implementasi manajemen perubahan di smp negeri 4 sentolo

12
Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694 Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp 449 Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo Menuju Rssn Dalam Perspektif Tqm Tugino 1 , Samidjo 2 SMPN 4 Wates, KP, DIY 1 , MP-DPsP UST2 [email protected] 1 [email protected] 2 Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; 2) faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; dan 3) hasil implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total Quality Management. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan hubungan masyarakat, komite sekolah, serta warga sekitar sekolah. Objek penelitian adalah implementasi manajemen perubahan. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data adalah teknik analisis deskriptif kualitatif induktif model Miles dan Huberman melalui pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo berjalan baik Kata kunci: manajemen perubahan, RSSN, TQM Abstract: The purpose of this research is to find out: 1) the implementation of change management in realizing the National Standard School Stub (NSSS) in SMPN 4 Sentolo; 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of change management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo; and 3) the results of the implementation of change management in realizing NSSS in SMPN 4 Sentolo in the perspective of Total Quality Management (TQM). This research was a qualitative research by using descriptive qualitative approach. Subjects of the research were the principal, vice principal, student affairs, public relations affairs, school committee, and school’s neighbour. The object of research was the implementation of change management in the perspective of TQM. Data collecting techniques were observation, interviews, and documentation studies. Data analysis used an interactive model of Miles and Huberman through data collection, data reduction, data presentation, and making conclusion. The result of research indicates that the implementation of change management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo goes as it should be. Keywords: change management, NSSS, TQM Pendahuluan Perkembangan dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi dan informasi. Perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat seakan menggoncang dunia pendidikan. Perubahan sosial, pasar bebas, perkembangan ilmu

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

449

Implementasi Manajemen Perubahan

Di SMP Negeri 4 Sentolo Menuju Rssn Dalam Perspektif Tqm

Tugino1, Samidjo2

SMPN 4 Wates, KP, DIY1, MP-DPsP UST2

[email protected][email protected]

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) implementasi manajemen

perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; 2) faktor pendukung

dan faktor penghambat implementasi manajemen perubahan dalam mewujudkan

RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo; dan 3) hasil implementasi manajemen perubahan

dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total Quality

Management. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan hubungan masyarakat, komite sekolah,

serta warga sekitar sekolah. Objek penelitian adalah implementasi manajemen

perubahan. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan studi

dokumentasi. Analisis data adalah teknik analisis deskriptif kualitatif induktif model

Miles dan Huberman melalui pengumpulan data, reduksi data, display data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi

manajemen perubahan dalam mewujudkan Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di

SMP Negeri 4 Sentolo berjalan baik

Kata kunci: manajemen perubahan, RSSN, TQM

Abstract: The purpose of this research is to find out: 1) the implementation of

change management in realizing the National Standard School Stub (NSSS) in SMPN

4 Sentolo; 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of change

management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo; and 3) the results of the

implementation of change management in realizing NSSS in SMPN 4 Sentolo in the

perspective of Total Quality Management (TQM). This research was a qualitative

research by using descriptive qualitative approach. Subjects of the research were

the principal, vice principal, student affairs, public relations affairs, school

committee, and school’s neighbour. The object of research was the implementation

of change management in the perspective of TQM. Data collecting techniques were

observation, interviews, and documentation studies. Data analysis used an

interactive model of Miles and Huberman through data collection, data reduction,

data presentation, and making conclusion. The result of research indicates that the

implementation of change management in realizing the NSSS in SMPN 4 Sentolo

goes as it should be.

Keywords: change management, NSSS, TQM

Pendahuluan Perkembangan dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi

dan informasi. Perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat seakan

menggoncang dunia pendidikan. Perubahan sosial, pasar bebas, perkembangan ilmu

Page 2: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

450

pengetahuan dan teknologi, infiltrasi seni dan budaya asing seakan menjadi “musuh

besar” dunia pendidikan. Ciri utama perubahan adalah pesatnya perubahan sosial dan

budaya serta sifat perubahan yang mendalam. Perubahan didorong oleh tiga faktor utama,

yaitu 1) faktor perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, 2) faktor kependudukan,

dan 3) faktor lingkungan hidup (Soedjatmoko dkk., 1991: 8).

