pengaruh kemudahan, harga dan kepercayaan terhadap
TRANSCRIPT
iv
PENGARUH KEMUDAHAN, HARGA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA ONLINE SHOP ZALORA.
Sugiharti Binastuti
Noversyah
Trini Saptariani
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemudahan terhadap kepuasan, pengaruh harga terhadap kepuasan, pengaruh kepercayaan terhadap kepuasan. Data bersumber dari data primer dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner kepada 120 responden konsumen online shop Zalora. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode accidental sampling. Alat analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas), uji regresi linear berganda, uji parsial t, uji simultan f, uji koefisien determinasi R2 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara harga dan kepercayaan terhadap kepuasan. Kemudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan,. Kata kunci: kemudahan, harga, kepercayaa, kepuasan
I. PENDAHULUAN
Globalisasi menyebabkan perubahan sistem perdagangan, baik secara
tradisional maupun secara modern. Sistem perdagangan tradisional yakni
transaksi antara penjual dan pembeli harus saling bertemu atau saling bertatap
muka pada suatu tempat hingga terjadi suatu kesepakatan tentang harga yang
sesuai. Namun kini seiring perkembangan teknologi khususnya internet dapat
memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli tanpa harus bertemu atau
bertatap muka. Hal ini menjadi suatu terobosan dalam menghemat waktu, biaya,
keterbatasan jarak, dan tentunya lebih mudah.
Internet yang semakin mudah di akses oleh setiap orang dimanapun dan
kapanpun serta sistem pembayaran online yang semakin baik makin
memprakarsai sebuah metode jual beli yang menggunakan teknologi internet
yaitu perbelanjaan online (Online Shopping) atau E-Commerce yang secara
terminologi memiliki arti penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang
dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, situs online, atau
jaringan komputer lainnya. Perkembangan online shopping membawa banyak
perubahan terhadap sektor aktivitas bisnis yang selama ini dijalankan di dunia
nyata, kemudian mengembangkannya ke dunia maya (virtual). Penggunaan
internet dalam online shopping memberikan dampak positif, yaitu dalam
kecepatan dan kemudahan serta kecanggihan dalam melakukan interaksi global
tanpa ada batasan tempat dan waktu yang kini menjadi hal yang biasa.
Untuk menciptakan sebuah kepuasan konsumen perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan juga harus selalu mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu pelayanan. Dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu memberikan apa yang diinginan konsumen dan membuat konsumen merasa puas.
Dalam beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen
kemudahan adalah faktor utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan
online shopping. Selain karena kemudahan dalam penggunaan, konsumen juga
dapat berbelanja dengan cepat melalui online shopping tanpa membuang waktu
lama, konsumen juga tidak perlu bertemu atau bertatap muka langsung dengan
penjual untuk bertransaksi. Selain kemudahan faktor lain yang memengaruhi
kepuasan konsumen adalah harga. Harga termasuk faktor yang tidak bisa
diabaikan begitu saja, karena ada beberapa konsumen yang sangat sensitif
terhadap harga, dengan adanya selisih harga tertentu akan menentukan
keputusan konsumen untuk melakukan transaksi di online shopping tersebut
atau tidak, hal itu tentunya akan berdampak pada kepuasan konsumen tersebut.
Selain dari dua faktor diatas, faktor lain yang memengaruhi kepuasan
konsumen yaitu kepercayaan, ini merupakan hal penting yang diperlukan untuk
sebuah online shop, karena secara logis konsumen mempunyai tingkat persepsi
risiko yang lebih tinggi pada transaksi secara online dibandingkan dengan
transaksi offline dalam hal pengiriman, pembayaran, dan informasi personal.
Pada online shopping kepercayaan didefinisikan sebagai pemikiran konsumen
bahwa penjual memiliki periaku yang baik. Konsumen akan merasa percaya
apabila merasa aman, dan nyaman saat bertransaksi (Pappas, 2014). Maka dari
itu, konsumen online hanya akan bertransaksi pada online shop atau e-commerce
yang mereka percaya.
II. Telaah Pustaka
E-commerce
Seiring dengan perkembangan teknologi transaksi jual beli tidak lagi
dilakukan dengan tatap muka secara langsung tetapi dengan cara online atau e-
commerce. Menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) e-commerce adalah saluran
online yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang dilakukan oleh
pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dan digunakan konsumen untuk
mendapatkan informasi dengan bantuan komputer yang dalam prosesnya
diawali dengan memberi jasa informasi pada konsumen dalam penentuan
pilihan. Selain itu menurut (Triana, 2015) e-commerce merupakan transaksi jual
beli produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis melalui jaringan komputer yaitu
internet. Internet merupakan “a global network of computer network” atau
jaringan komputer yang sangat besar yang terbentuk dari jaringan-jaringan kecil
yang ada di seluruh dunia yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satu
fungsi internet adalah sebagai infrastruktur utama e-commerce.
Jenis-jenis E-commerce
Terdapat empat jenis e-commerce berdasarkan karasteristiknya menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) :
A. Business to business (B2B)
a. Mitra bisnis yang sudah saling mengenal dan sudah menjalin hubungan
bisnis yang lama.
b. Pertukaran data yang sudah belangsung berulang dan telah disepakati
bersama.
c. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing
intelligence dapat didistribusi oleh kedua pelaku bisnis.
B Business to consumer (B2C)
a. Terbuka untuk umum dimana informasi dapat disebarkan untuk umum
juga.
b. Servis yang digunakan juga untuk umum sehingga dapat digunakan oleh
banyak orang.
c. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan, sehingga produsen harus
mampu merespon dengan baik permintaan konsumen.
d. Sistem pendekatan adalah client-server.
C. Consumer to Consumer (C2C)
Yaitu, model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya
membantu mempromosikan barang dagangan saja, melainkan juga memberikan
fasilitas transaksi uang secara online.
D. Consumer to Business (C2B)
Berkebalikan dengan business to consumer (B2C), pada consumer to business,
konsumen (individu) bertindak sebagai pencipta nilai dimana perusahaan yang
akan menjadi konsumen yang dilakukan secara elektronis.
1. Sikap, merupakan sesuatu yang kompleks, yang didefinisikan sebagai
pernyataan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan atau tidak, atau
penilaian-penilaian mengenai objek, manusia atau peristiwa-peristiwa.
