pengaruh kecerdasan emosional terhadap...

100
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI KALANGAN KEPALA SEKOLAH Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: ANITA SUPITA SARI NIM: 105070002364 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: vuongquynh

Post on 28-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

TINGKAT KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DI KALANGAN KEPALA SEKOLAH

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

ANITA SUPITA SARI

NIM: 105070002364

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

TINGKAT KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DI KALANGAN KEPALA SEKOLAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

ANITA SUPITA SARI

NIM : 105070002364

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Jahja Umar, Ph.D Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi. NIP. 130 885 522 NIP. 19770608 200501 2 003

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

ii

Page 3: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI KALANGAN KEPALA SEKOLAH” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 21 Juni 2010

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pudek I/ Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota:

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag Jahja Umar, Ph.D NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 130 885 522 Pembimbing I Pembimbing II

Jahja Umar, Ph.D Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi. NIP. 130 885 522 NIP. 19770608 200501 2 003

iii

Page 4: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anita Supita Sari

NIM : 105070002364

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ‘Pengaruh Kecerdasan Emosional

terhadap Tingkat Kompetensi dalam Pengambilan Keputusan di Kalangan Kepala

Sekolah’ ialah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat

dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam skripsi ini telah

saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku

jika skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 25 Juni 2010

Anita Supita Sari

NIM: 105070002364

E-mail: [email protected]

iv

Page 5: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

MOTTO:

Jadikanlah keyakinan kepada Tuhan sebagai pangkal pengendali setiap keputusan yang akan dipilih dan

setiap tindakan yang akan dilakukan.

Karena manusia di dunia ini, baik disadarinya atau tidak ialah dalam perjalanan kepada Tuhannya.

Dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya

yang baik maupun yang buruk.

Tough times never last, but tough people do!

Hidup itu perjuangan, hiduplah untuk banyak memberi yang terbaik!

Karya ini dipersembahkan untuk:

semua orang yang menyayangiku dengan tulus,

yang selalu memanjatkan doanya tiada henti dalam kebaikan…

v

Page 6: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2010 (C) Anita Supita Sari (D) Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Kompetensi dalam Pengambilan

Keputusan di Kalangan Kepala Sekolah (E) xiv + 83 halaman (F) Kepala sekolah ialah tombak penentu arah dan kebijakan sekolah. Dalam

memecahkan permasalahan, kepala sekolah seringkali menuruti perasaan dan emosi, sehingga keputusan yang diambil terkadang berkualitas rendah dan tidak tepat sasaran. Salah satu faktor yang dapat menentukan apakah emosi dapat menghambat atau membantu proses pengambilan keputusan adalah kemampuan pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan emosi yang ia miliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kecerdasan emosional (mencakup well-being, self-control, Emotionality, Sociability, Adaptability, self-motivation), jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan di kalangan kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari dan berakhir di bulan Mei 2010. Penelitian ini disusun berdasarkan analisis dari 50 subjek penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ialah ADMC (Adult Decision-Making Competence) dan TEIQue-SF (Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Untuk menguji validitas konstruk dari alat ukur ADMC dan TEIQue, penulis melakukan uji Explanatory Factor Analysis (EFA) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda dengan program SPSS. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai R2 = 0,207. Ini berarti bahwa proporsi varian dari kompetensi pengambilan keputusan yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 9 variabel ialah sebesar 20,7%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor kompetensi pengambilan keputusan yang ditentukan oleh 9 variabel (WB, SC, Em, So, Ad, SM, jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah) secara bersama-sama ialah sebesar 20,7%. Sedangkan sisanya sebesar 79,3% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hanya variabel usia yang memiliki pengaruh signifikan dengan kompetensi pengambilan keputusan. Sedangkan variabel well-being, self-control, emotionality, sociability, adaptability, self-motivation, jenis kelamin, usia, lama menjadi kepala sekolah tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

(G) Daftar Pustaka = 24 (1997 - 2009)

vi

Page 7: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan, bimbingan, dorongan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Dalam sebuah hadits dikemukakan bahwa ‘orang yang paling

banyak bersyukur kepada Allah ialah orang yang paling banyak berterima kasih kepada

sesama hamba-Nya.’ Oleh karena itu, dengan hati yang tulus, penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi, dosen sekaligus pembimbing dan

penguji pada sidang skripsi ini. Terima kasih banyak atas waktu, tenaga, dan pikiran yang

telah diikhlaskan selama bapak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi. dan bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, dosen

sekaligus pembimbing dan penguji pada sidang skripsi ini. Terima kasih banyak atas

arahan, kesabaran, serta perhatian ibu dan bapak demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta dan keluarga besar Pontren

Hypnotherapy Ciputat di bawah asuhan bapak Drs. Asep Haerul Gani, Psi.

4. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN, terima kasih atas pelayanan terbaiknya kepada

penulis.

5. Orang tua penulis, bapak (Alm.) Syafe’i dan ibu Umi Khasanah. Kakak dan adik-adik

penulis: Muchlis Muttaqin, Farid Iqbal, Mu’min Hakim, (Alm.) Zuhairinnisa. Keluarga

besar di Jakarta, Pacitan, Solo, dan Surabaya. Bapak dan ibu, ikatan cinta kasih ini takkan

terlerai dan putus. Ya Allah, tempatkanlah bapak dan adik kami di tempat yang terbaik, di

sisi-Mu ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, sayangilah mereka

sebagaimana mereka menyayangi kami, berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan di

akhirat, dan periharalah keluarga kami dari siksa api neraka, Amin ya Rabbal ‘Alamin.

6. Sahabat dan teman-teman semuanya. Khususnya: Yulistin, Nur Jamilah, Lidya, Desti,

Nurlaili, Nurusofa, Ricky Firmansyah, Hari Primayuda, Jarwo Haryanto, Dewonx’s, Desi

dan Pipit, teman-teman Psikologi angkatan 2005, kakak dan adik kelas. Terima kasih atas

vii

Page 8: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sharingnya, bisikan dukungan saat dirundung kecemasan, perhatian, hiburan, saran, dan

doa yang tiada henti.

7. Teman laki-laki yang berusaha mengenal dan menjalin hubungan serius dengan penulis.

Setiap individu memiliki keunikan tersendiri, begitu pula dengan kalian, terima kasih

banyak atas semua pengalaman dan pembelajaran itu.

8. Teman-teman dan para kepala sekolah yang menjadi responden dalam penelitian ini. Serta

semua orang yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin

penulis sebutkan namanya satu per satu.

9. Terima kasih yang teramat sangat untuk diri penulis sendiri.

Akhirnya, penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya pembalasan, Amin ya

Rabbal ’Alamin..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembaca untuk

memberikan masukan yang lebih baik. Jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan mengenai

penelitian ini, pembaca dapat menghubungi penulis melalui e-mail

([email protected]). Akhir kata, terima kasih atas semua kerjasamanya dan mohon

maaf atas semua salah dan khilaf.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Jakarta, Juni 2010

Anita Supita Sari

viii

Page 9: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................. i

Halaman Persetujuan.................................................................................... ii

Halaman Pengesahan......................................................................................... iii

Lembar Pernyataan...................................................................................... iv

Halaman Motto..................................................................................................... v

Abstrak....................................................................................................... vi

Kata Pengantar......................................................................................... ...... vii

Daftar isi..................................................................................................... ix

Daftar Tabel............................................................................................... ....... xii

Daftar Gambar........................................................................................... ....... xiii

Daftar Lampiran........................................................................................... ....... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah................................................. 1

1.2. Permasalahan

1.3.1. Ruang Lingkup Masalah................................ ..... 10

1.3.2. Rumusan Masalah ..................................... 10

1.3. Tujuan Penelitian....................................................... ..... 11

1.4. Manfaat Penelitian...................................................... ..... 12

1.5. Sistematika Penulisan…………………………………….. 12

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Kompetensi pengambilan keputusan

2.1.1. Pengertian………………………………………… 14

2.1.2. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan............. .... 16

2.1.3. Latar Belakang Pengambilan Keputusan.......... ... 16

2.1.4. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan.................... 18

2.1.5. Proses Pengambilan Keputusan........................... 20

2.1.6. Tindakan Memutuskan..................................... .... 22

2.1.7. Pendekatan di dalam Pengambilan Keputusan....... 23

2.1.8. Model-Model Pengambilan Keputusan................ 25

ix

Page 10: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

2.1.9. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan.......... .... 27

2.1.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan...................................... 28

2.1.11. Pengukuran Kemampuan pengambilan keputusan ... 32

2.2. Kecerdasan Emosional

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional...................... 34

2.2.2. Konsep Kecerdasan Emosional....................... ... 36

2.2.3. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional...................... ... 37

2.2.4. Pengukuran Kecerdasan Emosional ............... ... 41

2.3. Kerangka Berpikir....................................................... ... 43

2.4. Hipotesis ................................................................... 45

BAB 3 : METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel ................................................. 47

3.2. Variabel Penelitian..................................................... ..... 47

3.3. Alat Ukur Penelitian.................................................... ...... 49

3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data................................ 50

3.3.2. Teknik Pengolahan Data .................................... 51

3.4. Teknik Analisis Data ................................................ 53

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ........................... 56

4.2. Analisis Validitas Alat Ukur Penelitian........................ ..... 58

4.2.1. Uji validitas Alat Ukur ADMC............................... 58

4.2.2. Uji Validitas Alat Ukur TEIQue......................... ..... 61

4.3. Uji Hipotesis PenelitIian.................................................. 65

4.3.1. Uji Hipotesis 1 ............................................. ..... 67

4.3.2. Uji Hpotesis 2 .............................................. ..... 68

4.3.4. Uji Hipotesis 3 ............................................. ..... 68

4.3.4. Uji Hipotesis 4 ............................................. ..... 68

4.4. Proporsi Varian....................................................... ..... 69

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................. ..... 76

x

Page 11: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

5.2. Diskusi ........................................................................ .... 77

5.3. Saran ........................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... .... 82

LAMPIRAN

xi

Page 12: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Teknik-teknik Mengambil Keputusan...................................... 20

Tabel 4.1 Distribusi Skor Kompetensi Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Jenis Kelamin..................................................... 56

Tabel 4.2 Distribusi Skor Kompetensi Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Usia.................................................................... 57

Tabel 4.3 Distribusi Skor Kompetensi Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Lama Menjadi Kepala Sekolah......................... 57

Tabel 4.4 Goodness of Fit Test................................. ............................. 59

Tabel 4.5 Factor Matrix............................... ........................................... 59

Tabel 4.6 Keterangan Dari Hasil Factor Matrix .................................... 61

Tabel 4.7 Goodness of Fit Test .............................................................. 61

Tabel 4.8 Rotated Factor Matrix ............................................................. 62

Tabel 4.9 Pattern Matrix.......................................................................... 62

Tabel 4.10 Hasil Lamda X menggunakan Lisrel........................................ 64

Tabel 4.11 Coefficients analisis regresi dari ke-9 IV.................................. 66

Tabel 4.12 Model summary analisis regresi dari ke-9 IV........................... 69

Tabel 4.13 Anova analisis regresi dari ke-9 IV........................................... 69

Tabel 4.14 Model summary analisis regresi dari ke-6 IV.............................. 70

Tabel 4.15 Anova analisis regresi dari ke-6 IV............................................. 70

Tabel 4.16 Coefficients analisis regresi dari ke-6 IV ................................... 71

Tabel 4.17 Proporsi varian DV yang terkait dengan IV................................ 72

xii

Page 13: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Pembuatan Keputusan ........................................ 22

Gambar 2.2 Skema Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Mengambil Keputusan ................................................................... 31

Gambar 4.1 Hasil Analisis Faktor ADMC menggunakan Lisrel....................... 60

Gambar 4.2 Hasil Analisis Faktor TEIQue menggunakan Lisrel...................... 64

xiii

Page 14: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil hitungan proporsi varian DV yang terkait dengan IV

menggunakan program SPSS................................................. ....... 84

Lampiran 2 Data mentah komponen RF.......................................................... 86

Lampiran 3 Data mentah komponen RSN....................................................... 87

Lampiran 4 Data mentah komponen UO......................................................... 95

Lampiran 5 Data mentah komponen ADR...................................................... 101

Lampiran 6 Data mentah komponen CRP....................................................... 102

Lampiran 7 Data mentah komponen RSC....................................................... 103

Lampiran 8 Data mentah komponen PI........................................................... 104

Lampiran 9 Data mentah EI............................................................................ 105

Lampiran 10 Surat izin penelitian dari Fakultas untuk Kepala Sekolah SDN

di Kecamatan Jagakarsa………………………………………….. 107

Lampiran 11 Surat izin penelitian dari Fakultas untuk Kepala Sekolah SDN

di Kecamatan Pasar Minggu……………………………………… 108

Lampiran 12 Surat rekomendasi penelitian dari KASI Dikdas Jagakarsa……… 109

Lampiran 13 Surat rekomendasi penelitian dari KASI Dikdas Pasar Minggu…. 110

Lampiran 14 Daftar penerimaan dan pengembalian alat ukur………………….. 111

xiv

Page 15: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

xv

Page 16: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sekarang ini, makin terasa betapa penting peranan organisasi

terhadap kepentingan manusia, rasanya tidak ada seorang manusia pun yang hingga pada

saat kematiannya, ia tidak terikat pada organisasi. Hal ini diakibatkan oleh

ketidakmampuan manusia secara fisik dan psikis dalam mencapai berbagai tujuan, selain

itu juga akibat keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu terdorong untuk

bekerja sama dengan individu yang lain.

