pengaruh komunikasi interpersonal dan locus of...

108
i PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP MARITAL CONFLICT PADA PASANGAN YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Risa Pangestu 109070000004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Upload: ngohuong

Post on 11-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

i

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF

CONTROL TERHADAP MARITAL CONFLICT PADA PASANGAN

YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Risa Pangestu

109070000004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 2: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

ii

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF

CONTROL TERHADAP MARITAL CONFLICT PADA PASANGAN

YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

RISA PANGESTU

NIM : 109070000004

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.Zahrotun Nihayah, M.Si. S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., Psi.

NIP.19620724 198903 2 001 NIP. 19751027 200710 2 002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN

LOCUS OF CONTROL TERHADAP MARITAL CONFLICT PADA

PASANGAN YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE, telah diajukan

dalam sidang munasyaqah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 30 April 2015

Sidang Munasyaqah

Dekan/Ketua Wakil Dekan/Sekertaris

Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M. Si. Dr. Abdul Rahman Saleh, M.Si.

NIP.19680614 199704 1 001 NIP. 10720823 199903 1 002

Anggota

Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi. Ilmi Amalia, M.Psi.

NIP. 19650220 199903 1 003 NIP. 198210142 011012 005

Pembimbing

Dra.Zahrotun Nihayah M.Si. S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., Psi.

NIP.19620724 198903 2 001 NIP. 19751027 200710 2 002

Page 4: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta, 30 April 2015

RISA PANGESTU

NIM:109070000004

Email: [email protected]

Page 5: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

(QS. An-Najm ayat 39-40) Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena telah pergi dan selesai dan jangan terlalu memikirkan masa depan hinga dia datang sendiri. Karena jika melakukan yang terbaik dihari ini maka hari esok akan lebih baik.

PERSEMBAHAN:

Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan Allah SWT kepada umatnya. Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini merupakan hasil getaran doa kedua orang tua, saudara dan orang-orang terkasih yang mengalir tiada henti. Setiap pancaran semangat dalam penulisan ini merupakan dorongan dan dukungan dari sahabat-sahabatku tercinta. Setiap makna pokok bahasan ada bab-bab dalam skripsi ini merupakan hempasan kritik dan saran dari teman-teman almamaterku.

Page 6: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) April 2015

C) Risa Pangestu

D) Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Locus of Control terhadap Marital

Conflict Pada Pasangan yang Menjalani Commuter Marriage.

E) xii halaman lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

marital conflict. Penulis berteori bahwa variabel Komunikasi Interpersonal dan Locus

of Control serta variabel demografis mempengaruhi marital conflict pada Pasangan

yang menjalani commuter marriage. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel berjumlah 204 orang yang

berusia dewasa dan menjalani commuter marriage. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah teknik non-probability sampling, yakni convenience sampling.

Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen pengumpulan data, yaitu The

Revised Conflict Tactics Scale (CTS2) yang dikemukakan oleh Straus (1996) ,

Interpersonal Communication Inventory (ICI) yang dikemukakan oleh Bienvenu

(1969) dan Skala Locus of Control yang dikemukakan oleh Rotter (1996).Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel komunikasi

interpersonal, locus of control dan variabel demografi terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage. Hasil uji hipotesis minor yang menguji

signifikansi masing-masing dimensi dari independent variable terhadap marital

conflict terdapat lima koefisien regresi yang signifikan, diantaranya self-concept,

ability, self expression, self disclosure, locus of control internal dan faktor demografi

jumlah anak terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter

marriage. Hasil penelitian ini juga menunjukkan proporsi varians dari marital

conflict yang dijelaskan semua independent variable dengan indeks signifikansi 0,000

(p<0,05) dan R-Square sebesar 0.386% hal ini berarti proporsi varian dari marital

conflict yang dijelaskan oeh semua IV komunikasi interpersonal dan locus of control

adalah sebesar 38.6%. artinya dengan diterimanya hipotesis alternative mayor, dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan komunikasi interpersonal dan locus of

control terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

adapun 61.4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada

penelitian selanjutnya. Misalnya dengan menguji dimensi lain terkait dengan marital

conflict seperti perbedaan persepsi, intensitas komunikasi, kepribadian, frekuensi,

konten, dan resolusi.

G) Bahan bacaan 44; buku: 19 + jurnal: 22 + artikel: 1 + disertasi: 1 + skripsi: 1

Page 7: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) April 2015

C) Risa Pangestu

D) Effect of Interpersonal Communication and Locus of Control on Marital Conflict

In Couples Undergoing Commuter Marriage.

E) xii page attachment

F) This study was conducted to determine the factors that influence marital conflict.

The author theorizes that variable Interpersonal Communication and Locus of Control

affecting couples undergoing In commuter marriage.This study uses a quantitative

approach with multiple regression analysis. The sample totaled 204 couples or spouse

who are married and who underwent a commuter marriage. The sampling technique

used is a non-probability sampling technique, namely convenience sampling. In this

study, the authors modify the data collection instruments, namely The Revised

Conflict Tactics Scale (CTS2) by Straus (1996), Interpersonal Communication

Inventory (ICI) by Bienvenu (1969) and the Locus of Control Scale by Rotter

(1996).The results showed that there was a significant influence interpersonal

communication variables, locus of control and demographic variables on marital

conflict in couples undergoing commuter marriage. Minor hypothesis test results that

test the significance of each dimension of the independent variable on marital

conflict, there are five significant regression coefficients, such as self-concept, ability,

self-expression, self-disclosure, internal locus of control and demographic factors to

the number of marital conflict on children couples undergoing commuter marriage.

The results also showed the proportion of the variance of marital conflict described

all the independent variables with significance index of 0.000 (p <0.05) and R-Square

amounted to 0.386%, this means that the proportion of variance of marital conflict

described oeh all interpersonal communication and locus IV of control amounted to

38.6%. means the acceptance of major alternative hypothesis, it can be concluded that

there is significant influence interpersonal communication and locus of control on

marital conflict in couples undergoing commuter marriage. As for the remaining

61.4% is influenced by other variables outside the research. Keywords

The author hopes that the implications of the results of this study can be developed in

future studies. For example, by testing the other dimensions associated with marital

conflict as a difference of perception, communication intensity, personality,

frekuensi, content, and resolution.

G) Reading material: 44; book: 19 + journal: 22 + article: 1 + dissertation: 1 +

Thesis: 1

Page 8: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiem

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah, dan kekuatan yang diberikan-Nya, sehingga Peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan

Locus of Control Terhadap Marital Conflict Pada Pasangan yang Menjalani

Commuter Marriage”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan tauladan kaum yang beriman, kepada

keluarga, sahabat dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Selama pengerjaan skripsi ini Peneliti dihadapkan dengan beragam cobaan, kesulitan,

rintangan dan penuh perjuangan serta kesabaran yang telah memberikan banyak

pelajaran hidup yang berarti bagi peneliti.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof.Abdul Mujib, M.Ag., M.Si. sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Beserta Wakil dekan dan seluruh jajaran dekanat

lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka

menciptakan lulusan berkualitas.

2. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I, terima kasih

karena telah meluangkan waktu dalam proses bimbingan skripsi ini, banyak

sekali ilmu yang telah peneliti dapatkan. terima kasih juga atas kesediaan

mendengarkan keluh kesah Peneliti selama masa penelitian skripsi ini.

3. Ibu Sitti Evangeline Imelda Suaidy M.Si, Psi, sebagai Dosen Pembimbing II,

terima kasih atas segala bimbingan, arahan, kritik yang membangun dan

waktu yang diberikan kepada Peneliti.

4. Ibu Dra. Netty Hartaty M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Akademik, terima

kasih atas bimbingan dan masukannya selama Peneliti menjalani perkuliahan.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak membantu Peneliti dalam menjalani perkuliahan.

7. Orang tua Peneliti, Maman Kosasih (Papah) dan Nikmawati (Mamah), atas

cinta, kasih, perhatian, pengertian, motivasi dan dukungan baik moril maupun

Page 9: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

ix

materil, serta tak hentinya memberikan do’a dalam setiap sujud dan ibadahnya

agar Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Sanak saudara Peneliti, aa Gugah Khairul Zaman (kakak), aa Puguh Fahrul

Rahman (kakak), Lisa Analisa (Adik), Siti Nurasiah (kakak ipar) dan

Muhammad Rhausan Fikri terima kasih untuk doa dan dukungannya.

9. Sahabat-sahabat Peneliti semejak kuliah, Tika dan Hana, yang menemani dan

membantu Peneliti dari awal penyusunan skripsi. Selanjutnya Ani, Icha,

Cindia, Siska, Ajeng, kiki, terima kasih untuk segala rasa sayang.

10. Teman-teman angkatan 2009, khususnya kelas A yang sangat kompak dan

penuh cerita. Kemudian untuk teman-teman seperjuangan dalam mengerjakan

skripsi, Nuris, Femi, Dikjaya, Satrio, Zakiyyah, Ami dan Lia terima kasih

untuk kerjasamana dan semangatnya dalam setiap momen menunggu Ibu.

11. Seluruh Responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang

Peneliti berikan. Tanpa anda semua, skripsi ini tidak akan ada.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu Persatu, terima kasih

untuk segala dukungan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya Peneliti memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan,

bimbingan dari semua pihak di balas dengan sebaik-baiknya balasan. Amin. Selain

itu mengingat kekurangan dan keterbatasan Peneliti, maka segala kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diharapkan Peneliti sebagai bahan penyempurnaan.

Jakarta, 30 April 2015

Peneliti

Page 10: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……..……………………………………………..…… i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….………………………………………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ……….………………………………………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……..…………………………………….. v

ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi

ABSTRACT ………………………………..…………………………………. vii

KATA PENGANTAR ………………….……………………………………. viii

DAFTAR ISI ……………………………….………………………………… x

DAFTAR TABEL ………………………….………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR ..……………………….……………………….............. xiv

DAFTAR LAMPIRAN …………………….………………………………… xv

BAB 1. PENDAHULUAN ……………….………………………………….. 1-15

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………….……………… 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………… 10

1.2.1. Pembatasan masalah ………………….……………… 10

1.2.2. Perumusan masalah …………………..………………. 11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………..………………. 13

1.3.1. Tujuan Penelitian …………………….………………. 13

1.3.2. Manfaat Penelitian ……………………………………. 13

1.4. Sistematika Penulisan ………………………….……………… 14

BAB 2. LANDASAN TEORI ………………………………….………….…. 16-35

2.1. Marital Conflict ……………………………………………..… 16

2.1.1. Definisi marital Conflict ………..……………................ 16

2.1.2. Dimensi marital conflict……………………………….. 17

2.1.3 Pengukuran marital conflict ………………..…………. 18

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi marital

conflict …………………………………………..……. 19

2.2. Komunikasi Interpersonal……….…………………………..….. 22

2.2.1. Definisi komunikasi interpersonal ……..…..……..…… 22

2.2.2. Dimensi komunikasi interpersonal …..…….……..…… 24

2.2.3. Pengukuran komunikasi interpersonal ……….……….. 25

2.3. Locus of Control …..………………………………………….. 26

2.3.1. Definisi locus of control …..…………….…………… 26

2.3.2. Dimensi locus of control …..……………………..…… 27

2.3.3. Pengukuran locus of control ……….………………… 28

2.4. Commuter Marriage …………………………….……………. 28

Page 11: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

xi

2.4.1. Definisi commuter marriage ..………………………… 28

2.5. Kerangka Berpikir …………………………………………….. 29

2.6. Hipotesis Penelitian ...…………………………………………. 34

2.6.1 Hipotesis Mayor ...………………………………….…. 34

2.6.2 Hipotesis Minor ...……………………………..………. 34

BAB 3. METODE PENELITIAN ………………………………………...… 36-64

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian …………...…………..……….. 36

3.2. Variabel Penelitian ………….…………………………..……… 36

3.3. Definisi Operasional Variabel …………………..……………... 37

3.4. Instrumen Pengumpulan Data……………………..…………… 38

3.5. Uji Validitas ……………...…………………...………………… 44

3.5.1. Uji validitas dan reabilitas instrument ………..………. 44

3.5.2. Uji validitas konstruk marital conflict …………….….. 44

3.5.3. Uji validitas konstruk komunikasi interpersonal…….… 50

3.5.4. Uji validitas konstruk locus of control ……………..…. 57

3.6. Metode Analisis.. ……………………………………………….. 60

3.7. Prosedur Penelitian ………………………………..…………… 63

BAB 4. HASIL PENELITIAN ……………………….……………………… 65-81

4.1. Gambaran Subjek Penelitian …………….…………………….. 65

4.1.1. Deskripsi subjek berdasarkan usia pernikahan dan

jumlah anak …….… ………………………………….. 65

4.2. Deskripsi Statistik Masing-masing Variabel Penelitian ……..… 66

4.2.1 kategorisasi skor variabel penelitian ………………...… 67

4.2.2 kategorisasi tingkat marital conflict ……………..……. 68

4.2.3 kategorisasi tingkat komunikasi interpersonal ……..…. 68

4.2.4 kategorisasi tingkat locus of control ………………..…. 70

4.3. Uji Hipotesis ………………………………..………………… 71

4.3.1. Analisis regresi variabel penelitian ..………………… 71

4.3.2. Pengujian proporsi varian setiap independen

variabel ………………………………………….…… 78

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ……..………………..… 82-88

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 82

5.2. Diskusi …...……………………………………………………. 83

5.3. Saran ………………………………………..………………… 87

5.3.1. Saran teoritis ………………………………………….. 87

5.3.2. Saran praktis ………………………………………….. 87

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….……………… 89

Page 12: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

xii

LAMPIRAN …………………………………………………...……………… 93

Page 13: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Model Likert ………………………………...…. 40

Tabel 3.2 Blue Print Skoring Marital Conflict……………..…………. 41

Tabel 3.3 Blue Print Skala Komuniasi Interpersonal ……………….. 42

Tabel 3.4 Blue Print Skala Locus of Control………………………….. 43

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Marital Conflict (Negotiation) ………. 45

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Marital Conflict

(Psychologycal Aggression)………………………………… 46

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Marital Conflict (Physical Assault)…… 47

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Marital Conflict (Sexual Coercion)….... 49

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Marital Conflict (Injury) …………….. 50

Tabel 3.10 Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (self-concept)……. 51

Tabel 3.11 Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (ability)………..... 52

Tabel 3.12 Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (self-expression)… 54

Tabel 3.13 Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (emotion)……...… 55

Tabel 3.14 Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (self-disclosure)… 56

Tabel 3.15 Muatan Faktor Locus of Control (internal)……………….… 58

Tabel 3.16 Muatan Faktor Locus of Control (external)……………….… 59

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia Pernikahan dan

jumlah anak .… …………………………………………… 65

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian …………………….. 66

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel………………………………….......... 67

Tabel 4.4 Kategorisasi Marital Conflict………………………............. 68

Tabel 4.5 Kategorisasi Komunikasi interpersonal …………………… 68

Tabel 4.6 Kategorisasi Locus of Control ………….…………………. 70

Tabel 4.7 Tabel R-Square………………………………………..……. 71

Tabel 4.8 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV …..………... 72

Tabel 4.9 Koefisien Regresi ………………………….……………….. 73

Tabel 4.10 Kontribusi Varians IV terhadap DV ……….………………. 79

Page 14: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berpikir ………………...………………. 33

Page 15: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Alat Ukur Penelitian

LAMPIRAN 2 Syntax dan Path Diagram Marital Conflict

LAMPIRAN 3 Syntax dan Path Diagram Komunikasi Interpersonal

LAMPIRAN 4 Syntax dan Path Diagram Locus of Control

LAMPIRAN 5 Output Regresi Komunikasi Interpersonal dan Locus of

Control Terhadap Marital Conflict Pada Pasangan yang

Menjalani Commuter Marriage

LAMPIRAN 6 Output Pengujian Proporsi Varians masing-masing Variabel

Independen.

