pengaruh metode demonstrasi untuk...

112
PENGARUH METODE DEMONSTRASI UNTUK MENNGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA (Eksperimen di Kelas V MI Al-Musthofa Sempur) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh AISYAH NIM. 809018300236 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: vandat

Post on 06-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH METODE DEMONSTRASI

    UNTUK MENNGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

    PADA MATERI PEMBIASAN CAHAYA

    (Eksperimen di Kelas V MI Al-Musthofa Sempur)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

    Oleh

    AISYAH

    NIM. 809018300236

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • ABSTRAK

    AISYAH. 2013. Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil

    Belajar IPA Siswa Pada Materi Pembiasan Cahaya. Skripsi, Program Studi

    Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode

    System, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Musthofa Sempur Kabupaten

    Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil

    belajar IPA siswa melalui metode Demonstrasi. Subyek penelitian ini adalah

    siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 20 orang. Metode yang

    digunakan pada penelitian ini adalah metode Demontrasi dan Demontrasi pre

    eksperimen.

    Dari hasil data yang telah peneliti lakukan selama penelitian, membuktikan

    bahwa pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA siswa pada

    materi Pembiasan Cahaya di kelas V MI Al-Musthofa Sempur meningkat dan

    sangat baik. Karena nilai rata-rata yang diraih siswa telah melebihi nilai KKM

    yang telah ditentukan yaitu 70. Ketuntasan belajar klasikal yang diraih siswa pada

    penelitian ini yaitu 90%. Artinya, bahwa ketuntasan belajar klasikal telah melebihi

    target yang telah ditentukan yaitu 80%.

    Kata kunci: Metode Demostrasi, Hasil Belajar, Pembiasan Cahaya.

    i

  • KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrahmaanirrahim

    Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang penguasa alam

    semesta, yang telah memberikan kehidupan yang penuh rahmat, hidayah dan

    karunia tak terhingga kepada seluruh makhluk-Nya secara umum, dan secara

    khusus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan Nabi

    Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan bagi umatnya dengan

    secercah kemuliaan dan kasih sayang serta ilmu pengetahuan yang tiada ternilai

    untuk menjalani kehidupan yang lebih berkah.

    Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih yang

    tiada terhingga kepada pihak-pihak yang telah berperan demi terwujudnya

    penulisan skripsi ini. Khususnya kepada:

    1. Ibu Nurlena Rifai, MA., Ph.D, Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Ibu Baiq Hana Susanti, S. PI., M. Sc selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

    bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi

    ini dapat diselesaikan.

    3. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di

    Jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) yang telah

    memberikan bantuan dan dukunganya.

    4. Bapak Apipudin, S. Ag., M. Pd. I selaku Kepala Sekolah MI Al-Musthofa

    Sempur Kabupaten Sukabumi.

    5. Keluarga besar MI Al-Musthofa Sempur Kabupaten Sukabumi yang telah

    banyak membantu.

    6. Teruntuk kedua orangtua tercinta selalu mencurahkan cinta, kasih sayang,

    doa, motivasi yang luar biasa dan dukungan baik moril maupun materil

    kepada penulis, terima kasih atas kesabarannya. Hanya Allah yang dapat

    membalas semuanya.

    ii

  • 7. Kepada suami tercinta yang telah memberikan seluruh kepercayaan penuh

    dalam proses penyusunan skripsi ini. Bantuan materil dan moril yang

    selalu diberikan dengan ikhlas semoga menjadikannya Imam yang

    senantiasa selalu membimbing keluarga penulis.

    8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda

    kepada semuanya dan Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi

    penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

    Jakarta, Januari 2014

    Penulis

    Aisyah

    iii

  • DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN .

    ABSTRAK .... i

    KATA PENGANTAR ..... ii

    DAFTAR ISI .... iv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    B. Identifikasi Masalah ...

    C. Pembatasan Masalah ..

    D. Perumusan Masalah ...

    E. Tujuan Penelitian ...

    F. Manfaat Penelitian .

    1

    1

    5

    6

    6

    6

    7

    BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

    PENGAJUAN HIPOTESIS ....

    A. Deskripsi Teoritis ...

    1. Metode Demonstrasi

    a. Pengertian Metode Demonstrasi

    b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi .

    c. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi ...

    2. Hasil Belajar .....

    3. Cahaya dan Pembiasan Cahaya ...

    a. Pengertian Cahaya .

    b. Sifat-sifat Cahaya ..

    c. Warna Cahaya

    d. Pembiasan ..

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ...

    C. Kerangka Berpikir ..

    D. Hipotesis ................

    8

    8

    8

    8

    10

    12

    21

    28

    28

    29

    30

    31

    34

    35

    36

    iv

  • BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    B. Metode dan Desain Penelitian

    C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

    D. Teknik Pengumpulan Data .

    E. Kalibrasi Instrumen

    F. Teknik Analisis Data .

    37

    37

    37

    38

    39

    40

    43

    BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................

    A. Deskripsi Data ..

    B. Analisis Data ..

    C. Pembahasan

    45

    45

    54

    57

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .

    A. Kesimpulan

    B. Saran ..

    60

    60

    60

    DAFTAR PUSTAKA ..

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ..

    -

    -

    v

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Desain Penelitian 30

    Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretes Pertemuan I . 39

    Tabel 4.2 Daftar Nilai Postes Pertemuan I . 40

    Tabel 4.3 Distribusi Skor Tes Pretes . 44

    Tabel 4.4 Distribusi Skor Tes Postes 45

    Tabel 4.5 Uji Normalis Pretes. 49

    Tabel 4.6 Uji normalis Pretes ..... 50

    Tabel 4.7 Uji Normalis Pretes dan Postes 51

    Tabel 4.8 Uji Homogeitas pretes dan postes. 52

    Tabel 4.9 Uji Hipotesis. 53

    Tabel 4.10 NIlai Pretes dan Postes siswa Kelas V MI Al Musthofa

    Sempur

    54

    vi

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus 21

    Gambar 2.2 Sinar Bias ... 24

    Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penggunaan Metode Demonstrasi ... 27

    vii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 69

    Lampiran 2 Materi Pelajaran ... 74

    Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa . 75

    Lampiran 4 Lembar Soal Pretes .. 76

    Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Pretes .. 79

    Lampiran 6 Lembar Soal Postes .. 80

    Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Postes .. 83

    Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .. 84

    Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 85

    Lampiran 10 Cahaya Pada Cermin 86

    Lampiran 11 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 90

    Lampiran 12 Rumus Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

    Lampiran 13 Rumus Tes Hasil Belajar . 93

    Lampiran 14 Rumus N-Gain . 93

    Lampiran 15 Tahap dalam Penelitian 93

    Lampiran 16 Daftar Nilai Pretes PertemuanI 94

    Lampiran 17 Daftar Nilai postes pertemuan I 96

    Lampiran 18 Nilai Pretes Siswa Kelas V MI Al Musthofa

    Sempur

    97

    Lampiran 19 Nilai Pretes dan Postes Siswa Kelas V MI Al-Musthofa

    Sempur .

    99

    viii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya

    manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan

    peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan

    mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru

    sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas dari

    kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar

    mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan

    hasil yang maksimal dengan meminimalisir kendala yang ada dengan

    memaksimalkan keunggulan dari keduanya.

