pengaruh kepadatan gulma mata ikan (lemna perpusilla l...
TRANSCRIPT
1
Pengaruh Kepadatan Gulma Mata Ikan (Lemna perpusilla L.) dalam Proses Penyerapan
Logam Pb, Cd, Zn, dan Fe dari Limbah Cair Laboratorium
The Effect of Duckweed (Lemna perpusilla L.) Densities on the Absorption Pb, Cd, Zn,
and Fe from Laboratory Waste Water
Mikhael Nofiyanto Handoyo*, A. Ign. Kristijanto** , dan Santoso Sastrodihardjo**
*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
**Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jln. Diponegoro no 52-60 Salatiga50711 Jawa Tengah – Indonesia
ABSTRACT
The objectives of this study are: Firstly, to determine the effectiveness absorption
of Pb, Cd, Zn, dan Fe from laboratory waste water by various duckweed (L perpusilla)
population densities. Secondly, to determine the optimum of duckweed population
densities in the absorption of Pb, Cd, Zn, dan Fe from laboratory waste water.
The study was carried out in 6 days and the observation had been carried out in
every 2 days to determine the depletion of heavy metals content. Data were analyzed by
analysis of covariance and it was laid out with Randomized Completely Block Design
(RCBD), 6 treatments and 4 replications. As the treatments are various duckweed
population densities which are: 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, and 62,5%, respectively,
while as the blocks are the analysis time. To test the differences between the treatment
means, the Honestly Significant of Differences (HSD) were used at 5% level of
significant.
The results of this study show that the effectiveness absorption of duckweed (L
perpusilla) on heavy metal content (Pb, Cd, Zn, and Fe) from laboratory waste water in
the period of 6 days are as follows: 62,11% Pb, 56,04% Cd, 36,84% Zn, and 33,60% Fe,
respectively. The optimum of duckweed population densities in the absorption of Pb
and Fe were 62,5%, while for Cd and Zn were 50%.
Keywords: fitoremediasi, L. perpusilla, heavy metals
PENDAHULUAN
Limbah cair laboratorium biologi merupakan limbah berbahaya dan beracun yang
mengandung zat-zat kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut,
bekas hasil analisa, pencucian, dan pembilasan piranti Lusiani (2011). Menurut
Batubara et al., (2009) limbah cair dari kegiatan laboratorium di perguruan tinggi
memiliki sifat khas, berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri. Limbah
kegiatan laboratorium biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi
walaupun dari setiap bahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak.
2
Menurut Febriyanti (2011) salah satu jenis pencemar yang banyak mendapat
perhatian dalam pengelolaan lingkungan adalah logam berat. Jenis logam berat yang
terdeteksi dalam limbah laboratorium antara lain timbal (Pb), kadmium (Cd), seng (Zn),
dan kromium (Cr). Bahaya logam berat jika masuk ke dalam tubuh manusia akan
menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh. Menurut Nordberg (2007) dalam Putra &
Putra (2008) limbah laboratorium dengan kandungan logam berat tidak dapat dibuang
langsung ke sungai, waduk, atau laut, karena keberadaan logam berat sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan. Logam berat yang masuk ke
lingkungan atau ke dalam tubuh tidak dapat dihancurkan, tetapi tetap terakumulasi dan
mencemari lingkungan atau meracuni tubuh.
Salah satu cara menanggulangi pencemaran logam berat yang bisa diterapkan
dalam pengolahan limbah cair ialah dengan menggunakan media tanaman yang dikenal
dengan istilah fitoremediasi. Istilah lengkap fitoremediasi adalah penggunaan tanaman
maupun tanaman air untuk menghilangkan atau memecahkan bahan-bahan berbahaya
baik organik maupun anorganik dari lingkungan Suryati (2003). Menurut Anonim
(2010) tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan yang
sangat tinggi untuk mengangkut pencemar semua yang ada (multiple uptake
hiperaccumulator plant) maupun tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk
mengangkut zat polutan yang bersifat tunggal (specific uptake hiperaccumulator plant).
