pengaruh kinerja keuangan terhadap tingkat bagi …
TRANSCRIPT
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2013 – 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri ―Sultan Maulana Hasanuddin‖ Banten
Oleh :
DEDEH RAHMAWATI
NIM: 141500071
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
2018 M/1440 H
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya, Dedeh Rahmawati dengan NIM 141500071, Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan
judul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2013 – 2017)”
Saya tulis sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) dari UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, dimana
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam
penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan secara
jelas sesuai dengan format kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia menerika
sanksi berupa pencabutan gelar akademik yang telah saya peroleh dan sanksi-sanksi
lainnya sesuai dengan peraturan perundangan.
Serang, 18 September 2018
Dedeh Rahmawati
141500071
ii
ABSTRAK
Nama: Dedeh Rahmawati, NIM: 141500071, Judul Skripsi: Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perkembangan Perbankan Syariah Nasional
yang didominasi oleh BUS, dimana BUS mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga
dengan jumlah yang terus meningkat terutama deposito mudharabah. Besarnya
jumlah deposito mudharabah tersebut dilatar belakangi oleh adanya bagi hasil yang
ditawarkan oleh bank, dimana besarnya bagi hasil yang diberikan oleh nasabah
investor tergantung pada besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh bank itu sendiri,
maka kinerja keuangan suatu bank akan mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah yang akan diterima oleh nasabah investor.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Adakah pengaruh variabel
NOM, ROA, dan BOPO secara parsial terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudhabrah pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2) Adakah pengaruh variabel
NOM, ROA, dan BOPO secara simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudhabrah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh NOM, ROA, dan BOPO secara parsial terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2) Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh NOM, ROA, dan BOPO secara simultan terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat kuantitatif dengan
menggunakan data sekunder, data penelitian ini diperoleh dari Laporan Statistik
Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2013 – 2017
melalui situs www.ojk.go.id, yang difokuskan pada rasio NOM, ROA, BOPO dan
laporan tingkat bagi hasil deposito mudharabah dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Hasil uji t diperoleh hasil secara
parsial ada pengaruh yang signifikan antara variabel NOM dan ROA terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah, dan tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel BOPO terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 2) Hasil uji f
secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel NOM, ROA, dan BOPO
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah 3) Variabel NOM, ROA, dan BOPO
memiliki hubungan yang sedang terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah
dengan nilai sebesar 0,516 dan memberikan konstribusi sebesar 26,7% dengan
kriteria berpengaruh cukup berarti terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah
dan sisanya 73,3% dipengaruhi oleh model lain diluar regresi ini.
Kata kunci: NOM, ROA, BOPO, dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
iii
Nomor : Nota Dinas
Lampiran : Skripsi
Perihal : Usulan Ujian Munaqasah
a.n Dedeh Rahmawati
NIM 141500071
Assalamu‘alaikum Wr.Wb
Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan menganalisis
serta mengadakan koreksi seperlunya, kami berpendapat bahwa skripsi saudari
Dedeh Rahmawati , NIM 141500071 yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
di Indonesia (Periode 2013 – 2017) telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat
untuk melengkapi ujian munaqasah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan
Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten .
Demikian atas segala perhatian Bapak Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu‘alaikum Wr.Wb
Serang, 18 September 2018
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN SMH Banten
Di
Tempat
Pembimbing I
Dr. H. Efi Syarifuddin, M.M.
NIP. 19740314 20051 1005
Pembimbing II
Surahman, M,E.
NIP. 198109112015031003
iv
PENGESAHAN
Skripsi a.n Dedeh Rahmawati, NIM 141500071 yang berjudul Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia (Periode 2013 – 2017 ) telah diujikan dalam sidang Munaqasyah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten pada tanggal 18 September
2018.
Skripsi tersebut telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sultan MaulanaHasanuddinBanten.
Serang, 18 September 2018
SidangMunaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Itang, M.Ag Di’amah Fitriyyah, M.Pd
NIP. 197108041998031003 NIP. 198703062015032003
Anggota:
Penguji I Penguji II
Drs. Irsal DT. Gindo Dirajo, MM. Anita, M.Si
NIP. 195311051978031001 NIP. 198208082015032003
Pembimbing I
Dr. H. Efi Syarifuddin, M.M
NIP. 19740314200511005
Pembimbing II
Surahman, M.E
NIP. 198109112015031003
v
PERSEMBAHAN
Setiap rangkaian kata dalam skripsi ini ku persembahkan
untuk kedua orangtuku..
Untuk Ibunda tercinta Badriyah Indriyati dan Ayahanda
tercinta Didik Budiyanto, terimakasih atas segala dukungan,
bantuan, serta doa tulus kalian..
Untuk kaka ku satu-satunya Eka Budiyanti S.E, dan teman
seperjuanganku Yusuf Kusuma....
vi
MOTTO HIDUP
“Allah tidak memberikan apa yang hamba-Nya inginkan
tapi Allah memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan
karena Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya....”
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah:153)
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dedeh Rahmawati yang dilahirkan di Serang, pada tanggal
02 Desember 1995. Penulis dilahirkan dari orang tua bernama Ibu Badriyah Indriyati
dan Bapak Didik Budiyanto, yang dengan tulus ikhlas membesarkan penulis hingga
saat ini.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis terdiri dari SDN Kemang
Kota Serang lulus pada tahun 2008, SMPN 4 Kota Serang lulus pada tahun 2011,
dan SMKN 1 Kota Serang Jurusan Akuntansi lulus tahun 2014, dan melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah dan lulus pada tahun
2018.
Selama perkuliahan penulis pernah aktif pada Himpunan Mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah bidang Kominfo pada tahun 2015. Dan beberapa Unit Kegiatan
Mahasiswa lainnya guna menambah pengalaman penulis selama perkuliahan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik,
hidayah serta inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ―Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013 – 2017‖
Skripsi ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya tanpa ada bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr.H. Fauzul Iman, M.A. Rektor UIN Sultan Maulana Hasanudin
Banten.
2. Ibu Dr.Hj. Nihayatul Masykuroh, M.SI. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
3. Ibu Hendri Ferieka, S.E, M.Si. Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Dr.H. Efi Syarifuddin, MM, sebagai pembimbing I dan Bapak
Surahman, M.E.
5. Keluarga, sahabat dan teman-teman yenag telah memberikan motivasi dan
doa dalam penyusunan skripsi ini.
ix
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi penelitian maupun metodologi penelitian.
Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran agar skripsi ini
menjadi lebih baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin.
Serang, 18 September 2018
Penulis,
Dedeh Rahmawati
x
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
NOTA DINAS ........................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Bembatasan Masalah ................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penulisan ......................................................................... 7
E. Manfaat Penulisan ....................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori .......................................................................... 10
1. Kinerja Keuangan ................................................................. 10
a. Definisi Kinerja Keuangan ............................................ 10
b. Rasio Keuangan Bank Syariah ...................................... 16
2. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah ........................... 20
a. Pengertian Bagi Hasil .................................................... 20
b. Bagi Hasil pada Deposito Mudharabah ......................... 21
xi
3. Deposito Mudharabah ......................................................... 23
a. Definisi Deposito Mudharabah ..................................... 23
b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah ...................... 26
B. Hubungan antar Variabel .......................................................... 28
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 31
D. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 32
E. Hipotesis .................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Pnelitian ................................................... 36
B. Jenis Metode Penelitian ............................................................ 37
C. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 41
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 41
a. Uji Normalitas ............................................................... 42
b. Uji Multikolinearitas ..................................................... 42
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 43
d. Uji Autokorelasi ............................................................ 43
2. Uji Koefisien Korelasi .......................................................... 44
3. Uji Koefisien Determinasi .................................................... 44
4. Analisis Regresi Berganda ................................................... 45
5. Uji Hipotesis ......................................................................... 47
a. Uji T .............................................................................. 47
b. Uji F ..................................................................................... 47
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 49
B. Deskripsi Data ........................................................................... 51
C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................. 58
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 58
xii
a. Uji Normalitas ............................................................... 58
b. Uji Multikolinearitas .......................................................... 60
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 61
d. Uji Autokorelasi ................................................................. 62
2. Uji Koefisien Korelasi ............................................................... 64
3. Uji Koefisien Determinasi .................................................... 64
4. Analisis Regresi Berganda ................................................... 65
5. Uji Hipotesis ............................................................................. 67
a. Uji T .............................................................................. 67
b. Uji F ............................................................................... 68
D. Analisis Pembahasan ..................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase bagi hasil Deposito Mudharabah Periode Januari-
Desember 2017
Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2013-2017 5
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian NOM
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO
Tabel 3.1 Data Bank Umum Syariah
Tabel 3.2 Interprestasi terhadap Nilai Koefisien Korelasi
Tabel 3.3 Interprestasi terhadap Nilai Koefisien Determinasi
Tabel 4.1 Data NOM BUS Periode Januari 2013 – Desember 2017
Tabel 4.2 Data ROA BUS Periode Januari 2013 – Desember 2017
Tabel 4.3 Data BOPO BUS Periode Januari 2013 – Desember 2017
Tabel 4.4 Data tingkat bagi hasil deposito mudharabah BUS Periode Januari
2013 – Desember 2017
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-Smirnov
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi tahap kedua
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Dterminasi
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.12 Hasil Uji T
Tabel 4.13 Hasil Uji F
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Deposito Mudharabah
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Aset Bank Umum Syariah Periode 2012 – 2017
Gambar 4.2 Diagram Perkembangan Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah
Periode Tahun 2012 – 2017
Gambar 4.3 Diagram Normalitas Probability Plot
Gambar 4.4 Diagram Histogram Kurva Normalitas
Gambar 4.5 Diagram Pencar Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.6 Hasil Uji Statistik Durbin Watson
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri Perbankan Syariah nasional terus tumbuh dengan laju pertumbuhan
bervariasi sesuai dengan kondisi ekonomi dan berbagai faktor yang
mempengaruhi perkembangannya sejak lebih dari dua dekade, tepatnya sejak
tahun 1992. Dengan lahirnya UU No. 21 tahun 2008 sebagai pembaruan dari UU
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah maka pengembangan industri
Perbankan Syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai
dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.
Dengan progres perkembangannya yang impresif, maka diharapkan peran
industri Perbankan Syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan
semakin signifikan. Keberadaan Perbankan Syariah di Indonesia merupakan
refleksi dari kebutuhan atas sistem perbankan alternatif yang lebih dapat
memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan stabilitas sistem perbankan
nasional. Tujuan Perbankan Syariah adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional, seperti melakukan fungsi untuk mendukung sektor riil
melalui pembiayaan sesuai prinsip syariah yang mendukung pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka pemerataan kesejahteraan rakyat.
Perkembangan Perbankan Syariah saat ini semakin terlihat dari
bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia yang
2
telah mencapai 13 Bank Umum Syariah dengan total aset mencapai Rp.288,027
Triliun pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya
yang mencapai Rp.254,184 Triliun pada tahun 2016. Bank Umum Syariah
memberikan proporsi terbesar bagi Perbankan Syariah nasional dibandingan
UUS dan BRPS sebesar 68,08% pada tahun 2017. Peningkatan nilai aset Bank
Umum Syariah ini karena ditopang dengan perbaikan permodalan perbankan
yang juga terus mengalami peningkatan.
