubah pola pikir peserta didik menjadi lebih luas sehingga

bisa menjadi pribadi yang lebih baik.6

Berdasarkan teori di atas, mengungkapkan bahwa siswa mendapatkan

pengetahuan yang seutuhnya jika siswa tersebut berperan di dalam proses belajar.

Siswa harus membangun pengetahuan dengan mengaplikasikan pengetahuan yang

telah di dapatkan dalam pengalaman, sehingga peran guru dan lingkungan peserta

didik baik lingkungan sekolah dan lingkungan rumah memiliki pengaruh yang

5 Wina Sanjaya.,Op.Cit, h.123-124.

6 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h 64

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

12

besar terhadap perkembangan peserta didik. pengalaman siswa dapat memahami

pengetahuan baru yang telah diterimanya dan dapat menggabungkan dengan

pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima sebelumnya.

c. Konsep Belajar Kontruktivisme Vygotsky

Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah

adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut Vygotsky yang

dikutip oleh Sri Wulandari, belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua

elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses

dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan

esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Sehingga, lanjut Vygotsky,

munculnya prilaku seseorang karena intervening kedua elemen tersebut. Pada saat

seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan menggunakan

fisiknya berupa alat indra untuk menangkap atau menyerap stimulus tersebut,

kemmudian dengan menggunakan saraf otaknya informasi yang telah diterimanya

tersebut diolah. Keterlibatan alat indra dalam menyerap stimulus dan saraf otak

dalam mengelola informasi yang diperoleh merupakan proses secara fisik

psikologi sebagai elemen dasar dalam belajar.

Pada teori ini, Vygotsky mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk

sosial yang tidak akan terlepas dari lingkungan. Interaksi manusia dengan

lingkungan yang ada menjadikan manusia dapat belajar dengan sendirinya melalui

stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan. Stimulus ini yang merangsang

alat indra untuk menyerap informasi yang kemudian informasi yang berupa data-

data akan ditransformasikan ke otak yang nantinya akan menjadi sebuah

pengetahuan baru.

Kemajuan perkembangan kognitif anak diperoleh sebagai hasil interaksi

sosial dengan orang lain. Orang lain di sini tidak selalu orangtua, melainkan bisa

orang dewasa lain atau bahkan teman sebaya yang lebih memahami suatu hal.

Dengan kaitannya dengan pemikiran biologi, maka anak akan berkembang

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

13

kemampuan berpikir pengetahuan biologinya melalui interaksi dengan orang lain

yang menguasai materi biologi dengan lebih baik.7

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperatif Learning menurut Davitson dan Worsham adalah model

pembelajaran yang sistematis dengan mengkelompokan siswa untuk tujuan

menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademis.8

Pembelajaran kooperatif dapat menjalin komunikasi yang baik,

meningkatkan rasa kepedulian antar sesama dan dapat mempererat hubungan.

Dampak rasa kepedulian ditunjukan dengan berbagai pengetahuan dengan sesama.

Siswa pandai dapat mengajarkan atau membagikan ide dan pengetahuannya

kepada siswa yang kurang pandai sehingga dengan demikian suasana belajar

dapat berjalan kondusif.

Sedangkan menurut Widyantini pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Dalam satu

kelompok siswa yang tergabung mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-

beda, baik dari kemampuan yang tinggi, kemampuan sedang, maupun

kemampuan rendah. Jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku yang berbeda serta tetap memperhatikan kesetaraan jender9.

Pembelajaran kooperatif tidak semata-mata bekerja kelompok begitu saja.

Guru dalam hal ini ikut serta dalam membuat struktur dan rencana pembelajaran

secara sistematis sehingga pada saat bekerja sama di dalam kelompok peserta

7 Sri Wulandari. Teori Belajar Konstruktivis Piaget dan Vygotsky. Indonesian Digital Journal of

Matematics and Education. Vol 2 no 3 tahun 2015. h. 194, diakses dari

http://idealmathedu.p4tkmatematika.org/wp-content/uploads/2016/01/7_Sri-Wulandari-D.pdf,

diakses pada tanggal 23 Agustus 2017 pada pukul 10.20 WIB. 8 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009) h. 130. 9Widyantini, Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika

(Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional PPPTK Matematika, 2008), h. 4, diakses pada

http://p4tkmatematika.org/file/PRODUK/PAKET%20FASILITASI/SMP/Penerapan%20Pendekat

an%20Kooperatif%20STAD.pdf, pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 10.33 WIB.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

14

didik terarah dengan benar dalam mengerjakan tugas, saling bertukar pendapat,

dan menuangkan ide masing-masing dari anggota kelompoknya.

b. Karakteristik Pembelajaran Koperatif

Menurut Wina Sanjaya, karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut :

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan

tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap

siswa belajar.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi

pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan

fungsi kontrol. Sama halnya dengan pembelajaran kooperatif.

3) Kemampuan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh sebab itu, prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam proses

pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas

dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling

membantu.

4) Keterampilan bekerja sama

Keterampilan bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan

kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan kerja sama. Dengan demikian,

siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

dengan anggota lain.10

Menurut Suprayekti, ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu : (1). Siswa

belajar dalam kelompok. (2). Siswa memiliki rasa saling ketergantungan. (3).

Siswa belajar berinteraksi secara kerja sama. (4). Siswa dilatih untuk bertanggung

10

Wina Sanjaya.,Op.Cit, h. 244-246.

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

15

jawab terhadap tugas. (5). Siswa memiliki keterampilan komunikasi

interpersonal.11

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat mengenai karakteristik pembelajaran

kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini membentuk kelompok yang

terdiri dari peserta didik yang heterogen baik dari segi jenis kelamin, ras, dan

tingkat intelegensi. Di dalam pembelajaran ini, setiap kelompok harus menguasai

materi pembelajaran dan masing-masing anggota kelompok memiliki tanggung

jawab atas kelompoknya masing-masing untuk saling membantu jika temannya

diketahui belum menguasai materi pembelajaran.

c. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya

sebagai berikut:

1.) Prinsip ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas

sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan oleh setiap anggota kelompoknya.

Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling

ketergantungan.

2.) Tanggung jawab perseorangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota

kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

3.) Interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada

setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan

saling membelajarkan.

11

Suprayekti, Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 07,

Th V, 2006, h. 89, diakses dari http://bpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No07-

V-Desember2006.pdf, pada tanggal 23 Agustus 2017, pukul 10.43 WIB.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

16

4.) Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka

dalam kehidupan di masyarakat kelak.12

Sedangkan menurut Stahl, prinsip dasar cooperative learning meliputi

sebagai berikut:

1.) Perumusan tujuan

Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, hendaknya memulai dengan

merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Tujuan tersebut

menjadi acuan setiap guru untuk membentuk media pembelajaran, agar lebih

efektif dan efisien. Perumusan tujuan harus sesuai dengan tujuan kurikulum dan

tujuan pembelajaran. Apakah kegiatan belajar siswa ditekankan pada pemahaman

materi pembelajaran, sikap dan proses dalam kerja sama, ataukah keterampilan

tertentu.

2.) Penerimaan yang menyeluruh

Guru hendaknya mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima tujuan

pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Oleh karena itu,

siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima dirinya untuk kerja sama

dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah

ditetapkan untuk dipelajari.

3.) Ketergantungan yang bersifat positif

Untuk mengondisikan terjadinya interpendensi di antara siswa dalam

kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas

pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam

kelompoknya. Guru harus merancang suatu kelompok untuk memungkinkan

setiap siswa untuk sama-sama belajar dan sama-sama mengevaluasi dirisendiri

dan teman kelompoknya.

12

Wina Sanjaya, Op. cit., h. 246-247.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

17

4.) Interaksi yang bersifat terbuka

Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan

terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Keterbukaan dan interaksi yang bersifat langsung dalam memberikan materi dan

tugas-tugas membatu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan

keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar

menggunakan pembelajaran kooperatif. Mereka akan saling memberi dan

menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya secara positif dan

terbuka.

5.) Tanggung jawab individu

Salah satu dasar penggunaan cooperative learning dalam pembelajaran

adalah keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila

dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu, keberhasilan belajar dalam

model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam

menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya di antara siswa lainnya.

Sehingga secara individual siswa mempunyai tanggung jawab, yaitu mengerjakan

dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan juga bagi

keberhasilan anggota kelompoknya.

6.) Kelompok bersifat heterogen

Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus

bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan

akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. Agar setiap kelompok

berisikan siswa yang memiliki sikap dan kemampuan yang berbeda-beda, disetiap

kelompok yang memiliki sikap yang berbeda-beda itulah akan tumbuh dan

berkembang aspek nilai, sikap, moral, dan perilaku siswa.

7.) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif

Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja secara kelompok

sebagai suatu kelompok kerja sama. Dalam interaksi dengan siswa lainnya, siswa

tidak begitu saja bisa menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada

anggota kelompoknya. Pada kegiatan bekerja dalam kelompok, siswa harus

belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin,

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

18

berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam

menyelesaikan tugas-tugas kelompok.13

d. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran

di antaranya:

1.) Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) siswa tidak bergantung pada

guru, akan tetapi meraka bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dari

sumber-sumber lain yang mereka cari sendiri sumber tersebut, dan mereka

pun bisa belajar dengan teman sebaya.

2.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal karena

setiap siswa yang sudah mengerti pembelajaran yang diajarkan akan

menjelaskan materi tersebut keteman kelompoknya dan membandingkannya

dengan ide-ide orang lain.

3.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat membantu anak untuk peduli

pada orang lain karena pembelajaran kooperatif ini bersifat kelompok

menuntut siswa berinteraksi dengan teman sebaya serta saling membantu bila

ada siswa lain yang sedang kesulitan dalam memahami materi pembelajaran

dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat membantu memberdayakan

setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) merupakan suatu strategi yang cukup

ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,

termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang

positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,

dan sikap positif terhadap sekolah.

6.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat mengembangkan kemampuan

siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dalam menerima umpan

13

Entin Solihatin dan Roharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), h.7-8.

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

19

balik. Siswa dapat praktik memecahkan masalah tanpa takut membuat

kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab

kelompoknya.

7.) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat meningkatkan kemampuan

siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

8.) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses

pendidikan jangka panjang.14

Pembelajaran kooperatif berdasarkan pernyataan tersebut dalam proses

pembelajaran memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk berpikir

sendiri, mencari informasi sendiri sehingga peserta didik tidak bergantung pada

guru. Peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif juga didorong untuk

mengungkapkan ide dan gagasan sendiri serta dapat memiliki tanggung jawab

terhadap ide atau gagasan tersebut.

Dengan keleluasaan yang diberikan kepada peserta didik membuat peserta

didik memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan dapat memberikan dampak yang

positif terhadap motivasi belajarnya. Belajar secara kelompok dapat mengarahkan

peserta didik untuk dapat belajar menghargai dan menerima pendapat dari teman-

temannya. Pengaruh ini yang menjadi keunggulan pembelajaran kooperatif

dibandingkan dengan pembelajaran lainnya.

e. Hal-hal yang Dilakukan Guru dalam Pembelajaran Kooperatif

1.) Merancang Rencana Program Pembelajaran

Dalam merancang pembelajaran harus mengorganisasikan materi dan

tugas-tugas yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk

memulai pembelajaran guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta

keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama

pembelajaran. Hal ini mutlak harus dilakukan oleh guru, karena dengan demikian

siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukan selama proses belajar

mengajar berlangsung.

14

Wina Sanjaya.,Op.Cit, h.249-250.

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

20

2.) Merancang Lembar Observasi

Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat

menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk. Kegiatan ini dilakukan

sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh siswa dalam kelompok

masing-masing. Pada saat siswa belajar secara berkelompok, maka guru akan

mulai melakukan monitoring dan mengobervasi kegiatan belajar siswa

berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.

3.) Membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok

Pemberian pujian dan kritik membangun dari guru kepada siswa

merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru pada saat siswa

bekerja dalam kelompoknya. Di samping itu, pada saat kegiatan kelompok

berlangsung, ketika siswa terlibat dalam diskusi dalam masing-masing kelompok,

guru secara periodik memberikan layanan kepada siswa, baik secara individual

maupun secara klasikal.

4.) Memberikan Kesempatan Untuk Memprsentasikan Hasil Diskusi

Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengorientasikan pengertian

dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkan.

Pada saat prsentasi siswa berakhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi

diri terhadap proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada atau sikap serta perilaku menyimpang yang

dilakukan selama pembelajaran. 15

Berdasarkan pernyataan tersebut, tugas guru dalam hal ini tidak hanya

menjadi sumber pengetahuan akan tetapi tugas guru di dalam pembelajaran

kooperatif yaitu menjadi fasilitator, motivator, serta evaluator sehingga proses

belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif sesuai dengan

prinsip dasar pembelajaran kooperatif.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Charlton, Wiliams dan McLaughlin mengemukakan bahwa pembelajaran

dengan games dapat membuat siswa lebih aktif dan merasa senang dalam belajar.

15

Entin Solihatin dan Roharjo.,Op.Cit, h.11-12.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

21

Pembelajaran terlihat menarik ketika penjelasan guru dikombinasikan dengan

games sehingga penyampaian materi menjadi lebih cepat tersampaikan dan tidak

membosankan.16

TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa

yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.17

Menurut Robert E. Salvin, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5

koponen utama, yaitu: persentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan),

turnamen (Pertandingan), dan rekongnisi tim (pengarahan kelompok). Prosedur

pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran,

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen dan siswa

memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin

bagi skor timnya. Lebih lanjut, dijelaskan mengenai langkah-langkah

pembelajaran TGT dari Robert E. salvin bahwa TGT terdiri dari siklus reguler

dari aktivitas pengajar, sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah dan

diskusi yang dipimpin guru.disamping itu, guru juga menyampaikan tujuan,

tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa dan memberikan motivasi.

Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan

memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa

16

Charlton B., Williams, R. L dan McLAughlin, TF. 2005. Educational Games: A Technique to

Accelerate the Acquisition of Reading Skills of Children with Learning Disabilities. International

Journal of Special Education. Volume 20, Number 2, h.66-72, diakses dari

https://eric.ed.gov/?id=EJ846936, pada tanggal tanggal 23 Agustus 2017 pukul 10.55 WIB. 17

Dedi Rohendi dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Berbasis Multimedia dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pembelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi, Jurnal PendidikanTeknologi Informasi dan Komunikasi vol 3 No 1.,

2010, h 19, diakses dari https://www.scribd.com/document/88831289/Penerapan-Model-

Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Teams-Games-Tournament-Berbasis-Multimedia-Dalam-

Meningkatkan-Hasil-Belajar-Siswa-Pada-Mata-Pelajaran-TIK , pada tanggal 23 Agustus 2017

pukul 11.07 WIB.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

22

berkerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games/turnamen

karena skor game/turnamen akan menentukan skor kelompok.

b. Belajar kelompok (tim)

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja

dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang yang anggotanya heterogen dilihat

dari kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik yang berbeda.

Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan daoat

memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan

lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam mengasai materi

pelajara. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri

siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. Pada saat

pembelajaran fungsi kelompok adalah untuk memahami materi bersama

teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota

kelompk agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat Games/turnamen.

Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok

berdiskusi dengan menggunakan modul. Dalam kelompok terjadi diskusi

untuk memecahkan masalah bersama, salling memberikan jawaban dan

mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

Penataan ruang kelas diatur sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik.

c. Persiapan penilaian/pertandingan

Guru mempersiapan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

materi, yang ditulis di dalam 5 kartu, setiap kartu berisikan 5 pertanyaan.

d. Permainan/pertandingan (games/turnamen)

Game/turnamen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyjian kelas dan belahar

kelompok. Tiap kelompok (tim) mendapat kesempatan untuk memilih kartu

bernomor yang tersedia di meja turnamen dan mencoba menjawab

pertanyaan yang muncul. Apabila tiap anggota dalam suatut tim tidak bisa

menjawab pertanyaan, maka pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok

lain, searah jarum jam. Tim yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

23

itu akan mendapat skor, setiap pertanyaan memiliki nilai 10 poin. Skor ini

yang nantinya dikumpukan tim untuk menentukan skor akhir tim. Pemilihan

kartu bernommor akan digilir pada tiap-tiap tim secara bergantian searah

jarum jam.

e. Rekognisi tim ( penhargaan tim)

Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat skor

tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan dijadikan sebagai tambahan nilai

tugas siswa. Selain itu diberikan puula hadiah (reward) sebagai motivasi

belajar. Adanya dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan

permainan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan

siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang

menyenangkan dan termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada

akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap

materi pelajaran, dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi

pembelajaran sehingga hasil belajar mencapai optimal. 18

Adanya dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan

dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan siswa dapat

menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan

termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada akhirnya akan mempengaruhi

tingkat konsentrasi, kecepatan menyerao materi pembelajaran, dan kematangan

pemahaman terhadap sejumlah materi pembelajaran sehingga hasil belajar

mencapai optimal.

Nuril Milati, dalam penelitiannya yang telah dilakukan menunjukan bahwa

model TGT dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik.19

Penerapan

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran, membantu mengaktifkan kemampuan siswa

untuk bersosialisasi dengan siswa lain. Siswa terbiasa bekerja sama dan

18

Robert E. Salvin, Cooperative Learning: teori riset dan praktik, ( Bandung: Nusa Media, 2009),

h. 13. 19

Nuril Milati, “Penerapan Pembelaaran Kooperatif Tipe TGT (Teans Games Tournament) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah

Jabing Malang”, Skripsi Univeristas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009.

