pengaruh kecerdasan logis-matematis...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM
PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI OPERASI VEKTOR
MATA PELAJARAN FISIKA DI MAN KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh :
MUKHIDIN
NIM : 073611001
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mukhidin
NIM : 073611001
Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 01 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
Mukhidin
NIM: 073611001
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) NgaliyanSemarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap
Kemampuan Peserta Didik Dalam Pemecahan
Masalah pada Materi Operasi Vektor Mata
Pelajaran Fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Mukhidin
NIM : 073611001
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Fisika
telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika.
Semarang, 14 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Ismail SM., M.Ag.
NIP: 19711021 199703 1 002
Penguji I,
Andi Fadllan, M.Sc.
NIP: 19800915 200501 1 006
Pembimbing I,
Joko Budi Poernomo, M.Pd.
NIP: 19760214 200801 1 011
Sekretaris,
Joko Budi Poernomo, M.Pd.
NIP: 19760214 200801 1 011
Penguji II,
Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom.
NIP: 19770622 200604 2 005
Pembimbing II,
Dr. H. Hamdani, M.Ag.
NIP: 19720405 199903 1 001
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 01 Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : PENGARUH KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM
PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI OPERASI
VEKTOR MATA PELAJARAN FISIKA DI MAN
KENDAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Mukhidin
NIM : 073611001
Jurusan : Tadris
Program Studi : Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu‟alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Joko Budi Poernomo, M. Pd.
NIP. 19760214 200801 1 011
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 01 Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : PENGARUH KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM
PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI OPERASI
VEKTOR MATA PELAJARAN FISIKA DI MAN
KENDAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Mukhidin
NIM : 073611001
Jurusan : Tadris
Program Studi : Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu‟alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Dr. H. Hamdani, M.Ag. NIP. 19720405 199903 1 001
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap Kemampuan
Peserta Didik Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Operasi
Vektor Mata Pelajaran Fisika Di MAN Kendal Tahun Pelajaran
2011/2012
Penulis : Mukhidin
NIM : 073611001
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui tingkat kecerdasan logis-
matematis peserta didik kelas X di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012 (2)
untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada
materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran
2011/2012 (3) untuk mengetahui pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor
mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada
penggunaan sampel menggunakan stratified cluster random sampling, diperoleh
kelas X-1 sebagai kelas uji coba, kelas X-2 sebagai kelas sampel dari kelas
unggulan dan X-5 sebagai kelas sampel dari kelas reguler. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. Dengan analisis regresi linier sederhana.
Pengumpulan data menggunakan instrumen soal/tes untuk menjaring data
X dan Y. Untuk mendapatkan data yang objektif, instrumen soal yang digunakan,
terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas, reliabitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa (1)
Kecerdasan logis-matematis peserta didik kelas sampel di MAN Kendal termasuk
dalam kategori cukup baik, yaitu berada pada interval 53-60 dengan nilai rata-
rata 55,396. (2) Kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal termasuk dalam kategori
kurang baik, yaitu berada pada interval 43-53 dengan nilai rata- rata 51,286. (3)
Ada pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor
mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini
ditunjukkan dari hasil analisis regresi satu prediktor pada taraf signifikansi 5%
diperoleh harga Freg = 187,696 > Ft = 3,97 dan pada taraf 1% diperoleh harga Freg
= 187,696 > Ft = 6,99 Sehingga dengan demikian Freg > Ft. Setelah
diinterpretasikan antara Freg dan Ft pada taraf signifikansi 5% dan 1% lebih besar
daripada Ft hasilnya adalah signifikan. Variasi skor hasil kecerdasan logis-
matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada
materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal melalui fungsi
taksiran Y = -11,398 + 1,14171X.
Sedangkan koefisien determinasi yang dihasilkan, r2 = 0,7145, artinya
kecerdasan logis-matematis mempunyai pengaruh sebesar 71,45% terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor
mata pelajaran fisika di MAN Kendal. Sisanya (28,55%) kemampuan peserta
vii
didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika
di MAN Kendal dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan
masukan bagi para civitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar mata
kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar meningkatkan
kecerdasan logis-matematisnya dan kemampuan memecahkan masalah pada
materi operasi vektor.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam
senantiasa pula tercurahkan ke hadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya
di hari kiamat nanti.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr.Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
4. Andi Fadllan, M.Sc., selaku Ketua Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan
ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
5. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom., selaku dosen wali yang selalu
memotivasi serta memberikan arahan selama kuliah.
6. Joko Budi Poernomo, M.Pd dan Dr. H. Hamdani, M.Ag. selaku Pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk selalu memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada peneliti selama di bangku kuliah.
ix
8. Drs. Kasnawi, M.Ag. selaku Kepala MAN Kendal, yang telah memberikan
izin untuk mengadakan penelitian.
9. Drs. Purwanto, M.Pd., selaku guru fisika di MAN Kendal, yang telah
membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.
10. Ibu dan bapak tercinta yang tak pernah berhenti mendo’akan dan memberikan
motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
11. Teman-teman kontrakan “Kandang Boyo” yang telah menganggap peneliti
sebagai bagian dari keluarga sendiri.
12. Teman-teman senasib dan seperjuanganku TF 2007 yang ikut memberikan
motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
13. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang saleh, dan
mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil
yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga
bermanfa’at adanya dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal „aalamin.
Semarang, 01 Desember 2011
Peneliti,
Mukhidin
NIM. 073611001
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Pembatasan masalah ................................................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 7
B. Kajian Teoritik ............................................................................ 8
1. Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence) .................. 8
a. Kecerdasan Linguistik .................................................... 9
b. Kecerdasan Logis-Matematis .......................................... 10
c. Kecerdasan Spasial ......................................................... 11
d. Kecerdasan Musikal ........................................................ 12
e. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani ...................................... 13
f. Kecerdasan Antar-Pribadi ............................................... 13
g. Kecerdasan Intra-Pribadi................................................. 14
2. Karakteristik Kecerdasan Logis-Matematis .......................... 14
xi
3. Kemampuan Pemecahan Masalah ........................................ 16
a. Masalah ........................................................................... 16
b. Pemecahan Masalah ........................................................ 18
4. Vektor ................................................................................... 20
a. Notasi Vektor .................................................................. 21
b. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor ........................... 21
c. Besar dan Arah Resultan Vektor ..................................... 24
d. Vektor Satuan .................................................................. 24
e. Perkalian Vektor ............................................................. 25
C. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 26
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 28
D. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................... 29
E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 30
F. Analisis Data Penelitian .............................................................. 31
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................. 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 51
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 55
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................... 56
C. Penutup ....................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linear Sederhana, 37.
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kecerdasan Logis-Matematis,
39.
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Operasi Vektor, 40.
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kecerdasan Logis-
Matematis, 41.
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Operasi Vektor, 41.
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Kecerdasan Logis-
Matematis, 42.
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Masalah Operasi
Vektor, 42.
Tabel 4.7. Setatus Soal Kecerdasan Logis-Matematis, 43.
Tabel 4.8. Setatus Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi
Operasi Vektor, 43.
Tabel 4.9. Interval Nilai (X) dan Rata-rata (Mean), 44.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 44.
Tabel 4.11. Kualitas variabel kecerdasan logis-matematis, 45.
Tabel 4.12. Interval Nilai (X) dan Rata-rata (Mean), 46.
Tabel 4.13. Distribusi frekuensi kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor Mata Pelajaran Fisika, 47.
Tabel 4.14. Kualitas variabel kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor Mata Pelajaran Fisika (Y), 48.
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor Y atas X, 49.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Vektor, 21.
Gambar 2.2 Penjumlahan dua vektor dengan metode polygon, 22.
Gambar 2.3 Pengurangan dua vektor dengan metode polygon, 22.
Gambar 2.4 Penjumlahan vektor dengan metode jajaran genjang, 23.
Gambar 2.5 Penguraian vektor, 23.
Gambar 2.6 Resultan dua buah vektor,24.
Gambar 2.7 Vektor satuan, 25.
Gambar 3.1 Skema Metode Penelitian, 27.
Gambar 4.1 Histogram nilai tes kecerdasan logis-matematis, 45.
Gambar 4.2 Histogram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi
Operasi Vektor, 47.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Kelas Uji Coba, 62.
Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis, 63.
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Uji Coba Operasi Vektor, 64.
Lampiran 4 Soal Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis, 65.
Lampiran 5 Soal Uji Coba Operasi Vektor, 78.
Lampiran 6 Lembar Jawab Soal Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis, 80.
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis, 81.
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Operasi Vektor, 82.
Lampiran 9 Analisis Instrumen Soal Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis, 86.
Lampiran 10 Contoh Perhitungan Validitas Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 92.
Lampiran 11 Contoh Perhitungan Reliabilitas Tes Kecerdasan Logis-Matematis,
94.
Lampiran 12 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Kecerdasan Logis-
Matematis, 95.
Lampiran 13 Contoh Perhitungan Daya Beda Tes Kecerdasan Logis-Matematis,
96.
Lampiran 14 Analisis Instrumen Soal Uji Coba Operasi Vektor, 98.
Lampiran 15 Contoh Perhitungan Validitas Tes Operasi Vektor, 99.
Lampiran 16 Contoh Perhitungan Reliabilitas Tes Operasi Vektor, 101.
Lampiran 17 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Operasi Vektor, 102.
Lampiran 18 Contoh Perhitungan Daya Beda Tes Operasi Vektor, 103.
Lampiran 19 Daftar Nama Kelas Sampel, 105.
Lampiran 20 Kisi-kisi Soal Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 107.
Lampiran 21 Kisi-kisi Soal Tes Operasi Vektor, 108.
Lampiran 22 Soal Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 109.
Lampiran 23 Soal Tes Operasi Vektor, 117.
Lampiran 24 Lembar Jawab Soal Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 118.
Lampiran 25 Kunci Jawaban Soal Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 119.
Lampiran 26 Kunci Jawaban Soal Tes Operasi Vektor, 120.
xv
Lampiran 27 Daftar Nilai Tes Kecerdasan Logis-Matematis, 123.
Lampiran 28 Daftar Nilai Tes Operasi vektor, 127.
Lampiran 29 Analisis Regresi Linier Sederhana, 131.
Lampiran 30 Tabel Nilai-nilai r Product Moment, 136.
Lampiran 31 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t, 137.
Lampiran 32 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi F, 138.
Lampiran 33 Foto Penelitian, 139.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.1 Sedangkan Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama
antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber
yang ada.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Dalam faktor intern dibagi menjadi dua yaitu
jasmani (kesehatan dan cacat tubuh) dan psikologis (inteligensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan). Faktor inteligensi sangat
berpengaruh dalam memahami pelajaran.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dibekali berbagai
macam kelebihan dibanding makhluk lainnya. Salah satu yang terbesar yaitu
manusia diberi akal pikiran (kecerdasan/inteligensi). Inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainya. Sesuai firman Allah dalam surat Al-Isroo’
ayat 70:
terjemah: “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. al-Isroo’/17: 70)3
Dengan akalnya manusia mampu memecahkan permasalahan hidup
yang dihadapinya dari yang sederhana sampai yang kompleks. Namun begitu
1 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
hlm. 2. 2 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hlm. 26. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, (Jakarta: Mekar Surabaya,
2004), hlm. 435
2
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu, sangat
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan
seseorang, akan semakin mudah baginya dalam menyelesaikan suatu masalah
yang sama dibanding orang lain yang mempunyai tingkat kecerdasan lebih
rendah. Akan tetapi, hal ini juga sangat tergantung dari jenis masalah dan
kecerdasan mana yang dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Misalnya, masalah I, bisa diselesaikan si A dengan mudah dan susah bagi si B.
Tetapi masalah II, bisa diselesaikan si B dengan mudah dan menjadi sulit
ketika si A yang menyelesaikan. Hal ini dapat terjadi karena si A dan si B
mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda dalam suatu kecerdasan tertentu.
Hal tersebut menunjukkan adanya berbagai macam kecerdasan dalam diri
manusia.
Menurut Howard Gardner (dalam buku Mengajar dengan Metode
Kecerdasan Majemuk, 2007) setidaknya ada tujuh macam kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia, yaitu kecerdasan linguistik (berkaitan dengan bahasa),
kecerdasan logis-matematis (berkaitan dengan nalar logika dan matematika),
kecerdasan spasial (berkaitan dengan ruang dan gambar), kecerdasan musikal
(berkaitan dengan musik, irama, dan bunyi/suara), kecerdasan badani-
kinestetik (berkaitan dengan badan dan gerak tubuh), kecerdasan
interpersonal (berkaitan dengan hubungan antar pribadi, sosial), dan
kecerdasan intrapersonal (berkaitan dengan hal-hal yang sangat mempribadi).
Dua kecerdasan pertama dalam daftar tersebut adalah kecerdasan yang paling
dikenal dan dimaklumi dalam masyarakat kita sekarang ini. Keduanya adalah
kecerdasan yang menjamin keberhasilan dalam tes-tes IQ dan SAT ( Student
Aptitude Test = Tes Bakat-Kecerdasan Siswa) karena mereka adalah
kecerdasan yang menjadi sasaran tes ketika pertama kali tes-tes itu dirancang.
Siswa yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-
matematis dijamin pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional.
3
Namun, keberhasilan di sekolah bukan alat peramal yang baik bagi
keberhasilan siswa dalam kehidupan yang sebenarnya kelak.4
Kecerdasan logis-matematis berkaitan dengan nalar logika dan
matematika sehingga sangat dibutuhkan dalam memahami ilmu matematika
dan sains khususnya fisika. Ilmu fisika adalah ilmu alam yang mempelajari
benda mati yang perubahannya bersifat sementara. Fisika juga berkaitan erat
dengan materi dan energi, yang banyak membutuhkan penalaran logika dan
perhitungan secara matematis untuk mempelajari, memahami, dan
menjelaskannya. Sehingga kecerdasan yang sangat berperan adalah
kecerdasan logis-matematis.
Salah satu materi fisika di tingkat Sekolah Menengah Atas sederajat
khususnya MAN Kendal yang banyak memakai penalaran logika dan
matematika adalah materi pokok operasi vektor. Vektor adalah besaran yang
selain mempunyai nilai, juga mempunyai arah. Sedangkan operasi vektor
berarti perhitungan besaran-besaran vektor dengan berbagai macam operasi
hitung yang ada, seperti tambah (+), kurang (-), kali (×), dan bagi (÷).
Sehingga sangat dimungkinkan, peserta didik yang mempunyai kecerdasan
logis-matematis tinggi, lebih cepat dalam menyerap, memahami dan
memecahkan masalah pada materi operasi vektor, dibanding peserta didik
yang mempunyai kecerdasan logis-matematis yang lebih rendah.
Namun, ada dan tidaknya pengaruh kecerdasan logis-matematis
terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah operasi vektor
mata pelajaran fisika di MAN Kendal perlu adanya penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui hal tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tentang pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi
vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
4 Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, (Bandung:Nuansa,
2007), hlm. 16.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kecerdasan logis-matematis peserta didik kelas X di MAN
Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada
materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun
Pelajaran 2011/2012?
3. Adakah pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata
pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dan dengan mempertimbangkan
keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan peneliti, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini difokuskan pada:
1. Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka
dan logika. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan
dan pemprogram komputer.5 Kecerdasan logis-matematis ini sebagai salah
satu kecerdasan peserta didik di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu
atau kelompok dalam upaya untuk menemukan jawaban berdasarkan
pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi
tuntutan situasi yang tak lumrah. Kemampuan pemecahan masalah ini
sebagai kemampuan peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah
5 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm. 3.
5
yang berkaitan dengan materi operasi vektor yang diajarkan di MAN
Kendal.
3. Materi Operasi Vektor
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Sedangkan operasi vektor adalah perhitungan besaran-besaran vektor
dengan berbagai macam operasi hitung yang ada. Materi operasi vektor ini
sebagai salah satu materi fisika kelas X semester 1 yang diajarkan di MAN
Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan logis-matematis
terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi Peserta didik
Mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis masing-
masing, sehingga peserta didik termotivasi untuk dapat meningkatkan
kecerdasan logis-matematisnya.
b. Bagi Guru
Mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis peserta
didiknya sehingga diharapkan mampu mengambil tindakan ke depan
demi kemajuan peserta didik.
6
c. Bagi Sekolah
Mengetahui tingkat kecerdasan logis-matematis peserta
didiknya sehingga diharapkan mampu mengambil tindakan ke depan
demi kemajuan bersama.
d. Bagi Peneliti
Memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh kecerdasan
logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN
Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
1. Dalam skripsi yang di tulis oleh Rochadi NIM: 073511011 Mahasisiwa
IAIN Walisongo yang berjudul: Hubungan Antara Kemampuan Numerik
Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan
numerik peserta didik dengan prestasi belajar matematika kelas VII MTs
Muhammadiyah Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Hal ini di
buktikan dengan hubungan antara variabel X dan Y cukup kuat,
ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy = 0,63, dan signifikn ditunjukkan
oleh thitung = 5,82 dengan ttabel = (0,01) = 2,00 ttabel (0,05)= 2,66 karena thitung
lebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima. Sehinngga dapat dijelaskan
ada hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs
Muhammadiyah Kecamatan Batang Kabupaten Batang.6
2. Dalam skripsi yang ditulis oleh Sri Handayani NIM: 063711007
Mahasisiwa IAIN Walisongo yang berjudul: Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligences (MI) Pada Materi Pokok Termokimia
Kelas XI IPA di MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.
Terdapat hubungan yang positif antara besarnya kecerdasan logis-
matematis terhadap hasil kemampuan ranah kognitif Kelas XI IPA 4 di
MAN 1 Semarang. Hal ini dibuktikan, berdasarkan hasil tes Multiple
intelligences (MI) pada siswa XI IPA 4 prosentase kecerdasan terbesar
adalah kecerdasan musikal sebesar 13,33%, sedangkan yang terendah
1
Rochadi, Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik Terhadap Prestasi
Belajar Matematika, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011), hlm. ii.
8
adalah kecerdasan logis-matematis hanya sebesar 8,99%. Berdasarkan
hasil kemampuan ranah kognitif kelas kecil rata-rata nilai postest adalah
73,3 sedangkan kelas besar rata-rata nilai postest adalah 69,22. Hasil
balajar pada aspek kognitif ini masih dikatakan kurang, karena dari hasil
tes MI kecerdasan logis-matematis pada kelas ini masih cukup rendah
sehingga masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan
hasil belajar ranah kognitif yang optimal.7
Berdasarkan kajian terdahulu yang disebutkan di atas, diambil sebuah
penelitian tentang pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi
vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang ditulis oleh Rochadi
penelitian ini tidak hanya sebatas menguji kemampuan numerik, tapi lebih
luas, yaitu kecerdasan logis-matimatis yang merupakan bagian dari
Multiple intelligences (MI) yang dikembangkan oleh Sri Handayani dalam
pembelajaran. Dalam skripsi ini diharapkan diketahui ada tidaknya
pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran
fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Kerangka Teoritik
1. Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence)
Kecerdasan (inteligensi) pada hakikatnya merupakan suatu
kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu
kecakapan yang mengandung berbagai komponen.8 Banyak teori yang
berkembang tentang kecerdasan atau inteligensi, namun kita akan
7 Sri Handayani, Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI)
Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA di MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011,
Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm. vii. 8 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati, Analisis Tes Psikologis Teori
dan Praktik dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), hlm. 15.
9
memfokuskan pembahasan pada teori kecerdasan ganda (multiple
intelligence).
Teori kecerdasan ganda yang telah dikembangkan selama lima
belas tahun terakhir oleh psikolog Howard Gardner menantang kenyataan
lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat dalam Armstrong bahwa
kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian pada
pemikiran verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam
tes kecerdasan, dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia
menyatakan sekurang-kurangnya ada tujuh kecerdasan yang patut
diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang
penting.9 Tujuh jenis kecerdasan itu adalah:
a. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata.
Dikatakan dalam Armstrong bahwa kecerdasan linguistik yaitu “The
capacity to use words effectively, whether orally or in writing”.10
Yaitu suatu
kapasitas untuk menggunakan kata-kata secara efektif, apakah dengan lisan
atau tulisan. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair,
dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat
berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, dan mengajar dengan
efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.11
Mereka senang bermain-
main dengan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata, dan
tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil,
sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Selain itu mereka juga
gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas dan dapat
mengartikan bahasa tulisan secara luas. Dan kecerdasan ini sering
disebut dengan kecerdasan verbal.
9 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm. 3. 10
Thomas Armstrong, Multiple Intelligence in The Classroom, (Alexandria: Association
for Supervision and Curriculum Development, 2000), hlm. 2. 11
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 3.
10
Sedangkan anak atau peserta didik yang memiliki kecerdasan
ini, umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis
karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.
Anak seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat. Dia
cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan
verbalisasi.12
b. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis berkaitan dengan nalar dan
matematika.13
Kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan dan
mencakup kemampuan ilmiah. Menurut Gardner dalam Hoerr
Kecerdasan logis-matematis (logical-mathematical intelligence) adalah
“the ability to handle chains of reasoning and to recognize patterns and
order”14
. Yaitu kemampuan untuk menangani kejadian/alasan-alasan
yang berantai/terkait dan menghargai pola-pola dan keteraturan. Inilah
jenis kecerdasan yang sering dicirikan sebagai pemikiran kritis dan
digunakan sebagai bagian dari metode ilmiah. Orang dengan
kecerdasan ini gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan
mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan,
menyimpulkan kemudian meramalkan. Mereka melihat dan mencermati
adanya pola serta keterkaitan antar data. Mereka suka memecahkan
problem (soal) matematis memainkan permainan strategi seperti buah
dam dan catur. Mereka cenderung menggunakan berbagai grafik baik
untuk menyenangkan diri (sebagai kegemaran) maupun untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain.
