pengembangan lks menggunakan inquiry-based learning (ibl…digilib.unila.ac.id/58807/3/tesis tanpa...

83
PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL) BERBANTUAN KETERAMPILAN DASAR MATEMATIKA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS (Tesis) Oleh: AGUS RIAWAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 19-Jul-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING

(IBL) BERBANTUAN KETERAMPILAN DASAR MATEMATIKA

UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS

(Tesis)

Oleh:

AGUS RIAWAN

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING

(IBL) BERBANTUAN KETERAMPILAN DASAR MATEMATIKA

UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS

Oleh

Agus Riawan

Tujuan penelitian ini mengembangkan LKS menggunakan IBL berbantuan

keterampilan matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

dan pengembangan. Kevalidan dideskripsikan melalui uji validasi Ahli,

kepraktisan melalui observasi keterlaksanaan pembelajaran dan angket respon

siswa, dan keefektifan melalui analisis N-gain dan effect size. Hasil uji validasi

ahli menunjukkan LKS berkategori valid. Hasil analisis keterlaksanaan

pembelajaran dan respon siswa menunjukkan LKS berkategori sangat baik dan

sangat tinggi. Hasil analisis uji-t menunjukkan rerata N-gain kelas eksperimen

lebih besar dari kelas kontrol. Sedangkan effect size menunjukkan pengaruh LKS

sangat kuat terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis.. Secara umum LKS

telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

Kata kunci: LKS, inquiry-based learning, keterampilan matematika, berpikir

kritis

Page 3: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEETS USING INQUIRY-

BASED LEARNING (IBL) ASSISTED BY MATHEMATICAL

SKILLS TO FOSTER CRITICAL THINKING SKILLS

By

Agus Riawan

The purpose of this research is to develop student worksheets using IBL assisted

by mathematical skills. The research method used was research and development.

The validity was obtained through the result of Expert validation sheets, the

practicality was obtained through observations during the learning process and

student responses questionnaire, and the effectiveness was obtained through by N-

gain and effect size analysis. The results of the expert validation show the student

worksheet were included in valid categories. The results of learning

implementation and student responses analysis show the worksheet were included

in very good and very high categories. The results of the t-test analysis shows that

N-gain averages of the experimental class was greater than the control class.

While the effect size obtained shows that the effect of the student worksheets was

included in very strong towards increasing critical thinking skills. In general, the

student worksheets has met the criteria of validity, practicality, and effectiveness.

Key word: Student worksheet, inquiry-based learning, critical thinking skills,

mathematical skills

Page 4: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING

(IBL) BERBANTUAN KETERAMPILAN DASAR MATEMATIKA

UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS

Oleh:

AGUS RIAWAN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based
Page 6: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based
Page 7: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based
Page 8: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di pekon Waysemangka Kecamatan Belalau Kabupaten

Lampung Barat pada tanggal 14 Agustus 1986, anak kedelapan dari sebelas

bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Syakrani (Alm) dan Ibu Tusriyah

(Almh).

Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Way Semangka diselesaikan pada tahun

1998, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Belalau pada tahun 2001,

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Liwa pada tahun 2004, dan menyelesarkan S1

pada Pendidikan Fisika Universitas Lampung pada tahun 2008. Pada akhir tahun

2014 tercatat sebagai mahasiswa magister pendidikan fisika Universitas

Lampung.

Pada tahun 2008, penulis mulai mengajar Fisika sebagai tenaga honorer di SMA

Negeri 1 Belalau dan SMA Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun

2009-2013 penulis menjadi tenaga pengajar IPA di SMP Kartika II-2 Bandar

Lampung. Pada tahun 2011 penulis diangkat menjadi PNS dan ditugaskan di

SMK Negeri 5 Bandar Lampung, dan dari tahun 2014 sampai sekarang pindah

tugas di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

Page 9: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

MOTTO

“… kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakal pada-Nya.”

(QS. Ali Imron 3:159)

“Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal

yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah

SWT) sebagaimana seekor burung diberi rizki dimana ia pergi

pada pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang

dalam keadaan kenyang

(HR. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Bertawakal bukanlah diam tanpa usaha, tapi berserah diri pada Allah dengan tetap

bekerja keras dan berusaha untuk menggapai apa yang diharapkan

(Agus Riawan)

Page 10: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur hanya kepada Allah SWT berkat rohman dan rohim-

Nya senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada penulis . Karya ini penulis

persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ahmad Syakrani (Alm) dan Ibu Tusriyah

(Almh) yang semasa hidupnya tidak pernah lelah berjuang untuk

memberikan penghidupan yang baik untuk anak-anaknya.

2. Kedua Mertuaku tercinta, Bapak Hi. Muis Burhan dan Ibu Hj. Mardiana

yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik istriku tercinta

dengan segenap kasih dan sayang

3. Istriku tercinta Anita Maryanis, S.Pd. dan anak-anakku tersayang

Abdullah Kamil Rabbani dan Abdurrahman Hisam Ayyash yang setia

mendampingi dan memotivasi dalam suka dan duka.

4. Kakak-kakak dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan doa,

dukungan, dan selalu memotivasiku.

5. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph. D., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., selaku Dekan FKIP universitas

Lampung.

4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M. Si., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Fisika Universitas Lampung sekaligus Pembimbing Akademik dan

Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

5. Ibu Dr. Kartini Herlina, M. Si., selaku pembimbing 2 atas bimbingan, arahan,

dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

6. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M. Si., selaku pembahas sekaligus penguji 1 yang

banyak memberikan kritik dan saran yang sangat positif dan konnstruktif.

7. Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si., selaku penguji 2 atas saran yang diberikan

8. Bapak dan Ibu Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Lampung.

Page 12: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

9. Teman-teman pengajar di SMA Negeri 6 Bandar Lampung, lebih khusus

kepada ibu Dra. Roslina, M.Pd., selaku kepala sekolah lama dan ibu Dra.

Hayati Nufus atas motivasi dan izin yang diberikan.

10. Istriku Anita Maryanis, S.Pd.dan anak-anakku Abdullah Kamil Rabbani dan

Abdurrahman Hisam Ayyash terima kasih telah menjadi sumber pendudukung

dan motivasi terbesar penulis.

11. Kakak-kakak (Udo Fi’i, Ci’ngah Ros, Wo Er, Abang Guntur, Abang Jon,

Abang Aman, Ngah Susi) dan adik-adik (Weni, Lena, dan Rini) terimakasih

atas doa dan dukungannya.

12. Wan, Mak aji, dan Adek Ando, terimakasih atas dukungannya.

13. Teman-teman Magister Pendidikan Fisika angkatan 2014 semester genap,

Kakak tingkat, dan Adik tingkat, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan kalian semua, dan semoga

tesis ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Bandar Lampung, Agustus 2019

Penulis

Page 13: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix

SANWACANA ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9

A. Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................ 9

B. Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 12

C. Inquiry Based Learning ........................................................................ 13

Page 14: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

D. Kemampuan Dasar Matematika ........................................................... 16

E. Keterampilan Berpikir Kritis ................................................................ 18

F. Analisis Fluida Statis Berdasarkan Kurikulum 2013 ........................... 22

G. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 22

H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 28

A. Desain Penelitian ................................................................................ 28

B. Prosedur Penelitian ............................................................................. 29

1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Data ........................................ 30

2. Perencanaan .................................................................................... 31

3. Pengembangan Produk Awal ......................................................... 31

4. Uji Coba Lapangan Awal ............................................................... 37

5. Revisi Produk Uji Awal ................................................................. 42

6. Uji Coba Produk ............................................................................. 42

7. Revisi Produk Akhir ....................................................................... 52

C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 53

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 54

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 54

1. Hasil Penelitian Awal dan Pengumpulan Data .............................. 54

2. Hasil Perencanaan Penelitian ......................................................... 55

3. Hasil Pengembangan Desain .......................................................... 56

4. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ..................................................... 58

5. Hasil Revisi Uji Coba Lapangan Awal .......................................... 67

6. Uji Coba Lapangan ......................................................................... 68

7. Revisi Akhir Produk ....................................................................... 80

B. Pembahasan ......................................................................................... 80

1. Validitas Produk LKS .................................................................... 81

2. Kepraktisan Produk LKS ............................................................... 89

3. Keefektifan Produk LKS ................................................................ 101

V. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 118

A. Simpulan ............................................................................................. 118

B. Saran ................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120

LAMPIRAN .................................................................................................... 130

Page 15: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

Lampiran 1. Angket analisis kebutuhan guru ................................................. 131

Lampiran 2. Angket analisis kebutuhan peserta didik .................................... 134

Lampiran 3. Angket uji satu lawan satu .......................................................... 137

Lampiran 4. Rekapitulasi hasil angket uji satu lawan Satu ............................. 139

Lampiran 5. Angket uji validasi ahli ............................................................... 140

Lampiran 6. Hasil angket uji validasi ahli ...................................................... 143

Lampiran 7. Angket uji respon siswa .............................................................. 146

Lampiran 8. Hasil angket uji respon siswa ..................................................... 148

Lampiran 9. Analisis pemetaan KD IPK......................................................... 151

Lampiran 10. Silabus ....................................................................................... 152

Lampiran 11. Rencana pelaksanaan pembelajaran .......................................... 153

Lampiran 12. Daftar nilai hasil uji coba soal pre-test dan post-test................. 154

Lampiran 13. Soal pre-post test ....................................................................... 155

Lampiran 14. Lembar keterlaksanaan pembelajaran ....................................... 157

Lampiran 15. Produk awal (Draf I) .................................................................. 159

Lampiran 16. Draf II ........................................................................................ 170

Lampiran 17. Produk Akhir LKS ..................................................................... 181

Lampiran 18. Surat izin melaksanakan penelitian ........................................... 193

Lampiran 19. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ....................... 194

Lampiran 20. Daftar nilai pre-test dan post-test kelas kontrol........................ 195

Lampiran 21. Daftar nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen ................. 196

Lampiran 22. Daftar N-gian perindikator berpikir kritis kelas kontrol ........... 197

Lampiran 23. Daftar N-gian perindikator berpikir kritis kelas eksperimen..... 198

Page 16: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Posisi indonesia dalam survei pendidikan internasional ............... 2

Tabel 1.2. Permasalahan dalam proses pembelajaran ................................... 2

Tabel 1.3. Analisis angket siswa dan guru terkait kegiatan pembelajaran..... 3

Tabel 2.1. Fase IBL menurut kajian review Pedaste, et.al (2015) ................. 15

Tabel 2.2. Fase kegiatan IBL dalam LKS hasil pengembangan .................... 16

Tabel 2.3. Indikator berpikir kritis dan penjelasannya ................................... 20

Tabel 3.1. Hasil uji validitas SPSS soal ......................................................... 36

Tabel 3.2. Hasil uji reliabilitas SPSS soal ........................................................... 37

Tabel 3.3. Kriteria penilaian validasi produk LKS .............................................. 38

Tabel 3.4. Tafsiran persentase angket menurut Arikunto (2010).................... 42

Tabel 3.5. Kriteria effect size........................................................................... 51

Tabel 3.6. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran ................................................ 52

Tabel 3.7. Daftar instrumen penelitian ........................................................... 53

Tabel 4.1. Hasil analisis materi pembelajaran ............................................... 55

Tabel 4.2. Pemetaan KD dan indikator pencapaian kompetensi .................... 56

Tabel 4.3. Analisis fenomena pembelajaran .................................................. 56

Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil uji validitas isi ................................................. 59

Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil uji validasi konstruk ........................................ 59

Tabel 4.6. Rekapitulasi hasil uji validasi desain ............................................ 60

Tabel 4.7. Rekapitulasi hasil uji validasi ahli ................................................ 61

Tabel 4.8. Saran perbaikan LKS dari validator ............................................... 61

Page 17: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

Tabel 4.9. Rekapitulasi hasil uji satu lawan satu aspek kemenarikan ............. 62

Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil uji satu lawan satu aspek kemudahan .............. 62

Tabel 4.11 Rekapitulasi hasil uji satu lawan satu aspek kemanfaatan ............ 63

Tabel 4.12. Rekapitulasi hasil uji satu lawan satu ........................................... 63

Tabel 4.13. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest uji kelompok

kecil .............................................................................................. 66

Tabel 4.14. Hasil paired sampel t-test data uji kelompok kecil ....................... 66

Tabel 4.15. Data hasil keterlaksanaan pembelajaran ....................................... 70

Tabel 4.16. Rekapitulasi hasil angket respon siswa pasca pembelajaran

dengan LKS ................................................................................... 71

Tabel 4.17. Deskripsi hasil pre-test.................................................................. 72

Tabel 4.18. Deskripsi hasil post-test ................................................................ 73

Tabel 4.19. Hasil uji normalitas data pre-test dan post-test ............................. 76

Tabel 4.20. Hasil uji-t independen data hasil pre-test dan post-test ................ 76

Tabel 4.21. Hasil uji-t paired data pre-test dan post-test ................................. 76

Tabel 4.22. Rekapitulasi hasil perhitungan N-gain .......................................... 77

Tabel 4.23. Hasil uji normalitas data N-gain ................................................... 78

Tabel 4.24. Hasil uji-t independen data N-gain ............................................... 78

Tabel 4.25. Rekapitulasi N-gain per indikator berpikir kritis .......................... 78

Tabel 4.26. Rekapitulasi hasil uji normalitas data N-gain kelas kontrol dan

eksperimen per indikator berpikir kritis ........................................ 79

Tabel 4.27. Rekapitulasi hasil mann whitney data N-gain per indikator berpikir

kritis ............................................................................................... 79

Tabel 4.28. Hasil perhitungan effect size per indikator berpikir kritis ............. 80

Page 18: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Diagram kerangka pemikiran ...................................................... 25

Gambar 3.1. Flowchart tahapan penelitian model pengembangan Gall, Gall, dan

Borg (2003) yang telah dimodifikasi .......................................... 30

Gambar 3.2. Desain one group pretest-posttest ............................................... 39

Gambar 3.3. Quasi-experimental designs dengan tipe pretest posttest design

menurut Creswell (2012) ............................................................ 44

Gambar 4.1. Grafik hasil pretest dan posttest uji coba kelompok kecil .......... 65

Gambar 4.2. Diagram nilai pretestt per siswa .................................................. 73

Gambar 4.3. Diagram nilai posttest per siswa ................................................. 74

Gambar 4.4. Diagram hasil pretestt dan posttest per siswa kelas kontrol ........ 74

Gambar 4.5. Diagram hasil pretestt dan posttest per siswa kelas

eksperimen .................................................................................. 75

Gambar 4.6. Diagram batang N-gain siswa ..................................................... 77

Gambar 4.7. Potret kesalahan penggambaran garis gaya ................................. 85

Gambar 4.8. Potret Kesahalan dalam panduan perumusan masalah ................ 85

Gambar 4.9. Potret fenomena yang disajikan dalam LKS ............................... 90

Page 19: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu target Education For ALL (EFA) yang dideklarasikan di Dakkar

Senegal yaitu memperbaiki kualitas pendidikan agar hasil belajar yang diperoleh

siswa dapat diakui dan terukur (Unesco, 2000). Kondisi ini ditindaklanjuti

pemerintah melalui salah satu program penyempurnaan sistem pembelajaran

(Forum Koordinasi Nasional PUS, 2013). Aplikasinya program ini mengubah

arah pembelajaran tidak terkecuali pembelajaran fisika yang salah satunya

dilaksanakan dengan inkuiri ilmiah/scientific inquiry (BSNP, 2006; Permendikbud

No. 22 Tahun 2016). Pembelajaran berbasis inkuiri atau Inquiry-Based Learning

(IBL) yaitu suatu proses pembelajaran yang dilakukan melalui penyelidikan

sebagaimana ilmuwan bekerja ilmiah. Dengan kata lain IBL dapat memperkuat

hubungan antara pembelajaran dengan penelitian (Spronken dan Walker, 2010).

