pengaruh lingkungan tumbuh yang berbeda...

45
PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa Duch.) Oleh : DOLYNA H. M. D. A00499045 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: hahanh

Post on 13-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA

TERHADAP KUALITAS BUAH STROBERI

(Fragaria x ananassa Duch.)

Oleh :

DOLYNA H. M. D.

A00499045

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA

TERHADAP KUALITAS BUAH STROBERI

(Fragaria x ananassa Duch.)

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DOLYNA H. M. D.

A00499045

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 3: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Lingkungan Tumbuh yang Berbeda

Terhadap Kualitas Buah Stroberi (Fragaria

ananassa Duch.)

Nama : Dolyna H. M. D.

Nrp : A01400048

Program Studi : Hortikultura

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc.

NIP. 131 578 794

Menyetujui,

Dosen Pembimbing II

Juang Gema Kartika, SP.

NIP. 132 311 792

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

Tanggal lulus:

Page 4: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

RINGKASAN

DOLYNA H. M. D. Pengaruh Lingkungan Tumbuh yang Berbeda Terhadap

Kualitas Buah Stroberi (Fragaria ananassa Duch.). Dibimbing oleh Slamet

Susanto dan Juang Gema Kartika.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan tumbuh

yang berbeda terhadap buah stroberi (Fragaria ananassa Duch.) yang dilakukan

mulai bulan Maret 2003 samapai Oktober 2003 kebun pertani stroberi desa

Ciherang, Kecamatan Pacet, Cianjur dengan ketinggian 900 meter dpl. Analisis

laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Research Group of Crop

Improvement (RGCI), IPB.

Penelitian ini disusun secara faktorial dengan menggunakan Rancangan

Petak Terbagi (Split Plot) dengan dua faktor. Faktor lingkungan tumbuh dan

faktor aksesi. Faktor lingkungan tumbuh terdiri dari tiga perlakuan, yaitu:

penanaman di lapang, sungkupan dan rumah plastik. Faktor aksesi terdiri dari

perlakuan, yaitu: Cipanas 1 dan Cipanas 2. Pada percobaan ini terdapat enam

kombinasi perlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari delapan

ulangan, sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat

dua tanaman, sehingga jumlah total tanaman yang digunakan adalah 96 tanaman.

Perlakuan perbedaan lingkungan tumbuh memberi pengaruh yang nyata

terhadap parameter vegetatif, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah

stolon. Perlakuan Aksesi memberi pengaruh yang nyata terhadap parameter

vegetatif, yaitu tinggi tanaman dan jumlah stolon. Pertumbuhan vegetatif tertinggi

terdapat pada perlakuan Cipanas 1 dan penanaman di lapang. Interaksi antara

lingkungan tumbuh dan aksesi menunjukkan bahwa Cipanas 1 akan memiliki

tinggi batang yang lebih tinggi apabila ditanam di lapang.

Perlakuan perbedaan lingkungan tumbuh memberi pengaruh yang nyata

terhadap produksi dan kualitas buah. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat

total buah, jumlah total buah, berat rata-rata buah, penyimpanan pada suhu dingin

(0°C-4°C), penyimpanan pada suhu ruang dan pada uji hedonik untuk parameter

rasa dan penerimaan. Perlakuan Aksesi memberi pengaruh yang nyata terhadap

produksi dan kualitas buah berat total buah, jumlah total buah, berat rata-rata

buah, Padatan Terlarut Total (PTT) dan penyimpanan pada suhu ruang.

Pertumbuhan vegetatif tertinggi terdapat pada perlakuan Cipanas 1 dan

penanaman di lapang. Aksesi Cipanas 1 menunjukkan kemampuan untuk

berproduksi lebih tinggi apabila ditanam di lapang.

Kenaikan pertumbuhan vegetatif tanaman pada lingkungan tumbuh dan

aksesi yang berbeda untuk parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah

stolon mempunyai slope kenaikan yang tinggi pada 1-3 BST, sedangkan pada 4

dan 5 BST peningkatan pertumbuhan mempunyai slope yang lebih landai karena

tanaman memasuki pertumbuhan generatif.

Page 5: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 Maret 1980. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Nasrullah Dahlawy dan

Ibu Nilam Sari.

Pada tahun 1993 penulis lulus dari SD Negeri 2 Lhokseumawe, kemudian

melanjutkan studi di SMP Negeri 1 Lhokseumawe dan lulus pada tahun 1996.

Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 1 Lhokseumawe pada tahun 1999.

Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi

Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur UMPTN.

Page 6: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan

rahmat kekuatan, kasih sayang serta hidayah-Nya jualah penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini. Skripsi ini berjudul pengaruh Lingkungan Tumbuh

yang Berbeda Terhadap Kualitas Buah Stroberi (Fragaria ananassa Duch.) dibuat

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc dan Juang Gema Kartika, SP selaku dosen

pembimbing penulis yang telah memberikan saran dan bimbingan kepada

penulis sejak awal penelitian hingga skripsi ini selesai.

2. Dewi Sukma, SP. MSi selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang

diberikan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Sobir, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak

memberi masukan dan dorongan dalam studi penulis.

4. Bapak Dadang dan keluarga yang telah memberikan penulis kesempatan

untuk melakukan penelitian di kebun pertanaman beliau di Desa Ciherang,

Kecamatan Pacet, Cianjur.

5. Bapak dan Ibu Dosen pengasuh mata kuliah, beserta kakak-kakak asisten

penulis ucapkan terima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang penulis terima.

6. Kepada Bapak, Ibu, Dara dan Dani yang telah memberikan dorongan moril,

materil dan doa yang tiada putus, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya.

7. Kepada bunda Ida, bunda Ayi dan kak Dewi terima kasih atas dukungan

selama ini.

8. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat-

sahabatku di Serena, Hortikultura 36, Agronomi 36, Gita, Adnan, Cut Nyak,

Anggun, Adi, Fitri, Eka, Winar, atas dukungan dan bantuannya.

Page 7: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

1

9. Teman-teman Onigiri Japan Club, Gong Songo dan alumni kelas unggul

SMUN 1 Lhokseumawe angkatan 99 atas kebersamaan dan persaudaraan yang

telah diberikan selama ini.

10. Teman-teman di Pondok Koe Onny, Maya, Delia, Rangga, Adit, Irawan, Mas

Yongki, Earl Gray-sama, Mony Chan, Saka-tan yang selalu bersabar,

mendukung dan percaya.

11. Teman-teman di IRC-CARDI atas inspirasi tanpa akhir yang telah diberikan.

Juga kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih. Penulis menyadari laporan ini masih

jauh dari sempurna. Walaupun demikian, mudah-mudahan laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Amin.

Bogor, April 2008

Penulis

Page 8: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................. 1

Tujuan .......................................................................................... 2

Hipotesis ...................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi dan Morfologi .......................................................... 4

Syarat Tumbuh ............................................................................ 6

Media Tanam............................................................................... 7

Lingkungan Tumbuh................................................................... 7

Aksesi........ ................................................................................. 8

Kualitas Buah.............................................................................. 8

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat ....................................................................... 10

Bahan dan Alat ............................................................................ 10

Metode Penelitian ........................................................................ 10

Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 11

Pengamatan ................................................................................. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum ............................................................................. 15

Tinggi Batang dan Jumlah Daun..................................................... 16

Jumlah Stolon ................................................................................. 18

Buah ............................................................................................... 20

Hedonik ......................................................................................... 21

Kekerasan, Padatan Terlarut Total (PTT), Total Asam Tertitrasi

(TAT) dan Penyimpanan ............................................................... 22

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................................................... 24

Saran.............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25

LAMPIRAN ............................................................................................. 28

Page 9: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Rata-rata Tinggi Tanaman per Tanaman pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh dan Aksesi .............................. 17

2. Rata-rata Jumlah Daun per Tanaman Pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh dan Aksesi............................... 18

3. Rata-rata Jumlah Stolon per Tanaman Pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh dan Aksesi............................... 20

4. Bobot Total Buah Panen, Jumlah Total Buah Panen dan

Bobot Rata-rata Buah per Tanaman pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh dan Aksesi............................... 21

5. Rata-rata Respon Panelis Terhadap Rasa, Warna, Aroma,

Tekstur dan Penerimaan Buah Dengan Uji Hedonik Pada

Skala 1-7 Pada Setiap Perlakuan Lingkungan Tumbuh

dan Aksesi................................................................................... 22

6. Rata-rata Kekerasan, Kandungan Padatan Terlarut Total,

Total Asam Tertitrasi, Penyimpanan Dingin (0°C-4°C) dan

Suhu Ruang pada Setiap Perlakuan Lingkungan Tumbuh

dan Aksesi................................................................................... 23

Lampiran

1. Formulasi Larutan Nutrisi............................................................. 29

2. Data Iklim Kecamatan Pacet Periode Maret-Oktober 2003........... 29

3. Perkembangan Ekspor Stroberi di Indonesia,

Tahun 2000-2004.......................................................................... 29

4. Sidik Ragam Tinggi Batang.......................................................... 30

5. Sidik Ragam Jumlah Daun............................................................ 30

6. Sidik Ragam Jumlah Stolon.......................................................... 31

7. Sidik Ragam Berat Buah Total, Jumlah Total Buah dan

Berat Rata-rata Buah.................................................................... 32

8. Sidik Ragam Uji Hedonik............................................................. 32

9. Sidik Ragam Rata-rata Kekerasan, PTT, Total Asam Tertitrasi,

Simpan Ruang dan Dingin............................................................ 33

Page 10: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Pertumbuhan Stroberi Pada Lingkungan yang

Berbeda (a) Lapang (b) Sungkupan (c) Rumah Plastik.................. 15

Lampiran

1. Tinggi Batang Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda............. 34

2. Tinggi Batang Pada Aksesi yang Berbeda..................................... 34

3. Jumlah Daun Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda............... 34

4. Jumlah Daun Pada Aksesi yang Berbeda....................................... 35

5. Jumlah Stolon Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda............. 35

6. Jumlah Stolon Pada Aksesi yang Berbeda.................. .................. 35

Page 11: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi karena itu banyak dibudidayakan secara

hidroponik. Penanaman stroberi secara hidroponik meningkatkan kuantitas dan

kualitas buah stroberi. Sehingga petani mendapatkan harga jual yang lebih tinggi

daripada penanaman stroberi secara konvensional. Harga buah stroberi terbaik

(grade A) yang ditanam secara konvensional dihargai Rp 30.000/ kg, sedangkan

stroberi ukuran besar yang ditanam secara hidroponik dihargai Rp. 70.000/ kg

(Budiman dan Saraswati, 2006). Selain itu, keuntungan dari hidroponik adalah

tidak memerlukan lahan yang luas dan lingkungan tumbuh tanaman dapat lebih

dikendalikan. Sehingga hidroponik sangat sesuai untuk daerah perkotaaan dimana

lahan untuk pertanian semakin sempit (Nicholls, 1990). Penanaman hidroponik

tidak menggunakan media tanah. Media hidroponik yang digunakan dapat berupa

pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa (Jensen, 1997).

