pengaruh media e-modul berbasis project ......abstrak shinta puspitasari, 2020. skripsi. pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH MEDIA E -MODUL BERBASIS PROJECT BASED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS XI
SMAN 8 SINJAI
SKRIPSI
Diajukan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Jurusan
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
SHINTA PUSPITASARI
105311104016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2020
iii
Motto :
“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama
kita”
(QS. At-Taubah 9 : 40)
“Dibalik Kesusahan ada kemudahan”
Persembahan :
Karya sederhana ini kupersembahkan teruntuk Ayahanda
Hardi dan Ibunda Sukmawati tercinta, persembahan
sederhana yang tidak akan cukup untuk membalas segala
hal yang telah diberikan kepada saya anaknya, terima
kasih untuk kasih sayangnya, terima kasih untuk segala
do’a dan keyakinan yang selalu tercurahkan disetiap
sujud untuk anaknya, segala dukungan dan motivasi yang
tidak ada hentinya selalu diberikan kepada anaknya,
menjadi penyemangat di setiap hari-hari anaknya. Dan
sosok yang selalu menjadi alasan agar saya tidak
berhenti untuk menggapai cita-cita dan impian saya.
Terima kasih untuk diri sendiri yang tetap kuat hingga
saat ini dan tidak menyerah terhadap rumit dan peliknya
kehidupan yang tak sebanding dengan banyaknya bahagia
kehidupan. Terima Kasih kepada teman-teman dan sahabat
saya yang selalu senantiasa saling menggenggam untuk
mencapai tujuan dan impian bersama. Dan tak lupa pula
ucapan terima kasih banyak kepada semua manusia-manusia
baik yang telah memberikan dukungan, motivasi,
cinta dan kasih sayangnya kepada penulis.
ABSTRAK
SHINTA PUSPITASARI, 2020. Skripsi. Pengaruh Media E-Modul Berbasis
Project Based Learning terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas XI SMAN 8
Sinjai Kabupaten Sinjai. Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Muhammad Nawir selaku pembimbing I dan Nasir selaku pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa pengaruh media e-modul berbasis
project based learning terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
siswa di kelas XI SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai. Dengan rumusan masalah
penelitian “apakah ada pengaruh media e-modul berbasis project based learning
terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas XI SMAN
8 Sinjai Kabupaten Sinjai?”. Metode yang digunakan metode eksperimen dengan
bentuk true experimental design. Sampel dalam penelitian adalah siswa SMAN 8
Sinjai Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan observasi langsung dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data tes/uji-T dimana data yang
terkumpul akan diolah dan dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji
homogenitas menggunakan SPSS versi 24.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media e-modul
lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas
XI SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai. Dalam mengumpulkan data, penelitian
menggunakan teknik observasi dan tes. Model analisis data yang digunakan
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh media e-modul dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang ditunjukkan melalui uji hipotesis yakni 3,852 > 1,697
dibuktikan dengan analisis statistik yang menyatakan bahwa nilai Sig < α yaitu
0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan
demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga media e-modul dapat digunakan
di SMAN 8 Sinjai sebagai salah satu media pembelajaran yang efektif digunakan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: media e-modul, hasil belajar, pendidikan kewarganegaraan (PKn).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah dengan pujian yang
melimpah, yang baik dan yang di dalamnya penuh berkah, selaras dengan
keagungan wajah-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya. Salawat dan salam semoga
tetap terarah kepada hamba dan kekasih-Nya Rasulullah Muhammad saw,
keluarga beliau, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang tetap istiqamah di atas
ajaran Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Media E-Modul berbasis Project Based Learning
terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas XI SMAN 8 Sinjai”, telah banyak
sumbangsih yang diterima baik berupa tenaga, motivasi, pikiran dan materi dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada mereka yang telah membantu penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan
dukungan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dengan segala ketulusan hati dan kerendahan hati saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada ayahanda saya Hardi dan ibunda Sukmawati, S.Pd yang
selalu memberikan kasih sayang, dorongan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Muhammad
Nawir, M.Pd dan Nasir, S.Pd., M.Pd, pembimbing I dan II atas arahan dan
motivasinya yang diberikan kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Erwin Akib, M. Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Dr. Muhammad Nawir, M. Pd. Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan. Nasir, S. Pd., M. Pd. Sekertaris Program Studi Teknologi Pendidikan.
Yubob Salim, S.Pd, Kepala Sekolah SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai, yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian. Rahman, S.Pd, guru pengampu mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas XI yang telah bersedia
membantu dalam proses penelitian di sekolah. Serta siswa-siswi kelas XI
khususnya XI MIA 1 dan XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai, yang telah membantu dan
menunjang dalam proses penelitian.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat
saya, serta rekan-rekan mahasiswa yang telah bersama-sama berjuang dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula kepada seluruh pihak-
pihak terkait yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa
mengadakan, melaksanakan, dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi
ini.
Apa yang penulis sajikan dalam skripsi ini sesungguhnya masih jauh dari
kesempurnaan. Saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis
nantikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa akhir yang akan
menyelesaikan studinya dan siapapun yang membacanya.
Makassar, 10 November 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ........ 9
A. Kajian Pustaka ................................................................................ 9
1. Penelitian Relevan .................................................................... 9
2. Model Pembelajaran................................................................. 10
3. Media Pembelajaran ................................................................ 14
4. Hasil Belajar ............................................................................. 22
5. Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) ................. 23
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 25
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Desain Penelitian ............................................................................ 30
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 32
D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 33
E. Instumen Penelitian ........................................................................ 34
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 39
B. Pembahasan .................................................................................... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 65
A. Simpulan ........................................................................................ 65
B. Saran ............................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
3.2 Populasi Penelitian....................................................................................... 32
3.3 Sampel Penelitian ........................................................................................ 33
4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................................. 41
4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Posttest Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................... 44
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................................. 46
4.4 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ............................................... 47
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................................ 48
4.6 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 49
4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ........................................ 50
4.8 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ............................................... 51
4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol....................................... 52
4.10 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 53
4.11 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 54
4.12 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest .................................................... 56
4.13 Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Posttest ..................................... 57
4.14 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest .............................. 58
4.15 Distribusi Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 59
4.16 Uji Independent Samples T Test.................................................................. 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Skema Desain E-Modul ............................................................................... 22
2.2 Kerangka Pikir ............................................................................................. 27
2.3 Desain Eksperimen ...................................................................................... 30
4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ........................... 42
4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................... 43
4.3 Diagram Data Pretest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................................... 45
4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen .................. 47
4.5 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ................................ 48
4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................. 49
4.7 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest .............................. 50
4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ......................... 51
4.9 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ................................ 52
4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ....................... 53
4.11 Diagram Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest .............................. 54
4.12 Diagram Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................................................ 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. “Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-
orang disertai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan” (Munib, 2004:34).
Pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam menentukan
kualitas hidup suatu bangsa. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan akan
berimplikasi pada berhasil atau tidaknya kehidupan suatu bangsa itu pula.
Pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya arah atau tujuan yang
akan dicapai. Tujuan pendidikan di Indonesia sendiri telah diatur di dalam
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sejatinya pendidikan adalah aspek terpenting di dalam setiap pembangunan
di suatu negara terutama di Indonesia. Namun di Indonesia pendidikan masih
menjadi sebuah masalah. Hal ini terkait pada persoalan mutu pendidikan
(Depdiknas, 2005). Sampai saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih
ketinggalan jauh dibandingkan negara-negara lain di dunia. Secara umum
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
pembelajaran yang terpaku pada buku paket, metode pembelajaran yang kurang
sesuai, kurangnya daya dukung sarana dan prasarana dari regulator.
Pendidikan, kurikulum dan pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat
penting dalam sebuah kelembagaan. Pendidikan merupakan sebuah lembaga, di
mana lembaga tersebut terdapat sebuah rancangan yang terencana dan terarah
yang biasa disebut dengan kurikulum. Tapi semua itu tidak akan terlaksana tanpa
adanya implementasi.
Di Indonesia, kurikulum beberapa kali mengalami perubahan dan perubahan
yang terakhir pada tahun pelajaran 2013/2014 pemerintah melalui Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan tentang penerapan Kurikulum 2013 (Adelin, 2015).
Salah satu kriteria dari Kurikulum 2013 yaitu pembelajarannya yang bersifat dari
guru ke siswa berubah menjadi pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa.
Guru yang menjadi sumber belajar siswa, sekarang menjadi fasilitator yang
membimbing kegiatan siswa dalam pembelajaran.
Pembelajaran diharapkan dapat mengembalikan semua aspek yang ada pada
siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sehingga pembelajaran
tidak lagi berpusat pada guru. Namun, memberi kesempatan pada siswa untuk
melakukan berbagai kegiatan belajar. Pendekatan yang digunakan untuk dapat
memenuhi semua ranah kompetensi tersebut adalah pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik menurut Majid (2014:193) mengungkapkan bahwa
penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk memberi pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Salah satu pembelajaran yang
merupakan bagian dari pendekatan saintifik adalah model pembelajaran berbasis
proyek (project based learning).
Project based learning merupakan salah satu upaya untuk mengubah
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Menurut Sani (2014:146) project based learning merupakan model
pembelajaran digunakan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dengan cara membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar
dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Menurut Thomas (2000)
project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengolah pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek. Kerja proyek yang dimaksud adalah menyajikan tugas-
tugas yang kompleks bagi peserta didik yang mampu membangkitkan minat
belajarnya, merangsang kemampuan investigasi, serta memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan model pembelajaran apapun, guru sangat dituntut kemampuan dan
kreativitasnya dalam menyampaikan materi. Penggunaan media dalam setiap
model pembelajaran sangatlah penting, sebagai perantara yang mampu
menumbuhkan minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran apalagi pada
model pembelajaran project based learning. Model pembelajaran project based
learning bisa lebih efektif jika dipadukan dengan sebuah media. Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa
dalam pembelajaran PKn adalah media pembelajaran e-modul, di mana media e-
modul merupakan salah satu media pendidikan yang masih kurang digunakan
dalam proses belajar mengajar sebab media e-modul ini merupakan media baru
yang masih kurang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran.