Apalagi jika sumber daya manusianya lemah, maka akan semakin menambah

carut-marutnya dunia pendidikan. Hal ini diperparah dengan adanya degradasi moral

yang ditunjukkan dengan makin maraknya tindak kriminalitas, merebaknya tindak

korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal-hal ini secara tidak langsung akan berimbas pada

sulitnya usaha meningkatkan kualitas pendidikan.

Suatu pendidikan dikatakan berkualitas jika dapat mengantarkan peserta didik

untuk dapat mengembangkan potensi dirinya, baik yang terkait dengan pengetahuan dan

ketrampilan, maupun yang berhubungan dengan nilai etika, moral, dan spiritual

sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3:

Pendidikan nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

ulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sekolah harus memberikan layanan pendidikan

yang bermutu. Satuan pendidikan harus menjamin bahwa pendidikan yang diberikan

dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk pengaturan satuan pendidikan,

pemerintah telah menyatakan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IX pasal 35 ayat (1) s.d. (3) sebagai berikut:

1) Standar Nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,

tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,

tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan

pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh badan standardisasi,

penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

Kunci pelaksanaan pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan di tingkat

sekolah terletak pada kepala sekolah. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional

(Depdikbud, 2007) terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai (1) educator

(pendidik), (2) manajer, (3) administrator, (4) supervisor (penyelia), (5) leader

(pemimpin), (6) pencipta iklim kerja, dan (7) wirausahawan. Peran tersebut saling

mendukung satu sama lain. Semua peran tersebut sama pentingnya. Dengan tidak

mengurangi peran penting lainnya, yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah peran

kepala sekolah sebagai manajer.

Sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan sumber daya

sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya. Kepala sekolah

mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik, konseptual,

Page 3: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

451

harus senantiasa berusaha menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah,

dan mengambil keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang

kepada tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua

peranan tersebut dilakukan secara persuasif dan dari hati ke hati. Mendorong keterlibatan

seluruh warga sekolah dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini

kepala sekolah berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas

kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.

Kemampuan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, diwujudkan

dalam kemampuan menyusun program, organisasi personalia, memberdayakan tenaga

kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.

Kondisi di atas telah terwujud di SMP Negeri 4 Sentolo, setidaknya untuk

beberapa keadaan. Beberapa indikatornya antara lain jumlah siswa memenuhi standar

minimum, rata-rata Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ujian Nasional (UN) relatif

meningkat, peringkat sekolah dalam pencapaian rata-rata UAS dan UN semakin

membaik, kondisi fisik sekolah bertambah baik dan kondusif, serta kondisi sarana

prasarana semakin lengkap. Untuk itu, hasil penelitian manajemen perubahan di SMP

Negeri 4 Sentolo dimungkinkan dapat menjadi model untuk pengembangan manajemen

di sekolah-sekolah yang lain, terutama sekolah dengan tipe yang sama.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui implementasi manajemen

perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo (2) mengetahui faktor

pendukung dan faktor penghambat implementasi manajemen perubahan dalam

mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo, (3) mengetahui hasil implementasi

manajemen perubahan dalam mewujudkan RSSN di SMP Negeri 4 Sentolo dalam

perspektif Total Quality Management.

Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang implementasi manajemen perubahan oleh Kepala SMP Negeri 4 Sentolo

secara objektif. Metode deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual

secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah yang atau

memelihara kondisi dan praktik-praktik yang berlaku.

Menurut Sugiyono (2015: 15), metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber dan data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi

(gabungan) analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi.

Selain itu, disebutkan bahwa seluruh tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

mencapai pemahaman bagaimana orang-orang merasakan dalam proses kehidupannya,

memberikan makna, dan menguraikan bagaimana orang menginterpretasikan

pengalamannya. Karena itulah, peneliti ingin mengetahui bagaimana Kepala SMP Negeri

4 Sentolo beserta stafnya merasakan, memberikan makna, serta menginterpretasikan

Page 4: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

452

pengalaman mereka tentang manajemen perubahan dalam perpektif Total Quality

Management.

