makalah tgt

67
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran, Menurut Usman ( 2000 : 4 ) “ … proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. 1

Upload: eris-a-dark

Post on 03-Jul-2015

1.010 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah TGT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran, Menurut Usman ( 2000 : 4 ) “ … proses pembelajaran merupakan

suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu” Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang

terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah

rangkaian untuk mencapai tujuan.

Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran

adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang

digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan

hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam

waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil

yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect)

biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai.

Bila kita berbicara masalah pendidikan pasti , dalam diri kita semua kita ingin

mempunyai anak yang terdidik, pandai, berahlak, punya daya kreatifitas, motivasi yang

tinggi dalam menjalani studinya sehingga ketika mereka lulus, mereka dapat menjadi

manusia-manusia yang berguna bagi keluarga , masyarakat , negara dan agamanya.

Kewajiban sebagai pendidik atau guru , tidak hanya transfer of Knowlegde tapi

juga dapat mengubah prilaku, memberikan dorongan yang positif sehingga siswa

termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang

semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak siswanya tapi juga mengolah jiwa

anak didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tampa mempedulikan jiwa anak

1

Page 2: Makalah TGT

didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati. Anak yang

cerdas, bukan saja anak yang nilai ulangannya baik, nilai rapornya tinggi, tapi emosional

dan fungsi motoriknya berjalan dengan baik

Mungkin tidak salah kalau kita menyimak apa kata paul Lawrence dan Nitin

Nohria (Driveb : How Human Nature Shapes Our Choice) seperi yang dikutip oleh taufik

pasiak 4 dorongan manusia melakukan sesuatu: (1) to aquire (dorongan untuk

memperoleh sesuatu), (2) to bond (dorongan membangun hubungan), (3) to learn

(dorongan untuk memahami), (4) to defend (dorongan untuk mempertahankan semua

yang dimiliki). Seorang guru yang baik dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar

yang sehat dan menyenangkan kelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para

siswanya agar mempunyai motivasi yang tinggi , dan memberikan dorongan yang positif.

UNESCO menjelaskan bahwa pendidikan pada abad ini harus diorientasikan

terhadap pencapaian 4 pilar pembelajaran: (1) Learning to know (belajar untuk tahu),

(2) learning to do (belajar untuk melakukan), (3) Lerning to be (belajar untuk menjadi

diri sendiri), (4) learning to live together (belajar bersama dengan orang lain). Bila

seorang guru dapat membekali siswanya dan memberi pondasi agar 4 pilar tadi dapat

berdiri kokoh, betapa bahagianya siswa yang mempunyai guru atau pendidik yang

berkualitas seperti itu. Dan betapa bangganya bangsa dan negara ini bila pendidikan bisa

menjadi tonggak berdirinya suatu negara yang kokoh. Karenanya guru harus mengetahui

model-model pembelajaran sebagai bagian dalam perencanaan mengajarnya, agar siswa

dapat memahami yang berikan oleh gurunya secara seksama.

Kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK), yang diperbaharui dengan

Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan

secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di

sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak

pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap

menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru

masih dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru

aktif dan siswa pasif.

2

Page 3: Makalah TGT

Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma

mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma

membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan KBK, pada penyusunan RPP menggunakan

istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa

guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa

dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill)

untuk bekal hidup dan penghidupannya sebagai insan mandiri. 

Demikian pula, pada pihak siswa, karena kebiasaan menjadi penonton dalam

kelas, mereka sudah merasa enjoy dengan kondisi menerima  dan tidak biasa memberi.

Selain dari karena kebiasaan yang sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah,

kondisi ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan guru yang masih terbatas

tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara membelajarkan siswa.

Karena penghargaan terhadap profesi guru sangat minim, sehingga para guru

tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca buku yang aktual. Karena mereka

sangat sibuk untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan memang itu kewajiban utama,

apalagi untuk  membeli buku pembelajaran yang inovatif, itu adalah suatu hal yang

sangat sulit untuk dilakukan. Mereka bukan tidak mau meningkatkan kualitas

pemebelajaran, tetapi situasi dan kondisi kurang memungkinkan. Permasalahannya

adalah bagaimana mengubah kebiasaan prilaku guru dalam kelas, mengubah paradigma

mengajar menjadi membelajarkan, sehingga misi KBK dapat terwujud. Dengan

paradigma yang berubah, kemungkinan kebiasaan murid yang bersifat pasif sedikit demi

sedikit akan berubah pula menjadi aktif.

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar

belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang

dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan

pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk

melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill

sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru

sepantasnya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara

3

Page 4: Makalah TGT

membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas bagaimana cara siswa belajar,

sedangkan model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan

siswa  dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana

belajar yang nyaman dan menyenangkan. Dan di dalam makalah ini, penulis akan

membahas mengenai model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) yang

diterapkan pada pelajaran Fisika.

B. PERMASALAHAN

Di dalam makalah ini ada beberapa permasalahan pokok yang akan kita bahas,

yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?

2. Bagaimana konsep dasar model pembelajaran kooperatif ?

3. Apa yang dimaksud pembelajaran kooperatif tipe TGT ?

4. Bagaimana prosedur pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe TGT ?

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Strategi Belajar

Mengajar. Tetapai penulis berharap agar mafaat dari pembuatan makalah ini tidak sebatas

hanya sampai disitu saja. Penulis berharap, agar para pembaca makalah ini akan lebih

memahami mengenai apa itu model pembelajaran. Dan dengan adanya makalah ini,

penulis berharap agar para pembaca yang tertarik dengan penerapan model pembeajaran

TGT, bisa lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana menerapkan model TGT ini.

Dan di dalam makalah ini juga terdapat sedikit pembahasan mengenai model koopertaif,

dimana para pembaca bisa melihat bagimana penerapan pembelajaran kooperaif yang

tepat dan apa keuntungan serta kekurangannya.

4

Page 5: Makalah TGT

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sekolah dan kelas merupakan komunitas pelajar

yang dibawa untuk mengeksplorasi dunia dan dinavigasi secara produktif, mereka

diharapkan berilmu yang tinggi dan berdedikasi , serta berketerampilan yang tingi.