Stroberi adalah tanaman tahunan (herbaceous perennial). Batang utama

tanaman ini sangat pendek. Daun-daun terbentuk pada buku dan di ketiak setiap

daun terdapat pucuk aksilar (Verheij dan Coronel, 1997). Produktivitas stroberi

sekitar 0.45 kg per tanaman (Rukmana, 1998). Bobot stroberi per buah rata-rata

untuk kelas besar 20g, kelas medium besar 16g, kelas medium kecil 12.5g dan

kelas kecil 4.5g (Budiman dan Saraswati, 2006).

Petani konvensional umumnya menggunakan bibit lokal yang diperbanyak

sendiri dengan stolon. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam

stroberi, menggunakan varietas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk

dibuat makanan olahan seperti selai. Selain bibit lokal, petani juga menggunakan

beberapa varietas stroberi introduksi dari luar negeri seperti oso grande, pajero,

selva, ostara, tenira, robunda, bogota, elvira, grella, camarosa, earlibrite,

strawberry festival, sweet charlie dan red gantlet (Budiman dan Saraswati, 2006).

Buah stroberi biasa dimakan segar atau diolah menjadi beragam pangan

olahan seperti selai, sirup, yoghurt, es krim dan lain-lain. Kandungan gizi stroberi

Page 12: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

2

per 100 g berat buah yang dapat dimakan mengandung energi 140 kJ, Protein

0.8 g, lemak 0.5, karbohidrat 7.6, vitamin C 53 mg, serat 1.7 g dan air 90.6 g

(Verheij dan Coronel, 1997). Selain mempunyai kandungan gizi yang tinggi buah

stroberi juga mengandung ellagic acid, yang merupakan anti toksin, anti radikal

bebas, anti karsinogenik dan anti mutagen (Poincelot, 2004). Bagian yang dapat

dimakan dari buah stroberi mencapai 96% dengan kandungan air mencapai 89.9%

(Rukmana, 1998).

Perkembangan ekspor buah stroberi di Indonesia dari tahun 2000-2004

mencapai rata-rata 3971.4 kg/tahun (BPS, 2004). Hal ini menunjukkan Indonesia

mempunyai potensi untuk mengembangkan tanaman stroberi baik sebagai buah

segar maupun hasil olahannya. Permintaan buah stroberi yang semakin

meninggkatkan menyebabkan diperlukannya upaya intensifikasi budidaya

stroberi. Usaha peningkatan kuantitas dan kualitas produksi stroberi yang

diupayakan oleh petani maupun peneliti diantaranya adalah seleksi kultivar,

penentuan musim tanam, program pemupukan yang sesuai, dan modifikasi

lingkungan tumbuh.

Stroberi merupakan tanaman C3 yang tumbuh baik pada cahaya dengan

intensitas rendah. Modifikasi lingkungan tumbuh dengan sungkupan atau rumah

plastik perlu dipertimbangkan sebagai salah satu upaya untuk memberikan kondisi

lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan stroberi.

Seleksi kultivar yang telah dilakukan sampai saat ini telah mendapatkan

beberapa aksesi lokal yang cukup menjanjikan. Penelitian terhadap modifikasi

lingkungan tumbuh pada beberapa aksesi stroberi perlu dilakukan untuk

mendapatkan aksesi terbaik dalam lingkungan tumbuh tertentu.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan produksi

aksesi tanaman stroberi pada lingkungan tumbuh yang berbeda.

Page 13: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

3

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil produksi antara stroberi aksesi

Cipanas 1 dengan stroberi aksesi Cipanas 2.

2. Terdapat perbedaan kualitas buah stroberi yang ditanam dalam lingkungan

yang berbeda.

3. Terdapat interaksi antara lingkungan tumbuh dengan aksesi yang berpengaruh

terhadap produksi dan kualitas buah stroberi.

Page 14: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

4

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi dan morfologi

Stroberi (Fragaria ananassa Duch.) termasuk divisi Spermatophyta

(tumbuhan berbiji), kelas Angiospermae (berbiji tertutup), subkelas

Dicotyledonae (biji berkeping dua), ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Fragaria

(Benson, 1957). Stroberi di luar negeri dikelompokkan ke dalam kategori buah

lunak (soft berry). Tidak hanya stroberi, namun banyak jenis buah lunak lainnya,

seperti blackberry atau brambales (Rubus fruticosus), blueberry (Vaccinium spp.),

currant (Ribes spp.) dan raspberry (Raspberry spp.) (Rukmana, 1998).

Susunan tubuh tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, stolon, daun,

bunga, buah dan biji. Sifat morfologis tanaman stroberi adalah sebagai berikut:

1. Akar (Radix)

Stroberi mempunyai perakaran yang dangkal. Akar pada stroberi dewasa

merupakan akar adventif yang menggantikan fungsi dari akar primer (Edmond et.

al., 1979; Staudt, 1999). Akar primer pada stroberi yang merupakan akar

tunggang tidak berkembang dan akan mati. Akar adventif muncul dari ruas-ruas

batang (Edmond et. al., 1979). Tanaman stroberi dewasa pada umumnya

mempunyai 20-35 akar primer, tetapi ada juga jenis yang mempunyai 100 akar

primer (Gunawan, 2003).

2. Batang (Caulis)

Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku. Batang

tanaman banyak mengandung air (herbaceous), tertutupi oleh pelepah daun,

sehingga seolah-olah tampak seperti rumpun tanpa batang (Rukmana, 1998).

Menurut Gunawan (2003) internode pada tanaman stroberi sangat pendek

sehingga jarak daun yang satu dengan yang lainnya sangat kecil dan memberi

penampakan seperti rumpun tanpa batang. Batang utama dan daun yang tersusun

rapat disebut crown. Ukuran crown berbeda-beda menurut umur, tingkat

perkembangan tanaman, kultivar dan kondisi lingkungan pertumbuhan.

Page 15: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

5

Tanaman stroberi menghasilkan tiga jenis tunas, yaitu (1) tunas yang

tumbuh menjaditajuk yang disebut crown, (2) tunas yang berkembang menjadi

tunas memanjang yang disebut runner dan (3) tunas yang membentuk tandan

bunga (Edmond et al., 1979).

3. Cabang Merayap (Runner / Stolon)

Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas

permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur (Rukmana,

1998). Pada stolon terdapat ruas-ruas. Ruas-ruas dari stolon ini dapat mencapai

belasan sentimeter. Pada ruas terdapat pucuk aksilar yang dilindungi oleh bractae.

Anakan akan membentuk akar pada saat pucuk membentuk daun trifoliate. Akar

dari anakan akan membentuk akar cabang setelah mencapai 2-5 cm (Gunawan,

2003).

Perbanyakan dengan runner paling banyak dilakukan karena runner yang

dihasilkan oleh tanaman stroberi banyak, waktu yang dibutuhkan lebih cepat, sifat

tanaman anakan sama dengan tanaman induk serta lebih murah dan lebih mudah

(Childers, 1973).

4. Daun (Folium)

Daun stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran 1.5 -1.7 cm (Verheij

dan Coronel, 1997). Tangkai daun tanaman berbentuk bulat serta seluruh

permukaannya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. Helai daun bersusun tiga

(trifolia), dengan bagian tepi daun bergerigi, permukaan daun berwarna hijau dan

mempunyai berstruktur tipis. Daun dapat bertahan hidup selama 1-3 bulan, dan

kemudian daun akan kering dan mati (Rukmana, 1998). Bentuk, warna dan

ketebalan daun beragam, dipengaruhi oleh kultivar dan faktor lingkungan seperti

panjang hari, intensitas cahaya dan temperatur (Staudt, 1999).

5. Bunga (Flos)

Bunga stroberi tersusun dalam malai (cluster) dan merupakan bunga

hermaprodit. Dalam satu individu bunga terdapat lima atau lebih sepal yang

berwarna hijau, lima atau lebih petal yang berwarna putih, sejumlah stamen dan

Page 16: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

6

sejumlah pistil yang menempel pada satu reseptakel yang membesar (Edmond et

al., 1979; Gunawan, 2003).

Bunga primer adalah bunga yang pertama kali mekar pada setiap malai,

kemudian disusul oleh bunga-bunga lainnya. Penyerbukan bunga dibantu oleh

serangga (lebah) dan angin (Rukmana, 1998).

