pengembangan lembar kerja siswa topik pemanasan …digilib.unila.ac.id/61696/12/tesis tanpa bab...

69
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN GLOBAL BERBASIS MODEL INQUIRY BASED-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOLABORASI SISWA SMP (Tesis) Oleh MUHAMMAD ANDI FIRMAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 10-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN

GLOBAL BERBASIS MODEL INQUIRY BASED-LEARNING

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KOLABORASI SISWA SMP

(Tesis)

Oleh

MUHAMMAD ANDI FIRMAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

iii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN

GLOBAL BERBASIS MODEL INQUIRY BASED-LEARNING

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KOLABORASI SISWA SMP

Oleh

Muhammad Andi Firman

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) topik

pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid, praktis dan

efektif dalam menumbuhkan keterampilan kolaborasi siswa SMP. Desain

penelitian dan pengembangan digunakan untuk menghasilkan produk berupa

LKS. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 3 dan

kelas VII 4 di SMP Negeri 1 Gunung Sugih yang keduanya merupakan kelas

eksperimen. Kevalidan LKS yang dikembangankan dilihat dari aspek substansi

dan konstruksi LKS. Kepraktisan LKS dilihat dari uji coba terbatas dengan

menggunakan satu kelas selain kelas sampel eksperimen. Keefektifan dilihat

berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer. Hasil Penelitian

menunjukan bahwa kevalidan aspek substansi dan konstruksi berkategori valid.

Peningkatan keterampilan kolaborasi pada pertemuan 1 dan 2, yaitu data

menunjukan pertemuan kedua lebih tinggi dibandingkan dengan pertemuan

pertama. LKS berbasis model inquiry based learning topik pemanasan

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

iv

Muhammad Andi Firman

global dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi efektif dengan melihat

persentase yang dihasilkan meningkat dengan kategori sangat baik terutama pada

aspek berkonstribusi dan manajemen waktu.

Kata Kunci: Lembar kerja siswa, inquiry based-learning, keterampilan kolaborasi

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

v

ABSTRACT

DEVELOPING OF STUDENT WORK SHEET ON GLOBAL WARMING

TOPICS BASED OF INQUIRY BASED-LEARNING MODELS TO

IMPROVING STUDENT COLLABORATION SKILLS

OF JUNIOR HIGH SCHOOL

By

Muhammad Andi Firman

This study aims to develop a student Work Sheet of global warming topics based

on inquiry-based learning models has valid, practical and effective in fostering the

collaboration skills of junior high school students. Research and development

design is used to produce products in the form of worksheets. The sample used in

this study was students of class VII 3 and class VII 4 in SMP Negeri 1 Gunung

Sugih, both of which were experimental classes. The validity of the developed

worksheet is seen from the aspect of substance and construction of the worksheet.

The practicality of LKS is seen from a limited trial using one class in addition to

the experimental sample class. The effectiveness is seen based on the observation

sheet which is assessed by the observer. The results showed that the validity of the

aspects of the substance and construction was valid. Improved collaboration skills

at meetings 1 and 2, namely the data showed the second meeting was higher than

the first meeting. Worksheet based inquiry based learning model on global

warming in improving effective collaboration skills by seeing the percentage

produced increases with excellent categories, especially in the aspects of

contributing and time management.

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

vi

Muhammad Andi Firman

Keywords : Student worksheets, inquiry-based learning, collaboration skills

Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

ii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN

GLOBAL BERBASIS MODEL INQUIRY BASED-LEARNING

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KOLABORASI SISWA SMP

Oleh

MUHAMMAD ANDI FIRMAN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Keguruan IPA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,
Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,
Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,
Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Harapan Mukti yang sekarang berada di Kabupaten

Mesuji pada tanggal 22 Oktober 1994. Penulis merupakan anak pertama dari

pasangan Bapak Sholihin (Alm) dan Ibu Sobiratun. Adapun penulis memiliki tiga

adik yaitu Muhammad Rizqi Maulana Hakin, Muhammad Fahrul Irham dan Zaura

Viqta Rima.

Pendidikan pertama penulis, yaitu di TK Kartika Harapan Mukti, penulis

kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 1 Harapan Mukti pada tahun

2007, pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Tanjung Raya lulus pada tahun

2010, dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Tanjung Raya lulus pada tahun

2013. Penulis memperoleh gelar sarjana di Program Studi Pendidikan Biologi di

Universitas Muhammadiyah Metro. Penulis menyelesaikan gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2017.

Tahun 2017 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program Pascasarjana Magister

Keguruan IPA di Universitas Lampung. Selama menjadi Mahasiswa di program

Magister Keguruan IPA penulis pernah menulis artikel yang diseminarkan pada

seminar internasional ICMScE (International Conference on Mathematics and

Science Education) yang diselenggarakan oleh UPI (Universitas Pendidikan

Indonesia) tahun 2018 serta terbit di IOP Publishing sebagai Journal of Physics:

Conference Series tahun 2019.

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xi

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah atas segala yang diberikan oleh Allah SWT sehingga

penulis dengan bangga dan penuh rasa syukur dapat menyelesaikan tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati tesis ini dipersembahkan kepada:

1. Ayahanda Setia Budi dan Ibunda Sobiratun tercinta yang selalu

mencurahkan kasih sayang dan limpahan doa kepada penulis tanpa kenal

lelah, yang selalu membimbing, mendukung, memotivasi, dan

mengarahkan penulis agar dapat menjadi seseorang yang berhasil.

2. Ayahanda Sholihin (Alm) yang selalu menjadi semangat untuk

menyelesaikan tugas akhir.

3. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat dan selalu

mendo’akan penulis yang terbaik.

4. Para Dosen pembimbing, Dosen-dosen Magister Keguruan IPA telah

memberikan pelajaran berharga dan mengarahkan penulis selama ini

dalam proses belajar.

5. Julita Dewi yang selalu mendukung, mendengarkan keluh kesah dan

pemberi semangat penulis untuk menyelesaikan tesis.

6. Rekan-rekan seperjuangan di Magister Keguruan IPA angkatan 2017

7. Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xii

MOTTO

“Pahami dirimu, buatlah rencanamu, lakukan prosesmu, dan syukuri hasilmu”.

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xiii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

tesis ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Magister Keguruan IPA, Jurusan Pendidikan

MIPA, FKIP di Universitas Lampung. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW atas suri tauladan serta

syafa’atnya kepada manusia. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., selaku Direktur

Pascasarjana UNILA.

3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNILA.

4. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP UNILA.

5. Bapak Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Ketua Program Studi MKIPA

dan Penguji II.

6. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan

dalam membimbing dengan keikhlasan, motivasi dan nasihatnya.

7. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaan

dalam membimbing dengan keikhlasan, motivasi dan nasihatnya.Bapak

8. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Penguji I dan validator aspek

substansi LKS atas segala masukan, kritik dan saran, bimbingan untuk

produk yang dihasilkan.

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xiv

9. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si. selaku validator aspek konstruksi LKS

atas segala masukan, kritik dan saran, bimbingan untuk produk yang

dihasilkan.

10. Para dosen di Magister Keguruan IPA dan guruku atas ilmu, nasihat,

motivasi, dan arahan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

11. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

12. Ibu Yenni Yunartin, M.Pd sebagai validator oleh praktisi LKS atas segala

masukan, kritik dan saran, bimbingan untuk produk yang dihasilkan.

13. Bapak Hamzah, S.Pd., guru IPA di SMP Negeri 1 Gunung Sugih, atas

waktu dan kerjasamanya yang telah diberikan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

14. Teman-teman seperjuangan di MKIPA angkatan 5 (2017) yang selalu

saling memotivasi agar cepat menyelesaikan tugas kuliah dan tesis.

15. Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Akhir kata, Semoga Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua, semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2020

Penulis

Muhammad Andi Firman

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 11

B. Model Inquiry Based-Learning ............................................................ 14

C. Keterampilam Kolaborasi .................................................................... 18

D. LKS, Inquiry Based Learning dan Ketelampilan Kolaborasi .............. 23

E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 25

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................. 26

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 27

C. Prosedur Pengembangan ...................................................................... 28

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xvi

A. Instrumen Penelitian............................................................................. 35

B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38

C. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 67

II. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

LAMPIRAN

1. Kuisioner Analisis Kebutuhan Guru ......................................................... 86

2. Kuisioner Analisis Kebutuhan Siswa ........................................................ 91

3. Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru .................................................... 94

4. Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa .................................................. 97

5. Hasil Validasi Ahli Substansi .................................................................. 99

6. Hasil Validasi Ahli Konstruksi ................................................................ 104

7. Analisis Hasil Validasi Substansi oleh Ahli ............................................ 108

8. Analisis Hasil Validasi Konstruksi oleh Ahli .......................................... 111

9. Analisis Hasil Validasi Substansi oleh Praktisi ...................................... 114

10. Analisis Hasil Validasi Konstruksi oleh Praktisi ...................................... 117

11. Lembar Observasi Kolaborasi ................................................................... 120

12. Analisis Lembar Observasi Kolaborasi .................................................... 122

13. Buku Bimbingan Tesis .............................................................................. 126

14. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 131

15. Surat Balasan Izin Penelitian .................................................................... 132

16. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 133

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lima Levels Model Inquiry .................................................................... 18

2. Kategori Validitas Konstruksi dan Substansi ......................................... 42

3. Rublik Penilaian Aspek Kolaboratif ....................................................... 42

4. Konversi Skor Angket Kolaborasi ......................................................... 44

5. Draf LKS Model Inquiry Based-Learning Materi Pemanasan

Global dalam Menumbuhkan Keterampilan Kolaborasi ........................ 48

6. Revisi Bagian Konstruksi LKS ............................................................... 51

7. Revisi bagian substansi LKS .................................................................. 53

8. Hasil Angket Respon Siswa ................................................................... 57

9. Angket Respon Guru .............................................................................. 57

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tingkat Model Pembelajaran Sains Pengajaran........................................ 17

2. Langkah-langkah Pengembangan LKS berdasarkan R&D ....................... 28

3. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi Kelas VII2

pada Pertemuan pertama ........................................................................... 59

4. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi Kelas VII3

pada Pertemuan pertama ........................................................................... 60

5. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi Kelas VII2

pada Pertemuan Kedua.............................................................................. 61

6. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi Kelas VII3

pada Pertemuan Kedua.............................................................................. 62

7. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi Kelas VII2

dan VII3 pada Pertemuan Satu dan Dua yang Dilihat dari

Masing-masing Aspek .............................................................................. 64

8. Skor Rata-Rata Gabungan Keterampilan Kolaborasi Perkelas pada

LKS 1 dan LKS 2 ...................................................................................... 65

9. Persentase Rata-rata Keterampilan Kolaborasi dari Setiap Kelas ............ 66

10. Hasil Jawaban Siswa ................................................................................. 74

11. Catatan Siswa Saat Penayangan Video ..................................................... 74

12. Hasil Jawaban Siswa ................................................................................. 76

13. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 76

14. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 77

15. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 77

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi semakin

signifikan ketika dituntut untuk mempertemukan kebijakan pendidikan dengan

perubahan yang terjadi secara global atau internasional, hal ini akibat dari

globalisasi dan modernisasi (Luddin, 2008). Perlunya peningkatan pembangunan

dalam bidang pendidikan diharapkan mampu untuk mencapai kualitas pendidikian

yang baik. Tercapainya kualitas pendidikan yang baik diharapkan mampu

meningkatkan kualitas manusia dan martabat bangsa terutama bangsa Indonesia.

