perbedaan pengaruh latihan plaiometrik dan …/perbedaan... · plaiometrik hurdle hopping dan squat...

147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LOMPAT JAUH (Studi Eksperimen Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra SMAN 3 Kota Madiun) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Disusun Oleh : D 12020228 Disusun Oleh : PARDIJONO A120809117 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: doanngoc

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN

PRESTASI LOMPAT JAUH

(Studi Eksperimen Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra SMAN 3 Kota Madiun)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Disusun Oleh :

D 12020228

Disusun Oleh :

PARDIJONO

A120809117

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLEOMETRIK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN

PRESTASI LOMPAT JAUH

(Studi Eksperimen Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra SMAN 3 Kota Madiun)

Disusun oleh :

PARDIJONO

A120809117

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd Prof. Dr. Muchsin Doewes., dr., AIFO NIP. 196007271987021001 NIP.194805311976031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 194911081976091001

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLEOMETRIK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN

PRESTASI LOMPAT JAUH

(Studi Eksperimen Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust

Jump pada Siswa Putra SMAN 3 Kota Madiun)

Disusun oleh :

PARDIJONO

A120809117

Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal : _________

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ..................................

Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd ..................................

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. H.M. Furqon H., M.Pd ..................................

2. Prof. Dr. Muchsin Doewes., dr.,AIFO ..................................

Surakarta, ……..

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof.Drs. Suranto., M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 195708201985031004 NIP. 194911081976091001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Pardijono

NIM : A120809117

Jurusan/Program : Program Studi Ilmu Keoalahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul“ PERBEDAAN

PENGARUH METODE LATIHAN PLAIOMETRIK DAN

KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN

PRESTASI LOMPAT JAUH. (Studi Eksperimen Latihan Plaiometrik

Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra SMAN 3 Kota

Madiun), ” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Agustus 2011

Pembuat pernyataan

( Pardijono )

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jadi ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain

hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan

ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Persembahan Tesis ini saya persembahkan untuk :

Karya ini dipersembahkan

Kepada:

Ibu Tercinta,

Isteri dan Anakku Tersayang,

Saudara-saudaraku Tersayang,

Almamaterku Tercinta

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

melimpatkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik dan Kekuatan

Terhadap Peningkatan Prestasi lompat jauh (Studi Eksperimen Latihan

Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI

SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister dalam bidang Ilmu Keolahragaan. Pada kesempatan ini,

perkenankan saya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. R Karsidi.,M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan di program Pascasarjana Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto., M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universtas Sebelas Maret yang telah merestui dan memberi kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas

akhir.

3. Prof Dr. Sugiyanto selaku Ketua program studi Ilmu Keolahragaan, yang telah

memberikan motivasi, bimbingan serta dorongan untuk segera menyelesaikan

penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. H.M. Furqon H.,M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes.,dr.,AIFO.

selaku pembimbing yang senantiasa dengan tekun rela mengorbankan

sebagian waktunya untuk selalu memberikan dorongan dan bimbingan serta

membuka cakrawala berfikir agar tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Ibu dan kakak serta adik tercinta yang selalu mengorbankan segala yang

dimilikinya serta senantiasa setia dengan doa-doanya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas ini.

6. Istri dan anak yang sangat saya cintai dan sayangi, yang memberi dorongan

dan semangat serta telah merelakan waktunya terbagi dengan dalam penelitian

ini.

7. Teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penulisan ini, yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga, yang telah

banyak membantu dalam penelitian ini.

Semoga ALLAH SWT Yang maha pengasih dan Penyayang memberikan

balasan yang setimpal serta senantiasa memberikan rahmat, taufik, serta

hidayahNya kepada kita semua. Amien ya Robbal ‘alamin.

Surakarta,

Pardijono

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi

ABSTRAK....................................................................................................... xviii

ABSTRACT....................................................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................. 9

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 10

D. Perumusan Masalah ................................................................. 11

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 11

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS.............................................. 13

A. Kajian Teori ............................................................................. 13

1. Lompat Jauh ...................................................................... 13

a. Awalan .............................................................. 15

b. Tolakan .............................................................. 18

c. Melayang di Udara ....................................................... 20

d. Mendarat .............................................................. 24

e. Prestasi Lompat Jauh .................................................... 26

2. Latihan ............................................................................... 28

a. Prinsip-Prinsip Latihan ............................................... 29

b. Tujuan Latihan ............................................................. 34

c. Metode Latihan ............................................................ 36

d. Program Latihan........................................................... 38

e. Sistematis Latihan ........................................................ 44

3. Plaiometrik ......................................................................... 49

a) Bentuk-Bentuk Latihan Plaiometrik ............................. 51

b) Mekanisme Kontraksi Otot ........................................... 57

c) Sistem Energi Latihan Plaiometrik ............................... 61

d) Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping ........................... 72

e) Latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump ....................... 73

4. Kekuatan ............................................................................ 75

a. Komponen Otot Tungkai .............................................. 79

b. Peranan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Prestasi Lompat Jauh .................................................... 81

B. Penelitian yang Relevan........................................................... 82

C. Kerangka Pemikiran................................................................. 83

D. Perumusan Hipotesis................................................................ 86

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 87

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 87

B. Metode dan Rancangan Penelitian........................................... 87

C. Variabel Penelitian................................................................... 90

1. Variabel Independen .......................................................... 90

2. Variabel Dependen............................................................. 90

D. Definisi Operasional Variabel.................................................. 90

E. Populasi dan Sampel ................................................................ 92

1. Populasi ............................................................................. 92

2. Sampel................................................................................ 92

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya ......................... 94

1. Pengumpulan Data Kekuatan Otot Tungkai ..................... 94

2. Pengumpulan Data Prestasi Lompat Jauh.......................... 94

3. Mencari Reliabilitas Tes .................................................... 94

Uji Reliabilitas ................................................................... 95

G. Teknik Analisis Data................................................................ 96

1. Uji Persyaratan..................................................................... 96

a. Uji Normalitas.................................................................. 96

b. Uji Homogenitas Variansi ............................................... 96

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Uji Hipotesis ........................................................................ 97

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 101

A. Deskripsi Data .......................................................................... 101

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 106

1. Uji Normalitas ...................................................................... 106

2. Uji Homogenitas................................................................... 109

C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 110

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis ............................................ 113

E. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 114

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 121

A. Kesimpulan............................................................................... 121

B. Implikasi ................................................................................... 121

C. Saran ......................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 126

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 130

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Zona Latihan Berdasarkan Denyut Nadi ................................... 41

Tabel 2. Prediksi Pulih Asal dan Diet. ..................................................... 63

Tabel 3. Klasifikasi Aktivitas Maksimal pada Berbagai Durasi Serta Sistem

Penyediaan Energi untuk Aktivitas. .......................................... 63

Tabel 4. Berbagai Substrat untuk Pasok Energi dan Ciri-Cirinya. ........... 64

Tabel 5. Kapasitas ATP dan Jumlah Tenaga Per menit dalam Sistem

Energi.......................................................................................... 65

Tabel 6. Berbagai Olahraga dan Aktivitas dan Sistem-Sistem Energi yang

Dominan .................................................................................... 70

Tabel 7. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2 ........................................ 89

Tabel 8. Pengelompokan Berdasarkan Rancangan Penelitian

Faktorial 2 x 2 ............................................................................. 93

Tabel 9. Efisien Korelasi Reliabilitas ...................................................... 95

Tabel 10. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2 ............... 98

Tabel 11. Deskripsi Data Hasil Tes Prestasi Lompat Jauh Tiap Kelompok

Berdasarkan Penggunaan Latihan Plaiometrik dan Kekuatan Otot

Tungkai ....................................................................................... 102

Tabel 12. Nilai Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Masing-Masing sel .... 103

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data .................................. 109

Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor. ......................... 111

Tabel 15. Kesimpulan Hasil Penelitian....................................................... 113

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 16. Interaksi Antar Variabel A dan B Terhadap Peningkatan Prestasi

Lompat Jauh................................................................................ 117

Tabel 17. Time Schedule (Program Kerja) Penelitian................................. 130

Tabel 18. Materi Latihan Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump ........... 131

Tabel 19. Matrik Latihan Lompat Jauh dan Hurdle Hopping .................... 147

Tabel 20. Matrik Latihan Lompat Jauh dan Squat Thrust Jump ................ 161

Tabel 21. Data Hasil Tes Awal Lompat Jauh ............................................. 173

Tabel 22. Data Hasil Tes Akhir Lompat Jauh ............................................ 174

Tabel 23. Uji Reliabilitas dengan Anava Tes Awal................................... 175

Tabel 24. Uji Reliabilitas dengan Anava Tes Akhir ................................... 178

Tabel 25. Data Tes Awal dan Tes Akhir Prestasi Lompat Jauh dan

Kekuatan Otot Tungkai Beserta Pembagian Sel......................... 181

Tabel 26. Persiapan Perhitungan Statistik F untuk Anava Dua Jalan

untuk Tes Awal Prestasi Lompat Jauh........................................ 182

Tabel 27. Persiapan Perhitungan Statistik F untuk Anava Dua Jalan

Untuk Tes Akhir Prestasi Lompat Jauh ...................................... 183

Tabel 28. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis

Varians ........................................................................................ 184

Tabel 29. Tabel Kerja Untuk menghitung Homogenitas dan Analisis

Varians ........................................................................................ 186

Tabel 30. Hasil Penghitungan Data untuk Uji Homogenitas dan Analisis

Varians ........................................................................................ 187

Tabel 31. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 188

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 32. Analisis Varians.......................................................................... 190

Tabel 33. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet untuk Hasil Tes Akhir

Prestasi Lompat Jauh .................................................................. 191

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pelaksanaan Awalan Lompat Jauh. ....................................... 17

Gambar 2. Pelaksanaan Tolakan Lompat Jauh ....................................... 20

Gambar 3. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya

Jongkok ................................................................................. 22

Gambar 4. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Berjalan di

Udara ..................................................................................... 22

Gambar 5. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya

Gantung ................................................................................. 24

Gambar 6. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Pendaratan. ..................... 26

Gambar 7. Kurva Kecepatan Beban Latihan yang Diikuti dengan

Peningkatan Prestasi .............................................................. 44

Gambar 8. Bentuk Latihan Alternate Leg Box Bound ............................. 53

Gambar 9. Bentuk Latihan Double Speed Hop........................................ 54

Gambar 10. Bentuk Latihan Knee Tuck Jump .......................................... 55

Gambar 11 : Bentuk Latihan Dept Jump Leap ........................................... 56

Gambar 12. Bentuk Latihan Decline Ricochet ......................................... 57

Gambar 13. The Golgi Tendon Organ ...................................................... 59

Gambar 14. Penyediaan ATP ................................................................... 64

Gambar 15. Susunan Otot Tungkai Dilihat dari Belakang ........................ 80

Gambar 16. Susunan Otot Tungkai Dilihat dari Depan ............................ 80

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 17. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Prestasi

Lompat Jauh Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan

dan Kekuatan Otot Tungkai .................................................. 102

Gambar 18. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Prestasi Lompat Jauh

pada Tiap Kelompok Perlakuan. ........................................... 104

Gambar 19. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dengan

Kekuatan Otot Tungkai Tinggi ............................................. 107

Gambar 20. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dengan

Kekuatan Otot Tungkai rendah.. ........................................... 107

Gambar 21. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump dengan

Kekuatan Otot Tungkai Tinggi .............................................. 108

Gambar 22. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump dengan

Kekuatan Otot Tungkai Rendah ............................................ 109

Gambar 23. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Prestasi

Lompat Jauh .......................................................................... 118

Gambar 24. Peningkatan Beban Latihan dalam Jenis Langkah pada Siklus

Mikro ..................................................................................... 132

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Time Schedule (Program Kerja) Penelitian.......................... 130

Lampiran 2. Program Latihan .................................................................. 131

Lampiran 3. Deskripsi Pelaksanaan Latihan Lompat Jauh dan Latihan

Plaiometrik........................................................................... 133

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pelatihan Lompat Jauh dan Hurdle

Hopping ............................................................................... 135

Lampiran 5. Matrik Latihan Lompat Jauh dan Hurdle Hopping ............. 147

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pelatihan Lompat Jauh dan Squat

Thrust Jump ......................................................................... 148

Lampiran 7. Matrik Latihan Lompat Jauh dan Squat Thrust Jump ......... 161

Lampiran 8. Keterangan Pelaksanaan Latihan......................................... 162

Lampiran 9. Deskripsi Instrumen Penelitian............................................ 164

Lampiran 10. Daftar Nama Populasi dan Hasil Tes Kekuatan Otot

Tungkai ................................................................................ 167

Lampiran 11. Daftar Hasil Klasifikasi Sampel Berdasarkan Kekuatan

Otot Tungkai........................................................................ 169

Lampiran 12. Daftar Pembagian Kelompok dengan Cara Ordinal Pairing

Rumus ABBA...................................................................... 170

Lampiran 13. Skema Penelitian Berdasarkan Pembagian Kelompok dan

Perlakuan ............................................................................ 171

Lampiran 14. Daftar Pembagian Kelompok dan Perlakuan dengan Cara

Undian.................................................................................. 172

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRAK

PARDIJONO. A.120809117. Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh. Tesis. Surakarta.Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta September 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. (2) Perbedaan hasil prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah. (3) Pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan factorial 2 X 2. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 kota Madiun selama 2 bulan Besarnya sampel penelitian 40 atlet yang berasal dari jumlah populasi sebesar 60 atlet. Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel independent yakni: variabel manipulatif: latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan latihan plaiometrik Squat Thrust Jump, variable atributif yakni : kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah serta variabel dependent yakni : prestasi lompat jauh. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data prestasi lompat jauh dites dengan melakukan lompatan yang paling jauh di mana reliabilitas tesnya dicari dengan teknik analisis varians (ANAVA) dan data kekuatan otot tungkai dites dengan leg dynamometer. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dan taraf signifikasi α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap Prestasi lompat jauh. Pengaruh latihan Hurdle Hopping mempunyai peningkatan prestasi lompat jauh lebih baik dari pada latihan Squat Thrust Jump untuk peningkatan prestasi lompat jauh (Fhitung = 40,3787> F table = 4,11). (2) Ada perbedaan hasil prestasi lompat jauh yang signifikan antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan hasil prestasi lompat jauh pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah (Fhitung = 78,5447 > F table = 4,11). (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh (Fhitung = 98,9703 > F table = 4,11), a) Atlet dengan kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik diberikan latihan plaiometrik Hurdle Hopping, b) latihan plaiometrik squat thrust Jump lebih cocok diterapkan pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah. Kata Kunci : Latihan Plaiometrik, Latihan Hurdle Hopping, Latihan Squat Thrust

Jump, Kekuatan Otot Tungkai, dan Prestasi Lompat Jauh.

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

ABSTRACT

PARDIJONO. A.120809117. The difference of Effect Plyometrics Training and Strength of Leg Muscle to Improvement of Long Jump Achievement. Thesis. Surakarta. Graduate School of Sebelas Maret University Surakarta September 2011. This research is aimed at knowing : (1) The difference of effect between Plyometrics training Hurdle Hopping and Squat Thrust Jump to the Improvement of long jump Achievement. (2) The difference of Long Jump Achievement between the athletes who have high leg muscle strength and those who have low leg muscle strength. (3) The effect of Interaction between Plyometrics Training and the strength of leg muscle to the Improvement of Long Jump Achievement. The Research Method used was experiment with factorial 2 X 2. The research was carried out at SMA Negeri 3 Madiun for two months. The number of research sample was 40 athletes from the total population of 60 athletes. The technique of sampling was purposive random sampling. The research variables consist of independent variable : manipulative variable : Plyometrics training Hurdle Hopping and Plyometrics training Squat Thrust Jump, attributive variable : high leg muscle strength and low leg muscle strength and dependent variable : long jump Achievement. The technique of data collection was Test and Measurement, the achievement data of long jump was tested by doing the longest jumping in which the test reliability was measured using variant analysis technique (ANAVA) and the data of leg muscle strength was tested using leg dynamometer. The technique of data analysis used ANAVA and the level of significance = 0,05. Based on research it can be concluded that : (1) The was significant difference of effect between Plyometrics training Hurdle Hopping and Squat Thrust Jump to the Achievement of long Jump. The training effect Hurdle Hopping had better long jump achievement than training Squat Thrust Jump to improve long jump achievement ( F calculate = 40.3787 > F table = 4.11). (2) There was significant difference of long jump achievement between athletes with high leg muscle strength and those with low leg muscle strength. The improvement of long jump achievement on athletes with high leg muscle strength was better than those with low leg muscle strength ( F calculate = 78.5447 > F table 4.11). (3) There was significant interactional effect between Plyometrics training and leg muscle strength to the improvement of long jump achievement ( F calculate = 98.9703> F table = 4.11), a) Athletes with high leg muscle strength should be given Plyometrics training Hurdle Hopping b) Plyometrics training squat thrust Jump was better applied to the athletes with low leg muscle strength.

Key words : Plyometrics Training, Training Hurdle Hopping, Training Squat Thrust Jump, Leg Muscle Strength, Long Jump Achievement

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PARDIJONO. A.120809117. Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh. Tesis. Surakarta.Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta September 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. (2) Perbedaan hasil prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah. (3) Pengaruh interaksi antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan factorial 2 X 2. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 kota Madiun selama 2 bulan Besarnya sampel penelitian 40 atlet yang berasal dari jumlah populasi sebesar 60 atlet. Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel independent yakni: variabel manipulatif: latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan latihan plaiometrik Squat Thrust Jump, variable atributif yakni : kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah serta variabel dependent yakni : prestasi lompat jauh. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data prestasi lompat jauh dites dengan melakukan lompatan yang paling jauh di mana reliabilitas tesnya dicari dengan teknik analisis varians (ANAVA) dan data kekuatan otot tungkai dites dengan leg dynamometer. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dan taraf signifikasi α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap Prestasi lompat jauh. Pengaruh latihan Hurdle Hopping mempunyai peningkatan prestasi lompat jauh lebih baik dari pada latihan Squat Thrust Jump untuk peningkatan prestasi lompat jauh (Fhitung = 40,3787> F table = 4,11). (2) Ada perbedaan hasil prestasi lompat jauh yang signifikan antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan hasil prestasi lompat jauh pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah (Fhitung = 78,5447 > F table = 4,11). (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan plaiometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh (Fhitung = 98,9703 > F table = 4,11), a) Atlet dengan kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik diberikan latihan plaiometrik Hurdle Hopping, b) latihan plaiometrik squat thrust Jump lebih cocok diterapkan pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah. Kata Kunci : Latihan Plaiometrik, Latihan Hurdle Hopping, Latihan Squat Thrust

Jump, Kekuatan Otot Tungkai, dan Prestasi Lompat Jauh.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

PARDIJONO. A.120809117. The difference of Effect Plyometrics Training and Strength of Leg Muscle to Improvement of Long Jump Achievement. Thesis. Surakarta. Graduate School of Sebelas Maret University Surakarta September 2011. This research is aimed at knowing : (1) The difference of effect between Plyometrics training Hurdle Hopping and Squat Thrust Jump to the Improvement of long jump Achievement. (2) The difference of Long Jump Achievement between the athletes who have high leg muscle strength and those who have low leg muscle strength. (3) The effect of Interaction between Plyometrics Training and the strength of leg muscle to the Improvement of Long Jump Achievement. The Research Method used was experiment with factorial 2 X 2. The research was carried out at SMA Negeri 3 Madiun for two months. The number of research sample was 40 athletes from the total population of 60 athletes. The technique of sampling was purposive random sampling. The research variables consist of independent variable : manipulative variable : Plyometrics training Hurdle Hopping and Plyometrics training Squat Thrust Jump, attributive variable : high leg muscle strength and low leg muscle strength and dependent variable : long jump Achievement. The technique of data collection was Test and Measurement, the achievement data of long jump was tested by doing the longest jumping in which the test reliability was measured using variant analysis technique (ANAVA) and the data of leg muscle strength was tested using leg dynamometer. The technique of data analysis used ANAVA and the level of significance = 0,05. Based on research it can be concluded that : (1) The was significant difference of effect between Plyometrics training Hurdle Hopping and Squat Thrust Jump to the Achievement of long Jump. The training effect Hurdle Hopping had better long jump achievement than training Squat Thrust Jump to improve long jump achievement ( F calculate = 40.3787 > F table = 4.11). (2) There was significant difference of long jump achievement between athletes with high leg muscle strength and those with low leg muscle strength. The improvement of long jump achievement on athletes with high leg muscle strength was better than those with low leg muscle strength ( F calculate = 78.5447 > F table 4.11). (3) There was significant interactional effect between Plyometrics training and leg muscle strength to the improvement of long jump achievement ( F calculate = 98.9703> F table = 4.11), a) Athletes with high leg muscle strength should be given Plyometrics training Hurdle Hopping b) Plyometrics training squat thrust Jump was better applied to the athletes with low leg muscle strength.

Key words : Plyometrics Training, Training Hurdle Hopping, Training Squat Thrust Jump, Leg Muscle Strength, Long Jump Achievement

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Faktor utama untuk mencapai prestasi olahraga yang maksimal adalah

adanya peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan. Peningkatan dalam

pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut dapat dicapai dengan penerapan

berbagai disiplin ilmu dan teknologi. Upaya meningkatkan prestasi olahraga,

harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-

ilmu yang terkait.

Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga antara lain adalah psikologi

olahraga, biomekanika, dan fisiologi latihan (Pate R., Rotella R. & Mc Clenaghan

B. 1993:3). Dengan dukungan dari berbagai disiplin ilmu tersebut akan dapat

dikembangkan teori-teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat

meningkat.

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga dimana gerakan yang

ada didalamnya bisa dikatakan pola gerak dasar hidup manusia. Gerakan-gerakan

dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Atletik juga

bisa diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-

gerakan alamiah dasar atau wajar seperti jalan lari, lompat dan lempar. Karena

atletik merupakan gerakan yang dilakukan sehari-hari, maka dalam hidupnya

manusia tentu pernah melakukan gerakan jalan, lari, lompat serta lempar.

