pengaruh model group investigation berbantu …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap...

88
PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU AUDIO VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI GUGUS 5 SENTOLO SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ma’rufiati Azhari 1401413507 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vanthuan

Post on 29-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION

BERBANTU AUDIO VISUAL

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS V SD DI GUGUS 5 SENTOLO

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ma’rufiati Azhari

1401413507

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

ii

Page 3: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

iii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 4: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Page 5: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas

Alva Edison)

Tidak ada perjuangan yang sia-sia selama dilandasi keikhlasan (Ma’rufiati Azhari)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT karya tulis ini saya

persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Ibu Sri Rahayu Ningsih dan Bapak Suwignya

yang selalu mendoakan setiap langkahku dan mendukung dengan sepenuh

hati.

2. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

Page 6: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

vi

ABSTRAK

Azhari, Marufiati. 2017. Pengaruh Model Group Investigation Berbantu Audio

Visual Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di

Gugus 5 Sentolo, Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing

Farid Ahmadi, S,Kom., M. Kom., Ph. D., Dra. Yuyarti, M. Pd. 290

Halaman.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada SD di Gugus 5 Sentolo

teridentifikasi masalah, yaitu pembelajaran masih berpusat pada guru kelas karena

guru masih menggunakan metode konvensional. Data dokumen menunjukkan

bahwa hasil belajar IPA siswa V belum mencapai keuntasan klasikal lebih dari

50%. Berdasarkan permasalahan perlu dilaksanakan pembelajaran yang inovatif

dengan menerapakan model Group Investigation berbantu audio visual. Penelitian

ini bertujuan (1) Mendeskripsikan pengaruh model Group Investigation berbantu

audiovisual terhadap hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (2)

Mendeskripsikan pengaruh model Group Investigation berbantu audiovisual

terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) Mendeskripsikan

pengaruh model Group Investigation berbantu audiovisual terhadap aktivitas dan

hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo.

Desain penelitian menggunakan Quasi-Experimental dengan bentuk Non

Equivqlent Control Group Design. Subjek penelitian 41 siswa yang terdiri 20 siswa

kelas V SDN Pergiwatu sebagai kelas eksperimen dan 21 siswa kelas V SDN

Kradenan sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan

meliputi tes, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data hasil belajar

menggunakan tes pilihan ganda dan untuk aktivitas siswa menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa.

Hasil penelitian menunjukan (1) Rata-rata skor aktivitas siswa pada kelas

eksperimen menunjukkan persentase 75% lebih tinggi dibanding dengan kelas

kontrol yaitu 58,90%. (2) Harga t-hitung lebih besar dibandingkan harga t-tabel (3,466

> 2,023) dan signifikansi (0,00 < 0,05), artinya Ha diterima yaitu ada perbedaan

rata-rata hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kontrol. Besar peningkatan

pada kelas eksperimen terlihat pada rata-rata gain ternormalisasi yaitu 0,536

(kategori sedang). (3) Secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan aktivitas

dan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti penerapan model Group

Investigation (F = 22,843 ; α < 0,05).

Simpulan penelitian ini model Group Investigation berbantu audio visual

memberikan pengaruh pada pembelajaran IPA terhadap aktivitas dan hasil belajar

siswa. Saran dalam penelitian yaitu hendaknya siswa lebih aktif dan kreatif lagi

dalam mengikuti pembelajaran IPA; guru hendaknya mengkolaborasikan model

Group Investigation dengan metode lain agar pembelajaran lebih menarik.

Kata kunci : aktivitas belajar, group investigation; hasil Belajar; IPA

Page 7: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyusun skripsi

dengan judul “Pengaruh Model Group Investigation Berbantu Audio Visual

Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo”

Penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.,Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah

memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang

telah memberikan masukan dan arahan dalam penyempurnaan skripsi.

4. Farid Ahmadi, S,Kom., M. Kom., Ph. D., Dosen Pembimbing I yang senantiasa

membimbing dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi

ini.

5. Dra. Yuyarti, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing dan

banyak memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Dra. Sri Hartati, M. Pd. Dosen Penguji Utama, yang telah menguji dengan teliti

sehingga kesalahan-kesalahan dalam skripsi dapat diketahui.

Page 8: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

viii

7. Segenap karyawan dan keluarga besar PGSD, yang telah membantu dalam

kelancaran pembuatan skripsi

8. Kepala SD Muh Demangrejo, SDN Pergiwatu, dan SDN Kradenan yang telah

memberikan ijin dan membantu pelaksanaan penelitian.

9. Guru SD Muh Demangrejo, SDN Pergiwatu, dan SDN Kradenan yang telah

membantu pelaksanaan penelitian.

10. Siswa SD Muh Demangrejo, SDN Pergiwatu, dan SDN Kradenan yang telah

membantu pelaksanaan penelitian.

Peneliti sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, namun

peneliti telah berusaha maksimal dalam menulis skripsi ini. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun selalu diharapkan peneliti untuk kemajuan laporan

penelitian berikutnya. Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi

pembaca dan perkembangan pendidikan.

Semarang, 7 Agustus 2016

Peneliti

Page 9: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

HALAMAN PRAKATA ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

1.3 Perumusan Masalah .............................................................................. 7

1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 7

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9

2.1 Kajian Teori ............................................................................................ 9

2.1.1 Model Kooperatif ................................................................................. 9

Page 10: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

x

2.1.1.1 Pengertian Model Kooperatif ............................................................... 9

2.1.1.2 Karakteristik Model Kooperatif ........................................................... 11

2.1.1.3 Unsur Model Kooperatif ...................................................................... 13

2.1.2 Model Kooperatif Tipe Group Investigation ....................................... 14

2.1.2.1 Pengertian Model Kooperatif Tipe Group Investigation ..................... 14

2.1.2.2 Tahap-tahap Model Kooperatif Tipe Group Investigation................... 15

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe GI ...................... 16

2.1.3 Demonstrasi .......................................................................................... 17

2.1.4 Media Pembelajaran ............................................................................ 19

2.1.4.1 Hakikat Media Pembelajaran ............................................................... 19

2.1.4.2 Media Audio Visual ............................................................................. 21

2.1.5 Hakikat Belajar ..................................................................................... 24

2.1.6 Hakikat Pembelajaran .......................................................................... 26

2.1.7 Aktivitas Belajar ................................................................................... 29

2.1.8 Hasil Belajar ......................................................................................... 32

2.1.9 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ......................................................... 39

2.1.9.1 Pengertian IPA ..................................................................................... 39

2.1.9.2 Pembelajaran IPA di SD ..................................................................... 41

2.1.10 Teori Belajar yang Mendukung Model Group Investigation ............... 44

2.1.10.1 Teori Belajar Piaget ........................................................................... 44

2.1.10.2 Teori Belajar Bruner .......................................................................... 45

2.1.10.3 Teori Belajar Ausubel ........................................................................ 46

2.1.10.4 Teori Belajar Kontruktivisme ............................................................ 49

Page 11: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xi

2.1.10.5 Teori Belajar Vygotsky ...................................................................... 50

2.1.11 Penerapan Model Group Investigation .............................................. 52

2.3 Kajian Empiris ...................................................................................... 54

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................ 58

2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 61

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 63

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 63

3.1.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 63

3.1.2 Desain Penelitian .................................................................................. 63

3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................... 64

3.2.1 Tahap Persiapan ................................................................................... 65

3.2.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 65

3.2.3 Tahap Akhir Penelitian ......................................................................... 65

3.3 Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 65

3.3.1 Subjek Penelitian .................................................................................. 65

3.3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................. 66

3.3.3 Waktu Penelitan ................................................................................... 66

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 66

3.4.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 66

3.4.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 67

3.4.3 Teknik Sampling .................................................................................. 67

3.5 Variabel Penelitian ............................................................................... 68

3.5.1 Variabel Bebas ..................................................................................... 68

Page 12: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xii

3.5.2 Variabel Terikat .................................................................................... 68

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 68

3.6.1 Dokumentasi ......................................................................................... 69

3.6.2 Observasi .............................................................................................. 69

3.6.3 Wawancara ........................................................................................... 69

3.6.4 Tes .................................................................................................. 70

3.7 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 70

3.8 Instrumen Penelitian ............................................................................. 77

3.8.1 Uji Validitas ......................................................................................... 78

3.8.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 80

3.8.3 Uji Taraf Kesukaran ............................................................................. 82

3.8.4 Daya Pembeda ...................................................................................... 84

3.9 Analisis Data Penelitian ....................................................................... 88

3.9.1 Analisis Data Awal ............................................................................... 88

3.9.2 Analisis Data Akhir .............................................................................. 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 94

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 94

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 94

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 95

4.1.3 Aktivitas Siswa ..................................................................................... 108

4.1.3.1 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ...................................................... 108

4.1.3.2 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............................................................. 116

4.1.4 Data Nilai Pretest ................................................................................. 123

Page 13: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xiii

4.1.5 Data Nilai Posttest ................................................................................ 126

4.1.6 Analisis Data Awal ............................................................................... 129

4.1.7 Analisis Data Akhir .............................................................................. 133

4.1.8 Uji Hipotesis ......................................................................................... 135

4.1.9 Uji Gain ................................................................................................ 140

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 143

4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................................ 143

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 148

4.2.2.1 Implikasi Teoritis ................................................................................. 148

4.2.2.2 Implikasi Praktis .................................................................................. 149

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ............................................................................ 151

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 153

5.1 Simpulan .................................................................................................. 153

5.2 Saran .................................................................................................. 154

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 155

LAMPIRAN .................................................................................................... 159

Page 14: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ................................................................ 35

Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif .................................................................. 35

Tabel 2.3 Penerapan Model Group Investigation ............................................ 52

Tabel 3.1 Populasi Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo ........................................ 66

Tabel 3.2 Sampel Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo .......................................... 67

Tabel 3.3 Langkah-langkah Model Group Investigation ................................. 71

Tabel 3.4 Instrumen Aktivitas Siswa ............................................................... 72

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................... 75

Tabel 3.6 Analisis Validitas Tes Uji Coba ....................................................... 79

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen ......................................................... 81

Tabel 3.8 Output Uji Reliabilitas Tes Uji Coba ............................................... 81

Tabel 3.9 Indeks Kesukaran ............................................................................. 82

Tabel 3.10 Analisis Uji Kesukaran .................................................................. 83

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen Tes .............................. 85

Tabel 3.12 Analisis Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba .................................... 86

Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ..................... 87

Tabel 3.14 Kriteria Nilai N-Gain ..................................................................... 93

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 96

Tabel 4.2 Hasil Observasi Model Group Investigation ................................... 97

Tabel 4.3 Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 124

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen...................... 124

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ............................ 126

Page 15: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xv

Tabel 4.6 Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 126

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................... 127

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ............................ 128

Tabel 4.9 Output Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................ 130

Tabel 4.10 Output Hasil Uji Homogenitas Pretest .......................................... 131

Tabel 4.11 Output Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Pretest ............................... 132

Tabel 4.12 Output Hasil Uji Normalitas Posttest ............................................ 134

Tabel 4.13 Output Hasil Uji Homogenitas Posttest ......................................... 134

Tabel 4.14 Output Hasil Analisis Uji T Hasil Belajar ..................................... 138

Tabel 4.15 Output Hasil Uji Manova ............................................................... 139

Tabel 4.16 Data Peningkatan Hasil Belajar IPA .............................................. 140

Tabel 4.17 Output Uji T Antar Gain Score Hasil Belajar ............................... 141

Tabel 4.18 Gain Ternormalisasi Hasil Belajar ................................................. 142

Page 16: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerucut Pemahaman Edgar Dale ................................................... 22

