u·~'2w:'''' -...
TRANSCRIPT
6)2/ / F~( IT
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAHWA
NAQSABANDIYAH TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK
PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Aisyah
106011000064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 . __------- j
'"I PERPUSTAKAAN U·~'2W:'''' \. ~"~.>' "~'... '.'\-/.'" It. 1.'·1 l_~ !
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini: DHedn.
dad
Nama
NIM
: Aisyah
: 1060II 000064
• '." •• 0 ••• "" •••••••••• ' •• ,., •• ., •••••••••••
:\? :SG'~\~~:~'(~\~ .. ..'w. bh I,. : .O\.\\~().\~:\'?~~.... .
Fakultas/Jurusan
Judul skripsi
: Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan / PAl
: Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya
Dengan ini menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk
diajukan kepada Fakutas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pd.I) di Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya.maka saya pun bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
J;!I1'~" ••~680B7~F361917463
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALAYA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Aisyah
106011000064
OJ Bawah Bimbingan
Dr. H. Akhmad Sodiq M.Ag
19710709.199803.1.001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH
WA NAQSABANDIYAH TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK
PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA" di1Uukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan
telah dinyatakan lulus dalam ujian sidang munaqasah pada tanggal 09 Desember
2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar. .Sarjana Program Strata Satu (S 1) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 15 Desembel' 20 I0
Panitia sidang munaqasah:
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAl)
Bahrissalim, M.Ag
NIP: 19680307.199803.1.002
Sekretaris (PAl)
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag
NIP: 19670328.200003.1.00 I
Penguji I
Dr. Khalimi M.A
NIP: 196505015.199403.1.006
Tanggal TandaTangan
Penguji II
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag
NIP: 19670328.200003.1.001
Mengetahui:
Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
1.98703.1.003
ABSTRAKSI
AisyahPengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Terhadap AkhlakSantri di Pondok Pesantren Suryalaya
Tarekat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuanuntuk sampai kepada Allah. Sebelum seseorang menjalankan amalan tarekat harusmelaksanakan talqin atau bai'at, kemudian menjalankan amalan-amalan yang beradadalam tarekat tersebut. Amalan dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yaituzikir, khataman, manaqiban dan riyadhah yang tujuannya adalah mengislahkan didsendiri terutama dalam aspek akhIak aZ-karimah, tazkiyah aZ-naft, taqarub,muraqabbah, mahabbah Zillah dan ma'rifatillah.
Akhlak jauh lebih penting daripada pandai menghafal dalil-dalil dan hukumhukum agama yang tidak diresapkan dan dihayati dalam hidup. Pembinaan jiwamerupakan tumpuan perhatian pertama dalam misi Islam untuk menciptakan manusiayang berakhlak mulia. Islam mengarahkan bahwa pembinaan jiwa haruslahdidahulukan dari pembinaan aspek-aspek lain. Karena dari jiwa yang baik akan lahirperbuatan baik yang pada gilirannya akan membuahkan kebaikan dan kebahagianpada seluruh kehidupan manusia lahir batin.
Penelitian ini mengunakan metode "deskriptif analisis", sedangkan jenispendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu untukmencari hubungan antara kedua variabel. Sedangkan teknik pengumpulan datanyayaitu dengan cara menyebar angket yang berisi sejumlah pertanyaan tentangpengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah terhadap akhlak santri diPondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Angket dibagikan kepada santri PondokPesantren Suryalaya kelas XII, jawaban angket tersebut dihitung dengan rumusprosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu,penelitimemperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kepada pembina asrama dansalah seorang santri Pondok Pesantren Suryalaya. Setelah diperoleh hasil angkettentang pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah terhadap akhlaksantri Pondok Pesantren Suryalaya, lalu penulis rnenghitungkedua variabel tersebutdengan mengunakan rumus product moment. Hal ini untuk mengetahui tingkatkorelasi kedua variabel tersebllt.
Setelah penelitian dilakukan, maka penulis mempeoleh hasil penelitiandengan angka 0,430 yang berarti terdapat korelasi yang positif antara pengaruhamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqabandiyah terhadap akhlak santri di PondokPesantren Sllryalaya, yang mana korelasi tersebut tergolong sedang atau cukupkarena korelasinya berada antara 0,40-0,70.
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Teriring pula shalawat serta salam kepada junjungan baginda Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh manusia, beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan pada Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam di urN
SyarifHidayatullah Jakarta.
Penulis sadari, bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini sudah tentu
penulis banyak mengalami .kesulitan. Hal ini karena keterbatasan dan kemampuan
yang belum sempurna. Namun, berkat adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan
dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh j(arena itu, sudah sepantasnyalah penulis dalam kesampatan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dari awal hingga terselesainya skripsi ini. Maka dengan ketulusan hati
yang paling dalam penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Seketaris Jurllsan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H A Shodiq M.Ag dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, terima
kasih yang telah meluangkan waktllnya kepada penulis untuk memberikan
petunjuk dan pengarahan dengan penllh kesabaran dan keikhlasan sehingga
penulis selesai dalam menYllslln skripsi ini.
ii
4. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang memberikan fasilitas kenyamanan kepada penulis
dalam mencari sumber-sumber yang dibutuhkan.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.
6. KH. A. Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) sebagai guru mursyid
penulis dan Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya. Marsekal Muda Mahpudin
Taka sebagai ketua Yayasan Serba Bakti Suryalaya dan para pengurus
Yayasan Serba Bakti Suryalaya yang memberikan kesempatan penulis untuk
melakukan penelitian di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya, berkat
bantuan dan kerjasama mereka akhirnya skripsi ini selesai dengan baik.
Semoga Allah Merahmati mereka semua.
7. Amamater yang penulis banggakan MAK Serba Bakti Suryalaya dan para
sahabat seperjuangan dalam menuntut ilmu dan dalam pembinaan Akhlak
Dessy Fitria Leni, Eka Utami, Tine, Tini, Sopi Sopiah, Lely Fathul Husnah,
Kamaluddin Koswara, Juanda Selamet, Maulana Al-mubarok, Cuhya, Hendi.
8. KH. Taufiqul Hakim dan Ibu Nyai pemimpin Pondok Pesantren Darul Fallah
Jepara, serta para ustadz dan ustadzah yang telah memberikan iltnu kepada
penulis khususnya mengenai pembacaan kitab kuning. Dan KH Maksum
Hasan Pemimpin Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah Ciamis serta
Ustadz dan ustadzahnya yang telah memberikan pelajaran khusus mengenai
Ilmu Fiqih kepada Penulis. Semoga Allah Merahmati mereka semua.
9. Guru-guru yang telah medidik penulis dan orang-orang yang telah
memberikan pengaruh dalam kehidupan penulis yaitu KI-l Dudun (AIm), KH.
Asrory (AIm), H. Ahdi Nuruddin (kepala sekolahMAK Serba Bakti
Suryalaya), Ibu Sari, Ibu Sri, Ustadz Abdul Majid S.Pd.I, Ustadz Mun'im,
Mamah Ati dan Mamah Otin (Pembina Asrama Pondok Pesantren Suryalaya),
10. Abuya H.M Sholeh dan Umy Hj. Yumnah yang tulus ikhlas mengorbankan
dan mencurahkan perhatiannya untuk mendidik, mengasuh serta memberikan
motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
II. Suamiku tercinta dan tersayang lrwan Syaifullah yang selalu membimbing
penulis tetap dalam ketaqwaan.
12. Saudara-saudaraku: Ali Al-Ridha dan istri Bunda Zalfah, Lukman, Asep
Mahmud, Nur Shofa dan Abidah. Serta keluaraga besar K.H Ma'mun bin
Abdul Raman, terima kasih atas segala do'a, semangat dan motivasi yang
selalu diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
13. Teman-teman Mahasiswa PAl FITK angkatan 2006 kelas B yang selalu
memberikan kenangan manis saat menjalani hari-hari kuliah yaitu Dahria,
Dini Rahmawati, Ani Mayrani, Aminah Tuzuhriyah, Ade Putri, Siti Barirah,
Syarifah, Dewi Priyandini, Abdul Aziz, Abdul Ghani Jamal, Abdul Rohim,
Ahmad Sahroni, Ahmad Nasehuddin, Ahmad Fadillah, Alfian Haekal, Deden
Rahman Budiman, Arief Mahmudi, Aji Paymi, Ade Darmawan, Andi
Basyuni. Ansory.
14. Taman-teman seperjuangan dalam melaksanakan PPKT di MTs Nurussalam
Pondok Pinang yaitu Rahmah Khairunnisa, Futoymah, Shorih, Andi Tanjung,
Muhammad Ahyani.
15. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan konstribusinya dalam skripsi
ini, yang tak penulis sebutkan satu persatu.
Akhimya hanya kepaada Allah SWT jualahpenulis menghambakan diri
dan memohon pertolongan. Semoga skripsi ini memberikan manfaatbagi kita
semua, khusunya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Jika ada yangbenar
dalam penulisan ini adalah semata-mata datangnyadari Allah dan apabila di
dalamnya terdapat suatu kesalahan, maka itu dari kekhilafahan diri penulis
sebagai hamba Allah yang dhaif, mudah-mudahan maksucl clan tujuan penulis
dapat tercapai sesuai dengan apa yang penulis harapkan dan cita-citakan. Amin.
Jakarta, 30 November 2010
Aisyah
iv
DAFTARISI
ABSTRAK .
KATAPENGANTAR ii
DAFTAR lSI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR BAGAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah I
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN TEORl DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 9
A. Madel Pembinaan Akhlak dalam Tasawuf 9
I. Pengertian Akhlak 9
2. Dasar-dasar........................................................................ II
3. Tujuan Akhlak................................................................... II
4. Macam-macam Akhlak 12
5. Aspek-Aspek yang mempengaruhi akhlak 16
B. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf 21
C. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah 22
I.. Pengertian Tarekat............................................................. 22
2. Sejarah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah 24
3. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pandak PesantrenSuryalaya 30
4. Tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah 31
5. Amalan-Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah diPandak Pesantren Suryalaya 33
a. Baiat atau Talqin 33
b. Zikir 35
c. Khataman 39
d. Manaqiban 40
v
e. Riyadhah 42
D. Kerangka Berfikir 44
E. Hipotesa Peneitian 46
BAB III METODELOGI PENELITIAN................................................ 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian .. 47
B. Metode Penelitian.................................................................. 47
C. Variabel Penellitian 48
D. Populasi dan Sampel.............................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 51
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data..................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN 56
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Suryalaya 56
I. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Suryalaya 56
2. Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren);uryalaya............. 58
3. Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Suryalaya 63
a. Pendidikan Formal Umum 63
b. Pendidikan FOlmal Keagamaan 66
c. Pendidikan Non Formal atau Pengajian Tradisional....... 68
4. Fasilitas Pondok Pesantren Suryalaya................................ 70
5. Keberadaan Santri Pondok Pesatren Suryalaya................... 73
B. Deskripsi Data 74
C. Analisa Data 92
D. Interprestasi Data................................................................... 94
BAB V PENUTUP 97
A. Kesimpulan 97
B. Saran 98
DAFTARPUSTAKA 99
LAMPIRAN-LAMPlRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabe! I Matrik dan Kisi-kisi Angket Penelitian 48
Tabe! 2 Skala Prosentase 53
Tabe! 3 Angka Indeks Korelasi...................... 54
Tabel 4 Susunan Bidang dan Personalia dalam Struktur Organisasi Yasyasan Serba
Bakti Pondok Pesantren Suryalaya 61
'fabe! 5 Jurusan dan Program Studi STIELM Suryalaya 65
Tabe! 6 Faku!tas dan Jurusan di IAILM 67
Tabe! 7 Santri Memahami Tata Cara zikir.......................................................... 75
Tabel 8 Santi Mengetahui Tujuan Zikir.............................................................. 75
Tabel 9 Santri Melaksanakan Zikir Jahar 76
Tabe! 10 Santri Melaksanakan Zikir Khafi......................................................... 76
Tabe!11 Santri Melaksanakan Khataman pada Hari Senin dan Kamis 77
Tabel 12 Santri Melaksankan khataman ba'da magrib 77
Tabe! 13 Santri Hafa! Bacaan Khataman.................. 78
Tabe! !4 Santri Melaksanakan Manaqiban......................................................... 78
Tabel 15 Santri Melaksanakan Manaqiban dengan Khidmat 79
Tabel 16 Santri Menyimak Penceramah dengan Baik 79
Tabe! 17 Santri Memahami Tujuan Manakiban.................................................. 80
Tabel 18 Santri Melaksankan Riyadhah 80
Tabel 19 Santri Melaksankan Riyadhah Terus Menerus..................................... 81
Tabe! 20 Santri Melaksankan Riyadhah yang lainn 81
Tabel 21 Santri Memahami Tujuan Riyadhah 82
Tabe! 22 Santri Melaksanakan Shalat Fardu di Awal Waktu 82
Tabe! 23 Santri Melaksanakan Shalat-Shalat Sunah 83
Tabe! 24 Santri Melaksanakan Puasa Sunah 83
Tabel 25 Santri Bersyukur Ketika Mendapat Nikmat dari Allah......................... 84
Tabel 26 Santri Bersabar Ketika Mendapatkan Musibah 84
Tabel 27 Allah Maha Melihat, Maka Santri Berbuat BaiL................................ 85
vii
Tabel 28 Santri Menolong Teman atau Orang Lain yang dalam Kesulitan 85
Tabel 29 Santri Mengueapkan Terima Kasih Setelah ditolong Orang................. 86
Tabel 30 Santri Meminta Maaf Setelah Melakukan Kesalahan........................... 86
Tabel 31 Santri Berbuat Baik kepada Orang yang Berbeda Agarna 87
Tabel 32 Santri Berprilaku Sopan kepada Ternan, Guru atau Orang Lain........... 87
Tabel 33 Setelah Melaksanakan Shalat Santri Mendoakan Orang Tua................ 88
Tabel 34 Santri Mernatuhi Perintah Orang Tua 88
Tabel 35 Santri Menepati Janji 89
Tabel 36 Santri Merasa Rendah Hati atau Tawadhu 89
Tabel 37 Perhitungan Untuk Meneari Data Variabel X dari Hasil Penyebaran
Angket 90
Tabel 38 Perhitungan Untuk Meneari Data Variabel X dari HasH Penyebaran
Angket 91
Tabel 39 HasH Perhitungan Variabel XY 93
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan I Siisilah Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah 27
Bagan 2 Kerangka Pemikiran 45
Bagan 3 Struktur Organisasi Yayasan Serba Bakti Suryalaya............................. 59
Bagan 4 Struktur Pengajian Tradisional 69
ix
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhlak adalah suatu "keadaan" di dalam jiwa seseorang, yang
menjadi sumber perbuatannya yang bersifat alternatif (baik atau buruk, bagus
atau jelek) sesuai dengan pengaruh pendidikan yang diberikan kepadanya.
Apabila jiwa ini dididik untuk mengutamakan kemulian dan kebenaran,
men~intai kebajikan, menyu.kai kebaikan, dilatih untuk meneintai kebaikan
dan memiliki kejelekan, maka dengan mudah akan lahir darinya perbuatan
perbatan yang baik dan tidak sulit baginya untuk melakukan akhlak baik
Sebaliknya, apabila jiwa itu diterlantarkan, tidak didik dengan semestinya
sehingga ia meneintai keburukan dan membenei kebaikan, maka akan muneul
darinnya perkataan-perkataan yang hina dan eaeat, yang disebut sebagai
akhlak buruk
Oleh karena itu, Islam menekankan akhlak baik dan mengajarkan
orang muslim untuk senantiasa membina akhlak serta menanamkannya di
dalam j iwa mereka. Islam mengukur iman seorang hamba berdasarkan
keutaman dirinya dan mengukur iman seorang hamba berdasarkan kabaikan
2
akhlaknya. Allah SWT sendiri memuji Rasul-Nya Muhammad SAW lantaran
kebaikan akhlak beliau, Allah berfirman:
,r-. __ JJ ".-"",,':;
1F,3'~ _Ie 'I~I~I'~dJ~"-- y~ 1-'
"Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekertiyang agung. " (QS. AI-Qalam:4)
Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, beliau
bersabda:
-li;:.UI· IS::.;.' - 'U c.:.: QI~ ~~ ~. .' .
"Sesungguhnya aku diulus unluk menyempurnkan akhlak". (HR.Bukhari).
Rasulullah SAW bersabda:
'., iii __ J ,,__... __, .-
LO)~).;".I.>-.ulJ-P:WI J;'J.JI.! :JI.! ~ .u1.,iP) ~1~j:UI -I;i:fJJ .. "" " i: J~.... J __ 0... 0
t:?~?IJ ~JI~ .;if ~;:'I (JWI~ ::t j.QJf 91~1 J <~ ::t" ... ,. ~
"Dari Abu Darda' Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallal/aahu'alaihi wa Sal/am bersabda: "Tidak ada sualu amal perbualan pundalam limbangan yang lebih baik daripada akhlak yang baik."(Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi).
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yanglerbaik akhlaknya ". (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekalkepadaku, pada hari kiamal adalah oranya yang paling baik akhlaknyadianlara kalian. " (I-IR Bukhari)
3
"Dengan akhlak baikk, seorang hamba akan mencapai derajat (mulia)dan kedudukan utama di akhirat, meskipun dia kurang ibadah". (HRThabrani dengan sanad Jayyid)'
Karena pentingnya akhlak maka salah satu tujuan pendidikan adalah
menjadikan peserta didik memiIiId akhlak mulia, seperti tertulis dalam
Undang-Undang Rl Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasionai bahwa:
Pendidikan nasional berupaya mengempangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, beriImu, cakap, kratif; mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta beltanggung jawab.
Dalam kegiatan pendidikan, tujuan memiliki kedudukan yang amat
penting. Apabiia di bandingkan di antara aneka komponen lain dalam
peneyelenggaraan pendidikan, maka tujuan pendidikan inerupakan komponen
yang sangat vital. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua komponen
diadakan, seluruh kegiatan pendidikan diupayakan, semuanya semata-mata
hanyalah tertuju kepada pencapaian tlyuan pendidikan. Oleh karenanya,
semua hal dan semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang menyimpang
dari pencapaian tujuan pendidikan, dianggap sebagai praktik pendidikan yang
menyimpang juga. Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang
amat penting pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan
pendidikan adalah mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan
pedoman kearah mana pendidikan di selenggarkan sebaik-baiknya. Oleh
karena tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat penting tersebut, maka
tujuan pendidikan harus terumuskan dan dirumuskan secara mantap oleh
semua pelaku pendidikan di semua jenjang. Dengan adanya rumusan tujuan
1 Abu Bakar Jabir EI-Jazairi, Polo f1idup Muslim: Minhajul Muslim, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 1997), eet ke-2, 11.335
4
pendidikan yang mantap dirahapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan
tidak akan menyimpang.2
Dalam Undang-Undang (UU) Sisdiknas (Sistem Pendidikan
Nasional) terlihat isinya sangat Islami dan berupaya menjadikan anak didik
menjadi manusia-manusia yang sempurna, bertakwa, dan beriman kepada
Tuhan yang Maha Esa serta bertanggung jawab. Artinya, pendidikan kita
diarahkan pada peningkatan keteladanan, ketakwaan, dan beriman. Tentu saja,
arahnya pada pendidikan akhlak mulia.
Mengenai tujuan pendidikan Islam, Abuddin Nata mengemukakan
bahwa "tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya seorang hamba Allah
yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya selia memiliki sifat-sifat yang mulia. Dalam rumusan ini terlihat
bahwa pendidikan Islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik
agar menjadi orang yang berakhlak.,,3
Tampaknya akhlak peserta didik merupakan sebuah problema
pendidikan yang ada di Indonesia, ini sebagaimana yang eliutarakan oleh HAR
Tilaar yang menyebutkan ada delapan problema pendidikan eli Indonesia
sebagai berikut:
I. Merosotnya akhlak dan moral peserta elidik.2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan
pemerataan kualitas.3. Rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang dan jenis
pendidikan.4. Masih rendahnya efisiensi internal sistem pendielikan.5. Masih rendahnya efeiensi eksternal sistem pendidikan6. Kelembagaan pendielikan dan pelatihan yang kaku dan simpang
siur7. Managemen penelidikan dan pelatihan nasional yang belum
sejalan dengan pembangunan nasional.8. Sumber daya manusia yang belum profesional.4
, Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan IImu Pendidikall, (Yogyakarta: Laks BangMedialama, 2009), h.87
, Abuddin Nala, M.A Akhlak Tasawu/. (Jakarta: PT TajaGrafindo Persada,1996), h. 384 ArifRohman, Memahami Pendidikall, h.247
5
Merosotnya akhlak dan moral peserta didik disebabkan karena untuk
mewujudkan pembangunan pendidikan nasional dan membentuk akhlak
masyarakat Indonesia tidak mudah. Disebabkan masyarakat lita kini
mengalami krisis multidimensional, khususnya krisis etika, moral, dan akhlak.
Di samping ilu, banyak pendidik yang belum memiliki kesadaran bahwa
mereka memiliki tanggung jawab, bukan hanya mencerdaskan pesertadidik,
tetapi juga membentuk akhlak mereka. Dalam proses pembelajaran, para
pendidik saat ini lebih fokus pada transfonnasi i1mu. Sebaliknya, pembinaan
akhlak sangat kurang. Akibatnya, banyak generasi muela kita saat ini yang
terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Misalnya,narkoba, perkelahian antar
pelqiar, dan perkelahian antarmahasiswa.
Kemerosotan akhlak suelah terlihat jelas eli masyarakat akhir~akhir
ini. Berbagai gejala kemerosotan itu misalnya; semakin mudahnya masyarakat
terutama generasi muela menkonsumsi minuman keras, narkoba, elan obat
terlarang lainnya, pergaulan bebas yang tielak ada jarak lagi antara laki-Iaki
dan perempuan, banyaknya kasus tawuran dan bentrokan antar siswa baik
dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Kemerosotan moral ini, tidak saja terjadi pada orang yang telah
dewasa, akan tetapi telah menjalar sampai kepaela tunas-tunas muda yang
diharapkan untuk membela nama baik bangsa dan negara. Akhir-akhir ini
banyak keluhan-keluhan orang tua, ahli penelielik elan orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang agama elan sosial,anak-anak terutama yang
sedang berumur belasan tahun dan mulai remaja, banyak yang sukar
dikendalikan, nakaI, keras kepala, berbuat keonaran, maksiat, dan hal-hal yang
mengganggu ketentraman umum.5
Lembaga penelidikan Islam, seperti pesantren yang eli dalamnya ada
kiai, ustaz, syekh, ataupun sebutan lainnya,aelalah pengelola sistem
pendidikan nonformal yang banyak mengajarkan penelidikanakhlakdallbudi
pekerti. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan alternative
5 Muhammad Ardani, Akhlak Tasffil'lq: Nilai-Nilai Akhlak alau budi peke"li dalamibadat dan tasffil'uj. ( Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), h. 1
6
pembanding, karena pendidikan dan pengajaran di pesantren, banyak yang
mengarahkan pada pencapaian kesempurnaan akhlak al-karimah. Dengan
demikian, yang menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di pesantren di
samping pandai dengan ilmu agama, juga terletak pada akhlaknya. Selebih
lagi pesantren yang bemuansakan tasawuf, maka kesempurnaan akhlak adalah
tujuannya. Seperti pengertian tasawuf itu sendiri menurut AI-Junaidi ibn
Muhammad al-Khazzaz al-Nihawandi (wafat tahun 297 Hl910 M di
Baghdad), yaitu:
"Tasawuf adalah keluar dari budi perangai (akhlak) yang terceladan masuk ke budi perangai (akhlak) yang terpuji. ,,6
Di Indonesia terkenal sebuah tarekat bemama Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah. Tarekat ini dianggap sebagai tarekat terbesar, terntama di
pulau jawa. Salah satu pusat penyebarannya berada di jawa Barat, yaitu di
Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Podok Pesantren Suryalaya sebagai
layaknya sebuah pesantren memiliki santri yang bennukim di pondok. Santri
di Pondok Pesantren Suryalaya selain sekolah dan mengaji kitab-kitab kuning
juga melaksanakan amalan-amalan Tarekat Qadiriyah wa naqsabandiyah
seperti talqin, zikir, khataman, manakiban dan riyadhah. Atas dasar itnlah
maka penulis mengambil judul skripsi "Pellgaruh Amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah Terhadap Akhlak Salltri di Pondok
Pesantrell Suryalaya Tasikmalaya".
B. Idelltifikasi, Pembatasan, dan Perllmusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkall latar belakang masalah di atas, maka pennasalahan
yang diteliti di identifikasi sebagai berikut:
a. Setiap muslim hams hams memiliki Akhlak Al-Karimah.
6 Muhammad Ardani,Akhlak TaSall'lif, h.l89
7
b. Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik untuk
memiliki akhlak mulia.
c. Akhlak peselia didik merupakan problema pendidikan yang ada di
Indonesia.
d. Kemerosotan akhlak sudah terlihat jelas di masyarakat.
e. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengarahkan
peserta didik atau santri pada pencapaian kesempurnaan akhlak.
2. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan dan salah tafsir, maka
penulis memberikan batasan penelitian sebagai berikut:
a. Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah adalah talqin, zikir,
khataman, manakib, dan riyadhah.
b. Akhlak yang termasuk dalam pembahasan ini adalah prilaku santri,
segala gerak-gerik santri, akhlak kepada Allah, akhlak kepada
Rasulullah, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada sesama manusia,
dan akhlak terhadap diri sendiri.
c. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah adalah yang berada di Pondok
Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin
melihat pengaruh antara Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dengan
akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya. Rumusan permasalahn
secara operasional untuk mendapatkan jawaban dari penelitian ini adalah
sebagai berilmt:
a. Bagaimana amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok
Pesantren Suryalaya Tasikmalaya?
b. Bagaimana Akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya?
8
c. Apakah terdapat pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya?
C. Tujuan dan Mallfaat Pellelitian
1. Tujuall Penelitian
Adapun tlljuan dari pcnelitian ini adalah sebagai berikllt:
a. Ingin mengetahui amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
b. Ingin mengetahui akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya.
c. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap akhlak santri.
2. Manfaat PeneIitian
Adapun manfaat penlitian ini adalah:
a. Untuk memperkenalkan pesantren yang bernuansa tasawuf dengan
pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
b. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran
bagi pesantren lain dalam upayanya mewujudkan santri yang
berakhlak baik atau akhlak al-karimah.
BABII
KAJIAN TEOm DAN PENGAJUAN HWOTESIS
A. Model Pembinaan Akhlak dalam Tasawuf
1. Pengertian Akhlak
Akhlak secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan,
perangai, muru'ah atau segala sesuatu yang menjadi tabi'at. Dan akhlak
dari segi istilah dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar,
menurut Ibnu Miskawih, bahwa akhlak adalah:
"Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnyamelakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiranpertimbangan ".
Dan akhlak menurut imam AI-Ghazali adalah:" J 0t:0 '"
,h ;D'" JWU\ J'J.:.j I~:~ ~\J'.x {"') ,*; ...-.
untukdan
"Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macammacam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukanpemikiran dan pertimbangan"
Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, dalam Mu 'jam al
wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah:
10
"Sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikirandan pertimbangan. "
Selanjutnya di dalam kitab Dairatul Ma 'arif, secaJ'a singkat akhlak
diartikan:
"Sifat-sifat manusiayang terdidik"
Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang
bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara satu dan lainnya.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling
melengkapi. dan darinya dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam
perbuatan akblak, yaitu:
a) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuatdalam jiwa seseorang, sehingga telah meqjadi kepribadiannya.
b) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan denganmudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saatmelakukan perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidaksadar, hilang ingatan, tidur atau gila, Pada saat yangbersangkutan melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akalpikirannya dan sadar.
c) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari diri orangyang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dariluar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atasdasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan,
d) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengansesungguhnnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
e) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karenaikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipujiorang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.!
Jadi akblak adalah perbuatan seseorang yang timbul dari did
sendiri, dilakukan dengan mudah tanpa pemikirin dan telah tertanam kuat
dalam jiwa seseorang.
1 Abuddin Nata, Akhtak Tasml'/if. (JakaJ1a:PT RajaGrafindo Persada, 1996), h.I-7
11
2. Dasar-dasar Akhlak
Dalam tuntunan Islam telah ditetapkan bahwa sebagai sumber
moral atau dasar dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik dan buruknya
suatu perbuatan adalah AI-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. 2
Kedua dasar inilah yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam
secara keseluruhan untuk mengatur pola hidup dan menetapkan perbuatan
yang baik dan bunIlc Akar dari akhlak Islam adalah takwa yang menjadi
asas yang kokoh, tidak berganti dan berubah, tidak tunduk kepada hawa
nafsu dan pertimbangan perorangan atau pertimbangan umum yang selalu
berubah dan berganti. Takwa merupakan tempat dari semua sifat-sifat
utama yang berkumpul disikitarnya. Orang yang takwa mengetahui
sungguh-sungguh bahwa Islam itu sumber dari pada akhlak dan takwa
adalah pusatnya.
3. Tujuan Akhlak
Tujuan akhlak adalah hendak menciptakan manusia sebagai
makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makh[uk
makhluk lainnya. Akh[ak hendak menjadikan manusia berakhlak baik,
bertindak-tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap sesama makh[uk,
dan terhadap Tuhan.
Yang hendak dikendalikan o[eh akhlak Wah tindakan [ahir. Akan
tetapi o[eh karena tindakan [ahir itu tidak dapat terjadi bila tidak didahului
oleh gerak batin atau tindakan hati, maka tindakan batin dan gerak-gerik
hati tennasuk [apangan yang diatur o[eh akhlak. Tidak akan terjadi
perkelahian kalau tidak didahului o[eh tindakan batin atau gerakCgerik hati,
yakni benci membenci atau hasad. Oleh karena itu maka setiap insan
diwajibkan dapat menguasai batinnya atau mengendalikan hawa nafsunya
karena tindakan batin merupakan motor dari segala tindakanlahir.3
2 Abuddin Nata, Akhlak Tasffil'uj, h. 73 Anwar Masy'ari, AkhiakAI-Qur'an. (Surabaya:Bina IImu, 1990), h. 4.
12
4. Macam-macam Akhlak
Adapun penerapan akhlak dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
a. Akblak kepada Allab
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada tuhan selain Allah. Banyak alasan mengapa
manusia harus berakhlak baik terhadap Allah, diantaranya adalah
Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistemewaan,
Allah telah memberikan perlengkapan pancainclera, hati nurani dan
naluri kepada manusia dan Allah menyediakan berbagai bahan dan
sarana kehidupan yang terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan,
air, udara, binatang dan lain sebagainya. Semua itu tunduk kepada
kemauan manusia atau siap untuk dimanfaatkan.4
Akhlak terhadap Allah SWT merupakan cerminan hubungan
baik antara manusia dengan Allah SWT, pada dasarnya mengambil
sikap mematuhi perintah-Nya. Dengan kata lain sikap tersebut adalah
sikap takwa, taat dan berbakti kepada Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
Akhlak baik terhadap Allah SWT, secara garis besar meliputi:
1) Bertaubat (At-Taubah), adalah sikap yang menyesaliperbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusahamenjauhi serta melakukan perbuatan baik
2) Bersabar (Ash-Shabru), adalah sikap manahan diri padakesulitan yang dihadapinya.
3) Bersyukur (Asy-Syukru), adalah sikap yang selalu inginmemanfaatkan dengan sebaik-bailcnya nikmat yang telahdiberilcan oleh Allah SWT kepadanya.
4) Bertawakal (At-Tawakkal), adalah menyerahkan segalaurusan kepada Allah SWT setelah berbuat semaksimalmungkin.
5) Ilchlas (Al-Ikhlas), adalah sikap yang menjauhkan diri daririya ketika mengeljakan amal baik.
6) Berharap (Ar-Raja '), adalah sikap jiwa yang sedangmenunggu sesuatu yang disenangi dari Allah SWT.
4 Muhammad Ardani, Akhlak TaSml'lif: Ni/ai-Nilai Akhlak a/all BlIdi peker/i dalamIbada/ dan TasmVlif, ( Jakarta:PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), h.49
13
7) Bersikap takut (Al-Khauj), adalah sikap jiwa yang sedangmenunggu sesuatu yang tidak disenangi dari Allah SWT.5
Jadi Akhlak kepada Allah SWT dapat terealisasi dengan
penghambaan hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan
apa pun dan siapa pun. Hal itu dapat dilakukan dengan menjalankan
perintah Allah dan berusaha semaksimal mungkin menghindari segala
larangan.
b. Akblak I{epada Rasulullab
Sepelii halnya akhlak kepada Allah SWT harus beriman
kepada-Nya, maIm akblak menusia kepada Nabi Muhammad SAW
ialah beriman kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu percaya beliau
adalah Nabi dan rasul (utusan) Allah SWT kepada seluruh umat
manusia. Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang
diyakini, tetapi harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Amal
perbuatan yang dijelaskan dalam AI-Qur' an dan AI-Hadist, tentang
bagaimana bersikap kepada Rasulullah SAW.
Di antara perilaku atau macam-macam akhlak yang harus
dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah
SAW, ialah sebagai berikut:
I) Ikhlas beriman kepada Nabi Muhammad SAW.2) Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.3) Taat kepada Rasulullah SAW.4) Cinta kepada Rasulullah SAW.5) Percaya atas semua berita yang disampaikan Rasulullah
SAW.6) Tidak boleh mengabaikan Rasulullah SAW.7) Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.8) Menghonnati pewaris Nabi Muhammad SAW.9) Laksanakan hukum Allah SWT dan Rasulullah SAW.6
5 Muhammad Ardani, Akhlak Tasml"if, h. 706 Muhammad Ardani, Akhlak Tasm,',if, h. 73
14
Akhlak mulia kepada Rasulullah dapat juga dilakukan dengan
mencintai dan mengikuti jejak kehidupan Rasulullah dan
melaksanakan perintah atau sunnah Rasulullah.
c. Akhlak kepada Orang Tua
Sebagai anak diwajibkan untuk patuh dan menurut terhadap
perintah orang tua dan tidak durhaka kepada mereka. Dalam hal ini
terutaina kepada ibu: karena jasa seorang ibu kepada anaknya tidak
bisa dihitung dan tidak bisa ditimbang dengan ukuran.
Allah SWT berfirman:
of ';":iC J ,~i. ;'!j.':;"j J.<- Gj ,~1~ ~~'y. ~~II,:,;"jj.... .. y. .. ~
'.
.. .. 'k'; .. ...... J? ...
~~J1 Gl~.l.!J:ljc.l.~1
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)kepada dua orang ibu-bapanya. ibunya telahmengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyulrurlahkepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanyakepada-Kulah kembalimu." (QS. Lukman : 14)
Adapun berakhlak kepada orang tua adalah sebagai berikut:
1) Bersikap baik kepada orang tua meskipun kurangmenyenangkan hatinya.
2) Berkata halus dan mulia baik bahasanya, isi perkataannyamaupun tara mengungkapkannya, berkata kepada orang tuadengan Iemah Iembut, sopan, agar hati keduanya bahagia.
3) Merendahkan diri terhadap ibu dan ayahnya.4) Berbuat baik kepada orang tua yang sudah meninggal,
setelah ayah dan ibu meninggal dunia, anak tetap harusberbakti kepada kedua orang tuanya, yaitu dengan cara:a) Mendoakan orang tua, firman Allah SWT:
~~ c.iL;tl W" \; g';'jl ~J ~j
"Dan llCapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah merekakeduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikaku waktu kedl". (QS. AI-Isra :24)
b) Menepati janji kedua orang tua, apabila semasa hiduporang tua ada janji yang belum dilaksanakan olehanaknya, maka janji itu bisa dilaksanakan olehanaknya.
15
c) Bersilaturahmi kepada orang yang mempunyaihubungan dengan orang tua.7
d. Akhlak kepada Sesama Manusia
Manusia selain sebagai makhluk individu adalah juga makhluk
sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendirian, tetapi
membutuhkan orang lain atau masyarakat manusia untuk dapat hidup.
Manusia agar dapat hidup tentram, serasi dan selamat bersama orang
lain dalam masyarakat, membutuhkan etika pergaulan yang mengatur
hubungan dengan orang lain. Diantara etika pergaulan atau akhlak
kepada sesama manusia ialah: bermuka manis dan berkata lemah
lembut, susila dalam tingkah laku dan menghindarkan kecurigaan,
berbicara yang halus dan enak didengar, ramah tamah dan
memperlihatkan keakraban, pandai membawa diri dan
menyesuaikannya dengan adab masyarakat luas, merendah diri dan
meski berpangkat tinggi, berbicara yang bermanfaat atau jika tidak
demikian lebih baik diam, sederhana dan wajar dalam tingkah laku dan
bukan dibuat-buat. 8
e. Akhlak terhadap diri sendiri
Selaku individu, manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan
segala kelengkapan jasmaniah dan rohaniyah. Manusia diciptkan
dengan dilengkapi rohani seperti akal pikiran, hati nurani, naluri,
perasaan dan kecakapan batiniah atau bakat. Dengan kelengkapan
rohani ini manusia dapat memecahkan berbagai masalah yang
dihadapinya secara konseptual dan terencana, dapat menimbang antara
baik dan salah, dapat memberikan kasih syang, yang selanjutnya dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan
peradaban yang mengangkat harkat dan martabatnya.
Seorang muslim juga beriman dan percaya, bahwa yang dapat
membersihkan jiwa dan menyelamatkannya ialah iman yang baik dan
7 Muhammad Ardani, Akhlak Tasmvuf, h. 808 Muhammad Ardani, Akhlak Tasmwg; h. 84
16
amal shaleh, sedangkan yang mengotori dan merusaknya ialah dampak
negatif dari kekafiran dan perbuatan dosa maksiat.
Dalam rangka inilah seorang muslim dalam hidup dan
kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan santun dalam menjaga
jiwanya agar selalu bersih, dapat terhindar c1ari perbuatan dosa,
maksiat, sebab j iwa adalah yang harus dijaga dan dipelihara kebersihan
serta pembinaanya, kemudian menyelamatkannya dari hal-hal yang
dapat mengotori atau merusaknya dari aqidah atau kepercayaan yang
menyesatkan, dan perbuatan yang amoral, kemudian jiwa juga
sebaiknya senantiasa mendapat pembinaan secara khusus siang dan
malam, serta pengawasan sepenuhnya dari saat ke saat,
mengharapkannya di dalam perbuatan-perbuatan yang baik,
mendorongnya kepada ketaatan, seperti usaha dalam mencegahnya
dari kejahatan clan kerusakan dengan penuh disiplin dan ketekunan
menuju perbaikan dan pembinaan manusia mukmin yang kamil
seutuhnya.9
Berakhlak yang baik pada diri sendiri dapat diartikan
menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri
dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan
dan amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik
baiknya
s. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi akhlak seseorang,
diantaranya adalah:
a. lusting
Setiap kelakuan manusia lahir dari suatu kehendak yang
digerakkan oleh naluri (instink). Naluri merupakan tabiat yang dibawa
sejak lahir, jadi instink merupakan suatu pembawaan asli. Instink
dalam bahasa arab disebut "garizah" atau "fitrah" dan dalam bahasa
9 Muhammad Ardani, Akhlak Tasml'lif, h. 54
17
inggris disebut instinct. Atau naluri adalah sifat yang dapat
menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan
terpikir lebih dahulu kearah tujuan itu tanpa didahului latihan
perbuatan itu.
Dalam !lmu Akhlak, pengertian tentang naluri ini amat
penting, karena para ahli etika tidak merasa memadai kalau hanya
menyelidiki sisi dzahiriyah dari manusia saja, malainkan merasa perlu
juga menyelidiki latar belakang kejiwaan yang mempengaruhi dan
mendorong suatu perbuatan. Dalam hubungan ini, ahli-ahli psikologi
menerangkan macam-macam naluri (instink) yang ada pada manusia
yang menjadi pendorong tingkah lakunya, di antaranya adalah:
I) Naluri makan (nutritive instinct), yaitu dari manusia lahir telah
membawa suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain.
2) Naluri mendapatkal1 pasangan (seksual instinct), yaitu laki-Iaki
menginginkan wanita dan wanita ingin berpasangan dengan laki
lakL Dalam AI-Qur'an diterangkan:
.-" ",."J .... "'J. .. ....." _ ..... J .... r:: ~ t J. r:: ... }i.FWI~lj o;;.Jlj ~ql~ y:.,~I t.r"GJ!0:'..j.- .. .. ..
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaankepada apa-apa yang diiligini, Yaitu: wanita-wanita,anakanak, harta yang banyak" (QS. Ali-Imran : 14)
3) Naluri keibuan atau kebapaan (paternal instinct), yaitu tabiat
kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak
kepada orang tuanya.
4) Naluri beljuang (combative instinct), yaitu tabiat manusia yang
cenderung mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.
5) Naluri ber-Tuhan, yaitu tabiat manusia mencari dan merindukan
penciptanya yang mengatur dan memberikan rahmat kepadanya,
naluri ini disalurkan dalam hidup beragama.
Selain daripada kelima instink tersebut, l11asih banyak lagi
instink yang sering dikemukakan oleh para ahlipsikologi, misalnya:
18
instink memiliki, instink ingin tahu dan memberitahu, instink takut,
instink suka bergaul dan instink l11eniru.
Dalal11 hubungan ini, Islam l11engajarkan agar naluri tidak
dirusak dengan l11enganiaya diri sendiri, malainkan perlu disalurkan
secara wajar sesuai dengan tuntunan hidayat Illahi.
Misalnya nutritive instink, jika diperuturutkan begitu saja
dengan makan apa saja tanpa batas sesuai dengan panggilan hawa
nafsu, maka pastilah akan merusak diri sendiri. Islam mengajarkan
agar naluri ini disalurkan dengan memakandan mel11inum barang yang
baik, halal dan suci selia tidak berlebih-lebihan. Sebagaimana firman
Allah SWT:
" "J 0", J J ".. J~ 1::.,. J. "J '" • .} ".. • J J@,",' 'q~'l' ,,,,I \-.,-", 'l" 1 "I'I,IL-'v;vv~ ., , .T";- J )-'J'-"J ~J
"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangberlebih-lebihan." (QS. AI-A'raf: 3 I)
Perlu ditambahkan bahwa kekuatan naluri di dalam diri
masing-masing pribadi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya
sehingga menyebabkan daya pendorong dan kesanggupan berbuat
masing-masing berbeda-beda pula. lo
b. Kebiasan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku l11anusia ialah
kebiasan atau adat kebiasaan, yang dimaksud dengan kebiasaan ialah
perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mel1jadi mudah
dikerjakan.
Dalam usaha menjadikan akhlak yang baik l11enjadi kebiasaan,
hendaklah dibina melalui latihan yang didahului dengan kesadaran.
Sebagaimana halnya dalam mel11bina kebiasan yang baik terkadang
mengalami rintangan, demikian pula dalam merubah suatu kebiasan
10 Hamzah Ya'qub, Elika Islam: Pemblnaan Akhlakul Karimah, (Bandung:CVDiponegoro, 1988), eet ke-4, h.56
19
buruk, juga mengalami rintangan yang terkadang lebih berat lagi.
Kebiasaan yang perlu dirubah tentulah kebiasan yang jelek atau buruk.
Untuk merubah suatu kebiasaan yang jelak, para ahli akhlak
mengajarkan beberapa teori, yaitu sebagai berikut:
I) Niat yang sungguh-sungguh tanpa keragu-raguansedikitpun untuk merubah kebiasan itu, niat itu perludisertai dengan azam (kemauan keras).
2) Pengertian dan kesadaran yang menclalam akan perlunyakebiasaan itu ditinggalkan.
3) Dalam melaksanakan niat itu hendaklah terus-menerus,sesuai dengan yang diniatkan, yakni tidak bergeser daripenclirian dan niat semula walaupun bertemu c1engankesukaran.
4) Mengisi waktu kosong dengan kebaikan setelah kebiasaanjelek itu digeser.
5) Mencari waktu yang baik dan tepat untuk melaksanakanniat itu. lI
c. Lingkungan
Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang
adalah lingkungan (milieu). Milieu aclalah suatu yang melingkupi suatu
tubuh yang hidup, misalnya tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara
dan lingkungan pergaulan. Dalam hubungan ini lingkungan c1ibagi
kepada dua bagian, yaitu:
I) Lingkungan alam, alam yang melingkupi manusia merupakanfalctor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah lakuseseorang. Lingkungan alam dapat mematahkan ataumematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang.Dengan kata lain kondisi alam ini turut mempengaruhi akhlakmanusia-manusia yang beracla di dalamnya.
2) Lingkungan pergaulan, manusia hidup selalu berhubungandengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harusbergaul. Dan dalam pergaulan itu timbul saling mempengaruhidalam pikiran, sifat dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan inidapat dibagi beberapa kategori, yaitu:I) Lingkungan dalam rumah tangga, yaitu akhlak orang tua di
rumah yang dapat mempengaruhi akhlak anak-anaknya.
11 Hamzah Ya'qub, Etika lslam,h. 61
20
2) Lingkungan sekolah, yaitu akhlak anak sekolah dapatterbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikanoleh guru-guru di sekolah.
3) Lingkungan pekerjaan, yaitu suasana pekerjaan selakukaryawan dalam suatu perusahaan atau pabrik dapatmempengaruhi pula perkembangan pikiran, sifat, dankelakuan seseorang.
4) Lingkungan organisasi atau jama'ah, yaitu orang yangmenjadi anggota dari suatu organisasi atau jama'ah akanmemperoleh aspirasi cita-cita yang digariskan organisasitersebut. Cita-cita itu mempengaruhi akhlak anggotaorganisasi.
5) Lingkungan kehidupan ekonomi atau perdagangan, karenamasalah ekonomi adalah primer dalam kebutuhan hidupmanusia, maka hubungan-hubungan ekonomi turutmempengaruhi pikiran dan sifat-sifat seseorang. 12
d. Kemauan Keras atau 'Azzam
Salah satu kekuatan yang terdapat di balik tingkah laku
. manusia adalall kemauan keras atau 'azzam. Karena 'azzam adalah
yang menggerakan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh.
Kehendak ini juga yang menentukan baik dan buruknya sesuatu
perbuatan, karena dari kehendak menjelma niat yang baik dan yang
buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk
karenanya.
Dengan adanya kehendak atau iradah yang diberikan Allah
SWT kepada manusia maka berarti diberikan pula kebebasan mamilih
dan berbuat. Dengan adanya pertimbangan dan kehendak dalam diri
manusia, maka manusia dapat memutuskan berbuat atau tidak berbuat,
malangkah atau tidak, ke kanan atau ke kiri.
Manusia diberi kekuatan dan kehendak untuk berbuat dengan
catatan bahwa kekuatan dan kehendaknya dapat terlaksana dengan izin
Allah semata. 13
12 Hamzah Ya'qub, Etika Islam, h.7013 Hamzah Ya'qub, Efika Islam, h.73
21
B. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf
Akblak yang ditekankan dalam tasawuf adalah yang akan membawa
manusia menuju kebahagiaan dunia dan akbirat yang menjadi ciri
kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:P) ... oJ 0 ...
l,;f". , ,~, , I lit:.:1 ~ '. '.' II I~ <'Ir+-"'" -, .:r-;r' cr-'
"Sesempurna-sempurna iman orang mukmin ialah yang paling baikbudi pekertinya n.
Tasawuf adalah akblak yang mulia, seorang sufi adalah yang baik
akblaknya. Dan akblak ini merupakan sendi tasawuf sebagaimana dikatakan
oleh Syaikb Abu Bakar al-Kattani dan al-Junaidi aI-Baghdadi, sebagai ciri
kesempumaan iman, sebagai berikut:" ... / J" " ... J ·JO....
,....;:;.a~1i <s!~ :;1) ~I <s! ~:;I) :;..; ;p;,. :..;:;'a'li
"Tasawuj adalah budi perkerti barang siapa yang bertambah baikakhlaknya maka bertambah pulalah tasawujnya n.
Akhlak dalam pandangan kajian tasawuf bukan senlata-mata menilai,
perbuatan baik dan buruk, namun lebih dari itu adalah menlbersihkanjiwa dari
pengaruh akblak tercela. Karena pada dasarnya seseorang tidak dapat
memperbaiki akblaknya sebelum menyucikan j iwanya terlebih dahulu.
Memperbaiki budi pekerti dan membersihkan jiwa hanya bisadilakukan
dengan semata-mata. mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, dengan
mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW dan meneladaninya akan
menumbuhkan hasil belUpa akblak yang baik sebagaimana yang dikatakan
oleh Imam Suhrawardi:
"Orang-orang stiff adalah orang yang menghidupkan sunahRasulullah SA W karena mereka pada mulanya menjaga sabdacsabda
22
Nabi, kemudian mereka mengikuti segala tingkah lakunya yangakhirnya mereka merealisasikan akhlak Nabi pada diri mereka,,]4
C. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
1. Pengertian Tarekat
Tarekat menurut bahasa berasal dari bahasa Arab tariqah Gama':
turuq atau tara'iq) yang berarti jalan atau metode atau aliran (madzhab).