Page 16: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Commuter Marriage adalah pernikahan antara pasangan yang hidup terpisah,

biasanya dikarenakan lokasi pekerjaan mereka dan keadaan rutin untuk tinggal

bersama seperti di akhir pekan. Commuter marriage merupakan bentuk hubungan

yang mamiliki hubungan jarak jauh antara pasangan. Lebih dari 3,5 juta pasangan di

amerika serikat yang menjalani commuter marriage semakin meningkat dua kali lipat

sejak tahun 1990. Orang-orang yang menjalani commuter marriage dalam hal

ekonomi biasanya tercukupi. commuter dianggap sementara sampai kedua pasangan

mencapai tujuan karir yang memungkinkan mereka untuk dapat tinggal bersama

(Farris, dalam Anderson, 2003).

Menurut Gerstel dan Gross; Orton dan Crossman (dalam Anderson, 2003),

Commuter marriage merupakan keadaan perkawinan yang terbentuk secara sukarela

dimana pasangan yang sama-sama bekerja mempertahankan dua tempat tinggal yang

berbeda lokasi geografisnya dan pasangan tersebut terpisah paling tidak tiga malam

per minggu selama minimal tiga bulan.Menurut Gerstel dan Gross (dalam Anderson,

2003), ada beberapa karakteristik yang membedakan pasangan commuter marriage

dengan pasangan pada pernikahan umumnya antara lain lama pasangan tinggal di

Page 17: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

2

rumah yang berbeda bervariasi minimal 1 minggu – 3 bulan, jarak yang memisahkan

pasangan tersebut antara 40-2.700 mil, jarak yang berariasi dari rumah utama

kebanyakan pasangan tersebut menghabiskan waktu mereka di rumah yang berbeda

(salah satu pasangan lain di tempat (rumah) lain, pasangan biasanya melakukan reuni

(pertemuan) dengan variasi periode waktu yang berbeda-beda beberapa diantaranya

melakukan pertemuan pada akhir pekan..

Ada banyak alasan pasangan perkawinan untuk menjalani commuter

marriage. Alasan yang paling umum adalah untuk mempertahankan pekerjaan atau

karir. Seperti yang dikatakan Anderson (2003), beberapa faktor yang mempengaruhi

commuter marriage adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja wanita, meningkatnya

jumlah pasangan yang sama-sama bekerja dan meningkatnya jumlah wanita yang

mencari karir dengan training khusus. Faktor lain yang juga mempengaruhi

commuter marriage adalah pekerjaan yang menuntut orang untuk berpindah-pindah

sehingga banyak pasangan yang harus berpisah untuk sementara waktu. Pasangan

menjalani commuter marriage karena masing-masing memiliki pekerjaan di lokasi

geografis yang terpisah jauh sehingga pasangan tersebut tidak dapat berada ditempat

tinggal yang sama. Dengan menjalani commuter marriage masing-masing pasangan

tetap menjalani pekerjaan mereka, sambil mempertahankan hubungan pernikahan.

Perpisahan secara fisik antara suami dengan istri merupakan hal yang berat

karena mereka harus saling berjauhan dan tidak dapat bertemu setiap saat

(Purnamasari, 2008). Hal tersebut biasa disebut dengan perkawinan jarak jauh atau

Page 18: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

3

lebih dikenal dengan commuter marriage. Di Amerika Serikat perkawinan commuter

marriage semacam ini telah banyak terjadi. Pada tahun 2005 jumlahnya meningkat

30% menjadi 3.6 juta pasangan, padahal di tahun 2000 jumlahnya masih 2.7 juta

(Time, 2007). Johnson (dalam Anderson, 2003) memperkirakan bahwa 700.000

sampai 1 juta pasangan di Amerika menjalani gaya hidup commuting. Berdasarkan

data yang di peroleh bahwa pada tahun 1995 sebanyak 61% pasangan yang menikah

keduanya bekerja, tetapi berbeda pada tahun 1990 sebanyak 53.5%, tahun 1980

sebanyak 46.3%, dan tahun 1970 sebanyak 38.1% menurut U.S. Bureau of the

Cencus (dalam Anderson, 2003).

Pada pasangan commuter marriage terdapat beberapa masalah yaitu seperti

kelelahan terhadap peran, pekerjaan yang mengganggu waktu untuk bersama, durasi

perpisahan, kurangnya kebersamaan, kurangnya kekuatan ego dan penurunan

kompetensi sebagai profesional (Scott, 2002) . Anogara (dalam Dewi & Basti, 2008)

menyatakan bahwa conflict selalu ada di tempat kehidupan bersama, bahkan dalam

hubungan yang sempurna sekalipun conflict tidak dapat dielakkan dan conflict

semakin meningkat dalam hubungan yang serius. Menurut Brigham (dalam Dewi &

Basti, 2008) Setiap saat dimana terdapat dua orang atau dua kelompok yang akan

mengambil keputusan mempunyai potensi untuk menimbulkan suatu conflict. Sumber

conflict dapat berasal dari kontak interaksi ketika dua pihak bersaing atau salah satu

pihak mencoba untuk mengeksploitasi pihak lain.

Page 19: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

4

Perkawinan tidak akan terelakan dari konflik-konflik. Tidak mungkin dua

orang yang hidup bersama dari tahun ke tahun tanpa pertengkaran kecuali kalau salah

satu dari kedua pasangan memutuskan bahwa adalah paling baik untuk tidak

melakukan konfrontasi. Namun demikian, pada dasarnya dalam situasi tersebut masih

tercangkup masalah conflict yang ditekan dan memberikan pengaruh sedikit mungkin

dalam relasi kedua pasangan. Perkawinan mengembangkan satu conflict. Setiap

individu yang terlibat dalam perkawinan pasti memiliki perbdaan persepsi dan

harapan-harapan. Dengan demikian, setiap perkawinan menyertakan kondisi

disharmoni daripada hidup berbahagia tanpa conflict dari hari ke hari (Sadarjoen,

2006).

Dalam hubungan interpersonal, conflict terjadi karena adanya ketidakcocokan

perilaku atau tujuan. Ketidakcocokan terungkap ketika seseorang secara terbuka

menantang tindakan atau pernyataan orang lain. Thomas (dalam Lestari, 2012)

mendefinisikan conflict sebagai proses yang bermula saat salah satu pihak

menganggap pihak lain menggagalkan atau berupaya menggagalkan kepentingannya.

Adapun McCollum (dalam Lestari, 2012) mendefinisikan conflict sebagai perilaku

seseorang dalam rangka beroposisi dengan pikiran, perasaan dan tindakan orang lain.

Dengan demikian, secara garis besar conflict dapat didefinisikan sebagai peristiwa

sosial yang mencangkup penentangan (oposisi) atau ketidaksetujuan. Situasi conflict

dapat diketahui berdasarkan munculnya anggapan tentang ketidakcocokan tujuan dan

Page 20: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

5

upaya untuk mengontrol pilihan satu sama lain, yang membangkitkan perasaan dan

perilaku untuk saling menentang.

Perselisihan, pertentangan dan conflict dalam suatu rumah tangga merupakan

sesuatu yang terkadang tidak bisa dihindari, tetapi harus dihadapi. Hal ini karena

dalam suatu pernikahan terdapat penyatuan dua pribadi yang unik dengan membawa

sistem keyakinan masing-masing berdasarkan latar belakang budaya serta

pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan yang ada tersebut perlu disesuaikan satu

sama lain untuk membentuk sistem keyakinan baru bagi keluarga mereka. Proses

inilah yang seringkali menimbulkan ketegangan, ditambah lagi dengan sejumlah

perubahan yang harus di hadapi, misalnya perubahan kondisi hidup, perubahan

kebiasaan atau perubahan kegiatan sosial (Dewi & Basti, 2008).

McGonagle, dkk (dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan bahwa pada

pasangan yang sudah menikah, conflict merupakan keadaan yang sudah biasa terjadi.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hill dan Peplam (dalam

Hojati, 2014) yang menyimpulkan bahwa conflict akan senantiasa terjadi dalam

kehidupan pernikahan (marriage). Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil penelitiannya

dimana marital conflict di pandang sebagai memproduksi tingkat negatif yang sangat

memengaruhi komunikasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gurin, dkk (dalam Dewi & Basti, 2008)

diperoleh bahwa conflict akan senantiasa terjadi dalam kehidupan pernikahan. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil penelitiannya dimana 45% orang yang sudah menikah

Page 21: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

6

mengatakan bahwa dalam kehidupan bersama akan selalu muncul berbagai masalah,

dan 32% pasangan yang menilai pernikahan mereka sangat membahagiakan

melaporkan bahwa mereka juga pernah mengalami pertentangan dan conflict dalam

pernikahan.

Menurut Peplau dan Perlman (dalam Purnamasari, 2008), dampak dari

keterpisahan fisik tersebut adalah merasa kesepian, pasangan suami-istri tidak dapat

mencurahkan isi hati, tidak dapat bermesraan, kerinduan untuk melakukan kegiatan

keseharian bersama pasangan, dan berkurangnya frekuensi hubungan seksual. Jika

pasangan suami-istri tersebut telah mempunyai anak, maka istri harus memenuhi

kebutuhan anak-anaknya atau jika sakit, istri harus menyelesaikan sendiri tanpa

bantuan suami. Anak bisa kehilangan figur ayah, dan istri merasa berat untuk

memerankan dua figur secara bersamaan. Dalam commuter marriage kurangnya

kehadiran pasangan dan terhambatnya kontak nonverbal juga dapat mempengaruhi

keintiman pasangan (Scoot, 2002).

Terdapat beberapa pendapat yang menyebutkan mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi marital conflict pada commuter marriage. Samani (dalam Askari,

2008) menyebutkan faktor psikologis yang mempengaruhi marital conflict, antara

lain kepribadian, cinta, komitmen dengan latar belakang. Sedangkan Faulkner (2005)

menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi marital conflict pada commuter

marriage antara lain yaitu usia, ras, pendapatan, pendidikan, usia menikah dan

Page 22: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

7

religiusitas. Dari faktor-faktor yang disebutkan diatas yang sangat mempengaruhi

marital conflict pada commuter marriage adalah komunikasi.

Tidak lancarnya komunikasi kedua belah pihak membuat proses mengenal

pribadi masing-masing secara utuh menjadi berkurang. Sehingga begitu menjalin

pernikahan banyak perbedaan yang sulit dihadapi. Komunikasi adalah hal yang

terpenting dalam membina rumah tangga. Menurut Bienvenu (1969), komunikasi

interpersonal dikatakan baik dikarenakan adanya konsep diri yang dapat

mempengaruhi komunikasi tersebut, kemudian adanya kemampuan untuk

mendengarkan isi dari komunikasi tersebut, juga mampu mengekspresikan pikiran

dan dapat mengatasi emosi terutama kemarahan dan yang terpenting adalah adanya

keinginan untuk berkomunikasi dengan baik.

Menurut Millard J. Bienvenu (1969) ada lima komponen komunikasi

interpersonal, yaitu mengkonsepkan diri dan membentuk komunikasi dua arah untuk

menciptakan komunikasi yang baik (self-concept). Lalu pasangan harus saling

menjadi pendengar yang baik (ability). Kemudian pasangan dapat mengatur perasaan

emosinya (emotion), terutama dalam mengekspresikan kemarahan dan konstruktif

(self-expression). Dan terakhir adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada orang

lain secara bebas dan terus terang dengan tujuan untuk menjaga hubungan

interpersonal (self-disclosure).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hojati (2014), komunikasi memiliki

peranan penting dalam meminimalkan marital conflict di karenakan komunikasi

Page 23: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

8

merupakan sarana utama untuk berhubungan dengan pasangan dan mengelola satu

sama lain. Oleh karena itu peneliti menggunakan komunikasi interpersonal untuk

melihat seberapa pengaruhnya terhadap marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage.

Faktor penting lain yang mempengaruhi marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage adalah locus of control. Locus of control merupakan

cara pandang individu dalam menanamkan keyakinan dirinya terhadap usaha yang

dilakukannya untuk menghadapi marital conflict. Individu yang berhasil dalam

menghadapi marital conflict akan cenderung menanamkan keyakinan dalam dirinya

bahwa untuk menghadapi marital conflict diperlukan usaha sendiri. Artinya, jika

pasangan ingin berhasil dan sukses dalam menghadapi marital conflict maka hal itu

akan terjadi karena usahanya sendiri, bukan karena nasib, keberuntungan ataupun

orang lain.

Secara umum locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi

individu mengenai tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian dalam hidupnya

(Larsen & Buss, 2008). Locus of control meliputi locus of control internal dan locus

of control eksternal. Penelitian Camp dan Ganong (1997) menemukan bahwa locus

of control berpengaruh signifikan terhadap marital conflict . Misalnya pasangan

dengan locus of control internal, ketika dihadapkan pada marital conflict, maka akan

melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang langkah-langkah

pemecahannya serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan.