2. Norma subjektif, merupakan hasil dari keyakinan pengunjung yang
dipengaruhi oleh pendapat orang lain tentang perlu tidaknya pengunjung
melaksanakan perilakunya dengan motivasi pengunjung untuk menuruti
pengharapan sosial tersebut.
3. Perilaku lampau, adalah pengalaman yang didapatkan pengunjung dalam
mendapatkan produk (barang atau jasa). Pengalaman lampau ini berisi
tentang hasil yang didapati pengunjung dalam mendapatkan produk
sebelumnya dan memiliki pengaruh langsung terhadap minat dan perilaku
mendatang.
Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang diterima dan harapannya (Umar, 2015).
Seorang konsumen, jika merasa puas dengan suatu produk atau jasa sangat
besar kemungkinan menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Pentingnya
kepuasan konsumen berkaitan dengan persaingan yang makin ketat, serta
tingkat kerugian dan keuntungan perusahaan. Khusus alasan yang terakhir,
keuntungan, memang tidak selalu ditentukan oleh faktor kepuasan konsumen,
tetapi juga oleh kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk dan
perusahaan. Bebarapa faktor tersebut jelas saling mempengaruhi karena
ditengah ketatnya persaingan, loyalitas konsumen menjadi hal yang sangat sulit
dipertahankan. Menurut (Swastha, 2012) kepuasan konsumen adalah suatu
dorongan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh
kepuasan. Dalam hal ini kita perlu mengetahui bahwa suatu keinginan itu harus
diciptakan atau didorong sebelum memenuhi motif. Sumber yang mendorong
terciptanya suatu keinginan dapat berbeda dari diri orang itu sendiri atau pada
lingkungannya.
Sedangkan menurut (Tjiptono, 2014) Kepuasan konsumen adalah evaluasi
purnabeli antara persepsi terhadap kinerja altenatif produk atau jasa yang dipilih
memenuhi atau melebihi harapan. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak bisa
memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Jadi, dari beberapa definisi para ahli tentang kepuasan konsumen dapat
disimpulkan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan konsumen yang timbul
setelah membandingkan antara ekspektasi konsumen dengan apa yang
didapatkan oleh konsumen dari suatu produk tesebut.
Indikator-Indikator Kepuasan Konsumen
Menurut (Tjiptono, 2014) indikator pembentuk kepuasan konsumen terdiri
dari :
a. Kesesuaian Harapan
Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja jasa yang diharapkan oleh
konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen.
b. Minat Berkunjung Kembali
Merupakan kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan
pemakaian ulang terhadap jasa terkait.
c. Kesediaan Merekomendasi
Merupakan kesediaan konsumen untuk merekomendasikan jasa yang telah
dirasakan kepada teman atau keluarga.
Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen
Menurut (Irawan, 2009) adapun faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Produk
Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk
tersebut ternyata kualitas produknya baik.
2. Kualitas Pelayanan ( Service quality)
Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas
pelayanan merupakan faktor yang mempunyai banyak dimensi, salah
satunya yang popular adalah servqual.
3. Harga Produk
Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga produk murah adalah
sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan
mendapatkan value for moneyyang tinggi.
4. Emotional Factor
Pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emosional
value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut.
5. Biaya dan kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Pengertian Kemudahan
Kemudahan didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana
seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan
usaha apapun (free of effort) atau dengan kata lain teknologi tersebut dapat
dengan mudah dipahami oleh pengguna. Menurut (Nasution, 2004) menyatakan
bahwa pengguna teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi
yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai
karakteristik kemudahan penggunaan. Kemudahan yang mengarah pada
keyakinan individu bahwa pemakaian sistem tersebut tidak banyak memerlukan
usaha. Faktor eksternal ini seperti perlengkapan sistem (menu dan icon yang
dirancang untuk mempermudah penggunaan). Salah satu faktor yang
menyebabkan pemakai menerima atau menolak sistem adalah keterkaitan
dengan penggunaan sistem. Pengguna cenderung untuk menggunakan atau tidak
suatu aplikasi yang dianggap sebagai sesuatu yang mereka yakini akan
membantu kinerja mereka dalam melakukan pekerjaan.
Penerimaan sistem informasi berarti pemakai mendukung, berpartisipasi,
dan menggunakan sistem informasi tersebut dalam menunjang kegiatan
operasional sehari-hari dengan menggunakan ukuran yaitu kemudahan
penggunaan sistem dan kegunaan sistem. Kemudahan penggunaan sistem
memiliki arti bahwa bentuknya tidak membingungkan, jelas, dan mudah
dimengerti. Sedangkan, yang dimaksud kegunaan sistem berarti suatu tingkat di
mana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan sistem tertentu akan lepas
dari suatu usaha tertentu melalui proses penguasaan aplikasi tertentu.
Menurut (Rahayu, 2002) menemukan bahwa individu ataupun kelompok
yang senang bermain-main dengan komputer akan memiliki perilaku yang positif
terhadap komputer. Fakta tersebut menyimpulkan bahwa mereka yang merasa
lebih nyaman menggunakan komputer lebih memiliki kecenderungan untuk
menggunakan media elektronik untuk aktifitas sharing informasi. Sedangkan
menurut (Jogiyanto, 2007), Kemudahan Penggunaan juga didefinisikan sebagai
sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa kemudahan
penggunaan ini juga merupakan suatu keyakinan tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa yakin bahwa sistem informasi mudah
digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa
yakin bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya.
Dalam TAM, faktor persepsi terhadap kemudahan untuk menggunakan
teknologi dan persepsi terhadap daya guna sebuah teknologi informasi
berhubungan dengan sikap seseorang pada penggunaan teknologi tersebut.
Sikap pada penggunaan sesuatu adalah sikap suka atau tidak suka terhadap
penggunaan suatu produk atau layanan. Sikap suka atau tidak suka terhadap
suatu produk atau layanan ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku dan
niat seseorang untuk menggunakan atau tidak suatu produk atau layanan
(Ahmad, 2014).
Sehingga variabel kemudahan ini memberikan indikasi bahwa suatu
sistem dibuat bukan untuk mempersulit pemakainya, namun justru suatu sistem
dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan bagi pemakainya. Dengan
demikian, seseorang yang menggunakan suatu sistem tertentu akan bekerja
lebih mudah jika dibandingkan dengan seseorang yang bekerja secara manual.