6. Buah (Fructus)

Edmond et al. (1979) dan Gunawan (2003) menyatakan bahwa buah

stroberi yang berwarna merah sebenarnya adalah reseptakel yang membesar,

sedangkan buah sejatinya yang berasal dari ovul berkembang menjadi buah kering

dengan biji keras yang disebut achene. Ashari (1995) dan Gunawan (2003)

menyatakan bahwa buah yang muncul dari bunga primer mempunyai ukuran

paling besar, diikuti oleh buah yang muncul dari bunga sekunder, tersier dan

kuartener.

Pada daerah tropik pembungaan stroberi bisa berlangsung sepanjang

tahun. Namun demikian, pada musim hujan panennya kurang bagus karena

pertumbuhan yang lambat, rendahnya penyerbukan dan banyak terjadi kebusukan

buah (Choopong dan Verheij, 1997).

7. Biji (Semen)

Biji stroberi berukuran kecil, pada setiap buah menghasilkan banyak biji.

Biji berukuran kecil terletak di antara daging buah. Pada skala penelitian atau

pemuliaan tanaman biji merupakan alat perbanyakan tanaman secara generatif.

Biji stroberi hasil pemuliaan biasanya merupakan benih bagi tanaman stroberi

varietas baru. Potensi biji pada setiap buah stroberi dapat mencapai 200-300 butir

biji (Rukmana, 1998).

Syarat tumbuh

1. Iklim

Edmond et al. (1979) menyatakan bahwa hal yang paling berpengaruh

terhadap pertumbuhan stroberi adalah temperatur, panjang hari dan kelembaban

udara. Menurut Rukmana (1998) tanaman stroberi membutuhkan lingkungan

Page 17: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

7

tumbuh bersuhu dingin (sejuk) dan lembab. Meskipun demikian, tanaman stroberi

mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup luas.

Menurut Edmond et al. (1979) tanaman stroberi tumbuh baik pada suhu

antara 17-20°C, sedangkan menurut Rukmana (1998) suhu udara minimum untuk

pertumbuhan stroberi antara 4-5°C. Edmond (1979) menyatakan kelembaban

udara (RH) yang baik bagi stroberi antara 80-90% dan lama penyinaran matahari

8–10 jam per hari, sedangkan menurut Shoemaker (1982) stroberi tumbuh baik di

daerah dengan curah hujan 900-1284 mm/tahun. Choopong dan Verheij (1997)

menyatakan bahwa di daerah tropik tanaman stroberi dapat berbunga sepanjang

tahun tanpa dipengaruhi oleh panjang hari.

2. Keadaan tanah (medium tanam)

Stroberi dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah, dari tanah berpasir

sampai tanah berliat (Childers, 1973; Ashari, 1995). Beberapa varietas lebih

cocok ditanam pada tanah yang berat dan ada juga varietas yang lebih cocok

ditanam di tanah ringan asalkan tersedia humus dan aerasi yang baik (Childers,

1973). Gardner et. al. (1993) menyatakan bahwa stroberi tumbuh baik pada tanah

dengan pH 5-6.

Media Tanam

Salah satu media tanam hidroponik yang mudah didapat dan harganya

murah adalah arang sekam. Menurut Krisantini et. al (1997), arang sekam

memiliki karakteristik sangat ringan (BJ = 0.2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi

udara tinggi karena mengandung banyak pori, kapasitas menahan air tinggi, pH

tinggi (kurang dari 8), serta relatif bersih dari hama, bakteri dan gulma. Kapasitas

menahan air yang tinggi dari arang sekam membuat larutan hara dalam media

hidroponik dapat tahan lama.

Lingkungan tumbuh

Salah satu bentuk modifikasi lingkungan pada penanaman stroberi adalah

dengan menanam stroberi dalam sungkupan dan rumah plastik. Penanaman dalam

Page 18: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

8

lingkungan yang lebih terkendali ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi

stroberi.

Sungkupan adalah atap yang dibuat dari rangka bambu berbentuk

melengkung (melingkar) yang ditutupi dengan plastik UV (ultra violet) bening

atau transparan. Tinggi atap sekitar 50 cm dari permukaan bedengan. Pemasangan

atap plastik atau sungkupan pada musim hujan dapat menghindarkan busuk buah

saat hujan turun (Budiman dan Saraswati, 2006). Bentuk sungkupan yang tidak

terlalu rumit meminimkan biaya pembuatannya, sehingga biaya pembuatannya

lebih murah dibandingkan rumah plastik.

Penggunaan rumah plastik merupakan salah satu cara untuk memodifikasi

iklim untuk mencipkan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.

Penanaman di rumah plastik mempunyai beberapa keuntungan yaitu produksi

tanaman dapat diatur untuk memenuhi permintaan pasar dan tanaman dapat

terlindungi dari pengaruh lingkungan yang kurang baik (Edmond et al., 1979).

Sedangkan kerugian rumah plastik menurut Harjadi (1990) adalah plastik yang

mudah robek akibat sinar ultraviolet dan kemungkinan rusaknya rumah plastik

karena angin. Sehingga untuk jangka panjang memiliki biaya produksi yang lebih

tinggi dibandingkan penanaman di lapang.

Aksesi

Penelitian menggunakan bibit stroberi dari lahan petani. Tanaman stroberi

yang digunakan petani merupakan hasil skrinning yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Skrinning dilakukan pada stroberi lokal untuk menemukan

stroberi yang memiliki ketahanan tumbuh di lapang. Hasil dari skrinning tanaman

stroberi lokal didapat tiga aksesi, tapi yang digunakan dalam penelitian hanya dua

aksesi. Kedua aksesi yang digunakan, oleh peneliti sebelumnya diberi kode

Cipanas 1 dan Cipanas 2.

Kualitas buah

Menurut Kader (1992), kualitas diartikan sebagai beberapa hal yang

membuat sesuatu itu bernilai atau unggul. Kualitas komoditi hortikultura

merupakan kombinasi dari ciri-ciri, sifat dan nilai harga yang mencerminkan nilai

komoditi tersebut.

Page 19: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

9

Kualitas buah stroberi sangat ditentukan oleh jenis varietas yang ditanam.

Parameter kualitas pada stroberi meliputi penampakan buah (warna, ukuran,

bentuk dan bebas dari penyakit), kekeasan buah, aroma dan kandungan nutrisi

(Ryall and Pentzer, 1982; Shamaila et. al., 1992).

Menurut Gunawan (2003), kriteria pengkelasan buah stroberi dapat dibagi

tiga yaitu kelas ekstra, kelas I dan kelas II. Buah stroberi kelas ekstra mempunyai

kriteria tertentu, yaitu: berdiameter 3 cm lebih, utuh, sehat (bebas dari patogen,

penyakit partikel tanah, pestisida) dan seragam (bentuk, warna dan tingkat

kematangan). Buah kelas I mempunyai kriteria hampir sama seperti buah kualitas

ekstra tapi diameter buah 2.0 cm – 3.0 cm, sedangkan warna dan bentuk buah

tidak begitu ketat dipertahankan. Kelas II adalah buah stroberi dengan diameter

kurang dari 2 cm. Buah stroberi kelas II adalah buah sisa seleksi yang tidak

termasuk dalam kelas ekstra atau kelas I tapi masih layak untuk dikonsumsi segar

ataupun untuk tujuan pengolahan.

Page 20: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

10

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksakan pada bulan Maret sampai Oktober 2003 di kebun

pertani stroberi desa Ciherang, kecamatan Pacet, Cianjur dengan ketinggian 900

meter dpl. Analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Research Group

of Crop Improvement (RGCI), IPB.

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah bibit stroberi aksesi Cipanas I dan

Cipanas II yang berumur 3 minggu, polybag ukuran 45 cm x 50 cm, media arang

sekam, mulsa plastik, plastik penutup, bambu dan paku. Bahan kimia yang

digunakan untuk analisis mutu buah adalah NaOH 0.1N dan phenolphtalaein.

Bahan kimia larutan hara lengkap (Tabel Lampiran 1) untuk tomat yang telah

dimodifikasi digunakan untuk penyiraman tanaman, sedangkan Benlate® dan

Curacron® 500 EC digunakan untuk mengatasi serangan hama dan penyakit pada

stroberi yang ditanam.

Alat yang digunakan adalah alat gelas (erlenmeyer, buret, labu takar),

penggaris, penetrometer, hand refractometer, mortar, timbangan analitik dan

refrigerator.

Metode Penelitian

Penelitian disusun secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Petak

Terpisah (Split Plot Design) dua faktor, yaitu faktor lingkungan tumbuh dan

faktor jenis tanaman. Faktor lingkungan tumbuh terdiri dari 3 perlakuan, yaitu

penanaman di lapang, sungkupan dan rumah plastik. Faktor jenis tanaman terdiri

dari 2 perlakuan, yaitu aksesi Cipanas 1 dan aksesi Cipanas 2.

Pada percobaan ini terdapat enam kombinasi perlakuan. Masing-masing

kombinasi perlakuan terdiri dari delapan ulangan, sehingga terdapat 48 satuan

percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat dua tanaman, sehingga jumlah total

tanaman yang digunakan adalah 96 tanaman.

Page 21: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

11

Model liniernya adalah sebagai berikut :

Yijk = µ + αi+ δij + βi+ (αβ)ij + εijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan

µ = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh lingkungan tumbuh ke-i (i = 1, 2, 3)

δij = Komponen acak dari petak utama

βi = Pengaruh aksesi ke-j (j = 1, 2)

(αβ)ij = Pengaruh interaksi antara lingkungan tumbuh dengan aksesi

εijk = Pengaruh Galat

Data hasil pengamatan diuji dengan uji F, jika perlakuan berbeda nyata,

pengujian dilanjutkan dengan menggunakan metode Duncan Multiply Range Test

(DMRT).

