pengaruh motivasi

94
PENGARUH MOTIVASI, DUKUNGAN ORANG TUA DAN ASAL SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS II MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/ 2005 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Tatik Widayati 3364000211 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI 2005

Upload: nasir-la-hasan

Post on 26-Jun-2015

464 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh motivasi

PENGARUH MOTIVASI, DUKUNGAN ORANG TUA DAN ASAL SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI

PADA SISWA KELAS II MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2004/ 2005

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Tatik Widayati

3364000211

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

2005

Page 2: Pengaruh motivasi

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Subkhan Drs. Sukirman, M. Si NIP. 130686738 NIP. 131967646

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Drs. Kusmuriyanto, M. Si NIP. 131404309

Page 3: Pengaruh motivasi

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Sabtu Tanggal : 19 Maret 2005

Penguji Skripsi

Drs. F.X Sukardi NIP. 130521374

Anggota I Anggota II Drs. Subkhan Drs. Sukirman, M. Si NIP. 130686738 NIP. 131967646

Mengetahui: Dekan,

Drs. Sunardi NIP. 130367998

Page 4: Pengaruh motivasi

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Pebruari 2005

Tatik Widayati NIM. 3364000211

Page 5: Pengaruh motivasi

v

Sari Tatik widayati, 2005,”Pengaruh Motivasi, Dukungan Orang Tua dan Asal Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, UNNES. Setiap kegiatan belajar akan berujung dengan harapan pencapaian prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan baik bagi seorang guru maupun bagi siswa itu sendiri. Tidak ada sorangpun siswa yang menginginkan prestasi belajarnya buruk. Namun untuk memperoleh semua itu tidak mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga prestasi belajar yang dipeoleh setiap siswa berbeda-beda. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut diantaranya faktor motivasi belajar, faktor dukungan orang tua dan faktor asal sekolah. Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al – Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2004 baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 142 siswa. Dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian, karena jenis penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi sensus. Variabel dalam penelitian ini meliputi dua variabel bebas, satu variabel dummy dan satu variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel motivasi (X1), variabel dukungan orang tua (X2), variabel asal sekolah (D), serta yang menjadi variabel terikatnya adalah variabel prestasi belajar mata pelajaran akuntansi (Y). Untuk metode pengumpulan datanya digunakan metode kuesioner atau angket dan metode dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan variabel dummy. Berdasarkan deskripsi variabel penelitian, untuk motivasi belajar, dari 142 responden yang memiliki motivasi belajar akuntansi dengan kriteria sangat baik sejumlah 35%, dengan kriteria baik sejumlah 29%, dengan kriteria cukup baik sejumlah 25%, dan dengan kriteia kurang baik sejumlah 11%. Untuk variabel dukungan orang tua, responden yang mendapat dukungan dari orang tua sejumlah 25% dengan kriteria sangat baik, 29% dengan kriteria baik, 29% dengan kriteria cukup baik, dan 17% dengan kriteria kurang baik. Untuk variabel asal sekolah dengan kategori siswa yang berasal dari SMP berjumlah 22%, sedangkan untuk kategori siswa yang berasal dari MTs berjumlah 78%. Dan untuk variabel prestasi belajar terdapat 7% responden yang prestasi belajarnya mendapat kriteria sangat baik, 25% responden dengan kriteria baik, 45% responden dengan kriteria cukup baik, dan 23% responden dengan kriteria kurang baik. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan variabel dummy diperoleh persamaan regresi Y = 38,100

Page 6: Pengaruh motivasi

vi

+ 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e. Setelah diadakan uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 18,546 > Ftabel = 2,67 pada taraf signifikansi 5%, df=3, N=142. Adapun besarnya pengaruh secara keseluruhan / simultan (R2) sebesar 0,536 atau 53,6%. Sedangkan secara parsial adalah sebesar 0,095 atau 9,5% untuk variabel motivasi, sebesar 0,059 atau5,9% untuk variabel dukungan orang tua, dan sebesar 0,000036 atau 0,0036% untuk variabel asal sekolah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif antara motivasi dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Sedangkan untuk variabel asal sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian maka peneliti menyarankan agar ada penelitian lebih lanjut terhadap faktor lain seperti faktor metode pembelajaran akuntansi serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung prestasi belajar siswa.

Page 7: Pengaruh motivasi

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jangan melihat keberhasilan atau prestasi seseorang dari hasil akhirnya

melainkan lihatlah dari prosesnya”

PERSEMBAHAN

1. Untuk bapak dan ibu tercinta

2. Untuk suamiku yang tersayang

3. Untuk calon buah hatiku semoga kelak menjadi

anak yang cerdas dan berbakti kepada orang tua

4. Untuk teman-teman kelas Akt’ B angkatan 2000

5. Untuk almamaterku

Page 8: Pengaruh motivasi

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Ta’ala atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi

belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-asror Patemon

Gunungpati semarang tahun pelajaran 2004/ 2005.”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dr. H. A. T. Soegito, S. H. M. M, Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Sunardi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

3. Drs. Kusmuryanto, M. Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang

4. Drs. Subkhan, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Drs. Sukirman, M. Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Drs. F.X Sukardi, Selaku dosen penguji yang penuh kesabaran telah banyak

memberi masukan, bimbingan dan arahan demi sempurnanya skripsi ini.

7. Bapak Mukhaeromin, B.A Kepala Madrasah Aliyah Al-Asror Patemon,

Gunungpati, Semarang.

8. Seluruh staff dan pengajar di Madrasah Aliyah Al-Asror Patemon, Gunungpati,

Semarang.

9. Semua pihak yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini, terima kasih

atas bantuannya.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat secara luas bagi

pembaca pada umumnya.

Semarang, 21 Pebruari 2005Penyusun

Page 9: Pengaruh motivasi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv SARI............................................................................................................... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................. ix DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 7 1.4 Kegunaan penelitian ...................................................................... 7 1.5 Penegasan Istilah ........................................................................... 8 1.6 Sistematika Skripsi ........................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Motivasi ......................................................................................... 11

2.1.1 Pengertian Motivasi ............................................................... 11 2.1.2 Komponen Motivasi ............................................................... 12 2.1.3 Jenis dan Sifat Motivasi.......................................................... 12 2.1.4 Fungsi Motivasi ...................................................................... 13 2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ........................ 14

2.2 Dukungan Orang Tua .................................................................... 19 2.2.1 Dukungan Moral .................................................................... 21 2.2.2 Dukungan Material................................................................. 24

2.3 Asal Sekolah .................................................................................. 26 2.4 Prestasi Belajar .............................................................................. 30

2.4.1 Pengertian Belajar .................................................................. 30 2.4.2 Teori-Teori Belajar................................................................. 31 2.4.3 Prinsip-Prinsip Belajar............................................................ 33 2.4.4 Prestasi Belajar ....................................................................... 36 2.4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.............. 37

2.5 Mata Pelajaran Akuntansi.............................................................. 41 2.5.1 Pengertiannya ......................................................................... 41 2.5.2 Fungsi ..................................................................................... 41 2.5.3 Tujuan..................................................................................... 41

2.6 Kerangka Berpikir ......................................................................... 42 2.7 Hipotesis ........................................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 45 3.2 Populasi dan Sampel...................................................................... 45

Page 10: Pengaruh motivasi

x

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 46 3.3.1 Variabel Bebas........................................................................ 47 3.3.2 Variabel Terikat...................................................................... 47 3.3.3 Variabel Dummy .................................................................... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 48 3.4.1 Metode Angket / Kuesioner.................................................... 48 3.4.2 Metode Dokumentasi.............................................................. 49

3.5 Langkah-Langkah Penelitian......................................................... 50 3.6 Validitas dan Reliabilitas............................................................... 50

3.6.1 Validitas.................................................................................. 50 3.6.2 Reliabilitas.............................................................................. 52

3.7 Metode Analisis Data .................................................................... 53 3.7.1 Persamaan Regresi.................................................................. 53 3.7.2 Pengujian Terhadap Koefisien Regresi .................................. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 57

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian....................................... 57 4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................. 59 4.1.3 Persamaan Regresi.................................................................. 65 4.1.4 Pengujian Hipotesis ................................................................ 66

4.2 Pembahasan ................................................................................... 69 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan........................................................................................ 73 5.2 Saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: Pengaruh motivasi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Populasi ..................................................................... 46

Tabel 2 Kisi-Kisi angket penelitian .................................................... 49

Tabel 3 Persentase variabel motivasi belajar akuntansi ..................... 60

Tabel 4 Persentase variabel dukungan orang tua ................................ 62

Tabel 5 Persentase variabel asal sekolah ............................................ 64

Tabel 6 Kriteria prestasi belajar mata pelajaran akuntansi ................. 64

Tabel 7 Angka-angka hasil pengolahan data ...................................... 65

Page 12: Pengaruh motivasi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket siswa .............................................................................. 76

Lampiran 2 Analisis hasil uji coba angket motivasi belajar ......................... 84

Lampiran 3 Perhitungan validitas angket motivasi belajar ........................... 85

Lampiran 4 Perhitungan reliabilitas angket motivasi belajar ........................ 86

Lampiran 5 Analisis hasil uji coba angket dukungan orang tua ................... 87

Lampiran 6 Perhitungan validitas angket dukungan orang tua ..................... 88

Lampiran 7 Perhitungan reliabilitas angket dukungan orang tua .................. 89

Lampiran 8 Data hasil penelitian ................................................................... 90

Lampiran 9 Tabel persiapan analisis regresi ................................................. 95

Lampiran 10 Tabel Presentase Jawaban Skor Angket ................................... 99

Lampiran 11 Analisis Regresi ...................................................................... 105

Lampiran 12 Daftar kritik uji F ..................................................................... 107

Lampiran 13 Daftar kritik uji T ..................................................................... 108

Lampiran 14 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Motivasi …………… 109

Lampiran 15 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel

Dukungan Orang Tua................................................................ 112

Lampiran 16 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Asal Sekolah .................115

Lampiran 17 Contoh Perhitungan Deskripsi Variabel Prestasi Belajar .............116

Lampiran 18 Daftar Responden .................................................................... 117

Lampiran 19 Daftar Nilai Responden ........................................................... 120

Lampiran 20 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 123

Lampiran 21 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................... 124

Page 13: Pengaruh motivasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara

baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh

karena itu, agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik dan

berkualitas harus diawali dengan peningkatan terhadap kualitas pendidikan

itu sendiri.

Pendidikan merupakan sarana utama di dalam membentuk dan

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui

pendidikan informal di rumah maupun melalui pendidikan formal di

sekolah. Tanpa adanya pendidikan formal dan informal akan sulit untuk

mencetak kualitas sumber daya manusia yang baik yang dapat menentukan

masa depan bangsa sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut

untuk selalu meningkatkan kualitas atau mutu suatu sekolah itu sendiri

sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

Sebagaimana ditetapkan dalam UU No 2 tahun 1989 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani,

Page 14: Pengaruh motivasi

2

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan demikian, setelah kualitas pendidikan itu diperbaiki

disesuaikan dengan perkembangan zaman maka semua potensi yang

dimiliki oleh peserta didik selaku generasi penerus bangsa akan maju dan

berkembang sesuai dengan potensi masing-masing melalui aktivitas belajar

di sekolah, sehingga apa yang menjadi tujuan belajar tersebut dapat tercapai

yang terwujud dalam suatu prestasi belajar.

Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator keberhasilan

baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru, prestasi belajar

siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap keberhasilan

dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang guru dikatakan berhasil

menjalankan program pembelajarannya apabila separo atau lebih dari

jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional baik tujuan instruksional

khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa, prestasi belajar merupakan

informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau

keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif

maupun perubahan yang bersifat negatif.

Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi

belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah

karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik motivasinya,

karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang dimiliki oleh setiap siswa.

Dengan perbedaan yang demikian akan menyebabkan tercapainya suatu

Page 15: Pengaruh motivasi

3

prestasi belajar yang berbeda pula yaitu prestasinya ada yang tergolong

tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar yang diantaranya faktor motivasi,

dukungan orang tua dan asal sekolah.