E-modul merupakan sebuah media yang membuat proses pembelajaran lebih
menarik, lebih interaktif, mampu menyampaikan pesan-pesan historis melalui
gambar dan video, menyemangatkan belajar siswa melalui instrumentalia, mampu
mengembangkan indra auditif atau pendengaran siswa sehingga materi yang
disampaikan lebih mudah dimengerti. E-modul juga dilengkapi petunjuk untuk
belajar sendiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya
yang dapat memenuhi seluruh kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Media pembelajaran e-modul sangatlah tepat jika digunakan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), karena siswa cenderung
merasa kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang hanya disampaikan
dengan metode ceramah tanpa dipadukan dengan sebuah media atau model
pembelajaran yang lainnya. Oleh sebab itu, guru perlu media atau alat bantu untuk
meningkatkan minat belajar siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan segala pendapat dari hasil observasi di lingkungan sekitar tentang
fenomena yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui sebuah proyek. Namun hal itu masih
jarang dilirik oleh para guru mengingat penggunaan media e-modul membutuhkan
alat bantu seperti gadget, laptop, dan proyektor yang menjadi kendala, baik dari
pihak sekolah yang sarana dan prasarananya masih terbatas, guru dalam membuat
dan mendesain e-modul serta mengoperasikannya untuk diberikan kepada siswa
serta kurangnya motivasi siswa untuk menggunakan gadget dengan lebih baik lagi
sebagai sarana mendapatkan berbagai informasi positif terutama informasi yang
berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan wawancara bersama guru-guru di sekolah tersebut, SMAN 8
Sinjai merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah atas yang
belum pernah sama sekali menerapakan media e-modul berbasis model
pembelajaran project based learning sebagai media pembelajaran. Berdasarkan
observasi awal sebelum wabah covid-19 terjadi di Indonesia, di SMAN 8 sendiri
sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak 4 tahun terakhir. Dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas XI SMAN 8 Sinjai bersama guru mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), didapatkan fakta bahwa dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, guru hanya menggunakan model
pembelajaran konvensional tanpa menggabungkan atau mengganti model
pembelajaran tersebut, di mana guru lebih dominan daripada siswa, artinya guru
hanya menerapkan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Sehingga
mengakibatkan kurangnya umpan balik atau feedback dari siswa yang juga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kemajuan teknologi sangatlah pesat dan sangat mempengaruhi pendidikan
yang ada di Indonesia. Penelitian ini menawarkan solusi baru kepada guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang lebih interaktif, serta kurangnya
kesadaran siswa dalam menggunakan alat elektronik seperti gadget untuk
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar yang efektif juga menjadi salah
satu faktor mengapa peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul tersebut.
Jadi penyajian materi dalam bentuk e-modul berbasis project based learning ini
diharapkan mampu mempengaruhi siswa dalam proses dan hasil belajarnya agar
siswa mampu menggali lebih banyak ilmu pengetahuan melalui berbagai sumber
bukan hanya tertuju pada satu sumber saja. Serta diharapkan siswa mampu lebih
termotivasi dalam menggunakan alat elektronik sebagai salah satu sumber
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Dari uraian permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran e-modul dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar di kelas. Maka penulis termotivasi untuk
mengadakan penelitian sekaligus menjabarkannya dengan formulasi judul
“Pengaruh Media E-modul berbasis Project Based Learning terhadap Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas XI SMAN 8 Sinjai.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada di atas, maka peneliti
merumuskan masalah menjadi pertanyaan penelitian, berjudul: “Apakah media E-
modul berbasis Project Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar PKn
siswa Kelas XI SMAN 8 Sinjai?”
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan maksimal, maka terlebih
dahulu penulis menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu
untuk mengetahui pengaruh media e-modul berbasis project based learning
terhadap hasil belajar PKn siswa Kelas XI SMAN 8 Sinjai.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman teori dan
sebagai sumber informasi ataupun referensi bagi civitas akademika yang ingin
mengetahui tentang pengaruh media e-modul berbasis project based learning
khususnya terhadap hasil belajar siswa.
2. Praktis
Secara praktis, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
para kalangan diantaranya:
a. Lembaga Pendidikan (Sekolah)
Penelitian ini sebagai kontribusi positif mengenai pengaruh media e-
modul berbasis project based learning khususnya terhadap hasil belajar
siswa.
b. Guru
Penelitian ini digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk
meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada media pembelajaran
berbasis komputer dan android serta model pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa yang cerdas
dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif serta psikomotorik.
d. Peneliti
Penelitian ini dilakukan agar dapat memecahkan masalah dan
memberikan solusi terhadap permasalahan pembelajaran yang terjadi di
sekolah. Harapan untuk peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan acuan
atau referensi untuk melanjutkan penelitian serta memperbaiki atau
mengembangkan penelitian ini menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
iii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan
sudah pernah dilaksanakan, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh :
a. Suryadi, dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh E-
modul Berbasis Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata
Pelajaran Videografi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Desain
Komunikasi Visual di SMK Negeri 1 Sukasada.” Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tinggi terhadap hasil belajar
Videografi antara siswa yang belajar dengan menggunakan media
pembelajaran e-modul berbasis project based learning dengan media
pembelajaran berupa media power point videografi terhadap hasil belajar
siswa kelas XI DKV A dan XI DKV B SMK Negeri 1 Sukasada tahun
ajaran 2017/2018.
b. Satriawati (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan E-
modul Interaktif Sebagai Sumber Belajar Elektronika Dasar Kelas X SMK
3 Yogyakarta.” Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas e-
modul interaktif sebagai sumber belajar elektronika dasar di SMKN 3
Yogyakarta layak digunakan ditinjau dari: (a) Komponen media termasuk
kategori sangat layak, (b) Materi termasuk kategori sangat layak, dan (c)
Proses pembelajaran termasuk kategori layak
c. Artiniasih, dkk (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan
Elektronik Modul Berbasis Proyek Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas VIII SMP Negeri 4 Negara.” Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa e-modul IPA berbasis proyek adalah efektif
diterapkan dalam mata pelajaran IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Negara.
Berdasarkan hasil penelitian di atas telah menunjukkan hasil penelitian yang
baik terhadap penggunaan media e-modul dan model pembelajaran project based
learning. Terdapat pengaruh hasil belajar yang positif dalam suatu pembelajaran.
Hasil yang positif dari ketiga penelitian tersebut menjadi data pendukung
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan ketiga penelitian di atas yaitu dari jenjang sekolah,
keadaan penelitian (covid-19), mata pelajaran dan langkah-langkah penelitian.
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dan terencana dalam
mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Menurut Warsono (2012) disebutkan bahwa “model pembelajaran
merupakan model yang dipilih dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan dilaksanakan dengan suatu sintaks (langkah-langkah yang
sistematis dan urut) tertentu”. Sementara itu, menurut Priansa dan Ani
Setiani (2018:150) “model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan”.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola
prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan
dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
belajar. Menurut Suprijono (2013:46) “model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar”.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan suatu konsep atau kerangka yang
dibuat oleh guru yang kemudian diterapkan di kelas, untuk menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa agar siswa mudah memahami materi
pembelajaran tersebut.
b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Kurikulum 2013 menggunakan tiga model pembelajaran utama
(Permendikbud No. 103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model pembelajaran tersebut adalah :
1) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig)
Menurut Husamah (2013:91) model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan penyajian pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada situasi masalah di dunia nyata yang terjadi di
lingkungannya sebelum siswa mempelajari materi yang berkenan dengan
masalah yang harus dipecahkan tersebut.
2) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Menurut Husamah (2013:98) model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) adalah sebuah model pendekatan pembelajaran
yang inovatif, yang menekankan siswa belajar secara kontekstual
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
3) Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan
(Discovery/Inquiry Learning)
Model pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan
(discovery/inquiry learning) adalah memahami konsep, arti dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budianingsih, 2005). Discovery dilakukan melalui
observasi, klarifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi.
c. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan
salah satu upaya yang dilakukan untuk mengubah pembelajaran yang selama
ini berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Al-Tabany (2015:42) menyatakan project based learning adalah sebuah
model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Sedangkan
menurut Made (2009) model pembelajaran project based learning adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Menurut Zaiful, dkk (2019:136) mengatakan bahwa Model pembelajaran
berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep
dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan
masalah di dunia nyata secra mandiri. Model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) adalah sebuah model pendekatan pembelajaran yang
inovatif, yang menekankan siswa belajar secara kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks (Husamah, 2013:98).
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada
umumnya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar
merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif.
Proyek selain dilakukan secara kolaboratif juga harus bersifat inovatif, unik,
dan berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan
kehidupan siswa atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal.
d. Manfaat Model Pembelajaran Project Based Learning
Priansa dan Ani Setiani (2018:170) mengatakan bahwa Model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki banyak
manfaat yang penting bagi siswa, antara lain :
1) Merangsang keaktifan siswa.
2) Mendorong pembelajaran interaktif.
3) Berfokus pada siswa sehingga potensi yang dimiliki oleh siswa akan
berkembang secara optimal.
4) Guru merupakan fasilitator yang mampu mendorong dan memotivasi
siswa untuk belajar secara mandiri.
5) Mendorong siswa berpikir lebih kritis.
6) Mendorong siswa berpikir lebih mendalam sehingga pengetahuan yang
dimilikinya akan semakin berkembang.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Gerlach & Ely (dalam Arsyad 2011:3)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Adapun istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni
construction dan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik
(dalam hal ini peserta didik pasif), sedangkan instruction dilakukan oleh
peserta didik (dalam hal ini peserta didik aktif). Driscoll (dalam Yaumi
2018:6) pembelajaran juga dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk
mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik
sehingga memperoleh tujuan yang dipelajari.
