pengaruh model pembelajaran kooperatif group …/pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh IKHA PRIMARINDA K4308040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: hanhu

Post on 10-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh

IKHA PRIMARINDA

K4308040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ikha Primarinda NIM : K4308040

Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Ikha Primarinda

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

IKHA PRIMARINDA

K4308040

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dr. Maridi, M. Pd. NIP. 19500724197603 1 002

Pembimbing II

Drs. Marjono, M. Si. NIP. 19530130 198603 1 001

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 11 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S. Pd., M. Pd. ....................

Sekretaris : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S. Pd., M. Pd. ....................

Anggota I : Dr. Maridi, M. Pd. ....................

Anggota II : Drs. Marjono, M. Si. ....................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan 1

Prof. Dr. rer.nat Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al – Insyirah: 6)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad”.

(Q.S. Al Mujadalah: 11)

“Cukuplah Alloh (sebagai penolongku) bagiku, tidak ada sesembahan (yang

benar lagi berhak diibadahi) kecuali Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan

Dia adalah Rabb ‘Arsy yang Agung”

(Abu Dawud: 4/321)

“Kunci kesuksesan adalah usaha dan doa. Karena itu, perkuatlah usahamu dan

perketatlah doamu”

(penulis)

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Ibu (Sumarni) dan Bapak (Suprijono) tersayang, terima kasih atas doa, cinta,

kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti.

Adikku (Rindy Dwi Primanda) sayang, terima kasih selalu membuatku

tersenyum.

Keluarga besar di Pacitan yang telah melukiskan warna-warni kehidupanku.

Pak Maridi dan Pak Marjono, terima kasih atas bimbingan, pengarahan dan

waktu yang diberikan.

Bapak Ibu Dosen P. Biologi yang selama ini telah memberikan banyak ilmu.

Bapak Yulianto yang telah berkenan memberikan bantuan dan

pengarahannya.

Segenap siswa, guru dan karyawan SMA N 4 Surakarta yang selalu membantu

dan menerimaku dengan senyuman.

Escud, Cuwie, Desy, Tika, Faiz, Melan, Abrari, Ririk, dkk, teman-teman

Pendidikan Biologi ’08 yang akan selalu terpatri di hatiku.

Sahabatku (Trimida, Evy, Nita, Rahmawati, Septi Ais), terima kasih selalu

menghibur dan membuat semangat.

Kost En_en (Nay, Riyan, Fitri, Iis, Tina), terima kasih atas persaudaraannya.

Temanku PPL Smaracatur, Siti Aminah yang selalu setia menemaniku.

Almamater tercinta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRAK

Ikha Primarinda. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains dan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah posttest only control-group dengan menggunakan kelas eksperimen (penerapan model pembelajaran kooperatif GI) dan kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas XB sebagai kelompok eksperimen dan XA sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains dan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, Group Investigation, Keterampilan Proses

Sains, Hasil Belajar Biologi

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRACT

Ikha Primarinda. THE INFLUENCE OF GROUP INVESTIGATION (GI) OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TOWARD SCIENCE PROCESS SKILL AND BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF X DEGREE STUDENTS AT SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. July. 2012.

The aims of the research are to know the influence of Group Investigation (GI) of cooperative learning model toward science process skill and biology learning achievement of X degree students at SMA Negeri 4 Surakarta in the academic year of 2011/2012.

The methodology of the research was quasi-experimental with quantitative approach. The research designs were post-test only control group by using experimental class (the implementation of Group Investigation (GI) of cooperative learning model) and control class (conventional learning). The populations of this research were all of X degree students at SMA Negeri 4 Surakarta in 2011/2012 academic year. The sample was taken by using cluster random sampling technique, with the result that XB class as experimental group and XA class as control group. The technique of collecting data used test, observation paper and the school document. The data was analyzed by using t-test.

This research concluded that Group Investigation (GI) of cooperative learning model was significantly effective toward science process skill and biology learning achievement of X degree students at SMA Negeri 4 Surakarta in the academic year of 2011/2012.

Keywords: cooperative learning, Group Investigation, Science process skill, biology learning achievement.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan

perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan

hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Sukarmin, S. Pd., M. Si., Ph. D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA yang telah

menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Puguh Karyanto, S. Si., M. Si., Ph. D., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Biologi yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Maridi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Marjono, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga memperlancar penulisan skripsi ini.

6. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 4 Surakarta yang

telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Yulianto Edi Martono, S. Pd., selaku guru Biologi Kelas X SMA Negeri 4

Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis

melakukan penelitian.

8. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 4 Surakarta yang telah banyak

membantu selama penulis melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas XA dan XB. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

10. Teman-teman pendidikan biologi ’08.

11. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... v

HALAMAN MOTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... viii

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 6

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................ 6

1. Keterampilan Proses Sains .......................................................... 6

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains.................................... 6

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains .................................... 8

c. Implementasi Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam

Pembelajaran ......................................................................... 10

2. Hasil Belajar Biologi ................................................................... 11

a Pengertian Belajar .................................................................. 11

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

b Hasil Belajar .......................................................................... 12

c Ranah Hasil Belajar ............................................................... 13

1) Ranah Kognitif................................................................. 13

2) Ranah Psikomotorik ......................................................... 15

3) Ranah Afektif .................................................................. 16

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 16

3. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation ................... 17

a Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 17

b Group Investigation ............................................................... 19

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 23

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 26

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 26

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 26

B. Rancangan Penelitian ........................................................................ 27

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 29

1. Populasi Penelitian ...................................................................... 29

2. Sampel Penelitian ........................................................................ 29

D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 29

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32

1. Variabel Penelitian ...................................................................... 32

2. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 32

3. Teknik Penyusunan Instrumen ..................................................... 34

a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif .................................. 34

b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif .................................... 34

c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik........................... 35

d Penyusunan Instrumen Keterampilan Proses Sains ................. 35

F. Validasi Instrumen Penelitian ............................................................ 36

1. Uji Validitas ................................................................................ 36

2. Uji Reliabilitas............................................................................. 38

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

3. Analisis Butir Soal ....................................................................... 39

a. Uji Taraf Kesukaran Soal ....................................................... 39

b. Daya Pembeda Soal ............................................................... 40

G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 42

1. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 42

a. Uji Normalitas ....................................................................... 42

b. Uji Homogenitas .................................................................... 42

2. Uji Hipotesis................................................................................ 43

H. Prosedur Penelitian ............................................................................ 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 45

A. Deskripsi Data ................................................................................... 45

1. Keterampilan Proses Sains ............................................................ 45

2. Hasil Belajar Biologi ..................................................................... 47

a. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Kognitif........................... 47

b. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Psikomotor ...................... 47

c. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Afektif ............................ 48

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 50

1. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 50

2. Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 51

C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 52

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 56

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 64

A. Simpulan ........................................................................................... 64

B. Implikasi ........................................................................................... 64

C. Saran ................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66

LAMPIRAN ................................................................................................. 70

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains ............................. 10

Tabel 2.2. Perbedaan Taksonomi Bloom Lama dan Baru ................................ 15

Tabel 2.3. Langkah-langkah Model Kooperatif tipe Group Investigation ......... 23

Tabel 3.1. Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design .................. 28

Tabel 3.2. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar .................... 32

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar ..................... 32

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama ............................ 38

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas ...................................... 40

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.............................. 41

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda ....................................... 42

Tabel 4.1. Distribusi Keterampilan Proses Sains ............................................. 47

Tabel 4.2. Distribusi Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Kognitif ................... 49

Tabel 4.3. Distribusi Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Psikomotorik ........... 50

Tabel 4.4. Distribusi Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Afektif ..................... 51

Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains ......... 53

Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar .............................. 53

Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains...... 54

Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ........................... 54

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh GI Terhadap Keterampilan Proses

Sains ............................................................................................ 55

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Pengaruh GI Terhadap Hasil Belajar

Kognitif ....................................................................................... 56

Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh GI Terhadap Hasil Belajar

Psikomotor ................................................................................... 56

Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh GI Terhadap Hasil Belajar

Afektif ......................................................................................... 57

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 25

Gambar 3.1. Tahap Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 27

Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian .................................................... 29

Gambar 4.1. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ............................................................ 48

Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen. ........................................................... 52

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Silabus Kelas Kontrol ............................................................................ 71

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................................. 76

Silabus Kelas Eksperimen ...................................................................... 93

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................... 98

Lembar Kerja Siswa .............................................................................. 115

Kisi-kisi Soal Kognitif ........................................................................ 139

Soal Kognitif .......................................................................................... 140

Kunci Jawaban Soal Kognitif Pilihan Ganda .......................................... 148

Kunci Jawaban Soal Kognitif Uraian dan Rubrik Penilaian .................... 149

Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik ........................ 155

Lembar Observasi Ranah Psikomotorik .................................................. 156

Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor .......................... 159

Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif ....................... 162

Lembar Observasi Ranah Afektif ........................................................... 163

Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif ................................ 164

Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains .......................... 168

Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ....................................... 169

Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ............. 171

Lampiran 2. Analisis Instrumen

Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir

Soal Kognitif (Pilihan ganda) Try Out Pertama ...................................... 175

Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal Kognitif

(Pilihan Ganda) Retest ............................................................................ 180

Uji Validitas, Reliabilitas Soal Kognitif Uraian ...................................... 186

Rangkuman Hasil Try Out ...................................................................... 187

Surat Pernyataan Valid dari Ahli ............................................................ 188

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XA ................................................ 191

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XB ................................................ 192

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XC ................................................ 193

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XD ................................................ 194

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XE ................................................ 195

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XF ................................................ 196

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XG ................................................ 197

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XH ................................................ 198

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XI ................................................. 199

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XJ ................................................. 200

Dokumen Hasil Belajar Siswa Kelas XK ................................................ 201

Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XA (Kelas Kontrol) .......................... 202

Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XB (Kelas Eksperimen) .................... 203

Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XA (Kelas Kontrol) ................... 204

Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XB (Kelas Eksperimen)............. 205

Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XA (Kelas Kontrol) ............................ 206

Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XB (Kelas Eksperimen) ...................... 207

Daftar Nilai Keterampilan Proses Sains Kelas XA (Kelas Kontrol) ........ 208

Daftar Nilai Keterampilan Proses Sains Kelas XB (Kelas eksperimen) ... 209

Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan GI ..................................... 210

Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Konvensional

dengan Metode Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab.............................. 215

Distribusi KPS dan Deskripsi Data ......................................................... 219

Distribusi Hasil Belajar dan Deskripsi Data ............................................ 220

Lampiran 4. Analisis Data

Uji Normalitas Data Dokumen Tiap Kelas dalam Populasi ..................... 224

Uji Homogenitas dan Anava Data Dokumen dalam Populasi .................. 226

Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar ......... 227

Uji Homogenitas Data Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar ...... 228

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Lampiran 5. Perijinan

Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 230

Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................ 231

Surat Bukti telah Melakukan Penelitaian ............................................... 233

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi Kelas Kontrol ................................................................... 235

Dokumentasi Kelas Eksperimen ............................................................. 236

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biologi merupakan salah satu cabang sains terdiri atas fakta-fakta, konsep-

konsep, dan prinsip-prinsip. Biologi sebagai sains memiliki komponen dasar yang

tidak dapat dipisahkan yaitu produk dan proses. Selaras dengan hakikat biologi

sebagai sains, maka pembelajaran biologi seharusnya mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan praktik (Prayitno, 2010). Kedua

keterampilan tersebut diperlukan untuk mengembangkan pengalaman belajar

siswa. Pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat diperoleh

melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains memberikan

pengalaman belajar siswa yang melibatkan keterampilan kognitif, keterampilan

psikomotor, dan keterampilan afektif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kegiatan

pembelajaran mengembangkan ketiga keterampilan yaitu kognitif, psikomotor,

dan afektif sebagai wujud dari hasil belajar. Hasil belajar diperoleh dari proses

belajar yang saat ini hanya berorientasi pada hasil (produk) sehingga proses sains

dan sikap ilmiah siswa kurang dikembangkan. Padahal idealnya proses belajar

khususnya biologi mengembangkan produk dan proses.