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 4 Sentolo yang beralamat di Dusun Karang,

Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Alasan pemilihan lokasi ini

karena SMP Negeri 4 Sentolo merupakan sekolah potensial yang ditunjuk sebagai sekolah

Rintisan Sekolah Berstandar Nasional. Penunjukan ini dikarenakan SMP Negeri 4

Sentolo mengalami peningkatan yang signifikan, baik dalam dalam bidang akademik

(rata-rata nilai Ulangan Semester dan Ujian Nasional), maupun non-akademik (sekolah

sehat).

Nasution dalam Sugiyono (2015) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen

dalam penelitian kualitatif dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan

dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Lebih lanjut, situasi yang melibatkan

interaksi manusia tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Kita harus dapat

merasakan dan menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti datang ke lokasi penelitian, yaitu SMP

Negeri 4 Sentolo, untuk melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan

selanjutnya membuat kesimpulan. Kehadiran peneliti dilaksanakan selama data yang

dibutuhkan belum mencukupi.

Sumber data primer pada penelitian ini adalah tujuh narasumber penelitian, yaitu

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan hubungan masyarakat,

komite sekolah, serta warga di sekitar SMP Negeri 4 Sentolo. Sumber data sekunder

adalah data tentang keadaan SMP Negeri 4 Sentolo, catatan prestasi, trofi kejuaraan,

catatan kegiatan, tempelan/poster, serta foto-foto yang relevan.

Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu pengamatan, wawancara,

dan dokumentasi. Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi

Arikunto, 2006: 30). Observasi diartikan juga sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek yang akan kita teliti. Pada

penelitian ini, pengamatan dilakukan terhadap manajemen perubahan oleh kepala

sekolah, pengamatan terhadap dokumen manajemen perubahan yang dilakukan oleh

kepala sekolah, susunan organisasi sekolah, laporan pengamatan dan evaluasi serta

monitoring kepala sekolah terhadap manajemen perubahan oleh kepala sekolah.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung pada objek yang diteliti atau melalui perantara yang mengetahui

persoalan dari objek yang diteliti. Wawancara merupakan alat pengumpul informasi

dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaaan lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Dengan demikian wawancara memiliki ciri-ciri adanya kontak langsung antara

pewawancara atau peneliti kepada objek responden yang akan diteliti. Pada penelitian ini,

wawancara dilakukan terhadap tujuh orang narasumber, yaitu kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, tetangga

sekolah, dan pengurus komite sekolah.

Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yag isinya terdiri atas

penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk

menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Suharsimi

Arikunto (2006: 35) mengatakan bahwa metode dokumentasi adalah metode yang

Page 5: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

453

digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

sebagainya. Pada penelitian ini, dokumentasi meliputi hal-hal yang terkait manajemen

perubahan yang dilakukan oleh kepala sekolah, meliputi gambar gedung/pagar sekolah,

struktur organisasi, visi-misi-tujuan sekolah, denah sekolah, prestasi sekolah, serta hal-

hal yang terkait dengan pelaksanaan pendalaman materi (les), tes pendalaman materi,

serta kegiatan pelatihan ESQ,

Data diolah secara kualitatif berdasarkan jawaban pertanyaan yang diperoleh

dengan cara mendeskripsikan jawaban tersebut dalam bentuk kesimpulan sebagaimana

bagan berikut.

Reduksi data dilakukan dengan memilih, memfokuskan perhatian, serta

menyederhanakan data kasar dalam bentuk catatan tertulis. Data kasar yang berasal dari

wawancara, observasi, dan dokumentasi dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu

implementasi manajemen perubahan meliputi (1) identifikasi perubahan, (2) perencanaan

perubahan, (3) implementasi perubahan, (4) evaluasi dan umpan balik, (5) faktor

pendukung, (6) faktor penghambat, serta (7) hasil implementasi ditinjau dari sudut Total

Quality Management.

Penyajian data berupa uraian singkat tentang data yang diperoleh terkait

implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo. Penyajian data berupa

pemaparan hasil wawancara terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan

kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, warga sekitar, serta pengurus komite

sekolah, yang diperkuat dengan hasil observasi, dan studi dokumentasi.

Penarikan kesimpulan mengacu pada keadaan berikut.

a. Jika sebagian besar komponen terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi

manajemen baik.

b. Jika setengah komponen terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi manajemen

cukup baik.

c. Jika sebagian besar komponen tidak terpenuhi, disimpulkan bahwa fungsi

manajemen kurang baik.