Dari sisi pengelolaan Dana Pihak Ketiga, Bank Umum Syariah telah
menghimpun Dana Pihak Ketiga sebesar Rp.238.225 Miliar, dan jumlah ini terus
mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Besarnya jumlah Dana Pihak Ketiga
dapat dijadikan indikasi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank yang
bersangkutan. Semakin tinggi jumlah Dana Pihak Ketiga mengindikasi
kepercayaan nasabah untuk menitipkan dananya di bank semakin membaik.1 Hal
tersebut didukung oleh peningkatan layanan industri jasa keuangan syariah yang
senantiasa berupaya mengoptimalkan infrastruktur dan memberikan service
excellence kepada masyarakat, di antaranya pemanfaatan IT dan peningkatan
jumlah kantor cabang serta pemanfaatan Layanan Syariah (LS) dan Layanan
Syariah Bank (LSB).
Deposito Mudharabah merupakan salah satu sumber Dana Pihak Ketiga yang
memberikan proporsi terbesar dibandingkan dengan tabungan dan giro. Tercatat
1 Umiyati, ―Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi total DPK BUS di
Indonesia (Periode 2011-2013)‖, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, Vol.4 No.1 (2016), 2.
3
dalam Laporan Statistik Perbankan Syariah pada tahun 2013 jumlah deposito
mudharabah sebesar Rp.107.812 Miliar dan terus meningkat hingga Rp.137.377
Miliar pada tahun 2017. Peningkatan jumlah deposito mudharabah ini dilatar
belakangi oleh meningkatnya jumlah nasabah yang menginvestasikan dananya di
bank syariah. Jika dilihat dari sudut pandang perilaku konsumen, alasan nasabah
menginvestasikan dananya dalam bentuk deposito adalah karena adanya bagi
hasil yang berikan oleh bank kepada nasabah. Sehingga apabila bagi hasil yang
ditawarkan tinggi maka akan semakin menarik minat nasabah untuk
menginvestasikan dananya pada bank syariah.
Besarnya persentase bagi hasil yang akan diperoleh nasabah tergantung pada
pendapatan yang dihasilkan oleh bank atas pembiayaan yang dikeluarkan.
Semakin tinggi pendapatan bank syariah, akan tinggi pula bagi hasil yang akan
diterima oleh nasabah investor.2 Oleh karna itu tingkat laba bank syariah bukan
saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi
juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah yang
menginvestasikan dananya. Dengan demikian kemampuan manajamen untuk
melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola
investasi yang baik akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga
intermediary dan kemampuannya dalam menghasilkan laba.3
2 Ismail, MBA, Perbankan Syariah, 48.
3 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), 110-111.
4
Tabel 1.1
Persentase bagi hasil Deposito Mudharabah
Periode Januari- Desember 2017
Bulan Persentase
bagi hasil Bulan
Persentase
bagi hasil
Januari 5,96% Juli 5,90%
Februari 5,97% Agustus 5,84%
Maret 6,07% September 6,11%
April 6,15% Oktober 5,91%
Mei 6,16% November 5,70%
juni 6,07% Desember 6,05%
Pada tabel 1.1 terlihat bahwa persentase bagi hasil Deposito Mudharabah
periode Januari hingga Desember 2017 mengalami fluktuatif disetiap bulannya.
Besarnya persentase bagi hasil yang diberikan bank kepada nasabah investor
tergantung pada pendapatan yang diperoleh oleh bank dan pada dasar
perhitungan bagi hasil. Perhitungan dasar bagi hasil dapat dilakukan dengan
konsep revenue sharing atau konsep profit sharing.
Melihat kondisi persaingan antar bank yang semakin ketat, menjadikan bank
perlu mempertahankan kinerja keuangan dengan baik. Bagi nasabah sebelum
mereka mendepositkan dananya, nasabah akan melihat terlebih dahulu kinerja
keuangan bank tersebut melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.
Kinerja keuangan merupakan indikator yang dapat merefleksikan kondisi
keuangan dengan menggunakan alat analisis keuangan, dimana analisis keuangan
bank penting dilakukan untuk melihat kesehatan bank. Karena dari informasi
5
tersebut dapat diperoleh informasi atas rasio yang dapat menunjukkan kualitas
bank.4 Rasio keuangan merupakan alat analisis yang biasa digunakan untuk
mengetahui apakah kinerja keuangan bank selama periode menghasilkan
keuntungan atau kerugian.
Tabel 1.2
Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2013-2017
Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa rasio keuangan Bank Umum Syariah
yang diwakili oleh NOM (Net Operating Margin) dan ROA (Return On Assets)
dari sisi profitabilitas dan BOPO (Biaya Operasioal terhadap Pendapatan
Operasional) dari sisi efisiensi berada pada posisi yang tetap dan sedikit
mengalami penurunan. Pada rasio NOM terjadi penurunan sebesar 0,97% dan
diikuti dengan posisi yang sama selama dua tahun yakni 0,52%. Pada rasio ROA
terjadi peningkatan di setiap tahunnya setelah mengalami penurunan pada tahun
2014. Sedangkan rasio BOPO mengalami penurunan sejak tahun 2015 hingga
2017 yang semula sebesar 97,01% menjadi 94,91%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shella Muthya Syarif
(2016) dan Nurul Hikmah (2015) menyebutkan bahwa ROA memiliki pengaruh
4 Adi Wirawan, ―ROA, ROE, dan BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah‖, Artikel Ilmiah, (2016), 4-5
Rasio/Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
NOM 1,49% 0,52% 0,52% 0,68% 0,67%
ROA 1,43% 0,41% 0,49% 0,63% 0,63%
BOPO 83,88% 96,97% 97,01% 96,22% 94,91%
6
secara signifikan dan BOPO tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat
bagi hasil Deposito Mudharabah. Dengan kesimpulan apabila ROA meningkat
maka pendapatan akan ikut meningkat dengan begitu tingkat bagi hasil untuk
nasabah investor akan ikut meningkat. Sedangkan BOPO tidak berpengaruh
dikarenakan jika Bank Syariah memperoleh pendapatan operasional yang kecil
maka resiko yang dimiliki bank syariah akan ditanggung oleh nasabah.
Maka dari itu penulis ingin menguji kembali apakah kinerja keuangan yang
diwakili oleh NOM, ROA dan BOPO berpengaruh langsung terhadap tingkat
bagi hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada karya tulis ilmiah yang berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode Januari 2013 –
Desember 2017).
B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian tidak meluas dan tetap terfokus pada
pokok pembahasan, maka penulis membatasi masalah ini pada kinerja keuangan
bank syariah yang diwakili oleh tiga variabel independen yaitu variabel NOM,
ROA, BOPO, sedangkan variabel dependennya adalah tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Sumber data dalam penelitian ini adalah data Statistik Perbankan
Syariah yang di publikasikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada tahun
2013 – 2017.
7
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, penulis menulis beberapa perumusan
masalah, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh NOM, ROA dan BOPO secara parsial terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
2. Adakah pengaruh NOM, ROA dan BOPO secara simultan terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh NOM, ROA dan BOPO secara
parsial terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh NOM, ROA dan BOPO secara
simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
lembaga keuangan syariah khususnya di bidang perbankan syariah, serta
sebagai ajang ilmiah untuk mengimplementasikan teori yang pernah didapat
di bangku perkuliahan.
8
2. Bagi perbankan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebuah referensi
dan informasi bagi perbankan dalam mengambil keputusan yang akan
diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruh tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
3. Bagi Lembaga Pendidikan UIN SMH Banten, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan keilmuan tambahan khususnya di bidang Perbankan
Syariah tentang deposito mudharabah sebagai produk bank syariah dan
menjadi bahan acuan bagi penelitian-penelitian yang akan datang.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
serta pengetahuan seputar produk bank syariah yakni deposito mudharabah.
F. Sistematika penulisan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal penulisan dan pembahasan skripsi,
maka penulis membaginya ke dalam 5 BAB pembahasan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan landasan
teori tentang kinerja keuangan, deposito mudharabah, bagi hasil,
9
rasio keuangan, serta memaparkan hubungan antarvariabel yang
nantinya akan dibentuk sebuah hipotesa.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan secara rinci mengenai
populasi dan sampel, variabel penelitian, jenis penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulisan akan memaparkan uraian mengenai hasil
penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia
dengan menggunakan analisa data berupa uji asumsi klasik, uji
hipotesis, dan analisis linear berganda.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari skripsi ini
serta saran-saran untuk beberapa pihak.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Kinerja Keuangan
a. Definisi Kinerja Keuangan
Definisi kinerja menurut Indra Bastian adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
visi dan misi suatu organisasi. Sedangkan kinerja keuangan menurut
Fahmi adalah gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan atau
sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah
dilakukan.5 Dwi Suwiknyo mendefinisikan kinerja keuangan adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan finansial untuk
mendapatkan profit yang direncanakan. Pendapatan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan baik dilihat dari sumbernya maupun fungsinya
yang terangkum dalam laporan keuangan.6
Penilaian kinerja keuangan merupakan hal yang esensi bagi suatu
organisasi atau perusahaan termasuk Perbankan, dimana kinerja tersebut
haruslah mencerminkan peningkatan dari satu periode ke periode
berikutnya. Abdullah mendefinisikan kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada periode tertentu baik dalam aspek
5 Umiyati, ―Analisi Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi DPK BUS di
Indonesia,.......‖ 6.
6 Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), 105
11
penghimpunan dana ataupun penyaluran dana yang biasa diukur melalui
indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank.7
Adapun tujuan dari penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memperoleh kewajiban yang harus segera dipenuhi.
2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar
kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan
membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
7 Riekie Susanti Irawati, ―Penilaian Kinerja Keuangan Bank Syariah melalui Pendekatan
CAEL, Risiko Usaha dan Efisiensi Usaha‖, Jurnal Akuntansi, Volume 8 No.1 (2012), 3.
12
Kondisi keuangan Perbankan Syariah secara keseluruhan dapat
dilihat melalui laporan keuangan bank, adapun tujuan dari laporan
keuangan bagi sektor Perbankan Syariah adalah menyajikan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari
aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.8
Semakin baik kondisi keuangan bank syariah maka menunjukkan bahwa
bank tersebut berada pada tingkat kesehatan yang baik.
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, profitabilitas,
likuiditas, dan sesitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap faktor-
faktor tersebut dilakukan setelah mempertimbangkan unsur judgement
yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor
penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi perbankan dan
perekonomian nasional.9
Bank Indonesia telah menetapkan peraturan perhitungan kinerja
keuangan bank syariah yang tertuang dalam PBI No.9/1/PBI/2007 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan sistem
8 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: Gramdedia Pustaka
Utama, 2014), 273. 9 Totok Budisantoso Nuritomo, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Salemba mpat,
2014), 74.
13
syariah. Dimana penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian
terhadap faktor-faktor sebagai berikut10
:
1) Permodalan (capital), penilaian permodalan merupakan penilaian
terhadap kecukupan modal Bank dan UUS untuk mengcover
eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur dimasa yang
akan datang.
2) Kualitas Aset (quality asset), penilaian kualitas asset merupakan
penilaian terhadap kondisi asset Bank dan UUS dan kecukupan
manajemem risiko pembiayaan.
3) Manajemen (management), penilaian manajemen merupakan
penilaian terhadap kemampuan manajerial pengurus bank untuk
menjalankan usaha, kecukupan manajemen risiko, dan kepatuhan
bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank
Indonesia dan atau pihak lainnya.
4) Rentabilitas (earning), penilaian rentabilitas merupakan penilaian
terhadap kondisi dan kemampuan Bank dan UUS untuk
menghasilkan keuntungan dalam rangka mendukung kegiatan
operasional dan permodalan.
10
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, http://www.bi.go.id (diunduh tanggal 17 April 2018).
14
5) Likuiditas (liquidity), penilaian likuiditas merupakan penilaian
terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang
memadai.
6) Sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk),
penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar merupakan penilaian
terhadap kemampuan modal Bank dan UUS untuk mengcover risiko
yang ditimbulkan oleh perubahan nilai tukar.
Pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan
dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian
(prudential banking), maka Bank Indonesia menerapkan aturan tentang
kesehatan bank. Dengan adanya aturan kesehatan bank, maka diharapkan
Perbankan Syariah selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak merugikan
masyarakat yang menjadi nasabah bank tersebut.
b. Rasio Keuangan Bank Syariah
Rasio keuangan meupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk
menganalisa laporan keuangan. Rasio keuangan dapat diartikan sebagai
suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang
terdapat pada laporan keuangan, dengan mempergunakan formula-
formula yang dianggap representatif untuk diterapkan.11
Dalam
Perbankan Syariah rasio keuangan dapat dijadikan sebagai pengukur
11 Mukhlishotul Jannah, Manajemen Keuangan, (Serang, 2015), 65.
15
kinerja Perbankan termasuk penilaian untuk kesehatan bank tersebut.
Rasio keuangan Perbankan memiliki perbedaaan dengan kinerja
keuangan perusahaan dimana perbankan termasuk kategori bisnis yang
bersifat intangible sehingga memiliki risiko yang sangat tinggi.12
Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat
menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu
periode ke periode berikutnya. Kondisi keuangan yang baik atau sehat
dapat diartikan bahwa bank mampu untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku.13
Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1) Perbandingan internal, yakni analisis dengan membandingkan rasio
sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan
yang sama.
2) Perbandingan eksternal, yakni analisis dilakukan dengan
membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.
12 Irham Fahmi, Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi (Bandung: Alfabeta, 2014), 175. 13
Totok Budisantoro Nuritomo, Bank dan lembaga keuangan lain, 5.
16
Dalam menganalisa kinerja keuangan Perbankan Syariah dapat
dilakukan dengan berbagai rasio keuangan seperti rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dll. Namun dalam penelitian ini, rasio
keuangan difokuskan pada rasio profitabilitas dan rasio biaya. Pada rasio
profitabilias indikator yang digunakan adalah Net Operating Margin
(NOM) dan Return On Asset (ROA) sedangkan pada raio biaya
menggunakan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO). Adapun penjelasan dari ketiga rasio tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Net Operating Margin (NOM)
Net Operating Margin (NOM) merupakan analog dari Net Interest
Margin (NIM) dikarenakan bank syariah tidak mengenal sistem bunga
melainkan bagi hasil. Net Operating Margin merupakan rasio utama
dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.14
Net
Operating Margin (NOM) adalah perbandingan antara pendapatan
operasional dengan beban operasional terhadap rata-rata aktiva
produktif. Aktiva produktif merupakan penanaman bank dalam
bentuk pembiayaan, surat berharga, penyertaan dan penanaman
lainnya yang dimaksudkan untuk menghasilkan laba. Adapun formula
14
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, SE9/24/DPbS2007 Romawi II.3, 28.
17
yang digunakan dalam perhitungan Net Operating Margin adalah
sebagai berikut15
:
NOM = ( )–
X 100%
Keterangan :
a) Pendapatan Operasional (PO) adalah pendapatan operasional
setelah Distribusi Bagi Hasil (DBH) dalam 12 (dua belas) bulan
terakhir.
b) Beban Operasional (BO) adalah beban operasional termasuk
kekurangan PPAP yang w ajib dibentuk sesuai dengan ketentuan
dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.
c) Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva
produktif 12 (dua belas) terakhir.
d) Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Net Operating Margin
Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : NOM > 3% Tinggi
Peringkat 2 : 2% < NOM ≤ 3% Cukup Tinggi
Peringkat 3 : 1,5 % < NOM ≤ 2% Rendah
Peringkat 4 : 1% < NOM ≤ 1,5% Cukup Rendah
Peringkat 5 : NOM ≤ 1% Sangat Rendah
15
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, 286.
18
Semakin besar nilai NOM maka begitu pula dengan nilai return
on assetnya , yang berarti akan meningkatkan pendapatan bagi hasil
atas aktiva produktiv yang dikelola oleh bank, sehingga kinerja
keuangan akan semakin meningkat.16
2) Return On Asset (ROA)
Return On Asset merupakan rasio penunjang dari rasio
profitabiltas, dimana rasio ini menggambarkan kemampuan bank
dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
yang menghasilkan laba.17
Tujuan dari rasio ini adalah untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.
Semakin kecil rasio yang diperoleh mengindikasi kurangnya
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva untuk
meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.18
Semakin tinggi rasio
yang diperoleh mengindikasi baiknya kemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva sehingga keuntungan yang dicapai akan
semain besar dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset.
Dengan kondisi ROA yang baik pada suatu bank menunjukkan
bank tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik, dengan demikian
16
Vita Tristiningtyas, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia, Jurnal Akuntansi, Vol.3 No.2 (2013), 4. 17
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, 254 18 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Penilaian Tingkat Kesehatan Bank,..... 184.
19
tingkat pengembalian (return) akan semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa ROA dapat menjadi cermin daya tarik bisnis
(business attractiveness) bagi para investor untuk menginvestasikan
dananya di bank syariah. Menurut Peraturan Bank Indonesia, nilai
ROA yang baik adalah diatas 1,5%, dimana nilai ROA diperoleh dari
laba sebelum pajak dibagi rata-rata total aktiva dengan formula
sebagai berikut :
Return On Asset =
x 100%
Keterangan :
a) Perhitungan laba sebelum pajak disetahunkan.
b) Perhitungan rata-rata total aktiva berdasarkan posisi bulan.
c) Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Return On Asset
Kriteria Penilaian
Peringkat 1 : ROA > 1,5% Tinggi
Peringkat 2 : 1,25% < ROA ≤ 1,5% Cukup Tinggi
Peringkat 3 : 0,5% < ROA ≤ 1,25% Rendah
Peringkat 4 : 0% < ROA ≤ 0,5% Cukup Rendah
Peringkat 5 : ROA ≤ 0% Sangat Rendah
3) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional atau BOPO
adalah indikator dari rasio biaya yang digunakan untuk mengukur
20
tingkat efisiensi kinerja operasional bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasionalnya.19
Persentase dari
BOPO ini akan mencerminkan efisiensi suatu bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, Ponco berpendapat bahwa
rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya
kemampuan bank tersebut dalam menekan biaya operasional dan
meningkatkan pendapatan operasional yang akan menimbulkan
kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya.20
Besarnya BOPO diperoleh melalui perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional, dengan formula sebagai
berikut :21
Rasio biaya =
Tabel 2.3
Kriteria Penilaian Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Kriteria Penilaian
Peringkat 1 : BOPO ≤ 83% Rendah
Peringkat 2 : 83% < BOPO ≤ 85% Cukup Rendah
Peringkat 3 : 85% < BOPO ≤ 87% Rendah
Peringkat 4 : 87% < BOPO ≤ 89% Cukup Tinggi
Peringkat 5 : BOPO > 90% Tinggi
19
Muhamad, Manajemen dana bank syariah, 287. 20
Moh Iskandar Nur, ‗Skripsi Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah dan Tingkat Pengembalian Ekuitas pada BUS‖, 21 21
Muhamad, Manajemen dana bank syariah, 254.
21
Semakin rendah persentase BOPO maka semakin baik kinerja
manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam menggunakan
sumber daya perusahaan sehingga bank dapat menghasilkan banyak
pendapatan dari pengelolaan aktivanya dengan biaya operasional
yang rendah.
2. Deposito Mudharabah
a. Definisi Deposito Mudharabah
Menururt Undang-Undang No.10 Tahun 2008 pasal 1 yang dimaksud
dengan deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad antara nasabah penyimpan dan Bank Syariah, dan arti dari investasi
itu sendiri adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank
Syariah berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk deposito, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.22
Sedangkan deposito mudharabah menurut Ismail adalah dana investasi
yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,
22
UU RI No.21 Tahun 2008 pasal 1 tentang Perbankan Syariah
22
sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dengan
nasabah investor.23
Maka dapat disimpulkan bahwa deposito mudharabah adalah dana
simpanan pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank dan penarikannya
dilakukan pada waktu tertentu sesuai masa penyimpanan yang
diperjanjikan seperti 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.
Deposito dicairkan setelah jangka waktu berakhir dan dapat diperpanjang
secara otomatis (automatic roll over) ataupun secara tidak otomatis (non-
automatic roll over) .24
Gambar 2.1 Skema Deposito Mudharabah
Gambar 2.1 merupakan skema deposito mudharabah, dimana dalam
mekanisme deposito mudharabah nasabah bertindak sebagai pemilik dana
(shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib).
Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan atau
tanpa batasan-batasan dari pemilik dana. Dari hasil pengelolaan dana
tersebut, bank akan membagi hasil atas laba usaha kepada nasabah
investor sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan.
23
Ismail, Perbankan Syariah, 91. 24
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami bisnis bank syariah, 98.
Nasabah
investor Bank
Syariah
Investasi mudharabah
Bagi hasil
Mitra
Usaha
Mitra
Usaha Bagi hasil
Kerja sama
Menjual Jasa
Bayar Cicilan
23
Deposito mudharabah terbagi menjadi dua bagian yakni deposito
mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA) dan
deposito mudharabah muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA).
Deposito mudharabah mutlaqah adalah deposito yang mana pemilik dana
memberikan batasan pada Bank Syariah dalam mengelola investasinya.
Dengan kata lain Bank Syariah mempunyai hak dan kebebasan
sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ke berbagai sektor
bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Sedangkan
deposito mudharabah muqayyadah adalah deposito yang mana pemilik
dana memberikan batasan kepada Bank Syariah dalam mengelola
investasinya seperti memberikan batasan kemana dana tersebut akan
diinvestasikan ke sektor bisnis.25
b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah
Landasan hukum deposito mudharabah terdapat pada Undang-Undang
No.10 Tahun 2008 pasal 1 tentang Perbankan Syariah, PBI
No.10/16/PBI/2008 pasal 3. Selain itu produk deposito mudharabah telah
diatur dalam sebuah Fatwa DSN No.03/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 01
April 2000, yang menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan
jasa perbankan.
25 Adiwarman, Bank Islam......, 364-367.
24
Adapaun landasan hukum Al-qur‘an dan Hadits tentang deposito
mudharabah berdasarkan Fatwa DSN No.03/DSN-MUI/IV/2000 adalah
sebagai berikut :
1) Al-Qur‘an
a) QS. An-Nisaa‘: 29
“hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling
memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan peniagaan yang berlaku dengan sukarela di
antaramu”
b) QS.Al-Baqarah: 283
“maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya”
c) QS.Al-Maidah: 1
“hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu.
d) QS.Al-Baqarah: 198
“tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu”
2) Al-Hadits
Riwayat Thabarani dari Ibnu Abbas:
25
“abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak
mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan
yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya.”
b) Riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
“nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual‟.”
c) Riwayat Tirmidzi dan ‗Amir bin ‗Auf:
“perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka, kecuali syrat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
3. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
a. Pengertian Bagi Hasil
26
Islam melarang penggunaan bunga dan membolehkan bagi hasil.
Keduanya memberikan keuntungan namun memiliki perbedaan yang
mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dengan
pembungaan uang. Bagi hasil didefinisikan sebagai suatu sistem yang
meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal dan pengelola
dana.26
Bagi hasil juga dapat diartikan sebagai pembagian atas hasil usaha
yang telah dilakukan oleh pihak yang melakukan perjanjian usaha.
