efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu
TRANSCRIPT
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU
MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN
GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN
GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Eufrasia Grasia
141424025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Jika kita tidak menyerah, berarti kita masih punya kesempatan
-Jack Ma-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang memberi berkat dan kekuatan untuk
semua kesempatan dan perjuangan yang boleh diterima
Bapa mama, dan keluarga yang memberi semangat, doa dan dukungan
selama proses perkuliahan hingga sampai pada tahap ini
Teman-teman sekaligus keluarga dalam atap yang sama pendidikan Fisika
2014 sebagai Indonesia mini yang saling menerima dan mendukung
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
Serta semua yang telah mendukung dalam banyak proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 23 Januari 2019
Penulis
Eufrasia Grasia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Eufrasia Grasia
NIM : 141424025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya
yang berjudul:
“EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU
MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN
GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN
GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI”.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 23 Januari 2019
Yang menyatakan
Eufrasia Grasia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Grasia, Eufrasia. 2018. Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu
Mind Mapping Terhadap Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong
Siswa Kelas XI MIPA Pada Pokok Bahasan Gelombang Cahaya Di
SMAN 1 Mlati. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode
eksperimen berbantu mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan, motivasi
belajar dan sikap gotong royong siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi
gelombang cahaya.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif dan kualitatif, dengan
subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. Penelitian
ini menggunakan satu kelas yang diberikan treatment yaitu dengan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan satu kelas dengan
menggunakan metode ceramah aktif. Instrumen yang digunakan untuk
pengambilan data adalah tes tertulis (pretest dan posttest), kuesioner motivasi
belajar siswa dan observasi gotong royong. Hasil tes tertulis dan kuesioner
motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan program SPSS 20, sedangkan
sikap gotong royong siswa dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil rekaman
video kegiatan siswa dan catatan peneliti selama proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Metode eksperimen berbantu mind
mapping meningkatkan pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya, ada
perbedaan peningkatan motivasi belajar siswa dimana berdasarkan mean
peningkatan motivasi belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
kontrol. Sikap gotong royong siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping dan
kelas kontrol dapat dikatakan baik. Sikap ini ditunjukkan pada aspek aktif dalam
kelompok, membantu sesama, saling mendengarkan dan menolong teman
Kata kunci: metode eksperimen, mind mapping, pengetahuan, motivasi, gotong
royong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Grasia, Eufrasia. 2018. Effectiveness of the Application of Experimental
Methods Assisted by Mind Mapping on Knowledge, Motivation and
Mutual Cooperation of Class XI Students of Mathematics and
Natural Sciences in the Subject of Light Wave at SMAN 1 Mlati.
Essay. Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department
of Mathematics and Natural Sciences Education, Teacher Training
and Education Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This study aims to determine the effectiveness of the application of mind mapping
assisted methods to increase knowledge, learning motivation and mutual
cooperation attitude of students of class XI MIPA SMAN 1 Mlati in light wave
material.
This type of research is quantitative and qualitative experiments, with the
research subjects being students of class XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. This study
uses one class given treatment, namely by learning using mind mapping assisted
experimental methods and one class using active lecture methods. The
instruments used for data collection were written tests (pretest and posttest),
student learning motivation questionnaires and mutual cooperation observation.
The results of written tests and student motivation questionnaires were analyzed
using the SPSS 20 program, while students 'mutual cooperation attitudes were
analyzed qualitatively based on the video recordings of student activities and
researchers' notes during the learning process.
The results showed that: The mind mapping assisted experimental method
increased students' knowledge of light wave material, there were differences in
the increase in student learning motivation which was based on the mean increase
in learning motivation in the experimental class higher than the control class. As
for the mutual cooperation attitude of the two classes based on the indicators
used, they showed a good mutual cooperation attitude.This attitude is shown in
the active aspects of the grup, helping others, listening to each other and helping
friends.
Keywords: experimental method, mind mapping, knowledge, motivation, mutual
cooperation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap
Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA pada Pokok
Bahasan Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Romo Prof. Dr Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing
yang memberikan arahan, bimbingan, dukungan, semangat serta sumbangan
pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. Autfridus Atmadi, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) Pendidikan Fisika 2014 yang telah memberi semangat serta arahan
selama penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si., sebagai validator yang bersedia
memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam membuat instrumen
soal sehingga menjadi lebih baik.
5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah melancarkan pembuatan
surat perizinan penelitian
6. Bapak Aris Sutardi, S. Pd selaku kepala sekolah SMA N 1 Mlati yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian
7. Ibu Kuswantini, S. Pd selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIPA 1
dan XI MIPA 2 yang telah berkenan membimbing dan membantu dalam
proses penelitian di sekolah
8. Siswa-siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 yang telah berkenan menjadi
sample penelitian
9. Kedua orang tua Bapa Stefanus Sem dan Mama Lutgardis Jeria dan ketiga
kakak yang telah banyak memberi bantuan baik materi maupun dukungan
doa
10. Rekan satu tim skripsi sekaligus sahabat saya Rosni, Candra, Yurike dan
Femi yang telah membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian
skripsi ini serta saling mendukung dalam setiap proses yang dilalui.
11. Rosny, Candra, Ipen yang telah membantu dalam proses pengambilan data
di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Untuk teman-teman pendidikan Fisika 2014 yang saling memberi semangat,
serta pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai manusia yang masih dalam proses belajar, tentunya terdapat kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis sangat menerima segala kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan.
Yogyakarta, 23 Januari 2019
Penulis
Eufrasia Grasia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................ Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 7
A. Pembelajaran Konstruktivisme ................................................................................. 7
B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping.................................... 8
1. Metode Pembelajaran ........................................................................... 8
2. Metode Eskperimen .............................................................................. 8
3. Metode Mind Mapping ....................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind Mapping . 15
C. Pengetahuan ............................................................................................................ 16
D. Motivasi .................................................................................................................. 17
E. Gotong royong ........................................................................................................ 21
F. Materi Gelombang Cahaya ..................................................................................... 22
1. Interferensi Cahaya ............................................................................. 22
2. Difraksi cahaya ................................................................................... 27
G. Kerangka Berfikir ................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 32
B. Rancangan Penelitian.............................................................................................. 33
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................................ 33
D. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 34
E. Treatment Penelitian ............................................................................................... 34
1. Kelas Eksperimen ............................................................................... 35
2. Kelas Kontrol ...................................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 36
1. Instrumen Pembelajaran ..................................................................... 36
2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 37
a. Pretest dan Posttest .................................................................................. 37
b. Observasi .................................................................................................. 41
c. Kuesioner .................................................................................................. 42
d. Wawancara ............................................................................................... 45
G. Validitas .................................................................................................................. 45
H. Metode Analisis Data ............................................................................................. 46
1. Analisis Pengetahuan Siswa ............................................................... 46
2. Analisis Motivasi Belajar.................................................................... 48
3. Analisis Sikap Gotong Royong........................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ........................................................................ 50
A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................................ 50
1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ...................................... 52
2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen................................ 56
3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping ................... 61
B. Data dan Analisis .................................................................................................... 64
1. Pengetahuan Siswa ............................................................................. 64
2. Motivasi Belajar Siswa ....................................................................... 70
3. Sikap Gotong Royong Siswa .............................................................. 78
C. Pembahasan ............................................................................................................ 83
1. Peningkatan Pengetahuan Siswa ......................................................... 83
2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa .................................................. 84
3. Sikap gotong royong siswa ................................................................. 86
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….88
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 88
B. Saran... .................................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan ..................................... 12
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest 37
Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest 39
Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong 41
Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi Siswa 42
Tabel 3. 6 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar 48
Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................... 50
Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas kontrol ............. 64
Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ......... 65
Tabel 4. 4 Hasil perbandingan pretest dan posttest kelas eksperimen berbantu
mind mapping ....................................................................................... 66
Tabel 4. 5 Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ..................... 68
Tabel 4. 6 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Berbantu Mind Mapping dan
Kelas Kontrol ........................................................................................ 69
Tabel 4. 7 Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................. 70
Tabel 4. 8 Hasil Perbandingan Motivasi Awal Belajar Fisika Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ................................................................................. 71
Tabel 4. 9 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas
Eksperimen ........................................................................................... 73
Tabel 4. 10 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas
Kontrol .................................................................................................. 74
Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ................................................................................. 75
Tabel 4.12 Perbandingan selisih motivasi awal dan akhir siswa kelas eksperimen
dankelaskontrol………………………………………………………78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping ..................................................................... 15
Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young............................................................... 23
Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua Berkas pada percobaan Young. .................... 24
Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak .............................................. 25
Gambar 2. 5 Pola Difraksi Celah Tunggal……………………………………….25
Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest.................................. 53
Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis ................................. 54
Gambar 4. 3 Siswa Berdiskusi dan Mengerjakan Soal dalam Kelompok............. 55
Gambar 4. 4 Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Soal Posttest ............................. 56
Gambar 4. 5 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal Pretest ........................ 57
Gambar 4. 6 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangku .................................... 58
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Praktikum Kisi Difraksi ....................................... 60
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Praktikum Interferensi Cahaya ............................ 60
Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Soal Posttest ..................................................... 61
Gambar 4. 10 Peneliti Mewawancara Siswa ......................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian .................................. 94
Lampiran 2 Surat Izin pelaksanaan Penelitian ...................................................... 95
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 96
Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................... 97
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol .......................................................................... 106
Lampiran 6 LKS interferensi .............................................................................. 115
Lampiran 7 Hasil LKS Interferensi ..................................................................... 119
Lampiran 8. LKS Kisi Difraksi ........................................................................... 120
Lampiran 9 Hasil LKS Kisi Difraksi .................................................................. 121
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest ................................................................ 123
Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest ......................................................... 126
Lampiran 12 Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ........................................ 129
Lampiran 13 Lembar Validitas ........................................................................... 131
Lampiran 14 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................... 132
Lampiran 15 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .......................... 140
Lampiran 16 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas
Eksperimen …................................................................................145
Lampiran 17 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas
Kontrol……………………………………………………………149
Lampiran 18 Contoh Hasil Mind Mapping Siswa……………………………..153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal utama yang perlu diperhatikan guru adalah mengupayakan dan
membuat siswa senang belajar dan terlibat aktif pada proses pembelajaran.
Untuk itu perlu adanya perubahan dan pengembangan proses dalam
pembelajaran demi menambah wawasan dan pengetahuan agar
pembelajaran menjadi semakin menarik, baik bagi guru maupun siswa.
Metode pembelajaran yang diterapkan disesuaikan dengan situasi
siswa serta diupayakan dapat memberi kesan menyenangkan dan turut
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran fisika
khususnya, diperlukan cara/metode yang dapat memberi kesan bahwa
fisika merupakan pelajaran yang asyik dan menyenangkan, mengingat
bahwa siswa menganggap pelajaran fisika sebagai suatu pelajaran yang
sulit dan susah untuk dipahami. Kurangnya keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran membuat siswa jenuh dan bosan, sehingga
berdampak pada sikap siswa yang menerima pelajaran secara “instan”.
Salah satu metode yang dapat membantu siswa aktif dan senang belajar
yaitu metode eksperimen (Suparno, 2007: 63).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Karena pada dasarnya setiap apa yang dilakukan langsung oleh
siswa itu sendiri akan memudahkan mereka untuk selalu mengingat apa
yang dipelajarinya. Untuk itu siswa diajarkan untuk mulai mencoba dan
menerapkan apa yang telah diperoleh melalui suatu percobaan, bertujuan
untuk memperkuat apa yang telah mereka pelajari.
Selain siswa aktif dan senang belajar metode eksperimen
diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar, karena sebagai
seorang yang masih terus belajar, siswa membutuhkan dorongan atau
motivasi baik dari dirinya sendiri maupun dari luar. Motivasi siswa
berperan pada bagaimana mereka bisa berhasil terhadap apa yang
dikerjakan sangat berkaitan dengan motivasi yang dimilikinya. Menurut
Siregar (2010: 177) salah satu faktor psikologis dari masalah-masalah
belajar adalah motivasi.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
mengingat pada siswa juga menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan
oleh pengajar agar pelajaran yang diterima siswa tidak hanya diingat
didalam ruang kelas tetapi menyatu pada siswa itu sendiri, sehingga
digunakan cara belajar yang melibatkan otak kiri dan kanan siswa yang
dituangkan dalam bentuk gambar atau skema berdasarkan apa yang
mereka peroleh dari guru lalu mereka mengkreasikan dalam bentuk karya.
Keadaan ini diharapkan bahwa siswa akan menuangkan sesuai dengan apa
yang mereka pahami. Metode ini dinamakan mind mapping yang dapat
membantu siswa dalam mengingat kembali materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Metode eksperimen yang diterapkan, kegiatan siswa tidak sekedar
bagaimana mereka merangkai alat dan bahan, membuktikan apa yang
mereka pelajari, tapi juga bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-
temannya dalam kelompok dan mengerjakan sesuatu maupun
menyelesaikan masalah secara bersama dalam tim dan saling bahu
membahu. Model ini dapat menumbuhkan salah satu nilai karakter siswa,
yang mana menjadi tuntutan dalam kurikulum 2013 yang disebut gotong
royong. Sebagaimana peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik
Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang pendidikan karakter melalui
program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) salah satu nilai karakter
yang wajib diterapkan di sekolah adalah sikap gotong royong.
Nilai karakter ini diharapkan membuat siswa memiliki sikap
gotong royong yang tinggi melalui proses pembelajaran yang siswa
laksanakan di sekolah. Sehingga nantinya siswa tidak hanya sekedar
paham akan nilai itu namun menjalankannya ditengah kehidupan
masyarakat sekarang ini. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa, memotivasi siswa
dalam belajar dan melatih siswa dalam bekerja sama/gotong royong, Salah
satu strategi yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran
Eksperimen berbantu Mind Mapping. Pembelajaran dengan eksperimen
menekankan suatu cara belajar yang melibatkan siswa dengan mengalami
dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan yang diperoleh.
