bab iii metode penelitian a. - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/14531/6/bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
42
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan survei yang
melibatkan teori, bukti empiris, fakta dan kenyataan yang ada
dengan penekanan pada penemuan model struktural (jalur)
hubungan antar variabel yang dikaji. Jenis Penelitian yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena
peneliti ingin mengetahui hubungan antar kontribusi kecerdasan
spasial, kecerdasan verbal, kecerdasan logis matematis, dan
kemampuan pemecahan masalah matematika.
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto karena penelitian
ini berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka
tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti.
Untuk keperluan analisis data penelitian ini menggunakan analisis
jalur.
B. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 37 Surabaya pada
tanggal 8-11 Agustus 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti baik berupa
orang, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.64
Menentukan populasi yang akan digunakan dalam penelitian
64Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 251.
43
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adalah langkah yang diambil terlebih dahulu sebelum
menentukan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, populasi
yang digunakan adalah kelas IX SMP Negeri 37 Surabaya yang
berjumlah 280 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi, bisa disebut juga yang
mewakili suatu populasi dengan kriteria tertentu. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan cara simple
random sampling (sampel acak). Peneliti menggunakan sampel
acak karena semua anggota populasi diberikan kesempatan
yang sama untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. Dengan
teknik itu maka terpilihnya anggota sampel benar-benar atas
dasar faktor kesempatan (chance).
Sampel yang digunakan dalam penelitian uji coba sebanyak
33 siswa kelas IX-F SMP Negeri 37 Surabaya. Sedangkan
dalam penelitian eksperimen mengundi semua kelas IX SMP
Negeri 37 Surabaya terkecuali kelas IX-F yang terdiri dari
kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX G, dan yang terpilih
yaitu kelas IX E yang terdiri dari 36 siswa sebagai kelas sampel
penelitian eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus
pengamatan/penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi guna menarik suatu kesimpulan berkaitan
dengan fokus penelitian yang dilakukan. Variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
Nama Variabel Sifat Simbol
Kecerdasan Spasial Variabel Independen
(Variabel Eksogen) X1
Kecerdasan Verbal Variabel Independen
(Variabel Eksogen) X2
Kecerdasan Logis
Matematis
Variabel Independen
(Variabel Eksogen) X3
Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika
Variabel Dependen
(Variabel Endogen) Y
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis statistik 1
H0 : 𝜌𝑦𝑥1= 0
: Kecerdasan spasial tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥1> 0
: Kecerdasan spasial berkontribusi secara
positif signifikan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika
b. Hipotesis statistik 2
H0 : 𝜌𝑦𝑥2= 0
: Kecerdasan verbal tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥2> 0
: Kecerdasan verbal berkontribusi secara positif
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
45
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
c. Hipotesis statistik 3
H0 : 𝜌𝑦𝑥3= 0
: Kecerdasan logis matematis tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥3> 0
: Kecerdasan logis matematis berkontribusi
secara positif signifikan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika
d. Hipotesis statistik 4
H0 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥3= 0
: Kecerdasan spasial dan kecerdasan logis
matematis tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥3> 0
: Kecerdasan spasial dan kecerdasan logis
matematis berkontribusi secara positif
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
e. Hipotesis statistik 5
H0 : 𝜌𝑦𝑥2𝑥3= 0
: Kecerdasan verbal dan kecerdasan logis
matematis tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥2𝑥3> 0
: Kecerdasan verbal dan kecerdasan logis
matematis berkontribusi secara positif
signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika
46
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
f. Hipotesis statistik 6
H0 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2= 0
: Kecerdasan spasial dan kecerdasan verbal
tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2> 0
: Kecerdasan spasial dan kecerdasan verbal
berkontribusi secara positif signifikan
terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika
g. Hipotesis statistik 7
H0 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2𝑥3= 0
: Kecerdasan spasial, kecerdasan verbal,
dan kecerdasan logis matematis tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap
kemampuan pemecahan masalah
matematika
H1 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2𝑥3> 0
: Kecerdasan spasial, kecerdasan verbal,
dan kecerdasan logis matematis
berkontribusi secara positif signifikan
terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika
Penarikan simpulan yaitu H0 ditolak jika signifikansi lebih kecil
dibandingkan dengan taraf signifikansi 𝜌 = 0,05 (5%) atau t hitung
lebih besar dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5%
dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Jika H0 ditolak maka simpulan
penelitian adalah H1.