Pada hakikatnya, bentuk kerjasama antara sekelompok individu dengan berbagai

macam ikatan dalam mencapai tujuan bersama itulah yang disebut sebuah organisasi.

Kata organisasi mengandung dua macam pengertian secara umum, yaitu (1) menandakan

suatu institution (lembaga) atau kelompok fungsional, antar lain rumah sakit, sekolah,

kantor-kantor pemerintah, dan sebagainya, (2) proses pengorganisasian, dalam hal ini

pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota organisasi, sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai secara efisien.

Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan ialah suatu kekuatan penting

dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif

merupakan kunci keberhasilan organisasi. Kepemimpinan terjadi melalui 2 bentuk, yaitu

formal leadership (kepemimpinan formal) dan informal leadership (kepemimpinan

informal). Menurut Wahjosumidjo (2008), berdasarkan rumusan Schermerhorn,

Page 17: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

2

pengertian orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses, berarti bahwa untuk

mengisi jabatan kepemimpinan formal harus dilaksanakan melalui proses yang

didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu yang menjadi bahan pertimbangan, seperti latar

belakang pengalaman atau pendidikan, pangkat, usia, dan integritas atau harga diri.

Sekolah ialah suatu lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks

karena sekolah sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang

saling berkaitan dan saling menentukan antara satu dengan yang lain. Sedang sifat unik,

menunjukkan bahwa sekolah merupakan organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang

tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lainnya, yaitu sekolah merupakan tempat di

mana terjadinya proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan

kehidupan umat manusia.

Karena sifat yang kompleks dan unik itulah, sekolah sebagai organisasi

memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Inilah pentingnya peranan seorang kepala

sekolah yang akan menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah dalam mencapai

tujuan pendidikan.

Saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dengan cara menyempurnakan sistem pendidikan, baik melalui penataan

perangkat keras maupun perangkat lunak. Salah satu upaya tersebut ialah dengan adanya

kebijakan dalam rangka desentralisasi pendidikan, yaitu pendekatan Manajemen Berbasis

Sekolah (selanjutnya disingkat MBS). Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51 Ayat (1) disebutkan bahwa pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan

berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip MBS/madrasah. Dan di dalam

penjelasan atas undang-undang tersebut, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

MBS/madrasah ialah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan,

Page 18: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

3

yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite

sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan. MBS merupakan salah satu

wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengatur

kehidupan sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhannya. Otonomi dalam

manajemen merupakan tugas sekolah untuk meningkatkan kinerja para tenaga

kependidikan, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan

meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

Dalam implementasi MBS, kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat

penting. Pelaksanaan MBS menuntut kepemimpinan kepala sekolah profesional yang

memiliki kemampuan manajerial dan integritas pribadi untuk mewujudkan visi menjadi

aksi, serta demokratis dan transparan dalam berbagai pengambilan keputusan. Oleh

karena itu, peran kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi sekolah sangat sentral.

Kepala sekolah merupakan evaluator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,

dan motivator.

Menurut Wahjosumidjo (2008), yang mengaitkan jabatan kepala sekolah sebagai

pejabat formal dengan teori Harry Mintzberg, diungkapkan adanya tiga macam peranan

seorang pemimpin, yaitu interpersonal, informational, dan decisional roles. Yang

pertama ialah interpersonal roles (peranan hubungan antarperseorangan). Peranan ini

timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer, yang meliputi figurehead, leadership

(kepemimpinan), dan liasion (penghubung). Yang kedua ialah informational roles

(peranan informasional), kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan

atau meneruskan informasi kepada guru, staf, siswa, dan orang tua siswa. Dalam fungsi

informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai nerve center (urat syaraf) sekolah.

Peran kepala sekolah yang ketiga ialah sebagai desicional roles (pengambil keputusan).

Peranan sebagai pengambil keputusan merupakan peran yang paling penting dari kedua

Page 19: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

4

macam peran yang lainnya. Ada empat macam peran kepala sekolah sebagai pengambil

keputusan, yaitu entrepreneur, disturbance-handler (orang yang memerhatikan

gangguan), a resource allocater (orang yang menyediakan segala sumber), dan negotiator

roles.

Siagian (1997) mengatakan bahwa salah satu tolak ukur utama yang biasa

digunakan untuk mengukur efektivitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan

pimpinan dalam suatu organisasi ialah kecekatan, kemahiran, dan kemampuannya dalam

pengambilan keputusan yang rasional, logis, berdasarkan daya pikir yang kreatif dan

inovatif, digabung dengan pendekatan yang intuitif dengan memanfaatkan berbagai

pelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Bila diamati, kata ’kecekatan, kemahiran,

kemampuan’ merupakan variasi kata yang menggambarkan kompetensi. Berdasarkan

uraian tersebut, jelas bahwa pengambilan keputusan merupakan inti kepemimpinan,

karena pengambilan keputusan ialah kegiatan intelektual yang secara sadar dilakukan

oleh seseorang sehingga lebih menjamin bahwa hal-hal yang dihadapi oleh organisasi

telah diperhitungkan sebelumnya dan dengan demikian terhindar dari berbagai jenis

pendadakan.

Keputusan yang baik ialah keputusan yang memenuhi berbagai persyaratan. Dan

keputusan yang diambil hanya akan ada artinya dalam usaha pencapaian tujuan, dan

berbagai sasaran apabila dilaksanakan oleh para pelaksana yang memiliki dedikasi,

kesetiaan, kecakapan, dan keterampilan yang tinggi, yang kesemuanya merupakan

pencerminan dari perilaku yang positif.

Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah yang

merupakan ujung tombak pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dan arah

tujuan pendidikan, selain harus memiliki keahlian atau kemampuan dasar, pengetahuan

dan keterampilan profesional, pelatihan dan pengalaman profesional, kompetensi kepala

Page 20: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

5

sekolah, ia juga harus memiliki kualifikasi pribadi yang baik. Kualifikasi pribadi yang

berupa serangkaian sifat atau watak yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin pada

umumnya, termasuk kepala sekolah, yaitu dalam segi: mental, fisik, emosi, berwatak

sosial, etik, sikap, dan kepribadian.

Menurut Damasio dalam Goleman (2007), emosi berperan dalam pengambilan

keputusan, termasuk pengambilan keputusan yang paling rasional. Damasio telah

melakukan studi yang saksama, hingga akhirnya ia mendapat bukti yang menuntunnya

pada pendapat kontra-intuisi yang menyatakan bahwa perasaan biasanya sangat

dibutuhkan untuk keputusan rasional, perasaan menunjukkan pada kita arah yang tepat,

sehingga logika mentah dapat digunakan sebaik-baiknya. Sementara dunia seringkali

menghadapkan kita kepada rentetan pilihan-pilihan yang tidak terhingga, pembelajaran

emosi yang telah diberikan kehidupan kepada kita mengirimkan sinyal-sinyal yang

merampingkan keputusan tersebut dengan membuang sejumlah pilihan dan memberi

penekanan pada pilihan-pilihan lain sejak awal.

Mikolajczak (2007:h.3) menyatakan bahwa “Emotion an essential ingredient: a)

accelerate the decision-making process (reduce the amount of information to be

processed), b) prevent us from hesitating endlessly between two options. Emotions can

both enhance and bias decision making.”

Salehudin (2008) menyimpulkan bahwa emosi dapat menghambat maupun

membantu proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan

secara emosional maupun tanpa emosi sama-sama dapat mengurangi kualitas

pengambilan keputusan. Oleh karena itu, salah satu faktor yang dapat menentukan

apakah emosi dapat menghambat atau membantu proses pengambilan keputusan adalah

Page 21: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

6

kemampuan pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan emosi yang

ia miliki.

Rachman dan Savitri (2009) juga mengatakan bahwa tantangan terbesar pemimpin

bukan ujian terhadap knowledge (pengetahuan)-nya, namun justru datang dari

kehebatannya dalam mengelola aspek emosi dan psikologi diri dan timnya. Bisa

dibayangkan bagaimana kacaunya bila seseorang tiba-tiba diposisikan sebagai pemimpin,

dituntut untuk mempraktikkan pengambilan keputusan dan pemberian arah yang jelas,

sementara ia tidak memiliki dan tidak mengasah kualitas-kualitas batinnya dengan

sungguh-sungguh.

Mubayidh (2006) mengungkapkan bahwa ada sejumlah penelitian yang dilakukan

dengan maksud menjawab pertanyaan tentang karakter dan pengalaman pemimpin yang

sukses, serta untuk merumuskan kriteria pimpinan yang baik. Hasil penelitian tersebut

digunakan untuk mengetahui perbedaan antara pemimpin agung dengan pemimpin biasa.

Ternyata faktor yang membedakan keduanya ialah Emotional Intelligence atau Emotional

Quotient (kecerdasan emosional).

Beberapa pakar memberikan definisi beragam pada kecerdasan emosi, di

antaranya ialah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam

bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya. Salovey dalam Goleman (2007),

memperluas kecerdasan emosi menjadi lima wilayah utama, yaitu mengenali emosi diri,

mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina

hubungan.

Untuk memahami 5 wilayah yang disebut di atas, kita uraikan salah satunya, yaitu

mengenai mengenali emosi diri. Mengenali emosi diri dapat diartikan kesadaran diri.

Sheth (2007) menjelaskan bahwa sadar diri ialah keterampilan kunci dari kecerdasan

Page 22: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

7

emosi yang ada di belakang kepemimpinan yang baik. Keterampilan ini sering dipandang

sebagai kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan kita sendiri, mengapa, serta

bagaimana dampak perasaan diri terhadap tingkah laku kita sendiri. Akan tetapi,

kesadaran diri ini juga melibatkan kemampuan untuk memantau dan mengendalikan bias

bawah sadar yang kuat pada setiap orang, yang dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan. Pada saat yang sama, perlu diwaspadai penggunaan kecerdasan emosi jika

keterampilan ini dikembangkan secara tidak proporsional, karena itu dapat mengganggu

hubungan. Sebagai contoh, jika seorang pemimpin ekstrem sadar diri tapi kurang empati,

pemimpin itu mungkin menjadi orang yang terobsesi sendiri. Pemimpin yang cerdas

emosi ialah pemimpin yang tahu kapan harus mengendalikannya.

Kecerdasan emosi berbeda-beda tingkatnya antara satu pemimpin dengan

pemimpin yang lainnya, dan pemimpin-pemimpin itu menerapkannya dengan

keterampilan-keterampilan yang berbeda-beda pula. Jika dipergunakan dengan bijak dan

simpatik, kecerdasan emosi akan memacu pemimpin, orang-orangnya, dan organisasinya

hingga mencapai kinerja yang luar biasa. Sebaliknya, jika dipergunakan secara naif dan

melenceng, kecerdasan emosi dapat melumpuhkan pemimpin atau memungkinkan

mereka memanipulasi para pengikutnya untuk kepentingan pribadi.

Hasil pengamatan awal penulis memperlihatkan bahwa masih banyak kepala

sekolah yang belum mengerti dan memahami cara melakukan pengambilan keputusan

yang efektif sesuai dengan informasi yang tersedia dan sasaran yang hendak dicapai.

Lebih jauh lagi, para kepala sekolah cenderung menuruti perasaan dan emosi dalam

memecahkan permasalahan, sehingga keputusan yang diambil terkadang berkualitas

rendah dan tidak tepat sasaran. Telah diuraikan sebelumnya bahwa pengambilan

keputusan yang dilakukan secara emosional maupun tanpa emosi sama-sama dapat

mengurangi kualitas pengambilan keputusan. Dan salah satu faktor yang dapat

Page 23: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8

menentukan apakah emosi dapat menghambat atau membantu proses pengambilan

keputusan adalah kemampuan pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan

mengendalikan emosi yang ia miliki, dengan kata lain ialah bagaimana kecenderungan

kecerdasan emosional yang dimiliki oleh para pengambil keputusan itu sendiri.

Beberapa fenomena menunjukkan di antaranya masih banyak kepala sekolah yang

selalu meminta petunjuk dari atasan, yaitu pihak Dinas Pendidikan dalam rangka

merumuskan kebijakan, namun di pihak lain ada kepala sekolah yang telah berani

pengambilan keputusan atas inisiatif sendiri bersama dengan guru dan komite sekolah.

Kondisi pertama yang telah dikemukakan di atas bisa disebabkan karena kepala

sekolah belum mengetahui atau belum menguasai pendekatan, metode, dan teknik yang

dapat dipakai untuk meningkatkan kompetensi dalam pengambilan keputusan. Hal ini

juga disebabkan oleh belum berjalannya penyelenggaraan otonomi sekolah. Salah satunya

dapat terlihat pada birokrasi pendidikan, terutama dinas tingkat kecamatan yang masih

memegang kendali atas kepala sekolah yang dengan sendirinya telah menguasai kendali

sekolah. Hal tersebut dapat dikarenakan pemberian otonomi yang hanya sampai pada

tingkat kepala sekolah. Kondisi ini memungkinkan bagi birokrasi pendidikan untuk

melakukan kontrol, karena melalui Kepmen Nomor 162/U/2003, pemberhentian dan

pengangkatan kepala sekolah masih menjadi kewenangan mereka. Walau kepala sekolah

adalah guru yang mendapat tugas tambahan, secara struktural posisinya berada di atas

komponen sekolah lainnya, seperti guru. Pelimpahan otonomi membuat kewenangan

yang dimiliki kepala sekolah sangat besar. Apalagi belum ada mekanisme yang bisa

memaksa kepala sekolah melibatkan orang tua murid dan guru dalam pembuatan

kebijakan akademis apalagi finansial.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, ada indikasi bahwa kecerdasan

emosional memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan yang dibuat seorang

Page 24: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

9

pemimpin, dalam hal ini ialah kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah yang

dihadapkan pada berbagai kebijakan pemerintah, salah satunya ialah mengenai

pendekatan MBS. Kecerdasan emosional yang dimaksud di sini ialah trait Emotional

Intelligence (selanjutnya disebut trait EI).