Praktek proses belajar biologi di sekolah sesuai hakikat sains pada kondisi

ideal belum dapat diterapkan sepenuhnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa

proses belajar mengajar biologi masih menggunakan sistem konvensional dengan

metode ceramah dimana guru mendominasi pembelajaran meskipun divariasi

tanya jawab dengan siswa. Guru lebih banyak menyampaikan materi secara

langsung kepada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains masih

dilakukan secara transfer of knowledge sehingga pembelajaran cenderung verbal

dan berorientasi pada kemampuan kognitif siswa tanpa mempertimbangkan proses

untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Fenomena mengajar yang kurang

melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar menyebabkan

kemampuan psikomotor dan afektif siswa kurang. Siswa jarang berdiskusi dan

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa menjadi pasif

sehingga keterampilan proses sains tidak berkembang. Kebanyakan siswa hanya

berorientasi pada kemampuan kognitif saja serta menganggap bahwa biologi

merupakan mata pelajaran yang banyak menghafal.

Berdasarkan pernyataan–pernyataan tersebut maka diperlukan suatu

inovasi dalam pembelajaran berupa model pembelajaran yang interaktif dan dapat

membantu siswa dalam penguasaan keterampilan proses sains. Model ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan.

Siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam

proses pembelajaran dan guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing

serta mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Model ini mengajak siswa untuk

melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran

melalui berbagai aktivitas proses sains, dengan demikian siswa diarahkan untuk

menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang

diperlukan untuk kehidupannya. Keterampilan proses sains tersebut sangat erat

kaitannya dengan hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang dilandasi pandangan kontruktivisme. Pandangan kontruktivisme menuntut

siswa membangun pengetahuannya sendiri (Nuryani, 2005). Menurut teori

kontruktivisme, guru hanya sebagai fasilitator sehingga siswa mampu

mengkontruksi pengetahuannya sendiri dengan optimal dan biasanya diwujudkan

melalui kerja kelompok. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran kooperatif,

siswa belajar dalam kelompok yang sifatnya heterogen (Syarifuddin, 2010).

Pembelajaran kooperatif lebih mementingkan kerja sama siswa dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan dari masing-masing anggota

kelompok menunjang keberhasilan kelompok (Hasan dkk, 2011).

Group Investigation (GI) merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang paling kompleks. Siswa dilibatkan dalam perencanaan baik topik

yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Model ini

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mengajarkan kepada siswa dalam komunikasi kelompok dan proses kelompok

yang baik.

Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa

mendefinisikan masalah, mengeksplorasi mengenai masalah itu, mengumpulkan

data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis (Taniredja dkk, 2011).

Model GI dikembangkan untuk membangun semua aspek kemampuan siswa baik

di bidang kognitif, psikomotor, dan afektif. Siswa dalam pembelajaran kooperatif

tipe GI tidak hanya dituntut untuk mengembangkan kemampuan individunya

tetapi juga dituntut untuk berbagi dengan anggota kelompoknya.

Model GI ideal diterapkan dalam pembelajaran IPA khususnya biologi.

Topik-topik materi yang ada mengarah pada metode ilmiah yang dimulai dari

identifikasi masalah, merumuskan masalah, studi pustaka, menyusun hipotesis,

melaksanakan penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian sehingga mampu

mengembangkan pengalaman belajar siswa. Siswa dilatih untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir mandiri dan terlibat secara aktif pada pembelajaran mulai

dari tahap pertama sampai tahap akhir sehingga dapat memberi peluang kepada

siswa untuk lebih mempertajam gagasan.

Istikomah dkk (2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa model GI

dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah juga berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa. Model ini mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya berdasarkan aktivitas dan pengalaman belajar sains.

Siswa memilih topik, melakukan penyelidikan, menarik kesimpulan, dan

mengkritisi hasil penyelidikannya sehingga siswa terlatih untuk tekun, teliti, jujur,

terbuka, dan bersikap ingin tahu untuk memperoleh data yang akurat.

Manfaat dari model GI ini dapat melatih siswa menerima pendapat

orang lain, bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya

(heterogen), membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan

kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan

keterampilan proses sains siswa. Komunikasi yang terjadi antara anggota-anggota

kelompok dalam menyampaikan pengetahuan serta pengalamannya dapat

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

meningkatkan pengetahuan, hubungan sosial setiap anggota kelompok, dan hasil

belajar.

Hasil belajar siswa dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor

psikologi dan fisik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

luar diri siswa. Salah satu faktor dari luar diri siswa adalah model yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi. Penerapan model pembelajaran

yang sesuai akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memahami materi

pelajaran, mencapai keterampilan proses sains dan meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perlu dilakukan

penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran yang dapat melatih

siswa supaya lebih aktif dalam berbagai proses sains, melatih kemampuan

berpikir mandiri dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran biologi. Penelitian

dikhususkan pada mata pelajaran biologi sebagai berikut: “PENGARUH

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

(GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Menambah wawasan tentang pembelajaran yang interaktif dan inovatif

dalam mencapai tujuan pembelajaran

b. Memberikan solusi terhadap pengembangan pembelajaran biologi yang

berbasis keterampilan proses sains.

c. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi

khususnya terkait dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor

2. Bagi Siswa

a. Mengaktifkan keterampilan proses sains siswa dalam penguasaan konsep

mata pelajaran biologi.

b. Mengaktifkan sikap ilmiah siswa sebagai kelanjutan dari pengembangan

keterampilan proses sains siswa.

c. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga

pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada

peningkatan hasil belajar biologi siswa.

d. Mengajarkan siswa untuk berkerja sama dalam kelompok-kelompok,

memecahkan masalah bersama, berpendapat, dan bertanggung jawab.

3. Bagi Institusi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu

proses pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan proses sains

dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012 sehingga meningkatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan

output yang berkualitas.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Sains merupakan kumpulan pengetahuan yang sistematis sebagai

hasil dari pengamatan. Objek kajian yang dipelajari dalam sains adalah

kejadian-kejadian yang terdapat di alam dan hubungan sebab akibat. Sains

juga berkaitan dengan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan

masalah (Wenno, 2008).

Sains mengandung empat hal yaitu produk, proses, sikap, dan

teknologi. Sains dipandang sebagai produk artinya ilmu pengetahuan yang

sistematis berupa kumpulan fakta, konsep, hukum, prinsip dan teori yang

sudah diterima kebenarannya. Sains dipandang sebagai proses artinya

sains merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan melalui sejumlah

kegiatan keterampilan proses sains. Sains dipandang sebagai sikap artinya

bagaimana sains tersebut dapat menanamkan nilai-nilai sikap yang

berkembang setelah siswa melakukan proses ilmiah ataupun proses

pembelajaran seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif. Sains dipandang

sebagai teknologi artinya sains berkaitan dan digunakan dalam kehidupan

sehari-hari (Nuryani, 2005).

Biologi sebagai sains menurut hakikatnya mempunyai tiga

komponen yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Pembelajaran biologi

sesuai hakikat sains lebih mengutamakan pada keterampilan proses

(Trianto, 2008).

Belajar sains (biologi) yang lebih mengutamakan pada

keterampilan proses membuat siswa dapat menemukan fakta, konsep,

hukum, maupun prinsip berdasarkan pengalamannya langsung. Belajar

sains juga mengenai pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh

informasi melalui keterampilan ilmiah (hands on), keterampilan berpikir

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(minds on) sehingga bermuara pada sikap ilmiah (heart on) (Wenno,

2008).

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan

yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan ilmu oleh

ilmuwan (Mei, 2007). Keterampilan ini digunakan ilmuwan untuk

melakukan kegiatan ilmiah.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang tidak

dapat dipisahkan dari pembelajaran dan aplikasi sains untuk memahami

suatu konsep (Karamustafaoğlu, 2011). Keterampilan ini merupakan

keterampilan khusus untuk mempelajari sains, mengaktifkan siswa,

membangun kesadaran siswa terhadap apa yang dipelajari, dan

meningkatkan kesungguhan dalam belajar melalui pembelajaran

menggunakan metode ilmiah.

Keterampilan proses sains merupakan pembelajaran yang

berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan proses sains tidak hanya

mementingkan konsep tetapi lebih menuntut pengembangan proses secara

utuh melalui metode ilmiah. Keterampilan proses melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.

Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena siswa menggunakan

pikirannya dalam melakukan keterampilan proses. Keterampilan manual

terlibat karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran

dan penyusunan alat. Keterampilan sosial diwujudkan ketika siswa

berinteraksi dengan sesamanya dalam kegiatan pembelajaran dengan

keterampilan proses (Nuryani, 2005).

Keterampilan proses sains juga merupakan alat yang penting dan

diperlukan dalam pembelajaran sains dan teknologi seperti pemecahan

masalah, perkembangan individu dan sosial melalui kemampuan mental,

fisik, dan kompetensi (Akinbobola dan Afolabi, 2010). Pembelajaran sains

dan teknologi dengan keterampilan proses sains merupakan dasar belajar

untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh individu baik

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendapat ini diperkuat oleh Duran

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dan Ozdemir (2010) yang menyatakan bahwa keterampilan proses sains

berpengaruh positif terhadap sikap siswa.

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains di dalamnya terkandung berbagai

keterampilan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun ada

penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.

Menurut Nuryani (2005), keterampilan proses sains tersebut meliputi

keterampilan-keterampilan melakukan pengamatan, menafsirkan

pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan

(prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan,

menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan.

Menurut Nur (2011), keterampilan proses sains terdiri dari

pengamatan, penginferensian, pemrediksian, pengklasifikasian, pembuatan

model, pengkomunikasian, pengukuran, perhitungan, perancangan

eksperimen, mengajukan pertanyaan, pengembangan hipotesis,

pengontrolan variabel, perumusan definisi operasional, penginterpretasian

data, penarikan kesimpulan, pembuatan tabel data, pembuatan grafik.

Menurut Trianto (2008), keterampilan proses sains terdiri dari

keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-

keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan dasar terdiri

dari enam keterampilan, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi dan

mengendalikan variabel, memproses data, membuat grafik, menganalisis

penyelidikan, mengajukan hipotesis, mendefinisi operasionalkan variabel

secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan percobaan

dan membuat inferensi (Mei, 2007; Karamustafaoğlu, 2011; Akinbobola

dan Afolabi, 2010).

Masing-masing aspek keterampilan proses sains memiliki indikator

untuk mempermudah mempelajari dan mengembangkannya. Menurut

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Nuryani (2005), indikator pada masing-masing aspek seperti yang

tercantum pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains

Keterampilan

Proses

Indikator

1. Mengamati

(observasi)

a. Menggunakan sebanyak mungkin indera

b. Mengumpulkan/menggunakan fakta-fakta

yang relevan

2. Mengelompokkan

(klasifikasi)

a. Mencari perbedaan dan persamaan

b. Mengontraskan ciri-ciri

c. Membandingkan

d. Mencari dasar penggolongan

3. Menafsirkan

(interpretasi)

a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

b. Mencatat setiap pengamatan

c. Menyimpulkan

4. Meramalkan

(prediksi)

a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi

pada keadaan yang belum diamati

5. Mengajukan

pertanyaan

a. Bertanya mengapa, apa, atau bagaimana

b. Bertanya untuk meminta penjelasan

c. Bertanya yang berlatar belakang hipotesis

6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu

kemungkinan penjelasan dari satu kejadian

b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya

7. Merencanakan

penelitian/percoba

an

a. Menentukan alat, bahan dan sumber yang

akan dipakai

b. Menentukan variabel/faktor penentu

c. Menentukan apa yang diamati, diukur atau

ditulis

d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan

berupa langkah-langkah kerja

8. Menggunakan

alat/bahan

a. Memakai alat dan bahan

b. Mengetahui bagaimana menggunakan alat

dan bahan

9. Menerapkan

konsep

a. Menggunakan konsep-konsep yang telah

dipelajari dalam suatu situasi baru

b. Menerapkan konsep pada pengalaman baru

untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

10. Berkomunikasi a. Menggunakan grafik, tabel atau diagram

b. Menyusun dan menyampaikan laporan

secara sistematis

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Implementasi Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam Pembelajaran

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains lebih menekankan

keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Penerapan keterampilan proses

sains (KPS) dalam pembelajaran biologi merupakan salah satu upaya

penting bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal (Trianto,

2008).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), keterampilan proses sains

dipandang sebagai hal yang harus diterapkan dalam setiap pembelajaran

sains oleh guru. KPS yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut perlu

memperhatikan karakteristik dari siswa dan karakteristik dari mata

pelajaran yang ada pada setiap satuan pendidikan.

