pengaruh metode mind mapping terhadap hasil …
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA KONSEP ALAT OPTIK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di MTs Fajrul Islam Kalideres)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
BUNYANAH
NIM 108016300028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
iv
ABSTRAK
Bunyanah (108016300028). Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Hasil
Belajar Siswa pada konsep Alat Optik. Skripsi Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping
terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Penelitian ini dilaksanakan di
MTs Fajrul Islam pada bulan mei 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode Kuasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 40 siswa
dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri
dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui statistik uji “t”. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,99 sedangkan ttabel sebesar 2,02 pada
taraf signifikan 0,05 atau dapat diketahui thitung>ttabel. Maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima atau terdapat pengaruh metode mind mapping terhadap hasil
belajar siswa pada konsep alat optik.
Kata kunci : Metode, Mind Mapping, Hasil Belajar
v
ABSTRACT
Bunyanah (108016300028), “The Effect of The Mind Mapping Method to The
Students Learning Achievement on Optic Tools Concept.” Thesis of Physics
Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
The aims of this research is to determine the influence of the mind mapping
Method to the student learning achievement especially on optic tools concept.
This research has been done at MTs Fajrul Islam, on May 2014. The research
methodology that is used is Quasi Experiment method. The research is used 40
students as a sample with purposive sampling than devided to be two classes, the
experiment class and the control class. The instrument that is used is an objective
test on multiple choices. The test are consist of four option and the result is tested
by statistical test of “t”. Based on calculations, the value of tcount is 2,99 then the
value of ttable is 2,02 of 0,05 significant standard or the tcount > ttable. So, Ha could
be accepted or the mind mapping method has influence to the students learning
achievement. It means that the metode mind mapping brings a influence to the
student learning achievement on optic tools concept.
Key Word: Method, Mind Mapping, Learning Achievement
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat
dan karunia-Nya yang tak ternilai, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Alat Optik”. Shalawat serta salam juga tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, juga kepada
umatnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping
jika diterapkan dalam proses pembelajaran terutama pada konsep alat optik
terhadap hasil belajar siswa.
Adapun keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika.
4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen penasehat akademik dan penguji II,
terima kasih atas bimbingan dan arahannya.
5. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., dosen pembimbing I dan Ibu Ai Nurlaela, M.Si.,
dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran
dan bimbingan, motivasi, serta sarannya selama menyusun skripsi.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,
semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan bermanfaat dan mendapat
keberkahan dari Allah SWT.
7. Bapak Drs. M. Soewono, Kepala Sekolah MTs Fajrul Islam Kalideres Jakarta
Barat yang telah memberikan izin tempat dan kesempatan untuk melakukan
vii
penelitian, dan Bapak Saman, S.Pd, M.M., selaku guru pelajaran IPA di MTs
Fajrul Islam Kalideres Jakarta Barat yang telah meluangkan waktu dan
membimbing selama penelitian.
8. Seluruh guru dan Staf MTs Fajrul Islam Kalideres Jakarta Barat. Terima
kasih atas kebersamaan dan rasa kekeluargaanya selama penelitian.
9. Siswa-siswi MTs Fajrul Islam Kalideres Jakarta Barat khususnya kelas VIII-1
dan VIII-2 angkatan 2013-2014 yang telah membantu penulis saat proses
penelitian berlangsung.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang kasih sayangnya tak terbatas. Senantiasa
memberikan do’a, nasehat, dan semangat sehingga menjadi pemicu untuk
peneliti berusaha melakukan yang terbaik.
11. Adik dan Kakak-kakakku tercinta. Terima kasih atas do’a, harapan,
pengorbanan dan semangat yang diberikan.
12. Suamiku tercinta Muhammad Kholil, terima kasih atas segala Pengorbanan,
cinta, nasehat dan motivasi yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa
lelah dan menjadi kekuatan besar bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman satu perjuangan di kampus UIN Syarif Hidayatullah khususnya
Fisika 2008 dan Lembaga Dakwah Kampus Komda FITK , Sahabat-
sahabatku Indah, Nurhayati, Poppy, Nisa, Lutfiah, Atiyah dan teman-teman
dimana pun berada yang tak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan bantuannya selama ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya skripsi ini, Amin. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................. 7
1. Hakikat Metode Pembelajaran ...................................................... 7
a. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................. 7
b. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode Mengajar ........................... 8
2. Hakikat Mind Mapping ................................................................. 10
a. Pengertian Mind Mapping ....................................................... 10
b. Kelebihan Mind Mapping ....................................................... 11
c. Kelemahan Mind Mapping ...................................................... 11
d. Bahan yang Diperlukan untuk Membuat Mind Mapping ....... 11
e. Langkah –langkah Membuat Mind Mapping .......................... 12
ix
f. Manfaat Mind Mapping............................................................ 13
g. Perbedaan Mind Mapping dengan Catatan Biasa..................... 14
h. Penilaian Mind Mapping .......................................................... 17
3. Hakikat Hasil Belajar .................................................................... 17
a. Pengertian Belajar .................................................................... 17
b. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 19
4. Konsep Alat Optik ........................................................................ 22
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................ 22
b. Uraian Materi ........................................................................... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 29
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 31
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 31
C. Variabel penelitian ......................................................................... 32
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 32
E. Prosedur Penelitian ......................................................................... 33
F. Teknik Pengumpulan data ............................................................... 33
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 34
1. Instrumen Tes ............................................................................. 34
2. Instrumen Nontes........................................................................ 36
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 38
1. Uji Coba Prasyarat Instrumen ...................................................... 38
a. Uji Validitas ............................................................................. 38
b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 39
c. Pengujian Tingkat Kesukaran .................................................. 40
d. Pengujian Daya Pembeda ......................................................... 41
2. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................ 42
a. Uji Normalitas .................................................................. 43
x
b. Uji Homogenitas ............................................................. 44
c. Uji Hipotesis ..................................................................... 44
4. Analisis Data Kualitatif ................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 47
1. Deskripsi Data Pretest-Posttest Eksperimen dan Kontrol ........ 47
2. Hasil Analisis Data .................................................................... 48
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data ........................................ 48
1) Uji Normalitas ............................................................... 48
2) Homogenitas ................................................................. 49
B. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 51
1. Pengujian Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ................... 51
2. Pengujian Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ................. 51
3. Skor Mind Mapping Kelas Eksperimen .................................... 52
4. Analisis Data Hasil Observasi .................................................. 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
LAMPIRAN ..................................................................................................... 63
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dengan Catatan Mind Mapping .............. 15
Tabel 2.2 Perbandingan Mencatat Tanpa Diringkas Sama Sekali .................. 16
Tabel 2.3 Rubric Assessment Tugas Mind Mapping ...................................... 17
Tabel 2.4 Bagian Mata dan Fungsi Mata ........................................................ 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group ......................... 31
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Alat Optik ................................................ 35
Tabel 3.4 Point Rubric Assessment .................................................................. 36
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Mind Mapping ................................................... 37
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rpbi ......................................... 39
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r11 ......................................... 40
Tabel 3.8 Interpretasi Taraf Kesukaran ........................................................... 40
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen .............................................. 41
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda ........................................................... 42
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya pembeda Instrumen .............................................. 42
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest-Posttest kelompok eksperimen dan kontrol ...... 47
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest ........................................ 48
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest ...................................... 49
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest .................................... 50
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ........................... 51
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest .......................... 52
Tabel 4.8 Penilaian Skor Mind Mapping Siswa ............................................... 53
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...................................................... 55
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping ................................................................ 13
Gambar 2.2 Bagian-bagian Mata ..................................................................... 23
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Periskop .................................................................. 26
Gambar 4.1 Diagram Persentase Mind Mapping Siswa ................................. 53
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ........................................................ 63
A1. Silabus Pembelajaran ............................................................................ 64
A2. RPP Kelas Eksperimen ......................................................................... 67
A3. RPP Kelas Kontrol ............................................................................... 84
A4. Penilaian ............................................................................................... 98
A5. Lembar Kerja Siswa ............................................................................. 99
Lampiran B Instrumen dan Uji Coba Instrumen ...................................... 108
B1. Instrumen Tes Konsep Alat Optik ........................................................ 109
B2. Soal Validitas ........................................................................................ 129
B3. Jawaban Validitas ................................................................................. 134
B4. Uji Validitas .......................................................................................... 135
B5. Uji Reabilitas ........................................................................................ 139
B6. Uji Taraf Kesukaran ............................................................................. 143
B7. Uji Daya Pembeda ................................................................................ 147
B8. Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal ................................................. 153
Lampiran C Perangkat Instrumen Penelitian ............................................ 155
C1. Soal Pretest – Posttest Konsep Alat Optik ............................................ 156
C2. Kunci Jawaban ...................................................................................... 158
Lampiran D Hasil Penelitian ........................................................................ 159
D1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................... 160
D.1a. Uji Normalitas ............................................................................ 160
D.1b. Uji Homogenitas ......................................................................... 164
D2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................. 165
D.2a. Uji Normalitas ............................................................................ 165
D.2b. Uji Homogenitas ......................................................................... 170
D3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 171
D4. Rekapitulasi Lembar Observasi dan Penilaian Mind Mapping ............ 173
Lampiran E Surat dan Dokumentasi Penelitian ....................................... 176
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan
proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.1 Nana Sudjana
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.2
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya pendidikan
formal di sekolah, yakni belajar dengan cara terstruktur, tersistematis dan
bertujuan. Pendidikan formal di sekolah tentunya melibatkan guru dalam proses
belajar mengajar. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat
penting. Bagaimana pun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap
diperlukan.3 Guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik – teknik penyajian yang
disebut metode mengajar.4
Metode merupakan fasilitas abstrak untuk mengantarkan bahan pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.5 Oleh karena itu, bahan pelajaran
1 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008 ) h.1 2Ibid, h.2
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), Cet.VI, h.20 4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet.IV, h.74 5 Mastur Faizi, Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid, (Yogyakarta: DIVA
Pres, 2013), Cet. I, h.37
2
yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan
mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan
bahwa salah satu penyebab kegagalan pengajaran adalah pemilihan metode yang
kurang tepat. Kondisi kelas yang kurang bergairah, terlebih saat pelajaran eksakta,
membuat siswa malas, bahkan membenci pelajaran yang disampaikan.6
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MTs Fajrul Islam
guru masih menggunakan metode yang monoton. Siswa melakukan aktivitas
belajar dengan cara menghapal dan mencatat pelajaran dengan catatan
konvensional serta tidak adanya fasilitas yang menunjang proses pembelajaran
IPA sehingga para siswa merasa jenuh dengan pelajaran IPA dan tidak memiliki
semangat dan minat belajar yang tinggi.
Kurikulum di sekolah saat ini pun cenderung membuat anak berpikir rutin,
karena harus mengerjakan berbagai latihan soal dan lembar kerja siswa. Hal ini
membuat anak menjadi malas dan lebih suka menyontek hasil kerja temannya.
Karena rutinitas sangat membosankan. Akhirnya di dalam kelas terjadi “ nyontek
masal”. Banyak guru di sekolah yang mengabaikan hal ini, dan hanya
mengumpulkan tugas tanpa diperiksa secara detail. Para siswa pun menjadi malas
bertanya di kelas. Saat gurunya bertanya pun, kelas hanya terdiam. Kebanyakan
mereka tidak tahu mau bertanya apa dan lebih banyak bersikap diam. Padahal otak
dan kecerdasan adalah dua hal yang sangat berkaitan. Fungsi otak yang optimal
berperan dalam menentukan kecerdasan siswa.7
Kedua belahan otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang.
Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya memaksa siswa
untuk berpikir logis dan rasional akan membuat siswa dalam posisi “kering dan
hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh
pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur – unsur yang bisa
mempengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan.8
6 Ibid. h.37
7 Femi olivia, 5-7menit asyik mind mapping kreatif, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2013) h. vii 8 Sanjaya, op, cit, h.106
3
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar siswa di kelas. Salah satu
kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan
metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.9
Banyak beragam metode yang dapat di praktekkan dalam proses belajar
mengajar, salah satunya yaitu metode mind mapping (Peta Pikiran). Dalam
metode mind mapping siswa diberikan keleluasaan dalam mencatat hal-hal yang
berkenaan dengan materi pelajaran. Selain itu, setiap siswa juga dapat
berkreativitas sesuai dengan kemampuannya tanpa ada tekanan dari siapapun.
Metode ini juga membantu siswa dalam memanfaatkan potensi kedua otaknya
yaitu otak kanan dan otak kiri. Karena interaksi dari otak tersebut dapat memicu
kreativitas siswa yang memberi kemudahan dalam proses mengingat dan berfikir,
untuk mengidentifikasi ide-ide dengan kata-kata kunci yang telah dibuat sehingga
memberikan kemudahan dalam mengingat materi pelajaran.10
Berdasarkan kondisi di atas, peneliti mencoba menyajikan metode baru
yang dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa yaitu metode mind
mapping. Mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara
visual dan grafis, yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind mapping adalah satu
teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Dan teknik ini sangat
cocok dan praktis untuk pembelajaran fisika.11
Metode mencatat mind mapping didasarkan pada penelitian tentang cara
otak memproses informasi, bekerja bersama otak kita, dan bukan menentangnya.
Para ahli pernah menyangka bahwa otak memproses dan menyimpan informasi
secara linear, seperti metode mencatat tradisional. Para ilmuwan sekarang
mengetahui bahwa otak mengambil informasi campuran gambar, bunyi, aroma,
pikiran, dan perasaan, dan memisah-misahkannya dalam bentuk linear. Saat otak
9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit, h.77
10Riyanti, “Penerapan Metode Mind Mapping Sebagai Upaya Untuk meningkatkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V Dalam Mapel PAI pada Materi Zakat di SDN Ngrawan 02
kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”, 2012, Skripsi pada STAIN Salatiga. h. 22, tidak
dipublikasikan. 11
Faizi, op.cit, h.193
4
mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna warni,
simbol, bunyi, dan perasaan.12
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan manusia.13
Selain itu, khusus mata pelajaran fisika
yang merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah
Pertama. Mata pelajaran tersebut termasuk salah satu pelajaran yang
keberadaannya menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar siswa, mereka
diharuskan menghapal rumus - rumus, tertinggal sedikit saja materi pelajaran
maka akan tidak paham seterusnya.14
Pada materi Fisika, siswa akan berhadapan dengan berbagai titik dan
variabel yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan metode pembelajaran
mind mapping ini, siswa dapat lebih mudah dalam memahami dan mengingat
hubungan antar variabel tersebut.15
Fisika yang awalnya terlihat sukar akan
menjadi mudah ketika siswa menikmati proses belajar yang kreatif dari metode
mind mapping.
Alat Optik merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran
IPA di kelas VIII yang di dalamnya cukup banyak memuat konsep dan teori.
Siswa diminta mampu mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dibutuhkan metode dalam
penyampaiannya kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas metode mind mapping adalah metode yang dipilih
penulis dalam memecahkan masalah rendahnya nilai IPA siswa pada ranah fisika.
Sehingga dalam penyusunan penelitian ini Penulis memberi judul “Pengaruh
12
Sudomo Sinaga, “Penerapan Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat “, 2012, Skripsi pada Univ.Negeri Medan, tidak
dipublikasikan. 13
Hendrik Budi Susanto, “ Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Teknik
Mind Mapping pada Materi Alat Tubuh Manusia “, 2011, h.1, Skripsi pada Univ. Jember, tidak
dipublikasikan. 14
Faizi, op. cit, h. 149
15 Ibid, h.193
5
Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat
Optik”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada pembahasan
sebelumnya terdapat permasalahan yaitu :
1. Metode yang digunakan masih monoton.
2. Sebagian siswa sulit memahami materi fisika yang cakupannya cukup luas
sehingga hasil belajar rendah.
C. Pembatasan masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, masalah dibatasi pada :
1. Metode mind mapping yang digunakan merujuk pada mind mapping Tony
Buzan
2. Hasil belajar siswa yang diukur hanya pada ranah kognitif jenjang C1 sampai
C3 yaitu kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan
(C3)
3. Konsep yang digunakan dalam pembelajaran adalah materi alat optik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana
pengaruh metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep Alat
Optik ?
E. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh metode mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep Alat
Optik.
6
F. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat mendorong kreativitas dan motivasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dan mempermudah siswa dalam memahami
materi Fisika yang selama ini dianggap membosankan.
2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode yang dapat
membantu kesulitan siswa dalam mempelajari fisika yang cakupannya cukup
luas.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah di susun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.1
Di tinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasaYunani,
yaitumethodos. Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti
“melewati” atau “melalui”, dan hodos yang berarti “jalan“ atau “cara“. Oleh
karena itu, metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.2
Sutikno menyatakan, metode pembelajaran adalah cara – cara menyajikan
materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran
pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan. 3
Menurut Syaiful B. Djmaraah, dkk, metode mengajar memiliki kedudukan
sebagai alat motivasi eksentrik dalam kegiatan belajar-mengajar, menyiasati
perbedaan individu siswa, dan untuk mencapai target atau tujuan pembelajaran.4
Menurut Nana Sudjana dalam dasar-dasar proses belajar-mengajar,
terdapat bermacam -macam metode dalam mengajar, yaitu metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, resitasi, kerja kelompok, demonstrasi, dan eksperimen, sosiodrama
1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (
Jakarta: Kencana, 2009), Cet.VI, h.145 2Mastur Faizi, Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid, ( Yogyakarta: DIVA
Press, 2013), Cet.I, h.12 3 Poppy, “Pengaruh Metode Mind Map dengan Menggunakan Media Power Point
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, Skripsi pada Sekolah Universitas Indraprasta Jakarta,
2013, h.24, tidak dipublikasikan. 4Faizi, op.cit., h. 44.
8
(role-playing), problem solving, sistem regu (team teaching), latihan (drill),
karyawisata (field-trip), survei masyarakat, dan metode simulasi.5
Menurut Ahmadi, dalam memilih metode mengajar perlu diperhatikan hal-
hal berikut :
1) Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat,
atau gairah belajar siswa
2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa
3) Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya
4) Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa
untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi
5) Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri
6) Metode mengajar yang digunakan harus dapat meniadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang
nyata yang bertujuan
7) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap - sikap utama yang diharapkan dalam
cara kebiasaan bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.6
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat di simpulkan bahwa
metode mengajar adalah cara yang digunakan guru agar terjadi proses belajar
pada diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode Mengajar
1) Prinsip Motivasi dan Tujuan Belajar
Motivasi memiliki kekuatan besar dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa
motivasi seperti badan tanpa jiwa.
5Ibid, hal.26
6Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, ( Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN, 2009), Cet.I, h.96
9
2) Prinsip Kematangan dan Perbedaan Individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan setiap siswa memiliki
tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak menurut J. Piaget
yang dikutip oleh Mansur memiliki tiga fase. Pertama, fase praoperasional,
yang dialami anak usia 5-6 tahun atau masa prasekolah. Fase ini belum dapat
membedakan sesuatu secara konsep atau abstrak. Kedua, fase operasi konkret.
Pada fase ini, anak sudah mulai berpikir abstrak. Ketiga, fase operasional
formal. Pada fase ini, siswa sudah mulai memikirkan apa yang ada di balik
realitas, baik melalui percobaan atau observasi.
3) Prinsip Penyediaan Peluang dan Pengalaman Praktis
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi siswa
dan pengalaman langsung oleh siswa, jauh memiliki makna dari pada belajar
verbalistik.
4) Integrasi Pemahaman dan Pengalaman
Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses
pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses
belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman
mendahului proses belajar, sedangkan isi pengajaran atau makna dari suatu
materi harus berasal dari pengalaman siswa sendiri.
5) Prinsip Fungsional
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan
berikutnya. Setiap belajar tampaknya tidak dapat lepas dari nilai manfaat,
sekalipun bisa berupa manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan
6) Prinsip Menggembirakan
Belajar merupakan proses yang terus berkelanjut tanpa henti, tentu seiring
dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus – menerus. Oleh karena itu, metode
pembelajaran jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran
belajar pada anak cepat berakhir.7
7Faizi, op. cit., h.46 - 49
10
2. Hakikat Mind Mapping
a. Pengertian mind mapping
Mind mapping diciptakan pertama kali oleh Tony Buzan di Inggris,
seorang pakar pengembangan otak, kreativitas dan revolusi pendidikan sejak awal
tahun 1970-an.8 Mind mapping yang dikembangkan Tony Buzan didasarkan pada
riset tentang bagaimana otak yang sebenarnya. Otak sering kali mengingat
informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk - bentuk, dan perasaan.
Mind mapping menggunakan pengingat - pengingat visual dan sensorik yang
digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Mind mapping
dapat membangkitkan ide - ide orisinal, memicu ingatan yang mudah,
menenangkan, menyenangkan, dan kreatif.9
Mind mapping adalah cara paling mudah untuk memasukkan informasi
kedalam otak dan mengambil informasi dari otak. Cara ini adalah cara efektif dan
kreatif dalam membuat catatan. Mind mapping merupakan alat yang paling hebat
dalam membantu otak berpikir teratur dan sederhana.10
Mind mapping adalah salah satu metode kreatif yang bisa dikreasikan
dalam pembelajaran fisika kepada siswa. Mind mapping adalah pemetaan pikiran
atau peta pikiran yang memanfaatkan pengingat – pengingat visual dan sensorik
dalam suatu pola dari ide – ide yang berkaitan di dalam otak.11
Mind mapping adalah alat pilihan untuk membantu menajamkan ingatan.
Mind mapping dapat bekerja dengan baik karena ia menggunakan dua peran
utama dalam ingatan, yaitu imajinasi dan asosiasi (hubungan).12
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan mind
mapping adalah suatu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.
Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belahan otak dan sesuai
dengan cara alami otak bekerja. Dengan memadukan warna, simbol, gambar dan
8SutantoWindura, Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua, (Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo, 2013), h. 13 9 Bobby De Porter dkk, Quantum Learning, (Bandung: Kaifa, 2010), h.152
10 Toni Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 200), h.4.
11Faizi, op. cit., h.192
12 Toni Buzan, Buku Pintar Mind Mapping untuk Anak, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2007), h.19
11
bentuk, mind mapping akan meningkatkan minat belajar siswa dan siswa akan
mudah mengingat materi yang dipelajari.
b. Kelebihan mind mapping13
Kelebihan mind mapping antara lain :
1) Siswa dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2) Siswa dapat bekerja sama dengan teman lainnya
3) Catatan yang dibuat dapat lebih padat dan jelas
4) Siswa lebih mudah mencari catatan jika diperlukan
5) Catatan lebih terfokus pada inti materi
6) Siswa dapat melihat gambaran materi secara keseluruhan
7) Membantu otak mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat
hubungan antar ride pokok bahasan
8) Memudahkan penambahan informasi baru
9) Setiap peta bersifat unik.
c. Kelemahan mind mapping14
Adapun Kelemahan mind mapping antara lain :
1) Hanya siswa aktif yang terlibat
2) Tidak sepenuhnya siswa yang belajar
3) Membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam memahami mind mapping
4) Mind mapping siswa bervariasi, sehingga guru membutuhkan waktu cukup
lama mengoreksi.
d. Bahan yang diperlukan untuk membuat mind mapping15
1) Kertas kosong tak bergaris
2) Pena dan pensil warna
3) Otak
4) Imajinasi
13
Faizi, op. cit 196 14
Ibid, h.197 15
Buzan, op. cit, h. 14
12
e. Langkah-langkah membuat mind mapping16
1) Mulai dari bagian tengah kertas dengan posisi mendatar. Karena memulai
dengan bagian tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar
ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan
alami.
2) Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Karena suatu gambar bernilai
seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Gambar yang letaknya di
tengah – tengah akan tampak lebih menarik, membuat siswa tetap berfokus,
membantu memusatkan pikiran dan membuat otak semakin aktif dan sibuk.
3) Gunakan warna pada seluruh mind mapping. Karena bagi otak, warna-warni
tidak kalah menariknya dari gambar. Warna membuat mind mapping tampak
lebih cerah dan hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir
kreatif dan ini juga adalah hal yang menyenangkan.
4) Hubungkan cabang - cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang -
cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan
seterusnya. Karena seperti yang telah kita ketahui, otak bekerja dengan
menggunakan asosiasi, jika menggunakan cabang – cabang akan jauh
memahami dan mengingatnya.
5) Buatlah garis hubung melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan
membosankan otak. Cabang- cabang yang melengkung dan organis, seperti
cabang – cabang pohon akan lebih menarik bagi mata.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas pada mind mapping.
7) Gunakan gambar, seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu
kata. Jadi bila siswa hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind mapping,
maka sudah setara dengan 10.000 kata catatan.
16
Ibid, h. 15
13
Gambar.2.1 Contoh Mind Mapping17
f. Manfaat mind mapping18
Adapun manfaat mind mapping untuk anak, antara lain :
1) Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan lebih baik
dalam mengingat
2) Meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan observasi
3) Melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi
4) Melatih inisiatif dan rasa ingin tahu
5) Meningkatkan kreativitas dan daya cipta
6) Membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan lebih baik
7) Membantu mendapatkan atau memunculkan ide atau cerita brilian
8) Meningkatkan kecepatan berpikir dan mandiri
9) Menghemat waktu sebaik mungkin
10) Membantu mengembangkan diri serta merangsang pengungkapan pemikiran
17
Ibid, h.131 18
Femi Olivia, Op. Cit., h. xi
14
11) Membantu menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih
bagus
12) Membantu mengatur pikiran, hobi, dan hidup
13) Melatih koordinasi gerakan tangan dan mata
14) Mendapatkan keseimbangan lebih banyak untuk bersenang – senang
15) Membuat tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan
16) Membantu menggunakan kedua belahan otak yang membuat kita ingin
terus-menerus belajar.
Selain manfaat mind mapping yang dipaparkan di atas, mind mapping
telah digunakan tidak hanya di dunia pendidikan, tetapi juga di perusahaan-
perusahaan kelas dunia seperti General Motor, General electric, Boeing, IBM,
Microsoft, Oracle, Disney, Flour Daniels, HP dan lain-lain. Di Indonesia sendiri,
Mind Map telah masuk sejak tahun 1980-an dan mencapai puncaknya di dunia
pendidikan sejak berdirinya Buzan Centre Indonesia di tahun 2009. 19
g. Perbedaan mind mapping dengan metode catatan biasa
Mencatat merupakan salah satu usaha meningkatkan daya ingat. Otak
manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam
memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu
mengingat sebagian kecil materi yang di ajarkan.20
Mencatat bentuk outline (catatan biasa) yang sering digunakan para siswa
berbentuk catatan panjang yang mencakup seluruh pelajaran, sehingga catatan
terlihat monoton dan membosankan. Umumnya catatan monoton akan
19
SutantoWindura, op. cit. h.13 20
Sugesti Fitriani, “Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map terhadap
Hasil Belajar Biologi pada Konsep Keanekaragaman Hayati”. Skripsi pada UIN Jakarta,
2010.h.18, tidak dipublikasikan.
15
menghilangkan topik – topik utama yang penting dan kaitan- kaitan antar gagasan
dari materi pelajaran.21
Mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya
belajar visual. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan
otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala
bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi
warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap
informasi yang diterima. Mind mapping yang dibuat siswa dapat bervariasi setiap
hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat
dalam diri siswa setiap harinya.22
Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dengan Mind Mapping23
Catatan Biasa Mind Mapping
1. hanya berupa tulisan - tulisan saja
2. hanya dalam satu warna
3. untuk mereview ulang diperlukan
waktu yang lama
4. Waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih lama
5. Statis
1. berupa tulisan, simbol, dan
gambar
2. berwarna - warni
3. untuk mereview ulang
diperlukan waktu yang pendek
4. waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih cepat dan efektif
5. membuat individu menjadi
lebih kreatif
21
Hendrik Budi Susanto, “Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Teknik
Mind Mapping pada Materi Fungsi Alat Tubuh Manusia”. Skripsi pada Universitas Jember,
2011, h.3, tidak dipublikasikan. 22
R. TetiRostikawati, Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya
Terhadap Prestasi Belajar Dan Kreatifitas Siswa. Biology Education Study Program FKIP
UNPAK. Tersedia : (http://www.sman1-btg.sch.id) 23
Sugesti Fitriani, op. cit., h.19
16
Tabel 2.2 Perbandingan mencatat tanpa diringkas sama sekali, digaris
bawahi yang penting dan mind mapping24
Tanpa diringkas sama sekali Digaris bawahi
yang penting
Mind Mapping
Materi yang di ingat
sangat banyak
Tidak ada kata kunci
Boros waktu membaca
dan mengingatnya
Pancaran pikiran
pengarang buku atau guru
Tidak dapat melihat
keseluruhan isi dan
maksud materi
Hubungan antar informasi
masih acak sehingga
membingungkan
Tidak ada
pengelompokkan atau
kategori informasi
Tidak ada hirarki
informasi, mana yang
penting, kurang penting,
tidak penting
Warna monoton, otak
merasa bosan
Materi yang
diingat lebih
sedikit
Ada kata - kata
penting tapi
bukan merupakan
kata kunci
Lebih hemat
waktu membaca,
namun lama
mengingatnya
Pancaran pikiran
pengarang buku
atau guru
Tidak dapat
melihat
keseluruhan isi
dan maksud
materi
Hubungan antar
informasi masih
acak sehingga
membingungkan
Tidak ada
pengelompokkan
atau kategori
informasi
Hirarki informasi
masih belum jelas
Warna monoton,
otak merasa
bosan
Materi yang diingat
sangat sedikit
Semuanya berupa kata
kunci
Hemat waktu membaca
dan mengingatnya
Pancaran dan pikiran
sendiri
Dapat mudah melihat
keseluruhan isi dan
maksud materi
Hubungan antar
informasi sangat jelas
Ada pengelompokan atau
kategori informasi
Hirarki informasi sangat
jelas struktur dan
tujuannya
Berwarna warni, otak
sangat fun
24
SutantoWindura, op. cit., h.112
17
h. Penilaian Mind Mapping
Penilaian mind mapping tidak dinilai berdasarkan benar dan salah karena
mind mapping merupakan imajinasi dan pemikiran individu. Oleh karena itu mind
mapping yang dibuat kelompok siswa akan dinilai menggunakan rubrik dengan
kriteria seperti pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Rubric Assessment Tugas Mind Mapping
No Variabel Distribusi Nilai
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4
1. Penilaian sub tema atau sub topik
2. Hubungan cabang utama dengan
cabang lainnya
3. Penggunaan kata kunci
4. Desain (warna dan desain)
5. Struktur keseluruhan
Skor Kumulatif
Sumber: Adaptasi dari Ohassta (Onario history and social sciences teacher’
association: 2004)
3. Hakikat Hasil belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting
dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar merupakan tindakan yang hanya di
alami oleh individu itu sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar, oleh karena itu suksesnya tujuan suatu pendidikan
sangat bergantung dari proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan
sekitarnya.25
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang
relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Dengan kata lain belajar merupakan kegiatan
berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada
fase – fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting
25
Asep Jihad, op, cit, h.1
18
yaitu : a). tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi, b). tahap storage,
yaitu tahapan penyimpanan informasi, c). tahap retrieval, yaitu tahapan
pendekatan kembali informasi.26
Menurut Gagne, belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru.27
Sudjana berpendapat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Sedangkan menurut
John Deweys, belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan
lingkungannya.28
,
Slameto merumuskan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.29
Hal senada pun diungkapkan oleh Herman Hudojo , “belajar
merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan
sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.
Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang
itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah
laku”.30
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri.
26
Ibid, h.2 27
Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: RinekaCipta, 2009) h. 10 28
Asep Jihad, loc.cit. 29
Ibid. h.2. 30
Ibid. h.3.
19
b). Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada
suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan tersebut mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan
Harrow mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.31
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Sudjana pun berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.32
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni
keterampilan, kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik.33
Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari
suatu sistem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam – macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja (performance).34
Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah hasil belajar,
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.35
Ketiga tingkatan itu dikenal dengan Bloom’s Taxonomy (Taksonomi
Bloom). Akan tetapi pada tahun 2001 dalam buku A Taxonomy for Learning,
Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s taxonomy of Educational
Objectives), Lorin W. Anderson dan David R. Krathwol melakukan revisimen
31
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 44 - 45 32
Asep Jihad, op, cit, h.15. 33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. VII, h. 22 34
Asep Jihad, op. cit., h.14 35
Zulfiani, op. cit., h.64
20
dasar mengenai klasifikasi kognitif yang pernah dikembangan oleh Bloom.
Adapun revisi taksonomi Bloom antara lain, sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Di bawah ini merupakan penjabaran dari dimensi proses kognitif hasil
revisi taksonomi Bloom:
a. Mengingat (C1)
Mengingat merupakan tahapan paling sederhana dalam proses kognitif
belajar. Mengingat berarti memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan
dalam memori jangka panjang. Jenis pengetahuan yang relevan dengan
kemampuan mengingat ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konsep,
pengetahuan prosedural atau pengetahuan meta kognitif36
b. Memahami (C2)
Siswa dikatakan mengerti ketika mereka mampu membangun pemahaman
dari pesan (pengetahuan) yang disampaikan baik lisan, tulisan dalam bentuk
grafik maupun ketika penyampaian tersebut media buku atau komputer sekalipun.
Jenis pengetahuan yang membutuhkan proses memahami ini adalah pengetahuan
konsep. Terdapat tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses memahami,
yaitu:
1) Menafsirkan (interpreting
2) Menggunakan contoh (exemplifying)
3) Mengklasifikasi (classifying)
4) Meringkas (summarizing)
5) Menyimpulkan (inferring)
6) Membandingkan (comparing)
7) Menjelaskan (explaining).37
36
W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing
(A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objective), (New York: Longman,2001), h. 66. 37
Ibid, h. 70 - 75
21
3) Mengaplikasikan (C3)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi (kaidah) atau metode
bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru.38
Mengaplikasikan
adalah menerapkan pengetahuan yang telah didapat untuk berlatih dalam
memecahkan masalah (persoalan). Dalam kategori mengaplikasikan ini terdiri dari
dua proses kognitif yaitu pelaksanaan (executing) dan penerapan (implementing).
4) Menganalisis (C4)
Merupakan proses dimana siswa mampu menghubungkan satu bagian
dalam materi pelajaran tersebut dengan bagian lain. Proses kognitif menganalisis
ini terbagi menjadi tiga yaitu, membedakan, mengorganisir dan
menghubungkan.39
5) Mengevaluasi (C5)
Kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan
judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakai.40
Mengevaluasi
didefinisikan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan
tertentu. Kriteria yang sering digunakan meliputi kualitas, afektivitas, efisiensi
dan kekonsistenan. Dalam kategori evaluasi ini terdapat pengecekan (checking)
dan mengkritisi (critiquing).41
6) Menghasilkan Karya (C6)
Create yaitu memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang
koheren dan baru atau membua tsesuatu yang orisinil. Kemampuan dalam
menghasilkan karya ini merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki siswa
dalam proses kognitif belajarnya. Didalam create ini terdapat tiga proses kognitif
meliputi menghasilkan (generating), merencanakan (planning) dan membuat
produk (producing).42
38
Zulfiani, op. cit., h.64 39
W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit., h.79 40
Zulfiani, op. cit., h.64 41
W. Anderson dan David R. Krathwohl, op. cit. h. 83 42
Ibid, h. 84
22
4. Konsep Optik
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1) Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
2) Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Uraian Materi
1. Pengertian
Kata optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika adalah
cabang fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya dan interaksi
cahaya dengan materi. Intinya optika membahas tentang gejala-gejala optik.43
Alat
yang cara kerjanya memanfaatkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya
disebut Alat Optik. Alat optik membuat hidup manusia lebih mudah dan berarti.
Alat yang Langkah Percobaannya memanfaatkan prinsip pemantulan dan
pembiasan cahaya disebut alat optik. Alat optik yang sering digunakan adalah
kacamata, kaca pembesar (lup), mikroskop, kamera, dan periskop.44
2. Jenis-jenis Alat Optik45
a) Mata
Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata.
Bagian dari panca indra yang berfungsi untuk melihat. Mata membantu kita
menikmati keindahan alam, melihat teman-teman, mengamati benda-benda di
sekeliling, dan masih banyak lagi yang dapat kita nikmati melalui mata.
43
Iwan Permana Suwarna, Optik, ( Bogor: CV.DutaGrafika, 2010), Cet.I, h.1 44
Saeful Karim, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Sekitar 2 untuk Kelas VIII/SMP/MTs,
( Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h.307 45
Moch.Agus Krosno, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h.306 - 316
23
Gambar 2.2 Bagian-bagian Mata
b). Bagian – bagian Mata46
No. Bagian Mata Fungsi
1. Kornea menerima dan meneruskan cahaya yang masuk
pada mata, serta melindungi bagian mata yang
sensitif di bawahnya.
2. Pupil celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi
agar cahaya dapat masuk ke dalam mata.
3. Iris mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah
yang kita lihat sebagai warna mata seseorang.
4. AquaeusHumour membiaskan cahaya ke dalam mata
5. Otot Mata Menggerakkan mata agar bayangan yang
terbentuk jatuh di bintik kuning. Otot mata juga
berfungsi mencembungkan atau memipihkan
bola mata.
6. Lensa Mata membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk
bayangan pada retina
7. Retina bagian belakang mata yang berfungsi sebagai
tempat terbentuknya bayangan.
8. Vitreous Humour meneruskan cahaya dari lensa ke retina
9. Bintik Kuning bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan yang jelas.
10. Saraf Mata meneruskan rangsangan bayangan dari retina
menuju ke otak.
46
Saeful Karim, dkk, op. cit., h.306-307
1
2
4
3
6
7
9
10
5
8
24
c). Daya Akomodasi Mata
.Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau memipihkan lensa mata
disebut daya akomodasi mata.47
d). Cacat mata
1) Miopi (Rabun Jauh)
Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-
benda yang letaknya jauh. Penderita miopi ditolong dengan kacamata berlensa
cekung (negatif).48
Kekuatan lensa negatif yang digunakan oleh penderita miopi dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :49
Keterangan :
P = kekuatan lensa (dioptri)
S = titik terjauh mata normal ( ∞ )
S’ = titik terjauh mata miopi( m )
Karena jarak titik terjauh mata normal bernilai tak hingga, kekuatan lensa
negatif yang digunakan juga dapat ditentukan dengan rumus berikut :
Keterangan :
PR = titik terjauh mata miopi( m )
2) Hipermetropi (Rabun Dekat)
Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat
dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat
dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita
rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm). Cacat mata
47
Suwarna, op. cit., h.78 48
Saeful Karim, dkk, op. cit., h.307-308 49
Suwarna, op. cit., h.78
25
hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa konvergen yang
bersifat mengumpulkan sinar.50
Kekuatan lensa positif yang digunakan penderita hipermetropi dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut :51
Keterangan :
S = titik terdekat mata normal ( 25 cm = 0,25 m )
S’ = titik terdekat hipermetropi ( m )
Kekuatan lensa positif juga dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :
Keterangan :
PP = titik terdekat mata hipermetropi ( m )
3) Presbiopi (Mata Tua)
Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang.
Penderita presbiopi dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (kacamata
bifokal). Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu
lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda
jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat/membaca.52
4) Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata dimana kelengkungan selaput bening atau
lensa mata tidak merata sehingga berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat
terpusat dengan sempurna. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silinder.53
50
Ibid, h. 81 51
Ibid, h.81 52
Moch.Agus Krosno, dkk,op. cit., h.313 53
Saeful Karim, dkk, op. cit., h.311
26
b) Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa
cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih
besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata
berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.54
c) Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan
fotografi pada film negatif. Biasanya kamera digunakan untuk mengabadikan
kejadian-kejadian penting.55
d) Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil
agar tampak jelas dan besar.56
e) Teropong
Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-
benda yang jauh agar tampak lebih jelas dan dekat. Pertama kali ditemukan oleh
Galilio Galilei. Teropong ada dua macam, yaitu teropong bintang dan teropong
bumi.57
f). Periskop
Periskop adalah alat bantu optik yang berfungsi untuk mengamati benda
dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu. Periskop berfungsi untuk
melihat permukaan laut tanpa memunculkan badan kapal selam.58
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Periskop
54
Suwarna, op. cit., h.97 55
Saeful Karim, dkk, op. cit., h. 312 56
Ibid, h. 313 57
Ibid, h.316 58
Moch.Agus Krosno, dkk, op. cit., h. 317
Prisma 2
Lensa okuler
Prisma
1
Lensa
objektif
27
B. Penelitian yang Relevan
1. Poppy Novianti (2013 ), dalam penelitian skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Metode Mind Map dengan Menggunakan Media Power Point Terhadap Hasil
Belajar Matematika di SMK IP YAKIN Jakarta” menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa yang di ajar dengan
metode mind mapping menggunakan media power point dari pada siswa yang
di ajar dengan metode pemberian tugas (resitasi). Hal ini terlihat dari uji
hipotesis thitung = 2,77 dan ttabel untuk dan dk = 38 sebesar 1,68
karena thitung>ttabel atau 2,77 > 1,68 maka H0 ditolak, dengan demikian H1
diterima.59
2. David Yoga Hardiyanto (2013), dalam penelitian skripsinya yang berjudul
“Penerapan Mind Mapping sebagai Media dalam Meningkatkan Kemampuan
Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sengare Kabupaten Pekalongan
”menyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa yang
menggunakan media mind mapping. Analisis data hasil belajar siswa setelah
tindakan siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata 53,57 dengan ketuntasan
belajar klasikal mencapai 25%. Setelah tindakan siklus II nilai rata-rata 72,31
dengan ketuntasan belajar klasikal 76,92%, sedangkan nilai rata-rata pada
siklus III 89,64 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 96,43%. Hasil
analisis aktivitas siswa pada tindakan siklus I diperoleh hasil 60% dengan
kriteria cukup. Aktivitas siswa pada siklus II mencapai 73,33% dengan kriteria
baik, sedangkan pada siklus III mencapai 87% dengan kriteria amat baik.60
3. Anjar Sari (2012). Dalam penelitian skripsinya yang berjudul “Pengaruh
metode Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep
Listrik Dinamis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar Fisika. Hasil penelitian menunjukkan
mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar fisika. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.
59
Poppy, op. cit, h.iv 60
David Yoga Hardiyanto, “Penerapan Mind Mapping sebagai Media dalam Meningkatkan
Kemampuan Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sengare Kabupaten Pekalongan”.
Skripsi pada UNNES, Semarang, 2013, h.viii, tidak dipublikasikan.
28
Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 2,07,
dan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,008. Dengan demikian terlihat
bahwa thitung>ttabel, sehingga hipotesis nol ditolak. Selain dengan uji-t, mind
mapping juga dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest, yaitu 26,51 yang
meningkat pada nilai rata-rata posttest, yaitu 71,37.61
4. N. W. Mariyani, A. A. I. N Marhaeni, M. Sutama bersama - sama melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping
Terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa”.
Hasil penelitian menyimpulkan yaitu : (1) terdapat perbedaan signifikan
prestasi belajar menulis kreatif siswa yang mengikuti strategi mind mapping
dengan pembelajaran konvensional, (2) setelah diadakan pengendalian
kreativitas siswa, prestasi menulis kreatif siswa yang mengikuti strategi mind
mapping lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional, (3) kontribusi
kreativitas siswa terhadap prestasi menulis kreatif siswa dengan mind mapping
19,9 %.62
5. Putri Arum Sekaridanto (2012), dalam penelitian skripsinya yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa“.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan peta pikiran
terhadap hasil belajar kimia siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan peta pikiran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui
uji-t pada tingkat kepercayaan 95% (α =0,05) dengan hasil ttabel thitung atau
2,01 6,278 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima.63
6. Sugesti Fitriani, dalam penelitian skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi
61
Anjar Sari, “Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Listrik Dinamis”, Skripsi pada UIN Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan. 62
N. W. Mariyani, A. A. I. N Marhaeni, M. Sutama, PengaruhImplementasiStrategi Mind
Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa, e-jurnal
Pasca SarjanaUniv.Pend.Ganesha, vol.3, 2013 63
Putri Arum Sekaridanto, “Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa”. Skripsi pada UIN Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan.
29
pada Konsep Keanekaragaman Hayati”. Menyatakan bahwa analisis data
menggunakan uji-t, data penghitungan perbedaan rata-rata post-tet kedua
kelompok diperoleh thitung sebesar 2,98, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan
5 % dengan derajat kebebasan (dk) =70, yaitu sebesar 2,00 , maka dapat
dikatakan bahwa thitung>ttabel berarti hipotesis alternatif ( Ha) diterima dan
hipotesis nol (Ho) ditolak.64
7. Anthony V. D’Antoni, DC, MSa, dkk, dalam penelitiannya yang berjudul
“Applications of the Mind Map Learning Technique in Chiropractic Education:
A Pilot Study and Literature Review”. Menunjukkan Hasil penelitian bahwa
terdapat pengaruh pada aplikasi Mind Mapping pada teknik pembelajaran, hal
ini terbukti dari 14 siswa yang menggunakan Mind Mapping 10 setuju
menggunakan mind mapping sebagai teknik yang lebih baik dalam mengingat
materi.65
C. Kerangka Berfikir
Guru salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan
yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode.
Guru sudah seharusnya lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajan
di kelasnya, dengan tujuan yang diharapkan yaitu dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru saat ini sering kali belum
menumbuhkan kondisi belajar yang kreatif dan motivasi bagi siswa. Guru masih
banyak menggunakan metode yang monoton dan kurang melibatkan siswa secara
aktif selama proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran kurang
menarik dan membosankan. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang
64
Sugesti Fitriani, “Pengaruh model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap
Hasil Belajar Biologi pada Konsep Keanekaragaman Hayati”. Skripsi pada UIN Jakarta. 2010. h.