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan
dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Penggunaan
tingkat bagi hasil ini dimaksudkan untuk menghindari fluktuasi nominal
bagi hasil yang dipengaruhi oleh perubahan saldo dan menjamin adanya
keadilan sehingga tidak ada pihak yang tereksploitasi.27
Adapun prinsip-prinsip dalam bagi hasil adalah sebagai berikut28
:
2) Penentuan keuntungan dilakukan pada saat akad dengan pedoman
kemungkinan untung rugi.
3) Besarnya persentase bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang
diperoleh.
4) Pembayaran bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan,
apabila terjadi kerugian makan ditanggung bersama.
26
Ahmad Ihfam, Ini Lho Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), 45. 27
Andryani Iska, ―Analisis Pengaruh ROA, BOPO, dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada BUS‖, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 11 Nomor 1 (September,
2012), 4. 28
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), 41.
27
5) Jumlah pembayaran atas bagi hasil akan meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
6) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.
Disamping hal itu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
besarnya bagi hasil yang diterima oleh nasabah, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Investment Rate
Investment Rate merupakan persentase dana yang diinvestasikan
kembali oleh bank syariah baik ke dalam pembiayaan maupun
penyaluran dana lainnya. Ketentuan ini dilakukan karena adanya
ketentuan dari Bank Indonesia, bahwa jumlah persentase tertentu atas
dana dari masyarakat tidak boleh diinvestasikan akan tetapi
diinvestasikan dalam bentuk Giro Wajib Minimum (GWM).
2) Total Dana Investasi
Total dana yang diinvestasikan diterima oleh bank syariah akan
mempengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor. Total
dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung dengan
menggunakan saldo minimal bulanan atau harian.
3) Jenis Dana
Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana memiliki
beberapa jenis, dimana setiap jenisnya memiliki karakteristik yang
28
berbeda – beda sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya bagi
hasil.
4) Nisbah
Nisbah merupakan persentase bagi hail yang disebutkan dalam
akad kerja sama usaha (mudharabah atau musyarakah) yang telah
disepakati antara nasabah dengan bank.
5) Metode Perhitungan Bagi Hasil
Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi
hasil yaitu menggunakan metode profit/loss sharing atau revenue
sharing. Bagi hasil dengan metode profit/loss sharing dihitung
berdasarkan laba sebelum pajak. Sedangkan metode revenue sharing
dihitung berdasarkan pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya.
b. Bagi Hasil pada Deposito Mudharabah
Sebagai lembaga intermediary yang menghimpun dana dalam bentuk
investasi , bank akan mendapatkan bagi hasil atas dana yang dikelolanya
yang dikategorikan sebagai pendapatan. Dalam deposito mudharabah
nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana) dan bank
bertindak sebagai mudharib (pengelola dana). Dalam kapasitasnya
sebagai mudharib, bank akan melakukan berbagai macam usaha yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya,
termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga.
29
Dari hasil pengelolaan dana tersebut bank akan membagi hasilkan
kepada nasabah investor atas keuntungan yang diperoleh sesuai dengan
nisbah yang telah diperjanjikan.29
Semakin tinggi tingkat keuntungan
yang diperoleh semakin besar jumlah pembagian laba yang dibagikan
kepada nasabah.30
Besarnya pembagian hasil usaha antara pihak shahibul maal (pemilik
dana) dan mudharib (pengelola dana) tergantung pada dasar perhitungan
bagi hasil, diantaranya adalah dengan menggunakan prinsip profit sharing
atau revenue sharing. Perhitungan dengan metode profit sharing adalah
bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi beban usaha,
sedangkan revenue sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan usaha sebelum dikurangi beban usaha.31
Apabila terjadi
kerugian karena proses usaha, dan bukan karena kelalaian atau
kecurangan pengelolaan, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh sahibul
maal, sedangkan mudharib kehilangan tenaga dan keahlian yang telah
diberikan. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian atau kecurangan
dalam pengelolaan, maka mudharib bertanggung jawab sepenuhnya.
Disamping hal itu, bagi hasil dalam Perbankan Syariah menggunakan
istilah nisbah bagi hasil, nisbah adalah proporsi persentase yang disetujui
29 Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Rajagrafindo ersada, 2016),
363. 30 Tyas Dyah Fatmawati, ―Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dan Nisbah
Bagi Hasil....., 4. 31
Ismail , Perbankan Syariah, 98.
30
oleh kedua belah pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang
dilakukan bersama. Penentuan bagi hasil ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional
bank.32
Misalnya customer service menawarkan nisbah bagi hasil
deposito mudharabah sebesar 55 : 45, itu berarti nasabah investor akan
memperoleh 55% dari return investasi yang dihasilkan bank melalui
pengelolaan dana masyarakat di sektor riil, sementara bank mendapatkan
porsi bagi hasil sebesar 45%.
c. Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Ada perbedaan yang paling mendasar antara deposito pada bank syariah
dengan deposito pada bank konvensional. Dimana pada bank syariah
menerapkan sistem bagi hasil sedangkan bank konvensional menerapkan
sistem suku bunga. Dengan menggunakan sistem bagi hasil, pendapatan dari
deposito mudharabah menjadi tidak tetap seperti pendapatan bunga pada
deposito di bank konvensional. pendapatan deposito mudharabah akan
berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan bank syariah.33
Namun sistem
suku bunga memiliki dampak buruk bagi bank itu sendiri, karena xxxxx
32
www.bi.go.id, Menghitung Bagi Hasil IB, Bank Indonesia, diakses pada 28 Maret 2018. 33 Tyas Dyah Fatmawati, ―Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dan
Nisbah Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia‖, Artikel Ilmiah
Jurusan Akuntansi, (2015), 2.
31
Dalam bank syariah ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk
menghitung bagi hasil deposito mudharabah, diantaranya adalah sebagai
berikut34
:
1) Menentukan metode perhitungan yang digunakan.
2) Memilah antara dana yang berasal dari investasi mudharabah dengan
dana selain investasi mudharabah.
3) Menjumlahkan semua dana yang berasal dari investasi mudharabah.
4) Menghitung rata – rata pembiayaan pada bulan laporan.
5) Menjumlahkan pendapatan pada bulan laporan yang terdiri dari
pendapatan bagi hasil, margin keuntungan dan pendapatan sewa.
6) Mengurangi total investasi mudharabah sesuai ketentuan Bank Indonesia.
7) Menentukan pendapatan yang akan dibagi hasilkan antara nasabah
investor dengan bank.
Setelah mengetahui tahapan dalam menghitung bagi hasil deposito
mudharabah, berikut disajikan ilustrasi kasus perhitungan bagi hasil deposito
mudharabah pada bank syariah :
Setelah mengetahui jumlah income disrtribution selanjutnya menghitung
bagi hasil deposito mudharabah, dengan formula sebagai berikut:
34 Ismail, Perbankan Syariah, 44.
Formula Income Distribution Bank Syariah :
Income distribution = investasi mudharabah – GWM (inv.mudharabah) x pendapatan
Total penyaluran dana
32
Kasus 1 :
Seorang nasabah menginvestasikan dananya pada Bank Syariah X untuk
deposito mudharabah berjangka 1 bulan sebesar Rp.20.000.000,- dengan
nisbah 45% : 55%. Saldo rata-rata deposito mudharabah perbulan sebesar
Rp.10.000.000.000,- dengan income distribution sebesar Rp.500.000.000,-
maka perhitungan bagi hasilnya adalah sebagai berikut :
Rp.20.000.000,- x 55% x Rp.500.000.000,- = Rp.550.000,-
Rp. 10.000.000.000,-
Dengan menggunakan sistem bagi hasil, pendapatan dari deposito
mudharabah menjadi tidak tetap, berbeda dengan Bank Konvensional yang
menggunakan suku bunga pada depositonya sehingga berapapun pendapatan
yang diperoleh bank tidak akan mempengaruhi besarnya bunga yang
diberikan bank kepada nasabah investor. Berikut disajikan ilustrasi kasus
perhitungan bunga deposito pada Bank Konvensional35
35 Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
248.
Formula bagi hasil deposito mudharabah :
Saldo deposito berjangka x nisbah x income distribution
Total investasi mudharabah
Formula bunga deposito bank konvensional :
Bunga = pokok x rate x bulan/12 x pajak
33
Keterangan:
Bunga : bunga bersih yang diterima oleh deposan setelah dipotong pajak.
Pokok : jumlah dana awal yang didepositkan.
Rate : suku bunga deposito dalam persen/tahun.
Bulan : jangka waktu deposito.
Kasus 2 :
Seorang nasabah menginvestasikan dananya pada Bank Y untuk deposito
berjangka 3 bulan sebesar Rp.100.000.000,- dengan tingkat bunga sebesar
10% pertahun dengan pajak sebesar 20%, maka perhitungan bunganya adalah
sebagai berikut :
Rp.100.000.000,- x 10% x 3 = Rp.2.500.000,- x 20% = Rp.500.000,-
12
Maka bunga neto = Rp.2.500.000,- – Rp.500.000,- = Rp.2.000.000,-
Bagi hasil untuk investasi deposito mudharabah akan dibayarkan pada
tanggal valuta, yakni tanggal pada saat dana ditempatkan. Dalam deposito
berjangka baik dalam bank syariah ataupun bank konvensional apabila
nasabah akan mencairkan dana sebelum jatuh tempo maka bank akan
melakukan sanksi tertentu atau pinalti. Pada Bank Konvensional pinalti
tersebut dapat berupa pengurangan suku bunga, penghapusan bunga yang
berhak diperoleh, atau lain-lain, sedangkan pada Bank Syariah pinalti tersebut
dapat barupa sejumlah uang, namun Bank Syariah tidak boleh mengakuinya
34
sebagai pendapatan operasional bank akan tetapi akan digunakan sebagai dana
kebajikan.36
B. Hubungan Antar Variabel
1. Pengaruh Net Operating Margin terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
NOM merupakan rasio utama dari rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktif untuk menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan
operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Aktiva
produktif merupakan penanaman bank dalam bentuk pembiayaan, surat
berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk
menghasilkan laba.37
Menurut teori yang ada, semakin besar nilai NOM maka semakin
besar pendapatan operasional suatu bank atas aset yang dikelola oleh bank,
sehingga suatu bank mampu mengantisipasi potensi kerugian dan
meningkatkan modal, dengan begitu kondisi bank dalam keadaan
bermasalah semakin kecil.38
Dari besarnya nilai rasio ini menunjukkan
bagaimana kemampuan bank dalam memaksimalkan pengelolaan terhadap
36 Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain....., 250.
37
Sherty Junita, ―Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM Perbankan Syariah di
Indoensia (Periode 2010-2014), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
2015,32. 38
Silfani permata sari, ―Analisis Pengaruh CAR, NOM, FDR, NPF, dan Pembiayaan Bagi Hasil
terhadap Profitabilitas BUS di Indonesia, Vol.6 No.4 (2017), 3.
35
aktiva yang bersifat produktif untuk melihat seberapa besar perolehan
pendapatan bagi hasil.
Apabila nilai rasio NOM mengalami peningkatan maka akan
mempengaruhi nilai profitabilitas, dimana ketika nilai profitabilitas
meningkat akan berpengaruh juga terhadap tingkat bagi hasil, dimana tingkat
bagi hasil yang diberikan kepada nasabah investor akan ikut meningkat.
2. Pengaruh Return On Asset terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
Return On Asset merupakan rasio penunjang dari rasio profitabilitas,
ROA merupakan perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva yang
menggambarkan produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga
mengasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimiliki.