Penerapan keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi

mendorong siswa untuk menemukan sendiri produk atau konsep dengan

keterampilan proses yang mereka miliki. Keterampilan proses sains dapat

diterapkan mulai dari keterampilan rendah, sedang, sampai keterampilan

tinggi, melalui kegiatan pengamatan, pengklasifikasian, pengukuran,

penginferensian, pengontrolan variabel, perumusan variabel, pembuatan

tabel, grafik, dan membuat catatan hasil pengamatan. Fakta-fakta yang

ditemukan siswa, konsep-konsep maupun teori-teori, dibangun dengan

keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa sendiri selama proses

pembelajaran berlangsung (Wenno, 2008).

Pembelajaran yang melatihkan keterampilan proses sains pada

siswa dalam pelaksanaannya diawali oleh guru. Guru memberikan contoh

cara melakukannya, kemudian siswa mengikutinya dengan arahan dan

bimbingan dari guru. Keterampilan proses sains terintegrasi sedikit lebih

kompleks bagi siswa sehingga peran guru untuk menjelaskan komponen-

komponen yang terdapat di dalamnya sangat penting untuk menunjang

pemahaman siswa. Guru juga harus melakukan pengecekan terhadap

pemahaman siswa dengan memberikan umpan balik. Namun apabila siswa

masih belum memahami dan melaksanakannya dengan benar, maka guru

memberikan latihan lanjutan kepada siswa supaya siswa tersebut benar-

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

benar memahami dan melaksanakan kegiatan. Pengalaman belajar yang

dilatihkan kepada siswa untuk menemukan konsepnya sendiri diharapkan

akan mampu mengarahkan siswa untuk memahami sains seutuhnya dan

dapat mengingat konsep tersebut dalam waktu yang relatif lama (Trianto,

2008).

Melatih keterampilan proses sains dalam pembelajaran bertujuan

untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga

mampu mendorong siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal baik

pada keterampilan produk, proses, maupun sikap. Selain itu, siswa dapat

membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan hasil pengamatannya

sehingga mencegah terjadinya miskonsepsi. Hal ini bermanfaat untuk

melatih siswa berpikir logis dalam memecahkan masalah sebagai bekal

menghadapi kenyataan hidup di masyarakat (Trianto, 2008).

2. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan

dialami manusia sejak di dalam kandungan sampai ke liang lahat, sesuai

dengan prinsip belajar sepanjang hayat (Suyono dan Hariyanto, 2011).

Manusia harus senantiasa belajar, kapan dan di mana saja. Bahkan waktu

luang juga harus digunakan untuk belajar.

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya

perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Perubahan ini diperoleh

melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Slameto (2003) menyatakan

belajar ialah suatu proses yang berlangsung secara berkesinambungan dan

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku. Yamin (2008) juga menyatakan bahwa belajar merupakan proses

memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Ada tiga prinsip belajar

yaitu adanya perubahan perilaku, terjadi suatu proses dan menjadi

pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya. Hal ini didukung pernyataan Morgan

bahwa belajar dapat mengubah perilaku seseorang menjadi permanen

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sebagai hasil dari pengalaman (Suprijono, 2009). Perubahan tingkah laku

diwujudkan dalam hasil belajar yang didapatkan siswa melalui proses

pembelajaran.

Menurut Aunurrahman (2009), belajar merupakan suatu proses

terjadinya interaksi antara individu dengan individu maupun individu

dengan lingkungannya sehingga membentuk suatu pengalaman tertentu

yang mampu menghasilkan perubahan tingkah laku. Interaksi yang

dilakukan tersebut disadari atau disengaja oleh seseorang untuk

memperoleh tujuan tertentu.

Belajar dalam sudut pandang teori kognitif dipandang sebagai

peristiwa mental, bukan peristiwa sebagai hasil dari pengalamannya.

Menurut teori belajar ini, perilaku individu ditentukan oleh perubahan

persepsi serta pemahamannya tentang keadaan yang berkaitan dengan

tujuan belajarnya. Teori ini menekankan kebermaknaan keseluruhan

sesuatu daripada bagian-bagian yang dipandang sebagai proses internal

yang mencakup kegiatan mengingat dan menggunakan pengetahuan.

Belajar adalah proses kegiatan yang melibatkan otak dalam proses berpikir

(Suprijono, 2009).

Berdasarkan sudut pandang teori konstruktivisme, belajar

dipandang sebagai proses perubahan konsepsi. Perubahan konsepsi ini

memandang siswa sebagai subjek utama dalam mengolah informasi

melalui pengalamannya. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya

sehingga bukan hanya sebagai tempat penampung pengalaman dan

informasi. Teori ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran dari hasil pikiran dan kegiatan siswa itu

sendiri berdasarkan pengalamannya (Nuryani, 2005).

b. Hasil Belajar

Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar disebut dengan

hasil belajar (Aunurrahman, 2009). Menurut Suprijono (2009), hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan baik itu pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

keterampilan. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah

mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan. Hasil belajar menunjukkan terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya seperti halnya dari tidak tahu menjadi

tahu.

Sudjana (2010) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil

belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi

tiga ranah yakni ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar

intelektual, ranah afektif yang berkenaan dengan sikap, dan ranah

psikomotor yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

c. Ranah dalam Hasil Belajar

Pembelajaran biologi menghasilkan tiga ranah hasil belajar yaitu

berupa konten atau produk (kognitif), proses (psikomotor), dan sikap

ilmiah (afektif). Yulaelawati (2004) juga menyebutkan bahwa Taksonomi

Bloom menggolongkan tiga kategori hasil belajar yang berkaitan dan

saling melengkapi. Ketiga kategori tersebut adalah ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan

dengan berpikir dan pemecahan masalah. Menurut Taksonomi Bloom,

ranah kognitif dibagi menjadi enam tingkatan mulai dari tingkatan

yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi. Menurut

Arikunto (2011) keenam tingkatan itu meliputi (C1) pengetahuan

(knowledge) sebagai kemampuan mengingat terhadap hal-hal yang

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dipelajari, (C2) pemahaman (understand) sebagai kemampuan

memahami materi/bahan yang telah dipelajari, (C3) penerapan (apply)

sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

dan dipahami ke dalam situasi baru, (C4) analisis (analyze) sebagai

kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam bagian-bagian yang

lebih terstruktur, (C5) sintesis (synthesis) sebagai kemampuan untuk

mengumpulkan bagian-bagian menjadi komponen yang utuh, (C6)

Evaluasi (Evaluate) sebagai kemampuan untuk menilai suatu materi.

Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl

pada tahun 2001 menunjukkan bahwa tujuan belajar ranah kognitif

dibedakan antara proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Proses

kognitif (C) disusun secara berjenjang meliputi (C1) mengingat

(remember), (C2) memahami (understand), (C3) menerapkan (apply),

(C4) menganalisis (analyze), (C5) menilai (evaluate) dan (C6)

mencipta (create). Dimensi pengetahuan adalah fakta, konsep,

prosedur dan metakognisi (Anderson dan Krathwohl, 2010).

Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ditunjukkan pada Tabel

2.2

Tabel 2.2 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru

No. Taksonomi Bloom Lama Taksonomi Bloom

Baru

1. Pengetahuan Mengingat

2. Pemahaman Memahami

3. Penerapan Menerapkan

4. Analisis Menganalisis

5. Sintesis Menilai

6. Penilaian Menciptakan

Tujuan kognitif lebih menekankan kepada kemampuan berpikir

yang terdiri dari kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu

mengingat, sampai pada kemampuan yang lebih tinggi yaitu

memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk mengaitkan gagasan,

metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa ranah kognitif berkaitan tentang kegiatan mental

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang sering berawal dari tingkat mengingat sampai ke tingkat paling

tinggi yaitu mencipta. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan

(mengingat), memahami dan menerapkan hanya membutuhkan proses

berfikir rendah (lower level of thinking process), sedangkan

menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan membutuhkan proses

berfikir tingkat tinggi (higher level of thinking process) (Yamin, 2008).

2) Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berorientasi kepada

keterampilan motorik yang meliputi koordinasi antara syaraf dan otot

yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action)

(Yamin, 2008). Hirarki ranah psikomotor menurut Sudjana (2010) ada

enam tingkatan, yaitu: 1) gerakan refleks, 2) gerakan dasar, 3) gerakan

tanggap (perceptual), 4) kegiatan fisik, 5) gerakan skill, dan 6)

komunikasi tidak berwacana.

Yulaelawati (2004) menyatakan bahwa ranah psikomotor

terdiri dari lima tingkatan, yaitu 1) gerakan refleks sebagai respon

gerakan yang tidak disadari tanpa adanya proses belajar, 2) gerakan

dasar sebagai gerakan yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek

dan gerakan kompleks, 3) gerakan tanggap sebagai penafsiran terhadap

rangsang sehingga membuat orang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, 4) kegitan fisik merupakan kegiatan yang memerlukan

kekutan otot, mental dan ketahanan, 5) komunikasi tidak berwacana

merupakan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan

tubuh.

Biologi sebagai sains melibatkan semua proses yang terdapat

pada aspek-aspek psikomotorik. Aspek-aspek psikomotorik dapat

telihat ketika siswa melakukan suatu eksperimen atau percobaan. Hasil

belajar ranah psikomotor dapat tercapai ketika siswa mampu

melakukan kegiatan mulai dari tingkatan dasar hingga kompleks.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan perasaan,

emosi, sistem nilai dan sikap hati (attitude) sebagai hasil penerimaan

atau penolakan terhadap sesuatu. Tujuan afektif terdiri dari tingkatan

yang paling sederhana sampai kepada tingkatan yang komplek.

Tingkatan yang paling sederhana yaitu memperhatikan suatu

fenomena, sedangkan tingkatan yang komplek yang yaitu faktor

internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani (Yamin, 2008).

Ranah afektif dikategorikan menjadi lima tingkatan (Sudjana,

2010). Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar sampai tingkat

yang kompleks, yaitu 1) receiving atau attending (menerima atau

memperhatikan), 2) responding (menanggapi), 3) valuing (menilai,

menghargai), 4) organization (mengatur atau mengorganisasikan), 5)

characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan

suatu nilai atau komplek nilai).

Biologi sebagai sains juga menghasilkan sikap selain produk

dan proses. Sikap ini berupa sikap ilmiah antara lain tekun dalam

melakukan proses ilmiah, terbuka terhadap gagasan baru, objektif dan

jujur dalam memperoleh fakta. Sikap ilmiah dalam sains yang

membedakan dengan pembelajaran yang lain (Nuryani, 2005)

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sudjana (2005) berpendapat, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri

siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan faktor eksternal

berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Slameto (2003) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar dan

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor intern dibagi

menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor

kelelahan. Faktor jasmaniah terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh. Faktor

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

psikologis terdiri intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan

dan kesiapan siswa. Sedangkan faktor kelelahan terdiri dari kelelahan fisik

dan kelelahan rohani. Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar

individu. Faktor ekstern dibagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor dari

sekolah di sini adalah metode mengajar guru dan metode belajar siswa.

Metode mengajar guru harus diusahakan tepat, efisien dan efektif sehingga

dapat memunculkan cara yang belajar siswa yang tepat dan efektif untuk

perolehan hasil belajar yang maksimal. Faktor masyarakat meliputi

kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa dan teman bergaul.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

a. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah

pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam bentuk kelompok kecil

untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif dapat menerapkan

ide/gagasan untuk siswa bekerja sama dalam belajar dan

bertanggungjawab terhadap pembelajaran baik dengan teman sekelasnya

maupun dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif juga menambahkan

unsur–unsur interaksi sosial dalam pembelajaran sains (Wenno, 2008).