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan persiapan bibit tanaman. Bibit

stroberi diperbanyak dari stolon yang ditanam dalam polybag berdiameter 15 cm

dengan media arang sekam. Selama pembibitan tanaman disiram dengan larutan

nutrisi dan dilakukan pemeliharaan seperti biasa.

Pembuatan rumah plastik dilakukan seminggu sebelum perlakuan

diberikan. Pembuatan bedengan dan sungkupan dilakukan tiga hari sebelum

perlakuan diberikan. Kerangka rumah plastik dan sungkupan dibuat dari bambu

dan sebagai penutup digunakan plastik biasa. Penanaman dalam polybag baik di

lapang, sungkupan maupun rumah plastik dilakukan di atas bedengan yang

ditutup dengan mulsa plastik polyetilen berwarna hitam-perak.

Bibit stroberi yang dipilih adalah bibit yang berasal dari stolon berusia tiga

minggu. Bibit yang dipilih adalah bibit yang sehat dan seragam dengan jumlah

daun 4 helai dan tinggi relatif sama. Polybag yang berukuran 45 cm x 50 cm diisi

dengan media arang sekam. Polybag yang telah diisi dengan media arang sekam

kemudian disiram dengan air. Bibit stroberi diwiwil sampai tinggal dua daun dan

ditanam dalam polybag yang telah diisi oleh media. Tiap polybag ditanami

Page 22: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

12

dengan dua tanaman stroberi kemudian diberi label dan diletakkan sesuai layout

percobaan. Layout percobaan disusun sesuai dengan rancangan split plot.

Pemberian larutan nutrisi dilakukan dengan penyiraman secara manual

dengan volume siraman 1 liter per polybag tanaman sekali penyiraman.

Komposisi larutan nutrisi dapat dilihat pada Tabel lampiran 1. Penyiraman larutan

nutrisi dilakukan setiap dua hari sekali atau sehari sekali jika cuaca panas.

Bunga pertama yang terbentuk dibuang untuk memberi kesempatan pada

tanaman melakukan pertumbuhan vegetatif sebelum menginduksi pembungaan.

Daun-daun tua, kering dan mati dibuang untuk mencegah kebusukan dan

penularan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan

menyemprotkan fungisida Benlate® dengan konsentrasi 0.7 g/liter dan

penyemprotan pestisida Curacron® 500 EC dengan konsentrasi 1 cc/liter.

Penyemprotan dilakukan apabila tanaman menunjukkan gejala penyakit atau

serangan hama. Penyemprotan di usahakan tidak dilakukan pada musim panen.

Apabila harus dilakukan maka tanaman stroberi minimal disemprot 2 hari

sebelum buah dipanen. Penyemprotan dilakukan 3 kali selama penelitian.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan seminggu sekali adalah pengamatan terhadap

jumlah stolon, jumlah daun dan tinggi tanaman. Pengamatan setelah panen adalah

pengamatan terhadap jumlah buah, berat buah dan uji hedonik. Pengamatan yang

dilakukan di laboratorium adalah penyimpanan dalam suhu ruang dan dingin

(0°C– 4°C), kekerasan, pengukuran padatan terlarut total serta total asam

tertitrasi.

a. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah stolon.

Tinggi tanaman dihitung mulai dari permukaan media sampai tempat

terakhir munculnya daun (titik tumbuh). Jumlah stolon dan daun yang akan

diwiwil dihitung terlebih dahulu sebelum dibuang.

Page 23: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

13

b. Jumlah dan berat buah.

Setiap buah stroberi per tanaman yang dipanen dihitung jumlahnya dan

ditimbang. Pemanenan buah dilakukan setiap 2 kali seminggu setelah tanaman

mulai berbuah.

c. Uji hedonik.

Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis diminta

tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan.

Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya,

mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini

disebut skala hedonik (Rahayu, 1998).

Uji hedonik dilakukan untuk mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap

parameter rasa, warna, aroma, tekstur dan penerimaan pada buah stroberi. Skala

yang digunakan memiliki tujuh skala hedonik dan numerik, yaitu : 1= sangat tidak

suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = agak suka, 5 = suka, 6 = sangat

suka, 7 = amat sangat suka (Soekarto, 1985). Jumlah panelis yang diuji sebanyak

15 orang.

d. Kekerasan, Padatan Terlarut Total (PTT), Total Asam Tertitrasi (TAT) dan

Penyimpanan.

Pengukuran kekerasan dilakukan dengan penetrometer. Buah stroberi

diletakkan di bawah jarum penetrometer. Ujung jarum diusahakan menempel pada

komoditi yang diukur. Skala penanda jauh diset pada angka nol. Waktu dipasang

(set) selama 5 detik kemudian tombol tanda mulai ditekan. Nilai kekerasan dapat

dibaca pada jarak skala penanda. Pengukuran kekerasan diulang di tiga tempat

yang berbeda, yaitu ujung, tengah dan pangkal buah. Hasil pengukuran tersebut

kemudian dirata-ratakan.

Padatan terlarut total diukur dengan hand-refractometer. Buah stroberi

dihaluskan dengan mortar, kemudian sari buah diteteskan pada prisma hand-

refractometer. Pengukuran dilakukan pada suhu ruang. Prisma hand-

refractometer dibersihkan dengan air sebelum dan sesudah melakukan pembacaan

skala Derajat Brix (°Brix).

Page 24: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

14

Total asam ditentukan melalui titrasi. Buah stroberi dihaluskan dengan

mortar. Stroberi yang berbentuk pasta ditimbang seberat 10 gram kemudian

dimasukkan ke gelas ukur, ditambah aquades, dikocok dan disaring. Hasil

saringan ditampung dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan aquades

sampai tanda tera. Hasil pengenceran tersebut diambil 10 ml dan ditempatkan

dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi dengan indikator phenolphtlein dan dititrasi

dengan NaOH 0.1 N sampai muncul warna pink (merah muda). Jumlah NaOH

yang terpakai dicatat. Nilai total asam dapat dihitung dengan rumus:

TA(mg/100g bahan)= ml NaOH x N NaOH x FP x BE Asam Sitrat x 100

Bobot contoh (gram)

Keterangan : N NaOH = Normalitas NaOH (0.1)

FP = Faktor Pengencer

BE Asam Sitrat = BM/valensi = 64

Penyimpanan yang dilakukan adalah penyimpanan dalam suhu ruang dan

dingin. Penyimpanan dalam suhu ruang dan dingin (0°C – 4°C) dilakukan setelah

sebelumnya buah dikemas dalam wadah plastik polietilen. Buah yang disimpan

dalam suhu ruang dan dingin diamati setiap hari sampai buah tidak layak

konsumsi.

Page 25: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Lokasi pertanaman yang digunakan pada percobaan ini merupakan kebun

stroberi milik petani yang telah biasa dipergunakan untuk budidaya stroberi.

Masalah yang biasanya terjadi pada budidaya stroberi di lokasi tersebut adalah

serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit terdapat pada fase

vegetatif maupun generatif. Pada fase vegetatif penyakit yang menyerang adalah

bercak daun Mycosphaerella fragariae. Pada fase generatif terdapat serangan kutu

kumbang (flea beetle) dan cendawan busuk buah kelabu yang disebabkan oleh

Botrytis cinerea. Kutu kumbang menyerang bunga dengan memakan putik dan

benang sari. Serangan hama dan penyakit sekitar 27.6% dari seluruh populasi

tanam.

a b c

Gambar 1. Pertumbuhan Stroberi Pada Lingkungan yang Berbeda (a) Lapang (b)

Sungkupan (c) Rumah Plastik

Secara umum pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman stroberi di

lapang lebih baik dari pada tanaman stroberi di sungkupan dan rumah plastik.

Stroberi yang ditanam di lapang berdaun lebih kecil dan bertangkai lebih pendek.

Sedangkan stroberi yang ditanam di rumah plastik mempunyai daun terlebar dan

tangkai daun tinggi. Hal ini diduga akibat pencahayaan didalam rumah plastik

yang lebih rendah dari pada di lapang dan sungkupan.

Musim penghujan terjadi pada awal dan akhir penanaman. Tanaman

memasuki fase generatif mulai 1.5 bulan setelah tanam dan sebulan kemudian

buah dapat di panen. Pemanenan dilakukan secara bertahap setiap 3 hari sekali.

Berdasarkan data iklim kelembaban (RH) dan curah hujan rata-rata per hari paling

Page 26: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

16

rendah terjadi pada bulan Juni-Agustus (Tabel Lampiran 2), yaitu pada saat

tanaman berumur 4 sampai 6 bulan setelah tanam (BST). Curah hujan rata-rata

terrendah terjadi pada bulan Juni yaitu 8.7 mm/hari.

Tinggi Batang dan Jumlah Daun

Aksesi Cipanas 1 dan Cipanas 2 merupakan aksesi lokal hasil screening

yang dilakukan oleh peneliti yang sebelumnya. Aksesi Cipanas 1 dan Cipanas 2

berhasil beradaptasi pada lingkungan tumbuh di lapang. Penanaman stroberi di

sungkupan dan rumah plastik dipertimbangkan karena stroberi adalah tanaman

C3. Pada tanaman C3 aktifitas fotosintesis akan meningkat pada intensitas cahaya

rendah. Suhu optimum fotosintesis tanaman C3 rendah yaitu 15°C-25°C (Gardner

et al., 1993).

