pengaruh metode latihan plaiometrik medicine …...chest pass, heavy bag workout plyometric thrust...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH METODE LATIHAN PLAIOMETRIK MEDICINE BALL
CHEST PASS DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP PENINGKATAN
HASIL TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DITINJAU
DARI PANJANG LENGAN
(Studi Eksperiment Pada Siswa Putra di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Nglames, Kabupaten Madiun)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
BURHAM ANDHI NURUDIN
A121208012
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis saya yang berjudul ”
Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik Medicine Ball Chest Pass Dan Heavy Bag
Thrust Terhadap Peningkatan Hasil Tolak Peluru Gaya Menyamping Ditinjau
Dari Panjang Lengan”, dapat saya selesaikan dengan baik.
Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan
serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sedalam-dalamnya kepada :
a. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan Program Pasca sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Selaku ketua program studi ilmu
keolahragaan, program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret atas
dukungan dan arahan guna kelancaran studi.
d. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO. Sebagai pembimbing I yang telah
secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran,
waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat
selesai.
e. Dr. Sapta Kunta P, M.Pd Sebagai pembimbing II yang telah secara
seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu,
serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
f. Bapak Drs. Waloyo M.Pd Selaku Kepala SMA N 1 Nglames Kab.
Madiun, serta staf yang telah membantu terlaksanaannya penelitian ini.
g. Bapak dan ibu serta istri tercinta yang telah memberikan dorongan dan doa
sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
h. Rekan-rekan program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2012 yang telah
membantu dalam proses penyelesaian penulisan tesis ini.
i. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik
moril atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang
diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh
dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap
saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis
ini.
Surakarta, 1Juni 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BURHAM ANDHI NURUDIN. NIM: A121208012. 2014. Pengaruh Metode
Latihan Plaiometrik Medicine Ball Chest Pass Dan Heavy Bag Thrust Terhadap
Peningkatan Hasil Tolak Peluru Gaya Menyamping Ditinjau Dari Panjang Lengan
(Studi Eksperiment Pada Siswa Putra di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Nglames, Kabupaten Madiun). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Muchsin Doewes,
dr., AIFO, II: Dr. Sapta Kunta P, M.Pd. Program Studi Ilmu Keolahragaan,
Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret.
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan
pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass dan plaiometrik
heavy bag thrust terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping. (2)
Perbedaan peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping antara yang
memiliki panjang lengan panjang, sedang dan pendek. (3)Pengaruh interaksi
antara latihan plaiometrik medecine ball chest pass dan latihan plaiometrik heavy
bag thrust dan panjang lengan terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya
menyamping.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
faktorial 2x3. Sampel terdiri dari 42 siswa putra kelas XI SMAN 1 Nglames Kab.
Madiun yang memiliki panjang lengan panjang, sedang, dan pendek dengan
menggunakan random sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf
signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) latihan plaiometrik medicine ball
chest pass memberikan dampak peningkatan yang berbeda dibandingkan dengan
latihan plaiometrik heavy bag thrust. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 11,087
> Ftabel = 4.11. (2) siswa yang memiliki panjang lengan panjang memberikan
dampak peningkatan prestasi tolak peluru gaya menyamping yang berbeda
dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang lengan sedang dan pendek.
Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 4,601 > Ftabel = 4,26. (3) Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass,
latihan plaiometrik heavy bag thrust dan panjang lengan sangat bermakna. Karena
Fhitung = 55,865 > Ftabel = 3,26.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass dan
plaiometrik heavy bag thrust dalam meningkatkan prestasi tolak peluru gaya
menyamping. (2) Ada perbedaan prestasi tolak peluru gaya menyamping yang
signifikan antara siswa yang memiliki panjang lengan panjang, sedang dan
pendek. (3) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plaiometrik
medicine ball chest pass dan plaiometrik heavy bag thrust terhadap prestasi tolak
peluru gaya menyamping. Siswa yang memiliki panjang lengan panjang dan
sedang lebih cocok jika diberikan latihan heavy bag thrust dan Siswa dengan
panjang lengan pendek lebih cocok jika diberikan latihan medicine ball chest
pass.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kata kunci: plaiometrik medicine ball chest pass, plaiometrik heavy bag thrust,
panjang lengan, hasil tolak peluru gaya menyamping.
Burham Andhi Nurudin. NIM: A121208012. , 2014. Influence Method Exercise
Medicine Ball Chest Pass Plyometric And Heavy Bag Thrust Against Improved
Sideways Shot-Put Style Results Seen From Long Arm (Studies Students
experiment Senior High School 1 Nglames, Madiun County). THESIS.
Supervisor I: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO, II: Dr. Sapta Kunta P, M.Pd.
Sport Science Program, Graduate Program, Sebelas Maret University.
ABSTRACT
The main objectives of this research are: (1) The difference between the
effect of exercise plyometric medicine ball chest pass and plyometric heavy bag
thrust towards increasing yields sideways shot-put style. (2) The difference
between the yield increase sideways shot-put style long sleeves that have long,
medium and short . (3) The effect of the interaction between plyometric exercise
ball chest pass and plyometric heavy bag thrust and long sleeves to increase in
shot put results.
This study used an experimental method with 2x3 factorial design. The
samples consisted of 42 students of class XI of SMAN 1 male Nglames Madiun
County has a long arm that long, medium, and short by using simple random
sampling. Hypothesis testing is performed with a significance level of 0.05.
Result: (1) exercise medicine ball chest pass plyometric impact of different
improvement compared to the heavy bag workout plyometric thrust. It is evident
from the value of F = 11.087> F = 4.11., (2) students who have a long arm length
affect the increase in sideways shot-put style different achievement than students
who have long medium and short sleeves. It is evident from the value of F =
4.601> F = 4.26., (3) the interaction between exercise plyometric medicine ball
chest pass, heavy bag workout plyometric thrust and sleeve length is very
meaningful. Because of F = 55.865> F = 3.26.
Conclusion: (1) There is a significant difference between the exercise
plyometric medicine ball chest pass and plyometric heavy bag thrust in improving
achievement sideways shot-put style. (2) There is a difference in sideways shot-
put style significant achievement between students who have a long arm long,
medium and short. (3) There is a significant interaction effect between exercise
plyometric medicine ball chest pass and plyometric heavy bag thrust towards
achievement sideways shot-put style. Students who have a long and mediun arm
length is more suitable if given the heavy bag workout thrust. Students thrust with
a short arm length is more suitable if given exercises medicine ball chest pass.
Keywords: medicine plyometric chest pass, heavy bag plyometric thrust, long
sleeves, sideways shot-put style.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6
C. Batasan Masalah ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................... 9
1. Tolak Peluru ........................................................................ 9
2. Metode Latihan .................................................................... 25
3. Latihan Plaiometrik .............................................................. 30
4. Panjang Lengan .................................................................... 44
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 49
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 50
D. Hipotesis .................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 54
1. Tempat Penelitian ................................................................ 54
2. Waktu Penelitian ................................................................. 54
B. Metode Penelitian ...................................................................... 55
C. Variabel Penelitian .................................................................... 55
D. Definisi Operasional Variabel ................................................... 55
E. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 56
1. Populasi .............................................................................. 56
2. Sampel Penelitian ................................................................ 56
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 57
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 58
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................ 65
B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 70
C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 73
D. Pembahasan Hasil Analisis......................................................... 77
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 84
B. Implikasi ..................................................................................... 85
C. Saran ........................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Otot-otot di lengan ......................................................... 13
Gambar 2. Cara memeganga peluru ................................................. 17
Gambar 3. Teknik meletakkan peluru di bahu ................................. 18
Gambar 4. Gerakan menolakkan peluru .......................................... 21
Gambar 5. Gerakan setelah menolak ............................................... 22
Gambar 6. Rangkaian gerakan peluru gaya menyamping ............... 24
Gambar 7. Gerakan Medicine Ball Chest Pass ................................ 38
Gambar 8. Gerakan Heavy Bag Thrust ............................................ 42
Gambar 9. Antropometri Tubuh Manusia ........................................ 45
Gambar 10. Faktor-faktor dasar yang menentukan prestasi
tolak Peluru .................................................................... 48
Gambar 11. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Prestasi Tolak Peluru Tiap Kelompok Berdasarkan
Penggunaan Metode Latihan Plaiometrik medicine ball
chest pass, Latihan Plaiometrik heavy bag thrust dan
Panjang lengan ............................................................... 66
Gambar 12. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Tolak
Peluru Pada Tiap Kelompok Perlakuan ......................... 67
Gambar 13. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Tolak
Peluru Pada Tiap Kelompok Metode Latihan ................ 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gamabr 14. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi
TolakPeluru Pada Tiap Kelompok Berdasar Klasifikasi
Panjang Lengan .............................................................. 70
Gambar 15. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Prestasi
Tolak Peluru ................................................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kelebihan dan Kekurangan Latihan Plaiomerik Medecine Ball
Chest Pass ............................................................................ 40
Tabel 2 Kelebihan dan Kekurangan Latihan Plaiometrik Heavy Bag
Thrust .................................................................................. 43
Tabel 3 Kerangka Desain Penelitian ................................................. 54
Tabel 4 Analisis Variansi dua jalur ................................................... 54
Tabel 5 Deskripsi Data Hasil Tes Prestasi Tolak Peluru Tiap Kelompok
Berdasarkan Pengunaan Metode Latihan dan Panjang Lengan 65
Tabel 6 Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-Masing Sel
(Kelompok Perlakuan) ......................................................... 67
Tabel 7 Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-masing
Kelompok Metode latihan Plaiometrik ................................ 68
Tabel 6 Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-masing
Kelompok Berdasarkan Klasifikasi Panjang Lengan .......... 69
Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ............................... 71
Tabel 10 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ............................ 72
Tabel 11 Ringkasan Nilai Rata-rata Prestasi Tolak Peluru Berdasarkan
Jenis Latihan Plaiometrik dan Panjang Lengan .................. 73
Tabel 12 Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode
Latihan Plaiometrik (A1 dan A2) .......................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tabel 13 Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Panjang Lengan (B1
dan B2) ................................................................................. 74
Tabel 14 Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor .................... 74
Tabel 15 Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians 74
Tabel 16 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A
dan B Terhadap Prestasi Lompat Jauh ................................. 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................. 90
Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tolak Peluru ..................... 92
Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan Plaiometrik .. 94
Lampiran 4. Program Latihan Plaiometrik dengan Medicine Ball Chest
Pass ..................................................................................... 95
Lampiran 5. Program Latihan Plaiometrik dengan Heavy Bag Thrust 96
Lampiran 6. Program Latihan Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
Menyamping ........................................................................ 97
Lampiran 7. Deskripsi Pelaksanaan Program Latihan Plaiometrik
Medicine Ball Chest Pass .................................................... 115
Lampiran 8. Deskripsi Pelaksanaan Program Latihan Plaiometrik
Heavy Bag Thrust ................................................................ 123
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Hasil Pengukuran Panjang Lengan
Beserta Klasifikasinya ......................................................... 131
Lampiran 10. Rekapitulasi Tes Prestasi Tolak Peluru Gaya
Menyamping ........................................................................ 132
Lampiran 11. Rekapitulasi Data Hasil Tes Dan Tes Akhir Prestasi Tolak
Peluru Gaya Menyamping Klasifikasi Panjang Lengan Beserta
Pembagian Sampel Ke Sel-Sel ............................................ 133
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Tes Awal Dan Tes Akhir Prestasi
Tolak Peluru Gaya Menyamping Pada Kelompok 1 ........... 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lampiran 13. Rekapitulasi Data Tes Awal Dan Tes Akhir Prestasi
Tolak Peluru Gaya Menyamping Pada Kelompok 2 ........... 135
Lampiran 14. Uji Normalitas Data Dengan Metode Liliefors ........... 136
Lampiran 15. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan
Analisis Varians ................................................................... 137
Lampiran 16. Hasil Penghitungan Data untuk Uji Homogenitas dan
Analisis Varians ................................................................... 138
Lampiran 17. Uji Homogenitas Dengan Uji Barlet ........................... 139
Lampiran 18. Analisis Varians .......................................................... 140
Lampiran 19. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls........................ 141
Lampiran 20. Surat Perijinan Penelitian ............................................ 142
Lampiran 21. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................... 143
Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian .............................................. 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi dapat dicapai bukan hanya karena faktor bakat dari dalam diri
seorang individu, namun faktor latihan juga sangat menentukan tercapainya
prestasi yang tinggi. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam
memaksimalkan bakat yang terdapat dalam diri seseorang, oleh karena itu
maka latihan harus dilakukan dengan intensif dan terprogram. Latihan intensif
adalah latihan yang berkesinambungan yang memperhatikan prinsip-rinsip
pelatihan yang sesuai dan benar. Sedangkan latihan yang terprogram adalah
latihan yang memiliki tujuan yang jelas, materi yang sesuai, waktu yang
terjadwal, serta penerapan strategi latihan sesuai dengan cabang olahraga yang
dipelajari.
Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang sedang
berkembang pada masyarakat Indonesia. Tolak peluru merupakan salah satu
nomor atletik yang bersifat individu, sehingga diperlukan suatu keterampilan
dari masing-masing individu. Keterampilan tersebut meliputi beberapa unsur
kondisi fisik dan bagian-bagian tubuh. Selain itu seorang atlet tolak peluru
juga harus menguasai berbagai teknik dasar dalam tolak peluru. Tahapan
dalam tolak peluru memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang
berbeda-beda, baik dari keterampilan yang mudah sampai keterampilam yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
semakin sulit, dan dari keterampilan yang sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
Tolak peluru tidak hanya sekedar diajarkan sebagai salah satu bagian
dari mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disekolah-
sekolah. Dengan latihan-latihan khusus, tolak peluru bisa menjadi olahraga
prestasi bagi siswa. Pembinaan prestasi olahraga melalui kegiatan di sekolah
dapat digunakan sebagai pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dari pembinaan
olahraga prestasi ini yaitu untuk menjaring siswa-siswa yang kompeten sejak
dini, sehingga dapat dilakukan pembinaan lebih awal dan dapat dilakukan
secara berjenjang.
Siswa sekolah menengah atas (SMA), merupakan salah satu jejang
dalam rangka pemilihan dan pembinaan prestasi tolak peluru sejak dini. Agar
dapat melakukan tolakan dengan baik diperlukan upaya pelatihan yang
sistematis, kontinyu dan prograsif dari seorang siswa SMA. Selain hal itu
pembinaan yang jelas dan terarah juga akan menjadikan siswa-siswa SMA
menjadi bibit unggul dalam olahraga tolak peluru. Sebagai tuntutan bentuk
pembinaan yang terarah dengan jelas tapak pada penyusunan program latihan
dan metode latihan yang dilakukan.
Gaya menyamping merupakan salah satu gaya dalam tolakan peluru
yang diajarkan dalam pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di jenjang
SMA. Gaya menyamping sesuai dengan karateristik siswa SMA karena siswa
SMA yang masih tergolong pemula akan lebih mudah belajar gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menyamping. Untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan tolak peluru
gaya menyamping harus dilakukan latihan dengan menerapkan metode latihan
yang baik dan tepat. Karenanya perlu dirancang sebuah metode latihan yang
sesuai supaya siswa lebih mudah mempelajarinya dan mengemas metode agar
lebih merangsang minat siswa untuk lebih belajar dan tidak jenuh.
Pemilihan dan penerapan sebuah metode dalam latihan tolak peluru
gaya menyamping untuk siswa putra SMA, agar sebuah metode tersebut dapat
meningkatkan hasil latihan maka peneliti akan mencobakan sebuah metode
latihan. Metode latihan yang dicobakan adalah latihan plaiometrik.
Tuntutan terhadap metode latihan yang efektif dan efisien didorong
oleh kenyataan atau gejala-gejala yang timbul dalam latihan. Beberapa
alatasan tentang pentingnya kebutuhan metode latihan yang efisien menurut
Rusli Lutan (1988:26) adalah “(1) efisiensi akan menghemat waktu, energy
atau biaya, (2) metode yang efisien akan memungkinkan siswa untuk
menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi”.
Latihan plaiometrik merupakan suatu metode latihan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesegaran biomotorik siswa, termasuk
kekuatan dan kecepatan yang memiliki aplikasi yang sangat luas dalam
olahraga dan secara khusus latihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
power. Pola gerakan dalam latihan plaiometrik sebagian besar mengikuti
konsep “power chain” (rantai power) dan sebagian besar latihan, khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
melibatkan otot-otot anggota gerak atas, karena gerakan kelompok otot ini
secara nyata merupakan pusat power.
Pada prinsipnya latihan plaiometrik didasarkan pada prinsip pra
peregangan otot yang terlibat pada saat tahap penyelesaian atas respon atau
penyerapan kejutan dari ketegangan yang dilakukan otot sewaktu latihan.
Sebagai metode latihan fisik, latihan plaiometrik dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok latihan, yaitu: (1) Latihan anggota gerak bawah, (2) Latihan untuk
batang tubuh, dan (3) Latihan untuk anggota gerak atas.
Agar metode latihan yang akan diterapkan dapat dirancang dengan
baik, terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tolak
peluru gaya menyamping. Untuk meningkatkan hasil tolak peluru khususnya
pada jenjang SMA diperlukan latihan yang intensif. Pembinaanya meliputi
faktor fisik, teknik, taktik, dan mental. Sebagian besar pelatih atau guru
penjasorkes memberikan hanya bersifat latihan teknik saja, mereka
beramsumsi bahwa teknik yang meningkat juga akan berpengaruh terhadap
kondisi fisik yang otomatis meningkat. Asumsi tersebut kurang benar karena
tolak peluru memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan
pembinaan dan latihan fisik yang tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan
dalam pelaksanaan gerakan tolak peluru antara lain, power, kekuatan,
kecepatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi dan fleksibilitas.
Dalam tolak peluru ada beberapa latihan teknik dasar yang harus
dikuasai diantaranya adalah teknik memegang peluru, sikap awal, peluncuran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pelepasan, teknik melepaskan peluru, dan teknik penguasaan kerja lengan.
Menurut Sudjarwo (1995:43) bahwa “teknik dasar adalah penguasaan teknik
tingkat awal yang terdiri dari gerakan dasar dari proses gerak bersifat
sederhana dan mudah dilakukan”. Latihan teknik diberikan setelah setelah
pemberian latihan fisik.
Keberhasilan dalam tolak peluru gaya menyamping adalah faktor atlet.
Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda
(sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli Lutan (1998:332)
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses latihan tolak
peluru gaya menyamping adalah: (1) kondisi internal, (2) kondisi eksternal.
Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat dalam individu, atau
atribut lain yang membedakan atlet satu dengan yang lain. Salah satu faktor
internal adalah panjang lengan. Panjang lengan berhubungan dengan
penampilan atlet dalam melakukan tolakan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa panjang lengan adalah salah satu prasyarat dalam usaha pencapaian
hasil tolakan atau prestasi tolak peluru siswa SMA dalam latihan tolak peluru
gaya menyamping. Panjang lengan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
panjang lengan panjang, panjang lengan sedang dan panjang lengan pendek.
Perbedaan panjang lengan yang ada pada diri siswa harus menjadi
pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan metode latihan yang
sesuai dengan karakter masing-masing atlet sehingga bisa mencapai hasil
latihan optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka penelitian ini bejudul “Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik Medicine
Ball Chest Pass Dan Heavy Bag Thrust Terhadap Peningkatan Hasil Tolak
Peluru Gaya Menyamping Ditinjau Dari Panjang Lengan (Studi Eksperimen
Pada Siswa Putra di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nglames, Kabupaten
Madiun)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Prestasi tolak peluru gaya menyamping dapat dicapai dari beberapa faktor.
2. Kontribusi metode latihan yang diterapkan dalam proses latihan terhadap hasil
latihan.
3. Metode latihan yang tepat digunakan dalam peningkatan hasil tolak peluru
gaya menyamping pada jenjang SMA atau pemula.
4. Perlunya metode latihan yang tepat untuk meningkatkan prestasi tolak peluru.
5. Panjang lengan dapat mempengaruhi peningkatan hasil tolak peluru gaya
menyamping pada siswa putra SMA.
6. Penerapan metode latihan dan panjang lengan berpengaruh terhadap
peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping pada siswa SMA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini terbatas pada:
1. Metode latihan yang tepat untuk meningkatkan hasil tolak peluru gaya
menyamping.
2. Panjang lengan panjang, sedang dan pendek dapat mempengaruhi hasil tolak
peluru menyamping.
3. Penerapan latihan plaiometrik medicine ball chest pass dan plaiometrik heavy
bag thrust dan panjang lengan serta pengaruhya terhadap peningkatan hasil
tolak peluru gaya menyamping.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball chest
pass dan plaiometrik heavy bag thrust terhadap peningkatan hasil tolak peluru
gaya menyamping?
2. Adakah perbedaan peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping antara
siswa yang memiliki panjang lengan panjang, sedang dan pendek?
3. Adakah pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan panjang lengan
terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass dan
plaiometrik heavy bag thrust terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya
menyamping.
2. Perbedaan peningkatan hasil tolak peluru antara siswa yang memiliki panjang
lengan panjang, sedang dan pendek.
3. Pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik ball chest pass dan plaiometrik
heavy bag thrust dan panjang lengan terhadap peningkatan hasil tolak peluru
gaya menyamping.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan pengetahuan terhadap para guru, pembina, dan
pelatih cabang olahraga atletik terutama pada nomor tolak peluru tentang
pentingnya memilih dan menggunakan latihan yang tepat dalam
meningkatkan prestasi.
2. Memberikan masukan kepada para guru dalam menerapkan metode latihan
pada pembinaan prestasi di sekolah.
3. Menambah wawasan dalam pelatihan plaiometrik untuk meningkatkan hasil
tolak peluru gaya menyamping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan benda
berupa peluru sejauh mungkin. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai
tolakan yang sejauh-jauhnya (Yudha M. Saputra, 2001:73). Sesuai dengan
namanya, tolak, bukan lempar, alat itu ditolak atau didorong dengan satu tangan,
bermula diletakkan di pangkal bahu. Ini berarti, peserta didik yang postur
tubuhnya besar, berpeluang untuk menolakkan peluru lebih jauh. Akan tetapi,
tidak semua peserta didik yang postur tinggi danbesar, akan menolakkan peluru
dengan baik. Pencapaian prestasi tolak peluru membutuhkan koordinasi
ketangkasan dan ketepatan, kecepatan tolakan, di samping kekuatan.
Menurut Aip Syarifuddin dan Yusuf Adi Sasmita (1996:144) bahwa “tolak
peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang
bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari
bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”.
Ada tiga jenis gaya dalam tolak peluru, yaitu tolak peluru gaya
menyamping (Ortodok), gaya rotasi dan gaya membelakangi atau gaya Linier atau
O’Brien. Gaya menyamping lebih sederhana dibandingkan gaya membelakangi.
Perlu diperhatikan dari pembelajaran tolak peluru dan terbentuknya kebugaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
jasmani pada mereka sehingga mereka dapat menjalani kegiatan belajar dengan
baik. Hal demikian ditekankan oleh Djumidar (2001:12) sebagai berikut :
Banyak Pembina maupun pelatih tidak menyadari bahwa atlet
mendapatkan kesenangan dari menolak peluru ataupun benda yang
berbentuk semacam peluru. Tetapi hanya sedikit saja yang akan
mendapatkan kesenangan jika gerakannya sulit dan benda yang harus
dilempar berat. Namun kebayakan pembina maupun pelatih mencoba
mengajar nomor ini dalam situasi yang sama seperti halnya seorang
atlet kawakan.
Jika demikian maka penyajian pembelajaran tolak peluru seyogyanya
dilakukan dengan bentuk permainan yang menarik dan terkandung teknik-teknik
tolakan. Jika kondisi telah memungkinkan, peserta didik diajak untuk melakukan
dengan teknik tolakan yang benar yang sesuai dengan aturan tolak peluru.
Sebelum aturan menolak dalam tolak peluru yang sebenarnya diberikan
bentuk permainan yang dapat dilakukan melalui latihan gerakan dasar menolak
terlebih dahulu. Hal ini penting sebab tujuan dari gerakan-gerakan dasar menolak
adalah untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, keterampilan, daya tahan dan
kelentukan kemampuan-kemampuan fisik tersebut akan mendukung kegiatan
peserta didik dalam proses pembelajaran tolak peluru di samping manfaat lain,
seperti terbentuknya tingkat kesegaran jasmani yang baik, memiliki kekebalan
terhadap penyakit, dan sikap mental percaya diri, keberanian, kebersamaan serta
kedisiplinan (Djumidar, 2001:84-85).
Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda-
benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dorong ke depan yang kuat. Perbedaan dengan melempar terletak pada saat
melepaskan bendanya, pada menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga
diperoleh dari gerakan meluruskan siku lengan.
a. Komponen Teknik Tolak Peluru
Penguasaan teknik tolak peluru menentukan terhadap pencapaian prestasi
tolak peluru. Dengan teknik yang baik maka akan dapat dicapai hasil tolakan
secara optimal. Pelaksanaan tolak peluru dibagi menjadi beberapa tahapan teknik.
Tahapan pelaksanaan teknik tolak peluru tersebut menurut Jarver, J. (2005:105)
yaitu, “tahap memegang peluru, cara meluncur, teknik melontarkan (menolakkan
peluru dan gerakan setelah menolakkan peluru tadi”. Untuk mencapai prestasi
tolak peluru unsur teknik dasar tersebut harus dipelajari agar dapat dikuasai
dengan baik. Adapun urutan dalam mempelajari teknik tolak peluru, Aip
Syarifuddin dan Yusuf Adi Sasmita (1996;145) adalah sebagai berikut, “1) Cara
memegang peluru, 2) Sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru, 3) Cara
menolakkan peluru, 4) Sikap badan setelah menolakkan peluru, 5) Cara
mengambil awalan”.
Teknik tolak peluru dapat dibagi beberapa komponen yaitu cara
memegang peluru, cara mengambil awalan dengan meluncur, cara menolakkan
peluru dan sikap badan setelah menolakkan peluru. Berdasarkan gayanya, gaya
tolak peluru dapat dilakukan dengan tiga gaya yaitu, gaya menyamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(ortodoks), gaya membelakangi sektor lemparan (linear), dan gaya rotasi. Disebut
gaya menyamping karena sikap permulaan berdiri miring, sehingga arah tolakan
di sebelah samping. Sedangkan Jonath, U., Haag E. & Krempel, R. (1988:46)
berpendapat “Teknik ortodoks yaitu menolak peluru lepas ke samping setelah
loncatan datar”, antara teknik tolak peluru dengan gaya menyamping,
membelakang dan rotasi pada dasarnya sama, yang berbeda hanyalah cara
mengambil awalan dan sikap badan pada saat akan menolak
b. Otot-otot Yang Terlibat Pada Tolak Peluru
Prestasi tolak peluru dapat dicapai dengan meningkatkan kekuatan dan
power otot-otot tubuh yang terlibat pada gerakan menolakkan peluru. Otot-otot
yang perlu dilatih untuk mencapai prestasi nomor tolak peluru, tidak sama dengan
nomor olahraga yang lain. Tujuan utama tolak peluru adalah menolakkan atau
mendorong peluru untuk mencapai karak sejauh-jauhnya yang dilakukan dari
bahu dengan satu tangan. Eksplosif power, khususnya pada otot lengan
merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh jarak tolakan yang
sejauh-jauhnya. Eksplosif power tersebut dapat dicapai jika lengan memiliki
kekuatan otot dan kecepatan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Jarver, J.
(2005:112) bahwa, “gerakan menolakkan peluru itu merupakan suatu gerak
mendorong dari bahu dengan sekuat tenaga, disertai gerakan merentangkan
lengan, pergelangan tangan dan jari-jari yang terarah”. Dengan demikian kekuatan
otot lengan yang dimiliki oleh atlet sangat menentukan terhadap prestasi tolak
peluru tersebut. Gambaran otot-otot di lengan yang terlibat pada gerakan tolak
peluru sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 1. Otot-otot di lengan
(http://dc239.4shared.com)
Gerakan menolakkan peluru diawali dengan gerakan meluncur, untuk
memperoleh kecepatan dalam melakukan tolak peluru. Gerakan meluncur ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menurut Jonath, U., Haag, E. & Krempel, R. (1988:52) pelaksanaannya adalah,
“Dengan lepas tapak melalui tungkai kanan tanpa badan terangkat dengan jelas,
jalan peluncuran mendatar kira-kira dua panjang tapak kaki dan sudah mulai
membentuk tegangan (puntiran antara poros pinggul dan bahu)”. Untuk dapat
meluncur sangat dibutuhkan kemampuan otot tungkai. Tanpa memiliki daya ledak
otot tungkai maka atlet tidak akan meluncur dengan efektif. Selain itu otot tungkai
juga berperan dalam membantu perpindahan titik berat badan serta dalam
pencurahan tenaga secara maksimal di dalam menolakkan peluru. Hal ini sesuai
dengan pendapat Jarver, J. (2005:104) bahwa :
(1) Untuk mendapatkan tenaga maksimum baik dalam arah horizontal
(mendatar) atau vertikal (tegak), kaki yang letaknya di depan
hendaknya tetap berkontak dengan tanah. Sewaktu gerakan melontar
dilakukan.
(2) Pada saat menolakkan peluru pencurahan tenaga dimulai dengan
melakukan rtotasi ke depan dari pinggul kanan, kemudian diikuti
batang tubuh si atlit, dan diakhiri dengan gerakan pergelangan tangan
ketika peluru terlepas.
Gerakan menolakkan peluru harus ditopang oleh otot tubuh yang kuat.
Otot-otot penopang tubuh untuk melakukan gerakan menolakkan peluru meliputi,
tungkai dan batang badan. Jonath, U., Haag, E & Krempel, R. (1988:62)
mengemukakan bahwa, fisik yang harus dimiliki oleh atlet tolak peluru adalah,
“power otot-otot tungkai (tenaga loncat), otot-otot tubuh (otot pinggul, punggung,
perut, otot tubuh melintang), dan otot bahu serta lengan yang telah berkembang
baik”. Sedangkan menurut Jarver, J. (2005:118) bahwa, latihan yang dilakukan
dalam tolak peluru, “haruslah melibatkan semua otot tubuh mayor yang ikut serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dalam gerakan menolak peluru, yaitu otot-otot kaki, perut, batang tubuh, bahu dan
lengan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa otot-otot yang ikut
terlibat secara dominan dalam melakukan tolak peluru, yaitu terutama, otot lengan
dan bahu, batang tubuh (punggung dan pinggang), perut serta tungkai. Latihan
fisik yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi tolak peluru harus
mengembangkan unsur fisik seperti yang telah dikemukakan. Latihan
diprioritaskan pada otot-otot yang terlibat pada gerakan tolak peluru. Hal ini
dengan maksud agar pelaksanaan latihan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Tolak Peluru Gaya Menyamping (Ortodoks)
Karakteristik tolak peluru gaya ortodoks yaitu pelaksanaannya dilakukan
menyamping dari sektor lemparan. Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam
tolak peluru gaya ortodoks banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut
Jonath, U., Haag, E & Krempel, R. (1988:44-45) menyatakan bahwa faktor-faktor
terpenting yang menentukan prestasi pada tolak peluru antara lain : “(1) Lintasan
percepatan pelurunya, (2) tinggi berangkat dan sudut berangkat pelurunya, (3)
putaran antara poros bahu dan poros pinggangnya, (4) percepatan peluru dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
waktu mulai ditolak dan (5) pengakhiran semua tolakan tenaga bagian serta
bersama dan pada saat yang tepat, dan terutama koordinasi antara gerak lengan
dan kaki”.
Pendapat tersebut menunjukkan kemampuan seorang atlet tolak peluru
memahami biomekanika gerak peluru yang merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pencapaian prestasi tolak peluru. Kemampuan fisik yang
baik dan penguasaan teknik menolak yang benar tanpa didukung pemahaman
biomekanika gerak menolak, maka prestasi yang tinggi dapat dicapai.
Untuk menghasilkan tolakan yang baik dan menguntungkan, seorang atlet
tolak peluru harus mau berlatih dan belajar dengan tukun teknik dasar tolak peluru
yang benar. Dengan belajar latihan teknik dasar yang baik akan diperoleh irama
gerakan yang benar dan menghasilkan gaya tolakan yang menguntungkan.
Menurut Tamsir Riyadi (1985:122) menyatakan bahwa “Teknik dasar tolak peluru
meliputi cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di bahu, sikap menolak,
gerakan menolak dan gerakan setelah menolak”. Hal ini penting untuk diketahui
oleh atlet karena menyangkut penguasaan teknik dasar tolak peluru. Dengan
menguasai teknik dasar tolak peluru ini akan menghasilkan prestasi tolakan yang
baik.
1) Cara Memegang Peluru
Teknik atau cara memegang peluru merupakan teknik pertama yang harus
diperhatikan dan harus dikuasai oleh atlet tolak peluru. Fungsi teknik memegang
peluru adalah untuk mendapatkan tolakan yang sejauh-jauhnya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mengeluarkan tenaga yang seefisien mungkin, serta untuk memenuhi peraturan
yang sudah ditetapkan. Teknik memegang peluru dalam suatu perlombaan tolak
peluru akan dapat mempengaruhi prestasi tolakan. Untuk itu kepada atlet tolak
peluru diharapkan memperhatikan teknik atau carta-cara memegang peluru yang
ada dengan berbagai keuntungan yang dihasilkannya.
Cara memegang peluru pertama diletakkan pada pangkal jari-jari ditelapak
tangan dengan jari-jari terbuka. Tamsir Riyadi (1985:122) menyatakan bahwa ada
tiga macam cara memegang peluru, yaitu : (1) Peluru diletakkan tepat pada
dataran telapak tangan, (2) seperti cara pertama, tetapi peluru agak digeser ke atas
sehingga titik berat peluru terasa berada pada ujung telapak tangan, (3) seperti
cara yang kedua, tetapi peluru lebih digeser ke atas lagi.
Teknik memegang peluru dengan meletakkan tepat pada dataran telapak
tangan, ibu jari dan keempat jari lainnya merenggang seenaknya. Cara ini sangat
mudah, tetapi kurang menguntungkan karena saat menolak pergelangan tangan
dan jari-jari tangan kurang berfungsi untuk membantu melecutkan peluru.
Gambar 2. Cara memegang peluru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
(www.nandocitischool.blogspot.com)
Teknik memegang peluru pada ujung telapak tangan. Pada dasarnya teknik
ini seperti cara di atas, namun peluru agak digeser ke atas sehingga titik berat
peluru terasa berada pada ujung telapak tangan, yaitu kira-kira pada pangkal jari
telunjuk, jari tangah dan jari manis. Ibu jari menahan dan sedikit menekan pada
peluru, sedangkan jari kelingking menahan secara wajar saja. Cara ini lebih baik
dari pada cara memegang di atas, karena pergelangan tangan dan jari-jari tangan
akan ikut berfungsi melakukan lecutan saat peluru ditolakkan.
Teknik memegang peluru pada ruas-ruas jari tangan. Pada prinsipnya
teknik ini seperti juga teknik yang kedua, tetapi letak peluru lebih digeser ke atas
lagi sehingga titik berat peluru berada pada ruas-ruas telunjuk, jari tangah dan jari
manis. Teknik memegang peluru dengan cara ini sebenarnya paling
menguntungkan diantara dua teknik yang lain karena jari-jari dan pergelangan
tangan lebih banyak berfungsi untuk melecutkan peluru, namun cara memegang
peluru seperti ini hanya sesuai bagi atlet yang memiliki jari-jari tangan yang
kokoh yang kuat.
2) Cara Meletakkan Peluru di Bahu
Teknik meletakkan peluru di bahu tidak boleh sembarangan, tetapi ada
aturannya. Peluru diletakkan di depan bahu (pada tulang selanga dan leher), siku
diangkat setinggi bahu. Sebenarnya peluru itu tidak benar-benar diletakkan di atas
bahu, tetapi agak turun ke depan melekat pada pangkal leher. Bagian peluru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terletak di antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit melekat pada tulang selangka
atau clavicula, sedangkan peluru bagian atas menempel pada pangkal dagu atau
rahang bawah. Telapak tangan dan jari-jari tangan melingkupi bagian luar dari
peluru yang menempel pada pangkal dagu. Posisi lengan membentuk siku-siku
dan dibuka tidak lebih dari 45o – 90
o.