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pembelajaran dimana siswa bekerja sama dan saling membantu dengan

siswa yang lain dalam kelompok–kelompok kecil untuk mempelajari

materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif ini menekankan pada kerja sama

siswa dalam kelompok sehingga diharapkan siswa dapat saling membantu,

saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan

yang mereka miliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam pemahaman

diantara siswa (Slavin, 2009).

Menurut Lie (2008), pembelajaran kooperatif mengelompokkan

siswa secara heterogen dengan memperhatikan keanekaragaman jenis

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kelamin, latar belakang sosio ekonomi, serta kemampuan akademis.

Pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar melalui interaksi dengan

sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial yang terjadi antara siswa

dengan guru atau teman yang lebih mampu menyebabkan pada diri siswa

akan terjadi pergerakan dari kemampuan saat ini ke zona perkembangan

terdekatnya (Santoso, 2009). Jadi interaksi dengan teman sebaya atau guru

mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami suatu materi

pelajaran. Selanjutnya Slavin (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam

pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban

individual dan kesempatan sukses yang sama. Pembelajaran kooperatif

bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim dan

anggota dalam tim membantu satu sama lain untuk belajar serta

memastikan bahwa setiap anggota tim siap mengerjakan bentuk penilaian

yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

Terdapat enam fase atau langkah utama yang terlibat dalam

pelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah: (1)

pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan

membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) pada fase kedua diikuti oleh

presentasi informasi, biasanya dalam bentuk teks lebih disukai daripada

bentuk ceramah, (3) siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-

kelompok belajar, (4) langkah berikutnya siswa dibantu oleh guru, bekerja

sama untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, (5) presentasi hasil akhir

kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa, dan (6)

memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu (Arends,

2008).

Menurut Lie (2008) untuk mencapai hasil maksimal lima unsur

model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: (1) saling

ketergantungan positif artinya keberhasilan suatu kelompok dalam

menyelesaikan tugas tergantung usaha dari masing-masing anggota

kelompok, (2) tanggung jawab perseorangan artinya setiap siswa akan

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

melakukan yang terbaik karena mereka merasa bertanggung jawab atas

tugasnya. Kunci keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam

penyusunan tugasnya, (3) tatap muka maksudnya setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Siswa harus

melihat bahwa setiap anggota kelompok memiliki tujuan yang sama. Hasil

pemikiran beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari

individu saja. Inti dari tatap muka adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing, (4)

komunikasi antar anggota yang bertujuan agar siswa memiliki berbagai

keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok tergantung

pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mengutarakan pendapat mereka, (5) evaluasi proses

kelompok, digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil kerja

kelompok tersebut agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan efektif.

Menurut Slavin (2009), terdapat beberapa tipe yang termasuk

dalam pembelajaran kooperatif adalah tipe Student Team Achievement

Division (STAD), tipe Jigsaw, tipe Group Investigation (GI), tipe struktual

(Think-Pair-Share), tipe Tournament Game Tim (TGT), tipe Team

Accelerated Instruction (TAI), dan tipe Numbered Head Together (NHT).

b. Group Investigation (GI)

Group Investigation (GI) dikembangkan pertama kali oleh Thelan

(Trianto, 2010). Kemudian diperbarui dan diperluas oleh Shlomo Sharan

dan Rachel-Lazarowitz dari Universitas Tel Aviv, Israel (Slavin, 2009).

Ide model pembelajaran kooperatif tipe group investigation bermula dari

perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Tokoh yang paling terkenal

dari orientasi pendidikan adalah John Dewey (Slavin, 2009). Dewey

menggagas konsep pendidikan bahwa kelas seharusnya merupakan cermin

masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang

kehidupan nyata.

Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan yaitu dalam

proses belajar siswa harus diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dan kebebasan mencari sendiri jawaban atas masalah yang dimiliki siswa

selama proses belajar. Siswa dituntut aktif, tidak hanya menerima

pengetahuan yang diberikan oleh guru. Begitu pula guru harus

menciptakan suasana belajar yang ditandai oleh proses-proses ilmiah agar

siswa terlibat dalam proses penyelidikan akan pengetahuan (Arends,

2008).

Menurut Trianto (2010), GI merupakan pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif

yang lain, GI melibatkan siswa dalam perencanaan baik topik yang

dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pembelajaran ini

membutuhkan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada

pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran ini juga

mengajarkan kepada siswa dalam komunikasi kelompok dan proses

kelompok yang baik.

GI memiliki tiga konsep utama yaitu (1) penyelidikan (inquiry), (2)

pengetahuan (knowledge), dan (3) dinamika kelompok. Penyelidikan

(inquiry) berkaitan dengan proses yang dilakukan siswa untuk menemukan

suatu konsep dalam pembelajaran, pengetahuan (knowledge) berkaitan

dengan pengalaman yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun

tidak langsung, sedangkan dinamika kelompok berkaitan dengan interaksi

antar siswa untuk berbagi ide, pendapat, tukar menukar pengalaman dan

saling berargumentasi (Dhina, 2012).

GI memiliki memiliki empat karakteristik unik (Taniredja dkk,

2011) yaitu 1) investigasi, menekankan pada inisiatif siswa untuk mencari

jawaban masalah, bukan menerima apa adanya yang disampaikan guru, 2)

interaksi, menekankan pada cara siswa untuk mengolah pengetahuan

personalnya terhadap pengetahuan baru yang didapat sebagai hasil

investigasi kelompok, 3) penafsiran, menekankan pada proses

memperkirakan terhadap temuan-temuan yang mereka dapatkan, 4)

motivasi intrinsik, berupa minat dari siswa untuk mencari informasi yang

diperlukan.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

GI adalah model belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke

dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar

belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan

investigasi terhadap suatu topik. GI merupakan suatu perencanaan

pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam

kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok,

perencanaan kooperatif dan proyek. Guru memiliki peran dalam

pembelajaran GI yaitu membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua

sampai enam anak. Langkah selanjutnya adalah membagi tugas-tugas

menjadi tugas individu yang berbeda, dan melakukan kegiatan yang

diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Masing-masing

kelompok kemudian mempresentasikan penemuannya di depan kelas

(Trianto, 2010).

GI memiliki enam langkah pembelajaran yaitu: (1) grouping

(menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih

topik, merumuskan permasalahan), (2) planning (menetapkan apa yang

akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa

tujuannya), (3) investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi,

klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat

inferensi, (4) organizing (anggota kelompok menulis laporan,

merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan

notulis), (5) presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain

mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau

tanggapan), dan (6) evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi

terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa

dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan,

melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian

pemahaman (Slavin, 2009; Rusman, 2011). Langkah-langkah model

kooperatif GI ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 2.3 Langkah-langkah model kooperatif GI

Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap 1. Identifikasi

topik

- Memberikan

permasalahan

- Membentuk kelompok

- Mengidentifikasi

masalah

- Membentuk

kelompok

Tahap 2.

Merencanakan

Investigasi

- Membimbing siswa

dalam menetapkan apa

yang akan dipelajari

- Menetapkan apa

yang akan

dipelajari

Tahap 3.

Pelaksanaan

Investigasi

- Membimbing

mengumpulkan

informasi dan

menganalisi data

- Mengumpulkan

informasi

- Menganalisis data

Tahap 4. Persiapan

Laporan Akhir

- Membimbing

kelompok dalam

pembuatan laporan

- Menulis laporan

- Merencanakan

presentasi

Tahap 5. Presentasi

Hasil Investigasi

- Mengulas materi dari

hasil presentasi

kelompok

- Mempresentasikan

hasil investigasi

Tahap 6. Evaluasi - Memberikan evaluasi

pembelajaran

- Mengerjakan

evaluasi hasil

pembelajaran

(Slavin, 2009)

Pembelajaran menggunakan GI berpotensi untuk meningkatkan

keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Hobri dan Susanto (2006) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa siswa senang menggunakan GI dalam

pembelajaran sehingga lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Widodo (2009) bahwa

pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa.

Peran guru dalam melaksanakan GI adalah sebagai narasumber dan

fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator yang langsung terlibat dalam

proses kelompok (membantu siswa dalam merumuskan rencana,

bertindak, dan mengatur kelompok). Selain itu, guru haruslah

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

membimbing siswa dalam metode pengumpulan data, analisis, maupun

membuat kesimpulan (Joyce et.al , 2009).

Model GI ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Taniredja dkk (2011), kelebihan dari GI itu sendiri antara lain, a) siswa

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, b) menumbuhkan kreativitas

siswa, c) menumbuhkan motivasi belajar mandiri siswa, d) memupuk cara

berpikir kritis dan analitis siswa, e) meningkatkan kepedulian terhadap

anggota kelompok. Sedangkan kekurangan dari model kooperatif GI ini

antara lain a) tidak semua materi biologi dapat disampaikan dengan model

ini, b) kekurangan waktu dalam proses pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains seharusnya berorientasi

hasil dan proses. Pembelajaran biologi ini lebih menekankan pada proses ilmiah.

Siswa untuk mendapatkan hasil yang baik juga harus mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Siswa yang mengikuti proses dengan baik akan

memiliki keterampilan proses sains yang baik pula.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa. Salah satu

faktor itu adalah model dan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan

materi. Penerapan model dan metode pembelajaran yang sesuai akan

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengembangkan dan menggali

pengetahuan siswa secara konkret dan mandiri.

Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan model pembelajaran

yang dirancang untuk mengembangkan kerja sama siswa dan kemampuan berpikir

siswa. Model ini mendorong siswa untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

menemukan pengalamannya sendiri melalui berbagai aktivitas proses sains. Hal

tersebut sesuai dengan karakteristik biologi sebagai bagian dari sains. Model GI

ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar

siswa.

Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat digambarkan pada skema Gambar 2.1. di bawah ini :

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Masalah

- Guru mengajar dengan metode

konvensional yaitu ceramah.

- Pembelajaran masih berpusat

pada guru (teacher centered) dan

hanya berorientasi pada

kemampuan kognitif

- Kurangnya interaksi antara siswa

dengan siswa, guru, maupun

sumber belajar

Keterampilan proses sains

siswa kurang dan hasil

belajar biologi siswa

kurang maksimal

Akibat

- Siswa cenderung pasif.

- Siswa tergantung pada guru

dalam memperoleh materi

pelajaran.

- Keterampilan proses sains

kurang.

- Hasil belajar siswa kurang.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

GROUP INVESTIGATION

Prosedur

Kooperatif tipe

Group Investigation

menurut Slavin

(2009: 218-220)

Manfaat

1. Meningkatkan peran aktif

siswa dalam pembelajaran.

2. Meningkatkan kerjasama antar

siswa.

3. Melatih siswa berpikir kritis

dan analitis

4. Meningkatkan motivasi

belajar.

Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains (KPS) dan Hasil Belajar

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Hipotesis

1. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012

2. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta kelas X tahun

pelajaran 2011/2012 yang beralamat di Jalan LU. Adisucipto No. 1 Manahan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama persiapan, tahap

kedua pelaksanaan dan tahap ketiga penyelesaian. Ketiga tahap tersebut

disusun pada Gambar 3.1

Tahap Kegiatan

penelitian

Bulan ke (dalam tahun 2011-2012)

08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06

Persiapan

1. Permohonan pembimbing

2. Survei sekolah

3. Konsultasi

judul

4. Konsultasi

draf proposal

5. Konsultasi instrumen dan

seminar

proposal

Pelaksanaan

1. Ijin penelitian dan

melengkapi

instrumen

2. Try out

instrumen

penelitian

3. Pelaksanaan penelitian

Penyelesaian Pengolahan data

hasil penelitian dan penyusunan

laporan

Gambar 3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Rancangan Penelitian

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

kuantitatif yang bersifat eksperimen semu (Quasi exsperimental research).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari true eksperimental design karena

peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel (Darmadi, 2011). Tujuan

penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan

memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Group

Design dimana dalam desain kelompok atau kelas dipilih secara random (R)

sebanyak dua kelas. Kelas pertama yang terpilih sebagai kelas kontrol sedangkan

kelas kedua sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi treatment atau

perlakuan baru berupa penerapan model GI dan kelas kontrol tidak diberikan

treatment atau tetap menggunakan metode ceramah bervariasi. Selanjutnya kedua

kelompok tersebut diberi postes (Sugiyono, 2011). Data primer yang terkumpul

kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

GI terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas X

SMA Negeri 4 Surakarta. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian “Postest Only Control Group Design”

Group Treatment Postes

Eksperimen Group (R) X1 T2

Control Group (R) X2 T2

Keterangan:

X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan model GI.