Mikolajczak (2007) mengatakan bahwa ada 3 level kecerdasan emosional, yaitu:

(1) knowledge, (2) abilities, (3) traits = dispositions. Trait EI merupakan level yang

paling relevan dengan pengambilan keputusan. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur trait EI ialah Trait Emotional Intelligence Questionnaire (selanjutnya disebut

TEIQue) yang mencakup 6 faktor, yaitu Well-Being (selanjutnya disebut WB), Self-

Control (selanjutnya disebut SC), Emotionality (selanjutnya disebut Em), Sociability

(selanjutnya disebut So), Adaptability (selanjutnya disebut Ad), dan Self-Motivation

(selanjutnya disebut SM). Maka dari itu, penulis ingin mengkaji secara ilmiah apakah ada

pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional, yang mencakup WB, SC, Em, So,

Ad, dan SM terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan di kalangan

kepala sekolah.

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di awal, bahwa ada beberapa

kriteria yang menjadi bahan pertimbangan untuk mengisi jabatan formal, di antaranya

ialah usia dan latar belakang pengalaman. Mikolajczak (2006) juga membuktikan adanya

pengaruh jenis kelamin dan usia terhadap trait EI. Oleh karena itu, maka penulis juga

menjadikan jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah sebagai variabel

tambahan dalam penelitian ini.

Page 25: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

10

1.2. Permasalahan

1.2.1. Ruang Lingkup Masalah

Dalam penelitian ini, pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap

tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan di kalangan kepala sekolah,

diteliti dalam lingkup yang dibatasi, yaitu:

1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada kepala sekolah yang berkedudukan

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tingkat pendidikan dasar.

2. Dari semua variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan, hanya

sebagian saja yang diteliti, yaitu yang manageable (dapat dikendalikan),

sesuai kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya. Variabel-variabel itu ialah:

kecerdasan emosional (mencakup WB, SC, Em, So, Ad, dan SM), jenis

kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka

rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah:

1. Apakah kecerdasan emosional dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat

kompetensi seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

a. Apakah WB dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

b. Apakah SC dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

c. Apakah Em dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

Page 26: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

11

d. Apakah So dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

e. Apakah Ad dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

f. Apakah SM dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

2. Apakah jenis kelamin dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat

kompetensi seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

3. Apakah usia dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kompetensi

seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

4. Apakah lama menjadi kepala sekolah dapat secara signifikan mempengaruhi

tingkat kompetensi seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah:

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kecerdasan emosional (mencakup WB, SC, Em,

So, Ad, SM), jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan di kalangan kepala sekolah, sehingga dapat

disusun rekomendasi untuk meningkatkan kompetensi tersebut.

Page 27: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

12

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap:

1. Dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan kepada Dinas Pendidikan

Provinsi DKI Jakarta, dalam rangka pelaksanaan seleksi penentuan kompetensi

sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengisi jabatan kepala sekolah.

2. Dapat memberikan informasi dan masukan bagi kepala sekolah yang berada di dalam

maupun di luar kawasan penelitian untuk terus belajar meningkatkan kecerdasan

emosional serta kompetensinya dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan

sekolah, melalui program peningkatan kompetensi kepala sekolah, pendidikan dan

pelatihan (diklat), rekayasa situasi, dsb.

3. Dapat menambah informasi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya bidang psikologi kognitif, sosial, PIO agar dapat dijadikan pedoman untuk

penelitian lebih lanjut terutama dalam mengkaji variabel lain yang berkaitan dengan

kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan dengan kancah penelitian yang

berbeda dan jumlah responden yang lebih banyak.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan

APA (American Psychology Association)–style dan pedoman penyusunan dan penulisan

skripsi Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi

beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini:

Page 28: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

13

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah,

permasalahan (identifikasi, batasan, rumusan), tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang berbagai teori yang

digunakan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang, populasi dan sampel,

variabel penelitian, alat ukur dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti menyajikan gambaran umum subjek, hasil

pengujian hipotesis peneltian dan interpretasinya.

BAB V : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada bab-

bab sebelumnya, diskusi hasil penelitian disertai rekomendasi dalam

bentuk saran yang relevan dan yang sifatnya konstruktif bagi para ujung

tombak pengambil keputusan.

Page 29: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

14

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari 4

subbab, yaitu: (1) kompetensi pengambilan keputusan, (2) kecerdasan emosional, (3)

kerangka berpikir, (4) hipotesis penelitian.

2.1. Kompetensi Pengambilan Keputusan

2.1.1. Pengertian

Competence (kompetensi, kecakapan, kemampuan, wewenang) ialah

kelayakan untuk melakukan satu tugas, dan merupakan satu keadaan mental yang

memberikan kualifikasi seseorang untuk berwenang dan bertanggung jawab atas

tindakan dan perbuatannya (Chaplin, 2008). Kompetensi yang dimaksud di sini

ialah satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dinilai untuk menjalankan profesi tertentu.

Sedangkan keputusan ialah hasil pemutusan, yang telah ditetapkan (setelah

dipertimbangkan, dipikirkan, dsb).

Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang tidak akan pernah lepas

dari kegiatan kepemimpinan. Sedangkan yang sering terjadi selama ini ialah

kurangnya kesadaran bahwa tugas utama seorang pemimpin ialah pengambilan

keputusan. Sebenarnya, segala sesuatu yang terjadi dalam sebuah organisasi

sebaiknya ialah karena telah diputuskan sedemikian rupa, bukan karena terjadi

secara kebetulan semata. Dengan pengambilan keputusan yang tepat, maka segala

Page 30: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

15

pendadakan dapat dikurangi dan bahkan dihindari. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan Siagian (1997) bahwa pengambilan keputusan merupakan inti

kepemimpinan, karena pengambilan keputusan ialah kegiatan intelektual yang

secara sadar dilakukan oleh seseorang sehingga lebih menjamin bahwa hal-hal

yang dihadapi oleh organisasi telah diperhitungkan sebelumnya dan dengan

demikian terhindar dari berbagai jenis pendadakan. Karena itu, berbagai model,

metode, dan teknik pengambilan keputusan harus dikuasai oleh orang-orang yang

menduduki jabatan pimpinan apa pun bentuk, jenis, dan ukuran organisasi yang

dipimpinnya.

Supranto (1998) mengatakan bahwa inti dari pengambilan keputusan ialah

terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang

dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi

(penilaian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki

pengambil keputusan. Setiap pengambil keputusan harus mengetahui dalam

lingkungan yang bagaimana keputusan tersebut diambil.

Bruine de Bruin, Parker, dan Fischhoff (2007:h.939) mengemukakan

mengenai cakupan kompetensi pengambilan keputusan, yaitu:

Normative models of decision making typically identify four fundamental skills: Belief assessment involves judging the likelihood of outcomes, value assessment involves evaluating outcomes, integration involves combining beliefs and values in making decisions, and metacognition means knowing the extent of one’s abilities. Thus, these models judge the quality of a decision by its process rather than by its outcome, although it is assumed that a person who uses better decision processes will be more likely to experience good decision outcomes.

Dari beberapa definisi dan deskripsi yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi pengambilan keputusan dalam penelitian ini ialah

kompetensi seorang kepala sekolah dalam memilih suatu alternatif terbaik dari

Page 31: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

16

berbagai macam alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan pendidikan

dengan menguasai berbagai keterampilan dasar, model, metode, dan teknik yang

tepat dan efisien sesuai dengan lingkungan situasi keputusan.

2.1.2. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan

Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui

unsur-unsur atau komponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut.

Hasan (2004) menyebutkan bahwa unsur-unsur atau komponen-komponen dari

pengambilan keputusan itu ialah:

a. Tujuan dari pengambilan keputusan

b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah

c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya

atau di luar jangkauan manusia

d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu

pengambilan keputusan.

2.1.3. Latar Belakang Pengambilan Keputusan

Supranto (1998) mengatakan bahwa organisasi, perorangan, dan kelompok

perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan dalam

teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen

atau komponen-komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk

hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling kait mengait

dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu sistem ditentukan

oleh hubungan antar komponennya. Suatu organisasi merupakan suatu contoh

sistem yang terdiri dari sejumlah individu, kelompok individu yang bekerja sama

Page 32: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

17

untuk mencapai suatu tujuan. Sistem itu terdiri dari beberapa tingkat (hirarki)

yang berbeda-beda. Hirarki yang paling atas ialah pimpinan tertinggi dari suatu

organisasi. Sebagai contoh, pimpinan tertinggi dari organisasi sekolah ialah kepala

sekolah.

Yang dikemukakan oleh Supranto di atas, sesuai dengan salah satu bagian

dari dasar-dasar pengambilan keputusan yang diungkapkan oleh George R. Terry

dalam Hasan (2004) yang dinamakan wewenang. Dasar-dasar pengambilan

keputusan yang berlaku antara lain:

a. Intuisi. Intuisi atau perasaan ini memiliki sifat subjektif, sehingga mudah

terkena pengaruh.

b. Pengalaman. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki

manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat

memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya,

baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.

c. Fakta. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan

yang sehat, solid, dan baik.

d. Wewenang. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya

dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi

kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya dalam suatu

sistem.

e. Rasional. Pada keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang

dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk

memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat

dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dalam pengambilan keputusan rasional ini terdapat beberapa hal, yaitu:

Page 33: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

18

kejelasan masalah, orientasi tujuan, pengetahuan alternatif, preferensi yang

jelas, dan hasil maksimal.

2.1.4. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Berdasarkan kriteria yang menyertainya, pengambilan keputusan dapat

diklasifikasikan atas beberapa jenis, antara lain:

1. Dalam Siagian (1997), pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua

kelompok berdasarkan programnya, yaitu:

a. Pengambilan keputusan terprogram. Secara sederhana dapat dikatakan

tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil

secara rutin dalam organisasi. Perlu diperhatikan, bahwa pengambilan

keputusan terprogram hanya akan berlangsung dengan efektif apabila

empat kriteria dasar dipenuhi, yaitu: tersedia waktu dan dana yang

memadai untuk pengumpulan dan analisis data; tersedia data yang bersifat

kuantitatif; kondisi lingkungan yang relatif stabil; tersedia tenaga terampil

untuk merumuskan permasalahan secara tepat, termasuk tuntutan

operasional yang harus dipenuhi.

b. Pengambilan keputusan tidak terprogram. Berbeda dengan pengambilan

keputusan terprogram, pengambilan keputusan tidak terprogram biasanya

diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum

pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan

sukar mengenali bentuk, hakikat, dan dampaknya. Pengalaman dan

pengamatan menunjukkan bahwa pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan tidak terprogram biasanya tidak menyangkut hal-hal yang

sifatnya operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi

Page 34: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

19

dengan dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi yang

bersangkutan. Berarti bahwa pengambilan keputusan tidak terprogram

pada umumnya dibebankan di atas pundak para pimpinan tertinggi suatu

organisasi.

2. Dalam Supranto (1998), pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi

empat kelompok berdasarkan lingkungannya, yaitu:

a. Pengambilan keputusan dalam keadaan certainty (ada kepastian). Apabila

semua informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan lengkap,

maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian.

Dengan perkataan lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat

meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap tidakan action

(tindakan). Pemecahan mengenai pengambilan keputusan dalam keadaan

ada kepastian, sifatnya deterministik.

b. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada risk (risiko). Risiko terjadi jika

hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui dengan pasti,

akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probabilitasnya).

c. Pengambilan keputusan dalam keadaan uncertainty (ketidakpastian).

Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambil keputusan jika hasil

keputusan sama sekali tidak diketahui karena hal yang akan diputuskan

belum pernah terjadi sebelumnya.

d. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada conflict (konflik). Situasi

konflik terjadi jika kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling

bertentangan (ada konfik) dalam situasi kompetitif. Walaupun

kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada konflik seringkali

dalam praktiknya menjadi sangat rumit (kompleks).

Page 35: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

20

Secara keseluruhan, teknik-teknik yang dapat dipergunakan untuk

pengambilan keputusan dalam situasi yang berbeda-beda tersebut dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 2.1: Teknik-Teknik Pengambilan keputusan

No. Situasi pengambilan

keputusan

Pemecahan Teknik

1. Ada kepastian Deterministik - Linear programming

- Model transportasi

- Model penugasan

- Model inventori

- Model antrian

- Model ‘network’

2. Ada risiko Probabilistik - Model keputusan probabilistik

- Model inventori probabilistik

- Model antrian probabilistic

3. Tidak ada kepastian Tak diketahui Analisis keputusan dalam

keadaan ketidakpastian

4. Ada konflik Tergantung

tindakan lawan

Game theory (teori permainan)

2.1.5. Proses Pengambilan Keputusan

Dalam Hasan (2004), proses pengambilan keputusan merupakan tahap-

tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap

ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi

Page 36: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

21

menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus (spesifik) dan

lebih operasional.