Page 24: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

9

Selain itu, terdapat pula beberapa penelitian faktor demografis seperti usia

pernikahan, jumlah anak, pendidikan, usia juga berkaitan dengan marital conflict.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan menguji dua faktor saja yaitu usia

pernikahan dan jumlah anak. Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Papalia, Old dan Feldman (2009) bahwa ada 130 istri Amerika Serikat yang telah

mengalami perceraian rata-rata pada usia penikahan 8 tahun yang menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang besar dan ini menjadi alasan atas kegagalan pernikahan

mereka. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Popenoe dan Whitehead (dalam

Papalia & Olds, 2009) menyatakan bahwa pendidikan yang lebih tinggi dan usia

pernikahan pertama saling berhubungan dengan marital conflict.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa

orang dewasa memang mempunyai banyak alas an untuk tidak mempunyai anak,

salah satu alas an penting adalah pengembangan karier, yang mereka akan duga

terganggu oleh anak-anak ketidaksediaan untuk membangun hidup bahagia yang

mereka bangun dalam pernikahannya akan terhalang oleh anak-anak atau ketakutan

pendapatan mereka tidak akan pernah cukup untuk berbagi kesenangan dengan anak-

anak mereka.

Maka diketahui dari beberapa penelitian mengenai marital conflict pada pasangan

yang menjalani commuter marriage terdapat bermacam-macam faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya hal tersebut. Dan peneliti sangat tertarik untuk

meneliti dua faktor utama (komunikasi interpersonal dan locus of control) yang

Page 25: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

10

mempengaruhi marital conflict pada commuter marriage. Selain itu untuk tambahan

akan diteliti pula mengenai pengaruh usia pernikahan dan jumlah anak. Dengan

demikian penelitian ini diberi judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan

Locus Of Control Terhadap Marital Conflict Pada Pasangan yang Menjalani

Commuter Marriage”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar permasalahan penelitian tidak meluas, maka masalah

dalam penelitian ini di batasi pada pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Locus Of

Control Terhadap Marital Conflict Pada Pasangan yang Menjalani Commuter

Marriage. Adapun konsep variable yang menjadi objek penelitian yaitu sebagai

berikut :

1. Marital conflict yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada terjadinya

pertentangan pada pasangan suami istri yang dilihat dari konflik yang berkaitan

dengan rendahnya negotiation (negosiasi), adanya psychological aggression

(kekerasan psikologis), phsyical assault (kekerasan fisik), sexual coercion

(pemaksaan hubungan seksual), dan injury (luka atau akibat dari konflik).

2. Komunikasi interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini mencangkup

kemampuan pasangan untuk mempunyai konsep dalam komunikasi,

mengkonsepkan diri dan membentuk komunikasi dua arah untuk menciptakan

komunikasi yang baik (self-concept). Lalu pasangan harus saling menjadi

Page 26: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

11

pendengar yang baik (ability). Kemudian pasangan dapat mengatur perasaan

emosinya (emotion), terutama dalam mengekspresikan kemarahan dan konstruktif

(self-expression). Dan terakhir adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada

orang lain secara bebas dan terus terang dengan tujuan untuk menjaga hubungan

interpersonal (self-disclosure).

3. Locus of control merupakan persepsi atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat

dalam hidup seseorang apakah sebagai hasil dari dirinya sendiri atau karena

bantuan dari sumber-sumber di luar dirinya, seperti keberuntungan takdir atau

bantuan orang lain.

4. Commuter marriage merupakan pasangan suami istri yang telah berkomitmen

untuk tetap menjalani karir sambil mempertahankan perkawinannya, dan memilih

untuk berpisah tempat tinggal yang merupakan konsekuensi agar mereka dapat

menjalani karirnya (Rhodes, 2002).

5. Penelitian ini dilakukan pada orang yang sudah menikah dan menjalani commuter

marriage.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal dan locus of

control terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter

marriage?

Page 27: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

12

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal terhadap marital

conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan locus of control terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-concept terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan ability terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-expression terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan emotion terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-disclosure terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan locus of control internal terhadap marital

conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

10. Apakah ada pengaruh yang signifikan locus of control eksternal terhadap marital

conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

11. Apakah ada pengaruh yang signifikan variabel demografi usia pernikahan

terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

Page 28: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

13

12. Apakah ada pengaruh yang signifikan variabel demografi jumlah anak terhadap

marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh komunikasi interpersonal dan locus of control terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu :

a. Manfaat Teoritis

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi berkembangnya

ilmu pengetahuan khususnya dibidang Ilmu Psikologi Sosial, psikologi

kepribadian dan Ilmu Psikologi Keluarga.

- Hasil penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal yang memotivasi

peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

b. Manfaat Praktis

- Sebagai masukan bagi para calon pasangan suami-istri yang akan menjalani

perkawinan jarak jauh atau commuter marriage dan pasangan suami-istri

yang melakukan perkawinan jarak jauh.

Page 29: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

14

- Hasil peneitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan

serta masukan, khususnya bagi penulis dan masyarakat mengenai pengaruh

komunikasi interpersonal dan locus of control terhadap marital conflict pada

pasangan yang mengalami commuter marriage, yang mungkin dapat di

aplikasikan ke dalam kehidupan dan permasalahan pasangan sehari-hari.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang isi dan materi yang di bahas

dalam penelitian ini, maka penulis menyusunnya dalam beberapa bab dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan

Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : Kajian Teori

Teori-teori yang menjelaskan mengenai permasalahan yang akan di teliti, kerangka

berikir, dan hipotesa penelitian.

BAB 3 : Metodologi Penelitian

Jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, pengambilan sample

meliputi; Populasi dan subyek. Teknik pengambilan subyek. Pengumpulan data

meliputi : metode dan instrument serta teknik analisa data.

BAB 4 : Hasil Penelitian

Page 30: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

15

Dalam bab ini meliputi karakteristik sampel, korelasi antar IV, uji hipotesis

penelitian.

BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Pada bab ini, penelitiakan merangkum keseluruhan isi penelitian dan menyimpulkan

hasil penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi data yang

telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Dalam bab ini juga akan di muat diskusi dan

saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 31: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Marital Conflict

2.1.1 Definisi Marital Conflict

Secara umum Degenova (2008) mengatakan bahwa conflict merupakan hal

yang normal terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu

setuju pada suatu keputusan yang dibuat. Conflict mencerminkan adanya suatu

ketidakcocokan (incompatibility), baik ketidakcocokan karena berlawanan maupun

karena perbedaan (Lestari, 2012).

Conflict adalah bagian dari hubungan suami-istri dan kehidupan perkawinan

semua orang, untuk prosperies perasaan pasangan harus belajar untuk menyelesaian

masalah mereka. Jika tidak ada tindakan, maka sangat memungkinan akan membawa

mereka (suami-istri) untuk berpisah (Hojati, 2014).

Finchman (1999) mendefenisikan marital conflict sebagai keadaan suami-istri

yang sedang menghadapi masalah dalam pernikahannya dan hal tersebut tampak

dalam perilaku mereka yang cenderung kurang harmonis ketika sedang menghadapi

conflict. Straus (1996) mengatakan bahwa konflik tidak dapat dihindari dan terkadang

diperlukan untuk membawa perubahan positif, tetapi intensitas konflik yang tinggi

dengan sikap permusuhan didalamnya, dapat memberikan pengaruh yang buruk pada

pihak-pihak yang terlibat.

Page 32: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

17

Menurut Sadarjoen (2005) marital conflict adalah conflict yang melibatkan

pasangan suami istri dimana konflik memberikan efek atau pengaruh yang signifikan

terhadap relasi kedua pasangan. Lebih lanjut Sadarjoen (2005) menyatakan bahwa

conflict tersebut muncul karena adanya persepsi-persepsi dan harapan-harapan yang

berbeda serta ditunjang oleh keberadaan latar belakang, kebutuhan-kebutuhan dan

nilai-nilai yang mereka anut sebelum memutuskan untuk menjalin ikatan pernikahan.

Jadi marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage

adalah perselisihan, pertentangan yang memberikan pengaruh yang buruk antara

suami istri dalam pernikahannya.

2.1.2 Dimensi Marital Conflict

Menurut Straus (1996), terdapat lima dimensi conflict pada pasangan, antara

lain :

1. Negotiation

Negosiasi merupakan tindakan yang diambil untuk menyelesaian

ketidaksetujuaan melalui diskusi.

2. Psychological Aggression

Psychological Aggression merupakan tindakan agresif nonverbal.

3. Physical Assault

Physical Assault merupakan tindakan kekerasan fisik. Istilah kekerasan disini

adalah untuk serangan fisik oleh pasangan.

Page 33: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

18

4. Sexual Coercion

Sexual Coercion merupakan perilaku memaksa pasangannya untuk terlibat dalam

aktivitas seksual yang tidak diinginkan. Pemaksaan yang dimaksud mencangkup

tindakkan koersif, dari desakan lisan untuk kekuatan fisik.

5. Injury

Injury (cedera fisik) merupakan kerusakan jaringan, kebutuhan untuk perhatian

medis atau sakit yang berlanjutan (lebih dari sehari) yang dilakukan oleh

pasangan.

2.1.3 Pengukuran Marital Conflict

Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai marital conflict

pada umumnya menggunakan Inventory Marital Conflict (IMC) (Hojati, 2014),

Marital Justice Scale (MJS) yang dikemukakan oleh Colquitt (dalam Fatehizadea,

Ahmadia, Ghasemia, 2013), The Conflict and Problem-Solving Scale (CPS) yang

(Coln , Jordan & Sterett, 2013), Marital Conflict Parent Report (Braiker & Kelley

,1979), Conflict Tactic Scale (Straus dkk, 1996) dan Marital Conflict Questioner

(MCQ) yang dikemukakan oleh Zaker (dalam Fatehizadea, Ahmadia & Ghasemia,

2013).

Conflict Tactics Scale Revision (CTS2) yang disusun oleh Straus dkk (1996)

merupakan revisi dari CTS oleh Straus (1990). Skala ini mengukur langkah-langkah

sejauh mana pasangan dalam berhubungan, kohabitasi atau hubungan suami-istri

Page 34: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

19

yang terlibat dalam serangan psikologis dan fisik satu sama lain. Skala ini terdiri dari

78 item yang terbagi menjadi lima dimensi.

Dari beberapa alat ukur diatas, Peneliti menggunakan alat ukur baku yang

dibuat oleh Straus (1996) yaitu Conflict Tactics Scale (CTS2). Pada skala ini

berjumlah 78 item lalu dimodifikasi oleh peneliti menjadi 39 item yang meliputi lima

sub-skala, dikarenakan item yang lain di tujukan untuk mengukur kedua pasangan

dan dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan item untuk salah satu dari

pasangan.

2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Marital Conflict

Menurut Samani (dalam Askari, 2012) ada beberapa faktor penting dari marital

conflict, antara lain :

1. Kepribadian merupakan seseorang akan sangat menentukan bagaimana seseorang

bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk juga tingkah di dalam

pekerjaan.

2. Cinta dan kasih sayang merupakan perasaan khusus yang menyangkut

kesenangan menyangkut obyek.

3. Komunikasi merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau pikiran, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

4. Komitmen merupakan suatu keinginan atau kelekatan terhadap pasangannya dan

disertai perasaan kesetiaan, pencurahan, perhatian dan pengabdian.

Page 35: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

20

5. Latar belakang keluarga dari masing-masing pasangan seperti kelas sosio-

ekonomi, agama, pendidikan, suku, ras, kepribadian keluarga, dll.

Degenova (2008) menyatakan bahwa conflict bisa muncul karena empat sumber.

Sumber-sumber konflik tersebut terdiri dari:

1. Sumber pribadi

Konflik pribadi yang berasal dari dorongan dalam diri individu, naluri (instinct)

dan nilai-nilai yang berpengaruh dan saling berlawanan satu sama lain. Adanya

ketakutan irasional dan kecemasan neurotic yang terjadi pada individu seperti

terlalu posesif menjadi sumber dasar dari perselisihan suami istri. Penyakit

emosional lainnya seperti depresi juga bisa menjadi sumber perselisihan.

Penyebab konflik utama individu melibatkan jauh di dalam jiwa individu tersebut,

apalagi kecemasan yang berasal dari pengalaman pada masa kanak-kanak.

2. Sumber fisik

Kelelahan fisik adalah salah satu sumber lainnya. Kelelahan dapat menyebabkan

individu cepat marah, tidak sabar, sedikitnya toleransi dan frustasi. Hal ini

menyebabkan seseorang dapat berkata atau melakukan sesuatu yang tidak ingin

dilakukannya. Kelaparan, beban kerja berlebih, gula darah yang menurun dan

sakit kepala juga merupakan beberapa sumber lainnya yang dapat menyebabkan

konflik dalam pernikahan.

3. Sumber hubungan interpersonal

Page 36: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

21

Konflik ini terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Orang-orang yang tidak

bahagia dalam pernikahannya lebih sering mengeluh tentang perasaan diabaikan,

kekurangan cinta, kasih sayang, kepuasan seksual dan lainnya daripada orang-

orang yang bahagia dalam pernikahannya. Individu merasa bahwa pasangan

mereka terlalu membesar-besarkan masalah dan menganggap kecil usaha yang

dilakukan serta menuduh mereka akan sesuatu. Kesulitan menyelesaikan

perbedaan dan kekurangan komunikasi juga menyebabkan pernikahan tersebut

menjadi penuh konflik dan tidak bahagia.

4. Sumber lingkungan

Konflik ini meliputi kondisi tempat tinggal, tekanan sosial pada anggota keluarga,

ketegangan budaya diantara keluarga dengan kelompok minoritas seperti

diskriminasi dan kejadian yang tidak diharapkan yang dapat mengganggu fungsi

keluarga. Sumber stress utama bagi keluarga adalah saat wanita yang memikul

tanggung jawab sebagai kepala keluarga, merawat anggota keluarga yang

mengalami penyakit kronik. Hal ini dapat menyebabkan stress dan kesejahteraan

dirinya menjadi berkurang dan pada akhirnya menimbulkan konflik dalam

hidupnya.