Penguatan kualitas sumber daya manusia menjadi penting untuk ditingkatkan

melalui pendidikan, dalam pendidikan nantinya dapat menyiapkan manusia yang

dapat berinteraksi dengan baik pada perdagangan secara global, investasi,

perjalanan, serta budaya yang populer pada era globalisasi. Globalisasi memiliki

dampak positif dan dampak negatif, dampak dari globalisasi tersebut yaitu

terjadinya perubahan tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik, pola hidup konsumtif, sikap

individualistik, gaya hidup kebarat-baratan serta kesenjangan sosial (Nurhaidah &

Musa, 2015). Terjadinya peningkatan arus globalisasi tentunya juga berdampak

pada kehidupan yang ada di bumi, pesatnya kemajuan dan teknologi mendorong

meningkatnya pertumbuhan industri dan sarana transportasi.

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

2

Peningkatan jumlah industri dan sarana transportasi di dunia teryata juga diikuti

oleh peningkatan penggunaan bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM).

Peningkatan penggunaan BBM terutama BBM dari fosil sudah barang tentu juga

akan meningkatkan gas karbon dioksida (CO2) sebagai gas hasil pembakaran dari

BBM fosil. Seperti diketahui gas CO2 adalah salah satu kompo-nen gas rumah

kaca, diperkirakan setiap tahun dilepaskan sekitar 18,35 miliar ton CO2 hal ini

mengakibatkan terjadinya pemanasan global (Ramlan, 2002). Dampak dari

pemanasan global tentu terjadinya peningkatan suhu global yang dapat merugikan

kehidupan mahluk hidup, sehingga pada era sekarang ini perlu adanya

pengetahuan tentang pemanasan global, dampaknya, serta pencegahan yang dapat

mengurangi terjadinya pemanasan global. Mencari solusi yang tepat untuk

mengatasi pemanasan global adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan

dan diajarkan sejak dini.

Melalui pendidikan diharapkan nantinya siswa sebagai calon masyarakat dapat

menyelesaikan atau mengurangi dampak dari pemanasan global dan secara

langsung dapat memberikan solusi yang baik dalam mengurangi pemanasan

global. Perlunya model pembelajaran yang tepat dalam menangani masalah

tersebut tentu juga menjadi fokus dalam penelitian dunia pendidikan, karena

dalam pendidikan harus menyiapkan orang-orang yang mampu membrikan solusi

yang baik agar dampak dari pemanasan global dapat diatasi atau dikurangi.

Keterampilan yang dikembangkan pada proses pembelajaran memang sangat

penting dalam mencapai susatu tujuan pembelajaran, akan tetapi proses pembela-

jaran juga sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelaja-

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

3

ran dalam pendidikan meliputi suatu proses interaksi antara individu dengan

lingkungan sekitarnya baik di dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat formal,

non formal, maupun informal. Melalui pendidikan diharapkan peserta didik

mampu mengembangkan potensi dan baik secara materi maupun kualitas dirinya

untuk mencapai kesejahteraan dalam bermasyarakat dan kehidupan berbangsa.

Pengembangan keterampilan-keterampilan menjadi penting dalam mengatasi

masalah-masalah yang ada saat ini, karena keterampilan yang ada pada paradigma

yang ditekankan sangat dibutuhkan saat ini, seperti masalah pemanasan global.

Keterampilan abad ke-21 dalam kurikulum tidak hanya bermanfaat bagi siswa dan

guru, tetapi juga diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda untuk karier

masa depan mereka (Alismail & McGuire, 2016). Di era pendidikan saat ini di

mana tes standar menentukan keberhasilan sekolah, penting untuk memungkinkan

kreativitas siswa dalam menggunakan kekuatan teknologi untuk mendukung

keterampilan yang diperlukan dan belajar dengan cara yang unik. Berdasarkan

pendapat tersebut bahwa pendidikan yang saat pada abad ini dipersiapkan untuk

mengembangkan keterampilan dalam penguasaan teknologi dan kreativitasnya

dalam mengatasi masalah yang ada da sebagai persiapan untuk mencapai sebuah

karir dimasa depan.

Kebutuhan dalam masyarakat untuk berpikir dan bekerja sama dalam isu-isu yang

menjadi perhatian kritis telah meningkat, menggeser penekanan dari upaya

individu menjadi kerja kelompok, dari kemandirian menjadi masyarakat (Laal,

Laal & Kermanshahi, 2012). Berdasarkan pendapat Laal, Laal & Kermanshahi

(2012) bahwa Belajar dalam bekerja secara berkelompok atau kolaborasi

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

4

merupakan suatu pendekatan dalam pendidikan dalam upaya meningkatkan

pengajaran dan pembelajaran yang melibatkan kelompok peserta didik yang

bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, membuat

produk dan untuk proses penyelidikan.

Keterampilan belajar dan inovasi terdiri dari 4 C pemikiran kritis, komunikasi,

kolaborasi, dan kreativitas (Cretu, 2017). Berdasarkan pendapat Cretu (2017)

bahwa penting untuk meningkatkan keterampilan yang ada pada Abad 21, dari

beberapa keterampilan yang ada pada abad 21 yang disebutkan sebelumnya, salah

satu keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki serta dikembangkan oleh

siswa yaitu keterampilan berkolaborasi. Keterampilan berkolaborasi sangat

penting untuk dikembangkan agar siswa dapat bekerja secara berkelompok dalam

sebagai bekal untuk menghadapi tantangan di era globalisasi abad ke-21

(Hermawan, dkk 2017).

Pembelajaran kolaborasi dapat diartikan sebagai seperangkat strategi pengajaran

dan pembelajaran yang mempromosikan kolaborasi siswa dalam kelompok-

kelompok kecil (dua hingga lima siswa) untuk mengoptimalkan pembelajaran

kepada diri sendiri maupun dalam kelompok tersebut. Dengan demikian penting

bahwasanya perlu meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa, Menurut

Afriyanti, Wardono & Kartono (2018) bahwa untuk meningkatkan keterampilan

berkolaborasi serta kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) agar individu

dapat bertahan ikut bersaing untuk menghadapi tantangan global. Sehingga,

dibutuhkan model, strategi, metode yang inovatif.

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

5

Adanya model yang sesuai diharapkan dapat membuat siswa lebih terampil dalam

berkolaborasi. Model pembelajaran berbasis inquiri menjadi penting dalam

meningkatkan kolaborasi siswa, Inquiry-based learning (IBL) bukan hanya

sekedar bertanya kepada seorang siswa tentang apa yang ingin dia ketahuinya

saja, akan tetapi inquiry di sini melatih keterampilan dan sikap yang

memungkinkan seseorang untuk mengajukan pertanyaan tentang resolusi dan

masalah baru sehingga seseorang tersebut mendapatkan informasi baru serta

mengaktifkan rasa ingin tahu siswa.

Pembelajaran berbasis inkuiri adalah pendekatan yang dapat digunakan dalam

mengembangkan pembelajaran siswa berbakat dan berbakat dan pendekatan yang

tumpang tindih dengan properti dan kebutuhan belajar mereka (Ozgur &Yılmaz,

2017). Meskipun banyak jenis dan tingkat pengajaran dan pembelajaran berbasis

inkuiri tersedia, secara luas disepakati bahwa pengajaran berbasis inkuiri adalah

upaya terorganisir dan disengaja atas nama guru untuk melibatkan siswa dalam

pembelajaran berbasis inkuiri. Tujuan pengajaran inkuiri bukan untuk mentransfer

pengetahuan ilmiah, fakta, definisi, dan konsep, tetapi lebih untuk meningkatkan

kemampuan siswa untuk bernalar dan menjadi pembelajar mandiri yang mampu

mengidentifikasi pertanyaan utama dan menemukan jawaban yang relevan dengan

akuisisi dan perluasan bertahap dari tubuh pengetahuan dan kemampuan ilmiah.

Ini adalah pendekatan yang berpusat pada siswa untuk pembelajaran sains

(Ješková, dkk 2011).

Perangkat pembelajaran inquiri yang dikembangkan oleh peneliti mengacu pada

Wenning (2011) yaitu; observasi (observation) diintegrasikan dengan aspek

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

6

interpretasi, manipulasi (manipulation) diintegrasikan dengan aspek analisis,

generalisasi (generalization) diintegrasikan dengan aspek inferensi, verifikasi

(verification) diintegrasikan dengan aspek evaluasi, dan aplikasi (aplication)

diintegrasikan dengan aspek penjelasan dan pengaturan diri. Berdasarkan apa

yang telah diuraikan di atas, dengan beberapa sintak pembelajaran pada inquiry

based-learning dapat menyelesaiakan masalah pemanasan global dan serta dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan. Inquiry-based learning juga

diharapkan mampu mengembangkan keterampilan kolaborasi, maka untuk

mencapai tujuan tersebut dilakukan suatu pengembangan bahan ajar yang dapat

membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri

untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa dan mengatasi dampak dari

pemanasan global.

Hasil rekapitulasi angket pada penelitian pendahuluan yaitu pada sampel 120

siswa dan 10 guru yang ada dibandar lampung bahwa pendekatan yang sering

dugunakan adalah pendekatan langsung dan pendekatan saintifik, penggunaan

model ceramah, diskusi melebihi 50% sedangkan untuk inquiry di bawah 50%.

Bahan ajar yang digunakan berupa buku paket dan LKS biasa menggunakan dari

penerbit akan tetapi ada beberapa yang membuat. Siswa yang belajar tersebut

sebenarnya sudah terbiasa dengan berdiskusi dan bekerja secara berkelompok,

akan tetapi belum mengacu pada keterampilan kolaborasi siswa yang dilihat dari

beberapa indikator yang ada pada keterampilan kolaborasi.

Perlunya ditingkatkan keterampilan kolaborasi siswa menjadi tujuan utama dalam

penelitian ini karena menurut Chandra (2015) bahwa Pembelajaran kolaboratif

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

7

didasarkan pada pandangan bahwa pengetahuan adalah konstruksi sosial.

Kegiatan kolaboratif paling sering didasarkan pada tiga prinsip yaitu: (1) Pelajar

atau siswa adalah fokus utama pengajaran, (2) Interaksi dan "melakukan" adalah

yang terpenting, (3) Bekerja dalam kelompok adalah cara belajar yang penting.

