pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap loyalitas...

30
PENDAHULUAN Makanan memang menjadi kebutuhan yang utama untuk manusia. Tetapi akan menjadi berbeda apabila kegiatan makan dilakukan di warung makan ataupun restoran. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh konsumen yang memilih untuk makan di restoran dan tidak makan di rumah? Mereka sebetulnya bisa memasak sendiri, atau memesan makanan dari restoran yang mempunyai layanan antar ke tempat tujuan. Jadi motivasi orang yang makan di restoran sebetulnya bukan hanya ingin menghilangkan rasa lapar. Silverstein and Fiske (2003) mengidentifikasi kebutuhan psikologis di belakang perilaku konsumen yang memilih makan di luar, yaitu : kebutuhan untuk memanjakan diri setelah berhasil menyelesaikan suatu tugas, kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan akan stimulasi intelektual, dan kebutuhan untuk berekspresi. Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dapat menjaring konsumen secara luas maka setiap perusahaan diharuskan untuk lu di benak konsumen. Rasa suka terhadap produk dapat dilihat bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Sebagai kebutuhan primer maupun kebutuhan pokok yang paling mendesak makanan sebagai produk yang dapat menjadi obyek penghasil pendapatan yang cukup besar, karena bisnis makanan merupakan bisnis yang sangat dinamis. Pekembangan persaingan bisnis restoran adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk dapat berbisnis global dan menjaring konsumen secara luas, salah satu contohnya adalah restoran siap saji KFC yang telah sukses menjaring konsumen secara luas dan berada di berbagai kota baik di Indonesia. Tapi, untuk dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang di terima dari sebuah produk atau jasa ( Kotler 2000 : 36). Banyak perusahaan makanan yang berhasil dalam menjalankan bisnisnya tetapi tidak sedikit juga yang gulung tikar. Perusahaan yang ingin survive (bertahan) harus mempunyai nilai lebih yang menjadikan perusahaan tersebut berbeda dengan perusahaan lain. Nilai lebih itu ditawarkan untuk semakin mendorong minat beli dari para calon konsumen. Untuk memunculkan minat beli maka sebuah perusahaan harus menumbuhkan rasa suka terlebih dahu xiv

Upload: leliem

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

PENDAHULUAN

Makanan memang menjadi kebutuhan yang utama untuk manusia. Tetapi akan

menjadi berbeda apabila kegiatan makan dilakukan di warung makan ataupun restoran.

Sebenarnya apa yang diinginkan oleh konsumen yang memilih untuk makan di restoran

dan tidak makan di rumah? Mereka sebetulnya bisa memasak sendiri, atau memesan

makanan dari restoran yang mempunyai layanan antar ke tempat tujuan. Jadi motivasi

orang yang makan di restoran sebetulnya bukan hanya ingin menghilangkan rasa lapar.

Silverstein and Fiske (2003) mengidentifikasi kebutuhan psikologis di belakang perilaku

konsumen yang memilih makan di luar, yaitu : kebutuhan untuk memanjakan diri setelah

berhasil menyelesaikan suatu tugas, kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan akan

stimulasi intelektual, dan kebutuhan untuk berekspresi. Sejak dahulu makanan

menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah

pangan

dapat menjaring konsumen secara luas maka setiap perusahaan diharuskan

untuk

lu di benak konsumen. Rasa suka terhadap

produk dapat dilihat bila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka

dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Sebagai

kebutuhan primer maupun kebutuhan pokok yang paling mendesak makanan sebagai

produk yang dapat menjadi obyek penghasil pendapatan yang cukup besar, karena bisnis

makanan merupakan bisnis yang sangat dinamis.

Pekembangan persaingan bisnis restoran adalah salah satu fenomena yang

sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi yang semakin

membuka peluang pengusaha untuk dapat berbisnis global dan menjaring konsumen

secara luas, salah satu contohnya adalah restoran siap saji KFC yang telah sukses

menjaring konsumen secara luas dan berada di berbagai kota baik di Indonesia. Tapi,

untuk

dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen. Kepuasan konsumen adalah

perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara

kenyataan dan harapan yang di terima dari sebuah produk atau jasa ( Kotler 2000 :

36).

Banyak perusahaan makanan yang berhasil dalam menjalankan bisnisnya

tetapi tidak sedikit juga yang gulung tikar. Perusahaan yang ingin survive (bertahan)

harus mempunyai nilai lebih yang menjadikan perusahaan tersebut berbeda dengan

perusahaan lain. Nilai lebih itu ditawarkan untuk semakin mendorong minat beli dari

para calon konsumen. Untuk memunculkan minat beli maka sebuah perusahaan harus

menumbuhkan rasa suka terlebih dahu

xiv

Page 2: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

pi erkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan

harapan konsumen. Tingginya minat membeli akan membawa dampak yang positif

terhadap keberhasilan produk di pasar.

Salah satu warung makan yang memiliki keunikan dan menjadi pilihan

masyarakat Salatiga adalah Waroeng Makan Joglo Bu Rini, yang berlokasi di jalan

Imam Bonjol Salatiga. Waroeng Makan joglo Bu Rini memiliki lokasi dan desain

tempat yang berbeda dengan rumah makan lainnya. Waroeng Makan Joglo Bu Rini

menarik konsumen dengan cara menawarkan produk dengan ha

lih b

rga yang pantas,

lokasi

nyaman dan asri dengan

ang dilakukan oleh :

nggan (Studi Pada

g memperhatikan lokasi dan desain rumah makan terhadap

yalitas konsumen, oleh sebab itu penulis berminat untuk menganalisis pengaruh

ah makan terhadap loyaliyas konsumen pada Waroeng Makan

Joglo B

rlihat adanya suatu masalah yaitu

pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap loyalitas konsumen pada Waroeng

ang ingin dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan

n Joglo Bu Rini Salatiga berpengaruh terhadap

loyalitas konsumen?

yang strategis, proses pelayanan yang cepat, sumber daya manusia yang

ramah, terampil, dan memiiki kompetensi, ruangan yang

fasilitas yang lengkap dan informasi yang lengkap dan terpercaya.

Telah banyak penelitian tentang lokasi dan desain restoran yang dihubungkan

dengan kepuasan pelanggan, seperti y

1. OLDY ARDHANA (2010) dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pela

Bengkel Caesar Semarang)”.

2. ABDI PATRIA SYAFEI NARIM (2011) dengan judul “Desain Interior

Restoran Ikan Di Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar ”.

Tetapi hanya sedikit yan

lo

lokasi dan desain rum

u Rini Salatiga.

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas te

Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

Persoalan Penelitian

Persoalan penelitian y

sebagai berikut :

• Apakah lokasi Waroeng Maka

xv

Page 3: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

• Apakah desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga berpengaruh

aroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga

rhadap loyalitas konsumen.

ahui pengaruh desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini

terhadap loyalitas konsumen.

Manfa

1.

bahan tambahan referensi dan wacana khususnya yang berkaitan

2.

agi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga hasil penelitian ini dapat

asukan tentang tingkat kepuasan dan loyalitas

i pinggiran sawah, atau di gubug – gubug sambil menikmati

pemand

terhadap loyalitas konsumen?

Tujuan penelitian

Dari perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

• Untuk mengetahui pengaruh lokasi W

te

• Untuk menget

Salatiga

at penelitian

Teoritis

Sebagai

dengan masalah pengetahuan tentang lokasi dan desain restoran pengaruhnya

terhadap loyalitas konsumen.

Praktik

B

digunakan sebagai m

konsumen.

Gambaran Obyek Penelitian

Waroeng Makan Joglo Bu Rini beralamat di Jalan Mawar no 5B dengan jalan

utamanya yaitu Jalan Imam Bonjol Salatiga. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” buka

dari pukul 08.00 sampai dengan 21.00 WIB. Waroeng Makan Joglo Bu Rini telah

berdiri sejak tahun 2007 dan merupakan rumah makan yang tak asing lagi namanya

di Salatiga. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” menggunakan desain rumah makan

yang mengusung tema pedesaan. Para konsumen yang datang dibawa untuk masuk

ke dalam nuansa pedesaan, dimana konsumen dapat makan di rumah joglonya, di

meja – meja makan d

angan gunung Merbabu, serta persawahan yang terbentang luas dengan angin

sepoi – sepoi yang alami, sehingga dapat membuat para konsumen nyaman dan

santai berada di sana.

xvi

Page 4: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Desain Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” yang dibuat berbentuk seperti

gubug – gubug ( rumah – rumahan sawah berbentuk joglo ) dengan nuansa alami

pedesaan ini di desain langsung oleh sang pemilik yaitu Bapak Arso. Pada awalnya

Bapak Arso memilih untuk meyediakan makanan khas “IGA BAKAR dan SUP

IGA” saja. Namun seiring berjalannya waktu, Waroeng Makan Joglo “Bu Rini”

membuat perkembangan masakannya, yaitu iga goreng, rica – rica iga sapi, dan asem

– asem iga sapi. Kemudian berkembang lagi dengan menambah menu – menu

masakan yang di sesuaikan dengan selera masakan indonesia seperti nasi goreng, mie

oreng, ayam bakar, dan lain – lainnya. Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” memang

pusat kota Salatiga, di sekitarnya terdapat banyak area

erkantoran pemerintah maupun swasta, sehingga saat jam makan siang selalu

di kunjungi oleh para pegawai dari perkantoran pemerintah maupun swasta.

elanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan

kebutu

a hati-hati, meskipun kesuksesan tidak hanya bergantung pada lokasi

– hal

lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-

au sarana transportasi umum.

g

terletak tidak jauh dari

p

banyak

TELAAH TEORITIS Lokasi

Citra restoran di bentuk mulai dengan lokasinya dari karakter bangunan di

dekatnya, jalan – jalan, dan bisnis yang mempengaruhi persepsi orang tentang sebuah

restoran. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang

harus membujuk p

hannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut

menentukan tercapainya tujuan usaha. Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada

daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan

Irawan,2003:339).