Menurut Faulkner (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi marital conflict,

adalah kesejateraan, strategi marital conflict, umur, ras, pendapatan, pendidikan, usia

pernikahan, religiusitas.selain itu menurut Feldman (2011) anak dan jarak pasangan

menjadi salah satu faktor terjadinya marital conflict. Sadarjoen (2005) menyatakan

Page 37: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

22

bahwa conflik tersebut muncul karena adanya persepsi-persepsi dan harapan-harapan

yang berbeda serta ditunjang oleh keberadaan latar belakang, kebutuhan-kebutuhan

dan nilai-nilai yang mereka anut sebelum memutuskan untuk menjalin ikatan

pernikahan.

Menurut David H. Olson dan Amy K. Olson (2000) terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi marital conflict (dalam Lestari, 2012), antara lain : komunikasi,

fleksibilitas, kedekatan, kecocokan kepribadian, resolusi konflik, relasi seksual,

kegiatan diwaktu luang, keluarga dan teman, pengelolaan keuangan dan keyakinan

spiritual (religiusitas). Diantara 10 faktor tersebut, lima faktor yang lebih

mempengaruhi adalah :

1. Komunikasi

2. Fleksibilitas

3. KedekatanKepribadian

4. Resolusi konflik

Dari beberapa faktor marital conflict diatas, peneliti akan mengukur faktor

komunikasi interpersonal dan locus of control serta variabel demografi (usia

pernikahan dan jumlah anak).

2.2 Komunikasi Interpersonal

2.2.1 Definisi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

sejak lahir. Manusia telah melakukan komunikasi yang sangat sederhana, seiring

Page 38: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

23

dengan perkembangan individu komunikasi pun menjadi lebih sempurna sehingga

terjadi suatu proses antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Komunikasi antar

pribadi pada umumnya dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong dari

komunikan.

Menurut Bienvenu (1969), komunikasi interpersonal dikatakan baik

dikarenakan adanya konsep diri yang dapat mempengaruhi komunikasi tersebut,

kemudian adanya kemampuan untuk mendengarkan isi dari komunikasi tersebut, juga

mampu mengekspresikan pikiran dan dapat mengatasi emosi terutama kemarahan,

yang terpenting adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan baik.

Menurut Devito (1997), komunikasi interpersonal meliputi apa yang terjadi

antara anak dengan orang tua, dua orang atau bersaudara, antara seorang guru dan

murid, dua orang yang saling mencinta, antara dua teman dan sebagainya.

Komunikasi yang terjadi antara dua orang (dyadic) sudah pasti merupakan

komunikasi interpersonal. Dengan kata lain komunikasi interpersonal dapat

didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua orang melalui jalur-

jalur yang memungkinkan adanya umpan balik secara langsung dan dilakukan secara

tatap muka dengan tujuan untuk memelihara hubungan.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal

merupakan kemampuan seseorang untuk mempunyai konsep dalam berkomunikasi,

kemampuan mendengarkan, kemampuan mengekspresikan ide-ide, kemampuan

Page 39: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

24

mengekspresikan pikiran dan mengatasi emosi serta berterus-terang untuk menjaga

hubungan interpersonal.

2.2.2 Dimensi Komunikasi Interpersonal

Menurut Bienvenu (1969) ada lima komponen komunikasi interpersonal,

yaitu :

1. Self-Concept

Sebuah konsep diri, faktor yang paling penting yang mempengaruhi komunikasi

dengan orang lain. Self-concept merupakan ide umum subjektif atau abstraksi

terbentuk dari set yang relatif stabil tentang persepsi seseorang melihat dirinya

(Adam&Fisher, 1994).

2. Ability

Kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, keterampilan yang mendapat

sedikit perhatian.

3. Self-Expression

Banyak orang yang merasa sulit untuk melakukan kemampuan untuk

mengekspresikan pikiran dan ide-ide yang orang lain sulit untuk dilakukan.

4. Emotion

Emosi yang dimaksud disini adalah perasaan marah dan individu dapat mengatasi

emosinya, dengan cara konstruktif (berusaha memperbaiki kemarahan).

Page 40: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

25

5. Self-Disclosure

Keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus terang.

dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal.

Dalam membangun komunikasi interpersonal individu harus mempunyai

konsep dalam komunikasi, yaitu bagaimana mengkonsepkan diri dan membentuk

komunikasi dua arah untuk menciptakan komunikasi yang baik. lalu harus menjadi

pendengar yang baik. Individu selanjutnya dapat mengatur perasaan emosinya,

terutama dalam mengekspresikan kemarahan dan konstruktif. Dan yang terakhir

adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus

terang dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal.

2.2.3 Pengukuran Komunikasi Interpersonal

Skala komunikasi interpersonal disusun berdasarkan 7 karakteristik

komunikasi interpersonal yang mengacu pada pendapat Devito (1995). Skala ini

terdiri dari 56 item.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur komunikasi interpersonal, Penulis

menggunakan alat ukur baku yang dibuat oleh Bienvenu (1976) dan penulis adaptasi

yaitu Interpersonal Communication Inventory (ICI). Pada skala ini berjumlah 40 item

namun peneliti memodifikasi skala ini sesuai dengan pernyataan yang meliputi lima

aspek yaitu self-concept, ability, skill experience, emotion dan self-disclosure.

Page 41: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

26

2.3 Locus Of Control

2.3.1 Definisi Locus Of Control

Konsep mengenai locus of control berasal dari teori konsep Julian Rotter atas

dasar teori belajar sosial (social learning theory). Menurutnya perilaku dan

kepribadian dalam individu dilihat dari reinforcement dari luar dan proses kognitif

dari (dalam Schultz & Schultz, 2005).

Rotter (dikutip Schultz & Schultz, 2005), menjelaskan locus of control

sebagai berikut :

“when people believe that their reinforcers are controlled by another people and

outside forces, it’s called locus of control”.

Pada saat individu yakin bahwa penguat (reinforcement) perilaku mereka

dikendalikan oleh orang lain atau kekuatan dari luar dirinya, maka hal ini di sebut

locus of control .

Menurut Greenhaus (dalam Larsen & Buss, 2008), menjelaskan konsep locus

of control sebagai:

“locus of control is a concept that decribes a person’s percptional of responsibility

for the events in his or her life”.

Locus of control adalah konsep yang menjelaskan persepsi individu mengenai

tanggung jawabnya atas kejadian-kejadian dalam hidupnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa locus of control

adalah bagaimana individu mempersepsikan reinforcement baik kegagalan atau

keberhasilan yang di raihnya apakah akibat faktor dari dalam (tingkah lakunya

Page 42: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

27

sendiri, usaha yang dilakukan sendiri) atau luar dirinya (keberuntungan, nasib atau

kesempatan).

2.3.2 Dimensi-dimensi Locus Of Control

Rotter (dalam Friedman & Schustack, 2006) menjelaskan locus of control

sebagai variabel stabil yang memiliki dua dimensi, yaitu :

1. Locus of control internal

keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang mereka

lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. Individu dengan

kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan individu bahwa

kejadian yang dialami merupakan akibat dari perilaku dan tidakannya sendiri,

memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat

mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil,

aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.

2. Locus of control eksternal

individu dengan locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa tindakan

mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan/kegagalan mereka dan sedikit

yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Individu dengan locus of control

eksternal meyakini bahwa kekuasaan orang lain, takdir dan kesempatan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi apa yang dialami, memiliki kendali

yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dipengaruhi oleh orang

lain, seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil,

Page 43: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

28

kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang

dihadapi.

2.3.4 Pengukuran Locus Of Control

Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai marital conflict

pada umumnya menggunakan MMLCS (Miller Marital Locus of Control Scale) yang

dikemukakan oleh Miller (1983) , MLC (Marital Locus of Control) yang

dikemukakan oleh Scott (1999), The Health Locus of Control Scale yang

dikemukakan oleh Harrison, Boyle dan Bruce (1981), Rotter’s Locus of Control

Scale (1988). Namun alat ukur diatas fokus kepada kesehatan dan untuk responden

anak-anak.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Locus of Control, Peneliti

menggunakan alat ukur yang dibuat berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan oleh

Rotter (1996) locus of control individu melalui dua dimensi yaitu locus of control

internal dan locus of control eksternal dimana skala ini berjumlah 40 item, namun

peneliti memodifikasi skala ini menjadi 34 item pernyataan.

2.4 Commuter Marriage

2.4.1 Definisi Commter Marriage

Menurut Gerstel dan Gross (dalam Anderson, 2003) menjelaskan bahwa

Commuter marriage adalah kesepakatan yang dilakukan dengan sukarela oleh

pasangan suami istri yang berada pada dua lokasi geografis yang berbeda dengan

pekerjaan masing-masing.

Page 44: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

29

Rhodes (2002) menyatakan bahwa dalam beberapa referensi, commuter

marriage didefinisikan sebagai:

1. pasangan yang melanjutkan karir dengan melibatkan pekerjaan yang

membutuhkan komitmen yang tinggi dan pelatihan khusus dengan tanggung

jawab yang besar (ini mencakup mahasiswa yang melanjutkan tingkat pendidikan

lanjutan).

2. pasangan memutuskan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan rumah tangga

pada lokasi yang terpisah secara geografis dengan tujuan untuk meningkatkan

karir pada pasangan tersebut.

Rhodes (2002) Commuter marriage merupakan pasangan suami istri yang telah

berkomitmen untuk tetap menjalani karir sambil mempertahankan perkawinannya,

dan memilih untuk berpisah tempat tinggal yang merupakan konsekuensi agar mereka

dapat menjalani karirnya

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa commuter marriage adalah

pasangan suami istri dengan atau tanpa anak yang tinggal terpisah secara geografis

karena adanya komitmen yang tinggi terhadap karir dan mempertahankan pernikahan,

jangka waktu berpisah kurang lebih 1 minggu.

2.5 Kerangka Berfikir

Pernikahan merupakan hubungan sakral yang terjadi pada suami istri.

Hubungan pernikahan tidak pernah statis, namun secara konstan berubah-ubah dan

semakin berkembang. Terkadang hubungan ini membuat frustasi, tidak memuaskan

Page 45: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

30

dan bermasalah karena pada dasarnya terdapat dua individu dari latar belakang dan

nilai yang berbeda disatukan dalam ikatan pernikahan (Degenova, 2008).

Kebahagiaan merupakan hal utama yang menjadi tujuan dan sangat

diharapkan dari sebuah perkawinan. Namun untuk mencapai suatu kebahagiaan

perkawinan bukanlah sesuatu hal yang mudah karena kebahagiaan perkawinan akan

tercapai apabila pasangan suami istri memiliki kualitas interaksi perkawinan yang

tinggi. Dalam suatu perkawinan terkadang apa yang diharapkan oleh masing-masing

individu tidak sesuai dengan kenyataannya setelah individu tersebut menjalani

bahtera rumah tangga. Perkawinan menuntut adanya perubahan gaya hidup, menuntut

adanya penyesuaian diri terhadap tuntutan peran dan tanggung jawab baru baik dari

suami maupun istri. Ketidakmampuan untuk melakukan tuntutan-tuntutan tersebut

tidak jarang menimbulkan pertentangan, perselisihan dan bahkan berakhir dengan

perceraian.

Marital conflict atau perselisihan, pertentangan dan konflik dalam suatu

rumah tangga merupakan sesuatu yang terkadang tidak bisa dihindari, tetapi harus

dihadapi. Hal ini karena dalam suatu perkawinan terdapat penyatuan dua pribadi yang

unik dengan membawa sistem keyakinan masing-masing berdasar latar belakang

budaya serta pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan yang ada tersebut perlu

disesuaikan satu sama lain untuk membentuk sistem keyakinan baru bagi keluarga

mereka. Proses inilah yang seringkali menimbulkan ketegangan, ditambah lagi

Page 46: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

31

dengan sejumlah perubahan yang harus mereka hadapi, misalnya perubahan kondisi

hidup, perubahan kebiasaan atau perubahan kegiatan sosial.

Bagi kebanyakan orang, hubungan perkawinan dipandang sebagai hubungan

yang sangat intim dan merupakan hubungan yang berlangsung lama bila

dibandingkan dengan semua hubungan dekat yang ada. Dari hasil penelitian tentang

perkawinan, kualitas perkawinan yang baik ditandai oleh komunikasi yang baik,

keintiman dan kedekatan, seksualitas, kejujuran dan kepercayaan yang kesemuanya

itu menjadi sangat penting untuk menjalin relasi perkawinan yang memuaskan (dalam

Sadarjoen, 2005).

Roehling dan Bultman (2002) menjelaskan bahwa pasangan yang tidak

tinggal bersama anak-anak dapat fokus pada karir, namun pasangan lain, biasanya

pasangan (istri atau suami) yang tinggal dengan anak merasakan peran sebagai orang

tua tunggal. Oleh sebab itu, kehidupan pasangan menjadi lebih kompleks dan

merasakan peran sebagai orang tua tunggal. Dalam commuter marriage kurangnya

kehadiran pasangan dan terhambatnya kontak nonverbal juga dapat mempengaruhi

keintiman pasangan (Scoot, 2002).

Untuk mengatasi pencegahan adanya marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage maka harus membangun hubungan komunikasi yang

baik, dan menurut Bienvenu (1969) untuk membangun komunikasi interpersonal

yang baik ialah adanya self-concept, ability, self- experience, emotion yang

konstruktif, self-disclosure.

Page 47: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

32

Hal lain yang penting dalam menghadapi marital conflict pada pasangan yang

mengalami commuter marriage adalah locus of control (LOC). locus of control

merupakan cara pandang individu dalam menanamkan keyakinan dirinya terhadap

usaha yang dilakukannya untuk menghadapi marital conflict. Individu yang berhasil

menghadapi marital conflict cenderung memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa

untuk mencapai pernikahan yang sukses atau menghadapi marital conflict diperlukan

usahanya sendiri, kecenderungan locus of control internal. Artinya, jika seseorang

dari salah satu pasangan ingin pernikahannya bahagia dan dapat menghadapi conflict

marital dengan baik, maka hal itu dapat tercapainya karena usahanya sendiri, bukan

karena nasib, keberuntungan ataupun orang lain. Semakin internal kecenderungan

locus of control seseorang, maka ia akan semakin matang dalam karir. Ketika locus of

control individu internal maka ia akan dapat melewati marital conflict.

