tenis meja
TRANSCRIPT
ii
SAR
PERBEDAAN BELAJAR TENIS MEJA DENGAN LATIHAN
PEGANGAN SHAKEHAND GRIP DENGAN FREKUENSI CEPAT
DAN LAMBAT TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN TENIS
MEJA DI CLUB PERSATUAN TENIS MEJA (PTM) HOTEL
MERDEKA KABUPATEN WONOSOBO
oleh
Andi Septiono NIM 6124980888
Skripsi ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
iii
SARI
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Belajar Tenis Meja dengan Latihan Pegangan Shakehand grip dengan Frekuensi Cepat dan Lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara belajar tenis meja dengan latihan pcgangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo, dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bernain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental yang menggunakan pola match by subject dengan atau disingkat pola M-S. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Club Tcnis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo berjumlah 75 orang. Sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling dengan jumlah 40 siswa. Berdasarkan hasil test awal yang menggunakan ordinal pairing dengan test ketepatan lemparan atas yang kemudian sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan dalam penelitian ini adalah belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat untuk kelompok eksperimen dan belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat untuk kelompok kontrol yang dilakukan selama 6 minggu atau selama 18 pertemuan, seteIah diberi perlakuan selama 6 minggu diadakan test akhir dengan test yang sama dengan test awal.
Hasil test akhir kedua kelompok diujikan dengan analisis statistik yaitu test-test untuk sampel. Sampel yang berkorelasi dengan db=19 dan taraf signifikansi= 5%. Dari perhitungan tersebut diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,751>2093 maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil metode antara belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo “ditolak”. Berarti ada perbedaan metode antara belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap ketetampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo “diterima”. Selanjutnya untuk mengetahui yang lebih baik, maka digunakan perbandingan nilai mean kelompok eksperimen dan mean kelompok kontrol dari nilai mean kelompok yaitu 21,65>21,15. Dengan demikian antara metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat lebih baik dari pada dengan metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa ada pengaruh yang berbeda pada metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo. Dan antara metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat lebih baik dari pada dengan metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Kabupaten Wonosobo.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sutardji M.S. Drs. Bambang BR M.Si NIP. 130523506 NIP 131571554
Mengesahkan Ketua Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Harry Pramono, M.Si NIP. 131469638
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari : Rabu
Tanggal : 22 Februari 2006
Pukul : 13.00 – 15.00 WIB
Tempat Ujian : Ruang Ujian Skripsi
Panitia Ujian
Ketua Panitia, Sekretaris, Dr. Khomsin, M.Pd Drs. H. Harry Pramono,M.Si NIP. 131 469 639 NIP. 131 469 638
Dewan Penguji
1. Drs. Prapto Nugroho, M.Kes NIP. 131 469 635
2. Drs. Sutardji, MS
NIP. 130 523 506
3. Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si NIP. 131 571 554
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Suatu usaha yang dimulai janganlah dihentikan sebelum dirasakan hasilnya.
2. Kegagalan bukanlah hal yang paling buruk, tetapi yang paling buruk adalah tidak
mencoba.
3. Tak ada sukses yang terulang kembali, tanpa kerja keras lagi.
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Ibu tercinta,
terimakasih atas do’a dan
ketulusan hatinya
2. Buat adikku sekeluarga
3. Yang tersayang Lilik
4. Teman-teman seperjuangan
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidavah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, kesulitan itu dapat teratasi untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Sutardji, MS., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.
2. Bapak Drs. Harry Pramono, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan jasmani Kesehatan
dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Drs. Sutardji, MS, dosen pembimbing I dan Drs. Bambang BR M.Si., selaku
dosen pembimbing II yang telah mendorong, membimbing, dan memberi petunjuk
hingga tersusunnya skripsi ini.
4. Bapak ibu dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,
yang telah membantu dan mendorong dalam penelitian ini.
5. Bapak Edy Pramono, pelatih dan instruktur Club Persatuan Tenis Meja Hotel
Merdeka Wonosobo.
6. Rekan-rekan FlK Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. yang telah membantu
dalam penelitian ini.
viii
Kemudian atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga
mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang.........Januari 2006
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halamanjudul ………………………………………………………………… i .
Sari …………………………………………………………………………….. ii
Halaman Persetujuan …………………………………………………………. iii
Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. iv
Halaman Persembahan ………………………………………………………… v
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. vi
Daftar Isi ………………………………………………………………………. viii
Daftar Tabel ... ………………………………………………………………… ix
Daftar Gambar …………………………………………………………………. xi
Daftar Lampiran ……………………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
1.1. Alasan Pemilihan Judul ……………………………………………. 1
1.2. Permasalahan ……………………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 4
1.4. Penegasan Istilah …………………………………………………. 4
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ……………………………... 7
2.1 Landasan Teori …………………………………………………. 7
2.2 Hipotesis ………………………………………………………… 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 29
3.1 Populasi ………………………………………………………….. 29
3.2 Sampel dan Teknik sampling ……………………………………. 30
3.3 Variabel Penelitian ……………………………………………… 32
3.4 Rancangan Penelitian …………………………………………..... 33
3.5 Teknik Pengambilan Data ……………………………………….. 33
3.6 Prosedur Penelitian ....……………………………………………. 36
3.7 Instrumen Penelitian .................…………………………………... 37
3.8 Faktor-faklor yang Mempengaruhi dan Usaha Mengatasinya …….. 38
3.9 Analisis Data ………………………………………………………. 39
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………. 43
4.1 Hasil Penelitian …………………………………………………….. 43
4.2 Pembahasan ………………………………………………………… 44
BAR V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 46
5.1 Simpulan ……………………………………………………………. 46
5.2 Saran ……………………………………………………………….... 46
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………… 48
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Persiapan Perhitungan Statistik Dengan Menggunakan Pola MS ................40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rangkaian Gerakan Forehand Push ........................................................13
Gambar 2 Rangkaian Gerakan Backhand Push ........................................................14
Gambar 3 Rangkaian Gerakan Forehand Service ....................................................15
Gambar 4 Rangkaian Gerakan Backhand Service ....................................................16
Gambar 5 Rangkaian Gerakan Backhand Drive .......................................................17
Gambar 6 Square Stance dilihat dari Depan dan Samping .......................................18
Gambar 7 Side Stance dilihat dari Depan dan Samping ...........................................19
Gambar 8 Pegangan Shakehand grip.........................................................................20
Gambar 9 Pegangan Shakehand grip.........................................................................21
Gambar 10 Pegangan Shakehand grip.......................................................................21
Gambar 11 Pegangan Shakehand gripdilihat dari belakang .....................................22
Gambar 12 Pegangan Shakehand grip dilihat dari depan .........................................22
Gambar 13 Peserta Penelitian Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo ....................57
Gambar 14 Pemberian Pemanasan Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar ................57
Gambar 15 Pemberian Contoh Kegiatan Belajar Mengajar pada Siswa ..................58
Gambar 16 Pemberian Tes Awal ..............................................................................58
Gambar 17 Pengambilan Tes Akhir .......................................................................... 59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Sampel Penelitian ............................................................ 48
Lampiran 2 Hasil Tes Awal Pukulan dengan Shakehand grip ................................. 49
Lampiran 3 Hasil Tes Awal Yang Diurutkan dari Tertinggi sampai Terendah ........ 50
Lampiran 4 Rangking Dari Hasil Tes Awal Yang Telah Dipasangkan .................... 51
Lampiran 5 Hasil Tes Awal Yang Telah Dikelompokan Dalam Daftar Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ..................................................... 52
Lampiran 6 Hasil Tes Akhir Pegangan Shakehand grip Kelompok Eksperimen ..... 53
Lampiran 7 Hasil Tes Akhir Pegangan Shakehand grip Kelompok Kontrol ........... 54
Lampiran 8 Hasil Perhitungan t hitung ..................................................................... 55
Lampiran 9 Perhitungan Statistik Dengan Pola M-S Terhadap Hasil Tes Akhir ..... 56
Lampiran 10 Daftar Distribusi t tabel ....................................................................... 60
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sangat
pesat, sehingga mendorong kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kesehatan
dan orang lebih tahu akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan. Pada
kenyataannya ada empat dasar tujuan manusia melakukan aktivitas olahraga.