X2 : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan pembelajaran

konvensional.

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random).

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa model GI dan pembelajaran

konvensional terhadap variabel terikat yang berupa keterampilan proses sains dan

hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik tertuang dalam

paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar

3.2.

Y1 X0Y1

X0 Y21 X0Y21

Y2 Y22 X0Y22

Y23 X0Y23

X

Y1 X1Y1

X1 Y21 X1Y21

Y2 Y22 X1Y22

Y23 X1Y23

Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian

Keterangan :

X = Strategi pembelajaran

X0 = Pembelajaran konvensional

X1 = Pembelajaran model GI

Y1 = Keterampilan proses sains

Y2 = Hasil Belajar

Y21 = Ranah kognitif

Y22 = Ranah afektif

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Y23 = Ranah psikomotor

X0Y1 = Pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses sains

X0Y21 = Pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar ranah kognitif

X0Y22 = Pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar ranah afektif

X0Y23 = Pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar ranah psikomotor

X1Y1 = Pembelajaran model GI terhadap keterampilan proses sains

X1Y21 = Pembelajaran model GI terhadap hasil belajar ranah kognitif

X1Y22 = Pembelajaran model GI terhadap hasil belajar ranah afektif

X1Y23 =Pembelajaran model GI terhadap hasil belajar ranah psikomotorik

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan menjadi

target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Darmadi, 2011). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012. Populasi dikelompokan ke dalam sebelas

kelompok yang dikelompokkan secara acak tanpa dasar apapun dengan

jumlah siswa tiap kelompok antara 30 sampai dengan 32 siswa

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas

sebagai kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional dan satu

kelas lagi sebagai kelas eksperimen menerapkan model GI.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara cluster

random sampling. Cluster random sampling adalah pengambilan sampel dimana

sampel dipilih secara acak dalam kelompok-kelompok tertentu. Teknik ini

digunakan karena satuan sampel tidak terdiri dari individu melainkan dalam

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

cluster (kelas) dan pemilihanya secara acak (Setyosari: 2010). Kelompok sampel

atau kelas diambil secara acak untuk dipilih dua kelas yang digunakan sebagai

kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga dalam sampel ini unit analisisnya

bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas sejumlah individu

(Sudjana, 2010).

Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama

dalam rata-rata nilai hasil belajar baik pada ranah kognitif, afektif, maupun

psikomotorik. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data sekunder

menggunakan anava yang didahului uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji

homogenitas. Data sekunder yang digunakan berupa dokumen hasil belajar yang

diolah selama satu semester dengan nilai asli sebagai bahan acuannya pada ketiga

ranah hasil belajar.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors (α = 0,050) dan

menggunakan bantuan program SPSS 16. H0 menyatakan bahwa sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 menyatakan bahwa sampel tidak

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan bahwa

Ho diterima jika Sig. > 0,050 (Pramesti, 2011). Hasil pengolahan data sekunder

menunjukan bahwa tiap kelompok dalam populasi kelompok X SMA Negeri 4

Surakarta memiliki nilai Sig. > 0,050 pada setiap kelompok sehingga menunjukan

distribusi yang normal untuk semua nilai hasil belajar siswa baik kognitif, afektif

maupun psikmotorik. Hasil tes normalitas untuk semua kelompok dalam populasi

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Data sekunder yang berupa dokumen hasil belajar pada kelompok-

kelompok dalam populasi kemudian diuji dengan uji Levene’s (α = 0,050) yang

menggunakan bantuan program SPSS 16 untuk mengetahui apakah populasi

bersifat homogen. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang

sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi

yang sama. Keputusan uji dinyatakan jika Sig. > 0,050 maka Ho diterima. Hasil

uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.2.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 3.2. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar

Ranah Sig. Keterangan Keputusan

Kognitif 0.184 H0 diterima Data Homogen

Psikomotorik 0.184 H0 diterima Data Homogen

Afektif 0.179 H0 diterima Data Homogen

Hasil dari uji Levene’s menunjukan nilai bahwa Sig.> 0,050 sehingga

dapat diketahui bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians

yang tidak berbeda nyata sehingga populasi bersifat homogen.

Uji anava dapat dilakukan karena data tiap kelompok dalam populasi

terbukti normal dan homogen. Uji anava dilakukan menggunakan bantuan

program SPSS 16 dengan H0 menyatakan bahwa tiap kelompok memiliki mean

yang tidak berbeda nyata dan H1 menyatakan bahwa ada minimal 1 kelompok

memiliki mean yang berbeda nyata. Keputusan uji dinyatakan jika Sig. > 0,050

maka Ho diterima Hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Anava Dokumen Hasil Belajar.

Ranah Sig. Keterangan Keputusan

Kognitif 0.463 H0 diterima Tidak Berbeda Nyata

Psikomotorik 0.318 H0 diterima Tidak Berbeda Nyata

Afektif 0.379 H0 diterima Tidak Berbeda Nyata

Pengolahan data pada Tabel 3.3 tersebut menunjukan bahwa nilai Sig >

0.050 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa data tiap kelompok dalam

populasi memiliki mean (nilai rata-rata) yang tidak berbeda nyata sehingga

kelompok/kelas manapun yang diambil dapat digunakan sebagai sampel dalam

penelitian kerena memiliki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik

yang seimbang. Berdasar hasil tersebut maka penelitian ini mengambil 2 kelas

sebagai sampel secara acak dan didapatkan 2 kelas yaitu kelas XA sebagai

kelompok kontrol dan kelas XB sebagai kelompok eksperimen.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan

sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat, yaitu:

a. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang

dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (Sugiyono,

2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe GI.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi

oleh variable yang lain. Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains (KPS) dan hasil

belajar biologi siswa yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode/teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat

penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk

memperoleh data (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan beberapa

metode pengumpulan data yaitu:

a. Metode Tes

Arikunto (2011), menyatakan bahwa tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Metode tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ranah

kognitif yaitu penilaian pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tes yang diberikan berbentuk tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda dan

uraian.

b. Metode Nontes

1) Metode Dokumentasi

Riduwan (2004) menyatakan bahwa metode dokumentasi

dilakukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian

dengan mengumpukan data, mengambil catatan-catatan dan menelaah

dokumen yang ada kaitan dengan objek penelitian. Metode

dokumentasi pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data

sekunder berupa dokumen hasil belajar yang diolah selama satu

semester ganjil siswa kelompok X SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 dengan nilai asli sebagai bahan acuannya yang

digunakan untuk mengetahui keseimbangan kemampuan awal siswa

berdasarkan nilai hasil belajar biologi yang meliputi ranah kognitif,

psikomotor, dan afektif pada populasi penelitian.

2) Metode pengamatan (observasi)

Metode observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu

berlangsung (Sudjana, 2010). Metode observasi dimanfaatkan untuk

mengukur keterlaksanaan sintaks model GI. Data keterlaksanaan

sintaks diperoleh ketika guru sedang mengajar di kelas dengan

menerapkan model GI. Data ini digunakan sebagai penguat bahwa

kelas eksperimen benar-benar menerapkan model GI. Selain itu,

metode observasi digunakan untuk menilai hasil belajar ranah

psikomotor yaitu penilaian proses atau keterampilan, penilaian hasil

belajar ranah afektif yaitu penilaian sikap dan penilaian keterampilan

proses sains yang muncul pada siswa. Observer mengamati

keterlaksanaan tahapan model GI, hasil belajar ranah psikomotorik,

hasil belajar ranah afektif dan keterampilan proses sains dengan

menggunakan lembar observasi.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Teknik Penyusunan Instrumen

Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan silabus, sedangkan instrumen penelitian berupa tes untuk mengukur

pencapaian hasil belajar ranah kognitif yang berupa soal pilihan ganda, lembar

observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif, ranah psikomotor dan

keterampilan proses sains. Penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Pengukuran Ranah Kognitif

Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes. Beberapa

langkah telah dilakukan untuk menyusun instrumen ranah kognitif.

Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai

dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator

dan tujuan pembelajaran ranah kognitif agar instrumen menjadi lebih

spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai

indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan

indikator yang diharapkan. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal

yang mencakup enam tingkatan kemampuan kognitif yang mencakup C1

(mengingat), C2 (mengerti), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis),

C5 (menilai), dan C6 (mencipta). Langkah selanjutnya adalah menyusun

item soal ranah kognitif. Instrumen ini kemudian diuji kesahihan itemnya

dengan uji validitas dan reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah

melakukan uji coba tes. Hasil dari uji coba tersebut kemudian dianalisis

butir soalnya mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item soal tes

tidak valid maka butir soal yang tidak valid di perbaiki melalui keputusan

ahli, kemudian dilakukan tes ulang (retest) untuk butir soal yang tidak

valid. Item dianalisis lagi validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang

telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes.

b. Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif menggunakan lembar observasi dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap sikap siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh observer

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dengan melakukan checklist (√). Skala yang digunakan pada lembar

observasi adalah skala penilaian (rating scale) (Arikunto, 2011).

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu (1) receiving

(penerimaan), (2) responding (menanggapi), (3) valuing (menilai), (4)

organizatiao (mengorganisasi), dan (5) characterization by a value or

value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai).

Penilaian ranah afektif hanya pada jenjang ke 5 yaitu karakterisasi nilai

berupa karakter dan keterampilan sosial yang dijabarkan dalam tiap

indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif.

c. Pengukuran Ranah Psikomotorik

Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi

dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan siswa

selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh

observer dengan melakukan checklist (√). Skala yang digunakan pada

lembar observasi adalah skala penilaian (rating scale) (Arikunto, 2011).

Ranah psikomotorik menurut Yulaelawati (2004) meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu 1) gerakan refleks, 2) gerakan dasar, 3) gerakan

tanggap (perceptual), 4) kegiatan fisik, dan 5) komunikasi tidak

berwacana. Penilaian ranah psikomotor meliputi penilaian keterampilan

pada proses pembelajaran berlangsung. Keterampilan yang harus dikuasai

siswa dijabarkan dalam indikator dan tujuan pembelajaran.

d. Pengukuran Keterampilan Proses Sains

Pengukuran keterampilan proses sains menggunakan lembar

observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan

siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan

oleh observer dengan melakukan checklist (√).Skala yang digunakan pada

lembar observasi adalah skala penilaian (rating scale) (Usman, 2005)

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

F. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Instrumen ranah kognitif

menggunakan bentuk tes objektif dan uraian. Instrumen ranah afektif, psikomotor

dan keterampilan proses sains berupa lembar observasi. Pengujian kelayakan

instrumen dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap apa yang

hendak diukur (Sukardi, 2008). Uji validitas yang digunakan meliputi uji

validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas instrumen tes dan lembar

observasi dilakukan dengan cara mencocokkan antara isi instrumen dengan

indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010).

Hal tersebut dilakukan agar tes yang digunakan dapat mengukur kemampuan

siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu mengukur

keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif,

afektif, maupun psikomotorik. Uji validitas konstruk instrumen dilakukan

dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur.

Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2011).

Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli, maka

diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada

sampel dari populasi penelitian. Uji coba instrumen dalam penelitian ini

digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes hasil

belajar pada ranah kognitif, sedangkan pengujian validitas untuk keterampilan

proses sains, hasil belajar ranah psikomotorik, dan hasil belajar ranah afektif

cukup sampai validitas isi dan konstrak. Validitas butir soal dihitung dengan

menggunakan rumus koefisien product moment dari Karl Pearson menurut

Arikunto (2011).

rXY =

}}{{2222 YYNXXN

YXXYN

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Keterangan :

rXY : koefisien korelasi antara x dan y

N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total (dari subyek try out)

Nilai rXY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t

digunakan karena responden yang digunakan dalam pengujian instrumen

merupakan sampel, sehingga diperlukan generalisasi ke dalam populasi agar

dapat dianggap mewakili seluruh karakteristik yang ada dalam populasi. Uji-t

dilakukan dengan rumus Riduwan (2004) yaitu:

thitung =2

XY

XY

r1

2r

N

Keterangan :

t : nilai t menurut perhitungan uji t

rXY : koefisien korelasi antara x dan y

N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf

signifikansi (α) = 0,050 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan

tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika thitung < ttabel maka item soal

tidak valid, sedangkan jika thitung > ttabel maka item soal dapat dinyatakan

sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes kognitif secara

lengkap disajikan pada Tabel 3.4 dan selengkapnya pada lampiran.