47
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Tahap pertama adalah menyusun proposal penelitian.
b. Menentukan tempat dan subyek penelitian, serta meminta
izin kepada kepala SMP Negeri 37 Surabaya untuk
melakukan penelitian
c. Merancang instrumen penelitian yang meliputi lembar tes
kecerdasan spasial, lembar tes kecerdasan verbal, lembar
tes kecerdasan logis matematis, dan lembar tes
kemampuan pemecahan masalah matematika. Setelah itu
lembar tes kecerdasan spasial, kecerdasan verbal,
kecerdasan logis matematis, dan kemampuan pemecahan
masalah matematika divalidasi oleh psikolog, guru, dan
dosen pendidikan matematika.
d. Melakukan observasi sekolah, kemudian membuat
kesepakatan dengan guru mata pelajaran matematika
mengenai waktu yang akan digunakan untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian uji coba di SMP Negeri 37
Surabaya dengan memberikan tes kecerdasan spasial,
kecerdasan verbal, kecerdasan logis matematis dan tes
kemampuan pemecahan masalah matematika. untuk
menguji validitas dan reliabilitas.
48
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Menghitung validitas dan reliabilitas item soal dan
memilih soal yang valid dan reliabel yang bisa diujikan
pada penelitian eksperimen.
c. Melakukan penelitian eksperimen di SMP Negeri 37
Surabaya dengan memberikan tes kecerdasan spasial,
kecerdasan verbal, kecerdasan logis matematis, dan
kemampuan pemecahan masalah matematika.
d. Menganalisis data hasil penelitian yaitu dengan melakukan
uji normalitas, uji homogenitas, uji signifikan dan
linearitas serta menggunakan analisis jalur.
G. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk angka. Skala pengukuran untuk ke empat variabel yaitu
kecerdasan spasial, kecerdasan verbal, kecerdasan logis matematis,
dan kemampuan pemecahan masalah matematika menggunakan
skala interval. Skala interval adalah suatu pemberian angka kepada
set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal ditambah
satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval
memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang
diukur.65
Sedangkan sumber data diperoleh dari siswa kelas IX-E di
SMP Negeri 37 Surabaya.
H. Teknik Pengumpul Data
Pengertian instrumen dalam penelitian didefinisikan sebagai alat
yang digunakan untuk mengukur obyek ukur atau pengumpul data
65Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 115.
49
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dari suatu variabel. Bentuk instrumen berupa tes. Instrumen bentuk
tes mencakup: tes kecerdasan spasial, tes kecerdasan verbal, tes
kecerdasan logis matematis, dan tes kemampuan pemecahan
masalah matematika. Sebelum tes digunakan divalidasi oleh
psikolog, guru dan dosen pendidikan matematika. Setelah perangkat
tes disusun kemudian diuji cobakan kepada sejumlah obyek tertentu
untuk mengetahui tingkat keabsahan dan taraf kesukaran.
1. Tes kecerdasan spasial
Tes kecerdasan spasial disusun dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 10 soal. Tes kecerdasan spasial dibuat untuk
mengukur kemampuan spasial siswa dalam waktu yang telah
disediakan. Adapun rincian indikator tes kecerdasan spasial
yang akan diukur sebagai berikut:66
a. Imajinasi yang meliputi kemampuan membayangkan
gambar atau pemahaman dengan mudah terhadap
gambar yang dirotasikan atau direfleksi serta dapat
menyelesaikan informasi berupa gambar yang relevan
dengan permasalahan.
b. Konseptualisasi (pengkonsepan) yang berarti mampu
mengaitkan konsep permasalahan dengan pengetahuan
sebelumnya. Dalam hal ini, konsep yang berupa gambar.
c. Pemecahan masalah (penyelesaian masalah) yang berarti
mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
gambar sesuai dengan cara yang ditentukan. Misalnya
66Tri Kusdarmanto Wahono – Mega Teguh Budiarto. “Mathedunesa Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika”. Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP dalam Menyelesaikan
Soal Geometri Ruang Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika, 3:1, (2014),160.