Jenis – jenis tumbuhan Lemna memiliki kemampuan untuk mereduksi beberapa
jenis logam. Hasil penelitian dari Mkandawire (2007) dalam Setyawan (2012)
menunjukkan L. minor dapat mengakumulasi logam Zn sebesar 212,5 – 1.010 mg/kg
bobot kering, logam Pb sebesar 750 mg/kg bobot kering, logam Cd sebesar 14.200
mg/kg bobot kering, dan logam Cr sebesar 13,48 mg/kg bobot kering. Sedangkan L.
trisulca dapat mengakumulasi logam Zn sebesar 1.308,56 mg/kg bobot kering, logam
Pb sebesar 233,38 mg/kg bobot kering, logam Cd sebesar 130 – 1.200 mg/kg bobot
kering, dan logam Cr sebesar 1.555,3 mg/kg bobot kering. Dalam penelitian ini
digunakan gulma mata ikan L. perpusilla sebagai bioakumulator Pb, Cd, Zn dan Fe.
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menentukan efektivitas daya serap berbagai padat populasi gulma mata ikan (L.
perpusilla) terhadap logam Pb, Cd, Zn, dan Fe dari limbah laboratorium.
3
2. Menentukan padat populasi gulma mata ikan (L. perpusilla) yang optimal dalam
penyerapan logam Pb, Cd, Zn, dan Fe dari limbah laboratorium.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Piranti
Gulma mata ikan (L. perpusilla) diperoleh dari persawahan di Domas, kecamatan
Sidorejo Lor, Salatiga. Gulma mata ikan kemudian diadaptasikan dalam ember
menggunakan air sumur selama satu minggu. Sedangkan, limbah yang digunakan
adalah limbah laboratorium Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga yang belum diolah, yang juga menjadi media tumbuh gulma mata ikan
Bahan kimiawi yang digunakan antara lain akuades, K2Cr2O7 (PA, E-Merck,
Germany), Ag2SO4 (PA, E-Merck, Germany), H2SO4 (PA, E-Merck, Germany), HgSO4
(PA, E-Merck, Germany), FAS (Ferrous AmoniumSulfat) (PA, E-Merck, Germany),
dan indikator feroin.
Piranti yang digunakan antara lain spektrofotometer HACH (DR/EL 200), pH
meter (HANNA 9812), neraca analitis (Mettler H80), dan atomic absorption
spectroscopy (AAS) (Perkin Elmer AAS 3110).
Metode
Pemberian Perlakuan
Limbah dikarakterisasi terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan logam berat
dan parameter fisiko – kimiawi. Perlakuan yang dilakukan berupa perbedaan nisbah
luas area permukaan yang ditutupi oleh tumbuhan (kepadatan) dan dalam hal ini
kepadatannya adalah 0%, 12,5%, 25%, 37,5%, 50%, dan 62,5%. Perlakuan dilakukan
selama 6 hari, dengan periode pengamatan setiap 2 hari untuk mengetahui penurunan
logam Pb, Cd, Zn, dan Fe dalam media tumbuh. Pada hari pertama dihitung bobot basah
dan hari ke enam dihitung bobot basah serta bobot kering tumbuhan untuk perhitungan
Rataan Laju Pertumbuhan Relatif ( - Mean Relative Growth Rate) menggunakan
persamaan Hunt (Leblebici et al., 2009):
4
Keterangan : R = Rataaan Relative Growth Rate
W2 = Massa akhir tumbuhan
W1 = Massa awal tumbuhan
t2-t1 = Lama waktu perlakuan
Penentuan Kadar Air (Sudarmadji dkk., 1997) dan Penentuan Bobot Kering
(APHA, 1998 dalam Leblelici et al., 2009)
1 gram gulma mata ikan (L. perpusilla) ditimbang dalam cawan petri yang sudah
diketahui bobotnya. Masing - masing cawan dikeringkan pada suhu 105oC selama 5 jam
kemudian didnginkan dalam desikator lalu ditimbang. Setelah itu dipanaskan kembali
dalam oven selama 1 jam, didinginkan kembali dalam desikator kemudian ditimbang.
Perlakuan ini diulang sampai tercapai bobot konstan.
Keterangan : w1 = Bobot sampel awal
w2 = Bobot sampel akhir
Analisis COD (Alaerts dan Santika, 1987)
20 mL sampel air ditambah dengan 10 mL larutan K2Cr2O7 0,25 N dan 30 mL
Ag-H2SO4 serta 0,1 gram H2SO4 untuk menghilangkan kandungan klorin dalam sampel.