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama

Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid

Kognitif (Pilihan Ganda) 30 15 15

Kognitif (Uraian) 5 5 -

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji

validitas soal kognitif yang berupa pilihan ganda menunjukkan bahwa dari 30

item soal yang diberikan terdapat 15 item yang valid dan 15 item invalid,

sedangkan soal kognitif yang berupa soal uraian menunjukkan bahwa semua

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

item soal valid. Soal-soal invalid kemudian di tes ulang (retest) setelah

melalui peninjauan ulang dari ahli. Hasil dari tes ulang menunjukan bahwa 15

item soal valid. Hasil retest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dipakai untuk mengetahui apakah instrumen tes dapat

menghasilkan hasil yang konsisten (reliabel) apabila diujikan berkali-kali

(Widoyoko, 2010). Reliabilitas instrumen tes yang memberikan jawaban yang

benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0 dapat diukur menggunakan

rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:

2

2

111 S

pqS

k

kr

Reliabilitas item soal uraian dihitung dengan menggunakan rumus

Alpha (Riduwan, 2004), yaitu:

r11=

1n

n

2

2

1t

i

S

S

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

k = Banyaknya butir soal tes

n = Banyaknya item pernyataan angket

S = Standar deviasi dari tes

p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

∑ Si2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St2 = Varians total

Jika harga r11 < rtabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga butir soal

tes dinyatakan dikatakan tidak reliabel, dan sebaliknya jika r11 > rtabel maka

butir soal tes maupun item pernyataan pada angket dinyatakan reliabel.

Indeks korelasi yang digunakan sebagai acuan tingkat reliabilitas instrumen

adalah sebagai berikut:

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,6 – 0,799 : Tinggi (T)

0,4 – 0,599 : Cukup (C)

0,2 – 0,399 : Rendah (R)

0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)

Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif yang berupa pilihan

ganda dan uraian disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya pada lampiran.

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas.

Instrumen Penelitian Jumlah

Item

Keputusan Uji

Reliabilitas

Kriteria

Reliabilitas

Kognitif (Pilihan Ganda) 30 0.499 Cukup

Kognitif (Uraian) 5 0.954 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes

kognitif yang berupa pilihan ganda menggunakan rumus Kuder-Richardson

(K-R 20) diperoleh r11 = 0,499 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal

tes memiliki kriteria cukup. Hasil uji reliabilitas tes kognitif yang berupa

uraian berdasarkan Tabel 3.5 yang menggunakan rumus Alpha menunjukan r11

= 0,954 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes memiliki kriteria

sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa

instrumen penelitian tes kognitif baik soal pilihan ganda maupun soal uraian

reliabel atau memiliki ketetapan yang tinggi untuk digunakan.

3. Analisis Butir Soal

a. Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

dinyatakan dalam Indeks Kesukaran (P) yang diperoleh dengan rumus

sebagai berikut menurut Arikunto (2011)

sJ

B P

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,1 - 0,30 : Sukar

0,30 – 0,70 : Sedang

0,70 – 1,00 : Mudah

Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel

3.6 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran.

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada hasil

try out pertama diperoleh 15 soal yang valid dan mempunyai indeks

kesukaran yang mudah sebanyak 12 soal, sedang 3 soal, dan sukar

sebanyak 0 soal. Try out kedua dilakukan sebagai tes ulang soal-soal yang

tidak valid dari try out pertama dan didapatkan 15 soal valid dengan

indeks kesukaran sebanyak 6 soal mudah, 7 soal sedang, dan 2 soal sukar.

Berdasar atas data tersebut maka instrumen penelitian berupa tes kognitif

secara umum memiliki 30 soal dengan kriteria 18 soal mudah, 10 soal

sedang, dan 2 soal sukar.

b. Daya Pembeda Soal

Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang

berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks

Diskriminasi (ID). ID diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2011) sebagai

berikut:

BA PP B

B

A

A

J

B

J

B ID

Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir

Soal Valid Kriteria

Mudah Sedang Sukar

Hasil Try Out Pertama 15 12 3 0

Hasil Retes 15 6 7 2

Instrument Penilaian Tes Kognitif 30 18 10 2

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2011) adalah sebagai

berikut:

D: 0.00 – 0.20 : jelek (poor)

D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)

D: 0.40 – 0.70 : baik (good)

D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)

D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif dibuang

Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada

Tabel 3.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.

Jenis Tes Kognitif Jumlah

Butir Soal

Valid

Kriteria

Negatif Jelek Cukup Baik Baik

sekali

Hasil Try Out Pertama 15 0 11 3 1 0

Hasil Retes 15 1 3 6 5 0

Instrument Tes Kognitif 30 1 13 9 6 0

Try out menghasilkan 15 soal valid dari 30 butir soal yang

disediakan dan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda pada 15

butir soal valid tersebut mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 1

butir soal, cukup sebanyak 3 butir soal, dan jelek sebanyak 11 butir soal.

Try out pertama ini berarti menyisakan 15 butir soal yang tidak valid

dengan 7 butir soal yang memiliki indeks diskrimitif negatif dan 8 butir

soal lain yang memiliki indeks diskrimitif jelek dan cukup. Butir soal yang

tidak valid yang memiliki indeks diskrimitif negatif atau jelek tersebut

diperbaiki dengan peninjauan ulang dari ahli. Soal yang tidak valid

kemudian di retest dan menghasilkan butir soal yang valid dengan indeks

deskriminasi baik sebanyak 5 butir soal, cukup sebanyak 6 butir soal, jelek

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

sebanyak 3 butir soal dan negatif sebanyak 1 butir soal. Berdasar pada data

tersebut dapat diketahui bahwa instrumen penilaian hasil belajar kognitif

memiliki 30 butir soal dengan indeks deskriminasi baik sebanyak 6 butir

soal, cukup sebanyak 9 butir soal, jelek sebanyak 13 butir soal dan negatif

sebanyak 1 butir soal dalam penelitian.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasarat

Analisis kuantitatif hipotesis dapat menggunakan statistik parametris

dan statistik nonparametris. Syarat untuk statistik parametris salah satunya

adalah berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Berdasarkan pernyataan

tersebut maka sebelum menguji hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat untuk

menentukan statistik uji hipotesis yang akan kita gunakan. Umumnya uji

prasyarat yang digunakan untuk uji komparasi dua sampel adalah uji

normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi

normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data keterampilan

proses sains dan hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif

untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan α = 0,050 dan dibantu program SPSS 16.

H0 dinyatakan bahwa berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data

tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig. dari uji normalitas lebih besar

dari α (sig > 0,050) maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa

data terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009).

Homogenitas data keterampilan proses sains dan hasil belajar pada ranah

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kognitif, psikomotorik dan afektif menggunakan uji Levene’s dengan α =

0,050 dan dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelompok

memiliki variansi yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap

kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini

adalah jika nilai Sig. dari uji homogenitas lebih besar dari α (Sig.> α) maka

H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen

2. Uji Hipotesis

Hipotesis nihil/nul (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak

ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif GI dengan pembelajaran

menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap

keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri

4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H1 menyebutkan bahwa

ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif GI dengan pembelajaran

menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap

keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri

4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif dua

sampel yang independen dengan uji-t yang dibantu dengan program SPSS 16.

Uji hipotesis ini adalah uji generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak

berkorelasi berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel yang

independen atau perbandingan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yang dipilih secara acak (Sugiyono, 2011).

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis

adalah H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (Sig.) < α (0,050). Hal ini

berlaku pula sebaliknya yaitu jika signifikasi probabilitas (Sig.) > α (0,050)

maka H0 diterima (Budiyono, 2009).

H. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design, dapat disusun

prosedur operasional peneliti. Langkah-langkah operasional penelitian meliputi

tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

evaluasi, serta tahap analisis dan tahap tindak lanjut, yaitu tahap perencanaan,

tahap perlakuan, dan tahap analisis data. Secara terperinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Tahap perencanaan

Tahap ini dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan

proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model GI,

penyusunan silabus, dan yang terakhir mempersiapkan instrumen penelitian

berupa perangkat pengumpulan data.

2) Tahap perlakuan

Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek

penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanyak-

banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar (KBM) di kelas eksperimen (kelas XB) dengan menerapkan

model GI dan penerapan model konvensional dalam kelas kontrol (kelas

XA). Pada saat pembelajaran berlangsung, observer mengamati

keterlaksanaan sintaks model GI, hasil belajar ranah afektif, hasil belajar

ranah psikomotorik, dan keterampilan proses sains dengan menggunakan

lembar observasi. Setelah itu diadakan postes.

3) Tahap analisis data

Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data. Analisis data dibantu

dengan menggunakan program SPSS versi 16. Tahap ini dilakukan sampai

dengan penyusunan laporan.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data hasil dari penelitian ini berupa keterampilan proses sains dan hasil

belajar biologi yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada

materi pencemaran lingkungan. Data keterampilan proses sains diperoleh dari

lembar observasi. Data hasil belajar biologi siswa ranah kognitif diperoleh dari

nilai tes tertulis, sedangkan ranah psikomotor dan ranah afektif diperoleh dari

lembar observasi. Data-data tersebut diambil dari dua kelas. Kelas X.A sebagai

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model

ceramah bervariasi, tanya jawab dan eksperimen. Kelas X.B sebagai kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif GI.

Berikut adalah data penelitian keterampilan proses sains dan hasil belajar

biologi siswa:

1. Keterampilan Proses Sains

Data penelitian keterampilan proses sains pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan terangkum pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Keterampilan Proses Sains

Kelas Frekuensi Kelas

Kontrol

Frekuensi Kelas

Eksperimen

71-75 11 4

76-80 7 2

81-85 5 6

86-90 7 15

91-95 2 3

96-100 0 1

Jumlah 32 31

Rata-rata 80,156 84,645

Standar deviasi 6,491 6,036

Variansi 42,136 36,437

Minimum 71,000 72,000

Maksimum 93,000 97,000

Median 79,000 86,000

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata nilai keterampilan proses sains

pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Siswa dari kelas

kontrol yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (15,6%), sedangkan siswa dari

kelas eksperimen yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (6,5%). Standar deviasi

dan variansi pada kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen, artinya

tingkat keragaman pada kelas kontrol lebih besar. Median atau nilai tengah

pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dibuat diagram batang

perbandingan keterampilan proses sains kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen.