Gambar 3. Teknik Meletakkan Peluru di Bahu
(www. ienthanzp.blogspot.com)
3) Gerakan Meluncur
Gerakan peluncuran bertujuan untuk meningkatkan kecepatan ke arah
mendatar. Hal ini sesuai dengan pendapat Jarver, J. (2005:107) bahwa, “Tujuan
dari gerak meluncur adalah untuk meningkatkan momentum horizontal bagi atlet
dan peluru. Juga untuk mendapatkan posisi melontarkan yang enak dan efisien
sebelum peluru dilepaskan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pelaksanaan peluncuran pada tolak peluru gaya menyamping yaitu setelah
memegang peluru dengan baik, menempatkan diri dalam lingkaran tepat di
samping busur bagian belakang, dengan arah tolakan di samping kiri.
Berkonsentrasi dengan berat badan dan kaki kanan, kaki kiri diayun-ayunkan ke
muka-belakang. Rendahkan badan, bahu kanan mendekat lutut kanan kemudian
bergeser dengan cepat ke depan. Kaki kiri menuju ke balok tolakan, diikuti kaki
kanan menggeser ke depan.
Waktu kaki kanan mendarat, badan makin condong ke samping kanan,
ketiak kanan terbuka. Pundak kanan lebih rendah dari yang kiri. Tangan kiri tetap
ditekuk di depan kepala atau dagu. Pandangan mata dan sikap kepala ke bawah
sewajarnya. Diusahakan badan tetap rendah dengan lutut kaki kanan agak ditekuk.
4) Sikap Menolak
Sikap atau posisi badan pada saat akan melakukan gerakan menolak
peluru, urutan gerakannya sebagai berikut. Peluru dipegang dan diletakkan pada
pangkal leher. Berdiri di dalam lingkaran tolak agak ke belakang atau menjauhi
sektor tolakan. Kaki ayun dijulurkan ke belakang hampir lurus dan rileks serta
berpijak pada ujung kaki, kemudian diayunkan ke depan. Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang untuk mendapatkan keseimbangan. Setelah berat badan
mendapatkan keseimbangan yang sempurna, kaki ayun dilemparkan ke arah
sektor tolakan hingga mendekati balok tolakan diikuti bergesernya kaki tumpu.
Kaki kanan bertumpu dengan seluruh telapak kaki dan letaknya pada garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
diameter lingkaran tolak agak ke depan. Dalam posisi jari-jari kaki kiri berada
suatu garis lurus dengan tumit kanan atau agak ke belakang sedikit, lutut kira-kira
berada dalam satu garis vertikal dengan ujung kaki kanan, sedangkan tangan kiri
diangkat rileks ke depan atas. Badan segera ditundukkan dengan disertai sedikit
putaran ke kanan sehingga punggung, tengkuk dan tungkai belajar merupakan satu
garis hampir lurus, letak peluru, lutut kanan dan ujung jari kanan berada dalam
satu garis vertical dan sebagian besar berat badan bertumpu pada kaki kanan.
Setelah semua siap selanjutnya diteruskan dengan gerakan menolak. Menurut
Jarver, J. (2005:111) bahwa “tujuan teknik gerakan menolakkan peluru yaitu
untuk mengerahkan kecepatan horizontal yang didapat sewaktu meluncur dan
memberikan kecepatan yang lebih besar pada peluru dengan cara mengerahkan
seluruh kekuatan yang dimiliki, agar menghasilkan jarak tolakan yang lebih jauh.
Lengan yang lain menjaga keseimbangan agar tubuh tidak jatuh ke depan.
Ballesteros, J.M. (1989:66) menyatakan bahwa “Bahu kanan dan tangan
mendorong atau menolak peluru karah depan bersamaan dengan gerak
meluruskan kedua belah kaki, pinggang dipindahkan ke samping dan berat badan
dibagi atas kedua kaki”.
5) Gerakan Menolakkan Peluru
Gerakan menolak diawali dengan menolakkan kaki kanan sekuat-kuatnya
sampai lutut lurus, sehingga pinggul terdorong ke depan dan agak berputar ke kiri
sehingga posisi pinggung menghadap ke depan. Pada saat itu bahu berputar ke
kiri, dada terbuka dan menghadap serong ke atas depan. Gerakan dilanjutkan
dengan meluruskan kaki kiri dengan kuat. Pada saat itu pula lengan kanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diluruskan untuk menolakkan peluru disertai dengan lecutan pergelangan tangan
dan jari-jari, terutama jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
Gambar 4. Gerakan Menolakkan Peluru
(Soegito, 1990:28)
Selama gerakan menolak berlangsung, kedua kaki harus benar-benar lurus
dan serong ke depan serta telapak kaki pada bagian ujungnya tetap kontak atau
berhubungan dengan tanah. Ballesteros, J.M. (1989:66) menyatakan bahwa
“Tolakan telah disempurnakan di atas kaki kiri yang diluruskan penuh pada saat
tangan memberikan dorongan atau impuls terhadap peluru”. Jadi saat menolak
tidak dilakukan dengan melompat, namun kedua kaki terangkat ke atas atau lepas
dari tanah karena kuatnya melakukan gerakan menolak. Pada saat menolakkan
peluru, posisi kepala dan dada harus tengadah dan pandangan tertuju ke arah
sasaran.
6) Gerakan Setelah Menolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gerakan setelah menolak dimulai saat peluru lepas dari tangan dan seluruh
badan dijulurkan mengikuti jalannya tolakan ke depan ke arah sasaran. Demikian
pula bahu dan lengan kanan dibiarkan menjulur mengikuti jalannya peluru. Agar
badan tidak terjerumus atau tersungkur ke luar dari lingkaran tolak, mata kaki
kanan atau kaki belakang harus cepat dilangkahkan di depan mendekat,
bersamaan itu pula kaki kiri ditarik ke belakang. Perpindahan kaki belakang ke
depan ini merupakan gerakan ikutan. Ballesteros, J.M. (1989:66) menyatakan
bahwa “Setelah gerakan menolak, maka terjadilah gerakan kebalikan dimana
terjadi pertukaran kaki, kaki kiri bergerak ke belakang, berat badan ada di atas
kaki kanan dan tubuh menurun ke bawah”.
Untuk mengerem agar badan tidak jatuh ke depan atau keluar dari
lingkaran tolak, hendaknya pada saat kaki kanan melangkah ke depan lututnya
harus segera ditekuk. Sehubungan dengan itu maka pada lapangan atau lingkaran
tolak peluru dipasang balok tolakan yang berfungsi untuk menahan gerakan kaki
agar tidak terjerumus keluar dari lingkaran tolak peluru. Oleh sebab itu sesuai
dengan peraturan perlombaan tolak peluru apabila bagian kaki penolak menyentuh
bidang bagian dalam dari balok penahan tidak dianggap sebagai suatu
pelanggaran. Tetapi bila menyentuh atau menginjak bidang bagian atas atau
bagian luar dari balok penahan hal ini dinyatakan sebagai suatu pelanggaran atau
diskualifikasi, sehingga prestasinya tidak diakui atau tolakannya tidak sah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gamabr 5. Gerakan Setelah Menolak
(Soegito, 1990:29)
Untuk dapat mencapai prestasi tolakan dengan jarak yang jauh, selain
mempelajari teknik dasar dengan baik, awalan dalam tolak peluru memegang
peranan penting. Awalan dalam tolak peluru tergantung pada teknik atau gaya
yang digunakan. Tamsir Riyadi (1985:126) menyatakan bahwa “Ada empat
macam gaya dalam tolak peluru, yaitu gaya depan, gaya samping, gaya belakang
dan gaya putaran dalam lembar cakram”. Sedangkan menurut Soegito (1990:25)
yaitu “Gaya dalam tolak peluru meliputi gaya orthodox atau gaya menyamping
dan gaya O’Brien atau membelakangi sektor”.
Tolak peluru gaya menyamping sektor pada prinsipnya dapat diuraikan
sebagai berikut: Peluru siap dipegang dan diletakkan pada pangkal leher. Sikap
permulaan berdiri miring menyamping sektor tolakan. Lutut kaki kanan agak
ditekuk dan tungkai kaki kiri dijulurkan ke belakang lurus dan rileks yang
berpijak pada ujung kaki. Tangan kiri diangkat rileks setinggi bahu atau lebih,
berat badan sebagian besar bertumpu pada kaki kanan dan pandangan ke depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
bawah. Sebelum menjulur ke kiri, kaki kiri diangkat ke depan terus melingkar ke
samping kiri dan kembali berpijak ke tempat semula. Ayunan kaki kiri ini hanya
merupakan gerakan pendahuluan untuk mencari keseimbangan. Setelah
keseimbangan badan benar-benar mantap, maka pada ayunan kaki yang terakhir,
kaki kiri tidak diletakkan di tanah, tetapi agak ditarik ke kanan sehingga tungkai
kaki kiri berada di belakang tungkai kaki kanan. Dari sini tungkai kaki kiri cepat
diayunkan ke kiri disertai tolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan diusahakan
rendah saja sehingga seolah-olah seperti gerakan bergeser. Akhir dari gerakan
meluncur ke kiri, kaki kanan mendarat terlebih dahulu kira-kira pada pusat
lingkaran, sedangkan tungkai kaki kiri dijulurkan jauh ke samping kiri, sehingga
saat berpijak di tanah ujung telapak kaki hampir menyentuh bidang dalam balok
penahan kemudian dilanjutkan gerakan menolakkan peluru.
Gambar 6. Rangkaian Gerakan Tolak Peluru Gaya Menyamping
(saldansmpn7.blogspot.com)
Untuk menghasilkan prestasi tolak peluru yang baik perlu sekali
memperhatikan prinsip-prinsip dasar dalam tolakan. Ballesteros, J.M. (1989:68)
menyatakan bahwa hal-hal yang harus diutamakan di dalam melakukan tolakan
dalam tolak peluru yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a) Jagalah kaki kiri untuk selalu rendah.
b) Lakukan gerakan kaki yang seimbang dan sempurna dengan kaki kiri
mendorong ke belakang.
c) Bagian atas badan harus selalu rileks, sedangkan bagian bawah selalu
bergerak.
d) Usahakan gerakan yang cepat dan menjangkau jauh dari kaki kanan.
e) Usahakan pinggang kaki kiri dan bahu menghadap ke belakang sejauh
mungkin.
f) Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur.
g) Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup.
h) Tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri.
Selain kondisi fisik yang prima, untuk mendukung keberhasilan anak
dalam mencapai prestasi optimal dalam tolak peluru, seorang guru perlu untuk
mengembangkan model pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi
atlet, sehingga partisipasi maksimal atlet mengikuti pembelajaran akan dapat
mendukung keberhasilan atlet dalam meningkatkan keterampilan dan prestasi
tolak peluru.
2. Metode Latihan
Latihan menurut Aip Syarifudin dan Yusuf Adi Sasmita (1996 : 126)
adalah : “Proses sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas
latihannya.” Sedangkan Nossek, Josef., (1982:10) menyatakan bahwa, “ Latihan
adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang
berlangsung beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standard penampilan
yang tinggi”.Yang dimaksud sistematis adalah latihan harus berencana, menurut
jadwal telah diprogramkan dari yang mudah ke yang sukar dan dari yang
sederhana ke yang rumit serta latihan tersebut harus dilakukan dengan teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Latihan harus dilakukan berulang-ulang agar gerakan yang semula sulit dilakukan
menjadi semakin mudah dan otomatis dalam pelaksanaannya.
Latihan fisik yang benar harus diawali dengan peregangan otot rangka dan
ligamen, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan. Peregangan bertujuan agar
kelentukan tetap terjaga dan untuk mencegah cedera, sedangkan pemanasan untuk
mempersiapkan sirkulasi serta mengoptimalkan temperatur sehingga reaksi
ensimatik didalam tubuh berjalan dengan baik.
Latihan fisik yang teratur , sistematik dan berkesinambungan yang
dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik
secara nyata, Namun tidak demikian halnya bila latihan dilakukan secara tidak
teratur.
Sekarang ini, seperti juga pada masa-masa yang lalu, melalui latihan fisik
atlet mempersiapkan diri untuk tujuan tertentu. Tujuan latihan fisik yang utama
dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotornya
ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologisnya, atlet berusaha
mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk
mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya.
Untuk dapat mencapai tujuan utama dari latihan yaitu taraf ketrampilan
dan prestasi para atlet, maka tujuan umum dari latihan harus dicapai. Maksud dari
tujuan umum latihan menurut Bompa (1990 : 14) adalah :
a) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara
multilateral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang
spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.
a) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang
olahraganya.
b) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi
yang diperlukan.
c) Untuk mengelola kualitas kemauan.
d) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim
secara optimal.
e) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlit.
f) Untuk mencegah cedera.
g) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.
a. Pengaruh Latihan Fisik
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan terukur dengan dosis
dan waktu yang cukup, menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah
pada kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki
penampilan fisik. Menurut Fox, Edward L., Richard W. Bowers & Merie L.
Foss. (1988:324) perubahan fisiologis yang terjadi akibat latihan fisik
diklasifikasikan menjadi tiga macam perubahan yaitu :
1) Perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan, yakni perubahan
yang berhubungan dengan biokimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2) Perubahan yang terjadi secara sistematik, yakni perubahan pada
sistem sirkulasi dan respirasi termasuk sistem pengangkutan
oksigen.
3) Perubahan lain yang terjadi pada komposisi tubuh, perubahan
tekanan darah, dan perubahan yang berkenaan dengan aklimatisasi
panas.
b. Sistem Energi
Energi yang diperlukan untuk suatu kegiatan atau kontraksi otot tidak
dapat diserap langsung dari makanan yang dimakan, akan tetapi diperoleh dari
persenyawaan yang disebut ATP (Adenosin Triphosphate). ATP inilah yang
merupakan sumber energi yang langsung digunakan otot untuk melakukan
kontraksi.
ATP merupakan suatu komponen kompleks yang tersusun atas satu
komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP ini tersimpan dalam
otot rangka dalam jumlah yang sangat terbatas. Supaya kontraksi otot tetap
berlangsung, maka ATP ini ini segera disintesis kembali. ATP bisa diberikan
pada sel-sel otot melalui 3 (tiga) cara metabolisme, yaitu : 2 (dua) secara
Anaerobik dan 1 (satu) secara aerobik. Ketiga cara ini disebut : (1)Sistem
ATP-PC (2) Glikolisis anaerobik; (3) Sistem aerobik.
Plaiometrik merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat, yaitu
gerakan-gerakan yang eksplosif atau meledak, karenanya diperlukan energi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
yang dapat digunakan secara cepat yakni ATP-PC. Hal ini biasanya dapat
dipenuhi melalui sistem energi yang lainnya yakni dengan Glikolisis
anaerobik atau sistem energi asam laktat. ATP-PC mempunyai peranan
penting dalam pengerahan tenaga secara cepat, karena ATP –PC mempunyai
power terbesar bila dibandingkan dengan sistem energi yang lain
1) ATP-PC (Sistem Phosphagen)
Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh
berasal dari ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot terlatih
lebih banyak, maka persediaan ATP menjadi lebih besar. Agar otot dapat
berkontraksi beulang-ulang dengan cepat kuat maka ATP harus dibentuk
dengan cepat. Pembentuakn kembali ATP(resintesis ATP)diperlukan
energi, energi tersebut berasal dari PC (phospho creatine) yang juga
terdapat didalam otot. Apabila PC dipecah akan keluar energi, pemecahan
tersebut tidak memerlukan oksigen. PC ini jumlahnya sangat sedikit tetapi
merupakan sumber energi cepat untuk pembentukan kembali ATP. ATP-
PC sudah tersimpan didalam otot, keduanya dapat memberikan energi
yang cukup dalam kerja fisik maksimal yang dilakukan dalam waktu 5 –
10 detik. Substansi tersebut segera dibentuk setelah 30 detik, sumber
energi ini sudah terbentuk sekitar 70 %, untuk mencapai 100 % diperlukan
waktu 2 – 3 menit. Sistem ini merupkan sumber energi yang dapat
digunakan secara cepat yang diperlukan untuk olahrgan yang memerlukan
kecepatan yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Glikolisis anaerobik (sistem asam laktat)
Apabila cadangan PC yang digunakan untuk resintesis ATP
berkurang, maka dilakukan pemecahan cadangan glikogen tanpa
menggunakan oksigen (anaerobik glycolysis). Dalam proses ini diperlukan
reaksi yang lebih panjang daripada sistem phosphogen, karena glikolisis
ini menghasilkan asam laktat, sehingga pembentukan energi lewat sistem
ini berjalan lebih lambat. Aktivitas yang dilakukan secara maksimal dalam
waktu 45 -60 detik menimbulkan akumulasi asam laktat.
Asam laktat yang terbentuk dalam glikolisis anaerobik akan
menurunkan pH dalam otot maupun darah. Perubahan pH ini akan
menghambat kerja enzim-enzim atau reaksi kimia dalam sel tubuh,
terutama dalam sel otot, sehingga menyebabkan kontraksi menjadi lemah
dan akhirnya otot mengalami kelelahan. Untuk menghilangkannya
diperlukan waktu 3-5 menit. Apabila glikolisis anaerobik ini terus
berlangsung maka pH akan menjadi sangat rendah sehingga menyebabkan
atlet menjadi tidak dapat meneruskan aktivitasnya.
Asam laktat merupakan sumber energi yang dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk metabolisme aerobic dengan cara mengubah
asam laktat menjadi asam piruvat dan piruvat lalu masuk ke dalam siklus
Kreb`s dan system transport electron sehingga mengasilkan energi H2O
dan CO2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Semua olahraga yang memerlukan kecepatan, pertama-tama
menggunakan sistem phosphagen dan kemudian asam laktat. Selanjutnya
timbunan asam laktat dapat diubah menjadi glukosa lagi dalam hati.
3. Latihan Plaiometrik
Plaiometrik pertama kali dikemukakan pada tahun 1975 oleh Fred will,
salah seorang warga Amerika yang berfikiran jauh ke depan tentang kepelatihan
atletik. Plaiometrik berasal dari bahasa latin “plyo + metrics” yang berarti “
measurable increase” atau peningkatan yang terukur. Chu, Donald, A., (1992:1)
Menurut Radcliffe, J.C., & Farentinos, R.C. (1985:3-7) latihan plaiometrik adalah
suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat
yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari
otot-otot yang terlibat. Plaiometrik disebut juga dengan reflek regang atau
miotatik atau reflek musle spindle. Pendapat lain dikemukakan oleh Fox, Edward
L., Richard W. Bowers & Merie L. Foss (1988:175) mengemukakan bahwa
latihan plaiometrik merupakan tipe bentuk program latihan kelima yang
mengkombinasikan suatu regangan awal pada unit tendon yang diikuti oleh suatu
kontraksi isotonik. Sedangkan menurut Chu, Donald, A.,(1992:1-3) berpendapat
bahwa latihan plaiometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk
mencapai kekuatan maksimal dalamwaktu yang sesingkat mungkin. Dari beberapa
definisi diatas, walaupun terdapat perbedaan namun pada prinsipnya sama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan plaiometrik adalah salah satu
bentuk latihan yang didalamnya terdapat kontraksi dan regangan otot secara cepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
yang memungkinkan otot mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang
singkat. Pada dasarnya latihan plaiometrik adalah gerakan dari rangsangan
peregangan otot secara mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat.