12
.Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008) hlm. 106. 13
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, (Bandung: Nuansa,
2007), hlm. 14. 14
Thomas R. Hoerr, Becoming a multiple intelligences school, (Alexandria: Association
for Supervision and Curriculum Development, 2000) hlm. 4.
11
Kecerdasan logis-matematis sering dipandang dan dihargai
lebih tinggi dari jenis-jenis kecerdasan lainnya, khususnya dalam
masyarakat teknologi dewasa ini. Kecerdasan ini dicirikan sebagai
kegiatan otak kiri.15
Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan
dan pemprogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini
ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika
ia menyusun teori relativitasnya.16
Jadi, ciri-ciri orang yang cerdas
secara logis-matematis mencakup kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis,
mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan
hidupnya umumnya bersifat rasional.
Dalam mempelajari, memahami dan memecahkan masalah
yang berkaitan dengan materi operasi vektor pada mata pelajaran fisika,
banyak menggunakan kecerdasan jenis ini. Operasi vektor adalah
materi yang dirasa sulit bagi sebagian besar peserta didik, karena dalam
mempelajari materi ini banyak menggunakan penalaran logis dan
kemampuan numerik yang tinggi. Oleh karena itu, dalam mempelajari,
memahami dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi
operasi vektor dibutuhkan kecerdasan logis-matematis yang tinggi.
c. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga,
mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk menyerap,
mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia
visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek,
fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.17
Kemampuan
membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan
15
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, hlm. 21. 16
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 3. 17
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 4.
12
berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang
menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini.
Kecerdasan spasial ini dicirikan, antara lain dengan:
1) Memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan
sesuatu.
2) Mudah membaca peta atau diagram.
3) Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya.
4) Senang melihat film, slide, foto atau karya seni lainnya.
5) Sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya
6) Suka melamun dan berfantasi.
7) Mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah.
8) Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata atau
uraian.
9) Menonjol dalam mata pelajaran seni.18
d. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri
utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menyerap, menghargai,
dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal dimiliki orang
yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti
irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan
tingkat ketajaman tertentu.19
Mereka juga lebih mudah mengingat
sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan
dengan musik.
Kecerdasan Musikal memiliki cirri-ciri, antara lain:
1) Suka memainkan alat music di rumah atau di sekolah.
2) Mudah mengingat melodi suatu lagu.
3) Lebih bisa belajar dengan iringan musik.
4) Bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain.
18
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 108. 19
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 4.
13
5) Mudah mengikuti irama musik.
6) Mempunyai suara bagus untuk bernyanyi.
7) Berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.20
e. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kecerdasan fisik yang
mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan
dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah
mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Mereka
adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak
bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.21
Kecerdasan kinestetik-jasmani atau badani-kinestetik lebih
mudah dipahami daripada kecerdasan musikal karena kita semua
umumnya berpengalaman dengan tubuh dan gerak setidaknya dalam
beberapa hal dan tingkat. Itulah perasaan akrab dan nyaman yang
dimiliki seseorang ketika ia bersepeda setelah beberapa tahun tidak
melakukannya, tubuh kita begitu saja “ingat” bagaimana mengendarai
sepeda.22
f. Kecerdasan Antar-Pribadi
Kecerdasan antar-pribadi (inter-personal) adalah kemampuan
untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini
terutama menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap
suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain.23
Orang yang
memiliki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara
berkelompok (bekerja kelompok), belajar sambil berinteraksi dan
bekerja sama, juga kerap merasa senang bertindak sebagai penengah
20
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 107. 21
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 4. 22
Julia Jasmine, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, hlm. 26. 23
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 5
14
atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian baik di sekolah maupun
di rumah. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding
dan guru yang ulung.
g. Kecerdasan Intra-Pribadi
Kecerdasan yang terakhir adalah kecerdasan intra-pribadi atau
kecerdasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya
sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri,
membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan
pemahamanya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.
Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli
teologi, dan wirausahawan.24
Kecerdasan intra-pribadi atau intra-personal memiliki cirri-ciri
antara lain:
1) Memperlihatkan sikap independent dan kemauan kuat.
2) Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri.
3) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
4) Banyak belajar dari kesalahan masa lalu.
5) Berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan.
6) Banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.25
2. Karakteristik Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis merupakan kemampuan seseorang
dalam menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat
matematis. Berbagaikomponen terlibat dalm kemampuan ini, misalnya
bepikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola maupun
hubungan dari suatu masalah, pengenalan konsep-konsep yang bersifat
kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat.
24
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, hlm. 5. 25
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 111.
15
Menurut Linda dan Bruce Campbell, penulis buku Teaching and
Learning Through Multiple Intelligences, dalam Masykur dan Fathani,
kecerdasan logis-matematis biasanya biasanya dikaitkan dengan otak yang
melibatkan beberapa komponen, yaituperhitungan secara matematis,
berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan induktif (penjabaran
ilmiah dari umum ke khusus), pertimbangan deduktif (penjabaran ilmiah
secara khusus ke umum), dan ketajaman pola-pola serta hubungan-
hubungan.26
Peserta didik dengan kecerdasan logis-matematis tinggi
cenderung senang tehadap kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab
akibat terjadinya sesuatu. Peserta didik juga senang berpikir secara
konseptual, seperti menyusun hipotesis, mengadakan kategorisasi dan
klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini
cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi
dalam menyelesaikan problem matematika dan sains. Apabila kurang
memahami siswa akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari
jawaban atas hal yang kurang dipahaminya. Peserta didik ini juga sangat
menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir
aktif, seperti catur, bermain teka-teki, dan sebagainya.
Keserdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk
menggunakan angka dengan baik dan penalaran dengan benar. Ciri-ciri
dari kecerdasan ini adalah:
a. Suka mencari penyelesaian suatu masalah;
b. Mampu memikirkan dan menyusun solusi dengan urutan logis;
c. Menunjukkan minat yang besar terhadap analogi dan silogisme;
d. Menyukai aktivitas yang melibatkan angka, urutan, pengukuran dan
perkiraan;
e. Dapat mengerti pola hubungan;
26
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 153.
16
f. Mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif.27
Menurut Buzan (2003) dalam Masykur dan Fathani, kecerdasan
logis-matematis merupakan kemampuan otak untuk bermain sulap dengan
“alfabet” angka-angka. Salah satu kekeliruan yang sering dilakukan oleh
banyak anak ketika ketika mulai mempelajari angka adalah mengira ada
jutaan, miliaran, bahkan tak terhingga banyaknya angka yang harus
mereka pelajari. Padahal sebetulnya, hanya ada sepuluh angka yang harus
dipelajari: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0. Angka yang lain hanyalah kombinasi
dari angka-angka ini. Jadi, yang perlu dikerjakan peserta didik untuk
memiliki kecerdasan logis-matematis adalah memahami fakta ini,
kemudian mempelajari berbagai operasi perhitungan yang amat sederhana.
Dan untuk memahami kecerdasan logis-matematis peserta didik, ada
banyak cara yang perlu dilakukan, antara lain:
1) Perkiraan yang tepat.
2) Belajarlah dari orang lain, angka-angka dalam kehidupan nyata.
3) Kalahkan kalkulator.
4) Kuasai teknik supermatematika.
5) Seringlah untuk menghafal.
6) Olahraga (senam otak) dan permainan otak.28
3. Kemampuan Pemecahan Masalah
a. Masalah
Masalah (problem) adalah suatu situasi yang tak jelas jalan
pemecahanya yang menuntut individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban.29
Selain itu masalah didefinisikan sebagai suatu
pernyataan yang merangsang dan menantang untuk dijawab, namun
jawaban masalah itu tidak dapat segera diketahui oleh peserta didik.
27
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 157. 28
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, hlm. 158. 29
Wayan Santyasa, Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting
Investigasi Kelompok, (Bandung: UPG, tt), hlm. 4.
17
Suatu pernyataan akan merupakan suatu masalah hanya jika
seseorang tidak mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat
dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut.30
Suatu
pertanyaaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat
dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh
peserta didik. Seperti yang dinyatakan Cooney dalam Fajar Shadiq
menyebutkan bahwa: ”.......for a question to be a problem, it must
present at challenge that cannot be resolved by some routine
procedure known to the student”.31
Yang artinya suatu pertanyaan
disebut masalah apabila pertanyaan tersebut menantang dan tidak
dapat diselesaikan dengan cara yang telah diketahui oleh peserta didik.
Dua syarat pertanyaan dapat menjadi masalah bagi peserta
didik adalah sebagai berikut.
1) Pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik haruslah dalam
jangkauan pikiran dan dapat dimengerti maknanya oleh pesrta
didik tersebut dan pertanyaan itu menantang peserta didik untuk
menjawabnya.
2) Pertanyaan tersebut tidak dapat segera dijawab dengan prosedur
rutin yang telah diketahui oleh peserta didik.32
Amin Suyitno menyatakan bahwa suatu soal dapat disebut
sebagai masalah bagi peserta didik jika dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Peserta didik memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan
soal tersebut.
2) Diperkirakan peserta didik mampu mengerjakan soal tersebut.
30
Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
UNM, tt), hlm. 83. 31
Fajar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi, (Yogyakarta: PPPG
Matematika, 2004), hlm. 2. 32
Fuad Nur Farikhin, Hubungan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Penalaran dengan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
Peserta Didik Kelas IX MTs NU 24 Darul Ulum Pidodo Kulon Patebon Kendal, skripsi,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010) hlm. 20.
18
3) Peserta didik belum tahu algoritma atau cara pemecahan soal
tersebut.
4) Peserta didik mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal
tersebut.33
Menurut Stillman dan Galbraith dalam Rokhisatul, kriteria
masalah adalah sebagai berikut:
1) Isi masalah harus dapat teridentifikasi keterbacaannya oleh peserta
didik.
2) Pertanyaan yang diajukan haruslah tidak rutin yakni bukan tipe
pertanyaan yang ditemukan dalam buku-buku konvensional atau
latihan keterampilan di kelas.
3) Peserta didik menuangkan konsep-konsep dan keterampilan-
keterampilan yang diperlukan dalam mencari pemecahan.
4) Masalah menuntut kemampuan kerja memori dan memerlukan
penggunaan teknik-teknik memanage memori peserta didik.34
b. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah secara sederhana merupakan proses
penerimaan masalah sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah
tersebut.35
Pemecahan masalah (problem solving) adalah upaya
individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan
pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi
tuntutan situasi yang tak lumrah.36
Pemecahan masalah adalah suatu
proses penemuan suatu respon yang tepat terhadap suatu situasi yang
benar-benar unik dan baru bagi peserta didik.37
Sedangkan dalam
Depdiknas 2006 menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah
33
Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang:
UNNES, 2004), hlm. 37. 34
Fuad Nur Farikhin, Hubungan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Penalaran dengan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
Peserta Didik Kelas IX MTs NU 24 Darul Ulum Pidodo Kulon Patebon Kendal, skripsi, hlm. 21. 35
Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, hlm. 151. 36
Fajar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi, hlm. 10. 37
Syamrilaode, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah”, dalam
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063169-pembelajaran-dengan-
pendekatan-pemecahan-masalah/, 2010, diakses 24 Agustus 2011.
19
kompetensi strategik yang ditunjukkan peserta didik dalam memahami,
memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan
model untuk menyelesaikan masalah.38
Jadi aktivitas pemecahan
masalah diawali dengan keinginan untuk menyelesaikan dan berakhir
apabila sebuah jawaban telah diperoleh sesuai dengan kondisi masalah.
Terdapat beberapa urutan kognitif sebagai strategi dalam
pemecahan masalah. Menurut Parnes, Presiden dari Creative Problem
Solving Foundation (CPSF) dalam Utami, proses ini meliputi lima
langkah yaitu:
1) Tahap menemukan fakta
2) Tahap menemukan masalah
3) Tahap menemukan gagasan
4) Tahap menemukan solusi
5) Tahap menemukan penerimaan39
Sedangkan menurut Shallcross (1985), teknik pemecahan
masalah meliputi lima tahap, yaitu:
1) Orientasi
2) Persiapan
3) Penggagasan
4) Penilaian
5) pelaksanaan atau implementasi.40
Antara kedua pendapat di atas, terdapat banyak kesamaan dan
dapat disamakan. Pernyataan masalah dirumuskan pada tahap
orientasi, sedangkan tahap persiapan adalah tahap menemukan,
penggagasan merupakan tahap menemukan gagasan, tahap penilaian
sesuai dengan tahap penemuan solusi, dan tahap implementasi adalah
tahap menemukan penerimaan.
38
Pusat Kurikulum, Model Penilaian Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,
(Jakarta: Depdiknas, 2006) hlm. 55. 39
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), hlm. 206. 40
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, hlm. 207
20
Kemampuan pemecahan masalah dapat dicapai dengan
memperhatikan indikator-indikatornya sebagai berikut.
1) Kemampuan menunjukkan kemampuan pemahaman masalah.
2) Kemampuan mengorganisasi data dan memilih informasi yang
relevan dalam pemecahan masalah.
3) Kemampuan menyajikan masalah secara matematis dalam berbagai
bentuk.
4) Kemampuan memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah
secara tepat.
5) Kemampuan mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6) Kemampuan membuat dan menafsirkan model metematika dari
suatu masalah.
7) Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin.41
4. Vektor
Kata vektor berasal dari bahasa latin yang artinya pembawa
(carrier), yang ada hubungannya dengan pergeseran.42
Halliday Resnick
dalam Fundamentals of Physics mengatakan “A change of position of a
particle is called a displacement” dan “Quantities that behave like
displacement are called vektor”, yang menjelaskan bahwa perubahan
posisi suatu partikel disebut pergerseran dan besaran-besaran yang
memiliki sifat seperti pergeseran disebut vektor.43
Jadi yang dimaksud dengan vektor adalah jenis besaran yang
mempunyai besar dan arah. Artinya besaran yang hasil pengukurannya
tergantung pada sistem koordinat. Misalnya, perpindahan, gaya,
kecepatan, percepatan, medan listrik, medan magnet dan momentum.44
41
Tim PPPG Matematika Yogyakarta, Materi Pembinaan matematika SMP di daerah,
(Yogyakarta: Depdiknas, 2005), hlm. 96. 42
David Halliday dan Robert Resnick, Fisika, terj. Pantur Silaban dan Erwin Sucipto,
(Jakarta: Erlangga, 1997), Jil. I, hlm. 21. 43
David Halliday dan Robert Resnick, Fundamentals of Physics, (New York, 1961), hlm.
12. 44
Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika, (Jakarta: Salemba Teknika, 2002), hlm. 10.
21
a. Notasi Vektor
Vektor biasanya digambarkan atau dilukiskan dengan simbol
huruf tebal, misalnya A. Dalam tulisan tangan biasanya vektor
dinyatakan dengan membubuhkan anak panah kecil di atas simbolnya,
misalnya 𝐴 . Panjang anak panah menunjukkan besar (harga) vektor dan
arah panah adalah arah vektor itu bekerja.45
b. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Karena vektor adalah besaran yang memiliki arah dan besar,
penjumlahannya harus dilakukan dengan cara yang khusus.46
Dua buah
vektor masing-masing A dan B dapat dijumlahkan dan menghasilkan
sebuah vektor baru yang disebut resultan. Penjumlahan dua buah vektor
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
A + B = R
Penjumlahan vektor mempunyai arti yang berbeda dengan
penjumlahan bilangan skalar, tetapi penjumlahan vektor memenuhi
hukum komutatif penjumlahan dan asosiatif penjumlahan.
R = A + B ≠ B + A
Hukum komutatif penjumlahan adalah
A + B = B + A
Hukum asosiatif penjumlahan adalah
A + (B + C) = (A + B) + C
Sedangkan pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor
dengan mendefinisikan vektor negatif sebagai vektor lain yang sama
besar tetapi arahnya berlawanan.
45
David Halliday dan Robert Resnick, Fisika, terj. Pantur Silaban dan Erwin Sucipto, Jil.
I, hlm. 22. 46
Douglas C. Giancoli, Fisika, terj. Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), Jil. I, hlm.
57.
A
Gambar 2.1. Diagram Vektor.
22
Contoh:
A – B = A + (-B)
Penjumlahan dan pengurangan vektor dapat ditentukan dengan
cara geometri dan analitik.
1) Cara Geometri
Penjumlahan dan pengurangan vektor secara geometri
terdiri dari metode poligon (segitiga) dan metode jajaran genjang.
a) Metode Poligon (segitiga)
Pada cara ini resultan sejumlah vektor diperoleh dengan
menggambarkan anak panah-anak panah vektor secara sambung-
menyambung dengan memperhatikan panjang dan arah anak
panah yang bersangkutan. Ekor anak panah yang satu diimpitkan
dengan ujung anak panah yang mendahuluianya.47
b) Metode Jajaran Genjang
Untuk menjumlahkan dua buah vektor, resultan dua
vektor yang berpotongan adalah diagonal jajaran genjang dengan
kedua vektor tersebut sebagai sisi jajaran genjang.48
47
Frederick J. Bueche, Teori dan Soal-soal Fisika, terj. B. Darmawan, (Jakarta: Erlangga,
1989), hlm. 1. 48
Frederick J. Bueche, Teori dan Soal-soal Fisika, terj. B. Darmawan, hlm. 1.
A + B = B
A
R
= R
Gambar 2.2. Penjumlahan dua vektor dengan metode poligon.
_
A = B
-B
A
R=A-B
Gambar 2.3. Pengurangan dua vektor dengan metode poligon.
23
2) Cara Analitik
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua atau lebih
vektor. Hal ini karena vektor terdiri dari komponen-komponen
vektor.
Berdasarkan gambar diatas, vektor A diuraikan menjadi Ax
dan Ay. Dengan Ax adalah komponen A yang searah dengan sumbu
x, sedangkan Ay adalah komponen A yang searah sumbu y. Jadi
vektor A dapat dinyatakan dengan:
A = Ax + Ay (2 dimensi)
Berdasarkan aturan trigonometri, maka komponen-
komponen vektor A tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut.
Ax = A cos α
Ay = A sin α
Untuk menjumlahkan vektor secara analitik, maka vektor-
vektor tersebut diuraikan terlebih dahulu, kemudian komponen-
komponen vektor yang searah dijumlahkan.
By
Bx
B
x
y
Ay
Ax
A
x
y
α α
Gambar 2.5. Penguraian vektor.
B
A
R
Gambar 2.4. Penjumlahan vektor dengan metode jajaran genjang.
24
A = Ax + Ay dan B = Bx + By
Sehingga diperoleh hasil,
A + B = ( Ax + Bx ) + ( Ay + By )
R = Rx + Ry
Dan besarnya vektor resultan (R) dapat ditentukan dengan dalil
Pythagoras sebagai berikut:49
𝑅 = 𝑅𝑥2 + 𝑅𝑦
2
c. Besar dan Arah Resultan Vektor
Dengan melihat dua buah vektor A dan B yang mempunyai
titik pangkal yang berimpit seperti ditunjukkan dalam gambar 6, maka
besar resultan vektor dapat ditentukan dengan persamaan:
𝑅 = 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos𝛼
d. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang didefinisikan
mempunyai besar 1 dan menunjuk ke suatu arah tertentu.50
Pada kasus
tiga dimensi dalam koordinat Kartesius terdapat 3 buah vektor satuan,
yaitu 𝑖 , 𝑗 , 𝑘 .
49
Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika, hlm. 18. 50
Paul A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik, terj. Lea Prasetiodan Rahmad W. Adi,
(Jakarta: Erlangga, 1998), Jil. I, hlm. 59.
B
A
R
Gambar 2.6. Resultan dua buah vektor.
α
25
Vektor A dapat dinyatakan dengan vektor satuan sebagai
berikut:
𝐴 = 𝐴𝑥 𝑖 + 𝐴𝑦 𝑗 + 𝐴𝑧𝑘
Sedangkan besar vektor A dapat dinyatakan dengan:
𝐴 = 𝐴𝑥2 + 𝐴𝑦
2 + 𝐴𝑧2
e. Perkalian Vektor
1) Perkalian Titik Vektor (dot product)
Perkalian titik vektor memberikan hasil skalar, sehingga
perkalian titik vektor disebut juga perkalian skalar vektor. Sebagai
contoh, perkalian titik vektor antara A dan B dapat dinyatakan
sebagai berikut:
𝑨 ⋅ 𝑩 = 𝐴𝐵 𝑐𝑜𝑠 𝜃
dimana:
A = vektor A
B = vektor B
θ = sudut antara A dan B
Dalam fisika usaha (W) merupakan contoh besaran yang
dihasilkan dari perkalian titik antara vektor gaya (F) dengan vektor
perpindahan (s), dan dinyatakan dengan persamaan berikut:
𝑊 = 𝑭 ⋅ 𝒔 = 𝐹 𝑠 cos𝜃
Z Gambar 2.7. Vektor satuan.
i = j = k = 1
j
k i X
Y
26
2) Perkalian Silang Vektor (cross product)
Perkalian silang vektor memberikan hasil sebuah vektor
baru, sehingga perkalian silang vektor disebut juga perkalian vektor.