Bertitik tolak pada masalah-masalah serta latar belakang di atas, maka telah

dilakukan penelitian mengenai Pengembangan Lembar Kerja Siswa Topik

Pemanasan Global Berbasis Model Inquiry Based-Learning dalam Meningkatkan

Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan didapatkan rumusan masalah

dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis model inquiry based-learning yang

valid dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP?

2. Bagaimana karakteristik LKS berbasis model inquiry based-learning yang

praktis untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa siswa SMP?

3. Bagaimana karakteristik LKS berbasis model inquiry based-learning yang

efektif untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa siswa SMP?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

8

1. Untuk mengetahui karakteristik Lembar Kerja Siswa berbasis model inquiry

based-learning yang dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa

SMP.

2. Untuk mengetahui kevalidan pada LKS model inquiry based learning dalam

meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP .

3. Untuk mengetahui kepraktisan pada LKS model inquiry based learning

untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP.

4. Untuk mengetahui keefektivan pada LKS model inquiry based learning

dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peneliti

Bagi peneliti tentunya dapat penambah suatu wawasan pendidikan baik secara

teoritik dan praktik, selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan bahan kajian bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.

Penambahan pemahaman, keterampilan dan meningkatkan kreativitas dalam

berkreasi sebagai calon guru IPA di SMP.

2. Guru

Bagi guru diharapkan mampu bermanfaat dalam meningkatkan kualitas

dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat menjadi referensi dalam

penyajian materi lain terkait fenomena dalam kehidupan sehari-hari sekaligus

sebagai masukan bagi guru atau praktisi dalam pendidikan untuk lebih

mengembangkan LKS seperti LKS berbasis inquiry based-learning sehingga

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

9

dapat mengoptimalkan kemampuan diri siswa terutama dalam meningkatkan

kemampuan berkolabirasi siswa.

3. Peserta Didik

Bagi siswa diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas belajar di

kelas serta dapat menjadi suatu perubahan pola pikir terkait materi-materi

fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengenal kerja sama

dengan orang lain dengan baik, serta dapat bermanfaat di sekolah maupun di

kehidupan bermasyarakat nantinya.

4. Sekolah

Memberikan pengembangan pengetahuan dalam pembelajaran IPA di SMP,

khususnya mengenai tahapan dan proses pengembangan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu pengembanganLKS berbasis Inquiry based-Learning dalam

kaitannya dengan keterampilan kolaborasi siswa sehingga dapat menjadi

tambahan sumber acuan dalam pembelajaran di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Model inquiry based-learning yang di kembangkan mengacu pada Wenning

(2011) level: (1) Discovery Learning, (2) Interactive Demonstration, (3)

Inquiry Lessons, (4) Inquiry Laboratory, (5) Real-World Applications, (6)

Hypothetical Inquiry.

2. Keterampilan berkolaborasi penelitian ini diadaptasi dari Hermawan, dkk

(2017), yaitu keterampilan berkolaborasi berupa kontribusi (Contributions),

manajemen waktu (Time management), pemecahan masalah (Problem

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

10

solving), bekerja dengan orang lain (Working with others), teknik

penyelidikan (Research techniques) dan sintesis (Synthesis).

3. Efektivitas LKS model inquiry based-learning dilihat dari peningkatan rata-

rata persentase keterampilan kolaborasi dari pertemuan pertama dan kedua

masing-masing kelas.

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS adalah lembaran-lembaran yang berupa panduan untuk latihan dalam proses

pembelajaran. LKS digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang menjadi

pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa. Trianto (2007)

berpendapat bahwa Lembar Kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar

kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif

maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk

panduan eksperimen atau demonstrasi.

Penggunaan LKS membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran, tentunya dalam

hal pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Rahayu, Syafrimen

& Wati (2017) menyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu

bahan ajar dengan berbentuk cetak yang dibuat dan disiapkan oleh guru yang

nantinya digunakan untuk membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan serta kemampuan lainya, dengan memberikan komentar yang

bermanfaat terhadap tujuan pembelajaran sehingga dapat melibatkan siswa secara

aktif dan efisien. LKS juga merupakan salah satu media tertulis dan visual yang

penting di bawah pendekatan konstruktivis dan LKS dalam kegiatan pembelajaran

dapat membuat siswa senang karena mereka lebih dapat mengerti dengan cara

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

12

dalam merancang percobaan IPA dengan langkah percobaan yang cukup

sederhana, mudah dipahami, dan dapat dengan mudah dilaksanakan.

Berdasarkan (Permendiknas, 2006) dinyatakan bahwa pada pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada penyajian

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan secara terpadu.

Penyampaian IPA secara terpadu diperlukan sarana berupa model pembelajaran

beserta perangkat pembelajaran yang sesuai, yaitu peralatan yang dirancang

dengan baik dan bahan seperti LKS (Rahayu, Syafrimen & Wati, 2017). Hal

tersebut menjelaskan betapa pentingnya LKS dalam pembelajaran IPA yang

dirancang secara terpadu.

Shalikhah (2016) menyimpulkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

menyusun LKS yaitu menurut Shalikhah (2016) terdapat langkah langkah sebagai

berikut :

1. Analisis Kurikulum

2. Menyusun Peta Kebutuhan LKS

3. Menentukan Judul-Judul LKS

4. Menulis LKS

5. Merumuskan KD

6. Menentukan Alat Penenilaian

7. Menyusun Materi

8. Memperhatikan Struktur Bahan Ajar

Berdasarkan uraian di atas dketahui bahwa penggunaan LKS bermanfaat untuk

melakukan kegiatan dalam pemecahan suatu masalah yang berasal dari fenomena

atau pemberian masalah, mengembangkan pengetahuan, dan peningkatan proses

yang dapat mengembangkan keterampilan siswa.

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

13

LKS dapat berguna bagi guru dan siswa sebagai bahan dalam melaksanakan

pembelajaran. LKS dalam hal ini dapat memungkinkan guru untuk mengajar

secara sistematis dan maksimal. Hal ini menuntut guru untuk kreativf dalam

membuat bahan ajar berupa LKS untuk diberikan kepada siswa dalam proses

pembelajaran. Kreativitas guru merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan

proses kreatif tersebut (Nugraheni, 2018).

Tujuan adanya LKS adalah untuk memberikan pengetahuan dan mencari tahu

tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan. Manfaat

LKS dalam pembelajaran adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan

pengetahuan yang dimiliki, membantu memahami konsep materi yang dipelajari,

dan dapat mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran Suyanto dan

Sartinem (2009).

Berdasarkan pendapat-pendapat yang ada di atas dengan demikian bahwa format

LKS yang akan di kembangkan terdiri dari enam kompenen utama, yaitu terdiri

dari judul, tujuan pembelajaran, wacana-wacana materi prasyarat pendahuluan

yang dapat berisi fenomena atau fakta, wacana utama, kegiatan pralaboratorium,

dan kegiatan laboratorium. Selain itu, Abdurrahman (2015) menjelaskan untuk

menyusun sebuah LKS, guru dapat memulai dengan melakukan kajian kurikulum

sebagai berikut:

1. Mengkaji KI, KD, Indikator serta materi yang diajarkan;

2. Melakukan pemetaan konsep yang membutuhkan LKS dalam

pembelajarannya (berdasarkan kajian);

3. Menentukan judul LKS yang akan dibuat;

4. Menulis isi LKS;

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

14

5. Menentukan alat penilaian/Intrumen penilaian dari LKS yang dibuat,

yang secara umum berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, dan

sikap peserta didik; produk yang dihasilkan; batasan waktu yang telah

ditentukan dan disepakati; jawaban siswa atas pertanyaan-pertanyaan

yang ada dalam LKS.

Adapun format LKS yang akan dikembangkan yaitu berupa:

1. Judul

2. Tujuan Pembelajaran

3. Wacana-wacana materi prasyarat berupa pendahuluan, sebagai

pengetahuan dan keterampilan yang merupakan bekal awal ajar

4. Wacana Utama

5. Kegiatan mengacu pada sintak inquiry based learning

a. Discovery Learning

b. Interactive Demonstration

c. Inquiry Lessons

d. Inquiry Labs

e. Hypothetical Inquiry.

Berdasarkan pendapat dia atas bahwa banyak sekali fungsi dari penyususnan LKS

bila dilakukan dengan benar dan secara sistematis, hal ini tentu memudahkan bagi

guru sebagai fasilitator dan peserta didik dalam proses pembelajaran serta dalam

mencapai tujuan belajar dan dapat mengembangkan pengetahuan baik dibantu

guru maupun dalam melatih kemampuan diri.

B. Model Inquiry Based-Learning

Pembelajaran berbasis inquiri mengajarkan siswa untuku mengelola suatu fakta

atau fenomena untuk memperoleh suatu pengetahuan yang baru. Menurut

Mudjiono & Dimyati (2010) bahwa model inkuiri merupakan pengajaran yang

mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat

dalam melakukan inkuiri. Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang

terpusat pada siswa. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

15

keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara

ilmiah.

Ismail & Alias (2006) dalam makalahnya menyatakan bahwa Inquiri adalah

aktivitas beragam yang memandu peserta didik untuk bertanya atau menghasilkan

pertanyaan yang bermakna yang mengarah pada jawaban yang relevan.

Pembelajaran berbasis inkuiri peserta didik diperlihatkan bagaimana cara

mendapatkan pengetahuan agar dapat ditransmisikan dan bagaimana mereka dapat

memperoleh pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk menjadi bekal

pembelajar seumur hidup.

Pembelajaran berbasis inquiri juga mengajarkan siswa untuk belajar menjadi

ilmuan pemula, pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri didukung pada aspek

pengetahuan tentang proses pembelajaran yang muncul dari suatu penelitian. Hal

ini sesuai dengan pendapat Abdi (2014) bahwa pendidikan sains berbasis inquiry

mengajarkan peserta didik untuk terlibat dalam banyak kegiatan dan proses

berpikir yang digunakan para ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan baru.

Abdi (2014) menjelaskan bahwa dengan metode yang berorientasi penyelidikan

akan melibatkan minat siswa dalam pembelajaran sains, memberikan kesempatan

bagi siswa untuk menggunakan teknik yang tepat di laboratorium untuk

mengumpulkan bukti, mengharuskan siswa untuk menyelesaikan suatu

permasalahan menggunakan suatu logika dan bukti yang ditemukan, mendorong

siswa untuk melakukan studi lebih lanjut untuk mengembangkan pengetahuan

yang lebih rumit, dan menekankan pentingnya menulis penjelasan secara ilmiah

berdasarkan bukti yang ditemukan.