Pada penelitian ini, uji keabsahan data yang diambil adalah (1) Triangulasi, yaitu

triangulasi narasumber (yaitu perpaduan data dari dua atau lebih narasumber) dan

triangulasi metode (yaitu perpaduan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi) dan

(2) Member check yaitu dengan melakukan pengecekan data kepada pemberi data.

Observasi Wawancara Dokumentasi

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi

Data

Kesimpulan/

Verifikasi

Page 6: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

454

Tahap penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong, yatu

terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan (penggalian data), dan tahap

analisis data (Moleong, 2005: 127).

1. Tahap Pralapangan

Tahap pralapangan merupakan orientasi untuk memperoleh gambaran

mengenai latar belakang penelitian dengan melakukan grand tour observation.

Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut: menyusun rencana pelaksanaan

penelitian, memilih lapangan, menyusun permohonan penelitian, memilih dan

memanfaatkan informasi serta mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan

penelitian (Moleong, 2005: 133). Pada tahap ini peneliti mencari informasi

implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo, menyusun

proposal penelitian dan mempresentasikan, dan mengurus izin penelitian.

Selanjutnya peneliti ke SMP Negeri 4 Sentolo untuk menyerahkan surat izin

penelitian dan mencari informasi awal tentang kegiatan implementasi manajemen

perubahan menuju RSSN. Kegiatannya antara lain mencari nama dan identitas

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana,

urusan humas, tetangga sekolah, dan pengurus komite sekolah. Kegiatan lainnya

adalah mencari informasi seputar implementasi manajemen perubahan menuju

RSSN, antara lain penambahan jam (pendalaman materi), tes pendalaman materi,

dan pelatihan ESQ. Kegiatan pralapangan ini dilaksanakan pada akhir Februari

sampai awal Maret 2018.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan (Penggalian Data)

Pada tahap ini peneliti memasuki lapangan dan turut serta melihat aktivitas

dengan melakukan beberapa tahapan, yakni: memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data

serta dokumen. Perolehan data itu kemudian dicatat dengan cermat, dilengkapi

dengan rekaman peristiwa-peristiwa yang terjadi dan diamati.

Peneliti mengambil data lapangan dimulai pada tanggal 12 Maret 2018

dengan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan pengambilan gambar

dokumentasi. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap wakil kepala

sekolah, urusan kesiswaan, urusan sarana prasarana, urusan humas, tetangga

sekolah, dan pengurus komite sekolah. Kegiatan wawancara yang terakhir adalah

pada tanggal 12 April 2018, yaitu mewawancarai pengurus komite sekolah. Di

sela-sela wawancara, peneliti melakukan observasi (pengamatan) dan

pengambilan gambar dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Peneliti menyusun hasil pengamatan, wawancara, serta data tertulis dalam

bentuk data awal. Data awal tersebut berupa transkrip hasil wawancara, hasil

observasi, dan gambar hasil dokumentasi. Selanjutnya peneliti segera melakukan

analisis data dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data,

verifikasi dan simpulan. Hasil analisis tersebut disampaikan dalam laporan pada

hasil penelitian dan pembahasan. Data awal disertakan dalam laporan penelitian

dalam bentuk lampiran.

Page 7: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

455

4. Tahap Pelaporan

Peneliti menyusun laporan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.

Peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk menyusun laporan, mulai dari

laporan awal, perevisian, hingga penyempurnaan laporan. Laporan diuji dalam

bentuk ujian tesis yang dilaksanakan di awal Juni 2018. Laporan akhir berupa

naskah tesis yang disusun dan disampaikan kepada SMP Negeri 4 Wates (sekolah

tempat peneliti mengajar), SMP Negeri 4 Sentolo (sekolah tempat peneliti

melakukan penelitian), universitas/program pascasarjana, serta Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo (Kantor Perpustakaan dan Kearsipan serta Kantor

Kesbangpol Kabupaten Kulon Progo)

Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Implementasi Manajemen Perubahan

Kemampuan sekolah untuk berubah ditentukan oleh seberapa berdaya warga

sekolah dalam melakukan suatu perubahan. Perubahan yang terjadi tidak serta merta

berubah akan tetapi melalui proses perubahan budaya dari sekolah tersebut.

