pengaruh management pressure dan audit time

45
PENGARUH MANAGEMENT PRESSURE DAN AUDIT TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan ) ABSTRAK Oleh: HENI MEILISA NPM : 0811031010 Tlpn : 087899100149 Email : [email protected] Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M, C.P.A. Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si, Akt Penelitian ini menggunakan variabel pengukuran intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, serta lamanya hubungan audit dalam menguji pengaruhnya secara empiris terhadap independensi auditor. Selama proses audit, akuntan publik dituntut untuk menjaga sikap independensinya sehingga informasi keuangan yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipercaya, bebas dari salah saji material dan dapat meminimalisasi kesalahan pengambilan keputusan keuangan bagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di wilayah Sumatera bagian selatan yang terdiri atas 16 KAP. Pengambilan sampel yang digunakan dengan cara Simple Random Sampling. Kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 70 dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 57. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian

Upload: haphuc

Post on 19-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MANAGEMENT PRESSURE DAN AUDIT TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera Bagian Selatan )

ABSTRAK

Oleh:HENI MEILISA

NPM : 0811031010Tlpn : 087899100149

Email : [email protected] I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M, C.P.A.Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si, Akt

Penelitian ini menggunakan variabel pengukuran intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, serta lamanya hubungan audit dalam menguji pengaruhnya secara empiris terhadap independensi auditor. Selama proses audit, akuntan publik dituntut untuk menjaga sikap independensinya sehingga informasi keuangan yang berasal dari laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipercaya, bebas dari salah saji material dan dapat meminimalisasi kesalahan pengambilan keputusan keuangan bagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di wilayah Sumatera bagian selatan yang terdiri atas 16 KAP. Pengambilan sampel yang digunakan dengan cara Simple Random Sampling. Kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 70 dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 57. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor serta lama hubungan audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sedangkan tight audit time budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap independensi auditor.

Kata Kunci : Independensi auditor, intervensi manajemen, lamanya hubungan audit, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, serta tight audit time budget.

ABSTRACT

THE EFFECT OF MANAGEMENT PRESSURE AND AUDIT TIME BUDGET PRESSURE TOWARDS AUDITOR INDEPENDENCE

(by)

HENI MEILISA

This research using measurement variables such as management intervention, terimination of patnership and auditor changing, tight audit time budget, also audit tenure in examine the empirically effect towards auditor independence. Trough audit process, public accountant requaired to keep their independence, so the financial information from audited financial report trustworthy, free from material misstatement, and minimalize decision making errors for stakeholders or shareholders.

Population in this reseach are auditors from 16 Accountant Firms in Shoutern-Sumatera. Sample were taken by Simple Random Sampling Method. 70 questionnaire were spread and 57 questionnaire were qualified to take. Data analysis technique used in this research is Double Regression Analiysis.

The result from this research shows management intervention, termination of patnership and auditor changing and audit tenure negatively significant effect auditor independence. Meanwhile tight audit time budget negatively unsignificant effect auditor independence.

Keywords: auditor independence, management intervention, audit tenure, termination of patnership and auditor changing, also tight audit time budget.

1.1 Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, perekonomian dan bisnis suatu negara semakin

berkembang pesat. Hampir tidak ada batasan bagi tiap-tiap negara untuk

mengembangkan kegiatan bisnis baik di dalam maupun di luar negeri.

Ketersediaan informasi bisnis yang lengkap dan akurat turut mendukung

kelancaran kegiatan bisnis suatu entitas. Informasi bisnis dalam konteks ini

berkaitan dengan posisi keuangan entitas dan tingkat kesehatan yang tercantum

dalam laporan keuangan yang harus memenuhi unsur relevance dan reliable.

Maka dari itu, manajemen selaku pengelola keuangan entitas dituntut untuk dapat

mempertanggungjawabkan laporan keuangan agar tidak menyesatkan sebagai

dasar pengambilan keputusan bisnis baik bagi pihak internal maupun eksternal.

Pertanggungjawaban dari manajemen saja tidak mencerminkan bahwa laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material dan indikasi kecurangan. Perlu

keterlibatan jasa profesional yang dapat dipercaya dan tidak memihak guna

menjamin kewajaran sebuah laporan keuangan. Jasa profesional itu disebut

dengan assurance service yaitu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas suatu informasi. Orang yang memberikan jasa profesional tersebut lebih

dikenal dengan akuntan publik atau auditor.

Secara umum fungsi akuntan publik adalah sebagai pihak ketiga yang tidak

memihak yang menilai kewajaran sebuah laporan keuangan sebagai upaya

pencegahan dan pendeteksian apabila terjadi penyelewengan dalam kegiatan

bisnis. Selama proses audit, auditor akan bekerja sesuai dengan standar audit dan

dituntut untuk selalu menjaga sikap independensi dan obyektivitasnya. Auditor

juga diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan pengambilan keputusan dan

dapat meningkatkan mutu manajemen serta kualitas informasi bisnis. Namun pada

kenyataannya, auditor sering mengalami beberapa hambatan yang dapat

mengganggu serta menurunkan tingkat independensinya baik yang muncul dari

dalam diri auditor itu sendiri maupun dari pihak luar.