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

16

Bila dicari lebih jauh lagi tentang model pembelajaran berbasis inquiri ada banyak

definisi berbagai ahli. Menurut Ješková, dkk (2016) bahwa inquiri merupakan

suatu proses yang disengaja untuk mendiagnosis suatu masalah, mengkritisi

eksperimen dan membedakan alternatif, perencanaan penyelidikan, meneliti

dugaan, mencari informasi, membangun model, berdebat dengan rekan kerja dan

membentuk argumen yang koheren. Secara singkat Ješková, dkk (2016)

menjelaskan bahwa penyelidikan/inquiri adalah proses dimana siswa secara aktif

menyelidiki dunia mereka melalui pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban

atas pertanyaan tersebut. Tidak jauh berbeda dengan sains, model pembelajaran

inquiri yang dilakukan oleh siswa dapat dilakukan baik secara eksperimen aktif

atau dengan memodelkan perilaku dari suatu benda atau suatu fenomena.

Ada beberapa hal berupa kemampuan yag harus dikembangkan oleh siswa dalam

pembejaran berbasis inquiri, kemampuan inquiri tersebut menjadi suatu sistem

pembelajaran yang sistematis. Kemampuan tersebut sebagai berikut yang

dijelaskan oleh Trianto (2010: 168) yaitu:

1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Adalah kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan

diajukan.

2. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data.

3. Mengumpulkan Data

Hipotesis digunakan untuk membantu proses pengumpulan data. Data

yang dihasilkan dapat berupa tabel, metrik, atau grafik.

4. Analisis Data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dengan menganalisis data yang diperoleh. Setelah memperoleh

kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang

telah dirumuskan. Jika hipotesis itu salah atau ditolak maka siswa dapat

menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

17

5. Membuat Kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan

sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Terdapat enam tahap dalamkegiatan IBL (Inqury Based Learning) atau model

pembelajaran berbasis inkuiri, hal ini diungkapkan oleh Konstelnikova &

Ozvoldova, (2013) yaitu tahap kegiatan pembelajaran inkuiri diawali dari

menemukan masalah, bertanya, menyelidiki, mengumpulkan data, mendiskusikan

dan merefleksikan atau mengkomunikasikan

Levels of Inquiry Model of Science Teaching mempertimbangkan faktor-faktor ini

dan menggunakan bentuk siklus pembelajaran yang lebih canggih yang lebih

mirip dengan karya ilmuwan profesional. Siklus pembelajaran 5 fase yang lebih

baru ini dan hubungannya dengan spektrum pertanyaan ditunjukkan pada

Gambar 1.

Gambar 1. Tingkat Model Pembelajaran Sains Pengajaran

Sumber : Wenning (2011)

Menurut Wenning (2011) secara umum terdapat lima level pada model inquiry

mulai dari yang bertaraf paling bawah sampai yang membutuhkan kemampuan

intelektual yang tinggi, level dari model inquiri tersebut adalah: (1) Discovery

Learning, (2) Interactive Demonstration, (3) Inquiry Lessons, (4) Inquiry Labs,

(5) Hypothetical Inquiry. Lima levels Model Inquiry dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

18

Tabel 1. Lima Levels Model Inquiry

Level inquiri Tujuan Pedagogis Utama

Discovery Learning Siswa mengembangkan konsep

berdasarkan pengalaman langsung

(fokus pada keterlibatan aktif untuk

membangun pengetahuan).

Interactive Demonstration

Siswa terlibat dalam pembuatan

penjelasan dan prediksi yang

memungkinkan guru untuk

memperoleh, mengidentifikasi,

menghadapi, dan menyelesaikan

konsepsi alternatif (membahas

pengetahuan sebelumnya).

Inquiry Lesson Siswa mengidentifikasi prinsip-

prinsip ilmiah dan / atau hubungan

(kerja kooperatif yang digunakan

untuk membangun pengetahuan yang

lebih rinci).

Inquiry Laboratory Siswa membuat hukum empiris

berdasarkan pengukuran variabel

(kerja kolaboratif yang digunakan

untuk membangun pengetahuan yang

lebih rinci).

Real-world Applications Siswa memecahkan masalah yang

berkaitan dengan situasi otentik saat

bekerja secara individu atau dalam

kelompok kooperatif dan kolaboratif

menggunakan pendekatan berbasis

masalah & proyek.

Hypothetical Inquiry Siswa menghasilkan penjelasan

untuk fenomena yang diamati

(mengalami bentuk sains yang lebih

realistis).

Sumber : Wenning (2011)

C. Keterampilan Kolaborasi

Kolaborasi menjadi fokus pengembangan pada abad 21 sekarang ini, karena

dalam keterampilan abad 21 salah satunya yaitu keterampilan kolaborasi.

Peningkatan tenaga kerja yang saat ini harus bersaing dengan tenaga kerja dari

luar saat ini menuntut masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan tenaga kerja

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

19

yang terampil dan mampu berkolaborasi sehingga persaingan yang terjadi secara

sehat, berkualitas dan menghargai keberagaman (Cretu, 2017).

Menuruy Cretu (2017) bahwa kompetensi Pengajaran pada abad 21 yang

menekankan kepada kemampuan komunikasi dan kolaborasi sekaligus merupakan

implikasi dari globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sehingga pembelajaran pada abad 21 tidak hanya sebagai sebuah proses

pembelajaran transfer pengetahuan, akan tetapi juga sebuah proses berkomunikasi

dan berinteraksi sosial antar sesama peserta didik dalam membangun suatu

pengetahuan yang baru. Kolaborasi diterima sebagai pengembangan keterampilan

yang berguna untuk mencapai keberhasilan belajar maupun bekal pekerjaan yang

efektif yang bermanfaat.

Menurut Hermawan, dkk (2017) bahwa Kemampuan berkolaborasi merupakan

satu dari kompetensi penting yang ada pada abad ke-21 yang mengharuska guru di

lapangan harus memiliki rubrik tersendiri sebagai pengukur kemampuan

berkolaborasi siswa. Dekade sekarang memungkinkan kolaborasi tidak hanya

penting sebagai keterampilan siswa saja tetapi juga diperlukan semua orang dalam

bermasyarakat.

Menurut Anantyarta & Sari (2017) bahwa kolaboratif sejalan dengan dengan salah

satu keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21, dengan pembelajaran yang

menekankan hubungan saling belajar, akan menjadikan siswa yang tidak paham

menjadi paham karena bantuan teman sejawat. Hubungan timbal balik yang

positif akan mendatangkan manfaat. Siswa dapat saling belajar untuk

meningkatkan pemahaman masing-masing.

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

20

Siswa-siswi dituntut dalam mengembangkan kemampuan berkolaborasi satu

dengan yang lainya dalam kehidupan bermasyarakat secara global. Kemampuan

berkolaborasi adalah kemampuan yang perlu dikembangkan dan sangat penting

karena merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa pada

abad 21 (Hermawan, dkk 2017).

Maridi (2009) mengungkapkan bahwa pengetahuan yang dibangun sebagai hasil

dari pembicaraan bersama-sama dan mencapai kesepakatan merupakan

pembelajaran kolaborasi. Esensi dari pembelajaran kolaborasi yaitu dengan

bekerja sama secara harmonis dalam mencari solusi terhadap materi atau masalah

yang timbul saat pembelajaran. Tujuan pembelajaran kolaborasi adalah

mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dan untuk mengurangi watak yang

penyendiri/idealis dalam pembelajaran kolaborasi. Pembelajaran kolaborasi lebih

cocok untuk pendidikan anak-anak.

Lamb, Maire Dan Doecke (2017) menjelaskan dalam laporanya bahwa kolaborasi

sering dianggap sebagai keterampilan sosial, di samping ketegasan, tanggung

jawab, dan empati. Sebagian besar pendidikan disusun berdasarkan pembelajaran

dan penilaian individu, dan peran kolaborasi dan kerja sama hanya diakui pada

batas pembelajaran siswa secara individu.

Lamb, Maire Dan Doecke (2017) juga menjelaskan bahwa dibandingkan dengan

sebagian besar keterampilan lain, keterampilan sosial seperti kolaborasi, empati

atau tanggung jawab cenderung memiliki korelasi yang lemah dengan nilai siswa.

Sama seperti korelasi antara keterampilan individu dan prestasi akademik tidak

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

21

cukup untuk mengubah keterampilan ini menjadi hasil belajar yang sah,

kurangnya hubungan antara keterampilan interpersonal dan prestasi akademik

tidak cukup untuk menganggap keterampilan sebagai hasil belajar yang sah.

Child dan Simon (2016) menyatakan bahwa aspek dasar dari kegiatan kolaboratif

merupakan kegiatan yang cukup baik bila dilatih dalam literatur. Kompetensi

pemecahan masalah kolaboratif adalah kapasitas individu yang secara efektif

terlibat dalam suatu proses di mana dua atau lebih agen berusaha untuk

memecahkan masalah yang berbagi pemahaman dan upaya yang diperlukan untuk

mencapai solusi dan mengumpulkan pengetahuan, keterampilan dan upaya

mereka untuk mencapai sebuah solusi. kolaborasi sebagai "situasi di mana dua

orang atau lebih belajar atau berusaha untuk belajar sesuatu bersama". Di sisi lain

kolaborasi sebagai hasil menyiratkan bahwa produk akhir lebih diutamakan

daripada cara untuk mencapai tujuan.

Child dan Simon (2016) telah mengidentifikasi enam aspek mendasar dari proses

kolaboratif, ke enam aspek tersebut yaitu:

1. Social interdependence (Saling ketergantungan sosial)

2. Introduction of new ideas (Pengenalan ide-ide baru)

3. Cooperation/task division (Divisi kerja sama / tugas)

4. Conflict resolution (Resolusi konflik)

5. Sharing of resources (Mencari berbagi sumber daya)

6. Communication (Komunikasi)

Hanim (2007) bahwa dalam penelitiannya, keterampilan pelajar berkolaborasi

mengandung aspek: (1) keterampilan berkomunikasi, (2) interaksi sesama anggota

kelompok, dan (3) keterampilan kooperatif dalam kelompok kecil.

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

22

Olakanmi (2016) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa CRSLQ (co-regulated

strategy for learning questionnaire /strategi co-regulated untuk pembelajaran

kuesioner) yang dikembangkan memiliki skor validitas dan reliabilitas yang

tinggi. Oleh karena itu, ini dapat berfungsi sebagai alat yang berguna bagi para

peneliti dan guru untuk menyelidiki aspek penting dari keterlibatan belajar siswa

selama pembelajaran sains. Informasi ini dapat membimbing guru kelas dalam

memfokuskan kembali praktik mengajar mereka dan memberikan peluang untuk

pengembangan kepercayaan motivasi siswa dan peraturan bersama.

Menurut Hermawan, dkk (2017) bahwa Rubrik standar kemampuan berkolaborasi

dari International Reading Association (IRA) ini memiliki 5 aspek yaitu kontribusi

(Contributions), manajemen waktu (Time management), pemecahan masalah

(Problem solving), bekerja dengan orang lain (Working with others), teknik

penyelidikan (Research techniques) dan sintesis (Synthesis).