Latihan tersebut dapat menghasilkan peningkatan daya ledak dan kekuatan
kontaksi. Daya ledak dan kekuatan kontaksi otot merupakan cermin peningkatan
adaptasi fungsional neuromuscular. Peningkatan kontraksi otot merupakan
perbaikan fungsi reflek peregangan dari musle spindle.
a. Prinsip-Prinsip Latihan Plaiometrik
Latihan plaiometrik sebagai metode latihan fisik untuk
mengembangkan kualitas fisik, selain harus mengikuti prinsip-prinsip dasar
latihan secara umum, juga harus mengikuti prinsip-prinsip khusus yang terdiri
dari :
1) Memberi regangan (stretch) pada otot
Tujuan dari pemberian regangan yang cepat pada otot-otot yang
terlibat sebelum melakukan kontraksi (gerak), secara fisiologis untuk : (a)
memberi panjang awal yang optimum pada otot, (b) mendapatkan tenaga
elastik, dan (c) menimbulkan reflek regang.
(a) Memberi panjang awal yang optimum pada otot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Maksud dari pemberian regangan pada otot sebelum
berkontraksi adalah untuk memberikan panjang awal yang optimum
pada otot untuk berkontraksi. Panjang awal yang optimum pada otot
adalah pada saat otot dalam keadaan panjang istirahat (resting length).
Dalam keadaan panjang istirahat, sarkomer mampu menimbulkan
daya kontraksi terbesar, Guyton, A. C., & Hall, J. E., (1986:126).
Bila otot jauh lebih besar dari pada panjang normal sebelum
berkontraksi, timbul regangan istirahat dalam jumlah besar dalam otot,
walaupun kontraksi belum berlangsung ; yaitu kedua ujung-ujung otot
saling mendekati satu sama lain oleh daya elastik jaringan ikat,
sarkolema, pembuluh darah, saraf dan sebagainya. Peningkatan
regangan selama kontraksi dinamakan regangan aktif, dan akan
menurun bila otot diregangkan di luar panjang normalnya. Bila otot
yang sedang istirahat dipendekkan sampai kurang dari panjang
regangan penuh normal, tegangan maksimal kontraksi secara progresif
menurun dan mencapai nol bila otot telah memendek sampai kira-kira
60 % - 70 % dari panjang istirahat maksimal.
(b) Untuk mendapatkan tenaga elastis.
Tujuan kedua dari pemberian regangan pada otot sebelum
melakukan gerakan adalah untuk mendapatkan tenaga elastis. Pada
gerakan plaiometrik selama fase eksentrik atau fase negatif ketika otot
diregangkan secara cepat, komponen seri elastis juga akan teregangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
sehingga menyimpan kekuatan beban dalam bentuk energi potensial
elastis. Sebagian simpanan energi elastis diperoleh selama terjadi fase
konsentrik atau fase positif dari kontraksi yang digerakkan oleh reflek
regang. Chu, Donald, A (1992:1-3)
(c) Menimbulkan reflek regang.
Dalam mengunakan dan mengembangkan power , melibatkan
proses motorik yang disadari (voluntary) maupun proses motorik yang
tidak disadari (involuntary) atau dalam plaiometrik disebut dengan
reflek regang ( stretch reflex), miotatik reflex atau muscle spindle
reflex. Dalam latihan plaiometrik mekanisme kemauan (akal) yang
menegndalikan dan mengkoordinasi otot rangka adalah setingkat lebih
penting daripada serabut ototnya sendiri. Perbaikan kontrol otot dan
penggabungan reaksi power latihan plaiometrik rupanya akan
berhubungan dengan perbaikan susunan saraf otot dan jalur senso-
motorik yang kompleks.
2) Beban lebih yang meningkat
Dalam latihan plaiometrik harus menerapkan beban lebih
(overload) dalam hal beban/ tahanan (resistive), kecepatan (temporal),
dan jarak (spatial). Tahan atau beban yang overload biasanya pada latihan
plaiometrik diperoleh bentuk perubahan pemindahan dari anggota badan
atau tubuh yang cepat, seperti menangulangi akibat jatuh, meloncat,
melambung, memantul, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Temporal (waktu atau kecepatan yang overload dapat diperoleh
dengan mengkonsentrasikan pada pelaksanaan gerak yang secepat-
cepatnya. Spatial (jarak atau ruang gerak) yang overload dapat diperoleh
melalui penambahan tinggi atau jarak yang dilakukan berangsur-angsur
meningkat
3) Kekhususan Latihan
Dalam latihan plaiometrik harus menerapkan prinsip kekhususan,
yakni : a) khusus terhadap kelompok otot yang dilatih atau kekhususan
neuromusculer, b) harus khusus terhadap sistem energi yang digunakan,
dan c) khusus terhadap pola gerakan latihan.
(a) Kekhususan pada kelompok otot yang dilatih.
Dalam plaiometrik kekhususan kelompok otot yang dilatih
berdasarkan fungsi anatomi dan hubungannya dengan gerakan
olahraga. Jadi latihan dapat dibagi berdasarkan kelompok otot yang
terlibat dan bagaimana hubungannya dengan gerakan-gerakan olahraga
yang dikembangkan.
Berdasarkan kelompok otot yang dilatih dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu : latihan kelompok otot anggota gerak bawah,
latihan kelompok otot anggota gerak tengah, dan latihan kelompok otot
anggota gerak atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Latihan plaiometrik untuk cabang lompat jauh dalam penelitian
ini adalah latihan kelompok otot anggota gerak bawah. Meskipun
kelompok otot anggota gerak tengah dan atas juga menentukan tetapi
kelompok otot anggota gerak bawah lebih dominan dalam menentukan
jauhnya hasil lompatan.
(b) Kekhususan pada sistem energi utama yang digunakan.
Plaiometrik merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat,
yaitu gerakan-gerakan yang eksplosif atau meledak, karenanya
diperlukan energi yang dapat digunakan secara cepat. Hal ini biasanya
dapat dipenuhi melalui sistem energi yang lainnya. Sistem energi ATP-
PC mempunyai peranan penting dalam pengerahan tenaga secara
cepat, karena ATP –PC mempunyai power terbesar bila dibandingkan
dengan sistem energi yang lain.
(c) Kekhususan pada pola gerakan latihan.
Gerakan plaiometrik sebagian besar mengikuti konsep “power
chain” dan sebagian besar latihan khusus melibatkan kelompok otot
anggota gerak bawah, karena gerakan pada kelompok otot ini secara
nyata merupakan power dari gerakan olahraga dan benar-benar
mempunyai keterlibatan yang besar dalam semua gerakan olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Agar latihan power memberikan hasil seperti yang diharapkan,
maka harus direncanakan secara dinamik dengan memppertimbangkan
aspek-aspek yang menjadi komponennya, yaitu :
(1) Volume
Untuk meningkatkan power anggota gerak bawah, Radcliffe,
J.C., & Farentinos, R.C. (1985:21-27) memberikan pedoman
sebagai berikut :
(a) Jangka waktu kerja antara 4-15 detik.
(b) Jarak yang ditempuh tidak lebih dari 30 meter.
(c) Dikerjakan dengan intensitas sedang sampai tinggi.
(d) Repetisi antara 15-30 dalam 2-4 set dengan istirahat 2 menit.
(2) Intensitas yang tinggi
Intensitas merupakan faktor yang penting dalam latihan
plaiometrik. Pelaksanaan yang cepat dengan usaha yang maksimal
adalah penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kecepatan
regangan otot lebih penting dari pada panjang regangannya.
Respon reflek yang terbesar dicapai jika otot dibebani secara cepat.
Radcliffe, J.C., & Farentinos, R.C., (1985:21). Agar memperoleh
hasil yang maksimal, latihan plaiometrik harus dikerjakan dengan
intensitas sedang sampai tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(3) Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah ulangan berapa kali latihan
dikerjakan setiap sesi atau minggunya. Olahraga yang
mengutamakan power ternyata pengeluaran energinya sangat
tinggi, hal ini dapat menjelaskan mengapa kelelahan lebih cepat
timbul dalam latihan power, sehingga disarankan frekuensi latihan
dilakukan 5-6 per sesi latihan dan 2-4 kali per minggu.
(4) Pulih asal
Pulih asal yang dilakukan pada latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan power menggunakan ratio perbandingan antara kerja
dan istirahat 1:5 – 1:10. Chu, Donald, A, (1992:14 ).
Latihan plaiometrik akan memberikan manfaat pada aspek
yang dilatih jika dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan
dengan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip latihan yang telah
disarankan. Dalam menyusun program latihan plaiometrik harus
memperhatikan pedoman-pedoman khusus yang mempengaruhi
terhadap keberhasilan latihan. Menurut Radcliffe & Farentinos
dalam M. Furqon dan Muchsin Doewes (2002:17-22) aspek-aspek
khusus untuk melakukan latihan plaiometrik yang tepat dan efektif
antara lain adalah :
1) Pemanasan dan pendinginan (warm up and warm down)
2) Intensitas tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Beban lebih progresif
4) Memaksimalkan gaya / meminimalkan waktu
5) Melakukan sejumlah ulangan
6) Istirahat yang cukup
7) Membangun landasan yang kuat terlebih dulu
8) Program latihan individualisasi
b. Bentuk Latihan Plaiometrik untuk meningkatkan hasil tolak peluru
Berdasarkan pada fungsi anatomi dan hubungannya dengan olahraga
Radcliffe, J.C., & Farentinos, R.C. (1985:15-109) mengklarifikasikan latihan
plaiometrik menjadi tiga kelompaok latihan , yakni : (1) latihan untuk pinggul
dan tungkai (2) latihan untuk batang tubuh togok (3) latihan untuk tubuh
bagian atas. Dari beberapa klarifikasi latihan diatas maka ditinjau dari otot-
otot pengerak yang dilatih dalam mendukung gerakan tolak peluru gaya
menyamping adalah latihan untuk tubuh bagian atas yang meliputi:
1) Latihan Medicine Ball Chest Pass
Latihan Medicine Ball Chest Pass adalah latihan dengan mendorong bola
secepatnya keluar oleh salah seseorang menjulurkan kedua lengan
sepenuhnya. Latihan ini mempunyai unsur yang sama yaitu menolak yang
dibutuhkan dalam tolak peluru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 7. Gerakan Medicine Ball Chest Pass
(M. Furqon dan Muchsin Doewes, 2002:63)
Sikap awal saling berpasangan dengan berdiri atau berlutut saling
berhadapan. Salah seorang memegang bola setinggi dada dengan kedua tangan
sedikit kebelakang bola dan kedua lengan ditekuk dengan bagian belakang
tangan menyentuh dada. Pasangan yang satunya mengatisipasi datangnya bola
medesin dengan menjulurkan kedua lengan ke arah horisontal di dada.
Gerakanya yaitu bola didorong secepatnya keuar oleh seorang peserta yang
menjulurkan kedua lengan sepenuhnya.
Dalam latihan Medicine Ball Chest Pass otot-otot yang dilibatkan adalah
triceps, deltoid, pictoralis, dan pergelangan tangan serta lengan bawah.
Latihan Medicine Ball Chest Pass dilakukan dengan tidak menggunakan
beban berlebih (overload) untuk kelompok otot terterntu, tetapi ini ditekankan
pada intensitas/repetisi dari latihan yang dilakukan. Dengan menambah
intensitas dan repetisi latihan, diharapkan akan meningkatkan daya ekplosif
pada otot lengan. Secara fisiologis latihan Medicine Ball Chest Pass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
gerakannya tampak ringan, namun akan memberikan pengaruh yang baik
dalam meningkatkan power otot lengan, dimana otot lengan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan presasi tolak peluru.
Agar hasil latihan optimal, maka dalam melakukan gerakan latihan
Medicine Ball Chest Pass ada bebarapa faktor yang harus dipahami oleh
pelatih dan siswa antara lain:
1. Sebelum melakukan latihan, badan dikondisikan dalam keadaan siap,
melalui aktifitas pemanasan yang cukup
2. Latihan Medicine Ball Chest Pass merupakan salah satu dari latihan
plaiometrik dengan intensitas rendah (low impact), Sukadiyanto,
(2002:96). Oleh karena itu dalam melakukan latihan Medicine Ball Chest
Pass gerakan-gerakan harus benar dengan gerak yang benar maka otot-otot
yang digerakkan akan sesuai dengan tujuan latihan sehingga dihasilkan
peningkatan presasi yang diharapkan.
3. Latihan Medicine Ball Chest Pass sangat cocok untuk siswa yang
mempunyai kekuatan otot yang rendah. Karena dalam latihan ini
penekanannya pada jumlah gerakan yang dilakukan, bukan pada beban
yang lebih.
4. Sebaliknya latihan Medicine Ball Chest Pass ini kurang sesuai untuk
siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan tinggi, karena kondisi
kekuatan lengan yang tinggi cenderung memerlukan latihan berat sehingga
kurang cocok apabila diberikan model latihan repetisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel. 1 Kelebihan dan Kekurangan Latihan Medicine Ball Chest Pass
Kelebihan Latihan Medicine Ball
Chest Pass
Kekurangan Latihan Medicine Ball
Chest Pass
a. Meningkatkan otot lengan
diantaranya triceps, deltoid,
pictoralis.
b. Dapat digunakan dengan mudah
oleh siswa yang memiliki power
otot lengan yang rendah.
c. Dengan dorongan yang eksplosif
akan meningkatkan power otot
lengan setimpal usaha latihan
tersebut.
d. Latihan ini lebih menekankan
pada banyaknya repetisi
dilakukan. Jadi penambahan
beban pada otot lengan dilakukan
dengan latihan gerakan yang sama
berkali-kali.
e. Banyaknya jumlah ulangan
dorongan akan meningkatkan
daya tahan anaerabik otot lengan.
f. Jumlah doronga lebih banyak.
a. Dengan doronga ekplosif yang
kurang maksimal akan
menghasilkan peningkatan power
yang kurang maksimal juga.
b. Membutuhkan kesiapan yang
serius dengan tujuan latihan lebih
terpusat untuk meningkatkan
kemampuan kekuatan dan daya
tahan otot-otot yang terlibat.
2) Latihan Heavy Bag Thrust
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pelaksanaan latihan plaiometrik model ini adalah latihan dengan cara
peserta menghadap ke samsak dengan kedua tungkai pada posisi setengah
terbuka, kaki yang berada di samping atau di dekat samsak ditarik kebelakang.
Letakkan tangan bagian dalam setinggi dada pada samsak dengan jari-jari
menunjuk ke atas, siku harus dekat dengan tubuh dan lengan lurus ditekuk
penuh. Kedua kaki diam dan dengan kedua togok, doronglah samsak sejauh
mungkin dari tubuh secepat mungkin, lengan dan bahu terjulur penuh.
Pentalan samsak ditangkap dengan tangan terbuka dan pecahkan
momentumnya dengan menggunakan togok, lengan dan bahu. Dorong samsak
ke depan lagi sebelum mencapai posisi awal.
Gambar 8. Gerakan Heavy Bag Thrust
(M. Furqon dan Muchsin Doewes, 2002:64)
Latihan plaiometrik model ini membutuhkan samsak yang digantung
dengan tali dan otot-otot yang terlibat dalam gerakan ini adalah otot triceps,
deltoid, pectoralis, trapicius perut oblinques external, exsternal pinggul,
femoris, gastro nemius. Bentuk latihan ini lebih banyak melibatkan otot-otot
tubuh bagian atas dan bawah dibandingkan dengan latihan medecine Ball
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Chest Pass. Selain hal tersebut model latihan ini juga sesuai dengan pola
gerakan tolak peluru.
Berdasarkan rangkaian gerakan latihan Heavy Bag Thrust di atas, kita
bisa menyimpulkan beberapa faktor yang harus dipahami oleh guru atau siswa
sendiri agar pada pelaksanaan latihan tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan antara lain:
1. Sebelum melakukan latihan, badan dikondisikan dalam keadaan siap,
melalui aktifitas pemanasan yang cukup.
2. Latihan Heavy Bag Thrust merupakan salah satu dari latihan plaiometrik
dengan intensitas tinggi (Sukadiyanto, 2002:96) namun mempunyai beban
yang lebih, karena pada saat melakukan gerakan dorongan samsak lengan
menahan samsak. Hal ini sangat berbahaya apabila kondisi fisik sebelum
latihan tidak dalam keadaan siap.
3. Memperhatikan beberapahal di atas latihan Heavy Bag Thrust ini sangat
cocok untuk siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan tinggi. Karena
dalam latihan ini penekanannya pada beban yang lebih/over load, bukan
jumlah repetisi dari gerakan yang dilakukan.
4. Sebaliknya latihan Heavy Bag Thrust ini kurang sesuai untuk siswa yang
mempunyai kekkuatan otot rendah, karena beban yang lebih ini pada akhir
latihan bukan meningkatkan daya ekplosifnya, melainkan akan menemui
keadaan over load yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan otot
lengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel. 2 Kelebihan dan Kekurangan Dari Latihan Heavy Bag Thrust
Kelebihan dari latihan Heavy Bag
Thrust
Kekurangan dari latihan Heavy Bag
Thrust
a. Menigkatakan power otot
triceps, deltoid, pectoralis,
trapicius perut oblinques
external, exsternal pinggul,
femoris, gastro nemius.
b. Tolakan kedua dan seterusnya
sangat kuat karena efek beban
samsak.
c. Latihan ini lebih menekankan
pada beban otot lengan saat
melakukan dorongan.
d. Saat mendorong dengan satu
tangan yang tinggi dan ekplosif
akan meningkatkan power otot
lengan setimpal usaha latihan
tersebut.
e. Latihan ini sangat sesuai dan
efektif sekali untuk siswa yang
memiliki power otot lengan
yang sebelumnya disa
dikategorikan sudah baik.
a. Bagi siswa yang mempunyai
power otot lengan rendah akan
mengalami hambatan untuk
melakukan dorongan samsak.
b. Membutuhkan kesiapan yang
lebih serius sebelum melakukan
latihan.
c. Siswa mudah sekali mengalami
cidera apabila sebelum latihan
pemanasan kurang cukup.
d. Membutuhkan pengerahan
tenaga yang banyak.
