pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think …digilib.unila.ac.id/32203/18/skripsi tanpa bab...

88
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN 2 BRANTI RAYA (Skripsi) Oleh NUR ZANAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR SHARE DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL

BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN 2 BRANTI RAYA

(Skripsi)

Oleh

NUR ZANAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR SHARE DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL

BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN 2 BRANTI RAYA

Oleh

NUR ZANAH

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas V

SDN 2 Branti Raya yang disebabkan kurang maksimalnya penerapan model dan

media pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dengan jumlah 64 siswa. Jenis

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Alat pengumpul data berupa soal

pilihan jamak yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil

pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test pooled varians diketahui bahwa

thitung = 3,733 > ttabel = 2,000 berarti Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Branti

Raya.

Kata kunci: media grafis, PKn, think pair share.

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR SHARE DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL

BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN 2 BRANTI RAYA

Oleh

NUR ZANAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah DasarJurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,
Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Nur Zanah, dilahirkan di Wonogiri, Jawa

Tengah pada tanggal 4 April 1994. Peneliti merupakan anak

sulung dari empat bersaudara, putri dari pasangan Bapak

Ngatiman dan Ibu Zainab. Pendidikan formal yang telah

diselesaikan peneliti yaitu SD Negeri 2 Selogiri lulus pada

tahun 2008, SMP Negeri 1 Kotaagung lulus pada tahun 2011, dan SMA Negeri 1

Kotaagung lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2014, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

MOTO

Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah tenang dan sabar(HR. Umar Bin Khattab)

Tidak ada pemberian Ibu dan Bapak yang paling berhargakepada Anaknya daripada Pendidikan Akhlak Mulia

(HR. Bukhari)

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Bersama keridhaan Allah Swt. Kupersembahkan karya ini

sebagai rasa syukur untuk:

Orang tuaku, Bapak dan Ibuku tercinta, Bapak Ngatiman dan

Ibu Zainab yang selalu memanjatkan doa untuk anak-anak

tercinta dalam setiap sujudnya

Adikku tercinta Nur Hidayati, Muh Yusuf dan Khodijah yang

selalu menghiburku dan memberiku motivasi untuk bisa

menjadi panutan bagi keluarga. Keluarga besarku yang tak

henti mendoakan dan mendorongku agar menjadi seorang

yang sukses

Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang bermanfaat bagiku

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

Terima kasih untuk tim pengelola beasiswa Bidik MisiUniversitas Lampung yang telah memberikan bantuan baik

secara materi maupun non-materi.Semoga kebaikan dan kerja kerasnya dibalas oleh Allah Swt.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

x

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

dengan media grafis terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN 2 Branti

Raya” sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan di Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya

tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

3. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung dan juga sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak ilmu kepada peneliti serta membantu peneliti dalam

menyelesaikan surat guna syarat skripsi.

5. Ibu Dra. Nelly Astuti, M. Pd., Dosen Penguji Utama yang telah banyak

memberikan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran serta gagasannya dalam

penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., Dosen Ketua Penguji yang telah memberikan

bimbingan, saran, nasihat, kritik, dan motivasi selama proses penyelesaian

skripsi ini.

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xi

7. Bapak Dr. Darsono., M. Pd., Dosen Sekertaris Penguji yang telah

memberikan bimbingan, masukan saran, nasihat, kritik, dan bantuan selama

proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Ibu Dosen serta Staf Kampus B FKIP Universitas Lampung yang

telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

9. Bapak Dr. Achmad Sarbanun, M. Pd. I., Kepala SD Negeri 2 Branti Raya

yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di

sekolah tersebut.

10. Ibu Ayoe Lisutha, S. Pd., VB yang peneliti jadikan kelas eksperimen yang telah

membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan

penelitian di kelas tersebut.

11. Ibu Rohyani, M. Pd., guru kelas VA yang peneliti jadikan kelas kontrol yang

telah membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian di kelas tersebut.

12. Dewan Guru dan Staf Tata Usaha SD Negeri 2 Branti Raya yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

13. Siswa siswi kelas V SD Negeri 2 Branti Raya Tahun Pelajaran 2017/2018

yang telah berpartisipasi aktif sebagai subjek dalam penelitian ini.

14. Sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memotivasi agar cepat

menyelesaikan studi, Nova, Dina, Tiwi, Yulek, Yessi, Ulan, terimakasih atas

kebersamaannya selama ini.

15. Keluarga besar kosan Menak Cendana: Tiana, Selvi, Atika, Anu, Big, Ani,

Nana, Tata, Lina, dan Tia.

16. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2014 khususnya kelas C semoga

kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.

17. Teman-teman seperjuangan Bidikmisi angkatan 2014, terima kasih

kebersamaannya selama ini.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xii

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan

namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 9 Mei 2018Peneliti

Nur ZanahNPM 1413053088

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 9

1. Model Pembelajaran ........................................................................ 9

1.1 Pengertian Model Pembelajaran ............................................... 9

1.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 10

1.3 Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 11

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ................. 12

2.1 Pengertian Pembelajaran Think Pair Share .............................. 12

2.2 Karakteristik Pembelajaran TPS............................................... 13

2.3 Langkah-langkah Pembelajaran TPS ....................................... 15

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TPS ......................... 16

3. Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 19

3.1 Belajar....................................................................................... 19

a. Pengertian Belajar ................................................................ 19

b. Teori Belajar ........................................................................ 20

c. Hasil Belajar ........................................................................ 23

3.2 Pembelajaran ............................................................................ 25

4. Media Pembelajaran ........................................................................ 26

4.1 Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 26

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xiv

Halaman

4.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ............................................... 27

4.3 Fungsi Media Pembelajaran ..................................................... 28

4.4 Media Grafis ............................................................................. 30

a. Pengertian Media Grafis ...................................................... 30

b. Jenis-jenis Media Grafis ...................................................... 31

b. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis ............................. 32

4.4 Fungsi Media Grafis ................................................................. 33

5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)............................................... 34

5.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ..................... 34

5.2 Tujuan Pembelajaran PKn SD .................................................. 35

5.3 Ruang Lingkup PKn SD ........................................................... 37

6. Penelitian yang Relevan .................................................................. 38

B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 41

C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 43

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 44

B. Prosedur Penelitian ............................................................................... 46

C. Setting Penelitian .................................................................................. 47

1. Subjek Penelitian ............................................................................. 47

2. Tempat Penelitian ............................................................................ 47

3. Waktu Penelitian ............................................................................. 47

D. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 47

1. Variabel Penelitian .......................................................................... 47

2. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 48

E. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 49

1. Populasi Penelitian .......................................................................... 49

2. Sampel Penelitian ............................................................................ 49

F. Teknik dan Instrumen Penilaian ........................................................... 50

1. Pengertian Instrumen Tes ................................................................ 50

2. Metode Angket atau Kuesioner ....................................................... 51

3. Uji Coba Instrumen Tes ................................................................... 51

4. Uji Persyaratan Instrumen ............................................................... 52

a. Validitas ...................................................................................... 52

b. Reliabilitas .................................................................................. 53

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................... 56

1. Uji Persyaratan Analisis Data .......................................................... 56

a. Uji Normalitas ............................................................................. 56

b. Uji Homogenitas ......................................................................... 58

2. Teknis Analisis Data Hasil Belajar dan Angket .............................. 59

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xv

Halaman

a. Nilai Hasil Belajar ...................................................................... 59

b. Angket ......................................................................................... 60

c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal ...... 60

3. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 63

B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 66

1. Persiapan Penelitian ......................................................................... 66

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 67

3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 70

4. Pengambilan Data Penelitian ........................................................... 71

C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 71

D. Analisis Data Penelitian ....................................................................... 71

E. Uji Persyaratan Analisis Data .............................................................. 76

F. Pembahasan .......................................................................................... 78

G. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 81

B. Saran ..................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai mid semester ganjil kelas VA dan VB SDN 2 Branti RayaTahun Pelajaran 2017/2018........................................................................... 5

2. Data siswa kelas VA dan VB SDN 2 Branti Raya........................................ 49

3. Skor jawaban angket ..................................................................................... 51

4. Interpretasi koefisien korelasi nilai r............................................................. 53

5. Koefisien reliabilitas ..................................................................................... 54

6. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa ..................................................... 61

7. Sarana dan prasarana SDN 2 Branti Raya..................................................... 64

8. Daftar nama guru dan karyawan SDN 2 Branti Raya ................................... 65

9. Hasil analisis validitas butir soal tes kognitif................................................ 67

10. Hasil analisis validitas butir soal angket ....................................................... 69

11. Nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol ................................................... 72

12. Nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol........................................ 73

13. Penggolongan nilai N-Gain kelas eksperimen dan kontrol........................... 74

14. Deskripsi frekuensi angket penerapan model kooperatif tipe think pair sharedengan media grafis ...................................................................................... 75

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pikir penelitian.............................................................................. 43

2. Desain penelitian........................................................................................... 45

3. Perbedaan nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen......................... 72

4. Perbedaan ketutasan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen ....... 73

5. Perbandingan N-Gain siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen........... 74

6. Perbandingan nilai rata-rata N-Gain ............................................................. 74

7. Distribusi frekuensi angket penerapan model kooperatif tipe think pair sharedengan media grafis ...................................................................................... 76

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

01. Dokumen Surat-suratSurat Pendahuluan ....................................................................................... 87Surat Keterangan.......................................................................................... 88Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 89Surat Pemberian Izin Penelitian................................................................... 90Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas Eksperimen .................................. 91Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas Kontrol ......................................... 92Surat Pernyataan Teman Sejawat Mahasiswa.............................................. 93Surat Keterangan Penelitian......................................................................... 94