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

24

memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar, sehingga hal ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan

salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat bermanfaat bagi siswa.

Adanya permainan dalam bentuk turnamen akademik uang dilaksanaan pada akhir

pokok bahasan, memberikan peluangan bagi setiap siswa untuk melakukan yang

terbaik bagi kelompoknya, hal ini juga menuntut keaktifan dan partisipasi siswa

pada proses pembelajaran. Dengan demikian akan terjadi suatu kompetisi atau

pertarungan dalam hal akademik, setiap siswa berlomba-lomba untuk memperoleh

hasil belajar yang optimal.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Kelebihan

Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berukut:

1) Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan

untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan dan

hasil diskusi dengan anggota kelompoknya.

2) Pengelolaan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, jenis

kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling

menghargai di antara siswa.

3) Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif yang baik.

4) Dengan diadakan turnamen, diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa

untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya.

5) Turnamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan bersaing sportif

dan menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, sehingga siswa selalu

dalam posisi unggul.

6) Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa

pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya

maupun seluruh anggota kelompok.

7) Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan

keaktifan siswa.

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

25

b. Kekurangan

Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai

berikut:

1.) Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.

2.) Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau

sarana tidak cukup tersedia maka pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit

dilaksanakan.

3.) Apabila sportifitas siswa kurang, maka keterampilan berkompetisi siswa yang

terbentuk bukanlah yang diharapkan.20

Dari segi kelebihan, ada beberapa hal yang diharapkan dalam penerapan

pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu peserta didik memiliki kesempatan untuk

belajar mengemukakan pendapatnya, peserta didik dapat membentuk rasa hormat

dan saling menghargai, dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk

berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya, peserta didik mempunyai

kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menimbulkan keberanian dalam

kompetisi, peserta didik menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian

tujuan belajar, dan kegiatan belajar mengajar berpusat pada peserta didik sehingga

proses belajar mengajar dapat lebih aktif.

Sedangkan dari segi kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

ini, jika guru tidak bisa berperan sebagai motivator dan fasilitator, maka proses

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak

berjalan sesuai dengan yang diinginkan, karena jika guru terkesan monoton maka

proses belajar yang seharusnya menyenangkan akan menjadi tidak menarik dan

membuat peserta didik tidak merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan kooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang cukup

20

Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-

Games-Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem

Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol 2 No 1 Mei 2009, Universitas Indraprasta

PGRI. h. 90-91, diaksaes dari

https://www.academia.edu/5625939/Pengaruh_Model_Pembelajaran_Teams-Games-

Tournament_TGT_Terhadap_Peningkatan_Hasil_Belajar_Biologi_-_Leonard, pada tanggal 24

Agustus 2017 pukul 11.29 WIB.

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

26

lama dan sarana yang memadai sehingga proses belajar menggunakan model ini

berjalan dengan baik.

5. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam proses pembelajaran, proses belajar memegang peranan yang vital.

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses

belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah, lingkungan rumah

maupun keluarga sendiri, Winkel seperti dikutip Yatim Riyanto mendefinisikan,

“belajar sebagai suatu kegiatan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

antara individu dengan lingkungan, yang dengannya menjadikan individu tersebut

mengalamu perubahan-perubahan dalam pemahaman, keterampilan dan sikap,

perubahan yang terjadi bersifat tetap”.21

Sedangkan Cronbach seperti yang dikutip Syaiful Bahri, berpendapat bahwa

“learning is shown by change in behavior as a result of experience”. belajar

sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan dalam tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman.22

Sejalan dengan dua pandangan para ahli di atas, slameto memberikan

definisi, “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.23

apabila

karena interaksi ini seseorang mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam

aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka dapat dikatakan bahwa dia

telah mengalami suatu proses belajar.

Menurut Erne ER. Hilgard dikutip oleh Riyanto definisi belajar adalah “

Learning is the process by which an activity originates or is changed

throughttraining procedures (whether in the laboratory of in the natural

environment) asdistinguoshed from changes by factor not attributable to

21

Yatim Riyanto, Paradigma baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2009), Cet. 1, h. 5. 22

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RIneka CIpta, 2011), Cet 3, h. 13 23

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet,

5, h,2.

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

27

training”. peryataan ini memiliki maksud bahwa seseorang dapat dikatakan

belajar jika dapat melakukan segala sesuatu dengan menggunakan latihan-latihan

sehingga dapat berubah. Perubahan yang dimaksud dapat berupa penambahan

pengetahuan, keterampilan ataupun sikap.24

Sementara itu, Biggs dikutip oleh Muhibbin Syah mendefinisikan belajar

dalam 3 rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, institusiional, dan kualitatif.

Pertama,, secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan

pengisian atau pembangunakan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-

banyaknya. Jadi, belajar dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai

siswa. Kedua, secara instruksional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang

sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap gagasan siswa atas materi

yang telah ia pelajari. Ketiga, secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar adalah

proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta menafsirkan dunia

di sekeliling siswa. Belajar difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan

yang berkualitas untuk memecahkan masalah yang kini dan nanti dihadapi.25

Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi belajar, dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses aktifitas yang berlangsung dalam diri

individu sehingga mengalami perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil dari

pembelajaran, pengalaman, ataupun interaksi dalam lingkungannya. Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang terjadi di

dalam proses pembelajaran ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kualitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan tingkah laku, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikirnya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan produk evaluasi yang dilaksanakan untuk melihat

apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa, atau berhasil atau tidaknya

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk

24

Yatim Riynto, op.cit.,h. 4-5. 25

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15 h. 90

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

28

menilai sesuatu yang mencakup dua kegiatan, yaitu pengukuran dan penilaian. 26

evaluasi bukan hanya dapat memberikan informasi mengenai tingkat keberhasilan

belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan informasi mengenai komponen-

komponen kurikulum lainnya.27

Menurut Bloom yang dikutip oleh Rusmono mengatakan bahwa hasil

belajar merupakan perubahan prilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif,

afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan

pengembangan kemampuan intelektual. Ranah afektif meliputi perubahan sikap,

minat, nilai-nilai dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Rana

psikomotorik mencakup perubahan prilaku yang menunjukan bahwa siswa telah

mempelajari keterampilan tertentu.28

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap

dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari

yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan

sebagainya.29

Menurut Rusman penilaian hsil belajar dilakukan secara konsisten,

sistematis dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk

tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas proyek atau produk, portofolio, serta penilaian diri.30

Sayiful Bajri Djamarah dan aswan Zain menyatakan bahwa suatu siswa

dapat dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses

belajar mengajar mencapai atau tercapai taraf keberhasilan minimum, optimal

atau bahkan maksimal. 75% merupakan tolak ukur dalam keberhasilan seorang

guru dalam mengajar. Pembelajaran akan dikatakan berhasil jika 75% siswa yang

26

Anas Sudjiono, Penghantar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 36 27

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 36 28

Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu: Untuk

Meningkatkan Profesionalisme Guru, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 8 29

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta: Bumi

Aksaram, 2005), Cet. 43, h. 155 30

Rusman, Model-model Pembelajaran: Membangun Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2013), Cet, 5. h. 13.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

29

belajar berubah dari pemahaman, tingkah laku, keterampilan atau hal lainnya yang

merupakat tujuan dari pembelajaran tersebut.31

Menurut Reigeluth seperti yang dikutip oleh Nurdin, menyatakan bahwa

hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasikan menjadi tiga indikator,

yaitu (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan

siswa dari berbagai sudut, (2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari

waktu belajar dan/atau biaya pembelajaran dan (3) daya tarik pembelajaran yang

selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar terus menerus. Secara spesifik, hasil

belajar adalah suatu kinerja yang diindikasikan sebagai kapabilitas (kemampuan)

yang diperoleh.32

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka

intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas

belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh

pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Selain itu dapat

disimpulkan juga bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa

setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan

siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyususn dan membina kegiatan-

kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Roesyiatiashy, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa adalah pribadi siswa, guru, struktur sekolah dan faktor-faktor situasional.33

Sedangkan menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

31

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta ), h. 108. 32

Nurdin Ibrahim, “ Hasil Belajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa

Barat”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, september 2001, h. 487 33

Ilyas, “Penanan Motivasi Mengajar Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal

Dinamika, Vil II, No. 02, 2004, h. 173.

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

30

siswa digolongkan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal dan

faktor pendekatan belajar.34

Faktor internal siswa adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang terdiri dari faktor fisiologi atau faktor fisik dan faktor psikologi atau

faktor dari kejiwaan siswa yang dapat berupa kecerdasan, sikap, bakat, minat,

motivasi siswa dalam belajar.

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi siswa yang berasal

dari luar dirinya, faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan laur, faktor

lingkungan sekolah, serta faktor lingkungan masyarakat.

Faktor pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari bagaimana

pembelajaran itu berlangsung. Pendekatan yang digunakan oleh pengajar terhadap

materi pastilah berbeda-beda. Penggunaan pendekatan dan strategi yang sesuai

akan membuat pembelajaran akan lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.

Senada dengan Muhibin Syah, Syaiful bahri Djamarah dalam bukunya

psikologi belajar, menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa adalah faktor lingkungan, faktor instrumental, kondisi fisiologis dan kondisi

psikologis.

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam

lingkungannya peserta didik berinteraksi dalam mata rantai yang disebut

ekosistem. Selama hidup, anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari

lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Kedua lingkungan ini meberikan

pengaruh terhadap belajar anak di sekolah.

2) Faktor instrumental

Faktor instrumental merupakan faktor yang berasal dari sekolah, baik dari

tujuan pembelajaran maupun fasilitas yang ada di sekolah. Faktor intrumental

terdiri dari kurikulum, program pendidikan, sarana dan prasarana serta guru.

34

Muhibbin Syah, Op.Cit., h. 129.

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

31

3) Kondisi fisologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang. Tentu akan berbeda hasil yang didapatkan dari orang yang

belajar dalam keadaan segar jasmaninya dengan orang yang dalam keadaan

kelelahan.

4) Kondisi psikologis

Belajar pada hakikatnua adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor

psikologis sebagai faktor yang berasal dari dalam merupakan hal yang utama

dalam menentukan intensitas belajar seseorang. Terasuk ke dalam faktor ini

adalah minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.35

d. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan

oleh guru. Memulai kegiatan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan

peserta didik dalam berbagai hal seperti, intelegensi, bakat khusus, hubungan

sosial, sikap dan kepribadian siswa.36

Menurut Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, dalam

bukunya menjelaskan bahwa, “tujuan dilakukannya penilaian antara lain: (1)

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa; (2) mengukur pertumbuhan dan

perkembangan siswa; (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa; (4) untuk

memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka

perbaikan”.37

Dalam melakukan penilaian terdapat beberapa prinsip penting yang harus

diperhatikan sebelum melakukan kegiatan penilaian, antara lain: pertama,

penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas kemampuan yang

harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan intrepertasi hasil penelitian

sesuai dengan yang diinginkan kurikulum yang berlaku. Kedua, penilaian hasil

belajar seharusnya menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari proses

35

Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h. 176 36

Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN JakIarta, 2006), Cet, 1, h. 4 37

Ibid.

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

32

belajar-mengajar itu sendiri. Artinya, tiada proses belajar-mengajar tanpa

penilaian. Ketiga, penilaian yang dilakukan sifatnya harus komprehensif

mencakup ketiga aspek penilaian, yakni: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotorik. Begitupun dalam menilai aspek kognitif sebaiknya mencakup

semua aspek kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Keempat, penilaian hasil belajar seharusnya diikuti dengan tindak

lanjut. Data hasil belajar siswa sangat dibutuhkan baik oleh guru maupun siswa.

Hasil penilaian dapat dijadikan acuan dalam membenahi kekurangan-kekurangan

yang terjadi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.38

Untuk melakukan kegiatan penilaian maka dibutuhkan yang namanya alat-

alat penilaian, baik tes maupun nontes yang dapat digunakan untuk melihat sejauh

mana tujuan pembelajaran tercapai. Dalam kaitannya dengan menyusun alat-alat

penilaian tersebut, perlu memperhatikan beberapa langkah yang harus ditempuh,

yakni: (1) menelaah kurikulum dan buku pembelajaran agar dapat ditentukan

lingkup pertanyaannya; (2) merumuskan tujuan instruksional khusus, sehingga

jelas kemampuan yang harus dinilai; (3) membuat kisi-kisi alat penilaian, yang

menggambarkan lingkup materi, tingkat kesulitan soal, dan perkiraan waktu yang

dibutuhkan untuk mengerjakan soal tersebut; (4) menyusun soal berdasarkan kisi-

kisi yang telah dibuat; dan (5) menentukan kunci jawaban.39

Dengan demikian dapat disimpukan bahwa evaluasi atau penilaian hasil

belajar mempunyai peran yang tidak kalah penting dengan tujuan dan proses

pembelajaran itu sendiri. Salah satu tujuan dilakukannya penilaian adalah untuk

mengetahui tingkat pencapaian proses dan hasil dari pembelajaran, untuk

selanjutnya dijadikan sebagai bahan koreksi untuk pembelajaran yang akan

datang. Mengingat begitu pentingnya panilaian dalam suatu pembelajaran maka

dalam pelaksanaan penilaian perlu memperhatikan hal-hal penting yang telah

menjadi prinsip dari penilaian itu sendiri.

38

Nana Sudjana, Penilaian Hasi Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), Cet. 15, h. 10. 39

Ibid., h. 10

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

33

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, antara lain sebagai berikut:

Penelitian Ade Ilham Husain yang bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar elektronika analog siswa kelas X TKJ 1 Negeri 1 Sidereng melalui

pembelajaran kooperatif tipe TGT subjek penelitian ini adalah siswa kelas X YKH

SMKN 1 Sidereng tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah 44 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes pada setiap akhir siklus

sesuai dengan materi yang diajarkan dan lembar observasi untuk melihat aktivitas

siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar elektronika

analog siswa kelas TKJ SMKN 1 Sidereng mengalami peningkatan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TGT.40

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Arturo Gonzales dan Enrique

Covian Enhacing student performance through a competitive teams tournament

dinyatakan bahwa dalam materi yang berkonsep abstrak, peneliti mencoba

membuat skenario pembelajaran dengan pembentukan tournament berkelompok.

Di dalam kelompok, siswa harus saling membantu untuk mencapai keberhasilan

kelompoknya dalam tournament. Setiap kelompok diadu dalam tournament. Hasil

penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan

model teams games.41

40

Ade Ilham Husain, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Analog Siswa Kelas X TKJ SMK negeri 1

Sidereng, (Jurnal nalar pendidikan volume 3 nomor 1 jan-jun 2015) h. 256, diakses dari

http://ojs.unm.ac.id/index.php/nalar/article/download/1980/956, pada tanggal 24 Agustus 2017

pukul 11.34 WIB. 41

Gonzalez,E Covian. Enhancing Student Performance Though a Competitive Team Tournament.

(Jurnal: University Collage Dublin;2015), Diakses dari http://icee2015.zsem.hr/ pada tanggal 24

Agustus 2017 pukul 11.47 WIB.

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

34

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Wiradarma, penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan partisipasi aktifitas siswa kelas

XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun ajaran 2014/2015 melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran sejarah

hasil dari penelitian ini persentasi rata-rata aktif siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri

1 Sawan pada siklus 1 adalah 52,96% dengan kategori sedang, meningkat menjadi

77,3%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)

dapat meningkatkan partisipasi aktif dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI

IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 serta

memperoleh respon yang positif.42

Penelitian yang dilakukan oleh Taufan Faizal Muslim dan kawan-kawan,

menerangkan bahwa. Subjek penelitian kelas IV Sekolah Dasar Negeri Margasari

dengan jumlah 21 siswa yang terdiri 9 laki-laki dan 12 perempuan motede dan

desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Eliot yang

terdapat tiga tindakan pada tiga siklus yang dilakukan. Untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar digunakan lembar observasi, catatan lapangan, tes

evaluasi, lembar wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapatkan

yaitu siklus ke-I nilai rata-rata 65, siklus ke-2 nilai rata-rata 75, dan silus ke-3

nilai rata-rata 80. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan penerapan

model Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan

perubahannnya dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.43

42

I Kadek Wiradana. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT) Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3

SMA Negeri 1 Sawan Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 2015, h. 1. Diakses dari

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/4846, pada tanggal 24 Agustus 2017

pukul 11.58 WIB. 43

Taufan Faizal Muslim dkk. “Penerapan Model Teams Games Tournament (TGT) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya”.

Jurnal, Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia 2015.h.1, diakses dari http://kd-

cibiru.upi.edu/jurnal/index.php/antologipgsd/article/viewFile/384/298, pada tanggal 24 agustus

2017 pukul 11.45 WIB.

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

35

Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Fajri bertujuan untuk mengetahui

peningkatan proses dan hasil belajar pada materi koloid dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe TGT dilengkapi dengan teka teki silang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) penerapan pembelajaran TGT

yang dilengkapi dengan TTS dapat meningkatkan kualitas proses belajar pada

materi koloid. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa pada siklus I dan II.