Gagne dan Briggs (dalam Yaumi 2018:7) mengatakan bahwa penyebutan
media pembelajaran tidak memiliki makna yang standar. Kadang-kadang
media merujuk pada istilah-istilah seperti sensory mode, channel of
communication, dan type of stimulus. Selain itu, Yaumi (2018:7) mengatakan
bahwa media pendidikan merujuk pada saluran komunikasi yang membawa
pesan untuk tujuan pembelajaran. Media bisa dimanfaatkan untuk tujuan
belajar dan mengajar.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, yang
dimaksud dengan media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik
yang didesain secara terencana untuk menyampaikan informasi dan
membangun interaksi.
b. Pengertian Media Pembelajaran E-modul
Salah satu media yang dapat dikembangkan pada pembelajaran di era ini
adalah modul pembelajaran interaktif berupa elektronik modul (e-modul).
Menurut Nursito (2011:20) kegiatan pembelajaran saat ini menekankan pada
keterampilan proses dan active learning, maka media pembelajaran menjadi
sangat penting. Modul dapat memfasilitasi peserta didik dalam belajar
mandiri maupun konvensional. Menurut Depdiknas 2008:3 :
Modul dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri, sehingga peserta didik
dapat belajar sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi segala
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Modul merupakan alat
atau sarana pembelajaran yang sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
E-modul merupakan sebuah modul yang dikemas dalam bentuk
elektronik, yang diharapkan dapat lebih memudahkan siswa untuk belajar
secara mandiri dengan menggunakan alat elektronik yang ada pada saat ini.
Menurut Artyana (2017:3) :
E-modul merupakan sebuah bentuk penyajian bahan ajar mandiri yang
disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran tertentu, yang
disajikan dalam format elektronik, dimana setiap kegiatan pembelajaran
didalamnya dihubungkan dengan tautan (link) sebagai navigasi yang
membuat peserta didik menjadi lebih interaktif dengan program,
dilengkapi dengan penyajian video tutorial, animasi, dan audio dengan
memperkaya pengalaman belajar.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan e-modul lebih banyak
melibatkan peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan tutor.
Tutor sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik
memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian, materi pelajaran,
melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen.
Anwar (dalam Artyana 2017:3) menyatakan bahwa karakteristik e-
modul pembelajaran sebagai berikut :
1) Self instructional, siswa dapat membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain.
2) Self contained, seluru materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
yang dipelajari terdapat didalam satu e-modul utuh.
3) Stand alone, e-modul yang dikembangkan tidak harus tergantung pada
media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
4) Adaptif, e-modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu teknologi.
5) User friendly, e-modul hendaknya juga memenuhi kaidah
akrab/bersahabat dengan pemakainya.
6) Konsistensi, konsistensi dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.
c. Fungsi E-modul
Menurut Prastowo (2012:107) e-modul sebagai salah satu bentuk bahan
ajar memiiki fungsi sebagai berikut :
1) Bahan ajar mandiri, pengunaan modul dalam proses pembelajaran
berfungsi meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa
bergantung dengan kehadiran pendidik.
2) Pengganti fungsi pendidik, modul sebagai bahan ajar yang harus mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka.
3) Sebagai alat evaluasi, siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai
sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.
4) Sebagai bahan rujukan bagi siswa, e-modul mengandung berbagai materi
yang harus dipelajari oleh siswa maka e-modul juga memiliki fungsi
sebagai bahan rujukan bagi siswa.
Dari uraian fungsi e-modul di atas, guru berfungsi membantu
pembelajaran siswa. Proses pembelajaran yang terjadi tergantung dari pribadi
siswa itu sendiri, karena e-modul sudah menyajikan sejumlah
pengetahuan yang harus dipelajari oleh siswa.
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan E-
modul
Belajar menggunakan e-modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri dan lebih bijak
dalam menggunakan alat elektroniknya sendiri, pembelajaran dengan e-
modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar
sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif
dan efisien. Menurut Artyana (2017:3) kelebihan dari e-modul itu sendiri,
yaitu :
1) Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul mana
siswa belum berhasil.
3) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
4) Penyajian yang bersifat lebih statis pada modul cetak dapat diubah
menjadi lebih interaktif dan lebih dinamis.
5) Unsur verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi
dengan menyajikan unsur visual dengan penggunaan video tutorial.
Adapun kelemahan dari pembelajaran menggunakan e-modul, yaitu :
1) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada
khususnya.
2) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator unuk terus
menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan
konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
e. E-modul Sebagai Salah Satu Bentuk Pembelajaran Individual
E-modul merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan oleh
siswa secara mandiri. E-modul yang baik adalah e-modul yang disusun
secara sistematis, menarik, dan jelas. E-modul dapat digunakan dimanapun
dan kapanpun sesuai dengan kebutuhan siswa.
Surahman (dalam Prastowo 2012:105) mengatakan bahwa “Modul adalah
satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik
secara perseorangan (self instructional); setelah peserta menyelesaikan satu
satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan
mempelajari satuan modul berikutnya”.
Hamidjojo (dalam Arsyad, 2002:4) memberi batasan, modul adalah semua
bentuk yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima
yang dituju.
Dari beberapa pandangan di atas dapat dipahami bahwa modul pada
dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan
usia, agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan dari
pendidik.
f. Tujuan Pembuatan E-modul
Adapun tujuan penyusunan e-modul menurut Prastowo (2012:108), antara
lain :
1) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau bimbingan
pendidik (yang minimal).
2) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Melatih kejujuran peserta didik.
4) Mengakomodasikan berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.
5) Agar pesera didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi
yang telah dipelajari.
g. Prosedur Penyusunan E-modul
Adapun prosedur penyusunan e-modul menurut Artyana (2017:5) yaitu
sebagai berikut :
1) Tahap analisis kebutuhan e-modul
Analisis kebutuhan e-modul merupakan kegiatan menganalisis silabus
dan RPP untuk memperoleh informasi modul atau e-modul yang dibutuhkan
siswa dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau
judul modul atau e-modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang
terdapat pada silabus dan RPP.
2) Tahap desain e-modul
Penulisan modul dilakukan sesuai dengan RPP yang berbasis aktivitas
belajar mandiri. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut. Tetapkan kerangka bahan yang
akan disusun. Tetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu
kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari
suatu modul. Tetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan
spesifik yang menunjang tujuan akhir. Tetapkan sistem (skema/ketentuan,
metode dan perangkat) evaluasi. Tetapkan garis-garis besar atau outline
substansi atau materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu
komponen-komponen: kompetensi (KI-KD), deskripsi singkat, estimasi
waktu dan sumber pustaka. Bila RPP-nya sudah ada, maka dapat diacu untuk
langkah berikutnya.
Materi/substansi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prinsip,
fakta penting yang terkait langsung dan mendukung untuk pencapaian
kompetensi dan harus dikuasai peserta didik. Tugas, soal, dan atau
praktik/latihan yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik.
Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam menguasai modul, kunci jawaban dari soal, latihan dan atau
tugas.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Menurut Susanto (2014) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Sudjana (2008) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya, Wahidmurni, dkk (2010)
menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia
mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya.
Sementara itu, Bloom (dalam Suprijono 2013:6-7) menjelaskan hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu perubahan yang akan terjadi pada siswa dalam ranah
Gambar 2.1. Skema Desain E-modul
(Sumber: Panduan Praktis Penyusunan E-modul Pembelajaran, 2017)
kognitif, afektif dan psikomotoriknya yang mempengaruhi kehidupan
individualnya ataupun sosialnya setelah mengikuti pembelajaran.
5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kata kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut Civicus. Selanjutnya, kata
Civicus diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi kata Civic yang artinya
mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civics lahir kata Civic
yaitu ilmu kewarganegaraan, dan Civic Education, yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan. Pelajaran Civics atau kewarganegaraan telah dikenal di
Indonesia sejak zaman kolonial Belanda dengan nama Burgerkunde.
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk
mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara
khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan
belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Sementara itu, siswa atau mahasiswa sebagai anak bangsa Indonesia
diharapkan dapat memahami pendidikan kewarganegaraan dan menjadi warga
negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena Hakikat Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan
modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat
kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama, walaupun
warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.
Depdiknas (2006:49) pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
NKRI 1945.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri
(1995:10) adalah sebagai berikut:
a. Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
kemampuan pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.
b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta
perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia.
Sapriya (2001) tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang
penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang
taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional
Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab
memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan
intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan
bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan
disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu
berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik
yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Tujuan umum pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ialah mendidik warga
negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan
“warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara,
beragama, demokratis, dan Pancasila sejati” (Somantri, 2001:279).
Djahiri (1995:10) mengemukakan bahwa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan siswa diharapkan :
a. Mampu Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan
norma Pancasila sebagai falsafah, dasar ideology dan pandangan
hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Memahami secara langsung apa itu konstitusi (UUD NKRI
1945) dan hukum yang berlaku dalam Negara RI.
c. Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat
dalam butir diatas.
d. Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap
perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh keyakinan dan
nalar.
Adapun alasan peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) sebagai mata pelajaran dalam penelitian karena pada umumnya mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
lebih didominasi oleh teori dibandingkan dengan praktek. Peneliti ingin
menunjukkan bahwa mata pelajaran yang didominasi oleh teori seperti Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) bisa dijadikan mata pelajaran yang mampu diajarkan
secara praktek atau mampu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari sebagai
salah satu aspek penilaian bukan hanya dalam ranah kognitif, namun juga dalam
ranah afektif dan psikomotorik.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai
pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator atau yang
melatarbelakangi penelitian ini. Haryoko (dalam Sugiyono 2019:109) mengatakan
bahwa kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Masalah dalam penelitian ini didapatakan berdasarkan hasil observasi yaitu
dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional yang dimana guru lebih dominan daripada siswa, yang artinya guru
masih menerapkan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Kurangnya
variasi dalam penggunaan model dan media pembelajaran mengakibatkan
kurangnya umpan balik atau feedback dari siswa yang juga mempengaruhi hasil
belajar siswa, terutama pada mata pelajaran PKn Kelas XI SMAN 8 Sinjai.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukakan penelitian
eksperimen pada siswa kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dengan
menerapkan media pembelajaran e-modul berbasis project based learning dan
kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran yang
konvensional. Peneliti menggunakan dua kelas untuk melihat hasil belajar siswa
untuk menarik kesimpulan berpengaruh atau tidaknya media e-modul tersebut jika
diterapkan dalam proses pembelajaran. Berikut merupakan kerangka pikir yang
telah dibuat oleh peneliti :
Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dari kerangka berfikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar antara kelas siswa yang
menggunakan media pembelajaran media e-modul yang berbasis model
pembelajaran project based learning dan kelas siwa yang tidak
menggunakan media pembelajaran media pembelajaran media e-modul
yang berbasis model pembelajaran project based learning pada mata
pelajaran PKn kelas XI di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai.