02. Perangkat Pembelajaran1. Pemetaan SK dan KD............................................................................. 952. Silabus Pembelajaran ............................................................................. 973. RPP Kelas Eksperimen .......................................................................... 994. RPP Kelas Kontrol ................................................................................. 1085. Format Kisi-kisi Instrument Tes ............................................................ 1156. Soal Uji Instrumen Tes........................................................................... 1167. Kunci Jawaban Instrument Tes .............................................................. 1228. Kisi-kisi Angket ..................................................................................... 1239. Angket .................................................................................................... 12410. Kunci Jawaban Angket .......................................................................... 126

03. Perhitungan Uji Coba Instrumen11. Hasil Analisis Uji Validitas Tes............................................................. 12712. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Tes ......................................................... 12913. Hasil Analisis Uji Validitas Angket ....................................................... 13014. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket ................................................... 13215. Soal Pretest dan Posttes ......................................................................... 13316. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttes ............................................... 13617. Angket Respon Siswa ............................................................................ 13718. Kunci Jawaban Angket .......................................................................... 139

04. Data Hasil Penelitian19. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 14020. Rekapitulasi Hasil Angket...................................................................... 142

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

xix

Halaman05. Perhitungan Hasil Analisis Data

21. Uji Normalitas........................................................................................ 14322. Uji Homogenitas .................................................................................... 14923. Uji Hipotesis .......................................................................................... 152

06. Tabel-tabel statistik24. Tabel Nilai-nilai r Product Moment ....................................................... 15425. Tabel Nilai Chi Kuadrat (χ2) .................................................................. 15526. Tabel Nilai-nilai Untuk Distribusi F ...................................................... 15627. Tabel Z kurva Normal............................................................................ 15728. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t........................................................ 15829. Foto Dokumentasi .................................................................................. 159

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam

lingkungan tertentu. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, diperlukan

interaksi antara guru dan siswa. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan,

yaitu saling mempengaruhi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi

pendidikan peserta didik tidak selalu harus diberi atau dilatih, siswa dapat

mencari, menemukan, memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri.

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali

siswa agar menjadi warga negara yang baik. Pendidikan mempunyai peranan

yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu,

terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di

bidang pendidikan yang merupakan pengamalan Pancasila, dan untuk itu

pendidikan nasional mengusahakan antara lain: Pembentukan manusia

Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu

mandiri. Untuk meningkatkan mutu pendidikan hendaknya dimulai dari

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

2

pondasi dasarnya. Pendidikan dasar merupakan pondasi awal dari semua

jenjang sekolah selanjutnya.

Pendidikan dasar juga berfungsi untuk mempersiapkan siswa memenuhi

persyaratan mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan diarahkan kepada

terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang

tercantum dalam

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam standar proses yang berbunyi:Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dankarakteristik siswa, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yangbermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel,bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuanpendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dankemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik sertapsikologis siswa.

Rangkaian kependidikan, baik formal maupun nonformal diselenggarakan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan. UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

ayat 11 menyatakan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Pada pendidikan formal proses belajar dan

pembelajaran meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan di antaranya Ilmu

Agama, IPA, IPS, PKn, Bahasa dan Matematika.

Proses pembelajaran di sekolah dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dilakukan dalam bentuk mata pelajaran. Salah satu mata

pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn). Susanto (2013: 225) yang dimaksud dengan PKn adalah mata

pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

3

Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam

bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun

anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Samsuri (2011:28) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat

diartikan sebuah cara untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa demi

menjadi seorang warga negara yang memiliki kecakapan, dan pengetahuan

serta nilai-nilai yang berguna untuk partisipasi aktif di dalam masyarakat.

Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar

mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan

membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pembentukan karakter bangsa

yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang

menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang

berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di

masyarakat.

Fitriani (2016: 1) menyatakan proses pembelajaran PKn kebanyakan masih

menggunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan

kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu

metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan

hafal ( 3DCH ), siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak

cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini

pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan

semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan

rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.

Guru berperan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pada

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

4

pembelajaran PKn. Agar pembelajaran PKn berjalan dengan

aktif dan kondusif guru harus bisa menciptakan suasana kegiatan

pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Peran guru dalam memilih model dan

media pembelajaran yang sesuai merupakan kebijakan penting dalam

menyajikan suatu materi pelajaran dan dapat juga berpengaruh positif pada

hasil belajar siswa. Suprijono (2013: 46) menyatakan bahwa model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Selain metode

pembelajaran, guru juga dapat menggunakan media pembelajaran agar

materi yang disampaikan pada siswa menarik.

Media grafis salah satu media yang dapat di gunakan oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran. Hamdani (2011: 250) media grafis

termasuk media visual, sebagaimana halnya media lain, media grafis

berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan. Media grafis memiliki

beberapa jenis di antaranya gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, dan

grafik, dengan media grafis, siswa akan lebih tertarik dengan apa yang

dipelajari, sehingga antusias siswa lebih tinggi, dan tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Mulyasa (2013: 131) menyebutkan bahwa suatu pembelajaran dikatakan

berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa di kelas telah

mencapai KKM. Hasil observasi yang dilakukan di SDN 2 Branti Raya pada

tanggal 20 Oktober 2017 dan diperoleh informasi data nilai ketuntasan

semester ganjil kelas VA dan VB pada mata pelajaran PKn. Gambaran nilai

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

5

rata-rata mid semester pada mata pelajaran PKn di kelas VA dan VB dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Nilai ketuntasan semester ganjil kelas VA dan VB SDN 2 BrantiRaya tahun pelajaran 2017/2018.

NilaiKKM

KetercapaianKKM

Kelas VA(kontrol)

Persentase Kelas VB(eksperimen)

Persentase

70 ≥70Tercapai 16 52% 8 24%70 <70Tidak Tercapai 15 48% 25 76%Jumlah 31 100% 33 100%

(Sumber: Dokumentasi mid semester guru kelas V SDN 2 Branti Raya)

Berdasarkan tabel 1. terlihat bahwa hasil belajar PKn siswa kelas VB dengan

persentase ketuntasan 24% lebih rendah dibandingkan kelas VA dengan

persentase ketuntasan 52%. Oleh karena itu, peneliti memilih kelas VB

sebagai kelas eksperimen dan kelas VA sebagai kelas kontrol. Peneliti

melaksanakan observasi di SDN 2 Branti Raya dari hasil observasi yang telah

dilakukan di SDN 2 Branti Raya, pada kenyataannya terlihat proses

pembelajaran di kelas VB kurang efektif, banyak siswa yang mengobrol

saat pembelajaran berlangsung, kurang memperhatikan ketika dijelaskan,

kurangnya kerja sama saat pembelajaran berlangsung antara guru dengan

siswa serta siswa dengan siswa. Siswa cenderung pasif saat kegiatan

pembelajaran berlangsung sehingga proses pembelajaran belum memenuhi

standar atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini mengakibatkan

kualitas pembelajaran masih rendah yang ditandai rendahnya hasil belajar

siswa. Guru belum banyak menggunakan variasi model dan media dalam

pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih cepat bosan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

6

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis

mampu memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk berpikir

kritis, kreatif, dalam merespon suatu pertanyaan. Huda (2014: 206)

menyatakan bahwa model think pair share memperkenalkan gagasan waktu

‘tunggu atau berpikir’ (wait or think time) pada elemen interaksi

pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam

meningkatkan tanggapan siswa terhadap pertanyaan.

Pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis ini relatif

lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur

tempat duduk atau mengelompokkan siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung. Diharapkan dengan menggunakan model ini, dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti

tertarik untuk mengangkat judul dalam penelitian ini, yaitu: “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Media Grafis

terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN 2 Branti Raya”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut.

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

2. Pembelajaran hanya menimbulkan komunikasi satu arah.

3. Sebagian besar siswa pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Kurangnya penggunaan model dan media pembelajaran.

5. Rendahnya hasil belajar PKn karena belum memenuhi KKM.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

peneliti membatasi masalah penelitian pada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan media grafis terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas V SDN 2 Branti Raya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian

yakni, “Sejauh manakah pengaruh yang signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Branti Raya?”

E. Tujuan Penelitian

Agar memperoleh hasil penelitian yang lebih jelas dan terarah, perlu

ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Branti Raya.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam kaitannya dengan penelitian ini:

1. Bagi Siswa

Penerapan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share dengan media grafis merupakan pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

meningkatkan minat siswa dalam mempelajari PKn sehingga diharapkan

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

8

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan

media grafis dan diharapkan nantinya guru dapat mengembangkan

pembelajaran dengan pendekatan yang bervariasi dalam rangka

memperbaiki kualitas pembelajaran bagi siswanya.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk

meningkatkan mutu pendidikan di SDN 2 Branti Raya.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah ilmu dan

pengalaman yang berharga guna menghadapi permasalahan di masa depan

dan menjadi sarana pengembangan wawasan mengenai pendekatan

pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Jenis penelitian adalah penelitian quasi eksperimen.

2. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share dengan media grafis dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Branti

Raya.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Branti Raya.

4. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Branti Raya semester genap tahun

pelajaran 2017/2018.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran

1.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Sutikno (2014: 58)

menyatakan model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Adapun Komalasari (2013: 57)

menjelaskan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru.

Joyce dan Weil dalam Rusman, (2014: 133) menerangkan model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pelajaran di kelas atau yang

lain. Suprijono (2013: 46) menyatakan bahwa model pembelajaran ialah

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas maupun tutorial.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah suatu konsep atau rancangan pembelajaran

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

10

yang dapat diterapkan oleh guru secara sistematis untuk

mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan atau diharapkan. Model pembelajaran juga

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru.

1.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan

kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

membantu siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam

kelompok. Isjoni (2013: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai

anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Tom V. Savage dalam Majid, (2013: 175) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan yang menekankan

kerja sama dalam kelompok. Adapun Sanjaya (2014: 242) mengemukakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai

enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang menekankan

kerja sama kelompok. Pembelajaran kooperatif juga melibatkan partisipasi

siswa dalam satu kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang

berbeda untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

11

1.3 Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe-tipe pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah sama yaitu siswa

diajarkan bekerja sama dan diajarkan agar mampu bertanggung jawab atas

tugas yang diberikan, namun pada proses pelaksanaannya saja yang

berbeda. Menurut Isjoni (2010: 51) dalam Coooperative Learning terdapat

beberapa variasi model yang diterapkan, yaitu diantaranya: a) Student

Team Achivement Division (STAD), b) Jigsaw, c) Group Investigation

(GI), d) Rotating Trio Exchange, dan f) Group Resume.