Dan menurut istilah tasawuf "tarekat adalah perjalanan seorang sufi
menuju Allah dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus
ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin
kepada Allah.,,15
Tarekat menm'ut Syekh Zainuddin bin Ali AI-Mubarri Al Malibary
dalam kitabnya Kifayatul Atqiya wa Minhajul Al-Ashjlya' "yang dimaksud
dengan tarekat adalah menjalankan amalan yang lebih baik, berhati-hati,
tidak memilih kemudahan syara " seperti sifat wara " serta ketetapanhati
yang kuat seperti latihan-Iatihan jhva,,16
Tarekat menm'ut AI-Jurjani dalam bukunya Al-Ta'rifat, "tarekat
adalah jalan khusus bagi orang-orang yang masuk ke jalan Allah, melalui
jalan-jalan dan maqam-maqam spiritual".17
Sedangkan tarekat menurut Syekh Abdul Qadir AI-JaHani adalah:
Tidak akan melihat, kecuali hanya kepada Allah. Tidakakanmendengar dan berpikir, kecuali hanya dari Allah. Merasa nikmatdengan kenikmatan dari-Nya dan rnerasa senal1g dan menjaditerhormat dengan mendekatkan diri kepadacNya, merasa tenangdan tentram dengan janji-Nya, mel1jadi jinakdenganperkataanNya, tidak merasa senang dan lari dari selain-Nya, berlindung danmenyandarkan diri dengan mengingat-Nya. Hanya kepada-Nya diapercaya. Dengan cahaya makrifat-Nya, dia rnemperoleh hidayahdan berpakaian.18
14 Toriquddin, Seku/aritas Tasawuf: Membumikan Tasawl!! do/am Dunia Modern,(Malang:UIN Malang Press, 2008), h.24
15 Ensik/opedi Is/am, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1993) cet ke- I, jilid ke-5, h.6616 Ismail Nawawi, Tarekat Qadiriyah 11'0 Naqsabandiyah (Sebuah Tilyauan Iimiyah dan
Amaiiyah), (Surabaya: Karya Agung, 2008), cet ke- I, h. 2 I17 Abdul Razzaq AI-Kailani, Syaikh Abdu/ Qadir Jailani GuI'U Para Pentari Tuhan,
pene,jemah. Aedhi Rakhman Saleh, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), h.2I818 Abdul Razzaq AI-Kailani, Syaikh Abdu/ Qadir, h.223
23
Tarekat dapat dipahami sebagai jalan spiritual yang ditempuh oleh
seorang sufi. Selain tarekat sering juga digunakan kata suluk yang artinya
juga peljalanan spiritual, dan orangnya disebut salik. Setiap tarekat
memiliki metode yang berbeda dalam mendekatkan diri kepada Allah,
tetapi tujuannya sarna yaitu mendekatkan diri kepada Allah.
Kata tarekat adalah merupakan organisasi persaudaraan dalam
menjalankan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dari perspektif
sejarah, tarekat dalam mti ini mulai muncul di masyarakat Islam pada awal
abad kesebelas, ditandai oleh munculnya Tarekat Qadiriyah, yang
didirikan oleh Syekh Abdul Qadir AI-Jailani (w. 1165).19
Dalam periode ini tarekat dinisbatkan kepada sejumlah pribadi sufi
yang bergabung dengan seorang guru atau syekh dan tunduk di bawah
aturan-aturan terinci dalam jalan rohaniah, yang hidup secara kolektif di
berbagai zmviyah, ribath dan khanaqah, atau berkumpul pada waktu
waktu tertentu dalam acara-acara tertentu serta mengadakan berbagai
peltemuan ilmiah maupun rohaniah yang teratur.
Nama tarekat di dunia Islam begitu bermacam, berselaras dengan
perbedaan nama-nama para pendirinya. Dalam kenyatannya tarekat-tarekat
tersebut mengarah pada tujuan yang sarna, sementara perbedaannya,
hanyalah dalam aturan-aturan praktisnya, semisal dalam berpakaian, wirid,
dan hizib.2°
Adapun tarekat yang berkembang yang dipandang boleh untuk
diikuti dan diakui kebenarannya (tariqah al-Illutabarah) adalah Tarekat
Qadiriyah, Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Rifa'iyah, Tarekat
Syadziliyah, Tarekat Ahmadiyah, Tarekat Dasukiyah, Tarekat Akbariyah,
Tarekat Maulawiyah, Tarekat Qurabiyah, Tarekat Suhrawardiyah, Tarekat
Khalwatiyah, Tarekat Jalutiyah, Tarekat Ghazaliyah, Tarekat Jastiyah,
Tarekat Sya'baniyah, Tarekat Alawiyah, Tarekat Usyaqiyah, Tarekat
Bakriyah, Tarekat Umariyah, Tarekat Utsmaniyah, Tarekat Aliyah,
19 Mulyadhi Katlanegara, Menyelami Lubuk Tasm",if, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.l7420 Abu al-Wafa' al-Ghanimi al-Taftazani, Sufi dati Zaman ke Zaman, penerjemah: Ahmad
Rati' Utsmani, (Bandung: Pustaka, 1997), eet ke-2, h.235
24
Tarekat Abbasiyah, Tarekat Haddadiyah, Tarekat Maghribiyah, Tarekat
Syattariyah, Tarekat bayumiyah, Tarekat Aidrusiyah, Tarekat Anfasiyah,
Tarekat Samaniyah, Tarekat Sanusiyah, Tarekat Idrisiyah, Tarekat
Badawiyah, dan Tarekat Tijaniyah.21
2. Sejarah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabaodiyah
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah didirikan oleh Syekh Ahmad
Khatib ibn Abd al-Gaffar al-Sambasi al-Jawi. Ahmad khatib Sambas
dilihirkan pada talmo 1217 H atau 1802 M di Sambas, Kalimantan Barat.
Setelah menyelesaikan pendidikan agama dasar di kota asalnya, beliau
pergi ke Mekkah pada umur 19 tahun untuk melanjutkan belajarnya di
Mekkah sampai beliau wafat pada tahun 1289 H atau 1872 M.22
Di kota suei inilah dia belajar pelbagai ilmu agama Islam hingga
dia menjadi seorang ulama besar yang mengajar di Masjid AI-Haram
Mekah. Diantara guru-gurunya ialah Syekh Daud ibn 'Abdullah al
Fathani, seorang ulama besar penyusun pelbagai kitab bidang fiqih,
ushuluddin, dan tasawuf yang hidup di Mekah semasa dengan Syekh
Muhammad Arsya al-Banjari dan Syekh Abd ai-Shamad al-Falimbani.
Selama mengajar di Masjid al-Haram, Ahmad Khatib al-Sambasi juga
banyak mempunyai murid terkenal.
Seeara kronologis, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah
sebuah Tarekat yang merupakan univikasi (penggabungan) dari dua
Tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syekh 'Abdul
Qadir al-Jailani (W. 561 H.l1166 M.) Nama lengkapnya adalah Muhy al
Oin Abu Muhammad Abd ai-Qadir ibn Abi Shalih Zangi Dost al-Jaylani
dan Tarekat Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Syekh Bahauddin al
Naqssyabandi al-Bukhmy (W.791 H. 1389 M.) Nama lengkapnya adalah
Muhammad ibn Muhammad Bahau ai-din al-Uwaisi al-Bukhari al
Naqsyabandi. Penggabungan kedua tarekat tersebut kemudian
21 Ensiklopedi Tasml"if (Bandung: Angkasa, 2008), eet ke-l, jilicl ke-3 h. 128322 Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara:Rangkaian i\llltiara Sufi Terkemuka, (Jakarta:
Keneana, 2006) eet ke-1, h. 75
25
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah tarekat yang
mandiri, dan berbeda dengan kedua thariqat induknya.23
Menurut Naquib ai-Atlas, bahwa Syekh Ahmad Khatib Sambas
juga seorang Syekh atau pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah di samping
kedudukannya sebagai seorang syekh Tarekat Qadiriyah. Sebagai
pemimpin tertinggi tarekat Qadiriyah di Mekkah, dia menggantikan
gurunya, Syekh Samsuddin, yang telah mengangkat Khatib Sambas
sebagai mursyid yang akan menggantikannya bi/a dia wafat. Dengan status
ini/ah, dia banyak mempunyai murid-murid pemimpin tarekat yang
menyebarkan Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah di Nusantara pada
abad ke-19M.
Sebagai seorang mursyid yang sangat alim dan 'arif biIlah, Syekh
Ahmad Khatib memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi
tarekat yang dipimpinnya, karena dalam Tarekat Qadiriyah memang ada
kebebasan untuk itu, bagi yang telah mencapai derajat mursyid.
Syekh Ahmad Khatib menggabungkan inti ajaran kedua tarekat
tersebut, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsabandiyah.
Penggabungan inti ajaran kedua tarekat itu, dimungkinkan atas dasar
pertimbangan logis dan strategis behwa kedua ajaran inti itu bersifat saling
melengkapi, terutama dalam hal jenis zikir dan metodenya. Dengan
penggabungan itu diharapkan para muridnya dapat mencapai derajat
kesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih efektif dan efesien.24
Dalam menyempurnakan Formulasi tarekatnya, Syekh Ahmad
Khatib tampaknya masih menggunakan metode-metode tarekat lainnya,
sebagaimana yang tertulis dalam risalahnya yaitu kitab Fath at- 'Arifin,
yang tertulis sebagai berikut:
Semula tarekat ini dibangun atas rangkaian huruf "naqhtu jimin ",maka barang siapa tidak mendatangi kami dan mengambil tarekatini pada kami, dia pasti menyesal:Hurf"nun" bermakna Tarekat Naqsabandiyah
"Kharisudin Aqib, AI-Hikmah:memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah IVa Naqsabandiyah,(Jakarta:Dunia I1mu, 1998), h. 47
24 Kharisudin Aqib, AI-Hikmah, (Jakarta:Dunia I1mu, 1998), h.52
26
Huruf"qaj" bennakna Tarekat QadiriyahHuruf"tha" bermakna Tarekat AnfasiyahHuruf "jim" bermakna Tarekat al-JunaidiyahHuruf"mim" bermakan Tarekat al-Muwafaqah
Kelima macam tarekat tersebut masing·masing mempunyai
keunikan, yang digunakan dalam tarekat inL Naqsabandiyyah dengan
dzikir khafi (diam)-nya, Qadiriyah dengan dzikir jahar (nyaring)-nya,
Anfasiayah dengan dzikir peredaran nafas, Junaydiyah dengan dzikirnya
pada setiap hari selama seminggu dengan lafaz-Iafaz tertentu, dan
Muwafaqah denga dzikir As-ma' al-Husa. Kelima tarekat yang disebutkan
di atas sebenarnya telah mendapat tempat dan porsi yang sarna pentingnya
dalam pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Seluruhnya
memiliki kelebihan dalam menyempurnakan dan melengkapi metode
spritual untuk mengarahkan agar semua orang selalu ingat kepada Allah
dan mendekatkan diri ke- hadirat-Nya. Tetapi, mungkin karena akibat
tekanan amalannnya, terutama bagi tingkat pemula lebih mementingkan
pada zikir jahar dan zikir khafi pada selesai salat fardhu. Maka tarekat ini
lebih mudah dinamai dengan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah,
karena memang kedua metode zikir itu adalah fonnulasi dari Tarekat
Qadiriyah dan Tarekat Naqsabandiyah.
Pada Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, nama Qadiriyah di
dahulukan dari Naqsabandiyah. Hal ini nampaknya di dasarkan atas
silsilah yang selalu digunakan Syekh Ahmad Khatib ketika mengajarkan
tarekat ini kepada murid-muridnya. Karena Syaikh Syamsuddin, guru
sprihIaI Syekh Ahmad Khatib berasal dari Tarekat Qadiriyah, yang tentu
akan disebutkan terlebih dahulu. Sehingga kemudian, murid-murid Syekh
Ahmad Khatib mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di
Indonesia dengan bersumber pada silsilah Tarekat Qadiriyah bukan
Tarekat Naqsabandiyah.25
2S Ajid Thahir, Gerakan PoUtik Kaum Tarekat (Telaah Historis Gerakan PoUtik Antikotol1ialisme Tarekat Qadiriyah \Va Naqsabandiyah di Pulau Jmva), (Bandung:Pustaka Hidayah,2002), h.50
Bagan 1
Silsilah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah:26
1. Allah SWT
2. Jibril AS
3. Muhammad SAW
27
4. Ali ibn Abi Thalib
5. Husain ibn Ali
6. Zainal Abidin
7. M. al-Baqir
8. Ja'far al-Sadiq
9. Musa al-Khadim
10. Ali ibn Musa al-Ridla
II. Ma'rufal-Karakhi
12. Sarri al-Saqati
13. Abu Qasim Janaidi al-
Baghdadi
14. Abu Bakar al-Syibli
15. Abd.Wahid al-Tamimi
16. Abu al-Farraj al-Turtusi
17. Abd Hasan Ali al-Karakhi
18. Abu Sa'id Mubarak al
Majzumi
19. Abd. Qadir al-Jailani
20. Abd. Aziz
21. M. Hattaq
22. Syamsuddin
23. Syarifuddin
24. Nuruddin
"Drs Kharisudin Aqib, AI-Hikmah, h.119
4. Abu Bakar al-Siddiq
5. Salman al-Farisi
6. Qasim ibn Muhammad ibn Abu
Bakar
7. Imam Ja'far al-Shadiq
8. Abu Yazid al-Bustami
9. Abu Hasan Kharqani
10. Abu Ali Farmadi
11. Syekh Yusufal-Hamdani
12. Abd. Khaliq Guzdawani
13. Arif Riya Qari
14. Muhammad Anjiri
15. Ali Rami Tamimi
16. M. Baba Sammasi
17. Amir Kulali
18. Bahauddin al-Naqsyabandi
19. M. Alaudin Attari
20. Ya'qub Jarekhi
21. Ubaidillah Ahrari
22. M. Zahidi
23. Darwisi Muhammad Baqi'Biliah
24. A.Faruqi al-Shirhindi
25. Al-Maksum al-Shirhindi
25. Waliyuddin
26. Hisyamuddin
27. Yahya
28. Abu Bakar
29. Abd. Rahim
30. Usman
31. Abd. Fallah
32. M.Murad (Makkah)
26. Saifuddin AfifMuhammad
27. Nul' Muhammad Badawi
28. Syamsuddin Habibullah Janjani
29. Abdullah AI-Dahlawi
30. Abu Sa'id ai-Ahmadi
31. Ahmad Sa'id
32. M. Jan AI-Makki
33. Khalid Hilmi
28
33. Syamsuddin (Makkah)
~~Syekh Ahmad Khatib AI-Sambasi
~I II III
~ l ~l. Syekh Abd. Karim al-Bantani
~2. KH. Ibrahim al-Brumbangi
~2. KH. Abd. Rahman Menur
~3. KH. Muslikh Abd. Rahman
4. KH. M. Lutfi ai-Hakim
4. KH. Zarnroji Saerozi
4. KH. M. Adlan Ali
4. KH. Makky Maksoem(Pusat Cukir Jombang)
l. Syekh M. TolhahAI-Cireboni
2. KH. Abdullah MubarokBin Nur Muhammad
3. KH.A. Shahibul WafaTajul Arifin(Pusat Suryalaya)
l. Syekh A. Hasbu ai-Maduri
~2. KH. M. Khalil
~3. KH. M. Ramli Tamim.
.I-4. KH. Musta'in Ramli
4. KH. Maksoem Ja'far
15. KH. Rifa'i Ramli
6. KH. A.Dimyati Ramli
4. KH. Usman al-Ishaqi _
Khalifah Syekh AhmadKhatih Yang lain:IV Syekh M. Isma'i! (Bali)V Syekh Yasin (Kalbar)VI Syekh H. Lampung (Lampung)VII Syekh M. Ma'ruf(Pelembang)VIII Nuruddin (Sambas)IX Syekh M. Sa'ad (Sambas)X Syekh Abd. Mukti AI-Maduri
~5. KH. M. Asrori Usman
(Pusal Surabaya)
29
Murid-murid Syekh Ahmad Khatib yang berasal dari berbagai
daerah di Nusantara menyebarluaskan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah sekembali dari mekkah. Di Filipina Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah disebarkan oleh Syekh Nuruddin dan di Kalimantan barat
(sambas) disebarkan oleh Syekh Muhamma Sa'ad.
Oi jawa, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah disebarkan melalui
pesantren. Murid utama beliau adalah Syekh Abdul Karim yang berasal
dari Banten dan kemudian diangkat sebagai pengganti Syekh Ahmad
Khatib sebagai mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Mekkah.
Selain Abdul Karim, Khalifah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Iainnya adalah Syekh Talhah dari Cirebon dan Kyai Ahmad Hasbullah bin
Muhammad dari Madura yangjuga menetap di mekkah.
Melalui pusat-pusat penyebaran yakni pesantren, Tarekat Qadiriyah
wa Naqsabandiyah berkembang menjadi salah satu tarekat yang paling
banyak dianut oleh masyarakat Islam di Jawa, baik di pedesaan maupun di
perkotaan?7
~dapun pesantren pengembang Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah ada lima pesantren, yaitu:
a) Pondok Pesantren Pagentongan di Bogor yangdikembangkanoleh K. H. Thahir Falak.
b) Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya yangdikembangkan oleh K. H. A. Shohibul Wal'i\ Tajul Arifin.
c) Pondok Pesantren Mranggen di Semarangyang dikembangkanoleh K. H. Mustahlikh.
d) Pondok Pesantren Rejoso di Jombang yang dikembangkan olehK. H Must' ain Ramli.
e) Pondok Pesantren Tebuireng yang dikembanngkan oleh K. HSyamsuri Badawi.28
27 Ahmad Syafi'i Mufid, Tangk/ukan. Abangan dan Tarekat: Kebangkitan Agamil diJalVa, (Jakarta: Yayasan Dbor Indonesia, 2006), h. 241
"Kharisudin Aqib, A/-Hikmah, (Jakarta:Dunia IImu, 1998), h. 125
30
3. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren
SlIryalaya
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren
SlIryalaya yang didirikan pada tanggal 5 September 1905, sampai saat ini
dikenal sebagai salah satu pusat Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
yang aktif dan dinamis. Mursyidnya saat ini adalah K. H. A. Shohibul
wafa' Tajul Arifin (Abah Anom) dan telah berhasil mengembangkan
cabang-cabangnya, bllkan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,
seperti Singapllra, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Abah anom juga
dikenal telah mendesain kurikulum khusus praktik dzikir dan shalat untuk
merehabilitasi remaja yang kecanduan obat terlarang dan narkotika dengan
membangun Pondok Inabah di beberapa cabang Suryalaya. Untuk
memenuhi minat masyarakat luas yang ingin masuk dan belajar zikir di
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya, Abah Anom telah
mengangkat wakil talkin: yaitll orang-orang yang diamanatkan untuk
menalkin atau membaiat atas nama Abah Anom di daerah-daerah yang
telah ditunjuk. Hingga saat ini sudah ada 60 orang yang ditunjuk sebagai
wakil talqin di dalam dan luar negri.
Abah anom telah menulis beberapa karya, yaitu miftah al-Shudur,
ibadah sebagai metode pembinaan korban penyalahgunaan Narkotika dan
kenakalan remaja, 'Uqudul Jum 'an, Akhlaq al-karimah atau Akhlak al
Mahmudah Berdasarkan Mudamwamatu Dzikrillah, dan menerbitkan
maklumat secara tertulis yang disebarkan ke seluruh cabang Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya, sebagai nasihat dari waktu ke
waktu. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya sangat aktif dalam
menjalankan latihan spiritual bagi anggotanya baik laki-laki maupun
perempuan, baik itu pembinaan spiritual harian yang berupa dzikir dan
shalat-shalat sunnah, amalan mingguan berupa khataman, ataupun amalan
bulanan yang berupa manaqib Syekh Abdul Qadir Al~Jaiiani.
Zikir harian dilakukan setiap sesudah shalat wajib, dengan bacaan
la ilaha ilia Allah minimal sebanyak 165 kali dengan bacaan keras dan
31
diikuti dengan zikir khafi. Khataman dilakukan dua kali seminggu yakni di
hari senin dan kamis sehabis shalat ashar. Adapun acara manaqiban selalu
di adakan di Masjid Nurul Asrar Pesantren Suryalaya setiap tanggal II
hijriah dan diadakan pula di tempat-tempat lain setiap satu bulan sekali.
Acara manaqiban yang selalu didengungkan selain kitab manakib Syekh
'Abdul Qadir AI-Jailani, selain itu ada tanbih Abah Sepuh dan bacaan
shalawat Bani Hasyim juga dibaca di akhir acara manaqib.29
Pada tahun 1961 Pesantren Suryalaya telah membentuk sebuah
Yayasan Serba Bakti untuk memacu terus kemajuan yang dicapai dalam
mencapai tujuan masa depan. Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren
Suryalaya telah memainkan peranan yang sangat penting dalam
memajukan pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi daerah. Sebagai
contoh dalam bidang pendidikan sampai saat ini yayasan Serba Bakti
Suryalaya telah memilki Iembaga-lambaga pendidikan seperti TK, SD,
SMP, MTS, MA, SMK, perguruan tinggi Institut Agama Islam Lathifah
Mubarakiyah dan Sekolah Tinggi lImu Ekonomi.30
4. Tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi, terrnasuk
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah adalah untuk mernbina dan
rnengarahkan seseorang agar bisa merasakan hakikat Tuhannya dalarn
kehidupan sehari-hari 'melalui perjalanan ibadah yang terarah dan
sernpurna. Biasanya seorang salik akan diarahkan oleh tradisi-tradisi ritual
khas yang terdapat dalam tarekat bersangkutan sebagai upaya
pengembangan untuk bisa menyarnpaikan mereka ke wilayah hakikat atau
makrifat kepada Allah 'Azza wa Jalla?1
Adapun yang menjadi azaz dan tujuan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah adalah:
29 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat AJuktabarah di Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2005,), cet ke-2, h.264
30 Sri Mulyati, Mengenal dan memahami Tarekat~Tarekat Muktabarah di Indonesia,h.278
31 Ajid Thohir, Gerakan PaUlik Kallm Tarekal. h. 55
32
2B~J~ ~I~:,lk: ~Lp)J l?~~ GlI~~,. - " -'" '" - ...
"Ya Tuhanku hanya Enkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mu lah yang aku cari, berilah aku kemampuan untuk bisamencintai-Mu dan ma 'rifat kepada-Mu"
Jadi azaz dan tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah adalah:
a. Taqarub terhadap Allah SWT, adalah mendekatkan diri kepada Allah
dalal11 jalan ubudiyah yang dalal11 hal ini dapat dikatakan tidak ada
satupun yang l11enjadi tirai penghalang antara 'abid rna 'bud, anatara
khalik dan rnakhluk
b. Memtiu jalan yang diridhai Allah SWT, baik dalam ubudiyah l11aupun
di luar ubudiyah, alhasil dalam segala gerak-gerik manusia di haruskan
l11engikuti dan menaati perintah-perintah Tuhan dan menjauhi atau
l11eninggalkan larangan-Iarangan Tuhan. Hasilnya diantaranya adalah
budi pekerti menjadi. baik, akhlaknya mertiadi baik, dan segala
ikhwalnya l11enjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan
maupun yang berhubungandengan antara manusia dengan l11anusia
atau dengan l11akhluk insya Allah tidak lepas dari keridhaan Allah
SWT.
c. Kel11ahabbahan dan kemakrifatan terhadap Allah SWT, rasa cinta
dengan terang l11a'rifat terhadap Allah dan di dalam mahabbah itu
mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hatL Apabila telah
l11ahabbah, maka timbullah rupa-rupa hikmah diantaranya
membiasakan diri dengan selurus-Iurusnya dalah hak zahir dan bathin,
dan bisa mewujudkan "keadilan' yakni dapat menetapkan sesuatu
dalal11 haknya dengan sebenar-benarnya. Pancaran dari mahabbah
datang juga belas kasihan kepada sesama l11akhluk diantaranya cinta
kepada Nusa Bangsa beserta agamanya. Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah ini ialah salah satu jalan untuk membukakan diri agar
tercapai tujuan tesebut.32
32 Tanbih dan Azaz Tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, (Tasikmalaya:Yayasan Serba Bakti Pesantren Suryalaya, 1998, eet ke-4), h.5
33
5. Amalan-amalall Tarekat Qadiriyah wa Naqsaballdiyah Polidok
Pesalltrell SlIryalaya
Adapun amalan-amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
adalah:
a. Baiat atan Talqill
Tahapan ini merupakan proses awal seorang salik memasuki
perjalanan sufi, salik seCaI'a tidak langsung memperoleh status
keanggotaan seCaI'a formal, mengikat perjanjian kesetian untnk
menjalankann seluruh aturan-atm'an yang ada dalam Tarekat Qadiriyah
wa Nagsabadiyah membangun tali ikatan spiritual dengan mursyid-nya
serta membangun persaudaraan mistis dengan anggota yang lain.33
Talgin ini merupakan proses awal yang harus ditempuh oleh
seseorang untuk mengikuti dan mengamalkan qjaran suatu Tarekat.
Begitu pula jika seseorang hendak mengamalkan ajaran Tarekat
Qadiriyah wa Nagsyabandiyah, maka talgin ini harus dilalui. Talqin ini
diberikan oleh seOl'ang Mursyid atau seseorang yang mendapat
kepercayaan dari seorang mursyid atau biasa disebut wakil talgin.