Penjelasan dari masing-masing aspek kolaborasi sebagai berikut,

1. Aspek kontribusi (Contributions) merupakan aspek yang menjelaskan

bagaimana karakteristik sikap siswa dalam memberikan gagasan atau ide

sehingga mampu berpasrtisipasi ketika kegiatan diskusi kelompok.

2. Aspek manajemen waktu (Time management) merupakan aspek yang

menjelaskan karakteristik sikap siswa dalam mengatur waktu untuk

menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu. Aspek pemecahan

masalah (Problem solving) merupakan aspek yang menjelaskan

karakteristik siswa dalam melakukan usaha untuk menyelesaikan

permasalahan.

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

23

3. Aspek bekerja dengan orang lain (Working with others) merupakan aspek

yang menjelaskan karakteristik sikap siswa dalam mendengarkan

pendapat/ide rekan kelompok dan membantu menyelesaikan tugas

kelompok.

4. Aspek teknik penyelidikan (Research techniques) merupakan aspek yang

menjelaskan karakteristik sikap siswa dalam mencari sumber-sumber

konten atau teori untuk menjawab/memecahkan permasalahan.

5. Aspek sintesis (Synthesis) merupakn aspek yang menjelaskan karakteristik

sikap siswa dalam menyusun gagasan yang kompleks kedalam susunan

yang struktur. Namun dalam penelitian ini, aspek sintesis tidak digunakan

karena siswa SMP dianggap belum siap untuk mensintesis gagasan yang

kompleks.( Hermawan, dkk 2017)

Berdasar pada pendapat Hermawan, dkk (2017) maka kompetensi kolaborasi yang

dikembangkan pada penelitian ini yaitu kontribusi, manajemen waktu, pemecahan

masalah, bekerja dengan orang lain, teknik penyelidikan dan sintesis.

D. LKS, Inquiry Based Learning dan Ketelampilan Kolaborasi

Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini akan mengutamakan

keterlibatan aktif siswa di kelas, Siswa secara langsung didorong untuk berfikir

dan memberikan ide dalam pembelajaran tersebut. Hal yang dilakukan seperti

mendorong siswa agar dapat mengungkapkan suatu dugaan yang mencangkup

suatu fenomena dengan cara mengajukan pertanyaan, percobaan dengan

menggunakan media yang digunakan oleh siswa, serta siswa ikut serta dalam

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

24

merangkum atau menyimpulkan sebuah informasi berupa pesan dalam proses

pembelajaran.

Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) pada penelitian menjadi fokus utama

serta meningkatkan keterampilah kolaboratif, LKS di buat dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis inquiri (inquiry based learning). Inquiry based

learning terdiri dari beberapa langkah pembelajaran yaitu langkah pertama

memberikan stimulasi kepada siswa, langkah kedua memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengidentifikasi masalah, langkah ketiga, yaitu untuk mengetahui

kebenaran hipotesis maka siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan data,

langkah keempat mengolah data yang diperoleh dari pengumpulan data, langkah

kelima membuktikan hasil data yang telah diolah, dan menarik dan yang terakhir

menarik kesimpulan atau generalisasi.

LKS model inquiry based learning yang dibuat dalam pengembangan ini

disesuaikan dengan Depdiknas (2008), yaitu teridri dari: Judul, Petunjuk belajar

(Petunjuk siswa), Kompetensi yang akan dicapai, Informasi pendukung, Tugas-

tugas dan langkah-langkah kerja, serta Penilaian. LKS dengan model ini

menekankan pada lembar kegiataan pembelajaran, kegiatan pembelajaran

memaksimalkan siswa untuk aktif dalam mengisi dan mengikuti segala petunjuk

yang ada dalam LKS yang menggunakan model inquiry based learning.

Pengerjaan dilakukan secara berkelompok agar terjadi interaksi antar individu

untuk memecahkan masalah dan mendapatkan informasi baru dalam diskusi, hal

ini disesuaikan dengan model inquiry based learning yang diharapkan dapat

mendorong siswa untuk menemukan suatu konsep yang telah dipelajarinya.

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

25

Sejalan dengan hal tersebut bahwa hubungan saling belajar antara siswa satu

dengan yang lain merupakan pembelajaran yang berangkat dari pertanyaan siswa

yang paham dan yang tidak paham sehingga mendapatkan manfaat serta terjadi

hubungan timbal balik antara keduanya. Jadi, dalam hal ini yaitu keterampilan

kolaborasi siswa didapatkan dengan saling belajar untuk meningkatkan

pemahaman mereka dengan demikian maka model inquiry based learning ini

efektif dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. LKS berbasis model inquiry based learning hasil pengembangan dalam

meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP memiliki kevalidan yang

valid.

2. LKS berbasis model inquiry based learning hasil pengembangan dalam

meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP memiliki kepraktisan yang

praktis.

3. LKS berbasis model inquiry based learning hasil pengembangan dalam

meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa SMP memiliki keefektifan

yang efektif.

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

26

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan teori Borg dan Gall (1983) yaitu Research and

Development (R&D) yang merupakan suatu desain penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2010). Menurut Borg dan Gall (1983) bahwa “ educational reasearh

and development ( R & D) is a process used to develop and validate educational

production”. Pernyataan tersebut telah jelas bahwa rangkaian langkah-langkah

dalam penelitian dan pengembangan dilakukan secara siklis dan pada setiap

langkah yang dilalui selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya hingga pada

akhir dari penelitian diperoleh produk yang terbaru.

Borg & Gall (1983) menyatakan bahwa ada beberapa langkah atau tahap dalam

penelitian pengembangan yaitu “ Reseach and information collecting, planning,

develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product

revision, main field testing, operational product revision, operational field testing,

final product revision, and dissemination and implementation”. Tahap-tahap

tersebut terdiri dari 10 (sepuluh) tahap dalam penelitian dan pengembangan yang

dikemukanan oleh Borg & Gall (1983).

Berdasarkan pernyataan Borg & Gall (1983) di atas maka desain model penelitian

ini diadaptasi dari model Borg & Gall (1983) yang terdiri dari 10 langkah

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

27

pengembangan. Namun pada penelitian ini digunakan 7 langkah saja, yang terdiri

dari: (1) penelitian dan pengumpulan informasi (reseach and information

collecting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan produk awal (develop

preliminary form of product), (4) uji coba terbatas(preliminary field testing), (5)

revisi produk awal (main product revision), (6) uji coba lapangan )main field

testing), (7) revisi produk akhir (operational product revision). (8) uji coba

operasional (operasional field testing), (9) revisi produk akhir (final product

revision), dan (10) desiminasi dan distribusi (desimination and distribution).

Metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau menvalidasi

produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian

dan pengembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar dengan penelitian

terapan dimana penelitian ini bertujuan menemukan pengetahuan yang secara

praktis dan dapat diaplikasikan (Sugiyono, 2010: 11)

B. Subjek Penelitian

Pada tahap studi pendahuluan, yaitu untuk mengetahui LKS yang dipergunakan di

sekolah, subjek penelitian yang digunakan adalah 1 guru mata pelajaran IPA dan

32 siswa kelas VII yang berasal dari SMP Negeri 1 Gunung Sugih. Pada tahap uji

coba produk, yaitu untuk mengetahui respon guru dan respon siswa terhadap

produk LKS, yang menjadi sumber data adalah 1 guru IPA dan 32 siswa.

Kemudian pada tahap implementasi produk, yaitu untuk mengetahui efektivitas

produk, yang menjadi sumber data adalah 2 kelas yang keduanya merupakan kelas

eksperimen.

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

28

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada desain

penelitian yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1983). Produk yang

dikembangkan berupa LKS materi Pemanasan Global dengan model pembelajaran

inquiry based learning dalam menumbuhakan keterampilan kolaborasi siswa.

Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan LKS berdasar metode R&D

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Penelitian dan pengumpulan informasi diartikan sebagai penelitian awal

dengan melakukan penyebaran angket guru dan siswa atau ang biasa

Penelitian dan

pengumpulan informasi

Perencanaan

Pengembangan produk

awal

Uji coba terbatas

Revisi produk awal

Uji coba lapangan

Revisi produk akhir

Need Assesment, Analisis

Teori/pustaka

kepraktisan LKS

Perbaikan produk

Pengujian produk LKS pada

siswa

Penyempurnaan Produk

akhir

Rancangan awal LKS

Membuat desain LKS,

pengembangan LKS, hingga

Membuat desain angket

Kevalidan dan validasi LKS

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

29

disebut dengan Need Assessment tentang model pembelajaran yang telah

digunakan di sekolah dan pencarian informasi berupa teori-teori yang dapat

mendukung penelitian.

2. Perencanaan

Perencanaan pengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan

penelitian, bahan ajar yang akan dikembangkan berupa LKS.

3. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produk awal Membuat desain LKS, pengembangan LKS,

hingga pembuatan layout yaitu mengembangan LKS dengan langkah

pengembangan bahan ajar menurut depdiknas (2008: 20) dengan langkah-

langkah yaitu: (1) Analisis SK dan KD, (2) Menentukan judul LKS, (3)

Penulisan LKS (Perumusan KD yang harus dikuasai, Menentukan alat

evaluasi/penilaian, Penyusunan Materi, Urutan pembelajaran, Struktur bahan

ajar/LKS), pengembangan menyesuaikan dengan kurikulum terbaru, dalam

hal ini analisis Sk diganti dengan Analisis KI dan KD.

a. Analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Analisis

dimaksudkan untuk menentukan materi-materi yang akan digunakan dalam

pengembangan dan yang memerlukan bahan ajar dalam penerapanya.

Penentuan materi dianalisis dengan cara melihat inti dari materi yang akan

diajarkan, kemudian kompetesi apa yang harus dimiliki siswa dan hasil

belajar yang harus dimiliki oleh siswa (critical learning outcomes)..

b. Menentukan Judul LKS

Penentuan judul LKS atas dasar KD-KD yang ada pada kurikulum atau

materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus SMP kelas VII kemudian

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

30

dari analisis KD-KD yang terdapat pada silabus tersebut maka dipilih

materi Pemanasan Global sebagai LKS yang dikembangakan untuk proses

penelitian

c. Penulisan LKS

Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan KD yang harus dikuasai

Perumusan KD pada LKS merupakan suatu spesifikasi kualitas yang

seharusnya dimiliki peserta didik dalam menyelesaikan LKS tersebut pada

Pemanasan Global. KD yang tercantum dalam LKS diambil dari pedoman

khusus kurikulum 2013 Revisi terbaru. Apabila terjadi ketidak berhasilan

pada perseta didik sebagai yang dirumuskan dalam KD yang digunakan,

maka KD pembelajaran dalam LKS itu harus dirumuskan kembali, dengan

demikian maka perlu adanya revisi sampai tujuan pembelajaran pada

materi Pemanasan Global dapat tercapai.