50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
arah pandang pada bangun dimensi tiga yang
memerlukan pemecahan lebih dari satu solusi.
d. Pencarian pola yang artinya mampu menemukan pola
yang membentuk sebuah gambar tiga dimensi yang
digunakan untuk memahami konsep matematika.
Soal tes kecerdasan spasial berupa pilihan ganda, sehingga
jika jawaban benar akan mendapat skor 1, jika jawaban salah
maka mendapat skor 0.
2. Tes kecerdasan verbal
Tes kecerdasan verbal disusun dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 12 soal. Tes kecerdasan verbal dibuat untuk
mengukur kemampuan verbal siswa dalam waktu yang telah
disediakan. Adapun rincian indikator tes kecerdasan verbal
yang akan diukur sebagai berikut:67
a. Mampu menyebutkan sinonim (persamaan kata)
b. Mampu menyebutkan antonim (lawan kata)
c. Mampu menyebutkan padanan hubungan kata
d. Mampu memahami wacana
Soal tes kecerdasan verbal berupa pilihan ganda, sehingga
jika jawaban benar akan mendapat skor 1, jika jawaban salah
maka mendapat skor 0.
3. Tes kecerdasan logis matematis
Tes kecerdasan logis matematis disusun dalam bentuk
uraian sebanyak 10 soal. Tes kecerdasan logis matematis dibuat
untuk mengukur kemampuan logika dengan matematis siswa
67Tim Grad, Cara Mudah Lulus TPA (Yogyakarta: Gradien Mediatama),7.
51
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam waktu yang telah disediakan. Adapun rincian indikator
kecerdasan logis matematis yang akan diukur sebagai berikut:68
a. Mampu mengklasifikasikan informasi yang ada pada
masalah artinya memahami informasi yang ada pada
suatu permasalahan.
b. Mampu membandingkan informasi pada masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki. Mampu
memodelkan permasalahan tersebut ke dalam bentuk
perhitungan matematis dengan tepat.
c. Mampu melakukan operasi hitung matematis serta
memiliki kemampuan untuk menghitung operasi
bilangan.
d. Mampu menggunakan penalaran induktif maupun
deduktif untuk menyelesaikan masalah. menemukan
solusi dan menyimpulkan dengan logis hasil dari
pemecahan masalah tersebut.
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kecerdasan Logis Matematis
Skor Mengklasifikasikan, mengaitkan informasi,
melakukan opersi hitung, menyimpulkan
0 Bila tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya
memperlihatkan ketidakpahaman informasi dan
konsep sehingga tidak berarti apa-apa
1 Kurang memahami informasi yang ada
Tidak bisa memodelkan dalam bentuk matematis
68Wardatul Hasanah – Tatag Yuli Eko Siswono. “Mathedunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika”, Kecerdasan Logis Matematis Siswa dalam Memecahkan Masalah
Matematika Pada Materi Komposisi Fungsi, Juli 2013, 3.
52
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Skor Mengklasifikasikan, mengaitkan informasi,
melakukan opersi hitung, menyimpulkan
Hanya ada informasi diketahui dan ditanyakan
saja
2
Memahami informasi yang ada (diketahui dan
ditanya)
Menemukan model matematika dengan benar
Salah dalam melakukan perhitungan atau
menemukan solusi.
3
Memahami informasi yang ada
Menemukan model matematika dengan benar
Melakukan perhitungan dengan benar atau
menemukan solusi
Tidak bisa menyimpulkan dengan logis.
