pengaruh musik terhadap semangat kerja dan...

15
PENGARUH MUSIK TERHADAP SEMANGAT KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DIBAGIAN LINTING ROKOK PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : IKA PRASTIWI UTOMO J 410 090 061 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: hanhi

Post on 05-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MUSIK TERHADAP SEMANGAT KERJA DAN

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DIBAGIAN LINTING

ROKOK PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

IKA PRASTIWI UTOMO J 410 090 061

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

PENGARUH MUSIK TERHADAP SEMANGAT KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DIBAGIAN LINTING ROKOK PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO SURAKARTA

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162 Abstrak Proses kerja pelintingan rokok merupakan suatu pekerjaan yang sangat dispesialisasikan dan monoton. Sehingga dapat mudah menyebabkan rasa lelah dan bosan pada jam kerja. Untuk menambah atau meningkatkan semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja dari para karyawan, maka cara terbaik adalah melalui musik. Karena dengan mendengarkan musik kesukaan atau musik penambah semangat maka semangat kerja dapat timbul kembali. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh musik terhadap semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survai analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan jenis rancangan One group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian linting rokok yang berjumlah 38 orang. Pemilihan sampel menggunakan Total Sampling. Sebagian besar responden berusia >40 tahun dengan kelompok masa kerja >20 tahun. Uji statistik dengan Wilcoxon Rank Test menggunakan SPSS versi 17. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value = 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa musik berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja serta diperoleh nilai p-value 0,750 > 0,05 pada hasil pre test dan p-value 0,125 > 0,05 pada hasil post test yang menunjukkan bahwa semakin meningkatnya semangat kerja maka akan meningkatkan produktivitas kerja. Akan tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara semangat kerja dengan produktivitas. Jadi musik berpengaruh terhadap semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja.

Kata kunci : Musik, Semangat Kerja, Produktivitas Kerja Abstract The working process of hand-rolled cigarettes is a specialized job in it and

monotonous. So it can easily lead to feeling tired and bored during business

hours. To add or improve the morale and productivity of the workers, then the best

way is through music. Because by listen of fovourite music the morale can arise

again. Purpose of this research was to determine the effect of music on the morale

and productivity of the workers of PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta. This

research used an analytical survey with Cross Sectional Approach. The

population in this research were the workers who work in the Rollled section with

the total number 38 people. The total sampling was used to determine the

samples. Most of the respondents were more than 40 years old with working

experience for more than 20 years. The statistic test used was Wilcoxon Rank Test

with SPSS version 17. The statistical test results showed p value = 0.000 <0.05 so

that the music expressed significant effect on the morale and productivity of the

workers and obtained p-value 0.750> 0.05 on the results of pre-test and p-value

0.125> 0.05 at post test results show that the increase in work effort will increase

work productivity. But there was no significant corelation between morale and

productivity. So music take effect of the morale and productivity of the worker.

Key Words : Music, Morale, productivity

PENDAHULUAN

Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan

pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman

dan memungkinkan para pegawai untuk bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat

mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja

dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk

melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimis

prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan

kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja yang terbentuk

antara sesama pegawai, hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta

lingkungan fisika tempat pegawai bekerja (Mardiana, 2005).

Menurut sedarmayanti (2007) Secara garis besar, jenis lingkungan kerja

terbagi menjadi 2 yakni: Lingkungan kerja fisika dan lingkungan kerja non fisika.

Menurut Sedrmayanti (2007), yang menjadi indikator-indikator lingkungan

kerja adalah: penerangan, suhu udara, sirkulasi udara, ukuran ruang kerja, tata

letak ruang kerja, privasi ruang kerja, kebersihan, ruang bising, penggunaan

warna, peralatan kantor, keamanan kerja, musik tempat kerja, hubungan sesama

rekan kerja dan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan.

Menurut penelitian yang telah dilakukan Ali Akbar (2007), mengenai sistem

automatic music emotion classification menyatakan bahwa musik berkaitan erat

dengan psikologi manusia. Kenyataan bahwa dapat terkait emosi atau mood

tertentu adalah fakta yang umum diketahui dan tidak dapat dibantah. Peneliti-

peneliti experimental memperkuat pernyataan ini.

Musik pengiring kerja dapat memberikan pengaruh positif terhadap aspek

fisiologis, psikologis, dan perilaku pegawai yang sedang bekerja, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja pegawai/ karyawan.

Musik yang mengalun dapat menambah semangat kerja seseorang karena

menimbulkan suasana yang gembira dan tidak membosankan (Nitisemito, 2002).

Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengaruh positif terhadap semangat

kerja dan peningkatan produksi. Bahkan penggunaan musikpun dapat

menurunkan tingkat absensi dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Efektif

tidaknya musik digunakan dalam jam kerja, bergantung pada jenis musik yang

dimainkan. Oleh karena itu, penggunaan musik kerja perlu disesuaikan dengan

kesukaan karyawan dan kondisi ruang kerja (Mangkunegaran, 2005).