Kondisi ini memungkin keterampilan berpikir kritis siswa akan tumbuh dengan

baik.

Fakta yang terjadi mengindikasikan keterampilan berpikir kritis siswa di

Indonesia masih rendah. Kondisi ini ditunjukkan dari berbagai laporan survei

internasional yakni: (1) Program for International Student Assasment (PISA)

Page 20: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

2

tahun 2012 yang menempatkan Indonesia pada ranking 64 dari 65 Negara (PISA,

2012); (2) Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011

yang menempatkan Indonesia pada ranking 42 dari 45 negara (PIRLS, 2012); (3)

Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang

menempatkan Indonesia pada urutan 38 dari 42 negara (TIMSS, 2012). Untuk

lebih jelasnya perhatikan Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Posisi Indonesia dalam survei pendidikan internasionalNo Lembaga Survei Tahun Peringkat Indonesia Jumlah Peserta1 PISA 2012 64 652 PIRLS 2011 42 453 TIMSS 2011 38 42

Kondisi ini terjadi disebabkan beberapa masalah yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran, khususnya fisika. Fakta ini berdasarkan penelitian pendahuluan

Riawan dan Suyatna (2015) yang ditunjukkan Tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2. Permasalahan dalam proses pembelajaran

Jenis MasalahRespon Guru (%) Respon Siswa (%)

Ya Tidak Ya TidakKemampuan matematika siswa rendah 80 20 90 10Siswa tidak aktif 70 30 80 20Motivasi siswa rendah 70 30 60 40

Tabel 1.2 menggambarkan permasalahan utama yang dialami guru dalam

pembelajaran fisika adalah lemahnya keterampilan matematika siswa (Rusilowati,

2006; Wijayanti, 2010), dimana 80% guru menyatakan keterampilan matematika

siswa rendah. Sedangkan teori fisika dapat berupa model matematis dari beberapa

bagian fenonema fisika yang dituliskan dalam istilah matematika (Quale, 2011).

Situasi ini menyebabkan siswa sulit untuk memahami konsep-konsep fisika

(Semela, 2010; Sadler dan Tai, 2001). Kompleksitas ini akan menyebabkan

Page 21: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

3

siswa merasa putus asa bahkan motivasinya dalam belajar fisika rendah. Terbukti

sekitar 70% siswa memiliki motivasi yang rendah.

Masalah lain yang dihadapi adalah siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran yang

terlihat mencapai 80%. Kondisi ini tidak akan menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis siswa. Padahal pada era ini diperlukan manusia yang terlatih pola

pikirnya agar nantinya dapat berperan bagi kemajuan zaman (Tim Paradigma

Pendidikan, 2010). Masalah yang terjadi pada siswa ini ternyata tidak berdiri

sendiri. Fakta yang terjadi menunjukkan kegiatan pembelajaran masil bersifat

konvensional yang tidak sesuai dengan arahan kurikulum. Hal ini terdeskripsi dari

hasil angket terhadap guru dan siswa terkait kegiatan pembelajan pada Tabel 1.3

berikut.

Tabel 1.3. Analisis angket siswa dan guru terkait kegiatan pembelajaran

Kegiatan PembelajaranRespon Guru

(%)Respon Siswa

(%)Ya Tidak Ya Tidak

Fenomena terkait materi yang diajarkan 80 20 85 15Fenomena dapat memunculkan permasalahan 20 80 30 70Memberikan jawaban sementara 0 100 10 90Mengumpulkan data dan informasi 0 100 12 88Mendeskripsikan temuan yang diperoleh 0 100 15 85Menjelaskan materi, contoh soal, dan latihan soal 100 0 45 65

Tabel 1.3 memberikan informasi kondisi kegiatan pembelajaran yang terjadi

diawali dengan menghubungkan materi yang akan dipelajari pada fenomena alam

yang terjadi. Data menunjukkan 80% guru melaksanakan kegiatan ini dan 85 %

siswa membenarkannya. Hal ini merupakan langkah awal yang ditempuh dalam

melaksanakan IBL.

Page 22: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

4

Fenomena yang disajikan lebih pada pemberitahuan saja, tidak sampai pada taraf

membuat siswa bertanya. Padahal bertanya adalah jantung dari keberhasilan IBL

(YouthLearn Initiative, 2009). Terbukti 80% guru menyadari fenomena yang

diberikan tidak menimbulkan masalah yang membuat siswa untuk menggalinya.

Namun ada 20 % siswa merasa apa yang disampaikan oleh guru merupakan suatu

permasalahan. Hal ini adalah potensi yang dapat diolah agar siswa mampu

membangun pengetahuannnya. Keadaan ini terjadi karena dalam kegiatan

pembelajaran guru hanya memberikan fenomena secara spontan dan tidak

terencana, sehingga dampaknya pun tidak maksimal.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya menjelaskan materi, memberi contoh soal, dan

latihan soal. Kondisi ini dibuktikan dengan 100% guru tidak memfasilitasi siswa

untuk memberi jawaban sementara, mengumpulkan data dan informasi untuk

membangun pengetahuannya, dan mendeskripsikan apa yang ditemukan.

Sehingga, dapat dikatakan guru belum melakukan pembelajaran sesuai arahan

kurikulum. Kondisi inilah yang menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal sebaliknya mungkin akan terjadi ketika guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengekplorasi berbagai informasi yang

mengarah pada konsep. Namun kegiatan eksplorasi ini tidak akan berjalan lancar

bila mana tidak ada panduan semacam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai

untuk pembelajaran IBL, yang memberikan gambaran dan petunjuk atau aturan

yang dapat membantu siswa menyelesaikan setiap tahap pembelajaran (Kirschner,

Sweller, dan Clark, 2006).

Page 23: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

5

Ketika IBL diimplementasikan dalam pembelajaran dengan LKS, peserta didik

tidak hanya recall pengetahuan yang sudah ada, tetapi lebih menekankan

menemukan teori yang sudah ada melalui kerja ilmiah. Proses ini akan

membiasakan peserta didik untuk melatih keterampilan berpikir kritis dan

kemampuan berkomunikasi. Selain itu, IBL dapat mengembangkan nilai sikap

yang baik sebab memfasilitasi siswa terlibat penyelidikan nilai yang tertanam

pada manusia dalam proses membangun pengetahuan (Steed, 2009). Dengan

demikian, pembelajaran fisika dengan IBL memberikan progress akan lahirnya

siswa yang dapat memecahkan masalah pribadi bahkan bangsa dan siap

menyongsong masa depan peradaban dengan bahagia (Nuangchalerm, 2014).

Solusi dari permasalahan di atas hendaknya guru kembali pada panduan

kurikulum yang mengisyaratkan pembelajaran fisika melalui IBL yang lebih

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena guru belum terlatih

untuk melaksanakan pembelajaran IBL perlu dikembangkan media pembelajaran

berupa LKS (Suyatna, 2015). Namun, untuk menghasilkan produk pengembangan

LKS yang berkualitas baik, maka harus memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan,

dan keefektifan (Nieveen,1999). Sehingga solusi yang akan dihasilkan dalam

penelitian ini berupa pengembangan LKS yang valid, praktis, dan efektif

menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika untuk

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis.

Page 24: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, perlu dibuat

rumusan masalah demi fokusnya penelitian. Adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah produk LKS menggunakan IBL

berbantuan keterampilan dasar matematika untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis?”.

Rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kevalidan LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan

dasar matematika?

2. Bagaimanakah kepraktisan LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan

dasar matematika?

3. Bagaimanakah keefektivan LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan

dasar matematika?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mewujudkan suatu media

pembelajaran berupa LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar

matematika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. LKS ini diharapkan

memenuhi kriteria pengembangan Nieveen (1999), oleh karenanya berikut tujuan

khusus penelitian ini:

1. Mendeskripsikan kevalidan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilan dasar

matematika.

Page 25: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

7

2. Mendeskripsikan kepraktisan LKS menggunakan IBL berbantuan

keterampilan dasar matematika.

3. Mendeskripsikan keefektivan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilan

dasar matematika.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik bagi peneliti dan pihak lain

sebagai berikut.

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan deskripsi mengenai

pembelajaran fisika dengan IBL sesuai arahan kurikulum.

2. Bagi siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kritis mata pelajaran fisika,

khususnya pokok bahasan fluida statis.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengembangkan LKS yang serupa pada pokok bahasan yang lain.

4. Bagi Kepala SMAN 6 Bandar Lampung, hasil penelitian dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan sekolah terutama

yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diharapkan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk

menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap masalah yang akan dibahas,

maka ruang lingkup penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika adalah

LKS yang memuat kegiatan pembelajaran dengan proses IBL menggunakan

Page 26: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

8

model inkuiri dengan konten dibuat sesuai indikator berpikir kritis dan

memuat ruang pembiasaan matematika.

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan LKS berbasis IBL

berbantuan keterampilan dasar dalam bentuk cetakan.

3. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara kompleks melalui

proses-proses berpikir secara logis guna memahami, menganalisis,

mengevaluasi serta menginterprestasikan suatu argumen sesuai penalarannya

untuk mengambil suatu keputusan (Ennis, 1985).

4. Materi dalam LKS pengembangan dibatasi pada pokok bahasan fluida statis

yang difokuskan pada sub pokok bahasan hukum Archimedes.

5. Pemenuhan aspek validitas LKS pengembangan dideskripsikan melalui uji

validasi ahli.

6. Pemenuhan aspek kepraktisan dideskripsikan melalui hasil analisis angket

respon siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran.

7. Pemenuhan aspek keefektivan dideskripsikan melalui hasil uji independent-

sampel t-test terhadap nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol, uji gain

ternormalisasi, uji independent-sampel t-test terhadap N-gain, dan effect size.

Page 27: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme sudah ada sejak berabad-abad yang lalu

(Spronken-Smith, 2012). Namun teori yang lebih baru didasarkan pada penelitian

John Dewey (1933), Jerome Bruner (1990) dan Lev Vygotsky (1978), dan karya

Jean Piaget (1972) tentang psikologi perkembangan, telah menghasilkan

pendekatan konstruktivisme yang luas.

Ada dua bentuk utama konstruktivisme yaitu konstruktivisme kognitif dan sosial.

Konstruktivisme kognitif mengacu pada teori Piaget (1972) tentang

perkembangan kognitif. Piaget mengusulkan bahwa individu harus membangun

pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman.

Bentuk kontruktivisme sosial lebih menekankan pada konteks pembelajaran

sosial. Vygotsky adalah pendukung utama konstruktivisme sosial dan

menyarankan bahwa sejarah budaya, konteks sosial dan bahasa memainkan peran

penting dalam pola dan laju perkembangan anak. Konsep Vygotsky tentang zona

perkembangan proksimal berpendapat bahwa individu dapat, dengan bantuan

rekan yang lebih berpengalaman, konsep dan ide-ide master yang tidak dapat

mereka pahami sendiri (Vygotsky, 1978).

Page 28: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

10

Konstruktivisme merupakan akar dari IBL (Spronken-Smith, 2012). Oleh

karenanya dalam IBL siswa dituntut untuk mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (1990) yang menyatakan prinsip

utama konstruktivisme adalah bahwa setiap individu siswa harus aktif

membangun pengetahuan dan keterampilannya sendiri. Pandangan ini

menunjukkan bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat teori yang siap diambil

seperti memanen buah. Setiap individu siswa harus membangun pengetahuannya

sedikit demi sedikit dan memaknainya berdasarkan pengalaman (Bachtold, 2013).