Pertama, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan rekreasi. Kedua,
mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk pendidikan. Ketiga, mereka
yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan untuk mencapai tingkat
kesegaran jasmani tertentu. Keempat, mereka yang melakukan kegiatan olahraga
tertentu untuk mencapai prestasi yang optimal. Meskipun disamping keempat
fungsi olahraga yang telah disebutkan masih terdapat bebrapa hal lain yang dapat
bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari, misalnya untuk mendapat relasi baru,
untuk mata pencaharian (profesi) dan sebagainya.
Kegiatan olahraga pada hakekatnya dapat dibedakan menjadi dua aktivitas
utama jika ditinjau dari sasarannya, yaitu kegiatan prestasi dan non prestasi. Baik
kegiatan prestasi maupun non prestasi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh,
memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil dan dapat menggunakan metode atau
teknik yang tepat maka akan mencapai hasil yang optimal.
Olahraga tenis meja di Indonesia merupakan bagian dari salah satu cabang
olahraga permainan yang belum dapat mengimbangi prestasi dunia, baik di tingkat
2
Asia maupun di tingkat Internasional. Oleh karena usaha untuk meningkatkan
hasil belajar (keterampilan bermain) tenis meja adalah sangat penting baik di
tingkat sekolah, club atau perkumpulan- perkumpulan tenis meja yang lainnya.
Melalui olahraga ini remaja banyak memperoleh manfaat khususnya
dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Hal tersebut tidak
dapat dipungkiri karena di dalam permainan tenis meja terkandung nilai-nilai
paedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui olahraga ini juga dapat
mendidik siswa untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, dan bertanggung jawab. Belajar
dengan tekun dan rajin akan memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam belajar
ataupun pertandingan tanpa adanya disiplin yang dari siswa tidak akan mencapai
kemenangan (Imam Sodikun, 1992:14).
Salah satu cara meningkatkan hasil belajar tenis meja dalam permainan
tenis meja dalam permainan tenis meja adalah dengan cara memilih dan
menggunakan metode yang tepat di dalam mengajar tenis meja. Dalam hal ini
penulis memilih hasil belajar tenis meja dengan pemberian latihan pukulan
menggunakan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat sebagai pilihan
yang tepat untuk meningkatkan keterampilan bermain tenis meja, karena cara
memukul bola akan menentukan teknik permainan kita, pukulan dan dan cara
mengembangkan permainan itu sendiri (Peter Simpson, 1986:17).
Dalam proses belajar tenis meja merupakan sasaran pokok dalam
penyelidikan, terutama yang menyangkut masalah perbedaan latihan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat. Agar dapat membedakan
maka dalam proses belajar akan diberikan latihan dengan jumlah ulangan dan
3
waktu pelaksanaan yang sama. lni bukan berarti bahwa kemampuan dalam tenis
meja tidak hanya ditentukan oleh metode belajar saja, tetapi masih banyak faktor
lain yang dapat mempengaruhinya.
Dari uraian di atas, salah satu metode belajar untuk dapat terampil bermain
tenis meja adalah harus menguasai pegangan baik dengan frekuensi cepat dan
lambat. Karena pegangan dalam tenis meja adalah salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan seorang pemain dalam memenangkan permainan.
Berdasarkan latar belakang itulah, penulis menyusun skripsi dengan judul:
Perbedaan belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di club
Persatuan Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo.
1.2 Permasalahan
Suatu penelitian tidak terlepas dari pemasalahan. sehingga perlu kiranya
masalah tersebut untuk diteliti, dianalisa dan dipecahkan.
Setelah mengetahui dan memahami latar belakang masalah tersebut, dapat
penulis sampaikan permasalahan yang perlu diteliti sebagai berikut: “Apakah ada
perbedaan belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club
Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mempunyai tujuan dalam
4
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara perbedaan belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat
dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis
Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo.
2. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara belajar tenis meja dengan
latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
1.4 Penegasan Istilah
Guna menghindari masalah yang menyimpang dari tujuan dan tidak
menimbulkan kesulitan dalam penafsiran, penulis memberikan penegasan istilah
sebagai berikut:
1. Perbedaan
Istilah perbedaan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah diartikan
sebagai hal yang menjadikan berlainan (berbeda) antara benda yang satu dengan
yang lain (Depdikbud. 1988:90).
2. Belajar
Belajar dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia adalah “berlatih”.
Jadi yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah berlatih tenis meja
(Depdikbud, 1988:13).
3. Latihan
5
Dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia kata latihan berarti proses,
cara, perbuatan melatih (1994:569).
4. Pegangan Shakehand grip
Yaitu pegangan yang menyerupai orang yang sedang bejabat tangan (Lany
Hodges, 2002:15).
5. Frekuensi cepat dan lambat
Frekuensi adalah gelombang (Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia,
1994). Yang dimaksud disini adalah ulangan melakukan pukulan dengan cepat
dan lambat.
6. Keterampilan bermain tenis meja
Keterampilan berarti terampil (Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia,
1994:1070). Jadi yang dimaksud dengan keterampilan dalam penelitian disini
adalah terampil bermain tenis meja.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan :
1. Penulis berharap dengan belajar tenis meja dengan latihan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan
bermain tenis meja dapat membuat efektivitas belajar bagi pemain pada
umumnya dan siswa Club Persatuan Tenis Meja Hotel Merdekan Wonosobo
pada khususnya.
6
2. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang
positif bagi para pelatih dan pembina tenis meja, guru pendidikan jasmani,
maupun para atlit tenis meja agar dalam memberi pembinaan, pelajaran atau
latihan lebih banyak memiliki landasan ilmiah, khususnya mengenai metode
yang harus digunakan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Adanya landasan teori bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas
agar tujuan dari penelitian dapat tercapai seperti apa yang dinginkan.
2.1.1 Hakikat Permainan Tenis Meja
Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan
meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain
dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang dipasang
di tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati net ini harus memantul
pada meja pihak lawan, baru bola tersebut dapat dikembalikan. 0leh pihak lawan
ke tempat semula dan juga harus melewati atas net. Dengan demikian bola
berjalan bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul seorang bergantian
dan memukulnya harus memantul pada permukaan meja, jadi bola tidak boleh di
volley (Arm Abdoellah, 1981:541).
Permainan tenis meja adalah permainan yang menggunakan bet atau alat
pemukul, meja, bola, dan net. Dengan demikian agar seorang pemain
menggunakan alat tersebut untuk berlatih setiap saat. Namun bukan berarti unsur
lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan,
karena faktor lainpun banyak yang menunjang prestasi tenis meja.
Permainan tenis meja merupakan daya tarik tersendiri jika dibandingkan
dengan olahraga lainnya. Salah satu daya tarik yang dapat ditemui dalam
7
permainan tenis meja adalah terletak pada pukulan. Dilihat dari manfaat atau
fungsi pukulan yang begitu besar dalam permainan tenis meja, maka perlu
dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan merupakan suatu usaha berlatih untuk
mencapai kemahiran, kecakapan untuk mencapai prestasi yang baik dengan tujuan
latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi
semaksimal mungkin.
Prestasi maksimal tidak mungkin dicapai dalam kurun waktu yang singkat.
Pembinaan fisik, keterampilan, dan mental hanya dapat dicapai melalui program
latihan yang cukup waktunya. Program latihan adalah suatu petunjuk atau
pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan masa mendatang yang telah diterapkan (Depdikbud, 1997:1).
Program latihan tersebut harus dibuat secara sistematis dan strategis yang
tentunya berkaitan dengan waktu, jumlah latihan, jenis kegiatan, dan fasilitas
lainnya serta harus disesuaikan dengan karakteristik atlit dan cabang olahraganya.
Latihan menggunakan set dan repetisi. Pelaksanaan set dilaksanakan
dengan beberapa repetisi dari suatu bentuk latihan, disusul dengan istirahat,
kemudian men8ulangi lagi repetisi seperti semula (Harsono, 1988:196). Dengan
jumlah repetisi bertambah dan jumlah set tetap, yaitu dengan jumlah antara 12
sampai 16 repetisi sedangkan jumlah setnya tetap yaitu tiga kali. Hal ini
disebabkan karena menurut Sajoto (1990:37) menyatakan bahwa “Untuk latihan
bukan beban, semakin banyak repetisi maka semakin baik hasilnya”.