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

    negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Negara berkembang

    selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat

    melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Pendidikan

    merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mempersiapkan sekolah

    generasi di masa depan, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan

    kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum,

    meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

    ke tingkat yang lebih tinggi. tugas yang diemban seorang pendidikan

    semakin berat, karena guru harus mengembangkan potensi dirinya disisi

    lain harus memberikan pendidikan pada siswanya dan masih ditambah

    tugas administrasi lainnya. Jika seorang guru atau pendidik tidak berhasil

    mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju,

    sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi

    peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan

    berkualitas.1

    1 Undang-undang Republik Indonesia, Sistem Pendidikan Nasional No. 20, (Jakarta: BP.

    Panca Usaha 2003), Cet.1, h. 7.

    1

  • 2

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan mencari tahu tentang

    alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

    pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

    tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan

    menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

    sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

    langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

    alam sekitar secara ilmiah.

    Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

    tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan

    siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

    ditetapkan. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran

    yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk

    memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar

    bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat,

    potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang

    dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan

    pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas

    itu merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang

    sama tentunya kita perlu mencari solusi dadan strategi yang tepat, sehingga

    harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat

    tercapai.

    IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

    manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran

    IPA di tingkat SD/MI menekan pada pemberian pengalaman belajar untuk

    merancang atau membuat suatu karya melalui penerapan suatu karya, melalui

    penerapan konsep IPA dan kompetensi kerja ilmiah secara bijaksana.

    Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa

    sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-

  • 3

    masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak

    sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah

    siswa yang lebih banyak berperan (kreatif). Untuk mencapai tujuan ini peranan

    guru sangat menentukan. Peran guru adalah: Sebagai sumber belajar, fasilitator,

    pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator. Sebagai motivator guru

    harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses

    pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan

    aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti metode

    pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran

    yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, metode pembelajaran ini

    membuat siswa jenuh dan tidak kreatif2.

    Metode yang sering digunakan oleh peneliti selama pembelajaran

    khususnya mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mustofa Sempur yaitu

    metode ceramah. Akibat seringnya menggunakan metode tersebut, maka keaktifan

    siswa selama belajar tidak muncul sama sekali. Hal itu terjadi karena selama

    pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk, mendengarkan dan menulis apa

    yang disampaikan guru saja. Suasana belajar menjadi monoton, sehingga timbul

    kebosanan dari diri siswa dan dapat mengakibatkan siswa tidak bersemangat

    dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, akibat dari penggunaan metode

    tersebut guru lebih mendominasi pembelajaran sehingga siswa enggan untuk

    bertanya. Maka, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut dapat berpengaruh

    terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.

    Hasil dari observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan

    bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas siswa jarang sekali mengajukan

    pertanyaan apalagi saran. Dikarenakan aktivitas siswa yang rendah seperti itu,

    maka akibatnya hasil belajar siswapun menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari

    nilai rata-rata IPA siswa pada Ujian Semester Ganjil Tahun pelajaran 2012/2013

    hanya mencapai 57, sedangkan nilai KKM mata pelajaran IPA yaitu 70. Itu

    2 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama republik Indonesia,

    2009), h. 121, Cet. 1.

  • 4

    artinya bahwa hasil belajar IPA siswa masih dibawah nilai KKM yang telah

    ditentukan di MI Al-Musthofa.

    Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara

    lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Guru sering

    memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa

    tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.

    Permasalahan yang timbul karena ketidaktepatan penggunaan metode

    dalam pembelajaran, senantiasa memberikan arahan bagi peneliti dalam

    melakukan penelitian yaitu dengan mengubah kebiasaan yang sering dilakukan

    guru dalam memilih metode yang tepat. Maka, dalam penelitian ini peneliti akan

    memilih salah satu metode yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi.

    Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara

    memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,

    baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan

    dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.3

    Metode demonstrasi adalah cara menyampaikan materi pembelajaran

    dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau meminta orang lain untuk

    memperagakannya. Metode demonstrasi berguna untuk menunjukkan

    keterampilan tertentu, memudahkan penjelasan, menghindari verbalisme (banyak

    omong padahal tidak perlu) dan melatih keteranpilan.4

    Bagi siswa SD/MI penerapan metode demonstrasi sangat penting, karena

    dapat meningkatkan kualitas intelektual peserta didik baik dari aspek kognitif,

    afektif dan psikomotorik. Selain itu penggunaan metode demonstrasi diharapkan

    dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa dan mampu meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    3 Muchlisin Riadi, Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran, Kajian Pustaka,

    http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar-html, diakses pada

    tanggal 02 November 2013, 19.45 WIB, h. 1. 4 Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

    Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet. 1, h. 14.

    http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar-html

  • 5

    Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi didalam proses

    pembelajaran IPA yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan metode

    pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas.

    Penerapan metode demonstrasi merupakan salah satu upaya yang

    dilakukan pendidik dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran IPA di kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    Penerapan metode demonstrasi dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

    belajar pada siswa kelas V MI Al-Musthofa Sempur pada pembelajaran IPA juga

    diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar

    mengajar. Untuk mencapai nilai yang diharapkan sesuai kriteria ketuntasan

    minimal (KKM) yang ditentukan.

    Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka peneliti perlu melakukan

    suatu penelitian tindakan sebagaimana proposal skripsi yang diajukan dengan

    judul Pengaruh Metode demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

    Siswa Pada Materi Pembiasan Cahaya

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasar pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

    maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang menjadi fokus dalam

    penelitian, yaitu:

    1. Siswa merasakan pembelajaran yang masih monoton dan menjenuhkan,

    karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan

    materi pelajaran sehingga siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses

    pembelajaran.

    2. Metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi pelajaran, keadaan

    siswa, juga kemampuan daya pikir siswa.

    3. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V pada tahun 2012/2013 pada

    materi pembiasan cahaya masih di bawah KKM yang telah ditentukan oleh

    sekolah.

  • 6

    C. Pembatasan masalah

    Berdasarkan identifikasi area dan fokus penelitian yang telah di paparkan

    di atas, maka dalam hal ini peneliti membatasi masalah yang dijadikan sebagai

    fokus dalam penelitian yaitu, sebagai berikut:

    1. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode demonstrasi pada

    mata pelajaran IPA di kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    2. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    3. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar kognitif C1 (hapalan), C2

    (pemahaman) dan C3 (penerapan).

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan Identififasi masalah dan Fokus penelitian maka dapat

    dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui penerapan Metode demonstrasi

    dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa pada materi Pembiasan Cahaya di

    Kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasar pada perumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan

    maka penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui bagaimana penerapan metode Demostrasi pada mata pelajaran

    IPA siswa Kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    2. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan

    metode Demostrasi pada mata pelajaran IPA siswa Kelas V MI Al-

    Musthofa Sempur.

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini terbagi menjadi dua

    bagian, yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis.

    1. Manfaat Secara Teoritis

    Memberikan wawasan dan masukan dalam pengembangan ilmu

    pengetahuan dibidang pendidikan dan ilmu pengetahuan lain yang terkait.

  • 7

    2. Manfaat Secara Praktis

    a. Bagi Siswa

    1) Dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas, efektifitas siswa dalam

    mengikuti mata pelajaran IPA.

    2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

    b. Bagi Guru

    1) Memberi wawasan bagi seorang guru mengenai pentingnya

    penerapan metode-metode dalam menyampaikan materi pelajaran

    pada mata pelajaran IPA.