Dimensi Kemudahan
Menurut (Venkatesh, 2000) membagi dimensi Persepsi Kemudahan
Penggunaan menjadi berikut:
a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and
understandable).
b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem
tersebut (does not require a lot of mental effort).
c. Sistem mudah digunakan (easy to use).
d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu
kerjakan (easy to get the system to do what he/ she wants to do).
Pengertian Harga
Hal utama yang perlu disadari oleh perusahaan adalah apa saja
sebenarnya yang diharapkan oleh para konsumen dengan membayarkan
sejumlah uang tertentu untuk membeli hasil produksi perusahaan tersebut. Bagi
para konsumen, harga bukan sekedar nilai tukar barang atau jasa. Pemenuhan
kebutuhan – kebutuhan di luar pemilikan barang membutuhkan biaya di luar
harga pokok produk. Setiap perusahaan harus cermat memperhitungkan besar
biaya tersebut, serta memasukan hal itu ke dalam perhitungan harga jual.
Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut (Tjiptono, 2014)
mengemukakan bahwa harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Sedangkan
menurut (Alma, 2013) mengemukakan bahwa harga adalah nilai suatu barang
yang dinyatakan dengan uang.
Menurut (Swastha, 2012) Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
dalam pembelian. Menurut (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006) bila suatu produk
mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding
manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut
memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang
buruk dan kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut. Bila
manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut
memiliki nilai positif. Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam
menghadapi persaingan dipasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang
paling diperhatikan ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap
harga.
Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa
konsumen memilih suatu produk untuk dimiliki. Konsumen memilih suatu
produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari
produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan
harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, kerena ada
kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau
karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk
tersebut dan ingin dianggap loyal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menepatkan suatu
harga dibagi menjadi 2 bagian yaitu, faktor internal dan faktor eksternal dimana
faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi (Kotler dan
Amstrong, 2012):
a. Sasaran pemasaran
b. Strategi bauran pemasaran
c. Harga/Biaya
d. Pertimbangan Organisasi
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi :
a. Pasar dan pemerintah
b. Harga/biaya dan tawaran pesaing.
Indikator-Indikator Harga
Indikator-indikator yang harga menurut (Kotler & Amstrong, 2012) yaitu :
1. Keterjangkauan harga
Sejauh mana seorang konsumen mampu membayar yang terjangkau, yang
diukur dengan biaya relatif terhadap jumlah yang pembeli mampu
membayar oleh konsumen.
2. Kesesuaian Harga dengan kualitas jasa
Harga tiket yang dibayarkan harus sesuai dengan kualitas jasa yang diberikan
oleh penyedia jasa.
3. Harga mempengaruhi daya beli konsumen
Kesanggupan konsumen untuk membeli tiket sesuai dengan tarif yang
Ditetapkan
4. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
Harga tiket yang murah dapat dibeli oleh konsumen tanpa harus
menguras ekonomi.
Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan dimana seseorang akan mendapatkan
apa yang diharapkan dari orang lain. Kepercayaan menyangkut kesediaan
seseorang agar berperilaku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan
memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki
seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya.
Menurut (Ainur Rofiq, 2007) Kepercayaan merupakan sebuah pondasi dari
bisnis karena transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila
masing-masing saling mempercayai.
Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain atau mitra
bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut
(Sumarwan, 2011) Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan yang dimiliki
oleh konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaatnya. Menurut
(Hendia, 2013) Kepercayaan konsumen adalah keyakinan bahwa kata atau janji
seseorang dapat dipercaya dan seseorang akan memenuhi kewajibannya dalam
sebuah hubungan pertukaran.
Menurut (Prasaranphanich, 2011) ketika konsumen mempercayai sebuah
perusahaan, mereka akan lebih suka melakukan pembelian ulang dan membagi
informasi pribadi yang berharga kepada perusahaan tersebut. Hal utama yang
dipertimbangkan seorang pembeli ketika melakukan kegiatan belanja secara
online adalah apakah mereka percaya terhadap website yang menyediakan
fasilitas layanan online shop dan percaya pada penjual online yang ada didalam di
situs web tersebut beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan
adalah faktor penting dalam membangun komitmen antara perusahaan dan
pelanggan.
Menurut (Lee, 2009) Kepercayaan adalah yakin terhadap orang lain
dengan harapan orang lain tidak akan berperilaku oportunis. Ini merupakan
keyakinan bahwa pihak lain akan berperilaku sesuai etika sosial dan terdapat
keyakinan bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmen. Sedangkan
menurut (Lewis dalam Jogiyanto, 2007), individual-individual membentuk
kepercayaan-kepercayaan mengenai teknologi teknologi informasi selain
dipengaruhi oleh faktor-faktor individual, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, dan institusional dimana mereka berinteraksi. Dengan demikian,
Kepercayaan terhadap teknologi informasi merupakan Kepercayaan sentral yang
dibentuk dan dipengaruhi oleh faktor faktor individual, sosial, dan institusional.
Dimensi Kepercayaan
Menurut (Bachmann dan Zaheer, 2006), kepercayaan dibangun antara
pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses
transkasi. (McKnight, 2002) menyatakan bahwa ada dua dimensi kepercayaan
konsumen, yaitu:
a. Trusting Belief
Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin
terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak
yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual toko
maya) yang mana penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan
konsumen. (McKnight, 2002) menyatakan bahwa ada tiga elemen yang
membangun trusting belief, yaitu benevolence, integrity, competence.
1. Benevolence
Benevolence (niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya
kepada penjual untuk berperilaku baik kepada
konsumen. Benevolence merupakan kesediaan penjual untuk melayani
kepentingan konsumen.
2. Integrity
Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang
terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan
yang telah dibuat kepada konsumen.
3. Competence
Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut.
Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual
untuk menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari
kompetensi adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
b. Trusting Intention
Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap
bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi
dan mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan
pada kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. (McKnight, 2002)
menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting
intention yaitu willingness to depend dan subjective probability of
depending.
