pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir (studi pada mahasiswa...
DESCRIPTION
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR (Studi Pada Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang) SKRIPSI Yoan.S.PTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Universitas Kanjuruhan Malang merupakan salah satu Perguruan Tinggi
yang berada di kota Malang, memiliki 6 fakultas yang terdiri dari Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Sastra, Fakultas Teknologi
dan Informasi, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Peternakan.
Jumlah mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang yang aktif saat ini berjumlah
8.411 mahasiswa seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.1Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Universitas Kanjuruhan
No. Fakultas Jumlah Mahasiswa
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 5.602
2. Fakultas Bahasa dan Sastra 838
3. Fakultas Teknologi dan Informasi 959
4. Fakultas Hukum 143
5. Fakultas Ekonomi 731
6. Fakultas Peternakan 138
Jumlah 8.411
Sumber: Biro Administrasi Akademik Universitas Kanjuruhan, tahun 2013
1
2
Mengingat dari sekian banyak mahasiswa serta padatnya kegiatan
mahasiswa selama di kampus, maka terdapat mahasiswa yang menggunakan
kendaraan bermesin sebagai alat transportasi berupa sepeda motor untuk
menunjang dan mempermudah kegiatannya di lingkungan kampus selama masa
studi. Dari 8.411 mahasiswa, 8% diantaranya menggunakan dan mengendarai
sepeda motor untuk mempercepat kedatangannya di kampus, dengan jarak ±3,5
km bagi yang berdomisili disekitar kampus, dan lebih dari 4 km bagi yang
berdomisili jauh dari kampus.Mahasiswa pengguna sepeda motor, terbiasa
menitipkan kendaraannya di area parkir lingkungan kampus, penitipan biasanya
ditandai dengan pemberian karcis parkir. Distribusi karcis yang dikeluarkan oleh
petugas parkir untuk setiap 1 bendel karcis adalah 100 lembar karcis, seperti data
pada tabel berikut:
Tabel 1.2Distribusi Karcis Parkir Sepeda Motor Per Hari
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
Karcis ±800 ±800 ±800 ±800 ±500 ±500 ±500
Sumber: petugas parkir Universitas Kanjuruhan Malang, tahun 2013
Sehingga angka 8% diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut:
6508.411
X 100% = 7,73%= 8%.
Keterangan:
8.411 = jumlah mahasiswa Universitas Kanjuruhan yang aktif.
3
650= nilai tengah (median) dari 500-800.
500-800 = distribusi karcis parkir sepeda motor per hari.
Angka 7,73% dibulatkan menjadi 8% dikarenakan orang memiliki ciri
variabel diskret.Darikondisi tersebut tentu menyebabkan pihak kampus harus
dapat menyediakan lahan parkir yang memadai bagi kendaraan mahasiswa.
Parkir menurut Warpani dalam Horas (2009), yaitu keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang bersifat sementara dengan pengemudi meninggalkan
kendaraannya.Parkir adalah setiap keadaan dimana setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan oleh rambu ataupun
tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan atau menurunkan
orang maupun barang.
Fasilitas parkir secara garis besar dibagi 2 (dua) macam yaitu: fasilitas
parkir di jalan (on-street parking) dan fasilitas parkir di luar jalan (off-street
parking). Fasilitas parkir di jalan (on-street parking) adalah fasilitas parkir yang
menggunakan tepi jalan sebagai ruang parkirnya, sedangkan fasilitas parkir di
luar jalan (off-street parking) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan
umum, yang dibuat khusus sebagai penunjang kegiatan, berupa pelataran parkir
dan atau gedung parkir (Ing dan Yanuardi 2007).
Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya pemakaian
kendaraan baik pribadi maupun dinas, mengakibatkan permintaan layanan parkir
menjadi besar, khususnya di lingkungan kampus. Kompleksnya permasalahan
yang muncul terutama karena kebutuhan parkir meningkat dari tahun ke tahun
Keterangan: 8.411 = jumlah mahasiswa Universitas Kanjuruhan yang aktif.
650 =nilai tangah (median) dari 500-800.
500-800=distribusi karcis parkir sepeda motor per hari.
4
sejalan dengan pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor.Masalah
perparkiran ini bukan saja dialami universitas yang memiliki lahan sempit tetapi
juga dialami oleh universitas yang memiliki lahan luas (Edwarsyah, 2008).
Pertimbangan dalam memilih dan menentukan lokasi parkir diantaranya
adalah akses yang mudah dicapai dari tempat parkir ke tempat tujuan, ukuran
lahan parkir yang luas sehingga sirkulasi kendaraan saat masuk dan keluar
teratur, serta beberapa hal lain yang juga dapat memungkinkan mahasiswa parkir
di lingkungan kampus yaitu keamanan, kenyamanan, dan tarif parkir yang
terjangkau, selain itu adanya petugas parkir di area lahan parkir yang
bertanggung jawab membuat pengguna jasa lahan parkir yang mayoritas
mahasiswa tidak merasa kuatir akan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan pada
kendaraannya, adanya jam parkir juga dapat menjadi pertimbangan mahasiswa
memarkir kendaraan di kampus.
Permasalahan yang ditemukan pada persiapan layanan ruang parkir
diantaranya adalah terbatasnya lahan pada universitas, yang dimaksud minimnya
fasilitas penunjang, misalnya rak tempat penitipan helm yang ukurannya kecil,
dimana rak helm juga merupakan salah satu faktor yang membuat mahasiswa
pengguna layanan merasa aman dan nyaman untuk parkir di lingkungan kampus.
Mengacu pada beberapa hal tersebut dalam memilih dan menentukan lokasi
parkir, maka pihak universitas diharapkan mampu memberikan pelayanan jasa
parkir yang optimal kepada mahasiswa berupa fasilitas lahan parkir yang
memadai, sehingga mahasiswa tidak perlu dipusingkan untuk mencari lokasi
5
parkir di luar area universitas ketika hendak melakukan aktivitas di
kampus.Selain karena mahasiswa berperan sebagai penerima jasa atau pelanggan
yang menggunakan fasilitas parkir, sedangkan pihak universitas melalui petugas
pengelola parkir berperan sebagai penyedia jasa.
Prinsip dasar yang perlu dilakukan penyedia jasa adalah memberikan
pelayanan jasa yang optimal, sehingga pelanggan merasa puas. Perasaan puas
pelanggan merupakan persepsi yang diterima oleh pelanggan di mana pelayanan
yang diterima mendekati kenyataan atau sesuai dengan harapan pelanggan
(Kotler, 2005).
Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan
pelanggan.Jadi penyedia layanan jasa harus memberikan kualitas pelayanan
sebaik mungkin agar hubungan erat dalam hal kepuasan pelanggan dapat terjaga
dengan baik (Tjiptono, 2006).
Tahap jangka panjang hubungan tersebut memungkinkan pihak penyedia
layanan jasa untuk memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang diharapkan
dari para pelanggan, sehingga pihak penyedia layanan jasa dapat terus
memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan
dari pelanggan agar dapat tercapainya kepuasan pelanggan.
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
(Tjiptono, 2006).
6
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006), menyatakan
bahwa awalnya mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas jasa tetapi pada
saat itu mereka menyempurnakan dan merangkum sepuluh dimensi kualitas jasa
tersebut, yakni kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan
menjadi jaminan (assurance). Akses, komunikasi, dan kemampuan memahami
pelanggan dikategorikan sebagai empati (empathy).Tiga lainnya adalah bukti
fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness). Dengan
demikian, terdapat lima dimensi utama kualitas jasa yaitu bukti fisik (tangible),
kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance),
dan empati (empathy).
Pelayanan yang berkualitas kepada para pelanggan, akan menghasilkan
kepuasan pelanggan, penyedia layanan jasa dalam hal ini Universitas Kanjuruhan
yang diharapkan dapat menerapkan kelima dimensi tersebut, yaitu bukti fisik
(tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati (empathy) agar pelanggan dapat merasakan kepuasan.
Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan
atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya (Musanto, 2004).
Kotler (2005), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) produk yang
diharapkan.Kepuasan dapat diasosiasikan dengan berbagai perasaan, tergantung
pada konteks dan jenis jasanya. Contohnya: kepuasan hati, kesenangan,
7
kebahagiaan dan kebebasan. Kepuasan pelanggan dapat tercapai apabila
penyedia layanan jasa memberikan apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhan
pelanggan.
Mengacu pada beberapa hal tersebut membuat peneliti merasa perlu untuk
meneliti tentang tingkat kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir di kampus dari
segi pelayanan, karena pada penelitian terdahulu terdapat kecenderungan
penelitian dilakukan lebih tertuju pada fasilitas, tata letak parkir, dan SRP
(Satuan Ruang Parkir).Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa juga
berhak mendapatkan pelayanan yang layak dan memadai pada kegiatan parkir
kampus. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kepuasan
pelanggan pengguna jasa parkir antara lain:
Ing dan Yanuardi (2007), lokasi penelitian adalah area parkir basement di
pusat perbelanjaan Bandung Supermall. Hasil yang didapat yaitu pada dasarnya
kualitas pelayanan parkir di pusat perbelanjaan sudah cukup baik, para pelanggan
sudah merasa cukup puas dengan kualitas pelayanan parkir di pusat perbelanjaan,
tetapi masih menganggap kualitas pelayanan tersebut cukup penting untuk
ditingkatkan terutama dalam segi kemudahan parkir yang menempati peringkat
terakhir dalam elemen pelayanan.
Chronika dkk (2008), penelitian dilakukan di area parkir Mall A. Yani
Pontianak didapatkan temuan yakni kualitas kinerja petugas parkir di A. Yani
Mega Mallmerupakan pelayanan parkir yang paling memuaskan, khususnya
untuk kecekatan petugas karcis masuk.
8
Hasil dari dua penelitian tersebut adalah penemuan bahwa pengunjung
mallatau pusat perbelanjaanmerasa puas dengan kualitas pelayanan parkir yang
diberikan oleh pihak pengelola parkir.Hal inilah yang menjadi salah satu alasan
peneliti melakukan penelitian tentang kualitas pelayanan parkir di kampus karena
pada penelitian sebelumnya penelitian dilakukan di mall atau pusat perbelanjaan.
Selain dari itu yang menjadi alasan peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian adalah dari hasil wawancara sementara kepada beberapa mahasiswa
pengguna jasa parkir, dimana terdapat berbagai pendapat ada yang berupa
keluhan dan ada yang berupa masukan antara lain:
Pertama, area parkir yang tidak teduh, hal ini membuat tidak nyaman
mahasiswa pengguna jasa parkir karena saat ini musim penghujan, dimana air
hujan yang membasahi sepeda motor secara terus menerus akan dapat
menimbulkan bercak keputih-putihan pada cat sepeda motor karena sifat air
hujan yang korosif. Dan apabila mesin sepeda motor tersebut sering terkena air
hujan cepat atau lambat dapat merusak mesin sepeda motor.
Kedua, belum memadainya fasilitas penunjang berupa tempat penitipan
helm, dimana apabila tersedia tempat penitipan helm yang memadai maka
mahasiswa tidak akan merasa kuatir helmnya hilang di area parkir selain itu
apabila hujan turun mahasiswa tidak kuatir helmnya akan kehujanan.
Ketiga, mengenai tarif karcis, karena pada saat peneliti melakukan
wawancara terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai mahasiswa yang
menginginkan adanya sistem karcis berlangganan dan sistem yang sudah
9
berlangsung, adapun alasan mahasiswa yang menginginkan sistem karcis
berlangganan adalah karena dinilai lebih efisien karena mahasiswa tidak perlu
untuk membayar berulang kali setiap masuk area parkir dalam sehari, sedangkan
yang memilih tetap alasannya adalah apabila menggunakan sistem karcis
berlangganan, tetapi mereka sedang tidak menuju kampus atau berkuliah maka
biaya yang digunakan untuk membayar karcis berlangganan akan mubazir karena
mereka tidak dapat memanfaatkan secara langsung.
Keempat, petugas parkir yang dinilai beberapa mahasiswa kurang adil, hal
ini dikarenakan adanya petugas parkir sudah mengenal identitas mahasiswa yang
akan parkir maka petugas parkir tidak mencatat nomor kendaraan mahasiswa
tersebut, tidak jarang ditemukan juga mahasiswa dapat masuk dan keluar area
parkir tanpa karcis, bahkan terdapat juga mahasiswa yang dapat masuk area
parkir dengan gratis.
Masalah-masalah yang ditemukan tersebut erat kaitannya dengan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa kepada penerima jasa, sehingga dari
beberapa permasalahan tersebut, disertai dengan penelitian terdahulu maka
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan tema Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Parkir (Studi Pada
Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah bukti fisik (tangible) berpengaruhterhadap kepuasan pelanggan ?
2. Apakah kehandalan (reliability) berpengaruhterhadap kepuasan pelanggan ?
10
3. Apakah daya tanggap (responsiveness) berpengaruhterhadap kepuasan
pelanggan ?
4. Apakah jaminan (assurance) berpengaruhterhadap kepuasan pelanggan ?
5. Apakah empati (empathy) berpengaruhterhadap kepuasan pelanggan ?
6. Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh bukti fisik (tangible) terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kehandalan (reliability)terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Untuk menganalisis pengaruh daya tanggap (responsiveness) terhadap
kepuasan pelanggan.
4. Untuk menganalisis pengaruh jaminan (assurance) terhadap kepuasan
pelanggan.
5. Untuk menganalisis pengaruh empati (empathy)terhadap kepuasan pelanggan.
6. Untuk menganalisis variabel yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Digunakan sebagai dasar teoritis bahwa kepuasan pelanggan bisa didasarkan
pada bukti fisik (tangible).
11
b. Digunakan sebagai dasar teoritis bahwa kepuasan pelanggan bisa didasarkan
pada kehandalan (reliability).
c. Digunakan sebagai dasar teoritis bahwa kepuasan pelanggan bisa didasarkan
pada daya tanggap (responsiveness).
d. Digunakan sebagai dasar teoritis bahwa kepuasan pelanggan bisa didasarkan
pada jaminan (assurance).
e. Digunakan sebagai dasar teoritis bahwa kepuasan pelanggan bisa didasarkan
pada empati (empathy).
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan antara teori dengan permasalahan di lapangan yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.Melalui
penelitian ini, peneliti dapat mengukur tingkat kepuasan pelanggan yaitu
mahasiswa Universitas Kanjuruhan melalui kualitas pelayanan parkir di
Universitas Kanjuruhan.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan bagi
Universitas Kanjuruhan Malang dan digunakan sebagai bahan kajian,
referensi, dan informasi untuk dipakai sebagai dasar penelitian selanjutnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya,
setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari
sebuah produk atau jasa (Kotler, 2005).
Tjiptono dan Chandra (2005), mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya.
Definisi-definisi dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Kepuasan pelanggan hanya
dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
pelanggannya.
Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari
orang yang melayani atau disebut juga sebagai penyedia jasa, karena itu
diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang
diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan
13
pelanggan. Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan, dalam hal ini pihak universitas sebagai
penyedia jasa agar dapat tercapai kepuasan pelanggan.
Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan
pelanggan.Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk
menjalin hubungan yang kuat dengan penyedia jasa. Kualitas layanan dapat
diwujudkan dengan memberikan layanan kepada pelanggan dengan sebaik
mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan pelanggan. Ketidakpuasan
pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan
memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga
upaya untuk meningkatkan kualitas layanan pada masing-masing dimensi
layanan harus tetap menjadi perhatian.
2.1.2 Kualitas Pelayanan Jasa
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan (Tjiptono, 2006).
Definisi lain kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik
yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).
Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau
14
jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.Kualitas desain
merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah
suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.
Apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka
kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan.Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
ideal.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang
diharapkan, maka kualitas jasa dianggap buruk (Tjiptono, 2006).Mengacu
pada pengertian kualitas layanan tersebut maka konsep kualitas layanan
adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan.
Menurut Tjiptono (2006) terdapat 5 macam perspektif kualitas, yaitu:
1. Transcendental approach
Kualitas dipandang sebagai innate execellence, di mana kualitas dapat
dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan
dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan dalam dunia seni.
2. Product-based approach
Kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan
dan dapat diukur.Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan
dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.
15
3. User-based approach
Kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk
yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived
quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi.
4. Manufacturing-based approach
Kualitas sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratan. Dalam sektor
jasa bahwa kualitas seringkali didorong oleh tujuan peningkatan
produktivitas dan penekanan biaya.
5. Value-based approach
Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga.Kualitas dalam pengertian ini
bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi.
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan.Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan.
Pelangganlah yang menentukan berkualitas atau tidaknya suatu
pelayanan jasa.Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada
kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara
konsisten (Kotler, 2005).
