pengaruh npl dan nim terhadap profitabil
DESCRIPTION
jurnal skripsi Manajemen KeuanganTRANSCRIPT
PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN
NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP
PROFITABILITAS PT BANK SULSELBAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Diploma Tiga
Pada Politeknik Negeri Ujung Pandang
PRATIWI LEILA SAFILA
361 09 033
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2012
i
ii
ABSTRACT
Pratiwi Leila Safila, “Influence (Non Performing Loan) NPL and (Net Interest Margin) NIM Of Profitability at PT Bank Sulselbar Makassar.” (A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. And Drs. Samsul Bahri, M.Si)
As companies in general, the bank also has a goal to be able to get the maximum profit. Therefore, banks must maintain its financial ratios adjusted for the decision of Bank Indonesia as well as maintain its performance in order to remain trusted by customers in the economical activities.
This study aims to determine how the relationship or influence Non Performing Loan (NPL) and Net Interest Margin (NIM) on Profit at PT. Bank SulSelBar. The data used in this study in the form of secondary data obtained through the annual financial statements consist of the Balance Sheet and Income Statement 2006-2011 period, and some literature
Methods of analysis used is the measurement of the ratio consisting of the Non Performing Loan (NPL) and net interest margin (NIM), profitability ratios by using Return on Assets (ROA), a simple regression analysis, heteroskedastisitas test, normality test, correlation analysis, determination of test analysis F and t-test analysis.
The results of this study indicate that the NIM has positive and significant impact ROA on PT Bank Sulselbar . While NPL No significant influence ROA PT Bank Sulselbar The results of this study is expected that the variable NPL and the NIM can be used as guidelines for the management of banks in managing a bank in order to become a healthy bank.
Keywords : NPL (Loan To Deposit Ratio), NIM (Net Interest Margin), And ROA (Return On Asset)
iii
ABSTRAK
Pratiwi Leila Safila, “Pengaruh Non Performing Loan) NPL and (Net Interest Margin) NIM Terhadap Profitabilitas pada PT Bank SulSelBar Makassar.” (A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. dan Drs. Samsul Bahri, M.Si)
Sebagaimana perusahaan pada umumnya, bank juga mempunyai tujuan untuk bisa mendapatkan laba yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu bank harus menjaga rasio-rasio keuangannya disesuaikan dengan keputusan Bank Indonesia serta menjaga kinerjanya agar tetap dipercaya oleh nasabah dalam kegiatan perekonomian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan atau pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas pada PT. Bank SulSelBar . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi periode 2006-2011, dan beberapa kajian pustaka.
Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran rasio yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin, rasio profitabilitas dengan menggunakan Return on Asset (ROA), analisis regresi sederhana, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, analisis korelasi, determinasi, analisis uji F dan analisis uji-t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL Tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel NPL dan NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat.
Kata kunci : NPL (Loan To Deposit Ratio), NIM (Net Interest Margin), dan ROA (Return On Asset)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad
Puji syukur tak terhingga kita panjatkan dan kita haturkan pada sang Maha Pecinta pemilik cinta diatas segala kesempurnaan makhluk yang tak pernah butuh akan pujian, pemilik kasih sayang dan kelembutan yang tak pernah kering akan kasih sayangnya sebagaimana ia menebarkan cinta kasihnya di muka bumi. Pemilik ,ilmu nan kebijaksanaan yang sering kita agungkan yakni Allah SWT. Tidak lupa Shalawat dan salam kita haturkan kepada sang revolusioner abadi baginda Muhammad S.A.W yang mengayungi umat manusia dari tirani dan ketertindasan serta keluarganya yang suci dan para sahabatnya yang setia berjuang dijalan Tuhan. Semuanya tidak terlepas oleh-Nya tak terkecuali dalam penyusunan Tugas Akhir yang penulis lakukan. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi Gelar Diploma Tiga Pada Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Selama penelitian ini banyak kendala dan kesulitan yang penulis temui, namun berkat petunjuk, arahan, bantuan moril dan materil serta kerja sama yang baik dari berbagai pihak, maka kendala dan kesulitan tersebut dapat diatasi.
Pertama-tama ucapan terima kasih saya haturkan secara khusus kepada orang tua yang saya hormati dan cintai Ayahanda H Muh Tahir Ngenre, S.E dan Ibunda Hj. Ernawati Tahir yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih saying dan kesabaran serta bantuan materi hingga penulis dapat berhasil menyelesaikan studi pada jenjang Diploma Tiga.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Pirman, SE ,M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2. Bapak Dr. Tawakkal, S.E., M.Si, Ak, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
3. A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. Selaku Pembimbing I dan Drs. Samsul Bahri, M.Si Selaku Pembingbing II yang senantiasa selalu memberikan bantuan serta meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta bimbingannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Fatmawati.S.E.,Ak Selaku Wali Kelas 3BD3 2009 yang selalu memberikan motivasi hingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Politeknik Negeri Ujung Pandang pada umumnya, dan Jurusan Akuntansi pada khususnya yang telah memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.
6. Seluruh Staff dan karyawan PT Bank SulSelBar Makassar .
v
7. Ibu dari ibu penulis Hj Jawani dan Ketiga Adik penulis Tegar Prayudi Tahir, Nikita Tri Aulia, Dan Zaki Azfar Tahir Serta segenap keluarga besar yang selalu mendukung setiap langkah penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Sahabat Terbaik Penulis “Idung’s + dua bolong’s (Idung ilmong, ninong, ayu, teten, Battala Danang, dan adhe bolong) dan teman-teman yang banyak membantu deril, puta, pa’ma, pepi, guna, trio, dll. Serta Tak Terlupakan Sahabat Penulis yang selalu ada dalam suka dan Duka Amalia Pertiwi ismail ”
9. Serta kawan seperjuangan 3BD3’09 atas keceriaan, kebersamaan, dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Wirdong, Nelong, kkak estong, echong, Larong, kkak trisong, firong, nopi, biya, nunu, mita, cute, icha, falah, dede, parid, romo, ibnu, uni, rijal, cuang, dan kk ince (Finally, kita akan duduki baruga bersama-sama tahun 2012 ini!!) dan Spesial Buat Alm. Juniati Muslimin.
10. Pengurus Harian Mahasiswa Akuntansi (HMA) Periode 2011-2012 (iwan, harun, ichal, novi, ismi, take, tio, fahrul, dll) ) atas pengalaman yang diberikan dan kesabaran menghadapi penulis. Serta Pengurus Periode 2012-2013 (Qipe, yhuya, fahrul, rara, kiki, andis, amal dll) yang tetap berjuang dan menjadikan HMA lebih baik lagi kedepannya. semangat Terlahir Untuk Satu.
11. Terkhusus Buad Andi Habibi, yang selalu menghadirkan senyuman, inspirasi dan Semangat Serta telah memberikan perhatian yang begitu besar kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan referensi bagi penulis guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................ii
PENERIMAAN PANITIA UJIAN ........................................................................iii
ABSTRAK .............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
D. Manfaat Penulisan........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
A. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan....................................................7
B. Bank ..........................................................................................................8
1. Pengertian Bank.....................................................................................9
2. Tujuan dan Fungsi Perbankan..............................................................10
3. Kegiatan Utama Bank .........................................................................13
C. Kredit ........................................................................................................15
vii
1. Pengertian Kredit.................................................................................15
2. Fungsi dan Tujuan Kredit....................................................................16
3. Unsur-Unsur dalam Kredit..................................................................17
4. Kualitas Kredit ...................................................................................18
D. Kredit Bermasalah (NPL)..........................................................................21
E. Net Interest Margin (NIM).........................................................................23
F. Profitabilitas .............................................................................................24
G. Pengaruh NPL Terhadap Profitabilitas .....................................................25
H. Pengaruh NIM Terhadap Profitabilitas......................................................26
I. Hipositesis Penelitian ................................................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................28
A. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................28
B. Tipe Penelitian...........................................................................................28
C. Populasi dan Sampel..................................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................29
E. Jenis dan Sumber Data...............................................................................29
F. Defenisi Operasional .................................................................................30
1. Variabel Dependen ..............................................................................30
2. Variabel Independen ...........................................................................31
G. Teknik Analisis Data .................................................................................32
1. Analisis Deskriptif...............................................................................32
2. Analisis Regresi Berganda ..................................................................33
3. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................34
viii
a. Uji Normalitas ...............................................................................34
b. Uji multikolinearitas ......................................................................35
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................35
d. Uji Autokerelasi ............................................................................36
4. Koefisien Determinasi (Adjust R2 ).......................................................37
5. Pengujian Hipotesis .............................................................................37
a. Uji T ..............................................................................................37
b. Uji F...............................................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................40
A. Hasil ........................................................................................................40
1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................40
2. Visi dan Misi PT Bank SulSelBar Makassar. .....................................43
3. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................43
a. Perhitungan NPL PT Bank SulSelBar ...........................................44
b. Perhitungan NIM PT Bank SulSelBar ..........................................46
c. Tingkat Profitabilitas Dengan Menggunakan ROA ......................49
d. Pengaruh NPL Terhadap ROA .....................................................52
e. Pengaruh NIM Terhadap ROA .....................................................53
4. Statistik Deskriptif ..............................................................................54
5. Analisis Regresi Berganda ..................................................................56
6. Pengujian Asumsi Klasik.....................................................................58
a. Uji Normalitas ...............................................................................58
b. Uji Multikolinearitas ....................................................................60
ix
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................61
d. Uji Autokorelasi ...........................................................................63
7. Uji Koefisien Determinasi (Adjust R2 ) ...............................................64
8. Pengujian Hipotesis ............................................................................65
a. Uji T ..............................................................................................66
b. Uji F ..............................................................................................70
B. Pembahasan ...............................................................................................70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................74
A. Kesimpulan................................................................................................74
B. Saran ........................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Rasio ROA, NPL, dan NIM PT Bank SulSelBar.............................................4
4.1 Tingkat NPL PT Bank SulSelBar .................................................................44
4.2 Tingkat NIM PT Bank SulSelBar ................................................................47
4.3 Tingkat ROA PT Bank SulSelBar .................................................................50
4.4 Statistik Deskriptif Variabel (ROA Variabel Independen)............................55
4.5 Hasil Analisis Berganda ................................................................................57
4.6 Uji Kolmogorof- Smirnov .............................................................................60
4.7 Uji Multikolinearitas .....................................................................................61
4.8 Run Test ........................................................................................................64
4.9 Koefisien Determinasi (R2)............................................................................65
4.10 Hasil Uji- T Hipopotesis pertama .................................................................66
4.11 Hasil Uji- T Hipopotesis pertama .................................................................68
4.12 Hasil Uji- F ....................................................................................................70
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Grafik Kredit Bermasalah PT Bank SulSelBar ............................................45
4.2 Grafik Pendapatan dan Biaya Bunga ...........................................................48
4.3 Grafik Laba Sebelum Pajak .........................................................................50
4.4 Grafik Profitabilitas ROA .............................................................................51
4.5 Pengaruh NPL Terhadap ROA PT Bank SulSelBar .....................................52
4.6 Pengaruh NPL Terhadap ROA PT Bank SulSelBar .....................................54
4.7 Uji Normalitas Probability Plot ....................................................................59
4.8 Uji Heteroskedastisistas ................................................................................62
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia modern sekarang ini, Dalam perekonomian yang terus
berkembang, sektor perbankan yang merupakan lembaga keuangan yang
berfungsi menghimpun dana masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan dan
selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan
kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau pihak
lain yang membutuhkan, serta memiliki potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan sektor usaha.
Salah satu Bank yang dimiliki Pemerintah yaitu PT Bank SulSelBar, yang
hingga saat ini masih mampu eksis menghiasi kompetisi dunia perbankan di
Indonesia, khususnya provinsi Sulawesi selatan dan Sulawesi barat. Dalam
aktivitasnya Bank SulSelBar menjalankan aktifitas yakni menghimpun dana dari
masyarakat yang surplus dan menyalurkan kepada masyarakat yang defisit. Serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (PSAK No.
31 paragraf 01).
Ukuran suatu prestasi di perusahaan umumnya adalah menilai sukses
tidaknya manajemen dalam mengelola suatu perusahaan adalah laba yang
diperoleh atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas)
dalam periode tertentu. Semakin tinggi kemampuaan menghasilkan laba atau
profitabilitas perusahaan, diasumsikan semakin kuat kemampuaan perusahaan
1
untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang kompetitif. Kemampuan
menghasilkan keuntungan/ laba dikenal dengan istilah profitabilitas.
Profitabilitas merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian
kinerja keuangan bank. Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk
menjaga kontinuitas usahanya. Dalam upaya untuk memperoleh pendapatan dan
menghasilkan laba. Bank melakukan berbagai jenis usaha salah satunya dengan
menyalurkan kredit kepada masyarakat. Namun pada kenyataan kredit yang
menjadi tumpuan kegiatan usaha memiliki tingkat risiko kegagalan
nasabah/debitur dalam membayar kembali pinjamannya pada saat kredit jatuh
tempo (NPL). Selain itu Suku bunga yang di terlalu tinggi juga akan
mempengaruhi Net interest Margin (NIM)
Perhitungan Profitabilitas biasanya digunakan analisis rasio. Analisis
rasio rentabilitas bank adalah alat untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Dendawijaya 2005:118).
Selanjutnya , Menjelaskan bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank,
Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA (Dendawijaya
2005:119). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas
perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan
asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarkat.
Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh earning dalam operasi perusahaan. (Mawardi, 2005). Sehingga
dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan
dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena
2
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin
besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat
kembalian (return) semakin besar.
Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul
karena adanya pergerakan variable pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan
bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antar suku bunga pendanaan
(funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam
bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total
biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest
Margin (NIM) (Mawardi, 2005). Dengan demikian besarnya NIM akan
mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank
tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas kredit yang
termasuk di dalamnya NPL atau Non performing loan.
Bank adalah sebuah lembaga yang berfungsi menyalurkan kredit bagi
masyarakat. Oleh karena itu kegiatan bank yang paling mendominasi adalah
pemberian kredit. Bank juga banyak mengambil keuntungan dari aktivitas
pemberuian kredit ini, non performing loan adalah merupakan masalah yang perlu
menjadi perhatian setiap bank karena non performing loan akan mempengaruhi
profitabilitas bank. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi bank karena dengan
3
adanya NPL maka ini dapat memberikan pengaruh negative terhadap
Profitabilitas.
Kredit bermasalah (NPL) menjadi ancaman utama yang dapat
mempengaruhi profitabilitas bank. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi bank
karena dengan adanya NPL maka ini dapat memberikan pengaruh negative
terhadap Profitabilitas.
Adapun data tentang pergerakan rasio-rasio keuangan pada PT.
Bank SulSelBar periode 2006-2011, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1Rasio ROA, NPL, dan NIM PT. Bank SulSelBarPeriode 2006 - 2011
TAHUN ROA(%)
NPL(%)
NIM(%)
2006 4,80% 2,18% 9,15%2007 6,44% 3,11% 12,10%2008 7,11% 2,72% 12,21%2009 5,56% 2,40% 10,73%2010 5,58% 2,06% 10,31%2011 3,34% 2,02% 10,18%
Sumber : Annual Report PT Bank SulSelBar
Dari data di atas. Pada tahun 2007 rasio ROA Naik yakni dari 4,80%
pada tahun 2006 menjadi 6,44% pada tahun 2007, sedangkan pada rasio NPL
juga Naik dari 2,11% pada tahun 2006 menjadi 3,11% pada tahun 2007. Dan
Pada tahun 2011 rasio ROA menurun yakni dari 5,58% pada tahun 2010
menjadi 3,34% pada tahun 2011, sedangkan pada rasio NPL Turun dari 2,06%
pada tahun 2010 menjadi 2,02% pada tahun 2011. Hal ini tidak sejalan dengan
teori dimana jika NPL menurun maka ROA akan naik.
Hal yang sama juga terjadi pada rasio NIM, dari tahun 2009 ke 2010
4
rasio NIM menurun dari 10,73% menjadi 10,31%, sedangkan pada rasio
ROA ternyata mengalami kenaikan dari 5,56% menjadi 5,58%. Hal ini tidak
sejalan dengan teori dimana jika NIM mengalami Kenaikan maka ROA juga
akan mengalami kenaikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul yang diambil dalam
penulisan tugas akhir ini adalah “Pengaruh NPL dan NIM terhadap profitabilitas
pada PT Bank SulSelBar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini yaitu:
1. Bagaimana Pengaruh NPL terhadap profitabilitas pada PT Bank
SulSelBar.
2. Bagaimana Pengaruh NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank
SulSelBar.
3. Bagaimana pengaruh NPL dan NIM terhadap profitabilitas pada PT
Bank SulSelBar.
C. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah yang akan dihadapi penulis, tujuan
yang akan dicapai dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NPL terhadap profitabilitas
pada PT Bank SulSelBar.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NIM terhadap profitabilitas
pada PT Bank SulSelBar.
5
3. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NPL dan NIM terhadap
profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
D. Manfaat Penelitian.
Dari tujuan penelitian diatas manfaat dari penelitian ini adalah bersifat
akademis dan praktis yaitu :
1. Manfaat akademis
Sesuai dengan tujuan penelitiaan, maka hasil dari penelitiaan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran dan referensi serta dapat
menambah wawasan bagi mahasiwa yang meneliti pada bidang yang
sama.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk membuat
kebijakan baru yang dapat membantu meningkatkan kinerja
penyaluran kredit. Diharapkan juga penelitian ini bisa menggambarkan
situasi Tingkat NPL, NIM , dan Profitabilitas PT Bank SulSelBar.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Budi Ponco (2008) Dalam Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA” Menjelaskan bahwa hasil
penelitian adalah CAR, NIM dan LDR memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan, serta BOPO yang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan. NPL
tidak Signifikan terhadap ROA.
Pandu Mahardian (2008) Dalam Penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap ROA (Studi
Kasus Perusahaan perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002-Juni
2007)” Menjelaskan bahwa hasil penelitian adalah CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA,
NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA. Sedangkan NPL tidak memiliki pengaruh terhadap
ROA.
Diana Puspitasari (2009) Dalam Penelitian yang berjudul “Analisis
pengaruh rasio CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI
terhadap ROA” Menjelaskan bahwa hasil penelitian di Bank Devisa di Indonesia
periode 2003-2007 adalah Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh
negatif signifkan terhadap ROA. Selain itu ada juga variabel lain yang
berpengaruh terhadap ROA yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
7
Teddy Rahman (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
CAR, NIM, BOPO, LDR,NPL Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Bank
Non Devisa Di Indonesia Periode 2003-2007)” Menjelaskan bahwa Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa selama periode 2003-20007, Dan berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan Laba dan
BOPO dan Non Performing Loan (NPL) Berpengsruh Negatif dan signifikan
terhadap Perunahan Laba sedangkan NIM berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap perubahan laba
B. Bank
Bank bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian suatu negara,
Terkhusus di era modern seperti sekarang ini peranan perbankan dalam
memajukan perekonomian suatu negara sangatlah penting. Boleh dikatakan
hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan
selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank di suatu
negara dapat pula dijadikan tolok ukur kemajuan negara yang bersangkutan.
Makin maju suatu negara, makin besar pula peranan perbankan dalam
membangun negara tersebut. Dengan demikian keberadaan dunia perbankan
makin dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Pada umumnya masyarakat memahami bank hanya sebatas tempat untuk
meminjam dan menyimpan uang. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang
belum mengetahui seluk beluk bank secara utuh, sehingga pandangan tentang
bank sering diartikan secara keliru.
8
1. Pengertian Bank
Berikut ini disajikan beberapa definisi mengenai bank :
PSAK Nomor 31 Standar Akuntansi Keuangan (2008:1)
mengenai Akuntansi Perbankan mendefinisikan sebagai :
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 menjelaskan
bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Menurut Abdullah (2005) dalam Francisca dan Siregar (2009: 1)
Mendefenisikan Bahwa : “Bank merupakan bagian dari lembaga keuangan
yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari
masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang
dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.”
Bank Dalam id.wikipedia.org adalah :
Dari beberapa Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
9
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Definisi di atas, dapat dikatakan bahwa bank merupakan
lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman berupa kredit dan
bekerja atas dasar kepercayaan yang diperoleh dari mayarakat. Bank juga
berfungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalulintas uang.
2. Tujuan dan Fungsi Bank
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu
Negara. Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara.
Oleh karena itu keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan
masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan efisiensi
penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah
kebangkrutan bank.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia
adalah:
Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.
Jasa perbankan, menurut Sulaiman (2010 : 3), pada umumnya
terbagi atas dua tujuan yaitu :
10
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk itu, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini merupakan peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter atau saling mempertukarkan barang dengan barang yang lainnya. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak lain yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan dapat meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman sebagai modal membangun usaha.
Beberapa manfaat bank dalam kehidupan antara lain :
1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif
dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun
pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield
enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif
dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan
risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga
sebagai risk management.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat
berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi
tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price
discovery).
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat
memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap
11
perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien,
yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran
kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai
suatu permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang.
(id.wikipedia.org)
Menurut Triandaru, sigit dan Totok Budi (2006:9), secara lebih
spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Agent of trusDasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun dalam menyalurkan dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di Bank apabila dilandasi oleh adanya unsur kepercayaan.Masyarakat percaya sepenuhnya bahwa uanganya tidak akan disalahgunakan oleh pihak Bank, uangnya yakin akan dikelola dengan baik, Bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik atau diambil kembali dari Bank. Begitu pula pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi oleh adanya unsur kepercayaan. Pihak Bank berharap atau percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamanya, debitor akan mengelola dana pinjaman dengan baik , debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainya pada saat jatuh tempo.
2. Agent of developmentKegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan disektor rill tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor ini tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan Bank berupa penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan Bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, dimana kegiatan tersebut tidak terlepas dari adanya kehadiran uang. Kelancaran kegiatan tersebut tidak lain merupakan
12
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.3. Agent of service
Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank sudah barang tentu erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberi jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai suatu lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution) saja.
Ketiga fungsi penting tersebut terkait dengan peran bank baik
dari sisi mikro maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan
sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
menyimpan dana, memperoleh kredit dan pembiayaan lain, maupun
dalam melakukan berbagai transaksi ekonomi dan keuangan.
Kepercayaan menjadi kunci utama bisnis perbankan selain pelayanan jasa
yang diberikan kepada para nasabah dengan menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam kegiatan operasional perbankan
3. Kegiatan Utama Bank
Bank-bank umum terdiri dari bank umum pemerintah, bank
umum swasta nasional devisa, bank swasta nasional nondevisa dan bank
asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah
menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito
berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit. Keberadaan bank- bank umum di suatu negara memiliki
peranan pentinng dalam menunjang kegiatan perekonomian dan
13
kemajuan suatu bisnis. Kebutuhan nasabah akan jasa bank-bank umum
mendorong peningkatan kualitias dan pelayanan terhadap nasabah.
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998, kegiatan usaha
yang dilakukan bank umum adalah:
a menghimpun dana dari masyarakat,b memberikan kreditc menerbitkan surat pengakuan hutang,d membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas resiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat berharga antara lain: surat- surat wesel, termasuk wesel yang diaksep oleh bank, surat pengakuan utang, kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun, dan instrument surat berharga lain yang berjangka waktu (sampai dengan 1 (satu) tahun ).
e memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri, maupun untuk kepentingan nasabahanya,
f menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya,
g menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga,
h menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga,i melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak (custodian),j melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah
lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek,
k membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya,
l melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit, dan kegiatan wali amanat (trustee), menyediakan pembayaran dengan prinsip bagi hasil,
m melakukan kegiatan lain, misalnya: kegiatan dalam valuta asing; melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti: sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
14
n kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bank
tidak hanya terbatas pada kegiatan menerima dan menyalurkan dana
dari masyarakat, tetapi juga membantu proses pembayaran dan
perdagangan. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan
dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter.
Ada beberapa hal yang dilarang dilakukan oleh bank umum, baik
itu melakukan penyertaan modal, melakukan perasuransian dan juga
usaha lain diluar ketentuan yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-undang No 7 Tahun 1992,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No 10 Tahun 1998,
bank umum dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a penyertaan modal, kecuali penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dan bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension,
b melakukan usaha perasuransian,c melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang diatur dalam
pasal 6 dan pasal 7 UU Nomor 7/ 1992.
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Dalam bahas alatin, kredit disebut “credere’ yang artinya percaya,
yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnyaakan mengembalikan
pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian jedua belah pihak.
Pengertian kredit menurut Undang- Undang Perbankan No 10 Tahun 1998
adalah sebagai berikut :
15
Kredit adalah peyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Berdasarkan defenisi kamus Perbankan-IBI, yaitu :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain. Pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 31
(Revisi 2004) tentang Akuntansi Perbankan Mendefenisikan Kredit
Sebagai berikut :
Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan [pinjam meminjam antara bank dana pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi uangnya setelah dengan jangka waktu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).
Kredit merupakan pinjaman yangn diberikan pihak bank selaku
kreditur kepada nasabah selaku debitur. Kredit yang diberikan harus
melalui beberapa proses kesepakatan yang menguintungkan bagi kedua
belah pihak, sehingga tidak ada yang saling diuntungkan dan dirugikan
karena pada intinya bank adalah penolong bagi debitur.
2. Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi Kredit bagi masyarakat menurut Hasibuan (2008:88),
adalah :
16
1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan perdagangan dan perekonomian.
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.3. Memperlancar arus barang dan arus uang.4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C,CGI, dan lain-
lain)5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.6. Meningkatkan daya guna (utility) barang7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyrakat.8. Memperbesar modal kerja perusahaan.9. Meningkatkan income percapita (IPC) masyarakat. 10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih
ekonomis
Tujuan penyaluran kredit menurut Hasibuan (2008:88), antara lain
adalah untuk :
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit2. Memanfaatan dan memproduktifkan dana- dana yang ada.3. Melaksanakan kegiatan operasional bank 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat5. Memperlancar lalu lintas pembayaran6. Menambah modal kerja perusahaan.7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat.
Kredit mempunyai manfaat sangat banyak bagi perekonomian
ataupun bagi bank itu sendiri bahkan bagi masyarakat. Oleh Karen itu
bank mempunyai perananan yang penting bagi perekonomian sebagai
perantara yang berfungsi memeratakan uang di tengah masyrakat yaitu
dengan menghimpun dan memberikan bagi yang memerlukan
3. Unsur- Unsur Dalam Kredit
Unsur- unsure yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit menurut kasmir (2002:103) adalah :
1. Kepercayaan Merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa yang diberikan ( baik berupa uang, barng, atau jasa) benar- benar diterima kembali di masa yang akan dating jangka waktu
17
kredit. Oleh karena itu. Sebelum kredit diberikan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik interent maupun ekstern untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank.
2. KesepakatanKesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dan akad kredit dimana masing- masing pihak menandatangi hak dan kewajiban sebelum kredit diberikan.
3. Jangka WaktuJangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.
4. ResikoPengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet kredit yang diberikan. Dalam pemberian kredit harus memperhitungkan secara cermat indicator yang dapat menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan cara- cara penyelesaiannya.
5. Balas jasaBagi bank, balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Bagi bank jenis konvensional, balas jasa berbentuk bunga bank dan biaya administrasi. Bagi bank berdasarkan prinsip syariah, balas jasa berbentuk bagi hasil.
4. Kualitas Kredit
Penilaian kualitas kredit yang diberikan dapat dilakukan dengan
berbagi cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti
melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh- sungguh, alokasi
pemberian kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat edaran
otoritas moneter dan Bank Indonesia , dan kebijaksanaan pemberian kredit
harus memiliki perencanaan.
Perencanaan kredit yang diberikan dilakukan secara realistis dan
objective agar pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai.
Perencanaan kredit yang diberikan harus didasarkan pada keseimbangan
antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan
18
maslah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank.
Kualitas dari proses pemberian kredit terletak pada factor kualitas
pejabat kredit yang menangani menurut Firdaus (2004:4), adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas atau kemampuan untuk dapat mengindentifikasi dan menganalisa risiko yang akan timbul dari usaha yang akan dibiayai.
2. Kualitas mental atau moral dari pada pejabat kredit yang menanganinya meliputi adanya kepentingan pribadi dan moral yang kurang baik.
Berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No.
30/267/KEP/DIR/1998 tentang kualitas Aktiva Produktif pasal 4
menyatakan bahwa kredit ditetapkan menjadi lima golongan kolektibitas,
yaitu :
1. Lancar (pass)
Kriteria dikatakan lancar apabila :
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
b. Memiliki mutasi rekening aktif
c. Bagian dari kredit yang di jamin dengan agunan tunai.
2. Dalam Perhatian khusus (Specialmention)
Kriteria dikatakan dalam perhatian khusus apabila :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang
belum melampaui Sembilan puluh hari.
b. Mutasi rekening relative rendah.
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan.
19
d. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kurang Lancar (Sub standar)
Kriteria dikatakan kurang lancar apabila :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui Sembilan puluh hari.
b. Frekuensi rekening relative rendah
c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
lebih dari Sembilan puluh hari.
d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
e. Dokumentasi pinjaman yang lemah
4. Diragukan (Doubtfull)
Kriteria dikatakan diragukan apabila :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui seratus delapan puluh hari.
b. Terjadi kaptalisasi bunga
c. Dokumentasi hokum yang lemah baik untuk perjanjian
kredit maupun pengikatan jaminan
5. Macet (Uncollectible)
Kriteria dikatakan macet apabila :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui dua ratus tujuh puluh hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c. Dari Segi hokum maupun kondisi pasar, jaminan tidak
20
dapat dicairkanpada nilai wajar.
D. Kredit Bermasalah (NPL)
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva
produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk
senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva produktif yang
dimilikinya. Kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas aset sehubungan
dengan risiko kredit yang dihadapi oleh bank akibat pemberian kredit dan
investasi dana bank.
Menurut Siamat (2005) yaitu : Aktiva produktif yang dinilai kualitasnya
meliputi penanaman dana baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, dalam
bentuk kredit dan surat berharga.
Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif Dinilai kualitasnya
dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya. Kolektibilitas dapat diartikan
sebagai keadaan pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit
oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterima kembali dana yang
ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainnya. Sedangkan tingkat
kolektibilitas dapat dibedakan menjadi empat tingkat, kredit kurang Lancar
(KL) Diragukan (D) dan Macet (M). Pembedaan tersebut dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya suatu kerugian yang diakibatkan oleh adanya kredit
yang tidak terbayarkan atau kredit bermasalah (NPL).
NPL Merupakan rasio yang digunakan untuk penilaiian kualitas aktiva
produktiv. NPL dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPL=KL+D+MOS
×100 %
21
Dimana : KL = Kurang Lancar
D = Diragukan
M = Macet
OS = Outstanding (pinjaman)
Dalam PSAK no 31 (Revisi 2004) disebutkan :
bahwa kredit NPL pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat Sembilan puluh hari atau lebih
setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayrannya secara tepat waktu sangat
diragukan.
Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko
usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang
diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Dalam penelitian ini digunakan
rasio NPL dalam menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank tersebut.
Non Performing Loan (NPL) dijadikan variabel independen yang
mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank
yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NPL digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah
yang diberikan oleh bank
Menurut Hasibuan (2007) bahwa : Risiko kredit yang diterima oleh bank
merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian
dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali
kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.
22
Menurut Kasmir (2004) bahwa :
Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5%.
E. Net Interest Margin (NIM)
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31
Mei 2004, bahwa NIM adalah “ Perbandingan antara pendapatan bunga bersih
(pendapatan bunga-beban bunga) dengan rata – rata aktiva produktif”.
Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang
menghasilkan bunga. Tolak ukur profitabilitas ini dinyatakan dalam satuan
persen. Dengan rumus sebagai berikut :
Net Interest Margin = pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif
×100 %
Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain + penemptan pada
bank lain + surat berharga + kredit + penyertaan yang disalurkan.
Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003
merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari
portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut
bisa mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dan
nilai tukar.
23
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi
dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur
dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga
pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan
selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman.
Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan
operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit).
F. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Analisis
profitabilitas sangat diperlukan bagi investor jangka panjang.
Menurut Kasmir (2008:234) “Rasio profitabilitas bank adalah : alat untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
oleh bank yang bersangkutan.”
Menurut Harahap (2010) “Analisis rasio Profitabilitas yaitu
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.”
Pada penelitian ini, penulis menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return
on Asset (ROA). Return On Asset bank juga digunakan untuk mengetahui
24
hubungan antara organisasi dan kinerja keuangan bank-bank retail, sehingga
strategi organisasi dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Menurut ketentuan Bank Indonesia (SE. Intern BI, 2004) “Return On Asset
(ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total
asset dalam satu periode. ”
Selanjutnya, BI Menetapkan Standar ROA minimal 1,5 % untuk
penentuan kinerja keuangan Bank. Hal ini dikarenakan BI lebih mengutamakan
nilai profitabilitas suatu bank diukur dengan asset yang dananya sebagian besar
berasal dari simpanan masyarakat.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA= Laba Sebelum PajakTotal Aktiva
×100 %
G. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas
Adanya pemberian kredit akan disertai dengan penembalian kredit. Hal ini
dilakukan sesuai kesepakatan mengenai jangka waktu dan syarat- syarat yang
telah disepakati kedua belah pihak, antara penerima pinjaman (debitur) dengan
pihak bank sebagai kreditur. Penyaluran dana dalam bentuk kredit merupakan
sumber pendapatan dan keuntuntungan terbesar yang dimiliki sebuah bank.
Setiap kredit yang diberikan mempunyai resiko karena tidak semua usaha
yang dibiayai bank dapat berhasil sehingga ada sebagian debitur tidak mampu
mengembalikan pinjamannya kepada Bank yang akan menimbulkan kredit
Bermasalah (Non Performing Loan) hingga berujung pada hilangnya kesempatan
bagi bank untuk memperoleh pendapatan bunga dan kehilangan assetnya berupa
25
pokok pinjaman yang telah disalurkan melalui kredit.
Hal tersebut mengakibatkan kerugian ganda sehingga nilai assetnya seca
keseluruhan dalam laporan keuangan menjadi turun karena kehilangan potensi
pendapatan dan asset yang disalurkan bank melalui kredit secara bersamaan yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap profitabilitas bank dan akan mengganggu
kegiatan operasional karena biaya untuk kegiatan bank berasal dari keuntungan
yang diperoleh
Menurut Kasmir (2004) Pengaruh NPL Adalah :
Bahwa NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank .
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa NPL berpengaruh
signifikan terhadap ROA
H. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas.
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) NIM Merupakan :
Net Interest Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan opersionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Rasio NIM menunjukkan berapa besar bunga bersih yang diperoleh bank tersebut, dimana bunga merupakan hasil dari kegiatan utama bank yaitu sebagai pihak penyalur dana kepada pihak yang membutuhkan. Karena kegiatan usaha pokoknya tersebut, maka rasio NIM ini merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup bank tersebut.
Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6%
ke atas. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas
aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
26
kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
besar Net Interest Margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula
Return On Asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan
tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya,
jika NIM semakin kecil, ROA juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja
perusahaan tersebut semakin menurun.
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka
pemikiran teoritis di atas maka diperoleh hipotesis sebagai berikut
Hipotesis 1 : NPL Berpengaruh Signifikan terhadap ROA.
Hipotesis 2 : NIM Berpengaruh Signifikan terhadap ROA.
Hipotesis 3 : NPL dan NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROA
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT BPD Sul Sel- Bar yang berlokasi di Jl.
DR. Ratulangi No. 16 Makassar. Penelitian ini berlangsung mulai dari Bulan
April sampai dengan selesai.
B. Tipe Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang diperlakukan dalam penelitian ini,
maka metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu
1. Penelitiaan Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi
objek penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai
Laporan Keuangan Tahunan perusahaan dan data pendukung lainnya.
2. Penelitian Pustaka (Library Research)
Adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur, karya ilmiah,
majalah dan buku- buku guna memperoleh landasan teoritis
yang memadai untuk melakukan pembahasan.
C. Populasi dan sampel
Populasi adalah Keseluruhan Elemen yang hendak diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah Keseluruhan data dalam bentuk laporan Keuangan tahunan
di PT Bank SulSelBar mulai dari tahun 1961 sampai tahun 2011 . Sampel adalah
28
bagian tertentu yang dipilh dari populasi atau perwakilan dari populasi).
Sampel dalam penelitian ini adalah Data PT BankSulSelBar Selama 6 Tahun
terakhir dengan kriteria merupakan laporan keuangan yang telah diaudit pada
tahun 2006-2011.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, dibutuhkan data yang relevan. Untuk memperoleh
data tersebut, maka dilakukan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Adalah teknik yang dipakai untuk mendapatkan data dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang
analisis dalam penelitian, terutama yang terkait dengan objek yang
ingin di teliti.
2. Analisi Dokumen
Adalah teknik yang dipakai dalam mengumpulkan data dengan cara
menganalisa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian,
dalam penelitian ini dokumennya adalah Laporan Keuangan Tahunan.
3. Observasi
Adalah teknik pendukung dan pelengkap dengan melakukan
pencatatan data dari dokumen yang relevan dengan penelitian ini.
E. Jenis dan sumber data
1. Jenis data
a. Data kuantitatif
29
Adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dalam
bentuk daftar- daftar, dokumen- dokumen, dan lainnya berupa
angka yang berhubungan dengan penulisan ini, Dalam hal ini data
dan laporan keuangan tahunan selama 6 tahun terakhir (2006-
2011) PT. Bank SulSelBar Cabang Utama Makassar.
b. Data kualitatif
Adalah data yang diperoleh dalam bentuk uraian dan penjelasan
berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan
maupun informasi-informasi lisan lainnya yang menyangkut
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Sumber data
a. Data Primer
Adalah data yang diambil langsung dari objek penelitian yang
belum diolah dan perlu dikembangkan dengan pemahaman sendiri
oleh penulis, misalnya hasil wawancara dengan bagian keuangan
dan akuntansi serta karyawan lainnya mengenai aktivitas bisnis
perusahaan;
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek
penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan.
F. Definisi Operasional
1. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On
30
Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (laba
sebelum pajak) yang dihasilkan dari total aset (total aktiva) bank
yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP
tanggal 14 Desember 2001, ROA diukur dari perbandingan
antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Variabel
dalam independen dalam penelitian ini adalah :
ROA= Laba Sebelum PajakTotal Aktiva
×100 %
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri :
a. Non Performing Loan (NPL) :
NPL adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan
salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak
dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada
debitur. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NPL diukur dari perbandingan antara kredit
bermasalah terhadap total kredit.
NPL=Kredit BermasalahOS
× 100 %
b. Net Interest Margin (NIM) :
NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
31
manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan
melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat
pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari
kredit yang disalurkan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No
06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004 NIM diukur dari perbandingan
antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif.
Net Interest Margin = pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif
×100 %
G. Teknik Analisis Data
Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio
keuangan, yaitu NPL (Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest Margin)
yang kemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap rasio
ROA (Return on Asset). Untuk melihat ada tidaknya pengaruh signifikan terhadap
kedua variabel independen (NPL dan NIM) terhadap variabel dependen (ROA),
maka dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan bantuan software SPSS (Statictical Product and Service Solutions)
Versi 14.
1. Analisis Deskriptif
Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui
gambaran kondisi NPL (Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest
Margin) terhadap ROA (profitabilitas) perusahaan yang dikomparasikan
secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan.
32
2. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan
pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium
atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara
dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y)
(Menurut Usman, 2003 dalam Budi Ponco, 2008). Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh NPL
(Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA
(Return On assets) pada PT Bank SulSelBar periode 2007-2011.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
X1 = Net Performing Loan (NPL) per tahun untuk perusahaan dari
periode 2006-2011
X2 = Net Interest Margin (NIM) per tahun untuk perusahaan dari
periode 2006-2011
Y = Return on Asset (ROA) per tahun untuk perusahaan dari periode
2006-2011 .
Pengaruh variable independen terhadap variabel dependen diuji
dengan tingkat kepercayaan (Convident Interval) 95% atau Signifikan
Level (α) sama dengan 5%.
33
3. Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis
haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi
klasik. Asumsi klasik regresi meliputi (Menurut Ghozali, 2005 dalam
Budi Ponco, 2008):
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi
normal, Untuk Menguji Normalitas dapat diuji dengan
Kolmogorof-Smirnof. Caranya adalah dengan menentukan terlebih
dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal
Atau menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal
plot atau grafik histogram, dengan acuan sebagai berikut :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
34
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah hubungan antar variable independen yang
terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna
atau mendekati sempurna ( koefisien korelasinya tinggi atau bahkan
1). Model mendekati sempurna yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinieritas adalah koefisien
korelasi variable tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar
atau tidak terhingga. Syarat uji multikolinieritas adalah : Jika tolerance
< 0,1 atau inflation factor (VIF) > 10 → t erjadi multikolinieritas. Jika
terjadi multikolinearitas akan menimbulkan akibat sebagai berikut :
1) Standar error koefisien regresi yang diperoleh menjadi besar.
Semakin besarnya standar error maka semakin erat
kolinearitas antara variabel bebas.
2) Standar error yang besar mengakibatkan confident interval
untuk penduga parameter semakin melebar, dengan demikian
terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan, yakni menerima
hipotesis yang salah.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaa variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
35
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda
disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot,
dengan dasar analisis (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi Ponco,
2008):
1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika ada titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi
heterokedasitas.
d. Uji Autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi
Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi
berkaitan dengan adanya autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi
secara statistic dapat dilakukan dengan cara menggunakan Uji Run
Test . Run Test merupakan bagian dari statistic non-parametrik untuk
melakukan maka terlebih dahulu menentukan criteria sebagai berikut :
36
Residual (Res_1) random (acak)
Residual (Res_1) tidak random
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi
untuk melihat sejauhmana keseluruhan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi
semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai
Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen adalah terbatas (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi
Ponco, 2008).
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai
berikut: Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (Xi)
terhadap variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama (serentak)
maupun secara parsial (individual) dilakukan dengan uji statistik F (F-test)
dan uji statistik t (t-test).
a. Uji T
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-
37
masing variabel independen yang digunakan secara parsial.
Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut :
1) Perumusan hipotesis
H0 : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variable independen terhadap variable dependen.
Ha : ρ = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variable
independen terhadap variable dependen
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H0, yakni
dengan melihat nilai signifikansi :
Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima
Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak
4) Pengambilan keputusan
b. Uji F (Uji Kelayakan Model)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Menurut Ghozali, 2005
dalam Budi Ponco, 2008). Langkah-langkah pengujiannya :
1) Perumusan hipotesis
Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen.
38
Ha : β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen.
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
4) Pengambilan keputusan
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di
Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta
Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961.
Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13
Juli 1961, nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi
Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara
Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat
I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama
menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan
penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan
40
Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan
berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan
status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan
Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar.
Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-
31541.HT.01.01 Tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara
Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No.
1655/2005.
Perubahan Status Bank SulSel dari Perusahaan Daerah Menjadi
Perseroan Terbatas juga diikuti dengan Perubahan Logo Bank SulSel, hal
ini dilakukan melalui pelaksanaan sayembara logo yang diikuti oleh
ribuan karya. Dan pada tanggal 22 Desember 2005, Logo baru Bank
SulSel Diluncurkan Ke public.
Selanjutnya pada tahun 2011 PT Bank SulSel memperluas
kiprahnya dengan mengambil bagian barat Sulawesi Selatan sehingga
berubah nama dari PT. Bank SulSel menjadi PT. Bank SulSelBar.
Tugas pokok PT. Bank SulSelBar adalah sebagai Salah satu alat
kelengkapan otonomi daerah pada bidang keuangan/perbankan dalam
41
menjalankan tugas pokok tersebut, PT. Bank SulSelBar mempunyai fungsi
Sebagai berikut :
1 Pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat.
2 Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat
3 Pemegang Kas daerah pengelola uanmg daerah.
4 Salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah (PDA)
Perkembangan produk dan penyempurnaan layanan perbankan
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi Informasi (TI)
hampir semua produk dan Jasa PT Bank SulSelBar telah menerapkan dan
memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi, Antara Lain :
1. Sistem Sentralisasi database dengan jaringan layanan online real
time terus dikembangkan, terutama dalam mendukung efisiensi
dan efektifitas proses rekonsiliasi pembukuan atas jutaan rekening
yang dikelolanya. Jaringan layanan online real time tersebut telah
mencakup seluruh kantor cabang, kantor cabang pembantu dan
kantor kas diseluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.
2. Layanan Delivery Channel yang sudah dikembangkan di Bank
SulSel saat ini, antara lain : menyediakan layanan ATM bersama
dan Phone Banking atau SMS Banking.
42
2. Visi dan Misi PT Bank SulSelBar Cabang Makassar
Visi : Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia
Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya
manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah
kepada Pemda dan masyarakat.
1 Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi
daerah
2 Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan
penyimpanan uang daerah Salah satu sumber pendapatan asli
daerah3. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil Penelitian dan pembahasan merupakan penggambaran
tentang hasil yang diperoleh dalam penelitian. Sesuai dengan
permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, maka
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis
deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif merupakan analisis
yang mengacu pada deskripsi kondisi perusahaan. Analisis statistik
merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang
berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan program Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) Versi 14.
Namun terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perhitungan
variable penelitian yaitu NPL,NIM dan ROA.
43
a. Perhitungan Non Performing Loan (NPL) PT Bank SulSelBar
PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang Perbankan menyebutkan
mengenai kredit yang bermasalah atau non-performing, sebagai berikut :
“non-performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaranangsuran pokok dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non-performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet”.
NPL dicerminkan dalam kolektibilitas kredit tingkat 3,4,5. Data
NPL disajikan dalam bentuk rasio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPL=Kredit Kurang Lancar+Diragukan+MacetOS (Total Kredit )
×100 %
(Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004)
Hasil Peneletian mengenai gambaran tingkat non performing loan
(NPL) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat pada
table berikut :
Tabel 4.1Tingkat NPL PT Bank SulSelBar Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Kurang Lancar Diragukan Macet OS (Total Kredit) NPL (%)
2006 Rp7.355.475.628 Rp6.005.186.131 Rp30.800.299.413 Rp2.034.027.732.953 2,17%
2007 Rp15.125.384.931 Rp18.737.682.644 Rp45.014.272.140 Rp2.522.147.245.944 3,13%
2008 Rp5.121.566.567 Rp6.889.281.944 Rp79.811.001.719 Rp3.390.768.648.540 2,71%2009 Rp4.964.319.847 Rp2.870.908.450 Rp75.184.097.809 Rp3.465.585.647.392 2,40%2010 Rp8.050.179.477 Rp6.600.340.228 Rp78.392.496.135 Rp4.515.203.056.151 2,06%2011 Rp8.394.040.617 Rp8.605.487.072 Rp91.689.247.666 Rp5.393.094.584.466 2,02%
Total Rp49.010.967.067Rp49.708.886.47
0 Rp400.891.414.882 Rp21.320.826.915.446 14,48%Average Rp8.168.494.511 Rp8.284.814.412 Rp66.815.235.814 Rp3.553.471.152.574 2,41%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
44
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp10,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp30,000,000,000
Rp40,000,000,000
Rp50,000,000,000
Rp60,000,000,000
Rp70,000,000,000
Rp80,000,000,000
Rp90,000,000,000
Rp100,000,000,000
Kurang LancarDiragukanMacet
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.1Grafik Kredit (Kurang Lancar, Diragukan, Macet)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui jumlah kredit Kurang
lancar tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp15.125.384.931 dan
Jumlah kredit kurang lancar terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp
4.964.319.847. Rata- rata kredit kurang lancar sebesar Rp8.168.494.511.
Jumlah kredit Diragukan tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar
Rp18.737.682.644 dan Jumlah kredit Diragukan terendah terjadi pada
tahun 2009 sebesar Rp2.870.908.450. Rata- rata kredit Diragukan sebesar
Rp8.284.814.412
Jumlah kredit Macet tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar
Rp91.689.247.666 dan Jumlah kredit Macet terendah terjadi pada tahun
2006 sebesar Rp30.800.299.413. Rata- rata kredit Jumlah Kredit Macet
45
sebesar Rp66.815.235.814. Total Kredit mulai dari tahun 2006 hingga
2011 sebesar Rp21.320.826.915.446. di mana selama enam tahun tersebut
total kredit mengalami peningkatan dengan rata- rata
Rp3.553.471.152.574.
Total Kredit Tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar
Rp5.393.094.584.466 dan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar
Rp2.034.027.732.953. NPL mengalami penurunan mulai dari tahun 2006
hingga 2011.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, yaitu PBI
No.6/9/PBI/2004 pasal 2 ayat 2 tentang tindak Lanjut Pemeriksaan Bank
Pengawasan dan penetapan Status Bank mengemukakan bahwa bank yang
dinilai memiliki potensial kesulitan yang dapat membahayakan
kelangsungan usahanya adalah bank yang salah satu kriterinya memuat
kategori non performing Loan (NPL) di atas 5 % secara netto dari total
kredit.
Dapat diketahui bahwa total NPL PT Bank SulSelBar dalam
potensi yang aman karena nilai total NPL secara netto dari total kredit
pada tahun 2007 sampai 2011 di bawah 5% yaitu sebesar 2,46%
b. Perhitungan Net Interest Margin (NIM) PT Bank SulSelBar
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP.