Larutan direfluks selama 1 jam kemudian kondensor dibilas dengan akuades dan sampel
didinginkan sampai mencapai suhu ruang. Sampel digenapkan sampai volumenya 100
mL kemudian ditambahkan 2 tetes indikator feroin dan dititrasi dengan larutan FAS
(Ferrous Amonium Sulfat ) 0,1 N. Blanko terdiri dari 20 ml akuades yang mengandung
semua reagensia yang ditambahkan pada sampel lalu direfluks dengan cara yang sama.
Keterangan : A = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
B = ml FAS yang digunakan untuk titrasi sampel
N = normalitas larutan FAS
5
Analisis Logam Berat dan Parameter Fisiko-Kimiawi Air Limbah
Analisis logam berat dalam gulma mata ikan (L. perpusilla) dan air limbah
dilakukan dengan Perkin Elmer AAS 3110 sedangkan pengukuran parameter fisiko –
kimiawi dengan metoda dan pirantinya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Pendukung dan Piranti
Parameter Piranti / Metoda
Fisikawi
DHL (Daya Hantar Listrik) (μS/cm) Conductivity meter (HANNA Instrument 9812)
TDS (Total Dissolved Solids) (ppm) TDS meter (HANNA Intrument 9812)
Warna (PtCo) Spektrofometer HACH DR/EL 2000 (Iowa,
USA)
Kekeruhan (FTU) Spektrofometer HACH DR/EL 2000 (Iowa,
USA)
Kimiawi
pH pHmeter (HANNA Instrument 9812)
Analisis Data
Data dianalisis dengan Analisis Dwi Ragam dan rancangan dasar Rancangan
Acak Kelompok (RAK), 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah
persen penutupan permukaan oleh gulma mata ikan yaitu 0%, 12,5%, 25%, 37,5%,
50%, dan 62,5% sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian purata
antar perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan
5% (Steel dan Torie, 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi Awal Limbah dan Gulma Mata Ikan (L. perpusilla)
Karakteristik fisiko-kimiawi awal limbah laboratorium yang digunakan sebagai media
tanam L. perpusilla disajikan pada Tabel 2.
6
Tabel 2. Hasil Karakterisasi Awal Limbah Media Tanam
Parameter Nilai
Fisikawi
TDS (ppm) 160
DHL (μS/cm) 330
Warna (PtCo) 28
Kekeruhan (FTU) 4
TSS 9
Kimiawi
pH 6,4
BOD (ppm) 4,7
COD (ppm) 240
Pb (mg/l) 0,065
Cd (mg/l) 0,022
Zn (mg/l) 0,118
Fe (mg/l) 0,225
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil karakterisasi limbah laboratorium
biologi yang digunakan sebagai media tanam L. perpusilla mengandung beragam logam
berat, sedangkan Tabel 3 merupakan pengukuran awal kandungan logam berat dalam
gulma mata ikan (L. perpusilla).
Tabel 3. Karakterisasi Awal kandungan Logam Berat dalam Gulma Mata Ikan
(L. perpusilla)
(Kadar Air 95,06%)
Parameter Kadar
Pb (mg/kg) 2,3
Cd (mg/kg) 0,4
Zn (mg/kg) 7,0
Fe (mg/kg) 2,3
Cu (mg/kg) 1,0
Mn (mg/kg) 4,3
Dari Tabel 3 terlihat bahwa gulma mata ikan (L. perpusilla) yang digunakan
sebagai agen fitoremediasi sudah mengandung logam berat yang bervariasi kadarnya.
7
Penyerapan Pb Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L. perpusilla dalam
Waktu 2-6 Hari
Rataan serapan Pb (mg/L ± SE) antar berbagai persentase padat populasi L.
perpusilla dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 0,0210 ± 0,0017 mg/L sampai 0,0658
± 0,0009 mg/L (Tabel 4).