2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman
dalam Tjiptono (2006), yaitu:
16
1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan
dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan.
2. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara
lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan pelanggan. Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui
keinginan pelanggan secara spesifik dari bentuk fisik produk atau jasa
sampai pendistribusian yang tepat.
Griffin dalam Tjiptono dan Chandra (2005), mengembangkan
delapan dimensi kualitas, yaitu:
17
1. Kinerja (performance) yaitu mengenai karakteristik operasi pokok dari
produk inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik
pelanggan.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap.
3. Kehandalan (reability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal dipakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications). Yaitu sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.Seperti halnya produk atau jasa yang diterima
pelanggan harus sesuai bentuk sampai jenisnya dengan kesepakatan
bersama.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Biasanya pelanggan akan merasa puas bila produk yang
dibeli tidak pernah rusak.
6.Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya kemasan
produk dengan warna-warna cerah, kondisi gedung dan lain sebagainya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Sebagai contoh merek
18
yang lebih dikenal masyarakat (brand image) akan lebih dipercaya dari pada
merek yang masih baru dan belum dikenal.
Nasution (2004), menyatakan kualitas pelayanan terdiri dari tiga
dimensi atau komponen utama yang terdiri dari:
1. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output
yang diterima oleh pelanggan. Bisa diperinci lagi menjadi :
a) Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum
membeli, misalnya: harga dan barang.
b) Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi pelanggan
setelah membeli atau mengkonsumsi jasa atau produk. Contohnya ketepatan
waktu, kecepatan pelayanan, dan kearapihan hasil.
c) Credence quality, yaitu sesuatu yang sukar dievaluasi pelanggan, meskipun
telah mengkonsumsi suatu jasa.
2. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian suatu jasa.
3. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
Pendapat beberapa para ahli tentang dimensi kualitas pelayanan, dapat
disimpulkan beberapa dimensi yang kredibel yaitu dengan memenuhi syarat
agar sebuah pelayanan memungkinkan untuk menimbulkan kepuasan
pelanggan. Adapun dimensi-dimensi tersebut yaitu: bukti fisik (tangible),
19
kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance),
dan empati (empathy).
Ada banyak model yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
kualitas jasa.Pemilihan terhadap suatu model tergantung pada tujuananalisis,
jenis perusahaan dan situasi pasar. Parasuraman et al. (1996)
mengidentifikasikan lima gap (kesenjangan) yang menyebabkan kegagalan
penyampaian jasa:
1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidakselalu bisa
merasakan dan memahami apa yang diinginkankonsumen secara tepat.
Akibatnya, manajemen tidak mengetahuibagaimana jasa seharusnya didesain
dan jasa-jasa pendukung atausekunder apa saja yang diinginkan konsumen.
2.Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen danspesifikasi
kualitas jasa.
Kadang kala manajemen mampu memahami secara tepat apa yangdiinginkan
oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja sesuatu
secara jelas. Hal ini bisa dikarenakan tigafaktor, yaitu tidak adanya
komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumber daya
atau karena adanyakelebihan permintaan.
3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.
Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan yang melayani
kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), masih kaku, beban
20
kerjamelampui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja ataubahkan tidak
mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.
4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Sering kali harapan konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji
yang dibuat oleh perusahaan.Resiko yangdihadapi oleh perusahaan adalah
apabila janji yang diberikan tidakdapat terpenuhi.
5. Gap antara jasa yang dialami atau denganpersepsi jasa yang diharapkan.
Ini adalah gap yang sering terjadi yaitu jasa yang diterima oleh konsumen atau
pelanggan, tidak sesuai dengan yang ia bayangkan atau harapkan. Konsumen
atau pelanggan mengharapkan sesuatu yang baik, ternyata yang diperoleh
sangat mengecewakan.
2.1.3 Jasa
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak
merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya
dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Menurut Kotler
(2005), jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu
pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan sesuatu.Produksinya mungkin saja terkait atau
mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Definisi lain jasa adalah
setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
21
pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2006).
Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan
cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki atas jasa yang ditawarkan
tersebut.Jasa merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak berwujud.Di dalam jasa
selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Kondisi dan cepat lambatnya
pertumbuhan jasa akan sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap
kinerja yang ditawarkan oleh pihak produsen atau penyedia jasa (Kotler, 2005).
2.2 Tinjauan Empirik
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2012) yang berjudul Analisis
Kepuasan Pelanggan Pada Alfamart Tembalang Dari Dimensi Pelayanan (Studi
Kasus Pada Alfamart Jl. Ngesrep Timur V / 69, Kota Semarang), dengan
variabel-varibel penelitian adalah responsiveness, reliability, assurance,
emphaty, tangible, untuk variabel bebasdan kepuasan pelanggan untuk varibel
terikat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden
dengan menggunakan metode accidental sampling dan menggunakan analisis
regresi linear berganda. Dari hasil analisis regresi linear berganda menunjukan
bahwa variabel responsiveness, tangible, assurance, emphaty, dan
reliabilityberpengaruh postif terhadap kepuasan pelanggan, sementara hasil uji
F atau simultan sebesar 30,077 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu
22
sebesar 0,000. Hal ini berarti semua variabel berpengaruh secara bersama-sama
terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan uji determinasi adalah sebesar 0,595
yang berarti 59,5% kepuasan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan
yaitu responsiveness, reliability, assurance, emphaty, dan tangible dan sisanya
sebesar 40,5% dipengaruhi variabel lainnya. Sehingga variabel responsiveness,
reliability, assurance, emphaty, tangible berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan padaAlfamart Jl. Ngesrep Timur V / 69, Kota Semarang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Adhiyanto (2012) dengan judul Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan
Jasa Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang, dengan variabel bebasnya
adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya
adalah kepuasan konsumen. Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa
pelatihan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang. Dalam penelitian ini
data dikumpulkan dengan metodekuesioner terhadap 100 orang responden,
yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing-
masing variabel. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas,
uji asumsi klasik (multikolinearitas, normalitas, heteroskedastisitas), analisis
regresi linear berganda, uji goodness of fit (uji F, uji t, koefisien determinasi).
Dari hasil analisis menggunakan regresi dapat diketahui bahwa variabel
Tangible,Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty semuanya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dalam
23
pelatihan di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang. Dengan pengaruh
sebesar 68,5% sedangkan 31,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Anuraga (2012) yang melakukan penelitian dengan judul Analisis Service
Quality Terhadap Kepuasan Konsumen(Studi Pada PT. Jaya Abadi, Jl.
Mataram No. 603 di Semarang). Variabel-variabelnya antara lain (assurance)
jaminan ,empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) keandalan (reliability),
daya tanggap (responsiveness), untuk varibel bebasnya, sedangkan varibel
terikatnya adalah kepuasan konsumen. Populasi dalam penelitian ini konsumen
yang melakukan pembelian kendaraan merek Honda dengan berbagai tipe PT.
Jaya Abadi, Jl. Mataram No. 603, Semarang yang jumlahnya tidak diketahui.
Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Jenis
datanya adalah primer. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis dengan
menggunakan SPSS Versi 13 menunjukkan bahwa :(1) Keandalan berpengaruh
terhadap Kepuasan Konsumen. (2) Daya Tanggap berpengaruh terhadap
Kepuasan Konsumen. (3) Jaminan berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen.
(4) Empati berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen. (5)Bukti fisik
berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aryani dan Rosinta (2010) dengan judul
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk
Loyalitas Pelanggan, dimana subyek penelitiannya adalah restoran siap saji
24
KFC, dengan obyek penelitian adalah mahasiswa FISIP UI dimana terdapat
variabel bebas yaitu (assurance) jaminan,empati (empathy), bukti fisik
(tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), variabel
moderatoryaitu kepuasan pelanggan, dan variabel terikat yaitu loyalitas
pelanggan. Didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelima
dimensi pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas layanan. Dimensi terkuat dalam menjelaskan kualitas layanan
berturut-turut adalah reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan
tangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang
kuat dan positif antara variabel kualitas layanan KFC terhadap kepuasan
pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa sebesar 72,9% variabel kepuasan pelanggan dapat
dijelaskan oleh variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar 27,1%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel kualitas layanan. Dari penelitian ini
diketahui pula bahwa tidak terdapat pengaruh antara kualitas layanan terhadap
loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara kualitas
layanan KFC terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini
ditunjukkan oleh sebesar 91% variabel loyalitas pelanggan yang dapat
dijelaskan oleh variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar 9%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar kualitas layanan.
25
5. Penelitian yang dilakukan oleh Dibyantoro dan Cesimariani (2012) yang
berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada
CV Haspari Palembang. Dengan variabel bebas (assurance) jaminan,empati
(empathy) dan bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), dan variabel terikat kepuasan pelanggan. Didapatkan hasil
penelitian antara lain penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien
determinasi, dapat diketahui pengaruh variabel bukti fisik, kehandalan, daya
tanggap, jaminan dan empati atau perhatian terhadap kepuasan pelanggan
sebesar 42,7%, sedangkan sebesar 57,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) menunjukkan bahwa P
value 0,000 < 0,05 dan F hitung lebih besar dari F tabel (14,275 > 2,32) yang
artinya ada pengaruh antara variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,
jaminan dan perhatian atau empati terhadap variabel kepuasan pelanggan. Dan
Uji SignifikasiParameter Individual (Uji Statistik t) dapat diketahui dimensi
kualitas pelayanan jasa yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan
CV Haspari Palembang yaitu dimensi bukti fisik sebesar 0,310 atau sebesar
31%, dimensi kehandalan sebesar 0,255 atau 25,5%, dimensi daya tanggap
sebesar 0,176 atau 17,6%, dimensi jaminan sebesar 0,119 atau 11,9%, dan
dimensi empati/perhatian sebesar 0,559 atau sebesar 55,9%. Berdasarkan dari
uji t (secara sendiri-sendiri) didapat ada tiga dimensi kualitas pelayanan jasa
yang tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu kehandalan, daya
tanggap, dan jaminan Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel empati
26
atau perhatian (empathy) merupakan variabel yang paling dominan dan variabel
yang paling banyak mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan tingkat
pengaruh sebesar 55,9%.
6. Penelitian yang dilakukan Istianto dan Tyra (2011) yang berjudul Analisis
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan
Ketty Resto, yang memiliki variabel bebas tangible (bukti fisik), reliability
(kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty
(kepedulian), dan variabel terikat kepuasan pelanggan. Diperoleh hasil
diantaranya menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel yaitu reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible berpengaruh secara
signifikan terhadapkepuasan pelanggan. Hasil pengolahan pada persamaan
regresi dengan angka R square (koefisiendeterminasi) sebesar 0,597
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabeldependentsebesar 59,7 %
sedangkan sisanya 40,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yangtidak dijelaskan
dalam penelitian ini, misalnya produk, promosi, dan harga.Sedangkan
pengujian secara parsial pun menunjukkan bahwa variabel kualitaslayanan
seluruhnya reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles
berpengaruh secara positif dan signifikan.
7. Ing dan Yanuardi (2007) yang melakukan penelitian dengan judul Tinjauan
Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir Basement di Pusat
Perbelanjaan Bandung Supermall.Dengan varaibel-variabel antara lainvariabel
kontrol adalah kualitas pelayanan parkir yang berupa kemudahan parkir, kinerja
27
petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir, keamanan, kenyamanan, dan
kesesuaian tarif parkir. Variabel utama atau varibel bersambung adalah
kepuasan pelanggan. Diperoleh hasil Analisis (semua alpha 5%):
1. Chi-kuadrat hitung X1 = 10,800; Chi-kuadrat tabel = 15,5; Chi-kuadrat
hitung <chikuadrattabel, maka H0 diterima.
2. Chi-kuadrat hitung X2 = 16,667; Chi-kuadrat tabel = 23,7; Chi-kuadrat
hitung < chikuadrattabel, maka H0 diterima.
3. Probabilitas X1= 0,213 > 0,05, maka H0 diterima. Probabilitas X2= 0,274 >
0,05, makaH0 diterima.Untuk pelayanan parkir di Bandung Supermall
ternyata berdistribusi seragam atau normal.
8. Chronika, dkk (2008) yang melakukan penelitian dengan judul Analisis
Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir di Mall A. Yani
Pontianak. Dengan variabelnya, variabel bersambung atau variabel utama yaitu
tingkat kepuasan pelanggan, dan variabel kontrol yaitu: kemudahan parkir,
kinerja petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir, keamanan, kenyamanan,
dan tarif parkir. Diperoleh hasil bahwa kualitas kinerja petugas parkir di A.
Yani Mega Mallmerupakan pelayanan parkir yang paling memuaskan,
khususnya untuk kecekatan petugas karcis masuk. Hal ini terlihat dari nilai
kepentingan rata-rata 4,218. Sedangkan elemen kemudahan menempati
peringkat terakhir, khususnya dalam hal informasi ketersediaan ruang parkir
dengan tingkat kepentingan rata-rata sebesar 2,980.
28
9. Research conducted by Ravichandran et al. (2010) with titleInfluence of
Service Quality on Customer Satisfaction Application of Servqual ModelThe
means of the quality disconfirmation scores were all greater than zero. This
result is similar to that of the study by O’Connor et al. (2000). The extent of the
quality disconfirmation in five dimensions is based on the order from the lowest
mean to the highest mean, as follows: tangibles (.684), empathy (.619),
responsiveness (.378), reliability (.336), and assurance (.243). Since all quality
disconfirmation scores were positive, the subjects’ perceptions (actual) were
greater than expectations and the subjects were satisfied with banks service
quality in varying degrees. The findings also showed that only responsiveness
was found to be significant in predicting overall satisfaction with the banking
service (b = 0.143, p = .0003), although the R-square is .102. Being responsive
means being attentive to the needs of customer’s in a timely manner. Though
prompt service has both an objective and subjective component for both the
provider and consumer of a service (Sower. et al., 2001), the results in this
study suggest that recognizing responsiveness as another form of responsibility
is essential to every member of the health care system in orderto increase
customers’overall satisfaction with banking service. So the study affirms that
the service quality level in the proposed study on private banks was at adequate
level and the regression on overall service quality lists out the various servqual
items which has a spread in all the dimensions of the servqual model.
29
10. Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum dan Yani (2012) dengan judul
Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi Kasus pada Laundry Mayang Tlogosari Semarang),
penelitian ini terdiri dari variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap,
jaminan, dan empati terhadap kepuasan pelanggan pada laundry Mayang.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan laundry Mayang sebanyak 50
orang. Metode yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif,
sedangkan alat analisis yang di pakai adalah analisis regresi linier berganda
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel bukti fisik tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, keandalan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, daya tanggap tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, jaminan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan empati mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Koefisien determinasi
dari model regresi diperoleh nilai adjust R2 sebesar 0,605 hal ini berarti
60,5% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima
variabel independent yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,
empati, sedangkan sisanya 39,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian ini.
30
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Variabel Hasil
1.Anindita (2012)
Skripsi Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Alfamart Tembalang Dari Dimensi Pelayanan (Studi Kasus Pada Alfamart Jl. Ngesrep Timur V / 69, Kota Semarang).
Responsiveness,reliability, assurance, emphaty ,tangible,untuk variabel bebasdan kepuasan pelanggan untuk variabel terikat.
Variabel responsiveness, tangible, assurance, emphaty, dan tangible berpengaruh postif terhadap kepuasan pelanggan.
2.Adhiyanto (2012)
Skripsi Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan Jasa Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang.
Variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan konsumen.
Diketahui bahwa variabel Tangible,Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty semuanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dalam pelatihan di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang. Dengan pengaruh sebesar 68,5% sedangkan 31,5% lainya dipengaruhi oleh variabel lain.
31
3.Anuraga (2012)
Skripsi Analisis Service Quality Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada PT. Jaya Abadi, Jl. Mataram No. 603 di Semarang).
(Assurance), empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan untuk varibel bebas, sedangkan varibel terikat adalah kepuasan konsumen.
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 13 menunjukkan bahwa: keandalan, dayatanggap, jaminan, empati, bukti fisik berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
4.Aryani dan Rosinta (2010)
Jurnal Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan.
Variabel bebas yaitu (assurance) jaminan,empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),variabel moderatoryaitu kepuasan pelanggan, dan variabel terikat yaitu loyalitas pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar 27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel kualitas layanan.
5.Dibyantoro dan Cesimariani (2012)
Jurnal Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasaan Pelanggan pada CV Haspari
Variabel bebas yaitu (assurance) jaminan,empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
Hasil penelitian antara lain penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien determinasi, dapat diketahui pengaruh variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati/perhatian terhadap kepuasan Pelanggan sebesar 42,7%, sedangkan sebesar
32
Palembang. dan variabel terikat kepuasan pelanggan.