Adalah menjadi kewajiban bagi pendidik untuk mengetahui model-model

pembelajaran, karena teaching mode adalah suatu system mengajar yang dibuat sedemian

rupa dijadikan pedoman perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi. Dalam pendidikan kita

mengenal istilah mengajar, menurut Hamalik seperti yang dikutip oleh syafaruddin

mengajar adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar atau menciptakan

lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Disini guru

berusaha memfungsikan seluruh sub system pengajaran dalam mencapai tujuan.

Guru adalah motivator untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar.

Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai

pemimpin melakukan dua usaha utama: (1) memperkokoh motivasi siswa (2) memilih

strategi mengajar yang tepat.

Models of Teaching merupakan perencanaan yang dapat digunakan sebagai pola

face to face/saling berhadapan dalam pengajaran di kelas, atau pengaturan dalam tutorial

atau bentuk dari bahan-bahan instruksional. Termasuk buku-buku, film, tape, computer,

dan kurikulum. Setiap model di desian untuk membantu siswa mendapatkan bermacam-

macam hasil.

5

Page 6: Makalah TGT

Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah

model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilai-

nilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan kepada siswa

bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan dihasilkan siswa yang

dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan efektif dalam keilmuan dan

keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses pembelajaran yang tuntas.

Jadi keberadaan model pengajaran adalah berfungsi membantu siswa memperoleh

informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan pengertian yang

diekspresiakan mereka. Karena itu posisi guru adalah mengajar siswa bagaimana cara

belajar. Untuk jangka panjang sebenarnya pembelajaran harus menciptakan iklim yang

memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan pembelajaran yang lebih mudah dan

efektif pada masa depan. Sebab pengertian dan keterampilan diperoleh mereka dengan

baik apabila mereka sudah melakukan pembelajaran tuntas (mastering learning), Jadi

pembelajaran tuntas merupakan salah satu metode pembelajaran seperti halnya model

pembelajaran bersama (cooperative learning).

Model pembelajaran ini membutuhkan guru yang berpengalaman mengarahkan

siswanya, didukung oleh sumber pengetahuan yang memadai seperti buku,

perpustakaan ,internat sehingga dapat membuka wawasan siswa , memotivasi mereka

untuk mencari, menggali informasi, dan saling bekerja sama dengan temannya, sehingga

timbul kreatifitas yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya dikemudian

hari dalam masyarakat. Model pembelajaran adalah bantuan alat-alat yang

mempermudah siswa belajar. Tujuan proses mengajar secara ideal adalah agar bahan-

bahan yang dipelajari, dikuasai murid sepenuhnya dan ini disebut Mastery Learning

(belajar tuntas).

6

Page 7: Makalah TGT

B. KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF

Istilah Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata Cooperative Learning.

Pembelajaran dengan kelompok kooperatif lebih dari sekedar belajar belajar kelompok

tradisional. Pembelajaran kooperatif membentuk kelompok kerja dengan lingkungan

yang positif. Penggunaan model pembeljaran kooperatif merupakan suatu pendekatan

yang membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan

paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut

(Lungdren, 1994).

1). Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang

bersama.”

2). Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain

dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari

materi yang dihadapi.

3). Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4). Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota

kelompok.

5). Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi kelompok.

6). Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan

bekerja sama selama belajar.

7

Page 8: Makalah TGT

7). Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah

unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif

siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama

lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan

kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran

kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa

menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar

dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang

baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan.

Pada pembelajaran kooperatif dapat dimulai dengan melempar masalah secara

konfrontasi, masalah dapat secara verbal maupun pengalaman, sehingga siswa dapat

terstimulasi bereaksi, mereka menjadi lebih interes dalam berbagai reaksi terhadap

permasalahan yang dihadapi, siswa kemudian mengadakan analisis data dan masalah,

membahas dan membuat laporannya, akhirnya setiap kelompok mengevaluasi tujuan

yang mendasar. Jadi terdapat siklus mulai dari mengulang sendiri, konfrontasi terhadap

yang lain dengan problem yang baru dan berkembang menjadi sesuatu siklus activitas

yang mandiri.

Menurut Jhonson, Jhonson & Jhonson-Holubec (dalam Vernon F. Jones & Louise

S. Jones, 1998 : 214) ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif, yaitu:

1. Saling ketergantungan positif

2. Pemberian tangungjawab individu

3. Interaksi berhadap-hadapan

8

Page 9: Makalah TGT

4. Kemampuan untuk bekerja sama

5. Proses kelompok

Dalam merancan kelompok pembelajaran sekolah membutuhkan perpustakaan

yang baik yang dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan siswa, mereka

harus distimulasi untuk selalu mencari ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini cukup

menyeluruh dan serba guna, dapat meramu tujuan akademik , social integrasi, social

proses learning. Dengan model pembelajaran berkelompok akan dihasilkan:

1. Rasa menghargai terhadap orang lain dan dapat menerima semua perbedaan

(pruralism) yang ada (respect for dignity of all and commitment to prulism)

2. Mempunyai kepercayaan diri sebagai seorang pelajar yang memang tugasnya

adalah belajar (independence as a learner)

3. kesanggupan bersosial (commitment to Social )

4. mempunyai kepribadian yang hangat (interpersonal warmth and affiliation)

5. kostruksi bagaimana kita memandang ilmu pengetahuan

6. kedisiplinan dalam mencari

7. efektivitas proses pembelajaran kelompok dan kepemimpinan

Dalam setiap model pembelajaran yang sangat banyak jenisnya, tentu setiap

masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang

berbeda. Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah;

(1). setiap anggota memiliki peran

(2). terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

(3). setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelompoknya

(4). guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal

kelompok

(5). guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

9

Page 10: Makalah TGT

C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan

yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan

sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan

dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-

masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan

pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada

kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang

diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka

tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan

(kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk

anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini

dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi

kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan

sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran.

Pemilikan kemamampuan pemecahan suatu masalah oleh siswa sangatlah

penting, namun masih rendahnya keterampilan siswa dalam pemecahan masalah

menuntut diterapkannya berbagai model pembelajaran dengan harapan dapat menarik

perhatian siswa agar menyukai pelajaran dan untuk mempermudah siswa dalam

memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

10

Page 11: Makalah TGT

Tournaments (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang menarik karena di

dalamnya terdapat kegiatan turnamen akademik yang diharapkan dapat membuat siswa

agar lebih kreatif, cepat dan tepat dalam memecahkan masalah matematika dan dapat

meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran, mendorong siswa berpartisipasi

aktif dan dapat menghadapkan siswa pada keterampilan yang menantang agar siswa

terlatih melakukan pemecahan suatu masalah dan berpikir analitik.