Secara garis besar, proses pengambilan keputusan terdiri dari:

1. Penemuan masalah. Tahap ini merupakan tahap di mana masalah harus

didefinisikan dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan

masalah (misalnya issu) menjadi jelas.

2. Pemecahan masalah. Tahap ini merupakan tahap di mana masalah yang sudah

ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah yang diambil

ialah sebagai berikut:

a. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah

b. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui

sebelumnya atau di luar jangakuan manusia, identifikasi peristiwa-

peristiwa di masa datang

c. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil,

biasanya berbentuk pay off table (tabel hasil)

d. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.

3. Pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil ialah berdasarkan pada

keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi

berisiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.

Halpern dalam Suharnan (2005) mengusulkan sebuah kerangka kerja

pembuatan keputusan yang memuat sejumlah langkah-langkah yang dapat

ditempuh oleh orang yang akan membuat keputusan terutama untuk masalah yang

kompleks. Kerangka kerja pembuatan keputusan itu sebagai berikut:

Page 37: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

22

Gambar 2.1: Kerangka Kerja Pembuatan Keputusan

Mengidentifikasi, mengenali, dan membingkai keputusan

Mencari dan menemukan

sejumlah alternatif

Mengevaluasi alternatif yang dihasilkan dengan

mempertimbangkan berbagai aspek

Mengevaluasi hasil-hasilnya

Melakukan tindakan sesuai keputusan

Mengevaluasi ulang, membingkai ulang, mencari

ulang alternatif lain

Memilih salah satu alternatif dan

melakukan tindakan

2.1.6. Tindakan Memutuskan

Menurut Siagian (1997), akal sehat dan pemikiran yang logis akan dengan

mudah menerima pendapat yang mengatakan bahwa dalam seluruh proses

pengambilan keputusan, tindakan memutuskan merupakan tindakan yang paling

dominan. Bahkan tanpa adanya tindakan memutuskan, sesungguhnya proses

pengambilan keputusan itu tidak berarti apa-apa. Tindakan memutuskan juga

Page 38: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

23

merupakan langkah yang paling sulit. Pendalaman tindakan memutuskan secara

rasional menjadi semakin rumit, apabila diingat bahwa dengan perkembangan

yang sangat pesat dalam ilmu administrasi dan manajemen sekalipun, serta

dibantu oleh ilmu-ilmu lainnya yang mendukung, pengetahuan para pengambil

keputusan masih tetap sangat terbatas. Dikatakan demikian karena mendalami

tindakan memutuskan itu mencakup berbagai bidang, seperti: ciri-ciri pribadi

pengambil keputusan, latar belakang sosialnya, latar belakang pendidikan, filsafat

hidup, nilai-nilai organisasional, nilai-nilai sosial, sifat dan bentuk tujuan yang

ingin dicapai, kondisi lingkungan, gaya manajerial seseorang, kemampuan

organisasi dalam arti sumber daya dan dana yang dimiliki, model-model dan

teknik-teknik pengambilan keputusan yang diketahui dan dapat digunakan.

2.1.7. Pendekatan di dalam Pengambilan Keputusan

Dalam Suharnan (2005), pendekatan-pendekatan di dalam pembuatan

keputusan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pendekatan normatif dan

deskriptif. Pendekatan normatif menggunakan prinsip berpikir rasional-logis (apa

yang seharusnya) sehingga menghasilkan suatu keputusan yang ideal. Sementara

itu, pendekatan deskriptif menggunakan prinsip kenyataan dan kecenderungan

orang-orang di dalam membuat keputusan di dalam praktik hidup sehari-hari,

sehingga keputusan yang dihasilkan kebanyakan hanya mencapai tingkat yang

cukup memuaskan atau baik.

Beberapa alternatif dalam pendekatan deskriptif telah diusulkan oleh para

ahli teori tentang pembuatan keputusan. Salah satu alternatif yang terkenal ialah

prospect theory (teori prospek). Teori prospek dikembangkan oleh dua orang

Page 39: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

24

ilmuwan terkemuka dari Amerika Serikat, Danniel Kahneman dan Amos Tversky

di sekitar tahun 80-an.

Prinsip-prinsip yang diajukan oleh teori prospek meliputi: value function

(prinsip fungsi nilai), decision frame (bingkai keputusan), psychological

accounting (perhitungan mental psikologis), probability (probabilitas), dan

certainty effect (efek kepastian).

Dewasa ini para ahli psikologi khususnya lebih banyak mencurahkan

perhatian dalam studinya pada proses pembuatan keputusan melalui strategi

heuristik sebagai bagian dari pendekatan deskriptif. Heuristik ialah cara

menentukan sesuatu melalui hukum kedekatan, kemiripan, kecenderungan, atau

keadaan yang diperkirakan paling mendekati kenyataan. Heuristik sering disebut

the rule of thumb. Penggunaan pendekatan atau strategi heuristik ini dapat

diibaratkan seseorang yang menentukan panjang sebuah meja dengan

merentangkan jari tangannya, bukan dengan alat ukur yang dapat menunjuk

panjang secara akurat. Strategi-heuristik tersebut meliputi: keterwakilan,

ketersediaan informasi, pembuatan patokan atau ancer-ancer, perangkap

keputusan, kepercayaan yang berlebihan, dan pembingkaian.

Siagian (1997) mengatakan bahwa tidak cukup hanya dengan

menggunakan keputusan yang tidak baik sebagai titik tolak untuk meninjau

kembali model dan teknik pengambilan keputusan yang pernah digunakan. Sama

pentingnya ialah menilai mengapa suatu keputusan dapat dikatakan sebagai

keputusan yang baik, sedangkan yang lain dipandang sebgai keputusan yang tidak

baik. Hal ini perlu diketahui agar kita dapat memetik pelajaran untuk penerapan

model dan teknik pengambilan keputusan yang akan datang, sehingga dapat

Page 40: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

25

mendatangkan hasil yang diharapkan. Dua cara untuk melakukan penilaian itu

ialah:

a. Menggunakan pendekatan yang sifatnya pragmatis, yaitu melihat hasil yang

dicapai. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan harapan dan keinginan,

keputusan yang diambil dapat dikatakan keputusan yang baik.

b. Menggunakan pendekatan yang sifatnya prosedural. Dalam hal ini yang dinilai

ialah proses atau tata cara yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Yang dilakukan ialah menilai sesuatu keputusan, baik atau tidak, berdasarkan

cara yang ditempuh untuk menjatuhkan pilihan. Cara inilah yang menyangkut

model dan teknik pengambilan keputusan.

Menurut Anderson dalam Suharnan (2005), untuk menghadapi

permasalahan atau keputusan yang kompleks, seseorang dapat menempuh 3

pendekatan, yaitu memaksimalkan nilai minimum (pendekatan pesimis),

memaksimalkan nilai maksimum (pendekatan optimis), dan memaksimalkan nilai

harapan (memperhitungkan nilai-nilai yang baik dan buruk). Seseorang juga perlu

mempertimbangkan penggunaan proses conscious thingking (berpikir sadar) atau

unconscious thinking (berpikir tidak sadar) agar dapat diperoleh keputusan yang

baik.

2.1.8. Model-Model Pengambilan Keputusan

Dalam Hasan (2004), model ialah percontohan yang mengandung unsur

yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Model merupakan

alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang kompleks. Jadi

dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa

Page 41: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

26

menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman.

Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan

dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang

memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Pengambil keputusan

berusaha menggeser keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan

yang penuh perhitungan.

Klasifikasi model dapat dilakukan berdasarkan: purpose (tujuannya), field

of application (bidang penerapannya), level (tingkatannya), time character (ciri

waktunya), form (bentuknya), analytic development (pengembangan analitik),

complexity (kompleksitas), formalization (formalisasi).

Quade dalam Hasan (2004) membedakan model ke dalam dua tipe, yaitu:

1. Model kuantitatif. Model kuantitatif ialah serangkaian asumsi yang tepat, yang

dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.

2. Model kualitatif. Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang

ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan

ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-

asumsi tersebut, dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai

proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model. Gullett dan Hicks

memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerap

kali digunakan untuk memecahkan masalah (yang hasilnya kurang diketahui

secara pasti), antara lain: model probabilitas, konsep tentang nilai-nilai

harapan, the payoff matrix model (model matriks korelasi), decision tree model

(model pohon keputusan), model kurva indiferen (kurva tak acuh), dan model

simulasi komputer.

Page 42: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

27

2.1.9. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan

Telah terlihat pada uraian sebelumnya, bahwa model apapun yang

digunakan dalam pengambilan keputusan, sebelum tindakan memutuskan diambil,

diperlukan data dan informasi yang memenuhi syarat kemutakhiran, kelengkapan,

ketepatan, dan ketersediaan apabila diperlukan, karena sukar dibayangkan bahwa

keputusan yang rasional dapat diambil tanpa bantuan informasi.

Dalam Siagian (1997), pada dasarnya ada dua kelompok teknik

pengambilan keputusan yang dapat dan biasa digunakan, yaitu:

1. Teknik pengambilan keputusan yang bersifat kuantitatif. Inti teknik ini terletak

pada usaha menganalisis berbagai variabel yang jumlahnya banyak dan

mencari hubungan antara berbagai variabel tersebut.

a. Teknik pengambilan keputusan yang tidak bersifat kuantitatif. Teknik-

teknik itu antara lain: brainstorming, synetics, consensus thinking, delphi,

fish bowling, didactic interaction, collective bargaining.

b. Pemecahan masalah. Teknik pemecahan masalah ini berkisar pada

pengambilan tujuh langkah, yaitu: identifikasi dan definisi hakikat masalah

yang dihadapi, pengumpulan dan pengolahan informasi, identifikasi

alternatif, analisis berbagai alternatif, penentuan pilihan alternatif terbaik,

pelaksanaan, dan evaluasi hasil yang dicapai.

Dari uraian sebelumnya telah terlihat bahwa proses pengambilan

keputusan yang rasional pada dasarnya mencakup beberapa hal pokok, yaitu:

a. Tumbuhnya kesadaran bahwa ada situasi problematik yang dihadapi dan harus

ditanggulangi

b. Adanya keinginan kuat untuk mengatasinya

Page 43: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

28

c. Pengenalan hakikat masalah yang dihadapi

d. Pengumpulan dan pengolahan informasi

e. Pencaharian dan penemuan berbagai alternatif

f. Pemilihan berbagai alternatif untuk dianalisis

g. Perkiraan tentang hasil-hasil yang diperhitungkan akan diperolah

h. Tindakan memutuskan dengan menggunakan model atau teknik tertentu

i. Pengumpulan umpan balik tentang hasil yang diperoleh.

Tetapi terlihat pula bahwa dalam praktik, pengambilan keputusan yang

rasional dan logis masih tetap harus dibarengi dengan penggunaan daya pikir yang

kreatif, inovatif, intuitif, dan keterikatan emosional, digabung dengan pengalaman

yang telah berhasil dikumpulkan.

2.1.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Dalam Hasan (2004), ada beberapa pendapat yang diungkapkan oleh para

ahli mengenai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, faktor-faktor

itu antara lain:

1. Posisi atau kedudukan. Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi atau

kedudukan seseorang dapat dilihat dalam:

a. letak posisi; dalam hal ini apakah ia sebagai decision maker (pembuat

keputusan), ataukah staf.

b. tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, polisi, peraturan,

organisasional, operasional, teknis.

Page 44: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

29

2. Masalah. Masalah ialah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya

tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan,

direncanakan, atau dikehendaki, dan harus diselesaikan.

3. Situasi. Situasi ialah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan

satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh

terhadap apa yang hendak diperbuat. Faktor-faktor itu dibedakan atas dua,

yaitu:

a. faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak

berubah-ubah atau tetap keadaannya

b. faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor

yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

4. Kondisi. Kondisi ialah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-

sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan. Sebagian

faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya - sumber daya.

5. Tujuan yang hendak dicapai.

6. Keadaan intern organisasi. Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan

apa yang ada di dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi antara

lain meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan

karyawan, kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.

7. Keadaan ekstern organisasi. Keadaan ekstern organisasi bersangkut paut

dengan apa yang ada di luar organisasi tersebut. Keadaan ekstern organisasi

antara lain meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dsb.

8. Tersedianya informasi yang diperlukan. Dalam pengambilan keputusan,

informasi yang diperlukan haruslah lengkap dan memiliki sifat-sifat tertentu,

sehingga keputusan yang dihasilkan dapatlah berkualitas dan baik. Sifat-sifat

Page 45: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

30

informasi itu antara lain: akurat, up to date, komprehensif, relevan, memiliki

kesalahan baku kecil.

9. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan. Nilai-nilai kepribadian

dan kecakapan, yang meliputi penilaian, kebutuhan, intelegensi, keterampilan,

kapasitas, dsb ini turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil.

Jika pengambil keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang,

maka keputusan yang diambil juga akan kurang, demikian juga sebaliknya.