Keberhasilan perubahan budaya sekolah sangat bergantung pada manajemen

perubahan yang dilakukan (Slamet, 2018). Implementasi manajemen perubahan

dalam mewujudkan Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo

dalam perspektif Total Quality Management dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu

(a) identifikasi perubahan, (b) perencanaan perubahan, (c) implementasi perubahan,

dan (d) evaluasi dan umpan balik. Masing-masing pelaksanaan tahap tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Identifikasi perubahan

Pada tahap ini seseorang atau organisasi dapat mengenal perubahan apa

yang akan dilakukan atau terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok

dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan

tersebut. Perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo tampak setelah sekolah

melaksanakan kegiatan program RSSN yang dibiayai oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa perubahan yang tampak antara lain

semakin lengkapnya administrasi mengajar guru, cara mengajar guru,

kompetensi guru, prestasi/rangking siswa bertambah baik, serta penambahan

sarana prasarana. Perubahan ini diidentifikasi dan dijadikan dasar untuk

perubahan selanjutnya. Dari uraian tersebut, tampak bahwa identifikasi

perubahan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya

kegiatan-kegiatan sesuai indikator.

b. Perencanaan perubahan

Pada tahap perenanan perubahan, harus dianalisis diagnostik situasional,

pemilihan strategi umum, dan pemilihan teknik pelaksanaan perubahan.

Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya faktor pendukung sehingga

perubahan dapat terjadi dengan baik

Perencanaan perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo sudah dimulai dengan

dirumuskannya visi, misi, dan tujuan sekolah yang mendukung upaya

peningkatan prestasi. Dari visi Pandai, Cakap, Unggul, Taqwa, dan Mandiri,

butir unggul mencrminkan perubahan yang harus selalu diupayakan. Hal ini

Page 8: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

456

tercermin dari indikator (4) Terwujudnya proses pembelajaran yang sesuai

dengan SNP (5) Terwujudnya lulusan pendidikan yang berkualitas dan (6)

Terwujudnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan SNP. Selain itu,

ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat atau briefing, baik secara umum

maupun per kegiatan. Juga, dengan ditetapkannya jadwal kegiatan serta

ditunjuknya ketua tim kegiatan seperti pendalaman materi, tes pendalaman

materi, simulasi Simulasi Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK), dan

pelatihan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ), dilanjutkan dengan

pembentukan tim dan pembuatan surat keputusan, baik tim pendalaman

materi (les), tim Tes Pendalaman Materi (TPM) atau Tes Persiapan

Pelaksanaan Ujian (TPPU), dan Tim UNBK, ditunjuknya guru pendamping,

guru pengampu les, pengawas tes, serta proktor dan teknisi untuk UNBK dan

simulasinya. Dari uraian tersebut, tampak bahwa perencanaan perubahan

sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-

kegiatan sesuai indikator.

c. Implementasi perubahan

Pada tahap ini terjadi proses pencairan, perubahan, dan pembekuan yang

diharapkan. Suatu perubahan yang sedang terjadi mungkin menimbulkan

masalah. Akibat yang ditimbulkan oleh perubahan dapat berakibat dua hal

yaitu perubahan menuju kebaikan dan perubahan menuju kehancuran

(Muhammad Arifin, 2017). Untuk itu, perlu dilakukan monitoring

perubahan. Implementasi perubahan merupakan proses penggerakan

(mobilization) orang-orang untuk melakukan perubahan untuk mencapai

tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.

Implementasi perubahan merupakan tahap yang menentukan karena

merupakan bentuk aktualisasi dari perencanaan perubahan yang sudah

dilaksanakan sebelumnya.

Implementasi perubahan dimulai dengan kegiatan pembagian blangko

isian Komitmen Siswa (memuat nama siswa, SMA/SMK yang akan dituju,

target nilai, serta usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai target

tersebut), pretes kemampuan dasar, pembagian kalender pendidikan khusus

kelas IX (berisi rangkaian kegiatan siswa kelas IX yang terkait dengan

peningkatan mutu, yaitu TPPU Sekolah, TPPU Kabupaten, TPPU Provinsi,

Ujian Praktik, Simulasi UNBK, Ujian Sekolah Berstandar Nasional/USBN,

UNBK, dan Pengumuman kelulusan), pelaksanaan pendalaman materi (les),

TPM/TPPU, Simulasi UNBK, dan pelatihan ESQ.

