pengaruh model pembelajaran concept- based inquiry...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT-
BASED INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN KREATIF MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
SUCIANA DEWI
NIM: 11150170000051
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
i
ABSTRAK
Suciana Dewi (11150170000051). “Pengaruh Model Pembelajaran Concept-
Based Inquiry Terhadap Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran
Concept-Based Inquiry terhadap kemampuan penalaran kreatif matematis siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Citeureup Tahun Pelajaran 2019/2020.
Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain randomize
control group posttest only. Sampel penelitian diperoleh sebanyak dua kelas dari
10 kelas dengan teknik cluster random sampling yang melibatkan 72 siswa
sebagai sampel. Instrumen penelitian diberikan setelah perlakuan dengan
menggunakan tes kemampuan penalaran kreatif matematis. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf nyata 5% diperoleh nilai
signifikansi 0,009 yang bernilai kurang dari . Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan model pembelajaran Concept-Based Inquiry lebih tinggi
dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional sehingga
penerapan model Concept-Based Inquiry berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa.
Kata kunci: Model Pembelajaran Concept-Based Inquiry, Kemampuan
Penalaran Kreatif Matematis
ii
ABSTRACT
Suciana Dewi (11150170000051). “The Effect of Concept-Based Inquiry
Learning Model to enhance Students’ Mathematical Creative Reasoning”. A
thesis of Mathematics Educations Department, Faculty of Tarbiya and Teaching
Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2020.
The aim of this research is to analyze the effect of Concept-Based Inquiry
Learning Model towards students’ mathematical creative reasoning. The research
was conducted on SMP Negeri 1 Citeureup year 2019/2020. The method used is
quasi experiment with randomize control group posttest only design. By using
cluster random sampling technique, the samples was taken 72 students in two
classes from ten available class. The research instrument was given after
treatment using a test of mathematical creative reasoning. Based on result
hypothesis testing with t-test at significant level of 5%, it was obtained that the
significant level is 0,009 < 0,05 (specified significant level). It indicate that
students’ mathematical creative reasoning which were taught by Concept-Based
Inquiry learning model is higher than students’ mathematical creative reasoning
which were taught by conventional learning model so that the application of the
Concept-Based Inquiry learning model had significant effect to students’ ability in
mathematical creative reasoning skills.
Keywords: Concept-Based Inquiry Learning Model, Mathematical Creative
Reasoning
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada program studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dikarenakan keterbatasan penulis.
Berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan
waktunya untuk membimbing, memotivasi dan memberikan semangat
selama penulisan skripsi. Semoga Ibu selalu diberi keberkahan, kesehatan,
kemudahan dalam segala urusan, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
4. Gusni Satriawati, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi dan
memberikan semangat selama penulisan skripsi. Semoga Ibu selalu diberi
keberkahan, kesehatan, kemudahan dalam segala urusan, dan selalu dalam
lindungan Allah SWT.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
iv
selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan dan memberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
9. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Negeri 1
Citeureup khususnya Ibu Indarti, S.Pd yang telah membantu dan
mengizinkan penulis menggunakan kelasnya untuk melaksanakan
penelitian. Tak lupa untuk siswa/i kelas VIII-H dan VIII-1 tahun ajaran
2019/2020 yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.
10. Teristimewa untuk Orang tuaku tercinta, Bapak Sarman dan Ibu Mariah
yang tak henti-hentinya mendo’akan, melimpahkan kasih sayang,
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku
Muhamad Sidik Maulana, S.Pd. yang senantiasa membimbing,
membemberikan do’a dan semangat kepada penulis. Adikku Khanza A.
Salsabila yang selalu memberikan hiburan dan tawa dikala penat
menghampiri serta seluruh keluarga yang menjadi kekuatan bagi penulis
untuk semangat dalam mengejar cita-cita.
11. Sahabat sekaligus tutor selama perkuliahan dan penulisan skripsi, Raden
Nabilah Fahrani, S.Pd dan Diana Ratna Wati, S.Pd yang selalu memberikan
solusi untuk penulis dan tak pernah bosan untuk mendengarkan keluh kesah
penulis.
12. Teman terkasih yang selalu menemani dan tak pernah bosan mendengarkan
keluh kesah penulis selama penulisan skripsi.
13. Sahabat-sahabat tersayang yang tergabung dalam Forum Receh, Septi Nur
Fauziya, Fadhillah Dwi Gustika, Adinda Salsabila, Kalis Widya Arista,
Resminati Dinda Salisa, Aghnia Eri Hafillah dan Rahmawati FC yang selalu
v
menemani, memberikan bantuan, semangat, doa, canda dan tawa untuk
penulis.
14. Teman-teman seperjuangan jurusan pendidikan matematika angkatan 2015
Kelas A dan Kelas B, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan indah
yang tidak terlupakan. Kakak kelas angkatan 2014, 2013 dan alumni jurusan
pendidikan matematika yang telah memberikan motivasi dan bantuan
selama proses pengerjaan skripsi.