57,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) menunjukkan bahwa P value 0,000 < 0,05 dan F hitung lebih besar dari F tabel (14,275 > 2,32) yang artinya ada pengaruh antara variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan perhatian/empati terhadap variabel kepuasan pelanggan. Dan Uji SignifikasiParameter Individual (Uji Statistik t) dapat diketahui dimensi kualitas pelayanan jasa yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan CV Haspari Palembang yaitu dimensi bukti fisik sebesar 0,310 atau sebesar 31%, dimensi kehandalan sebesar 0,255 atau 25,5%, dimensi daya tanggap sebesar 0,176 atau 17,6%, dimensi jaminan sebesar 0,119 atau 11,9%, dan dimensi empati/perhatian sebesar 0,559 atau sebesar 55,9%. Berdasarkan dari uji t (secara sendiri-sendiri) didapat ada tiga dimensi kualitas pelayanan jasa yang tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu kehandalan, daya tanggap, dan jaminan Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel empati/perhatian
33
(empathy) merupakan variabel dominan dan variabel yang paling banyak mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan tingkat pengaruh sebesar 55,9%.
6. Istianto dan Tyra (2011)
Jurnal Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto.
variabel bebas yaitu (assurance) jaminan,empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan variabel terikat kepuasan pelanggan.
Hasil pengolahan pada persamaan regresi dengan angka R square (koefisien determinasi) sebesar 0,597 pada tabel 13 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel dependent sebesar 59,7% sedangkan sisanya 40,3% dipengaruhi oleh faktor lain yangtidak dijelaskan dalam penelitian ini, misalnya produk, promosi, dan harga.Sedangkan pengujian secara parsial pun menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan seluruhnya reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible berpengaruh secara positif dan signifikan.
7. Ing dan Yanuardi (2007)
Jurnal Teknik Sipil,Tinjauan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir Basement di Pusat Perbelanjaan Bandung Supermall.
Variabel kontrol adalah kualitas pelayananparkir yang berupa kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir,keamanan, kenyamanan, dan kesesuaian tarif parkir. Variabel
Pada umumnya para pelanggan sudah merasa cukup puas dengan kualitas pelayananparkir di pusat perbelanjaan, tetapi mereka masih menganggap kualitas pelayanantersebut cukup penting untuk ditingkatkan terutama dalam segi kemudahan parkir yangmenempati peringkat terakhir dalam elemen
34
utama atau varibel bersambung adalah kepuasan pelanggan.
pelayanan.
8. Chronika, dkk (2008)
Jurnal Aplikasi Manajemen, Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir di Mall A. Yani Pontianak.
Variabel bersambung atau variabel utama yaitu tingkat kepuasan pelanggan, dan variabel kontrol yaitu: kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir, keamanan, kenyamanan, dan tarif parkir.
Secara umum peringkat elemen pelayanan di A Yani Mega Mall dari paling tinggi kualitasnya adalah sebagai berikut : elemen kinerja petugas parkir, elemen keamanan, elemen geometrik ruang parkir, elemen kenyamanan, elemen tarif parkir, elemen kemudahan parkir. Dari hasil analisa perhitungan terlihat kemudahan parkir di pusat perbelanjaan menjadi masalah yang terbesar dalam pelayanan parkir.
9.Ravichandran et al. (2010)
Jurnal Influence of Service Quality on Customer Satisfaction Application of Servqual Model.
Variable indipendent istangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty,and variable dependent is customer satisfaction.
the study affirms that the service quality level in the proposed study on private banks was at adequate level and the regression on overall service quality lists out the various servqual items which has a spread in all the dimensions of the servqual model.
10. Setyaningrum dan Yani (2012)
Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada Laundry
variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel bukti fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, keandalan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, daya tanggap tidak berpengaruh signifikan
35
Mayang Tlogosari Semarang)
terhadap kepuasan pelanggan, jaminan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan empati mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Koefisien determinasi dari model regresi diperoleh nilai adjust R2 sebesar 0,605 hal ini berarti 60,5% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independent yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, sedangkan sisanya 39,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
Sumber : Penelitian terdahulu yang diolah penulis, tahun 2013
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Saat Ini Dan Terdahulu
Nama, Judul Penelitian
Obyek Variabel Penelitian Saat Ini
Anindita (2012) yang berjudul Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Alfamart Tembalang Dari Dimensi Pelayanan (Studi Kasus Pada Alfamart Jl. Ngesrep Timur V / 69, Kota
Pelanggan Alfamart Tembalang Jl. Ngesrep Timur V / 69, Kota Semarang.
variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan
36
Semarang). konsumen. variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Adhiyanto (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan Jasa Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang.
Obyek dalam penelitian ini adalah para siswa pelatihan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Semarang.
variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan konsumen.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Anuraga (2012) yang melakukan penelitian dengan judul Analisis Service Quality Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada PT. Jaya Abadi, Jl. Mataram No. 603 di Semarang).
Obyek dalam penelitian ini konsumen yang melakukan pembelian kendaraan merek Honda dengan berbagai tipe PT. Jaya Abadi, Jl. Mataram No. 603, Semarang.
(assurance), empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan untuk varibel bebas, sedangkan varibel terikat adalah kepuasan konsumen.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasanpelanggan.
Aryani dan Rosinta (2010) Jurnal Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk
Obyek penelitian ini adalah mahasiwa FISIP UI yang melakukan pembelian di
variabel bebas yaitu (assurance) jaminan,empati (empathy) dan bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan),
37
Loyalitas Pelanggan.
restoran siap saji KFC.
(responsiveness),variabel moderator yaitu kepuasan pelanggan, dan variabel terikat yaitu loyalitas pelanggan.
responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan, tidak terdapat variabel moderator.
Dibyantoro dan Cesimariani (2012) Jurnal Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasaan Pelanggan pada CV Haspari Palembang.
Obyek penelitian ini adalah pelanggan CV Haspari Palembang.
variabel bebas (assurance) jaminan,empati (empathy), bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan variabel terikat kepuasan p
elanggan.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Istianto dan Tyra (2011) Jurnal Analisis Pengaruh Kualitas LayananTerhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto.
Obyek penelitian ini adalah pelanggan Ketty Resto.
variabel bebas (assurance) jaminan,empati (empathy), bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan variabel terikat kepuasan pelanggan.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
38
Ing dan Yanuardi(2007) Jurnal Teknik Sipil,Tinjauan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir Basement di Pusat Perbelanjaan Bandung Supermall.
Pelanggan Parkir Basementdi Pusat Perbelanjaan Bandung Supermall.
Variabel kontrol adalah kualitas pelayananparkir yang berupa kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir,keamanan, kenyamanan, dan kesesuaian tarif parkir.variabel utama atau varibel bersambung adalah kepuasan pelanggan.
Tidak menggunakan variabel kontrol dan variabel bersambung, Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Chronika, dkk (2008) Jurnal Aplikasi Manajemen, Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Parkir di Mall A. Yani Pontianak.
konsumen pengunjung parkir di Mall A. Yani Pontianak.
Variabel bersambung atau variabel utama yaitu tingkat kepuasan pelanggan, dan variabel kontrol yaitu: kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, kinerja geometrik ruang parkir, keamanan, kenyamanan, dan tarif parkir.
tidak menggunakan variabel kontrol dan variabel bersambung, Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya
39
adalah kepuasan pelanggan.
Ravichandran et al. (2010) Jurnal Influence of Service Quality on Customer Satisfaction Application of Servqual Model.
Obyek adalah pelanggan pengguna jasa layanan perbankan di India.
variabel bebas (assurance) jaminan,empati (empathy), bukti fisik (tangible) kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), dan variabel terikat kepuasan pelanggan.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Setyaningrum dan Yani (2012) Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada Laundry Mayang Tlogosari Semarang)
Pelanggan laundry Mayang Tlogosari Semarang
Variabel bebas bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati, variabel terikat kepuasan pelanggan.
Obyek mahasiswa Universitas Kanjuruhan pengguna jasa parkir, variabel bebasnya adalah tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance(jaminan), emphaty (kepedulian), dan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan.
Sumber : Data diolah penulis, tahun 2013
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Menurut Tjiptono (2006), salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan. Bila pelayanannya berkualitas,
40
maka pelanggan puas.Namun sebaliknya, bila pelayanannya tidak berkualitas,
maka pelanggan tidak puas.
2.3.1 Konsep Variabel
Tjiptono (2006) menyatakan bahwa kualitas pelayanan terbagi menjadi
lima dimensi, yaitu Bukti Fisik (Tangible), Kehandalan (Reliability), Daya
Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy) .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bukti Fisik
(Tangible), Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness),
Jaminan (Assurance), Empati (Empathy) terhadap kepuasan pelanggan.
Mengacu pada beberapa penelitian terdahulu, maka kerangka teoritis dalam
penelitian ini memadukan variabel Bukti Fisik (Tangible), Kehandalan
(Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati
(Empathy) yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kerangka penelitian ini
digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap masalah yang
akan dibahas, yakni pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna jasa parkir yang berlokasi di Universitas Kanjuruhan
Malang. Berikut ini adalah penjelasan hubungan keterkaitan antara variabel
bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).
2.3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian
1. Pengaruh Antara Bukti Fisik (Tangible) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), karena suatu bentuk jasa
tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud
41
fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan. Pelanggan
akanmenggunakan indera penglihatan untuk menilai suatu kulitas pelayanan.
Bukti fisik yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat
yang bersamaan aspek ini juga merupakan salah satu sumber yang
mempengaruhi harapan pelanggan.Karena dengan bukti fisik yang baik
maka harapan konsumen menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu merupakan
hal yang penting bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek
wujud fisik yang paling tepat, yaitu masih memberikan impresi positif
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan
harapanpelanggan yang terlalu tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Beberapa
penelitian yang mendukung hipotesis bukti fisik (tangible)berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anindita
(2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani dan Rosinta (2010),
Dibyantoro dan Cesimariani (2012), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan
Yanuardi (2007), Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Atas
penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H1 = bukti fisik (tangible)berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
2. Pengaruh Antara Kehandalan (Reliability) dengan Kepuasan
Pelanggan.
42
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), berpendapat kehandalan
(reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan seusai dengan
apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi. Beberapa penelitian yang mendukung hipotesis
kehandalan (reliability)berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga
(2012), Aryani dan Rosinta (2010), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan
Yanuardi (2007), Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Atas
penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H2 = kehandalan (reliability)berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
3. Pengaruh Antara Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan
Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), daya tanggap yaitu respon
atau kesigapan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan dalam melayani pelanggan,
kecepatan dalam menangani transaksi serta penanganan keluhan pelanggan.
Daya tanggap atau ketanggapan yang diberikan oleh penyedia layanan jasa
dengan baik akan meningkatkan kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan.
Beberapa penelitian yang mendukung hipotesis daya tanggap
43
(responsiveness) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012),
Aryani dan Rosinta (2010), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi
(2007), Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Atas penjelasan
tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H3 = daya tanggap (responsiveness) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
4. Pengaruh Antara Jaminan (Assurance) dengan Kepuasan Pelanggan.
Kotler (2005) mendefinisikan keyakinan (assurance) adalah
pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopansantunan karyawandalam
memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan
dalam memberikan keamanan dan kemampuandalammenanamkan
kepercayaan dan keyakinan pelanggan.Menurut Lupiyoadi dan Hamdani
(2006), yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuannya terhadap
produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan, ketrampilan
dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan
dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan pelanggan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki
para staf, bebas dari bahaya, resiko atau pun keraguan.Pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan dapat menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan. Beberapa penelitian yang mendukung hipotesis jaminan
(assurance) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang
44
dilakukan oleh Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani
dan Rosinta (2010), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi (2007),
Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Atas penjelasan tersebut,
maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H4 = jaminan (assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
5. Pengaruh Antara Empati (Empathy) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), empati (empathy) yaitu
perhatian dengan memberikan sikap yang tulus dan berifat individual atau
pribadi yang diberikan penyedia layanan jasa kepada pelanggan seperti
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Beberapa
penelitian yang mendukung hipotesis empati (empathy) berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anindita
(2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani dan Rosinta (2010),
Dibyantoro dan Cesimariani (2012), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan
Yanuardi (2007), Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Atas
penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H5 = empati (empathy) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Sehingga dihasilkan kerangka konsep sebagai berikut:
Kualitas layanan: Bukti Fisik (Tangible), Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap
45
Sumber: Parasuraman, Zeithaml, and Bitner (1996)
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan dugaan sementara tentang hubungan dua
variabel atau lebih.
2.4.1 Hipotesis Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tentang hubungan kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan diperoleh hasil hipotesis berupa:
H1 = Bukti fisik (tangible) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
H2= Kehandalan (reliability) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Kualitas layanan: Bukti Fisik (Tangible), Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap
Kepuasan pelanggan
46
H3 = Daya tanggap (responsiveness) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
H4 = Jaminan (assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
H5 = Empati (empathy)berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
2.4.2 Hipotesis Penelitian Saat Ini
Untuk menjawab penelitian saat ini hipotesis yang disertakan adalah:
H1
H2
H3
Bukti Fisik (Tangible) (X1)
Kehandalan (Reliability) (X2)
Daya Tanggap (Responsiveness) (X3)
Kepuasan Pelanggan (Y)
47
H 4
H5
Gambar 2.2 Model Hipotesis
H1: Kepuasan pelanggan dipengaruhi bukti fisik (tangible).
H2: Kepuasan pelanggan dipengaruhi kehandalan (reliability).
H3: Kepuasan pelanggan dipengaruhi daya tanggap (responsiveness).
H4: Kepuasan pelanggan dipengaruhi jaminan (assurance).
H5: Kepuasan pelanggan dipengaruhi empati (empathy).
H6:Bukti fisik (tangible) berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian merupakan usaha untuk menemukan jawaban-jawaban terhadap
persoalan-persoalan yang ada dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang
bertujuan meyakinkan kebenaran terhadap penyelesaian suatu masalah.
Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau
pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling,
instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul dan pelaporan hasil
penelitian. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan
Jaminan (Assurance) (X4)
Empati (Empathy) (X5)
48
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel
dengan varibel yang lain.
3.2. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mencakup tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Kanjuruhan
Malang.
3. Penelitian dilaksanakan pada tahun akademik 2012/2013.
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang yang menggunakan jasa parkir.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan diselidiki. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang akan diteliti (Arikunto, 2006).
A. Teknik Pengambilan Sampel
49
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling.Non probability sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2007). Hal ini dikarenakan mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang yang menggunakan jasa parkir berbeda setiap
durasinya, adanya kendaraan yang masuk dan yang meninggalkan area
parkir (akumulasi parkir), dan rutinitas berbeda-beda yang dilakukan
mahasiswa di lingkungan kampus. Dengan menggunakan metode
penelitian ini maka akan lebih efektif dan efisien bagi peneliti, karena
dalam menentukan sampel peneliti tidak perlu untuk mencari di tempat
lain, karena sampel sudah ada di tempat penelitian, selain itu sampel juga-
berada pada situasi yang tepat, yakni sebagai pengguna jasa parkir di
kampus.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental
sampling yaitu pemilihan.Penarikan accidental sampling didasarkan pada
kemudahan (convenience).Sampel dapat terpilih karena berada pada
waktu, situasi, dan tempat yang tepat (Prasetyo dan Jannah, 2005).
Universitas Kanjuruhan Malang
FKIP F.Bahasa dan SastraFTI F.EkonomiFH FAPET
50
Sumber: Diolah peneliti, tahun 2013
Gambar 3.1 Teknik Pengambilan Sampel
Alasan peneliti menggunakan metode accidental samplingadalah
adanya asumsi bahwa tidak semua mahasiswa mengendarai sepeda motor
untuk pergi ke kampus, sehingga mahasiswa yang dipilih adalah
mahasiswa yang kebetulan dijumpai di tempat penelitian atau mahasiswa
yang diketahui pernah menggunakan jasa parkir sepeda motor di kampus,
sehingga mahasiswa tersebut dapat dijadikan sampel dalam penelitian.
B. Ukuran Sampel
Jumlah populasi pada penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Hal
ini disebabkan mahasiswa yang menggunakan jasa parkir hari ini belum tentu
menggunakan jasa parkir untuk hari selanjutnya dan bisa juga yang
menggunakan jasa parkir bukan merupakan mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang tetapi pihak luar yang sedang memiliki kepentingan di
lingkungan kampus dan memarkir sepeda motornya di area parkir kampus.