    2) Dapat menemukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa

    khususnya mata pelajaran IPA.

    c. Bagi Sekolah

    Akan mendapatkan informasi dalam peningkatan kualitas pendidikan

    khususnya pada mata pelajaran IPA.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

    DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A. Deskripsi Teoritis

    1. Metode Demonstrasi

    a. Pengertian Metode Demonstrasi

    Metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai

    suatu tujuan. Adapun manfaat dari penggunaan metode dalam proses belajar

    mengajar adalah sebagai alat untuk mempermudah seorang guru dalam

    menyampaikan materi pelajaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa

    dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru selain itu juga dapat

    berfungsi sebagai suatu alat evaluasi pembelajaran.

    Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

    dari kata metha yang berarti melalui, hodos yang berarti jalan atau cara, dan

    kata logos yang berarti pengetahuan.5 Dengan demikian definisi metode adalah

    suatu jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

    Pada dasarnya istilah metode telah tercakup dalam pengertian metodologi

    yaitu sebagai bagian dari kumpulan dari metode-metode didalam pengajaran.

    Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan sasaran

    interaksi antara guru dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

    Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode

    mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan juga sifat materi pengajaran, serta

    kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Guru

    hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama

    yang banyak melibatkan siswa secara aktif.

    Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

    sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dapat pula

    didefinisikan sebagai sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar

    5 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

    (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 136.

    8

  • 9

    yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis

    agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara

    efektif dan efisien.6

    Metode demonstrasi adalah cara mengumpulkan materi pembelajaran

    dengan perayaan, baik diakukan oleh dirinya atau meminta orang lain untuk

    memperagakannya. Metode demonstrasi berguna untuk memantapkan

    pengetahuan siswa, mengaktifkan siswa dalam belajar mandiri, membuat anak

    rajin melakukan latihan.7

    Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

    barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung

    maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

    bahasan atau materi yang sedang sajikan.8

    Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas,

    jangan sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa

    secara menyeluruh.9

    Beberapa karakteristik metode mengajar dan hasil belajar siswa. Metode

    demonstrasi dapat menunjukkan objek yang sebenarnya, proses peniruan, alat

    bantu yang digunakan, memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan

    seluruh siswa aktif, guru dan siswa dapat melakukannya.

    Metode demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran, dalam

    pelaksanaan demintrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat

    memperhatikan (mengamati) terhadap obyek yang akan didemonstrasikan, selama

    proses demonstrasi tersebut.

    Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

    peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar

    dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan. Metode

    demonstrasi lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang

    6 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h. 3.

    7Abdul Majid, op.cit, h. 135-156.

    8 Lukman Zain, op.cit, h. 14

    9 Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

    Islam Departemen Agama, 2007), Cet.1, h. 162.

  • 10

    merupakan suatu gerakan-gerakan. Suatu proses maupun hal-hal yang bersifat

    rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan

    kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta

    dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

    Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk

    memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara

    pencapaiannya dan kemudahan unt dipahami oleh siswa dalam pengajaran

    dikelas.

    Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa dapat

    lebih dipusatkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari,

    pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri

    siswa.10

    Metode demonstrasi ialah metode metode mengajar dengan menggunakan

    peragaan yang memperjelas suatu pengertian atau untuk memperhatikan

    bagaimana berjalannya suatu proses pembentukkan tertentu pada siswa.

    Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan

    oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode demonstrasi cukup baik apabila

    digunakan dalam pembelajaran IPA.

    b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

    Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan

    dalam penggunaannya.

    1) Kelebihan Metode Demonstrasi

    Adapun kelebihan dari metode demonstrasi yaitu:

    a) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh

    guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti, disamping

    itu perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses

    pembelajaran mengajar dan tidak kepada yang lainnya.

    10

    Muchlisin Riadi, Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran,

    http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar.html#.UmJxolOYljU,

    diakses pada bulan tanggal 02 Mei 2013, 19:33 WIB.

    http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar.html#.UmJxolOYljU

  • 11

    b) Dapat membmbing siswa ke arah berfikir yang sama dalam satu pikiran

    yang sama.

    c) Ekonomis dalam jam pelajaran dan ekonomis dalam waktu yang panjang

    dapat diperlihatkan melalui Demonstrasi dengan waktu yang pendek.

    d) Dapat mengurangi kesedihan kesalahan bila dibandingkan dengan hanya

    membaca atau mendengarkan karena murid mendapat gambar yang jelas

    dari hasil pengamatan.

    e) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan

    keterangan-keterangan yang banyak. Beberapa persoalan yang

    menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat di perjelas waktu

    Demonstrasi.

    Dan adapun sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru

    harus terlebih dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, barulah

    diikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.

    Selain itu yang menjadi kelebihan dari metode demonstrasi, yaitu:

    a) Siswa dapat memahami sesuai objek sebenarnya.

    b) Siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu.

    c) Siswa dibiasakan untuk kerja secara sstematis.

    d) Siswa dapat mengamati sesuatu secara proses.

    e) Siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau rutan objek.

    f) Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek.

    2) Kekurangan Metode Demonstrasi

    Adapun yang menjadi kekurangan dari metode demonstrasi, yaitu:

    a) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau

    mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan

    terkadang terjadi perubahan tidak terkontrol.

    b) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang

    didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya

    alat terlalu kecil atau penjelasan tidak jelas.

  • 12

    c) Demonstrasi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa

    sediri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai

    pengalaman yang berharga.

    d) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena sebab alat-alat

    yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh

    dari kelas.

    e) Hendaknya dilakukan dalam hal- hal yang bersifat praktis.

    f) Sebagai pendahuluan, berikan pengertian dan landasan teori dari apa yang

    akan didemonstrasikan.11

    c. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi

    Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

    1) Perencanaan

    a) Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang

    diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

    b) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar

    dipergunakan dan apakah dia merupakan metode yang paling efektif

    untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.

    c) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan

    mudah dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan

    Demonstrasi tidak gagal.

    d) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan Demonstrasi dengan

    jelas.

    e) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan

    sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu

    supaya tidak gagal pada waktunya.

    f) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan apakah tersedia waktu yang

    memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan

    dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.

    11

    Ibid.

  • 13

    g) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang perlu diperhatikan

    keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa. Alat-

    alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa

    dapat melihat dengan jelas telah diserahkan kepada siswa untuk

    membuat catatan-catatan seperlunya. Menetapkan rencana untuk

    menilai kemajuan siswa sering perlu diadakan diskusi sesudah

    demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.

    2) Pelaksanaan

    Hal-hal yang mesti dilakukan adalah memeriksa hal-hal tersebut diatas

    untuk kesekian kalinya melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian

    siswa mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar

    mencapai sasaran memperhatikan keadaan siswa, apakah semua mengikuti

    demonstrasi dengan baik, memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan

    menghindari ketegangan.

    3) Evaluasi

    Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti

    membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lanjutan baik

    disekolah maupun dirumah.12

    Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi akan lebih efektif

    digunakan apabila guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1) Hal-hal yang dapat dicapai oleh siswa sebaiknya dirumuskan terlebih

    dahulu.

    2) Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara

    teratur sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.

    3) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai.

    4) Usahakan dalam melakukan Demonstrasi tersebut sesuai dengan

    kenyataan sebenarnya.

    12

    Indra Munawar, Psikologi Belajar dan Pembelajaran,

    www.Infogue.com./view/2009/06/13 hasil belajar /puri http./indra munawar.blogspot.com, diakses

    pada tanggal 02 Mei 2013, 19:39 WIB.