Tabel 4. Rataan Serapan Pb (mg/L ± SE) Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L.
perpusilla Dalam Waktu 2 - 6 Hari
Waktu
(Hari)
Padat Populasi (%)
62,5 50 37,5 25 12,5 0
2
Purata 0,0305 0,0333 0,0445 0,0470 0,0613 0,0658
± SE 0,0012 0,0013 0,0013 0,0011 0,0013 0,0009
W = 0,0073 a a b b c c
4
Purata 0,0323 0,0353 0,0385 0,0436 0,0453 0,0508
± SE 0,0020 0,0020 0,0020 0,0016 0,0015 0,0011
W = 0,0386 a a a a a a
6
Purata 0,0210 0,0254 0,0332 0,0363 0,0434 0,0555
± SE 0,0017 0,0013 0,0017 0,0016 0,0017 0,0010
W = 0,0097 a ab bc cd d e
Keterangan = • W = BNJ 5%
•Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda secara
bermakna, sedangkan angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan
antar perlakuan berbeda bermakna. Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 6.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa penyerapan Pb terjadi mulai pada hari ke-2 dengan
serapan optimal terjadi pada padat populasi 50%, kemudian pada hari ke-4 tidak terjadi
penyerapan dalam semua padat populasi L. perpusilla. Tidak terjadinya penyerapan Pb
pada hari ke-4 nampaknya terkait dengan proses penyerapan logam berat yang lain
(misal Cd). Menurut Zayed (1998) dalam El Kheir et al., (2007) efek toksisitas logam
berat mengikuti urutan toksisitas sebagai berikut Cu > Se > Pb > Cd > Ni > Cr. Terkait
dengan urutan toksisitas maka L. perpusilla akan lebih selektif dalam mengabsorpsi
logam berat. Selanjutnya pada hari ke-6 serapan Pb optimal terjadi pada padat poluasi L.
perpusilla 62,5%.
Efektivitas daya serap (%) gulma mata ikan (L. perpusilla) terhadap logam Pb
dari limbah cair laboratorium dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 49,39% – 62,11%
(Tabel 5).
8
Tabel 5. Efektivitas Daya Serap Pb oleh Gulma Mata Ikan (L. perpusilla) dari Limbah
Cair Laboratorium dan Rataan Laju Pertumbuhan Relatif Jumlah Daun dalam
Waktu 2-6 Hari
Waktu
(hari)
Kontrol
(mg/l)
Daya Serap
(mg/l)
Padat Populasi
(%)
Efektivitas
Daya Serap
Daun
2 0,0658 0,0333 50 0,0285 (49,39%) 0,0499
4 0,0508 0,0323 62,5 - 0,0449
6 0,0555 0,0210 62,5 0,0345 (62,11%) 0,1089
Keterangan = • - = tidak terjadi penyerapan
Dari Tabel 5 terlihat efektivitas daya serap (%) gulma mata ikan terhadap Pb
paling optimal terjadi pada hari ke-6 pada padat populasi L. perpusilla 62,5%, dengan
efektivitas daya serap Pb 62,11%. Pada hari ke-4 tidak terjadi penyerapan dikarenakan
terkait dengan proses penyerapan logam berat yang lain yaitu Cd selain itu juga ditandai
dengan menurunnya jumlah daun. Pada hari ke-6 L. perpusilla kembali menyerap
Pb secara optimal yang ditandai juga dengan jumlah daun yang meningkat.
Penyerapan Cd Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L. perpusilla dalam
Waktu 2-6 Hari
Rataan serapan Cd (mg/L ± SE) antar berbagai persentase padat populasi L.
perpusilla dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 0,0050 ± 0,0003 mg/L sampai 0,0223
± 0,0011 mg/L (Tabel 6).
Tabel 6. Rataan Serapan Cd (mg/L ± SE) Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L.
perpusilla Dalam Waktu 2 - 6 Hari
Waktu
(Hari)
Padat Populasi (%)
62,5 50 37,5 25 12,5 0
2
Purata 0,0110 0,0128 0,0148 0,0173 0,0203 0,0223
± SE 0,0007 0,0005 0,0005 0,0006 0,0011 0,0011
W = 0,0028 a ab bc c d d
4
Purata 0,0112 0,0120 0,0129 0,0144 0,0143 0,0139
± SE 0,0006 0,0006 0,0008 0,0004 0,0011 0,0011
W = 0,0029 a ab ab b b ab
6
Purata 0,0050 0,0071 0,0089 0,0101 0,0134 0,0161
± SE 0,0003 0,0005 0,0009 0,0011 0,0011 0,0011
W = 0,0055 a a ab ab bc c
9
Dari Tabel 6 terlihat bahwa serapan Cd terjadi mulai pada hari ke-2 sampai
dengan hari ke-6. Pada hari ke-2 penyerapan optimal terjadi pada padat populasi 62,5%,
lalu pada hari ke-4 serapan optimal terjadi pada padat populasi 62,5%. Sedangkan
penyerapan Cd optimal terjadi pada hari ke-6 dengan padat populasi 50%.