Motivasi adalah salah satu faktor psikologis yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena dalam motivasi tersebut

terdapat unsur-unsur yang bersifat dinamis dalam belajar seperti perasaan,

perhatian, kemauan dan lain-lain. Motivasi belajar ini tidak hanya tumbuh

dari dalam diri siswa melainkan motivasi juga dapat muncul berkat adanya

daya penggerak dari orang lain guna menambah semangat belajar siswa baik

di rumah maupun di sekolah.

Selain motivasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa adalah dukungan orang tua. Dukungan orang tua meliputi dukungan

moral yang berupa perhatian. Perhatian dari orang tua merupakan harapan

semua anak di masa pertumbuhan dan perkembangannya. Di masa-masa itu

seorang anak lebih terpengaruh dengan faktor lingkungan baik lingkungan

keluarga, sekolah, maupun lingkungan pergaulan di masyarakat, sehingga

anak harus diperhatikan dan diarahkan oleh orang tuanya khususnya dalam

bidang pendidikannya agar perencanaan untuk masa depan lebih jelas dan

terarahkan. Sedangkan dukungan orang tua yang berupa material

menyangkut keadaan ekonomi orang tua yang dapat digunakan untuk biaya

pendidikan serta untuk melengkapi peralatan maupun perlengkapan belajar.

Keadaan suatu keluarga yang kelas ekonominya menengah ke bawah akan

merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang tentunya

Page 16: Pengaruh motivasi

4

berkaitan dengan fasilitas belajar. Dengan demikian keadaan tersebut akan

sangat mempengaruhi kegiatan belajar anak dan berdampak pada prestasi

belajar yang diraih anak tersebut.

Di luar motivasi dan dukungan orang tua, asal sekolah pun juga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Asal sekolah di sini dikelompokkan

menjadi dua yaitu SMP dan MTs. Pada dasarnya setiap siswa yang berasal

dari latar belakang / asal sekolah yang berbeda maka pengetahuan yang

diperoleh setiap siswa juga berbeda. Perbedaan asal sekolah ini akan

berdampak pada pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh setiap

siswa khususnya untuk mata pelajaran akuntansi. Walaupun pada jenjang

pendidikan di SMP / MTs itu tidak ada mata pelajaran akuntansi, tetapi ada

mata pelajaran lain yang berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi yaitu

mata pelajaran ekonomi. Jumlah jam mata pelajaran ekonomi antara yang di

SMP dengan yang di MTs sama yaitu sebanyak dua jam pelajaran setiap

minggunya. Meskipun demikian kurikulum antara kedua asal sekolah

tersebut tidak sama yaitu jumlah mata pelajaran yang ada di MTs lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah mata pelajaran yang ada di SMP. Hal

ini akan berdampak pada tingkat daya serap siswa yang berbada-beda

terhadap pemahaman sejunlah materi pelajaran yang dipelajarinya.

Selain itu, metode pembelajaran serta kemampuan setiap guru

ekonomi antara sekolah yang satu dengan lainnya juga tidak sama. Sehingga

dengan perbedaan-perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap intensitas

pengetahuan maupun pengalaman yang diperoleh siswa.

Madrasah Aliyah (MA) Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

adalah salah satu sekolah yang dipilih oleh penulis sebagai obyek penelitian,

Page 17: Pengaruh motivasi

5

karena di Madrasah Aliyah tersebut didalam penerimaan siswa baru bersifat

terbuka. Maksud dari keterbukaan tersebut adalah bahwa di MA Al-Asror

ini tidak menutup peluang bagi siswa-siswi yang ingin masuk baik yang

berasal dari SMP maupun MTs baik swasta ataupun negeri.

Di dalam proses pembelajaran di MA tersebut, seorang guru tidak

membedakan siswa antara siswa yang berasal dari SMP maupun MTs

melainkan pada saat pembelajaran setiap siswa diberi kesempatan yang

sama untuk menunjukkan kemampuan belajarnya guna mencapai suatu

prestasi belajar.

Siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun

ajaran 2004/2005 yang jumlah siswanya sebanyak 142 siswa yang terdiri

dari kelas IIA sebanyak 48 siswa, kelas IIB sebanyak 46 siswa dan kelas IIC

sebanyak 48 siswa.

Untuk mata pelajaran akuntansi kelas II diampu oleh seorang guru

baik untuk kelas A,B dan C yang tentunya tidak berbeda dalam

penyampaian materinya untuk tiap kelas tersebut. Meskipun demikian,

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi berbeda-beda yang

kemudian akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang berbeda

pula yaitu ada yang tergolong rendah dan ada pula yang tergolong tinggi. Di

MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang khususnya kelas II tahun

pelajaran 2004 / 2005 juga mengalami hal yang demikian, yaitu prestasi

belajar yang diperoleh setiap siswa sangat bervariasi. Hal ini dibuktikan

pada nilai yang diperoleh sewaktu siswa masih duduk di kelas I khususnya

untuk mata pelajaran akuntansi. Nilai yang diperoleh siswa setiap akhir

semester ini merupakan nilai gabungan antara nilai harian, nilai mid

Page 18: Pengaruh motivasi

6

semester dan nilai ujian akhir semester kemudian dirata-rata dan hasilnya

masih banyak yang berada di bawah 6,5 atau 7.

Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa tersebut mengalami

peningkatan atau bahkan penurunan, penulis bermaksud untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut untuk mengungkap faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar tersebut yang meliputi faktor motivasi,

dukungan orang dan asal sekolah.

Berbicara tentang pendidikan khususnya dalam hal prestasi belajar,

sosok guru sering dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap

kualitas pendidikan. Padahal bukan guru saja yang menjadi faktor penentu

melainkan orang tua juga ikut menentukan, karena pada dasarnya

pendidikan anak yang pertama dan utama adalah dari orang tua.

Selama ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata

pelajaran akuntansi itu sulit, karena materinya sebagian besar adalah

hitungan sehingga memerlukan banyak latihan. Dan biasanya siswa itu

segan untuk mempelajari materi pelajaran yang ada hitubgannya seperti

matematika, akuntansi dan lain-lain. Padahal ketrampilan menghitung itu

sangat penting untuk dipelajari baik untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan berikutnya ataupun untuk kehidupan sehari-hari.

Mengingat begitu pentingnya aspek motivasi, dukungan orang tua dan

asal sekolah terhadap mata pelajaran akuntansi, maka diperlukan

Pemahaman secara tuntas dan mendalam tentang aspek-aspek tersebut agar

pengelolaan pendidikan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

khususnya untuk kelas II tentang mata pelajaran akuntansi dapat berjalan

dengan baik. Atas dasar hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk

Page 19: Pengaruh motivasi

7

mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh motivasi, dukungan orang

tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada

siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran

2004 / 2005”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul

dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang

tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada

siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran

2004/2005 baik secara parsial maupun simultan ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar

mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al- Asror Patemon

Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /2005 baik secara parsial

maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.4.1 Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

penulisan karya ilmiah yang dalam hal ini adalah skripsi.

Page 20: Pengaruh motivasi

8

1.4.2 Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan masukan dalam melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan prestasi belajar akuntansi pada

umumnya dan motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah pada

khususnya.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk memberikan kejelasan arti dan menghindari salah penafsiran

pada istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini maka diberikan batasan-

batasan sebagai berikut:

Pengaruh

Pengaruh yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran akuntansi.

Sesuatu dalam hal ini yaitu tentang motivasi, dukungan orang tua dan

asal sekolah.

Motivasi

Motivasi adalah dorongan kekuatan mental yang berupa perhatian,

kemauan atau cita-cita. Yang dimaksud motivasi di sini adalah motivasi

belajar yaitu dorongan kekuatan mental yang menggerakkan siswa untuk

melakukan aktivitas belajar akuntansi guna mencapai tujuan belajar yang

berupa prestasi belajar.

Dukungan orang tua

Yang dimaksud dukungan orang tua disini adalah dukungan yang

berupa moral maupun material.

Page 21: Pengaruh motivasi

9

Asal sekolah

Asal sekolah dalam hal ini adalah suatu sekolah di mana siswa

mengadakan proses belajar sebelum menduduki bangku Madrasah Aliyah

(MA) yang dikategorikan menjadi dua yaitu Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Prestasi Belajar

Yaitu tingkat keberhasilan yang diraih siswa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang kemudian di wujudkan dalam

nilai akhir semester I mata pelajaran akuntansi siswa kelas II MA Al –

Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 yang

berupa angka. Nilai akhir semester I ini merupakan nilai gabungan antara

nilai harian, nilai mid semester dan nilai ujian akhir semester I kemudian

dirata-rata.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini, maka peneliti

membuat sistematika penulisan skripsi secara garis besarnya saja. Adapun

garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah dan sistematika skripsi.

Bab II Teori penelitian yang berisikan teori yang dijadikan landasan

teoritis dalam penelitian yang menjadi acuan untuk mengajukan

hipotesis.

Page 22: Pengaruh motivasi

10

Bab III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian,

variabel penelitian, instrumen penelitian disertai penentuan

validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data serta teknik

pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil

penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada siswa kelas II MA

Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun pelajaran 2004 /

2005.

Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian dan saran-saran yang dapat membantu dalam

pengembangan pendidikan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang.

Pada bagian akhir skripsi ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

Page 23: Pengaruh motivasi

11

BAB II

LANDASAN TEORI PENELITIAN

2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata

“motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat dirasakan / mendesak ( Sardiman 2003:73).

Menurut Purwanto (2002:73) motivasi adalah suatu usaha yang

disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku

seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa motivasi adalah suatu

perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai oleh timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik 2002:121).

Dari beberapa definisi motivasi tersebut, pada dasarnya mengandung

maksud / arti yang sama yaitu bahwa motivasi adalah dorongan yang

menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan. Yang

dimaksud motivasi dalam hal ini adalah motivasi belajar, yaitu suatu

Page 24: Pengaruh motivasi

12

dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar agar

prestasi belajar dapat tercapai.

2.1.2 Komponen Motivasi

Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan,

dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak

seimbangangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang mereka

harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan

dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental

yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.

Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari pada

motivasi (Dimyati;Mudjiono Dkk.2002:88).

2.1.3 Jenis dan Sifat Motivasi

Menurut jenisnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu

motivasi primer dan motivasi skunder. Motivasi primer adalah motivasi

yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut

umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Sedangkan

motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Sebagai contoh, orang

yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar (Dimyati;Mudjiono

2002:86).

Sedangkan sifat motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi / dorongan yang

dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sedangkan motivasi

Page 25: Pengaruh motivasi

13

ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar

perbuatan yang dilakukannya.

Seseorang yang mempunyai motivasi atau dorongan yang lahir dari

dalam dirinya sendiri akan lebih mudah dalam mencapai suatu keberhasilan

dibandingkan dengan orang yang membutuhkan motivasi atau faktor

pendorong yang berasal dari luar dirinya. Hal ini terjadi karena adanya

inisiatif atau kemauan serta keinginan untuk selalu meraih sesuatu yang

diharapkan oleh seseorang yang bermotivasi intrinsik tersebut. Biasanya

orang yang demikian memiliki sifat aktif. Lain halnya dengan orang yang

memiliki sifat pasif yang selalu harus digerakkan oleh pihak lain sehingga

kemauan untuk berusaha meraih cita-cita sedikit lamban.

2.1.4 Fungsi Motivasi

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik dipelukan adanya motivasi.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula dalam

mempelajari suatu pelajaran. Jadi motivasi ini akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut

ada tiga fungsi motivasi, antaralain:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Page 26: Pengaruh motivasi

14

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor psikologi dalam belajar yang

mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak atau

pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar.

Meskipun demikian, motivasi ini dapat berubah hilang seketika dan

muncul dengan tiba-tiba. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik

maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan

mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk

melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang anak

perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya.

Contohnya keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan

mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit,

lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar, dan

sebaliknya.

Page 27: Pengaruh motivasi

15

d. Kondisi Lingkungan

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.

Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan

hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan

lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan

motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan

dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya.

Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut sangat

mudah untuk dipengaruhi.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan

siswa. Intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga

sebagai seorang yang profesional guru harus mampu membelajarkan

siswa secara bijaksana.

(Dimyati, dkk, 2002 : 97-100).

Meskipun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,

hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja terutama oleh guru yang terlibat

langsung dalam aktivitas pembelajaran guna memudahkan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan.