Bagan 2.2 Perilaku Ranah Psikomotorik ......................................................... 38

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 60

Bagan 2.4 Kerangka Hipotesis ........................................................................ 61

Bagan 3.1 Desain Nonequivalent Control Group ........................................... 63

Page 17: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba .............................................. 80

Diagram 3.2 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ................................. 84

Diagram 3.3 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 87

Diagram 4.1 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 1.......................... 109

Diagram 4.2 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 2.......................... 110

Diagram 4.3 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 3.......................... 111

Diagram 4.4 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 4.......................... 111

Diagram 4.5 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 5.......................... 112

Diagram 4.6 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 6.......................... 113

Diagram 4.7 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 7.......................... 113

Diagram 4.8 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 8.......................... 114

Diagram 4.9 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 9.......................... 115

Diagram 4.10 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Indikator 10...................... 115

Diagram 4.11 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 1 .............................. 116

Diagram 4.12 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 2 .............................. 117

Diagram 4.13 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 3 .............................. 118

Diagram 4.14 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 4 .............................. 119

Diagram 4.15 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 5 .............................. 119

Diagram 4.16 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 6 .............................. 120

Diagram 4.17 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 7 .............................. 121

Diagram 4.18 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 8 .............................. 121

Diagram 4.19 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 9 .............................. 122

Page 18: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xviii

Diagram 4.20 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Indikator 10 ............................ 123

Diagram 4.21 Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen .............................. 125

Diagram 4.22 Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol ..................................... 126

Diagram 4.23 Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ............................. 127

Diagram 4.24 Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol .................................... 128

Diagram 4.25 Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa ............................................... 136

Diagram 4.26 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar ........................................ 141

Page 19: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 160

Lampiran 2 Lembar Observasi Model Group Investigation ........................... 163

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................................. 165

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis ................................................ 169

Lampiran 5 Soal Uji Coba ............................................................................... 173

Lampiran 6 Lembar Valiadasi Instrumen Penelitian....................................... 182

Lampiran 7 Daftar Nilai Tes Uji Coba ............................................................ 190

Lampiran 8 Nilai Tertinggi Tes Uji Coba ....................................................... 191

Lampiran 9 Nilai Terendah Tes Uji Coba ....................................................... 192

Lampiran 10 Output Uji Validitas Instrumen Tes ........................................... 193

Lampiran 11 Output Uji Reliabilitas Instrumen Tes ....................................... 197

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda ...................... 198

Lampiran 13 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................... 199

Lampiran 14 Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ............................................ 200

Lampiran 15 Kesimpulan Hasil Tes Uji Coba ............................................... 201

Lampiran 16 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest ............................................ 203

Lampiran 17 Soal Pretest dan Posttest ........................................................... 205

Lampiran 18 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................. 211

Lampiran 19 Nilai Tertinggi Pretest Kelas Eksperimen ................................. 212

Lampiran 20 Nilai Terendah Pretest Kelas Eksperimen ................................. 213

Lampiran 21 Nilai Tertinggi Posttest Kelas Eksperimen .............................. 214

Page 20: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

xx

Lampiran 22 Nilai Terendah Posttest Kelas Eksperimen ............................... 215

Lampiran 23 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ....................... 216

Lampiran 24 Nilai Tertinggi Pretest Kelas Kontrol ...................................... 217

Lampiran 25 Nilai Terendah Pretest Kelas Kontrol ....................................... 218

Lampiran 26 Nilai Tertinggi Posttest Kelas Kontrol ..................................... 219

Lampiran 27 Nilai Terendah Posttest Kelas Kontrol ...................................... 220

Lampiran 28 Aktivitas Belajar Siswa ............................................................. 221

Lampiran 29 Aktivitas Kelas Eksperimen ...................................................... 231

Lampiran 30 Aktivitas Kelas Kontrol ............................................................. 232

Lampiran 31 Output Uji Normalitas Data Pretest .......................................... 233

Lampiran 32 Output Uji Homogenitas Data Pretest ....................................... 234

Lampiran 33 Output Uji Kesamaan Rata-rata Pretest ..................................... 235

Lampiran 34 Output Uji Normalitas Data Posttest ......................................... 237

Lampiran 35 Output Uji Homogenitas Data Posttest ..................................... 238

Lampiran 36 Output Uji Hipotesis Hasil Belajar ........................................... 239

Lampiran 37 Output Spss Versi 21 Uji Hipotesis Ketiga Manova .................. 241

Lampiran 38 Output Uji T antar Gain Score ................................................... 242

Lampiran 39 Contoh RPP Kelas Eksperimen ................................................. 244

Lampiran 40 Contoh RPP Kelas Kontrol ........................................................ 265

Lampiran 41 Dokumentasi Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ..................... 283

Lampiran 42 Dokumentasi Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ..................... 285

Lampiran 43 Surat-Surat Penelitian ................................................................ 286

Page 21: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang untuk

menjalankan kehidupan. Globalisasi menuntut manusia untuk mengembangkan

potensi melalui pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan:

Pendidikan Nasional yang berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta ddik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Potensi dan kemampuan dapat dikembangkan melalui proses pendidikan

formal maupun non formal. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan Pendidikan Formal

adalah jalur pendidikan yang terstruktur berjenjang terdiri dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Undang-undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab X Pasal 37 Ayat 1 menyatakan

kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat salah satu yaitu Ilmu

Pengetahuan Alam. Mata pelajaran IPA mencakup Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Page 22: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

2

Nasional Nomor 22 Tahun 2006, standar isi mata pelajaran IPA untuk SD/MI, IPA

berhubungan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan-kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan.

Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasannya menegaskan manusia

membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pembelajaran IPA diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

memecahkan masalah. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI dalam KTSP IPA

SD/MI dijelaskan agar siswa memiliki kemampuan untuk: (1) memperoleh

keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,

keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan

dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari; (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh

bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs. Tujuan mata pelajaran IPA sudah baik dengan

mengandung ide-ide konsep iptek secara global dan mampu bersaing namun

kenyataannya masih terdapat beberapa masalah.

Page 23: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

3

Berdasarkan temuan Kemendikbud RI (2016) penelitian sains pada tingkat

Internasional yang diselengarakan oleh Organization for Economic Cooperation

and Development (OECD) dalam PISA (the Programme for International Student

Assessment) menunjukkan Indonesia berada peringkat 62 dari 69 negara yang

berpartisipasi. Skor yang dicapai oleh siswa Indonesia kurang lebih terletak di

sekitar angka 403. Penelitian lain dapat dilihat dari TIMSS (Trends In International

Mathematic and Science Study) pada tahun 2015 menunjukkan untuk bidang sains,

Indonesia memperoleh skor 397 dan berada di urutan ke 45 dari 48 negara. Skor ini

tergolong ke dalam katagori low bencmark.

Permasalah pembelajaran IPA juga terjadi pada SD di Gugus 5 Sentolo

Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara pada

tanggal 23 Januari 2017 terdapat beberapa masalah di Gugus 5 Sentolo yaitu

menunjukan proses pembelajaran masih berpusat kepada guru kelas sehingga

komunikasi bersifat satu arah karena guru masih menggunakan metode

konvensional, penggunaan media untuk mendukung pembelajaran belum

maksimal, dan sumber belajar yang digunakan sangat terbatas.

Permasalahan didukung data dokument nilai mata pelajaran IPA SD

Muhammadiyah Demangrejo kelas V dari 20 siswa, 10 (50%) nilainya mencapai

KKM (tuntas), sedangkan 10 (50%) siswa nilainya dibawah KKM (tidak tuntas).

Demikian pula di SDN Pergiwatu kelas V dari 20 siswa, 11 siswa (55%)

mendapatkan nilai dibawah KKM dan 9 siswa (45%) yang mencapai KKM yaitu

75 dengan retata kelas 69. Hal serupa diperoleh di SDN Kradenan kelas V dari 21

Page 24: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

4

siswa, 16 siswa (76%) mendapatkan nilai dibawah KKM dan 5 siswa (24%)

mencapai KKM yaitu 75 dengan rerata kelas 69.

Dilihat dari beberapa permasalahan, perlu adanya upaya memperbaiki

model yang digunakan saat pembelajaran IPA disesuaikan dengan karakteristik

materi. Menurut teori Piaget (dalam Slavin, 1994:34) menyatakan anak usia tujuh

sampai sebelas tahun masuk pada tahap perkembangan operasional konkret yaitu

anak sudah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-

benda yang bersifat konkret. Sesuai dengan teori Piaget tersebut siswa dapat belajar

dengan mudah apabila dipadukan dengan praktikum sehingga memberikan

kesempatan bagi siswa untuk lebih aktif. Model inovatif menurut peneliti yang

sesuai untuk diterapkan pada materi cahaya dan sesuai teori Piaget yaitu model

Kooperatif. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara sesama teman sekelas

akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana

pertukaran diantara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan

(Slavin, 2015:215).

Pada materi cahaya, peneliti menerapkan model koopertitif tipe Group

Investigation. Menurut Nurhadi (dalam Wena, 2012:107) Model Group

Investigation melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi. Pemilihan media merupakan

hal yang penting untuk menunjang pembelajaran. Menurut Criticos (dalam

Daryanto, 2016:5) Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media video adalah

Page 25: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

5

segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan

gambar bergerak secara sekuensial (Daryanto, 2016:106).

Penelitian mendukung penelitian I Gede Agus Darmawan dkk (2014)

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatf Tipe Group Investigation

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD”. Penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas V SD di Gugus V Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Kabupaten

Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

perbedaan hasil belajar IPA signifikan antara kelompok siswa mengikuti model

Group Investigation dengan kelompok siswa mengikuti model Konvensional.

Hal ini ditunjukkan oleh (thitung = 5,5 > ttabel = 2,042) di dukung oleh

perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang mengikuti model Group

Investigation yaitu 25,6, berada pada kategori baik dan siswa yang belajar

menggunakan model konvensional yaitu 18,89 berada pada kategori cukup. Hal ini

berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelompok

siswa yang belajar menggunakan model Group Investigation dengan siswa yang

mengikuti model konvensional.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Dw. Bgs. Pt. Diva Ariesta dkk

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT Dengan Bantuan Media Audio

Visual Terhadap Hasil Belajar IPA”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

perbedaan hasil belajar IPA antara kelas yang menerapkan model TGT dengan

bantuan media audio visual dan kelas yang menerapkan model konvenional (thitung=

6,989; ttabel = 1,666). Rata – rata hasil belajar IPA dengan model pembelajaran TGT

dengan bantuan media audio visual adalah 78.4 yang berada pada kriteria sangat

Page 26: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

6

tinggi. Sedangkan kelas yang belajar dengan model pembelajaran konvensional

adalah 57,3 yang berada pada kriteria sedang. Jadi model pembelajaran TGT

dengan bantuan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA.

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti bermaksud akan melakukan

Penelitian Eksperimen untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Group

Investigation berbantuan media audio visual dengan judul “Pengaruh Model Group

Investigation Berbantu Audio Visual Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil obsevasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan

guru kelas V SD di Gugus 5 Sentolo, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

1) Proses pembelajaran masih berpusat pada guru kelas karena guru masih

menggunakan metode konvensional.

2) Penggunaan media untuk mendukung pembelajaran belum maksimal.

3) Sumber belajar yang digunakan sangat terbatas.

4) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang.

5) Komunikasi antara guru dengan siswa masih bersifat satu arah.

Page 27: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

7

1.3 Perumusan Masalah

1. Apakah model Group Investigation berbantu audiovisual berpengaruh

terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo?

2. Apakah model Group Investigation berbantu audiovisual berpengaruh

terhadap hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo?

3. Apakah model Group Investigation berbantu audiovisual berpengaruh

terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo?