Menurut Heizer (2001) lokasi mempunyai kekuatan untuk mensukseskan

ataupun menghancurkan strategi perusahaan. Pemilihan lokasi untuk berbisnis harus

dilakukan secar

bisnis. Maka untuk itu para pelaku bisnis harus mempertimbangkan hal

strategis dalam penentuan lokasi. Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra

(2005), pemilihan

faktor berikut:

1. Akses, yaitu lokasi dilalui dan mudah dijangk

xvii

Page 5: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

3. Lalu lintas yaitu lokasi yang terdapat banyaknya orang yang berlalu lalang

6. Ling

elah terdapat banyak usaha

ang sejenis atau tidak.

gan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan

enting bagi restoran adalah :

4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di

kemudian hari.

kungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu

dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut t

y

Sejalan den

produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi

dapat berdampak kuat pada pangsa pasar sebuah usaha.

Desain Restoran

Definisi restoran menurut Soekresno (2000) adalah usaha komersial yang

menyediakan pelayanan makan dan minum bagi umum dan di kelola secara

profesional. Citra sebuah restoran dibentuk melalui serangkaian prosesi yang di

jalani oleh pengunjung ketika mengunjungi sebuah restoran tersebut, mulai dari

pandangan atau kesan pertama dari bangunan restoran hingga saat keluar setelah

makan. Tema dan gaya desain sebuah restoran merupakan aspek pendukung yang

mampu membedakan antara restoran satu dengan lainnya untuk menarik pengunjung.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 257), desain adalah kerangka bentuk

suatu bangunan (rumah, taman, dsb), motif bangunan, pola bangunan dan corak

bangunan. Farelly (2003) mengatakan sebuah perjalanan yang fantastis kedalam

sebuah zona culinary yang dibayangkan merupakan salah satu pengalaman dari

desain sebuah restoran. Desain pada sebuah restoran adalah perwujudan imaginasi

baik dari pemilik maupun arsitek sebagai perancangnya. Yuksel dan Yuksel (2002)

meneliti tentang kepuasan konsumen terhadap layanan restoran dan mengatakan

bahwa lingkungan layanan berperan penting dalam membentuk perilaku konsumen,

reaksi mereka terhadap tempat dan juga interaksi sosialnya. Konsumen akan lebih

banyak menghabiskan waktu dan uang di tempat yang lingkungan layanannya

memberikan perasaan senang. Sehingga, hal yang terp

xviii

Page 6: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

1. Faktor lingkungan seperti musik dan dekorasi juga dapat mempengaruhi

2.

nakan untuk menginformasikan

enggunakan

3. uga bagian penting lain dari desain restoran.

tuk memberikan pelanggan informasi yang cukup

4.

bagaimana individu memandang makanan di lingkungan restoran. Hal itu

dapat menjadi salah satu pertimbangan utama yang secara tidak langsung

dapat menbentuk karakter atau citra restoran.

Gaya arsitektur

Petunjuk visual seperti gaya arsitektur digu

individu pada jenis pengalaman bersantap. Restoran dengan m

gaya arsitektur tertentu bertujuan untuk mengkomunikasikan jenis penyajian

masakan dan memungkinkan pelanggan untuk mengkategorikan dan

membedakan antara berbagai jenis restoran.

Tata letak restoran j

Sangatlah penting un

tentang restoran yang membuat mereka merasa nyaman, tetapi juga harus

dapat menciptakan ruang yang menarik dan visual yang membangkitkan

gairah konsumen.

Perabot dan Material

Penempatan perabotan di restoran sangat mempengaruhi sikap dan aktivitas

orang-orang di lingkungan restoran. Memilih perabotan dan meletakkannya

5.

idu dan

di tempat yang tepat adalah kunci untuk membuat tamu merasa nyaman

tentang ruang pribadi mereka dan memaksimalkan potensi mendapatkan

pengalaman di ruang makan (Robson 2009).

Faktor-faktor sosial

Desain restoran yang sukses melibatkan pemahaman kegiatan indiv

bagaimana individu bereaksi terhadap faktor-faktor sosial. Kepadatan sebuah

t berinteraksi sosial dan suasana yang nyaman.

restoran akan mengurangi kemampuan untuk menciptakan suasana yang

nyaman. Restoran harus dirancang dengan ruang yang dapat memenuhi

kebutuhan untuk dapa

6. Faktor suasana

Faktor suasana terdiri dari suasana lingkungan, seperti warna, suara,

• Menciptakan desain yang up to date, warna yang sesuai, ruang gerak yang

cukup.

pencahayaan, dan aroma. Tiga cara agar suasana dapat mempengaruhi

perilaku pembelian:

xix

Page 7: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

• Menggunakan media petunjuk visual yang memungkinkan pembeli untuk

membedakan antara restoran yang satu dengan restoran yang lain.

• Menciptakan menu hidangan yang memiliki aroma yang dapat

embangkitkan selera makan konsumen dan sesuai dengan harapan

a secara berulang-ulang dan secara eksklusif, dan

dengan

(2000)

positif dalam pembelian jangka panjang.

konsumen didasarkan pada sifat responden

sebagai berikut (Sim

1.

megang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.

roduk karena harganya

2.

msi

m

konsumen.

Loyalitas konsumen

Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang

terhadap suatu objek. Loyalitas menggambarkan kesediaan konsumen untuk

menggunakan barang atau jas

sukarela merekomendasikan produk atau jasa tersebut kepada konsumen lain

(Lovelock dan Wright, 2005).

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus

menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek

alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu

ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli ulang, loyalitas

konsumen menyertakan aspek perasaan perilaku membeli ulang, tidak melibatkan

aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Dharmayanti, 2006). Menurut Tjiptono

loyalitas konsumen adalah komitmen konsumen terhadap suatu merek, toko

atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat

Metode pengukuran loyalitas

amora, 2001) :

Switcher (berpindah-pindah)

Konsumen yang berada pada tingkat ini adalah konsumenyang berada

pada tingkat yang paling dasar. Merek apapun mereka anggap memenuhi

serta me

Ciri yang paling nampak adalah mereka membeli p

murah.

Habitual buyer (konsumenyang bersifat kebiasaan)

Konsumen yang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai

konsumenyang puas dengan merek produk yang dikonsumsi, atau

setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsu

xx

Page 8: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

merek produk tertentu. Dapat disimpulkan bahwa konsumenini dalam

3.

nggung biaya peralihan (switching cost) yang

resiko kinerja yang melekat dengan

4.

asi yang terkait dengan simbul rangkaian pengamatan atau

a baik yang dialami pribadi atau

5.

men yang setia, memiliki suatu

agi mereka.

esain interior restoran terhadap loyalitas konsumen pernah

ilakukan. Berikut dikemukakan beberapa penelitian sebelumnya seperti tampak

el

membeli sebuah merek didasarkan pada kebiasaan mereka selama ini.

Satisfied buyer (konsumenyang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkat ini konsumenyang puas apabila mereka mengkonsumsi merek

tersebut. Meskipun demikian mereka memindahkan pembeliannya ke

merek lain dengan mena

terkait dengan waktu, uang atau

tindakan mereka beralih.

Likes the brand (menyukai merek)

Konsumenyang masuk kedalam loyalitas ini merupakan konsumenyang

sungguh-sungguh memakai merek tersebut. Rasa suka konsumenbisa

didasari asosi

pengalaman dalam penggunaan sebelumny

oleh teman.

Commited buyer (konsumen yang komit)

Pada tingkat ini merupakan konsu

kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut

menjadi sangat penting b

Review Penelitian Sebelumnya

Sejumlah penelitian sebelumnya terkait dengan pengaruh lokasi, pelayanan,

keragaman menu, harga, d

d

pada Tabel 1 berikut ini.

Peneliti Judul Variab Hasil

RAHADIAALI

N

OETOMO (2012)

UH MENU,

G dan minat beli ulang

ANALISIS PENGARKERAGAMANPERSEPSI HARGA DAN LOKASI TERHADAP MINAT BELI ULANKONSUMEN (Studi pada Restoran Waroeng Taman

Keragaman menu, Presepsi harga, lokasi,

Ketiga variabel independen yaitu keragaman menu, persepsi harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yaitu minat beli ulang konsumen.

xxi

Page 9: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Singosari Semarang) OLDY ARDHANA (2010) , HARGA

I

(Studi Pada Bengkel Caesar Semarang)

i, dan kepuasan pelanggan

ggan h

n variabel

etiga

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANANDAN LOKASTERHADAP KEPUASAN PELANGGAN

Kualitas pelayanan, harga, lokas

Menunjukkan bahwa 58,4 persen variabel Kepuasan Pelandapat dijelaskan oleketiga variabel independen dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 41,6 persedijelaskan olehlain diluar kvariabel yang digunakan dalampenelitian ini.

FAMEIDA MIRLY (2010)

GAYA

PERKEMBANGAN DESAIN RESTORAN

Gaya Hidup dan Restoran

hidup gi

an desain

PENGARUH HIDUP URBAN TERHADAP

Meningkatnya kepadatan aktifitas yang di jalani masyarakat urban berpengaruh pada perubahan gayamasyarkat yang tak lasekedar untuk mengenyangan perut saja tetapi jugamemperhatikrestoran yang dikunjungi.

ABDI PATRIA SYAFEI NARIM (2011)

TOT SUBROTO TIMUR DENPASAR

Interior Restoran

i

n suasana dan fasilitas

DESAIN INTERIORRESTORAN IKAN DI JALAN GA

Desain Desain restoran Ikan yang menciptakan suasana tropis bergaya modern berpengaruhpada kenyamanan bagpengunjung denga

yang menunjang.

Peneliti tertarik melakukan penelitihan tentang Pengaruh lokasi dan desain

restoran terhadap Loyalitas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

Hal ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh lokasi dan desain restoran terhadap

loyalitas konsumen pada Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

alam penelitian ini dapat disusun model sebagai berikut : D

xxii

Page 10: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Ho : tidak terdapat pengaruh yang positif variabel loka 1si (X ) dan desain restoran

1 1) dan desain restoran (X2)

terhadap variabel Loyalitas konsumen (Y)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

yang ditem

en yang sudah

kali dari produk yang ditawarkan di

aroeng Makan Joglo “Bu Rini” Salatiga.

antung pada variabel lainnya.