Stroberi yang ditanam di lapang pada 8 BST menghasilkan tinggi tanaman

yang nyata lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditanam di sungkupan dan

rumah plastik. Rata-rata jumlah daun per tanaman pada 8 BST nyata lebih tinggi

pada penanaman di lapang dibandingkan penanaman di sungkupan dan rumah

plastik (Tabel 2). Hal ini diduga karena intensitas cahaya yang diterima oleh

tanaman yang ditanam di lapang lebih tinggi daripada rumah plastik. Edmond

(1979) menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan pada tanaman tomat

dalam intensitas cahaya dibawah optimal menunjukkan bahwa tomat yang

ditanam dalam intensitas rendah memiliki hasil panen yang rendah. Hal ini

disebabkan karena energi cahaya yang tersedia dalam rumah plastik dibawah

kondisi optimum, sehingga proses fotosintesis rendah. Fotosintesis yang rendah

diduga menyebabkan pertumbuhan vegetatif dan generatif rendah.

Tanaman dalam rumah plastik mempunyai tinggi tajuk yang lebih tinggi

dibandingkan tanaman lapang (Novianti, 2004). Secara umum penampakan

stroberi yang ditanam dalam rumah plastik memiliki tangkai dan ukuran daun

yang lebih besar dari pada tanaman yang di tanam di lapang. Schilletter and

Richey (1999) mengungkapkan bahwa intensitas cahaya yang berkurang

mengakibatkan tanaman berdaun jarang, tipis dan melebar. Menurut Novianti

(2004) kenaikan tinggi tajuk sebanding dengan kenaikan tinggi batang, namun

hasil penelitian menunjukkan tanaman yang ditanam dalam rumah plastik

Page 27: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

17

memiliki batang yang lebih pendek dan petiol daun yang tinggi. Hal ini

kemungkinan disebabkan tanaman memperpanjang petiolnya untuk mencapai

sumber cahaya yang diperlukan dalam proses fotosintesisnya. Menurut Poincelot

(2004) daun tanaman yang berada dibawah naungan akan mempunyai ciri-ciri

tertentu, yaitu tipis karena kurang nutrisi dan berpermukaan lebar supaya dapat

menyerap cahaya yang paling rendah sekali pun. Pada tanaman yang ditanam

dibawah matahari daun akan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu daun lebih tebal,

kecil dan memiliki petiol yang pendek.

Tabel 1. Rata-rata Tinggi tanaman per Tanaman pada Setiap Perlakuan

Lingkungan Tumbuh

Umur Tanaman (BST) Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8

……….cm……….

Lapang 2.2 2.9 3.5a 3.5 3.6 4.9 6.3

a 6.9

a

Sungkupan 2.2 2.9 3.4ab 3.5 3.6 4.9 5.8ab 6.4b

Rumah Plastik 1.9 2.6 3.2b 3.4 3.5 4.7 5.6

b 6.1

b

……….cm……….

Cipanas 1 2.5a 3.1

a 3.5

a 3.5 3.6 5.1

a 6.2

a 6.8

a

Cipanas 2 1.8b 2.5b 3.3b 3.4 3.50 4.6b 5.6b 6.1b

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn *

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

- BST = Bulan Setelah Tanam

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Tinggi batang tanaman aksesi Cipanas 1 nyata lebih tinggi dibandingkan

aksesi Cipanas 2 pada semua umur tanaman (Tabel 1) diduga karena adanya

perbedaan genetik diantara Cipanas 1 dengan Cipanas 2. Gunawan (2003)

mengungkapkan bahwa ukuran batang berbeda-beda menurut umur, tingkat

perkembangan tanaman, kultivar dan kondisi lingkungan pertumbuhan. Rata-rata

jumlah daun per tanaman aksesi Cipanas 1 dengan Cipanas 2 tidak berbeda nyata.

Tinggi batang Cipanas 1 yang nyata lebih tinggi daripada Cipanas 2, sedangkan

jumlah daun tidak berbeda nyata diduga disebabkan karena pertumbuhan

Cipanas 1 secara vegetatif lebih baik daripada Cipanas 2. Posisi daun Cipanas 1

yang tidak tersusun rapat diduga memberikan kesempatan bagi daun untuk

Page 28: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

18

menyerap cahaya matahari secara lebih efektif sehingga meningkatkan

fotosintesis.

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun per Tanaman pada Setiap Perlakuan Lingkungan

Tumbuh

Umur Tanaman (BST)

Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8

Lapang 5.19 5.31a 8.69a 9.62 7.81 7.06 7.00 7.19a

Sungkupan 4.62 5.19a 8.50

a 9.31 7.44 7.06 6.88 5.81

b

Rumah Plastik 4.12 4.56b 6.56b 8.00 6.81 5.94 6.62 5.44b

Cipanas 1 4.79 5.29a 8.08 9.00 7.75 6.71 7.12 6.17

Cipanas 2 4.50 4.75b 7.75 8.96 6.96 6.67 6.54 6.12

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

- BST = Bulan Setelah Tanam

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Interaksi antara perlakuan lingkungan tumbuh dan aksesi pada parameter

tinggi batang terjadi pada 8 BST (Tabel 1). Interaksi menunjukkan tinggi batang

stroberi aksesi Cipanas 1 akan lebih tinggi apabila ditanam di lapang daripada

kombinasi perlakuan lain.

Jumlah Stolon

Jumlah stolon pada perlakuan lingkungan tumbuh berbeda nyata pada

setiap BST (Tabel 3). Penanaman stroberi di lapang dan sungkupan menghasilkan

jumlah stolon yang nyata lebih tinggi dari pada penanaman stroberi di rumah

plastik. Hal ini diduga karena suhu di lapang dan sungkupan lebih optimal untuk

pertumbuhan daripada suhu dalam rumah plastik. Menurut Edmond et al. (1979)

tanaman stroberi tumbuh baik pada suhu antara 17°C-20°C. Suhu rata-rata pada

pertanaman stroberi di lahan per bulan relatif tinggi, yaitu antara 20°C-24°C

(Lampiran 1). Suhu rata-rata per bulan didalam rumah plastik diperkirakan lebih

dari 20°C-24 °C karena adanya green house effect. Ashari (1995) menyatakan

Page 29: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

19

bahwa suhu tinggi dengan lama penyinaran yang panjang mendorong

pembentukan stolon. Namun pengamatan menunjukkan bahwa rumah plastik

memiliki jumlah stolon yang paling sedikit dibandingkan penanaman stroberi di

lapang dan sungkupan. Hal ini diduga karena tanaman C3 mempunyai suhu

optimum yang lebih rendah dari C4 untuk melakukan fotosintesis. Menurut

Gardner (1993) suhu optimum fotosintesis tanaman C3 rendah yaitu 15°C-25°C

dibandingkan dengan C4 yaitu 30°C-40°C. Fotosistesis yang rendah diduga

menghambat pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman dalam rumah plastik.

Pembentukan stolon adalah salah satu dari parameter pertumbuhan vegetatif

tanaman stroberi.

Pertumbuhan stolon aksesi Cipanas 1 berbeda nyata lebih tinggi dari pada

aksesi Cipanas 2 pada 6-8 BST (Tabel 3). Perbedaan ini diduga karena adanya

perbedaan genetik antara aksesi Cipanas 1 dengan Cipanas 2. Menurut Gourley

dan Howlett (1941) jumlah stolon yang tinggi bermanfaat bagi produksi

perbanyakan bibit. Tanaman yang menghasilkan jumlah stolon banyak akan

semakin cepat menghasilkan anakan dalam jumlah banyak dengan waktu relatif

pendek. Jumlah stolon yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh kultivar, lama

penyinaran air dan nutrisi (Gourley dan Howlett, 1941; Shoemaker, 1982).

Rata-rata pertambahan jumlah stolon per tanaman pada perlakuan

lingkungan tumbuh dan aksesi dari 1 BST sampai 3 BST lebih tinggi

dibandingkan pada saat 4-8 BST. Hal ini dapat dilihat dari slope grafik jumlah

stolon (Gambar Lampiran 5 dan 6). Menurut Schneider dan Scarborough (1960)

tingkat produksi stolon yang tinggi pada awal pertumbuhan tanaman menandakan

tanaman memiliki tingkat pertumbuhan yang baik. Penurunan pertambahan

jumlah stolon pada 4-8 BST diduga tanaman dalam masa generatif. Stroberi

berada pada masa pembungaan dan awal musim panen pada umur 4 BST.

Tanaman stroberi yang berada pada masa generatif diduga akan memusatkan hasil

fotosintesis pada pembungaan dan pembentukan buah. Menurut Schilletter dan

Richey (1999) karbohidrat akan terakumulasi ketika pertumbuhan vegetatif

tanaman atau bagian dari tanaman terhambat sehingga karbohidrat yang

dihasilkan dari proses fotosintesis tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan

organ-organ generatif.

Page 30: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

20

Pertumbuhan stolon yang tinggi di fase generatif tanaman menyebabkan

fotosintat terbagi antara pertumbuhan generatif dan vegetatif sehingga

pertumbuhan generatif tidak optimal. Produksi buah tanaman stroberi

membutuhkan pembuangan stolon secara intensif. Menurut Underwood (1975)

pembuangan setiap stolon yang muncul menyebabkan fotosintesis tertuju pada

produksi buah.