John D. Millet (dalam Hasan, 2004) juga mengemukakan faktor-faktor

yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh pemimpin, yaitu:

1. Pria dan wanita. Pria umumnya bersifat lebih tegas, berani, dan cepat

pengambilan keputusan, sedangkan wanita umumnya relatif lebih lambat dan

sering ragu-ragu.

2. Peranan pengambil keputusan. Peranan bagi orang yang pengambilan

keputusan itu perlu diperhatikan, mencakup kemampuan mengumpulkan

informasi, kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan, kemampuan

menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia secara fisik

untuk memperkirakan perkembangan-perkembangan hari depan yang lebih

baik.

3. Keterbatasan kemampuan. Perlu disadari adanya kemampuan yang terbatas

dalam pengambilan keputusan di bidang manajemen, yang dapat bersifat

institusional ataupun bersifat pribadi.

Berdasarkan uraian sebelumnya, di bawah ini dikemukakan skema

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pengambilan keputusan,

sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

31

Gambar 2.2:

Skema Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pengambilan Keputusan

• Posisi atau kedudukan

• Masalah, Situasi, Kondisi

• Jenis kelamin (X7)

• Tujuan yang hendak dicapai

• Keadaan intern dan ekstern organisasi

• Tersedianya informasi yang diperlukan

• Kualifikasi pribadi: Mental, Fisik Kompetensi

Kecerdasan emosional (X1-6) Mengambil

Watak sosial Keputusan (y)

Etik, Sikap, Kepribadian

• Usia (X8)

• Agama, Suku bangsa, Pangkat / golongan

• Latar belakang pendidikan formal

• Lama menjadi kepala sekolah (X9)

• Pengalaman mengajar

Berdasarkan skema di atas, terdapat persamaan:

y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Di mana:

y = kompetensi pengambilan keputusan

a = konstan, intercept

b = koefisien regresi

X1 = well-being, X2 = self-control, X3 = emotionality

X4 = sociability, X5 = adaptability, X6 = self-motivation

X7 = jenis kelamin, X8 = usia , X9 = lama menjadi kepala sekolah

e = residu (segala hal yang mempengaruhi kompetensi pengambilan keputusan di luar

dari IV yang ada di persamaan)

Page 47: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

32

2.1.11 Pengukuran Kemampuan Pengambilan Keputusan

Bruine de Bruin et. al (2007) merancang Adult Decision-Making

Competence (ADMC) untuk mengkaji seberapa baik seorang individu dalam

pengambilan keputusan. Komponen ADMC terdiri dari:

a. Resistance to Framing (RF), menilai apakah pilihan dipengaruhi oleh

perbedaan-perbedaan yang tidak relevan di dalam pendeskripsian masalah,

khususnya pembingkaian pilihan dalam bentuk gain (perolehan) dan lost

(kehilangan).

Cara ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap pilihan yang

hendak diputuskan. Suatu cara penyajian atau konteks yang berbeda akan

menghasilkan keputusan yang berbeda pula, meski persoalan yang diangkat

sebenarnya sama. Dalam RF, terdapat 2 macam pembingkaian yang dipandang

memiliki potensi untuk mempengaruhi pembuatan keputusan, yaitu: (1)

penerimaan, dinyatakan dalam bentuk gain (perolehan) yang seharusnya

menghasilkan tindakan penentangan atau penghindaran terhadap risiko; (2)

penolakan, dinyatakan dalam bentuk lost (kehilangan), sehingga akan

menimbulkan tingkah laku mengambil risiko.

b. Recognizing Social Norms (RSN), menilai pemahaman norma-norma sosial

dari kelompok sebaya.

c. Under/Overconfidence (UO), menilai seberapa baik penyesuaian individu

dalam bentuk mengenali sejauh mana pengetahuan mereka sendiri.

d. Applying Decision Rules (ADR), menilai seberapa baik individu mampu

menggunakan berbagai keputusan yang dijelaskan oleh aturan, seperti

keputusan dengan bobot yang sama. Dalam Suharnan (2005) dikemukakan

Page 48: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

33

bahwa kecenderungan orang dalam membuat keputusan merupakan fungsi

dari bobot keputusan. Bobot keputusan ini tidak selalu berhubungan dengan

besar-kecilnya peluang atau frekuensi kejadian.

e. Consistency in Risk Perception (CRP), menilai perhitungan kemungkinan,

terutama seberapa baik individu memahami aturan probabilitas atau

kemungkinan.

f. Resistance to Sunk Costs (RSC), menilai kemampuan untuk mengabaikan

investasi utama ketika keputusan diambil. Hal ini merupakan psychological

accounting (perhitungan psikologis). Seseorang yang membuat keputusan

tidak hanya membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan, tetapi juga

membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu.

g. Path Independence (PI), menilai apakah pilihan dipengaruhi oleh perbedaan-

perbedaan yang tidak relevan di dalam pendeskripsian masalah, terutama

penyajian sebagai satu atau dua tahap spekulasi.

Dalam Suharnan (2005) dikemukakan bahwa preferensi (kecenderungan

memilih) akan tegantung pada bagaimana suatu persoalan diformulasikan. Jika

titik referensi diformulasikan sedemikian rupa sehingga hasil keputusan

dianggap atau dipersepsi sebagai suatu perolehan, maka orang yang

pengambilan keputusan akan cenderung menghindari risiko, begitu pula

sebaliknya.

Peneliti akan menggunakan ADMC sebagai salah satu alat ukur dalam

penelitian ini, dengan alasan:

Page 49: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

34

1. ADMC memang dirancang untuk menilai seberapa baik individu dalam

pengambilan keputusan, alat ukur ini sesuai dengan variabel yang ingin diteliti

yaitu kompetensi pengambilan keputusan.

2. Material ADMC tersedia secara on-line, sehingga mudah diakses.

3. Komponen ADMC memiliki korelasi yang signifikan (de Bruin, 2007) dengan

Raven’s Standard Progressive Matrices, Nelson-Denny Reading Test, Regret

Scale, Maximization Scale, Constructive Thinking Inventory, General

Decision Making Style, dan Decision Outcome Inventory.

2.2. Kecerdasan Emosional

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Inteligensi ialah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual

manusia. Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan

yang lebih tinggi. Secara umum, inteligensi sering disebut kecerdasan. David

Wechsler memberikan definisi inteligensi sebagai kemampuan individu untuk

berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan

secara efektif. Kemampuan itu ialah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi

hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari kemampuan umum dan

kemampuan khusus.

Keadaan emosional merupakan satu reaksi kompleks yang mengait satu

tingkat tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta

dibarengi perasaan yang kuat, atau disertai keadaan afektif (Chaplin, 2008). Emosi

juga dapat dirumuskan sebagai satu keadaan yang terangsang dari organisme,

Page 50: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

35

mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan

perubahan perilaku.

Menurut Goleman (2007), emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-

pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian

kecenderungan untuk bertindak.

Gratch dan Marsella dalam Van Heck dan Den Oudsten (2008:h.97)

menyimpulkan bahwa “Emotions have a tremendous impact on our beliefs,

inform our decision making, and guide how we adapt our behavior to the world

around us. Hence, they play a powerful role in people’s lives.”

Salovey dan Mayer dalam Shapiro (2003), mendefinisikan kecerdasan

emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada

orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk

membimbing pikiran dan tindakan.

Menurut Gardner dalam Goleman (2007), kecerdasan pribadi (oleh

Goleman disebut kecerdasan emosional) terdiri dari kecerdasan antarpribadi dan

kecerdasan intrapribadi. Kecerdasan antarpribadi ialah kemampuan untuk

memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja,

bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka. Dalam rumusan lain, Gardner

mencatat bahwa inti kecerdasan antarpribadi itu mencakup kemampuan

membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi,

dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antarpribadi yang merupakan kunci

menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan: akses menuju perasaan-perasaan diri

seseorang dan kemampuannya untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut

serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku. Sedangkan kecerdasan

Page 51: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

36

intrapribadi ialah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri.

Kemampuan tersebut ialah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang

teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi

sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.

Berdasarkan uraian kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner tersebut,

Salovey dalam Goleman (2007) mencetuskan definisi dasar tentang kecerdasan

emosional, seraya memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama,

yaitu: mengenali emosi diri (kesadaran diri), mengelola emosi, memotivasi diri

sendiri, mengenali emosi orang lain (empati, keterampilan bergaul), dan membina

hubungan (keterampilan mengelola emosi orang lain).

Berdasarkan deskripsi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan emosional dalam penelitian ini ialah kemampuan khusus yang dimiliki

oleh kepala sekolah dalam mengenali dan mengelola emosi diri, memotivasi dan

menguasai diri sendiri, mengenali dan mengelola emosi orang lain, membina

hubungan dengan orang lain sedemikian rupa sehingga bermanfaat secara efektif

untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

2.2.2. Konsep Kecerdasan Emosional

Petrides dan Furnham (2006) mengklasifikasikan konsep Emotional

Intelligence (kecerdasan emosional) menjadi dua, yaitu: trait EI (atau emotional

self-efficacy) dan ability EI (atau cognitive-emotional ability). Perbedaan di antara

trait EI dan ability EI terutama mengenai metode pengukuran pada konstruk dan

bukan pada teori. Trait EI merupakan suatu kumpulan dari emotion-related, self-

perceptions, dan dispositions (seperti persepsi emosi, manajemen emosi, empati)

yang dinilai melalui self-report questionnaires (kuesioner pelaporan diri).

Page 52: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

37

Moira Mikolajczak (2007:h.13) menyimpulkan mengenai tingkatan

kecerdasan emosional sebagai berikut:

Three loosely interconnected levels of Emotional Intelligence: knowledge (complexity and width of conceptuall-declarative emotion knowledge), abilities (ability to apply knowledge to a problem solving situation and actually implement a given strategy), traits (propensity to put one’s abilities into practice, frequency with which one uses his/her abilities). And most relevant level to decision-making: trait EI.

2.2.3. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional

Dalam Van Heck dan Den Oudsten (2008), dikemukakan mengenai unsur-

unsur kecerdasan emosional, antara lain menurut:

1. Mayer & Salovey, yaitu:

a. Perception and expression of emotion (persepsi dan ekspresi emosi)

b. Assimilating emotion in thought (menyatukan emosi dalam proses

berpikir)

c. Understanding and analyzing emotion (pemahaman dan penalaran emosi)

d. Reflective regulation of emotion (mengatur emosi diri serta orang lain)

2. Bar-On, yaitu:

a. Intrapersonal skills (keahlian perseorangan)

b. Interpersonal skills (keahlian antar-perseorangan)

c. Adaptability skills (keahlian beradaptasi)

d. Stress-management skills (keahlian pengelolaan stress)

e. General mood (perasaan umum)

3. Goleman (2007), yaitu:

a. Knowing one’s emotions (mengenali emosi diri). Mengenali emosi diri

ialah mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.

Page 53: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

38

b. Management of emotions (mengelola emosi). Mengelola emosi

(pengaturan atau penguasaan diri) merupakan kemampuan individu dalam

menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat dan selaras,

sehingga tercapai keseimbangan emosi.

c. Motivating oneself (memotivasi diri sendiri). Menata emosi sebagai alat

untuk mencapai tujuan ialah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk

memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, dan untuk berkreasi. Orang-

orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan

efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

d. Recognizing emotions in others (mengenali emosi orang lain). Istilah

empati pada awalnya dikenalkan ke dalam bahasa Inggris dari kata Yunani

empatheia, ‘ikut merasakan’, istilah yang pada awalnya digunakan para

teoritikus estetika untuk kemampuan memahami pengalaman subjektif

orang lain. Menurut Segal (2000), kesadaran aktif yang senantiasa ada itu

membuat kita cerdas merasa, empati membuat kita bijaksana dalam

merasa. Dengan empati, kita menjadi seorang warga dunia.

e. Handling relationships (membina hubungan). Seni membina hubungan,

sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini

merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan

keberhasilan antarpribadi. Kemampuan sosial ini memungkinkan

seseorang membentuk hubungan, untuk menggerakkan dan mengilhami

orang-orang lain, membina kedekatan hubungan, menyakinkan dan

mempengaruhi, membuat orang-orang lain merasa nyaman.

4. Petrides (2001), ada 15 subskala yang merupakan komponen dari 6 faktor,

yaitu:

Page 54: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

39

a. Well-Being, yang terdiri dari:

1) Self-Esteem (harga diri), skala harga diri mengukur keseluruhan

evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Skor tinggi dimiliki oleh

orang yang berpandangan positif terhadap diri dan prestasi mereka

sendiri.

2) Trait Optimism (sifat optimis), seperti kebahagiaan, skala ini

dihubungkan dengan kesejahteraan, memandang ke depan sekalipun

pada satu jalan.

3) Trait Happiness (sifat kebahagiaan), skala ini mengenai kondisi emosi

yang menyenangkan, terutama langsung mengarah pada sesuatu yang

terjadi saat ini dibandingkan dengan kepuasan hidup masa lalu atau

masa depan.

b. Self-Control, yang terdiri dari:

1) Emotion Regulation (pengaturan emosi), skala ini mengukur bagaimana

seseorang mengontrol perasaan dan kondisi emosinya dalam jangka

yang pendek, sedang, dan jangka panjang.

2) Stress Management (stress manajemen), skor tinggi pada skala ini dapat

menangani tekanan dengan santai dan efektif, karena mereka sukses

mengembangkan coping mechanisms.