Di dalam tasawuf dan tarekat, sebagaimana dijelaskan Syaikh
Abdul Qadir al-Jailani, "talgin adalah mengambil pelqjaran dari seorang
guru untuk mengkokohkan kalimat at-taqwa, yakni kalimat tahlil (Iaa
ilaha ilia Allah) . Hal ini mengikuti finnan Allah:
l: ,,"'. ! t: .. t. J .. ".-< ............ J" .... t ..~~ ..... 4JAlj t;;J>-llyl>j L£jC.Il~ -'4-ylj
"dan Allah mengokohkan kalimat taqwa ke dalam qalbu orangorang beriman ... (QS. AI-Fath:26)
Talgin zikir dalam tasawuf dan tarekat, menurut Syaikh Abdul
Qadir AI-Jailani, hanya akan efektif dengan syarat mengambilnya dari
seorang guru yang galbunya telah tagwa secara sempurna, yakni
33 Ajid Thohir, Gerakan Palilik Kalllll Tarekal, h. 76
34
terpelihara dari lupa atau lalai dari mengingat Allah serta suci atau
bersih dari segala sesuatu selain Allah.34
Abah Anom mengartikan "talqin sebagai peringatan guru
kepada murid". Pengambilan talqin diberikan atas permintaan seorang
murid kepada mursyid dengan tujuan ingin mengamalkan ajaran suatu
tarekat. Dengan demikian pengambilan talqin ini tidak berdasarkan
paksaan dari pihak manapun melainkan kesadaran diri sendiri.
Dalam pelaksanaanya, talqin dapat dilakukan secara perm'ang
ataupun secara rombongan. Karena Nabi Muhammad SAW pun pernah
melakukan kedua proses talqin ini. Seperti yang telah diriwayatkan oleh
Ahmad dan Thabrany:) '" " "'...... ... ), ,... (} ...
<.5:;1):' :;,toG,. ;';~I ;)J ;,r.:, ;#- .JlI~ ~I J:;-~ iJl
"Rasulullah SA W telah mentalqin para sahabatnya baik secarabeljama 'ah mmpun sendiri-sendiri. "
Adapun talqin Rasulullah secara berjama'ah adalah seperti yang
diriwayatkan oleh Syadad ibn Aus:
"Syaddad ibn Aus meriwayatkan: kami berada bersama NabiMuhammad SAW, lalu beliau bersabda: apakah ada ahli kitab diantara kalian? Aku menjawa: tidak ada. Rasulullah lalumenyuruhku menutup pintu dan bersabda:angkat tangan kaliandan ucapkan la ilaha ilIa Allah (tiada Tuhan Selain Allah).Kemudian belliau bersabda: segala puji bagi Allah, ya Allahkarena Engkau telah menggutus aku dengan kalimat ini danmenjanjikan surge kepadaku karena kalimat ini dan Engkautidak akan menyalahi janji. Kemudian Rasulullah bersabdakepada para sahabat: bergembiralah, karena Allah telahmengampuni dosa-dosa kalian". (HR. Ahmad)
Adapun mengenai talqin Rasulullah secara perorangan pernah
diceritakan oleh Yusuf Al-Kurani dan teman-temannya dengan sannad
yang sah:
"Bahwa sayyidina 'Ali kw. Bertanya kepada Nabi SAW. : 'VaRasulallah tunjukilah aku jalan yang sependek-pendeknyakepada Allah dan yang semudah-mudahnya dan yang palingutama dapat ditempuh oleh hambanya pada sisi Allah?' Maka
34 Ensiklopedi tasawlif, Jilid ke-3, h.1255
35
Bersabdalah Rasulullah SAW. "Hendaklah karnu lakukandzikrullah yang kekal (dzikir dawarn) dan ucapan yang palingutama pernah kulakukan dan dilakukan oleh Nabi-nabi sebelurnAku, yaitu la ilaha illa Allah. Jika ditimbang tujuh petala langitdan burni dalam satu daun timbangan, dan kalimat la ilaha ilIaAllah dalam satu timbangan yang lainnya, maka akan lebih beratkalimat la ilaha illa Allah dalam daun timbangan yang lain".35
b. Zildr
Zikir kepada Allah, rnenurut Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Suryalaya dibagi menjadi dua
macarn, yaitu zikir jahar (keras) dan zikir khafi (pelan atau lernbut).36
I) Zikir Jahar
Zikir jahar adalah zikir itu mengeluarkan suara pujian-pujian
kepada Allah yang tersusun rapih dan dapat difahami oleh
pendengar zikir. Bahkan dalam sebuah ajaran zikir itu harus
dikeraskan suaranya sehingga suara itu dapat merasuk kedalam hati.
Zikir yang hanya diucapkan oleh mulut hanya
rnemanifetasikan dari hati agar tidak rnelupakan Allah SWT,
sedangkan zikir hati adalah pengerakan emosi atau perasaan.
Karena zikir hati muncul melalui rasa yaitu rasa akan penzahiran
keagungan dan keindahan Allah SWT.37
Zikir jahar memiliki landasan hukum yang kuat. Dalam buku
miflah as-Sudur, mengatakan bahwa "sebagaimana batu tidak dapat
dipecahkan kecuali dengan kekuatan luar biasa, maka demikian pula
zikir tidak akan berbekas pada seluruh kekusutan hali, kecuali
dengan kekuatall yang luar biasa pula, yaitu dengan zikir jahar".
Pendapat tersebut merujuk kepada firrnan Allah SWT:
3S A. Shohibulwafa Tadjul Arifi, Mifiah al-Shlldllr : kllnci pembllka hati, penerjemah Drs.Anding Mujahidin. M.Ag, (Jakarta:Laksana Utama, 2005), h. 37
36 Sri Mulyali dan nanang Syaikhu, Hikmah S'ifi: Qadiriyah Naqsabandiyah di IndonesiaSejarah perkembangannya (Media Sufi Indonesia,l,lh.), h. 19
37 Syekh 'Abdul Qadir AI-Jailani, Sir AI-Asrar, penerjemah K.H Zezen Zaelan AbidinSazul Asyhab (Tasikmalaya:Pondok Pesanlren Suryalaya, 1996), h. 74
36
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,bahkan lebih keras lagi ". (QS. Al-Baqarah:74)
Dikuatkan pula dengan hadits Rasulullah saw.
"Bahwa mengangkat suara dalam dzikir dikala manusiasesudah selesai mengeljakan shalat fardlu, betul-betul terjadidalam masa Nabi SA W. Kemudian Ibnu Abbas berkata lagi :'Aku mengetahui selesainya shalat mereka denganmengangkatnya suara keras dalam zikir itu apabila akumendengardikir itu'''. (HR. Bukhari).
Dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, seseorang
yang akan melaksanakan zikir jahar harus memenuhi syarat,
sehinnga zikir tersebut dapat menghasilkan atsar. Syarat-syaratnya
yaitu sebagai berikut :
Syarat-syarat berdzikir ada tiga macam, yaitu :
a) Hendaknya orang yang berdzikir mempunyai wudhu yang
sempurna.
b) Hendaknya orang yang berdzikir melakukannya dengan gerakan
yang kuat.
37
c) Berdzikir dengan suara yang keras yang dapat menghasilkan nul'
dzikir dalam rongga batin mereka, sehingga hati mereka itu
hidup dengan Nur hidup yang abadi yang bersifat keakhiratan.38
Cara zikir jahar atau dengan suara keras adalah penzikir
memulai dengn ucapan 'J dari bawah pusar lalu menahan dan
menariknya sampai ke otak kepala. Setelah itu mulai dengan lafaz
0\.11 dari otak dengan membayangkannya dan menurunkannya sampai
ke pundak sebelah kanan. Setelah itu mulai dengan lafaz 11 UI
dengan membayangkannya dari pundak sebelah kanan dan
menahannya lalu menurunkannya ke dada hingga sampai ke hati
sanubari di bagian kiri di bawah tulang rusUk.39
Jadi zikir jahar adalah Zikir naji isba! adalah zikir kepada
Allah dengan menyebut kalimat tahlil (laa ilaha ilia Allah). Zikir ini
merupakan inti ajaran Tarekat Qadiriyah.
2) Zikir Khafi
Zikir khafi yaitu zikir yang tersembunyi di dalam hati, tanpa
suara dan kata-kata. Zikir ini hanya memnuhi kalbu atau hati
dengan kesadaran bahwa Allah dekat dengan kita dan merasakan
kehadiran-Nya seirama dengan detak jantung, serta keluar
masuknya pernafasan. Sebab, keluar masuknya pernapasan yang
dibarengi dengan kesadaran tentang kehadiran Allah merupakan
pertanda bahwa hati itu hidup serta berkomunikasi langsung dengan
Allah. Untuk mencapai zikir khafi diperlukan latihan yang teratur
dan disiplin. Namun menurut paara ahli tasawuf cara termudah
untuk mengefektifkan zikir khafi adalah dengan cara bergul'U
kepada seorang mursyid atau pembimbing yang sudah mencapai
lIla'rifah kepada Allah yang dinamakan talqin zikir.40
" A. Shohibulwafa Tadjul Arifi, Miftail al-Sill/dl/r, h. 2539 A. Shohibulwafa Tadjul Arifi, Miftail al-Sill/dur, h.2340 Ensiklopedi Tasawlif, (Bandung: Angkasa, 2008) cet ke-1 jilid ke-3, h 1508
38
Zikir khafi adalah mengingat Allah dengan mengucapkan
Asma Allah namun tidak terdengar siapa pun, hanya terdengar oleh
panca indera pendzikir itu sendiri. Lafadz yang diucapakan dalam
hati ini yaitu lafadz yang diucapkan dalam hati ini adalah lafadz
jalalall atau nama dari Allah itu sendiri.
As-Syeikh Abdul Qadir al-Jailani menerangkan bahwa:"Zikir nafsi ialah zikir yang tidak terdengar, zikir tanpahuruf tanpa ,suara, hanya di dengar dengan indera dangerakan dalam batin. Adapun zikir hati adalah terus meneruspada hati ke dalam hati dengan Jalaliyah dan Jamaliyah.Hasil dari pada zikir ruh adalah menyaksikan cahaya TajalliSifat. Adapaun zikir sirri ialah mengintai terbukanya rahasiaIlahiyah. Adapaun zikir khafi ialah terarah pada cahayakendahan Zat Yang Maha Tunggal di Maq'adi Sidqin 'IndaMalikin Muqtadir.41
Zikir merupakan amalan harian Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya yang dilaksanakan setelah
shalat fardhu.
Adapun ketentuan berzikir dalam Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya adalah sebagai berikllt:
1. Bagi ikhwan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah PondokPesantren Sllryalaya diharuskan mengamalkan zikir jaharatall zikir naji isbat sekllrang-kllrangnya 165 kali setelahselesai shalat fardhu.
2. Jllmlah bilangan 165 dalam zikir adalah jllmlah minimal,lebih banyak akan lebih baik dengan ketentllan diakhirihitllngan bilangan ganjil.
3. Bagi ikhwan yang mempllnyai kesibllkan seperti dalamperjalanan, dapat melaksanakan zikir naji isbat denganbilangan tiga kali. Namlln diwaktll-waktll senggangsebaiknya memperbanyak bacaan zikir, misalnya pada waktllmelaksanakan shalat malam.
4. Sebaiknya dilaksanakan berjamaah dengan Sllara kerasmenghlljam, sehingga dapat "menghancurkan" kerasnya hatiyang diliputi sifat-sifat buruk menjadi sifat baik. Atsar ataubekas dari zikir itu akan terlihat dengan perilakll
41 Syekh 'Abdul Qadir Al-Jailani, SirAI-Asrar, h.75
39
pengamalnya, yaitu membentuk pribadi pengamal zikir yangber-akhlak al-karimah. 42
c. Khataman
Khatam artinya penutup atau akhir, dzikir dengan sistem,
khatman ialah sejumlah murid duduk dalam suatu majlis (majlis zikir).
Khataman adalah salah satu cara mujahadah atau khususiyah karena
khataman ini dimaksudkan untuk mujahadah, yaitu bersungguh
sungguh dalam meningkatkan kualitas spiritual seorang salik., baik
dengan melakukan zikir dan wi!'id, maupun dengan pengajian dan
bimbingan ruhaniyah oleh mursyid secara khusuS.43
Pada acara khataman terdapat manfaat dan keutamaan yang
sangat besar. antara lain:
a) Menjadi sebab turunnya berkah dan rahmat Allah SWT.b) Mengamankan perkara yang menghawatirkan.c) Mempermudah berhasilnya hajat dan eita-cita.d) Menaikkan tingkatan spiritual.e) Meningkatkan derajat, baik di dunia maupun diakhirat,44
Khataman merupakan amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah merupakan integrasi antara zikir, shalawat, doa-doa
dan bacaan yang biasa diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para
sahabat. Khataman biasanya dilakukan setelah selesai shalat fardhu
dan dzikirnya. Pelaksanaannya bisa sendiri (munfarid), tetapi lebih
utama jika dilaksanakan secara berjama'ah. Khataman dapat
dilakukan di masjid maupun di rumah masing-masing pengamal.
Khataman akan membuat pengamalnya menjadi kuat dalam dimensi
mental serta spritual.
Secara umum waktu pelaksanaan khataman yang biasa
dilaksanakan di Pondok Pesantren Suryalaya adalah sebagai berikut:
42 Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin, Uquudul jumaan (.~ikil' Hal'ian. Khotamall,Tawassul, Silsilah Thol'iqot Qodil'oyah waNaqsabandiyah), (Bandung: CV Wahana karya Grafika,1996), h. 1
43 Ismail Nawawi, Tal'ekat Qadil'iyah wa Naqsabandiyah (Sebuah Tilyauan J1miyah danAmaliyah), (Surabaya: Karya Agung, 2008), eet ke-I, h.147
44 Kharisudin Aqib, Al-Hikmah, h.ll5
h. 152
40
a) Antara Maghrib dan isya, jumlah bilangannya bisa tiga kali,tujuh kali, sebelas kali atau lebih, yang penting sebelumtiba waktu shalat isya mempunyai waktu untukmelaksanakan shalat-shalat sunah dan membaca shalawatbani hasyim.
b) Had senin dan kamis setelah shalat ashar.c) Setelah shalat isya, setelah pelaksanaan shalat lidaj il
bala,.45
d. Manaqiball
SeCaI'a leksikal manaqib berarti kebaikan sifat dan sesuatu
yang mengandung berkah. Dalam dunia tarekat, manakib adalah buku
catatan riwayat hidup seorang syekh tarekat yang memaparkan kisah
kisahnya dan bersifat menyanjung (hagiografis) dengan menyertakan
ikhtisar hikayatnya, legenda, kekeramatannya, dan nasihat-nasihatnya.
Semuanya ditulis oleh pengikut tarekat tersebut yang dirangkum dad
cerita yang bersumber dari murid-muridnya, orang-orang yang dekat
dengannya, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya.46
Dalam murljid disebutkan bahwa "manaqibul insan diartikan
sesuatu yang dikenal pada diri manusia tentallg budi pekertinya yang
terpuji dan akhlak yang baik". Dari pengertian tersebut bahwa
manaqiban ini dapat diartikan menelusuri alau mengambil suri
tauladan atau budi pekerti dad seseorang melailli sejarahnya dengan
pembacaan manaqib.,,47
Hukum melaksanakan manakiban apabila diiringi rasa cinta
serta mengaharap barokah syafaatnya maka hukumnya sunnah, sepelti
termaktllb dalam kitab Tabahiratul jash/lin 'an ushulil washilin,
halaman 66:
45 Ahmad Shohlbul Wafa Tajul Arifin, Uquuduljumaan, h.246 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtlar Baru Van Hoeve, 1993), jilid ke-3, cet ko-I,
47 Ismail Nawawi. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, h.159
41
"Sunnah hukumnya, sebagaimana cinta pada akhlak paraulama, para solihhin, para mujtahidin yang terpujiderajatnyayang luhur, dan sifat-sifatnya yang terpzlji,serta mengharapkan syafaat dan barokah daaripadanya. ,,48
Pada umumnya masyarakat Islam, dan para ikhwan
Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah, tujuan yang ingin dicapai
dalam melaksanakan manakiban itu adalah:
I. Mengharapkan rahmat Allah, keberkahan, serta kifaratdosa.
2. Mengembangkan dan meleslarikan pengamalan TarekatQadiriyah wa naqsabandiyah, sebagai salah satu jalanuntuk mendapat ridho Allah, dan mengenal lebih dekatAllah.
3. login tercapai terwujudnya insan hamba Allah yangberiman, bertaqwa, beramal sholeh dan berakhlakkarimah sufiah.
4. Mencontoh, mengikuti jejak langkah taqorrub atauma'rifatkan diri kepada Allah, diantaranya parawaliyullah.
Bagi para pengamal Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah
Pondok Pesantren Suryalaya, manaqiban ini salah satu bagian
pengamalan dari Tarekat Qadiriyah waNaqsabandiyah. Kegiatan
tersebut sudah berjalan dan berkembang luas di kalangan masyarakat
ikhwan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren
Suryalaya di tiap tempat dan daerah. Pelaksanaannya secara rutin
sesuai dengan jadwal waktu yang telah direncanakan bertempat di
majlis-majlis manakiban dan khotaman.
Adapun susunan acara manakiban adalah sebagai berikut:
l. Pembukaan2. Pembacaan Ayat Sucl AI-qur'an.3. Pembacaan tanbih, yaitu wasiat seorang mursid kepada
muridnya.4. Pembacaan tawasul.5. Pembacaan manakib Syek Abdul Qadir Al-jaelani6. Dakwah atau ceramah
48 Tanbih, TawaslI! dan Khalaman (Bandung: Wahana karya Grafika, cet ke-3, 2008), h.
42
7. Pembacaan shalawat bani Hasyim.49
Adapun bacaan manakib Syekh Abdul Qadir yang
dibacakan pada acara manakiban ini hanya sekelumit tentang
sejarah hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Buku manakib Syekh
Abdul Qadir jailani yang digunakan dalam manakiban ini adalah
kitab Tajud Dzakir Fi manaqib As-Syekh Abdul Qadir jailani,
sudah diteljemahkan dalam bahasa sunda dan bahasa Indonesia.50
e. Riyadhah
Riyadhah sering juga disebut sebagai latihan-Iatihan kejiwaan,
yang dimaksudkan di sini adalah latihan kejiwaan dengan melalui
upaya membiasakan diri agar tidak melakukan hal-hal yang mengotori
jiwaya. Riyadhah dapat pula berarti proses internalisasi kejiwaan
dengan sifat-sifat terpuji dan melatih membiasakan meninggalkan
sifat-sifatjelek.
Para sufi memasukkan riyadhah sebagai pelatihan kejiwaan
dalam upaya meninggalkan sifat-sifat jelek. Masuk di dalamnya
adalah pendidikan akhlak dan pengobatan penyakit-penyakit hati. Para
sufi memandang bahwa untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu,
perlu dilakukan riyadhah. Di dalam riyadhah pada hakikatnya
tercakup tentang pendidikan akhlak dan pengobatan penyakit-penyakit
hatL51
Riyadhah dalam tarekat telientu tidak selalu sama dengan
riyadhah yang ada pada tarekat yang lain. Karena para guru tarekat
melakukan pengembangan masing-l11asing. Dalal11 pel11beriannya pun,
setiap orang yang l11eneril11a riyadhah dari guru tarekat tidak akan
selalu sal11a. Ditel11ukan riyadhah yang berlainan itu l11erupakan suatu
49 Tanbih. Tmvasul. dan Manakib Bahasa Indonesia (Tasikmalaya, Yayasan Serba aaktiPondok Pesanlren Suryalaya), h. 3
50 Tanbih, TmllQsul, dan Manokib Bahasa Indonesia, h.1Sl Salihin dan Rosihun Anwar, Kamus Tasawuf, (Bandung: Pt remaja Rosdakarya, eet ke~
I, 2002), h.179
43
yang wajar, karena struktur pribadi orang, begitu pula pengalaman
bathin juga tidak sama.
Dalam tradisi Tarekat Qadiriyah wa Nawsabandiyah Pondok
Pesantren Suryalaya, riyadhah yang paling utallla adalah Dzila·ullah.
Tetapi ketika dzila'ullah sudah menjadi amalan yang dilakukan secara
istiqomah setiap ba'da shalat fardu.
Diantara jenis riyadhah yang biasa diberikan Syaikh Mursyid
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya,
jika disebutkan secara sistematis, yaitu mulai dari belajar mandi taubat
atau mandi llIalalll selallla elllpat puluh hari dengan do'a-do'a tertentu,
belajar llIelaksanakan puasa-puasa surrat, belajar melek (tidak tidur
beberapa hari, baik siang maupun llIalalll), mandi kemanusiaan, nUs
(bahasa sunda) attinya tidak makan daging, ijazah saefi (hizbul
raman) dan lain·lain. Semua amalan riyadhah tersebut dilakukan di
bawah bimbingan dan pengawasan guru Mursyid, atau orang yang
ditunjuk oleh guru, bisa dari salah seorang wakil talqin atau orang
yang telah diberi mandaI.
Contoh Riyadhah di Pondok Pesantren Suryalaya yang
dilaksanakan oleh pengalllal Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
adalah sebagai berikut:
1. Mandi llIalalll selama empat puluh hari, bacaan yang
dialllalkannya adalah:
,. 'I.:.r--:f" -
Apabila amalan telah selesai llIengamalkan amalan mandi malam
selama empat puluh hari, maka santri boleh meminta amalan
selanjutnya, yaitu.
2. Puasa kifarat, yaitu puasa yang dilakukan pada hari selasa,
rabudan kamis, pada hari kamis membatalkan puasa dengan
seteguk air dan pada kamis malamnya tidak diperbolehkan tidur
dan harus melaksanakan ibadah. Dan diperbolehkan makan lagi
44
pada hari jum'at setelah masuk waktu isyraq. Dan bacaan yang
diamalkan adalah:
Biasanya setelah mandi malam empat puluh hari setiap santri yang
satu dengan santri yang lainnya menerima amalan atau bentuk
riyadhah yang berbeda-beda.
D. Kerangka Berfildr
Akhlak adalah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya, yakni
tidak dibuat-buat dan perbuatan yang dapat dilihat sebenarnya adalah
merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang.
Akhlak seseorang dapat dipengaruhi dari berbagai aspek-aspek yang dapat
. mempengaruhinya. Melalui pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
akan mampu melahirkan manusia-manusia yang memiliki hati yang bersih
sehingga menjadikan seseorang memiliki akhlak al-karimah.
Pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah merupakan sebuah
metode seseorang utuk mencapai kesempurnaan atau Insan kamil. Diantara
amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah adalah talqin, zikir, khataman,
manaqiban dan riyadhah. Amalan-amalan tesebut bertujuan untuk
mengislahkan diri sendiri terutama dalam aspek akhlak, tazkiyah al-naJs,
taqarub, muraqbbah, ma'rifatillah dan mahabbah lillah.
Kerangka Pemikiran tersebut digambarkan dalam skema berikut :
Bagan 2
Kerangka Pemikiran Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap Akhlak Santri
Amalan Tarekat Qadiriyah waNaqsyabandiyah :
1. Talqin2. Dzikir3. Khataman4. Manaqiban5. Riyadhah
!
45
Raw Input Out Put
Manusia yang p~~, '\ Manusia yang senantiasa
bermaksiat karena mengingat Allahhatinya lupa kepada Pengamalam
Allah Tarekat
(lupa kepada Allah Qodkil"hW'V (Dzikir kepada Allahsebagai sumber Naqsabandiyah
sebagai sumberAkltlakul Mazmumalt) Akltlakul Kar/malt)
!Keberhasilan pengamalan Tarekat ]
Qadiriyah wa Naqsabandiyah dalampembinaan akhlak dalam tasawuf
46
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
pennasalahan penelitian, samapai terbukti melalui data yang terkumpul,
berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Suryalaya.
Ho Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsandiyah terhadap akhlak santri Pondok Pesantren
Suryalaya.
Jelasnya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis
nihil (Ho) ditolak, maka terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah terhadap akhlak santri
BABIII
METODELOGI PENELITIAN
A. Tcmpat dan Waktn Pcnclitian
Dalam penelitain ini, penulis mengambil tempat di Pondok Pesantren
Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Alasan penulis melaksanakan penelitian
di Pondok Pesnatren Suryalaya dikarenakan Pondok Pesantren Suryalaya
sebagai tempat pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Dan lokasi
yang memungkinkan dalam melaksanakan penelitian ini, serta menunjang
penulis baik dari segi jarak maupun informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2010.
B. Metodc Pcnclitian
Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif yang merupakan salah satu pendekatan dalam
penelitian yang menekankan pada data yang bersifat kumulatif untuk
menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kuat. Untuk mendukung pemahaman
yang lebih kuat, maIm dilengkapi pula dengan metode kualitatif untuk
melengkapi data-data yang belum dapat teljelaskan melalui metode kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antar variabel-
48
variabel yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauh
mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan lainnya.1
Oisamping pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan
sebenarnya, yaitu pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmlaya dengan
penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian unntuk memperoleh data
data lapangan langsung.
C. Variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, Variabel adalah gejala yang bervariasi
yang menjadi objek penelitian? Oalam penelitian ini, agar suatu teori dapat
dioperasionalkan dan dapat diteliti secara empiris maka diubah menjadi
Variabel, yakni "karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi" Atau
segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian.3
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
I. Variabel Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, yakni variabel
yang merupakan variabel independent (bebas) yaitu yang mempengaruhi
variabellain, disimbolkan dengan huruf X atau variabel X.
2. Variabel akhlak, yang merupakan variabel terikat atau variabel yang
dipengaruhi, yariabel ini disimbolkan dengan hurufY atau varibel Y.
Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini penulis kemllkakan dimensi dan
indikator dari variable tersebllt seperti tabel berikut ini:
Tabell
Variabel Penelitian
Matriks dan kisi-kisi angket penelitian
1 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Melodelogi Penelilian dan Aplikasinya, (Jakarta:Yudhistira, 2002), h.23
2 Suharismi Arikunto, Pl'osedur pene/ilian suatu pendekatan dan praklek, (Jakarta:Rineke Cipta, 1998),cel. ke-12, h.l04
3 Ibnu Hajar, Dasar-dasal' Penelitian Kuantilalijdalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persda, 1996), cet.ke-1,h.216
49
No Variabel Dimensi Indikator Item
1. Variabel (X) a. Talqin - Santri mengetahui tata cara 1,2
Amalan zikir Tareqat Qadiriyah wa
Tarekat Naqsabandiyah.
Qadiriyah waSantri mengetahui tujuan zikir-
NaqsabandiyahTareqat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah.
b. Dzikir - Santri mengamalkan zikir 3,4
Tareqat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah.
c. Khataman - Santri mengetahui bacaan 5,6,7
khataman Tareqat Qadiriyah
wa Naqsabandiyah.
- Santri mengamalkan
khataman Tareqat Qadiriyah
wa Naqsabandiyah.
d. Manakiban - Santri mengetahui arti 8, 9,
manakiban. 10,11
- Santri mengetllhui tujuan
manakiban.
- Santri mengamalkan
manakiban.
e. Riyadhah - Santri mengetahui tujuan 12,13,
riyadhah. 14,15
- Santri mengamalkan riyadhah.
50
2. Variabel (Y) a. Akhlak - Mematuhi perintah Allah. 1,4,
akhlak santri kepada - Mensyukuri nikmat Allah. 5
AllahBersabar-
- Selalu merasa Muraqabah
b. Akhlak - Mengerjakan shalat-shalat 2,3
kepada sunah
Rasulullah- Mengerjakan puasa sunah
c. Akhlak - Mengucapkan perkataan 6, 7,
kepada yang mulia. 8, 9,
sesama 10,11- Taawunmanusia ,12,
- Tasamuh13
- Berprilaku sopan.
- Mendoakan dan mematuhi
perintah orang tua.
d. Akhlak - Menjaga amanah. 14,
kepada diri - Tawadhu 15
sendiri
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang ditentukan. Dan sampel adalah bagian dari populasi,
sebgai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu4 atau
dapat pula diartikan sebagian alau wakil dari populasi yang diteliti.
Dalam penarikan sampel, jika populasi cukup homogen, terhadap
populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan diatas
1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu dilambah sedikit
4 S. Margono, Metodelogi Penelilian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cctke-4, h.IIS
51
dari jumlah matematik tadi. Tetapi adakalanya penarikan sampel ini
ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel
yakni selama populasi itu diketahui terbatas.5
Penelitian ini menggunakan metode cluster sampel sebagai penentuan
sampelnya. Metode sampel ini digunakan untuk populasi yang berkelompok
kelompok.6 Dengan kata lain, sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik
populasi yang diinginkan. Dan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
dari santri Pondok Pesantren Suryalaya kelas XII santri yang berasrama.
E. Telmik Pengumpulan Data
1. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan?
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan terhadap
fenomena yang diselidiki. Dalam observasi ini penulis langsung
mengamati dari dekat pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
yang berada di Pondok Pesantren Suryalaya, dengan tujuan untuk
menambah informasi secara nyata mengenai pengaruh amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah terhadap akhlak peserta didik di Pondok
Pesantren Suryalaya.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dua orang alau lebih bertatap muka dan
, Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Itmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung:Penerbit Tarsito, 1998), Cet. Ke-8, h. 100
6 Mardalis, Metode Penelitian SlIatll Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara: 2008),cet. Ke-IO, h. 58
7 Anas Sudijono, Penganlar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persadul
1996), h. 76
52
mendengarkan secara lansung informasi-informasi atau keteranganc
keterangan.8
Tekhnik ini digunakan untuk mendapatkan infonnasi dengan
mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang bersangkutan tentang
pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan Pondok Pesantren
Suryalaya.
3. Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pelianyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.9 Angket ini
diberikan kepada santri yang menjadi sampel dalam penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Penggunaan tekhnik pengolahan data dalam penelitian ini
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Teknik Analisa Data
Adapun data yang berasal dari hasil observasi, wawancara dan
angket dianalisa dengan menggunakan teknik deskriptif analisis. Yang
dimaksud dengan desktiptif analisis adalah menggambarkan apa adanya,
kemudian dianalisa.
Langkah pertama adalah scoring, merupakan lahap pemeberian skor
terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, di dalam seiap
pertanyaan terdapat empat butir jawaban yaitu a, b, c dan d yang harus
dipilih oleh responden. Penulis menetapkan bobot nilai terhadap responden
yang menjawab dengan positif sebagai berikut:
a) Jawaban option a skor nilai 4
8 Chalid Narbuka dan Abu Aehmadi, Metode/ogi penelitian, (Jakarla: Bumi Aksara,2004) eet ke-4, h.83
9 Chalid Narbuka dan Abu Aehmadi, Metode/ogi penelitian,h. 76
53
b) Jawaban option b skor nilai 3
c) Jawaban option c skor nilai 2
d) Jawaban option d skor nilai 1
Langkah selanjutnya adalah perhitungan perhadap data yang sudah
diberi skor atau tabulating. Data yang terkumpul dianalisa secara
kuantitatif melalui table distribusi frekuensi dengan presentase. Dalam hal
ini penulis menggunakan rumus:
L x100%P= N
Keterangan:
P = Presentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases
Adapun skala presentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel2
Skala Presentase
No prosentase Penafsiran
1. 100% Seluruhnya
2. 90%-99% Hampir seluruhnya
3. 60%-89% Sebagian besar
4. 51%-59% Lebih dari setengahnya
5. 50% Setengahnya
6. 40%-49% I-1ampir setengahnya
7. 10%-39% Sebagian kecil
8. 1%-9% Sedikit sekali
9. 0% Tidak ada sarna sekali
Untuk mencari titik nilai korelasi antara variabel amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah (variabel x), dengan akhlak (variabel y). dan
juga untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel penelitian
termasuk hubungan erat, cukup erat, atau lemah. Penulis menggunakan
54
rumus "r" produk moment. adapun mmus product moment adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
Rxy = Angka indeks korelasi antara variable X dan variable Y
N = Number of cases
XY = Jumlah hasil perkalian X dan Y
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
Kemudian memberikan Interpretasi terhadap angka indeks
korelasi "r" product moment, yaitu:
I. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product
moment secm·a kasar (sedehana). Dalam memberikan interpretasi
secara sedehana terhadap angka indeks koesi "r" product moment
(rxy), yaitu:
Tabel.3
Interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment
Besarnya "r" Interpretasi
Product Moment(rxy)
0,00-0,20 Antara variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi, tetapi korelasi iti
sangat lemah atau rendah sehingga
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variable X dan variable Y)
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variable X dan variable Y
terdapat korelasi sedang atau cukup
55
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel y
terdapat korelasi kuat atau tinggi.
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi sangat kuat atau
sangat tinggi
2. Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi "r"
product moment, dengan jalan berkorelealitasi pada tabel nilai "I'''
product moment. Apabila cara ini ditempuh maka prosedur yang
akan dilalui adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan atau membuat hipotesis alternative (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho).
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah
diajukan. Dengan jalan membandingkan besamya "r" yang
telah diperoleh datam proses perhitungan atau "r" observasi
(ro) dengan besarnya "I''' yang tercantum dalam tabel nilai "r"
product moment (rt), dengan mencari elerajat bebasnya (db)
atau degrees offi'eedom-nya (elf) elengan rumus:
Df=N-nr
Ket:
Of = degrees offreedom
N = number ofCases
Nr = banyaknya korelasi yang elikorelasikan. lO
10 Anas Sijiono. Penganfar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2006), h. 192
BABIV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umnm Pondok Pesantren Suryalaya
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Snryalaya
Pondok Pesantren Suryalaya terletak di Kampung Godebag, Desa
Taqjungkerta, Kecamatan Pagerageng, Tasikmalaya. Pondok Pesantren
Suryalaya didntis oleh Syaikh Abdullah Mubarok bin Nul' Muhammad,
pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905. Pondok Pesantren
Suryalaya itu sendid diambil dad istilah sunda yaitu Surya yang berarti
cahaya, dan Laya yang berarti menyebar, jadi Suryalaya secara harfiah
mehgandung arti cahaya yang menyebar.
Pesantren ini awalnya merupakan sebuah pesantren pindahan dari
Tundagan Tasikmalaya, Karena di Tundagan tempatnya kurang strategis
untuk mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Sekitar
tahun 1905 atau dalam usia 69 tahun, Syekh Abdullah Mubarok
membangun sebuah Pesantren Godebag yang kemudian diubah namanya
atas saran Gurunya Syekh Tolhah menjadi Pesantren Suryalaya. Pada usia
72 tahun yaitu sekitar tahun 1908, Syekh Abdullah Mubarok diangkat
secara resmi oleh Syekh Tolhah untuk menjadi khalifah atau mursyid
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah sebagai penggantinya.
57
Mengingat akan pentingnya kaderisasi untuk kesinambungan
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, maka pada tahun 1927 Abah Sepuh
te1ah me1akukan penelitian atau seleksi yang seksama terhadap calon
calon yang akan menggantikannya sebagai pimpinan pesantren dan
penanggung jawab Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, sekaligus
sebagai mursyidnya. Proses penyeleksian tersebut dilakukan melalui dua
tahap. Tahap pertama Abah Sepuh menetapkan sebagai Wakil Talqin,
kemudian tahap kedua seleksi lagi untuk diproyeksikan sebagai calon
utama mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang akan
menggantikannya.
Melalui seleksi yang sangat berat dan rurnit dan yang mengetahui
sedalam-dalamnya adalah hanya Abah Sepuh, hasilnya jatuh kepada
putranya sendiri yang kelima yaitu K. H. A. Shohibul Wafa Tajul Arifin
yang akrab dipanggil dengan Abah Anom. Sejak tahun 1933, Abah Anom
telah membantu ayahnya sebagai wakil talqin dan membantunya dalam
mengurus dan mengembangkan pesantren. Setelah 85 tahun beJjuang
mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, maka pada
tanggal 25 Januari 1956 Syeikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad
meninggal dunia.
Seiring pelj alanan waktu, Pondok Pesantren Suryalaya semakin
berkembang dan mendapat pengakuan serta simpati dari masyarakat.
Dukungan dan pengakuan dari ulama, tokoh masyarakat, dan pimpinan
daerah semakin menguat. Hingga keberadaan Ponc1ok Pesantren Suryalaya
dengan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabanc1iyah-nya mulai diakui dan
dibutuhkan. Untuk kelancaran tugas Abah Sepuh dalam penyebaran
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah c1ibantu oleh sembilan orang wakil
talqin, dan beliau meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan
jalinan kesatuan dan persatuan para murid atau ikhwan, yaitu tanbih.
58
Pada masa kepemimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren
Suryalaya berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, sosial, pendidikan,
pertanian, kesehatan, lingkungan hidup, dan kenegaraan. Hal ini terbukti
dari penghargaan yang diperoleh baik dari presiden, pemerintah pusat dan
pel11erintah daerah, bahkan dari dunia internasional atas prestasi dan jasa
jasanya.
2. Yayasan Serba Baldi Pondok Pesantren Snryalaya
Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren SUlyalaya dibentuk pada
tanggal II maret 1961 atas prakarsa H. Sewaka (AIm) mantan Gubernur
Jawa Barat dan mantan Mentri Pertahanan RI Iwa Kusul11a Sumantri
(AIm). Yayasan ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu tugas Abah
Anom dalam penyebaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan
dalal11 usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Pondok Pesantren
SUlyalaya semakin dikenal ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai
ke Negara Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Thailand,
menyusul Australia, negara-negara di Eropa dan Amerika. Dengan
demikian ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah semakin luas
perkembangal111ya, untuk itu Abah Anom dibantu oleh para wakil talqin
yang tersebar hamph' di seluruh Indonesia, dan juga wakil talqin yang
berada di luar negeri.
Dengan adanya yayasan serba bakti suryalaya, maka didirikan
lembaga pendidikan fOffilal sesuai dengan keperluan dan kepentingan
masyarakat. Lembaga pendididkan yang diselenggarakan dari mulai
tingkat taman kanak-kanak hingga ke perguruan tinggi. Selain untuk
menunjang pendidikan fOffi1al, yayasan juga berusaha mendukung
berbagai kepentingan pesantren antara lain; mengatur pengajian bulanan
yang biasa disebut manaqib, baik di Suryalaya maupun di tempat-tempat
lail111ya.
59
Bidang lain yang dikelola oleh Yayasan Serba Bakti adalah bidang
sosial, ill11u dan dakwah, pendidikan, hukul11 dan organisasi, perwakilan,
ibu bella dan panti rehabilitasi penyalahgunaan obat narkotika dan
kenakalan rel11aja atau pondok rel11aja Inabah. 1
Bagan 3
Struktnr Organisai Yayasan Serba Baldi Suryalaya:
SESEPUHPP.SURVAlAVA
PENGEMBANANANAT
PANGERSA AllAH
PEHIHNA
I
I I !:"TUA UHUMPENGAWAs
IKH;.1 I KI>r.ul ~Er.nl
SEKRETARIS U~IUN BEND AHARAUMUN
SEK. I I SEK. nDENDAHARA
I I I I I ISTAFF DlIlANG BIOANC BJDANGJ DIDANC B10ANC
KItUSUS PENOIOI~AN PENOlOlKAN PERJlNAN KeRJA~i'A"'A G€NERJlSIK€lUA U>WOf TINGGl PESAN1REN WANITA €KONOHI HUOAam. HUKUI'>1 IBUBEU..A ..
I DIOANG I t SIOANG PE NO. I [ DIOANG'
I I DIIlANG IDAKWAH DASAR ~IENlUR USAHA INAllAU
I KOOROINATOR WIt.AVAH
PERWIlKIlAN
1 Wawancara pribadi dengan Marsekal Muda (Pum) H. Mahpudin Taka (Ketua Umum
Yayasan Serba Bakti Suryalaya), pada hari scnin, tanggal26 Juli 2010, pukul 10:00-11 :00 WlB.
: Marsekal muda (Pum) H. Mahpudin Taka
: Ir. H. Duddy Djumhana M.Se
: H. Kankan Zulkamaen
60
Keterangan:
I. Sesepuh adalah sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya yaitu K. H. A. Shohibul
Wafa' Tajul 'Arifin.
2. Pimpinan yayasan adalah gabungan dari ketiga organ yaysan yang terdiri dari
majelis Pembina, majelis pengurus, dan majelis pengawas.
3. Pembina adalah unit kelja yang dibentuk oleh koordinator wilayah untuk
melaksankan pembinaan organisasi dan manajemen aparat yayasan di
wilayah yang bersangkutan.
4. Pengawas adalah unit kerja yang dibentuk oleh koordinator wilayah untuk
melakukan tugas operasional di wilayah yang bersangkutan.
5. koordinator wilayah adalah unit kerja yang dibentuk di wilayah administratif
provinsi atau gabungan dari provinsi.
6. Pelwakilan adalah unit kerja yang dibentuk di wilayah administratif
kabupaten atau kota atau gabungan dari kabupaten atau kota, atau bagian dari
kabupaten atau kota sesuai kebutuhan.
7. Pembantu perwakilan adalah unit kelja yang dibentuk di wilayah bagian dari
kabupaten atau kota sesuai kebutuhan.
Dalam surat keputusan Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya Nomor :
SKEP.360.PPS.XI.2008. tanggal 9 november 2008 memutuskan kepengurusan
Yayasan Serba bakti Pondok Pesantren Suryalaya masa hidmat 2008-20 I3 adalah
sebagai berikut:
I. Majelis Pembina
I) Ir. H. Veu Suparta Suriakusumah
2) Ir. H. Kosasih Soekma
3) H. Selamet Raehmat W SH
4) Ir. H. Ayat Hidayat
5) Drs. H. AriefIehwani
II. Majelis Pengurus
Ketua Vmum
Ketua I
Ketua II
: H. Edi karman S.Ag
: Zainal Asikin
: M. Sadat Hikmat Haqiqi SE
: H. Suwenda Masduki
Sekretaris Umum
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendahara
III. Majelis Pengawas
I) H. Adeng Zakaria SE
2) H. M. I. Kondi Rosyadi SE, MBA
3) H. Kumia Karnadisastra SH
61
4) H. M. Isaak
5) Dra. Hj. Nunung Teja Sumirat
6) Drs. H. Sofwani Ak, MBA
Surat keputusan Majelis Pengurus Yayasan Serba Bakti Pondok
Pesantren Suryalaya Nomor : SKEP-02fYSB-PPS/AVI2009 pada tanggal 7
Januari 2009 mengenai Susunan bidang-bidang dan personalianya dalam
struktur organisasi Yayasan Serba bakti Pondok Pesantren Suryalaya masa
khidmat 2009-2013.
TABEL4
Susunan bidang dan personalia dalam struktur organisasi Yasyasan Serba Bakti
Pondok Pesantren Suryalaya
No BIDANG PERSONALIA
1. Dakwah 1. Drs. H. YusufHamzah
2. Drs. Dedi Hermawan
0 Daniel Lutf! S.PdiJ.
2. Pendidikan Tinggi 1. Drs. H. Usman Efendi
2. Dr. Ali Anwar YusufM.Si
3. Drs. Tatang M.Pd
4. Drs. Toto Zainal Kholis M.Si
3. DIKDASMENUR 1. Rd. Djadja Suratmadja
62
2. H. M Ondi Rosjadi
3. H. r Mamat Rahmat
4. Drs. Maman Suherman
4. Pendidikan Pesantren l. Nana Suryana SAg
2. Ida Komala S.Ag
3. Cecep Aipul Latif S.Ag
5. Ibu Bella l. Hj. Noneng Hasyati Suryana
2. Hj. Otin Khodijah Chabit
3. I-Ij. Ati Unsuryati
4. Ane Rohayaneu S.Ag
5. Hj. Wiwi Kosasih Soekma
6. Drs. Hj Mamah Rahmah
6. Inabah l. H. Didin Khidir Arifin
2. Sunan Girilaya
7. Generasi Muda l. Ir. H. Prim Kelllal MM
2. Sufi Halwani SE
3. Han Han M. Hanafi
4. Suhud Hidayat
5. Joni Unang Sunardjo
8. Bidang Usaha l. Drs. Deni Hamaen Gandasapytra
2. M. I1yas
3. HR. Wawan Hikmat
4. Budi UtOlllO
5. H. Aalll Perlllana
63
6. Suparsono
7. Joko Sasongko
3. Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren 8nryalaya
Lembaga-Iembaga pendidikan yang berada di Pondok Pesantren
Suryalaya secara langsung atau tidak langsung, berperan serta dalam
mengembangkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Kalau
pengembangan Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah pada masa Abah Sepuh
terbatas melalui media tradisional pesantren, maka dimasa kepemimpinan
Abah Anom, selain menggunakan media tradisional yang telah ada, juga
melalui lembaga pendidikan fonnal yang didirikannya dari taman kanak
kanak hingga perguruan tinggi.
Mengingat pendidikan mempunyai peranan penting untuk
membentuk akhlak serta budi pekerti mulia dan dalam mencerdaskan
bangsa selia untuk menanamkan ideologi dalam proses integrasi nasional.
Selain itu terselenggaranya pendidikan fOlmal yang baik juga dapat
meningkatkan taraf dan mutu kehidupan bangsa.
Lembaga-Iemabag pendidikan yang berada di pondok pesantren
suryalaya, yaitu:
a. Pendidikan Formal Umum
1) Taman Kanak-kanak Ibu Hj Euis Siti Ru'yanah
Taman kanak-kanak yang didirikan pada tahwl 1978 ini
diberi nama; Taman Kanak-Kanak Ibu Hj. Euis Siti Ru'yanah,
adalah untuk mengenang jasa-jasa dan perhatian beliau terhadap
dunia pendidikan. Ibu Hj. Euis Siti Ru'yanah (Aim), merupakan
istri pertama dari KH.A Shohibulwafa Tajul Arifin yang wafat pada
tahun 1978.
64
Program kegiatan belajar dan mengajar TK Islam Ibu Hj.
Euis Siti Ru'yanah lebih mengetengahkan dasar ajaran islam dalam
meqjalankan program belajarnya, sehingga diharapkan ajaran islam
akan lebih dikenal sejak dini oleh si anak. Juga diharapkan akan
tumbuh generasi-generasi muda yang lebih islami. Saat ini murid
yang berada di TK Ibu Hj. Euis Siti Ru'yanah berjumlah 60 orang.
2) SekoIah Lanjutan Tengah Pertama Islam Serba Bakti
SLTP Islam Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya
didirikan pada tahun 14 Agustu 1962 merupakan sekolah pertama
yang didirikan di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya. Visi
SLTP Islam Serba Bakti Suryalaya adalah 9 (sembilan) keutamaan
yaitu: cageur, bageur, bener, pinter, singer, jujur, akur, syukur,
dzikir. Saat ini siswa yang berada di SLTP Islam Serba Bakti
berjumlah 214 siswa.
3) Sekolah Menengah Umum Sel'ba Bakti
Sekolah Menengah Umum (SMU) Serba Bakti Pondok
Pesantren Suryalaya yang berdiri pada tahun 1975, adalah salah
satu lembaga pendidikan yang berada di lingkungan Pondok
Pesantren Suryalaya dan bernaung dibawah Departemen Pendidikan
Nasional. SMU Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya dikelola
oleh Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya. Saat ini
siswa yang berada di SMU Serba bakti berjumlah 197 siswa
4) Sekolah Menengah Kejuruan Plus Serba Baldi
Untuk menjawab kebutuhan dan mempersiapkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul, memiliki kompetensi
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta profesional, produktif
65
dan mandiri dalam menghadapi persamgan pasar bebas
(Globalisasi), maka Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren
Suryalaya mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
bidang Teknologi dan Industri pada tahun 2003. Hal tersebut
dilakukan sebagai perluasan sarana pendidikan yang telah ada di
lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya. Sampai saat ini di Sekolah
Menengah kejuruan memiliki empat bidang peminatan yaitu
otomotif, bisnis manajemen, teknologi Informatika dan perhotelan.
Saat ini siswa yang berada di SMK Serba Bakti berjumlah 326
siswa.
5) Sekolah Tinggi IImu Ekonomi Latifah Mubarokiyah
STIELM Suryalaya didirikan pada tanggal 5 september
1999, Bertepatan dengan ulang tahun ke-94 Pondok Pesantren
Suryalaya.
TABEL5
Jurusan dan Program Studi STIELM Suryalaya :
No Jurusan / Program Studi Program
I. Manajemen dengan konsentrasi manajemen SIpemasaran
2. Keuangan dan perbankan DI, D2, D3
b. Pendidikan Formal Keagamaan
1) Madrasah Tsanawiyah Serba Baldi
Madrasah Tsanawiyah Serba Bakti didirikan pada tahun
1963 dengan jenjang pendidikan empat tahun. Setelah itu
Madrasah Tsanawiyah mengalami perubahan kurikulum
pendidikan yaitu pada tahun 1966 menjadi Pendidikan Guru
Agama (PGA) enam tahun dan terbagi menjadi Pendidikan Guru
66
Agama Perta (PGAP) dan Pendidikan Gnru Agama Atas (PGAA).
Kemudian pada tahun 1977 mengalami perubahan dari PGAP
menjadi Madrasah Tsanawiyah dan PGAA menjadi Madrasah
Aliyah. Saat ini siswa yang berada di MTS Serba bakti berjumlah
398 siswa.
2) Madarasah Aliyah Serba Baldi
Madrasah Aliyah Serba Bakti yang sebelumnya bernama
PGAA dan tergabung ke dalam Madrasah Tsanawiyah, namun
sejak 1978 mengacu kepada Keputusan Dirjen Bimas Islam, maka
PGAA berubah kelembagaanya menjadi Madrasah Aliyah, yaitu
lembaga pendidikan lanjutan 3 (tiga) tahun dan setingkat dengan
Sekolah Menengah Umum.
Madrasah Aliyah Serba Bakti seperti Madrasah Aliyah yang
ada memiliki dua program peminatan pelajaran yaitu peminatan
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Saat ini
siswa yang berada MA Serba Bakti berjumlah 230 siswa.
3) Institut Agama Islam Latifah Mubarakiyah (IAILM)
Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Pondok
Pesantren Suryalaya didirikan pada tanggal 5 September 1986 M
atau I Muharam 1407 H. bertepatan dengan Hari Ulang Tahun
Pondok Pesantren Suryalaya yang ke-80.
Perguruan Tinggi ini diberi nama Latifah Mubarokiyah
didasarkan atas dua alasan utama :
I. Latifall, adalah suatu istilah yang digunakan dikalangan Ilmu
Tasawuf. Para sufi menggambarkan bahwa Latifah adalah
bagian halus manusia yang perIu diisi dengan kalimat tauhid
yang pada giliral111ya akan memancarkan al-akhlak al-karimah,
67
sehingga tercapailah manusia yang berbudi luhur dan utuh atau
ai-insan ai-kami!.