  • 14

    Metode Demonstrasi dan Eksperimen

    Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan muriduntuk

    melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.Sedangkan menurut

    Zakiyah Daradjat tidak memberikan pengertian jelas, ia hanya mengatakan bahwa

    Metode Eksperimen adalah metode percobaan yang biasanya di lakuka dalam

    mata pelajaran tertentu.Sedangkan menurut Departeman Agama memberi definisi

    bahwa Metode Eksperimen adalah peraktek pengajaran yan melibatkan anak didik

    pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahanmasalah atau topik seperti:

    shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lain-lainnya.

    Adapun target Metode Eksperimen adalah:

    1. Murid dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang

    berlaku

    2. Diharapkan dengan metode ini murit dapat kepuasan dari hasil belajarnya

    Langkah-langkah metode eksperimen

    Menerangkan Metode Eksperimen

    Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di

    angkat

    Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja

    yang harus dicatatdan variebel-variebel apa yang harus di control

    Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan,

    memproses kegiatan, danmengadakan tes untuk menguji pemahaman

    murit

    Sanjaya, Sumantri dan Permana mengemukakan bahwa demonstrasi

    adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

    mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda

    tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

    dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar

    lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

    Metode Demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau

    prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses

  • 15

    menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau

    untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu.

    Tujuan :

    (1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh

    siswa

    (2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.

    (3) Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara

    bersama-sama.

    Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi

    1) Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkrit

    melalui penjelasan atau diskusi.

    2) Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan

    peragaan berupa demonstrasi.

    3) Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi

    lemah dalam auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.

    4) Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.

    5) Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam

    fase operasional konkrit.

    Kelebihan Metode Demonstrasi

    1) Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak terjadi

    verbalisme.

    2) Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang

    didemontrasikan itu.

    3) Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya

    mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

    4) Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya

    sendiri.

    5) Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain.

    Kekurangan Metode Demonstrasi

  • 16

    1) Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik.

    2) Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi

    yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu.

    3) Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan

    metode ceramah dan tanya jawab.

    4) Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang

    matang.

    Cara Mengatasi Keterbatasan Metode Demonstrasi

    1) Guru harus terampil melakukan demonstrasi.

    2) Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan

    untuk demonstrasi.

    3) Mengatur waktu sebaik mungkin.

    4) Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin.

    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi

    1) Kegiatan Persiapan

    Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa

    Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang

    telah dirumuskan.

    Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

    dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah

    disiapkan.

    Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan

    peralatan yang diperlukan.

  • 17

    2) Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi

    a) Kegiatan Pembukaan

    Aturlah tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat

    memperhatikan apa yang didemonstrasikan guru.

    Tanyakan pelajaran sebelumnya.

    Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di

    masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas.

    Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-

    tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti.

    b) Kegiatan Inti Pembelajaran

    Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan

    dipersiapkan oleh guru.

    Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari

    demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa mengikuti

    jalannya demonstrasi dengan sebaik- baiknya.

    Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan.

    Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti

    proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan bertanya dan

    komentar-komentar.

    c) Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran

    Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau

    langkah- langkah kegiatan demonstrasi.

    Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang

    belum dipahami.

  • 18

    Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi

    bersama tentang jalannya proses demonstrasi.

    Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas

    untuk mendalami materi yang baru diajarkan.

    Metode Eksperimen

    . Pengertian

    Sagala , Sumantri dan Permana menyatakan bahwa eksperimen

    adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis

    tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar

    laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah

    cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan

    percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis

    yang dipelajari.

    Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi

    kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti

    proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik

    kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan

    guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen

    itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.

    Tujuan

    1) Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang

    diperoleh.

    2) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan

    melaporkan percobaannya.

    3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik

    kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui

    percobaan.

    4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.

    Alasan Penggunaan Metode Eksperimen

    1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.

  • 19

    2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.

    3) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya

    sebelum ada bukti-bukti nyata.

    Kelebihan Metode Eksperimen

    1) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya

    sendiri daripada menurut cerita orang atau buku.

    2) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan

    melalui percobaan yang dilakukannya.

    3) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan

    berpikir ilmiah.

    4) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.

    5) Menghilangkan verbalisme.

    Kekurangan Metode Eksperimen

    Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta

    umumnya mahal

    . Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya

    memerlukan waktu lama.

    Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan

    kesimpulannya

    . Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.

    Cara Mengatasi Kelemahan Eksperimen

    Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai

    dengan eksperimen

  • 20

    Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen

    yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya,

    variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama

    eksperimen.

    Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa

    mengalami kesulitan.

    Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil

    eksperimennya, membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya,

    untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.

    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Eksperimen

    1) Kegiatan Persiapan

    2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan

    metode eksperimen.

    3) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui

    eksperimen.

    4) Menyiapkan alat, sarana, dan bahan yang diperlukan dalam

    eksperimen.

    5) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen,

    termasuk LKS.

    2) Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen

    a) Kegiatan Pembukaan

    Jika diperlukan, tanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu

    lalu (apersepsi).

    Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang ada

    kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

    Mengemukakan tujuan pemelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur

    eksperimen yang akan dilakukan.

  • 21

    b) Kegiatan Inti Pembelajaran

    Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai

    dalam eksperimen.

    Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang

    telah disiapkan guru.

    Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

    Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.

    c) Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran

    Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen.

    Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.

    Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi

    eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah

    menguasai diberi tugas untuk pendalaman.

    2. Hasil Belajar

    Belajar adalah satu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

    masyarakat lingkungan akademik seperti di lingkungann sekolah, pelajar, siswa

    dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai tugas untuk belajar. Karena kegiatan

    belajar merupakan kegiatan yang tak mungkin dapat dipisahkan dari mereka.

    Beberapa para ahli telah mengungkapkan arti dari belajar itu sendiri, salah

    satunya adalah seperti yang diungkapkan oleh Gagne bahwa belajar adalah suatu

    proses dimana satu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.13

    Sedangkan hasil dapat dikatakan kemampuan yang dimiliki soswa setelah

    menerima pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, bahwa hasil belajar tampak

    13

    Masitoh, op.cit, h. 3.

  • 22

    sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan

    diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.14

    Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat internal. Belajar

    merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi

    didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut James O.

    Whittaker: Learning may be defined as a process by wibh behavior organites or

    is altered through training or experience. 15

    Atau dapat dikatakan prosesnya

    yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh

    pengalaman baru.

    Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-

    perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. Faktor-faktor

    penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar ialah: kematangan,

    penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian, berpikir dan latihan.

    Para ahli mencoba membuat kategori jenis-jenis belajar yang dikenal

    dengan taksonomi belajar salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang disusun

    oleh Benyamin S. Bloom. Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga

    tingkatan, pertama, tujuan umum pendidikan yang menentukan perlu tidaknya

    suatu program diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, yang

    dimaksud berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku yang dimaksud

    dengan taksonomi. Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara

    operasional. Kaum behavioris berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan

    oleh Bloom dan kawan-kawan adalah bersifat mental.16

    Taksonomi ini merupakan

    kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasikan mutu tujuannya.

    Salah satu manfaat taksonomi adalah bahwa guru didorong untuk bertanya adakah

    dia menekankan segi tertentu atau tidak.

    Taksonomi Bloom terdiri dari tiga kategori yaitu yang dikenal sebagai

    domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Yang dimaksud

    14

    Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

    Bumi Aksara, 2009), h. 155. 15

    H. M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

    Pedoman Ilmu Jaya, 2010), Cet. IV, h. 55. 16

    Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2002),

    h. 115.