Efektivitas daya serap (%) gulma mata ikan (L. perpusilla) terhadap logam Cd
dari limbah cair laboratorium dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 50,67% – 56,04%
(Tabel 7).
Tabel 7. Efektivitas Daya Serap Cd oleh Gulma Mata Ikan (L. perpusilla) dari Limbah
Cair Laboratorium dan Rataan Laju Pertumbuhan Relatif Jumlah Daun dalam
Waktu 2-6 Hari
Waktu
(hari)
Kontrol
(mg/l)
Daya Serap
(mg/l)
Padat Populasi
(%)
Efektivitas
Daya Serap
Daun
2 0,0223 0,0110 62,5 0,0113 (50,67%) 0,0499
4 0,0139 0,0112 62,5 0,0027 (19,42%) 0,0449
6 0,0161 0,0071 50 0,0090 (56,04%) 0,1031
Dari Tabel 7 terlihat efektivitas daya serap terhadap Cd terjadi pada hari ke-2
pada padat populasi L. perpusilla 62,5% dengan efektivitas daya serap Cd terjadi
sebesar 50,67%. Pada hari ke-4 efektivitas daya serap Cd menurun menjadi 19,42%
dengan padat populasi L. perpusilla 62,5%. Hal ini terkait dengan beban toksik Cd yang
cukup tinggi sehingga penyerapan yang terjadi lebih kecil. Pada hari ke-6 penyerapan
optimal terjadi pada padat populasi 50% dengan efektivitas daya serap 56,04%. Hasil
penelitian Wiharja (2008) menunjukkan bahwa L. perpusilla Torr menyerap Cd optimal
pada padat populasi 50%.
Penyerapan Zn Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L. perpusilla dalam
Waktu 2-6 Hari
Rataan serapan Zn (mg/L ± SE) antar berbagai persentase padat populasi L.
perpusilla dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 0,0573 ± 0,0017 mg/L sampai 0,1183
± 0,0011 mg/L (Tabel 8)
.
10
Tabel 8. Rataan Serapan Zn (mg/L ± SE) Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L.
perpusilla Dalam Waktu 2 - 6 Hari
Waktu
(Hari)
Padat Populasi (%)
62,5 50 37,5 25 12,5 0
2
Purata 0,0860 0,0918 0,1013 0,1055 0,1145 0,1183
± SE 0,0007 0,0024 0,0006 0,0013 0,0016 0,0011
W = 0,0044 a b c c d d
4
Purata 0,0812 0,0854 0,0836 0,0874 0,0924 0,1041
± SE 0,0006 0,0006 0,0015 0,0024 0,0030 0,0011
W = 0,0201 a ab a ab ab b
6
Purata 0,0573 0,0588 0,0697 0,0742 0,0845 0,0931
± SE 0,0017 0,0048 0,0043 0,0065 0,0054 0,0011
W = 0,0329 a a ab ab ab b
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa kandungan Zn yang terserap oleh L. perpusilla
mulai terjadi sejak hari ke-2 hingga ke-6. Penyerapan Zn oleh gulma mata ikan mulai
terjadi pada hari ke-2 dengan penyerapan optimal terjadi pada padat populasi 62,5%.
Sedangkan pada hari ke-4 penyerapan Zn oleh gulma mata ikan optimal terjadi pada
padat populasi lebih rendah yaitu 37,5%, tetapi dengan daya serap yang sama dengan
hari ke-2. Selanjutnya pada hari ke-6, penyerapan Zn oleh gulma mata ikan terjadi pada
padat populasi 50%. Menurut Sela et al., (1989) dalam Jafary & Akhawan (2011), Zn
merupakan salah satu mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Efektivitas daya serap (%) gulma mata ikan (L. perpusilla) terhadap logam Zn
dari limbah cair laboratorium dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 27,30% – 36,84%
(Tabel 9).