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Stolon per Tanaman pada Setiap Perlakuan Lingkungan

Tumbuh

Umur Tanaman (BST)

Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8

Lapang 0.4a 2.4a 5.9a 7.1a 7.3a 7.6a 8.0a 8.1a

Sungkupan 0.1b 2.3

a 5.1

a 6.5

a 7.2

a 7.3

a 7.9

a 7.9

a

Rumah Plastik 0.1b 1.2b 2.6b 4.0b 4.4b 4.6b 4.7b 5.0b

Cipanas 1 0.2 2.1 4.6 6.2 6.9 7.3a 8.0a 8.3a

Cipanas 2 0.1 1.8 4.5 5.5 5.7 5.7b 5.7

b 5.7

b

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%

- BST = Bulan Setelah Tanam

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Buah

Data pengamatan produksi buah (Tabel 4) menunjukkan bahwa berat dan

jumlah total buah stroberi yang ditanam di lapang dan sungkupan nyata lebih

tinggi dibandingkan perlakuan rumah plastik. Berat total, jumlah total dan berat

buah rata-rata aksesi Cipanas 1 nyata lebih tinggi dari aksesi Cipanas 2. Hal ini

diduga karena pertumbuhan vegetatif yang baik dapat mendukung pertumbuhan

generatif.

Interaksi antara lingkungan tumbuh dan aksesi terjadi pada berat total buah

dan jumlah total buah stroberi (Tabel 4). Aksesi Cipanas 1 menunjukkan

kemampuan untuk berproduksi lebih tinggi apabila ditanam di lapang.

Page 31: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

21

Tabel 4. Bobot Total Buah Panen, Jumlah Total Buah Panen dan Bobot Rata-rata

Buah per tanaman pada Setiap Perlakuan Lingkungan Tumbuh.

Perlakuan Berat Total Buah Jumlah Total Buah Berat Rata-rata Buah

.......gr....... .......buah....... .......gr/buah.......

Lapang 124.76a 18.08a 6.82a

Sungkupan 91.69a 14.00

ab 6.44

ab

Rumah Plastik 48.47b 8.67b 5.79b

Cipanas 1 114.46a 16.39a 6.86a

Cipanas 2 62.16b 10.78

b 5.84

b

Interaksi ** * tn

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%.

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Hedonik

Buah stroberi hasil penanaman di lapang menunjukkan preferensi panelis

yang nyata lebih tinggi dibandingkan stroberi di sungkupan dan rumah plastik

pada parameter rasa dan penerimaan (Tabel 5). Komponen flavour meliputi aroma

dan rasa (Kader, 1992). Menurut Jacson dan Looney (1999) komponen flavour

buah ditentukan oleh kandungan gula, karbohidrat, asam dan senyawa aromatik

pada buah. Hal ini diduga karena pertumbuhan generatif tanaman yang ditanam

yang ditanam di lapang lebih baik daripada penanaman di sungkupan dan rumah

plastik. Pertumbuhan generatif yang lebih baik ini diduga menghasilkan buah

dengan rasa yang lebih diminati oleh para panelis uji hedonik.

Page 32: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

22

Tabel 5. Rata-rata Respon Panelis terhadap Rasa, Warna, Aroma, Tekstur dan

Penerimaan Buah dengan Uji Hedonik pada Skala 1-7 pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh.

Perlakuan Rasa Warna Aroma Tekstur Penerimaan

Lapang 5.31a 5.19 4.81 4.92 5.31a

Sungkupan 4.73b 4.88 4.81 4.73 4.85b

Rumah Plastik 4.65b 4.88 4.54 4.69 4.81

b

Cipanas 1 5.02 5.08 4.85 4.95 5.10

Cipanas 2 4.77 4.85 4.59 4.62 4.87

Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%.

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Kekerasan, Padatan Terlarut Total (PTT),Total Asam Tertitrasi (TAT) dan

Penyimpanan

Kekerasan buah adalah salah satu faktor penentu kualitas buah, termasuk

pada buah stroberi (Shamaila et al., 1992). Perlakuan lingkungan tumbuh dan

aksesi tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan buah.

Kandungan PTT buah menunjukkan persentase kandungan sukrosa dalam

sari buah. Perlakuan lingkungan tumbuh tidak berpengaruh nyata pada kandungan

PTT. Kandungan PTT aksesi Cipanas 1 nyata lebih tinggi dibandingkan Cipanas 2

(Tabel 6). Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik antara kedua aksesi

tersebut. Menurut Wang and Camp (2000) dan Moing et al. (2001) akumulasi

kandungan PTT pada stroberi sangat dipengaruhi oleh jenis kultivar.

Kandungan TAT buah menentukan rasa pada buah. Kandungan TAT

tinggi menyebabkan buah menjadi asam dan sebaliknya. Menurut Jackson dan

Looney (1999) ada beberapa macam asam dalam buah, 3 yang paling umum yaitu

asam malat, sitrat dan tartarat. Asam sitrat merupakan asam utama yang

ditemukan pada stroberi (Wang and Camp, 2000). Perlakuan lingkungan tumbuh

dan aksesi tidak berpengaruh terhadap kandungan TAT buah.

Page 33: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

23

Lunaknya kulit buah stroberi menyebabkan buah cepat rusak dan daya

simpannya rendah. Berdasarkan hasil penelitian, buah stroberi yang ditanam di

lapang dan sungkupan pada penyimpanan suhu 0°C–4°C nyata lebih tinggi

dibandingkan stroberi yang ditanam dalam rumah plastik. Pada penyimpanan

ruang, buah stroberi yang ditanam di lapang memiliki daya simpan yang nyata

lebih tinggi dari pada buah yang ditanam di rumah plastik (Tabel 6). Hal ini

diduga karena kelembaban di lapang dan sungkupan lebih rendah daripada dalam

rumah plastik, sedangkan kelembaban rumah plastik yang tinggi diduga

menyebabkan buah stroberi menjadi lunak dan cepat rusak. Daya simpan buah

stroberi Cipanas 1 dalam suhu ruang, nyata lebih tinggi dibandingkan Cipanas 2,

sedangkan pada penyimpanan dingin tidak berbeda nyata, sehingga dapat

disimpulkan bahwa penyimpanan dingin dapat meningkatkan daya simpan

stroberi.

Tabel 6. Rata-rata Kekerasan, Kandungan Padatan Terlarut Total, Total Asam

Tertitrasi, Penyimpanan Dingin (0-40C) dan Suhu Ruang pada Setiap

Perlakuan Lingkungan Tumbuh

Perlakuan Kekerasan PTT TAT Penyimpanan

(mm/100 gr/5 detik) (oBrix) (%) Dingin Ruang

......hari.....

Lapang 112.71 9.73 1.38 13.50a 2.38a

Sungkupan 101.39 9.31 1.27 13.50a 1.88

ab

Rumah Plastik 91.20 9.03 1.18 11.50b 1.38b

Cipanas 1 106.44 9.72a 1.32 13.00 2.17a

Cipanas 2 97.09 8.99b 1.24 12.67 1.58

b

Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan aspek yang sama adalah tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf 5%.

- ** = sangat nyata taraf 1 %, * = nyata taraf 5 %, tn = tidak nyata taraf 1 %

Page 34: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aksesi

Cipanas 1 yang ditanam yang di lapang memiliki pertumbuhan vegetatif dan

produksi yang lebih baik dibandingkan kombinasi aksesi dan lingkungan tumbuh

yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh parameter tinggi batang, jumlah daun, jumlah

stolon, berat total buah, jumlah total buah, berat buah rata-rata, Padatan Terlarut

Total (PTT), penyimpanan pada suhu dingin (0°C-4°C), penyimpanan pada suhu

ruang dan uji hedonik untuk parameter rasa dan penerimaan.

Saran

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam hal screening aksesi-aksesi

stroberi lokal lainnya yang dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan

termodifikasi, misalnya dalam sungkupan atau rumah plastik.

Page 35: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

25

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura : Aspek Budidaya. UI-Press. Jakarta. 485 hal.

Benson, L. 1957. Plant Classification. D. C. Heath & Co. Boston. 688 p.

Badan Pusat Statistik. 2004. Komoditas Impor Sayuran dan Buah-buah Indonesia.

Jakarta.

Budiman, S. dan Desi S. 2006. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar

Swadaya. Jakarta. 107 hal.

Childers, N. F. 1973. Modern Fruit Science. Somerset Press Inc. New Jersey.

960 p.

Choopong, S. Dan E. W. M. Verheij. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara

2: Buah-buahan yang Dapat Dimakan. In: E. W. M. Verheij dan R. E.

Coronel (eds). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Edmond, J. B., T. L. Senn, F. S. Andrews, and R. G. Halfacre. 1979.

Fundamentals of Horticulture. McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New

Delhi. 500 p.

Gardner. V. R., F. C. Bradford, H. D. Hooker. 1993. The Fundamentals of Fruit

Production. McGraw Hill Book Co. Inc. New York. 778 p.

Gourley, J. H. And F. S. Howlett. 1941. Modern Fruit Production. MacMillan Co.

New York.

Gunawan, L. W. 2003. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta. 81 hal.

Harjadi, S. S. 1990. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian IPB.

Bogor. Tidak dipublikasikan.

Jacson, D. And N. E. Looney. 1999. Temperate and Subtropical Fruit Production

2nd Edition. CABI Publishing. Canada.

Jesen, M. H. 1997. Hydroponics. Hort. Sci. 32 (6) : 1018-1021

Kader, A. A. 1992. Postharvest Biology and Technology : An Overview. P. 15-20.

In A. A. Kader (ed.). Post Technology of Horticultural Crop. Univ.

California. California. 192 p.

Krisantini, Sandra A. Azis, Yudiwanti. 1997. Mempelajari Beberapa Jenis Pupuk

dan Media Untuk Budidaya Hidroponik Sederhana Pada Tanaman

Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Page 36: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

26

Moing, A. and C. Renaud. 2001. Biochemical Changes During Fruit Development

of Four Strawberry Cultivars. J. Amer. Hort. Sci. 126 (4) : 394-403.

Nicholls, R. E. 1990. Beginning Hydroponics. Soilless Gardening: A Beginner’s

Guide to Growing Vegetables, House Plants, Flowers, and Herbs Without

Soil. Running Press. Philadelphia. 127p.