Berdasarkan kedua hipotesis diatas, dapat dilihat bahwa variabel komunikasi

interpersonal dan locus of control sama-sama berkontribusi terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Meningkatnya komunikasi

interpersonal secara efektif maka akan meminimkan marital conflict . sementara

semakin internal locus of control individu akan meminimkan pula marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Berdasarkan kedua hipotesis

diatas, dapat dilihat bahwa variabel komunikasi interpersonal dan locus of control

sama-sama mendukung terciptanya kebahagiaan dan meminimkan marital conflict

pada pasangan yang mengalami commuter marriage.

Page 48: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

33

Disisi lain, terdapat latar belakang individu yaitu, usia pernikahan, dan jumlah

anak dapat mengkuatkan dan merendahkan marital conflict individu. jika

digambarkan dalam sebuah bagan maka akan terlihat seperti berikut:

Gambar 2.1

Skema Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Locus of Control terhadap Marital

Conflict Pada Pasangan yang Menjalani Commuter Marriage

Locus of Control

Komunikasi Interpersonal

Self-Concept

Ability

Self-Expression

Marital Conflict

Emotion

Self-Disclosure

LOC internal

LOC eksternal

Usia Pernikahan

Jumlah Anak

Page 49: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

34

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kesimpulan telah yang dilakukan tersebut maka hipotesis yang diajukan

adalah :

2.6.1 Hipotesis Mayor

Ha Ada Pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal, locus of control

terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami commuter marriage

2.6.2 Hipotesis Minor

Ha1 ada pengaruh signifikan dimensi self-concept pada variabel komunikasi

interpersonal terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha2 ada pengaruh signifikan dimensi ability pada variabel komunikasi

interpersonal terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha3 ada pengaruh signifikan dimensi self-expression pada variabel komunikasi

interpersonal terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha4 ada pengaruh signifikan dimensi emotion pada variabel komunikasi

interpersonal terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha5 ada pengaruh signifikan dimensi self-disclosure pada variabel komunikasi

interpersonal terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

Page 50: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

35

commuter marriage.

Ha6 ada pengaruh signifikan dari locus of control internal pada variabel locus

of control terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha7 ada pengaruh signifikan dari locus of control eksternal pada variabel locus

of control terhadap marital conflict pada pasangan yang mengalami

commuter marriage.

Ha8 ada pengaruh signifikan usia pernikahan terhadap marital conflict pada

pasangan yang mengalami commuter marriage.

Ha9 ada pengaruh signifikan jumlah anak pada variabel demografi terhadap

marital conflict pada pasangan yang mengalami commuter marriage.

Page 51: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari metode pengumpulan data dan analisis data. Didalamnya

akan dibahas tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional

variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan

metode analisis.

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah laki-laki atau perempuan menikah dalam

usia pernikahan minimal 1 tahun tahun dan menjalani commuter marriage. Besar

sampel penelitian yang akan peneliti gunakan adalah sebanyak 204 orang.

Selanjutnya pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat non-probability

sampling. Non-probability sampling adalah sebuah teknik yang tidak semua orang

dalam populasi memiliki kesempatan yang sama dan seimbang untuk dipilih sebagai

bagian dari sampel penelitian (Goodwin, 2005). Kelebihan pemakaian teknik ini

adalah adanya kesempatan bagi peneliti untuk memperoleh sampel dalam waktu yang

cepat serta dalam jumlah yang banyak. Namun kekurangannya, hasil teknik ini tidak

dapat digeneralisasikan secara luas, dan hanya akan berlaku bagi responden

penelitian saja (Kerlinger, 1986).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Marital conflict pada commuter marriage

Page 52: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

37

2. Self-concept

3. Ability

4. Skill-experience

5. Emotion

6. Self-disclsure

7. Locus Of Control Internal

8. Locus Of Control Eksternal

9. Faktor Demografi

- Usia pernikahan

- Jumlah anak

Dependen variabel dalam penelitian ini adalah marital conflict pada commuter

marriage sedangkan variabel lainnya merupakan variabel independen.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Agar dapat dilakukan pengukuran terhadap semua variabel penelitian perlu

ditetapkan definisi oprasional dari semua variabel tersebut. Definisi oprasional

masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Marital conflict

Marital conflict merupakan pertentangan pada pasangan suami istri yang dilihat

dari konflik yang berkaitan dengan rendahnya negotiation (negosiasi), adanya

psychological aggression (kekerasan psikologis), phsyical assault (kekerasan

Page 53: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

38

fisik), sexual coercion (pemaksaan hubungan seksual), dan injury (luka atau

akibat dari konflik).

2. Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah mencangkup kemampuan pasangan untuk

mempunyai konsep dalam komunikasi, mengkonsepkan diri dan membentuk

komunikasi dua arah untuk menciptakan komunikasi yang baik (self-concept).

Lalu pasangan harus saling menjadi pendengar yang baik (ability). Kemudian

pasangan dapat mengatur perasaan emosinya (emotion), terutama dalam

mengekspresikan kemarahan dan konstruktif (self-expression). Dan terakhir

adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus

terang dengan tujuan untuk menjaga hubungan interpersonal (self-disclosure)

yang nantinya juga akan dijadikan independent variable.

3. Locus of control

Locus of control merupakan persepsi atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat

dalam hidup seseorang apakah sebagai hasil dari dirinya sendiri atau karena

bantuan dari sumber-sumber di luar dirinya, seperti keberuntungan takdir atau

bantuan orang lain. Internal dan eksternal yang akan dijadikan independent

variable.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner

adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah yang berisi suatu

Page 54: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

39

rangkaian pernyataan mengenai suatu bidang untuk memperoleh data berupa

jawaban-jawaban dari responden dalam suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan

pada penelitian ini berbentuk model skala likert, dimana variabel penelitian dijadikan

sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen. Jawaban dari setiap instrumen ini

memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai terendah (sangat negatif),

dengan empat kategori jawaban, yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak

Sesuai (TS), “Sangat Tidak Sesuai” (STS).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang masing-masing

jawaban menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang

dirasakan oleh subjek.

Hal ini dilakukan untuk meghindari terjadinya pemusatan (central tendency)

atau menghindari jumlah respon yang bersifat netral. Model ini terdiri dari pernyataan

positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Penskoran tertinggi

diberikan pilihan sangat sesuai dan terendah pada pernyataan sangat tidak sesuai

untuk pernyataan favourable.

Selanjutnya pernyataan tertinggi untuk pernyataan unfavourable diberikan

pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan

sangat setuju. Skor-skor tersebut dihitung dengan dua cara yaitu melalui item

favourable dan unfavourable, untuk item favourable penskorannya yaitu SS=4, S=3,

TS=2, STS=1, dan sebaliknya untuk unfavourable.

Page 55: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

40

Tabel 3.1

Skor Skala Model Likert

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak sesuai 2 3

Sangat tidak sesuai 1 4

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah sejumlah empat bagian.

Pertama, bagian yang mengungkapkan data diri responden. Kedua, bagian yang

mengungkap marital conflict. ketiga, bagian yang mengungkapkan komunikasi

interpersonal dan keempat mengungkap tentang locus of control.

Instrument yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah skala. Skala yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini ada

tiga, yaitu skala marital conflict, skala komunikasi interpersonal dan skala locus of

control. Masing-masing skala merupakan skala adaptasi dari skala baku yang ada,

melalui proses adaptasi penulis menerjemahkan bahasa yang digunakan alat ukur ke

dalam bahasa Indonesia dengan meminta bantuan ahli bahasa. Lalu penulis

menyesuaikan kembali hasil terjemahan tersebut dengan memberikan kepada salah

satu responden dan memperbaiki bahasanya kembali sehingga dapat dipahami oleh

responden lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga validitas alat ukur baku tersebut.

Adapun instrument tersebut, diantaranya :

Page 56: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

41

1. Skala marital conflict

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur marital conflict, Penulis

menggunakan alat ukur baku yang dibuat oleh Straus (1996) yaitu CTS-2 Conflict

Tctics Scale 2 Pada skala ini berjumlah item dan pernyataan yang meliputi

beberapa aspek.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Marital Conflict

No Dimensi Indikator Item

∑ Fav Unfav

1 Negotiation Menunjukan perhatian pada pasangan 9

6

Menjelaskan pendapat (ketidaksetujuan) 10

Menghargai perasaan pasangan 21

Percaya dapat menyelesaikan

permasalahan

8

Kompromi terhadap pendapat/argument 22

Setuju dengan solusi pasangan 23

2 Psychological

Aggression

Melakukan tindakan agresif nonverbal 34, 25

7, 36

31,33

24,38 8

3 Physical Assault Melakukan tindakan kekerasan fisik 35, 26

27, 6

28, 29

30, 32

5, 39

37,18

12

4 Sexual Coercion Memaksa pasangan untuk melakukan

hubungan seks

4, 15

2, 16

17, 19

20

7

5 Injury Melakukan tindakan fisik hingga terluka 1

6

Memukul pasangan hingga terluka 3

Memerlukan tindakan medis 11

Memerlukan tindakan medis tetapi tidak

dilakukan

12

Pasangan mengalami memar 13

Pasangan merasakan sakit dikemudian

hari

14

Total 39

Page 57: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

42

2. Skala Komunikasi Interpersonal

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur komunikasi interpersonal, Penulis

menggunakan alat ukur baku yang dibuat oleh Millard J. Bienvenu (1996) yaitu

Interpersonal Communication Inventory (ICI). Pada skala ini berjumlah 40 item

pernyataan yang meliputi lima aspek yaitu self-concept, ability, skill experience,

emotion dan self-disclosure. Pada aspek yang dijelaskan oleh Bienvenu (1987)

dia tidak membagi aspek-aspek mana saja yang meliputi setiap item pernyataan.

Bienvenu langsung memberikan skala yang berisi 40 item pernyataan. Namun

peneliti mencoba membagi item-item pada skala ICI dengan memusatkan aspek-

aspek yang dijelaskan oleh Bienvenu (1996).

Tabel 3.3

Blue Print Skala Komunikasi Interpersonal

No Dimensi Indikator Item ∑

Fav Unfav

1 Self-Concept Mampu menempatkan diri pada

posisi pasangan

9, 37,

15, 36

38, 20

40, 39

11 9

2 Ability Mampu menjadi pendengar yang

baik (menjadi pusat perhatian)

7, 35,

31,34

13, 30 6

3 Self-Expression Kesulitan untuk mengekspresikan

pikiran dan ide-ide

3, 8, 17

6, 24,

33, 18

1, 10,

16, 29,

4,

12

4 Emotion Mampu mengatasi emosi dengan

cara konstruktif (dapat mengatur

emosinya)

12, 19,

28, 21,

22,

5

5 Self-Disclosure Mampu berkomunikasi dengan

pasangan secara terus terang

2, 5, 23

32, 14,

26

27, 25 8

Total 40

Page 58: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

43

3. Skala Locus Of Control

Pada penelitian ini , peneliti menggunakan alat ukur berbentuk skala model

likert. Dengan alasan mempermudah responden dan menghemat waktu. Skala ini

melihat kecenderungan locus of control individu melalui dua dimensi yaitu locus

of control internal dan locus of control eksternal dimana masing-masing dimensi

memiliki 17 item. Keseluruhan item adalah item favorable.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Locus of Control

Dimensi Indikator Item ∑

LOC

Internal

Yakin bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat

dari perilaku dan tindakan sendiri

2, 3, 15, 32 4

Memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri

11, 18, 23 3

Cenderung dapat mempengaruhi orang lain 5, 13, 28 3

Yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil

25, 26, 30 3

Aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi

yang sedang dihadapi

16, 19, 20,

34

4

LOC

Eksternal

Sangat meyakini bahwa kekuasaan orang lain, takdir dan

kesempatan merupakan faktor utama yang memengaruhi

apa yang dialami.

1, 8, 10, 14 4

Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya

sendiri

4, 22, 29 3

Cenderung dipengaruhi oleh orang lain

17, 21, 24 3

Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya

dapat berhasil

9, 27, 33 3

Kurang aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan

terkait situasi yang sedang dihadapi

6, 7, 12, 31 4

Total 34

Page 59: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

44

3.5 Uji Validitas

3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Setelah melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap

validitas konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Untuk melihat validitas konstruk setiap item

serta menguji struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini, yang

dimaksud dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang

sama (unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur.

3.6.2 Uji Validitas Konstruk Marital Conflict

1. Negotiation

Peneliti menguji apakah 6 item ada yang bersifat unidimensional. Artinya benar

hanya mengukur variabel marital conflict (negotiation). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 248.75,

df = 10, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.343. oleh karena itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkolerasi satu sama lainnya, maka diperoeh model fit dengan Chi-

Square = 1.90, df = 4, P-Value = 0.75398, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu negotiation.

Page 60: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

45

Tahap selanjutnya, Peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada table 3.5.

Tabel 3.5

Muatan Faktor Marital Conflict (Negotiation) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 1.00 0.04 22.41 2 0.66 0.06 10.92

3 0.71 0.08 8.61 4 1.11 0.20 5.65 5 0.44 0.07 6.73 6 0.32 0.06 5.32

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

2. Psychological Aggression

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel marital conflict (Psychological Aggression). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-

Square = 318.44, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.271. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 59.12, df = 0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Nilai Chi-

Page 61: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

46

Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu hubungan positif dengan orang lain.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Marital Conflict (Psychological Aggression)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

7 0.90 1.70 0.53

8 0.59 0.16 3.63

9 0.67 0.18 3.72 10 0.37 0.16 2.36 11 0.17 0.30 0.56

12 0.45 0.15 3.07 13 0.19 0.41 0.48

14 0.24 0.09 2.63 Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 7, 11 dan 13.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 7,

11 dan 13 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan

skor faktor.

Page 62: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

47

3. Phycial Assault

Peneliti menguji apakah 12 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel marital conflict (Psycial Assault). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

1845.83, df = 55, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.400. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 34.61, df = 23, P-value=0.05682, RMSEA=0.050. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu hubungan positif dengan orang lain.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Marital Conflict (Physical Assault) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

15 0.60 0.06 9.38 16 0.86 0.07 12.11 17 0.82 0.06 14.01 18 0.56 0.06 8.84 19 0.48 0.06 7.52 20 0.63 0.06 10.15 21 0.53 0.06 8.34 22 0.74 0.06 12.21 23 0.72 0.06 12.12 24 0.72 0.06 11.90 25 0.90 0.06 16.14 26 0.90 0.06 15.23

Page 63: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

48

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

4. Sexual Coercion

Peneliti menguji apakah 7 item ada yang bersifat unidimensional. Artinya benar

hanya mengukur variabel marital conflict (sexual coercion). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

259.45, df = 15, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.283. oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkolerasi satu sama lainnya, maka diperoeh model fit dengan Chi-

Square = 15.67, df = 9, P-Value = 0.07415, RMSEA = 0.060. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu sexual coercion.

Tahap selanjutnya, Peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada table 3.8.

Page 64: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

49

Tabel 3.8

Muatan Faktor Marital Conflict (Sexual Coercion) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

27 0.79 0.06 12.80 28 0.71 0.06 11.01 29 0.06 0.07 8.97

30 0.87 0.06 15.20 31 0.46 0.07 6.54 32 0.69 0.06 10.73 33 0.31 0.07 4.25

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

5. Injury

Peneliti menguji apakah 6 item ada yang bersifat unidimensional. Artinya benar

hanya mengukur variabel marital conflict (injury). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 143.41,

df = 10, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.256. Oleh karena itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkolerasi satu sama lainnya, maka diperoeh model fit dengan Chi-

Square = 12.30, df = 6, P-Value = 0.05561, RMSEA = 0.072. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu injury.

Page 65: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

50

Tahap selanjutnya, Peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada table 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Marital Conflict (Injury) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

34 1.00 0.05 20.15 35 0.64 0.06 10.41

36 0.61 0.06 9.67 37 0.36 0.07 5.52 38 0.54 0.09 6.30 39 0.60 0.06 9.56

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Komunikasi Interpersonal

1. Self-concept

Peneliti menguji apakah sembilan item ada yang bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur Komunikasi Interpersonal (self-concept). Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square

= 327.46, df = 27, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.234. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Page 66: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

51

Square = 18.80, df = 12, P-Value = 0.09359, RMSEA = 0.053. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu self-concept.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (self-concept) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.73 0.07 10.11 2 0.37 0.08 4.91

3 0.39 0.09 4.34 4 0.49 0.07 6.79 5 0.19 0.07 2.51 6 0.36 0.09 3.99 7 0.81 0.07 10.85

8 0.24 0.08 2.97 9 0.38 0.08 4.63

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

2. Ability

Peneliti menguji apakah enam item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur Komunikasi Interpersonal (ability). Dari hasil analisis CFA yang

Page 67: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

52

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 321.81,

df = 10, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.392. Oleh karena itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 2.85, df = 3, P-Value = 0.41535, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu ability.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (ability) No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

10 0.50 0.10 5.12

11 0.43 0.08 5.28 12 0.37 0.11 3.35 13 0.20 0.11 1.89

14 0.28 0.11 2.61 15 0.43 0.10 4.30

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 13.

Page 68: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

53

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akandi-drop adalah item nomor 13

yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Self-expression

Peneliti menguji apakah 12 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur komuniasi interpersonal (self-expression). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

952.48, df = 54, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.286. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 197.03, df = 0, P-Value = 1.0000, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu self-expression.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.12.

Page 69: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

54

Tabel 3.12

Muatan Faktor Marital Conflict (self-expression)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

16 1.45 1.29 1.12

17 0.49 0.17 2.92 18 1.00 0.36 2.77

19 0.09 0.08 1.15

20 0.86 1.07 0.08

21 0.45 0.16 2.87 22 0.44 0.80 0.55

23 0.52 0.86 0.61

24 0.79 1.03 0.77

25 0.17 1.24 0.95

26 0.31 0.12 2.59 27 1.06 1.22 0.88

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 16, 19, 20, 22,

23, 24, 25 dan 27. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop

adalah item nomor 16, 19, 20, 22, 23, 24, 25 dan 27 yang artinya item tersebut tidak

akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

4. Emotion

Peneliti menguji apakah lima item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur Komunikasi Interpersonal (self-concept). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

79.03, df = 5, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.270. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 5.40, df = 2, P-Value = 0.06708, RMSEA = 0.092. Nilai Chi-Square

Page 70: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

55

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu emotion.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.13.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (emotion)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

28 0.39 0.13 2.94 29 1.24 0.37 3.37

30 0.15 0.08 1.98 31 0.20 0.09 2.26 32 2.26 1.13 1.99

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item dalam

dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

5. Self-disclosure

Peneliti menguji apakah delapan item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur komuniasi interpersonal (self-disclosure). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

300.97, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.263. Oleh karena itu, peneliti

Page 71: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

56

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 18.77, df = 11, P-Value = 0.06541, RMSEA = 0.059. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu self-disclosure.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.14.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Komunikasi Interpersonal (self-disclosure)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

33 0.36 0.06 5.90

34 0.56 0.06 9.07 35 0.16 0.08 1.89

36 0.69 0.06 10.95 37 0.38 0.06 6.15 38 0.85 0.07 12.19 39 0.75 0.07 11.30

40 0.72 0.06 11.11 Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 35. Dengan

Page 72: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

57

demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 35 yang

artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Locus Of Control

1. Locus Of Control Internal

Peneliti menguji apakah 17 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur locus of control (locus of control internal). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

1366.83, df = 119, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.227. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 66.66, df = 55, P-Value = 0.13474, RMSEA = 0.0532. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu locus of control internal.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.2.

Page 73: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

58

Tabel 3.15

Muatan Faktor Locus Of Control (locus of control internal)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.38 0.07 5.54

2 0.58 0.09 6.61

3 0.58 0.07 8.84

4 0.41 0.07 6.23 5 0.47 0.07 7.26

6 0.36 0.07 5.24

7 1.01 0.07 14.65

8 0.08 0.06 1.35

9 0.99 0.07 14.26

10 0.15 0.07 2.06

11 1.05 0.07 15.42

12 0.54 0.06 8.32 13 0.57 0.07 8.71

14 0.61 0.07 9.18

15 0.45 0.07 6.53

16 0.36 0.07 5.44 17 0.61 0.07 8.97

Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.15 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan

item signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 8. Dengan

demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor 8 yang

artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

2. Locus Of Control External

Peneliti menguji apakah 17 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur locus of control (locus of control external). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

1227.48, df = 119, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.214. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Page 74: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

59

Square = 80.49, df = 63, P-Value = 0.06786, RMSEA = 0.037. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu locus of control external.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Locus Of Control (locus of control external)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

18 0.52 0.07 7.43

19 0.53 0.07 7.74

20 0.35 0.07 4.77

21 0.08 0.07 1.16

22 0.11 0.08 1.48

23 0.01 0.07 0.09

24 0.75 0.06 12.32

25 0.74 0.06 11.76

26 0.49 0.07 7.32

27 0.68 0.06 10.97

28 0.88 0.06 14.99

29 0.13 0.07 1.92

30 0.74 0.07 11.38

31 0.26 0.08 3.40

32 0.26 0.07 3.74

33 0.69 0.06 11.14

34 0.40 0.07 5.69 Ketergangan : Tanda = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.16 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 21,22,23 dan

Page 75: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

60

29. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor

21,22,23 dan 29 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis

perhitungan skor faktor.

3.7 Metode Analisis

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda (multiple reggression analysis) yaitu suatu metode untuk menguji

signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (variabel independen)

terhadap variabel terikat (variabel dependen). Berikut ini adalah persamaan regresi

yang digunakan dalam penelitian ini:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+e

Keterangan:

Y = Marital Conflict

a = intercept

b = koefisien regresi

X1 = Self-concept pada komunikasi interpersonal

X2 = Ability pada komunikasi interpersonal

X3 = Self-expression pada komunikasi interpersonal

X4 = Emotion pada komunikasi interpersonal

X5 = Self-disclosure pada komunikasi interpersonal

X6 = locus of control pada locus of control internal

X7 = locus of control pada locus of control external

Page 76: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

61

X8 = Usia Pernikahan

X9 = Jumlah Anak

e = residu, yang dalam hal ini adalah seluruh variabel independen selain sembilan

variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage namun tidak diteliti.

Adapaun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil pengukuran yang

sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true score adalah skor

faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS dengan menggunakan item-

item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu lagi dilaporkan reliabilitasnya.

Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi tidak mengalami attenuasi atau

underestimated (koefisien regresi yang terhitung lebih rendah dari yang seharusnya

sehingga tidak signifikan). True score inilah yang kemudian akan diteliti dengan

analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis penelitian yang dibahas pada BAB

2.

Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi varians marital

conflict yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diteliti bisa diukur

dengan menggunakan rumus R2, dimana:

R2 =

Page 77: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

62

Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi sudah

dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah:

Ssreg = Σ (ỳ - ӯ )2 = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y + ..... b9Σx9y, dimana:

ỳ = a + bx

Σx1y = Σ (x1 – x1bar) (y - ӯ )

Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:

Ssy = Σ (y – ӯ )2

R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes adalah:

F =

( )( )⁄

, dimana :

n = banyaknya sampel

k = banyaknya independen varibel dengan df = k dan n- k – 1

jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh kedua

faktor (komunikasi interpersonal dan locus of control) secara keseluruhan adalah

signifikan.

Jika telah terbukti signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana dari sembilan

variabel independen yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji signifikan atau

tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:

Tbi = bi atau Sbi , dengan:

bi = koefisien regresi variabel yang ke – i

Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke – i

Page 78: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

63

Jika tbi memiliki skor t > |1.96| maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan

signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan

(dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%).

Dalam multiple regression analysis ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari variabel dependen

yang bisa diterangkan oleh variabel independen.

2. Uji Hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien regresi.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari variabel

independen yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independen diketahui.

Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu komunikasi

interpersonal dan locus of control dalam mempengaruhi marital conflict.

3.8 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti.

Kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut

pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian

menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu marital conflict, komunikasi interpersonal, dan locus of

Page 79: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

64

control berupa skala Likert yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang

didapat.

2. Meminta expert judgement yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk

menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat

berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

3. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yuang telah

dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan

dasar teori yang telah dikemukakan.

4. Menentukan sampel penelitian yaitu pasangan di wilayah Pesanggrahan yang

menjalani commuter marriage, pengambilan sampel bersifat non probability

sampling.

5. Peneliti melaksanakan pengambilan data dengan cara menyebarkan angket

kepada para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.

Setelah melakukan penyebaran data atau angket, peneliti melakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat

tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel. Kemudian, peneliti

melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena ingin mencari pengaruh

antara variabel independen komunikasi interpersonal, locus of control, usia

pernikahan dan jumlah anak terhadap variabel terikat marital conflict. Dalam

menganalisis, peneliti menggunakan SPSS.

Page 80: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

65

BAB VI

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu deskripsi subjek penelitian,

deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian, dan uji hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 204 pasangan diwilayah Pesanggrahan yang

menjalani commuter marriage baik laki-laki maupun perempuan berusia rata-rata 21-

33 tahun dan tidak pernah bercerai.

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia

pernikahan dan jumlah anak sebagai berikut :

4.1.1 Deskripsi Data berdasarkan Usia Pernikahan

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia Pernikahan dan Jumlah Anak

Frekuensi Persentase

Usia Pernikahan

1-5 81 39.7 6-10 52 65.2 11-15 52 90.7 16-20 16 98.5 21-25 3 100.0

Total 204 Frekuensi Persentase

tidak memiliki

anak 70 34.3

1 anak 53 60.3 Jumlah Anak 2 anak 66 92.6

3 anak 14 99.5 4 anak 1 100.0 Total 204

Dari tabel di atas, didapat informasi berdasarkan usia pernikahan, subjek

dalam penelitian ini didominasi oleh pasangan dengan rentang usia pernikahan 1

Page 81: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

66

sampai 5 tahun dengan persentase tahun dengan persentase 39.7%, dibandingkan usia

pernikahan lainnya. Adapun berdasarkan jumlah anak, subjek dalam penelitian ini

didominasikan oleh pasangan yang tidak memiliki anak dengan persentase 34.3%,

dibandingkan pasangan yang memiliki anak.

4.2 Deskripsi Statistik masing-masing variabel Penelitian

Data skor marital conflict, komunikasi interpersonal, dan locus of control

diperoleh melalui angket yang disebar kepada pasangan di wilayah Pesanggrahan

yang menjalani commuter marriage.

Tabel 4.2.

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimal Maksimal Standar Deviasi

Self Concept 204 32.85 68.54 8.56564

Ability 204 15.51 66.03 9.99500

Self Expression 204 34.59 64.82 7.61600

Emotion 204 24.78 64.67 9.99500

Self Disclosure 204 24.16 67.17 8.67751

LOC internal 204 27.90 65.65 9.45367

LOC external 204 15.50 70.70 9.27172

Marital Conflict 204 35.15 75.97 9.59327

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 204

orang dengan skor marital conflict yang terendah adalah 35.15 sedangkan skor

marital conflict yang tertinggi adalah 75.97, kemudian skor komunikasi interpersonal

aspek mengenali self-concept memiliki skor terendah 32.85 sedangkan skor

tertingginya adalah 68.54, aspek ability memiliki skor terendah 15.51 dan skor

Page 82: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

67

tertingginya adalah 66.03, aspek emotion memiliki skor terendah 24.78 dan skor

tertingginya adalah 64.67, aspek self-expression orang lain memiliki skor terendah

34.59 dan skor tertingginya adalah 64.82, aspek self-disclosure memiliki skor

terendah 24.16 sedangkan skor tertingginya adalah 67.17, selanjutnya aspek dari

locus of control yaitu locus of control internal memiliki skor terendah 27.90 dan skor

tertinggi 65.65, terakhir aspek locus of control external memiliki skor terendah 15.50

dan skor tertinggi 70.70.

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur.

Tabel 4.3

Norma skor

Norma Rentang Intepretasi

X <Mean <50 Rendah X ≥Mean ≥ 50 Tinggi

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi kategori

untuk marital conflict, komunikasi interpersonal, dan locus of control pada pasangan

yang menjalani commuter marriage.

Page 83: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

68

4.2.2 Kategorisasi Tingkat Marital Conflict

Dibawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variable marital conflict yang

dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi

dan rendah.