4
Memahami informasi yang ada
Menemukan model matematika dengan benar
Melakukan perhitungan dengan benar /
menemukan solusi
Dapat menyimpulkan dengan logis
4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Tes kemampuan Pemecahan masalah matematika disusun
dalam bentuk uraian sebanyak 3 soal. Tes ini untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika yang
mencakup: Memahami soal, memilih pendekatan atau strategi,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi. Di bawah ini
terdapat pedoman penskoran yang dikemukakan oleh Utari
Sumarmo dalam R Bambang Aryan, seperti pada Tabel. 3.3.69
69Bambang Aryan, Tesis: “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan
Strategi Heuristik”.(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2002), 41.
53
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
No Aspek yang
dinilai Kriteria penilaian Skor
1 Memahami
masalah
Salah menginterpretasikan/ salah
sama sekali 0
Salah menginterpretasikan sebagian
soal/ mengabaikan kondisi soal 1
Memahami masalah soal
selengkapnya 2
2 Merencanakan
penyelesaian
Tidak ada rencana, membuat rencana
yang tidak relevan 0
Membuat rencana pemecahan yang
tidak dapat dilaksanakan 1
Membuat rencana yang benar, tetapi
salah dalam hasil/ tidak ada hasil 2
Membuat rencana yang benar tetapi
belum lengkap 3
Membuat rencana sesuai dengan
prosedur dan mengarah pada solusi
yang benar
4
3 Menyelesaikan
masalah
Tidak melakukan perhitungan 0
Melaksanakan prosedur yang benar,
mungkin menghasilkan jawaban
yang benar, tetapi salah perhitungan
1
Melaksanakan prosedur yang benar
dan mendapatkan hasil yang benar 2
4 Melakukan
pengecekan
kembali
Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada
keterampilan lain 0
Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 1
Pemeriksaan dilaksanakan untuk
melihat kebenaran proses 2
54
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
I. Validitas dan Reabilitas Instrumen
a. Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesakhihan suatu instrumen.70
Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
analisis butir soal menggunakan rumus point biserial untuk
variabel kecerdasan spasial dan kecerdasan verbal. Sedangkan
untuk variabel kecerdasan logis matematis dan kemampuan
pemecahan masalah matematika menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh pearson.
Adapun rumus untuk point biserial adalah sebagai berikut:
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = 𝑀𝑝−𝑀𝑞
𝑆𝑡 𝑝𝑞
Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = Koefisien korelasi point biserial
𝑀𝑝 = Jumlah responden yang menjawab benar
𝑀𝑞 = Jumlah responden yang menjawab salah
𝑆𝑡 = Standar deviasi untuk semua item
𝑝 = proporsi responden yang menjawab benar
𝑞 = proporsi responden yang menjawab salah
70 Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 168.
55
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan untuk rumus korelasi product moment yang
dikemukakan oleh pearson:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖
𝑛𝑖=1 − 𝑥𝑖
𝑛𝑖=1 𝑦𝑖
𝑛𝑖=1
𝑛 𝑥𝑖 2𝑛
𝑖=1 −( 𝑥𝑖)2𝑛𝑖=1 𝑛 𝑦𝑖
2𝑛𝑖=1 −( 𝑦𝑖)2𝑛
𝑖=1
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Nilai korelasi product moment
n = Banyaknya subyek/responden
𝑥𝑖 = Skor butir soal ke-i
𝑦𝑖 = Total skor yang diperoleh responden ke –i
𝑖 = 1, 2, …, 𝑛
Untuk mengetahui item soal valid dan tidak valid dapat dilihat
nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingankan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝛼 = 0,05.
Jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item soal dinyatakan valid.
Sebaliknya Jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item soal dinyatakan
tidak valid. Hasil validitas ke empat variabel dapat dilihat pada
Tabel 3.4, 3.5, 3.6, dan 3.7.