Novianti, E. 2004. Pengaruh Lingkungan Tumbuh yang Berbeda Terhadap

Pertumbuhan dan Kualitas Stroberi (Fragaria ananassa Duch.) Secara

Hidroponik. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Faperta. IPB.

Bogor. 30 hal

Poincelot, R. P. 2004. Sustainable Horticulture Today and Tomorrow. Prentice

Hall. New Jersey. 870 p.

Rahayu, W. P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan

Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Tidak dipublikasikan. 89 hal.

Rukmana, R. 1998. Stroberi Budi Daya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.

79 hal.

Ryall, A. L. And W. T. Pentzer. 1982. Handling, Transportation and Storage of

Fruits and Vegetables 2nd Ed Volume 2 : Fruits and tree Nuts. Avi

Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. 610 p.

Schilletter, J. C. and Richey, H. W. 1999. Textbook of General Horticulture.

Biotech Books. 367 p.

Schneider, G. W. and C. C. Scarborough. 1960. Fruit Growing. Prentice-Hall Inc.

New Jersey. 307 p.

Shamaila, M., T. E. Baumann, G. W. Eaton, W. D. Powrie and B. J. Skura. 1992.

Quality Attributes of Strawberry Cultivars Grown in British Columbia. J.

Food Sci., 57(3) : 696-699.

Shoemaker, J.S. 1982. Small Fruits Culture 5 th ed. Avi Publishing Co. Inc.

Connecticut. 187 p.

Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

IPB. Bogor. 144 hal.

Staudt, G. 1999. Systematics and Geographic Distribution of The American

Strawberry Species. Univ. of California Press. USA.

Underwood, J. 1975. The Life-Time Encyclopedia of Gardenning : Vegetable and

Fruits. Life-Time Books. New York. 160 p.

Page 37: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

27

Wang, S. Y. and M. J. Camp. 2000. Temperatures After Bloom Affect Plant

Growth and Fruit Quality of Strawberry. Scientica Horticulturae. Vol 85 :

183-199.

Verheij, E. W. M. dan R. E. Coronel. 1997. Buah-Buahan yang Dapat Dimakan.

Gramedia. Jakarta.

Page 38: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

28

LAMPIRAN

Page 39: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

29

Tabel Lampiran 1. Formulasi Larutan Nutrisi

Jenis Hara Konsentrasi (ppm)

Nitrogen (N) 300

Fosfor (F) 42

Kalium (K) 400

Kalsium (Ca) 366

Magnesium (Mg) 70

Sulfur (S) 9

Besi (Fe) 0.8

Boron (B) 0.5

Mangan (Mn) 0.8

Seng (Zn) 0.05

Tembaga (Cu) 0.05

Molibdenum (Mo) 0.01

Tabel Lampiran 2. Data Iklim Kecamatan Pacet Periode Maret-Oktober 2003

Suhu (

0C) RH(%) Bulan

700 13

00 18

00 Max Min

CH

(mm/hari) 700 13

00 18

00

Maret 19.5 23.9 21.0 21.0 25.0 18.1 280 88 78 91 86

April 19.9 25.3 22.3 21.8 26.3 18.0 302 87 71 89 81

Mei 20.1 25.0 22.0 21.8 25.9 17.7 272 96 86 96 90

Juni 19.0 24.9 31.9 23.7 25.9 16.7 49 80 68 85 79

Juli 17.9 24.4 21.7 20.5 26.1 15.5 8.7 80 65 83 77

Agustus 18.1 24.9 21.9 20.8 26.1 16.2 118 84 64 84 79

September 18.7 25.1 21.9 20.4 25.9 16.7 183 85 64 85 80

Oktober 20.5 24.7 31.5 24.3 25.9 17.7 318 84 68 86 80

Sumber: Badan Meterologi dan Geofisika Dramaga, Bogor

Tabel Lampiran 3. Perkembangan Ekspor Stroberi di Indonesia, Tahun 2000-

2004.

Tahun Volume (kg)

2000 5488

2001 4707

2002 1138

2003 2944

2004 5580

Rata-rata 3971.4

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2004 (diolah)

Page 40: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

30

Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Batang

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK (%)

BST 1 Ulangan 3 0.9036 0.3012 1.86 0.2075 19.05

Lokasi 2 0.5364 0.2682 1.48 0.3006

Aksesi 1 3.1901 3.1901 19.65 0.0016

Ulangan*Lokasi 6 1.0885 0.1814 1.12 0.4226

Lokasi*Aksesi 2 0.6927 0.3464 2.13 0.1744

BST 2 Ulangan 3 0.8958 0.2986 1.91 0.1983 14.16

Lokasi 2 0.6458 0.3229 2.45 0.1670

Aksesi 1 1.7604 1.7604 11.27 0.0084

Ulangan*Lokasi 6 0.7917 0.1319 0.84 0.5665

Lokasi*Aksesi 2 0.0833 0.0417 0.27 0.7718

BST 3 Ulangan 3 0.0703 0.0234 0.57 0.6460 6.00

Lokasi 2 0.4114 0.2057 11.29 0.0093

Aksesi 1 0.2109 0.2109 5.17 0.0491

Ulangan*Lokasi 6 0.1094 0.0182 0.45 0.8305

Lokasi*Aksesi 2 0.5781 0.2891 7.09 0.0142

BST 4 Ulangan 3 0.0625 0.0208 0.57 0.6478 5.52

Lokasi 2 0.0990 0.0495 0.61 0.5725

Aksesi 1 0.0104 0.0104 0.29 0.6059

Ulangan*Lokasi 6 0.4844 0.0807 2.21 0.1366

Lokasi*Aksesi 2 0.0990 0.0495 1.36 0.3054

BST 5 Ulangan 3 0.2161 0.0720 1.24 0.3517 6.79

Lokasi 2 0.0364 0.0182 0.14 0.8713

Aksesi 1 0.0651 0.0651 1.12 0.3176

Ulangan*Lokasi 6 0.7760 0.1293 2.22 0.1353

Lokasi*Aksesi 2 0.2552 0.1276 2.19 0.1674

BST 6 Ulangan 3 0.7656 0.2552 2.51 0.1250 6.62

Lokasi 2 0.2190 0.1095 0.22 0.8109

Aksesi 1 1.3633 1.3633 13.38 0.0053

Ulangan*Lokasi 6 3.0263 0.5044 4.95 0.0166

Lokasi*Aksesi 2 0.3390 0.1695 1.66 0.2427

BST 7 Ulangan 3 0.6536 0.2179 1.05 0.4168 7.71

Lokasi 2 2.1719 1.0859 2.82 0.1367

Aksesi 1 1.6276 1.6276 7.85 0.0207

Ulangan*Lokasi 6 2.3073 0.3845 1.85 0.1945

Lokasi*Aksesi 2 1.3490 0.6745 3.25 0.0866

BST 8 Ulangan 3 0.1771 0.0590 0.58 0.6449 4.94

Lokasi 2 2.5052 1.2526 13.49 0.0060

Aksesi 1 3.0104 3.0104 29.39 0.0004

Ulangan*Lokasi 6 0.5573 0.0929 0.91 0.5303

Lokasi*Aksesi 2 0.9427 0.4714 4.60 0.0420

Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Jumlah Daun

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-Hitung Pr > F KK (%)

BST 1 Ulangan 3 1.5312 0.5104 0.63 0.6163 19.44

Lokasi 2 4.5208 2.2604 2.82 0.1371

Aksesi 1 0.5104 0.5104 0.63 0.4493

Ulangan*Lokasi 6 4.8125 0.8021 0.98 0.4887

Lokasi*Aksesi 2 1.5208 0.7604 0.93 0.4287

Page 41: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

31

Sambungan Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Jumlah Daun

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-Hitung Pr > F KK (%)

BST 2 Ulangan 3 0.6146 0.2049 1.04 0.4225 8.86

Lokasi 2 2.5833 1.2917 4.04 0.0773

Aksesi 1 1.7604 1.7604 8.89 0.0154

Ulangan*Lokasi 6 1.9167 0.3194 1.61 0.2487

Lokasi*Aksesi 2 0.0833 0.0417 0.21 0.8140

BST 3 Ulangan 3 1.2500 0.4167 0.20 0.8915 18.08

Lokasi 2 22.1458 11.0729 5.57 0.0430

Aksesi 1 0.6667 0.6667 0.33 0.5823

Ulangan*Lokasi 6 11.9375 1.9896 0.97 0.4950

Lokasi*Aksesi 2 1.8958 0.9479 0.46 0.6438

BST 4 Ulangan 3 6.5313 2.1771 0.41 0.7465 25.51

Lokasi 2 11.8958 5.9479 1.91 0.2281

Aksesi 1 0.0104 0.0104 0.00 0.9654

Ulangan*Lokasi 6 18.6875 3.1146 0.59 0.7295

Lokasi*Aksesi 2 10.3958 5.1979 0.99 0.4084

Lokasi*Aksesi 2 3.5833 1.7917 1.28 0.3249

BST 8 Ulangan 3 2.3646 0.7882 1.05 0.4183 14.12

Lokasi 2 13.5833 6.7917 21.26 0.0019

Aksesi 1 0.0104 0.0104 0.01 0.9090

Ulangan*Lokasi 6 1.9167 0.3194 0.42 0.8458

Lokasi*Aksesi 2 0.5833 0.2917 0.39 0.6898

Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Jumlah Stolon.