Sehingga penentuanjumlahsampelyangakandigunakandalampenelitianini
akan menggunakanrumussebagaimanaterteradibawahini:
Mahasiswa Pengguna Jasa Parkir
51
n= Z2
4(moe)2
n= 1,962
4(0,1)2
n=96,04
Dimana:
n : Jumlahsampel
Z : Tingkatkeyakinanyangdalampenentuansampel95% =1,96
Moe: Marginoferror/kesalahanmaksimumyangbisaditoleransi,
disiniditetapkansebesar10%
Berdasarkan hasil perhitungan, jumlahsampel minimal yang dapat
digunakanadalah96,04ataudibulatkanmenjadi96
responden(Supranto,2001).Agar penelitian sampel yang diambil representatif,
maka dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 100 orang.Jumlah
responden sebanyak 100 orang tersebut dianggap sudah representatif karena
sudah lebih besar dari batas minimal sampel.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang
dikuantitatifkan dengan pemberian skor.Hal ini dikarenakan responden
memiliki perbedaan pandangan atau persepsi untuk setiap jawaban
kuisioner yang diberikan, ini disebabkan adanya perbedaan pengalaman
52
yang dirasakan oleh responden, jawaban responden atas kuisioner
tersebut merupakan data kualitatif. Sehingga data kualitatif yang
dikuantitatifkan tersebut akan lebih mempermudah pengolahan data pada
saat menganalisis data karena analisis data kuantitatif dilandaskan pada
hasil kuesioner. Data kuantitatif merupakan data yang berkenaan dengan
angka-angka yang masih memerlukan pengolahan dan analisis untuk
kepentingan penelitian. Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini
adalah rekapitulasi skor kuisioner terhadap lima (5) dimensi kualitas
pelayanan yang terdiri dari Bukti Fisik (Tangible) (X1), Kehandalan
(Reliability) (X2), Daya Tanggap (Responsiveness) (X3), Jaminan
(Assurance) (X4), Empati (Empathy) (X5), terhadap kepuasan pelanggan
(Y) yakni, Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer adalah
data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian melalui
kuisioner.Kuesioner berisikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang
mengukur variabel-variabel, hubungan diantara variabel yang ada, atau
juga pengalaman atau opini dari responden (Prasetyo dan Jannah,
2005).Alasan peneliti menggunakan kuisioner sebagai sumber data adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan dari responden dikaitkan
dengan kondisi di lapangan serta untuk memperoleh informasi dengan
53
validitas dan reliabilitas yang tinggi. Adapun data primer yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah jawaban dari narasumber ketika
wawancara, dan skor kuisioner (angket) yang diperoleh dari jawaban atas
pengisian kuisioner oleh responden terhadap lima (5) dimensi kualitas
pelayanan yang terdiri dari Bukti Fisik (Tangible) (X1), Kehandalan
(Reliability) (X2), Daya Tanggap (Responsiveness) (X3), Jaminan
(Assurance) (X4), Empati (Empathy) (X5), terhadap kepuasan pelanggan
yakni, Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode wawancara dan kuisioner (angket).
3.5.1 Metode Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan
pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung
dari narasumber sehingga dapat membantu serta melengkapi keterangan-
keterangan dalam penelitian, adapun pihak-pihak yang menjadi
narasumber adalah petugas parkir dan mahasiswa pengguna jasa parkir,
dalam proses wawancara identitas narasumber dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti.
54
3.5.2 Metode Kuisioner atau Angket
Metode kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang terstruktur atau
sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh
jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo
dan Jannah, 2005). Pengumpulan data dilaksanakan dengan membuat
daftar pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden untuk
memperoleh data tentang variabel Bukti Fisik (Tangible) (X1),
Kehandalan (Reliability) (X2), Daya Tanggap (Responsiveness) (X3),
Jaminan (Assurance) (X4), Empati (Empathy) (X5), terhadap kepuasan
pelanggan yakni, Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang. Dasar dari
penyusunan daftar pernyataan untuk responden adalah melalui metode
yang dilakukan sebelumnya, yaitu wawancara berupa pertanyaan yang
ditujukan kepada sebagian pengguna jasa parkir mengenai hal-hal apa
yang dirasakan oleh pengguna jasa parkir selama ini. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan dan meminimalisirkan pertanyaan yang
bersifat subyektif dari peneliti dalam menyusun kuesioner.Setelah
diperoleh beberapa jawaban yang mewakili pertanyaan, maka peneliti pun
membuat dan mengolah daftar item-item pertanyaan untuk kuisioner.
3.6 Definisi Operasional Variabel
55
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dibedakan menjadi variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
1. Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah bukti fisik
(tangible) (X1), kehandalan (reliability) (X2), daya tanggap (responsiveness)
(X3), jaminan (assurance) (X4), empati (empathy) (X5).
2. Variabel terikat (dependent) adalah variabel tergantung yang keberadaannya
dipengaruhi variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat tersebut
adalah kepuasan pelanggan (Y).
Adapun definisi operasional variabel dari masing-masing variabel penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bukti Fisik (Tangible) (X1).
Bukti fisik (tangible)diartikan sebagai penampilan fisik seperti
peralatan, penampilan karyawan, fasilitas gedung dan lainnya (Tjiptono,
2006). Indikatornya meliputi :
1. Area parkir.
2. Penataan tempat (area parkir).
3. Kebersihan area parkir .
2. Kehandalan (Reliability) (X2).
56
Kehandalan (reliability)adalah kemampuan untuk memberikan jasa
sesuai dengan yang dijanjikan dengan akurat dan handal (Tjiptono, 2006).
Beberapa indikator dari kehandalan yaitu :
1. Memberikan jasa sesuai yang dijanjikan (waktu atau jam parkir).
2. Petugas yang selalu siap untuk melayani pelanggan setiap waktu.
3. Fasilitas pelayanan yang diberikan.
3. Daya Tanggap (Responsiveness) (X3).
Daya tanggap (responsiveness)adalah kesedian untuk membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan segera dan tepat (Tjiptono,
2006). Beberapa indikator yang mempengaruhi ketanggapan diantaranya :
1. Komunikasi yang baik dengan pelanggan.
2. Kecepatan pelayanan yang diberikan pada pelanggan.
4. Jaminan (Assurance) (X4).
Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, keramahan, serta kemampuan
karyawan untuk menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap penyedia jasa
(Tjiptono, 2006). Beberapa indikator yang mempengaruhi jaminan yaitu :
1. Tanggung jawab keamanan dan kenyaman.
2. Petugas memberikan informasi yang jelas dalam pelayanan.
3. Ketrampilan dan pengetahuan untuk melakukan pelayanan.
5. Empati (Empathy) (X5).
57
Empati (emphaty)adalah perhatian secara individu yang diberikan oleh
penyedia jasa sehingga pelanggan merasa penting, dihargai, dan dimengerti
(Tjiptono, 2006) . Adapun indikator empati adalah:
1. Keramahan terhadap pelanggan.
2. Kesediaan petugas memberikan pelayanan.
6. Kepuasan pelanggan (Y).
Menurut Kotler (2005), menyatakan kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja suatu produk serta harapan-harapannya akan produk tersebut,
indikator kepuasan pelanggan meliputi :
1. Keamanan untuk parkir sesuai dengan tingkat harapan pelanggan.
2. Kenyamanan untuk parkir sesuai dengan harapan pelanggan.
3. Pelayanan petugas sesuai dengan harapan pelanggan.
Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Sumber Indikator Jumlah Butir
1. Bukti Fisik (Tangible) (X1).
Bukti fisik (tangible)diartikan sebagai penampilan fisik seperti peralatan, penampilan karyawan, fasilitas gedung dan lainnya.
Tjiptono (2006)
1.Area parkir.
2.Penataan tempat (area parkir).
3.Kebersihan area parkir.
3 butir
58
2. Kehandalan (Reliability) (X2).
Kehandalan (reliability)adalah kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan dengan akurat dan handal.
Tjiptono (2006)
1.Memberikan jasa sesuai yang dijanjikan (waktu atau jam parkir).
2.Petugas yang selalu siap untuk melayani pelanggan setiap waktu.
3.Fasilitaspelayanan yang diberikan.
4 butir
3. Daya Tanggap (Responsiveness) (X3).
Daya tanggap (responsiveness)adalah kesedian untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan segera dan tepat.
Tjiptono (2006)
1.Komunikasi yang baik dengan pelanggan.
2.Kecepatan pelayanan yang diberikan pada pelanggan.
2 butir
4. Jaminan (Assurance) (X4).
Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, keramahan, serta kemampuan karyawan untuk menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap penyedia jasa.
Tjiptono (2006)
1.Tanggung jawab keamanan dan kenyaman.
2.Petugas memberikan informasi yang jelas dalam pelayanan.
3.Ketrampilan dan pengetahuan untuk melakukan pelayanan.
4 butir
5. Empati (Empathy) (X5).
Empati (emphaty)adalah perhatian secara individu yang diberikan oleh penyedia jasa
Tjiptono (2006)
1.Keramahan terhadap pelanggan.
2.Kesediaan petugas memberikan pelayanan.
2 butir
59
sehingga pelanggan merasa penting, dihargai, dan dimengerti .
6. Kepuasan pelanggan (Y).
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
Kotler (2005)
1.Keamanan untuk parkir sesuai dengan tingkat harapan pelanggan.
2.Kenyamanan untuk parkir sesuai dengan harapan pelanggan
3.Pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.
15 butir
Sumber: Data yang diolah penulis, tahun 2013
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
Setiap instrumen mempunyai skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2004), skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. Skala pengukuran (skor) menggunakan Skala Likert.Skala Likert
adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dengan Skala Likert
60
maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono,
2005). Adapun prosedur pengkuran sebagai berikut:
1. Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan umum yang akan
digunakan sebagai dasar pengukuran variabel.
2. Responden diminta menyatakan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju
(KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
3. Pemberian nilai (scoring) untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5,
dan seterusnya menurun sampai pada jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) yang
diberikan nilai 1.
Tabel 3.2Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5
4
3
2
1
Sumber: Sugiyono (2005)
3.7.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
61
A. Uji Validitas
Menurut Simamora (2004), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen
yang valid atau tepat berarti alat yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid, dimana instrumen itu dapat digunakan untuk
mengukur apa yang ingin di ukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur suatu data
supaya tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksudkan agar
tercapai kevalidannya. Menurut Sugiyono (2007), bila korelasi tiap faktor
positif dan besarnya 0,05 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construc
yang kuat atau valid. Menurut Arikunto (2006) rumus untuk menguji
validitas angket adalah dengan rumus Product Moment:
r xy=n∑ XY−(∑ X )(∑Y )
√{n ∑ x2−( N ∑Y ) ² }{+N ∑Y 2−(∑Y ) ² }
Dimana:
r xy=¿ = Koefisien korelasi antara skor item dan skor total
X = Skor item
Y = Skor total
N = Sampel (Responden)
62
Setelah semua korelasi setiap pernyataan dengan skor total diperoleh,
nilai-nilai tersebut dinyatakan valid pada taraf signifikan sebesar 0,05
(5%). Adapun kriteria pengujian validitas adalah:
Jika r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid.
Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
B. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur
tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Pada
penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan secara internal, dimana
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Untuk mencari
reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha (α), karena instrumen
dalam penelitian ini berbentuk kuisioner (angket) yang skornya
merupakan rentangan antara 1-5 dan uji reliabilitas menggunakan item
total, dimana untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1
dan 0. Pengujian reliabilitas dengan teknik Alpha dilakukan untuk jenis
data interval atau essay, rumusnya adalah:
rn=( kk−1❑ )+(1−∑a b ²
a₁2 )❑
Keterangan:
63
rn = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑a b ²❑= Jumlah varians butir
a ₁2 = Varians total
Setelah dilakukan perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel nilai
kritisnya dengan ketentuan sebagai berikut:
Apabila r hitung > r tabel, maka variabel tersebut reliabel.
Apabila r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak reliabel.
Instrumen dapat dikatakan reliabel bila, memiliki koefisien keandalan
reliabilitas = 0,6.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel
yang diteliti dengan menggunakan SPSS (StatisticalProduct and Service
Solution) versi 18 for windows.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis indeks jawaban responden dilakukan untuk mendapatkan
gambaran deskriptif penelitian yang dilakukan terhadap tiap indikator dari
masing-masingvariabel.Analisisini bergunauntukmengetahuiresponresponden
terhadapsetiappertanyaanyangdiajukan.
Teknikskoringyangdilakukandalampenelitianinimenggunakan
skalaLikertdenganskorminimum1
64
danskormaksimum5,makaperhitunganindeks
jawabanrespondendilakukandenganrumus(Ferdinand, 2006) sebagaiberikut:
((%F1x1)+(%F2x2)+(%F3x3)+(%F4x4)+(%F5x5))/5
Dimana:
F1 = frekuensi responden yang menjawab 1
F2 = frekuensi responden yang menjawab 2
F3 = frekuensi responden yang menjawab 3
F4 = frekuensi responden yang menjawab 4
F5 = frekuensi responden yang menjawab 5
Angkajawabanrespondentidakberawaldariangka0, tetapimulaidari
angka1hingga 5,makapenghitungan nilaiindeksjawaban akanberawal dari
angka10hingga100denganrentangsebesar90,tanpaangka0. Dengan
menggunakan kriteriatigakotak(Three-box Method),makarentang90dibagi
tigaakanmenghasilkan rentangsebesar
30yangdigunakansebagaidasarinterpretasinilaiindeks persepsi konsumen
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
10,00 – 40,00 = rendah
40,01 – 70,00 = cukup
70,01 – 100,00 = tinggi
Dengan dasar ini, peneliti menentukan indeks persepsi responden
terhadap variabel-variabelyangdigunakandalampenelitianini.
65
3.8.2 Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengukur hubungan
kausal antara, bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) terhadap kepuasan
pelanggan pengguna (mahasiswa) jasa parkir Universitas Kanjuruhan
Malang. Adapun model hubungan antar variabel dapat disusun dalam
persamaan berikut ini :
Y = a+ b1x1 +b2x2 +b3x3 + b4x4 + b5x5 + e
Keterangan :
Y = kepuasan pelanggan.
a = konstanta.
b1 = koefisien regresi dari bukti fisik (tangible).
b2 = koefisien regresi dari kehandalan (reliability).
b3 = koefisien regresi dari daya tanggap (responsiveness).
b4 = koefisien regresi dari jaminan (assurance).
b5 = koefisien regresi dari empati (empathy).
x1= bukti fisik (tangible).
x2 = kehandalan (reliability).
x3 = daya tanggap (responsiveness).
x4= jaminan (assurance).
x5= empati (empathy).
e =error(variabel pengganggu).
3.8.3Uji Asumsi Klasik
66
Menurut Ghozali (2005), model yang disajikan supaya dapat dianalisis
dan memberikan hasil yang resperentatif (BLUE- Best Linear Unbiased
Estimation). Maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik yaitu tidak
terjadi gejala multikolinieritas, heteroskedastisitas serta memenuhi asumsi
kenormalan residual, sehingga harus melalui pengujian asumsi klasik.
A. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan adanya hubungan linear sempurna
atau pasti diantara beberapa atau semua variabel penjelas dari model
regresi. Menurut Ghozali (2005), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolinieritas (multikol).Model regresi linear berganda
dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation) jika tidak terjadi
multikolinieritas.
Menurut Ghozali (2005), metode yang digunakan untuk mendeteksi
multikolinieritas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai
Tolerance dan VIF (Value Inflation Factor). Jika nilai toleransi = 1, berarti
tidak ada korelasi antar variabel independent atau jika VIF lebih dari 10
dikatakan terjadi kolonieritas yang tinggi. Besarnya VIF dirumuskan
sebagai berikut:
VIF=11
Tolerance
67
B. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada hakikatnya menguji asumsi bahwa garis
regresi produksi mempunyai keragaman atau variasi faktor pengganggu
yang bersifat konstan untuk semua pengamatan.Cara yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
residualnya (SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED).
Menurut Ghozali (2005), dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik sumbu X terhadap Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distandardized. Dasar pengambilan
keputusan menurut Ghozali (2005):
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola garis yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
C. Normalitas
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005), adalah apakah
dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut diagonal ke kiri atau ke kanan.
68
Menurut Ghozali (2005), salah satu cara melihat uji normalitas
adalah melihat grafik histogram yang mendekati data observasi dengan
distribusi normal. Dan pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan menurut
Ghozali (2005) adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi nomal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Seluruh proses analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 18 for Windows.
3.8.1 Uji Hipotesis
1. Uji- t (Uji Parsial)
Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independent secara parsial terhadap variabel dependent dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan, dengan rumus sebagai berikut:
t= bseb
69
Dimana:
b : Koefisien regresi
seb❑ : Standart error
Kriteria pengujian:
1. Perumusan Hipotesis
Ho : bi = 0, tidak berpengaruh secara parsial terhadap Y.