Pengalaman ini akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen

(Papalia dan Olds, 1985; Coon, 1989; Gazzaniga dan Heatherton, 2003; Santrock,

2005; dan Syah, 2012). Situasi ini akan selalu terjadi sebab manusia sebagai

individu memiliki pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan

lingkungan secara terus-menerus. Proses interaksi ini akan menyebabkan terjadi

asimilasi dan akomodasi informasi baru berdasarkan pengalaman siswa sehingga

pengetahuannya dapat berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Prince dan

Felder (2006) yang menyatakan bahwa ketika seorang individu mengalami

sesuatu yang baru, ia memfilter informasi ini melalui struktur mental (schemata)

yang menggabungkan pengetahuan, kepercayaan, dan prasangka sebelumnya

untuk memahami informasi tersebut.

Dengan demikian menurut pendapat Spronken-Smith (2012) bahwa berdasarkan

teori pembelajaran konstruktivis, proses belajar yang efektif harus menawarkan

pengalaman belajar yang memenuhi kriteria: (1) membangun apa yang sudah

diketahui siswa sehingga mereka dapat membuat koneksi ke struktur pengetahuan

Page 29: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

11

yang ada; (2) mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri;

(3) memberikan kesempatan belajar otentik; dan (4) melibatkan siswa yang

bekerja bersama dalam kelompok kecil.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menurut teori belajar

konstruktivisme, pengetahuan yang dimiliki seorang individu merupakan hasil

bentukannya sendiri berdasarkan pengalaman. Siswa dituntut terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran, sementara guru memfasiitasi agar keingintahuan siswa

muncul. Sebab menurut Ciardello (2003), peserta didik akan lebih terstimulasi dan

termotivasi untuk belajar dengan memicu keingintahuan mereka. Guru tidak lagi

memberikan pengetahuan hanya melalui transfer pengetahuan melalui hafalan

semata. Siswa harus diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannnya

melalui kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalamannya. Dengan

demikian siswa akan termotivasi sebab mereka dapat melihat manfaat dan

relevansi dari apa yang mereka pelajari dengan yang dialaminya (Bransford,

Brown, dan Cocking, 2003). Kondisi semacam ini akan tercipta manakala proses

pembelajaran dilakukan melalui IBL.

B. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu media pembelajaran berbasis cetakan. LKS digunakan

untuk membantu guru membelajarkan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. LKS memuat sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan oleh

Page 30: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

12

siswa sebagai media belajar pada setiap kegiatan eksperimen yang bernuansa

keterpaduan antara pengetahuan awal dan konsep untuk memaksimalkan

pemahaman sesuai indikator pencapaian yang ditempuh.

Penggunaan LKS dalam pembelajaran akan memudahkan siswa membaca dan

menyerap pesan yang terkandung di dalamnya dan memudahkan guru menilai

aktivitas yang dilakukan oleh siswa (Töman, 2013). LKS dapat mengaktifkan

siswa dalam pembelajaran untuk menemukan, mengembangkan konsep dan

memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya (Marrysca,

Surantoro, dan Ekawati, 2013). Jika aktivitas belajar dan kemampuan kognitif

menjadi baik maka LKS juga bisa mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis

(Damayanti, 2013).

LKS memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran dari teacher centered

menjadi student centered (Darmojo dan Kaligis, 1993). Hal ini dikarenakan LKS

menjadi media bagi guru dalam mengarahkan siswanya menemukan konsep-

konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. Penggunaan LKS

dalam pembelajaran akan memudahkan siswa membaca dan menyerap pesan

yang terkandung di dalamnya sekaligus memudahkan guru menilai aktivitas yang

dilakukan oleh siswa (Sunyono, 2008). Namun, LKS yang digunakan harus

memenuhi persyaratan penyusunan LKS berupa syarat didaktik, syarat konstruksi

dan syarat teknis (Darmodjo dan Kaligis, 1993).

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah suatu media

pembelajaran yang didalamnya terdapat tahapan kegiatan pembelajaran berbasis

Page 31: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

13

IBL yang akan dilakukan siswa ataupun bimbingan guru secara tertulis untuk

menemukan fakta dan konsep.

C. Inquiry-Based Learning (IBL)

IBL merupakan metode pedagogis yang dikembangkan selama gerakan discovery

learning tahun 1960-an sebagai respons terhadap metode pembelajaran

konvensional dimana siswa dituntut untuk menghafalkan materi ajar (Bruner,

1961). Filosofi IBL mengakar pada teori pembelajaran konstruktivis dari

pendahulunya, antara lain seperti karya Piaget, Dewey, dan Vygotsky (Dewey,

1997;Vygotski, 1962). IBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa

dalam proses pembelajaran menyelesaikan persoalan (problem solving) seperti

yang dilakukan ilmuwan melalui proses berpikir dan bertindak ilmiah

(Nuangchalerm, 2014). Dengan demikian, IBL pada prosesnya melibatkan siswa

dalam pembelajaran, merumuskan pertanyaan, penyelidikan dan kemudian

membangun pengertian, makna dan pengetahuan baru (Alberta Education, 2004).

Pengetahuan baru siswa dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan,

mengembangkan solusi atau untuk mendukung posisi atau pandangan mereka.

Ilmuwan menggunakan keterampilan berpikir dan bertindak ilmiah secara

terencana, sistematis, teliti, jujur, kritis, kreatif, dan logis dalam pemecahan

masalah yang dihadapinya, sehingga mereka hidup dengan produktif dan

menghasilkan temuan-temuan baru yang sangat bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan. Jadi kemampuan yang dimiliki para ilmuwan itu seyogyanya dapat

diadopsi menjadi kecakapan hidup (life skill).

Page 32: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

14

Pendekatan IBL didasarkan pada membantu anak-anak mengajukan pertanyaan.

Oleh karena itu guru hendaknya memiliki seni mengajukan pertanyaan dengan

baik. Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya tidak hanya akan memunculkan

jawaban ya atau tidak saja, melainkan dijawab melalui penyelidikan. Sebab,

meminta siswa untuk melakukan penyelidikan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis tidak hanya tentang pekerjaan mereka sendiri, tetapi juga tentang

hasil penelitian secara umum (Wyatt, 2005). Pertanyaan hendaknya mengundang

masukan konstruktif dan memvalidasi pengetahuan sebelumnya. Pertanyaan yang

baik memiliki karakteristik: (1) Pertanyaan harus memberi jawaban; (2)

Jawabannya tidak boleh fakta sederhana; (3) Jawabannya tidak sudah diketahui;

(4) Pertanyaan harus memiliki beberapa jawaban dasar objektif; dan (5)

Pertanyaan tidak boleh terlalu pribadi (YouthLearn Initiative, 2009).

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan IBL adalah:

(1) Bertanya (Questioning); (2) Mendefinisikan istilah (Defining terms);

(3) Bertindak (acting); (4) Berdiskusi (Discussing); dan (5) Meringkas

(summarizing) (Nuangchalerm, 2014). Namun ini tidak jauh berbeda dengan

model inkuiri yang sudah umum dikenal yakni: (1) perencanaan (planning);

(2) mengumpulkan data (retrieving); (3) Pengolahan data (processing);

(4) menyusun informasi (creating); (5) diskusi (sharing); dan (6) evaluasi

(evaluating) (Alberta Education, 2004). Sedangkan riview pada basis data EBSCO

host Library (www.ebscohost.com) tentang langkah-langkah IBL yang dilakukan

oleh Pedaste, et.al (2015) ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut:

Page 33: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

15

Tabel 2.1. Fase IBL menurut kajian review Pedaste, et.al (2015)Fase Umum Definisi Rincian Fase Definisi

Orientasi Proses merangsangkeingintahuan tentangsuatu topik

Konseptualisasi Proses menyatakanrumusan masalah dan /atau hipotesis

RumusanMasalah

Proses menghasilkan pertanyaanpenelitian berdasarkanmasalahyang dimunculkan.

Hipotesis Proses menghasilkan hipotesismengenai masalah yangdimunculkan.

Investigasi Proses perencanaaneksplorasi ataueksperimen,pengumpulan dananalisis databerdasarkan desaineksperimental ataueksplorasi.

Eksperimen Proses merancang danmelakukan percobaan untukmenguji hipotesis.

Analisis Data Proses membuat makna daridata yang dikumpulkan danmensintesis pengetahuan baru.

Kesimpulan Proses menarikkesimpulan dari data.Membandingkannyadengan hipotesis ataurumusan masalah

Diskusi Proses penyajian hasilpenyelidikan denganberkomunikasi dan /atau terlibat dalamkegiatan reflektif.

Komunikasi Proses penyajian hasilpenyelidikan kepada orang lain(teman sebaya, guru) danmengumpulkan umpan balikdari mereka.

Refleksi Proses menggambarkan,mengkritik, mengevaluasi danmendiskusikan seluruh sikluspenyelidikan atau fase tertentu.

Berdasarkan Tabel di atas proses belajar mengajar dalam IBL diawali dengan

orientasi untuk merangsang keingintahuan siswa tentang suatu topik. Hal ini bisa

dilakukan dengan memberikan fenomena pembelajaran. Langkah selanjutnya

adalah konseptualisasi yang terdiri dari rumusan masalah dan hipotesis yang

berhubungan dengan orientasi yang diberikan. Tahap selanjutnya adalah

investigasi yang bisa dilakukan dengan melakukan percobaan untuk menguji

Page 34: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

16

hipotesis dilanjutkan dengan analisis data. Kemudian tahap kesimpulan yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang dibuat. Tahap terakhir adalah

diskusi yang bisa dilakukan melalui presentasi dan refleksi. Serangkaian kegiatan

ini menuntut keterlibatan aktif siswa, sebab dengan peluang ini siswa akan terlatih

untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kondisi ini akan meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan hal di atas, tahapan IBL yang akan dimunculkan pada LKS hasil

pengembangan ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Fase kegiatan IBL dalam LKS hasil pengembanganFase Umum IBL Rincian Fase Fase Kegiatan Pada LKSOrientasi - Mengamati FenomenaKonseptualisasi Rumusan Masalah Mengajukan Rumusan Masalah

Hipotesis Membuat HipotesisInvestigasi Eksperimen Melakukan Percobaan

analisis Data Menganalisis DataKesimpulan - Menarik KesimpulanDiskusi Komunikasi - (Presentasi Hasil)

Refleksi Penyelesaian Masalah

D. Keterampilan Dasar Matematika

Fisika mengkaji tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi untuk kemudian

diambil manfaatnya bagi kehidupan. Faktanya fisika banyak melakukan

pengukuran entitas fisik untuk sesuatu yang dapat dilihat dan menafsirkan

terminologi geometris dan struktur dari sesuatu yang tidak terlihat (Ataide dan

Greca, 2013). Oleh karenanya, sangat wajar jika kemudian fenomena-fenomena

yang ada diekspresikan dalam persamaan-persamaan matematika. Fisika memiliki

makna yang esensial untuk menafsirkan fungsi yang ada di dunia dan matematika

menjadi bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan, menanganani dan

Page 35: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

17

mengembangkan konsep dan teori fisika bahkan sering menentukan sebagain

besar isi dan maknanya (Tzanakis, 2002).

Matematika adalah bahasa ilmu pengetahuan dan mempersatukan semua subjek

ilmu (Olatoye, 2007). Oleh karena itu, siswa harus mempunyai kemampuan dasar

matematika yang memadai untuk mempelajari fisika. Kemampuan dasar yang

harus dimiliki siswa SMA dalam belajar fisika diantaranya: penjumlahan;,

pengurangan;, perkalian;, pembagain; pemangkatan bilangan; bentuk akar,

logaritma, trigonometri, limit, diferensial, dan integral. Namun dalam penelitian

ini keterampilan matematika yang akan digunakan dalam LKS pengembangan

sesuai dengan kebutuhan pada materi hukum Archimedes.

Berdasarkan analisis materi yang dilakukan diperoleh bahwa keterampilan dasar

matematika yang diperlukan dalam hukum Archimedes yaitu perkalian dan

pengurangan baik untuk bilangan bulat, bilangan desimal, bilangan pecahan,

ataupun bilangan berpangkat. Keterampilan ini digunakan oleh siswa untuk

memahami besarnya gaya apung (FA) yang merupakan selisih berat benda ketika

ditimbang diudara (WU) dan dalam fluida dialami benda ketika dimasukan dalam

fluida (Wf). Selain itu, gaya apung juga merupakan perkalian antara massa jenis

fluida ( ), percepatan gravitasi ( ), dan volume benda yang tercelup dalam fluida

( ). Berikut persamaan yang dimaksud:= − ............................................ (1)= ...................................................(2)

Masalah yang banyak dijumpai dalam pembelajaran fisika adalah

ketidakmampuan siswa ketika sudah berhadapan dengan bilangan desimal dan

Page 36: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

18

pecahan pada operasi perkalian dan pengurangan. Selain itu masalah lain yang

dihadapi oleh siswa adalah bingung menentukan bagaimana mereposisi suatu

persamaan jika ditanya besaran lain.

E. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir secara umum dapat didefinisikan representasi dari pengolahan kognitif

pada otak yang mungkin terjadi baik secara sadar dan tidak sadar dan mungkin

tidak selalu mengikuti hukum logika (Frensch dan Funke, 2002). Sementara

berpikir kritis terdiri dari proses mental, strategi, dan representasi yang digunakan

untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan mempelajari konsep-konsep

baru (Sternberg, 1986). Dapat dikatakan bahwa orang yang bersusah payah secara

mental untuk mencari solusi dari suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari juga berpikir kritis. Kondisi ini akan melibatkan segala persepsi yang

dimiliki dan unsur-unsur yang ada pada pikirannya dengan mengkaitkan pada

bukti-bukti yang ada.

Orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan sangat teliti bahkan

cenderung berhati-hati dalam menggali argumen untuk menentukan kebenaran

suatu masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Moore dan Parker (2009) “critical

thinking is the careful application of reason in the determination of whether a

claim is true”. Sehingga keputusan yang ditentukan oleh orang yang memiliki

keterampilan berpikir kritis akan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini

disebabkan orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis tidak hanya melihat

suatu masalah dari satu sisi saja, bersikap terbuka terhadap bukti-bukti baru

Page 37: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

19

meskipun bertentangan dengan idenya, melakukan penalaran secara rasional,

mengutamakan bukti-bukti untuk mendukung klaimnya, membuat kesimpulan

dari fakta yang ada, dapat memecahkan masalah, dan sebagainya (Willingham,

2007)

Era perkembangan IPTEK pesat dewasa ini menuntut adanya keterampilan

berpikir tingkat tinggi, sebab di satu sisi hasil IPTEK bisa membantu manusia,

namun pada sisi yang lain menimbulkan masalah yang kompleks bagi kehidupan

manusia dan lingkungannya. Keterampilan berpikir kritis termasuk salah satu

komponen dari beberapa komponen keterampilan berpikir tingkat tinggi

(Winocur, 1985). Pada era ini juga, perkembangan pesat IPTEK linier dengan

pesatnya perkembangan informasi baik secara kuantitas dan keragaman. Namun,

kuantitas informasi ini belum tentu berkualitas dan benar sehingga dibutuhkan

kemampuan untuk menseleksi dan mengevaluasi kebenaran data dan sumber

informasi. Oleh karenanya siswa dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis.

Keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi 5 kelompok indikator yaitu:

(1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), (2) membangun

keterampilan dasar (basic support), (3) membuat inferensi (inferring),

(4) membuat penjelasan lebih lanjut (Advanced clarification), dan (5) mengatur

strategi dan taktik (strategis and tactics) (Ennis, 1985). Kelima indikator

keterampilan berpikir kritis ini diuraikan lebih lanjut dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Indikator berpikir kritis dan penjelasannyaKeterampilan

Berpikir KritisSub Keterampilan

Berpikir KritisPenjelasan

Page 38: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

20

1. Memberipenjelasansederhana(elementaryclarification)

1. Memfokuskanpertanyaan.

a. Mengidentifikasi atau merumuskanpertanyaan.

b. Mengidentifikasi kriteria-kriteria untukmempertimbangkan jawaban yangmungkin.

c. Menjaga kondisi pikiran.2. Menganalisis

argumen.a. Mengidentifikasi kesimpulan.b. Mengidentifikasi alasan (sebab) yang

dinyatakan (eksplisit).c. Mengidentifikasi alasan (sebab) yang tidak

dinyatakan (implisit).d. Mengidentifikasi ketidakrelevanan dan

kerelevanan.e. Mencari persamaan dan perbedaan.f. Mencari struktur dari suatu argumen.g. Merangkum.

3. Bertanya danmenjawabpertanyaanklarifikasi danpertanyaan yangmenantang.

a. Mengapa.b. Apa intinya, apa artinya.c. Apa contohnya, apa yang bukan contoh.d. Bagaimana menerapkannya dalam kasus

tersebut.e. Perbedaan apa yang menyebabkannya.f. Akankah anda menyatakan lebih dari itu

2. Membangunketerampilandasar (basicsupport).

4. Mempertimbang-kan kredibilitas(kriteria) suatusumber.

a. Ahli.b. Tidak adanya konflik interest.c. Kesepakatan antar sumber.d. Reputasi.e. Menggunakan prosedur yang ada.f. Mengetahui resiko.g. Kemampuan memberi alasan.h. Kebiasaan hati-hati.

5. Mengobservasidanmempertimbang-kan hasilobservasi.

a. Ikut terlibat dalam menyimpulkanb. Dilaporkan oleh pengamat sendiri.c. Mencatat hal-hal yang diinginkan.d. Penguatan (corraboration) dan

kemungkinan penguatan.e. Kondisi akses yang baik.f. Penggunaan teknologi yang kompeten.g. Kepuasan observer atas kredibilitas kriteria.

Tabel 2.3. (Lanjutan)Keterampilan

Berpikir KritisSub Keterampilan

Berpikir KritisPenjelasan

3. Menyimpulkan(inference)

6. Membuatdeduksi danmempertimbang-kan hasildeduksi.

a. Kelompok yang logis.b. Kondisi yang logis.c. Interprestasi pernyataan.

Page 39: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

21

7. Membuat induksidanmempertimbang-kan induksi

a. Membuat generalisasi.b. Membuat kesimpulan dan hipotesis.

8. Membuat danmempertimbang-kan nilaikeputusan.

a. Latar belakang fakta.b. Konsekuensi.c. Penerapan prinsip-prinsip.d. Memikirkan alternatif.e. Menyeimbangkan, memutuskan

4. Membuatpenjelasanlebih lanjut(advancedclarification)

9. Mendefinisikanistilah,mempertimbang-kan definisi.

Ada 3 dimensi:

a. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang,ekspresi yang sama, operasional, contohdan non contoh.

b. Strategi definisi (tindakan, mengidentifikasipersamaan).

c. Konten (isi).10. Mengidentifikasi

asumsi.a. Penalaran secara implisit.

b. Asumsi yang diperlukan, rekontruksiargumen.

5. Mengaturstrategi dantaktik(strategies andtactics).

11. Memutuskansuatu tindakan.

a. Mendefinisikan masalah.b. Menyeleksi kriteria untuk membuat seleksi.c. Merumuskan alternatif yang

memungkinkan.d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

secara tentatif.e. Mereview

f. Memonitor implementasi.12. Berinteraksi

dengan oranglain.

Berdasarkan hal di atas dan mengacu pada pendapat Ennis (1985), maka

keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara kompleks

melalui proses-proses berpikir secara logis guna memahami, menganalisis,

mengevaluasi serta menginterprestasikan suatu argumen sesuai penalarannya

untuk mengambil suatu keputusan.

F. Analisis Fluida Statis Berdasarkan Kurikulum 2013

Pokok bahasan Fluida Statis pengembangan Silabus Fisika Kurikulum 2013

berdasarkan Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan

Page 40: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

22

kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah dibagi menjadi beberapa sub pokok bahasan, yaitu:

(1) hukum utama hidrostatis; (2) tekanan hidrostatis; (3) hukum pascal; (4) hukum

archimedes; (4) meniskus; (5) gejala kapilaritas; (6) viskositas; dan (7) hukum

stokes. Oleh karena cakupan materi terlalu luas dan keterbatasan peneliti, maka

dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk sub pokok bahasan hukum

Archmimedes.

Mempelajari konsep hukum Archimedes berdasarkan silabus disarankan

dilakukan dengan mengamati pemanfaatan hukum archimedes dalam kehidupan

sehari-hari. Selanjutnya untuk dapat menyimpulkan hukum Archimedes dilakukan

melalui suatu percobaan. Selanjutnya dari hasil percobaan siswa juga

mendiskusikan syarat-syarat tenggelam, melayang, dan mengapung dengan

menerapkan konsep gaya apung.

G. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Septiani, Purwoko, dan Aisyah (2012) dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi

inquiry based learning, kelas VII SMP Negeri 45 Palembang adalah baik. Hal ini

ditunjukkan dengan rata-rata siswa memperoleh nilai hasil belajar berkategori

baik. Namun sebaiknya sebelum meminta siswa mengerjakan LKS, guru

hendaknya menjelaskan terlebih dahulu materi prasyarat yang berkaitan dengan

materi pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih paham dan dapat melakukan

penyelidikan dengan baik.

Page 41: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

23

Hasil penelitian Riyadi (2008) menunjukkan pemahaman konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa lebih baik setelah pembelajaran melalui model

inkuiri terbimbing. Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar yang

diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen menggunakan

pembelajaran dengan kegiatan laboratorium inkuiri dan kelas kontrol yang

menggunakan model pembelajaran dengan kegiatan laboratorium verifikasi.

Penerapan pembelajaran dengan kegiatan laboratorium inkuiri mendapat respon

yang baik dari siswa karena para siswa mengerjakan dan mendiskusikan sendiri

hasil kegiatannya sehingga materi yang dipelajari dengan cepat dipahami.

Sebagain besar siswa mengharapkan model pembelajaran seperti ini dapat

diterapkan pada mata pelajaran lain.

Hasil Penelitian Kusmana (2008) menunjukkan bahwa pembelajaran analisis

vektor melalui eksperimen dengan metode inkuiri menggunakan Media Analisis

Ruang (MAR) efektif. Karena pembelajaran analisis vektor melalui eksperimen

dapat meningkatkan motivasi belajar, membuat hasil belajar siswa di kelas

eksperimen mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil belajar siswa

yang pembelajarannya menggunakan Media Analisis Ruang (MAR) lebih baik

dibanding dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri

tanpa MAR dan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan aktivitas

siswa terhadap hasil belajar.

Hasil Penelitian Pramono (2008) menunjukkan bahwa penggunaan strategi inkuiri

yang dikemas dalam CD interaktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

hasil belajar siswa. Penguasaan konsep juga terjadi pada semua sub konsep,

Page 42: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

24

peningkatan tertinggi pada sub konsep radiasi dan terendah pada sub konsep

konveksi.

Hasil penelitian-penelitian di atas memberikan informasi bahwa pembelajaran

inkuiri dan media pembelajaran LKS dapat diterapkan dengan baik. Namun dalam

penelitian ini akan ditambahkan bantuan keterampilan dasar matematika dalam

pengembangan LKS menggunakan IBL untuk meningkatkatkan keterampilan

berpikir kritis dalam pembelajaran Fisika.

H. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran fisika seyogyanya dilaksanakan sesuai dengan arahan kurikulum

yang salah satunya menggunakan IBL. Kegiatan pembelajaran IBL akan

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Kegiatan orientasi yang

disajikan dalam bentuk mengamati fenomena dapat melatih keterampilan

memberi penjelasan sederhana siswa dengan melakukan analisis argumen pada

fenomena yang disajikan.

Kegiatan merumuskan masalah melatih keterampilan memberi penjelasan

sederhana dengan menuntut siswa bertanya. Selain itu melatih keterampilan

mengatur strategi dan taktik dengan mereview dan mendiskusikan data dan

informasi yang diperoleh pada kegiatan mengati fenomena untuk membuat

rumusan masalah. Selengkapnya perhatikan Gambar 2.1 berikut.

MENGAMATIFENOMENA Memberi Penjelasan

SederhanaBilangan

Bulat

ORIENTASI

Page 43: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

25

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pimikiran

Kegiatan membuat hipotesis melatih keterampilan memberi penjelasan sederhana

melalui jawaban sementara yang dihasilkan. Keterampilan menyimpulkan juga

dilatih pada kegiatan ini sebab jawaban yang diperoleh merupakan kesimpulan

dari data dan fakta sederhana yang diperoleh sebelumnya. selain itu kegiatan ini

MENGAJUKANRUMUSANMASALAH

MEMBUATHIPOTESIS

MELAKSANAKANPERCOBAAN

MENGANALISISDATA

MENARIKKESIMPULAN

MembangunKeterampilan Dasar

Menyimpulkan

Membuat PenjelasanLebih lanjut

BilanganDesimal

BilanganPecahan

BilanganBerpangkat

INQUIRY BASEDLEARNING

BERPIKIRKRITIS

KEMAMPUAN DASARMATEMATIKA

Langkah-langkah Indikator Mempelajari Fluida Statik

Melatih

Membantu

Melatih

LKS Menggunakan IBLBerbantuan Keterampilan

Dasar Matematika

Mengatur strategi danTaktik

KONSEPTUALISASI

INVESTIGASI

KESIMPULAN

DISKUSIMENYELESAIKANPERMASALAHAN

Page 44: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

26

juga melatih keterampilan mengatur strategi dan taktik sebab siswa melakukan

review dan diskusi pada data dan fakta yang diperoleh untuk menghasilkan

hipotesis.

Kegiatan melakukan percobaan melatih keterampilan memberi penjelasan

sederhana melalui aktivitas untuk mengidentifikasi alat yang relevan untuk

mendapat data yang dikendaki. Siswa terlibat langsung dalam kegiatan ini baik

observasi, penggunaan alat, dan pencatatan hasil percobaan sehingga melatih

keterampilan membangun keterampilan dasar. Selain itu kegiatan ini memberi

ruang yang besar terhadap siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain sekaligus

menseleksi alat yang diperlukan. Kondisi ini dapat melatih keterampilan mengatur

strategi dan taktik.

Kegiatan analisis data dapat melatih semua komponen indikator berpikir kritis.

Sebab pada kegiatan ini siswa akan menghubungkan data hasil percobaan,

melakukan penalaran, menerapkan prinsip-prinsip, membuat generalisasi dengan

kehati-hatian,dan diskusi yang panjang. Sehingga kegiatan analisis ini sangat

penting untuk melatih keterampilan berpikir kritis. Kegaiatan ini tidak hanya

berhubungan dengan kalimat semata tetapi juga berhubungan dengan persamaan

matematis. Oleh karenanya siswa harus memiliki keterampilan matematika yang

memadai sebagai alat bantu dalam analis data ini. Sedangkan kegiatan

menyimpulkan melatih keterampilan menyimpulkan dan keterampilan mengatur

strategi dan taktik. Sementara kegiatan penyelesaian masalah melatih semua

indikator keterampilan berpikir kritis.

Page 45: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

27

Oleh karena fakta dilapangan guru belum terlatih dalam melaksanakan IBL maka

kegiatan di atas dikembangkan dalam media berupa LKS. Hal ini bertujuan agar

guru kembali pada arahan kurikulum sekaligus memudahkan guru dan siswa

dalam mengimplementasikan IBL. Sementara kendala terbesar yang dihadapi guru

berupa keterampilan matematika siswa yang rendah diatasi dengan menyisipkan

keterampilan dasar matematika pada kegiatan analisis data. Hal ini bertujuan

untuk memfasilitasi kebutuhan matematika siswa dalam pembelajaran fisika

sehingga pembelajaran akan lebih praktis dan efektif.

Page 46: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development)

untuk mengembangkan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilan dasar

matematika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.