Gambar 2.2. Kerangka Pikir
Hasil Belajar PKn Siswa
Kurangnya variasi dalam penggunaan model dan
media pembelajaran sehingga siswa kurang
memberikan feedback
Kelas Eksperimen
(Pembelajaran menggunakan
media e-modul)
Kelas Kontrol
(pembelajaran menggunakan
Model Pembelajaran
Konvensional)
Pembelajaran di kelas masih dilakukan
dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
H1 : Terdapat pengaruh hasil belajar antara kelas siswa yang menggunakan
media pembelajaran media e-modul yang berbasis model pembelajaran
project based learning dengan kelas siswa yang tidak menggunakan
media pembelajaran media e-modul yang berbasis model pembelajaran
project based learning pada mata pelajaran PKn kelas XI di SMAN 8
Sinjai Kabupaten Sinjai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, bertujuan untuk menilai suatu
perlakuan/tindakan /treatment pendidikan terhadap subjek/objek penelitian untuk
menguji hipotesis. Penelitian jenis eksperimen digunakan apabila peneliti ingin
mengetahui pengaruh sebab dan akibat antara variabel independen dan dependen
(Cresweel dalam Sugiyono, 2012:127). Dalam hal ini peneliti harus mengontrol
semua variabel yang akan mempengaruhi outcome kecuali variabel independen
(treatment) yang telah ditetapkan.
Sugiyono (2019:128) menjelaskan bahwa pada umumnya penelitian eksperimen
terdiri atas empat jenis yaitu penelitian Pre-Experimental Design, True Experimental
Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design. Pada penelitian ini, jenis
penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian True Experimental Design
(Pretest-Posttest Control Group Design). Peneliti menggunakan jenis penelitian
tersebut berdasarkan hasil observasi, yaitu bahwa kelompok kontrol dan sampel
lebih baik dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas
pertama sebagai kelas kontrol tidak menggunakan media pembelajaran e-modul
(konvensional), dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen menggunakan media
pembelajaran e-modul dalam proses pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimen menggunakan Pretest-Poattest Control Group
Design dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Keterangan :
I : Kelas eksperimen
II : Kelas kontrol
X : Pembelajaran PKn dengan menggunakan media E-modul
O1 : Pre-test Kelas eksperimen
O2 : Post-test Kelas eksperimen
O3 : Pre-test Kelas kontrol
O4 : Post-test Kelas kontrol
Metode yang diterapkan ini dianggap cocok untuk penelitian dalam menetukan
hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dimana desain ini terdapat
pretest,treatment, dan posttest.
1) Pretest (tes awal)
Pretest (tes awal) dilakukan pada jadwal yang sama untuk masing-masing
kelompok penelitian. Kemampuan awal siswa ini diseimbangkan terlebih dahulu
KELOMPOK Pre-test Treatment Post-test
I O1 X O2
II O3 O4
Gambar 3.1. Desain Eksperimen
(Sumber: Sugiyono, 2019)
terhadap kemampuan pada mata pelajaran tersebut. Sehingga siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kemampuan awal yang sama.
2) Treatment (perlakuan)
Dilaksanakan selama dua kali tatap muka untuk masing-masing kelompok
dengan setiap tatap muka selama 4 jam pelajaran. Kelompok eksperimen menerima
materi pembelajaran dengan menerapkan atau menggunakan media e-modul dan
kelompok kontrol menerima materi pembelajaran tanpa menerapkan atau
menggunakan media e-modul.
3) Post-Test (Tes Akhir)
Setelah perlakuan selesai dilaksanakan, kegiatan selanjutnya ialah pemberian tes
akhir atau posttest. Hasil dari posttest ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana
hasil belajar dicapai pada tiap kelompok, setelah melalui proses analisis data maka
dapat diketahui apakah pembelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan
media pembelajaran media e-modul dapat dikatakan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai,
yang terdiri atas 5 kelas, Sebanyak 150 orang. Siswa kelas XI dianggap cocok
dijadikan populasi berdasarkan hasil observasi bahwa kelas XI sudah lebih mampu
beradaptasi dengan sistem pembelajaran Sekolah Menengah Atas dibandingkan
dengan siswa kelas X yang masih memerlukan tahap adaptasi yang sistem
pembelajarannya berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 118). Pada dasarnya penentuan sampel dalam
penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan
mengenai hal yang diteliti dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih
dan dianggap dapat mewakili semua populasi yang ada.
Adapun sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan siswa kelas
XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai sebanyak 2 (dua) kelas. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Probability Sampling
(Simple Random Sampling). Menurut Sugiyono (2019:155) menyatakan bahwa
Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang sederhana
No Kelas L P Jumlah Siswa
1 XI MIA 1 10 14 24 orang
2 XI MIA 2 10 14 24 orang
3 XI IIS 1 15 11 26 orang
4 XI IIS 2 16 10 26 orang
5 XI IIS 3 19 8 27 orang
Jumlah Populasi 70 80 150 orang
Tabel 3.1. Keadaan Populasi
(Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMAN 8 Sinjai)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk menggambarkan secara operasional variabel penelitian, di bawah ini akan
dijelaskan definisi operasional masing-masing variabel. Variabel-variabel tersebut
adalah :
1) Media Pembelajaran E-modul berbasis Project Based Learning (variabel bebas)
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media e-modul berbasis
project based learning sebagai media atau perantara untuk menyampaikan informasi
pembelajaran, latihan soal, umpan balik, dan skor jawaban siswa. Media e-modul
berbasis project based learning ini berbentuk file dalam format epub yang bisa
didownload masing-masing siswa untuk dipelajari secara mandiri maupun
berkelompok dimanapun dan kapanpun serta materi disajikan bukan hanya dalam
bentuk tulisan dan gambar namun juga dalam bentuk video. Pembelajaran
menggunakan media e-modul menunjang implementasi kurikulum, membantu
meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadi solusi baru bagi guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
No Kelas L P Jumlah
1 XI MIA 1 10 14 24 Orang
2 XI MIA 2 10 14 24 Orang
Jumlah 20 28 48 Orang
Tabel 3.2. Keadaan Sampel
(Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMAN 8 Sinjai)
2) Hasil Belajar Siswa (Variabel Terikat)
Hasil belajar siswa merupakan suatu perubahan yang akan terjadi pada siswa
baik secara individualnya ataupun sosialnya setelah mengikuti pembelajaran. Dari
hasil belajar inilah peneliti dapat menentukan atau mengetahui berhasil atau tidaknya
sebuah penerapan yang dilaksanakan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-
formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmojo,
2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian disusun dengan menguji validitas
dan reliabilitasnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes dan instrumen non tes.
1) Instrumen Tes
Instrumen tes berupa pretest dan posttest yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Pretest dilaksanakan pada kelompok kontrol dan eksperimen
sebelum diberikan perlakuan. Posttest dilaksanakan pada kelompok setelah diberikan
perlakuan untuk mengetahui adakah pengaruh dan perbedaan yang signifikan
terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2) Lembar Observasi
Adapun instrument non tes yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas
siswa. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengamati proses pembelajaran
siswa. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh peneliti dengan memberikan nilai
pada setiap poin aktivitas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui tes
dan observasi.
1) Tes
Data tes diperoleh dari pretest dan posttest yang diberikan kepada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pretest
adalah tes yang dilakukan pada kelompok sebelum diberi perlakuan dan bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Posttest adalah tes yang dilakukan pada
kelompok setelah diberi perlakuan dan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah perlakuan.
2) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui respon siswa dengan memperhatikan
setiap aktivitas siswa. Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara
sistematik. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi aktivitas
siswa.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis.
Teknik analisis data yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah analisis uji-t yang
dibantu dengan program SPSS versi 24.
Penggunaan teknik analisis dengan menggunakan uji-t dimaksudkan untuk
mengetahui perbedaan kemampuan hasil belajar siswa antara kelompok kontrol yang
tidak menggunakan media e-modul berbasis project based learning dengan
kelompok eksperimen yang menggunakan media e-modul berbasis project based
learning. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui data
yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut :
1) Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-
benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jadi untuk memastikan
apakah sebuah data hasil pengukuran yang bersangkutan berdistribusi normal,
terhadap data tersebut harus dikenai uji normalitas. Perhitungan dalam penelitian
ini dilakukan dengan bantuan komputer program statistik SPSS versi 24.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara
dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi
yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menguji homogenitas
varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Tes statistik yang digunakan
adalah uji F, yaitu membandingkan varian terbesar dan varian terkecil.
Pengujian dilakukan terhadap data-data pretest dan posttest. Perhitungan uji
homogenitas dilakukan dengan bantuan komputer program statistik SPSS versi
24 .
2) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t. Menurut Sudjino (2010),
uji-t adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel
yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Uji t tepat untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan
diantara dua kelompok. Uji-t dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis
uji-t yang digunakan pada penelitian ini adalah uji-t dua sampel berpasangan (t-
paired) dengan bantuan komputer program statistik SPSS versi 24 untuk mengetahui
hasil dari penelitian tersebut. Ketentuan diterima atau tidaknya hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar antara kelas siwa yang menggunakan
media pembelajaran media e-modul yang berbasis model pembelajaran project
based learning dan kelas siwa yang tidak menggunakan media pembelajaran e-
modul yang berbasis model pembelajaran project based learning pada mata
pelajaran PKn kelas XI di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai.