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini sebenarnya dapat dilakukan pada semua mata pelajaran,

namun dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada proses pembelajaran IPA

khususnya materi Cahaya pada Standar Kompetensi 6, Kompetensi Dasar 6.1, dan

10.3 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation untuk kelas eksperimen dan demonstrasi untuk kelas kontrol SD di

Gugus 5 Sentolo.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Mendeskripsikan pengaruh model Group Investigation berbantu audiovisual

terhadap hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo.

2. Mendeskripsikan pengaruh model Group Investigation berbantu audiovisual

terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo.

Page 28: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

8

3. Mendeskripsikan pengaruh model Group Investigation berbantu audiovisual

terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Menambah bahan referensi untuk peneliti lain dalam memberikan

gambaran mengenai model kooperatif Group Investigation berbantu audio visual

untuk mengatasi masalah pada pembelajaran IPA.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

Memotivasi siswa mengikuti proses pembelajaran, siswa dapat lebih aktif

terlibat dalam melakukan penyelidikan, melatih kerjasama dan mengembangkan

rasa percaya diri siswa untuk bertukar pendapat dengan teman sekelompoknya.

1.6.2.2 Bagi Guru

Penerapan model Group Investigation memberikan referensi bagi guru

mengenai model pembelajaran yang inovatif sehingga dapat diterapkan dalam

pembelajaran yang lain.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran model Group

Investigation berbantu audio visual.

Page 29: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Kooperatif

2.1.1.1 Pengertian Model Kooperatif

Model kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk aktif belajar dengan teman sekelompoknya. Menurut

Shoimin (2014:45) model kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep dan

menyelesaikan persoalan. Menurut Wena (2012:199) model kooperatif adalah

sistem pembelajaran yang tidak hanya memanfaatkan guru dan sumber belajar

melainkan memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar.

Menurut Suprijono (2016:73) model kooperatif merupakan model

pembelajaran yang memiliki konsep lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

yang diarahkan oleh guru. Mulai dari menetapkan tugas, menyiapkan pertanyaan

dan menyediakan bahan-bahan dan informasi sehingga siswa dapat menyelesaikan

masalah yang diberikan oleh guru.

Sependapat dengan uraian diatas, Fathurrohman (2015:46) menyatakan

model kooperatif dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama atau gotong-

royong dalam pembelajaran dengan menekankan terbentuknya hubungan antara

siswa yang satu dengan siswa lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang

demokratis serta tumbuhnya produktivitas kegiatan belajar siswa. Dengan

Page 30: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

10

demikian, pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk melatih kompetensi

sikap, sosial, dan kepekaan terhadap orang lain, serta juga kolaborasi dengan orang

lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan model kooperatif

merupakan pembelajaran dengan cara berkelompok yang diarahkan oleh guru

sehingga melalui kerja sama memecahkan masalah dapat melatih kompetensi sikap,

sosial dan kepekaan siswa.

Menurut Arends (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:53) model

kooperatif bertujuan dalam peningkatan pencapaian akademik, peningkatan rasa

toleransi dan menghargai perbedaan serta membangun ketrampilan sosial peserta

didik.Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi ketika

keberhasilan individu atau dipengaruhi keberhasilan kelompok.

Slavin (2015:4-5) mengemukakan beberapa alasan sehingga pembelajaran

kooperatif masuk dalam praktik pembelajaran. Alasan-alasan : (1) dapat

meningkatkan pencapaian prestasi siswa, dan dampak-dampak positif sehingga

dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman

sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri; (2)

tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,

menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan

dan pengetahuan mereka; (3) dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, yang

bersifat homogen dan heterogen; (4) mengembangkan hubungan antara siswa dari

latar belakang etnik yang berbeda.

Page 31: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

11

2.1.1.2 Karakteristik Model Kooperatif.

Wisudawati dan Sulistyowati (2014:54) mengungkapkan karakteristik

pembelajaran kooperatif meliputi : (1) peserta didik bekerja dalam kelompok untuk

mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (2) Tim yang dibentuk dari peserta

didik dengan kemapuan tinggi, sedang dan rendah, (3) Tim yang dibentuk

heterogen (ras, budaya, gender), (3) Sistem penghargaan diorientasikan pada

kelompok dan individu.

Fathurrohman (2015:52) mengemukakan ciri-ciri model kooperatif

sebagai berikut (1) siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi

belajar sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. (2) kelompok dibentuk dari

siswa yang memiliki kemmapuan berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi,

sedang, rendah. (3) penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada

masing-masing individu.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi, tetapi siswa

mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.

Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan

hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama

kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif menurut Lundgren (1994) yaitu:

1 Keterampilan Tingkat Awal

a) Menggunakan Kesepakatan: menyamakan pendapat yang berguna untuk

meningkatkan kerja dalam kelompok.

b) Menghargai kontribusi : memperhatikan atau mengenal apa yang dapat

dikatakan atau dikerjakan orang lain. Hal ini berarti bahwa harus selalu

Page 32: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

12

setuju dengan anggota lain, dapat saja dikritik yang diberikan itu

ditunjukkan terhadap ide dan tidak individu.

c) Mengambil giliran dan berbagai tugas: setiap anggota kelompok bersedia

menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu

dalam kelompok.

d) Berada dalam kelompok: setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama

kegiatan berlangsung

e) Berada dalam tugas: meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya,

agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.

f) Mendorong partisipasi, artinya mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

g) Mengundang orang lain.

h) Menyelesaikan tugas pada waktunya.

i) Menghormati perbedaan individu.

2. Keterampilan Tingkat Menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan

simpati, mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara dapat diterima,

mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan,

mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan.

3. Keterampilan Tingkat Mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan

cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

Page 33: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

13

Berdasarkan uraian diatas, karakteristik model kooperatif ialah

pembelajaran yang memerlukan ketrampilan kooperatif untuk menyelesaikan

materi yang ingin dicapai. Keberhasilan dalam pembelajaran ini bergantung pada

unsur-unsur model kooperatif.

2.1.1.3 Unsur Model Kooperatif

Menurut Anita Lie (2010:31) menyebutkan lima unsur model kooperatif yaitu:

a) saling ketergantungan positif, yaitu keberhasilan dalam penyelesaian tugas

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok;

b) tanggung jawab perseorangan, yaitu setiap anggota kelompok mempunyai tugas

dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok;

c) tatap muka, yaitu memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok

untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan

menerima informasi dari anggota kelompok lain;

d) komunikasi antar anggota, yaitu melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan

berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran;

e) evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja dan hasil kerja sama mereka.

Untuk mewujudkan pembelajaran kooperatif perlu memperhatikan kelima

unsur karena saling berkaitan satu dengan yang lain. Model kooperatif terdapat

banyak tipe, pada penelitian ini difokuskan pada model kooperatif tipe Group

Investigation.

Page 34: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

14

2.1.2 Model Kooperatif Tipe Group Investigation

2.1.2.1 Pengertian Model Kooperatif Tipe Group Investigation

Model Kooperatif Tipe Group Investigation akan melatih siswa

bertanggung jawab dan berpikir mandiri menyelesaikan tugas yang dipilih sesuai

dengan kelompoknya. Menurut Shoimin (2014:80) Group Investigation adalah

pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga akan membangkitkan

semangat dan motivasi mereka untuk belajar.

Sependapat dengan Shoimin, Fathurrohman (2015:69) model kooperatif

tipe Group Investigation menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-

bahan yang tersedia. Tipe ini melatih kemampuan siswa berpikir mandiri dengan

berkomunikasi aktif bersama teman sekelompoknya mulai dari tahap awal hingga

tahap akhir pembelajaran.

Menurut Miftahul Huda (2014:292) menyebutkan model pembelajaran

Group Investigation mengharuskan siswa untuk menggunakan kemampuan

berpikir level tinggi serts menekankan kerja sama antara siswa.

Slavin (2015:215-217) menggolongkan tiga hal untuk melaksanakan

model kooperatif tipe Group Investigation:

a) Menguasai Kemampuan Kelompok

Kesuksesan implementasi dari model kooperatif tipe Group Investigation

menuntut kemampuan komunikasi dan sosial. Fase ini sering disebut

pembentukan tim karena didalamnya terdapat penguasaan, analisis, dan

mensintesiskan proyek yang harus dilakukan dengan kerja sama.

Page 35: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

15

b) Perencanaan Kooperatif

Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan proyek.

c) Peran Guru

Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dengan cara berkeliling

diantara kelompok-kelompok untuk melihat siswa dalam mengelola tugasnya,

dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan model kooperatif tipe Group

Investigation merupakan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa

belajar secara mandiri bersama kelompoknya menyelesaikan tugas yang telah

dipilih.

2.1.2.2 Tahap-tahap Model Kooperatif Tipe Group Investigation

Slavin (2015:218) mengemukakan enam tahapan model kooperatif dengan

tipe Group Investigation yaitu:

1. Tahap I : Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memilih berbagai subtopik yang

telah diberikan oleh guru kemudian siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan heterogenitas.

2. Tahap II : Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Setiap anggota kelompok yang mendapat bagian materi kemudian membuat

perencanaan dari masalah yang akan diselidiki dan memilih sumber belajar.

3. Tahap III : Melaksanakan penyelidikan/investigasi

Anggota kelompok berkontribusi terhadap kelompok untuk mengumpulkan,

menganalisis, mengevaluasi informasi, dan membuat kesimpulan sehingga

Page 36: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

16

terjadi kerjasama setiap anggota kelompok dan belajar secara mandiri untuk

memecahkan masalah.

4. Tahap IV : Mempersiapkan laporan akhir

Setiap kelompok merencanakan dan mempersiapkan penyajian yang menarik

untuk dipresentasikan di depan kelas.

5. Tahap V : Mempresentasikan tugas akhir

Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil penyelidikan. Kelompok lain

menanggapi dan mengevaluasi penampilan berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan.

6. Tahap VI : Evaluasi

Guru beserta siswa melaksanakan penilaiaan mengenai kontribusi tiap

kelompok yang mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Kooperatif Tipe Group Investigation

Kelebihan model kooperatif tipe Group Investigation menurut Slavin

(2015:214-228) sebagai berikut:

1. meningkatkan rasa sosial dan demokratis bagi tiap siswa;

2. setiap siswa dapat berperan aktif sesuai bagian dalam kelompoknya;

3. melatih kemandirian siswa;

4. siswa dapat berlatih manajerial dalam mengerjakan tugas;

5. pembelajaran berpusat pada siswa (student centered);

6. meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.

Setiawan (dalam Soimin, 2014:82) menyebutkan kekurangan dari model

kooperatif tipe Group Investigation yaitu: 1) materi yang disampaikan pada satu

Page 37: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

17

kali pertemuan hanya sedikit; 2) pemberian penilaiaan secara personal sangat sulit;

3) tidak semua topik cocok untuk diterapkan dengan model Group Investigation.

Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk

memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri; 4) diskusi

kelompok biasanya berjalan kurang efektif; 5) siswa yang tidak tuntas memahami

materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

Berdasarkan kajian diatas, peneliti memberikan solusi yaitu guru

mempersiapkan pembelajaran, baik penguasaan materi maupun langkah-langkah

penggunaan model Group Investigation agar dapat meminimalkan kekurangan

sehingga pembelajaran berjalan efektif.

2.1.3 Demonstrasi

Menurut Djamarah (2014:90) demonstrasi adalah cara penyajian materi

dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari, disertai dengan penjelasan lisan. Metode

demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau

benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui

dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).