Mind Mapping diterapkan untuk melatih kemampuan siswa dalam berfikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
serta hasil dari pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk skema atau
gambar dengan tujuan agar siswa lebih mudah mengingat materi yang
telah diajarkan sehingga dengan mind mapping siswa dapat mengingat
serta menuangkan kembali apa yang telah mereka pelajari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
penulis telah melakukan penelitian dengan judul ”Efektivitas Penerapan
Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap Pengetahuan,
Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA Pokok Bahasan
Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas XI MIPA SMAN
1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan
metode ceramah aktif
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar kelas XI MIPA SMAN 1
Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran
menggunakan penggunaan metode eksperimen berbantu mind
mapping dan metode ceramah aktif ?
3. Bagaimana pengaruh penerapan metode eksperimen berbantu Mind
Mapping dan metode ceramah akif terhadap sikap gotong royong
siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi gelombang
cahaya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dalam penelitian ini
peneliti membatasi permasalahan yaitu melihat bagaimana pengaruh
penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping terhadap
pengetahuan, motivasi dan gotong royong dan dibandingkan dengan siswa
yang diajarkan dengan metode ceramah aktif. Materi yang digunakan
dalam melaksanakan penelitian terbatas pada pokok bahasan gelombang
cahaya yaitu interferensi cahaya dan difraksi cahaya.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peningkatan pengetahuan yang dicapai siswa kelas XI
MIPA SMA 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan
menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan
metode ceramah aktif.
2. Mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas XI MIPA SMA N 1
Mlati pada materi gelombang cahaya dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.
3. Mengetahui pengaruh penerapan menggunakan metode eksperimen
berbantu mind mapping dan ceramah aktif terhadap sikap gotong
royong siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi
gelombang cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang metode
eksperimen berbantu mind mapping yang dapat meningkatkan
pengetahuan, motivasi dan gotong royong siswa dalam pelajaran
fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode eksperimen berbantu
mind mapping diharapkan siswa dapat memahami materi fisika
yang dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi belajar dan,
sikap gotong royong.
b. Bagi Guru
Penggunaan metode eksperimen berbantu mind
mapping dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam proses
pembelajaran untuk menambah pengalaman sekaligus
meningkatkan pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong
siswa. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat
menemukan dan menggunakan metode yang cocok dalam
proses pembelajaran fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut von Glasersfeld (Suparno, 1997: 18), konstruktivisme
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Konstruktivisme menurut Suyono adalah sebuah filosofi
pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan
pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan,
pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono, 2011: 105).
Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang
sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat
berarti dua macam. Pertama, bila kita berbicara dengan diri kita
sendiri, lingkungan menunjuk pada keseluruhan objek dan semua
relasi yang kita abstraksikan dari pengalaman. Kedua, bila kita
memfokuskan diri pada suatu hal tertentu, lingkungan merujuk pada
sekeliling hal itu yang telah kita isolasikan. Dalam hal ini, baik hal itu
maupun sekelilingnya merupakan lingkup pengalaman kita sendiri,
bukan dunia objektif yang lepas dari pengamat (Von Glasersfeld dalam
Suparno, 1997: 19).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan seluruh perencanaan dan
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk
bagaimana pemilihan cara penilaian yang akan dilakukan. Metode
pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu proses yang teratur,
suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran
(Suyono & Hriyanto, 2011: 19).
2. Metode Eskperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu (Bahri, et all 2010: 84).
Menurut Suparno, metode eksperimen adalah metode
mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan
sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah
dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013:83).
Dalam penelitian ini jenis eksperimen yang digunakan
adalah eksperimen terbimbing, dimana peneliti ikut membimbing
siswa selama kegiatan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen
terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang
harus dilakukan guru (Suparno, 2013: 84-85)
Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada
siswa.
Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa
tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai
percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana
menganalisis data dan apa kesimpulannya.
Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan
sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar.
Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat
bagaimana siswa melakukan percobaannya dan
memberikan masukan kepada siswa.
Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar
alat dapat jalan dengan baik.
Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan
percobaan yang dilakukan
Bila siswa membuat laporan, maka guru harus
memeriksanya
Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah
percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memundahkan
siswa bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Suparno, dalam eksperimen siswa entah sendiri
atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan
petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil
sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan
hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara
lain akan melakukan tindakan berikut (Suparno, 2013: 85)
Membaca petunjuk percobaaan dengan teliti;
Mencari alat yang diperlukan;
Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;
Mencatat data yang diperlukan;
Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan
dari data yang ada;
Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;
Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.
Berikut beberapa keunggulan/kelebihan metode eksperimen (Bahri,
2010: 84):
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaan;
b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan
baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia;
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran umat manusia;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Metode ini sangat cocok/sesuai dengan bidang sains;
Metode eksperimen juga memiliki beberapa
kelemahan/kekurangan (Bahri, 2010: 85):
a. Metode ini lebih memerlukan berbagai fasilitas peralatan
dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal;
b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan;
c. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
3. Metode Mind Mapping
Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari
otak-mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan
secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Selain itu
mind map juga sangat sederhana (Tony Buzan. 2005: 4). Menurut
Tony mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi
ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak
awal. Ini berarti informasi akan lebih mudah dan lebih bisa
dihandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Menurut Windura, mind mapping merupakan suatu teknis grafis
yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar.
(Windura, 2016: 16)
Mind mapping secara keseluruhan dapat meningkatkan
kerja otak kiri dan otak kanan. Berikut unsur yang terbagi:
Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan
Otak kiri Otak kanan
Tulisan Warna
Urutan penulisan Gambar
Hubungan antar kata Dimensi (tata ruang)
Langkah–langkah dalam membuat mind map menurut Tony
Buzan (2005: 15-16) adalah :
1) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi
panjangnya diletakkan mendatar. Cara ini bertujuan
untuk memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar
ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya
dengan lebih bebas dan alami.
2) Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral.
Sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu
kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral
akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus,
membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak
kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Menggunakan warna. Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map
lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran
kreatif, dan menyenangkan.
4) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat
dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan
tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena
otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan
dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita
menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah
mengerti dan mengingat.
5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis
lurus karena garis lurus akan membosankan otak.
Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti
cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.
6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata
kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan
fleksibelitas kepada mind map. Setiap kata tunggal atau
gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet
asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita
menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih
bebas dan kerenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran
baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
7) Menggunakan gambar. Setiap gambar bermakna seribu
kata. Bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam
mind map kita, mind map kita sudah setara dengan
10.000 kata catatan.
Windura dalam bukunya “mind map langkah demi
langkah” menjelaskan bahwa pelajaran fisika membutuhkan
pemahaman yang kuat agar anak mengerti dan mampu
menerapkannya dalam menjawab soal-soal. Mind mapping akan
meningkatkan pemahaman anak sekaligus menyajikan materi itu
secara lebih sistematis. Dengan pemahaman yang lebih baik, anak
dapat menerapkan hukum-hukum fisika untuk menjawab semua
soal latihan (Windura, 2016: 102).
Dengan membuat mind map siswa dapat mengingat
kembali materi yang telah dipelajari.
Berikut adalah contoh mind map yang dibuat peneliti pada materi
gelombang cahaya (gambar 2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping
4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind
Mapping
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping merupakan gabungan dari dua
metode yang dapat saling menguatkan. Pembelajaran dengan
menggunakan metode ini dilakukan agar siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran melalui metode eksperimen yaitu
melalui praktikum siswa dapat mencoba untuk menemukan dan
menambah pengetahuan sedangkan untuk mengklarifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengetahuan siswa, maka digunakan metode mind mapping yang
diharapkan siswa dapat mengingat kembali apa yang telah
dipelajari dengan membuat peta atau skema dan mengisi sesuai
dengan apa yang mereka pahami dan hasil mind map tersebut
merupakan gambaran pengetahuan siswa.
Kedua metode ini tentunya saling mendukung dan
membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, karena bukan hanya
melatih keterampilan siswa saat pelaksanaan praktikum tetapi juga
melatih siswa dalam proses mengingat kembali apa yang telah
mereka pelajari. Untuk itu kedua metode tersebut dipadukan untuk
mendukung proses pembelajaran yang efektif dan diharapkan
menambah pengetahuan dan keterampilan siswa.
C. Pengetahuan
Dalam keseharian, pengetahuan diartikan sebagai sesuatu yang kita
terima yang dapat menambah wawasan dan informasi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan merupakan segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
Pengetahuan dalam bahasa inggris disebut ”knowledge” yang
secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemahaman
(understanding) atau sesuatu hal yang diketahui atau dipahami oleh
seseorang (Setyosari, 2010: 3). Menurut Moliono dkk (1988 dalam
Setyosari) pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal. Berkenaan
dengan hal yang dikenali dan diketahui, sesorang dapat memahami dan
mungkin melakukan atau mengaplikasikan tentang pengetahuan
tersebut dalam situasi tertentu. Pengetahuan dapat berupa fakta-fakta.
Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum
dikenal adalah taksonomi Bloom. Benjamin S. Bloom membagi
taksonomi hasil belajar dalam 6 kategori yakni: 1) pengetahuan
(knowledge); 2) pemahaman (comprehension); 3) penerapan
(application); 4) analisis; 5) sintesis; 6) evaluasi.
Kategori hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengetahuan, dalam taksonomi Bloom pengetahuan merupakan
tingkatan hasil belajar yang paling rendah. Namun, pengetahuan
menjadi sangat penting karena menjadi dasar dan prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman
(Sudjana, 2010:23)
D. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin ”movere” yang berarti
menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi
menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi
sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bernafaskan behaviorisme (Siregar, 2011: 49). Sedangkan Imron
(1996 dalam Siregar) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari
bahasa Inggris “motivation”, yang berarti dorongan pengalasan dan
motivasi.
Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang
mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan
tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat
memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar (Sani, 2013:
49)
Berdasarkan beberapa teori motivasi yang berkembang, Keller
(1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang
diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model
yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence
(kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan) dalam proses belajar
dan pembelajaran keempat kondisi motivasional tersebut sangat
penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi
terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran. Attention
(perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen
baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks.
Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan
antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi awal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Confidence (kepercayaan diri) yaitu merasa diri kompoten
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
harapan untuk berhasil. Satisfication (kepuasan) merupakan
keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan
kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai
tujuan yang serupa (Siregar, 2011: 52).
Jenis-jenis motivasi menurut Sani (2013) ada dua jenis
motivasi dalam belajar yakni:
a) Motivasi ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu karena
pengaruh eksternal. Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif
eksternal atau pengaruh dari luar peserta didik. Misalnya
tuntutan imbalan atau hukuman. Faktor yang mempengaruhi
motivasi secara eksternal adalah: a. karakteristik tugas; b.
insentif; c. perilaku guru; dan d. pengaturan pembelajaran.
b) Motivasi instrinsik, yakni motivasi intrinsik dari dalam diri
untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari
ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran
tersebut.
Sani juga menjelaskan motivasi mempengaruhi tingkat
keberhasilan atau kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar
tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Oleh sebab itu
pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan motivasi
dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen pembelajaran,
tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang
efektif. Memotivasi bukan sekedar mendorong atau memerintah
seseorang untuk melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang
melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola
emosi diri sendiri dan orang lain (Sani, 2013: 49)
Beberapa fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2001: 163) :
a. Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti
belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai
mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi menentukan cepat
atau lambatnya suatu pekerjaan.
Ali Imron (1996 dalam Siregar, 2010: 55) mengemukakan
empat upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan
motivasi belajar pembelajaran. Empat cara tersebut adalah:
a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor
yang mempengaruhi motivasi. Hal-hal yang
disajikan secara menarik oleh guru juga menjadi
sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi
pembelajar atau pengalaman/kemampuan yang telah
dimiliki,
d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.
E. Gotong royong
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017
tentang penguatan pendidikan karakter melalui program PPK
(Penguatan Pendidikan Karakter) menekankan beberapa nilai karakter
yang harus dikembangkan di sekolah, yaitu nilai: religious, nasionalis,
mandiri, gotong royong dan integrasi (Doni Koesoema, dll 2015 dalam
Suparno, 2017: 7)
Gotong royong adalah bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong
secara ikhlas.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan
persoalan bersama menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan (Suparno,
2017: 8).
F. Materi Gelombang Cahaya
Materi gelombang cahaya terdiri dari beberapa sub bab. Sub
bab yang dipelajari adalah interferensi cahaya dan difraksi cahaya.
1. Interferensi Cahaya
Interferensi terjadi jika dua atau lebih gelombang koheren
(yang sama persis) dipadukan. Istilah koheren berarti memiliki
beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi
jika kedua gelombang itu berbeda fase 180o. sedangkan interferensi
konstruktif (saling memperkuat) terjadi jika kedua gelombang itu
sefase.
a. Interferensi Celah Ganda Young
Dalam percobaannya, Thomas Young menggunakan
celah sempit S0 sebagai sumber cahaya yang dilewatkan pada
dua celah, yaitu S1 dan S2. Berkas cahaya yang keluar celah S1
dan S2 merupakan pasangan dua sumber cahaya koheren.
Cahaya dari sumber S1 dan S2 pada percobaan Young akan
menghasilkan inteferensi yang terdiri dari garis-garis terang
dan gelap. Garis terang akan terjadi jika cahaya S1 dan S2
mengalami interferensi maksimum (konstruktif), sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
garis gelap terjadi jika cahaya dari S1 dan S2 mengalami
interferensi minimum (destruktif).
