pengaruh locus of control, self esteem, self...

14
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 291 Unmas Denpasar PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF EFFICACY DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT The company needed an independent auditor to examine the financial statements and provide audit judgment quality. Performance of an auditor can be seen from the quality of the resulting judgment. Personality factors and education level of an auditor was allegedly capable of affecting the performance of auditors in making audit judgments. This study examined the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the performance of auditors in making audit judgments. The purpose of this study was to determine the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the performance audit of the auditor in making judgment on a registered public accountants office in Bali. The samples used in this study was 43 auditor.Teknik data analysis used is multiple linear regression. These results indicate that the locus of control, self-esteem and self-efficacy positive effect on the performance of auditors in making audit judgments. While the level of education does not affect the performance of the auditor in making audit judgments. Keywords : locus of control, self-esteem, self-efficacy. PENDAHULUAN Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi, di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari kinerja auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya.Prayanti (2012) mengemukan kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.Akuntan Publik merupakan sebuah profesi yang sangat penting dalam peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi.Salah satu tugas akuntan publik adalah memberikan opini terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten. Rotter dalam Silaban (2009) mengemukakan faktor-faktor kepribadian seperti locus of control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Safariyah (2012) menyatakan locus of control akan mendorong seseorang untuk memiliki tingkat kepuasan kerja sehingga akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik.

Upload: danghanh

Post on 01-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

291 Unmas

Denpasar

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF EFFICACY DAN

TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM

PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra

Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRACT

The company needed an independent auditor to examine the financial statements and

provide audit judgment quality. Performance of an auditor can be seen from the quality of the

resulting judgment. Personality factors and education level of an auditor was allegedly

capable of affecting the performance of auditors in making audit judgments. This study

examined the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the

performance of auditors in making audit judgments. The purpose of this study was to

determine the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the

performance audit of the auditor in making judgment on a registered public accountants

office in Bali. The samples used in this study was 43 auditor.Teknik data analysis used is

multiple linear regression. These results indicate that the locus of control, self-esteem and

self-efficacy positive effect on the performance of auditors in making audit judgments. While

the level of education does not affect the performance of the auditor in making audit

judgments.

Keywords : locus of control, self-esteem, self-efficacy.

PENDAHULUAN

Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan

keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya

diatur oleh kode etik profesi, di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan

Indonesia. Masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai

dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari kinerja auditor dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.Prayanti (2012) mengemukan kinerja auditor merupakan

tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam

kurun waktu tertentu.Akuntan Publik merupakan sebuah profesi yang sangat penting dalam

peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi.Salah satu tugas

akuntan publik adalah memberikan opini terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan

secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara

konsisten.

Rotter dalam Silaban (2009) mengemukakan faktor-faktor kepribadian seperti locus of

control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan

seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Safariyah (2012) menyatakan

locus of control akan mendorong seseorang untuk memiliki tingkat kepuasan kerja sehingga

akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik.

Page 2: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

292 Unmas

Denpasar

Penghargaan yang diberikan atas kinerja berupa kenaikan jabatan merupakan hal yang

penting dalam peningkatan kinerja.Penghargaan membuat seseorang merasa dihargai

keberadaan atau kemampuanya.Hal ini mampu meningkatkan self-esteem atau harga diri

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Self-esteem merupakan keyakinan seseorang mengenai

kemampuan dan peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Safariyah (2012)

menyatakan self-esteem yang dimiliki seseorang akan menumbuhkan suatu kekuatan dalam

melakukan yang terbaik dalam kinerjanya sesuai tugas dan tanggungjawabnya.

Seseorang harus memiliki self-efficacy yang kuat untuk mendorong bekerja

lebih semangat mencapai hasil yang lebih optimal. Individu yang tidak memiliki self-efficacy

cenderung memiliki pandangan yang negatif terhadap kemampuan dirinya.Individu tersebut

biasanya merasa gagal sebelum melaksanakan sesuatu (Barakatu, 2007).

Persyaratan professional yang dituntut dari seorang auditor independen adalah orang

yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktek sebagai auditor independen (SPAP,

2011; 110.1). Standar umum pertama dalam standar auditing menegaskan bahwa betapapun

tingginya kemampuan seseorang dalam bidang lain selain auditing, termasuk dalam bidang

bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud dalam standar

auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang

auditing.