Huda (2014: 215) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran kooperatif

terdapat beberapa tipe yaitu Think-Talk-Write, Talking Stick, Snowball

Throwing, Time Token, dan lain-lain.

Suprijono (2013: 89-111) menyebutkan bahwa model pembelajarankooperatif dibagi menjadi beberapa tipe yaitu: (1) Jigsaw, (2) Think PairShare, (3) Number Heads Together, (4) Group Investigation, (5) Two StayTwo Stray, (6) Make a Match, (7) Listening Team, (8) Inside OutsideCircle, (9) Bamboo Dancing, (10) Point Counter Point, (11) The Power ofTwo, dan (12) Listening Team.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dari

berbagai macam model pembelajaran yang bervariasi maka model

pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe think pair shared. Model pembelajaran ini

juga mengajarkan siswa untuk dapat aktif dan bertanggung jawab untuk

setiap tugas yang diberikan kepada siswa serta dapat mengoptimalkan

partisipasi siswa..

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

12

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena

hanya terfokus pada guru dan siswa kurang aktif, oleh sebab itu peneliti

tertarik memilih menggunakan model kooperatif tipe TPS karena model

pembelajaran kooperatif tipe TPS ini adalah model yang mengajarkan

siswa untuk dapat aktif dan bertanggung jawab untuk setiap tugas yang

diberikan kepadanya.

Huda (2014: 206) menyatakan bahwa think pair share merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frang

Lyman di University of Maryland pada 1981. Model ini memperkenalkan

gagasan waktu ‘tunggu atau berpikir’ (wait or think time) pada elemen

interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor

ampuh dalam meningkatkan tanggapan siswa terhadap pertanyaan. Isjoni

(2010: 78) menyatakan bahwa tehnik ini memberikan siswa kesempatan

untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan

teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan

delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan

partisipasi mereka kepada orang lain.

Frang Lyman dan koleganya dalam Hamdayama, (2014: 201) menyatakan

bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat

variasi suasana pola diskusi kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

13

sama dengan orang lain, serta dapat mengoptimalkan partisipasi siswa.

Model kooperatif tipe think pair share ini bisa diterapkan untuk semua

mata pelajaran dan tingkat kelas.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah model pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, di

mana siswa harus mampu berpikir mandiri dan melaksanakan diskusi

untuk menentukan jawaban bersama. Siswa dituntut selalu berpikir tentang

suatu persoalan dan mencari sendiri cara penyelesaiannya, dengan

demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan

keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman

belajar siswa akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.

2.2 Karakteristik Pembelajaran TPS

Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa

waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu

sama lain (Ibrahim dalam Estiti, 2007: 10). Ciri utama pada model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share ada tiga langkah utama

yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Langkah tersebut adalah

think (berpikir secara individual), pair (berpasangan), share (berbagi

jawaban dengan pasangan atau seluruh kelas) dengan penjelasan sebagai

berikut.

1. Think (berpikir secara individual)

Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah

yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

14

secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada

tahap ini, siswa sebaiknya menuliskan jawabannya. Hal ini karena

guru tidak dapat memantau semua jawaban siswa sehingga melalui

catatan tersebut guru dapat mengetahui jawaban yang harus diperbaiki

atau diluruskan diakhir pembelajaran. Dalam menentukan batasan

waktu untuk tahap ini, guru harus mempertimbangkan pengetahuan

dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan

bentuk pertanyaan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk

setiap kali pertemuan.

2. Pair (berpasangan)

Langkah kedua adalah guru meminta para siswa untuk berpasangan

dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi

selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama. Biasanya

guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

Setiap pasangan siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawabannya

sebelumnya, sehingga hasil akhir yang didapat menjadi lebih baik,

karena siswa mendapat tambahan informasi.

3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan atau seluruh kelas).

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut

untuk berbagi hasil pemikirannya dengan seluruh kelas. Pada langkah

ini menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke

pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-

pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor. Langkah

ini merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumnya,

dalam arti bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

15

lebih memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan

berdasarkan penjelasan kelompok lain.

2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif TPS

Kooperatif tipe TPS memiliki beberapa tahapan, Huda (2014: 136)

menyebutkan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS

sebagai berikut.

a. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompokterdiri dari empat anggota siswa.

b. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.c. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas

tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu.d. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan.

Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.e. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya.

Masing-masing untuk menshare hasil diskusinya.

Suprijono (2013: 91) menjabarkan langkah pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe TPS sebagai berikut.

Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan gurumengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untukdipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswamemikirkan jawabannya. Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap iniguru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepadapasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi inidapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannyamelalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusiintersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan denganpasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing”.Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorongpada pengontruksian pengetahuan secara integratif. Siswa dapatmenemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

Sesuai dengan salah satu ciri dari TPS yaitu pair (berpasangan), pada

dasarnya tipe ini hanya dapat diterapkan pada kelas yang jumlah

siswanya genap. Namun, tidak menutup kemungkinan tipe ini juga dapat

diterapkan pada kelas yang jumlah siswanya ganjil. Hal ini diperkuat

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

16

dengan pendapat Kristin dalam Marbun (2013: 22) yang menyatakan

apabila jumlah siswa pada suatu kelas ganjil, maka guru menggabungkan

siswa tersebut dalam kelompok yang dirasa memiliki prestasi belajar

rendah, karena akan banyak masukan-masukn atau pendapat dalam

menyelesaikan soal.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa akan

menggunakan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS menurut Suprijono, dimana TPS digunakan untuk

memungkinkan siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang

telah dipelajarinya. Pembelajaran TPS diharapkan dapat mendorong

siswa pada pengontruksian pengetahuan secara integratif.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif TPS

Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran hendaknya guru

atasi salah satunya dengan penggunaan berbagai metode, teknik dan model

pembelajaran. Supaya tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan

yang membangun minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh

siswa, untuk mencapai proses pembelajaran yang menyenangkan maka

digunakan model pembelajaran tipe TPS. Beberapa kelebihan dan

kelemahan model pembelajaran TPS sebagai berikut:

Hamdayama (2014: 203) mengemukakan beberapa kelebihan model

pembelajaran TPS sebagai berikut.

a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan modelpembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

17

untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yangdiberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkansiswa mampu memahami materi dengan baik sebelum gurumenyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.

b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru padasetiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktifdalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapatselalu berusaha hadir pada setiap pertemuan.

c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPSdiharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaransehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripadapembelajaran dengan model konvensional.

d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajardikelas hanya mendengarkan apa saja yang disampaikan gurudan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru.

e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dengan pembelajaranTPS, hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibatdengan permasalahan yang diberikan oleh guru.

f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses belajarmengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Denganmodel pembelajaran TPS, perkembangan hasil belajar siswadapat diidentifikasi secara bertahap, sehingga pada akhirpembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistemkerja sama yang diterapkan dalam model TPS menuntut siswauntuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntutuntuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lainatau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.

Kelemahannya sebagai berikut.

a. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur caraberpikir sistematik.

b. Lebih sedikit ide yang masuk.c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam

kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yangmelapor dan dimonitori.

d. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukankelompok, karena ada satu siswa tidak mempunyai pasangan.

e. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.f. Menggantungkan pada pasangan.

Sohimin (2014: 211) menyebutkan beberapa kelebihan dalam penerapan

tipe TPS, sebagai berikut.

a. TPS mudah diterapkan di berbagai jenjang pendidikan dan dalamsetiap kesempatan .

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

18

b. Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas responsiswa.

c. Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalammata pelajaran.

d. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selamadiskusi.

e. Siswa dapat belajar dari siswa lain.f. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk

berbagi atau menyampaikan idenya.

Kelemahannya sebagai berikut.

a. Banyak kelompok yang melapor dan perlu di monitor.b. Lebih sedikit ide yang muncul.c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

Lie (2008: 46) menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran TPS

sebagai berikut.

a. Meningkatkan partisipasi.b. Cocok untuk tugas sederhana.c. Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing

anggota kelompok.d. Interaksi lebih mudah.e. Lebih mudah dan cepat membentuknya.

Kelemahannya sebagai berikut.

a. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor ataudibutuhkan cukup banyak sumber daya manusia untukmemonitor kelompok belajar dalam TPS.

b. Lebih sedikit ide yang muncul.c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model

kooperatif tipe TPS merupakan salah satu model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja

sama dengan teman. Kekurangan dari TPS adalah dalam pengelolaan

kelasnya, jadi untuk mengatasi kekurangan tersebut guru harus lebih

maksimal dalam memanajemen kelas dengan baik.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

19

3. Belajar dan Pembelajaran

3.1 Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif. Masitoh (2009: 3) mendefinisikan belajar

adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat

suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

Kasmadi dan Sunariah (2014: 29) mendefinisikan bahwa belajar

adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, terkendali agar orang

lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang

lain. Suatu program pembelajaran yang baik, haruslah memenuhi

kriteria daya tarik (appeal), daya guna (efektifitas), dan hasil guna

(efisiensi).

Susanto (2013: 4) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak. Hamdani (2011: 21) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan.

Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

sebagainya.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

20

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu yang

ditampakkan dalam bentuk perubahan tingkah laku seperti

pengetahuan, sikap, keterampilan dan daya pikir yang diperoleh dari

hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Aktivitas yang

dilakukan ialah membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

b. Teori Belajar

Teori merupakan landasan terjadinya proses belajar, maka perlu

adanya teori belajar yang mendukung suatu model, pendekatan,

strategi, atau metode yang digunakan dalam pembelajaran. Banyak

sekali teori yang berkaitan dengan belajar. Masing-masing teori

memiliki kekhasan tersendiri dalam mempersoalkan belajar. Huda

(2014: 24-25) menyebutkan dasar-dasar teori belajar kelompok, salah

satu landasan teoritis pertama tentang belajar kelompok ini berasal dari

pandangan konstruktivis sosial. Pertama dari Vygotsky, mental siswa

pertama kali berkembang pada level interpersonal di mana siswa

belajar menginternalisasikan dan mentransformasikan interaksi

interpersonal dengan orang lain, lalu pada level intrapersonal di mana

siswa mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru dari hasil

interaksi ini. Landasan teori inilah yang menjadi alasan mengapa siswa

perlu diajak untuk belajar berinteraksi bersama orang dewasa atau

temannya yang lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas yang tidak

bisa mereka selesaikan sendiri.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

21

Landasan teori lainnya ialah berasal dari Piaget tentang konflik

sosiokognitif. Konflik ini, muncul ketika siswa mulai merumuskan

kembali pemahamannya akan suatu masalah yang bertentangan dengan

pemahaman orang lain yang tengah berinteraksi dengannya. Saat

pertentangan ini terjadi, siswa akan tertuntut untuk merefleksi

pemahamannya sendiri, mencari informasi tambahan untuk

mengklarifikasi pertentangan tersebut, dan berusaha “mendamaikan”

pemahaman dan perspektifnya yang baru untuk kembali

menyelesaikan inkonsistensi-inkonsistensi yang ada. Konflik kognitif,

bagaimanapun merupakan penggerak perubahan karena memotivasi

siswa untuk merenungkan kembali pemahamannya tentang suatu

masalah dan berusaha mengonstruksi pemahaman baru yang lebih

sesuai dengan feedback yang siswa terima. Teori Vygotsky dan Piaget,

tetap meneguhkan pentingnya interaksi sosial dalam memberdayakan

perspektif, kognisi, cara berpikir dan belajar siswa.

Susanto (2014: 144-146) menyebutkan teori-teori belajar berdasarkan

pendekatan konstruktivisme. Teori-teori belajar yang berkaitan erat

dengan pendekatan ini di antaranya teori perubahan konsep, teori

belajar bermakna Ausubel, teori belajar Bruner, dan teori skemata.

1) Teori belajar perubahan konsep

Teori belajar perubahan konsep merupakan suatu teori belajar yang

menjelaskan adanya proses evolusi pemahaman konsep siswa dari

siswa yang sedang belajar.

2) Teori belajar bermakna Ausubel

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

22

Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses di

mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang

sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar.

3) Teori belajar Bruner

Teori belajar Bruner berkeyakinan bahwa proses belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang siswa jumpai dalam

kehidupannya.

4) Teori skemata

Belajar menurut teori skema adalah mengubah skema. Artinya

orang yang sedang belajar dapat membentuk, menambah,

melengkapi, dan memperluas skema yang telah dimilikinya,

ataupun mengubah sama sekali skema lama.

Teori belajar terkait dengan asumsi tentang pengetahuan, siswa, dan

proses belajar mengajar. Sani (2013: 4-35) menjelaskan teori-teori

belajar sebagai berikut.

1) Teori belajar Behaviorisme

Belajar menurut kaum behavioris adalah perubahan dalam tingkah

laku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara

guru sebagai pemberi stimulus dan siswa sebagai respon tindakan

stimulus yang diberikan.

2) Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme menganggap bahwa proses mental dalam

mengolah informasi dengan menggunakan strategi kognitif. Di

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

23

mana pengetahuan dan pengalaman tertata dalam bentuk strategi

kognitif.

3) Teori Konstruktivisme

Teori ini membahas kesadaran sosial dalam kegiatan sosial

kemudian terjadi pemaknaan atau kontruksi pengetahuan baru serta

transformasi.

4) Teori Humanisme

Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan belajar terjadi jika siswa

memahami lingkungan dan dirinya sendiri.

5) Teori Sibernetik

Proses belajar memang penting dalam teori ini, namun yang lebih

penting adalah sistem informasi yang diproses dan dipelajari oleh

siswa.

Berdasarkan pada teori-teori yang telah disebutkan, teori yang

mendukung desain pembelajaran pada penelitian ini adalah teori

Vygotsky. Landasan teori inilah yang menjadi alasan mengapa siswa

perlu diajak untuk belajar berinteraksi bersama orang dewasa atau

temannya yang lebih mampu menyelesaikan tugas-tugas yang tidak

bisa diselesaikan sendiri, pentingnya interaksi sosial dalam

memberdayakan perspektif, kognisi, cara berpikir dan belajar siswa.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

24

Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar OlehPendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal1 penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulaninformasi/bukti tentang capaian pembelajaran siswa dalamkompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensipengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secaraterencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil

dari kegiatan belajar. Suprijono (2013: 5) menyatakan bahwa hasil

belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Bloom dalam Suprijono, (2013: 6) mendefinisikan hasil belajarmencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Terdapat enam tingkatan ranah kognitif, yaitu dari pengetahuan,pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan penilaian. Pada ranahafektif, terdapat lima tingkatan yaitu menerima, menanggapi,menilai, mengelola, dan menghayati, sedangkan pada ranahpsikomotor, terdapat empat tingkatan, yaitu peniruan, manipulasi,pengalamiahan, dan artikulasi.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, sekaligus

sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram

dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,

pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa

tugas, proyek, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil

pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan

penilaian kelompok mata pelajaran.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

25

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya, sehingga mengakibatkan perubahan tingkah

laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomontor. Penelitian ini,

hasil belajar yang diamati difokuskan pada ranah kognitif.

3.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sutikno (2014 :12)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan

oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Adapun Sagala

(2011: 61) menyatakan bahwa pembelajaran adalah komunikasi dua arah

untuk membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar. Masitoh (2009: 8) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran

terdapat interaksi siswa dan guru, melibatkan unsur-unsur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa melalui usaha yang terencana

dengan melibatkan komponen-komponen pembelajaran dalam mencapai

tujuan tertentu. Hal yang terpenting ialah terjadinya komunikasi timbal

balik diantara siswa dengan guru untuk mencapai tujuan atau kompetensi

yang diharapkan.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

26

4. Media Pembelajaran

4.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Hamdani

(2011: 243) menyatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan

siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran

yang digunakan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder,

kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar,

grafik, televisi, dan komputer.

Sundayana (2016: 6) memposisikan media sebagai suatu alat atau

sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu

pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana

keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah

dipahami dan dimengerti oleh siswa. Sadiman (2011: 7) menyatakan

bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi pembelajaran yang dapat membangun dan

merangsang siswa untuk belajar. Keberadaan media diharapkan agar pesan

dari guru dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

27

4.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu sumber yang dibutuhkan siswa

untuk menerima suatu pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki

perbedaan satu dengan yang lainnya. Jenis media yang akan digunakan

harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Hamdani

(2011: 250) menyatakan bahwa ada beberapa jenis media pembelajaran

yang biasa digunakan, yaitu media grafis, teks, audio, grafik, animasi, dan

video. Adapun Sanjaya (2013: 211) menyebutkan bahwa media

pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi yaitu

sebagai berikut.

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radiodan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidakmengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong kedalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi,lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetakseperti media grafis.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selainmengandung unsur suara juga mengandung unsur gambaryang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuranfilm, slide suara, dan lain sebagainya.

2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi kedalam:a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,

seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapatmempelajari hal-hal atau kejadian yang aktual secara serentaktanpa harus menggunakan ruangan khusus.

b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruangdan waktu, seperti film slide, film, video, dan lainsebagainya.

3. Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi:a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

tranparasi, dan lain sebagainya.b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto,

lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

28

Menurut Djamarah dan Zain (2013: 124) dilihat dari jenisnya, media

dibagi ke dalam:

a. Media AuditifMedia auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuansuara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.

b. Media VisualMedia visual adalah media yang hanya mengandalkan indrapenglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diamseperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambaratau lukisan dan cetakan.

c. Media AudiovisualMedia audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara danunsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebihbaik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Berdasarkan jenis-jenis media pembelajaran yang telah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat

digunakan dan setiap media pembelajaran memiliki berbagai perbedaan

satu dengan yang lain. Pada penelitian ini akan digunakan media grafis

yang termasuk klasifikasi dari media visual. Dengan media grafis, siswa

akan lebih tertarik untuk menerima materi yang diberikan.

4.3 Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sadiman dalam

Sundayana (2016: 7) menyebutkan bahwa media pembelajaran memiliki

beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu memiliki banyak arti.2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa

dengan sumber belajar.4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestiknya.5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.6. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

29

7. Pembelajaran dapat lebih menarik.8. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.9. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.10. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.11. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.12. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

Djamarah dan Zain (2013: 135) ketika fungsi-fungsi media pembelajaran

itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah

peranannya sebagai berikut.

1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keteranganterhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

2. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjutdan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnya.

3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahankonkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa,baik individual maupun kelompok.

Adapun Sanjaya (2013: 207) mengatakan bahwa melalui media

pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret. Maka

secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi yang seperti dijelaskan

berkut ini.

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu,peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapatdiabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atauaudio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakanmanakala diperlukan.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu melaluimedia pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yangbersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dandapat menghilangkan verbalisme.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan mediadapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswaterhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut.(1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimilikisiswa. (2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas, hal initerutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahamisecara langsung oleh pesera didik.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

30

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

pembelajaran berfungsi untuk menumbuhkan minat siswa dalam kegiatan

belajar mengajar dan media juga sebagai sumber belajar yang menarik

perhatian siswa untuk memperoleh informasi tentang pelajaran. Dari

fungsi tersebut, media pembelajaran akan terlihat peranannya sebagai alat

bantu dalam proses pembelajaran.

4.4 Media Grafis

a. Pengertian Media Grafis

Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam, salah satunya

media grafis. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta,

ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka,

dan simbol/gambar. Asyhar (2012: 102) menyatakan bahwa media

grafis adalah visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin

disampaikan kepada siswa yang dapat dikembangkan dalam berbagai

bentuk seperti foto, gambar, sketsa, grafik,dan bagan.

Sanjaya (2014: 214) menyatakan bahwa media grafis merupakan

media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,

huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol-simbol yang mengandung

arti. Adapun Sadiman (2011: 28) menyatakan media grafis termasuk

media visual. Media grafis biasanya digunakan untuk menarik

perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta

sehingga menarik dan mudah untuk diingat oleh siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media

grafis adalah media pembelajaran visual yang berfungsi menarik

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

31

perhatian siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan

melalui penyajian kata, angka, dan simbol/gambar. Dengan demikian

media grafis bisa digunakan sebagai alat bantu guru dalam

menyapaikan materi pelajaran dikelas.

b. Jenis-jenis Media Grafis

Foto, gambar, kartun, grafik, termasuk dalam media grafis. Media

grafis membantu guru untuk menyampaikan materi ajar dengan

mudah. Menurut Hamdani (2011: 250-254) media grafis memiliki

beberapa jenisnya yaitu: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart),

grafik, teks, audio, animasi, dan video. Hamzah & Nina (2010: 122)

juga menyebutkan berbagai macam media grafis, yaitu gambar diam,

sketsa, diagram, grafik, chart, dan poster. Jenis-jenis media grafis

menurut Sanjaya (2014: 79) sebagai berikut.

1. BaganBagan atau chart adalah media grafis untuk menyajikan pesanpembelajaran dengan mengombinasikan unsur tulisan, gambar danfoto menjadi kesatuan yang bermakna dengan maksud untukmenyederhanakan bahan pelajaran yang kompleks agar mudahdupahami.

2. PosterPoster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatuinformasi, saran atau ide-ide tertentu, sehingga dapat merangsangkeinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut.

3. KarikaturKarikatur atau kartun adalah media grafis yang mengungkapkanide atau sikap dan pandangan terhadap seseorang, kondisi, kejadianatau situasi tertentu.

4. GrafikGrafik adalah media grafis yang dapat memvisualisasikanperkembangan atau keadaan tertentu secara sederhana dan ringkasmelalui garis dan gambar.

5. Gambar dan Foto Gambar dan foto merupakan media yang umumdipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambaryang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapatdigunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapatmengembangkan kemampuan imajinasi siswa.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

32

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

media grafis adalah media yang berupa gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan, grafik, kartun, poster yang dirancang sedemikian rupa guna

untuk menyalurkan pesan mengenai materi pembelajaran kepada

siswa. Adapun dalam penelitian ini menggunakan media gambar.

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis

Media grafis merupakan media yang relatif murah apabila dilihat dari

segi biaya. Menurut Susilina dan Riyana (2009: 15) media grafis

memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

1. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswaterhadap pesan yang disajikan.

2. Dapat dilengkapi warna-warna sehingga lebih menarikperhatian siswa.

3. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Kelemahannya sebagai berikut.

1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannyaterutama untuk grafis yang lebih kompleks.

2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

Suharjo (2008: 111-112) menyebutkan kelebihan dan kelemahan

media grafis adalah sebagai berikut.

1. Lebih ekonomis karena biayanya relatif murah, dapat dipakaiberkali-kali.

2. Bahan dan alat produksinya mudah diperoleh.3. Dapat menyampaikan data atau rangkuman.4. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.5. Penggunaannya tanpa menggunakan peralatan khusus dan

mudah penempatannya.6. Jelas dan hanya sedikit memerlukan informasi tambahan.7. Dapat membandingkan suatu perubahan.8. Dapat divariasikan antara media grafis yang satu dengan

yang lainnya.9. Bentuk medianya sederhana sehingga mudah pembuatannya.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

33

Kelemahannya sebagai berikut.

1. Tidak dapat menjangkau kelompok penerima pesan yangbesar.

2. Hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja.3. Tidak menampilkan unsur “audio dan motion”.

Indriana (2011: 63) menjelaskan kelebihan media grafis adalah dapat

mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan

yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih

menarik perhatian siswa, dan proses pembuatannya yang lebih cepat

dan berbiaya murah. Adapun kekurangan dari media grafis adalah

membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama

untuk grafis yang lebih rumit; dan penyajian pesannya berupa unsur

visual saja.

Dari pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan kelebihan

media grafis antara lain mempermudah dan mempercepat pemahaman

siswa terhadap pesan yang disajikan, mampu mengatasi keterbatasan

ruang dan waktu, dapat divariasikan antara media grafis yang satu

dengan yang lainnya sehingga menjadi menarik, sederhana dan

ekonomis. Adapun kekurangannya adalah tidak dapat menjangkau

kelompok penerima pesan yang besar, menekankan persepsi indra

penglihatan saja, dan membutuhkan keterampilan khusus dalam

pembuatannya.

4.5 Fungsi Media Grafis

Media grafis memiliki beberapa fungsi yaitu, menarik perhatian,

memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

34

konsep yang mudah terlupakan apabila hanya dilakukan melalui

penjelasan verbal (Asyhar, 2012: 57). Selain itu, menurut Daryanto (2010:

19) bahwa fungsi media grafis secara umum adalah untuk menyalurkan

pesan dari sumber ke penerima pesan. Adapun secara khusus media grafis

berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan

atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Musfiqon, 2012: 73). Sudjana (2011:

63) menyatakan fungsi media grafis yaitu dapat mempermudah dan

mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat

mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa media grafis berfungsi sebagai alat untuk menarik perhatian siswa

dalam pembelajaran. Penggunaan media grafis dalam pembelajaran dapat

memperjelas sajian pelajaran dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep

yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.

5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

5.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan dapat menjadi salah satu upaya strategis pendemokrasian

bangsa Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda pada saat ini.

Pendidikan yang dimaksud adalah model pendidikan yang berorientasi

pembangunan karakter bangsa melalui pembelajaran yang menjadikan

siswa sebagai subjek melalui cara-cara pembelajaran yang demokratis,

partisipatif, kritis, kreatif, dan menantang diri siswa.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

35

Winataputra (2014: 1.23) menyatakan bahwa PKn merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Zahromi dalam Susanto, (2013: 226) menyatakan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan

mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak

demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi

baru. Susanto (2013: 225) menyatakan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana

untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk

membentuk dan mempersiapkan warga negara yang baik dan berkarakter.

Sebagai bentuk wujud kehidupan yang demokrasi, berlandaskan pada

Pancasila serta UUD dan norma-norma yang berlaku di masyarakat

sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.

5.2 Tujuan Pembelajaran PKn SD

Tujuan pembelajaran PKn di sekolah dasar yaitu untuk membentuk watak

atau karakteristik warga negara yang baik. Adapun tujuan pembelajaran

PKn menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22

Tahun 2006 pp. 272, 280, 287 sebagaimana uraian berikut ini:

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

36

Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isukewarganegaraan.

Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindaksecara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara

Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diriberdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapathidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan duniasecara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 7 ayat 2 menyatakan bahwa kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/

Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C,

SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk

peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Susanto (2013: 233) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran PKn ini

adalah siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban

secara santun, jujur, dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara

terdidik dan bertanggung jawab. Ruminiati (2007: 26) berpendapat bahwa

tujuan PKn di SD adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu

warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa PKn

memiliki tujuan untuk meningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik

serta memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,

jujur, dan demokratis dalam kehidupan bermasyarakat. Kelak siswa

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

37

diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, bersikap baik,

serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.

5.3 Ruang Lingkup PKn SD

Mata pelajaran PKn dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 memuat

ruang lingkup materi, tujuan, dan struktur materi yang harus diajarkan di

masing-masing jenjang pendidikan. Dengan mengacu pada Permendiknas

tersebut, mata pelajaran PKn secara umum telah mengalami perubahan

paradigma. Paradigma tersebut meliputi aspek keilmuan, tujuan

pembelajaran, dan struktur kajian PKn.

Dalam paradigm PKn terdapat tiga komponen yang saling berkitan.

Menurut Winataputra (2014: 201) tiga komponen tersebut adalah sebagai

berikut.

1) Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civil knowledge)berupa materi pelajaran PKn yang harus dicapai

2) Komponen keterampilan kewarganegaraan (civil skills) berupakemampuan bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.

3) Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civil dispositions)seperti bertanggung jawab secara moral, disiplin, rasa hormatterhadap nilai dan martabat kemanusiaan, rasa hormat terhadapperaturan, mau mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromiuntuk mencapai kebaikan publik, dan menjunjung tinggi kebenarandan keadilan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn tersebut, ada delapan materi

pokok standar isi mata pelajaran PKn di Indonesia untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah memuat komponen sebagai berikut:

persatuan dan kesatuan bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak asasi

manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan dan

politik, pancasila, globalisasi.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

38

Jika dipilah-pilah dari kedelapan pokok ke dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasarnya, maka dimensi pembelajarannya mencakup aspek

kajian (1) politik kenegaraan, (2) hukum dan konstitusi, dan (3) nilai moral

pancasila. Masing-masing topik/ruang lingkup kajian tersebut secara rinci

dijelaskan sebagai berikut:

Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalamperbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsaIndonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI), partisipasi dalam pembelaan negara, sikappositif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.

Norma, hukum dan perturan, meliputi: tata tertib dalam kehidupanberkeluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilannasional, hukum dan peradilan internasional.

Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dankewajiban masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, hargadiri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusanbersama, prestasi diri persamaan kedudukan warga negara.

Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dankonstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernahdigunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dankecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasimenuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalammasyarakat demokrasi.

Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara danideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,pancasila sebagai ideologi terbuka.

Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luarnegeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubunganinternasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasiglobalisasi.

6. Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian

eksperimen dalam skripsi ini:

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

39

1. Setiawan (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Konsep Gaya Magnet di Kelas V Sekolah Dasar Tahun

Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat

meningkatkan hasil belajar siswa . Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-

rata pada nilai pretest kelas eksperimen 45,60 dan kelas kontrol 44,40,

perbedaan ini tidak signifikan hanya selisih 1,20. Adapun rata-rata

nilai posttest pada kelas eksperimen 70,80 dan kelas kontrol 59,20.

Pada rata-rata nilai posttest ini perbedaannya sangat signifikan, pada

kelas eksperimen diperoleh rata-rata yang paling besar setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Terdapat kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan menggunakan media

grafis. Namun, terdapat perbedaan terhadap penelitian Setiawan yaitu

penelitian Setiawan bertujuan untuk mengamati hasil belajar pada

konsep gaya magnet di kelas V SDN Lialang tahun pelajaran

2015/2016 di Serang Banten, sedangkan peneliti melakukan penelitian

untuk mengamati hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas V

SDN 2 Branti Raya tahun pelajaran 2017/2018.

2. Firmanto (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

40

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pembelajaran kooperatif

tipe TPS berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh thit= 0,0226 maka diperoleh jawaban dari

rumusan masalah yaitu: perhitungan uji kesamaan dua rata -rata

diperoleh thit = 0,0226 lebih besar dari ttabel = 0,0368 pada taraf

signifikasi 5% dilambangkan thit < ttabel, sehingga untuk jawaban dari

rumusan masalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa

kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo adalah berpengaruh, dilihat dari

hasil perhitungan rata-rata yang menunjukkan hasil thit < ttabel.

Terdapat kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan yaitu sama-sama menggunakan penelitian eksperimen dan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Namun,

terdapat perbedaan terhadap penelitian Firmanto yaitu penelitian

Firmanto tidak menggunakan media grafis, serta bertujuan untuk

mengamati hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV,

tempat penelitian di SD Negeri 2 Rukti Harjo tahun pelajaran

2013/2014 di Lampung Tengah. Adapun peneliti melakukan penelitian

untuk mengamati hasil belajar pada mata pelajaran PKn Siswa Kelas V

SDN 2 Branti Raya tahun pelajaran 2017/2018.

3. Putu (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share Berpengaruh terhadap Sikap Ilmiah

dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Ungasan tahun

2015/2016”. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada penelitian

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

41

di SDN Ungasan menunjukkan (1) terdapat perbedaan hasil belajar

antara siswa yang menggunakan model TPS dengan pembelajaran

secara konvensional (FA= 16,68 dengan p < 0,05), (2) terdapat

perbedaan sikap ilmiah pada pelajar IPA antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS dengan

pembelajaran secara konvensional (FA= 29,56 dengan p < 0,05), (3)

tedapat perbedaan secara simultan dengan model kooperatif tipe TPS

dengan pembelajaran secara konvensional .

Terdapat kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan yaitu sama-sama menggunakan penelitian eksperimen dan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS). Namun, terdapat perbedaan terhadap penelitian Putu yaitu

penelitian Putu terdapat tiga variabel penelitian yaitu model

pembelajaran think pair share, sikap ilmiah , dan hasil belajar. Adapun

peneliti melakukan penelitian eksperimen terdapat dua variabel

penelitian yaitu model pembelajaran think pair share dengan media

grafis dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn Siswa Kelas V SDN 2

Branti Raya.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan pendapat untuk mengetahui adanya hubungan

antarvariabel yang ada dalam penelitian. Sugiyono, (2014: 272)

mengemukakan bahwa kerangka pikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

42

Menurut Arikunto (2013: 99) kerangka pikir adalah bagian dari teori yang

menjelaskan tentang alasan atau argumen bagi rumusan hipotesis, akan

menggambarkan alur pemikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada

orang lain, tentang hipotesis yang diajukan. Pada bagian ini akan dijelaskan

pengaruh antara model kooperatif tipe think pair share dengan media grafis

dan hasil belajar siswa.

Kerangka pikir dalam penelitian ini ada input, proses, dan output. Input dari

penelitian ini adalah masalah-masalah yang ditemui ketika observasi, terlihat

banyak siswa yang mengobrol saat pembelajaran berlangsung, kurang

memperhatikan ketika dijelaskan, dan cenderung pasif saat kegiatan

pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan guru tidak menghubungkan

pengetahuan baru dengan pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa.

Masih melaksanakan model pembelajaran yang berpusat pada guru yaitu guru

hanya menyiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Guru belum banyak

menggunakan variasi model dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar

siswa masih rendah.

Hal tersebut perlu adanya proses yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki

pembelajaran berupa penerapan model kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini

menuntut siswa belajar secara aktif dan bertanggung jawab untuk setiap tugas

yang diberikan.

Berdasarkan pokok pemikiran di atas, bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe think pair share dengan media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

43

siswa. Hubungan antarvariabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar

kerangka pikir sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

Keterangan:

X = Model Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan media grafis

Y = Hasil Belajar

= Pengaruh

Alur kerangka pikir pada gambar 1 dapat dideskripsikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis yang

dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dapat membuat siswa lebih

mudah menguasai dan menghayati materi pelajaran. Dengan demikian

memungkinkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat

pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share dengan media grafis terhadap hasil belajar PKn siswa kelas

V SDN 2 Branti Raya”.

X Y

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

44

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Secara sederhana

penelitian eksperimen adalah penelitian yang mencari pengaruh dari suatu

perlakuan yang diberikan. Campbell dan Stanley dalam Yusuf, (2014: 77)

menyatakan penelitian eksperimental merupakan suatu bentuk penelitian

dimana variabel dimanipulasi sehingga dapat dipastikan pengaruh dan efek

variabel tersebut terhadap variabel lain yang diselidiki atau diobservasi.

Sanjaya (2014: 85) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan

atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi

tertentu. Objek penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe think pair share dengan media grafis (X) terhadap hasil belajar PKn

siswa kelas V (Y).

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Alasan

mengapa peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peneliti ingin

mengetahui sejauh manakah pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan media grafis terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas V dan tidak memfokuskan pada subjektivitas dalam

penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi

Experimental Design. Desain penelitian ini tidak mengambil subjek secara

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

45

acak dari populasi tetapi menggunakan seluruh subjek dalam kelompok yang

utuh untuk diberi perlakuan.

Adapun pola yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah The

None Equivalent Group Design. Desain ini dibedakan dengan adanya pretest

sebelum perlakuan diberikan. Karena adanya pretest, maka pada desain

penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam

desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik

(statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan

terhadap capaian skor (gain score).

Menurut Sugiyono (2013: 116) bahwa non-equivalent control group design

digambarkan sebagai berikut.

O1 X O2

O3 O4

Gambar 2. Desain penelitian.

Keterangan:O1 = nilai pretest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)X = perlakuan model kooperatif tipe think pair share dengan media grafisO2 = nilai posttest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)O3 = nilai pretest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)O4 = nilai posttest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)

Setelah diketahui tes awal dan tes akhir maka dihitung selisihnya yaitu:O2 – O1 = Y1

O4 – O3 = Y2

Keterangan:Y1 = Hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan model kooperatif tipe

think pair share dengan media grafis.Y2 = Hasil belajar siswa tanpa perlakuan

Desain ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan model

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

46

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis sedangkan

kelas kontrol adalah kelas pengendali yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan.

Pelaksanaan pretest yang dilakukan sebelum melakukan perlakuan, baik

untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (O1, O3) dapat

digunakan sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Pemberian posttest

pada akhir perlakuan akan menunjukkan seberapa jauh akibat dari perlakuan.

Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai (O2 - O4), sedangkan

pada kelompok kontrol tidak diperlakukan apa pun.

B. Prosedur Penelitian

Sintak atau prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas V SDN 2 Branti

Raya. Subjek uji coba instrumen soal tes dan kuesioner (angket) yaitu 26

orang peserta didik yang tidak termasuk dalam sampel penelitian,

2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data yang berupa tes dan

angket.

3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba instrumen.

4. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui apakah

instrumen yang telah dibuat valid dan reliabel

5. Melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran di kelas

kontrol dan eksperimen serta membagikan instrumen angket di kelas

eksperimen.

6. Menghitung kedua data yang diperoleh untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan antara variabel X dan variabel Y.

7. Interpretasi hasil perhitungan data.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

47

C. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Branti Raya yang

berjumlah 64 siswa yang terdiri dari kelas VA dengan jumlah 31 siswa

dan kelas VB berjumlah 33 siswa.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Branti Raya, Kecamatan

Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah diawali dengan observasi pada bulan Oktober 2017.

Pembuatan instrumen dilaksanakan pada bulan Desember 2017 dengan

tujuan dilaksanakan pada pembelajaran semester genap tahun 2017/2018.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2018.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.

a) Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan

antecedent. Sugiyono (2014: 39) menyatakan bahwa variabel bebas

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share dengan media grafis (X).

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

48

b) Variabel Dependen

Sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Sugiyono (2014: 39) menyatakan bahwa variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar

PKn siswa (Y).

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada sifat-

sifat yang didefinisikan dan diamati. Untuk memberikan penjelasan

mengenai variabel-variabel yang dipilih dalam penelitian. Berikut ini

akan diberikan definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut.

a) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share denganMedia Grafis

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media

grafis merupakan model pembelajaran yang mengajarkan siswa

untuk belajar berpikir mandiri dan mengajarkan siswa untuk bekerja

sama secara berpasangan dengan menggunakan media berupa

gambar.

b) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah perubahan yang dialami oleh siswa setelah

mengalami kegiatan pembelajaran. Suprijono (2013: 5) menyatakan

bawa hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil

belajar pada kegiatan ini difokuskan pada aspek kognitif.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

49

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Yusuf (2014: 147) menyatakan bahwa populasi atau universe ialah

jumlah keseluruhan unit analisis. Adapun Sugiyono (2013: 77)

menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Kasmadi (2014: 65) mengemukakan populasi adalah

seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup,

dan waktu yang sudah ditentukan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

populasi adalah jumlah keseluruhan/kelompok yang ditetapkan oleh

peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN

2 Branti Raya yang berjumlah 64 siswa yang terdiri dari kelas VA

dengan jumlah 33 siswa dan kelas VB berjumlah 34 siswa.

Tabel 2. Data siswa kelas VA dan VB SDN 2 Branti Raya.

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. VA 12 19 31

2. VB 15 18 33

Jumlah 27 37 64

(Sumber: Data guru kelas VA dan VB SDN 2 Branti Raya)

2. Sampel Penelitian

Sampel sering juga disebut "contoh" yaitu himpunan bagian/subjek

dari suatu populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang

populasi. (Gulo, 2010: 78). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling. Sugiyono (2013 :122)

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

50

menyatakan bahwa non probability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jenis

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sugiyono

(2013: 124) menyatakan bahwa sampel jenuh ialah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai hasil. Sampel

dalam penelitian ini adalah dua kelas di SDN 2 Branti Raya. Siswa kelas

VB sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 siswa, dan VA sebagai

kelas kontrol berjumlah 31 siswa.

F. Teknik dan Instrumen Penelitian

1. Pengertian Instrumen Tes

Instrumen yang digunakan peneliti berupa instrumen tes. Sanjaya (2014:

251) menyatakan bahwa instrumen tes adalah alat untuk mengumpulkan

data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran,

misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasi

materi pelajaran tertentu, digunakan tes tertulis tentang materi pelajaran

tersebut, untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam

menggunakan alat tertentu, maka digunakan tes keterampilan

menggunakan alat tersebut, dan lain sebagainya.

Guna mengumpulkan data yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu

seperti kriteria reliabilitas dan validitas. Teknik ini digunakan untuk

mendapatkan data hasil belajar ranah kognitif. Bentuk tes yang diberikan

berupa soal pilihan jamak, setiap jawaban benar memiliki skor 1 dan

jawaban salah memiliki skor 0.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

51

2. Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010: 151). Kuesioner

dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam

menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai

adalah angket atau kuesioner. Penelitian ini menggunakan angket untuk

memperoleh data mengenai model kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis yang dimiliki siswa. Sebaran angket yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan skala Likert tanpa pilihan jawaban

netral. Siswa diharapkan menjawab pertanyaan sesuai dengan kesadaran

yang sebenarnya. Skor dari pertanyaan bersifat positif dan negatif

diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 3. Skor jawaban angket

Bentuk PilihanJawaban

Skor

Pola Jawaban Positif Pola Jawaban NegatifSangat Baik 4 1

Baik 3 2Cukup Baik 2 3Tidak Baik 1 4

(Sumber: Kasmadi 2014: 76)

3. Uji Coba Instrumen Tes

Setelah instrumen tes tersusun kemudian diujicobakan kepada kelas yang

bukan menjadi subjek penelitian. Tes uji coba ini dilakukan untuk

mendapatkan persyaratan tes yaitu validitas dan reliabilitas tes. Tes uji ini

dilakukan pada kelas V SDN 1 Branti Raya. Alasan peneliti memilih

SDN 1 Branti Raya karena mayoritas guru berpendidikan S1, sama-sama

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

52

menerapkan KTSP, memiliki nilai KKM sama yaitu 70 pada mata

pelajaran PKn, dengan akreditas B.

4. Uji Persyaratan Instrumen

Setelah diadakan uji coba instrumen, selanjutnya menganalisis hasil uji

coba instrumen. Uji coba tersebut meliputi validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Yusuf (2014: 234), validitas yaitu seberapa jauh instrumen itu benar-

benar mengukur apa (objek) yang hendak diukur. Menurut Sanjaya

(2014: 254) validitas adalah tingkat kesahihan dari suatu tes yang

dikembangkan untuk mengungkapkan apa yang hendak diukur.

Pada penelitian ini terdapat dua jenis instumen pengumpul data yang

berbeda yaitu angket dan soal tes, sehingga diperlukan dua teknik

analisis uji validitas yang berbeda, berikut peneliti jabarkan.

1) Vailiditas Soal Tes Kognitif

Mengukur tingkat validitas soal, digunakan rumus korelasi point

biserial dengan bantuan program microsoft office excel 2010,

rumus yang digunakan sebagai berikut.

rpbi =

Keterangan:rpbis = koefisien korelasi point biserialMp = mean skor dari subjek-subjek yang menjawab

benar item yang dicari korelasiMt = mean skor totalSt = simpangan totalp = proporsi subjek yang menjawab benar item

tersebutq = 1-P(Kasmadi, 2014: 157)

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

53

Tabel 4. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.

Besar koefisien korelasi Interpretasi0,80 – 1,00 Sangat kuat0,60 – 0,79 Kuat0,40 – 0,59 Sedang0,20 – 0,39 Rendah0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Sumber: Sugiyono, 2014: 257)

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05, maka alat

ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung <

rtabel, maka alat ukur tersebut tidak valid.

2) Vailiditas Angket

Mengukur tingkat validitas angket menggunakan rumus korelasi

product moment dengan bantuan Microsoft Ofice Exel 2013,

rumus yang digunakan sebagai berikut (Gunawan, 2013: 119).

Korelasi: rxy =∑ (∑ )(∑ )∑ – (∑ ) ∑ – (∑ )

Keterangan:rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel x dan yx = Skor Itemy = Skor TotalN = Banyaknya Objek (Jumlah sampel yang diteliti)

Distribusi/tabel r untuk α =0,05

Kaidah keputusan : Jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya

Jika rhitung< rtabel berarti tidak valid atau drop out

b. Reliabilitas

Yusuf (2014: 242) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu

instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

54

dalam waktu yang berbeda. Suatu tes dikatakan reliabel apabila

instrumen itu dicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-

ulang namun hasilnya tetap sama atau relatif sama. Dalam penelitian

ini, digunakan 2 teknik untuk mengukur reliabilitas yaitu teknik

Alpha untuk mengukur reliabilitas angket dan teknik Kuder

Richarson untuk mengukur reliabilitas tes pilihan jamak. Kriteria

tingkat reliabilitas tes dan angket dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 5. Koefisien reliabilitas.

No Koefisien reliabilitas Tingkat reliabilitas1 0,80 – 1,00 Sangat kuat2 0,60 – 0,79 Kuat3 0,40 – 0,59 Sedang4 0,20 – 0,39 Rendah5 0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Sumber: Sugiyono, 2012: 276)

1) Reliabilitas Soal Tes Kognitif

Menghitung reliabilitas soal tes maka digunakan rumus KR. 20

(Kuder Richardson) sebagai berikut

Keterangan:r11 = reliabilitas tesp = proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq = proporsi subjek yang menjawab item dengan salahΣpq = jumlah hasil perkalian antara p dan qN = banyaknya/jumlah itemS = standar deviasi dari tes(Arikunto, 2010: 115)

Perhitungan reliabilitas tes pada penelitian ini dibantu dengan

program Microsoft Office Excel 2010. Kemudian dari hasil

perhitungan tersebut akan diperolah kriteria penafsiran untuk

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

55

indeks reliabilitasnya. Indeks reliabilitas dapat dilihat dari tabel

berikut.

2) Reliabilitas Angket

Teknik atau rumus ini digunakan untuk menentukan apakah

suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, bila jawaban yang

diberikan responden berbentuk skala seperti 1 – 3, dan 1 – 5,

serta 1 – 7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap (Siregar, 2013: 57). Dalam penelitian ini, rumus

alpha digunakan untuk mengukur reliabilitas angket dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2010. Tahapan

perhitungan reliabilitas menurut Siregar (2013: 57) yaitu:

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

= ∑ − ∑b. Menentukan nilai varians total

= ∑ − ∑c. Menentukan reliabilitas instrumen

= 1 − ∑Dimana:N = Jumlah sampelXi = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaanX = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan2

t = Varians total2

b = Jumlah varians butirK = Jumlah butir pertanyaanr11 = Koefisien reliabilitas instrumen

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

56

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien korelasi (r11) > 0,6

(Siregar, 2013: 57). Dari butir pertanyaan angket yang valid,

dicari reliabilitas angket menggunakan rumus koefisien alpha

dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol

maka diperoleh data berupa hasil pretest, posttest dan peningkatan

pengetahuan (N-Gain). Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, menurut

Meltzer dalam Khasanah, (2014: 39) dapat digunakan rumus sebagai berikut.

G =

Dengan katagori sebagai berikut.

Tinggi : 0,7 ≤ N-Gain ≤ 1

Sedang : 0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7

Rendah : N-Gain < 0,3

Sumber : Meltzer dalam Khasanah, (2014: 39)

1. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada

beberapa cara yang digunakan untuk menguji normalitas data, antara

lain dengan kertas peluang normal, uji chi kuadrat, uji liliefors,

dengan teknik kolmogorov-smirnov, dan dengan SPSS 20.0.

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

57

1) Rumusan hipotesis:

Ho = Populasi yang berdistribusi normal

Hi = Populasi yang berdistribusi tidak normal

2) Rumus statistik yang digunakan yaitu rumus chi-kuadrat:

= ( − )Keterangan:X2 : chi kuadratfh : frekuensi yang diharapkanfo : frekuensi yang diperoleh(Muncarno, 2017: 75)

Untuk mencari fo (frekuensi yang diperoleh) dan fh (frekuensi

yang diharapkan) membuat langkah-langkah sebagai berikut.

a. Membuat daftar distribusi frekuensi.

1. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar-data terkecil.

2. Menentukan banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n.

3. Menentukan panjang kelas interval (P) =

4. Menentukan rata-rata simpangan baku.

b. Membuat daftar distribusi frekuensi harapan (fh) dan

frekuensi pengamatan (fo).