Hubungan antara variabel Kemudahan, Harga dan Kepercayaan terhadap
Kepuasan Konsumen
Menurut (Nasution, 2004) menyatakan tentang kemudahan bahwa
pengguna teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi yang
lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai
karakteristik kemudahan penggunaan. Dengan adanya kemudahan penggunaan
konsumen akan merasa dimudahkan dengan segala fasilitas yang ada didalam
website atau aplikasi online shop maka kepuasan akan timbul dari para
konsumen yang berbelanja secara online di online shop tersebut. Hal ini
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Palma (2016) yang menyatakan
bahwa kemudahan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.
Menurut (Alma, 2013) mengemukakan bahwa harga adalah nilai suatu
barang yang dinyatakan dengan uang. Pengaruh dari harga inilah yang akan
membuat konsumen tertarik untuk mencoba atau membeli suatu produk. Hal ini
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Palma (2016) yang menyatakan
bahwa harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.
Menurut (Hendia, 2013) Kepercayaan konsumen adalah keyakinan bahwa
kata atau janji seseorang dapat dipercaya dan seseorang akan memenuhi
kewajibannya dalam sebuah hubungan pertukaran. Dorongan dari kepercayaan
inilah yang akan membuat suatu kepuasann pada konsumen terhadap suatau
produk atau pelayanan. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
Yolandari (2018), yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh antar varibel
kepercayaan dan kepuasan terhadap niat beli ulang.
III. METODE PENELITIAN
Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini objek
penelitian yang digunakan adalah online shop Zalora
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016). Target
populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi konsumen dari
online shop Zalora.
Menurut (Sugiyono, 2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini akan dilakukan
dengan menyebar kuisioner dengan menggunakan teknik sampling yaitu, teknik
Non Probability Sampling dengan accidental sampling. Menurut (Sugiyono,
2016) accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel yang
berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Responden yang
dipilih yaitu masyarakat yang menjadi konsumen dari online shop Zalora.
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti, maka
untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitia ini menggunakan rumus rao
purba. Menurut (Ghazali, 2013) karena ukuran populasi yang tidak teridentifikasi,
maka untuk menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut
menggunakan rumus rao purba. Menurut perhitungan dengan rumus rao purba
diperoleh jumlah responden sebesar 96 orang yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
n =
Keterangan:
n= jumlah sampel
z = tingkat keyakinan dalam penentuan sampel 95% =1,96%
moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini
ditetapkan sebesar 10%.
Dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus dicapai dalam penelitian
sebesar:
= 96,04
Dari perhitungan rumus diatas didapat sampel 96,4 orang.
Data dan Variabel yang digunakan
Data primer menurut (Siregar, 2013) merupakan data yang dikumpulkan
sendiri oleh penelitian langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian yang dilakukan. Data primer dilakukan melalui metode survey dengan
menggunakan kuesioner yang dibuat oleh penulis dengan berupa indikator
variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menyusun setiap
pernyataan. Adapun data primer yang digunakan dengan pengisian kuesioner.
Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel bebas
(independen), variabel terikat (dependen) dan variabel intervening (Z).
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (X) atau Independen merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2016). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel bebas (X) yaitu, kemudahan
(X1), harga (X2) dan kepercayaan (X3).
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono,
2016). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat atau
dependen yaitu, kepuasan konsumen (Y).
Tabel 3.1. menunjukan, beberapa variabel penelitian sejenis yang mendasari
penelitian ini.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
NO Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Indikator
1. Kemudahan (X1)
Kemudahan merupakan suatu keyakinan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa yakin bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. (Jogiyanto, 2007)
1. Mudah dipelajari 2. Mudah dalam
penelusuran koleksi
3. Fleksibel dalam penelusuran koleksi di perpustakaan
4. Mudah untuk dioperasikan
5. Tampilan jelas dan dapat dipahami
(Venkatesh, et al, 2003)
2. Harga (X2) Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang (Alma, 2013).
1. Keterjangkauan harga
2. Keseuaian harga dengan kualitas jasa
3. memengaruhi daya beli konsumen
4. Memengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.
(Kotler dan Amstrong, 2012)
3. Kepercayaan (X3)
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen mengenai suatu objek, atribut dan manfaat. (Sumarwan, 2011).
1. Kejujuran 2. Kebajikan 3. Kompetensi
(Flavian dan Giunaliu, 2007)
4 Kepuasan Konsumen (Z)
Kepuasan konsumen merupakan penilaian evaluative purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian selektif. (Tjiptono, 2014).
1. Kesesuaian harapan
2. Minat berkunjung kembali
3. Kesediaan merekomendasi
4. (Tjiptono, 2014)
Alat Analisis Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2016) skala likert dapat mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya checklist
atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pertanyaan atau pernyataan.
Kuisioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran.
Dibawah ini adalah tabel yang menunjukan bobot penilaian pada skala
likert yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2
Bobot Penilaian
No. Keterangan Bobot
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Cukup Setuju (CS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sah
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2010).
Uji Validitas dilakukan untuk membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Pernyataan dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel
dengan menggunakan level signifikan 5% untuk menguji validitasnya
menggunakan korelasi product moment pearson (Arikunto, 2010).
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut (Arikunto, 2010) yaitu menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Semakin
tinggi reliabilitas suatu alat ukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut,
semakin rendah maka alat tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji T dan
uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).
Alat diagnosa yang digunakan untuk memeriksa data yang memiliki
distribusi normal dengan menggunakan one sampel kolmogrov smirnov. Uji
smornov smirnov, dapat diketahui bahwa unstandardized residual memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari (>) 0,05. Nilai residual berdistribusi normal karena
nilai signifikansinhya lebih besar dari 0,05. Maka dari itu, hasil penelitian ini
dapat diterima.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan
melihat nilai tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar
nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya multikolinearitas. Dalam
kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika tolerance lebih dari 0,1 dan VIF
kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ketidaksamaan varian dari residual satu pemgamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastistas dan jika berbeda disebut heteroskedastistas (Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastistas dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titi-titik menyebar dengan pola yang tidak
jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumber Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastistas.
Regresi Linear Berganda
Menurut (Ghozali, 2013) analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan linier antara dua atau
lebih variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan,
antara variabel independen dengan variabel depnden apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif.
Adalah hubungan secara linier antara 2 atau lebih variabel independen
, , ,....., ) dengan variabel dependen Y.