Ucapan terimakasih juga ditujukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan semua bantuan,
semangat, dukungan, bimbingan, masukan dan do’a yang telah diberikan kepada
penulis menjadi berkah dan rahmat dari Allah SWT. Aamiin ya Robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Jakarta, 28 Mei 2020
Penulis
Suciana Dewi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................... 9
1. Penalaran Kreatif Matematis ............................................................................... 9
2. Model Pembelajaran Concept-Based Inquiry ................................................... 17
3. Model Pembelajaran Konvensional .................................................................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................. 28
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 29
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitan ................................................................................ 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 34
D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 35
vii
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48
A. Deskripsi Data ....................................................................................................... 48
1. Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................... 48
2. Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Berdasarkan Indikator .................................................................................. 51
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ....................................................................... 53
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 53
2. Uji Homogenitas ............................................................................................... 53
C. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 54
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 55
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................................................... 55
2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol .................................................................. 63
3. Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa ............... 65
E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 75
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 75
B. Saran ..................................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan model pembelajaran concept-based inquiry .......................... 24
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 32
Tabel 3.2 Desain Penelitian .................................................................................. 33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ..... 34
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis ......... 35
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan
Penalaran Kreatif Matematis ................................................................................. 38
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir .................................................. 39
Tabel 3.7 Derajat Reliabilitas Instrumen .............................................................. 40
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ....................................................... 40
Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran ............................................................ 41
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................. 42
Tabel 3.11 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen.......................................... 43
Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda ............................................... 43
Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Instrumen Kemampuan Penalaran
Kreatif Matematis.................................................................................................. 44
Tabel 4.1 Perbandingan Statistik Deskriptif Hasil Tes Kemampuan
Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......... 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen ..................................................................... 48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis Siswa Kelas Kontrol ............................................................................ 49
Tabel 4.4 Perbandingan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Indikator Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis ....................... 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............. 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis ........... 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkatan Penalaran ........................................................................ 11
Gambar 2.2 Klasifikasi Penalaran ....................................................................... 12
Gambar 2.3 Contoh Soal Penalaran Kreatif dan Penalaran Tiruan ..................... 15
Gambar 2.4 Model Pembelajaran Concept-Based Inquiry .................................. 19
Gambar 2.5 Tahapan model pembelajaran Concept-Based Inquiry
menurut Marschall dan French.............................................................................. 23
Gambar 2.6 Tahapan model pembelajaran Concept-Based Inquiry .................... 24
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
Gambar 4.1 Kurva Penyebaran Data Tes Kemampuan Penalaran
Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 49
Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Indikator Kemampuan Penalaran
Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 51
Gambar 4.3 Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen ....................................... 55
Gambar 4.4 Pembelajaran Siswa Kelas Eksperimen Tahap Engage................... 56
Gambar 4.5 Contoh LKS dan Jawaban Siswa pada Tahap Focus ...................... 57
Gambar 4.6 Contoh LKS dan Jawaban Siswa Tahap Investigate ....................... 58
Gambar 4.7 Contoh LKS dan Jawaban Siswa Tahap Organize .......................... 59
Gambar 4.8 Contoh LKS dan Jawaban Siswa Tahap Generalize ....................... 60
Gambar 4.9 Siswa Kelas Eksperimen Mengkomunikasikan Hasil Generalisasi.61
Gambar 4.10 Contoh LKS dan Jawaban Siswa Tahap Transfer ......................... 61
Gambar 4.11 Contoh LKS dan Jawaban Siswa Tahap Reflect ............................ 62
Gambar 4.12 Suasana Pembelajaran Kelas Kontrol ............................................ 62
Gambar 4.13 Siswa Kelas Kontrol Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ............. 64
Gambar 4.14 Soal Indikator Plausibility ............................................................. 65
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Plausibility . 65
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Plausibility ....... 66
Gambar 4.17 Soal Indikator Creativity................................................................ 67
Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Creativity ... 68
Gambar 4.19 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Creativity .......... 68
x
Gambar 4.20 Soal Indikator Anchoring ............................................................... 70
Gambar 4.21 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Indikator Anchoring .. 70
Gambar 4.22 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator Anchoring ......... 71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Contoh Rencana Pelaksanaan (RPP) Kelas Eksperimen ................. 79
Lampiran 2 Contoh Rencana Pelaksanaan (RPP) Kelas Kontrol ........................ 85
Lampiran 3 Contoh Lembar Kerja Siswa ............................................................ 91
Lampiran 4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis................ 97
Lampiran 5 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis .............................................................................................................. 99
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas ......................................................................... 101
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 102
Lampiran 8 Hasil Uji Daya Beda ...................................................................... 103
Lampiran 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................................. 104
Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa ................................................................................................................... 105
Lampiran 11 Penyelesaian Soal Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis ............................................................................................................ 107
Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis ............................................................................................................ 112
Lampiran 13 Hasil Post Test Kelas Eksperimen ............................................... 113
Lampiran 14 Hasil Post Test Kelas Kontrol ...................................................... 114
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis Siswa ................................................................................................. 115
Lampiran 16 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Penalaran
Kreatif Matematis Siswa ..................................................................................... 116
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Penalaran
Kreatif Matematis Siswa ..................................................................................... 117
Lampiran 18 Hasil Wawancara Tahap Pra Penelitian ....................................... 118
Lampiran 19 Surat Penelitian ............................................................................ 120
Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 121
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi Pembimbing I dan II ................................ 122
Lampiran 22 Lembar Pernyataan Telah Melakukan Uji Referensi ................... 133
Lampiran 23 Hasil Uji Plagiarisme ................................................................... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang terjadi harus diimbangi pula dengan
kualitas sumber daya manusia yang memadai. Upaya yang tepat untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu tinggi adalah
pendidikan.1 Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis dan sarat akan perkembangan.2 Dengan adanya
perkembangan yang terjadi pada dunia pendidikan, diharapkan individu akan siap
dan mampu untuk menghadapi tantangan zaman. Salah satu cara untuk
mewujudkan hal tersebut adalah melalui pembelajaran Matematika.
Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang menjadi bagian penting
dari kehidupan manusia. Secara sadar atau tidak, banyak konsep matematika yang
kita temukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan
matematika terus terjadi disebabkan oleh kebutuhan manusia itu sendiri. Melihat
pentingnya hal tersebut, sehingga matematika dipelajari di semua tingkat
pendidikan di Indonesia. Perhatian dunia pendidikan Indonesia terhadap
pendidikan matematika terlihat dalam lampiran 3 Permendikbud No. 58 tahun
2014 yang memuat delapan tujuan pembelajaran matematika. Salah satu
tujuannya yaitu agar siswa Indonesia memiliki kemampuan menggunakan
penalaran.3
Hal ini sejalan dengan standar proses pembelajaran matematika yang
ditetapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). Salah
satu standar proses yang ditetapkan yaitu penalaran dan pembuktian (reasoning
and proff). Penalaran dan pembuktian matematis memberikan cara yang kuat
untuk mengembangkan dan mengekspresikan wawasan tentang berbagai macam
1 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. I, h. 5. 2Ibid, h. 1.
3 Kemendikbud RI, Permendikbud No. 58 Tahun 2014, h. 325-326.
2
fenomena.4 Orang yang bernalar cenderung memperhatikan pola atau keteraturan
dalam situasi dunia nyata dan menduga serta membuktikan alasan mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi.5 Sehingga orang yang mampu bernalar akan
mampu untuk menghadapi perubahan kehidupan dan fenomena yang ada di
dalamnya.
Penalaran merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari matematika.
Menurut Ruseffendi, matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.6 Tanpa melalui proses penalaran,
pembelajaran matematika akan berfokus pada hafalan rumus dan algoritma.
Ketika rumus dan algoritma yang siswa hafal tidak disertai dengan pemahaman,
mereka akan kesulitan ketika menemui persoalan matematika terlebih lagi
menemui persoalan matematika yang tidak biasa ditemuinya.
Dalam matematika, terdapat dua jenis kemampuan penalaran yaitu
penalaran kreatif dan penalaran imitatif. Peran penalaran kreatif menjadi penting
terutama dalam pemecahan masalah nonrutin karena dalam menyelesaikan
masalah nonrutin siswa tidak dapat menemukan solusi secara langsung, melainkan
harus melalui konstruksi penalaran oleh siswa.7 Selain itu, kreativitas merupakan
keterampilan yang penting untuk hidup di abad 21.
Pentingnya kreativitas dalam pembelajaran matematika juga dikemukakan
oleh Davis. Ia mengemukakan enam alasan pembelajaran matematika perlu
menekankan pada aspek kreativitas. Salah satu alasannya yaitu siswa dapat
menemukan solusi-solusi yang asli (original) saat memecahkan masalah dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari merupakan masalah nonrutin yang
memerlukan kreativitas dalam menyelesaikannya.8 Oleh karena itu penalaran yang
4 NCTM, Principles and Standars for School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), h. 56.
5 Ibid.
6 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2001), h. 18. 7 Johan Lithner, A Framework for Analysing Creative and Imitative Mathematical
Reasoning, 2006, p. 6. 8 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa
University Press, 2008), h. 2-3.
3
bersifat kreatif perlu untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di
Indonesia.
Praktik pembelajaran di Indonesia idealnya mengembangkan kemampuan
penalaran matematis siswa. Namun, berdasarkan hasil TIMSS tahun 2011 pada
dimensi kognitif yang menilai knowing (pengetahuan), applying (penerapan) dan
reasoning (penalaran) menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa
Indonesia rendah. Persentase jawaban benar untuk domain kognitif pada mata
pelajaran matematika siswa Indonesia untuk aspek pengetahuan sebesar 37%,
aspek penerapan 23% dan aspek penalaran 17%.9 Data tersebut didukung juga
dengan hasil dari Indonesia National Assessment Programme (INAP), siswa
indonesia memiliki kemampuan matematika yang rendah dengan persentase
jawaban benar untuk aspek mengetahui sebesar 54,46%, aspek mengaplikasi
sebesar 48,78% dan pada aspek menalar sebesar 42,68%.10
Hal ini menunjukkan
bahwa penalaran merupakan aspek yang paling rendah jika dibandingkan dengan
aspek matematika lainnya.
Data-data yang telah dipaparkan sebelumnya juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Anggie Munthia Safitri dkk. yang menyatakan bahwa
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi segitiga dan segiempat
tergolong rendah yakni sebesar 47%.11
Hal ini didukung dengan hasil TIMSS
2011 dimana hanya 24% siswa Indonesia yang mampu menyelesaikan masalah
geometri dan pengukuran.12
Penelitian lain yang dilakukan Ani Qumil Laila
menunjukkan bahwa kemampuan penalaran kreatif matematis siswa masih
tergolong sedang dengan masing-masing indikator sebesar 56,07% dalam
9 Rosnawati. Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada TIMSS 2011.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013, h. 2. 10
Indonesia National Assessment Programme. Akses 28 Juli 2019 diunduh dari https://s3-
ap-southeast-1.amazonaws.com/dev-rekapin/download/collection/45-Indonesia-National-
Assessment-Programme-(INAP).pdf. h. 1. 11
Anggie Munthia Safitri, Euis Eti Rohaeti dan M. Afrilianto. Analisis Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Penalaran
Matematika Inovatif, 1(4), 2018, h. 759. 12
Rosnawati. Loc.Cit.
4
creativity, 58,9% dalam plausibility dan 61,07% dalam anchoring.13
Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan penalaran siswa tidak tergolong baik pada
materi geometri.