Penelitian mengenai kinerja auditor telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Nadhiroh

(2010) menyatakan bahwa self-efficacy tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam

pembuatan audit judgment, sementara secara teori self-efficacy merupakan hal yang berperan

penting dalam peningkatan kinerja. Eres dan Judge (2001) dalam Safariyah (2012)

mengemukakan self-efficacy akan mendorong seseorang bekerja lebih semangat untuk

mencapai hasil optimal dalam kinerjanya. Engko (2006) menyatakan bahwa self-esteem dan

self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja auditor.Safariyah (2012) menyatakan locus of

control berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar peranan locus of control, self-esteem, self-efficacy dan

tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Selain itu,

penelitian ini belum pernah dilakukan pada KAP di Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut

maka peneliti ingin mengetahui (1) Apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja

auditor dalam pembuatan audit judgment, (2) Apakah self-esteem berpengaruh terhadap

kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, (3) Apakah self-efficacy berpengaruh

terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment, (4) Apakah tingkat pendidikan

auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment.

METODE PENELITIAN

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik di Bali yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia.Teknik penentuan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel

adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Semua Kantor Akuntan

Publik tersebut berlokasi di kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner. Teknik kuesioner yaitu

Page 3: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

293 Unmas

Denpasar

metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 135). Kuesioner yang

disebarkan berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden mengenai

pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan auditor terhadap

kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment.

Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Locus of control

Robbins (2007) mendefinisikan lokus kendali sebagai tingkat dimana individu yakin

bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.Variabel locus of control diukur

dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Lestari (2010), yaitu tiap responden

diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara reward atau hasil dengan

penyebabnya dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 poin. Terdapat 5 buah

jawaban yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 2 untuk jawaban

tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4 untuk jawaban setuju

(S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

2) Self Esteem

Self-esteem merupakan suatu keyakinan yang dimiliki sesorang berdasarkan evaluasi

diri secara keseluruhan. Seseorang dengan self-esteem yang tinggiakan merasa puas

dengan pekerjaanya dan kinerjanya. Variabel self-esteem diukur dengan kuesioner

yang diadopsi dari penelitan Yovita (2010), untuk mengetahui seberapa besar seorang

auditor menghargai dirinya, rekan kerja dan pekerjaanya. Variabel self-esteem di ukur

dengan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS),

nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4

untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

3) Self-Efficacy

Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan atau kopetensinya

untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Variabel

self-efficacy diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh (2010)

menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

(STS), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR),

nilai 4 untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

4) Tingkat Pendidikan Auditor

Latar belakang pendidikan merupakan salah satu persyaratan untuk menjadi seorang

auditor yang professional.Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya

ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.

Tingkat pendidikan akan diukur dengan 5 pilihan jawaban yaitu semakin tinggi

tingkat pendidikan seorang responden semakin tinggi nilai yang akan yang diberikan

(nilai 1 untuk pilihan jawaban a yaitu D1, 2 untuk pilihan jawaban b yaitu D3, 3 untuk

pilihan jawaban c yaitu diatas S1 dan 4 untuk jawaban d yaitu S2, nilai 5 untuk

pilihan jawaban a yaitu S3).

5) Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment

Page 4: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

294 Unmas

Denpasar

Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor

dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan

keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Puspitasari (2010)

menjelaskan judgment sebagai perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan

situasi dan apa yang diyakini sebagai kebenaran. Kinerja auditor dalam pembuatan

audit judgment diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh

(2010) menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak

mungkin (STM), nilai 2 untuk jawaban tidak mungkin (TM), nilai 3 untuk jawaban

tidak tahu (TT), nilai 4 untuk jawaban mungkin (M) dan nilai 5 untuk jawaban sangat

mungkin (SM).

Teknik Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari masalah multikolinieritas,

heteroskedastisitas, serta masalah normalitas data. Untuk itu perlu dilakukan pengujian

terhadap model regresi yang akan digunakan pada penelitian. Pengujian tersebut dilakukan

dengan asumsi klasik sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

penggangu atau residual memiliki kontribusi distribusi normal.Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.Metode yang

digunakan adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrof-

Smirnov (K-S). Data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai Asymp.