Akhir-akhir ini terjadi perkembangan prestasi yang sangat pesat dalam

olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh. Hal ini dapat dilihat dari adanya

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pemecahan-pemecahan rekor dalam lompat jauh. Pada saat ini telah banyak

atlet yang mampu mengukir prestasi yang sangat mengagumkan dan sangat sulit

untuk dibayangkan sebelumnya.

Pesatnya perkembangan pencapaian prestasi dalam olahraga, khususnya

dalam prestasi lompat jauh tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang

mendukung. Faktor-faktor yang dapat memacu perkembangan prestasi dalam

olahraga diantaranya adalah peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan

olahraga. Peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut

dapat dicapai dengan penerapan disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam

pelatihan dan pembinaan olahraga. Dengan dukungan dari berbagai disiplin ilmu

tersebut dapat dikembangkan teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga

dapat ditingkatkan dengan baik.Pencapaian prestasi olahraga tersebut tidak

terlepas dari dukungan masyarakat dan insane olahraga serta pakar di bidang

olahraga.

Prestasi cabang atletik khususnya nomor lompat jauh tidak dapat tercapai

dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program

latihan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar. Latihan yang

dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan

komponen-komponen yang diperlukan dalam lompat jauh. Untuk mencapai

prestasi dalam olahraga atletik, khususnya nomor lompat jauh diperlukan berbagai

pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor

penentu dan penunjang prestasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam menyusun

program latihan. Faktor-faktor penunjang dan penentu dalam prestasi lompat jauh

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tersebut diantaranya adalah kekuatan otot tungkai. Dalam upaya menyusun

program latihan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh harus cermat dan penuh

perhitungan, agar latihan tersebut dapat mencapai hasil yang sesuai dengan apa

yang diharapkan. Untuk meningkatkan jauhnya lompatan diperlukan latihan yang

intensif dan program latihan yang baik. Metode yang digunakan juga harus khusus

yang sesuai dengan karakteristik nomor lompat jauh.

Faktor-faktor pendukung dalam pencapaian prestasi khususnya atletik antara

lain seperti dikemukan Benhard, G (1993:10) sebagai berikut: 1). Bakat, 2) bentuk

gerakan dan latihan, 3) tingkat perkembangan faktor prestasi dan sifat-sifat yang

berdaya gerak (tenaga, stamina, kecepatan, dan keterampilan), 4) niat dan

kemauan. Dalam pembinaan cabang olahraga atletik sebaiknya factor-faktor

tersebut dimiliki oleh setiap atlet, karena faktor tersebut merupakan dasar utama

untuk keberhasilan dalam pembinaan atlet meraih prestasi maksimal.

Menurut M. Sajoto (1988:7) “ Pengembangan factor-faktor lain yang

mendukung dalam pelatihan, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan

kematangan juara”, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan modal

utama bagi atlet dalam meraih prestasi.. Menurut M. sajoto, mengatakan bahwa

kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang

tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

pemeliharaannya”. Artinya dalam usaha pengembangan kondisi fisik maka

seluruhnya komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini

dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu

dan untuk apa keperluan atau status yang dibutuhkan. Kondisi fisik tersebut antara

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

lain: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, kelentukan, kelincahan,

keseimbangan, ketepatan dan reaksi.

Cabang olahraga atletik nomor lompat jauh merupakan olahraga yang

gerakannya tidak begitu kompleks, sehingga atlet seharusnya lebih cepat

menguasai dan mencapai tingkat keberhasilan. Teknik lompat jauh yang harus

dikuasai atlet adalah 1) melakukan awalan, 2) melakukan tolakan atau tumpuan,

3) melakukan sikap posisi badan di udara, 4) melakukan pendaratan dengan teknik

yang benar sehingga atlet dapat mencapai lompatan terjauhnya. Kenyataan di

lapangan atlet umumnya belum mampu memperoleh hasil lompatan yang optimal.

Untuk memproleh itu semua diperlukan latihan-latihan khusus yang cocok untuk

cabang olahraga tertentu, kualitas-kualitas kondisional dan teknik olahraga harus

dianalisis secara hati-hati. Untuk suatu analisis semacam itu, seorang pelatih harus

memiliki pengetahuan dalam anatomi fungsional (otot-otot yang ambil bagian

dalam suatu tindakan dan bagaimana tindakan itu), fisiologi (kapasitas daya tahan

aerobic dan anaerobic), biomekanik (efisiensi keterampilan, pengaruh tenaga,

kecepatan, akselarasi dan sebagainya), teori latihan dan lebih dari itu jadilah

pemain yang berpengalaman dalam cabang olahraga tertentu. Latihan-latihan

khusus dapat diuraikan dengan menggunakan contoh : seorang pelompat melatih

rangkaian lompatan yang berbeda-beda tanpa atau dengan berat tambahan. Fox

(1998:171) menyatakan bahwa latihan harus bersifat khusus, ditujukan terhadap

system energy yang digunakan dan khsusus terhadap pola gerak yang sesuai

dengan keterampilan olahraga tersebut.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Setiap kegiatan fisik yang dilakukan atlet menyebabkan perubahan-

perubahan anatomi, fisiologi, biokimia dan psikologi. Efisiensi aktifitas tersebut

merupakan suatu fungsi durasi, jarak dan banyaknya pengulangan (volume),

beban dan velositas (intensitas) dan frekwensi kinerjanya kecepatan (Bompa.

1990:77).

Atlet yang mampu mencapai tingkat kinerja yang tinggi, maka volume

pelatihan keseluruhan menjadi sangat penting. Dalam hubungannya dengan

pelatihan atlet-atlet kelas atas, tidak ada jalan pintas dalam hal kuantitas kerja

yang tinggi yang harus dilakukan. Kenaikan yang terus menerus dalam volume

latihan barangkali merupakan salah satu prioritas tertinggi dalam pelatihan

sekarang ini. Volume latihan yang tinggi jelas dapat dibenarkan secara fisiologis,

apabila tidak adaptasi fisiologis tidak mungkin tercapai. Peningkatan volume kerja

merupakan segi terpenting bagi pelatihan setiap cabang olahraga yang punya

komponen aerobik.

Seringkali dijumpai pelatih yang memberikan program latihan untuk

pelompat jauh, dengan bentuk latihan yang kurang sesuai dengan karakteristik

lompat jauh. Di dalam meningkatkan hasil lompatan ada beberapa bentuk latihan

yang sesuai dengan karakteristik nomor lompat jauh. Salah satu aktivitas yang

paling dikenal untuk perkembangan tenaga adalah latihan Plaiometrik. Latihan

Plaiometrik berusaha untuk menggunakan berat badan sendiri atau menggunakan

beberapa alat untuk meningkatkan rangsangan latihan.

Banyak metode latihan untuk meningkatkan kondisi fisik atlet lompat jauh,

dalam penelitian ini penulis memilih salah satu jenis metode latihan untuk

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kekuatan otot tungkai dengan metode latihan Plaiometrik. Latihan Plaiometrik

menggunakan gaya berat untuk meningkatkan energy elastic yang tersimpan di

otot selama kontraksi eksentris (masa persiapan) dari suatu kegiatan. Beberapa

energi yang disimpan itu kemudian dilepaskan saat kontraksi konsentris (masa

pelepasan) yang menyusul dengan segera. Energi simpanan ini memudahkan

gerakan meninggi atau melompat. Latihan Plaiometrik digunakan untuk melatih

aspek yang eksentris dari kerja otot. Di samping itu latihan Plaiometrik membantu

mengembangkan seluruh system neuromuskuler untuk gerakan-gerakan power,

tidak hanya jaringan yang berkontraksi.

Latihan Plaiometrik adalah gerakan dari rangsangan peregangan otot

secara mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat. Latihan tersebut dapat

menghasilkan peningkatan daya ledak dan kekuatan kontraksi. Daya ledak dan

kekuatan kontraksi otot merupakan cermin peningkatan adaptasi fungsional

neuromuskuler. Peningkatan kontraksi otot merupakan perbaikan fungsi reflex

peregangan (stretch reflex) dari muscle spindle.

Kualitas keterampilan gerak yaitu kekuatan dan keterampilan bekerja sama

satu dengan yang lain. Latihan kekuatan dipraktekkan dengan berbagai kombinasi

latihan yang lain, latihan tersebut hendaknya dimulai pada usia sangat muda dan

berbakat pada cabang olahraga yang disukainya.

Latihan plaiometrik berusaha untuk menggunakan berat badan sendiri atau

menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan rangsangan latihan. Sebagian

besar cabang olahraga dapat dilakukan dengan lebih terampil jika atlet memiliki

power yang merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Latihan

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

plaiometrik membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, khususnya

atletik nomor lompat jauh

Program latihan plaiometrik harus diberikan beban lebih yang resestif,

temporal dan spesial. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol

ketinggian turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh.

Beban lebih yang tidak tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan

menyebabkan cidera. Jadi dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan

beban yang resestif dari gerakan-gerakan plaiometrik tertentu dapat

meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power explosif. Beban

lebih resestif pada kebanyakan latihan plaiometrik adalah berupa gaya

momentum dari gravitasi dengan menggunakan beban berat tubuh. Bicara

masalah momentum hasil kali massa dan kecepatan suatu benda yang jatuh

semakin tinggi akan semakin cepat, sehingga momentumnya akan semakin besar.

Berbagai jenis dan macam latihan plaiometrik yang dapat dirancang

imajinasi dan rasa ingin, serta pemahaman dasar tentang proses neuromuskuler

yang terlibat, memungkinkan kita mengembangkan latihan-latihan plaiometrik

yang bermanfaat. Namun demikian tidaklah praktis untuk menganalisis setiap

pola gerakan keterampilan olahraga dan setiap rangsangan latihan plaiometrik

untuk keterampilan olahraga tersebut. Pelatih dan atlet segera dapat mengetahui

mana diantara latihan-latihan plaiometrik yang lebih cocok atau tepat untuk

kebutuhan latihan.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Adapun bentuk-bentuk latihan plaiometrik adalah melangkah, melompat,

melayang, melompat dengan satu kaki, meloncat dengan menempuh jarak,

skiping, mengayun, dan memutar” (Bompa, 1994:77).

Kemampuan meloncat bisa digunakan sebagai prediktor kekuatan tubuh

dan juga bisa merupakan tes diagnostik dalam hal koordinasi gerak.

Perkembangan kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan

dan koordinasi tubuh. Koordinasi tubuh yang berkembang dengan baik dan

disertai peningkatan kekuatan yang baik akan menghasilkan perkembangan

kemampuan meloncat yang baik pula (Sugiyanto, 1998:155).

Menurut Sugiyanto (1998:187) “pertumbuhan yang cepat pada laki-laki

memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi

fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa

adolesensi”.

Berdasarkan pada kaidah-kaidah metodologi yang benar, faktor-faktor

yang secara khusus terkait dan pola gerak keterampilan dalam lompat jauh perlu

mempertimbangkan inovasi dalam bidang metode latihan yang menkaji pada

pengembangan teori dan metodologi latihan, penemuan baru hasil penelitian yang

relevan yang selaras dengan pemanfaatan pengembangan bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka perlu

mengkaji sejauh mana Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Plaiometrik (Hurdle

Hopping dan Squat Thrust Jump ) dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi

Lompat Jauh pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun.

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

B. Identifikasi Masalah

Penggunaan metode latihan yang tepat dan mengadakan evaluasi

berdasarkan metodologi latihan adalah merupakan wujud keberhasilan dan

kemajuan latihan-latihan atletik yang biasanya dilakukan para pelatih yang

mengacu pada pengalaman selama menjadi atlet dan yang tidak berbasis pada

ilmu keolahragaan, akan menghambat peningkatan latihan dan akan ketinggalan

dalam berprestasi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi harus dicari alternative

pemecahannya sehingga peningkatan prestasi yang maksimal akan tercapai.

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Prestasi lompat jauh dapat dicapai melalui latihan dan dengan prinsip-prinsip

latihan yang benar.

2. Kondisi fisik diperlukan dalam pencapaian prestasi lompat jauh yang

maksimal

3. Salah satu jenis metode latihan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh

adalah dengan metode latihan Plaiometrik

4. Metode latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan latihan Squat Thrust Jump

akan meningkatkan kekuatan otot-otot tungkai.

5. Metode latihan Plaiometrik untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah

dengan bentuk latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump.

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Bentuk latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump untuk

meningkatkan kemampuan saat menumpu pada atlet lompat jauh.

7. Penerapan bentuk latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan latihan Squat

Thrust Jump dengan memperhatikan kekuatan otot tungkai rendah dan tinggi.

8. Untuk mencapai prestasi lompat jauh dipengaruhi berbagai faktor penentu

yang perlu dilakukan eksperimen untuk mengetahui sejauhmana pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap prestasi lompat jauh.

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda, maka perlu ada batasan-batasan pada permasalahan yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini tidak akan dikaji keseluruhan faktor-faktor yang

mempengaruhi peningkatan prestasi lompat jauh, namun hanya akan meneliti

pada permasalahan sebagai berikut:

1. Perbedaan pengaruh latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust

Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

2. Perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki

kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.

3. Pengaruh interaksi antara Plaiometrik dengan tinggi dan rendahnya kekuatan

otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat

Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

2. Adakah perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara atlet yang

memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.

3. Adakah pengaruh interaksi antara latihan Plaiometrik dengan tinggi dan

rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Plaiometrik Hurdle Hopping

dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara atlet

yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara latihan Plaiometrik dengan

tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan olahraga khususnya teori dan metodologi latihan

serta menambah pemahaman mengenai peran latihan fisik yang terkait dengan

peningkatan prestasi dalam olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh.

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pelatih dapat menggunakan metode latihan Plaiometrik yang tepat ditinjau

dari tinggi rendahnya kekuatan otot tungkai untuk meningkatkan prestasi lompat

jauh para atletnya sehingga dapat meningkatkan prestasinya dalam lingkup

regional dan nasional yang berlanjut pada tingkat internasional.

Sebagai bahan masukan bagi Pembina, guru dan pelatih olahraga

khususnya cabang atletik nomor lompat jauh guna menerapkan metode latihan

yang efektif dan efisien untuk meningkatkan prestasi.

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Lompat Jauh

Atletik adalah cabang olahraga yang paling tua dan merupakan induk

dari semua cabang olahraga yang merupakan ragam dan pola gerak dasar

hidup manusia. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang

dilakukan manusia sehari-hari. Menurut Ballesteros (1980:1) “ atletik

diartikan sebagai aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak

alamiah dasar atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Karena

atletik merupakan gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari, maka

hidupnya manusia tentu pernah melakukan gerakan lari, jalan, lompat dan

lempar”.

Atletik merupakan olahraga wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah

baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai pada sekolah

menengah atas. Hal ini dapat dibuktikan dalam kurikulum yang menjadi

pedoman pengajar, yaitu dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan, di sekolah menengah atas mata pelajaran atletik setiap semester

mendapat waktu 2 jam pelajaran.

Salah satu cabang atletik yang diajarkan di sekolah adalah nomor

lompat jauh. Lompat jauh adalah melompat untuk mencapai hasil

lompatan yang sejauh-jauhnya. Lompat jauh merupakan salah satu nomor

yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik, yang aktivitasnya

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

diawali dengan lari awalan, menolak, melayang dan mendarat. Lompat

jauh merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Lompat

jauh dilakukan dengan tumpuan satu kaki yang bertujuan untuk mencapai

jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Aip Syarifudin (1992:90)” Lompat jauh

adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas dan ke

depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan

tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

Tujuan lompat jauh adalah memindahkan titik berat badan untuk

mencapai jarak lompatan (horizontal) yang sejauh mungkin. Yoyo B, Ucup

Y dan Adang S (2000:15) mengemukakan bahwa, “tujuan nomor lompat jauh

adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh

mungkin”. Pencapaian hasil lompatan yang baik dapat dicapai melalui

pemantapan koordinasi gerak teknik melompat yang meliputi: teknik

awalan, teknik menolak, teknik badan di udara, dan teknik badan waktu

mendarat yang masing-masing mempunyai cara-cara sendiri.

Menurut Bernhart (1993:45) Unsur-unsur dasar bagi suatu prestasi pada

lompat jauh dan pembangunannya adalah:

1. Faktor-faktor jasmani (fisik): terutama kecepatan, tenaga lompat dan tujuan

yang diarahkan pada keterampilan.

2. Faktor-faktor teknik : ancang-ancang persiapan lompat dan perpindahan

fase melayang dan pendaratan.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Edi Suparman (1994:5) “ada empat teknik lompatan yang

merupakan rangkaian gerakan yang terdiri dari: sub teknik awalan, sub teknik

tumpuan, sub teknik sikap badan di udara dan sub teknik sikap waktu

mandarat”.

a. Awalan

Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan untuk mencapai

kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan.

Awalan lompat jauh seharusnya dijalankan dengan lancer dan kecepatan

yang tinggi, tanpa adanya gangguan tanpa mengubah langkah diperbesar

atau diperkecil, untuk memperoleh kecepatan menumpu pada balok tumpu

dengan cepat dan tepat. Sebab perubahan langkah tersebut akan berakibat

berkurangnya kecepatan dan terganggunya pembentukan momentum

untuk melompat. Pada umumnya awalan yang digunakan yaitu pada

lintasan yang berukuran 40 meter sampai 45 meter dan lebar 1,21 meter

sampai 1,22 meter (Roji, 1996:41).

Awalan berfungsi untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada

waktu melompat, hal ini seperti yang dikemukan oleh Jerver (2005:34)

bahwa “tujuan awalan adalah untuk meningkatkan percepatan horizontal

secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off”. Awalan

lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum salah satu

kaki menumpu pada balok tumpuan untuk mendapatkan dorongan ke depan

pada waktu melompat.

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Tujuan awalan sebelum melompat adalah untuk meningkatkan

percepatan mendatar secara maksimal tanpa menimbulkan hambatan

sewaktu menolak. Meskipun kecepatan awalan itu sangat penting dalam

lompat jauh, tetapi yang penuh itu digunakan pada saat menumpu pada

balok tumpu (Sunaryo Basuki, 1994:95). Lari cepat pada saat melakukan

awalan dilakukan secara progresif sampai mencapai maksimal, kemudian

memelihara kecepatan, dan persiapan kaki tumpu pada papan tumpu.

Selain itu seorang atlet lompat jauh harus memiliki kemampuan lari

yang baik dan dapat mengatur pace larinya, karena mengubah-ubah

kecepatan membutuhkan kekuatan tambahan karena adanya percepatan.

Pelompat yang tidak dapat mengatur pace larinya akan kehilangan

kecepatan yang dibangun dari awalan, dan pada saat menolak akan

mengalami kegagalan karena pelompat akan memaksakan diri untuk

mencapai balok tumpuan dengan cara memperpanjang atau

memperpendek pace nya.

Tujuan latihan lari dalam cabang lompat jauh adalah untuk

meningkatkan kecepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan

hambatan sewaktu take off. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam

latihan sebelum melompat, pada cabang lompat jauh antara lain seperti

yang diungkapkan oleh Jarver (2009:25) yaitu :

1. Jarak lari harus cukup panjang, sehingga memungkinkan peningkatan

kecepatan sedemekian rupa sesuai dengan kebutuhan pada saat take off.

2. Dalam keadaan lari, atlet harus tetap mampu mengontrol posisi

tubuhnya, sehingga atlet dapat mencapai titik take off dengan tepat.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Gerakan lari harus dilakukan secara konsisten dan uniform (seragam),

sehingga atlet dapat mencapai titik take off dengan tepat.

4. Untuk seorang pemula, sebaiknya jarak lari cukup 20-25 meter saja,

sedangkan untuk yang sudah berpengalaman maka jarak lari tersebut

dapat ditingkatkan hingga sejauh 30-45 meter tergantung pada

kemampuan yang bersangkutan dalam menambah kecepatannya.

Saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam

tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. Hindarkan ketegangan yang berlebihan, dengan menekankan akumulasi

kecepatan secara bertahap.

2. Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan lompat.

3. Hindarkan langkah berlebihan, dengan menekankan pada kecepatan

kaki sejauh kurang lebih 10 meter terakhir.

4. Hindarkan memotong langkah, dengan memanjangkan jarak lari.

5. Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini, dengan

mengurangi jarak lari (Jarver, 2009:26).

Gambar 1. Pelaksanaan Awalan Lompat Jauh (IAAF, 1993:39).

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Tolakan

Tujuan gerakan tolakan adalah untuk merubah gerakan lari menjadi

suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus sambil

mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horizontal. Tolakan

lompat jauh adalah menjejakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa

langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan

atas yang besar.

Tolakan merupakan gerakan perpindahan yang sangat cepat antara

lari, awalan dan gerakan melayang di udara. Dalam hal ini terjadi

perubahan atau perpindahan gerakan mendatar atau horizontal ke

gerakan vertikal yang dilakukan secara tepat.

Tolakan lompat jauh memegang peranan yang sangat penting,

sehingga untuk tolakan dibutuhkan tungkai untuk menolak yang kuat agar

tercapai ketinggian lompatan yang kuat. Tumpuan atau tolakan adalah

gerakan menjejakkan kaki sekuat mungkin pada balok tumpu yang

bertujuan untuk memperoleh kecepatan vertikal sebesar mungkin.

Menurut Aip Syarifudin (1992:91) mengemukakan bahwa “tolakan adalah

perubahan atau perpindahan gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang

dilakukan secara cepat” Tolakan merupakan peralihan dari gerakan lari

(awalan) ke gerakan melayang di udara. Tumpuan menggunakan tungkai

yang kuat, pada waktu menumpu badan sedikit condong kebelakang.

Tungkai ayun diangkat cukup tinggi ke depan atas, sudut tolakan 45

derajat. Lebih lanjut Aip Syarifudin (1992:91) mengemukakan “gerakan

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

tolakan harus dilakukan dengan tungkai yang kuat agar tercapai tinggi

lompatan yang cukup, tanpa kehilangan kecepatan maju”. Dari kecepatan

maju ke atas dengan sudut yang terbaik yaitu 45 derajat (Roji, 1996:41).