2) Menentukan alat evaluasi/penilaian

Penentuan evaluasi dapat disusun setelah penentuan KD yang akan dicapai

dan dapat ditentukan sebelum menyusun materi dan lembar kerja berupa

tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh peserta didik nantinya, sehingga

pengerjaan evaluasi benar-benar akan sesuai dengan apa yang dikerjakan

oleh peserta didik.

d. Penyusunan Materi

Penyusunan materi pada LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai,

materi pada LKS akan baik jika dapat menggunakan sumber-sumber yang

relevan dari berbagai sumber misalnya buku dan tidak terpaku pada satu

sumber saja.

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

31

Tugas yang akan dikerjakan oleh siswa harus ditulis secara jelas agar

mengurangi pertanyaan yang datang dari siswa mengenai hal-hal yang

seharusnya siswa dapat dikerjakanya sendiri. Penggunaan LKS pada

penelitian ini dibuat dengan model Inquiry Based Learning agar siswa dapat

menemukan sendiri dari sebuah penyelidikan yang dilakukanya, sehingga

tercapailah tujuan pembelajaran yang di inginkan KD dan menjadi inovasi

dalam proses belajar mengajar.

e. Urutan pembelajaran

Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan LKS.

Dibuatkan petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan materi tersebut dan

petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan kepada hal-hal yang harus

dikerjakan sehingga pembelajaran lebih tertib dan terarah dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

f. Struktur bahan ajar/LKS

Berdasarkan Abdurrahman (2015) tentang format LKS, struktur LKS dapat

bervariasi, tergantung pada karakter materi yang akan disajikan, ketersediaan

sumber daya dan kegiatan belajar yang akan dilakukan. Secara umum LKS

harus memuat paling tidak:

1) Judul

Judul pada penelitian pengembangan ini yaitu berdasarkan analisis dari KI

dan KD pada mata pelajaran IPA SMP kelas VII materi Pemanasan Global

sebagai judul dalam penelitian pengembangan ini.

2) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)

Petunjuk belajar dibuat oleh guru yang akan mengajarkan materi tersebut

dan menjadi petunjuk bagi siswa dalam mengerjakan LKS. Siswa diarahkan

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

32

dengan petunjuk belajar kepada hal-hal yang akan dikerjakan sehingga

pembelajaran akan lebih tertib dan tencapainya tujuan pembelajaran sesuai

dengan KD yang diinginkan.

3) Kompetensi yang akan dicapai

Berupa analisis tujuan pembelajaran berdasarkan KD yang terdapat dalam

materi Pemanasan Global dengan menggunakan model Inquiry Based

Learning dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa.

4) Petunjuk kerja,

Berupa Lembar Kerja (LK), Pada penelitian ini LK menggunakan

tahapan model inkuiri.

5) Informasi pendukung

Berupa sumber-sumber dari media lain seperti internet, buku yang tidak

dicantumkan dalam LKS secara keseluruhan akan tetapi siswa dapat

mengaksesnya dengan mencantumkan alamat internet yang dapat di akses

secara langsung.

6) Proses pembelajaran menggunakan inquiry based-learning

Discovery

Learning

Pada langkah ini, siswa mengamati perubahan

suhu, curah hujan dan perubahan angin serta awan

berdasarkan data; mengidentifikasi jumlah yang

mungkin terukur (secara kualitatif). Setelah

pengamatan, siswa dapat membangun konsep

perubahan iklim dan pemanasan global. Kemudian

siswa menyimpulkan pengertian pemansan global

serta perubahan iklim. Melalui kegiatan ini siswa

dapat membedakan proses terjadinya perubahan

iklim dan pemansan global. Siswa pada level ini

diperkenalkan dengan grafik data.

Interactive

Demonstrations

Pada tahap ini, siswa melakukan pengamatan

tentang penyebab terjadinya pemanasan global

melalui gambar dan video. Siswa memprediksi

perbedaan setiap penyebab pemanasan global dari

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

33

berbagai sumber penyebab, menentukan penyebab

alami dan buatan manusia, membuat tabel perbedaan

penyebabnya. Siswa menjelaskan penyebab

pemanasan global melaui tabel yang dibuat serta

grafik bila ada

Inquiry Lessons

Pada tahap ini, siswa diajak untuk membuat grafik

hubungan penumpukan senyawa karbon diaoksida

dengan aktivitas manusia baik secara alamami

maupun kegiatan yang berupa industri. Guru

membantu siswa menentukan sumber CO2 apa

yang diamati pada setiap kelompok.

Inquiry

Laboratory

Pada tahap ini, siswa diberi beberapa data tentang

luas hutan saat ini, luas es di kutub dari tahun-

ketahun serta perkiraan musim yang terjadi di

indonesia; siswa diberikan data berupa penumpukan

CO2 di atmosfer setelah itu siswa membuat dan

menganalisis pegaruhnya terhadap pemanasan

global. serta; generalisasi dari jumlah senyawa CO2

yang berlebihan menyebabkan pemanasan global.

Merumuskan prinsip dan membuat generalisasi

bahwa penyebab utama pemanasan global adalah

senyawa CO2 yang jumlahnya berlebihan di atmosfer.

Real-world

Applications

Pada tahap ini, siswa diberi permasalahan tentang

usaha dalam menanggulangi kasus pemanasan

global yang terjadi. Siswa menganalisis data-data

yang diberikan, mengajukan ide solusi

permasalahan. Siswa dapat menggunakan

data dalam menyelesaikan masalah terkait

dengan penganggulangan serta pencegahan dar

pemanasan global

Hypothetical

Inquiry

Pada tahap ini, siswa menghasilkan dan menguji

penjelasan

7) Latihan-Latihan

Latihan-latihan soal ini dalam LKS berupa pertanyaan diskusi yang dibuat

untuk melatih tingkat pemahaman siswa.

8) Evaluasi

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

34

Setelah selesai mengembangkan produk maka dilakukan validasi

produk yang dilakukan oleh ahli. Validasi ahli dilakukan dengan

melibatkan 2 dosen Universitas Lampung yang terdiri dari aspek

konstruksi dan aspek substansi LKS, selain itu validasi oleh ahli,

pneliti juga melakukan validasi kepada satu orang gurun sebagai

praktisi.

4. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan dengan cara mengambil sampel satu kelas

menggunakan produk yang sudah divalidasi. Uji coba terbatas yang telah

dilakukan menggunakan satu kelas di SMPN 1 Gunung Sugih yangbukan

merupakan kelas yang akan digunakan saat uji coba lapangan. Uji coba

terbatas yang dilakukan yaitu untuk melihat respon siswa dan guru

mengenai kepraktisan dari LKS yang telah dikembangkan.

5. Revisi Produk Awal

Revisi produk dilakukan dengan merevisi produk yang telah dibuat sesuai

dengan masukan dari beberapa ahli yang memvalidasi produk, dari produk

yang direvisi tersebut kemudian dihasilkan produk yang siap di uji coba

lapangan.

6. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan yaitu penggunaan produk yang telah direvisi dan dinyatakan

valid oleh ahli untuk dilakukan uji coba pada pembelajaran IPA kelas VII di

SMP, Uji coba dilakukan dengan mengambil sampel penelitian 2 kelas di

SMPN 1 Gunung Sugih yag kedua kelas tersebut sebagai kelas eksperimen.

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

35

Desain penelitian ini akan menggunakan one-shot case study. Desain 2

kelompok eksperimen dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang

diinginkan.

7. Revisi Produk Akhir

Revisi produk akhir dilakukan setelah pengujian lapangan selesai, revisi produk

akhir dilakukan dengan melihat catatan dan masukan yang didapatkan dari hasil

uji coba lapangan selama penelitian.

D. Intrumen Penelitian

Instrumen secara umum merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mempermudah dalam pengukuran atau pelaksanaan sesuatu kegiatan

pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan

oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data

(Arikunto, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

analisis kebutuhan, instrumen uji validitas LKS, lembar observasi kepraktisan dan

lembar obervasi keefektifan keterampilan kolaborasi siswa. Berikut merupakan

gambaran secara umur instrumen yang digunakan dalam pengembangan ini.

1. Studi Pendahuluan

Pada studi pendahuluan intrumen yang diberikan adalah angket, pemberian

angket ini yaitu berupa seperangkat pernyataan tertulis kepada responden

untuk ditanggapi (Arikunto, 2010). Ada dua jenis angket yang dibuat diisi

oleh guru dan siswa, masing-masing angket sebagai berikut:

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

36

a) Instrument Analisis Kebutuhan Guru

Angket yang diberikan kepada guru diisi oleh guru sebagai angket

pendahuluan mengenai pengembangan LKS yang berbasis inquiry based-

learning. Beberapa aspek yang ditanyakan tentunya berkaitan dengan LKS

yang digunakan saat proses pembelajaran di sekolah, pembelajaran yang

dilakukan selama ini pernah menggunakan LKS berbasis inquiry based-

learning dan LKS yang digunakan selama ini mampu mengukur keterampilan

kolaborasi siswa.

b) Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa

Pengisian angket dilakukan oleh siswa sebagai data pendahuluan mengenai

pengembangan LKS yang berbasis inquiry based-learning. Beberapa aspek

yang ditanyakan pada angket ini yaitu berkaitan dengan LKS yang sering

dikerjakan siswa saat proses pembelajaran, pembelajaran yang dilakukan

selama ini pernah menggunakan LKS berbasis inquiry based-learning dan

LKS yang digunakan apakah pernah mengukur aspek-aspek pada

keterampilan kolaborasi siswa.

2. Instrumen Validasi Ahli dan Praktisi (Guru)

Instrument yang selanjutnya yaitu Instrument Validasi Ahli dan Praktisi

(Guru) yang terdiri dari angket kesesuaian isi dan konstruk terhadap LKS

berbasis inquiry based-learning.

a) Instrument Validasi Aspek Isi

Pada instrumen validasi aspek isi berupa angket yang disusun sistematis

untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan kurikulum berupa kesesuaian

dengan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator yang

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

37

dikembangkan, dan kesesuaian materi yang berdasarkan indikator yang

dikembangkan. Instrumen yang dikembangkan juga melihat bagaimana

kesesuaian isi sintak LKS berbasis inquiry based-learning. Pembuatan

Iinstrumen ini tentunya dilengkapi juga kolom saran sebagai saran/ masukan

guna perbaikan produk yang dilakukan oleh validator.

b) Instrumen Validasi Konstruk

Instrumen validasi konstruk berupa angket yang disusun untuk mengetahui

kesesuaian konstruk LKS berbasis inquiry based-learning pengorganisasian

LKS yang akan dikembangkan, proses kegiatan pembelajarandan pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Selain itu aspek keterbacaan pada LKS

harus disesuaikan dengan konsep penulisan yang jelas dan format LKS yang

ideal. Pembuatan instrumen ini tentunya dilengkapi juga kolom saran sebagai

saran/ masukan guna perbaikan produk yang dilakukan oleh validator.