Fenomena penurunan tingkat independensi auditor dapat disebabkan oleh

management pressure dan audit time budget pressure. Tekanan manajemen

merupakan suatu ancaman yang dapat menganggu independensi auditor. Pada

dasarnya manajemen cenderung membuat laporan keuangan sebaik mungkin dan

memberikan keuntungan pribadi sehingga pengguna laporan keuangan akan

menilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan tingkat kebenaran informasi

yang minimum. Untuk menutupi kecurangan yang dilakukannya, manajemen akan

cenderung mempengaruhi auditor selama proses audit. Ketika manajemen dan

auditor tidak mencapai kata sepakat dalam kinerja, maka kondisi ini akan

mendorong manajemen untuk mengintervensi auditor agar melakukan tindakan

melawan standar termasuk dalam pemberian opini, bahkan mungkin saja

manajemen memberikan ancaman pemutusan hubungan kerja dan penggantian

auditor.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi independensi auditor adalah time

pressure. Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu

yang telah disusun serta menyelesaikan tugas audit tepat waktu. Semakin lama

waktu audit yang dihabiskan, biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Pada

akhirnya auditor akan menghadapi dua masalah yang mengacu pada perilaku

fungsional dan disfungsional. Masalah fungsional yang dihadapi auditor meliputi

sikap auditor yang meminta tambahan anggaran waktu audit pada atasannya dan

penggunaan teknik audit yang lebih efisien. Masalah kedua yang dihadapi auditor

adalah perilaku disfungsional yaitu auditor melakukan Reduced Audit Quality

Practices (RAQPs) dan Under Reporting of Time (URT). Reduce Audit Quality

Practices merupakan tindakan penghentian prosedur audit, tidak melengkapi tugas

audit secara penuh atau melakukan penghilangan prosedur. Sedangkan Under

Reporting of Time merupakan suatu kondisi ketika auditor melakukan pelaporan

secara dini atas waktu aktual pelaksanaan prosedur audit.

Lama hubungan audit terhadap klien juga dapat mempengaruhi independensi

auditor. Semakin eratnya jalinan hubungan antara auditor dengan klien seringkali

mengakibatkan sulitnya untuk menegakkan independensi. Secara manusiawi,

auditor yang dibayar oleh klien akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak

mengecewakan dan tidak kehilangan klien. Kondisi yang menyudutkan auditor

inilah yang kemudian menimbulkan kemungkinan hilangnya independensi auditor

sehingga auditor akan menuruti keinginan manajemen.

Fenomena-fenomena yang telah disebutkan tadi telah diteliti oleh Prabowo

(2009), tekanan manajemen diproksikan menjadi tiga variabel yaitu intervensi

manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, high fee

audit. Sedangkan faktor yang kedua yaitu audit time budget pressure yang

diproksikan menjadi dua variabel yaitu tight audit time budget, sanksi atas audit

over time budget. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa intervensi

manajemen klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi

auditor, tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemutusan hubungan kerja dan

penggantian auditor dengan independensi auditor, high fee audit berpengaruh

positif dan signifikan terhadap independensi auditor, tidak ada pengaruh yang

signifikan atara tight audit time budget dengan independensi auditor, sanksi atas

audit over time budget berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi

auditor.

Penelitian sejenis dikembangkan oleh Rimawati (2011) dengan menambah satu

variabel independen yaitu lamanya hubungan audit yang mengacu pada penelitian

yang telah dilakukan oleh Kasidi (2007). Hasil dari penelitian Nike Rimawati

(2011) menunjukkan bahwa intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan

kerja dan penggantian auditor, lamanya hubungan audit berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap independensi auditor. High fee audit, sanksi atas audit

overtime budget berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.

Sedangkan tight audit time budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap independensi auditor.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan

replikasi dari penelitian sebelumnya. Alasan dilakukan replikasi ini karena penulis

ingin menguji dan mendapatkan hasil yang berbeda dengan cakupan wilayah yang

berbeda yaitu Kantor Akuntan Publik di wilayah Sumbagsel dengan mengambil

judul ”Analisis Pengaruh Management Pressure dan Audit Time Budget

Pressure terhadap Independensi Auditor.”

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah intervensi manajemen, tingkat pemutusan hubungan kerja dan

penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit dengan

klien berpengaruh terhadap independensi auditor ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat disampaikan tujuan penelitian

yang hendak dicapai yaitu :

Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh intervensi

manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time

budget terhadap independensi auditor, dan lamanya hubungan audit dengan klien

terhadap independensi auditor.

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Jasa assurance

Proses audit merupakan bagian dari assurance service. Messier (2000)

menyatakan bahwa assurance service dapat meningkatkan kualitas informasi

melalui peningkatan kepercayaan dalam hal reliabilitas, keandalan, dan relevansi

informasi. Jasa yang dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam

menilai dan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan yang telah

disusun oleh manajemen terkait dengan kepatuhan perusahaan dalam menyajikan

laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini nantinya

akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis yang tepat bagi

pemakai laporan keuangan, American Institut Certified of Publik Accountant

(AICPA) Special Committee on Assurance Service (1998) dalam Agoes (2007).

2.1.2 Auditor

Auditor merupakan seseorang yang melaksanakan beberapa aspek jasa audit,

Arens dan Loebbecke (1991). Boynton et al (2002) mengklasifikasikan tiga jenis

auditor yaitu:

1. Auditor Pemerintah 2. Auditor Intern 3. Auditor Independen

Arens dan Loebbecke (1991) juga menambahkan hierarki organisasi dalam suatu

Kantor Akuntan Publik terdiri dari empat tingkatan yaitu :

1. Partner

2. Manajer

3. Auditor senior

4. Auditor junior

2.1.3 Independensi

Berdasarkan Standard Profesional Akuntan Publik seksi 220 (2008),independen

berarti tidak mudah dipengaruhi. Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari

kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien,

baik terhadap manajemen maupun pemilik. Definisi sejenis dikemukakan oleh

Arens dan Loebbecke (2003) dalam Agoes (2007) yang menyatakan bahwa

independensi sebagai cara pandang yang tidak memihak didalam penyelenggaraan

pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.