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap

kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja

sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif

dan kompak, serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan

menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap

terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja

kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Menurut Jhonson-Jhonson (dalam Carolyn W Rouviere) TGT adalah belajar

kooperatif yang terdiri dari pengajaran (teaching), balajar dalam tim (team study), dan

pertandingan akademik (game tournament). TGT sama dengan STAD dalam beberapa

hal, kecuali kuis dan skor penelitian. TGT menggunakan pertandingan akademik sebagai

pengganti kuis dalam STAD. Siswa bertanding sebagai wakil timnya dengan anggota tim

lainnya yang berkemampuan sama.

Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu:

1. Penyajian kelas (Class Presentations)

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau

sering juga disebut dengan presentasi kelas (Class Presentations). Kegiatan ini biasanya

dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin olehguru.

Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami

materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat

kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

11

Page 12: Makalah TGT

2. Kelompok (Teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal

pada saat game. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim belajar)

bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Daam belajar kelompok ini kegiatan siswa

adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan

memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok

melakukan kesalahan.

3. Permainan (Games)

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan

dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan

belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana

bernomor. Game ini dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili

timnya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu

akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen

mingguan.

4. Turnamen (Tournament)

Turnamen adalah struktur belajar, diamana game terjadi. Biasanya turnamen

dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi

kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Turnamen pertama

guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya

dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

12

Page 13: Makalah TGT

5. Penghargaan Kelompok (Team recognition)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team

akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih,

“Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya

40 kebawah.

Sesuai dengan kelima komponen diatas, maka secara singkat skenario dalam

model TGT ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaiakan tujuan yang ingin di capai dan menyampaiakan materi

yang akan dibahas pada hari ini. Kemudian buat kelompok siswa heterogen 4-5

orang, kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

2. Siapkan meja turnamen secukupnya, misal 10 meja dan untuk tiap meja

ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan

level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati

oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada

meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.

3. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal

yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu

tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan

hasilnya diperiksa  dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap

individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen

sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar)  superior, very

good, good dan medium.

4. Begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat, dan seterusnya. Dan dilakukan

pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi,

siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk

meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

13

Page 14: Makalah TGT

5. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual,

berikan penghargaan kelompok dan individual.

Kelebihan model pembelajara kooperatif tipe TGT :

1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan kademis

tinggi) lebih menonjol dalm pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan

akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting

dalam kelompoknya.

2. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan

saling menghargai sesama anggota kelompoknya.

3. dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam

mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah

penghargaan pda siswa atau kelompok terbaik.

4. dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam

mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen dalam

model ini.

Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah :

1. dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.

2. guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih

materi pelajaran yang cocok untuk model ini.

3. guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sbelum diterapkan. Misalnya

membuat soal untuk setiap meja touramen, dan guru harus tau urutan akademis

siswa dari yang tertinggi hingga terrendah.

14

Page 15: Makalah TGT

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT

Secara lebih lengkap, prosedur pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe

TGT dapat kita lihat sebagai berikut:

1). Persiapan TGT

(1). Persiapan materi

TGT digunakan untuk meyajikan materi kurikulum pada pembeajaran kelompok.

Sebelum presentasi materi dimulai, perlu disiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

akan dipelajari oleh kelompok kooperatif. Lembar jawaban dari LKS tersebut, satu set

dengan kartu bernomor 1-30 atau paling sedikit 1-15 untuk setiap siswa dalam kelas.

(2). Membagi siswa dalam kelompok

Untuk setiap kelompok belajar kooperatif beranggotakan 4 atau 5 orang siswa

yang terdiri atas siswa berkemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Untuk

membentuk siswa dalam kelompok perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Rangking siswa dalam kelas berdasarkan prestasi akademis dari yang tertinggi

sampai pada yang berkemampuan rendah. Gunakan informasi apa saja yang dapat

digunakan untuk erangking siswa tersebut.

2. Menentukan jumlah anggota setiap tim, seaiknya beranggotakan 4 orang siswa jika

mungkin. Untuk menentukan banyaknya siswa dalam kelompok yang akan

dibentuk, bagilah jumlah siswa dalam kelas dengan 4. Jika hasilnya tidak bulat,

15

Page 16: Makalah TGT

misalnya : jumlah siswa 34 orang maka ada 8 kelompok yang beranggotakan 4

orang dan 2 kelompok yang beranggotakan 5 orang.

3. Usahakan agar rata-rata kemampuan siswa dalam setiap kelompok relatif sama.

Gunakan rangking dalam menentukan anggota kelompok. Contoh : jika

menggunakan 8 kelompok, maka kita bisa menggunakan huruf A sampai H. Mulai

pada posisi rangking atas berialah tanda A ; berikan abjad sampai seterusnya.

Ketika sampai pada huruf terakhir, kembalilah lagi pemberian abjad berlawanan

dengan urutan abjad yang telah dibuat. Siswa harus dicek apakah ras, etnik dan

jenis kelamin telah seimbang. Tetapi jika tim yang dibentuk berdasarkan rangking

kemampuan bukan atas dasar penyeimbang jenis kelamin atau suku, atur siswa

supaya setiap tim memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama, sehingga

keseimbangan tim bisa tercapai.

4. Isilah lembar ringkasan yang memuat nama tim. Isilah nama siswa pada tiap tim

yang dibentuk.

(3). Membagi siswa dalam meja turnamen

Daftarlah kemampuan siswa dari yang berkemamapuan tertinggi sampai yang

berkemampuan terendah, gunakan rangking yang sama ketika saat membentuk tim.

Hitung jumlah siswa dalam kelas, jika jumlahnya bisa dibagi 4, maka seluruh meja

turnamen terdiri atas 4 orang siswa (sesuaikan dengan jumlah anggota dalam kelompok).

Empat orang siswa pertama menempati meja 1, empat orang siswa selanjutnya

menempati meja 2 dan seterusnya. Tetapi jika ada sisa, misalnya jumlah siswa ada 29

orang siswa, maka ada 7 meja turnamen dengan 1 meja turnamen terdiri atas 5 orang

siswa.

2). Bagaimana Memulai TGT

TGT dilakukan dengan jadwal aktivitas yang dideskripsikan sebagai berikut ini.