Sig. (2-tailed). Apabila nilai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dibandingkan

dengan 0,05 (α=5%) maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2009:110).

2) Uji Multikolonearitas

Ghozali (2009;95) menyatakan bahwa uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi dtemukan adanya kolerasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koperasi antara

variabel independen.Jika variabel independen selain berkolerasi, maka variabel-

variabel tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai

tolerance dan lawanya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

indevenden lainya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi nilai tolerance rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance< 0,10 atau

VIF > 10.

3) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2009; 125) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

Page 5: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

295 Unmas

Denpasar

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heterskedastisitas, Atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji

Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dengan variabel bebas

dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai signifikansi diatas 0.005 diartikan tidak terjadi

heteroskedastisitas

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Lenear berganda digunakan dalam penelitain ini untuk mengetahui

atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy

dan tingkat pendidikan auditor terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment.

Model regresi lenear berganda ditunjukan oleh persamaan regresi berikut.

Ý= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε…………………(1)

Keterangan

Ý : Kinerja Auditor dalam pembuatan audit judgment

α : Konstanta

β1- β4 : Koefisien regresi variable X1- X4

X1 :Locus of control

X2 : Self esteem

X3 : Self efficacy

X4 : Pendidikan auditor

ε : error

Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit)

1) Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²)

Menurut Sugiyono (2009, 231), Kriteria untuk menentukan interprestasi koefisien

korelasi (R) adalah sebagai berikut:

0,00-0,199 = Korelasi yang sangat rendah

0,20-0,399 = Korelasi yang lemah

0,420-0,599 = Korelasi yang sedang

0,60-0,799 = Korelasi yang kuat

0,80-1,000 = Korelasi yang sangat kuat

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel-

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien ini

menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang dijelaskan

oleh model regresi. Nilai R² berada pada interval 0 ≤ R2 ≤ 1. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas

(Ghozali, 2009).Nilai R² yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Page 6: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

296 Unmas

Denpasar

Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam

model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Nilai F

dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5 persen atau 0,05 untuk menguji atau

mengetahui kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan. Jika nilai F lebih kecil

dari 5 persen maka variabel bebas secara simultan berpengaruh pada variabel

terikat.

3) Uji t (Uji Parsial)

Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel

terikat. Setelah didapatkan nilai t hitung, maka untuk menginterpretasikan hasilnya

berlaku ketetapan sebagai berikut:

a. Ho ditolak dan Ha diterima apabila signifikan t ≤ α = 0,05.

b. Ho diterima dan Ha ditolak apabila signifikan t > α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Instrumen

Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sugiyono (2006)

menyatakan bahwa instrumen yang dipakai dikatakan valid apabila korelasi tiap faktor

tersebut positif dan besarnya pearson correlation diatas 0,30. Pengujian menunjukkan

bahwa nilai Pearson Correlation antara masing-masing indikatormenunjukkan nilai

skor total yang lebih besar dari 0,03, jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing

indikator pertanyaan adalah valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan gambaran sejauh mana suatu pengukuran dapat

dipercaya dan memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali

terhadap gejala yang sama. Kuesioner dikatakan reliabel apaibila memiliki cronbach

alpha di atas 0,60 (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas variabel locus of control

menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0,873, variabel self-esteem menunjukan nilai

cronbach alpha sebesar 0,734; variabel self-efficacy menunjukan nilai cronbach alpha

sebesar 0,821 dan variabel kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment

menunjukan cronbach alpha sebesar 0,770. Uji reliabilitas variabel locus of control,

self-esteem, self-efficacy dankinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dapat

dikatakan reliabel karena kriteria pertanyaan ke empat variabel semua memiliki

cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

Page 7: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

297 Unmas

Denpasar

Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.Penelitian

ini menggunakan tiga uji asumsi klasik yaitu uji normalitaas, uji multikolinearitas dan uji

heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009: 110), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi

normal atau tidak. Mode regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal.metode yang digunakan adalah dengan menggunakan

statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Data populasi dikatakan

berdistribusi normal jika koefisien Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05.

Dapat dijelaskan hasil uji normalitas memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar

0,581 dan nilai signifikan sebesar 0,888 lebih besar dari α = 0,05, artinya

semuavariabel bebas berdistribusi normal.

2) Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali (2009: 95), uji Multikolineritas betujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang tinggi antar

variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen.Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance atau Variance

Inflation Factor (VIF).Jika ada tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari

10 maka tidak ada gejala multikolineritas. Hasil uji multikolineritas dalam koefisien

tolerance menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari

10 persen (0,10) yaitu X1 sebesar 0,647, X2 sebesar 0,655, X3 sebesar 0,892 dan X4

sebesar 0,895. Demikian juga dengan nilai VIF yang semuanya kurang dari 10 yaitu

X1 sebesar 1,545, X2 sebesar 1,504, X3 sebesar 1,121 dan X4 sebesar 1,117.Hal ini

berarti dalam model regresi tidak terjadi multikolineritas.

3) Uji Heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2009: 105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya

heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut

residual dengan variabel bebas dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai

signifikansinya diatas 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dpat dijelaskan

bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dari

model regresi yang digunakan karena signifikan variabel bebas lebih dari 0,05

dengan nilai variabel locus of control (X1) sebesar 0,313, variabel self-esteem

sebesar 0,423, variabel self-efficacy sebesar 0,279 dan variabel tingkat pendidikan

sebesar 0,703. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi lenier berganda untuk mengetahui

pengaruh locus of control (X1), self-esteem(X2), self-efficacy (X3)dan tingkat

pendidikan (X4) terhadap kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y)dengan

Page 8: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

298 Unmas

Denpasar

SPSS (Statistical Package Social Scienc) versi 15.0 serta diuji dengan tingkat signifikan

5 persen. Hasil analisis dalam bentuk persamaan regresi linier berganda:

Ý= -3,284 + 0,128 (X1) + 0,091 (X2) + 0,173 (X3) + 0,307 (X4)

berdasarkan persamaan tersebut diatas dapat dijelaskan pengaruh locus of control,

self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan terhadap kenerja auditor dalam

pembuatan audit judgment adalah sebagai berikut:

1) Nilai konstan sebesar -3,284 artinya apabila locus of control (X1), self-esteem(X2),

self-efficacy (X3)dan tingkat pendidikan (X4) sama dengan nol, maka nilai kenerja

auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) adalah sebesar -3,284.

2) Nilai koefisien locus of control sebesar 0,128 artinya apabila locus of control (X1)

bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan

meningkat sebesar 0,128 dengan asumsi variabel lain konstan.

3) Nilai koefisien self-esteem sebesar 0,091 artinya apabila self-esteem (X2) bertambah 1

satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat

sebesar 0,091 dengan asumsi variabel lain konstan.

4) Nilai koefisien self-efficacy sebesar 0,173 artinya apabila self-efficacy (X3)bertambah

1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat

sebesar 0,173 dengan asumsi variabel lain konstan.

5) Nilai koefisien tingkat pendidikan sebesar 0,307 artinya apabila tingkat pendidikan

(X4) bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y)

akan meningkat sebesar 0,307 dengan asumsi variabel lain konstan.

Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit)

Uji kelayakan model (Goodnes Of Fit) dapat diukur dari nilai koefisien korelasi,

koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linier antara dua variabel. Koefisien korelasi yang positif berarti kedua variabel

mempunyai hubungan yang searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai

variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua

variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi, maka nilai Y akan

menjadi rendah.

Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar

penggunaan kuefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang

dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti

meningkat.Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan menggunakan Adjusted R²

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil analisis koefisien korelasi

dan koefisien determinasi diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,755

menunjukan bahwa tingkat korelasi berada dalam kriteria yang menentukan

interprestasi koefisien korelasi (R) antara 0,60-0,799. Ini berarti variabel kinerja

auditor dalam pembuatan audit judgment memiliki korelasi yang kuat dengan variabel

Page 9: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

299 Unmas

Denpasar

locus of control, self esteem, self efficacy dan tingkat pendidikan. Nilai adjusted R

square sebesar 0,525 mempunyai arti bahwa 52,5 persen dari kinerja auditor dalam

pembuatan audit judgment dipengaruhi oleh variabel locus of control, self-esteem, self-

efficacy dan tingkat pendidikan sedangkan 47,5 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak dijelaskan dalam persamaan tersebut.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2009), uji statistik F pada dasarnya menunujukan apakah

semua variabel independen yang dimasukan dalam model ini mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel independen. Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa

nilai signifikan dari uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kinerja

auditor dalam pembuatan audit judgment. Hal ini berarti variabel locus of control, self-

esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, maka model dianggap layak

uji dan pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan.