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam latihan take off, pada

cabang lompat jauh, antara lain:

1. Perubahan gerakan maju ke muka menjadi gerakan bersudut didapat

dengan cara memberikan tenaga maksimum pada kaki yang akan

take off.

2. Pusat gaya berat si pelompat harus jatuh di atas papan lompat begitu

kaki yang akan take off menyentuh papan; dan sekali lagi, pada saat

kaki terlepas dari papan lompat tadi.

3. Kaki yang akan take off diletakkan tepat di atas papan lompat dengan

lutut yang sedikit ditekuk untuk mendapatkan kekuatan.

4. Gerakan ke depan dan ke atas dilakukan dengan sekuat tenaga, dibantu

oleh lutut dari kaki yang memimpin, dan tangan yang berlawanan

dengan kaki yang digunakan untuk take off. Tujuannya adalah untuk

memperkuat daya lompat.

5. Paling baik kalau sudut take off berkisar di bawah 30o, tergantung pada

kemampuan si pelompat mengkombinasikan kecepatan horizontal dan

gerakan membuat sudut tadi.

6. Lompatan yang lebih jauh dapat diperoleh bila pelompat menurunkan

pinggulnya sejak dua langkah sebelum take off dan pada saat take off

( jarver, 2009:27).

Menurut jarver (2009:27), saran perbaikan atas beberapa kesalahan

yang sering terjadi dalam tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan gerak

pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya langkah

kedua terakhir sebelum melompat.

2. Hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah take off.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Keterbatasan gerak kaki yang melakukan take off dapat dihindarkan

dengan cara memperpanjang langkah sewaktu take off.

Gambar 2. Pelaksanaan Tolakan Lompat Jauh (IAAF, 1993:37)

c. Melayang di Udara

Tahap melayang di udara merupakan tahap ketiga dari

serangkaian gerakan dalam cabang lompat jauh. Melayang adalah

lanjutan dari tolakan pada papan tumpuan dan berakhir saat tumit

menyentuh pasir pada bak lompat. Seorang pelompat dapat melayang

melintasi suatu garis parabola membutuhkan kecepatan dan kekuatan,

karena tubuh mempunyai gaya gravitasi. Kunci pokok prestasi lompat

jauh adalah tergantung pada lamanya pelompat dapat mempertahankan

posisinya di udara serta bagaimana pelompat dapat melakukan gerakan

untuk memperoleh posisi yang efisien. Pada tahap melayang, pelompat

harus berusaha untuk dapat mempertahankan diri supaya tidak cepat

jatuh ke tanah, sehingga pada saat melayang sangat diperlukan

keseimbangan tubuh yang baik. Menurut Jonath, Haag dan Krempel

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(1987:200) menyatakan” pada fase melayang bertujuan untuk menjaga

keseimbangan dan mempersiapkan pendaratan”. Pada saat melayang

posisi badan tetap di jaga dan kalau mungkin diusahakan membuat sikap

atau gerakan untuk menambah jarak jangkauan lompatan salah satu

upaya untuk mampu bertahan di udara tungkai yang ada di belakang diayun

ke depan atas dengan maksimal.

Pada saat melayang di uadara ada tiga macam gaya yang sering

digunakan atlet dalam lompat jauh yaitu: a) gaya jongkok atau sit down in

the air, b) gaya gantung atau hang style, dan c) gaya berjalan di udara atau

walking in the air.

a) Lompat Jauh Gaya Jongkok

Sikap melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok yaitu

seperti duduk atau berjongkok di udara. Pelaksanaan teknik lompat jauh

gaya jongkok menurut Aip Syarifudin (1992:93) yaitu “pada waktu

lepas dari tanah (papan tolakan), keadaan sikap badan di udara jongkok

dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk kedua

tangan ke depan”. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke

depan, kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih

dahulu, kedua tangan ke depan “. Gaya jongkok dalam lompat jauh

salah satu gaya yang digunakan atlet dalam mencapai lompatan yang

jauh dengan menggunakan kedua kaki jongkok untuk mendapatkan

dorongan badan dalam pencapaian gerakan horizontal.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 3. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya

Jongkok ( IAAF, 1993:39)

b) Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara

Gaya berjalan di udara merupakan gaya dalam lompat jauh yang

mana atlet dalam melakukan lompat jauh melakukan gerakan

berjalan di udara untuk mendapatkan daya dorong kearah horizontal.

Tujuan dari gaya ini adalah mencapai jarak lompatan sejauh mungkin,

selain itu untuk membawa dan mempertahankan titik berat setinggi

mungkin di udara sesudah melakukan awalan tolakan.

Gambar 4. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Berjalan di

Udara (IAAF, 1993:40)

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c) Lompat Jauh Gaya Gantung

Gaya gantung atu hang Style merupakan lompat jauh dengan

sikap pada saat melayang seolah-olah menggantung di udara

dengan sikap perut membusur. Sikap gantung tersebut dipertahankan

sampai kira-kira pertengahan melayang, sementara itu lengan

berayun ke belakang sehingga sikap ini menyerupai busur. Pendaratan

dimulai dengan mengayun kaki bagian atas bersama-sama ke depan

dengan membungkukkan badan ke depan dan membawa kedua lengan

ke depan. Gaya gantung merupakan salah satu gaya dari lompat jauh,

yang mana atlet melakukan gerakan menggantung di uadara untuk

memberikan ancang-ancang dalam melakukan dorongan terhadap

tubuh kearah horizontal.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam latihan melayang

di udara, pada cabang lompat jauh, antara lain:

1. Sekali pelompat melepaskan kakinya dari tanah, pusat gaya

berat tubuhnya akan bergerak dalam lintasan parabola.

2. Tidak ada suatu apapun yang dapat mempengaruhi atau mengubah

kecepatan atau arah gerakan dari pusat gaya berat tubuh pelompat

tadi. Tetapi ia dapat mengatur tungkainya sedemikian rupa,

sehingga dapat menghindarkan terjadinya rotasi.

3. Gerakan dari tungkai ini terutama ditujukan untuk mendapatkan

posisi mendarat yang lebih efisien (Jarver, 2009:28).

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 5. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Melayang Gaya Gantung

(IAAF, 1993: 38).

d. Mendarat

Mendarat merupakan serangkaian gerakan terakhir dari lompat

jauh. Pada waktu mendarat kedua tungkai dibawa ke depan lurus dengan

jalan mengangkat paha ke atas badan dibungkukkan ke depan, kemudian

mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua

lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak

jatuh ke belakang, kepala agak menunduk dan kedua tangan lurus ke depan.

Tujuan latihan melakukan pendaratan (landing) dalam cabang

lompat jauh adalah :

a) Mendapatkan suatu posisi dengan kedua kaki menyentuh pasir sejauh

mungkin di depan pusat gaya berat tubuh pelompat.

b) Mencegah (jangan sampai) tubuh pelompat jatuh ke belakang.

Prinsip teknik pendaratan adalah untuk menjaga agar badan tidak

jatuh ke belakang. Setelah mendarat dengan segera tubuh dibawa ke depan,

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

agar tidak jatuh ke belakang. Menurut Aip Syarifudin (1992:95)

mengemukakan bahwa “ pada waktu akan mendarat kedua kaki dibawa ke

depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke

depan, kedua tangan ke depan. Kemudian mendarat pada kedua tumit

terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk),

berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala

ditundukkan, kedua tangan ke depan”.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam melakukan pendaratan

(landing), pada cabang lompat jauh antara lain:

a) Posisi landing yang terbaik hendaknya merupakan lanjutan dari pola

melayangkan pusat gaya berat tubuh; tentunya harus terletak sejauh

mungkin, yaitu pada jarak horizontal terbesar antara tumit dan pusat

gaya berat tubuh.

b) Tubuh bagian atas harus setegak mungkin dengan tungkai terjulur lurus

ke depan.

c) Tangan yang terletak di belakang tubuh sebelum landing, harus segera

dilempar ke muka begitu kaki menyentuh pasir

d) Gerakan segera dari tangan akan membantu tubuh untuk bertumpu di atas

kaki.

e) Posisi landing yang efisien tergantung pada teknik yang digunakan pada

waktu melayang (Jarver, 2009:31).

Saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam

tahap ini, dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a) Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara memperlambat

lengkapnya gerakan melayang.

b) Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara menekukkan

kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir; gerakan ini hendaknya

disertai dengan ayunan tangan ke depan yang cepat.

c) Cegah gerakan rotasi ke depan yang terlampau awal dari tubuh dengan

cara mempertahankan kelurusan tubuh sedapat-dapatnya sampai sesaat

sebelum landing (Jarver, 2009:32).

Gambar 6. Pelaksanaan Lompat Jauh Teknik Pendaratan (IAAF, 1993:41)

e. Prestasi Lompat Jauh

Pengertian Prestasi adalah”hasil yang telah dicapai”. Sedangkan

lompat jauh adalah suatu gerakan melompat mengangkat kaki ke atas depan

dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan melakukan

tolakan satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Mengacu pada

pernyataan tersebut untuk meningkatkan prestasi yang maksimal pelatih

dapat memilih bentuk latihan yang tepat dan sesuai dengan cabang olahraga

yang akan ditekuni oleh atlet. Karena lompat jauh termasuk nomor lompat

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

yang diperlombakan, maka diperlukan metode latihan yang tepat untuk

meningkatkan prestasi yang baik didalam lompat jauh selain si pelompat

harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan

koordinasi gerak, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk

melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukannya dengan

cepat, tepat, luwes dan lancer. Teknik lompat jauh yang benar perlu

memperhatikan unsure-unsur, awalan, tolakan, sikap badan di udara

(melayang di udara) dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu

kesatuan,yaitu urutan gerakan lompat yang tidak terputus.

Prestasi lompat jauh tidak lepas dari beberapa peraturan yang harus

ditaati oleh atlet saat melakukan berbagai rangkaian gerakan lompat jauh

menurut Jarver (2009:19) beberapa peraturan dalam cabang lompat jauh

adalah:

a. Setiap peserta boleh melakukan tiga atau enam lompatan, lompatan yang

diperhitungkan adalah lompatan yang paling jauh.

b. Lompatan harus dimulai dari sebuah papan yang panjangnya 1,22 meter,

ujung papan yang paling dekat dengan daerah landing disebut garis take

off.

c. Jika si pelompat menyentuh daerah di luar batas take off dengan salah

satu bagian tubuh tanpa melompat, maka disebut foul atau dis

d. Sebelum pelompat mulai melompat, ia boleh lari dulu dalam jarak tak

terbatas.

e. Jarak lompatan diukur pada sudut tertentu mulai dari jejak terdekat di

daerah landing bagian tubuh manapun sampai ke garis take off

f. Jika pelompat pada saat landing menyentuh tanah di luar daerah landing,

pada jarak yang lebih dekat ke garis take off dari jejak pasir, maka

dihitung dis.

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Latihan

Menurut Nossek (1995: 3) latihan adalah suatu proses atau dinyatakan

dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa

tahun,sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi.

Menurut Sukadiyanto (2002: 1) menerangkan bahwa pada prinsipnya

latihan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yaitu

untuk meningkatkan: kualitas fisik kemampuan fungsional peralatan tubuh

dan kualitas psikis anak latih. Sedangkan menurut Harsono, (1988: 102)

menyatakan bahwa Latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses

berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian

hari jumlah beban latihannya kian bertambah.

Bompa (1990: 3) menyatakan pula latihan adalah merupakan kegiatan

yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan

individual yang mengarah pada ciri-ciri fisiologis dan psikologis manusia

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut

Thomson (1993:61) menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang

sistematis dengan tujuan meningkatkan fitness/kesegaran seorang atlet

dalam suatu aktivitas yang dipilih. Ini adalah proses jangka panjang yang

semakin meningkat (progresif) dan mengakui kebutuhan individu-individu

atlet dan kemampuanya. Program latihan dilakukan mengunakan latihan

atau praktek untuk mengembangkan kualitas yang dituntut oleh suatu even.

Latihan secara luas diartikan sebagai suatu intruksi yang

diorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

keterampilan baik intelektual maupun keterampilan gerak olahraga. Dalam

pembinaan olahraga prestasi latihan didefinisikan sebagai persiapan fisik,

teknik, intelektual, psikis, dan moral. Selanjutnya dikatakan bahwa latihan

adalah proses persiapan secara sistematis dalam mempersiapkan atlet

menuju kearah tingkat keterampilan yang paling tinggi (Harre, 1982:11).

Melalui latihan kemampuan seseorang dapat meningkatkan sebagian besar

sestim dapat menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa

yang biasa dijumpai dari biasanya. Latihan dapat didefinisikan sebagai

peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas

fungsional fisik dan daya tahan (Pate dan Clenaghan, 1993:317).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan

(olahraga) adalah suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara

sadar, sistematis, bertahap dan berulang-ulang, dengan waktu yang relatif

lama, untuk mencapai tujuan akhir dari suatu penampilan yaitu peningkatan

prestasi yang optimal. Agar latihan mencapai hasil prestasi yang optimal,

maka program/bentuk latihan disusun hendaknya mempertimbangkan

kemampuan dasar individu, dengan memperhatikan dan mengikuti

prinsip-prinsip atau azas-azas pelatihan.

a. Prinsip-Prinsip Latihan

Keberhasilan dalam mencapai prestasi tertinggi bagi seorang atlet

banyak dipengaruhi oleh kesiapan program latihan, kemampuan pelatih

serta kemampuan fisik atlet. Semakin spesifik program latihan tersebut,

semakin besar pengaruh yang dicapai dalam penampilan. Untuk

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mencapai tujuan latihan haruslah menganut prinsip-prinsip latihan.

Prinsip-prinsip latihan merupakan pedoman untuk menyusun program

latihan yang terorganisir dengan baik. Untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan fisik, serta efektifitas latihan dapat dicapai,

maka dalam pelaksanaanya harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan.

Menurut Nossek (1995: 4) prinsip-prinsip dalam latihan adalah

terdiri dari:

1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan tersebut

2) Prinsip periodisasi dan penataan beban selama peredaran waktu

latihan tersebut

3) Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus

dengan kemajuan spesialisasi

4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual

5) Prinsip hubungan terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan

intelektual (kecerdikan) termasuk kemauan.

Menurut Sukadiyanto (2002:12-22) menjelaskan bahwa ada

beberapa prinsip-prinsip latihan yang seluruhnya dapat dilaksanakan

sebagai pedoman dalam satu kali tatap muka antara lain: (a) Prinsip

Kesiapan (readiness), (b) Prisip Individual, (c) Prinsip Adaptasi, (d).

Prisip Beban Lebih (Overload), (e). Prinsip Progresif (peningkatan), (f)

Prinsip Spesifikasi (kekhususan), (g) Prinsip Variasi, (h) Prinsip

pemanasan dan pendinginan, (i) Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Term Training), (j) Prinsip Berkebalikan (Reversibility), (k) Prinsip

Tidak Berlebihan (Moderat), (l) Prinsip Sistematik.

Menurut Suharno HP. (1993: 7-13) prinsip-prinsip latihan adalah:

1) Latihan sepanjang tahun tanpa berseling (prinsip kontinyu dalam

latihan)

2) Kenaikan beban latihan secara teratur

3) Prinsip individual (perorangan atlet)

4) Prinsip interval

5) Prinsip stress (penekanan)

6) Prinsip spesialisasi

Sedangkan menurut harsono (1988: 102-112) adalah:

1) Prinsip beban lebih (overload principle)

2) Prinsip perkembangan menyeluruh

3) Prinsip spesialisasi

4) Prinsip individualisasi

Menurut Nossek (1982: 14) prinsip-prinsip dalam latihan adalah

terdiri dari:

1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan tersebut

2) Prinsip periodesasi dan penataan beban selama peredaran waktu

latihan tersebut

3) Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus

dengan kemajuan spesialisasi

4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual

5) Prinsip hubungan terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan

intelektual (kecerdikan) termasuk kemauan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan

adalah kaidah-kaidah atau prosedur yang harus diperhatikan dalam

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

melaksanakan latihan agar sasaran latihan dapat tercapai dengan

maksimal. Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip latihan sepanjang tahun

Karena sifat adaptasi atlet terhadap beban latihan yang diterima

adalah labil dan sementara, maka untuk mencapai suatu prestasi

maksimal, perlu ada latihan sepanjang tahun dan terus menerus secara

teratur, terarah, dan berkesinambungan. Terus menerus dan

berkesinambungan bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali. Agar

dapat diketahui dengan jelas suatu latihan yang sistematis, perlu ada

periode-periode latihan.

2) Prinsip beban lebih

Beban latihan yang diberikan pada atlet harus cukup berat dan

diberikan berulang-ulang dengan intensitas yang cukup tinggi

sehingga merangsang adaptasi fisik terhadap beban latihan. Kenaikan

beban harus bertahap sedikit demi sedikit agar tidak tejadi over

training, dan proses adaptasi terhadap beban terjamin keteraturannya.

3) Prinsip perkembangan menyeluruh

Prinsip perkembangan menyeluruh memberikan kebebasan

kepada atlet untuk melibatkan diri dalam berbagai aspek kegiatan agar

ia memiliki dasar yang kokoh guna menunjang ketrampilan khususnya

kelak. Dengan melibatkan diri dalam berbagai aktivitas, atlet

mengalami perkembangan yang komprehensif terutama dalam hal

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kondisi fisiknya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan

gerak dan sebagainya.

4) Prinsip individual

Setiap orang berbeda-beda baik fisik, mental, potensi,

karakteristik belajarnya, ataupun tingkat kemampuannya, karena

perbedaan-perbedaan tersebut harus diperhatikan oleh pelatih agar di

dalam memberikan beban dan dosis latihan, metode latihan, serta cara

berkomunikasi dapat sesuai dengan keadaan dan karakter atlet

sehingga tujuan prestasi dapat tercapai.

5) Prinsip interval

Prinsip interval sangat penting dalam merencanakan latihan,

karena berguna dalam pemulihan fisik dan mental atlet. Dalam prinsip

ini latihan-latihan yang dilakukan menggunakan interval berupa waktu

istirahat. Istirahat dapat dilakukan dengan istirahat aktif maupun

istirahat pasif. Perbandingan waktu kerja atau latihan dengan waktu

istirahat dapat pula menjadi beban latihan untuk meningkatkan

kemampuan fisik.

6) Prinsip tekanan

Prinsip tekanan atau stress menuntut latihan harus menimbulkan

kelelahan secara sungguh-sungguh baik kelelahan lokal maupun

kelelahan total jasmani dan rohani. Hal ini penting untuk

meningkatkan prestasi, beban yang berat berguna meningkatkan

kemampuan organisme, situasi dan kondisi yang berat untuk

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggembleng mental yang diperlukan dalam menghadapi

pertandingan-pertandingan, meskipun demikian pemberian tekanan

harus disesuaikan dengan kondisi atlet.

7) Prinsip kekhususan

Latihan harus mempunyai bentuk dan ciri yang khusus sesuai

dengan sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga.

b. Tujuan Latihan

Tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah mencapai prestasi

yang maksimal, disamping itu Harre (1982: 10) secara rinci

mengemukakan tujuan utama latihan adalah:

1) Untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, power dan daya tahan

fisik

2) Untuk meningkatkan teknik dan koordinasi gerakan yang sesuai

dengan teknik dasar setiap cabang olahraga

3) Untuk meningkatkan taktik individu maupun kelompok

4) Untuk meningkatkan mental atlet

5) Untuk mengembangkan kepribadian atlet.

Latihan fisik mempunyai tujuan memberikan tekanan fisik secara

teratur, sistematik dan berkesinambungan, sehingga meningkatkan

kemampuan di dalam melakukan kerja atau atkivitas gerak. Tanpa

kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti proses latihan kondisi

fisik dengan sempurna.

Latihan teknik bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk

sikap dan gerak melalui pengembangan motorik dan sistem saraf menuju

gerakan otomatis. Kesempurnaan teknik dasar tiap cabang olahraga akan

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menentukan kesempurnaan gerak keseluruhan. Karenanya teknik dasar

yang diperlukan oleh tiap cabang olahraga harus dipelajari dan dikuasai

dengan baik oleh atlet.

Taktik dapat diartikan sebagai suatu siasat yang digunakan untuk

memperoleh keberhasilan atau kemenangan secara sportif dengan

menggunakan kemampuan teknik individu. Teknik-teknik gerakan yang

telah dikuasai dengan baik, dikembangkan dan dilatih lebih keras lagi

dalam setiap latihan, sedangkan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-

kelemahan yang ada sebisa mungkin ditekan dan dicari suatu cara untuk

menutup kekurangan atau kelemahan tersebut. Dengan mengetahui

kelebihan dan kekurangan yang ada maka dapat dikembangkan suatu

taktik untuk dapat menguasai dan mengalahkan lawan atau mencapai

kemenangan, bahkan dengan senjata kekurangan yang ada sekalipun.

Latihan mental bertujuan untuk menjaga kestabilan emosi dan

meningkatkan motivasi. Harsono (1988:101) mengemukakan bahwa

“Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan

kedewasaan atlet, emosional, dan impulsif guna mempertinggi efisiensi

mental atlet terutama apabila atlet dalam situasi stress yang kompleks”.

Jadi pada prinsipnya latihan mental adalah untuk menghilangkan atau

mengurangi beban psikologis itu mental atlet yang dapat mengganggu

penampilan atau prestasi selama berlomba atau bertanding. Mental yang

tinggi merupakan modal tambahan yang sangat penting untuk menuju

tahap kematangan juara, karena sifat-sifat yang berupa semangat

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bertanding yang bernyala-nyala, tak kenal menyerah dan berputus asa,

selalu waspada, dan rasa percaya diri yang tinggi menandakan bahwa

atlet siap untuk menjadi seorang kuasa.