Menurut Gall, Gall, dan Borg (2003) Penelitian pengembangan pendidikan adalah

proses yag digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang

diperlukan dalam dunia pendidikan. Hasilnya tidak saja pengembangan produk

yang telah ada tetapi termasuk juga menemukan pengetahuan atau solusi atas

suatu permasalahan. Selain itu, metode penelitian dan pengembangan juga dapat

didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang diterapkan dengan hasil

akhirnya berupa produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2010). Selanjutnya, Penelitian Pengembangan juga didefinisikan

sebagai suatu proses atau prosedur untuk mengembangkan produk baru atau

menyempurnakan produk lama yang dapat dipertanggungjawabkan (Sujadi,

2002). Namun, untuk menghasilkan produk hasil pengembangan yang dalam hal

ini berupa LKS berkualitas baik, maka harus memenuhi kriteria kevalidan,

kepraktisan, dan keefektifan (Nieveen,1999).

Page 47: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

29

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan adalah suatu proses atau prosedur yang bertahap untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah

ada dengan hasil akhir berupa produk yang telah teruji kevalidan, kepraktisan, dan

keefekitifannya.

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

model pengembangan Gall, Gall, dan Borg (2003) yang meliputi: (1) Research

and Information Collecting; (2) Planning; (3) Develop Preliminary of Product;

(4) Preliminary Field Testing; (5) Main Product Revision; (6) Main Field Test;

(7) Operational Product Revision; (8) Operational Field Testing; (9) Final

Product Revision; (10) Dissemination and Implementation.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model

pengembangan Gall, Gall, dan Borg (2003) yang telah dimodifikasi menjadi

sampai tujuh langkah saja, sesuai dengan keterbasan yang dimiliki oleh peneliti

baik dari segi waktu dan biaya. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah

(1) Research and Information Collecting; (2) Planning; (3) Develop Preliminary

of Product; (4) Preliminary Field Testing; (5) Main Product Revision; (6) Main

Field Test; (7) Operational Product Revision. Urutan penelitian lebih rinci

ditunjukkan oleh flowchart pada Gambar 3.1

Page 48: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

30

Keterangan:

Gambar 3.1. Flowchart tahapan penelitian model pengembanganGall, Gall, dan Borg (2003) yang telah dimodifikasi

1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Data (Research and Information

Collecting)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan media pembelajaran dan

mengumpulkan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi guru dan siswa

PerencanaanPengembanganProduk Awal

Uji CobaLapangan Awal

Draf I

AnalisisValiditas

Produk Valid?

Direvisi Draf I.1

Tidak

Draf IIRevisi ProdukUji awal

Uji CobaProduk

Produk Praktisdan Efektif?

Uji CobaKelompok Besar

Draf II.1Direvisi

Tidak

Ya

Ya

LKS Valid, Praktis,dan Efisien

= Pilihan

= Tahapan

= Siklus= Kegiatan

= Dokumen Hasil

Penelitian Awal danPengumpulan Data

Revisi Produk Akhir

= Awal/Akhir

Analisis Praktis danefektif awal

Uji ValidasiPakar

Uji KelompokKecil

Analisis HasilUji Coba

Analisis ValidasiEmpiris

Page 49: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

31

dilapangan. Hal ini dilakukan melalui analisis kebutuhan dan studi literatur.

a. Analisis kebutuhan: data diperoleh dengan memberikan angket analisis

kebutuhan kepada 10 guru dan 40 siswa di tiga sekolah menengah atas negeri

di Bandar Lampung. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai dasar untuk

menuliskan latar belakang masalah.

b. Studi literatur: Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan teori dan

informasi hasil riset yang berkaitan dengan LKS, IBL dan berpikir kritis.

2. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini dilakukan dengan mengkaji bahan yang akan disusun dalam LKS,

proses ini meliputi: analisis kompetensi dasar dan indikator pencapaian; analisis

materi pembelajaran; analisis fenomena yang akan ditampilkan dalam LKS;

membuat kisi-kisi instrumen penilaian produk berupa angket dan soal pretest-

posttest.

3. Pengembangan Produk Awal (Develop Preliminary Of Product)

Tahap ini peneliti membuat desain produk pengembangan yang dituliskan pada

sub topik kerangka pikir (rancangan konseptual produk). Berdasarkan desain yang

telah dibuat, selanjutnya dikembangkan draf produk awal yang disebut Draf I dan

penelitian. Rincian hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagai berikut.

Page 50: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

32

a. Draf I LKS Hasil Pengembangan

Adapun draf I ini akan berisi hal sebagai berikut:

1) Mengamati fenomena

Siswa akan diajak untuk mengamati sebuah fenomena kaleng minuman soft drink

yang di potong menjadi 2 plat dengan ukuran yang identik. Selanjutnya kedua plat

akan diberi perlakukan yang berbeda. Plat pertama digulung sehingga tampak

padat dan plat kedua dibentuk seperti mangkuk. Selanjutnya kedua benda

dimasukkan ke dalam gelas kimia.

2) Mengajukan rumusan masalah

Siswa akan diajak untuk mengajukan rumusan masalah berdasarkan fenomena

yang disajikan. Siswa akan dibimbing untuk mengajukan pertanyaan dengan

pertanyaan pembantu. Siswa akan diberi pertanyaan klarifikasi mengenai kondisi

yang dialami kedua benda dalam fluida. Selanjutnya siswa akan diberi pertanyaan

mengenai kedua benda yang mendapat gaya dorong ke atas. Selanjutnya siswa

diminta menuliskan rumusan masalah.

3) Membuat hipotesis

Siswa akan diajak untuk membuat jawaban dari pertanyaan yang telah dituliskan

sebelumnya.

4) Melaksanakan percobaan

Siswa akan diajak untuk melakukan percobaan dengan memilih alat yang sesuai

guna mendapatkan data yang diperlukan pada Tabel. Siswa selanjutnya akan

menuliskan data yang diperoleh pada tabel yang disediakan.

Page 51: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

33

5) Menganalisis data

Siswa akan diajak menganalisis data dengan bantuan pertanyaan-peetanyaan

pembantu yang mengaitkan hasil percobaan dengan rumusan masalah. Pada

bagian ini juga disajikan bantuan keterampilan dasar matematika. Berdasarkan

analisis materi hukum Archimedes, keterampilan dasar matematika yang sisipkan

pada LKS ini adalah operasi pada pecahan, perpangkatan, dan operasi aljabar.

6) Menarik Kesimpulan

Siswa akan diajak untuk menarik kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah

dilakukan. Selain itu siswa juga akan disajikan permasalahan yang membutuhkan

solusi berdasarkan kesimpulan yang dibuat.

7) Penyelesaian Masalah

Siswa akan diminta untuk menemukan solusi berdasarkan kesimpulan dari suatu

permasalahan yang disajikan.

b. Angket Uji Validasi Ahli

Angket digunakan untuk mengukur validasi isi, konstruk, dan desain. Instrumen

ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai LKS hasil pengembangan. Daftar

pernyataan angket uji validasi ahli ditunjukkan pada Lampiran 5.

c. Angket Uji Satu Lawan Satu

Angket ini dibuat untuk mengukur kemenarikam, kemudahan, dan kemanfaatan

LKS hasil pengembangan. Daftar pernyataan yang ada dalam angket uji satu

lawan satu ditunjukkan pada Lampiran 3.

Page 52: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

34

d. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar keterlaksanaan adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui

keterlaksanaan RPP yang sesuai dengan LKS hasil pengembangan. Dengan

demikian lembar keterlaksanaan berisi kegiatan-kegiatan yang ada dalam RPP.

Kendati demikian perbedaannya terletak pada penambahan kolom keterlaksanaan.

Jika dalam kegiatan pembelajaran kegiatain yang ada di RPP terlaksana, maka

Observer memberi ceklis pada kolom dengan skala 1, sementara jika tidak

terlaksana diberi ceklis pada skala 0. Lembar keterlaksanaan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 14.

e. Angket Respon Siswa

Angket ini digunakan untuk mengukur respon siswa terkait dengan penggunaan

produk LKS hasil pengembangan. Selain itu diukur juga bagaimana respon siswa

terhadap penggunaan IBL dalam pembelajaran. Angket respon siswa ditunjukkan

pada Lampiran 7.

f. Soal Pretest dan Posttest

Soal ini dibuat untuk mengukur efektivitas penggunaan LKS. Soal ini dibuat

sebanyak 5 butir soal yang berbentuk essay yang mengukur 5 indikator

keterampilan berpikir kritis. Soal nomor 1 untuk mengukur indikator memberi

penjelasan sederhana, soal nomor 2 untuk mengukur indikator membangun

keterampilan dasar, soal nomor 3 untuk mengukur indikator menyimpulkan, soal

nomor 4 untuk mengukur indikator membuat penjelasan lebih lanjut, dan soal

Page 53: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

35

nomor 5 untuk mengukur indikator mengatur strategi dan taktik.. Instrumen soal -

pretest dan posttest ditunjukkan pada Lampiran 13. Soal pretest dan posttest

selanjutnya diuji coba pada 15 siswa SMAN 6 Bandar Lampung untuk

mengetahui validitas dan realibilitas soal. Nilai hasil uji coba soal ditunjukkan

pada Lampiran 24.

1) Validitas soal

Pengujian validitas butir soal dapat menggunakan persamaan korelasi product

moment sebagai berikut:

= ∑ − (∑ )(∑ )∑ 2 − ∑ 2 { ∑ 2 − ∑ 2 }Keterangan:

rxy = koefisien korelasi variabel X dan Y.X = skor tiap butir soal.Y = skor total yang benar dari tiap subjek.N = jumlah subjek.

(Arikunto, 2007)

Pada penelitian ini analisis validitas soal dilakukan dengan IBM SPSS 22.

Adapun interpretasi hasil uji validitas product moment SPSS yang disadur dari

laman www.spssindonesia.com dengan membandingkan nilai sig.(2-tailed)

dengan probabilitas 0,05, dengan ketentuan di bawah ini.

a) Jika sig.(2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai positif; item soal

dinyatakan valid.

b) Jika sig.(2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai negatif; item soal

dinyatakan tidak valid.

c) Jika sig.(2-tailed) > 0,05; item soal dinyatakan tidak valid.

Page 54: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

36

Hasil analisis validitas soal terlihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Hasil uji validitas SPSS soalNomor Soal Pearson Correlation (rxy) Sig. (2-tailed) Α Keputusan

Item_1 0,843 0,000 0,05 ValidItem_2 0,706 0,003 0,05 Valid

Item_3 0,707 0,003 0,05 Valid

Item_4 0,840 0,000 0,05 Valid

Item_5 0,805 0,000 0,05 Valid

Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat bahwa nilai pearson correlation untuk kelima item

soal bernilai posistif. Selaian itu nilai sig. (2-tailed) kelima soal lebih kecil dari

0,05. Oleh karena kedua hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelima soal

valid.

2) Reliabilitas Soal

Reliabilitas soal dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

11 = − 1 1 −∑ 2Keterangan: 11 = reliabilitas instrumen.∑ = jumlah varians skor tiap item.

= banyaknya soal.= varians total.

(Arikunto, 2007)

Pada penelitian ini analisis reliabilitas soal dilakukan dengan IBM SPSS 22.

Adapun interpretasi hasil uji realibilitas SPSS yang disadur dari laman

www.spssindonesia.com dengan membandingkan nilai alpha cronbach’s dengan

0,06, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai alpha cronbach’s > 0,06, maka item soal dinyatakan realiabel

Page 55: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

37

b) Jika nilai alpha cronbach’s < 0,06, maka item soal dinyatakan realiabel

Hasil analisis reliabilitas terlihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Hasil uji reliabilitas SPSS soalNo Soal Α Alpha Cronbach's Keputusanitem_1 0,06 0,780 Reliabelitem_2 0,06 0,836 Reliabelitem_3 0,06 0,819 Reliabelitem_4 0,06 0,775 Reliabelitem_5 0,06 0,792 Reliabel

Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa nilai alpha cronbach's untuk kelima item

soal lebih besar dari 0,06. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa kelima item

soal reliabel.

Kedua uji di atas memberikan hasil bahwa soal yang dibuat telah valid dan

reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa soal pretest dan posttest bisa digunakan

dalam penelitian ini.

4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Langkah ini merupakan uji coba produk secara terbatas. Uji ini dilakukan melalui

uji validasi ahli bertujuan untuk mendapatkan deskripsi kevalidan produk dan uji

coba pada kelompok kecil untuk mendapatkan deskripsi kepraktisan awal dan

keefektivan awal. Adapun penjelasan mengenai kevalidan, kepraktisan awal, dan

keeefektifan awal tersebut sebagai berikut .

a. Kevalidan Produk LKS Hasil Pengembangan

Uji ini digunakan untuk mengukur validitas isi, validitas desain, dan validitas

Konstruk sesuai dengan kriteria pengembangan produk Nieveen (1999). Uji ini

Page 56: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

38

termasuk validasi pakar dilakukan menggunakan angket validasi ahli oleh dua

Dosen Universitas Lampung dan tiga Guru fisika yang sudah bersertifikat

pendidik dan memiliki kualifikasi pendidikan pada jenjang magister.

Kriteria kevalidan diperoleh melalui uji validasi ahli. Uji validasi ini dilakukan

menggunakan angket dengan materi uji dari aspek isi, konstruk, dan desain.

Teknik analisis data hasil uji validasi ahli dihitung dengan persamaan berikut ini:

= ℎAnalisis hasil uji validasi dengan menafsirkan rata-rata skor angket dengan

menggunakan tafsiran pada Tabel 3.3 di bawah.