Tabel 3.4
Validitas Variabel Kecerdasan Spasial
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
1 0,420 0,344 Valid 6 0,624 0,344 Valid
2 0,518 0,344 Valid 7 0,182 0,344 Tidak Valid
3 0,548 0,344 Valid 8 0,302 0,344 Tidak Valid
4 0,488 0,344 Valid 9 0,150 0,344 Tidak Valid
5 0,468 0,344 Valid 10 0,441 0,344 Valid
56
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.5
Validitas Variabel Kecerdasan Verbal
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
1 0,328 0,344 Tidak
Valid 7 0,695 0,344 Valid
2 0,469 0,344 Valid 8 0,167 0,344 Tidak
Valid
3 0,496 0,344 Valid 9 0,611 0,344 Valid
4 0,507 0,344 Valid 10 0,139 0,344 Tidak
Valid
5 0,429 0,344 Valid 11 0,286 0,344 Tidak
Valid
6 0,583 0,344 Valid 12 0,555 0,344 Valid
Tabel 3.6
Validitas Variabel Kecerdasan Logis Matematis
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
Item
Soal
r
hitung
r
tabel Ket
1 0,352 0,344 Valid 6 0,435 0,344 Valid
2 0,265 0,344 Tidak
Valid 7 0,156 0,344
Tidak
Valid
3 0,367 0,344 Valid 8 0,289 0,344 Tidak
Valid
4 0,395 0,344 Valid 9 0,301 0,344 Tidak
Valid
5 0,493 0,344 Valid 10 0,043 0,344 Tidak
Valid
57
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.7
Validitas Variabel Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Item
Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,446 0,344 Valid
2 0,548 0,344 Valid
3 0,408 0,344 Valid
b. Reabilitas Instrumen
Reabilitas adalah suatu instrumen cukup baik sehingga
mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.71
Untuk
menguji reabilitas instrumen kecerdasan spasial dan verbal
menggunakan rumus kuder richardson 20. Sedangkan untuk
menguji reabilitas instrumen kecerdasan logis matematis dan
kemampuan pemecahan masalah matematika menggunakan
rumus alpha Cronbach. Adapun rumus kuder richardson 20
sebagai berikut:
𝑟𝑖 = 𝑘
𝑘−1 𝑠𝑡
2− 𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑠𝑡 2
keterangan:
𝑟𝑖 = Reabilitas instrumen
𝑘 = Jumlah item dalam instrumen
𝑝𝑖 = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab
pada item 1
𝑞𝑖 = 1 - 𝑝𝑖
𝑠𝑡 2 = Varians total
71 Ibid, halaman178.
58
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan rumus alpha coronbach sebagai berikut:
𝑟11 = 𝑘
𝑘−1 1 −
𝜎𝑖 2
𝜎𝑡 2 dimana rumus varians adalah 𝜎2 =
𝑥2−( 𝑥)2
𝑁
𝑁
keterangan:
𝑟11 = Nilai reabilitas
𝑘 = Banyaknya butir soal
𝜎𝑡 2 = Varians total
𝑁 = Jumlah responden
Berdasarkan rumus perhitungan uji reabilitas dapat dilihat pada
Tabel 3.8
Tabel 3.8
Hasil Uji Reabilitas
Variabel r
hitung
r
tabel
Jumlah
Butir Soal Kesimpulan
Kecerdasan Spasial 0,494 0,344 10 Reliabel
Kecerdasan Verbal 0,572 0,344 12 Reliabel
Kecerdasan Logis
Matematis 0,641 0,344 10 Reliabel
Kemampuan
Pemecahan Masalah
Matematika
0,639 0,344 3 Reliabel
Untuk mengetahui variabel tersebut reliabel atau tidak dilihat
pada nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dicocokkan dengan nilai tabel 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah
0,344, ternyata nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka masing masing variabel
adalah reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Data tes kecerdasan spasial, kecerdasan verbal, kecerdasan logis
matematis, dan kemampuan pemecahan masalah matematika akan
59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dianalisis menggunakan pendekatan analisis jalur. Sebelum
digunakan analisis jalur, akan dilakukan analisis korelasi dan
regresi. Analisis korelasi dilakukan untuk menentukan hubungan
antara variabel bebas dengan varibel terikat. Analisis regresi
dilakukan untuk mengetahui kontribusi antar variabel. Analisis jalur
dilakukan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal
antara variabel kecerdasan spasial, kecerdasan verbal, kecerdasan
logis matematis, serta kemampuan pemecahan masalah matematika.