Auditor tidak boleh memihak kepentingan siapapun, berkewajiban untuk jujur

tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada

kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan

publik (Christiawan, 2005).

2.1.4 Teori Agensi

Teori Agensi menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu

atau lebih principal dengan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam hal ini

Teori Agensi menjelaskan hubungan antara principal (pemilik perusahaan)

dengan agen 1 (manajemen) dan agen 2 (auditor). Principal menyediakan fasilitas

dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan untuk dikelola oleh agen

1(manajemen) untuk meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan nilai

perusahaan.

Principal ingin mengetahui segala informasi termasuk menilai kinerja

manajemen yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini

dilakukan dengan meminta laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban agen

(manajemen). Namun seringkali terjadi kecenderungan manajemen untuk

melakukan tindakan yang melanggar yaitu dengan membuat laporannya kelihatan

baik, sehingga kinerjanya dianggap baik. Sebagai upaya pencegahan, principal

menggunakan jasa pihak independen yaitu agen 2 (auditor independen) untuk

mengurangi atau meminimalkan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen saat

membuat laporan keuangan.

Jadi, teori keagenan digunakan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga

untuk memahami konflik kepentingan yang dapat muncul antara principal dan

agen 1 (manajemen). Principal selaku investor bekerjasama dan menandatangani

kontrak kerja dengan agen 1 (manajemen) untuk menginvestasikan keuangan

mereka. Selanjutnya dengan adanya agen 2 (auditor) yang independen diharapkan

tidak terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.

Auditor independen mengevaluasi kinerja manajemen sehingga akan

menghasilkan informasi bisnis yang relevan yang berguna bagi investor maupun

kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk investasi.

2.1.5 Teori Sikap dan Perilaku Etis

Menurut Krech dan Krutchfield (1983) dalam Prabowo (2009) sikap adalah

keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai

manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi objek yang

terbentuk atas dasar pegalaman-pengalaman. Sedangkan perilaku merupakan

perwujudan atau manifestasi karakteristik-karakteristik seseorang dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan Maryani (2001) dan Ludigdo (2000) dalam

Samsudin (2009). Teori sikap dan perilaku (Theory of Attitude and Behaviour),

dipandang sebagai teori yang dapat menjelaskan independensi. Teori ini berusaha

menjelaskan mengenai aspek perilaku manusia dalam suatu organisasi khususnya

auditor yang mengalami hambatan- hambatan yang dapat mengancam sikap

independensi dan obyektivitasnya selama proses audit.

2.1.6 Intervensi Manajemen

Intervensi merupakan usaha campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak.

Intervensi yang dimaksud adalah tekanan yang dilakukan oleh manajemen

terhadap auditor selama proses audit dengan cara mempengaruhi opini audit.

Manajemen mengintervensi auditor untuk mempengaruhi fungsi pengujian

laporan keuangan dengan cara memaksa auditor melakukan tindakan yang

melanggar standar audit, termasuk dalam pemberian opini yang tidak sesuai

dengan keadaan klien yang sesungguhnya, Nichols dan Price (1976) dalam

Harhinto (2004). Pemberian jasa selain audit akan menjadi ancaman potensial

bagi independensi, karena akan meningkatkan tekanan terhadap auditor agar

bersedia mengeluarkan pendapat yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak

akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993).

2.1.7 Tingkat Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian

Auditor

Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh salah

satu pihak yang melakukan perikatan untuk mengakhiri perikatan tersebut karena

alasan tertentu. Pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor dapat terjadi

karena ketidakpuasan klien terhadap jasa yang diberikan auditor. Konflik yang

terjadi antara auditor dan pihak manajemen akan mengancam dan menyudutkan

auditor yang secara tidak langsung membuat auditor merasa tidak nyaman. Fokus

serta kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat berkurang akibat tekanan

manajemen.

2.1.8Tight Audit Time Budget Pressure

Audit time budget pressure biasa disebut dengan time pressure. Time pressure

memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure.

Time budget pressure adalah suatu keadaan ketika auditor dituntut untuk

melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun (Herningsih,

2001). Anggaran waktu (time budget) disusun digunakan untuk memprediksi

waktu yang dibutuhkan setiap tahap pelaksanaan program audit untuk berbagai

tingkat auditor. Penentuan waktu dalam program audit merupakan pertimbangan

penting karena tagihan biaya audit kepada klien didasarkan pada banyaknya

waktu audit yang dibebankan kepada perikatan. Semakin lama waktu yang

dianggarkan dalam pelaksanaan audit akan semakin besar pula tagihan biaya yang

dibebankan dan sebaliknya. Elemen paling mahal dari suatu perikatan audit adalah

waktu ( jam kerja) auditor, sehingga anggaran waktu audit digunakan untuk

mengukur efisiensi staf serta mendorong auditor untuk menyelesaikan proses

audit dan melaporkannya tepat waktu.

2.1.9 Lamanya Hubungan Audit dalam Memberikan Layanan Jasa kepada

Perusahaan

Masa kerja auditor ditentukan paling lama 3 tahun untuk klien yang sama,

sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 6 tahun,

berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien

sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Tenure adalah lamanya

waktu auditor tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu unit/unit

usaha/perusahaan atau instansi. Semakin lama auditor melakukan audit pada suatu

klien, tentunya auditor akan lebih mengenal karakteristik serta budaya perusahaan.