Aqib (2015:104) metode demonstrasi merupakan peragaan materi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau pelatih menggunakan alat dan

melaksanakan kegiatan tertentu sehingga siswa seperti melakukan kegiatan

sesungguhnya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan metode

Page 38: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

18

demonstrasi adalah menyajikan materi mengajar dengan cara memperagakan suatu

proses disertai dengan penjelasan lisan.

Menurut Aqib (2015:104) demontrasi dapat dilaksanakan apabila (1) Materi

pembelajaran berbentuk ketrampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan

ketrampilan dan prosedur melakukan suatu kegiatan; (2) Guru bermaksud

menunjukan suatu standar penampilan; (3) Menumbuhkan motivasi siswa melalui

praktek; (4) Mengurangi kesalahan pemahaman siswa jika dibandingkan dengan

kegiatan mendengar ceramah atau membaca buku, karena siswa memiliki

gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

Langkah-langkah demonstrasi menurut Suprijono (2016:149):

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

c) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

d) Guru melakukan demonstrasi sesuai skenario yangtelah disiapkan.

e) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.

f) Setiap siswa mengemukakan hasil analisisnya.

g) Bersama guru membuat kesimpulan.

Kelebihan demonstrasi menurut Djamarah (2014:90) :

a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga

menghindari verbalisme (pemahaman dengan kata-kata atau kalimat)

b) Siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari

c) Proses pengajaran lebih menarik.

Page 39: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

19

d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan, dan moncoba melakukan sendiri.

Kekurangan Metode Demonstrasi

a) Demonstrasi memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanan demonstrasi akan tidak efektif.

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia

dengan baik.

c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping

memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpakssa mengambil

waktu atau jam pelajaran lain.

2.1.4 Media Pembelajaran

2.1.4.1 Hakikat Media Pembelajaran

Media merupakan alat yang membantu proses pembelajaran. Criticos

(dalam Daryanto, 2016:5) media merupakan salah satu komponen komunikasi

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Menurut Sudjana

dan Rifai (2010:1) media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar dan sebagai

salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Sependapat Aqib (2015: 50)

media pembelajaran meruapakan segala sesuatu baik sofatware maupun hardware

yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses

pembelajaran.

Sesuai dengan pendapat diatas, Hamdani (2011:243) media pembelajaran

adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

Page 40: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

20

intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sedangkan menurut

Degeng (dalam Wena, 2012:9) media pembelajaran adalah komponen strategi

penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik

berupa orang, alat maupun bahan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan media pembelajaran

adalah komponen komunikasi yang membawa pesan-pesan sebagai alat bantu

dalam mengajar sehingga dapat merangsang siswa terjadinya proses pembelajaran.

Fungsi media dalam proses pembelajaran menurut Daryanto (2016:10-12):

(1) menyaksikan benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau melalui

gambar, potret, slide, film, video atau media yang lain, (2) Mengamati peristiwa-

peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati contoh slide, film atau

video, (3) siswa dapat dengan mudah membandingkan kedua benda yang berbeda

sifat, ukuran, dan warna. (4) dapat menjangkau audien yang jumlahnya banyak dan

mengamati obyek secara serempak. (5) dapat melihat secara lambat gerakan-

gerakan yang berlangsung secara cepat.

Penggunaan media sangat diperlukan dalam pembelajaran karena selain

membangkitkan motivasi dan minat siswa, menyajikan data dengan menarik serta

terpercaya sehinga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman.

Menurut Hamdani (2011:248) secara garis besar, media pembelajaran dapat

dikelompokan menjadi delapan:

a) media audio: media yang dapat didengar, contohnya radio, rekaman.

b) media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat seperti gambar, lukisan dan

foto.

Page 41: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

21

c) media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan juga

memiliki unsur gambar yang dapat dilihat seperti video dan film.

2.1.4.2 Media Audio Visual

Siswa akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit daripada abstrak.

Berkaitan hal tersebut, Daryanto (2016:13) mengemukakan beberapa pendapat:

a) Jerome Bruner, mengemukakan dalam proses pembelajaran hendaknya

menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic

representation of experiment) kemudian belajar dengan simbol yaitu

menggunakan kata-kata (symbolic representation).

b) Charles F Haban, mengemukakan nilai dari media terletak pada tingkat

realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai

jenis media mulai yang palingg nyata ke paling abstrak.

c) Edgar Dale, membuat jenjang konkrit abstrak dengan dimulai partisipasi siswa

dalam pengalaman nyata, siswa sebagai pengamat kejadian nyata, siswa

sebagai pengamatn kejadian yang disajikan media dan terakhir siswa sebagai

pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkret-abstrak ini

disajikan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of exsperimen).

Dale (dalam Arsyad, 2013:13) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil

ingatan melalui indera pandang berkisar 10%, melalalui indera dengar 20%, melalui

indera ganda (pandang-dengar) 30% dan melalui indera lainnya (terlibat dan

berbuat) 50-90%.

Page 42: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

22

Bagan 2.1 Kerucut Pemahaman Edgar Dale

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

bukti diperlukannya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar. Berdasarkan

kerucut pemahaman Edgar Dale dan teori Bruner peneliti memilih media audio

visual yang mampu menampilkan citra visual dan audio dalam waktu bersamaan.

Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau disebut juga media pandang-

dengar. Salah satu media audio visual yaitu media video.

Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat

dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Kemampuan video

dalam menvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu menyampaikan

materi yang bersifat dinamis (Daryanto, 2016:107). Menurut Hamdani (2011:254)

belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga siswa lebih

Symbolic

Iconic

Enactive

Abstrak

Konkret

Daya Serap

Page 43: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

23

aktif dalam berinteraksi dengan materi karena video memaparkan keadaan real dari

suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan media video adalah

media yang mengandung unsur gambar, suara, bergerak secara sekuensial sehingga

dapat memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian secara

jelas.

Kelebihan menggunakan media video: (1) ukuran media video sangat

fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan; (2) Video merupakan bahan

ajar non cetak yang kaya akan informasi dan lugas karena sampai kehadapan siswa

secara langsung; (3) media video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

Kelemahan media video : (1) fine details artinya media tayangnya tidak

dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna; (2) size

information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang

sebenarnya; (3) third dimension artinya gambar yang diproyeksikan oleh video

umumnya berbentuk dua dimensi; (4) opposition artinya pengambilan yang kurang

tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar

yang dilihatnya; (5) setting artinya penonton sulit menafsirkan latar tempat dari

kejadian yang sedang berlangsung;

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan media video, dengan

meminimalkan kekurangan, peneliti ingin menggunakan media video sebagai alat

bantu pembelajaran secara efektif karena dapat menampilkan fenomena atau

kejadian secara lambat.

Page 44: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

24

2.1.5 Hakikat Belajar

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang melalui

pengalaman untuk memperoleh perubahan dalam diri. Sardiman (2016:20) belajar

merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan

stimulus dari lingkungan untuk memperoleh perubahan tingkah laku atau

penampilan melalui kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru.

Kegiatan belajar akan lebih baik apabila subjek belajar mengalami atau melakukan,

jadi tidak bersifat verbalistik. Proses kognitif akan menghasilkan suatu hasil belajar

yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik,

sikap, dan siasat kognitif (Dimyati dan Mudjiono, 2013:11).

Menurut Susanto (2016:4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak. Tujuan belajar terdiri dari intructional effects berbentuk pengetahuan

dan ketrampilan, dan nurturant effect bentuknya kritis, kreatif, sikap terbuka,

demokratis.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan belajar adalah aktivitas berupa

interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan yang dilakukan oleh individu

sebagai suatu proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh konsep,

pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap melalui berbagai pengalaman dan latihan.

Dimyati dan Mudjiono (2013:42-50) menjabarkan prinsip-prinsip belajar

sebagai berikut:

Page 45: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

25

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhannya sehingga menumbuhkan motivasi untuk

mempelari bahan pelajaran tersebut. Motivasi berfungsi sebagai tenaga

penggerak dan mengarahkan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Keaktifan

Belajar akan terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri karena belajar tidak

dapat dipaksakan oleh orang lain dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.

Dalam proses belajar, siswa akan selalu menampakan keaktifannya yang dapat

diamati dari kegiatan fisik maupun kegiatan psikis.

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung artinya

tidak hanya mengamati secara langsung tetapi siswa harus menghayati, terlibat

langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Keterlibatan dalam belajar meliputi : fisik, mental, emosional, nilai-nilai, sikap

dan kognitif.

4) Pengulangan

Pengulangan belajar dapat dilakukan untuk mengembangkan daya siswa yang

terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan

dan berpikir sehingga akan membetuk respon dan kebiasaan yang benar.

5) Tantangan

Bahan belajar yang baru dengan memberikan kesempatan siswa untuk

menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan

menyebabkan siswa berusaha dalam memecahkan tantangan tersebut.

Page 46: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

26

6) Balikan dan Penguatan

Balikan diperoleh siswa setelah belajar melalui tanya jawab, diskusi,

eksperimen, penemuan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat lagi.

7) Perbedaan Individual

Belajar secara klasikal perlu dihindari karena tidak memperhatikan perbedaan

individu agar tujuan belajar dapat tercapai.

Prinsip-prinsip tersebut diperlukan untuk memperoleh konsep, ketrampilan

dan nilai sikap sehingga akan mempengaruhi proses pembelajaran.

2.1.6 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara siswa, lingkungan dan

sumber belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan penguasaan suatu konsep.

Menurut Susanto (2016:19) pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik. Sependapat diatas, Fathurrohman (2015:16)

mengemukakan pembelajaran usaha memengaruhi emosi, inteletual dan spiritual

seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Pembelajaran berusaha

membelajarkan siswa agar terjadi proses pengembangan moral keagamaan,

aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar (Degeng dalam Fathurrohman, 2015:17). Proses pembelajaran dapat

diartikan sebagai proses komunikasi antara pendidik dan siswa atau antar siswa.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran adalah

proses interaksi antara guru dengan siswa, atau siswa dengan siswa dengan

Page 47: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

27

memperhatikan aspek pembelajaran efektif agar peserta didik dapat memperoleh

ilmu dan pengetahuan, penguasaan, serta pembentukan sikap.

Menurut Slameto (2010:92) syarat-syarat pembelajaran yang efektif antara

lain: (1) belajar secara aktif baik mental maupun fisik, (2) menggunakan berbagai

metode atau strategi pembelajaran, (3) kurikulum yang baik dan seimbang, (4)

membuat perencanaan sebelum mengajar, (5) menjadi narasumber, fasilitator, dan

motivator yang handal, (6) memperhitungkan karakteristik intelektual, sosial dan

kultural siswa. Syarat-syarat pembelajaran efektif tersebut, akan mengarahkan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran

yang efektif akan menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

(Hamdani, 2011:194). Susanto (2016:52) mengemukakan proses pembelajaran

efektif apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik

maupun sosialnya.

Menurut Susanto (2016:54) untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif,

ada beberapa aspek yang harus diperhatikan diantaraya (1) guru harus membuat

persiapan belajar yang sistematis; (2) Proses pembelajaran hendaknya berkualitas

tinggi ditunjukan dengan penyampaian materi oleh guru secara sistematis dan

menggunakan berbagai variasi dalam penyampaian, baik media, metode, suara

maupun gerak. (3) selama proses pembelajaran berlangsung media digunakan

dengan efektif. (4) motivasi mengajar guru dan siswa cukup tinggi. (5) hubungan

interaktif antara guru dan siswa dalam kelas baik sehingga setiap terjadi kesulitan

belajar dapat segera teratasi.