Sesudah guru memberikan pelajaran, umumkan pembagian tim dan suruh siswa untuk

membentuk meja kelompok. Katakan bahwa mereka akan belajar bersama dalam timnya

16

Page 17: Makalah TGT

dan akan bertanding dalam turnamen akademik untuk menambah skor timnya dan tim

yang memperoleh skor tertinggi akan mendapat penghargaan.

3). Jadwal Aktivitas

(1). Pengajaran kelas

Guru menyampaikan materi pelajaran. Materi diperkenalkan melalui presentasi

kelas. Penyajian materi pelajaran dilakukan oleh guru secara individual, yang umumnya

melaui pembelajaran langsung, dan materi yang diajarkan difokuskan pada pokok-pokok

tertentu. Tiap pelajaran dalam TGT dimulai dengan presentasi. Presentasi mencakup

pembukaan, pengembangan, dan praktek terkendali. Dalam proses pembelajaran ini,

tekankanlah hal-hal sebagai berikut:

a). Pembukaan (Opening)

Beritahu siswa tentang apa yang ingin mereka pelajari dan mengapa ini penting,

munculkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi masalah-masalah yang

nyata atau cara lain.

Ulas secara singkat keterampilan prasyarat.

b). Pengembangan (Development)

Sampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Tekankan konsep pada pemahaman bukan hafalan.

Demonstrasikan konsep/keterampilan secara aktif menggunakan bantuan visual,

manipulasi-manipulasi dan banyak contoh.

17

Page 18: Makalah TGT

Periksalah sesering mungkin pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan.

Pertahankan keadaan dengan mengurangi interupsi, banyak pertanyaan dan

lanjutkan materi.

c). Praktek Terkendali (Guided Practice)

Mintalah siswa mengerjakan soal-soal latihan atau buat contoh soal dan siswa

diminta siap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Panggil siswa secara acak.

Jangan memberikan tugas yang lama penyelesaiannya. Beri satu atau dua

latihan/contoh, kemudian berilah umpan balik.

(2). Belajar kelompok

Tim belajar terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang berbeda dalam kemampuan

akademik ataupun jenis kelamin. Fungsi kelompok belajar ini adalah untuk memastikan

bahwa anggota kelompok telah belajar dalam timnya, dan terutama untuk menyiapkan

turnamen akademik. Selama belajar dalam kelompok, anggota tim belajar bertugas untuk

menguasai materi yang diajarkan dalam pelajaran dan menolong anggota timnya untuk

menguasai materi. Siswa mengerjakan LKS dan lembar jawaban dapat mereka gunakan

untuk melatih keterampilan mereka. Secara khusus, sebelum memulai kerja kelompok

diskusikan aturan-aturan berikut:

1. siswa bertanggungjawab bahwa timnya sungguh-sungguh mempelajari materi.

2. tidak seorang siswapun yang berhenti belajar sebelum teman sekelompoknya

menguasai materi.

3. siswa diwajibkan bertanya dengan teman satu kelompoknya sebelum bertanya pada

guru.

18

Page 19: Makalah TGT

(3). Turnamen akademik

Turnamen adalah struktur belajar dimana game terjadi. Tutnamen biasanya

dilakukan pada setiap akhir belajar mingguan. Prosedur turnamen akademik ini adalah

sebagai berikut:

1. Pada awal masuk turnamen, umumkan pembagian meja turnamen dan mintalah

siswa membentuk meja bersama. Acak buatlah nomor meja tersebut, sehingga

siswa bisa mengetahui mana meja yang digunakan untuk turnamen siswa yang

berkemampuan akademik tinggi dan meja mana yang digunakan untuk siswa yang

berkemampuan akademik yang kurang. Setelah meja untuk turnamen selesai

dipersiapkan, guru bisa membagaikan kartu pertanyaan untuk setiap meja turnamen

sesuai dengan jumlah peserta yang akan mengisi setiap meja. Kartu-kartu yang

berisi soal (pertanyaan) ini telah dipersiapkan oleh guru terlebih dahulu

sebelumnya. Dimana soal-soal yang dibuat ini, telah dirancang gru dengan sebaik-

baiknya. Soal-soal yang dibuat guru ini mempunyai tingkatan yang berbeda,

disesuaikan denagan kemampuan siswa yang diperkirakan akan mengisi meja

turnamen. Misalkan pada meja turnamen 1, diisi oleh siswa-siswa yang

berkemampuan akademik tinggi. Maka soal-soal yang diletakkan pada meja 1 ini

adalah soal-soal yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Kemudian pada

meja turnamen 2, diisi oleh siswa-siswa yang berkemampuan sedang. Maka soal-

soal yang diletakkan pada meja 2 ini mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.

Dan begitu juga untuk meja-meja turnamen selanjutnya.

2. Untuk memulai game, siswa bisa mempersiapkan semua peralatan yang mungkin

diperlukan saat turnamen berlangsung. Kemudian sesuai dengan kesepakatan dari

setiap kelompok, untuk mengirim satu orang anggota timnya untuk mengisi satu

meja turnamen yang telah disipakan.

3. Saat turnamen dimulai, setiap siswa pada meja turnamen bisa mulai mengerjakan

soal-soal pada kartu yang telah terdapat didepan mereka, dimulai dari kartu yang

paling atas hingga yang paling bawah. Siswa boleh melewatkan kartu soal yang

19

Page 20: Makalah TGT

mereka jawab jika mereka merasa tidak mampu mengerjakannya. Demikian juga

untuk meja-meja turnamen yang lainnya.

Semua siswa yang mengikuti turnamen harus bermain pada waktu yang sama.

Ketika siswa bermain, guru bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dan yakinkan

bahwa setiap siswa mengerti prosedur game. 10 menit sebelum waktu berakhir, siswa

diminta berhenti mengerjakan soal dan diminta mengumpulkan soal-soal yang mereka

jawab. Guru bisa mengoreksi soal-soal yang dijawab dengan benar oleh siswa dan

menghitung jumlah kartu yang terjawab oleh setiap siswa bersama-sama dengan semua

siswa. Setelah menghitung jumlah kartu yang telah dijawab setiap siswa dengan benar

siswa mengisi nama, tim dan jumlah kartu yang dijawab pada lembar poin game.