Sebagai contoh, perkalian vektor antara A dan B menghasilkan
vektor C, yang besarnya adalah:
𝑪 = 𝑨 × 𝑩 = 𝐴𝐵 sin𝜃
dimana:
A = vektor A
B = vektor B
C = vektor C
θ = sudut antara A dan B
Dalam fisika momen gaya (τ) merupakan contoh besaran
yang dihasilkan dari perkalian silang antara vektor lengan momen
(r) dengan vektor gaya (F) dan besarnya adalah:
𝜏 = 𝒓 × 𝑭 = 𝑟𝐹 sin 𝜃
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.51
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis :
Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta
didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran
fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata
pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 71.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu menggunakan
perhitungan statistik yang hasilnya dapat dilihat berupa angka-angka.
Sedangkan data dianalisis secara dekriptif statistik.
Adapun alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adakah pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di
MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
Secara stratified cluster random sampling
dipilih 2 kelas sebagai sampel
Secara random cluster dipilih 1 kelas
untuk uji coba instrumen tes
Diperoleh kelas X-2 sebagai
sampel dari kelas unggulan Diperoleh kelas X-5 sebagai
sampel dari kelas reguler
Kelas X-1 sebagai
kelas uji coba
Tes kecerdasan logis-matematis dan tes
kemampuan dalam pemecahan masalah
pada materi operasi vektor
Uji Coba Instrumen Tes
Analisis Hasil Uji Coba
Instrumen
Validitas
Reliabilitas
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Analisis uji hipotesis dengan Analisis
Regresi Linier Sederhana
Menyusun hasil penelitian
Gambar 3.1. Skema Metode Penelitian
Tidak
memenuhi
kriteria
memenuhi
kriteria
Mengetahui pengaruh kecerdasan logis-matematis
terhadap kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah pada materi operasi vektor
mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun
Pelajaran 2011/2012 ?
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 08 September 2011 sampai 26
September 2011, semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di kelas X MAN
Kendal yang beralamat di Komplek Islamic Center Jl. Soekarno-Hatta Kotak
Pos 18 Kendal.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.52
Populasi dalam penelitian
ini adalah semua siswa kelas X semester gasal MAN Kendal Tahun
Pelajaran 2011/2012. Menurut data yang diperoleh dari MAN Kendal,
menunjukkan jumlah peserta didik kelas X adalah 463. Jumlah tersebut
terbagi dalam 4 kelas unggulan dan 8 kelas regular dengan perincian
sebagai berikut:
a. Kelas Unggulan
1) Kelas X-1 dengan jumlah 29 peserta didik
2) Kelas X-2 dengan jumlah 39 peserta didik
3) Kelas X-3 dengan jumlah 36 peserta didik
4) Kelas X-4 dengan jumlah 40 peserta didik
b. Kelas reguler
1) Kelas X-5 dengan jumlah 40 peserta didik
2) Kelas X-6 dengan jumlah 40 peserta didik
3) Kelas X-7 dengan jumlah 40 peserta didik
4) Kelas X-8 dengan jumlah 40 peserta didik
5) Kelas X-9 dengan jumlah 40 peserta didik
6) Kelas X-10 dengan jumlah 39 peserta didik
7) Kelas X-11 dengan jumlah 40 peserta didik
52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130.
29
8) Kelas X-12 dengan jumlah 40 peserta didik
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.53
Sampel
penelitian ini adalah objek yang dilibatkan secara langsung dalam
penelitian sesungguhnya yang dapat menjadi wakil dalam populasi. Dalam
penelitian ini populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, yaitu
adanya kelas unggulan dan kelas reguler, maka pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan strata (stratified sample). Disisi lain, sampel dari
masing-masing strata diambil dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Teknik ini disebut juga teknik kelompok atau rumpun,
dilakukan dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada klusternya
bukan pada individunya.54
Sehingga teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa teknik, dan dapat disebut
stratified cluster random sampling. Dalam hal ini diambil dua kelas yaitu
satu kelas unggulan dan satu kelas regular sebagai sampel yaitu kelas kelas
X-2 dan kelas X-5.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamat
penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas disebut juga variabel stimulus, predictor,
antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
diobservasi atau diamati.55
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131. 54
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:
UMM Press, 2004), hlm. 17 55
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2010), hlm.110
30
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Kecerdasan logika
matematika peserta didik MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012 (X).
Dengan indikator sebagai berikut:
a. Peserta didik dapat melakukan perhitungan matematika sederhana.
b. Peserta didik dapat menentukan bilangan dalam deret matematika.
c. Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita logika-matematika yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
d. Peserta didik dapat menyelesaikan soal geometri.
2. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat disebut juga sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.56
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta
didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran
fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012 (Y).
Dengan indikator sebagai berikut:
a. Menjumlahkan vektor dengan menggunakan metode grafis.
b. Menjumlahkan vektor dengan menggunakan metode analitis.
c. Menentukan besar sudut apit dua buah vektor.
d. Menguraikan vektor dalam koordinat cartesius.
e. Menjumlahkan vektor dengan menggunakan metode uraian.
E. Pengumpulan Data Penelitian
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis.57
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm.86
57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 158.
31
majalah, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh informasi data tentang jumlah siswa keseluruhan sebagai
populasi penelitian dan mengetahui keadaan lingkungan sekolah.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.58
Dalam penelitian ini, tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan logis-matematis adalah soal pilihan ganda yang diambil dari
buku “Kiat-kiat dan Latihan-latihan Lengkap Psikotes Khusus Angka dan
Matematika” karya Dwi Sunar Prasetyono dan soal yang peneliti susun
sendiri. Sedangkan tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor adalah
soal uraian. Kedua bentuk soal tes ini sebelumnya diuji dahulu untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.
F. Analisis Data Penelitian
Dalam analisis ini penulis akan mendeskripsikan pengaruh kecerdasan
logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis
statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Validitas
Agar diperoleh data yang valid, maka instrumen untuk
mengevaluasi juga harus mempunyai validitas tinggi. Peneliti
menggunakan validitas butir soal atau validitas item. Validitas item
adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 150.
32
besar terhadap skor total. Untuk mendapatkan validitas butir soal atau
validitas item baik pilihan ganda maupun uraian menggunakan rumus
korelasi produk moment, rumus yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
xyr = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N = Jumlah subyek
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total yang benar dari tiap subyek
Interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah59
b. Reliabilitas
Reliabilitas dalam uji instrumen digunakan bertujuan agar
instrumen yang digunakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Peneliti
menggunakan rumus K–R 20, dengan rumus:60
𝑟11 = 𝑛
𝑛−1
𝑆2−Σ𝑝𝑞
𝑆2
dengan
s 2 = varians total
N
N
xx
s
2
2
2
59
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm.75. 60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 100 – 101.
})(}{)({
))((
2222
NN
Nrxy
33
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
𝑞 = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
Σ𝑝𝑞 = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
𝑛 = Banyaknya item
𝑆 = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalalah akar varians)
𝑥2 = Jumlah skor total kuadrat
𝑥 2 = Kuadrat dari jumlah skor
𝑁 = Jumlah peserta
Untuk menguji reliabilitas soal uraian digunakan rumus Alpha
sebagai berikut.
𝑟11 = 𝑛
𝑛−1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
dengan
N
N
xx
2
2
2
Keterangan:
11r = reliabilitas yang dicari
2
i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = varians total61
Setelah didapat harga 11r , harga 11r dibandingkan dengan harga
rtabel. Jika r hitung > r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.62
61
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2, hlm 97-106.
62Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Implementasi Kurikulum., hlm 109.
34
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Rumus untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:63
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
𝑃 = Indeks kesukaran
𝐵 = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
𝐽𝑆 = Jumlah seluruh peserta tes
Tingkat kesukaran soal untuk soal uraian dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
P = Tingkat kesukaran soal
𝑥 = Banyaknya peserta didik yang menjawab benar
mS = Skor maksimum
N = Jumlah seluruh peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
soal dengan P = 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah64
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah), rumus menentukan indeks
diskriminasi adalah:
63
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 208. 64
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 210.
mSN
xP
.
35
Keterangan:
𝐽 = Jumlah peserta tes
𝐽𝐴 = Banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = Banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝐴 = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
𝐵𝐵 = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
𝑃𝐴 =𝐵𝐴
𝐽𝐴= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 =𝐵𝐵
𝐽𝐵= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Daya Pembeda soal untuk soal uraian dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
D BA PP
dengan
mA
ASn
AP
dan mB
BSn
BP
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
A = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas
B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah
mS = Skor maksimum tiap soal
An = Jumlah peserta tes kelompok atas
Bn = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Dengan BA nn = 27% x N, N adalah jumlah peserta tes.
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
36
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 – 0,70 : baik (good)
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai D negative sebaiknya dibuang saja.65
2. Analisis uji hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu
dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut hasil total dari scoring
(penilaian) untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus uji t untuk
sampel bebas (independen).
a. Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana dicari dengan rumus:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Dengan:
𝑌= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
𝑎 = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
𝑏 = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis
naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
𝑋 = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.66
Nilai 𝑎 dapat dicari dengan persamaan:
𝑎 = Σ𝑌𝑖 Σ 𝑋𝑖
2 − Σ𝑋𝑖 Σ𝑋𝑖𝑌𝑖
𝑛Σ𝑋𝑖2− Σ𝑋𝑖
2
65
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, hlm. 211 – 218. 66
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 261
37
Dan nilai b dapat dicari dengan persamaan:
𝑏 =𝑛Σ𝑋𝑖𝑌𝑖− Σ𝑋2 Σ𝑌𝑖
𝑛Σ𝑋𝑖2− Σ𝑋𝑖
2
Sedangkan untuk varian regresinya dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linear Sederhana
Sumber
Variasi Db JK RK Freg
Regresi 1 ( 𝑥𝑦)2
𝑥2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔
𝑑𝑏𝑟𝑒𝑔
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Residu N – 2 𝑦2
− ( 𝑥𝑦)2
𝑥2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
𝑑𝑏𝑟𝑒𝑠 -
Total N - 1 𝑦2
- -
Keterangan:
Freg = harga Fregresi
RKreg = rerata kuadrat garis regresi
RK res = rerata kuadrat garis residu
Langkah selanjutnya, membuat interpretasi lebih lanjut, yaitu
untuk mengetes signifikansi dengan mengkonsultasikan hasil
perhitungan Freg dengan nilai (Ftabel 5% atau 1%) dengan kemungkinan
sebagai berikut:
1. Apabila Freg > dari Ftabel 1% dan Ftabel 5%, maka signifikan berarti
hipotesis diterima.
2. Apabila Freg < dari Ftabel 1% dan Ftabel 5%, maka non signifikan
berarti hipotesis ditolak.
38
b. Mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y
Dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan
nilai simpangan:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
𝑥2 ( 𝑦2)
Dengan pengertian:
𝑥 = 𝑋 − 𝑋
𝑦 = 𝑌 − 𝑌
𝑋 = skor rata-rata dari X
𝑌 = skor rata-rata dari Y 67
c. Menguji korelasi antara variabel X dan variabel Y
Untuk menguji korelasi antara variabel X dan variabel Y dapat
melalui uji t (t-test)yaitu dengan rumus:
𝑡ℎ = 𝑟2 𝑁 − 1
1 − 𝑟2
dengan d.b = N – 268
Setelah diadakan uji hipotesis melalui thitung sebagaimana di atas maka
hasil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan pada ttabel. Jika thitung (th)
> ttabel (tt) maka korelasi antara variabel X dan variabel Y signifikan, dan
jika thitung (th) < ttabel (tt) maka korelasi antara variabel X dan variabel Y
nonsignifikan.
d. Mencari besarnya pengaruh variabel X terhadap Y
Adapun proporsi varian Y yang dipengaruhi oleh X dapat
dihitung sebagai berikut:
𝑅2 = 𝑥𝑦 2
𝑥2 𝑦2
dan besarnya pengaruh variabel X terhadap Y atau koefisien korelasi
determinasinya yaitu R2 x 100%.
67
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 170. 68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 294
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes secara rinci
dapat disajikan sebagai berikut:
1. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sebelum instrumen diberikan pada kelas yang diambil sebagai
sampel, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada kelas yang bukan
sampel yaitu kelas X-1 sebagai kelas uji coba. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal yang
baik atau belum. Adapun yang digunakan dalam pengujian ini meliputi:
validitas tes, reliabilitas tes, indeks kesukaran, dan daya beda.
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-
item tes. Soal yang tidak valid akan didrop (dibuang) dan tidak
digunakan. Item yang valid berarti item tersebut dapat
mempresentasikan materi terpilih yaitu kecerdasan logis matematis
dan permasalahan vektor. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir
soal diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kecerdasan Logis-Matematis
No Kriteria rtabel Nomor soal Jumlah Persentase
1 Valid 0,374
1, 5, 6, 8, 10, 11, 14, 18, 19,
20, 22, 23, 25, 27,30, 32, 33,
35, 37, 38, 39, 41, 44, 46, 49,
50, 51, 52, 53, 57, 58, 60.
32 53,33%
2 Invalid 0,374
2, 3, 4, 7, 9, 12, 13, 15, 16,
17, 21, 24, 26, 28, 29, 31, 34,
36, 40, 42, 43, 45, 47, 48, 54,
55, 56, 59.
28 46,67%
40
Tabel 4.2.
Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Operasi Vektor
No Kriteria rtabel Nomor soal Jumlah persentase
1 Valid 0,707 4, 5, 8. 3 37,5%
2 Invalid 0,707 1, 2, 3, 6, 7. 5 62,5%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan
lampiran 14.
b. Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrument tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrument. Instrument yang
baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun
instrumen itu disajikan.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir soal diperoleh
r11 = 0,89745 pada tes kecerdasan logis-matematis dan r11 = 0,74462
pada tes kemampuan pemecahan masalah pada materi operasi vektor.
Hasil perhitungan kedua tes ini, lebih besar dari rtabel yang diperoleh
yaitu 0,374, sehingga kedua soal dinyatakan reliabel. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 untuk tes kecerdasan logis-
matematis dan lampiran 14 untuk tes kemampuan pemecahan masalah
pada materi operasi vektor.
c. Analisis Indeks Kesukaran Tes
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sukar, sedang atau mudah. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal tes kecerdasan logis-
matematis dan tes kemampuan pemecahan masalah pada materi operasi
vektor diperoleh:
41
Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kecerdasan Logis-
Matematis
No Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase
1 Sukar 7, 9, 17, 21, 28,
31, 52. 7 11,67%
2 Sedang
1, 5, 6, 8, 10, 11,
13, 15, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 26,
27, 29, 30, 35, 36,
39, 41, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 51, 53,
55, 56, 57, 58.
35 58,33%
3 Mudah
2, 3, 4, 12, 14, 16,
32, 33, 34, 37, 38,
40, 42, 43, 50, 54,
59, 60
18 30 %
Tabel 4.4.
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Operasi Vektor
No Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase
1 Sukar 1, 2, 3. 3 37,5 %
2 Sedang 4, 5, 7, 8. 4 50 %
3 Mudah 6. 1 12,5 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan
lampiran 14.
d. Analisis Daya Beda Tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
42
Tabel 4.5.
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Kecerdasan Logis-
Matematis
No Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase
1 Sangat
Jelek
3, 4, 9, 21, 26, 31, 56. 7 11,67%
2 Jelek 2, 7, 12, 16, 17, 27, 28,
30, 42, 45, 59.
22 36,67%
3 Cukup 8, 10, 13, 14, 15, 18,
19, 22, 24, 29, 32, 33,
34, 35, 36, 37, 38, 40,
43, 44, 48, 49, 51, 52,
53, 54, 55, 57, 60.
15 25%
4 Baik 1, 5, 6, 11, 23, 39, 41,
46, 47, 50, 58.
10 16,67%
5 Baik
sekali
20, 25. 6 10%
Tabel 4.6.
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes Masalah Operasi
Vektor
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
1 Sangat Jelek 2. 1 12,5 %
2 Jelek 1, 3. 2 25 %
3 Cukup 4, 6, 7, 8 4 50 %
4 Baik 5. 1 12,5 %
5 Baik sekali Tidak ada 0 0 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan
lampiran 14.
43
Setelah semua pengujian selesai dilakukan, didapatkan butir soal
yang diterima dan yang tidak diterima atau dibuang. Adapun butir soal tes
kecerdasan logis-matematis yang diterima ada 30 soal dan yang ditolak
juga 30 soal. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 4.7.
Setatus Soal Kecerdasan Logis-Matematis
Status Soal Nomor Soal Jumlah Persentase
Diterima
1, 5, 6, 8, 10, 11, 14, 18, 19, 20, 22,
23, 25, 32, 33, 35, 37, 38, 39, 41, 44,
46, 49, 50, 51, 52, 53, 57, 58, 60.
30 50 %
Ditolak
2, 3, 4, 7, 9, 12, 13, 15, 16, 17, 21,
24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 40,
42, 43, 45, 47, 48, 54, 55, 56, 59.
30 50 %
Sedangkan butir soal tes kemampuan pemecahan masalah pada
materi operasi vektor yang diterima ada 3 soal dan yang ditolak ada 5 soal.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 4.8.
Setatus Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Operasi
Vektor
Status Soal Nomor Soal Jumlah Persentase
Diterima 4, 5, 8. 3 37,5 %
Ditolak 1, 2, 3, 6, 7. 5 62,5 %
2. Data Kecerdasan Logis-Matematis Peserta Didik
Data tentang kecerdasan logis-matematis ini diambil dengan tes
yang didasarkan pada indikator-indikator pada bab sebelumnya. Tes dibuat
sebanyak 60 soal, namun setelah diuji coba didapatkan 30 soal yang
memenuhi kriteria. Lalu tes tersebut diberikan pada sampel yang telah
diambil yaitu kelas X-2 (kelas unggulan) dan kelas X-5 (kelas reguler).
Untuk selengkapnya nilai hasil tes dari para responden dapat dilihat dalam
44
lampiran 27. Sedangkan kulifikasi dan interval nilai dapat disajikan
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.9.
Interval Nilai (X) dan Rata-rata (Mean)
Interval F X Fx Mean
30-37 8 33,5 268
𝑀𝑥 =Σ𝐹𝑥𝑁
=4265,5
77
= 55,396
38-45 14 41,5 581
46-52 13 49,5 643,5
53-60 15 56,5 847,5
61-68 10 64,5 645
69-76 11 72,5 797,5
77-84 6 80,5 483
Jml 77 4265,5
a. Tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.10.
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Kecerdasan Logis-Matematis
No Interval Frekuensi Fr (%)
1 30-37 8 10,38961
2 38-45 14 18,18182
3 46-52 13 16,88312
4 53-60 15 19,48052
5 61-68 10 12,98701
6 69-76 11 14,28571
7 77-84 6 7,792208
Total 25 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
30-37 38-45 46-52 53-60 61-68 69-76 77-84
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
Gambar 4.1. Histogram nilai tes kecerdasan logis-matematis
45
b. Menentukan kualitas variabel kecerdasan logis-matematis peserta didik
kelas X MAN Kendal
Tabel 4.11.
Kualitas variabel kecerdasan logis-matematis
Rata-rata Interval Kualitas Kriteria
55,396
77-84 Istimewa
Cukup Baik
69-76 Baik Sekali
61-68 Baik
53-60 Cukup Baik
46-52 Kurang Baik
38-45 Buruk
30-37 Buruk Sekali
Dari uraian di atas diketahui bahwa kecerdasan logis-matematis
peserta didik kelas X MAN Kendal termasuk dalam kategori cukup
baik, yaitu berada pada interval 53-60 dengan nilai rata- rata 55,396.
46
3. Data Kemampuan Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah pada Materi
Operasi Vektor
Data tentang kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah
pada materi operasi vektor ini diambil dengan tes yang didasarkan pada
indikator-indikator pada bab sebelumnya. Tes dibuat sebanyak 8 soal
uraian, namun setelah diuji coba didapatkan 3 soal yang memenuhi
kriteria. Lalu tes tersebut diberikan pada sampel yang telah diambil yaitu
kelas X-2 (kelas unggulan) dan kelas X-5 (kelas reguler). Untuk
selengkapnya nilai hasil tes dari para responden dapat dilihat dalam
lampiran 28. Sedangkan kulifikasi dan interval nilai dapat disajikan
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.12.
Interval Nilai (X) dan Rata-rata (Mean)
Interval F X Fx Mean
10-20 6 15 90
𝑀𝑥 =Σ𝐹𝑥𝑁
=3949
77
= 51,286
21-31 8 26 208
32-42 11 37 407
43-53 16 48 768
54-64 13 59 767
65-75 15 70 1050
76-86 7 81 567
87-97 1 92 92
Jml 77 3949
47
a. Tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.13.
Distribusi frekuensi kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor Mata Pelajaran Fisika
No Interval Frekuensi Fr (%)
1 10-20 6 7,792208
2 21-31 8 10,38961
3 32-42 11 14,28571
4 43-53 16 20,77922
5 54-64 13 16,88312
6 65-75 15 19,48052
7 76-86 7 9,090909
8 87-97 1 1,298701
Total 25 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar
perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
10 20 21-31 32-42 43-53 54-64 65-75 76-86 87-97
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
Gambar 4.2. Histogram Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah pada Materi Operasi Vektor
48
b. Menentukan kualitas variabel kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah pada materi operasi vektor Mata Pelajaran Fisika
Tabel 4.14.
Kualitas variabel kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah
pada materi operasi vektor Mata Pelajaran Fisika (Y)
Rata-rata Interval Kualitas Kriteria
51,286
87-97 Istimewa
Kurang Baik
76-86 Baik Sekali
65-75 Baik
54-64 Cukup Baik
43-53 Kurang Baik
32-42 Buruk
21-31 Buruk Sekali
10-20 Sangat Buruk
Sekali
Dari uraian di atas diketahui bahwa kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor kelas X MAN
Kendal termasuk dalam kategori kurang baik, yaitu berada pada
interval 43-53 dengan nilai rata- rata 51,286.