Tabel 9. Efektivitas Daya Serap Zn oleh Gulma Mata Ikan (L. perpusilla) dari Limbah
Cair Laboratorium dan Rataan Laju Pertumbuhan Relatif Jumlah Daun dalam
Waktu 2-6 Hari
Waktu
(hari)
Kontrol
(mg/l)
Daya Serap
(mg/l)
Padat Populasi
(%)
Efektivitas
Daya Serap
Daun
2 0,1183 0,0860 62,5 0,0323 (27,30%) 0,0499
4 0,1041 0,0836 37,5 0,0205 (19,69%) 0,0434
6 0,0931 0,0588 50 0,0343 (36,84%) 0,1031
Dari Tabel 9 tampak persentase efektivitas daya serap Zn oleh L. perpusilla
selama 2 hingga 6 hari berfluktuasi antar waktu. Ternyata efektivitas penyerapan Zn
11
oleh L. perpusilla yang optimal terjadi pada hari ke-6 yaitu sebesar 36,84% pada padat
populasi 50%. Hasil penelitian Jafari & Akhavan (2011) menunjukkan bahwa L.
trisulca dapat menyerap Zn dengan efektivitas sebesar 97%, L. minuta sebesar 89%, dan
L. minor sebesar 83%. Selain jenis Lemna maka besarnya penyerapan nampaknya juga
terkait pula dengan kondisi suasana pH asam. Menurut Hicks (1932) dalam El-Kheir et
al., (2007), gulma mata ikan akan tumbuh dengan baik pada pH 6 - 7,5 dan akan
mengalami penurunan pertumbuhan dengan perubahan pH menjadi basa.
Penyerapan Fe Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L. perpusilla dalam
Waktu 2-6 Hari
Rataan serapan Fe (mg/L ± SE) antar berbagai persentase padat populasi L.
perpusilla dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 0,1405 ± 0,0036 mg/L sampai 0,2213
± 0,0015 mg/L (Tabel 10).
Tabel 10. Rataan Serapan Fe (mg/L ± SE) Antar Berbagai Persentase Padat Populasi L.
perpusilla Dalam Waktu 2 - 6 Hari
Waktu
(Hari)
Padat Populasi (%)
62,5 50 37,5 25 12,5 0
2
Purata 0,1928 0,1995 0,2065 0,2108 0,2173 0,2213
± SE 0,0018 0,0022 0,0021 0,0018 0,0018 0,0015
W = 0,0037 a b c d e f
4
Purata 0,1874 0,1926 0,1952 0,1944 0,2056 0,2047
± SE 0,0026 0,0018 0,0014 0,0031 0,0011 0,0017
W = 0,0165 a ab ab ab b b
6
Purata 0,1405 0,1535 0,1721 0,1814 0,1937 0,2116
± SE 0,0036 0,0024 0,0010 0,0028 0,0054 0,0009
W = 0,0394 a ab abc bcd cd d
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa penyerapan Fe sudah terjadi mulai hari ke-2
hingga hari ke-6 pada padat populasi L. perpusilla 62,5%. Penyerapan Fe mulai terjadi
pada hari ke-2 dengan penyerapan optimal terjadi pada padat populasi 62,5%, ini
dikarenakan serapan logam Fe bermanfaat bagi metabolisme tumbuhan dan merupakan
salah satu sumber nutrisi bagi tumbuhan Azamia (2012). Demikian pula pada hari ke-4
dan pada hari ke-6 penyerapan Fe optimal pada padat populasi 62,5%.
12
Efektivitas daya serap (%) gulma mata ikan (L. perpusilla) terhadap logam Fe
dari limbah cair laboratorium dalam waktu 2 - 6 hari berkisar antara 12,88% – 33,60%
(Tabel 11).
Tabel 11. Efektivitas Daya Serap Fe oleh Gulma Mata Ikan (L. perpusilla) dari Limbah
Cair Laboratorium dan Rataan Laju Pertumbuhan Relatif Jumlah Daun
dalam Waktu 2-6 Hari
Waktu
(hari)
Kontrol
(mg/l)
Daya Serap
(mg/l)
Padat Populasi
(%)
Efektivitas
Daya Serap
Daun
2 0,2213 0,1928 62,5 0,0285 (12,88%) 0,0499
4 0,2047 0,1874 62,5 0,0173 (8,45%) 0,0449
6 0,2116 0,1405 62,5 0,0711 (33,60%) 0,1089
Dari Tabel 11 terlihat bahwa efektivitas daya serap (%) dari L. perpusilla
selama 2 hingga 6 hari berfluktuasi dari 12,88% (2 hari), turun menjadi 8,45% (4 hari)
dan meningkat menjadi 33,60% (6 hari).