Persentase keaktifan siswa pada siklus I 60.72% dan 71.43% pada siklus II (2)

penerapan model pembelajaran TGT yang dilengkapi dengan TTS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koloid. Dalam penelitian ini, hasil

belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar dan afektif siswa. Pada siklus I,

persentasi ketuntasan belajar siswa 64.29% dengan rata-rata nilai 72.3 dan pada

siklus II persentasi ketuntasan belajar siswa menjadi 89.29% dengan rata-rata nilai

76.1. sedangan untuk aspek afektif, pencapaian rata-rata indikator adalah 64.29%

pada siklus I dan 75% pada siklus II.44

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Proses pembelajaran yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor

yang berasal dari diri sendiri, faktor ini meliputi minat, bakat dan motivasi.

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar seperti

kualitas guru, lingkungan dan keluarga. Hasil belajar yang baik akan tercapai jika

kedua faktor tersebut dapat mendukung secara baik pula.

Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak istilah penting

dalam konsep materinya. Sehingga belajar biologi bagi sebagian siswa merupakan

pembelajaran hapalan sehingga dianggap sulit untuk dipahami.

44

Luluk Fajri, dkk. Upaya Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Kimia Materi Koloid Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Dilengkapi Dengan Teka-Teki

Silang Bagi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Pada Semester Genap Tahun Ajaran

2011/2012.(jurnal pendidikan kimia vol1 no 1 tahun 2012 universitas sebelas maret). h.89. diakses

dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/1062 pada tanggal 24 Agustus 2017

puul 13.05 WIB.

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

36

Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam proses pembelajarannya. Karena dengan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran maka siswa akan lebih memahami konsep yang dipelajari.

Model pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran.

Setiap mata pelajaran atau konsep pembelajaran memiliki karakterristik sendiri,

sehingga dalam pembelajarannya diperlukan model pembelajaran yang khusus

supaya dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, penggunaan model

pembelajaran yang bervariasi menjadi pendorong kreatifitas guru dan secara tidak

langsung dapat meningkatkan motivasi siswa dengan terobosan yang dilakukan

oleh guru.

Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut di atas

adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).

Model pembelajaran TGT memberikan kesempatan untuk siswa bekerja dalam

kelompok dan siswa dapat mengungkapkan pendapat pada topik yang dibahas.

Penggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam

pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap anggota kelompok

yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri dan komunikasi diantara siswa,

sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran. Dengan menggunakan model

pembelajaran TGT diharapkan hasil biologi siswa dapat meningkat. Adapun

skema pikir sebagai berikut:

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

37

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teoritis

D. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumya,

maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah terdapat pengaruh penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamen) terhadap hasil

belajar biologi siswa pada konsep fungi

Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran TGT

(Teams Games Tournament

Pembelajaran menyenagkan,

siswa aktif, percaya diri

Hasil belajar biologi siswa

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Islam Pondok Pesantren Al-Mukhlishin,

yang beralamatkan di Jl. H Usa Po Box 23/pru kec. Ciseeng Kabupaten Bogor

Provinsi Jawa Barat, dilaksanakan pada bulan Januari 2017.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau dapat diartikan

eksperimen semu. Pada penelitian kuasi eksperimen, peneliti dapat membagi

group yang ada dengan tanpa membedakan antara kontrol dan group eksperimen

secara nyata dengan tetap mengacu bentuk alami yang sudah ada. 1 alasan

menggunakan kuasi eksperumen dalam kelompok tersebut adalah masih banyak

variabel dalam kelompok yang belum bisa dikontrol oleh peneliti. Kelompok

dalam sampel penelitian adalah kelompok kelas yang sudah terbentuk sesuai

dengan pembagian menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

adalah kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran saintifik.

Desain penelitian yang diugnakan pada penelitian quasi eksperimen ini

adalah desain The Randomized Posttest-Only Control Group Design, Using

Matched Subjects (rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan

kelompok kontrol) terdsapat dua kelompok dalam penelitian ini, pemilihan

kelompok dilakukan secara acak, desain penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:2

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan dan praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003),h.

16. 2 Robin Beaymont, research methods & experimental design a set of notes suitable for deminar

use, Intriduction to Health Informatics research Methods, 26 juli 2009. Diakses dari http:// www. floppybunny.org/robin/web/virtualclassroom/chap16/s1/sembk2.pdf , pada tanggal 1 november, pukul 20.14 WIB

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

39

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

M1 : Kelas Kontrol

M2 : Kelas Eksperimen

X1 : TGT

X2 : Saintifik

O : Posttest

Variabel dalam penelitian ada dua yang terdiri dari (1) variabel bebas yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe TGT, (2) variabel terikat yaitu hasil belajar

siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3 populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh peserta didik SMAI Al-Mukhlsihin Ciseeng Bogor Tahun

ajaran 2016/2017. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

seluruh pesera didik SMAI Al-Mukhlishin Kelas X MIA tahun ajaran 2016/2017.

2. Sampel

Sampel adalah sebagain wakil dari populasi yang akan diamati. Untuk

memudahkan pengambilan dan pengolahan data, peneliti akan mengambil dua

kelas X MIA yang ada di SMAI Al-Mukhlishin Bogor sebagai sampel penelitian.

Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 1 dan satu kelas lainnya

sebagai kelas kontrol yaitu kelas X MIA 2. Pemilihan sampel kelas dilakukan

secara acak, diharapkan sampel yang terpilih merupakan sampel yang dapat

mewakili dari keseluruhan populasi yang ada di SMAI Al-Mukhlishin Bogor.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2008), h.117.

M1 X1 O

M2 X2 O

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

40

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian terdiri atas dua variabel (1) variabel bebas yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe TGT, (2) variabel terikat yaitu hasil belajar

siswa

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang digunakan untuk penelitian

diperoleh dari:

1. Tes

Amit Daien seperti dikutip Arikunto mendefinisikan tes sebagai suatu alat

atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data yang

diinginkan dengan caya yang cepat.4 Tes dalam penelitian ini menggunakan

postes dalam bentuk pilihan ganda. Postes adalah tes yang digunakan setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk melihat hasil belajar

siswa setelah dilakukannya perlakuan.

2. Non tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar

observasi. Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-

bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek

pengamatan.5

Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip dari Sugiyono mengemukakan bahwa ”

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis”6

Observasi ini digunakan untuk menilai penampilan peneliti dalam mengajar

agar sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.29

5 Ibid,

6 Ibid., h.145

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

41

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini

digunakan instrumen tes hasil belajar dan lembar observasi proses belajar.

1. Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mpenilaian kognitif siswa dengan melakukan

postes, hasil belajar individu pada konsep fungi (jamur). Adapun tes tertulis yang

digunakan berupa tes obejektif dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 30

soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes dilakukan sebanyak satu kali yaitu postes yang

dilakukan pada dua kelompok penelitian.

Sebelum instrumen digunakan kepada sampel, tes tersebut terlebih dahulu

dilakukan validasi oleh guru biologi di SMA Islam Al-Mukhlishin Bogor. Guru

biologi di SMAI Al-Mukhlishin pihak yang bertindak sebagai validator, menilai

kelayakan bahan ajar yang telah dirancang. Untuk lebih memahami instrumen tes

pada penelitian ini, kisi-kisi intstrumen dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen penelitian

No Indikator Aspek kognitif Jml

Soal

C1 C2 C3 C4 C5

1 3.6.1

Mengidentifikasi

ciri umu dan

struktur tubuh

jamur

3,4,5 1,2,6 6

2 3.6.2 Menjelaskan

cara hidup dan

reproduksi jamur

7,8,9,

10

12 11 6

3 3.6.3

Mengklasifikasikan

jamur berdasarkan

16, 13,15,

17, 20

25

18,19,

22,

23, 24

14 21 13

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

42

divisinya

4 3.6.4 menjelaskan

simbiosis jamur

dengan organisme

lain dan peran

jamur bagi

kehidupan sehari

hari

29 27 28,30 26, 5

Jumlah 9 10 8 2 1 30

2. Lembar Observasi

Keterlaksaan sintaks pembalajaran kegiatanguru dan peserta didik diobservasi

menggunakan lembar observasi checklist ya atau tidak. Keterlaksanaan sintaks

jika ya diberi skor 1 (satu), jika tidak diberi 0 (nol). Keterlaksanaan sintaks

pembelajaran kegiatan guru dan peserta didik dilakukan disetiap pertemuan di

kelas kontrol dasn eksperimen. Pertemuan pertama membahas tentang ciri-ciri dan

cara hidup dan sistem reproduksi jamur, pertemuan kedua membahas tentang

mengklasifikasikan jamur dan peran jamurterhadap lingkungan.

Tabel 3.2 kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru dan peserta didik

Tahapan pembelajaran

TGT

Kegiatan guru Kegiatan siswa

1. Presentasi kelas Memberikan kesempatan

kepada peserta didik

untuk mencari informasi

sendiri

Memperhatikan materi

yang sedang

disampaikan oleh guru

dan mencari informasi

tambahan

2. Belajar kelompok Guru membuat

kelompok yang

heterogen

Membuat kelompok

sesuai dengan arahan

yang diberikan guru

3. Persiapan pertandingan Guru memberikan kartu Mempersiapkan

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

43

soal yang berisi 5

pertanyaan kartu tersebut

akan dipilih setiap

kelompok

kelompok dan memilih

kartu soal yang

disediakan oleh guru

4. Pertandingan Memberikan pertanyaan

kepada setiap kelompok

sesuai kartu soal yang

dipilih kelompok

tersebut dan memberikan

5 pertanyaan tambahan

yang sifatnya rebutan

kepada semua kelompok

Menjawab pertanyaan

yang filontarkan oleh

guru dan mempersiapkan

diri untuk menjawab

pertanyaan rebutan yang

diberikan oleh guru

5. Penghargaan tim Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang paling

banyak mendapatkan

nilai

Menerima penghargaan

yang diberikan oleh guru

G. Teknik Analisis Data

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi norrmal apabila dibuat

dalam bentuk kurva akan menghasilkan kurva normal. Pengujian normalitas data

hasil penelitian dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk (uji W) dengan bantuan

software SPSS. Syarat penggunaan uji Shapiro-Wilk ini adalah jumlah data yang

akan diujikan kurang dari 50, data berasal dari sampel yang dipilih secara acak

dari suatu populasi. Adapun beberapa rumus yang digunakan dalam uji Shapiro-

Wilk ini yaitu:7

7 Richard O. Gilbert, Statistical Methods For Environmental Pollution Monitoring,( New York,

Van Nostrand Reinhold Company Inc, 1987) h. 159, diakses dari

http://www.swrcb.ca.gov/water_issues/programs/tmdl/docs/303d_policydocs/205.pdf, pada

tanggal 27 Agustus 2017 pukul 11.57 WIB

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

44

a. Pembagi (d) uji W:

n: jumlah data yang akan diujikan

b. Pembatas (k) uji W:

jika n genap

jika n ganjil

c. Rumus Whitung (W):

Nilai d berasal dari perhitungan rumus pertama

Nilai batas sigma (k) berasal dari perhitungan rumus yang kedua

Uji normalitas Shapiro-Wilk ini memiliki 2 buah hipotesis yang diajukan, yaitu:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian yang dilakukan dalam uji Shapiro-Wilk ini adalah

apabila nilai Whitung kurang dari 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi

normal (H0 ditolak). Sebaliknya apabila nilai Whitung lebih dari 0,05 maka

dikatakan berdistribusi normal (H0 diterima).8

Sesuai dengan desain penelitian yang telah diterapkan sebelumnya sampel

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelas dan masing-masing kelas dibagi

menjadi 2 kelompok berbeda berdasarkan sistem asrama dan non asrama. Hasil uji

normalitas akan dibahas pada bab selanjutnya.

2. Uji Homogenitas

8 Ibid., h.160

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

45

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel memiliki kesamaan karakteristik (homogen) atau tidak. Dalam

penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Levene. Pemilihan uji

Levene berdasarkan pada desain penelitian yang memunculkan data dengan

jumlah kelompok lebih dari dua. Penghitungan uji Levene dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan software SPSS. Adapun rumus yang digunakan dalam

uji Levene ini sebagai berikut:9

Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0

: kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians

sama atau homogen

H1

: kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians

berbeda atau tidak homogen

Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji Levene ini adalah apabila

nilai Whitung lebih kecil dari 0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki

varians yang tidak homogen (H0 ditolak). Sebaliknya apabila nilai Whitung

lebih dari 0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki varians yang

homogen (H0 diterima). Dengan desain dan hasil peneitian yang diperoleh

akan dicari nilai homogenitas bersama yang melibatkan empat kelompok data

sekaligus.

3. Uji Hipotesis

Uji analisis hipotesis data postes, karena data eksperimen tidak normal maka

uji analisis hipotesis posttes menggunakan uji non parametrik, Mann Whitney

menggunakan SPSS. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann Whitney U

(Probabilitas) < 0,05 maka H0 diterima. 10

9 Alif Hartati dkk. Analisis Varian Dua Faktor dalam Rancangan Pengamatan Berulang (Repeated

Measures), dalam Jurnal GAUSSIAN vol 2, no 4 tahun 2013, h. 282, diakses dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=120610&val=4706, pada tanggal 24 Agustus

2017 pukul 11.00 WIB 10

Sugiyono, Statistik Nonparametrik, (Bandung: Alfabeta, 2007)h, 60

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

46

Keterangan:

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

= Jumlah rangking pada sampel 1

= Jumlah rangking pada sampel 2

H. Hipotesis Statistik

Pada penelitian ini pengujian akan dilakukan dengan uji statistik npn

parametrik dari Mann-Whtney, sehingga hipotesis statistik yang digunakan, yaiut:

H0 : sig (2-tailed) < α

Ha : sig (2 – tailed) ≥ α

Keterangan :

H0 : tidak terdapat pengaruh dari pembelajaran kooeratif tipe TGT (team

game tournament) terhadap hasil belajar biologi siswa

Ha : terdapat pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams

games tournament) terhadap hasil belajar biologi siswa

Sig (2 – tailed) : Nilai probabilitas yang dihasilkan dari pengujian hipotesis

α : Taraf signifikansi, yaitu 0,05

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari

tes hasil belajar biologi yang diberikan kepada siswa kelas X SMAI Al-

Mukhlishin Bogor berupa postes yang dilakukan pada dua kelas yang berbeda,

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model

pebelajara kooperatif tipe TGT pada kelas X MIA 1 (27 siswa), sedangkan kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kelas

X MIA 2 (26 siswa). Postes diberikan setelah diberikan perlakuan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh pembelajaran hasil

belajar siswa dalam memenuhi konsep fungi. Adapun instrumen yang digunakan

pada postes dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar siswa biologi siswa

melalui tes kognitif sebanyak 30 soal pilihan ganda yang tekah divalidasi oleh

ahli. Maka data yang terkumpul dari penelitian ini yaitu data hasil postes kelas

eksperimen dan kelas kontrol, pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil

penelitian.

1. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, masing-masing kelas diberikan tes

akhir (postes). Hal ini dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diberi

perlakuan berupa kegiatan pembelajaran. Hasil perhitungan data postes pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda dapat

dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Skor Postes

Data Kelas eksperimen Kelas kontrol

N 27 26

Skor tertinggi 96 9

Skor terendah 6 46

Rata-rata 82 71

SD 10.5 10.7

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

48

Nilai rata-rata diperoleh dari jumlah skor hasil postes masing-masing siswa

kemudian dibagi menjadi jumlah keseluruhan siswa tiap kelas. Dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran biologi

yaitu sebesar 7.0 dari nilai maksimum 10. Berdasarkan hasil postes pada tabel 4.1,

hasil belajar siswa pada konsep fungi pada kelas eksperimen dengan total 27

siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 82 dan standar deviasi sebesar 10.5.

Sedangkan pada kelas kontrol dengan total 26 siswa diperoleh rata-rata 71 dan

standar deviasi sebesar 10.7. Dari data tersebut menunjukan bahwa pemhaman

siswa terhadap konsep fungi pada kedua kelas yang diperlakukan secara berbeda

terdapat perbedaan hasil belajar.

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Nilai Posttest

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Posttest < 70 6 Siswa 12 Siswa

Posttest > 70 21 Siswa 14 Siswa

Persentase siswa tidak tuntas 22.3 % 46.2 %

Persentase siswa tuntas 77.7 % 53.8 %

Data persentase ketuntasan nilai posttest dengan standar KKM sebesar 70

yang disajikan pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa jumlah siswa kelas eksperimen

yang memperoleh ketuntasan nilai posttest lebih banyak yaitu 77.7 % daripada

kelas kontrol yaitu 53.8%. ini menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen

memiliki pengetahuan dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan kelas

kontrol.