1. Variabel terikat (

Variabel dependen yang dilambangkan dengan Y adalah variabel yang

(X2) terhadap variabel Loyalitas konsumen (Y)

H : terdapat pengaruh yang positif variabel lokasi (X

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai

kualitas dan katakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2004). Yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh konsumen Waroeng Makan Joglo “Bu Rini” Salatiga

ui pada saat survey / penyebaran quesioner dilaksanakan.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling,

yaitu sampel yang diambil dengan maksud atau tujuan tertentu karena penelitian

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang

diperlukan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah konsum

pernah berkunjung dan membeli minimal tiga

W

Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua macam, yaitu: variable terikat (dependent

variable) atau variable yang tergantung pada variabel lainnya, dan variabel bebas

(independent variable) atau variabel yang tidak terg

dependent variable)

LOKASI ( X1 ) Loyalitas

konsumen(Y)

DESAIN RUMAH MAKAN (X2 )

xxiii

Page 11: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat

dengan mengenali berbagai variabel depeden yang digunakan dalam sebuah model.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : Loyalitas konsumen

(Y)

2. Variabel tidak terikat (independent variable)

Variabel independen yang dilambangkan dengan X adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah : Lokasi (X1), dan

desain restoran (X2).

Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan

suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2001).

Definisi operasional dalam penelitian ini tampak pada tabel 2 berikut ini:

Variabel Definisi Operasional

Dimensi Indikator empirik

Lokasi Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:339).

Akses Lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga mudah dijangkau sarana transportasi

Visibilitas Petunjuk arah Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga dapat terlihat dari jalan raya umum yang sering di lalui oleh masyarakat.

Lalu lintas Lokasi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga adalah lokasi yang strategis dimana terdapat banyak masyarakat beraktivitas di sekitar lokasi.

Tempat parkir

Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memiliki area parkir yang luas dan

xxiv

Page 12: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

teratur sehingga pengunjung merasa nyaman dan aman saat berkunjung.

Ekspansi Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memiliki area kosong di sekitarnya.

Lingkungan Warong Makan Joglo Bu Rini Salatiga Memiliki lingkungan yang mendukung untuk pendirian usaha

Kompetisi Belum ada usaha serupa di sekitar Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

Desain Restoran

Desain Restoran adalah perwujudan imaginasi baik dari pemilik maupun arsitek sebagai perancangnya. (Farelly 2003 )

Faktor lingkungan

Desain restoran “joglo” di Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga berbeda dengan restoran yang lain

Gaya arsitektur dan fitur exterior

Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memiliki desain gaya arsitektur yang sesuai dengan cara penyajiannya.

Tata letak restoran

Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga Menciptakan desain restoran yang khas

Perabot dan Material

Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga memilih perabotan yang tidak mengganggu kenyamanan pengunjung saat bersantap.

Faktor-faktor sosial

Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga Membuat desain tempat duduk yang nyaman untuk digunakan berkelompok.

Faktor suasana

Suasana di waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga tenang dan santai.

xxv

Page 13: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Loyalitas konsumen

Loyalitas konsumen adalah kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut, dan bermaksud untuk meneruskan pembelian di masa mendatang. (Menurut Dharmesta (1999)).

Switcher Konsumen membeli produk di Waroeng makan Joglo Bu Rini karena harga lebih murah.

Habitual buyer

Konsumen sudah terbiasa membeli produk di Waroeng makan Joglo Bu Rini.

Satisfied buyer

Konsumen puas dalam membeli produk di Waroeng Makan Joglo Bu Rini karena selalu menjaga kualitas produk yang diproduksi.

Likes the brand

Waroeng Makan Joglo Bu Rini adalah restoran favorit saya.

Commited buyer

Saya bangga bisa selalu mengkonsumsi produk di Waroeng Makan Joglo Bu Rini. Saya akan merekomendasikan Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga pada orang lain.

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

• Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari objeknya

(Supramono dan Haryanto, 2005). Data primer dalam penelitian ini berupa data

mengenai gambaran umum responden, penilaian responden tentang Lokasi, Desain

restoran dan loyalitas konsumen.

Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan

untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah

sebagai berikut:

xxvi

Page 14: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

n = (Zα)²(p)(q)

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

bila α = 0,05 Z = 1,67

p = estimator proporsi populasi

q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka

dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi

dalam penelitian ini adalah:

n = (Zα)²(p)(q)

n = (1,67)²(0,5)(0,5) = 96,04 = 96 orang

(0,1)²

Jadi yang menjadi sumber data primer dalam penelitian adalah 100 orang

konsumen Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

• Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan disini meliputi tiga macam yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan

responden, yaitu dengan daftar pertanyaan untuk diisi dengan keterangan-keterangan

oleh responden selama proses wawancara.

2. Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup dan

terbuka dengan jawaban yang telah disediakan, dan harus diisi oleh responden

dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia beserta alasannya.

Tehnik Analisis Data

xxvii

Page 15: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Untuk mengetahui skor rata-rata lokasi, desain restoran dan loyalitas

konsumen Waroeng Makan joglo Bu Rini Salatiga dari masing-masing faktor, maka

perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

Xrata-rata = ∑ f x B n

Dimana : X = skor rata-rata lokasi, desain restoran, dan minat beli ualng konsumen

f = besar frekuensi

B = bobot

n = jumlah responden

langkah selanjutnya peneliti menggunakan range dengan rumus :

Range = bobot tertinggi – bobot terendah

Jumlah pilihan jawaban

= 5-1

5

= 0,8

Sehingga diperoleh patokan skor rata-rata lokasi dan desain restoran :

1,00 – 1,80 = Sangat tidak setuju

1,81 – 2,60 = Tidak setuju

2,61 – 3,40 = Netral

3,41 – 4,20 = Setuju

4,21 – 5,00 = Sangat setuju

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi Lokasi (X1) dan desain restoran (X2)

terhadap Loyalitas konsumen (Y). Analisis kuantitatif merupakan metode analisis

dengan angka-angka yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif ini

dimaksudkan untuk besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau

beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan alat analisis statistik. Pengujian

validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada

dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid (sah) dan

reliabel (andal).

xxviii

Page 16: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner.

Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dan data

dikatakan valid jika memiliki Corrected Item-Total Correlation (r hitung) lebih besar

dari r tabel pada signifikansi 0.05 (5%) dengan jumlah data (n) = 100 yaitu sebesar

0,195.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan

indikator dari

variabel. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika masing-masing pertanyaan

dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Langkah menghitung keseluruhan indikator yang layak diuji dalam perhitungan

regresi linear berganda (Sugiyono, 2006) adalah : Y = β 0 + β1X1+ β 2X2 + e

Dimana :

Y = Loyalitas konsumen

X1 = Lokasi

X2 = Desain restoran

e = kesalahan pengganggu (error)

Uji t adalah uji signifikansi apakah variabel independen (lokasi dan desain

restoran) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Loyalitas konsumen).

Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi.

Jika p-value lebih besar dari tingkat signifikansi maka Ho diterima demikian

sebaliknya.

Ho : lokasi dan desain restoran tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

Waroeng Makan joglo bu rini Salatiga.

Ha : lokasi dan desain restoran berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Waroeng

Makan Joglo Bu Rini Salatiga.

3. Uji Asumsi Klasik

xxix

Page 17: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang dipergunakan

dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang

tepat.Model analisis penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang

meliputi:

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya kolerasi antar variabel bebas (independen), karena model regresiyang baik

seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel independennya. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sema dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi adalah dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10

(Ghozali,2002).

Kaidah pengambilan kesimpulan:

a. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau nilai Variance Infalting Factor < 10 maka tidak

terjadi Multikolinearitas.

b. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau nilai Variance Infalting Factor > 10 maka

terjadiMultikolinearitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang bersifat homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat menggunakan model

grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya

xxx

Page 18: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

(SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukandengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scratter plot antara ZPRED dan SRESID

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis Heterokedastisitas (Ghozali, 2002) adalah:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah

terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik melebar di atas dan di bawah angka

nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebuah regresi, variabel

independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik, dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data seseungguhnya

dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi akan membentuk garis

lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis tersebut (Ghozali,

2005).

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

xxxi

Page 19: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Penelitian ini dilaksanakan di Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Responden

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik responden

dalam penelitian ditampilkan pada Tabel 3. berikut ini.

Tabel 3. Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Jumlah %

Jenis Kelamin Pria

Wanita

43

57

43,0

57,0

Total 100 100,0

Usia < 25

25 – 30 tahun

31 – 35 tahun

> 35 tahun

32

20

24

24

32,0

44,0

24,0

24,0

Total 100 100,0

Pendidikan Terakhir SD

SMP

SMA

Sarjana

1

3

54

42

1,0

3,0

54,0

42,0

Total 100 100,0

Sumber: Data Primer, 2013

Dari Tabel 3 diatas, dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, dan yang paling dominan adalah responden wanita dengan presentase

sebesar 57,0 %. Karakteristik responden berdasarkan usia yang paling dominan

adalah berusia < 25 tahun dengan presentase sebesar 32,0%. Karakteristik lain dari

responden, yaitu tingkat pendidikan terakhir, menunjukkan bahwa mayoritas

responden lulusan SMA dengan jumlah 54 orang (54,0%), diikuti Sarjana sebanyak

42 orang (42,0%). Dengan demikian responden didominasi mereka yang

berpendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Data tersebut diperoleh dari

hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden di Salatiga.

xxxii

Page 20: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas

Dari penyebaran kuesioner yang telah diberikan kepada 100 orang responden,

maka diperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab persoalan penelitian.

Dalam melakukan pengujian, langkah awal yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan taraf signifikan

sebesar 0,5%. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas disajikan dala tabel 4 berikut

ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator

Empirik

Validitas (Corrected item - Total Corelation)

Lokasi (X1)

L1

L2

L3

L4

L5

L6

L7

.255

.489

.392

.436

.298

.310

.460

Desain Restoran (X2)

D1

D2

D3

D4

D5

D6

.585

.423

.487

.606

.638

.543

Loyalitas konsumen (Y)

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

.674

.659

.702

.823

.652

.636

xxxiii

Page 21: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Sumber: Data Primer, 2013

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Dimensi r Alpha Penilaian

Lokasi (X1) .668 Reliabel

Desain Restoran (X2) .788 Reliabel

Loyalitas konsumen (Y) .707 Reliabel

Sumber: Data Primer, 2013

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa setiap pernyatan dari masing-

masing variabel dapat dikatakan valid, karena nilai r hitung > dari r tabel yaitu 0,117.

Dan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 (Ghozali,2005:41).