Kesesuaian model kausal yang diusulkan diuji dengan uji
kesesuaian model untuk menguji apakah model yang diusulkan
sesuai atau tidak.
Semua pengujian hipotesis menggunakan α = 0,05. Sebelumnya
akan dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dengan
menggunakn uji liliefors, uji homogenitas dengan menggunakan uji
barlett dan uji signifikansi dan linearitas menggunakan ANOVA
(Analysis of Variance) serta pengujian model dengan menggunakan
model trimming. Analisis model trimming adalah model analisis
yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis
jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel yang koefisien
jalurnya tidak signifikan. Caranya adalah dengan menghitung ulang
koefisien jalur tanpa menyertakan variabel eksogen yang koefisien
jalurnya tidak signifikan.
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan
pertama tahun 1920 an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall
Wright. Analisis jalur merupakan suatu metode penelitian yang
60
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
utama digunakan untuk menguji kekuatan dari hubungan langsung
dan tidak langsung diantara berbagai variabel. Analisis jalur
merupakan sarana yang membantu peneliti dengan menggunakan
data kuantitatif yang bersifat kausal. Analisis jalur juga
memperkirakan besarnya pengaruh antara variabel yang satu
terhadap variabel lain dalam satu hipotesa kausal. Selain itu, metode
analisis jalur juga digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) pada
model yang telah dihipotesiskan tersebut.72
Analisis korelasi dan
regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur.
Pada dasarnya koefisien jalur adalah koefisien regresi yang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data
yang telah diset dalam angka baku atau Z – score (data yang diset
dengan rata – rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang
distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk
menjelaskan besarnya pengaruh (bukan mempredikasi) variabel
bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai
variabel terikat.73
Manfaat analisis jalur adalah untuk penjelasan (explanation)
terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti,
prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas
(X) dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif, faktor
determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), pengujian
72 Nidjo Sandjojo, Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan aplikasinya (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011),11. 73 Riduwan – Engkos Ahmad Kuncoro, Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur
(Path Analysis), (Bandung : Alfabeta, 2008) 115-116.
61
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
model menggunakan theory triming, baik untuk uji reabilitas
konsep yang sudah ada ataupun pengembangan konsep baru.74
Asumsi asumsi path analysis adalah sebagai berikut.75
a. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah
bersifat linear, adaptif dan bersifat normal.
b. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah
kausalitas yang terbalik.
c. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval
dan ratio
d. Menggunakan sampel probablity sampling yaitu teknik
pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
e. Observasi variables diukur tanpa kesalahan (instrumen
pengukuran valid dan reliable) artinya variabel yang diteliti
dapat diobervasi secara langsung.
f. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan
benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan
artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan
kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan kausalitas
antar variabel yang diteliti.
g. Gambaran jenis umum model path analysis
Keterangan untuk Gambar 3.1, Gambar 3.2, dan Gambar 3.3
adalah:
74 Ibid, halaman 1-2. 75 Ibid, halaman 2-3.
𝜀
62
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Gambar 3.1 Correlated path model
Gambar 3.2 Mediated path model
Gambar 3.3 Independent path model
Keterangan untuk Gambar 3.1, Gambar 3.2, dan Gambar 3.3
adalah:
𝜌 = Koefisien jalur (rho)
𝑟 = Korelasi antar variabel
𝜀 = Pengaruh varibel lain yang tidak diteliti
63
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Langkah-langkah dalam melakukan analisis jalur adalah sebagai
berikut:76
a. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan
proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan
strukturalnya. Di sini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis
penelitian yang kita ajukan kedalam diagram jalur, sehingga
bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel
eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya.
Diagram jalur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
3.4. Dengan persamaan strukturalnya
𝑌 = 𝜌𝑦𝑥1𝑥1 + 𝜌𝑦𝑥2
𝑥2 + 𝜌𝑦𝑥3𝑥3 + 𝜀
Gambar 3.4 Jalur dalam path analysis
76Sambas Ali Muhidin - Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 225-226.