Uji t (Uji Hipotesis)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2009:84), uji

statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukan seberapa

jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.Uji

statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis.

Adapun bentuk pengujianya adalah Ho :β1 = 0; berarti variabel bebas secara individual

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Ho :β1 ≠ 0; berarti variabel bebas secara

individual berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika α > 0,05, maka H1 ditolak, Jika

α > 0,05, maka H1 diterima.Hasil uji t (uji parsial) adalah sebagai berikut:

1) Nilai signifikan variabel locus of control (X1) sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05,

hal ini berarti locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam

pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan Hı diterima.

2) Nilai signifikan variabel self-esteem (X2) sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05, hal

ini berarti self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam

pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H2 diterima.

3) Nilai signifikan variabel self-effcacy (X3) sebesar 0,03 lebih kecil dari 0,05, hal ini

berarti self-effcacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan

audit judgment dan dapat disimpulkan H3 diterima.

4) Nilai signifikan variabel tingkat pendidikan(X4) sebesar 0,486 lebih besar dari

0,05, hal ini berarti tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap kinerja auditor

dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H4 ditolak.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengujian Hipotesis Pertama (Hı)

Hipotesis pertama menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap

kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan

Page 10: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

300 Unmas

Denpasar

bahwa locus of control mempunyai nilai signifikan sebesar 0,010. Berdasarkan hasil tersebut,

karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Jadi, penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam

pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Safariyah (2012) dan Ayudiati (2010) yang menyatakan bahwa locus of control

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit

judgment karena auditor dengan locus of control memiliki keyakinan tentang sebab-sebab

keberhasilan atau kegagalan dalam mengerjakan tugas. Pengalaman keberhasilan atau

kegagalan digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja serta akan lebih teliti

dalam mengambil sebuah keputusan.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja

auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan bahwa

self-esteem mempunyai nilai signifikan sebesar 0,013. Berdasarkan hasil tersebut, karena

tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Jadi, penelitian ini berhasil membuktikan

bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan

auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

Safariyah (2012) dan Yopita (2008) yang menyatakan bahwa self-esteemberpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit

judgment karena self-esteem atau harga diriseorang auditor mempengaruhi rasa percaya diri

auditor itu sendiri. Seorang auditor yang memiliki harga diri yang tinggi berarti ia merasa

dihargai keberadaanya dan kemampuanya. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri,

dengan kepercayaan diri yang tinggi auditor akan mampu memberikan suatu keputusan atau

pertimbangan audit yang berkualitas.

Pengujian Hipotesis ketiga (H3)

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa self-effcacy berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13

menunjukan bahwa self-effcacy mempunyai nilai signifikan sebesar 0,003. Berdasarkan hasil

tersebut, karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan

(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima. Jadi, penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam

pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Chasanah (2008) dan Yolandari (2011) yang menyatakan bahwa self-

efficacyberpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit

judgment karena keyakinan akan kemampuan diri sangat dibutuhkan dalam pembuatan suatu

pertimbangan audit. Seorang auditor yang yakin akan kemampuan dirinya akan termotivasi

Page 11: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

301 Unmas

Denpasar

untuk bekerja lebih baik dan lebih mencintai pekerjaanya sehingga kinerja yang dihasilkan

akan meningkat.

Pengujian Hipotesis Keempat (H4)

Hipotesis keempat menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap

kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan

bahwa variabel tingkat pendidikanmempunyai nilai signifikan sebesar 0,486. Berdasarkan

hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi yang

ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak. Jadi, penelitian

ini belum dapat membuktikan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja

auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian Prayanti (2010) yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan

auditjudgment mungkin disebabkan karena kinerja atau potensi auditor dalam mengambil

keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor pengalaman auditor,

serta meningkatnya auditor junior yang bekerja pada KAP di Bali yang belum memiliki

pengalaman yang cukup dalam kinerjanya. Pendidikan tidak disertai pengalaman yang cukup

akan mengurangi kualitas auditor dalam memberikan suatu pertimbangan.

SIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Locus of control berpengaruh positif

terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di Bali. Hal ini berarti

jika seorang auditor memiliki locus of control yang tinggi maka akan menghasilkan suatu

pertimbangan audit yang lebih baik. Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-esteem atau harga diri akan

mempengaruhi auditor dalam membuat suatu pertimbangan audit. Auditor dengan harga diri

yang tinggi akan memberikan kinerja yang baik, sebaliknya bila seorang auditor memiliki

self-esteem yang rendah akan membuat kinerjanya menurun. Self-efficacy berpengaruh positif

terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-efficacy

menentukan kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena seorang auditor yang

memiliki self-efficacy yang tinggi akan memiliki keyakinan pada kemampuanya serta

peluangnya dalam menyelesaikan suatu tugas. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli.

Tingkat pendidikan auditor tidak menjamin seorang auditor dapat memberikan suatu audit

judgment yang berkualitas. Tingkat pendidikan harus diimbangi dengan pengalaman yang

cukup karena pengalaman membuat auditor teliti dalam bekerja.

Penelitian ini memiliki keterbatasa-keterbatasan. Pertama, Objek yang dijadikan sampel

(responden) dalam penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah maupun lingkup

wilayah (hanya auditor di lingkup KAP wilayah Bali). Penelitian selanjutnya diharapkan

dapat memperluas lingkup wilayah tidak hanya KAP di wilayah Bali tetapi juga

menggunakan KAP yang berada di luar Bali, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang

lebih baik serta jumlah sampel yang lebih banyak. Kedua, penyebaran kuesioner dalam

Page 12: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

302 Unmas

Denpasar

penelitian ini tidak dapat dilakukan secara maksimal karena berbagai halangan, seperti

kesibukan auditor hingga penolakan dari KAP. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

meyakinkan pimpinan KAP untuk dapat bekerja sama agar penelitian menjadi lebih baik.

Ketiga, variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen.

Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan dengan menambah jumlah

variabel seperti pengalaman auditor, tekanan klien, gender, dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Bima Bayu. 2010. Analisis Dampak dari Locus Of Control pada Tekanan Kerja,

Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor internal. Skripsi.Fakultas Ekonomi

Universitas Diponogoro

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22947/1/SKRIPSI_KOMPLIT___.pdf

Anwar, Kartini Rezky. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Mega Indah Sari Makasar.

Skripsi.Makasar.

Aprilia, Ayu. 2008. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan

Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor pada Perwakilan BPK RI

Denpasar.Skripsi.Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana Denpasar.

Arianti, 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor dalam Etika Profesi (Studi terhadap

Peran Faktor-faktor Kepribadian: Locus of control, Job Experince dan Gender.

Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Makasar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2572/Skripsi

%20lengkap%20Arianti.pdf?sequence=1

Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Ayudiati, Soraya Eka. 2010. Analisis Pengaruh Locus of control terhadap Kinerja dengan

Etika Kerja Islam sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Fakultas Ekonomi

Universitas Diponogoro

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22547/1/SKRIPSI_SORAYA.PDF

Boyton, Kell, Johnson. 2003. Modern Auditing. Edisi Ke-7. Jakarta: Erlangga.

Brakatu, Abdul Rahman. 2007. Membanun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self

Efficacy dan Penerapanya dalam Dunia Pendidikan. Lentera Pendidikan, Edisi X,

No.1, Juni 2007 (34-51).

Chasanah, Nur. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacydan Budaya Organisasi

terhadap Kepuasan Kerja dalam meningkatkan Kinerja Karyawan. Tesis.Program

Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/18445/1/NUR_CHASANAH.pdf

Dwitrayana, Made. 2008. Pengaruh Kharakteristik Demografis Auditor terhadap Rentang

Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi.Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana Denpasar Bali.

Engko, Cecilia dan Gudono.2007. Pengaruh Komplesitas tugas dan Locus of control terhadap

hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor.JAAI Vol 11,

No.2, Desember 2007: 105-124.

Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati. 2011. Buku Pedoman Skripsi Fakultas

Ekonomi. Denpasar.