(sumber gambar: www.google.com)
Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young
(a) Diagram percobaan interferensi celah ganda young
(b) Pola interferensi gelap-terang pada layar (percobaan
interferensi young, dua sumber cahaya koheren diperoleh
dengan menggunakan dua celah)
Interferensi maksimum (garis terang) akan terjadi jika
kedua gelombang memiliki fase sama. Dua gelombang akan
memiliki fase sama saat mengenai layar, jika beda lintasannya
sama dengan nol atau kelipatan genap dari setengah panjang
gelombang ,
(1)
atau
(dengan m= 0, 1, 2, 3, …) (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Interferensi minimum (garis gelap) akan terjadi jika kedua
gelombang memiliki beda fase 180o. Hal itu akan tercapai jika
selisih lintasannya sama dengan kelipatan ganjil dari setengah
panjang gelombang,
( )
(3)
atau
(
) (4)
Jika sudut sangat kecil, nilai sinus dapat didekati dengan nilai
tangen, jadi .
Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua berkas pada percobaan Young.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa nilai tan adalah
⁄ . Dengan
demikian, jika sudutnya cukup kecil, nilai sinusnya dapat didekati
dengan
⁄
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Interferensi pada lapisan tipis
Lapisan tipis pada minyak ataupun pada gelembung air
sabun dapat menimbulkan interferensi cahaya. Peristiwa itu
akan memunculkan pola warna yang sangat indah. Pola itulah
yang disebut sebagai sprektrum cahaya.
Interferensi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat
pada gelembung sabun yang terlihat berwarna warni hal itu
terjadi karena cahaya matahari terdiri dari banyak warna dan
masuk kedalam lapisan tipis sabun lalu dipantulkan karena
pemantulan dari tebal lapisan yang tidak sama mengakibatkan
warna gelembung seolah-olah bergerak.
Interferensi pada lapisan tipis minyak
Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak
Sinar A B jatuh pada lapisan tipis minyak. Di titik B,
sebagaian sinar akan dipantulkan menjadi BC sehingga
jalannya mengikuti garis-garis ABC. Sebagian sinar dititik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B dibiaskan ke titik D dipantulkan ke titik E dan dibiaskan
keluar kembali. Jadi, jalannya sinar mengikuti garis-garis
ABDE. Akibatnya, sinar pantul yang keluar dari titik B dan
sinar bias yang keluar dari titik E memiliki selisih lintasan
optis sepanjang
Keterangan :
Pola interferensi akan terlihat terang jika terjadi interferensi
konstruktif, yaitu ketika selisih lintasan optisnya merupakan
kelipatan bulat dari panjang gelombang cahayanya.
(5)
Dengan
Pola interferensi terlihat gelap jika pada arah tersebut akan
terjadi interferensi destruktif, yaitu ketika selisih lintasan
optisnya merupakan kelipatan bulat dari setengah panjang
gelombang cahayanya,
(
) (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Difraksi cahaya
Menurut Kanginan difraksi cahaya atau difraksi gelombang
merupakan lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah (Kanginan, 2013: 433).
Difraksi merupakan peristiwa pelenturan muka gelombang
atau gelombang tampak melebar ditepi celah dan pinggiran
penghalang cahaya. Cahaya tidak lagi merambat pada garis lurus.
Dan hal itu menyebabkan terjadinya interferensi hingga tepi-tepi
bayangan menjadi tidak tajam atau tetapi kabur.
Difraksi pada celah tunggal
Difraksi pada celah sempit, difraksi gelombang tampak
jelas, yaitu gelombang lurus setelah melalui celah berbentuk
lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya.
Gambar 2. 5 . Pola difraksi celah tunggal
Pada difraksi satu celah atau celah tunggal, pola terang
atau interferensi konstruktif terjadi jika berlaku :
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dengan
Keterangan :
Pola gelap atau interferensi destruktif pada difraksi
celah tunggal terjadi jika berlaku
(
) (8)
Dengan
Difraksi pada celah ganda
Difraksi pada celah lebar, hanya muka gelombang pada
tepi celah saja yang melengkung. Pola difraksi pada dua celah
akan terlihat tajam dan lengkap dibanding dengan satu celah.
Jika celah dibuat difraksi lebih banyak lagi, pola
difraksinya akan terlihat makin lebih tajam sehingga perbedaan
panjang gelombang cahaya terlihat lebih jelas.
Kita dapat membuat celah difraksi pada sebuah kaca bening
tipis. Kaca tersebut digores menggunakan intan yang sangat
tajam serta vertikal dengan jarak yang sama. Goresan-goresan
pada kaca bening inilah yang berlaku sebagai kisi difraksi. Jika
dalam 1 cm terdapat N buah goresan, jarak antargoresannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dinamakan lebar celah atau konstanta kisi. Diperoleh rumus
sebagai berikut :
(8)
Jika pada sebuah kisi dijatuhkan cahaya polikromatik,
pada layar akan terbentuk pola interferensi warna-warni
cahaya dari ungu sampai merah. Akan tetapi jika pada kisi
difraksi dijatuhkan cahaya monokromatik, seperti sinar laser,
pada layar tidak dapat terbentuk peruraian warna (dispersi).
Pada prinsipnya pola difraksi dua celah sama dengan
pola difraksi kisi. Untuk pola difraksi kisi, pita-pita terang
akan terjadi jika memenuhi persamaan:
(9)
Keterangan:
( )
( )
Menurut persamaan persamaan 9 terlihat bahwa
semakin besar panjang gelombang, maka semakin besar
pula sudut difraksi yang terjadi.
Peristiwa interferensi dan difraksi menunjukkan
bahwa cahaya merupakan suatu gelombang. Peristiwa
terjadi tidak hanya pada celah sempit, celah ganda, atau kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
difraksi, tetapi juga dapat terjadi jika cahaya mengenai
suatu penghalang.
G. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah
mengenai pengetahuan siswa di kelas pada pokok bahasan
Gelombang Cahaya. Perlu adanya perlakuan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tersebut. Selain melihat kemampuan siswa pada
aspek pengetahuan perlu dikembangkan juga motivasi dan sikap
gotong royong siswa dalam pembelajaran fisika.
Agar pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong siswa
mengalami peningkatan, maka perlu adanya penggunaan metode
eksperimen berbantu mind mapping sebagai metode yang
diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, motivasi dan
sikap gotong royong siswa. Dalam hal ini peneliti akan mejelaskan
kerangka berpikir sebagai berikut: Peneliti menggunakan 2 kelas
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diawal peneliti
memberikan pretest kepada siswa baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol untuk melihat bagaimana hasil pengetahuan siswa
sebelum diberikan materi melalui metode yang akan diterapkan.
Kemudian peneliti memberikan kuisioner pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol yang berisi penyataan tentang motivasi belajar
siswa dengan tujuan melihat motivasi siswa sebelum dan setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
diajarkan dengan masing-masing metode tersebut. Sedangkan
sikap gotong royong siswa dilihat pada saat melakukan proses
pembelajaran.
Pada saat pembelajaran di kelas eksperimen siswa membuat
mind map setelah melakukan praktikum, untuk memperkuat
pengetahuan siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Setelah
metode tersebut diterapkan maka diakhir pelajaran siswa diberi
posttest untuk melihat bagaimana pengetahuan yang diperoleh
siswa setelah menerima materi dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping.
Diterapkannya metode eksperimen berbantu mind mapping
diharapkan dapat membuat siswa mempelajari materi dengan cara
melakukan eksperimen dan membuat skema pembelajaran sesuai
apa yang mereka terima sehingga siswa akan lebih mudah
memahami. Dengan demikian siswa menjadi lebih termotivasi dan
juga memiliki sikap gotong royong yang baik dengan teman-
temannya.
Berdasarkan uraian tersebut, metode eksperimen berbantu mind
mapping dianggap merupakan metode pembelajaran yang cocok
untuk dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan
pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian gabungan
kuantitatif dan kualitatif. Desain ini akan berpengaruh pada penyusunan
pertanyaan penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan
akhirnya dalam menganalisis data serta mengambil kesimpulan (Suparno,
2014: 142). Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan
data berupa skor atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis
(Suparno, 2014: 119). Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang tidak menggunakan data berupa skor dan analisannya tidak
menggunakan statistik (Suparno, 2014: 133).
Dalam penelitian ini data yang dianalisis secara kuantitatif adalah
data tentang pengetahuan siswa berupa tes tertulis dalam bentuk soal esai
dan data motivasi belajar siswa berupa kuesioner. Sedangkan data yang
dianalisis secara kualitatif adalah data tentang sikap gotong-royong siswa
selama proses pembelajaran. Kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol digunakan untuk membandingkan pengetahuan, motivasi dan
gotong royong siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Design Group
pretest-posttest yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan
menggunakan treatment yang berbeda. Untuk kelas eksperimen
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind
mapping sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran
ceramah aktif.
Treatment group Ox X1 Oy
Control group Ox X2 Oy
Keterangan :
Ox = Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Oy = Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1 =Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu
mind mapping
X2 = pembelajaran dengan metode ceramah aktif
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Maret-April
2018 tahun ajaran 2017/2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Tempat penelitian:
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mlati yang bertempat di Jl.
Gajah Mada, Cebongan, Tlogodadi, Mlati.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas XI MIPA SMA
N 1 Mlati tahun ajaran 2017/2018
2. Sampel Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 1 Mlati yang
terdiri dari 2 kelas yaitu XI MIPA 1 yang berjumlah 27 siswa dan
XI MIPA 2 berjumlah 27 siswa. Jadi sasaran penelitian berjumlah
54 siswa.
E. Treatment Penelitian
Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan
diteliti agar mendapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud
metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya
metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2010: 51-52).
Treatment yang dilakukan pada sampel adalah dengan melibatkan sampel
pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
berbantu mind mapping.
Dalam proses pembelajaran digunakan metode eksperimen
berbantu metode mind mapping untuk kelas eksperimen sedangkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif. Satu kelas berlaku
sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI MIPA I dan XI MIPA II sebagai
kelas kontrol. Pemilihan ini berdasarkan undian pemilihan kelas treatment
dan kontrol.
1. Kelas Eksperimen
Kelas yang mendapat treatment dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping adalah kelas XI MIPA I. Proses
pembelajaran di kelas ini meliputi penjelasan mengenai materi
gelombang cahaya, kemudian dilakukan praktikum yang diakhiri
dengan pembuatan mind mapping dari materi yang telah diterima
siswa untuk membantu siswa dalam memahami materi. Rencana
pelaksanan pembelajaran dari metode ini dapat di lihat pada lampiran
4.
2. Kelas Kontrol
Kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah aktif
dilaksanakan di kelas XI MIPA 2. Proses pembelajaran di kelas ini,
peneliti menjelaskan materi dengan metode ceramah dan kemudian
siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya. Kemudian
peneliti membagi siswa dalam kelompok dan meminta siswa untuk
berdiskusi tentang materi lalu dilanjutkan dengan pengerjaan soal.
Setelah selesai, peneliti meminta siswa untuk menjelaskan di depan
kelas kepada teman-teman sekelas lalu dilanjutkan dengan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengkonfirmasi kembali dari hasil penjelasan siswa. Rencana
pelaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran 5.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: tes tertulis,
kuesioner, wawancara, dokumentasi, observasi.
Instrumen pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana
yang dibuat oleh peneliti untuk merancang proses pembelajaran
yang akan dilakukan di kelas agar pembelajaran di kelas dapat
terlaksana sesuai yang diharapkan. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini sesuai dengan
Kurikulum 2013 pada materi Gelombang Cahaya (lampiran 4 dan
5).
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pelaksanaan praktikum di kelas eksperimen dibutuhkan
lembar kerja siswa agar membantu siswa dalam melaksanakan
praktikum. Selain itu dapat membantu siswa dalam mengerjakan
laporan. Beberapa isi dari lembar kerja siswa: 1) tujuan, 2) alat dan
bahan, 3) prosedur percobaan, 4) pertanyaan (LKS lampiran 6 dan
7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data terdiri dari : pretest dan posttest
untuk menilai pengetahuan siswa, observasi untuk mengetahui sikap
gotong royong siswa dan kuesioner untuk melihat motivasi belajar
siswa.
a. Pretest dan Posttest
Pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. Pretest ini berisi soal-soal esai yang diberikan sebelum
proses pembelajaran berlangsung.
Posttest digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Posttest
ini juga berisi soal seperti pretest namun diberikan setelah proses
pembelajaran.
Distribusi soal pretest menurut sub bab pokok bahasan dan
aspek yang ingin diukur dapat dilihat:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest
Indikator hasil
belajar (IPK)
Soal Nomor
soal
Menjelaskan konsep
dan proses terjadinya
interferensi dan atau
difraksi pada peristiwa
sehari-hari.
1. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya
dapat terjadi? Jelaskan !
2. Jelaskan syarat terjadinya interferensi
gelombang cahaya !
3. Mengapa gelembung sabun pada air
dapat menghasilkan warna warni ketika
dikenai cahaya matahari ?
1,2,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Indikator hasil
belajar (IPK)
Soal Nomor
soal
Mampu menggunakan
persamaan interferensi
dan difraksi cahaya
untuk menyelesaikan
persoalan.
1. Suatu difraksi dihasilkan pada layar yang
berjarak 1,5 m dari celah tunggal. Jarak
dari terang pusat ke terang ketiga adalah
54 . Tentukan lebar celah!
2. Suatu berkas cahaya monokromatis
melalui sepasang celah sempit yang
jaraknya 1 mm dan membentuk pola
interferensi pada layar yang jaraknya 2,5
m dari celah tadi. Bila jarak antara garis
gelap kedua terhadap pusat pola 3 mm,
berapa panjang gelombang yang
digunakan?
3,6
Dapat membedakan
antara peristiwa
interferensi dan
difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari
maupun teknologi
yang menggunakan
prinsip tersebut.
1. Berilah keterangan tentang peristiwa
yang ditunjukkan oleh gambar dibawah
ini!
(gelembung sabun)
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest
No Jawaban Skor
1 1. Peristiwa difraksi dapat terjadi:
Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah
sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila
cahaya dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna),
selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa
disperse atau pengurain warna.