B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Intrumen observasi disusun berdasarkan sintaks atau tahapan model

pembelajaran teams games tournament dan digunakan ketika proses pembelajaran

berkairan dengan aktivitas guru selama pembelajaran. Selain itu, observasi ini

dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tahapan kegiatan pembelajaran

pada model teams games tournament. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

49

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Kelas Eksperimen

Tahapan pembelajaran

TGT

Kegiatan guru Ya Tidak

1. Presentasi kelas Memberikan kesempatan

kepada peserta didik

untuk mencari informasi

sendiri

2. Belajar kelompok Guru membuat

kelompok yang

heterogen

3. Persiapan pertandingan Guru memberikan kartu

soal yang berisi 5

pertanyaan kartu tersebut

akan dipilih setiap

kelompok

4. Pertandingan Memberikan pertanyaan

kepada setiap kelompok

sesuai kartu soal yang

dipilih kelompok

tersebut dan memberikan

5 pertanyaan tambahan

yang sifatnya rebutan

kepada semua kelompok

5. Penghargaan tim Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok yang paling

banyak mendapatkan

nilai

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

50

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Guru Kelas Kontrol

Tahapan pembelajaran

Pendekatan Saintifik

Aktifitas Guru Ya Tidak

Mengamati Menampilkan

gambar atau video

jamur

Menanya Memotivasi siswa

untuk bertanya

terkait gambar yang

ditampilkan

Mencoba Membagikan LKS

kepada setiap

kelompok untuk

didiskusikan dan

dikerjakan bersama

Meminta siswa

untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai litelatur

seperti buku paket,

internet, dan sumber

lain yang relevan

Mengasosiasi Membimbing siswa

dengan kegiatan

diskusi untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai literatur

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

51

untuk menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat pada LKS

Memastikan setiap

anggota kelompok

berkontribusi dalam

mengerjakan LKS

Mengkomunikasikan Meminta perwakilan

siswa untuk

menyampaikan hasil

diskusi

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4, hasil observasi kegiatan pembelajaran baik pad

akelas eksperimen dan kelas control menunjukan bahwa guru telah melaksanakan

tahapan pembelajaran dengan baik dan benar, baik pada pertemuan pertama

maupun pada pertemuan kedua. Di kelas eksperimen guru mempersilahkan

kepada setiap siswa mencari informasi sendri dari berbagai sumber, tidak hanya

dari buku dan LKS siswa juga diperbolehkan untuk mencari sumber informasi

tentang fungi menggunakan internet, sehingga wawasan siswa terhadap materi

fungi sangat luas.

Tahapan selanjutnya yaitu belajar kelompok, setelah guru membagi siswa

menjadi 5 kelompok yang heterogen tanpa melihat peringkat ras dan jenis

kelamin, para siswa membagikan informasi baru yang dia dapatkan pada tahap

sebelumnya kepada teman-teman kelompoknya, agar teman kelompoknya

mendapatkan tambahan informasi baru.

Tahapan selanjutnya yaitu persiapan pertandingan, setalah waktu untuk

belajar sendiri dan belajar berkelompok sudah selasai maka peneliti akan

menawarkan 4 buah kartu yang berisi 5 soal kepada setiap kelompok, dan setiap

kelompok hanya boleh memilih satu kartu saja,

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

52

Tahapan keempat yaitu pertandingan, pertandingan dibagi menjadi dua sesi,

sesi yang pertama adalah sesi setiap kelompok memilih kartu, setiap kartu

berisikan 5 buah soal dan disetiap jawaban yang benar akan mendapatkan 10 poin,

apabila ada kelompok yang tidak bisa menjawap pertanyaa, maka pertanyaan

tersebut akan di arahkan ke kelompok selanjutnya searah dengan jarum jam. Pada

sesi yang kedua yaitu sesi rebutan, setiap kelompok berhak menjawab

pertanyaandari guru, yang terlebih dahulu kelompok yang pertama mengangkat

tangan maka kelompok tersebut berhak menjawab pertanyaan rebutan yang

diberikan oleh guru.

Tahapan yang terakhir dalam pembelajaran team games tournament yaitu

penghargaan kepada tim. Guru bersama siswa yang lain memberikan penghargaan

kepada tim yang paling banyak mendapatkan nilai pada pertandingan yang telah

dilakukan sebelumnya.

Sedangkan pada kelas control pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik dimulai dari mengamatai, guru menampilkan gambar dan video kepada

siswa untuk memberikan pengetahuan awal dan menstimulus agar siswa untuk

bertanya tentang gambar dan video yang ditampilkan oleh guru, bertanya sudah

termasuk pada tahapan kedua dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Tahapan selanjutnya yaitu mencoba, guru memberikan LKS kepada siswa

untuk mendapatkan informasi baru tentang pembalajaran fungi, selain siswa

mendapatkan informasi baru dari LKS guru juga memperbolehkan siswa untuk

mencari informasi baru dari berbagai macam sumber seperti internet, buku, dan

artikel.

Selanjutnya guru mengasosiasi setiap kelompok untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang ada di LKS, dan guru memastikan setiapap anggota kelompok

memberikan kontribusi untuk menjawab pertanyaan, setelah semua pertanyaan

LKS terjawab, guru mempersilahkan setiap kelompok untuk menjelaskan apa

yang mereka diskusikan dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS tersebut.

C. Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

53

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan menggunakan SPSS

yakni uji Shapiro-Wilk, dan uji homogenitas data menggunakan uji Levene.

Berikut data hasil pengujian normalitas dan homogenitas data:

1) Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Setelah dilakukan uji normalitas data postes kelas eksperimen dan data pretes

kelas kontrol, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol1

pembelajaran

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Nilai TGT .917 27 .034

saintifik .971 26 .642

Uji shapiro-wilk digunakan dengan pertimbangan jumlah objek yang akan

diujikan kurang dari 100. Data uji shapiro-wilk dikatakan normal jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05. Pada tabel 4.5 dapat dilihat nilai signifikansinya untuk

data kelas eksperimen adalah 0.034 itu kurang dari 0,05 sedangkan pada kelas

kontro mendapat nilai signifikansi sebesar 0.642 itu lebih besar dari 0,05 pada

kelas eksperimen data yang di dapatkan tidak normal sedangkan pada kelas

kontrol sebaran datanya normal..

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian dari kedua

kelompok yang diujikan memiliki sebaran data tidak normal. Sehingga data hasil

penelitian dapat dilanjutkan ke tahap uji prasyarat analisis yang berikutnya yakni

uji homogenitas data, sebelum melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan

uji Mann Whitney

b. Uji Homogenitas

1 Lampiran 9. h. 143

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

54

Setelah sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan

pengujian homogenitas. Pengujian homongenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data penelitian memilki varians yang homogen atau tidak.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, uji homogenitas dalam penelitian

ini menggunakan uji levene (Levene’s Test). Sama halnya seperti uji shapiro-wilk,

uji levene dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS.

Setelah dilakukan pengolahan data, maka diperoleh data hasil uji

homogenitas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:2

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.033 6 12 .139

Dari data hasil uji levene dikatakan homogen atau H0 diterima jika nilai

signifikansinya lebih dari 0.05. uji Levene digunakan untuk menganalisis

homogenitas varians yang melibatkan ddua kelompok atau lebih. Dalam

penelitian ini uji homogenitas meibatkan dua kelompok yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Pada tabel 4.6. terlihat nilai signifikansinya yang diperoleh

sebesar 0.139 > 0.05.. sehingga dapat disimpulkan varians data hasil penelitian

memiliki data yang homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhada data postes pada

kedua kelas, ternyata pada kelas eksperimen tidak memiliki data yang normal dan

memiliki variasi yang berbeda. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Untuk mengetahui

diterima atau ditolaknya H0, yaitu dengan melihat pada kolom sig (2 – tailed).

Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Pengambil keputusan hipotesis

didasarkan pada kriteria pengujian, yaitu jika nilai sig (2-tailed) α, maka H0

ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika nilai sig (2-tailed) ≥ α maka H0 diterima

dan Ha ditolak. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut

ini

2 Lampiran 10 h.144

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

55

Tabel 4.7 Hasil Uji Mann Whitney3

Berdasarkan tabel 4.6 dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa

nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0.02 itu lebih kecil dari 0.05 maka sesuai

dasar pengambilan keputusan dalam Uji Man Whitney, maka dapat disimpulkan

H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05). hal ini

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament) terhadap hasil

belajar biologi siswa pada kosep jamur.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAI Al-Mukhlishin Bogor dengan sampel kelas

X MIA I sebagai kelas eksperimen dan X MIA II sebagai kelas kontrol. Konsep

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep fungi (jamur) dengan ketentuan

kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (team games tournament), sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran saintifik.

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai guru dalam proses

pembelajaran di SMAI AL-Mukhlishin Bogor. Penelitian ini dilakukan dua kali

pertemuan, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Masing-

masing kelas mendapat perlakuan yang berbeda, seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya bahwa kelas X MIA I sebagai kelas eksperimen mendapatkan

3 Lampiran 12. h. 147

Test Statisticsa

nilai

Mann-Whitney U 177.500

Wilcoxon W 528.500

Z -3.101

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Grouping Variable: kelas

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

56

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT (team

games tournament) sedangkan kelas X MIA II sebagai kelas kontol mendapat

perlakuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Berdasarkan data hasil postes setelah dilakukan perhitungan menunjukan

bahwa terdapat perbedaan hasil postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,

kelas eksperimen memperoleh hasil rata-rata skor akhir yang lebih baik daripada

hasil yang diperoleh pada kelas kontrol. Dapat dilihat pada kelas eksperimen

memiliki nilai rata-rata postes sebesar 82 dengan skor tertinggi 96 dan skor

terendah sebesar 6.0 sedangkan pada kelas kontrol memiliki skor rata-rata sebesar

72 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 46. Sesuai dengan pengujian

hipotesis yang menggunakan Uji Man Whitney, mendapatkan nilai signifikansi

0.02 itu lebih kecil dari 0.05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam Uji

Man Whitney, dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf

signifikansi 5% (α = 0.05). hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games

tournament) terhadap hasil belajar biologi siswa pada kosenp jamur.

Perbedaan hasil belajar yang signifikan ini dipengaruhi oleh perlakuan yang

berbeda kepada kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen diberikan perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran TGT sedangkan kelas kontrol hanya

menggunakan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang diterapkan dalam

proses pembelajaran cukup memiliki pengaruh yang positif terkait dengan minat

dan motivasi siswa dalam menerima pembelajaran, ini menunjukan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TGT teams games Tournament berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Pada pertemuan pertama di kelas ekperimen, siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang dilakukan secara acak tidak melihat latar belakang siswa, para

siswa terlihat masih bingung dalam mempelajari bahan bacaan yang diberikan

oleh guru (peneliti). Mereka masih mengalami kesulitan dalam berbagi

pengetahuan dan saling belajar sesama siswa yang telah dibagi menjadi beberapa

kelompok sehingga pada saat proses belajar dengan teman kelompok masih ada

beberapa siswa yang bertanya pada peneliti. Karena sebagian besar dari bahan

bacaan yang diberikan tidak mereka pahami. Hal ini terlihat dari ketika kuis sudah

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

57

dilaksanakan banyak pertanyaan yang terjawab salah. Setelah siswa dalam

masing-masing kelompok berdiskusi dengan teman sebaya peneliti mulai

melakukan games dalam bentuk kuis yang dibagai menjadi dua sesi,

Sesi pertama setiap kelompok mendapat lima pertanyaan dan sesi kedua ada

sepuluh pertanyaan rebutan. Pada saat sesi rebutan antusias siswa sangat besar

terlihat ketika setiap kelompok berebut dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut

dikarenakan siswa lebih sering belajar di kelas dengan menggunakan metode

ceramah yang membuat siswa sering bosan dalam menerima pembelajaran

biologi. Sehingga ketika kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran

TGT, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan, karena mereka menilai

lebih termotivasi dan terpacu dalam belajar sehingga lebih dapat mengerti apabila

pembelajaran TGT dibandingan dengan pembelajaran ceramah.

Pada pertemuan selanjutnya terjadi perubahan yang lebih baik, siswa sudah

memahami metode pembelajaran yang dilakukan, sehingga dalam berdiskusi

bahan bacaan para siswa sudah dapat melakukan secara mandiri tanpa banyak

bertanya apa yang harus dilakukan. Pada saat game dimulai jawaban yang muncul

dari pertanyaan kuis lebih baik dan cenderung lebih banyak menjawab benar

dibandingkan menjawab salah. Bahkan ketika sesi rebutan dimulai persaingan

antar kelompok sangat sengit bahkan menimbulkan kegaduhan ketika menunjuk

tangan, namun masih dalam tahap wajar dan dapat dikendalikan.

Salah satu model pebelajaran yang berorientasi pada siswa yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament). model

pembelajaran TGT ini mampu membantu guru dan siswa dalam proses

pembelajran biologi khususnya pada konsep jamur. Menurut Robert E. Salvin

pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:

presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamnet (pertandingan)

dan rekongnisi tim (penghargaan kelompok).

Tahapan pertama dalam pembelajaran ini adalah presentasi kelas. Pertama-

tama guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, guru menampilkan

fambar atau video yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Tahap

kedua yaitu belajar kelompok siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang

berisikan setiap kelompok lima orang, setiap anggota kelompok mencari

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

58

informasi tambahan baik dari LKS Buku paket atau yang bersumber dari internet.

Tahap ketiga yaitu persiapan pertandingan, guru mempersiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran, yang ditulis di dalam

5 kartu, setiap kartu berisikan 5 pertaynaan. Tahap yang keempat yaitu

pertandingan/games, games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang

untuk menguji pengetahuan yang diperoleh siswa, setiap kelompok mendapat

kesempatan untuk memilih kartu bernomer yang tersedia di meja turnamen dan

mencoba menjawab pertanyaan yang muncul. Apabila ada tim yang tidak bisa

menjawab pertanyaan, maka pertanyaan tersebut akan dilempar kepada kelompok

lain, searah jarum jam, tim yang menjawab benar akan mendapatkan skor, setiap

pertanyaan memiliki nilai 10 poin. Tahap yang terakhir yaitu rekognisi tim

(penghargaan tim), dalam tahapan ini guru dan siswa bekerjasama memeriksa

poin-poin turnamen, kemudian guru menentukan tim yang meraih poin terbesar.

Bagi tim yang memiliki poin paling besar akan mendapatkan hadiah yang telah

dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya.

Pada kelas kontrol dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak tanpa

melihat latar belakang siswa, mereka melakukan presentasi dan tanya jawab tidak

ada games dalam kegiatan belajar mengajar, antusias siswa dalam melakukan

persentasi dan tanyajawab tidak sebesar kelas eksperimen, mungkin dapat

disebabkan karena mereka lebih sering melakukan kegiatan belajar mengajar

dengan metode ceramah, sehingga ketika mereka melakukan presentasi dan tanya

jawab masih malu dan pasif. Hal tersebut merupakan salah satu faktor lebih

rendahnya nilai rata-rata postes kelas kontrol dibandingkan dengan kelas

eksperimen.

Berdasarakan hasil analisis penelitian yang didapatkan tampak pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournament) terhadap

hasil belajar biologi siswa pada konsep jamur. Hasil yang didapatkan oleh

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan pada penelitian

yang pernah dilakukan oleh I Kadek Wiradarma4 dan Luluk Fajri

5 yang

4 I Kadek Wiradana. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT) Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3

SMA Negeri 1 Sawan Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja 2015, h. 1. Diakses dari

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

59

menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT

teams games tournament memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/4846, pada tanggal 24 Agustus 2017

pukul 11.58 WIB. 5 Luluk Fajri, dkk. Upaya Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Kimia Materi Koloid Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Dilengkapi Dengan Teka-Teki

Silang Bagi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Pada Semester Genap Tahun Ajaran

2011/2012.(jurnal pendidikan kimia vol1 no 1 tahun 2012 universitas sebelas maret). h.89. diakses

dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/1062 pada tanggal 24 Agustus 2017

puul 13.05 WIB.

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwaterdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran

kooperatif tipe tgt (teams games tournament) terhadap hasil belajar biologi siswa

pada konsep fungi (jamur). Hal ini ditunjukan oleh hasil uii Mann Whitney yaitu

yang mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0.02 < 0.05.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru bidang studi biologi diharapkan dapat menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam

pembelajaran biologi di sekolah.

2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut mengenai penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) di kelas, hal

ini dimaksud untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar agar nantinya

motivasi belajar siswa lebih tinggi lagi.

3. Pada penelitian ini, instrumen tes hanya di uji konstruk tanpa melakukan uji

empiris karena terkendala teknis. Diharapkan bagi yang ingin melakukan

penelitian ini, untuk melakukan uji konstruk terlebih dahulu.

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

61

DAFTAR PUSTAKA

Aly, H. N, Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999 Cet

Ke-2

Arikunto, S. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 2017.

Beaymont, R. research methods & experimental design a set of notes suitable for

deminar use, Intriduction to Health Informatics research Methods, 26 juli

2009. Diakses dari http:// www. floppybunny. org/ robin/ web/

virtualclassroom/chap16/s1/sembk2.pdf , pada tanggal 1 november, pukul

20.14 WIB

Charlton, B, Williams, R. L, dan McLaughlin, T.F. Educational Games: A

Tecnique To Accelerate The Acquisition Of Reading Skills Of Children

With Learning Disabilities. International Jurnal of Special Education.

Volume 20. number 2. 2015. diakses dari https://eric.ed.gov/?id=EJ846936,

pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 10.55 WIB.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Djamarah, S. B. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

Djamarah, S.B dan Zain, A. trategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Fajri, L, Martini, K.S dan Nugroho, A. Upaya Peningkatan Proses Dan Hasil

Belajar Kimia Materi Koloid Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Team Games Tournament) Dilengkapi Dengan Teka-Teki Silang Bagi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Pada Semester Genap Tahun

Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.

2012. Diakses dari http:// jurnal. fkip. uns. ac.id/ index. php/

kimia/article/view/1062 pada tanggal 24 Agustus 2017 puul 13.05 WIB.