ROA juga dapat digunakan sebagai variabel yang menggambarkan
kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan. Semakin besar
nilai ROA pada suatu bank menunjukkan semakin baiknya posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset.39
Apabila ROA pada suatu bank mengalami peningkatan, maka
demikian juga dengan pendapatannya yang secara langsung akan
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang diperoleh oleh
nasabah investor. Hasil penelitian yang dilakukan Moh. Iskandar Nur (2014)
39
Andryani Isna K, ―Pengaruh ROA, BOPO dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah‖, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vo.11 No.01 (2012), 7.
36
dan Shella Mutya Syarif (2016) menyatakan bahwa ROA secara parsial
berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini
sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Ismail bahwa dengan
meningkatnya ROA maka pendapatan yang diperoleh bank ikut meningkat
dengan begitu tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang diberikan kepada
nasabah investor ikut meningkat.
3. Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Untuk mengukur efisiensi bank dapat diukur dengan membandingkan
antara total beban operasional dengan total pendapatan operasional (BOPO).
Tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap
tingkat pendapatan yang dihasilkan bank. Jika kegiatan operasional bank
berjalan dengan efisien, maka pendapatan bank akan meningkat. Sehingga
semakin besar rasio BOPO menunjukkan bahwa kinerja bank tersebut
menurun, begitupun sebaliknya semakin kecil rasio BOPO dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas bank meningkat dan semakin efisien beban
operasional yang dikeluarkan, dengan begitu kemungkinan bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil.
Hasil penelitian yang dilakukan Siti Juwairiyah (2008) menyatakan
bahwa ada pengaruh positif antara BOPO terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
apabila BOPO menurun maka pendapatan bank akan meningkat. Dengan
37
adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil kepada
nasabah investor akan meningkat. Namun berbeda dengan hasil penelitian
Nurul Hikmah (2015) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Karena semakin tinggi
BOPO maka semakin rendah tingkat bagi hasil deposito mudharabah, hal ini
mengindikasi bahwa biaya operasional yang tinggi akan memperlihatkan
porsi yang tidak seimbang antara pendapatan operasional dengan biaya
operasional. Sehingga menibulkan efek buruk bagi kesehatan bank yang
secara langsung akan berpengaruh juga terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting.40
Berikut disajikan kerangka pemikiran dala penelitian ini :
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014),
60.
38
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
C. Hasil – Hasil Penelitian yang Relevan
NO NAMA
PENELITI
JUDUL
PENELI
TIAN
METODE PENELITIAN HASIL
PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Moh.
Iskandar
Nur (2014)
Pengaruh
kinerja
keuangan
terhadap
tingkat
bagi hasil
deposito
mudharab
Return on
Asset (ROA)
dan Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Net
Operating
Margin
(NOM),
Financing to
Deposit
Ratio (FDR),
Return On
ROA dan BOPO
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
ROMD, dan
FDR tidak
berpengaruh
Data Statistik Perbankan Syariah
Periode 2013- 2017
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Landasan teori
Kinerja Keuangan
NOM (X1) ROA (X2) BOPO (X3)
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)
39
ah dan
tingkat
pengemba
lian
ekuitas
pada
Bank
Umum
Syariah di
Indonesia.
(Periode
2011-
2013)
Equity
(ROE)
terhadap
ROMD.
Sedangkan ROA
dan BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap tingkat
pengembalian
ekuitas, dan
FDR tidak
berpengaruh
terhadap tingkat
pengembalian
ekuitas.
2 Siti Rahayu Pengaruh
ROA,
CAR,
BOPO,
dan Suku
Bunga
terhadap
tingkat
bagi hasil
deposito
mudharab
ah pada
Return on
Asset (ROA)
danBiaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Net
Operating
Margin
(NOM),
Current
Asset Ratio
(CAR), dan
Suku Bunga
Ada pengaruh
positif dan
signifikan antara
ROA dan Suku
Bunga terhadap
tingkat bagi hasil
deposito
mudharabah,
dan tidak ada
pengaruh yang
signifikan antara
BOPO dan CAR
40
perbanka
n syariah.
(Periode
2008-
2012)
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
3 Shella
Muthya
Syarif
(2016)
Pengaruh
kinerja
keuangan
terhadap
tingkat
bagi hasil
deposito
mudharab
ah pada
perbanka
n syariah
di
Indonesia.
(Periode
2011-
2015)
Return on
Asset (ROA)
dan Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Net
Operating
Margin
(NOM), dan
Current
Asset Ratio
(CAR)
ROA dan CAR
berpengaruh
secara signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah,
dan BOPO tidak
berpengaruh
signifikan.
Sedangkan
ROA, CAR, dan
BOPO secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
4 Nurul Analisis
Pengaruh
Return on
Asset (ROA)
Non
Peforming
Secara simultan
ROA, BOPO,
41
Hikamh
(2015)
ROA,
BOPO,
NPF dan
FDR
terhadap
tingkat
bagi hasil
deposito
mudharab
ah (Studi
pada BUS
periode
2011-
2013)
dan Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Financing
(NPF) dan
Financing to
Deposit
Ratio (FDR)
NPF dan FDR
berpengaruh
terhadap tingkat
bagi deposito
mudharabah.
Sedangkan
secara parsial
hanya NPF yang
tidak
berpengaruh
terhadap tingkat
bagi hasil
deposito
mudharabah.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah
diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori dan harus diuji
kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dideskripsikan, maka
hipotesis penelitian dapat diajukan sebagai berikut :
1. Ha : Variabel Net Operating Margin (NOM), Return On Assets (ROA),
dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara
parsial terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah.
42
H0 : Variabel Net Operating Margin (NOM), Return On Assets (ROA),
dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh
secara parsial terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah.
2. Ha : Variabel Net Operating Margin (NOM), Return On Assets (ROA),
dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara
simultan terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah.
H0 : Variabel Net Operating Margin (NOM), Return On Assets (ROA),
dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh
secara simultan terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 41
Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia. Menurut
Otoritas Jasa Keuangan, Bank Umum Syariah adalah bank yang dalam
aktivitasnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah dan
melaksanakan kegiatan lalu lintas pembayaran. Berdasarkan data Statistik
Perbankan Syariah tahun 2017, total jumlah Bank Umum Syariah yang
beroperasi di Indonesia saat ini sebanyak 13 bank. Berikut adalah nama-nama
Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia
Tabel 3.1
Data Bank Umum Syariah
NO NAMA BANK UMUM SYARIAH JUMLAH
KPO
TAHUN
BERDIRI
1 PT. Bank Muamalat Indonesia 83 1991
2 PT. Bank Mandiri Syariah 130 1999
3 PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah 9 2008
4 PT. Bank BNI Syariah 68 2010
41
Ali Idris Suntoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika, PT.
Aramedia 7Bakti Persada, 17.
44
5 PT. Bank Mega Syariah 28 1990
6 PT. Bank Jawa Barat Banten Syariah 9 2010
7 PT. Bank Panin Dubai Syariah 17 2009
8 PT. Bank Syariah Bukopin 12 2008
9 PT. Bank Victoria Syariah 9 2010
10 PT. BCA Syariah 12 2010
11 PT. Maybank Syariah Indonesia 1 1995
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara
Syariah 24 2014
13 PT. Bank Aceh Syariah 26 2016
Ket : KPO = Kantor Pusat Operasional
Sedangkan sampel menurut Sugiyono adalah bagian dari jumlah yang
dimiliki populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang di teliti
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan
metode pengambilan sampel dimana tidak semua elemen populasi digunakan
sebagai sampel karena sampel yang dipilih hanya berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu 42
Kriteria tersebut adalah Bank Umum Syariah yang didirikan atau
telah melakukan kegiatan operasional sebelum tahun 2013, sehingga pada
penelitian ini jumal sampel sebanyak 11 Bank Umum Syariah.
Penelitian ini menggunakan data NOM, ROA, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah dari Laporan Statistik Perbankan Syariah dalam skala
bulanan sejak Januari 2013 hingga Desember 2017, sehingga jumlah data dalam
penelitian ini berjumlah 240 data.
42 Ali Idris Suntoro, Cara Mudah Belajar Metodologi..........., 18.
45
B. Jenis Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan, artinya penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan anatara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek penelitian.
Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk
suatu keperluan tertentu.43
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif, yaitu serangkaian observasi yang dapat dinyatakan dalam angka-
angka atau data kualitatif yang diangkakan.44
Menurut sumber datanya peneliti menggunakan data sekunder yaitu data yang
diambil oleh peneliti tidak mengukur secara langsung dari obyek yang diteliti,
tetapi peneliti menggunakan data dari hasil penelitian orang lain atau suatu
institusi dimana data tersebut sudah dipublikasikan.45
C. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
43
Soeratna dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2008), 67. 44 Soeratna dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian....., 63. 45
Ali Idris Soentoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika
(Depok: Taramedia Bakti Persada, 2015) 17-18.
46
kemudian ditarik kesimpulannya.46
Sedangkan operasional varibael penelitian
merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu vaiabel.
Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator
dari variabel peneliti yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian
terdahulu.
Dengan penelitian yang berjudul ―Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia‖ terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel independen dan
satu variabel dependen. Variabel-variabel ini dihubungkan untuk mengetahui
tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun
masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel dependen (Y)
Deposito mudharabah merupakan produk Perbankan Syariah yang
menggunakan sistem bagi hasil. Dimana dalam bank syariah bagi hasil ini
ditentukan oleh besarnya nisbah. Nisbah adalah proporsi persentase yang
disetujui oleh kedua belah pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang
dilakukan bersama. Dalam penelitian ini data atas tingkat bagi hasil deposito
mudharabah bersumber dari data Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan
setiap bulan, dengan jumlah sampel sebanyak 60 bulan terhitung dari Januari
2013 hingga Desember 2017 dalam bentuk persentase.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif......, 38 .
47
2. Net Operating Margin sebagai variabel independen (X1)
Net Operating Margin atau NOM merupakan rasio utama dari rasio
profotabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva
produktif dalam menghasilkan laba dengan membandingkan antara
pendapatan operasional dengan beban operasional terhadap rata-rata aktiva
produktif,. Dalam penelitian ini data atas Net Operating Margin bersumber
dari Otoritas Jasa Keuangan berupa data Statistik Perbankan Syariah yang
diterbitkan setiap bulan, dengan jumlah sampel sebanyak 60 bulan terhitung
dari Januari 2013 hingga Desember 2017 dalam bentuk persentase.
3. Return on asset sebagai variabel independen (X2)
Return on asset atau ROA merupakan rasio pendukung dari rasio
profitabilitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola
dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan antara laba sebelum
pajak dengan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini data atas Return On
Asset bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan berupa data Statistik Perbankan
Syariah yang diterbitkan setiap bulan, dengan jumlah sampel sebanyak 60
bulan terhitung dari bulan Januari 2013 hingga Desember 2017.
4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebagai variabel
independen (X3)
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional atau BOPO
merupakan indikator dari rasio biaya yang digunakan untuk mengukur
48
tingkat efisiensi kinerja operasional bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Semakin rendah persentase
BOPO maka semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih
efisien dalam menggunakan sumber daya perusahaan . Dalam penelitian ini
data atas Return On Asset bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan berupa
data Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan setiap bulan, dengan
jumlah sampel sebanyak 60 bulan terhitung dari bulan Januari 2013 hingga
Desember 2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersumber
dari literature, buku, jurnal, dan sejenisnya yang berhubungan dengan objek
penelitian agar memperoleh data yang bersifat teoritis yang dapat menunjang
materi agar relevan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian,
namun melalui dokumen atau menelusuri data historis. Data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan data yang
bersumber dari Laporan Statistik Perbankan Syariah dan data penunjang
49
lainnya yang diperoleh melalui situs www.bi.go.id, www.ojk.go.id dan
beberapa situs lainnya yang digunakan untuk kelengkapan data seperti
www.mui.or.id.