64
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Menghitung matriks korelasi antar variabel
𝑟 =
1 𝑟𝑥1𝑥2… 𝑟𝑥1𝑥𝑘
−−−
1 … 𝑟𝑥2𝑥𝑘
− 1 …− − 1
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari
adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl
Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl
Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari
korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌−( 𝑋).( 𝑌)
[𝑁 𝑋2− 𝑋)2 .[𝑁 𝑌2−( 𝑌)2]
c. Identifikasi sub struktur dan persaman yang akan dihitung
koefisien jalurnya. Misalkan dalam struktur yang telah kita
identifikasi terdapat k buah variabel eksogen, dan sebuah
(selalu sebuah) variabel endogenus Y yang dinyatakan oleh
persamaan:
𝑌 = 𝜌𝑦𝑥1𝑥1 + 𝜌𝑦𝑥2
𝑥2 + ⋯ + 𝜌𝑦𝑥𝑘𝑥𝑘 + 𝜀
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus
yang menyusun sub struktur tersebut.
𝑟 =
1 𝑟𝑥1𝑥2… 𝑟𝑥1𝑥𝑘
−−−
1 … 𝑟𝑥2𝑥𝑘
− 1 …− − 1
d. Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogen, dengan
rumus:
𝑟−1 =
𝐶11 𝐶12 … 𝐶1𝑘
−−−
𝐶22 … 𝐶2𝑘
− … …− … 𝐶𝑘𝑘
65
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
e. Menghitung semua koefisien jalur 𝜌𝑦𝑥𝑖 dimana i = 1,2,..., k
melalui rumus:77
𝜌𝑦𝑥1
𝜌𝑦𝑥2
…𝜌𝑦𝑥𝑘
=
𝐶11 𝐶12 … 𝐶1𝑘
−−−
𝐶22 … 𝐶2𝑘
− … …− − 𝐶𝑘𝑘
𝑟𝑦𝑥1
𝑟𝑦𝑥2
…𝑟𝑦𝑥𝑘
Keterangan:
𝜌 = Koefisien jalur (rho)
𝑟 = Korelasi antar variabel
𝐶 = Menunjukkan letak baris dan kolom pada matriks invers.
𝑘 = 1, 2, ..., n
f. Menghitung nilai R2 (koefisien determinasi) total X1, X2, ......,
Xk terhadap Y atau besarnya pengaruh variabel eksogen secara
bersama-sama (gabungan) terhadap variabel endogen dengan
cara:
𝜌𝑦𝑥1. 𝑟𝑦𝑥1
+ 𝜌𝑦𝑥2. 𝑟𝑦𝑥2
+ ⋯ + 𝜌𝑦𝑥𝑘. 𝑟𝑦𝑥𝑘
g. Menghitung signifikansi dengan uji F dengan rumus:78
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛 − 𝑘 − 1 𝑅2
𝑘 1 − 𝑅2
Kemudian bandingkan dengan uji F dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝑘 ,𝑛−𝑘−1).
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat dilanjutkan dengan uji t.
77Maman Abdurrahman., dkk, Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian, (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2011), 248. 78Riduwan – Engkos Ahmad Kuncoro, Op.Cit., hal 117.
66
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
h. Signifikansi dengan uji t: 79
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝜌𝑦𝑥𝑘
1−𝑅2 𝐶
𝑛−𝑘−1
Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka signifikan dan berlaku juga
sebaliknya.
i. Ambil kesimpulan, apakah perlu trimming atau tidak, apabila
terjadi trimming, maka perhitungan harus diulang dengan
𝜌𝑦𝑥𝑘= 𝑟𝑦𝑥𝑘
menghilangkan jalur pengujian yang tidak
bermakna (no significant).
j. Menghitung besarnya kontribusi secara simultan pada jalur
𝜌𝑦𝑥𝑘 dengan cara mengalikan koefisien determinasi (R
2)
dengan 100%.
79Maman Abdurrahman., dkk, Op. Cit., hal 249.