Page 28: Pengaruh motivasi

16

Pada dasarnya motivasi yang dimiliki oleh setiap orang itu memiliki

ciri-ciri yang berbada-beda. Namun perbedaan tersebut jangan dijadikan

sebagai penghambat belajar melainkan justru untuk menambah semangat

memotivasi. Untuk itu perlu disadari bahwa setiap individu tidak ada yang

sama persis baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rokhaniah.

Adapun ciri-ciri belajar yang dimiliki oleh setiap orang tersebut meliputi:

tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat

terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat

bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya,

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan

memecahkan soal-soal.

(Sardiman 2003:83 )

Meskipun setiap orang mamiliki ciri-ciri motivasi tersendiri tetapi

motivasi tersebut juga sangat penting sebagai pendorong aktivitas belajar

sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Ada beberapa bentuk

dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah,

antaralain:

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar

siswa. Biasanya siswa mengutamakan untuk mencapai angka / nilai

yang baik dalam ulangan atau nilai raport. Nilai / angka yang baik

tersebut merupakan motivasi yang sangat kuat.

Page 29: Pengaruh motivasi

17

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat

untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivai

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan

individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan lebih mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada

Page 30: Pengaruh motivasi

18

motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan

hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau di

berikan secara tetap dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena

itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala

sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada

diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga

sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau di sertai dengan minat.

Page 31: Pengaruh motivasi

19

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus di capai, dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

( Sardiman 2003:92-95).

Berdasarkan uraian tentang motivasi di atas, motivasi belajar tidak

selamanya stabil. Hal ini disebabkan banyaknya faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar tersebut seperti kemampuan siswa, kondisi

siswa, lingkungan siswa dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus diketahui

oleh guru guna memperkuat dan memelihara faktor-faktor yang dapat

meningkatkan motivasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat

melemahkan motivasi tersebut. Selain guru motivasi belajar juga dapat

diperkuat oleh orang tua selaku orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap anaknnya untuk belajar sepanjang hayatnya. Apalagi untuk mata

pelajaran yang didalamnya membutuhkan suatu ketelitian dan kesabaran

dalam mempelajarinya, sehingga membutuhkan motivasi yang kuat guna

memberikan semangat belajar. Dengan semangat belajar yang tinggi

pencapaian prestasi belajar akan semakin mudah.

2.2 Dukungan Orang Tua

Orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung

jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya ( Hasbullah,

2001 : 39 ). Oleh karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan

Page 32: Pengaruh motivasi

20

mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat

memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan

perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan

pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.

Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan

selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti

dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam

keluarga inilah yang akan di contoh oleh anak sebagai dasar yang digunakan

untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah.

Mengingat tanggung jawab pendidikan anak ditanggung oleh keluarga

dalam pendidikan informalnya dan ditanggung oleh sekolah dalam

pendidikan formal, maka orang tua harus berperan dalam menanamkan

sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan

bakat dan kepribadian. Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan

sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya

dan menghargai segala usahanya serta harus dapat menunjukkan kerja

samanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah, membuat

pekerjaan rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan

pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan

membimbing anak dalam belajar.

Pada dasarnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anaknya

menyangkut dua hal pokok yaitu dukungan moral dan dukungan material.

Page 33: Pengaruh motivasi

21

2.2.1 Dukungan Moral

Dukungan moral dari orang tua terhadap pendidikan anaknya dapat

berupa perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psikis yang meliputi kasih

sayang, keteladanan, bimbingan dan pengarahan, dorongan, menanamkan

rasa percaya diri. Dengan perhatian orang tua yang berupa pemenuhan

kebutuhan psikis tersebut diharapkan dapat memberikan semangat belajar

anak guna meraih suatu cita-cita atau prestasi.

Perhatian belajar dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai

cara misalnya:

a. Selalu mengingatkan anaknya barangkali mendapat tugas yang harus

diselesaikan di rumah.

b. Memantau aktivitas anak selama di rumah baik mengenai aktivitas

belajar maupun pergaulannya.

c. Memperhatikan buku-buku bacaan yang dimiliki oleh anaknya.

Dengan adanya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psikis

tersebut di atas, akan sangat mempermudah bagi orang tua dalam

mengawasi atau memantau aktivitas belajar anaknya selama di rumah

sebagai penunjang aktivitas belajar di sekolah.

Dengan demikian berarti bahwa orang tua tersebut telah melaksanakan

kewajiban dan tanggung jawabnya dengan baik dalam mengasuh anak-

anaknya ditengah-tengah keluarga yang dibinanya dalam rangka

mempersiapkan masa depan anak-anaknya di kehidupan yang lebih

cemerlang.

Page 34: Pengaruh motivasi

22

Namun, berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat tidak

semua orang tua atau keluarga dapat memenuhi kebutuhan psikis tersebut

karena adanya berbagai macam susunan atau karakter dalam sebuah

keluarga. Adapun mengenai susunan keluarga tersebut, Probbins

membagikan menjadi tiga macam yaitu:

a. Keluarga yang bersifat otoiter

Disini perkembangan anak itu semata-mata ditentukan oleh orang

tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter suka meyendiri, mengalami

kemunduran kematangannya, ragu-ragu didalam semua tindakan serta

lambat berinisiatif.

b. Keluarga Demokrasi

Disini sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, sifatnya

fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain,

menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi lebih

stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab.

c. Keluarga liberal

Disini anak-anak bebas bertindak dan berbuat. Sifat-sifat dari

keluarga ini biasanya bersifat agresif, tak dapat bekerjasama dengan

orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kurang stabil serta

mempunyai sifat selalu curiga (Ahmadi 1991:112 ).

Perbedaan pola asuh dari setiap keluarga akan berdampak pada

sifat atau tingkah laku anak di masing-masing keluarga. Hal ini merupakan

Page 35: Pengaruh motivasi

23

hasil pola asuh dari perhatian yang telah ditunjukkan kepada anak, sebagai

contoh dalam belajar di sekolah.

Jadi meskipun terdapat keanekaragaman bentuk atau susunan keluarga

yang ada di masyarakat, namun kesadaran akan tanggung jawab mendidik

dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan pada setiap

orang tua tentunya dengan bekal teori-teori pendidikan modern sesuai

dengan perkembangan zaman. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang

tua maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental

menghadapi perubahan dalam masyarakat.

Adapun tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina

oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:

a. Memelihara dan membesarkannya

Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan agar

anak dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang

membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang

berguna bagi hidupnya.

d. Membahagiakan anak untuk hidup di dunia dan akhirat dengan

memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai

tujuan akhir hidup muslim.

( Ikhsan, 1996 : 64 ).

Page 36: Pengaruh motivasi

24

Setelah tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terwujud,

tentunya mempunyai fungsi atau kegunaan tersendiri yang kiranya dapat

bermanfaat bagi anaknya tersebut dalam kehidupannya dimasyarakat.

Menurut Hasbullah (2001:33 ) fungsi pandidikan yang ada dalam suatu

keluarga tersebut meliputi:

a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

b. Menjamin kehidupan emosional anak

c. Menanamkan dasar pendidikan moral

d. Memberikan dasar pendidikan sosial

e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Dengan demikian, setelah orang tua berhasil memberikan bimbingan

dan pengawasan terhadap anaknya dalam pendidikan informalnya maka

tugas orang tua yang harus diemban selanjutnya adalah memberikan

dukungan yang berupa material kepada anaknya sebagai penunjang dalam

memenuhi kebutuhan belajar serta mendorong aktivitas belajar anaknya di

sekolah dalam rangka mencapai suatu prestasi belajar.

2.2.2 Dukungan Material

Selain dukungan moral dari orang tua terhadap kelangsungan

pendidikan anaknya, ada juga dukungan dari orang tua yang berupa

dukungan material. Di mana dukungan material ini berupa pemenuhan

kebutuhan fisik yaitu biaya pendidikan, fasilitas belajar, alat dan buku

keperluan belajar.

Page 37: Pengaruh motivasi

25

Untuk memenuhi kebutuhan fisik tersebut tentunya berkaitan dengan

status sosial ekonomi keluarga atau pendapatan di dalam keluarga itu

sendiri.

Sebagaimana di kemukakan oleh Soekirno (2002:37) yang

menyatakan bahwa pendapatan masyarakat yang kedudukannya sebagai

tenaga kerja akan menerima gaji atau upah, pemilik alat-alat modal akan

menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap lain menerima sewa, dan

pemilik keahlian usahawan akan menerima keuntungan.

Jadi yang mencakup pendapatan disini adalah segala penghasilan baik

yang berupa uang atau barang yang diterima sebagai balas jasa atau kontra

prestasi.

Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi akan dengan mudah

memenuhi biaya kebutuhan pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3,

peralatan sekolah, transportasi, sarana belajar dirumah, baju seragam, biaya

ekstra kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak. Dan sebaliknya,

keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan anak.

Dengan demikian, siswa yang orang tuanya memiliki pendapatan

tinggi, semua kebutuhan yang berkaitan dengan aktivitas belajar akan segera

terpenuhi, sehingga dengan pemenuhan kebutuhan belajar tersebut dapat

menunjang tercapainya prestasi belajar yang baik yang merupakan harapan

atau cita-cita akhir dari aktivitas belajar. Dan sebaliknya jika dalam suatu

keluarga yang status ekonominya rendah akan merasa keberatan dalam

Page 38: Pengaruh motivasi

26

memenuhi kebutuhan belajar anaknya secara penuh, sehingga kondisi yang

seperti ini akan berdampak pada perolehan prestasi belajar yang rendah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengenai dukungan moral

maupun material yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, dapat

disimpilkan bahwa potensi seorang anak itu akan dapat berkembang dengan

baik apabila mendapat bimbingan dan dukungan serta pengawasan dari

orang tuanya dalam pendidikan informalnya dan selalu terpenuhinya semua

kebutuhan belajar akan lebih mudah dalam meraih prestasi dibandingkan

dengan siswa yang tidak pernah mendapat perhatian , bimbingan dan

dukungan dari orang tuanya.

2.3 Asal Sekolah

Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan

proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau

lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution 1999:5).

Sedangkan menurut Hamalik (2001:65) kurikulum adalah program

pendidikan yang di sediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa.

Ada pendapat lain yang dikemukakn oleh Zais (dalam Dimyati Dkk.

2002 : 264) yang mengemukakan berbagai pengertian kurikulum:

a. Kurikulum sebagai program pelajaran

b. Kurikulum sebagai isi pelajaran

c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang di rencanakan

d. Kurikulum sebagai pengalaman dibawah tanggung jawab sekolah.

Page 39: Pengaruh motivasi

27

e. Kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.

Dalam sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

pengaturan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar.

Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung pokok-pokok pilihan

sebagai berikut:

a. Kurikulum merupakan suatu rencana atau perencanaan.

b. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai sistematika dan

struktur .

c. Kurikulum memuat atau atau berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk

kepada perangkat mata pelajaran atau bidang pengajaran.

d. Kurikulum mengandung cara, metode, atau strategi penyampaian-

penyampaian pengajaran.

e. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar

mengajar.

f. Kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

g. Kurikulum adalah suatu alat pendidikan.

( Hamalik, 2001:66).

Rumusan tersebut menunjukkan adanya faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:

a. Tujuan pendidikan nasional, meliputi tujuan institusional, kurikuler,

insruksional.

Page 40: Pengaruh motivasi

28

b. Perkembangan pesrta didik yang merupakan landasan psikologis.

c. Kesesuaian dengan lingkungan: landasan sosiologis atau lingkungan

masyarakat.

d. Kebutuhan pembangunan nasional.

e. Perkembangan IPTEK serta kesenian

f. Kesesuaian jenis dan jenjang satuan pendidikan.

(Hamalik, 2001 : 67).

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal pokok

yang terdapat dalam kurikulum merupakan tujuan –tujuan institusional,

struktur program kurikulum, GBPP atau silabi, pedoman guru dan buku

pelajaran baru. Strategi belajar mengajar serta bentuk implementasi

kurikulum yang merupakan tanggung jawab guru pada khususnya dan

sekolah pada umumnya.