2.1.2 Teknik Dasar BermainTenis Meja
Upaya untuk mempertahankan bermain tenis meja yang baik, haruslah
8
dapat menguasai dasar-dasar bermain tenis meja. Dengan pengawasan oleh
seorang pelatih yang profesional serta didukung dengan latihan teratur,
kemampuan teknik dasar dan akan lebih dikuasai dan dimiliki bagi setiap pemain
tenis meja.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai teknik-teknik dasar tenis meja
menurut Achmad Damiri dan Nurlan Kusmeidi (1992:56) adalah sebagai berikut:
a. Pukulan dorong cepat, pukulan block dan pukulan dorong backspin
b. Pukulan serang dari posisi dekat meja, dari posisi jarak menengah dan dari
atas meja.
c. Drive, yaitu jenis stroke yang keras disertai gerakan tangan yang bebas
sehingga bola akan melaju dengan kecepatan tinggi.
d. Loop stroke, merupakan drive stroke yang dikembangkan lebih lanjut. Pada
waktu kita memainkan loop stroke maka bola itu akan melaju dengan spin
yang minim sekali.
e. Chop, diselingi smash pendek panjang, terutama yang digunakan melawan
tembakan yang menuju badan.
f. Chop di atas meja, termasuk tembakan cepat dan lambat.
g. Pukulan lob, pengembalian bola smash yang bersifat bertahan biasanya
dilakukan dengan topspin atau sidesspin.
h. Mematikan pukulan lob.
i. Mengembalikan bola pendek.
9
2.1.3 Teknik Pukulan dalam Permainan Tenis Meja
Teknik pukulan adalah cara yang dipakai untuk memukul dalam
permainan tenis meja. Pukulan dalam permainan ini banyak ragamnya, tetapi
semuanya dapat dipergunakan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Tiap-tiap
pukulan hanya dapat digunakan pada situasi tertentu saja.
Indiarti A, dkk (1980 45) mengelompokkan jenis pukulan tenis meja ini
dalam dua kelompok yaitu teknik pukulan yang paling dasar di antaranya:
1. Push
Push adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong, dengan
sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan-
pukulan push itu sendiri dan pukulan chop. Putaran bola pada pukulan push sangat
sedikit (little spin) atau bahkan tidak ada dengan arah putaran backspin.
Bagaimanapun gaya permainan anda nantinya dan sedahsyat apapun lop,
smash anda kembangkan anda harus menjinakkan semua bola lawan dengan
teknik push ataupun block. Teknik pengembalian bola tergantung pada jenis spin
dan pukulan lawan.
Push terutama digunakan untuk menahan bola tanpa spin (mengapung),
atau bola lambat, ataupun bola-bola yang mengandung backspin. Ia tidak sesuai
untuk menahan bola-bola cepat maupun yang mengandung topspin karena akan
membuat bola melambung (Peter Simpson, 1981:19).
10
Tahap-tahap atau rangkaian gerakan forehand push dan backhand push
seperti di bawah ini:
a. Forehand Push
- Sikap Permulaan
Bahu kiri diputar dekat dengan net, sudut terbuka, tinggi bet hampir sejajar
dengan bahu, kaki kiri di depan dan berat badan diletakkan pada kaki kanan
(lihat gambar 1a).
- Sikap Perkenaan
Perkenaan terjadi pada saat pantulan bila tertinggi (peak) dengan sudut bet
tetap terbuka. Pada saat perkenaan terjadi bahu kanan diturunkan bersamaan
dengan pindahnya berat badan ke kaki depan (lihat gambar 1b)
- Sikap Akhir
Sikap akhir atau gerak lanjutan dari forehand push adalah dari lengan sampai
lurus dan bahu pada posisi rendah dan pada saat ini berat badan telah benar-
benar dipindahkan ke kaki depan (lihat gambar 1c).
A B C
Gambar 1 Rangkaian Gerakan Forehand Push
(Peter Simpson, 1981:35)
11
b. Backhand Push
- Sikap permulaan
Teknik pukulan backhand push adalah lengan yang memegang bet ditarik
mendekati tubuh, sedikit dibawah bahu kiri, sudut bet terbuka, kaki kanan
berada di depan dengan berat badan pada kiri (lihat gambar 2a).
- Sikap saat perkenaan
Perkenaan dilakukan pada saat bola mencapai pantulan tertinggi. Pada saat ini
berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke kaki depan (lihat gambar 2b).
- Sikap akhir atau lanjutan
Setelah perkenaan bola dengan bet, gerakan dilanjutkan sampai lengan lurus.
Pada tahap ini sikap bet terbuka makin nampak. Berat badan sepenuhnya
berada pada kami depan (lihat gambar 2c).
Gambar 2 Rangkaian Gerakan Backhand Push
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:60)
2. Block
Block adalah teknik memukul bola dengan gerakan menghentikan atau
tindakan membendung bola dengan sikap bet menutup. Block dapat dibedakan
12
menjadi dua jenis yaitu:
a. Defflektive Block
Defflektive Block adalah block yang dilakukan untuk mengarahkan bola ke
tempat-tempat tertentu ke meja lawan.
b. Reflektive Block
Block yang hanya ditujukan untuk merefleksikan bola dari bet ke arah lawan.
3. Chop
Chop adalah teknik memukul bola yang dilakukan dengan gerakan seperti
menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok.
4. Service
Service adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke dalam
permainan, dengan cara memantulkan bola terlebih dahulu bola tersebut ke meja
service. Ketentuan lain tentang service ada dalam peraturan tenis meja. Seperti
dibawah ini gambar 3 dan 4 diterangkan rangkaian forehand dan backhand
service.
A B C
Gambar 3 Rangkaian Gambar Forehand Service
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:76)
13
A B C
Gambar 4 Rangkaian Gambar Backhand Service
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:62)
5. Flat Hit
Flat hit adalah pukulan yang dilakukan mirip dengan gerakan drive, tetapi
gerakan betnya horizontal. Pukulan tersebut menghasilkan putaran yang sangat
sedikit, bahkan bisa tanpa putaran.
6. Top Spin
Top spin adalah teknik memukul lanjutan dan drive yang dibantu dengan
pergelangan tangan, sehingga putaran bola lebih banyak dari drive biasa. Bola top
spin berputar ke depan, karena bola dipukul tepat pada atas belakang bola.
Sehingga arah bola berputar ke depan. Top spin sering digunakan dalam
permainan tenis meja yang berfungsi pemain lebih mudah mengarahkan bola ke
meja lawan sehingga membuat lawan akan lebih terkecoh oleh hasil pukulan ini.
7. Drive
Pukulan drive sangat cocok unmk permainan terkendali atau menyerang.
Gambar berikut adalah menerangkan rangkaian gerakan forehand drive.
14
A B C
Gambar 5 Rangkaian Gerakan Backhand Drive
(Peter Simpson,1981:23)
8. Loop
Loop adalah pukulan topspin yang keras, biasanya dianggap pukulan yang
paling penting dalam permainan.
2.1.4 Stance (posisi tubuh)
Stance disini berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat menunggu
bola atau pada saat memukul bola. Ada beberapa stance yang biasa dipergunakan
dalam permainan tenis meja yaitu:
a. Square Stance
Adalah posisi badan menghadap penuh ke meja, posisi ini biasanya
digunakan oleh pemain allround karena memungkinkan pemain dapat menutup
seluruh kondisi lapangan tanpa kesulitan. Posisi ini sangat cocok untuk permainan
tenis meja dengan berbagai jenis pukulan dan arah diseluruh permukaan meja.
Dengan satu langkah ke samping kiri, kanan atau ke depan, kebelakang
maupun diagonal diharapkan anak coba akan dapat mengembalikan bola dengan
15
baik. Gambar 6a dan 6b adalah square stance dilihat dari depan dan samping.