2. Mubarokiyah, diambil dari Pendiri Pondok Pesalltren
Smyalaya, yaitu Syaikb Abdulah Mubarok bin Nur
Muhammad. Nama ini dipakai untuk menghormati jasa-jasanya
serta mencontoh keteladanannya.
Institut Agarna Islam latifah Mubarokiyah bermula sebuah
Perguruan Tinggi, karena hanya memiliki dua fakultas, yakni
Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari'ah. Pada tahun 1988,
didirikan Fakultas Dakwah sehingga berubah menjadi Institut.
TABEL6
Fakultas dan Jurusan di IAILM
No Fakultas Jurusan Status Program
1. Syari'ah Muamalat Terakreditasi SI
Perbandingan Terakreditasi SIMazhab dan hukuru
2. Tarbiyah Pendidikan Agama Terakreditasi SIIslam
Kependidikan Terakreditasi SIIslam
Pendidikan Guru Terakreditasi 81TKIslam
Pendidikan guru Terakreditasi D28D atauMI
Program Akta Terakreditasi D2Mengajar IV
Dakwah Komunikasi dan Terakreditasi 81Penyiaran Islam
68
Bimbingan dan Terakreditasi SIPenyuluhan Islam
c. Pendidikan Non Formal atan Pengajian Tradisional
Pengajian tradisional di Pondok Pesantren Suryalaya secara
umum mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan fonnal yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan beliaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Hanya saja lebih ditekankan kepada
penguasaan materi Kitab-kitab klasikal atau gundul dan kitab kuning.
Adapun materi kitab yang dipelajari adalah :
1. Al-Qur'an dan Tajwid
2. Fiqih
3. Aqidah
4. Ahlaq dan Tasawuf
5. Nahwu dan Shorof
6. Bahasa Arab
7. Selain materi kitab santri Juga mempelajari muhadharah atau
latihan ceramah
Metode pendidikan yang digunakan aclalah metode sorongan,
bandongan dan klasikal. Metoda ini merupakan wahana pengintensifan
pendidikan selia bimbingan kepribadian inter-personal.
Dntuk mengetahui sejauh mana daya serap santri terhadap
materi dan kemampuannya dalam pemahaman kitab, maka
diberikanlah evaluasi belajar. Evaluasi belajar juga merupakan alat
ukur terhadap santri dalam melanjutkan atau naik tingkat ke jenjang
69
yang lebih tinggi. Evaluasi belajar yang diberikan dalam bentuk
evaluasi lisan yang diberikan setiap hari pada setiap akhir pemberian
materi dan evaluasi tulisan yang diberikan pada setiap aldlir masa
pengajaran yaitu pada setiap akhir semester.
Pedidikan pengajian di Pondok Pesantren Suryalaya dibagi
dalam enanl kelas atau tingkatan, yang mana pada setiap kelas pada
satu tahun ajaran terbagi dalam dua semester.2
Bagan 4Struktur Organisasi Pengajian Tradisional
Kepala
Waka Kurikulum
TU
Adapun susunan pengurus pengajian Pondok Pesantren
Suryalaya tahun pelajaran 2010-2011 adalah sebagai berikut:
Kepala Pengajian : Ustac1z. Agus Syamsul Basyar S.Ag
Waka. Kurikulum : Ustadz. Kamaludin Koswara S.Pd.!
Waka Kesantrian : Ustadz Irfan Abadi
Ketua Koperasi Pengajian : Ustadz Nana Suryana S.Ag, M.Pd
Pembina Muhadhoroh : Ustadz Dede Yusuf Supratman
2 Wawancara pribadi dengan Kamaluddin Koswara, Pada hari sabtu tanggal24 Juli 2010,
pukuI15:30-1630 WIB.
70
Ustadz. Dedi Abdul Karim
Wali Kelas Tingkat SLTP :
Wali Kelas I A : Ustadz. Tatan Barokah
Wali Kelas I B : Ustadz. Dede YusufSupratman
Wali Kelas Ie: Ustadz. M. Khairu Dzikro
Wali Kelas II A : Ustadz. Irfan Abadi
Wali Kelas II B : Ustadzah. Nuraeni Fatimah
Wali Kelas III A : Ustadzah. Mira Novy Amelia
Wali Kelas III B : Ustadz. M. Luthfi S.Sos.I
Wali Kelas Tingkat SLTA:
Wali Kelas I A: Ustadz. Kamaludin Koswara
Wali Kelas II B : Ustadz Omik Miftahullah
Wali Kelas II A : Ustadz. Burhanuddin
Wali Kelas II B : Ustadz Apep Saefullah
Wali kelas II C : Ustadz Deni Rabbani
Wali Kelas III : Ustadz. Danial Luthfi S.Sos.I
Dewan santri adalah organisasi kesantrian yang berada di
Pondok Pesantren Suryalaya, dewan santri beranggotakan para santri
yang terpilih menjadi pengurus dewan santri. Dewan santri berperan
aktif dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang berada di pondok
pesantren suryalaya seperti kegiatan ta'aruf santri baru, perayaan
maulid Nabi Muhammad, Isra' mi'raj dan tahun baru hijriyah serta
kegiatan-kegiatan lainnya.
4. Fasililtas Pondok Pesantren Suryalaya
Adapun fasilitas yang berada di Pondok Pesantren Suryalaya
sekarang ini adalah:
1. Madrasah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
71
2. Masjid Nurul Asrar
3. Baitul mall
4. Gedung yayasan serba bakti Pondok Pesantren Suryalaya
5. Asrama Putra
6. Asrama Putri
7. Sekretariat pengajian tradisonal
8. Penginapan atau wisma diantarnya wisma bogor, wisma jakarta,
wisma bekasi, wisma tanggerang dan wisma Malaysia atau gedung
suffah.
9. Dua dapur Umum.
10. Gedung-gedung sarana pendidikan, dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kampus satu, terdiri dari:
1) Madrasah Tsanwiyah Serba Bakti Suryalaya, fasilitas
pendukung yang dimiliki berupa:
a) Sembilan ruang kelas
b) Ruang guru
c) Ruang kepala sekolah
d) Perpustakaan
e) Laboratorium Bahasa
f) Laboratorium komputer
2) Madarasah Aliyah Serba Bakti Suryalaya, fasilitas pendukung
yang dimiliki berupa:
a.) Sembilan ruang kelas
b.) Ruang guru
c.) Rung kepala sekolah
d.) Perpustakaan
e.) Laboratorium Bahasa
f.) Laboratorium komputer
3) Lapangan olah raga
72
b. Kampus dua terdiri dari:
I) Taman Kanak-kanak, fasilitas pendukung yang dimiliki
berupa:
a) Empat ruang kelas
b) Ruang guru
c) Ruang kepala sekolah
2) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, fasilitas pendukung yang
dimiliki berupa:
a) Enam ruang kelas
b) Ruang guru
c) Ruang kepala sekolah
d) Perpustakaan
e) Laboratorium Bahasa
f) Laboratorium Elektronika dan Biologi
g) Lapangan Olah Raga
3) Sekolah Menengah Umum, fasilitas pendukung yang dimiliki
berupa:
a) Enam ruang kelas
b) Ruang guru
c) Ruang kepala sekolah
d) Perpustakaan
e) Laboratorium bahasa
f) Laboratorium elektronika dan biologi
4) Sekolah Menengah Kejuruan, fasilatas pendukung yang
dimiliki berupa:
a) 12 ruang kelas
b) Ruang guru
c) Ruang kepala sekolah
d) Ruang teori
73
e) Ruang praktek
f) Laboratorium bahasa
g) Sarana olab raga
5) Masjid Nurul Ikhlas
c. Kampus tiga, terdiri dari:
I) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyab
2) Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyab
3) Masjid Nurul 'Ulum
4) Gedung rektorat
5) Gedung serbaguna Sukriya Atmaja
6) Perpustakaan Tamlinah Bakti
7) Jawiyab atau asrama mahasiswa fakultas dakwah
8) Satsiun Radio Inayah FM
5. Keberadaan Santri Pondok Pesantren Suryalaya
Santri di Pondok Pesantren Suryalaya terbagi menjadi empat
macam santri, yaitu:
I. Santri tetap atau yang bermukim di asrama, saat ini jumlah santri yang
bermukim adalah:
Asrama putra : 112 santri
Asrama Putri : 120 santri
2. Santri tetap tapi bermukim di rumah guru atau ustadz atau kost, saat
ini betjumlah 42 santri
3. Santri yang tidak bemmkim di Pondok Pesantren Suryalaya, santri
hanya sekolah dan mengikuti kegiatan di sekolah. Dan santri yang
mengikuti perkuliahan atau mahasiswa.
4. Santri yang tidak bermukim di Pondok Pesantren Suryalaya dan tidak
mengikuti kegiatan belajar di sekolah, santri ini disebut dengan
ikhwan atau akhwat Tareqat Qadiriyah wa Naqsabandiyab Pondok
74
Pesantren Suryalaya. Ikhwan Pondok Pesantren Suryalaya adalah para
pengamal Tarekat qadiriyah wa Naqsabandiyah yang tersebar di
Indonesia, Malaysia, Siangapura dan Berunai Darussalam.
B. Deskripsi data
Data-data penelitian tentang Penganlalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah terhadap akhlak santri diperoleh melalui observasi,
wawancara dan angket. Wan.wancara penulis lakukan dengan pembina asrama
putri Pondok Pesantren Suryalaya dan Seorang santri. Sedangkan angket
diberikan kepada santri yang bermukim di Asrama.
Dari kesulurahan santri yang berada di Pondok Pesantren Suryalaya,
diambil data sampel dengan metode cluster sample sebagai penentuan
sampelnya. Metode sampel ini digunakan untuk populasi yang berkelompok
kelompok. Sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang
diinginkan. Dan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari santri
Pondok Pesantren Suryalaya kelas tiga Aliyah yang benllukim diasrama
berjumlah 40 orang santri.
Selanjutnya, dari santri yang dijadikan responden, diberikan sebuah
angket penelitian yang di dalamnya berisi 30 item pertanyaan yaitu 15 soal
untuk pertanyaan variabel X yaitu amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah dan 15 soal untuk pertanyaan variabel Y yaitu akhlak santri.
Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang diberikan, maka
langkah pertama yang dilakukan adalah mencari angka presentase dalam
bentuk tabel, dengan menggunakan teknik presentase sebagai berikut:
LX 100%P=·'y'
Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 30 pertanyaan yang
diberikan kepada 40 responden.
1. Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
75
TABEL7
Santri Memahami Tata Cara zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Altematif Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat Mengetahui 6 15%
Mengetahui 33 83%
Kurang Mengetahui 1 2%
Tidak Mengetahui - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 83% santri menjawab
mengetahui, 15% menjawab sangat mengetahui, dan 2% menjawab
kurang mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri
memahami tata cara zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
TABEL8
Santi Mengetahui Tujuan Zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Alternatif Jawaban Frekuensi prosentase
Sangat Mengetahui 6 15%
Mengetahui 33 82,5%
Kurang Mengetahui 1 I 2,5%
Tidak Mengetahui - -
Jum1ah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 82,5% santri menjawab
mengetahui, 15% menjawab sangat mellgetahui, dan 2,5% melljawab
kurallg mellgetahui. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri
mengetahui tujuan zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
76
TABEL9
Santri Melaksanakan Zikir Jahar Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 28 70%
Sering 12 30%
Jarang - -Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
DaTi tabel di atas dapat diketahui bahwa 70% santri menjawab
selalu dan 30% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar santri selalu melaksanakan amalan harian yaitu zikir nafi
isbat.
TABELIO
Santri Melaksanakan Zikir Khafi Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 2 5%
Sering 29 72,5%
Jarang 9 22,5%
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 5% santri menjawab
selalu, 72,5% santri menjawab sering dan 22,5% santri menjawab jarang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering melaksanakan
amalan harian yaitu zikir khafi.
77
TABEL 11
Santri Melaksanakan Khataman pada Hari Senin dan Kamis
Altematif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 22 55%
Sering 18 45%
Jarang - -
TidakPemah - -
JU1l11ah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 55% santri 1l1enjawab
selalu dan 45% santri menjawab sering, Hal ini 1l1enunjukkan bahwa lebih
dari setengahnya santri 1l1elaksanakan a1l1alan 1l1ingguan yaitu khataman
pada hari senin dan kamis ba'da ashar.
TABEL12
Santri Melaksankan khataman ba'da 1l1agrib dan selesai shalat Ii dafil bala'
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu - -Sering 29 72,5%
Jarang II 27,5%
Tidak Pernah - -
JU1l11ah 40 100%I
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 72,5% santri menjawab
sering dan 27,5% santri 1l1enjawab jarang. Hal ini 1l1enunjukkan bahwa
sebagian besar santri sering 1l1elaksanakan a1l1alan khata1l1an setiap ba'da
baghrib dan setelah shalat lidhafil bala',
78
TABEL13
Santri Hafal Bacaan Khataman
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat Hafal 12 30%
Hafal 24 60%
Kurang Hafal 4 10%
Tidak Hafal - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30% santri menjawab
sangat hafal, 60% santri menjawab hafal, dan 10% santri menjawab
kurang hafal. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri hafal
bacaan khatanlan.
TABEL14
Santri Melaksanakan Manaqiban
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 31 77,5%
Sering 8 20%
Jarang 1 2,5%
Tidak Pemah - -
JUll11ah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 77,5% santri menjawab
selalu, 20% santri menjawab sering dan 2,5% santri meI\iawab jarang.
Hal ini ll1enunjukkan bahwa sebagian besar santri selalu melaksanakan
amalan bulanan yaitu ll1anaqiban.
79
TABEL15
Santri Melaksanakan Manaqiban dengan Khidmat
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 6 15%
Sering 31 77,5%
Jarang 3 7,5%
Tidak Pernah - -Jumlah 40 100%
Dari tabe1 di atas dapat diketahui bahwa 15% santri menjawab
se1alu, 77,5% santri menjawab sering dan 7,5% santri menjawab jarang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering melaksanakan
amalan bulanan yaitu manaqiban dengan khidmat.
TABEL16
Santri Menyimak Penceramah dengan Baik Khidmat Ilmiyah Manakib
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 6 15%
Sering 30 75%
Jarang 4 10%
Tidak Pernah - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 15% santri menjawab
selalu, 75% santri menjawab sering dan 10% santri menjawab jarang. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering menyimak
penceramah dengan baik saat khidmat ilmiyah manaqib.
80
TABEL17
Santri Memahami Tujuan Manakiban
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat Mengetahui 9 22,5%
Mengetahui 30 75%
Kurang Mengetahui 1 2,5%
Tidak Mengetahui - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 22,5% santri menjawab
sangat mengetahui, 75% santri menjawab sering dan 2,5 santri menjawab
jarang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri mengetahui
tujuan pelaksanaan manaqiban.
TABEL18
Santri Melaksankan Riyadhah seperti Mandi Malam Selama 40 Hari
Altematif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 11 27,5%
Sering 20 50%
Jarang 8 20%
Tidak Peruah 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 27,5% santri menjawab
selalu, 50% santri menjawab sering, 20% santri menjawab jarang dan 2,5
santri menunjukkan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa
setengalmya santri sering melaksanakan riyadhah sepelii mandi malam
selama 40 hari.
81
TABEL19
Santri Melaksanakan Riyadhah Secara Terns Menerus
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 2 5%
Sering 19 47,5%
Jarang 14 35%
Tidak Pernah 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 5% santri menjawab
selalu, 47,5% santri menjawab sering, 35% santri menjawab jarang dan
12,5% santri menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa hampir
setengahnya santri melaksanakan riyadhah secara terns menerns.
TABEL20
Melaksankan Riyadhah yang lain
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu - -Sering 14 35%
Jarang 17 42,5%
Tidak Pernah 9 22,5%
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 35% santri menjawab
sering, 42,5% santri menjawab jarang dan 22,5% santri menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah santri jarang
melaksanakan amalan yang lain atau selain amalan mandi malam selama
40 hari.
82
TABEL21
Santri Memahami Tujuan Riyadhah
Alternatif Jawaban Frekuensi I ProsentaseII
Sangat Mengerti 11 I 27,5%I
Mengerti 25 62,5%
Kurang Mengerti 4 10%
Tidak Mengerti - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 27,5% santri menjawab
sangat mengerti, 62,5% santri menjawab mengerti dan 10% santri
menjawab kurang mengerti. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
santri mengerti tujuan dari pelaksanaan riyadhah.
2. Akhlak santri
TABEL22
Santri Melaksanakan Shalat Fardu di Awal Waktu
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 28 70%
Sering 12 30%
Jarang - -
Tidak Pernah - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 70% santri menjawab
selalu dan 30% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar santri selalu melaksanakan shalat fardhu pada awal waktu.
83
TABEL23
Santri Melaksanakan Shalat-Shalat Sunah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 6 15%
Sering 28 70%
Jarang 6 15%
Tidak Pernah - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 15% santri menjawab
selalu, 70% santri menjawab sering dan 15% santri menjawab jarang. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering melaksanakan shalat
sunah.
TABEL24
Santri Melaksanakan Puasa SlInah
Alternatif Jawaban Frekllensi Prosentase
Selalll 4 10%
Sering 22 55%
Jarang 14 35%
Tidak Pernah - -Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 10% santri menjawab
selalll, 55% santri menjawab sering dan 35% santri menjawab jarang. Hal
ini menunjukkan bahwa lebih dari setengalmya santri sering melaksanakan
puasa sunah sepelii pllasa hari senin dan kamis.
84
TABEL25
Santri Bersyukur Ketika Mendapat Nikmat dari Allah
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 15 37,5%
Sering 25 62,5%
Jarang - -Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37,5% santri menjawab
selalu dan 62,5% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar santri sering bersyulcur ketika mendapatkan nikmat dari
AlIahSWT.
TABEL26
Santri Bersabar Ketika Mendapatkan Musibah
Altematif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 5 12,5%
Sering 32 80%
Jarang 3 7,5%
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 12,5% santri menjawab
selalu, 80% santri menjawab sering dan 7,5% santri menjawab jarang. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering bersabar ketika
mendapatkan musibah.
85
TABEL27
Allah Maha Melihat, Maka Santri Berbuat Baik
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 15 37,5%
Sering 25 62,5%
Jarang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 37,5% santri menjawab
selalu dan 62,5% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar sanh·i sering berbuat baik karena Allah Maha melihat yang
berarti santri sering merasa muraqabah.
TABEL28
Santri Menolong Teman atau Orang Lain yang dalam Kesulitan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 8 20%
Sering 31 77,5%
Jarang 1 2,5%
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20% santri menjawab
selalu, 77,5% santri menjawab sering dan 2,55% santri menjawab jarang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering menolong orang
lain atau teman yang sadang dalam kesulitan.
86
TABEL29
Santri Mengucapkan Terima Kasih Setelah ditolong Orang lain atau Ternan
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 21 52,5%
Sering 19 47,5%
Jarang - -Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 52,5% santri melljawab
selalu dan 47,5% salltri melljawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari setengah santri selalu mengucapkan terima kasih setelah
ditolong orang atau ternan.
TABEL30
Santri Meminta Maaf Setelah Melakukan Kesalahan
Alternatif Jawaban Frekuellsi Proselltase
Selalu 17 42,5%
Sering 23 57,5%
Jarang - -Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 42,5% salltri menjawab
selalu dan 57,5% salltri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari setengah santri sering meminta maaf setelah melakukall
kesalahan
87
TABEL31
Santri Berbuat Baik kepada Orang yang Berbeda Agama
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 7 17,5%
Sering 27 67,5%
Jarang 6 15%
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui ballWa 17,5% santri menjawab
selalu, 67,6% santri menjawab sering dan 15% santri menjawab jarang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering berbuat baik
kepada orang yang berbeda agama.
TABEL32
Santri Berprilaku Sopan kepada Teman, Guru atau Orang Lain
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 22 55%
Sering 18 45%
Jarang - -
Tidak Pernall - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 55% santri menjawab
selalu dan 45% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bal1wa lebih
dari setengal1 santri selalu berprilaku sopan kepada teman, gum atau orang
lain.
88
TABEL33
Setelah Melaksanakan Shalat Santri Mendoakan Orang Tua
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 31 77,5%
Sering 9 22,5%
Jarang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 77,5% santri menjawab
selalu dan 22,5% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar santri selalu mendoakan orang tua setelah malaksanakan
shalat.
TABEL34
Santri Mematuhi Perintah Orang Tua
AlternatifJawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 19 47,5%
Sering 21 52,5%
Jarang - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 47,5% santri menjawab
selalu dan 52,5% santri menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari setengah santri sering mematuhi perintah orang tua.
89
TABEL35
Santri Menepati Janji
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 4 10%
Sering 27 67,5%
Jarang 9 22,5%
Tidak Pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 10% santri menjawab
selalu, 67,5% santri menjawab sering dan 22,5% menjawab jarang. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar santri sering menepati janji.
TABEL36
Santri Merasa Rendah Hati atau Tawadhu
Altematif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu - -
Sering 32 80%
Jarang 8 20%
TidakPemah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 80% santri meluawab
sering dan 20% santri meJ1iawab jarang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar santri sering merasa rendah hati atau tawadhu.
90
TABEL37
Perhitungan untuk mencari data variable X dari hasil penyebaran angket
No RespondenButil' Soal
JumlahI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15
1 Abdillah 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 54
2 Ai Qomariah 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 45
3 Ai Zaenab 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 48
4 Aneu Lestari 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 I 3 42
5 Annisa Nuraini 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2 1 3 42
6 Asep Indra P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 44
7 Ayu Wahyuni 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 45
8 Candra Holis 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 I 3 35
9 Dadang I-I 3 3 4 3 4 3 3 4 0 3 4 4 3 3 4 51-'
10 Dadang Rahmat 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 I I 3 41
11 Damas W 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 49
12 Dedeh Purwanti 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 I 2 37
13 Dedi setiadi 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 48
14 Dian l'aluuaniah 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 46
15 Din Syafilldin 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 2 I 1 2 39
16 Dini Wlliandari 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 44
17 Eka Putri 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 2 3 43
18 Gina Siti Hartanti 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 48
19 Gisa Istiqamah 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 1 3 40
20 Heri Setiawan 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 52
21 Herwin 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 53
22 Irfan 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 53
23 Lia Amalia 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58
24 M. Abdillah 4 4 4 3 4 3 4 4 3 0 4 4 3 3 4 54-'
25 M. Ibnu Khaldlln 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 46
26 Nur Siti Nurisma 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 47
27 Opih Sopiah 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 43
28 Ranita Verawati 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 48
29 Rini Rahmawati 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 3 43
30 Rini Ridiyanti 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 1 2 36
31 Rio Aditya Putra 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 55
91
32 Saleh Ridwan 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 5433 Sansan hidayat 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 5034 Santi Juleha 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4635 Siti Nurlailah 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4936 Siti Rosanah 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4637 Sri Maryani 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 I I I 2 3038 Triana 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4439 Wiwin Winarti 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4640 Yayu Yuningsih 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 51
Jumlah 1845
TABEL38
Perhitungan untuk mencari data variable Y dari hasil penyebaran angket
No RespondenButir Soal
JumlahI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15
I Abdillah 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 582 Ai Qomariah 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4- 4 4 3 3 3 543 Ai Zaenab 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 49
4 Aneu Lestari 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 45
5 Annisa Nuraini 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 45
6 Asep Indra P 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45
7 Ayu Wahyuni 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 49
8 Candra Holis 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 39
9 DadangH 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 54
10 Dadang Rahmat 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 46
II Damas W 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 46
12 Dedeh Purwanti 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 42
13 Dedi setiadi 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 49
14 Dian rahmaniah 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 51
15 Din Syafiudin 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 43
16 Dini Wulandari 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 51
17 Eka Putri 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 47
18 Gina Siti Harlanti 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 53
19 Gisa Istiqamah 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 46
92
20 Heri Setiawan 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 50
21 Herwin 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 48J
22 Irfan 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 55J
23 LiaAmalia 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 58
24 M. Abdillah 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 55
25 M. Ibnu Khaldun 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 47
26 Nul' Siti Nurisma 4 3 3 4 3 3 3 3 3 -, 3 4 4 3 3 49.,27 Opih Sopiah 4 3 3 3 3 3 3 1 3 -, 4 4 4 3 3 49J .,28 Ranita Verawati 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 52
29 Rini Rahmawati 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 45
30 Rini Ridiyanti 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 41J
31 Rio Aditya Putra 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 50
32 Saleh Ridwan 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 55
33 Sansan Hidayat 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 47
34 Santi Juleha 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 53
35 Siti Nurlailah 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 53
36 Siti Rosanah 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 51
37 Sri Maryani 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 38
38 Triana 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
39 Wiwin Winarti 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 48
40 Yayu Yuningsih 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 53
Jumlah 1955
C. Analisis Data
Setelah memperoleh angka prosentasi dari masing-masing angket
maka langkah berikutnya adalah mencari angka korelasi antara variabel X
(pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah) dan variabel Y
(akhlak santri) dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
TABEL39
Hasil Perhitungan Variabel XY
93
Responden X Y XY X2 y 2
I 54 58 3132 2916 33642 45 54 2430 I 2025 2916;
3 48 49 2352 i 2304 24014 42 45 1890 1764 20255 42 45 1890 1764 20256 44 45 1980 1936 20257 45 49 2205 2025 24018 35 39 1365 1225 15219 51 54 2754 2601 291610 41 46 1886 1681 211611 49 46 2254 2401 211612 37 42 1554 1369 176413 48 49 2352 2304 240114 46 51 1886 2116 260115 39 43 1677 1521 184916 44 51 2244 1936 260117 43 47 2021 1849 220918 48 53 2544 2304 280919 40 46 1840 1600 211620 52 50 2600 2704 250021 53 48 2544 2809 230422 53 55 2915 2809 302523 58 58 3364 3364 336424 54 55 2970 2916 302525 46 47 2162 2116 220926 47 49 2303 2209 240127 43 49 2107 1849 240128 48 52 2496 2304 270429 43 45 1935 1849 202530 36 41 1476 1296 168131 55 50 2750 3025 250032 54 55 2970 2916 3025
94
33 50 47 2350 2500 220934 46 53 2438 2116 280935 49 53 2597 2401 280936 46 51 2346 2116 260137 30 38 1140 900 144438 44 46 2024 1936 211639 46 48 2208 2116 230440 51 53 2703 I 2601 2809
N-30 IX-1845 IY-1955 IXY-90654 I XL~86493 I y L- 96441
rxy = NIxv - ( Ix )( Iv ).y{NIx2- (IX)2 }x{NIy2- (Iy )2}
rxy = (40 x 90654) 0845 x 1955).y{40 x 86493 - (1845)2 }x{40 x96441 _(1955)2 }
rxy = (3626160) - (3606975).y{3459720 - 3404025} x {3857640 - 3822025}
rxy = 19185 = 19185.y55695 x 35615 .y1983577425
rxy = 1918544537,3711
rxy = 0,430
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan maka hasil yang
didapatkan antara pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
terhadap akhlak santri diperoleh angka korelasi "r" product moment sebesar
0,430.
D. Interprestasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan
intelprestasi terhadap angka indeks korelas "r" product moment melalui dua
cara, yaitu:
95
1. 1nterprestasi secara sederhana atau kasar.
Interprestasi terhadap "rxy" dari perhitungan di atas ternyata angka
korelasi variabel X (pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah) dan (aldllak santri) tidak bertanda negatif. Berarti di
antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang positif (korelasi yang
berjalan searab) dengan memperhatikan besarnya "rxy" yaitu 0,430 yang
berkisar antara 0,40-0,70 berarti antaravariabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup.
2. Interprestasi dengan menggunakan tabelnilai "I" product moment.
Rumusan hipotesis nihil (Hp) yang penulis ajukan adalah:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifIkan antara anJalan Tarekat Qadiriyah
wa Naqsabandiyah terhadap akhlak santri Pondok Pesantren
Suryalaya.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifIkan antara arnalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsandiyah terhadap akhlak santri Pondok Pesantren
Suryalaya.
Adapun kriteria pengajuannya adalah jika "I''' obsevasi (1'0) sarna
dengan atau lebih besar (:::) daripada "I''' tabel (n) maka hipotesis
alternative (Ha) diterima atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, jika "I'''
obsevasi (1'0) sama dengan atau lebih kecil (::::) dari pada "I''' tabel (n)
maka hipotesis alternatif (Ha) tidak dapat diterima atau tidak terbukti
kebenarannya dan Ho diterima.
Untuk melihat apakah koefIsien korelasi hasil perhitungan di atas
signifIkan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan "I''' tabel (n)
product moment terlebih dabulu mencari derajat bebas (db) karena dalam
penelitian ini sampelnya beljumlab 40 orang dan variabel yang dicari
korelasinya ada dua yaitu pengaruh arnalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah (X) dan akh1ak santri (Y), maIca derajat bebasnya dapat
dihitung dengan langkah sebagai berikut:
96
db=N -ill'
=40-2
=38
Setelah diketahui db sebesar 38, diperoleh "r"product moment
ternyata bahwa dengan df sebesar 38 tidak terdapat dalam tabel, tetapi
melihat db yang terdekflt yaitu 40, maIm· pada taraf signifikan 5 %
diperoleh r tabel = 0,304; sedangkan pada taraf signifikan I % diperoleh r
tabel = 0,393. Selanjutnya dibandingkan "rxy" masing-masing adalah
0,430 sedangkan r tabel (n) masing-masing 0,304 dan 0,393. Denagn
demikian ternyata rxy adalah lebih besra (2:) daripada ct, baik pada taraf
signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Karena rxy lebih besar
(2::) daripada ct, maka hipotesis alternative (Ha) diterima atau terbukti
kebenarannya, sedangkan (Ho) tidak dapa( diierima atau tidak terbukti
kebenarannya. Dengan demikian beracti, ada korelasi positif yang sedang
atau cukup segnifikan atau meyakinkan antara pengaruh amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyall terhadap akhlak santri di pondok Pesantren
Suryalaya. Hal ini berarti semakin tinggi pengamalan amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren suryalaya maka akhlak
santri semakin baik.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis tentang pengaruh amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah, dengan melalui proses observasi, wawancara dan
angket maka dap~i diambil kesimpulan dengan merujuk kepada rumusan masalah,
yaitu: Bagaimana amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok
Pesantren Suryalaya, bagaimana akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya, dan
apakah terdapat pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah terhadap
akhlak santri. Dan kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
I. Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Suryalaya
yang dilaksanakan oleh santri Pondok Pesantren Suryalaya adalah talqin, zikir
yang terbagi menjadi dua yaitu zikir jahar dan zikir khafi, khataman sebagai
all1alan mingguan, ll1anakiban sebagai all1alan bulanan dan riyadhah atau
pelatihan kej iwaan.
2. Akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya, dari hasil penelitian yang ada
dapat diketahui bahwa santri telah memiliki pemahall1an dan pengamalan
alchlak yang baik, di mana para santri ll1emiliki akhlalc yang cukup bailc
kepada Allah, Rasulullah, orang tua, orang lain dan terhadap diri sendiri.
3. Hasil penelitian ll1enunjulckan bahwa korelasi antara Amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan alchlak santri Pondok Pesantren Suryalaya
adalah positif dan signifilcan, dengan tingkat lcorelasi 0,430 pada level
signifikansi atau derajat kepercayaan 0,01. Dengan demikian bahwa hasil
97
98
penlitian ini menolak hipotesis nihil (Ho) dan menerima hipotesis alternatif
(Ha) yaitu ada korelasi positif yang sedang atau cukup signifikan atau
meyakinkan antara pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
terhadap akhlak santri di pondok Pesantren Suryalaya.
Eo Saran
Dalam skripsi ini penulis menyampaikan saran-saran khususnya ditujukan
kepada santri Pondok Pesantren Suryalaya, pengurus Pondok Pesantren
Suryalaya dan masyarakat akademis,
I. Santri Pondok Pesantren Suryalaya diharapkan dapat mengamalkan amalan
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah secara terus menerus dan berupaya
dalam meningkatkan pengamalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah agar
santri dapat memiliki akhlak al-karirnah.
2. Pengurus Pondok Pesantren Suryalaya diharapkan dapat mebimbing santri
dalam mengamalkan amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan selalu
memonitori akhlak santri sehari-hari, sehingga dapat memberi peluang untuk
terbentuknya akhlak al-karirnah pada santri.
3. Kalangan Masyarakat Akademis, penelitian yang telah dilakukan penulis
sangat terikat dan terbatas oleh waktll dan aspek materi yang lainnya. Oleh
karena itu sangat mllngkin jika ruang lingkup materi yang diteliti belum dapat
terkupas secara mendalam. Peneliti sebaiknya lebih jeli untllk mengakomodir
dan mengkaji hasil penelitian terdahllill agar penelitian s(:lanjutnya lebih baik
dan mendapatkan penemuan baru yang dijadikan referensi berharga dalam
memberikan kontribusi terhadap pembangllnan dan kemajuan pendidikan
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
AI-Ghanimi al-Taftazani Abu al-Wafa', Sufi dati Zaman ke Zaman, peneljemah: Ahmad
Rafi' Utsmani, Bandung, Pustaka, 1997
AI-Jailani Syeikh Abdul Qadir, Sir Al-Asrar, Teljemahan K.H Zezezn Zaenal Abidin
Bazul Asyhab, Tasikmalaya, Pandok Pesantren Surya1aya, 199
AI-Kailani Abdul Razzaq , Syaikh Abdul Qadir Jailani Guru Para Pencari Tuhan,
penerjemah. Aedhi Rakhman Saleh, Bandung, PT Mizan Pustaka, 2009
Aqib Kharisudin, Drs, M.Ag, Al-Hikmah: memahami Teoso}! Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah, Jakalia, Dunia llmu, 1998
Ardani Muhammad Prof, Dr, H , Akhlak Tasawrif (Nilai-Nilai Akhlak atau budi
pekerti dalam ibadat dan tasawuf', Jakarta, PT. Mitra Cahaya Utama, 2005
Arikunto Suharismi, Prosedur penelilian suatu pendekatan dan praktek, Jakarta,
Rineke Cipta, 1998
Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT Iehtiar Bam Van Hoeve, 1993, eet ke-1
Ensiklopedi Tasawuf, Bandung, Angkasa, 2008,
Hajar Ibnu, Dasar-dasar PeneWian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta, PT. Raja
Grafinda Persda, 1996
Hasan M Iqbal, Pokok-pokok Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Yudhistira,
2002
Jabir EI-Jazairi Abu Bakar , Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim), Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 1997, eet ke-2
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, JakaIia: Bumi Aksara:
2008, eel. Ke-10
100
Margono S, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakmia, PT. Rineka Cipta, 2007
Masy'ari Anwar, akhlak AI-Qur 'an, Surabaya, Jakmia, Bina Ilmu, 1990
Mulyati Sri, Dr. Hj. MA, Tasawuf Nusantara:Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka,
Jakarta,ICencana, 2006
---------, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,
Jakarta, lCencana, 2005
Nata Abuddin Drs. H., M.A Akhlak Tasawtif, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 1996
Narbuko Cholid dan Abu Achmadi, Metodelogi penelitian, Jakarta, Bumi Aksara, 2004
Nawawi Ismail, H. Prof, Dr, M.Si, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah: Sebuah
Tinjauan Ilmiyah dan Amaliyah, Surabaya, lCarya Agung, 2008
Rohman Arif , Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta, Laks Bang
Mediatama, 2009
Solihin,M, Dr M.Ag dan Drs Rosihun Anwar, M.Ag, Kamus Tasawlif, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2002
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,
1996
---------, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakalia PT RajaGrafindo Persada, 2006
Suraldm1ad Winarno , Pengantar PeneWian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, Bandung,
Penerbit Tarsito, 1998, eel. lCe-8
Syafi'i Mufid Ahmad, Tangklukan, Abangan dan Tarekat : Kebangkitan Agama di
Jawa, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2006
101
Tajul Arifin Alunad Shohibulwafa' K.H , Uquudul jumaan: Zikir Harian, Khotaman,
Tawassul, Silsilah Thoriqot Qodiroyah waNaqsabandiya), Bandung, CV
Wahana karya Grafilm, 2006
---------, Miftah al-Shudur: kuncipembuka hali, pel1teljemah Drs. Anding Mujahidin.
M.Ag, Jakarta,Laksana Utama, 2005
Tanbih dan Azaz Tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Tasikmalaya,
Yayasan Serba Bakti Pesantren Suryalaya,1998
Tanbih, Tawasul dan Khataman, Bandung, Wahana karya Grafika, 2008
Thahir Ajid , Gerakan Polilik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Polilik
Anlikolonialisme Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di Pulau Jawa,
Bandung, Pustaka Hidayah, 2002
Toriquddin Muhammad, H Le, M.Hr, Sekularitas Tasawuf Membumikan Tasawuf
dalam Dunia Modern, Malang, UIN Malang Press, 2008
Ya'qub Hamzah Dr. H., Etika Islam: Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung CV
Diponegoro, 1988, eet ke-4
Pelaksanaan zikit· harian di Pondok Pesantren Suryalaya:
:&I);~~ il):dl ;, ~';,; I~~
Artinya:
"Apabila kamu telah selesai mengeljakan shalat, maka berdzikirlah ".
Dan pelaksanaan zikir jahar atau zikir nafi isbat adalah sebagai berikut:
Kel11udian berdoa dengan doa ini:
, 'II ," 'II.JJI 't"'J' ~J' , r
""0'-0 .. "'... ........ .- ...-...... ;:;>.-
c:.>UUI' JI" UI ",', 1~,~;1J.:.,e,~ lS..t..:" JI I~.'..L:...;.':' lS..t..:" I~. 1'- ~~I\I, ) r ~.x"t"'. , " ~), " ~J"'"'('"T"" ~-- ... ... .- .- "''-
d;"'j)1 i~.i l\J.:pI~ ~'" c:.>:OI ",', I'" lS<iJ c:.>G,i,;jl" " I'" G .:", ) ~ , ~; .J'), ; ~.x"'; .:;-'), ~ "'; <.5J"-'")
2JS" C ~ 'l!1 01 c:.>dl ~. d.:;j . d":·il ",', d.:JI ':i 1'..d1.:fy< .. 0', , , .),. <./, JY'" ~ .x,. <.S"'" "t"' ,,), >-,'.".- " ... 0 ... J J ............ ... ......, ... ,... ...
.Jl1 0P J.),~ ~ J:'I :;) ~, ,f eft ~Wy c....<.i :;..; r-i-,41 ~;:,; ~IJi .JlI 0y:t;;W\
~ (0 \ :..:/~J ... ~" ? .,.r.--'
(Doa ini dapat dital11bah dengan doa·doa lainnya yang dikehendaki)
Kel11udian l11el11baca tawasul, yaitu:
-"~;;» ?,I))I)
" 0 -' 1." "0,,,,"''' ... ""' '" "" __ J0tkL ;".' JI (," '. <3' 1-11 1"1 ".' ~ I~n ;~I( ~ ,WI:cLLJI 1',1 (' I JI "., ,r=", r=-, T-' sr ~) ,-" ) "!, '" sr ~).J , I'"'
"'" ...)., " " ..." .-" ""',, ..." J J ... ". " ' •..I.::'X;" ..:ill':l; 0t.L;JI ,WI M ;,:::'JI wi '.'. IQI e-.b.i I" UI ,,-," .G' UI, ; ).r.:' u"' ,- !, ,. <'::'-- '; <J'¢' " r= ,y, -,)
D( UJI M . 'I (', -.. J~ :Gi ~ID( " ,1:Cj~ QI i ;,:~:JI'; )! ,.:/', ~. ," <'::.- '; ) 'I, . ,- r" <.S'. <'::'--, ""',, " " ""',, J... -'.... "
.:\'G ..:ilIM ~I wi' .,~' '<'II M ~I wi' 0'" I\"G 1\5' &J.1 ~I, .J. , ",..:" , ; ) <J-! r': " <'::'- '; ), y.~ y '-" <'::.-
J " " .- .- "'" """ .,-, .1" I' ~ "'QI J' '.li .( II .......,..G, :c..;..1 ;'::'cJI wi 'c 'I Gw ;'" ' , _..:;~ .'I~yP ) <X.J ,r cs' Y ," <'::'-- '; r~ ,- ,f"'>") , :/"
.- ,; .. ...".-"..."d' "1 : ~\ II ". ,,~' ". ·'UI' , -I \ 1',1" ".'
....~W '1'""" ~ >If"""" r+" 0!~ ) I'~< ," sr) ~).;')
.- " " " , "'... "') .- ".- .- J
"~ >c;..~1 ,.:.>l:",'I( ~'. 'o'li' ,.::..>\.::'J.:.':..II' ~'_I' 'II ;c;\.S:::r 8 1'.;( 8[;\ ('I JI-'~,- "Y") Cr-!Y"), , ) ~, ,) ,'ii ) " ~).J ,I'"'
~ oJ""'''" ....... 1.",.... :;,;:WI ,~ ~ >~ ~lyUI)
(,X) ~~ y'):, -.;:, J5- :x ;'~' .iiJ1~p'.,i.-.- - "
Kemudian tawajjuh dengan cara kepala ditundukan ke sebelah kiri dengan kedua
mata terpejam selia bibir dirapatkan, lidah dulipatkan kelangit-langit, gigi
dirapatkan tidak bergerak sedangkan hati terus berzikir khafi sekuatnnya.1
1 A. Shahibul wafa' lajul 'Arifin, Kilab Uquudul Jumaan: Khusus Ikhwan TharekalQadiriyah wa Naqsabandiyah Pondok Pesantren SlIfyalaya, (Tasikmalaya:PT. MudawammahWarohmah, 2009, cet ke-l), h.3
Khotaman (Amalan Mingguan)
~'_I~' il.I'~i( ~'..uI'II.I:I~i( '-:UI " '~'~' ::".:J.I:C.JI ('fJ'I":~ r' ) 0'" .r ) 0', ~ t+.'" ) 0'~ "r )J , r-'
" """ " >-;;5" ~-"1<- ('f J'I' ;:;;;;,' \1 D"·II ;I:;UI 'L.-' ~,.~( .J' ','\I 1',(',-,)) ,) <y r)J ,) -" ,-,y-' , .1-.) IX, ) - cr )
>- " " ... " ".... .. ,,:l" '" ... ..."
wL.;)1 '~\ ill, ", I'.IL...':, JI 1~".:', ' I'.. t;;; JI "UI J G', w.:..:'I' .. ~'" 1""'"" t9"" ~, ,~ <X) ""'J ,uPJ J <X,,) (...,.-.)"" ..."" " ... ... .,
(500x) tI3l~,~
0.. 0, ;;l ... ")...,, "
( \.. X) ~ ):,;11 :}JI ~~ ':I~ ;~ ':I:' Jy. ':I
( \ •• X) r-L:'~:' ~i ~:, :;UI :)1 ~.: \S,L;:. ~ J., ~i... ..r... ...
(500x) >'11 ~:, JrJI~'" '" '" ... "'l~ -< '" ... "'... ,,'" '"
( lOOx) • I'.. ' ~'.ul I~.' 0\ '1\~ Li~ I~_ I'- ~ ~IIIr-::- J ,. J N cs-J cs: lS"'. , - cs- if'"' rr" /' /' " ..."
Kemudian tall'ajjuh, dilanjulkan dengan membaca:
(16641 xl ~o},i I.!
Kemudian membaca doa kholaman, yailu:
- ,::eil~ - .'. - ". ::;St..J .' til' ,-,-,I'~' II I~,f ~ - .•.• G' (3x)~ G'~ • ~,~ d'.J ). ~ U 1::1') Cr' • '.',r .r y"'".. ..
... J.. .. ~ 0 J... oj ... " 0 0 J ...... 0 f•• '.'" " "'1 I -I -.: II ',\t',. '," ',1'1 ,::ell ',1,1\ .' .' . ,,····'·1Cr' 0jJ!. ~?~ ~ All ~ ...:.u.J') '-'--'-' ...:.u, csY-- ~~~ ~ ~ o.J
... ... ,,- ,r,r
0" • ... "J J")" ...... :>.- "J'-O J01 ~ ','G' :0;-.• :0;-' ~. 'G' '.' .'G' - 'G' 2.l.l.LJ iJl ~~III :.' .:11 -,II ., ••G~, •.if) .-""; ~. J!.I' <.f!, •rr .1-: <.fr Y') .
" " " "t" c"" ... .- J
01' d":· II I:". oW ~. 't.: .•.. J~[JI' JI' 'til ". ~~. Li" iii 0' <'). .r--"" ~ oX •'. of'-' y). ) ..J' Y \.s. ,,) y Y"
... )." ... ... " J ....... "" "'" '" J. ... ...,. -II ,. "II '. 'I :.:.GL; G' ';' GJ...ii,.' c;.~I..u &. :;:;..;;' " 1(' GP ··x1'"'O.r .Jrov '-' • .J'). oX • .,.),) r' if c:. . ,
" '" ".- .- '" ..... ...... J J" J ... oJ"
~::, 3:~ ~::, ::, ~ C:...,;Jd :;~ ~I .R 0'- Ijk;'j ;y.JI 2.lJ:;;::' :.:.J.;:U::,". ......"
.. J.- ... oj <II' .. 0 __ J.- ... J .... " .t1(' I~·:.:.GI ~ G;;;J 01' !l~ I'·.... ·' 01 2.l.l.LJ :;;.," ..:...:;. ~~i5 - ,:,. Ii ;jJdJ1if '-' • • . '. ) . ~J' J',. I.p"-" .- ... ...
I~ :,!ji:.c :x) I~ ~~\ ~ :x t±;,.) 0)~U ~~ G-j ~ ~ ~\
~'G' ~'G' ~'G' 0'.L,;u' I'.~~ 0'.6't::",.:U,._<- •..< 0"'~~U:.:,j :..;,\:"",~(i, J. ,J. ,J. .T::')......... .T' • CT'-' r-~ )J;--,o I' 0 I' •
0'" ,. \ '" '" '" J"" ...
(3x). '\;,:11 1:1\ AiJl, UI .-·U' J" U'r-o-~ "y)y)-- ,.,. "--
(3 ) ~'\'~';I'''' 'I'·· ';:"""U'''''';'I'""x ,.:r-or .r.>- C-J) L:> J"" ? W Y '-'!J, ,
2 Uquudul jumaan (Zik;r Harlan, Kho/aman, Tawassul, Silsilah Thoriqat QodiroyahwaNaqsabandiyah), (Bandung: CV Wahana karya Grafika, 1996), h. 10-31
TANBIH
Tanbih ini dari syaikhuna AI-marhum Syekh Abdullah Mubarak bin
Nur Muhammad yang besemayam di patapan Suryalaya kejembaran
rahmaniyah.
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria maupun
wanita, tua maupun muda:
Semoga ada dalam kebahagian, dikaruniai Allah SWT kebahagian
yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalal11
lingkungan kita sekalian.
Pun pula semoga pimpinan negara beliambah kemuliaan dan
keagungannya supaya dapat l11elindungi dan membimbing seluruh rakyat
dalal11 keadaan aman, adil dan makl11ur zohir maupun bathin.
Pun kami tempat orang bertanya Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah,
mengahaturkan dengan tulus ikhlas, wasiat kepada segenap murid-murid;
berhati-hatilah dalam segala hal, jangan sampai berbuat yang bertentangan
dengan peraturan agama maupun Negara.
Ta'tilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikian sikap manusia
yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap
agama dan negara, taat hadirat Illahi yang membuktikan perintah dalam
agama maupun negara.
Insyafilah hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan
nafsu, terpengaruh oleh godaan syetan, waspadalah akan jalan
penyelewengan terhadap agama maupun Negara, agar dapat meneliti diri,
kalau-kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati
sanubari kita semua.
Lebih baik buktikanlah kabajikanlah yang timbul dari kesucian:
1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik zohir
maupun batin, harus kita honnati, begitulah seharusnya hidup rukun,
saling harga menghargai.
2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya,
jangan sampai terjadi persegketaan, sebaiknya harus bersikap rendah
< hati, bergotong roYQng dalam melaksanakan perintah agama maupu
negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau
kalau kita terkenal finnan-Nya "adzabun alim" yang berm'i duka nestapa
untuk selama-Iamanya dari dunia sampai akhirat (badan payah hati
susah).
3. Terhadap orang-orang yang keadaanya di bawah kita, janganlah hendak
menghinakannya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh,
sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa
senang dan gembira hatinya, jangan sampi merasa takut dan liar,
bagaikan tersayat hatinnya, sebaliknya harus dintuntun dan dibimbing
dengan nasehat lemah lembut yang akan memberi keinsyafan cIalam
menginjakjalan kebajikan.
4. Terhadap fakir miskin, harus kasih sayang, ramah tamah serta bermanis
budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba
rasakan diri kita pribadi, beyapa pedihnya j ika dalam keadaan
kekeurangan. Oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri
sendirilah yang senang, karena mereka jacii fakir miskin itu bukannya
kchenciak mereka sencliri, namun itulah qodrat tuhan.
Demikianlah sesungguhya sikap manusia yang penuh kesadaran,
meskipun terhadap orang asing, karena mereka masih keturunan Nabi AdaIl1
AS mengingat ayat 70 surat Isro' yang miinya:
"sangat kami muliakan keturunan Adam dan kami sebarkan segala yang
berada di darat dan lautan. Dan kami beri mereka rizki yang ada di darat
dan lautan. Juga kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk
lainnya"
Kesimpulan dari ayat ini, bahwa kita sekalian seharusnya saling
harga-menghargai, jangan tmbul kekecewaan, mengingat surat AI-maidah
yang attinya:
"hendaklah tolong menolong denagn sesama dalam melaksanakan
kebajikan dan ketaqwaan denagn sengguh-sungguh terhadap agama
maupun Negara, sebalikny ajanganlah tolong menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun Negara.
Adapun soal keagamaan itu tersearah agamanya masing-masing,
mengingat surat al-kafirun ayat enam: "agamamu untuk kamu, agamaku
untuk aku. " Maksudnya janganlah teljadi perselisihan, wajiblah kita hidup
rukun dan damai, saling harga menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut
jampur.