4. Analisis Uji Hipotesis
a. Analisis regresi linier sederhana
Berdasarkan data hasil tes kedua variabel yang kemudian
dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana, maka diperoleh
hasil persamaan regresi Y = -11,398 + 1,14171X dan diperoleh Freg =
187,696. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
49
Tabel 4.15.
Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor Y atas X
Sumber
Variasi JK Dk RK Freg
Ftabel
5%
Ftabel
1% Kesimpulan
Regresi 19738,4 1 19738,4 187,696 3,97 6,99 Signifikan
Residu 7887,12 75 105,1616
Total 27625,52 76 19843,562
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan analisis regresi
linier sederhana dapat dilihat pada lampiran 27. Harga Freg yang
diperoleh sebesar 187,696 kemudian dikonsultasikan dengan harga F
pada taraf 5% sebesar 3,97 dan harga F taraf signifikansi 1% sebesar
6,99 karena Freg > Ft pada taraf signifikansi 5% dan 1% maka
signifikan.
b. Mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y
Dengan menggunakan rumus korelasi :
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
𝑥2 ( 𝑦2)
= 17288 ,4
15142 ,5 27625 ,523
= 17288 ,4
418320164
=17288,4
20452,877
= 0,8452804
Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy =
0,845 > 0,227 rtabel (0,05) dan rxy = 0,845 > 0,296 rtabel (0,01) maka
antara kedua variabel tersebut memiliki korelasi positif. Dengan
demikian diketahui adanya korelasi positif antara kecerdasan logis-
matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan
50
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN
Kendal.
c. Menguji korelasi antara variabel X dan variabel Y
Untuk menguji korelasi antara variabel X dan variabel Y dapat
melalui uji t yaitu dengan rumus:
𝑡ℎ = 𝑟2 𝑁 − 1
1 − 𝑟2
= 0,8452 77 − 1
1 − 0,8452
= 54,302
0,286
= 189,867
= 13,700
Setelah diadakan uji hipotesis melalui thitung sebagaimana di
atas maka hasil yang diperoleh yang kemudian dikonsultasikan pada
ttabel diketahui bahwa thitung (th) = 13,700 > tt (0,05) = 1,67 dan tt (0,01)
= 2,39 sehingga pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal adalah signifikan.
d. Mencari besarnya pengaruh variable X terhadap Y
Adapun proporsi varian Y yang dipengaruhi oleh X dapat
dihitung sebagai berikut:
𝑟2 = 𝑥𝑦 2
𝑥2 𝑦2
=17288,42
15142,5 27625,523
=298889313
418320164
= 0,7144989
51
Sehingga koefisien korelasi determinasinya
𝑟2 x 100% = 0,7144989 x 100%
= 71,44989 %
r2 = 0,7145, artinya kecerdasan logis-matematis mempunyai
pengaruh sebesar 71,45% terhadap kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di
MAN Kendal. Sisanya (28,55%) kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di
MAN Kendal dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam teori dikatakan bahwa, kecerdasan logis-matematis adalah
kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan logis-matematis
berhubungan dengan dan mencakup kemampuan ilmiah. Kecerdasan ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan dan pemprogram komputer.
Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus.
Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori relativitasnya.69
Jadi,
ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan
dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan
pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
Dalam mempelajari, memahami dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan materi operasi vektor pada mata pelajaran fisika, juga
banyak menggunakan kecerdasan jenis ini. Operasi vektor adalah materi yang
dirasa sulit bagi sebagian besar peserta didik, karena dalam materi ini selain
banyak menggunakan angka-angka dalam penjelasannya, juga menggunakan
penalaran logis dan gambar. Oleh karena itu, dalam mempelajari, memahami
69
Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm. 3.
52
dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi operasi vektor
dibutuhkan kecerdasan logis-matematis yang tinggi.
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh persamaan regresi,
Y = -11,398 + 1,14171X. Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar -11,398, artinya jika kecerdasan logis-matematis (X)
nilainya adalah 0, maka kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika (Y) nilainya
negatif yaitu sebesar -11,398.
2. Koefisien regresi variabel harga (X) sebesar 1,14171, artinya jika nilai
kecerdasan logis-matematis peserta didik meningkat 1 maka kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata
pelajaran fisika (Y) akan mengalami peningkatan nilai sebesar 1,14171.
3. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kecerdasan
logis-matematis dengan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika, semakin tinggi
nilai kecerdasan logis-matematis peserta didik maka semakin tinggi pula
kemampuannya dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata
pelajaran fisika.
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecerdasan logis-matematis
terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
operasi vektor kelas X MAN Kendal, dengan jalan membandingkan harga
Freg dengan Ftabel . Jika Freg > Ftabel maka signifikan dan sebaliknya jika Freg
< Ftabel maka non signifikan.
Dari anailisis uji hipotesis, dengan taraf signifikan 5%, db pembilang 1
dan db penyebut 75, diperoleh Ftabel = 3,97 sedang Freg = 187,696 jika
dibandingkan keduanya Freg 187,696 > Ftabel = 3,97 dan dengan taraf
signifikan 1% diperoleh Ftabel = 6,99 maka Freg 187,696 > Ftabel = 6,99 maka
hasilnya signifikan, yang berarti hasil tersebut tidak hanya berlaku pada
sampel tetapi berlaku juga untuk populasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
53
kecerdasan logis-matematis berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor kelas X MAN Kendal.
Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy = 0,845 >
0,227 rtabel (0,05) dan rxy = 0,845 > 0,296 rtabel (0,01) maka antara kedua
variabel tersebut memiliki korelasi positif. Dengan demikian diketahui
adanya korelasi positif antara kecerdasan logis-matematis terhadap
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi
vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal.
Setelah diadakan uji hipotesis melalui thitung sebagaimana di atas maka
hasil yang diperoleh yang kemudian dikonsultasikan pada ttabel diketahui
bahwa thitung (th) = 13,700 > tt (0,05) = 1,67 dan tt (0,01) = 2,39, sehingga
pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik
dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di
MAN Kendal adalah signifikan.
Dari data di atas, koefisien determinasi yang dihasilkan r² = 0,7145.
Hal ini berarti kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada
materi operasi vektor mata pelajaran fisika 71,45% dipengaruhi oleh
kecerdasan logis-matematis yang diberikan melalui persamaan Y = -11,398 +
1,14171X. Sisanya 28,55% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat
dibuktikan adanya pengaruh kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata
pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012. Dan hal ini
selaras dengan teori yang mengatakan bahwa dalam mempelajari, memahami
dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi operasi vektor
dibutuhkan kecerdasan logis-matematis yang tinggi.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Rochadi mahasisiwa jurusan Tadris
Matematika IAIN Walisongo yang berjudul “Hubungan Antara Kemampuan
Numerik Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar Matematika”, terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik peserta
54
didik dengan prestasi belajar matematika kelas VII MTs Muhammadiyah
Kecamatan Batang Kabupaten Batang.70
Kemampuan numerik merupakan
kemampuan khusus dalam hitung menghitung. Kemampuan ini merupakan
bagian dari kecerdasan logis-matematis.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Sri Handayani mahasisiwa jurusan
Tadris Kimia IAIN Walisongo yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligences (MI) Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI
IPA di MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”, dikatakan terdapat
hubungan yang positif antara besarnya kecerdasan logis-matematis terhadap
hasil kemampuan ranah kognitif kelas XI IPA 4 di MAN 1 Semarang.71
Hasil
balajar pada aspek kognitif siswa kelas XI IPA 4 masih dikatakan kurang,
karena dari hasil tes MI kecerdasan logis-matematis pada kelas ini masih
cukup rendah yaitu hanya sebesar 8,99%.
Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan dengan kedua penelitian
sebelumnya antara lain:
1. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik
yang merupakan bagian dari kecerdasan logis-matematis dengan prestasi
belajar matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Kecamatan Batang
Kabupaten Batang.
2. Terdapat hubungan yang positif antara besarnya kecerdasan logis-
matematis terhadap hasil kemampuan ranah kognitif pada materi pokok
Termokimia kelas XI IPA 4 di MAN 1 Semarang.
Dengan melihat hasil kedua penelitian tersebut, serta dukungan teori
yang ada dan analisis hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan logis-matematis mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
70
Rochadi, Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik Terhadap Prestasi
Belajar Matematika, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011), hlm. ii. 71
Sri Handayani, Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI)
Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA di MAN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011,
Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010), hlm. vii.
55
operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran
2011/2012.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan, tidak banyak mengalami kendala,
meskipun ada kendala hanya berskala kecil, diantaranya :
1. Ketebatasan tempat penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu MAN Kendal. Namun demikian, tempat ini dapat mewakili MA
ataupun SMA untuk dijadikan tempat penelitian dan walaupun hasil
penelitian di tempat lain akan berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh
menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu peneliti
menyadari sebagai manusia biasa masih mempunyai banyak kekurangan-
kekurangan dalam penelitian ini, misalnya keterbatasan tenaga,
kemampuan berfikir, dan keterbatasan pengetahuan, khususnya
pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan dalam objek penelitian
Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti tentang pengaruh
kecerdasan logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di
MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012. Namun begitu, hasil penelitian
ini tetap bisa dijadikan rujukan untuk objek lain.
4. Keterbatasan Biaya
Biaya juga merupakan faktor penting dalam penelitian, tetapi bukan
berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian. Peneliti
menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan mengalami
kendala.
56
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari bab ke bab dalam skripsi yang
berjudul "Pengaruh Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap Kemampuan
Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah pada Materi Operasi Vektor
Mata Pelajaran Fisika di MAN Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012”, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecerdasan logis-matematis peserta didik, termasuk dalam kategori
cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata (Mean) hasil tes
kecerdasan logis-matematis sebesar 55,396. Nilai Mean tersebut
termasuk dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-
60.
2. Kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi
operasi vektor mata pelajaran fisika, termasuk dalam kategori kurang
baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata (Mean) hasil tes tentang
pemahaman siswa sebesar 51,286. Nilai Mean tersebut termasuk dalam
kategori kurang baik karena berada pada interval 43-53.
3. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai
Fhitung = 187,696 dan Ftabel 0,05 = 3,97, Ftabel 0,01 = 6,99. Dengan
demikian, ada pengaruh positif yang signifikan antara kecerdasan
logis-matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN
Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. SARAN
Demi peningkatan dan perbaikan kegiatan proses belajar mengajar
dan kegiatan yang lain, tentu saja diperlukan adanya tegur sapa dan saran.
Dalam penulisan skripsi ini perkenankanlah untuk memberikan saran-
57
saran yang bersifat membangun dan memberikan motivasi kepada
beberapa pihak yang terkait antara lain:
1. Bagi peserta didik
Hendaknya peserta didik selalu rajin belajar, rajin berlatih
mengerjakan soal khususnya mata pelajaran fisika yang membutuhkan
latihan rutin, sehingga kemampuannya akan baik.
2. Bagi guru
Seorang guru hendaknya mengetahui tingkat kecerdasan anak
didiknya agar dapat menyampaikan materi dengan jelas dan dimengerti
oleh semua peserta didiknya.
3. Bagi orang tua
Hendaknya orang tua memenuhi segala kebutuhan anaknya,
orang tua juga harus memantau perkembangan belajar anaknya.
Karena keberhasilan anak tidak terlepas dari dukungan orang tuanya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian-penelitian mendatang, disarankan agar bisa
meneliti pengaruh kecerdasan-kecerdasan lain selain kecerdasan logis-
matematis terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah pada materi operasi vektor mata pelajaran fisika di MAN
Kendal. Misalkan meneliti tentang pengaruh kecerdasan linguistik dan
kecerdasan spesial.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
lancar. Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada
umumnya.
Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentulah tidak
ada yang sempurna secara total. Oleh karena itu penulis sangat menyadari
58
hal tersebut, dengan mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada kita
semua dan memeberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang
penulis susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal „Alamin.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ag, Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara
Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
-----------, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Armstrong, Thomas, Multiple Intelligence in The Classroom, Alexandria:
Association for Supervision and Curriculum Development, 2000.
-------------, 7 Kinds of Smart; Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Bueche, Frederick J., Teori dan Soal-soal Fisika,terj. B. Darmawan, Jakarta:
Erlangga, 1989.
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, Jakarta: Mekar Surabaya,
2004.
Farikhin, Fuad Nur, Hubungan Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Penalaran dengan Kemampuan Pemecahan Masalah pada
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Peserta Didik Kelas IX MTs NU 24
Darul Ulum Pidodo Kulon Patebon Kendal, skripsi, Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Giancoli, Douglas C., Fisika, Jilid I, terj. Yuhilza Hanum, Jakarta: Erlangga,
2001.
Halliday, David dan Robert Resnick, Fisika, Jilid I, terj. Pantur Silaban dan Erwin
Sucipto, Jakarta: Erlangga, 1997.
Halliday, David dkk, Fundamentals of Physics, New York: John Wiley & Sons,
Inc, 1961.
Handayani, Sri, Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences
(MI) Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA di MAN 1 Semarang
Tahun Ajaran 2010/2011, skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2010.
Hoerr, Thomas R., Becoming a multiple intelligences school, Alexandria:
Association for Supervision and Curriculum Development, 2000.
60
Hudoyo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Malang: UNM, tt.
Jasmine, Julia, Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk, Bandung:
Nuansa, 2007.
Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Prasetyono, Dwi Sunar, Kiat-kiat dan Latihan-latihan Lengkap Psikotes Khusus
Angka dan Matematika, Jogjakarta: Flash Books, 2010.
Pusat Kurikulum, Model Penilaian Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah, Jakarta: Depdiknas, 2006.
Rochadi, Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik Terhadap
Prestasi Belajar Matematika,skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2011.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010.
Santyasa, Wayan, Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan
Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok, Bandung:
UPG, tt.
Sarojo, Ganijanti Aby, Mekanika, Jakarta: Salemba Teknika, 2002.
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:
Prenada Media Grup, 2010.
Shadiq, Fajar, Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi, Yogyakarta:
PPPG Matematika, 2004.
Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
1995.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, Bandung: Alfabeta, 2010.
-----------, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sukardi, Dewa Ketut dan Desak P.E. Nila Kusumawati, Analisis Tes Psikologis
Teori dan Praktik dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
61
Surapranata, Sumarna, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Suyitno, Amin, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang:
UNNES, 2004.
Syamrilaode, Pembelajaran Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah, dalam
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063169-
pembelajaran-dengan-pendekatan-pemecahan-masalah/, 2010, diakses
24 Agustus 2011.
Tim PPPG Matematika Yogyakarta, Materi Pembinaan matematika SMP di
daerah, Yogyakarta: Depdiknas, 2005.
Tim Revisi, Pedoman Penulisan Skripsi Program Strata Satu (S.1), Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Tipler, Paul A., Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid I, terj. Lea Prasetio dan
Rahmad W. Adi, Jakarta: Erlangga, 1998.
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:
UMM Press, 2004.
62
DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA
No. NAMA L/P KODE
Urut Induk
1 12501 AULIA LINA NASHIHAH P UC_1
2 12514 BAYU AJI DWICAHYO L UC_2
3 12526 DIAN NURHAYATI P UC_3
4 12545 EMMA RAFIDAH P UC_4
5 12571 GUSTIAN RAUF PRABOWO L UC_5
6 12573 HANIFATUL HIKMAH P UC_6
7 12575 HASDA NURIL MALA P UC_7
8 12577 HILDA KURNIA ROMANDHA P UC_8
9 12583 IFANA FAJRIYATUSSAFITRI P UC_9
10 12586 ILMI NUR MILATI P UC_10
11 12590 INDANA ZULFI NURUL HIKMAH P UC_11
12 12592 IQBAL GILANG RAMADHAN L UC_12
13 12594 IRMA MARFUAH P UC_13
14 12595 ISMI AZIZAH P UC_14
15 12626 M AINUR ROFIQ L UC_15
16 12628 M SYUKRON BURHANUDDIN L UC_16
17 12639 M. RISWANDA IMAWAN L UC_17
18 12657 MELIANAWATI P UC_18
19 12687 MUHAMMAD ALFIAN DZIKRI L UC_19
20 12707 MUHAMMAD SHOFYAN HABIBI L UC_20
21 12758 NUR MALLIZA P UC_21
22 12775 RAHADINA MANASIKHANA P UC_22
23 12790 RIZKA WAHYU FITRIYANA P UC_23
24 12792 RIZKYA ALIFA RIFANI P UC_24
25 12793 RIZQI IKA APRILIYANI P UC_25
26 12844 SUHENDRA ADIYANTO L UC_26
27 12850 SYVA WIDI ARIYANTI P UC_27
28 12858 ULIA ALVI SANAH P UC_28
63
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Jenis Tes : Tes Kecerdasan Logis-Matematis
Alokasi waktu : 2 X 45 menit
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Materi Indikator Nomor Soal Jumlah Bentuk Tes
Kecerdasan
Logis-Matematis
Peserta didik
dapat melakukan
perhitungan
matematika
sederhana.
Peserta didik
dapat menentukan
bilangan dalam
deret matematika.
Peserta didik
dapat
menyelesaikan
soal cerita logika-
matematika yang
berkaitan dengan
kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik
dapat
menyelesaikan
soal geometri.
1, 2, 3, 4, 5, 14,
15, 16, 33, 34,
35, 50, 53, 54,
55, 56.
40, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 47,
48.
6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 17, 18,
19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30,
31, 32, 49, 51,
52, 57, 58, 59,
60.
36, 37, 38, 39.
16
9
31
4
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
64
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Satuan Pendidikan : MAN Kendal
Mata Pelajaran : IPA-Fisika
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Operasi Vektor
Alokasi waktu : 1 X 45 menit
Bentuk soal : Uraian
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Nomor
Soal
Jumlah Bentuk
Tes
Melakukan
penjumlahan
vektor
Operasi
vektor
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode grafis.
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode analitis.
Menentukan besar
sudut apit dua buah
vektor.
Menguraikan vektor
dalam koordinat
cartesius.
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode uraian.
1, 2.
3, 4, 6.
5.
7.
8.
2
3
1
1
1
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
65
LEMBAR SOAL
TES UJI COBA KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
Kelas : X
Jumlah Soal : 60 Butir
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
PETUNJUK UMUM:
a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
b. Tersedia waktu 2 x 45 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
c. Jumlah soal 60 butir, pada setiap butir soal terdapat lima pilihan jawaban.
d. Beri tanda (X) jawaban yang anda anggap benar pada lembar jawab yang
disediakan.
e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
f. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru.
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah salah satu jawaban A, B, C, D atau E yang menurut anda paling
tepat !
1. 17 + 47 = 7 + ?
A. 55
B. 57
C. 65
D. 67
E. 35
2. 44 – ? = 15
A. 26
B. 29
C. 28
D. 39
E. 30
66
3. 87 – 35 = ?
A. 53
B. 42
C. 51
D. 41
E. 52
4. 5 x ? = 45
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
5. 28 : ? = 7
A. 3
B. 3,5
C. 4
D. 4,5
E. 5
6. Agus membeli dua buah buku dan sebatang pensil dengan harga Rp 5.000,-,
sedangkan Akhmad membeli tiga buah buku dan empat batang pensil
dengan harga Rp 10.500,-. Berapakah harga satu batang pensil?
A. Rp. 1.150,-
B. Rp. 1.200,-
C. Rp. 1.300,-
D. Rp. 1.350,-
E. Rp. 1.400,-
7. Jika Ali berjalan menempuh jarak 5/12 km dalam 5 menit. Berapakah
kecepatan rata-rata perjalanan Ali?
A. 2,30 km/jam
B. 2,50km/jam
C. 2,80 km/jam
D. 3 km/jam
E. 4 km/jam
8. Rian dan Yanto sedang mengikuti lomba tarik tambang. Rian menarik ke
arah utara sebesar 15 N dan Yanto ke arah Selatan sebesar 20 N. Berapa gaya
total dan arahnya?
A. 0 N tambang diam
67
B. 5 N ke arah Rian
C. 5 N ke arah Yanto
D. 35 N ke arah Rian
E. 35 N ke arah Yanto
9. Sebuah truk harus mengangkut 91
2 ton pasir dari sebuah sungai ke lokasi
proyek. Apabila truk tersebut hanya mengangkut 21
4 ton pasir pada setiap kali
angkut, berapa kali perjalanan yang harus dilakukan oleh sopir truk tersebut
untuk mengangkut seluruh pasir tersebut?
A. 3
B. 4
C. 5
D. 6
E. 7
10. Sebuah truk yang bermuatan 11
4 ton pasir yang masih mampu dimuati 600
pon. Bila satu ton berisi 2000 pon. Berapa ton daya muat truk tesebut?
A. 1, 45
B. 1,55
C. 1,65
D. 1,75
E. 1,67
11. Tarif iklan borongan surat kabar lokal adalah Rp 250,- per baris untuk hari
pertama; Rp 150,- per baris untuk lima hari berikutnya dan Rp 100,- per baris
untuk hari-hari berikutnya. Apabila seseorang membayar Rp 6.000,- untuk
iklan tiga baris, berapa harikah iklan tersebut dipasang?
A. 60
B. 16
C. 15
D. 10
E. 25
12. Sebuah pabrik menyediakan solar untuk memanaskan 4 buah ketel dalam 6
minggu. Berapa minggu pabrik tersebut harus menyedikan solar agar dapat
digunakan untuk memanaskan 16 buah ketel?
A. 24
B. 18
C. 12
D. 9
68
E. 15
13. Seorang buruh pabrik bekerja mulai pukul 08.00 dan berhenti pada pukul
19.30 dengan beristirahat siang selama 1
2 jam. Batas jam kerja efektif dalam
sehari adalah 8 jam, dan selebihnya dianggap sebagai lembur. Berapa jamkah
kelebihan waktu kerja buruh tersebut?