Dari uraian tersebut, tampak bahwa implementasi manajemen perubahan

sudah berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-

kegiatan sesuai indikator.

d. Evaluasi dan umpan balik

Untuk melakukan evaluaasi dan umpan balik, diperlukan data. Oleh

karena itu, dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan pengevaluasian

data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat diumpanbalikkan kepada tahap 1

(identifikasi perubahan) sehingga dapat memberi dampak positif pada

perubahan yang diinginkan berikutnya.

Page 9: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

457

Evaluasi dan umpan balik implementasi manajemen perubahan

ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat evaluasi, pemberian angket untuk

diisi siswa, dan ditindaklanjuti dengan penanganan siswa yang hasil

belajarnya masih rendah dan pemberian hadiah bagi siswa-siswa yang

mendapat nilai bagus dalam setiap kali kegiatan TPM. Kegiatan evaluasi

tersebut berfungsi untuk menentukan standar prestasi, mengukur prestasi

yang telah dicapai, membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan

standar prestasi, serta melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari

standar prestasi yang telah ditentukan. Hasil evaluasi ini diumpanbalikkan

kepada tahap 1 (identifikasi perubahan) sehingga dapat menjadi dasar untuk

perubahan selanjutnya.

Dari uraian tersebut, tampak bahwa evaluasi dan umpan balik sudah

berjalan dengan baik. Hal ini dengan ditandai munculnya kegiatan-kegiatan

sesuai indikator. Dari uraian di atas, tampak bahwa keempat tahap

manajemen perubahan, yaitu (a) identifikasi perubahan, (b) perencanaan

perubahan, (c) implementasi perubahan, dan (d) evaluasi dan umpan balik

semuanya sudah dilaksanakan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa

manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo menuju Rintisan Sekolah

Berstandar Nasional (RSSN) telah berjalan dengan baik.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Manajemen Perubahan di

SMP Negeri 4 Sentolo

Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari termasuk pada sekolah

tidak mungkin dapat menghindari, sehingga kita harus selalu siap untuk

menghadapi. (Masrukhin, 2014). Berikut faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam implementasi manajemen perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah hal-hal yang berpengaruh sehingga sesuatu

menjadi maju, berkembang, bertambah, dan lebih baik dari sebelumnya. Faktor

pendukung implementasi manajemen perubahan adalah sesuatu yang

menjadikan implementasi manajemen perubahan menjadi lebih mudah

dilaksanakan dan lebih baik hasil yang didapatkan. Faktor pendukung bisa

berupa faktor internal maupun faktor eksternal.

Terdapat empat faktor pendukung implementasi manajemen perubahan di

SMP Negeri 4 Sentolo. Yang pertama kemauan warga sekolah untuk maju dan

lebih baik. Yang kedua dukungan orang tua di dalam mendampingi siswa di

dalam pelaksanaan kegiatan. Yang ketiga kesiapan sarana prasarana untuk

melaksanakan kegiatan, walaupun diakui sarana prasarana masih dirasa kurang.

Yang terakhir kebijakan pemerintah.

b. Faktor Penghambat

Upaya-upaya perubahan secara umum banyak mengalami kegagalan,

tidak terkecuali dalam penyelenggaran sistem pendidikan. (Mirfani &

Muhtaram, 2016). Faktor penghambat adalah hal-hal yang berpengaruh

sehingga sesuatu menjadi mundur, tidak berkembang (stagnan), berkurang, dan

lebih buruk dari sebelumnya. Faktor penghambat implementasi manajemen

perubahan adalah sesuatu yang menjadikan implementasi manajemen

Page 10: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

458

perubahan menjadi lebih sulit dilaksanakan sehingga hasil yang didapatkan

menjadi kurang atau tidakbaik. Faktor penghambat bisa berupa faktor internal

maupun faktor eksternal.

Terdapat dua macam faktor penghambat pelaksanaan manajemen

perubahan di SMP Negeri 4 Sentolo. Yang pertama adalah minimnya biaya yang

mengakibatkan kegiatan peningkatan mutu tidak bisa berjalan optimal. Yang

kedua adalah ketidakantusiasan beberapa siswa.

3. Hasil Implementasi Manajemen Perubahan Menuju Rintisan Sekolah

Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo Dalam Perspektif Total Quality

Managment.