Rumus :
Keterangan :
Y : Variabel Terikat (dependent variable)
X1, X2, X3,..... Xn : Variabel bebas (independent variable)
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)
Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan. (Sulaiman, 2004). Uji ini dapat dilakukan dengan melihat kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung.
Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen
secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Sulaiman, 2004). Bila Fhitung >
Ftabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel (Y).
Y = a + + +........
Uji Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel inedependen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).
IV. Hasil dan Pembahasan
Zalora adalah sebuah toko online fashion dan kecantikan yang
menawarkan koleksi pakaian, aksesoris, sepatu dan produk kecantikan untuk pria
dan wanita. Zalora Indonesia didirikan pada tahun 2012. Saat ini, Zalora
Indonesia merupakan retail online fashion dengan perkembangan paling pesat di
Asia. Zalora memastikan bahwa produk fashion disesuaikan dengan selera
negara masing-masing dan mengadaptasi preferensinya. Zalora menyediakan
pilihan lebih dari 500 brand lokal dan internasional. Hanya dalam beberapa
tahun, Zalora merevolusi skena model di Asia, mulai dari kebiasaan berbelanja
hingga membentuk gaya personal konsumennya. Lebih dari 30.000 produk online
dan ratusan produk baru tiap minggunya, Zalora sangat ambisius dan akan terus
berkembang.
Zalora menyediakan fashion yang diimbangi dengan teknologi terkini
yang akan memeberikan pengalaman berbelanja online yang tak tidak
tertandingi. Zalora menjual produk fashion dari brand international dan juga
brand local di setiap Negara yang beroperasi. Kantor pusat Zalora sendiri berada
di Singapura dan merupakan salah satu investasi utama Rocket Internet di
Singapura. Zalora meluncurkan situs local pertamanya pada awal tahun 2012 di
seluruh Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand
dan Vietnam. Zalora juga beroperasi di Australia dan New Zealand sebagai The
Iconic.4
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden
diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 40 33,3%
Perempuan 80 66,7%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 40 orang atau sebesar 33,3%, dan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 80 orang atau sebesar 66,7%. Terlihat dari
data tersebut, lebih banyak responden yang berjenis kelamin perempuan yang
menjadi konsumen dari online shop Zalora dibandingkan jenis kelamin laki-laki.
Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden
diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia sebagai berikut :
Tabel 4.2
Usia Responden
Usia Jumlah Presentase
< 20 tahun 11 9,2%
20 - 30 tahun 106 88,3%
31 - 35 tahun 3 2,5%
> 35 tahun 0 0%
Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan usia
> 20 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 9,2%, usia 20 – 30 tahun
sebanyak 106 orang atau sebesar 88,3%, usia 31 – 35 tahun sebanyak 3 orang
atau sebesar 2,5% dan usia > 35 tahun yaitu 0 orang atau 0%. Terlihat dari data
tersebut, lebih banyak responden yang berusia 20 – 30 tahun yang menjadi
konsumen dari online shop Zalora, dibandingkan usia lainnya.
Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden
diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Jumlah Presentase
Pelajar / Mahasiswa 107 89,2%
PNS 0 0%
Pegawai Swasta 12 10%
Wiraswasta 0 0%
Lainnya 1 0,8%
Sumber : data hasil kuesioner diolah, 2019.
Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden berdasarkan
pekerjaanya yaitu pelajar / mahasiswa sebanyak 107 orang atau sebesar 89,2%,
PNS sebanyak 0 orang atau sebesar 0%, pegawai swasta sebanyak 12 orang atau
sebesar 10%, wiraswasta sebanyak 0 orang atau sebesar 0%, dan lainnya
sebanyak 1 orang atau sebesar 0,8%. Terlihat dari data tersebut, lebih banyak
responden yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa yang menjadi konsumen dari
online shop Zalora dibandingkan pekerjaan lainnya.
Responden Berdasarkan Penghasilan / Uang saku per bulan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden
diperoleh karakteristik responden berdasarkan penghasilan/uang saku per bulan
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uang Saku/Pendapatan Per Bulan Responden
Uang Saku/Pendapatan Per Bulan
Jumlah Presentase
< Rp 1.500.000 19 15,8%
Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 54 45%
Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000 40 33,3%
Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 7 5,8%
> Rp 10.000.000 0 0%
Sumber : data hasil kuesioner diolah, 2019.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penghasilan atau uang saku
per bulan responden yang < Rp 1.500.000 sebanyak 19 orang atau sebesar
15,8%, Rp 1.500.000 – 2.500.000 sebanyak 54 orang atau sebesar 45%, Rp
2.500.000 - 5000.000 sebanyak 40 orang atau sebesar 33,3%, Rp 5.000.000 –
10.000.000 sebanyak 7 orang atau sebesar 5,8%, > Rp 10.000.000 sebanyak 0
orang atau sebesar 0%. Terlihat dari data tersebut, lebih banyak responden yang
berpenghasilan atau memiliki uang saku per bulan sebesar Rp 2.500.000 – Rp
5.000.000 yang menjadi konsumen online shop Zalora dibandingkan penghasilan
atau uang saku per bulan lainnya.
Responden Berdasarkan Domisili
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden
diperoleh karakteristik responden berdasarkan domisili sebagai berikut :
Tabel 4.5
Domisili Responden
Pekerjaan Jumlah Presentase
Jabodetabek 114 95%
Luar Jabodetabek 6 5%
Sumber : data hasil kuesioner diolah, 2019.
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang berdomisili di
jabodetabek sebanyak 114 orang atau sebesar 95% dan yang berdomisili di luar
jabodetabek sebanyak 6 orang atau sebesar 5%. Terlihat dari data tersebut, lebih
banyak responden yang berdomisili di jabodetabek yang menjadi konsumen
online shop Zalora dibandingkan Luar Jabodetabek.