Gilbert, R. O. Statistical Methods For Environmental Pollution Monitoring, Now

York Vam Nostrand Reinhold Company Inc 1987. diakses dari

http://www.swrcb.ca.gov/water_issues/programs/tmdl/docs/303d_policydoc

s/205.pdf, pada tanggal 27 Agustus 2017 pukul 11.57 WIB.

Gonzalez, Arturo, dan Covian, E. Enchancing Student Performance Thought A

Competitive Team Tournament. University Collage Dublin. 2015. Diakses

dari http://icee2015.zsem.hr/ pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 11.47

WIB.

Gredler, M. E Learning and Instruction: Teori dan aplikasi, terj: Tri Wibowo

Jakarta: Kencana 2011

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

62

Hartati, A, Wilandari, Y dan Wuryandari, T. Analisis Varian Dua Faktor dalam

Rancangan Pengamatan Berulang (Reoeated Measurcs). Jurnal GAUSSIAN

Vol 2 no 4 Tahun 2013. Diakses dari http : // download. portalgaruda. Org /

article. Php ? article = 120610&val=4706, pada tanggal pada tanggal 24

Agustus 2017 pukul 11.00.WIB

Hamalik, O. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:

Bumi Aksaram, 2005

Husain, A. I. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Games

Tournament Dalam Meningkatkan Hhasil Belajar Ekektronika Analog Kelas

X TKJ SMK Negeri 1 Sidereng. Jurnal Nalar Pendidikan. Volume 3.

Nomor 1. 2015. diakses dari http :// ojs. unm. ac. Id / index. Php /nalar

/article/download/1980/956, pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 11.34

WIB.

Ibrahim, N. “ Hasil Belajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang

Jawa Barat”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7,

september 2001

Ilyas. Penanan Motivasi Mengajar Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa”, Jurnal Dinamika, Vil II, No. 02, 2004, h

Inherent Dikti, UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

diakses melalui www.inherent--dikti.net/files/sisdiknas.pdf diakses pada

tanggal 22 Oktober 2017 pada pukul 08.41 WIB

Kemendikbud, Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah , 2014.

Leonard, dan Kusumaningsih, K.D. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Faktor

Exacta Vol 2 No 1 Mei 2009, Universitas Indraprasta PGRI. diaksaes dari

https://www.academia.edu/5625939/Pengaruh_Model_Pembelajaran_Team

s-Games TournamentTGT_Terhadap_Peningkatan_Hasil_Belajar_Biologi_-

_Leonard, pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 11.29 WIB.

Milati, N, “Penerapan Pembelaaran Kooperatif Tipe TGT (Teans Games

Tournament) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabing Malang”, Skripsi Univeristas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009.

Muslim, T. F, Irianto, D. M dan Sutini, A. Penerapan Model Team Games

Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

63

Pembelajaran Konsep Energi Dan Perubahannya. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia. 2015. diakses dari http://kd-cibiru. upi. Edu /jurnal

/index. Php /antologipgsd /article/viewFile/384/298, pada tanggal 24

agustus 2017 pukul 11.45 WIB.

Muspiroh, “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Dengan Menggunakan

Metode Problem Posing Secara Berkelompok”, Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010

Novianti, N. R “Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa

terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran,” JurnalISSN 1412-565X Edisi

Khusus, No 1 (Agustus 2011,h.158, http://jurnal.upi.edu diunduh pada

tanggal 22 oktober 2017 pada pukul 08.19 WIB

Perwitasari, D. F, dan Wibawanto, S Perbedaan Hasil Belajar TIK Melalui

Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dengan

Kooperatif Kelompok Biasa. Jurnal TEKNO. Vol 16. September Tahun

2011. diakses pada http:// journal. um.ac.id /index. Php /tekno /article /view

/3359/0 pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 15.30 WIB.

Riyanto, Y, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009

Rohendi, D, Nopiyanti, , dan Sutarno, H. Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Games Tournament Berbasis Multimedia dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Volume 3. No. 1. 2010. diakses dari

https://www.scribd.com/document/88831289/ Penerapan-Model

Pembelajaran- Kooperatif- Tipe- Teams- Games- Tournament -Berbasis -

Multimedia- Dalam- Meningkatkan- Hasil- Belajar- Siswa- Pada- Mata-

Pelajaran-TIK , pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 11.07 WIB.

Rusman, Model-model Pembelajaran: Membangun Profesionalisme Guru,

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013

Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu:

Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014

Sabri, M. A. Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Salvin, R. E, Cooperative Learning: teori riset dan praktik, Bandung: Nusa

Media, 2009.

Sanjaya, W, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

64

Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2011.

Shihab, M. Q. Membumikan Al-Quran Jilid 2: Fungsikan Wahyu dalam

Kehidupan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2001.

Siregar, E dan Nara, H. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010.

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, 2010

Solihatin, E. dan Raharjo. Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran

IPS. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012

Sudjana, N. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya 2009.

Sudjiono, Penghantar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)

Sugiyono. A. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2011.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan dan praktiknya, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2003

Suprayekti. Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Pendidikan

Penabur No.07/V/2006. 2006. diakses dari http://bpkpenabur.or.id/wp-

content/uploads/2015/10/jurnal-No07-V-Desember2006.pdf, pada tanggal

23 Agustus 2017, pukul 10.43 WIB.

Syah, M, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010, cet. Ke-15

Uno, H. B. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.

Usman, H. Pengantar Statistika, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Widyantini. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif.

Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional PPTK Matematika. 2008.

diakses pada http: // p4tkmatematika. org/ file/ PRODUK/ PAKET%

20FASILITASI /SMP /Penerapan %20 Pendekatan% 20Kooperatif

%20STAD.pdf, pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 10.33 WIB.

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

65

Winarsunu, T. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

UMM Press. 2010.

Wiradana, I. K. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game

Tournament )TGT) Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Dan Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Sawangan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Universitas Pendidikan Ghanesa. 2015.

Diakses dari https: // ejournal. undiksha. ac. id/ index. Php /JJPS /article

/view/4846, pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 11.58 WIB.

Wulandari. Teori Belajar Konstruktivis Piaget dan Vygotsky. Indonesian Digital

Journal of Matematics and Educarional. Vol 2 no 3 tahun 2015. Diakses

dari http:// idealmathedu. p4tkmatematika. Org /wp -content /uploads /2016

/01/7_Sri-Wulandari-D.pdf, diakses pada tanggal 23 agustus 2017 pada

pukul 10.20 WIB.

Zulfiani, Feronika, T dan Suartini, K. Stategi Pembelajaran Sains, Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2009.

Zurinal Z, dan Sayuti, W. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan

UIN Jakarta Press 2006

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

66

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAI Al-Mukhlishin

Kelas/ Semester : X/II

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Fungi

Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri

dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

Indikator:

3.6.1 mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur

3.6.2 menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

67

3.6.3 mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

3.6.4 menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan peranan jamur bagi

kehidupan sehari-hari

4.6.1 menyajikan data dan hasil pengamatan ciri-ciri peran jamur dalam kehidupan

dan lingkungan

PERTEMUAN 1

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat :

3.6.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur.

3.6.2 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi hidup jamur

B. Materi Pembelajaran

1. ciri-ciri jamur

2. struktur tubuh jamur

3. cara hidup jamur

4. cara reproduksi jamur

C. pendekatan dan metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : diskusi kelompok, eksperimen dan games

Model : kooperatif tipe TGT

D. media, Alat dan Sumber belajar

1. Media : Gambar, kartu permainan

2. Alat : laptop, LCD, Pengeras Suara

3. Sumber Belajar :

Irnaningtyas. Biologi untuk Kelas/MA Kelas X. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2013

Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi I untukKelas XSMA/MAKelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri. 2014.

Buku Biologi kleas X yang relevan

E. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (Alokasi waktu 10 menit)

Guru mengucapkan salam ketika memasuki kelas

Guru bersama peserta didik berdoa untuk memulai pelaajaran

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

68

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, seperti KD, dan indikator

Guru membuat 4 kelompok secara heterogen

2. Inti

No Model TGT Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Presentasi kelas Menampilkan

gambar jamur

makroskopis

beserta bagian-

bagiannya

Memperhatikan

gambar yang

ditampilkan guru

15

menit

Belajar

kelompok

Guru memberikan

kesempatan kepada

setiap kelompok

untuk mencari

informasi dari buku

LKS dan internet

Mencari informasi

tambahan di buku

paket LKS dan

internet

15

menit

Persiapan

pertandingan

Guru

mempersiapkan

kartu soal yang

berisi 5

pertanyaan kartu

tersebut akan di

pilih setiap

kelompok

Mempersiapkan

kelompok dan

memilih kartu soal

yang disediakan oleh

guru

10

menit

pertandingan Memberikan

pertanyaan

kepada setiap

kelompok sesuai

kartu soal yang

dipilih kelompok

tersebut

Memberikan 5

Peserta didik

mejawab

pertanyaan yang

dilotarkan oleh

guru

Mempersiapkan

diri untuk

menjawab

65

menit

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

69

pertanyaan

tambahan yang

sifatnya rebutan

kepada semua

kelompok

pertanyaan

rebutan yang

diberikan oleh

guru

Penghargaan tim Guru

memberikan

penghargaan

kepada

kelompok yang

paling banyak

mendapatkan

nilai

Menerima

penghargaan yang

diberikan oleh guru

10

menit

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan

Guru mengklarifikasi pemahaman konsep yang masih kurang tepat.

Guru menanyakan progres pengamatan pembuatan tempe sesuai dengan

tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

Guru mengucapkan salam saat hendak keluar kelas

Penilaian

1. Penilaian kognitif berupa: tes tertulis

Mengetahui Bogor, Februari 2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

2.

Deden Mulyadi, S.Pd Muhamad Izet Mutaqien

NIP. NIM. 1112016100053

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

70

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAI Al-Mukhlishin

Kelas/ Semester : X/II

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Fungi

Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri

dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

PERTEMUAN 1I

A. Tujuan Pembelajaran

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

71

Setelah melakukan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat :

3.6.3 Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

3.6.4 Peserta didik mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan

peranan jamur bagi kehidupan sehari-hari

B. Materi Pembelajaran

1. Klasifikasi jamur

2. Divisi jamur

3. Simbiosis jamur

4. Peran jamur bagi kehidupan sehari-hari

C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Eksperimen dan Games

Model : Kooperatif Tipe TGT

D. Media, Alat dan Sumber belajar

1. Media : Powerpoint, Gambar

2. Alat : laptop, LCD, Pengeras Suara

3. Sumber belajar :

Irnaningtyas. Biologi untuk Kelas/MA Kelas X. Jakarta. Penerbit

Erlangga. 2013

Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi I untukKelas

XSMA/MAKelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2014.

Buku Biologi kleas X yang relevan

E. Langkah-langkah pembelajaran

1. Pendahuluan (Alokasi waktu 10 menit)

Guru mengucapkan salam ketika memasuki kelas

Guru bersama peserta didik berdoa untuk memulai pelaajaran

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, seperti KD, dan indikator

Memberikan persepsi dengan mengajukan pertanyaan “apakah kalian

pernah makan jamur? Apakah semua jenis jamur dapat di makan?”

2. Inti

No Model TGT Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

72

Presentasi kelas Menampilkan

gambar jamur

makroskopis

beserta bagian-

bagiannya

Memperhatikan

gambar yang

ditampilkan guru

15

menit

Belajar

kelompok

Guru memberikan

kesempatan kepada

setiap kelompok

untuk mencari

informasi dari buku

LKS dan internet

Mencari informasi

tambahan di buku

paket LKS dan

internet

15

menit

Persiapan

pertandingan

Guru

mempersiapkan

kartu soal yang

berisi 5

pertanyaan kartu

tersebut akan di

pilih setiap

kelompok

Mempersiapkan

kelompok dan

memilih kartu soal

yang disediakan oleh

guru

10

menit

pertandingan Memberikan

pertanyaan

kepada setiap

kelompok sesuai

kartu soal yang

dipilih kelompok

tersebut

Memberikan 5

pertanyaan

tambahan yang

sifatnya rebutan

kepada semua

kelompok

Peserta didik

mejawab

pertanyaan yang

dilotarkan oleh

guru

Mempersiapkan

diri untuk

menjawab

pertanyaan

rebutan yang

diberikan oleh

guru

65

menit

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

73

Penghargaan tim Guru

memberikan

penghargaan

kepada

kelompok yang

paling banyak

mendapatkan

nilai

Menerima

penghargaan yang

diberikan oleh guru

10

menit

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

Guru bersama peserta didik merangkung pembelajaran konsep pembagian

divisi jamur

Guru bertanya secara lisan mengenai divisi jamur dan peran bagi manusia

Guru memberikan review terhadap pertanyaan yang diberikan..

Guru menanyakan hasil laporan pembuatan tempe terhadap setiap

kelompok

Guru mengucapkan terima kasih, kemudian menutup pembelajaran dengan

membaca hamdalah.

Guru keluar dari kelas dengan mengucapkan salam

Penilaian

Penilaian kognitif berupa: tes tertulis

Mengetahui Bogor, Februari2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

3.

Deden Mulyadi, S.Pd Muhamad Izet Mutaqien

NIP. NIM. 1112016100053

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

74

A. Quis

1. Soal Quis Pertemuan Pertama

Soal

PAKET SOAL 1

1. Disebut apakah sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur!

(hifa)

2. Jelaskan yang membedakan jamur dan alga (Ganggang adalah organisme

seperti tanaman- tidak seperti jamur - Alga sebagian besar berkembang di

bawah air atau sedangkan jamur tumbuh di tanah - Ganggang adalah non-

parasit di alam tidak seperti jamur)

3. Berikan contoh jamur yang berbentuk benang seperti kapas!

( jamur tempe (Rhizopus oryzae))

4. Sebutkan fase reproduksi jamur secara seksual! ( dengan pembentukan spora

seksual, yang terjadi secara sinigami, yaitu penyatuan sel atau hifa yang

berbeda jenis. Sinigami terdiri dari 2 tahap, yaitu plasmogami (penyatuan

plasma sel) dan karyogami (penyatuan inti sel). plasmogami menghasilkan sel

atau hifa berinti 2 (dikarion) yang haploid (n), kemudian hifa tersebut akan

mengalami penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu (monokarotin)

yang diploid (2n), kemudian membelah secara meiosis membentuk spora

seksual yang haploid. Spora seksual dapat berupa zigospora, askospora dan

basidiospora.)

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

75

5. Dimanakah tempat yang cocok untuk pertumbuhan jamur? (tempat yang

lembab)

PAKET SOAL 2

1. Sebutkan nama kelompok jamur yang belum diketahui cara reproduksi

generatifnya (daeuteromycota)

2. Bagian jamur manakah yang berperan untuk menyerap makanan di

lingkungan yang lembab? (Miselium)

3. Mengapa lichen dikatakan sebagai organisme perintis ? (Lichen dikenal

sebagai tanaman perintis karena kemampuan bertahan hidupnya yang sangat

kuat. Lichen sendiri bisa tinggal di dalam sebuah lingkungan dengan kondisi

yang sangat ekstrim. Yang lebih hebat lagi, lichen sendiri bisa membantu

proses pelapukan batuan dan juga pembentukan tanah dari batu-batuan

sehingga, lichen sendiri dikenal sebagai salah satu tanaman yang sangat

berguna bagi kehidupan)

4. Disebut apakah jamur yang menyerap makanannya dari sisa-sisa organisme

untuk memperoleh energi? (Saprofit)

5. Kumpulan sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur

disebut.… (hifa)

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

76

PAKET SOAL 3

1. Haustorium pada jamur berfungsi sebagai.… ( haustorium pada jamur berfungsi

sebagai alat konsumsi makanan yang berfokus untuk menyerap berbagai zat

makanan yang berasal dari tubuh inang agar bisa masuk ke tubuh jamur )

2. Tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur pada daerah.…( lembab )

3. Apa yang diaksud dengan reproduksi jamur secara vegetatif dengan konjugasi ....

(Peleburan antara dua hifa jantan dan hifa betina)

4. Tersusun atas apa dinding sel pada jamur.... (zat kitin)

5. Pada bagian jamur manakah yang enak dimakan.... (Tubuh buah)

PAKET SOAL 4

1. Apa fungsi hifa vegetatif pada jamur.... (melekatkan diri pada substrat)

2. Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang sudah

mati disebut …. (Saprofit)

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

77

3. Haustorium pada jamur berfungsi sebagai (penyerap nutrisi dari tubuh inang)

4. Apa yang dimaksud dengan Reproduksi jamur secara fragmentasi adalah....

5. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang disebut....

SOAL REBUTAN

1. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang

disebut....

2. Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang sudah

mati disebut....