A B
Gambar 6 Square Stance dilihat dari Depan dan Samping
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:40)
Pada waktu melakukan square stance, berat badan seimbang, berada pada
kedua telapak kaki, kedua lutut bengkok, kedua lengan bawah posisinya
horizontal dan lengan atas vertikal. Badan sedikit dicondongkan ke arah depan.
Stance seperti ini biasanya digunakan ketika akan menerima service atau
menunggu serangan dari lawan (pengambilan dari lawan).
Dari stance ini diharapkan dapat memungkinkan anak coba bergerak cepat
ke segala arah, kemudian bisa mengembalikan bola dengan baik, dengan forehand
maupun backhand (Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992: 40-41).
b. Side Stance
Side stance berarti posisi badan menyamping baik ke samping kiri maupun
kanan. Pada posisi side stance jarak antara salah satu bahu ke meja (net) harus ada
yang lebih dekat misalnya: Stance untuk forehand tenis meja (stroke), bahu kiri
harus lebih dekat ke net, sebaiknya stance untuk bahu backhand tenis meja, bahu
16
kanan harus lebih dekat dengan net. Posisi ini digunakan dalam hampir semua
gerakan memukul bola. Gambar 7 adalah menerangkan side stance dilihat untuk
pukulan forehand dan untuk pukulan backhand.
A B
Gambar 7 Side Stance dilihat dari Depan dan Samping
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaidi, 1992:41)
9. Open Stance
Open stance adalah modifikasi dari side stance, stance ini hanya
digunakan untuk backhand, block, kaki kiri agak terbuka keluar dan agak ke
depan (untuk pemain tangan kanan). Sedangkan untuk penain tangan kiri gerakan
atau posisinya adalah kebalikan dan posisi pemain tangan kanan.
2.1.5 Teknik Pegangan Shakehand grip dalam Tenis Meja
Untuk mencapai tujuan tiap-tiap pemain baik tunggal maupun ganda,
pemainnya dituntut memiliki keterampilan teknik-teknik dasar dalam Tenis Meja.
Setelah menguasai betul teknik tersebut baru akan bisa bermain Tenis Meja
dengan baik dan teratur. Selanjutnya penulis akan mengemukakan teknik
pegangan yang digunakan dalam mengajarkan forehand adalah mempergunakan
17
shakehand grip yang mana merupakan teknik grip dalam permainan Tenis Meja.
1. Teknik Shakehand grip
Teknik shakehand grip ini dilakukan sebagaimana layaknya orang
menggenggam atau sebagai layaknya orang berjabat tangan. Menurut Achmad
Damiri dan Nurlan Kusmaedi (1992:31), cara memegang bet adalah sebagai
berikut:
a. Peganglah daun bet oleh tangan bebas tidak digunakan untuk memegang bet.
Lihat gambar 8.
Gambar 8 Pegangan Shakehand grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
b. Tempatkan tiga jari disekitar pegangan bet (jari tengah, jari manis dan jari
kelingking) dengan ibu jari diletakkan di sekitar sisi daun bet dekat pegangan.
Lihat gambar 9.
18
Gambar 9 Pegangan Shakeband Grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
c. Jari telunjuk diletakkan disekitar sisi daun bet dekat pegangan. Lihat gambar
10.
Gambar 10 Pegangan Shakehand grip
(Achmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi, 1992:31)
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan antara lain : tidak boleh
memegang bet terlalu kedalam supaya tidak mengganggu kerja pergelangan
tangan dan juga tidak boleh memegang bet terlalu ke belakang, hingga terjadi
suatu gerakan yang memakai pergelangan tangan sehingga sulit untuk mengontrol
dan juga sulit untuk mengeluarkan tenaga lengan dan badan.
19
Dibawah ini gambar cara memegang bet dengan shakehand grip dari
belakang dan dari depan.
Gambar 11 Shakehand grip dilihat dari belakang
(Achmad Damiri, 1992:47)
Gambar 12 Shakehand grip dilihat dari depan
(Achmad Damiri, 1992: 47)
20
Kelebihan dan kelemahan pegangan shakehand grip adalah sebagai
berikut:
1. Cara memegang lebih mudah.
2. Cara memegangnya dirasakan pula sesuai dengan bentuk tangan sehingga
tidak lekas lelah.
3. Shakehand dapat menggunakan permukaan raket atau bet.
4. Tentang kecepatan shakehand grip kalah, sebab harus merubah permukaan bet
atau raket bila bola datang dari arah yang berlawanan.
5. Shakehand grip lebih leluasa dalam mengarahkan bola ke segala sudut ke
segala jurusan.
2.1.6 Teknik Khusus Tenis Meja
Agar supaya permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik lancar
para pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar permainan yaitu teknik dasar
tenis meja. Selain dasar dalam permainan tenis meja yang dimaksud di atas
seorang pemain harus juga memiliki kemampuan khusus. Tanpa memiliki
kemampuan khusus atau teknik khusus, permainan tenis meja tidak mungkin
dilaksanakan dengan baik dan sempurna.
Kemampuan khusus atau teknik khusus permainan tenis meja tidak lain
adalah cara bermain tenis meja. Seperti permainan itu dimulai, setelah permainan
itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah permainan dikuasai tindakan apa
yang harus dilakukan untuk mendapaikan poin atau nilai buat regunya.
Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan tenis meja sangat erat
sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua
21
teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin seorang pemain tennis
hanya mampu dan rnenguasai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak
dikuasai.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pegangan shakehand
grip memungkinkan keleluasaan mengarahkan bola ke segala arah secara akurat.
Oleh sebab itu kemampuan menampilkan teknik ini secara baik, terlebih dalam
permainan yang berirama cepat sangat dibutuhkan. Kemampuan menampilkan
akurasi penempatan bola dapat dilakukan dengan pemberian pola latihan gerakan
berfrekuensi cepat.
Selain pemberian pola latihan gerakan berfrekuensi cepat seorang atlet juga
perlu berlatih taktik. Latihan taktik tertuju pada peningkatan keterampilan taktis.
Untuk itu atlet harus dapat memanfaatkan kondisi fisik, keterampilan dan kondisi
psikologis guna merespon kekuatan atau kelemahan lawannya secara efektif
(Rusli Rutan. 2000:36).
Teori memory-Drum Hendry (1960) yang diaplikasikan dengan komputer
yang berisi program-program yang siap difungsikan menurut cara yang diinginkan
melalui signal-signal tertentu, mengindikasikan pola gerakan manusia secara
spesifik. Pembelajaran yang baik atas motor penggerak dari sistem syaraf yang
tertinggi yang terdapat pada pusat sistem syaraf melalui latihan terus-menerus
dalam frekuensi dan rentang tertentu dapat meningkatkan kemampuan
menampilkan gerakan yang efektif dan akurat. Motor memori luar sadar ini
kemudian dipertahankan saat program dijalankan yang disebut dengan memory-
drum. Stimulus tertentu memicu pusat syaraf penggerak yang menghasilkan
22
keputusan atas sebuah aksi/tindakan.
Kemampuan yang terkoordinasi dengan baik akan diwujudkan dalam bentuk
tindakan yang efisien sebab telah tersimpan baik di dalam drum. Adanya kurang
belajar, mengabaikan tugas-tugas latihan, secara terus-menerus pada kondisi sadar
dalam gaya yang tak terkoordinasi mengakibatkan kemampuan melakukan
gerakan dan mengarahkan bola secara akurat dan efektif tidak menetap pada kasus
seorang atlit dengan pegangan shakehand grip.
Menurut teori Memori Drum Hendry, alasan untuk hal tersebut adalah
bahwa pengalaman masa lalu sangat penting dalam menentukan status penampilan
gerak saat ini, ketika seorang individu menampilkan sebuah keterampilan baru
dengan baik dengan sedikit berlatih dalam frekuensi dan rentang tertentu,
kemampuan gerak, akurasi dan efektifitas dapat dicapai disebabkan oleh
pengalaman sebelumnya yang berhubungan dengan pola gerakan yang dibutuhkan
saat permainan. Menurut Henry, pengalaman masa lalu yang tersimpan dalam
memori drum berpengaruh dan ikut menyumbang dalam kinerja yang
diperlihatkan pada situasi permintaan.