Gambar 4.1 menunjukan rata-rata keterampilan proses sains pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas. Keadaan tersebut menunjukan bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif GI mampu meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

80.156

84.645

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Hasil Belajar Biologi Siswa

a. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Kognitif

Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

dan terangkum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Kelas Frekuensi Kelas

Kontrol

Frekuensi Kelas

Eksperimen

71-74 3 1

75-78 9 4

79-82 6 6

83-86 8 8

87-90 5 8

91-94 1 4

Jumlah 32 31

Rata-rata 81,656 84,581

Standar deviasi 5,116 5,383

Variansi 25,351 28,050

Minimum 74,000 74,000

Maksimum 92,000 94,000

Median 81,000 84,000

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Siswa dari kelas kontrol

yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (9,4%), sedangkan siswa dari kelas

eksperimen yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa (3,2%). Standar deviasi

dan variansi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol,

artinya tingkat keragaman pada kelas eksperimen lebih besar. Median atau

nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas

kontrol.

b. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Psikomotor

Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

dan terangkum pada Tabel 4.3.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.3. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik

Kelas Frekuensi

Kelas

Kontrol

Kelas Frekuensi

Kelas

Eksperimen

66-68 2 87-88 6

69-71 2 89-90 0

72-74 12 91-92 0

75-77 7 93-94 9

78-80 9 95-96 10

81-83 0 97-98 6

Jumlah 32 Jumlah 31

Rata-rata 74,531 Rata-rata 93,645

Standar deviasi 3,203 Standar deviasi 3,302

Variansi 10,257 Variansi 10,903

Minimum 68,000 Minimum 88,000

Maksimum 80,000 Maksimum 98,000

Median 74,000 Median 95,000

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Seluruh siswa dari kelas

eksperimen telah mencapai batas ketuntasan sedangkan siswa dari kelas

kontrol yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa (50%). Standar deviasi dan

variansi pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, artinya

tingkat keragaman pada kelas eksperimen lebih besar. Median atau nilai

tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol.

c. Hasil Belajar Biologi Siswa Ranah Afektif

Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

dan terangkum pada Tabel 4.4.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.4. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Kelas Frekuensi

Kelas

Kontrol

Kelas Frekuensi

Kelas

Eksperimen

79-81 1 83-85 0

82-84 6 86-88 3

85-87 0 89-91 0

88-90 13 92-94 13

91-93 11 95-97 12

94-96 1 98-100 3

Jumlah 32 Jumlah 31

Rata-rata 88,406 Rata-rata 93,934

Standar deviasi 3,876 Standar deviasi 3,245

Variansi 15,023 Variansi 10,529

Minimum 79,000 Minimum 88,000

Maksimum 96,000 Maksimum 100,000

Median 88,000 Median 92,000

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Seluruh siswa dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol telah mencapai batas ketuntasan. Standar

deviasi dan variansi pada kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas

eksperimen, artinya tingkat keragaman pada kelas kontrol lebih besar.

Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada

kelas kontrol.

Berdasarkan data pada tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.4 dapat

dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi kelas kontrol dan

kelas eksperimen seperti pada Gambar 4.2.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 4.2. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen.

Gambar 4.2 menunjukan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor. Keadaan tersebut menunjukan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif GI mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat uji-t adalah data berdistribusi normal. Data yang

berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan uji normalitas. H0

dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H1 dinyatakan bahwa data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas data keterampilan proses sains dan hasil

belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif untuk kelas kontrol dan

kelas eksperimen dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan α

= 0,050 dan dibantu program SPSS 16. Keputusan uji dinyatakan bahwa Ho

diterima jika Sig. > 0.050. Jika H0 diterima maka dapat dikatakan bahwa data

81.656 74.531

88.406 84.581

93.645 93.934

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan

Tabel 4.6

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Kelas

Kolmogorov-

Smirnov N Sig

Hasil

Proses Sains Keterangan Keputusan

KPS Kontrol 1,211 32 0,107 Sig.>0,050 Normal

Eksperimen 1,147 31 0,144 Sig.>0,050 Normal

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Ranah Kelas

Kolmogorov-

smirnov N Sig

Hasil

Hasil belajar Keterangan Keputusan

Kognitif Kontrol 0,952 32 0,325 Sig.>0,050 Normal

Eksperimen 0,544 31 0,929 Sig.>0,050 Normal

Psikomotorik Kontrol 1,135 32 0,152 Sig.>0,050 Normal

Eksperimen 1,181 31 0,123 Sig.>0,050 Normal

Afektif Kontrol 1,194 32 0,115 Sig.>0,050 Normal

Eksperimen 1,340 31 0,055 Sig.>0,050 Normal

Hasil uji normalitas keterampilan proses sains dan hasil belajar pada

Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Sig.> 0,050 pada kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen, sehingga H0 diterima dan dapat

dinyatakan bahwa nilai keterampilan proses sains dan hasil belajar pada ranah

kognitif, psikomotorik maupun afektif berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Syarat lain dari uji-t adalah data yang digunakan adalah data yang

homogen. Homogen berarti bahwa data antar kelompok eksperimen dan

kontrol mempunyai variansi yang sama atau homogen. Homogenitas data

keterampilan proses sains dan data hasil belajar pada ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan

dibantu program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi

yang sama (Homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki

variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai Sig. dari uji

homogenitas lebih besar dari α (Sig.>α) maka H0 diterima sehingga dapat

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dikatakan bahwa data homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel

4.7. dan tabel 4.8.

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Pengolahan data pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 tersebut menunjukan

bahwa nilai Sig.>0,050 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa nilai

keterampilan proses sains dan hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik,

maupun afektif pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki variansi

yang sama atau tidak berbeda nyata sehingga nilai keterampilan proses sains

dan hasil belajar dapat dinyatakan bersifat homogen.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan

maka diketahui bahwa masing-masing data berdistribusi normal dan homogen.

Uji dapat dilanjutkan ke uji t.

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Data keterampilan proses sains dan data hasil belajar biologi pada ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik pada penelitian dinyatakan normal dan homogen,

sehingga prasyarat uji-t telah terpenuhi. Kriteria yang digunakan dalam

pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) = 0,050 yaitu H0

ditolak jika signifikasi probabilitas (sig) < α (0,050), hal ini berarti perolehan rata-

rata nilai keterampilan proses sains dan hasil belajar antara kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Jika signifikasi probabilitas (Sig.) >

Keterampilan

Proses Sains Sig. Keterangan Keputusan

KPS 0,154 Sig >0,050 Homogen

Ranah Sig. Keterangan Keputusan

Kognitif

Psikomotor

Afektif

0,233

0,901

0,995

Sig >0,050

Sig >0,050

Sig >0,050

Homogen

Homogen

Homogen

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

α (0,050) maka H0 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai keterampilan

proses sains dan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen tidak berbeda nyata (Budiyono, 2009).

Hipotesis penelitian ini dinyatakan bahwa ada pengaruh antara model GI

terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Keterampilan proses sains dan

hasil belajar yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik,

masing-masing akan diuji apakah model GI berpengaruh terhadap keempatnya.

1. Keterampilan Proses Sains

Hipotesis untuk pengujian pengaruh model GI terhadap keterampilan

proses sains siswa dinyatakan dengan H0 yang menunjukkan bahwa perolehan

nilai keterampilan proses sains rata-rata antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang menunjukkan bahwa

perolehan rata-rata nilai keterampilan proses sains antara kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji hipotesis tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Pengaruh Model GI terhadap Keterampilan Proses Sains

Variabel Sig Keterangan Keputusan Uji

Keterampilan

Proses Sains

0,013 sig < 0,050 H0 ditolak

Tabel 4.9 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0

ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai keterampilan

proses sains antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda

nyata. Rata-rata nilai keterampilan proses sains siswa kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada siswa kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai

rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa model GI berpengaruh positif

terhadap keterampilan proses sains.

2. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif

Hipotesis untuk pengujian pengaruh model GI terhadap hasil belajar

biologi siswa pada ranah kognitif dinyatakan dengan H0 yang menunjukkan

bahwa perolehan nilai kognitif rata-rata antara kelompok kontrol dengan

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang menunjukkan bahwa

perolehan rata-rata nilai kognitif antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji hipotesis tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Pengaruh Model GI terhadap Hasil Belajar Kognitif

Variabel Sig Keterangan Keputusan Uji

Hasil Belajar

Kognitif

0,023 sig < 0,050 H0 ditolak

Tabel 4.10 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai kognitif

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-

rata nilai kognitif siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa

kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat

diketahui bahwa model GI berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi

pada ranah kognitif.

3. Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik

Hipotesis untuk pengujian pengaruh model GI terhadap hasil belajar

biologi siswa pada ranah psikomotorik dinyatakan dengan H0 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang

menunjukkan bahwa perolehan rata-rata nilai psikomotorik antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji pengaruh

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Uji Pengaruh Model GI terhadap Hasil Belajar Psikomotorik

Variabel Sig Keterangan Keputusan Uji

Hasil Belajar

Psikomotorik

0,000 sig < 0,050 H0 ditolak

Tabel 4.11 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0

ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai psikomotorik

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-

rata nilai psikomotorik siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

siswa kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dapat diketahui bahwa model GI berpengaruh positif terhadap hasil belajar

biologi pada ranah psikomotorik.

4. Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif

Hipotesis untuk pengujian pengaruh model GI terhadap hasil belajar

biologi siswa pada ranah afektif dinyatakan dengan H0 yang menunjukkan

bahwa perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dan H1 yang menunjukkan bahwa

perolehan rata-rata nilai afektif antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen berbeda nyata. Hasil dari uji pengaruh tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Model GI terhadap Hasil Belajar Afektif

Variabel Sig Keterangan Keputusan Uji

Hasil Belajar

Afektif

0,000 sig < 0,050 H0 ditolak

Tabel 4.12 menunjukkan hasil keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai afektif

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata. Rata-

rata nilai afektif siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa

kelompok kontrol. Berdasar pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat

diketahui bahwa model GI berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi

pada ranah afektif.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

GI berpengaruh terhadap KPS, hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotor,dan

hasil belajar afektif. Pernyataan tersebut diperoleh berdasarkan hasil uji hipotesis

yang menghasilkan keputusan uji (sig) < 0,050 sehingga H0 ditolak, hal ini berarti

perolehan rata-rata nilai keterampilan proses sains dan hasil belajar antara

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen berbeda nyata.

Penerapan model GI dikontrol melalui lembar observasi. Hasilnya

menunjukkan bahwa model GI telah dilaksanakan dengan predikat baik. Hal

tersebut berarti guru melaksanakan pembelajaran sesuai sintaks GI. Demikian

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pula aktivitas siswa turut mendukung kegiatan pembelajaran sehingga model GI

terlaksana dengan baik.

Berikut ini akan dibahas secara terperinci mengenai pengaruh model GI

terhadap KPS dan hasil belajar biologi pada semua ranah hasil belajar yaitu ranah

kognitif, psikomotorik, dan afektif.

1. Pengaruh Model GI terhadap Keterampilan Proses Sains

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diketahui bahwa model GI

berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4

Surakarta. Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata keterampilan proses sains

siswa kelompok eksperimen (GI) lebih tinggi daripada kelompok kontrol

(pembelajaran konvensional). Data tersebut diperkuat dengan hasil uji

hipotesis yang memutuskan bahwa H0 ditolak karena nilai signifikansi hasil

perhitungan lebih kecil daripada α (0,050).

Model GI yang diterapkan di kelas eksperimen memungkinkan untuk

melatihkan KPS kepada siswa. Tahap atau sintaks dari GI itu sendiri

menunjang untuk memunculkan aspek-aspek KPS. Identifikasi topik adalah

tahap pertama dari GI dimana guru menayangkan video yang berisi tentang

pencemaran lingkungan dan guru meminta siswa untuk mengidentifikasi

topik-topik yang akan diinvestigasi. Aspek KPS yang muncul dari tahap ini

adalah mengamati. Merencanakan investigasi adalah tahap kedua dari GI

dimana siswa merencanakan apa yang akan diinvestigasi berupa perencanaan

praktikum pemcemaran. Aspek KPS yang muncul dari tahap ini adalah

merancang percobaan. Pelaksanaan investigasi adalah tahap ketiga dari GI

dimana siswa melaksanakan praktikum pencemaran berdasarkan rancangan

yang telah mereka buat. Aspek KPS yang muncul dari tahap ini adalah

mengamati, melaksanakan percobaan, serta menggunakan alat dan bahan.

Tahap keempat adalah persiapan laporan akhir dimana siswa mempersiapkan

laporan hasil praktikum. Aspek KPS yang muncul adalah berkomunikasi.

Tahap selanjutnya adalah presentasi hasil investigasi dimana siswa

mempresentasikan hasil investigasi berupa hasil praktikum sehingga aspek

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

berkomunikasi KPS muncul. Tahap evaluasi adalah tahap terakhir dari GI

dimana siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru.

KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada

proses IPA dan merupakan penjabaran dari metode ilmiah. KPS sangat ideal

untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam pembelajaran biologi.

Keterampilan yang dimaksud antara lain keterampilan kognitif (minds on),

keterampilan manual (hands on) dan keterampilan sosial (hearts on) (Nuryani,

2005). Keterampilan kognitif (minds on) ini berkaitan dengan keterampilan

berpikir siswa dalam memecahkan masalah seperti merancang percobaan.