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel dapat dikatakan reliabel

karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi yang

digunakan berdistribusi normal, bebas dari adanya gejala Multikolinearitas, gejala

Heteroskedastisitas dan gejala Autokorelasi (Ghozali, 2005).

Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian normalitas ditunjukkan pada

tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed)

.415

.995 Sumber Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan angka Kolmogorov-Smirnov Z sebesar

xxxiv

Page 22: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

0,415 dengan nilai signifikansi 0,995. karena angka signifikan ( Sig. > 0,05 ),

sehingga disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 6. Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF LOKASI .554 1.806

DESAIN RESTORAN .554 1.806

Sumber Data Primer Diolah 2013

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas didalam model

regresi dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Berikut hasil

uji multikolinearitas.

Dari Tabel diatas mengacu pada nilai tolerance tampak bahwa semua nilai

tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10 maka

tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam model

regresi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Berikut hasil

uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser.

Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.591 2.028 5.223 .000

lokasi .220 .103 .240 2.145 .034

desain_restoran .307 .089 .386 3.455 .001

a. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Sumber Data Primer Diolah 2013

xxxv

Page 23: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Dengan menggunakan uji Glejser, koefisien parameter untuk masing-masing

varibel independen tidak ada yang signifikan ( Sig. > 0,05 ), sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda

Pengujian asumsi klasik regresi telah terpenuhi yang meliputi uji normalitas,

multikolinearitas dan heteroskedastisitas, sehingga memenuhi persyaratan untuk

melakukan analisis regresi berganda. Pengujian Hipotesis menggunakan nilai

koefisien determinasi (R²), uji F dan uji t.

Koefisien Determinasi (R²) Tabel 8. Hasil R

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .574a .330 .316 2.191

a. Predictors: (Constant), desain_restoran, lokasi b. Dependent Variable: loyalitas_konsumen Sumber Data Primer Diolah 2013

Dari Tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R² adalah

0,316, hal ini berarti 31,6% variasi sikap loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh

lokasi dan desain restoran. Sedangkan sisanya (100% - 31,6% = 68.4%) dijelaskan

oleh faktor lain diluar model. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi loyalitas

konsumen adalah Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Emosional, Harga, Biaya

(Swastha dan Handoko 2004: 83).

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Dari uji

ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 23.875 dengan sigifikansi (Sig. <

0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi loyalitas konsumen

xxxvi

Page 24: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

atau dapat dikatakan lokasi dan desain restoran secara bersama-sama berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen. Seperti ditunjukkan pada tabel 9 berikut

Tabel 9. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square Sig.

1 Regression 229.320 2 114.660 23.875 .000a

Residual 465.840 97 4.802

Total 695.160 99

a. Predictors: (Constant), desain_restoran, lokasi

b. Dependent Variable: loyalitas_konsumen

Sumber Data Primer diolah 2013

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Dalam pengujian hipotesis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat maka dilakukan uji t. Tabel 10 dibawah ini menyajikan hasil

uji t

Tabel 10. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.591 2.028 5.223 .000

lokasi .220 .103 .240 2.145 .034

desain_restoran .307 .089 .386 3.455 .001

a. Dependent Variable: loyalitas_konsumen

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji t menggunakan tingkat signifikansi α =

5% maka variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

konsumen di Waroeng makan joglo Bu Rini Salatiga adalah lokasi dan desain

xxxvii

Page 25: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

restoran. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa desain restoran mempunyai

pengaruh paling kuat terhadap loyalitas konsumen hal itu dapat dilihat dari nilai β

sebesar 0,307. Persamaan untuk model regresi berganda variabel lokasi (X1) dan

desain restoran (X2) akan loyalitas konsumen (Y) adalah:

Y = 10.591 + 0,220 X1 + 0,307 X2 + e

Tabel 11. Hasil Penelitian

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Sig. Keterangan

H1 Lokasi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen di Waroeng Makan

Joglo Bu Rini Salatiga

.034 Signifikan

H2 Desain restoran berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen di Waroeng Makan

Joglo Bu Rini Salatiga

.001 Signifikan

Berdasarkan hasil olah data ditemukan bahwa lokasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi

yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,034 yang nilainya kurang dari batas

toleransi kesalahan 0,05. Dengan demikian H1 didukung oleh data. Dalam penelitian

ini lokasi diukur dari akses, Visibilitas, lalu lintas, Tempat parkir yang luas, ekspansi,

lingkungan, kompetisi. Berkenaan dengan lokasi hasil penelitian menunjukkan

seluruh responden menyatakan lingkungan lokasi Waroeng Makan joglo bu rini

Sangat mendukung untuk pendirian usaha. Kelebihan lingkungan Waroeng Makan

Joglo Bu Rini adalah memiliki posisi lokasi restoran yang strategis yaitu berada tidak

jauh dari pusat kota dimana banyak masyarakat beraktifitas di sekitarnya, mudah di

jangkau sarana transportasi umum, belum ada usaha serupa di sekitarnya, dan yang

utama Waroeng Makan Joglo Bu Rini ini berada di area persawahan yang cukup luas

sehingga Para konsumen yang datang dapat sambil menikmati pemandangan gunung

Merbabu, serta persawahan yang terbentang luas dengan angin sepoi – sepoi yang

alami, hal ini yang dapat membuat para konsumen nyaman dan santai berada di sana.