3. Sebutkan ciri-ciri jamur ....

4. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang disebut…

(septa)

5. Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada

dinding selnya, dinding sel pada jamur tersusun atas.… (zat kitin)

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

78

2. Pertanyaan Quis Pertemuan Kedua

Soal

PAKET SOAL 1

1. Sebutkan ciri-ciri jamur Basidiomycota! ( a. hifanya bersekat, mengandung

inti haploid. b. mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang

terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak

adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya

basidium. Tubuh buah disebut basidiokrap. c. reproduksi secara seksual dan

aseksual. d. miselium ada 3 macam, yaitu 1. miselium primer, yaitu miselium

yang sel-selnya berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora. 2. miselium

sekunder, yaitu miselium yang sel-selnya berinti dua. 3. miselium tersier, yaitu

miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun membentuk

jaringan yang teratur pada pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang

menghasilkan basidiospora)

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

79

2. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang merugikan manusia,

kerugian atau penyakit yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah.…

(penyakit saluran pernapasan)

3. Aspergillus wentii dimanfaatkan dalam pembuatan.… (pembuatan tape,

roti dan minuman beralkohol)

4. Tubuh buah pada jamur Ascomycota disebut.… (ascokarp atau

askokarpus)

5. Bagaimana cara reproduksi jamur secara fragmentasi adalah.…

(Bagaimana cara reproduksi jamur secara fragmentasi adalah)

PAKET SOAL 2

1. Sebutkan ciri-ciri jamur Deuteromycota (multideluler, hifanya bersekat,

berreproduksi vegetatif dengan konidiospora, saprofit atau parasit,

mikroskopis dan hidup di daratan dan tempat yang lembab)

2. Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme

yang sudah mati disebut.… (saprofit)

3. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang

disebut.… (septa)

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

80

4. Sebutkan jamur yang dapat dimakan oleh manusia.… (jamur tiram,

jamur kancing dan jamur merang)

5. sebutkan fungsi dari mikoriza adalah.… ( 1. meningkatkan pertumbuhan

pada jamur. 2. meningkatkan ketahanan tanaman pada penyakit. 3.

meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap unsur-unsur hara.

4. meniangkatkan airasi pada tanaman)

PAKET SOAL 3

1. Sebutkan jamur dari divisi Zygomycota …. ( Rhizopus stolonifer,

Rhizopus oryzae, rhizopus nigricans)

2. manfaat lumut kerak bagi manusia adalah …. (1. dapat dibuat menjadi

obat. 2. dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma. 3. pigmen

yang dihasilkan dapat dibuat menjadi kertas lakmus celup atau

indikator PH)

3. Apa yang dimaksud dengan endomikoriza.… (jamur yang hifanya dapat

menembus akar sampai bagian korteks)

4. Auricularia polytricha (jamur kuping) dimasukan ke dalam divisi

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

81

Basidiomycota karena.…( karena bersifat makroskopis)

5. Bagaimana cara liken bereproduksi.… (Lumut kerak (lichen) bereproduksi

aseksual dengan cara fragmentasi induk lichen dan pembentukan soredia

sedangkan pada reproduksi seksual liken ecara seksual terjadi hanya pada

pembiakan jamurnya, jadi yang mengalami pengembangbiakan adalah

jamurnya yang membentuk lumur kerak, umumnya terjadi pada

Basidiolichen. Perkembangbiakannya melalui spora yang dihasilkan oleh

hifa-hifa. Fungi/ jamur yang kemudian bertemu dengan partner alga yang

cocok, maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan mitosis

PAKET SOAL 4

1. Sebutkan ciri-ciri jamur Zygomycota adalah …. (1. hifa tidak bersekat

dan bersifat koenositik. 2. dinding sel tersusun dari kitin. 3. reproduksi

aseksual dan seksual. 4. hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang

disebut rhizoid.)

2. Apa yang dimaksud dengan ektomikoriza.…(jamur yang hifanya hanya

sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai

menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza, akar

tumbuhan tidak begitu memerlukan buylu akar. Tumbuhan tumbuhan

tersebut dapat memperoleh air dan unsure-unsur hara dari tanah dalam

jumlah yang lebih banyak.)

3. Sebutkan contoh jamur Basidiomycota .… (Auricularia polythrica (jamur

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

82

kuping), Volvariella volvacea (jamur merang), Puccinia graminis (jamur

karat))

4. Disebut apa spora aseksual pada jamur Basidiomycota.… (Reproduksi

aseksualnya akan membentuk konidiospora yg menghasilkan konidiofor.

Konidiofor akan membentuk spora bernama konidia)

5. Kelompok jamur Dereromycota disebut jamur sempurna karena....

SOAL REBUTAN

1. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang merugikan manusia,

kerugian atau penyakit yang disebabkan oleh jamur tersebut

adalah.…(kanker pada paru-paru)

2. Jenis jamur yang dapat digunakan untuk menguraikan kotoran hewan

adalah.… (Mucor mucedo dan Pilobolus)

3. Sebutkan manfaat mikoriza bagi tumbuhan.…(1. meningkatkan

penyrapan unsur hara. 2. tahan terhadap serangan pathogen. 3. sebagai

konservasi tanah. 4. mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat

pengatur tumbuh)

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

83

4. Spora aseksual pada jamur divisi ascomycota adalah.… (konidiospora)

5. Dari hasil pengamatan jamur tampak ciri-ciri sebagai berikut.

a. Uniseluler atau multiseluler

b. Hifa bersekat

c. Menghasilkan askospora

d. Hidup secara saprofit atau parasit

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan jamur

tersebut masuk ke dalam divisi.…(ascomycota)

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

84

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAI Al-Mukhlishin

Kelas/ Semester : X/II

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Fungi

Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

C. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

D. Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri

dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

85

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

Indikator:

3.6.1 mengidentifikasi ciri-ciri umu dan struktur tubuh jamur

3.6.2 menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur

3.6.3 mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

3.6.4 menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan peranan jamur bagi

kehidupan sehari-hari

4.6.1 menyajikan data dan hasil pengamatan ciri-ciri peran jamur dalam kehidupan

dan lingkungan

PERTEMUAN 1

F. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat :

3.6.1 Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur tubuh jamur.

3.6.3 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi hidup jamur

G. Materi Pembelajaran

5. ciri-ciri jamur

6. struktur tubuh jamur

7. cara hidup jamur

8. cara reproduksi jamur

H. pendekatan dan metode Pembelajaran

pendekatan : Saintifik

Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok

I. media, Alat dan Sumber belajar

4. media : Powerpoint, Gambar

5. alat : laptop, LCD, Pengeras Suara

6. sumber belajar :

Irnaningtyas. Biologi untuk Kelas/MA Kelas X. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2013

Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi I untukKelas XSMA/MAKelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri. 2014.

Buku Biologi kleas X yang relevan

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

86

J. Langkah-langkah pembelajaran

4. Pendahuluan (Alokasi waktu 10 menit)

Guru mengucapkan salam ketika memasuki kelas

Guru bersama peserta didik berdoa untuk memulai pelaajaran

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, seperti KD, dan indikator

Guru membuat 5 kelompok secara heterogen

5. Inti

No Model Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Mengamati Menampilkan

gambar jamur

makroskopis

beserta bagian-

bagiannya

Memperhatikan

gambar yang

ditampilkan guru

15

menit

Menanya Memotivasi siswa

untuk bertanya

terkait gambar

yang ditampilkan

Menanyakan hal-hal

seputar gambar yang

ditampilkan ataupun

hal lain yang

berkaitan dengan

jamur

15

menit

mengekplorasi Membagikan

LKS kepada

setiap kelompok

untuk

didiskusikan dan

dikerjakan

bersama

Meminta siswa

untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai litelatur

Berdiskusi dengan

teman-teman

kelompok untuk

mengerjakan LKS

bersama

40

menit

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

87

seperti buku

paket, internet,

dan sumber lain

yang relevan

Mengasosiasi Membimbing

siswa dengan

kegiatan diskusi

untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai literatur

untuk menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat pada

LKS

Memastikan

setiap anggota

kelompok

berkontribusi

dalam

mengerjakan LKS

Berdiskusi dengan

teman-teman

kelompok untuk

mengerjakan LKS

bersama

35

menit

mengkomunikasi Meminta

perwakilan

siswa untuk

menyampaikan

hasil diskusi

Perwakilan

kelompok

menyampaikan hasil

diskusi sedangkan

siswa lain menyimak

dan terlibat aktif

dalam kegiatan tanya

jawab

10

menit

6. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

88

Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan

Guru mengklarifikasi pemahaman konsep yang masih kurang tepat.

Guru mengucapkan salam saat hendak keluar kelas

Penilaian

4. Penilaian kognitif berupa: tes tertulis

Mengetahui Bogor, Februari2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

5.

Deden Mulyadi, S.Pd Muhamad Izet Mutaqien

NIP. NIM. 1112016100053

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAI Al-Mukhlishin

Kelas/ Semester : X/II

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Fungi

Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

E. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

F. Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri

dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

90

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis

PERTEMUAN 1I

F. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat :

3.6.3 Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

3.6.4 Peserta didik mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan

peranan jamur bagi kehidupan sehari-hari

G. Materi Pembelajaran

5. Klasifikasi jamur

6. Divisi jamur

7. Simbiosis jamur

8. Peran jamur bagi kehidupan sehari-hari

H. pendekatan dan metode Pembelajaran

pendekatan : Saintifik

Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok

I. media, Alat dan Sumber belajar

7. media : Powerpoint, Gambar

8. alat : laptop, LCD, Pengeras Suara

9. sumber belajar :

Irnaningtyas. Biologi untuk Kelas/MA Kelas X. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2013

Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi I untukKelas XSMA/MAKelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri. 2014.

Buku Biologi kleas X yang relevan

J. Langkah-langkah pembelajaran

4. Pendahuluan (Alokasi waktu 10 menit)

Guru mengucapkan salam ketika memasuki kelas

Guru bersama peserta didik berdoa untuk memulai pelaajaran

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, seperti KD, dan indikator

Memberikan persepsi dengan mengajukan pertanyaan “apakah kalian

pernah makan jamur? Apakah semua jenis jamur dapat di makan?”

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

91

5. Inti

No Model Saintifik Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Mengamati Menampilkan

gambar jamur

berdasarkan

divisinya

Memperhatikan

gambar yang

ditampilkan guru

15

menit

Menanya Memotivasi siswa

untuk bertanya

terkait gambar

yang ditampilkan

Menanyakan hal-hal

seputar gambar yang

ditampilkan ataupun

hal lain yang

berkaitan dengan

jamur

15

menit

mengekplorasi Meminta siswa

berkumpul

dengan kelompok

yang sudah dibuat

pada pertemuan

sebelumnya

Membagikan

LKS kepada

setiap kelompok

untuk

didiskusikan dan

dikerjakan

bersama

Meminta siswa

untuk

mengumpulkan

Berkumpul dengan

kelompok masing-

masing sesuai yang

ditentukan oleh

guru

Berdiskusi dengan

teman-teman

kelompok untuk

mengerjakan LKS

bersama

40

menit

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

92

informasi dari

berbagai litelatur

seperti buku

paket, internet,

dan sumber lain

yang relevan

Mengasosiasi Membimbing

siswa dengan

kegiatan diskusi

untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai literatur

untuk menjawab

pertanyaan-

pertanyaan yang

terdapat pada

LKS

Memastikan

setiap anggota

kelompok

berkontribusi

dalam

mengerjakan LKS

Berdiskusi dengan

teman-teman

kelompok untuk

mengerjakan LKS

bersama

35

menit

mengkomunikasi Meminta

perwakilan

siswa untuk

menyampaikan

hasil diskusi

Perwakilan

kelompok

menyampaikan hasil

diskusi sedangkan

siswa lain menyimak

dan terlibat aktif

dalam kegiatan tanya

jawab

10

menit

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

93

6. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

Guru bersama peserta didik merangkung pembelajaran konsep pembagian

divisi jamur

Guru bertanya secara lisan mengenai divisi jamur dan peran bagi manusia

Guru memberikan review terhadap pertanyaan yang diberikan..

Guru meminta perwakilan kelompok mengumpulakn LKS mereka masing-

masing

Guru mengucapkan terima kasih, kemudian menutup pembelajaran dengan

membaca hamdalah.

Guru keluar dari kelas dengan mengucapkan salam

Penilaian

Penilaian kognitif berupa: tes tertulis

Mengetahui Bogor, Februari2017

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

6.

Deden Mulyadi, S.Pd Muhamad Izet Mutaqien

NIP. NIM. 1112016100053

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

94

Lembar Kerja Siswa

(pertemuan I)

Kelompok :

Nama : 1.

2.

3.

4.

5.

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan : meningkatkan pemahaman peserta didik dalam konsep materi jamur

Landasan Teori

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memanfaatkan jenis jamur tertentu dalam

pembuatan beberapa bahan makanan, misalnya tempe dan oncom. Jamur dikenal dengan

istilah kapang (mold), khamir (yeast), ragi, atau cendawan (mushroom). Istilah kapang (mold)

untuk menyebut jamur pada tahap reproduksi secara seksual (vegetatif). Pada tahap tersebut

misellium tumbuh dengan cepat dan menghasilkan banyak spora aseksual. Contohnya kapang

roti Rhizopus. Istilah ragi atau khamir digunakan untuk menyebut jamur bersel satu

(uniseluler). Istilah cendawan digunakan untuk menyebut jamur pada saat membentuk tubuh

buah, misalnya jamur merang.

Dalam istilah biologi jamur dikenal juga dengan istilah fungi. Ilmu yang

mempelajari jamur adalah mikologi. Yang berasal dari Bahasa yunani mykes (jamur) dan

logos (ilmu).

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

95

Struktur tubuh jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik yang memilki dinding sel

dari zat kitin. Sel-sel penyusun tubuh jamur memanjang membentuk benang yang disebut

hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.

Alat dan Bahan

1. Buku tulis

2. Pulpen

3. Buku modul

4. internet

Prosedur

Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber untuk menjawab

pertanyaan dibawah ini.

Pertanyaan

1. jamur merupakan organisme yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut ?

Jawab :

2. cara hidup jamur dikelompokan menjadi 3, yaitu: (jelaskan!)

Jawab :

3. sebutkan dan jelaskan 4 divisi berdasarkan jenis hida dan cara reproduksinya

Jawab :

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

96

4. jelaskan siklus hidup Rhizopus sp. Dengan lengkap!

jawab :

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

97

Lembar Kerja Siswa

Kelompok :

Nama : 1.

2.

3.

4.

5.

4.6 menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan : meningkatkan pemahaman peserta didik dalam konsep materi jamur

Landasan Teori

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memanfaatkan jenis jamur tertentu dalam

pembuatan beberapa bahan makanan, misalnya tempe dan oncom. Jamur dikenal dengan

istilah kapang (mold), khamir (yeast), ragi, atau cendawan (mushroom). Istilah kapang (mold)

untuk menyebut jamur pada tahap reproduksi secara seksual (vegetatif). Pada tahap tersebut

misellium tumbuh dengan cepat dan menghasilkan banyak spora aseksual. Contohnya kapang

roti Rhizopus. Istilah ragi atau khamir digunakan untuk menyebut jamur bersel satu

(uniseluler). Istilah cendawan digunakan untuk menyebut jamur pada saat membentuk tubuh

buah, misalnya jamur merang.

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

98

Dalam istilah biologi jamur dikenal juga dengan istilah fungi. Ilmu yang

mempelajari jamur adalah mikologi. Yang berasal dari Bahasa yunani mykes (jamur) dan

logos (ilmu).

Struktur tubuh jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik yang memilki dinding sel

dari zat kitin. Sel-sel penyusun tubuh jamur memanjang membentuk benang yang disebut

hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.

Alat dan Bahan

1. Buku tulis

2. Pulpen

3. Buku modul

4. internet

Prosedur

Peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai sumber untuk menjawab

pertanyaan dibawah ini.

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan:

a. liken

b. mikoriza

Jawab :

2. Sebutkan 10 peranan jamur bagi manusia ?

Jawab :

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

99

3. Mengapa liken disebut sebagai organisme perintis? Jelaskan!

Jawab :

4.Dari beberapa pertanyaan dan diskusi yang telah anda lakukan bersama teman kelompok,

buatlah kesimpulan berkaitan dengan peranan jamur bagi kehidupan

jawab :

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

100

Lampiran 3

Kerjakanlah soal dibahawah ini dengan tepat dan benar !