Tabel 1. Contoh lembar poin game

Meja Turnamen 1

Nama Pemain Nama Tim Soal yang Dijawab Poin

Dina Afrianti Einstein 10 40

M. Zaqie Dalton 7 20

Maria Newton 12 60

Secara umum pada meja yang terdiri dari 3 orang siswa dengan tidak ada seri,

siswa mendapat skor tertinggi diberi poin 60, skor kedua mendapat poin 40 dan skor

terendah mendapat poin 20. Jika ada kurang atau lebih dari 3 pemain dalam satu meja

turnamen atau jika ada seri, guru bisa menggunakan tabel berikut sebagai pedoman.

20

Page 21: Makalah TGT

Ketika semua siswa telah menghitung poin turnamen, mintalah siswa mengumpulkan

lember skor game. Pedoman pemberian poin dapat dilihat pada tebel berikut ini:

Tabel 4. Pedoman pemberian poin untuk 4 (empat) orang pemain

PemainTanpa

Seri

Seri

Di

Atas

Seri

Di

Tengah

Seri

Di

Bawah

3 Seri

Di

Atas

3 Seri

di

Bawah

Ke-4 nya

Seri

Seri

di bawah

& di atas

Poin

Tertinggi60 50 60 60 50 60 40 50

Poin

Menengah

Ke Atas

40 50 40 40 50 30 40 50

Poin

Menegah

Ke Bawah30 30 40 30 50 30 40 30

Poin

Terendah20 20 20 30 20 30 40 30

Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 3 (tiga) orang pemain

Pemain Tanpa Seri Seri Di Atas Seri Di Bawah Ke-3 nya Seri

Poin Tertinggi 60 50 60 40

Poin Tengah 40 50 30 40

Poin Terendah 20 20 30 40

Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

21

Page 22: Makalah TGT

Tabel 5. pedoman pemberian poin untuk 2 (dua) orang pemain

Pemain Tanpa Seri Seri

Poin Tertinggi 60 40

Poin Terendah 20 40

Sumber : http//www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html

(4). Penghargaan tim

Secepatnya setelah turnamen selesai, tentukan skor tim dan siapkan sertifikat tim

atau tulis berita kelas untuk mengumumkan hasil turnamen. Untuk melakukan ini, periksa

poin turnamen pada skor game kemudian pindahkan poin turnamen tiap siswa pada

lembar rangkuman untuk timnya, jumlahkan skor anggota tim dan bagi jumlah skor total

tim dengan jumlah anggotanya yang bermain.

Dalam penerapan model TGT ini ada 3 tingkatan penghargaan yang diberikan

berdasarkan rat-rata skor tim, yaitu:

Rata-rata skor 50 atau lebih, disebut Super Team.

Rata-rata skor antara 40 sampai kurang dari 50, disebut Great Team.

Rata-rata skor 40 atau dibawahnya, disebut Good Team.

E. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TGT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

22

Page 23: Makalah TGT

Satuan pendidikan : SMA / MA

Mata pelajaran : Fisika

Kelas / semester : X (sepuluh) / 2 (genap)

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

I. Materi pokok : Suhu dan Kalor

II. Sub Materi Pokok :

A. Suhu dan termometer

III. Standar kompetensi : Menerapkan kosep kalor dan prinsip konservasi

energi pada berbagai perubahan energi.

IV. Kompetensi dasar : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.

V. Indikataor :

1. Mengidentifikasi suhu

2. Mengidentifikasi alat ukur suhu (termometer)

3. Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dan termometer

VI. Tujuan pembelajaran :

Setelah pembelajaran siswa dapat:

1. Menyebutkan definisi suhu dengan benar

23

Page 24: Makalah TGT

2. Menyebutkan jenis-jenis termometer, minimal 4 buah dengan benar.

3. Mengkonversikan skala dari satu termometer ke termometer lainnya dengan

benar.

4. Menyelesaikan soal-soal tentang suhu dengan benar.

5. Menyelesaikan soal-soal tentang termometer dengan benar.

VII. Model pembelajaran : Model kooperatif tipe Teams Games Tournamen

(TGT)

VIII. Kegiatan belajar mengajar :

A. Kegiatan awal (15 menit)

1. Guru memberikan salam kepada siswa (menyapa siswa).

2. Apersepsi

Apakah kalian pernah memegang es? Atau pernahkah kalian merasakan saat tangan

kalian didekatkan dengan api? Pada dua kejadian di atas apa yang kalian rasakan, dan

menurut kalian apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

3. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas secara singkat, sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai.

B. Kegiatan inti (60 menit)

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang

dalam satu kelompok dengan setiap anggotanya mempunyai kemampuan akademik

yang berbeda-beda.

24

Page 25: Makalah TGT

2. Guru menyampaiakn bahwa pada pertemuan kali ini siswa akan belajar dengan

teman-teman satu kelompoknya. Kemudian akan diadakan turnamen, dan kelompok

yang mendapat skor tertinggi (pemenang) akan mendapatkan penghargaan.

3. Siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari materi yang telah dibagikan oleh

guru kepada setia kelompok bersama-sama denga teman satu kelompoknya. Dan

selanjutnya mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Waktu untuk kegiatan

ini sekitar 15 menit.

4. Guru menyampaikan bahwa waktu untuk belajar bersama kelompoknya telah habis,

dan turnamen akan segera dimulai. Guru menyampaikan bahwa di dalam turnamen

ini, satu meja turnamen diisi oleh 4 orang. Dan setiap kelompok boleh mengirim satu

orang anggota kelompoknya untuk mengisi satu meja turnamen. Pada meja turnamen

pertama terdapat soal-soal dengan tingkat kesukatan yang paling tinggi. Dan meja

kedua terdapat soal-soal dengan tingkat kesukaran yang sedikit lebih rendah dari meja

turnamen pertama, dan begitu seterusnya. Setiap siswa bisa menjawab maksimal 10

kartu soal yang telah dipersiapkan di atas meja turnamen. Dan siswa yang mejawab

paling banyak, akan mendapatkan poin yang aling tinggi pada meja turnamennya.

5. Siswa melakukan kegiatan turnamen dan guru mengamati jalannya kegiatan sambil

memastikan bahwa semua siswa mengerti prosedur kegiatan yang dilakukan. Waktu

untuk kegiatan turnamen ini sekitar 30 menit.

6. Guru bersama-sama dengan siswa, mengoreksi kartu-kartu yang dijawab oleh peserta

turnamen. Sambil menuliskan poin yang didapat setiap peserta di papan tulis dan

siswa pada setiap meja turnamen diurutkan dari siswa yang mendapat poin tertinggi

hingga terendah, untuk diberi gelar Superior, Very Good, Good dan Medium, sesuai

poin yang didapat. Pemberian poin pada siswa berdasarkan dengan tabel pedoman

pemberian poin untuk model tgt dan waktu untuk kegiatan ini sekitar 15 menit.

C. Kegiatan akhir (15 menit)

1. Jumlah poin yang didapat untuk setiap kelompok dijumlahkan menjadi satu.

25

Page 26: Makalah TGT

2. Semua kelompok diurutkan dari kelompok dengan skor tertinggi hingga skor

terendah, dan akan diberikan gelar Super Team, Great Team dan Good Team sesuai

dengan skor yang didapat siswa.

3. Siswa dan kelompok yang mendapat poin tertinggi pada saat turnamen akan

mendapatkan penghargaan dari guru.

4. Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dengan memberikan salam.

IX. Sumber belajar :

Buku teks : FISIKA untuk SMA kelas X, Jilid 1. Karangan Drs. Supiyanto,

M.si. halaman: 139-155.

Buku teks : Seribu pena FISIKA SMA untuk kelas X. Karangan Ir.

Marthen Kanginan, M.Sc. Halaman 153-166.

X. Penialaian :

Dalam penerapan model pembelajaran ini, semua siswa diikut sertakan dalam

kegiatan turnamen. Dan setiap siswa akan menjawab maksimal 10 soal. Sehingga

penialaian untuk model ini adalah:

Nilai =

Lampiran : Uraian Materi Ajar

26

Page 27: Makalah TGT

A. Suhu dan Termometer

Suhu didefenisikan sebagai ukurn derajat panas atau dinginnya suatu benda atau

sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin

memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata

yang dimiliki oleh partikel dalam suatu benda. Dengan demikian, suhu mengambarakan

bagaimana gerakan molekul-molekul benda. Pada saat kita memanaskan atau

mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut

berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu, disebut sifat

termometrik. Contoh sifat termometrik tersebut adalah panjang logam, volume zat cair,

dan lain sebagainya. Dengan demikian adanya perubahan sifat termoetrik menunjukkan

adanya perubahan suhu suatu benda. Dan berdasarkan sifat termometrik tersebut, kita

mengenal alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda yaitu Termometer.

Pembuatan termometer didasarkan pada beberapa sifat termometrik zat, seperti

pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara,

regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi

benda). Beberapa jenis termometer yang biasa digunakan untuk pengukuran suhu

diantaranya, yaitu termometer raksa, termometer alkohol, termometer gas, termometer

bimetal, termometer hambatan, termokopel, dan pirometer.

Kebanyakan, termometer yang umum dikenal dan digunakan dimasyarakat adalah

termometer air raksa. Ada beberapa hal yang menjadi alsan mengapa air raksa sering

digunakan unruk mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.

2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca

termometer.

3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus dicampurkan

pewarna terlebih dahulu.

Tabel 1. Jenis-jenis termometer

27

Page 28: Makalah TGT

Termometer Sifat fisis yang diukur Karakteristik

Gas ideal

Tekanan dan volume

gas cair

Jangkauan luas, sangat teliti dan peka,

ukuran relatif besar, reaksi lambat, dan

tidak dapat dbawa langsung untuk

mengkalibrasi termometer lain

Hambatan

platina

Hambatan listrik Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak

cocok untuk perubahan suhu mendadak

Paramagnetik Sifat magnetik bahan Cocok untuk suhu rendah yang konstan

Plat bimetlikBeda muai diantara dua

logam

Sering digunakan dalam termostat

Pirometer optik

Warna cahaya yang

terpancar

Tanpa kotak langsung dengan benda yang

diukur, dan cocok untuk mengukur suhu

benda yang sangat tinggi

Raksa dalam pipaEkspansi atau kontraksi

fluida

Sederhana, murah, mudah dibawa, dan

langsung dapat dibaca

Termokopel

Tegangan listrik di

antara logam yang

berbeda

Jangkauan luas, cukup akurat, kuat dan

kompak, serta cocok untuk perubahan

suhu mendadak

Pembuatan skala pada termoemter memerlukan dua titik acuan. Titik acuan

pertama yang disebut sebagai titki tetap bawah pada umumnya dipilih tititk beku air,

yaitu suhu campuran antara es dan air pada tekanan normal. Titik acuan kedua yang

disebut titik tetap atas dipilih titik didih, yaitu suhu ketika air mendidih pada tekanan

normal.

Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada

suatu termometer. Adapun langkah-langkah kalibrasi termometer adalah sebagai berikut:

1. menentukan titik tetap bawah (Tb)

2. menentukan titik tetap atas (Ta)

28

Page 29: Makalah TGT

3. menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap

4. memperluas skala diluar titik tetap

Kita dapat melakukan konversi skala dari satu termometer ke termometer yang

lain. Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan

termometer X yang memiliki Tb = Xb dan Ta = Xa. Maka, ketika suhu benda tersebut

diukur dengan menggunakan termometer Y yang memiliki Tb = Yb dan Ta = Ya, skala Y

akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengaan rumus:

Terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dalam pemgukuran suhu,

yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur, dan skala Kelvin. Pada skala Celsius

digunakan titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah dan ditandai dengan angka 0.

sedangkan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada tekanan

atmsofer dan ditandai dengan angka 100, sehingga ada 100 pembagian skala.

Pada skala Fahrenheit, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu campuran es

dan garam. Titik tetap bawah dan titik tetap atasnya dinyatakan pada skala 32 dan 212,

sehingga ada 180 pembagian skala. Pada skala Reamur, penentuan titik tetpa nawah dan

titik tetap atas seperti pada skal Celcius, namun dinyatakan dalam skala 0 dan 80,

sehingga ada 80 pembagian skala.

Pada skala Kelvin, penentuan suhu nol derajat digunakan suhu terendah yang

dimiliki oleh suatu partikel yang setara dengan -273,15oC, yaitu keadaan dimana energi

kinetik rata-rata partikel sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur atau

sering disebut denga suhu nol mutlak. Setiap satu skala Kelvin sama denga satu skala

Celcius, sehingga titik tetap bawah dan titik tetap atas skala Kelvin masing-masing

adalah 273 K dan 373 K. Pada skala tidak ada suhu yang bernilai negative sehingga

disebut sebagai skala suhu mutlak atau skala termodinamik, dan skaligus Kelvin

digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Perbandingan keempat skala suhu adalah

tampak pada gambar di bawah ini.

29

Page 30: Makalah TGT

100oC 212oF 80oR 373 KTitik didih air

Titik beku air0oC 32oF 0oR 273 K

Gambar 1. Perbandingan skala Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin

Kita dapat mengkonversikan skala temometer dari termometer yang satu ke

termeometer yang lainnya. Berikut adalah table yang menunjukkan persamaan untuk

mengkonversikan skala termometer.

Table 2. Konversi skala termometer

Skala Celsius Fahrenheit Reamur Kelvin

Celsius C = C = C = K - 273

Fahrenheit F = F = F =

Reamur R = R = R =

Kelvin K = C + 273 K = K =

Lembar Kerja Siswa (LKS)

30

Page 31: Makalah TGT

1. Sebutkan definisi dari suhu!

Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

2. Sebutkan jenis-jenis termometer, minimal 4 buah!

Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….....

3. Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan

Kelvin!

Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

31

Page 32: Makalah TGT

…………………………………………………………………………….

4. Jika suhu suatu benda diukur denga termometer Celsius terbaca 32oC, maka berapa

suhu benda tersebut jika diukur dengan termometer Kelvin?

Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

5. Sebutkan pengertian dari suhu nol mutlak!

Jawaban :

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………….

Kunci Jawaban LKS

32

Page 33: Makalah TGT

1. Suhu didefenisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda

atau sistem.

2. Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

1). Termometer gas ideal

2). Termometer hambatan platina

3). Termometer paramagnetic

4). Termometer plat bimetalik

5). Pirometer optic

6). Termometer raksa dalam pipa

7). Termokopel

3. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C

Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F

Termometer Reamur : 0o R – 80o R

Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

4. Diketahui : Pada skala Celcius = 32oC

Ditanyakan : berapa suhu pada skala Kelvin…?

Penyelesaian :

K = C + 273

K = 32 + 273

K = 305 K

5. Suhu nol mutlak adalah suhu dimana energi kinetic rata-rata yang bekerja pada

partikel-partikel zat sama dengan nol, sehingga tidak ada panas yang terukur.

Soal untuk meja turnamen 1

1. Sebutkan langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer?

33

Page 34: Makalah TGT

2. Sebutkan alasan mengapa air raksa lebih baik digunakan pada termometer, jika

dibandingkan dengan alkohol dan air!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer hambatan platina!

4. Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!

5. Konversikan skala termometer 25o C menjadi skala Fahrenheit dan Reamour!

6. tuliskan perbandingan skala antara termometer Celcius, Fahrenheit, Reamour dan

Kelvin!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Kelvin!

8. Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15o C?

9. Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam

pembuatan termometer!

10. Pada suhu berpakah skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang

sama?

Soal untuk meja turnamen 2

1. Sebutkan pengertian suhu jika dilihat dari segi energi kinetik?

34

Page 35: Makalah TGT

2. Tuliskan perbadingan skala suhu, utuk termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan

Kelvin!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer paramagnetik!

4. Apa yang dimaksud dengan suhu nol mutlak!

5. Konversikan skala termometer 122o F menjadi skala Celcius!

6. Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat

tersebut dinaikkan!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Fahrenheit menjadi Remur!

8. Apa yang terjadi pada partikel suatu zat, saat berada pada suhu –273,15oC?

9. Sebutakan minimal 3 sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar dalam

pembuatan termometer!

10. Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer

Celcius?

Soal untuk meja turnamen 3

1. Apa yang dimaksud denga kalibrasi termometer?

35

Page 36: Makalah TGT

2. Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer Plat bimetalik!

4. Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?

5. Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Reamur!

6. Apa yang terjadi pada energi kinetik rata-rata partikel suatu zat, jika suhu zat

tersebut dinaikkan!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Reamur menjadi Fahrenheit!

8. Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui?

9. Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika

dibandingkan dengan alkohol dan air?

10. Apa dasar penentuan titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer

Celcius?

Soal untuk meja turnamen 4

36

Page 37: Makalah TGT

1. Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur suhu?

2. Sebutakn dua titik acuan yang digunakan pada pembuatan termometer!

3. Sebutkan karakteristik dari termometer Raksa dalam pipa!

4. Mengapa skala Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak?

5. Konversikan skala termometer 173 K menjadi skala Celcius!

6. Tuliskan perbandingan antara skala termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan

Kelvin!

7. Tuliskan rumus untuk mengkonversikan skala Celcius menjadi Reamur!

8. Sebutkan minimal 4 jenis termometer yang kamu ketahui!

9. Mengapa air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi tabung termometer, jika

dibandingkan dengan alkohol dan air?

10. Apa yang dimaksud dengan sifat termometrik suatu zat?

Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 1

37

Page 38: Makalah TGT

1. Langkah-langkah dalam mengkalibrasi termometer adalah sebagai berikut:

1). menentukan titik tetap bawah (Tb)

2). menentukan titik tetap atas (Ta)

3). menentukan jumlah skala diantara titik-titik tetap

4). memperluas skala diluar titik tetap

2. Air raksa lebih sering digunakan untuk mengisi termometer, jika dibandingkan

degan air dan alkohol, karena:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.

2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca

termometer.

3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus

dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

3. Jangkauan luas, sangat akurat, dan tidak cocok untuk perubahan suhu mendadak.

4. Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat.

Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga

tidak ada kalor yang mengalir.

5. Diketahui : C = 25o C

Ditanyakan : F = ….? Dan R = ….?

Penyelesaian :

F = = = 318o F

R = = = 20o R

6. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C

38

Page 39: Makalah TGT

Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F

Termometer Reamur : 0o R – 80o R

Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

7. K =

8. Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak

(diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol.

9. Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer

diantaranya ialah:

1). Pemuaian zat padat

2). Pemuaian zat cair

3). Pemuaian gas

4). Tekanan zat cair

5). Tekanan udara,

6). Regangan zat padat

7). Hambatan zat terhadap arus listrik

8). Intensitas cahaya (radiasi benda).

10. Misalkan skala Fahrenheit dan skala Celcius menunjukkan angka yang sama (X),

maka TF = TC = X. dari hubungan antara skala Fhrenheit dan Celcius, maka

diperoleh:

F =

X = -40

Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 2

39

Page 40: Makalah TGT

1. Jika dilihat dari segi enegri kinetik, suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata

partikel dalam suatu benda.

2. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C

Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F

Termometer Reamur : 0o R – 80o R

Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

3. Karakteristik termometer paramagnetik ialah, termometer ini cocok untuk suhu

rendah yang konstan.

4. Suhu nol mutlak adalah suhu paling rendah yang mungkin dimiliki oleh suatu zat.

Dimana energi kinetik rata-rata partikel zat tersebut sama dengan nol, sehingga

tidak ada kalor yang mengalir.

5. Diketahui : F = 122o F

Ditanyakan : C = ….?

Penyelesaian :

C = = = 50o C

6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.

Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat

tersebut juga akan semakin tinggi.

7. R =

8. Saat berada pada suhu -273,15o C, partikel-partikel suatu zat akan berhenti bergerak

(diam), karena energi kinetik rata-ratnya adalah sama dengan nol.

9. Beberapa sifat termometrik zat yang dijadikan sebagai dasar pembuatan termometer

diantaranya ialah:

40

Page 41: Makalah TGT

1). Pemuaian zat padat

2). Pemuaian zat cair

3). Pemuaian gas

4). Tekanan zat cair

5). Tekanan udara,

6). Regangan zat padat

7). Hambatan zat terhadap arus listrik

8). Intensitas cahaya (radiasi benda).

10. Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik

tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada

tekanan atmsofer.

Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3

41

Page 42: Makalah TGT

1. Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pebagian skala pada

suatu termometer.

2. Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah:

1). Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.

2). Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.

3. Karakteristik termometer plat bimetalik ialah, termometer ini sering digunakan

dalam termostat.

4. Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada

suhu yang bernilai negatif.

5. Diketahui : K = 173 K

Ditanyakan : R = ….?

Penyelesaian :

R = = = -80o R

6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.

Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat

tersebut juga akan semakin tinggi.

7. F =

8. Perbandingan skala-skala pada termometer adalah:

Termometer Celcius : 0o C – 100o C

Termometer Fahrenheit : 32o F – 212o F

Termometer Reamur : 0o R – 80o R

Termometer Kelvin : 273o K – 373o K

9. Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

1). Termometer gas ideal

42

Page 43: Makalah TGT

2). Termometer hambatan platina

3). Termometer paramagnetic

4). Termometer plat bimetalik

5). Pirometer optic

6). Termometer raksa dalam pipa

7). Termokopel

10. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk

mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

1). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.

2). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca

termometer.

3). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus

dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

11. Pada skala Celcius, digunakan titik lebur es murni sebagai dasar penentuan titik

tetap bawah dan untuk menyatakan titik tetap atas digunakan titik didih air pada

tekanan atmsofer.

Kunci Jawaban Untuk Meja Turnamen 3

43

Page 44: Makalah TGT

1. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.

2. Dua titik acuan yang digunakan dalam pembuatan termometer adalah:

1). Titik tetap bawah, pada umumnya dipilih titik beku air.

2). Titik tetap atas, pada umumnya dipilih titik didih air.

3. Karakteristik termometer raksa dalam pipa ialah, sederhana, murah, mudah dibawa,

dan langsung dapat dibaca.

4. Skala suhu Kelvin disebut sebagai skala suhu mutlak karena pada skala ini tidak ada

suhu yang bernilai negatif.

5. Diketahui : K = 173 K

Ditanyakan : C = ….?

Penyelesaian :

C = = = -100o C

6. Suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki partikel zat.

Sehingga, jika suhu zat tersebut dinaikkan, maka energi kinetik rata-rata partikel zat

tersebut juga akan semakin tinggi.

7. R =

8. Jenis-jenis termometer diantaranya adalah:

8). Termometer gas ideal

9). Termometer hambatan platina

10). Termometer paramagnetic

11). Termometer plat bimetalik

12). Pirometer optic

13). Termometer raksa dalam pipa

14). Termokopel

44

Page 45: Makalah TGT

9. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa air raksa sering digunakan untuk

mengisi termometer, dibandingkan air dan alkohol, yaitu:

4). Air raksa lebih cepat berubah terhadap perubahan suhu yang sangat kecil.

5). Air raksa tidak menempel (membekas / meninggalkan sisa) pada dinding kaca

termometer.

6). Air raksa memili wara, sehingga lebih mudah diamati tanpa harus

dicampurkan pewarna terlebih dahulu.

10. Sifat termometrik suatu zat ialah sifat-sifat suatu benda yang dapat berubah karena

disebabkan oleh perubahan suhu.

45

Page 46: Makalah TGT

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada beberapa hal pokok yang dapat kita sipulkan dari pembahasan di atas, yaitu:

1. Menurut Bruce Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah

model pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan,

nilai-nilai, kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan

kepada siswa bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan

dihasilkan siswa yang dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan

efektif dalam keilmuan dan keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses

pembelajaran yang tuntas.

2. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan

paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok

harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

3. Ada 5 elemen dasar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1). Saling ketergantungan positif

2). Pemberian tangungjawab individu

3). Interaksi berhadap-hadapan

4). Kemampuan untuk bekerja sama

5). Proses kelompok

4. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada

46

Page 47: Makalah TGT

perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung

unsur permainan dan reinforcement.

5. Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan

anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.

Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi

dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

6. Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu:

1). Penyajian kelas (Class Presentations)

2). Kelompok (Teams)

3). Permainan (Games)

4). Turnamen (Tournament)

5). Penghargaan Kelompok (Team recognition)

B. SARAN

Sesuai dengan kelemahan dari model pembelajaran ini, sebaiknya guru yang ingin

menerpkan model ini, harus mempersiapkan secara matang materi, pertanyaan, kelompok

yang dibuat secara heterogen menurut kemampuan akademis. Dan dalam menerapkan

model ini, sebaiknya guru memperhiungkan dengan sebaik-baiknya pembagian waktu

untuk skenario pembelajaran.

47

Page 48: Makalah TGT

Darftar Pustaka

Amien, M. 1987. Pendidikan Science. Yogyakarta: FKIE IKIP.

Dahar, R.W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta UT.

Dirdjosoemarto dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : FPMIPA UPI

Jamiah.v .1996. Penerapan Model TGT dalam Mengajar Konsep Fisika di Sekolah

Menengah Umum. Pomtianak : Makalah FKIP untan

Nasution, S. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemars

Nasution. S. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina

Aksara

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html

http://www.guruindonesia.net/downloadmakalah.php

http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=43

48