Demikian pentingnya latihan sehingga para ahli olahraga dan

ilmuwan berusaha untuk meneliti lebih jauh cara metode yang dapat

meningkatkan kemampuan fisik yang lebih efektif dengan memanfaatkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penemuan-penemuan

sebelumnya.

Aktivitas latihan dipengaruhi oleh bentuk latihan, jenis latihan dan

waktu pelaksanaan latihan. Dengan demikian latihan akan merangsang

kemampuan adaptasi fisik terhadap perkembangan fisiologis maupun

psikologis untuk melawan tekanan dalam latihan.

c. Metode Latihan

Metode adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat

yang digunakan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya latihan adalah

sama dengan belajar, dimana latihan adalah belajar dalam skala yang

lebih intesif. Rusli Lutan (1988:397) mendefinisikan metode sebagai

suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

dapat tercapai.

Menurut Seidel, et al. (1975:113) menyatakan bahwa ”Metode

mencakup pengertian yang luas mencakup prosedur dan teknik yang

digunakan dalam penyajian teori”. Dalam kamus bahasa Indonesia

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

metode diartikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Mengadopsi pendapat Gagne dalam Singer (1980:25) jika

dihubungkan dengan latihan ”untuk mencapai tujuan latihan secara

efektif dan efisien, prosedur dan teknik yang harus dikerjakan pelatih dan

atlet mencakup tiga aspek, yakni akurat, efisien dan komunikatif”.

Akurat mengandung arti bahwa informasi mengenai program

latihan yang disusun harus dapat dipahami dan diterima atlet dengan

mudah, serta tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Efisien

berarti bahwa penggunaan waktu dan tenaga diusahakan sesingkat

mungkin tetapi diharapkan tujuan dapat dicapai dengan baik dan hasil

yang maksimal tanpa kelelahan yang berarti. Komunikasi dalam hal ini

adalah situasi lingkungan latihan yang diciptakan harus dapat

memberikan motivasi latihan yang baik bagi atlet, ada kesepahaman

antara pelatih dengan atlet dalam melaksanakan program latihan yang

disusun. Bila ada bentuk komunikasi antara pelatih dan atlet akurat,

efisien dan menarik maka semangat latihan dapat meningkat.

Keberhasilan pelatih dalam melatih didukung atas beberapa faktor

diantaranya adalah metode latihan.

Dalam masalah metode latihan fisik, dapat dibedakan menjadi dua

macam program latihan. Pertama program latihan peningkatan kondisi

fisik, baik perkomponen maupun secara keseluruhan untuk meningkatkan

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

status kondisi fisik atlet bersangkutan untuk menghadapi pertandingan.

Kedua, program latihan mempertahankan kondisi fisik, yaitu program

latihan yang disusun sedemikian rupa untuk mempertahankan kondisi

fisik atlet berada dalam puncaknya.

Peningkatan kondisi fisik yang diperoleh melalui latihan dapat

dilihat berupa peningkatan kemampuan gerak, tidak cepat merasa lelah,

dan peningkatan ketrampilan. Untuk itu diperlukan suatu program latihan

yang benar dan sesuai dengan tujuan dari latihan itu sendiri.

Melihat pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

adalah cara yang sistematis untuk kelancaran pelaksanaan proses belajar

atau berlatih dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

Pada kenyataannya latihan harus mempunyai sasaran dan tujuan

yang nyata, yang mana pemenuhan sasaran dan tujuan jangka pendek

maupun jangka panjang sangat penting untuk memotivasi seorang atlet

dan memungkinkan pelatih mendapatkan umpan balik apakah latihan

yang direncanakan itu efektif meningkatkan prestasi atau tidak.

d. Program Latihan

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan maka

program latihan disusun. Dalam penyusunan program latihan perlu

diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

program latihan tersebut dalam meningkatkan prestasi. Faktor-faktor

tersebut adalah:

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1) Intensitas latihan

Intensitas latihan adalah suatu dosis (jatah) pelatihan yang

harus dilakukan seorang atlet menurut program yang telah ditentukan.

Intensitas pelatihan yang dilakukan setiap kali berlatih harus cukup,

apabila intensitas suatu pelatihan tidak memadai, maka pengaruh

pelatihan terhadap peningkatan kualitas fisik sangat kecil atau bahkan

tidak sama sekali. Sebaliknya apabila intensitas pelatihan terlalu tinggi

kemungkinan dapat menimbulkan cidera atau sakit. Intensitas

pelatihan adalah ukuran kualitas latihan meliputi prosentase kinerja

maksimum (Kg.m/detik), prosentase detak jantung maksimal,

prosentase VO2 max, kadar laktat darah dan lain-lain.

Dalam menentukan dosis latihan ada tiga cara yang bisa

dicapai sebagai patokan ambang rangsang, yaitu: denyut nadi, asam

laktat, dan ambang rangsang anaerobik. Cara yang termudah untuk

mengetahui intensitas pelatihan sudah cukup atau belum yaitu dengan

menghitung denyut nadinya pada waktu pelatihan (Astrand, 1977;

Miller, 1994; Brooks, 1996 dalam Nala, 1998:45). Selanjutnya

kualitas suatu intensitas yang menyangkut kecepatan atau kekuatan

dari suatu aktivitas ditentukan berdasarkan persentase dari denyut

nadi. Makin kecil persentasenya disebut intensitas rendah, sedangkan

makin tinggi persentasenya disebut intensitas supermaksimal. Tingkat

intensitas ini terdiri dari terendah sampai tertinggi (Bompa dalam

Nala, 1998:45), terdiri atas :

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a). Intensitas Rendah : 30% - 50% Denyut Nadi

b). Intermedium : 50% - 70% Denyut Nadi

c). Medium : 70% - 80% Denyut Nadi

d). Submaksimal : 80% - 90% Denyut Nadi

e). Maksimal : 90% - 100% Denyut Nadi

f). Supermaksimal : 100% - 105% Denyut Nadi

Nala (1992:38) menyatakan bahwa apabila intensitas suatu

pelatihan diambil berdasarkan denyut nadi maka, dapat diukur dengan

menggunakan dalil sebagai berikut:

Teknik menghitung denyut nadi yang digunakan adalah dengan

cara memegang dan merasakan denyut nadi dengan menggunakan

ketiga jari tangan (telunjuk, jari tengah, jari manis) pada nadi

pergelangan tangan, pada daerah pengumpul, radialis, lalu dirasakan

dan setelah detakan baru dihitung selama 30 detik. Hitungan selama

30 detik, lalu dikalikan 2, sehingga hasil perkalian tersebut merupakan

jumlah denyutan per menit (Nala, 1992:72).

Sedangkan penghitungan denyut nadi yang lain biasanya dilakukan

dengan palpasi pada arteri radialis atau arteri coratid selama 15 detik

selanjutnya hasilnya dikalikan empat.

Denyut Nadi Maksimal : 220 – Umur.

Denyut Nadi Optimal : (220 – Umur) – 10.

Denyut Nadi Minimal : 3/4 X (220 – Umur).

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 1.

Zona Latihan Berdasarkan Denyut Nadi

Zona Tingkat Denyut Nadi

(Dt/Mnt)

01 Rendah 120-150

02 Sedang 150-170

03 Tinggi 170-185

04 Maksimum > 185

Sumber : Pekik Irianto (2002:57).

Dari pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pelatihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump dapat

meningkatkan daya ledak (power) otot tungkai secara efektif, apabila

intensitas pelatihan adalah 50% - 70% dari denyut.

nadi minimal (Nala, 1992: 38).

2) Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau

bulan program latihan itu dijalankan sehingga seorang atlet dapat

mencapai kondisi yang diharapkan. Lama latihan ditentukan

berdasarkan kegiatan latihan per minggu, per bulan atau aktivitas

latihan yang dilakukan dalam jangka waktu per menit atau jam. Lama

latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Bila intensitas

latihan tinggi maka durasi latihan lebih singkat, sebaliknya bila

intensitas latihan rendah maka durasi latihan lebih panjang. Fox dalam

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sajoto (1995:70) menyatakan bahwa “lama latihan hendaknya

dilakukan 4 – 8 minggu”, sedangkan Harsono (1988:117) berpendapat

bahwa “untuk tujuan olahraga prestasi, lama latihan 45-120 menit dan

untuk olahraga kesehatan lama latihan 20-30 menit dan training zone”.

Berdasarkan uraian di atas, maka waktu pelatihan pada

penelitian ini adalah empat minggu atau selama 12 kali pelatihan

dengan frekuensi pelatihan 3 kali seminggu dimana tidak termasuk tes

awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Pelatihan yang diberikan

adalah pelatihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust

Jump, hingga mencapai daerah pelatihan (training zone), yaitu 50% -

70% dari denyut nadi minimal (Nala, 1992: 38)

3) Frekuensi latihan

Yang dimaksud dengan frekuensi latihan adalah jumlah latihan

intensif yang dilakukan dalam satu minggu. Untuk menentukan

frekuensi latihan harus memperhatikan kemampuan seseorang, sebab

kemampuan setiap orang tidak harus memperhatikan kemampuan

seseorang, sebab kemampuan setiap orang tidak sama dalam

beradaptasi dengan program latihan. Bila frekuensi latihan terlebih

dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila frekuensi kurang maka tidak

memberikan hasil karena otot sudah kembali pada kondisi semula

sebelum latihan.

Jumlah frekuensi latihan bergantung pada jenis, sifat dan

karakter olahraga yang dilakukan. Latihan sebaiknya dilakukan 3 kali

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dalam satu minggu untuk memberi kesempatan bagi tubuh beradaptasi

dengan beban latihan. Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa:

Program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6

minggu cukup efektif, namun para pelatih cenderung melaksanakan 3

kali setiap minggu untuk menghindari terjadinya kelelahan yang

kronis, dengan lama latihan yang dilakukan selama 6 minggu atau

lebih.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa latihan

dalam penelitian ini adalah suatu program latihan berbeban secara

isotonik yang disusun dengan sistematis guna meningkatkan daya

ledak otot, khususnya daya ledak otot tungkai. Adapun penentuan

berat beban, repetisi, ulangan dan jumlah latihannya disesuaikan

dengan prinsip-prinsip latihan berbeban dan pendapat para ahli di atas.

Pelaksanaan masing-masing berat beban untuk program latihan

plaiometrik dalam penelitian ini dilakukan selama 6 minggu. Hal ini

disesuaikan dengan pendapat Pate (1984:324) bahwa lama latihan 6-8

minggu akan memberikan efek yang cukup berarti bagi atlet, yaitu

untuk latihan power dapat meningkat 10%-25%. Untuk frekuensi

latihannya sebanyak 3 kali perminggu. Hal ini untuk memberi

kesempatan pada tubuh untuk beradaptasi terhadap beban yang

diterima otot. Selanjutnya untuk peningkatan beban latihan perminggu

adalah kurang dari 5% beban sebelumnya. Untuk penambahan beban

adalah dengan jenjang bergelombang seperti gambar 1. Pada gambar

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

tersebut dapat dilihat bahwa latihan minggu ke dua meningkat sedikit

dari minggu pertama, kemudian minggu ke tiga meningkat sedikit dari

minggu ke dua, selanjutnya minggu ke empat turun yaitu dengan berat

beban sama dengan minggu ke dua, demikian dilanjutkan sampai

masa latihan selesai.

Kecepatan

Beban Latihan Beb

an

Lat

ihan

Gambar 7. Kurva kecepatan Beban Latihan yang diikuti dengan peningkatan prestasi (Bompa, 1994:46).

Metode latihan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini yaitu

metode latihan Plaiometrik dengan model latihan Plaiometrik Hurdle

Hopping dan Squat Thrust Jump, yang nantinya diharapkan metode

latihan ini dapat meningkatkan prestasi lompat jauh, dalam penelitian

ini lompat jauh gaya menggantung (hang style).

e. Sistematis Latihan.

Pelatihan akan menghasilkan suatu manfaat yang maksimal

apabila mengikuti sistem pelatihan yang tepat. Sistematika pelatihan

yang salah akan menyebabkan terjadinya suatu cidera. Adapun

P

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sistematika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (Kanca,

1992:2).

1) Pelatihan Peregangan (Streching).

Sebelum melakukan pelatihan yang berat, sebaiknya terlebih

dahulu melakukan pelatihan peregangan karena bermanfaat untuk :

a) Meningkatkan kelenturan (elastisitas) otot-otot, sendi dan

menambah mutu gerakan.

b) Mengurangi ketegangan otot dan membantu tubuh merasa rileks,

serta mencegah terjadinya cidera.

c) Meningkatkan kesiap-siagaan tubuh, serta melancarkan sirkulasi

darah.

Peregangan mutlak harus dilakukan, gerakan peragangan tidak

boleh dilakukan secara tiba-tiba harus perlahan - lahan. Peregangan

dapat dilakukan secara aktif dan juga bisa dilakukan secara pasif

dengan bantuan orang lain. Pada setiap akhir dari usaha peregangan

otot pada satu sendi posisinya ditahan selama 20-30 detik (Nala, 1998:

51).

2) Latihan Pemanasan (Warning-Up).

Pemanasan atau warming-up amat perlu dilakukan oleh setiap

atlet baik sebelum berlatih (pra-latihan) maupun sebelum bertanding

(pra-pertandingan). Sistem tubuh pada saat istirahat berada dalam

keadaan tidak begitu aktif (inersia). Untuk mengaktifkan kembali

maka perlu dilakukan pemanasan (Nala, 1998:49).

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Proses pemanasan ini sebenarnya berawal di tingkat lapisan luar

otak atau korteks otak. Untuk mengantisipasi gerakan pada saat

pemanasan, saraf simpatis dirangsang yang menyebabkan terjadinya

vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah diseluruh pembuluh

skeletal. Bila aktivitas sesungguhnya dimulai, maka akan terjadi

vasokontriksi di organ otot skeletal yang tidak bekerja dan tetap terjadi

vasodilatasi di otot skeletal yang berkontraksi (Berger dalam Nala,

1998:49), selama pemanasan akan terjadi peningkatan intensitas

secara progresif, menaikkan kapasitas kerja organ tubuh serta fungsi

saraf, diikuti pula proses metabolik yang cepat. Akibat pemanasan

aliran darah meningkat, suhu tubuh naik, yang akan merangsang pusat

pernapasan untuk meningkatkan pemasokan oksigen kepada sel otot

dan organ tubuh yang lainnya. Peningkatan oksigen dan aliran darah

ini akan berdampak memperbesar potensi kerja organ tubuh sehingga

penampilan dan kinerja atlet menjadi lebih efektif.

Prosedur pemanasan menurut (Fox, 1984; dalam Nala, 1998:50)

dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pemanasan aktif dan

pemanasan pasif. Senam pemanasan (calisthenic) merupakan gerakan

yang aktif. Sedangkan pemanasan dengan cara pasif yang bertujuan

semata-mata untuk meningkatkan suhu tubuh, seperti mandi air panas,

selimut tebal, infra merah bahan kimia dan pijat. Pelatihan pemanasan

harus melibatkan kelompok otot utama, khususnya yang langsung

menyangkut cabang olahraga yang bersangkutan.

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Intensitas dan durasi pelatihan sangatlah bervariasi sesuai dengan

cabang olahraga. Intensitas dan durasi pelatihan menurut Nala (1998:

50) yang diambil dari berbagai penelitian ilmiah pakar olahraga,

antara lain:

a) Lama waktu pemanasan untuk menggerakkan seluruh otot tubuh

yaitu berkisar 20-30 menit atau 10-20 menit (Powers, 1990:dalam

Nala: 1998:50), dimana 5 menit terakhir dipergunakan untuk

pemanasan khusus sesuai dengan aktifitas yang akan dilakukan.

b) Malahan menurut Berger (dalam Nala, 1998:49) pemanasan cukup

dilakukan 5 menit saja apabila Cuma melatih beberapa otot skeletal

atau otot yang erat kaitannya dengan gerakan khas atau khusus dari

cabang olahraga yang akan dilaksanakan.

c) Latihan pemanasan dilakukan antara 5-30 menit tergantung berat

ringannya pelatihan inti yang akan dilakukan (Fox, 1984:89 ).

d) Ada pula yang menggunakan patokan kenaikan frekuensi denyut

nadi. Jika denyut nadi telah meningkat 20 – 40 denyutan diatas

denyut nadi normal (istirahat). Apabila denyut nadi istirahat yakni

60 denyutan pemanasan cukup dilakukan apabila denyut nadi

mencapai 80 denyutan per menit (Powers, 1990:dalam Nala: 1998:

50).

Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan

untuk menentukan lama dan tipe gerakan pemanasan. Jadi

pemanasan itu tidak selalu lama, bisa berkisar antara 10 – 15 menit

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

( Nala: 1998:50). Lamanya pemanasan pada pelatihan ini selama 10

menit.

3) Aktivitas formal (Formal Activity).

Fase terakhir dari pelatihan pemanasan adalah suatu kegiatan

yang dilakukan sesuai dengan cabang olahraga yang akan dilatihkan.

4) Latihan inti.

Latihan yang dilakukan merupakan aktivitas pokok dari cabang

olahraga yang dilatihkan. Bentuk pelatihan inti ini adalah pelatihan

Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump yang

dilakukan dalam 4-6 set dengan repetisi 10-20 kali dimana istirahat

antar set adalah 1-2 menit. Sedangkan intensitas pelatihannya adalah

50 % sampai dengan 70% dari denyut nadi minimal.

5) Latihan Pendinginan (Cooling-Down),

Pendinginan dilakukan setelah melakukan pelatihan atau

aktivitas fisik lainnya. Pelatihan pendinginan yang dimaksud adalah

melakukan pelatihan yang ringan sesudah masa berat. Dengan

melakukan pelatihan pendinginan, derajat keasaman (pH) darah

menurun lebih cepat, sehingga kelelahan akibat dari pada pelatihan

cepat hilang.

Lamanya pendinginan tegantung cepatnya asam laktat dirubah,

maka lama waktu dibutuhkan untuk pendinginan adalah 10-30 menit

menurut Powers dalam Nala, (1998:52), Lamanya pendinginan pada

pelatihan ini adalah selam 5 menit.

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3. Plaiometrik

Plaiometrik merupakan suatu metode untuk mengembangkan daya

ledak atau explosive power, yang merupakan komponen penting dari sebagian

besar prestasi/kinerja olahraga (Radcliffe and Farentinos, 1985:1). Dari sudut

pandang praktis latihan plaiometrik memang relatif mudah diajarkan dan

dipelajari, serta menempatkannya juga lebih sedikit tuntutan fisik tubuh

daripada latihan kekuatan dan daya tahan.

Plaiometrik berasal dari kata Yunani “pleythuein” yang berarti

meningkatkan atau membangkitkan. kata ini berasal dari kata “plio” berarti

lebih dan “metric” berarti pengukuran (Wilt & Ecker 1970 dalam Radcliffe

and Farentinos, 1985:3). Latihan plaiometrik menunjukkan karakteristik

kekuatan penuh dari kontraksi otot dengan respon yang sangat cepat, beban

dinamis (dynamic loading) atau penguluran otot yang sangat rumit (Radcliffe

and Farentinos, 1985:111).

Plaiometrik adalah latihan yang menghasilkan pergerakan otot

isometric dan menyebabkan refleks regangan dalam otot. Perhatian latihan

plaiometrik dikhususkan pada latihan yang menggunakan pergerakan otot-

otot untuk menahan beban ke atas dan menghasilkan power atau kekuatan

eksplosif. Plaiometrik adalah latihan yang tepat untuk orang-orang yang

dikondisikan dan dikhususkan untuk menjadikan atlet dalam meningkatkan

dan mengembangkan loncatan kecepatan dan kekuatan maksimal. Menurut

(Chu, 1992) latihan plaiometrik memberikan keuntungan ganda yaitu;

pertama, plaiometrik memanfaatkan gaya dan kecepatan yang dicapai

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dengan percepatan berat badan melawan grafitasi, ini menyebabkan gaya dan

kecepatan latihan beban tersedia. Kedua, plaiometrik merangsang berbagai

aktifitas olahraga seperti melompat, berlari dan melempar lebih sering

dibanding dengan latihan beban. Ini adalah latihan khusus yang dapat

menghasilkan kekuatan lebih besar dan kecepatan lebih tinggi.

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa latihan plaiometrik adalah

bentuk latihan explosive power dengan menggunakan kontraksi otot yang

sangat cepat dan kuat dalam mengatasi tahanan, yakni otot selalu berkontraksi

baik saat memanjang maupun pada saat memendek dalam waktu yang cepat.

Menurut Sukadiyanto (2002:96) bentuk latihan plaiometrik

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu latihan dengan intensitas rendah

(low impact) dan latihan dengan intensitas tinggi (high impact).

1) Bentuk latihan plaiometrik dengan intensitas rendah (low impact) antara

lain:

a) Skipping

b) Rope Jumps ( lompat tali)

c) Loncat-loncat ( Hops) atau lompat-lompat

d) Melompat di atas bangku atau tali setinggi 25-35 cm

e) Melempar ball medicine 2- 4 kg

f) Melempar bola tennis yang ringan.

2) Bentuk latihan plaiometrik dengan intensitas tinggi (high impact)

meliputi:

a) Lompat jauh tanpa awalan (Standing Jump/ long jump)

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b) Triple Jump (lompat tiga kali)

c) Lompat jauh dan langkah panjang

d) Loncat-loncat dan lompat-lompat

e) Melempar bola medicine 5-6 kg

f) Drop Jumps dan Reactive Jumps

g) Melompat di atas bangku atau tali setinggi di atas 35 cm

h) Melempar benda yang relatif berat.

Latihan plaiometrik akan efektif apabila pelatih dapat menyusun

periodisasi latihan yang tepat. Pelatih perlu memadukan antara frekuensi,

volume, intensitas beserta pengembangannya. Perpaduan yang tepat akan

menghasilkan penampilan yang maksimal. Tidak ada riset yang menunjukkan

secara rinci mengenai aturan volume yang berkaitan dengan set dan repetisi.

Literatur lebih menganjurkan agar pelatih menyesuaikan dengan kondisi dan

tingkat keberhasilan latihan. Intensitas latihan dalam plaiometrik selalu

diukur dengan tingkat kesulitan gerakan. Semakin sulit gerakan, intensitasnya

semakin tinggi (Radcliffe & Farentinos, 1985:28). Untuk durasi latihan

tergantung pada lamanya pemain mengeksekusi gerakan cabang olahraga

tertentu. Tidak ada waktu pasti, tergantung pada tingkat kesulitan dan

intensitas latihan dalam sistem energi predominan cabang olahraga tertentu,

karena tiap cabang mempunyai sistem predominan yang berbeda-beda.

a. Bentuk-bentuk Latihan Plaiometrik

Plaiometrik adalah sebuah metode untuk mengembangkan eksplosive

power yang penting dalam komponen penampilan olahraga (Radcliffe dan

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Farentinos, 1985: 1). Dengan melihat bentuk latihannya, sangatlah mudah

untuk dilakukan. Ada beberapa bentuk gerakan dasar latihan atau bentuk

latihan plaiometrik untuk panggul dan kaki. Bentuk latihan plaiometrik

menurut Radcliffe dan Farentinos, (1985:15-17), Bompa, (1994:78-141)

adalah sebagai berikut:

1) Bounding

Adalah menekankan pada loncatan untuk mencapai ketinggian

maksimum dan jarak horisontal. Macam-macam latihan bounding

adalah: double leg bound, alternate leg bound, double leg box bound,

alternate leg box bound, incleane bound, bounding dapat dilakukan

dengan dua kaki atau satu kaki secara bergantian. Otot yang terlatih

adalah:

a) Fleksi paha: Sartorius, iliacus, glacillis.

b) Ekstensi paha: Biceps femuris, semitendinosus dan

semimembrannosus (kelompok hamstring) serta gluteus maximus

dan minimus (kelompok gluteal)

c) Ekstensi Lutut: rectus femuris, tensor fascialatae, vastus lateralis,

medius dan intermedius (kelompok quadriceps), Ekstensi paha dan

fleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femuris, semitendinosus

dan semi membrenosus serta juga melibatkan otot-otot maksimus

dan minimus.

d) Fleksi lutut dan kaki: gastrocnemeus, peroneus dan soleus

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

e) Kelompok otot adduction dan abduction paha: gluteals medius dan

minimus, dan abductor longus, brevis, magnus, minimus, dan

hallucis.

Berikut adalah contoh gerakan bounding.

Gambar 8 : Bentuk latihan alternate leg box bound

(Radcliffe dan Farentinos, 1985:36)

2) Hopping

Gerakan hopping terutama lebih ditekankan pada kecepatan

gerakan kaki untuk mencapai lompat-loncat setinggi-tingginya dan

sejauh-jauhnya. Hopping dapat dilakukan dengan dua kaki ataupun satu

kaki. Macam-macam latihan hopping adalah: double leg speed hop,

single speed hop, decline hop, side hop, ankle hop. Otot yang terlatih

adalah:

a) Fleksi paha: Sartorius, iliacus, glacillis.

b) Ekstensi Lutut: rectus femuris, tensor fascialatae, vastus lateralis,

medius dan intermedius (kelompok quadriceps), Ekstensi paha dan

fleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femuris, semitendinosus

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dan semi membrenosus serta juga melibatkan otot-otot maksimus

dan minimus.

c) Fleksi lutut dan kaki: gastrocnemeus, peroneus dan soleus

d) Kelompok otot adduction dan abduction paha: gluteals medius dan

minimus, dan abductor longus, brevis, magnus, minimus, dan

hallucis.

Gambar 9: Bentuk latihan double speed hop

3) Jumping

Ketinggian maksimum sangat diperlukan dalam jumping,

sedangkan pelaksanaan merupakan faktor kedua dan jarak horisontal

tidak diperlukan dalam jumping. Macam-macam latihan jumping

adalah: squat jump, knee tuck jump, split jump, scissor jump, box jump.

Otot yang terlatih adalah:

a) Fleksi paha melibatkan otot-otot Sartorius, illiacus dan gracillis

b) Ekstensi lutut melibatkan otot-otot rectus femuris, vastus lateralis,

medius dan intermedius

c) Ekstensi tungkai melibatkan otot rectus femuris, semiteninosus dan

semimembranosus

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d) Aduksi paha melibatkan otot gluteus medius dan minimus, dan

adductor longus, brevis magnus, minimus dan halucis.

Gambar 10 : Bentuk latihan Knee tuck jump

(Radcliffe dan Farentinos, 1985:56)

4) Leaping

Leaping adalah suatu latihan kerja tunggal yang menekankan

jarak horisontal dengan ketinggian maksimum. Bisa dilakukan dengan

dengan dua kaki atau satu kaki. Macam-macam gerakan leaping: Quick

leap, dept jump leap

a) Ekstensi paha melibatkan otot biceps femuris, semiteninosus, dan

semimembranosus, serta gluteus maksimum dan minimus.

b) Ekstensi lutut melibatkan otot-otot vastus lateralis, medialis dan

intermeius.

c) Fleksi paha dan pelvis, melibatkan tensor faciae latae, sartoriius,

illiacus dan gracilis.

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d) Adduksi dan abduksi paha, melibatkan otot-oot gluteus medius dan

minimus, dan adductor longus, brevis dan magnus.

Gambar 11: Bentuk latihan dept jump leap (Radcliffe dan Farentinos, 1985: 2)

5) Ricochet

Ricochet semata-mata menekankan pada tingkat kecepatan

tungkai dan gerakan kaki, meminimalkan jarak vertikal dan horizontal

yang memberikan kecepatan pelaksanaan yang lebih tinggi. Macam

gerakan ricochet: floor kip, decline ricochet. Otot-otot yang terlatih

adalah:

a) Ekstensi lutut dan persendian pinggul, melibatkan otot vastus

lateralis, medialis, dan intermedius

b) Fleksi paha melibatkan otot-otot Sartorius, pectineus, aductor

brevis, adductor longus, dan tensor facia latae.

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 12: Bentuk latihan decline ricochet (Radcliffe dan Farentinos, 1985:82)

6) Skipping

Skipping dilakukan dengan melangkah meloncat secara

bergantian hop-step, yang menekankan ketinggian dan jarak horizontal.

Macam gerakan skipping: box skip, skiping.

Latihan plaiometrik merupakan bentuk-bentuk latihan yang

menekankan pada pola gerak tubuh bagian bawah. Artinya latihan

plaiometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang berguna untuk

meningkatkan atau mengoptimalkan kinerja power tungkai.

b. Mekanisme Kontraksi Otot

Anatomi fungsional hopping meliputi (1) fleksi paha, melibatkan

otot-otot sartorius, iliacus, dan gracilis : (2) ekstensi lutut, melibatkan

otot-otot tensor fasciae latae, vastus lateralis, medialis, intermedius , dan

rectus femoris : (3) ekstensi paha dan refleksi tungkai, melibatkan otot-otot

biceps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus serta juga

melibatkan otot-otot gluteus maximus dan minimus, (4) fleksi lutut dan

kaki, melibatkan otot-otot gastrocnemius, peroneus, dan soleus, dan (5)

aduksi dan abduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

minimus, dan adductir langus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis.

(Radcliffe, Farentinos, 1985:13)

Gerakan plaiometrik terjadi serangkaian kontraksi otot yang

selanjutnya Guyton (1992:103) melukiskan mekanisme dasar yaitu pada

keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang berasal dari dua

membran Z yang berurutan satu sama lain hampir tidak tumpang tindih

sedangkan pada saat yang sama filamen miosin mengadakan tumpang

tindih sempurna. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi, filamen-filamen

aktin ini tertarik ke dalam di antara filamen miosin sehingga sekarang satu

sama lain tumpan tindih luas. Membran Z juga tertarik oleh filamen aktin

sampai ke ujung-ujung filamen miosin. Memang, filamen aktin dapat

ditarik bersama-sama demikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen

miosin sebenarnya melengkung waktu kontraksi yang sangat kuat. Jadi

kontraksi otot terjadi karena mekanisme “sliding filamen”.

Otot skelet mendapat dua persarafan motorik, yaitu alfa

motorneuron dan gamma motorneuron. Alfa motorneuron akan

memberikan rangsangan motorik pada serabut otot extrafusal, sedangkan

gamma motorneuron akan memberikan rangsangan motorik pada serabut

intrafusal. Pengaruh kontraksi tersebut dapat timbul dari rangsangan

kemauan saraf somatic (alfa neuron) tetapi dapat juga akibat rangsangan

peregangan yang mendadak pada muscle spindle. Sehingga latihan yang

disengaja serta dengan peregangan otot yang mendadak akan

menyebabkan dua pengaruh pada otot baik melalui gamma motorneuron

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

maupun alfa motorneuron, sehingga akan menimbulkan pengaruh

kontraksi yang lebih baik.

Pengaruh refleks peregangan yang cepat dan mendadak tersebut

juga menguntungkan pada organ sensorik relaksasi otot, yaitu Golgi

Tendon Organ. Sehingga kontraksi yang kuat dari hasil refleks peregangan

segera diikuti dengan mekanisme relaksasi dan menjaga agar tidak terjadi

kerusakan pada tendon.

Gambar 13. The Golgi Tendon Organ ( Bompa, 1994:21)

Kontraksi sebuah otot berubah-ubah dalam kecepatan, kekuatan

dan lamanya (duration) untuk menyebabkan perbedaan macam-macam

gerakan. Dalam gerakan kekuatan maksimum otot agonist (mover)

memakai kekuatan maksimum dan berkontraksi pada kecepatan

maksimum, menghasilkan gerakan yang cepat dan kuat. Otot sendi yang

beraneka ragam adalah menyilang lebih dari satu sendi dan menyokong

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

gerakan dalam tiap sendi yang menyilang. Kelompok hamstrings, yang

dilokasikan dibelakang paha membengkokkan lutut dan meluruskan

panggul.

Dasar – dasar proses gerak sadar maupun tak sadar yang terlibat

dalam plaiometrik adalah apa yang disebut “refleks peregangan” (stretch

reflex), juga disebut “refleks spindle” atau refleks miotatik” (spindle reflex

or myotatic reflex). Alat-alat atau perangkat refleks poros dan refleks

regangan itu merupakan komponen-komponen utama dari kontrol

keseluruhan sistem syaraf terhadap gerakan tubuh. Dalam pelaksanaan

berbagai keterampilan olahraga, suatu gerakan reaktif-ekplosif, otot-otot

mungkin mengalami peregangan yang cepat sebagai akibat adanya

semacam beban yang dikenakan pada otot-otot tersebut. (Radcliffe,

Farentinos, 1985:7)

Latihan-latihan plaiometrik diperkirakan menstimulasi berbagai

perubahan dalam sistem neuromuskuler, memperbesar kemampuan

kelompok-kelompok otot untuk memberikan lebih cepat dan lebih kuat

terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan cepat pada panjangnya

otot. Salah satu ciri penting latihan plaiometrik nampaknya adalah

pengkondisian sistem neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya

perubahan-perubahan arah yang lebih cepat dan kuat, misalnya dari

gerakan turun-naik pada lompat dan gerakan kaki arah anterior dan

kemudian arah posterior pada waktu lari. Dengan mengurangi waktu yang

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

diperlukan untuk perubahan arah ini, maka kekuatan dan kecepatan dapat

ditingkatkan. (Radcliffe, Farentinos, 1985:8)

c. Sistem Energi Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust

Jump

Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang memerlukan energi.

Energi diartikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan

kerja, sedangkan kerja didefinisikan sebagai penerapan dari suatu gaya

melalui suatu jarak. Energi menurut Yusuf. H. dan Aip S. (1996: 113)

didefinisikan sebagai abilitas untuk melakukan kerja, sedangkan kerja

(work) adalah produk dari sesuatu kekuatan (force) melalui suatu jarak

(W = F x d). Dengan demikian energi dan kerja tidak dapat dipisahkan.

Banyaknya energi yang dikeluarkan untuk kerja otot tergantung pada

intensitas, frekuensi, serta ritme dan durasi latihan. Menurut Pate R.

Clenaghan M.B. (1993:237) mengatakan kontraksi otot menyebabkan

perubahan bentuk energi kimia menjadi energi mekanik yaitu ikatan energi

ATP digunakan untuk menambah bahan bakar gerakan tubuh manusia.

Tenaga maksimal berarti kecepatan terbesar dimana sistem energi dapat

menyediakan energi bagi kerja otot. Kalau kita kaji secara mendasar

bahwa, seluruh energi yang digunakan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan dan

manusia berasal dari matahari. Manusia memeperoleh energi dari tumbuh-

tumbuhan dan hewan, hidup kita tergantung dari mereka, oleh karena itu

kita harus mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagian besar

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

energi yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan kita gunakan

untuk: mengalirkan darah, bernafas, pembuatan enzim, kontraksi otot-otot,

bergerak dan aktivitas yang lain.

Energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang kita

konsumsi, di dalam tubuh kita dipecah, dimana peristiwa ini dikenal

dengan istilah pemecahan makanan. Energi yang berasal dari pemecahan

makanan digunakan untuk membentuk persenyawaan kimia adenosin

trifosfat (ATP) yang ditimbun di dalam otot (Soekarman, 1987:21). Di

dalam tubuh terdapat suatu zat kimia yang membuat otot dapat

berkontraksi atau berrelaksasi, yaitu adenosin trifosfat atau ATP. Zat ini

merupakan suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi

adenosine difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi siap pakai untuk

otot (Janssen, 1987:12). Secara sistematis proses ini dapat digambarkan

sebagai berikut;

ATP ADP + energi.

Sumber energi yang sewaktu-waktu harus memenuhi kebutuhan

untuk aktivitas otot adalah ATP. Bahan ini disimpan dalam jumlah yang

terbatas dalam otot, dan diisi kembali bila diperlukan, dari bahan-bahan

yang ada dalam tubuh untuk keperluan energi berikutnya. Menurut

Janssen (1987:12) mengatakan jumlah ATP yang langsung tersedia adalah

cukup untuk kira-kira 1-2 detik aktivitas maksimal, dan jumlah kreatin

fosfat habis setelah kira-kira 6-8 detik. Otot yang aktif, energi yang

dihasilkan dari glikogen ini memproduksi asam laktat (LA). LA

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

mengakibatkan kelelahan. Aktivitas maksimal dalam waktu 45 – 60 detik

menimbulkan akumulasi LA maksimal. Untuk menghilangkannya perlu

waktu 45 – 60 detik.

Tabel 2 Prediksi pulih asal dan diet (Fox and Mathew, 1981:235)

Waktu Pulih Asal Jenis Diet Proses Pulih Minimum Maksimum

ATP-PC 1:2 (work 1: relief 2) - - Cadangan fosfagen 3 menit 5 menit -

5 jam (cab. Or intermiten) 24 jam Karbohidrat Cadangan glycogen otot 10 jam (cab. Or.

Kontinyu) 48 jam karbohidrat

Cadangan glycogen hati

tidak diketahui 24 jam -

Pengangkutan asam 30 menit (rest aktif) 1 jam - Laktat 1 jam (rest pasif) 2 jam - Cadangan 02 10 – 15 detik - -

Sumber energi yang sewaktu-waktu harus memenuhi kebutuhan

untuk aktivitas otot adalah ATP. Bahan ini disimpan dalam jumlah yang

terbatas dalam otot, dan diisi kembali bila diperlukan, dari bahan-bahan

yang ada dalam tubuh untuk keperluan energi berikutnya.

Tabel 3 Klasifikasi aktivitas maksimal pada berbagai durasi serta

sistem penyediaan energi untuk aktivitas (Janssen, 1987:14) Durasi Aerob/Anaerob Energi Observasi

1 – 4 detik Anaerob, alaktik ATP - 4 – 20 detik Anaerob, alaktik ATP + PC -

20 – 45 detik Anaerob, alaktik + Anaerob

ATP + PC + glikogen otot

Dengan meningkatkat nya durasi, produksi laktat menurun

120 – 140 detik

Aerob + anaerob, laktik Glikogen otot

Dengan meningkatkat nya durasi, produksi laktat menurun

240 – 600 detik

Aerob Glikogen otot + asam lemak

Dengan meningkatkatnya durasi, dibutuhkan andil lemak yang tinggi

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sumber energi terpenting untuk melakukan olahraga secara intensif

adalah karbohidrat. Karbohidrat mampu menyediakan energi terbanyak per

unit waktu. Bilamana intensitas eksersi lebih rendah, pembakaran lemak

mulai memegang peran penting.

Tabel 4 Berbagai substrat untuk pasok energi dan ciri-cirinya

Substrat Dekomposisi Ketersediaan Kecepatan produksi energi

Kreatin fosfat (CP)

Anaerob, alaktik Sangat terbatas Sangat cepat

Glikogen/glukosa Anaerob, laktik Terbatas Cepat Glukosa/glikogen Aerob, alaktik Terbatas Lambat

Asam lemak Aerob, alaktik Tak terbatas Sangat lambat

ATP dapat diberikan kepada sel otot dalam tiga cara, dua

diantaranya secara anaerob, maksudnya adalah oksigen tidak mutlak

diperlukan dalam menghasilkan ATP, yaitu sisten ATP-PC dan sistem LA,

sedang yang ketiga adalah sistem aerob (memerlukan oksigen untuk

menghasilkan ATP) (Smith, NJ. 1983:184). ATP (Adenosin Tri Phosfat)

dapat disediakan melalui 3 cara seperti gambar berikut;

Gambar 14: Penyediaan ATP

Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh

berasal dari ATP-ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

berlatih lebih banyak, maka persediaan ATP lebih besar. Padahal yang

tersedia dalam otot sangat terbatas jumlahnya, maka untuk dapat

berkontraksi berulang-ulang ATP yang digunakan otot harus dibentuk

kembali. Pembentukan ATP kembali (resistensis ATP) juga diperlukan

energi. Supaya otot dapat berkontraksi dengan cepat atau kuat maka ATP

harus dibentuk lebih cepat guna membantu pembentukan ATP lebih cepat

ada senyawa Phospho Creatin (PC) yang terdapat dalam otot. Phospho

Creatin adalah senyawa kimia yang mengandung fosfat (P), maka senyawa

tersebut disebut sebagai “Phosphagen system”. Apabila PC pecah akan

keluar energi, pemecahan ini tidak memerlukan oksigen PC ini jumlahnya

sangat sedikit tetapi PC merupakan sumber energi yang tercepat untuk

membentuk ATP kembali.

Dengan latihan yang cepat dan berat, jumlah ATP-PC tersebut dapat

ditingkatkan. Energi yang tersedia dalam sistem ATP-PC hanya untuk

bekerja yang cepat dan energi cepat habis. Untuk pembentukan ATP lagi

kalau cadangan PC habis, maka dilakukan pemecahan glukosa tanpa

oksigen atau disebut sebagai “Anaerobics glycolisis”.

Tabel 5 Kapasitas ATP dan jumlah tenaga per menit dalam sistem energi

Sistem Energi Kapasitas ATP (jumlah mol)

Tenaga Mol/Menit

Timbunan phospagen / ATP-PC 0,6 3,6 Glikolisis anaerobics 1,2 1,6 Aerobics - 1,0

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Penyediaan energi dalam tubuh dapat dipenuhi dengan sistem

sebagai berikut : sistem ATP-PC (phosphagen), sistem glykolisis

anaerobic (asam laktat), dan sistem aerobic (Yusuf. H. dan Aip S,

1996:113).

a) Sistem ATP-PC (phosphagen)

Energi dari makanan diperlukan untuk melakukan aktivitas tidak

dapat diserap langsung dari makanan tapi diperoleh dari persenyawaan

kimia yang disebut ATP (Adenocine Tri Phosphat), ATP disimpan

dalam otot dalam jumlah terbatas bila kurang akan terus ditambah

melalui senyawa kimia dari zat-zat lain diantaranya PC (Phosfo

Creatine) yang juga tersimpan dalam otot.

Bila ATP diuraikan, seperti fosfat dilepas dari molekul, maka dengan

sendirinya telah dilepaskan antara 7-12 kalori energi senyawa kimiawi

dapat ditunjukkan sebagai berikut : ATP ADP + Pi + Energi

Disamping energi yang dilepas, sebagai produk sampingan

adalah ADP (Adenosine Diphosphate) dan Pi (Phosphat Inorganic)

energi dari ATP ini digunakan untuk kontraksi otot.

Penampilan yang memakan waktu singkat dan intensitas tinggi

energinya perlu disediakan segera. Energi ini didapat dari ATP dan

PC. ATP dan PC keduanya mengandung kelompok fosfat, maka

sistem ini disebut phosphagen.

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Produk akhir dari penguraian kedua kelompok ini adalah

careatine (C) dan fosfat inorganic (Pi). Energi akan segera tersedia

dan secara biokimia akan dirangkai untuk mensintesis

ADP + P ATP. Rangkaian reaksi kimia dapat

digambarkan sebagai berikut :

PC Pi + C + Energi

ATP ADP + Pi + Energi

Sistem energi ini berlangsung sekitar 8-10 detik pada latihan intensitas

tinggi (Yusuf, H. Dan Aip Sarifudin, 1996:113-114).

b) Sistem anaerobic (asam laktat)

Istilah glikolisis berarti menguraikan glikogen atau glukosa

(karbohidrat), dan anaerobic berarti tanpa oksigen. Jadi dalam

glikolisis anaerobic, glikogen atau glukosa diuraikan tanpa bantuan

oksigen. Energi dilepas untuk mensintesis ATP dan hasil akhirnya

adalah asam laktat. Waktu sistem ini berlangsung sekitar 40 detik.

Bila asam laktat tertimbun dalam otot dan darah dalam jumlah

yang tinggi maka akan menyebabkan kelelahan secara temporer.

Sistem asam laktat pembentukan energinya lebih lambat dari sistem

ATP-PC, jadi kontraksi otot yang cepat mempergunakan sistem ATP-

PC dan kontraksi otot lambat mempergunakaan sistem asam laktat

(Yusuf. H. dan Aip S, 1996:114)

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

c) Sistem aerobic (oksigen).

Pembentukan ATP pada sistem ini terjadi dengan metabolisme

aerobik. Metabolisme aerobik ini terjadi dalam otot, pengaruhnya juga

lebih lambat dan tidak dapat digunakan secara cepat.

Atlet yang memanfaatkan oksigen melalui latihan aerobik,

hasil yang dicapai adalah :

1) Jantung menjadi lebih kuat sehingga darah dapat dipompa lebih

banyak.

2) Pembuluh nadi akan bertambah lebih lebar sehingga banyak darah

melaluinya.

3) Sel darah merah akan meningkat jumlahnya sehingga oksigen

bertambah.

Sistem aerobik merupakan sumber energi untuk aktivitas yang

lama antara 2 menit sampai 2-3 jam. Jumlah ATP dalam otot terbatas,

dan jika tidak terjadi pembentukan ATP, sumber energi akan segera

habis. Dalam otot secara konstan ATP akan terbentuk kembali dari

ADP yang sudah ada sehingga jumlah ATP tetap cukup bagi otot

untuk melanjutkan aktivitas itu. ATP dapat terbentuk dari :

1) Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP

Proses ini berlangsung secara anaerobik (tanpa menggunakan

oksigen) dan alaktik (tanpa membentuk laktat).

2) Glukosa + ADP laktat + ATP (glikolisis)

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Proses ini berlangsung secara anaerobik (tanpa menggunakan

oksigen) dan laktik (membentuk laktat).

3) Glukosa + oksigen + ADP air + karbon dioksida + ATP

Proses ini berlangsung secara aerobik (menggunakan oksigen) dan

alaktik (tanpa membentuk laktat).

4) Lemak + oksigen + ADP air + karbon dioksida + ATP

Proses ini berlangsung secara aerobik (menggunakan oksigen) dan

alaktik (tanpa membentuk laktat).

Dari menganalisa sistem pembentukan energi yang ada,

aktivitas olahraga yang kita kerjakan ada kalanya bersifat anaerobik

atau aerobik. Supaya kita dapat mempersiapkan sistem energi yang

digunakan dalam olahraga tersebut, maka perlu diketahui sistem

energi manakah yang dominan dalam olahraga tersebut.

Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, jika kita

ingin mengetahui energi predominan dari berbagai macam olahraga:

1) Kekuatan yang besar untuk jangka waktu yang pendek

menggunakan energi yang berasal dari ATP-PC maupun asam

laktat atau dikenal sebagai anaerobik.

2) Kekuatan yang kecil atau sedang yang dapat dipertahankan untuk

jangka waktu yang lama menggunakan energi yang berasal dari

pembakaran dengan O2 atau sistem aerobik (Soekarman, 1987:

53).

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 6. Berbagai olahraga dan aktifitas dan sistem-2 energi yang dominan

(Fox and Mathews, 1981, 263)

Kegiatan Olahraga ATP-FC & Lactic acid

Lactic acid – O2

O2

1. Baseball

2. Basketball

3. Fencing

4. Field hockey

5. Football

6. Golf

7. Gymnastics

8. Ice hockey

a. Forward, defense

b. Goalie

9. Lacrosse

a. Goalie,defence,attackman

b. Midfielders, man-down

10. Rowing

11. Skiing

a. Slalom, jumping, downhill

b. Cross-country

c. Pleasure skiing

12. Soccer

a. Goalie, wings, strikers

b. Halfbacks, or link men

13. Swimming and diving

a. 50 m. diving

b. 100 m, 100 yd (all stroke)

c. 200 m,200 yd (all stroke)

d. 400m,400-500yd Free style

e. 1500, 1650 yd

14. Tennis

80

85

90

60

90

95

90

80

95

80

60

20

80

-

34

80

60

98

80

30

20

10

70

20

15

10

20

10

5

10

20

5

20

20

30

20

5

33

20

20

2

15

65

55

20

20

-

-

-

20

-

-

-

-

-

-

20

50

-

95

33

-

20

-

5

5

25

70

10

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

15. Track and field

a. 100m,100yd,200yd,200yd

b. Field events

c. 200m, 440 yd

d. 800m, 880 yd

e. 1500m, 1 miles

f. 2 miles

g. 3 miles, 5000 m

h. 6 miles (cross-country),

i. Marathon

16. Volleyball

17. Wrestling

18. Softball

98

90

80

30

20

20

10

5

-

90

90

80

2

10

15

65

55

40

20

15

5

10

10

20

-

-

5

5

25

40

70

80

95

-

-

-

Dari tabel diatas Fox and Mathews, (1981, 263) menarik

kesimpulan antara lain:

1) Untuk atlet yang mengeluarkan seluruh tenaga dalam waktu yang

pendek, seperti lompat jauh , angkat besi, maka yang perlu

diterapkan adalah sistem energi ATP-PC.

2) Untuk atlet yang penampilannya 30 detik sampai setengah menit yang

perlu ditingkatkan ATP-FC dan asam laktat.

3) Untuk atlet dengan waktu penampilan setengah menit sampai dengan

3 menit, maka yang perlu ditingkatkan adalah asam laktat O2.

4) Pada olahragawan aeerobik, lebih dari 3 menit, maka yang perlu

ditingkatkan adalah kapasitas aerobiknya.

Jadi untuk pelatihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust

Jump menggunakan sistem energi predominanya adalah sistem ATP-

PC (phosphagen) dan sistem anaerobic (asam laktat) karena

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

memerlukan waktu singkat dalam melaksanakan Plaiometrik Hurdle

Hopping dan Squat Thrust Jump

d. Latihan plaiometrik Hurdle Hopping

Latihan plaiometrik hurdle hopping adalah meloncat ke depan

menggunakan dua kaki dengan rintangan kotak atau bentuk penghalang

lain yang ditekankan pada kecepatan gerakan kaki untuk mencapai

lompat-loncat setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya. Adapun menu

program latihan plaiometrik hurdle hopping adalah:

Intensitas : maksimal

Volume : 2, 3, 4, 5 set/sesi dengan 4 repetisi

t recovery : lengkap (1: 5)

t interval : lengkap (1: 2)

Irama : secepat mungkin

Fekuensi : 3x seminggu

1. Kelebihan

a) Kekuatan otot tungkai lebih maksimal dan daya tahan lebih kuat

tetapi kecepatan dan kelenturan kurang karena latihan hanya

berfokus pada kekuatan otot tungkai

b) Atlet mudah dalam melakukan.

c) Gerakan cepat menyebabkan lompatan yang sangat kuat.

d) Lebih efektif untuk lompatan

e) Gerakan lebih bervariasi sehingga atlet lebih senang untuk

mengikuti.

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

f) Gerakan Hurdle Hopping membutuhkan kematangan fisik yang

baik sehingga peserta adalah yang memiliki kondisi fisik yang

baik

2. Kekurangan

a). Sulit dilakukan bagi atlet yang baru

b). Faktor cedera lebih besar karena penempatan kaki pada saat jatuh

di tanah harus bersamaan

c). Kelenturan kurang maksimal

d). Gerakan terlalu kaku

e). Gerakan ini membutuhkan power sehingga tidak semua atlet

khususnya anak-anak yang di bawah umur.

e. Latihan plaiometrik Squat Thrust Jump

Posisi berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat ke atas

dengan tangan diangkat ke atas. Setelah meloncat, ketika turun, langsung

ke posisi jongkok dan tangan menyentuh lantai di depan tubuh. dibarengi

dengan kaki yang langsung dibuang ke belakang, kaki lurus, begitu juga

tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.

Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil

awalan untuk loncat lagi atau ke posis mulai.. Dapat dihitung sekali

ketika satu loncatan.

1. Kelebihan

a) Gerakan squat thrust membutuhkan kematangan fisik sehingga

peserta yang diutamakan sudah memiliki kematangan fisik yang

baik.

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

b) Mudah dilakukan Atlet baik pemula maupun lanjutan.

c) Tidak menggunakan alat sehingga bisa dilakukan dimana dan

kapanpun.

d) Latihan dikombinasikan dengan otot tungkai dan otot lengan

dengan demikian kecepatan dan kelenturan lebih maksimal.

e) Latihan ini sangat berguna untuk semua aktivitas yang

menggunakan gerakan otot tungkai.

2. Kekurangan

a) Kekuatan otot tungkai tidak maksimal

b) Gerakan yang monoton sehingga atlet kurang berminat untuk

mengikuti.

c) Tenaga yang dikeluarkan lebih besar

d) Kurang efektif untuk kecepatan

Latihan plaiometrik dengan kotak/gawang akan memberikan

beban lebih (overload) untuk kelompok otot yang digunakan dalam

latihan hurdle hopping dan Squat Thrust Jump. Kondisi yang demikian

jika diterapkan pada atlet yang terlatih akan menghasilkan proses

penyesuaian tubuh yang optimal. Secara fisiologis latihan ini tampak

ringan, namun akan memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan

kualitas kekuatan tungkai yang sangat dibutuhkan dalam pencapaian

prestasi lompat jauh SMA Negeri 3 Kota Madiun.

Berdasarkan uraian di atas rancangan penelitian ini akan mengkaji

lebih jauh tentang perbedaan pengaruh latihan Plaiometrik hurdle

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

hopping dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan kekuatan otot

tungkai pada atlet lompat jauh SMA Negeri 3 Kota Madiun.

4. Kekuatan

Mengenai latihan kekuatan, beberapa fakta tentang tipologi otot-otot

dan gambaran fungsional kontraksi otot tidak dapat dihindari. Otot-otot

mendapatkan impuls (=rangsangan) melalui urat syaraf gerak.

Rangsangan yang kuat membawa ke kontraksi maksimum. Otot-otot terdiri

dari sejumlah besar serat-serat kecil dan tipis. Tetapi bahkan rangsangan

rangsangan yang kuat tidak perlu melibatkan kontraksi semua serat yang

barkaitan. Dalam olahraga pemain hanya baru 20 – 50 % dari serat-serat yang

berkaitan ambil bagian dalam kontraksi (Saziorski, 1966 yang dikutip dari

Nossek, (1982:60). Karena itu, tujuan dari latihan kekuatan adalah untuk

mengaktifkan sebanyak mungkin serat-serat otot dalam kontraksi tunggal.

Menurut Imam Hidayat, (1997 : 84) “kekuatan adalah gaya yang ditimbulkan

oleh kontraksi otot. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan ialah

gaya yang dapat menimbulkan gerak mekanis”.

Arah dari suatu gerakan tergantung dari arah yang dikerahkan oleh

kekuatan yang bersangkutan. Sebuah benda yang dalam keadaan diam, akan

bergerak ke arah kanan bila ada kekuatan yang menariknya dari sebelah kanan.

Efek dari kekuatan selalu sesuai dengan arah dari bekerjanya kekuatan tersebut

(Imam Hidayat, 1997:84).

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Menurut Nossek, (1982:62) Kerja otot-otot selama tindakan kekuatan

yang manapun, terjadi dengan dua cara ; yaitu dinamis dan statis.

1) Kerja otot yang dinamis :

- Kontraksi isotonik yang didalamnya kekuatan otot dinamis adalah aktif

dan dilakukan dengan pemendekan atau pemanjangan otot

a). Kontraksi konsentris, tindakan yang berganti-ganti yang didalamnya

otot-otot tersebut memendek dengan cara yang “positif”.

b). Kontraksi eksentrik, Suatu tindakan menyerah, dicirikan dengan jenis

kekuatan “negatif”, yang didalamnya otot-otot mengembang.

2) Kerja Otot yang Statis:

- Kontraksi isometris, gerakan memegang dengan perubahan panjang otot

yang dapat ditiadakan.

Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa terjadi suatu gerakan

dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan

memendeknya otot-otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot.

Dalam latihan-latihan isotonik kita dapat memakai beban kita sendiri sebagai

beban (Harsono, 1988:179).

Menurut Harsono, (1988:175) “Dalam kontraksi isometris tidak

memanjang atau memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang

nyata, atau dengan perkataan lain, tidak ada jarak yang ditempuh”.

Semua gerakan merupakan hasil dari dalam hubungannya dengan alat-

alat susunan otot tubuh. Dari sudut pandang biomekanik, terdapat kekuatan

luar dan dalam (outer dan inner force), dengan jalan mana kekuatan-kekuatan

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

luar seperti gravitasi, tekanan air, dan angin, perpecahan tanah dan yang lain,

mempengruhi kekuatan dalam otot-otot.

Menurut Harsono, (1988:172) strength adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Kekuatan otot adalah

komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik,

kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan

cedera dan dengan kekuatan, atlet akan dapat lebih cepat, melempar atau

menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula

dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan

kekuatan adalah dengan latihan-latihan tahanan (resistence exercise). Latihan

tahanan adalah latihan di mana seorang atlet harus mengangkat, mendorong

atau menarik suatu beban, baik itu badan atlet itu sendiri maupun bobot lain

dari luar (external resistence) (Yusuf H dan Aip S, 1996:108).

Dalam istilah fisik, kekuatan (force) dikarekterisasikan dengan rumus

F = m x a (hasil dari masa dan akselerasi). Kekuatan menurut Husein

Argasasmita, dkk (2007:56) adalah “kemampuan untuk melawan

tahanan/resistean atau beban fisik baik dari luar maupun dari badannya

sendiri”.

Kekuatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a). Kekuatan Maksimal (maximal Strength).

b). Daya tahan kekuatan (Strength Endurance)

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c). Kekuatan kecepatan (Kekuatan/Speed Strength).

a). Kekuatan Maksimal

Kekuatan maksimal adalah kemampuan untuk melawan tahanan secara

maksimal. Batasan ini tidak diperhitungkan seberapa cepat gerakan untuk

melawan tahanan tersebut tetapi seberapa besar tahanan yang dapat

dilawan. Untuk melatih kekuatan maksimal ada beberapa metode yang

dapat digunakan, namun pada prinsipnya adalah menggunakan beban

dengan intensitas yang tinggi (berat) dan pengulangan/repetisi yang

sedikit.

b). Dayatahan Kekuatan

Dayatahan kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan beban

dalam waktu yang lama. Batasan ini merujuk pada lamanya waktu atau

lamanya pengulangan secara simultan dalam melawan beban tersebut.

Untuk mengembangkan dayatahan kekuatan dapat digunakan berbagai

metode yang pada dasarnya adalah menggunakan beban dengan intensitas

yang kecil (ringan) dan pengulangan yang banyak.

c). Kekuatan Kecepatan

Kekuatan kecepatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan/beban

dengan gerakan yang cepat dan eksplosif. Batasan ini merujuk pada

kemampuan melakukan gerakan dengan cepat sehingga bila tahanan yang

dihadapi tidak mampu digerakkan dengan cepat maka kekuatan akan

berubah menjadi kekuatan eksposif.

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Kekuatan eksplosif merupakan aplikasi usaha yang cepat untuk melawan

tahanan namun bebannya cukup berat sehingga gerak yang dihasilkan dan

tampak terlihat bebannya tidak bergerak dengan cepat.

a. Komponen Otot Tungkai

Otot tungkai adalah merupakan otot anggota gerak bagian bawah.

Otot gerak bagian bawah yaitu otot tungkai atas dan otot tungkai bagian

bawah. Otot tungkai atas dapat diklasifikasikan menjadi: 1). Otot yang

terletak pada bidang depan yaitu otot sartorius, otot vastus lateralis, otot

rektus femoralis, dan otot vastus medialis. 2). Otot yang terletak pada

bidang belakang yaitu otot semi membranosus, otot biseps femoralis, otot

semi tendinosus, otot gracilis dan otot glueteus maksimus (Raven, 2000:

14).

Otot-otot pada tungkai bawah semua melekat pada kaki dan jari kaki

dengan perantara otot-otot panjang yang semua diikat oleh beberapa

ikat (ligament) yang dapat digolongkan menjadi:

1) Golongan depan dibentuk oleh tulang kering depan dan muskulus

tibialis anterior fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan

membengkokkan kaki.

2) Otot gastroknemius yang terletak pada bidang luar dan menggerakkan

kaki keluar di sendi loncat bawah.

3) Otot trisep betis yang melekat pada tumit dengan perantara otot tibia.

4) Otot ketul (muskulus palangus longus) yang menurunkan ujung jari

kaki, mengentulkan jari-jari kaki, dan menggerakkan kaki ke dalam.

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gluteus maksmus

Semi membranosus

Gracilis

Semi tendinosus

Biseps femoris

Soleu Gastroknemius Tendon achiles

kalkaneus Proneus brevis

Rektus femoris Sartorius

Vastus latralis

Vastus medialis

Patela

Tibia

Dapat disimpulkan bahwa daya ledak (kekuatan) otot tungkai adalah

kemampuan sekelompok otot tungkai untuk mengatasi tahanan beban

dengan kecepatan tinggi. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar komponen

kekuatan otot tungkai berikut:

Gambar 15. Susunan Otot Tungkai Dilihat dari Belakang (Raven, 2000:14)

,

Gambar 16.Susunan otot tungkai dilihat dari depan (Raven, 2000: 15).

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b. Peranan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Prestasi

Lompat Jauh.

Komponen yang sangat besar peranannya terhadap hasil lompatan

pada lompat jauh adalah kekuatan otot tungkai yang meliputi kecepatan

yaitu pada awalan dan kekuatan yaitu tolakan. Perpaduan antara kecepatan

dan kekuatan dinamakan power. Usaha untuk meningkatkan power

dibutuhkan latihan yang disesuaikan dengan kemampuan atlet, sebab atlet

dari masing-masing cabang baik dari cabang yang samadan bahkan dari

cabang yang berbeda yang memiliki kemampuan yang berlainan. Dengan

demikian perlu dicari bentuk latihan yang tepat dan efektif untuk

meningkatkan power ototnya terutama pada kemampuan melompat adalah

kekuatan otot tungkai.

Menurut Sugiyanto (1998:254) kemampuan fisik adalah

kemampuan sistem organ-organ tubuh di dalam melakukan aktivitas fisik.

Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor.

Gerakan yang terampil bisa dilakukan apabila kemampuan fisiknya

memadai. Keterampilan bergerak bisa berkembang bila kemampuan fisik

mendukung bisa pelaksanaan gerak. Secara garis besar kemampuan fisik

bisa dibedakan menjadi 4 macam kemampuan yaitu: a) ketahanan

(endurance), b) Kekuatan (strength), c) Fleksibilitas (flexibility), d)

Kelincahan (agility).

Salah satu dari beberapa kemampuan fisik yang mendukung dalam

performa penampilan atlet adalah kekuatan otot. Menurut Sugiyanto

(1998:259) kekuatan otot adalah unsur kemampuan fisik yang menjadikan

seseorang mampu menahan beban atau tahanan dengan menggunakan

kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya penampang otot

serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Teknik untuk lompat jauh yang benar perlu memperhatikan unsur-

unsur: awalan, tolakan, sikap badan di udara (melayang) dan mendarat.

Dipengaruhi juga oleh kecepatan lari awalan, kekuatan otot tungkai saat

menumpu, koordinasi sewaktu melayang di udara dan mendarat. Lompat

jauh sangat dipengaruhi oleh kecepatan adalah kemampuan organisme

atlet dalam melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang sesingkat-

singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam

meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah

adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam

melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari maupun

melakukan tolakan. Dalam pencapaian kecepatan awalan dan tolakan

kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor

pendukung kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki. Besar

kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli

fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh

bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-

serabut otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut (Sajoto, 1988:111).

A. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Subandono (2006), yang berjudul “Perbedaan

Pengaruh Latihan Plaiometrik dan Fleksibilitas Togok Terhadap Peningkatan

Prestasi Lompat Jauh, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh

latihan plaiometrik knee tuck jumps dan squat jump dan fleksibilitas togok

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Hasil analisis menunjukkan bahwa

latihan knee tuck jumps mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada metode

latihan squat jumps terhadap prestasi lompat jauh. Metode latihan knee tuck

jumps mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada metode latihan squat

jumps baik pada fleksibiltas tinggi maupun fleksibilitas rendah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh M. Sholeh (2008), yang berjudul “Pengaruh

latihan pliometrik modifikasi gerakan ke depan dan ke samping terhadap

kelincahan di lapangan pasir” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari latihan pliometrik modifikasi di lapangan rumput dan di

lapangan pasir terhadap kelincahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Latihan

pliometrik di lapangan rumput dan pasir meningkatkan kelincahan, latihan

pliometrik modifikasi di lapangan pasir lebih meningkatkan kelincahan dari

pada pliometrik di lapangan rumput.

B. Kerangka Pemikiran

Hasil kajian teoritis tentang pengembangan model latihan dalam olahraga

atletik, yang dalam hal ini latihan Plaiometrik Hurdle hopping dan Squat Thrust

Jump untuk meningkatkan prestasi lompat jauh yang ditinjau dari kekuatan otot

tungkai, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh latihan Plaiometrik Hurdle hopping dan Squat Thrust

Jump terhadap prestasi lompat jauh.

Loncat adalah salah satu latihan kekuatan yang berkaitan dengan

kekuatan dan kecepatan. Plaiometrik Hurdle hopping dan Squat Thrust Jump

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

memiliki ciri khas gerakan meloncat ke depan menggunakan dua kaki dengan

rintangan kotak atau bentuk penghalang lain yang ditekankan pada kecepatan

gerakan kaki untuk mencapai lompat-loncat setinggi-tingginya dan sejauh-

jauhnya.

Prinsip metode latihan plaiometrik adalah otot selalu berkontraksi baik

pada saat memanjang (eccentric) atau pun pada saat memendek (concentric).

Pelaksanaan latihan plaiometrik yang dilakukan dengan tepat dan benar akan

mempercepat peningkatan prestasi lompat jauh pada atlet SMA Negeri 3 Kota

Madiun.

Pada dasarnya kedua latihan tersebut mempunyai tujuan yang sama

tetapi dalam pelaksanaannya bentuk gerakan dan otot yang bekerja berbeda,

latihan Plaiometrik Hurdle hopping mengutamakan kecepatan lompatan

dengan jangkauan ke depan lebih panjang sedangkan untuk latihan Plaiometrik

Squat Thrust Jump mengutamakan kecepatan lompatan dengan gerakan ke

samping kiri kanan dan kedepan jangkauannya lebih pendek dibandingkan

dengan latihan Plaiometrik Hurdle hopping. Dari uraian tersebut masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga pada akhir program

latihan peningkatan pada prestasi lompat jauh yang diinginan berbeda pula.

2. Perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara atlet yang mempunyai

kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.

Kekuatan otot tungkai akan sangat membantu bagi para atlet untuk

melakukan teknik gerakan lompat jauh dengan baik. Dengan mampu

melakukan teknik gerakan yang benar seorang atlet tentu akan lebih mudah

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

untuk mencapai prestasi lompat jauh. Semakin tinggi tingkat kekuatan otot

tungkai seseorang semakin mudah mencapai prestasi lompat jauh. Sebaliknya

tingkat kekuatan otot tungaki yang rendah akan menghambat saat melakukan

gerakan lompat jauh yang sempurna, sehingga prestasi lompat jauh kurang

begitu baik. Dalam hal ini untuk mencapai prestasi lompat jauh tentunya

seseorang yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi berbeda dengan yang

memiliki kekuatan otot tungkai yang rendah.

3. Pengaruh interaksi antara latihan Plaiometrik dan kekuatan otot tungkai

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Pelaksanaan latihan Plaiometrik Hurdle hopping akan membutuhkan

kekuatan otot tungkai yang tinggi karena jangkauan ke depan lebih panjang,

sedangkan latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump atlet yang memiliki

kekuatan otot tungkai rendah dapat melaksanakan latihan tersebut dengan baik

karena jangkauan lompatan lebih pendek.

Walaupun telah diduga secara kuat bahwa pemberian latihan Hurdle

hopping lebih baik dibandingkan dengan latihan Squat Thrust Jump, namun tidak

dapat menjamin hal tersebut akan berlaku pada kelompok yang memiliki tingkat

kekuatan otot tungkai yang berbeda.. Terlihat jelas interaksi dari hasil yang

ditimbulkan bila dalam pemberian tugas atau perlakuan betul-betul disesuasikan

dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing atlet lompat jauh

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat

Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

2. Ada perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki

kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.

3. Ada pengaruh interaksi antara latihan Plaiometrik dan kekuatan otot tungkai

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMA Negeri 3 Kota Madiun.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan atau 9 minggu dan

frekwensi pertemuan 3 kali dalam seminggu dengan waktu 90 menit setiap

kali latihan. Penentuan waktu latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu

sesuai dengan pendapat Brooks & Fahey (1984:405), bahwa dengan frekuensi

tiga kali per minggu akan terjadi peningkatan kualitas keterampilan. Dengan

alasan bahwa latihan tiga kali per minggu akan memberikan kesempatan bagi

tubuh untuk beradaptasi terhadap beban latihan yang diterima.

Latihan dilaksanakan pada sore hari sesuai dengan jadwal latihan yang

sudah ada yaitu Senin, Rabu dan Jum’at, pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.

Secara Keseluruhan jumlah total latihan selama 27 kali pertemuan, yang

dimulai bulan Oktober s.d. Desember 2010

B. Metode dan Rancangan Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan desain faktorial 2 X 2. Desain faktorial adalah suatu pola yang

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menyediakan kemungkinan bagi penyelidik untuk sekaligus menyelidiki

pengaruh dua jenis variabel eksperimen atau lebih.

Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen faktorial adalah eksperimen

yang menyangkut sejumlah faktor dengan banyak taraf. Demikian dalam

penelitian ini desain eksperimennya dengan dua faktor yang masing-masing

terdiri atas dua taraf. Sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan

semua taraf tiap faktor yang ada dalam eksperimen.

Dalam desain faktorial dua atau lebih variabel dimanipulasi secara

simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat,

disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel

(Furchan, 1982:362).

Isaac dan Michael (1984:77) menjelaskan bahwa: “desain faktorial 2 x 2

untuk meneliti pengaruh dari dua perlakuan, di mana masing-masing

perlakuan atau variabel terdiri dari dua level ”. Menurut Sutrisno Hadi

(2000:462) mengatakan bahwa: ”desain faktorial adalah suatu pola yang

menyediakan kemungkinan bagi penyelidik untuk sekaligus menyelidiki

pengaruh dari dua jenis variabel eksperimen atau lebih ”.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dua faktor dan dua level.

Faktor pertama merupakan variabel manipulatif, yaitu latihan plaiometrik.

Latihan plaiometrik terdiri dari latihan plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat

Trust Jump, sedangkan variabel atributif terdiri dari kekuatan tinggi dan

rendah. Sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua level

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

yang ada dalam eksperimen. Dan secara skematis rancangan penelitian ini

dapat digambarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2

Kekuatan Otot Tungkai

(B)

Variabel Atributif

Variabel Manipulatif

Tinggi

(B1)

Rendah

(B2)

Hurdle Hopping

(A1) a1b1 a1b2

Latihan

Plaiometrik

(A)

Squat Trust Jump

(A2) a2b1 a2b2

Peningkatan Prestasi Lompat Jauh

Keterangan :

A = Latihan Plaiometrik

A1 = latihan Hurdle Hopping

A2 = Latihan Squat Thrust Jump

B = Kekuatan Otot Tungkai

B1 = Kekuatan Otot Tungkai Tinggi

B2 = Kekuatan Otot Tungkai Rendah

a1b1 = Metode latihan Hurdle Hopping dengan kekuatan otot tungkai

tinggi

a2b1 = Latihan Squat Thrust Jump dengan kekuatan otot tungkai tinggi

a1b2 = Latihan Hurdle Hopping dengan kekuatan otot tungkai rendah

a2b2 = Latihan Squat Thrust Jump dengan kekuatan otot tungkai rendah

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen dan 1

variabel dependen, dengan rincian variabel sebagai berikut :

1. Variabel Independen terdiri dari :

a. Variabel manipulatif, terdapat dua perlakuan yaitu :

1) Pemberian latihan plaiometrik Hurdle Hopping.

2) Pemberian latihan plaiometrik Squat Trust Jump.

b. Variabel atributif, merupakan variabel yang melekat pada sampel dan

menjadi sifat dari sampel tersebut adalah kekuatan otot tungkai yang

dibedakan tinggi dan rendah.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Peningkatan prestasi

lompat jauh.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu

dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

1. Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping

Metode latihan plaiometrik Hurdle Hopping adalah meloncat ke depan

menggunakan dua kaki dengan rintangan kotak atau bentuk penghalang lain

yang ditekankan pada kecepatan gerakan kaki untuk mencapai lompat-loncat

setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya. Adapun menu program latihan

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

plaiometrik hurdle hopping adalah: Volume 2, 3, 4, 5 set/sesi dengan 4

repetisi.

2. Latihan Plaiometrik Squat Trust Jump

Latihan Squat Thrust Jump adalah posisi berdiri, kemudian dimulai

dengan meloncat ke atas dengan tangan diangkat ke atas, setelah meloncat,

ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyentuh lantai di

depan tubuh dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang ke belakang, kaki

lurus, begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh

Push up. Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk

mengambil awalan untuk loncat lagi atau ke posisi semula.Dapat dihitung

sekali ketika satu loncatan, dilalukan selama 30 detik. Jika tidak sesuai

dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.

3. Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan

terhadap sesuatu tahanan.

a. Kekuatan Otot Tungkai Tinggi

Kemampuan seseorang dalam melaksanakan tarikan dengan meluruskan

tungkai memperoleh skor kekuatan tinggi yang tertera pada alat leg

dinamometer yang dicatat pada 0,5 kg terdekat (KONI, 1999).

b. Kekuatan Otot Tungkai Rendah

Kemampuan seseorang dalam melaksanakan tarikan dengan meluruskan

tungkai memperoleh skor kekuatan rendah yang tertera pada alat leg

dinamometer yang dicatat pada 0,5 kg terdekat (KONI, 1999).

Page 114: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

4. Prestasi Lompat Jauh

Peningkatan hasil lompat jauh dalam penelitian ini adalah hasil yang

mampu diraih siswa saat melakukan lompat jauh. Dalam hal ini siswa diberi

kesempatan tiga kali lompatan kemudian diambil jarak yang terbaik

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah individu yang ditetapkan sebagai objek penelitian yang

dikenai generalisasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah Siswa putra

kelas XI SMA Negeri 3 kota Madiun . Dari hasil observasi diketahui bahwa

jumlah siswa putra kelas XI SMA Negeri 3 Kota Madiun berjumlah 60 orang.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI

kota Madiun sebesar 40 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive random sampling, dikatakan

purposive sebab populasi dalam penelitian ditentukan untuk mewakili populasi

dan ikut dalam penelitian ini. Dikatakan random karena sampel dipilih secara

acak (undian). Dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus

memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-

ketentuan tersebut adalah :

1) Jenis kelamin laki-laki.

2) Berminat untuk mengikuti latihan.

3) Sehat jasmani dan rohani.

Page 115: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

4) Bersedia menjadi sampel penelitian.

Seluruh populasi dites kemampuan geraknya, hasil tes tersebut

dirangking dari 1 - 40 Setelah dirangking siswa dibagi dalam dua kelompok,

masing-masing kelompok 20 siswa yang memiliki hasil tes di atas rata-rata

diklasifikasikan siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan 20 siswa yang

memiliki hasil tes di bawah rata-rata diklasifikasikan siswa yang memiliki

kemampuan gerak rendah. Kemampuan gerak tinggi dibagi lagi dua kelompok

dan kemampuan gerak rendah dua kelompok, sehingga keseluruhan ada empat

kelompok, masing-masing kelompok 10 siswa. Jadi, 10 siswa yang memiliki

kemampuan gerak tinggi ikut latihan plaiometrik hurdle hopping, 10 siswa yang

memiliki kemampuan gerak tinggi ikut latihan plaiometrik squat trust dan 10

siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah ikut latihan plaiometrik hurdle

hopping, 10 siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah ikut latihan

plaiometrik squat trust. Pengelompokan 10 siswa ini dilakukan secara acak.

Pengelompokan masing-masing taraf secara lengkap terdapat pada gambar di

bawah ini :

Tabel 8. Pengelompokan Berdasarkan Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2

Kekuatan Otot Tungkai (B)

Variabel Atributif

Variabel Manipulatif Tinggi

(B1) Rendah

(B2)

Hurdle Hopping (A1)

a1b1 (10 Atlet)

A1b2 (10 Atlet)

Latihan Plaiometrik

(A)

Squat Trust Jump (A2)

a2b1 (10 Atlet)

a2b2 (10 Atlet)

Page 116: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.

1. Pengumpulan Data Kekuatan Otot Tungkai

Teknik pengumpulan data untuk kekuatan dilakukan dengan pengukuran

kekuatan otot tungkai pada pertemuan pertama. Data kekuatan otot tungkai

untuk menentukan kelompok-kelompok dalam penelitian eksperimen yang

diperoleh dengan tes leg dinamometer. Kekuatan otot tungkai diukur pada

awal pertemuan dengan kesempatan melakukan sebanyak dua kali. Hasil

yang terbaik dipakai sebagai data sampel. Adapun petunjuk pelaksanaan

terlampir.

2. Pengumpulan Data Prestasi Lompat Jauh

Data ini diperoleh dengan melakukan tes lompat jauh menggunakan

peraturan dari PASI. Data diambil pada waktu tes awal dan tes akhir, dengan

kesempatan melakukan tes sebanyak 3 kali. Hasil lompatan yang terjauh

dipakai sebagai data sampel, petunjuk pelaksanaan terlampir.

3. Mencari Reliabilitas Tes

Tes yang dipergunakan untuk mengumpulkan data kekuatan dengan tes leg

dinamometer yang perlu diuji reliabilitasnya sesuai dengan karakteristik dari

populasi penelitian. “ Penghitungan koefisien reliabilitas intraklas dicari

dengan ANAVA” (Baumgartner & Jackson, 1998:84). Rumus reliabilitasnya

adalah :

P

WP

MSMSMS

R-

=

R = Reliabilitas

Page 117: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

MSP = Mean Square antar subyek

MSW = Mean Square di dalam subyek

Tabel 9. Koefisien Korelasi Reliabilitas ( Stand et all. 1993 dalam Mulyono B, 2007:38)

KOEFISIEN RELIABILITAS

95 - 99 Excellent

90 - 94 Very good

80 - 89 Acceptable

70 - 79 Poor

60 - 69 Questionable

Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

pengumpulan data penelitian, dilakukan uji reliabilitas pada hasil tes prestasi

lompat jauh pada tes awal maupun tes akhir. Berdasarkan hasil analisis uji

reliabilitas tes awal prestasi lompat jauh (pre-test) dengan ANOVA dapat

dilihat dilampiran Nilai yang diperoleh R = 0,998. jadi hasil tes awal prestasi

lompat jauh dikategorikan Excellent.

Sedangkan hasil analisis uji reliabilitas tes akhir prestasi lompat jauh

(post-test) dengan ANOVA dapat dilihat dilampiran Nilai yang diperoleh R =

0,997. jadi hasil tes awal prestasi lompat jauh dikategorikan Excellent.

Page 118: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji hipotesis mengenai perbedaaan pengaruh (main effect) dan

interaksi (interaction) adalah dengan menggunakan teknik Analisis

Variansi (ANAVA) Dua Jalan atau Analisis of Varians (ANOVA) Two

Way (Isaac & Mitchael, 1984:182). Sebelum sampai pada pemanfaatan

ANAVA Dua Jalan, perlu dilakukan uji persyaratan, meliputi :

a. Uji Normalitas.

Pengujian ini dilakukan terhadap setiap sel untuk mengetahui

apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi

normal atau tidak. Teknik yang digunakan adalah statistik Anderson-

Darling ( pendekatan grafik ) yang dilakukan dengan menggunakan

bantuan software MINITAB (Siswandari, 2009:202).

b. Uji Homogenitas Variansi

Tujuan pengujian ini adalah untuk menaksir selisih rata-rata dan

menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata. Perlu ditekankan

adanya asumsi bahwa kedua kelompok mempunyai variansi yang

sama agar kegiatan menaksir dan menguji dapat berlangsung. Untuk

menghitung uji homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf

signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika

X2h < X2

t pada taraf signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data

dalam penelitian bersifat homogen. Teknik ini dilakukan dengan

Page 119: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

menggunakan analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan

agar lebih yakin tentang kebenaranya dari hasil yang diperoleh

dilanjutkan dengan uji statistik. Untuk pengecekan dan pemahaman

dilanjutkan penghitungan manual dengan memakai rumus:

( )1

222

1 -

-= å å

n

xxS (Sudjana, 2002:261-265).

Apabila x2 hitung < x2

tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel

bersifat homogen. Sebaliknya apabila x2 hitung > x2

tabel, maka H0

ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas variansi, maka

pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil

tes terakhir prestasi lompat jauh dianalisis dengan statistika ANAVA Dua

Jalan dan pengujian hipotesis dengan perhitungan Uji F pada taraf

signifikan α = 0.05 yang sebelumnya telah dilakukan uji persyaratan yang

rumusnya sebagai berikut

å= totXY 22

N

XRy totå= 2

Ryseln

XXXXJ AB -

+++=

.

24

22

23

21

RyAn

XXAy AA -

+= å å

.21

RyBn

XXBy bB -

+= å å

.21

Page 120: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

( )BAAB RJKRJKJDby +-=

ABJRyYEy --= 2

E

AA RJK

RJKF =

E

BB RJK

RJKF =

E

ABAB RJK

JKF = (Sudjana, 2002 : 114-115).

a. Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor

Tabel 10. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2

Sumber

Variasi

dk

JK

RJK

Fo

Rata-rata

Perlakuan

1 Ry R

A a - 1 Ay A A/E

B b - 1 By B B/E

AB (a-1)(b-1) ABy AB AB/E

Kekeliruan Ab(n-1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf faktorial A

B = Taraf faktorial B

N = Jumlah sampel

Page 121: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : 1) observasi untuk

masing-masing kelompok independent, 2) setiap kelompok perlakuan

memiliki variansi yang sama (homogen), 3) populasi berdistribusi

normal. “ Namun demikian analisis variansi (Anava) tetap tegar (Robust)

dan akan tetap memberikan hasil yang akurat walaupun variansi tidak

homogen ”. (Welkowitz, Ewen dan Cohen, 1982:251).

b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava

Selanjutnya untuk membandingkan pasangan rata-rata perlakuan

digunakan uji Rentang Newman Keuls (Sudjana, 2002:36), untuk

mengetahui perlakuan manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap

prestasi lompat jauh yang dicapai oleh atlet. Adapun langkah-langkah

untuk melakukan Uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut :

1. Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dari yang

paling kecil sampai ke yang terbesar.

2. Dari daftar ANAVA, ambil harga KT (kekeliruan) disetai dk-nya.

3. Hitung kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus

n

kekeliruanKTSy

)(=

4. Tentukan taraf signifikan α, lalu gunakan daftar Rentang Student.

Untuk uji Newman-Keuls, diambil ν =dk untuk KT (kekeliruan) dan

ρ = 2, 3, ..., k. Harga-harga yang didapat untuk ν dan ρ dari badan

daftar sebanyak (k – 1) buah, supaya dicatat.

5. Kalikan harga-harga yang didapat di titik 4) itu masing-masing dengan

Sy. Dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang

signifikan terkecil (RST)

6. Bandingkan selisih rata-rata terbesar dan terkecil dengan RST untuk ρ

= k, selisih rata-rata terbesar dan terkecil kedua dengan RST untuk ρ

Page 122: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

= (k-1), dan seterusnya. Demikian pula kita bandingkan selisih rata-

rata terbesar kedua dan dan terkecil dengan RST untuk ρ = (k-1),

selisih rata-rata terbesar kedua dan terkecil kedua dengan RST untuk

ρ = ( k - 2), dan seterusnya. Dengan jalan begini, semua akan ada

½k (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang

didapat lebih besar daripada RSTnya masing-masing, maka

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti di antara rata-rata

perlakuan.

Page 123: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil tes dan pengukuran

dengan menggunakan instrument pengukuran yang sudah diukur tingkat validitasnya,

selanjutnya hasil pengukuran dari latihan Plaiometrik, kekuatan otot tungkai dan

prestasi lompat jauh akan dijelaskan dalam deskripsi data selanjutnya diuraikan

mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Pengambilan data dilakukan pada

tes awal dan tes akhir prestasi lompat jauh. Penyajian hasil penelitian berdasarkan

hasil analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang

kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan dengan uji statistik dengan

bantuan software MINITAB (Siswandari, 2009 : 202). Berturut-turut berikut disajikan

mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data prestasi lompat jauh dilakukan sesuai dengan

sel/kelompok perlakuan, dalam penelitian diberikan latihan Plaiometrik

dihubungkan dengan Kekuatan otot tungkai. Yang berisikan tentang deskripsi data

hasil tes prestasi lompat jauh tiap kelompok berdasarkan penggunaan latihan

plaiometrik dan kekuatan otot tungkai.

101

Page 124: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 11. Deskripsi Data Hasil Tes Prestasi lompat jauh Tiap Kelompok Berdasar kan Penggunaan Latihan Plaiometrik dan Kekuatan otot tungkai.

Latihan Kekuatan

Otot Tungkai

Statistik Lompat jauh

(Pre-test) Lompat jauh

(Post-test)

Jumlah 2856 2803 Mean 285.6 280.3 Rendah Std. Deviation 20.435 21.787 Jumlah 3696 4033 Mean 369.6 403.3

Hurdle Hopping

Tinggi Std. Deviation 28.313 27.885 Jumlah 2844 3038 Mean 284.4 303.8 Rendah Std. Deviation 17.709 14.367 Jumlah 2664 2967 Mean 266.4 296.7

Squat Thrust Jump

Tinggi Std. Deviation 26.563 15.861

Gambar 17. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Prestasi

Lompat jauh Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan dan Kekuatan otot tungkai.

Page 125: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Keterangan: Hurdle Hopping = Kelompok pelatihan dengan latihan Hurdle Hopping

Squat Thrust Jump = Kelompok pelatihan dengan latihan Squat Thrust Jump

Kkuat tg = Kekuatan otot tungkai tinggi

Kkuat Rdh = Kekuatan otot tungkai rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

Agar lebih jelas dalam memahami tabel 11 diatas, gambaran menyeluruh dari

nilai rata-rata prestasi lompat jauh awal latihan (pre-test) dan sesudah latihan (Post-

test) dari keempat kelompok, maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai

yang ditunjukan pada gambar 17.

Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan Prestasi

lompat jauh yang berbeda. Nilai peningkatan Prestasi lompat jauh masing-masing sel

(kelompok perlakuan) adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Nilai Peningkatan Prestasi Lompat jauh Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan)

No Kelompok Perlakuan

(Sel)

Nilai Peningkatan

Prestasi lompat jauh ( Gain Score )

1 A1B1 (KP1) 33.7

2 A1B2 (KP2) 13.9

3 A2B1 (KP3) 11.1

4 A2B2 (KP4) 19.4

Page 126: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Agar lebih jelas gambaran nilai rata-rata peningkatan prestasi lompat jauh yang

dicapai tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 18. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Prestasi Lompat jauh Pada Tiap Kelompok Perlakuan.

Keterangan :

KP1 = Kelompok atlet dengan latihan Hurdle Hopping pada tingkat Kekuatan

otot tungkai tinggi

KP2 = Kelompok atlet dengan latihan Hurdle Hopping pada tingkat Kekuatan otot

tungkai rendah

KP3 = Kelompok atlet dengan latihan Squat Thrust Jump pada Kekuatan otot

tungkai tinggi

KP4 = Kelompok atlet dengan latihan Squat Thrust Jump pada tingkat Kekuatan

otot tungkai rendah

Page 127: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Latihan Hurdle Hopping dan latihan Squat Thrust Jump memberikan pengaruh

yang berbeda terhadap peningkatan Prestasi lompat jauh. Jika antara kelompok atlet

yang mendapat latihan dengan latihan Hurdle Hopping dan dengan latihan Squat

Thrust Jump dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan

dengan latihan Hurdle Hopping memiliki peningkatan prestasi lompat jauh yang

lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan perlakuan latihan dengan latihan

Squat Thrust Jump.