Keterampilan manual (hands on) ini berkaitan dengan keterampilan siswa

dalam melakukan percobaan maupun menggunakan alat dan bahan.

Sedangkan keterampilan sosial (hearts on) berkaitan dengan keterampilan

siswa dalam berinteraksi dengan teman maupun guru, seperti

mengkomunikasikan hasil percobaan.

Model GI mampu melatih kerja sama siswa dalam kelompok ketika

memecahkan masalah. Keterampilan siswa yang belajar berkelompok akan

lebih baik dibanding siswa yang belajar mandiri. Siswa akan memperoleh

banyak informasi dari orang lain ketika melakukan kerja kelompok. Kerja

kelompok yang baik ditunjukkan dengan pembimbingan dari siswa yang

memiliki kemampuan akademik tinggi kepada siswa yang memiliki

kemampuan akademik rendah sehingga terjadi proses scaffolding (Slavin,

2009). Proses tutorial sebaya (peer teaching) terjadi ketika siswa

berkelompok. Pada pembelajaran menggunakan model GI, siswa lebih

ditekankan pada aktivitas-aktivitas keterampilan proses sains dalam kerja

kelompok. Anggota kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan pertanyaan-

pertanyaan yang ada dalam lembar kerja siswa (LKS) dan kemudian saling

membantu satu sama lain untuk memahami materi pembelajaran ketika

melakukan diskusi.

Proses pembelajaran dengan model GI ini juga sesuai dengan

paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada kemampuan

siswa dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang berhubungan

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan masalah yang sedang dikaji (Nuryani, 2005). Pembelajaran biologi

menggunakan model GI mengembangkan pengalaman belajar siswa karena

siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap atau sintaks model pembelajaran GI ternyata berpengaruh

terhadap keterampilan proses sains siswa. Hal senada pada penelitian Zuroida

(2010) bahwa pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran GI

dapat meningkatkan keterampilan proses. Penelitian tersebut menunjukkan

bahwa kelas yang menggunakan model pembelajaran GI memiliki

keterampilan proses yang lebih baik ditandai dengan adanya peningkatan nilai

keterampilan proses pada siswa.

Penelitian Ningsih (2008) menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif GI dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.

Peningkatan terjadi karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Terkait dengan hal tersebut, KPS yang dilatihkan kepada siswa akan membuat

siswa lebih aktif (Nuryani, 2005).

2. Pengaruh Model GI terhadap Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses

belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hasil

belajar menunjukkan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang

dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan (Suprijono, 2009). Hasil belajar mencakup ranah kognitif,

psikomotor, dan afektif yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa kemudian

diaplikasikan melalui perbuatan (psikomotor). Dampaknya siswa mampu

bersikap sesuai apa yang telah dilakukan dalam aktivitas psikomotornya.

Model GI berupaya mengoptimalkan hasil belajar siswa pada ketiga ranah

hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model GI dapat mempengaruhi

hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Hasil belajar kognitif

diperoleh dari hasil tes pilihan ganda dan uraian, hasil belajar psikomotor dan

afektif didapatkan dari lembar observasi. Berikut pembahasan dari ranah

kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa model GI berpengaruh

terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif. Secara statistik perhitungan

nilai signifikansi sebesar 0,023 dan lebih kecil dari 0,050 maka H0 ditolak

sehingga diputuskan bahwa model GI berpengaruh terhadap hasil belajar

kognitif. Dilihat dari perolehan nilai dari dua kelompok siswa, kelompok

eksperimen mendapatkan rata-rata nilai lebih tinggi daripada kelompok

kontrol.

Hasil belajar ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang

berhubungan dengan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah. Hasil

ini dapat dilihat setelah proses pembelajaran berlangsung menggunakan

tes. Hasil belajar kognitif dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh

Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001 dibedakan antara proses

kognitif dan dimensi pengetahuan. Proses kognitif meliputi C1 – C6, yaitu

(C1) mengingat (remember), (C2) memahami (understand), (C3)

menerapkan (apply), (C4) menganalisis (analyze), (C5) menilai (evaluate)

dan (C6) mencipta (create). Hasil tes menujukkan bahwa rata-rata hasil

belajar kognitif kelompok eksperimen lebih baik dibanding kelompok

kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan model kooperatif GI, siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran, seperti mengidentifikasi topik permasalahan, merencanakan

investigasi, melaksanakan investigasi, persiapan laporan akhir, presentasi

hasil investigasi dan kemudian evaluasi. Sedangkan pada kelompok

kontrol pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional yaitu

metode ceramah bervariasi dan eksperimen. Siswa hanya cenderung

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru tanpa melibatkan

siswa secara keseluruhan.

Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran menjadikan

pembelajaran bermakna. Siswa tidak hanya belajar dengan cara menghafal

akan tetapi siswa membangun dan memahami konsep itu sendiri. Hal ini

sesuai dengan tujuan pembelajaran sains. Berkaitan dengan hal tersebut,

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

maka pembelajaran Biologi sebagai bagian dari sains dilakukan dengan

cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis daripada

menghafal konsep, fakta, teori, sehingga sains bukan hanya sebagai

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan (Wenno, 2008).

Model pembelajaran GI merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa untuk berinteraksi dengan

lingkungannya. Interaksi ini mendorong siswa untuk mendapatkan

pengalaman baru dari lingkungan dan menggabungkannya dengan cara

berpikir yang dimiliki. Model GI mengajak siswa berinteraksi dengan

lingkungan yang berupa objek pengamatan dan teman dalam kelompok.

Model GI mampu melatih kemampuan kognitif siswa. Siswa diberi

kesempatan lebih banyak untuk membangun konsepnya sendiri melalui

berbagai sumber belajar dan bukan hanya dari guru sehingga siswa tidak

hanya menghafal suatu konsep. Selain itu, pembelajaran menggunakan GI

mengajak siswa untuk memecahkan suatu permasalahan untuk

diinvestigasi di berbagai sumber belajar misalnya laboratorium yang

membuat siswa lebih aktif mencari solusi permasalahan sehingga siswa

menjadi paham terhadap apa yang mereka kerjakan. Berdasarkan hal

tersebut, jelas bahwa model pembelajaran kooperatif GI memberikan

pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif. Hal ini

senada dengan penelitian Rahayu (2010) yang menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif GI mampu meningkatkan prestasai belajar siswa

yang mencakup kemampuan pengetahuan, pemahaman dan penerapan.

Selain itu, penelitian Hobri dan Susanto (2006) menyatakan bahwa

pembelajaran menggunakan kooperatif GI mampu meningkatan

pemahaman siswa pada materi pelajaran.

b. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran GI

berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor. Secara

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

statistik perhitungan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari

0,050 maka H0 ditolak sehingga diputuskan bahwa model pembelajaran GI

berpengaruh terhadap hasil belajar psikomotor. Dilihat dari perolehan nilai

dari dua kelompok siswa, kelompok eksperimen mendapatkan rata-rata

nilai lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Keterampilan psikomotor berhubungan dengan keterampilan

motorik anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara

syaraf dan otot. Siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional

dalam penelitian ini hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru

meskipun divariasi dengan diskusi, namun guru masih mendominasi

dalam pembelajaran sehingga hanya beberapa siswa yang berperan aktif

ketika kegiatan belajar berlangsung. Kegiatan yang berhubungan dengan

gerak anggota tubuh hanya terdiri dari aktivitas panca indera seperti

melihat dan mendengarkan serta kegiatan saat di laboratorium. Sedangkan

siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif GI lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif

GI ini tidak hanya menekankan tentang apa yang dipelajari tetapi

bagaimana siswa harus belajar.

Hirarki keterampilan psikomotor tersebut dimulai dari gerakan

reflek pada tingkat rendah sampai gerak pada tingkat tertinggi

(Yulaellawati, 2004). Gerakan reflek sebagai respon gerakan yang tidak

disadari tanpa adanya proses belajar seperti gerakan-gerakan yang terjadi

ketika menggunakan alat. Sedangkan gerak pada tingkatan paling tinggi

melalui proses latihan sebelumnya seperti kegiatan siswa dalam

mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas.

Model GI melatihkan keterampilan psikomotorik siswa melalui

kegiatan investigasi. Karakter dari model pembelajaran ini adalah

mendorong siswa untuk aktif menemukan konsep sendiri dengan

melakukan investigasi. Model ini juga mendorong siswa untuk melakukan

kerja kelompok dalam memecahkan permasalahan.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Biologi sebagai cabang sains mengharuskan pembelajaran

berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap

ilmiah melalui keterampilan proses (Nuryani, 2005). Pernyataan di atas

menjelaskan bahwa pembelajaran IPA Biologi lebih menekankan pada

pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep, teori, dan sikap ilmiah pada diri siswa yang

dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk pendidikan.

Model GI merupakan salah satu model pembelajaran berbasis

keterampilan proses sains yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar

sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered

learning). Model GI dengan tahap yang meliputi: identifikasi topik,

merencanakan investigasi, melakukan investigasi, persiapan laporan akhir,

presentasi hasil investigasi dan evaluasi memberikan perhatian besar pada

aktivitas aktif siswa, baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran

(Hasan dkk, 2011).

c. Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran GI

berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah afektif. Secara statistik

perhitungan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,050

maka H0 ditolak sehingga diputuskan bahwa model pembelajaran GI

berpengaruh terhadap hasil belajar afektif. Dilihat dari perolehan nilai dari

dua kelompok siswa, kelompok eksperimen mendapatkan rata-rata nilai

lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Kawasan afektif berhubungan dengan perasaan, kecenderungan

emosi atau sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap

sesuatu yang memperhatikan suatu fenomena yang merupakan faktor

internal siswa. Siswa yang menerapkan model GI diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri aktivitas dan belajar sains secara nyata. Model

pembelajaran GI mampu mengembangkan karakter serta keterampilan

sosial dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang

bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka pelajari.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Siswa dilatih untuk teliti dalam mengembangkan konsep materi yang

diajarkan kepada sesama teman, disiplin dalam proses pembelajaran,

keterbukaan terhadap pendapat orang lain selain guru, bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan oleh guru serta kerja sama kelompok yang

baik untuk menyiapkan materi presentasi dan memecahkan masalah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif GI berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa pada

ranah afektif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Istikomah, dkk (2010)

yang mengemukakan bahwa model GI mampu menumbuhkan sikap ilmiah

siswa.

Penelitian ini mengambil materi pencemaran lingkungan yang

sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga output

yang diharapkan siswa menjadi sadar akan pentingnya menjaga

lingkungan. Siswa diajak untuk lebih memahami masalah lingkungan

sehingga mampu berupaya menyelesaikan masalah yang ada di

lingkungan.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains dan hasil

belajar biologi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap

keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta

2. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap

hasil belajar biologi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif siswa kelas X SMA

Negeri 4 Surakarta

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian

dan referensi pada penelitian sejenis mengenai model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI), keterampilan proses sains, dan hasil belajar biologi

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru

dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan melatihkan

keterampilan proses dalam kelompok yang kooperatif sehingga dapat melatih

keterampilan proses sains siswa dan meningkatakan hasil belajar biologi ranah

kognitif, psikomotor, dan afektif.

C. Saran

1. Guru

a. Guru mata pelajaran biologi diharapkan mampu menerapkan model

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) agar dapat

mengembangkan keterampilan proses sains secara optimal.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP …/Pengaruh... · sains dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma negeri 4 surakarta tahun pelajaran 2011/2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Guru mata pelajaran biologi diharapkan mampu menerapkan model

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) agar siswa berlatih

menemukan konsep dalam kelompok yang kooperatif sehingga target hasil

belajar biologi dapat tercapai.

c. Guru mata pelajaran biologi diharapkan lebih banyak menerapkan strategi

pembelajaran dengan diskusi kelompok kecil agar siswa dapat berinteraksi

dengan teman di sekitar.

2. Peneliti

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan Guru mata pelajaran

biologi diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI), Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar Biologi yang

lebih luas dan mendalam.