Dari perspektif TQM, hasil implementasi manajemen perubahan menuju

SSN di SMP Negeri 4 Sentolo dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pencapaian

dan pemuasan harapan pelanggan tercapai dengan baik, dengan indikator: a)

selama empat tahun, pendaftar melebihi alokasi siswa yang tersedia, b) lulusan

diterima di SMA/SMK di sekitarnya selalu meningkat, dan c) masyarakat

merasa senang dengan keberadaan sekolah. 2) perbaikan terus menerus tercapai

dengan baik, dengan indikator: a) penyediaan sarana untuk kegiatan

peningkatan mutu, b) penciptaan inovasi kegiatan atau materi kegiatan, dan c)

pelaksanaan penilaian/evaluasi berkelanjutan, 3) pembagian tanggung jawab

dengan para pegawai tercapai dengan baik, dengan indikator: a) adanya

pelaksanaan rapat pembagian tugas dilakukan di awal tahun, b) pembuatan SK

pembagian tugas, dan c) pelibatan semua unsur sekolah dalam kegiatan. 4)

pengurangan sisa pekerjaan dan pengerjaan ulang tercapai dengan baik, dengan

indikator: a) kecilnya angka siswa keluar (drop out), b) kecilnya angka siswa

tinggal kelas/mengulang, dan c) besarnya angka kelulusan siswa

Berdasarkan hasil wawancara, implementasi manajemen perubahan di

SMP Negeri 4 Sentolo memperoleh hasil baik, terlihat dari peningkatan nilai

TPPU atau UNBK. Selain nilai yang meningkat, peringkat/rangking sekolah di

tingkat kabupaten juga semakin baik.

Pernyataan tentang peningkatan prestasi sekolah tersebut sesuai dengan

data yang penulis dapat. Prestasi sekolah ditunjukkan dengan capaian nilai rata-

rata UN atau rangking/peringkat sekolah terhadap sekolah lain dalam suatu

kawasan. Dalam penelitian ini, rata-rata nilai sekolah dibandingkan dengan rata-

rata nilai secara nasional. Adapun peringkat dibandingkan dalam tingkat

kabupaten dan provinsi. Prestasi sekolah, baik dalam bentuk nilai maupun

peringkat sekolah, cenderung fluktuatif. Secara umum, hasilnya relatif lebih

baik jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Dari peringkat kabupaten,

SMP Negeri 4 Sentolo menempati peringkat 7 – 16. Adapun dari peringkat

provinsi, SMP Negeri 4 Sentolo menempati peringkat 80 – 114.

Hasil lainnya adalah yang terkait dengan sikap siswa (afektif). Siswa

menjadi lebih disiplin dalam menepati jadwal kegiatan, terkendali dalam

perkataan dan perbuatan, serta lebih peduli dalam hal kebersihan sekolah.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa implementasi manajemen perubahan

menuju Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam

perspektif Total Quality Management telah berhasil dengan baik.

Page 11: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

459

Kesimpulan 1. Kesimpulan

a. Implementasi Manajemen Perubahan Menuju Rintisan Sekolah Berstandar

Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam Perspektif Total Quality

Management telah berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan:

1) Identifikasi perubahan dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan

dengan telah diidentifikasinya beberapa perubahan yang terjadi di sekolah,

antara lain: administrasi mengajar guru, cara mengajar guru, dan

penambahan sarana prasarana, bertambahnya kompetensi guru, dan

perubahan prestasi dan dijadikan dasar untuk merencanakan perubahan

selanjutnya.

2) Perencanaan perubahan dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan

dengan dirumuskannya visi, misi, dan tujuan sekolah yang mendukung

upaya peningkatan prestasi. Selain itu, ditunjukkan dengan

dilaksanakannya rapat atau briefing, baik secara umum maupun per

kegiatan. Juga, dengan ditetapkannya jadwal kegiatan serta ditunjuknya

ketua tim kegiatan seperti les, tes TPM, simulasi UNBK, dan pelatihan

ESQ, dilanjutkan dengan pembentukan Tim dan pembuatan SK-nya, baik

tim les, tim TPM/TPPU, dan Tim Simulasi UNBK, ditunjuknya guru

pendamping, guru pengampu les, pengawas tes, proktor, dan teknisi.