Antara kelompok atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah

juga memiliki peningkatan Prestasi lompat jauh yang berbeda. Jika antara kelompok

atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi

memiliki peningkatan Prestasi lompat jauh yang lebih baik ( Gain score = 33.7 )

dibandingkan kelompok atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai rendah ( Gain

score = 13.9 ).

Tapi perlu diperhatikan dari hasil bacaan grafik diatas juga ditunjukkan bahwa,

tidak selamanya atlet yang mempunyai Kekuatan otot tungkai tinggi akan mengalami

peningkatan lebih baik jika dibandingkan dengan atlet yang mempunyai Kekuatan

otot tungkai rendah, sebagai hasil digambarkan dalam grafik bahwa atlet yang

mempunyai Kekuatan otot tungkai tinggi diberikan perlakuan dengan latihan Squat

Thrust Jump (Gain score = 11.1) peningkatan prestasinya lebih rendah dibandingkan

dengan atlet yang mempunyai Kekuatan otot tungkai rendah dengan diberikan

perlakuan latihan Squat Thrust Jump ( Gain score = 19.4 ).

Page 128: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum data dianalisis dengan ANOVA, terlebih dahulu dilakukan pengujian

persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap semua

kelompok yang akan dibandingkan. Asumsi-asumsi bahwa populasi berdistribusi

normal dan homogenitas varians telah melancarkan teori dan latihan, sehingga

banyak persoalan yang dapat diselesaikan dengan lebih mudah.

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran data dari setiap

variabel penelitian normal atau tidak. Adapun data penelitian yang diuji

normalitasnya adalah meliputi data keseluruhan latihan (latihan Hurdle Hopping dan

Squat Thrust Jump) yang dihubungkan dengan kekuatan otot tungkai tinggi dan

kekuatan otot tungkai rendah.

Selanjutnya menurut Siswandari (2009:134) seandainya dalam melakukan

uji persyaratan analisis maka peneliti dapat menggunakan uji Anderson Darling

(pendekatan grafis) untuk uji normalitas.

a. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plaiometrik

Hurdle Hopping dengan kekuatan otot tungkai tinggi.

Page 129: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

C 1

Pe

rce

nt

4 7 54 5 04 2 54 0 03 7 53 5 0

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

M ean

0 .081

403.3S tD ev 27.88N 10A D 0 .610P - V a lu e

P r o b a b i l i ty P l o t o f C 1No rm a l

C1

Pe

rce

nt

340330320310300290280270260

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

M ean

0.439

296.7S tDev 15.86N 10A D 0.332P -Valu e

P robabil ity P lot of C1Norm a l

Gambar 19. Uji normalitas Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dengan Kekuatan otot tungkai Tinggi

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,081 > 0,05

maka Ho diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

b. Uji normalitas data tes pada kelompok perlakuan latihan Plaiometrik

Hurdle Hopping kekuatan otot tungkai rendah.

Gambar 20. Uji normalitas Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dengan Kekuatan otot tungkai Rendah

Page 130: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

C1

Pe

rce

nt

340320300280260240220

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

0.779

280.3StDev 21.79N 10AD 0.218P-Value

Probability Plot of C1Normal

Berdasarkan gambar diatas karena p-value > 0.05 atau 0,439> 0,05 maka

Ho diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

c. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plaiometrik

Squat Thrust Jump dengan kekuatan otot tungkai tinggi

Gambar 21. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump dengan

Kekuatan otot tungkai Tinggi

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,779 > 0,05,

maka Ho diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

d. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plaiometrik

Squat Thrust Jump dengan kekuatan otot tungkai rendah

Page 131: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

C1

Pe

rce

nt

340330320310300290280270

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

0.468

303.8StDev 14.37N 10AD 0.321P-Value

Probability Plot of C1Normal

Gambar 22. Uji Normalitas Latihan Plaiometrik Squat Thrust Jump dengan

Kekuatan otot tungkai Rendah

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,468 > 0,05

maka Ho diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok A dengan kelompok B. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok A dan

kelompok B adalah sebagai berikut

Tabel 13: Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok Ni SD2

gab χ2o χ2

tabel 5% Kesimpulan

4 10 427.5 5.004 7.81 Varians

homogenitas

Page 132: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 5.004. Sedangkan dengan

K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o = 5.004

lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antar

kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data hasil penelitian, maka

syarat untuk analisis varians (ANOVA) telah terpenuhi. Agar uji hipotesis dapat

dilaksanakan dengan baik maka terlebih dahulu harus ditentukan bagaimana

penerimaan dan penolakan hipotesis. Perhitungan lengkap ANOVA desain Faktorial

blok 2 x 2, digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh antara latihan plaiometrik

Hurdle Hopping dan latihan Squat Thrust Jump, juga untuk melihat interaksi antara

latihan dengan Kekuatan otot tungkai.

Sesuai dengan rumusan dalam BAB III bahwa hipotesis yang akan diuji

adalah; Menurut Siswandari (2009;125)

1. Hipotesis 1 : :01H α = 0 Versus :

11H α ± 0

Atau dengan kata lain:

Latihan Plaiometrik tidak berpengaruh terhadap prestasi (Ho) versus latihan

Plaiometrik berpengaruh terhadap prestasi (H1),

2. Hipotesis 2 : :02H β = 0 Versus :

12H β ± 0

3. Hipotesis 3 : :03H αβ = 0 Versus :

13H αβ ± 0

Page 133: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ( Prestasi lompat jauh )

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 4122282.0250 4122282.025

A 1 17264.0250 17264.025 40.3787 * 4,11

B 1 33582.0250 33582.025 78.5447 * 4,11

AB 1 42315.0250 42315.025 98.9703 * 4,11

Kekeliruan 36 15391.9000 427.553

Total 40 4230835.0000

Keterangan : Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

1. Perbedaan pengaruh antara latihan Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh antara

latihan Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi

lompat jauh, digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil perhitungan

analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 40.3787 Hasil perhitungan ini

kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut =

36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau

40.3787 > 4,11, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh antara latihan

Page 134: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump terhadap peningkatan prestasi lompat

jauh.

2. Perbedaan pengaruh prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki

Kekuatan otot tungkai tinggi dengan rendah.

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh prestasi

lompat jauh antara atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dengan

rendah digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil perhitungan

analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 78.5447. Hasil perhitungan ini

kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut =

36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau

78.5447 > 4,11, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh prestasi lompat

jauh antara atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dengan rendah.

3. Pengaruh Interaksi antara latihan Plaiometrik dan Kekuatan otot tungkai

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh interaksi Antara

latihan dan Kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh,

digunakan analisis variansi two Way. Berdasarkan hasil perhitungan analisis

variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 98.9703, Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 36, dan

taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau

98.9703 > 4,11, sehingga dapat dikatakan ada pengaruh interaksi antara latihan

dan Kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

Page 135: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis

Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel maka dapat diketahui keputusan

ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Untuk itu secara keseluruhan dapat dilihat

rangkuman dari hasil uji statistik secara uji F seperti yang tampak dalam tabel berikut

ini.

Tabel 15. Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian

No. Hipotesis Nihil Fhitung Ftabel Kesimpulan

pada a=0,05

1.

2.

3.

Tidak ada perbedaan

pengaruh antara latihan

Hurdle Hopping dan Squat

Thrust Jump terhadap

peningkatan prestasi lompat

jauh.

Tidak ada perbedaan

pengaruh prestasi lompat jauh

antara atlet yang memiliki

Kekuatan otot tungkai tinggi

dengan rendah

Tidak ada pengaruh interaksi

Antara latihan Plaiometrik

dan Kekuatan otot tungkai

terhadap peningkatan prestasi

lompat jauh

40.3787

78.5447

98.9703

4,11

4,11

4,11

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya pengaruh

interaksi antara latihan Plaiometrik dan Kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan

prestasi lompat jauh, selanjutnya dilakukan analisis lanjut dengan menggunakan

Page 136: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

software MINITAB (Siswandari, 2009 : 210-212). untuk mengetahui sejauh mana

perbedaan interaksi masing-masing kelompok perlakuan.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perbedaan pengaruh antara latihan Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump

terhadap peningkatan prestasi lompat jauh

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan

pengaruh yang nyata antara kelompok atlet yang di latih dengan latihan Hurdle

Hopping dan kelompok atlet yang mendapatkan pelatihan dengan latihan Squat

Thrust Jump terhadap peningkatan Prestasi lompat jauh. Pada kelompok atlet

yang mendapat pelatihan dengan latihan Hurdle Hopping mempunyai

peningkatan Prestasi lompat Jauh yang lebih baik dibandingkan dengan

kelompok atlet yang mendapat pelatihan dengan latihan Squat Thrust Jump.

Latihan ini akan memberi pengaruh yang baik terhadap peningkatan

prestasi lompat jauh terutama pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai

tinggi daripada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah. Dengan

latihan yang terus menerus diharapkan akan dapat merangsang kemampuan otot

yang dibutuhkan untuk mencapai hasil prestasi lompat jauh yang maksimal.

Selain latihan Hurdle Hopping dalam penelitian ini juga diterapkan

latihan Squat Thrust Jump dimana latihan Squat Thrust Jump adalah Posisi

berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat ke

atas. Setelah meloncat, ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan

menyentuh lantai didepan tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang

Page 137: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kebelakang, kaki lurus, begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai,

sehingga posisi tubuh Push up. Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi

jongkok untuk mengambil awalan untuk loncat lagi atau ke posis mulai.. Dapat

dihitung sekali ketika satu loncatan. Jika tidak sesuai dengan prosedur tes, maka

tidak dihitung.

Latihan Squat Thrust Jump juga memberi pengaruh yang baik terhadap

peningkatan prestasi lompat jauh terutama pada atlet yang memiliki kekuatan

otot tungkai rendah dibanding atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi,

karena pada saat melakukan tolakan beban kaki tumpu lebih ringan

dibandingkan dengan latihan Hurdle Hopping, sehingga pada latihan ini bisa

dikatakan lebih mengutamakan repetisi/pengulangan latihan, bukan beban

tolakan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan latihan Hurdle

Hopping prestasi lompat jauh akan lebih dapat ditingkatkan dibandingkan

dengan latihan Squat Thrust Jump, hal ini dapat dilihat dari rerata yang

menunjukkan bahwa dengan latihan Hurdle Hopping (341.8) lebih baik

dibandingkan dengan Squat Thrust Jump (300.3).

2. Perbedaan pengaruh prestasi lompat jauh antara atlet yang memiliki

kekuatan otot tungkai tinggi dengan rendah

Selain latihan yang sangat penting dalam peningkatan prestasi lompat

jauh, selain itu juga sangatlah penting adanya kemampuan dasar beberapa

anggota badan untuk menghasilkan tingkat gerak yang tinggi. Dalam penelitian

ini peneliti memfokuskan kemampuan atlet pada kekuatan otot tungkai. Dalam

Page 138: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

kemampuan dasar tubuh kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan

seseorang dalam melaksanakan gerakan otot tungkai dengan kekuatan dan

kecepatan kearah vertikal setinggi-tingginya (Eksplosife).

Faktor penentu baik dan tidaknya kekuatan yang dimiliki seseorang

bergantung pada intensitas kontraksi otot dan kemampuan otot untuk

berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima

rangsangan serta produksi energi biokimia dalam otot sangat menentukan

kekuatan yang dihasilkan. Jika unsur-unsur seperti tersebut diatas dimiliki

seseorang, maka ia akan memiliki kekuatan yang baik. Namun sebaliknya jika

unsur-unsur tersebut tidak dimiliki maka kekuatan otot yang dihasilkan pun juga

tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas bahwa kekuatan otot tungkai sangatlah

penting dalam nomor lompat jauh yakni pada saat melakukan awalan lari

ataupun pada saat atlet melakukan tumpuan atau tolakan, apabila

tumpuan/tolakan dilakukan dengan cepat dan kuat sehingga untuk mencapai

nilai/angka yang tinggi sangat memungkin sekali. Atlet yang memiliki

Kekuatan otot tungkai tinggi, akan mampu melakukan awalan dengan baik dan

lompatan yang tinggi, dalam hal ini prestasi lompat jauh.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa atlet yang memiliki Kekuatan

otot tungkai tinggi akan mendapatkan hasil prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai yang rendah.

Hal ini dapat dilihat dari rerata yang menunjukkan bahwa kekuatan otot tungkai

Page 139: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

yang tinggi (350) lebih baik dibandingkan dengan kekuatan otot tungkai rendah

(292.1).

3. Pengaruh interaksi antara latihan dan Kekuatan otot tungkai terhadap

peningkatan prestasi lompat jauh.

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa

faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi

yang nyata antara faktor model latihan (A) dan faktor Kekuatan otot tungkai (B).

Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel berikut

ini:

Tabel 16 . Interaksi Antar Varibel A dan B Terhadap

Peningkatan Prestasi Lompat jauh

Faktor A = Latihan Plaiometrik

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 33.7 11.1 22.4 22.6

B2 13.9 19.4 16.7 -5.5

Rerata 23.8 15.3 19.6 8.6

B = Kekuatan

otot

tungkai

B1 – B2 19.8 -8.3 5.8

Page 140: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 23. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Prestasi Lompat jauh

Page 141: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Keterangan :

: A1 = Latihan Hurdle Hopping

: A2 = Latihan Squat Thrust Jump

: B1 = Kekuatan otot tungkai tinggi

: B2 = Kekuatan otot tungkai rendah

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan memiliki suatu titik

pertemuan atau persilangan. Antara latihan Plaiometrik dan Kekuatan otot tungkai

memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara

keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa latihan Plaiometrik dan Kekuatan

otot tungkai berpengaruh terhadap peningkatan nilai akhir prestasi lompat jauh.

Nilai akhir prestasi lompat jauh pada masing-masing sel dapat dibandingkan

sebagai berikut :

a. Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi mendapatkan latihan Hurdle

Hopping, memiliki rata-rata nilai akhir prestasi lompat jauh sebesar 341.8. Atlet

yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi mendapatkan latihan Squat Thrust

Jump memiliki rata-rata nilai akhir prestasi lompat jauh sebesar 350.

b. Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai rendah mendapatkan latihan Hurdle

Hopping memiliki rata-rata nilai akhir prestasi lompat jauh sebesar 300.1. Atlet

yang memiliki Kekuatan otot tungkai rendah mendapatkan latihan Squat Thrust

Jump memiliki rata-rata nilai akhir prestasi lompat jauh sebesar 292.1

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, Atlet yang memiliki Kekuatan otot

tungkai tinggi lebih cocok jika diberikan pelatihan dengan latihan Hurdle Hopping.

Page 142: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Atlet dengan Kekuatan otot tungkai rendah lebih cocok jika diberikan pelatihan

dengan latihan Squat Thrust Jump

Page 143: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas serta dengan

adanya keterbatasan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Hurdle Hopping dan

Squat Thrust Jump terhadap prestasi lompat jauh.

2. Ada perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh yang signifikan antara

kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah..

3. Ada pengaruh interaksi antara latihan Plaiometrik dengan kekuatan otot

tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.

a. Latihan Hurdle Hopping lebih efektif apabila diterapkan pada atlet yang

memiliki kekuatan otot tungkai tinggi.

b. Latihan Squat Thrust Jump lebih efektif apabila diterapkan pada atlet yang

memiliki kekuatan otot tungkai rendah.

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya dalam upaya

meningkatkan prestasi lompat jauh, sebagai berikut:

Page 144: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Latihan Hurdle Hopping dan latihan Squat Thrust Jump dapat digunakan

untuk meningkatkan secara keseluruhan prestasi lompat jauh .Dari hasil temuan

tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan prestasi cabang atletik

khususnya nomor lompat jauh, oleh karena itu pelatih, Pembina serta top

organisasi dapat menerapkan hasil temuan ini dalam program latihan untuk

meningkatkan prestasi lompat jauh.

Kekuatan otot tungkai tinggi dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi lompat jauh. Dengan penerapan latihan plaiometrik yang terbukti dapat

meningkatkan prestasi lompat jauh, tentunya masih ada faktor pendukung yang

lainnya yaitu kekuatan otot tungkai. Pada peningkatan prestasi lompat jauh

dengan latihan Hurdle Hopping lebih efektif diterapkan pada atlet lompat jauh.

Prestasi lompat jauh pada latihan Squat Thrust Jump memiliki perubahan

karakter yang berbeda pada atlet dibandingkan dengan latihan Hurdle Hopping.

Mengetahui bahwa latihan Hurdle Hopping lebih memberikan efek pada

peningkatan kekuatan pada lompatan dengan tipe adaptasi otot yang tinggi, maka

latihan ini perlu disesuaikan dengan program latihan pada periode latihan tertentu.

Didalam memilih model latihan khususnya latihan Plaiometrik yang akan

dilakukan terhadap atletnya, pembina/pelatih harus mengetahui karakteristik dari

model latihan yang akan dipilihnya sekaligus harus mengetahui dan

memperhatikan karakteristik dan kondisi fisik dari atletnya. Faktor lain yaitu

pelatih harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai efek mekanis

terhadap komponen dasar kinematika lompatan / tolakan khususnya pada atlet

lompat jauh.

Page 145: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping dan latihan Squat Thrust Jump dapat

diterapkan pada berbagai Cabang Olahraga. Pemilihan latihan baik latihan Hurdle

Hopping maupun latihan Squat Thrust Jump harus disesuaikan dengan tujuan,

karena tiap-tiap model latihan tersebut memiliki efek mekanika yang berbeda

pada Setiap atlet. Sehubungan dengan komponen dasar kinematika kekuatan otot

tungkai, dari hasil penelitian ini penerapan latihan Hurdle Hopping pada atlet

yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih efektif dibandingkan dengan

penerapan latihan Squat Thrust Jump. Sedangkan atlet yang memiliki kekuatan

otot tungkai rendah dengan penerapan latihan Squat Thrust Jump lebih efektif

dalam peningkatan prestasi lompat jauh dibandingkan dengan penerapan latihan

Hurdle Hopping. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pembina/pelatih pada saat

melakukan latihan Squat Thrust Jump seperti halnya pada latihan Hurdle

Hopping.

Secara praktis temuan ini dapat dijadikan salah satu indikator dalam

penyusunan program latihan yang dibuat oleh pelatih, guru, pembina dan para

praktisi olahraga untuk menemukan dosis yang tepat berdasarkan kondisi siswa

serta karakteristik siswa maupun atlet dalam melaksanakan latihan.

C. Saran

Dalam upaya keikutsertaan meningkatkan kualitas dan prestasi atlet dari

cabang olahraga lompat jauh, juga berdasarkan hasil penelitian ini yang tertulis

dalam kesimpulan dan implikasi secara menyeluruh, maka kepada Pembina atau

Page 146: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

pelatih olahraga khususnya atletik nomor lompat jauh, dapat diajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan pembina/pelatih pada saat melakukan latihan

Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump:

a. Membuat program latihan berdasarkan prinsip-prinsip latihan, tujuan

latihan dan cocok dengan metode latihan plaiometrik, yang selanjutnya

dilaksanakan sesuai dengan sistematika latihan.

b. Sebelum latihan dilaksanakan, jelaskan gerakan latihan Hurdle

Hopping dan Squat Thrust Jump yang benar terlebih dahulu agar atlet

melakukan latihan dengan gerakan yang benar sehingga hasil latihan

bisa tercapai dengan maksimal.

c. Sebelum melakukan latihan inti, sebaiknya terlebih dahulu melakukan

pelatihan peregangan (Streaching) dan latihan pemanasan (Warning-

Up) dengan intensitas yang cukup ( sesuai berat ringannya latihan inti

), hal ini untuk mempersiapkan kondisi fisik atlet sehingga terhindar

dari cedera pada saat melakukan latihan inti.

d. Lakukan latihan inti, dalam hal ini latihan Hurdle Hopping dan Squat

Thrust Jump yang sesuai dengan program latihan.

e. Lanjutkan dengan Aktivitas formal (Formal Activity), tahap ini adalah

bentuk latihan yang sesuai dengan cabang olahraga yang sedang

dilatihkan khususnya lompat jauh dengan atlet yang mempunyai

kekuatan otot tungkai tinggi.

Page 147: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK DAN …/Perbedaan... · Plaiometrik Hurdle Hopping dan Squat Thrust Jump pada Siswa Putra Kelas XI SMAN 3 Kota Madiun)” yang merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

f. Kemudian lakukan penenangan (cooling down ) yang dilanjutkan

dengan pengarahan dan koreksi dari latihan yang telah dilaksanakan.

g. Pantau hasil latihan masing-masing dengan melakukan tes lompat

jauh.

h. Lanjutkan latihan sesuai dengan program latihan yang telah ditetapkan

dan terus dipantau sesuai dengan interval waktu yang telah

direncanakan.

2. Latihan Plaiometrik Hurdle Hopping lebih baik diterapkan untuk atlet yang

memiliki kekuatan otot tungkai tinggi sedangkan latihan Squat Thrust Jump

lebih cocok diterapkan pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah

terutama untuk nomor atletik lompat jauh gaya menggantung.

3. Peneliti menganjurkan Kepada teman-teman MGMP Pendidikan Jasmani dan

Olahraga agar di setiap latihan plaiometrik untuk selalu memperhatikan

gerakan yang benar sesuai dengan karakteristik atlet karena masing-masing

latihan memiliki kekurangan dan kelebihan.

4. Peneliti sangat menganjurkan sekali kepada ilmuwan olahraga lainnya agar

penelitian ini dilanjutkan dengan melibatkan komponen dasar gerakan pada

lompat jauh dan melibatkan lebih banyak sampel dan jenis kelamin yang

berbeda.