E. Teknik Analisis Data
Terdapat beberapa teknik statistika yang dapat digunakan untuk menganalisa
dataa, tujuan dari analisa ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan
mengenai variabel penelitian. Metode analisa data pada penelitian ini
menggunakan uji asumsi klasik, uji koefisien korelasi, uji koefisien determinasi,
uji analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis. Berikut adalah penjelasan
mengenai metode analisa data yang akan digunakan pada penelitian ini :
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, atau autokorelasi. Asumsi
klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimoer linier tidak bisa
dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator) yang berarti
model regresi tidak bermasalah. Untuk itu diperlukan pendektesian lebih
lanjut, diantaranya adalah :
a. Uji Normailtas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Untuk menganalisis analisis
50
normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai analisis
normalitas, salah satunya menggunakan Kolmogrov-Smirnov.
Uji normalitas dilakukan dengan mendasarkan pada uji Kolmogrov-
Smirnov (KS) dengan nilai p 2 sisi (two tailed). Kriteria yang digunakan
adalah apabila hasil perhitungan KS dengan 2 sisi lebih besar dari 0.05
maka data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi normal, maka
data tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji T dan uji F sehingga data tersebut dapat diuji
untuk pengambilan keputusan penelitian.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas adalah analisis yang bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi antar
variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Adanya multikolinearitas pada
model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance Value dan Variance
Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF < 10.00 dan Tolerance > 0.10 maka
model tersebut bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan lain tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah
51
satu cara yang digunakan untuk mendeteksi homoskedastisitas adalah
dengan melihat grafik scatter plot.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam persamaan regresi terdapat kondisi serial atau tidak antara
variabel pengganggu. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi ada
atau tidak autokorelasi akan digunkaan pendekatan Durbin Watson (DW)
test. Untuk mengetahui model tersebut terjadai atau tidak adanya korelasi
serial antara error term adalah dengan melihat nilai Durbin Watson yang
bisa dijadikan patokan untuk pengambilan keputusan, diantaranya adalah:
1) Bila nilai DW < -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Bila nilai DW berada diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Bila nilai DW < +2, berarti ada autokorelasi negatif.
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen yang diberi notasi R.
Koefisien korelasi mempunyai nilai diantara -1 sampai 1. Nilai koefisien
korelasi yang mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua
variabel adalah kuat. Nilai koefisien korelasi yang mendekati 1 menandakan
bahwa model regresi dapat digunakan untuk forecasting berdasarkan
52
variabel independen. Untuk memberikan penafsiran pada koefisien korelasi
dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 3.2
Interprestasi terhadap nilai Koefisien Korelasi
3. Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi merupakan besarnya konstribusi variabel
independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi koefisien
determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan perubahan pada variabel dependen. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap besar kecilnya koefisien
korelasi maka dapat dilihat melalui kriteria sebagai berikut :
Pernyataan Keterangan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 -0,799 Tinggi
0,80 – 0,1000 SangaT tinggi
53
Tabel 3.3
Interprestasi terhadap nilai Koefisien Determinasi
Pernyataan Keterangan
< 4% Pengaruh rendah sekali
5% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti
17 – 49% Pengaruh cukup berarti
50% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat
80% Pengaruh tinggi sekali
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda adalah analisis asosiasi yang
digunakan secara bersamaan untuk mengetahu dua variabel atau lebih
terhadap satu variabel tergantung skala interval. Analisis ini digunakan
apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen. Analisi regresi berganda akan dilakukan apabila jumlah
variabel independen mininal 2 variabel, dengan formula sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 +.............bnXn + e
Keterangan :
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Varibel bebas pertama
54
X2 = Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke-n
e = Standar error
Berdasarkan pemaparan diatas, maka model regresi liner berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
DM = a + b1NOM + b2ROA + b3BOPO + e
Keterangan :
DM = Tingkat bagi hasil deposito mudharabah
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
b3 = Koefisien regresi untuk X3
NOM = Net Operating Margin X1
ROA = Return On Asset X2
BOPO = Beban Operasional Pendapatan Operasional X3
e = Standar error
5. Uji Hipotesis
a. Uji T (uji secara parsial)
Uji T bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel independen
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y secara parsial
terhadap titik bebasnya, maka digunakan uji t yang merupakan uji
55
keberatian dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada selang keyanikan
yang didapat. Adapun hipotesisnya sebagai berikut :
1) Jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya
ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2) Jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang artinya
tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Uji F (uji secara simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini akan
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% = 0.05. Adapun pengajuan
hipotesis untuk melakukan uji F ini adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Fhitung < Ftabel atau nilai sig > 0.05 maka H0 diterima Ha
ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
2) Jika nilai Fhitung > Ftabel atau nilai sig < 0.05 maka Ha diterima H0
ditolak, yang artinya Ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen secara simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
56
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Perbankan Syariah pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1991 di tandai
dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), dalam perkembangan
selanjutnya hadir bank-bank syariah lainnya seperti Bank Syariah Mandiri dan
bank syariah dari cabang bank konvesional. Bank syariah di Indonesia secara
konsisten telah menunjukkan perkembangannya dari waktu ke waktu hingga saat
ini. Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya bank syariah yang beroperasi di
Indonesia yang semula berjumlah 447 unit pada tahun 2013 menjadi 724 unit pada
tahun 2017. Disamping hal itu pertumbuhan bank syariah menunjukkan bahwa
besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah.
Pangsa pasar bank syariah masih berada di 5,57% dari total Perbankan
Nasional. Namun bank syariah mampu menunjukkan perkembangannya melalui
aset yang terus meningkat disetiap tahunnya. Peningkatan nilai aset Perbankan
Syariah ini karena ditopang dengan perbaikan permodalan perbankan yang juga
terus mengalami peningkatan. Bank Umum Syariah merupakan bank yang paling
mendominasi di Perbankan Syariah, dimana BUS memberikan proporsi aset
terbesar dibandingkan dengan UUS dan BPRS. Tercatat selama periode 2012 –
2017 aset BUS terus mengalami peningkatan yang signifikan.
58
Diagaram 4.1
Perkembangan Aset Bank Umum Syariah Periode Tahun 2012 – 2017
(dalam triliun rupiah)
Saat ini Bank Umum Syariah (BUS) berjumlah 13 bank, jumlah BUS
bertambah satu unit sejak tahun 2016 yaitu PT. Bank Aceh Syariah. Dalam
kegiatan operasionalnya, salah satu sumber dana bank berasal dari dari Dana
Pihak Ketiga (DPK) dimana proporsi terbesar diberikan oleh produk deposito
mudharabah. Deposito mudharabah merupakan produk penghimpun dana dimana
nasabah menginvestasikan dananya kepada bank dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu. Berikut adalah perkembangan deposito
mudharabah Bank Umum Syariah dari tahun 2012 – 2017.
147.581
180.360 204.961 213.420
254.184
288.027
0
50
100
150
200
250
300
350
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Aset BUS Aset BUS
59
Diagram 4.2
Perkembangan Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah
Periode Tahun 2012 – 2017 (dalam miliar rupiah)
Pada tahun 2013 deposito mudharabah mengalami lonjakan yang tinggi dari
tahun sebelumnya yakni sebesar Rp.23.080 Miliar, dan diikuti pada tahun-tahun
berikutnya dengan peningkatan yang tidak tinggi namun cukup baik.
Pertumbuhan deposito mudharabah pada BUS dilatar belakangi karena adanya
bagi hasil yang diberikan oleh bank kepada nasabah investor, hal inilah yang
menarik minat masyarakat untuk menginvestasikan dananya ke produk deposito
dibandingkan dengan menyimpan dananya ke dalam bentuk tabungan atau giro.
B. Deskripsi Data
Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan software program
komputer Microsift Excel dan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)
versi 16. Hal ini dilakukan untuk mempercepat hasil perhitungan dan dapat
84,732
107,812 105,451 106,266 122,022
137,377
0
30,000
60,000
90,000
120,000
150,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Deposito Mudharabah Deposito…
60
menjelaskan variabel yang akan diteliti yaitu NOM, ROA, dan BOPO sebagai
variabel independen dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel
dependen. Tahap awal penelitian ini adalah dengan menentukan sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu Bank Umum Syariah yang
menyediakan laporan keuangan gabungan bulanan secara time series dari Januari
2013 hingga Desember 2017 dengan jumlah data (n) sebanyak 240. Adapun
deskripsi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi variabel NOM
NOM adalah rasio utama dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dengan
melihat perbandingan antara pendapatan operasional dengan beban
operasional terhadap rata-rata aktiva produktif. Kriteria NOM yang baik
berada pada posisi > 3%, dimana dengan profitabilitas yang tinggi, maka
suatu bank mampu mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan
modal.
Tabel 4.1
Data NOM Bank Umum Syariah Periode Januari 2013 – Desember 2017
(dalam persentase)
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 2,34 1,45 0,97 1,20 1,11
Feburari 2,22 0,87 0,86 0,94 1,11
Maret 2,29 1,38 0,75 1,00 1,26
April 2,25 1,45 0,68 1,00 1,24
Mei 2,02 1,54 0,69 0,71 1,25
61
Juni 2,05 1,64 0,55 0,78 1,24
Juli 2,23 1,61 0,56 0,69 1,61
Agustus 1,77 2,93 0,48 0,53 1,80
September 1,46 2,22 0,52 0,65 1,10
Oktober 1,55 2,68 0,55 0,50 0,77
November 1,49 2,92 0,57 0,74 0,78
Desember 1,49 2,92 0,52 0,68 0,67
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa selama periode penelitian yakni
Januari 2013 hingga Desember 2017, nilai NOM terendah berada pada
bulan Agustus 2015 sebesar 0,48% dan tertinggi berada pada bulan
Agustus 2014 sebesar 2,93%. Dengan rata-rata nilai NOM sebesar
1,29%. Jika dilihat berdasarkan kriteria penilaian NOM yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia, maka nilai NOM Bank Umum Syariah berada pada
peringkat 4 atau 1% < NOM ≤ 1,5% dengan kriteria cukup rendah, yang
berarti kurangnya kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktif untuk menghasilkan laba.
2. Deskripsi data ROA
ROA merupakan rasio penunjang dari rasio profitabiltas, dimana rasio
ini menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.
Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian (%) dari aset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi
menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen.
62
Tabel 4.2
Data ROA Bank Umum Syariah
Periode 2013 – 2017 (dalam persentase)
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 2,14 1,01 0,88 1,01 1,01
Feburari 1,92 1,00 0,78 0,81 1,00
Maret 1,55 1,30 0,69 0,88 1,12
April 1,94 1,09 0,62 0,80 1,10
Mei 1,58 0,82 0,63 0,61 1,11
Juni 1,65 0,76 0,50 0,73 1,10
Juli 1,57 0,71 0,50 0,63 1,04
Agustus 1,54 0,55 0,64 0,48 0,98
September 1,43 0,65 0,94 0,59 1,00
Oktober 1,48 0,56 0,51 0,64 0,70
November 1,43 0,94 0,51 0,67 0,73
Desember 1,43 0,41 0,94 0,63 0,63
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa selama periode penelitian yakni
Januari 2013 hingga Desember 2017, nilai ROA terendah berada pada
bulan Desember 2014 sebesar 0,41% dan tertinggi berada pada bulan
Januari 2013 sebesar 2,14%. Dengan rata-rata nilai ROA sebesar 0,96%.
Jika dilihat berdasarkan kriteria penilaian ROA yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia, maka nilai ROA Bank Umum Syariah berada pada
peringkat 3 atau 0,5% < ROA ≤ 1,25% dengan kriteria rendah yang
berarti kemampuan bank dalam mengelola dana untuk menghasilkan laba
masih tergolong rendah.