4. Panjang Lengan
Sebagai sesuatu yang nampak konkrit, tubuh manusia mempunyai bentuk
dan susunan tertentu. Susunan yang terdiri dari kerangka tulang dan otot yang
terbungkus kulit itulah yang dimaksud sebagai struktur tubuh. Sejalan dengan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Anwar Pasau (1993:42) mengatakan bahwa:”struktur tubuh adalah unsur-unsur
atau bagian-bagian tubuh manusia”.
Struktur tubuh memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas
olahraga dan menunjang keterampilan gerak seseorang. Hal tersebut sejalan
pendapat H.Clarke (1997:11) yang mengatakan bahwa :” the type of individual’s
structure is an essensial factor in his motor performance”. Kalimat ini
mengandung arti: bentuk struktur tubuh seseorang adalah suatu factor yang sangat
mendasar bagi pelaksana geraknya.
Panjang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam olahraga khususnya tolak peluru, karena panjang lengan akan
memungkinkan dalam pencapaian hasil tolakan yang maksimal. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk angggota tubuh atau postur
tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang
maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
a. Pengukuran panjang lengan
Panjang lengan merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong dalam
pengukuran Antropometrik yakni salah satu anggota gerak tubuh bagai atas yang
terdiri dari : lengan atas, lengan bawah, tangan, dan jari-jari tangan. Dengan
demikian panjang lengan meliputi pengukuran anggota gerak tubuh bagian atas
yang dimulai dari persendian bahu atau persendian lengan atas sampai pada
tangan atau jari tangan yang terpanjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 9. Antropometri Tubuh Manusia
(yukbelajarergonomi.blogspot.com)
Keterangan:
Nomor 26 : batasan panjang lengan adalah diukur dari kepala tulang lengan
(Caput Os. Ocramion) sampai ujung jari tengah.
Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan
meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang
paling atas sampai ujung jari tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang
bahu sampai ujung jari (Soedarminta, 1994:108).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Peran Panjang Lengan Terhadap Peningkatan Hasil Tolak Peluru
Pengaruh lengan terhadap prestasi tolak peluru pada umumnya sangat
besar, ditinjau dari fungsi lengan sebagai penahan, pemegang dan sebagai alat
tolakan terakhir dengan gaya dorong. Fungsi lengan dalam tolakan ini sesuai
dengan pendapat yang mengatakan otot lengan adalah kekuatan otot-otot atau
kelompok otot untuk mengatasi suatu beban dalam menjalankan suatu aktivitas
(Abdul Hamid Syeeh Nur, 1993:135).
Makin tinggi dan besar orang yang menolak, makin baik adanya. Orang
dengan lengan panjang akan lebih menguntungkan dari pada berlengan pendek.
Sebab lengan yang panjang mempunyai jangkauan tolakan yang lebih jauh
(Winarno Surachman, 1992:20). Hal senada juga diuratakan oleh (Hidayat,
1997:148) bahwa semakin tinggi jarak tolakan maka akan menetukan jarak dari
tolakan. Selain hal tersebut (Hidayat, 1997:240) memberikan contoh tentang
adanya implus dan momentum:
“Peluru yang meledak mengerahkan kekuatan/gayanya. Gaya yang bekerja
pada pistol, pengerahannya dilakukan sepanjang larasnya. Karena larasnya
pendek, waktu (t) yang dikerahkan juga pendek. Senjata apai yang
larasnya panjang, dengan sendirinya t-nya juga besar sehingga implusnya
besar, ini berarti jarak tembak senjata api yang larasnya panjang lebih jauh
dari laras pendek/pistol”
Prestasi tolak peluru dapat dicapai jika atlet memiliki kemampuan baik
fisik maupun teknik sesuai dengan kartakteristik tolak peluru.Tujuan tolak peluru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
yaitu mencapai jarak horizontal tolakan yang sejauh-jauhnya. Dari segi
biomekanika Hay, J.G. (1985:476) mengemukakan mengenai faktor dasar yang
menentukan prestasi tolak peluru seperti pada bagan berikut :
Gambar 10. Faktor-faktor Dasar yang Menentukan Prestasi Tolak Peluru
(Hay, J.G. 1985:476)
Jarak
Tinggi
Pelepasan
Faktor
Aerodinamik
Fisik Posisi
Sudut
Sikap
Kecepatan
Angin
Pengaruh
Kecepatan
Pelepasan
Sudut
Pelepasan
Pengeraha
n
Tenaga
Jarak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan bagan di atas dapat diketahui bahwa jarak tolakan ditentukan
oleh : kecepatan pelepasan, sudut pelepasan, tenaga yang dikerahkan, ketinggian
pelepasan dan faktor aerodinamika. Tingginya pelepasan peluru ditentukan oleh
kemampuan kondisi fisik dan posisi badan saat menolakkan peluru. Orang yang
memiliki tubuh kuat dan tinggi besar lebih diuntungkan, karena dapat melepaskan
peluru pada posisi yang tinggi dan dapat menolakkan peluru dengan lebih kuat
sehingga mencapai jarak yang lebih jauh.
jika demikian maka pada prinsip tolak peluru dapat dikatakan bahwa jika
seseorang yang mempunyai lengan yang lebih panjang maka pengerahan
kekuatanya lebih lama sehingga implus lebih besar. Implus yang lebih besar
mengakibatkan momentum juga besar. Maka jarak hasil tolakan peluru
kecenderungannya akan maksimal.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang
dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis.
Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang
trekait dengan program latihan plaiometrik dengan hasil yang bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Penelitian Dwi Gunadi (2005) tentang program latihan plaiometrik dan
latihan berbeban terhadap power otot lengan menujukkan pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi tolak peluru gaya linier.
Penelitian Subandono (2006) tentang pengaruh latihan plaiometrik dan
rasio panjang tungkai dan tinggi badan menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi lompat jauh.
C. Kerangka Berfikir
1. Perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass
dan plaiometrik heavy bag thrust terhadap peningkatan hasil tolak peluru
gaya menyamping.
Metode latihan merupakan prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan
penataanya menurut kadar kesulitan kompleksitas. Plaiometrik medicine ball chest
pass dan plaiometrik heavy bag thrust juga mempunyai karateristik berbeda dalam
upaya peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping. Plaiometrik medicine
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
ball chest pass memberikan kontribusi terhadap koordinasi sedangkan plaiometrik
heavy bag thrust lebih menekankan pada peningkatan kekuatan, ketahanan otot
dan pembentukan otot. Dengan kondisi tersebut tentunya daya didorong atau
tolakan akan meningkat.
Keuntungan latihan plaiometrik medicine ball chest pass adalah kecepatan
gerakan dalam latihan lebih tinggi, sehingga sangat baik dan efektif untuk
menghasilkan tenaga pada jenis gerakan (kecepatan gerak jauh lebih baik) resiko
cidera otot jauh lebih rendah, sehingga lebih aman saat melakukan latihan, kontrol
kesungguhan dan kebenaran dalam pelaksanaan program latihan lebih mudah,
peningkatan beban latihan lebih tepat sesuai dengan ketentuan dan memungkinkan
sejumlah siswa untuk berlatih bersama, sehingga menghemat waktu.
Latihan plaiometrik heavy bag thrust adalah latihan yang menggunakan
alat bantu berupa samsak untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan
pembentukan otot. Sama halnya dengan latihan plaiometrik medicine ball chest
pass latihan plaiometrik heavy bag thrust juga mempunyai kelebihan atau
keuntungan untuk meningkatkan hasil tolak peluru gaya menyamping yang cukup
besar, dengan adanya penambahan beban dari luar, lebih memberikan tantangan
bagi pelaku sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam latihan.
Latihan plaiometrik merupakan metode latihan yang dikembangkan untuk
mengembangkan ekplosif power. Maksud plaiometrik adalah membangun tenaga
yang luar biasa besar dalam waktu yang relatif pendek. Tujuan latihan plaiometrik
adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menjadi lebih bertenaga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
lebih cepat. Oleh karena itu latihan plaiometrik merupakan latihan yang sangat
cocok untuk meningkatkan daya ledak.
Metode latihan yang berulang-ulang dan berkesinambungan akan
berpengaruh terhadap power otot lengan sehingga akan beradaptasi terdahap
gerakan yang dilakukan. Dengan demikian hasil tolak peluru gaya menyamping
pada siswa SMA dapat meningkat. Hal ini disebabkan karena pola gerakan yang
digunakan sesuai dengan gerakan pada koordinasi. Oleh karena itu penningkatan
dosis metode latihan senbaikya diberikan secara bertahap.
Dari uraian diatas dengan memperhatikan metode latihan plaiometrik
maka dapat diduga bahwa latihan plaiometrik akan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping.
2. Perbedaan peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping antara yang
memiliki panjang lengan panjang, sedang dan pendek.
Tujuan utama tolak peluru adalah menolak atau mendorong peluru untuk
mencapai jarak sejau-jauhnya yang dilakukan dari bahu dengan satu lengan.
Lengan adalah salah satu anggota tubuh yang mempunyai bidang gerak besar atau
yang paling leluasa bergerak. atau Panjang lengan merupakan salah satu faktor
penentu prestasi tolak peluru. Panjang lengan seseorang mencerminkan panjang
jangkau seseorang, dimana perbandingan panjang jangkauan dan tinggi badan
seseorang adalah relatif sama.
Panjang lengan yang dimiliki siswa tidaklah sama. Ada yang panjang,
sedang dan pendek.Semakain panjang lengan seseorang, maka dalam pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
tolakaan juga akan mempengaruhi ketinggian saat melepaskan peluru. Semakin
tinggi saat pelepasan peluru maka semakin jauh pula jarak yang akan dihasilkan.
Selain hal tersebut semakin panjang lengan seseorang maka implus yang terjadi
saat menolak peluru semakin besar pula.
Dari uraian diatas maka dapat diduga bahwa perbedaan panjang lengan
yang panjang, sedang dan pendek diduga dapat memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap hasil tolak peluru gaya menyamping.
3. Pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik ball chest pass dan
plaiometrik heavy bag thrust dan panjang lengan terhadap peningkatan
hasil tolak peluru gaya menyamping.
Latihan plaiometrik merupakan metode latihan yang dikembangkan untuk
mengembangkan ekplosif power. Latihan plaiometrik ball chest pass dan
plaiometrik heavy bag thrust memberikan pengaruh yang positif terhadap power
lengan untuk menghasilkan tolakan yang sempurna, karena kedua latihan tersebut
memberikan kontribusi terhdap koordinasi, kekuatan, ketahan otot dan
pembentukan otot.
Bagi siswa yang memiliki panjang lengan yang pendek latihan
plaiometrik medecine ball chest pass akan memberikan kontribusi yang positif
terhadap penggunaan lengan sebagai tenaga pendorong dalam melakukan tolakan.
Sebaliknya bagi siswa yang mempunyai panjang lengan sedang dan panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
latihan plaiometrik heavy bag thrust memberikan kontribusi yang efektif terhadap
penggunaan lengan sebagai tenaga pendorong dalam melakukan tolakan.
Dari uraian di atas dapat diduga terdapat interaksi antara latihan
plaiometrik medecine ball chest pass dan plaiometrik heavy bag thrust dan
panjang lengan terhapat peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping.
D. Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik medicine ball chest pass
dan plaiometrik heavy bag thrust terhadap peningkatan hasil tolak peluru gaya
menyamping.
2. Ada perbedaan peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping antara yang
memiliki panjang lengan panjang, sedang dan pendek.
3. Ada pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik medecine ball chest pass
dan plaiometrik heavy bag thrust dan panjang lengan terhadap peningkatan
hasil tolak peluru gaya menyamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Nglames Kabupaten Madiun.
Alasan peneliti memilih tempat ini karena pada sekolah tersebut belum
pernah dilakukan penelitian yang menyangkut permasalahan seperti yang
diajukan dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama delapan minggu, dimulai pada 26
Agustus 2013 sampai dengan 12 Oktober 2013 dengan rekuensi latihan tiga
kali dalam seminggu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Penelitian diluar jam
pelajaran pendidikan jasmani yaitu pada sore hari mulai pukul 15.00 s.d 16.30
WIB. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 24 kali
pertemuan. Uraian terperinci mengenai waktu penelitian tersebut
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 3. Rancangan penelitian faktorial ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Kerangka Desain Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Metode Latihan
(A)
Variabel Antributif
Variabel Manipulatif
Panjang Lengan
(B)
Panjang
(B1)
Sedang
(B2)
Pendek
(B3)
Plaiometrik Medicine Ball
Chest Pass
(A1)
a1 b1 a1 b2 a1 b3
Plaiometrik Heavy Bag
Thrust
(A2)
a2 b1 a2 b2 a2 b3
Keterangan:
a1 b1 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang dilatih dengan
mengunakan latihan medicine ball chest pass
a2 b1 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang dilatih dengan
mengunakan latihan heavy bag thrust
a1 b2 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan sedang dilatih dengan
mengunakan latihan medicine ball chest pass
a2 b2 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan sedang dilatih dengan
mengunakan latihan heavy bag thrust
a1 b3 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan pendek dilatih dengan
mengunakan latihan medicine ball chest pass
a2 b3 : Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan pendek dilatih dengan
mengunakan latihan heavy bag thrust
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu
variabel terikat (dependen) yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini meliputi :
a). Variabel manipulatif yang terdiri latihan plaiometrik medicine ball chest
pass dan latihan plaiometrik heavy bag thrust.
b). Variabel atributif yang terdiri dari panjang lengan panjang, sedang dan
pendek
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil tolak peluru gaya menyamping.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Latihan Plaiometrik adalah salah satu bentuk latihan yang didalamnya terdapat
kontraksi dan regangan otot secara cepat yang memungkinkan otot mencapai
kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat. Latihan plaiometrik dalam
penelitian ini adalah medicine ball chest pass dan heavy bag thrust.
a) Medicine ball chest pass adalah mendorong bola medicine ke depan sejajar
dengan bahu secepat mungkin hingga lengan terjulur penuh.
b) Heavy bag thrust adalah latihan dengan kedua kaki diam dan terbuka
mendorong samsak menjauh dari tubuh secepat mungkin lengan dan bahu
terjulur penuh.
2. Panjang lengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Panjang lengan adalah bagian lengan yang diukur dari kepala tulang lengan
(Caput Os. Ocramion) sampai ujung jari tengah.
3. Hasil tolak peluru gaya menyamping
Hasil tolak peluru adalah hasil yang mampu diraih seorang individu dalam
melakukan tolak peluru gaya menyamping.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI SMAN 1
Nglames Kebupaten Madiun yang berjumlah 96 siswa.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002: 148) teknik purposive
random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel
harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenihi tujuan penelitian.
Dari jumlah siswa yang terpilih selanjutnya dilakukan pengukuran panjang
lengan untuk mengetahui siswa yang memiliki panjang lengan panjang,
sedang, dan pendek, kemudian dirangking dan dikelompokkan berdasar
panjang lengan. Diambil Sebanyak 42 siswa dengan rincian 14 orang siswa
yang memiliki panjang lengan panjang, dan 14 siswa yang memiliki panjang
lengan sedang dan 14 siswa dengan panjang lengan pendek. Kemudian dari 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
siswa setiap kelompoknya lengan akan dibagi masing-masing kelompok
terdiri 7 orang untuk menjalani latihan medicine ball chest pass dan heavy
bag thrust.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara
tes dan pengukuran beberapa variabel penelitian:
1) Data panjang lengan
Data panjang lengan yang diperhitungkan atas dasar pengukuran
lengan yang diukur dari kepala tulang lengan (Caput Os. Ocramion) sampai
ujung jari tengah. Panjang lengan diukur pada sikap duduk pada bangku,
sikap badan tegak dan tangan diletakkan disamping badan. Data panjang
lengan dapat dipakai untuk mengelompokkkan (1) sampel yang memiliki
panjang lengan panjang, (2) sampel yang memilki panjang lengan sedang, dan
(3) sampel yang memilki panjang lengan pendek.
2) Data Hasil tolak peluru gaya menyamping
Teknik pengumpulan data hasil tolak peluru gaya menyamping
terdapat data pre-tes dan post- tes. Petunjuk tes tolak peluru gaya menyamping
dari Suhendro Andi (1999:3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analis varian (ANAVA)
rancangan faktorial 2 x 3 pada α = 0,05. Jika nila F yang diperoleh (F0) signifikan
analisis dilanjutkan dengan uji rentang Newman-keuls (Sujdana, 2002:36). Untuk
memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji
liliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett) (Sujdana, 2002:261-
264). Urutan langkah-langkah analisis data ini adalah:
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a) Uji Normalitas (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.(Sudjana 2002:132)
Langkah-langkah :
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai
skor tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :
S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kreteria :
Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas ( Metode Bartlett )
Dalam uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett dengan α =
0,05.Dimana rumus homogenitas adalah sebagi berikut :
S12
=
1
)( 22
n
n
xx
2). Uji Hipotesis
Data hasil tes akhir tolak peluru dianalisis dengan statistika anava dua jalur
dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05 %
yang ada pada tahap sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
sampel (uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan uji homogenitas varians (uji
Bartlett dengan α = 0,05 %) Selanjutnya prosedur analisis prosedur analisis
variansi dua jalur secara rinci sebagai berikut :
Tabel 4. Analisis Variansi dua jalur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Source of variance SS df MS F
Between Grups
A
B
A*B
Within groups
Total
SSB
SS1
SS2
SS1x2
SSw
SST
dfn
df1
df2
df1x2
dfw
dfT
MSB
MS1
MS2
MS1x2
MSw
FB
F1
F2
F1x2
Langkah-langkah perhitungan :
a) Sum of Square
1) Total Sum of Square
SSr = X2 –
N
X 2
2) Between group sum of square (SSB)
SSB =
N
X
N
X
N
X
N
X
k
k
22
2
2
2
1
2
1
3) Within group sum of square (SSw)
SSw = SSr - SSB
4) Sum of square for factor 1 (SS1)
SS1 =
N
X
umnNineachcol
columneachofsum22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
5) Sum of square for factor 2 (SS2)
SS2 =
N
X
roweachinN
roweachofsum22
6) Sum of Square for interactions (SS1x2)
SS1x2 = SSB – SS1 – SS2
b) Degrees of freedom
1) Total Degrees of Freedom
dfr = N – 1
2). Degree of Freedom Within Groups
Dfw = N – K
3) Degrees of Freedom for Factor 1
Df1 = one less than the number of levels for factor 1
4) Degrees of Freedom for Factor 2
Df1 = one less than the number of levels for factor 2
5) Degrees of Freedom for interaction
Df1x2 = df1xdf2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
6). Degrees of Freedom Between Groups
dfB = k-1
c. Mean Square
1) Mean Square Between Group (MSB)
MSB = B
B
df
SS
2) Mean Square within group (MSw)
MSW = W
W
df
SS
3) Mean Square for Factor 1 (MS1)
MSB = 1
1
df
SS
4) Mean Square for factor 2 (MS2)
MSB = 2
2
df
SS
5) Mean Square for interaction (MS1x2)
MS1 X 2 = 21
21
X
X
df
SS
d. Fration and test of significance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1) Effect of Between group (FB)
F = W
B
MS
MS
2) Effect of factor 1 (F1)
F = WMS
MS1
3) Effect of factor 2 (F2)
F = WMS
MS2
4) Effect of interaction (F1x2)
F = W
X
MS
MS 21
Penggunaan Anova harus memenuhi persyaratan : (1) observasi untuk
masing-masing kelompok independen, (2) setiap kelompok perlakuan memiliki
variansi yang sama (Homogen), (3) populasi berdistribusi normal. Selanjutnya
untuk menguji perbedaan pengaruh perlakuan menggunakan uji range berganda
dari Duncan sebagaimana yang terdapat dalam buku Sudjana (2002 : 105)
menyatakan bahwa untuk uji lanjut ( sesudah Fo terbukti signifikan ) bagi
penelitian eksperimen dengan ukuran sama untuk setiap kelompok atau dimana n-
nya tidak sama. Untuk n yang sama, s.e = nMSE / , sedangkan untuk n yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
berbeda maka n pada persamaan tersebut diganti dengan nh =
a
n
a
11
)/1(
dimana a
adalah banyaknya kelompok perlakuan. Untuk menggunakan uji ini ada beberapa
prosedur yang perlu dilakukan sebagaimana yang tertera di bawah ini :
1) Urutkan mean perlakuan dari yang terkecil sampai mean yang terbesar.
2) Dengan tabel Range signifikasi Duncan, tentukan : rα (p.f) untuk p = 2,
3,…….,ab
Dengan :
α = taraf signifikansi
f = derajad kebebasan (df) error.
3) Ubah range signifikasi seperti pada butir 2 ke dalam ( a – 1 ) range signifikasi
terkecil, Rp dengan terlebih dahulu menghitung s.e sebagaimana yang telah
dikemukakan di depan.
4) Komparasikan perbedaan mean absolut dari pasangan mean yang diinginkan
dengan range signifikasi terkecil. Mulailah dari pasangan yang menghasilkan
perbedaan mean terbesar sampai dengan yang terkecil, secara berturut-turut
mulai mean yang terbesar.
5) Dua mean perlakuan dikatakan berbeda secara signifikan jika perbedaaan
mean absolut lebih besar dari Rp yang menjadi perbandingannya mulai dri Rp
yang mempunyai nilai yang terbesar sampai dengan yang terkecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Bila selisih kedua mean yang dipasangkan lebih besar dari nilai Rp yang
dipasangkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua buah mean tersebut
berbeda. Selanjutnya untuk menghindari terjadinya kontradiksi, maka diberikan
acuan sebagai berikut :
Bila dua buah mean yang berbeda tetapi terletak diantara kedua mean lain
yang tidak berbeda. Maka perbedaan tersebut dianggap tidak signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian
hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes
akhir prestasi tolak peluru gaya menyamping. Berturut-turut berikut disajikan
deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian.
Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data hasil tes prestasi tolak peluru gaya menyamping
yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai
berikut:
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Prestasi Tolak Peluru Tiap Kelompok
Berdasarkan Pengunaan Metode Latihan dan Panjang Lengan
Perlakuan
Antrop
ometri
Panjang
Lengan
Plaiometrik Medecine Ball Chest Pass Plaiometrik Heavy Bag Thrust
Tes Awal Tes Akhir
Penin
gkata
n
Tes Awal Tes Akhir
Penin
gkata
n Jml Rer
ata SD Jml
Rer
ata SD Jml
Rer
ata SD Jml
Rer
ata SD
Panjang 52,1
7,42
0,40
57,8
8,28
0,35
5,74 51,8
7,28
0,85
58,3
8,23
0,84
6,5
Sedang 51,4
7,30
0,95
56,5
8,29
0,99
5,13 48,4
6,75
0,85
54,3
7,61
0,85
5,93
Pendek 42,8
5,93
0,79
50,0
6,98
0,78
7,22 45,9
6,80
0,66
49,7
7,34
0,65
3,79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata prestasi tolak peluru maka dapat dibuat
histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Gambar 11. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Prestasi
Tolak Peluru Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode
Latihan Plaiometrik medicine ball chest pass, Latihan Plaiometrik
heavy bag thrust dan Panjang lengan
PMB = Kelompok latihan Plaiometrik medicine ball chest pass
PHB = Kelompok latihan Plaiometrik heavy bag thrust
KEL PJ = Kelompok panjang lengan Panjang
KEL S = Kelompok panjang lengan Sedang
KEL PD = Kelompok panjang lengan pendek
= Hasil tes awal
= Hasil tes akhir
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PMB (A1) PHB (A2) KEL PJ (B1) KEL S (B2) KEL PD (B3)
6.97 6.977.43
7.13
6.35
7.83 7.748.3
7.93
7.13
Prestasi Tolak Peluru
Pre test
Pos test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan prestasi
tolak peluru yang berbeda. Nilai peningkatan prestasi tolak peluru masing-masing
sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-Masing Sel (Kelompok
Perlakuan)
No Kelompok Perlakuan
(Sel)
Nilai Peningkatan
Prestasi Tolak Peluru
1 A1B1 (KP1) 0,82
2 A1B2 (KP2) 0,73
3 A1B3 (KP3) 1,03
4 A2B1 (KP4) 0,93
5 A2B2 (KP5) 0,85
6 A2B3 (KP6) 0,54
Nilai rata-rata peningkatan prestasi tolak peluru yang dicapai tiap kelompok
perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 12. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Pada
Tiap Kelompok Perlakuan
0
0.5
1
1.5
A1B1 (KP1)
A1B2 (KP2)
A1B3 (KP3)
A2B1 (KP4)
A2B2 (KP5)
A2B3 (KP6)
0.82 0.731.03 0.93 0.85
0.54
Peningkatan Prestasi Tolak Peluru
Rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Keterangan :
KP1 = Kelompok siswa dengan panjang lengan panjang yang mendapat
perlakuan metode latihan plaiometrik medicine ball chest pass
KP2 = Kelompok siswa dengan panjang lengan sedang yang mendapat perlakuan
metode latihan plaiometrik medicine ball chest pass
KP3 = Kelompok siswa dengan panjang lengan pendek yang mendapat perlakuan
metode latihan plaiometrik medicine ball chest pass
KP4 = Kelompok siswa dengan panjang lengan panjang yang mendapat
perlakuan metode latihan plaiometrik heavy bag thrust
KP5 = Kelompok siswa dengan panjang lengan sedang yang mendapat perlakuan
metode latihan plaiometrik heavy bag thrust
KP6 = Kelompok siswa dengan panjang lengan pendek yang mendapat perlakuan
metode latihan plaiometrik heavy bag thrust
Peningkatan prestasi tolak peluru berdasarkan kelompok perlakuan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-masing Kelompok
Metode latihan Plaiometrik
Metode Latihan Rerata peningkatan Prestasi
tolak peluru
Plaiometrik medicine ball chest
pass
0,861
Plaiometrik heavy bag thrust 0,772
Jika antara kelompok mahasiswa yang mendapat latihan Plaiometrik medicine ball
chest pass dengan latihan Plaiometrik heavy bag thrust, maka dapat diketahui
bahawa kelompok latihan Plaiometrik medicine ball chest pass memiliki
peningkatan prestasi tolak peluru 0,089 meter lebih baik dari pada kelompok
latihan Plaiometrik heavy bag thrust. Gambaran perbandingan nilai rata-rata
peningkatan prestasi tolak peluru yang dicapai tiap kelompok metode latihan
disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar 13. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Pada
Tiap Kelompok Metode Latihan
Peningkatan prestasi tolak peluru berdasarkan kelompok klasifikasi
panjang lengan dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 8. Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-masing Kelompok
Berdasarkan Klasifikasi Panjang Lengan.
Klasifikasi Panjang Lengan Rerata Peningkatan Prestasi
Tolak Peluru
Panjang 0,874
Sedang 0,790
Pendek 0,786
Jika antara kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang, sedang dan
pendek dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang
memiliki panjang lengan panjang memiliki peningkatan prestasi tolak peluru yang
paling tinggi, selanjutnya panjang lengan sedang dan pendek. Siswa yang
0.72
0.74
0.76
0.78
0.8
0.82
0.84
0.86
0.88
Plaiometrik medicine ball chest pass
Plaiometrik heavy bag thrust
0.861
0.772
Peningkatan Prestasi Tiap Kelompok Latihan
Rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
memiliki panjang lengan panjang memiliki peningkatan prestasi tolak peluru
0,084 lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki panjang lengan sedang, dan
0,089 meter lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang
lengan pendek. Sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan sedang memliki
peningkatan prestasi tolak peluru 0,004 meter yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang memiliki panjang lengan pendek. Gambaran perbandingan
nilai rata-rata peningkatan prestasi tolak peluru yang dicapai tiap kelomppok
siswa berdasarkan klasifikasi panjang lengan dapat dilihat pada histogram berikut:
Gambar 14. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Pada
Tiap Kelompok Berdasar Klasifikasi Panjang Lengan.
0.74
0.76
0.78
0.8
0.82
0.84
0.86
0.88
Panjang Lengan Panjang
Panjang Lengan Sedang
Panjang Lengan Pendek
0.874
0.79 0.786
Peningkatan Prestasi Pada Tiap Kategori Panjang Lengan
Rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok
Perlakuan
N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan
KP1 7 0,820 0,101 0,1201 0,300 Berdistribusi Normal
KP2 7 0,733 0,130 0,1868 0,300 Berdistribusi Normal
KP3 7 1,031 0,061 0,1727 0,300 Berdistribusi Normal
KP4 7 0,929 0,078 0,2050 0,300 Berdistribusi Normal
KP5 7 0,847 0,075 0,2050 0,300 Berdistribusi Normal
KP6 7 0,540 0,056 0,2165 0,300 Berdistribusi Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =
0,1201. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu 0,300. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang
dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0,1868, yang ternyata lebih kecil dari
angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu
0,300. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk
berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3
diperoleh nilai Lo = 0,1727. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,300. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji
normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0,2050, yang ternyata
juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan
signifikansi 5% yaitu 0,300. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang
dilakukan pada KP5 diperoleh nilai Lo = 0,2050. Nilai tersebut lebih kecil dari
angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,300. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP5 termasuk berdistribusi
normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP6 diperoleh
nilai Lo = 0,2165, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,300. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data pada KP6 juga termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara
kelompok 1 dengan kelompok 2. Hasil uji homogenitas data antara kelompok
dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
∑ Kelompok Ni SD2
gab χ2
o χ2
tabel 5% Kesimpulan
6 7 0.008 6,237 11,07 Varians homogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2
o = 6,237. Sedangkan dengan
K - 1 = 6 – 1 = 5, angka χ2
tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2
o = 6,237
lebih kecil dari χ2
tabel 5% = 11,07. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai
langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis
varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus
diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan
pada bab II.
Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai
berikut:
Tabel 11. Ringkasan Nilai Rata-rata Prestasi Tolak Peluru Berdasarkan Jenis
Latihan Plaiometrik dengan Panjang Lengan
Variabel
Rerata Prestasi
Tolak Peluru
A1
A2
B1 B2 B3 B1 B2 B3
Hasil tes awal 7,44 7,35 6,12 7,41 6,92 6,57
Hasil tes akhir 8,26 8,08 7,15 8,34 7,77 7,11
Peningkatan 0,82 0,73 1,03 0,93 0,85 0,54
Keterangan :
A1 = Latihan Plaiometrik medicine ball chest pass.
A2 = Latihan Plaiometrik heavy bag thrust.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
B1 = Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang
B2 = Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan sedang
B3 = Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan pendek
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Latihan
Plaiometrik (A1 dan A2)
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo Ft
A 1 0,0842 0,084 11,086 4.11
Kekeliruan 36 0,2733 0,008
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Panjang Lengan (B1 dan B2)
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo Ft
B 2 0,0698 0,035 4,6010 4.11
Kekeliruan 36 0,2733 0,008
Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber
Variasi Dk JK RJK Fo Ft
Rata-rata
Perlakuan 1 28,0117 28,012
A 1 0,0842 0,084 11,0866 4.11
B 2 0,0698 0,035 4,6010 3,26
AB 2 0,8481 0,424 55,8645 3,26
Kekeliruan 36 0,2733 0,008
Total 42 29,2870
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians
KP A2B3 A1B2 A1B1 A2B2 A2B1 A1B3
RST Rerata 0,540 0,733 0,820 0,847 0,929 1,031
A2B3 0,540 - 0,193 * 0,280 * 0,307 * 0,389 * 0,491 * 0,0952
A1B2 0,733 -
0,087 0,114
0,196 * 0,299 * 0,1146
A1B1 0,820
- 0,027
0,109 0,211 * 0,1264
A2B2 0,847
-
0,081 0,184 * 0,1353
A2B1 0,929
- 0,103
0,1416
A1B3 1,031 -
Keterangan ;
Yang bertanda * signifikan pada P 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis
sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis I
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan plaiometrik medicine
ball chest pass memberikan dampak peningkatan yang berbeda dibandingkan
dengan latihan plaiometrik heavy bag thrust. Hal ini dibuktikan dari nilai
Fhitung = 11,087 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak, ini
berarti pernyataan ada perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik
medicine ball chest pass dan latihan plaiometrik heavy bag thrust terhadap
prestasi tolak peluru dapat diterima kebenarannya. Latihan plaiometrik
medicine ball chest pass memberikan dampak peningkatan yang berbeda
dengan latihan plaiometrik heavy bag thrust. Dari analisis lanjutan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
dikemukakan bahwa latihan plaiometrik medicine ball chest pass
memberikan dampak terhadap peningkatan prestos tolak peluru yang lebih
baik dari pada latihan plaiometrik heavy bag thrust, dengan rata-rata
peningkatan prestasi tolak peluru yaitu 0,77 meter.
2. Pengujian Hipotesis II
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki panjang
lengan panjang memberikan dampak peningkatan prestasi tolak peluru yang
berbeda dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang lengan sedang
dan pendek. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 4,601 > Ftabel = 4,26.
Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Ini berarti bahwa antara siswa
yang memiliki panjang lengan panjang, sedang dan pendek memiliki
peningkatan prestasi tolak peluru gaya menyamping yang berbeda dapat
diterima kebenarannya.
Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki
panjang lengan panjang memiliki peningkatan prestasi tolak peluru yang lebih
baik dari pada siswa yang miliki panjang lengan sedang maupun yang
memiliki panjang lengan pendek. Setelah diperbandingkan siswa yang
memilki panjang lengan sedang juga memiliki peningkatan prestasi tolak
peluru yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memilki panjang
lengan pendek. Siswa yang memiliki panjang lengan panjang memiliki rata-
rata peningkatan prestasi tolak peluru sebesar 0,874 meter, siswa yang
memiliki panjang lengan sedang memiliki rata-rata peningkatan presasi tolak
peluru sebesar 0,790 meter, sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
pendek memiliki rata-rata peningkatan presasi tolak peluru sebesar 0, 786
meter.
Kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang memiliki
peningkatan prestasi tolak peluru yang paling tinggi, selanjutnya panjang
lengan sedang dan pendek. Siswa yang memiliki panjang lengan panjang
memilki peningkatan prestasi tolak peluru 0,084 meter lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang lengan sedang, dan 0,089
meter lebih tinggi jika dibandingkan dengan panjang lengan pendek.
Sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan sedang memiliki peningktan
prestasu tolak peluru 0,004 meter lebih tinggi dibandingkan siswa yang
memiliki panjang lengan pendek.
3. Pengujian Hipotesis III
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara latihan
plaiometrik medicine ball chest pass, latihan plaiometrik heavy bag thrust dan
panjang lengan sangat bermakna. Karena Fhitung = 55,865 > Ftabel = 3,26.
Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan
antara jenis latihan plaiometrik dan panjang lengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan
pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :
(a) Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama
penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi:
1) Perbedaan jenis latihan plaiometrik
2) Perbedaan panjang lengan
(b) Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk
interaksi dua faktor.
Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik Ball Chest Pass,
Latihan Plaiometrik Heavy Bag Thrust Terhadap Prestasi Tolak Peluru
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan latihan
medicine ball chest pass dan kelompok siswa yang mendapat latihan
plaiometrik heavy bag thrust terhadap peningkatan prestasi tolak peluru. Pada
kelompok siswa yang mendapatkan latihan plaiometrik medicine ball chest
pass mempunyai peningkatan prestasi tolak peluru yang lebih baik terjadi
pada siswa yang mempunyai panjang lengan pendek. Hal ini disebabkan
karena karateristik latihan plaiometrik medicine ball chest pass yang
pemberian beban lebih ringan sehingga untuk siswa yang mempunyai lengan
pendek lebih baik. Sedangkan kelompok siswa yang mendapatkan latihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
plaiometrik heavy bag thrust mempunyai peningkatan prestasi tolak peluru
yang lebih baik terjadi pada siswa yang mempunyai panjang lengan panjang.
ini disebabkan karena karateristik latihan plaiometrik heavy bag thrust yang
pemberian beban lebih berat berupa samsak, sehingga untuk siswa yang
mempunyai lengan panjang lebih baik.
Pelaksanaan latihan plaiometrik medicine ball chest pass pada
penelitian ini yaitu melakukan latihan mengunakan alat (beban) yaitu bola
medicine yang dilakukan dengan cepat dan eksplosif. Dalam latihan ini otot-
otot atlet (siswa) yang mempunyai panjang lengan pendek secara anatomisnya
bahwa seseorang yang mempunyai panjang lengan yang pendek maka
penampang otot atau otot-otot yang ada dilengan lebih sedikit dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai panjang lengan panjang dan sedang. Dengan
demikian dapat dikatakan power lengan siswa yang memiliki panjang lengan
pendek lebih kecil dari pada siswa yang memiliki panjang lengan panjang dan
sedang. Maka latihan plaiometrik medicine ball chest pass yang dalam
pemberian beban relative ringan akan memberikan pengaruh gerakan yang
sesuai dengan kebutuhan otot siswa yang mempunyai panjang lengan pendek.