Ha : bi = 0, berpengaruh secara parsial terhadap Y.
2. Pengambilan Keputusan
Dalam uji ini menggunakan taraf signifikansi α=0,05.
Bila nilai signifikasi t ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, ada
pengaruh signifikan antara variabel bebas yang diukur dengan variabel
terikat.
Bila nilai signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yang diukur
dengan variabel terikatnya.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent.Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R pada tabel Model
Summary menunjukkan hubungan atau korelasi antara variabel X dan
70
variabel Y.Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi (R) sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat
terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependent (Ghozali, 2005).
3. Uji Dominan
Untuk menentukan variabel bebas yang dominan berpengaruh
terhadap variabel terikat dilakukan dengan membandingkan perolehan nilai
standardized beta pada variabel bebas yang berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang memiliki nilai standardized
beta tertinggi dinyatakan sebagai variabel dominan.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Deskripsi Responden
Deskripsiresponden yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang karakteristik responden sebagai
72
pelanggan pengguna jasa parkir di Universitas Kanjuruhan Malang
dilihat dari jenis kelamin, usia, angkatan (tahun masuk), fakultas, dan
profesi secara kuantitatif. Dengan memperoleh gambaran tentang
karakteristik responden, maka diharapkan dapat membantu peneliti
dalam mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap kualitas
pelayanan jasa parkir yang dirasakan oleh pelanggan. Untuk
mengetahui tingkat kepuasan responden tersebut maka peneliti
memberikan pernyataan dalam bentuk kuisioner yang selanjutnya
diberikan tanggapan atau jawaban sesuai dengan pengalaman yang
dirasakan oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang yang berjumlah 100
responden, dengan ketentuan sebagai pengguna jasa parkir, dimana
pemilihan responden menggunakan teknik accidental sampling.
4.1.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Laki-laki 42
73
Perempuan 58Jumlah 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Jumlah Responden
Laki-lakiPerempuan
58%Jenis Kelamin
42 %
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013 Gambar 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat diketahui dari 100
responden sebanyak 58 orang atau 58% berjenis kelamin perempuan,
sedangkan sebanyak 42 orang atau 42% berjenis kelamin laki-laki. Sehingga
dapat disimpulkan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada
responden laki-laki ini merupakan faktor kebetulan karena pada saat
penyebaran kuisioner, yang lebih banyak ditemui peneliti disekitar lokasi
penelitian adalah responden perempuan.
Selain itu hal ini bisa disebabkan juga karena perempuan lebih banyak
menggunakan sepeda motor untuk aktivitasnya dikampus daripada
responden laki-laki.
4.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia responden penelitian dapat diketahui dari hasil pengelompokan
responden berdasarkan usia berikut:
Tabel 4.2Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
74
Usia (tahun) Jumlah Responden
18 tahun 2 19 tahun 13 20 tahun 2>20 tahun 83 Jumlah 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Jumlah Responden
18 tahun 19 tahun 20 tahun>20 tahun
83%
2% 2%
13%
Usia (tahun)
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013Gambar 4.2Persentase Responden Berdasarkan Usia
Usia responden dapat dikelompokkan seperti pada tabel 4.2 dan gambar
4.2, hasil pengelompokan terlihat kelompok terbanyak responden adalah
yang berusia >20 tahun, yaitu sebanyak 83 orang atau 83%, sedangkan
kelompok usia terkecil adalah pada kelompok usia 20 tahun dan 18 tahun,
dimana untuk masing-masing kelompok adalah berjumlah 2 orang atau 2%.
Hal ini merupakan faktor kebetulan pada saat penyebaran kuisioner, dimana
dalam menyebarkan kuisioner peneliti menggunakan teknik accidental
sampling yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden yang pada saat itu
menggunakan jasa parkir. Selain itu usia juga dapat menentukan tingkat
kedewasaan seseorang sehingga hal ini bisa mempengaruhi dalam
perilakunya dan cara pemikirannya (Kasali, 2003).
75
4.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan (Tahun Masuk)
Deskripsi responden berdasarkan angkatan (tahun masuk) sebagai
mahasiswa di Universitas Kanjuruhan Malang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan (Tahun Masuk)
Angkatan (tahun masuk) Jumlah Responden
Tahun 2009 48Tahun 2010 32Tahun 2011 11Tahun 2012 9Jumlah 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Jumlah Responden
Tahun 2009Tahun 2010Tahun 2011Tahun 2012
Angkatan (tahun masuk)
48%
11%
32 %
9%
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013Gambar 4.3Persentase Responden Berdasarkan Angkatan
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 diketahui bahwa
jumlah responden terbanyak menurut angkatan (tahun masuk) adalah
angkatan 2009 yakni sebanyak 48 orang atau 48%, dan jumlah responden
terkecil adalah angkatan 2012 yakni sebanyak 9 orang atau 9%. Hal ini
disebabkan angkatan 2009 pada semester ini telah melaksanakan program
76
akhir sehingga lebih sering berada di kampus untuk melakukan bimbingan
mengerjakan tugas akhir, sehingga intesitasnya di kampus lebih tinggi
dibandingkan angkatan 2012.
4.1.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Fakultas
Dekripsi responden berdasarkan fakultas.Hal ini dikarenakan Universitas
Kanjuruhan terdiri dari 6 fakultas.Sehingga mahasiswa yang menjadi sampel
berasal dari 6 fakultas tersebut. Seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.4Deskripsi Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas Jumlah Responden
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 39Fakultas Bahasa dan Sastra 4Fakultas Teknologi dan Informasi 14Fakultas Hukum 5Fakultas Ekonomi 33Fakultas Peternakan 5Jumlah 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
77
Jumlah Responden
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Fakultas Bahasa dan Sastra
Fakultas Teknologi dan Informasi
Fakultas Hukum
Fakultas Ekonomi
Fakultas Peternakan
33%
5%
39%
5% 14% 4%
Fakultas
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013Gambar 4.4Persentase Responden Berdasarkan Fakultas
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dan gambar 4.4 diketahui bahwa jumlah
responden terbanyak menurut fakultas adalah dari Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yakni sebanyak 39 orang atau 39%, dan jumlah responden
terkecil adalah dari Fakultas Bahasa dan Sastra yakni 4 orang atau 4%. Hal
ini dapat disebabkan karena jumlah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan merupakan mahasiswa terbanyak di Universitas Kanjuruhan.
4.1.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi
Deskripsi responden berdasarkan profesi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.5Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi
Profesi Jumlah Responden
Mahasiswa 100Jumlah 100
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
78
Jumlah Responden 100%
Profesi
Mahasiswa
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013Gambar 4.5Persentase Responden Berdasarkan Profesi
Deskripsi responden berdasarkan profesi sesuai dengan tabel 4.5 dan
gambar 4.5 seluruh responden adalah mahasiswa, yaitu 100 orang atau 100%
karena dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasaan
mahasiswa terhadap kualitas pelayanan jasa parkir yang berada di
Universitas Kanjuruhan Malang.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Menguji instrumen penelitian dalam proses analisis data menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas yaitu pengujian untuk mengukur
sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur variabel yang ada-
untuk menilai kemampuan instrumen.Sedangkan uji reliabilitas digunakan
untuk menilai kehandalan, tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan
sebuah instrumen.Untuk selanjutnya dilakukan analisis regresi linier
berganda bertujuan untuk memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel dependent berdasarkan nilai variabel independent yang diketahui.
Uji asumsi klasik yang meliputi uji multkolinieritas yang bertujuan
untuk menunjukkan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
79
variabel bebas (independent), uji heteroskedastisitas berfungsi menguji
asumsi bahwa garis regresi produksi mempunyai keragaman atau variasi
faktor pengganggu yang bersifat konstan untuk semua pengamatan, dan uji
normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
varibel residual memiliki distribusi normal.
Uji t (parsial) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independent secara parsial terhadap variabel dependent dengan menganggap
variabel lain bersifat konstan atau tetap. Koefisien Determinasi (R2)
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependentterhadap kepuasan pelanggan.Dan
uji dominan digunakan untuk menentukan variabel bebas yang berpengaruh
dominan.
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan indikator sebagai alat
ukur variabel.Perhitungan dilakukan dengan mengkorelasikan setiap
skor item dengan skor total menggunakan teknik Korelasi Product
Moment. Dengan ketentuan jika koefisien korelasi rxy lebih besar dari r
tabelmaka item kuisioner dinyatakan valid dan dinyatakan sah sebagai alat
pengumpul data. Dengan jumlah responden n = 100 dan taraf
signifikansi (α)= 0,05 diketahui r tabel= 0,195. Maka diperoleh hasil
perhitungan rxy sesuai dengan outputSPSS 18seperti tabel berikut:
80
Tabel 4.6Hasil Uji Validitas
Variabel Item Nilai Korelasi
r tabel (0,05)
Keterangan
Bukti Fisik (Tangible)
X1
X1.1
X1.2
X1.3
0,6610,7590,642
0,195ValidValidValid
Kehandalan (Reliability)
X2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
0,4510,5370,6160,648
0,195ValidValidValidValid
Daya Tanggap X3.1 0,817 0,195 Valid
81
(Responsiveness)
X3
X3.2 0,813 Valid
Jaminan (Assurance)
X4
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
0,4870,5540,5400,500
0,195ValidValidValidValid
Empati (Empathy)
X5
X5.1
X5.2
0,7960,761
0,195 ValidValid
Kepuasan Pelanggan
Y
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
0,5990,3000,6130,5700,6010,6090,3960,5380,2990,4920,5520,6290,5540,6950,576
0,195
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Hasil dari perhitungan korelasi product moment pada tabel hasil uji
validitas dapat diketahui bahwa semua item pernyataan atau indikator
variabel bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) dan kepuasan
pelanggan dinyatakan valid karena dari hasil korelasi antara hasil
jawaban responden pada tiap-tiap item pernyataan atau indikator dengan
skor total diperoleh hasil yang signifikan, ditunjukkan dengan nilai r xy
82
lebih besar dari r tabel. Sehingga instrumen dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data pada penelitian ini.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen atau
indikator yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur
variabel, apabila nilai cronbach’s alpha (α) suatu variabel > 0,6 maka
indikator yang digunakan oleh variabel tersebut reliabel, sedangkan bila
suatu nilai cronbach’s alpha (α) suatu variabel < 0,6 maka indikator
yang digunakan oleh variabel tersebut tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas
sesuai dengan output SPSS18 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Bukti Fisik (Tangible)
(X1)
0,822 Reliabel
Kehandalan (Reliability)
(X2)
0,761 Reliabel
Daya Tanggap 0,892 Reliabel
83
(Responsiveness)(X3)
Jaminan(Assurance)
(X4)
0,754 Reliabel
Empati(Empathy)
(X5)
0,881 Reliabel
KepuasanPelanggan
(Y)
0,746 Reliabel
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha semua variabel
lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan indikator yang digunakan
oleh variabel bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness),jaminan (assurance), empati (empathy),dan kepuasan
pelanggan dapat dipercaya atau handal untuk digunakan sebagai alat ukur
variabel.
4.2.3 Deskripsi Variabel
Agar dapat mengetahui pendapat atau persepsi yang diberikan oleh responden
pada masing-masing variabel kualitas pelayanan dan kepuasan
pelanggan maka dilakukan analisis deskripsi frekuensi atau persentase
terhadap hasil tanggapan responden pada masing-masing pernyataan.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100
responden yang seluruhnya merupakan mahasiswa Universitas
Kanjuruhan Malang pengguna jasa parkir, dimana dalam proses
penyebaran kuisioner menggunakan metode accidental sampling.
84
4.2.4Distribusi Jawaban Responden
Distribusi jawaban responden digunakan untuk mengetahui frekuensi hasil
tanggapan dan variasi jawaban serta persepsi responden terhadap butir-
butir pernyataan pada kuisioner yang digunakan untuk mengukur
variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.
A. Bukti Fisik (Tangible)(X1)
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel bukti
fisik (tangible) (X1) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Bukti Fisik (Tangible) (X1)
ItemKategori/skor
TotalRata-rata
NilaiIndeksSTS
1TS2
KS3
S4
SS5
F % F % F % F % F % F %X1.1 9 9 37 37 39 3
913 13 2 2 10
0100 2,62 52,4
X1.2 10
10 31 31 38 38
21 21 - - 100
100 2,70 54
X1.3 10
10 19 19 42 42
29 29 - - 100
100 2,90 58
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.8 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel bukti fisik (tangible) (X1) yang diperoleh dari
100 responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada item (X1.1), 9 responden atau 9% menyatakan sangat tidak
setuju, 37 responden atau 37% menyatakan tidak setuju, 39
85
responden atau 39% menyatakan kurang setuju, 13 responden atau
13% menyatakan setuju, dan 2 orang atau 2% menyatakan sangat
setuju. Dalam hal ini sebagian besar responden yaitu 39 responden
atau 39% menyatakan kurang setuju bahwa kampus sudah memiliki
area parkir sepeda motor yang memadai, pernyataan para responden
tersebut bisa disebabkan oleh tahun masuk mereka menjadi
mahasiswa di universitas, sehingga pernyataan dan persepsi
mahasiswa yang masuk pada tahun 2009, 2010, dan 2011 bisa
berbeda dengan mahasiswa yang masuk pada tahun 2012,
dikarenakan mahasiswa yang masuk pada tahun 2009, 2010, 2011
menganggap area parkir saat ini adalah area parkir sementara,
sesuai dengan SK Ketua Yayasan dimana pada saat SK dikeluarkan
mahasiswa angkatan 2012 belum ada di universitas. Sehingga
memberikan pernyataan kurang setuju bahwa kampus sudah
memiliki area parkir yang memadai. Pada kenyataannya saat ini
pihak universitas sedang membangun area atau gedung parkir baru
di area atau lahan parkir sepeda motor yang lama.
2. Pada item (X1.2), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 31 responden atau 31% menyatakan tidak setuju, 38
responden atau 38%menyatakan kurang setuju, dan 21 responden
atau 21% menyatakan setuju. Sebagai mayoritas sebanyak 38
responden atau 38% menyatakan kurang setuju bahwa tata letak
86
area parkir sudah rapi. Hal ini disebabkan adanya pengalaman dari
responden yang menemukan adanya sepeda motor yang diparkir
diluar area parkir, yaitu diparkir di depan ruang kelas sehingga
menghalangi orang yang berjalan disekitar ruang kelas. Keterangan
ini diperoleh berdasarkan hasilwawancara sebelum penelitian.
3. Pada item (X1.3), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 19 responden atau 19% menyatakan tidak setuju, 42
responden atau 42% menyatakan kurang setuju, dan 29 responden
atau 29% menyatakan setuju. Dari tanggapan responden sebanyak
42 responden atau 42% menyatakan bahwa kurang setuju area
parkir sepeda motor sudah bersih dari sampah. Hal ini dapat
disebabkan karena untuk saat ini area parkir memiliki titik parkir
yang berbeda-beda, sehingga jika ada responden yang kebetulan
parkir di titik parkir yang berada didekat pohon tentu akan
menemukan adanya daun-daun yang berserakan.
Hasil dari distribusi frekuensi variabel bukti fisik (tangible)
(X1), dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal adalah 5 dan skor
minimal adalah 1. Skor yang paling tinggi pada item X1.3yang
menyatakan bahwa area parkir sepeda motor sudah cukup bersih dari
sampah, dengan nilai 2,90. Dan nilai terkecil pada item X1.1yang
menyatakan bahwatersedia area parkir sepeda motor yang memadai
di kampus, dengan nilai 2,62. Sedangkan dari nilai indeks pada
87
masing-masing item yaituX1.1sebesar 52,4; X1.2 sebesar 54; danX1.3
sebesar 58. Hal ini menunjukkan adanya temuan bahwa persepsi
pelanggan parkir terhadap kualitas pelayanan variabel bukti fisik
(tangible) adalah cukup, sehingga perlu ditingkatkan untuk dapat
menciptakan kepuasan pelanggan dari dimensi bukti fisik (tangible).