3) Low Impulsiveness (daya dorong yang rendah), skala ini mengukur

sebagian besar ketidakberfungsian daripada keberfungsian daya dorong.

Daya dorong yang rendah membutuhkan pemikiran sebelum bertindak

dan membayangkan dengan cermat sebelum pengambilan keputusan.

c. Emotionality, yang terdiri dari:

Page 55: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

40

1) Emotion Perception (persepsi atau pemahaman emosi), skala ini

mengukur pemahaman emosi dalam diri sendiri dan orang lain. Skor

tinggi pada skala ini jelas mengenai apa yang mereka rasakan dan

mampu memahami ekspresi emosi orang lain.

2) Emotion Expression (ekspresi emosi), skor tinggi pada skala ini

dimaksudkan untuk orang-orang yang mampu mengkomunikasikan

perasaan mereka dengan lancar kepada orang lain.

3) Trait Empathy (sifat empati), skala ini mengukur aspek ‘perspective-

taking’ dari empati, yaitu melihat dunia dari sudut pandang orang lain.

4) Relationships (hubungan), skala ini sebagian besar mengenai hubungan

seseorang, meliputi sahabat, teman, dan keluarga.

d. Sociability, yang terdiri dari:

1) Assertiveness (ketegasan), seseorang dengan skor tinggi pada skala ini

ialah yang jujur dan berterus terang. Mereka tahu bagaimana meminta

untuk sesuatu, memberikan dan menerima pujian, dan menghadapi hal

lain jika diperlukan.

2) Social Awareness (kesadaran sosial), skor tinggi dalam skala ini ialah

bagi mereka yang memiliki keterampilan sosial yang sempurna, peka,

mudah menyesuaikan diri, dan lekas mengerti. Mereka bagus dalam

bernegosiasi, membuat kesepakatan, dan mempengaruhi orang lain.

3) Emotion Management (manajemen emosi), skala ini mengenai

kemampuan seseorang memahami dan mengatur kondisi emosi orang

lain. Skor tinggi pada skala ini ialah orang yang dapat mempengaruhi

perasaan orang lain.

Page 56: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

41

e. Adaptability (penyesuaian), skor tinggi ialah bagi mereka yang fleksibel

pada pekerjaan dan hidup mereka. Mereka mau dan mampu beradaptasi

dengan lingkungan dan kondisi yang baru.

f. Self-Motivation (motivasi diri), orang-orang dengan skor tinggi pada skala

ini dipandu oleh kebutuhan untuk menghasilkan pekerjaan dengan kualitas

yang tinggi. Mereka cenderung tekun dan gigih.

2.2.4. Pengukuran Kecerdasan Emosional

Dalam Mubayidh (2006), ada beberapa cara untuk menguji tingkat

kecerdasan emosional seseorang, di antaranya:

1. EQ-I (Emotional Quotient Inventory) yang dikembangkan oleh Dr. Reuven

Baron. Alat ukur ini dikembangkan dalam rangka terapi klinis untuk

mengetahui kesehatan emosi seseorang.

2. Skala EQ Multifaktor (MEIS-Multifactor Emotional Intelligence Scale). Skala

ini digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi,

membedakan, memahami, dan menyikapi emosinya.

3. ECI (Inventory Emotional Competence), yaitu di mana seseorang diminta

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar orang (yang hendak dihitung

EQ nya) yang telah dia kenal.

4. TEIQue (The Trait Emotional Intelligence Qustionnaire).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan TEIQue-SF sebagai

salah satu alat ukur, dengan alasan:

1. TEIQue merupakan alat ukur yang memang dikembangkan untuk mengukur

kecerdasan emosional secara umum.

Page 57: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

42

2. TEIQue-SF merupakan bentuk pendek dari TEIQue, yang mana itemnya telah

diseleksi berdasarkan pada korelasi dengan nilai total korespondesi sub skala.

3. Material TEIQue-SF tersedia secara on-line, sehingga mudah diakses.

4. Komponen TEIQue-SF memiliki korelasi yang signifikan (Petrides &

Furnman, 2003) dengan Shrink’s Emotional Intelligence Scale, ‘Big Five’

Personality Traits, dan EQ-i.

5. Berdasarkan konsep kecerdasan emosional, maka yang relevan dengan

pengambilan keputusan ialah konsep Trait EI.

Petrides dan Furnman (2003) dalam The Trait Emotional Intelligence

Qustionnaire (TEIQue) ialah alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur

kecerdasan emosional yang bersifat umum. Didasarkan pada teori Trait EI,

TEIQue merupakan bagian penting dari penelitian mengenai kecerdasan

emosional. TEIQue tersedia dalam bentuk panjang dan pendek. Trait Emotional

Intelligence Questionnaire-Long Form (TEIQue-LF) terdiri dari 153 item

pelaporan diri dengan menggunakan 15 subskala yang merupakan komponen dari

6 faktor dan membutuhkan waktu 15 menit untuk menyelesaikannya. Sedangkan

Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), terdiri dari

30 item. Responden menggunakan skala dengan rentang 7 untuk setiap item.

Petrides dan Furnham (2006) juga mengatakan mengenai TEIQue-SF,

yaitu bahwa:

Two items from each of the 15 subscales of the TEIQue were selected for inclusion, based primarily on their correlations with the corresponding total subscale scores. This procedure was followed in order to ensure adequate internal consistencies and broad coverage of the sampling domain of the construct. Items were responded to on a 7-point Likert scale. The internal consistencies were satisfactory for both males and females (σ male5.84, σ female5.89).

Page 58: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

43

Mikolajczak (2006) menemukan bahwa ke-15 subskala TEIQue yang

tergabung menjadi trait EI memiliki korelasi dengan usia dan jenis kelamin.

Perempuan memiliki skor yang lebih tinggi pada Em, sedangkan laki-laki

memiliki skor yang lebih tinggi pada SC dan So.

2.3. Kerangka Berpikir

Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan ialah suatu kekuatan penting

dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif

merupakan kunci keberhasilan organisasi. Begitu pula dengan organisasi sekolah yang

dipimpin oleh kepala sekolah. Sekolah ialah suatu lembaga yang bersifat kompleks dan

unik. Karena itulah, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang

tinggi. Inilah pentingnya peranan seorang kepala sekolah yang akan menentukan titik

pusat dan irama suatu sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.

Ada tiga macam peranan seorang pemimpin, yaitu interpersonal, informational,

dan decisional roles. Peranan sebagai pengambil keputusan merupakan peran kepala

sekolah sebagai pejabat sekolah yang paling penting dari kedua macam peran yang

lainnya.

Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah yang

merupakan motor penggerak, ujung tombak pengambil keputusan dalam menentukan

kebijakan dan arah tujuan pendidikan, selain harus memiliki keahlian atau kemampuan

dasar, pengetahuan dan keterampilan profesional, pelatihan dan pengalaman profesional,

kompetensi kepala sekolah, ia juga harus memiliki kualifikasi pribadi yang baik.

Kualifikasi pribadi yang berupa serangkaian sifat atau watak yang harus dimiliki oleh

Page 59: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

44

setiap pemimpin pada umumnya, termasuk kepala sekolah, yaitu dalam segi: mental,

fisik, emosi, berwatak sosial, etik, sikap, dan kepribadian.

Emosi berperan dalam pengambilan keputusan, termasuk pengambilan keputusan

yang paling rasional. Ada penelitian ilmiah yang hasilnya menuntun kita pada pendapat

kontra-intuisi yang menyatakan bahwa perasaan biasanya sangat dibutuhkan untuk

keputusan rasional, perasaan menunjukkan pada kita arah yang tepat, sehingga logika

mentah dapat digunakan sebaik-baiknya. Dikatakan bahwa tantangan terbesar pemimpin

bukan ujian terhadap pengetahuannya, namun justru datang dari kehebatannya dalam

mengelola aspek emosi dan psikologi diri dan timnya. Hal ini menunjuk pada kecerdasan

emosional seorang pemimpin.

Kecerdasan emosional yang terkait dengan pengambilan keputusan mencakup 6

faktor, yaitu: (1) Well-Being, yang terdiri dari Self-Esteem, Trait Optimism, Trait

Happiness; (2) Self-Control, yang terdiri dari Emotion Regulation, Stress Management,

Low Impulsiveness; (3) Emotionality, yang terdiri dari Emotion Perception, Emotion

Expression, Trait Empathy, Relationships; (4) Sociability, yang terdiri dari Assertiveness,

Social Awareness, Emotion Management; (5) Adaptability; (6) Self-Motivation.

Selain itu, ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan

oleh pemimpin, yaitu jenis kelamin, usia, dan lama menjadi pemimpin (dalam hal ini

ialah kepala sekolah).

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini yang memuat skema

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, disajikan pada gambar 2.2.

Page 60: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

45

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan kerangka

berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

ialah:

H1: Kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

Hipotesis yang lebih rinci ialah sebagai berikut:

H1.a: Well-Being memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H1.b: Self-Control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H1.c: Emotionality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H1.d: Sociability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H1.e: Adaptability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H1.f: Self-Motivation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H2: Jenis Kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam

pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

H3: Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam

pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

Page 61: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

46

H4: Lama menjadi kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

Page 62: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

47

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam hal membicarakan metode penelitian, ada 2 masalah utama, yaitu (a)

pengumpulan data, yang mencakup persoalan menetapkan dan mendefinisikan variabel

penelitian, populasi, sampel, alat ukur dan prosedur pengumpulan data, serta teknik

pengolahan data; (b) analisis data, yang meliputi metode statistik (analisis data

kuantitatif) di mana ada variabel yang dijadikan IV dan DV.

4.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah kepala sekolah SDN di wilayah kecamatan

Jagakarsa dan Pasar Minggu yang berjumlah 126 orang. Namun, yang mengembalikan

kuesioner dengan data lengkap hanya 50 orang. Hal ini dikarenakan waktu pengumpulan

data yang hampir bersamaan dengan ujian sekolah, sehingga banyak kepala sekolah yang

menolak mengisi kuesioner karena kesibukan mereka, ini perlu menjadi catatan penting

bagi penelitian yang sejenis. Oleh sebab itu, penelitian ini disusun berdasarkan analisis

yang ada, yaitu sebanyak 50 subjek penelitian.

4.2. Variabel Penelitian

Menurut Umar (2008), variabel ialah sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke

kasus lainnya, sebagai lawan dari konstan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari WB,

SC, Em, So, Ad, EM, jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah.

Page 63: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

48

Sesuai judul dalam penelitian ini, yaitu Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Tingkat Kompetensi dalam Pengambilan keputusan di Kalangan Kepala Sekolah, maka

ada variabel yang diposisikan sebagai akibat, yang disebut DV (Dependent Variable atau

variabel terikat) dan ada variabel yag diposisikan sebagai penyebab, yang disebut IV

(Independent Variable atau variabel bebas). DV dalam penelitian ini ialah kompetensi

pengambilan keputusan, sedangkan IV dalam penelitian ini ialah kecerdasan emosional

yang mencakup WB, SC, Em, So, Ad, EM, dan variabel tambahan, yaitu jenis kelamin,

usia, dan lama menjadi kepala sekolah yang diteorikan mempengaruhi kompetensi

pengambilan keputusan.

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang hendak diukur, yaitu:

1. Kompetensi pengambilan keputusan ialah:

“kompetensi seseorang dalam memilih suatu alternatif terbaik dari berbagai macam

alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan

menguasai beberapa aspek yang dapat diukur, yaitu: Resistance to Framing,

Recognizing Social Norms, Under/Overconfidence, Applying Decision Rules,

Consistency in Risk Perception, Resistance to Sunk Costs, Path Independence.”

2. Kecerdasan emosional ialah:

“kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang dalam segi emosi yang diukur

melalui 6 faktor, yaitu: (1) Well-Being, yang terdiri dari Self-Esteem, Trait Optimism,

Trait Happiness; (2) Self-Control, yang terdiri dari Emotion Regulation, Stress

Management, Low Impulsiveness; (3) Emotionality, yang terdiri dari Emotion

Perception, Emotion Expression, Trait Empathy, Relationships; (4) Sociability, yang

terdiri dari Assertiveness, Social Awareness, Emotion Management; (5) Adaptability;

(6) Self-Motivation.”

Page 64: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

49

3. Jenis kelamin, yaitu: sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan

4. Usia, yaitu: umur, lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

5. Lama menjadi kepala sekolah, yaitu: bilangan yang menyatakan tarikh untuk

menunjukkan lama diangkat menjadi kepala sekolah.

3.3. Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk variabel kompetensi pengambilan keputusan oleh

kepala sekolah, penulis menggunakan alat ukur ADMC (Adult Decision-Making

Competence) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Contoh alat ukurnya ada

pada lampiran. Bentuk asli skala ADMC telah diuji. Hasil uji itu menunjukkan korelasi

bivariate yang signifikan dan positif di antara skor-skor komponen ADMC.

Untuk variabel kecerdasan emosional, dalam pengumpulan datanya, penulis

menggunakan alat ukur TEIQue-SF (Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short

Form) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Contoh alat ukurnya ada pada

lampiran. Bentuk asli skala TEIQue-SF telah diuji validitasnya oleh Petrides (2001).

Hasil uji itu menunjukkan skala reliabilitas Cronbach’s Alpha 0,71 dan 0,76. Dalam

penelitian ini, penulis akan menguji kembali alat ukur ADMC maupun TEIQue-SF.