Coba renungkanlah pepatah leluhur kita : "hendaklah kita bersikap
budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tidak berguna ". Karena yang menyebabkan
penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.
Dalam surat an-nahal ayat J12 diterangkan bahwa:
"Tuhan yang Maha Esa telah memberikan beberapa eontoh, yakni tempat
maupun kampong, desa maupun Negara yang dahulunya aman dan
tentram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya atau penghuninya
mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkeeamuklah beneana
kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan
perbuatan mereka sendiri. "
Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak
teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan zohir dan batin,
dunia maupun akhirat,supaya hati tentram, jasad nyaman. Janganlah
sekali-kali timbul perseketaan, tidak lain tujuannya budi utama jasmani
sempurana (eageur- bageur).
Tiada lain amalan kila Tarekat Qodiriyah Naqsandiyah, amalkan
sebaik-baiknya guna mencapai segala kebajikan, me'1iauhi segala
kejahatan zohir batin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang
selalu diselimuti bluukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan.
Wasiat ini harus dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid
murid agar supaya mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Amin.
Patapan suryalaya, 13 Februari 1956
Wasiat ini disampaikan kepada sekalian ikhwan
Ttd
(K.H.A.Shohibul Wafa' Tajul 'Arifini
3 Tanbih dan Azaz Tujuan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, (Tasikmalaya: YayasanSerba Bakti Pesantren Suryaiaya,1998, cet ke-4), h. 2
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALYA
.£&"" 3th
Nama:
A. Petunjuk Mengisi
I. Bacalah dengan baik seluruh peltanyaan dan pilih jawaban di bawah ini.
2. Jawablah pertanyaan dl bawah Ini dengan jujur karena kejujuran anda dapat
membantu kami dalam mengumpulkan data objektif dalam penelitian ini.
3. Anda cukup memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai dengan
kenyataan yang anda rasakan.
4. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, dan jawaban rsponden akan kami jaga
kerahasiannya dengan sebaik-baiknya.
5. Apabila ada hal-hal yang tidak mengerti mahan ditanyakan pada peneliti atau
pendamping.
6. Kami mengucapkan terimakasih atas segala bentuan dan partisipasi anda dalam
mendukung kelancaran penelitian ini.
3. Pertanyaan dan Jawaban
Amalan Tarekat Qadiriyah wa nagsabandiyah
I. Setelah di talqin, apakah anda mengetahui tata cara zikir Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah?
a. Sangat mengetahui c. Kurang mengetahui
b. Mengetahui d. Tidak mengetahui
2. Setelah di talqin, apakah anda mengetahui tujuan dari zikir Tarekat Qadiriyah wa
naqsabandiyah?
a. Sangat mengetahui c. Kurang mengetahui
b. Mengetahui d. Tidak mengetahui
3. Apakah anda selalu melaksanakan zikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah setelah
selesai sahalat fardhu?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
4. Apabila ada waktu luang, apakah anda melaksanakan zikir khafi?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
5. Pada hari senin dan kamis ba'da ashar, apakah anda melaksanakan khataman?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
6. Apakah anda juga melaksanakan khatalllan setiap ba'da maghrib atau bada shalat Ii
daril bala'?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
7. Pada saat khataman, apakah anda hafal bacaan khatalllan?
a. Sangat hafal b. Hafal c. Kurang hafal d. Tidak hafal
8. Apakah anda mengikuti acara lllanakiban minimal satu bulan satu kali?
a. Selalu b. Seril1g c. Jarang d. Tidak pemah
9. Saat melaksanakan manakibal1, apakah anda mengikuti acara manaqiban dengal1
khidmat?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
10. Saat khidmat ilmiah manakib, apakah anda menyimak penceramah dengan baik?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
II. Setelah mengikuti acara manakiban apakah anda mengetahui tujuan manakiban?
a. Sangat lllengetahui c. Kurang mel1getahui
b. Mengetahui d. Tidak mengetahui
12. Apakah anda melaksanakan riyadhah seperti mandi malam 40 hari?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pemah
13. Apakah anda melaksanakan riyadhah tersebut terus menerus?
a. Selalu ~. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
14. Apabila riyadho yang pertama telah selesai, apakah anda melaksanakan riyadhah
yang lain?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
15. Setelah medapatkan riyadhah, apakah anda tahu tujuan dari riyadhah?
a. Sangat mengetahui c. Mengetahui
b. Kurang mengetahui d. Tidak mengetahui
Akhlak santri
I. Setelah masuk waktu shalat fardu, apakah anda shalat pada awal waktu?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
2. Selain shalat fardhu, Apakah anda melaksanakan shalat-shalat sunah?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
3. Apakah anda melaksanakan puasa sunah seperti puasa senin dan kamis?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
4. Ketika mendapat nikmat dari Allah, apakah anada bersyukur?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
5. Ketika musibah terjadi dalam hidup anda, apakah anda bersabar?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
6. Allah selalu memperhatikan kita walaupun kita tidak dapat rnelihat-Nya, oleh karena
itu apakah anda berbuat baik?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pemah
7. Apabila ada orang atau ternan anda dalam kesulitan, apakah anda menolongnya?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
8. Apakah anda mengucapkan terima kasih setelah ditolong orang atau ternan?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
9. Apabila berbuat kesalahan, apakah anda meminta maaf?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
10. Apabila ada orang yang berbeda agama, apakah anda akan bel'buat baik kepadaya?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
11. Apakah anda berprilaku sopan kepada orang lain baik itu ternan, guru ataupun orang
tua?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
12. Setelah selesai melaksanakan shalat, apakah anda mendoakan orang tua anda?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
13. Apakah anda mematuhi perintah orang tua?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
14. Ketika anda beljanji pada ternan, apakah anda rnenepatinya?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
15. Dalam kehidupan anda apabila anda berhadapan dengan orang lain, apakah anda
merasa rendah hati?
a. Selalu b.Sering c. Jarang d. Tidak pernah
PEDOMANWAWANCARA
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALAYA
Nama
Jabatan
Hari/tanggal
Pukul
: Hj. Ati Unsuryati Arifin
: Pembina Asrama Pondok Pesantren Suryalaya
: kamis, 22 Juli 20 I0
: 10:00-11 :00 WIB
1. Bagaimana pelaksanaan amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang
dilaksanakan oleh santri?
2. Apakah santri melaksanakan amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
dengan sungguh-sugguh?
3. Bagaimana Pembina asrama memberikan pengawasan kepada santri, terutama
berkenaan dengan akhlak mereka?
4. Apa fal'tor pendukung dan penghambat yang ditemui pembina asrama dalam
mencapai pembentukan akhlak santri?
5. Bagaimana Pembina asrama untuk mengatasi faktor penghambat tersebut?
6. Apa usaha-usaha yang dilakukan pihak pesantren dalam upaya pembinaan
akhlak santri?
7. Bagaimana penilaian Pembina asrama terhadap akhlak santri
HASIL WAWANCARA
1. Pelaksanaan amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Pondok
Pesantren Smyalaya ada 2 (dua) hal yaitu untuk anak setingkat Mts atau
SLTP dan MA atau SLTA perlakuaImya berbeda. Setingkat SLTP belum
wajib Zikir tetapi ikut zikir diharuskan. Tingkat SLTA bila yang sudah ingin
Zikir maim mereka haI11S ditalqin dahulu oleh Santti Putti khususnya di
Asrama Putti disesuaikan dengan: a). Kitab yang telah di Karang oleh Guru
Mursyid yaitu Kitab MIFTAH AL-SHUDUR. b). Adaplm Riyadhoh yang lain
dibirnbing oleh Guru Mursyid dan atau yang mewakilinya, sebagian kecil
oleh Pembina AsraIna putri. c). Adapun pelaksanaannya kami pantau baik
aIllalan yang diselenggrakan malam hari maupun sehari-hari. d).Barangkali
periu ketahui juga bahwa Santti Putri ini diperhatikan juga oleh masyarakat
sekitar yang mengetahui bahwa santri tersebut ada di pondok putti. e). Di
dalaIn organisasi intern Aspi (mereka) mempunyai organisasi diantaranya
fungsinya lmtuk membina amalan itu. f). Sanui Senior menjadi mentor anak
santri yang barn dan tidak meIiIlat umur yang dibantu untuk mandi malam
misahlya.
2. PengalaIllan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dengan metoda (point I),
85 % melaksanakan dengan sungguh-sungguh, sedangkan yang 15% masih
tetap belajar. Terlebih, anak yang barn masuk meluadi santti. Periu ketahui
juga bahwa semua SaIltri adaptasinya kurang lebih 3 bulan.
3. Pengawasan pembina untuk meningkatkan akhlak melalui metoda (point 1)
dan lebih banyak kanJi bergaul dengen mereka baik perorangan maupllil
kelompok, sekali-kali dengan rekreasi ketempat lain tennasuk ziaI'ah,
disanalah kita menyampaikan apa yang perlu. Tentu saja Kepesantrennan
disanlpaikan pula. Riwayat Ponpes, Sejarah Sesepuh dan lain-lain, tentu
khususnya AI Quran dan hadis yang menjadi rujnkan utaIlla.
4. Faktor pendukung meningkatkan ahlak adalah anak santti yang memang
mereka datang ingin menjadi santti dari niamya, orang um mendukImg,
lingkingan mendukung serta kami sebagai pembiana bahwa akhlak adalah
pokok dalam agama maka menjadi prioritas utama. Tidak ada arti pandai
otakanya kalau aldllaknya tidak baik. Adapun penghambatnya latar belakang
anak santri terpaksa atau disuruh oleh orang tuannya agar menjadi sanui,
atau dari lingkungan yang kmang baik, baik dilingktmgan keluarganya
maupun lingkungan dareralmya. Maka mereka rata-rata relatif suiit namun
keberhasilannya 70 % menumt observasi selama 20 tahun walaupml kami
tidak tertulis.
5. Untuk menanggulangi penghambat tersebut melalui pendekatan dengan
santri tersebut lebih banyak perorangan dan konsultasikan dengan orang tua
termasuk berdoa pada Allah, utama juga kepada Sesepuh (KH. Ahmad
Shohibul Wafa' Tajul Arifm) agar anak tersebut menjadi santri yang
berakhlak al-karimah.
6. Usaha pihak pesantren agar anak sanui menjadi anak yang memiliki akhlak
al-karimah adalah mengadakan pertemuan berkala di tepat pengajian,
disekolah, di asrama dan ada pertemuan dengan orang tuanya.
7. Penilaian saya, khusus anak yang ada di asrama dapat dikatakan 95% baik
sekali dan 5 % kurang dan tidak baik.
Mengetahui:
interviurer Pembina Asrama Putli
ill Attv Unsuryati AR
PEDOMANWAWANCARA
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDlYAH
TERHADAPAKHLAKSANTRIDIPONDOKPESANTRENSURYALAYA
TASIKMALAYA
Nama : Lia Amalia
Jabatan : Santri Pondok Pesantren Suryalaya
Hari/tanggal : Minggu, 25 Juli 2010
Pukul : 09:00-10:00 WlB
I. Sudah berapa lama anda mengamalkan amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah?
2. Apa saja amalan-amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang sudah anda
laksanakan?
3. Apakah anda mengamalakan amalan-amalan Tarekat Qadiriyah secara terus
menerus?
4. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah?
5. Bagaimana anda mengatasi faktor penghambat tersebut?
6. Apa yang anda rasakan setelah mengamalkan amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah?
7. Setelah melaksanakan amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, apakah
anda merasa ada perubahan dalam akhlak anda?
BASIL WAWANCARA
1. Alhamdulillah saya bisa mengamalkan amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah sejak pertama kali ditalqinkan yakni kurang lebih sudah tiga
tahun. Awalnya memang tidak mengerti, tapi karena biasa jadi bisa.
2. Di Pondok Pesantren Suryalaya itu terdapat beberapa amalan Tarekat
Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang insya Allah sudah saya kerjakan dan saya
bersyukur sampai saat ini masih diberikan kemampuan untuk terus
menjalankan amalan-amalan ini. Amalan-amalan tersebut yaitu terdiri dari
amalan harianyakni zikir yang sudah di tanamkan pacla cliri saya baik zikir
zahar, yang clilaksanakan setiap bada shalat yang lima waktu dan zikir khafi
yang ticlak terikat oleh ruang clan waktu, Kapan pun, dimana pun, dan seclang
apapun kita masih bisa mengingat Allah SWT. Amalan yang lainnya seperti
amalan mingguan yakni khataman, clilaksanakan setiap hari senin clan kamis
bada shalat ashar. Amalan bulanan yakni manakiban setiap satu bulan sekali.
3. Bisa dibilang terus-menerus sih tidak, karena manusia tidak luput dari lupa
clan kesalahan, tapi saya berusaha untuk selalu dan harus bisa mengamalkan
secara rutin.
4. Faktor pendukungnya aclalah yang clatang dari diri saya sencliri. Saya berfikir
bahwa amalan-amalan ini aclalah wajib, dan segala hal yang wajib itu harus
kita laksanakan clengan baik. Selain itu juga penclukung yang lain adalah clari
lingkungan sekitar. Faktor penghambat yang membuat saya meninggalkan
amalan-amalan tersebut aclalah bila kegiatan saya yang terlalu padat sehingga
rasa capek yang membuat malas untuk melaksanakan amalan-amalan ini.
5. Solusi untuk mengatasi masalah yang menghambat ini adalah dengan
mencoba membagi waktu dengan baik sehingga kegiatan tersebut ticlak
mengganggu jalannya amalan-amalan yang saya jalankan. Selain itu juga saya
mencoba untuk mengingatkan kembali, apabila lupa terus diingat agar amalan
tersebut berjalan dengan lancar.
6. Saya mersa semakin umur bertambah, maIm semakin bertambah pula amanah
atau janji yang saya pegang. Seperti zikir yang harus diamalkan setiap hari
membuat hati menjadi tenang dan semakin terisi untuk selalu mengingat Allah
SWT
7. Mungkin kalau akhlak itu yang dapat menilai adalah orang lain. Belum tentu
apa yang manurut kita baik menurut orang juga baik, ataupun sebaliknya
setelah saya merasakan amalan ini, ketika ada seseorang yang membuat saya
marah, tapi saya mencoba untu ingat kembali kepada Allah dengan berzikir
khafi, dan akhirnya saya pun bisa menahan amarah. Jadi yang dapat saya
simpulkan adalah apabila kita benar-benar dalam menjalankan suatu amalan
dengan baik, maka dampak yang dirasakan pun akan baik pula. Seperti
bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Mengetahui:
Interviurer Santri PPS
PEDOMAN WAWANCARA
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALAYA
Nama : Marsekal Muda (Pum) H. Mahpudin Taka
Jabatan : Ketua Umum Pengurus Yayasan Serba Bakti Suryalaya
Hariltanggal : Senin, 26 Juli 2010
Pukul : 10:00-11:00 WIB
I. Kapan Yayasan Serba Bakti Suryalaya dibentuk?
2. Siapa yang memperkarsai pembentukan Yayasan Serba Bakti Suryalaya?
3. Apa tugas Yayasan Serba Bakti Suryalaya?
4. Apa tujuan Yayasan Serba Bakti Suryalaya?
5. Apa Visi dan Misi Yayasan Serba Bakti Suryalaya?
6. Programapa saja yang dilaksanakan Yayasan Serba Bakti Suryalaya?
7. Menurut anda, bagaimana akhlak santri di pondok Pesantren Suryalaya?
HASIL WAWANCARA
1. Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya dibentuk pada tanggal 11
maret 1961
2. Orang-orang yang ikut serta dalam memperkasai pembentukan Yayasan Serba
Bakti Suryalaya adalah H. Sewaka (Aim) mantan Gubernur Jawa Barat dan
mantan Mentri Pertahanan RI Iwa Kusuma Sumantri (Aim).
3. Yayasan ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu tugas Abah Anom
dalam penyebaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dan dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pondok Pesantren Suryalaya semakin
dikenal ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke Negara Singapura,
Malaysia, Brunai Darussalam, dan Thailand, menyusul Australia, negm'a
negara di Eropa dan Amerika. Dengan demikian ajaran Tarekat Qadiriyah wa
Naqsabandiyah semakin luas perkembangmmya, untuk itn Abah Anom
dibantu oleh para wakil talqin yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, dan
juga wakil talqin yang berada di luar negeri.
4. Tujuan adalah kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu agar visi
dapat tercapai secara efektif dan efesien. Kemantapan organisais yayasan
sangat strategis dalam mencapai visi Pondok Pesantren sedang
penyebarannya adalah tugas yayasan. Maka tujuan umum yayasan adalah
menjadi organisasi yang professional, efektif, dan efisien guna menunjang
misi dan visi Pondok Pesantren dan tujuan khusus yayasan adalah menjadikan
Pondok Pesmltren Suryalaya sebagai pusat pengembangan tasawuf di Asia.
5. Adapun misi yayasan adalah menyelenggarakan dakwah dan pemberdayaml
umat yang berlandaskan agllll1a Islam guna memupuk keimanan, pengetahuan
dan akhlal( masyarakat sehingga menjadi insane yang mampu melaksanakan
tugasnya sebagai khalifatullah fi ardhi. Sedangkan visi yayasan adalah
menjadi yayasan yang sepenuhnya melksanakan ketentuan perundangan
sehingga kegiatan dakwah dan pemberdayaan umat dapat berjalan seem'a
sistemis dan efektif.
6. Dengan adanya yayasan serba bakti suryalaya, maim didirikan lembaga
pendidikan formal sesuai dengan keperluan dan kepentingan masyarakat.
Lembaga pendididkan yang diselenggm'akan dari mulai tingkat taman kanak
kanak hingga ke pergnruan tinggi. Selain untuk menunjang pendidikan
formal, yayasan juga berusaha mendukung berbagai kepentingml pesantren
antara lain; mengatnr pengajian bulanan yang biasa disebut manaqib, baik di
Snryalaya maupun di tempat-tempat lainnya.Bidang lain yang dikelola oleh
Yayasan Serba Bakti adalah bidang sosial, ilmu dan dakwah, pendidikan,
hukum dan organisasi, perwakilan, ibu bella dan panti rehabilitasi
penyalahgunaan obat narkotika dan kenakalan remaja atau pondok remaja
Inabah.
7. Menurut saya, santri yang berada di Pondok Pesantren Suryalaya relatif baik.
Saya melihat mereka eukup memiliki sopan santun atau akhlak yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.
PEDOMANWAWANCARA
PENGARUH AMALAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALAYA
Nama ; Ustadz Kamaluddin Koswara S.Pd.l
Jabalan ; Ustadz Pengajian Tradisional Pondok Pesantren Suryalaya
Hari/tanggal ; Sabtu, 24 Juli 2010
Pukul ; 15;30-16:30 WIB
I. Apa tujuan dari pengajian tradisional Pondok Pesantren Suryalaya?
2. Materi kitab apa yang dipelajari di pengajian tradisional Pondok Pesantren
Suryalaya?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam menyampaikan materi kitab tersebut?
4. Bagaimana caranya mengetahui bahwa santri telah menguasai materi kitab
tersebut?
5. Pada saat ini sudah berapa banyak santri yang mengikuti pelajaran di pengajian
tradisional Pondok Pesantren Suryalaya?
6. Bagaimana peranan ustadz dan ustadzah di pengajian tradisional Pondok
Pesantren Suryalaya?
7. Menurut ustadz, bagaimana akhlak santri di pengajian tradisional Pondok
Pesantren Suryalaya?
HASIL WAWANCARA
1. Pengajian tradisional di Pondok Pesantren Suryalaya seCal'a umum
mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan formal yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan beliaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, mel11iliki pengetahUall dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang l11antap dan l11andiri, serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hanya saja lebih
ditekankan kepada penguasaan materi Kitab-kitab klasikal atau gundul dan
kitab kuning.
2. Adapun materi kitab yang dipelajari adalah AI-Qur'an dan Tajwid, Fiqih,
Aqidah, Ahlaq dal1 Tasawuf, Nahwu dan Shorof, dan Bahasa Arab. Selain
materi kitab santri juga mempelajari muhadharah atau latihan ceramah
3. Metode pendidikan yang digunakan adalah metode sorongan, bandongan dan
klasikal.
4. Untuk mengetahui sejauh mana daya serap santri terhadap materi dan
kemampual111ya dalam pemahaman kitab, maka diberikanlah evaluasi belajar.
Evaluasi belajar yang diberikan dalam bentuk evaluasi lisan yang diberikan
setiap hari pada setiap akhir pemberian materi dan evaluasi tulisan yang
diberikan pada setiap akhir masa pengajaran yaitu pada setiap akhir semester.
5. Pedidikan pengajian di Pondok Pesantren Suryalaya dibagi dalam enam kelas
atau tingkatan yang mana pada setiap kelas pada satu tahun ajaran terbagi
dalam dua semester. Saat ini kelas pengajian beljumlah enam kelas yang
masing-masing kelas berjumlah 30-50 santri.
6. Ustadz dan ustadzah semaksimal mungkin berperan aktif dalam pembentukan
akhlak al-karimah pada did santri.
7. Dan menurut saya santri di pengajian tradisional sudah memiliki akhlak yang
cukup baik.
NomorLampHal
: Istimc\va: 1 (satu) berkas: Pcngajtlan Proposal SI<ripsi
Kepada Yang TerhormatKetlla Jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas I1mu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 20 April 2010
Assalamu 'alaiku/11 rVr. rVbSalam sejahtera kami sampaikan, scmoga BapaklIbu senantiasa beracla dalam lindunganAllah S\VT, clan sclalll sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selanjutnyasaya yang bertanda tangan eli bawah ini :
NamaNIMSemesterJurusanFakultas
: Aisyah: 106011000064: 8 (delapan): Pendidikan Agama Islam: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul "Pengarub AmalanTarekat Qadiriyah wa Nagsabandiyah Terhadap Akhlal< Santri di PondokPesantren Suryalaya Tasikmalaya" Sebagai bahan pel1imbangan, berikut sayalampirkan proposal shipsi, out line, daftar pustaka sementara.
Demikian surat ini saya ajukan, semoga Bapak/lbl! Dosen berkenan menerima jl!dulskripsi inL AlaS perhatian dan bantuannya, saya mcngucapkan tcrima kasih.
Dose Se linar Pro osal Sl<ripsi
Ora. H . D'unaidatul Munawarah M.ANIl : 195809.198701.2.001
Pemob n
Mengetahui,
~~'~
Prof. Dr. H. Abd Rahman Ghazali M.ANIP: 19450325.196510.1.001
KEMENTERIAN AGAMA IUIN JAKARTA FORM
~I;;~ Juanda No 95 C,puta/ /54/2/ndoneSla .
------ SURATPERMOHONAN
No. Dokumen FITK-FR-AKD-0821-=---,
27 Juli 2009(FR) Tgl. Terbit
No. Revisi: 00
Hal '1/1_.- -_.
IZIN PENELITIAN
NomoI'Lamp.Hal
: Un,0IIF.IfPP.009!... .... /2010: (JUtlil1ll/[J}'OjJOSU!
: l'ennohonan Izin Penelitian
Kepada Yth:Ketua Yayasan Serba Sakti Pondok Pesan(ren SuryalayaTasikl1lalava
Assalamu 'alaikum WI'. wb,
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
.lakarta. 16.1uli 2010
NamaNIMSemesterJurusan.ludul Skipsi
Aisyah1060 I 1000064IXPendidikan Agama Islam"Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren. SuryalayaTasilunalaya".
Adalah benar mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang Saudara pimpin,Untuk itu kami moholl Saudara dapat mengizillkan mahasiswa tersebut melaksanukanpenelitian dimaksud,
Atas perhatian dan keljasama Saudara, kami llcapkan terima kasih,
rVassalafllll 'alaikwJ! wr.ll'b.
An, DekanKabag, Tata Usaha,
CVL..,Drs. II. Ali Nurdin, lVi.Pd.r'NIP, 19550601.198103.1.005
Tembusan:I, Dekan FITI<2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasisw3 yang bersangkutan.
YAYASAN SERBA BAHTIPONDOKPESANTRENSURYALAYA
AKTE NOTARIS No. 10/1961 JO. No. 37/1987 JO. 25/1994Desa Tanjungkerta - Kecamatan Pagerageung - Kab. Tasikmalaya
PO. BOX. NO.1 Panumbangan Ciamis 46263 Jabar Telp. (0265) 455828 Fax. (0265) [email protected]
SURAT KETERANGAN
Nomor :207 /ySB-PPSIB.5NIII/2010
ang bertanda tangan dibawah ini Ketua Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalayaasikmalaya Pusat, menerangkan bahwa :
ama1Memesterrogram Stram S IJti.iS3i:i
: Aisyah: 106011000064: IX ( Sembilan ): UIN SyarifHidayatulloh Jakarta: Pendidikiiti Ag1iIiia Isl1iIii
ahwa nama tersebut diatas telah melaksanakan penelitian di Pondok Pesantren Suryalayaasikmalaya sejak tanggal 20 sd 30 Juli 20IO.
emildan, Surat Keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan seperlunya.
2~~~~a, 26 JuH 2010