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 6
14. 60% dari 120 = ?
A. 65
B. 70
C. 62
D. 72
E. 54
15. 3 = berapa persenya 20 ?
A. 0,66
B. 62
3
C. 0,15
D. 0,60
E. 15
16. 0,7 x 0,5 = ?
A. 0,33
B. 0,35
C. 0,75
D. 1,40
E. 3,50
17. Pada sebuah perusahaan, 46% pegawai adalah laki-laki. Jika 60% pegawai
sudah menikah dan 70% dari pegawai yang sudah menikah adalah pegawai
laki-laki, berapakah dari pegawai belum menikah adalah pegawai
perempuan?
A. 90%
B. 87,5%
C. 66,7%
D. 50%
69
E. 60%
18. Sebuah bus menempuh perjalanan dari kota P ke kota Q dengan kecepatan
rata-rata 40 km/jam dan kembali dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika
jarak dari kota P ke kota Q adalah 120 km, berapakah kecepatan rata-rata per
jam untuk seluruh perjalanan?
A. 46
B. 48
C. 50
D. 52
E. 49
19. Seorang petani mampu mengolah sebidang sawah seluas 600 m2 selama 6
jam. Jika ia menggunakan traktor untuk mengolah tanah, waktu yang
dibutuhkan hanya 3 jam. Setelah 1 jam 30 menit menggunakan traktor, tiba-
tiba mesin mengalami kerusakan, dan petani harus menyelesaikan tugasnya
dengan menggunakan cangkul. Berapa menit lagi yang dibutuhkan petani
untuk mengolah tanahnya?
A. 210 menit
B. 180 menit
C. 160 menit
D. 120 menit
E. 90 menit
20. Panitia mengedarkan undangan pertemuan untuk 50 wanita dan 70 pria. Jika
ternyata sebanyak 40% undangan wanita dan 50% undangan pria hadir,
berapa persenkah undangan yang hadir?
A. 90
B. 86
C. 48
D. 46
E. 47
21. Sebuah produk kesehatan dijual dengan 2 kali diskon. Berturut-turut yaitu
30% dan 45%. Berapa persenkah jumlah seluruh diskon?
A. 75,3
B. 37,5
C. 61,5
D. 65,8
E. 68,5
70
22. Seekor ayam beratnya 1,2 kg, setelah dimasak menjadi ayam panggang,
ternyata beratnya berkurang 30% dari berat semula. Berapa berat ayam
panggang tersebut?
A. 7,6 ons
B. 8 ons
C. 8,4 ons
D. 9 ons
E. 9,4 ons
23. Ada 3 perempatan jalan yang mempunyai lampu merah. Terakhir ketiga
lampu tersebut menyala bersamaan pada pukul 08.15 WIB. Lampu pertama
menyala tiap 12 menit, lampu kedua tiap 16 menit, dan lampu ketiga tiap 24
menit. Pada pukul berapa lampu tersebut menyala bersama-sama lagi?
A. 09.03 WIB
B. 09.43 WIB
C. 09.30 WIB
D. 10.03 WIB
E. 10.13 WIB
24. Glenn membeli suatu barang, kemudian dijual kembali dengan mendapat
untung Rp. 3.350.-. Jika persentase keuntungannya adalah 5%, maka harga
penjualan barang tersebut adalah?
A. Rp. 63.650,-
B. Rp. 67.000,-
C. Rp. 70.350,-
D. Rp. 73.500,-
E. Rp. 75.000,-
25. Bono menyimpan uangnya di Bank sejumlah Rp. 1.500.000,-. Setelah
setahun uangnya bertambah menjadi Rp. 1.725.000,-. Berapa persen bunga
uang yang diterimanya selama setahun?
A. 10%
B. 11%
C. 9%
D. 12%
E. 15%
26. Satu tahun nilai perangko yang dikirim dengan berat 1 ons surat kilat khusus
naik dari Rp 3.000,- menjadi Rp. 4.000,-. Berapa persenkah kenaikan nilai
perangko?
71
A. 1212 %
B. 15 %
C. 40%
D. 331
3%
E. 25%
27. Harga pembelian sebuah kalkulator adalah Rp. 95.000,-. Agar memperoleh
untung sebesar Rp. 20.000,-, dengan harga berapakah kalkulator harus dijual?
A. Rp. 115.000,-
B. Rp. 110.000,-
C. Rp. 120.000,-
D. Rp. 125.000,-
E. Rp. 150.000,-
28. Dalam sebuah pertemuan jumlah peserta yang berusia di atas 30 tahun dua
kali lebih banyak dari peserta yang berusia di bawah 30 tahun. Jika jumlah
seluruh pesrta 250 orang dan jumlah peserta yang berusia di bawah 30 tahun
ada 75 orang, maka berapa persenkah jumlah peserta yang berusia 30 tahun?
A. 10%
B. 20%
C. 30%
D. 40%
E. 50%
29. Jika harga 5 buah buku tulis adalah Rp. 6.000,-, berapakah harga 2 lusin buku
tulis itu?
A. Rp. 26.500,-
B. Rp. 25.500,-
C. Rp. 24.600,-
D. Rp. 28.800,-
E. Rp. 25.600,-
30. Seorang penjahit mampu menyelesaikan 5 kemeja dalam waktu 10 jam.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 8 kemeja?
A. 20 jam
B. 18 jam
C. 16 jam
D. 14 jam
E. 12 jam
72
31. Berdasarkan hasil angket yang dilakukan terhadap 250 responden, sebagai
berikut: 60 responden setuju bila perjudian dilokalisasi, dan 110 responden
setuju perjudian harus dihapuskan. Di samping itu ada pula 100 responden
yang absstrain. Maka banyanknya responden yang setuju perjudian
diilokalisasi dan dihapuskan adalah?
A. 20
B. 50
C. 70
D. 80
E. 40
32. Sebuah meja di dorong oleh udin dengan gaya 10 N. Dengan arah yang sama
Iwan ikut mendorong meja tersebut dengan gaya 8 N. Berapa gaya total yang
dilakukan untuk mendorong meja tersebut?
A. 2 N
B. 5 N
C. 8 N
D. 10 N
E. 18 N
33. 32 + 42 = ?
A. 9
B. 8
C. 7
D. 6
E. 5
34. 5𝑥 + 2 = 12
Maka nilai x adalah…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
35. 3 + 2𝑦 − 4 + 𝑦 = 5
Maka nilai y adalah…
A. 4
B. 3
C. 2
73
D. 1
E. 0
36. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika sudut α = 750 maka sudut β
adalah…
A. 1050
B. 850
C. 750
D. 650
E. 450
37. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar diketahui garis
AB//DC. Besar sudut α adalah…
A. 1250
B. 1350
C. 1400
D. 1450
E. 900
38. Perhatikan gambar di bawah ini!
Panjang sisi PR adalah…
A. 8 cm
B. 10 cm
C. 12 cm
D. 14 cm
E. 16 cm
39. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bani ingin menghitung lebar
sungai dengan tanpa menyeberangi
sungai. Ia menancapkan patok di
B, C, D, dan E (seperti tampak
pada gambar) sehingga DCA
segaris (A = batang pohon di
B
A D
550
C
α
Q
R P
16 cm 20 cm
α
β
A
E
D
B C 8 m 3 m
4 m
74
seberang sungai). Lebar sungai
(AB) adalah…
A. 5 m
B. 6 m
C. 7 m
D. 8 m
E. 9 m
( Diberikan deret seperti tampak pada soal-soal berikut. Isilah
kelanjutan atau titik-titik yang masih kosong! )
40. 3, 11, 19, 27, ?
A. 33
B. 35
C. 37
D. 39
E. 41
41. 3, 6, 11, 18, ?
A. 24
B. 25
C. 26
D. 27
E. 28
42. A, C, E, …., …., K, M, O
A. L, M
B. M, L
C. M, P
D. G, I
E. P, Z
43. 33, ?, 19, 12, 5
A. 31
B. 26
C. 29
D. 27
E. 24
44. Angka berapakah yang tepat mengganti tanda tanya.
7 4 49 16
5 6 25 ?
A. 41
75
B. 36
C. 35
D. 18
E. 37
45. Angka berapakah yang tepat mengganti tanda tanya.
8 ? 6 9 7
5 7 3 6 4
A. 16
B. 14
C. 11
D. 10
E. 9
46. Suku ke-n…
2, 4, 6, 8, ….
A. n + 2
B. 2n + 1
C. 4 – 2n
D. 2n
E. 2n + 2
47. 4 8 16 32 64 ?
A. 112
B. 128
C. 132
D. 136
E. 120
48. Suatu seri: 3 – 5 – 8 – 12 – seri selanjutnya adalah…
A. 15
B. 16
C. 17
D. 18
E. 19
49. Saat ini Bambang berusia 14 tahun lebihnya dari usia Tugi. Apabila pada 10
tahun mendatang umur Bambang akan 2 kali umur Tugi, berapa tahunkah
umur Bambang pada 20 tahun mendatang?
A. 32
B. 48
C. 42
76
D. 56
E. 62
50. Jumlah bilangan prima antara 40 dan 50 adalah…
A. 184
B. 188
C. 190
D. 131
E. 91
51. Kusuma, Brata, dan Wijaya adalah tiga sekawan. Kusuma lebih tua dari
Brata. Sedangkan Wijaya juga lebih tua dari Brata. Jadi…
A. Umur Kusuma + Wijaya dibagi 2 < dari umur Brata
B. 10 tahun yang lalu umur Brata > dari umur Wijaya
C. Umur Brata < dari ½ (umur Kusuma + Wijaya)
D. Umur Kusuma = Umur Wijaya
E. Umur Kusuma + Brata ≥ dari umur Wijaya
52. Suatu bilangan pecahan bila pembilangnya dikalikan 2 dan penyebutnya
dibagi 2, maka nilai bilangan itu akan?
A. Sama dengan nilai awal dari pecahan itu
B. Mempunyai nilai 2 x lipat dari nilai awal
C. Mempunyai nilai ½ dari nilai awal
D. Mempunyai nilai ¼ dari nilai awal
E. Mempunyai nilai 4 x dari nilai awal
53. 42 + 3
3 + 2
3 = ?
A. 41
B. 51
C. 61
D. 71
E. 81
54. Berapakah akar dari (62 + 8
2) = ?
A. 10
B. 14
C. 15
D. 45
E. 48
55. Himpunan Penyelesaian dari 5x – 7 = 7x – 15 adalah…
A. {4}
B. {5}
77
C. {6}
D. {7}
E. {8}
56. 2,7% = x/1000, maka x =…
A. 0,027 D. 27
B. 0,27 E. 270
C. 2,7
57. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah balok dikenai dua
gaya seperti terlihat pada
gambar. Jika besar F1 = 35 N
dan F2 = 45 N. Berapa
resultannya?
A. 10 N ke arah F1
B. 10 N ke arah F2
C. 0 N balok diam
D. 80 N ke arah F1
E. 80 N ke arah F2
58. Adi berlari ke arah selatan dan kemudian ke timur dengan jarak yang sama.
Sehingga secara keseluruhan, Adi berlari ke arah…
A. Barat daya D. Timur
B. Selatan E. Timur laut
C. Tenggara
59. Mengapa jika kita melempar bola ke atas, bola akan jatuh lagi ke bumi?
A. Karena pada dasarnya semua benda akan kembali ke asalnya
B. Karena bola takut ketinggian
C. Karena bola tertarik oleh gaya gravitasi bumi
D. Karena bola dan bumi sama-sama mempunyai gaya gravitasi
E. Karena tidak ada alas an untuk bola tetap berada di atas
60. Siswa yang rajin belajar pasti naik kelas.
Lutfi rajin belajar maka…
A. Ia tidak naik kelas
B. Ia rangking satu
C. Ia naik kelas
D. Ia siswa yang pandai
E. Ia jago di kelas
F1 F2
78
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Operasi Vektor
Kelas : X
Jumlah Soal : 8 Butir
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
PETUNJUK:
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar, lengkap dengan proses
pengerjaanya pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambarlah penjumlahan vektor-vektor di atas dengan metode jajaran
genjang!
A. 𝑎 + 𝑏
B. 𝑏 + 𝑑
C. 𝑑 − 𝑐
D. 𝑒 − 𝑎
2. Gambarlah penjumlahan vektor-vektor di atas dengan metode
poligon/segitiga!
A. 𝑎 + 𝑒
B. 𝑏 + 𝑑 + 𝑐
C. 𝑒 + 𝑑 − 𝑐 − 𝑎
D. 𝑐 − 𝑏 − 𝑑 + 𝑎 + 𝑒
3. Dua buah gaya (setitik tangkap) saling tegak lurus, besarnya masing-masing
12 N dan 5 N. Besar resultan kedua gaya tersebut adalah …
𝑎 𝑏 𝑐
𝑑 𝑒
79
4. Dua buah vektor, A dan B, masing-masing besarnya 30 N dan 40 N.
Tentukanlah resultan kedua vektor tersebut! jika (a) searah, (b) berlawanan
arah, (c) membentuk sudut 1500.
5. Vektor 𝑎 = 3 satuan, 𝑏 = 4 satuan. 𝑎 + 𝑏 = 5 satuan. Besar sudut yang
diapit vektor 𝑎 dan 𝑏 adalah …
6. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya 15 N dan 9 N,
bertitik tangkap sama dan saling mengapit sudut 60°, nilai resultan dari kedua
vektor tersebut ...
7. Perhatikan gambar di bawah ini!. Komponen vektor gaya F menurut sumbu x
dan y adalah …
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tentukan resultan ketiga gaya tersebut!
600
0
600
6 N
3 N
y
x 3 N
F
300
0
y
x
80
LEMBAR JAWAB
TES UJI COBA KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
Nama :
Kelas :
No. Absen :
31 A B C D E
32 A B C D E
33 A B C D E
34 A B C D E
35 A B C D E
36 A B C D E
37 A B C D E
38 A B C D E
39 A B C D E
40 A B C D E
41 A B C D E
42 A B C D E
43 A B C D E
44 A B C D E
45 A B C D E
46 A B C D E
47 A B C D E
48 A B C D E
49 A B C D E
50 A B C D E
51 A B C D E
52 A B C D E
53 A B C D E
54 A B C D E
55 A B C D E
56 A B C D E
57 A B C D E
58 A B C D E
59 A B C D E
60 A B C D E
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E
11 A B C D E
12 A B C D E
13 A B C D E
14 A B C D E
15 A B C D E
16 A B C D E
17 A B C D E
18 A B C D E
19 A B C D E
20 A B C D E
21 A B C D E
22 A B C D E
23 A B C D E
24 A B C D E
25 A B C D E
26 A B C D E
27 A B C D E
28 A B C D E
29 A B C D E
30 A B C D E
81
Kunci Jawaban
Soal Tes Uji Coba Kecerdasan Logis-Matematis
1. B
2. B
3. E
4. E
5. C
6. D
7. D
8. C
9. C
10. B
11. B
12. A
13. C
14. D
15. E
16. B
17. A
18. B
19. B
20. D
21. C
22. C
23. A
24. C
25. E
26. D
27. A
28. A
29. D
30. C
31. A
32. E
33. E
34. B
35. C
36. C
37. A
38. C
39. B
40. B
41. D
42. D
43. B
44. B
45. D
46. D
47. B
48. C
49. B
50. D
51. C
52. E
53. B
54. A
55. A
56. D
57. A
58. C
59. C
60. C
82
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Operasi Vektor
Kelas : X
Jumlah Soal : 3 Butir
Alokasi Waktu : 30 menit
1. a. 𝑎 + 𝑏 b. 𝑏 + 𝑑 c. 𝑑 − 𝑐 d. 𝑒 − 𝑎
2. a. 𝑎 + 𝑒 b. 𝑏 + 𝑑 + 𝑐 c. 𝑒 + 𝑑 − 𝑐 − 𝑎
d. 𝑐 − 𝑏 − 𝑑 + 𝑎 + 𝑒
𝑎
𝑏 𝑅
𝑏 𝑑
𝑅
𝑑
−𝑐
𝑅 𝑒
−𝑎
𝑅
𝑎
𝑒
𝑅
𝑏
𝑑
𝑐
𝑅 𝑒
𝑑
−𝑐 −𝑎
𝑅
𝑐
−𝑏
−𝑑 𝑎
𝑒 𝑅
83
3. Diketahui : 𝐹1 = 12 𝑁
𝐹2 = 5 𝑁 (saling tegak lurus)
Ditanya : 𝑅 = ?
Dijawab : 𝑅 = 𝐹12 + 𝐹2
2
= 122 + 52
= 144 + 25
= 169
= 13 𝑁
4. Diketahui : A = 30 N
B = 40 N
Ditanya :
a. R = ? jika kedua vektor searah
b. R = ? jika kedua vektor berlawanan arah
c. R = ? jika kedua vektor membentuk sudut 1500
Dijawab :
a. R = A + B = 30 N + 40 N = 70 N
b. R = B – A = 40 N – 30 N = 10 N ke arah B
c. 𝑅 = 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 1500
= 302 + 402 + 2.30.40. −1
2 3 𝑁
= 900 + 1600 − 1200 3 𝑁
= 2500 − 1200 3 𝑁
= 100 25 − 12 3 𝑁
= 10 25 − 12 3 𝑁
84
5. Diketahui : 𝑎 = 3 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑏 = 4 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑎 + 𝑏 = 5 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Ditanya : 𝜃 = ?
Dijawab : 𝑎 + 𝑏 = 𝑎2 + 𝑏2 + 2𝑎𝑏 cos 𝜃
5 = 32 + 42 + 2.3.4. cos 𝜃
5 = 9 + 16 + 24 cos𝜃
52 = 25 + 24 cos 𝜃2
25 = 25 + 24 cos 𝜃
24 cos 𝜃 = 25 − 25
24 cos 𝜃 = 0
cos𝜃 =0
24
cos𝜃 = 0
𝜃 = 900
6. Diketahui : 𝐹1 = 15 𝑁
𝐹2 = 9 𝑁
𝜃 = 600
Ditanya : 𝑅 = ?
Dijawab : 𝑅 = 𝐹12 + 𝐹2
2 + 2𝐹1𝐹2 cos 𝜃
= 152 + 92 + 2.15.9. cos 600
= 225 + 81 + 270 ∙1
2
= 441
= 21 𝑁
7. Diketahui : vektor F tampak seperti pada gambar .
Ditanya : Fx = ?
Fy = ?
F
300
0
y
x θ
85
Dijawab :
8. Diketahui : F1 = 3 N
F2 = 3 N
F3 = 6 N
(seperti pada gambar)
Ditanya : R = ?