Sedangkan pelaksanaan plaiometrik heavy bag thrust pada penelitian ini
yaitu melakukan latihan mengunakan alat (beban) yaitu bola medicine yang
dilakukan dengan cepat dan eksplosif. Dalam latihan ini otot-otot atlet (siswa)
yang mempunyai panjang lengan panjang dan sedang secara anatomisnya
bahwa seseorang yang mempunyai panjang lengan yang panjang maka
penampang otot atau otot-otot yang ada dilengan lebih banyak dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
dengan siswa yang mempunyai panjang lengan pendek. Dengan demikian
dapat dikatakan power lengan siswa yang memiliki panjang lengan panjang
dan sedang lebih baik dari pada siswa yang memiliki panjang lengan pendek.
Maka latihan plaiometrik heavy bag thrust yang dalam pemberian beban
relative berat akan memberikan pengaruh gerakan yang sesuai dengan
kebutuhan otot siswa yang mempunyai panjang lengan panajng dan sedang.
Kebutuhan power sangat dominan dalam nomor tolak peluru, karena
tipe gerakan menolak peluru adalah cepat dan ekplosif. Latihan ini memiliki
karateristik yang sesuai dengan tipe kerja dari masing masing kondisi anatomi
siswa atau atltet dalam tolak peluru. Dengan demikian latihan ini sangat baik
untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru, karena kekuatan yang ekplosif
lebih diperlukan dalam tolak peluru.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase prestasi tolak peluru
yang dihasilkan oleh latihan plaiometrik medicine ball chest pass lebih baik
0,089 meter dari pada latihan plaiometrik heavy bag thrust.
2. Perbedaan Pengaruh Panjang Lengan Panjang, Sedang Dan Pendek
Terhadap Peningkatan Prestasi Tolak Peluru
Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan
pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan panjang lengan panjang
dengan panjang lengan sedang dan pendek terhadap peningkatan prestasi
tolak peluru. Pada kelompok siswa dengan panjang lengan panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
memberikan dampak peningkatan prestasi tolak peluru lebih tinggi dibanding
kelompok siswa dengan panjang lengan sedang dan pendek.
Panjang lengan merupakan unsur kondisi fisik yang dapat menunjang
atau memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap tolakan peluru.
Tinggi pelepasan peluru ditentukan oleh kondisi fisik seseorang. Orang yang
memiliki panjang lengan yang lebih panjang pada umumnya mempunyai
kondisi fisik tubuh yang besar sehingga akan lebih menguntungkan karena
dapat melepaskan peluru pada posisi yang tinggi dan dapat menolak peluru
dengan lebih kuat sehingga mencapai jarak yang lebih jauh.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan
bahwa perbandingan rata-rata peningkatan prestasi tolak peluru pada siswa
yang memilki panjang lengan panjang 0,084 meter yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang lengan sedang, dan 0,089
meter lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki panjang
lengan pendek. Sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan sedang
memiliki peningkatan prestasi tolak peluru 0,004 meter lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang memiliki panajng lengan pendek.
3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Dengan Panjang Lengan
Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, tampak bahwa
faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi
yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah
table di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 16. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan
B Terhadap Prestasi Tolak Peluru.
Faktor B = Panjang Lengan
A =
Metode
Latihan
Taraf B1 B2 B3 Rerata B1 -
B2
B1 -
B3
B2 -
B3
A1 0,82 0,73 1,03 0,861 0,09 0,21 0,30
A2 0,93 0,85 0,54 0,772 0,08 0,39 0,31
Rerata 0,874 0,790 0,786 0,817 0,084 0,089 0,004
A1 - A2 0,11 0,12 0,49 0,089
Berdasarkan hasil analisis data dua faktor variabel penelitian yang
diteliti memiliki pengaruh interaksi yang signifikan terhadap peningkatan
prestasi tolak peluru gaya menyamping. Interaksi antara dua faktor penelitian
yaitu metode latihan dan panjang lengan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
0.82
0.73
1.03
0.930.85
0.54
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1 2 3
A1
A2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Gambar 15. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Prestasi Tolak
Peluru
Keteraangan:
: A1 = Latihan plaiometrik medicine ball chest pass
: A2 = Latihan plaiometrik heavy bag thrust
: B1 = Panjang lengan panjang
: B2 = Panjang lengan sedang
: B3 = Panjang lengan pendek
Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai
prestasi tolak peluru adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan
peningkatan presasi antar kelompok memilki satu titik pertemuan atau
persilangan. Antara jenis latihan plaiometrik dan panjang lengan memiliki titik
0.82
0.93
0.73
0.85
1.03
0.54
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1 2
B1
B2
B3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantaranya keduanya.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa panjang lengan berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan metode latihan plaiometrik.
berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang memiliki
panjang lengan panjang dan sedang memiliki peningkatan prestasi tolak peluru
yang lebih baik jika mendapatkan perlakuan latihan plaiometrik heavy bag
thrust.. Keefektifan penggunaan metode latihan plaiometrik medicine ball chest
pass dipengaruhi oleh klasifikasi panjang lengan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dengan panjang lengan pendek lebih cocok jika mendapatkan perlakuan
latihan plaiometrik medicine ball chest pass.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata ada interaksi antara metode latihan
plaiometrik medicine ball chest pass dan metode latihan plaiometrik heavy
bag thrust dengan panjang lengan, hal itu terlihat bahwa arah perubahan
peningkatan prestasi tidak sejajar dan memilki titik penemuan. Bedasarkan
hasil penelitian yang dicapai panjang lengan panjang dan sedang memiliki
pengaruh interaksi terhadap latihan plaiometrik heavy bag thrust.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plaiometrik medicine
ball chest pass dan plaiometrik heavy bag thrust dalam meningkatkan
prestasi tolak peluru gaya menyamping. Pengaruh latihan plaiometrik
medicine ball chest pass lebih baik dari pada plaiometrik heavy bag thrust.
2. Ada perbedaan prestasi tolak peluru yang signifikan antara siswa yang
memiliki panjang lengan panjang, panjang lengan sedang dan panjang lengan
pendek. Peningkatan prestasi tolak peluru pada siswa yang memiliki panjang
lengan panjang lebih baik dari pada siswa yang memiliki panjang lengan
sedang dan panjang lengan pendek.
3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plaiometrik
medicine ball chest pass dan plaiometrik heavy bag thrust terhadap prestasi
tolak peluru .
(a) Siswa yang memiliki panjang lengan panjang dan sedang lebih cocok jika
diberikan latihan heavy bag thrust.
(b) Siswa dengan panjang lengan pendek lebih cocok jika diberikan latihan
medicine ball chest pass .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode latihan plaiometrik dan panjang
lengan merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan prestasi
tolak peluru gaya menyamping.
2. Latihan plaiometrik medicine ball chest pass ternyata memberikan pengaruh
yang lebih tinggi dalam meningkatkan prestasi tolak peluru gaya
menyammping terhadap siswa yang memiliki panjang lengan pendek.
Sedangkan latihan plaiometrik heavy bag thrust memberikan pengaruh yang
lebih tinggi terhadap siswa yang memiliki panjang lengan panjang dan
sedang.
3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode latihan
plaiometrik dapat meningkatkan prestasi tolak peluru gaya menyamping,
masih ada faktor lain yaitu panjang lengan. Hasilnya menunjukkan bahwa ada
perbedaan peningkatan prestasi tolak peluru gaya menyamping yang sangat
signifikan antara kelompok siswa yang memiliki panjang lengan panjang lebih
baik dari pada siswa yang memiliki panjang lengan sedang dan panjang
lengan pendek. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya
peningkatan prestasi tolak peluru gaya menyamping hendaknya
memperhatikan faktor panjang lengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Latihan plaiometrik medicine ball chest pass memiliki pengaruh yang lebih
baik dalam meningkatkan prestasi tolak peluru untuk siswa yang memiliki
panjang lengan pendek sedangkan, latihan plaiometrik heavy bag thrust
memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap siswa yang memiliki panjang
lengan panjang dan sedang, sehingga pengajar dan pelatih harus
memperhatikan bagaimana memilih latihan plaiometrik dalam upaya
meningkatkan hasil tolak peluru gaya menyamping siswanya.
2. Penerapan penggunaan metode latihan plaiometrik untuk meningkatkan
prestasi tolak peluru, dapat memperhatikan faktor panjang lengan sebagai
penunjang peningkatan hasil tolak peluru gaya menyamping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid, Syeh, Nur. 1993. Olahraga Tehnik dan Program Latihan,
Akademik Persindo Jakarta
Aip, Syarifudin,. Yusuf, Adi, Sasmita. 1996. AtletikI. Jakarta. Depdikbud.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Anwar, Pasau. 1993. Fisiologi Olahraga. Bandung:Cipta Raya Jaya
Ballesteros, J.M. 1989. Pedoman Latihan Dasar Atletik.Terjemahan SOS.
Jakarta:PT. Enka Parrahyangan
Bompa, O. Tudor. 1990. The Theory and Metodology of Training the Key to
Athletic Performance, Dubuque, IOWA:Kendall/Hunt.
Bompa, O. Tudor. 1994. Power Training For Sport : Plyometric for Maximum
Power Divelopment. Ontario : coaching association of Canada.
Chu, Donald A., 1992. Jumping into plyometrics.champaign, Illonis:Leisure Press
Clarke. 1997. Principles of Sport Training. Berlin: Sportverlag
Djumidar. 2001. Dasar-Dasar Atletik. Jakarta:PPUT
Fox, Edward L., Richard W. Bowers & Merie L. Foss.1988. The Psysiological
Basis of Physical Education and Athletik. Philadelpia : WB. Sounders Company.
Dwi, Gunadi. 2005. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik dan
Latihan Berbeban Terhadap Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Gaya Rotasi
Ditinjau dari Power Otot Lengan: Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Jasmani UTP Surakarta. Tesis. Surakarta: Program Studi Ilmu
Keolahragaan, Program Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret.
Guyton, A. C., & Hall, J. E., (1986). Teks Book of Medical Physiologi.
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Harsono.,2001. Latihan Kondisi Fisik: Panduan Pelatihan Untuk Pelatih Tingkat
Muda.
Hay, James G. 1985. The Biomekanics of Sport Techniques. New Jersey: Prentice
Hall, Upper Saddle River.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Heho. 2012. Antropometri. (http://www.yukbelajarantropometri.com) Diakses 12
Juli 2013
Hidayat. 1997. Biomekanika. Bandung:FPOK IKIP Bandung
Jarver, J.,2005.Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pioner Jaya
Jonat, U., Hagg, E., Krempel, R,1988. Atletik I, Alih bahasa Suparno. Jakarta: PT.
Rosda Jaya.
Nanda. 2009. Cara Meletakkan Peluru (http://
www.nandocitischool.blogspot.com.) diakses 12 Juli 2013
Nossek, J. 1982. General Theory of Training. Logos: Pan African Press
Putra. 2007. Otot-otot di Lengan. (http://www.dc239.4shared.com). Diakses 12
juli 2013
Radcliffe, J.C., Farentinos, R. C. 1985. Plyometrics. Illionis : Human kinetics
Publiser. Inc.
Rosy. 2011. Cara Memegang Peluru. (http://www. ienthanzp.blogspot.com.)
diakses 12 juli 2013
Rusli, Lutan. 1998. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta. Depdikbud
Saldan. 2011. Tolak Peluru GayaMenyamping
(http://www.saldansmpn7.blogspot.com). Diakses 12 juli 2013
Soedarminta. 1994. Laporan Penelitian Penentuan Tinggi Badan Dari Tulang
Panjang dan Ukuran Beberapa Bagian Tubuh. Medan: FK USU
Soeharno, H.P. 1985. Alat-Alat Tes Pengukuran Kesegaran Jasmani. Jakarta
Soegito. 1990. Teori dan Praktek Atletik Dasar. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Subandono. 2006. Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik Terhadap Peningkatan
Prestasi Lompat Jauh ditinjau Dari Panjang Tungkai dan Tinggi Badan: Studi
Eksperimen di SMAN 1 Boyolali. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Sudjana, 2002. Metode Statiska. Bandung: Tarsito
Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan. Surakarta: Sebelas Maret University Press
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Sugiyanto. 1997.Perkembangan Gerak. Surakarta. UNS Press
Suhendro, Andi. 1999. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: PPUT
Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Yogyakarta:
FIK UNY
Tamsir, Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Winarno, Surachman. 1992. Tes dan Pengukuran. Malang: IKIP Malang
Yudha, M, Saputra. 2001. Dasar-dasar Ketrampilan Atletik Pendekatan Bermain
Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama dengan Direktorat Jendral
Olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Lampiran - lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Lampiran 1
PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
(Mulai bulan Agustus 2013 s/d Oktober 2013)
No Kegiatan
Minggu ke
Agust ‘13 Sept ‘13 Okt ‘13
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Persiapan Penelitian
- Persiapan program
- Persiapan perlengkapan
- Penyiapan data siswa
2 Pelaksanaan
- Pengukuran panajgn lengan
- Pretes tolak peluru gaya
menyamping
- Pengelompokan sel
- Latihan/perlakuan
- posttest hasil penelitian
3 Pengolahan hasil
- Penyusunan hasil
- Pengolahan hasil
Keterangan :
: Pelaksanaa kegiatan
A. Penyusunan usulan penelitian antara lain:
1. Judul Tesis
2. Konsultasi Proposal penelitian seminar proposal
3. Revisi proposal penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
B. Persiapan Penelitian
1. Mengurus ijin penelitian
2. Menghubungi tenaga ahli (expert)
3. Menghubungi orang coba penelitian
4. Menyiapkan alat ukur
5. Tenaga pembantu pelaksanaan penelitian
C. Ujian Tesis
D. Revisi Tesis
E. Pelaksanaan Penelitian Antara lain:
1. Pre tes
2. Perlakuan
3. Post tes
F. Tempat Penelitian
Lapangan SMA N 1 Nglames Madiun
G. Orang Coba
Siswa putra SMA N 1 Nglames MAdiun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Lampiran 2
PETUNJUK PELAKSANAAN TES TOLAK PELURU
A. Alat dan perlengkapan:
1. Lapangan tolak peluru
2. Peluru 5 kg
3. Roll Meter
4. Bendera
5. Blangko dan alat tulis
B. Petugas:
1. Seorang bertugas menancapkan bendera pada bekas jatuhnya peluru
2. Dua orang pengukur
3. Seorang pencatat
C. Pelaksanaan:
1. Testi harus masuk lapangan dan keluar lapangan melalui setengah
lingkaran belakang
2. Testi yang mendapat kesempatan untuk melakukan tolak peluru masuk ke
lapangan dengan memegang peluru
3. Testi siap melakukan tolakan peluru
4. Setiap testi diberikan kesempatan menolak sebanyak tiga kali kesempatan
5. Tolakan dinyatakan gagal apabila:
a) Testi masuk dan keluar lapangan dari setengah lingkaran bagian depan
b) Testi menyentuh atau masuk ke dalam sektor lingkaran
c) Tolakan keluar dari srktor tolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
D. Penilaian:
1. Dari ketiga tolakan yang dilakukan hasilnya semua dicatat dalam satuan
meter
2. Prestasi yang dicapai adalah tolakan yang terjauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Lampiran 3
Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan Plyometrics
1. Latihan dilaksanakan dalam 3 bagian, yaitu :
a. Pendahuluan ( pemanasan) selama 10 menit.
b. Inti (pelaksanaan program latihan) ± 60 menit
c. Penenangan (penutup) selama 10 menit.
2. Sebelum latihan, dilaksanakan tes uji coba untuk menentukan intensitas beban
latihan dan tes ini dilakukan terhadap semua sampel
Tes yang dilakukan berupa tes gerakan plaiometrik medicine ball chest pass
dan latihan plaiometrik heavy bag thrust semaksimal mungkin selama 30
detik (beban maksimal)
3. Beban awal latihan 50 % dari beban maksimal dengan irama cepat.
Jenis latihan yang dilakukan sampel adalah plaiometrik medicine ball chest
pass dan latihan plaiometrik heavy bag thrust.
4. Program latihan ini didasarkan atas pendapat Nosseck (1982:81) yang
menyatakan bahwa, “Beban latihan untuk latihan kekuatan eksplosif dan
kecepatan adalah dengan intensitas 50% – 75 %, set 4 – 6, interval 3 – 5
menit, irama eksplosif / cepat, periode kerja selama 15-30 detik dan periode
istirahat antara 15-60 detik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Lampiran 4
Program Latihan Plyometrics dengan medicine ball chest pass
Minggu Hari Pertemuan Repetisi Set Recovery
Tes Awal (pre-test) Tolak Peluru Gaya Menyamping
I Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 4 2 menit
II Selasa
Kamis
Sabtu
4
5
6
55% 4 2 menit
III Selasa
Kamis
Sabtu
7
8
9
60 % 4 2 menit
IV Selasa
Kamis
Sabtu
10
11
12
65 % 5 2 menit
V Selasa
Kamis
Sabtu
13
14
15
65 % 5 2 menit
VI Selasa
Kamis
Sabtu
16
17
18
70 % 5 2 menit
VII Selasa
Kamis
Sabtu
19
20
21
75 % 6 2 menit
VIII Selasa
Kamis
Sabtu
22
23
24
75 % 6 2 menit
Tes Akhir (Post-test) Tolak Peluru Gaya Menyamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Lampiran 5
Program Latihan Plyometrics dengan heavy bag thrust.
Minggu Hari Pertemuan Repetisi Set Recovery
Tes Awal (pre-test) Tolak Peluru Gaya Menyamping
I Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 4 2 menit
II Selasa
Kamis
Sabtu
4
5
6
55% 4 2 menit
III Selasa
Kamis
Sabtu
7
8
9
55 % 4 2 menit
IV Selasa
Kamis
Sabtu
10
11
12
60 % 5 2 menit
V Selasa
Kamis
Sabtu
13
14
15
65% 5 2 menit
VI Selasa
Kamis
Sabtu
16
17
18
65 % 5 2 menit
VII Selasa
Kamis
Sabtu
19
20
21
70 % 6 2 menit
VIII Selasa
Kamis
Sabtu
22
23
24
75 % 6 2 menit
Tes Akhir (Post-test) Tolak Peluru Gaya Menyamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Lampiran 6
PROGRAM LATIHAN TEKNIK DASAR
TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa
memahami
dengan baik
cara
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Pertama a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan cara
memengang dan
meletakkan
peluru.
Latihan cara
Meluncur
Latihan
Menolak
Latihan gerakan
lanjutan setelah
menolak
Latihan gerak
keseluruhan
tanpa peluru
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kedua a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan/
gaya
keseluruhan
tanpa peluru
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Ketiga a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Keempat a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kelima a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Keenam a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Ketujuh a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kedelapan a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyampin
g dengan
baik dan
benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control
peluru yang
baik
Kesembilan a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
submaksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kesepuluh a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kesebelas a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Keduabelas a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Ke
Tiga
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Keempat
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang bertahap
dari dekat ke
jauh
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kelima
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang maksimal
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Keenam
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang maksimal
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Ketujuh
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang maksimal
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Tujuan Latihan Pertemuan Materi Latihan Waktu
(Menit) Repetisi/Set
Istirahat
antar Set
Siswa dapat
melakukan
tolak peluru
gaya
menyamping
dengan baik
dan benar
Siswa
memiliki
perasaan
terhadap
control peluru
yang baik
Kedelapan
belas
a. Informasi
Siswa berbaris 3
sap.
Informasi
tentang latihan
yang akan
dilakukan
b. Latihan Pendahuluan
Penguluran dan
Kalestenik
c. Latihan Inti
Latihan gerakan
menolak peluru
dengan jarak
yang maksimal
Intensitas
maksimal
d. Latihan Penutup
Melakukan
penguluran
Evaluasi
terhadap latihan
yang talah
dilakukan
5 Menit
5 Menit
10 Menit
50 Menit
10 Menit
10 Menit
10/3
2 Menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Lampiran 7
DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM LARIHAN PLAIOMETRIK
MEDICINE BALL CHEST PASS
Minggu ke 1 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 1 s/d 3
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 50%, 4
Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
1. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Minggu ke 2 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 4 s/d 6
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 55%,
4 Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
1. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Minggu ke 3 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 7 s/d 9
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 50%,
4 Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
1. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Minggu ke 4 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 10 s/d 12
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 60%,
5 Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Minggu ke 5 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 10 s/d 12
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 65%,
5 Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Minggu ke 6 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 16 s/d 18
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 70%, 5
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
1. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Minggu ke 7 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 19 s/d 21
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 70%, 5
Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Minggu ke 8 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 22 s/d 23
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Medicine Ball
Chest Pass
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 75%, 6
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
bola Medicine
dengan berat 5 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan dengan
berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Lampiran 8
DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM LARIHAN PLAIOMETRIK
HEAVY BAG THRUST
Minggu ke 1 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 1 s/d 3
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 50%, 4
Set Istirahat setiap
perlakuan2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Minggu ke 2 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 4 s/d 6
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 55%, 4
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Minggu ke 3 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 7 s/d 9
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 50%,
4 Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10s Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Minggu ke 4 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 10 s/d 12
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 60%, 5
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Minggu ke 5 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 10 s/d 12
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 65%, 5
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Minggu ke 6 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 16 s/d 18
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 70%, 5
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Minggu ke 7 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 19 s/d 21
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Heavy Bag
Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 70%,
5 Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Minggu ke 8 Materi kegiatan Waktu Keterangan
Pertemuan
ke 22 s/d 23
1. Pemanasan
a. Stretching
b. Kalestenik
2. Latihan Inti
a. Lakukan latihan
Heavy Bag Thrust
(Latihan dilakukan
dengan itensitas
tinggi, repetisi 75%, 6
Set Istirahat setiap
perlakuan 2 menit.
Beban yang
digunakan berupa
Samsak dengan berat
20 Kg)
3. Penutup a. Melakukan
penguluran
b. Evaluasi terhadap
latihan yang talah
dilakukan
10 Menit
50 Menit
10 Menit
a. Penjelasan
prosedur
pelaksanaan
latihan
Latihan secara
individu,
menghadap ke
samsak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Lampiran 9
Rekapitulasi data hasil pengukuran panjang lengan beserta
klasifikasinya
No Nama Panjang Lengan Kategori 1 Atok Budiyanto 81 Panjang 174-178 cm
2 Damas saputro 79 Panjang 3 Istiyan 80 Panjang 4 Slamet Arifin 77 Panjang 5 Sukamto 78 Panjang 6 Wahyu Dwi.P 79 Panjang 7 Wahyudi 79 Panjang 8 Tri Hantoro 77 Panjang 9 Korie Bunayya 78 Panjang 10 Agung Santoso 80 Panjang 11 Kurniawan 82 Panjang 12 Ahmad Jundhi 79 Panjang 13 Amirul Ali 79 Panjang 14 Edi Munandar 80 Panjang 15 Yusuf Setyawan 72 Sedang 163-165 cm
16 Ariyanto 71 Sedang 17 M. Beni Setyawan 74 Sedang 18 Andi Chaniago 70 Sedang 19 Dimas saputro 74 Sedang 20 Maulana Mustaqim 73 Sedang 21 Septian Eko 70 Sedang 22 Ansori 72 Sedang 23 Bayu Pamungkas 71 Sedang 24 Bayu Eko Prasetyo 74 Sedang 25 Akbar Mufida 74 Sedang 26 Aldo Nugroho 70 Sedang 27 Windy Lukito 73 Sedang 28 Eko Ariyanto 74 Sedang 29 M. Rifki 66 Pendek 154-156cm
30 Budi Prasetyo 66 Pendek 31 Didik Indra T. 65 Pendek 32 Ikhwan Adi N. 67 Pendek 33 Farid al Mansyuri 64 Pendek 34 Herlambang 66 Pendek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
35 Joni Supriyanto 66 Pendek 36 Galuh Sasongko 65 Pendek 37 Langgeng Wicaksono 67 Pendek 38 Moch Aldi H 65 Pendek 39 Muhammad Diki W 63 Pendek 40 Herianto 65 Pendek 41 Pramujianto 66 Pendek 42 Qohar Arsyanto 67 Pendek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Lampiran 10
Rekapitulasi hasil tes prestasi tolak peluru gaya menyamping
No Nama Prestasi Tolak Peluru
Tes Awal Tes
Akhir 1 Atok Budiyanto 7, 86 8,52 2 Damas saputro 7,43 8,20 3 Istiyan 6,84 7,66 4 Slamet Arifin 8,04 8,80 5 Sukamto 7,42 8,28 6 Wahyu Dwi.P 7,32 8,28 7 Wahyudi 7,20 8,11 8 Tri Hantoro 7,00 7,71 9 Korie Bunayya 8,60 9,26 10 Agung Santoso 5,75 6,34 11 Kurniawan 6,78 7,43 12 Ahmad Jundhi 8,14 8,91 13 Amirul Ali 7,30 8,29 14 Edi Munandar 7,85 8,61 15 Yusuf Setyawan 7,55 8,57 16 Ariyanto 5,93 6,98 17 M. Beni Setyawan 5,85 6,89 18 Andi Chaniago 6,60 7,54 19 Dimas saputro 6,35 7,48 20 Maulana Mustaqim 5,28 6,34 21 Septian Eko 5,30 6,28 22 Ansori 6,84 7,70 23 Bayu Pamungkas 9,25 10,12 24 Bayu Eko Prasetyo 7,30 8,23 25 Akbar Mufida 6,76 7,61 26 Aldo Nugroho 6,95 8,02 27 Windy Lukito 7,50 8,47 28 Eko Ariyanto 7,28 8,23 29 M. Rifki 8,30 9,21 30 Budi Prasetyo 6,75 7,61 31 Didik Indra T. 7,28 8,07 32 Ikhwan Adi N. 6,50 7,35 33 Farid al Mansyuri 6,20 7,17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
34 Herlambang 5,83 6,62 35 Joni Supriyanto 7,60 8,36 36 Galuh Sasongko 7,10 7,62 37 Langgeng Wicaksono 7,32 7,87 38 Moch Aldi H 6,25 6,79 39 Muhammad Diki W 6,90 7,34 40 Herianto 6,80 7,43 41 Pramujianto 6,20 6,76 42 Qohar Arsyanto 5,40 5,94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Lampiran 11
Rekapitulasi data hasil tes awal dan tes akhir prestasi tolak peluru gaya menyamping
klasifikasi panjang lengan beserta pembagian sampel ke sel-sel
No Nama
Prestasi Tolak Peluru Panjang
Lengan Sel
Tes Awal Tes
Akhir
1 Atok Budiyanto 7, 86 8,52 Panjang
A1B1
2 Damas saputro 7,43 8,20 Panjang
3 Istiyan 6,84 7,66 Panjang
4 Slamet Arifin 8,04 8,80 Panjang
5 Sukamto 7,42 8,28 Panjang
6 Wahyu Dwi.P 7,32 8,28 Panjang
7 Wahyudi 7,20 8,11 Panjang
8 Yusuf Setyawan 7,00 7,71 Sedang
A1B2
9 Ariyanto 8,60 9,26 Sedang
10 M. Beni Setyawan 5,75 6,34 Sedang
11 Andi Chaniago 6,78 7,43 Sedang
12 Dimas saputro 8,14 8,91 Sedang
13 Maulana
Mustaqim 7,30 8,29 Sedang
14 Septian Eko 7,85 8,61 Sedang
15 M. Rifki 7,55 8,57 Pendek
A1B3
16 Budi Prasetyo 5,93 6,98 Pendek
17 Didik Indra T. 5,85 6,89 Pendek
18 Ikhwan Adi N. 6,60 7,54 Pendek
19 Farid al Mansyuri 6,35 7,48 Pendek
20 Herlambang 5,28 6,34 Pendek
21 Joni Supriyanto 5,30 6,28 Pendek
22 Tri Hantoro 6,84 7,70 Panjang
A2B1
23 Korie Bunayya 9,25 10,12 Panjang
24 Agung Santoso 7,30 8,23 Panjang
25 Kurniawan 6,76 7,61 Panjang
26 Ahmad Jundhi 6,95 8,02 Panjang
27 Amirul Ali 7,50 8,47 Panjang
28 Edi Munandar 7,28 8,23 Panjang
29 Ansori 8,30 9,21 Sedang A2B2
30 Bayu Pamungkas 6,75 7,61 Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
31 Bayu Eko Prasetyo 7,28 8,07 Sedang
32 Akbar Mufida 6,50 7,35 Sedang
33 Aldo Nugroho 6,20 7,17 Sedang
34 Windy Lukito 5,83 6,62 Sedang
35 Eko Ariyanto 7,60 8,36 Sedang
36 Galuh Sasongko 7,10 7,62 Pendek
A2B3
37 Langgeng Wicaksono 7,32 7,87 Pendek
38 Moch Aldi H 6,25 6,79 Pendek
39 Muhammad Diki W 6,90 7,34 Pendek
40 Herianto 6,80 7,43 Pendek
41 Pramujianto 6,20 6,76 Pendek
42 Qohar Arsyanto 5,40 5,94 Pendek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Lampiran 12
Rekapitulasi data tes awal dan tes akhir prestasi tolak peluru gaya menyamping
pada kelompok 1 (kelompok latihan Latihan plyometrics medicine ball chest pass)
No Nama Sel
Prestasi Tolak Peluru Gaya Menyamping
Tes Awal Tes Akhir Gain Score
1 Atok Budiyanto
A1B1
7.86 8.52 0.66
2 Damas saputro 7.43 8.2 0.77
3 Istiyan 6.84 7.66 0.82
4 Slamet Arifin 8.04 8.8 0.76
5 Sukamto 7.42 8.28 0.86
6 Wahyu Dwi.P 7.32 8.28 0.96
7 Wahyudi 7.20 8.11 0.91
Jumlah 52.11 57.85 5.74
Mean 7.42 8.28 0.82
SD 0.402 0.353 0.101
1 Yusuf Setyawan
A1B2
7.00 7.71 0.71
2 Ariyanto 8.6 9.26 0.66
3 M. Beni Setyawan 5.75 6.34 0.59
4 Andi Chaniago 6.78 7.43 0.65
5 Dimas saputro 8.14 8.91 0.77
6 Maulana Mustaqim 7.3 8.29 0.99
7 Septian Eko 7.85 8.61 0.76
Jumlah 51.42 56.55 5.13
Mean 7.30 8.29 0.71
SD 0.953 0.999 0.130
1 M. Rifki
A1B3
7.55 8.57 1.02
2 Budi Prasetyo 5.93 6.98 1.05
3 Didik Indra T. 5.85 6.89 1.04
4 Ikhwan Adi N. 6.60 7.54 0.94
5 Farid al Mansyuri 6.35 7.48 1.13
6 Herlambang 5.28 6.34 1.06
7 Joni Supriyanto 5.30 6.28 0.98
Jumlah 42.86 50.08 7.22
Mean 5.93 6.98 1.04
SD 0.797 0.794 0.061
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Lampiran 13
Rekapitulasi data tes awal dan tes akhir prestasi tolak peluru gaya menyamping
pada kelompok 2 (kelompok latihan Latihan plyometrics heavy bag thrust)
No Nama Sel
Prestasi Tolak Peluru Gaya Menyamping
Tes Awal Tes Akhir Gain Score
1 Tri Hantoro
A2B1
6.84 7.70 0.86
2 Korie Bunayya 9.25 10.12 0.87
3 Agung Santoso 7.3 8.23 0.93
4 Kurniawan 6.76 7.61 0.85
5 Ahmad Jundhi 6.95 8.02 1.07
6 Amirul Ali 7.5 8.47 0.97
7 Edi Munandar 7.28 8.23 0.95
Jumlah 51.88 58.38 6.5
Mean 7.28 8.23 0.93
SD 0.855 0.842 0.078
1 Ansori
A2B2
8.30 9.21 0.91
2 Bayu Pamungkas 6.75 7.61 0.86
3 Bayu Eko Prasetyo 7.28 8.07 0.79
4 Akbar Mufida 6.50 7.35 0.85
5 Aldo Nugroho 6.20 7.17 0.97
6 Windy Lukito 5.83 6.62 0.79
7 Eko Ariyanto 7.60 8.36 0.76
Jumlah 48.46 54.39 5.93
Mean 6.75 7.61 0.85
SD 0.857 0.856 0.075
1 Galuh Sasongko
A2B3
7.1 7.62 0.52
2 Langgeng Wicaksono 7.32 7.87 0.55
3 Moch Aldi H 6.25 6.79 0.54
4 Muhammad Diki W 6.9 7.34 0.44
5 Herianto 6.8 7.43 0.63
6 Pramujianto 6.2 6.76 0.56
7 Qohar Arsyanto 5.4 5.94 0.54
Jumlah 45.97 49.75 3.78
Mean 6.80 7.34 0.54
SD 0.660 0.657 0.056
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Lampiran 14
Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors
1 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik
medecine ball chest pass kategori panjang lengan panjang
Dari penghitungan data diperoleh :
M = 0.820
SD = 0.101
Tabel
11.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik
medecine ball chest pass kategori panjang lengan panjang
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.66 -1.58 0.0571 0.1429 0.0858
0.76 -0.59 0.2776 0.2857 0.0081
0.77 -0.50 0.3085 0.4286 0.1201
0.82 0.00 0.5000 0.5714 0.0714
0.86 0.40 0.6554 0.7143 0.0589
0.91 0.89 0.8133 0.8571 0.0438
0.96 1.39 0.9177 1.0000 0.0823
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.1207. Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Lampiran 15
2 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik
medecine ball chest pass kategori panjang lengan sedang
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 0.733
SD = 0.130
Tabel
12.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan
plaiometrikmedecine ball chest pass kategori panjang lengan sedang
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.59 -1.10 0.1357 0.1429 0.0072
0.65 -0.64 0.2611 0.2857 0.0246
0.66 -0.56 0.2877 0.4286 0.1409
0.71 -0.18 0.4286 0.5714 0.1428
0.76 0.21 0.5832 0.7143 0.1311
0.77 0.28 0.6703 0.8571 0.1868
0.99 1.98 0.9762 1.0000 0.0238
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.1868 Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Lampiran 16
3 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik
medecine ball chest pass kategori panjang lengan pendek
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 1.031
SD = 0.061
Tabel
13.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik
medecine ball chest pass kategori panjang lengan pendek
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.94 -1.49 0.0681 0.1429 0.0748
0.98 -0.84 0.2005 0.2857 0.0852
1.02 -0.18 0.4286 0.4286 0.0000
1.04 0.15 0.5596 0.5714 0.0118
1.05 0.31 0.6217 0.7143 0.0926
1.06 0.48 0.6844 0.8571 0.1727
1.13 1.62 0.9474 1.0000 0.0526
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.1727 Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Lampiran 17
4 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust kategori panjang lengan panjang
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 0.929
SD = 0.078
Tabel
13.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust kategori panjang lengan panjang
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.85 -1.01 0.1562 0.1429 0.0133
0.86 -0.88 0.1894 0.2857 0.0963
0.87 -0.76 0.2236 0.4286 0.2050
0.93 0.01 0.5040 0.5714 0.0674
0.95 0.27 0.6064 0.7143 0.1079
0.97 0.53 0.7717 0.8571 0.0854
1.07 1.81 0.9649 1.0000 0.0351
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.2050 Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Lampiran 18
5 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust kategori panjang lengan sedang
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 0.847
SD = 0.075
Tabel
13.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust kategori panjang lengan sedang
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.76 -1.16 0.1230 0.1429 0.0199
0.79 -0.76 0.2236 0.2857 0.0621
0.79 -0.76 0.2236 0.4286 0.2050
0.85 0.04 0.5180 0.5714 0.0534
0.86 0.17 0.5675 0.7143 0.1468
0.91 0.84 0.7996 0.8571 0.0575
0.97 1.64 0.9495 1.0000 0.0505
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.2050 Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Lampiran 19
6 Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust kategori panjang lengan pendek
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 0.540
SD = 0.056
Tabel
13.
Uji normalitas data pada kelompok perlakuan latihan plaiometrik heavy
bag thrust) kategori panjang lengan pendek
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
0.44 -1.79 0.0367 0.1429 0.1062
0.52 -0.36 0.3594 0.2857 0.0737
0.54 0.00 0.5000 0.4286 0.0714
0.54 0.00 0.5000 0.5714 0.0714
0.55 0.18 0.5714 0.7143 0.1429
0.56 0.36 0.6406 0.8571 0.2165
0.63 1.61 0.9463 1.0000 0.0537
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.2165 Dengan n = 7 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0.300. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Lampiran 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Lampiran 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Lampiran 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user