Tanggal 31 Mei 2004, bahwa NIM adalah “ Perbandingan antara
pendapatan bunga bersih (pendapatan bunga-beban bunga) dengan
rata – rata aktiva produktif”. Aktiva produktif yang diperhitungkan
46
adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga. Tolak ukur
profitabilitas ini dinyatakan dalam satuan persen. Dengan rumus
sebagai berikut :
Net Interest Margin = pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif
×100 %
Hasil Peneletian mengenai gambaran tingkat Net Interest Margin
(NIM) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat
pada table berikut :
Tabel 4.2Tingkat NIM PT Bank SulSelBar Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Pendapatan Bunga Biaya Bunga Rata* aktiva produktif
NIM (%)
2006 Rp515.462.612.347 Rp141.042.749.270 Rp3.934.150.000.000 9,52%2007 Rp573.924.606.019 Rp156.421.616.095 Rp3.451.328.000.000 12,10%2008 Rp647.867.956.980 Rp138.177.286.368 Rp4.200.161.000.000 12,14%2009 Rp627.323.601.872 Rp158.843.537.780 Rp4.349.887.000.000 10,77%2010 Rp862.643.403.152 Rp230.024.653.897 Rp5.324.594.000.000 11,88%2011 Rp962.591.509.056 Rp323.453.796.985 Rp6.324.796.000.000 10,11%
totalRp4.189.813.689.42
6Rp1.147.963.640.39
5Rp27.584.916.000.00
0 66,51%Average Rp698.302.281.571 Rp191.327.273.399 Rp4.597.486.000.000 11,08%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
47
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp200,000,000,000
Rp400,000,000,000
Rp600,000,000,000
Rp800,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1,200,000,000,000
Pendapatan Bunga Biaya Bunga
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.2Grafik Pendapatan Bunga dan Biaya Bunga
Berdasarkan table 4.2 diatas dapat diketahui jumlah Pendapatan
Bunga tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp 962.591.509.056 dan
Jumlah Pendapatan Bunga terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar
Rp515.462.612.347. Rata- rata Pendapat Bunga sebesar
Rp698.302.281.571 Jumlah Biaya Bunga tertinggi terjadi pada tahun 2011
sebesar Rp323.453.796.985 dan Jumlah Biaya Bunga terendah terjadi pada
tahun 2008 sebesar Rp138.177.286.368. Rata- rata Biaya bunga sebesar
Rp191.327.273.399. Rata-rata aktiva produktif mulai dari tahun 2006
hingga 2011 sebesar Rp27.584.916.000.000 di mana selama enam tahun
tersebut Rata- Rata aktiva produktif mengalami peningkatan dengan rata-
48
rata Rp4.597.486.000.000. NIM mengalami penurunan mulai dari tahun
2006 hingga 2011.
Sesuai Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, bank yang
salah satu kriterinya memuat kategori Net Interest Margin (NIM) di atas
6% . Dapat diketahui bahwa total NIM PT Bank SulSelBar dalam potensi
yang aman karena nilai total NIM pada tahun 2006 sampai 2011 di Atas
6% yaitu sebesar 11,08%
c. Tingkat Profitabilitas Dengan Menggunakan Return on Assets
(ROA) PT Bank SulSelBar
Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang dimilikinya, ROA
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh
bank yang bersangkutan, ROA mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan profit dengan asset yang dimilikinya.
Untuk menghitung ROA digunakan rumus sebagai berikut :
ROA= Laba Sebelu m PajakTotal Aktiva
×100 %
(Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004)
Hasil Penelitian mengenai gambaran tingkat Return on Assets
(ROA) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat
pada table berikut :
49
Tabel 4.3Tingkat ROA PT Bank SulSelBar Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aktiva ROA(%)2006 Rp219.037.158.151 Rp4.561.707.130.542 4,80%2007 Rp265.730.218.642 Rp4.123.991.594.002 6,44%2008 Rp316.803.320.640 Rp4.519.774.597.400 7,01%2009 Rp238.043.772.674 Rp4.723.634.440.497 5,04%2010 Rp337.902.028.582 Rp6.227.181.926.433 5,43%2011 Rp363.147.972.044 Rp7.290.471.415.877 4,98%
Total Rp1.740.664.470.733Rp31.446.761.104.75
1 33,7%Average Rp290.110.745.122 Rp5.241.126.850.792 5,62%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp50,000,000,000
Rp100,000,000,000
Rp150,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp250,000,000,000
Rp300,000,000,000
Rp350,000,000,000
Rp400,000,000,000
Laba Sebelum Pajak
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.3Grafik Laba Sebelum Pajak
Berdasarkan table 4.3 di atas diketahui bahwa total laba sebelum
pajak mulai tahun 2006 sampai 2011 adalah Rp1.740.664.470.733 dengan
50
rata- rata sebesar Rp290.110.745.122. Titik tertinggi laba sebelum pajak
adalah pada tahun 2011 sebesar Rp363.147.972.044. Dan titik terendah
laba sebelum pajak adalah pada tahun 2006 sebesar Rp219.037.158.151.
Sedangkan jumlah total aktiva mulai tahun 2006 sampai 2011 Rp
Rp31.446.761.104.751
dengan rata- rata sebesar Rp5.241.126.850.792. nilai total aktiva
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp7.290.471.415.877 dan
terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp4.123.991.594.002.
Total aktiva mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga 2011.
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.4Grafik Profitabilitas ROA
Berdasarkan table 4.3 total ROA mulai tahun 2006 sampai 2008
adalah 33,7% dengan rata- rata 5,62%. Nilai ROA tertinggi terjadi pada
tahun 2008 yaitu sebesar 7,01 % dan terendah terjadi pada tahun 2006
51
sebesar 4,80 %. Bank Indonesia menetapkan standar ROA minimal 1,5 %
untuk penentuan kinerja keuangan bank. Bila dibandingkan antara rata-
rata total ROA yaitu sebesar 5,62% dengan satandar ROA yang
ditetapkan BI yaitu sebessar 1,5 %, rata- rata total ROA PT Bank
SulSelBar masuk dalam kategori tinggi sesuai pada peraturan BI
No.6/PBI/2004 tetapi rata- rata ROA dibawah nilai standar minimal dalam
kerangka penentuan kinerja keuangan bank yang di tentukan oleh Bank
Indonesia yaitu sebesar 1,5 %.
d. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On
Asset (ROA).
Pergerakan rasio NPL terhadap ROA pada PT Bank SulSelBar
selama periode penelitian, yakni 2006-2011 dapat dilihat pada gambar
berikut :
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
NPL (%)ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.5
52
Pengaruh NPL terhadap ROA PT Bank SulSelBarPeriode 2006-2011
Pada Gambar 4.5 dapat kita lihat bahwa secara umum nilai ROA
dan NPL berbanding terbalik, Pada beberapa periode pergerakan Non
Performing Loan (NPL) berbanding Lurus dengan pergerakan Return On
Asset (ROA), yaitu Pada tahun 2006 dan 2007 Di mana pada periode
tersebut ROA mengalami Kenaikan sedangkan NPL mengalami
Kenaikan. 2008 dan 2009 serta 2010 dan 2011. Di mana pada periode
tersebut ROA mengalami penurunan sedangkan NPL mengalami
penurunan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan teori yang ada di mana
hubungan antara NPL dan ROA adalah berbanding terbalik.
e. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On
Asset (ROA).
Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia, perhitungan NIM adalah dengan cara
membandingkan pendapatan bunga bersih dengan total aktiva produktif.
Pergerakan rasio NIM terhadap ROA pada PT Bank SulSelBar
selama periode penelitian, yakni 2006-2011 dapat dilihat pada gambar
berikut :
53
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
NIM (%)ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.6Pengaruh NIM terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
Pengaruh Net Interest Magin (NIM) terhadap Return On
Asset (ROA) adalah berbanding lurus. Meskipun demikian, pada periode
penelitian terlihat bahwa pergerakan NIM dan ROA cukup fluktuatif.
Pada Gambar 4.6 dapat dilihat adanya penurunan NIM namun terjadi
peningkatan pada ROA. Hal ini terjadi pada 2007 dan 2008, sehingga hal
tersebut tidak sesuai teori yang berlaku dimana penurunan NIM
seharusnya disertai dengan penurunan pada ROA. Meskipun begitu dapat
dilihat pada tahun berikutnya angka NIM meningkat dan disertai dengan
54
peningkatan pada ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
kedua variabel ini masih berbanding lurus.
4. Statistika Deskriptif
Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data
variabel dalam penelitian ini maka digunakan tabel statistik deskriptif.
Tabel statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data
(N) dan standar deviasi dari empat variabel independen yaitu Non
Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) sebagai variabel
yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) pada PT Bank SulSelBar,
seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.4Statistik Deskriptif Variabel(Dengan Return on Asset/ ROA sebagai Variabel Dependen)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationNPL 6 2,02 3,13 2,4150 ,43372NIM 6 9,52 12,14 11,0867 1,12021ROA 6 4,80 7,01 5,6167 ,90099Valid N (listwise) 6
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Sebagai rentabilitas ekonomis Return on Asset (X1) merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
rata-rata tingkat rasio ROA tahun 2006-2011 adalah sebesar 5.6167%
dengan ROA tertinggi 7.01% dan terendah sebesar 4.80% dengan
penyimpangan dari nilai rata-rata sebesar 0.90099%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya
55
ROA bank devisa di Indonesia sudah memenuhi standar yang
ditetapkan Bank Indonesia, yaitu di atas 1,5%. Sedangkan standar
deviasi untuk ROA adalah sebesar 0.90099%. ini cukup baik karena
lebih rendah nilai standar deviasi dibandingkan dengan nilai rata- rata
(mean) ROA.
Non Performing Loan. Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa rata-
rata NPL sebesar 2,4640% dengan NPL tertinggi sebesar 3.13%
sedangkan NPL terendah 2.02 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa
secara statistik, selama periode penelitian besarnya NPL bank devisa di
Indonesia sudah melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu
di bawah 5%. Sedangkan rata-rata NPL adalah 2,4150% dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,43372. Hal tersebut menunjukkan bahwa
data yang digunakan dalam variabel NPL mempunyai sebaran kecil
karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga
simpangan data pada variabel NPL ini dapat dikatakan baik.
Net Interest Margin. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui
bahwa rata-rata NIM adalah sebesar 11,0867% dengan rata-rata tertinggi
12,14% dan terendah 9,52%. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara
statistik, selama periode penelitian besarnya NIM bank devisa di
Indonesia sudah bisa memenuhi standar yang ditetapkan Bank
Indonesia, yaitu di atas 6%. Sedangkan rata-rata NIM adalah 11,0867%
dengan nilai standar deviasi sebesar 1,12021. Hal tersebut menunjukkan
bahwa data yang digunakan dalam variabel NIM mempunyai
56
sebaran kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya
(mean), sehingga simpangan data pada variabel NIM ini dapat
dikatakan baik.
5. Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan
program SPSS 14.0 diperoleh estimasi sebagai berikut :
Tabel 4.5Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) -1,624 2,256 -,720 ,524 NIM ,464 ,260 ,577 1,786 ,172 NPL ,869 ,671 ,418 1,296 ,286
a. Dependent Variable: ROASumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Dari tabel di atas, dengan melihat angka yang berada pada kolom
unstandardized coefficient beta, maka dapat disusun persamaan regresi
berganda sebagai berikut :
Y = -1,624 + 0,869X1 + 0,464X2
Dari persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan pengaruh
variabel independen yaitu NPL dan NIM terhadap ROA pada Bank
PT Bank SulSelBar sebagai berikut :
1. Dari persamaan regresi linear berganda diatas, dapat dilihat nilai
konstanta -1,624. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Assets
57
(ROA) mempunyai nilai sebesar -1,624. jika variabel – variabel
independen (Non Performing Loan/NPL dan Net Interest
Margin/NIM) dianggap konstanta.
2. Koefisien transformasi regresi X1 atau untuk variabel Non
Performing Loan (NPL) adalah sebesar 0,869. Nilai koefisien yang
positif menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dari
perusahaan PT Bank SulSelBar periode tahun 2006-2011.
3. Koefisien transformasi regresi X2 atau untuk variabel Net Interest
Margin (NIM) adalah sebesar 0,464. Nilai koefisien yang positif
menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh
positif terhadap Return On Asset (ROA) dari perusahaan PT Bank
SulSelBar periode tahun 2006-2011.
Dari hasil analisis berganda diatas menunjukkan bahwa
pengaruh nilai Net Interest Margin (NIM) nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan nilai Non Performing Loan (NPL). Pada data
yang terlihat ROA bank ini cukup tinggi namun pengaruh NIM kecil
terhadap ROA. Ini berarti bahwa perusahaan masih belum mampu
menyalurkan aktiva produktifnya dengan efektif.
6. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
58
mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi
normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah
distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk
mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Analisis grafik merupakan cara yang termudah.
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dapat juga dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah dengan
menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal
Gambar berikut ini akan memperlihatkan hasil uji normalitas
yang dilakukan dalam penelitian ini:
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
59
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Gambar 4.7Uji Normalitas Probability Plot
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data menyebar
di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti
garis diagonal tersebut.
Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk uji statistik apakah
data terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji
kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai
signifikansi kolmogorov smirnov lebih besar dari nilai signifikansi
yang telah ditetapkan maka data terdistribusi secara normal. Uji
kolmogorov smirnov dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL NIM ROAN 6 6 6Normal Parameters(a,b) Mean 2,4150 11,0867 5,6167 Std. Deviation ,43372 1,12021 ,90099Most Extreme Differences
Absolute ,214 ,261 ,249
Positive ,214 ,174 ,249 Negative -,181 -,261 -,182Kolmogorov-Smirnov Z ,524 ,638 ,609Asymp. Sig. (2-tailed) ,946 ,810 ,852
a Test distribution is Normal.b Calculated from data.
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
60
Dari tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk
variabel NPL adalah 0,524 dengan p = 0, 946, variabel NIM
memiliki K-S 0,638 dengan p = 0, 810 dapat terdistribusi secara
normal karena memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05..
b. Uji Multikolinearitas
Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan
persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu
keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengn variabel
bebas lainnya. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari
tolerance value atau nilai variance inflaction factor (VIF). Batas
nilai tolerance value di bawah 1 dan nilai variance inflaction
factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari
multikolinearitas.
Tabel 4.7Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF1 (Constant)
NIM ,840 ,718 ,448 ,604 1,655 NPL ,781 ,599 ,325 ,604 1,655
a. Dependent Variable: ROASumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan table di atas, dapat kita lihat bahwa nilai tolerance
dan VIF dari variabel NPL dan NIM sama yaitu sebesar 0,604 dan
1,655. Oleh karena itu dapat, disimpulkan bahwa dalam model
61
ini tidak terdapat masalah multikolinearitas antara variabel bebas
karena nilai tolerance masih berada di bawah nilai 1 dan nilai VIF
jauh di bawah angka 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual satu pengamatan kepengamatan yag lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang
tidak terjadi heteroskedastisitas Untuk menentukan
heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-
titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini
terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi
layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 4.8
berikut ini:
62
1.51.00.50.0-0.5-1.0-1.5
Regression Standardized Predicted Value
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Gambar 4.8Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan scatter plot antara nilai prediksi (ZPRED)
dengan residual (SRESID) pada gambar di atas terlihat bahwa
titik-titik menyebar secar acak serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik juga menyebar secara
acak, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini
tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini digunakan untuk
63
menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya
autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi secara statistic dapat
dilakukan dengan cara menggunakan Uji Run Test . Run Test
merupakan bagian dari statistic non-parametrik untuk melakukan
maka terlebih dahulu menentukan criteria sebagai berikut :
Residual (Res_1) random (acak)
Residual (Res_1) tidak random
Dengan menggunakan program SPSS dihasilkan table Run Tes
Sebagai Berikut :
Tabel 4.8Run Test
Unstandardized Residual
Test Value(a) -.06156Cases < Test Value 3Cases >= Test Value 3Total Cases 6Number of Runs 5Z .456Asymp. Sig. (2-tailed) .648
a Median
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa Nilai tes adalah 0,456
dengan propabilitas 0,648 berada di atas signifikasi 0,05. Ini
Berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
residul random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar variabel
residual.
7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
64
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi
untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi
semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi: variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien
determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah
terbatas (Ghozali, 2005).
Besarnya nilai Adjusted R2 dapat dijelaskan pada tabel 4.9
sebagai berikut :
Tabel 4.9
Koefisie Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 ,901(a) ,811 ,685 ,50567
a. Predictors: (Constant), NIM, NPLb. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,685. Dengan kata lain
hal ini menunjukkan bahwa 68,5% Return on Asset (ROA) dari PT Bank
65
SulSelBar dipengaruhi oleh variasi dari kedua variabel independen yang
digunakan, yaitu NonPerforming Loan (NPL) dan Net Interest Margin
(NIM), sedangkan sisanya sebesar 31,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain di luar model penelitian.
8. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
Net Performing Loan (X1) dan Net Interest Margin (X2) terhadap Return
On Asset (Y), maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi berganda dan regresi sederhana untuk menjawab hipotesis yang
dikemukakan sebelumnya melalui analisis berikut ini :
a. Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen yang terdiri atas Net Performing Loan (X1)
dan Net Interest Margin (X2) terhadap Return On Asset (Y). Pada
tabel di bawah dapat kita lihat hasil uji-t tersebut.
1) Hipotesis pertama
Dalam penelitian ini yang diajukan sebagai hipotesis
pertama adalah membuktikan perusahaan menggunakan
metode NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROA. Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini
adalah analisis regresi linier sederhana. Adapun hasil dari
analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada table berikut:
66
Tabel 4.10Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,698 1,587 1,070 ,345 NPL 1,623 ,649 ,781 2,502 ,067
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan data hasil olahan SPSS di atas, maka
diperoleh penjelasan sebagai berikut :
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Non
Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai
koefisien transformasi regresi untuk variabel Non Performing
Loan (NPL) sebesar 2.052 dengan nilai signifikansi sebesar
0.067 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang
ditolerir (0.05). Dengan demikian hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) tidak Cukup
bukti untuk menerima hipotesis tersebut.
Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika
mempunyai NPL dibawah 5% dan dalam rentan 5%-8%
dikatakan masih dalam kondisi cukup baik (aman). Hasil
persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini
67
bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang
diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah positif hal
ini terjadi karena rata-rata nilai NPL PT Bank SulSelBar pada
tahun 2006-2011 sebesar 2,41% masih dalam batas maksimum
NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Laba perbankan
masih dapat meningkat dengan NPL yang tinggi karena sumber
laba selain dari bunga seperti fee based income relative tinggi.
Selain itu NPL bisa saja terjadi bukan karena debitor tidak
sanggup membayar akan tetapi ketatnya Peraturan Bank
Indonesia dalam hal penggolongan kredit yang mengakibatkan
debitor yang tadinya berada dalam kategori lancar bisa turun
jadi tidak lancar. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian
dari Pandu Mahardian (2008), dan Budi Ponco (2008), yang
menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) Tidak
berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
2) Hipotesis kedua
Dalam penelitian ini yang diajukan sebagai hipotesis
pertama adalah membuktikan perusahaan menggunakan
metode NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROA. Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini
adalah analisis regresi linier sederhana. Adapun hasil dari
analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada table berikut.
68
Tabel 4.11Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1,871 2,431 -,770 ,484
NIM ,675 ,218 ,840 3,093 ,036
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan data hasil olahan SPSS di atas, maka
diperoleh penjelasan sebagai berikut :
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Net
Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai
koefisien regresi untuk variabel Net Interest Margin (NIM)
sebesar 0,464 dengan nilai signifikansi sebesar 0,036, dimana
nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih
besar dari 0,05. Tetapi nilai konstantanya 0,484 Dianggap
tidak significant Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa NIM berpengaruh positif dansignifikan terhadap
perubahan laba tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis
kedua.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Teddy
Rahman (2009), yang menyatakan bahwa net interest margin
(NIM) berpengaruh positif dan Tidak signifikan terhadap
Perubahan Laba. Net Interest Margin (NIM) tidak
69
berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa manajemen bank
belum mampu mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan terutama dari Spread bunga tabungan
dan kredit dan investasi. Net Interest Margin (NIM) diperoleh
dari pendapatan bunga dikurangi biaya bunga. Spread yang
kecil yang disebabkan naiknya BI rate dan tekanan inflasi
membuat besarnya biaya bunga meningkat menyebabkan bank
kehilangan kesempatan memperoleh laba dari aktiva produktif
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara
bersama- sama terhadapa variabel tidak bebas. Dalam uji ini kita
melihat pengaruh NPL (X1), variabel NIM (X2) secara bersama-
sama terhadap variabel ROA (Y) yang digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.12Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 3,292 2 1,646 6,437 ,082(a)
Residual ,767 3 ,256Total 4,059 5
a. Predictors: (Constant), NIM, NPLb. Dependent Variable: ROA Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan perhitungan dengan F-test dalam tabel
4.6 di atas diperoleh nilai F-hitung sebesar 6.437 dengan nilai
signifikansi (sig) sebesar 0,082. Oleh karena nilai signifikansi
70
0,082 > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel NPL dan NIM terhadap variabel ROA secara
bersama-sama (simultan) atau dapat diartikan bahwa model dalam
penelitian ini Tidak Cukup bukti untuk menerima hipotesis ketiga.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa ROA tidak dapat dipengarui
signifikan secara bersama-sama oleh variabel-variabel NPL dan NIM dengan nilai
6.437 dengan nilai signfikansi 0,082, Walaupun nilainya di atas 0,05 tetapi nilai
signifikansinya tidak terlalu melampaui . Dari nilai adjusted R square, didapatkan
bahwa 31,5% variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variasi dari dua
variabel. Secara parsial didapatkan satu variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA dan satu lagi berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Varibel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan nilai
0,067. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kredit bank Tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besar kecilnya perolehan laba
bank. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa resiko usaha bank yang
tercermin dalam NPL tidak berpengaruh terhadap ROA, dimana dapat dilihat dari
banyaknya NPL bank yang rendah, hal ini sangat dimungkinkan karena proporsi
kredit bermasalah Pada PT Bank SulSelBar tidak begitu besar sehingga tidak
mempengaruhi ROA. Hal ini juga disebabkan karena cenderung untuk
menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival
bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar Cenderung beralih pada
71
sektor yang beresiko kecil seperti penempatan dana ke SBI, fee based income,
obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak dibahas.
Selain itu NPL bisa saja terjadi bukan karena debitor tidak sanggup
membayar akan tetapi ketatnya Peraturan Bank Indonesia dalam hal
penggolongan kredit yang mengakibatkan debitor yang tadinya berada dalam
kategori lancar bisa turun jadi tidak lancar. Hal ini juga disebabkan karena
cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih
menekankan pada survival bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar
Cenderung beralih pada sektor yang beresiko kecil seperti penempatan dana ke
SBI, fee based income, obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak dibahas. Hasil
temuan ini mendukung hasil penelitian dari Pandu Mahardian (2008), dan Budi
Ponco (2008)
Variabel Interest Margin (NIM) Tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien
transformasi regresi untuk variabel Net Interest Margin (NIM) sebesar 3 ,093
dengan nilai signifikansi sebesar 0 .036 yang nilainya lebih kecil dari taraf
signifikansi yang ditolerir (0.05). Tetapi nilai konstantanya 0,484 Dianggap tidak
significant. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NIM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) tidak cukup
bukti untuk menerima hipotesis kedua
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Teddy Rahman (2009),
yang menyatakan bahwa net interest margin (NIM) Tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Perubahan Laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
72
semakin besar NIM maka laba yang diperoleh bank akan semakin besar. Spread
antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang kecil membuat perubahan laba
menjadi kecil. Biaya bunga naik yang disebebkan oleh kenaikan BI rate dan
tekanan inflasi menyebabkan bank kehilangan kesempatan memperoleh laba dari
aktiva produktif. Pihak bank tidak langsung menaikkan bunga kredit karena akan
memengaruhi angsuran dan menyebabkan rasio kredit bermasalah meningkat,
langkah yang dilakukan harus mengurangi margin dan meningkatkan volume
kredit.
Variabel Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL)
Tidak berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil
penelitian diperoleh Nilai F-Hitung Sebesar 6,437 Dengan nilai Signifikasi (sig)
sebesar 0,082. yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir
(0.05). Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Net Interest
Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA) tidak Cukup bukti untuk menerima hipotesis
tersebut. Berarti semua variabel Independen secara bersama-sama bukan
merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel Dependen. Hal ini
disebabkan karena Kurangnya Data atau sampel yang digunakan untuk
mendukung hasil atau teori yang ada. Dengan Demikian Dari hasil yang di
dapatkan Model Tersebut tidak Untuk diteliti
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Non
Performing Loan dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada PT
Bank SulSelBar Makassar periode 2006-2011. Berdasarkan uraian-uraian yang
telah peneliti paparkan terhadap data penelitian yang telah terkumpul yang
kemudian di olah, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa secara
partial variabel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis pertama .
Hal ini berarti selama periode penelitian, fungsi intermediasi bank
tidak berjalan dengan baik. Dibuktikan dengan masih stagnannya
perekonomian disektor riil. Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa resiko usaha bank yang tercermin dalam NPL tidak
berpengaruh terhadap ROA, dimana dapat dilihat dari banyaknya NPL
bank yang rendah, hal ini sangat dimungkinkan karena proporsi kredit
bermasalah pada PT Bank SulSelBar tidak begitu besar sehingga tidak
mempengaruhi ROA. Hal ini juga disebabkan karena cenderung untuk
menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan
pada survival bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar
74
Cenderung beralih pada sektor yang beresiko kecil seperti penempatan
dana ke SBI, fee based income, obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak
dibahas.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menunjukan bahwa secara
partial variabel NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis kedua.
Net Interest Margin tidak berpengaruh signifikan menunjukkan Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar NIM maka laba yang
diperoleh bank akan semakin besar. Spread antara pendapatan bunga
dan biaya bunga yang kecil membuat perubahan laba menjadi kecil.
Biaya bunga naik yang disebebkan oleh kenaikan BI rate dan tekanan
inflasi menyebabkan bank kehilangan kesempatan memperoleh laba
dari aktiva produktif. langkah yang dilakukan harus mengurangi
margin dan meningkatkan volume kredit.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa secara
Simultan variabel NIM dan NPL Tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima
hipotesis 3 . Karena Banyaknya Variabel yang lebih signifikan dari
pada variabel NIM dan NPL
B. Saran.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
75
1. Pada pembahasan kali ini melihat variabel NIM yang ada sehingga
dengan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang di
kelola oleh bank maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Untuk itu, penulis menyarankan agar bank
lebih mengurangi biaya bunga untuk meningkatkan pendapatan guna
memacu bank untuk lebih giat melakukan ekspansi kredit sehingga
pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank akan semakin tinggi dan
kinerja keuangan akan meningkat.
2. Pada pembahasan kali ini bahwa pengaruh NPL tidak signifikan
terhadap ROA maka hal ini disarankan untuk perlu adanya kehatian-
hatian pihak perbankan dalam menjalankan fungsinya. Risiko berupa
kesulitan pengembalian kredit oleh debitur dengan jumlah yang cukup
besar dapat mempengaruhi kinerja perbankan. Terdapatnya kredit
bermasalah tersebut menyebabkan kredit yang disalurkan banyak yang
tidak memberikan hasil.
3. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu, penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya melakukan penelitian secara focus dengan menambah jumlah
objek penelitian maupun memperpanjang time series, serta diharapkan
agar dapat menambah referensi tentang pengaruh rasio NPL dan NIM
Terhadap ROA.
76
DAFTAR PUSTAKA
Blogtutorialspss.2012.RunTest.http://blogtutorialspss.blogspot.com/2012/04/runs-test.html. Diakses 08 Oktober 2012.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta.
Firdaus,Rahmat. 2004. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung : Alfhabeta..
Francisca., Hasan Sakti Siregar. 2009. Pengaruh Faktor Internal Bank terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Sumatra Utara.
Harahap, Sofyan Syafri.2010.Analisis Krisis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawalil Pers
Hasibuan,Malayu, S.P. 2007. Dasar- dasar Perbankan. Jakart : PT. Bumi Aksara
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir.2003. Bank Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit : PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Penerbit Raja Grafindo Persada, PT, Jakarta
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Keputusan Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang No 4459 Tahun 2007.Pedoman Penyusunan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang. Penerbit : Politeknik Negeri Ujung Pandang
Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit BPFE , Yogyakarta
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro
77
Mawardi,Wisnu. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum dengan Total Asset kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli, PP
Priyanto,D.2011.Buku Pintar Statistik Komputer. Yogyakarta : Media Kom
PSAK No 31.2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta.
Ponco, Budi, 2008, Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA, Skripsi Program sarjana Fakultas Ekonomi UNDIP
Puspitasari Diana, 2009, Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,BOPO, LDR, Dan Suku Bunga Sbi Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa Di Indonesia Perioda 2003-2007), TESIS Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.
Rahman, Teddy. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR,NPL Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Bank Non Devisa Di Indonesia Periode 2003-2007). ). Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
Siamat,Dahlan.2002. Manajemen Lembaga Keuangan.. edisi 2. Penerbit :FEUI, Jakarta.
Surat keputusan direksi Bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR/1998. Perihal kualitas Aktiva Produktif pasal 4 menyatakan bahwa kredit ditetapkan menjadi lima golongan kolektibitas. Bank Indonesia. Jakarta
Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004. Perihal NIM (Net Interest Margin) Bank Indonesia. Jakarta
Triandaru, Sigit, Totok Budi Santoso, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan.
. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Wikipedia. 2012. Bank . http://id.wikipedia.org/wiki/Bank.Diakses 24 april 2012. www.bi.go.id
78
79
PT. BANK SULSELLAPORAN POSISI KEUANGAN
(Dalam Rupiah)
NAMA AKUN/ Name of Account 2011 2010 2009 2008 2007 2006ASET / ASSETS
Kas / Cash Bank IndonesiaGiro pada Bank lain / Current Account with Other Banks
Penyisihan / Allowance
Penempatan pada Bank lain/ Placement with other BanksPenyisihan / Allowance
Surat- Surat BerhargaPinjaman yang Diberikan / Loan
Penyisihan / Allowance
Penyertaan / Equity Investment
Penyisihan / Allowance
Pendapatan YMA Diterima / Accrued Income
Biaya Dibayar di muka / Prepayments
Asset Tetap dan Inventaris / Fixed Assets and Iventories
Akum. Penyusutan Asset Tetap dan Inventaris/ Accumulated Depreciation
Nilai Buku Asset Tetap dan Inventaris/ Book Value of Fixed Assets and Inventories
Asset Pajak Tangguhan / Deferred Tax Assets
Asset Lain-lain / Other Assets
300.870.476.163
469.197.511.881
882.714.146
(2.040.857)
282.236.103.050
445.627.765.811
628.045.941
-
200.039.921.920
157.898.207.896
2.674.332.369
26.743.324
141.359.494.475,00
254.556.743.702,66
2.391.500.615,88
(23.915.006)
121.613.849.900
889.596.436.551,7
3.307.716.201,1
(33.077.162)
178.268.261.315,0
321.803.927.042,4
3.887.345.310,3
(38.873.453,1)880.673.289 628.045.941 2.647.589.045 2.367.585.609,72 3.274.639.039,1 3.848.471.857,2
883.897.500.937
(550.000.000)
993.891.689 788.900.000.000
(8.050.000.000)740.000.000.000,00
(7.400.000.000)
551.000.000.000
(5.510.000.000)
1.972.000.000.000,0
19.720.000.000,0884.447.500.937 993.891.689 796.950.000.000 732.600.000.000,00 545.490.000.000 1.952.280.000.000,0169.232.098.280
5.393.094.584.465,0(122.932.937.434)
45.969.488.745
4.515.203.056.152,0(129.269.702.098)
84.608.539.351
3.465.585.647.394,4(112.997.157.225)
-
3.390.768.648.539,65
(117.395.768.888)
-
2.522.147.245.944,4
(82.570.640.381,7)
-
2.034.027.732.952,6
(56.070.482.950,4)5.270.161.647.031 4.385.933.354.054 3.352.588.490.169 3.273.372.879.651,99 2.439.576.605.562,6 1.977.957.250.002,1
74.399.000
-
70.128.000
-
78.626.675.102
-67.028.000,00
(670.280)
66.325.000
(663.250)
66.325.000
(663.250)74.399.000 70.128.000 78.626.675.102 66.357.720,00 65.661.750 65.661.750
-
-
231.645.974.310
(114.390.563.025)
-
-
207.607.707.978
(99.090.081.108)
-
-
175.090.073.374
(87.183.200.426)
27.519.975.315,00
878.845.303,16
140.362.299.195,26 (69.924.453.192)
22.847.973.383
1.252.687.715
133.889.813.676,3 (58.489.753.819,8)
20.270.328.196,4
665.155.852,0
119.101.445.411,3 (45.936.028.767,0)
117.255.411.285 108.517.626.870 87.906.872.948 70.437.846.003,25 75.400.059.856,4 73.165.416.644,2
3.790.672.376
74.561.025.632
10.337.893.586
55.867.628.690
5.719.319.855
35.208.184.2643.972.235.038,18
12.642.634.581,28
1.981.354.855,8
22.892.325.388,1
-
33.382.657.882,4JUMLAH ASET / TOTAL ASSETS 7.290.471.415.878 6.227.181.926.433 4.723.634.440.497 4.519.774.597.400,25 4.123.991.594.001,9 4.561.707.130.541,7
80
PT. BANK SULSELLAPORAN POSISI KEUANGAN
(Dalam Rupiah)
NAMA AKUN/ Name of Account 2011 2010 2009 2008 2007 2006
LIAIBILITAS / LIABILITIES
Liabilitas Segera / Current Liabilities
Giro / Current Accounts
Tabungan / Savings
Deposito / Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain/ Deposit from other Banks
Surat berharga yang diterbitkanPinjaman yang Diterima / Borrowings
Imbalan Pasca Sarjana
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi/ Estimated Losses from Commitments and Contigencies
Liabilitas Lain-lain / Other Liabilities
Liabilitas Pajak TangguhanJUMLAH LIABILITAS / TOTAL LIABILITIES
EKUITAS / EQUITY
Modal Disetor / Authorized Capital
Saham Biasa / Ordinary Stocks
Tambahan Modal Disetor / Addition Paid in Capital
Modal Tambahan / Addition Capital
Modal Unit Usaha Syariah/ Sharia Business Unit CapitalModal Sumbangan / Borrowing Capital
Jumlah Modal / Total Capital
Saldo Laba / Retained Earnings Cadangan Umum / General Reserve
Cadangan Tujuan / Specific Reserve
Saldo Laba tahun Sebelumnya / Previous IncomeLaba tahun berjalan / Current Income
Jumlah Saldo Laba / Retained Earnings
121.743.494.846
2.051.397.168.814
1.159.404.097.992
2.080.283.261.750
55.488.365.285
494.560.640.529
151.971.137.671
11.470.542.621
-
56.679.150.859
30.171.964.748
138.685.624.367
1.704.842.335.952
974.442.233.722
1.381.279.615.269
803.541.964.141
-
159.007.208.397
9.269.774.317
3.459.460.701
90.981.118.307
21.475.905.380
102.017.481.050
1.249.139.752.852
734.666.546.226
915.241.486.749
708.370.248.272
-
157.944.829.363
8.673.422.126
14.523.211.967
41.396.382.884
7.795.014.987
159.977.256.346,84
1.666.112.663.350,26
784.666.670.903,19
1.030.633.004.971,00
-
-
59.204.100.594,15
-
26.770.642,20
7.101.823.744,23
-
212.114.700.134,4
1.924.873.896.114,8
680.038.274.071,3
439.781.516.720,0
73.662.736.727,5
-
64.826.868.455,1
-
290.283.689,3
6.934.368.174,0
-
182.116.599.843,8
2.493.694.647.281,1
546.008.310.146,3
284.745.413.645,0
419.052.093.678,5
-
49.270.112.833,8
-
24.614.200,5
8.795.830.015,4
-6.213.169.825.115 5.286.985.240.553 3.939.768.376.476,0 3.707.722.290.551,9 3.402.522.644.086,4 3.983.707.621.644,4
487.477.000.000
14.150.906.863
-
243.905.400
501.871.812.263
260.956.588.768
314.473.189.732
-
-
468.061.000.000
1.310.945
-
243.905.400
468.306.216.345
257.157.002.034
214.733.467.501
-
-
447.167.000.000
1.144.334.656
-
243.905.400
448.555.240.056
153.467.322.213
181.843.501.752
-
-
423.024.000.000,00
11.500.126.158,90
51.000.000.000,00
243.905.400,00
485.768.031.559
97.315.767.817,01
23.857.750.316,15
(12.931.100.622)
218.041.857.778
393.301.000.000,0
4.848.863.687,9
16.000.000.000,0
243.905.400,0
414.393.769.088
78.685.932.916,5
42.090.898.905,7
-
186.298.349.005,4
321.846.000.000,0
2.590.172,9
-
243.905.400,0
322.092.495.573
63.978.503.101,3
44.854.212.072,0
-
147.074.298.151,1575.429.778.500 471.890.469.535 335.310.823.965 205.110.757.156 307.075.180.827,6 255.907.013.324,4
JUMLAH EKUITAS / TOTAL EQUITY 1.077.301.590.763 940.196.685.880 783.866.064.021 812.052.306.848 721.468.949.915,5 577.999.508.897,4
81
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
/ TOTAL LIABILITIES AND EQUITY7.290.471.415.878 6.227.181.926.433 4.723.634.440.497 4.519.774.597.400,25 4.123.991.594.001,9 4.561.707.130.541,7
82
URAIAN / DESCRIPTION(Rp)
Tahun / Year 2010(Rp)
Tahun / Year 2009(Rp)
Tahun / Year 2008(Rp)
Tahun / Year 2007(Rp)
Tahun / Year 2006(Rp)