Analisa Deskriptif Variabel
Hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 120
responden, yaitu responden yang pernah berbelanja atau menjadi konsumen
dari online shop Zalora dan untuk mengetahui pengaruh kemudahan, harga dan
kepercayaan terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasaan konsumen sebagai
variabel intervening. Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan dengan menggunakan
skala likert untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut. Adapun skor yang
diberikan pada setiap jawaban adalah sebagai berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
2. Tidak Setuju (TS) : 2
3. Netral (N) : 3
4. Setuju (S) : 4
5. Sangat Setuju (SS) : 5
Keterangan :
Nilai Tertinggi = Total Responden x Bobot Terbesar
130 x 5 = 650
Nilai Terendah = Total Responden x Bobot Terkecil
130 x 1 = 130
Jarak = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
650 – 130 = 520
Interval = Jarak / Banyaknya Kelas
520 / 5 = 104
Maka dapat ditentukan pengelompokan data dengan perhitungan yang telah
dilakukan sebagai berikut :
Tabel 4.6
Interval Skala Likert
Keterangan Interval
Sangat Tidak Setuju (STS) 130 - 234
Tidak Setuju (TS) 235 - 338
Netral (N) 339 - 442
Setuju (S) 443 - 546
Sangat Setuju (SS) 547 - 650
Penggolongan kategori tiap pernyataan dihitung berdasarkan nilai yang
diperoleh dari hasil kuesioner dan persentase jumlah responden dapat dihitung
sebagai berikut, Sugiyono (2016) :
a. Frekuensi = jumlah responden yang menjawab
b. Skor = tingkat jawaban responden x frekuensi
Jawaban Responden Mengenai Kemudahan
Variabel kemudahan (X1) pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan
yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil
tanggapan terhadap kemudahan dijelaskan pada Tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Jawaban Responden Mengenai Kemudahan
Item
Pernyataan
Bobot Penilaian
STS
TS
N
S
SS
Jumlah
KET
1 2 3 4 5
X1.1 Frekuensi Skor
0 0
0 0
1 3
53 212
66 330
120 545
S
X1.2 Frekuensi Skor
0 0
2 4
4 12
58 232
56 280
120 528
S
X1.3 Frekuensi Skor
0 0
0 0
5 15
41 164
74 370
120 549
SS
X1.4 Frekuensi Skor
0 0
0 0
2 6
64 256
54 270
120 532
S
Sumber : data hasil kuisoner, diolah pada tahun 2019
Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.7, variabel kemudahan
dipersentasikan dengan 4 item pernyataan memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pada pernyataan X1.1 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 545,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Mudah memahami
tampilan dalam Zalora.
2. Pada pernyataan X1.2 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 528,
yang berarti responden sangat dengan pernyataan bahwa Mudah dalam
menggunakan fasilitas yang tersedia dalam Zalora.
3. Pada pernyataan X1.3 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 549,
yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa Mudah
mencari produk yang diinginkan dalam Zalora.
4. Pada pernyataan X1.4 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 532,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Mudah dalam
menemukan produk berdasarkan kategori tertentu didalam Zalora.
Jawaban Responden Mengenai Harga
Variabel harga (X2) pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang
mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan
terhadap harga dijelaskan pada Tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Jawaban Responden Mengenai Harga
Item
Pernyataan
Penilaian STS
TS
N
S
SS
Jumlah
KET
1 2 3 4 5
X2.1 Frekuensi Skor
0 0
2 4
10 30
48 192
60 300
120 526
S
X2.2 Frekuensi Skor
0 0
1 2
6 18
54 216
59 295
120 531
S
X2.3 Frekuensi Skor
0 0
0 0
3 9
65 260
52 260
120 529
S
X2.4 Frekuensi 0 0 4 60 56 120 S
Skor 0 0 12 240 280 532
Sumber : data hasil kuisoner, diolah pada tahun 2019
Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.8, variabel harga
dipersentasikan dengan 4 item pernyataan memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pada pernyataan X2.1 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 526,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan Harga produk yang
ditawarkan dalam Zalora sangat terjangkau.
2. Pada pernyataan X2.2 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 531,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Keterjangkauan
harga produk di Zalora memengaruhi saya untuk melakukan pembelian.
3. Pada pernyataan X2.3 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 529,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Harga produk yang
ditawarkan dalam Zalora dapat bersaing dengan online shop lain.
4. Pada pernyataan X2.4 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 532,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Harga produk yang
ditawarkan dalam Zalora sesuai dengan kualitasnya.
Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan
Variabel kepercayaan (X3) pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan
yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil
tanggapan terhadap keputusan pembelian konsumen dijelaskan pada Tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan
Item
Pernyataan
Penilaian
STS
TS
N
S
SS
Jumlah
KET
1 2 3 4 5
X3.1 Frekuensi Skor
0 0
2 4
9 27
49 196
60 300
120 524
S
X3.2 Frekuensi Skor
0 0
0 0
1 3
66 264
53 265
120 532
S
X3.3 Frekuensi Skor
0 0
0 0
5 15
57 228
58 290
120 533
S
X3.4 Frekuensi Skor
0 0
0 0
3 9
65 260
52 260
120 529
S
Sumber : data hasil kuisoner, diolah pada tahun 2019
Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.9, variabel kepercayaan
dipersentasikan dengan 5 item pernyataan memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pada pernyataan X3.1 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 524,
yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa Saya
percaya dengan jaminan kepuasan saat berbelanja di Zalora.
2. Pada pernyataan X3.2 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 532,
yang berarti responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa Saya
percaya bahwa berbelanja di Zalora terjamin keamananya.
3. Pada pernyataan X3.3 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 533,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya percaya
bahwa para penjual di Zalora sudah terpecaya dan terjamin.
4. Pada pernyataan X3.4 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 529,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya percaya
bahwa produk yang saya pesan di Zalora sesuai dengan harapan saya.
Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Konsumen
Variabel kepuasan konsumen konsumen (Y1) pada penelitian ini diukur
melalui 4 pernyataan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variabel
tersebut. Hasil tanggapan terhadap loyalitas konsumen dijelaskan pada Tabel
4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Konsumen
Item
Pernyataan
Penilaian
STS
TS
N
S
SS
Jumlah
KET
1 2 3 4 5
Y1.1 Frekuensi Skor
0 0
0 0
6 18
49 196
66 330
120 544
S
Y1.2 Frekuensi Skor
0 0
0 0
4 12
61 244
55 275
120 531
S
Y1.3 Frekuensi Skor
0 0
0 0
5 15
60 240
55 275
120 530
S
Y1.4 Frekuensi Skor
0 0
0 0
3 9
64 256
55 275
120 540
S
Sumber : data hasil kuisoner, diolah pada tahun 2019
Berdasarkan jawaban responden pada tabel 4.10, variable kepuasan
konsumen dipersentasikan dengan 4 item pernyataan memperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Pada pernyataan Y1.1 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 544,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya puas dengan
informasi mengenai kualitas produk yang diberikan di Zalora.