63
3. Deskripsi data BOPO
BOPO merupakan indikator dari rasio biaya, dimana persentase dari
BOPO ini akan mencerminkan efisiensi suatu bank dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, semakin rendah persentase BOPO maka semakin
baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya perusahaan sehingga bank dapat
menghasilkan banyak pendapatan dari pengelolaan aktivanya dengan
biaya operasional yang rendah.
Tabel 4.3
Data BOPO Bank Umum Syariah
Periode 2013 – 2017 (dalam persentase)
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 76,60 89,25 94,80 95,28 95,09
Feburari 76,86 89,22 94,23 94,49 93,35
Maret 81,64 90,91 95,98 94,40 92,34
April 76,32 84,50 96,69 94,71 92,31
Mei 81,50 76,49 96,51 94,04 92,26
Juni 79,86 70,82 96,98 95,61 90,98
Juli 75,68 79,29 97,08 96,15 91,56
Agustus 83,30 82,31 97,30 96,96 92,03
September 81,52 85,70 96,94 96,27 91,68
Oktober 84,11 76,96 96,71 97,21 94,16
November 83,88 78,22 96,75 95,91 94,05
Desember 83,88 81,32 97,01 96,23 94,91
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa selama periode penelitian yakni
Januari 2013 hingga Desember 2017, nilai BOPO terendah berada pada
64
bulan Juni 2014 sebesar 70,82% dan tertinggi pada bulan Agustus 2015
sebesar 97,30%. Dengan rata-rata nilai BOPO sebesar 89,48%. Jika dilihat
berdasarkan kriteria penilaian BOPO yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia, maka nilai BOPO Bank Umum Syariah berada pada peringkat
4 atau 87% < BOPO ≤ 89% dengan kriteria cukup tinggi yang berarti
kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional untuk
meningkatkan pendapatan operasional.
4. Deskripsi data bagi hasil deposito mudharabah
Deposito mudharabah adalah dana simpanan pihak ketiga yang
diamanahkan kepada bank dan penarikannya dilakukan pada waktu
tertentu sesuai masa penyimpanan yang diperjanjikan seperti 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Dalam deposito mudharabah
nasabah bertindak sebagai pemilik dana dan bank bertindak sebagai
pengelola dana, dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana bank akan
mengelola dana tersebut hingga menghasilkan pendapatan dan laba.
Besarnya pendapatan yang diperoleh oleh bank akan mempengaruhi
tingkat bagi hasil deposito mudharabah kepada nasabah investor.
Tabel 4.4
Data tingkat bagi hasil deposito mudharabah Bank Umum Syariah
Periode 2013 – 2017 (dalam persentase)
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 6,22 5,70 7,57 7,11 5,96
Feburari 5,52 5,74 7,98 6,65 5,97
65
Maret 4,20 5,86 7,70 6,56 6,07
April 4,06 5,85 7,45 6,60 6,15
Mei 5,10 6,65 7,95 6,25 6,16
Juni 5,10 6,82 7,51 6,61 6,70
Juli 5,31 6,61 7,72 6,29 5,90
Agustus 5,38 7,42 7,50 6,20 5,84
September 5,14 7,96 7,64 6,61 6,11
Oktober 5,21 7,89 7,81 4,66 5,91
November 5,02 7,81 7,41 6,26 5,70
Desember 5,02 8,39 7,32 6,10 6,05
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa selama periode penelitian yakni
Januari 2013 hingga Desember 2017, tingkat bagi hasil terendah berada
pada bulan April 2013 sebesar 4,06% dan tertinggi pada bulan Desember
2014 sebesar 8,39%. Semakin tinggi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah yang diberikan kepada nasabah investor menunjukkan bahwa
bank telah mengelola dana dengan baik hingga menghasilkan keuntungan
yang cukup tinggi.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen atau independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan
analisis grafik dan uji Kolmogrov –Smirnov (KS). Berdasarkan hasil
66
perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16 diperoleh hasil uji
normalitas sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean
.0000000 Std. Deviation
.74662704 Most Extreme Differences
Absolute .082
Positive .053
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.637 Asymp. Sig. (2-tailed)
.812
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0.812 > 0.05, yang berarti nilai residual terstandarisasi
berdistribusi secara normal.
Gambar 4.3
Diagram Normalitas Probability Plot
67
Gambar 4.4
Histogram Kurva Normalitas
Berdasarkan gambar 4.3 dan gambar 4.4, maka dapat disimpulkan
bahwa pada diagram Normal Probability Plot penyebaran data (titik)
menyebar di garis sekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal., sedangkan pada
grafik histogram menunjukkan bentuk lonceng yang berarti data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk tedapat korelasi antar variabel bebas atau tidak.
68
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16
diperoleh hasil uji multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas
B
e
r
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil bahwa nilai tolerance dari ketiga
variabel lebih besar dari 0.10 dengan hasil nilai tolerance NOM sebesar
0.633, nilai tolerance ROA sebesar 0.886, dan nilai tolerance BOPO
sebesar 0.576. Sedangkan nilai VIF dari ketiga variabel lebih kecil dari
10.00 dengan hasil nilai VIF NOM sebesar 1.579, nilai VIF ROA sebesar
1.128 dan nilai VIF BOPO sebesar 1.735, sehingga terbukti bahwa tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
1.801 1.291
1.395 .169
LAGX1 .536 .245 .317 2.188 .033 .633 1.579
LAGX2 -1.014 .307 -.405
-3.304 .002 .886 1.128
LAGX3 .039 .022 .263 1.730 .089 .576 1.735
a. Dependent Variable:LAGY
69
Dasar analisis dari Uji Heteroskedastisitas melalui grafik Scatter Plot
adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
dengan teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit
maka mengindikasi adanya heteroskedastisitas.
2) Jika tidak menunjukkan pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas atau di bawah angka nol pada sumbu, maka mengindikasi tidak
adanya heteroskedastisitas.
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas
Diagram Pencar Studenttized Residual dan Standarized Predicted Value
ScatterPlot
Dari hasil grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak (random) baik di atas ataupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan
tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa data
tidak adanya heteroskedastisitas pada model regresi.
70
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam persamaan
regresi terdapat kondisi serial atau tidak antara variabel pengganggu.
Berikut adalah hasil dari uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson :
Tabel 4.7
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .684a .467 .439 .76637 1.109
a. Predictors: (Constant), BOPO, ROA, NOM
b. Dependent Variable: Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai DW sebesar 1.109. Jika
dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson (n) = 60 dan (k) = 3 maka
diperoleh nilai tabel dL sebesar 1.479 dan dU sebesar 1.688, sehingga nilai
4-dU sebesar 2.312 dan nilai 4-dL sebesar 2.521. Oleh karena itu dengan
nilai DW sebesar 1.109 dapat disimpulkan menjadi 1.688 > 1.109 < 2.312,
dimana model regresi linier berada di daerah dL yang berarti terjadi
autokorelasi.
Karena adanya autokorelasi maka nilai Standard Error dan nilai t-
statistik tidak dapat dipercaya sehingga perlu dilakukan transformasi data
dengan menggunakan Cochrane Orcutt yaitu meng-Lag nilai residual dari
71
model regresi linier. Setelah diperoleh nilai ρ (Rho) sebesar 0.441 (yaitu
nilai koefisien variabel Lag_Res1), maka berikut adalah hasil uji
autokorelasi tahap kedua :
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .516
a .267 .227 .66826 1.784
a. Predictors: (Constant), LAGX3, LAGX2, LAGX1
b. Dependent Variable: LAGY
Gambar 4.6
Uji Statistik Durbin Watson
Auto + Ada
Keragu-
raguan
Tidak ada Autokorelasi Ada
Keragu-
raguan
Auto -
0 dL dU 4-dU 4dL 0
1.479 1.688 1.784 2.312 2.521
Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1.784, dengan
nilai dU sebesar 1.688 dan 4-dU sebesar 2.312 sehingga nilai DW berada
pada daerah antara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan
regresi tersebut sudah tidak lagi terjadi autokorelasi.
72
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menunjukkan kemampuan
hubungn variabel independen dengan variabel dependen. Berikut adalah hasil
dari uji koefisien korelasi :
Tabel 4.9
Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .516
a .267 .227 .66826 1.784
a. Predictors: (Constant), LAGX3, LAGX2, LAGX1
b. Dependent Variable: LAGY
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .516
a .267 .227 .66826 1.784
a. Predictors: (Constant), LAGX3, LAGX2, LAGX1
b. Dependent Variable: LAGY
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa nilai R square sebesar 0.267,
artinya bahwa variabel independen (NOM, ROA, dan BOPO) memberikan
konstribusi sebesar 26,7% terhadap variabel dependen (tingkat bagi hasil
deposito mudharabah), sedangkan sisanya sebesar 73,3% dipengaruhi oleh
model lain di luar regresi ini. Berdasarkan kriteria koefisien determinasi
73
pengaruh NOM, ROA, dan BOPO dikatakan berpengaruh cukup berarti
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Analisis ini berguna untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen apabila variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (di naik-turunkan nilainya). Berdasarkan hasil
pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
1.801 1.291
1.395 .169
LAGX1 .536 .245 .317 2.188 .033
LAGX2 -1.014 .307 -.405 -3.304 .002
LAGX3 .039 .022 .263 1.730 .089
a. Dependent Variable: LAGY
Dari hasil pengolahan di atas dengan bantuan program SPSS 16 disusun
persamaan sebagai berikut :
Lag Y = a + b1LagX1 + b2LagX2 + b3LagX3
74
Lag Y = 1.801 + 0.536 – 1.014 + 0.039
Dari persamaan di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 1.801 menyatakan bahwa apabila NOM, ROA, dan
BOPO bernilai nol maka nilai bagi hasil deposito mudharabah adalah
1,801%.
b. X1 sebesar 0.536 menyatakan bahwa jika setiap kenaikan NOM sebesar
1% akan menaikan nilai bagi hasil deposito mudharabah sebesar 0,536%,
dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
c. X2 sebesar -1.014 menyatakan bahwa jika kenaikan ROA sebesar 1%
maka akan menurunkan nilai bagi hasil deposito mudharabah sebesar
-1,014%dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
d. X3 sebesar 0.039 menyatakan bahwa setiap kenaikan BOPO sebesar 1%
maka akan menaikan nilai bagi hasil deposito mudharabah sebesar
0,039%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik T (secara parsial)
Uji T bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel independen
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada selang
keyanikan yang didapat. Berdasarkan hasil uji T dengan menggunakan
program SPSS 16, diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.12
75
Hasil Uji t (secara parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
1.801 1.291
1.395 .169
LAGX1 .536 .245 .317 2.188 .033
LAGX2 -1.014 .307 -.405 -3.304 .002
LAGX3 .039 .022 .263 1.730 .089
a. Dependent Variable: LAGY
Dengan kriteria tingkat signifikansi sebesar 0.05 dan derajat kebebasan
(dk) = n-k-1 (60-3-1=54) maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2.003, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan nilai uji t yang diperoleh, secara parsial pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :
1) Variabel NOM diperoleh thitung > ttabel yakni 2.118 > 2.003 dengan nilai
signifikansi 0.033 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara NOM dengan tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
2) Variabel ROA diperoleh thitung > ttabel yakni -3.304 > -2.003 dengan
nilai signifikansi 0.002 yang terdapat pengaruh yang signifikan antara
ROA dengan tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
3) Variabel BOPO diperoleh thitung < ttabel yakni 1.730 < 2.003 dengan
nilai signifikansi 0.089 yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara BOPO dengan tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
76
4) Uji F (secara simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini
akan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% = 0.05. Berikut adalah
hasil perhitungan uji F dengan menggunakan program SPSS 16:
Tabel 4.13
Uji F (secara simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression
8.935 3 2.978 6.670 .001a
Residual 24.561 55 .447
Total 33.497 58
a. Predictors: (Constant), LAGX3, LAGX2, LAGX1
b. Dependent Variable: LAGY
Hasil tabel 4.13 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 6.670 nilai yang
akan dibandingkan dengan Ftabel, dimana Ftabel dihitung melalui df1
(derajat bebas pembilang) = 3 dan df2 (derajat bebas penyebut) = 60, maka
diperoleh nilai Ftabel sebesar 2.76. Berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel yang
telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung > Ftabel atau 6.670
> 2.76 dengan tingkat signifikansi sebesar nilai sig < ɑ atau 0.001 < 0.05,
yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen (NOM, ROA,
77
BOPO) berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Interprestasi terhadap variabel NOM (X1)
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa variabel NOM
(X1) memiliki nilai t hitung sebesar 2.188 dengan nilai signifikansi 0.033, jika
dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.003 maka t hitung > t tabel atau
2.188 > 2.003 yang berarti hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel NOM (X1) terhadap
variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah (Y). Hasil penelitian ini
didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa semakin besar nilai NOM
maka semakin besar pendapatan operasional suatu bank atas aset yang
dikelola oleh bank, dengan pendapatan yang tinggi maka akan mempengaruhi
tingkat bagi hasil deposito mudharabah dimana bagi hasil yang diterima oleh
nasabah investor akan ikut meningkat.