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK

(%)

1 BST Ulangan 6 1.1190 0.1865 2.41 0.0691 155.77

Lokasi 2 0.6786 0.3393 2.74 0.1050

Aksesi 1 0.0536 0.0536 0.69 0.4163

Ulangan*Lokasi 12 1.4881 0.1240 1.60 0.1774

Lokasi*Aksesi 2 0.6786 0.3393 4.38 0.0281

2 BST Ulangan 6 4.3690 0.7282 1.99 0.1198 34.29

Lokasi 2 18.6548 9.3274 9.45 0.0034

Aksesi 1 0.5952 0.5952 1.63 0.2179

Ulangan*Lokasi 12 11.8452 0.9871 2.70 0.0277

Lokasi*Aksesi 2 2.5833 1.2917 3.54 0.0506

3 BST Ulangan 6 9.0595 1.5099 1.37 0.2778 40.21

Lokasi 1 0.4821 0.4821 0.44 0.5162

Aksesi 12 18.2262 1.5188 1.38 0.2598

Ulangan*Lokasi 2 6.1071 3.0536 2.78 0.0888

Lokasi*Aksesi 2 36.1071 18.0536 11.89 0.0014

4 BST Ulangan 6 1.5833 0.2639 0.33 0.9123 67.06

Lokasi 2 0.5119 0.2560 0.27 0.7655

Aksesi 1 7.7143 7.7143 9.65 0.0061

Ulangan*Lokasi 12 11.2381 0.9365 1.17 0.3701

Lokasi*Aksesi 2 2.3929 1.1964 1.50 0.2505

5 BST Ulangan 6 0.8214 0.1369 0.27 0.9436 153.20

Lokasi 2 2.6071 1.3036 3.37 0.0690

Aksesi 1 3.1488 3.1488 6.22 0.0226

Ulangan*Lokasi 12 4.6429 0.3869 0.76 0.6772

Lokasi*Aksesi 2 0.8690 0.4345 0.86 0.4403

Page 42: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

32

Sambungan Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Jumlah Stolon

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK

(%)

6 BST Ulangan 6 0.9881 0.1647 0.91 0.5085 198.30

Lokasi 2 0.3214 0.1607 0.85 0.4506

Aksesi 1 1.9286 1.9286 10.68 0.0043

Ulangan*Lokasi 12 2.2619 0.1885 1.04 0.4539

Lokasi*Aksesi 2 0.3214 0.1607 0.89 0.4279

7 BST Ulangan 6 2.1190 0.3532 1.01 0.4486 171.17

Lokasi 2 1.5833 0.7917 2.28 0.1448

Aksesi 1 5.0060 5.0060 14.34 0.0014

Ulangan*Lokasi 12 4.1667 0.3472 0.99 0.4901

Lokasi*Aksesi 2 1.5833 0.7917 2.27 0.1324

8 BST Ulangan 6 0.7262 0.1210 0.80 0.5807 271.82

Lokasi 2 0.6786 0.3393 2.05 0.1717

Aksesi 1 0.8571 0.8571 5.68 0.0283

Ulangan*Lokasi 12 1.9881 0.1657 1.10 0.4162

Lokasi*Aksesi 2 0.6786 0.3393 2.25 0.1342

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Berat Buah Total, Jumlah Total Buah dan Berat

Rata-rata Buah.

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK

(%)

Ulangan 5 1606,9407 321,3881 0,72 0,6216 48.00 Berat Total

Buah Lokasi 2 8781,6729 4390,8364 16,57 0,0007

Aksesi 1 6154,664 6154,664 13,70 0,0021

Ulangan*Lokasi 10 2650,1927 265,0193 0,59 0,7987

Lokasi*Aksesi 2 5110,9893 2555,4946 5,69 0,0145

Ulangan 5 34,8958 6,9792 0,55 0,7365 52.47 Jumlah

Total Buah Lokasi 2 133,7917 66,8958 13,15 0,0016

Aksesi 1 70,8403 70,8403 5,58 0,0321

Ulangan*Lokasi 10 50,875 5,0875 0,40 0,9260

Lokasi*Aksesi 2 98,7639 49,3819 3,89 0,0436

Ulangan 5 6,5908 1,3182 1,87 0,1590 13.21 Berat Rata-

rata Buah Lokasi 2 6,5747 3,2874 2,51 0,1312

Aksesi 1 9,4659 9,4659 13,45 0,0023

Ulangan*Lokasi 10 13,1223 1,3122 1,86 0,1335

Lokasi*Aksesi 2 0,5682 0,2841 0,40 0,6749

Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Uji Hedonik

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK (%)

Rasa Ulangan 12 13.1795 1.0983 1.73 0.1007 16.27

Lokasi 2 6.6410 3.3205 4.12 0.0290

Aksesi 1 1.2820 1.2820 2.02 0.1638

Ulangan*Lokasi 24 19.3590 0.8066 1.27 0.2522

Lokasi*Aksesi 2 1.8718 0.9359 1.47 0.2423

Warna Ulangan 12 11.0513 0.9209 1.30 0.2618 16.98

Lokasi 2 2.1538 1.0769 0.99 0.3872

Aksesi 1 1.0385 1.0385 1.46 0.2342

Ulangan*Lokasi 24 26.1795 1.0908 1.54 0.1186

Lokasi*Aksesi 2 0.9231 0.4615 0.65 0.5278

Page 43: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

33

Sambungan Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Uji Hedonik

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK (%)

Aroma Ulangan 12 9.7949 0.8162 1.49 0.1747 15.71

Lokasi 2 1.2564 0.6282 0.73 0.4938

Aksesi 1 1.2820 1.2820 2.33 0.1353

Ulangan*Lokasi 24 20.7436 0.8643 1.57 0.1066

Lokasi*Aksesi 2 0.9487 0.4744 0.86 0.4301

Tekstur Ulangan 12 3.4615 0.2885 0.40 0.9555 17.82

Lokasi 2 0.7949 0.3974 0.58 0.5693

Aksesi 1 2.1667 2.1667 2.98 0.0927

Ulangan*Lokasi 24 16.5385 0.6891 0.95 0.5459

Lokasi*Aksesi 2 0.1795 0.0897 0.12 0.8842

Penerimaan Ulangan 12 17.8205 1.4850 2.83 0.0079 14.54

Lokasi 2 4.0256 2.0128 2.59 0.0957

Aksesi 1 1.0385 1.0385 1.98 0.1684

Ulangan*Lokasi 24 18.6410 0.7767 1.48 0.1414

Lokasi*Aksesi 2 0.5385 0.2692 0.51 0.6035

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Rata-rata Kekerasan, PTT, Total Asam Tertitrasi,

Simpan Ruang dan Dingin

Parameter Sumber

Keragaman

Db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

F-

Hitung

Pr > F KK

(%)

Penetrometer Ulangan 3 858.4370 286.1457 0.65 0.6052 20.69

Lokasi 2 1852.4894 926.2447 1.58 0.2804

Aksesi 1 525.0082 525.0082 1.18 0.3048

Ulangan*Lokasi 6 3509.7188 584.9531 1.32 0.3400

Lokasi*Aksesi 2 405.6283 202.8141 0.46 0.6469

PTT Ulangan 3 3.1196 1.0399 2.69 0.1094 6.65

Lokasi 2 1.9869 0.9934 3.90 0.0822

Aksesi 1 3.2010 3.2010 8.27 0.0183

Ulangan*Lokasi 6 1.5288 0.2548 0.66 0.6853

Lokasi*Aksesi 2 0.2232 0.1116 0.29 0.7561

Asam Ulangan 1 0.0016 0.0016 0.16 0.7169 7.76

Lokasi 2 0.0831 0.0416 9.15 0.0985

Aksesi 1 0.0183 0.0183 1.86 0.2659

Ulangan*Lokasi 2 0.0091 0.0045 0.46 0.6689

Lokasi*Aksesi 2 0.2285 0.1142 11.60 0.0388

Dingin Ulangan 3 7.0000 2.3333 1.91 0.1986 8.61

Lokasi 1 0.6667 0.6667 0.55 0.4790

Aksesi 6 20.0000 3.3333 2.73 0.0855

Ulangan*Lokasi 2 5.3333 2.6667 2.18 0.1688

Lokasi*Aksesi 2 21.3333 10.6667 3.20 0.1133

Ruang Ulangan 3 0.4583 0.1528 0.65 0.6042 25.92

Lokasi 2 4.0000 2.0000 7.20 0.0254

Aksesi 1 2.0417 2.0417 8.65 0.0165

Ulangan*Lokasi 6 1.6667 0.2778 1.18 0.3965

Lokasi*Aksesi 2 0.3333 0.1667 0.71 0.5191

Page 44: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

34

0

2

4

6

8

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Tinggi Batang (cm)

Lapang

Sungkupan

Rumah Plastik

Gambar Lampiran 1. Tinggi Batang Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Tinggi Batang (cm)

Cipanas 1

Cipanas 2

Gambar Lampiran 2. Tinggi Batang Pada Aksesi yang Berbeda

0

2

4

6

8

10

12

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Jumlah Daun

Lapang

Sungkupan

Rumah Plastik

Gambar Lampiran 3. Jumlah Daun Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda

Page 45: PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1642/4/A08dhm.pdf · pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlit, zeolit dan sabut kelapa

35

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Jumlah Daun

Cipanas 1

Cipanas 2

Gambar Lampiran 4. Jumlah Daun Pada Aksesi yang Berbeda

0123456789

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Jumlah Stolon

Lapang

Sungkupan

Rumah Plastik

Gambar Lampiran 5. Jumlah Stolon Pada Lingkungan Tumbuh yang Berbeda

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

BST

2

BST

3

BST

4

BST

5

BST

6

BST

7

BST

8

BST

Umur Tanaman (BST)

Jumlah Stolon

Cipanas 1

Cipanas 2

Gambar Lampiran 6. Jumlah Stolon Pada Aksesi yang Berbeda