I, tidak dipublikasikan. 65
Anthony V. D’Antoni, Aplcations of the mind map learning technique in chiropractic
education : a pilot study and literature review, journal of chiropractic humanities, 2006.
30
tepat dalam menyampaikan materi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Penggunaan metode mind mapping merupakan salah satu cara efektif
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
khususnya pada pembelajaran IPA. Metode mind mapping merupakan metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa aktif terlibat dalam
pemeblajaran, siswa dapat berpikir bebas mengeluarkan ide dan kreatifitas
mereka.
Metode mind mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan
dua belahan otak. Dengan memanfaatkan gambar dan teks ketika seseorang
mencatat atau mengeluarkan ide yang ada di dalam pikiran, maka kita telah
menggunakan dua belahan otak secara sinergis. Apalagi jika dalam mind mapping
itu kemudian ditambahkan warna - warna dan hal-hal yang memperkuat emosi.
Dengan mind mapping siswa akan lebih kuat dalam memahami dan
mengingat informasi yang diterimanya, lebih kreatif dan mandiri dalam
mengembangkan potensinya. Dengan berbagai warna, simbol dan gambar, siswa
tidak akan merasa jenuh justru mereka akan menikmati proses belajar mengajar
di sekolah, menumbuhkan minat semangat belajar sehingga siswa tidak malas
membaca, mengkaji dan mempelajari materi. Dengan demikian hasil belajar siswa
akan meningkat, inilah yang diharapkan oleh seluruh guru agar para siswa
mengalami peningkatan mutu kualitas yang salah satunya dibuktikan dari hasil
belajar di sekolah.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan penulis
angkat dalam penelitian ini samapai terbukti kebenarannya melalui data terkumpul
dan telah diuji. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik.
31
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Mei - Juni tahun
ajaran 2013 – 2014, dilaksanakan di MTs.Fajrul Islam yang beralokasi di Jl.
Tanjung Pura, Kalideres, Jakarta Barat.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment, yaitu suatu eksperimen untuk memprediksi keadaan yang dapat
dicapai melalui eksperimen sebenarnya tetapi tidak ada pengontrolan terhadap
seluruh variabel yang relevan.1 Pada penelitian eksperimen semu, pengontrolan
perlakuan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam eksperimen semu ini yaitu Nonequivalent
Control Group Pretest – Posttest. Adapun desain/rancangan penelitiannya adalah
sebagai berikut
Tabel . 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group2
Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest
Eksperimen O XE O
Kontrol O XK O
Keterangan :
XE : Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping
XK : Pembelajaran dengan menggunakan catatan biasa
O : Pretest - Posttest hasil belajar siswa
1ZainalArifin, Penelitian Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011). Cet.I, h.74
2Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h.79
32
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan pusat perhatian di dalam penelitian kuantitatif. Secara
singkat, variabel dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki variasi atau
memiliki lebih dari satu nilai.Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3
Salah satu jenis variabel yang digunakan adalah variabel bebas
(independent variable) yang mempengaruhi variabel lain dan variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (dependent variable).
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independent ( X ) = Metode mind mapping
Variabel dependent ( Y ) = Hasil belajar siswa pada konsep alat optik
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti.5
Populasi target ini adalah seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Fajrul Islam Jakarta Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B di MTs Fajrul Islam Jakarta
Barat. Sampel diambil dari populasi terjangkausebanyak 2 kelas. Satu kelas
dipilih sebagai kelas eksperimen, dan satu kelas lagi dipilih sebagai kelas kontrol.
Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.6 Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
3Ibid,h.38
4Ibid,h. 80
5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), Cet.XII, h. 109 6Sugiono,op. cit, h.85
33
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
Teknik persiapan dilakukan dengan menyesuaikan penelitian dengan waktu
belajar siswa dan materi yang akan digunakan. Mencari materi fisika yang
sesuai dengan mind mapping dan menyusun materi dengan mind mapping.
Selanjutnya pembuatan dan pengujian instrumen penelitian akan digunakan.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan pembelajaran menggunakan mind mapping.
Pada awal pertemuan, siswa diberikan penjelasan tentang langkah-langkah
membuat mind mapping. Setelah itu siswa membuat mind mapping
berdasarkan materi dari handout yang dibuat guru ataupun dari sumber buku
lainnya. Setelah siswa selesai membuat mind mapping, para siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Tahap pengetesan hasil belajar siswa
Tahap terakhir untuk pengumpulan data penelitian adalah melakukan tes yang
sudah diuji validitasnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes
dan non tes. Instrument tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang jumlah
pilihannya terdiri dari empat pilihan (option). Tes ini berupa pretest dan posttest.
Pretest dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dan posttest dilaksanakan
sesudah proses pembelajaran. Sedangkan non tes berupa observasi aktivitas siswa
selama melakukan kegiatan belajar mengajar dan rubric assessment untuk melihat
kesiapan dan kemampuan siswa dalam membuat mind mapping.
34
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel.3.2 berikut.
Tabel.3.2 Teknik Pengumpulan data
Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
Siswa Hasil belajar
siswa sebelum
dan sesudah
penerapan
metode mind
mapping
Pretest dan Posttest Soal Pilihan Ganda
Siswa Aktivitas siswa
selama
pembelajaran
Observasi
LKS
Lembar Observasi
Lembar LKS
Siswa Mind mapping Dokumentasi Rubric Assessment
Mind Mapping
G. Instrumen Penelitian
1. Tes Pilihan Ganda
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa yang
berupa tes pencapaian terdiri dari tes objektif bentuk pilihan ganda, Soal tersebut
mengacu pada aspek kognitif. Skor untuk setiap soal adalah satu untuk jawaban
yang benar dan nol untuk jawaban yang salah. Nilai akhir yang diperoleh siswa
adalah:
Adapun bentuk soal tes berupa pilihan ganda dengan empat option /pilihan
jawaban ( A, B, C, D ) sebanyak 20 butir soal. Soal –soal tersebut sudah dapat
mewakili beberapa indikator pencapaian hasil belajar yang akan diterapkan dalam
pembelajaran yang menggunakan metode mind mapping dengan empat pilihan
35
jawaban yang meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman ( C2), dan penerapan
(C3). Tes ini akan diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mengetahui
penguasaan konsep siswa dalam konsep alat optik.
Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Tes Alat Optik
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek kognitif
C1 C2 C3 Total
Mendeskripsi-
kan alat-alat
optik dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
1, 2*,
21*,35
3*,
13*,
27, 38*
9
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan lensa pada
kacamata
5, 11* 4, 6*,
7, 9
6
Menentukan kekuatan
lensa
10,
14*,
17,22
*
3
Menentukan titik fokus
pada miopi dan
hipermetropi
8, 15,
18*
3
Mengetahui prinsip
kerja mata, kamera, lup
dan teropong
23*,
25, 30,
32*,
33*, 37
5
Memahami
pembentukan bayangan
pada mata, kamera dan
lup
16, 31* 3
Menentukan perbesaran
alat optik kamera, lup,
mikroskop, dan
teropong.
19*,
26*,
28, 34
4
Menentukan panjang
fokus teropong bintang
29,
33*
1
Menentukan panjang
teropong bintang
36* 1
Menentukan panjang
fokus lup
24
Mengidentifikasi
penerapan alat optik
dalam kehidupan sehari
– hari
20*,
39*, 40
5
14 11 15 40
36
* Valid
Keterangan :
C1 : mengingat
C2 : memahami
C3 : mengaplikasikan
2. Rubric Assessment Mind Mapping
Penilaian terhadap mind mapping yang telah dibuat kelompok siswa pada
pertemuan pertama, kedua dan ketiga menggunakan rubric assessment dengan
kriteria yang sudah ditetapkan. Setiap aspek memiliki poin terkecil 0 dan terbesar
4. Adapun poin untuk setiap aspek dari rubric assessment yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Poin Rubric Assesment7
No Aspek
Penilaian
Poin Kriteria
1
Pemilihan
subtema/
subtopik
0 Tidak ada sub tema yang dipilih menjadi fokus
konsentrasi
1 Hanya satu sub tema yang dipilih
2 Beberapa sub tema yang dipilih tetapi sedikit tidak
sesuai dan seharusnya tidak untuk fokus
konsentrasi
3 Seluruh sub tema yang dipilih telah sesuai dan
menjadi konsentrasi
4 Seluruh sub tema yang dipilih telah efektif
2
Hubungan
cabang
Utama
dengan
Cabang
lainnya
0 Tidak menggunakan cabang yang terhubung
dengan cabang utama
1 Hanya menggunakan satu cabang
2 Menggunakan dua cabang
3 Menggunakan tiga cabang
4 Menggunakan lebih dari tiga cabang
3
Penggunaan
kata
Kunci
0 Tidak menggunakan kata kunci
1 Penggunaan kata kunci masih sangat terbatas
(beberapa masih dalam bentuk paragraf)
2 Penggunaan kata kunci terbatas (semua ide dalam
bentuk kalimat)
7John Mayers, Generic Mind Map Performance Rubric, published by Ontario History and
Social Science Teacher’ Association tahun 2004, diakses pada 10 september 2014 di
http://ohassta.org//resources/generalresources.htm
37
3 Semua ide ditulis dalam kata kunci dan kalimat
4 Semua ide ditulis dalam bentuk kata kunci
4
Desain
(warna
dan gambar)
0 Tidak menggunakan warna dan gambar
1 Hanya menggunakan satu warna dan tidak
menggunakan gambar
2
Menggunakan warna berbeda disetiap cabang
utama dan pemberian gambar/simbol hanya pada
pusat topik
3
Menggunakan warna yang berbeda disetiap cabang
utama dan pemberian gambar/simbol hanya pada
pusat topik dan cabang utama
4
Menggunakan warna berbeda disetiap cabang dan
pemberian gambar/simbol pada pusat topik, cabang
utama, dan cabang lainnya
5 Struktur
keseluruhan
0 Ide-ide (subtema, kata kunci, dan gambar) yang
digunakan tidak sesuai dengan pusat topik
1 Hanya subtema saja yang sesuai dengan pusat topik
2 Beberapa diindikasikan bahwa ide – ide
berhubungan dengan pusat topik
3 Hampir semua ide – ide yang digunakan sesuai
dengan pusat topik dan memiliki hirarki yang baik
4 Keseluruhan ide – ide yang digunakan memiliki
hirarki yang efektif.
Adapun kategori penilaian untuk mind mapping ini dilihat dari banyaknya
aspek yang dinilai dan dikalikan skor. Dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai
berikut:
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Mind Mapping
Kategori Nilai
Sangat baik (80% - 100%) 18 – 20
Baik (70% - 79%) 15 – 17
Cukup (60% - 69%) 12 – 14
Kurang (50 – 59%) 9 – 11
Sangat kurang ( 0% - 49%) < 8
38
3. Pedoman Observasi (Catatan Lapangan)
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.8
Lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitas siswa dalam membuat mind
mapping serta sebagai pendukung pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
siswa. Aktivitas siswa dilihat mulai dari tahap persiapan dan pembuatan mind
mapping.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Coba Prasyarat Instrumen
Untuk mengetahui apakah soal yang diberikan memenuhi syarat soal yang
baik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda soal.
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari akta validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas ini untuk mengukur tes berupa tes objektif menggunakan
rumus koefisien korelasi biserial.9
√
………………………….…( 3.1)
Keterangan:
rpbi : Angka Indeks Korelasi Poin Biserial
Mp : Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes yang
menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan.
Mt : Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes.
SDt : Deviasi standar total.
p : Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang
sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang
sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
8Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2009 ), h. 30
9Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : Raja grafindo Persada, 2010 ),
h.258
39
Kriteria uji validitas berdasarkan interpretasi koefisien korelasinya dapat
dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut:10
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rpbi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 -0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai ttabel pada signifikansi
5% ( = 0,05). Kaidah keputusannya adalah jika thitung>ttabel berarti valid, dan
sebaliknya jika thitung<ttabel berarti tidak valid. Berdasarkan Tabel 3.6 di atas
terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid
setelah di uji validitasnya.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan
rumus Kunder Richardson atau lebih dikenal dengan nama K-R 2011
, yaitu:
r11 = [
] [ ∑
]………………………(3.2)
Keterangan:
r11 = reabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya item
S2 = varian total
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
∑ jumlah hasil perkalian antara p dan q
Kriteria uji reliabilitas berdasarkan interpretasi koefisien korelasinya
dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini: 12
10
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.75 11
Purwanto,op. cit., h. 169
40
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r11
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 -0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% (alfa = 0,05). Jika thitung>ttabel maka instrumen dikatakan baik dan
dapat dipercaya. Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, terlihat bahwa hasil uji reabilitas
instrument tes yang didapat sebesar 0,752 dan termasuk kriteria tinggi.
c. Pengujian Tingkat Kesukaran
Untuk mengukur tingkat kesukaran penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut:13
…………..………………….(3.3)
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria uji taraf kesukaran berdasarkan interpretasi taraf kesukarannya
dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut: 14
Tabel 3.8 Interpretasi Taraf Kesukaran
Indeks Taraf Kesukaran Kriteria Taraf Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
12
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. Ke-10,
h.196 13
Suharsimi Arikunto, op. cit, h. 208. 14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), Cet ke-13, h.137
41
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut
ini:
Tabel 3.9 Tabel Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 31 77,50%
Sedang 9 22,50%
Sukar 0 0%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan Tabel 3.8 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran
soal menunjukkan kriteri sedang lebih banyak dibandingkan dengan kriteria
lainnya, yaitu 31 soal (77,50%). Untuk kriteria mudah 9 soal (22,50%) dan tidak
ada kriteria sukar (0%).
d. Pengujian Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:15
= ……………………(3.4)
Keterangan:
D : indeks daya pembeda
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
BA: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria uji daya pembeda berdasarkan interpretasi daya pembedanya
dapat dilihat pada Tabel 3.10 sebagai berikut: 16
15
Suharsimi Arikunto, op. cit, h. 213. 16
Ibid, h. 218
42
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya
Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
D < 0,00 sangat jelek
0,00 - 0,19 Jelek
0,20 - 0,39 Cukup
0,40 - 0,69 Baik
0,70 - 1,00 baik sekali
Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11
berikut ini:
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya pembeda Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Buruk Sekali 12 30%
Buruk 8 20%
Cukup 5 12,5%
Baik 11 27,5%
Baik Sekali 4 10%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan Tabel 3.11 di atas dapat dilihat bahwa uji daya pembeda
soal menunjukkan kriteria buruk sekali lebih banyak dibandingkan kriteria
lainnya, yaitu sebanyak 12 soal (30%). Untuk kriteria buruk ada 8 soal (20%), 5
soal untuk kriteria cukup (12,5%), 11 soal untuk kriteria baik (27,5%) dan hanya 4
untuk kriteria baik sekali 10%).
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis terhadap data.Dalam
penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t (t-test) untuk menguji
hipotesis. Namun sebelum pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu
dilakukan adalah uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu
dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan
sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.
43
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji
Liliefors.
Adapun langkah – langkah untuk melakukan uji liliefors adalah: 17
Pertama menentukan taraf signifikan α = 5% (0,05) dengan hipotesis yang
akan diuji.
H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Kriteria pengujian:
Jika Lo= Lhitung<Ltabel Ho diterima sedangkan jika Lo= Lhitung>Ltabel Ho ditolak
Kedua lakukan langkah – langkah pengujian normalitas berikut:
1) Data pengamatan Y1, Y2, Y3….., Yn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,….,Zn
dengan rumus:
Keterangan:
i. Yi= skor data
ii. Y = nilai rata - rata
iii. S = Simpangan baku
iv. Zi = skor baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang:
( ) ( )
3) Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2, Z3…., Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi)=
4) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya
17
Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian: Buku Tentang Statistika yang Paling
Komprehensif, (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2012), h.131
44
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga – harga mutlak selisih tersebut,
untuk menentukan Lhitung.
6) Membandingkan Ltabel dengan Lhitung. Ltabel diambil dari tabel krtitis uji
Liliefors.
7) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lhitung dan Ltabel yang telah ada.
Apabila Lhitung<Ltabel maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher18
, yaitu:
F = dimana ……………..(3.6)
Keterangan:
F : Nilai Fisher
S12 : Varians terbesar
S22 : Varians terkecil
Kriteria pengujian:
Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen. Jika Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi
tidak homogen.
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t, dengan prinsip uji t yaitu
membandingkan rata-rata (mean) kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini
kondisi asumsi dari uji normalitas dan homogenitas serta uji hipotesis yang harus
digunakan:
18
Sugiono.op. cit, h. 197.
45
a) Data berdistribusi normal dan homogen
Data yang terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan analisis tes statistik parametik. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:19
thitung = dengan s = ……(3.7)
keterangan:
: rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
: rata-rata hasil belajar kelas kontrol
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
: varian kelas eksperimen
: varian kelas kontrol
b) Data berdistribusi normal dan tidak homogen
Data yang terdistribusi normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis
menggunakan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut20
:
t=
√
………..……………….. (3.8)
: rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
: rata-rata hasil belajar kelas kontrol
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
: varian kelas eksperimen
: varian kelas kontrol
19
Ibid. 20
ibid
46
Kriteria pengujian:
a) Jika thitung ttabel maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar pada konsep alat optik.
b) Jika thitung ttabel maka Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh metode mind
mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik.
3. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa, analisis ini
digunakan untuk mengetahui tahapan-tahapan persiapan dan pembuatan mind
mapping yang dilakukan siswa. Data analisis kualitatif dapat dilihat pada
lampiran. Rumus yang digunakan adalah :
P =
Keterangan :
F = frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N= number of cases ( jumlah frekuensi)
P = angka presentasi
Observasi yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis data
deskriptif. Analisis data deskriptif yaitu yang terkait dengan topik yang
dihimpun, kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskripsi.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dideskripsikan berupa hasil pretest dan posttest.
Dengan menggunakan metode mind mapping pada kelas eksperimen (VIIIA) dan
kelas kontrol (VIIIB) sekolah MTs Fajrul Islam.
1. Deskripsi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi data hasil pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada Tabel 4.1 ini :
Tabel 4.1 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Data
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Minimum 30 20 65 45
Nilai Maksimum 55 45 95 85
Nilai rata-rata 42,5 33 81 70,25
Standar Deviasi 7,695 7,327 9,679 12,8
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat peningkatan nilai rata-rata siswa
setelah diberi perlakuan. Sebelum mendapat perlakuan nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen dan kontrol yaitu 42,5 dan 33. Sedangkan setelah mendapat perlakuan
nilai rata-rata posttest kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar
dari pada kelas kontrol 81 dan 70,25. Begitu pula dengan nilai standar deviasi,
sebelum adanya perlakuan menyatakan variasi data kelas eksperimen lebih
beragam dari pada kelas kontrol dan variasi yang ditunjukkan tidak berbeda jauh,
yaitu 7,695 untuk kelas eksperimen dan 7,327 untuk kelas kontrol. Namun setelah
diberi perlakuan, variasi data kelas kontrol lebih beragam dari pada kelas
eksperimen dan variasi yang ditunjukkan berbeda cukup jauh, yaitu 9,679 untuk
49
kelas eksperimen dan 12,8 untuk kelas kontrol. Dengan demikian, kedua kelas
menunjukkan adanya perbedaan penguasaan konsep.
2. Hasil Analisis Data
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis
1). Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut maka dilakukan pengujian
prasyarat yaitu uji normalitas. Uji normalitas ini menggunakan Uji Liliefors yang
digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan
ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung Ltabel.
Pengujian uji normalitas ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diambil dari kedua kelas tersebut yaitu
data nilai pretest dan posttest.
a). Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas pretest pada kedua sampel dilakukan dengan menggunakan
Uji Liliefors dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk)
= n-1 =20 – 1= 19. Hasil perhitungan uji normalitas pretest pada kedua sampel
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dengan Uji Liliefors
Data Eksperimen Kontrol
N 20 20
Lhitung 0,184 0,159
Ltabel 0,190 0,190
kesimpulan Kedua data normal
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat nilai Lhitung pada kedua kelas lebih
kecil dari Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data dari kedua sampel tersebut
berdistribusi normal karena memenuhi syarat Lhitung tabel.
50
b). Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas posttest pada kedua sampel dilakukan dengan
menggunakan Uji Liliefors dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05) dan derajat
kebebasan (dk) = n-1 = 20 - 1 = 19. Hasil perhitungan uji normalitas posttest pada
kedua sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest dengan Uji Liliefors
Data Eksperimen Kontrol
N 20 20
Lhitung 0,182 0,188
Ltabel 0,190 0,190
kesimpulan Kedua data normal
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas terlihat nilai Lhitung pada kedua kelas lebih
kecil dari Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data dari kedua sampel tersebut
berdistribusi normal karena memenuhi syarat Lhitung tabel.
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari
nilai homogenitasnya. Sama halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai. Uji
homogenitas ini dilakukan dengan Uji Fisher dengan ketentuan bahwa data kedua
sampel homogen bila memenuhi kriteria Fhitung Ftabel.
a). Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil pengujian homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol untuk
hasil pretest dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
51
Tabel 4.4 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest
Data Eksperimen Kontrol
Varians atau S2 59,21 53,68
F hitung 1,10
F tabel 2,17
Kesimpulan Kedua data homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) untuk kedua
kelompok sampel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa
data hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa
kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang sama (homogen) karena
memenuhi kriteria Fhitung Ftabel.
b). Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil pengujian homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol untuk
hasil pretest dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest
Data Eksperimen Kontrol
Varians atau S2 93,68 163,84
F hitung 1,75
F tabel 2,17
Kesimpulan Kedua data homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) untuk kedua
kelompok sampel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa
hasil posttest berasal dari lebih kecil dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dinyatakan
bahwa kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang sama (homogen)
karena memenuhi kriteria Fhitung Ftabel.
52
B. Uji Hipotesis
Uji prasyarat analisis statistik menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi
normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis tes statistik parametrik. Tabel 4.6 dan 4.7 berikut
ini adalah hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan uji hipotesis:
1) Pengujian kesamaan Dua Rata - rata Hasil Pretest
Hasil uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
N 20 20
42,5 33
S2 59,21 53,68
thitung 4,01
ttabel 2,02
Kesimpulan Berbeda
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 4,01 dan
ttabel sebesar 2,02. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung ttabel atau 4,01>
2,02. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95%.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata pretest kelompok kontrol.
2. Pengujian Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Perolehan hasil uji hipotesis dari dua rata-rata hasil posttest kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
53
Tabel. 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Posttest
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
N 20 20
81 70,25
S2 93,68 163,84
thitung 2,99
ttabel 2,02
Kesimpulan Ha diterima, Ho ditolak
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,99 dan
ttabel sebesar 2,02. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung ttabel atau
2,99 2,02. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan
95%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode mind mapping
terhadap hasil belajar siswa pada konsep Alat Optik.