B. Kehandalan (Reliability)(X2)
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel
kehandalan (reliability) (X2) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Kehandalan (Reliability) (X2)
Item
Kategori/skorTotal
Rata-rata
Nilai Indeks
STS1
TS2
KS3
S4
SS5
F % F % F % F % F % F %X2.1 1
010
21
21
13
13
50
50
6 6 100
100
3,21 64,2
X2.2 5 5 16
16
33
33
35
35
11
11
100
100
3,31 66,2
X2.3 3 3 6 6 14
14
62
62
15
15
100
100
3,80 76
X2.4 1 1 5 5 10
10
75
75
9 9 100
100
3,86 77,2
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.9 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel kehandalan (reliability) (X2) yang diperoleh dari
100 responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
88
1. Pada item (X2.1), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 21 responden atau 21% menyatakan tidak setuju, 13
responden atau 13% menyatakan kurang setuju, 50 responden atau
50% menyatakan setuju, dan 6 orang atau 6% menyatakan sangat
setuju. Artinya, separuh responden yaitu 50 responden atau 50%
menyatakan setuju dengan adanya batasan jam parkir. Hal ini dapat
disebabkan dengan adanya batasan jam parkir mahasiswa merasa
aman dengan sepeda motor yang diparkir, karena adanya petugas
parkir yang standby pada jam parkir tersebut, selain itu dengan
adanya batasan jam parkir maka sepeda motor yang akan masuk
atau parkir di lingkungan kampus diluar jam parkir akan dilarang
masuk oleh petugas keamanan kampus. Sehingga dapat
meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan di lingkungan kampus.
2. Pada item (X2.2), 5 responden atau 5% menyatakan sangat tidak
setuju, 16 responden atau 16% menyatakan tidak setuju, 33
responden atau 33% menyatakan kurang setuju, dan 35 responden
atau 35% menyatakan setuju, dan 11 responden atau11%
menyatakan sangat setuju. Artinya sebanyak 35 responden atau
35% menyatakan setuju bahwa ada petugas parkir yang berkeliling
memeriksa sepeda motor di area parkir.
3. Pada item (X2.3), 3 responden atau 3% menyatakan sangat tidak
setuju, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju, 14 responden
89
atau 14% menyatakan kurang setuju, dan 62 responden atau 62%
menyatakan setuju, dan 15 responden atau 15% menyatakan sangat
setuju. Artinya sebanyak 62 responden atau 62% menyatakan setuju
bahwa petugas parkir sudah melakukan pencatatan nomor sepeda
motor dan memberikan karcis saat melalui pintu parkir menuju area
parkir.
4. Pada item (X2.4), 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak
setuju, 5 responden atau 5% menyatakan tidak setuju, 10 responden
atau 10% menyatakan kurang setuju, dan 75 responden atau 75%
menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat
setuju. Dari data tersebut menyebutkan 75 responden atau 75%
menyatakan setuju bahwa terdapat fasilitas penunjang yang berupa
tempat penitipan helm, diluar fasilitas tersebut belum memadai.
Hasil dari distribusi frekuensi variabel kehandalan (reliability)
(X2), dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal adalah 5 dan skor
minimal adalah 1. Skor yang paling tinggi pada itemX2.4 yang
menyatakan bahwa pelanggan parkir menemukan fasilitas penunjang
misalnya, tempat penitipan helm, dengan nilai 3,86. Dan nilai terkecil
pada item X2.1yang menyatakan bahwapelanggan parkir senang
dengan adanya batasan jam parkir, yang bernilai 3,21. Dari nilai
indeks item X2.1sebesar 64,2 dan itemX2.2sebesar 66,2. Hal ini
menunjukkan adanya temuan bahwa persepsi pelanggan parkir
90
terhadap dua item kualitas pelayanan pada variabel kehandalan
(reliability) tersebut adalah cukup sehingga perlu ditingkatkan.
Sedangkan pada itemX2.3 sebesar 76 dan itemX2.4 sebesar 77,2. Hal ini
menunjukkan adanya temuan bahwa persepsi pelanggan parkir
terhadap kualitas pelayanan variabel kehandalan (reliability) pada
dua item tersebut bernilai tinggi, sehingga perlu dipertahankan.
C. Daya Tanggap (Responsiveness)(X3)
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel daya
tanggap (responsiveness) (X3) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Daya
Tanggap(Responsiveness) (X3)
ItemKategori/skor
TotalRata-rata
NilaiIndeksSTS
1TS2
KS3
S4
SS5
F % F % F % F % F % F %X3.1 8 8 22 22 35 35 32 32 3 3 100 10
03,00 60
X3.2 13 13 29 29 37 37 18 18 3 3 100 100
2,69 53,8
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.10 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel daya tanggap (responsiveness) (X3) yang
diperoleh dari 100 responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
91
1. Pada item (X3.1), 8 responden atau 8% menyatakan sangat tidak
setuju, 22 responden atau 22% menyatakan tidak setuju, 35
responden atau 35% menyatakan kurang setuju, 32 responden atau
32% menyatakan setuju, dan 3 orang atau 3% menyatakan sangat
setuju. Dalam hal ini sebagian besar responden yaitu 35 responden
atau 35% menyatakan kurang setuju bahwa petugas parkir sudah
berkomunikasi dengan pelanggan parkir untuk memberitahukan
lokasi tempat parkir yang kosong ketika memasuki area parkir. Hal
ini bisa disebabkan pengalaman pelanggan parkir yang sering
berputar-putar di area parkir untuk mencari tempat parkir yang
kosong.
2. Pada item (X3.2), 13 responden atau 13% menyatakan sangat tidak
setuju, 29 responden atau 29% menyatakan tidak setuju, 37
responden atau 37%menyatakan kurang setuju, 18 responden atau
18% menyatakan setuju, dan 3 responden atau 3% menyatakan
sangat setuju. Sebagai mayoritas sebanyak 37 responden atau 37%
menyatakan kurang setuju bahwapetugas parkir sudah tanggap
untuk mencarikan tempat parkir yang kosong ketika pelanggan
parkir kesulitan untuk mencari tempat parkir kosong. Hal ini bisa
disebabkan pelanggan parkir yang berusaha memarkir sepeda
motornya dengan memindahkan sendiri sepeda motor lain agar
mendapat tempat parkir.
92
Hasil distribusi frekuensi variabel daya tanggap
(responsiveness) (X3), dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal
adalah 5 dan skor minimal adalah 1. Skor tertinggi terdapat pada item
X3.1yang menyatakan bahwa petugas parkir sudah melakukan
komunikasi dengan pelanggan parkir untuk memberitahukan lokasi
tempat parkir yang kosong ketika pelanggan parkir memasuki area
parkir, dengan nilai 3,00. Dan nilai terkecil pada item X3.2yang
menyatakan bahwa petugas parkir sudah tanggap untuk mencarikan
tempat parkir yang kosong ketika pelanggan parkir kesulitan untuk
mencari tempat parkir kosong, dengan nilai 2,69. Dari nilai indeks
item X3.1 sebesar 60 dan item X3.2sebesar 53,8. Hal ini menunjukkan
adanya temuan bahwa persepsi pelanggan parkir terhadap dua item
kualitas pelayanan pada variabel daya tanggap (responsiveness)
tersebut adalah cukup sehingga kualitas pelayanannya perlu
ditingkatkan.
D. Jaminan (Assurance)(X4)
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel jaminan
(assurance) (X4) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.11Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Jaminan (Assurance) (X4)
ItemKategori/skor
TotalRata-rata
NilaiIndeksSTS
1TS2
KS3
S4
SS5
93
F % F % F % F % F % F %X4.1 7 7 26 26 47 47 1
919 1 1 100 100 2,81 56,2
X4.2 7 7 15 15 32 32 45
45 1 1 100 100 3,18 63,6
X4.3 6 6 17 17 46 46 31
31 - - 100 100 3,02 60,4
X4.4 5 5 11 11 14 14 63
63 7 7 100 100 3,56 71,2
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.11 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel jaminan (assurance) (X4) yang diperoleh dari
100 responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada item (X4.1), 7 responden atau 7% menyatakan sangat tidak
setuju, 26 responden atau 26% menyatakan tidak setuju, 47
responden atau 47% menyatakan kurang setuju, 19 responden atau
19% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan
sangat setuju. Dalam hal ini sebagian besar responden yaitu 47
responden atau 47% menyatakan kurang setuju bahwa pelanggan
parkir sudah merasakan kemudahan dalam memarkir sepeda motor
di area parkir. Hal ini bisa disebabkan masih banyaknya pelanggan
yang kesulitan untuk memarkir sepeda motornya, dikarenakan
sudah penuhnya area parkir dan tidak teraturnya kendaraan yang
diparkir karena tidak sesuai dengan titik parkir yang disediakan,
dimana terdapat titik parkir yang masih kosong tetapi tidak
94
ditempatioleh pelanggan parkir sehingga menyebabkan ketidak
teraturan kendaraan yang diparkir.
2. Pada item (X4.2), 7 responden atau 7% menyatakan sangat tidak
setuju, 15 responden atau 15% menyatakan tidak setuju, 32
responden atau 32% menyatakan kurang setuju, dan 45 responden
atau 45% menyatakan setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan
sangat setuju. Sebagai mayoritas sebanyak 45 responden atau 45%
menyatakan setuju bahwa pelanggan parkir sudah merasa aman
ketika berjalan di area parkir untuk menuju ruang kuliah atau untuk
mengambil sepeda motor.
3. Pada item (X4.3), 6 responden atau 6% menyatakan sangat tidak
setuju, 17 responden atau 17% menyatakan tidak setuju, 46
responden atau 46% menyatakan kurang setuju, dan 31 responden
atau 31% menyatakan setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa
mayoritas responden sebanyak 46 responden atau 46% menyatakan
bahwa kurang setuju sirkulasi sepeda motor saat keluar masuk area
parkir sudah teratur. Hal ini bisa disebabkan karena pintu untuk
keluar masuk sepeda motor hanya satu arah sehingga pada saat
pelangganakan keluar area parkir berpapasan dengan pelanggan
yang akan masuk area parkir maka akan terjadi antrian.
4. Pada item (X4.4), 5 responden atau 5% menyatakan sangat tidak
setuju, 11 responden atau 11% menyatakan tidak setuju, 14
95
responden atau 14% menyatakan kurang setuju, dan 63 responden
atau 63% menyatakan setuju, dan 7 responden atau 7% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 63 responden atau 63% menyatakan setuju
bahwa pemeriksaan karcis saat meninggalkan area parkir telah
dilakukan petugas parkir.
Hasil dari distribusi frekuensi variabel jaminan (assurance)
(X4), dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal adalah 5 dan skor
minimal adalah 1. Skor yang paling tinggi pada item X4.4 yang
menyatakan bahwapemeriksaan karcis saat meninggalkan area parkir
telah dilakukan petugas parkir dengan nilai 3,56. Dan nilai terkecil
pada item X4.1 yang menyatakan bahwa pelanggan parkir sudah
merasakan kemudahan dalam memarkir sepeda motor di area parkir
dengan nilai 2,81. Dari nilai indeks item X4.1 sebesar 56,2; item X4.2
sebesar 63,6; dan itemX4.3 sebesar 60,4. Hal ini menunjukkan adanya
temuan bahwa persepsi pelanggan parkir terhadap ketiga item
kualitas pelayanan pada variabel jaminan (assurance) tersebut adalah
cukup sehingga perlu ditingkatkan. Sedangkan pada item X4.4sebesar
71,2, hal ini menunjukkan adanya temuan bahwa persepsi pelanggan
parkir terhadap kualitas pelayanan variabel jaminan (assurance) pada
item tersebut bernilai tinggi, sehingga perlu dipertahankan.
E. Empati (Emphaty)(X5)
96
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel empati
(emphaty) (X5) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Empati (Empathy) (X5)
ItemKategori/skor
TotalRata-rata
NilaiIndeksSTS
1TS2
KS3
S4
SS5
F % F % F % F % F % F %X5.1 11 11 9 9 35 35 40 40 5 5 100 10
03,19 63,8
X5.2 23 23 36 36 31 31 10 10 - - 100 100
2,28 45,6
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.12 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel empati (emphaty) (X5) yang diperoleh dari 100
responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada item (X5.1), 11 responden atau 11% menyatakan sangat tidak
setuju, 9 responden atau 9% menyatakan tidak setuju, 35 responden
atau 35% menyatakan kurang setuju, 40 responden atau 40%
menyatakan setuju, dan 5 orang atau 5% menyatakan sangat setuju.
Dalam hal ini sebanyak 40 responden atau 40% menyatakan setuju
bahwa petugas parkir sudah bersikap ramah dan sopan saat
pelanggan parkir memasuki area parkir. Sedangkan sebanyak 35
responden atau 35% menyatakan kurang setuju. Hal ini bisa
disebabkan perbedaan pengalaman yang dialami oleh pelanggan
97
parkir terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas parkir pada
saat pelanggan parkir memasuki area parkir.
2. Pada item (X5.2), 23 responden atau 23% menyatakan sangat tidak
setuju, 36 responden atau 36% menyatakan tidak setuju, 31
responden atau 31% menyatakan kurang setuju, dan 10 responden
atau 10% menyatakan setuju. Sebanyak 36 responden atau 36%
menyatakan tidak setuju bahwa petugas parkir sudah mengucapkan
terima kasih saat pelanggan parkir meninggalkan area parkir
kampus. Hal ini dapat disebabkan beberapa kemungkinan antara
lain, pengalaman pelanggan parkir dalam menerima pelayanan dari
petugas parkir yang bisa saja berbeda-beda.
Hasil dari distribusi frekuensi variabel empati (emphaty) (X5),
dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal adalah 5 dan skor
minimal adalah 1. Skor tertinggi yaitu pada item X5.1 mengenai
pernyataan bahwa petugas parkir sudah bersikap ramah dan sopan
saat pelanggan parkir memasuki area parkir dengan nilai 3,19. Dan
skor terendah pada item X5.2mengenai pernyataan petugas parkir
sudah mengucapkan terima kasih saat pelanggan parkir
meninggalkan area parkir kampus dengan nilai 2,28. Dari nilai indeks
item X5.1sebesar 63,8 dan item X5.2 sebesar 45,6. Hal ini menunjukkan
adanya temuan bahwa persepsi pelanggan parkir terhadap dua item
98
kualitas pelayanan pada variabel empati (emphaty) tersebut adalah
cukup sehingga kualitas pelayanannya perlu ditingkatkan.
F. Kepuasan Pelanggan (Y)
Distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap variabel kepuasan
pelanggan (Y) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Tanggapan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Y)
99
ItemKategori/skor
TotalRata-rata
NilaiIndeksSTS
1TS2
KS3
S4
SS5
F % F % F % F % F % F %Y1 13 13 7 7 15 15 49 49 16 16 100 100 3,48 69,6
Y2 42 42 32 32 23 23 3 3 - - 100 100 1,87 37,4
Y3 9 9 10 10 14 14 54 54 13 13 100 100 3,52 70,4
Y4 8 8 7 7 23 23 53 53 9 9 100 100 3,48 69,6
Y5 6 6 11 11 24 24 54 54 5 5 100 100 3,41 68,2
Y6 9 9 11 11 27 27 48 48 5 5 100 100 3,29 65,8
Y7 6 6 8 8 26 26 41 41 19 19 100 100 3,59 71,8
Y8 5 5 4 4 9 9 74 74 8 8 100 100 3,76 75,2
Y9 15 15 25 25 35 35 23 23 2 2 100 100 2,72 54,4
Y10 12 12 16 16 52 52 20 20 - - 100 100 2,80 56
Y11 10 10 17 17 35 35 28 28 10 10 100 100 3,11 62,2
Y12 10 10 12 12 43 43 34 34 1 1 100 100 3,04 60,8
Y13 13 13 11 11 41 41 32 32 3 3 100 100 3,01 60,2
Y14 10 10 14 14 23 23 50 50 3 3 100 100 3,22 64,4
Y15 18 18 19 19 35 35 25 25 3 3 100 100 2,76 55,2
MinMax
15
Sumber: Data primer, diolah tahun 2013
Tabel 4.13 menjelaskan distribusi frekuensi skor kuisioner tanggapan
responden tentang variabel kepuasan pelanggan (Y) yang diperoleh dari 100
responden. Hasil perhitungan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
100
1. Pada item (Y1), 13 responden atau 13% menyatakan sangat tidak
setuju, 7 responden atau 7% menyatakan tidak setuju, 15 responden
atau 15% menyatakan kurang setuju, 49 responden atau 49%
menyatakan setuju, dan 16 orang atau 16% menyatakan sangat
setuju. Dalam hal ini sebagian besar responden yaitu 49 responden
atau 49% menyatakan setuju bahwa tarif parkir kampus terjangkau
dibandingkan kampus lain.
2. Pada item (Y2), 42 responden atau 42% menyatakan sangat tidak
setuju, 32 responden atau 32% menyatakan tidak setuju, 23
responden atau 23% menyatakan kurang setuju, dan 3 responden
atau 3% menyatakan setuju. Sebagai mayoritas sebanyak 42
responden atau 42% menyatakan sangat tidak setuju bahwa area
parkir sudah teduh.
3. Pada item (Y3), 9 responden atau 9% menyatakan sangat tidak
setuju, 10 responden atau 10% menyatakan tidak setuju, 14
responden atau 14% menyatakan kurang setuju, dan 54 responden
atau 54% menyatakan setuju, dan 13 responden atau 13%
menyatakan sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh
bahwamayoritas responden sebanyak 54 responden atau 54%
menyatakan bahwa setuju adanya pagar pembatas sepeda motor
diarea parkir .