Petunjuk khusus:

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tandan silang (X)

2. Pilihlah jawaban yang menurut andan benar dan tepat !

3. Kerjakanlah dengan jujur!

NAMA :

KELAS :

1. Di bawah ini merupakan ciri-ciri jamur, kecuali....

a. memiliki klorofil

b. eukariotik

c. bersifat heterotrof

d. cara hidupnya saprofit dan parasit

e. uniseluler dan multiseluler

2. Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain diantaranya adalah

pada dinding selnya. Dinding sel pada jamur tersusun atas....

a. Klorofil

b. Lipoprotein

c. zat kitin

d. lipid

e. protein

3. Kumpulan sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur

disebut....

a. Hifa

b. Miselium

c. Spora

d. Rhizoid

e. stolon

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

101

4. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang disebut....

a. Miselium

b. Haustorium

c. Septa

d. Rhizoid

e. spora

5. Bagian jamur merang yang dapat dimakan adalah....

a. Hifa

b. Miselium

c. Basidium

d. tubuh buah

e. batang jamur

6. Haustorium pada jamur berfungsi sebagai....

a. sekat-sekat antarsel pada jamur

b. alat bernapas

c. penghasil spora

d. penyerap nutrisi dari tubuh inang

e. alat reproduksi

7. Tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur pada daerah....

a. Lembab

b. Kering

c. Basah

d. Berair

e. dingin

8. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang

disebut....

a. Hifa

b. Miselium

c. Stolon

d. Rhizoid

e. haustorium

9. Di bawah ini yang bukan merupakan cara jamur memperoleh makanan

adalah....

a. Fotosintesis

b. Heterotrof

c. Saprofit

d. Parasit

e. simbiosis

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

102

10. Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang

sudah mati disebut....

a. Autrotof

b. Heterotrof

c. Epifit

d. Parasit

e. saprofit

11. Di bawah ini yang bukan merupakan spora seksual pada jamur adalah....

a. Zygospora

b. Askospora

c. Basidiospora

d. Konidiospora

e. semua salah

12. Reproduksi jamur secara fragmentasi adalah....

a. peleburan antara spora jantan dan spora betina

b. peleburan antara hifa jantan dan hifa betina

c. peleburan sitoplasma menbentuk zigosporangium

d. persatuan inti sel jantan dan betina

e. pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur baru

13. Jamur yang belum diketahui fase reproduksi seksualnya dikelompokkan ke

dalam....

a. Zygomycota

b. Ascomycota

c. Basidiomycota

d. Deuteromycota

e. oomycota

14. Perhatikan tabel berikut.

No Ciri-ciri Jenis Jamur

A B C

1. Hifa tidak bersekat + - -

2. Hifa bersekat - + +

3. Spora dibentuk di

dalam askus

- + -

4. Spora dibentuk di

dalam basidium

- - +

Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut-turut adalah.…

a. ascomycota – basidiomycota – zygomycota

b. zygomycota – ascomycota – basidiomycota

c. ascomycota – deuteromycota – basidiomycota

d. basidiomycota – zygomycota – deuteromycota

e. zygomycota – deuteromycota – ascomycota

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

103

15. Di bawah yang merupakan ciri-ciri jamur divisi zygomycota adalah....

a. hifa bersekat

b. hifa tak bersekat

c. memiliki satu inti sel

d. memiliki tubuh buah

e. dinding sel tidak mengandung zat kitin

16. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....

a. Sporangium

b. Zigospora

c. Askospora

d. Basidiospora

e. sporangiospora

17. Jamur roti dan jamur tempe tergolong ke dalam....

a. Zygomycota

b. Ascomycota

c. Basidiomycota

d. Deuteromycota

e. oomycota

18. Sekantong roti yang disimpan di dalam lemari terlupakan selama seminggu.

Ketika dibuka roti terlihat kehitaman karena tertutup oleh jamur. Roti

yang berjamur tersebut juga berbau tidak enak, sehingga tidak layak

dikonsumsi atau sudah kadaluarsa. Dari kasus tersebut rumusan masalah yang

dapat dibuat, kecuali....

a. Mengapa roti cepat sekali tumbuh jamur?

b. Pernahkah Anda mengonsumsi roti yang sudah berjamur?

c. Jenis jamur apakah yang terdapat pada roti yang sudah kadaluarsa?

d. Samakah antara jenis jamur yang terdapat pada roti dengan jenis jamur

lainnya?

e. Apakah ada ciri-ciri tertentu antara jamur yang dapat dikonsumsi dengan

jamur yang beracun?

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

104

19. Perhatikan gambar di bawah ini!

Urutan nama bagian dari no.1 s.d. no.4 adalah....

a. sporangium, rhizoid, stolon, sporangiofor

b. sporangium, sporangiofor, rhizoid, stolon

c. sporangium, sporangiofor, stolon, rhizoid

d. sporangiofor, sporangium, rhizoid, stolon

e. sporangiofor, sporangium, stolon, rhizoid

20. Roti yang sudah kadaluarsa dan mengandung jamur sebaiknya dibuang saja

karena mengandung toksin. Jenis jamur tersebut adalah....

a. Amanita

b. Fusarium

c. Penicillium

d. Rhizopus

e. Neurospora

21. Dari hasil pengamatan jamur tampak ciri-ciri sebagai berikut.

1. Uniseluler atau multiseluler

2. Hifa bersekat

3. Menghasilkan askospora

4. Hidup secara saprofit atau parasit

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan jamur

tersebut masuk ke dalam divisi....

a. ascomycota

b. zygomycota

c. basidiomycota

d. deuteromycota

e. oomycota

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

105

22. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi seksual jamur

zygomycota.

1. Meiosis

2. Kariogami

3. Plasmogami

4. Zigosporangium

5. Hifa – bergabung dengan hifa +

Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota yang tepat adalah....

a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1

c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5

d. 3 – 2 – 4 – 1 – 5

e. 3 – 4 – 2 – 5 – 1

23. Saccharomyces adalah jamur bersel satu dari divisi ascomycota yang berperan

dalam pembuatan minuman beralkohol. Fungsi dari Saccharomyces adalah

mampu mengubah.…

a. glikogen menjadi alkohol

b. ragi menjadi alkohol

c. amilum menajdi alkohol

d. karbondioksida menjadi alkohol

e. glukosa menjadi alkohol

24. Ketika sedang menyiram tanaman, Hasbi melihat ada sekumpulan jamur yang

hidup tak jauh dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya. Jamur

tersebut memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki tudung yang

berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan, batangnya berwarna

cokelat muda dan dilindungi oleh selubung. Dari uraian tersebut, hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah....

a. jamur tersebut berasal dari divisi zygomycota

b. jamur tersebut berasal dari divisi ascomycota

c. jamur tersebut berasal dari divisi basidiomycota

d. jamur tersebut berasal dari divisi deuteromycota

e. jamur tersebut berasal dari divisi oomycota

25. Spora aseksual pada jamur divisi deuteromycota adalah....

a. Zigospora

b. Askospora

c. Basidiospora

d. Konidiospora

e. belum diketahui

26. Pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk liken adalah....

a. golongan lumut yang tidak memiliki klorofil

b. lumut yang hidup secara saprofit pada kayu mati

c. lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan

d. simbiosis antara alga dan fungi tertentu

e. simbiosis antara lumut dengan alga

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

106

27. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....

a. Liken

b. lumut kerak

c. mikoriza

d. alga

e. miselium

28. Berikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai fungsi dari mikoriza

adalah....

a. meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah

b. menjadi penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar

c. meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan kelembaban

d. meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuhan

e. memindahkan nutrisi dari tanaman satu ke tanaman lain

29. Jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan oncom adalah....

a. Rhizopus sp.

b. Neurospora sp.

c. Saccharomyces cerevisiae

d. Volvariella volvaceae

e. Amanita muscaria

30. Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS, asma, dan

gangguan paru-paru kronis yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp. Penyakit

yang dimaksud adalah....

a. TBC

b. Aspergillosis

c. Blastomikosis

d. Kanker paru-paru

e. Emfisema

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

107

Kunci Jawaban

1. A

2. C

3. B

4. C

5. D

6. D

7. A

8. E

9. A

10. E

11. D

12. E

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

108

13. D

14. B

15. B

16. B

17. A

18. B

19. C

20. D

21. A

22. D

23. E

24. C

25. C

26. D

27. C

28. E

29. B

30. B

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

109

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

110

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

111

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

112

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

113

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

114

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

115

Lampiran 4

Lembar Observasi Kegiatan Guru

Teams Games Tournament

Pertemuan 1

Petunjuk : berikan tanda ceklis pada kolom yang sesuai

Hari, tanggal :

Materi Pokok : Jamur

No Aspek yang diamati Keterlaksanaan

ya Tidak

1 Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam dan berdoa

Guru mengabsensi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru menjelaskan tentang pembelajaran dengan

model teams games tournament

guru membagi siswa ke dalam kelompok yang

terdiri dari 5-6 orang

2 Kegiatan Inti

Tahap 1. Presentasi kelas

Menampilkan gambar jamur makroskopis beserta

bagian-bagiannya

Tahap 2 Belajar kelompok

Guru memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok untuk mencari informasi dari buku LKS

dan internet

Tahap 3 Persiapan pertandingan

Guru mempersiapkan kartu soal yang berisi 5

pertanyaan kartu tersebut akan di pilih setiap

kelompok

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

116

Tahap 4 pertandingan

Memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok

sesuai kartu soal yang dipilih kelompok tersebut

Memberikan 5 pertanyaan tambahan yang sifatnya

rebutan kepada semua kelompok

Tahap 5 Penghargaan tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang paling banyak mendapatkan nilai

3 Kegiatan Akhir

Guru meminta perwakilan siswa untuk

memberikan kesimpulan

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:

….………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………

Bogor, November 2017

Observer

Deden Mulyadi, S. Pd

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

117

Lembar Observasi Kegiatan Guru

Teams Games Tournament

Pertemuan 2

Petunjuk : Berikan tanda ceklis pada kolom yang sesuai

Hari, tanggal :

Materi Pokok : Jamur

No Aspek yang diamati Keterlaksanaan

ya Tidak

1 Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam dan berdoa

Guru mengabsensi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru meminta siswa duduk dengan kelompoknya

masing-masing

2 Kegiatan Inti

Tahap 1. Presentasi kelas

Menampilkan gambar jamur makroskopis beserta

bagian-bagiannya

Tahap 2 Belajar kelompok

Guru memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok untuk mencari informasi dari buku LKS

dan internet

Tahap 3 Persiapan pertandingan

Guru mempersiapkan kartu soal yang berisi 5

pertanyaan kartu tersebut akan di pilih setiap

kelompok

Tahap 4 pertandingan

Memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

118

sesuai kartu soal yang dipilih kelompok tersebut

Memberikan 5 pertanyaan tambahan yang sifatnya

rebutan kepada semua kelompok

Tahap 5 Penghargaan tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang paling banyak mendapatkan nilai

3 Kegiatan Akhir

Guru meminta perwakilan siswa untuk

memberikan kesimpulan

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

Catatan lain tentang pengelolaan pembelajaran:

….………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………

Bogor, November 2017

Observer

Deden Mulyadi, S. Pd

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

119

Tahapan

Pembelajaran

Kegiatan Guru Pertemuan

1 2

ya tdk ya Tdk

1 Kegiatan awal

Pembukaan Membuka

pembelajaran dengan

memberi salam

Mengecek kesiapan

dan kehadiran siswa

Mengulas secara

sekilas materi

sebelumnya ”materi

tumbuhan tingkat

rendah”

Motivasi Mengaitkan materi

dengan contoh sehari-

hari

Apersepsi Merespon jawaban

siswa dan mengaitkan

pada materi yang akan

dipelajari

Menyebutkan

tujuan belajar

Menyebutkan

kompetensi yang akan

dicapai

2 Kegiatan inti

Elaborasi Membimbing siswa

untuk membentuk

kelompok

Kisi-Kisi Lembar Observasi (Kelompok Kontrol)

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

120

Memberikan

pengarahan pada siswa

mengenai hal yang

haris dilakukan dalam

kelompoknya

Menjelaskan materi

dengan power point

yang ditampilkan

tentang Zygomycota

dan Ascomycota

Memberikan LKS dan

membimbing siswa

untuk

mendiskusikannya

Meminta perwakilan

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

121

siswa untuk

mempresentasikan

hasil diskusinya

Menanggapi hasil

telaah siswa dan

memberikan informasi

yang sebenarnya

konfirmasi Meluruskan kesalahan

pemahaman dan

memberikan

penguatan terhadap

materi

Memberikan

kesempatan pada

siswa untuk bertanya

tentang hal yang

belum dimengerti

3 Kegiatan akhir

Kesimpulan Meminta siswa

menyimpulkan

pembelajaran

mengenai materi yang

bersangkutan

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

122

Mengetahui

Bogor, 25 Juli 2017

Guru Pamong

Deden Mulyadi, S.Pd

NIP.

Menguatan

kesimpulan siswa

Meminta

pengumpulan lembar

jawaban LKS

Memberikan

penghargaan kepada

kelompok dengan

kinerja baik

Memberi salam

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

123

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ke Dua

NO Tahapan

Pembelajaran

Kegiatan Siswa

(Kelompok Kontrol)

Pertemuan

1 2

ya tdk ya Tdk

1 Kegiatan awal

Pembukaan Menjawab salam

Siswa memperhatikan guru

yang sedang mengecek

kehadiran

Mengulas secara sekilas materi

sebelumnya ”materi

Zygomycota dan

Askomycota”

Motivasi Memperhatikan guru yang

sedang mangitkan materi

dengan contoh sehari-hari

Apersepsi Bertanya materi yang akan

dipelajari yaitu materi

Basidiomycota,

Deuteromycota

Menyebutkan

tujuan belajar

Memperhatiakan guru yang

sedang menyebutkan

kempetensi yang harus

dicapai

2 Kegiatan inti

Elaborasi Siswa masuk kedalam

kelompok yang sebelumnya

sudah dibuat

Memperhatikan guru yang

sedang menjelaskan apa saja

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

124

yang dilakukan dalam

kelompok

Memperhatikan guru yang

sedang menjelaskan materi

dengan power point

Mendiskusikan LKS yang

diberikan oleh guru

Perwakilan siswa

mempersentasikan hasil

diskusinya

Memperhatikan guru yang

sedang menjelaskan

informasi sebenarnya

konfirmasi Mendengarkan penjelasan

guru

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

125

Bertanya kepada guru

tentang materi yang belum

jelas

3 Kegiatan akhir

Kesimpulan Siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

Mendengarkan kesimpulan

yang dijelaskan oleh guru

Mengumpulkan lembar

jawaban LKS

Menerima penghargaan dari

guru

Menjawab salam

Mengetahui

Bogor, 25 Juli 2017

Guru Pamong

Deden Mulyadi, S.Pd

NIP.

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

126

Lampiran 5

KISI-KISI SOAL

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 90 menit

Jumlah Soal : 30 Soal

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar : 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk

menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri

dan cara reproduksinya melalui pengamatan

secara teliti dan sistematis.

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-

ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Indikator Indikator

Soal

Jenjang

Kognitif Soal

No.

Soal

Mendeskripsik

an ciri-ciri

umum dan

struktur tubuh

jamur

Menyebutkan

ciri-ciri jamur

C2 Di bawah ini merupakan ciri-ciri jamur,

kecuali....

a. memiliki klorofil

b. eukariotik

c. bersifat heterotrof

d. cara hidupnya saprofit dan

parasit

e. uniseluler dan multiseluler

1

Membedakan

jamur dengan

organisme

lain

C2 Faktor yang membedakan jamur dengan

organisme lain diantaranya adalah pada

dinding selnya. Dinding sel pada jamur

tersusun atas....

a. klorofil

b. lipoprotein

c. zat kitin

d. lipid

2

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

127

e. protein

Menyebutkan

bagian tubuh

jamur yang

berupa

kumpulan sel-

sel

memanjang

yang berupa

benang-

benang

C1 Kumpulan sel-sel memanjang yang

berupa benang-benang pada jamur

disebut....

a. hifa

b. miselium

c. spora

d. rhizoid

e. stolon

3

Menyebutkan

istilah sekat-

sekat antarsel

pada hifa

jamur

C1 Pada beberapa jenis jamur, hifa

memiliki sekat-sekat antarsel yang

disebut....

a. miselium

b. haustorium

c. septa

d. rhizoid

e. spora

4

Menyebutkan

bagian jamur

yang dapat

dimakan

C1 Bagian jamur merang yang dapat

dimakan adalah....

a. hifa

b. miselium

c. basidium

d. tubuh buah

e. batang jamur

5

Menjelaskan

fungsi

haustorium

pada jamur

C2 Haustorium pada jamur berfungsi

sebagai....

a. sekat-sekat antarsel pada jamur

b. alat bernapas

c. penghasil spora

d. penyerap nutrisi dari tubuh

inang

e. alat reproduksi

6

Menjelaskan

cara hidup dan

Menyebutkan

tempat yang

C1 Tempat yang optimal untuk

pertumbuhan jamur pada daerah....

7

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

128

reproduksi

jamur

optimal untuk

pertumbuhan

jamur

a. lembab

b. kering

c. basah

d. berair

e. dingin

Menyebutkan

bagian tubuh

jamur yang

berfungsi

untuk

meyerap

nutrisi

C1 Bagian tubuh jamur yang berfungsi

untuk menyerap nutrisi dari sel inang

disebut....

a. hifa

b. miselium

c. stolon

d. rhizoid

e. haustorium

8

Memilih cara

jamur

memperoleh

makanan

C1 Di bawah ini yang bukan merupakan

cara jamur memperoleh makanan

adalah....

a. fotosintesis

b. heterotrof

c. saprofit

d. parasit

e. simbiosis

9

Menyebutkan

cara jamur

memperoleh

makanan

C1 Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan

cara menguraikan organisme yang sudah

mati disebut....

a. autrotof

b. heterotrof

c. epifit

d. parasit

e. saprofit

10

Menentukan

spora seksual

jamur

C3 Di bawah ini yang bukan merupakan

spora seksual pada jamur adalah....

a. zygospora

b. askospora

c. basidiospora

d. konidiospora

e. semua salah

11

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

129

Mengartikan

istilah

reproduksi

jamur dengan

konjugasi

C2 Reproduksi jamur secara fragmentasi

adalah....

a. peleburan antara spora jantan

dan spora betina

b. peleburan antara hifa jantan dan

hifa betina

c. peleburan sitoplasma menbentuk

zigosporangium

d. persatuan inti sel jantan dan

betina

e. pemutusan hifa yang

kemudian akan menjadi jamur

baru

12

Mengklasifikas

ikan jamur

berdasarkan

divisinya

Mengidentifia

ksi jamur

berdasarkan

ciri

seksualnya

C2 Jamur yang belum diketahui fase

reproduksi seksualnya dikelompokkan

ke dalam....

a. zygomycota

b. ascomycota

c. basidiomycota

d. deuteromycota

e. oomycota

13

Menentukan

jenis jamur ke

dalam

divisinya

berdasarkan

tabel

C4 Perhatikan tabel berikut.