Tabel 3.3. Kriteria penilaian validasi produk LKSInterval Skor Hasil

PenilaianKategoriPenilaian

Keterangan

3,25 < skor ≤ 4,00 Sangat Valid Dapat digunakan tanpa revisi2,50 < skor ≤ 3,25 Valid Dapat digunakan dengan sedikit revisi1,75 < skor ≤ 2,50 Kurang Valid Dapat digunakan dengan banyak revisi1,00 < skor ≤ 1,75 Tidak Valid Belum dapat digunakan dan perlu konsultasi

Diadaptasi dari Ratumanan & Laurens (2011)

Produk dikatakan valid bila hasil analisis angket uji validasi minimal berkategori

valid

b. Keefektifan Awal Produk LKS Hasil Pengembangan

Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari tujuh siswa untuk mendapatkan

deskripsi keefektifan awal diperoleh melalui pretest dan posttest. Desain uji coba

kelompok kecil dilakukan dengan menggunakan model pre-eksperimental design

Page 57: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

39

dengan tipe one-group pretest-postest. Adapun desain one-group pretest-postest

menurut Cohen (2007) adalah sebagai berikut:

Eksperimental O1 x O2

Gambar 3.2. Desain one group pretest-posttest

Berdasarkan desain di atas uji coba kelompok kecil ini merupakan penelitian

kuantitatif melibatkan satu kelompok sampel. Sebelum diberi perlakuan, siswa

mendapat tes awal (pretest) sehingga diperoleh nilai pretest (O1) yang berfungsi

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tahap selanjutnya, sampel diberi

perlakuan berupa pembelajaran dengan menerapkan LKS hasil pengembangan (x).

Setelah diberi perlakuan x, sampel mendapat tes akhir (posttest) sehingga

diperoleh nilai posttest (O2) yang berfungsi mengetahui kemampuan akhir siswa.

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan uji coba kelompok kecil sebagai berikut.

1) Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bandar. Populasi didefinisikan

sebagai semua anggota dari setiap kelas yang didefinisikan dengan baik berupa

orang-orang, peristiwa, atau benda (Ary, 2010). Populasi yang dipilih dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung

tahun pelajaran 2018-2019 yang terdiri dari 3 kelas. Sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi (Ary, 2010). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel

berdasarkan penilaian peneliti baik dari segi typical ataupun kekhasannya (Cohen,

Page 58: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

40

Manion, & Morrison, 2007). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah

tujuh siswa kelas XI IPA 1, sebab menurut peneliti kelas tersebut memiliki

kemampuan kognitif yang bisa dikatakan homogen.

2) Analisis data Keefektivan Awal

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rerata hasil

posttest dengan pretest uji coba kelompok kecil. Analisis dilakukan melalui IBM

SPSS 22. Jika kedua data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji paired

sample t-test sementara jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji

wilcoxon. Data yang dianalisis pada bagian ini adalah data pretest dan posttest

hasil uji coba kelompok kecil. Berikut ini adalah langkah-langkah uji statistik

untuk uji keefektivan awal.

a) Uji Normalitas Data

Hipotesis yang diajukan dalam uji ini adalah H0 dan H1 dengan rincian sebagai

berikut:

H0 : Data sampel berdistribusi normal

H1 : Data sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusan dalam taraf nyata α = 0,05, tolak H0 jika nilai sig.

yang dihasilkan kurang dari 0,05 (H0 ditolak jika sig. < α).

b) Uji Paired Sample T-Test

Uji ini juga bertujuan melihat efektivitas awal dari LKS hasil pengembangan yang

dilihat dari rata-rata pretest dan posttest. Uji ini dilakukan menggunakan program

SPSS. Adapun hipotesis yang diajukan adalah H0 dan H1 dengan rincian di bawah.

Page 59: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

41

H0 : Tidak ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah

menggunakan produk Draf I LKS hasil pengembangan.

H1 : ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan produk Draf I LKS hasil pengembangan.

Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 % (α = 0,005),

dengan ketentuan tolak H0 jika nilai sig < 0.05 sedang untuk kondisi sebaliknya

terima H0.

c) Interpretasi keefektivan awal

Dalam penelitian ini Produk awal dinyatakan efektif apabila hasil uji statistik

menghasilkan data tidak mendukung untuk terima H0 yang berarti terima H1

dalam artian hasil uji menunjukkan ada perbedaan rerata secara signifikan antara

hasil pretest dan postttest.

c. Kepraktisan Awal Produk LKS Hasil Pengembangan

Deskripsi kepraktisan awal diperoleh melalui angket satu lawan satu yang

diberikan setelah uji coba kelompok kecil. Deskripsi ini diperoleh dari mengukur

kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk. Hasil angket kemudian

dianalisis menggunakan metode deskriptif. Teknik analisis data hasil uji satu

lawan satu dihitung dengan persamaan yang diadaptasi dari Ratumanan & Laurens

(2011) berikut ini:

= ℎℎ 100%

Page 60: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

42

Teknik analisis data hasil uji satu lawan satu ditafsirkan dengan kriteria sesuai

Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Tafsiran persentase angket menurut Arikunto (2010)Persentase (%) Kriteria

80,1-100 Sangat tinggi60,1- 80 Tinggi40,1-60 Sedang20,1-40 Rendah0,00-20 Sangat rendah

Produk awal dikatakan praktis bila hasil analisis angket uji satu lawan satu

minimal berkategori Tinggi.

5. Revisi Produk Uji Awal (Main Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan Draf I berdasarkan hasil uji validasi ahli dan

uji coba kelompok kecil pada tahap uji coba lapangan awal. Draf I yang telah

diperbaiki selanjutnya dicetak dan menjadi produk revisi siap diuji coba yang

disebut Draf II.

6. Uji Coba Produk (Main Field Test)

Langkah ini merupakan uji coba produk dalam pembelajaran. Uji coba ini

selanjutnya disebut uji keterlaksaan produk yang berfungsi mengukur aspek

kevalidan empiris, kepraktisan, dan efektivitas. Kevalidan empiris diperoleh

melalui kendala yang dihadapi terhadap LKS.

Aspek kepraktisan terukur melalui respon siswa. Selain itu, ditinjau dari

keterlaksanaan pembelajaran, maka LKS yang berkualitas harus bisa diterapkan

dalam proses pembelajaran sesuai dengan durasi yang telah ditentukan dalam

Page 61: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

43

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan pendapat Nasika

(2012) yang menyatakan kepraktisan dapat diukur dari tingkat keterlaksanaan

pembelajaran di kelas sesuai dengan (RPP) yang telah dibuat yang dinilai oleh

observer. Aspek efektivitas diukur berdasarkan data hasil pretest dan posttest

siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan. LKS

dikatakan efektif manakala hasil analisis statistik data pretest dan posttest

menunjukkan ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

a. Kevalidan Empiris Produk Hasil Pengembangan

Validasi empiris dilakukan dengan menganalisis kekurangan LKS yang terjadi

pada saat uji coba produk.

b. Keefektivan Akhir Produk LKS Hasil Pengembangan

Uji coba produk dilakukan dengan menggunakan model quasi-experimental

designs dengan tipe pretest-posttest design. Quasi-experimental designs

dilakukan sebab di lingkungan sekolah tidak memungkinkan untuk dilakukan

true-experimental sebab menggangu proses pembelajaran (Creswell, 2012). Hal

ini dikarenakan dalam true-experimental anggota kelas eksperimen dan kontrol

harus dipilih secara acak, sehingga bisa saja anggota kelas eksperimen dan kontrol

berasal dari semua kelas yang akhirnya mengganggu jadwal pelajaran di kelas

masing-masing. Sementara dalam quasi-experimental designs, kelas eksperimen

dan kontrol cukup diacak secara klasikal saja (Cohen, Manion, dan Morrison,

2007). Adapun desain pretest-posttest design menurut Creswell (2012)

ditunjukkan pada Gambar 3.3 berikut.

Page 62: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

44

Select Control Group Pretest (X1) No Treatment Posttest (X2)

Select ExperimentalGroup

Pretest (Y1) ExperimentalTreatment

Posttest (Y2)

Gambar 3.3. Quasi-experimental designs dengan tipe pretest posttest designmenurut Creswell (2012)

Berdasarkan Gambar 3.3 langkah awal yang dilakukan adalah menentukan kelas

eksperimen dan kontrol. Sebelum diberi perlakuan, kelas eksperimen dan kontrol

mendapat tes awal (pretest) sehingga diperoleh nilai pretest. Nilai pretest untuk

kelas eksperimen disimbolkan dengan Y1 dan nilai pretest untuk kelas kontrol

disimbolkan dengan X1. fungsi pretest ini untuk mengetahui penguasaan awal

siswa terhadap konsep, kemampuan dasar matematika, dan kemampuan berpikir

kritis. Tahap selanjutnya, sampel diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan

IBL menggunakan LKS hasil pengembangan untuk kelas ekperimen dan

pembelajaran IBL tanpa LKS hasil pengembangan untuk kelas kontrol. Setelah

diberi perlakuan, kedua kelas diberi tes akhir (posttest) sehingga diperoleh nilai

posttest Y2 untuk kelas eksperimen dan X2 untuk kelas kontrol. Hal ini berfungsi

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis.

Adapun lokasi, populasi, dan sampel uji coba produk sebagai berikut:

1) Lokasi, Populasi, dan Sampel Uji Coba Produk

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bandar Lampung yang berada

di kota Bandar Lampung. Populasi didefinisikan sebagai semua anggota dari

setiap kelas yang didefinisikan, baik berupa orang-orang, peristiwa, atau benda

(Ary, 2010). Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas

Page 63: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

45

XI IPA SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2018-2019 yang terdiri

dari 3 kelas. Sampel adalah sebagain dari populasi (Ary, 2010). Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini cluster random sampling, yakni teknik

pengambilan sampel dimana peneliti memilih sejumlah kelas suatu sekolah

secara acak (Cohen, Manion, dan Morrison, 2007). Sampel yang terpilih dalam

penelitian ini adalah Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.

2) Analisis Data Keefektivan Akhir

Efektivitas akhir diperolah dengan melakukan beberapa uji statistik diantaranya:

a) uji paired sample t-test antara hasil pretest dengan posttest pada kelas

eksperimen dan kontrol.

b) Uji independent sample t-test terhadap nilai posttest kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

c) Uji N-gain yang selanjutnya dilakukan uji independent sample t-test terhadap

N-gain kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

d) Perhitungan effect Size.

Adapun langkah awal yang dilakukan sebelum uji paired sample t-test dan uji

independent sample t-test adalah uji normalitas data. Hipotesis yang diajukan

dalam uji ini adalah H0 dan H1 dengan rincian sebagai berikut:

H0 : Data sampel berdistribusi normal

H1 : Data sampel tidak berdistribusi normal

Page 64: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

46

Kriteria pengambilan keputusan dalam taraf nyata α = 0,05, tolak H0 jika nilai sig.

yang dihasilkan kurang dari 0,05 (H0 ditolak jika sig. < α). Jika data berdistribusi

normal maka selanjutnya dilakukan uji yang sesuai.

a) Uji Paired Sample T-test

Uji ini juga bertujuan melihat apakah ada perbedaan rerata masing-masing kelas

uji coba sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hal ini dengan membandingkan

rerata pretest dengan posttest pada masing-masing kelas uji coba. Uji ini

dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol menggunakan program SPSS.

Hipotesis yang diajukan pada masing-masing kelas uji coba adalah H0 dan H1,

dengan rincian sebagai berikut.

Hipotesis untuk kelas eksperimen

H0 : Tidak ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah

menggunakan produk LKS hasil pengembangan.

H1 : ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan produk LKS hasil pengembangan.

Hipotesis untuk kelas kontrol

H0 : Tidak ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah

pembelajaran tanpa menggunakan produk LKS hasil pengembangan.

H1 : ada perbedaan rerata hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

tanpa menggunakan produk LKS hasil pengembangan.

Page 65: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

47

Keputusan diambil pada taraf nyata 5% (α = 0,05), dengan ketentuan jika nilai sig

> 0.05 , maka data mendukung untuk terima H0. Akan tetapi, jika niali sig < 0.05 ,

maka data tidak mendukung untuk terima H0.

b) Uji Independent Sample T-test

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan

kontrol, baik untuk nilai pretest dan posttest. Uji ini dilakukan menggunakan

program SPSS, dengan tahapan uji sebagai berikut.

(1) Uji homogenitas

Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0 : Semua populasi mempunyai variansi yang sama.

H1 : Tidak semua populasi mempunyai variansi yang sama.

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : σ12 - σ2

2 =0

H1 : σ12 - σ2

2 ≠0

Keterangan:

1 = Pembelajaran dengan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilandasar matematika (kelas eksperimen)

2 = Pembelajaran tanpa LKS berbasis IBL berbantuan keterampilandasar matematika (kelas kontrol)

Keputusan diambil pada taraf nyata α = 0,05, dengan ketentuan tolak H0 jika

sig.< α.

Page 66: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

48

(2) Uji-t nilai pretest dan posttest

Hipotesis yang diajukan untuk nilai pretest adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak ada perbedaan rerata pretest antara siswa kelas eksperimen dan

kontrol.

H1 : ada perbedaan rerata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kontrol.

Hipotesis yang diajukan untuk nilai posttest sebagai berikut.

Ho : Tidak ada perbedaan rerata hasil belajar antara kelas yang menerapkan

dan tidak menerapkan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilan dasar

matematika.

H1 : ada perbedaan rerata hasil belajar antara kelas yang menerapkan dan

tidak menerapkan LKS berbasis IBL berbantuan keterampilan dasar

matematika.

Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut (1 untuk kelas eksperimen

dan 2 untuk kelas kontrol).

H0 : = 2H1 : 1 ≠ 2

Keputusan diambil pada taraf nyata α = 0,05, dengan ketentuan tolak H0 jika

sig.< α. Namun apabila hasil uji normalitas data menunjukkan data tidak

berdistribusi normal maka digunakan uji beda Mann Whitney.