H1 : Terdapat pengaruh hasil belajar antara kelas siswa yang menggunakan media
pembelajaran media e-modul yang berbasis model pembelajaran project based
learning dengan siswa tidak yang menggunakan media pembelajaran media e-
modul yang berbasis model pembelajaran project based learning pada mata
pelajaran PKn kelas XI di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai.
Menurut Sugiyono (2011 : 142), ketentuan diterima atau ditolaknya hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut:
1) t hitung < t tabel, maka H1 ditolak, H0 diterima dan tidak ada perbedaan.
2) t hitung > t tabel, maka H1 diterima, H0 ditolak dan ada perbedaan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian True Experimental Design yang
dilakukan di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai di kelas XI pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila dilakukan yang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yaitu
pembelajaran tanpa menggunakan media e-modul. Pembelajaran tanpa menggunakan
media e-modul ini diberikan kepada kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dengan
jumlah siswa 24 orang. Kelompok kedua, pembelajaran dengan menggunakan media
e-modul ini diberikan kepada kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 24 orang. Jadi jumlah sampel secara keseluruhan ada 48 orang yang
terbagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian
Deskripsi data dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai
karakteristik distribusi skor dan subyek penelitian untuk masing-masing subyek yang
diteliti. Penelitian ini mengambil subyek sebanyak 48 siswa yang mengikuti mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi sistem dan dinamika
demokrasi pancasila di SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai, yang terdiri atas dua kelas
yaitu kelas XI MIA 1 dengan jumlah responden sebanyak 24 siswa dan kelas XI
MIA 2 dengan jumlah responden sebanyak 24 siswa.
Deskripsi data ini akan menyajikan data yang telah diperoleh dalam
penelitian. Data mengenai penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu media
40
pembelajaran e-modul sebagai variabel bebas (X), serta hasil belajar sebagai variabel
terikat (Y).
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa merupakan gambaran
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dengan menggunakan media pembelajaran e-modul. Proses pengambilan data
aktivitas siswa ini dilakukan oleh observer ketika pembelajaran sedang
berlangsung sesuai dengan penilaian afektif yang ada pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol (lihat tabel 4.1).
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No Aktivitas
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pertemuan
Mean Persent
ase %
Pertemuan
Mean Persent
ase % I
Pre
Test
II
Post
Test
I
Pre
Test
II
Post
Test
1 Kehadiran
Siswa 24 24 24 100% 24 24 24 100%
2
Mengisi
absen
secara
daring tepat
waktu
22 24 23 95,83% 24 24 24 100%
3
Siswa yang
memperhati
kan saat
proses
pembelajara
n
19 24 21,5 89,58% 22 24 23 95,83%
4 Kesopanan 24 24 24 100% 24 24 24 100%
5
Siswa yang
bertanya
mengenai
pembelajarn
tersebut
3 1 2 8,33% 2 3 2,5 10,41%
6
Siswa yang
mengumpul
kan
tugas/soal
tepat waktu
15 22 18,5 77,08% 20 24 22 91,66%
7
Siswa yang
mengumpul
kan
tugas/soal
24 24 24 100% 24 24 24 100%
Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram diatas, akumulasi persentase data pretest dan posttest
aktivitas siswa kelas eksperimen menunjukkan bahwa persentase untuk poin
kehadiran siswa, siswa yang mengisi absen secara daring tepat waktu, nilai
kesopanan dan siswa yang mengumpulkan tugas masing-masing sebanyak 100%,
siswa yang memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 95,83%, siswa
yang bertanya sebanyak 10,41% dan siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu
sebanyak 91,66%.
24 22
19
24
3
15
24 24 24 24 24
1
22 24
0
5
10
15
20
25
30Ju
mla
h S
isw
a
Pretest
Posttest
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan diagram diatas, akumulasi persentase data pretest dan posttest
aktivitas siswa kelas eksperimen menunjukkan bahwa persentase untuk poin
kehadiran siswa, nilai kesopanan dan siswa yang mengumpulkan tugas masing-
masing sebanyak 100%, siswa yang mengisi absensecara daring tepat waktu
sebanyak 95,83%, siswa yang memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak
89,58%, siswa yang bertanya sebanyak 8,33% dan siswa yang mengumpulkan
tugas tepat waktu sebanyak 77,08%.
Berdasarkan tabel dan diagram diatas, terlihat perbedaan aktivitas kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran baik pretest maupun posttest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Dilihat dari persen setiap aktivitas siswa terdapat
perbedaan serta persamaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Persamaannya yaitu pada poin aktivitas kehadiran siswa, kesopanan dan
siswa mengumpulkan tugas/soal. Sedangkan perbedaannya yaitu pada poin
24 24 22
24
2
20
24 24 24 24 24
3
24 24
0
5
10
15
20
25
30Ju
mla
h S
isw
a
Pretest
Posttest
aktivitas siswa mengisi absen secara daring tepat waktu, siswa yang
memperhatikan saat proses pembelajaran, siswa yang mengajukan pertanyaan
dan siswa yang mengumpulkan tugas/soal tepat waktu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pada kelas eksperimen aktivitas belajar siswa lebih besar dari
kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar terdiri dari nilai pretest dan posttest, dimana pretest
diberikan sebelum dilakukannya perlakuan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen, sedangkan untuk posttest diberikan setelah menerima perlakuan.
Pretest dilakukan pada awal pertemuan sedangkan untuk posttest dilakukan pada
akhir pertemuan. Berikut data pretest dan posttest siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen :
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Posttest Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimu
m Maximum Mean
Std.
Deviation
Pre-Test
Eksperimen 24 35 80 56.46 13.711
Post-Test
Eksperimen 24 70 95 85.00 7.661
Pre-Test Kontrol 24 35 80 54.58 13.098
Post-Test Kontrol 24 65 90 76.67 7.323
Valid N (listwise) 24
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari seluruh siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan
melalui tes, sehingga dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen yang
berjumlah 24 orang, rata-rata hasil pretest pada kelas tersebut yaitu 54,46,
dengan nilai minimum yang didapatkan oleh siswa yaitu 35 dan nilai maximum
yang dapat dicapai oleh siswa yaitu 80. Setelah diberikan perlakuan (treatment),
terdapat peningkatan pada hasil posttest yang diberikan kepada siswa, rata-rata
hasil posttest pada kelas eksperimen yaitu 85,00, dengan nilai minimum yang
didapatkan oleh siswa yaitu 70 dan nilai maximum yang dapat dicapai oleh
siswa yaitu 95. Pada kelas kontrol yang berjumlah 24 orang, rata-rata hasil
pretest pada kelas tersebut yaitu 54,58, dengan nilai minimum yang didapatkan
oleh siswa yaitu 35 dan nilai maximum yang dapat dicapai oleh siswa yaitu 80.
Pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (treatment) seperti kelas
eksperimen. Rata-rata hasil posttest pada kelas kontrol yaitu 76,67, dengan nilai
minimum yang didapatkan oleh siswa yaitu 65 dan nilai maximum yang dapat
dicapai oleh siswa yaitu 90.
Berdasarkan gambar di atas, menjelaskan bahwa pada pretest kelas
eksperimen nilai minimum siswa yang didapatkan yaitu 35 dan nilai maximum
yang dicapai siswa adalah 80, sedangkan pada posttest kelas eksperimen nilai
minimum siswa yang didapatkan yaitu 70 dan nilai maximum yang dicapai
35
70
35
65 80
95 80
90
0
20
40
60
80
100
Pretest KelasEksperimen
Posttest KelasEksperimen
Pretest KelasKontrol
PosttestKelas Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Data Pretest dan Posttest
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Minimum
Maximum
siswa adalah 95. Pada pretest kelas kontrol nilai minimum siswa yang
didapatkan yaitu 35 dan nilai maximum yang dicapai siswa adalah 80,
sedangkan pada posttest kelas kontrol nilai minimum siswa yang didapatkan
yaitu 65 dan nilai maximum yang dicapai siswa adalah 90.
1) Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas
Eksperimen
a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen yang
berjumlah 24 siswa yang diberi test materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila, tidak diperoleh nilai 100. Nilai maksimal yang mampu dicapai
siswa adalah 80 sedangkan nilai terendah adalah 35. Hasil pretest kelas XI
MIA 2 SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
< 75 21 87 % Kurang
75-83 3 13 % Cukup
84-92 - - Baik
93-100 - - Sangat Baik
Jumlah 24 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai
pada pretest dengan interval nilai 75-83 berjumlah 3 siswa dan interval nilai
<75 berjumlah 21 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan
ketuntasan hasil belajar siswa pada materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 3 13%
≤ 74 Tidak Tuntas 21 87 %
Jumlah 24 100 %
Apabila tabel tersebut dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori
siswa tidak tuntas sebanyak 21 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 3
orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas hanya
13% 87% tergolong rendah.
21
3 0 0
0
10
20
< 75 75-83 84-92 93-100
Fre
ku
ensi
(S
isw
a)
Interval Nilai
Gambar 4.4 Diagram Distribusi
Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nilai Pretest KelasEksperimen
b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas eksperimen
yang berjumlah 24 siswa yang diberi test materi sistem dan dinamika
demokrasi pancasila, tidak diperoleh nilai 100. Nilai maksimal yang mampu
dicapai siswa adalah 95 sedangkan nilai terendah adalah 70. Hasil posttest
kelas XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
< 75 2 8 % Kurang
75-83 5 21 % Cukup
84-92 13 54 % Baik
93-100 4 17 % Sangat Baik
Jumlah 24 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa setelah menerima
perlakuan atau setelah menggunakan media e-modul, siswa yang mendapat
nilai dengan interval nilai 93-100 berjumlah 4 siswa, interval nilai 84-92
21
3
0
5
10
15
20
25
Tidak Tuntas Tuntas
Fre
kue
nsi
(Ju
mla
h S
isw
a)
Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM 75)
Gambar 4.5 Diagram Klasifikasi
Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
KlasifikasiKetuntasan HasilBelajar Pretest
berjumlah 13 siswa, interval nilai 75-80 berjumlah 5 siswa, dan interval
nilai < 75 berjumlah 2 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan
ketuntasan hasil belajar siswa pada materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 22 92 %
≤ 74 Tidak Tuntas 2 8 %
Jumlah 24 100 %
Apabila data di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka hasil belajar siswa pada
materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila yang ditentukan oleh
peneliti, kategori siswa tidak tuntas sebanyak 2 orang dan kategori siswa
tuntas sebanyak 22 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
2 5
13
4
0
10
20
< 75 75-83 84-92 93-100
Fre
kue
nsi
(Ju
mla
h S
isw
a)
Interval Nilai
Gambar 4.6 Diagram Distribusi Frekuensi
Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Nilai Posttest KelasEksperimen
siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang
tuntas 92%.
2) Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas
Kontrol
a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang
berjumlah 24 siswa yang diberi test materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila, tidak diperoleh nilai 100. Nilai maksimal yang mampu dicapai
siswa adalah 80, sedangkan nilai terendah adalah 35. Hasil pretest kelas XI
MIA 1 SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
< 75 21 88 % Kurang
75-83 3 12 % Cukup
84-92 - - Baik
93-100 - - Sangat Baik
Jumlah 24 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh
nilai dengan interval nilai < 75 berjumlah 21 siswa dan interval nilai 75-83
berjumlah 3 siswa.
2
22
0
5
10
15
20
25
(Tidak Tuntas) (Tuntas)
Fre
kue
nsi
Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM 75)
Gambar 4.7 Diagram Klasifikasi Ketuntasan
Hasil Belajar Posttest
Klasifikasi KetuntasanHasil Belajar Posttest
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan
ketuntasan hasil belajar siswa pada materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Nilai Kategori
Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 3 13 %
≤ 74 Tidak Tuntas 21 87 %
Jumlah 24 100 %
Apabila data di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori siswa yang
tidak tuntas sebanyak 21 orang dan kategori siswa yang tuntas sebanyak 3
orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas hanya
13% 87% tergolong rendah.
21
3 0 0
0
5
10
15
20
25
< 75 75-83 84-92 93-100
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
Gambar 4.8 Diagram Distribusi Frekuensi
Nilai Pretest Kelas Kontrol
Nilai Pretest KelasKontrol
b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol yang
berjumlah 24 siswa yang diberi test materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila, tidak diperoleh nilai 100. Nilai maksimal yang mampu dicapai
siswa adalah 90 sedangkan nilai terendah adalah 65. Hasil posttest kelas XI
MIA 1 SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
< 75 7 29 % Kurang
75-83 12 50 % Cukup
84-92 5 21 % Baik
93-100 - - Sangat Baik
Jumlah 24 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat
nilai dengan interval nilai 84-92 berjumlah 5 siswa, interval nilai 75-83
berjumlah 12 siswa, dan interval nilai < 75 berjumlah 7 siswa.
21
3
0
5
10
15
20
25
(Tidak Tuntas) (Tuntas)
Fre
kue
nsi
Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM 75)
Gambar 4.9 Diagram Klasifikasi Ketuntasan
Hasil Belajar Pretest
Klasifikasi KetuntasanHasil Belajar Pretest
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat diklasifikasikan
ketuntasan hasil belajar siswa pada materi sistem dan dinamika demokrasi
pancasila. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 17 71%
≤ 74 Tidak Tuntas 7 29%
Jumlah 24 100 %
Apabila data di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntaan
Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka kategori siswa tidak
tuntas sebanyak 7 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 17 orang,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi
kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 71%.
7
12
5
0 0
5
10
15
20
25
< 75 75-83 84-92 93-100
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
Gambar 4.10 Diagram Distribusi Frekuensi
Nilai Posttest Kelas Kontrol
Nilai Posttest KelasKontrol
3) Perbandingan Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas kontrol dan siswa
eksperimen yang masing-masing berjumlah 24 siswa yang diberi test materi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila, tidak diperoleh nilai 100. Nilai
maksimal yang mampu dicapai siswa pada kelas eksperimen adalah 95 dan nilai
terendah adalah 70. Sedangkan, nilai maksimal yang mampu dicapai siswa pada
kelas kontrol adalah 90 dan nilai terendah adalah 65. Perbandingan hasil posttest
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas XI SMAN 8 Sinjai Kabupaten
Sinjai ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Kelas
Kategori (KKM 75)
Jumlah
Tuntas Tidak Tuntas
Kelas
Eksperimen
(XI MIA 2)
22 2 24
Kelas Kontrol
(XI MIA 1) 17 7 24
Jumlah 48
7
17
05
10152025
(Tidak Tuntas) (Tuntas)
Fre
kue
nsi
Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM 75)
Gambar 4.11 Diagram Klasifikasi
Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
KlasifikasiKetuntasan HasilBelajar Posttest
Apabila data di atas dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti berdasarkan Kriteria Ketuntaan
Minimal (KKM) di sekolah tersebut yakni 75. Maka perbandingan hasil posttest
siswa antara kelas eksperimen kategori siswa tuntas sebanyak 22 orang dan tidak
tuntas sebanyak 2 orang. Sedangkan pada kelas kontrol, kategori siswa tuntas
sebanyak 17 orang dan tidak tuntas sebanyak 7 orang.
2. Analisis Statistik Interferensial
Analisis statistik interferensial dengan uji-t dilakukan guna mengungkapkan
efektif tidaknya penggunaan media e-modul pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila.
Hasil analisis statistik interferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis statistik interferensial
menggunakan bantuan program Statistical For Social Science (SPSS) versi 24.
Sebelum melakukan analisis statistika interfensial, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji-t atau uji
hipotesis.
22 17
2 7
0
10
20
30
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Hasil
Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tuntas
Tidak Tuntas
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data masing-
masing variabel normal atau tidak. Pengambilan keputusan uji normalitas ini
dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel pada taraf signifikasi 5%.
Adapun kriteria pengambilan keputusan uji normalitas menurut Sugiyono (2011:
82) adalah sebagai berikut:
1) Jika t hitung ≤ t tabel maka data tersebut normal.
2) Jika hitung > tabel maka data tersebut tidak normal.
Hasil uji normalitas diperoleh dari skor pretest dan posttets pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Data tersebut kemudian diolah
menggunakan program komputer SPSS versi 24. Syarat data berdistribusi normal
apabila nilai P yang diperolah dari perhitungan lebih besar dari hasil signifikansi
5% (0.05) atau dengan kata lain memakai teknik Paired Sampel T-Test dan data
tidak berdistribusi normal jika nilai P yang diperoleh lebih kecil dari 5% (0.05)
atau menggunakan Shapiro-Wilk. Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil
uji normalitas hasil skor pretest dan posttest.
Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Pre-Test Eksperimen (E-modul) .173 24 .060 .938 24 .149
Post-Test Eksperimen (E-modul) .208 24 .008 .908 24 .032
Pre-Test Kontrol (Konvensional) .184 24 .034 .921 24 .062
Post-Test Kontrol
(Konvensional) .215 24 .006 .9919 24 .057
Pada tabel 4.12 menggunakan perhitungan komputer dengan program SPSS
versi 24 diketahui nilai signifikansi (sig.) untuk semua data > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Karena data penelitian
berdistribusi normal, maka kita dapat menggunakan statistik parametrik yaitu uji
paired sample T test dan uji independent sample T test untuk melakukan analisis
data penelitian.
Tabel 4.13 Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Posttest
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pre-Test
Eksperimen - Post-
Test Eksperimen
-28.542 14.706 3.002 -34.751 -22.332 -9.508 23 .000
Pair
2
Pre-Test Kontrol -
Post-Test Kontrol -22.083 9.546 1.949 -26.114 -18.052 -11.333 23 .000
Tabel 4.13 memperlihatkan hasil uji paired sample T test di mana pada pair 1
dan pair 2 diperoleh nilai sig. (2-tailed ) sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa untuk pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pair 1 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengunaan
media e-modul pada hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila.
Berikut tabel untuk melihat seberapa besar pengaruh media yang digunakan.
Tabel 4.14 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Pre-Test Eksperimen 54.46 24 13.711 2.799
Post-Test Eksperimen 85.00 24 7.661 1.564
Pair 2 Pre-Test Kontrol 54.58 24 13.098 2.674
Post-Test Kontrol 76.67 24 7.323 1.495
Pada tabel 4.14 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari kondisi
siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Hal tersebut dilihat pada kelas
eksperimen, yaitu mean posttest adalah 85.00 lebih besar dari mean pretest yaitu
54.46. Pada Kelas kontrol, mean pretest adalah 54.58 dan mean posttest adalah
76.67. Karena Mean posttest pada kelas eksperimen lebih besar, dapat dikatakan
bahwa penggunaan media e-modul pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) itu memiliki pengaruh dan efektif untuk digunakan
dalam proses pembelajaran.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui tingkat varians data. Hasil uji
homogenitas diperoleh dari skor posttest kelas eksperimen dan posttest kelas
kontrol pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Data tersebut kemudian
diolah menggunakan program komputer SPSS versi 24. Berikut disajikan tabel
hasil perhitungan hasil uji homogenitas.
Tabel 4.15 Distribusi Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar
Siswa
Based on Mean .000 1 46 1.000
Based on Median .085 1 46 .772
Based on Median and
with adjusted df .085 1 45.860 .772
Based on trimmed
mean .003 1 46 .958
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan angka dilakukan dengan
program SPSS versi 24 di atas, diperoleh nilai signifikansi based of mean 1,000 >
0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok data untuk variabel hasil
belajar yang diambil adalah homogen dan memenuhi persyaratan analisis.
c) Uji Hipotesis
Berdasarkan deskripsi data dan uji persyaratan analisis telah menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dapat
dilakukan.Untuk keperluan hipotesis digunakan statistika interferensial dengan
bantuan SPSS versi 24 yaitu statistika uji t, dalam hal ini uji t sampel independen.
Kriteria pengujiannya adalah hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t
hitung < t table, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang diberikan.