2.2 Hipotesis
Agar dapat dipakai suatu pegangan dalam penelitian ini, ditemukan suatu
penafsiran sebelumnya mengenai hipotesis. Menurut Sutrisno Hadi (1987:257)
pengertian hipotesis adalah penegasan yang lemah kebenarannya dan perlu
dibuktikan kebenarannya.
Dilihat dari analisis perbandingan bentuk latihan kedua metode tersebut di
23
atas serta menurut pakar maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang berarti antara belajar tenis meja dengan latihan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat (melakukan pukulan secara berulang-
ulang/terus-menerus secepat-cepatnya baik pukulan back hand maupun fore
hand dengan rentang waktu yang lebih sedikit dibandingkan frekuensi lambat)
dan lambat (melakukan pukulan secara berulang-ulang/terus-menerus dengan
lambat baik pukulan backhand maupun forehand dengan rentang waktu yang
lebih lama dibandingkan frekuensi cepat) terhadap keterampilan bermain tenis
meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo.
2. Hasil belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat lebih baik dibandingkan frekuensi lambat terhadap
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
Disamping menggunakan referensi dari beberapa buku pegangan tentang
belajar tenis meja penulis juga melakukan wawancara (konsultasi) dengan Bapak
Edy Pramono selaku pelatih di Club Persatuan Tenis Meja Hotel Merdeka
Wonosobo. Beliau pernah menjuarai beberapa pertandingan yang diadakan di
lingkungan kabupaten Wonosobo diantaranya Piala Bupati Wonosobo, Bumi
Putera Cup, BNI Cup, dan beberapa prestasi lainnya di Kabupaten Wonosobo.
Menurut beliau pada dasarnya belajar tenis meja disamping membutuhkan
ketekunan dan kedisiplinan dalam berlatih juga dibutuhkan metode atau cara yang
tepat agar menghasilkan atlet atau pemain yang bagus. Salah satunya dengan
24
melakukan pembelajaran menggunakan metode frekuensi cepat dan frekuensi
lambat.
Frekuensi cepat dalam tenis meja menurut beliau adalah jumlah atau intensitas
pukulan dengan waktu tertentu yang mengakibatkan laju bola berjalan secara
cepat. Sedangkan frekuensi lambat dalam tenis meja adalah jumlah atau intensitas
pukulan dengan waktu tertentu yang mengakibatkan laju bola berjalan secara
lambat.
Stimulus (rangsangan) dalam tenis meja dapat diberikan dalam bentuk
melakukan sparing (latih tanding) dengan lawan main yang berbeda – beda agar
dapat meningkatkan kemampuan dalam pertandingan pada saat kejuaraan.
Stimulus tersebut diharapkan juga mampu meningkatkan respon atau reaksi
pemain ketika menghadapi lawan yang memiliki tipe permainan yang berlainan
dalam satu pertandingan. Dalam penggunaan metode tersebut beliau mengatakan
bahwa ada kelemahan dan kelebihan dari masing – masing metode, baik
menggunakan frekuensi cepat maupun frekuensi lambat. Adapun kelemahan dan
kelebihan metode – metode tersebut antara lain :
1. Frekuensi cepat
a. Kelebihan
- Menghasilkan pukulan yang lebih keras dan cepat
- Pukulan sulit diantisipasi oleh lawan karena bola lebih cepat kembali
kepada lawan sehingga lawan akan menjadi terkecoh untuk
mengembalikan bola.
- Mudah dalam melakukan smash mematikan lawan (efektif untuk
25
menyerang)
b. Kelemahan
- Lebih sulit dalam melakukan akurasi pukulan dan posisi stroke
(pukulan yang digunakan dalam permainan termasuk servis)
- Membutuhkan waktu latihan yang lebih lama atau porsi latihan yang
lebih banyak agar dapat menghasilkan pukulan yang tepat
2. Frekuensi lambat
a. Kelebihan
- Mudah dalam melakukan pertahanan (efektif untuk bertahan)
- Pemain dapat melakukan pukulan forehand maupun backhand secara
seimbang
- Akurasi pukulan lebih terarah dan terfokus pada satu titik
b. Kelemahan
- Hasil pukulan kurang mematikan sehingga kurang efektif untuk
menyerang
- Pukulan lebih mudah di antisipasi atau terbaca oleh lawan.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Hasil atau tujuan dalam suatu penelitian akan dapat diperoleh atau dicapai
dengan suatu strategi dan cara-cara serta langkah-langkah yang benar sesuai
dengan tujuan penelitian, untuk itu maka harus ditetapkan metodologi penelitian
yang dapat dipertanggungjawabkan. Metodologi penelitian merupakan syarat
mutlak dalam suatu penelitian. Metodologi dalam penelitian harus tetap dan sesuai
dengan tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara
ilmiah.
Dalam bab ini diuraikan tentang ”desain eksperimen” penelitian yang
digunakan untuk mengungkap tentang masalah yang akan diteliti. Desain
eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang
betul-betul terdinifikan) sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan
atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana,
1991:1). Dibawah ini beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi
penelitian, yaitu:
3.1 Populasi
Pengertian Populasi menurut Sutrisno Hadi (1984:220) bahwa populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu
sifat yang sama.
27
Sudjana (1996:5) mengemukakan bahwa: ”Totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran”. Kuantitatif maupun Kualitatif
rnengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) mengungkapkan
bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Dari pengertian populasi diatas mengandung maksud bahwa populasi
adalah keseluruhan individu yang akan dijadikan objek penelitian dan paling
sedikit memiliki sifat yang sama. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo berjumlah 40
orang.
Dalam pengertian tersebut di atas maka populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo yang
dianggap telah memenuhi syarat dengan alasan sebagai berikut:
1. Mereka adalah siswa semua siswa club Peserta Tenis Meja Hotel Merdeka
Wonosobo.
2. Mereka dalam tingkat usia yang sama antara 13-16 tahun.
3. Mereka berjenis kelamin sama yaitu laki-laki.
3.2 Sampel dan Teknik Sampling.
Suatu penelitian tidak selalu meneliti semua dalam populasi. Karena
28
disamping akan membutuhkan waktu yang lama juga akan memakan biaya yang
besar.
Walaupun penelitian dilakukan terhadap sebagian populasi tetapi hasil
yang bersangkutan. Menurut Sutrisno Hadi (1984:221) Sampel adalah sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Lebih lanjut Sutrisno
Hadi menyatakan bahwa Sampel adalah sebagian besar individu dan populasi
yang terendah diselidiki atau diteliti (1988 : 70). Sedangkan Sampel menurut
Suharsimi Arikunto (2002:109) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dari pengertian di atas, yang dimaksud Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian individu yang memiliki satu sifat yang sama untuk diselidiki dan dapat
mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik random
sampling yaitu semua individu dalam populasi ini diberi kesempatan yang sama
untuk jadi sampel. Adapun prosedurnya sebagai berikut :
1. Membuat daftar yang berisi semua subyek atau individu.
2. Membuat gulungan kertas sebanyak 75 dan 40 di antaranya diberi tulisan 1 s/d
40 dijadikan sampel.
3. Siswa mengambil gulungan kertas satu persatu kemudian siswa yang
mendapatkan gulungan bertanda no 1 s/d 40 dijadikan sampel.
Penelitian ini memerlukan dua kelompok, maka untuk (membagi menjadi
dua kelompok tersebut diadakan test yang digunakan sebagai dasar dalam
pembagian kelompok yaitu hasil tes lemparan atas. Data tersebut diusulkan dari
yang kecil ke yang besar untuk di match-kan dengan teknik A-B-B-A.