Page 67: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

49

c) Uji Gain Ternormalisasi

Efektivitas LKS hasil pengembangan dapat dilihat dari peningkatan kemampuan

berpikir kritis sebelum dan setelah menggunakan LKS hasil pengembangan pada

kelas eksperiman dan kontrol. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan uji

gain. Menurut Hake (1999) peningkatan pretest dan posttest dapat dihitung

dengan menggunkaan persamaan sebagai berikut:

< g > = (% < > −% < )(100 −% < >)Keterangan:

<g> = faktor gain<Si> = skor rata-rata tes awal<Sf> = skor rata- rata tes akhir

Kriteria faktor gain <g>:

<g> > 0,7 = tinggi0,3 ≤ <g> ≤ 0,7 = sedang<g> < 0,3 = rendah

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan N-gain kelas eksperimen dan kontrol,

dilakukan uji independent sample t-test dengan syarat data N-gain kedua kelas

berdistribusi normal. Jika data tidak normal maka dilakukan uji mann whitney.

Hal mengenai uji tersebut sebagai berikut.

Hipotesis yang diajukan dalam uji ini sebagai berikut.

Ho : Tidak ada perbedaan rerata N-gain kelas eksperimen dan kontrol.

H1 : ada perbedaan rerata N-gain kelas eksperimen dan kontrol.

Hipotesis statistik dalam uji ini yaitu H0 : = 2 dan H1 : 1 ≠ 2. Keputusan

diambil pada taraf nyata α = 0,05, dengan ketentuan tolak H0 jika sig.< α.

Page 68: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

50

d) Effect Size

Jika hasil uji gain ternormalisasi menunjukkan adanya peningkatan pada setiap

indikator berpikir kritis, maka selanjutnya akan dicari ukuran efek (effect size)

dari LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika. Menurut

Olejenik dan Algina (2003) effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek

suatu variabel terhadap variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan yang

bebas dari pengaruh besarnya sampel. Sementara menurut Huck (2008) dan

Moore (2007) menyatakan bahwa effect size dapat dianggap sebagai ukuran

kebermaknaan hasil penelitian dalam paparan praktis. Effect size dapat dihitung

menggunakan persamaan Cohen, Manion, & Morrison (2007) berikut.

= ̅ − ̅Dengan SDPooled dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut:

= ( − 1) 2 + ( − 1) 2+ − 2Keterangan:

d = Effect size= Rerata kelas eksperimen= Rerata kelas kontrol= Standar deviasi gabungan kelas kontrol dan eksperimen= Standar deviasi kelas eksperimen= Standar deviasi kelas kontrol= Jumlah sampel kelas eksperimen= Jumlah sampel kelas Kontrol

Dalam penelitian ini hasil perhitungan effect size diinterpretasikan menggunakan

kriteria Cohen, Manion, & Morrison (2007) seperti pada Tabel 3.5 berikut

Page 69: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

51

Tabel 3.5. Kriteria effect sizeNo Nilai Effect Size Kategori1 0,00 - 0,20 Weak Effect/Efek Lemah2 0,21 - 0,50 Modest Effect/Efek Sedang3 0,51 - 1,00 Moderate Effect/Efek Kuat4 > 1,00 Strong Effect/Efek Sangat Kuat

c. Kepraktisan Akhir Produk LKS Hasil Pengembangan

Deskripsi ini diperoleh melalui agket respon siswa dan observasi keterlaksanaan

pembelajaran. Adapun rincian keduanya sebagai berikut;

1) Angket Respon Siswa

Angket ini berisi respon siswa terhadap bahasa, penulisan, tampilan, isi, manfaat

LKS dan IBL yang digunakan dalam pembelajaran. Teknik analisis data hasil uji

validasi ahli dihitung dengan persamaan yang diadaptasi dari Ratumanan & Laurens

(2011) berikut ini:

= ℎℎ 100%Teknik analisis data hasil angket respon ditafsirkan dengan kriteria sesuai Tabel

3.4 di atas.

2) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Instrumen ini digunakan untuk mengobservasi keterlaksaan pembelajaran oleh

observer. Lembar ini berisi penilaian observer terhadap keterlaksanaan

pembelajaran dan ketepatan durasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang

tertulis dalam RPP. Teknik analisis data hasil observasi uji keterlaksanaan LKS

dalam pembelajaran sesuai keterlaksanaan tahapan pembelajaran dalam RPP.

Page 70: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

52

Masing-masing aspek diberikan skor 0 jika tahapan pembelajaran tidak terlaksana

dan skor 1 jika tahapan pembelajaran terlaksana, dan skor total keterlaksanaan

pembelajaran dihitung dengan persamaan yang diadaptasi dari Ratumanan &

Laurens (2011) berikut ini:

= ℎ ℎ ℎ ℎ 100%Kriteria hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran ditafsirkan menggunakan Tabel

3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Kriteria keterlaksanaan pembelajaranSkor Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

p ≥ 90 Sangat Baik80 ≤ p < 90 Baik70 ≤ p < 80 Cukup60 ≤ p < 70 Kurang

p < 60 Sangat KurangDiadaptasi dari Sudjana (2005)

3) Interpretasi Kepraktisan Akhir.

Produk Draf II LKS Hasil pengembangan dinyatakan praktis apabila hasil analisis

respon siswa minimal berkategori tinggi dan analisis hasil observasi

keterlaksanaan berkategori minimal baik.

7. Revisi Produk Akhir (Operational Product Revision)

Langkah ini merupakan perbaikan kembali setelah dilakukan tahap keenam dalam

penelitian ini. Perbaikan ini mengacu pada data hasil uji coba produk, sehingga

diyakini lebih memantapkan produk yang dikembangkan. Hasil revisi produk ini

merupakan produk akhir dalam penelitian ini.

Page 71: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

53

C. Istrumen Penelitian

Kriteria pengembangan Nieveen (1999) dalam rangka menghasilkan produk yang

berkualitas harus memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan.

Tabel 3.7. Daftar instrumen penelitian

No Variabel Instrumen Tujuan AnalisisDasar

Keputusan(Jika)

1 Kevalidan Angket UjiValidasi

Validasiproduk (desain,isi, konstruk)

Deskripsi Berkategorivalid atau

sangat valid

2 Kepraktisan Angket ujilawan satu

Kemenarikan,kemudahan,dankemanfaatan

Deskripsi Berkategoritinggi atau

sangat tinggi

Angket responsiswa

Respon Siswa Deskripsi Berkategoritinggi atau

sangat tinggi

Lembarobservasiketerlaksanaan

Keterlaksanaanpembelajaran

Deskripi Berkategribaik atau

sangat baik

3 Keefektivan Soal Pretestdan Posttest

Peningkatanberpikir kritis

Paired sample t-test(pretest vs posttest

UKK)

terima H1

Independen sample t-test (pretest E VS Kdan posttest E VS K)

terima H1

N-gain E VS K Berkategorisedang atau

tinggi

Independen sample t-test (N-gain E VS K)

terima H1

Keterangan: UKK = uji kelompok Kecil, E = kelas eksperimen, K = kelaskontrol, dan VS = versus/lawan.

Oleh karenanya, dalam penelitian ini produk yang dihasilkan diuji untuk

memenuhi ketiga aspek itu. Uji yang dilakukan membutuhkan instrumen

penelitian yang sesuai yang telah dipaparkan sebelumnya. Rekapitulasi instrumen

peneltian ditunjukkan dalam Tabel 3.7 di atas.

Page 72: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

118

V. SIMPULAN DAN SARAN

Adapun simpulan dan saran yang dihasil sebagai berikut.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat dituliskan beberapa simpulan:

1. LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika untuk

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis telah memenuhi kriteria kevalidan,

dengan deskripsi hasil uji validasi ahli menyatakan valid.

2. LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika untuk

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis telah memenuhi kriteria

kepraktisan, dengan deskripsi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran

menyatakan sangat baik dan angket respon siswa berkategori sangat tinggi.

3. LKS menggunakan IBL berbantuan keterampilan dasar matematika untuk

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis telah memenuhi kriteria

keefektifan, dengan deskripsi; rerata N-gain kelas eksperimen lebih besar dari

kelas kontrol secara signifikan, rerata N-gain per indikator berpikir kritis kelas

eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, dan effect size produk LKS hasil

pengembangan sangat kuat.

Page 73: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

119

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan temuan lapangan yang sudah dipaparkan, jika

kondisi siswa dalam pembelajaran fisika memiliki keterampilan berpikir kritis dan

matematika rendah maka sebaiknya diterapkan LKS menggunakan IBL

berbantuan keterampilan dasar matematika seperti yang peneliti kembangkan ini.

Namun dalam pengembangannya perlu dibuat panduan rumusan masalah berupa

pertanyaan pembantu yang runtut termasuk ruang untuk mengakomodir data

kuantitatif yang diperoleh melalui penyajian dan penggalian fenomena

pembelajaran yang dimuat.

Page 74: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

120

DAFTAR PUSTAKA

Alberta Education. (2004). Focus On Inquiry: A Teacher's Guide to ImplementingInquiry-Based Learning. Retrieved September 07, 2016, from Edmonton,AB: Alberta Education: http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/curriculum/bySubject/ focusoninquiry. pdf.

Al-Omari, W., & Miqdadi, R. (2014). The Epistemological Perceptions of theRelationship between Physics and Mathematics and Its Effect on Problem-Solving among Pre-Service Teachers at Yarmouk University in Jordan.International Education Studies, 7 (5), 39 - 47. http://dx.doi.org/10.5539/ies.v7n5p39.

Anderson, O., & Krathwohl, D. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, andAssesing: a revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. NewYork: Longman.

Anonim. Cara Melakukan Uji Reliabilitas Alpha Cronbach’s dengan SPSS.Diakses 16 Mei 2019, dari www.spssindonesia.com: dipetik darihttps://www. spssindonesia. com/2014/01/uji-reliabilitas-alpha-spss.html.

Anonim. Cara melakukan Uji Validitas Product Moment dengan SPSS. diakses 16Mei 2019, dari www.spssindonesia.com: Dipetik pada https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Taktik Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.

Ary, D., Jacobs, L.C., Sorensen, C., & Razavieh, A. (2010). Inroduction toResearh in Education (8th ed). Belmont: Cengage Learning.

Asyar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GaungPersada Press.

Page 75: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

121

Ataide, A., & Greca, I. (2013). Epistemic Views of the Relationship BetweenPhysics and Mathematics: Its Influence on the Approach of UndergraduateStudents to Problem Solving. Sci & Educ, 22:1405–1421. http://dx.doi.org/10.1007/s11191-012-9492-2.

Bailin, S. (2002). Critical thinking and science education. Science & Education,11(4):361-375..http://www.elainegalvin.ie/wp-content/uploads/2014/09/critical-thinking-and-science-education.pdf.

Bachtold, M. (2013). "What do students "construct" according to constructivismin science education?". Research in Science Education. 43 (6): 2477 96.Bibcode:2013RScEd..43.2477B. doi:10.1007/s11165-013-93697.

Bransford, J. D., Brown, A. L., and Cocking, R. R., Ed. (2000). How PeopleLearn: Brain, Mind, Experience, and School. Washington: NationalAcademy Press.

Bruner, J. (1990). Acts of Meaning. Cambridge, Mass.: Harvard University Press.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah: StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar SMA?MA. Jakarta: BSNP.

Ciardiello, A. V. (2003). “To wander and wonder”: Pathways to literacy andinquiry through question-finding. Journal of Adolescent and AdultLiteracy 47, 228-239.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research Methods in Education.New York: Routledge.

Coon, D. (1989). Introduction to Psykology. New York: West PublishingCompany.

Creswell, J. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and EvaluatingQuantitative and Qualitative Research . Boston: Pearson Educating, Inc.

Damayanti, D., Ngazizah, N., & Setyadi K, E. (2013). Pengembangan LembarKerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing UntukMengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada MateriListrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran2012/2013. Radiasi, 3(1): 6 - 11. Dipetik 24 Agustus 2016, dari http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/658.

Darmojo, & Kaligis, J. (1993). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Dirjen Diktidepdikbud.

Page 76: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

122

Dewey, J. (1933). How We Think: A restatement of the relation of reflectivethinking to the educative process. Boston: D.C. Heath.

Dewey, J. (1997). How We Think. New York: Dover Publications

Dewi, K., Sadia, I. W., & Riatiati, N.P. (2013). Pengembangan PerangkatPembelajaran IPA Terpadu Dengan Setting Inkuiri Terbimbing UntukMeningkatkanpemahaman Konsep Dan Kinerja Ilmiah Siswa. e-JournalProgram Pascasarjana Universitas Pendidikan GaneshaProgram StudiPendidikan IPA, 3. Dipetik 26 Juli 2019, dari http://119.252.161.254/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/548/340.

Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dori, Y. J., & Herscovitz, O. (1999). Question-posing capability as an alternativeevaluation method: Analysis of an environmental case study. Journal ofResearch in Science Teaching, 36 (4): 411–430.

Ennis, R. (1985). Goals for a Critica Thinking Curriculum. In Costa, DevelopingMinds: A Resource Book for Teaching Thinking (pp. 63-66). Alexandria:Association for Supervision and Curriculum Development.

Forum Koordinasi Nasional PUS. (2013). Laporan Tahunan Pendidikan UntukSemua tahun 2012. Jakarta: Forkonas PUS.

Frensch, P., & Funke, J. (2002). Thinking and Problem Solving. In Experimentalpsychology and its implications for human development. Encyclopedia oflife support systems (EOLSS), developed under the auspices of theUNESCO. Oxford,UK: Eolss Publishers.

Gall, M., Gall, J., & Borg, W. (2003). Educational Research An IntroductionSeventh Edition. New York: Pearson Eduction, Inc.

Gazzaniga, M. S., & Heatherton, Todd F. (2003). Psychological Science Mind,Brain, and Behavior. New York: W. W. Norton & Company.

Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. Unpublished.[online]. Dipetik6 September 2016, dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain. pdf.