  • 23

    dengan ranah-ranah ini oleh Bloom adalah perilaku-perilaku yang memang

    diniatkan untuk ditunjukkan oleh peserta didik atau pelajar dalam cara-cara

    tertentu, misalnya bagaimana mereka berpikir (kognitif), bagaimana mereka

    bersikap dan mereka merasakan sesuatu (afektif), dan bagaimana mereka berbuat

    (psikomotorik).17

    Dalam mengukur kemampuan seorang siswa maka para guru

    harus memperhatikan ketiga ranah tersebut.

    Ranah kognitif memiliki enam taraf mulai pengetahuan sampai evaluasi.

    1) Menghapal mencakup ingatan dan pengenalan,

    2) Pemahaman mencakup interpretasi, pemberian contoh, klasifikasi,

    meringkas, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan,

    3) Aplikasi mencakup melakukan, implementasi,

    4) Analisis mencakup membedakan, mengorganisasikan dan memberikan

    atribut,

    5) Mengevaluasi mencakup pengecekan, memberi kritik,

    6) Mencipta mencakup membangkitkan, merencanakan, memproduksi.

    Ranah afektif18

    dibagi menjadi lima taraf, yaitu:

    1) Memperhatikan, taraf ini mengenai kepekaan siswa terhadap fenomena-

    fenomena dan perangsang-perangsang tertentu, yaitu menyangkut

    kesediaan siswa untuk memperhatikannya.

    2) Merespon, Pada taraf ini siswa memiliki motivasi yang cukup untuk

    merespon.

    3) Menghayati nilai, siswa sudah menghayati nilai tertentu.

    4) Mengorganisasikan, siswa menghadapi situasi yang mengandung lebih

    dari satu nilai.

    5) Memperhatikan nilai atau seperangkat nilai, siswa sudah dapat

    digolongkan sebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai

    tertentu.

    Ranah Psikomotorik, meliputi hal-hal:

    17

    Ibid, h. 117. 18

    Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),

    h. 13.

  • 24

    1) Persepsi, langkahnya melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah

    menyadari objek, sifat atau hubungan-hubungan melalui indera,

    2) Persiapan, kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau bereaksi

    terhadap suatu kejadian menurut

    3) Respon terbimbing, pada tahap ini penekanan pada kemampuan-

    kemampuan yang merupakan bagian dari keterampilan yang lebih

    kompleks.

    4) Respons mekanis, siswa sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit

    banyak terampil melakukan suatu perbuatan,

    5) Respons kompleks, taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris

    yang dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah

    kompleks.

    Dalam kehidupan sehari-hari tak ada seseorang berbuat tanpa melibatkan

    pikiran dan perasaan walaupun kecil porsinya. Setiap orang merespon dalam

    berbagai bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh. Kategori jenis belajar ini

    disusun untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang mereka

    lakukan.

    Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara

    operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek

    kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian

    kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap:19

    1) Hasil Belajar Penguasaan Materi Akademik (Kognitif)

    Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

    prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti

    mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan

    mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam

    domain kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir,

    mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: Pengetahuan/ingatan

    19

    Diah Indah Puspita, PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG

    DIAJARKAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK Student Team Achievement

    Divisions (STAD) DAN TEKNIK Group Investigation (GI), Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah,

    (Jakarta: 2011), h. 18, tidak dipublikasikan.

  • 25

    (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (aplication), Analisis

    (analysis), Sintesis (synthesis) dan Evaluasi (evaluation).

    Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk.

    Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:

    a) Hafalan (C1)

    Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,

    prinsip dan prosedur yang telah dipelajarinya.

    b) Pemahaman (C2)

    Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi

    yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau grafik.

    c) Penerapan (C3)

    Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan

    prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi

    konkrit.

    d) Analisis (C4)

    Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang

    dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi

    serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.

    e) Sintesis (C5)

    Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan

    bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang

    terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen,

    menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan

    informasi lainnya.

    f) Evaluasi (C6)

    Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk

    mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan, berdasarkan

    kriteria tertentu yang ditetapkan.

    2) Hasil Belajar Yang Bersifat Proses Normatif (Afektif)

    Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang

    ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar proses berkaitan

  • 26

    dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan

    proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik

    dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran,

    kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru dan sebagainya. Ranah

    afektif dirinci menjadi lima jenjang, yakni: Perhatian, Tanggapan, Penilaian,

    Pengorganisasian, dan Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk

    menilai hasil belajar dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes,

    misalnya kuesioner dan observasi.

    3) Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)

    Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan keterampilan

    (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

    belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil

    belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku

    atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua

    ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan kedalam

    tujuh kategori yakni: Persepsi (perception), Kesiapan (set), Gerakan

    terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan

    kompleks (complex overt response), Penyesuaian pola gerakan (adaptation),

    Kreatifitas/keaslian (Creativity/origination).

    Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

    siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap

    dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

    pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari

    tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.20

    Perbedaan hasil belajar di kalangan para siswa disebabkan oleh dua faktor

    yakni faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya dan

    faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Disamping faktor

    kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,

    20

    Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

    Bumi Aksara, 2001), h. 155.

  • 27

    minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

    faktor fisik dan psikis.

    Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar dikalangan siswa

    disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor kematangan akibat dari

    kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap,

    danbakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.21

    Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta

    didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai

    dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

    1) Sasaran Penilaian

    Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

    yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

    Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut

    sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan demikian

    dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik

    dan mana yang belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan

    program pengajaran selanjutnya.

    2) Alat Penilaian

    Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan

    bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif. Penilaian

    hasil belajar sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh

    hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

    3) Prosedur Pelaksanaan Tes

    Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif.

    Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada

    akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk

    menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat.

    Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau

    pertengahan program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana

    yang belum dikuasai oleh peserta didik.

    21

    Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 183.

  • 28

    3. Cahaya dan Pembiasan Cahaya

    a. Pengertian Cahaya

    Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti telah mengenal cahaya, seperti

    cahaya matahari dan cahaya lampu. Cahaya penting dalam kehidupan, sebab tanpa

    adanya cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Jika bumi tidak mendapat cahaya

    dari Matahari, maka bumi akan gelap gulita dan dingin sehingga tidak mungkin

    ada kehidupan. Para ahli telah meneliti cahaya untuk mengetahui sifat-sifatdan

    karakteristik cahaya. Ada dua pendapat mengenai cahaya, yaitu cahaya dianggap

    sebagai gelombang dan cahaya dianggap sebagai partikel. Setiap pendapat ini

    mempunyai alasan masing-masing dan keduanya telah dibuktikan secara

    eksperimen.

    Cahaya adalah partikel-partikel kecil yang disebut korpuskel. Bila suatu

    sumber cahaya memancarkan cahaya maka partikel-partikel tersebut akan

    mengenai mata dan menimbulkan kesan akan benda tersebut.cahaya merupakan

    gelombang, karena sifat-sifat cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang bunyi.

    Perbedaan antara gelombang cahaya dan gelombang bunyi terletak pada panjang

    gelombang dan frekuensinya.sesungguhnya cahaya merupakan gelombang

    elektromagnetik karena kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan

    kecepatan cahaya, yaitu sebesar 3 108 m/s. Gelombang elektromagnetik tercipta

    dari perpaduan antara kuat medan listrik dan kuat medan magnet yang saling

    tegak lurus. Gelombang elektromagnetik juga termasuk gelombang transversal,

    yang ditunjukkan dengan peristiwa polarisasi.

    Berdasarkan penelitian-penelitian lebih lanjut, cahaya merupakan

    suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan

    seperti suatu partikel. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak

    memerlukan medium untuk merambat. Sehingga cahaya dapat merambattanpa

    memerlukan medium. Oleh karena itu, cahaya matahari dapat sampai ke bumi dan

    memberi kehidupan di dalamnya.Cahaya merambat dengan sangat cepat, yaitu

  • 29

    dengan kecepatan 3 108 m/s, artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat

    menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km.22

    b. Sifat-sifat Cahaya

    Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Karenanya cahaya

    memiliki sifat-sifat umum dari gelombang, antara lain:

    1) Dalam suatu medium homogen (contoh: udara), cahaya merambat lurus.

    Perambatan cahaya disebut juga sebagai sinar. Cahaya yang dipancarkan

    oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila medium yang

    dilaluinya homogen, maka cahaya merambat menurut garis lurus. Bukti

    cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang

    menembus masuk ke dalam ruangan yang gelap. Demikian pula dengan

    berkas lampu sorot pada malam hari. Berkas-berkas itu tampak sebagai

    batang putih yang lurus.

    Gambar 2.1

    Cahaya merambat lurus

    2) Pada bidang batas antara dua medium (contoh: bidang batas antara udara

    dan air), cahaya dapat mengalami pemantulan atau pembiasan.

    3) Jika melewati celah sempit, dapat mengalami lenturan.

    4) Dapat mengalami interferensi.

    5) Dapat mengalami polarisasi.

    4.

    22

    Baiq Hana Susanti dan Iwan Setiawan, Penentuan Percobaan Konsep Dasar IPA,

    (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2009), Cet. 1, h. 147.

    http://sciencearsippe.files.wordpress.com/2011/12/cahaya-merambat-lurus1.jp

  • 30

    Setiap benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber

    cahaya, contohnya: matahari, bintang, lampu, lilin, dan lain-lain. Sedangkan,

    benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.

    a. Warna Cahaya

    Pelangi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan

    ungu. Deretan warna itu dapat disingkat menjadi mejikuhibiniu. Ketujuh warna

    pelangi itu sebenarnya berasal dari satu warna., yaitu putih. Warna putih sering

    disebut. Polikromatis, poli berarti banyak, sedang kromatis berarti warna. Adapun

    ketujuh warna pelangi sering disebut monokromatis, mono berarti tunggal.

    Cahaya putih merupakan gabungan dari beberapa warna. Warna putih dari

    matahari terurai menjadi beberapa warna.

    Peruraian warna putih menjadi tujuh warna pelangi disebut dispersi.

    Dispersi dapat kita temukan pada saat terjadi pelangi. Ketika hujan reda, udara

    banyak mengandung titik-titik air. Jika cahaya matahari mengenai titik-titik air.

    Jika cahaya cahaya matahari mengenai titik-titik air itu. Akan terjadi gajala

    pembiasan. Pemantulan, dan dispersi titik-titik air. Pelangi baru akan terlihat jika

    matahari berada dibelakang dan titik-titik air. Didepan kita.

    Tiap warna penyusun cahaya matahari akan dibelokkan dengan dengan

    sudut yang berada ketika melewati medium yang berbeda kerapatannya. Peristiwa

    inilah yang menyebabkan terbentuk pelangi. Cahaya matahari merupakan

    campuran dari berbagai warna. Ketika melewati perbatasan medium air dengan

    udara., cahaya itu dibelokkan sesuai dengan warnanya. Akibatnya, cahaya

    matahari terurai menjad warna-warna pelangi.23

    Secara umum cahaya adalah gelombang tepatnya gelombang

    elektromagnetik. Ciri utama dari cahaya adalah ia tidak pernah diam sebalikanya

    cahaya selalu bergerak.

    Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang

    keluar dari sebuah lampu teater diruangan yang gelap atau laser yang meelintasi

    asap atau debu, oleh karena itu cahaya yang merambat digambar sebagai garis

    23

    S. Rositawaty dan Aris Muharam, Senang Belajar IPA V, ( Jakarta: Pusat Pembukuan

    Departemen Pendidikan Nasional, 2008), Cet 8, h. 98-102.

  • 31

    lurus berarah yang disebut sinar cahaya, sedang berkas cahaya terdiri dari

    beberapa garis berarah. Berkas cahaya bisa pararel divergen (menyebar) dan

    konvergen (mengumpul)

    Cahaya sangat penting bagi kita dalam kehidupan, cahaya sangat penting

    dalam proses fotosintesis benda-benda yang dapat memancarkan cahaya disebut

    sumber cahaya, seperti lilin menyala senter dan lampu.

    Cahaya ada dua macam yaitu :

    1) Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri seperti cahaya matahari, senter,

    lilin dan lampu.

    2) Cahaya yang mencari dari benda akibat memantulnya cahaya pada

    permukaan bena tersebut dari sumber cahaya, misalnya, jika melihat benda

    berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru.

    Cahaya tampak sebenarnya tersususn atas semua warna pelangi, jika sinar

    matahari menembus butiran air hujan, akan dibelukkan dan diuraikan menjadi

    tujuh warna. Tujuh warna tersebut antara lain, merah jingga, kuning, hijau, biru,

    nila dan ungu warna hitam akan tampak jika benda tersebut menyerap semua

    warna cahaya.24

    b. Pembiasan

    Sebelum belajar lebih lanjut mengenai pemantulan dan pembiasan, dasar

    yang harus dimiliki adalah siswa mampu membedakan sinar datang, sudut datang,

    sinar pantul, sudut pantul, sinar bias dan sudut bias.

    Berikut ini sedikit penjelasan mengenai sinar-sinar dan sudut-sudut

    tersebut.

    Sudut datang : Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis

    normal.

    Sudut pantul : Sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis

    normal.

    Sudut bias : Sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal.

    24

    Yeni Darliana dan Hendriana, Alam Sekitar IPA, (Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, 1996), Cet. 2, h. 71-99.

  • 32

    Pada peristiwa pembiasan, cahaya yang datang akan diteruskan namun

    mengalami pembiasan atau pembelokkan arah. Besarnya sudut yang dibentuk oleh

    sinar bias dengan garis normal dinamakan sebagai sudut bias. Besar kecilnya

    sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari medium yang biasa disebut sebagai indeks

    bias (n). Indeks bias merupakan perbandingan antara laju cahaya dalam ruang

    hampa (c) dengan laju cahaya dalam medium (v) atau bila dirumuskan secara

    matematis:

    n = c/v

    Dari rumusan di atas terlihat bahwa indeks bias n berbanding terbalik

    dengan v. Artinya semakin besar n maka v semakin kecil. Hal ini yang

    menyebabkan cahaya yang datang dari medium dengan n besar ke medium

    dengan n lebih kecil akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sebaliknya cahaya

    yang datang dari medium dengan n lebih kecil ke medium dengan n lebih besar

    akan dibiaskan mendekati garis normal. Lihat gambar di bawah ini!

    Gambar 2.2

    Sinar Bias

    Cahaya dapat dibiaskan melalui percobaan sebagai berikut:

    Ketika kita berenang dikolam yang jernih kaki terlihat lebih pendek, ketika

    minum dengan gelas, menggunakan sedotan plastik. Sedotan tersebut terlihat

    seperti patah dan lebih pendek.

  • 33

    Ikan dikolam yang jernih kelihatan lebih besar dari aslinya, dasar kolam

    kelihatan lebih dangkal, jalan beraspal pada siang hari yang panas kelihatan

    seperti berair, kejadian ini disebut fatamorgana.