Penelitian lain yang dilakukan Triyawan Kolopita yang berjudul “Analisis
Struktur dan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Ujian Nasional
Matematika SMP/MTs Tahun 2013/2014 Menggunakan Kerangka Kerja Lithner”
menunjukkan bahwa soal-soal yang termasuk dalam soal penalaran kreatif hanya
7,5% dari keseluruhan soal dan sisanya adalah soal-soal penalaran tiruan.14
Rata-
rata persentase siswa yang mampu menjawab benar dari seluruh soal hanya
29,67% dan jumlah siswa yang menguasai tipe soal penalaran kreatif sebesar
0%.15
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
sangat rendah. Meskipun data-data tersebut tidak dapat dijadikan simpulan bahwa
kemampuan penalaran kreatif siswa Indonesia rendah. Namun, data tersebut dapat
dijadikan bahan evaluasi pembelajaran yang dilakukan di Indonesia.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan penalaran
siswa adalah pada proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap salah satu guru matematika di salah satu SMP di Kabupaten Bogor
menunjukkan bahwa model pembelajaran yang biasa dilakukan guru adalah
ceramah atau ekspositori. Dalam hal ini guru menyampaikan materi secara
langsung melalui verbal kepada siswa. Menurut W.W. Sawyer pengetahuan yang
diberikan secara langsung kepada para siswa kurang meningkatkan kemampuan
penalaran mereka.16
Akibatnya siswa hanya sampai pada kemampuan kelancaran
prosedural dan tidak sampai pada pemahaman konseptual.
Salah satu cara untuk mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran adalah
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan produktif dengan memosisikan
13
Ani Qumil Laila. Pengaruh Model Pembelajaran Reflektif Terhadap Kemampuan
Penalaran Kreatif Matematis Siswa, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2016. Tidak
dipublikasikan. 14
Triyawan Kolopita. Analisis Struktur dan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun 2013/2014 Menggunakan Kerangka Lithner, Skripsi
pada Universitas Negeri Gorontalo: 2015. Tidak dipublikasikan. 15
Ibid. 16
Fadjar Shadiq, Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), Cet. 1, h. 101.
5
siswa sebagai bagian penting dari proses pembelajaran serta melibatkan siswa
secara aktif di dalamnya.17
Hal ini sejalan dengan standar kompetensi mata
pelajaran matematika sekolah dasar dan menengah yang menyatakan secara
eksplisit beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran.
Kegiatan tersebut yaitu penyelidikan, eksplorasi ataupun eksperimen.18
Disamping
itu Ruseffendi juga berpendapat bahwa melalui eksplorasi, inkuiri, penemuan dan
pemecahan masalah, sifat kreatif akan tumbuh dalam diri siswa.19
Oleh karena itu
pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk dapat berpartisipasi
aktif penting dalam peningkatan kemampuan penalaran kreatif.
Selain keaktifan siswa, hal yang tak kalah pentingnya adalah pembelajaran
harus menekankan pada pemahaman konseptual. Menurut Freudental, sebaiknya
matematika diajarkan sebagai suatu bentuk kegiatan dalam mengkonstruksi
konsep, bukan suatu produk jadi yang siap pakai.20
Siswa harus terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri.
Kreativitas dan aktivitas siswa dapat dibangun dengan pembelajaran matematika
yang lebih menekankan pada pemahaman konseptual daripada prosedural.21
Siswa
yang hanya belajar prosedur tanpa disertai dengan pemahaman tidak lebih dari
menerapkan sebuah prosedur yang ada.22
Berbeda dengan siswa yang belajar
dengan pemahaman, mereka dapat memodifikasi prosedur yang ada untuk
membuatnya lebih mudah digunakan dalam situasi baru. Oleh karena itu penting
untuk menerapkan pembelajaran yang bukan hanya terfokus pada kelancaran
prosedural, tetapi juga menekankan pemahaman konseptual.
Pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah pada dasarnya
menekankan pada konsep. Namun pada praktiknya konsep diberikan secara
17
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri, (Yogyakarta: Puataka Pelajar. 2015),
Cet. 3, 2017, h. 11. 18
Shadiq, op.cit.,h. 163. 19
Ratni Purwasih dan Ratna Sariningsih, Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self-Concept Siswa SMP, Jurnal Didaktik
Matematika, 4(1), 2017, h. 16. 20
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
20. 21
Ibid., h. 11 22
Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford dan Brandon Findell, Adding It Up: Helping Children
Learn Mathematics, (Washington, DC: National Academy Press, 2001), p. 123-124.
6
langsung oleh guru. Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan
pengetahuan kepada siswa tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya.23
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi hal yang penting.
Untuk mendukung proses pembelajaran berbasis konsep dan menekankan pada
keaktifan siswa dibutuhkan suatu pembelajaran yang sesuai. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mamfasilitasi siswa untuk aktif dalam menemukan
sendiri konsep yaitu model pembelajaran concept-based inquiry.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pembelajaran matematika yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Concept-Based Inquiry terhadap kemampuan penalaran kreatif matematis siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa masalah yang
didentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan penalaran kreatif matematis siswa.
2. Pencapaian pada aspek penalaran merupakan yang paling rendah jika
dibandingkan dengan capaian pada aspek matematika lainnya.
3. Kemampuan penalaran siswa pada materi geometri tergolong rendah.
4. Konsep matematika disampaikan secara informatif searah oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah yang dikaji dalam penelitian. Maka
masalah akan dibatasi pada:
1. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan penalaran kreatif matematis
siswa SMP
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Concept-Based Inquiry
3. Materi matematika yang dipilih dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi
datar.