Namun sebagai pribadi yang profesional auditor harus selalu mempertahankan

sikap professional skepticism.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai independensi auditor

antara lain :

Prabowo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tekanan

Manajemen Klien dan Audit Time Budget Pressure terhadap Independensi

Auditor” (Studi Kasus pada KAP di Semarang). Tekanan manajemen diproksikan

menjadi tiga variabel yaitu intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan

kerja dan penggantian auditor, serta high fee audit. Sedangkan faktor yang kedua

yaitu audit time budget pressure yang diproksikan menjadi dua variabel yaitu

tight audit time budget, sanksi atas audit over time budget.

Hasilnya dapat disimpulkan bahwa intervensi manajemen klien berpengaruh

positif dan signifikan terhadap independensi auditor, tidak ada pengaruh yang

signifikan antara pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor dengan

independensi auditor, high fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

independensi auditor, tidak ada pengaruh yang signifikan atara tight audit time

budget dengan independensi auditor, sanksi atas audit over time budget

berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.

Penelitian serupa dengan Prabowo (2009) oleh Rimawati (2011) dengan

menambahkan satu variabel yaitu lamanya hubungan audit menunjukkan bahwa

intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor,

lamanya hubungan audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

independensi auditor. High fee audit, sanksi atas audit overtime budget

berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sedangkan tight

audit time budget berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap independensi

auditor.

2.3 Rerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

2.4.1 Intervensi Manajemen

Tekanan manajemen seringkali terjadi dalam situasi konflik akibat adanya

perbedaan pendapat atas hasil pelaksanaan pengujian laporan keuangan. Menurut

Tsui dan Gul (1996) dalam Samsudin(2009), independensi auditor akan luntur

pada situasi konflik. Situasi konflik semakin meruncing ketika klien mulai

melakukan intervensi pada proses audit. Auditor yang merasa dibatasi dan dalam

keadaan tertekan sedikit banyak akan terganggu bahkan cenderung mengikuti

kemauan manajemen dengan memberikan opini yang tidak sesuai dengan fakta.

Gejala seperti ini merupakan indikasi penurunan kualitas audit dan independensi

auditor. Hal ini dapat dialami oleh auditor , bahkan KAP besar sekalipun tetap

rentan akan gangguan intervensi manajemen. Berdasarkan uraian di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Intervensi manajemen

Pemutusan hubungan kerja dan penggantian

auditorIndependensi

auditor

Tight audit time budget

Lamanya hubungan audit

H1 : Intervensi manajemen berpengaruh negatif terhadap

independensi auditor.

2.4.2 Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor

Selama proses audit, auditor akan berusaha untuk melaksanakan program audit

layaknya standar-standar audit yang telah ditentukan untuk menghasilkan kualitas

audit yang baik yang mampu meningkatkan nilai suatu KAP dengan cara

menegakkan sikap independensi. Namun kebutuhan ketatnya persaingan antar

KAP menjadikan auditor menghindari pemutusan hubungan kerja sepihak

termasuk penggantian auditor. Keadaan demikian memaksa auditor bersikap

menuruti keinginan manajemen klien. Auditor sering dihadapkan pada konflik

yang dilematis. Disatu sisi auditor harus mematuhi standar audit yaitu auditor

harus bersikap independen dan tidak memihak kepada siapapun, tetapi disisi lain

memiliki sikap self-interest atau keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan.

Jika auditor mengalami pemutusan hubungan kerja maka pribadinya tidak akan

terpenuhi, sehingga pada akhirnya auditor akan menuruti kemauan klien.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Tingkat ancaman pemutusan hubungan kerja dan penggantian

auditor yang tinggi berpengaruh negatif terhadap independensi

auditor.

2.4.3 Audit Time Budget

Sebelum melaksanakan proses audit, KAP akan menentukan anggaran waktu yang

harus diikuti oleh auditor. Time budget disusun agar auditor dapat melaksanakan

tugas audit secara efisien dengan tujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin

cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya audit semakin kecil dan sebaliknya.

Dengan adanya time budget ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas

sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Dalam anggaran waktu ketat

auditor cenderung akan melakukan pelanggaran standar audit.Auditor bisa

melakukan premature sign off untuk mempercepat proses audit dan pelaporan

lebih dini. Sebaliknya dapat terjadi yaitu auditor tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan sampai batas waktu yang ditentukan sehingga auditor meminta

anggaran waktu tambahan. Hal tersebut mengindikasikan penurunan kualitas audit

dan independensi auditor. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H3 : Penerapan tight audit time budget berpengaruh negatif terhadap

independensi auditor.

2.4.4 Lamanya Hubungan Audit Dalam Memberikan Layanan Jasa Pada

Klien

Semakin lama auditor menjalin kerjasama dengan klien, maka akan terjadi

hubungan yang lebih erat lebih dari sekadar hubungan kerja. Hal ini akan

mempengaruhi auditor secara negatif karena independensi auditor cenderung

melemah dan mungkin saja untuk mengeluarkan opini yang tidak sesuai. Akan

sulit bagi auditor untuk menegakkan independensinya. Sebagian besar peneliti

membahas lamanya hubungan KAP dalam memberikan layanan jasa terhadap

perusahaan klien dengan independensi auditor mendukung sudut pandang ini.

Kasidi (2007) menyatakan terdapat hubungan yang negatif antara lamanya

hubungan perusahaan audit dengan perusahaan klien dalam hubunganya dengan

independensi auditor. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis :

H4 : Lamanya hubungan audit dengan klien berpengaruh negatif

terhadap independensi auditor.