Pola Serapan Logam Berat dan Pertumbuhan L. perpusilla Berdasarkan Relative
Growth Rates (RGR) Jumlah Daun dan Bobot Kering antar Berbagai Padat
Populasi dalam 2-6 Hari
Serapan logam berat akan mempengaruhi pertumbuhan dari L. perpusilla secara
keseluruhan. Pola serapan logam berat serta pertumbuhan L. perpusilla pada hari ke-2
hingga ke-6 disajikan pada Gambar 1.
(a)
13
(b)
(c)
Gambar 1. Serapan Logam Berat dan Pertumbuhan Berbagai Padat Populasi Gulma
Mata Ikan (L. perpusilla) Berdasarkan (Jumlah Daun dan Bobot
Kering) (a) Hari ke-2, (b) Hari ke-4, dan (c) Hari ke-6.
Dari Gambar 1 (a) terlihat bahwa penyerapan logam (Pb, Cd, Zn, dan Fe) pada
hari ke-2 antar berbagai padat populasi memiliki serapan yang beragam. Penyerapan Fe
yang tertinggi karena Fe bermanfaat bagi metabolisme tumbuhan dan merupakan salah
satu sumber nutrisi bagi tumbuhan Azamia (2012). Pada hari ke-2 serapan logam
berkorelasi negatif (Lampiran 1) dengan jumlah daun dan PO43-
karena dalam
tahap ini merupakan proses adaptasi gulma mata ikan (L. perpusilla) dengan
lingkungannya dan penyerapan PO43-
mengalami penurunan yang menyebabkan
pertumbuhannya terhambat sehingga pertumbuhan jumlah daun mengalami penurunan.
Menurut Rahmat (2002) dalam Syahputra (2005) kekurangan PO43-
dalam tumbuhan
dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, lembaran daun terlihat bagian yang mati
sehingga pada akhirnya daun menjadi gugur. Pada hari ke-4 terlihat bahwa penyerapan
tertinggi masih pada Fe, pola penyerapan sama dengan pada hari ke-2, namun jika
dilihat dari jumlah daun maka pada hari ke-4 mengalami peningkatan (korelasi
14
positif, Lampiran 1). Selanjutnya pada hari ke-6 terlihat pola penyerapan masih sama
dengan penyerapan tertinggi juga terjadi untuk Fe. Pada hari ke-6 juga dilakukan
pengukuran bobot kering gulma mata ikan (L. perpusilla) antar berbagai kepadatan
yang menunjukkan rataan laju pertumbuhan bobot kering gulma mata ikan
mengalami penurunan (korelasi negatif, Lampiran 1).
Kesimpulan
1. Efektivitas daya serap gulma mata ikan (L. perpusilla) terhadap kandungan logam
berat (Pb, Cd, Zn, dan Fe) dari limbah cair laboratorium UKSW dalam waktu 6 hari
adalah sebagai berikut: Pb 62,11%, Cd 56,04%, Zn 36,84%, dan Fe 33,60%.
2. Padat populasi gulma mata ikan (L. perpusilla) paling optimal untuk penyerapan Pb
dan Fe adalah 62,5%, sedangkan untuk Cd dan Zn adalah 50%.
15
Daftar Pustaka
Alaerts, G. dan S.S Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Anonim, 2010. Toksisitas dan Akumulasi Logam Berat Seng (Zn) terhadap Tumbuhan
Obor (Typha latifolia) Pada Proses Fitoremediasi. Banda Aceh : Universitas
serambi Mekah.
Azamia, M. 2012. Pengolahan Limbah Cair Laboratorium Kimia dalam Penurunan
Kadar Organik serta Logam Berat Fe, Mn, Cr dengan Metode Koagulasi dan
Adsorpsi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Batubara, I., Trie, N. dan Eti, R. 2009. Pengolahan Limbah Cair Dari Kegiatan
Praktikum Analisis Spot Test Dengan Koagulasi Menggunakan Polialumunium
Klorida: IPB Bogor.
El-Kheir, Wafaa Abou, Gahiza Ismail, Farid Abou El-Nour, Tarek Tawfik, and Doaa
Hammad. 2007. Assessment of the Eficiency of Duckweed (Lemna gibba) in
Wastewater Treatment. International Journal of Agriculture and Biology. Hal.681
- 687.