16
2 2. Syarat terjadinya interferensi gelombang
a. Kedua gelombang cahaya harus kohern, dalam arti bahwa kedua
gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh
karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama dan tetap.
b. Kedua gelombang cahaya harus memiliki ampiltudo yang
sama/hampir sama.
13
3 3. Diketahui:
Ditanya :
Jawab : (
)
(
)
= (
)
= (
)
(
)(
)
Jadi, jarak kedua celah adalah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Jawaban Skor
4 Gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika
dikenao cahaya matahari: sinar matahari terdiri dari banyak warna yang
masuk ke dalam lapisan tipis sabun, lalu dipantulkan karena pemantulan
yang tidak merata mengakibatkan warna gelembung seolah-olah
bergerak.
25
5 4.
(gelembung sabun)
Interferensi pada selaput tipis
yang tebalnya berbeda
Interferensi pada celah ganda
Difraksi pada celah tunggal
20
6 Diketahui:
= 2,5 m
m = 2
Ditanya :
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Jawaban Skor
Jawab :
( )( )
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui keterlibatan dan gotong
royong siswa selama proses pembelajaran fisika. Peneliti
mengamati, membantu dan mendampingi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap gotong royong
siswa, peneliti melihat dari aspek yang akan diamati. Berikut
indikator dan aspek yang diamati pada tabel 3.3
Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong
No Indikator Aspek pengamatan
1. Terlibat aktif dalam kerja
sama dan bahu membahu
a. Aktif dalam kerja kelompok
b. Membantu sesama teman
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
No Indikator Aspek pengamatan
2. Menjalin komunikasi dan
persahabatan
a. Mendengarkan teman yang
memberi pendapat
b. Mampu berkomunikasi dan
mencari jalan keluar
bersama
3. Memberi bantuan pada
orang lain
a. Menolong teman/orang lain
b. Rela berkorban untuk orang
lain
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden
untuk diisi. Kuesioner ini diberikan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Kisi-kisi
dan pembuatan kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi
Siswa
No Nilai
motivasi Indikator Pertanyaan
Nomor
soal
1 Perhatian a. Siswa menyukai
pelajaran sehingga
perhatian siswa
meningkat
b. Siswa mempunyai
perhatian yang
tinggi dari awal
1. Saya senang belajar
fisika
2. Saya memperhatikan
penjelasan guru saat
pembelajaran
3. Saya mengerjakan
apa yang diberikan
1,2,3,4,
5,6,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No Nilai
motivasi Indikator Pertanyaan
Nomor
soal
sampai akhir
dalam
pembelajaran
c. Siswa mengikuti
setiap instrukti
yang diberikan
guru
d. Siswa dapat
menjawab
pertanyaan yang
diajukan guru
dengan antusias
e. Siswa memberikan
pertanyaan jika
masih ada yang
belum dipahami
f. Memusatkan
perhatian pada
materi tugas yang
diberikan oleh
guru dengan tidak
melakukan
kegiatan lain
guru kepada saya
4. Saya berusaha
menjawab saat guru
mengajukan
pertanyaan
5. Saya bertanya kepada
guru jika ada yang
belum saya pahami
6. Saya fokus pada
materitugas yang
diberikan guru
dengan tidak
melakukan kegiatan
lain
2 Relevansi a. Siswa mengetahui
tujuan dari materi
yang dipelajari
b. Siswa terlibat
dalam membahas
7. Saya mengetahui
tujuan dari materi
yang saya pelajari
8. Saya terlibat dalam
membahas materi
7,8,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Nilai
motivasi Indikator Pertanyaan
Nomor
soal
materi-materi
yang dipelajari
c. Siswa dapat
mencari kaitan
antara
pembelajaran
dengan kehidupan
sehari-hari
yang dijelaskan guru
9. Saya dapat
mengaitkan materi
yang dipelajari
dengan kehidupan
sehari-hari
3 Kepercayaan
diri
a. Siswa yakin pada
kemampuan yang
dimiliki
b. Siswa mampu
menyelesaikan
tugas yang
diberikan guru
c. Siswa yakin
dengan
kemampuan yang
dimiliki
10. Saya yakin dengan
kemampuan yang
saya miliki untuk
menyesaikan tugas
dari guru
11. Saya yakin dapat
menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
12. Saya mampu untuk
menyelesaikan tugas
dari guru secara
mandiri
10,11,
12
4 Kepuasan a. Siswa merasa
puas dengan apa
yang dikerjakan
b. Siswa merasa
puas dengan
jawaban nya
c. Siswa merasa
puas dengan
13. Saya merasa puas
dengan apa yang
saya kerjakan
14. Saya merasa puas
dengan jawaban saya
pada soal yang
diberikan
15. Saya merasa puas
13,14,
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No Nilai
motivasi Indikator Pertanyaan
Nomor
soal
kemampuan
mereka dalam
memahami materi
pembelajaran
karena dapat
memahami materi
yang disampaikan
guru
d. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
mengkonfirmasi sekaligus memperjelas isi dari mind map yang
dibuat oleh siswa dengan tujuan agar peneliti mengetahui apakah
siswa benar-benar paham dengan mind mapping yang mereka tulis.
Sehingga ada kaitan antara mind mapp yang siswa buat dengan
hasil penjelasan dari wawancara tentang mind mapping yang dibuat
siswa.
G. Validitas
Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh
mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan
(Suparno, 2014: 65). Instrumen-instrumen yang akan dilihat validasinya
adalah: soal-soal pre-test dan post-test, kuesioner motivasi siswa selama
mengikuti proses pembelajaran dengan metode eksperimen berbantu mind
mapping dan metode ceramah aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
H. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis data
secara statistik dan tiap masalah dianalisis secara tersendiri. Analisis data
dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Pengetahuan Siswa
Data penelitian yang diperoleh berupa pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol akan dianalisis secara kuantitatif. Soal
pretest dan posttest akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas
pertanyaan yang diberikan. Penskoran pretest dan posttest didasarkan
pada panduan penskoran. Untuk melihat hasil pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen serta melihat motivasi belajar awal dan
akhir siswa apakah memiliki perbedaan yaitu diuji dengan uji-T
independent. Dan untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan,
motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping pada pretest dibandingkan dengan
posttest dengan uji T dependent. Perhitungan uji T menggunakan
bantuan SPSS dengan tingkat signifikan 0,05. Data akan dianalisis
dengan cara sebagai berikut:
a. Uji-T independent untuk pretest kelas eksperimen (XI MIPA 1)
dan kelas kontrol (XI MIPA 2). Pengujian ini dilakukan untuk
melihat pengetahuan awal kedua kelas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest
untuk kelas eksperimen (XI MIPA I) apakah mengalami
peningkatan setelah diberi treatment.
c. Uji-T dependent untuk membandingkan pretets dan posttest
untuk kelas kontrol (XI MIPA II) apakah mengalami
peningkatan.
d. Uji-T independent untuk posttest kelas eksperimen (XI MIPA 1)
dan kelas control (XI MIPA 2). Untuk melihat hasil
pengetahuan akhir siswa kedua kelas apakah mengalami
perbedaan baik yang diajarkan dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping maupun ceramah aktif.
e. Persamaan umum uji-T independent adalah sebagai berikut:
tobs = ( )
√[( )
( )
( ][
]
……………..(1)
keterangan:
n1 = Jumlah anggota kelompok 1
n2 = Jumlah anggota kelompok 2
s1 = Standar deviasi kelompok 1
s2 = Standar deviasi kelompok 2
= Nilai rata-rata kelompok 1
= Nilai rata-rata kelompok 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Bila maka signifikan, dengan = 0,05. P merupakan nilai
probabilitas yang dilihat dari SPSS.
f. Persamaan umum uji-T dependent sebagai berikut:
trel = ( )
√ ( )
( )
………………. (2)
keterangan:
D = perbedaan antara skor tiap subjek = X1 – X2
N = jumlah pasang skor (jumlah Pasangan)
X1 = nilai pre-test
X2 = nilai pos-test
2. Analisis Motivasi Belajar
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur motivasi
belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.
Kusioner terdiri dari 15 pernyataan yang dibuat peneliti.
Skala Likert digunakakan dalam penelitian ini untuk menyatakan
sikap siswa yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah. Berikut tabel
penskoran setiap pernyataan:
Tabel 3. 5 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar
Skala pengukuran Skor
Selalu 4
Sering 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Skala pengukuran Skor
Jarang 2
Tidak pernah 1
Data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum dan setelah dilakukan treatment akan dianalisis
dengan menggunakan uji dependent dan independent untuk
mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa pada
kedua kelas. Persamaan uji t independent dan dependent yan
digunakan seperti pada persamaan (1) dan (2)
3. Analisis Sikap Gotong Royong
Sikap gotong royong siswa dianalisis dengan kualitatif deskriptif
dimana hasil observasi berdasarkan indikator dan video proses
pembelajaran di kelas dideskripsikan dan dianalisis untuk melihat
bagaimana sikap gotong royong siswa di kelas eksperimen berbantu
mind mapping dan kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Mlati. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XI MIPA I sebagai kelas eksperimen dan XI
MIPA II sebagai kelas kontrol yang dilaksanakan pada tanggal 3 April
2018 sampai dengan 27 April 2018.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan untuk dua kelas
tersebut. Berikut adalah jadwal proses pengambilan data yang
dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/
tanggal
Jam
ke Kelas
Jumlah
siswa
yang
hadir
Kegiatan
1 Selasa,
3 April
2018
3-4
XI MIPA II
Kelas
kontrol
31
- Perkenalan
- Pretest
- Siswa mengisi kuisioner motivasi
belajar
- Menjelaskan materi kisi difraksi
dengan metode ceramah aktif.
4-5 XI MIPA 1
Kelas
Eksperimen
28
- Perkenalan
- Pretest
- Siswa mengisi kuisioner motivasi
belajar
- Menjelaskan metode eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Hari/
tanggal
Jam
ke Kelas
Jumlah
siswa
yang
hadir
Kegiatan
berbantu mind mapping
- Latihan membuat mind mapping
2 Rabu, 4
April
2018
9-10
XI MIPA 2
Kelas
kontrol
32
- Menjelaskan materi difraksi
cahaya
- Latihan soal dalam kelompok kecil
- Siswa mengerjakan soal di depan
kelas
3 Kamis
5 April
2018
5-6
XI M IPA 1
Kelas
eksperimen
30
- Penjelasan tentang materi
interferensi cahaya
- Latihan soal
- Penjelasan materi kisi difraksi
4
Selasa
24
April
2018
3-4
XI MIPA 2
Kelas
kontrol
32
- Peneliti menjelaskan lanjutan
materi
- Diskusi dan menjawab soal dalam
kelompok
- Siswa membahas soal
5-6
XI MIPA 1
Kelas
eksperimen
30
- Diskusi eksperimen yang akan
dilakukan
- Penjelasan eksperimen oleh
peneliti
- Siswa melakukan eksperimen
- Siswa mengisi LKS
5
Rabu,
25
April
2018
9-10 XI MIPA 2 31
- Review materi yang telah dipelajari
- Posttest
- Siswa mengisi kuisioner motivasi
6
Kamis,
26
April
2018
5-6 XI MIPA 1 31
- Siswa membuat mind map
- Pembahasan LKS
- Review materi yang telah dipelajari
- Posttest
- Siswa mengisi kuisioner motivasi
belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
a. Selasa, 3 April 2018
Pertemuan pertama di kelas kontrol yaitu kelas XI MIPA 2
dengan jumlah siswa 31 orang. Pelajaran dimulai pukul 08.45-
10.30. Peneliti masuk kelas diawali dengan memberikan salam
kepada siswa, memperkenalkan diri, dan mengecek kehadiran
siswa, kemudian membagikan soal pretest kepada seluruh siswa.
Reaksi siswa saat mendapatkan soal sangat beragam karena mereka
belum belajar dan belum banyak tahu tentang materinya. Pada saat
mengerjakan soal terdapat beberapa siswa yang mencoba membuka
buku, tetapi segera didekati dan menegur. Siswa mengerjakan soal
selama 50 menit, setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti
membagikan kuesioner motivasi belajar kepada siswa untuk
mengetahui motivasi siswa diawal pembelajaran dan diberikan
waktu untuk mengisi kuisioner selama 10 menit (lihat pada gambar
4.1).
Setelah siswa mengerjakan soal pretest dan mengisi lembar
kuesioner, peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari
dilanjutkan pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa apa
yang mereka ketahui tentang interferensi cahaya. Karena masih
banyak siswa yang kurang paham, sehingga diawali dengan contoh
dalam kehidupan sehari-hari dan ketika membahas dan
menjelaskan tentang interferensi cahaya, siswa mulai ribut dan asik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sendiri bahkan membahas diluar konteks pembelajaran. Peneliti
kemudian mencoba menenangkan dan mengaitkan contoh dengan
materi yang akan dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran,
terlebih dahulu memberitahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya lalu mengucapkan salam kepada siswa.
Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest
b. Rabu, 4 April 2018
Pembelajaran dimulai pada pukul 14.15. Peneliti membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa lalu mengecek
kehadiran siswa dan melanjutkan materi tentang interferensi
cahaya. Karena siswa kelihatan mengantuk pada saat awal, maka
peneliti menjelaskan sambil bertanya kepada siswa supaya siswa
ikut berpikir. Beberapa siswa tetap antusias menjawab pertanyaan,
mengerjakan soal dan bertanya kepada peneliti juga berdiskusi
dengan teman-teman, membahas bersama lalu mengerjakan soal
latihan di papan tulis (lihat gambar 4.2). Lalu dilanjurkan
penjelaskan sedikit tentang kisi difraksi. Pada proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ini siswa memang kelihatan sangat lelah karena jam pelajaran
fisika paling akhir dan sudah hampir sore. Diakhir pembelajaran
siswa diberitahu tentang materi dan kegiatan pertemuan selajutnya.
Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis
c. Selasa, 24 April 2018
Pertemuan ketiga dikelas kontrol dilaksanakan setelah dua
minggu jeda yaitu libur Ujian Nasional untuk kelas XII dan
Penilaian Tengah Semester untuk kelas X dan kelas XI. Setelah
doa dan presensi peneliti mengulang sekilas materi pada pertemuan
sebelumnya. Setelah siswa mendapat penyegaran dan mengingat
kembali materi sebelumnya, siswa dibagi dalam 6 kelompok untuk
berdiskusi, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi
tentang kisi difraksi dan membagikan materi dan soal untuk diskusi
(lihat gambar 4.3). Suasana kelas cukup ramai dan siswa cukup
antusias karena berada dalam kelompok namun beberapa kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang tidak ikut berdiskusi bersama teman-teman kelompok.
Setelah siswa berdiskusi, peneliti dan siswa lalu membahas
bersama soal-soal latihan dan meminta siswa untuk mengerjakan di
papan tulis. Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi
kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Beberapa siswa bertanya kemudian dibahas bersama, kemudian
siswa diingatkan bahwa pertemuan terakhir akan diadakan posttest,
kemudian mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.
Gambar 4. 3 Siswa berdiskusi dan mengerjakan soal dalam
kelompok
d. Rabu, 25 April 2018
Pertemuan terakhir di kelas ini diawali dengan doa dan
dilanjutkan dengan presensi peneliti merangkum materi yang telah
diajarkan lalu membagikan soal posttest kepada siswa dan siswa
mengerjakan selama 50 menit (gambar 4.4), yang dilanjutkan
dengan pembagian kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa
setelah mengikuti pembelajaran dan meminta siswa mengisi
kuesioner selama 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Jawaban posttest dan kuesioner siswa kemudian dikumpul
yang telah diisi, dilanjutkan ucapan terima kasih kepada siswa
yang telah bersedia untuk menjadi subjek penelitian.
Gambar 4. 4 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal posttest
2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
a. Selasa, 3 April 2018
Pertemuan pertama di kelas eksperimen hampir sama
dengan pertemuan di kelas kontrol. Peneliti memperkenalkan diri
dilanjutkan dengan melakukan presensi. Jumlah siswa di kelas
eksperimen berjumlah 32 siswa. Pelajaran dimulai pada pukul
10.30 sampai dengan 12.00 WIB. Setelah berkenalan dan
melakukan presensi, peneliti membagikan soal pretest kepada
siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan soal selama 50 menit
(lihat gambar 4.5). Situasi kelas saat mengerjakan cukup tenang
dan aman meskipun ada siswa yang butuh pengawasan khusus.
Setelah siswa mengumpulkan pretest, siswa kemudian mengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kuesioner motivasi dalam waktu 10 menit. Siswa mulai
diperkenalan dengan mind mapping yaitu dengan menunjukkan
contoh mind mapping lalu meminta siswa membuat mind mapping
dari materi yang telah diajarkan oleh Bu Kuswantini dimana siswa
telah melaksanakan praktikum dari materi tersebut. Karena tidak
cukup waktu untuk memulai pelajaran maka peneliti hanya
menjelaskan materi yang akan dipelajari, lalu mengakhiri pelajaran
dengan terlebih dahulu menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya lalu kemudian mengucapkan salam.
Gambar 4. 5 Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal pretest
b. Kamis, 5 April 2018
Pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB. Setelah
melakukan presensi peneliti langsung menjelaskan materi tentang
interferensi cahaya, lalu menjelaskan materi sampai pada difraksi
cahaya, perumusan dan juga beberapa soal. Suasana kelas cukup
mudah terkontrol hanya saja di tiga puluh menit terakhir beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
siswa minta ijin keluar yaitu beberapa pengurus osis dan panitia
perkemahan pramuka. Sisa waktu digunakan untuk memberi soal
latihan kepada siswa untuk dikerjakan dengan teman sebangku
(lihat gambar 4.6) dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Setelah pembelajaran selesai peneliti mengingatkan bahwa
pertemuan selanjutnya akan diadakan praktikum.
Gambar 4. 6 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku
c. Selasa, 24 April 2018
Pertemuan ketiga di kelas eksperimen seharusnya
dilaksanakan di laboratorium fisika namun karena laboratorium
dipakai untuk pemeriksaan inspektorat akhirnya Ibu Kuswantini
dan peneliti memutuskan untuk melakukan praktikum di kelas
meskipun kurang efektif.
Untuk menghemat waktu presensi dilakukan dengan
menyebutkan nama anggota kelompok dan setiap siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
disebutkan namanya diminta untuk langsung pindah ke tempat
kelompoknya. Setelah siswa berada dalam kelompok peneliti
sedikit menambah materi yang belum tersampaikan dipertemuan
sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian alat dan
bahan praktikum sekaligus lembar kerja siswa (LKS). Siswa sangat
antusias membantu peneliti dalam membagikan alat praktikum dan
juga LKS, sehingga tidak banyak membuang waktu. Selanjutnya
dijelaskan penggunaan, bahaya, cara kerja alat dan prosedur
praktikum, siswa cukup tenang saat mendengarkan penjelasan.
Setelah paham, siswa diberi kesempatan untuk memulai
praktikum tentang difraksi cahaya dan mengingatkan siswa untuk
mengisi LKS. Dalam berjalannya praktikum, setiap kelompok
dibimbing, peneliti cukup kewalahan karena setiap kelompok
memanggil dalam waktu yang sama, jadi diatur dengan adil agar
semua kelompok tidak kebingungan (lihat gambar 4.7 dan gambar
4.8).
Selanjutnya, siswa mengerjakan praktikum yang kedua
yaitu interferensi cahaya dan mengisi LKS. Siswa cukup semangat
dan antusias dalam melakukan percobaan, mereka cukup teliti dan
banyak bertanya. Sembari membimbing berjalannya praktikum
peneliti mengobservasi sikap gotong royong setiap kelompok
dengan bantuan video dengan memperhatikan indikator yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kendala dalam melaksanakan praktikum yaitu karena
ruangan yang digunakan adalah ruangan kelas jadi cukup banyak
cahaya yang masuk dan jendela kelas tidak ditutupi gorden
sehingga siswa cukup sulit dalam melaksanakan praktikum.
Setelah selesai siswa merapikan alat praktikum kemudian
meminta siswa mengerjakan kemudian mengumpulkan LKS.
Karena waktu hampir habis, proses pembelajaran diakhiri dan
siswa diperbolehkan membawa pulang LKS untuk dikerjakan
dirumah dan dikumpulkan pada esok harinya.
Gambar 4.7 Siswa melakukan
praktikum kisi difraksi
Gambar 4.8 Siswa melakukan
praktikum interferensi
d. Kamis, 26 April 2018
Pada pertemuan terakhir di kelas eksperimen, peneliti
mengecek kehadiran kemudian peneliti membagi kertas kosong
kepada masing-masing siswa untuk membuat mind mapping pada
kertas tersebut selama kurang lebih 10 menit. Setelah selesai
membuat mind map, siswa diminta untuk membacakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menjelaskan hasil yang mereka peroleh selama praktikum. Setelah
membahas dan berdiskusi tentang LKS, siswa mengumpulkan
lembar kerja siswa tersebut.
Peneliti kemudian membahas dan merangkum materi yang
telah dipelajari dengan secara singkat, lalu meminta siswa untuk
menutup buku dan membagi soal posttest. Siswa mengerjakan soal
tersebut dilanjutkan dengan mengisi kuisioner motivasi belajar
(lihat gambar 4.9)
Pada akhir pelajaran, peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih kepada siswa karena telah bersedia belajar bersama dan
menjadi subjek penelitian.
Gambar 4.9 Siswa mengerjakan soal posttest
3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengkonfirmasi isi
mind mapping yang telah dibuat siswa (lihat gambar 4.10). Wawancara
dilakukan setelah kelas eksperimen melaksanakan posttest dengan
jumlah sampel sebanyak 5 siswa dan dilakukan selama kurang lebih 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menit di laboratorium fisika. Pada proses pelaksanaan wawancara,
siswa lebih banyak menjawab hal yang diluar konteks yang
dibicarakan dan lebih membahas bagaimana mereka membuat ide
mind mapping dan menceritakan proses, padahal yang diinginkan
siswa membahas mind map yang mereka buat dengan materi yang
telah dipelajari. Namun, ada 3 orang siswa yang mencoba menjawab
dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan mind map yang mereka buat.
Berdasarkan hasil wawancara, yang disampaikan siswa sangat
beragam. Ada yang merasa senang saat membuat mind map karena
cukup terbantu untuk memahami kembali materi yang telah dipelajari
dan ada siswa yang kesulitan dalam mendapatkan ide untuk mulai
membuat mind map.
Siswa berusaha untuk membuat mind map yang menarik, namun
kebanyakan mind map yang dibuat siswa masih terlalu banyak tulisan
dan sulit dalam meringkas materi. Ada yang menuangkan apa yang
mereka pahami dengan menggambar sesuai apa yang mereka peroleh
dalam praktikum. Ide-ide membuat mind map yang mereka gunakan
yaitu dengan gambar bulan, bintang, awan, pohon, bahkan ada yang
hanya menarik garis biasa. Siswa kebanyakan mengatakan bahwa mind
map mereka keliru dan kurang lengkap karena keterbatasan waktu dan
beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa. Secara garis besar
mind map yang dibuat oleh siswa cukup menggambarkan isi materi,
meskipun hanya beberapa siswa yang mind mapping mereka lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Siswa mengatakan bahwa mind map sangat membantu mereka
untuk memahami materi dan berusaha mencoba mengingat apa yang
telah dipelajari sekaligus melatih siswa dalam mengasah kreasi
mereka. Karena keterbatasan waktu dalam wawancara ini peneliti tidak
banyak menggali pengetahuan siswa dari hasil mind mapping,
sehingga apa yang kurang dalam mind mapping siswa tidak semua
dapat dijelaskan kembali.
Gambar 4. 10 Peneliti mewawancara siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Data dan Analisis
1. Pengetahuan Siswa
Pada tabel 4.2 ditampilkan nilai pretest dan posttest pengetahuan
siswa pada materi gelombang cahaya pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Kode
Siswa
Nilai Siswa Kelas
Eksperimen
Nilai Siswa Kelas
Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
F1 22 62.5 22.75 45.5
F2 24.5 77 25 52
F3 20 55 28 56
F4 22 62 24.5 43.5
F5 25 63.25 20.5 45
F6 23.5 73 23 41.5
F7 18.5 48 25 65
F8 30 78.5 30 60.5
F9 23.5 74 23 51.5
F10 24 48 25.25 52
F11 22.5 45.5 24.5 44.5
F12 26 58.75 26 50
F13 42 57 34 64
F14 25 68 28.5 62
F15 32.5 77.35 27.5 50.25
F16 23.5 66 25 40.5
F17 19 45.5 26.5 46
F18 30.25 71.75 23 62
F19 21 38 24.5 60.5
F20 22.5 64 32 54
F21 22 66.25 24.5 60
F22 21 56 32 68
F23 25.5 54.5 34 64.5
F24 25.5 62.5 33.5 54
F25 20.5 54 22.5 62
F26 22 63 25 45
F27 18.25 36 23 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kode
Siswa
Nilai Siswa Kelas
Eksperimen
Nilai Siswa Kelas
Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Mean 24,15 60,20 26,41 53,21
Standar
Devisai 4,95 11,62 3,83 8,76
a. Uji t independent prestets kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi
gelombang cahaya. Perhitungan dengan SPSS, hasil analisa pretest
terlihat pada tabel 4.3
Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Equal
variances
assumed
.067 .796 -1.874 52 .067 -2.25926 1.20565 -4.67858 .16006
Equal
variances
not assumed
-1.874 48.963 .067 -2.25926 1.20565 -4.68216 .16364
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
NILAI Kelas Eksperimen 27 24.15 4.95084 .95279
Kelas Kontrol 27 26.41 3.83879 .73877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan tabel hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.3
terlihat nilai mean untuk pretest materi gelombang cahaya untuk
kelas eksperimen berbantu mind mapping adalah 24,15 sedangkan
mean kelas kontrol nilai mean: 26,41 dengan|tobs|= |1,874| dan p
sebesar= 0,067. Dengan menggunakan level signifikan = 0,05,
maka nilai p = 0,067 = 0,05 maka tidak signifikan. Hal ini
berarti bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan awal kedua kelas adalah sama.
b. Uji t dependent pretest dan posttest kelas eksperimen
Uji ini bertujuan mengetahui apakah metode yang
digunakan dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada materi
gelombang cahaya. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4. 4 Hasil perbandingan pretest dan posttest kelas eksperimen
berbantu mind mapping
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 24.15 27 4.95084 .95279
Posttest 60.20 27 11.62178 2.23661
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 diperoleh nilai mean
pada pretest siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping
adalah 24,15 sedangkan mean pada posttest 60,20.
Nilai|tobs|= |17,940| dan p = 0,000 karena p = 0,000 < =
0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan pengetahuan awal dan pengetahuan akhir pada
materi gelombang cahaya, atau bisa dikatakan ada
peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind
mapping.
c. Uji t dependent pretest dan posttest kelas kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode
ceramah aktif yang diterapkan pada kelas kontrol dapat
meningkatkan pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya.
Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest
-
Posttest
-
36.05000 10.44170 2.00951
-
40.18060
-
31.91940 -17.940 26 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4. 5 Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 26.41 27 3.83879 .73877
Posttest 53.21 27 8.76529 1.68688
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest
-
Posttest
-
26.80556 7.57505 1.45782
-
29.80215 -23.80896
-
18.387 26 .000
Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 diperoleh mean
pretest siswa kelas kontrol adalah 26,41 sedangkan mean
pada posttest adalah 53,21. Nilai |tobs|= |18,387| kerena p
= 0,000 < = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan
ada perbedaan pengetahuan awal dan pengetahuan akhir pada
materi gelombang cahaya, atau bisa dikatakan ada
peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Uji t independent posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan akhir dari
kedua kelas yaitu kelas eksperimen berbantu mind mapping dan
kelas kontrol. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4. 6 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Berbantu Mind
Mapping dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.6 terlihat
mean pretest materi gelombang cahaya untuk kelas eksperimen
berbantu mind mapping adalah 60,20 sedangkan kelas kontrol:
53,21 dengan tobs = 2,493 dan p= 0,016. Karena nilai p = 0,016 <
= 0,05 maka hasilnya signifikan. Hal ini berarti bahwa ada
perbedaan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
NILAI Kelas Eksperimen 27 60.20 11.62178 2.23661
Kelas Kontrol 27 53.21 8.76529 1.68688
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
NILAI
Equal variances assumed
1.506 .225 2.493 52 .016 6.98519 2.80143 1.36371 12.60666
Equal variances not assumed
2.493 48.348 .016 6.98519 2.80143 1.35358 12.61679
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mean dapat disimpulkan bahwa nilai akhir kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol.
2. Motivasi Belajar Siswa
Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan cara siswa mengisi
kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran dengan materi gelombang
cahaya selesai. Kuesioner tersebut dibagikan ke kedua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data motivasi belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 4.7
Jumlah siswa yang diambil kuisioner motivasi yaitu 54 siswa,
dengan jumlah siswa dari kelas eksperimen 27 orang dan dari kelas
kontrol 27 siswa.
Tabel 4. 7 Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Kode
Nilai Motivasi Kelas
Eksperimen Nilai Motivasi Kelas Kontrol
Siswa Motivasi
Awal
Motivasi
Akhir Selisih
Motivasi
Awal
Motivasi
Akhir Selisih
F1 39 47 8 35 45 10
F2 43 50 7 38 42 4
F3 46 41 5 37 40 3
F4 36 47 11 35 27 -8
F5 38 48 10 38 46 8
F6 36 50 14 46 44 -2
F7 33 42 9 34 42 8
F8 42 50 8 45 48 3
F9 40 48 8 44 46 2
F10 33 42 9 41 44 3
F11 30 45 15 38 37 -1
F12 40 47 7 40 40 0
F13 38 46 8 30 42 12
F14 30 50 20 37 40 3
F15 36 52 16 42 50 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kode
Nilai Motivasi Kelas
Eksperimen Nilai Motivasi Kelas Kontrol
Siswa Motivasi
Awal
Motivasi
Akhir Selisih
Motivasi
Awal
Motivasi
Akhir Selisih
F16 42 50 8 40 46 6
F17 33 35 3 38 42 4
F18 42 52 10 32 37 5
F19 44 51 7 46 43 -3
F20 35 48 13 37 44 7
F21 47 44 -3 39 45 6
F22 33 48 15 44 50 6
F23 32 47 15 36 46 10
F24 38 45 7 39 40 1
F25 32 44 12 42 48 6
F26 37 46 9 41 48 7
F27 30 35 5 30 40 10
Mean 36,93 46,60 9,67 38,67 43,04 4,37
Stand.
Deviasi 4,46 4,24 4,20 4,40 4,80 4,55
a. Uji t independent motivasi belajar fisika kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar fisika kelas
eksperimen berbantu mind mapping dan kelas kontrol sebelum
pembelajaran berlangsung. Hasil analisa statistik terlihat pada tabel
4.8
Tabel 4. 8 Hasil Perbandingan Motivasi Awal Belajar Fisika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
motivasi
Kelas
Eksperimen 27 36.93 4.46289 .85888
Kelas Kontrol 27 38.67 4.39405 .84564
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.8
diketahui bahwa nilai mean motivasi belajar awal siswa kelas
eksperimen sebesar 36,93 sedangkan mean motivasi belajar
awal siswa kelas kontrol sebesar 38,67 dengan |tobs| = |1,444|
dan p = 0,155. Oleh karena p=0,155 =0,05 maka tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi
awal belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya
bahwa motivasi belajar fisika siswa kedua kelas tersebut
sebelum pembelajaran adalah sama.
b. Uji t dependent motivasi belajar awal dan akhir kelas
eksperimen
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan
metode eksperimen berbantu mind mapping dapat
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Motivasi
awal
Equal
variances
assumed
.270 .606 -
1.444 52 .155 -1.74074 1.20531
-
4.15938 .67790
Equal
variances
not
assumed
-
1.444 51.987 .155 -1.74074 1.20531
-
4.15939 .67791
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
fisika. Hasil analisa terlihat pada tabel 4.9
Tabel 4. 9 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa
Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.9
diperoleh mean motivasi awal siswa kelas eksperimen adalah
36,93 sedangkan motivasi akhir belajar siswa adalah 46,60
dengan|tobs|= |11,942| dan p = 0,000 < =0,05 maka
signifikan. Hal ini menunjukkan ada perbedaan motivasi
belajar siswa diawal dan diakhir pembelajaran. Artinya
penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Motivasi awal 36.93 27 4.46289 .85888
Motivasi akhir 46.60 27 4.24499 .81695
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest
motivasi -
posttest
motivasi
-
9.66667 4.20622 .80949
-
11.33059
-
8.00274
-
11.942 26 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar fisika pada
kelas eksperimen.
c. Uji t dependent motivasi belajar siswa kelas kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan
metode ceramah aktif dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa kelas kontrol. Hasil analisa dapat terlihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 10 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa
Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.10
diperoleh mean motivasi awal siswa kelas kontrol adalah 38,67
sedangkan mean motivasi akhir setelah pembelajaran dilakukan
adalah 43.04, nilai |tobs|= |4,991| dan p = 0,000. Oleh karena
p=0,000 < 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan ada
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Motivasi awal 38.67 27 4.39405 .84564
Motivasi akhir 43.04 27 4.79167 .92216
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
motivasi awal
motivasi akhir
-
4.37037 4.55013 .87567
-
6.17034
-
2.57040 -4.991 26 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
peningkatan motivasi belajar siswa kelas kontrol dalam belajar
fisika setelah pembelajaran dengan ceramah aktif dilaksanakan.
d. Uji t independent motivasi akhir belajar fisika kelas eksperimen
dan kelas kontrol
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
motivasi belajar akhir siswa dalam belajar fisika antara siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisa motivasi
belajar ahir telihat pada tabel 4.11
Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
motivasi akhir Kelas Eksperimen 27 46.60 4.24499 .81695
Kelas Kontrol 27 43.04 4.79167 .92216
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
motivas
i akhir
Equal
variance
s
assumed
.44
4
.50
8
2.88
6 52 .006 3.55556 1.23198
1.0834
0
6.0277
1
Equal
variance
s not
assumed
2.88
6
51.25
5 .006 3.55556 1.23198
1.0825
5
6.0285
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.11, mean
motivasi akhir siswa pada kelas eksperimen sebesar 46,60
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 43,04, dengan t = 2,886
dan p = 0,006 < = 0,05 maka tidak signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena nilai rata-rata
motivasi akhir siswa eksperimen lebih besar dari kelas kontrol,
maka motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dari
kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan
ceramah aktif.
e. Uji t independent selisih motivasi awal dan akhir (kelas
eksperimen dan kelas kontrol)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
peningkatan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan membandingkan selisih nilai motivasi awal dan
akhir kedua kelas tersebut. Hasil analisa selisih motivasi
terlihat pada tabel 4.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4. 12 Perbandingan selisih motivasi awal dan akhir siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Motivasi Kelas Ekperimen 27 9.67 4.206 .809
Kelas Kontrol 27 4.37 4.550 .876
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.12 diketahui
selisih rata-rata motivasi awal dan akhir kelas eksperimen adalah 9,67
dan kelas kontrol 4,37 dengan tobs= 4,441, p=0,000. Oleh karena
p=0,000 < =0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan ada
perbedaan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah pembelajaran dilakukan.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Motivasi
Equal variances assumed
.105 .747 4.441 52 .000 5.296 1.193 2.903 7.689
Equal variances not assumed
4.441
51.682
.000 5.296 1.193 2.903 7.690
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Sikap Gotong Royong Siswa
Ada tiga (3) indikator yang digunakan untuk melihat sikap gotong
royong siswa yang diperoleh lewat rekaman video, foto kegiatan
pembelajaran yang dibantu dengan indikator mengenai sikap gotong
royong yang diisi oleh peneliti. Rekaman video, foto dan hasil catatan
peneliti tersebut kemudian dianalisa. Berikut tiga (3) indikator gotong
royong yang digunakan peneliti:
a. Terlibat aktif dalam kerja sama dan bahu membahu.
Selama proses pembelajaran di kelas eksperimen berbantu
mind mapping (kelas XI MIPA 1), untuk indikator yang pertama
ada dua aspek yang dilihat yaitu aktif dalam kerja kelompok dan
membantu sesama teman kelompok. Berdasarkan pengamatan
pada kelas eksperimen hampir semua siswa terlibat aktif dan saling
membantu, Hal ini terlihat pada saat siswa diminta untuk
mengerjakan soal latihan dalam kelompok kecil pada pertemuan
kedua. Siswa dengan antusias mencoba mengerjakan dan
berdiskusi bersama teman-teman sebangku, bahkan saat mereka
kurang paham dengan materi ataupun penyelesaian soal, mereka
terlebih dahulu bertanya ke teman baru ditanyakan kepada peneliti.
Situasi ini juga terlihat pada saat melakukan praktikum di kelas,
dimana siswa atau salah satu anggota kelompok membagi tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kepada teman-teman sekelompoknya untuk melakukan percobaan
lalu terlibat aktif dalam kelompok untuk mengerjakan LKS.
Keterlibatan siswa pada kelas kontrol terbilang aktif dalam
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan, namun
tidak seaktif kelas eksperimen. Siswa di kelas kontrol juga
tergabung dalam beberapa kelompok pada saat diskusi dan
mengerjakan latihan soal, tetapi dalam kelompok hanya siswa
tertentu yang terlihat serius dan mengerjakan sedangkan siswa
yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Untuk aspek
membantu sesama teman kelompok, siswa pada kelas kontrol
dinilai cukup baik karena beberapa siswa yang paham dalam satu
kelompok mengajari teman-temannya. Beberapa siswa juga terlihat
bekerja sendiri dan susah berdiskusi ataupun membantu temannya.
b. Menjalin komunikasi dan persahabatan
Pada kelas eksperimen berbantu mind mapping, berdasarkan
indikator yang ke dua, mulai terlihat pada pertemuan kedua siswa
berdiskusi dengan teman sebangku. Siswa menjalin komunikasi
dan persahabatan dengan baik. Dari aspek yang diamati yaitu
mendengarkan teman yang berpendapat siswa melakukannya dan
berkomunikasi untuk mencari jalan keluar bersama dari masalah
yang mereka temukan. Hal ini terlihat jelas pada saat pelaksanaan
praktikum pada kelas eksperimen. Siswa mampu mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
satu anggota kelompok yang membagi tugas pada masing-masing
anggota. Mampu mencari jalan keluar bersama dalam kelompok
secara mandiri, saat mereka menemukan masalah. Dalam
kelompok masing-masing mereka mencoba mencari jalan keluar
kemudian bertanya kepada peneliti. Secara keseluruhan sikap
saling menjalin komunikasi dan persahabatan pada kelas
eksperimen berbantu mind mapping tergolong baik.
Hasil pengamatan peneliti bahwa siswa mampu menjalin
komunikasi dengan baik dari dua aspek tersebut. Hal tersebut
dilihat dari bagaimana siswa bertanya kepada teman sebangku
kemudian yang lain mendengarkan informasi dari temannya, saat
siswa menemukan masalah pada percobaan yang dilakukan,
mereka berdiskusi, saling mendengarkan dan mencari jalan keluar
bersama. Dengan demikian siswa yang belum mengerti dapat
terbantu dengan saling sharing.
Berdasarkan pengamatan dari indikator yang kedua, sikap
gotong royong siswa kelas kontrol cukup baik. Karena pada
pertemuan pertama siswa belum terbagi dalam kelompok diskusi,
maka pada diskusi pertama belum terlihat jelas sikap gotong
royong pada aspek mendengarkan teman yang memberi pendapat.
Aspek komunikasi dan persahabatan kurang baik karena tidak
semua anggota kelompok turut mendengarkan teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
memberi pendapat. Mereka sibuk dengan urusan msing-masing.
Mereka kurang mampu mencari solusi bersama karena saling
mengharapkan dalam anggota kelompok masing-masing. Sehingga
pada pertemuan yang diharapkan sikap gotong royong yang tinggi
ini, peneliti menilai siswa kurang tanggap dalam menjalani sikap
gotong royong pada indikator ke dua ini.
c. Memberi bantuan pada orang lain
Sikap gotong royong siswa pada kelas eksperimen berbantu
mind mapping diamati pada pertemuan kedua dan ketiga yaitu pada
saat siswa mengerjakan soal dan pada saat siswa melaksanakan
praktikum. Setiap kelompok mampu mengatur dan membagi tugas
pada kelompoknya masing-masing. Hal ini diketahui dari
bagaimana salah satu dari anggota kelompok membagikan tugas
kepada teman-temannya, kemudian mengontrol pelaksanaan
praktikum pada kelompoknya. Setiap kelompok aktif dan saling
membantu agar menyelesaikan tugas baik praktikum maupun LKS
dengan baik. Mereka membagi kelompok, ada yang menyiapkan
alat, memasang/merangkai alat, ada yang bertugas menulis data
lalu dihitung atau dianalisis secara bersama setelah praktikum usai.
Sikap gotong royong untuk indikator ke tiga pada kelas eksperimen
dinilai baik karena semua siswa ikut terlibat dan saling membantu
dalam kelompok maupun kelompok lain sekalipun pada hal kecil
yang mereka temukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sikap gotong royong siswa pada kelas kontrol dengan
indikator memberi bantuan pada sesama rela berkorban sudah
cukup baik, khususnya pada saat mengerjakan latihan soal yang
diberikan pada pertemuan kedua yaitu bersama dengan teman
sebangku siswa saling berdiskusi bahkan mereka bertanya kepada
teman yang lain dan saling membantu untuk memahami pelajaran
maupun menyelesaikan soal.
Pada pertemuan ketiga saat siswa dibagi dalam beberapa
kelompok untuk diskusi dan mengerjakan soal, meskipun pada
masing-masing siswa sudah mendapat tugas untuk menyelesaikan
soal, mereka juga tetap saling membantu dalam kelompok dengan
cara menjelaskan kepada teman yang belum memahami. Meskipun
demikian, ada beberapa anak yang tidak ikut mengerjakan dan
sibuk dengan urusan masing-masing sehingga beberapa siswa
dalam kelompok ikut menegur temanya. Dapat dikatakan sebagian
besar siswa pada kelas kontrol memiliki sikap saling membantu
yang cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
C. Pembahasan
1. Peningkatan Pengetahuan Siswa
Dari hasil analisa uji statistik menggunakan SPSS dapat dilihat
bahwa pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
hasil tidak signifikan. Artinya, bahwa tidak ada perbedaan
pengetahuan awal siswa kedua kelas tersebut atau dapat dikatakan
pengetahuan awal sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada
kedua kelas tersebut pada akhir pertemuan peneliti menguji kembali
soal posttest dengan tujuan dapat mengetahui pengetahuan akhir siswa.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan SPSS dapat dilihat
bahwa nilai pretest-posttest untuk masing-masing kelas eksperimen
dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya bahwa
terdapat perbedaan pengetahuan awal dan akhir dari kedua kelas
tersebut. Hasil uji statistik menggunakan SPSS dari posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol hasilnya adalah signifikan. Artinya
bahwa terdapat perbedaan nilai posttest kedua kelas tersebut. Atau
dapat dikatakan terdapat perbedaan pengetahuan akhir siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada materi gelombang cahaya setelah
diberi perlakuan yang berbeda.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
berbantu mind mapping dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
Dilihat dari hasil uji Statistik bahwa metode eksperimen berbantu mind
mapping dan metode ceramah aktif sama-sama meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pengetahuan siswa. Setelah proses pembelajaran dinilai bahwa pada
kelas eksperimen siswa dapat menjawab soal dengan benar karena
terbantu oleh praktikum, hal ini terlihat dari jawaban posttest siswa
dimana siswa mengembangkan sendiri jawaban mereka berdasarkan
apa yang telah mereka pahami dari praktikum. Sedangkan pada kelas
kontrol, siswa cendrung menjawab soal dari hafalan dan persis sama
dengan yang disampaikan. Dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode
ceramah aktif, keduanya dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Hasil uji statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui motivasi
awal belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
hasil tidak signifikan, artinya tidak ada perbedaan motivasi awal
kedua kelas tersebut. Sedangkan untuk hasil uji motivasi awal dan
motivasi akhir kedua kelas diperoleh hasil signifikan. Artinya bahwa
ada perbedaan motivasi belajar siswa diawal dan diakhir pembelajaran,
atau dapat dikatakan ada peningkatan motivasi belajar dari kedua kelas
setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.
Hasil uji statistik untuk motivasi akhir siswa kedua kelas
menunjukkan hasil tidak signifikan, yang berarti bahwa tidak ada
perbedaan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Kemudian dilakukan uji selisih motivasi awal dan akhir kedua kelas
dan hasil menunjukkan ada perbedaan peningkatan motivasi belajar
siswa dimana berdasarkan mean selisih motivasi kelas eksperimen
lebih besar yaitu 9,67 dan kelas kontrol sebesar 4,37 peningkatan
motivasi belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
kontrol.
Motivasi belajar mencakup beberapa aspek yaitu perhatian,
relevansi, kepercayaan diri dan kepuasan. Secara keseluruhan motivasi
kedua kelas sudah mencakup keempat aspek tersebut. Aspek perhatian
siswa dapat memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik,
aspek relevansi terlihat siswa dapat mengaitkan pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari, untuk aspek kepercayaan diri sebagian siswa
dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol merasa mampu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan seperti praktikum dan latihan soal.
Aspek yang terakhir yaitu kepuasan, diaspek ini sebagai besar siswa
kelas eksperimen merasa puas dengan apa yang mereka kerjakan
karena didukung oleh pelaksaan praktikum sedangkan untuk kelas
kontrol beberapa siswa merasa kurang puas dengan apa yang mereka
kerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Sikap gotong royong siswa
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ada 3 indikator
yang diamati untuk melihat sikap gotong royong siswa yaitu terlibat
aktif dalam kerja sama dan bahu membahu, menjalin komunikasi dan
persahabatan, serta memberi bantuan pada orang lain.
Nilai karakter sikap gotong royong siswa terlihat dari bagaimana
siswa berada dalam suatu kelompok, sehingga dengan sendirinya nilai
karakter ini dibangun oleh siswa, lebih khusus pada pelaksanaan
praktikum dan diskusi kelompok. Dari hasil pengamatan sikap gotong
royong dan analisa beberapa pengamatan tersebut indikator sikap
gotong royong yang paling menonjol adalah indikator terlibat aktif
dalam kerja sama dan bahu membahu dan indikator kedua yaitu
menjalin komunikasi dan persahabatan.
Namun secara keseluruhan bahwa sikap gotong royong siswa
dikelas selama proses pembelajaran sudah cukup baik, meskipun
belum semua siswa dalam satu kelas menunjukkan sikap yang sama
yaitu pada siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping dan kelas
kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
D. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti tidak banyak waktu untuk mengkonfirmasi mind mapping
siswa, sehingga kekeliruan siswa dalam membuat mind map tidak
dapat diluruskan
2. Sebaiknya mengetahui sikap gotong royong siswa sebelum
melakukan penelitian karena peneliti tidak dapat mengatakan
bahwa sikap gotong royong siswa meningkat atau tidak
berdasarkan metode yang digunakan.
3. Ada beberapa pertemuan yang tidak terekam penuh seluruh kelas
dan bahkan tidak sempat mengambil dokumentasi dikarenakan
tidak ada yang dapat menemani proses pengambilan data.
4. Kurangnya waktu yang digunakan siswa untuk melakukan
praktikum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Metode eksperimen berbantu mind mapping meningkatkan
pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya yang terlihat bahwa
terjadi perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2. Metode eksperimen berbantu mind mapping meningkatkan motivasi
belajar siswa di kelas eksperimen, meskipun motivasi awal dan akhir
kedua kelas tidak berbeda namun ada perbedaan peningkatan motivasi
belajar. Peningkatan di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
kontrol.
3. Sikap gotong royong siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping
dan kelas kontrol dapat dikatakan baik. Sikap ini ditunjukkan pada
aspek aktif dalam kelompok, membantu sesama, saling mendengarkan
dan menolong teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti manyarakan
beberapa hal berikut:
1. Bagi Guru
Pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode eksperimen
berbantu mind mapping dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi
belajar dan sikap gotong royong siswa. Oleh karena itu, guru fisika
dapat menggunakan metode ini sebagai alternatif mengajar baik pada
materi yang sama maupun materi yang lain.
2. Bagi penelitian selanjutnya
a. Sebaiknya dilakukan observasi sikap gotong royong siswa
sebelum melaksanakan penelitian agar hasil sikap gotong
royong siswa dapat dibandingkan antara sebelum dan setelah di
laksanakan penelitian.
b. Sebaiknya meminta bantuan kepada teman untuk membantu
dalam mengamati sikap gotong royong siswa di kelas, sehingga
peneliti boleh mendapatkan data yang lebih lengkap.
c. Sebaiknya menggunakan satu atau lebih kamera yang cukup
bagus guna memantau seluruh aktivitas siswa sehingga peneliti
dengan mudah mendapatkan data sesuai yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Raharja et all. 2014. Panduan belajar fisika 3 A SMA Kelas XII. Surakarta:
Yudistira
Bahri Djamarah Syaiful dan Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Rineka Cipta
Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Hamalik, Oemar 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminatan
matematika dan ilmu alam. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 87 tahun 2017. http://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf (diakses
pada 2 Maret 2018)
Purwoko.2006. FISIKA SMA Kelas XII. Surakarta: Yudistira
Sani, Abdulah, Ridwan 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta Bumi: Aksara
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup
Setyosary, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Predana Media Grup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Siregar, Eveline. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
sumber gambar: www.google.com
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran FisikaKonstruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Suparno, Paul. 2017. Kajian Kurikulum Fisika SMA Menurut Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul.2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Windura, Susanto. 2016. Brain Management Serries for Learning Strategy, Mind
Mapp Langkah demi langkah. Jakarta: Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 2 Surat Izin pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU MIND
MAPPING
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mlati
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI IPA 1/Genap
Program : Peminatan MIPA
Materi Pokok : Interferensi dan Difraksi Cahaya
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis
dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
efektif, kreatif, produktif, kritis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
KI 3 KI 4
pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahu-
nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
mandiri, kolaboratif, komunikatif,
dan solutif, dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.10 Menerapkan konsep dan
prinsip gelombang cahaya
dalam teknologi
Memahami konsep dan prinsip
interfesensi dan difaksi cahaya
Mampu menjelaskan proses dan
syarat terjadinya interferensi dan atau
difraksi pada peristiwa sehari-hari
Mampu menggunakan persamaan
interferensi dan difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
Dapat membedakan antara peristiwa
interferensi dan difaksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun
teknologi yang menggunakan prinsip
tersebut
4.10 Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dan/atau
cahaya, kemudian
mempresentasikan hasil
percobaan
Melakukan percobaan interferensi dan
difraksi
Membuat laporan percobaan
interferensi dan difraksi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dan prinsip interferensi dan difraksi cahaya,
2. Menjelaskan proses terjadinya interferensi dan atau difraksi pada
peristiwa sehari-hari.
3. Membedakan antara peristiwa interferensi dan difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun teknologi yang menggunakan prinsip
tersebut,
4. Menggunakan persamaan interferensi dan difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan,
5. Melakukan serta melaporkan percobaan interferensi dan difraksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
D. Materi Pembelajaran
Materi yang dibahas meliputi:
1. Interferensi pada celah ganda
2. Interferensi pada lapisan tipis
3. Difraksi celah tunggal
4. Difraksi celah ganda
E. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Eksperimen berbantu mind mapping
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran
LCD dan proyektor
Papan tulis dan kelengkapannya
Laptop
Power Point materi pembelajaran
Lembar kerja siswa dan perlengkapan praktikum
Sumber belajar
Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA UNTUK SMA/MAKELAS XI.
Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA Kelas
XII. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2004. FISIKA UNTUK SMA KELAS XII. Jakarta:
Erlangga
Modul Pembelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa peserta
didik
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi
Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai
pembelajaran
Peneliti memberitahu siswa tentang materi apa
yang akan dipelajari
Peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa
akan dilaksanakan pretest
10 menit
Inti
Siswa mengerjakan soal pretest dan mengisi
kusioner motivasi belajar
Peneliti menjelaskan tentang mind mapping
kepada siswa
Peneliti menampilkan contoh mind mapping
Peneliti meminta siswa membuat mind
mapping dari materi sebelumnya (materi yang
telah dilakukan praktikum)
Peneliti menjelaskan sedikit materi tentang
interferensi cahaya Guru memberi apersepsi
untuk mengantar siswa pada pemahaman
tentang interferensi
“Ápakah kalian pernah melihat cairan yang
berwarna diatas aspal? termasuk peristiwa
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
apakah itu ?”
Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
jika ada pertanyaan
Penutup
Peneliti menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
Peneliti menutup pembelajaran dengan
meminta siswa untuk memimpin doa
Peneliti mengucapkan salam
5 menit
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa peserta
didik
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi siswa
Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai
kegiatan pembelajaran
5 menit
Inti Peneliti menyampaikan materi yang akan
dipelajari yaitu ”interferensi dan difraksi
cahaya”
Peneliti menyampaikan tujuan dari materi yang
akan dipelajari
Peneliti membuka dengan pertanyaan “apa yang
kalian ketahui tentang interferensi”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Peneliti menjelaskan materi tentang interferensi
celah ganda dan interferensi lapisan tipis
Peneliti menjelaskan perumusan untuk
mendapatkan persamaan interferensi
Peneliti memberikan soal kepada siswa untuk
didiskusikan dalam kelompok kecil
Peneliti kemudian menjelaskan materi kisi
difraksi dengan bertanya ”apakah kalian pernah
melihat cahaya lampu dari celah jari kalian? Apa
yang bisa kalian lihat? Peristiwa apa yang
terjadi?”
Peneliti menjelaskan difraksi celah tunggal dan
difraksi celah ganda
Peneliti menjelaskan perumusan pada difraksi
cahaya
Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
Peneliti menjawab pertanyaan siswa
80 menit
Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan dilaksanakan praktikum
Peneliti menutup pembelajaran
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Peneliti memberi salam dan menyapa
siswa
Peneliti dan siswa berdoa
Peneliti melakukan presensi
Peneliti mempersiapkan siswa untuk
memulai pelajaran
5 menit
Inti Peneliti menjelaskan prosedur
pelaksanaan praktikum
Peneliti menjelaskan maksud dari lembar
kerja siswa yang dibagikan
Peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk memulai praktikum
Peneliti mendampingi dan membimbing
siswa selama pelaksanaan praktikum
Peneliti mempersilahkan siswa untuk
mengisi LKS
Peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk melaporkan hasil
Peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk membuat mind mapping
80 menit
Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa
pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan
posttest
Peneliti menutup pembelajaran
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pertemuan IV (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa siswa
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi siswa
Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai
kegiatan pembelajaran
10 menit
Inti Peneliti membagikan soal posttest kepada siswa 70 menit
Siswa mengerjakan soal posttest dan kuesioner
Penutup Peneliti meminta siswa menyimpulkan materi
keseluruhan yang telah mereka terima
Peneliti meminta beberapa siswa untuk
menyampaikan kesan dan pesan selama
mengikuti proses pembelajaran dengan metode
eksperimen berbantu mind mapping
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
siswa
Peneliti menutup pembelajaran dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN METODE CERAMAH AKTIF
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mlati
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : XI IPA 2 /Genap
Program : Peminatan MIPA
Materi Pokok : Interferensi dan Difraksi Cahaya
Alokasi waktu : 8 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
H. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis
dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
KI 3 KI 4
kompleks berdasarkan rasa ingin tahu-
nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
dan solutif, dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.10 Menerapkan konsep dan
prinsip gelombang cahaya
dalam teknologi
Memahami konsep dan prinsip
interfesensi dan difaksi cahaya
Mampu menjelaskan proses dan syarat
terjadinya interferensi dan atau difraksi
pada peristiwa sehari-hari
Mampu menggunakan persamaan
interferensi dan difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
Dapat membedakan antara peristiwa
interferensi dan difaksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun
teknologi yang menggunakan prinsip
tersebut
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dan prinsip interferensi dan difraksi cahaya,
2. Menjelaskan proses terjadinya interferensi dan atau difraksi pada
peristiwa sehari-hari.
3. Membedakan antara peristiwa interferensi dan difraksi cahaya dalam
kehidupan sehari-hari maupun teknologi yang menggunakan prinsip
tersebut,
4. Menggunakan persamaan interferensi dan difraksi cahaya untuk
menyelesaikan persoalan,
D. Materi Pembelajaran
Materi besaran dan pengukuran meliputi:
1. Interferensi pada celah ganda
2. Interferensi pada lapisan tipis
3. Difraksi celah tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Difraksi celah ganda
E. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : ceramah aktif
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran
LCD dan proyektor
Papan tulis dan kelengkapannya
Laptop
Power Point materi pembelajaran
Sumber belajar
Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA UNTUK SMA/MAKELAS XI.
Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA
Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2004. FISIKA UNTUK SMA KELAS XII.
Jakarta: Erlangga
Modul Pembelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 2
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa siswa
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi
Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai
kegiatan pembelajaran
Peneliti manyampaikan kepada siswa bahwa
akan dilaksanakan pretest, kesepakatan dalam
belajar
10 menit
Inti Peneliti membagi soal pretest dan lembar
kuesioner motivasi belajar
(siswa mengerjakan pretetst dan mengisi
kuesioner motivasi)
Peneliti mengumpulkan jawaban siswa
Peneliti menjelaskan bahwa kita akan belajar
tentang materi interferensi dan difraksi
cahaya
Peneliti menjelaskan sedikit materi materi
interferensi cahaya
70 menit
Penutup Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
jika ada pertanyaan
Peneliti menutup pembelajaran dan berdoa
bersama
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa peserta
didik.
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi siswa
Peneliti mempersiapkan siswa untuk
memulai kegiatan pembelajaran
5 menit
Inti
Peneliti menanyakan kepada siswa apa itu
interferensi dan difraksi ?
Peneliti menjelaskan interferensi celah ganda
dan interferensi lapisan tipis
Peneliti memberikan soal kepada siswa untuk
didiskusikan dalam kelompok kecil
Peneliti menjelaskan perumusan untuk
mendapatkan persaman pada interferensi
Peneliti kemudian masuk ke materi difraksi
dimulai dengan menanyakan “apakah kalian
pernah melihat lampu dari jauh?” apa yang
terjadi ?
Peneliti menjelaskan difraksi celah tunggal
dan difraksi kisi atau celah banyak
Peneliti menjelaskan perumusan pada
difraksi cahaya
Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
80 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Penutup Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk
dikerjakan
Peneliti menutup pembelajaran dengan
meminta salah satu siswa memimpin doa
5 menit
Pertemuan III (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa peserta
didik.
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi siswa
5 menit
Inti Peneliti memberikan tugas kepada kelompok
untuk didiskusikan dan dikerjakan. Masing-
masing kelompok membahas materi yang
berbeda. Lalu mengerjakan soal-soal yang
diberikan
Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi.
Setelah selesai mengerjakan, peneliti
meminta siswa untuk mengerjakan dan
menjelaskan kepada teman-temannya di
depan kelas.
Peneliti mengkonfirmasi jawaban yang
kurang tepat
80 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa
pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan
posttest
Peneliti menutup pembelajaran dengan
meminta salah satu siswa memimpin doa
5 menit
Pertemuan IV (2 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahul
uan
Peneliti memberi salam dan menyapa peserta
didik.
Peneliti meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Peneliti melakukan presensi siswa
Peneliti mempersiapkan siswa untuk
memulai kegiatan pembelajaran.
5 menit
Inti Peneliti membagikan soal posttest 60 menit
Siswa mengerjakan soal posttest
Penutup Peneliti meminta siswa menyimpulkan
materi keseluruhan yang telah mereka terima
Peneliti meminta beberapa siswa untuk
menyampaikan kesan dan pesan selama
mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
siswa
Peneliti menutup pembelajaran dengan
meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6 LKS interferensi
PERCOBAAN INTERFERENSI
A. Tujuan
1. Mengamati bentuk interferensi gelombang sinar laser dioda
2. Mencari tebal rambut dengan prinsip interferensi
B. Alat dan Bahan
1. Pointer laser diode
2. Kertas millimeter blok
3. Sehelai rambut sebagai celah
4. Mideline
5. Selotip
6. Sterofom untuk menahan tempat rambut
C. DASAR TEORI
Rambut merupakan salah satu benda yang memiliki diameter yang
sangat kecil sehingga dalam pengukuran membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi. Metode lain yang dimaksud adalah dengan menggunakan
sehelai rambut dan laser yang menerapkan metode difraksi celah tunggal
dengan prinsip Babinet, siswa dengan mudah dapat mengukur tebal
rambut yang digunakan. Selain itu juga, dengan metode ini siswa dapat
membuat pola interferensi tanpa harus menggunakan alat lain seperti
interferometer dan kisi difraksi, namun cukup bermodalkan sehelai rambut
dan laser.
Pola interferensi yang dihasilkan memiliki bagian pusat
maksimum, kumpulan berkas, diikuti dengan serangkaian pola – pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
gelap dan pola – pola terang yang saling bergantian, mengulang ke kiri
dan ke kanan dari pusat maksimum.
Pita yang terbentuk bergantung panjang gelombang, jarak dari
celah ke layar (L), dan lebar celah (d). Interferensi destruktif terjadi ketika
perbedaan lintasan antara gelombang cahaya yang terdifraksi oleh masing
– masing tepi dari celah sama dengan keseluruhan panjang gelombang
(nλ).
n λ= d sin θ . . .(1)
Gambar 1. Jarak (L) dari celah ke layar adalah lebih besar daripada jarak
(y) pita interferensi destruktif[1]
Karena jarak antara celah ke layar (L) sangat besar dibandingkan jarak dari
tengah pusat maksimum ke tengah pola gelap (y), seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1, kita bisa menggunakan pendekatan sudut kecil dimana sin
θ tan θ sehingga[1]
:
. . .(2)
Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) diperoleh:
. . . (3)
Lebar celah atau tebal rambut diperoleh dengan[1]
:
. . . (4)
Dari persamaan 4 jika diketahui panjang gelombang laser yang diketahui
maka tebal rambut dapat ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
D. Langkah Percobaan
1. Menyusun alat dan bahan
2. Ambil sehelai rambut teman sekelompok mu, kemudian tempel pada
bagian tengah kertas yang berlubang secara vertikal
3. Atur jarak antara sinar dengan layar pada jarak
4. Nyalakan dan arahkan laser dioda ke rambut sehingga terbentuk pola
interferensi.
5. Ukur 4 buah jarak terang yang berdekatan dengan penggaris lalu ambil
nilai rata-ratanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
E. Data Pengamatan
Panjang gelombang sinar laser diode =………..nm
No Jarak laser ke
layar (L)
Jarak 2 terang yang
berdekatan (mm)
Rata-rata (mm)
1 40 cm
2 60 m
3 80 m
F. Pertanyaan dan Diskusi
1. Bagaimana pola yang terlihat pada layar yang disinari dengan
menggunakan laser dioda?
2. Hitunglah nilai d atau tebal rambut yang digunakan!
3. Gambarkan salah satu bentuk interferensi yang terjadi dari hasil
percobaan
4. Apa kesimpulan kelompok kalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 7 Hasil LKS Interferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 8. LKS Kisi Difraksi
PERCOBAAN KISI DIFRAKSI
A. Tujuan
Menentukan panjang gelombang monokromatik (laser diode) dengan
menggunakan sebuah kisi difraksi
B. Alat dan Bahan
1. Laser dioda
2. Mideline
3. Kisi difraksi
4. Kertas militer blok (layar)
C. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Susun alat dan bahan dengan urutan laser, kisi, layar
3. Soroti kisi difraksi dengan cahaya senter dioda lalu mengamati pola
difraksi yang terjadi dilayar.
4. Ukur jarak dari lampu ke layar (L)
5. Ukur jarak terang pusatdengan garis terang kesatu
6. Ulangi kegiatan diatas menggunakan kisi yang sama, dengan
menambah jarak pada layar ke kisi
7. Lakukan langkah yang sama untuk kisi/celah yang berbeda
D. Pertanyaan dan Diskusi
1. Bagaimana pola yang terlihat pada layar saat disinari menggunakan
laser diode melalui kisi difraksi?
2. Badingkan pola yang diperoleh dari kisi 100 kisi/mm, 300 kisi/mm dan
600 kisi/mm ?
3. Hitunglah nilai panjang gelombang laser diode berdasarkan percobaan!
4. Apa yang terjadi jika jarak antar layar dan celah di perbesar atau
dipekecil? Jelaskan!
5. Apa kesimpulan kelompok kalian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 9 Hasil LKS Kisi Difraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest
SOAL PRETEST MATERI GELOMBANG CAHAYA
Hari/tgl:…………………
Nama :
Kelas/semester :
4. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya dapat terjadi? Jelaskan !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Jelaskan syarat terjadinya interferensi gelombang cahaya !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Suatu difraksi dihasilkan pada layar yang berjarak 1,5 m dari celah
tunggal. Jarak dari terang pusat ke terang ketiga adalah 54 . Tentukan
lebar celah!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………
………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………
…
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………
7. Mengapa gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni
ketika dikenai cahaya matahari ?
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8. Berilah keterangan di tabel bagian kanan tentang peristiwa yang
ditunjukkan oleh gambar bagian kiri dibawah ini!
(gelembung sabun)
9. Suatu berkas cahaya monokromatis melalui sepasang celah sempit yang
jaraknya 1 mm dan membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya
2,5 m dari celah tadi. Bila jarak antara garis gelap kedua terhadap pusat
pola 3 mm, berapa panjang gelombang yang digunakan?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
SOAL POSTTEST
Hari/tgl:…………………
Nama :
Kelas/semester :
1. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya dapat terjadi? Jelaskan !
2. Jelaskan syarat terjadinya interferensi gelombang cahaya !
3. Suatu difraksi dari sumber yang jauh dihasilkan pada layar yang berjarak
1,5 m dari celah tunggal. Jarak dari terang pusat ke terang ketiga adalah
54 . Tentukan lebar celah!
4. Mengapa gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni
ketika dikenai cahaya matahari ?
5. Berilah keterangan tentang peristiwa yang ditunjukkan oleh gambar
dibawah ini!
a.
b.
c.
6. Suatu berkas cahaya monokromatis melalui sepasang celah sempit yang
jaraknya 1 mm dan membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
m dari celah tadi. Bila jarak antara garis gelap kedua terhadap pusat pola 3
mm, berapa panjang gelombang yang digunakan?
Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest
1. Peristiwa difraksi dapat terjadi: Bila cahaya monokromatik (satu warna)
dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau
dilenturkan. Sedangkan bila cahaya dijatuhkan polikromatik (cahaya
putih atau banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi,
juga akan terjadi peristiwa disperse atau pengurain warna.
2. Syarat terjadinya interferensi gelombang
a) Kedua gelombang cahaya harus kohern, dalam arti bahwa kedua
gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap,
oleh karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama
dan tetap.
b) Kedua gelombang cahaya harus memiliki ampiltudo yang
sama/hampir sama.
3. Diketahui:
Ditanya :
Jawab : (
)
(
)
= (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
= (
)
(
)(
)
Jadi, jarak kedua celah adalah
4. Gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika
dikenao cahaya matahari: sinar matahari terdiri dari banyak warna
yang masuk ke dalam lapisan tipis sabun, lalu dipantulkan karena
pemantulan yang tidak merata mengakibatkan warna gelembung
seolah-olah bergerak.
5. Peristiwa yang ditunjukkan gambar
(gelembung sabun)
Interferensi pada selaput tipis
yang tebalnya berbeda
Interferensi pada celah ganda
Difraksi pada celah tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
6. Diketahui:
= 2,5 m
m = 2
Ditanya :
Jawab :
( )( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 12 Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest
Nomor
soal
Skor
maksimal Deskripsi skor
1 16
Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 16
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 8
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 4
Siswa tidak menjawab soal 0
2 13
Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 13
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 6,5
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 3
Siswa tidak menjawab soal 1
3 20
Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 20
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 10
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5
Siswa tidak menjawab soal 0
4 25
Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 25
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 12,5
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5
Siswa tidak menjawab soal 0
5 6 Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Nomor
soal
Skor
maksimal Deskripsi skor
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 3
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 1,5
Siswa tidak menjawab soal 0
6 20
Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 20
Siswa menjawab dengan benar tetap kurang
lengkap 10
Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5
Siswa tidak menjawab soal 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 13 Lembar Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 14 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 15 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 16 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 17 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 18 Contoh Hasil Mind Mapping Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI