lampiran d pedoman pembelajaran dengan metode …repository.unika.ac.id/1642/9/10.92.0046 suhantojo...
TRANSCRIPT
81
LAMPIRAN D
PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG
I. Standar Kompetensi
Siswa memahami kebersihan dan kesehatan diri, berinteraksi di keluarga dan
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkunga
II. Kompetensi Dasar
Siswa dapat menjaga kebersihan dan keindahan di sekolah.
III. Tujuan
Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya
IV. Materi Pokok
Sampah terbagi dalam jenis :
a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur
b. Anorganik, misalnya : kaca, logam, plastic
Sampah harus dibuang pada tempat sampah sesuai jenisnya. Apabila
dibuang sembarangan maka akan menjadi sarang serangga dan hewan
lainnya pembawa penyakit, menyebabkan polusi, bau tidak sedap dan
pemandangan yang tidak indah serta membahayakan orang lain atau diri
sendiri. Perlu dibuang pada tempat sampah yang sesuai jenisnya karena
sampah bisa dimanfaatkan kembali sesuai penggolongan jenis sampah itu.
Misalnya sampah organik bisa dibuat kompos. Sampah anorganik bisa
dimanfaatkan untuk kerajinan tangan bernilai ekonomi.
Materi tentang jenis sampah, manfaat membuang sampah dan akibat jika
tidak membuang sampah dengan benar, dikemas dalam tiga dongeng
berjudul Pesta Ulang Tahun Ratu Semut, Sayembara untuk Putra Mahkota
dan Harta Karun Kakek Seno
V. Metode Pembelajaran
Mendongeng
82
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Memberi pendahuluan dengan singkat, sederhana dan menarik untuk
membuat siswa siap mendengarkan dongeng
b. Menyampaikan cerita dengan lengkap, mendongeng dengan antusias dan
akting yang meyakinkan, bedakan nada suara dalam karakter yang
berbeda, variasikan kecepatan irama suara sesuai kebutuhan
membangun suasana, membuat alur yang jelas dengan isian konflik dan
penyelesaiannya, beberapa adegan didramatisasikan atau diperagakan
khususnya sewaktu membuang sampah pada tempat sampah sesuai
jenisnya.
c. Mengakhiri dongeng dengan bertanya jawab dengan siswa tentang inti
cerita dan pesan dari dongeng tersebut
VII. Alat Peraga
a. Beberapa potong sampah jenis organik dan anorganik
b. Dua keranjang sampah bertuliskan Sampah Organik dan Anorganik
VIII. Sumber Bahan
Dongeng berjudul :
a. Pesta Ulang Tahun Ratu Semut,
b. Sayembara untuk Putra Mahkota dan
c. Harta Karun Kakek Seno
IX. Waktu Pelaksanaan
a. Pada hari Senin, 5 November 2012, oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul
Pesta Ulang Tahun Ratu Semut
b. Pada hari Rabu, 7 November 2012 oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul
Sayembara untuk Putra Mahkota.
c. Pada hari Jumat, 9 November 2012 oleh Bapak Ariyawan dengan judul
Harta Karun Kakek Seno.
83
PESTA ULANG TAHUN RATU SEMUT
(Oleh : Suhantojo)
Besok pagi Sang Ratu Semut berulang tahun. Kali ini, Sammy Semut yang
mendapatkan perintah untuk mengatur semua keperluan perayaan ulang tahun itu.
Sammy senang menerima perintah itu. Tetapi ia tidak bisa mengerjakannya
sendirian. Oleh karena itu, semua semut pekerja ia kumpulkan untuk menyiapkan
pesta.
“Kawan-kawan, mari kita siapkan pesta ulang tahun Sang Ratu dengan
meriah. Kita masak makanan lezat dan minuman yang segar. Kita buat hiasan
yang indah lagi meriah dan kenang-kenangan yang bagus untuk semua tamu. Kita
buat Sang Ratu bergembira pada hari ulang tahunnya!”ajak Sammy.
Mulai saat itu, semut pekerja mulai bekerja sesuai bagiannya masing-
masing. Sammy Semut berkeliling mengawasi mereka. Kadang, ia juga
membantu mereka.
”Hei, tukang tenda!”teriak Sammy tiba-tiba.
Semut-semut yang sedang membuat tenda terkejut mendengar teriakan itu.
Sammy mendekati mereka, lalu menjumput potongan tali plastik yang sudah tidak
terpakai. Ternyata banyak sampah berupa potongan tali plastik yang berserakan.
Tidak hanya itu, dedaunan dan bunga-bunga yang tidak terpakai karena layu
masih berceceran meskipun tenda sudah berdiri kokoh dan hiasan terpasang rapi.
”Kawan-kawan, setelah selesai membuat tenda dan memasang hiasan,
sampah yang berserakan dikumpulkan pada tempat sampah. Kita punya dua
tempat sampah. Sampah untuk plastik-plastik, dan sampah untuk daun-daun,
rumput-rumput serta kertas. Jangan ada yang berceceran! Itu ada ranting lancip.
Segera disingkirkan supaya tidak melukai kaki kita!”kata Sammy panjang lebar.
Dengan sigap, semut-semut pembuat tenda mengumpulkan sampah-sampah itu
sesuai tempatnya. Bersih, indah, aman. Tenda siap dipakai.
Sammy masuk ke dapur. Aroma masakan membangkitkan selera makan.
Sedap, lezat, gurih. Ia mencicipi hidangan. Seekor semut menghampirinya,
memintanya untuk mencicipi minuman kelapa muda. Manis dan segar .
84
”Terima kasih, kawan-kawan. Kalian telah mengerjakan tugas dengan baik. Tidak
hanya itu, kebersihan dalam bekerja tetap kalian jaga. Tidak terlihat di sini
sampah yang erserakan. Sampah-sampah dikumpulkan pada tempatnya masing-
masing. Padahal sampahnya cukup banyak. Ada sisa sayuran, kulit kacang dan
bawang, tulang-tulang ikan, kertas untuk alas, tissu untuk lap yang dimasukkan ke
dalam keranjang sampah yang berbeda dengan plastik pembungkus daging dan
buah. Luar biasa kerja kalian. Bagus sekali!” kata Sammy.
Senang sekali semut-semut juru masak itu bisa bekerja dengan baik dan
menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Sayang,
sewaktu Sammy sampai ke tempat pembuatan kenang-kenangan, keadaannya
sangat berbeda. Berantakan sekali.
”Aduh, Sang Ratu bisa marah kalau kalian bekerja demikian. Sampah-
sampah berserakan di mana-mana. Kawan-kawan kalian yang memasang tenda
dan hiasan serta juru masak, bekerja dengan memperhatikan kebersihan
lingkungan. Mereka mau membuang sampah pada tempatnya masing-masing.
Segera bersihkan, kenang-kenangan untuk para tamu segera dipisahkan,”perintah
Sammy tegas. Semut-semut pembuat kenang-kenangan segera bekerja keras
untuk menyapu sampah dan mengumpulkannya di keranjang sampah.
Gemas juga Si Sammy. Semua semut yang menyiapkan pesta ulang tahun
Ratu memang rajin-rajin dan bekerja tak kenal lelah hingga selesai pekerjaan
masing-masing. Hasil pekerjaannyapun baik. Makanan enak. Minuman manis dan
segar. Tenda kokoh, aman, teduh dan rapi disertai dengan hiasan yang indah.
Demikian pula kenang-kenangan untuk para tamu, dibuat sedemikian menarik.
Sayangnya sebagian suka membuang sampah sembarangan. Habis kerja,
sampah dibiarkan berserakan. Padahal Sang Ratu sangat benci dengan tempat
kotor karena sampah yang berserakan. Sammy khawatir kalau pada saat pesta
berlangsung, masih ada sisa-sisa sampah yang tercecer. Ia ingin, pesta ulang
tahun itu tidak mengecewakan Sang Ratu Semut.
Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Para pemusik mengiringi para tamu
memnyanyikan lagu Happy Birthday dan Panjang Umur, menyambut kedatangan
Sang Ratu yang saat itu terlihat sangat cantik. Ia sangat gembira di hari ulang
tahunnya.
85
” Terima kasih, terima kasih. Saya terharu, senang, bangga pada kalian,
rakyatku. Saya bahagia karena Tuhan memberi umur panjang dan kesehatan.
Saya ingin kalian juga menikmati kegembiraan ini. Silakan menikmati apa saja
yang dihidangkan. Namun pesan saya, tetap menjaga kebersihan,” ujar Sang ratu
dari atas panggung.
Pesta rakyat semut untuk memperingati hari ulang tahun Sang Ratu
berlangsung meriah. Mereka bernyanyi bersama, menyantap hidangan lezat dan
mendapatkan souvenir yang cantik. Hal penting yang kalian perlu tahu, saat pesta
usai tidak ada satupun sampah yang berceceran. Bersih. Itu semua terjadi karena
semua semut, patuh pada aturan, membuang sampah pada tempatnya, sesuai
jenisnya.
86
SAYEMBARA UNTUK PUTRA MAHKOTA
(Oleh : Suhantojo)
Di sebuah desa yang cukup jauh dari kerajaan, tinggal seorang janda
dengan tiga orang putrinya yang beranjak dewasa. Nama mereka berturut-turut
dari yang sulung, Mentari, Wulan, dan Lintang. Ketiganya cantik tetapi berbeda
perangainya. Mentari, suka sekali makan. Sekali makan bisa habis dua piring.
Dalam sehari, ia tidak cukup makan tiga kali. Pasti lebih. Kadang empat atau lima
kali. Tetangganya menjuluki dia dengan olok-olokan”Si Melek Makan”. Asal tidak
tidur, ia selalu makan. Kadang baru bangun tidur, bukannya memberesi tempat
tidur dan cuci muka, Mentari berjalan terkantuk-kantuk menuju dapur. Mencari
nasi, sayur dan lauk untuk disantap. Habis makan, tidak mau memberesi piring,
gelas dan sendok bekas makan dan minum. Plastik bungkus krupuk berserakan di
mana-mana. Demikian pula sisa makanan seperti tulang dan duri ikan, ia biarkan
di meja hingga adiknya bungsu, Lintang memberesi. Dengan senang hati, Lintang
memberesi meja makan. Piring, sendok dan gelas ia cuci. Sampah plastik ia
masukkan ke dalam keranjang sampah yang berbeda untuk tempat tulang dan duri
ikan serta sisa sayur. Ia tidak ingin kecoa dan tikus masuk rumahnya, karena
binatang itu suka mencari makan di sampah-sampah yang tidak diwadahi.
Menjijikkan.
Wulan, anak kedua juga cantik. Sayang ia sangat malas. Sukanya tidur.
Bangun pagi, mandi dan sarapan, lalu menguap. Tidur lagi. Kalau matahari sudah
tinggi, ia terbangun karena tidur tidak nyenyak. Hawa panas karena sudah siang.
Menjelang sore setelah mandi, pasti ia sudah merasa mengantuk. Teman-teman
jadi sebel dengannya. Pada sore hari, mereka suka berbincang-bincang atau
belajar bersama. Baru saja datang, Wulan pamit pulang. Mengantuk katanya.
Seperti kakaknya, habis makan, Wulanpun malas memberesi piring, sendok,
tempat minum dan sisa makanan. Mengantuk juga alasannya. Lagi –lagi,
Lintanglah yang membersihkan meja makan, mencuci peralatan makan dan
mengumpulkan sampah ke dalam dua jenis keranjang yang ada di rumah itu.
Tetangga menjuluki Wulan dengan sebutan ”Si Melek Tidur”. Asal mau melek,
terbuka matanya, tidak jadi, karena ingin tidur lagi.
87
Lain Mentari lain Wulan, lain juga dengan Lintang. Si bungsu ini meskipun
paling kecil, tetapi paling rajin. Mereka bertiga, sehari-hari membantu sang ibu
membuat tikar dari anyaman pandan duri. Pandan yang diambil dari pinggir sungai
mereka buang durinya, lalu di potong memanjang selebar kelingking orang
dewasa, lalu dijemur baru dianyam. Setiap hari selalu menghasilkan sampah.
Potongan sisa pandan yang tidak terpakai dan duri-duri pandan. Kalau selesai
bekerja, Mentari langsung makan, Wulan segera tidur, tetapi Lintang
mengumpulkan sampah-sampah itu terlebih dahulu. Ia menyapu lantai tempat
mereka bekerja agar kelihatan bersih. Duri-duri pandan ia kumpulkan supaya tidak
tercecer sehingga tidak terinjak kaki orang. Ia melakukan itu dengan senang hati
karena tahu, bahwa yang ia lakukan benar dan berguna.
Pada suatu hari tersiar kabar, Sang Raja mengadakan sayembara. Putra
Mahkota sudah saatnya menikah, namun belum juga memiliki calon istri. Semua
perempuan yang beranjak dewasa dan belum menikah boleh mengikuti
sayembara itu. Tentu banyak yang ingin mengikuti, termasuk Mentari, Wulan dan
Lintang. Setelah menempuh perjalanan panjang, tibalah mereka di istana raja.
Istana sepi. Hanya ada beberapa pengawal yang berjaga. Ketiga perempuan itu
ragu, jangan-jangan Putra Mahkota sudah mendapatkan calon mempelai putri.
Jangan-jangan mereka sudah terlambat. Pupuslah harapan mereka untuk menjadi
istri Putra Mahkota. Seorang pengawal menghampiri mereka. Untung, meskipun
sudah berpuluh-puluh putri mengikuti sayembara belum ada yang bisa
memenangkan sayembara. Begitu kata pengawal itu.
Lintang ragu bisa memenangkan sayembara itu. Ia tidak yakin karena
asalnya dari desa jauh dari istana. Putri-putri lain yang gagal dalam sayembara
pasti cantik dan pintar, karena sebagian besar berasal lingkungan dekat istana,
anak para pejabat atau para pedagang kaya raya.
”Ayolah, Kak. Kita pulang saja!”ajak Lintang pada Mentari dan Wulan.
Mentari tidak mau pulang. Ia yakin, dibandingkan kedua adiknya, ia lebih
memikat di mata Putra Mahkota. Putra Mahkota pasti memilih putri yang tampak
dewasa. Pada saat mereka berembug, tiba-tiba Putra Mahkota melihat mereka.
Pengawal memberitahukan bahwa mereka mau ikut sayembara. Ketiga putri itu
dibawa menghadap keluarga raja.
88
Mereka disambut oleh Sang Raja. Betapa senang hati mereka, sekaligus
takut. Senang karena bisa melihat langsung raja mereka dan keluarganya, tapi
takut gagal memenangkan sayembara. Mereka tidak tahu bagaimana Putra
Mahkota akan memilih mereka. Suasana hening. Tiba-tiba datanglah dua orang
pelayan mendorong sebuah meja. Di atas meja itu terdapat selimut, piring dan
sendok, serta sapu.
”Perhatikanlah benda-benda yang ada di hadapan kalian ini! Pilihlah yang
kalian sukai!”perintah Putra Mahkota berwibawa.
Mentari, Wulan dan Lintang berjalan pelan menuju meja itu. Mentari
menduga, Putra Mahkota ingin tahu calon mempelai mempunyai kesukaan apa,
sehingga ia bisa menyiapkan kesukaannya itu sebagai tanda sayang. Kalau
Mentari memilih sendok dan piring, Putra Mahkota akan tahu bahwa dirinya suka
makan. Putra Mahkota pasti akan menyuruh juru masak istana untuk menyiapkan
masakan yang lezat untuknya. Maka Mentari mengambil sendok dan piring.
Wulan memilih selimut. Ia berharap, dengan pilihannya itu, Putra Mahkota
berfikir bahwa dirinya rajin menyiapkan dan membereskan tempat tidur. Lintang
sengaja memilih sapu. Ia memang suka bersih-bersih. Senang menjaga
kebersihanSuka menyapu, membuang sampah.
Tibalah saat yang menentukan.
Lintang. Lintang dipilih menjadi istri Putra Mahkota. Berpuluh-puluh putri,
tidak ada satupun yang memilih sapu sebagai benda yang disukai. Kebanyakan
memilih selimut, perhiasan, pakaian yang indah, piring dan sendok, dan sepatu
yang bagus. Putra Mahkota ingin, calon mempelai putri selain cantik, harus rajin
menjaga kebersihan. Ia tahu, dari benda pilihan Lintang, Lintang putri yang sesuai
impiannya.
89
HARTA KARUN DARI KAKEK SENO
(Oleh : Suhantojo)
Sepulang sekolah Adit melewati jalan yang tidak biasanya. Ia memilih jalan
memutar, melewati kampung lain. Ia mengayuh sepeda pelan-pelan. Di depan
rumah yang kelihatannya tanpa penghuni, ia di kejutkan teriakan seorang laki-laki
di dalam rumah itu memanggil entah siapa. Ia pikir rumah itu kosong. Pagar
depan saja karatan dan mau ambruk. Di teras depan rumah terdapat karung-
karung yang ditumpuk. Entah apa isinya. Adit terhenti, mencoba melongok ke
dalam.
”Hei, siapa kamu. Mau apa ke sini!”teriak seorang pemuda telanjang dada
yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Adit ingin menjawab mau masuk ke
rumah, namun karena dia melihat badan dan lengan orang itu penuh tato, ia hanya
berkata minta maaf sambil cepat-cepat mengayuh sepedanya beranjak dari tempat
itu. Hampir saja ia menabrak pohon beringin yang berdiri kokoh di depannya.
Hari beranjak sore. Adit termenung di meja belajarnya. Ia sedang
memikirkan tugas pelajaran Bahasa Indonesia. Bu guru memberinya tugas menulis
karangan yang menceritakan keberhasilan seseorang. Ia bingung, siapa yang
hendak tulis.
”Kok melamun, Dit?”tanya ayah tiba-tiba sudah di sampingnya.
Adit menceritakan kebingungannya.
”Bu Guru berkata, orang yang berhasil sekaligus keberhasilannya
bermanfaat untuk banyak orang,”jelas Adit.
Ayah mengernyitkan dahinya. Membantu mencari ide.
”Kakek Seno”, kata ayah tiba-tiba.
Kakek Seno, seorang kakek yang sudah tua. Tinggal di kampung pinggir
sungai Banjir Kanal. Bekas nara pidana. Ia mendapatkan penghargaan
penyelamat lingkungan hidup dari Bupati. Menarik untuk ditulis, dulu penjahat,
sekarang mendapat penghargaan.
Adit terpaksa berangkat sendiri ke rumah Kakek Seno. Ayah tidak bisa
mengantar karena memperbaiki pipa PAM yang bocor. Ibu menemani adik yang
masih kecil. Belum bisa ditinggal. Ayah memberi Adit secarik kertas berisi alamat
90
rumah kakek Seno. Agak ngeri. Ia membayangkan tampang sangar bekas napi itu.
Tetapi demi tugas yang harus segera dikumpulkan, ia berangkat juga.
Mudah untuk menemukan rumah kakek Seno. Ternyata semua orang
mengenalnya. Beliau tinggal persis di belakang gapura masuk kampung. Kata
ayah, kampung itu sebagian besar warganya, pemulung. Sebagian lagi pernah
menjadi gelandangan dan nara pidana. Kakek Seno cukup disegani oleh warga.
Rumahnya tertutup. Halamannya bersih. Ada dua tong sampah, bertuliskan
organik dan non organik. Sepi. Adit memberanikan diri mengetuk pintu. Tak lama
kemudian, tangkai pintu bergerak-gerak. Dada Adit berdebar keras.
Membayangkan tampang kakek yang di balik pintu. Pintu terbuka, seorang kakek
berpakaian hitam-hitam dengan ikat kepala menyambutnya ramah. Ah, lega.
Begitu kata Adit dalam hati.
Membuat penasaran saja kakek Seno ini. Benar, kakek Seno tidak banyak
bicara. Usai menjelaskan maksud kedatangannya, kakek Seno tidak banyak
menceritakan kisah hidupnya. Ia hanya berkata, dahulu seorang perampok. Masuk
penjara. Menyesal. Lalu berusaha menjadi orang yang perilakunya baik dan
berguna bagi banyak orang. Di penjara, ia pernah diajari membuat kerajinan dari
barang bekas dan sampah. Setelah keluar penjara kakek Seno menjadi pengrajin
dari bahan-bahan seperti kardus bekas, plastik bekas minuman serbuk, kaleng
bekas, dan berbagai macam sampah lainnya. Beliau mendapatkan bahan-bahan
itu dari pemulung.
Hanya itu cerita kakek Seno. Setelah itu, ia memberikan secarik kertas
bertuliskan ”JALAN TERUS SEPANJANG KAMPUNG SAMBIL TENGOK KANAN
DAN KIRI SAMPAI KUBURAN TUA. BELOK KANAN JALAN TERUS. BERHENTI
KALAU MENEMUKAN POHON BERINGIN. MAJU SEDIKIT CARI RUMAH
NOMER 13. TEMUKAN HARTA KARUN”.
Adit menjabat tangan kakek Seno sambil mengucapkan terima kasih.
Segera ia bergegas pergi. Hari belum gelap, tapi sebentar lagi pasti matahari
terbenam. Agak ngeri juga pulang melewati kuburan. Gelap-gelap lagi. Sambil
mengayuh sepeda pelan-pelan, ia menengok kanan dan kiri jalan seperti perintah
dalam kertas itu. Apa sih yang istimewa. Hebat, kampung ini sangat bersih. Beda
sekali dengan kampung Adit. Di kampung Adit, mudah sekali menemukan sampah.
91
Dedaunan kering berserakan. Pemilik pohon dua hari sekali menyapu. Anak-anak
yang suka makan di jalan, sembarangan membuang kertas atau plastik
pembungkusnya. Adit sering membuang sterefoam wadah makanan di selokan.
Habis memotong kertas untuk prakarya dibuang di halaman rumah. Habis makan
kerupuk, plastik pembungkusnya dibuang di jalanan. Penjahit membuang begitu
saja sisa kain perca di depan rumah campur aduk dengan sisa sayuran dan tulang
tulang ikan. Gelas atau piring yang pecah dibuang bercampur dengan kertas-
kertas yang tidak terpakai. Sungguh kotor dan berbahaya.
Di sepanjang jalan, di depan rumah selalu ada dua tong sampah.
Bertuliskan organik dan anorganik. Di tong sampah bertuliskan organik, diberi
keterangan “untuk sampah : kertas, tissu, daun, sisa makanan, rumput, karton”. Di
tong sampah anorganik diberi keterangan “untuk sampah : plastik, kaca/gelas,
besi/kaleng, aluminium, kain, karet, sterefoam”. Pantas saja kampung ini bersih.
Begitu pikir Adit.
Tanpa terasa Adit sampai di kuburan tua. Ia tidak berani menoleh ke arah
makam. Ia segera belok kanan dan mengayuh sepedanya sekencang mungkin.
Setelah menjauh dari makam, ia berhenti sebentar. Ia buka kertas dari kakek
Seno. Ia harus menemukan pohon beringin. Tidak jauh lagi. Kelihatan dari
tempatnya berhenti. Ia kayuh sepedanya lagi. Sampai.
Di bawah beringin yang teduh, matanya memandang beberapa rumah. Ia
perhatikan betul nomer-nomer rumah itu.
“Aha, itu rumah nomer 13!” seru Adit dalam hati.
Tiba-tiba ia ketakutan sendiri. Sepertinya ia pernah berada di tempat itu.
Benar, sewaktu pulang sekolah tadi. Rumah itu, tempat karung-karung ditumpuk,
pagar karatan yang ambruk dan....pemuda telanjang dada yang penuh tato. Ia
kebetulan keluar. Lalu memanggil Adit. Ini untuk kedua kali Adit dipanggil. Adit
memberanikan diri mendatangi rumah itu. Ia lebih takut dicurigai mau mencuri
atau diteriaki maling oleh pemuda itu.
Tak disangka, pemuda itu sangat ramah. Ia mengajak Adit masuk. Eh,
ternyata rumah itu milik kakek Seno. Di dalamnya ada puluhan pekerja yang
membuat kerajinan dari barang bekas dan sampah. Ada tas belanja yang dijahit
dari plastik bungkus minuman serbuk. Ada pigura foto yang dibuat dari daur ulang
92
kertas koran. Ada keset yang dibuat dari kain perca. Ada pot dan wadah
pensil yang dibuat dari kaleng bekas. Ada lukisan yang dibuat dari potongan-
potongan daun dan kulit pohon kering.
Kata pemuda bertato tadi, Gatot, yang ternyata cucu kakek Seno semua
kerajinan dibuat dari bahan berupa barang bekas dan sampah. Bahan itu selain
dari pemulung, juga diambil dari tong sampah yang ada di sepanjang jalan yang
dilewati. Agar mudah mengambilnya, maka waktu memasukkan sampah harus
dibedakan sesuai jenisnya. Selain jadi mudah mengambilnya, tikus, kecoa dan
lalat serta serangga pembawa penyakit tidak berkeliaran di kampung itu. Kampung
jadi bersih dan sehat. Selain itu, pembuat kerajinan yang sebagian warga
kampung itu, bertambah penghasilannya. Benar-benar harta karun.
Adit senang sekali mendengar cerita itu. Ia jadi malu dengan dirinya yang
suka membuang sampah sembarangan. Ia berjanji akan membuang sampah pada
tempatnya sesuai jenisnya. Ia akan mengajak teman-temannya untuk hidup
bersih.
”Terima kasih Mas Gatot, terima kasih Kakek Seno,”ujar Adit. Hatinya
bergembira. Ia mendapat harta karun, pengetahuan yang berharga dari kakek
Seno. Pengetahuan tentang membuang dan memanfaatkan sampah yang benar.
Ia akan tulis kisah ini nanti malam. Pasti Bu Guru akan memberi nilai tinggi.
93
LAMPIRAN E
PEDOMAN AMATAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH
1. Amatan dilakukan oleh tiga orang yaitu seorang guru kelas IIIB dan dua orang
guru bidang studi secara bersama-sama
2. Amatan dilakukan pada saat pelajaran Prakarya berlangsung, di dalam kelas,
dari awal hingga usai, selama 70 menit.
Amatan perilaku sebelum perlakuan dilaksanakan pada hari :
- Selasa, 16 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20
- Kamis, 25 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20
- Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20
Amatan perilaku sesudah perlakuan dilaksanakan pada hari :
- Jumat, 16 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,
- Kamis, 22 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,
- Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,
3. Amatan dilakukan terhadap semua siswa kelas IIIB, dengan menggunakan
daftar ceck-list perilaku membuang sampah
4. Check-list diisikan berupa turus setiap kali melihat siswa berperilaku :
membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya, membuang sampah pada
tempatnya tidak sesuai jenisnya atau membuang sampah tidak pada tempat
sampah yang disediakan di kelas, sisa kegiatan membuat prakarya. Keterangan
diberikan apabila sampah terbuang di laci atau di bawah meja.
.
94
Lampiran F Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku A
Correlations
PERILAKU A
RATER VIKA
PERILAKU A
RATER MILA
PERILAKU A
RATER NANI
PERILAKU A RATER VIKA Pearson Correlation 1 .943** .926
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
PERILAKU A RATER MILA Pearson Correlation .943** 1 .919
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
PERILAKU A RATER NANI Pearson Correlation .926** .919
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Lampiran G Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku A
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224
PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA
& PERILAKU A RATER
MILA
25 .943 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU A
RATER VIKA -
PERILAKU A
RATER MILA
-.160 .473 .095 -.355 .035 -1.693 24 .103
96
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224
PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA
& PERILAKU A RATER
NANI
25 .926 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU A
RATER VIKA -
PERILAKU A
RATER NANI
-.120 .440 .088 -.301 .061 -1.365 24 .185
97
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270
PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU A RATER MILA
& PERILAKU A RATER
NANI
25 .919 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU A
RATER MILA -
PERILAKU A
RATER NANI
.040 .539 .108 -.182 .262 .371 24 .714
98
Lampiran H Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku B
Correlations
RATERVIKAB RATERMILAB RATERNANIB
RATERVIKAB Pearson Correlation 1 .920** .865
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
RATERMILAB Pearson Correlation .920** 1 .937
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
RATERNANIB Pearson Correlation .865** .937
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
99
Lampiran I Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku B
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229
RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 RATERVIKAB &
RATERMILAB 25 .920 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 RATERVIKAB -
RATERMILAB -.080 .493 .099 -.284 .124 -.811 24 .425
100
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229
RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 RATERVIKAB &
RATERNANIB 25 .865 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 RATERVIKAB -
RATERNANIB .200 .577 .115 -.038 .438 1.732 24 .096
101
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252
RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 RATERMILAB &
RATERNANIB 25 .937 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 RATERMILAB -
RATERNANIB .280 .458 .092 .091 .469 3.055 24 .005
102
Lampiran J Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku C
Correlations
PERILAKU C
AMATAN
RATER VIKA
PERILAKU C
AMATAN
RATER MILA
PERILAKU C
AMATAN
RATER NANI
PERILAKU C AMATAN
RATER VIKA
Pearson Correlation 1 .947** .762
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
PERILAKU C AMATAN
RATER MILA
Pearson Correlation .947** 1 .823
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
PERILAKU C AMATAN
RATER NANI
Pearson Correlation .762** .823
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 25 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
103
Lampiran K Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku C
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER VIKA .76 25 .879 .176
PERILAKU C AMATAN
RATER MILA .80 25 1.041 .208
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER VIKA & PERILAKU
C AMATAN RATER MILA
25 .947 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU C
AMATAN
RATER VIKA -
PERILAKU C
AMATAN
RATER MILA
-.040 .351 .070 -.185 .105 -.569 24 .574
104
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER VIKA .76 25 .879 .176
PERILAKU C AMATAN
RATER NANI .56 25 .768 .154
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER VIKA & PERILAKU
C AMATAN RATER NANI
25 .762 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU C
AMATAN
RATER VIKA -
PERILAKU C
AMATAN
RATER NANI
.200 .577 .115 -.038 .438 1.732 24 .096
105
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER MILA .80 25 1.041 .208
PERILAKU C AMATAN
RATER NANI .56 25 .768 .154
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PERILAKU C AMATAN
RATER MILA & PERILAKU
C AMATAN RATER NANI
25 .823 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PERILAKU C
AMATAN
RATER MILA -
PERILAKU C
AMATAN
RATER NANI
.240 .597 .119 -.007 .487 2.009 24 .056
106
LAMPIRAN L
DATA AMATAN PERILAKU A, MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA SESUAI JENISNYA
NO URUT
AMATAN 1
AMATAN 2
AMATAN 3
AMATAN 4
AMATAN 5
AMATAN 6
1 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0
2 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
3 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
4 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 2.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.0
7 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
8 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
9 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
10 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
11 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0
12 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0
13 2.0 0.0 1.0 0.04 0.0 0.0
14 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
16 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
17 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.17
18 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
19 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
20 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
21 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.0
22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0
23 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
24 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0
25 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
107
Lampiran M Rerata Amatan Perilaku A
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERILAKU A 25 0 3 1.36 1.075
PERILAKU A 25 0 3 1.40 1.000
PERILAKU A 25 0 3 1.16 .943
PERILAKU A 25 1.00 5.00 2.2916 1.17186
PERILAKU A 25 1.00 3.00 1.6960 .67298
PERILAKU A 25 1.00 4.00 2.2084 .86502
Valid N (listwise) 25
108
Lampiran N Repeated Measurement Analysis Perilaku A
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
factor1 Pillai's Trace .490 3.847a 5.000 20.000 .013
Wilks' Lambda .510 3.847a 5.000 20.000 .013
Hotelling's Trace .962 3.847a 5.000 20.000 .013
Roy's Largest Root .962 3.847a 5.000 20.000 .013
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Mauchly's Test of Sphericityb
Measure:MEASURE_1
Within
Subjects
Effect Mauchly's W
Approx.
Chi-Square df Sig.
Epsilona
Greenhouse-
Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
factor1 .175 38.515 14 .000 .636 .744 .200
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent
variables is proportional to an identity matrix.
a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are
displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Tests of Within-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
factor1 Sphericity
Assumed 27.613 5 5.523 6.695 .000
Greenhouse-
Geisser 27.613 3.180 8.684 6.695 .000
Huynh-Feldt 27.613 3.722 7.419 6.695 .000
Lower-bound 27.613 1.000 27.613 6.695 .016
Error(factor1) Sphericity
Assumed 98.988 120 .825
Greenhouse-
Geisser 98.988 76.310 1.297
Huynh-Feldt 98.988 89.324 1.108
Lower-bound 98.988 24.000 4.124
109
Tests of Within-Subjects Contrasts
Measure:MEASURE_1
Source factor1
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
factor1 Linear 14.003 1 14.003 8.637 .007
Quadratic .263 1 .263 .500 .486
Cubic .771 1 .771 1.187 .287
Order 4 1.251 1 1.251 2.883 .102
Order 5 11.325 1 11.325 12.661 .002
Error(factor1) Linear 38.908 24 1.621
Quadratic 12.609 24 .525
Cubic 15.589 24 .650
Order 4 10.413 24 .434
Order 5 21.468 24 .894
Tests of Between-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Transformed Variable:Average
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Intercept 426.389 1 426.389 284.904 .000
Error 35.919 24 1.497
110
LAMPIRAN O DATA AMATAN PERILAKU B, MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA TIDAK SESUAI JENISNYA
NO URUT
AMATAN 1
AMATAN 2
AMATAN 3
AMATAN 4
AMATAN 5
AMATAN 6
1 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0
2 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0
3 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0
4 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 3.0
5 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 4.0
6 3.0 2.0 1.0 5.0 1.0 2.0
7 0.0 1.0 1.0 1.0 3.0 2.0
8 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 4.0
9 0.0 0.0 0.0 2.0 3.0 1.0
10 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.0
11 0.0 0.0 0.0 3.0 3.0 3.0
12 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 3.0
13 1.0 2.0 1.0 2.29 1.0 2.0
14 0.0 0.0 0.0 3.0 1.0 2.0
15 2.0 3.0 2.0 2.0 1.0 3.0
16 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0
17 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.21
18 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0
19 1.0 2.0 1.0 5.0 1.7 3.0
20 2.0 3.0 3.0 4.0 2.0 1.0
21 2.0 1.0 1.0 1.0 1.7 1.0
22 0.0 0.0 0.0 3.0 2.0 2.0
23 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 2.0
24 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0
25 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0
111
Lampiran P Rerata Amatan Perilaku B
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERILAKU B 25 0 3 1.56 .821
PERILAKU B 25 0 3 1.08 .812
PERILAKU B 25 0 2 1.20 .764
PERILAKU B 25 .00 1.00 .0416 .19983
PERILAKU B 25 .00 .00 .0000 .00000
PERILAKU B 25 .00 1.00 .1668 .37268
Valid N (listwise) 25
112
Lampiran Q Repeated Measurement Analysis Perilaku B
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
factor1 Pillai's Trace .813 17.405a 5.000 20.000 .000
Wilks' Lambda .187 17.405a 5.000 20.000 .000
Hotelling's Trace 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000
Roy's Largest Root 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Mauchly's Test of Sphericityb
Measure:MEASURE_1
Within
Subjects
Effect Mauchly's W
Approx. Chi-
Square df Sig.