3. Instrument Uji Kepraktisan

a) Instrumen Keterlaksanaan Produk

Instrumen keterlaksanaan produk berupa lembar observasi berupa

pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai keterlaksanaan LKS

berbasis inquiry based-learning yang dikembangkan, pembuatan instrumen

ini dilengkapi dengan kolom saran sebagai masukan guna perbaikan produk

yang dilakukan oleh observer.

4. Instrument Keefektifan

Performance keterampilan kolaborasi siswa pada model inquiry based-

learning diukur dengan instrumen keefektifan yaitu lembar pengamatan

aktivitas siswa (lembar observasi) yang digunakan untuk melihat keterlibatan

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

38

dan peran siswa dalam kelompok serta melihat keterampilan kolaborasi yang

dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS berbasis

inquiry based-learning. Lembar observasi ini diisi oleh Observer, penyusunan

lembar obervasi mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Hermawan,

dkk (2017).

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari uji validasi oleh validator, serta data

penelitian dari observer, guru dan siswa. Pada tahap studi pendahuluan, sumber

data diperoleh dari hasil pengisian angket analisis kebutuhan yang dilakukan oleh

guru IPA dan siswa. Pada tahap validasi, sumber data diperoleh dari hasil validasi

kesesuaian isi dan konstruk oleh ahli. Pada tahap uji coba terbatas sumber data

diperoleh dari hasil respon tanggapan guru mengenai isi dan kemenarikan LKS

hasil pengembangan dan siswa mengenai kemenarikan LKS hasil pengembangan.

Pada tahap uji lapangan atau implementasi untuk mengetahui keefektifan LKS,

pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretes pada siswa diawal

pembelajaran pertemuan pertama dan postes pada akhir pembelajaran. Untuk

mengetahui kepraktisan pada uji ini data dikumpulkan dari lembar observasi

keterlaksaan pembelajaran dengan menggunakan LKS, lembar observasi

kemampuan guru mengelola kelas, lembar respon siswa (aspek kemenarikan

pembelajaran) dan lembar observasi aktivitas siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket dan observasi. Angket menurut Sugiyono (2008) merupakan teknik

pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

39

responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan

memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi

(Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, angket yang digunakan yaitu berupa angket

dengan jawaban tertutup, serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom

yang telah disediakan pada intrumen validasi ahli dan praktisi, dan respon siswa

terhadap LKS hasil pengembangan. Observasi dilakukan dengan mengamati

keterlaksanaan LKS yang digunakan untuk membelajarkan materi Pemanasan

Global, mengamati kemampuan kolaborasi siswa dalam pembelajaran oleh

Observer.

Kuisioner dilakukan pada validasi, pada uji coba terbatas LKS, dan uji

implemenasi. Validasi LKS terdiri dari validasi ahli oleh 2 dosen dan praktisi

yaitu 1 orang guru IPA SMP. Pada validasi kesesuaian isi dan konstruk,

pengumpulan data dilakukan dengan menunjukan LKS materi pemanasan global

model Inquiry Based Learning, kemudian meminta validator untuk mengisi

angket validasi LKS yang dikembangkan. Pada uji coba terbatas untuk

mengetahui kepraktisan LKS, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan

LKS, kemudian meminta guru mengisi angket respon tanggapan guru.

Selanjutnya, untuk melihat tingkat kepraktisan data dikumpulkan melalui lembar

keterlaksaan pembelajaran menggunakan LKS, lembar observasi kemampuan

kolaborasi oleh Observer, angket respon siswa (aspek kemenarikan pembelajaran)

dan lembar aktivitas siswa.

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

40

F. Teknik Analisis Data

Sumber data yang didapatkan dalam penelitian ini berasal dari validator ahli yaitu

dosen serta guru, observer dengan menggunakan lembar observasi, guru dan

siswa. Pada tahap studi pendahuluan, sumber data yang diperoleh berasal dari

hasil pengisian angket kebutuhan dari guru dan siswa tingkat SMP pada mata

pelajaran IPA. Pada tahap validasi, sumber data diperoleh dari hasil validasi

substansi dan konstruk oleh ahli..

Teknik analisis data dilakukan di SMP Negeri 1 Gunung Sugih, untuk uji

kevalidan bertujuan untuk mengetahui kesesuaian materi pembelajaran maka

dilakukan uji ahli materi dan uji ahli desain, melalui uji kevalidan. Kesesuaian

data tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk. Untuk

mengetahui kepraktisan produk dilakukan uji coba lapangan secara langsung

kepada siswa melalui uji coba terbatas. Selanjutnya untuk megetahui keefektivitas

produk dilakukan lembar observasi kolaborasi siswa.

Uji kevalidan dan uji coba lapangan yang dilakukan bertujuan untuk menilai

kesesuaian produk sebagai media pembelajaran. Penilaian uji kevalidan memiliki

2 pilihan jawaban yaitu: “ Ya” atau “tidak”. Jawaban tersebut memberikan arti

tentang kelayakan produk tersebut. Untuk jawaban tidak maka perlu dilakukan

revisi kembali.

Untuk mengetahui kefektifan produk maka dilakukan observasi berdasarkan

indikator kemampuan kolaborasi siswa. Kategori pada rubrik keterampilan

kolaborasi didesain berdasarkan aspek yang diamati dengan mempertimbangkan

keadaan karakteristik siswa dan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

41

digunakan oleh semua orang (observer) dalam kegiatan pembelajaran pada semua

materi.

Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan tabulasi data berdasarkan

klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan yang tertera di angket

pada siswa dan guru. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat

besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan, sehingga data yang diperoleh

dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

Keterangan: %Jin = Persentase pilihan jawaban-i

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N = Jumlah seluruh responden

Untuk hasil validasi ahli dan praktisi akan digunakan untuk merevisi produk LKS

berbasis model inquiry based-learning yang dikembangkan, jika hasil validasi

oleh 3 orang ahli berkategori valid dan persentasenya minimal 69,00 % maka

produk tersebut layak digunakan.

Validitas terhadap LKS berbasis model inquiry based-learning yang

dikembangkan dan perangkatnya dihitung berdasarkan skor yang diberikan oleh

validator dengan menghitung jumlah skor yang diberikan validator, menghitung

persentase ketercapaian skor dari skor maksimal untuk setiap aspek yang dinilai,

dan menghitung rata-rata persen keterapaian skor oleh 3 orang ahli lalu

menafsirkan data dengan kriteria sebagai berikut:

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

42

Tabel 2. Kategori Validitas Konstruksi dan Substansi

No Persentase Kriteria

1 21,00 % - 36,00% Tidak valid

2 37,00 % - 52,00% Kurang valid

3 53,00 % - 68,00% Cukup valid

4 69,00 % - 84,00% Valid

5 85,00 % - 100,00% Sangat valid

(Ratumanan, 2003)

Analisis keefektivan dilakukan dengan menggunakan analisis lembar observasi

dengan rubrik yang ditampilkan pada Tabel 3. sebagai berikut.

Tabel 3. Rublik Penilaian Aspek Kolaboratif

Aspek

Kolaborasi Kegiatan Penilaian Skor Penilaian

Kontribusi

Dalam diskusi kelompok kecil tidak memberi

gagasan dan tidak ikut berpartisipasi. 1

Dalam diskusi kelompok kecil jarang (hanya 1

kali) member gagasan. Namun sedikit (hanya 1

kali) berpartisipasi.

2

Dalam diskusi kelompok kecil sering (hanya 2

kali) member gagasan. Namun tidak sering

(hanya 2 kali) berkontribusi dalam

berpartisipasi

3

Dalam diskusi kelompok kecil sangat sering

(lebih dari 2 kali) memberi gagasan yang

menjadi acuan dalam diskusi. Mampu

memimpin diskusi dan sering (lebih dari 2

kali) berkontribusi dalam berpartisipasi.

4

Manajemen

Waktu

Tidak mengerjakan tugas, sehingga

menyebabkan kelompok memperpanjang batas

waktu pengerjaannya

1

Tugas diselesaikan, namun terlambat > 3 menit

dari waktu yang ditentukan. Sehingga

menyebabkan kelompok Memperpanjang batas

waktu pengerjaannya.

2

Tugas diselesaikan, namun terlambat ≤ 3 menit

dari waktu yang ditentukan. sehingga masih tidak

menyebabkan kelompok memperpanjang batas

waktu pengerjaannya

3

Menyelesaikan tugas tepat waktu atau selesai

sebelum batas waktu, sehingga tidak pernah

menyebabkan kelompok memperpanjang batas

waktu pengerjaannya.

4

Pemecahan

Masalah

Tidak ada usaha untuk menemukan dan

memberi jawaban atas permasalahan serta

memberikan semua tugas (mengandalkan)

1

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

43

Aspek

Kolaborasi Kegiatan Penilaian Skor Penilaian

Pemecahan

Masalah

kepada orang lain.

Jarang (hanya 1 kali) melakukan usaha untuk

mencari jawaban atas permasalahan dan

menggu-nakan solusi yang digagaskan oleh

orang lain.

2

Sering (hanya 2 kali) melakukan usaha untuk

mencari jawaban atas permasalahan, tetapi solusi

yang ditemukan hasil pengembangan dari

gagasan orang lain.

3

Sangat sering (lebih dari 2 kali) melakukan

usaha yang jelas untuk menemukan dan

memberikan gagasan sendiri untuk menjawab

permasalahan.

4

Bekerja

Dengan

Orang Lain

Tidak mendengarkan pendapat orang lain atau

tidak membantu orang lain dan tidak

berpartisipasi dalam kerja kelompok.

1

Jarang (hanya 1 kali) mendengarkan pendapat

orang lain dan jarang (hanya 1 kali) membantu

orang lain dikarenakan kesulitan untuk kerja

kelompok.

2

Sering (hanya 2 kali) mendengarkan pendapat

orang lain dengan baik dan sering (hanya 2 kali)

membantu orang lain, namun tidak memudahkan

dalam kerja kelompok.

3

Sangat sering (lebih dari 2 kali) mendengarkan

pendapat orang lain dengan baik dan sangat

sering (lebih dari 2 kali) membantu orang lain

sehingga memudahkan dalam kerja kelompok.

4

Teknik

Peyelidikan

Mengerjakan sedidaknya satu prosedur saja dari

semua prosedur teknik penyelidikan pada LKS. 1

Mengerjakan sekurang-kurangnya seperempat

dari semua prosedur teknik penyelidikan pada

LKS.

2

Mengerjakan sekurang-kurangnya setengah dari

semua prosedur teknik penyelidikan pada LKS. 3

Mengerjakan semua prosedur teknik

penyelidikan pada LKS. 4

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga penilaian

total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖× 100 %

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

44

Dari hasil penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah

subjek sampel uji coba dan dikonversikan untuk menentukan keefektifan

produk LKS dalam meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa.