Variabel lain yang turut dianalisis pengaruhnya terhadap kemampuan

pengambilan keputusan ialah:

a. Jenis kelamin, yaitu: sifat (keadaan) laki-laki atau perempuan

b. Usia, yaitu: umur, lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

c. Lama menjadi kepala sekolah, yaitu: bilangan yang menyatakan tarikh untuk

menunjukkan lama diangkat menjadi kepala sekolah.

Page 65: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

50

Untuk mengetahui informasi mengenai jenis kelamin, usia, dan lama menjadi

kepala sekolah, penulis membuat pertanyaan singkat pada bagian identitas responden.

Sebelumnya, penulis telah melakukan try out (uji coba) alat ukur ADMC dan

TEIQue-SF kepada 40 orang mahasiswa. Karena dikhawatirkan alat ukur hasil

terjemahan ini mengandung bias budaya, multi dimensional, dsb, maka fokus dari uji

coba ini ialah mendapatkan feedback (umpan balik) untuk memperbaiki alat ukur. Setelah

uji coba dilakukan, ada beberapa item yang tidak valid, maka penulis melakukan

perubahan kata-kata pada item tersebut, perubahan kata-kata ini juga berdasarkan

feedback yang diberikan oleh responden.

3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan penulis, sebagai berikut:

1. Penulis langsung menemui subjek penelitian satu per satu, lalu penulis

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan sambil menyerahkan berkas surat

dari fakultas dan surat jalan dari KASI Dinas Pendidikan, kemudian penulis

memberikan kuesioner sekaligus menjelaskan mengenai petunjuk pengisian

item.

2. Kuesioner dapat dikerjakan di rumah, karena itu penulis memberikan waktu

untuk pengisian kuesioner selama beberapa hari. Penulis juga membuat

perjanjian kapan kira-kira kuesioner telah selesai diisi dan bisa diambil.

3. Pada waktu yang telah disepakati, penulis akan mengambil kuesioner yang

telah diisi oleh masing-masing kepala sekolah dan langsung mentabulasi data

yang diperoleh ke dalam komputer.

Page 66: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

51

3.3.2. Teknik Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data, data yang diperoleh langsung ditabulasi ke

dalam komputer melalui program Excel. Kemudian, penulis melakukan skoring

pada semua data yang telah ditabulasi. Skoring untuk masing-masing alat ukur

yang digunakan ialah sebagai berikut:

1. Alat ukur ADMC yang terdiri dari 7 komponen, yaitu:

a. Resistance to Framing (RF). RF terdiri dari 28 item yang disajikan dengan

skala 1 - 6 dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 14 item risky-choice

framing dan 14 item attribute framing. Skor RF ialah rata-rata dari selisih

mutlak di antara versi keuntungan (perolehan) dan kerugian (kehilangan)

pada masing-masing bagian.

b. Recognizing Social Norms (RSN). RSN terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

(1) terdiri dari 16 item, yang meminta seseorang mengatakan ‘ya atau

tidak’ dalam kondisi tertentu untuk melakukan sesuatu, lalu dihitung

persentasenya dan dibuat peringkat; (2) terdiri dari 16 item yang meminta

seseorang menilai berapa banyak orang dari 100 orang yang sebaya

usianya mengatakan ‘ya’ dalam kondisi tertentu untuk melakukan sesuatu,

kemudian dibuat peringkatnya untuk setiap responden. Skor RSN untuk

setiap responden merupakan kombinasi nilai-nilai pada bagian 1 dan 2

yang dimasukkan ke dalam rumus Spearman Rank-Order Correlation:

c. Under/Overconfidence (UO). UO terdiri dari 34 item, setiap item terdiri

dari pernyataan benar dan salah yang dihitung persentasenya, (disebut juga

percentage correct), kemudian diikuti penilaian diri terhadap jawaban itu

Page 67: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

52

dengan skala 50% - 100%, lalu dihitung rata-ratanya (yang disebut mean

confidence). Skor UO ialah nilai mutlak dari: 1 – (mean confidence -

percentage correct).

d. Applying Decision Rules (ADR). ADR terdiri dari 10 item, skor ADR ialah

persentase jawaban benar dari 10 item.

e. Consistency in Risk Perception (CRP). CRP terdiri dari 2 bagian yang

berjumlah 20 item dengan skala 0% - 100%. Nilai CRP terbagi menjadi 3,

yaitu: (1) sepuluh nilai pertama dihitung dari pembandingan bagian

pertama dan kedua, jika bagian pertama nilainya lebih kecil daripada

bagian kedua, maka diberi skor 1, jika sebaliknya diberi skor 0; (2) enam

nilai berikutnya dihitung dari pembandingan 6 item pada masing-masing

bagian, dengan patokan bahwa hal-hal yang bersifat umum harus lebih

besar daripada hal-hal yang bersifat khusus, jika jawabannya benar diberi

skor 1, jika salah diberi skor 0; (3) empat nilai terakhir dihitung dengan

cara menjumlahkan 4 item (2 item + 2 item) pada masing-masing bagian

yang jumlahnya harus 100%, jika benar diberi skor 1, jika salah diberi skor

0. Skor akhir CRP ialah persentase rata-rata nilai benar dari 20 skor CRP.

f. Resistance to Sunk Costs (RSC). RSC terdiri dari 10 item dengan rentang

skala 1 – 6. Skor RSC ialah nilai rata-rata dari 10 item.

g. Path Independence (PI). PI terdiri dari 24 item yang terbagi menjadi

menjadi 12 pasang item. Jika antar pasang item itu nilainya sama, diberi

skor 1, jika berbeda diberi skor 0. Skor akhir PI ialah persentase rata-rata

dari 12 skor PI.

2. Alat ukur TEIQue-SF yang terdiri dari 30 item dengan rentang skala 1 - 7 dan

terbagi menjadi 6 faktor, yang di dalamnya terdapat 15 subskala, yaitu: (1)

Page 68: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

53

Well-Being, yang terdiri dari Self-Esteem, Trait Optimism, Trait Happiness;

(2) Self-Control, yang terdiri dari Emotion Regulation, Stress Management,

Low Impulsiveness; (3) Emotionality, yang terdiri dari Emotion Perception,

Emotion Expression, Trait Empathy, Relationships; (4) Sociability, yang

terdiri dari Assertiveness, Social Awareness, Emotion Management; (5)

Adaptability; (6) Self-Motivation.

Dari 30 item, ada 15 item yang nilai rentang skalanya dibalik karena

merupakan pasangan dari 15 item lainnya, yaitu item no: 2, 5, 4, 7, 8, 10, 12,

13, 14, 16, 18, 22, 25, 26, dan 28. Skor akhir setiap subskala TEIQue-SF ialah

penjumlahan dari setiap pasang item.

3. Jenis kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah merupakan data

identitas yang ditanyakan pada bagian identitas responden pada kuesioner.

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk menguji validitas konstruk dari hasil pengukuran dengan alat ukur ADMC

dan TEIQue-SF, penulis melakukan uji Exploratory Factor Analysis (EFA) dan

Confirmatory Factor Analysis (CFA) yang akan menjawab apakah setiap item dalam

masing-masing komponen hanya mengukur satu faktor saja.

Setelah penulis melakukan pengolahan data terhadap alat ukur ADMC, penulis

akan memperoleh skor akhir dari ke-7 komponen ADMC, skor akhir itu dianalisis faktor,

sehingga diperoleh skor dari ke-7 faktor (yang diberi nama: DMC). Untuk menjawab uji

hipotesis, skor akhir dari ke-7 komponen ADMC dijumlahkan menjadi skor faktor

ADMC (yang diberi nama: DMC_Score).

Page 69: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

54

Untuk alat ukur TEIQue-SF, penulis melakukan uji analisis faktor exploratory.

Dari uji EFA tersebut, 13 skor menghasilkan 4 faktor, yaitu well-being, self-control,

emotionality, dan sociability. Sedangkan 2 skor sisanya, yaitu adaptability dan self-

motivation tidak termasuk salah satu dari 4 faktor tersebut. Artinya, ke-2 skor tersebut

masing-masing merupakan faktor tersendiri. Temuan ini persis sekali dengan hasil

validitas yang dilakukan oleh Mikolajczak (2006) dan Freudenthaler (2008) yang juga

menghasilkan struktur faktor yang sama. Kesimpulannya, penulis akan menggunakan 6

faktor tersebut sebagai IV dalam analisis, sesuai dengan uraian sebelumnya.

Untuk memperkuat hasil-hasil yang telah ditemukan, penulis juga melakukan uji

analisis faktor confirmatory terhadap 4 faktor + 2 faktor tersendiri yang sesuai dengan

teori. Hasil uji CFA tersebut ternyata fit (sesuai) dengan data yang ada.

Selanjutnya, untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Jika ditemukan ada IV yang

signifikan pengaruhnya terhadap DV, maka penulis juga akan mencari tahu apakah ada

interaksi antar sesama IV dalam mempengaruhi DV secara bersama-sama.

Adapun persamaan regresi yang akan penulis uji di dalam penelitian ini ialah:

y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Di mana:

y = kompetensi pengambilan keputusan

a = konstan, intercept

b = koefisien regresi

X1 = well-being, X2 = self-control, X3 = emotionality

X4 = sociability, X5 = adaptability, X6 = self-motivation

X7 = jenis kelamin, X8 = usia, X9 = lama menjadi kepala sekolah

Page 70: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

55

e = residu (segala hal yang mempengaruhi kompetensi pengambilan keputusan di luar

dari IV yang ada di persamaan)

Dalam persamaan regresi ini, yang pertama dihitung ialah R2 yang menunjukkan

besarnya proporsi varian dari komponen pengambilan keputusan yang dapat dijelaskan

atau diterangkan oleh seluruh IV yang dianalisis. Dengan kata lain, R2 menunjukkan

presentase varian dari DV yang bisa diterangkan oleh IV.

Jika R2 ini signifikan, maka langkah berikutnya ialah menguji hipotesis mengenai

signifikan tidaknya masing-masing IV terhadap DV. Dalam hal ini yang dilakukan ialah

uji t-test terhadap setiap koefisien regresi yang dihasilkan pada masing-masing variabel.

Jika koefisien regresi untuk suatu variabel IV signifikan, maka berarti pengaruhnya

terhadap DV ialah signifikan, begitu pula sebaliknya.

Jika ingin mengetahui ada pengaruh-mempengaruhi (saling kait-mengkait) antar

IV, diciptakan variabel baru yang dinamakan interaksi. Hal ini disebut interaksi antar IV,

dan akan dilakukan uji interaksi pada beberapa IV.

Semua perhitungan atau komputerisasi dilakukan dengan program SPSS versi

17.0 dan Lisrel versi 8.80.

Page 71: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan mengenai gambaran umum subjek penelitian,

hasil pengujian hipotesis yang telah diajukan melalui perhitungan statistik, dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis.

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sesuai judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

Tingkat Kompetensi dalam Pengambilan keputusan di Kalangan Kepala Sekolah, maka

subjek dalam penelitian ini ialah kepala sekolah yang berjumlah 50 orang.

Uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

dan usia disajikan pada tabel dan deskripsi singkat di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Skor Kompetensi pengambilan keputusan berdasarkan

Jenis Kelamin Jenis

Kelamin N % of Total N Mean Std. Deviation Laki-laki 29 58.0% 21.0117 7.99873 Perempuan 21 42.0% 21.7010 10.00121

Total 50 100.0% 21.3012 8.80364

Berdasarkan tabel 4.1, dapat kita lihat bahwa subjek dalam penelitian ini

berjumlah 50 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 29 orang (58%) dan perempuan

sebanyak 21 orang (42%). Untuk nilai mean kompetensi pengambilan keputusan pada

Page 72: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

57

jenis kelamin perempuan (21,70) lebih tinggi dari laki-laki (21,01) dengan nilai

perbedaan sebesar 0,69.

Tabel 4.2

Distribusi Skor Kompetensi pengambilan keputusan berdasarkan Usia

Usia N % of Total N Mean Std. Deviation

Dewasa madya dini 20 40.0% 22.1955 9.19284 Dewasa madya lanjut 30 60.0% 20.7050 8.64109

Total 50 100.0% 21.3012 8.80364

Pada tabel 4.2, responden dalam penelitian ini berasal dari usia yang berbeda

antara 39-59 th. Usia dalam penghitungan analisis ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

dewasa madya dini, antara 39-50 th (40%) dan dewasa madya lanjut, antara 50-60 th

(60%). Dalam hal ini, nilai mean kompetensi pengambilan keputusan pada usia dewasa

madya dini (22,19) lebih tinggi daripada usia dewasa madya lanjut (20,70). Kriteria usia

ini tidak dapat dibandingkan karena jumlahnya tidak seimbang untuk masing-masing

usia.

Tabel 4.3 Distribusi Skor Kompetensi pengambilan keputusan berdasarkan Lama Menjadi Kepala Sekolah

Lama Menjadi Kepala

Sekolah N % of Total N Mean Std. Deviation Satu periode 21 42.0% 22.2181 9.62644 Lebih dari satu periode 29 58.0% 20.6372 8.26761

Total 50 100.0% 21.3012 8.80364

Pada tabel 4.3, lama menjadi kepala sekolah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok satu periode atau ≤ 5 th (42%) dan kelompok lebih dari satu periode (58 %).