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini berupa opini auditor yang didapat melalui

survey, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis dalam bentuk kuesioner

maupun wawancara langsung terhadap responden.Dalam penelitian ini data

sekunder didapat dari buku-buku, jurnal, internet, majalah, dan literatur lainnya.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode survey, yaitu teknik pengumpulan dan analisis data berupa

opini dari responden baik dengan menggunakan kuesioner maupun wawancara.

Kuesioner diantarkan secara langsung pada KAP di Palembang dan Bandar

Lampung, serta mengirim kuesioner melalui jasa pos untuk wilayah Jambi,

Bengkulu.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek/subyek yang memiliki

karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005). Sedangkan sampel adalah

bagian terkecil dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2005).

Tabel 3.2 Daftar KAP yang menjadi Sampel Penelitian

NO. Nama

1. KAP Drs. Farid Djahidin, Nurdiono

2. KAP Weddie Andrianto dan Muhaimin ( Cabang)

3. KAP Drs. A. Zubaidi, Komarudin

4. KAP Drs. Achmad Djunaidi B.

5. KAP Drs. Achmad Rifai dan Bunyamin

6. KAP Drs. Ahmad Nuroni

7. KAP Drs. Charles Panggabean dan Rekan

8. KAP Edward L. Tobing, Madilah Buhori ( Cabang)

9. KAP Drs. H. Suparman

10. KAP Drs. Muhamad Zen dan Rekan ( Cabang )

11. KAP Drs. Said Muhammad G.B.

12. KAP Drs. Tanzil Djunaidi dan Eddy ( Pusat )

13. KAP Darman Usman

14. KAP Drs. Hardi dan Rekan ( Cabang )

15. KAP Muhammad Adi

16. KAP Charles dan Nurlena ( Pusat )

Sumber : Direktori IAPI, 2012

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Penelitian

3.4.1.1 Variabel dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah independensi auditor.

3.4.1.2 Variabel independen (X)

1. Intervensi manajemen (X1)

2. Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor (X2)

3. Tight Audit Time Budget(X3)

4. Lama hubungan audit (X4)

3.5 Metode Analisis Data

3.5. 1. Metode Regresi Berganda

Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam

persamaan berikut ini :

Y = α + β1IM + β2PHK + β3TATB + β4LHA + e

Keterangan :Y = Independensi auditorIMK = Intervensi manajemenPHK = Pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditorTATB = Tight audit time budgetLHA = Lamanya Hubungan Audit3.5.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi

responden (profil responden, posisi atau jabatan responden pada KAP, dan lama

waktu kerja sebagai auditor) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian

(intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor,

tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit).

3.5.3 Uji Kualitas data

3.5.3.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut ( Ghozali,

2009). Untuk menguji validitas kuesioner dilakukan dengan melakukan analisis

faktor dengan nilai yang diharapkan > 0,50.

3.5.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha >0.60 (Ghozali, 2009).

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

3.5.4.1 Uji Normalitas

3.5.4.2 Uji Multikolonieritas

3.5.4.3 Uji Autokorelasi3.5.4.4 Uji Heteroskedastisitas

3.5.5 Uji Hipotesis

3.5.5.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi

sangat penting dalam regresi.

3.5.5.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel bebas yang

dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan Uji F yaitu dilakukan dengan

hanya melihat nilai signifikansi < 0,05.

3.5.5.3. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Uji -t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t <

0,05 dan melihat apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel

bernilai positif atau negatif.

4.1 Deskripsi Data

Analisis deskriptif bertujuan memudahkan dalam menginterprestasikan hasil

analisis lebih lanjut karakteristik responden secara keseluruhan berupa profil

responden, posisi atau jabatan responden pada KAP, dan lama waktu kerja sebagai

auditor serta deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (intervensi

manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time

budget, dan lamanya hubungan audit).

Penelitian ini menggunakan 70 eksemplar kuesioner yang disebarkan ke 16 KAP

di wilayah Sumatera bagian Selatan ( Bandar Lampung, Palembang, Bengkulu,

dan Jambi). Peneliti mendatangi secara langsung untuk KAP yang berada di

wilayah Bandar Lampung dan Palembang, sedangkan sisanya peneliti kirimkan

via pos. Kriteria responden adalah auditor junior, senior, manajer dan partner yang

terdapat pada seluruh KAP di wilayah Sumatera bagian Selatan. Data mengenai

persebaran responden terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Pengembalian Kuesioner

Penyebaran Kuesioner Jumlah PersentaseKuesioner yang disebar 70 100%Kuesioner yang kembali 60 86%Kuesioner yang tidak lengkap 3 4%Kuesioner yang dapat digunakan 57 81%

Sumber : data yang diolah, 2012

4.1.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin.