Page 48: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

28

UNESCO (dalam Fathurrohman, 2015:27-29) merumuskan empat pilar

pendidikan untuk mencapai pembelajaran yang efektif :

1) Learning to know atau Learning to learn

Belajar pada dasarnya tidak berorientasi pada produk atau hasil melainkan

berorientasi pada proses belajar sehingga peserta didik bukan hanya sadar akan

apa yang dipelajari, melainkan memiliki kesadaran dan kemampuan bagaimana

cara mempelajarinya.

2) Learning to do

Belajar bukan sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi

pengetahuan, melainkan berbuat untuk mencapai tujuan akhir yaitu penguasaan

kompetensi.

3) Learning to live together

Belajar bekerja sama dalam konteks ini, pembentukan masyarakat demokratis

dengan memahami dan menyadari adanya setiap perbedaan pandangan antara

individu.

4) Learning to be

Belajar untuk mengaktualisasi dirinya sendiri sebagai individu dengan

kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.

Dengan memperhatikan aspek dan pilar pendidikan, diharapkan dapat

mencapai pembelajaran yang efektif sehingga akan mempengaruhi aktivitas belajar.

Page 49: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

29

2.1.7 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan dilakukan oleh siswa dalam

rangka mengikuti proses pembelajaran. Aktivits tersebut dapat berupa aktivitas

fisik maupun mental (Sardiman, 2016:100). Menurut Slameto (2010:36) dalam

proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir

maupun berbuat. Siswa akan menerima materi pelajaran apabila melakukan

aktivitas sendiri, materi tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah

kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.

Menurut Djamarah (2014:349) aktivitas siswa yang dipandang dari dua sisi

yaitu proses belajar dan hasil belajar. Pada proses belajar, aktivitas yang optimal

merupakan keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, emosional, dan intelektual.

Dipandang dari segi hasil belajar, aktivitas siswa menghendaki hasil belajar yang

seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual, sikap, dan keterampilan.

Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2016:101)membuat suatu daftar yang

berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan diantaranya:

1) Visual activities, meliputi : membaca, memerhatikan gambar demonstrasi dan

percobaan.

2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

Page 50: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

30

6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activites, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan, aktivitas siswa merupakan seluruh

kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran yang dipikirkan,

diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Aktivitas siswa

dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan model

Group Investigation yang meliputi mental actitoties, emotinal activities, listening

activities, motor activities, writing activities, oral activities. Indikator aktivitas

siswa dalam pembelajaran melalui model Group Investigation berbantu audio

visual sebagai berikut:

1) Kesiapan mengikuti pembelajaran (mental activities). Aktivitas tersebut dapat

dilihat melalui deskriptor (1) Siswa datang sebelum pembelajaran; (2)

Mengkondisikan siswa dalam pembelajaran; (3) Bersikap tenang, tertib,

berkonsenrasi dalam mengikuti pembelajaran; (4) Memusatkan perhatian pada

guru.

2) Menanggapi apersepsi (emotional activities). Aktivitas tersebut dapat dilihat

melalui deskriptor (1) Menafsirkan pertanyaan apersepsi guru; (2) Memberikan

tanggapan waktu apersepsi; (3) Mengaitkan pertanyaan apersepsi sesuai

materi; (4) Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru.

Page 51: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

31

3) Menyimak penejalasan guru sesuai materi (listening activities). Aktivitas

tersebut dapat dilihat melalui deskriptor (1) Memusatkan perhatian terhadap

materi yang disampaikan guru; (2) Mengikuti pembelajaran dari awal sampai

akhir; (3) Mengamati video yang diputarkan oleh guru; (4) Tidak membuat

kegaduhan.

4) Membagi kelompok sesuai materi (emotional activities). Aktivitas tersebut

dapat dilihat melalui deskriptor: (1) Memperhatikan arahan guru dalam

membagi materi investigasi; (2) Membagi siswa sesuai kelompok; (3) Tidak

membedakan jenis kelamin, ras maupun budaya; (4) Menempatkan diri sesuai

kelompoknya

5) Merencanakan tugas yang akan dipelajari atau perencanaan kooperatif (mental

activities). Aktivitas tersebut dapat dilihat melalui deskriptor : (1) Memilih

topik investigasi; (2) Membagi tugas untuk setiap anggota kelompok; (3)

Memilih sumber belajar yang akan digunakan; (4) Mempersiapkan investigasi

kelompok

6) Melakukan investigasi (motor activities). Aktivitas tersebut dapat dilihat

melalui deskriptor : (1) Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber; (2)

Memiliki rasa ingin tahu; (3) Saling bertukar pendapat sesuai kelompoknya;

(4) Menyimpulkan hasil investigasi.

7) Menyiapkan laporan akhir (Writing Activities). Aktivitas tersebut dapat dilihat

melalui deskriptor: (1) Pembuatan laporan akhir; (2) Menulis laporan akhir

dengan rapi; (3) Memilih perwakilan kelompok untuk melakukan presentasi;

(4) Persiapan presentasi

Page 52: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

32

8) Antuasias dalam mempresentasikan laporan akhir (oral activities). Aktivitas

tersebut dapat dilihat melalui deskriptor: (1) Menunjukan kesiapan untuk

presentasi; (2) Memaparkan seluruh hasil diskusi; (3) Menggunakan bahasa

yang baku dan santun; (4) Mampu menangapi pertanyaan dari kelompok lain.

9) Melakukan refleksi pembelajaran (mental activities, motor activities).

Aktivitas tersebut dapat dilihat melalui deskriptor: (1) Menanyakan kesulitan

pada guru; (2) Mengungkapkan pendapat yang berkaitan dengan materi; (3)

Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari; (4) Menanggapi pendapat

dari teman

10) Evaluasi (writing activities, mental activities). Aktivitas tersebut dapat dilihat

melalui deskriptor: (1) Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran (2)

Menyimpulkan materi secara keseluruhan; (3) Mencatat hasil simpulan yang

diperoleh (4) Melakukan Evaluasi

2.1.8 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan terjadi sebagai akibat proses

pembelajaran. Menurut Susanto (2016:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Degeng (dalam Wena,

2012:6) hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator

tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.

Sejalan, Gerlach dan Ely (dalam Rifa’i dan Anni, 2012:69) menyatakan

proses pembelajaran menghendaki adanya perubahan perilaku dari siswa.

Page 53: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

33

Perubahan perilaku harus dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar

dirumuskan dalam sebuah tujuan pendidikan. Pengukuran kemampuan siswa untuk

mencapai tujuan diperlukan adanya pengamatan kinerja (performance) sebelum dan

sesudah pembelajaran berlangsung, serta mengamati perubahan perilaku yang telah

terjadi.

Berdasarkan pemaparan tentang hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam diri siswa setelah melalui proses

pembelajaran yang berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotor sehingga

diharapkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya

terlibat yaitu faktor ekstern (dari luar) dan faktor intern (dari dalam). Faktor yang

berasal dari dalam diri seseorang yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor dari luar (ekstern) yaitu:

keluarga, sekolah dan masyarakat (Susanto 2016:12).

Menurut pemikiran Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:11-12)

hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas siswa mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kecakapan mempresentasikan konsep dan

lambang yang berhubungan dengan lingkungan.

3) Strategi kognitif yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri.

Page 54: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

34

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan koordinasi.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek tersebut.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:19) menjelaskan, hasil belajar

merupakan kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar

siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain

kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan

logika-matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup

kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan inter pribadi, dengan kata lain kecerdasan

emosional), (3) domain psikomotorik (keterampilan atau yang mencakup

kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

1) Domain Kognitif

Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang yang

terdiri dari knowledge (pengetahuan, ingatan), comphrehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation (menilai) (Bloom

dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:27)

Page 55: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

35

Berikut ini adalah revisi taksonomi Bloom menurut Anderson dan

Karthwohl:

Tabel 2.1 Revisi Taksonomi Bloom

Tingkatan Taksonomi Bloom (1956) Anderson dan Karthwohl (2000)

C1 Pengetahuan Mengingat

C2 Pemahaman Memahami

C3 Aplikasi Menerapkan

C4 Analisis Menganalisis

C5 Sintesis Mengevaluasi

C6 Evaluasi Mencipta

Pengertian dimensi proses kognitif menurut Anderson dan Karthwohl

dijabarkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif

Taksonomi Pengertian

Mengingat Mengenal dan mengingat pengetahuan yang relevan dari ingatan

jangka panjang

Memahami Membangun makna dari pesan lisan, tulisan, dan gambar melalui

interpretasi, pemberian contoh, inferensi, mengelom-pokkan,

meringkas, membandingkan, merangkum, dan men-jelaskan

Menerapkan Menggunakan prosedur melalui implementasi

Menganalisis Membagi materi menjadi beberapa bagian, menentukan hu-

bungan antara bagian atau secara keseluruhan dengan me-

lakukan penurunan, pengelolaan, dan pengenalan atribut

Mengevaluasi Membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar melalui

pengecekan dan kritik

Mencipta Mengembangkan ide, produk, atau metode baru dengan cara

menggabungklan unsur-unsur untuk membentuk fungsi secara

keseluruhan dan menata kembali unsur-unsur menjadi pola atau

struktur baru melalui perencanaan, pengembangan, dan

produksi

Page 56: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

36

Indikator domain kognitif pembelajaran IPA materi cahaya K.D, 7.4

Mendeskripsikan proses cahaya: (1) Menjelaskan pengertian sumber cahaya (C2);

(2) Menyebutkan contoh benda yang termasuk sumber cahaya (C1); (3)

Membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus menggunakan lilin (C4); (4)

Membuktikan sifat cahaya merambat lurus menggunakan bungkus pasta gigi (C4);

(5) Menyelidiki sifat cahaya menembus benda bening (C4); (6) menyelidiki

rambatan cahaya mengenai suatu benda (C4); (7) menjelaskan contoh penerapan

sifat cahaya merambat lurus (C2); (8) Menyebutkan peristiwa cahaya menembus

benda bening (C1); (9) Membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan (C2); (10)

Menyebutkan contoh penerapan sifat cahaya dapat dipantulkan dalam kehidupan

sehari-hari (C3); (11) Mengidentifikasi sifat bayangan pada cermin datar (C4); (12)

Mengidentifikasi bayangan pada cermin cekung (C4); (13) Mengidentifikasi

bayangan pada cermin cembung (C4); (14) Membuktikan sifat cahaya dapat

dibiaskan menggunakan pensil (C4); (15) Membuktikan sifat cahaya dapat

dibiaskan menggunakan lampu senter (C4); (16) Menyelidiki susunan warna pada

cahaya putih (C2); (17) Membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan (C2); (18)

Menyebutkan contoh penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan

sehari-hari (C3); (19) Membuat lup sederhana (C6); (20) Membuat kaleidoskop

sederhana (C6); (21) Membuat pelangi sederhana menggunakan lampu senter (C6);

(22) Membuat pelangi sederhana menggunakan kaset CD (C6).

2) Domain Afektif

Menurut Krathwol dan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:27-29)

ranah afektif terdiri dari lima perilaku:

Page 57: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

37

a) Penerimaan, mencakup kepekaan dan kesediaan memperhatikan hal tertentu

untuk mengakui adanya perbedaan.

b) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi

dalam suatu kegiatan.

c) Penilaian dan penentuan sikap, mencakup menerima suatu nilai, menghargai,

mengakui dan menentukan sikap.

d) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan hidup.

e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan

membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3) Domain Psikomotor

Domain psikomotorik adalah domain yang menekankan pada gerakan-

gerakan fisik yang berupa keterampilan fisik halus maupun keterampilan fisik

kasar.

Page 58: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

38

Simpson (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:31) membagi perilaku ranah

psikomotorik sebagai berikut:

7. Kreativitas

6. Penyesuaian tinggi

5. Gerakan

Komples

4. Gerakan

Terbiasa

3. Gerakan

Terbimbing

2. Kesiapan

1. Persepsi

Bagan 2.1 Perilaku ranah psikomotorik

Sumber : Dimyati dan Mudjiono (2013:31)

Indikator domain psikomotorik dalam lembar aktivitas siswa pada

pembelajaran IPA model Group investigation yaitu : (1) Kesiapan siswa mengikuti

pembelajaran (mental activities); (2) Menanggapi apersepsi (emotional activities);

(3) Menyimak penjelasan guru sesuai materi (listening activities); (4) Membagi

kelompok sesuai materi (emotional activities); (5) Merencanakan tugas yang akan

dipelajari atau perencanaan kooperatif (mental activities); (6) Melakukan

investigasi (motor activities); (7) Menyiapkan laporan akhir (Writing Activities); (8)

Antusias dalam mempresentasikan laporan akhir (oral activities); (9) Melakukan

refleksi pembelajaran (mental activities, motor activities); (10) Evaluasi (writing

activities, mental activities).

Kemampuan

menciptakan pola

baru

kemampuan memilah-milah dan kepekaan terhadap lingkungan

Kemampuan bersiap diri secara fisik

Kemampuan meniru contoh

Keterampilan yang berpegang pada pola

Berketerampilan luwes, lancar, gesit

dan lincah

Kemampuan mengubah dan

mengatur kembali

Page 59: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

39

Penelitian ini membatasi menilai hasil belajar pada dua domain yaitu

domain kognitif dan psikomotor. Pada domain kognitif, peneliti menilai hasil

belajar berdasarkan perolehan hasil prestest dan posttest siswa. Sedangkan pada

domain psikomotor, peneliti menilai hasil belajar berdasarkan aktivitas siswa

mengikuti pembelajaran model Group Investigation.

2.1.9 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.9.1 Pengertian IPA

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan

pada sekolah dasar. IPA memiliki rumpun ilmu dan karakteristik khusus yang

mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan

hubungan sebab-akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:22). Proses

pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dalam kurikulum, agar siswa

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dan terus

menerus didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan sehingga dapat melatih

anak untuk berpikir berpikir kritis, objektif dan rasional (Samatowa, 2016:3).

Rasional artinya masuk akal atau logis dapat diterima akal sehat. Objektif artinya

sesuai dengan kenyataan dengan pengamatan panca indera.

Menurut Gagne (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:24)

mengemukakan “science should be viewed as a way of thingking in the pursuit of

undersanding nature, as a way as invetigating claims about phenomena, and as a

Page 60: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

40

body of knowledge that has resulted from inquiry. (IPA harus dipandang sebagai

cara berpikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara

penyelidikan terhadap gejala alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang

dihasilkan dari inkuiri).

Cain and Evan (1993:4) membagi 4 sifat dasar IPA yaitu produk, proses,

sikap dan teknologi. Menurut Curin and sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati,

2014:24) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun

secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi

dan eksperimen. Merujuk pada definisi Carin and Sund maka IPA memiliki empat

unsur utama yaitu :

b. Sikap: meliputi rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,

serta hubungan sebab akibat. Contoh mengembangkan sikap disiplin,

mengemukakan pendapat, kerjasama dalam diskusi kelompok.

c. Proses : memecahkan masalah dalam IPA memungkinkan adanya prosedur

yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Contoh memecahkan materi

investigasi yang diberikan oleh guru.

d. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.

Contoh pendapat atau temuan para ahli terdahulu yang sudah diuji

kebenarannya.

e. Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam hubungan sehari-

hari. Contoh menggunakan lup untuk melihat benda yang kecil.

Berdasarkan pengertian diatas, disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang alam secara sistematis dan tersusun secara

Page 61: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

41

teratur melalui metode ilmiah untuk menghasilkan produk dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.9.2 Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan KTSP SD/MI (2006: 484-485) pembelajaran IPA merupakan

cara untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri,

alam sekitar, dan juga prospek pengebangan lebih lanjut dalam menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada

pemberian pengalaman belajar langsung dengan mengembangkan keterampilan

proses dan sikap ilmiah

Adapun aspek-aspek yang terdapat didalam ruang lingkup bahan kajian

IPA, meliputi:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,

lingkungan serta kesehatan.

b) Benda aatu materi, sifat-sifat dan kegunaannya. Meliputi cair, padat dan juga

gas.

c) Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,

dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Page 62: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

42

Wisudawati dan Sulistyowati (2014:24) pembelajaran IPA adalah

interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetisi yang diharapkan.

Objek IPA adalah proses IPA dan produk IPA. Objek proses belajar IPA adalah

kerja ilmiah (prosedur), sedangkan objek produk IPA adalah pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif

IPA.

Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam

memberdayakan siswa melalui pembelajaran IPA yaitu (Samatowa, 2016:10) :

a) sebelum memulai kegiatan pembelajaran, siswa telah memiliki berbagai

konsepsi dan pengetahuan yang relevan dengan materi yang akan mereka

pelajari. Melalui pembelajaran IPA siswa akan terbantu untuk memperbaiki

konsepsi awal yang salah, kurang lengkap atau bahkan dapat meningkatkan

pengetahuan yang sudah dimiliki;

b) aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama

dalam pembelajaran IPA. Dengan berbagai aktivitas nyata, anak akan

dihadapkan langsung dengan fenomena yang akan dipelajari, sehingga

memungkinkan terjadinya proses belajar yang aktif;

c) Setiap pembelajaran IPA, kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian penting.

Melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan

memberikan respon yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan;

d) Pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Page 63: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

43

Dimyati dan Mudjiono (2013:140) memuat ulasan pendekatan

keterampilan proses yang diambil dari pendapat Funk (1985) sebagai berikut: (1)

Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan

siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena

lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (2) Pembelajaran melalui

keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan

sejarah ilmu pengetahuan; (3) Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa

untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan

Keterampilan Proses sains memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara

nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan (Dimyati dan Mudjino, 2013:140).

Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk, dalam

kurikulum dikelompokkan menjadi tujuh yaitu mengamati, menggolongkna,

menafsirkan, meramalkan, menerapkan, menrencanakan penelitian dan

mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan tersebut saling bergantung

namun masing-masing menitikberatkan pada pengembangan suatu area

ketreampilan khusus.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah

proses pembelajaran mengenai fenomena alam, mencari sebab akibat melalui

prosedur ilmiah dengan memperhatikan aspek pembelajaran IPA sehingga dapat

mecapai kompetensi yang diharapkan.

Page 64: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

44

2.1.10 Teori Belajar yang Mendukung Model Group Investigation

2.1.10.1 Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:34) ada empat tahap perkembangan

kognitif individu, meliputi:

1. Tahap sensorimotor : 0-2 tahun

Pembentukan konsep merupakan keabadian objek dan proses bertahap dari perilaku

reflektif ke perilaku terarah sasaran

2. Tahap pra operasional : 2-7 tahun

Pengembangan kemampuan untuk menggunakan simbol untuk mewakili

objek dalam kata. Pemikiran masih egosentris dan berpusat.

3. Tahap operasional konkrit : 7-11 tahun

Peningkatan kemampuan berpikir logis. Kemampuan baru termasuk

penggunaan operasi yang reversibel. Pemikiran dideklarasikan dan pemecahan

masalah kurang dibatasi oleh egosentrisme. Berpikir abstrak tidak mungkin

dilakukan.

4. Tahap operasional formal : setelah 11 tahun

Anak dapat berpikir abstrak melalui simbol. Permasalahan bisa diatasi

melalui penggunaan eksperimen yang sistematis

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurut Piaget, meliputi: (1) Memfokuskan

pada proses berpikir anak, tidak hanya sekedar produk. (2) Pengenalan dan

pengakuan atas peranan atau keterlibatan aktif anak dalam kegiatan pembelajaran

(3) Perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan.

Page 65: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

45

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan proses belajar yang dialami seorang

anak berbeda pada tahap yang satu dengan yang lain. Anak usia SD termasuk dalam

tahap operasional konkrit yaitu siswa membutuhkan situasi nyata untuk

membangun pengetahuan dan membentuknya menjadi sebuah pemahaman. Teori

belajar kognitivisme sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Model Group

Investigation siswa dapat berpikir kritis dan aktif dibantu media audio visual

sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang bersifat konkrit.

2.1.10.2 Teori Belajar Bruner

Pandangan Bruner (dalam Budiningsih, 2015: 40-41) tentang proses

belajar yaitu menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku

seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif apabila guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,

aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupan

nyata. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap

yaitu:

a) Tahap Enaktif

Seseorang dapat memahami duni disekitarnya menggunakan kemampuan

motorik seperti melalui gigitan, pegangan dan sentuhan.

b) Tahap Ikonik

Seseorang memahami objek-objek dunianya melalui gambar-gambar dan

visualisasi verbal. Maksudnya seseorang memahami dunia sekitarnya

seseorang belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan

(komparasi).

Page 66: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

46

c) Tahap Simbolik

Seseorang mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang sangat

dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa dan logika. Semakin matang

seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolisnya.

Penerapan teori Bruner dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner

mengembangkan model pembelajaran penemuan. Penemuan dapat dilakukan siswa

melaui investigasi dalam kelompok. Model ini pada prinsipnya memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan

guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peranan guru dalam

pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang

penuntun untuk mendapatkan informasi.

2.1.10.3 Teori Belajar Ausubel

Dahar (2011: 94), belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi:

Dimensi satu, tentang cara penyajian informasi atau materi pada siswa

meliputi belajar penerimaan dengan menyajikan informasi itu dalam bentuk final

dan belajar penemuan yang mengharuskan siswa menemukan sendiri sebagian atau

seluruh materi yang diajarkan.

Demensi dua, tentang cara siswa mengkaitkan materi yang diberikan

dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Jika siswa dapat menghubungkan

atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya maka

dikatakan terjadi belajar bermakna. Tetapi jika siswa menghafalkan informasi baru

tanpa menghubungkan pada konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya maka

dikatakan terjadi belajar hafalan. Kedua dimensi ini digunakan oleh Dahar

Page 67: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

47

(2011:95), menyatakan bahwa banyak ahli pendidikan menyamakan belajar

peneriman dengan belajar hafalan sebab mereka berpendapat bahwa belajar

bermakna hanya terjadi bila pelajar menemukan sendiri pengetahuan.

Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar

bermakna. Tujuan siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Menurut

Rosser (dalam Dahar, 2011: 141) bahwa belajar bermakna dapat terjadi bila

memenuhi tiga komponen yaitu materi pelajaran harus bermakna secara logis, siswa

harus bertujuan untuk memasukkan materi itu ke dalam struktur kognitifnya dan

dalam struktur kognitif siswa harus terdapat unsur-unsur yang cocok untuk

mengaitkan atau menghubungkan materi baru.

Menurut Ausubel dalam Dahar (2011), “The most important single factor

influencing learning is what the learner already knows. Ascertain this and teach

him accordingly”. Ausubel mengatakan faktor terpenting yang mempengaruhi

belajar adalah apa yang telah diketahui pelajar.Yakinilah hal ini dan ajarilah

demikian. Untuk menerapkan konsep belajar Ausubel dalam mengajar, selain

konsep-konsep yang telah dibahas terdahulu ada beberapa konsep lain yang perlu

diperhatikan yaitu konsep pengaturan awal, diferensiasi progresif, penyesuaian

integratif, dan belajar superordinat (Dahar, 2011: 100).

Menurut Ausebel (dalam Budiningsih, 2015: 44) siswa akan belajar dengan

baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik

dan tepat kepada siswa (Advanced Organizer), dengan demikian akan

mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah

konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan

Page 68: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

48

dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu: (1)

Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari; (2)

Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari

dan yang akan dipelajari; (3) Dapat membantu siswa untuk memahami bahan

belajar secara lebih mudah.

Menurut Dahar (2011: 100-103), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan

untuk menerapkan teori Ausubel:

a) Pengaturan awal

Menurut Ausubel (2000: 11), mengatakan bahwa pengaturan awal adalah

perangkat pedagogik yang membantu menerapkan prinsip-prinsip dengan

menghubungkan kesenjangan antara apa yang pelajar sudah ketahui dan apa yang

perlu ia ketahui. Pengaturanan awal ini berisi konsep-konsep atau ide-ide yang

diberikan kepada pelajar jauh sebelum materi pelajaran yang sesungguhnya

diberikan (Andriyani, 2008: 22). Ada tiga hal yang dapat dicapai dengan

menggunakan pengaturan awal: Pengaturanan awal memberikan kerangka

konseptual untuk belajar yang bakal terjadi berikutnya. Dapat menjadi penghubung

antara informasi yang sudah dimiliki pelajar saat ini dengan informasi baru yang

akan diterima atau dipelajari Berfungsi sebagai jembatan penghubung sehingga

memperlancar proses pengkodean pada pelajar.

b) Diferensiasi Progresif

Diferensiasi progresif artinya proses penyusunan konsep yang akan

diajarkan. Menurut Dahar (2011: 101), pengembangan konsep berlangsung paling

baik jika unsur-unsur yang paling umum atau paling inklusif diperkenalkan terlebih

Page 69: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

49

dahulu, kemudian baru diberikan hal-hal yang lebih mendetail dan lebih khusus dari

konsep itu. Dengan perkataan lain, model belajar menurut Ausubel pada umumnya

berlangsung dari umum ke khusus.

c) Belajar Superordinat

Menurut Dahar (2011: 103), menyebutkan belajar superordinat terjadi bila

konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur suatu

konsep yang lebih luas, lebih inklusif. Sedangkan menurut Andriyani (2008: 23),

untuk menerapkan strategi mengajar seperti ini perlu dilakukan analisis konsep.

Analisis konsep dilakukan untuk menemukan kemudian menghubungkan konsep-

konsep utama dari suatu mata pelajaran sehingga dapat diketahui mana konsep yang

paling utama dan superordinat dan mana konsep yang lebih khusus dan subordinat.

d) Penyesuaian Integratif

Untuk mencapai penyesuaian integratif, materi pelajaran hendaknya

disusun sedemikian rupa hingga kita menggerakkan hierarki konseptual dari atas

hingga ke bawah selama informasi disajikan. Menurut Dahar (2011: 103), dalam

mengajar bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang diperhatikan,

melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep baru dihubungkan

pada konsep-konsep superordinat.

2.1.10.4 Teori Belajar Kontruktivisme

Keberhasilan belajar tergantung pada lingkungan dan pengetahuan awal

siswa. Pembelajaran kontruktivis memberikan pengalaman yang berhubungan

dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan

dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka

Page 70: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

50

(Samatowa, 2016:54-57). Menurut Sardiman (2016:37) menyebutkan gagasan

konstruktivisme yaitu: (1) pengetahuan bukan suatu fakta yang tinggal ditemukan,

melainkan suatu perumusan konsep yang sudah dimiliki oleh siswa. (2) belajar

merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk mengkontruksi makna, (3)

Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahan yang dipelajari degan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengertiannya

berkembang.

Hal ini sesuai dengan konsep model kooperatif tipe Group Investigation

yang mekankan pada siswa untuk memperluas pengetahuannya sendiri melalui

investigasi yang diberikan pada setiap kelompok sehingga siswa dapat

memecahkan masalah investigasu tersebut.

2.1.10.5 Teori Belajar Vygotsky

Menurut Vygotsky (dalam Budiningsih 2015:100) perolehan

pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber

sosial diluar dirinya artinya peran aktif sesesorang dangat penting dalam

mengkontruksi pengetahuannya. Perkembangan kognitif seseorang disamping

ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, ditentukan juga oleh lingkungan sosial

yang aktif pula. Vygotsky membedakan antara pengertian spontasn dan penegrtian

ilmiah. Pengertian spontasn adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman

sehari-hari. Penfertian ini tidak terdefinisikan dan terangkai secara sistematis logis.

Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari kelas. Pengertian ini bersifat

formal yang terdefinisikan secara logis dalam suatu sistem yang luas (Suprijono,

2016:32)

Page 71: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

51

Pada proses belajar terjadi perkembangan dari pengertian spontan ke

ilmiah. Menurut Vygotsky pengertian ilmiah tidak datang dalam bentuk yang jadi

pada seorang anak. Kedua pengertian itu saling berelasi dan saling mempengaruhi.

Dengan demikian, semakin siswa belajar semakin siswa mengangkat pengertian

menjadi pengertian ilmiah.

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1994:49), yaitu

Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.

d) Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat

perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan

pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang

didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan

orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih

mampu.

e) Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama

tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan

memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin

besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1994:49). Scaffolding

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan

memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan,

peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan,

memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu

belajar mandiri.

Page 72: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

52

Hal ini sesuai dengan pembelajaran IPA melalui praktikum, siswa akan

menemukan pengertian spontan yang selanjutnya akan menjadi pengertian ilmiah

tentang materi yang dipelajari. Melalui pembelajaran koopertaif, siswa dapat

berinteraksi aktif antar personal pada kelompok diskusi sehingga pengetahuan

kognitif dapat berkembang.

2.1.11 Penerapan Model Group Investigation

Berikut penerapan Model Group Investigation Berbantu Media Audio

Visual dalam Pembelajaran IPA materi cahaya:

Tabel 2.3 Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation

No Langkah-langkah pembelajaran Tahapan model

Group Investigation

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Guru menyampaikan

materi mengenai cahaya

Siswa mengamati

penyampaian materi

dari guru mengenai

materi cahaya

Mengidentifikasi

topik dan mengatur

siswa ke dalam

kelompok

2. Guru menyajikan materi

cahaya berbantu media

video

Siswa diberikan

kesempatan untuk

bertanya dan

menanggapi materi

yang teah disampaikan

3. Guru menyediakan beberapa

topik permasalahan yang

akan diselidiki dalam

Kelompok investigasi.

Siswa dengan

bimbingan guru

memilih beberapa

topik yang akan

diselidiki dalam

kelompok investigasi

sesuai dengan minat

siswa

Page 73: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

53

4. Guru membagi kelas

menjadi 5 kelompok

dan setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa

Siswa berkelompok

dengan anggota 4-5

siswa

5. Guru membimbing

kelompok dalam pemilihan

topik

Setiap kelompok

memilih salah satu

topik untuk diselidiki

Merencanakan tugas

yang akan dipelajari

(perencanaan

kooperatif) 6. Guru membimbing dalam

pemilihan sumber belajar

Siswa menentukan

sumber belajar yang

akan digunakan untuk

penyelidikan

7. Guru menjadi fasilitator Siswa mengumpulkan

informasi dari berbagai

sumber

Melakukan

investigasi

8. Guru membimbing setiap

kelompok melakukan

investigasi

Siswa melakukan

investigasi dan

mendiskusikan hasil

investigasi serta

mencatat hal-hal

penting dalam proses

investigasi.

9. Guru membimbing dalam

membuat kesimpulan

Siswa membuat

kesimpulan dari hasil

investigasi

10. Guru membimbing siswa

melakukan persiapan

presentasi

Siswa membuat laporan

akhir dan menyiapkan

presentasi laporan hasil

investigasi.

Menyiapkan laporan

akhir

11. Guru memberikan

kesempatan kepada

kelompok lain

menanggapi atau

menanyakan hal-hal

yang belum dipahami

dari hasil presentasi

kelompok

Siswa

mempresentasikan

laporan hasil

penyelidikan

kelompoknya di depan

kelas.

Mempresentasikan

laporan akhir

12. Guru memberikan

umpan balik positif

Siswa saling

memberikan umpan

Evaluasi

Page 74: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

54

berupa penguatan

kepada siswa yang

telah berpartisipasi

balik mengenai topik

yang dipelajari

13. Guru bertugas sebagi

pendamping dan pengawas

serta memberikan

penguatan dan meluruskan

hal-hal yang kurang tepat

selama proses diskusi dan

mengevaluasi pemikiran

paling tinggi dari siswa

Guru mengevaluasi

hasil belajar siswa

2.2 Kajian Empiris

Penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maliheh

Ghaedsharafi & Mohammad Sadegh Bagheri, Ph.D (2012) dengan judul “Effects

of Audiovisual, Audio, and Visual Presentations on EFL Learners’ Writing Skill”.

Hasil penelitin menunjukan bahan audiovisual telah hasil yang lebih baik bagi

peserta didik untuk menulis tentang topik yang tersedia, daripada bahan audio atau

visual. Hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikansi untuk perbandingan antara

audio visul dan visual adalah 0,010 yang lebih kecil dari 0,05. Selain itu, dengan

melihat tingkat signifikansi perbandingan antara membaca dan mendengar yaitu

perbedaan antara mean signifikan (p = .007) dan perbedaan rata-rata juga negatif,

sebagai hasilnya, pendengaran atau Kelompok audio tampil lebih baik daripada

membaca atau kelompok visual. Dapat disimpulkan presentasi audiovisual atau

film mempengaruhi kemampuan menulis peserta didik daripada kelompok audio

dan visual.

Penelitian yang dilakukan oleh Nilüfer OKUR AKÇAY, Kemal

DOYMUŞ (2012) dengan judul “The Effect of Different Methods of Cooperative

Page 75: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

55

Learning Model on Academic Achievement in Physics”. Menurut hasil tes

Bonferonni, ada perbedaan yang signifikan antara GIG dan CG pada modul A, C

dan D. Modul B ada perbedaan yang signifikan antara GIG Dan LTG. Hasil

penelitian menunjukan bahwa metode yang berpusat pada guru tidak cukup untuk

mengajar mata pelajaran fisika kepada siswa Gruop Investigatiton merupakan

model pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi akademik.

Penelitian yang mendukung yaitu penelitian Luh Gede Krisna Ariestina,

Drs. I Nengah Suadnyana, M. Pd, Dr. I G. A. Agung Sri Asri, M. Pd (2014) dengan

judul “Pengaruh Model Pembelajaran GI Berbantuan Media Torso Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Gugus 4

Dr. Sutomo berjumlah 264 siswa. Hasil analisis terdapat perbedaan signifikan hasil

belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran model GI berbantuan media

torso dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V

SD Gugus 4 Dr. Sutomo. Dibuktikan hasil uji-t, dimana thit = 3,94 > ttabel =1,98.

Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran model GI

berbantuan media torso lebih baik dari pada nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu = 75.92 > = 68.03. Terdapat

pengaruh penerapan model GI berbantuan media torso terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas V SD Gugus 4 Dr. Sutomo.