4. Skor Mind Mapping Kelas Eksperimen
Pembelajaran menggunakan mind mapping untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, digunakan penilaian rubrik (rubric assessment) yang berfungsi
sebagai acuan dalam menilai hasil mind mapping siswa. Dalam prosesnya, siswa
membuat mind mapping secara berkelompok dengan sumber belajar yang telah
tersedia. Penilaian rubrik dilakukan setelah proses belajar berakhir.
Hasil mind mapping yang dibuat kelompok siswa pada pertemuan
pertama, didapatkan skor tertinggi yaitu 19 dan skor terendah yaitu 11, dengan
rata-rata skor siswa 14,25. Pada pertemuan kedua, skor mind mapping tertinggi
kelompok siswa adalah 18 dan terendah 13, dengan nilai rata-rata skor siswa
15,75. Pada pertemuan ketiga, skor mind mapping tertinggi siswa adalah 19 dan
terendah 14, dengan nilai rata-rata 16,75. Skor mind mapping dapat dilihat pada
Tabel 4.8
54
Tabel 4.8 Penilaian Skor Mind Mapping Kelompok Pertemuan
Pertama, Kedua dan Ketiga
Skor Mind Mapping1 Mind Mapping2 Mind Mapping3
Tertinggi 16 18 29
Terendah 11 13 14
Rata-rata 71,25% 78,75% 83,75%
Berdasarkan Tabel 4.8, terdapat peningkatan skor mind mapping yang
telah dibuat siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata skor mind
mapping pada pertemuan pertama 71,25%, pada pertemuan kedua 78,75%, dan
pertemuan ketiga 83,75%. Pada pertemuan pertama siswa mendapat nilai cukup
baik sebesar 71,25% karena tema di hari pertama adalah tema umum yang mereka
sudah tidak asing lagi, namun tetap perlu pembinaan karena mind mapping
merupakan pengalaman pertama siswa. Pada pertemuan kedua nilai rata - rata
siswa mengalami peningkatan menjadi 78,75%, hal ini dikarenakan siswa sudah
mulai terbiasa dalam membuat mind mapping. Sedangkan pertemuan ketiga nilai
rata - rata mind mapping siswa sangat baik yaitu 83,75%. Hal ini dikarenakan
siswa sudah terbiasa membuat mind mapping, sehingga lebih lancar dan semakin
baik.
Gambar 4.1
Diagram Persentase Mind Mapping kelompok Siswa Pertemuan 1, 2 dan 3
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pertemuan 1Pertemuan 2
Pertemuan 3
71,25% 78,75%
83,75%
55
Berdasarkan diagram di atas, pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga
dapat dilihat hasil persentase mind mapping kelompok siswa mengalami
peningkatan.
5. Analisis Data Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi selama observer melakukan penelitian, terlihat
bahwa aktivitas siswa membuat mind mapping dilakukan dengan baik. Hasil
observasi dapat terlihat pada pembuatan mind mapping pertemuan pertama, kedua
dan ketiga.
Observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
telah dapat membuat mind mapping dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan persentase pada pertemuan pertama sebesar 80%, pertemuan kedua
sebesar 85% dan pertemuan ketiga 90%. Pada pertemuan pertama, kedua dan
ketiga, seluruh siswa melakukan persiapan membuat mind mapping dengan baik
dan membuat mind mapping sesuai instruksi yang diberikan oleh guru dan
langkah-langkah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Beberapa siswa
masih mengalami kesulitan dalam memahami cara membuat mind mapping pada
pertemuan pertama namun dengan penjelasan dan bimbingan dari guru serta
kerjasama yang baik sehingga mereka bisa menyelesaikan mind mapping dengan
baik. Selain itu, guru juga mengontrol siswa dalam pembuatan mind mapping dan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa jika ada hal yang tidak
dimengerti selama proses pembuatan mind mapping. Dengan demikian siswa
dapat menjalani proses pembuatan mind mapping dengan baik. Di akhir kegiatan,
kelompok yang maju untuk mempresentasikan hasil mind mapping hanya
perwakilan kelompok. Setiap harinya masing - masing kelompok mendapat
kesempatan. Data aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
56
Tabel 4.9 Hasil observasi Aktivitas Siswa
No
.
Indikator
Lembar
Observasi
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Jumlah kesimpulan Jumlah kesimpulan Jumlah kesimpulan
1. Setiap
kelompok
menggunakan
alat sesuai
petunjuk
4 kel. Baik
sekali
4 kel. Baik
sekali
4 kel. Baik
sekali
2. Setiap
kelompok
berdiskusi
dalam
membuat mind
mapping
4 kel. Baik
sekali
4 kel. Baik
sekali
4 kel. Baik
sekali
3. Setiap
kelompok
menyelesaikan
mind mapping
tepat waktu
2 kel. Cukup 3 kel. baik 4 kel. Baik
sekali
4. Setiap
kelompok
berdiskusi
dalam
mengerjakan
LKS
3 kel. Baik 4 kel. Baik
sekali
4 kel. Baik
sekali
5. Perwakilan
salah satu
kelompok
mempresentasi
kan hasil mind
mapping
- Baik - Baik - Baik
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh metode mind mapping terhadap hasil
belajar siswa pada konsep optik yang dilakukan di MTs Fajrul Islam Kalideres
diperoleh nilai rata – rata hasil pretest kelas eksperimen sebesar 42,5 Dan kelas
kontrol sebesar 33 sedangkan dilihat dari hasil posttest, nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 81 dan kelas kontrol sebesar 70,25. Dari hasil pengolahan data
dapat diketahui bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan metode mind
57
mapping memiliki kenaikan rata-rata lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar
dengan metode konvensional. Kedua kelas tersebut berada pada distribusi normal,
baik pada hasil pretest maupun pada hasil posttest.
Data lain yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen
yang menggunakan metode mind mapping lebih tinggi dibandingkan nilai rata-
rata (mean) kelas control, yaitu 81 untuk kelas eksperimen dan 70,25 untuk kelas
kontrol. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan
metode mind mapping lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode konvensional.
Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian persyaratan analisis pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, yang menyatakan bahwa Lhitung< Ltabel dengan nilai
Ltabel pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 19.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hal tersebut
didasarkan pada hasil uji hipotesis yang menggunakan uji t terhadap data posttest.
Berdasarkan uji t diperoleh nilai thitung = 2,99 sedangkan ttabel = 2,02, sehingga Ha
dapat diterima karena nilai thitung>ttabel.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Weni Arianingtyas Uji Lestari,
dkk.Yang berjudul “Penggunaan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Pada Siswa MTs Negeri Purworejo”. Dalam penelitiannya dikatakan
semangat untuk mempelajari IPA semakin tinggi setelah menggunakan model
pembelajaran mind mapping, sehingga hasil belajar siswa meningkat.1
Belajar dengan metode mind mapping, siswa dituntut untuk berperan aktif
dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. mind mapping mudah
dilihat, dibayangkan, ditelusuri, dibagikan kepada orang lain, dipresentasikan dan
didiskusikan sehingga membuat siswa dapat berinteraksi dan berperan aktif.
Selain berperan aktif, mind mapping juga dapat meningkatkan motivasi dan minat
siswa dalam belajar, karena motivasi merupakan salah satu faktor internal yang
dapat menentukan hasil proses belajar seseorang seperti yang dikemukakan oleh
1 Weni Arianingtyas Uji Lestari, dkk, Penggunaan Mind Mapping Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Siswa MTs Negeri Purworejo. Jurnal pendidikan, vol.1, No.1, h.3, April 2012
58
Syaiful B. Djamarah, dkk. metode mengajar memiliki kedudukan sebagai alat
motivasi eksentrik dalam kegiatan belajar mengajar, menyiasati perbedaan
individual siswa, dan untuk mencapai target atau tujuan pembelajaran.2
Mind Mapping menurut BuzanCenter, Pusat mind mapping yang berada di
Kanada menjelaskan bahwa mind mapping merupakan metode grafik ampuh yang
menyediakan suatu kunci yang universal untuk membuka seluruh potensi otak
manusia sehingga dapat menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua
belah otak seperti gambar, kata, angka, logika, ritme dan warna dalam suatu cara
yang unik. Mind mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
memetakan pikiran – pikiran kita, secara menarik, mudah dan berdaya guna.3
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. Dengan metode pembelajaran yang sesuai, siswa dapat
mencapai hasil belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya. Metode mind mapping adalah metode yang sangat tepat
untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan potensi
siswa. Metode pembelajaran mind mapping berusaha menggabungkan kedua
belahan otak yakni otak kiri yangberhubungan dengan hal yang bersifat logis
(seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas
kreatif). Dengan menggunakan mind mapping maka akan terjadi keseimbangan
kerja antara kedua belahan otak.4
Hal ini terbukti dengan adanya penggunaan metode mind mapping telah
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep optik. Peningkatan ini dapat dilihat
dari hasil belajar yang didapat oleh kelas eksperimen. Jika kita bandingkan hasil
kelas eksperimen sebelum pembelajaran memiliki nilai terendah 30 dan nilai
tertinggi 55. Sedangkan pada kelas kontrol nilai terendah 20 dan tertinggi 45.
Setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping
pada kelas eksperimen, hasil belajar mereka memiliki perbedaan yang signifikan.
2 Faizi, loc.cit
3 Made Widiari, dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Ekspositori
terhadap Hasil Belajar Matematika di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng, e-jurnal Edutech ,Vol.2,
No.1, h.4, 2014 4Ibid, h.5
59
Pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 95 dan terendah 65. Sedangkan
pada kelas kontrol tanpa menggunakan metode mind mapping diperoleh nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Dari kedua kelas tersebut dapat kita bandingkan
peningkatan yang signifikan terlihat pada kelas eksperimen. Oleh karena itu
penggunaan metode mind mapping dapat memberikan stimulus dan meningkatkan
minat siswa dalam belajar.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah metode mind mapping berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep Alat Optik. Hal ini terlihat dari perolehan
rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu hasil pretest 42,5 menjadi 81
pada hasil posttest, sedangkan nilai rata – rata kelas kontrol yaitu hasil pretest 33
menjadi 70,25 pada hasil posttest. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa hasil
belajar siswa yang menggunakan metode mind mapping lebih tinggi dibandingkan
siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Peningkatan ini
juga diperkuat dengan perolehan hasil perhitungan uji hipotesis posttest melalui
uji-t pada taraf signifikansi 0,05 dengan thitung sebesar 2,99 dan ttabel sebesar 2,02
sehingga hasil thitung>ttabel yaitu 2,99 > 2,02, dari hasil tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh metode
mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada konsep Alat Optik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain:
1. Dalam menggunakan metode pembelajaran, harus menyesuaikan dengan
karakteristik materi pembelajaran, metode mind mapping lebih baik
diterapkan pada materi yang cakupannya luas.
2. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru sebaiknya memberikan penjelasan
tentang langkah-langkah membuat mind mapping disertai contoh mind
mapping.
3. Guru sebaiknya memberikan penilaian mind mapping berdasarkan rubrik
yang mudah di mengerti dan lebih jelas.
4. Mind mapping perlu diberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk
mengeluarkan ide dan imajinasi secara maksimal.
69
DAFTAR PUSTAKA
Agus Setiawan, Toto, ” Pengembangan Modul Buku Ajar Fisika Dasar
Berorientasi Ilmu Hayati bagi Mahasiswa Calon Guru Biologi”, tersedia
https://heriefisika.wordpress.com, Diakses April 2015
Anthony V. D’Antoni, Aplcations of the mind map learning technique in
chiropractic education : a pilot study and literature review, International
journal of chiropractic humanities, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,
Cet. IX, 2009.
David Yoga Hardiyanto, Penerapan Mind Mapping sebagai Media dalam
Meningkatkan Kemampuan Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Sengare Kabupaten Pekalongan. Skripsi pada UNNES, Semarang, 2013,
http://lib.unnes.ac.id
Dyah Widjanarko, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar, 2013,
tersedia dalam http://diahwinarni.blogspot.com. Diakses tanggal 5 April
2015
Faizi, Mastur. Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid. Yogyakarta :
PT.Diva Press, 2013
Fitriani, Sugesti, Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map
terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Keanekaragaman Hayati.
Skripsi pada UIN Jakarta, 2010. Tidak dipublikasikan
Hayati, Zahrotul, Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Diajar dengan
Pembelajaran Konstruktivisme Teknik Mind Map dan Concept Map, 2012,
Pada Skripsi UIN Jakarta
Ishak, Ponco. Pengertian Metode Pembelajaran, Macam – macam, Syarat dan
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran,
2013.http://20316702.siap-sekolah.com
Jihad, Asep, dan Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Pressindo, 2008
M. Sutama , N. W. Mariyani, A. A. I. N Marhaeni, “Pengaruh Implementasi
Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau
dari Kreativitas Siswa”, e-jurnal Pasca Sarjana Univ.Pend.Ganesha, vol.3,
2013
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2010), Cet.III
Mulyanto, Agus. Mind Map sebagai Sebuah Teknik Mencatat. 2008.
http://mulyanto.blogdetik.com/index.php
Novianti, Poppy. Pengaruh Metode Mind Map dengan Menggunakan Media
Power Point terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi pada
Universitas Indraprasta Jakarta, Jakarta, 2013. Tidak dipublikasikan
Olivia, Femi. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Kreatif. Jakarta : PT.Elex Media
Komputindo, 2013
70
Riyanti, Penerapan Metode Mind Mapping Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V dalam Mata Pelajaran PAI pada Materi
Zakat di SDN Ngarawan 02 kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”,
2012, Skripsi pada STAIN Salatiga, “ http://eprints.stainsalatiga.ac.id..
dipublikasikan
Rostikawati, R. Teti, “Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Dan Kreatifitas Siswa “( Online ).
Biology Education Study Program FKIP UNPAK. Tersedia :
http://www.sman1-btg.sch.id. Diakses tanggal 24 September 2014
Sekaridanto, Putri Arum, “Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa”. Pada skripsi UIN Jakarta, 2012. tidak
dipublikasikan
Sinaga, Sudomo, Penerapan Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat, 2012, Skripsi Online
pada Universitas Negeri Medan. http://matematikasudomo.blogspot.com.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
Cet. XXII, 2010.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001, cet. VII
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta, Cet. VI, 2009.
Sutanto, Windura, 1st Mind Map Untuk Siswa, Guru dan Orang Tua,.Jakarta:
PT.Gramedia, 2013
Zulfiani, Feronika, Tonih, dan Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet. I, 2009.
64
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
LAMPIRAN A. 1 : Silabus Pembelajaran
LAMPIRAN A. 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen
LAMPIRAN A. 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol
LAMPIRAN A. 4 : Penilaian
LAMPIRAN A. 5 : Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
65
LAMPIRAN A.1
Silabus Pembelajaran
Sekolah : MTs.Fajrul Islam
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / Genap
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Belajar teknik Bentuk
instrumen
contoh
instrumen
Mendeskripsi
-kan alat-alat
optik dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Alat – alat
optik
Menggali
informasi dari
nara sumber
dan Mind
Mapping
untuk
memperoleh
penjelasan
tentang fungsi
Menjelaskan
fungsi mata
sebagai alat
optik
Memahami
pembentukan
bayangan benda
pada retina
Tes tulis
Tes tulis
Tes Uraian
Tes Uraian
a. Apakah funsi
mata ?
b. Gambarkan
pembentukan
bayangan
pada retina?
c. Apa
perbedaan
2x40’ Buku siswa,
buku
referensi,
alat-alat spt;
lup, kamera,
infocus
66
mata sebagai
alat optik dan
tentang cacat
mata
Studi pustaka
untuk
membedakan
ciri-ciri
kamera dan
lup sebagai
alat optik
Melalui
diskusi
kelompok
Menjelaskan
beberapa cacat
mata dan
penggunaan
kaca mata
Menyelidiki
ciri-ciri kamera
sebagai alat
optik
Menjelaskan
konsep lup
sebagai alat
optik
Menjelaskan
cara kerja
beberapa
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes Uraian
Tes Uraian
Tes Uraian
cacat mata
miopi
dengan
hipermetropi
d. Apakah
perbedaan
antara mata
dan kamera
sebagai alat
optik?
e. Sebutkan
bagian –
bagian lup !
f. Perbesaran
total sebuah
mikroskop
67
dapat
dijelaskan cara
kerja alat-alat
optik yang
terdapat dalam
kehidupan
sehari-hari
produk
teknologi yang
relevan, seperti :
mikroskop,
berbagai jenis
teropong,
periskop dan
sebagainya *)
adalah 100
kali, jika
perbesaran
yang
dibentuk
lensa objektif
5 kali, maka
perbesaran
lensa
okulernya
adalah ?
68
LAMPIRAN A. 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari- hari
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
Kegiatan : Pretest soal optika
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KE-1
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : MTs. Fajrul Islam
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata.
2. Memahami pembentukan bayangan yang dihasilkan mata.
3. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata
4. Menentukan titik fokus pada penderita miopi dan hipermetropi
5. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami fungsi mata sebagai alat optik melalui Mind Mapping.
2. Siswa dapat menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata melalui Mind Mapping
3. Siswa dapat menghitung perbesaran dan kekuatan lensa kacamata pada cacat mata miopi dan hipermetropi dengan
menggunakan Mind Mapping.
IV. Materi Pembelajaran
Alat Optik ( mata dan cacat mata )
V. Metode Pembelajaran
Mind Mapping
70
VI. Media Pembelajaran
Kaca mata
Infocus
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Nilai
Karakter Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan melakukan
absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan
Bertanya kepada siswa :
“Apa yang kalian rasakan saat
melihat benda dengan jarak yang
sangat dekat atau sebaliknya dengan
jarak yang sangat jauh? Mengapa
orang – orang disekitar kalian ada
yang menggunakan kacamata ?”
Menjawab salam , kabar dan absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Patuh
Patuh
Rasa ingin
tahu
71
Motivasi Memotivasi siswa dengan
memberikan pertanyaan “ Bagaimana
kalian bisa melihat benda di sekitar
kalian ? “
Meminta siswa untuk membaca buku
dengan jarak dekat dan jarak jauh dan
bertanya, “apa yang terjadi jika kita
membaca buku terlalu dekat atau
sebaliknya terlalu jauh ?”
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka.
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka.
Aktif
Aktif
Inti Eksplorasi Meminta siswa menyebutkan
beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan mata
Mengungkapkan pendapatnya
tentang faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan
mata
Aktif
Elaborasi Membantu siswa untuk membentuk
4 kelompok, masing – masing
kelompok terdiri dari 5 orang.
Kemudian guru membagikan
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan
hand – out mengenai alat optik mata
kepada setiap siswa
Menjelaskan langkah-langkah dalam
membuat catatan Mind Mapping
Meminta setiap kelompok membuat
Mind Mapping tentang mata
berdasarkan panduan yang terdapat di
LKS ( Lembar Kerja Siswa )
Duduk berkelompok dan menerima
hand out
Mengerjakan LKS secara
berkelompok
Memperhatikan penjelasan guru
Perhatian
Kerjasama
Keberanian
72
Menanyakan kepada siswa hal – hal
yang belum di mengerti siswa
Meminta setiap kelompok
mendiskusikan hasil Mind Mapping
Meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil Mind
Mapping
Membahas hasil Mind Mapping
siswa
Mensimulasikan mind mapping
tentang mata
Bertanya hal – hal yang belum
dimengerti
Mendiskusikan hasil Mind Mapping
Masing – masing kelompok diwakili
oleh satu orang untuk
mempresentasikan hasil Mind
Mapping di depan kelas
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan simulasi guru
dengan baik
Rasa ingin
tahu
Berani dan
tanggung
jawab
Patuh
Disiplin
Konfirmasi Menanyakan hal- hal yang masih
belum di mengerti siswa
Siswa mengungkapkan hal yang
belum diketahui
Rasa ingin
tahu
Penutup Kesimpulan Membantu siswa untuk
menyimpulkan materi tentang mata
Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Mandiri
Evaluasi Memberikan tugas mengulang
kembali materi yang telah dipelajari
dan meminta siswa untuk membaca
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Mendengarkan dan memahami tugas
yang diberikan
Patuh
73
VIII. Sumber Belajar
a. H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
b. Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
c. Iwan Permana Suwarna, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
d. Lingkungan sekitar
IX. Penilaian
Proses : Pembuatan Mind Mapping
Hasil : Tes tertulis
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M.Soewono Bunyanah
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KE-2
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 3 (tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Menyelidiki ciri - ciri kamera sebagai alat optik
2. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik
3. Memahami prinsip kerja alat optik kamera dan lup
4. Menerapkan alat optik kamera dan lup
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan ciri – ciri kamera melalui Mind Mapping
2. Siswa dapat mendeskripsikan alat optik lup melalui Mind Mapping
3. Siswa dapat memahami prinsip kerja kamera dan lup melalui Mind Mapping
4. Siswa dapat menerapkan alat optik kamera dan lupdengan Mind Mapping
IV. Materi Pembelajaran
Alat optik ( kamera dan lup )
V. Metode Pembelajaran
Mind Mapping
VI. Media Pembelajaran
Kamera
Papan tulis
Spidol
75
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan
melakukan absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan
Bertanya kepada siswa :
pernahkah kalian melihat tukang
reparasi jam memperbaiki jam ?
dengan alat apakah tukang jam
melihat bagian – bagian jam yang
sangat kecil ? alat apa yang kalian
gunakan untuk memotret gambar
atau suatu objek?
Menjawab salam , kabar dan
absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Patuh
Patuh
Rasa ingin
tahu
Motivasi Memotivasi siswa dengan
melakukan demonstrasi memotret
objek dengan kamera.
Menanyakan hal – hal yang terkait
dengan kamera. “Mengapa gambar
yang kita potret bisa tersimpan di
kamera?“
Memperhatikan demonstrasi
yang dilakukan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Perhatian
Aktif
Inti Eksplorasi Menyebutkan pemanfaatan kamera
dan lup dalam kehidupan sehari –
hari
Mengungkapkan pendapatnya
mengenai kamera dan lup
Rasa ingin
tahu
76
Elaborasi Guru meminta siswa duduk
berkelompok seperti minggu lalu
Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa ( LKS ) dan hand – out
mengenai alat optik kamera dan
lup kepada setiap siswa
Guru meminta siswa membuat
catatan dengan Mind Mapping
Guru menjadi fasilitator menjawab
hal – hal yang tidak dimengerti
siswa
Meminta setiap kelompok
mendiskusikan hasil Mind
Mapping
Meminta perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil
Mind Mapping
Membahas hasil Mind Mapping
siswa
Mensimulasikan Mind Mapping
tentang kamera dan lup
Duduk berkelompok
menerima hand out
Melakukan apa yang
diperintahkan guru
Bertanya hal – hal yang belum
di mengerti
Mendiskusikan hasil Mind
Mapping
Masing – masing kelompok
diwakili oleh satu orang untuk
mempresentasikan hasil Mind
Mapping di depan kelas
Memperhatikan penjelasan
guru
Memperhatikan simulasi guru
Patuh
tertib
Patuh
Keberanian
Rasa ingin
tahu
Berani dan
tanggung
jawab
Perhatian
Perhatian
Konfirmasi Menanyakan hal- hal yang masih
belum di mengerti siswa
Melakukan tanya jawab dengan
guru untuk memantapkan
konsep alat optik kamera dan
Rasa ingin
tahu
77
lup , agar tidak terjadi kesalahan
konsep pada siswa.
Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi tentang
kamera dan lup.
Bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Mandiri
Evaluasi Memberikan tugas mengulang
kembali materi yang telah
dipelajari dan meminta siswa untuk
membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
Mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan membaca
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Patuh
VIII. Sumber Belajar
a) H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
b) Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
c) Iwan Permana Suwarna, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
d) Lingkungan sekitar
IX. Penilaian
Proses : Pembuatan Mind Mapping
Hasil : Tes tertulis
78
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M. Soewono Bunyanah
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ke-3
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 4 (Empat)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mendeskripsikan alat optik mikroskop dan teropong.
2. Memahami prinsip kerja alat optik mikroskop dan teropong
3. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan
sebagainya
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan alat optik mikroskop dan teropong melalui catatan Mind Mapping
2. Siswa dapat memahami prinsip kerja alat optik mikroskop dan teropong melalui Mind Mapping
3. Siswa mengetahui cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop
dan sebagainya.
IV. Materi Pembelajaran
Alat Optik ( mikroskop dan teropong )
V. Metode Pembelajaran
Mind Mapping
VI. Media Pembelajaran
- Infocus
80
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran
dengan mengucapkan salam,
dan melakukan absensi
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan
disampaikan
Bertanya kepada siswa : “
Apa yang kalian gunakan jika
ingin melihat benda atau
objek yang jaraknya sangat
jauh ? misalkan kalian ingin
melihat pemandangan di
gunung? ”
Menjawab salam , kabar dan
absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
sesuai pengalamannya.
Patuh
Patuh
Rasa ingin
tahu
Motivasi Memotivasi siswa untuk
memantapkan materi
sebelumnya dengan
memberikan kuis dan guru
memberikan reward kepada
siswa yang lebih cepat.
“ Sebutkan bagian – bagian
kamera dan bagaimana
kamera dapat mengambil
gambar ! “
Menjawab kuis dengan
sungguh-sungguh.
Aktif
Inti Eksplorasi Menyebutkan contoh dalam
kehidupan sehari-hari tentang
Mengungkapkan
pendapatnya tentang
Rasa ingin
tahu
81
pemanfaatan alat optik
mikroskop dan teropong
penggunaan alat optik
mikroskop dan teropong
Elaborasi Guru meminta siswa duduk
berkelompok seperti minggu
lalu
Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa ( LKS ) dan
hand – out mengenai alat
optik mikroskopdan
teropong kepada setiap
siswa
Guru meminta siswa
membuat catatan dengan
Mind Mapping
Guru menjadi fasilitator
menjawab hal – hal yang
tidak dimengerti siswa
Meminta setiap kelompok
mendiskusikan hasil Mind
Mapping
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
Mind Mapping
Membahas hasil Mind
Mapping siswa
Duduk berkelompok
menerima hand out
Melakukan apa yang
diperintahkan guru
Bertanya hal – hal yang
belum di mengerti
Mendiskusikan hasil Mind
Map
Masing – masing kelompok
diwakili oleh satu orang
untuk mempresentasikan
hasil Mind Mapping di
depan kelas
Memperhatikan penjelasan
guru
Patuh
tertib
Patuh
Keberanian
Rasa ingin
tahu
Berani dan
tanggung
jawab
Perhatian
82
Mensimulasikan Mind
Mapping tentang mikroskop
dan teropong
Memperhatikan simulasi
guru
Perhatian
Konfirmasi Bertanya kepada siswa
tentang hal-hal yang belum
dipahami.
Melakukan tanya jawab
dengan guru
Rasa ingin
tahu
Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Bersama-sama
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Evaluasi Memberikan tugas harian
tentang materi yang telah
dipelajari dan membaca
materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
Mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan membaca
materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
VIII. Sumber Belajar
a) H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
b) Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
c) Iwan Permana Suwarna, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
d) Lingkungan sekitar
IX. Penilaian
Proses : Pembuatan Mind Mapping
Hasil : Tes tertulis
83
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M. Soewono Bunyanah
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 5 (Lima)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
Kegiatan : Posttest hasil belajar.
85
LAMPIRAN A. 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ II (dua)
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari- hari
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
Kegiatan : Pretest soal optika
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KE-1
KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 2 ( dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata.
2. Memahami pembentukan bayangan yang dihasilkan mata.
3. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata
4. Menentukan titik fokus pada penderita miopi dan hipermetropi
5. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami fungsi mata sebagai alat optik
2. Siswa dapat menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata
3. Siswa dapat menghitung perbesaran dan kekuatan lensa kacamata pada cacat mata miopi dan hipermetropi
IV. Materi Pembelajaran
Alat optik mata
V. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
VI. Media Pembelajaran
Kaca mata
87
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Nilai
Karakter Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan melakukan
absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan
Bertanya kepada siswa :
“Mengapa orang – orang disekitar
kalian ada yang menggunakan
kacamata ?”
Menjawab salam , kabar dan absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Patuh
Patuh
Rasa ingin
tahu
Motivasi Memotivasi siswa dengan
memberikan pertanyaan “ Bagaimana
kalian bisa melihat benda di sekitar
kalian ? “
Meminta siswa untuk membaca buku
dengan jarak dekat dan jarak jauh dan
bertanya, “apa yang terjadi jika kita
membaca buku terlalu dekat atau
sebaliknya terlalu jauh ?”
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka.
Melakukan instruksi guru dan
menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka.
Aktif
Aktif
Inti Eksplorasi Meminta siswa menyebutkan
beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan mata
Mengungkapkan pendapatnya
tentang faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan
mata
Aktif
Elaborasi Memberikan pengantar tentang alat Siswa memperhatikan dan Perhatian
88
optik mata
Menjelaskan beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami
gangguan mata
Memberikan contoh soal cara
menghitung perbesaran dan
kekuatan lensa
Mengerjakan soal latihan mengenai
alat optik mata
memahami yang disampaikan guru
Mencatat materi yang di sampaikan
guru
Mencatat contoh soal yang diberikan
guru
Mengerjakan latihan sesuai instruksi
guru
Patuh dan
tanggung
jawab
Konfirmasi Menanyakan hal- hal yang masih
belum di mengerti siswa
Siswa mengungkapkan hal yang
belum diketahui
Rasa ingin
tahu
Penutup Kesimpulan Membantu siswa untuk
menyimpulkan materi tentang mata
Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Mandiri
Evaluasi Memberikan tugas mengulang
kembali materi yang telah dipelajari
dan meminta siswa untuk membaca
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Mendengarkan dan memahami tugas
yang diberikan
Patuh
VIII. Sumber Belajar
1. H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
2. Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
3. Suwarna, Iwan Permana, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
4. Lingkungan sekitar
89
IX. Penilaian
1. Teknik :Tes tertulis
2. Bentuk : Tes uraian
3. Instrumen Soal : Terlampir
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M.Soewono Bunyanah
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KE-2
KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 3 (tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1) Menyelidiki ciri - ciri kamera sebagai alat optik
2) Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik
3) Memahami prinsip kerja alat optik kamera dan lup
4) Menerapkan alat optik kamera dan lup
III. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa dapat menyebutkan ciri – ciri kamera
2) Siswa dapat mendeskripsikan alat optik lup
3) Siswa dapat memahami prinsip kerja kamera dan lup
4) Siswa dapat menerapkan alat optik kamera dan lup
IV. Materi Pembelajaran
Alat optik buatan ( kamera dan lup )
V. Metode Pembelajaran
Ceramah
Demonstrasi
Tanja jawab
91
VI. Media Pembelajaran
- Air
- Plastik mika
- kamera
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan melakukan
absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan disampaikan
Bertanya kepada siswa : pernahkah
kalian melihat tukang reparasi jam
memperbaiki jam ? dengan alat apakah
tukang jam melihat bagian – bagian jam
yang sangat kecil ? apa yang kalian
gunakan jika ingin menyimpan gambar
atau suatu objek?
Menjawab salam , kabar dan
absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Patuh
Patuh
Rasa ingin tahu
Motivasi Memotivasi siswa dengan melakukan
demonstrasi memotret objek dengan
kamera.
Dan menanyakan hal – hal yang terkait
dengan kamera. “Mengapa gambar
yang kita potret bisa tersimpan di
kamera?“
Memperhatikan demonstrasi
yang dilakukan guru
Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengalaman mereka
Perhatian
Aktif
Inti Eksplorasi Menyebutkan pemanfaatan kamera dan Mengungkapkan pendapatnya Rasa ingin
92
lup dalam kehidupan sehari – hari mengenai kamera dan lup tahu
Elaborasi
Mendeskripsikan alat optik kamera dan
lup
Mengidentifikasi ciri-ciri kamera dan
lup sebagai alat optik
Melakukan demonstrasi tentang cara
kerja lup sederhana menggunakan air
dan plastik mika
Memberikan contoh soal latihan
mengenai alat optik kamera dan lup
Memberikan latihan soalmengenai alat
optik kamera dan lup
Memperhatikan penjelasan
guru
Memperhatikan demonstrasi
yang dilakukan guru
Mencatat contoh soal yang
diberikan
Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru
Perhatian
Patuh
Rasa ingin
tahu
Patuh
Patuh dan
mandiri
Konfirmasi Menanyakan hal- hal yang masih belum
di mengerti siswa
Melakukan tanya jawab dengan
guru untuk memantapkan
konsep alat optik kamera dan
lup , agar tidak terjadi kesalahan
konsep pada siswa.
Rasa ingin
tahu
Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi tentang kamera
dan lup.
Bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Mandiri
Evaluasi Memberikan tugas mengulang kembali
materi yang telah dipelajari dan
meminta siswa untuk membaca materi
yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
Mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan membaca
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Patuh
93
VIII. Sumber Belajar
1. H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
2. Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
3. Iwan Permana Suwarna, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
4. Lingkungan sekitar
IX. Penilaian
1. Teknik :Tes tertulis
2. Bentuk : Tes uraian
3. Instrumen Soal : Terlampir
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M. Soewono Bunyanah
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) KE-3
KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 4 (Empat)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
a. Mendeskripsikan alat optik mikroskop dan teropong.
b. Memahami prinsip kerja alat optik mikroskop dan teropong
c. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan
sebagainya
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan alat optik mikroskop dan teropong
2. Siswa dapat memahami prinsip kerja alat optik mikroskop dan teropong
3. Siswa mengetahui cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop
dan sebagainya.
IV. Materi Pembelajaran
Alat Optik ( mikroskop dan teropong )
V. Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
VI. Media Pembelajaran
Infocus
95
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Karakter
Guru Siswa
Awal Apersepsi Memulai pembelajaran dengan
mengucapkan salam, dan
melakukan absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan
Bertanya kepada siswa : “ Apa
yang kalian gunakan jika ingin
melihat benda atau objek yang
jaraknya sangat jauh ?”
Menjawab salam , kabar dan
absensi
Menyimak penjelasan guru
Menjawab pertanyaan guru
sesuai pengalamannya.
Patuh
Patuh
Rasa ingin tahu
Motivasi Memotivasi siswa untuk
memantapkan materi sebelumnya
dengan memberikan kuis dan guru
memberikan reward kepada siswa
yang lebih cepat.
“ Sebutkan bagian – bagian kamera
dan bagaimana kamera dapat
mengambil gambar ! “
Menjawab kuis dengan
sungguh-sungguh.
Aktif
Inti Eksplorasi Menyebutkan contoh dalam
kehidupan sehari-hari tentang
pemanfaatan alat optik mikroskop
dan teropong
Mengungkapkan pendapatnya
tentang penggunaan alat optik
mikroskop dan teropong
Rasa ingin tahu
96
Elaborasi Mendeskripsikan tentang alat optik
mikroskop dan teropong
Menjelaskan prinsip kerja alat
optik mikroskop dan teropong
Memberikan contoh soal mengenai
perbesaran mikroskop dan panjang
teropong.
Memberikan soal latihan mengenai
perbesaran mikroskop
Mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
Mencatat dan memahami
penjelasan guru
Mengerjakan soal latihan
sesuai instruksi guru
Perhatian
Perhatian
Patuh
Konfirmasi Bertanya kepada siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami.
Melakukan tanya jawab
dengan guru
Rasa ingin tahu
Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Evaluasi Memberikan tugas harian tentang
materi yang telah dipelajari dan
membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
Mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan membaca
materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
97
VIII. Sumber Belajar
1. H.Moh.Agus Krisno dkk, BSE IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional, 2008.
2. Saeful karim dkk, Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta : Pusat Perbukuan
Nasional, 2008
3. Iwan Permana Suwarna, Optik, Bogor : CV Duta Grafika 2010.
4. Lingkungan sekitar
IX. Penilaian
1. Teknik :Tes tertulis
2. Bentuk : Tes uraian
3. Instrumen Soal : Terlampir
Jakarta, Mei 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti
Drs. M. Soewono Bunyanah
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/ Semester II
Pertemuan Ke : 5 (Lima)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
Kegiatan : Posttest hasil belajar.
`
99
LAMPIRAN A. 4
PENILAIAN
Tujuan
Pembelajaran
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen Soal Skor
1. Siswa dapat memahami fungsi mata sebagai alat
optik melalui Mind mapping.
2. Siswa dapat menjelaskan beberapa cacat mata dan
penggunaan kacamata melalui Mind Mapping
3. Siswa dapat menghitung perbesaran dan kekuatan
lensa kacamata pada cacat mata miopi dan
hipermetropi dengan menggunakan Mind Mapping
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes uraian
Tes uraian
Tes uraian
a. Apa fungsi mata ?
b. Apa perbedaan cacat mata miopi dan
hipermetropi ?
c. Tentukan titik dekat penderita
hipermetropi yang menggunakan
kacamata berkekuatan 2 dioptri !.
30
30
40
4. Siswa dapat memahami prinsip kerja kamera
5. Mendeskripsikan alat lup melalui Mind Mapping
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes uraian
Tes uraian
a. perbedaan antara mata dan kamera
sebagai alat optik?
b. Sebutkan bagian – bagian lup !
50
50
6. Siswa dapat memahami prinsip kerja mikroskop
dan teropong
Tes tertulis Tes uraian a. Sebuah benda berada pada jarak 2,5
cm di depan lensa objektif yang
berfokus 2 cm. bila fokus lensa
okuler 14 cm, maka hitunglah
perbesaran total mikroskop !
100
100
LAMPIRAN A. 5
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 1
Konsep : Alat optik
Jenjang : SMP/MTs
Kelas : VIII ( Delapan )
Semester : 2 ( genap )
Kelompok : ……………........
A. Tujuan
1. Memahami fungsi mata sebagai alat optik
2. Mengetahui beberapa cacat mata dan cara menanggulanginya
3. Menghitung kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi
B. Alat dan Bahan
No. Nama Barang Jumlah
barang
1. Kertas 3 A 1
2. Pencil 1
3. Penggaris 1
4. Penghapus 1
5. Spidol warna 2
6. Kertas origami 3
Pernahkah kalian melihat orang disekitar
kalian menggunakan kacamata?. Kaca mata
digunakan untuk membantu penglihatan
seseorang. Terkadang ada yang tidak dapat
melihat benda dengan jarakjauh dan
sebaliknya.
Untuk memahaminya kalian dapat membuat
catatan mind mapping padamateri alat
optik mata.
101
C. Langkah Kerja
1) Perhatikan contoh Mind Mapping yang dibuat guru.
2) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan.
3) Tulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan lingkupilah tulisan “
mata” dengan lingkaran, segi empat, atau gunakan gambar yang
berhubungan dengan mata.
4) Gunakan spidol warna berbeda untuk setiap cabang pertama yang
langsung terhubung ke gagasan utama. seperti kata “FUNGSI “
5) Buat cabang – cabang kedua dari cabang pertama
6) Buat cabang – cabang ketiga dari cabang kedua, dst.
7) Gambar garis cabang sebagai garis melengkung ( bukan garis lurus )
8) Gunakan huruf kapital untuk setiap kata kunci. Kata-kata kunci adalah
kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.
9) Kreasikan dengan gambar atau simbol-simbol yang menarik untuk lebih
mudah di ingat
10) Persentasikan hasil Mind Mapping kelompok kalian di depan kelas !
D. Pertanyaan
1) Sebutkan fungsi bagian – bagian mata !
Jawab………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………..
2) Sebutkan beberapa cacat mata dan bagaimana cara menanggulanginya ?
Jawab………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………..
102
3) Seorang miopi memiliki kemampuan melihat paling jauh pada jarak 3
meter. Maka kekuatan kacamata tersebut adalah
Jawab………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………..……………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………
…………………..…………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………
Nilai Komentar guru
103
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 2
Konsep : Alat optik
Jenjang : SMP/ MTs
Kelas : VIII ( Delapan )
Semester : 2 ( genap )
Kelompok : ……………........
A. Tujuan
1. Menyebutkan bagian dasar kamera dan lup
2. Menjelaskan prinsip kerja alat optik kamera dan lup
B. Alat dan Bahan
No. Nama Barang Jumlah
Barang
1. Kertas 3 A 1
2. Pencil 1
3. Penggaris 1
4. Penghapus 1
5. Spidol warna 2
6. Kertas origami 3
Pernahkah kalian mengabadikan moment – moment
penting yang kalian alami? Dengan alat optik apa
kalian mengabadikannya ? Dan pernahkah kalian
melihat tukang reparasi jam ? dengan alat optik
apakah tukang jam melihat bagian – bagian kecil
pada jam?
Untuk memahaminya kalian dapat mempelajari
materi kamera dan lup dengan catatan mind mapping
104
C. Langkah Kerja
1) Perhatikan hasil Mind Mapping pada pertemuan sebelumnya .
2) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan.
3) Tulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan lingkupi tulisan Alat
optik buatan dengan lingkaran, segi empat, atau gunakan gambar yang
berhubungan dengan kamera atau lup.
4) Gunakan beragam warna berbeda untuk setiap cabang utama yang
langsung terhubung ke gagasan utama. Seperti cabang “ KAMERA” yang
terhubung langsung ke “ ALAT OPTIK BUATAN 1”
5) Buat cabang – cabang tingkat kedua dari cabang utama
6) Buat cabang – cabang tingkat ketiga dari cabang kedua, dst.
7) Gambar garis cabang sebagai garis melengkung ( bukan garis lurus )
8) Gunakan huruf kapital untuk setiap kata kunci. Kata-kata kunci adalah
kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.
9) Kreasikan dengan gambar atau simbol-simbol yang menarik untuk lebih
mudah di ingat
10) Persentasikan hasil Mind Mapping kelompok kalian di depan kelas !
D. Pertanyaan
1) Jelaskan proses kerja kamera dalam mengambil gambar !
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.............................................
2) Apakah lensa pada kamera dan mata memiliki fungsi yang sama ?
jelaskan!.......................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
................................................................................................................
105
3) Apa keuntungan dan kelemahan penggunaan lup dengan mata
berakomodasi maksimum dan tanpa akomodasi ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………
Nilai Komentar guru
106
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 3
Konsep : Alat optik
Jenjang : SMP/MTs
Kelas : VIII ( Delapan )
Semester : 2 ( genap )
Kelompok : ……………........
A. Tujuan
1. Memahami prinsip kerja alat optik mikroskop dan teropong
2. Menghitung perbesaran pada mikroskop
B. Alat dan Bahan
No. Nama Barang Jumlah
Barang
1. Kertas 3 A 1
2. Pencil 1
3. Penggaris 1
4. Penghapus 1
5. Spidol warna 2
6. Kertas origami 3
Pernahkah kalian mengamati benda – benda kecil
seperti sel tumbuhan ? dengan menggunakan alat
apa kalian dapat melihat benda - benda tersebut
? dan perhkah kalian melihat pemandangan di
pegunungan ? dengan alat optik apakah kalian
dapat menikmati pemandangan di pegunungan
dengan jarak yang jauh ?
Untuk lebih memahaminya , kalian bisa
mempelajari materi berikutnya.
107
C. Langkah Kerja
1) Perhatikan hasil Mind Mapping pada pertemuan sebelumnya .
2) Sediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan.
3) Tulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan lingkupi tulisan Alat
optik buatan dengan lingkaran, segi empat, atau gunakan gambar yang
berhubungan dengan kamera atau lup.
4) Gunakan beragam warna berbeda untuk setiap cabang utama yang
langsung terhubung ke gagasan utama. Seperti cabang “ MIKROSKOP”
yang terhubung langsung ke “ ALAT OPTIK BUATAN 2”
5) Buat cabang – cabang tingkat kedua dari cabang utama
6) Buat cabang – cabang tingkat ketiga dari cabang kedua, dst.
7) Gambar garis cabang sebagai garis melengkung ( bukan garis lurus )
8) Gunakan huruf kapital untuk setiap kata kunci. Kata-kata kunci adalah
kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.
9) Kreasikan dengan gambar atau simbol-simbol yang menarik untuk lebih
mudah di ingat
10) Persentasikan hasil Mind Mapping kelompok kalian di depan kelas !
D. Pertanyaan
1) Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100 kali, jika perbesaran yang
dibentuk lensa objektif 5 kali, maka perbesaran lensa okulernya adalah ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
2) Jelaskan perbedaan teropong bumi dan teropong bintang ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..................................................................................................................
108
3) Sebuah teropong bintang mempunyai perbesaran 30 kali. Jika lensa
okulerya 10 cm, tentukan fokus lensanya !
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..................................................................................................................
Nilai Komentar guru
109
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA INSTRUMEN
PENELITIAN
LAMPIRAN B. 1 : Instrumen Tes Konsep Optik
LAMPIRAN B. 2 : Soal Validitas
LAMPIRAN B. 3 : Jawaban Validitas
LAMPIRAN B. 4 : Uji Validitas
LAMPIRAN B. 5 : Uji Reliabilitas
LAMPIRAN B. 6 : Uji Taraf Kesukaran
LAMPIRAN B. 7 : Uji Daya Pembeda
LAMPIRAN B. 8 : Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Soal
110
Soal InstrumenPenelitian
JenisSekolah : SMP
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/2
JumlahSoal : 40 butir
StandarKompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensidasar Indikator ButirSoal Jawaban Aspek
yang
dinilai
Mendeskripsi-kan
alat-alat optik dan
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
mata
1. Alat optik alami adalah ….
A. lup
B. mata
C. otak
D. kacamata
B
Penjelasan : alat optik alami adalah
panca indera yang digunakan untuk
melihat
C1
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
mata
2. Bagian mata yang berfungsi
sebagai tempat pembentukan
bayangan adalah ....
A. pupil
B. lensa
C. kornea
D. retina
D
Penjelasan :
A. pupil : Celah/lubang lingkaran
yang dibentuk oleh iris
B. lensa : membentuk bayangan
benda yang dilihat mata. Bayangan
yang dibentuk lensa mata bersifat
C1
111
: nyata, terbalik,diperkecil.
C. kornea : Berfungsi untuk
menerima cahaya serta
melindungi lensa mata
D. retina : sebagai layar tempat
bayangan yang dibentuk oleh lensa
mata.
Mendesripsikan fungsi
dan bagian alat optik
3.
Berdasarkan gambar di atas
kacamata tersebut dapat
menanggulangi penderita….
A. miopi
B. hipermetropi
C. presbiopi
D. astigmatisme
A
Penjelasan :
Kacamata minus adalah kacamata
yang dapat membantu penderita
rabun jauh ( miopi ) melihat benda
atau objek dengan jarak yang jauh.
Karena kacamata minus dapat
memperbesar bayangan sehingga kita
dapat melihat benda jauh seolah –
olah menjadi dekat
C2
112
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan lensa pada
kaca mata
4. Penderita hipermetropi harus
dibantu dengan lensa cembung
karena….
A. lensa cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda
dapat jatuh tepat di retina.
B. lensa cembung memiliki sifat
menyebarkan cahaya, sehingga
bayangan benda jatuh tepat di
retina.
C. lensa cembung memiliki sifat
menyebarkan cahaya, sehingga
bayangan benda jatuh di
depan retina
D. lensa cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda jatuh
di belakang retina
A
Penjelasan : Karena pada penderita
hipermetropi bayangan jatuh di
belakang retina. Oleh karena itu,
harus menggunakan lensa cembung
yang memiliki sifat mengumpulkan
cahaya sehingga bayangan benda
jatuh tepat di retina.
C2
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan lensa pada
kacamata
5. Seorang kakek tidak dapat
melihat benda yang memiliki
jarak terlalu dekat ataupun terlalu
jauh. Maka kakek tersebut dapat
dibantu dengan menggunakan
kacamata ….
A. lensa cembung
B. lensa cekung
D
Penjelasan :
Orang yang menderita presbiopi
tidak dapat melihat dengan jelas
benda yang letaknya terlalu dekat
atau terlalu jauh. Penderita presbiopi
dapat ditolong dengan menggunakan
kacamata lensa rangkap. Bagian
C1
113
C. lensa silindris
D. lensa rangkaP
atas kacamata lensa rangkap berupa
lensa cekung atau negatif yang
berfungsi untuk melihat benda yang
jauh.
Mendesripsikan fungsi
dan bagian alat optik
6. Saat menunggu bus di halte,
mobil yang berada pada jarak
yang jauh kita dapat melihatnya
dengan keadaan mata memipih.
Hal tersebut merupakan peristiwa
berdasarkan cara kerja ….
A. rabun jauh
B. daya akomodasi
C. rabun dekat
D. rabun senja
B
Penjelasan :
Karena daya akomodasi mata akan
memipih ketika melihat objek
dengan jarak yang jauh dan
sebaliknya akan cembung ketika
melihat objek dengan jarak yang
dekat.
C2
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan kaca mata
7. Perhatikangambarberikut!
Pembentukkan bayangan pada
gambar di atas
menunjukkanproses melihat pada
penderita ….
a. miopi
b. hipermetropi
c. presbiopi
d. katarak
A
Gambar di samping menunjukkan
bayangan benda jatuh di depan retina
yang di sebut dengan istilah miopi
C2
114
Menentukan titik fokus
pada penderita miopi
dan hipermetropi
8. Seseorang memakai kacamata -
1,5 dioptri. Tentukan jarak terjauh
yang dapat dilihat orang tersebut
jika tidak menggunakan kacamata
!
A. 0,60 cm
B. 0,50 cm
C. 0,67 cm
D. 0,76 cm
C
Diket. P = -1,5 dioptri
Dit. PR = …..?
Jawab
P =
-1,5 =
1,5.PR = 1
f =
= 0,67 m
C3
Menentukan kekuatan
lensa kacamata pada
penderita miopi dan
hipermetropi
9. Seorang kakek yang menderita
rabun dekat hendak membaca
koran pada jarak baca 25 cm, bila
titik dekat mata kakek 50 cm,
maka ukuran lensa kacamata yang
digunakan adalah ….
A. 4 dioptri
B. 2 dioptri
C. 0,5 dioptri
D. 25 dioptri
B
Diket. Sn = 25 cm
PP = 50 cm
Dit. P = ….?
Jawab
P =
=
=
=
= 2 dioptri
C3
115
Menentukan kekuatan
lensa kacamata
penderita miopi dan
hipermetropi
10. Hani memiliki titik jauh 400
cm. Kekuatan kaca mata yang
harus dipakai agar bisa melihat
secara normal adalah …
A. -
B. -
C.
D .
B
Diket. PR = 400 cm
= 4 m
Dit. P = ….?
Jawab
P = -
= -
diopttri
C3
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan kaca mata
11. Penderita rabun dekat dapat
ditolong dengan memakai
kacamata berlensa …..
A. cekung
B. bivokap
C. cembung
D. silindris
C
Penjelasan :
A. Lensa cekung digunakan untuk
membantu kelainan mata rabun jauh
B. Lensa rangkap dapat membantu
kelainan mata pada orang yang lanjut
usia
C. Lensa cembung dapat membantu
kelainan mata rabun dekat
D. Lensa silindris dapat mem bantuk
kelainan astigmatisma
C1
116
Menentukan kekuatan
lensa kacamata pada
penderita miopi dan
hipermetropi
12. Seorang penderita
hipermetropi memiliki titik dekat
40 cm. Tentukan kekuatan
kacamata agar ia dapat melihat
normal !
A. 1 dioptri
B. 1,5 dioptri
C. 2 dioptri
D. 2,5 dioptri
B
Penjelasan :
Dietahui : S’ = - 40 cm = -0,4 m
S = 25 cm = 0,25 m
Ditanya : P = …. ?
Jawab
C3
Mendeskripsikan
fungsi dan bagian alat
optik kamera
13.
Pada gambar di atas, bagian
kamera yang berfungsi mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke
kamera di tunjukkan oleh
nomor….
C
Diafragma adalah bagian di kamera
berupa celah yang berfungsi
mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke kamera. Pada gambar disamping,
diafragma di tunjukkan oleh no.2
C2 1
4
2
3
117
A. 4
B. 3
C. 2
D. 1
Memahami beberapa
cacat mata dan
penggunaan kaca
mata
14.
Sinar – sinar bias berpotongan
tampak seperti gambar, maka
mata tersebut termasuk mata….
A. Presbiopi
B. Hipermetropi
C. Miopi
D. Normal
B
Gambar di samping menunjukkan
bayangan benda jatuh di belakang
retina yang di sebut dengan istilah
hipermetropi
C2
Menentukan titik fokus
pada penderita miopi
dan hipermetropi
15. Seorang penderita miopi
memiliki kacamata dengan
kekuatan
dioptri. Tentukan
titik terjauhnya !
A. 2 m
B. 6 m
C. 5 m
D. 4 m
D
Penjelasan :
P =
=
4 m
C3
118
Memahami
pembentukan bayangan
benda yang dihasilkan
mata
16. Bayangan yang terbentuk pada
retina akan membentuk bayangan
….
A. nyata, terbalik, diperkecil
B. maya, tegak, diperbesar
C. nyata, terbalik, diperbesar
D. maya, terbalik, diperkecil
A
Penjelasan : Bayangan yang di
tangkap oleh mata jatuh tepat di
retina bersifat nyata, terbalik, dan di
perkecil
C1
Menentukan kekuatan
lensa kacamata pada
penderita miopi dan
hipermetropi
17. Seorang miopi memiliki
kemampuan melihat paling jauh
pada jarak 4 m. Maka,
kekuatan kacamata tersebut
adalah….
A.
dioptri
B. -
dioptri
C. -
dioptri
D.
dioptri
C
Diket. PR = 4 m
Dit. P = ….?
Jawab
C3
Menentukan titik fokus
pada penderita miopi
dan hipermetropi
18. Rani seorang penderita cacat
hipermetropi, ia menggunakan
kacamata berkekuatan 2 dioptri.
Tentukan titik dekat orang
tersebut !
A. 2 m
B.
m
C. 4 m
D.
m
B Penjelasan :
Diket. P = 2 dioptri
Dit. PP =…..?
Jawab.
P =
,
C3
119
Menentukan perbesaran
pada alat optik
mikroskop
19. Perbesaran mikroskop 20 kali.
Jika perbesaran lensa okuler 4
kali, tentukan perbesaran lensa
objektif!
A. 80 kali
B. 24 kali
C. 5 kali
D. 10 kali
C
Diket. M = 20 kali
Mok = 4 kali
Dit. Mob = ….?
Jawab
M = Mob x Mok
20 = Mob x 4
Mob =
5 kali
C3
Mengidentifikasi
penerapan berbagai alat
optik dalam kehidupan
sehari – hari.
20. Alat optik yang di gunakan
untuk melihat benda – benda kecil
seperti penampang sel adalah…
A. lup
B. mikroskop
C. kamera
D. teropong
B
Penjelasan :
A. Lup merupakan alat yang dapat
memperbesar sudut pandang
sehingga benda – benda kecil tampak
lebih besar
B. Mikroskop dapat melihat benda –
benda sangat kecil. Seperti benda
renik
C. Kamera berfungsi untuk
menangkap dan menyimpan gambar
obyek
D. Teropong digunakan untuk
melihat benda – benda obyek dari
jarak yang jauh.
C1
120
Memahami prinsip kerja
kamera
21. Bagian pada kamera yang
berperan sama dengan retina mata
adalah….
A. film
B. celah diafragma
C. lensa
D. shutter
. C
Lensa positif pada kamera memiliki
fungsi yang sama dengan lensa mata,
yaitu menangkap bayangan
C1
Memahami
pembentukan bayangan
pada alat optik
22. Rahma memiliki kemampuan
melihat paling jauh pada jarak 3
m. Tentukankekuatan
kacamatanya!
dioptri
dioptri
dioptri
dioptri
B
Penjelasan :
Dietahui : S’ = - 3 m
S =
Ditanya : P = …. ?
Jawab
C3
Memahami prinsip kerja
alat optik lup
23.Untuk memperoleh perbesaran
maksimum,benda yang diamati
dengan menggunakan lup harus
diletakkan ….
A. tepat di titik fokus
B.
Penjelasan : Untuk memperoleh
perbesaran maksimum, maka benda
harus di letakkan antara titik fokus
dan lensa.
C1
121
B. antara titik fokus dan lensa
C. di belakang lensa
D. antara titik pusat dan 2 kali
fokus
Menentukan panjang
fokus pada alat optik
lup
24. Sebuah lup memiliki kekuatan
40 dioptri. Maka panjang
fokusnya adalah….
A. 4,0 cm
B. 3,5 cm
C. 3,0 cm
D. 2,5 cm
D
Diket. P = 40 D
Dit. f =….?
Jawab
C3
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
lup
25. Alat yang dapat memperbesar
sudut pandang sehingga benda –
benda kecil tampak lebih besar
adalah ….
A. teropong bumi
B. kamera
C. lup
D. teropong bintang
C
A. Teropong digunakan untuk
melihat benda – benda obyek dari
jarak yang jauh dipermukaan bumi.
B. Kamera berfungsi untuk
menangkap dan menyimpan gambar
obyek
C. Lup merupakan alat yang dapat
C1
122
memperbesar sudut pandang
sehingga benda – benda kecil tampak
lebih besar adalah
D. Teropong digunakan untuk
melihat benda – benda obyek dari
jarak yang jauh di angkasa
Menentukan perbesaran
pada alat optik teropong
26. Teropong bintang mempunyai
fokus obyektif 1,5 meter dan
fokus okuler 10 cm. perbesaran
teropong tersebut adalah….
A. 10 kali
B. 12 kali
C. 15 kali
D. 20 kali
C Penjelasan :
Diketahui :
Ditanya : M =….?
Jawab
C3
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
mikroskop
27. Perhatikan gambar dibawah
ini !
D
Penjelasan :
1. lensa cekung
2. lensa obyektif
3. meja preparat
4. pengatur kasar
C2 1
2
3
4
123
Bagian mikroskop yang berfungsi
untuk mengatur kedudukan lensa
objektif terhadap objek yang
dilihat ditunjukkan oleh nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Menentukan perbesaran
pada alat optik lup,
kamera dan mikroskop
28. Sebuah lup digunakan untuk
mengamati tulisan yang tertera
pada sebuah peta. Bila keadaan
mata pada saat mengamati tulisan
tersebut adalah berakomodasi
maksimum dan jarak fokus lensa
adalah 5 cm, maka perbesaran
bayangannya adalah….
A. 5 kali
B. 6 kali
C. 7 kali
D. 8 kali
B
Diketahui : f = 5 cm
Ditanya : M = …. ?
Jawaban
M =
+ 1
M= 5 +1
M= 6 kali
C3
Menentukan panjang
fokus teropong bintang
29. Sebuah teropong bintang
mempunyai perbesaran 40 kali.
Jika fokus lensa objektifnya 800
cm, tentukan fokus lensa
okulernyanya !
A. 10 cm C.30 cm
B. 20 cm D. 40 cm
B Diket. M = 40 kali
fob= 800 kali
Dit. fok = ….?
Jawab
fok =
=
= 20 cm
C3
124
Memahami prinsip
kerja alat optik
30. Kemampuan lensa mata
menjadi lebih tebal atau tipis
disebut….
A. daya elastis
B. daya lensa
C. daya optik
D. daya akomodasi
D
Penjelasan :
Daya akomodasi mata adalah
kemampuan lensa mata untuk
menebal dan menipis.
Lensa mata akan menipis bila
melihat benda yang menjauh
Lensa mata akan menebal bila
melihat benda yang mendekat
C1
Memahami
pembentukan bayangan
benda yang dihasilkan
mata
31. Prinsip pembentukan
bayangan pada mata mirip dengan
pembentukan bayangan pada ….
A. kamera
B. lup
C. mikroskop
D. proyektor
A
Penjelasan :
prinsip kerja kamera sama dengan
mata. Elemen dasar lensa kamera
yaitu: lensa cembung, celah
diafragma, dan film. Ketiga
komponen tersebut memiliki kerja
yang sama dengan, lensa mata, pupil
dan retina.
Objek yang akan difoto harus
berada persis di depan lensa. Ketika
diafragma dibuka, cahaya yang
melewati objek masuk melalui
celah diafragma menuju lensa mata,
dan lensa mata akan membentuk
suatu bayangan pada benda.
C1
125
Mendeskripsikan
fungsi dan bagian alat
optik teropong
32. Berikut ini alasan- alasan
digunakannya cermin pada
teropong pantul astronomi :
1) Harganya ekonomis karena
lebih murah dari lensa
2) Tidak mengalami penguraian
warna seperti pada lensa
sehingga obyek menjadi lebih
jelas
3) Dalam ukuran yang sama
beratnya lebih ringan
dibandingkan lensa sehingga
mudah dipasang
4) Tidak mudah pecah
dibandingkan lensa
Pernyataan yang benar adalah….
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 4
D. 1, 2, 3, dan 4
A
Beberapa kelebihan cermin sehingga
digunakan sebagai pengganti lensa
yaitu : cermin tidak mengalami
penguraian warna, cermin lebih
mudah dibuat dan murah daripada
lensa, dan cermin lebih ringan
daripada lensa sehingga mudah
dipasang.
C1
Memahami prinsip kerja
alat optik lup
33.Berikut adalah Pernyataan
akibat penggunaan lup dengan
keadaan mata berakomodasi
maksimum.
1) Mata cepat lelah
2) Mata tidak cepat lelah
3) Perbesaran berkurang
4) Perbesaran bertambah
C
Penjelasan :
Mata akan cepat lelah karena obyek
pada titik dekatnya bekerja
maksimum untuk menekan lensa
agar berbentuk secembung-
cembungnya. Dan pada saat mata
mata bekerja maksimum maka obye
C2
126
Pernyataan yang tepat adalah….
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
yang dihasilkan kan pun maksimal (
bertambah besar )
Menentukan perbesaran
pada alat optik kamera
34. Sebuah benda terletak 4m di
depan kamera yang mempunyai
fokus 4cm. bayangan pada film
akan diperkecil hingga … kali
A. 1/99
B. 1/100
C. 1/101
D. 1/200
E. 1/400
B
Diket. S = 4m = 400 cm
F = 4 cm
Dit. M = ….?
=
S’=
C3
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
teropong
35. Fungsi lensa pembalik pada
teropong bumi adalah….
A. meluruskan bayangan yang
mengenai lensa pembalik
B. membelokkan bayangan
C. membalik bayangan dari
lensa obyektif
D. mengembalikan bayangan
seperti semula
C
Lensa pembalik pada teropong bumi
berfungsi untuk membalikkan
bayangan benda dari lensa obyektif,
sehingga bayangan bersifat tegak.
C1
M =
=
= 1/99 kali
127
Menentukan panjang
fokus lensa pada alat
optik teropong
36. Sebuah teropong bintang
mempunyai perbesaran 40 kali.
Jika lensa okulernya 20 cm,
tentukan fokus lensanya….
A. 800 cm
B. 200 cm
C. 2 cm
D. 8 cm
A
Diket. M = 40 kali
Fok =20 cm
Dit. Fob =….?
Jawab
M =
40 =
fob = 40 x 20 = 800 cm
C3
Menentukan panjang
teropong bintang
37.Sebuah teropong bintang
mempunyai lensa obyektif dengan
jarak fokus 20 cm dan lensa
okuler dengan jarak fokus 30 cm.
panjang teleskop tersebut
adalah…..
A. 10 cm C. 50 cm
B. 40 cm D. 60cm
C
Diket. fob = 20 cm
fok = 30 cm
Dit. d = ….?
Jawab d = fob + fok
= 20 + 30
= 50 cm
C3
Mendeskripsikan fungsi
dan bagian alat optik
38. Lensa pembalik dipasang pada
alat optik….
A. mikroskop
B. teropong bumi
C. teropong bintang
D. kamera
B
Teropong bumi memiliki 3 lensa
positif, yaitu lensa objektif, lensa
pembalik dan lensa okuler .
Teropong bumi memiliki lensa
pembalik karena digunakan untuk
melihat objek yang jauh di
permukaan bumi sehingga bayangan
bend bersifat tegak
C2
128
Memahami prinsip
kerja alat optik
periskop
39. Alat optik yang dimanfaatkan
oleh kapal selam adalah …..
A. teropong
B. kacamata
C. periskop
D. proyektor
C
Periskop di manfaatkan untuk kapal
selam karena berfungsi untuk
melihat permukaan laut tanpa
memunculkan badan kapal selam.
Sebuah periskop terdiri atas dua buah
lensa cembung sebagai lensa objektif
dan lensa okuler serta dua buah
prisma siku-siku sama kaki. Ketika
seberkas cahaya mengenai lensa
objektif, cahaya tersebut akan
diteruskan menuju prisma siku-siku
pertama. Prisma siku-siku pertama
akan memantulkan berkas cahaya
tersebut menuju ke prisma siku-siku
kedua. Berkas cahaya yang
menembus prisma siku-siku kedua
akan diteruskan ke lensa okuler.
C1
Memahami prinsip kerja
alat optik lup
40. Alat optik yang dimanfaatkan
oleh tukang reparasi jam
adalah….
A. mikroskop
B. lup
C. teropong
D. kamera
B
Karena tukang reparasi jam
menggunakan lup untuk melihat
bagian2 kecil dari jam. (
membutuhkan pandangan yang lebih
besar dari benda aslinya )
C1
129
LAMPIRAN B. 2
SOAL VALIDITAS
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan memberikan tanda silang (x)!
1. Alat optik alami adalah ….
A. lup
B. mata
C. otak
D. kacamata
2. Bagian mata yang berfungsi
sebagai tempat pembentukan
bayangan adalah ....
A. pupil
B. lensa
C. kornea
D. retina
3.
Berdasarkan gambar di atas
kacamata tersebut dapat
menanggulangi penderita….
A. miopi
B. hipermetropi
C. presbiopi
D. astigmatisme
4. Penderita hipermetropi harus
dibantu dengan lensa cembung
karena….
A. lensa cembung memiliki
sifat mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda
dapat jatuh tepat di retina.
B. lensa cembung memiliki
sifat menyebarkan cahaya,
sehingga bayangan benda
jatuh tepat di retina.
C. lensa cembung memiliki
sifat menyebarkan cahaya,
sehingga bayangan benda
jatuh di depan retina
D. lensa cembung memiliki
sifat mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda
jatuh di belakang retin
5. Seorang kakek tidak dapat
melihat benda yang memiliki
jarak terlalu dekat ataupun
terlalu jauh. Maka kakek
tersebut dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata ….
A. lensa cembung
B. lensa cekung
C. lensa silindris
D. lensa rangkap
6. Saat menunggu bus di halte,
mobil yang berada pada jarak
yang jauh kita dapat melihatnya
dengan keadaan mata memipih.
Hal tersebut merupakan
peristiwa berdasarkan cara kerja
….
A. rabun jauh
B. daya akomodasi
C. rabun dekat
D. rabun senja
7. Perhatikangambarberikut!
130
Pembentukkan bayangan pada
gambar di atas
menunjukkanproses melihat
pada penderita ….
A. miopi
B. hipermetropi
C. presbiopi
D. katarak
8. Seseorang memakai kacamata -
1,5 dioptri. Tentukan jarak
terjauh yang dapat dilihat orang
tersebut jika tidak menggunakan
kacamata !
A. 0,60 cm
B. 0,50 cm
C. 0,67 cm
D. 0,76 cm
9. Seorang Kakek yang menderita
rabun dekat hendak membaca
koran pada jarak baca 25 cm.
bila titik dekat mata kakek 50
cm, maka ukuran lensa kacamata
yang digunakan adalah….
A. 4 dioptri
B. 2 dioptri
C. 0,5 dioptri
D.2,5 dioptri
10. Hani memiliki titik jauh 400 cm.
Kekuatan kaca mata yang harus
dipakai agar bisa melihat secara
normal adalah …
A. -
B. -
C.
D .
11. Penderita rabun dekat dapat
ditolong dengan memakai
kacamata berlensa …..
A. cekung
B. bivokap
C. cembung
D. silindris
12. Seorang penderita hipermetropi
memiliki titik dekat 40 cm.
Tentukan kekuatan kacamata
agar ia dapat melihat normal !
A. 1 dioptri
B. 1,5 dioptri
C. 2 dioptri
D. 2,5 dioptri
13.
Pada gambar di atas, bagian
kamera yang berfungsi mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke
kamera di tunjukkan oleh
nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
14.
Sinar – sinar bias berpotongan
tampak seperti gambar, maka mata
tersebut termasuk mata….
1 4
2
3
131
A. Presbiopi
B. Hipermetropi
C. Miopi
D. Normal
15. Seorang penderita miopi
memiliki kacamata dengan
kekuatan
dioptri. Tentukan
titik terjauhnya !
A. 2 m C. 5 cm
B. 4 m D. 6 cm
16. Bayangan yang terbentuk pada
retina akan membentuk
bayangan ….
A. nyata, terbalik, diperkecil
B. maya, tegak, diperbesar
C. nyata, terbalik, diperbesar
D. maya, terbalik, diperkecil
17. Seorang miopi memiliki
kemampuan melihat paling jauh
pada jarak 4 m. Maka,kekuatan
kacamata tersebut adalah….
A.
dioptri
B. -
dioptri
C. -
dioptri
D.
dioptri
18. Rani seorang penderita cacat
hipermetropi, ia menggunakan
kacamata berkekuatan 2 dioptri.
Tentukan titik dekat orang
tersebut !
A. 2 m
B.
m
C. 4 m
D.
m
19. Perbesaran mikroskop 20 kali.
Jika perbesaran lensa okuler 4
kali, tentukan perbesaran lensa
objektif!
A. 80 kali
B. 24 kali
C. 5 kali
D. 10 kali
20. Alat optik yang di gunakan
untuk melihat benda – benda
kecil seperti penampang sel
adalah…
A. lup
B. mikroskop
C. kamera
D. teropong
21. Bagian pada kamera yang
berperan sama dengan retina
mata adalah….
A. film
B. celah diafragma
C. lensa
D. shutter
22. Rahma memiliki kemampuan
melihat paling jauh pada jarak 3
m. Tentukankekuatan
kacamatanya!
dioptri
dioptri
dioptri
dioptri
23. Untuk memperoleh perbesaran
maksimum,benda yang diamati
dengan menggunakan lup harus
diletakkan ….
A. tepat di titik fokus
B. antara titik fokus dan lensa
C. di belakang lensa D. antara titik pusat dan 2 kali
fokus
24. Sebuah lup memiliki kekuatan
40 dioptri. Maka panjang
fokusnya adalah….
A. 4,0 cm C. 3,0 cm
B. 3,5 cm D. 2,5 cm
132
25. Alat yang dapat memperbesar
sudut pandang sehingga benda –
benda kecil tampak lebih besar
adalah ….
A. mikroskop
B. kamera
C. lup
D. teropong
26. Teropong bintang mempunyai
fokus obyektif 1,5 meter dan
fokus okuler 10 cm. perbesaran
teropong tersebut adalah….
A. 10 kali
B. 12 kali
C. 15 kali
D. 20 kali
27. Perhatikan gambar di bawah ini
!
Bagian mikroskop yang
berfungsi untuk mengatur
kedudukan lensa
objektifterhadap objek yang
dilihat ditunjukkan oleh
nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
28. Sebuah lup digunakan untuk
mengamati tulisan yang tertera
pada sebuah peta. Bila keadaan
mata pada saat mengamati
tulisan tersebut adalah
berakomodasi maksimum dan
jarak fokus lensa adalah 5 cm,
maka perbesaran bayangannya
adalah….
A. 5 kali
B. 6 kali
C. 7 kali
D. 8 kali
29. Perbesaran mikroskop 20 kali.
Jika perbesaran lensa okuler 4
kali, berapa perbesaran
lensa objektif…
A. 5 kali
B. 10 kali
C. 20 kali
D. 40 kali
30. Kemampuan lensa mata menjadi
lebih tebal atau tipis disebut….
A. daya elastis
B. daya lensa
C. daya optik
D. daya akomodasi
31. Prinsip pembentukan bayangan
pada mata mirip dengan
pembentukan bayangan pada ….
A. kamera
B. lup
C. mikroskop
D. proyektor
32. Berikut ini alasan- alasan
digunakannya cermin pada
teropong pantul astronomi :
1) Harganya ekonomis karena
lebih murah dari lensa
2) Tidak mengalami
penguraian warna seperti
pada lensa sehingga obyek
menjadi lebih jelas
3) Dalam ukuran yang sama
beratnya lebih ringan
dibandingkan lensa
sehingga mudah dipasang
1
2
3 4
133
4) Tidak mudah pecah
dibandingkan lensa
Pernyataan yang benar adalah….
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 4
D. 1, 2, 3, dan 4
33. Sebuah teropong bintang
mempunyai perbesaran 40 kali.
Jika lensa okulernya 20 cm,
tentukan fokus lensanya….
A. 800 cm
B. 200 cm
C. 2 cm
D. 8 cm
34. Sebuah benda terletak 4m di
depan kamera yang mempunyai
fokus 4cm. bayangan pada film
akan diperkecil hingga … kali
A. 1/99
B. 1/100
C. 1/200
D. 1/400
35. Fungsi lensa pembalik pada
teropong bumi adalah….
A. meluruskan bayangan yang
mengenai lensa pembalik
B. membelokkan bayangan
C. membalik bayangan dari
lensa obyektif
D. mengembalikan bayangan
seperti semula
36. Sebuah teropong bintang
mempunyai lensa obyektif
dengan jarak fokus 20 cm dan
lensa okuler dengan jarak fokus
30 cm. panjang teleskop tersebut
adalah…..
A. 10 cm
B. 40 cm
C. 50 cm
D. 60 cm
37. Sebuah teropong bintang
mempunyai perbesaran 40 kali.
Jika lensa okulernya 20 cm,
tentukan fokus lensanya….
A. 800 cm
B. 200 cm
C. 2 cm
D. 8 cm
38. Lensa pembalik dipasang pada
alat optik….
A. mikroskop
B. teropong bumi
C. teropong bintang
D. kamera
39. Alat optik yang dimanfaatkan
oleh kapal selam adalah …..
A. teropong
B. kacamata
C. periskop
D. proyektor
40. Alat optik yang dimanfaatkan
oleh tukang reparasi jam
adalah….
A. mikroskop
B. lup
C. teropong
D. kamera
134
LAMPIRAN B. 3
Jawaban Validitas
1. B 11. C 21. C 31. A
2. D 12. B 22. B 32. A
3. A 13. C 23. B 33. C
4. A 14. B 24. D 34. B
5. D 15. D 25. C 35. C
6. B 16. A 26. C 36. A
7. A 17. C 27. D 37. C
8. C 18. B 28. B 38. B
9. B 19.C 29. B 39.C
10. B 20.B 30. D 40. B
135
LAMPIRAN B. 4
UJI VALIDITAS
NO. NAMA
BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
2 Siswa 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
3 Siswa 3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
4 Siswa 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
5 Siswa 5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
6 Siswa 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
7 Siswa 7 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
8 Siswa 8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Siswa 9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
10 Siswa 10 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
11 Siswa 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 Siswa 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
13 Siswa 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 Siswa 14 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
15 Siswa 15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
16 Siswa 16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
17 Siswa 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 Siswa 18 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
19 Siswa 19 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 Siswa 20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
136
21 Siswa 21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
22 Siswa 22 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23 Siswa 23 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
24 Siswa 24 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
25 Siswa 25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
26 Siswa 26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X 25 12 18 13 15 14 21 19 12 17 16 17 13 9 16 12 15 16 23 18
P 0,962 0,4615 0,69 0,5 0,58 0,54 0,81 0,73 0,46 0,65 0,62 0,65 0,5 0,35 0,62 0,46 0,58 0,62 0,885 0,69
Q 0,038 0,5385 0,31 0,5 0,42 0,46 0,19 0,27 0,54 0,35 0,38 0,35 0,5 0,65 0,38 0,54 0,42 0,38 0,115 0,31
SD 5,562 5,56 5,56 5,562 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56
Mt 24,42307692
Mp 24,64 27,17 26,5 26,46 25,3 26,5 25 24,8 25,3 25,1 26,3 26,5 26,9 28,1 25,7 26,5 25,7 26,3 25,21 25,9
rpbi 0,195 0,4572 0,56 0,366 0,18 0,4 0,19 0,12 0,15 0,15 0,42 0,51 0,45 0,48 0,29 0,35 0,27 0,42 0,392 0,41
rtabel 0,361
uji Hipotesis
tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
137
BUTIR SOAL xt x2
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 26 676
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 20 400
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 29 841
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 23 529
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 20 400
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 27 729
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 28 784
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 26 676
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 20 400
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 1369
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 26 676
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 441
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 36 1296
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 24 576
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 14 196
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16 256
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 26 676
138
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 21 441
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 21 441
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 22 484
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
19 16 10 14 16 19 16 8 11 21 16 19 14 17 19 13 16 9 16 25 635 16333
0,73 0,62 0,38 0,54 0,62 0,73 0,62 0,31 0,423 0,808 0,615 0,73 0,54 0,654 0,73 0,5 0,62 0,346 0,62 0,962
0,27 0,38 0,62 0,46 0,38 0,27 0,38 0,69 0,577 0,192 0,385 0,27 0,46 0,346 0,27 0,5 0,38 0,654 0,38 0,038
5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56 5,56
24,42307692
26 26,3 27,6 23,3 25,3 25,8 24,9 26 26,18 24,57 26,13 25,8 26,6 25,88 24,6 28,46 24,4 27,67 26,6 24,46
0,45 0,42 0,45
-
0,22 0,19 0,42 0,12 0,19 0,271 0,054 0,388 0,41 0,43 0,36 0,06 0,726 0 0,425 0,5 22
0,36
tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
139
LAMPIRAN B. 5
UJI REABILITAS
NO. NAMA
BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
2 Siswa 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
3 Siswa 3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
4 Siswa 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
5 Siswa 5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
6 Siswa 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
7 Siswa 7 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
8 Siswa 8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Siswa 9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
10 Siswa 10 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
11 Siswa 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 Siswa 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
13 Siswa 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 Siswa 14 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
15 Siswa 15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
16 Siswa 16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
17 Siswa 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 Siswa 18 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
19 Siswa 19 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 Siswa 20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
140
21 Siswa 21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
22 Siswa 22 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23 Siswa 23 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
24 Siswa 24 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
25 Siswa 25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
26 Siswa 26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
jumlah 25 12 18 13 15 14 21 19 12 17 16 17 13 9 16 12 15 16 23 18
p 0,962 0,462 0,692 0,5 0,577 0,538 0,808 0,731 0,462 0,654 0,615 0,654 0,5 0,346 0,615 0,462 0,577 0,615 0,885 0,692
q 0,038 0,538 0,308 0,5 0,423 0,462 0,192 0,269 0,538 0,346 0,385 0,346 0,5 0,654 0,385 0,538 0,423 0,385 0,115 0,308
pq 0,037 0,2485 0,213 0,25 0,2441 0,2485 0,1553 0,1967 0,2485 0,2263 0,2367 0,2263 0,25 0,2263 0,2367 0,2485 0,2441 0,2367 0,1021 0,213
∑Pq 8,581360947
SD 5,562
r11 0,752
kriteria tinggi
141
BUTIR SOAL
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
142
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16 256
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 26 676
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 21 441
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 21 441
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 22 484
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
19 16 10 14 16 19 16 8 11 21 16 19 14 17 19 13 16 9 16 25 635 403225
0,731 0,615 0,385 0,538 0,615 0,731 0,615 0,308 0,423 0,808 0,615 0,731 0,538 0,654 0,731 0,5 0,615 0,346 0,615 0,962 24,42 596,49
0,269 0,385 0,615 0,462 0,385 0,269 0,385 0,692 0,577 0,192 0,385 0,269 0,462 0,346 0,269 0,5 0,385 0,654 0,385 0,038
0,1967 0,2367 0,2367 0,2485 0,2367 0,1967 0,2367 0,213 0,2441 0,1553 0,2367 0,1967 0,2485 0,2263 0,1967 0,25 0,2367 0,2263 0,2367 0,037
8,581360947
5,562
0,752
Tinggi
143
LAMPIRAN B.6
UJI TARAF KESUKARAN
NO. NAMA
BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
2 Siswa 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
3 Siswa 3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
4 Siswa 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
5 Siswa 5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
6 Siswa 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
7 Siswa 7 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
8 Siswa 8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Siswa 9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
10 Siswa 10 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
11 Siswa 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 Siswa 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
13 Siswa 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 Siswa 14 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
15 Siswa 15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
16 Siswa 16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
17 Siswa 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 Siswa 18 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
19 Siswa 19 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 Siswa 20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
144
21
Siswa
21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
22
Siswa
22 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23
Siswa
23 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
24
Siswa
24 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
25
Siswa
25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
26
Siswa
26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
jumlah 25 12 18 13 15 14 21 19 12 17 16 17 13 9 16 12 15 16 23 18
TK 0,9615 0,4615 0,6923 0,5 0,5769 0,5385 0,8077 0,7308 0,4615 0,6538 0,6154 0,6538 0,5 0,3462 0,6154 0,4615 0,5769 0,6154 0,8846 0,6923
Kriteria mudah sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah sedang
145
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 xt xt2
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 26 676
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 20 400
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 29 841
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 23 529
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 20 400
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 27 729
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 28 784
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 19 361
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 26 676
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 20 400
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 1369
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 26 676
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 441
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 36 1296
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 24 576
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 14 196
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 16 256
146
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 26 676
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 21 441
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 21 441
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 22 484
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
19 16 10 14 16 19 16 8 11 21 16 19 14 17 19 13 16 9 16 25 635 403225
0,7308 0,6154 0,3846 0,5385 0,6154 0,7308 0,6154 0,3077 0,4231 0,8077 0,6154 0,7308 0,5385 0,6538 0,7308 0,5 0,6154 0,3462 0,6154 0,9615
mudah sedang sedang sedang sedang mudah sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang mudah
147
LAMPIRAN B.7
Uji Daya Pembeda
Responden No. Soal (x)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kelompok siswa 14 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
atas siswa 16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
siswa 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
siswa 18 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
siswa 21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
siswa 22 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
siswa 26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tidak siswa 15 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
Dimasuk- siswa 23 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
Kan siswa24 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
dalam siswa 25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
perhitungan Siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
Siswa 4 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
Siswa 5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0
Siswa 7 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
Siswa 8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Siswa 10 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
Siswa 12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
Siswa 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
kelompok siswa 19 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
148
bawah siswa 20 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
Siswa 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
Siswa 3 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
Siswa 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
Siswa 9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
Siswa 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Jumlah 21 10 16 10 11 12 17 15 9 12 12 15 13 8 14 11 13 15 19 14
BA 7 6 7 4 5 5 5 5 3 5 5 6 5 3 5 5 5 6 7 6
JA 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
PA 1 0,85714 1 0,57143 0,71429 0,7143 0,7143 0,71429 0,4286 0,71429 0,71429 0,85714 0,7143 0,4286 0,71429 0,71429 0,7143 0,8571 1 0,85714
BB 6 2 2 3 5 3 6 5 3 6 4 2 1 1 3 2 2 2 5 5
JB 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
PB 0,85714 0,28571 0,28571 0,42857 0,71429 0,4286 0,8571 0,71429 0,4286 0,85714 0,57143 0,28571 0,1429 0,1429 0,42857 0,28571 0,2857 0,2857 0,71429 0,71429
D 0,14286 0,57143 0,71429 0,14286 0 0,2857 -0,143 0 0 -0,1429 0,14286 0,57143 0,5714 0,2857 0,28571 0,42857 0,4286 0,5714 0,28571 0,14286
Jelek baik baik jelek sangat cukup sangat sangat sangat Sangat jelek baik baik cukup cukup baik baik baik cukup jelek
sekali jelek jelek jelek jelek Jelek
149
Butir Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
150
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
18 15 10 11 13 17 12 8 10 17 13 15 11 16 15 12 13 9 15 20
5 6 5 5 4 5 3 1 2 5 5 5 6 6 5 4 5 5 6 7
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
0,7143 0,8571 0,7143 0,7143 0,5714 0,7143 0,4286 0,1429 0,2857 0,7143 0,7143 0,7143 0,8571 0,8571 0,7143 0,5714 0,7143 0,7143 0,8571 1
2 2 0 5 4 3 5 1 2 5 4 4 3 2 6 1 4 0 1 6
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
0,2857 0,2857 0 0,7143 0,5714 0,4286 0,7143 0,1429 0,2857 0,7143 0,5714 0,5714 0,4286 0,2857 0,8571 0,1429 0,5714 0 0,1429 0,8571
0,4286 0,5714 0,7143 0 0 0,2857 -0,286 0 0 0 0,1429 0,1429 0,4286 0,5714
-
0,1429 0,4286 0,1429 0,7143 0,7143 0,1429
baik baik baik sangat sangat cukup sangat sangat sangat sangat jelek jelek baik baik sangat baik jelek baik baik jelek
sekali jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek sekali sekali
151
LAMPIRAN B.8
REKAPITULASI UJI COBA INSTRUMEN SOAL
No. Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Keputusan
rpbi Kriteria r11 Kriteria P Kriteria DP Kriteria
1 0,2 Tidak Valid
0.752 Tinggi
0,962 Mudah 0,143 Jelek Ditolak Dibuang
2 0,457 Valid 0,462 Sedang 0,57 Baik Diterima Dipakai
3 0,56 Valid 0,692 Sedang 0,71 Baik Sekali Diterima Dipakai
4 0,37 Valid 0,5 Sedang 0,143 Jelek Diterima Dipakai
5 0,18 Tidak Valid 0,577 Sedang 0 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
6 0,4 Valid 0,538 Sedang 0,29 Cukup Diterima Dipakai
7 0,2 Tidak Valid 0,808 Mudah -0,1 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
8 0,12 Tidak Valid 0,731 Mudah 0 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
9 0,15 Tidak Valid 0,462 Sedang 0 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
10 0,15 Tidak Valid 0,654 Sedang -0,14 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
11 0,4 Valid 0,615 Sedang 0,14 Jelek Diterima Dipakai
12 0,5 Valid 0,654 Sedang 0,571 Baik Diterima Dipakai
13 0,4 Tidak Valid 0,5 Sedang 0,571 Baik Ditolak Dibuang
14 0,48 Tidak Valid 0,346 Sedang 0,286 Cukup Ditolak Dibuang
15 0,29 Tidak Valid 0,615 Sedang 0,286 Cukup Ditolak Dibuang
16 0,3 Tidak Valid 0,462 Sedang 0,429 Baik Ditolak Dibuang
17 0,27 Tidak Valid 0,577 Sedang 0,429 Baik Ditolak Dibuang
18 0,42 Valid 0,615 Sedang 0,571 Baik Diterima Dipakai
19 0,39 Valid 0,885 Mudah 0,286 Cukup Diterima Dipakai
20 0,41 Valid 0,692 Sedang 0,143 Jelek Diterima Dipakai
21 0,45 Valid 0,731 Mudah 0,429 Baik Diterima Dipakai
22 0,42 Valid 0,615 Sedang 0,571 Baik Diterima Dipakai
152
23 0,45 Valid 0,385 Sedang 0,714 Baik Sekali Diterima Dipakai
24 -0,2 Tidak Valid 0,538 Sedang 0 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
25 0,19 Tidak Valid 0,615 Sedang 0 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
26 0,42 Valid 0,731 Mudah 0,286 Cukup Diterima Dipakai
27 0,12 Tidak Valid 0,615 Sedang -0,286 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
28 0,19 Tidak Valid 0,308 Sedang 0 Sangat jelek Ditolak Dibuang
29 0,27 Tidak Valid 0,423 Sedang 0 Sangat jelek Ditolak Dibuang
30 0,05 Tidak Valid 0,808 Mudah 0 Sangat jelek Ditolak Dibuang
31 0,39 Valid 0,615 Sedang 0,143 Jelek Diterima Dipakai
32 0,41 Valid 0,731 Mudah 0,143 Jelek Diterima Dipakai
33 0,43 Valid 0,538 Sedang 0,429 Baik Diterima Dipakai
34 0,36 Tidak Valid 0,654 Sedang 0,571 Baik Ditolak Dibuang
35 0,06 Tidak Valid 0,731 Mudah -0,143 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
36 0,73 Valid 0,5 Sedang 0,429 Baik Diterima Dibuang
37 0 Tidak Valid 0,615 Sedang 0,143 Jelek Ditolak Dibuang
38 0,42 Valid 0,346 Sedang 0,714 Baik Sekali Diterima Dipakai
39 0,5 Tidak Valid 0,615 Sedang 0,714 Baik Sekali Ditolak Dibuang
40 22 Valid 0,962 Sedang 0,143 Jelek Diterima Dipakai
153
LAMPIRAN C
PERANGKAT INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN C. 1 : Soal Pretest-Posttest Konsep Alat Optik
LAMPIRAN C. 2 : Kunci Jawaban
154
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x)!
1. Bagian mata yang berfungsi
sebagai tempat pembentukan
bayangan adalah ....
a. pupil
b. lensa
c. kornea
d. retina
2.
Berdasarkan gambar di atas
kacamata tersebut dapat
menanggulangi penderita….
a. miopi
b. hipermetropi
c. presbiopi
d. astigmatism
3. Saat menunggu bus di halte, mobil
yang berada pada jarak yang jauh
kita dapat melihatnya dengan
keadaan mata memipih. Hal
tersebut merupakan peristiwa
berdasarkan cara kerja ….
a. rabun jauh
b. daya akomodasi
c. rabun dekat
d. rabun senja
4. Penderita rabun dekat dapat
ditolong dengan memakai kacamata
berlensa …..
a. cekung
b. bivokap
c. cembung
d. silindris
5. Seorang penderita hipermetropi
memiliki titik dekat 40 cm.
Tentukan kekuatan kacamata agar
ia dapat melihat normal !
a. 1 dioptri c. 2 dioptri
b. 1,5 dioptri d. 2,5 dioptri
6.
Pada gambar di atas, bagian
kamera yang berfungsi mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke
kamera di tunjukkan oleh
nomor….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
7. Penderita hipermetropi harus
dibantu dengan lensa cembung
karena….
A. lensa cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda
dapat jatuh tepat di retina.
B. lensa cembung memiliki sifat
menyebarkan cahaya, sehingga
bayangan benda jatuh tepat di
retina.
C. lensa cembung memiliki sifat
menyebarkan cahaya, sehingga
bayangan benda jatuh di depan
retina
D. lensa cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya,
sehingga bayangan benda jatuh
di belakang retina
8.
Sinar – sinar bias berpotongan
tampak seperti gambar, maka mata
tersebut termasuk mata….
A. Presbiopi C. Miopi
B. Hipermetropi D. Normal
1 4
2
3
155
9. Rani seorang penderita cacat
hipermetropi, ia menggunakan
kacamata berkekuatan 2 dioptri.