Hapsari, M. J. (2011). Upaya Meningkatkan Self-Confidence Siswa DalamPembelajaran Matematika Melalui Model Inkuiri Terbimbing. JurnalProsiding ISBN, 978-979. Dipetik 26 Juli 2019, dari https://core.ac.uk/download/pdf/11064949.pdf.

Page 77: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

123

Huck, S. W. 2008. Reading Statistics and Research (5th ed.). Boston:Pearson/Allyn and Bacon.

Jannah, M., Sugianto, & Sarwi. (2012). Pengembangan Perangkat PembelajaranBerorientasi Nilai Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing Materi CahayaPada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of InnovativeScience Education, 1(1). Dipetik 26 Juli 2019, dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise/article/download/45/34.

Jaya, I. M., Sadia, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2014). Pengembangan PerangkatPembelajaran Biologi Bermuatan Pendidikan Karakter Dengan SettingGuided Inquiry Untuk Meningkatkan Karakter Dan Hasil Belajar SiswaSMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan GaneshaProgram Studi IPA, 4. Dipetik 26 Juli 2019, dari http://119.252.161.254/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/1065/813.

Kirschner, P. A., Sweller, J., & Clark, R. E. (2006). Why Minimal GuidanceDuring Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure ofConstructivist, Discovery, Problem-Based, Experiential, and Inquiry-Based Teaching. Educational Psychologist, 41 (2): 75 – 86. Dipetik 1Agustus 2016, dari http://www.cogtech.usc.edu/publications/kirschner_Sweller_Clark.pdf.

Kristanto, Y. E., & Susilo, H. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPASiswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 22(2),197-208. Dipetik 26 Juli 2019, dari http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/download/7750/3569.

Kusmana. (2008). Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan "Media AnalisisRuang" Pada Pokok Bahasan Vektor. Tesis. Semarang: UNNES. Dipetik28 Agustus 2016, dari http://lib.unnes.ac.id/16792/1/4001506029.pdf.

Madhuri, G., Kantamreddi, V., & Prakash, L. (2012). Promoting higher orderthinking skills using inquiry-based learning. European Journal ofEngineering Education, 37 (2): 117–123, http://dx.doi.org/10.1080/03043797.2012.661701.

Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkahpemilihan media dan implementasinya dalam pembelajaran). An-Nida', 37(1), 27-34. Dipetik 26 Juli 2019, dari http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310.

Page 78: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

124

Margiastuti, S. N., Parmin, & Pamelasan, S.D. (2015). Penerapan Model GuidedInquiry Terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa PadaTema Ekosistem. Unnes Science Education Journal , 4(3). Dipetik 26 Juli2019, dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/download/8859/5793.

Marrysca, A., Surantoro, & Ekawati, E. (2013). Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)Berbantuaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Berkarakter Untuk MeningkatkanAktivitas Belajar Dan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa. JurnalPendidikan Fisika, 1(2): 6-11. Dipetik 2 September 2016, darihttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/view/2795/1911.

Moore, B., & Parker, R. (2009). Critical Thinking 9th Edition. New York:MCGraw-Hill Companies, Inc.

Moore, D. S. (2007). The Basic Practice of Statistics (4th ed.). New York: W.H.Freeman and Co.

Nasika, F. (2012). Pengembangan Student’s Worksheet Dengan PenemuanTerbimbing Pada Materi Teorema Pythagoras. Jurnal Mathedunesa,1(1):1-8. Dipetik 5 September 2016, dari http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/245/394.

Nieveen N. (1999) Prototyping to Reach Product Quality. In: van den Akker J.,Branch R.M., Gustafson K., Nieveen N., Plomp T. (eds) DesignApproaches and Tools in Education and Training. Springer, Dordrecht

Novia, R., Hufri, & Dwiridal, L. (2017). Pengembangan LKPD BerorientasiInkuiri Terbimbing Pada Materi Momentum, Impuls, Dan TumbukanUntuk Siswa SMA/MA Kelas X. Pillar of Physics Education, (10): 97-104. Dipetik 26 Juli 2019, dari http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/viewFile/2564/2063

Nuangchalerm, P. (2014). Inquiry-based Learning in China: Lesson learned forSchool Science Practices. Asian Social Science, 10 (13):64-70. http://dx.doi.org/10.5539/ass.v10n13p64.

Olatoye, R. (2007). Effect of Further Mathematics on Students’ Achievement inMathematics, Biology, Chemistry and Physics.Internaitonal. Journal ofEnvironmental & Science Education, 2(2):48-53. Dipetik 1 September2016, dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ901266.pdf.

Page 79: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

125

Olejnik, S., & Algina, J. (2003). Generalized Eta and Omega Squared Statistics:Measures of Effect Size for Some Common Research Design.Psycological Methods, 8(4):434-447. http://dx.doi.org/10.1037/1082-989X.8.4.434.

Papalia, D. E., & Olds, S. W. (1985). Psychology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Pedaste, M., Mäeots, M., Siiman, L. A., De Jong, T., Van Riesen, S. A., Kamp, E.T., & Tsourlidaki, E. (2015). Phases of inquiry-based learning: Definitionsand the inquiry cycle. Educational research review, 14, 47-61.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasardan Menengah .

Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Tentang Kompetensi Inti dan KompetensiDasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar danMenengah .

Piaget, J. (1972). The Psychology of the Child. New York: Basic Books.

PIRLS. (2012). PIRLS 2011 International Results in Reading. BOSTON: TIMSS& PIRLS International Study Center and International Association for theEvaluation of Educational Achievement (IEA).

PISA. (2012). PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds know and whatthey can do with what they know. Paris: Organisation for Econimics Co-operation and Development (OECD).

Plomp, T. (2013). Educational Design Research: An Introduction. In T. Plomp, &N. Nieveen, Educational Design Research, Part A: An introduction (pp.11-50). Enschede, the Netherlands: SLO.

Pramono, H. (2008). Efektivitas Pembelajaran Fisika Dengan Strategi InkuiriDikemas Dalam CD Interaktif. Tesis. UNNES.

Prasetyo, D. A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri UntukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi MemeliharaKomponen Sistem Bahan Bakar Bensin. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin,15(2): 82-86. Dipetik 26 Juli 2019, dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/viewFile/9171/5988.

Prince, M. J. and R. M. Felder (2006). Inductive teaching and learning methods:Definitions, comparisons, and research bases. Journal of EngineeringEducation 95, 123-138.

Page 80: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

126

Priyanti, N. P. T., Sadia, I. W., & Suastra, I. W. (2015). Pengembangan PerangkatPembelajaran Fisika SMA Bermuatan Karakter Dengan Setting ModelPembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan UntukMeningkatkan Karakter dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5.Dipetik 26 Juli 2019, dari http://119.252.161.254/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/1568/1224.

Qing, Z., Jing, G., & Yan, W. (2010). PromotingPreserviceTeachers' CriticalThinking Skills by Inquiry-Based Chemical Experiment. Procedia Socialand Behavioral Sciences, 2: 4597-4603; doi:10.1016/j.sbspro.2010.03.737.

Quale, A. (2011). On the Role of Mathematics in Physics. Science and Education,20 (3): 359 - 372. http://dx.doi.org/10.1007/s11191-010-9278-3.

Rahma, A. N. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model InkuiriBerpendekatan SETS Materi Kelarutan Dan Hasilkali Kelarutan UntukMenumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Empati Siswa TerhadapLingkungan. Journal of Educational Research and Evaluation, 1(2).Dipetik 26 Juli 2019, dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere/article/download/799/825.

Ratumanan, T. G., & Laurens, T. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Unesa University Press.

Riawan, A., & Suyatna, A. (2015, October). The Description of Learning Physicsin High School of Bandar Lampung City: Perspectives of Inquiry.In Proceeding International Seminar on Mathematics, Science, andComputer Science Education (MSCEIS) 2015 (pp. 275-280). Faculty ofMathematics and Science Education Universitas Pendidikan Indonesia.

Riyadi, U. (2008). Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan LaboratoriumUntuk meningkatkan keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pokok BahasanFluida Statis. Tesis. Semarang: PPs UNNES.

Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi BagiGuru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif danBerkualitas. Jakarta: Prenada Media.

Rusilowati, A. (2006). Profil Kesulitan Belajar Fisika Pokok Bahasan KelistrikanSiswa SMA Kota Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,4(2):100-106. Dipetik 4 September 2016, dari https://www.dropbox.com/s/h7nzxn7h17x2eai/jppendidikandd060005.pdf?dl=0.

Page 81: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

127

Sadler, P., & Tai, R.H. (2001). Success in Introductory College Physics: The Roleof High School Preparation. Science Education, 85 (2): 111-136. Dipetik 6September 2016, dari https://www.cfa.harvard.edu/smg/ficss/ research/articles/jrst_success_in_intro.pdf.

Santrock, J. W. (2005). Psycology Updated seventh Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.

Satria, Purnomo, T., & Martini. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks)Berorientasi Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir KritisSiswa Smp Kelas IX Pada Tema Virgin Coconut Oil (Vco). JurrnalPendidikaan Sains e-Pensa, 02(01): 89-94. Dipetik 26 Juli 2019, darihttps://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/7146.

Semela, T. (2010). Who is joining physics and why? Factors influencing thechoice of physics among Ethiopian university students. InternationalJournal of Environmental & Science Education, 5 (3):319-340. Dipetik 7September 2016, Dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ895741.pdf.

Septiani, M. A., Purwoko, & Aisyah, N. (2012). Penerapan Strategi Inquiry BasedLearning dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VII SMPNegeri 45 Palembang. Seminar Nasional Matematika dan PendidikanMatematika, 10 November 2012 (pp. 80-90). Yogyakarta: UNY. Dipetik 9September 2016, dari http://eprints.uny.ac.id/7495/1/P%20-%209.pdf.

Spronken S, R., & Walker, R. (2010). Can inquiry-based learning strengthen thelinks between teaching and disciplinary research? Studies in HigherEducation, 35 (6): 723-740, http://dx.doi.org/10.1080/03075070903315502.

Steed, C. (2009). Inquiry-based learning: personalisation or the rehabilitation ofhuman value. The Curriculum Journal, 20 (4): 465 - 475, http://dx.doi.0rg/10.1080/09585170903438633.

Sternberg, R. (1986). Critical Thinking: Its Nature, Measurement, andimprovement. Washington DC : National Institute of Education.

Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensido Offset.

Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil Belajar-Mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Page 82: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

128

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujadi. (2002). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunyono. (2008). Development Of Student Worksheet Base on Environment toSains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.International Seminar of Science Education (pp. 1-12). Bandung: UPI.

Suyatna, A. (2015). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana untukMenumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap, dan Bertindak Ilmiah.Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Pendidikan IPAFKIP UNILA, 4 Agustus 2015 (pp. 1-27). Bandar Lampung: UNILA.

Syah, M. (2012). Psikology Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Paradigma Pendidikan. (2010). Paradigma Pendikan Nasional Abad XXI.Jakarta: BSNP.

TIMSS. (2012). TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Boston:TIMSS & PIRLS International Study Center and International Associationfor the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Töman, U., Akdeniz, A., Çimer, S., & Gürbüz, F. (2013). Extended WorksheetDeveloped According To 5E Model Based on Constructivist LearningApproach. International Journal on New Trends in Education and TheirImplications, 4(4):173-183. Dipetik 5 September 2016, darihttp://files.eric.ed.gov/fulltext/ED566964.pdf.

Tzanakis, C. (2002). On The Relation between Mathematics and Physics inUndergraduate Teaching. Dipetik 10 September 2016, darihttp://www.math.uoc.gr/~ictm2/Proceedings/pap319.pdf.

Uhden, O., Karam, R., Pietroca, M., & Pospiech, G. (2012). ModellingMathematical Reasoning in Physics Education. Science & Education, 21(4): 485 - 506, http://dx.doi.org/10.1007/s11191-011-9396-6.

Unesco. (2000). The Dakkar Framework For Action Education For All: MeetingOur Collective Commitments. World Education Forum (pp. 15-17). Paris:Graphoprint.

Vygotsky, L.S. (1962) Thought and Language, Cambridge, MA: MIT Press.

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society. Cambridge, MA: Harvard UniversityPress.

Page 83: PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN INQUIRY-BASED LEARNING (IBL…digilib.unila.ac.id/58807/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-08-23 · pengembangan lks menggunakan inquiry-based

129

Wahyuni, S., Kosim, & Gunawan. (2018). Pengembangan PerangkatPembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Berbantuan EksperimenUntuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal PendidikanFisika dan Teknologi, 4(2). Dipetik 26 Juli 2019, dari http://eprints.unram.ac.id/11446/1/9.%20ARTIKEL%20JPFT_SRI%20WAHYUNI.pdf .

Wijayanti, P., Mosik, & Hindarto, N. (2010). Ekplorasi Kesulitan Belajar Siswapada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil BelajarMelalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisikaindonesia, 6 (1): 1-5. Dipetik 20 Agustus 2016, dari https://www.dropbox.com/s/1hzs56aab3zqy2m/jppendidikandd100148 .pdf?dl=0.

Willingham, D. (2007). Critical Thinking: Whay is it so Hard to Teach? AmericanEducator, 8-19. Dipetik 9 September2016, dari http://www.aft.org/sites/default/files/ periodicals/Crit_Thinking.pdf.

Winocur, S. (1985). Developing Lesson Plans With Cognitive Objectives. DalamCosta, Developing Minds: A Resource Book for TeachingThinking (hal. 95-98). Alexandria: Association for Supervision and CurriculumDevelopment.

Wyatt, S. (2005). Extending Inquiry-Based Learning to Include OriginalExperimentation. The Journal of General Education, 54(2):83-89.http://dx.doi.org/10.1353/jge. 2005.0024.

YouthLearn Initiative. (2009). A Guide to Inquiry-Based Learning. 44(1): 4-11.Dipetik, 29 Agustus 2016, dari http://www.youthlearn.org.