101
4. Pada item (Y4), 8 responden atau 8% menyatakan sangat tidak
setuju, 7 responden atau 7% menyatakan tidak setuju, 23 responden
atau 23% menyatakan kurang setuju, dan 53 responden atau 53%
menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat
setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas responden
sebanyak 53 responden atau 53% menyatakan setuju bahwa
pelanggan merasa nyaman dengan adanya pagar pembatas karena
membuat sepeda motor yang diparkir aman.
5. Pada item (Y5), 6 responden atau 6% menyatakan sangat tidak
setuju, 11 responden atau 11% menyatakan tidak setuju, 24
responden atau 24% menyatakan kurang setuju, dan 54 responden
atau 54% menyatakan setuju, dan 5 responden atau 5% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 responden atau 54% menyatakan setuju
bahwa area parkir sepeda motor dekat dengan gedung perkuliahan
atau lokasi yang akan dikunjungi pelanggan parkir.
6. Pada item (Y6), 9 responden atau 9% menyatakan sangat tidak
setuju, 11 responden atau 11% menyatakan tidak setuju, 27
responden atau 27% menyatakan kurang setuju, 48 responden atau
48% menyatakan setuju, dan 5 responden atau 5% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 responden atau 48% menyatakan setuju
102
bahwa pelanggan sudah merasa keamanan sepeda motor terjamin,
dengan menggunakan karcis sebagai tanda parkir sepeda motor.
7. Pada item (Y7), 6 responden atau 6% menyatakan sangat tidak
setuju, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju, 26 responden
atau 26% menyatakan kurang setuju, 41 responden atau 41%
menyatakan setuju, dan 19 responden atau 19% menyatakan sangat
setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas responden
sebanyak 41 responden atau 41% menyatakan setuju bahwa parkir
menggunakan karcis berlangganan.
8. Pada item (Y8), 5 responden atau 5% menyatakan sangat tidak
setuju, 4 responden atau 4% menyatakan tidak setuju, 9 responden
atau 9% menyatakan kurang setuju, dan 74 responden atau 74%
menyatakan setuju, dan 8 responden atau 8% menyatakan sangat
setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas responden
sebanyak 74 responden atau 74% menyatakan setuju bahwa
pelanggan parkir merasa aman dengan adanya fasilitas penunjang
misalnya, tempat penitipan helm.
9. Pada item (Y9), 15 responden atau 15% menyatakan sangat tidak
setuju, 25 responden atau 25% menyatakan tidak setuju, 35
responden atau 35% menyatakan kurang setuju, 23 responden atau
23% menyatakan setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
103
responden sebanyak 35 responden atau 35% menyatakan kurang
setuju bahwa pelanggan parkir merasa perlu mengeluarkan biaya
tambahan untuk menitipkan helm.
10. Pada item (Y10), 12 responden atau 12% menyatakan sangat tidak
setuju, 16 responden atau 16% menyatakan tidak setuju, 52
responden atau 52% menyatakan kurang setuju, dan 20 responden
atau 20% menyatakan setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa
mayoritas responden sebanyak 52 responden atau 52% menyatakan
kurang setuju bahwa cahaya lampu penerangan cukup menerangi
area parkir pada malam hari.
11. Pada item (Y11), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 17 responden atau 17% menyatakan tidak setuju, 35
responden atau 35% menyatakan kurang setuju, 28 responden atau
28% menyatakan setuju, dan 10 atau 10% menyatakan sangat
setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas responden
sebanyak 35 responden atau 35% menyatakan kurang setuju bahwa
lampu penerangan di area parkir membuat pelanggan parkir mudah
menemukan sepeda motornya pada malam hari.
12. Pada item (Y12), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 12 responden atau 12% menyatakan tidak setuju,43
responden atau 43% menyatakan kurang setuju, 34 responden atau
34% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 1% menyatakan
104
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 43 responden atau 43% menyatakan kurang
setuju bahwa pelanggan parkir merasa sepeda motor yang diparkir
pada malam hari di area parkir kampus aman.
13. Pada item (Y13), 13 responden atau 13% menyatakan sangat tidak
setuju, 11 responden atau 11% menyatakan tidak setuju, 41
responden atau 41% menyatakan kurang setuju, 32 responden atau
32% menyatakan setuju dan 3 responden atau 3% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 41 responden atau 41% menyatakan kurang
setuju bahwa pelanggan parkir merasa puas dengan pelayanan
petugas parkir.
14. Pada item (Y14), 10 responden atau 10% menyatakan sangat tidak
setuju, 14 responden atau 14% menyatakan tidak setuju, 23
responden atau 23% menyatakan kurang setuju, 50 responden atau
50% menyatakan setuju, dan 3 responden atau 3% menyatakan
sangat setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas
responden sebanyak 50 responden atau 50% menyatakan setuju
bahwa pelanggan merasa aman dan nyaman memarkir sepeda motor
di area parkir kampus.
15. Pada item (Y15), 18 responden atau 18% menyatakan sangat tidak
setuju, 19 responden atau 19% menyatakan tidak setuju,35
105
responden atau 35% menyatakan kurang setuju, 25 responden atau
25% menyatakan setuju, 3 responden atau 3% menyatakan sangat
setuju. Dari perhitungan diperoleh bahwa mayoritas responden
sebanyak 35 responden atau 35% menyatakan kurang setuju bahwa
sudah sesuai dengan harapan yang pelanggan parkir inginkan
ketika pelanggan memarkir sepeda motor di area parkir kampus.
Hasil dari distribusi frekuensi untuk variabel kepuasan
pelanggan (Y), dapat diketahui bahwa nilai skor maksimal adalah 5
dan skor minimal adalah 1. Skor yang paling tinggi adalah pada item
Y8 mengenai pernyataan bahwa, pelanggan parkir merasa aman
dengan adanya fasilitas penunjang misalnya, tempat penitipan helm,
dengan nilai skor sebesar 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa
fasilitas penunjang yang berupa tempat penitipan helm dibutuhkan
oleh hampir sebagian pelanggan parkir, karena dengan adanya tempat
penitipan helm maka pelanggan parkir dapat menitipkan helmnya dan
akan merasa lebih aman, daripada menaruh helmnya di sepeda motor
yang diparkir. Sedangkan skor yang paling rendah adalah pada item
Y2 mengenai pernyataan tentang area parkir cukup teduh, dengan
nilai skor sebesar 1,87. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan parkir
membutuhkan area parkir yang teduh, karena dengan adanya area
parkir yang teduh maka sepeda motor pelanggan parkir dapat
terlindungi dari panas matahari saat musim kemarau dan dari air
106
hujan saat musim penghujan. Berdasarkan nilai indeks diperoleh
beberapa temuan yaitu adanya persepsi kepuasan pelanggan dengan
nilai indeks rendah pada item Y2 sebesar 37,4 sehingga perlu
perhatian khusus karena bernilai rendah. Dan adanya temuan persepsi
kepuasan pelanggan yang tinggi pada item Y7 dan Y8 masing-
masingsebesar 71,8 dan 75,2 sehingga perlu dipertahankan.
Sedangkan sisanya pada masing-masing item menunjukkan adanya
persepsi yang cukup untuk kepuasan pelanggan.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh antara variabel bebas yaitu Bukti Fisik (Tangible) (X1),
Kehandalan (Reliability) (X2), Daya Tanggap (Responsiveness) (X3),
Jaminan (Assurance) (X4), Empati (Empathy) (X5), terhadap Kepuasan
Pelanggan (Y). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam perhitungan
regresi linier berganda adalah sebesar 95% atau dengan tingkat signifikansi
0,05 (α= 0,5). Hasil analisis regresi linier berganda seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4.14Ikhtisar Output Regresi Linier Berganda
107
VariabelIndependent
UnstandardizedCoefficients Beta t-hitung
Sign. TΒ Error
(Constant) 1.705 3.159 .540 .591Tangible .128 .261 .031 .490 .625
Reliability 1.394 .226 .396 6.165 .000
Responsiveness .462 .305 .093 1.515 .133
Assurance 1.041 .265 .276 3.931 .000
Emphaty 1.614 .340 .316 4.753 .000R 0.851R Square (R2) 0.724Adjusted. R Square 0.710F-hitung = 49.420Sign-F = 0.000SEE = 4.798Variabel Dependent = kepuasan pelanggan
Sumber: output SPSS 18, diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel tersebut maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y= 1,705+0,128 X1+1,394 X2+0,462 X3+1,041 X4+1,614 X5+3,159 e
Sehingga hasil dari persamaan regresi tersebut dapat diintepretasikan:
a. Nilai konstanta sebesar 1,705 apabila dibenak pelanggan sama sekali
tidak mempunyai gambaran atau pemahaman tentang bukti fisik
(tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
jaminan (assurance), dan empati (empathy). Jika dianalogikan, tingkat
kepuasan pelanggan akan bernilai 1,705 apabila tidak terdapat pengaruh
sama sekali dari bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).
108
b. (b1) 0,128 berarti variabel bukti fisik (tangible) mempunyai nilai positif
sebesar 0,128 satuan. Sehingga dapat dinyatakan setiap satuan variabel
bukti fisik (tangible) akan memberi pengaruh sebesar 0,128 satuan, jika
variabel lain tetap atau tidak berubah. Data tersebut menunjukkan bahwa
bukti fisik (tangible) berpengaruh positif (searah) terhadap kepuasan
pelanggan, artinya semakin baik pelayanan pada dimensibukti fisik
(tangible) maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan pengguna jasa
parkir.
c. (b2) 1,394 berarti variabel kehandalan (reliability) mempunyai nilai
positif sebesar 1,394 satuan. Sehingga dapat dinyatakan setiap satuan
variabel kehandalan (reliability) akan memberi pengaruh sebesar 1,394
satuan, jika variabel lain tetap atau tidak berubah. Data tersebut
menunjukkan bahwa variabel kehandalan (reliability) berpengaruh
positif (searah) terhadap kepuasan pelanggan, artinya semakin baik
pelayanan pada dimensi kehandalan (reliability) maka semakin tinggi
pula kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir.
d. (b3) 0,462 berarti variabel daya tanggap (responsiveness) mempunyai
nilai positif sebesar 0,462 satuan. Sehingga dapat dinyatakan setiap
satuan variabel daya tanggap (responsiveness) akan memberi pengaruh
sebesar 0,462 satuan, jika variabel lain tetap atau tidak berubah.
Data tersebut menunjukkan bahwa variabel daya tanggap
(responsiveness)berpengaruh positif (searah) terhadap kepuasan
109
pelanggan, artinya semakin baik pelayanan pada dimensi daya tanggap
(responsiveness) maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan
pengguna jasa parkir.
e. (b4) 1,041 berarti variabel jaminan (assurance)mempunyai nilai positif
sebesar 1,041 satuan. Sehingga dapat dinyatakan setiap satuan variabel
jaminan (assurance)akan memberi pengaruh sebesar 1,041 satuan, jika
variabel lain tetap atau tidak berubah. Data tersebut menunjukkan bahwa
variabel jaminan (assurance)berpengaruh positif (searah) terhadap
kepuasan pelanggan, artinya semakin baik pelayanan pada dimensi
jaminan (assurance)maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan
pengguna jasa parkir.
f. (b5) 1,614 berarti variabel empati (emphaty) mempunyai nilai positif
sebesar 1,614 satuan. Sehingga dapat dinyatakan setiap satuan variabel
empati (emphaty) akan memberi pengaruh sebesar 1,614 satuan, jika
variabel lain tetap atau tidak berubah. Data tersebut menunjukkan bahwa
variabel empati (emphaty) berpengaruh positif (searah) terhadap
kepuasan pelanggan, artinya semakin baik pelayanan pada dimensi
empati (emphaty) maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan
pengguna jasa parkir.
g. Nilai e sebesar 3,159 jika semakin kecil nilai dari error maka akan
membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi suatu variabel
bebas.
110
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
Agar perkiraan yang diperoleh tidak bias dari model persamaan regresi linier
berganda, maka harus memenuhi asumsi klasik sebagai berikut:
A. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas diuji dengan VIF (value inflation
factor).Multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen
dalam suatu model.Masalah multikolinieritas muncul apabila terjadi
hubungan atau pengaruh yang sangat kuat antara dua variabel atau
lebih.Deteksi tidak terjadinya multikolinearitas dapat dilihat pada
collinearity statistics.Apabila VIF pada variabel bebas < 10, artinya tidak
terjadi multikolonieritas dan demikian sebaliknya, apabila variabel bebas
artinya terjadi multikolinieritas.Data hasil analisis yang dilakukan,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.15Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity statistics
Keterangan
111
tolerance VIFbukti fisik (tangible) 0,726 1,378 Tidak terjadi
multikolinieritaskehandalan (reliability), 0,710 1,408 Tidak terjadi
multikolinieritasdaya tanggap (responsiveness) 0,772 1,296 Tidak terjadi
multikolinieritasjaminan (assurance) 0,594 1,684 Tidak terjadi
multikolinieritasempati (emphaty) 0,664 1,507 Tidak terjadi
multikolinieritas Sumber: output SPSS 18, diolah tahun 2013
Variabel bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy), masing-
masing variabel memiliki nilai tolerance kurang dari 1, demikian juga
angka VIF masih diantara angka 1-10, artinya tidak terjadi
multikolinieritas.
B.Uji Heterokedastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas adalah alat untuk menguji apakah dalam
suatu analisis berganda mempunyai ketidaksamaan varian dalam suatu
pengamatan.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.Deteksi adanya heterokedastisitas yaitu dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik hasil analisis.Jika ada pola seperti
titik-titik yang membentuk gelombang, menyebar kemudian menyempit,
maka telah terjadi heterokedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas dan
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas.Berikut grafik hasil heterokedastisitas:
112
Gambar 4.6Grafik Hasil Uji Heterokedastisitas
Gambar grafik tersebut, terlihat titik-titik menyebar acak tanpa
membentuk suatu pola yang jelas.Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model
regresi layak digunakan.
C. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal
atau tidak.Regresi yang baik adalah jika data normal atau mendekati
113
normal.Jika data menyebar searah dengan garis diagonal maka data
memenuhi asumsi normalitas.Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut disajikan
hasil uji normalitas:
Gambar 4.7 Grafik Hasil Uji Normalitas
Grafik di atas, terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi
normal.Dengan demikian, model regresi layak digunakan dalam penelitian.
4.4 Uji Hipotesis
114
4.4.1 Uji t (Parsial)
Untuk melihat pengaruh dari variabel bukti fisik (tangible), kehandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan
empati (empathy) digunakan uji-t, dan hasil analisis terlihat pada tabel 4.14.
Dari hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.14 di atas terlihat
bahwa
a. Berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa nilai variabel bukti fisik
(tangible) (X1) menunjukkan nilai signifikan t sebesar 0,625 > 0,05, maka
Ha ditolak dan Ho diterima, berartivariabel bukti fisik (tangible) (X1)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y).
Artinya variabel bukti fisik (tangible)(X1) tidak mempunyai kontribusi
dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak.
b. Berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa nilai variabel kehandalan
(reliability) (X2) menunjukkan nilai signifikan t sebesar 0,000 < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, berartivariabel kehandalan (reliability)
(X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan
pelanggan (Y). Artinya setiap peningkatan variabel kehandalan
(reliability) (X2)maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang
berarti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 diterima.
115
c. Berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa nilai variabel daya tanggap
(responsiveness) (X3) menunjukkan nilai signifikan t sebesar 0,133 >
0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti variabel daya tanggap
(responsiveness) (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
kepuasan pelanggan (Y).Artinya variabel daya tanggap (responsiveness)
(X3) tidak mempunyai kontribusi dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3
ditolak.
d. Berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa nilai variabel jaminan
(assurance) (X4) menunjukkan nilai signifikan t sebesar 0,000 < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, berartivariabel jaminan (assurance)
(X4) berpengaruh positif dan signifikanterhadap variabel kepuasan
pelanggan (Y). Artinya setiap peningkatan variabeljaminan (assurance)
(X4) maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang berarti. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 diterima.
e. Berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa nilai variabel empati
(emphaty) (X5) menunjukan nilai signifikan t sebesar 0,000 < 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, berartivariabel empati (empathy) (X5)
berpengaruh positif dan signifikanterhadap variabel kepuasan pelanggan
(Y).Artinya setiap peningkatan variabeljaminan (assurance) (X4) maka
akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang berarti. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 diterima.