Tentukan titik dekat orang tersebut
!
a. 2 m
b.
m
c. 4 m
d.
m
10. Perbesaran mikroskop 20 kali. Jika
perbesaran lensa okuler 4 kali,
tentukan perbesaran lensa objektif!
a. 80 kali
b. 24 kali
c. 5 kali
d. 10 kali
11. Alat optik yang di gunakan untuk
melihat benda – benda kecil seperti
penampang sel adalah…
a. lup
c. kamera
b. mikroskop
d. teropong
12. Rahma memiliki kemampuan
melihat paling jauh pada jarak 3 m.
Tentukankekuatan kacamatanya!
dioptri
dioptri
dioptri
dioptri
13. Untuk memperoleh perbesaran
maksimum,benda yang diamati
dengan menggunakan lup harus
diletakkan ….
a. tepat di titik fokus
b. antara titik fokus dan lensa
c. di belakang lensa
d. antara titik pusat dan 2 kali
fokus
14. Berikut adalah pernyataan akibat
penggunaan lup dengan keadaan
mata berakomodasi maksimum.
1) Mata cepat lelah
2) Mata tidak cepat lelah
3) Perbesaran berkurang
4) Perbesaran bertambah
Pernyataan yang tepat adalah….
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
15. Prinsip pembentukan bayangan
pada mata mirip dengan
pembentukan bayangan pada ….
a. kamera
b. lup
c. mikroskop
d. proyektor
16. Bagian pada kamera yang berperan
sama dengan retina mata adalah….
A. film
B. celah diafragma
C. lensa
D. shutter
17. Lensa pembalik dipasang pada alat
optik….
a. mikroskop
b. teropong bumi
c. teropong bintang
d. kamera
18. Sebuah teropong bintang
mempunyai perbesaran 40 kali. Jika
lensa okulernya 20 cm, tentukan
fokus lensanya….
a. 800 cm c. 2 cm
b. 200 cm d. 8 cm
19. Teropong bintang mempunyai
fokus obyektif 1,5 meter dan fokus
okuler 10 cm. perbesaran teropong
tersebut adalah….
a. 10 kali
b. 12 kali
c. 15 kali
d. 20 kali
20. Alat optik yang dimanfaatkan oleh
tukang reparasi jam adalah….
A. mikroskop
B. lup
C. teropong
D. kamera
156
Lampiran C.2
KUNCI JAWABAN
1.D 11. B
2.B 12. B
3.B 13. B
4.C 14. C
5.B 15. A
6.B 16. A
7.A 17. B
8.B 18. A
9.B 19. C
10.C 20. B
157
LAMPIRAN D
HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN D. 1 : Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
LAMPIRAN D. 2 : Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
LAMPIRAN D. 3 : Uji Hipotesis
LAMPIRAN D. 4 : Rekapitulasi Lembar observasi dan Penilaian Mind
Mapping
158
Lampiran D. 1a
Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Uji normalitas menggunakan uji liliefors (Lo) dengan taraf signifikan 5 %,
dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = Lhitung > Ltabel, maka H0 diterima, dan
Jika Lo = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Data Hasil Pretest
30 35 45 45 50
30 35 45 45 50
35 35 45 45 55
35 40 45 50 55
Yi Fi Fk fi.Yi Yi – (Yi – )2 Fi.(Yi. )
2
30 2 2 60 -12.5 156.25 312.5
35 5 7 175 -7.5 56.25 281.25
40 1 8 40 -2.5 6.25 6.25
45 7 15 315 2.5 6.25 43.75
50 3 18 150 7.5 56.25 168.75
55 2 20 110 12.5 156.25 312.5
∑ 20 850 0 437.5 1125
1. Menentukan rata-rata (mean)
X =
=
= 42,5
2. Menetukan simpangan baku (SD)
SD = √
= √
= √
= √ = 7.695
3. Zi =
Zi, 1 =
Zi, 1 =
Zi, 1 =
Zi, 1 =
Zi, 1 =
159
Zi, 1 =
4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif = 0.5 + Ztabel
Nilai Zi negatif = 0.5 - Ztabel
F(Zi,1) = 0.5 – 0.4474 = 0.0526
F(Zi,2) = 0.5 – 0.3340 = 0.166
F(Zi,3) = 0.5 – 0.1255 = 0.3745
F(Zi,4) = 0.5 + 0.1255 = 0.6255
F(Zi,5) = 0.5 + 0.3340 = 0.8340
F(Zi,6) = 0.5 + 0.4474 = 0.9474
5. Menghitung S (Zi) =
S (Zi,1) =
S (Zi,2) =
S (Zi,3) =
S (Zi,4) =
S (Zi,5) =
S (Zi,6) =
6. Menghitung [ ] [ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
Tabel Uji Liliefors Yi fi Fk fi.Yi Yi- (Yi-
Fi.(Yi-
Zi=((yi-
/SDt) Z
tabel
F(Zi) S(Zi) | |
30 2 2 60 -12.5 156.25 312.5 -1.62 0.4474 0.0526 0.1 0.047
35 5 7 175 -7.5 56.25 281.25 -0.97 0.3340 0.166 0.35 0.184
40 1 8 40 -2.5 6.25 6.25 -0.32 0.1255 0.3745 0.4 0.026
45 7 15 315 2.5 6.25 43.75 0.32 0.1255 0.6255 0.75 0.1245
50 3 18 150 7.5 56.25 168.75 0.97 0.3340 0.8340 0.9 0.066
55 2 20 110 12.5 156.25 312.5 1.62 0.4474 0.9474 1 0.0526
20 850 0 437.5 1125
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo = 0.184, sedangkan tabel
liliefors untuk α =0.05 dan n=19 didapat nilai Ltabel=0.190. karena nilai Lo =
Lhitung<Ltabel, maka H0 diterima dan disimpulkan dta berdistribusi normal.
160
Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
Uji normalitas menggunakan uji liliefors (Lo) dengan taraf signifikan 5 %,
dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = Lhitung > Ltabel, maka H0 diterima, dan
Jika Lo = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Data Hasil Pretest
20 30 30 35 40
20 30 30 35 40
25 30 35 40 45
25 30 35 40 45
Yi Fi fk fi.Yi Yi – (Yi – )2 Fi.(Yi. )
2
20 2 2 40 -13 169 338
25 2 4 50 -8 64 128
30 6 10 180 -3 9 54
35 4 14 140 2 4 16
40 4 18 160 7 49 196
45 2 20 90 12 144 288
∑ 20 660 439 1020
1. Menentukan rata-rata (mean)
X =
=
= 33
2. Menetukan simpangan baku (SD)
SD = √
= √
= √
= √ = 7, 327
3. Zi =
Zi, 1 =
Zi, 2 =
Zi, 3 =
Zi, 4 =
Zi, 5 =
Zi, 6 =
161 4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif = 0.5 + Ztabel
Nilai Zi negatif = 0.5 - Ztabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0, 4616 = 0, 0384
F(Zi,2) = 0,5 – 0, 3621 = 0, 1379
F(Zi,3) = 0,5 – 0, 1591 = 0, 3409
F(Zi,5) = 0,5 + 0, 1064 = 0, 6064
F(Zi,6) = 0,5 + 0, 3315 = 0, 8315
F(Zi,7) = 0,5 + 0, 4495 = 0, 9495
5. Menghitung S (Zi) =
S (Zi,1) =
S (Zi,2) =
S (Zi,3) =
S (Zi,4) =
S (Zi,5) =
S (Zi,6) =
6. Menghitung [ ] [ ] | |
[ ] | |
[ ] | | 1591
[ ] | | 0936
[ ] | | 0685
[ ] | | 0505
Tabel Uji Liliefors Yi fi fk fi.Y
i Yi – (Yi –
)2
Fi.(Yi.
)2
Zi=((yi-
/SDt) Z tabel F(Zi) S(Zi) |
|
20 2 2 40 -13 169 338 -1,77 0,4614 0, 1
25 2 4 50 -8 64 128 -1,09 0,3621 0, 2
30 6 10 180 -3 9 54 -0,41 0,1591 0,5 1591
35 4 14 140 2 4 16 0,27 0,1064 0,7 0936
40 4 18 160 7 49 196 0,96 0,3315 0,9 0685
45 2 20 90 12 144 288 1,64 0,4495 1 0505
∑ 20 660 439 1020
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo = 0, 1591, sedangkan tabel
liliefors untuk α =0.05 dan n=19 didapat nilai Ltabel=0.190. karena nilai Lo =
Lhitung<Ltabel, maka H0 diterima dan disimpulkan dta berdistribusi normal.
162
LAMPIRAN D.1b
UJI HOMOGENITAS
A. Uji Homogenitas Pretest
1. Uji Homogenitas Pretest
Untuk menguji homogenitas varians kedua datapretest digunakan uji F
berdasarkan rumus berikut :
F=
Keterangan:
V1 = varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai
deviasi standar yang terbesar
V2 = varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai
deviasi standar yang terkecil
Kriteria pengujian uji F berdasarkan pada ketentuan berikut:
a. Jika Fhitung Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak ( data memiliki varians yang
homogen)
b. Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak ( data memiliki varians yang
tidak homogen)
Varians Kelas kontrol = kelompok A (VA) = (SDA)2 = (7,327)
2 = 53,68
Variasi Kelas eksperimen = Kelompok B (VB) = (SDB)2 = (7,695)
2 = 59,21
S2
eksperiment 59,21
S2kontrol
53,68
F =
F =
=
=1,10
Nilai Ftabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan 19 dan 19 adalah 2,17.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen
Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
Dari perhitungan didapat Fhitung = 1,10 dan Ftabel = 2,12. Jadi, Fhitung Ftabel yaitu
1,10 < 2,17 maka populasi pretest Homogen.
163
Lampiran D.2. a1
Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Uji normalitas menggunakan uji liliefors (Lo) dengan taraf signifikan 5 %,
dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = Lhitung > Ltabel, maka H0 diterima, dan
Jika Lo = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Data Hasil Posttest
65 75 80 85 90
65 75 80 85 90
65 75 85 90 95
70 80 85 90 95
Yi Fi fk fi.Yi Yi – (Yi – )2 Fi.(Yi. )
2
65 3 3 195 -16 256 768
70 1 4 70 -11 121 121
75 3 7 225 -6 36 108
80 3 10 240 -1 1 3
85 4 14 340 4 16 64
90 4 18 360 9 81 324
95 2 20 190 14 196 392
∑ 20 1620 707 1780
1. Menentukan rata-rata (mean)
X =
=
= 81
2. Menetukan simpangan baku (SD)
SD = √
= √
= √
= √ = 9,675
3. Zi =
Zi, 1 =
Zi, 2 =
Zi, 3 =
Zi, 4 =
Zi, 5 =
164
Zi, 6 =
Zi, 7 =
4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif = 0.5 + Ztabel
Nilai Zi negatif = 0.5 - Ztabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0, 4505 = 0, 0495
F(Zi,2) = 0,5 – 0, 3729 = 0, 1271
F(Zi,3) = 0,5 – 0, 3324 = 0, 1676
F(Zi,4) = 0,5 – 0, 0398 = 0, 4602
F(Zi,5) = 0,5 + 0, 1591 = 0, 6591
F(Zi,6) = 0,5 + 0, 3238 = 0, 8238
F(Zi,7) = 0,5 + 0, 4265 = 0, 9265
5. Menghitung S (Zi) =
S (Zi,1) =
S (Zi,2) =
S (Zi,3) =
S (Zi,4) =
S (Zi,5) =
S (Zi,6) =
S (Zi,7) =
6. Menghitung [ ] [ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
[ ] | |
Tabel Uji Liliefors Yi Fi fk fi.Yi Yi- (Yi-
Fi.(Yi-
Zi=((yi-
/SDt) Z tabel F(Zi) S(Zi) |
|
65 3 3 195 -16 256 768 -1.65 0, 4505 0,0495 0, 15 0, 1005
70 1 4 70 -11 121 121 -1,14 0, 3729 0,1271 0, 2 0, 0729
75 3 7 225 -6 36 108 -0,62 0, 3324 0,1676 0, 35 0, 1824
80 3 10 240 -1 1 3 -0,10 0, 0398 0,4602 0, 5 0, 0398
85 4 14 340 4 16 64 0, 41 0.3340 0,6591 0, 7 0, 0409
90 4 18 360 9 81 324 0,93 0, 1591 0,8238 0,9 0, 0762
95 2 20 190 14 196 392 1,45 0,3238 0,9265 1 0, 0735
∑ 20 1620 707 1780 0,4265
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo = 0.182, sedangkan tabel
liliefors untuk α =0.05 dan n=19 didapat nilai Ltabel=0.190. karena nilai Lo =
Lhitung<Ltabel, maka H0 diterima dan disimpulkan dta berdistribusi normal.
165
Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas kontrol
Uji normalitas menggunakan uji liliefors (Lo) dengan taraf signifikan 5 %,
dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = Lhitung > Ltabel, maka H0 diterima, dan
Jika Lo = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Data Hasil Posttest
45 55 65 75 80
50 55 70 75 80
50 60 70 80 80
55 60 75 80 85
Yi fi fk fi.Yi Yi – (Yi – )2 Fi.(Yi. )
2
45 1 1 45 -25,25 637,56 637,56
50 2 3 100 -20,25 410,06 820,12
55 3 6 165 -15,25 232,56 697,68
60 3 8 180 -10,25 105,06 210,12
65 1 9 65 -5,25 27,56 27,56
70 2 11 140 -0,25 0,06 0,12
75 3 14 225 4,75 22,56 67,68
80 5 19 400 9,75 95,06 475,3
85 1 20 85 14,75 197,68 197,68
20 1405 1728,16 3133,82
1. Menentukan rata-rata (mean)
X =
=
= 70,25
2. Menetukan simpangan baku (SD)
SD = √
= √
= √
= √ = 12,8
3. Zi =
Zi, 1 =
Zi, 2 =
Zi, 3 =
Zi, 4 =
166
Zi, 5 =
Zi, 6 =
Zi, 7 =
Zi, 8 =
Zi, 9 =
4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif = 0.5 + Ztabel
Nilai Zi negatif = 0.5 - Ztabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0, 4756 = 0,0244
F(Zi,2) = 0,5 – 0,4429 = 0,0571
F(Zi,3) = 0,5 – 0, 3830 = 0,1170
F(Zi,4) = 0,5 – 0, 2881 = 0,2119
F(Zi,5) = 0,5 – 0, 1591 = 0,3409
F(Zi,6) = 0,5 – 0, 0080 = 0,4920
F(Zi,7) = 0,5 + 0, 1443 = 0,6443
F(Zi,8) = 0,5 + 0, 2764 = 0,7764
F(Zi,9) = 0,5 + 0, 3749 = 0,8749
5. Menghitung S (Zi) =
S (Zi,1) =
S (Zi,2) =
S (Zi,3) =
S (Zi,4) =
S (Zi,5) =
S (Zi,6) =
S (Zi,7) =
S (Zi,8) =
S (Zi,9) =
6. Menghitung [ ] [ ] | | 0256
[ ] | | 0929
[ ] | | 1830
[ ] | | 1881
[ ] | | 1090
[ ] | | 0580
[ ] | | 0557
[ ] | | 1736
[ ] | | 1251
167
Tabel Uji Liliefors Yi fi fk fi.Yi Yi –
(Yi –
)2
Fi.(Yi. )2 Zi=((yi-
/SDt) Z tabel F(Zi) S(Zi) |
|
45 1 1 45 -
25,25
637,56 637,56 -1,97 0,4756 0,05 0256
50 2 3 100 -
20,25
410,06 820,12 -1,58 0,4429 0,15 0,0929
55 3 6 165 -
15,25
232,56 697,68 -1,19 0,3830 0,3 1830
60 3 8 180 -
10,25
105,06 210,12 -0,80 0,2881 0,4 0,1881
65 1 9 65 -5,25 27,56 27,56 -0,41 0,1591
0,45 0,1090
70 2 11 140 -0,25 0,06 0,12 -0,02 0,0080
0,55 0,0580
75 3 14 225 4,75 22,56 67,68 0,37
0,1443 0,7 0,0557
80 5 19 400 9,75 95,06 475,3
0,76
0,2764 0,95 0,1736
85 1 20 85 14,75 197,68 197,68 1,15
0,3749 1 0,1251
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo = 0.188, sedangkan tabel
liliefors untuk α =0.05 dan n=19 didapat nilai Ltabel=0.190. karena nilai Lo =
Lhitung<Ltabel, maka H0 diterima dan disimpulkan dta berdistribusi normal.
168
Lampiran D.2a
Uji Homogenitas Posttest
Untuk menguji homogenitas varians kedua datapretest digunakan uji F
berdasarkan rumus berikut :
F=
Keterangan:
V1 = varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai
deviasi standar yang terbesar
V2 = varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai
deviasi standar yang terkecil
Kriteria pengujian uji F berdasarkan pada ketentuan berikut:
a. Jika Fhitung Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak ( data memiliki varians yang
homogen)
b. Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak ( data memiliki varians yang
tidak homogen)
Varians Kelas kontrol = kelompok A (VA) = (SDA)2 = (12,8)
2 = 163,84
Variasi Kelas eksperimen = Kelompok B (VB) = (SDB)2 = (9,679)
2 = 93,68
S2
eksperiment 93,68
S2kontrol 163,84
F =
F =
=
= 1,75
Nilai Ftabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan 19 dan 19 adalah 2,17.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen
Fhitung Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
Dari perhitungan didapat Fhitung = 1,75 dan Ftabel = 2,17.
Jadi, Fhitung Ftabelyaitu 1,75 < 2,17 maka populasi posttest Homogen.
169
LAMPIRAN D.3
UJI HIPOTESIS
A. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Hipotesis yang diajukan:
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠ Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan α = 5%.
Jika thitung ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan α = 5%.
Uji-t:
thitung = dengan s2 =
s =√
= √
= √
= √
= √56,445 = 7,5
t =
=
√
=
= 4,008 = 4,01
Dengan kriteria pengujian:
Jika thitung ttabel maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh antara metode
mind mapping dengan hasil belajar siswa pada konsep alat optik
Jika thitung ttabel maka Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara metode mind
mapping dengan hasil belajar siswa pada konsep alat optik
Dari perhitungan didapat thitung = 4,01 dan ttabel = 2,02.
Ternyata, thitung ttabel atau 4,01 ≥ 2,02, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
yang berarti terdapat pengaruh antara penggunaan metode Mind Mapping dengan hasil
belajar siswa.
170
B. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest
Hipotesis yang diajukan:
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠ Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan α = 5%.
Jika thitung ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan α = 5%.
Uji-t :
thitung = dengan s2 =
s =√
= √
= √
= √
= √ = 11,35
t =
=
√
=
= 2,99
Dengan kriteria pengujian:
Jika thitung ttabel maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh antara
penggunaan metode Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa
Jika thitung ttabel maka Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara penggunaan
metode Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa.
Dari perhitungan didapat thitung = 2,99 dan ttabel = 2,02.
Ternyata, thitung ttabel atau 2,99 ≥ 2,02, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
yang berarti terdapat pengaruh antara penggunaan metode Mind Mapping dengan hasil
belajar siswa.
171
Lampiran D.4
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Pertemuan ke – 1
a. Lembar observasi
No Kegiatan Siswa Kelompok
Jumlah persentase
1 2 3 4
1. Setiap kelompok
menggunakan alat
sesuai petunjuk
ya ya ya ya 4 100%
2. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
membuat mind
mapping
ya ya ya ya 4 100%
3. Setiap kelompok
menyelesaikan mind
mapping tepat waktu
ya ya tidak tidak 2 50%
4. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
mengerjakan LKS
ya ya tidak ya 3 75%
5. Perwakilan tiap
kelompok
mempresentasikan
hasil mind mapping
ya - - - - -
b. skor mind mapping
No. Aspek
Penilaian
Kelompok Siswa Persentase
rata - rata 1 2 3 4
1. Pemilihan sub tema/
sub topik 4 3 4 4
2. Hubungan cabang
utama dengan cabang
lainnya
3 2 3 3
3. Penggunaan kata
kunci 3 2 3 3
4. Desain warna dan
gambar 2 2 2 2
5. Struktur keseluruhan 4 2 3 3
jumlah 16 11 15 15 57 = 71,25%
172
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Pertemuan ke – 2
a. Lembar observasi
No Kegiatan Siswa Kelompok
Jumlah persentase
1 2 3 4
1. Setiap kelompok
menggunakan alat
sesuai petunjuk
ya ya ya ya 4 100%
2. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
membuat mind
mapping
ya ya ya ya 4 100%
3. Setiap kelompok
menyelesaikan mind
mapping tepat waktu
ya ya tidak ya 3 75%
4. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
mengerjakan LKS
ya ya ya ya 4 100%
5. Perwakilan tiap
kelompok
mempresentasikan
hasil mind mapping
- ya ya - - -
b. Skor mind mapping
No. Aspek
Penilaian
Kelompok Siswa Persentase
rata - rata 1 2 3 4
1. Pemilihan sub tema/
sub topik 4 4 2 3
2. Hubungan cabang
utama dengan cabang
lainnya
3 3 3 3
3. Penggunaan kata
kunci 3 4 3 3
4. Desain warna dan
gambar 3 3 3 2
5. Struktur keseluruhan 4 4 4 2
jumlah 17 18 15 13 63 = 78,75%
173
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Pertemuan ke – 3
a. lembar observasi
No Kegiatan Siswa Kelompok
Jumlah persentase 1 2 3 4
1. Setiap kelompok
menggunakan alat sesuai
petunjuk
ya ya ya ya 4 100%
2. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
membuat mind mapping
ya ya ya ya 4 100%
3. Setiap kelompok
menyelesaikan mind
mapping tepat waktu
ya ya ya ya 4 100%
4. Setiap kelompok
berdiskusi dalam
mengerjakan LKS
ya ya ya ya 4 100%
5. Perwakilan tiap
kelompok
mempresentasikan hasil
mind mapping
- - - ya - -
b. Skor mind mapping
No. Aspek
Penilaian
Kelompok Siswa Persentase
rata - rata 1 2 3 4
1. Pemilihan sub tema/
sub topik 4 4 2 2
2. Hubungan cabang
utama dengan cabang
lainnya
4 4 3 4
3. Penggunaan kata
kunci 3 4 3 3
4. Desain warna dan
gambar 4 3 3 2
5. Struktur keseluruhan 4 4 4 3
jumlah 19 19 15 14 67 = 83,75%
174
LAMPIRAN E
SURAT DAN DOKUMENTASI PENELITIAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BUNYANAH. Anak terakhir dari 9 bersaudara pasangan
H.Amsari dan Nafsiah. Lahir di Jakarta pada tanggal 31
Desember 1989, bertempat tinggal di Kp. Koang Rt.
003/005 Kec. Kalideres Kel. Pegadungan Jakarta Barat.
Riwayat Pendidikan. Memulai pendidikan di MI Fajrul Islam, lulus tahun 2002.
Melanjutkan sekolah di MTs Fajrul Islam, lulus tahun 2005. Kemudian
melanjutkan ke SMA Fajrul Islam, lulus tahun 2008. Penulis kemudian
melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ,
Program Studi Pendidikan Fisika sejak tahun 2008 melalui jalur Mandiri.