    Dan dari semua percobaan diatas menunjukkan salah satu sifat cahaya,

    cahaya bersifat dapat dibiaskan.

    1) Sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok

    2) Sinar datang merupakan sinar yang menuju dinding pantul.

    3) Sinar bias merupakan sinar yang dibiaskan setelah dibiaskan oleh dinding

    pantul.

    4) Bidang pembatas antara dua medium yang dapat memantulkan atau

    membiaskan cahaya

    5) Garis normal merupakan garis yang dibuat tegak lurus dengan bidang

    pantul atau bidang bias.

    6) Sudut datang merupakan sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis

    normal.

    7) Sudut bias merupakan sudut yang dibentuk oleh sinar bias dan garis

    normal.

    Dari gambar diatas cahaya dapat dibiaskan mendekati garis normal. Hal

    ini terjadi apabila cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih

    rapat dalam hal itu, air lebih rapat dari pada udara, sebalikanya jika cahaya datang

    Udara

    Air

    Bidang batas

    Sudut bias

    Sudut datang

    Sinar datang Garis Normal

  • 34

    dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, akan dibaskan menjauhi garis

    normal.

    B. Penelitian Yang Relevan

    Berbagai penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi telah

    banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Diantara sekian banyak

    penelitian tersebut diantaranya, sebagai berikut:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Yuliana Rahmawati, menyimpulkan

    bahwa: Pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SDN Pandean Kota

    Madiun setelah diterapkannya metode demonstrasi mengalami

    peningkatan dan sangat baik. Peningkatan itu ditandai dengan kemampuan

    siswa dalam memahami dan mencerna materi pelajaran dengan cermat dan

    tepat dalam memahami serta melaksanakan materi ibadah yang

    disampaikan oleh guru.25

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Marsuki, yang menyatakan

    bahwa: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

    bahwa penerapan metode demonstrasi dan resitasi pada mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

    SDN Merjosari III Malang.26

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Ainul Ati Prabawati, menyimpulkan

    bahwa: Keterampilan siswa untuk mengenal pecahan setelah

    diterapkannya model pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran

    Matematika Kelas V B MI Nurul Huda Mulyorejo Malang, sangat baik

    dan ada peningkatan. Dan hasil yang dapat disimpulkan dari lembar

    observasi tentang peningkatan keterampilan mengenal pecahan adalah

    pada pertemuan I 23,4%, pertemuan II 36,2% dan pertemuan III 27,7%.

    25

    Eka Yuliana Rahmawati, Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pemahaman

    Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SDN 01 Pandean Kota Madiun, Skripsi, S1

    UIN Maulana Malik Ibrahim. (Malang: 2009), h. 102, tidak dipublikasikan. 26

    Akhmad Marsuki, Penerapan Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas Belajar

    (Resitasi) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Meningkatkan Mata Pelajaran

    Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Merjosari III Malang, Skripsi, S1 UIN Maulana Malik

    Ibrahim. (Malang: 2009), h. 98, tidak dipublikasikan.

  • 35

    Pada pertemuan I dengan perolehan nilai rata-rata 43,7, pada pertemuan II

    52,9 dan pada pertemuan III 90,9 jadi peningkatan sebesar 19 poin.27

    C. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan uraian permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa untuk

    mencapai hasil belajar yang maksimal pada siswa diperlukan metode

    pembelajaran yang bervariatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

    metode pembelajaran demonstrasi. Dalam metode ini, siswa diberikan tugas-tugas

    mandiri, sehingga siswa diharapkan bisa lebih bersifat aktif, mampu bekerja sama

    dengan teman dan menemukan sendiri pemecahan permasalahan yang dihadapi.

    Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa dengan penggunaan metode

    demonstrasi secara tepat, akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

    Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan

    berikut ini:

    Gambar 2.1

    Kerangka Berpikir Penggunaan Metode Demonstrasi

    27

    Ainul Ati Prabawati, Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meingkatkan Keterampilan

    Mengenal Pecahan pada Pembelajaran Matematikan Siswa Kelas 3 MI Nurul Huda Mulyorejo

    Malang, Skripsi, S1 UIN Maulana Malik Ibrahim. (Malang: 2011), h. 104-105, tidak

    dipublikasikan.

    Proses

    Pembelajaran

    Pembelajaran

    konvensional dengan

    metode ceramah yang

    berpusat pada siswa

    Pola berpikir

    siswa dari

    abstrak ke

    keonkrit

    Hasil belajar

    siswa rendah

    Perbaikan

    pembelajaran dengan

    metode demonstrasi

    Pelaksanaan

    metode

    demonstrasi

    Pretes Postes Hasil Belajar

    IPA

  • 36

    D. Hipotesis

    Permasalahan-permasalahan yang telah diungkapkan di atas bagi peneiliti

    akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mencarikan solusi perbaikan

    hasil belajar IPA siswa yang semakin menurun.

    Hipotesi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk mencapai keberhasilan

    dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu:

    Pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi

    Pembiasan Cahaya di kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

  • 37

    37

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012-

    2013. Pelaksanaan penelitian tersebut dimulai dari tanggal 25 April s.d 20 Mei

    2013.

    Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah

    Al-Musthofa Sempur Kabupaten Sukabumi.

    B. Metode dan Desain Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

    pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

    timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian

    merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

    pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat

    untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian.28

    Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

    anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

    kelompok yang lain.29

    Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah berupa metode pre-

    eksperimen melalui pendekatan kuantitatif.

    2. Desain Penelitian

    Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, desain penelitian ini

    termasuk penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pra-post test

    design. Desain one group pra-post test design adalah mengungkapkan hubungan

    sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek

    28

    Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 49. 29

    Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 39.

  • 38

    diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah

    intervensi.30

    Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan adalah pengaruh metode

    demonstrasi terhadap hasil belajara siswa pada mata pelajaran IPA. Sebelum

    dilakukan eksperimen terhadap metode demonstrasi akan dilakukan pretest mata

    pelajaran IPA pada kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    Setelah dilakukan pretes kemudian siswa diberikan perlakuan (treatment)

    yaitu dengan melakukan metode demonstrasi pada pembelajaran sebagaimana

    tersebut di atas. Dan setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap kelas

    kemudian dilakukan evaluasi hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA

    yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen melalui pemberian

    soal postes.

    Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:31

    Tabel 3.1

    Desain Penelitian

    Kelompok

    Eksperimen

    Pretes Variabel Bebas Postes

    Y1 Xe Y2

    C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MI Al-Musthofa

    Sempur sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas V MI Al-

    Musthofa Sempur.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian atau wakil dari yang diteliti. Adapun teknik

    pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu teknik

    30

    Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Jakarta:

    Salemba Medika, 2008), h. 55. 31

  • 39

    pengambilan sampel dengan memilih salah satu kelompok atau beberapa

    kelompok yang ada didalam populasi secara simpel random sampling.32

    Gambar 3.1

    Cluser Random Sampling

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

    ini merupakan pengumpulan data yang akan menghasilkan data yang akurat dan

    objektif.

    Adapun teknik yang digunakan dalan pengumpulan data dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Instrumen Tes

    Peneliti memberikan tes kepada siswa berupa soal pretes yang diberikan

    sebelum tindakan dan soal postes yang diberikan setelah dilakukannya tindakan

    penelitian.

    Soal pretes dan postes yang diberikan kepada siswa berupa soal pilihan

    ganda yang memberikan 4 pilihan jawaban pada setiap nomornya dan berjumlah

    20 soal.