PT Djitoe Indonesia Tobako Surakarta merupakan salah satu perusahaan rokok

terkemuka di kota Solo yang menghasilkan berbagai jenis rokok, diantaranya jenis

gold executive dan jenis slim. Untuk pekerjaan seperti pelintingan, pengguntingan,

maupun pengepakan rokok merupakan pekerjaan yang sangat dispesialisasikan

dan monoton. Sehingga dapat mudah menyebabkan rasa lelah dan bosan pada jam

kerja. Untuk menambah atau meningkatkan semangat kerja dari para karyawan,

maka cara terbaik adalah melalui musik. Karena dengan mendengarkan musik

kesukaan atau musik penambah semangat maka semangat kerja dapat timbul

kembali.

Hal tersebutlah yang menjadi pendorong atau latar belakang peneliti

untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Musik Terhadap semangat Kerja

dan Produktivitas Tenaga Kerja pada Bagian Linting PT Djitoe Indonesia Tobako

Surakarta.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh musik terhadap semangat

kerja dan produktivitas tenaga kerja pada bagian linting rokok di PT Djitoe

Indonesia Tobako Surakarta?

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui jenis musik yang disukai oleh tenaga kerja bagian

linting rokok di PT Djitoe Indonesia Tobako Surakarta.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh musik terhadap semangat

kerja pada tenaga kerja bagian linting rokok di PT Djitoe Indonesia

Tobako Surakarta.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh musik terhadap dan

produktivitas tenaga kerja bagian linting rokok di PT Djitoe Indonesia

Tobako Surakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, yaitu dimana peneliti

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi

(Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan di PT. Djitoe Indonesia Tobako,

Solo Jawa Tengah. Dengan waktu yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.

Sampel yang digunakan sebanyak 38 orang pekerja dengan menggunakan teknik

total sampling.

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan

menggunakan distribusi frekuensi dan analisis data dilakukan dengan uji statistik

Wilcoxon Rank Test dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho

diterima dan jika nilai p > 0,05 maka Ho ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Pengaruh musik terhadap semangat kerja

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Rank Test dapat dijelaskan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara semangat kerja sebelum ada musik dan

sesudah ada musik dengan nilai p-value 0,000< 0,05. Dengan demikian

dinyatakan bahwa musik berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja.

Jadi jika didengarkan musik maka semangat kerja karyawan pada bagian

linting rokok PT. Djitoe Indonesia Tobako meningkat.

b. Pengaruh musik terhadap Produktivitas

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Rank Test dapat dijelaskan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara Produktivitas sebelum ada musik dan

sesudah ada musik dengan nilai p-value 0,000<0,05. Dengan demikian

dinyatakan bahwa musik berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas.Jadi

jika di dengarkan musik maka Produktivitas karyawan pada bagian linting

rokok PT. Djitoe Indonesia Tobako meningkat.

c. Pengaruh Semangat Kerja terhadap Produktivitas Kerja

Berdasarkan dari uji spearman rank untuk semangat kerja sebelum

dilakukan pemutaran musik terhadap produktivitas kerja sebelum pemutaran

musik didapat nilai koefisien korelasi positif dimana semakin meningkatnya

semangat kerja sebelum ada musik maka akan meningkatkan produktivitas.

Akan tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara semangat kerja

dengan produktivitas dikarenakan nilai p-value 0,750 > 0,05. Begitu pula

dengan hasil uji setelah dilakukan pemutaran musik, hasilnya setelah

dilakukan pemutaran musik semangat kerja akan meningkat dan juga ada

peningkatan terhadap produktivitas kerja. Akan tetapi tidak ada hubungan

yang signifikan antara semangat kerja dengan produktivitas dikarenakan

nilai p-value 0,125 > 0,05.

2. Pembahasan

a. Pengaruh musik terhadap semangat kerja

Musik berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja dengan tingkat

signifikan 0,000. Dengan di dengarkan musik maka semangat kerja

karyawan pada bagian linting rokok PT. Djitoe Indonesia Tobako

meningkat. Hasil ini didukung oleh pendapat Siswanto (2000),

mendefinisikan semangat kerja sebagai keadaan psikologis seseorang.

Semangat kerja dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik bila

semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong

seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini musik

digunakan untuk menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang

untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan La Mente (2010), bukan hanya musik yang berpengaruh

terhadap semangat kerja. Ada faktor lain yang juga mempengaruhi

semangat erja tersebut, seperti faktor, kepemimpinan, faktor pengawasan,

faktor kebutuhan. Namun, dalam penelitian yang dilakukan di PT. Djitoe

Indonesia Tobako menunjukkan bahwa musik merupakan pengaruh

terbesar terhadap semangat kerja.

b. Pengaruh musik terhadap Produktivitas

Musik berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas dengan tingkat

signifikan 0,000. Yang artinya jika di dengarkan musik maka Produktivitas

karyawan pada bagian linting rokok PT. Djitoe Indonesia Tobako

meningkat. Ada beberapa bentuk penyajian musik. Dalam hal ini Kurth

(1995), mengatakan bahwa penyajian musik dalam waktu yang tepat dapat

menimbulkan daya tarik terhadap musik sehingga dapat menimbulkan

kepuasan batin yang luar biasa dan timbul perasaan senang dan gembira.