Langkah selanjutnya adalah menentukan kelompok eksperimen dan
29
kelompok kontrol dengan cara mengundi yaitu dengan membuat 2 gulungan
kertas yang berisi tulisan eksperimen yaitu belajar tenis meja dengan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan kontrol kontrol yaitu belajar tenis
meja dengan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1994: 84) setiap penelitian mempunyai objek yang
dijadikan sasaran penelitian. Objek tersebut sering kali disebut gejala. Sedangkan
gejala-geja]a yang menunjukkan variasi dalam jenisnya maupun tingkatnya
disebut variabel.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) variabel adalah obyek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas
a. Belajar tenis meja dengan pegangan shakehand grip dengan frekuensi
cepat (melakukan pukulan secara berulang-ulang/terus-menerus secepat-
cepatnya baik pukulan back hand maupun fore hand dengan rentang waktu
yang lebih sedikit dibandingkan frekuensi lambat)
b. Belajar tenis meja dengan pegangan shakehand grip dengan frekuensi
lambat (melakukan pukulan secara berulang-ulang/terus-menerus dengan
lambat baik pukulan backhand maupun forehand dengan rentang waktu
yang lebih lama dibandingkan frekuensi cepat)
2. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah keterampilan bermain tenis meja.
30
3.4 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini rangcangan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengacu pada rancangan penelitian yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto
dalam buku Prosedur Penelitian meliputi pemilihan masalah penelitian yang
dilanjutkan dengan pelaksanaan studi pendahuluan pada obyek penelitian. Studi
pendahuluan ini dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh
peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedududukannya. Menurut Suharsimi
Arikunto rancangan penelitian meliputi kegiatan pemilihan masalah, studi
pendahuluan, merumuskan masalah, merumusakan anggapan dasar (perumusan
hipotesis), memilih pendekatan, penentuan variabel penelitian dan sumber data
(2002:20).
3.5 Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini dilakukan menggunakan eksperimen dengan rancangan
penelitian pretest posttest, group design (M Zainudin 1988:73). Data
dikumpulkan sejak pretest— posttest. Adapun bentuk datanya adalah ; lemparan
atas dan rancangannya digambarkan sbb:
P : Populasi
S : Sampel
Pretest : Test awal
E : Ekspenimen
K : Kontrol
E Perlakuan F S Pretest Posttest K Perlakuan T
31
perlakuan F : latihan diberi perlakuan latihan bermain tenis meja menggunakan
pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat
perlakuan T : latihan diberi perlakuan latihan bermain tenis meja menggunakan
pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat.
Post test : Test akhir
Test keterampilan bermain tenis meja ini digunakan untuk pelaksanaan
test awa1 dan test akhir.
a Tahap Pelaksanaan Perlakuan
1. Test awal atau pretest
Test awal dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2003 pukul 13.00 bentuk
dari test awal dalam penelitian ini adalah tes belajar tenis meja dengan pegangan
shakehand grip berpedoman pada test dari Ketut Natera (1991:89). Sedangkan
tujuan dari test awal adalah untuk mengetahui keterampilan bermain tenis meja
dengam menggunakan pegangan shakehand grip dari masing-masing anak coba
yang akan digunakan sebagai dasar dalam pembagian kelompok.
Adapun pelaksanaan test awal adalah seluruh sampel melakukan test
keterampilan bermain tenis meja dengan menggunakan pegangan shakehand grip
dan dicatat hasil yang dicapai. Kemudian hasilnya diusulkan dari hasil yang
tertinggi sampai yang terendah.
2. Pemberian perlakuan
Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh kemudian
diberi perlakuan. Pada dasarnya penelitian ini ada 2 perlakuan yaitu:
a. Untuk kelompok Eksperimen diberi perlakuan keterampilan bermain tenis
32
meja menggunakan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat
b. Untuk kelompok kontrol diberi perlakuan keterampilan bermain tenis meja
menggunakan pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat.
Agar memperoleh hasil yang diinginkan maka dibubuhkan waktu tertentu.
Dalam pemberian waktu ini ditetapkan pengkhususannya dalam satu minggu tiga
dan empat kali yang dimulai pukul 19.30 — selesai WIB.
Hal ini didasarkan pada pernyataan E. L. Fox yang dikutip oleh M. Sajoto
(1988:86) bahwa memakai frekuensi latihan 3 atau 7 kali seminggu, tetapi yang
terpenting adalah lama latihan 4 sampai 8 minggu.
Secara garis besar kegiatan latihan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a) Warming up atau pemanasan (10 menit)
Pemanasan bisanya dilakukan oleh seseorang yang akan melakukan atau
menjalankan suatu inti latihan atau pertandingan dalam cabang olahraga.
Pemanasan dalam latihan ini adalah streacing atau penguluran pada semua bagian
tubuh dan melakukan senam pemanasan.
b) Latihan inti (100 menit)
Latihan ditujukan untuk materi atau masalah yang akan diteliti dan merupakan
dua cara yang akan dicari pengaruh hasilnya. Dalam hal ini latihan yang
diperlukan adalah
c) Cooling down atau penenangan (l0 menit)
Perlakuan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi semula atau keadaan
sebelum latihan, sehingga kekuatan dan ketegangan otot akibat latihan berat akan
berkurang jadi kemungkinan akan terjadi rasa sakit akibat latihan dapat diatasi.
33
3. Test Akhir atau Post Test
Setelah mengalami latihan selama 6 minggu maka dilaksanakan test akhir.
Test akhir ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2003. Test yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes bermain tenis meja.
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti
mengacu pada prosedur penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:20) yang
dilaksanakan secara terperinci dan praktis, meliputi :
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar
4.a Merumusakan hipotesis
5. Memilih pendekatan
6. Menentukan variabel dan sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan
34
3.7 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1990:l85) bahwa: “instrumen adalah alat
bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data”. Instrumen penelitian ini harus
dipilih sesuai dengan data yang akan diinginkan Instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes
keterampilan melakukan pukulan dari Ketut Natera (1991:88). lnstrumen dalam
penelitian ini mempunyai ketentuan sebagai berikut, yaitu:
1. Siswa dipanggil satu per satu menurut data yang telah disusun.
2. Testee yang dipanggil berdiri di belakang atau lanjutan bagian meja yang
horizontal dengan sebuah bet dan bola ditangan.
3. Setelah regu kerja atau yang menilai dan pencatat skor siap, pada aba-aba “ya’
testee memukul bola kebagian meja yang horisontal. Testee berusaha
memantulkan sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik. Bila testee tidak
menguasai bola, ia dapat mengambil bola yang tersedia di dalam kotak,
memantulkannya dan selanjutnya meneruskan usaha memantul-mantulkan
dalam sisa waktu yang tersedia. Seorang pembantu mengambil bola yang tidak
dapat dikuasai testee dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.
4. Kepada testee diberikan kesempatan melakukan tes sebanyak tiga set. Masing-
masing dilakukan selama 30 detik.
35
Di antara hasil tes diambil hasil yang terbaik.
5. Gambar lapangan tenis meja yang digunakan, untuk tes pukulan forehand.
Gambar 8 Meja untuk tes back-board
(Ketut Natera. 1991:89)
3.8 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian
Meskipun dalam penelitian ini penulis menghindari kemungkinan-
kemungkinan kesalahan selama pelaksanaan penelitian sehubungan dengan
pengumpulan data, namun di luar penulis dapat teriadi hal-hal yang mungkin
mempengaruhi penelitian.
1. Faktor Tempat dan Cuaca
Tempat yang digunakan untuk latihan berada di ruangan atau di gedung
sehingga pada saat hujan latihan tetap dilaksanakan di dalam gedung.
Untuk test awal, test akhir dan penelitian dilaksanakan di dalam gedung Persatuan
Tenis Meja Hotel Merdeka Wonosobo.
2. Faktor pemberian materi
Pemberian materi berperan penting dalam usaha memperoleh hasil yang
36
baik sebelum memberikan materi latihan, anak coba diberi penjelasan mengenai
bentuk-bentuk latihan yang akan mereka lakukan. Kemudian didemonstrasikan
gerak latihan tersehut agar anak coba dapat menirukan gerakannya. Koreksi
terhadap kesalahan secara klasikal maupun individual.
3. Faktor kondisi anak coba
Kondisi masing-masing anak coba berbeda baik mengenai kinerjanya,
lingkungannya, keluarganya maupun kesehatannya. Maka dari itu diberi
penjelasan penjelasan agar anak coba senantiasa menjaga kondisinya dengan baik,
dalam pelaksanaan bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya hambatan yang
akan mengurangi tingkat kevalidan hasil penelitian.