Kurikulum sekolah merupakan bagian dimana setiap orang untuk

belajar diatur dalam sistem pendidikan. Dalam sistem pendidikan tersebut,

unsur instrumental yang merupakan peragkat dalam mencapai tujuan adalah

kurikuler, karena kurikuler merupakan suatu rencana atau program untuk

mencapai tujuan melalui pengajaran untuk menentukan dari proses belajar,

maka penyebab luar haruslah dilaksanakan secermat mungkin, karena akan

menentukan sifat dari faktor yang lainnya.

Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen

yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, yakni tujuan, materi,

metode, organisasi dan evaluasi. Komponen tersebut baik sendiri maupun

Page 41: Pengaruh motivasi

29

bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem

pembelajaran.

Kurikulum tersebut disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional dengan memperhatikan terhadap perkembangan peserta didik dan

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan

jenis dan kesatuan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah

Tsanawiyah tahun 2004 tentang standar kompetensi mata pelajaran

pengetahuan sosial meliputi mata pelajaran sosiologi, geografi,

ekonomi,sejarah dan kewarganegaraan.

2.3.1 Rasionalisasi

Pengetahuan sosial menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum

berbasis kompetensi yang dimulai dari kelas I sampai dengan kelas VI (SD

dan MI) dan dari kelas VII sampai dengan kelas IX (SMP dan MTs). Melalui

mata pelajaran pengetahuan sosial yang salah satu diantaranya adalah mata

pelajaran ekonomi, peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk

menjadi warga negara indonesia yang baik dan menjadi warga dunia yang

baik.

Untuk menjadi warga negara dan warga dunia yang baik merupakan

tantangan yang berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan

besar setiap saat.

Page 42: Pengaruh motivasi

30

2.3.2 Pengertian

Pengetahuan sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk

membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannyaberdasarkan

pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi

untuk masa yang akan datang.

2.3.3 Tujuan dan Fungsi

Pengetahuan sosial di SMP dan MTs mempunyai tujuan dan fungsi berikut ini:

Tujuan:

1 Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian,

keekonomian, kesejarahan, dan kewarganegaraan.

2 Mengembangkan kemampuan berpikir, inquiri, pemecahan masalah, dan

ketrampilan sosial.

3 Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

4 Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dengan masyarakat

yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.

Fungsi:

Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan sosial

berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan

sosialdan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

2.3.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran pengetahuan sosial meliputi:

Page 43: Pengaruh motivasi

31

1 Sistem sosial dan budaya

2 Manusia, tempat, dan lingkungan

3 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

4 Waktu, keberlanjutan, dan peubahan

5 Sistem berbangsa dan bernegara

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang distandarkan

baik untuk SMP maupun MTs mengarah pada suatu fungsi dan tujuan yang sama

yaitu dalam rangka melancarkan dan mensukseskan kegiatan pembelajaran di

sekolah.

2.4 Prestasi Belajar

2.4.1 Pengertian Belajar

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar secara psikologis

tersebut diuraikan lagi guna memudahkan dalam memahami pengertian

belajar tersebut, yaitu belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 3 ).

Sedangkan menurut Sudjana (2000 : 5 ) menyatakan bahwa belajar

adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan

dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap

Page 44: Pengaruh motivasi

32

dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-

perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar.

Ada pendapat lain yang menyatakan tentang pengertian belajar yaitu:

a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui

pengalaman.

b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungannya.

(Hamalik, 2003 : 27-28).

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang

ditunjukkan dengan adanya perubahan pengetahuan, pengalaman, tingkah

laku, dan perubahan pada aspek-aspek lainnya yang terdapat pada individu

belajar tersebut.

2.4.2 Teori-teori Belajar

a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya

Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari macam-macam

daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi

fungsinya. Untuk melatih suatu daya dapat dipergunakan berbagai cara

atau bahan. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar

misalnya dengan menghafal kata-kata atau angka, istilah- istilah asing.

Begitu pula untuk daya-daya yang lain. Yang penting dalam hal ini

bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari

Page 45: Pengaruh motivasi

33

pembentukan dari daya-daya itu. Kalau sudah demikian maka seseorang

yang belajar itu akan berhasil.

b. Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari

bagian-bagian atau unsur. Sebab keberadaannya keseluruhan itu juga

lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu

pengamatan. Menurut teori ini memang mudah atau sukarnya uatu

pemecahan masalah itu tergantung pada pengamatan.

Belajar menurut ilmu jiwa gestalt, juga sangat menguntungkan

untuk kegiatan belajar memecahkan masalah. Hal ini nampaknya juga

relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu

pengamatan. Belajar memecahkan suatu masalah diperlukan juga suatu

pengamatan secara cermat dan lengkap.

c. Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya

terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran

ini ada dua teori yang sangat terkenal yaitu teori konektionisme dari

Thorndhike dan teori Konditioning dari Pavlov.

a. Teori Konektionisme

Menurut Thorndike belajar adalah pembentukan hubungan

antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus

dan respon ini akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering

Page 46: Pengaruh motivasi

34

dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara stimulus

dan respon itu akan menjadi tersiasat, otomatis.

b. Teori Conditioning

Menurut teori conditioning ini, seseorang akan melakukan

sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Misalnya anak sekolah

mendengar lonceng kemudian berkumpul, tentara akan mengerjakan

atau melakukan segala sesuatu gerakan karena ada aba-aba dari

komandannya, permainan sepak bola itu akan terhenti kalau

mendengar bunyi peluit.

c. Teori Konstruktivisme

Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar

merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi

makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialok, pengalaman fisik dan

lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan

pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi

berkembang.

Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang

aktif dimana si subyek belajar membangun sendiri pengetahuannya.

Subyek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka

pelajari.

2.4.3 Prinsip-prinsip Belajar

a. Perhatian dan motivasi

Page 47: Pengaruh motivasi

35

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu

dirasakan sebagai suatu kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut

atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan

motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada

maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam

belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.

Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu

cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul

motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

b. Keaktifan

Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai

kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang

lain dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya

mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung / Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasilnya.

d. Pengulangan

Page 48: Pengaruh motivasi

36

Prinsip belajar menekankan prinsip pengulangan adalah teori

psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang

ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap,

mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka daya-daya yang dilatih dengan

pengadaan pengulangan akan menjadi sempurna.

e. Tantangan

Dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan belajar yang ingin

dicapai tetapi terdapat hambatan yaitu dalam mempelajari bahan belajar,

maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari

bahan belajar tersebut. Apabila bahan itu telah diatasi, artinya tujuan

telah tercapai maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru,

demikian seterusnya. Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi

hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah

untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru yang banyak mengandung

maslah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk

mempelajarinya.

f. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik. Dengan hasil yang baik merupakan balikan

yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar

selanjutnya. Nilai yang baik ini merupakan penguatan positif. Sedangkan

Page 49: Pengaruh motivasi

37

format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode

penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang

memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera

diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini

akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

g. Perbedaan individual

Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang

siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang

lain. Perbedaan itu terdapat pada perbedaan karakteristik psikis,

kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh

pada cara dan hasil belajar siswa. Contohnya dengan penggunaan atau

strategi belajar mengajar yang bervariasi, sehingga dapat melayani

perbedaan-perbedaan kemampuan siswa. Di samping itu dalam

memberikan tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan

siswa sehingga bagi siswa yang pandai, sedang maupun kurang akan

merasa berhasil didalam belajar.

2.4.4 Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai siswa

setelah mengikuti proses belajar disekolah melalui tes/evaluasi yang

diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat prestasi siswa, seorang

guru harus menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Menurut

Syah (2004 : 219) ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat

Page 50: Pengaruh motivasi

38

keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara

norma-norma pengukuran tersebut ialah :

a. Norma skala angka dari 0 sampai 10

b. Norma skala angka dari 10 sampai 100

Angka terendah yang menyatakan kelulusan / keberhasilan belajar

(passing grade) skala 0 sampai 10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala

0 sampai 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang siswa dapat

meneyelesaikan lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, siswa

dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. Namun

demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah terhadap

penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70) untuk

pelajaran inti.

Penilaian prestasi belajar ini meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Evaluasi prestasi kognitif dapat dilakukan dengan berbagai

cara baik dengan tes tertulis maupun dengan tes lisan dan perbuatan.

Sedangkan evaluasi prestasi afektif dapat dilakukan dengan menggunakan

skal likert dan atau diferensial semantik yang tujuannya untuk

mengidentifikasi kecenderungan / sikap siswa mulai sangat setuju, ragu-

ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap sesuatu yang harus

direspon. Evaluasi prestasi psikomotor dapat dilakukan dengan

mengobservasi perilaku jasmaniah siswa dicatat dalam format observasi

ketrampilan melakukan pekerjaan tertentu.

2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Page 51: Pengaruh motivasi

39

Menurut Syah (2004:144) secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani

dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni lingkungan disekitar

siswa.

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

a. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek, yakni aspek psikologis (bersifat jasmaniah) dan aspek fisiologis

(yang bersifat rohaniah).

a). Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

memadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

dapat mempengaruhi semangat belajar dan intensitas siswa dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi

pelajaran pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ

khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan

indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa

Page 52: Pengaruh motivasi

40

dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang

disajikan di kelas.

b). Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis

yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan

pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa

yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu meliputi: tingkat

kecerdasan / intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat

siswa, dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa

yang meliputi dua faktor, yakni faktor lingkungan dan faktor

instrumental.

a). Faktor lingkungan

a. Lingkungan alami

Lingkungan alami ini dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Seperti suhu udara, kelembapan udara, cuaca,

musim, dan kejadian-kejadian alam lainnya.

b. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri,

sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

Page 53: Pengaruh motivasi

41

keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya

dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Selain itu, masyarakat,

tetangga dan teman-teman sepermainan diperkampungan juga

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

b). Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan

penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan.Faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Kurikulum

Kurikulum yang baik, jelas, sesuai dengan sistem

pendidikan yang ada memungkinkan para siswa untuk dapat

belajar dengan baik guna mencapai prestasi belajar yang baik.

b. Program

Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya,

waktunya, kegiatannya, dapat dilaksanakan dengan mudah

sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.

c. Sarana dan fasilitas

Keadaan gedung atau tempat belajar siswa termasuk

didalamnya penerangan yang cukup, fasilitas yang

memungkinkan pergantian udara secara baik, tempat duduk

yang memadai dan ruangan besih, akan memberikan iklim yang

Page 54: Pengaruh motivasi

42

kondusif untuk belajar. Alat-alat pelajaran yang lengkap,

perpustakaan yang memadai, merupakan faktor pendukung

keberhasilan siswa dalam belajar. Sarana dan fasilitas lain

seperti asrama, kantin, koperasi, bursa buku yang dimiliki

sekolah yang dapat memberikan kemudahan bagi para siswa.

d. Guru / tenaga pengajar

Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku

yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan

rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan

berdiskusi, dapat menjadi daya pendorong yang positif bagi

kegiatan belajar siswa.

2.5 Mata Pelajaran Akuntansi

a) Pengertiannya

Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk

menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi

tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan

tanggung jawab dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta

(akuntansi perusahaan), pemerintah (akuntansi pemerintahan), ataupun

organisasi mayarakat lainnya (akuntansi publik).

b) Fungsi

Fungsi mata pelajaran akuntansi pada Sekolah Menengah Atas /

Madrasah Aliyah adalah untuk mengembangkan pengetahuan,

ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui

Page 55: Pengaruh motivasi

43

prosedur pencatatan pengelompokan, pengikhtisaran interaksi keuangan,

penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

c) Tujuan

Tujuan mata pelajaran akuntansi Sekolah Menengah Atas /

Madrasah Aliyah adalah untuk membekali siswa tamatan SMA / MA

dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu

menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang

benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi ataupun untuk terjun kemasyarakat, sehingga memberikan manfaat

bagi kehidupan siswa.

2.6 Kerangka Berfikir

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor ekstern

maupun faktor intern. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar tsiswa tersebut meliputi motivasi, dukungan orang tua dan asal

sekolah.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar . Motivasi ini bersifat dinamis sehingga kapan saja motivasi

tersebut bisa muncul dan bahkan menghilang secara tiba-tiba. Mengingat sifat

motivasi yang demikian, maka sangat penting sekali motivasi tersebut untuk

dibangkitkan serta dipelihara guna menggairahkan belajar anak / siswa.