Hasil konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif

terhadap skor penilaian yang diperoleh. Pengkonversian skor menjadi

pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Konversi Skor Angket Kolaborasi

Presentase (%) Kategori

80 < X ≥ 100 Sangat Baik

60 < X ≤ 80 Baik

40 < X ≤ 60 Cukup

20 < X ≤ 40 Kurang

0 < X ≤ 20 Sangat Kurang Sumber : Widoyoko (2014)

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

78

78

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengembangan lembar kerja siswa berbasis model inquiry based-learning

memiliki karakteristik (1) Discovery Learning, (2) Interactive

Demonstration, (3) Inquiry Lessons, (4) Inquiry Laboratory, (5) Real-

World Applications, (6) Hypothetical Inquiry pada topik pemanasan

global dalam menumbuhkan keterampilan kolaborasi dengan uji validasi

substansi dan konstruksi dinyatakan valid.

2. Kepraktisan lembar kerja siswa berbasis model inquiry based-learning

memiliki karakteristik (1) Discovery Learning, (2) Interactive

Demonstration, (3) Inquiry Lessons, (4) Inquiry Laboratory, (5) Real-

World Applications, (6) Hypothetical Inquiry pada topik pemanasan

global dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi berkategori tinggi.

3. Keefektivan LKS menggunakan inquiry based learning model inquiry

based-learning memiliki karakteristik (1) Discovery Learning, (2)

Interactive Demonstration, (3) Inquiry Lessons, (4) Inquiry Laboratory,

(5) Real-World Applications, (6) Hypothetical Inquiry pada topik

pemanasan global dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi melalui

metode observasi oleh observer efektif dengan melihat persentase yang

dihasilkan meningkat dengan kategori “Sangat Baik” .

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

79

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan LKS berbasis model inquiry

based learning topik pemanasan global dalam meningkatkan keterampilan

kolaborasi, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi calon peneliti dapat sebagai sumber mengenai inquiry based learning

dan materi yang akan dikembangkan, sehingga LKS yang dikembangkan

lebih baik lagi selain itu peneliti harus sangat memahami keterampilan

kolaborasi dan inquiry based learning.

2. Bagi guru yang akan mengajar dapat menjadi pengetahuan mengenai inquiry

based learning dan materi pemanasan global yang efektif agar pembelajaran

lebih berarti karena terbukti dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi

siswa.

3. Bagi guru yang akan menerapkan LKS menggunakan inquir based learning

dalam pembelajaran dapat memberikan pengelaman yang baru bagi siswa dan

dapat meningkatkan keterampilan abad 21 khususnya pada keterampilan

kolaborasi.

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, A. 2014. The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’

Academic Achievement in Science Course. Universal Journal of

Educational Research, 2(1), p 37-41.

Abdurrahman. 2015. Guru Sains Sebagai Inovator, Merancang Pembelajaran

Sains Inovatif Berbasis Riset. Yogjakarta: Media Akademi

Afriyanti, I., Wardono & Kartono. 2018. Pengembangan Literasi Matematika

Mengacu PISA Melalui Pembelajaran Abad Ke-21 Berbasis Teknologi.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, PRISMA 1.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/

Alismail, H. A. & McGuire, P. 2016. 21st Century Standards and Curriculum:

Current Research and Practice. Journal of Education and Practice, 6(6),

p 150-156.

Anantyarta, P. & Sari, R. L. I. 2017. Keterampilan Kolaboratif dan Metakognitif

Melalui Multimedia Berbasis Means Ends Analysis. Jurnal Biologi dan

Pembelajaran Biologi, 2(2), p 22-43.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Arini, D.S. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)

pada Mata Pelajaran Membuat Busana Costum Mode Kelas X Wirausaha

Tata Busana di SMK Negeri 1 Buduran. e-Journal. 6(3), p 47-50.

Boholano, H. B. 2017. Smart Social Networking: 21st Century Teaching and

Learning Skills. Research in Pedagogy, 7(1), p 21‐29.

Borg, W. R. & Gall, M. D. 1983. Educational Research An Introduction. New

York: Longman

Candra, R. 2015. Collaborative Learning for Educational Achievement. IOSR

Journal of Research & Method in Education, 5(3), p 04-07.

Child, S. & Simon, S. 2016. Collaboration in The 21st Century: Implications for

Assessment. A Cambridge Assessment publication (UCLES). ISSUE 22.

http://www.cambridgeassessment.org.uk/research-matters/.

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

81

Cretu, D. 2017. Fostering 21st Century Skills for Future Teachers. The European

Proceedings of Social & Behavioural Sciences.

http://dx.doi.org/10.15405/epsbs.2017.05.02.82 .

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan bahan Ajar. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Ergül, R. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching on Elementary

School Students’ Science Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian

Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5(1), p 48-68.

Hake, R. 1999. Analizing Change/Gain Score. http://lists.asu.edu/cgi-

bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855. (diakses pada tanggal 25

Maret 2018).

Hanim, Z. 2007. Peningkatan Keterampilan Kolaborasi dan sikap pelajar pada

Matematika Melalui Pembelajran Kooperatif. Jurnal Pendidikan

Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran (Didaktika), 8(2),

p 163-172.

Hermawan, Siahaan, P., Suhendi, E. I. Samsudin, A., Setyadin, H., & Hidayat, S.

R. 2017. Desain Rubrik Kemampuan Berkolaborasi Siswa SMP dalam

Materi Pemantulan Cahaya. JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan

Pendidikan Fisika, 3(2), p 167-174.

Ismail, N. & S. E. Alias. 2006. Inquiry Based Learning: A New Approach to

Classroom Learning. English Language Journal, 2(1), P 13-24.

Ješková, Z., Kireš, M., Ganajová, M., & Kimáková, K. 2011. Inquiry-Based

Learning in Science Enhanced by Digital Technologies. 9th IEEE

International Conference on Emerging eLearning Technologies and

Applications (ICETA). Stará Lesná, The High Tatras, Slovakia.

https://www.researchgate.net/publication/254015311

Ješková Z., Lukáč, S., Hančová, M., Šnajder, Ľ., Guniš, J., Balogová, B., &

Kireš, M. 2016. Efficacy of Inquiry-Based Learning in Mathematics,

Physics and Informatics in Relation to The Development of Students´

Inquiry Skills. Journal Of Baltic Science Education, 15(5), p 559-574.

Kristanto, Y. E., & Susilo, H. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 22(2), p

197-208.

Laal, M., M. Laal & Kermanshahi, Z. K. 2012. 21st Century Learning; Learning

in Collaboration. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 47, 1696 –

1701.

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

82

Lamb, S., Maire, Q., & Doecke, E. 2017. Future Frontiers Analytical Report :

Key Skills for the 21st Century: an evidence-based review. A report

prepared for the NSW Department of Education: Victoria University.

Le, H., Janssen, J., & Wubbels, T. 2018. Collaborative Learning Practices:

Teacher and Student Perceived Obstacles to Effective Student

Collaboration. Cambridge Journal of Education, 48(1), p 103–122.

Luddin, M. R. 2008. Modernisasi dan Rekonstektualisasi Pendidikan di Era

Globalisasi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 14(75), p 1120-1139.

Maridi. 2009. Penerapan Model Collaborative Learning. Disampaikan dalam

Seminar Lokakarya Nasional. Pendidikan Biologi UNS.

Mudjiono & Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Nisa, H., Disman & Dahlan, D. 2018. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kolaboratif Teknik Group Investigation terhadap Kemampuan Berpikir

Analisis Peserta Didik. Manajerial, 3(5), p 157-166.

Ningrum, P. 2016. Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Berpikir Kreatif

Melalui Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Masalah Materi Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Semarang.

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semaran, 4(1), p 17-

28.

Nugraheni, D. 2018. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis

Inquiry Materi Pengukuran untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa.

Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 5(2), p 98-103.

Nurhaidah & Musa, M. I. 2015. Dampak Pengaruh Globalisasi bagi Kehidupan

Bangsa Indonesia. Jurnal Pesona Dasar, 3(3), p 1- 14.

Olakanmi, E. E. 2017. Development of A Questionnaire to Measure Co-

Regulated Learning Strategies During Collaborative Science Learning.

Journal of Baltic Science Education, 15(1), p 68-78.

Ozgur, S. D. & Yılmaz, A. 2017. The Effect of Inquiry based Learning on Gifted

and Talented Students’ Understanding of Acidsbases Concepts and

Motivation. Journal of Baltic Science Education, 16(6), p 559-574.

Permendiknas. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Permendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

83

Prayitno, B. A., Corebima, D., Susilo, H., Zubaidah, S., & Ramli, M. 2017.

Closing The Science Process Skills Gap Between Students With High and

Low Level Academic Achievement. Journal Of Baltic Science Education,

16(2), p 266-277.

Rahayu, T., Syafrimen, & Wati, W. 2016. Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA

Terpadu dalam Pembelajaran Fisika. Proceeding of The 4th International

Conference on Islam and Higher Education (ICIHE). Pahang, Malaysia.

Rohman, A. 2013. Model Pembelajaran Inter-Teams Game Tournament untuk

Pengembangan Kemampuan Kolaborasi Mahasiswa Calon Guru. Jurnal

Penelitian Ilmu Pendidikan, 6(1), p 1-10.

Shalikhah, N. D. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis

Pendekatan Scientific. Tarbiyatuna, 7(2), p 144-166.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sujianto, A. E. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi dalam

Menumbuhkan Model Mental dan Meningkatkan Penguasaan Konsep

Kimia Dasar Mahasiswa. Disertasi. Pascasarjana Universitas Negeri

Surabaya : tidak diterbitkan. Surabaya.

Suranto & Kholis, N. 2014. Efektivitas Model Inquiry Based Learning dalam

Pembelajaran Sistem Mikrokontroler di SMK Negeri 3 Wonosari.

Jurusan Pendidikan Teknik Mekatronika. 4(3), p 235-243.

Suyanto, E. & Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa

dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan

Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Proseeding

Seminar Nasional Pendidikan. Bandar Lampung: UNILA.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Kontruktivistik. Prestasi Pusaka: Jakarta.

. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TOPIK PEMANASAN …digilib.unila.ac.id/61696/12/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pemanasan global berbasis model inquiry based-learning yang valid,

84

Wenning, C. J. 2005. Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and

inquiry processes. J. Phys. Tchr. Educ. Online 2(3), p 3-11.

. 2011. The Levels of Inquiry Model of Science Teaching. J. Phys.

Tchr. Educ. Online, 6(2), p 9-16.

& Khan, M. A. (2011). Sample learning sequences based on the

Levels of Inquiry Model of Science Teaching. Journal of Physics

Teacher Education Online, 6(2), 17-30.

Widiadyana, I. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Pemahaman

Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA,

pasca.undiksha singaraja. Bali.

Widjajanati, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Jurusan Pendidikan FMIPA

Universitas Negeri Yogyakarta. (Online).

staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang..../kualitasilks.pdf.

(diaksek pada tanggal 15 Februari 2019).

Widoyoko, S. E. P. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.