4. Faktor aktivitas fisik di luar penelitian
Siswa dihimbau dan diarahkan agar tidak melakukan aktivitas fisik yang
berlebihan dan mengadakan latihan secara pribadi di luar penelitian agar data
yang diperoleh benar-benar valid.
5. Faktor kesungguhan anak coba
Siswa agar diberi motivasi pengertian, perhatian dan semangat agar
perlakuan dari test melempar dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat
diperoleh hasil latihan dari kemampuan melempar/lemparan sesuai dengan
kemampuan aslinya.
6. Faktor waktu pelaksanaan
Pelaksanaan test awal dan test akhir kemampuan lemparan atas dilakukan
pada pukul yang sama, yaitu pukul 13.00— selesai WIB. Sedangkan perlakuan
atau. treatment dilakukan pada waktu yang sama yaitu 19.30-selesai WIB..
37
3.9 Analisis Data
Bila pemberian perlakuan selesai maka di akhiri dengan test akhir dan
diperoleh data perhitungan Statistik deskriptif. Selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan analis data yaitu dengan t test rumus pendek dengan taraf signfikansi
5% derajat kebebasan (db) N-1.
Selanjutnya data yang didapat akan dianalisis dengan teknik statistik,
dengan tnenggunakan tabel kerja untuk persiapan perhitungan tabel statistik
dengan pola M-S adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Tabel Persiapan Perhitungan
Statistik dengan Menggunakan Pola MS
No Pasangan subjek Xe Xk D (Xe-Xk)
d (D-MD)
d2
1 2 3 4 5 6 7
N Jumlah XK XE D d d2
Keterangan Tabel:
Kolom: 1. Nomor unit pasangan
2. Pasangan sampel yang dipasangkan
3. Nilai dari kelompok kontrol
4. Nilai dari kelompok eksperimen
5. Selisih antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
6. Perbedaan dan masing-masing pasangan yang diperoleh dari selisih D
dengan MD (Mean Deviasi}
7. Kuadrat dari selisih D dengan MD (Mean Deviasi)
38
Langkah kerja dalam mengerjakan tabel penelitian adalah sbb:
1. Tiap-tiap pasangan subyek dalam kolom kedua, sesuai dengan no urut.
2. Nilai test akhir dari kelompok eksperimen dimasukkan dalam kolom Xe.
3. Nilai test akhir dari kelompok kontrol dimasukkan dalam kolom Xk.
4. Untuk mengisi kolom D berasal dari nilai kelompok kontrol dikurangi
kelompok eksperimen (Xe-Xk)
5. Untuk mengisi kolom d berasal dari Nilai D-MD. MD diperoleh dari ΣD/N
harus dicetak ΣD: ΣXk-EXc dan d 0,0 perlu diperhatikan tanda-tanda (-) dan
tanda (+) dan harus dipertahankan.
6. Kemudian setiap kolom dicari jumlahnya dalam rekapitulasi nilai-nilai MD. d2
dan N data-data yang terkumpul, selanjutnya diselesaikan dengan rumus t-test.
Rumus yang dipakai adalah:
Keterangan:
MD : Mean defference atau mean dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
ΣD : Jumlah deviasi dari mean perbedaan.
N : Jumlah subjek (Sutrisno Hadi, 1988, 445)
Untuk mencari mean deviasi atau MD dengan rumus D:
t: = (MD)
Σd2
N(N-1)
MD = ΣD___ N
39
Keterangan:
ΣD : Jumlah deviasi dari mean perbedaan
N : Jumlah pasangan
Kemungkinan hasil yang diperoleh :
1. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik sama atau lebih besar
dari nilai t tabel, maka hipotesis nihil ditolak.
2. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik lebih kecil dari t tabel,
maka hipotesis nihil diterima.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan pengolahan data dengan analisis statistic Pola M-S
(Match by Subject Designs) dimulai, maka hipotesis yang ada harus diubah dahulu
menjadi hipotesis nihil, yaitu ”Tidak ada perbedaan yang berarti antara belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
(PTM) Hotel Merdeka Wonosobo”.
Setelah hasil tes akhir keterampilan bermain tenis meja diketahui dari tiap-
tiap kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 selanjutnya hasil tersebut
dimasukkan dan dianalisa dalam label perhitungan statistik. Untuk hasil
perhitungan statistik lihat table 9.
Dari hasil perhitungan statistik, diperoleh nilai t hitung = 2,751. Dengan
taraf signifikansi 5% dan db 19 maka nilai t tabel 2,093. Ini berarti nilai t hitung
lebih besar dan t tabel, maka analisis data didapatkan nilai 2,751 > 2,093.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada perbedaan yang berarti antara belajar tenis meja dengan latihan tegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat dan lambat terhadap keterampilan bermain
tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo,
ditolak. Ini berarti yang menyatakan ada perbedaan yang berarti antara belajar
tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat dan
41
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
(PTM) Hotel Merdeka Wonosobo, diterima.
Dari perhitungan mean masing-masing kelompok eksperimen 1 dan
eksperimen 2 (lihat tabel 7 dan 8). Dan diketahui bahwa rata-rata atau mean dan
kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah 21,65 > 21,15. Karena dalam
latihan ini melalui yang diperhitungkan adalah keterampilan bermain tenis meja,
maka yang menunjukkan angka tertinggi itulah yang lebih baik. Jadi latihan
pukulan dengan frekuensi cepat lebih baik daripada pukulan dengan frekuensi
lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja
(PTM) Hotel Merdeka Wonosobo.
4.2 Pembahasan
Dalam melakukan pukulan dengan shakehand grip dengan frekuensi cepat
dan lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja itu harus memperhatikan
faktor-faktor utama yang harus dilalaikan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Konsentrasi ketika melakukan pukulan bola.
2. Memastikan arah pukulan yang hendak dibuat.
3. Gerakan bola diusahakan jangan terlalu berputar.
Agar dalam pelaksanaan keterampilan bermain tenis meja terjadi
keluwesan gerak harus dipelajari dan dilatih dengan baik dan kontinyu. Setelah
pemain mengalami keluwesan gerak maka dalam menguasai bola dalam keadaan
apa pun akan merasa tenang dalam menguasainya.
Dalam penelitian ini menerangkan bahwa :”Latihan pegangan shakehand
42
grip dengan frekuensi cepat lebih baik daripada latihan pegangan shakehand grip
dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan bermain tenis meja, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat berpengaruh, antara lain:
1. Latihan pukulan dengan frekuensi cepat akan bisa cepat mengatasi bola dalam
berbagai keadaan, sehingga pemukul akan berusaha mengejar memukul bola
bagaimanapun keadaannya daripada latihan pukulan dengan frekuensi lambat.
2. Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dibandingkan latihan dengan frekuensi
lambat.
3. Kalau sudah terjadi keluwesan gerak akan sangat mudah untuk memastikan
arah bola yang hendak dibuat.
Untuk mengukur keterampilan bermain tenis meja ini tes back-board
memiliki kecenderungan pantulan bola yang relatif tetap, sehingga unsur pukulan
dengan frekuensi cepat lebih menonjol dibandingkan dengan frekuensi lambat
dengan pantulan tetap maka jumlah pukulan dengan menggunakan pegangan
shakehand grip dengan frekuensi cepat akan lebih banyak hasilnya dibandingkan
dengan frekuensi lambat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan yang berarti antara metode belajar tenis meja dengan
latihan pegangan shakehand grip dergan frekuensi cepat dan lambat terhadap
keterampilan bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo.
2. Metode belajar tenis meja dengan latihan pegangan shakehand grip dengan
frekuensi cepat lebih daripada metode belajar tenis meja dengan latihan
pegangan shakehand grip dengan frekuensi lambat terhadap keterampilan
bermain tenis meja di Club Persatuan Tenis Meja di Club Persatuan Tenis
Meja (PTM) Hotel Merdeka Wonosobo.
5.2 Saran-saran
Atas dasar dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan latihan di Club Persatuan Tenis Meja (PTM) Hotel
Merdeka Wonosobo menggunakan metode belajar tenis meja dengan latihan
pegangan shakehand grip dengan frekuensi cepat.