2. Pada pernyataan Y1.2 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 531,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya puas dengan
pelayanan yang diberikan di Zalora.
3. Pada pernyataan Y1.3 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 530,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya puas dengan
produk yang saya beli di Zalora.
4. Pada pernyataan Y1.4 diperoleh jumlah jawaban responden sebesar 540,
yang berarti responden setuju dengan pernyataan bahwa Saya puas dengan
keamanan bertransaksi saat berbelanja di Zalora.
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan
r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel
dalam penelitian ini, yaitu (n) = 120. Maka besarnya df dapat dihitung 120-2 =
118. Dengan df = 118 dan alpha = 0,05 di dapat r tabel = 0,1793 (dengan melihat
r tabel pada df = dengan uji dua arah). Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel,
dan bernilai positif, maka butir pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan
valid. Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji validitas dengan sampel 120
responden. Hasil uji validitas sampel dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas 120 Responden
Variabel Pernyataan
Corrected Item - Total
Corelation
(R hitung)
R tabel (α=0,05)
Keterangan
Kemudahan
X1.1 0,377 0,1793 VALID
X1.2 0,526 0,1793 VALID
X1.3 0,427 0,1793 VALID
X1.4 0,402 0,1793 VALID
Harga
X2.1 0,418 0,1793 VALID
X2.2 0,498 0,1793 VALID
X2.3 0,492 0,1793 VALID
X2.4 0,584 0,1793 VALID
Kepercayaan
X3.1 0,345 0,1793 VALID
X3.2 0,650 0,1793 VALID
X3.3 0,631 0,1793 VALID
X3.4 0,462 0,1793 VALID
Kepuasan Konsumen
Y1.1 0,458 0,1793 VALID
Y1.2 0,531 0,1793 VALID
Y1.3 0,643 0,1793 VALID
Y1.4 0,552 0,1793 VALID
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah SPSS 25, 2019
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa uji validitas ditanyakan valid.
Keseluruhan indikator dari variabel yang diteliti dapat dinyatakan valid dengan r
hasil perhitungan atau r hitung > r tabel (0,1793), sehingga dapat disimpulkan
seluruh indikator Kemudahan (X1), Harga (X2), Kepercayaan (X3), Kepuasan
Konsumen (Y1) valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013). Dalam penelitian ini pengukuran uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan
program SPSS 25 dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, dimana
kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas 120 Responden
Variabel Cronbach’s
Alpha Standarisasi Keterangan
Kemudahan (X1) 0,914 0,60 Reliabel
Harga (X2) 0,915 0,60 Reliabel
Kepercayaan (X3) 0,901 0,60 Reliabel
Kepuasan Konsumen (Y1) 0,909 0,60 Reliabel
Sumber : Data Kuesioner yang telah diolah SPSS 25, 2019
Berdasarkan pada tabel 4.13 menunjukan bahwa hasil uji reliabilitas semua
variabel memiliki hasil Cronbach’s Alpha > 0,60. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa masing-masing variabel adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS 25.
Pengujian dilakukan dengan melihat grafik probabilitas normal yang
membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi akan
membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat Normal
Probability Plot (Normal P-P) sebagaimana ditampilkan gambar 4.1
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas P-plot
Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa
pengujian normalitas berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat bahwa dari data
grafik diatas, terlihat titik-titik menyebar digaris diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model regresi yang diajukan dapat
digunakan untuk melakukan penelitian dan pernyataan normalitas dapat
dipenuhi.
Uji Multikolinieritas
Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinieritas dalam model regresi
pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10, maka model tidak terdapat
multikolinieritas yang artinya tidak ada korelasi antara variabel bebas. Sebaliknya
jika nilai VIF lebih dari 10, maka model terdapat multikolinieritas yang artinya
ada korelasi antara variabel bebas.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kemudahan .347 2.879
Harga .350 2.853
Kepercayaan .306 3.270
Kepuasan .338 2.958
a. Dependent Variable: Loyalitas
Sumber : Hasil Output SPSS 25, 2019.
Berdasarkan hasil uji multikolineritas pada tabel 4.14 dapat diketahui
bahwa nilai toleransi tiap – tiap variabel adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolineritas.
Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Jika varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain, maka homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut
heterokedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu SPSS 25 dengan mengamati pola yang terdapat pada
scatterplot yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
Sumber : Hasil Output SPSS 25 , 2019
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.2 grafik Scatterplot diatas dapat dilihat bahwa tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y, maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada data
tersebut.
Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji T
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara
dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang
modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui
bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel
dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Hipotesis Independent
Variabel (variabel bebas) kemudahan (X1) harga (X2) dan kepercayaan (X3) dalam
penelitian ini diuji kebenarannya dengan menguji uji t. Pengujian ini dilakukan
dengan melihat taraf signifikasi, jika taraf signifikasi yang dihasilkan dari
perhitungan dibawah 0,05 maka H1 ditolak sebaliknya jika taraf signifikasi yang
dihasilkan dari perhitungan lebih besar dari 0,05 maka H1 diterima. Perhitungan
statistik dalam analisis regresi linier berganda dan Uji T yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program SPSS 25. Hasil Uji
Regresi Liner Berganda dan Uji T terdapat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15
Hasil Regresi Linier Berganda dan Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.818 1.138 1.597 .113
Kemudahan .182 .100 .165 1.625 .071
Harga .235 .086 .243 2.746 .007
Kepercayaan .489 .089 .480 5.523 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber : Hasil Output SPSS 25, 2019
Berdasarkan tabel 4.15 persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y1 = 1,818 + 0,182 X1 + 0,235 X2 + 0,489 X3
Keterangan :
X1 = Kemudahan, X2 = Harga, X3 = Kepercayaan
Hasil persamaan regresi berganda tersebut diatas memberikan pengertian
bahwa :
1. Nilai konstanta (α) yaitu sebesar 1,818 artinya jika semua variabel
independen yang disudah disebutkan (kemudahan, harga, kepercayaan) tidak
ada atau diasumsikan nol (0), maka diperkirakan nilai dari Kepuasaan sebesar
1,818.