Dijawab :
𝑅 = 𝑅𝑥2 + 𝑅𝑦
2
= 1,52 + −1,5 3 2
= 2,25 + 6,75
= 9
= 3 𝑁
Fx = F cos θ
= F cos 1500
= 𝐹.−1
2 3
= −1
2 3𝐹 𝑁
Fy = F sin θ
= F sin 1500
= 𝐹. 1
2
= 1
2𝐹 𝑁
𝐹1𝑥 = 𝐹1 cos 600
= 3.1
2= 1,5 𝑁
𝐹2𝑥 = 𝐹2 cos 1800
= 3. −1 = −3 𝑁
𝐹3𝑥 = 𝐹3 cos 3000
= 6.1
2= 3 𝑁
𝑅𝑥 = 𝐹1𝑥 + 𝐹2𝑥 + 𝐹3𝑥
= 1,5 − 3 + 3
= 1,5 𝑁
𝐹1𝑦 = 𝐹1 sin 600
= 3.1
2 3 = 1,5 3 𝑁
𝐹2𝑦 = 𝐹2 sin 1800
= 3.0 = 0 𝑁
𝐹3𝑦 = 𝐹3 sin 3000
= 6. −1
2 3 = −3 3 𝑁
𝑅𝑦 = 𝐹1𝑦 + 𝐹2𝑦 + 𝐹3𝑦
= 1,5 3 + 0 − 3 3
= −1,5 3 𝑁
600
0
600
6 N
3 N
y
x 3 N
86
No Kode Nomer Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 UC-23 1 1 1 1 1 1 0 1 0
3 UC-10 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 UC-19 0 1 1 1 0 1 0 1 0
6 UC-07 1 1 1 0 1 1 1 1 0
7 UC-20 0 1 1 1 1 1 1 0 0
8 UC-16 1 1 1 1 1 1 0 1 0
9 UC-17 1 1 1 1 1 0 0 1 0
10 UC-15 1 1 1 1 1 1 0 0 0
11 UC-11 1 1 1 1 0 0 0 1 0
12 UC-22 0 1 0 0 1 1 0 1 0
13 UC-04 1 1 1 1 1 0 0 0 1
14 UC-12 1 1 1 1 1 1 0 1 0
15 UC-01 1 1 1 1 1 1 0 1 0
16 UC-13 0 0 1 1 0 0 0 1 0
17 UC-03 0 1 1 1 0 0 0 1 0
18 UC-21 1 1 1 1 0 0 1 1 0
19 UC-28 1 1 1 1 1 0 0 0 0
20 UC-27 0 1 1 1 0 1 0 1 0
21 UC-25 0 1 1 1 0 1 1 1 0
22 UC-06 0 1 1 1 0 0 0 1 0
23 UC-26 1 1 1 1 0 0 0 0 1
24 UC-24 0 1 1 1 0 0 0 0 0
25 UC-09 1 1 1 1 0 0 0 1 0
26 UC-18 0 1 1 1 1 0 0 0 1
27 UC-14 0 1 1 1 0 0 0 0 0
28 UC-08 0 1 1 1 0 0 0 0 0
Va
lid
ita
s ∑X 16 27 27 26 14 14 6 19 3
rxy 0.478 0.046 -0.08 -0.18 0.523 0.645 0.311 0.419 -0.22
rtabel Dengan taraf signifikan 5% dan N = 28 di peroleh rtabel = 0,374
kriteria VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID TIDAK VALID TIDAK
Rel
iab
ilit
as p 0.571 0.964 0.964 0.929 0.500 0.500 0.214 0.679 0.107
Q 0.429 0.036 0.036 0.071 0.500 0.500 0.786 0.321 0.893
p*q 0.245 0.034 0.034 0.066 0.250 0.250 0.168 0.218 0.096
r11 0.89228
Kriteria RELIABEL
Tin
gk
at
Kesu
kara
n B 16 27 27 26 14 14 6 19 3
JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28
P 0.571 0.964 0.964 0.929 0.500 0.500 0.214 0.679 0.107
Kriteria Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang sukar Sedang Sukar
Da
ya
Bed
a
BA 11 14 13 12 11 11 4 11 1
BB 5 13 14 14 3 3 2 8 2
JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14
D 0.429 0.071 -0.07 -0.14 0.571 0.571 0.143 0.214 -0.07
Kriteria Baik Jelek Sangat
jelek
Sangat
jelek Baik Baik Jelek Cukup
Sangat
jelek
Keterangan Diterima Dibuang Dibuang Dibuang Diterima Diterima Dibuang Diterima Dibuang
87
Nomer Butir Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
15 15 20 13 21 10 26 4 16 15 12
0.477 0.561 0.296 0.090 0.448 0.227 0.185 -0.15 0.486 0.500 0.602
VALID VALID TIDAK TIDAK VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID VALID
0.536 0.536 0.714 0.464 0.750 0.357 0.929 0.143 0.571 0.536 0.429
0.464 0.464 0.286 0.536 0.250 0.643 0.071 0.857 0.429 0.464 0.571
0.249 0.249 0.204 0.249 0.188 0.230 0.066 0.122 0.245 0.249 0.245
15 15 20 13 21 10 26 4 16 15 12
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0.536 0.536 0.714 0.464 0.750 0.357 0.929 0.143 0.571 0.536 0.429
Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah sukar Sedang Sedang Sedang
10 11 12 7 13 7 13 2 11 11 11
5 4 8 6 8 3 13 2 5 4 1
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0.357 0.500 0.286 0.071 0.357 0.286 0.000 0.000 0.429 0.500 0.714
Cukup Baik Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Baik Baik Baik
sekali
Diterima Diterima Dibuang Dibuang Diterima Dibuang Dibuang Dibuang Diterima Diterima Diterima
88
Nomer Butir Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0
0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 17 16 9 12 9 16 6 16 14 5
-0.022 0.405 0.424 0.292 0.748 -0.30 0.417 0.247 0.363 0.447 -0.04
TIDAK VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK TIDAK VALID TIDAK
0.107 0.607 0.571 0.321 0.429 0.321 0.571 0.214 0.571 0.500 0.179
0.893 0.393 0.429 0.679 0.571 0.679 0.429 0.786 0.429 0.500 0.821
0.096 0.239 0.245 0.218 0.245 0.218 0.245 0.168 0.245 0.250 0.147
3 17 16 9 12 9 16 6 16 14 5
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0.107 0.607 0.571 0.321 0.429 0.321 0.571 0.214 0.571 0.500 0.179
sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang sukar Sedang Sedang Sukar
2 11 10 6 11 3 9 4 9 8 2
1 6 6 3 1 6 7 2 7 6 3
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0.071 0.357 0.286 0.214 0.714 -0.21 0.143 0.143 0.143 0.143 -0.07
Jelek Cukup Cukup Cukup Baik sekali
Sangat
jelek Jelek Jelek Jelek Jelek
Sangat
jelek
Dibuang Diterima Diterima Dibuang Diterima Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang
89
Nomer Butir Soal 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
21 21 20 16 18 24 22 14 20 16 23
0.430 0.500 0.287 0.478 0.347 0.600 0.405 0.554 0.279 0.502 0.072
VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK
0.750 0.750 0.714 0.571 0.643 0.857 0.786 0.500 0.714 0.571 0.821
0.250 0.250 0.286 0.429 0.357 0.143 0.214 0.500 0.286 0.429 0.179
0.188 0.188 0.204 0.245 0.230 0.122 0.168 0.250 0.204 0.245 0.147
21 21 20 16 18 24 22 14 20 16 23
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0.750 0.750 0.714 0.571 0.643 0.857 0.786 0.500 0.714 0.571 0.821
Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah
13 12 12 11 12 14 13 11 12 11 12
8 9 8 5 6 10 9 3 8 5 11
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0.357 0.214 0.286 0.429 0.429 0.286 0.286 0.571 0.286 0.429 0.071
Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Jelek
Diterima Diterima Dibuang Diterima Dibuang Diterima Diterima Diterima Dibuang Diterima Dibuang
90
Nomer Butir Soal 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 13 9 14 16 16 15 20 14 8 17
0.183 0.457 0.211 0.538 0.309 0.100 0.530 0.482 0.409 0.507 0.663
TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID
0.750 0.464 0.321 0.500 0.571 0.571 0.536 0.714 0.500 0.286 0.607
0.250 0.536 0.679 0.500 0.429 0.429 0.464 0.286 0.500 0.714 0.393
0.188 0.249 0.218 0.250 0.245 0.245 0.249 0.204 0.250 0.204 0.239
21 13 9 14 16 16 15 20 14 8 17
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0.750 0.464 0.321 0.500 0.571 0.571 0.536 0.714 0.500 0.286 0.607
Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang sukar Sedang
11 10 5 10 10 9 11 13 9 6 12
10 3 4 4 6 7 4 7 5 2 5
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0.071 0.500 0.071 0.429 0.286 0.143 0.500 0.429 0.286 0.286 0.500
Jelek Baik Jelek Baik Cukup Jelek Baik Baik Cukup Cukup Baik
Dibuang Diterima Dibuang Diterima Dibuang Dibuang Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima
91
Nomer Butir Soal Y Y
2
54 55 56 57 58 59 60
0 0 0 1 1 1 1 48 2304
1 0 0 0 1 1 1 48 2304
1 1 0 1 1 1 1 46 2116
1 1 0 1 1 1 1 45 2025
1 0 0 1 1 1 1 42 1764
1 0 1 1 1 1 1 42 1764
1 0 1 0 0 1 1 42 1764
1 1 0 0 0 0 1 42 1764
1 1 0 1 1 0 1 40 1600
1 1 0 0 1 0 1 39 1521
0 1 0 1 1 1 1 37 1369
1 1 1 0 1 1 1 37 1369
1 1 0 0 1 0 1 37 1369
1 1 1 1 0 1 1 33 1089
1 0 1 0 1 1 1 32 1024
1 1 0 1 0 1 1 31 961
0 0 1 0 0 1 1 30 900
1 0 0 0 0 1 1 30 900
1 1 0 1 0 1 0 29 841
1 1 0 0 0 1 1 28 784
0 0 1 0 0 1 1 26 676
0 0 0 0 1 1 0 25 625
1 0 0 1 0 1 0 25 625
1 1 0 0 1 1 1 25 625
0 0 1 0 0 0 0 21 441
0 0 1 0 0 0 0 20 400
0 0 0 0 0 0 1 16 256
1 0 0 0 1 0 1 15 225
20 13 9 11 15 20 23 931 33405
0.363 0.281 -0.133 0.409 0.454 0.304 0.461
TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID TIDAK VALID
0.714 0.464 0.321 0.393 0.536 0.714 0.821
0.286 0.536 0.679 0.607 0.464 0.286 0.179
0.204 0.249 0.218 0.239 0.249 0.204 0.147 ∑pq 12.210
S2 87.473214
20 13 9 11 15 20 23
28 28 28 28 28 28 28
0.714 0.464 0.321 0.393 0.536 0.714 0.821
Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah
12 9 4 8 11 10 14
8 4 5 3 4 10 9
14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14
0.286 0.357 -0.071 0.357 0.500 0.000 0.357
Cukup Cukup Sangat
jelek Cukup Baik Jelek Cukup
Dibuang Dibuang Dibuang Diterima Diterima Dibuang Diterima
92
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan
menggunakan Rumus: rxy =
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN dan di
bawah ini adalah contoh perhitungan untuk soal no 1 :
Tabel Analisis hasil jawaban dari uji coba soal no. 1
No Kode Butir Soal
No. 1 (x)
Skor
Total (Y) Y² XY X²
1 UC-05 1 48 2304 48 1
2 UC-23 1 48 2304 48 1
3 UC-10 1 46 2116 46 1
4 UC-02 1 45 2025 45 1
5 UC-19 0 42 1764 0 0
6 UC-07 1 42 1764 42 1
7 UC-20 0 42 1764 0 0
8 UC-16 1 42 1764 42 1
9 UC-17 1 40 1600 40 1
10 UC-15 1 39 1521 39 1
11 UC-11 1 37 1369 37 1
12 UC-22 0 37 1369 0 0
13 UC-04 1 37 1369 37 1
14 UC-12 1 33 1089 33 1
15 UC-01 1 32 1024 32 1
16 UC-13 0 31 961 0 0
17 UC-03 0 30 900 0 0
18 UC-21 1 30 900 30 1
19 UC-28 1 29 841 29 1
20 UC-27 0 28 784 0 0
21 UC-25 0 26 676 0 0
22 UC-06 0 25 625 0 0
23 UC-26 1 25 625 25 1
93
24 UC-24 0 25 625 0 0
25 UC-09 1 21 441 21 1
26 UC-18 0 20 400 0 0
27 UC-14 0 16 256 0 0
28 UC-08 0 15 225 0 0
∑ 28 16 931 33405 594 16
Berdasarkan tabel diatas diperoleh:
N = 28 ∑X² = 16
∑X = 16 ∑xy = 594
∑y = 931 ∑y² = 33405
(∑x)² = 256 (∑y)² = 866761
rxy =
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
rxy =}866761)33405(28}{256)16(28{
)931(16)594(28
rxy = 0,4784
Dengan taraf signifikansi 5% dan N= 28 diperoleh rtabel = 0,374. Dan
karena rxy = 0,4784 > rtabel = 0,374 maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Dan
untuk butir soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.
94
PERHITUNGAN RELIABELITAS BUTIR SOAL
Analisis reliabilitas dari hasil uji coba instrumen tes adalah dengan
menggunakan Rumus 𝑟11 = 𝑛
𝑛−1
𝑆2−Σ𝑝𝑞
𝑆2 dan di bawah ini adalah
perhitungan reliabilitas uji coba instrumen:
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 9 diperoleh:
n = 28
∑pq = 12,210459
S 2 =n
n
YY
22 )(
S 2 = 87,4732
𝑟11 = 28
28 − 1
87,4732 − 12,21059
87,4732
r 11 = 0,89228
Dengan taraf signifikansi 5% dan N = 28 diperoleh rtabel= 0,374 dan dari
perhitungan di atas diperoleh r 11 = 0,89228. Karena r 11 = 0,89228 > rtabel = 0,374
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
95
PRHITUNGAN INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk indeks
kesukaran adalah dengan menggunakan Rumus: JS
Bp
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Kriteria : proporsi tingkat kesukaran
P ≤ 0.3 sukar;
0,3 < P ≤ 0,70 sedang;
P > 0.7 mudah
Perhitungan untuk butir no 1
B = 16
JS = 28
P = 28
16= 0.57143
Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka soal no 1 termasuk soal
dengan klasifikasi sedang. Untuk soal lainnya adalah dengan menggunakan cara
yang sama.
96
PERHITUNGAN DAYA BEDA BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk daya
pembeda adalah dengan menggunakan B
B
A
A
J
B
J
BD = BA PP
Dengan Klasifikasi daya pembeda soal:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik
Tabel Hasil Jawaban Soal No 1 untuk menghitungn Daya Pembeda
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-05 1 1 UC-01 1
2 UC-23 1 2 UC-13 0
3 UC-10 1 3 UC-03 0
4 UC-02 1 4 UC-21 1
5 UC-19 0 5 UC-28 1
6 UC-07 1 6 UC-27 0
7 UC-20 0 7 UC-25 0
8 UC-16 1 8 UC-06 0
9 UC-17 1 9 UC-26 1
10 UC-15 1 10 UC-24 0
11 UC-11 1 11 UC-09 1
12 UC-22 0 12 UC-18 0
13 UC-04 1 13 UC-14 0
14 UC-12 1 14 UC-08 0
∑ 14 11 ∑ 14 5
97
Untuk soal no. 1 diperoleh data sebagai berikut:
BA = 11 BB =5
JA = 14 JB = 14
D =JB
BB
JA
BA
= 14
5
14
11
= 0.42857
Berdasarkan kriteria di atas, maka butir soal no. 1 mempunyai daya
pembeda baik. Untuk menghitung daya pembeda butir soal lainnya dengan cara
yang sama.
98
No Kode Nomer Butir Soal
Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-05 4 2 2 8 10 10 8 10 54 2916
2 UC-14 2 2 4 7 10 10 10 9 54 2916
3 UC-15 4 2 2 7 7 8 10 9 49 2401
4 UC-25 2 3 4 6 9 8 6 8 46 2116
5 UC-09 2 2 2 6 9 10 6 8 45 2025
6 UC-20 2 2 4 6 8 6 8 8 44 1936
7 UC-03 2 4 2 5 8 10 7 6 44 1936
8 UC-26 2 2 2 6 10 8 6 7 43 1849
9 UC-08 2 2 4 5 8 7 9 6 43 1849
10 UC-19 2 3 2 6 8 8 5 8 42 1764
11 UC-17 2 2 2 3 8 10 7 8 42 1764
12 UC-16 2 2 4 4 6 8 8 8 42 1764
13 UC-07 2 4 4 2 6 8 8 6 40 1600
14 UC-13 2 3 2 5 8 8 6 6 40 1600
15 UC-04 4 3 0 2 6 8 9 8 40 1600
16 UC-28 2 2 4 4 8 6 9 4 39 1521
17 UC-18 4 2 2 2 8 6 6 8 38 1444
18 UC-06 2 4 4 2 5 7 6 8 38 1444
19 UC-22 2 2 2 2 8 8 8 6 38 1444
20 UC-10 2 2 4 4 4 8 6 7 37 1369
21 UC-27 2 2 2 4 6 5 9 5 35 1225
22 UC-01 2 2 4 3 5 8 6 4 34 1156
23 UC-11 2 2 2 5 5 6 6 5 33 1089
24 UC-21 2 4 2 4 4 5 4 4 29 841
25 UC-23 2 3 2 2 4 2 6 6 27 729
26 UC-24 2 2 2 1 5 8 2 4 26 676
27 UC-02 2 3 3 2 2 4 5 4 25 625
28 UC-12 2 2 0 3 2 6 4 4 23 529
Va
lid
ita
s ∑X 64 70 73 116 187 206 190 184 1090 44128
rxy 0.332 -0.144 0.278 0.739 0.862 0.702 0.669 0.814
rtabel Dengan taraf signifikan 5% dan N = 28 di peroleh rtabel = 0,707
kriteria TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID TIDAK TIDAK VALID
Reli
ab
ilit
as 0.490 0.536 1.381 3.480 4.932 3.587 3.526 3.173 60.56
r11 0.745
rtabel Dengan taraf signifikan 5% dan N = 28 diperoleh rtabel = 0,316
Kriteria Reliabel
Tin
gk
at
Kes
uk
ara
n ∑X 64 70 73 116 187 206 190 184
Sm 10 10 10 10 10 10 10 10
N 28 28 28 28 28 28 28 28
P 0.229 0.250 0.261 0.414 0.668 0.736 0.679 0.657
Kriteria Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang
Da
ya
Bed
a
∑A 20 19 22 51 71 70 61 65
∑B 16 20 17 24 33 44 42 36
SmA=SmB 10 10 10 10 10 10 10 10
NA=NB 8 8 8 8 8 8 8 8
P27%(atas) 0.250 0.238 0.275 0.638 0.888 0.875 0.763 0.813
P27%(bawah) 0.200 0.250 0.213 0.300 0.413 0.550 0.525 0.450
DP 0.050 -0.013 0.063 0.338 0.475 0.325 0.238 0.363
Kriteria Jelek Sangt
jelek Jelek Cukup Baik Cukup Cukup Cukup
Keterangan Dibuang Dibuang Dibuang Diterima Diterima Dibuang Dibuang Diterima
22
t
99
Lampiran 15
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan
menggunakan Rumus: rxy =
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN dan di
bawah ini adalah contoh perhitungan untuk soal no 1 :
Tabel Analisis hasil jawaban dari uji coba soal no. 1
No Kode Butir Soal
No. 1 (x) X²
Skor
Total
(Y)
Y² XY
1 UC-05 4 16 54 2916 216
2 UC-14 2 4 54 2916 108
3 UC-15 4 16 49 2401 196
4 UC-25 2 4 46 2116 92
5 UC-09 2 4 45 2025 90
6 UC-20 2 4 44 1936 88
7 UC-03 2 4 44 1936 88
8 UC-26 2 4 43 1849 86
9 UC-08 2 4 43 1849 86
10 UC-19 2 4 42 1764 84
11 UC-17 2 4 42 1764 84
12 UC-16 2 4 42 1764 84
13 UC-07 2 4 40 1600 80
14 UC-13 2 4 40 1600 80
15 UC-04 4 16 40 1600 160
16 UC-28 2 4 39 1521 78
17 UC-18 4 16 38 1444 152
18 UC-06 2 4 38 1444 76
19 UC-22 2 4 38 1444 76
20 UC-10 2 4 37 1369 74
100
21 UC-27 2 4 35 1225 70
22 UC-01 2 4 34 1156 68
23 UC-11 2 4 33 1089 66
24 UC-21 2 4 29 841 58
25 UC-23 2 4 27 729 54
26 UC-24 2 4 26 676 52
27 UC-02 2 4 25 625 50
28 UC-12 2 4 23 529 46
∑ Jumlah 64 160 1090 44128 2542
Berdasarkan tabel diatas diperoleh:
N = 28 ∑X² = 160
∑X = 64 ∑xy = 2542
∑y = 1090 ∑y² = 44128
(∑x)² = 4096 (∑y)² = 1188100
rxy =
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
rxy =}1188100)44128(28}{4096)160(28{
)1090(64)2542(28
rxy = 0,3316
Dengan taraf signifikansi 5% dan N= 28 diperoleh rtabel = 0,374. Dan
karena rxy = 0,3316 < rtabel = 0,374 maka soal nomor 1 dinyatakan tidak valid. Dan
untuk butir soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.
101
Lampiran 16
PERHITUNGAN RELIABELITAS BUTIR SOAL
Analisis reliabilitas dari hasil uji coba instrumen tes uraian adalah dengan
menggunakan Rumus 𝑟11 = 𝑛
𝑛−1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2 dan di bawah ini adalah
perhitungan reliabilitas uji coba instrumen:
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 9 diperoleh:
n = 28
𝜎𝑖2 = 0,4898
N
N
xx
2
2
2
𝜎𝑡2 = 60,5663
𝑟11 = 28
28 − 1 1 −
0,4898
60,5663
r 11 = 0,7446
Dengan taraf signifikansi 5% dan N = 28 diperoleh rtabel= 0,374 dan dari
perhitungan di atas diperoleh r 11 = 0,7446. Karena r 11 = 0,7446 > rtabel = 0,374
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
102
PRHITUNGAN INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk indeks
kesukaran adalah dengan menggunakan Rumus:
Keterangan:
P = Tingkat kesukaran soal
𝑥 = Banyaknya peserta didik yang menjawab benar
mS = Skor maksimum
N = Jumlah seluruh peserta tes
Kriteria : proporsi tingkat kesukaran
P ≤ 0.3 sukar;
0,3 < P ≤ 0,70 sedang;
P > 0.7 mudah
Perhitungan untuk butir no 1
𝑥 = 64
mS = 10
N = 28
P = 10.28
64= 0.2286
Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka soal no 1 termasuk soal
dengan klasifikasi sukar. Untuk soal lainnya adalah dengan menggunakan cara
yang sama.
mSN
xP
.
103
PERHITUNGAN DAYA BEDA BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk daya
pembeda adalah dengan menggunakan rumus:
D BA PP
dengan
mA
ASn
AP
dan mB
BSn
BP
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
A = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas
B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah
mS = Skor maksimum tiap soal
An = Jumlah peserta tes kelompok atas
Bn = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Dengan BA nn = 27% x N, N adalah jumlah peserta tes.
Dengan Klasifikasi daya pembeda soal:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik
104
Tabel Hasil Jawaban Soal No 1 untuk menghitungn Daya Pembeda
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-05 4 1 UC-27 2
2 UC-14 2 2 UC-01 2
3 UC-15 4 3 UC-11 2
4 UC-25 2 4 UC-21 2
5 UC-09 2 5 UC-23 2
6 UC-20 2 6 UC-24 2
7 UC-03 2 7 UC-02 2
8 UC-26 2 8 UC-12 2
∑ 8 20 ∑ 8 16
Untuk soal no. 1 diperoleh data sebagai berikut:
A = 20 B =16
SmA = SmB = 10
NA = NB = 8
𝑃𝐴 =20
8 ∙ 10= 0.25
𝑃𝐵 =16
8 ∙ 10= 0.20
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.25 − 0.20 = 0.05
Berdasarkan kriteria di atas, maka butir soal no. 1 mempunyai daya
pembeda jelek. Untuk menghitung daya pembeda butir soal lainnya dengan cara
yang sama.