Hampir seluruh responden menyatakan bahwa Lokasi dan desain restoran

Waroeng Makan Joglo Bu Rini sangat mendukung untuk pendirian usaha tersebut.

xxxviii

Page 26: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Waroeng Makan Joglo Bu Rini memiliki

kelebihan yang membedakannya dengan restoran lain karena memiliki desain gaya

arsitektur yang khas. Waroeng Makan Joglo Bu Rini memiiki lokasi yang mudah di

jangkau sehingga memudahkan konsumen untuk berkunjung sehingga sikap

konsumen akan menjadi positif.

Dari dua variabel lokasi dan desain restoran ini ternyata desain restoran

merupakan karakteristik yang paling membantu konsumen dalam mengenali

Waroeng Makan Joglo Bu Rini hal itu didukung dari hasil kuesioner bahwa sebagian

besar responden menyatakan desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini

merupakan pembeda dari restoran yang lain.

Dari hasil uji regresi ditemukan desain restoran pengaruhnya paling besar

diantara variabel yang lain. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang

menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,01 yang nilainya kurang dari batas

toleransi kesalahan, yaitu 0,05. Desain restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini

membuat sikap konsumen menjadi positif terhadap Waroeng Makan Joglo Bu Rini.

xxxix

Page 27: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Dari dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini (yaitu lokasi dan desain

restoran) ternyata variabel kedua variabel berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

konsumen Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga

Implikasi Terapan

Implikasi terapan dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada Waroeng

Makan Joglo Bu Rini Salatiga. Mengingat bahwa tingkat loyalitas konsumen masih

berada pada tingkat likes the brand, maka masih dimungkinkan untuk meningkatkan

tingkat loyalitas konsumen terhadap Waroeng Makan Joglo Bu Rini Salatiga pada

tingkat yang lebih tinggi baik itu pada tingkat committed buyer. Oleh karena itu

maka unsur-unsur dalam Lokasi dan Desain Restoran Waroeng Makan Joglo Bu Rini

Salatiga yang belum begitu tinggi atau maksimal perlu diperbaiki

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentu tidak terlepas dari adanya keterbatasan. Adapun

keterbatasan yang dimaksud adalah adanya nilai yang tidak konsekwensi pada

penentuan jumlah sampel yang di ambil dari tingkat estimatorvproporsi populasi.

Rekomendasi Penelitian Mendatang

Atas dasar keterbatasan penelitian seperti dikemukakan di atas, maka untuk

penelitian mendatang sebaiknya menentukan nilai Zα yang konsekwen dengan

tingkat estimator proporsi populasi p = 0.5 yaitu α = 0.05 Z = 1.67.

xl

Page 28: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, Oldy . (2010). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi

Terhadap Kepuasan Pelanggan.

Barry & Jay Heizer. (2001). Prinsip-prinsip Management Operasi, Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi

ketiga). Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas.

Farrelly, Lorraine. (2003). Bar and Restaurant Interior Structures. Chichester : John

Willey & Sons Ltd.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Mirly Fameida. (2010). Pengaruh Gaya Hidup Urban Terhadap Perkembangan Desain Restoran.

Narim, Abdi Patria Syafei. (2011). “Desain Interior Restoran Ikan Di Jalan Gatot

Subroto Timur Denpasar ”.

Rahadian Ali Oetomo. (2012). Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan Lokasi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen.

Robson, S. (2009). Build for Comfort and Speed: Designing Your Dining Room for

Maximum Performance. Restaurant Startup & Growth, January 2009, 28 - 33.

xli

Page 29: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

Silverstein, M., & Fiske, N. (2003). Trading Up: The New American Luxury. New

York: Portfolio.

Simamora, Bilson., 2001. Remarketing for Business Recovery. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: ALFABETA.

Supramono dan Haryanto., 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.

Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW.

Supramono dan Haryanto. 2003. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.

Salatiga: Fakultas Ekonomi – UKSW.

Soekresno. Manajemen Food and Beverage. 2000 Edisi ke II. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Swastha Basu dan T. Hani Handoko, William J. Stanton. 2004. Management

Pemasaran Modern. Jakarta: PT. Grasindo Persada.

Swastha Basu dan Irawan. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern”, edisi kedua

cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset.

Tjiptono Fandy dan Gregorius Chandra, (2005), Manajemen Kualitas Jasa,

Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy., 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

xlii

Page 30: Pengaruh Lokasi dan Desain Restoran terhadap Loyalitas ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5657/3/T1_212008039_Full... · meja – meja makan d ... gaya arsitektur tertentu

xliii

Yuksel, Atila and Yuksel, Fisun. (2002). Measurement of tourist satisfaction With

Resaturant Services: A Segment-Based Approach, Journal Of Vacation

MarketingVol. 9No. 1, Henry StewardPublications.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2000. Marketing Management Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta : PT.Prenhallindo.

Lovelock, C.H., dan Wright, L.K, 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:

Indeks.

Dharmayanti, Diah. 2006. Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasan

sebagai Moderating Variable terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah

Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya), Jurnal Manajemen Pemasaran Vol 1

No 1 April