116
Penjabaran diatas menunjukan bahwa variabel yang memiliki
pengaruh positif dan signifikan adalah variabel, kehandalan (reliability),
jaminan (assurance), dan empati (empathy)terhadap kepuasan pelanggan,
sedangkan variabel bukti fisik (tangible), dan daya tanggap
(responsiveness) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
4.4.2 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Berdasarkan tabel 4.14 dimana diperoleh nilai R sebesar 0,851 hal ini
menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel dependent
dengan variabel independent adalah sangat kuat, karena 0,851 > 0,05.
Sedangkan nilaiAdjusted RSquare sebesar 0,710 artinya seluruh variabel
bebas yaitu bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy)
mampumemberikan kontribusi sebesar 71% terhadap variasi kepuasan
pelanggan, dan sisanya sebesar 29% merupakan kontribusi variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4.3 Hasil Uji Dominan (Hipotesis 6)
Nilai standardized beta menunjukkan bahwavariabel bukti fisik
(tangible)(X1) sebesar 0,031. Sedangkan variabel kehandalan (reliability)
sebesar 0,396 merupakan variabel dengan nilai standardized beta
117
tertinggi.Maka hipotesis6ditolak,sehingga variabel kehandalan (reliability)
(X2) dinyatakan sebagai variabel dominan yang berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan (Y).
BAB V
PEMBAHASAN
118
5.1 Pengaruh bukti fisik (tangible)terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa
parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Tjiptono (2006),menyatakan bukti fisik atau (tangible) yaitu: kemampuan
suatu perusahaan dalam menunjukkan eksisitensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasara fisik perusahaan.Seperti fasilitas
fisik (gedung, gudang, sarana parkir dan sebagainya).Menurut Lupiyoadi dan
Hamdani (2006), karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium
dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran
dari pelayanan.Pelanggan akanmenggunakan indera penglihatan untuk menilai
suatu kulitas pelayanan. Bukti fisik yang baik akan mempengaruhi persepsi
pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek ini juga merupakan salah satu
sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan.Karena dengan bukti fisik yang
baik maka harapan konsumen menjadi lebih tinggi.Dalam penelitian ini yang
menjadi bukti fisik adalah sarana parkir yang berupa area parkir kampus.
Sedangkan penelitian dalam sampel ini adalah mahasiswa pengguna jasa parkir
sepeda motor diarea kampus.
Hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bukti fisik
(tangible) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan pengguna
jasa parkir dan tidak sesuai dengan hipotesis yaitu buktifisik
(tangible) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini
didukungdengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyaningrum dan
Yani (2012), bahwa bukti fisik (tangible) tidak berpengaruh terhadap kepuasan
119
pelanggan. Penelitian ini menunjukkan bahwa bukti fisik tidak selalu
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Tidak adanya pengaruh yang
signifikan dari bukti fisik (tangible) ini nampaknya dikarenakan mahasiswa
pelanggan parkir tidak mempertimbangkan kondisi fisik area parkir, karena
mahasiswa menganggap yang terpenting adalah adanya tempat untuk memarkir
sepeda motor mereka saat berada dikampus, terlepas dari belum memadainya
area parkir kampus. Berdasarkan tinjauan deskripsi jawaban responden pada
tabel 4.8 diperoleh bahwa penilaian kuisioner terhadap bukti fisik (tangible)
cukup sedangkan penilaian terhadap kepuasan relatif tinggi, sehingga
dimungkinkan ada variabel lain selain bukti fisik (tangible) yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan.Selain itu dari hasil analisis deskriptif terdapat temuan
bahwa persepsi pelanggan terhadap kepuasan pelanggan cukup sehingga perlu
untuk ditingkatkan.Dengan demikian H1 ditolak karena variabel bukti fisik
(tangible) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
5.2 Pengaruh kehandalan (reliability)terhadap kepuasan pelanggan pengguna
jasa parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Tjiptono (2006), menyatakan kehandalan (reliability) adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), kinerja harus
sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan
akurasi yang tinggi.
120
Hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kehandalan (reliability)berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna jasa parkir.Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yaitu
kehandalan (reliabilty) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini
mendukung dari beberapa hasil penelitian sebelumnya bahwa kehandalan
(reliability) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yang dilakukan antara
lain oleh: Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani dan
Rosinta (2010), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi (2007), Chronika
dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
kehandalan (reliability) jasa pelayanan parkir yang diberikan telah dilakukan
sesuai dengan semestinya, artinya petugas parkir telah melakukan pelayanan
dengan handal dan akurat, sehingga pelanggan memiliki persepsi apa yang
diterima telah sesuai dengan yang diharapkan.Berdasarkan tinjauan deskripsi
jawaban responden pada tabel 4.9 diperoleh bahwa penilaian kuisioner terhadap
kehandalan (reliability) bernilai cukup sedangkan penilaian terhadap kepuasan
relatif tinggi, sehingga dimungkinkan ada variabel lain selain kehandalan
(reliability) yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selain itu dari hasil
analisis deskriptif terdapat beberapa temuan yaitu bahwa persepsi pelanggan
terhadap kepuasan pelanggan bernilai cukup sehingga perlu untuk ditingkatkan,
dan benilai tinggi sehingga perlu dipertahankan. Sehingga dapat disimpulkan H2
diterima karena variabel kehandalan (reliability) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
121
5.3Pengaruh daya tanggap (responsiveness)terhadap kepuasan pelanggan
pengguna jasa parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Tjiptono (2006), menyatakan daya tanggap (responsiveness)adalah
kesedian untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan segera
dan tepat. Hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa daya
tanggap (responsiveness) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna jasa parkir. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis
penelitian yaitu daya tanggap (responsiveness) berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Dibyantoro dan Cesimariani (2012), serta penelitian dari Setyaningrum dan Yani
(2012) bahwa daya tanggap (responsiveness) tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan. Selain itu penelitian ini didukung oleh model 5 gap atau
kesenjangan dari Parasuraman et al., yaitu gap antara spesifikasi kualitas jasa dan
penyampaian jasa. Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya
karyawan yang melayani kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), masih
kaku (kurang bersikap ramah dalam melayani pelanggan), beban kerja
melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja atau bahkan tidak mau
memenuhi standar kinerja yang ditetapkan, dan gap antara jasa yang dialami atau
dengan persepsi jasa yang diharapkan. Ini adalah gap yang sering terjadi yaitu
jasa yang diterima oleh konsumen atau pelanggan tidak sesuai dengan yang
dibayangkan atau diharapkan. Konsumen atau pelanggan mengharapkan sesuatu
yang baik, ternyata yang diperoleh sangat mengecewakan.
122
Hasil dari penelitian mengindikasikan bahwa kedua gap yang muncul ini
erat kaitannya dengan pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan, terutama
pelanggan perempuan. Dalam hal ini kecenderungan penyebab gap adalah
standar kinerja yang diharapkan tidak dipenuhi oleh petugas parkir. Hal ini dapat
diindikasikan dengan masih terlihatnya pelanggan parkir yang berputar-putar
untuk mencari tempat parkir yang kosong, hal ini tidak akan terjadi apabila
petugas parkir dengan tanggap memberitahukan atau mengkomunikasikan lokasi
atau titik parkir yang masih kosong kepada pelanggan saat pelanggan akan
memasuki area parkir. Dan masih adanya pelanggan parkir yang kesulitan untuk
memindahkan sepeda motornya apabila terhimpit dengan sepeda motor lain
kejadian seperti ini sering dialami pelanggan perempuan. Selain itu berdasarkan
tinjauan deskripsi jawaban responden pada tabel 4.10 diperoleh bahwa penilaian
terhadap daya tanggap (responsiveness) relatif belum tinggi, sedangkan kepuasan
yang diperoleh relatif tinggi sehingga dimungkinkan ada variabel lain selain daya
tanggap (responsiveness) yang mempengaruhi kepuasan, dan adanya temuan
bahwa persepsi pelanggan terhadap variabel daya tanggap (responsiveness)
adalah cukup. Dengan demikian H3 ditolak karena daya tanggap (responsiveness)
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
5.4 Pengaruh jaminan (assurance)terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa
parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, keramahan, serta kemampuan
karyawan untuk menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap penyedia jasa
123
(Tjiptono, 2006). Hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa jaminan (assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis yaitu jaminan (assurance)berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Penelitian ini mendukung dari beberapa hasil penelitian-penelitian sebelumnya
bahwa jaminan (assurance)berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yang
dilakukan antara lain oleh: Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012),
Aryani dan Rosinta (2010), Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi (2007),
Chronika dkk.(2008), Ravichandran et al. (2010).
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jaminan (assurance) jasa pelayanan
parkir yang diberikan telah dilakukan sesuai dengan semestinya, artinya petugas
parkir telah melakukan pelayanan dengan jaminan yang dapat
dipertanggungjawabkan, diantaranya dengan memeriksa karcis parkir sebagai
bukti kepemilikan sepeda motor yang diparkir, hal ini dilakukan setiap pelanggan
keluar area parkir, dengan cara seperti ini maka sepeda motor pelanggan terjamin
keamanannya. Dengan demikan persepsi pelanggan terhadap jaminan yang
diberikan petugas parkir sesuai dengan harapannya, bahwa dengan menggunakan
karcis sebagai tanda parkir, sepeda motor yang diparkir aman. Selain itu dari
penjabaran pada tabel 4.11 ditemukan beberapa temuan yaitu nilai kuisioner yang
relatif tinggi dan adanya persepsi dari pelanggan yang bernilai tinggi sehingga
perlu dipertahankan. Dengan demikian dapat disimpulkan H4 diterima karena
124
variabel jaminan (assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
5.5 Pengaruh empati (empathy)terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa
parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Empati (emphaty)adalah perhatian secara individu yang diberikan oleh
penyedia jasa sehingga pelanggan merasa penting, dihargai, dan dimengerti
(Tjiptono, 2006).Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), empati (empathy)
yaitu perhatian dengan memberikan sikap yang tulus dan berifat individual atau
pribadi yang diberikan penyedia layanan jasa kepada pelanggan seperti
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Hasil dari uji
hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa empati (emphaty)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa
parkir. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yaitu empati (emphaty)
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini mendukung dari
beberapa hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa empati (empathy)
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yang dilakukan antara lain oleh:
Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012), Aryani dan Rosinta (2010),
Istianto dan Tyra (2011), Ing dan Yanuardi (2007), Chronika dkk.(2008),
Dibyantoro dan Cesimariani (2012), Ravichandran et al. (2010).
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa empati (emphaty) petugas parkir
kepada pelanggan sudah mampu dilakukan, meskipun tidak semua pelanggan
mendapatkan pelayanan dari dimensi empati (emphaty) ini. Hal ini bisa
125
disebabkan karena pengalaman masing-masing pelanggan parkir. Dimana tidak
setiap orang atau pelanggan dapat merasakan empati (emphaty) tersebut, kecuali
para pelanggan parkir yang sudah mengenal petugas parkir atau telah menjadi
pelanggan parkir dengan waktu yang lama, sehingga lama-kelamaan petugas
hafal dengan pelanggan parkir karena seringnya bertatap muka dan keluar masuk
area parkir. Selain itu dari hasil penjabaran hasil analisis deskeriptif pada tabel
4.12 ditemukan adanya persepsi pelanggan tentang empati (emphaty) adalah
cukup sehingga perlu ditingkatkan. Dengan demikian dapat disimpulkan H5
diterima karena variabel empati (emphaty) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
5.6 Pengaruh variabel yang dominan terhadap kepuasan pelanggan pengguna
jasa parkir Universitas Kanjuruhan Malang
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan sebelumnya maka dapat
disimpulkan nilai standardized beta tertinggi ditunjukkan oleh variabel
kehandalan (reliability) (X2). Dengan demikian maka H6 ditolak karena bukti
fisik (tangible) tidak berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan. Selain
itu pada hasil analisis deskriptif pada tabel 4.9 kehandalan dipersepsikan paling
baik oleh pelanggan dengan adanya temuan nilai indeks yang tinggi. Sehingga
variabel kehandalan (reliability) (X2) dinyatakan sebagai variabel dominan yang
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y).
126
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
127
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya tentang
pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Variabel bukti fisik (tangible) tidak memiliki pengaruh yang berarti dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir. Dapat diartikan
bahwa kondisi fisik area parkir bukan menjadi permasalahan utama bagi
pelanggan, yang terpenting adalah ada tempat untuk memarkir sepeda
motornya selama berada di lingkungan kampus.
2. Variabel kehandalan (reliability) memiliki pengaruh yang berarti dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan, apabila kualitas pelayanan dari dimensi
kehandalan (reliability) ditingkatkan maka kepuasan pelanggan akan
meningkat. Hal ini dapat diartikan bahwa pelayanan petugas parkirpada
dimensi kehandalan (reliability) sudah sesuai dengan harapan
pelanggan.Sehingga pelanggan merasa puas.
3. Variabel daya tanggap (responsiveness) tidak memiliki pengaruh yang berarti
dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan terjadinya
beberapa gap yaitu gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa,
serta gap antara jasa yang dialami atau denganpersepsi jasa yang
diharapkan.Sehingga menimbulkan kegagalan dalam penyampaian jasa.
4. Variabel jaminan (assurance) memiliki pengaruh yang berarti dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan, apabila kualitas pelayanan dari dimensi
jaminan (assurance) ditingkatkan maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
128
Hal ini dapat diartikan bahwa petugas parkir telah dapat menciptakan
kepercayaan dan memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa-sepeda motor
yang diparkir aman.Sehingga pelanggan merasa puas dengan adanya jaminan
tersebut.
5. Variabel empati (emphaty) memiliki pengaruh yang berarti dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan, apabila kualitas pelayanan dari dimensi
empati (emphaty) ditingkatkan maka kepuasan pelanggan akan meningkat.Hal
ini dapatdiartikan bahwa kemampuan petugas parkir dalam berkomunikasi
dengan pelanggan sudah baik yang membuat pelanggan merasa
dihargai.Sehingga menciptakan persepsi yang baik kepada petugas parkir.
6. Variabel kehandalan (reliabilty) memiliki pengaruh dominan terhadap
kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir. Hal ini dapat diartikan petugas
parkir telah melakukan pelayanan pada dimensi kehandalan (reliability)
dengan keakuratan yang tinggi, sehingga mampu menciptakan persepsi yang
baik dibenak pelanggan yang membuat pelanggan puas.
7. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh instansi,
lembaga, pusat perbelanjaan ataupun perusahaan yang dilingkungannya
menyediakan area parkir agar dapat mengelolah dan mengkoordinir pelayanan
jasa perparkiran menjadi lebih baik lagi dalam proses pelayanannya sehingga
dapat menciptakan kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir, yang pada
nantinya penglolaan jasa perparkiran tersebut dapat memberikan kontribusi
nyata berupa tambahan pendapatan atau retribusi pada instansi, lembaga,
129
pusat perbelanjaan ataupun perusahaan yang dilingkungannya terdapat area
parkir.
6.2 Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dan belum sempurnanya penelitian
ini, maka untuk penelitian selanjutnya sekiranya dapat memperhatikan beberapa
hal berikut:
1. Hasil dari penelitian ini disarankan dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dan informasi tambahan bagi peneliti berikutnya, tentang
kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Pada penelitian ini
digunakan 5 dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari variabel bukti
fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
jaminan (assurance), dan empati (empathy), sebagai variabel bebas.
Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel lain
diluar 5 dimensi tersebut atau bahkan menggunakan dimensi kualitas
pelayanan yang lain sebagai variabel bebas.
2. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa pengguna jasa parkir
kampus yang masih aktif, dan pengambilan sampel dilakukan secara
umum oleh peneliti, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya pada
saat melakukan pengambilan sampel agar melakukan pengelompokan
sampel misalnya berdasarkan tahun angkatan, usia, fakultas, atau program
studi.
130
3. Mengingat sedang dibangunnya gedung parkir yang baru, maka
disarankan kepada peneliti selanjutnya agar tidak menjadikan populasi
hanya terbatas pada mahasiswa saja, tetapi juga dapat dilakukan kepada
dosen, staff dan karyawan Universitas Kanjuruhan yang nantinya juga
akan menggunakan gedung parkir baru.
4. Mengingat adanya nilai indeks yang rendah pada variabel kepuasan
pelanggan diharapkan pihak kampus dapat menyediakan area parkir yang
teduh bagi mahasiswa.
5. Hasil dari penelitian ini ditemukan item-item yang mempunyai nilai
indeks rendah dari variabel kualitas pelayanan, sehingga perlu
ditingkatkan oleh pihak kampus agar tercipta kepuasan pelanggan.
6. Hasil dari penelitian ini ditemukan item-item yang mempunyai nilai
indeks tinggi dari variabel kualitas pelayanan, sehingga perlu
dipertahankan pihak kampus agar pelanggan tetap merasa puas.