    32

    Rony Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. (Jakarta: CV Taruna

    Grafika, 2003), h. 102.

    x o

    x o

    x o

    x o

    x o

    x o

  • 40

    2. Instrumen non-tes

    a. Observasi

    Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati

    aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan aktivitas guru

    dalam menyampaikan materi pelajaran dengan penerapan metode

    demonstrasi yang digunakan.

    b. Dokumentasi

    Peneliti menggunakan teknik dokumentasi bertujuan untuk

    memperoleh data nilai IPA siswa kelas V MI Al-Musthofa Sempur.

    E. Kalibrasi Instrumen

    1. Validasi Instrumen

    Instrumen yang valid akan memiliki validitas tinggi, sedangkan instrumen

    yang kurang valid akan memiliki validitas rendah.

    Mengukur validitas instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu

    mengujicobakan instrument tersebut pada kelas lain yang telah memiliki

    pengetahuan tentang materi pembiasan cahaya. Lalu, hasil uji coba tersebut

    dihitung dengan menggunakan rumus poin biserial.

    Adapun rumus poin biserial dalam menghitung validitas butir soal, sebagai

    berikut:33

    Keterangan:

    : Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor

    total

    : Mean skor darisubjek-subjek tang menjawab betul item yang dicari

    korelasinya dengan tes.

    : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).

    33

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

    Cipta, 2002), Cet. Ke-XII. h. 252.

  • 41

    : Standar deviasi skor total.

    : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.

    : 1 p

    Mencari standar deviasi:34

    2

    Keterangan:

    SD = Standar deviasi skor total

    = Tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N

    = Semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan.

    2. Realibilitas Instrumen

    Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan

    melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan

    alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal

    objektif dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang

    dikenal dengan K-R 20, yaitu:35

    Keterangan:

    : reliabilitas tes secara keseluruhan

    P : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

    Q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

    pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

    N : banyaknya item

    S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari devians)

    Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:

    Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

    34

    Ibid, h. 265. 35

    Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op.cit, h. 100-101.

  • 42

    Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi

    Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup

    Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah

    Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

    3. Daya Pembeda

    Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

    siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

    (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan

    rumus sebagai berikut:36

    Keterangan:

    DP : Daya pembeda

    : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

    : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

    : 27% x n

    Klasifikasi harga daya pembeda (DP)

    0.40 and up : Very good items

    0.30 0.39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement.

    0.20 0.29 : Marginal items, usuaslly needing and being subject to

    improvement.

    Below 0.19 : Poor items, to be reject or improved by revision.

    4. Tingkat Kesukaran

    Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau

    mudah maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu.

    Rumus dari uji ini yaitu:

    36

    Arifin, op.cit., h. 211-218.

  • 43

    Keterangan:

    P : Indeks kesukaran

    B : Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar

    N : Jumlah seluruh siswa peserta tes

    Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

    P = 0,00 - 0,25 = soal sukar

    P = 0,26 - 0,75 = soal sedang

    P = 0,76 - 1,00 = soal mudah

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji

    normalitas dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

    berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji

    Lilliefors.

    2. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

    berdistribusi homogen atau tidak.Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji

    Fisher.

    3. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan

    variabel Y dengan menggunakan rumus uji t (t-test) pada taraf signifikasi 5 %

    (0,05), yaitu:

    Keterangan:

    to = t score

    x = Mean kelas eksperimen

    Y = Mean kelas kontrol

  • 44

    S = Standar Deviasi gabungan

    nA = Jumlah sampel kelas eksperimen

    nB = Jumlah sampel kelas kontrol

    Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji kebenaran

    hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan pada taraf

    signifikasi 0,05. Apabila thitung ttabel, berarti dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

    pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA siswa, sedangkan apabila

    thitung ttabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi

    terhadap hasil belajar IPA siswa, artinya siswa yang diajar dengan menggunakan

    metode demonstrasi hasil belajarnya lebih tinggi dari pada siswa yang diajar

    dengan tidak menggunakan metode demonstrasi.

  • 45

    BAB IV

    PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini akan disajikan data hasil penelitian dan temuan peneliti.

    Data penelitian ini diperoleh melalui pemberian soal pretes dan postes sebagai alat

    ukur dan untuk mengetahui pengaruh metode demontrasi terhadap hasil belajar

    siswa pada mata pelajaran IPA . Dalam data ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu

    data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran melalui

    penggunaan metode demonstrasi pada pertemuan pertama, dan demontrasi pre

    eksperimen pada pertemuan kedua, pada pembelajaran IPA di kelas V MI Al-

    Musthofa Sempur Kabupaten Sukabumi.

    A. Deskripsi Data

    Hasil Belajar IPA siswa sebelum menggunakan Metode Demontrasi

    Eksperimen.

    Hasil yang diperoleh dari nilai tersebut, diantaranya: nilai rata-rata kelas

    yaitu 57, nilai terendah yang diraih siswa yaitu 40 dan nilai tertinggi yang diraih

    siswa yaitu 75. Dari 20 orang siswa kelas V tersebut yang telah tuntas dalam

    pembelajaran hanya 2 orang, sedangkan 18 orang lainnya tidak tuntas. Dikatakan

    tuntas apabila nilai yang diraih siswa 70. Adapun persentase ketuntasan klasikal

    siswa hanya mencapai 10%.

    Data tersebut oleh peneliti kemudian dijadikan acuan dalam melakukan

    penelitian. Melalui data tersebut pula peneliti merencanakan pembelajaran dengan

    menerapkan Metode Demontrasi untuk pertemuan pertama dan Demontrasi pre

    eksperimen untuk pertemuan kedua.

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 mei 2013

    dengan alokasi waktu selama 2 kali 30 menit. Metode yang digunakan peneliti

    yaitu Metode Demontrasi. Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti

    sendiri dengan bantuan guru kelas lain yang berperan sebagai observer.

    Sebelum memasuki pada tahap penelitian terlebih dahulu memberikan soal

    pretes tentang Pembiasan Cahaya kepada siswa kelas V Mi Al Musthofa sehari

    sebelum penelitian dimulai, yaitu pada hari senin tanggal 25 maret 2013. Sedang

    45

  • 46

    satu hari setelah penelitian pertemuan ke satu dilaksanakan, peneliti memberikan

    soal postes pertemuan kesatu untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah

    diterapkannya Metode Demontrasi pada pembelajaran.

    Adapun penyebaran dari data yang telah dikumpulkan data dapat dilihat

    dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini:

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Sebelum penerapan Metode Demontrasi

    No Interval

    Kelas

    Nilai

    Tengah

    Frekuensi

    Absolut Relatif (%)

    1 35.00-44.49 40 1 5

    2 45.00-54.49 47.5 8 40

    3 55.00-64.49 58.3 3 15

    4 65.00-74.49 65 6 30

    5 75.00-84.49 75 2 10

    Jumlah 20 0

    Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram

    mengenai hasil belajar siswa.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    35.00-44.49

    45.00-54.49

    55.00-64.49

    65.00-74.49

    75.00-84.49

    Gambar 4.1

    Histogram Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan

  • 47

    1. Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode Demontrasi

    Eksperimen

    Hasil belajar siswa melalui pemberian soal pretes dan postes setelah

    menggunakan metode demonstrasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.2

    Nilai Pretes Siswa Kelas V MI Al-Musthofa Sempur

    No Kode Siswa Nilai

    1 A 60

    2 B 70

    3 C 70

    4 D 60

    5 E 60

    6 F 70

    7 G 75