23
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), Cet. 6, h. 28.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika dengan model Concept-Based Inquiry?
2. Apakah kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika menggunakan model Concept-Based Inquiry lebih
tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan
model konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan model Concept-Based Inquiry.
2. Untuk menganalisis perbandingan kemampuan penalaran kreatif matematis
antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Concept-Based
Inquiry dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya adalah:
1. Bagi siswa, diharapkan model Concept-Based Inquiry dapat memberikan suatu
pengalaman yang bermanfaat bagi pengembangan kemampuannya dan dapat
meningkatkan kemampuan penalaran kreatif matematis siswa, serta menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar matematika lebih giat lagi.
2. Bagi guru, diharapkan model Concept-Based Inquiry dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penalaran
kreatif matematis.
3. Bagi sekolah, diharapkan model Concept-Based Inquiry mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
8
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu
bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
model pembelajaran Concept-Based Inquiry atau kemampuan penalaran
kreatif.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Citeureup yang beralamat di Jalan
Karanggan Gunung Putri No. 33, Desa Puspasari, Kecamatan Citeureup,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020. Secara keseluruhan, jadwal persiapan dan pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei
1 Persiapan dan perencanaan √ √
2 Observasi (studi lapangan) √ √
3 Pelaksanaan pembelajaran √ √
4 Analisis data √
5 Laporan penelitian √
B. Metode dan Desain Penelitan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Pemilihan metode ini dilakukan karena keterbatasan peneliti untuk
mengendalikan seluruh variabel yang dapat mempengaruhi eksperimen.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize Control
Group Post Test Only Design. Pada desain ini, terdapat dua kelompok yang
masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama disebut kelompok
eksperimen dan kelompok kedua disebut kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen pada penelitian ini diberi perlakuan dengan model Concept-Based
Inquiry dan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran
konvensional. Kemudian kedua kelompok diberi tes akhir (post test) untuk
melihat kemampuan penalaran kreatif matematis dari dua pembelajaran yang
34
diberikan. Secara sederhana, gambaran desain pembelajaran yang digunakan
sebagai berikut:1
Tabel 3.2
Desain Penelitian
A X O
A C O
Keterangan :
A = Pengambilan sampel secara acak (random)
X = Perlakuan yang diterapkan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran
dengan model Concept-Based Inquiry
C = Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol yaitu pembelajaran
konvensional
O = Hasil post test kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Citeureup tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri atas sepuluh kelas. Sedangkan
sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi. Sampel diambil sebanyak dua
kelas dengan cara diundi sehingga didapat kelas VIII-I sebagai kelas eksperimen
dan kelas VIII-H sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara
acak dua kelas dari seluruh kelas yang ada.2 Satu kelas digunakan sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lainnya digunakan sebagai kelompok kontrol.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kemampuan
penalaran kreatif matematis dan variabel bebas (independent variable) penelitian
ini adalah model concept-based inquiry.
1 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), Cet 2, h. 126. 2 Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D. (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 83.
35
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pemberian post-test
yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada akhir
pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar yang telah dipelajari. Dari hasil
post-test tersebut akan diperoleh data nilai kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes akhir (post test)
untuk mengukur kemampuan penalaran kreatif matematis siswa dalam bentuk 6
butir soal uraian pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Tes uraian tersebut
disusun berdasarkan indikator kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
dengan indikator creativity, plausibility dan anchoring. Adapun kisi-kisi
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No
Aspek
Penalaran
Kreatif
Indikator Penalaran Kreatif No.
Soal
1. Plausibility Memberikan
argumen yang benar
dan masuk akal
dalam pemecahan
masalah
matematika.
Memberikan argumen yang
benar dan masuk akal dalam
menganalisis suatu
permasalahan terkait volume
balok.
1
Memberikan argumen yang
benar dan masuk akal dalam
menganalisis suatu
permasalahan terkait luas
permukaan prisma.
5
2. Anchoring Menggunakan
strategi yang
Menguraikan strategi dengan
rinci dalam menyelesaikan
3
36
didasarkan pada
konsep-konsep
matematika.
masalah terkait luas
permukaan bangun ruang sisi
datar gabungan
menggunakan konsep luas
bangun datar.
Menguraikan strategi dengan
rinci dalam menyelesaikan
masalah terkait berat suatu
benda menggunakan konsep
volume balok
6
3. Creativity Menghasilkan cara
yang berbeda dalam
pemecahan masalah
matematika.
Memberikan cara yang
berbeda dalam
menyelesaikan masalah
terkait luas permukaan
kubus.
2
Memberikan cara yang
berbeda dalam
menyelesaikan masalah
terkait volume prisma.
4
Untuk memperoleh data kemampuan penalaran kreatif matematis siswa,
diperlukan pedoman penskoran terhadap jawaban siswa. Adapun pedoman
penskoran tes kemampuan penalaram kreatif matematis disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Indikator Kriteria Skor No. Soal
Plausibility Tidak memberikan jawaban 0 1,5
Memberikan pendapat yang tidak masuk akal 1
Memberikan pendapat berdasarkan proses atau 2
37
hasil perhitungan yang salah
Memberikan pendapat berdasarkan hasil
perhitungan yang benar
3
Memberikan pendapat yang benar dan masuk
akal serta penyelesaian masalah yang benar
4
Anchoring Tidak memberikan jawaban 0 3,6
Menyelesaikan masalah dengan konsep yang
salah
1
Menyelesaikan masalah dengan konsep yang
benar tetapi terdapat kesalahan pada prosesnya
2
Menyelesaikan masalah dengan konsep yang
benar tetapi terdapat kesalahan pada hasilnya
3
Menyelesaikan masalah dengan konsep yang
benar dan hasil yang benar
4
Creativity Tidak memberikan jawaban 0 2,4
Memberikan penyelesaian masalah tanpa
penafsiran dan solusinya salah
1
Memberikan penyelesaian masalah dengan
penafsiran sendiri namun terdapat kesalahan
pada prosesnya
2
Memberikan penyelesaian masalah dengan
penafsiran sendiri namun terdapat kesalahan
pada hasilnya
3
Memberikan penyelesaian masalah dengan
penafsiran sendiri dan hasil yang benar
4
Sebelum digunakan, instrumen yang dugunakan harus memenuhi standar
kelayakan. Instrumen harus diuji kualitasnya melalui uji validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran dan daya beda.