Epsilona
Greenhouse-
Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
factor1 .037 73.139 14 .000 .588 .679 .200
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent
variables is proportional to an identity matrix.
a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are
displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Tests of Within-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Source
Type III Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
factor1 Sphericity Assumed 58.449 5 11.690 41.560 .000
Greenhouse-Geisser 58.449 2.941 19.875 41.560 .000
Huynh-Feldt 58.449 3.396 17.211 41.560 .000
Lower-bound 58.449 1.000 58.449 41.560 .000
Error(factor1) Sphericity Assumed 33.753 120 .281
Greenhouse-Geisser 33.753 70.579 .478
Huynh-Feldt 33.753 81.507 .414
Lower-bound 33.753 24.000 1.406
113
Tests of Within-Subjects Contrasts
Measure:MEASURE_1
Source factor1
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
factor1 Linear 46.125 1 46.125 79.346 .000
Quadratic 1.993 1 1.993 14.189 .001
Cubic 3.796 1 3.796 18.341 .000
Order 4 .840 1 .840 3.439 .076
Order 5 5.696 1 5.696 24.406 .000
Error(factor1) Linear 13.951 24 .581
Quadratic 3.371 24 .140
Cubic 4.967 24 .207
Order 4 5.863 24 .244
Order 5 5.601 24 .233
Tests of Between-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Transformed Variable:Average
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Intercept 68.290 1 68.290 99.098 .000
Error 16.539 24 .689
114
LAMPIRAN R DATA AMATAN PERILAKU C, MEMBUANG SAMPAH TIDAK PADA TEMPAT SAMPAH
NO URUT
AMATAN 1
AMATAN 2
AMATAN 3
AMATAN 4
AMATAN 5
AMATAN 6
1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0
7 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
8 1.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0
9 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0
10 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0
11 2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
12 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0
13 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
14 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
16 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
17 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.04
18 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
19 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0
20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
21 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0
22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0
23 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
24 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
25 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
115
Lampiran S Rerata Amatan Perilaku C
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERILAKU C 25 0 2 .76 .879
PERILAKU C 25 0 3 .92 1.038
PERILAKU C 25 0 3 1.04 .978
PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000
PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000
PERILAKU C 25 .00 1.00 .0416 .19983
Valid N (listwise) 25
116
Lampiran T Repeated Measurement Analysis Perilaku C
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
factor1 Pillai's Trace .568 6.914a 4.000 21.000 .001
Wilks' Lambda .432 6.914a 4.000 21.000 .001
Hotelling's Trace 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001
Roy's Largest Root 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Mauchly's Test of Sphericityb
Measure:MEASURE_1
Within
Subjects
Effect Mauchly's W
Approx. Chi-
Square df Sig.
Epsilona
Greenhouse-
Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
factor1 .000 . 14 . .446 .494 .200
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent
variables is proportional to an identity matrix.
a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are
displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
b. Design: Intercept
Within Subjects Design: factor1
Tests of Within-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Source
Type III Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
factor1 Sphericity Assumed 30.940 5 6.188 17.867 .000
Greenhouse-Geisser 30.940 2.231 13.866 17.867 .000
Huynh-Feldt 30.940 2.471 12.522 17.867 .000
Lower-bound 30.940 1.000 30.940 17.867 .000
Error(factor1) Sphericity Assumed 41.560 120 .346
Greenhouse-Geisser 41.560 53.553 .776
Huynh-Feldt 41.560 59.298 .701
Lower-bound 41.560 24.000 1.732
117
Tests of Within-Subjects Contrasts
Measure:MEASURE_1
Source factor1
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
factor1 Linear 19.557 1 19.557 24.556 .000
Quadratic .347 1 .347 1.750 .198
Cubic 6.806 1 6.806 20.822 .000
Order 4 .013 1 .013 .080 .780
Order 5 4.217 1 4.217 16.979 .000
Error(factor1) Linear 19.114 24 .796
Quadratic 4.760 24 .198
Cubic 7.844 24 .327
Order 4 3.880 24 .162
Order 5 5.961 24 .248
Tests of Between-Subjects Effects
Measure:MEASURE_1
Transformed Variable:Average
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Intercept 31.740 1 31.740 28.466 .000
Error 26.760 24 1.115
118
LAMPIRAN U
DAFTAR BAHAN DAN KERAJINAN TANGAN YANG DIBUAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA
NAMA
BENDA
PRAKARYA UNTUK
AMATAN
BAHAN ORGANIK
BAHAN NON ORGANIK
KETERANGAN
Bingkai Foto
Uji Coba Kertas foto
Spon 2 warna, payet-payet 2 bentuk, pita kain, bros kecil
7 macam bahan
Boneka Jepang
Pertama
Kertas kado, kertas asturo, tusuk gigi, sumpit kayu, pita jepang
Payet-payet 2 bentuk, benang, pita kain, manik-manik
10 macam bahan
Kolase Kedua
Kertas lipat, kertas BC, daun palem, kertas minyak
Selotip hitam, plastik pembungkus makanan instan 2 macam
7 macam bahan
Hiasan Dinding Vas Bunga
Ketiga
Kertas lipat 2 warna, pita jepang, kertas asturo, kertas BC
Kain tissue, payet-payet 1 bentuk
7 macam bahan
Boneka Kepala Bertopi
Keempat Kertas asturo 3 warna
Gelas plastik air mineral, mata boneka, benang wol, tali kur, payet-payet 1 bentuk
8 macam bahan
Hiasan Dinding Model Pohon Natal
Kelima Kertas kado, kertas asturo
Payet-payet 3 bentuk
5 macam bahan
Boneka Malaikat
Keenam Kertas manila 2 warna
Payet-payet 2 bentuk, pita kain, tali kur, mata boneka, gliter
8 macam bahan