Kriteria uji yaitu:

Tolak Ho jika: 2ℎ ≥ 2(1−∝),( −3)

Dimana:

α = taraf signifikansi 5%

k = banyaknya kelas interval

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

58

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua

sampel berasal dari populasi dengan variansi yang sama atau tidak.

Analisis ini dilakukan untuk memastikan apakah asumsi

homogenitas pada masing-masing kategori data sudah terpenuhi atau

belum. Apabila asumsi homogenitasnya terbukti maka peneliti dapat

melakukan pada tahap analisis data lanjutan. Teknik pengujian

homogenitas dua variabel sebagai berikut.

Rumusan hipotesis:

Ho = Populasi mempunyai varians yang homogen.

Hi = Populasi mempunyai varians yang tidak homogen.

Uji homogenitas digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut.

F = varian terbesarvarian terkecil(Muncarno, 2017: 69)

Harga Fhitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel untuk

diuji signifikansinya dengan taraf signifikansi yaitu 0,05.

Keperluan penelitian hanya untuk keluaran test of homogenity of

varience yg digunakan, sementara keluaran data yang lain tidak

digunakan. Selanjutnya data keluaran tersebut ditafsirkan dengan

memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada rata-

rata (based of mean). Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : variansi pada tiap kelompok sama (homogen)

H1 : variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

59

Guna menetapkan homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut

ini.

a. Tetapkan taraf signifikansi uji, α = 0,05.

b. Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

c. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel

sama (homogen).

d. Jika variansi yang diproleh < α, maka variansi setiap sampel tidak

sama (tidak homogen).

2. Teknik Analisis Data Hasil Belajar dan Angket

a. Nilai Hasil Belajar

Nilai hasil belajar siswa pada ranah kognitif secara individu dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut.

NP = X 100Keterangan:NP = nilai pengetahuanR = skor yang diperoleh/item yang dijawab benarSM = skor maksimum100 = bilangan tetap(Purwanto, 2008: 102)

Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa dapat dihitung

dengan rumus berikut.

X =

Keterangan:X = nilai rata-rata seluruh siswaΣX = total nilai yang diperoleh siswan = jumlah siswa(Aqib, dkk., 2010: 40)

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

60

b. Angket

Data hasil penyebaran angket respon siswa terhadap pembelajaran

PKn dengan menggunakan model kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis secara individu dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut.

N = X 100Keterangan:N = nilai angket individuR = skor perolehanSM = skor maksimum100 = bilangan tetap(Purwanto, 2008: 102)

Kemudian pengukuran angket penerapan model kooperatif tipe

think pair share didasarkan pada rata-rata nilai angket seluruh

siswa yang dapat dihitung dengan rumus berikut.

X =( )

Keterangan:X = nilai rata-rata angket seluruh siswaf = frekuensix = nilai tengah kelas intervalΣf(x) = total nilai yang diperoleh siswan = jumlah siswa(Aqib, dkk., 2010: 40)

c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal

Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara

klasikal dapat digunakan rumus berikut.

P = x 100 %

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

61

Tabel 6. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa.

No Persentase Kriteria1 >85% Sangat tinggi2 65-84% Tinggi3 45-64% Sedang4 25-44% Rendah5 < 24% Sangat rendah

(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2010: 41)

3. Pengujian Hipotesis

Jika sampel atau data dari populasi yang berdistribusi normal maka

pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh X (model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share) terhadap Y (hasil

belajar PKn) maka diadakan uji kesamaan rata-rata. Pengujian

hipotesis ini menggunakan independent sampel t-test dengan rumus

= −( − 1) + ( − 1)( + ) − 2 . ( 1 + 1 )Keterangan :X1 = rata-rata data pada sampel 1X2 = rata-rata data pada sampel 2n1 = jumlah anggota sampel 1n2 = jumlah anggota sampel 2

= variansi sampel 1= variansi sampel 2

(Muncarno, 2017: 67)

Kriteria Uji:

thitung ≤ ttabel maka H0 diterima

thitung > ttabel maka H0 ditolak

Dimana: α = taraf signifikansi 5%

n = jumlah sampel

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

62

Rumusan Hipotesis

Ha = (Terdapat pengaruh signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan

media grafis terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V

SDN 2 Branti Raya).

H0 = (Tidak terdapat pengaruh signifikan pada penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis terhadap hasil belajar PKn siswa

kelas V SDN 2 Branti Raya).

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol

diperoleh data sebesar χ2hitung = 2,309 < χ2

tabel = 11,070 dan χ2hitung = 1,841 <

χ2tabel = 11,070, data berdistribusi normal. Perhitungan uji homogenitas

pretest melalui perbandingan Fhitung dengan Ftabel diperoleh data yaitu (1,09 <

1,84), berarti Ho diterima karena data memiliki varian sama. Hasil uji

normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan rumus chi

kuadrat sebesar χ2hitung = 2,009 < χ2

tabel = 11,070 dan χ2hitung = 1,425 < χ2

tabel =

11,070 berarti data berdistribusi normal, sedangkan hasil uji homogenitas

posttest menggunakan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 1,14 < Ftabel = 1,84.

Berdasarkan hasil pengujian nilai posttest menunjukkan bahwa kedua kelas

tersebut berdistribusi normal dan varian homogen.

Hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test diperoleh data thitung =

3,733 > ttabel = 2,000 berarti Ha diterima. Dari hasil perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan media grafis terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Branti Raya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

82

think pair share dengan media grafis, terdapat beberapa saran yang ingin

dikemukakan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi siswa, terkait dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe think pair share dengan media grafis, hendaknya

siswa bekerja secara mandiri dan berpartisipasi aktif dalam proses

menginvestigasi masalah.

2. Bagi guru, model kooperatif tipe think pair share dengan media grafis dapat

dipakai sebagai alternatif dalam memberikan variasi pada proses

pembelajaran. Untuk menerapkan model pembelajaran tersebut guru

sebaiknya memiliki pengetahuan yang baik tentang langkah-langkah

penerapan model kooperatif tipe think pair share dengan media grafis dan

menyiapkan instrumen yang sesuai dengan indikator yang akan diukur.

3. Bagi sekolah yang ingin menerapkan model kooperatif tipe think pair share

dengan media grafis hendaknya memberikan dukungan kepada guru yang

berupa perlengkapan fasilitas sekolah yang mendukung tercapainya

pembelajaran ini secara maksimal.

4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin menerapkan model kooperatif tipe think

pair share dengan media grafis, sebaiknya dicermati dan dipahami kembali

cara penerapannya dan instrumen penelitian yang digunakan. Selain itu,

materi harus disiapkan dengan sebaik mungkin agar memperoleh hasil yang

baik dan keterbatasan dalam penelitian ini dapat diminalisir untuk penelitian

selanjutnya.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, dan TK. YramaWidya. Bandung.

. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(INOVATIF). Yarma Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi(Revisi VD). Rineka Cipta. Jakarta

. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. ReferensiJakarta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta

Djamarah & Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Estiti, M. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS pada MataPelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi dan Belajar Siswa Kelas XIIIPA SMAN I Gondangwetan Pasuruaan. Universitas Malang.

Firmato, Dedi. 2014. Pengaruh Model Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadapHasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo. UniversitasLampung.

Fitriani, dkk. 2016. Target Nilai 10 UN SMP/MTS 2016 Sistem CBT. Kawah Media.Jakarta.

Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta.

Gunawan, Muhamad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. ParamaPublishing. Yogyakarta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.

Hamdayama, Jumata. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif danBerkarakter. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

84

Hamzah B & Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi dan InformasiPembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Huda, Miftahul. 2014. Cooperatif Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Pengajaran, Mengenal, Merancang danMempraktikannya. DIVA Press. Yogyakarta.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kasmadi & Sunariah, Nia Siti. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta. Bandung.

Khasanah, Faridhatul. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif TipeTeka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 4 MetroTimur. Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21116 Diaksespada tanggal 12 November 2017.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. RefikaAditama. Bandung.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning diRuang-ruang kelas. Gramedia. Jakarta

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Marbun, Rosnita. 2013. Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Think PairShare untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada PembelajaranMatematika Kelas IVA SD Negeri 1 Panjang Selatan Bandar Lampung Tahun2012/2013. Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21116Diakses pada tanggal 15 April 2018.

Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Departemen Agama Republik Indonesia.Jakarta.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT RemajaRosdakarya. Bandung.

Muncarno. 2017. Statistika Pendidikan Edisi Pertama. Media Akademi. Yogyakarta.

Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. PT PrestasiPustakarya. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. RemajaRosdakarya. Bandung.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

85

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sadiman. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya. PT Rajawali Pers. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara. Diandra Pustaka Indonesia.Yogyakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana PrenadamediaGrup. Jakarta.

Setiawan, Nanang. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think PairShare terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya Magnet di Kelas VSekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.

Siregar, Sofyan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta

Sohimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-RuzzMedia. Yogyakarta.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.Bandung.

Sugiyono . 2012. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.

Suharjo. 2008. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar, Teori dan Praktik. DepdiknasDirjend Dikti Direktorat Ketenagaan. Jakarta.

Sundayana, Rostina. 2016. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.Alfabeta. Bandung.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group. Jakarta

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK …digilib.unila.ac.id/32203/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · x SANWACANA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt.,

86

Susanto, Ahmad . 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group. Jakarta.

Susilina & Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan, dan Penilaian. CV Wacana Prima. Bandung.

Sutikno, Sobri. 2014 . Metode dan Model Pembelajaran. Holistika. Lombok

Tim Penyusun. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.

. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.Depdiknas. Jakarta .

. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar ProsesUntuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

. 2009. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

. 2014. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang PenilaianHasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan PendidikanMenengah . Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Winataputra, Udin. 2014. Pendidikan PKn di SD. Universitas Terbuka. Banten.

Witaningtyas, Diah, P. 2016. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair ShareBerengaruh Terhadap Sikap dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. UniversitasPendidikan Ganesha

Yusuf, A, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan PenelitianGabungan. Kencana. Jakarta.