Sebaliknya, hipotetis H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai thitung> t tabel, artinya
hasil belajar kelas eksperimen yang diajar dengan media e-modul lebih baik dari
pada hasil belajar kelas kontrol yang diajar dengan media pembelajaran
konvensional.
Secara umum dapat disimpulkan penelitian media e-modul berpengaruh
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dibuktikan dengan
hasil angka yang diperoleh yakni thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti ada perbedaan kemampuan hasil belajar dengan
menggunakan media e-modul dan tanpa menggunakan media e-modul. Jadi,
pengunaan media e-modul terbukti berpengaruh dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada siswa kelas XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai Kabupaten
Sinjai. Untuk lebih jelasnya berikut tabel thitung dan ttabel.
Tabel 4.16 Uji Independent Samples T Test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Diffe
rence
Std.
Error
Diffe
rence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lowe
r Upper
Hasil
Belajar
Siswa
Equal
variances
assumed
.000 1.000 3.852 46 .000 8.333 2.163 3.979 12.688
Equal
variances
not
assumed
3.852 45.906 .000 8.333 2.613 3.979 12.688
Keterangan: N = 48
Df = 46
Thitung = 3,852
Ttabel = 1,697
Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai hipotesis yaitu H0 ditolak
dan H1 diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikansi antara nilai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila pada kelas eksperimen dengan kelas
kontrol setelah diberikan perlakuan berbeda. Hal ini berarti pengunaan media e-
modul berpengaruh pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila siswa kelas XI MIA 2 SMAN 8
Sinjai Kabupaten Sinjai.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran e-modul berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa hal ini bisa dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada kedua
kelas. Bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti dengan diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar posttest siswa kelas eksperimen sebesar 85,00. Sedangkan untuk kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar posttest siswa sebesar 76,67. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam tingkat kemampuan siswa. Artinya
bahwa ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang sama, maka besarnya hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol akan seimbang atau hasilnya tidak jauh berbeda. Tetapi berbeda
ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang
berbeda, maka hasilnya juga berbeda.
Proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol menunjukkan
bahwa siswa terlihat jenuh dengan pembelajaran yang didominasi oleh guru
sehingga perhatian siswa tidak terfokus pada materi. Siswa hanya mendengarkan
penjelasan guru mengenai materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila dan
diberi tujuan pembelajaran untuk di tulis dalam buku catatan. Setelah itu, siswa
dituntun untuk mencatat materi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan
mengerjakan tugas. Hal tersebutlah yang membuat siswa sulit untuk memahami
materi serta berpikir kritis.
Sedangkan proses pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa
siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat ketika diawal pembelajaran siswa diberikan
penjelasan tentang materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila, dengan
memperlihatkan uraian materi di dalam media e-modul sehingga siswa
mendapatkan lebih banyak waktu menelaah uraian materi serta menjawab
beberapa pertanyaan dalam bentuk soal pilihan ganda, setelah siswa betul-betul
paham maka guru memberikan tugas yang berhubungan dengan materi
pembelajaran dan dikaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan menggunakan media e-modul, siswa tidak hanya
memahami uraian materi namun mengaplikasikannaa dalam kehidupan sehari-
hari.
Jadi ternyata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran
berbasis e-modul lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran juga memiliki
pengaruh terhadap hasil belajar.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan hasil belajar siswa antara siswa yang diajar dengan menggunakan
media e-modul dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional. Ini
berarti hipotesis diterima, yaitu media e-modul berpengaruh pada pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai Kabupaten
Sinjai. Hal tersebut ditunjukkan melalui uji hipotesis yakni thitung > ttabel = 3,852>
1,697. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima.
Simpulannya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan media e-modul
dengan siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan media e-modul siswa kelas
XI SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai.
Adapun kendala yang ditemui oleh peneliti selama melaksanakan penelitian
adalah keterbatasan jaringan yang mendukung proses pembeladjaran daring.
Akibatnya, beberapa tugas siswa tidak terkirim tepat waktu sesuai batas waktu
pengumpulan tugas. Peneliti juga harus memasuki dua kelas daring secara
bersamaan di waktu dan hari yang sama.
Perubahan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai yang terjadi
berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest siswa. Pada pretest hanya 3 siswa yang
mencapai KKM 75 (tuntas), setelah diberikan perlakuan dan melaksanakan
posttest terdapat peningkatan yaitu 22 siswa mencapai KKM 75 atau melampaui
KKM 75 (tuntas). Peningkatan hasil belajar siswa juga ditunjukkan melalui uji
hipotesis yakni thitung > ttabel = 3,852 > 1,697. Dengan demikian hasil hipotesis H1
diterima dan H0 ditolak.
Hasil penelitian dari ketiga penelitian relevan yang ada pada kajian pustaka,
menunjukkan hasil bahwa penggunaan media e-modul berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, serta layak dan efektif digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran yang mampu mempengaruhi hasil belajar dan kegiatan siswa.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan
dengan ketiga hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya
yang tertera pada kajian pustaka, bahwa media e-modul layak serta efektif
digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa agar menjadi lebih baik.
iii
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan serta hasil
penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media E-
Modul berpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) materi sistem dan dinamika demokrasi pancasila pada
siswa kelas XI MIA 2 SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai. Dilihat dari peningkatan
nilai yang terjadi berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest siswa. Pada pretest
hanya 3 siswa yang mencapai KKM 75 (tuntas), setelah diberikan perlakuan dan
melaksanakan posttest terdapat peningkatan yaitu 22 siswa mencapai KKM 75
atau melampaui KKM 75 (tuntas). Peningkatan hasil belajar siswa juga
ditunjukkan melalui uji hipotesis yakni thitung > ttabel = 3,852 > 1,697. Dengan
demikian hasil hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Kepada para pendidik khususnya guru SMAN 8 Sinjai Kabupaten Sinjai, agar
dapat menjadikan media e-modul sebagai pembelajaran alternatif dalam
pembelajaran PKn di sekolah agar dapat lebih mengaktifkan proses
pembelajaran.
2. Harapan untuk guru dan siswa untuk dapat menguasai media pembelajaran
agar dapat lebih mengefektifkan susasana belajar mengajar di kelas maupun
secara daring.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan mengkaji media pembelajaran e-modul lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Adelin, Fadila. 2015. Perbedaan Kurikulum Pendidikan dari Masa ke Masa.
(Online), ( http://www.google.com/amp/s/m.brilio.net, diakses 21 Oktober
2020)
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenademia Group
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada
-------------.2011. Media Pembelajaran Edisi 2. Jakarta : Rajawali pers.
Artiniasih, Ni Ketut Suci, dkk. 2019. Pengembangan Elektronik Modul Berbasis
Proyek Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP Negeri
4 Negara. Jurnal diterbitkan. Universitas Pendidikan Ganesha
Artyana, ER. 2017. Panduan Praktis Penyusunan E-Modul tahun 2017. [e-book].
Diakses pada tangga 9 November 2019
Budianingsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dalman. 2011. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Jakarta: Balai Pustaka
--------------------------------------. 2005. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
-------------------------------------. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Jakarta: Depdiknas
--------------------------------------. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang
Standar isi. Jakarta: Depdiknas
--------------------------------------. 2008. Modul. Jakarta: Depdiknas
Djahiri, A. Kosasi. 1995. Dasar umum Metedologi Pengajaran Pendidikan Nilai
Moral. Bandung : Ikip Bandung
Husamah.2013. Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning). Jakarta: Prestasi
Pustaka
Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya
Munib. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT. UNNES
Notoadmojo, Seokidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Nursito. 2011. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan. Volume: 8. Nomor 1: 19-35.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Permendikbud
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press
Priansa, Donni Juni. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Priansa, Donni Juni & Setiani, Ani. 2018. Manajemen Peserta Didik dan Model
Pembelajaran (edisi revisi). Bandung: Alfabeta
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sapriya. 2001. Analisis Signifikasi “Content” PKn Persekolahan dalam
Menghadapi Tuntunan Era Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi
Manusia. Jurnal Civicus (1) 57-72. Bandung. Jurusan PMPKN. UPI.
Satriawati, Helna.2015. Pengembangan E-Modul Interaktif Sebagai Sumber
Belajar Elektronika Dasar Kelas X Smkn 3 Yogyakarta. Skripsi
diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta
Somantri, Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya
Sudjino, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
----------------------------. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan Edisi 2. Jakarta:
Rajawali Pers
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
------------. 2012. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
------------. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono,Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pusaka Pelajar
Suryabrata, Sumardi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suryadi, Pande Gede Erick, dkk. 2018. Pengaruh E-Modul Berbasis Model
Pembelajaran Project Based Learning Pada Mata Pelajaran Videografi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Desain Komunikasi Visual di SMK
Negeri 1 Sukasada. Jurnal diterbitkan. Universitas Pendidikan Ganesha
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Syamsuri. Syukri. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar : FKIP Unismuh
Makassar
Thomas, Amstrong. 2000. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Tim Penyusun Direktorat Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan
Menengah.2017. Panduan Praktis Penyusunan E-Modul Tahun 2017.
Jakarta
Triantono. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka
Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera
Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Yaumi. 2018. Media & Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group
Zaiful, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Surabaya: Literasi Nusantara
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
Lampran 1. RPP
Lampiran 2. Lembar Tes
SOAL PILIHAN GANDA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
KELAS XI SMAN 8 SINJAI
Nama :
Kelas :
PERCAYA PADA PILIHAN SENDIRI, JANGAN LUPA BISMILLAH ….
Kerjakan soal-soal berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat !
1. Dalam Bahasa Yunani, demos berarti ….
a. Pemerintahan
b. Pemerintah
c. Rakyat
d. Merakyat
e. Kerakyatan
2. Menurut …., Demokrasi adalah suatu system pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
a. Charles Castello
b. Abraham Lincoln
c. H.Harris Soche
d. Abraham Ortelius
e. Hans Kelsen
3. Berikut ini merupakan klasifikasi demokrasi berdasarkan titik berat
perhatiannya ….
a. Demokrasi konstitusional
b. Demokrasi langsung
c. Demokrasi rakyat
d. Demokrasi tidak langsung
e. Demokrasi formal
4. Berikut ini merupakan prinsip dari demokrasi Mayo, kecuali ….
a. Kedaulatan rakyat
b. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
c. Menjamin tegaknya keadilan
d. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
e. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
5. Dibawah ini merupakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia yang
dirumuskan oleh Ahmad Sanusi, kecuali ….
a. Demokrasi dengan kecerdasan
b. Demokrasi dengan rule of law
c. Demokrasi penggabungan kekuasaan Negara
d. Demokrasi dengan otonomi daerah
e. Demokrasi dengan kemakmuran
6. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengalami pergantian dari masa ke
masa. Pelaksanaan demokrasi tersebut berganti sebanyak …. Kali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
7. Presiden yang menerbitkan sebuah Dekrit Presiden 5 Jui 1959 yaitu
Presiden ….
a. Soekarno
b. Soeharto
c. B.J.Habibie
d. Abdurrahman Wahid
e. Megawati
8. Membuat struktur organisasi kelas merupakan perilaku demokratis di
lingkungan ….
a. Masyarakat
b. Sekolah
c. Keluarga
d. Bangsa
e. Negara
9. Berikut ini yang termasuk prinsip demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
yaitu ….
a. Bersikap seenaknya
b. Mementingkan diri sendiri
c. Berperilaku tidak sopan
d. Tidak menghargai pendapat orang lain
e. Menggunakan kebebasan dan tanggung jawab
10. Kehidupan di desa yag mencermikan pelaksanaan demokrasi dapat dilihat
dengan adanya ….
a. Cara hidup yang sederhana
b. Kepala desa berasal dari kalangan orang kaya
c. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat
d. Putra kepala desa bisa langsung menggantikan jabatan kepala desa
e. Setiap desa memiliki pemimpin
11. Suatu Negara dikatakan sebagai Negara hukum apabila terdapat hal-hal
sebagai berikut, kecuali ….
a. Adanya jaminan perlindungan terhadap HAM
b. Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan
c. Adanya lembaga legislative yang berfungsi secara efektif
d. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan Negara
e. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri
12. Bentuk Negara Indonesia berubah dari kesatuan menjadi serikat pada
periode ….
a. Periode 1945-1949
b. Periode 1949-1959
c. Periode 1959-1965
d. Periode 1965-1998
e. Periode 1998-sekarang
13. Pada hari Kamis, …. Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai
Presiden dan mengatur agar Wakil Presiden B.J Habibie sebagai
penggantinya.
a. 19 Mei 1998
b. 20 Mei 1998
c. 21 Mei 1998
d. 22 Mei 1998
e. 23 Mei 1998
14. Yang bukan termasuk perilaku demokrasi yang perlu dikembagkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah ….
a. Memaksakan pendapat dalam pengambilan keputusan
b. Menjunjung tinggi persamaan
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Membudayakan sikap baik dan adil
e. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional
15. Kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan menghargai
persamaan, kebebasan, dan peraturan merupakan pengertian dari ….
a. Keragaman budaya
b. Budaya politik
c. Budaya sengketa
d. Sengketa politik
e. Masalah politik
16. Demokrasi pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber
dari …
a. Pancasila
b. Masyarakat
c. Pemerintah
d. UUD 1945
e. Bhinneka Tunggal Ika
17. Gerakan massa yang dimotori oleh mahasiswa turun ke jalan menuntut
Presiden Soeharto lengser dari jabatannya terjadi pada periode …
a. Sebelum 1945
b. 1945-1949
c. 1955-1959
d. 1959-1965
e. Orde baru
18. Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat disebut …
a. Oligarki
b. Otokrasi
c. Tirani
d. Liberal
e. Demokrasi
19. Dalam Negara demokrasi, ada 4 kebebasan yang sangat penting, yaitu
kebebasan …
a. Mengeluarkan pendapat, bertindak, beribadah dan berkumpul
b. Berperang, pers, mengeluarkan pendapat dan berkumpul
c. berperang, pers, beribadah dan berkumpul
d. Beragama, pers, mengeluarkan pendapat dan berperang
e. Beragama, pers, mengeluarkan pendapat dan berkumpul
20. Dasar pengembangan dan pelaksanaan demokrasi yang berjalan di
Indonesia, yaitu …
a. Pancasila
b. Tap MPR
c. Keputusan Presiden
d. Pembukaan UUD 1945
e. Batang Tubuh UUD 1945
Catatan :
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, tulislah kembali
pertanyaan-pertanyaan tersebut beserta jawabannya di buku tugas kalian.
Kunci Jawaban Tes
Nomor Kunci Jawaban
1 C
2 B
3 E
4 A
5 C
6 E
7 C
8 B
9 E
10 C
11 C
12 B
13 C
14 A
15 C
16 A
17 D
18 E
19 E
20 A
Lampiran 3. Nilai Pretest dan Posttest
DAFTAR NILAI KELAS XI MIA 1 (KELAS KONTROL)
SMAN 8 SINJAI
No Nama Nilai
Pretest Kriteria Posttest Ktiteria
1 Andi Armayanti 45 TT 70 TT
2 Abdil 35 TT 65 TT
3 Ainul Adsa 75 T 90 T
4 Anugrah Lestari 50 TT 85 T
5 Bachtiar 50 TT 80 T
6 Dewi Musfitasari 45 TT 70 TT
7 Erdina 35 TT 70 TT
8 Fasrawati 75 T 85 T
9 Haerunnisa 65 TT 80 T
10 Hesti 65 TT 75 T
11 Irfawandi 70 TT 90 T
12 Ismaniar 65 TT 75 T
13 Kardianto 45 TT 65 TT
14 Khairil Fajri 45 TT 75 T
15 Khusnul Khatimah 50 TT 75 T
16 Muh. Agus 65 TT 75 T
17 Muh. Fadel Fardiansyah 55 TT 70 TT
18 Muh. Herwandi 55 TT 75 T
19 Nahda 80 T 90 T
20 Nurfadilla 65 TT 75 T
21 Rangga 45 TT 80 T
22 Riyan Arisaldi 45 TT 70 TT
23 Sumarni 40 TT 75 T
24 Susi Susanti 45 TT 80 T
Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
DAFTAR NILAI KELAS XI MIA 2 (KELAS EKSPERIMEN)
SMAN 8 SINJAI
No Nama
Nilai
Pretest Kriteria Posttest Kriteria
1 A.Sri Rezky Fajar 45 TT 85 T
2 Ainun Jaria 45 TT 85 T
3 Anjelina 50 TT 95 T
4 Ardi Pratama 60 TT 85 T
5 Arni Dwiyanti 45 TT 80 T
6 Asmar Wijaya 70 TT 95 T
7 Eliza Ristiani 35 TT 70 TT
8 Fitri Aulia 55 TT 85 T
9 Haerunnisah 75 T 85 T
10 Ikbal 45 TT 75 T
11 Indriani Putri 60 TT 90 T
12 Jabal Nur 70 TT 70 TT
13 Kartini 65 TT 85 T
14 Martatianti 70 TT 80 T
15 Muh. Yusuf 75 T 75 T
16 Nur Ismi 55 TT 90 T
17 Nur Hidayat 70 TT 90 T
18 Nurul Ummi Amaliya 80 T 95 T
19 Raihan 65 TT 85 T
20 Reza Febriansyah 60 TT 90 T
21 Saharuddin 45 TT 90 T
22 Selfianti 40 TT 90 T
23 Siska Warshita 40 TT 95 T
24 Syahrul Ramadhan 35 TT 75 T
Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Lampiran 8. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Gambar 1. Hasil pretest kelas kontrol (nilai tertinggi = 80)
Gambar 2. Hasil pretest kelas kontrol (nilai terendah = 35)
Gambar 3. Hasil posttest kelas kontrol (nilai tertinggi = 90)
Gambar 4. Hasil posttest kelas kontrol (nilai terendah = 65)
Gambar 5. Hasil pretest kelas eksperimen (nilai tertinggi = 80)
Gambar 14. Hasil pretest kelas eksperimen (nilai terendah = 35)
Gambar 15. Hasil posttest kelas eksperimen
(nilai tertinggi = 95)
Gambar 16. Hasil posttest kelas eksperimen
(nilai terendah = 70)
Lampiran 9. Dokumentasi
Gambar 1. Foto bersama Kepala Sekolah SMAN 8 Sinjai
Gambar 2. Foto bersama guru mata pelajaran PKn
Gambar 3. Luring
Gambar 4. Luring
Gambar 5. Proses perkenalan secara
daring
Gambar 6. Proses pembelajaran secara
daring
Gambar 7. Proses pembelajaran secara daring
Gambar 8. Hasil tugas proyek tertulis salah satu siswa
Lampiran 10. Kartu Kontrol Penelitian
Lampiran 11. Surat Izin Melaksanakan Penelitian
Lampiran 12. Surat Ket. Telah Melaksanakan Penelitian
RIWAYAT HIDUP
Shinta Puspitasari Lahir di Kecamatan Sinjai Borong
Kabupaten Sinjai, Povinsi Sulawesi Selatan. pada tanggal 26
Oktober 1998. Penulis merupakan anak pertama dari
pasangan suami istri Hardi dan Sukmawati, S.Pd. Yang
beralamat di Dusun Mattirodeceng, Desa Kassi Buleng,
Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Penulis pertama
kali masuk pendidikan formal di SDN No. 138 Batu Selatan pada tahun 2004 dan
tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 1 Sinjai Borong. dan tamat pada tahun 2013, penulis lalu melanjutkan
pendidikan di SMAN 1 Sinjai Borong dan tamat pada tahun 2016. Penulis
melanjutkan pendidikan dan terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi
Teknologi Pendidikan S1 pada tahun 2016 dan selesai pada tahun 2020 dengan
menyelesaikan study dengan judul “Pengaruh Media E-Modul berbasis Project
Based Learning terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas XI SMAN 8 Sinjai”