38
1. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan pada penelitian ini dapat mengukur kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa atau tidak. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini terdiri
dari uji validitas isi dan uji validitas empiris.
a. Uji Validitas Isi
Validitas isi suatu instrumen tes berkenaan dengan kesesuaian butir soal
dengan indikator kemampuan yang diukur, kesesuaian dengan kompetensi dasar
materi yang diteliti dan representatif dalam mewakili keseluruhan materi yang
diteliti.3 Uji validitas isi ini menggunakan metode CVR (Content Validity Ratio)
dengan melibatkan 10 orang validator ahli yang terdiri atas 3 dosen dan 7 guru
matematika. Pada uji validitas ini, para validator diberikan lembar validasi yang
terdiri atas kolom instrumen, kolom penilaian dan kolom saran.
Penilaian terhadap instrumen terdiri dari tiga pilihan yaitu E (esensial), TE
(tidak esensial) dan TR (tidak relevan). Butir soal dikatakan valid jika nilai CVR
memenuhi nilai minimal CVR Lawshe dan dikatakan tidak valid jika nilai CVR
tidak memenuhi nilai minimal tersebut. Perhitungan validitas isi menggunakan
menggunakan metode CVR dilakukan pada setiap butir soal. Adapun nilai CVR
ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:4
Keterangan:
Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial
Jumlah penilai
Adapun hasil uji validitas 6 butir soal yang telah dilakukan oleh 10 orang
ahli disajikan sebagai berikut:
3 Lestari, Op.Cit., h. 190.
4 C.H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Pycology, INC,
1975, h.567-568.
39
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Isi
Instrumen Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
No E TE TR N CVR Min
skor Kesimpulan
1 10 0 0 10 1 0.78 Valid
2 10 0 0 10 1 0.78 Valid
3 10 0 0 10 1 0.78 Valid
4 10 0 0 10 1 0.78 Valid
5 10 0 0 10 1 0.78 Valid
6 10 0 0 10 1 0.78 Valid
Berdasarkan rekapitulasi uji validasi isi pada Tabel 3.5, semua soal yang
diujikan valid. Namun beberapa validator menyarankan agar soal nomor 6
dilengkapi dengan gambar untuk mengindari kesalahanpahaman maksud soal.
b. Uji Validitas Empiris
Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh melalui observasi atau
pengamatan. Pengujian ini dilakukan pada tanggal 13 Maret 2020 di kelas IX-G
yang terdiri dari 32 orang. Pada pengujian ini, setiap siswa diberikan 6 buah soal
uraian yang mengukur kemampuan penalaran kreatif matematis.
Cara mengukur validitas empiris atau butir soal adalah dengan
membandingkan nilai koefisien korelasi butir dengan nilai pada taraf
signifikansi 0,05 dan Jika maka soal tersebut valid dan
sebaliknya jika maka soal tersebut tidak valid.5 Untuk menghitung
nilai koefisien korelasi, penulis menggunakan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:6
∑ (∑ )(∑ )
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]
5 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 2,
h. 222. 6 Lestari, Op.Cit., h. 193.
40
Keterangan:
: koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan skor total (Y)
: banyak subjek
: skor item
: skor total
Hasil perhitungan uji validitas butir soal pada penelitian ini disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir
No Soal Keterangan
1 0.759
0.361
Valid
2 0.558 Valid
3 0.856 Valid
4 0.573 Valid
5 0.678 Valid
6 0.275 Tidak Valid
Berdasarkan Tabel 3.6, terdapat satu butir soal yang tidak valid yaitu soal
nomor 6 sehingga soal tersebut tidak digunakan dalam tes kemampuan penalaran
kreatif matematis.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.7 Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang
sama pula.8 Untuk mengukur nilai reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha
Crownbach sebagai berikut:9
7 Hamzah, Op.Cit., h 230.
8 Sofyan Siregar, Statistika deskriptif untuk penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), Cet. 2, h. 173. 9 Hamzah, Op. Cit., h 233.
41
(
)(
∑
)
Dengan varians ∑
(∑ )
Keterangan:
: nilai reliabilitas
: banyaknya item pertannyaan
∑ : jumlah varians butir
: varians total
: skor tiap soal
: banyaknya siswa
Setelah nilai reliabilitas didapat, kemudian ditafsirkan dengan kriteria
reliabilitas instrument menurut Guilford sebagai berikut:10
Tabel 3.7
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Nilai Reliabilitas Interpretasi
Sangat tetap/sangat baik
Tetap/baik
Cukup tetap/cukup baik
Tidak tetap/buruk
Sangat tidak tetap/sangat buruk
Hasil perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Hasil Uji Keterangan
Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa 0.78 Tetap/Baik
10
Lestari, Op. Cit., h. 206.
42
3. Uji Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dalam
menyelesaikannya, sedangkan soal yang terlalu mudah tidak menantang bagi
siswa.11
Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dalam
penelitian ini adalah proporsi menjawab benar (proportion correct). Dengan cara
ini kita dapat mengetahui apakah soal-soal pada instrument tersebut tergolong
mudah, sedang atau sukar. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat
kesukaran yaitu:12
∑
Keterangan:
: Tingkat kesukaran
∑ : Jumlah peserya didik yang menjawab benar
: Jumlah peserta didik
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, digunakan kriteria sebagai
berikut:13
Tabel 3.9
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran ( ) Interpretasi
Mudah
Sedang
Sukar
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran pada instrumen tes kemampuan
penalaran kreatif matematis disajikan pada tabel berikut:
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
Cet 1, h. 222. 12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h. 272. 13
Ibid.
43
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran
No Soal Tingkat Kesukaran ( ) Keterangan
1 0.61 Sedang
2 0.62 Sedang
3 0.55 Sedang
4 0.67 Sedang
5 0.53 Sedang
6 0.48 Sedang
Berdasarkan Tabel 3.10, semua butir soal yang diujikan tergolong dalam
kategori sedang. Hal ini menandakan bahwa semua soal memiliki tingkat
kesukaran yang baik.
4. Uji Daya Beda
Daya pembeda dari sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut
untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.14
Jika suatu soal dapat dijawab benar oleh siswa yang
berkemampuan tinggi maupun siswa berkemampuan rendah, maka soal tersebut
tidak baik karena tidak memiliki daya beda. Begitupun jika semua siswa tidak
dapat menjawab dengan benar maka soal tersebut juga tidak memiliki daya beda.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal dalam penelitian ini
yaitu:15
Keterangan:
: indeks daya pembeda butir soal
: rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
: rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
: skor maksimum ideal
14
Lestari, Op.Cit.,, h. 217. 15
Lestari, Loc.Cit.
44
Kriteria yang digunakan pada daya pembeda yaitu:16
Tabel 3.11
Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
Sangat baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Hasil perhitungan uji daya pembeda pada instrument tes kemampuan
penalaran kreatif matematis disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda
No Soal Keterangan
1 0.25 Cukup
2 0.17 Buruk
3 0.19 Buruk
4 0.19 Buruk
5 0.28 Cukup
6 0.05 Buruk
Berdasarkan hasil uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji
daya pembeda yang telah dilakukan, rekapitulasi hasil perhitungan uji coba
instrument tersebut disajikan pada tabel berikut:
16
Ibid.
45
Tabel 3.13
Rekapitulasi Analisis Instrumen Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
No. Soal Validitas Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
1 Valid Sedang Cukup Digunakan
2 Valid Sedang Buruk Digunakan
3 Valid Sedang Buruk Digunakan
4 Valid Sedang Buruk Digunakan
5 Valid Sedang Cukup Digunakan
6 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
Derajat Reliabilitas Soal Valid Tetap/Baik
Berdasarkan data pada Tabel 3.13, instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengukur kemampuan penalaran kreatif matematis dalam penelitian ini terdiri
atas lima butir soal uraian. Lima soal tersebut terdiri atas dua butir soal indikator
plausibility, dua soal indikator creativity dan satu soal indikator anchoring.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data kemampuan penalaran kreatif matematis siswa terkumpul, data
akan diolah untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian diuji
menggunakan uji-t. Seluruh pengolahan data termasuk analisis prasyarat
menggunakan perangkat lunak SPSS.
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan pengujian dengan menggunakan uji-t, data akan
melalui beberapa persyaratan analisis. Persyaratan analisis untuk berlakunya
statistic uji-t tersebut harus terpenuhi yaitu penempatan subjek dalam kelompok-
kelompok yang akan diuji harus dipilih secara acak, datanya harus normal dan
homogen.17
17
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), ed. 2, cet. 3, h. 295.
46
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Pengujian asumsi normalitas ini bertujuan untuk menentukan
jenis teknik analisis yang akan digunakan nantinya. Apabila suatu data
berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji statistik parametric. Namun, jika
data tersebut tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji statistika
nonparametrik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Shapiro-Wilk
dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hipotesis yang ditetapkan dalam
pengujian ini yaitu:18
: Distribusi populasi normal, jika probailitas maka diterima
: Distribusi populasi tidak normal, jika probailitas , maka ditolak.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas data merupakan salah satu persyaratan yang
direkomendasikan untuk diuji secara statistik terutama bila menggunakan
statistika uji parametrik, misalnya uji-t.19
Pengujian homogenitas dilakukan dalam
rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok data. Jika data kedua
kelompok tidak homogen maka teknik analisis yang digunakan tetap
menggunakan uji t dengan memilih data dalam kolom Equal variances not
assumed pada output SPSS. Pengujian homogenitas pada penelitian ini
menggunakan One-Way ANOVA pada perangkat lunak SPSS. Hipotesis statistik
yang ditetapkan yaitu:20
, jika probabilitas maka diterima
bukan , jika probabilitas maka ditolak.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan analisis prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas,
pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan
penalaran kreatif matematis secara signifikan antara siswa yang mendapat
18
Ibid., h. 157. 19
Ibid., h. 159. 20
Ibid., h. 160.
47
penbelajaran Concept-Based Inquiry dan siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional. Jika pada analisis prasyarat diketahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal maka pengujian hipotesis pada penelitian ini
akan menggunakanuji-t sampel bebas (independent sample t-test) dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini yaitu:
H0 : Rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran concept-based learning lebih kecil
atau sama dengan rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis
siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.
H1 : Rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran concept-based learning lebih besar
dari rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Pengambilan keputusan yang digunakan yaitu dengan melihat nilai sig. (2
tailed) atau p-value. Adapun kriteria pengambilan keputusan yang digunakan
yaitu:21
1) Jika probabilitas maka diterima.
2) Jika probabilitas maka ditolak.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran concept-based learning.
Rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
21
Ibid., h. 302.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai
pengaruh model pembelajaran Concept-Based Inquiry terhadap kemampuan
penalaran kreatif matematis siswa, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diberi pembelajaran
dengan model Concept-Based Inquiry memiliki rata-rata hasil tes sebesar
70,69. Pencapaian tertinggi terdapat pada indikator creativity, sedangkan
indikator lain menunjukkan skor yang sama. Adapun capaian skor
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa pada indikator creativity
sebesar 73,61%, sedangkan indikator lainnya yaitu plausibility dan
anchoring memiliki capaian skor sebesar 68,75%.
2. Hasil analisis uji hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi
menunjukkan bahwa kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran Concept-Based Inquiry lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional sehingga model pembelajaran
Concept-Based Inquiry memberikan pengaruh yang positif terhadap
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa. Hal tersebut juga terlihat
dari rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis kelas yang
menggunakan model Concept-Based Inquiry yaitu 70,69 lebih tinggi dari
rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis kelas yang menggunakan
pembalajaran konvensional yaitu 60,56.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah penulis peroleh pada saat penelitian,
ada beberapa saran penulis terkait penelitian diantaranya:
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan model
Concept-Based Inquiry mampu meningkatkan kemampuan penalaran kreatif
76
matematis siswa sehingga dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran
matematika yang dapat diterapkan oleh guru.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang
kemampuan penalaran kreatif matematis dan model pembelajaran Concept-
Based Inquiry pada pokok bahasan lain.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiah., et al., Mathematical Inductive-Creative Reasoning: A
Theoritical Study. Advances in Social Sciencea, Education and
Humanities Research (ASSEHR). 57, 2017.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1, 2014.
Anam, Khoirul. Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.
3, 2015.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet 1. 2012.
Bergvist, Tomas dan Johan Lithner. Simulating Creative Reasoning in
Mathematics Teaching. Research Report in Mathematics Education. 2,
2015.
Daryanto dan Syaiful Karim. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Medika,
2017. h. 63.
Erickson, H. Lynn. Concept-Based Teaching and Learning, Paper International
Baccalaureate Organization, 2012.
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 2, 2014.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, Cet 2,
2014.
Hendriana, Heris, dkk., Hard Skill dan Soft Skill Matematik Siswa. Bandung: PT
Refika Aditama, 2017.
Hidayat, Wahyu , dkk., Adversity Quotient (AQ) dan Penalaran Kreatif Matematis
Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Elemen. 4(2), 2018.
Hidayat, Wahyu. Advertisy Quotient dan Penalaran Kreatif Matematis Siswa
SMA dalam Pembelajaran Argument Driven Inquiry pada Materi
Turunan Fungsi. Kalamatika. 2, 2017.
78
Indonesia National Assessment Programme. Diunduh dari https://s3-ap-
southeast-1.amazonaws.com/dev-rekapin/download/collection/45-
Indonesia-National-Assessment-Programme-(INAP).pdf, 28 Juli 2019.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 3, 2016.
Kemendikbud RI. Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama. Kemendikbud, 2018.
Kemendikbud RI. Permendikbud No. 58 Tahun 2014.
Kilpatrick, Jeremy., et al., Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics.
Washington, DC: National Academy Press, 2001.
Kolopita, Triyawan. Analisis Struktur dan Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun
2013/2014 Menggunakan Kerangka Lithner, skripsi pada Universitas
Gorontalo: 2015. Tidak dipublikasikan.
Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personel Pycology,
INC, 1975.
Lestari, Karunia Eka., dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. 2, 2017.
Lithner, Johan. A Framework for Analysing Creative and Imitative Mathematical
Reasoning, 2006.
Lithner, Johan. A Research Framework for Creative and Imitative Reasoning.
Educational Studies in Mathematics. 67, 2008.
Lithner, Johan. Learning Mathematics by Creative or Imitative Reasoning.
Springer International Publishing Switzerland. 2015.
Marschall, Carla., dan Rachel French. Concept-Based Inquiry in Action.
California: Corwin, 2018.
NCTM. Principles and Standars for School Mathematics. Reston: NCTM, 2000.
Purwasih, Ratni., dan Sariningsih, Ratna,. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self-Concept Siswa
SMP, Jurnal Didaktik Matematika, 4(1), 2017
79
Rofiki, Imam. Penalaran Kreatif Versus Penalaran Imitatif. Prosiding Seminar
Nasional Matmatika 2015, 1, 2015.
Rosnawati. Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada
TIMSS 2011. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.
Safitri, Anggie Munthia , dkk. Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Penalaran Matematika
Inovatif, 1(4), 2018.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada, Cet. 8, 2017
Shadiq, Fadjar. Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. 1, 2014.
Siregar, Sofyan. Statistika deskriptif untuk penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet. 2, 2011.
Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan
dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif. Surabaya: Unesa University Press, 2008.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Suherman, Erman., dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA, 2001.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada
Media Group, Cet. 6, 2013.
Wathall, Jenifer. Concept-based Learning in Mathematics: Teaching for Deep
Understanding in Secondary School. 2016.
Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012.