Tabel 4.4

Kategorisasi Tingkat Marital Conflict

Frekuensi Persen

Valid Rendah 101 49.5

Tinggi 103 50.5 Total 204 100.0

Berdasarkan tabel 4.5, ditemukan bahwa 50.5% dari total responden memiliki marital

conflict tinggi dan 49.5% responden memiliki tingkat marital conflict rendah.Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat marital confllict

yang paling dominan berada pada kategori tinggi.

4.2.3 Kategorisasi Tingkat Komunikasi Interpersonal

Tabel 4.5

Kategorisasi Komunikasi Interpersonal

Dimensi Frequency Percent

Self-concept Rendah 135 66.2

Tinggi 69 33.8

Ability Rendah 166 81.4

Tinggi 38 18.6

Self-expression Rendah 114 55.9

Tinggi 90 44.1

Emotion Rendah 33 16.2

Tinggi 171 83.8

Self-disclosure Rendah 97 47.5

Tinggi 107 52.5

Page 84: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

69

Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 33.8% dari total responden memiliki

tingkat mengenali self-concept tinggi dan 66.2% responden memiliki tingkat

mengenali emosi diri sendiri rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat mengenali self-concept yang paling dominan berada

pada kategori rendah.

Pada variabel ability ditemukan bahwa 18.6% dari total responden memiliki

tingkat mengelola emosi tinggi dan 81.4% responden memiliki tingkat ability rendah.

Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat ability

yang paling dominan berada pada kategori rendah.

Selanjutnya, ditemukan bahwa 44.1% dari total responden memiliki tingkat

self-expresion tinggi dan 55.9% responden memiliki tingkat self-expression rendah.

Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat self-

expression yang paling dominan berada pada kategori rendah.

Pada variabel emotion ditemukan bahwa 83.8% dari total responden memiliki

tingkat emotion tinggi, 16.2% responden memiliki tingkat mengenali emosi orang

lain rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti,

tingkat emotion yang paling dominan berada pada kategori tinggi.

Kemudian, pada variabel self-disclosure ditemukan bahwa 52.5% dari total

responden memiliki tingkat self-disclosure tinggi dan 47.5% responden memiliki

tingkat self-disclosure rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden

yang diteliti, tingkat self-disclosure yang paling dominan berada pada kategori tinggi.

Page 85: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

70

4.2.4 Kategorisasi Tingkat Locus Of Control

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran kategorisasi tingkat

locus of control.

Tabel 4.6 Locus of Control

Dimensi Kategori Frekuensi Persen

Locus of control internal Rendah 99 48.5

Tinggi 105 51.5

Locus of control eksternal Rendah 112 54.9

Tinggi 92 45.1

Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 51.5% dari total responden memiliki tingkat

locus of control internal tinggi dan 48.5% responden memiliki tingkat locus of

control internal rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat locus of control internal yang paling dominan berada pada kategori

tinggi.

Pada vaiabel locus of control external ditemukan bahwa 45.1 % dari total

responden memiliki tingkat locus of control external yang tinggi dan 54.9%

responden memiliki tingkat locus of control external rendah. Dapat disimpulkan

bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat locus of control external yang

paling dominan berada pada kategori rendah.

Page 86: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

71

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS. Dalam regresi, terdapat tiga hal yang

harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen (%)

varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Kedua, apakah

secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Terakhir, memperhatikan signifikan tidaknya koefisien regresi

dari masing-masing variabel independen.

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen.

Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Tabel R-Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .621a .386 .357 7.69054

a. Predictors: (Constant), usia_pernikahan, Self_Concept, self_expression, LOC_external, Ability, jumlah_anak, LOC_internal, Emotion, Self_Disclosure

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai 0.386 atau

sebesar 38.6%.Artinya, proporsi varians dari marital conflict yang dijelaskan oleh

komunikasi interpersonal dan locus of control adalah sebesar 38.6%, sedangkan

61.4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 87: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

72

Langkah kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh dari

keseluruhan variabel independen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.8 Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7208.224 9 800.914 13.542 .000

a

Residual 11474.027 194 59.144 Total 18682.251 203

a. Predictors: (Constant), usia_pernikahan, Self_Concept, self_expression, LOC_external, Ability, jumlah_anak, LOC_internal, Emotion, Self_Disclosure

b. Dependent Variable: marital_conflict

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling kanan

adalah 0.000 atau p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian hipotesis nihil

yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap marital conflict ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang

signifikan dari self-concept, ability, self-expression, emotion, self-disclosure, locus of

control internal, locus of control external, usia pernikahan dan jumlah anak terhadap

marital conflict pasangan yang menjalani commuter marriage.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing

IV. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marital conflict

pasangan yang menjalani commuter marriage. Adapun besarnya koefisien regresi

dari masing-masing variabel independen terhadap marital conflict pasangan yang

menjalani commuter marriage dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 88: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

73

Tabel 4.9

Koefisien Regresi

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 81.970 9.340 8.776 .000 Self Concept* -.189 .076 -.169 -2.501 .013 Ability* -.355 .069 -.369 -5.118 .000 Self Expression* -.177 .079 -.141 -2.242 .026 Emotion -.111 .075 -.115 -1.484 .139 Self Disclosure* -.181 .087 -.164 -2.085 .038 LOC Internal* .375 .082 .370 4.576 .000 LOC External .031 .060 .030 .518 .605 Usia Pernikahan .013 .092 .008 .140 .888 Jumlah nak* -1.564 .584 -.161 -2.677 .008

a. Dependent Variable: marital_conflict

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas, dapat diketahui persamaan

regresi sebagai berkut: (*signifikan)

Marital Conflict = 81.970 -0.189* self-concept -0.355*ability -0.177*self-expression

-0.111emotion -0.181*self-disclosure + 0.375*locus of control internal+ 0.31 locus

of control external + 0.013 usia pernikahan- 1.564*jumlah anak.

Dari hasil di atas ada enam variabel yang memiliki koefisien yang signifikan,

yaitu self-concept, ability, self-expression, self-disclosure , locus of control internal,

dan jumlah anak. Selanjutnya variabel lainnya tidak menghasilkan koefisien regresi

yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh oleh variabel

independen yang signifikan adalah sebagai berikut:

Page 89: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

74

1. Variabel Self-Concept (KI-1)

Variabel Self-Concept memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,189 dengan

signifikansi 0,013 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Self-Concept

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu muatan yang negatif

menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel tersebut negatif, yaitu

semakin tinggi self-concept pasangan yang menjalani commuter marriage maka

semakin rendah pula marital conflict-nya.

2. Variabel Ability (KI-2)

Variabel Ability memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,355 dengan

signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Ability

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu muatan yang negatif

menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel tersebut negatif, yaitu

semakin tinggi ability pasangan yang menjalani commuter marriage maka

semakin rendah pula marital conflict-nya.

3. Variabel Self-Expression (KI-3)

Variabel Self-Expression memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,177

dengan signifikansi 0,026 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Self-

Expression memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu muatan yang

Page 90: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

75

negatif menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel tersebut

negatif, yaitu semakin tinggi Self-Expression pasangan yang menjalani commuter

marriage maka semakin rendah pula marital conflict-nya.

4. Variabel Emotion (KI-4)

Variabel Emotion memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,111 dengan

signifikansi 0,139 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Emotion tidak

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu muatan yang negatif

menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel tersebut negatif, yaitu

semakin tinggi Emotion pasangan yang menjalani commuter marriage maka

semakin rendah pula marital conflict-nya.

5. Variabel Self-Disclosure (KI-5)

Variabel Self-Disclosure memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,181

dengan signifikansi 0,038 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Self-

Disclosure memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu muatan yang

negatif menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel tersebut

negatif, yaitu semakin tinggi Self-Disclosure pasangan yang menjalani commuter

marriage maka semakin rendah pula marital conflict-nya.

Page 91: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

76

6. Variabel locus of control internal (LOCi)

Variabel locus of control internal memperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,375 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

locus of control internal memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Selain itu

muatan yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua variabel

tersebut positif, yaitu semakin tinggi locus of control internal pasangan yang

menjalani commuter marriage maka semakin tinggi pula marital conflict-nya.

7. Variabel locus of control eksternal (LOCe)

Variabel locus of control eksternal memperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,031 dengan signifikansi 0,605 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

locus of control eksternal tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

Selain itu muatan yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan antara kedua

variabel tersebut positif, yaitu semakin tinggi locus of control eksternal pasangan

yang menjalani commuter marriage maka semakin tinggi pula marital conflict-

nya.

8. Variabel demografis Usia Pernikahan

Variabel demografis usia pernikahan memperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.013 dengan signifikansi 0,888 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

Page 92: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

77

usia pernikahan tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap marital

conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

9. Variabel demografi jumlah anak

Variabel demografis jumlah anak memperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

1.564 dengan signifikansi 0,008 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

jumlah anak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

Koefisien regresi B merupakan koefisien regresi yang tidak terstandar

(unstandarized) dalam pengunaan skala yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

koefisien regresi B tidak dapat melihat koefisien regresi mana yang lebih tinggi

.Untuk dapat membandingkan koefisien regresi maka harus melihat koefisien

terstandar (standardized coefficient) beta. Dari koefisien beta ini, dapat dilihat angka

koefisien regresi mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap

variabel dependen.

Berdasarkan koefisien beta, urutan invariabel dependen yang memiliki

pengaruh dari yang paling kuat hingga yang paling lemah terhadap munculnya

marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage adalah:

1. Jumlah anak dengan nilai 1.564

2. Locus of control internal dengan nilai 0.375

3. ability dengan nilai 0.355

4. Self-concept dengan nilai 0.189

Page 93: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

78

5. Self-disclosure dengan nilai 0.181

6. Self-Expression dengan nilai 0.177

4.3.2 Pengujian Proporsi Varians masing-masing Independent Variabel

Selanjutnya, peneliti menjelaskan mengenai proporsi varians. Pengujian pada

tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari

masing-masing variabel independen terhadap marital confllict. Pada tabel 4.11 kolom

pertama adalah penambahan varians variabel dependen dari tiap variabel independen

yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom kedua merupakan nilai murni varians

variabel dependen dari tiap variabel independen yang dimasukkan secara satu per

satu, kolom ketiga adalah nilai F hitung bagi variabel independen yang bersangkutan,

kolom DF adalah derajat bebas bagi variabel independen yang bersangkutan pula,

yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai

nilai variabel independen pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya,

nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai

F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom

signifikansi yang akan dituliskan signifikan dan sebaliknya. Besarnya proposi varians

pada marital conflict dapat dilihat pada table 4.11.

Page 94: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

79

Tabel 4.10

Kontribusi Varians Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Model R R Square Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Dimensi

1 .248a .061 .061 13.201 1 202 .000

2 .422b .178 .117 28.659 1 201 .000

3 .473c .223 .045 11.574 1 200 .001

4 .473d .223 .000 .016 1 199 .901

5 .549e .301 .078 22.073 1 198 .000

6 .600f .360 .059 18.043 1 197 .000

7 .601g .361 .001 .423 1 196 .516

8 .603h .363 .002 .547 1 195 .460

9 .621i .386 .023 7.166 1 194 .008

a. Predictors: (Constant), Self_Concept b. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability c. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression d. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion e. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion, Self_Disclosure f. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion, Self_Disclosure, LOC_internal g. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion, Self_Disclosure, LOC_internal, LOC_external h. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion, Self_Disclosure, LOC_internal, LOC_external, usia_pernikahan i. Predictors: (Constant), Self_Concept, Ability, self_expression, Emotion, Self_Disclosure, LOC_internal, LOC_external, usia_pernikahan, jumlah_anak

Dari tabel di atas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel KI-1 (self-concept) memberikan sumbangan sebesar 6,1% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 13.201

dan df1=1, df2=202.

2. Variabel KI-2 (ability) memberikan sumbangan sebesar 11,7% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 28.659

dan df1=1, df2=201.

3. Variabel KI-3 (self-expression) memberikan sumbangan sebesar 4,5% dalam

varians marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

11.574 dan df1=1, df2=200.

Page 95: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

80

4. Variabel KI-4 (emotion) memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 016

dan df1=1, df2=199.

5. Variabel KI-5 (self-disclsure) memberikan sumbangan sebesar 7,8% dalam

varians marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

22.073 dan df1=1, df2=198.

6. Variabel LOCi (internal) memberikan sumbangan sebesar 5,9% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 18.043

dan df1=1, df2=197.

7. Variabel LOCe (external) memberikan sumbangan sebesar 0,1% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 423

dan df1=1, df2=196.

8. Variabel usia pernikahan memberikan sumbangan sebesar 0,2% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 547

dan df1=1, df2=195.

9. Variabel jumlah anak memberikan sumbangan sebesar 2,3% dalam varians

marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 7.166

dan df1=1, df2=194.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga variabel independen,

yaitu ability, LOC internal, LOC external dan usia pernikahan yang signifikan

sumbangannya terhadap marital conflict, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2

Page 96: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

81

yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan independen variabel (sumbangan

proporsi varian yang diberikan). Dari kesembilan independen variabel tersebut dilihat

mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap variabel dependen. Hal

tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2change, semakin besar maka semakin

banyak sumbangan yang diberikan terhadap variabel dependen.

Page 97: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

82

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas kesimpulan, diskusi berdasarkan hasil

penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi teoritis

dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal dan locus

of control terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter

marriage.

Dari kelima aspek komunikasi interpersonal dimensi self-concept, ability, self-

expression dan self-disclosure yang berpengaruh signifikan terhadap marital conflict

pada pasangan yang menjalani commuter marriage . Sedangkan dari aspek locus of

control dimensi locus of control internal yang mempengaruhi secara signifikan

terhadap munculnya marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter

marriage. Aspek demografi jumlah anak mempengaruhi secara signifikan terhadap

munculnya marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage.

Sedangkan variabel emotion, locus of contol external dan usia pernikahan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage .

Page 98: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

83

5.2 Diskusi

Komunikasi interpersonal mempengaruhi marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Stephen (dalam Stafford & Reske, 1990) yang menemukan bahwa

pasangan yang menjalani commuter marriage tidak memungkinkan untuk dekat

secara geografis dengan pasangan dan ini yang menimbulkan marital conflict

semakin memburuk.