Untuk mengetahui karakteristik responden yang dijadikan sampel, maka berikut

ini akan disajikan distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 45 79%

Perempuan 12 21%Tidak menjawab - 0%

Total 57 100% Sumber : data yang diolah, 2012

4.1.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tabel berikut ini menyajikan distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan:

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah PersentaseD3 2 3,5%S1 49 86%S2 6 10,5%

S3 0 0%Total 57 100%

4.1.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya

Bekerja Sebagai Auditor

Tabel berikut ini menyajikan distribusi karakteristik responden berdasarkan

lamanya bekerja sebagai auditor:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai

Auditor

Lama Bekerja ( tahun) Jumlah Persentase

1-5 38 67%

6-10 17 29,5%

>10 2 3,5%

Sumber : data yang diolah, 2012

4.2 Analisis Hasil Penelitian

a. Uji Validitas

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Item Pertanyaan KMO MSA KeteranganIntervensi 0,598 ValidHub. Kerja 0.757 Valid Audit Time 0.668 ValidHub. Audit 0.550 Valid

Independensi 0.705 ValidKesimpulan semua valid

b. Uji Reliabilitas

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reabilitas

Item Pertanyaan Cronbach Alpha (α) KeteranganIntervensi 0,753 ReliabelHub. Kerja 0.789 ReliabelAudit time 0.830 ReliabelHub. Audit 0.739 Reliabel

Independensi 0.755 ReliabelKesimpulan semua reliabel

1.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Gambar 2. Grafik Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.8 Uji Statistik Normalitas

One Sample Kolmogorov Smirnov Test .

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 57Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.75511590Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .073Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .683Asymp. Sig. (2-tailed) .740

a. Test distribution is Normal.

b. Uji Multikolonieritas

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.211 5.606 2.892 .006

X1 -.433 .098 -.500 -4.425 .000 .982 1.018

X2 -.344 .146 -.285 -2.350 .023 .851 1.175

X3 -.124 .133 -.114 -.932 .355 .841 1.189

X4 -.412 .187 -.278 -2.203 .032 .788 1.269

a. Dependent Variable: Y

Pada sisi paling kanan muncul nilai VIF dan Tolerance. Tampak bahwa

tidak ada nilai VIF yang di atas 10 atau Tolerance di bawah 0,1. Berarti

tidak terdapat gangguan multikolinearitas pada model penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 4.10 Nilai Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .590a .348 .298 2.83199 1.960

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3b. Dependent Variable: Y

Dari hasil pengolahan data diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai Durbin-

Watson yang dihasilkan yaitu sebesar 1,960. Berdasarkan tabel DW

dengan (n) = 57, (k)=4, dan tingkat signifikasi 0,05 maka didapat nilai dL=

1,4264 dan du= 1,7253. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

autokorelasi

d. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 3. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

4.4 Hasil Uji Regresi

Tabel 4.11 Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

BStd. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 16.211 5.606 2.892 .006

X1 -.433 .098 -.500 -4.425 .000 .982 1.018

X2 -.344 .146 -.285 -2.350 .023 .851 1.175

X3 -.124 .133 -.114 -.932 .355 .841 1.189

X4 -.412 .187 -.278 -2.203 .032 .788 1.269

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan dari hasil pengujian pada tabel 4.10 maka dapat disusun model

sebagai berikut :

Y = 16,211 – 0,433IM – 0,344PHK – 0,124TATB – 0,412LHA + e

a. Konstanta

Nilai konstanta sebesar +16,211. Hasil ini menunjukkan apabila semua

variabel independen bernilai nol, maka tingkat independensi auditor

nilainya akan sebesar + 16,211.

b. Koefisien Intervensi Manajemen sebesar -0,433. Hasil ini menyatakan

setiap penambahaan satu satuan variabel intervensi manajemen akan

mengurangi independensi auditor sebesar -0,433 dengan asumsi

variabel lain tetap.

c. Koefisien Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian auditor

sebesar -0,344. Hasil ini menyatakan setiap penambahaan satu satuan

variabel pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor akan

mengurangi independensi auditor sebesar -0,344 dengan asumsi

variabel lain tetap.

d. Koefisien Tight Audit Time Budget sebesar -0,124. Hasil ini

menyatakan setiap penambahaan satu satuan variabel tight audit time

budgetauditor akan mengurangi independensi auditor sebesar -0,124

dengan asumsi variabel lain tetap.

e. Koefisien Lama Hubungan Audit dengan Klien sebesar -0,412. Hasil

ini menyatakan setiap penambahaan satu satuan variabel lama

hubungan audit dengan klien akan mengurangi independensi auditor

sebesar -0,412dengan asumsi variabel lain tetap.

Hasil Pengujian Hipotesis

1.2.1 Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .590a .348 .298 2.83199

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.12dapat dijelaskan nilai adjusted R2sebesar 0, 298. Ini

berarti bahwa sebesar 29,8% variasi independensi auditor dipengaruhi oleh

intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight

audit time budget, dan lamanya hubungan audit secara bersama- sama, sedangkan

sisanya sebesar 70,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian

ini.

1.2.2 Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Tabel 4.13Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 222.460 4 55.615 6.934 .000a

Residual 417.049 52 8.020

Total 639.509 56

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.13 didapat Fhitung6,934 dengan Probabilitas (Sig) 0.000 < 0.05

maka model regresi dapat digunakan untuk mempredeksi independensi atau

dengan kata intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan penggantian

auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit berpengaruh secara

bersama-sama terhadap independensi auditor.

4.4.3 Uji Parsial (Uji t)

Tabel 4.14 Hasil Uji t

Variabel Nilai Koefisien

Standar Eror

t-value p-value

Konstanta 16,211 5,606 2,897 0,006Intervensi manajemen

-0,433 0,098 -4,425 0,000

Hub. Keja -0,344 0,146 -2,350 0,023Audit Time -0,124 0,133 -0,932 0,355Hub. Audit -0,412 0,187 -2,203 0,032

N= 57Sumber : lampiran 3

Berdasarkan uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel

Intervensi Manajemen diperoleh nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p value

0,000< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Intervensi Manajemen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor.

Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel Pemutusan

Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor diperoleh nilai sig 0,023 lebih kecil

dari 0,05 (p value 0,023< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Pemutusan

Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Independensi Auditor.

Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel Tight Audit Time

Budget diperoleh nilai sig 0,355lebih besar dari 0,05 (p value 0,355 > 0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa tight audit time budget secara parsial berpengaruh tidak

signifikan terhadap Independensi Auditor.

Uji paramater individual/parsial (uji statistik t) untuk variabel lamanya hubungan

audit diperoleh nilai sig 0,032 lebih kecil dari 0,05 (p value 0,032 < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa Integritas Auditor secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kualitas Auditor.

4.5 Pembahasan4.5.1 Temuan dan Interprestasi

Pengujian terhadap sampel 57 orang staf Kantor Akuntan Publik yang berada di

wilayah Sumatera bagian Selatan untuk mengetahui apakah Independensi Auditor

dipengaruhi oleh intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja dan

penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan audit. Dalam

pengujian tersebut dapat dibuktikan bahwa intervensi manajemen, pemutusan

hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya

hubungan audit sebagai variabel bebas dapat mempengaruhi variabel

independensi auditor sebagai variabel terikatnya.

a. Pengujian Intervensi manajemen

Pengujian variabel intervensi manajemen terhadap independensi auditor

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Berdasarkan hasil uji

hipotesis maka H1 diterima. Intervensi manajemen bertolak belakang

terhadap tingkat independensi, semakin tinggi tingkat intervensi maka

independensi auditor akan terganggu. Hasil ini didukung oleh dilakukan

oleh pihak manajemen maka penelitian Rimawati (2011) yang menyatakan

bahwa intervensi manajemen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

idependensi auditor.

Hal ini juga didukung oleh Tsui dan Gul (1996) dalam Samsudin (2009)

yang menyatakan bahwa independensi auditor akan luntur pada situasi

konflik. Situasi akan mulai meruncing pada saat manajemen melakukan

intervensi bisa dalam bentuk pembatasan dan menekan agarauditor

memberikan opini yang baik. Sehingga dalam situasi ini akan muncul

indikasi penurunan kualitas audit dan penurunan independensi auditor.

b. Pengujian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penggantian Auditor

Pengujian variabel pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor

terhadap indepedensi auditor mempunyai pengaruh yang negatif dan

signifikan. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka H2 diterima. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian Rimawati (2011) yang menyatakan

bahwa tingkat pemutusan hubungan kerja berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap independensi auditor.

Ketatnya persaingan antar KAP menjadikan auditor menghindari

pemutusan hubungan kerja sepihak termasuk penggantian auditor. Pada

keadaan ini auditor sering dihadapkan pada konflik yang dilematis. Disatu

sisi auditor harus mematuhi standar audit untuk bersikap independen dan

tidak memihak kepada siapapun, tetapi disisi lain memiliki sikap self-

interest atau keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan dan tentunya

auditor tidak ingin mengecewakan klien.

Bentuk ancaman pemutusan hubungan kerja secara terus menerus ini yang

pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya independensi auditor.

Secara hasil uji dan pola berpikir yang logis, semakin banyak auditor

mendapatkan ancaman maka independensinya akan berkurang.

c. Pengujian Tight Audit Time Budget

Pengujian variabel Tight Audit Time Budget terhadap independensi auditor

mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji

hipotesis maka H3 ditolak. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa

tekanan anggaran waktu memiliki pengaruh yang negatif bagi para auditor

dilihat dari nilai koefisien determinasi yaitu sebesar – 0, 124. Hanya saja

time pressure tidak signikfikan secara statistik terhadap independensi.

Artinya tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh secara statistik

terhadap independensi auditor. Hasil ini turut mendukung penelitian De

Zoort dan Lord (1997) dalam Simanjuntak (2008) yang menyebutkan,

bahwa ketika auditor menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan

memberikan respon dengan dua cara yaitu fungsional dan disfungsional.

Secara fungsional auditor akan bekerja lebih baik dan menggunakan waktu

sebaik-baiknya, hal ini sesuai juga dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Glover (1997) dalam Simanjuntak (2008) yang mengatakan bahwa

anggaran waktu diidentifikasikan sebagai suatu potensi untuk

meningkatkan penilaian audit (audit judgement) dengan mendorong

auditor untuk lebih memilih informasi yang relevan dan menghindari

penilaian yang tidak relevan.

Tekanan anggaran waktu ini dapat juga dikaitkan dengan risiko audit.

Tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh dalam keadaan tekanan waktu

yang tinggi dan dan risiko serta tantangan penugasan yang rendah. Auditor

akan tetap dapat menjaga kualitas serta independensinya.

d. Pengujian Lamanya Hubungan Audit terhadap Independensi Auditor

Pengujian variabel lamanya hubungan audit terhadap independensi auditor

mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Berdasarkan hasil uji

hipotesis maka H4 diterima. Lama hubungan audit pada klien

menunjukkan hubungan yang berlawanan. Hal ini mengindikasikan

semakin lama auditor melakukan audit pada suatu perusahaan maka

independensinya akan semakin berkurang. Semakin lama auditor

melakukan audit pada suatu perusahaan, maka akan terjadi hubungan yang

lebih erat dan sulit bagi auditor untuk menegakkan independensinya. Maka

dari itu dibentuk upaya pencegahan yaitu pembatasan masa audit untuk

auditor maksimal tiga kali berturut-turut pada perusahaan yang sama agar

independensi auditor tidak terganggu. Hal ini sesuai dengan penelitian

Kasidi (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara

lamanya hubungan audit dengan tingkat independensi auditor.

e. Pengujian variabel yaitu intervensi manajemen, pemutusan hubungan kerja

dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya hubungan

audit berpengaruh terhadap tingkat independensi auditor. Hasil ini didukung

oleh tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut

berpengaruh terhadap independensi auditor yang dapat diketahui dari hasil

output SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang

lebih kecil dari 0,05.