I. Pendapatan dan Biaya Operasional / Operating Incomes & ExpensesPendapatan Operasional Utama / Main Operating Income
Bunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank Indonesia Bunga Antar Bank / Interbank InterestHasil Penempatan Dana Syariah / Profit Sharing of Sharia Fund PlacementBunga kredit yg Diberikan/Disalurkan / Loan InterestMargin Pembiayaan Murabahah Syariah/ Sharia Murabahah Financing MarginSurat BerhargaProvisi dan Komisi Kredit yang Diberikan /Disalurkan/Loan Provission and CommissionProvisi dan Komisi Murabahah Syariah/ Sharia Murabahah Provission and Commission
Jumlah Pendapatan bunga / Total Interest IncomeBiaya Operasional Utama / Main Operating ExpensesBunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank IndonesiaBunga Antar Bank / Interbank InterestBunga Pihak Ketiga Bukan Bank / Non Bank Third PartiesBeban/Bagi Hasil Syariah Pihak Ketiga Bukan Bank/ Non Bank Third Parties Profit Sharing Expenses
Surat Berharga yang di terbitkanJumlah Biaya Bunga / Total Interest Expense
Pendapatan Operasional Utama Bersih (1-2) / Net Main Operating Income (1-2) Pendapatan dan Biaya Operasional LainnyaPendapatan Operasional Lainnya / Other Operating Income Biaya Operasional Lainnya / Other Operating Expenses Pendapatan (biaya) Operasional Lainnya/ Other Operating Income (Expenses)
Pendapatan (biaya) Operasional Bersih / Net Operating Income (Expenses)II. Pendapatan dan Biaya Non Operasional/ Non Operating Incomes and Expenses
Pendapatan Non Operasional / Non Operating IncomesBiaya Non Operasional / Non Operating Expenses
Pendapatan (Biaya) Non Operasional/ Non Operating Incomes (Expenses)III. Laba (Rugi) / Profit (Loss)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak / Profit (Loss) before TaxBeban Pajak / Tax ExpensesPajak Penghasilan Tahun Berjalan / Current TaxesPenghasilan (Beban) Pajak Tangguhan / Deferred Tax
7.930.966.06648.803.952.057
3.678.592.636863.367.870.15528.677.938.29410.132.189.848
-
-
8.604.023.56036.622.621.088
1.770.968.940792.216.236.56916.087.691.182
7.341.861.814-
-
7.909.764.13938.663.116.617
493.654.454553.018.782.304
9.629.354.0994.915.335.447
12.693.594.812
-
52.459.329.955,245.539.153.079,1
307.030.246,0514.532.726.219,4
4.516.811.299,7-
29.564.513.393,3
948.392.787,3
78.135.154.919,036.840.546.905,9
471.185.634,6440.107.531.939,7
362.348.526,9-
17.845.273.093,0
162.565.000,0
84.532.778.714,853.842.840.429,8
-360.248.596.489,6
--
16.838.396.713,0
-
962.591.509.056 862.643.403.153 627.323.601.872 647.867.956.980,0 573.924.606.019,1 515.462.612.347,2
-75.953.256.181
207.564.320.0217.206.827.509
32.729.393.274
-66.427.678.370
158.693.440.9664.903.534.561
-
-54.657.938.737
102.055.071.5322.130.527.511
-
355.104.988,34.345.748.010,0
132.544.254.109,0932.179.261,2
381.871.226,22.236.451.367,0
153.731.559.194,771.734.306,7
467.180.860,16.616.017.142,0
133.959.551.267,5-
323.453.796.985 230.024.653.897 158.843.537.780 138.177.286.368,45 156.421.616.094,6 141.042.749.269,6639.137.712.071 632.618.749.256 468.480.064.092 509.690.670.611,5 417.502.989.924,5 374.419.863.077,6
241.227.073.593 (506.275.560.736)
77.164.909.364 (364.966.655.266)
49.541.957.548,4 (237.542.911.429,6)
36.923.368.288,5 (196.566.441.062,6)
29.583.561.952,7 (179.893.774.919,4)
(265.048.487.143) (287.801.745.902) (225.202.713.017) (188.000.953.881,1) (159.643.072.774,1) (150.310.212.966,7)
310.153.175.289,2374.089.224.929 344.817.003.353 243.277.351.076 321.689.716.730,4 257.859.917.150,4 224.109.650.110,9
428.714.446 (11.369.967.331)
1.656.711.013 (8.571.685.784)
331.088.160 (5.564.666.561)
530.644.530,4 (5.417.040.620,8)
14.499.945.203,2 (6.629.643.711,4)
400.938.833,8 (5.473.430.793,5)
(10.941.252.885) (6.914.974.771) (5.233.578.401) (4.886.396.090,4) 7.870.301.491,8 (5.072.491.959,7)
363.147.972.044109.659.303.210103.112.082.000
6.547.221.210
337.902.028.58294.805.112.76999.423.686.500 (4.618.573.731)
238.043.772.67484.576.450.46286.961.072.775 (2.384.622.313)
316.803.320.640,0 (98.761.462.861,8) (102.733.697.900,0)
3.972.235.038,2
265.730.218.642,2 (79.431.869.636,8)
--
219.037.158.151,1 (71.962.860.000,0)
--
Laba Setelah Pajak / Profit After Tax 253.488.668.834 243.096.915.813 153.467.322.212 218.041.857.778,2 186.298.349.005,4 147.074.298.151,1
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI SELATAN Dan SULAWESI BARAT LAPORAN
LABA (RUGI)
83
Kredit Yang Diberikan Berdasarkan KolektibilitasPERTUMBUHAN KREDIT BERDASARKAN KOLEKTIBILITAS / Growth of Loan by Collectibility
URAIAN / Description 2011 2010 2009 2008 2007 2006
Lancar/ Current 5.232.799.811.476,0 4.368.462.327.146,0 3.337.383.971.242,0 3.261.326.386.956,1 2.406.119.403.292,5 1.958.226.736.532,3Dalam Perhatian Khusus / Special Mention 51.605.997.634,0 53.697.713.166,0 45.182.350.046,0 37.620.411.353,6 37.150.502.936,0 31.640.035.248,3Kurang Lancar / Substandard 8.394.040.617,0 8.050.179.477,0 4.964.319.847,2 5.121.566.566,6 15.125.384.931,4 7.355.475.628,0
Diragukan / Doubtful 8.605.487.072,0 6.600.340.228,0 2.870.908.449,9 6.889.281.944,4 18.737.682.644,3 6.005.186.131,0
Macet / Loss 91.689.247.666,0 78.392.496.135,0 75.184.097.809,3 79.811.001.718,9 45.014.272.140,2 30.800.299.413,0
Jumlah / Total 5.393.094.584.465,0 4.515.203.056.152,0 3.465.585.647.394,4 3.390.768.648.539,7 2.522.147.245.944,4 2.034.027.732.952,6
84
Rasio ROA, NPL, dan NIM PT. Bank SulSelBar Periode 2006 - 2011
TAHUN ROA(%)
NPL(%)
NIM(%)
2006 4,80% 2,18% 9,15%2007 6,44% 3,11% 12,10%2008 7,11% 2,72% 12,21%2009 5,56% 2,40% 10,73%2010 5,58% 2,06% 10,31%2011 3,34% 2,02% 10,18%
Sumber : Annual Report PT Bank SulSelBar
Tingkat NPL PT Bank SulSelBar Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Kurang Lancar Diragukan Macet OS (Total Kredit) NPL (%)2006 Rp7.355.475.628 Rp6.005.186.131 Rp30.800.299.413 Rp2.034.027.732.953 2,17%
2007 Rp15.125.384.931 Rp18.737.682.644 Rp45.014.272.140 Rp2.522.147.245.944 3,13%
2008 Rp5.121.566.567 Rp6.889.281.944 Rp79.811.001.719 Rp3.390.768.648.540 2,71%2009 Rp4.964.319.847 Rp2.870.908.450 Rp75.184.097.809 Rp3.465.585.647.392 2,40%2010 Rp8.050.179.477 Rp6.600.340.228 Rp78.392.496.135 Rp4.515.203.056.151 2,06%2011 Rp8.394.040.617 Rp8.605.487.072 Rp91.689.247.666 Rp5.393.094.584.466 2,02%
Total Rp49.010.967.067Rp49.708.886.47
0 Rp400.891.414.882 Rp21.320.826.915.446 14,48%Average Rp8.168.494.511 Rp8.284.814.412 Rp66.815.235.814 Rp3.553.471.152.574 2,41%
Sumber : Lampiran (Data Diolah
85
Grafik Kredit (Kurang Lancar, Diragukan, Macet)
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp10,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp30,000,000,000
Rp40,000,000,000
Rp50,000,000,000
Rp60,000,000,000
Rp70,000,000,000
Rp80,000,000,000
Rp90,000,000,000
Rp100,000,000,000
Kurang LancarDiragukanMacet
Sumber : Data Diolah Kembali
Tingkat NIM PT Bank SulSelBarPer Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Pendapatan Bunga Biaya Bunga Rata* aktiva produktif
NIM (%)
2006 Rp515.462.612.347 Rp141.042.749.270 Rp3.934.150.000.000 9,52%2007 Rp573.924.606.019 Rp156.421.616.095 Rp3.451.328.000.000 12,10%2008 Rp647.867.956.980 Rp138.177.286.368 Rp4.200.161.000.000 12,14%2009 Rp627.323.601.872 Rp158.843.537.780 Rp4.349.887.000.000 10,77%2010 Rp862.643.403.152 Rp230.024.653.897 Rp5.324.594.000.000 11,88%2011 Rp962.591.509.056 Rp323.453.796.985 Rp6.324.796.000.000 10,11%
totalRp4.189.813.689.42
6Rp1.147.963.640.39
5Rp27.584.916.000.00
0 66,51%Average Rp698.302.281.571 Rp191.327.273.399 Rp4.597.486.000.000 11,08%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
86
Grafik Pendapatan Bunga dan Biaya Bunga
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp200,000,000,000
Rp400,000,000,000
Rp600,000,000,000
Rp800,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1,200,000,000,000
Pendapatan Bunga Biaya Bunga
Sumber : Data Diolah Kembali
Tingkat ROA PT Bank SulSelBarPer Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aktiva ROA(%)2006 Rp219.037.158.151 Rp4.561.707.130.542 4,80%2007 Rp265.730.218.642 Rp4.123.991.594.002 6,44%2008 Rp316.803.320.640 Rp4.519.774.597.400 7,01%2009 Rp238.043.772.674 Rp4.723.634.440.497 5,04%2010 Rp337.902.028.582 Rp6.227.181.926.433 5,43%2011 Rp363.147.972.044 Rp7.290.471.415.877 4,98%
Total Rp1.740.664.470.733Rp31.446.761.104.75
1 33,7%Average Rp290.110.745.122 Rp5.241.126.850.792 5,62%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
87
Grafik Laba Sebelum Pajak
2006 2007 2008 2009 2010 2011Rp0
Rp50,000,000,000
Rp100,000,000,000
Rp150,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp250,000,000,000
Rp300,000,000,000
Rp350,000,000,000
Rp400,000,000,000
Laba Sebelum Pajak
Sumber : Data Diolah Kembali
Grafik Profitabilitas ROA
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
88
Pengaruh NPL terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
NPL (%)ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
Pengaruh NIM terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
2006 2007 2008 2009 2010 20110.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
NIM (%)ROA(%)
Sumber : Data Diolah Kembali
89
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationNPL 6 2,02 3,13 2,4150 ,43372NIM 6 9,52 12,14 11,0867 1,12021ROA 6 4,80 7,01 5,6167 ,90099Valid N (listwise) 6
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1,624 2,256 -,720 ,524
NIM ,464 ,260 ,577 1,786 ,172NPL ,869 ,671 ,418 1,296 ,286
a. Dependent Variable: ROASumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
90
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL NIM ROAN 6 6 6
Normal Parameters(a,b)Mean 2,4150 11,0867 5,6167Std. Deviation ,43372 1,12021 ,90099
Most Extreme Differences
Absolute ,214 ,261 ,249Positive ,214 ,174 ,249Negative -,181 -,261 -,182
Kolmogorov-Smirnov Z ,524 ,638 ,609Asymp. Sig. (2-tailed) ,946 ,810 ,852
a Test distribution is Normal.b Calculated from data.
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF1 (Constant)
NIM ,840 ,718 ,448 ,604 1,655 NPL ,781 ,599 ,325 ,604 1,655
a. Dependent Variable: ROASumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
1.51.00.50.0-0.5-1.0-1.5
Regression Standardized Predicted Value
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Run Test
91
Unstandardized Residual
Test Value(a) -.06156Cases < Test Value 3Cases >= Test Value 3Total Cases 6Number of Runs 5Z .456Asymp. Sig. (2-tailed) .648
a Median
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 ,901(a) ,811 ,685 ,50567
a. Predictors: (Constant), NIM, NPLb. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 1,698 1,587 1,070 ,345
NPL 1,623 ,649 ,781 2,502 ,067
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1,871 2,431 -,770 ,484
NIM ,675 ,218 ,840 3,093 ,036
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
92
1 Regression 3,292 2 1,646 6,437 ,082(a)Residual ,767 3 ,256Total 4,059 5
a. Predictors: (Constant), NIM, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
93