Variabel pertama yang mempengaruhi marital conflict pada pasangan yang

menjalani commuter marriage dalam penelitian ini adalah self-concept. Hasil

penelitian menunjukan bahwa self-concept memiliki pengaruh yang signifikan dan

secara positif terhadap marital conflict pada pasangan yang menjalani commuter

marriage dengan kontribusi sebesar 6,1%. Semakin rendah self-concept pasangan

maka semakin meningkat marital-conflict nya. Hal ini sesuai dengan penelitian GH

Mead (dalam Gilbert, 1976) menyatakan bahwa self-concept sangat penting untuk

hubungan interpersonal, karena ini adalah salah satu yang terpenting ketika pasangan

berkomunikasi dengan orang lain dan dalam sistem sosial.

Selanjutnya ability dengan nilai koefisien yang dihasilkan sebesar -0,198%,

semakin rendah pasangan memiliki kemampuan pendengar yang baik maka semakin

tinggi marital conflict. Hal ini sesuai dengan penelitian Bernand (dalam Bienvenu,

1975) yang menjelaskan bahwa ability mempunyai pengaruh yang yang besar

terhadap marital conflict. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif umumnya

Page 99: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

84

djelaskan oleh konselor atau konselur keluarga sebagai pengaruh/komponen besar

dan sebagai keharusan untuk mengurangi marital conflict pada pasangan dan juga

berkaitan dengan penyesuaian pasangan atau komunikasi antara pasangan.

Kemudian self-expression nilai koefisien yang dihasilkan sebesar -0,177%.

semakin semakin rendah self-expression yang dimiliki individu maka semakin tinggi

marital conflict yang di alaminya. Artinya semakin efektif pasangan

menunjukkan/mengekpressikan hasil pemikiran dan ide-ide terhadap pasangannya

maka semakin rendah tingkat marital conflict.

Pada variabel emotion dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifika.

nilai koefisien yang dihasilkan variabel emotion sebesar -0,11%. Hal ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian Dewi dan Basti (2008) yang menjelaskan bahwa emotion

memiliki pengaruh yang cukup bagus terhadap marital conflict frekuensinya yang

paling tinggi 0 pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh/ commuter marriage.

Variabel self-disclosure nilai koefisien pada penelitian ini yang dihasilkan

sebesar -0.181%. Semakin rendah self-disclosure maka semakin meningkat marital

conflict pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Montgomery (1981) yang menjelaskan bahwa self-disclosure

memiliki pengaruh signifikan marital conflict. Perilaku dalam self-disclosure

menyatakan hal menerima atau menolak yang dibahas antara pasangan sebagai

motivasi untuk perubahan yang lebih baik lagi.

Page 100: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

85

Locus of control mempengaruhi marital conflict. Hal ini mendukung

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doherty (1981) yang menemukan bahwa

pasangan dengan locus of control yang tinggi lebih baik untuk masalah informasi

yang didapatkan, sedangkan pasangan yang memiliki locus of control yang rendah ia

lebih positif ketika menghadapi marital conflict (dalam Myers & Booth, 1999).

Sementara, dalam penelitian ini variabel locus of control internal terbukti

signifikan berpengaruh secara positif, yang berarti bahwa ketika locus of control

internal meningkat maka marital conlict akan meningkat pula. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Doherty yang berpendapat bahwa pasangan lebih tinggi

locus of control umumnya lebih baik untuk penerimaan informasi dan berorientasi

untuk berhasil. Dengan demikian, dalam pernikahan, orang-orang yang lebih tegas

akan mudah untuk memecahkan masalah pernikahan. Disisi lain individu dengan

tingkay yang lebih rendah dari locus of control menunjukan lebih pasif ketika

menghadapi marital conflict. Mereka terlalu agresif dan reaktif terhadap situasi dan

ini yang menyebabkan rendahnya kualitas pernikahan (dalam Myers & Booth, 1999) .

Camp dan Ganong (1997) menemukan bahwa pasangan dengan locus of

control internal lebih mampu dan lebih termotivasi untuk mengakses sumber daya

yang dibutuhkan untuk mengatasi marital conflict. Pasangan yang sukses menghadapi

marital conflict cenderung memiliki keyakinan bahwa untuk mencapainya hanya

bisa dilakukan oleh usahanya sendiri (locus of control), bukan karena keberuntungan,

nasib atau bantuan orang lain. Sedangkan, pada penelitian ini berdasarkan hasil

Page 101: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

86

kategorisasi locus of control responden, diketahui bahwa responden penelitian 45.1%

memiliki locus of control external. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab mengapa

locus of control internal berpengaruh secara negative/positif terhadap marital

conflict.

Variabel lainnya yaitu jumlah anak. Dalam penelitian ini variabel jumlah anak

memiliki signifikansi sebesar 0,08% dengan nilai koefisien regresi sebesar -1,564

yang artinya semakin sedikit jumlah anak pada pasangan maka semakin meningkat

marital conflict. Hasil penelitian variabel ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Papp,Cumming dan Morey (2009) yang menemukan bahwa jumlah

anak menjadi sumber yang sangat penting dari marital conflict. Semakin banyak

jumlah anak maka kemungkinan lebih banyak kesempatan untuk tidak sejalan atas

keputusan yang berkaitan dengan anak-anak, misalnya, perilaku anak, pola asuh yang

berbeda, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap anak-anak dan untuk

merawat/mendidik anak-anak serta tugas kegiatan di dalam rumah tangga dari

pasangan.

Variabel usia pernikahan tidak berpengaruh signifikan terhadap marital

conflict. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stinnet dan

Kayye (1984). Menurut Papalia,Old dan Feldman (2009) dalam penelitiannya bahwa

usia pernikahan tujuh sampai delapan tahun memiliki pengaruh yang besar terhadap

marital conflict dan terjadinya perceraian.

Page 102: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

87

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penelitian ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi

kekurangan dan keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti

variabel dependen yang sama.

5.3.1 Saran Teoritis

Mempertimbangkan hasil penelitian ini yang menemukan ada pengaruh

komunikasi interpersonal dan locus of control terhadap marital conflict pada

pasangan yang menjalani commuter marriage, maka bagi peneliti lain yang tertarik

meneliti variabel dependen yang sama agar melibatkan variabel independen lain yang

mempengaruhi marital conflict selain komunikasi interpersonal dan locus of control,

seperti usia, budaya, status sosial ekonomi, perbedaan persepsi dan kepribadian.

Dengan mempertimbangkan variabel-variabel tersebut, diharapkan penelitian

selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya. Alat ukur yang

digunakan sesuai dengan subjek.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa self-concept, ability,

self-expression, self-disclosure, locus of control internal dan jumlah anak

berkontribusi terhadap tingkat marital conflict pada pasangan yang menjalani

Page 103: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

88

commuter marriage, maka hasil tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk

pasangan suami-istri yang menjalani comuter marriage untuk meningkatkan

pemahaman mengenai self-concept, ability, self-expression, self-disclosure, locus of

control internal dan jumlah anak seperti seminar atau mengikuti konseling

pernikahan sehingga memiliki pendidikan dasar mengenai permasalahan dalam

rumah tangga atau mengikuti pelatihan komunikasi pada pasangan sebelum menikah

untuk memperoleh metode resolusi konflik yang efektif dalam membantu pasangan

untuk mengelola marital conflict secara efektif. Selain itu untuk konselor bidang

komunikasi pasangan agar bisa mengupayakan pasangan (klien) belajar taktik conflict

yang baik untuk mengkomunikasikan perasaan positif dan lebih akomodatif dalam

hubungan perkawinan.

Bagi pasangan yang menjalani commuter marriage ada beberapa hal yang

harus diperhatikan untuk menjaga keharmonisan dengan pasangan, seperti lebih

sering melakukan aktivitas spontanitas bersama pasangan supaya hubungan tidak

membosankan. Selain itu lebih terbuka dan ekspresif dalam segala hal, termasuk

menyampaikan keluhan-keluhan yang selalu dipendam dan tetap berempati kepada

pasangan. Perlu ditekankan juga bahwa conflict tidak selalu berkaitan dengan hal

negatif asalkan dikelola cara yang efektif.

Ada baiknya pasangan yang akan menjalani commuter marriage, untuk

mempertimbangkan kesiapan diri, karena cukup banyak kendala yang dialami

pasangan ini saat berkomunikasi dengan pasangannya.

Page 104: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

89

DAFTAR PUSTAKA

Adams, IK., & Fisher, AB. (1994). Interpersonal communication. Singapore :

McGraw Hill

Anderson, E, A .(2003). Commuter marriage international encyclopedia of marriage

and family :Encyclopedia.com

Askari, M .(2012). Comparison the effects of communication and conflict resolution

skill training on marital satisfaction. Journal of Psychological Studies. 4 (1),

28-46.

Bienvenu, M,J .(1969). Interpersonal communication inventory. The Journal of

communication. 21 (4), 381-288).

Bienvenu, M,J .(1975). A measurement of premarital communication. Journal of The

Family Coordinator.24 (1), 65-68.

Bienvenu, M,J., & Stewart, D. W.(1976). Dimensions of interpersonal

communication. The Journal of Psychology. 93 (2), 105-111.

Camp, P, L & Ganong L,H (1997). Locus of control and marital satisfaction in long-

term marriage. Journal of families in society. 78 (6), 619-624.

Coln, K.L,. Jordan, S.S & Mercer, S.H. (2013) . A unified model exploring parenting

practices as mediators of marital conflict and children’s adjustment. Journal

of Child Psychiatry Human Development. 44 (3), 419-429.

DeGenova, M,K. (2008). Intimate relationships, Marriages & Families. (7th ed.).

New York: McGraw Hill.

Devito, J,A. (1997). Komunikasi antar manusia. Jakarta : Professional Books.

Dewi, E,M., & Basti. (2008). Konflik perkawinan dan model penyelesaian konflik

Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi. 2 (1), 38-50.

Doherty, W, J .(1981). Locus of control differences and marital dissatisfaction.

Journal of marriage and family. 43 (2), 369-377.

Page 105: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

90

Duvall, E,M., & Miller, B,C. (1985). Marriage and family development. New York:

Harper and Row Publishers.

Faulkner, R,A., Davey, M .,& Davey, A. (2005). Gender-related predictors of change

in marital satisfaction & marital conflict. Journal of family therapy . 33 (2),

61-83.

Feldman, S,R. (2011). Development across the life span. New Jersey: Pearson

Education, Inc.

Fincham, F,D., & Beach, S,R. (1999). Conflict in marriage : implications for working

with couples. Annual Review Psychology.50 (1), 47-77.

Friedman, H,S., & Schustack, M. (2006). Kepribadian: teori klasik dan riset Modern.

Jakarta: Erlangga.

Ghaffari, M., Fatehizade, M., Ahmadi, S.A., Ghasemi., and Baghban , I.(2013).

Construction and validation of the marital justice scale. Journal of Europe’s

Psychology.9 (4), 731-743.

Gilbert, S,J .(1976). Self-disclosure, intimacy and communication. Journal of The

Family Cordinator. 25 (1), 221-231.

Goodwin, C,J. (2005). Research in psychology: methods and design. United States of

America : John Wiley & Sons, Inc.

Hapsari, N,F., Nurlatiefa., & Halimah, L.(2014). Deskriptif mengenai derajat

kesabaran ada istri yang menjalani commuter marriage dan bekerja di klinik

tabung bandung. Journal of social economi and humaniora.

Harlock, E, B. (1991). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Harlock, E, B. (1998). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hojati, M .(2004). Efficacy of correction beliefs related to family functioning, based

on cognitive method to reduce marital conflict in men. Journal of Education

Science and psychology. 1 (2), 29-27.

Kerlinger, R,N. (1986). Foundations of behavioral research. New York: Holt,

Rinehart & Winston.

Page 106: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

91

Larsen, R, J., & Buss, D,M. (2008). Personality psychology: domains of knowledge

about human nature (3th

.ed). New York : McGraw-Hill.

Lestari, S. (2012) .Psikologi keluarga: penanaman nilai dan penanganan konflict

dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Montagomery, B, M .(1981). The form and function of quality communication in

marriage. Journal of family relations. 30 (1), 21-30

Myers, S., & Booth, A.(1999). Marital strains and marital quality : the role of high

and low locus of control. Journal of marriage and the family. 61 (1), 289-299.

Nazir, M. (1999). Metode penelitian. Cetakan Ketiga, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Papalia, D,E., Olds, S,W., & Feldman, R,D. (2009). Human development :

perkembangan manusia. (10th ed.). Jakarta: Salemba Humanioka.

Papalia, D, E., Olds, S,W., & Feldman, R,D. (2007). Human development (edisi ke-

10). New York: McGraw – Hill International Edition.

Papp, L, M., Cumming, E, M ., & Morey, M, G .(2009). For richer, for poorer:

money as a topic of marital conflict in the home. Journal of family relations.

58 (1), 91-103.

Purnamasari, D. (2008). Kesepian pada suami yang menjalani perkawinan jarak

jauh. Skripsi Universitas Gunadarma: Depok

Rakhmat, J.(2000). Psikologi komunikasi. edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rhodes, A. (2002). Long-distance relationships in dual-career commuter couples: a

review of counseling issues. The Family Journal: Counseling and Therapy for

Couples and Families. 10 (1), 398-404.

Sadarjoen, S,S. (2005). Konflik marital: pemahaman konseptual, aktual dan alternatif

solusinya. Bandung: Refika Aditama.

Schultz, D,P., & Schultz, E,S. (2005). Theory of personality (8th

ed). United States of

America: Thomson Wadsworth.

Scoot, A, T. (2002). Communication characterizing successful long distance

marriages. Disertasi. Faculty of the Louisiana State University and

Agricultural and Mechanical College.

Page 107: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

92

Stafford, L., & Reske J, R. (1990). Idealization and communication in long-distance

premarital relationships. Journal of family relations: 39 (3), 274-279.

Stinnett, W., & Kaye .(1984). Relationship in marriage and family. New York:

MacMillan.

Straus, M, A., Hamby, S. L., McCoy, S. B., & Sugarman, D. B.(1996). The revised

conflict tactics scales (CTS2): development and preliminary psychometric

data. Journal of Family Issues,17 (2), 283-316.

Walgito, B .(2002). Bimbingan dan konseling perkawinan. Jogyakarta: Andi Offset.

Page 108: PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LOCUS OF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38387/1/RISA... · YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Skripsi ... Penelitian ini

93

LAMPIRAN