Menyajikan musik sebagai pengiring kerja pada beberapa penelitian

menunjukan adanya peningkatan produksi. Jenis musik yang

diperdengarkan juga dapat mempengaruhi produktivitas karena secara

psikologis musik akan membuat karyawan berada pada kondisi yang segar

dan enjoy.

Produktivitas kerja sebenarnya mencakup tentang suatu sikap mental

yang selalu mempunyai pandangan kehidupan mengenai pelaksanaan

produksi didalam suatu perusahaan dimana dalam memproduksi untuk hari

ini diharapkan lebih baik dari hari kemarin begitu juga sistem kerjanya.

Seseorang selalu mencari perbaikan-perbaikan dengan berfikir dinamis,

kreatif serta terbuka. Pengertian dari produktivitas, berikut ini pembahasan

yang dikemukakan oleh Sukamto (1995), dalam bukunya yang berjudul

manajemen produksi replasi menyatakan bahwa : “Produktivitas adalah

nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu.

Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang

digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin

meningkat dan membaik”. Salah satu input yang digunakan untuk

meningkatkan Produktivitas adalah dengan membuat karyawan senag dan

gembira yaitu dengan cara memberikan musik sebagai pengiring ketika

bekerja.

c. Pengaruh Semangat Kerja terhadap Produktivitas Kerja

Berdasarkan dari uji spearman rank untuk semangat kerja sebelum

dilakukan pemutaran musik terhadap produktivitas kerja sebelum

pemutaran musik didapat nilai koefisien korelasi positif dimana semakin

meningkatnya semangat kerja sebelum ada musik maka akan

meningkatkan produktivitas. Akan tetapi tidak ada hubungan yang

signifikan antara semangat kerja dengan produktivitas dikarenakan nilai p-

value 0,750 > 0,05. Begitu pula dengan hasil uji setelah dilakukan

pemutaran musik, hasilnya setelah dilakukan pemutaran musik semangat

kerja akan meningkat dan juga ada peningkatan terhadap produktivitas

kerja. Akan tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara semangat

kerja dengan produktivitas dikarenakan nilai p-value 0,125 > 0,05.

Dalam hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ada beberapa

responden yang produktivitas kerjanya stabil dan menurun. Hal tersebut

terjadi bukan akibat dari pemutaran musik melainkan di sebabkan oleh

faktor lain seperti keadaan tembakau yang tidak sesuai standar dan

menyebabkan tembakau tersebut lebih sulit untuk dilinting menjadi rokok.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 tenaga kerja

dibagian linting rokok PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Karyawan pada bagian linting rokok PT. Djitoe Indonesia Tobacco

Surakarta menyukai beberapa jenis musik. Karyawan yang menyukai

musik dangdut ada 37 responden (97,37%), campursari ada 36

responden (94,74%) dan yang menyukai musik jenis lain ada 5

responden (13,16%). Jadi mayoritas responden menyukai musik

dangdut dan campursari.

2. Musik berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja dengan tingkat

signifikan 0,000. Dengan demikian jika di perdengarkan musik maka

semangat kerja karyawan pada bagian linting rokok PT. Djitoe

Indonesia Tobacco Surakarta meningkat.

3. Musik berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas dengan tingkat

signifikan 0,000. Dengan demikian jika di perdengarkan musik maka

Produktivitas karyawan pada bagian linting rokok PT. Djitoe Indonesia

Tobacco meningkat.

B. Saran

Saran dari hasil kesimpulan terhadap PT. Djitoe Indonesia Tobako

Surakarta antara lain:

1. Perusahaan dapat memutarkan musik yang disukai oleh tenaga kerja

untuk meningkatkan semangat kerja dan produktivitas tenaga kerja.

2. Perusahaan dapat menggunakan musik untuk mengurangi tingkat

kebosanan tenaga kerja.

3. Perusahaan dapat memutarkan musik pengiring kerja sesuai pada waktu

yang tepat untuk meningkatkan semangat kerja dan produktivitas,

Berdasarkan saran dari pekerja pemutaran musik secara teknis

dilakukan pada:

a. 09.00-10.30: Tanpa musik, dangdut, campursari

b. 10.30-12.30: Musik campursari, tetapi musik jenis lain dangdut juga

dapat digunakan sebagai pengganti agar pekerja tidak merasa bosan.

c. 12.30-14.00: Musik dangdut, tetapi musik campursari dapat

digunakan untuk pengganti.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali. 2007. Sistem Automatic Music Emotion Clasification. Bandung ITB

Bedjo Siswanto. 2000. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru

La Mente. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja Pegawai kecamatan Kabupaten Takalae. Jurnal Economic Resources, ISSN

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta: Penerbit Badan Penerbit IPWI

Nitisemito, Alex.S. 2002. Manajemen Personalia, Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju

Sukamto. 1995. Manajemen Produksi Replasi.Yogyakarta : BPFE UGM