Febriyanti, T. 2011. Pengolahan Limbah Cair Praktikum Analisis Kualitatif Logam
Berat Menggunakan Polialumuniam Klorida sebagai Koagulan: IPB Bogor.
Jaffari, N and M. Akhavan. 2011. Effect of pH and Heavy Metal Concentration on
Phytoaccumulution of Zinc by Three Duckweeds Species. American-Eurasian J.
Agric. & Environ. Hal. 34 – 41.
Kaur, L. K. Gadgil, and S. Sharma. 2010. Effect of pH and Lead Concentration on
Phytoremoval of Lead from Lead Contaminated Water by Lemna minor. Journal
Agric & Environ. Sci. Hal. 542 – 550.
Leblelici, Z., A. Aksoy, and F. Duman. 2009. Influence of Salinity On The Growth and
Heavy Metal Accumulation Capacity Of Spirodela polyrrhiza (Lemnaceae). Turk
J Biol 35, 215-220.
Lusiani, T., 2011. Pengolahan Limbah Cair yang Mengandung Logam Merkuri dengan
Reaksi Fenton dan Presipitasi Sulfida. IPB Bogor.
Mkandawire, M. and E. G. Dudel. 2007. Are Lemna spp. Effective Phytoremediation
Agents. Journal of Global Science. Hal 56 – 67.
Putra, SE dan Putra, JA. 2008. Kategori Kimia Logam: Bioremoval, Metode Altenatif
untuk Menanggulangi pencemaran Logam Berat. Asisten II Sekjen dan Kepala
Staff Infokom BPP IKHMI.
Setyawan D.Y, 2012. Pengaruh Padat Populasi Gulma Mata Ikan ( Lemna minor L.)
Terhadap Penyerapan Logam Timbel [Pb] dan Seng [Zn] dari Air Limbah Tekstil.
Skripsi. Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga.
Steel, R. G. D dan J. H. Torie. 1989. Prinsip dan Prosedur Statiska. PT. Gramedia,
Jakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Suryati, T., 2003. Eliminasi Logam Berat Kadmium dalam Air Limbah Menggunakan
Tanaman Air. BPPT. 4(3): 143 – 147.
16
Syahputra, R.,2005, Fitoremediasi Logam Cu dan Zn dengan Tanaman Enceng Gondok
(Eichhornia Crassipes (Mart.) Soims). LOGIKA Vol. 2 No. 2, ISSN :1410-2315.
Wiharja, A., 2008. Pengaruh Kompetisi dan Kepadatan Populasi terhadap penyerapan
Logam Berat Kadmium oleh Tumbuhan Spirodella Polyrhiza (L.) Sohleid dan L.
Perpusilla Torr secara terpisah dan dalam Kombinasi. ITB.
17
Lampiran 1.
Korelasi serapan Pb, Cd, Zn dan Fe oleh L. perpusilla dengan faktor fisiko kimiawi dan ( jumlah daun dan bobot) dalam waktu 2-6
hari
Hari Logam Fisikawi Kimiawi
Kekeruhan TSS Warna Alkalinitas pH PO43-
SO42-
Jumlah Bobot
2
Pb 0,817**
0,734**
0,777**
0,659**
0,462* -0,475
* - -0,572
** -
Cd 0,775**
0,653**
0,658**
0,493* 0,454
* -0,436
* -0,408
* -0,565
** -
Zn 0,792**
0,711**
0,685**
0,618**
0,404* -0,416
* - -0,621
** -
Fe 0,724**
0,769**
0,594**
0,620**
0,433* - - -0,640
** -
4
Pb 0,573**
0,513* 0,723
** - - - - 0,542
* -
Cd 0,604**
0,525**
0,716**
- - - - 0,543* -
Zn 0,663**
0,553**
0,733**
- - - - 0,496* -
Fe 0,604**
0,502* 0,680
** - - - - 0,476
* -
6
Pb 0,610**
0,665**
0,472* - - - - -0,547
* -0,588
**
Cd 0,641**
0,632**
0,478* - - - - -0,580
** -0,548
*
Zn 0,567**
0,691**
- - -0,540**
- - -0,585**
-0,580**
Fe 0,565**
0,664**
0,445* - -0,410
* - - -0,516
* -0,554
*
Keterangan : - tidak ada korelasi
* bermakna
** sangat bermakna