Penelitian Gd. Budiarsana, Kt. Pudjawan dan Kd. Suartama (2014)

berjudul “Pengaruh Model Pendekatan Keterampilan Proses Berbantuan Media

Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD”. Skor hasil belajar

IPA siswa diperoleh hasil t hitung sebesar 10,11, sedangkan t tabel dengan db = n1 +

Page 76: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

56

n2 – 2 = 37 pada taraf signifikan 5% adalah 1,72. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dar t tabel (10,11> 1,72). Perbedaan yang

signifikan menunjukkan bahwa model pembelajaran Pendekatan Keterampilan

Proses (PKP) berbantuan media Audio Visual berpengaruh positif terhadap hasil

belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Penelitian selanjutnya oleh A.A.Ayu Nevi Yuli Yunita, Ni Nyoman

Ganing, I Wayan Rinda Suardika (2014) dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Media Gambar

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 21 Dauh Puri”. Hasil analisis data

menunjukkan terdapat perbedaan signifikan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbantuan media gambar

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Ditunjukkan bahwa

thitung = 7,897 > ttabel = 2,000 dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok

eksperimen sebesar 83,32 sedangkan kelompok kontrol sebesar 77,42. Dapat

disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbantuan

media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 21 Dauh

Puri.

Penelitian I Gst A. A. Ari Diantari, Ni Nym Garminah, I Gd Margunayasa

(2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Sukasada Tahun

Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara

siswa yang belajar dengan model Group Investigation dan siswa yang belajar

dengan model pembelajaran konvensional. Perhitungan hasil analisis uji-t, thitung

Page 77: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

57

lebih besar dari ttabel yaitu 5,82 > 2,014 dan rata-rata skor hasil belajar IPA dengan

model Group Investigation pada kelompok eksperimen adalah 22,07 yang berada

pada kategori tinggi sedangkan rata-rata skor hasil belajar IPA dengan model

pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol adalah 15,90 yang berada pada

kategori sedang. Jadi model pembelajaran Group Investigation berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar IPA.

Penelitian Andri Pitoyo, Herman J. Waluyo, Sarwiji Suwandi, Andayani

(2014) dengan judul “The Effect of Group Investigation Learning Model,

Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’

Writing Skills Viewed from Cognitive Style”. Hasil penelitian menunjukan siswa

yang belajar dengan Investigasi kelompok lebih baik dari pada siswa yang belajar

dengan Accelerated Model Team Learning dan Peran Bermain, sedangkan siswa

yang menggunakan model Team Percepatan Belajar dan Bermain Peran menulis

sama baik.

Penelitian Dewa Made Dwi Sakah, I Nyoman Wirya, Ndara Tanggu Renda

(2016) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”. Hasil perhitungan menunjukkan thitung

lebih besar dari ttabel (4,377> 1,674). Perbedaan signifikan menunjukkan bahwa

model Group Investigation (GI) berpengaruh positif tehadap hasil belajar IPA siswa

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan kajian empiris, peneliti menyimpulkan bahwa model Group

Investigation berbantu media audio visual sangat efektif diterapkan pada

pembelajaran IPA, khususnya pada materi cahaya. Maka penelitian tersebut

Page 78: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

58

dijadikan acuan dalam penelitian “Pengaruh Model Group Investigation Berbantu

Audio Visual Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di

Gugus 5 Sentolo”. Penelitian – penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan

sebagai pendukung pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneiti.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2015:91), kerangka berpikir menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar karena

IPA merupakan mata pelajaran yang dapat mengembangkan tingkat berpikir siswa

secara kritis, objektif, dan membantu memecahkan masalah secara sistematis.

Namun pada pelaksanaannya pembelajarannya belum menggunakan model yang

inovatif dengan penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal.

Materi cahaya yang akan dibahas dalam penelitian ini menggunakan model

Group Investigation Berbantu audio visual. Melalui model Group Investigation

siswa belajar bekerja sama dalam kelompoknya untuk menemukan sebuah fakta

atau konsep dari materi pembelajaran tersebut. Sebelum diberikan perlakuan, kelas

eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest untuk mengetahui normalitas dan

homogenitas data sampel untuk memperoleh kevalidan hasil penelitian pada

variabel hasil belajar. Pemberian perlakuan berbantu media audiovisual berupa

video pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan kelas eksperimen. Setelah diberikan

perlakuan selanjutnya diberikan posttest. Pada variabel aktivitas belajar, data

diperoleh selama proses pembelajaran sesuai aktivitas siswa dalam kelas

Page 79: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

59

menggunakan lembar observasi untuk kemudian dibandingkan perbedaan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini akan mengujikan model

kooperatif Group Investigation berbantu audio visual pada kelas eksperimen dan

model konvensional pada kelas kontrol kemudian hasil belajar dari kedua kelas

dibandingkan.

Page 80: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

60

Berikut adalah alur penelitian yang peneliti rancang sebagai kerangka

berpikir dalam melakukan penelitian eksperimen.

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir

Pretest terhadap kelas

eksperimen dan kelas

kontrol

Normalitas Homogenitas

Aktivitas Belajar

Proses pembelajaran materi

“Cahaya” dengan metode

demonstrasi pada kelas kontrol

Proses pembelajaran materi

“Cahaya” dengan model GI

berbantu audio visual pada

kelas eksperimen

Observasi aktivitas

belajar di kelas

eksperimen dan

kelas kontrol

Posttest terhadap

kelas eksperimen

dan kelas kontrol

Membandingkan

aktivitas belajar

dikelas eksperimen

dan kontrol

Uji gain Uji T

Pengaruh Model Group Investigation berbantu audio visual Kelas Eksperimen

Hasil Belajar Aktivitas Belajar

Page 81: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

61

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1

H3

H2

Bagan 2.4 Kerangka Hipotesis

Ho1 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

tidak berpengaruh terhadap aktivitas belajar IPA Kelas V SD di Gugus 5

Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Ha1 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

berpengaruh terhadap aktivitas belajar IPA Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo

Kabupaten Kulon Progo

Model Group

Investigation berbantu

Audio Visual

Aktivitas Belajar

Hasil Belajar

Page 82: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

62

Ho2 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

tidak berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Kelas V SD di Gugus 5

Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Ha2 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Kelas V SD di Gugus 5 Sentolo

Kabupaten Kulon Progo

Ho3 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

tidak berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA Kelas V SD di

Gugus 5 Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Ha3 : Model Group Investigation berbantu audio visual pada Pembelajaran IPA

berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA Kelas V SD di Gugus 5

Sentolo Kabupaten Kulon Progo

Page 83: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

153

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

1) Perbedaan skor rata-rata aktivitas siswa menunjukkan bahwa pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada pada kelas kontrol. Hal ini membuktikan

bahwa penggunaaan model Group Investigation berbantu audio visual

berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.

2) Model Group Investigation berbantu audio visual memberikan pengaruh

apabila digunakan pada pembelajaran IPA materi cahaya pada siswa kelas V

SD di Gugus Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Harga thitung lebih besar

menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

rata-rata kelas kontrol.

3) Penerapan model Group Investigation berbantu audio visual berpengaruh

terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA materi cahaya pada siswa kelas V SD

di Gugus Sentolo Kabupaten Kulon Progo.

4) Peningkatan hasil belajar IPA pada kelas eksperimen terlihat pada

penghitungan rata-rata gain ternormalisasi. Rata-rata gain ternormalisasi yang

lebih tinggi pada kelas eksperimen menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SD di Gugus 5 Sentolo Kabupaten Kulon Progo merupakan

pengaruh penerapan model Group Investigation berbantu audio visual.

Page 84: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

154

5.1 SARAN

Saran yang diberikan oleh peneliti dalam menerapkan model Group

Investigation berbantu audio visual ditujukan untuk beberapa pihak, yaitu bagi

siswa, bagi guru, dan bagi sekolah.

1) Bagi Siswa

Setiap siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif lagi dalam mengikuti

pembelajaran IPA khususnya materi cahaya.

2) Bagi Guru

Hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif,

supaya siswa tidak merasa bosan dan tidak merasa kesulitan untuk memahami

materi pelajaran seperti menerapkan model Group Investigation berbantu audio

visual dan perlu adanya pengalokasian waktu secara efisien, sehingga pembelajaran

akan berjalan dengan optimal.

3) Sekolah

Pihak sekolah hendaknya memberikan kebijakan yang dapat mendukung

pelaksanaan pembelajaran model Group Investigation audio visual, baik fasilitas,

kelengkapan sarana prasarana yang dapat mengaktifkan proses pembelajaran.

Page 85: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

155

DAFTAR PUSTAKA

Akçay, Nilüfer Okur & Kemal Doymuş. 2014. The Effect of Different Methods of

Cooperative Learning Model on Academic Achievement in Physics. Vol. 11

(4). Halaman: 17-30.

Anderson dan Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran

dan Asesmen. Terjemahan Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Andriyani, Dewi. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media dan Startegi Pembelajaran Konstekstual

(inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Ariadi, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV. Vol 2 (1)

Ariesta, Diva dkk. 2014. Pengaruh model Pembelajaran TGT Dengan Bantuan

Media Audio Visual Terhadap hasil Belajar IPA. Vol. 2 (1).

Arikunto Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

_________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ausubel. 2000. The Acquisition and retenion of knowledge: AA cognititve View.

New York: SPRINGER-SCIENCE+BUSINESS MEDIA, B.V.

Ayu, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas

V SDN 21 Dauh Puri. Vol. 2 (1).

Budiarsana dkk. 2014. Pengaruh Model Pendekatan Ketrampilan Proses

Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SD. Vol. 2 (1).

Budiningsih, Asri. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 86: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

156

Dahar, Ratna 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Darmawan, Agus dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD. Vol. 2

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Diantari, Ari dkk. 2014. Pengaruh Model pembelajaran Group Investigation

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Sukasada

Tahun Pelajaran 2013/2014. Vol. 2 (1)

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Asesmen Pembelajaran SD.

Djamarah. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif; alternatif

Desain Pembelajaran yang Menyenangkan. Yoyakarta: Ar-ruzz Media.

Gede Elga, dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Terhadap SikapSosisal dan Hasil Belajar Siswa. Vol 3 (1).

Gede, Luh dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran GI Berbantuan Media Torso

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Vol. 2 (1).

Ghaedsharafi, Maliheh dkk. 2012. Effect of AudioVisual, Audio, and Visual

Presentation on EFL Leaners Writing Skill. Vol. 2 (2). 113-121.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Negeri Semarang.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar

Page 87: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

157

Ilma, Rahmawati. 2017. Pengaruh Model Group Investigation terhadap Aktivitas

dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas x SMA pada Materi Ekosistem.

Disertasi. Yogayakarta: Program Pascasarjana UNY. Diperoleh

http://eprints.uny.ac.id/48049/1/tesis-rahmawati-ilma-14725251014.swf

Kememdikbud: Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami Peningkatan.

Diperoleh dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-

dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan

Lestari dan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:

T.Refika Aditama

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Made, Dewa dkk. 2014. Pengaruh Model Group Investigation (GI) Terhadap Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas V. Vol. 2 (1)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tentang standar isi, Jakarta:

Sekretariat Negara.

Peraturan Pemerintah No 32 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:

Sekretariat Negara.

Pitoyo, Andri dkk. 2014. The Effect of Group Investigation Learning Model,

Accelerated Learning Team an Role Playing on Elementary School Students

Writing Skills Viewed from Cognitive Style. Vol. 5 (1). 21-29.

Rifa’i, Achmad dan Catharina T. A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press.

Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Santoso, Singgih. 2013. Menguasai SPSS 21 di Era Informasi. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Sardiman AM. 2016. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 88: PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION BERBANTU …lib.unnes.ac.id/31467/1/1401413507.pdf · terhadap aktivitas belajar IPA kelas V SD di Gugus 5 Sentolo; (3) ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

158

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka

Cipta.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik.

Terjemahan Narulita Yusron, Bandung: Nusa Media.

Slavin, Robert E. 1994. Educational Psycholog Theory and Practice. A division of

Paramount Publishing: John Hopskin University.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

Jakarta: Sekretariat Negara.

Wena, Made. 2012. Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka S. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:

Bumi Aksara.