No Ciri-ciri Jenis Jamur

A B C

1. Hifa tidak bersekat + - -

2. Hifa bersekat - + +

3. Spora dibentuk di

dalam askus

- + -

4. Spora dibentuk di

dalam basidium

- - +

Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur

A, B dan C berturut-turut adalah....

a. ascomycota – basidiomycota –

zygomycota

b. zygomycota – ascomycota –

basidiomycota

c. ascomycota – deuteromycota –

basidiomycota

d. basidiomycota – zygomycota –

deuteromycota

e. zygomycota – deuteromycota –

ascomycota

14

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

130

Mengidentifik

asi ciri-ciri

jamur divisi

zygomycota

C2 Di bawah yang merupakan ciri-ciri

jamur divisi zygomycota adalah....

a. hifa bersekat

b. hifa tak bersekat

c. memiliki satu inti sel

d. memiliki tubuh buah

e. dinding sel tidak mengandung

zat kitin

15

Menyebutkan

nama spora

seksual jamur

divisi

zygomycota

C1 Spora seksual pada jamur divisi

zygomycota disebut....

a. sporangium

b. zigospora

c. askospora

d. basidiospora

e. sporangiospora

16

Menggolongk

an jenis jamur

roti dan jamur

tempe ke

dalam divisi

tertentu

C2 Jamur roti dan jamur tempe tergolong ke

dalam....

a. zygomycota

b. ascomycota

c. basidiomycota

d. deuteromycota

e. oomycota

17

Menentukan

rumusan

masalah pada

kasus roti

berjamur

C3 Sekantong roti yang disimpan di dalam

lemari terlupakan selama seminggu.

Ketika dibuka roti terlihat kehitaman

karena tertutup oleh jamur. Roti yang

berjamur tersebut juga berbau tidak

enak, sehingga tidak layak dikonsumsi

atau sudah kadaluarsa. Dari kasus

tersebut rumusan masalah yang dapat

dibuat, kecuali....

a. Mengapa roti cepat sekali

tumbuh jamur?

b. Pernahkah Anda

mengonsumsi roti yang sudah

berjamur?

c. Jenis jamur apakah yang terdapat

pada roti yang sudah kadaluarsa?

d. Samakah antara jenis jamur yang

terdapat pada roti dengan jenis

jamur lainnya?

e. Apakah ada ciri-ciri tertentu

18

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

131

antara jamur yang dapat

dikonsumsi dengan jamur yang

beracun?

Mengurutkan

bagian tubuh

Rhizopus sp.

C3 Perhatikan gambar di bawah ini!

Urutan nama bagian dari no.1 s.d. no.4

adalah....

a. sporangium, rhizoid, stolon,

sporangiofor

b. sporangium, sporangiofor,

rhizoid, stolon

c. sporangium, sporangiofor,

stolon, rhizoid

d. sporangiofor, sporangium,

rhizoid, stolon

e. sporangiofor, sporangium,

stolon, rhizoid

19

Menyebutkan

jenis jamur

yang

mengandung

toksin pada

roti

C2 Roti yang sudah kadaluarsa dan

mengandung jamur sebaiknya dibuang

saja karena mengandung toksin. Jenis

jamur tersebut adalah....

a. Amanita

b. Fusarium

c. Penicillium

d. Rhizopus

e. Neurospora

20

Menyimpulka

n divisi jamur

berdasarkan

C5 Dari hasil pengamatan jamur tampak

ciri-ciri sebagai berikut.

1. Uniseluler atau multiseluler

21

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

132

ciri-cirinya 2. Hifa bersekat

3. Menghasilkan askospora

4. Hidup secara saprofit atau parasit

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat

disimpulkan jamur

tersebut masuk ke dalam divisi....

a. ascomycota

b. zygomycota

c. basidiomycota

d. deuteromycota

e. oomycota

Memilih

urutan yang

tepat

mengenai

proses

reproduksi

seksual pada

jamur

zygomycota

C3 Berikut ini merupakan pernyataan

tentang reproduksi seksual jamur

zygomycota.

1. Meiosis 4.

Kariogami

2. Plasmogami 5.

Zigosporangium

3. Hifa – bergabung dengan hifa +

Urutan proses reproduksi seksual jamur

zygomycota yang tepat adalah....

a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1

c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5

d. 3 – 2 – 4 – 1 – 5

e. 3 – 4 – 2 – 5 – 1

22

Menentukan

fungsi

Saccharomyce

s dalam

proses

pembuatan

minuman

beralkohol

C3 Saccharomyces adalah jamur bersel satu

dari divisi ascomycota yang berperan

dalam pembuatan minuman beralkohol.

Fungsi dari Saccharomyces adalah

mampu mengubah.…

a. glikogen menjadi alkohol

b. ragi menjadi alkohol

c. amilum menajdi alkohol

d. karbondioksida menjadi alkohol

e. glukosa menjadi alkohol

23

Menentukan

hipotesis

berdasarkan

pengamatan

yang

dilakukan

C3 Ketika sedang menyiram tanaman,

Hasbi melihat ada sekumpulan jamur

yang hidup tak jauh dari pohon besar

yang ada di pekarangan rumahnya.

Jamur tersebut memiliki tubuh buah

berbentuk bulat telur, memiliki tudung

yang berbentuk seperti cawan berwarna

24

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

133

cokelat tua keabu-abuan, batangnya

berwarna cokelat muda dan dilindungi

oleh selubung. Dari uraian tersebut,

hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah....

a. jamur tersebut berasal dari divisi

zygomycota

b. jamur tersebut berasal dari divisi

ascomycota

c. jamur tersebut berasal dari

divisi basidiomycota

d. jamur tersebut berasal dari divisi

deuteromycota

e. jamur tersebut berasal dari divisi

oomycota

Menetapkan

ciri-ciri jamur

divisi

basidiomycota

C2 Berikut adalah beberapa ciri-ciri jamur.

1. Hifa bersekat, tidak memiliki tubuh

buah, reproduksi aseksual

2. Hifa bersekat, tidak memiliki tubuh

buah, reproduksi seksual dan

aseksual

3. Hifa bersekat, memiliki tubuh buah,

reproduksi seksual dan aseksual

4. Hifa tidak bersekat, memiliki tubuh

buah, reproduksi aseksual

5. Hifa tidak bersekat, memiliki tubuh

buah, reproduksi seksual dan

aseksual

Yang merupakan ciri-ciri jamur

basidiomycota adalah....

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

25

Menjelaskan

simbiosis

jamur (lichen

dan mikoriza)

Menganalisis

simbion

pembentuk

liken

C4 Pernyataan yang benar mengenai

simbion pembentuk liken adalah....

a. golongan lumut yang tidak

memiliki klorofil

b. lumut yang hidup secara saprofit

pada kayu mati

c. lumut penyebab lapuknya kayu

dan batuan

26

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

134

d. simbiosis antara alga dan fungi

tertentu

e. simbiosis antara lumut dengan

alga

Menjelaskan

pengertian

mikoriza

C2 Simbiosis antara jamur dengan akar

tanaman disebut....

a. liken

b. lumut kerak

c. mikoriza

d. alga

e. miselium

27

Menentukan

fungsi

mikoriza

C3 Berikut ini pernyataan yang tidak benar

mengenai fungsi dari mikoriza adalah....

a. meningkatkan absorpsi hara dari

dalam tanah

b. menjadi penghalang biologi

terhadap infeksi patogen akar

c. meningkatkan ketahanan

terhadap kekeringan dan

kelembaban

d. meningkatkan produksi hormon

pertumbuhan dan zat pengatur

tumbuhan

e. memindahkan nutrisi dari

tanaman satu ke tanaman lain

28

Menyebutkan

peranan jamur

bagi kehidupan

Menyebutkan

jenis jamur

yang

digunakan

untuk

membuat

tempe

C1 Jamur yang dimanfaatkan dalam

pembuatan oncom adalah....

a. Rhizopus sp.

b. Neurospora sp.

c. Saccharomyces cerevisiae

d. Volvariella volvaceae

e. Amanita muscaria

29

Menentukan

penyakit yang

disebabkan

oleh jamur

Aspergillus

sp.

C3 Penyakit ini muncul sebagai infeksi

sekunder pada penderita AIDS, asma,

dan gangguan paru-paru kronis yang

disebabkan oleh jamur Aspergillus sp.

Penyakit yang dimaksud adalah....

a. TBC

b. Aspergillosis

c. Blastomikosis

d. Kanker paru-paru

e. Emfisema

30

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

135

Lampiran 6

Kisi-Kisi Instrumen penelitian

No indikator Aspek kognitif Jml

Soal

C1 C2 C3 C4 C5

1 3.6.1

Mengidentifikasi

ciri umu dan

struktur tubuh

jamur

3,4,5 1,2,6 6

2 3.6.2 Menjelaskan

cara hidup dan

reproduksi jamur

7,8,9,

10

12 11 6

3 3.6.3

Mengklasifikasikan

jamur berdasarkan

divisinya

16, 13,15,

17, 20

25

18,19,

22,

23, 24

14 21 13

4 3.6.4 menjelaskan

simbiosis jamur

dengan organisme

lain dan peran

jamur bagi

kehidupan sehari

hari

29 27 28,30 26, 5

jumlah 9 10 8 2 1 30

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

136

Lampiran 7

Kerjakanlah soal dibahawah ini dengan tepat dan benar !

Petunjuk khusus:

4. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tandan silang (X)

5. Pilihlah jawaban yang menurut andan benar dan tepat !

6. Kerjakanlah dengan jujur!

NAMA :

KELAS :

1. Di bawah ini merupakan ciri-ciri jamur, kecuali....

a. memiliki klorofil

b. eukariotik

c. bersifat heterotrof

d. cara hidupnya saprofit dan parasit

e. uniseluler dan multiseluler

2. Faktor yang membedakan jamur dengan organisme lain diantaranya adalah

pada dinding selnya. Dinding sel pada jamur tersusun atas....

a. Klorofil

b. Lipoprotein

c. zat kitin

d. lipid

e. protein

3. Kumpulan sel-sel memanjang yang berupa benang-benang pada jamur

disebut....

a. Hifa

b. Miselium

c. Spora

d. Rhizoid

e. stolon

4. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang disebut....

a. Miselium

b. Haustorium

c. Septa

d. Rhizoid

e. spora

Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

137

5. Bagian jamur merang yang dapat dimakan adalah....

a. Hifa

b. Miselium

c. Basidium

d. tubuh buah

e. batang jamur

6. Haustorium pada jamur berfungsi sebagai....

a. sekat-sekat antarsel pada jamur

b. alat bernapas

c. penghasil spora

d. penyerap nutrisi dari tubuh inang

e. alat reproduksi

7. Tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur pada daerah....

a. Lembab

b. Kering

c. Basah

d. Berair

e. dingin

8. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang

disebut....

a. Hifa

b. Miselium

c. Stolon

d. Rhizoid

e. haustorium

9. Di bawah ini yang bukan merupakan cara jamur memperoleh makanan

adalah....

a. Fotosintesis

b. Heterotrof

c. Saprofit

d. Parasit

e. simbiosis

10. Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang

sudah mati disebut....

a. Autrotof

b. Heterotrof

c. Epifit

d. Parasit

e. saprofit

Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

138

11. Di bawah ini yang bukan merupakan spora seksual pada jamur adalah....

a. Zygospora

b. Askospora

c. Basidiospora

d. Konidiospora

e. semua salah

12. Reproduksi jamur secara fragmentasi adalah....

a. peleburan antara spora jantan dan spora betina

b. peleburan antara hifa jantan dan hifa betina

c. peleburan sitoplasma menbentuk zigosporangium

d. persatuan inti sel jantan dan betina

e. pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur baru

13. Jamur yang belum diketahui fase reproduksi seksualnya dikelompokkan ke

dalam....

a. Zygomycota

b. Ascomycota

c. Basidiomycota

d. Deuteromycota

e. oomycota

14. Perhatikan tabel berikut.

No Ciri-ciri Jenis Jamur

A B C

1. Hifa tidak bersekat + - -

2. Hifa bersekat - + +

3. Spora dibentuk di

dalam askus

- + -

4. Spora dibentuk di

dalam basidium

- - +

Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut-turut adalah.…

a. ascomycota – basidiomycota – zygomycota

b. zygomycota – ascomycota – basidiomycota

c. ascomycota – deuteromycota – basidiomycota

d. basidiomycota – zygomycota – deuteromycota

e. zygomycota – deuteromycota – ascomycota

15. Di bawah yang merupakan ciri-ciri jamur divisi zygomycota adalah....

a. hifa bersekat

b. hifa tak bersekat

c. memiliki satu inti sel

d. memiliki tubuh buah

e. dinding sel tidak mengandung zat kitin

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

139

16. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....

a. Sporangium

b. Zigospora

c. Askospora

d. Basidiospora

e. sporangiospora

17. Jamur roti dan jamur tempe tergolong ke dalam....

a. Zygomycota

b. Ascomycota

c. Basidiomycota

d. Deuteromycota

e. oomycota

18. Sekantong roti yang disimpan di dalam lemari terlupakan selama seminggu.

Ketika dibuka roti terlihat kehitaman karena tertutup oleh jamur. Roti

yang berjamur tersebut juga berbau tidak enak, sehingga tidak layak

dikonsumsi atau sudah kadaluarsa. Dari kasus tersebut rumusan masalah yang

dapat dibuat, kecuali....

a. Mengapa roti cepat sekali tumbuh jamur?

b. Pernahkah Anda mengonsumsi roti yang sudah berjamur?

c. Jenis jamur apakah yang terdapat pada roti yang sudah kadaluarsa?

d. Samakah antara jenis jamur yang terdapat pada roti dengan jenis jamur

lainnya?

e. Apakah ada ciri-ciri tertentu antara jamur yang dapat dikonsumsi dengan

jamur yang beracun?

19. Perhatikan gambar di bawah ini!

Urutan nama bagian dari no.1 s.d. no.4 adalah....

a. sporangium, rhizoid, stolon, sporangiofor

b. sporangium, sporangiofor, rhizoid, stolon

c. sporangium, sporangiofor, stolon, rhizoid

d. sporangiofor, sporangium, rhizoid, stolon

e. sporangiofor, sporangium, stolon, rhizoid

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

140

20. Roti yang sudah kadaluarsa dan mengandung jamur sebaiknya dibuang saja

karena mengandung toksin. Jenis jamur tersebut adalah....

a. Amanita

b. Fusarium

c. Penicillium

d. Rhizopus

e. Neurospora

21. Dari hasil pengamatan jamur tampak ciri-ciri sebagai berikut.

1. Uniseluler atau multiseluler

2. Hifa bersekat

3. Menghasilkan askospora

4. Hidup secara saprofit atau parasit

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan jamur

tersebut masuk ke dalam divisi....

a. ascomycota

b. zygomycota

c. basidiomycota

d. deuteromycota

e. oomycota

22. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi seksual jamur

zygomycota.

1. Meiosis

2. Kariogami

3. Plasmogami

4. Zigosporangium

5. Hifa – bergabung dengan hifa +

Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota yang tepat adalah....

a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1

c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5

d. 3 – 2 – 4 – 1 – 5

e. 3 – 4 – 2 – 5 – 1

23. Saccharomyces adalah jamur bersel satu dari divisi ascomycota yang berperan

dalam pembuatan minuman beralkohol. Fungsi dari Saccharomyces adalah

mampu mengubah.…

a. glikogen menjadi alkohol

b. ragi menjadi alkohol

c. amilum menajdi alkohol

d. karbondioksida menjadi alkohol

e. glukosa menjadi alkohol

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

141

24. Ketika sedang menyiram tanaman, Hasbi melihat ada sekumpulan jamur yang

hidup tak jauh dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya. Jamur

tersebut memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki tudung yang

berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan, batangnya berwarna

cokelat muda dan dilindungi oleh selubung. Dari uraian tersebut, hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah....

a. jamur tersebut berasal dari divisi zygomycota

b. jamur tersebut berasal dari divisi ascomycota

c. jamur tersebut berasal dari divisi basidiomycota

d. jamur tersebut berasal dari divisi deuteromycota

e. jamur tersebut berasal dari divisi oomycota

25. Spora aseksual pada jamur divisi deuteromycota adalah....

a. Zigospora

b. Askospora

c. Basidiospora

d. Konidiospora

e. belum diketahui

26. Pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk liken adalah....

a. golongan lumut yang tidak memiliki klorofil

b. lumut yang hidup secara saprofit pada kayu mati

c. lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan

d. simbiosis antara alga dan fungi tertentu

e. simbiosis antara lumut dengan alga

27. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....

a. Liken

b. lumut kerak

c. mikoriza

d. alga

e. miselium

28. Berikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai fungsi dari mikoriza

adalah....

a. meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah

b. menjadi penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar

c. meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan kelembaban

d. meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuhan

e. memindahkan nutrisi dari tanaman satu ke tanaman lain

29. Jamur yang dimanfaatkan dalam pembuatan oncom adalah....

a. Rhizopus sp.

b. Neurospora sp.

c. Saccharomyces cerevisiae

d. Volvariella volvaceae

e. Amanita muscaria

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

142

30. Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS, asma, dan

gangguan paru-paru kronis yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp. Penyakit

yang dimaksud adalah....

a. TBC

b. Aspergillosis

c. Blastomikosis

d. Kanker paru-paru

e. Emfisema

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

143

Lampiran 8

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

144

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

145

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

146

Lampiran 12

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37582/1/M. IZET... · kecerdasan, akhlak mulia, serta ... yang baik tentu akan menghasilkan

147