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian melalui media kuesioner terhadap 57 orang auditor

akuntan publik pada enam belas KAP di wilayah Sumatera Bagian Selatan yang

terdiri dari Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengujian untuk variabel intervensi manajemen terhadap independensi

auditor menyatakan hasil berpengaruh negatif dan signifikan, maka H1

diterima.

2. Pengujian untuk variabel pemutusan hubungan dan penggantian auditor

terhadap independensi auditor menyatakan hasil berpengaruh negatif dan

signifikan, maka H2 diterima.

3. Pengujian untuk variabel tight audit time budget terhadap independensi

auditor menyatakan hasil yang negatif dan tidak signifikan, maka H3

ditolak.

4. Pengujian untuk variabel lama hubungan audit terhadap independensi

auditor menyatakan hasil yang negatif dan signifikan, maka H4 diterima.

5. Pengujian untuk variabel intervensi manajemen, pemutusan hubungan

kerja dan penggantian auditor, tight audit time budget, dan lamanya

hubungan audit terhadap independensi auditor secara simultan

memberikan hasil yang signifikan, berarti intervensi manajemen,

pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, tight audit time

budget, dan lamanya hubungan audit mempengaruhi independensi auditor.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya masih memiliki beberapa keterbatasan. Hal ini terjadi

diluar perhitungan peneliti. Beberapa kendala yang dihadapi dalam penelitian ini

antara lain:

a. Untuk penelitian dengan metode survey langsung ke KAP, sering

kesulitan untuk dapat meyakinkan auditor agar bersedia mengisi

kuesioner yang diberikan.

b. Penelitian dengan via pos, ada beberapa KAP yang tidak mengembalikan

kuesioner sehingga jumlah sampel tidak terlalu banyak.

c. Penelitian ini membutuhkan waktu yang lama dalam pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2007. Auditing ( Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Amalia, Yuliana., Netty Herawaty, dan Enggar Diah Puspa Arum.2009. Pengaruh Time Pressure dan Risiko Audit terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Jurnal Cakrawala Akuntansi. Vol 1,No 1. Februari: 21-32.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 1998. AICPA Professional Standards. New York: AICPA.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 1991. Auditing: An Integrated Approach,7th .NewJersey: Prentice Hall.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 2003. Auditing: An Integrated Approach, 9th. New Jersey: Prentice Hall.

Boynton, Johnson and Kell. 2002. Modern Auditing 7th ed. John Wolley & Sons Inc.

Christiawan, Yulius Jogi. 2005. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi hasil penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 4. No.2: pp 79-92.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Research in Accounting. Journal of Accounting Literature, 16, 28 – 86, p. 45.

Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas Audit: Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi Universitas Diponegoro.

Herningsih, Sucahyo. 2001. Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

IAI. 2008. Standard Profesional Akuntan Publik Seksi 220: Independensi. IAI-KAP. Jakarta : Salemba Empat.

IAPI. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi no.75. IAI-KAP. Jakarta : Salemba Empat.

Indiantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE

Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Jambi. Dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Jambi.pdf, Desember 2011.

Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Palembang. Dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Palembang.pdf, Desember 2011.

Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Bandar Lampung. Dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Jambi.pdf, Desember 2011.

Institut Akuntan Publik Indonesia. Daftar KAP di Wilayah Bengkulu. Dari http://www.iapi.or.id/iapi/download/Directory2011/Bengkulu.pdf, Desember 2011.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012. Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Jensen, M. dan Meckling W.1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 3:305 – 360.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: FE UGM.

Kasidi.2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor Persepsi manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa.Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi, Undip.

Kretch, D. Crutchfield, R.S. dan Ballachey.1987. Individual in Society. McGraw-Hill. Kogakusha.

Kode Etik Akuntan Publik IAI 2001Ludigdo, Unti.2000. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis.

Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi,Universitas Gajah Mada.

Maryani, Dwi., dan Bambang Supomo. 2001. Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 3. No. 1, April: p.367 – 376.

Mautz, R.K dan H.A. Sharaf. 1993. The Philosophy of Auditing. Sarasota: American Accounting Association.

Messier, W.F. 2000. Auditing and Assurance Services: A Systematic Approach. United States of America: Mc Graw-Hill Companies.

Nichols and Price. 1976. The Accounting Review Vol .51. Prabowo, Tri Jatmiko Wahyu dan Deni Samsudin. 2009. Pengaruh Tekanan

Manajemen Klien dan Audit Time Budget Pressure terhadap Independensi Auditor . Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi,Universitas Diponegoro.

Rimawati, Nike. 2011. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ruchjat, Kosasih. 2000. Akuntan Publik Tidak Independen Bila Terlalu LamaMenjadi Auditor Suatu Entitas ?. Media Akuntansi. Juni. Pp. 47 – 48.

Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Risiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitas Audit. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi,Universitas Diponegoro.

Sukriah, Ika, Akram, Biana Adha. 2009. Pengaruh Pengalaman kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Shockley, R. 1981. Perceptions of Auditors Independen: An Empirical Analysis. The Accounting Review. Oktober. p. 785-800. Tsui, J.S.L. dan F.A. Gul.1996. Auditors Behaviour in Audit Conflict Situation :

A Research Note on The Role of Locus of Control an Ethical Reasoning . Accounting, Organizations and Society. Vol. 21. Pp. 41-51.