2. Nilai koefisien regresi Kemudahan (X1) bertanda positif yaitu sebesar 0,182
menunjukkan bahwa setiap ada peningkatan variabel Kemudahan sebesar
satu – satuan, maka Kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,182.
3. Nilai koefisien regresi Harga (X2) yaitu sebesar 0,235 artinya jika variabel
harga mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka kepuasan konsumen
akan meningkat sebesar 0,235. 4. Nilai koefisien regresi Kepercayaan (X3) yaitu sebesar 0,489 artinya jika
variabel kepercayaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka
kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,489.
Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.15, Koefisien regresi kemudahan (X1) terhadap kepuasan
konsumen sebesar 0,165 dengan tingkat signifikan 0,071 > 0,05 yang berarti
bahwa variabel kemudahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Artinya, jika terjadi kenaikan pada kemudahan maka tidak
akan diikuti dengan kenaikan kepuasan konsumen karena konsumen masih
menginginkan adanya kemudahan dalam menggunakan fasilitas yang tersedia
dalam Zalora sehingga konsumen akan merasa puas.
Tabel 4.15. menunjukkan bahwa koefisien regresi harga terhadap kepuasan
konsumen sebesar 0,243 dengan tingkat signifikan 0,007 < 0,05 yang berarti
bahwa variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen dan mempunyai hubungan yang positif. Artinya, jika terjadi kenaikan
pada harga maka akan diikuti juga dengan kenaikan kepuasan konsumen karena
konsumen merasa bahwa harga produk yang ditawarkan dalam Zalora sesuai
dengan kualitasnya hal tersebut mampu mempengaruhi kepuasan konsumen.
Hasil sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suwarni dan Mayasari,
2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara harga
terhadap kepuasan kosumen. Namun demikian penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian (T, 2018) yang menyatakan harga tidak berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen.
Tabel 4.15. menunjukkan bahwa koefisien regresi kepercayaan terhadap
kepuasan konsumen sebesar 0,480 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 yang
berarti bahwa variabel kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
dan mempunyai hubungan yang positif. Artinya, jika terjadi kenaikan
kepercayaan maka akan diikuti juga dengan kenaikan kepuasan konsumen
karena konsumen merasa para penjual di Zalora sudah terpercaya dan terjamin
hal tersebut mampu mempengaruhi kepuasan konsumen. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yolandari, 2018) yang menyatakan
bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan
konsumen.
Uji F (Simultan)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejuh mana variabel bebas
yang digunakan mampu menejlaskan variabel terikat. Dapat juga diartikan
apakah model regresi linier berganda yang digunakan layak atau tidak. Model
dikatakan layak jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikasi < 0,05, (Ghozali, 2013).
Hasil perhitungan Uji F secara simultan terdapat pada Tabel 4.16:
Tabel 4.16
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 141,311 3 47,104 74,726 ,000b
Residual 72,155 116 ,622
Total 213,467 119
a. Dependent Variable: Kepuasan
b. Predictors: (Constant), Kemudahan, Harga, Kepercayaan
Sumber : Hasil Output SPSS 25, 2019
Berdasarkan perhitungan hipotesis dengan menggunakan program SPSS
25, diperoleh Fhitung 74,726 > Ftabel 2,68 dengan tingkat sig 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa variabel kemudahan, harga, dan kepercayaan secara
bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar peran atau kontribusi dari beberapa variabel independen yang terdapat
dalam persamaan regresi tersebut dalam menjelaskan nilai variabel dependen.
Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai 1. Adjusted R2 sama dengan 0,
maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yag diberikan
variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya Adjusted R2 sama
dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sempurna. Hasil uji koefisien
determinasi (R2) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .814a .662 .653 .789
a. Predictors: (Constant), Kemudahan, Harga, Kepercayaan
b. Dependent Variable: Kepuasan
Sumber : Hasil Output SPSS 25, 2019
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.23 diatas,
diperoleh nilai R Square sebesar 0,662. Hal ini menunjukkan bahwa antara
variabel kemudahan, harga, kepercayaan memberikan pengaruh terhadap
kepuasan konsumen sebesar 66,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
V. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil peneilian ini dapat diambil kesimpulan bahwa harga dan kepercayaan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, sedangkan kemudahan
tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk memperbanyak jumlah sampel
dan menambahkan variabel selain variabel dalam penelitian ini seperti kualitas
produk.
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Cetakan Keempat, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Irawan, Handi. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Kamilullah, Jihad. 2018. Analisis Pengaruh Kepercayaan, dan Reputasi Terhadap Loyalitas Konsumen Online Shop Dalam Pembelian Produk di Toko XYZ.Malang.
Kotler, Philip dan Gery Amstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta:Erlangga.
Lee, M. 2009. Factors influencing the adoption of internet banking : An integration of TAMand TPB with perceived risk and perceived benefit. Electronic Commerce Research and Application 8, pp. 130-141.
Nurfina, Onnie. Haryono, Andi Tri. 2016. Analisis Pengaruh E-commerce Strategy, Service Performance Terhadap Loyalitas Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Garuda Online Shop Airlines). Semarang.
Palma, Marisa Arnindita. 2016. Pengaruh Kualitas Kemudahan, dan Harga Terhadap Niat Beli Ulang dengan Kepuasan Sebagai Variable Intervening (Studi Pada Pelanggan Produk Fashion Melalui Toko Online di Surabaya. Surabaya.
Pappas, I. O., Pateli, A.G., Giannakos, M.N., dan Chrissikopoulos, V. 2014. Moderating Effects of Online Shopping Experience on Customer Satisfaction and Repurchase Intentions. International Journal of Retail & Distribution Management, 42 (3):187-204.
Rofiq, Ainur. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce (Studi Pada Pelanggan E-Commerce Di Indonesia). Thesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis-Analisis Regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI.
Venkatesh. et al. 2003. User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View. MIS Querterly, Vol.27, NO.3.
Yolandari, Ni Luh Dian. 2018. Pengaruh Pengalaman Pelanggan dan Kepercayaan Terhadap Niat Beli Ulang Secara Online Melalui Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Situs Online BerryBenka.com). Bali.