3) Implementasi perubahan dapat dikategorikan baik, yang ditunjukkan

dengan kegiatan pembagian blangko isian Komitmen Siswa, pretes

kemampuan dasar, pembagian kalender pendidikan khusus kelas IX,

pelaksanaan les, TPM/TPPU, Simulasi UNBK, dan pelatihan ESQ.

4) Evaluasi dan umpan balik implementasi manajemen perubahan dapat

dikategorikan baik, yang ditunjukkan dengan dilaksanakannya rapat

evaluasi, pemberian angket untuk diisi siswa, dan ditindaklanjuti dengan

penanganan siswa yang hasil belajarnya masih rendah dan pemberian

hadiah bagi siswa-siswa yang mendapat nilai bagus dalam setiap kali

kegiatan TPM. Kegiatan evaluasi tersebut berfungsi untuk menentukan

standar prestasi, mengukur prestasi yang telah dicapai, membandingkan

prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi, serta melakukan

perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah

ditentukan.

b. Faktor yang mendukung implementasi manajemen perubahan menuju Rintisan

Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total

Quality Management ada empat, yaitu (a) kemauan warga sekolah, (b)

dukungan orang tua, (c) kesiapan sarana prasarana, dan (d) kebijakan

pemerintah. Faktor yang menghambat implementasi manajemen perubahan

menuju Rintisan Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam

perspektif Total Quality Management ada dua, yaitu (a) minimnya dana dan

(b) rendahnya minat belajar beberapa siswa .

c. Implementasi manajemen perubahan menuju Rintisan Sekolah Berstandar

Nasional di SMP Negeri 4 Sentolo dalam perspektif Total Quality Management

berhasil baik. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya semua indikator dari

Page 12: Implementasi Manajemen Perubahan Di SMP Negeri 4 Sentolo

Volume 2 No. 3 Februari 2020 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

460

pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan, perbaikan terus menerus,

pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan sisa

pekerjaan dan pengerjaan ulang. Hasil ini didukung oleh hasil kegiatan yang

juga baik. Hal ini terlihat dari (a) dari aspek kognitif, yaitu peningkatan nilai

TPPU atau UNBK serta membaiknya peringkat/rangking sekolah di tingkat

kabupaten, dan aspek sikap (afektif), yaitu siswa lebih disiplin dalam menepati

jadwal kegiatan, terkendali dalam perkataan dan perbuatan, serta lebih peduli

dalam hal kebersihan sekolah.

2. Saran

a. Kepala sekolah dapat menggandeng pihak ketiga, baik swasta maupun

pemerintah, untuk dapat melengkapi sarana pembelaja ran yang diperlukan

sekolah.

b. Guru perlu lebih kreatif, baik dalam membuat modul atau soal maupun

menyajikannya dalam kegiatan les, agar semua siswa dapat termotivasi dan

merasa senang mengikuti kegiatan tersebut.

c. Orang tua melalui Komite Sekolah perlu menambah dukungan kepada

sekolah, baik dukungan dana maupun moral, agar sekolah dapat

melaksanakan kegiatan dengan lebih baik.

d. Pemerintah perlu menambah dan melengkapi sarana pembelajaran, seperti

komputer dan LCD projector, guna mendukung kegiatan di sekolah.

Daftar Pustaka Arifin, Muhammad. 2017. Strategi Manajemen Perubahan Dalam Meningkatkan Disiplin

Di Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial (EduTech) Vol. 3(1)

Davidson, Jeff. 2010. The complete ideal’s guides change management. Jakarta: Prenada

Media Group

Depdikbud. 2007. Sekolah potensial, sekolah standart nasional, rontisan sekolah bertaraf

internasional. Jakarta

Husaini Usman. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Masrukhin. 2014. Urgensi Manajemen Perubahan Di Madrasah. Quality : Vol 2 (2)

Mirfani & Muhtaram, Aceng. Manajemen Peruabahan Pada Satuan Pendidan Dasar.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 23 (1)

Slamet. 2018. Manajemen Perubahan Budaya Madrasah. Jurnal Kependidikan Vol 6 (2)

Soedjatmoko dkk. 1991. Mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang

abad XXI. Jakarta: Grasindo

Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Syafaruddin. 2002. Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonsia

Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional