pengaruh musik religi terhadap recognition memory …

76
PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY KOSAKATA BAHASA ARAB SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : NURVITA SARI 131301001 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY

KOSAKATA BAHASA ARAB

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

NURVITA SARI

131301001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

skripsi yang berjudul:

PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY KOSAKATA BAHASA

ARAB PADA SISWI PESANTREN AR-RASYID

Adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya

orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah,

dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya

bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2018

Nurvita Sari

NIM 131301001

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY KOSAKATA

BAHASA ARAB

Nurvita Sari1 dan Amalia Meutia, M. Psi, Psikolog2

ABSTRAK

Recognition Memory merupakan kemampuan mengenali kembali informasi yang

telah masuk atau telah diproses sebelumnya dan ditandai dengan adanya fungsi

petunjuk yang membantu seseorang mengenali informasi yang akan diingat,

seperti tes pilihan berganda atau benar salah. Penelitian eksperimental ini

bertujuan untuk melihat pengaruh musik religi terhadap recognition memory

kosakata bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen

Posttest Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswi

kelas 1 pondok pesantren modern Ar-Rasyid Pinang Awan. Sampel dibagi ke

dalam dua kelompok, yaitu: 30 orang di kelompok eskperimen (sampel disajikan

musik religi saat sebelum memulai pembelajaran) dan 30 orang di kelompok

kontrol (sampel tidak disajikan musik religi saat sebelum memulai

pembelajaran). Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur recognition dan alat

ukur emosi positif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak adanya

pengaruh pemberian musik religi terhadap recognition memory kosakata bahasa

Arab siswi pesantren Ar-Rasyid.

Kata kunci: musik religi, recognition

1 Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

2 Dosen Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

THE INFLUENCE OF RELIGIOUS MUSIC ON THE RECOGNITION OF ARABIC

VOCABULARY

Nurvita Sari3 dan Amalia Meutia, M. Psi, Psikolog4

ABSTRACT

Recognition Memory is the ability to recognize information that has been

entered or has been processed before and is marked by a function of guidance

that helps someone recognize the information to be remembered, such as

multiple choice tests or incorrect. This experimental study aims to see the

influence of religious music on the recognition of Arabic vocabulary memory.

This study uses the experimental design of the Posttest Only Control Group

Design. The sample in this study were 60 first-grade female students at the

modern Islamic boarding school Ar-Rasyid Pinang Awan. The sample was divided

into two groups, namely: 30 people in the experimental group (samples were

presented religious music before starting learning) and 30 people in the control

group (samples were not presented religious music before starting learning). The

measuring instrument used is a measuring instrument for recognition and a

positive emotion measuring instrument. The results of data analysis showed that

there was no influence of giving religious music to the memory recognition of the

Arabic vocabulary of pesantren Ar-Rasyid students.

Keyword: religious music, recognition

3 Student of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra 4 Lecturer of the Department of General Psychology and Experiments of the Faculty of

Psychology, University of North Sumatra

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengaruh Musik Religi Terhadap Recognition Memory

Kosakata Bahasa Arab ini dengan sebaik-baiknya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besar nya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya, yaitu

kepada:

1. Bapak Zulkarnain,Ph.D, Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi USU

2. Seluruh dosen dan pegawai pada Fakultas Psikologi USU

3. Kak Amalia Meutia, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing peneliti dari awal hingga akhir penelitian ini

4. Responden yang telah bersedia memberikan data dan informasi untuk

membantu proses penelitian ini

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil hingga saat ini

6. Seluruh teman-teman mahasiswa yang turut membantu dalam penyelesaian

proposal ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari atas kekurangan materi yang disajikan dalam skripsi ini

disebabkan batasan literatur dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena

itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca

guna perbaikan dimasa yang akan datang dan semoga skripsi ini memiliki banyak

manfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2018

Nurvita Sari

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Memori ................................................................................................. 12

1. Pengertian Memori .......................................................................... 12

2. Penyimpanan Memori ..................................................................... 12

3. Proses dan Fungsi Memori .............................................................. 13

B. Recognition .......................................................................................... 15

1. Definisi Recognition ....................................................................... 15

2. Pengukuran Recognition ................................................................. 17

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ................................................ 18

C. Musik Religi ......................................................................................... 19

1. Pengertian Musik Religi .................................................................. 19

2. Manfaat Musik Religi Sebagai Terapi ........................................... 21

D. Emosi ................................................................................................... 22

E. Kosakata Bahasa Arab ......................................................................... 23

F. Pengaruh Musik Religi Terhadap Recognition Kosakata Bahsa Arab 25

G. Hipotesa Penelitian .............................................................................. 27

H. Kerangka Penelitian ............................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................ 29

B. Defenisi Operational ............................................................................ 29

1. Recognition ..................................................................................... 29

2. Musik Religi .................................................................................... 30

3. Emosi Positif ................................................................................... 30

C. Subjek Penelitian ................................................................................. 30

D. Teknik Kontrol ..................................................................................... 30

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

E. Rancangan Penelitian ........................................................................... 31

F. Reliabilitas, Validitas, Daya Diskriminasi, Tingkat Kesukaran dan

Efektivitas Distraktor .......................................................................... 31

1. Reliabilitas ....................................................................................... 31

2. Validitas .......................................................................................... 32

3. Daya Diskriminasi ........................................................................... 32

4. Tingkat Kesukaran .......................................................................... 34

5. Efektivitas Distraktor ...................................................................... 35

G. Alat Ukur dan Instrument penelitian .................................................... 40

1. Alat Ukur ......................................................................................... 40

2. Instrumen Penelitian ....................................................................... 45

H. Prosedur Penelitian .............................................................................. 45

1. Tahap persiapan .............................................................................. 45

2. Tahap Pelaksanaan .......................................................................... 46

3. Tahap Pengolahan Data................................................................... 52

I. Metode analisis data ............................................................................. 52

1. Analisi Mann-Whitney .................................................................... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data ......................................................................................... 54

1. Gambaran Sampel Penelitian .......................................................... 54

2. Deskripsi Emosi Positif ................................................................... 54

3. Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 54

4. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 56

5. Analisis Data ................................................................................... 56

6. Pembahasan ..................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 64

1. Saran Praktis .................................................................................... 64

2. Saran Metodologis ........................................................................... 65

3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 32

Tabel 2. Kriteria Daya Diskriminasi ........................................................... 33

Tabel 3. Hasil Uji Daya Deskriminasi ........................................................ 33

Tabel 4. Kriteria Tingkat Kesukaran ......................................................... 34

Tabel 5. Hasil Tingkat Kesukaran Soal....................................................... 35

Tabel 6. Hasil Uji Efektifitas Distraktor ..................................................... 36

Tabel 7. Blue print Recognition .................................................................. 40

Tabel 8. Alat ukur emosi ............................................................................. 43

Tabel 9. Jumlah sampel yang mengalami emosi positif ............................. 54

Tabel 10. Skor tes kosakata B. Arab ........................................................... 55

Tabel 11.Hasil Analisis Deskripsi ............................................................... 55

Tabel 12. Mann-Whitney ............................................................................. 56

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Daya Beda, Tingkat Kesukaran Dan Efektifitas Distraktor 70

Lampiran 2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 116

Lampiran 3. Tabulasi Data Mentah ............................................................. 117

Lampiran 4. Modul, Alat Ukur dan Surat Izin ............................................ 120

Lampiran 5. Dokumentasi ........................................................................... 154

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbahasa merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia,

karenanya manusia tidak terlepas dari belajar bahasa sebagai tujuan untuk

memudahkan manusia itu dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Situasi

kebahasaan di Indonesia menunjukkan bahwa di samping bahasa Nasional dan bahasa-

bahasa daerah, terdapat pula pemakaian bahasa-bahasa asing tertentu, seperti bahasa

Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin. Bahasa Arab diakui sebagai bahasa agama,

diajarkan mulai dari kelas satu Ibtidaiyah sampai dengan tingkat tertentu di lembaga-

lembaga pendidikan tinggi agama Islam, dan secara kurikuler bahasa Arab menduduki

posisi sebagai mata pelajaran wajib. Bahasa Arab di lingkungan lembaga pendidikan

keislaman di Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama. Dalam kacamata politik

bahasa Nasional, bahasa Arab termasuk ke dalam kategori bahasa asing. Dalam

kedudukannya sebagai bahasa asing, bahasa arab seperti bahasa Inggris, Jerman,

Prancis, dan Mandarin mengemban fungsi sebagai; 1) alat perhubungan antar bangsa, 2)

alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, dan 3) alat

pengembangan IPTEK untuk pengembangan dan pembangunan nasional, (Halim, 1975;

Jauhari, 2013).

Bahasa Arab, di Indonesia sendiri telah berabad-abad lamanya dikenal oleh

masyarakat, sejalan dengan munculnya penyebaran agama Islam. Hal ini dibuktikan

dengan adanya sejumlah pondok pesantren di Tanah Air. Pada lembaga pendidikan

tersebut, bahasa Arab telah menjadi literatur wajib bagi para santri. Bahkan, dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

perkembangan selanjutnya di sejumlah pondok pesantren modern bahasa Arab tidak

hanya digunakan dalam studi literatur saja, melainkan juga digunakan sebagai alat

komunikasi wajib bagi santri. Selain itu jika dilihat dari perspektif Agama, bahasa Arab

yang identik dengan bahasa Agama, bahwa orang yang mempelajari sumber utama

mengenai Islam dan sesuai dengan makna teks aslinya tidak dapat memahami dengan

baik tanpa menggunakan bahasa Arab (Bulkisah, 2012).

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang isinya

mencangkup mata pelajaran membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Namun untuk

bisa membaca, menulis dan menyimak diperlukannya pengetahuan tentang kosakata

bahasa Arab. Menurut Hidayat, (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

problematika pembelajaran bahasa Arab ini bisa disebabkan oleh kondisi yang ada

dalam bahasa Arab itu sendiri (problematika linguistik), seperti problematika

phonetik/tata bunyi, penulisan, morfologi, sintaksis/gramatikal, dan semantik, dan bisa

juga disebabkan oleh problematika non linguistik seperti: problematika sosio-kultural,

sejarah, dan problematika yang terdapat pada guru atau peserta didik itu sendiri dalam

proses pembelajaran bahasa Arab.

Salah satu permasalahan (problematika non linguistik) dalam mempelajari bahasa

Arab yaitu bahasa yang kurang familiar didengar oleh murid, dan tidak semua dibiasakan

oleh orang terdekat seperti orangtua, karena orangtua biasanya hanya menuntut agar

bisa membaca Al-Qur’an tanpa harus mengetahui makna yang dibaca. Hal ini juga tidak

dialami oleh semua siswi, karena masih banyak juga siswi yang buta akan aksara Arab.

Selain itu permasalahan utama yang dihadapin oleh siswi khususnya kelas 1 Tsanawiyah

di Pesantren Modern Ar-Rasyid yaitu sudah diajarkan dengan menggunakan buka teks

berbahasa Arab, sementara penguasaan kosakata bahasa Arab mereka masih minim.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Sehingga kendala yang terjadi pada siswi adalah kesulitan dalam mempelajari kita-kitab

yang berbasis bahasa Arab serta penguasaan kosakata yang minim, hal ini

mengakibatkan kesulitan dalam belajar bahasa Arab. Adapun wawancara singkat yang

peneliti lakukan kepada salah satu guru dan salah satu siswi.

Oh,,,,,, termasuk bahasa yang kurang familiar sama murid... karena tidak semuanya yang pernah dibiasakan orang tua untuk mengenal bahasa arab, paling maksimal hanya membaca Al-Qur’an.., dan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an kita hanya dituntut bisa membaca dengan cara dikte tanpa harus paham apa arti dari yang kita baca,,,, dan,,,, tidak semua murid punya pengalaman itu,, karena masih banyak juga murid yang buta aksara arab.......

(wawancara personal, 27 Okt 2017)

Menurut D (13 tahun)

Klo belajar bahasa arab sih buk disini itu,,,,,, gimana yaa buk,,,,, mmmmm pas belajarnya itu buk,,,, kan pake bukunya yang bahasa Arab juga jadi yaaa bingung-bingung gtu karena kan ga tau artinya,,,, memang dikasih tauu sama ustad nya buk tapi cepat kali ngomongnya,,,, udah gtu buk kan belajar truss jadinya pas klo ada kuis susah ngapalnya karena banyak buk,,,, udah gtu ada pelajaran mendiktekan buk, itu susah kali karena yang didikte itu bahasa arab,,, susah nulisnya,,,,,

(wawancara personal, 31 Okt 2017)

Berdasarkan survei awal bahwa terdapat hambatan yang dihadapi oleh siswi

dalam mempelajari bahasa asing, yang menyatakan masih adanya kendala ketika

mempelajari Bahasa Arab seperti bahasa yang kurang familiar sehingga mengakibatkan

kesulitan siswi saat menuliskannya dan mengingatnya. Proses mengingat kembali

berkaitan dengan fungsi memori seseorang. Memori selain berperan penting selama

masa kehidupan juga berperan penting dalam proses belajar, karena proses belajar tidak

akan berlangsung tanpa adanya memori. Proses belajar yang telah dilalui tidak akan

mendapat hasil jika individu tidak dapat mengingat (Higbee 2003; Aprianti 2009). Belajar

merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi-informasi baru, sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

memori berperan dalam mempertahankan dan memanggil kembali informasi-informasi

yang telah didapat (Passer dan Smith 2007; Aprianti 2009).

King (2012) menyebutkan bahwa ingatan (memory) adalah sebagai tempat

penyimpanan informasi. Ingatan terjadi melalui tiga tahapan yaitu: Encoding berupa

proses saat infomasi masuk ke dalam memori, Storage mengacu pada bagaimana

informasi dipertahankan, dan Retrieval berupa informasi yang telah disimpan di dalam

memori dimunculkan kembali. Hunt & Ellis (2004) menyebutkan bahwa proses retrieval

(pemanggilan) terbagi menjadi dua yaitu, recognition (mengenal kembali) dan recall

(mengingat kembali).

Mengingat kembali dan mengenali kembali merupakan dua hal yang berbeda.

recognition mengacu pada cara siswa untuk mengenal kembali informasi yang sudah

dipelajari dengan adanya objek sebagai petunjuk yang dihadapkan pada individu

tersebut. Recognition Memory adalah aspek penting dari kemampuan mengingat, untuk

memunculkan kembali apa yang telah terjadi sebelumnya dari apa yang telah

dilakukan/diingatnya (Brown & Aggleton, 2001). Sedangkan recall mengingat kembali

informasi yang dipelajari sebelumnya tanpa adanya objek sebagai petunjuk yang

dihadapkan pada individu tersebut. Recall memory adalah kemampuan seseorang untuk

mengambil kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajari di masa lalu.

Pada mengenal kembali (recognition) dan kemampuan mengingat sesuatu hal

yang telah dipelajari sebelumnya (recognition memory) merupakan hal yang sama,

karena recognition memory adalah hasil dari recognition. Mengenali kembali, orang

dibantu oleh adanya objek maka besar kemungkinannya apa yang tidak dapat diingat

kembali dapat dikenal kembali oleh seseorang. Beberapa penelitian mengemukakan

bahwa mengenal kembali itu akan lebih mudah apabila dibandingkan dengan mengingat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

kembali. Hal itu di kuatkan melalui eksperimen yang telah dilakukan mengenai

recognition dan recall oleh Bburt dan Dobbel (Woodworth dalam Walgito, 2002) yang

hasilnya menunjukkan bahwa mengenal kembali menunjukkan hasil yang lebih baik

apabila dibandingkan dengan mengingat kembali. Disamping itu, dikemukakan pula oleh

Schonfield dan Roberston (Morgan, King, dan Robinson. 1984) bahwa mengenal kembali

(recognition memory) lebih baik dari pada recall pada tingkatan semua umur. Sejalan

juga pada Penelitian yang dilakukan oleh Adni dan Hidayati (2014) dengan judul

“Perbedaan Recognition Memory Kata dan Gambar Pada Media Narasi Bergambar”.

Pada uji recognition tersebut gambar lebih mudah dikenali dibandingkan dengan kata.

Suharnan 2005; Halim dkk. 2012, bahwa tes yang dapat digunakan untuk

mengukur memori jangka panjang yaitu dengan tes recognition dan tes recall. Sehingga

tes yang bisa digunakan untuk mengukur ingatan hasil belajar dalam pendidikan bersifat

ingatan langsung. Tes ingatan langsung yaitu seperti tes recognition dan tes recall. Tes

recall termasuk kepada tes memori yang bersifat objektif atau biasanya disebut dengan

mengisi titik (essay), namun kelemahannya adalah kerancuan dalam penentuan benar

atau salahnya jawaban subjek yang tidak lengkap sesuai dengan jawaban yang

diinginkan. Tetapi kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan tes

recognition karena tes tersebut menyedikan pilihan jawaban seperti pilihan berganda

atau benar salah, sehingga tes recognition sangat representatif untuk digunakan dalam

mengukur ingatan hasil belajar dalam pendidikan.

Adapun faktor yang mempengaruhi recognition memory yaitu: atensi, kondisi

fisik, nutrisi, dan emosi. Kondisi emosi memiliki pengaruh terhadap kemampuan kognitif

seseorang. Martono dan Hastjarjo (2008) menyatakan hal yang sama yaitu terdapat dua

macam pengaruh emsoi terhadap memori, kesesuaian dengan suasana hati (mood

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

congruent) dan ketergantungan dengan kondisi suasana hati (mood state dependent).

Mood congruent yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama

dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu. Mood state dependent

mengandung arti bahwa apabila suasana hati sewaktu penyandian informasi cocok

dengan suasana hati sewaktu mengingat kembali informasi tersebut, maka kinerja

memori akan lebih baik. Sehingga cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan siswi dalam mengenali kembali informasi yang telah didapat yaitu dengan

adanya keterlibatan emosi, karena dengan melibatkan emosi maka pengalaman akan

mudah diingat dari pada tanpa melibatkan emosi.

Emosi terjadi pada setiap manusia karena dipicu oleh stimulus. Goleman (dalam

Satria 2010), stimulus yang membangkitkan emosi dikategorikan menjadi dua yaitu

stimulus internal dan stimulus eksternal. Stimulus internal adalah kondisi yang berasal

dari dalam diri seseorang tersebut, misalnya kondisi tubuh seperti saat lagi sakit,

menstruasi, dan lainnya. Sedangkan stimulus eksternal adalah kondisi yang berasal dari

luar tubuh seperti peristiwa alam, suara dan getaran. Suara menentukan emosi

pendengarnya seperti tinggi, rendah, lembut, keras, berat, tinggi ataupun ketukan,

sehingga unsur-unsur tersebut yang membentuk musik. Musik merupakan salah satu

stimulus yang menyenangkan dan telah lama hadir di kehidupan manusia. Matlin (2005)

menjelaskan bahwa stimulus yang menyenangkan dapat mempengaruhi ingatan.

Stimulus yang menyenangkan diproses lebih efektif dan lebih akurat dibandingkan

dengan stimulus yang tidak menyenangkan.

Musik bisa membangkitkan emosi dasar, seperti kegembiraan dan sedih (Koelsch,

Dkk 2012). Musik juga dapat mempengaruhi kecepatan detak jantung pendengarnya,

dan dapat menenangkan pikiran seseorang serta musik sering dipakai dalam ibadah-

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

ibadah pada berbagai agama dengan tujuan untuk membawa umatnya semangkin dekat

dengan Sang Khaliknya. Musik dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk

mengembangkan kecerdasan manusia dan musik berpengaruh terhadap otak dan juga

emosi manusia (Salim, 2010).

Musik dapat membuat orang merasakan senang, sedih, serta dapat memberikan

ketenangan (Sloboda & O’Neill, 2001; Faradi, 2016). Musik mampu membawa suasana

positif dan santai, musik dapat digunakan secara berhasil untuk menimbulkan

kegairahan, melepaskan stress sebelum ujian dan untuk memperkuat pokok bahasan

(Campbell, 2002). Saat belajar atau bekerja gerakan otak tidak “terpaksa”, melainkan

saraf-saraf dan seluruh sistem didalam otak sudah siap untuk bertugas (Hirzi, 2007).

Otak (cerebrum) terdiri dari dua belahan yaitu: hemisfer kanan dan hemisfer kiri yang

dihubungkan dengan corpus callosum. Dalam proses belajar, kedua belahan otak

berperan penting. Hemisfer kanan memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan

persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan visual‐spasial, kemampuan

menggunakan peta, atau meniru pola berpakaian, mengenali wajah, dan membaca

ekspresi wajah. Hemisfer kanan aktif ketika seseorang mencoba berkreasi dan

memberikan apresiasi terhadap seni dan musik (dalam Supradewi, 2010). Musik

berpengaruh kuat pada lingkungan belajar, karena belajar akan lebih mudah dan cepat

jika pelajar dalam kondisi santai dan reseptif. Djohan (2003) menyebutkan bahwa musik

dapat meningkatkan konsentrasi seseorang dan membawa seseorang tersebut berada di

dalam kondisi alfa, sehingga di dalam kondisi tersebut akan muncul perasaan tenang,

damai, nyaman, hangat, rileks dan penuh kasih sayang. Disaat konsentrasi meningkat,

maka hal tersebut merupakan salah satu bentuk strategi untuk mempermudah dalam

mengingat informasi baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Pada penelitan sebelum-sebelumnya telah banyak membahas tentang musik

klasik, sebagai musik yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan

kreativitas. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2004) menyebutkan

bahwa dengan terapi musik religi dapat mengistirahatkan tubuh, meningkatkan

kecerdasan, meningkatkan motivasi, meningkatkan kemampuan mengingat, kesehatan

jiwa, mengurasi rasa sakit, menyeimbangkan tubuh, dan dapat meningkatkan kekebalan

tubuh. Hal ini juga sejalan dengan Aizid (2011) menyatakan bahwa musik yang paling

dianjurkan untuk terapi adalah musik atau lagu yang memiliki tempo sekitar 60 ketukan

permenit yang bersifat rileks seperti musik klasik atau musik-musik islam, religi atau

rohani. Musik religi yang di gunakan untuk terapi sebaiknya memperhatikan syair yang

akan diperdengarkan, syair yang digunakan sebaiknya dapat membantu partisipan agar

lebih merasa rileks dan nyaman serta tidak menghukum.

Sekolah yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah sekolah bernuansa

Islam atau disebut Pesantren, sebab sekolah-sekolah pesantren biasanya sudah familiar

dengan lagu-lagu atau nyayian-nyayian yang bernuansa Islam bahkan lagu-lagu yang

berbahasa Arab. Maka dalam penelitian ini peneliti akan memperdengarkan musik yang

bernuansa Islam kepada partisapan. Adapun alasan peneliti memilih sekolah Pesantren

Modern Ar-Rasyid yaitu, meskipun sekolah tersebut sudah banyak kemajuan dalam hal

pembangunan sekolah, namun masih dalam tahap berkembang contohnya pada proses

pembelajaran. Dipesantren sendiri siswi memiliki aktivitas yang sudah terjadwal dari

bangun tidur hingga tidur kembali, namun disela-sela padatnya kegiatan ada satu

pelajaran yang harus mereka kuasai yaitu bahasa Arab. Agar dapat berbahasa tersebut

mereka harus menguasai kosakatanya. Kosakata bahasa Arab biasanya didapat dari guru

ataupun kakak senior, namun untuk menguasainya mereka hanya disuruh menghafal.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Menghafal membutuhkan konsentrasi dan kenyamanan tetapi jika dilihat dari proses

pembelajaran, sekolah masih belum menyadiakan strategi yang dapat membuat siswi

menghafal, sehingga untuk menguasai materi atau bahasa yang baru dibutuhkan cara

atau strategi pembelajaran yang dapat mempermudah siswi menguasai kosakata bahasa

Arab tersebut. Dipesantren AR-Rasyid siswi hanya diberi materi dan kemudian disuruh

hafal. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dalam menguasai kosakata tersebut. Oleh

sebab itu peneliti ingin melihat apakah musik religi dapat mempengaruhi recognition

memory kosakata bahasa Arab siswi di Pesantren Modern Ar-Rasyid.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melihat apakah

pemberian musik religi dapat mempengaruhi recognition memory kosakata bahasa

Arab?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian musik religi

dapat mempengaruhi recognition memory kosakata bahasa Arab.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini memberikan manfaat teoritis berupa

masukan dan sumber informasi bagi ilmu psikologi mengenai pemberian musik

religi dan pengaruhnya terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa:

a. Memberikan pandangan mengenai pemberian musik religi dan

pengaruhnya terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti

lainnya yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pemberian

musik religi dan pengaruhnya terhadap recognition memory kosakata

bahasa Arab.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini menjelasakan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan

masalah. Teori-teori yang di muat dalam bab ini adalah teori yang berkaitan

dengan recognition memory, emosi, musik religi dan kosakata bahasa Arab.

Bab III: Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang identifikasi variabel penelitian, defenisi

operasional variabel penelitian, sampel dan populasi penelitian, teknik kontrol,

rancangan penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan uraian singkat mengenai hasil penelitian dan

pembahasana.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang

meliputi saran praktis dan metodologis.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Memori

1. Pengertian Memori

Memori dapat didefinisikan sebagai tempat penyimpan informasi atau

pengalaman seiring berjalannya waktu (King, 2012). Fungsi mengingat juga memiliki

peranan penting pada setiap proses belajar, sehingga mengingat merupakan perbuatan

menyimpan hal-hal baru yang telah diketahui dan dapat digunakan kembali pada waktu

lain (Sarwono, 2016). Memori memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan dan

menimbulkan kembali informasi yang sudah kita pelajari sebelumnya (Walgito, 2002).

Sehingga dari ulasan diatas mengenai memori dapat disimpulkan bahwa memori

adalah tempat penyimpanan informasi yang memiliki kemampuan dalam menerima,

menyimpan dan mengingat kembali informasi-informasi yang telah kita peroleh dimasa

lalu untuk dipergunakan pada saat sekarang.

2. Penyimpanan Memori

Memori juga memiliki tipe yang berbeda dalam penyimpanannya yaitu ada yang

disebut sebagai sensory memory merupakan tempat penyimpanan informasi sementara,

short-term memory merupakan tempat penyimpanan yang dapat bertahan dalam

rentang waktu sampai 30 detik, dan long-term memory merupakan tempat

penyimpanan informasi yang paling lama sampai seumur hidup (Santrock, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Gambar 2.1

Sumber: Memory Storage (Santrock, 2002)

3. Proses dan Fungsi Memori

Saat seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian di masa lalu,

ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul

kembali. Laura A. King (2012) membagi tiga tahapan ingatan, diantaranya adalah:

a. Encoding

Encoding adalah Proses saat informasi masuk kedalam penyimpanan ingatan.

Untuk memulai proses encoding harus memperhatikan informasi. Atensi bersifat

selektif, sehingga harus secara selektif pula memperhatikan sebagian hal atau informasi

dari lingkungan dan mengabaikan hal yang lain. Divided attention juga mempengaruhi

encoding, karena seseorang harus memperhatikan beberapa hal atau informasi secara

bersamaan dalam satu waktu.

b. Storage

Fungsi kedua dari memori adalah peyimpanan yang mencakup bagaimana

informasi dipertahankan seiring dengan waktu. Atkinson dan Shiffrin menyatakan bahwa

penyimpanan memori dapat dibagi kedalam 3 sistem yaitu: ingatan sensori yang

memiliki rentang waktu sekitar sepersekian detik samapai beberapa detik, ingatan

Retrieval

Short Term

Memory Sensory

Memory Input dari

lingkungan

Long Term

Memory

Storage

attention

Rehearsel

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

jangka pendek dengan rentang waktu sampai 30 detik, dan ingatan jangka panjang

dengan rentang waktu paling lama sampai seumur hidup.

c. Retrieval

Fungsi ketiga dari ingatan adalah berkaitaan dengan menarik kembali informasi,

pengalaman atau pengetahuan yang telah disimpan sebelumnya didalam ingatan. Dalam

menarik kembali apa yang telah disimpan Walgito (2002) menyatakan bahwa dapat

menggunakan beberapa cara yaitu:

1) To recall, saat mengingat kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang

diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus untuk dapat kembali. Jadi

dalam hal mengingat kembali orang tidak dibantu dengan adanya objek. Misalnya

orang dapat mengingat kembali tentang rumus—rumus bangun ruang saat ujian

matimatika berlangsung.

2) To recognize, saat mengenal kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang

diingat atau yang pernah dipelajari dengan bantuan adanya objek yang harus

diingat. Jadi dalam mengenal kembali orang dibantu dengan adanya objek yang

perlu ditimbulkan kembali. Misalnya saat seseorang diminta untuk menunjukkan

teman-teman sekelas mereka dengan disajikannya beberapa kartu bergambar

wajah yang bercampur. Pada mengenal kembali (recognition), seseorang dibantu

oleh adanya objek, maka besar kemungkinannya apa yang tidak dapat diingat

kembali dapat dikenal kembali oleh seseorang. Oleh sebab itu sering dikemukakan

bahwa mengenal kembali (recognition) itu akan lebih mudah dibandingkan

dengan mengingat kembali (recall).

B. Recognition Memory

1. Definisi Recognition Memory

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Sebelum membahas tentang definisi dari recognition, sedikit akan diulas ulang

mengenai 3 tahapan pemerosesn informasi yang diawali dengan memasukkan ingatan

(encoding) kemudian lanjut ke menyimpan ingatan (storage) dan terakhir menimbulkan

kembali ingatan (retrieval). Retrieval memiliki fungsi sebagai menimbulkan kembali

ingatan yang telah disimpan, sehingga ada cara yang dapat digunakan yaitu dengan

recall dan recognition (Sarwono 2016).

Recognition adalah tugas ingatan ketika individu hanya harus mengidentifkasi

atau mengenali hal-hal yang sudah pernah dipelajari (King, 2013). Recognition adalah

mengidentifikasi sebuah aitem yang telah dipelajari sebelumnya (Sternberg, 2006).

Menurut Sarwono (2016) recognition yaitu mengingat kembali tentang suatu hal setelah

menemui sebagian dari hal tesebut.

Recognition Memory berasal dari 2 kata yaitu Recognition dan Memory. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), recognition (rekognisi) adalah hal atau keadaan

yang diakui, pengakuan, pengenalan, dan penghargaan. Recognition yaitu proses

mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang

dihadapkan pada organism (Hilgard 1975; Maulida, 2016). Memory dapat diartikan

sebagai tempat penyimpan informasi atau pengalaman seiring berjalannya waktu (King,

2012), yang memiliki kemampuan dalam hal menerima, menyimpan dan menimbulkan

kembali informasi yang sudah kita pelajari sebelumnya (Walgito, 2002).

Recognition Memory adalah aspek penting dari kemampuan mengingat, untuk

memunculkan kembali apa yang telah terjadi sebelumnya dari apa yang telah

dilakukan/diingatnya (Brown & Aggleton, 2001). Recognition Memory yaitu mengenal

kembali suatu hal, benda/orang setelah informasi itu muncul kembali dalam ingatan

(Ahmadi, 2003; maulida, 2016). Recognition memory merupakan proses yang

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

sangat berpengaruh dalam pemrosesan informasi karena proses recall informasi

diawali oleh recognition atau pengenalan terhadap informasi yang telah

diproses. Ketika individu akan memanggil kembali informasi yang masuk dalam

memori maka diawali dengan pengenalan. Individu akan terlebih dahulu

mengenali apakah informasi tersebut telah atau belum diproses sebelumnya

(Adni & Hidayati, 2014).

Perbedaan antara recall dan recognition terletak pada kata petunjuk. Dimana

dalam proses recall hanya sebatas mengingat tanpa adanya petunjuk, seperti

perantara/objek. Sedangkan pada recognition menunjukan adanya fungsi petunjuk yang

membantu organisme mengenali informasi yang akan diingat. Keunggulan recognition

dibandingkan dengan recall dapat ditunjukan dalam sebuat eksperimen Bahrick, Bahrick

dan Wittlinger; Wade (2007) yang menyatakan bahwa dengan partisipan berusia 17-74

tahun memiliki tingkat akurasi hingga 90% saat mereka diminta untuk menyebutkan

foto-foto mana dalam setiap set yang termasuk teman sekelas mereka dibandingkan

saat mereka harus mengingat nama-nama teman sekelas mereka. Hal ini juga sejalan

dengan beberapa eksperimen yang telah dilakukan mengenai recognition dan recall oleh

Bburt dan Dobbel (Woodworth dalam Walgito, 2002) yang hasilnya menunjukkan bahwa

mengenal kembali (recognition) menunjukkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan

dengan mengingat kembali. Disamping itu, dikemukakan pula oleh Schonfield dan

Roberston (Morgan, King, dan Robinson. 1984) bahwa mengenal kembali (recognition)

lebih baik dari pada recall pada tingkatan semua umur. Sehingga, dalam penelitian ini

mengambil recognition sebagai variabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Berdasarkan paparan diatas, peneliti akan menggunakan definisi oleh Brown &

Aggleton (2001) yang menyatakan bahwa recognition memory adalah kemampuan

mengingat seseorang dengan cara mengenali kembali apa yang telah dipelajari

sebelumnya dari apa yang sudah diingatnya.

2. Pengukuran Recognition Memory

Berdasarkan definisi teoritis yang dipakai bahwa recognition memory adalah

mengenali kembali suatu hal, benda atau orang setelah informasi itu muncul kembali

dalam ingatan (Ahmadi, 2003; maulida, 2016), yang artinya seseorang dapat mengenali

kembali informasi tersebut saat adanya objek atau pentunjuk. Pada penelitian ini,

peneliti mengukur recognition memory menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri

karena peneliti menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari oleh subjek penelitian

dan peneliti juga menyusuaikan dengan penelitian terdahulu, yaitu pada penelitian Adni

& Hidayati (2014) yang menggunakan alat ukur recognition. Dalam alat ukur tersebut

terdapat pasangan gambar dan pasangan kata dari cerita, hasil dari pengukuran dianalisi

dimana stimulus gambar lebih mudah untuk dikenali dibandingkan dengan stimulus

kata. Selain itu dalam penelitian Halim dkk (2012) bahwa alat ukur penelitiannya juga

menggunakan tes recognition dengan materi biologi pokok bahasan sistem saraf

manusia yang terdiri atas 20 soal pilihan berganda.

Metode recognition ini digunakan dengan cara pengenalan kembali. Subjek

disuruh mempelajari suatu materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui

sampai sejauh mana yang dapat diingat dengan bentuk pilihan benar-salah atau dengan

pilihan ganda. Dalam bentuk pilihan ganda dari beberapa kemungkinan jawaban, maka

jawaban yang betul telah disajikan di antara beberapa kemungkinan jawaban tersebut.

Berdasarkan pendapat penelitian diatas, peneliti akan menggunakan alat ukur tes

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

recognition yaitu tes pilihan berganda dengan menggabungkan kata dan gambar pada

tes tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Recognition Memory

Recognition Memory adalah bagian dari proses retrieval, secara umum proses

retrieval dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka dapat disebutkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi retrieval juga dapat mempengaruhi Recognition Memory,

adapun faktor-faktor tersebut yaitu:

a. Atensi

Pengaruh atensi terhadap mengenal kembali memiliki pengaruh yang sangat

besar, karena pada saat itu atensi mempengaruhi ingatan selama tahap pengkodean.

Hal ini sejalan dengan penelitian M. Craik, dkk (2000) yang menyatakan bahwa pengaruh

attention pada mengambil/memunculkan kembali ingatan memiliki hasil yang

menakjubkan, karena attention sangat mempengaruhi selama tahap encoding. Selama

tahap pengkodean dapat mengganggu keberhasilan dalam pemanggilan kembali

sehingga memerlukan banyak atensi, dengan tujuan dapat meningkatkan keberhasilan

dalam mengenali kembali informasi yang sudah didapat.

b. Kondisi Fisik

Proses mengingat dipengaruhi dari kondisi fisik individu tersebut. Dalam

penelitian Raine, L. B, dkk (2013) mengenai kebugaran menyatakan bahwa anak-anak

yang tidak aktif memiliki kesehatan yang buruk, selain itu kesehatan kognitif mereka

juga tidak baik. Kebugaran yang rendah berhubungan dengan menurunnya fungsi

kognitif misalnya masalah kognitif seperti memori dan prestasi akademik yang rendah.

Sehingga agar individu dapat mengeli kembali ingatan dengan baik maka harus memiliki

kondisi fisik yang baik juga.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

c. Nutrisi

Ada banyak penelitian tentang apakah makan sebelum tes kognitif dapat

mempengaruhi fungsi kognitif. Salah satu contohnya adalah studi tentang pengaruh

waktu sarapan terhadap fungsi kognitif siswa sekolah dasar (Vaisman, dkk. 1996). Hasil

mereka menemukan bahwa anak-anak yang sarapan pagi hari, di sekolah mencetak nilai

yang lebih tinggi pada sebagian besar tes kognitif daripada anak-anak yang tidak sarapan

sama sekali.

d. Emosi

Emosi juga mempengaruhi dalam proses recognition. Recall/recognition

seseorang akan lebih baik apabila bahan yang dipelajari sama dengan mood yang

berlangsung saat itu. Kinerja memori seseorang akan lebih baik apabila mood pada saat

penyandian cocok dengan mood pada saat mengingat kembali/memanggil kembali

informasi (Martono dan Hastjarjo, 2008).

C. Musik Religi

1. Pengertian Musik Religi

Musik Religi terdiri dari dua buah kata, yaitu musik dan religi. Istilah musik

kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab menjadi musiqa, musiqi dalam bahasa

Persia, dan music dalam Bahasa Inggris. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia arti musik adalah:

a. Ilmu atau seni menyusun nada suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan

temporal untuk menghasilkan komposisi (suara yang mempunyai kesatuan dan

keseimbangan).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

b. Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu,

dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang menghasilkan

bunyi itu).

Pada hakikatnya, musik adalah produk pikiran; elemen vibrasi dalam bentuk

frekuensi, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu

ditransformasikan secara neurologis dan diinterpretasikan melalui otak menjadi: pitch

(nada-harmoni), timbre (warna suara), dinamika (keras-lembut), dan tempo (cepat

lambat) (Djohan, 2009).

Kata religi atau religion bersal dari bahasa latin, yang berasal dari kata Relegere

yang memiliki pengertian dasar “berhati-hati” dan berpegang pada norma-norma atau

aturan secara ketat. Dengan demikian kata religi tersebut pada dasarnya memiliki

pengertian sebagai “keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, yang menentukan

jalan hidup dan mempengaruhi hidup manusia serta memiliki norma-norma yang ketat

agar tidak menyimpang dan lepas dari kehendak atau jalan yang telah ditetapkan. Musik

religi atau musik rohani adalah lagu-lagu yang dapat membuat kita lebih mengingat

Tuhan dan membimbing ke arah perasaan damai yang mendalam serta kesadaran

rohani (Campbell, 2001). Bila melihat dari berbagai faktor, musik religi dengan musik

umum lainya memiliki perbedaan yang mendasar. Yakni, musik umum atau lagu pop

biasanya bersyairkan tentang pencintaan orang, termasuk ketidaksetiaan kepada

kekasih, sedangkan syair lagu religi melukiskan hubungan manusia yang mendambakan

kasih sayang dan ampunan Tuhan (Indriyana & Indri Guli, 2010).

Jadi, Musik religi adalah hiburan yang menyenangkan karena mendekatkan kita

dengan Sang Pencipta. Kekuatan musik religi terdapat pada lirik atau syair, karena

memiliki makna yang lebih mendalam. Liriknya bisa mendamaikan hati dan menggugah

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

pendengarannya, sehingga perasaanya tersentak untuk menambah ketebalan iman

kepada Tuhan. Musik religi terkadang merupakan bentuk nyata dari yang dialami. Musik

religi juga merupakan dakwah yang dapat menyentuh segala lapisan usia, status

ekonomi, maupun kedudukan masyarakat. Melalui musik, peringatan agar orang

berbuat kebaikan dan menghindari keburukan disampaikan dengan cara yang

menyenangkan, sehingga tidak menggurui ataupun mendikte pendengarannya.

2. Manfaat Musik sebagai Terapi

Efek musik memang sangat signifikan dalam upaya menyembuhkan,

menyehatkan, dan mencerdaskan manusia terutama yang dikembangkan melalui terapi

musik. Berkaitan dengan hal tersebut, Aizid (2011) menyatakan terapi musik memiliki

beberapa manfaat yaitu:

a. Musik bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh manusia,

karena musik ternyata bersifat terapeutik dan dapat menyembuhkan.

b. Musik mampu meningkatkan inteligensi, karena rangsangan ritme mampu

meningkatkan fungsi kerja otak manusia, seperti membuat saraf-saraf otak

bekerja serta menciptakan rasa nyaman dan tenang, dengan begitu fungsi kerja

otak menjadi optimal.

c. Musik dapat menimbulkan reaksi psikologis yang dapat mengubah suasana hati

dan kondisi emosi, sehingga musik bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat

menghilangkan stress, mengatasi kecemasan, memperbaiki mood, dan

menumbuhkan kesadaran spiritual.

d. Musik dapat menjadi alatdan media komunikasi antarmanusia, karena musik

merupakan bahasa universal yang mampu memadukan perbedaan serta

menciptakan perdamaian dan solidaritas kemanusiaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Jika dilihat dari beberapa manfaat musik sebagai terapi yang telah dipaparkan

diatas maka dapat disimpulkan bahwa terapi kesehatan dan kecerdasan dapat dilakukan

dengan memanfaatkan musik sebagai medianya.

D. Emosi

Scherer (2001) mendefenisikan emosi sebagai respon yang muncul karena adanya

penilaian individu terhadap stimulus internal maupun eksternal yang di tandai dengan

keterhubungan antar 5 komponen emosi yaitu: (1) appraisal merupakan penilaian secara

kognitif terhadap suatu event atau stimulus. (2) physiological symptomps merupakan

reaksi tubuh secara fisiologis yang disebabkan oleh suatu event ataupun stimulus,

seperti kardiovaskular, pernafasana, gastrointestinal (tidaknyaman pada perut atau

mual), neuromuscular (gugup). (3) motor experession merupakan reaksi individu

terhadap suatu event ataupun stimulus yang dilihat dari ekspresi wajah. (4) action

tendencies merupakan kecenderungan individu untuk menjauhi atau mendekati event

atau stimulus. (5) subjective feeling merupakan penilaian individu terhadap emosi yang

dirasakannya.

Emosi sebenarnya memiliki banyak jenis, sehingga secara umum, emosi dibagi

kedalam 2 kelompok yaitu emosi positif dan emosi negatif (Scherer, 2005). Emosi positif

adalah emosi yang mampu menghadirkan perasaan positif terhadap seseorang yang

mengalaminya hal ini mencakup: Ketertarikan, rasa terhibur, rasa bangga, rasa gembira,

rasa senang, kepuasan, rasa sayang, rasa kagum, rasa lega dan rasa terharu. Sedangkan

emosi negatif adalah emosi yang selalu identik dengan perasaan tidak menyenangkan

dan dapat mengakibatkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya hal ini

mencakup: Kemarahan, rasa benci, rasa muak, rasa jijik, rasa takut, kekecewaan, rasa

malu, penyesalan, rasa bersalah dan rasa sedih.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Sesungguhnya emosi sangat sulit untuk diukur karena emosi sangatlah kompleks

di dalam diri seseorang, namun ada satu komponen dari emosi yang dapat digunakan

untuk mengukur emosi itu komponen tersebut adalah subjective feeling. Subjective

feeling merupakan penilaian individu tentang emosi yang dirasakan saat itu.

Menggunakan komponen subjective feeling dalam mengukur emsoi seseorang maka

peneliti dapat mengetahui emosi yang dialami individu baik itu emosi positif maupun

emosi negatif.

E. Kosakata Bahasa Arab

Menurut Mustofa (2015) Kosakata dalam bahasa Arab atau yang disebut dengan

mufradat, merupakan himpunan kata-kata atau khazanah kata yang diketahui oleh

seseorang yang merupakan bagian dari bahasa tertentu. Kosakata juga dapat diartikan

sebagai himpunan kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan

akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Keraf (2009) kosakata adalah unsur

bahasa yang memiliki peran penting dalam pengembangan keterampilan bahasa yang

meliputi berbicara, mendengar, membaca dan menulis serta salah satu alat untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang. Menurut Rahmawati (2008)

bahwa kosakata yaitu himpunan kata yang merupakan bagian dari sebuah bahasa dan

memiliki makna tertentu. Himpunan kata yang bermakna ini digunakan sebagai media

untuk mengekspresikan maksud hati dan gambaran terhadap suatu hal. Seseorang akan

mampu dan lancar berkomunikasi apabila perbendaharaan kata yang dimilikinya dapat

memenuhi kebutuhan untuk melakukan kegiatan komunikasi tersebut. Kosakata

merupakan syarat utama bagi seseorang untuk bisa berkomunikasi.

Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar

bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

tersebut. Tetapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari kosakata. Artinya

untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal kosakata

saja. Terdapat lima tahapan yang membantu siswa dalam belajar untuk menguasai

kosakata:

1. Mempunyai sumber untuk memadukan dengan kata baru

2. Mempunyai gambar yang jelas baik visual maupun suara ataupun keduanya untuk

membantu dalam mengenali bentuk kata yang baru

3. Belajar mengartikan kata

4. Membuat ingatan yang kuat dengan mengaitkan antara bentuk dan arti kata

5. Menggunakan kata

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Vocabulary (kosakata)

adalah keseluruhan kata atau perbendaharaan kata atau istilah yang mengacu pada

konsep-konsep tertentu yang dimiliki oleh seseorang anak dalam suatu lingkungan.

F. Pengaruh Musik Religi Terhadap Recognition Memory Kosakata Bahasa Arab

Memori memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan

kembali informasi yang sudah kita pelajari sebelumnya (Walgito, 2002). Pemerosesan

informasi terdiri dari tiga tahapan yaitu: Encoding, Storage, dan Retrieval (King 2012).

Proses retrieval (pemanggilan) terbagi menjadi dua yaitu, recognition dan recall. Recall

dan recognition merupakan dua hal yang berbeda. Recall mengacu pada mengingat

kembali informasi yang dipelajari sebelumnya dan recognition mengenali kembali

informasi yang dipelajari di masa lalu. Recognition memory merupakan aspek penting

dari kemampuan mengingat, untuk memunculkan kembali apa yang telah terjadi

sebelumnya dari apa yang telah dilakukan/diingatnya (Brown & Aggleton, 2001), seperti

tes pilihan berganda atau benar salah. Pengaruh atensi terhadap mengenal kembali

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

memiliki pengaruh yang sangat besar. Pada penelitian M. Craik, dkk (2000) yang

menyatakan bahwa pengaruh attention pada mengambil/memunculkan kembali ingatan

memiliki hasil yang menakjubkan, karena attention sangat mempengaruhi selama tahap

encoding.

Ketika pemanggilan kembali informasi yang sudah didapat, maka adanya faktor

yang mempengaruhi yaitu atensi, kondisi fisik, nutrisi dan emosi. Kondisi emosi memiliki

pengaruh terhadap kognitif seseorang. Martono dan Hastjarjo (2008) menyatakan hal

yang sama yaitu terdapat dua macam pengaruh emsoi terhadap memori, mood

congruent dan mood state dependent. Mood congruent yaitu ingatan menjadi lebih baik

jika bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu.

Mood state dependent mengandung arti bahwa apabila suasana hati sewaktu

penyandian informasi cocok dengan suasana hati sewaktu mengingat kembali informasi

tersebut, maka kinerja memori akan lebih baik. Sehingga dengan ketelibatan emosi

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali kembali informasi yang telah

didapat.

Memori memiliki kaitan erat dengan emosi. Sebuah kejadian akan kita ingat

dengan jelas bila dalam kejadian tersebut terdapat emosi yang kuat. Goleman (dalam

Sugiharto, 2007) menyebutkan bahwa tanpa adanya keterlibatan emosi, kegiatan syaraf

otak kurang mampu merekatkan pelajaran dalam memori. Suasana emosi yang positif

dan negatif membawa pengaruh pada cara kerja struktur otak manusia dan akan

berpengaruh pula pada hasil belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses

belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat

memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali (Meiner; Khodijah

2009). Hal yang dapat menciptakan emosi pada murid bisa dilakukan dengan berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

cara salah satunya yaitu dengan melibatkan stimulus, yaitu stimulus internal dan

stimulus eksternal. Stimulus internal merupakan kondisi yang berasal dari dalam diri

individu, seperti contohnya kondisi tubuh. Sementara stimulus eksternal merupakan

stimulus yang berasal dari luar individu. Contohnya stimulus eksternal seperti peristiwa

alam, suara dan getaran. Salah satu stimulus eksternal yang menjadi pemicu munculnya

emosi adalah suara dan getaran. Suara menentukan emosi pendengarnya seperti tinggi,

rendah, lembut, keras, ataupun ketukan, unsur-unsur tersebut membentuk musik

(Hude, 2006).

Musik merupakan salah satu stimulus yang menyenangkan dan telah lama

ada didalam kehidupan manusia. Dalam hal ini, jenis musik yang tepat untuk

merangsang dan mempertahankan lingkungan belajar yang optimal selain musik

klasik adalah musik yang memiliki ritme sama dengan musik klasik yaitu musik

religi. Menurut Aizid (2011) menyatakan bahwa musik yang paling dianjurkan

untuk terapi adalah musik atau lagu yang memiliki tempo sekitar 60 ketukan

permenit yang bersifat rileks seperti musik klasik atau musik-musik Islam, religi

atau rohani. Musik religi merupakan salah satu musik yang dapat memberikan

kenyamanan dan merasakan ketenangan dalam hati dan mampu mendamaikan hati

seseorang. Hal ini dilihat dari lirik atau syair pada musik religi yang didalamnya

mengandung makna yang mendalam dan lirik ataupun syair dari musik tersebut

dapat mendamaikan suasana hati seseorang baik itu suasana hati yang galau,

senang, gelisah, sedih bahkan saat sedang jatuh cinta. Ketika suasana hati

seseorang senang maka seseorang merasa releks dan emosi yang muncul berupa

emosi positif, sehingga konsentrasi pun meningkat. Meningkatnya konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

seseorang saat mendengarkan musik religi, maka dengan begitu dapat

mempermudah seseorang pada saat recognition memory kosakata Bahasa Arab.

G. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian diatas dan hubungan antara kedua variabel yang diteliti maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh pemberian musik religi

terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab“

H. Kerangka Pikir

Emosi Positif

Musik Religi

Recognition

Memory

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu eksperimen murni atau

eksperimen sungguhan. Penelitian eksperimen murni ini memiliki tujuan untuk

menyelidiki adanya kemungkinan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu

atau lebih kelompok eksperimen kemudian memberikan satu atau lebih perlakuan dan

hasilnya akan dibandingkan pada satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenakan

perlakuan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian eksperimen

sungguhan yang meliputi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Musik Religi

2. Variabel Antara : Emosi Positif

3. Variabel Tergantung : Recognition Memory

4. Ekstranous Variabel : Intelligence

B. Definisi Operasional

1. Recognition Memory

Recognition memory adalah kemampuansiswi di Pesantren Ar-Rasyid dalam

mengenali kembali kosakata bahasa Arab dengan menjawab benar soal pilihan berganda

yang diberikan setelah mempelajari materi kosakata bahasa Arab sebelumnya.

Pengukuran ingatandalam penelitian ini adalah dengan cara menyediakan pilihan A, B, C,

dan D berisi gambar dan kata-kata yang telah tersedia mengenai kosakata bahasa Arab.

Total skor yang diperoleh dari tes akanmenunjukkan kemampuan siswi dalam mengenali

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

kembali, sehingga semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin baik

recognition memory.

2. Musik Religi

Musik religi adalah musik yang memiliki lirik atau syair khas Islam yang di bawakan

oleh: (1) Opick yang berjudul Alhamdulillah berdurasi 6 menit 32 detik, Assalamualaikum

berdurasi 6 menit 15 detik, Bismillah berdurasi 6 menit 8 detik, dan Cukup Bagiku

berdurasi 6 menit 55 detik. (2) Maher Zain yang berjudul Ramadhan berdurasi 7 menit

21 detik. (3) Lah Ahmad yang berjudul Agung berdurasi 8 menit 43 detik.

Diperdengarkan dengan menggunakan alat bantu laptop dan speaker yang bertujuan

untuk membangkitkan emosi positif siswi yang sedang mendengarkannya.

3. Emosi Positif

Emosi positif adalah suasana yang dirasakansiswi setelah mendengarkan musik

religi yang dilihat dari pilihan jawaban seperti: Ketertarikan, rasa terhibur, rasa bangga,

rasa gembira, rasa senang, kepuasan, rasa sayang, rasa kagum, rasa lega dan rasa

terharu. Pengukuran ini menggunakan alat ukur emosi yaitu GEW, yang berasal dari

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Wadiah & Nazriani (2017).

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswi kelas 1A dan kelas 1B Tsanawiyah di

pondok Pesantren Modren Ar-Rasyid Kota Pinang Kec. Torgamba LABUSEL.

D. Teknik Kontrol

Teknik kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik konstansi yaitu

membuat keadaan penelitian jadi setara, tujuannya untuk menciptakan kondisi yang

sesuai sehingga efek dari variabel bebas dapat terlihat dengan jelas. Teknik kontrol perlu

dilakukan karena dikhawatirkan variabel pengganggu dapat mengacaukan validitas

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

internal. Adapun teknik kontrol dalam penelitian ini yaitu melakukan random

assessment yang tujuannya agar subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol memiliki nilai kecerdasan (intelligence) yang sama.

E. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yaitu rancangan PosttestOnly

Control Group Design, dengan skema rancangan penelitian sebagai berikut:

Ra KE X O1

Ra KK - O1

Keterangan:

Ra : Randomisasi

KE : Kelompok Eksperimen

KK : Kelompok Kontrol

X : Perlakuan (Pemberian Musik religi)

O1 O1 : Post-test

F. Reliabilitas, Validitas, Daya Diskriminasi, Tingkat Kesukaran dan Efektivitas

Distraktor

1. Reliabilitas

Sebuah instrument pengukuran dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran

menunjukkan hasil yang konsisten ketika dilakukan pengukuran ulang, namun sebaliknya

sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan tidak reliable apabila hasil pengukurannya

tidak konsisten dengan hasil sebelumnya jika dilakukan pengukuran ulang. Azwar (2012)

mengemukakan bahwa alat ukur yang berkualitas baik adalah alat ukur yang reliabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Umumnya suatu tes/variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha

lebih besar dari 0,60 (Nunally, 1967; Ghozali, 2005; Wijaya, 2016).

Tabel 1.Hasil uji Reliabilitas

Cronbach Alpha Jumlah Soal Keterangan

0.886 45 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut

reliabel karena cronbach alpha sebesar 0,886 > 0,6.

2. Validitas

Validitas adalah sejauh mana suatu alat tes mengukur apa yang hendak di ukur,

jadi validitas juga dapat diartikan sebagai ketepatan alat ukur tersebut untuk mengukur

konstruk yang akan di ukur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi

melalui penilaian profesional mengenai konten alat ukur. Berdasarkan penilaian

tersebut dinyatakan bahwa alat ukur Recognition Memory dan alat ukur Emosi (GEW)

sesuai dengan variabel yang diteliti. Dengan kata lain, sejauhmana pertanyaan, tugas

atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan sampel

yang dikenai testersebut.

3. Daya Diskriminasi

Daya beda atau daya diskriminasi soal adalah kemampuan suatu butir soal tes

hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswi yang berkemampuan tinggi dengan

siswi yang berkemampuan rendah (Sudijono, 2011; Amalia dan Widayati, 2012).

Mengetahui daya beda item sangat penting, sebab salah satu dasar pegangan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

menyusun butir tes hasil belajar adalah adanya anggapan bahwa kemampuan antara

siswi yang satu dengan siswi yang lain berbeda-beda. Tes bentuk objektif (pilihan

berganda) dalam menghitung daya pembeda dapat dilakukan dengan bantuan SPSS.

Adapun kriteria interpretasi daya diskriminasi soal, sebagaimana tertera dalam tabel

berikut ini:

Tabel 2. Kriteria Daya Diskriminasi

No. Indeks Diskriminasi Soal (D) Kategori

1 < 0,2 Jelek

2 0,2 – 0,29 Kurang memuaskan

3 0,3 – 0,39 Memuaskan

4 ≥ 0,4 Sangat Memuaskan

Berikut hasil analisis dari uji daya diskriminasi soal pilihan berganda berjumlah 45

soal, yang akan dijawab oleh subjek penelitian berjumlah 60 siswi.

Tabel 3. Hasil Uji Daya Deskriminasi

Jika dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 60% soal yang berada

pada kategori sangat memuaskan, 13% soal berada pada kategori memuaskan, 18% soal

Indeks Diskriminasi

Soal (D)

Kategori Nomor Soal Jumlah Persentase

< 0,2 Jelek 3, 11, 14, 30, 4 9%

0,2 – 0,29 Kurang memuaskan

10, 15, 16, 22, 24, 29, 40, 44

8 18%

0,3 – 0,39 Memuaskan 5, 6, 11, 31, 34, 42 6 13%

≥ 0,4 Sangat Memuaskan

1, 2, 4, 7, 8, 9, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 43, 45

27 60%

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

berada pada kategori kurang memuaskan, dan 9% soal berada pada kategori jelek

sehingga perlu untuk direvisi.

4. Tingkat Kesukaran

Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai butir item yang baik

apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Dengan

kata lainderajat kesukaran tes tersebut adalah sedang atau cukup. Bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty

index) (Arikunto, 2009; Amalia dan Widayati, 2012). Angka indeks kesukaran soal

berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar angka indeks kesukaran maka

soal semakin mudah dan sebaliknya. Tes bentuk objektif dalam menghitung tingkat

kesukaran dapat dilakukan dengan bantuan SPSS. Adapun kriteria tingkat kesukaran

soal, sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Tingkat Kesukaran (P) Kategori

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,31 – 0,70 Sedang

3 0,71 – 1,00 Mudah

Berikut hasil analisis dari tingkat kesukaran soal pilihan berganda yang terdiri dari

45 soal.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Tabel 5. Hasil Tingkat Kesukaran Soal

No. Tingkat Kesukaran (P)

Kategori Nomor Soal Jumlah Persentase

1 0,00 – 0,30 Sukar 12, 19 2 5%

2 0,31 – 0,70 Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45

37 82%

3 0,71 – 1,00 Mudah 1, 3, 10, 17, 27, 40 6 13%

Berdasarkan tabel diatas bahwa terdapat (5%) soal yang berada dalam kategori

sukar, (82%) soal berada dalam kategori sedang, dan (13%) soal berada dalam kategori

mudah. Butir-butir soal tes recognition dapat dikatakan sebagai butir soal yang baik

karena butir soalnya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah (sedang atau cukup) yang

ditunjukkan dengan banyaknya butir soal berada dalam kategori sedang yaitu 82%.

5. Efektifitas Distraktor

Analisis fungsi distraktor digunakan untuk mengetahui sejauh manasetiap option

atau alternatif jawaban yang salah (distraktor) akan dipilih oleh subjek sebagai jawaban

yang benar. Sebuah pengecoh dikatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik

apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik sedemikian rupa sehingga subjek yang

kurang menguasai materi yang telah dipelajari akan merasa bimbang dan pada akhirnya

mereka terkecoh untuk memilih pengecoh sebagai jawaban benar (Anas Sudijono, 2015;

Rahayu & Djazari, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Tabel 6. Hasil Uji Efektifitas Distraktor

No. Soal Efektifitas Distraktor Keterangan 1 A -0.715 Berfungsi

B 0.458 Tidak Berfungsi C -0.504 Berfungsi

D* 0.570 Kunci Jawaban 2 A -0.507 Berfungsi

B* 0.478 Kunci Jawaban C 0.241 Tidak Berfungsi D -0.351 Berfungsi

3 A* 0.182 Kunci Jawaban B 0.069 Tidak Berfungsi C -0.201 Berfungsi D -0.282 Berfungsi

4 A -0.574 Berfungsi B -0.436 Berfungsi

C* 0.568 Kunci Jawaban D -0.141 Berfungsi

5 A -0.075 Berfungsi B -0.080 Berfungsi C -0.412 Berfungsi

D* 0.316 Kunci Jawaban 6 A -0.405 Berfungsi

B -0.450 Berfungsi C 0.252 Tidak Berfungsi

D* 0.368 Kunci Jawaban 7 A -0.317 Berfungsi

B 0.038 Tidak Berfungsi C* 0.505 Kunci Jawaban D -0.521 Berfungsi

8 A -0.362 Berfungsi B -0.311 Berfungsi

C* 0.489 Kunci jawaban D -0.161 Berfungsi

9 A -0.714 Berfungsi B* 0.681 Kunci Jawaban C -0.114 Berfungsi D -0.260 Berfungsi

10 A* 0.259 Kunci Jawaban B -0.307 Berfungsi C -0.065 Berfungsi D -- Tidak Berfungsi

11 A* 0.346 Kunci Jawaban B -- Tidak Berfungsi C -0.275 Berfungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

D -0.175 Berfungsi 12 A* 0.055 Kunci Jawaban

B -0.212 Berfungsi C -- Tidak Berfungsi D 0.180 Tidak Berfungsi

13 A -0.213 Berfungsi B -0.396 Berfungsi

C* 0.438 Kunci Jawaban D -- Tidak Berfungsi

14 A -0.107 Berfungsi B 0.120 Tidak Berfungsi

C* 0.087 Kunci Jawaban D -0.453 Berfungsi

15 A -0.340 Berfungsi B* 0.280 Kunci Jawaban C 0.215 Tidak Berfungsi D -0.155 Berfungsi

16 A -0.104 Berfungsi B -0.323 Berfungsi C 0.104 Tidak Berfungsi

D* 0.208 Kunci Jawaban 17 A -0.511 Berfungsi

B -0.475 Berfungsi C* 0.584 Kunci Jawaban D -- Tidak Berfungsi

18 A -0.313 Berfungsi B* 0.589 Kunci Jawaban C -0.225 Berfungsi D -0.538 Berfungsi

19 A -0.021 Berfungsi B -0.341 Berfungsi

C* 0.763 Kunci Jawaban D -0.474 Berfungsi

20 A -0.277 Berfungsi B* 0.448 Kunci Jawaban C -0.265 Berfungsi D -0.212 Berfungsi

21 A* 0.560 Kunci Jawaban B -0.432 Berfungsi C -0.406 Berfungsi

D -0.066 Berfungsi 22 A -0.408 Berfungsi

B 0.174 Tidak Berfungsi C -0.285 Berfungsi

D* 0.219 Kunci Jawaban 23 A -0.479 Berfungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

B* 0.461 Kunci Jawaban C -0.009 Berfungsi D -0.189 Berfungsi

24 A -0.162 Berfungsi B 0.139 Tidak Berfungsi

C* 0.255 Kunci Jawaban D -0.347 Berfungsi

25 A -0.442 Berfungsi B -0.008 Berfungsi C -0.156 Berfungsi

D* 0.416 Kunci Jawaban 26 A* 0.415 Kunci Jawaban

B -0.088 Berfungsi C -0.409 Berfungsi D 0.097 Tidak Berfungsi

27 A* 0.814 Kunci Jawaban B -0.714 Berfungsi C -- Tidak Berfungsi D -0.560 Berfungsi

28 A -- Tidak Berfungsi B -0.248 Berfungsi C -0.274 Berfungsi

D* 0.440 Kunci Jawaban 29 A* 0.285 Kunci Jawaban

B -0.031 Berfungsi C -0.234 Berfungsi D -0.445 Berfungsi

30 A -0.058 Berfungsi B* 0.166 Kunci Jawaban C -0.012 Berfungsi D -0.237 Berfungsi

31 A -0.541 Berfungsi B 0.070 Tidak Berfungsi

C* 0.353 Kunci Jawaban D 0.274 Tidak Berfungsi

32 A* 0.503 Kunci Jawaban B -0.360 Berfungsi C -0.234 Berfungsi D -0.351 Berfungsi

33 A -0.461 Berfungsi B -0.146 Berfungsi

C* 0.469 Kunci Jawaban D -0.088 Berfungsi

34 A -0.330 Berfungsi B* 0.384 Kunci Jawaban

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Berd

asarkan

tabel diatas

memperlih

atkan

bahwa soal

tes

kemampua

n siswi

untuk

mengenali

kembali

materi

sebelumny

a yang

terdiri dari

45 soal,

memiliki

pengecoh

(distraktor)

yang

berfungsi

C -0.250 Berfungsi D -0.197 Berfungsi

35 A -0.343 Berfungsi B 0.104 Tidak Berfungsi C -0.508 Berfungsi

D* 0.564 Kunci Jawaban 36 A* 0.566 Kunci Jawaban

B -0.489 Berfungsi C -0.313 Berfungsi D -- Tidak Berfungsi

37 A -0.433 Berfungsi B* 0.424 Kuci Jawaban C -0.238 Berfungsi D -0.265 Berfungsi

38 A -0.651 Berfungsi B -0.151 Berfungsi C -0.032 Berfungsi

D* 0.521 Kunci Jawaban 39 A* 0.603 Kunci Jawaban

B -0.506 Berfungsi C -- Tidak Berfungsi D -0.273 Berfungsi

40 A 0.063 Tidak Berfungsi B 0.100 Tidak Berfungsi

C* 0.293 Kunci Jawaban D -0.496 Berfungsi

41 A -0.233 Berfungsi B* 0.420 Kunci Jawaban C -0.350 Berfungsi D -0.243 Berfungsi

42 A 0.051 Tidak Berfungsi B -- Tidak Berfungsi C -0.484 Berfungsi

D* 0.359 Kunci Jawaban 43 A* 0.559 Kunci Jawaban

B -0.123 Berfungsi C -- Tidak Berfungsi D -0.587 Berfungsi

44 A -- Tidak Berfungsi B* 0.288 Kunci Jawaban C -0.301 Berfungsi D -0.130 Berfungsi

45 A -0.416 Berfungsi B -0.341 Berfungsi

C* 0.592 Kunci Jawaban D -0.399 Berfungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

pada setiap soal. Hal ini menunjukkan jika option atau alternatif jawaban yang salah

(distraktor) dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebab pengecohnya mempunyai

daya tarik sehingga subjek yang kurang menguasai materi sebelumnya dapat memilih

pengecoh sebagai jawaban benar.

G. Alat Ukur dan Instrumen Penelitian

1. Alat Ukur

a. Recognition Memory

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur recognition yang

berbentuk soal pilihan berganda dengan materi kosakata anggota badan, kosakata kerja,

kosakata hewan, kosakata makanan dan minuman, dan kosakata buah-

buahan.Pemilihan kriteria disesuaikan pada materi yang akan dipelajari oleh subjek

penelitian, dan masing-masing materi terdiri dari 9 soal pilihan berganda. Berikut tabel

dari blue print recognition.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Tabel 7. Blue print Recognition

Kriteria Item Jumlah Skor

ANGGOTA BADAN

Jari Tangan 1 0-1

Pinggang 1 0-1

Mata Kaki 1 0-1

Kumis 1 0-1

Jambang 1 0-1

Lutut 1 0-1

Alis 1 0-1

Siku 1 0-1

Ketiak 1 0-1

Total 9

KATA KERJA

Memilih 1 0-1

Meningkat 1 0-1

Bangun 1 0-1

Melaksanakan Umrah 1 0-1

Menjual 1 0-1

Membayar 1 0-1

Bermain 1 0-1

Berdebat 1 0-1

Menikah 1 0-1

Total 9

HEWAN

Bangau 1 0-1

Capung 1 0-1

Gurita 1 0-1

Ikan Badut 1 0-1

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Badak 1 0-1

Harimau 1 0-1

Buaya 1 0-1

Kelelawar 1 0-1

Kambing 1 0-1

Total 9

MAKANAN DAN MINUMAN

Teh 1 0-1

Kopi 1 0-1

Sup 1 0-1

Daging Bakar 1 0-1

Kentang Goreng 1 0-1

Roti Bakar 1 0-1

Sate 1 0-1

Bubur 1 0-1

Jus 1 0-1

9

BUAH-BUAHAN

Mangga 1 0-1

Apel 1 0-1

Pisang 1 0-1

Jambu Biji 1 0-1

Buah Pir 1 0-1

Durian 1 0-1

Manggis 1 0-1

Anggur 1 0-1

Semangka 1 0-1

9

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

b. Emosi Positif

Alat ukur emosi positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur emosi

yang dikembangkan oleh Scherer dan mengadaptasi kembali dari penelitian sebelumnya

yaitu penelitian Wadiah & Nazriani (2017). Setiap pilihan yang menunjukkan emosi

positif diberi skor 1 sedangkan jawaban yang menunjukkan emosi negatif diberi skor 0.

Berikut tabel dari blue print emosi:

3

Aspek Gambar Jumlah

Ketertarikan

1

Rasa Terhibur

1

Rasa Bangga

1

Rasa Gembira

1

Rasa Senang

1

Kepuasan

1

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Rasa Sayang

1

Rasa Kagum

1

Rasa Lega

1

Rasa Terharu

1

Kemarahan

1

Rasa Benci

1

Rasa Muak

1

Rasa Jijik

1

Rasa Takut

1

Kekecewaan

1

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Rasa Malu

1

Penyesalan

1

Rasa Bersalah

1

Rasa Sedih

1

Total 20

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

2. Instrument Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: laptop,

proyektor, speaker, cok sambung, musik religi, reward, alat ukur (recognition

memorydan emosi positif).

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Hal pertama yang peneliti lakukan yaitu mengurus seluruh berkas yang

dibutuhkan atau diperlukan serta pengurusan surat izin untuk melakukan

penelitian di tempat penelitian yang akan diselenggarakan. Setelah itu

peneliti mulai melakukan rapport kepada pihak Sekolah sekaligus meminta

izin untuk melakukan pengambilan data di Sekolah tersebut. Kemudian saat

persetujuan telah diterima, peneliti bersama pihak Sekolah menyepakatin

mengenai hari pelaksanaan penelitian. Dan di tahap terakhir yaitu

menetapkan subjek penelitian kedalam kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan melakukan randomisasi. Bentuk randomisasi yang diberikan

yaitu seluruh subjek penelitian dikumpulkan kemudian satu persatu

mengambil satu gulungan kertas yang telah disedian di map, dan yang

mendapatkan huruf E maka subjek berada dikelompok eksperimen dan yang

mendapatkan huruf K maka subjek masuk kekelompok kontrol.

b. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan alat ukur

terlebih dahulu. Adapun alat ukur yang akan diberikan kepada subjek

penelitian adalah berupa soal pilihan berganda dengan pilihan jawaban A, B,

C, dan D. Kemudian peneliti juga mempersiapkan alat ukur emosi positif

kepada subjek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui keterbangkitan

emosi positif setelah mendengarkan musik religi.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

c. Peneliti akan melakukan uji coba prosedur penelitian terlebih dahulu

sebelum melakukan penelitian. Uji coba dilakukan kepada anak yang memiliki

criteria mirip dengan sampel penelitian dengan tujuan untuk mengetahui

apakah alat yang akan digunakan dalam penelitian berfungsi dengan baik

seperti musik religi.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan penelitian selama 3 minggu dengan 6

kali pertemuan, berikut penjabaran setiap pertemuan:

a. Pertemuan pertama peneliti tiba lebih awal di sekolah pukul 08:15. Kemudian

menemui guru yang akan membantu proses penelitian dan menyampaikan

materi yang akan menjadi tambahan pembelajaran kelas nantinya yaitu

mengenai kosakata anggota tubuh dalam bahasa arab. Sebelum bel untuk

memulai pembelajaran berbunyi, peneliti mengontrol terlebih dahulu

mengenai suhu ruangan, pencahayaan serta kebisingan. Untuk suhu ruangan

memang tidak ada namun peneliti meminta subjek membuka jendela

ruangan dengan kain jendela tetap ditutup dengan tujuan untuk mengurangi

adanya pengganggu dari luar ruangan serta terhindar dari silauan matahari.

Setelah selesai, guru kelas memasukin ruangan dan mereka pun memulai

pembelajar dengan sedikit perubahan pada sistem belajar yang diberikan dari

hari biasanya. Sebelum memulai pembelajaran subjek pada kelompok

eksperimen akan diperdengarkan musik religi terlebih dahulu, setelah itu

subjek diminta untuk mengisi lembaran yang telah disiapkan yaitu lembaran

emosi, jadi hal pertama yang subjek kerjakan mengisi identitas seperti nama

dan kelompok E atau K, E untuk kelompok eksperimen dan K untuk kelompok

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

kontrol. Setelah selesai, pembelajaran pun dimulai dengan menggunakan

bantuan proyektor. Materi pembelajaran yang disampaikan di mulai dengan

menampilkan satu persatu kosakata bahasa Arab tentang anggota tubuh

beserta arti dan gambarnya. Sembari kosatakata ditampilkan subjek juga

mencatat kosakata yang di berikan. Setelah selesai kosakata diberikan subjek

diminta untuk menutup buku catatan mereka dan selanjutnya subjek akan

disajikan 9 slide yang berupa bentuk pengulangan dari kosakata yang

diberikan, 9 slide pertama berisi tulisan arab dari kosakata anggota tubuh,

kemudian subjek harus mengucapkan artinya secara bersamaan, dan

dilanjutkan kembali ke 9 slide berikutnya yang berisi arti dan gambar dari

kosakata anggota tubuh, kemudian subjek harus mengucapkan bahasa

arabnya. Sambil menunggu jam berikutnya subjek diberikan kesempatan

untuk mengulang sendiri pelajaran yang disampaikan dan diperdengarkan

kembali musik religinya. Setelah bel berbunyi maka pembelajaran pun

berakhir di hari pertama.

b. Pertemuan kedua peneliti tiba pukul 08:28 dan peneliti langsung menuju

ruangan untuk memastikan keadaan ruangan seperti suhu dan pencahayaan

sudah aman sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Bel berbunyi

dan guru kelas menuju ruangan kelas, seperti hari pertama sebelum memulai

pembelajaran subjek pada kelompok eksperimen akan diperdengarkan musik

religi terlebih dahulu, setelah itu subjek diminta untuk mengisi lembaran

yang telah disiapkan yaitu lembaran emosi, jadi hal pertama yang subjek

kerjakan yaitu mengisi identitas seperti nama dan kelompok E atau K. Setelah

selesai pembelajaran pun dimulai dengan menggunakan bantuan proyektor.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Materi pembelajaran yang disampaikan di mulai dengan menampilkan satu

persatu kosakata bahasa Arab tentang kata kerja beserta arti dan gambarnya.

Sembari kosatakata ditampilkan subjek juga mencatat kosakata yang di

berikan. Setelah selesai kosakata diberikan subjek diminta untuk menutup

buku catatan mereka dan selanjutnya subjek akan disajikan 9 slide yang

berupa bentuk pengulangan dari kosakata yang diberikan, 9 slide pertama

berisi tulisan arab dari kosakata kata kerja, kemudian subjek harus

mengucapkan artinya secara bersamaan, dan dilanjutkan kembali ke 9 slide

berikutnya yang berisi arti dan gambar dari kosakata kata kerja, kemudian

subjek harus mengucapkan bahasa arabnya. Sambil menunggu jam

berikutnya, subjek diberikan kesempatan untuk mengulang sendiri pelajaran

yang disampaikan tadi sambil diperdengarkan kembali musik religinya hingga

bel berbunyi.

c. Pertemuan ketiga, seperti pertemuan sebelumnya peneliti memastikan

keadaan ruangan dengan tujuan proses belajar berjalan lancar tanpa ada

gangguan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Bel berbunyi

dan guru kelas menuju ruangan kelas, seperti hari pertama dan kedua

sebelum memulai pembelajaran subjek pada kelompok eksperimen akan

diperdengarkan musik religi terlebih dahulu, setelah itu subjek diminta untuk

mengisi lembaran yang telah disiapkan yaitu lembaran emosi, jadi hal

pertama yang subjek isi yaitu identitas seperti nama dan kelompok E atau K.

Setelah selesai pembelajaran pun dimulai dengan menggunakan bantuan

proyektor. Materi pembelajaran yang disampaikan di mulai dengan

menampilkan satu persatu kosakata bahasa Arab tentang hewan beserta arti

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

dan gambarnya. Sembari koatakata ditampilkan subjek juga mencatat

kosakata yang di berikan. Setelah selesai kosakata diberikan subjek diminta

untuk menutup buku catatan mereka dan selanjutnya subjek akan disajikan 9

slide yang berupa bentuk pengulangan dari kosakata yang diberikan, 9 slide

pertama berisi tulisan arab dari kosakata hewan, kemudian subjek harus

mengucapkan artinya secara bersamaan, dan dilanjutkan kembali ke 9 slide

berikutnya yang berisi arti dan gambar dari kosakata hewan, kemudian

subjek harus mengucapkan bahasa arabnya. Sambil menunggu jam

berikutnya subjek diberikan kesempatan untuk mengulang sendiri pelajaran

yang disampaikan sebelumnya dan diperdengarkan kembali musik religinya

hingga bel berbunyi.

d. Pertemuan keempat, tidak jauh beda dengan pertemuan yang sebelumnya

yaitu peneliti memastikan keadaan ruangan dengan tujuan proses belajar

berjalan lancar tanpa ada gangguan sehingga tidak mengganggu proses

pembelajaran. Bel berbunyi dan guru kelas menuju ruangan kelas, sebelum

memulai pembelajaran subjek pada kelompok eksperimen akan

diperdengarkan musik religi terlebih dahulu, setelah itu subjek diminta untuk

mengisi lembaran yang telah disiapkan yaitu lembaran emosi, jadi hal

pertama subjek mengisi identitas seperti nama dan kelompok E atau K.

Setelah selesai pembelajaran pun dimulai dengan menggunakan bantuan

proyektor. Materi pembelajaran yang disampaikan di mulai dengan

menampilkan satu persatu kosakata bahasa Arab tentang makanan dan

minuman beserta arti dan gambarnya. Sembari koatakata ditampilkan subjek

juga mencatat kosakata yang di berikan. Setelah selesai kosakata diberikan

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

subjek diminta untuk menutup buku catatan mereka dan selanjutnya subjek

akan disajikan 9 slide yang berupa bentuk pengulangan dari kosakata yang

diberikan, 9 slide pertama berisi tulisan arab dari kosakata makanan dan

minuman, kemudian subjek harus mengucapkan artinya secara bersamaan,

dan dilanjutkan kembali ke 9 slide berikutnya yang berisi arti dan gambar dari

kosakata makanan dan minuman, kemudian subjek harus mengucapkan

bahasa arabnya. Sambil menunggu jam berikutnya subjek diberikan

kesempatan untuk mengulang sendiri pelajaran yang disampaikan dan

diperdengarkan kembali musik religinya hingga bel berbunyi.

e. Pertemuan kelima, peneliti kembali memastikan keadaan ruangan baik itu

ruangn pada kelompok eksperimen maupun ruangan pada kelompok kontrol.

Bel berbunyi dan guru kelas menuju ruangan kelas, seperti hari-hari lain

sebelum memulai pembelajaran subjek pada kelompok eksperimen akan

diperdengarkan musik religi terlebih dahulu, setelah itu subjek diminta untuk

mengisi lembaran yang telah disiapkan yaitu lembaran emosi, jadi hal

pertama subjek mengisi identitas seperti nama dan kelompok E atau K.

Setelah selesai pembelajaran pun dimulai dengan menggunakan bantuan

proyektor. Materi pembelajaran yang disampaikan di mulai dengan

menampilkan satu persatu kosakata bahasa Arab tentang buah-buahan

beserta arti dan gambarnya. Sembari koatakata ditampilkan subjek juga

mencatat kosakata yang di berikan. Setelah selesai kosakata diberikan subjek

diminta untuk menutup buku catatan mereka dan selanjutnya subjek akan

disajikan 9 slide yang berupa bentuk pengulangan dari kosakata yang

diberikan, 9 slide pertama berisi tulisan arab dari kosakata buah-buahan,

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

kemudian subjek harus mengucapkan artinya secara bersamaan, dan

dilanjutkan kembali ke 9 slide berikutnya yang berisi arti dan gambar dari

kosakata buah-buahan, kemudian subjek harus mengucapkan bahasa

arabnya. Sambil menunggu jam berikutnya subjek dibeikan kesempatan

untuk mengulang sendiri pelajaran yang disampaikan dan diperdengarkan

kembali musik religinya hingga bel berbunyi.

f. Pertemuan terakhir yaitu pertemuan ke-6 subjek tidak diberi perlakuan apa-

apa hanya diberi lembaran kertas yang berisi 45 soal tentang materi yang

telah dipelajari selama 5 kali pertemuan. Jadi subjek diminta untuk mengisi

atau menjawab soal-soal tersebut selama 45 menit. Mulanya peneliti tiba

sekitar pukul 08:30 dan langsung menuju ruang kelas dan memberikan soal-

soal tersebut kepada guru kelas, selajutnya guru membagikan soal kepada

subjek. Perintah pertama subjek diminta untuk mengisi nama serta kelompok

setelah selesai subjek langsung menjawab soal-soal yang sudah dihadapan

mereka. 45 menit berlalu maka waktu sudah habis dan soal dikumpulkan

kembali ke guru kelas. Setelah itu peneliti pun masuk ke ruangan dan

menanyain mengenai bagaimana soal yang diberikan dan jawaban dari

subjek pun bervariasi. Namun saat di ruangan kelompok eksperimen peneliti

menanyakan mengenai bagaimana reaksi subjek yang beberapa hari sebelum

memulai pembelajaran di mereka disajikan musik religi. Jawaban yang

mereka sampaikan bervariasi mulai dari yang enak, tenang, ngantuk, damai

dan mudah untuk menghafal. Setelah tanya jawab selesai peneliti pun

mengucapkan terima kasih atas partispasi subjek selama 3 minggu dan

ucapak tersebut pun disambut dengan baik. Kemudian peneliti membagikan

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

reward kepada subjek berupa gros jilbab. Setelah semua mendapatkan

reward peneliti pun turut undur diri dan mengucapkan salam.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahan pengolahan dan analisis data subjek penelitian akan digunakan

dengan bantuan SPSS dengan tujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengelolah

dan meng-input data.

I. Metode Analisis Data

1. Uji Mann-Whitney

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni

dengan model post-test only control group design. Sesuai dengan desain penelitian

tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan adalah Mann-Whitney test pada

penelitian ini, digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh musik religi terhadap

recognition memory kosakata bahasa Arab pada siswi kelas 1 Tsanawiyah pondok

pesantren modern Ar-Rasyid Pinang Awan. Hasil perhitungan data dengan rumus Mann-

Whitney test tersebut dilihat dari nilai signifikansi (2-tailed) dengan taraf signifikansi α =

0,05. Jika nilai signifikansi (2-tailed) lebih kecil dari α, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruhpada musik religi terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab

siswi dan sebaliknya Jika nilai signifikansi (2-tailed) lebih besar dari α, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh musik religi terhadap recognition memory

kosakata bahasa Ara bsiswi.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah siswi kelas 1

Tsanawiyah di pondok Pesantren Modren Ar-Rasyid Pinang Awan. Total keseluruhan

partisipannya berjumlah 60 siswi.

2. Deskripsi Emosi Positif

Subjek penelitian yang terdiri dari 60 siswi sebelum memulai pembelajaran

terlebih dahulu diukur emosinya dan dari masing-masing kelompok penelitian terdapat

13 siswi, jika dijumlahkan terdapat 26 siswi yang mengalami keterbangkitan emosi

positif selama 5 kali pertemuan. Berikut datanya:

Tabel 9. Jumlah sampel yang mengalami emosi positif

3. Deskripsi Data Penelitian

Subjek yang berjumlah 26 siswi tersebut, masing-masing memperlihatkan hasil

skor tes sebagai berikut dengan skor tes paling tinggi yaitu 45 dari 45 soal, berikut tabel

hasil nilai skor tes pada kedua kelompok penelitian.

KELOMPOK JUMLAH

Eksperimen

Kontrol

13

13

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Tabel 10. Skor tes kosakata B. Arab

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dengan mendengarkan musik

religi sebelum belajar memiliki nilai skor tes kosakata bahasa Arab lebih tinggi dari

kelompok tanpa musik religi sebelum memulai pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan

pada table skor tes kosakata bahasa Arab pada masing-masing kelompok (356 > 297).

a. Hasil analisis deskripsi

Tabel 11. Hasil Analisis Deskripsi

Tabel di atas menguraikan bahwa 13 subjek di kelompok eksperimen memiliki

nilai skor terendah yaitu 12 soal jawaban yang benar dan nilai skor tertinggi adalah 39

soal jawaban yang benar dari 45 soal. Sedangkan pada kelompok kontrol yang terdiri 13

subjek memiliki skor terendah adalah 13 soal jawaban yang benar dan nilai skor tertinggi

adalah 36 soal jawaban yang benar dari 45 soal.

KELOMPOK SKOR

Eksperimen

Kontrol

356

297

Eksperimen

Kontrol

N

13

13

Minimum

12

13

Maximum

39

36

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

4. Pengujian Hipotesis

Hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat

pengaruh pemberian musik religi terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab

peserta didik kelas 1 Tsanawiyah pondok Pesantren Modren Ar-Rasyid Pinang Awan”.

Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah “Tidak terdapat pengaruh pemberian

musik religi terhadap recognition memory kosakata bahasa Arab peserta didik kelas 1

Tsanawiyah pondok Pesantren Modren Ar-Rasyid Pinang Awan”

5. Analisis Data

Pembuktian hipotesis yang telah diajukan menggunakan analisis statistic Non-

Parametri dengan uji Mann-Whitney dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berikut tabel

hasil uji Mann-Whitney:

Tabel 12. Mann-Whitney

Asymp. Sig. (2-tailed)

Nilai

0.237

Hasil uji Mann-Whitney yang dilakukan tujuannya untuk mengetahui apakah

hipotesa diterima atau tidak maka dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed). Adapun nilai sig.

(2-tailed) yang didapat adalah sebesar 0.237 dan taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini

berarti 0.237 > 0.05 menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang menyatakan

tidak terdapat pengaruh antara pemberian musik religi dengan recognition memory

kosakata bahasa Arab.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

6. Pembahasan

Penelitian eksperimen yang dilakukan di pondok Pesantren Ar-Rasyid terhadap

siswi kelas 1 Tsanawiyah, berlangsung selama tiga minggu dengan jumlah subjek

sebanyak 26 siswi yang mengalami keterbangkitan emosi positif. Hasil analisis yang

didapat menunjukkan bahwa skor tes kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol (356 > 297). Kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang cukup

signifikan meskipun kelompok yang diperdengarkan musik religi (kelompok eksperimen)

memiliki skor tes yang lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa diperdengarkan musik

religi (kelompok kontrol). Namun jika dilihat dari hasil uji Mann-Whitney di atas

memperlihatkan bahwa tidak adanya pengaruh pemberian musik religi terhadap

recognition memory kosakata bahasa Arab, yang ditunjukkan dari hasil 0.237> 0.05 (Ha

ditolak).

Faktor kemampuan siswa dalam mengingat/mengenali kembali informasi yang

telah diterima dapat dilihat dari faktor kondisi fisik, nutrisi, usia dan emosi. Berdasarkan

penelitian bahwa mendengarkan musik religi saat proses pembelajaran dapat membuat

kita merasa damai, santai hingga bangkitnya emosi kita, dengan begitu akan muda pula

masuknya informasi/materi kedalam memori dan akhirnya mudah untuk menimbulkan

kembali informasi/materi yang sudah tersimpan. Namun hasil yang didapat menunjukkan

hipotesa ditolak. Hal ini bisa terjadi karena peneliti hanya melibatkan faktor emosi saja,

sementara ada faktor lain yang juga harus terlibat agar kemampuan siswi dalam

mengenali kembalimendapatkan hasil yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan (Salim

2010) pada penelitiannya menyatakan bahwa pengaruh musik terhadap emosi tidak dapat

dimutlakkan sebab efeknya tergantung pada berbagai faktor termasuk: karakter musik,

karakter pendengar dan karakter penyajian.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Musik dapat membuat orang merasakan senang, sedih, serta dapat memberikan

ketenangan (Sloboda & O’Neill, 2001; Faradi, 2016). Melalui musik bisa melampiaskan

emosi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dengan begitu benar bahwa emosi

seperti kegembiraan dan sedih dapat dibangkitkan oleh musik (Koelsch, Dkk 2012).

Kemudian, emosi juga dapat mempengaruhi kognisi. Emosi positif dapat memfasilitasi

berbagi proses kognitif seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan

masalah (Matlin, 1995). Dengan demikian, musik juga bisa digunakan untuk membantu

dalam proses kognitif. Hal ini sejalan dengan (Nasrun, 2007; Sari dan Grashinta, 2015)

bahwa selain atensi, minat, konsentrasi dan emosi yang mempengaruhi ingatan, musik

juga dapat mempengaruhi ingatan.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa musik dapat berpengaruh

terhadap proses kognitif, namun ada juga penelitian justru bertolak belakang seperti

penelitian yang peneliti lakukan dengan hasil yang menunjukkan bahwa hipotesa ditolak,

dan penyebabnya bisa dilihat dari partisipan yang memfokuskan perhatiannya pada musik

religi yang diberikan, bukan pada tugas kognitifnya. Sebab musik religi kebanyakan

memiliki syair lagu yang melukiskan hubungan manusia dengan mendambakan kasih

sayang dan ampunan Tuhan (Indriyana & Indri Guli, 2010). Sehingga partisipan dalam

penelitian ini lebih memfokuskan syair yang terkandung didalam musik religi. Hal yang

sama juga terjadi pada penelitian Jacson dan Tlauka (2004; Faradi 2016) mengenai efek

mendengarkan musik terhadap pembelajaran rute (peforma spasial), hasilnya

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberi musik

dengan kelompok yang tidak diberi musik. Penyebab tidak adanya perbedaan dalam

penelitian Jacson dan Tlauka karena partisipan memfokuskan perhatian pada musik

bukan pada tugas kognitif yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Perbedaan hasil penelitian bisa dijawab dengan melihat sudut pandang pemrosesan

informasi. Berdasarkan sudut pandang pemrosesan informasi, musik dan proses kognitif

merupakan pemrosesan dengan mekanisme yang berbeda (Sloboda, 1994; Faradi, 2016),

serta saat pemerosesan informasi ada beberapa tahapan salah satunya pengkodean. Pada

tahap tersebut atensi sangat berpengaruh, disamping itu ada juga yang mempengaruhi

selama ditahapan pengkodean yaitu Divided attention, seseorang harus memperhatikan

beberapa hal atau informasi secara bersamaan dalam satu waktu.

Divided attention terjadi dalam penelitian ini, yaitu saat subjek mengerjakan tugas

kognitif (menghafal/mengulang kosakata bahasa Arab) sambil diperdengarkan musik

religi yang memiliki syair, sehingga hal ini membuat subjek

memfokuskan/memperhatikan dua informasi dalam waktu yang bersamaan. Musik yang

efektif meningkatkan konsentrasi adalah musik yang menjadi latar bukan yang menjadi

fokus utama (Satiadarma, 2001; Faradi, 2016). Jika seseorang melakukan tugas kognitif

sambil mendengarkan musik, maka salah satu dari proses tersebut akan dijadikan yang

utama dan proses lainnya menjadi latar. Jika proses kognitif yang dijadikan fokus utama,

maka musik dapat memfasilitasi performa kognitif, sebaliknya jika musik dijadikan fokus

utama, maka musik dapat menghambat proses kognitif (Hargraves dan Nort, 1997;

Faradi, 2016).

Penolakan hipotesa bisa dilihat dari sebuah strategi yang menentukan bagaimana

memperoses informasi, yang digunakan untuk mempelajari materi. Langkah pertama

menentukan atau memilih jenis pengolahan informasi, bisa dengan rehearsal, coding,

atau imaging. Kedua bagaimana mempertahankan informasi.Ketiga pemanggilan

kembali (Reed, 2004). Jadi dari penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pengolahan

dengan cara rehearsal. Pengulangan (rehearsal) materi dilakukan dengan beberapa kali

pertama subjek diminta untuk mengucapkan arti dari kosakata bahasa Arab yang

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

ditampilkan di slide, kedua subjek diminta untuk mengucapkan kosakata bahasa Arab

dari arti yang ditampilkan di slide, dan ketiga subjek mengulang dengan cara menghafal

secara mandiri sambil di perdengarkan musik, jadi saat pengulangan tersebut subjek lebih

memfokuskan lirik dari musik yang diperdengarkan daripada memfokuskan materi yang

diulang. Kemudian subjek penelitian hanya mempertahankan materi dengan cara

pengulangan yang hanya dilakukaan pada saat di sekolah (eksperimen berlangsung)

sehingga ketika mereka mendapatkan kosakata baru yang setiap sore mereka dapatkan

dari senior, maka materi yang telah diberikan disekolah terpendam atau tertimbun.

Sebab pengontrolan dalam pengulangan materi yang sudah disampaikan ke pada siswi

tidak ada, sehingga siswi lupa dengan materi yang telah diterima saat disekolah.Serta

siswi juga tidak mengikuti aturan sekolah yaitu tidak mencatat kosakata yang telah

diberikan sehingga saat ingin mengulang kosakata tersebut diluar kelas tidak bisa. Hal ini

terlihat pada saat melakukan pemanggilan kembali dengan caramenjawab tes pilihan

berganda, subjek kesusahan untuk mengingatnya. Hal ini terlihat saat hari terakhir

peneliti memberikan tes kepada mereka, sebagain dari mereka secara tiba-tiba

menanyakan ”kak apa yaa bahasa arabnya gurita kemarin?”, bahkan ada yang sampai

meminta agar dijawab apa yang mereka tanyakan meskipun peneliti tetap tidak

menjawabnya.

Faktor selanjutnya yaitu dilihat dari pengaruh emosi terhadap memori yang

dikelompokkan menjadi dua bagian, salah satunya yaitu kesesuaian dengan suasana hati

(mood congruent), yaitu ingatan seseorang akan menjadi lebih baik apabila bahan/materi

pelajaran sesuai dengan suasana hati saat itu (Matlin, 1998; Martono dan Hastjarjo,

2008). Namun pada saat penelitian berlangsung peneliti kurang mengontrol musik yang

diperdengarkan dengan materi yang disampaikan. Musik religi yang diperdengarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

ternyata membuat kebanyakan subjek penelitian menjadi mengalami emosi negatif,

sementara materi yang disampaikan bersifat netral (tidak menyenangkan dan tidak

membuat sedih). Hal ini sejalan pada penelitian sebelumnya yaitu meminta subjek

belajar satu daftar kata‐kata positif, netral, dan negatif dalam suasana hati normal.

Kemudian mereka dites dalam situasi suasana hati senang dan sedih yang diciptakan

peneliti. Hasilnya, subjek dapat mengenal kembali atau mengingat kembali lebih banyak

kata yang cocok dengan suasana hati pada saat tes (Teasdale & Russel, 1983; Martono

dan Hastjarjo, 2008).

Penolakan hipotesa berikutnya bisa juga disebabkan oleh faktor nutrisi yang

berpengaruh terhadap kemampuan siswi saat mengenali kembali informasi/materi

sebelumnya. Keadaan gizi kurang baik yang diakibatkan karena kebiasaan makan

buruk dapat mengakibatkkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mengganggu

aktivitas belajar serta menurunnya prestasi belajar (Soekirman, 1993). Bagi pelajar,

sarapan berguna dalam meningkatkan konsentrasi dan daya ingat ketika belajar

disekolah sehingga akan menghasilkan prestasi yang lebih baik (Rachmawati, 2007).

Hasil penelitian Kurniasari (2005) menunjukkan bahwa pada anak sekolah dasar di

Yogyakarta mendapatkan hasil dengan adanya hubungan yang nyata antara asupan

energi makan pagi dengan konsentrasi disekolah. Diperkuat dengan hasil penelitian

Sobaler (2003) pada 130 anak seolah usia 6-13 tahun menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara presentase asupan energi sarapan terhadap total energi dengan

kemampuan intelektual anak. Jika dilihat dari fakta yang peneliti dapatkan pada subjek

penelitian ini, mereka memiliki kebiasaaan makan yang kurang baik. Karena saat

peneliti menanyakan apakah mereka sudah sarapan, sebagian dari mereka menjawab

belum. Penyebabnya bahwa sistem makan di pesantren tersebut masih dengan sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

antrian, sehingga dengan rutinitas tersebut mereka malas untuk mengantri

mendapatkan jatah makanan mereka.

Faktor terakhir yaitu faktor kondisi fisik. Tingkat aktivitas fisik yang rendah

selain menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental juga memengaruhi fungsi

kognitif, seperti motivasi belajar dan konsentrasi. Penelitian Kate (2006) menyatakan

bahwa individu dengan aktivitas fisik rendah menyebabkan kemampuan konsentrasi

berkurang dan tidak dapat melakukan beberapa tugas secara bersamaan. Beberapa

penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan kadar serum kalsium

yang mempengaruhi peningkatan sintesis dopamin yang mempengaruhi bermacam-

macam fungsi otak (dalam Ayu, 2015). Jika dilihat dari keseharian siswi di pesantren

tersebut khusunya pada siswi, mereka memiliki rutinitas kegiatan yang sudah

terjadwal, yang dimulai dari bangun pagi hingga tidur kembali sehingga hanya sedikit

waktu yang mereka miliki untuk bersantai atau melakukan kegiatan diluar rutinitas

mereka. Namun kebanyak siswi banyak memfaatkan waktu luang tersebut untuk

membersihkan lemari, ngobrol dengan temen, kekantin bahkan bertemu dengan

saudara atau orang tua yang berkunjung jika jarak rumah dengan sekolah tidak jauh.

Jadi sangat jarang bagi mereka memanfaatkan waktu luang tersebut untuk olahraga.

Dengan demikian penolakan hipotesa yang peneliti ajukan juga bisa disebabkan

karena kurangnya aktivitas fisik sehingga berpengaruh pada konsentrasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil analisi data dan pembahasan menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara kedua kelompok penelitian (kontrol dan musik religi). Oleh karena

itu, hipotesa pada penelitian ditolak. Penggunaan iringan musik religi tidak

mempengaruhi recognition memory kosakata bahasa Arab siswi pondok Pesantren Ar-

Rasyid. Setelah dibahas, penolakan hipotesa bisa saja terjadi karena: (1) Pemrosesan

Informasi, subjek hanya berfokus pada syair yang terkandung di dalam musik religi. (2)

Strategi untuk menentukan bagaimana memproses informasi, subjek tidak dapat

mempertahankan informasi yang didapat sehingga kesulitan saat mengenal kembali

informasi yang sudah didapat sebelumnya. (3) Mood Congruent. (4) Faktor nutrisi. (5)

Faktor kondisi fisik.

B. SARAN

1. Saran Praktis

a. Bagi pengajar agar lebih menjadi fasilitator dalam hal mempertahankan

kosakata bahasa Arab yang sudah mereka dapat. Sebab murid atau siswi 1

merupakan awal mereka untuk belajar dan mengenal hal baru sehingga

pengajar lebih perhatian dalam menjaga kosakata-kosakata yang telah

diberikan, agar kosakata yang sudah didapat tidak terlupakan dengan adanya

penambahan kosakata yang baru.

b. Bagi pengajar agar lebih memperhatikan siswi ketika mereka tidak mengikuti

aturan pembelajaran seperti tidak mencatat materi yang diberikan, dengan

tujuan agar siswi dapat mengulang kembali materi yang telah disampaikan

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

jika materi yang diberikan tidak memiliki buku panduan seperti mata

pelajaran kosakata bahasa Arab.

c. Bagi pengurus atau pengasuh siswa/siswi lebih memperhatikan keadaan

murid, seperti keadaan makannya, olahraganya dan sebagainya. Terutama

pada kebiasaan makan siswa/siswi, sebab itu merupakan hal penting bagi

mereka yang masih dalam masa pertumbuhan dan juga berpengaruh penting

dalam aktivitas belajar.

2. Saran Metodologis

a. Peneliti selanjutnya memperhatikan musik yang diperdengarkan, apakah

jenis musiknya membuat pendengar merasa sanang, sedih, atau netral dan

dicocokkan dengan materi yang disampaikan.

b. Peneliti menyarankan untuk mencari musik religi yang tidak membuat subjek

penelitian fokus pada syair musiknya, sebab musik-musik religi banyak yang

memiliki syair untuk mengingatkan kita (manusia) akan dosa-dosa dan

kelalaian kita terhadap perintah-Nya.

c. Penelitian selanjutnya lebih memperhatikan subjek penelitian dalam

mempertahakan informasi yang di dapat, dengan cara meminta bantuan

pada guru pengampu agar subjek mengulang kembali pelajaran yang sudah

diterimanya saat di ruang kelas.

3. Keterbatasan Penelitian

Peneliti memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

a. Peneliti tidak melakukan kontrol dalam mempertahankan kosakata bahasa

Arab yang telah subjek dapat di sekolah (setelah pelaksanaan eksperimen)

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

dengan cara menanyakan kembali kosakata bahasa Arab di hari berikutnya

sebelum memulai pembelajaran.

b. Peneliti kurang memperhatikan musik religi yang diberikan, seperti lirik yang

baik supaya tidak menggangu saat seseorang sedang melakukan tugas

kognitif.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

DAFTAR PUSTAKA

Adni, A. & Hidayati, D. (2014) Perbedaan Recognition Memory Kata Dan

Gambar Pada Media Narasi Bergambar. Jurnal Psikologi, 10 (1).

Aizid, R. (2011). Sehat dan Cerdas Dengan Teraapi Musik. Jogjakarta : Laksana

Aprianti, P. (2009). Pengaruh Tayangan Humor Terhadap Peningkatan Memori pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skirpsi Universitas Sumatera Utara

Atkinson, R. L.; Atkinson, R. C.; Smith, E.; Bem, D. J. Pengantar Psikologi. Edisi kesebelas, jilid satu. Alih Bahasa : Dr. Widjaja Kusuma. Batam : Interaksara.

Bhinnety, M. (2008). Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi Fakultas. 16 (2), 74-88.

Bulkisah. (2012). Pembelajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Di Indonesia. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. 12 (2), 308-318.

Campbell, D. (2001). Efek Mozart. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ling, J. & Catling J. (2012). Psikologi Kognitif. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Dirgagunarsa.(1996). Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara Sumber Widya

Djohan. (2003). Psikologi Musik. Yogyakarta : Buku Baik

Djohan. (2009). Psikologi Musik. Yogyakarta : Best Publisher

Effendy, A. Fuad. (1980). Keberadaan Bahasa Arab di Indonesia, Malang: Makalah Seminar JPBA FPBS IKIP Malang.

Halim, W. A. dkk. (2012). Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta.

Hidayat, N. S. (2012). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. Jurnal Pemikiran Islam; 37 (1).

Reed & Ellis, H. C. (2004). Fundamental of Cognitive Psychology. London: McGraw Hill.

Indriyana R. D. & Indri G. (2010). Kekuatan Musik Religi ; Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Universal. Jakarta: PT Gramedia

Jauhari, I. B. (2013). Aktualisasi Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Konteks Pendidikan Nasional. Jurnal “TURATS” 5 (1), 453-461.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Jayani, S. & Hastjarjo, T. D. (2011). Pengaruh Frekuensi Pemberian Tes Terhadap

Memori Jangka Panjang Bacaan Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi 6 (2)

430 – 441.

Karyati, Sri, dkk. (2014). Aplikasi terapi musik religi sebagai upaya menurunkan nyari post seksiosesaria.186-189.

Kasno. (2004). Kamus sebagai Sumber Rujukan dan Pengajaran Kosakata. Jakarta : Pusat Bahasa.

King, L. A. (2012). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Terj. Marwendsdy, Brian. Jakarta : Salemba Humanika.

Koelsch, S. (2012). Brain & Musik. Wiley-Blackwell. ISBN: 978-0-470-68339-2.

Larasati, T. (2014). Pengaruh pemberian terapi musik religi terhadap kecemasan menghadapi kematian pada lansia di UPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan babat kabupaten lamongan. 01 (17), 75-83.

Lentini, B.&Margawati, A. (2014). Hubungan Kebiasaan Sarapan Dan Status Hidrasi

Dengan Konsentrasi Berfikir Pada Remaja. Journal of Nutrition College, 3 (4) : 631-637.

Martono dan Hastjarjo, D. (2008). Pengaruh Emosi Terhadap Memori. Buletin

Psikologi. 16 (2) : 98-102. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

ISSN: 0854-7108.

Mustofa, S. (2015). Startegi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara dalam

Bahasa Arab.

Rahayu & Djazari. (2016). Analisis Kualitas Soal PraUjian Nasional Mata

Pelajaran Ekonomi Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.

14 (1): 85-94

Rahimin, N. M. dkk. (2014). Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Secara Kluster

Semantik dan Aturan Kluster Bebas. Jurnal Teknologi (Social Sciences)

67 (1), 33-38.

Reed, S. K. 2004. Cognitif : Theory and Application (Sixth Edition). United State of America: San Diego University.

Sakti, S. (2010). Eksperimen Mengenai Emosi Oleh Musik Bahagia dan Sedih Dengan Volume Tertentu.

Santrock, J. W. (2002). PSYCHOLOGY seventh edition. New York : McGraw-Hill

Sarwono, S. W. (2016). Pengantar Psikologi Umum edisi 1. Jakarta : Rajawali

Pers

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PENGARUH MUSIK RELIGI TERHADAP RECOGNITION MEMORY …

Sternberg, R. J. (2006). Cognitive Psychology 4th

edition. Belmont : Thompson

Wadsworth.

Supradewi, R. (2010). Otak, Musik, dan Proses Belajar. Buletin Psikologi. ISSN:

0854-7108. 18 (2), 58-68.

Utomo, A. W. & Santoso, A. (2013). Studi Pengembangan Terapi Musik Islami

Sebagai Relaksasi Untuk Lansia. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam.

3 (1), 62-75.

Vaisman, N. ; Voet, H. ; Akivis, A. ; Vakil, E. (1996)."Effect of Breakfast Timing

on the Cognitive Functions of Elementary School Students". Archives of

Pediatrics & Adolescent Medicine. 150 (10): 1089–1092.

Wade, C. & Tavris, C. 2007. PSIKOLOGI, Edisi kesembilan jilid kedua. Alih

Bahasa : Padang Mursalin dan Dinastuti. Jakarta: Erlangga.

Universitas Sumatera Utara