Ghozali.Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke-

2.Semarang: Universitas Diponogoro.

Page 13: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

303 Unmas

Denpasar

Halim, Abdul. 2003. Auditing.Edisi ke-3. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Directory 2013 Kantor

Akuntan Publik dan Akuntan Publik. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik

Indonesia

Ikhsan, Ishak. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Indrawati, Fenny, Utami, Intiyas dan Noegroho, Yepta Andi Kus. 2007. Pengaruh Locus of

control, Komitmen professional, Pengalaman Audit terhadap Prilaku Akuntan

Publik dalam Konflik Audit dengan Kesadaran Etis sebagai Variabel Pemoderasi.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Desember 2007, Vol.4, N0.2, hal

193-210. Universitas Kristen Satya Wacana.

Kartika, Indri dan Wijayanti, Profita. 2007. Locus Of Control and Accepting Dispunctional

Behavior on Public Auditors of DFAB. Akuntabilitas, maret 2007, hal 158-164,

ISSN 1412-0240, Vol.6, No.2.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2003.Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Mc Graw

Hill Education. Jakarta.

Mahdy, Emiral.2012. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Komplesias Tugas Audit

terhadap Kinerja Auditor Internal. Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35639/1/SKRIPSI

MAHDY.pdf.

Mulyadi. 2004. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Nadhiroh, Siti Asih. 2010. Pengaruh Komplesitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Self Efficacy

terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment pada KAP di

Semarang. Skripsi.Program SarjanaFakultas Ekonomi Universitas Diponogoro

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22495/1/SKRIPSI.pdf.

Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisi Perbedaan Prilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika

Profesi (Studi terhadap Peran Fakto-faktor Individual: Locus Of Control, Lama

Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity. Simposium Nasional

Akuntansi VIII Solo, 15–16 September 2005. Fakultas Ekonomi UNS.

Oktavia, Frensiska Herlina. 2012. Pengujian Emperis dimensi Personalitas terhadap Kinerja

Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.Artikel Ilmiah. Surabaya.

http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_6316_ARTIKEL.pdf

Praditaningrum, Anugerah suci dan Januarti, Indira.2011. Analisis Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap Audit Judgment (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Tengah).Skipsi.Universitas Diponogoro

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35528/1/Skripsi_34.pdf.

Prayanti, Ni Nyoman Ristya dan Sujana, Iketut. 2012. Pengaruh Supervisi, Profesionalisme,

Tingkat pendidikan dan Komunikasi dalam Tim pada Kinerja Auditor

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi

Bali. Jurnal Riset Akuntansi.Vol. 2, No. 2 : hal 49-58.

Purnomo, Ratno dan Lestari, Sri. 2010. Pengaruh Kepribadian, Self efficacy, Locus of control

terhadap Persepsi Kinerja Usaha Skala Kecil dan Menengah. Jurnal Bisnis dan

Ekonomi.September 2010, vol.17, No.2, hal.144-160. Universitas Jendral

Soedirman Purwokerto.

Puspitasari, Rahmi Ayu. 2011. Pengaruh Gender, Tekanan ketaatan, Komplesitas tugas, dan

Pengalaman Terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment.

Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Semarang.http://eprints.undip.ac.id/33490/

Page 14: PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/38.-Penelitian_I... · peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

304 Unmas

Denpasar

Rahman.2009. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap

Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan. Tesis.Program

Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro Semarang.

Sapariyah, Rina ani. 2012. Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy, danLocus Of Control

terhadap Kinerja Karyawan dalam Perspektif Balance Scorecard pada Perum

Pegadaian Boyolali. Skripsi.STIE AUB

Surakarta.http://share.pdfonline.com/a3bcb0f78c964f7daceb533a06a451f2/55-

127-1-PB.htm

Sugiri, Riyono. 2008. Akuntansi Pengauditan I Edisi ke-7. Penerbit UPP-AMP YKPN.

Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukraningsih, Ni Wayan Sri. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja, dan

Disiplin Kerja Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati

Denpasar.

Stephen Robbins, 2001, Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Handayana Pujaatmika, Edisi

Bahasa Indonesia, Prehalindo, Jakarta.

Wijaya, I Gusti Bagus Adi.2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman kerja

Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan

Publik di Bali.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Bali