Dengan munculnya motivasi ini baik yang berasal dari luar maupun dalam

Page 56: Pengaruh motivasi

44

akan sangat membantu didalam mencapai suatu prestasi belajar. Hal ini

berarti bahwa motivasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Selain motivasi, dukungan orang tua juga dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Dukungan dari orang tua ini mencakup dukungan moral dan

dukungan material.

Seorang siswa yang dalam pendidikannya mendapatkan dukungan

moral maupun material dari orang tuanya, akan selalu menjalankan semua

kegiatan belajarnya serta selalu mentaati semua amanat yang diberikan oleh

orang tuanya. Selain itu, keadaan materi atau kondisi ekonomi orang tua yang

cukup memadai didalam memenuhi kebutuhan sekolah anaknya akan sangat

membantu kelancaran proses belajar mengajar. Untuk itu, setiap siswa yang

mendapatkan dukungan dari orang tuanya baik secara moral maupun material

akan memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Asal sekolah juga diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Asal sekolah ini adalah sekolah asal siswa sebelum duduk dibangku

Madrasah Aliyah (MA) yaitu SMP dan MTs. Dimana antara asal kedua

sekolah tersebut mempunyai latar belakang dan program pembelajarannya

sedikit berbeda, sehingga kemampuan dan pengetahuan siswa yang satu

dengan lainnya juga tidak sama. Perbedaan hal tersebut itulah yang diduga

bahwa asal sekolah juga dapat mempengaruhi prestasi belajar selanjutnya.

Page 57: Pengaruh motivasi

45

Dari kerangka pemikiran tersebut diatas dapat digambarkan dalam

bagan dibawah ini:

Motivasi (X1)

Dukungan orang tua (X2) Prestasi Belajar (Y)

Asal sekolah (X3)

Gambar : 1

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan awal

yang diambil penulis untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan /

diajukan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang akan

dikemukakan oleh penulis adalah “Ada pengaruh motivasi, dukungan orang

tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada

siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun

Pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan”.

Motivasi (X1)

Page 58: Pengaruh motivasi

46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Banyak sekali ragam atau jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh

seseorang. Hal ini tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan

sebagainya. Dalam kegiatan penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah

penelitian kuantitatif karena lebih banyak menggunakan angka yaitu mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan

hasilnya.

Setelah memilih jenis penelitian, agar suatu penelitian dapat memperoleh

hasil yang maksimal maka suatu penelitian harus didasarkan pada suatu metode

yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena ketepatan

dalam pemilihan metode penelitian akan berpengaruh terhadap kelancaran dan

keberhasilan yang diperoleh dalam kegiatan penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila semua peneliti ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus (Arikunto, 2002 : 108). Sedangkan sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002:109).

Dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian, karena jenis penelitian

yang dilakukan merupakan penelitian populasi atau penelitian sensus. Penelitian

populasi atau penelitian sensus ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui

Page 59: Pengaruh motivasi

47

semua faktor-faktor yang ada dalam wilayah penelitian yang meliputi unsur

motivasi, dukungan orang tua, asal sekolah dan hal-hal lain yang dibutuhkan oleh

peneliti yang berkaitan dengan kegiatan penelitian di MA Al – Asror Patemon

Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 khususnya kelas II selaku

responden dalam penelitian ini.

Jadi dalam penelitian ini tidak ada sampel penelitian karena penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian populasi atau studi sensus.

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II

MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang yang berjumlah 142 siswa yang

terbagi dalam tiga kelas berikut ini:

Tabel 1 Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah siswa 1 II A 48 siswa 2 II B 46 siswa 3 II C 48 siswa

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian

(Arikunto 2002:104). Variabel dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel

kualitatif dan variabel kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

kualitatif adalah variabel asal sekolah (X3) dan yang menjadi variabel

kuantitatif adalah variabel motivasi (X1) dan variabel dukungan orang tua

(X2) dan variabel prestasi belajar (Y).

Page 60: Pengaruh motivasi

48

3.3.1 Variabel bebas ( Independen Variabel )

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

motivasi sebagai (X1) dan dukungan orang tua sebagai (X2). Adapun yang

menjadi indikator dari variabel motivasi (X1) adalah sebagai berikut:

1. Minat belajar akuntansi

2. Kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru

3. Ketekunan untuk mempelajari akuntansi

4. Rajin dalam mengerjakan latihan soal-soal akuntansi

Sedangkan yang menjadi indikator dari variabel dukungan orang tua (X2) adalah

sebagai berikut:

1. Perhatian dari orang tua

2. Keadaan ekonomi orang tua

3. Penyediaan fasilitas belajar di rumah

4. Pemenuhan kebutuhan belajar

3.3.2 Variabel terikat (Dependen variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Di mana dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah variabel

prestasi belajar (Y) mata pelajaran akuntansi. Untuk mengukur variabel terikat (Y)

tersebut, peneliti tidak menggunakan nilai raport melainkan menggunakan nilai

murni yang diperoleh siswa yang meliputi nilai harian, nilai mid semester, dan

nilai ujian akhir semester mata pelajaran akuntansi. Nilai - nilai tersebut kemudian

dijumlahkan untuk dirata-rata dan hasilnya inilah yang dipakai oleh peneliti

Page 61: Pengaruh motivasi

49

sebagai pedoman dalam mengukur variabel prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi semester I pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang tahun pelajaran 2004/2005.

3.3.3 Variabel Dummy

Variabel dummy merupakan variabel kualitatif yang dianalisis dengan

model regresi (Algifari 2000:93). Yang menjadi variabel kualitatif dalam hal ini

adalah variabel asal sekolah (X3) yaitu dengan indikatornya SMP dan MTs. Di

mana nilai kuantitatif untuk siswa yang berasal dari SMP adalah (1) dan untuk

siswa yang berasal dari MTs adalah (0).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan tehnik atau cara yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data yang tepat yang kemudian dilanjutkan dengan

menyusun alat pembantunya yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner dan

dokumentasi.

3.4.1 Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 128).

Angket tersebut berisi pertanyaan yang ditujukan kepada siswa kelas II MA

Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 selaku

responden. Sejumlah pertanyaan tersebut mencakup variabel motivasi dan

dukungan orang tua. Mengenai jumlah item soal untuk variabel motivasi terdapat

13 item soal dan untuk variabel dukungan orang tua terdapat 17 item soal. Untuk

setiap item soal memiliki empat pilihan jawaban dengan ketentuan berikut ini:

Page 62: Pengaruh motivasi

50

Pilihan a memiliki skor 4

Pilihan b memiliki skor 3

Pilihan c memiliki skor 2

Pilihan d memiliki skor 1

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung

atau angket tertutup, yaitu responden menjawab pertanyaan yang sudah

disediakan dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah ada.

Adapun kisi-kisi angket instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 2 Kisi-kisi angket penelitian

Variabel dan indikator Nomor butir soal Variabel Motivasi a Minat belajar akuntansi b Kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru c Ketekunan untuk mempelajari akuntansi d Rajin dalam mengerjakan latihan soal akuntansi Variabel Dukungan Orang Tua a Perhatian dari orang tua b Keadaan ekonomi orang tua c Penyediaan fasilitas belajar di rumah d Pemenuhan kebutuhan belajar

1,2,3,3 5,6,7 8,9,10 11,12,13 14,15,16,17 18,19,20 21,22,23,24,25,26,27 28,29,30

3.4.2 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui prestasi

belajar mata pelajaran akuntansi pada masing-masing responden. Prestasi

belajar ini ditunjukkan dalam bentuk nilai akhir mata pelajaran akuntansi.

Nilai akhir ini merupakan nilai gabungan antara nilai harian, nilai mid

semester dan nilai ujian akhir semester I siswa kelas II MA Al Asror Patemon

Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Adapun nilai akhir yang

di peroleh siswa kelas II tersebut selaku responden sangat bervariasi yaitu ada

yang mendapat kriteria sangat baik, baik, cuukup baik dan kurang baik.

Kriteria tersebut ditentukan dengan cara menentukan kelas interval terlebih

Page 63: Pengaruh motivasi

51

dahulu. Untuk menentukan kelas interval tersebut, terlebih dahulu dicari

angka yang tertinggi dan terendah. Dalam penelitian ini dipeoleh angka

tertinggi adalah 90 dan angka terendahnya sebesar 50. Kemudian dari angka

tertinggi dan terendah tersebut diselisihkan, dan hasilnya inilah yang

dinamakan range. Setelah diketahui rangenya, kemudian dicari panjang kelas

intervalnya. Setelah itu baru diketahui jumlah kelas intervalnya yaitu dengan

cara jumlah range dibagi dengan kriteria yang telah ditentukan yang dalam

hal ini adalah angka 4. Sehingga kelas interval tersebut sebanyak 4 kelas.

3.5 Langkah-langkah penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka peneliti membuat

tahapan-tahapan tertentu. Dimana tahapan-tahapan tersebut meliputi dua langkah

berikut ini:

3.5.1 Persiapan

Membuat sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam instrumen

penelitian yang berupa angket. Angket tersebut digunakan untuk mengukur

variabel motivasi dan dukungan orang tua.

3.5.2 Pelaksanaan

Setelah angket tersebut tersusun, langkah berikutnya adalah

memberikan / membagikan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tersebut

kepada semua siswa kelas II MA Al-Asror Patemon gunung pati Semarang

tahun pelajaran 2004 / 2005 selaku responden.

3.6 Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Validitas

Untuk mengetahui ketepatan instrumen maka perlu diukur validitasnya.

Menurut Arikunto (2002:144) bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

Page 64: Pengaruh motivasi

52

dapat mengungkap semua variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini,

validitas yang digunakan adalah validitas internal. Validitas internal ini digunakan

untuk mendukung missi setiap bagian instrumen secara keseluruhan, yaitu

mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Untuk mengetahui ketepatan data dari variabel yang dimaksud digunakan

tehnik uji validitas dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan

oleh Person:

( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

rxy = Indeks korelasi product moment

N = Jumlah responden

X = Skor item angket

Y = Skor total angket

( Arikunto 2002:146 )

Sebelum angket tersebut digunakan untuk mengambil data dalam penelitian

ini terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap angket pada 20 siswa. Uji coba

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kevalidan butir soal dalam

instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila nilai yang diperoleh dalam

perhitungan butir soal angket jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan r

product moment. Dalam skripsi ini angka yang diperoleh dalam contoh

perhitungan validitas motivasi dalam angket penelitian ini sebesar 0,585

sedangkan r tabelnya sebesar 0,444. Dengan demikian berarti butir soal dalam

angket tersebut layak digunakan untuk mengambil data.

Page 65: Pengaruh motivasi

53

Adapun contoh perhitungan validitas angket tersebut dapat dilihat pada

lampiran 3.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154).

Instrumen yang dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Karena skor angket yang digunakan bukan 1 dan 0, tetapi

antara 1 sampai dengan 4 maka pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas

instrumen digunakan rumus Alpha:

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ Σ−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−=

2

2

111 1

1 σσ b

KKr

Keterangan:

r 11 = Reliablilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan / banyaknya soal

2bσΣ = Jumlah varians butir

21σ = Varians total

(Arikunto 2002 : 171).

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen, dapat dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai yang diperoleh dalam perhitungan koefisien

reliabilitas dengan nilai r product moment. Apabila hasil perhitungan tersebut

menunjukkan r hitung > r tabel product moment berarti instrumen tersebut reliabel

dan layak digunakan untuk mengambil data.

Page 66: Pengaruh motivasi

54

Dalam penelitian ini, perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh r hitung

sebesar 0,880 sedangkan r tabel sebesar 0,444. Hal ini berarti butir soal tersebut

reliabel. Untuk lebih jelasnya, contoh perhitungan reliabilitas angket motivasi

dapat dilihat pada lampiran 4.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisis data

adalah model regresi berganda dengan variabel dummy.

3.7.1 Persamaan regresi

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang jumlahnya dua variabel atau

lebih terhadap variabel terikat, maka persamaan regresinya menggunakan

persamaan regresi berganda.

Dalam persamaan ini variabel prestasi belajar ditunjukan dengan variabel

(Y), variabel motivasi ditunjukkan dengan variabel (X1), dukungan orang tua

ditunjukkan dengan variabel (X2) dan variabel asal sekolah ditunjukkan dengan

variabel (X3). Untuk itu model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3D + e

Dimana:

Y = Prestasi belajar

a = Konstanta regresi

b1, b2,b3 = Koefisien regresi

D = Asal sekolah

X1, X2, X3 = variabel motivasi, dukungan orang tua, dan asal sekolah

e = Faktor error

Page 67: Pengaruh motivasi

55

Nilai variabel kualitatif (X3) dalam model ini diberi nilai 1 dan 0 untuk

masing-masing kategori. Nilai kuantitatif bagi siswa yang berasal dari SMP

adalah 1 sedangkan nilai kuantitatif bagi siswa yang berasal dari MTs adalah 0,

maka dari itu taksiran prestasi belajar siswa yang berasal dari SMP adalah:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3(1) + e

Taksiran prestasi belajar siswa yang berasal dari MTs adalah :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3(0) + e

( Algifari 2000:93-94)

3.7.2 Pengujian terhadap koefisien regresi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent (X)

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y), yaitu dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a). Langkah pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial.

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat melalui langkah-langkah berikut ini:

Langkah pertama : Perumusan hipotesis

H0 : b = 0

HA: b ≠ 0

Jika b = 0 berarti variabel independent (X) tidak berpengaruh pada variabel

dependen (Y). Namun jika b ≠ 0 berarti variabel independen (X) berpengaruh

terhadap variabel (Y).

Langkah kedua : Penentuan nilai kritis.

Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat

ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan

memperhatikan tingkat signifikansi dan banyaknya sampel yang digunakan.

Page 68: Pengaruh motivasi

56

Langkah ketiga : menentukan nilai thitung masing-masing koefisien regresi

dapat diketahui dari hasil penghitungan komputer.

Langkah keempat: Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel

(nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikasi yang digunakan. Jika t hitung

absolut suatu koefisien regresi lebih kecil dari pada ttabel , maka keputusannya

adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (Ho). Artinya koefisien

regresi variabel independen, yaitu X1 dan X2 tersebut tidak berbeda dengan

nol. Atau dengan kata lain, variabel X1 dan X2 tersebut tidak berpengaruh

terhadap nilai variabel dependen (Y). Sedangkan jika pada pengujian terhadap

suatu koefisien regresi, t hitung absolut lebih besar dari pada t tabel , maka

keputusannya adalah menolak hipotesis nol (Ho), dan menerima hipotesis

alternatif (HA). Artinya koefisien regresi variabel independen tersebut berbeda

dengan nol, atau dengan kata lain, variabel independen X1 dan X2 tersebut

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Langkah kelima : Pembuatan kesimpulan berdasarkan keputusan yang

diambil.

(Algifari 2000:69-71)

b). Langkah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.

Pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan)

terhadap variabel terikat melalui langkah-langkah berikut ini:

Page 69: Pengaruh motivasi

57

Langkah pertama : Perumusan hipotesis

Ho: Variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan

variasi perubahan nilai variabel dependen.

HA: Variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi

perubahan nilai variabel dependen.

Langkah kedua : Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat

signifikasi 5%.

Langkah ketiga : Nilai F hitung ( lihat pada tabel ANOVA pada kolom F

RATIO dari print out komputer).

Langkah keempat : Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan

perbandingan antara nilai F hitung (F RATIO) dengan nilai F tabel (nilai kritis)

sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan.

Langkah kelima : Pembuatan kesimpulan berdasarkan keputusan yang

diambil pada langkah keempat.

Page 70: Pengaruh motivasi

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Madrasah Aliyah ( MA ) Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

merupakan salah satu lembaga pendidikan sekolah yang beryayasan islam

yang bernama lembaga pendidikan Ma’arif dengan akte pendirian No. 103

TH. 1986. MA Al-Asror ini berstatus diakui dengan nomor 71 / E .IV /PP.032

/ XII / 95 terletak di jl. Legoksari Raya no. 2 Patemon Gunungpati Semarang.

MA Al-Asror ini berdiri sejak tahun 1990/1991. Di mana pada awal

tahun berdirinya ini, MA Al-Asror ini hanya menerima siswa sejumlah 26

orang yang terdiri dari 17 siswa dan 9 siswi. Namun dari tahun ke tahun

penerimaan jumlah siswa itu selalu mengalami peningkatan. Bahkan di tahun

ajaran 2004/2005 ini jumlah siswa mencapai 395 orang yang terdiri dari 145

siswa untuk kelas I, 142 siswa untuk kelas II, dan 108 untuk kelas III.

Melihat perkembangan penerimaan siswa MA Al-Asror ini, hingga kini

luas tanah yang dimiliki yayasan khususnya untuk MA Al-Asror ini mencapai

kurang lebih 4,923 m2 yang sudah bersertifikat dan 5,077m2 belum

bersertifikat.

Dengan luas tanah yang dimiliki ini, gedung sekolah MA Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang memiliki 17 ruang yang terdiri dari 10 ruang

untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, 1 ruang untuk laboratorium, 1 ruang

Page 71: Pengaruh motivasi

59

untuk ruang praktek komputer, 1 ruang untuk ruang guru, 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang untuk perpustakaan dan 2 ruang untuk kamar kecil.

Adapun jumlah guru dan karyawan yang ada sebanyak 23 orang dengan

rincian: guru tetap 1 orang, guru tidak tetap 20 orang, staff tata usaha 2 orang.

Sejumlah guru dan karyawan tersebut mengabdi di bawah naungan yayasan

Ma’arif yang dipimpin oleh K. Al Mamnukhin Kholid, dan MA Al-Asror ini

dipimpin oleh Bp. Mukhaeromin B.A yang dibantu oleh wakasek yang

bernama Drs. Bambang Nur Harjito.

Selain kegiatan belajar mengajar, terdapat juga kegiatan di luar KBM

yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi marching band, pramuka, bola

volly, beladiri dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk

menambah ketrampilan siswa sesuai denganbakatnya masing-masing atau

untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

Mengingat MA Al-Asror ini beryayasan islam, setiap harinya dilakukan

sholat dhuhur secara berjamaah di masjid sekolah dan bersifat wajib untuk

semua siswa yang tidak berhalangan. Setelah sholat dhuhur selesai, kemudian

diadakan dzikir bersama dengan membaca sholawat sebanyak 313 kali serta

membaca surat Al-Fatekhah sebanyak tiga kali. Selain itu, kegiatan yang

bersifat keagamaan di MA Al-Asror ini adalah sholat dhuha secara bersama-

sama di masjid sekolah. Kemudian untuk setiap kelulusan, setiap siswa

diwajibkan hafal surat Yaasin dan Tahlil beserta doanya sebagai syarat

pengambilan ijasah.

Page 72: Pengaruh motivasi

60

Dengan demikian, MA Al-Asror ini bertujuan untuk mendidik siswa-

siswinya menjadi manusia yang berbudi pekerti yang luhur, beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikan generasi penerus

bangsa yang cerdas dan pandai yang kelak mampu menjadi pemimpin bangsa

dan negaranya.

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Diskripsi variabel penelitian digunakan untuk menggambarkan atau

mendiskripsikan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini yang

meliputi variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap

prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang Tahun pelajaran 2004/2005.

Dalam pendiskripsian ini, terdapat empat kriteria penilaian jawaban

responden terhadap item pertanyaan dalam instrumen. Di mana jawaban

terhadap item pertanyaan tersebut terdapat kriteria penilaian terhadap poin-

poin jawaban yang ada. Adapun poin-poin jawaban tersebut adalah untuk

poin jawaban “A” dengan kriteria sangat baik, untuk jawaban poin “B”

dengan kriteria baik, untuk jawaban poin “C” dengan kriteria cukup baik,

untuk poin jawaban “D” dengan kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya

berikut akan diuraikan satu persatu dari variabel yang ada.

1. Variabel Motivasi Belajar

Dari 142 siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 ini yang menjadi responden,

memberikan jawaban terhadap item-item pertanyaan yang menyangkut

Page 73: Pengaruh motivasi

61

variabel motivasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah rincian yang

menjelaskan jumlah persentase jawaban dari responden terhadap item-item

pertanyaan yang menyangkut variabel motivasi yang terdapat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3 Persentase variabel motivasi belajar akuntansi

No Variabel motivasi A B C D 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

(a) Faktor minat belajar akuntansi. Perasaan siswa setiap mengikuti pelajaran akuntansi. Ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi. Perasaan siswa terhadap sikap guru akuntansi. Sikap siswa terhadap metode pembelajaran akuntansi Jumlah rata-rata (b) Kemauan untuk menyimak penjelasan dari

guru akuntansi. Sikap siswa pada saat guru akuntansi menyampaikan materi. Tindakan siswa setelah guru akuntansi selesai menjelaskan materi. Usaha yang dilakukan siswa bila tidak memahami penjelasan dari guru akuntansi. Jumlah rata-rata (c) Ketekunan untuk mempelajari akuntansi. Waktu belajar akuntansi selama siswa di rumah Lamanya belajar akuntansi dalam satu minggu. Cara belajar akuntansi.

Jumlah rata-rata (d) Rajin dalam mengerjakan latihan soal

akuntansi. Respon terhadap adanya latihan soal akuntansi. Sikap siswa terhadap adanya tugas rumah (PR). Sikap siswa terhadap penyelesaian soal akuntansi di depan kelas.

Jumlah rata-rata Jumlah total

11% 10% 26% 8% 14% 70% 44% 61% 58% 8% 4% 50% 21% 37% 68% 30% 45% 35%

43% 37% 44% 33% 39% 23% 18% 1% 14% 51% 3% 14% 22% 53% 19% 52% 41% 29%

39% 46% 27% 51% 41% 0,7% 32% 30% 21% 38% 32% 8% 26% 10% 11% 18% 13% 25%

7% 7% 3% 8% 6% 7% 6% 8% 7% 3% 61% 28% 31% 0% 2% 0,7% 1% 11%

Berdasarkan Tabel 3 di atas, jumlah responden yang memiliki minat

belajar akuntansi sebanyak 14% dengan kriteria sangat baik, 39% dengan

Page 74: Pengaruh motivasi

62

kriteria baik, 41% dengan kriteria cukup baik dan 6% dengan kriteria kurang

baik. Mengenai kemauan untuk menyimak penjelasan dari guru akuntansi,

jumlah responden yang memiliki kriteria sangat baik sebanyak 58%, dengan

kriteria baik sebanyak 14%, dengan kriteria cukup baik sebanyak 21%, dengan

kriteria kurang baik sebanyak 7%. Untuk ketekunan siswa dalam mempelajari

akuntansi sebanyak 21% responden memiliki kriteria sangat baik, 22% dengan

kriteria baik, 26% dengan kriteria cukup baik dan 31% dengan kriteria kurang

baik. Sedangkan mengenai kerajinan dalam mengerjakan latihan soal

akuntansi, ada 45% responden berkriteria sangat baik, 41% berkriteria baik,

13% responden berkriteria cukup baik dan 1% responden berkriteria kurang

baik. Atau dari 142 responden yang memiliki motivasi belajar akuntansi

dengan kriteria sangat baik sebesar 35%, dengan kriteria baik sebesar 29%,

dengan kriteria cukup baik sebesar 25%, dengan kriteria kurang baik sebesar

11%. Untuk lebih jelasnya perhitungan jumlah persentase jawaban responden

tersebut dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Variabel Dukungan Orang Tua

Dari 142 siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 yang menjadi responden dalam

penelitian ini diketahui bahwa siswa-siswa tersebut mendapatkan

dukungan orang tua yang berupa pemenuhan kebutuhan belajar, perhatian

dari orang tua, dan penyediaan fasilitas belajar di rumah, serta keadaan

ekonomi orang tua yang mendukung terhadap prestasi belajar siswa. Untuk

lebih jelasnya berikut adalah tabel yang menjelaskan jumlah atau

Page 75: Pengaruh motivasi

63

persentase siswa yang menjawab item pertanyaan mengenai variabel

dukungan orang tua.

Tabel 4 Persentase variabel dukungan orang tua

No Variabel Dukungan orang tua A B C D 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

a) Perhatian dari orang tua Perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar siswa. Sikap orang tua terhadap prestasi belajar siswa yang menurun. Perhatian dan bantuan orang tua terhadap bakat yang dimiliki anak. Pengawasan orang tuua terhadap pergaulan anak. Jumlah rata-rata b) Keadaan ekonomi orang tua. Rata-rata penghasilan pokok orang tua. Rata-rata penghasilan tambahan orang tua. Jumlah tanggungan orang tua. Jumlah rata-rata Penyediaan fasilitas belajar di rumah. Kepemilikan ruang khusus untuk belajar. Kondisi belajar di rumah. Luas ruang belajar di rumah. Daya lampu yang digunakan untuk belajar di rumah. Alat bantu yang digunakan pada saat belajar akuntansi. Pemenuhan terhadap alat tulis menulis. Pemenuhan terhadap buku paket / buku penunjang lainnya. Jumlah rata-rata c) Pemenuhan kebutuhan belajar. Yang bertanggungjawab terhadap biaya sekolah. Perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar. Tanggapan orang tua terhadap peralatan belajar yang dibutuhkan. Jumlah rata-rata Jumlah total

25% 4% 42% 28% 25% 6% 8% 12% 9% 28% 10% 6% 8% 7% 14% 11% 12% 73% 35% 51% 53% 25%

38% 83% 25% 50% 49% 8% 3% 52% 21% 14% 56% 25% 15% 6% 35% 38% 27% 7% 31% 17% 18% 29%

32% 11% 30% 20% 23% 44% 17% 26% 29% 37% 25% 41% 39% 54% 44% 47% 41% 20% 26% 24% 23% 29%

5% 2% 4% 2% 3% 42% 72% 10% 41% 21% 9% 28% 38% 33% 7% 4% 20% 0% 8% 8% 6% 17%

Page 76: Pengaruh motivasi

64

Berdasarkan Tabel 4 di atas, jumlah responden yang mendapat perhatian

dari orang tua sebanyak 25% berkriteria sangat baik, 49% berkriteria baik ,

23% berkriteria cukup baik dan 3% berkriteria kurang baik. Mengenai

keadaan ekonomi orang tua, dari 142 responden terdapat 9% memiliki kriteria

sangat baik, 21% berkriteria baik, 29% berkriteria cukup baik dan 41%

berkriteria kurang baik. Dan untuk penyediaan fasilitas belajar di rumah,

terdapat 12% responden berkriteria sangat baik, 27% berkriteria baik, 41%

berkriteria cukup baik dan 20% berkriteria kurang baik. Sedangkan mengenai

pemenuhan kebutuhan belajar, terdapat 53% responden berkriteria sangat

baik, 18% berkriteria baik, 23% berkriteria cukup baik dan 6% berkriteria

kurang baik. Atau dari 142 responden yang ada, terdapat 25% responden yang

memiliki kriteria sangat baik, 29% responden dengan kriteria baik, 29%

responden dengan kriteria cukup baik dan 17% responden dengan kriteria

kurang baik. Adapun cara perhitungan jumlah persentase tersebut dapat dilihat

pada lampiran 15.

3. Variabel Asal Sekolah

Variabel asal sekolah ini merupakan variabel yang dikategorikan

menjadi dua yaitu SMP dan MTs. Di mana dari 142 siswa yang menjadi

responden terdapat 31 atau 22% siswa yang berasal dari SMP dan 111 atau

78% siswa berasal dari MTs. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Page 77: Pengaruh motivasi

65

Tabel 5 Persentase variabel asal sekolah

No Keterangan SMP (%) MTs (%) 1. Asal sekolah siswa 22% 78% Untuk lebih jelasnya, perhitungan persentase tersebut dapat dilihat pada

lampiran 16.

4. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar ini merupakan hasil akhir atau nilai akhir yang

diperoleh siswa selama satu semester. Di mana nilai akhir ini merupakan nilai

yang diperoleh siswa yang meliputi nilai harian, nilai mid semester, dan nilai

ujian akhir semester semester I siswa kelas II MA Al-Asror Patemon

Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 untuk mata pelajaran

akuntansi. Adapun rincian prestasi belajar baik untuk siswa yang memiliki

kategori prestasi yang sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6 Kriteria prestasi belajar mata pelajaran akuntansi

No Kelas Interval Frekuensi f (%) Kriteria 1. 2. 3. 4.

81 – 90 71 – 80 61 – 70 50 - 60

10 35 64 33

7% 25% 45% 23%

Sangat baik baik

cukup baik kurang baik

Berdasarkan Tabel 6 di atas, diketahui bahwa 7% responden mendapat

kriteria prestasi belajar yang sangat baik, 25% responden mendapat kriteria

baik, 45% responden mendapat kriteria cukup baik dan 23% responden

mendapat kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya, cara perhitungan

tersebut dapat dilihat pada lampiran 17.

Page 78: Pengaruh motivasi

66

4.1.3 Persamaan Regresi

Setelah kegiatan penelitian selesai dan terkumpulnya data yang

dibutuhkan kemudian dibuat tabel analisis regresinya, setelah itu data tersebut

diolah dengan bantuan komputer program SPSS diperoleh angka-angka

sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 7 Angka – angka hasil pengolahan data

No Keterangan Angka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Konstanta Koefisien regresi X1 Koefisien regresi X2 Variabel dummy (D) R2

Fhitung F tabel Thitung (X1) Thitung (X2) Thitung (D) Ttabel r2 (X1) r2 (X2) r2 (D)

38,100 0,436 0,292 -0,09 0,287 18,546 2,67 3,806 2,930 -0,066 1,98 0,095 0,059

0,000036

Mengenai persamaan garis regresi untuk kriteria prestasi belajar siswa

dengan prediktor motivasi dan dukungan orang tua (variabel bebas) dan asal

sekolah (variabel dummy) adalah sebagai berikut:

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e

Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa konstanta sebesar 38,100

jika X1, X2 dan D sebesar 0 maka Y sebesar 38,100. Koefisien regresi X2 sebesar

0,436 berarti bertambahnya satu satuan poin X1 maka Y akan naik sebesar 0,346.

Page 79: Pengaruh motivasi

67

Koefisien regresi X2 sebesar 0,292 berarti bertambahnya satu satuan poin X2

maka Y akan naik sebesar 0,292.

Untuk persamaan variabel dummy yang berlaku adalah:

Persamaan regresi untuk kategori siswa yang berasal dari SMP

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09(D) + e

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 (1) + e

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 + e

Persamaan regresi untuk kategori siswa yang berasal dari MTs

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09(D) + e

Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09 (0) + e

Y = 38,100 + 0,436 + 0,292X2 + e

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang

diajukan yaitu tentang bagaimana pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal

sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA

Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005 baik secara

parsial maupun simultan.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu adanya pengaruh motivasi,

dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun

pelajaran 2004 / 2005 baik secara parsial maupun simultan, dalam pengujiannya

menggunakan analisis regresi berganda dengan dua variabel bebas dan satu

Page 80: Pengaruh motivasi

68

variabel dummy. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan,

dilakukan uji signifikansi baik secara parsial maupun simultan.

1. Uji Signifikansi Secara Simultan

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan yaitu adanya

pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi

belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon

gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005, digunakan uji F yaitu

dengan cara membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai F

hitung > Ftabel berarti Ho ditolak dan HA diterima, dan sebaliknya jika Fhitung <

Ftabel berarti Ho diterima dan HA ditolak.

Berdasarkan perhitungan dengan komputer program SPSS diperoleh

Fhitung sebesar 18,546, sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5%, df =3,

N=142 sebesar 2,67. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Fhitung >

Ftabel. Dengan demikian hipotesis kerja (HA) yang berbunyi “ ada pengaruh

motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang tahun pelajaran 2004/2005” diterima dan Ho ditolak. Artinya

semua variabel independen yang meliputi variabel motivasi, dukungan orang

tua dan asal sekolah secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen yaitu variabel prestasi belajar mata pelajaran akuntansi.

Selain melakukan uji F, dalam analisis ini juga dilakukan analisis

besarnya koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan yang menyatakan

tingginya hubungan antara variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal

Page 81: Pengaruh motivasi

69

sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II

MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004/2005.

2. Uji Signifikansi Secara Parsial

Untuk menguji kemaknaan koefisien parsial digunakan uji t. Dalam

pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai

thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5%.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan komputer program

SPSS diperoleh nilai thitung untuk variabel motivasi (X1) sebesar 3,806, untuk

variabel dukungan orang tua (X2) sebesar 2,930, dan untuk variabel asal

sekolah (D) sebesar minus (-) 0,066. Sedangkan ttabel untuk variabel tersebut

dengan N=142 dengan tingkat signifikansi 5% dan merupakan uji dua sisi

sehingga alpha 5% / 2 = 0,025 sebesar 1,98. Dengan demikian, nilai masing-

masing variabel dependen (X1 dan X2) lebih tinggi bila dibandingkan dengan

nilai ttabel. Kecuali untuk variabel asal sekolah (variabel dummy), dari hasil

perhitungan diperoleh bahwa t hitung < t tabel yaitu t hitung sebesar minus (-) 0,066

sedangkan untuk t tabel sebesar 1,98. Hal ini berarti bahwa masing-masing

variabel independen tersebut yaitu variabel motivasi (X1) dan variabel

dukungan orang tua (X2) secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran

2004/2005. Sedangkan untuk variabel asal sekolah (D) tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-

Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /2005.

Page 82: Pengaruh motivasi

70

Selain melakukan uji t, perlu juga dicari besarnya koefisien determinasi

parsialnya yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependennya. Berdasarkan perhitungan

komputer dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil 0,095 atau

9,5% untuk variabel motivasi (X1), untuk variabel dukungan orang tua (X2)

diperoleh hasil sebesar 0,059 atau 5,9% dan variabel asal sekolah (D)

diperoleh hasil minus (-) 0,000036 atau 0,0036%.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah

dengan menggunakan komputer program SPSS, dapat dijadikan sebagai dasar

untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu adanya “pengaruh motivasi,

dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

tahun pelajaran 2004 / 2005baik secara parsial maupun simultan.

Dalam analisis regresi tersebut diketahui bahwa secara simultan atau

bersama-sama variabel motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah

berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa

kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 /

2004. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan, angka yang diperoleh yaitu

Fhitung sebesar 18,546 sedangkan Ftabel sebesar 2,67 pada taraf signifikansi 5%,

df=3, n=142. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan (HA)

diterima.

Page 83: Pengaruh motivasi

71

Hasil analisis tersebut sesuai dengan landasan teori yang ada yaitu

bahwa Motivasi adalah sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif yaitu

pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan

atau mendesak (Sardiman 2003:73). Teori ini mengandung arti bahwa setiap

orang atau siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan

mendapatkan prestasi belajar yang tinggi pula. Selain faktor motivasi,

dukungan orang tua juga sangat dibutuhkan oleh siswa guna membantu

meningkatkan prestasi belajar anaknya. Hal ini sejalan dengan pendapatnya

Hasbullah (2001:39) yang menyatakan bahwa orang tua adalah orang yang

pertama dan utama yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup dan

pendidikan anaknya. Artinya setiap anak yang kegiatan belajarnya

mendapatkan dukungan dari orang tua baik secara moral maupun material,

prestasi belajarnya cenderung meningkat. Sedangkan untuk faktor asal

sekolah ini tidak dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Alasannya

sesuai dengan pengertian dari pada kurikulum yang ada yaitu program

pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa

(Hamalik 2001: 65). Hal ini berarti bahwa setiap lembaga pendidikan

(sekolah) baik SMP maupun MTs memiliki tujuan yang sama yaitu mencetak

siswa yang berprestasi. Walaupun program pelajaran yang diajarkannya itu

sedikit berbeda yaitu untuk MTs jumlah mata pelajaran yang harus

dipelajarinya banyak yaitu adanya mata pelajaran keagamaan seperti Akhlak,

Fiqih, Alqur’an hadits dan lain sebagainya sehingga sejumlah mata pelajaran

tersebut harus mampu diserap oleh siswa.

Page 84: Pengaruh motivasi

72

Dengan demikian berarti bahwa motivasi, dukungan orang tua

berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi, sehingga

faktor-faktor yang mendukung tercapainya prestasi belajar yang baik tersebut

harus selalu diperhatikan. Sedangkan untuk variabel asal sekolah tidak

berpengaruh terhadap prestasi belajar, hal ini karena program kurikulumnya

sama atau tidak jauh berbeda.

Berdasarkan data yang diolah dengan komputer program SPSS ini

diperoleh persamaan regresi Y = 38,100 + 0,436X1 + 0,292X2 – 0,09D + e.

Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi digunakan uji F. Dari

perhitungan komputer program SPSS dipeoleh Fhitung sebesar 18,546

sedangkan Ftabel sebesar 2,67 atau Fhitung > Ftabel yang berarti HA diterima.

Artinya Ada pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah

terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-

Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 secara

simultan.

Kemudian hasil perhitungan analisis secara parsial menunjukkan bahwa

besarnya koefisien regresi variabel motivasi (X1) dengan t hitung sebesar

3,806, untuk variabel dukungan orang tua t hitung sebesar 2,930 , dan untuk

variabel asal sekolah (D) t hitung sebesar minus (-) 0,006, sedangkan untuk ttabel

sebesar 1,98. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung yang

diperoleh variabel motivasi (X1) dan dukungan orang tua (X2) lebih besar

dari pada t tabelyaitu X1 sebesar 3,806 dan X2 sebesar 2,930 dan t tabel sebesar

1,98. Sedangkan untuk variabel asal sekolah (D) diperoleh thitung sebesar

Page 85: Pengaruh motivasi

73

minus (-) 0,066 sedangkan ttabel sebesar 1,98. Hal ini berarti bahwa variabel

asal sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

tahun pelajaran 2004 / 2005.

Selanjutnya untuk mengukur ketepatan dari hasil analisis regresi linier

berganda maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan (R2).

Dalam analisis regresi linier berganda ini diperoleh R2 sebesar 0,536 atau

53,6% yang berarti bahwa prosentase pengaruh motivasi, dukungan orang tua

dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi sebesar

53,6%. Sedangkan sisanya sebesar 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diungkap dalam penelitian ini.

Selain koefisien determinasi secara simultan, perlu juga dicari koefisien

determinasi secara parsial (r2). Koefisien determinasi secara parsial ini

menunjukkan bahwa sumbangan parsial dari masing-masing variabel adalah

sebesar 0,095 atau 9,5% untuk variabel motivasi, 0,059 atau 5,9% untuk

variabel dukungaan orang tua dan 0,000036 atau 0,0036% ) untuk variabel

asal sekolah . Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi

kontribusi paling signifikan terhadap prestasi belajar siswa adalah variabel

motivasi ( X1 ) sebesar 0,095 atau 9,5%.

Page 86: Pengaruh motivasi

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Skripsi ini , maka dapat

di simpulkan sbb:

5.1.1 Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama yaitu antara variabel

motivasi, dukungan Orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005. Hal ini di buktikan dari hasil perhitungan

bahwa F hitung > F tabel yaitu Fhitung sebesar 18,546 sedangkan F tabel sebesar 2,67

pada taraf signifikansi 5% , df=3 , N=142. Dan koefisien deterrminasi secara

simultan (R2) sebesar 0,536 atau 53,6%.

5.1.2 Hasil analisis regresi secara parsial variabel motivasi dan dukungan orang

tua berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun

pelajaran 2004 / 2005. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang

menujukkan thitung untuk variabel motivasi (X1) sebesar 3,806 dan thitung untuk

variabel dukungan orang tua (X2) sebesar 2,930 sedangkan ttabel sebesar 1,98.

Dengan demikian berarti kedua variabel motivasi dan variabel dukungan orang

tua secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi

pada siswa kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun pelajaran

2004 / 2005. Dan untuk variabel asal sekolah, secara parsial tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang

73

Page 87: Pengaruh motivasi

75

menunjukkan bahwa t hitung sebesar minus (-) 0,066 dan ttabel sebesar 1,98 pada

taraf signifikansi 5%. Adapun koefisien determinasi secara parsial (r 2 ) untuk

variabel motivasi sebesar 0,095 atau 9,5%, untuk variabel dukungan orang tua

sebesar 0,059 atau 5,9%, dan untuk variabel asal sekolah sebesar 0,000036 atau

0,0036%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis akan

memberikan sedikit saran yang kemungkinan dapat sebagai tindak lanjut dari hasil

penelitian yang telah dilakukan di MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang

sebagai berikut:

1 Guru mata pelajaran akuntansi harus dapat menerapkan strategi atau metode

pembelajaran yang baik yang dapat menumbuhkan semangat atau motivasi

belajar siswa, agar prestasi belajar mata pelajaran akuntansi dapat

ditingkatkan.

2 Sekolah sebagai wahana belajar siswa, harus dapat melengkapi sarana dan

prasarananya termasuk buku-buku penunjang kegiatan belajar khususnya

untuk buku paket akuntansi beserta lembar kerja siswanya.

Page 88: Pengaruh motivasi

76

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindi Persada. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

RajaGrafindo Persada. Dimyati,Dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaifl Bahri,Dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka

Cipta. Gunawan, Ary. H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hadjar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam

Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indoesia. Sudjana. 2000. Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah Production. Ihsan H. Fuad. 1996. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta ; rineka Cipta. Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori Kasus dan solusi. Yogyakarta : BPFE.

Page 89: Pengaruh motivasi

Lampiran 14

CONTOH PERHITUNGAN DESKRIPSI VARIABEL MOTIVASI (X1) Diketahui:

Indeks %100 % xNn

=

n = Jumlah skor jawaban responden N = Jumlah skor jawaban ideal n = Total persentase skor jawaban per poin x jumlah responden N = Jumlah responden x Banyaknya item soal - Jumlah responden = 142 - Jumlah item soal = 4 ( untuk faktor minat belajar akuntansi) - Jumlah item soal = 3 ( untuk faktor kemauan untuk menyimak penjelasan

dari guru) - Jumlah item soal = 3 ( untuk faktor ketekunan mempelajari akuntansi) - Jumlah item soal = 3 (untuk faktor kerajinan siswa dalam mengerjakan soal

akuntansi) - Jumlah total skor jawaban

a) Untuk faktor minat belajar akuntansi Poin “A” = 55% Poin “B” = 157% Poin “C” = 165% Poin “D” = 25% Perhitungannya: n = 55% x 142 = 78 N = 142 x 4 = 568

Indeks poin “A” %14%100 56878% == x

n = 157% x 142 = 223

Indeks poin “B” %39%100 568223% == x

n = 165% x 142 = 234

Indeks poin “C” %41%100 568234% == x

n = 25% x 142 = 36

Indeks poin “D” %6%100 56836% == x

b) Untuk faktor kemauan menyimak penjelasan dari guru

Poin “A” = 175% Poin “B” = 42% Poin “C” = 63% Poin “D” = 21%

Page 90: Pengaruh motivasi

Perhitungannya: n = 175% x 142 = 249 N = 142 x 3 = 426

Indeks poin “A” %58%100 426249% == x

n = 42% x 142 = 60

Indeks poin “B” %14%100 42660% == x

n = 63% x 142 = 89

Indeks poin “C” %21%100 56889% == x

n = 21% x 142 = 30

Indeks poin “D” %7%100 56830% == x

c) Untuk faktor ketekunan mempelajaari akuntansi

Poin “A” = 62% Poin “B” = 68% Poin “C” =78% Poin “D” =92% Perhitungannya: n = 62% x 142 = 88 N = 142 x 3 = 426

Indeks poin “A” %21%100 42688% == x

n = 68% x 142 = 96

Indeks poin “B” %22%100 42696% == x

n = 78% x 142 = 111

Indeks poin “C” %26%100 426111% == x

n = 92% x 142 = 131

Indeks poin “D” %31%100 426131% == x

d) Untuk faktor kerajinan siswa dalam mengerjakan soal akuntansi.

Poin “A” = 135% Poin “B” = 124% Poin “C” = 39% Poin “D” = 3%

Page 91: Pengaruh motivasi

Perhitungannya: n = 135% x 142 = 192 N = 142 x 3 = 426

Indeks poin “A” %45%100 426192% == x

n = 124% x 142 = 176

Indeks poin “B” %41%100 426176% == x

n = 39% x 142 = 55

Indeks poin “C” %13%100 42655% == x

n = 3% x 142 = 4

Indeks poin “D” %1%100 4264% == x

Atau Jumlah total untuk poin “A” = 427%

“B” = 391%

“C” = 335%

“D” = 141%

n = 427% x 142 = 606 N = 142 x 13 = 1846

Indeks poon “A” = %33%1001846427

=x

n = 391% x 142 = 555

Indeks poon “B” = %30%1001846555

=x

n = 335% x 142 = 476

Indeks poon “C” = %26%1001846476

=x

n = 141% x 142 = 200

Indeks poon “D” = %11%1001846200

=x

Page 92: Pengaruh motivasi

Lampiran 13 Contoh perhitungan diskripsi variabel dukungan orang tua (X2) Diketahui:

Indeks %100 % xNn

=

n = Jumlah skor jawaban responden N = Jumlah skor jawaban ideal n = Total persentase skor jawaban per poin x jumlah responden N = Jumlah responden x Banyaknya item soal - Jumlah responden = 142 - Jumlah item soal = 4 ( untuk faktor perhatian dari orang tua) - Jumlah item soal =3 ( untuk faktor keadaan ekonomi orang tua) - Jumlah item soal = 7 ( untuk faktor penyediaan fasilitas belajar di rumah) - Jumlah item soal = 3 (untuk faktor pemenuhan kebutuhan belajar) - Jumlah total skor jawaban

a) Untuk faktor perhatian dari orang tua Poin “A” = 99% Poin “B” = 196% Poin “C” = 93% Poin “D” = 13% Perhitungannya: n = 99% x 142 = 141 N = 142 x 4 = 568

Indeks poin “A” %25%100 568141% == x

n = 196% x 142 = 278

Indeks poin “B” %49%100 568278% == x

n = 93% x 142 = 132

Indeks poin “C” %23%100 568132% == x

n = 13% x 142 = 18

Indeks poin “D” %3%100 56818% == x

b) Untuk faktor keadaan ekonomi orang tua

Poin “A” = 26% Poin “B” = 63% Poin “C” = 87% Poin “D” = 124%

Page 93: Pengaruh motivasi

Perhitungannya: n = 26% x 142 = 37 N = 142 x 3 = 426

Indeks poin “A” %9%100 42637% == x

n = 63% x 142 = 89

Indeks poin “B” %21%100 42689% == x

n = 87% x 142 = 124

Indeks poin “C” %29%100 426124% == x

n = 124% x 142 = 176

Indeks poin “D” %41%100 426176% == x

c) Untuk faktor penyediaan fasilitas belajar di rumah.

Poin “A” = 84% Poin “B” = 189% Poin “C” = 287% Poin “D” = 140% Perhitungannya: n = 84% x 142 = 119 N = 142 x 7 = 994

Indeks poin “A” %12%100 994119% == x

n = 189% x 142 = 268

Indeks poin “B” %27%100 994268% == x

n = 287% x 142 = 408

Indeks poin “C” %41%100 994408% == x

n = 140% x 142 = 199

Indeks poin “D” %20%100 994199% == x

d) Untuk faktor pemenuhan kebutuhan belajar Poin “A” = 159% Poin “B” = 55% Poin “C” = 70% Poin “D” = 16%

Page 94: Pengaruh motivasi

Perhitungannya: n = 158% x 142 = 226 N = 142 x 3 = 426

Indeks poin “A” %53%100 426226% == x

n = 55% x 142 = 78

Indeks poin “B” %18%100 42678% == x

n = 70% x 142 = 99

Indeks poin “C” %23%100 42699% == x

n = 16% x 142 = 23

Indeks poin “D” %5%100 42623% == x

Atau Jumlah total poin “A” = 368%

“B” = 503%

“C” = 537%

“D” = 293%

n = 368% x 142 = 523 N = 142 x 17 = 2414

Indeks poin “A” %22%100 2414523% == x

n = 503% x 142 = 714

Indeks poin “B” %29%100 2414714% == x

n = 537% x 142 = 763

Indeks poin “C” %32%100 2414763% == x

n = 293% x 142 = 416

Indeks poin “D” %17%100 2414416% == x