105
DAFTAR SISWA KELAS X-2 DAN X5 SEBAGAI SAMPEL
No. NAMA L/P KODE
Urut Induk
1 12447 AHMAD ALKIROM L T-1
2 12449 AHMAD FARQI L T-2
3 12459 AHMAD SOBIKUN L T-3
4 12464 AINUR ROHMANIYAH P T-4
5 12467 AJI KURNIA ROMADLONI L T-5
6 12475 ALIYA KAFABIY L T-6
7 12497 ATIK DINA NASEKHA P T-7
8 12499 ATIKA ANDRIYANI P T-8
9 12504 AVINDA DEVIANA P T-9
10 12527 DIANA MISFITASARI P T-10
11 12548 ESTU HARISAH HAQUE P T-11
12 12554 FAJRIL 'UYUN P T-12
13 12556 FARA ARDIYANTI P T-13
14 12567 FITROTUL ULYA P T-14
15 12579 HURIL AIN P T-15
16 12589 IMAM WIDIYATNO L T-16
17 12612 LAELATUL HIDAYAH P T-17
18 12619 LIZA LU'AI ATUNNIKMAH P T-18
19 12621 LULUK ZULFA P T-19
20 12622 LU'LU'UL MAKNUNIYAH P T-20
21 12623 LULUX ROFIATUL FA'IDAH P T-21
22 12634 M. FATIHURROZAQ L T-22
23 12653 MAS'AMAH P T-23
24 12698 MUHAMMAD LUTFI HAKIM L T-24
25 12700 MUHAMMAD NAJIH L T-25
26 12711 MUHAMMAD SYUKRON L T-26
27 12729 NAILA INAYAH P T-27
28 12765 NURKHOLIS L T-28
29 12773 QURROTU AINI P T-29
30 12777 RAIKHATUL MUFIDAH P T-30
31 12781 RIAN HARDIANTO L T-31
32 12798 SAIROH P T-32
33 12811 SITI HARIYANTI P T-33
34 12830 SITI SOIMATON ROHMAH P T-34
35 12851 TAZKIYATUL LUTFIANA P T-35
36 12857 ULFI YULIANI P T-36
37 12879 YENIA RAMAYANA P T-37
38 12441 AFLAKHA ROZIKOH P T-38
39 12444 AGUS SALIM L T-39
40 12454 AHMAD MUNIP L T-40
41 12470 AKHMAD MASYKURI L T-41
42 12471 AKHMAD RIDLO L T-42
43 12472 ALI MACHFUDIN L T-43
44 12478 ANA ARFIYANA P T-44
45 12493 ARUM JAYATI P T-45
106
46 12498 ATIK DINA NASIKHAH P T-46
47 12515 BOTOK NUR AZIZAH P T-47
48 12529 DIANTIKA P T-48
49 12566 FITRI KAMELIA P T-49
50 12587 IMAM KHOIRUL ANAM L T-50
51 12633 M. EKO ARDIANTO L T-51
52 12685 MUHAMMAD AFIFUDIN L T-52
53 12688 MUHAMMAD ANWARUDIN L T-53
54 12691 MUHAMMAD FARKHAN TANTOWI L T-54
55 12712 MUHAMMAD ULIL FADLI L T-55
56 12715 MUHAMMAD WIDODO L T-56
57 12722 MUSLIKUN WAHID L T-57
58 12733 NILA KUSUMAWATI P T-58
59 12741 NORA AGUS RIANI P T-59
60 12746 NUR ANISAH P T-60
61 12752 NUR INAYAH P T-61
62 12755 NUR KHOLIS L T-62
63 12756 NUR LAILATUL AROFAH P T-63
64 12766 NURUL HIDAYAH P T-64
65 12772 PUTRI ERAWATI DEWI P T-65
66 12774 R.A. ELOK HUSNA P T-66
67 12784 RINA KADARIS MAWARTI P T-67
68 12795 ROHWATI P T-68
69 12803 SELLY NURMALITASARI P T-69
70 12806 SHOLICHUL ANNAS AULIA L T-70
71 12807 SIFA FAUZIAH P T-71
72 12827 SITI ROMDHONAH P T-72
73 12836 SITI YULAIKAH P T-73
74 12841 SRI LARASATI P T-74
75 12866 WAHYU MULYANING ASTUTI P T-75
76 12872 WISNU MARETA NUGRAHA L T-76
77 12888 ZUNI FAUZIYAH P T-77
107
KISI-KISI SOAL TES KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
Jenis Tes : Tes Kecerdasan Logis-Matematis
Alokasi waktu : 1 X 45 menit
Bentuk soal : Pilihan Ganda
Materi Indikator Nomor Soal Jumlah Bentuk Tes
Kecerdasan
Logis-Matematis
Peserta didik
dapat melakukan
perhitungan
matematika
sederhana.
Peserta didik
dapat menentukan
bilangan dalam
deret matematika.
Peserta didik
dapat
menyelesaikan
soal cerita logika-
matematika yang
berkaitan dengan
kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik
dapat
menyelesaikan
soal geometri.
1, 5, 14, 33, 34,
35, 50, 53.
41, 44, 45, 46.
6, 10, 11, 18, 19,
20, 21, 22, 23,
25, 49, 51, 52,
60.
37, 38, 39, 58.
8
4
14
4
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
108
KISI-KISI SOAL TES OPERASI VEKTOR
Satuan Pendidikan : MAN Kendal
Mata Pelajaran : IPA-Fisika
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Operasi Vektor
Alokasi waktu : 1 X 45 menit
Bentuk soal : Uraian
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Nomor
Soal
Jumlah Bentuk
Tes
Melakukan
penjumlahan
vektor
Operasi
vektor
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode grafis.
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode analitis.
Menentukan besar
sudut apit dua buah
vektor.
Menguraikan vektor
dalam koordinat
cartesius.
Menjumlahkan vektor
dengan menggunakan
metode uraian.
-
4.
5.
-
8.
0
1
1
0
1
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
109
LEMBAR SOAL
TES KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
Kelas : X
Jumlah Soal : 30 Butir
Alokasi Waktu : 45 menit
PETUNJUK UMUM:
g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
h. Tersedia waktu 45 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
i. Jumlah soal 30 butir, pada setiap butir soal terdapat lima pilihan jawaban.
j. Beri tanda (X) jawaban yang anda anggap benar pada lembar jawab yang
disediakan.
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
l. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru.
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah salah satu jawaban A, B, C, D atau E yang menurut anda paling
tepat !
61. 17 + 47 = 7 + ?
F. 55
G. 57
H. 65
I. 67
J. 35
62. 28 : ? = 7
A. 3
B. 3,5
C. 4
D. 4,5
E. 5
110
63. Agus membeli dua buah buku dan sebatang pensil dengan harga Rp. 5.000,-,
sedangkan Akhmad membeli tiga buah buku dan empat batang pensil
dengan harga Rp. 10.500,-. Berapakah harga satu batang pensil?
A. Rp. 1.150,-
B. Rp. 1.200,-
C. Rp. 1.300,-
D. Rp. 1.350,-
E. Rp. 1.400,-
64. Rian dan Yanto sedang mengikuti lomba tarik tambang. Rian menarik ke
arah utara sebesar 15 N dan Yanto ke arah Selatan sebesar 20 N. Berapa gaya
total dan arahnya?
A. 0 N tambang diam
B. 5 N ke arah Rian
C. 5 N ke arah Yanto
D. 35 N ke arah Rian
E. 35 N ke arah Yanto
65. Sebuah truk yang bermuatan 11
4 ton pasir yang masih mampu dimuati 600
pon. Bila satu ton berisi 2000 pon. Berapa ton daya muat truk tesebut?
A. 1, 45
B. 1,55
C. 1,65
D. 1,75
E. 1,67
66. Tarif iklan borongan surat kabar lokal adalah Rp. 250,- per baris untuk hari
pertama; Rp. 150,- per baris untuk lima hari berikutnya dan Rp. 100,- per
baris untuk hari-hari berikutnya. Apabila seseorang membayar Rp. 6.000,-
untuk iklan tiga baris, berapa harikah iklan tersebut dipasang?
A. 60
B. 16
C. 15
D. 10
E. 25
67. 60% dari 120 = ?
A. 65
B. 70
C. 62
111
D. 72
E. 54
68. Sebuah bus menempuh perjalanan dari kota P ke kota Q dengan kecepatan
rata-rata 40 km/jam dan kembali dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika
jarak dari kota P ke kota Q adalah 120 km, berapakah kecepatan rata-rata per
jam untuk seluruh perjalanan?
A. 46
B. 48
C. 50
D. 52
E. 49
69. Seekor ayam beratnya 1,2 kg, setelah dimasak menjadi ayam panggang,
ternyata beratnya berkurang 30% dari berat semula. Berapa berat ayam
panggang tersebut?
A. 7,6 ons
B. 8 ons
C. 8,4 ons
D. 9 ons
E. 9,4 ons
70. Seorang petani mampu mengolah sebidang sawah seluas 600 m2 selama 6
jam. Jika ia menggunakan traktor untuk mengolah tanah, waktu yang
dibutuhkan hanya 3 jam. Setelah 1 jam 30 menit menggunakan traktor, tiba-
tiba mesin mengalami kerusakan, dan petani harus menyelesaikan tugasnya
dengan menggunakan cangkul. Berapa menit lagi yang dibutuhkan petani
untuk mengolah tanahnya?
A. 210 menit
B. 180 menit
C. 160 menit
D. 120 menit
E. 90 menit
71. Panitia mengedarkan undangan pertemuan untuk 50 wanita dan 70 pria. Jika
ternyata sebanyak 40% undangan wanita dan 50% undangan pria hadir,
berapa persenkah undangan yang hadir?
A. 90
B. 86
112
C. 48
D. 46
E. 47
72. Ada 3 perempatan jalan yang mempunyai lampu merah. Terakhir ketiga
lampu tersebut menyala bersamaan pada pukul 08.15 WIB. Lampu pertama
menyala tiap 12 menit, lampu kedua tiap 16 menit, dan lampu ketiga tiap 24
menit. Pada pukul berapa lampu tersebut menyala bersama-sama lagi?
A. 09.03 WIB
B. 09.43 WIB
C. 09.30 WIB
D. 10.03 WIB
E. 10.13 WIB
73. Bono menyimpan uangnya di Bank sejumlah Rp. 1.500.000,-. Setelah
setahun uangnya bertambah menjadi Rp. 1.725.000,-. Berapa persen bunga
uang yang diterimanya selama setahun?
A. 10%
B. 11%
C. 9%
D. 12%
E. 15%
74. Sebuah meja di dorong oleh udin dengan gaya 10 N. Dengan arah yang sama
Iwan ikut mendorong meja tersebut dengan gaya 8 N. Berapa gaya total yang
dilakukan untuk mendorong meja tersebut?
A. 2 N
B. 5 N
C. 8 N
D. 10 N
E. 18 N
75. 32 + 42 = ?
A. 9
B. 8
C. 7
D. 6
E. 5
76. 3 + 2𝑦 − 4 + 𝑦 = 5
Maka nilai y adalah…
113
F. 4
G. 3
H. 2
I. 1
J. 0
77. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar diketahui garis
AB//DC. Besar sudut α adalah…
F. 1250
G. 1350
H. 1400
I. 1450
J. 900
78. Perhatikan gambar di bawah ini!
Panjang sisi PR adalah…
F. 8 cm
G. 10 cm
H. 12 cm
I. 14 cm
J. 16 cm
79. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bani ingin menghitung lebar
sungai dengan tanpa menyeberangi
sungai. Ia menancapkan patok di
B, C, D, dan E (seperti tampak
pada gambar) sehingga DCA
segaris (A = batang pohon di
seberang sungai). Lebar sungai
(AB) adalah…
F. 5 m
G. 6 m
H. 7 m
I. 8 m
J. 9 m
B
A D
550
C
α
Q
R P
16 cm 20 cm
A
E
D
B C 8 m 3 m
4 m
114
( Diberikan deret seperti tampak pada soal-soal berikut. Isilah
kelanjutan atau titik-titik yang masih kosong! )
80. 3, 6, 11, 18, ?
A. 24
B. 25
C. 26
D. 27
E. 28
81. Angka berapakah yang tepat mengganti tanda tanya.
7 4 49 16
5 6 25 ?
F. 41
G. 36
H. 35
I. 18
J. 37
82. Suku ke-n…
2, 4, 6, 8, ….
F. n + 2
G. 2n + 1
H. 4 – 2n
I. 2n
J. 2n + 2
83. Saat ini Bambang berusia 14 tahun lebihnya dari usia Tugi. Apabila pada 10
tahun mendatang umur Bambang akan 2 kali umur Tugi, berapa tahunkah
umur Bambang pada 20 tahun mendatang?
A. 32
B. 48
C. 42
D. 56
E. 6
84. Jumlah bilangan prima antara 40 dan 50 adalah…
A. 184
B. 188
C. 190
D. 131
E. 91
115
85. Kusuma, Brata, dan Wijaya adalah tiga sekawan. Kusuma lebih tua dari
Brata. Sedangkan Wijaya juga lebih tua dari Brata. Jadi…
A. Umur Kusuma + Wijaya dibagi 2 < dari umur Brata
B. 10 tahun yang lalu umur Brata > dari umur Wijaya
C. Umur Brata < dari ½ (umur Kusuma + Wijaya)
D. Umur Kusuma = Umur Wijaya
E. Umur Kusuma + Brata ≥ dari umur Wijaya
86. Suatu bilangan pecahan bila pembilangnya dikalikan 2 dan penyebutnya
dibagi 2, maka nilai bilangan itu akan?
A. Sama dengan nilai awal dari pecahan itu
B. Mempunyai nilai 2 x lipat dari nilai awal
C. Mempunyai nilai ½ dari nilai awal
D. Mempunyai nilai ¼ dari nilai awal
E. Mempunyai nilai 4 x dari nilai awal
87. 42 + 3
3 + 2
3 = ?
A. 41
B. 51
C. 61
D. 71
E. 81
88. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah balok dikenai dua
gaya seperti terlihat pada
gambar. Jika besar F1 = 35 N
dan F2 = 45 N. Berapa
resultannya?
F. 10 N ke arah F1
G. 10 N ke arah F2
H. 0 N balok diam
I. 80 N ke arah F1
J. 80 N ke arah F2
89. Adi berlari ke arah selatan dan kemudian ke timur dengan jarak yang sama.
Sehingga secara keseluruhan, Adi berlari ke arah…
A. Barat daya
B. Selatan
C. Tenggara
D. Timur
E. Timur laut
F1 F2
116
90. Siswa yang rajin belajar pasti naik kelas.
Lutfi rajin belajar maka…
A. Ia tidak naik kelas
B. Ia rangking satu
C. Ia naik kelas
D. Ia siswa yang pandai
E. Ia jago di kelas
117
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Operasi Vektor
Kelas : X
Jumlah Soal : 3 Butir
Alokasi Waktu : 30 menit
PETUNJUK:
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar, lengkap dengan proses
pengerjaanya pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Dua buah vektor, A dan B, masing-masing besarnya 30 N dan 40 N.
Tentukanlah resultan kedua vektor tersebut! jika (a) searah, (b) berlawanan
arah, (c) membentuk sudut 1500
2. Vektor 𝑎 = 3 satuan, 𝑏 = 4 satuan. 𝑎 + 𝑏 = 5 satuan. Besar sudut yang
diapit vektor 𝑎 dan 𝑏 adalah …
3. Perhatikan gambar di bawah ini! Tentukan resultan ketiga gaya tersebut!
600
0
600
6 N
3 N
y
x 3 N
118
LEMBAR JAWAB
TES KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1 A B C D E
2 A B C D E
3 A B C D E
4 A B C D E
5 A B C D E
6 A B C D E
7 A B C D E
8 A B C D E
9 A B C D E
10 A B C D E
11 A B C D E
12 A B C D E
13 A B C D E
14 A B C D E
15 A B C D E
16 A B C D E
17 A B C D E
18 A B C D E
19 A B C D E
20 A B C D E
21 A B C D E
22 A B C D E
23 A B C D E
24 A B C D E
25 A B C D E
26 A B C D E
27 A B C D E
28 A B C D E
29 A B C D E
30 A B C D E
119
Kunci Jawaban
Soal Tes Kecerdasan Logis-Matematis
1. B
2. C
3. D
4. C
5. B
6. B
7. D
8. B
9. C
10. B
11. D
12. A
13. E
14. E
15. E
16. C
17. A
18. C
19. B
20. D
21. B
22. D
23. B
24. D
25. C
26. E
27. B
28. A
29. C
30. C
120
KUNCI JAWABAN
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Operasi Vektor
Kelas : X
Jumlah Soal : 3 Butir
Alokasi Waktu : 30 menit
9. Diketahui : A = 30 N
B = 40 N
Ditanya :
d. R = ? jika kedua vektor searah
e. R = ? jika kedua vektor berlawanan arah
f. R = ? jika kedua vektor membentuk sudut 1500
Dijawab :
d. R = A + B = 30 N + 40 N = 70 N
e. R = B – A = 40 N – 30 N = 10 N ke arah B
f. 𝑅 = 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 1500
= 302 + 402 + 2.30.40. −1
2 3 𝑁
= 900 + 1600 − 1200 3 𝑁
= 2500 − 1200 3 𝑁
= 100 25 − 12 3 𝑁
= 10 25 − 12 3 𝑁
7
7
6
5
5
121
10. Diketahui : 𝑎 = 3 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑏 = 4 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑎 + 𝑏 = 5 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Ditanya : 𝜃 = ?
Dijawab : 𝑎 + 𝑏 = 𝑎2 + 𝑏2 + 2𝑎𝑏 cos 𝜃
5 = 32 + 42 + 2.3.4. cos 𝜃
5 = 9 + 16 + 24 cos𝜃
52 = 25 + 24 cos 𝜃2
25 = 25 + 24 cos 𝜃
24 cos 𝜃 = 25 − 25
24 cos 𝜃 = 0
cos𝜃 =0
24
cos𝜃 = 0
𝜃 = 900
11. Diketahui : F1 = 3 N
F2 = 3 N
F3 = 4 N
Ditanya : R = ?