2. Bagi para peneliti yang ingin mengadakan penelitian dengan masalah yang
sama disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dan hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai pembanding dalam penelitian sejenis tetapi
polanya diubah menggunakan T-S yaitu suatu jenis penelitian yang
menggunakan 1 subyek untuk menerima 2 jenis treatment atau perlakuan.
43
47
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Damiri. 1992. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Depdikbud.
Chester Barnes. 1992. Tenis Meja Langkah menjadi Juara. Semarang : Dahara Prize
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud
Indarti, dkk. 1980. Dasar Bermain Tenis Meja. Jakarta: Mutiara.
Ketut Natera. 1911. Tes Pengukuran dan Penilaian Olahraga. Semarang.
Peter Simpson. 1986. Teknik Bermain Pingpong. Bandung: CV. Pionir Jaya
Poerwadarminto, WJS. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Simpson Peter. 1981. Tenis Meja Panduan Teknik Berlatih. Jakarta : PT Dian Rakyat
Sajoto (Alm). 1990. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Khusus Kekuatan Dalam Olahraga. Semarang : IKIP Semarang.
Sudjana. 1991. Metoda Statistika Bandung: Tarsito
______ .1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsijo.
_______ .1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi III. Yogyakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Yogyakarta: Rineka Cipta
Sutrisno Hadi. 1984. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UII.
_________ . 1987. Metodologi Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
_________ . 1990. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta : Andio Offset
_________ . 1994. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset
HASIL TES AWAL PUKULAN DENGAN SHAKEHAND GRIP
JUMLAH PUKULAN
DALAM 30 DETIK NO NO
TES NAMA SAMPEL
I II III
HASIL
1 1 Anang Rifai 14 12 15 15 2 2 Rega Dias Lian Dala 8 12 9 12 3 3 Nova Prasetyawan 22 22 28 27 4 4 Rudi Susilo 11 14 11 14 5 5 Ahmad Hafid 17 20 19 20 6 6 Cholid Mawardi 14 17 13 17 7 7 Ahmad Nurhamid 19 12 24 24 8 8 Gigih Ahmad Nurhamid 27 32 22 32 9 9 Setyo Hantoro 27 26 29 29 10 10 Rahma 20 25 21 25 11 11 Gerda MS 18 20 17 20 12 12 Abdul Azis 20 21 19 21 13 13 Firmanto 22 25 24 25 14 14 Lilik S 28 27 27 28 15 15 Fadli Ibnu Hananto 29 29 31 31 16 16 Joko Prasetyo 12 11 9 12 17 17 Muhfid Ceria 17 20 15 20 18 18 Kurniawan 18 14 17 18 19 19 Muchamad Azmi Rifai 19 22 24 24 20 20 Vega Ghifari Gifari 8 10 9 10 21 21 Saeful Amar 16 14 12 16 22 22 Hariyadi 15 11 16 16 23 23 Ahmad Yusuf 17 14 17 17 24 24 Sapto Irawan 23 17 19 23 25 25 Anfi Wahyu Hidayat 19 21 15 21 26 26 Aris Ariyanto 12 9 11 12 27 27 Agus Susanto 10 12 12 12 28 28 Eko Veriyanto 9 11 14 14 29 29 Muh.Sholeh 10 9 8 10 30 30 Taufik 32 27 39 39 31 31 Rifai 13 14 14 14 32 32 Nur Sokib 15 17 15 17 33 33 Riswanto 17 12 17 17 34 34 Pipit Murdiyanto 17 27 24 27 35 35 Syah’ Roni 11 14 16 16
36 36 Agus Sulistyo 15 17 18 18 37 37 Rahmad Fabian 20 19 17 20 38 38 Ahmad Syarif 19 18 21 21 39 39 Surono 11 15 12 15 40 40 Setiyono 27 30 31 31
HASIL TES AWAL YANG TELAH DIKELOMPOKKAN DALAM DAFTAR KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL
NO NO TES
NAMA HASIL PUKULAN 30 DETIK
NO NO TES
NAMA HASIL PUKULAN 30 DETIK
1 30 Taufik 39 1 8 Gigih Ahmad N. 32 2 40 Setiyono 31 2 15 Fadli Ibnu
Hananto 31
3 9 Setio Hantoro 29 3 14 Lilik S 28 4 10 Rahma 25 4 34 Pipit Murdiyanto 27 5 13 Firmanto 25 5 7 Ahmad Nurhamid 24 6 3 Nova Prasetyawan 23 6 19 Muchamad Azmi
R. 24
7 24 Sapto Irawan 23 7 12 Abdul Azis 21 8 38 Ahmad Syarif 21 8 25 Anfi Wahyu
Hidayat 21
9 5 Ahmad Hafid 20 9 37 Rahmad Fabian 20 10 11 Gerda MS 20 10 17 Mufid Cerian 20 11 18 Kuniawan 13 11 36 Agus Sulistyo 18 12 23 Ahmad Yusuf 17 12 6 Cholid Mawardi 17 13 32 Nur Sokib 17 13 33 Riswanto 17 14 22 Haryadi 16 14 21 Syaiful Anuwar 16 15 35 Syah’ Roni 16 15 1 Anang Rifai 15 16 4 Rudi Susilo 14 16 39 Surono 15 17 28 Eko Veriyanto 14 17 31 Rifai 14 18 16 Joko Prasetyo 12 18 2 Rage Diaslian
Dala 12
19 26 Aris Hariyanto 12 19 27 Agus Susanto 12 20 29 Muh. Sholeh 10 20 20 Vega Ghifari Gifari 10
Jumlah 402 Jumlah 394 Mean 20.1 Mean 19.7
TABEL 7 HASIL TES AKHIR PEGANGAN SHAKEHAND GRIP
KELOMPOK EKSPERIMEN
HASIL PUKULAN 30 DETIK
NO NO TES
NAMA
1 2 3
HASIL
1 30 0Taufik 36 34 38 38 2 40 Setiyono 34 34 31 34 3 9 Setio Hantoro 21 29 24 29 4 10 Rahma 19 16 27 27 5 13 Firmanto 20 12 28 28 6 3 Nova Prasetyawan 25 24 25 25 7 24 Sapto Irawan 21 19 22 22 8 38 Ahmad Syarif 16 23 19 23 9 5 Ahmad Hafid 19 13 23 23 10 11 Gerda MS 18 12 22 22 11 18 Kuniawan 9 8 17 17 12 23 Ahmad Yusuf 21 21 10 21 13 32 Nur Sokib 20 24 19 24 14 22 Haryadi 15 13 13 15 15 35 Syah’ Roni 20 20 19 20 16 4 Rudi Susilo 17 12 16 17 17 28 Eko Veriyanto 9 13 10 13 18 16 Joko Prasetyo 30 24 12 30 19 26 Aris Hariyanto 9 5 14 14 20 29 Muh. Sholeh 11 14 16 16
Jumlah 458 Mean 21.65
TABEL 7 HASIL TES AKHIR PEGANGAN SHAKEHAND GRIP
KELOMPOK KONTROL
HASIL PUKULAN 30
DETIK
NO
NO TES
NAMA
1 2 3
HASIL
1 8 Gigih Ahmad Nurhamid 34 33 31 34 2 15 Fadli Ibnu Hananto 29 28 36 36 3 14 Lilik S 21 26 27 27 4 34 Pipit Murdiyanto 29 29 26 29 5 7 Ahmad Nurhamid 20 19 21 21 6 19 Muchamad Azmi Rifai 20 20 22 22 7 12 Abdul Azis 22 17 23 23 8 25 Anfi Wahyu Hidayat 19 17 20 20 9 37 Rahmad Fabian 20 14 18 20 10 17 Mufid Cerian 19 13 20 20 11 36 Agus Sulistyo 16 16 12 16 12 6 Cholid Mawardi 11 18 17 18 13 33 Riswanto 15 22 14 22 14 21 Syaiful Anuwar 11 10 12 12 15 1 Anang Rifai 14 18 10 18 16 39 Surono 12 7 19 19 17 31 Rifai 6 8 10 10 18 2 Rage Diaslian Dala 20 17 23 23 19 27 Agus Susanto 13 11 8 13 20 20 Vega Ghifari Gifari 19 12 20 20
JUMLAH 423 RATA-RATA 12.15