2. Interprestasi terhadap variabel ROA (X2)
Pada variabel ROA (X2) memiliki nilai t hitung sebesar -3.304 dengan
nilai signifikansi 0.002 maka t hitung > t tabel atau -3.304 > -2.003, maka
hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh yang
signifikan antara ROA terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah
namun bernilai negatif.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Shella Mutya Syarif (2016) yang menyebutkan ada pengaruh
78
yang signifikan antara ROA dengan bagi hasil deposito mudharabah. ROA
berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, hal ini
dikarenakan ROA dihitung dari laba sebelum pajak, dimana laba tersebut
terdiri dari pendapatan operasional, pendapatan non operasional dan
pendapatan operasional lainnya yang dikurangi beban operasional. Sedangkan
distribusi bagi hasil untuk pemilik dana investasi diperoleh hanya dari
pendapatan operasional yang bersumber dari penyaluran dana. Dengan begitu
meskipun pendapatan bank meningkat tidak berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah, lain halnya apabila distribusi bagi hasil
tersebut diperoleh dari total pendapatan bank.
Atau kemungkinn dikarenakan nilai ROA akan meningkat apabila terjadi
penurunan total aset bank berupa penurunan hutang, dimana hutang tersebut
berupa simpanan Dana Pihak Ketiga. Banyaknya nasabah yang menarik
dananya pada Bank Syariah dikarenakan hal—hal tertentu maka secara
langsung akan menurunkan tingkat bagi hasil termasuk bagi hasil deposito
mudharabah, karena kewajiban bank untuk mendistribusikan bagi hasil
kepada pemilik dana investasi menjadi berkurang.
3. Interprestasi terhadap variabel BOPO (X3)
Pada variabel BOPO (X3) memiliki nilai t hitung sebesar 1.730 dengan
nilai signifikansi 0.089 maka t hitung < t tabel atau 1.730 < 2.003, maka
hipotesis Ha ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara BOPO terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
79
Tidak berpengaruhnya BOPO terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dikarenakan semakin tinggi nilai BOPO maka semakin rendah
pendapatan operasional yang diperoleh oleh bank, hal ini memperlihatkan
porsi yang tidak seimbang antara pendapatan dengan biaya operasional yang
akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan bank, dan secara langsung akan
berdampak buruk juga terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
80
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Variabel NOM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan
nilai 2.188 > 2.003 , variabel ROA secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia -3.304 > -3.304, dan variabel BOPO secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan nilai 1.730 <
2.003.
2. Variabel NOM, ROA, dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia dengan nilai 6.670 > 2.76 dengan nilai signifikansi
0,001.
3. Secara keseluruhan variabel NOM, ROA dan BOPO memberikan
konstribusi sebesar 26,7% terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dengan nilai R2 sebesar 0.267. Sedangkan hubungan variabel
NOM, ROA dan BOPO berada pada kategori sedang dengan nilai 0.516
yang terletak pada interval koefisien (0,40 – 0,599).
81
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan atas
penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan referensi
bagi peneliti ataupun para peneliti selanjutnya untuk membahas topik
yang sama tentang produk perbankan syariah khususnya deposito
mudharabah. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak
variabel penelitian seperti FDR, CAR, ROE, ataupun NPF dengan periode
yang semakin diperbarui agar hasil penelitian yang diperoleh sesuai
dengan perkembangan zaman.
2. Bagi Bank Syariah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, variabel NOM,
ROA, dan BOPO baik secara parsial atau simultan memiliki pengaruh
yang dignifikan terhadap tingkat bagi hasi deposito mudharabah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Maka dari itu, pihak Bank Umum
Syariah disarankan untuk lebih memperhatikan ketiga variabel tersebut,
dan memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan
variabel tersebut, sehingga kinerja keuangan perbankan syariah menjadi
lebih maksimal.
82
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adiwarman. ―Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan:‖, Jakarta: Rajagrafindo,
2016.
Budisantoro, Totok, dkk.. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Jakarta: Salemba
Empat, 2014.
Ikatan Bankir Indonesia. ―Memahami Bisnis Bank Syariah‖, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014.
Ifham, Ahmad. ―Ini Lho Bank Syariah‖, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015.
Ismail. ―Perbankan Syariah‖, Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2011.
Jannah, Mukhlishotul . “Manajemen Keuangan” , Serang, 2015.
Latumaerissa, Julius R. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Muhamad. “ Manajemen Dana Bank Syariah‖, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Rifai, Veithzal. “Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik”, Depok: Rajagrafindo
Persada, 2012.
Suntoro, Ali Idris. “Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi
Statistika”, PT.Aramedia 7Bakti Persada.
Susanto, Agus. ―Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel (Teori dan Aplikasi untuk
Analisis Data Penelitian)‖, Bandung: Alfabeta, 2015
83
Sugiyono. ―Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & R&D‖, Bandung:
Alfabeta, 2014.
Suwiknyo, Dwi. ―Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah‖, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010.
Wirdyaningsih, “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”, Jakarta: Kencana, 2005.
Skripsi dan Jurnal :
Adi Wirawan, ―ROA, ROE, dan BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah‖, Artikel Ilmiah, (2016).
Andiansyah, Yuli. ―Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan
Konstribusinya untuk Pembangunan Nasional‖, Jurnal Ekonomi Islam, Vol.III
No.2 (2009)
Fatmawati, Tyas Dyah. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional
dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di
Indonesia” Artikel Ilmiah Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya, 2015.
Irawati, Riekie Susanti. “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Syariah melalui
Pendekatan CAEL, Risiko Usaha dan Efisiensi Usaha”, Jurnal Akuntansi
Volume 8 Nomor 1, Juli, 2012.
Iska, Andryani. “Analisis Pengaruh ROA, BOPO, dan Suku Bunga terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada BUS‖, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Volume 11 Nomor 1, September, 2012.
84
Junita, Sherty. “Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM Perbankan Syariah
di Indoensia (Periode 2010-2014), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah, 2015.
Permata Sari, Silfani. ―Analisis Pengaruh CAR, NOM, FDR, NPF dan Pembiayaan
bagi hasil terhadap Profitabilitas BUS di Indonesia (Stdui Kasus BUS Tahun
2011-2015), Jurnal Manajemen, Volume 6, Nomor 4, 2017.
Tristiningtyas, Vita. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Pada BUS di Indonesia‖, Jurnal Akuntansi, Volume 3, Nomor 2, September,
2013.
Umiyati. ―Kinerja Keuangan dan Tingkat Bagi Hasil Bank Umum Syariah di
Indonesia‖, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol.4 No.1 (2016)
Wulandari, Septi. ―Jurnal Analisis Faktor Internal dan Eksternak yang
Mempengaruhi total DPK BUS di Indonesia (Periode 2011-2013).
Website :
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank
www.dsnmui.or.id
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
85
LAMPIRAN – LAMPIRAN
86
Data Variabel Penelitian
Rasio Keuangan dan Bagi Hasil Deposito Bank Umum Syariah
Periode Januari 2013 – Desember 2017
(dalam persentase)
Tahun Bulan NOM ROA BOPO Bagi Hasil
2013
Januari 2,34 2,14 76,60 6,22
Feburari 2,22 1,92 76,86 5,52
Maret 2,29 1,55 81,64 4,20
April 2,25 1,94 76,32 4,06
Mei 2,02 1,58 81,50 5,10
Juni 2,05 1,65 79,86 5,10
Juli 2,23 1,57 75,68 5,31
Agustus 1,77 1,54 83,30 5,38
September 1,46 1,43 81,52 5,14
Oktober 1,55 1,48 84,11 5,21
November 1,49 1,43 83,88 5,02
Desember 1,49 1,43 83,88 5,02
2014
Januari 1,45 1,01 89,25 5,70
Feburari 0,87 1,00 89,22 5,74
Maret 1,38 1,30 90,91 5,86
April 1,45 1,09 84,50 5,85
Mei 1,54 0,82 76,49 6,65
Juni 1,64 0,76 70,82 6,82
Juli 1,61 0,71 79,29 6,61
Agustus 2,93 0,55 82,31 7,42
September 2,22 0,65 85,70 7,96
Oktober 2,68 0,56 76,96 7,89
November 2,92 0,94 78,22 7,81
Desember 2,92 0,41 81,32 8,39
2015
Januari 0,97 0,88 94,80 7,57
Feburari 0,86 0,78 94,23 7,98
Maret 0,75 0,69 95,98 7,70
April 0,68 0,62 96,69 7,45
87
Mei 0,69 0,63 96,51 7,95
Juni 0,55 0,50 96,98 7,51
Juli 0,56 0,50 97,08 7,72
Agustus 0,48 0,64 97,30 7,50
September 0,52 0,94 96,94 7,64
Oktober 0,55 0,51 96,71 7,81
November 0,57 0,51 96,75 7,41
Desember 0,52 0,94 97,01 7,32
2016
Januari 1,20 1,01 95,28 7,11
Feburari 0,94 0,81 94,49 6,65
Maret 1,00 0,88 94,40 6,56
April 1,00 0,80 94,71 6,60
Mei 0,71 0,61 94,04 6,25
Juni 0,78 0,73 95,61 6,61
Juli 0,69 0,63 96,15 6,29
Agustus 0,53 0,48 96,96 6,20
September 0,65 0,59 96,27 6,61
Oktober 0,50 0,64 97,21 4,66
November 0,74 0,67 95,91 6,26
Desember 0,68 0,63 96,23 6,10
2017
Januari 1,11 1,01 95,09 5,96
Feburari 1,11 1,00 93,35 5,97
Maret 1,26 1,12 92,34 6,07
April 1,24 1,10 92,31 6,15
Mei 1,25 1,11 92,26 6,16
Juni 1,24 1,10 90,98 6,70
Juli 1,61 1,04 91,56 5,90
Agustus 1,80 0,98 92,03 5,84
September 1,10 1,00 91,68 6,11
Oktober 0,77 0,70 94,16 5,91
November 0,78 0,73 94,05 5,70
Desember 0,67 0,63 94,91 6,05
88
89
90
91
92
93
94
95
96