Dijawab : 𝐹1𝑥 = 𝐹1 cos 600
= 3.1
2= 1,5 𝑁
𝐹2𝑥 = 𝐹2 cos 1800
= 3. −1 = −3 𝑁
𝐹3𝑥 = 𝐹3 cos 3000
= 6.1
2= 3 𝑁
𝑅𝑥 = 𝐹1𝑥 + 𝐹2𝑥 + 𝐹3𝑥
= 1,5 − 3 + 3
600
0
600
6 N
3 N
y
x 3 N
5
20
5
4
4
4
4
4
122
= 1,5 𝑁
𝐹1𝑦 = 𝐹1 sin 600
= 3. 1
2 3 = 1,5 3 𝑁
𝐹2𝑦 = 𝐹2 sin 1800
= 3.0 = 0 𝑁
𝐹3𝑦 = 𝐹3 sin 3000
= 6. −1
2 3 = −3 3 𝑁
𝑅𝑦 = 𝐹1𝑦 + 𝐹2𝑦 + 𝐹3𝑦
= 1,5 3 + 0 − 3 3
= −1,5 3 𝑁
𝑅 = 𝑅𝑥2 + 𝑅𝑦
2
= 1,52 + −1,5 3 2
= 2,25 + 6,75
= 9
= 3 𝑁
Skor Maksimum Soal No. 1 = 30
No. 2 = 30
No. 3 = 40 +
Skor Total = 100
4
4
4
4
4
123
Nilai Hasil Tes Kecerdasan Logis-Matematis dan Perhitungan
Interval Kelas
No. Kode Nilai
1 T-1 43
2 T-2 83
3 T-3 73
4 T-4 67
5 T-5 73
6 T-6 80
7 T-7 63
8 T-8 73
9 T-9 70
10 T-10 43
11 T-11 63
12 T-12 53
13 T-13 63
14 T-14 70
15 T-15 53
16 T-16 80
17 T-17 73
18 T-18 50
19 T-19 73
20 T-20 47
21 T-21 73
22 T-22 73
23 T-23 43
24 T-24 67
25 T-25 70
26 T-26 80
124
27 T-27 67
28 T-28 83
29 T-29 57
30 T-30 67
31 T-31 83
32 T-32 67
33 T-33 70
34 T-34 60
35 T-35 60
36 T-36 67
37 T-37 47
38 T-38 47
39 T-39 43
40 T-40 30
41 T-41 37
42 T-42 30
43 T-43 33
44 T-44 53
45 T-45 37
46 T-46 57
47 T-47 43
48 T-48 57
49 T-49 57
50 T-50 30
51 T-51 37
52 T-52 43
53 T-53 47
54 T-54 43
55 T-55 40
56 T-56 43
125
57 T-57 57
58 T-58 50
59 T-59 57
60 T-60 47
61 T-61 50
62 T-62 50
63 T-63 50
64 T-64 53
65 T-65 60
66 T-66 60
67 T-67 53
68 T-68 43
69 T-69 43
70 T-70 67
71 T-71 47
72 T-72 43
73 T-73 47
74 T-74 37
75 T-75 43
76 T-76 40
77 T-77 50
Untuk menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara
menentukan range yaitu:
R = H - L
= 83 - 30
= 53
K= 1+3.3 Log n
= 1+ 3.3 log 77
= 1+ 6.225
126
= 7.225 dibulatkan menjadi 7
Sehingga dapat diketahui interval kelas
𝑖 =𝑅
𝑘=
53
7= 7.57 dibulatkan menjadi 8
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
I = Lebar interval
K = Jumlah
N = Jumlah responden
127
Nilai Hasil Tes Kemampuan Peserta Didik dalam Pemecahan
Masalah pada Materi Operasi Vektor dan Perhitungan Interval Kelas
No. Kode 1 2 3 Nilai
1 T-1 5 30 8 43
2 T-2 30 30 20 80
3 T-3 20 30 28 78
4 T-4 20 15 40 75
5 T-5 25 30 5 60
6 T-6 25 10 40 75
7 T-7 0 30 40 70
8 T-8 25 15 40 80
9 T-9 25 30 20 75
10 T-10 5 20 5 30
11 T-11 25 15 20 60
12 T-12 5 20 40 65
13 T-13 5 30 32 67
14 T-14 25 25 20 70
15 T-15 5 20 40 65
16 T-16 20 30 20 70
17 T-17 25 15 40 80
18 T-18 5 10 40 55
19 T-19 5 30 40 75
20 T-20 5 10 40 55
21 T-21 25 15 40 80
22 T-22 25 30 20 75
23 T-23 5 25 12 42
24 T-24 10 30 20 60
25 T-25 25 20 20 65
26 T-26 30 30 20 80
27 T-27 25 30 20 75
128
28 T-28 25 30 30 85
29 T-29 10 15 20 45
30 T-30 25 10 40 75
31 T-31 20 30 40 90
32 T-32 25 15 30 70
33 T-33 25 10 28 63
34 T-34 5 20 28 53
35 T-35 5 20 24 49
36 T-36 5 25 30 60
37 T-37 5 25 12 42
38 T-38 20 0 8 28
39 T-39 20 0 0 20
40 T-40 5 5 0 10
41 T-41 5 0 40 45
42 T-42 5 5 5 15
43 T-43 5 0 40 45
44 T-44 25 5 24 54
45 T-45 20 0 0 20
46 T-46 25 17 0 42
47 T-47 25 20 8 53
48 T-48 25 5 28 58
49 T-49 25 5 32 62
50 T-50 5 0 16 21
51 T-51 5 0 40 45
52 T-52 25 5 16 46
53 T-53 25 5 16 46
54 T-54 25 5 4 34
55 T-55 5 0 40 45
56 T-56 20 0 0 20
57 T-57 25 25 8 58
129
58 T-58 25 15 16 56
59 T-59 25 5 28 58
60 T-60 25 0 0 25
61 T-61 25 25 0 50
62 T-62 10 25 5 40
63 T-63 20 5 0 25
64 T-64 20 0 10 30
65 T-65 20 0 20 40
66 T-66 20 0 10 30
67 T-67 25 25 0 50
68 T-68 5 5 32 42
69 T-69 5 5 32 42
70 T-70 20 5 27 52
71 T-71 20 0 10 30
72 T-72 25 20 4 49
73 T-73 25 5 8 38
74 T-74 20 0 0 20
75 T-75 10 0 32 42
76 T-76 5 0 40 45
77 T-77 5 5 32 42
Untuk menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara
menentukan range yaitu:
R = H - L
= 90 - 10
= 80
K= 1+3.3 Log n
= 1+ 3.3 log 77
= 1+ 6.225
= 7.225 dibulatkan menjadi 7
130
Sehingga dapat diketahui interval kelas
𝑖 =𝑅
𝑘=
80
7= 11.43 dibulatkan menjadi 11
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
I = Lebar interval
K = Jumlah
N = Jumlah responden
131
Analisis Regresi Linier Sederhana
No (X) (Y) x =
𝑋 − 𝑋
y =
𝑌 − 𝑌 xy x
2 y
2
1 43 43 -12.5974 -9.07792 114.358 158.694 82.408668
2 83 80 27.4026 27.92208 765.138 750.902 779.64244
3 73 78 17.4026 25.92208 451.112 302.85 671.95413
4 67 75 11.4026 22.92208 261.371 130.019 525.42166
5 73 60 17.4026 7.922078 137.865 302.85 62.75932
6 80 75 24.4026 22.92208 559.358 595.487 525.42166
7 63 70 7.4026 17.92208 132.67 54.7985 321.20088
8 73 80 17.4026 27.92208 485.917 302.85 779.64244
9 70 75 14.4026 22.92208 330.138 207.435 525.42166
10 43 30 -12.5974 -22.0779 278.124 158.694 487.43464
11 63 60 7.4026 7.922078 58.644 54.7985 62.75932
12 53 65 -2.5974 12.92208 -33.564 6.74649 166.9801
13 63 67 7.4026 14.92208 110.462 54.7985 222.66841
14 70 70 14.4026 17.92208 258.125 207.435 321.20088
15 53 65 -2.5974 12.92208 -33.564 6.74649 166.9801
16 80 70 24.4026 17.92208 437.345 595.487 321.20088
17 73 80 17.4026 27.92208 485.917 302.85 779.64244
18 50 55 -5.5974 2.922078 -16.356 31.3309 8.5385398
19 73 75 17.4026 22.92208 398.904 302.85 525.42166
20 47 55 -8.5974 2.922078 -25.122 73.9153 8.5385398
21 73 80 17.4026 27.92208 485.917 302.85 779.64244
22 73 75 17.4026 22.92208 398.904 302.85 525.42166
23 43 42 -12.5974 -10.0779 126.956 158.694 101.56451
24 67 60 11.4026 7.922078 90.3323 130.019 62.75932
25 70 65 14.4026 12.92208 186.112 207.435 166.9801
26 80 80 24.4026 27.92208 681.371 595.487 779.64244
132
27 67 75 11.4026 22.92208 261.371 130.019 525.42166
28 83 85 27.4026 32.92208 902.151 750.902 1083.8632
29 57 45 1.4026 -7.07792 -9.9275 1.96729 50.09698
30 67 75 11.4026 22.92208 261.371 130.019 525.42166
31 83 90 27.4026 37.92208 1039.16 750.902 1438.084
32 67 70 11.4026 17.92208 204.358 130.019 321.20088
33 70 63 14.4026 10.92208 157.306 207.435 119.29179
34 60 53 4.4026 0.922078 4.05954 19.3829 0.8502278
35 60 49 4.4026 -3.07792 -13.551 19.3829 9.4736038
36 67 60 11.4026 7.922078 90.3323 130.019 62.75932
37 47 42 -8.5974 -10.0779 86.6439 73.9153 101.56451
38 47 28 -8.5974 -24.0779 207.008 73.9153 579.74633
39 43 20 -12.5974 -32.0779 404.098 158.694 1028.9931
40 30 10 -25.5974 -42.0779 1077.09 655.227 1770.5515
41 37 45 -18.5974 -7.07792 131.631 345.863 50.09698
42 30 15 -25.5974 -37.0779 949.098 655.227 1374.7723
43 33 45 -22.5974 -7.07792 159.943 510.642 50.09698
44 53 54 -2.5974 1.922078 -4.9924 6.74649 3.6943838
45 37 20 -18.5974 -32.0779 596.566 345.863 1028.9931
46 57 42 1.4026 -10.0779 -14.135 1.96729 101.56451
47 43 53 -12.5974 0.922078 -11.616 158.694 0.8502278
48 57 58 1.4026 5.922078 8.30631 1.96729 35.071008
49 57 62 1.4026 9.922078 13.9167 1.96729 98.447632
50 30 21 -25.5974 -31.0779 795.514 655.227 965.83724
51 37 45 -18.5974 -7.07792 131.631 345.863 50.09698
52 43 46 -12.5974 -6.07792 76.566 158.694 36.941136
53 47 46 -8.5974 -6.07792 52.2543 73.9153 36.941136
54 43 34 -12.5974 -18.0779 227.735 158.694 326.81126
55 40 45 -15.5974 -7.07792 110.397 243.279 50.09698
56 43 20 -12.5974 -32.0779 404.098 158.694 1028.9931
133
57 57 58 1.4026 5.922078 8.30631 1.96729 35.071008
58 50 56 -5.5974 3.922078 -21.953 31.3309 15.382696
59 57 58 1.4026 5.922078 8.30631 1.96729 35.071008
60 47 25 -8.5974 -27.0779 232.8 73.9153 733.21386
61 50 50 -5.5974 -2.07792 11.631 31.3309 4.3177598
62 50 40 -5.5974 -12.0779 67.605 31.3309 145.8762
63 50 25 -5.5974 -27.0779 151.566 31.3309 733.21386
64 53 30 -2.5974 -22.0779 57.3452 6.74649 487.43464
65 60 40 4.4026 -12.0779 -53.174 19.3829 145.8762
66 60 30 4.4026 -22.0779 -97.2 19.3829 487.43464
67 53 50 -2.5974 -2.07792 5.39719 6.74649 4.3177598
68 43 42 -12.5974 -10.0779 126.956 158.694 101.56451
69 43 42 -12.5974 -10.0779 126.956 158.694 101.56451
70 67 52 11.4026 -0.07792 -0.8885 130.019 0.0060718
71 47 30 -8.5974 -22.0779 189.813 73.9153 487.43464
72 43 49 -12.5974 -3.07792 38.7738 158.694 9.4736038
73 47 38 -8.5974 -14.0779 121.034 73.9153 198.18789
74 37 20 -18.5974 -32.0779 596.566 345.863 1028.9931
75 43 42 -12.5974 -10.0779 126.956 158.694 101.56451
76 40 45 -15.5974 -7.07792 110.397 243.279 50.09698
77 50 42 -5.5974 -10.0779 56.4102 31.3309 101.56451
∑X=
4281
∑Y=
4010 0.0002 6E-06
∑xy =
17288.4
∑x2 =
15142.5
∑y2 =
27625.532
Dari table diatas dapat diketahui:
N = 77
∑X = 4281
∑Y = 4010
∑x2 = 15142.5
∑y2 = 27625.523
134
∑xy = 17288.4
𝑥 = 55.5974
𝑦 = 52.077922
Selanjutnya data tersebut diolah ke dalam rumus analisis regresi
linier sederhana dengan skor deviasi (analisis regresi dengan satu
prediktor) dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Persamaan regresi 𝑦 = 𝑎𝑋 + 𝑏
Dimana
𝑦 = Skor yang diprediksikan paada variabel dependen Y
X = Skor pada variabel X
Y = Skor pada variabel Y
a = Skor Y bila X= 0, dalam grafik disebut intersep
b = Koefisien regresi, dalam grafik disebut slop garis, regresi,
pengaruh variabel independen (X) pada variabel dependen (Y).
b = 𝑥𝑦
𝑥2 = 17288.4
15142 .5 = 1.14171
a = 𝑦 − 𝑏𝑥 = 52.077922 - (1.14171 x 55.5974)
= -11.398
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑋
= -11.398 + 1.14171X
2. Jktot = 𝑦2 = 27625.523
3. Uji signifikansi regresi Y pada X : F = 𝐽𝑘𝑟𝑒𝑔 / 𝑑𝑘𝑟𝑒𝑔
𝐽𝑘𝑟𝑒𝑠 /𝑑𝑘𝑟𝑒𝑠
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = 𝑥𝑦 2
𝑥2=
17288.42
15142.5= 19738.4
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = Σ𝑦2 − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = 27625.523 − 19738.4
= 7887.12
𝑑𝐾𝑟𝑒𝑔 = 𝐾 = 1
𝑑𝐾𝑟𝑒𝑠 = 𝑛 − 𝐾 − 1 = 77 − 1 − 1 = 75
135
𝐹𝑟𝑒𝑔 =𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑑𝐾𝑟𝑒𝑔
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 𝑑𝐾𝑟𝑒𝑠 =
19738.4 1
7887.12 75 = 187.696
𝐹𝑟𝑒𝑔 = 187.696 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 5% = 3.98 𝑚𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1% = 7.01
berarti signifikan.
136
Nilai-nilai r Product Moment
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.95 0.99 28 0.374 0.478 60 0.254 0.33
5 0.878 0.959 29 0.367 0.47 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.22 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.27
11 0.602 0.735 35 0.334 0.43 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 700 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.23
14 0.532 0.661 38 0.32 0.413 150 0.159 0.21
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.59 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 50 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.08 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.38 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.07 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.9, hlm. 333.
137
DAFTAR NILAI PERSENTIL UNTUK DISTRIBUSI t
dk t0.995 t0.99 t0.975 t0.95 t0.90
1 63.66 31.82 12.71 6.31 3.08
2 9.92 6.96 4.30 2.92 1.89
3 5.84 4.54 3.18 2.35 1.64
4 4.60 3.75 2.78 2.13 1.53
5 4.03 3.36 2.57 2.02 1.48
6 3.71 3.14 2.45 1.94 1.44
7 3.50 3.00 2.36 1.90 1.42
8 3.36 2.90 2.31 1.86 1.40
9 3.25 2.82 2.26 1.83 1.38
10 3.17 2.76 2.23 1.81 1.37
11 3.11 2.72 2.20 1.80 1.36
12 3.06 2.68 2.18 1.78 1.36
13 3.01 2.65 2.16 1.77 1.35
14 2.98 2.62 2.14 1.76 1.34
15 2.95 2.60 2.13 1.75 1.34
16 2.92 2.58 2.12 1.75 1.34
17 2.90 2.57 2.11 1.74 1.33
18 2.88 2.55 2.10 1.73 1.33
19 2.86 2.54 2.09 1.73 1.33
20 2.84 2.53 2.09 1.72 1.32
21 2.83 2.52 2.08 1.72 1.32
22 2.82 2.51 2.07 1.72. 1.32
23 2.81 2.50 2.07 1.71 1.32
24 2.80 2.49 2.06 1.71 1.32
25 2.79 2.48 2.06 1.71 1.32
26 2.78 2.48 2.06 1.71 1.32
27 2.77 2.47 2.05 1.70 1.31
28 2.76 2.47 2.05 1.70 1.31
29 2.76 2.46 2.04 1.70 1.31
30 2.75 2.46 2.04 1.70 1.31
40 2.70 2.42 2.02 1.98 1.30
60 2.66 2.39 2.00 1.67 1.30
120 2.62 2.36 1.98 1.66 1.29
∞ 2.58 2.33 1.96 1.645 1.28
Sumber: Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 491.
138
TABEL NILAI F PADA TARAF SIGNIFIKANSI 1% DAN 5%
db. Dari
Mean
kuadrat
Pembagi
db. DARI MEAN KUADRAT PEMBILANG
1 2 3 4
1% 5% 1% 5% 1% 5% 1% 5%
1 4052.18 161.45 4999.50 199.50 5403.35 215.71 5624.58 224.58 2 98.50 18.51 99.00 19.00 99.17 19.16 99.25 19.25 3 34.12 10.13 30.82 9.55 29.46 9.28 28.71 9.12 4 21.20 7.71 18.00 6.94 16.69 6.59 15.98 6.39 5 16.26 6.61 13.27 5.79 12.06 5.41 11.39 5.19 6 13.75 5.99 10.92 5.14 9.78 4.76 9.15 4.53 7 12.25 5.59 9.55 4.74 8.45 4.35 7.85 4.12 8 11.26 5.32 8.65 4.46 7.59 4.07 7.01 3.84 9 10.56 5.12 8.02 4.26 6.99 3.86 6.42 3.63
10 10.04 4.96 7.56 4.10 6.55 3.71 5.99 3.48 11 9.65 4.84 7.21 3.98 6.22 3.59 5.67 3.36 12 9.33 4.75 6.93 3.89 5.95 3.49 5.41 3.26 13 9.07 4.67 6.70 3.81 5.74 3.41 5.21 3.18 14 8.86 4.60 6.51 3.74 5.56 3.34 5.04 3.11 15 8.68 4.54 6.36 3.68 5.42 3.29 4.89 3.06 16 8.53 4.49 6.23 3.63 5.29 3.24 4.77 3.01 17 8.40 4.45 6.11 3.59 5.18 3.20 4.67 2.96 18 8.29 4.41 6.01 3.55 5.09 3.16 4.58 2.93 19 8.18 4.38 5.93 3.52 5.01 3.13 4.50 2.90 20 8.10 4.35 5.85 3.49 4.94 3.10 4.43 2.87 21 8.02 4.32 5.78 3.47 4.87 3.07 4.37 2.84 22 7.95 4.30 5.72 3.44 4.82 3.05 4.31 2.82 23 7.88 4.28 5.66 3.42 4.76 3.03 4.26 2.80 24 7.82 4.26 5.61 3.40 4.72 3.01 4.22 2.78 25 7.77 4.24 5.57 3.39 4.68 2.99 4.18 2.76 26 7.72 4.23 5.53 3.37 4.64 2.98 4.14 2.74 27 7.68 4.21 5.49 3.35 4.60 2.96 4.11 2.73 28 7.64 4.20 5.45 3.34 4.57 2.95 4.07 2.71 29 7.60 4.18 5.42 3.33 4.54 2.93 4.04 2.70 30 7.56 4.17 5.39 3.32 4.51 2.92 4.02 2.69 31 7.53 4.16 5.36 3.30 4.48 2.91 3.99 2.68 32 7.50 4.15 5.34 3.29 4.46 2.90 3.97 2.67 33 7.47 4.14 5.31 3.28 4.44 2.89 3.95 2.66 34 7.44 4.13 5.29 3.28 4.42 2.88 3.93 2.65 35 7.42 4.12 5.27 3.27 4.40 2.87 3.91 2.64 36 7.40 4.11 5.25 3.26 4.38 2.87 3.89 2.63 37 7.37 4.11 5.23 3.25 4.36 2.86 3.87 2.63 38 7.35 4.10 5.21 3.24 4.34 2.85 3.86 2.62 39 7.33 4.09 5.19 3.24 4.33 2.85 3.84 2.61 40 7.31 4.08 5.18 3.23 4.31 2.84 3.83 2.61 41 7.30 4.08 5.16 3.23 4.30 2.83 3.81 2.60 42 7.28 4.07 5.15 3.22 4.29 2.83 3.80 2.59
139
43 7.26 4.07 5.14 3.21 4.27 2.82 3.79 2.59 44 7.25 4.06 5.12 3.21 4.26 2.82 3.78 2.58 45 7.23 4.06 5.11 3.20 4.25 2.81 3.77 2.58 46 7.22 4.05 5.10 3.20 4.24 2.81 3.76 2.57 47 7.21 4.05 5.09 3.20 4.23 2.80 3.75 2.57 48 7.19 4.04 5.08 3.19 4.22 2.80 3.74 2.57 49 7.18 4.04 5.07 3.19 4.21 2.79 3.73 2.56 50 7.17 4.03 5.06 3.18 4.20 2.79 3.72 2.56 51 7.16 4.03 5.05 3.18 4.19 2.79 3.71 2.55 52 7.15 4.03 5.04 3.18 4.18 2.78 3.70 2.55 53 7.14 4.02 5.03 3.17 4.17 2.78 3.70 2.55 54 7.13 4.02 5.02 3.17 4.17 2.78 3.69 2.54 55 7.12 4.02 5.01 3.16 4.16 2.77 3.68 2.54 56 7.11 4.01 5.01 3.16 4.15 2.77 3.67 2.54 57 7.10 4.01 5.00 3.16 4.15 2.77 3.67 2.53 58 7.09 4.01 4.99 3.16 4.14 2.76 3.66 2.53 59 7.08 4.00 4.98 3.15 4.13 2.76 3.65 2.53 60 7.08 4.00 4.98 3.15 4.13 2.76 3.65 2.53 61 7.07 4.00 4.97 3.15 4.12 2.76 3.64 2.52 62 7.06 4.00 4.96 3.15 4.11 2.75 3.64 2.52 63 7.06 3.99 4.96 3.14 4.11 2.75 3.63 2.52 64 7.05 3.99 4.95 3.14 4.10 2.75 3.63 2.52 65 7.04 3.99 4.95 3.14 4.10 2.75 3.62 2.51 66 7.04 3.99 4.94 3.14 4.09 2.74 3.62 2.51 67 7.03 3.98 4.94 3.13 4.09 2.74 3.61 2.51 68 7.02 3.98 4.93 3.13 4.08 2.74 3.61 2.51 69 7.02 3.98 4.93 3.13 4.08 2.74 3.60 2.50 70 7.01 3.98 4.92 3.13 4.07 2.74 3.60 2.50 71 7.01 3.98 4.92 3.13 4.07 2.73 3.60 2.50 72 7.00 3.97 4.91 3.12 4.07 2.73 3.59 2.50 73 7.00 3.97 4.91 3.12 4.06 2.73 3.59 2.50 74 6.99 3.97 4.90 3.12 4.06 2.73 3.58 2.50 75 6.99 3.97 4.90 3.12 4.05 2.73 3.58 2.49 76 6.98 3.97 4.90 3.12 4.05 2.72 3.58 2.49 77 6.98 3.97 4.89 3.12 4.05 2.72 3.57 2.49 78 6.97 3.96 4.89 3.11 4.04 2.72 3.57 2.49 79 6.97 3.96 4.88 3.11 4.04 2.72 3.57 2.49 80 6.96 3.96 4.88 3.11 4.04 2.72 3.56 2.49
Sumber: Microsoft Exel 2007 "=FINV(probability,deg_freedom1,deg_freedom2)"
140
FOTO PENELITIAN
141
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mukhidin
NIM : 073611001
Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 06 Agustus 1988
Alamat Asal : Ds. Bulugede Rt. 05 Rw. II Kec. Patebon Kab. Kendal
Alamat sekarang : Jl. Segaran II Rt. 02 Rw. XI Kel. Purwoyoso Ngaliyan
Semarang
Jenjang Pedidikan : - SD N 02 Bulugede Lulus Tahun 2001
- SMPN 3 Kendal Lulus Tahun 2004
- MAN Kendal Lulus Tahun 2007
Contact Person : 085740715925
Semarang, 01 Desember 2011
Hormat saya,
Mukhidin
NIM. 073611001