Dapat dilihat bahwa nilai mean kompetensi pengambilan keputusan pada lama menjadi

kepala sekolah selama satu periode (22,21) lebih tinggi daripada selama lebih dari satu

periode (20,63).

Page 73: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

58

4.2. Analisis Validitas Alat ukur Penelitian

Ada 2 alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ADMC dan TEIQue-

SF. Karena ke-2 alat ukur tersebut bukan merupakan alat ukur yang baku, maka perlu

dilakukan uji validitas konstruk alat ukur. Hal ini akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Menguji hipotesis tentang model teori yang mengatakan bahwa setiap item dalam

masing-masing komponen hanya mengukur satu faktor saja (unidimensional model).

Secara teknis yang diuji ialah tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks korelasi yang diharapkan

atau seharusnya terjadi jika teori yang dipaparkan benar.

2. Menguji hipotesis: apakah setiap item dalam alat ukur memberikan informasi yang

signifikan mengenai aspek yang hendak diukur.

4.2.1. Uji Validitas Alat Ukur ADMC

Uji validitas alat ukur ADMC ini dilakukan dengan Exploratory Factor

Analysis (EFA). Dalam SPSS, penghitungan analisis faktor harus menggunakan

metode ekstraksi faktor yang disebut Maximun Likelihood yang dapat menguji

hipotesis dengan menetapkan jumlah faktor = 1.

Page 74: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

59

Tabel 4.5 Factor Matrixa

Factor

1

RF -.233RSN .999UO -.127ADR -.276CRP .150RSC -.264PI .262Extraction Method: Maximum Likelihood.

a. 1 factors extracted. 5

iterations required.

Tabel 4.4 Goodness-of-fit Test

Chi-Square Df Sig.

15.436 14 .349

Jika Chi-Square menghasilkan nilai p > 0,05, berarti bahwa model satu faktor

(semua item hanya mengukur 1 asumsi) dinyatakan fit (sesuai) dengan data. Sebaliknya,

jika terdapat perbedaan yang signifikan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data

dengan matriks korelasi yang diharapkan atau seharusnya terjadi jika teori yang

dipaparkan benar, berarti teori yang menyatakan satu faktor ditolak.

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai Chi-Square ADMC yang

diperoleh ialah 15,436 dengan nilai df = 14 dan nilai signifikansi 0,349. Hal tersebut

berarti bahwa hipotesis nihil yang diajukan untuk uji validitas konstruk ADMC diterima

(tidak signifikan). Sehingga dapat diketahui bahwa ke-7 komponen ADMC benar-benar

mengukur 1 faktor yang sama, yaitu kompetensi pengambilan keputusan.

Page 75: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

60

Gambar 4.1: Hasil Analisis Faktor ADMC menggunakan Lisrel

Di dalam tabel 4.5 dan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa ke-7 komponen ADMC

memiliki koefisien yang tingginya relatif sama, kecuali RSN yang paling dominan. Dari

ke-7 komponen, ada 4 komponen yang berkorelasi negatif terhadap ADMC, yaitu

komponen 1 (RF), komponen 3 (UO), komponen 4 (ADR), dan komponen 6 (RSC).

Sedangkan komponen 2 (RSN), komponen 5 (CRP), dan komponen 7 (PI) memiliki

korelasi yang positif terhadap ADMC. Keterangan di atas dapat diperjelas pada tabel 4.6

di bawah ini:

Page 76: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

61

Tabel 4.6: Keterangan dari hasil Factor Matrix

No. Komponen ADMC Skor Tingkat Kompetensi

dalam Pengambilan keputusan

1. RF Tinggi Rendah

2. RSN Tinggi Tinggi

3. UO Tinggi Rendah

4. ADR Tinggi Rendah

5. CRP Tinggi Tinggi

6. RSC Tinggi Rendah

7. PI Tinggi Tinggi

4.2.2. Uji Validitas Alat Ukur TEIQue

Uji validitas alat ukur TEIQue dilakukan dengan Confirmatory Factor

Analysis (CFA). Berikut ini ialah hasil penghitungan analisis faktor untuk

kecerdasan emosional (menggunakan SPSS).

Tabel 4.7 Goodness-of-fit Test

Chi-Square Df Sig.

20.890 32 .934

Pada tabel 4.7, untuk kecerdasan emosional yang terdiri dari 4 faktor

(13 subskala), terlihat bahwa nilai Chi-Square yang diperoleh = 20,890, nilai

df = 32, dan nilai signifikan 0,934. Karena p > 0,05, berdasarkan hipotesis

Page 77: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

62

yang diajukan maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang diajukan

untuk uji validitas konstruk TEIQue-SF diterima (tidak signifikan). Sehingga

dapat diketahui bahwa ke-13 subskala TEIQue-SF ialah fit (sesuai) dengan

data untuk mengukur 4 faktor, yaitu WB, SC, Em, dan So.

Namun, bila membandingkan tabel 4.8 (hasil analisis faktor

exploratory yang diikuti dengan rotasi Varimax) dan tabel 4.9 (hasil analisis

faktor exploratory yang diikuti dengan rotasi Oblimin) dengan faktor dan

subskala yang terdapat pada teori ditemukan beberapa kerancuan, karena

tidak sesuai dengan teorinya, juga terdapat beberapa subskala yang kurang

jelas posisinya.

Tabel 4.8: Rotated Factor Matrixa

Factor 1 2 3 4

Assertiveness .127 .283 .613 .067

E_Perception .407 .277 .123 .297

E_Expression .114 .325 .529 .357

E_Management .164 .280 .647 .065

E_Regulation .037 .500 .337 .215

Impulsiveness .020 .081 .062 .172

Relationships .994 -.003 .100 .019

Self_Esteem .006 -.170 .409 .112

Social_Awareness .476 .475 .242 .177

S_Managemet .228 .082 -.123 .962

Empathy .133 .036 .446 -.171

Happiness .510 .249 .174 .162

Optimism .304 .935 -.015 .180

Extraction Method: Maximum Likelihood.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

a. Rotation converged in 5 iterations.

Tabel 4.9: Pattern Matrixa

Factor

1 2 3 4

Assertiveness .044 .006 .170 .620

E_Perception .369 -.249 .161 .056

E_Expression .011 -.302 .180 .520

E_Management .081 .013 .157 .649

E_Regulation -.067 -.156 .429 .339

Impulsiveness -.007 -.168 .042 .054

Relationships 1.056 .061 -.165 -.044

Self_Esteem -.014 -.104 -.263 .419

Social_Awareness .416 -.092 .361 .177

S_Managemet .177 -.995 -.095 -.210

Empathy .113 .223 -.022 .454

Happiness .489 -.098 .132 .099

Optimism .195 -.085 .908 -.063

Extraction Method: Maximum Likelihood.

Rotation Method: Oblimin with Kaiser

Normalization.

a. Rotation converged in 12 iterations.

Page 78: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

63

Untuk membuktikan hal ini, penulis melakukan uji analisis faktor pada

ke-4 faktor TEIQue-SF satu per satu, dengan menyesuaikan teori yang telah

dipaparkan. Ke-4 faktor + 2 faktor mandiri tersebut yaitu: (1) Well-Being,

yang terdiri dari Self-Esteem, Trait Optimism, Trait Happiness; (2) Self-

Control, yang terdiri dari Emotion Regulation, Stress Management, Low

Impulsiveness; (3) Emotionality, yang terdiri dari Emotion Perception,

Emotion Expression, Trait Empathy, Relationships; (4) Sociability, yang

terdiri dari Assertiveness, Social Awareness, Emotion Management; (5)

Adaptability; (6) Self-Motivation. Skor-skor itu diberi nama: WB, SC,

Emotion, Social, Adaptability, Self_Motivation.

Selain menggunakan program SPSS, penulis juga melakukan

penghitungan dan pembandingan antara faktor dan subskala yang didapatkan

dari teori yang telah ada dengan menggunakan program Lisrel versi 8.80,

hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.2 dan tabel 4.10. Alasan dilakukan

pengujian ulang dengan Lisrel ialah agar bisa diuji item mana yang sigifikan.

Prosedur ini tidak tersedia dalam SPSS. Tetapi, dengan menggunakan SPSS,

penulis dengan mudah dapat menghitung ’factor score’ yang justru dalam

Lisrel diperlukan cara yang lebih rumit. Oleh sebab itu, penulis menggunakan

SPSS untuk menghasilkan factor score bagi setiap subjek penelitian yang

dalam hal ini sebenarnya ialah true score yang bebas dari kesalahan

pengukuran. Skor inilah yang dijadikan data dalam penelitian ini untuk

selanjutnya dianalisis dalam kaitannya dengan DV yang telah ditetapkan.

Page 79: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

64

Gambar 4.2: Hasil Analisis Faktor TEIQue menggunakan Lisrel

Tabel 4.10: Hasil Lambda X menggunakan Lisrel

Page 80: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

65

Dari hasil penghitungan dengan menggunakan Lisrel dapat terlihat

bahwa seluruh subskala TEIQue-SF fit (sesuai) dengan faktor-faktornya,

namun ada 2 subskala (indikator) yang memiliki loading (muatan) di dua

faktor sekaligus, yaitu happiness dan optimism, yang dalam hal ini di samping

mengukur well-being juga mengukur emotionality. Jika dilihat angkanya pada

tabel 4.10, happiness memiliki muatan 0,12 pada well-being dan muatan 3,12

pada emotionality, keduanya signifikan. Sedangkan optimism memiliki

muatan -2,34 pada well-being dan muatan 3,68 pada emotionality.

Angka-angka itu menunjukkan kecenderungan bahwa happiness dan

optimism tampaknya lebih tepat untuk mengukur faktor emotionality daripada

well-being. Kesimpulannya, jika faktor dan subskala TEIQue-SF ini diuji

analisis faktor yang sifatnya CFA dengan menggunakan program Lisrel, teori

yang telah dipaparkan terbukti kebenarannya dengan catatan bahwa subskala

happiness dan optimism masuk ke faktor emotionality.

4.3. Uji Hipotesis Penelitian

Selanjutnya, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing IV

terhadap DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan teknik multiple regresi

berganda. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil

analisis faktor. Alasan penulis menggunakan faktor skor ini ialah untuk menghindari

dampak negatif dari kesalahan pengukuran (attenuation). Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Page 81: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

66

Tabel 4.11: Coefficients analisis regresi dari ke-9 IV

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 33.971 16.533 2.055 .046

Well_Being .289 .393 .150 .735 .466

Self_Control .181 .312 .105 .581 .564

Emotionality .465 .254 .370 1.831 .074

Sociability -.265 .299 -.184 -.886 .381

Adaptability -.240 .821 -.059 -.292 .772

Self_Motivation -.294 .653 -.091 -.450 .655

Jenis Kelamin .087 2.544 .005 .034 .973

Usia -.628 .298 -.364 -2.106 .042

1

Lama menjadi kepala

sekolah

.270 .419 .117 .645 .523

a. Dependent Variable: Kompetensi pengambilan keputusan

Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi berdasarkan nilai B yaitu:

Kompetensi pengambilan keputusan (y’) =

33,971 + 0,289 WB + 0,181 SC + 0,465 Em – 0,265 So – 0,240 Ad – 0,294 SM + 0,087

jenis kelamin – 0,628 usia + 0,270 lama menjadi kepala sekolah

Dari persamaan regresi tersebut, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika

nilai setiap IV diketahui.

Sesuai tabel 4.11 di atas juga dapat diketahui signifikan tidaknya masing-masing

IV terhadap DV, hal ini untuk menjawab berbagai hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

Page 82: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

67

4.3.1. Uji Hipotesis 1

Uji hipotesis 1 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan:

apakah kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan. Kecerdasan emosional mencakup 6

faktor, rinciannya ialah sebagai berikut:

a. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk WB = 0,466. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa well-being tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

b. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk SC = 0,564. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa self-control tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

c. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk Em = 0,074. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa emotionality tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

d. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk So = 0,381. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa sociability tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

e. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk Ad = 0,772. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa adaptability tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

f. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk SM = 0,655. Karena p > 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa self-motivation tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

Page 83: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

68

4.3.2. Uji Hipotesis 2

Uji hipotesis 2 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan:

apakah jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk

jenis kelamin = 0,973. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis

kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan.

4.3.3. Uji Hipotesis 3

Uji hipotesis 3 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan:

apakah usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan. Pada tabel 4.11 diketahui nilai p untuk usia =

0,042. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

4.3.4. Uji Hipotesis 4

Uji hipotesis 4 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan:

apakah lama menjadi kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan. Pada tabel 4.11 diketahui nilai

p untuk lama menjadi kepala sekolah = 0,523. Karena p > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa lama menjadi kepala sekolah tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan.

Page 84: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

69

4.4 Proporsi Varian Pada subbab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya satu IV yang dampaknya

signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan, yaitu usia. Hal ini

mungkin terjadi karena sedikitnya jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini. Namun

demikian, penulis ingin melihat proporsi varian dari kompetensi pengambilan keputusan

yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 9 IV. Penulis melakukan uji analisis regresi

berganda menggunakan SPSS, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.13: Anova analisis regresi dari ke-9 IV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 786.334 9 87.370 1.161 .346a

Residual 3011.367 40 75.284

1

Total 3797.701 49

a. Predictors: (Constant), Lama menjadi kepala sekolah, Sociability, Jenis Kelamin, Self_Control, Usia, Adaptability,

Emotionality, Self_Motivation, Well_Being

b. Dependent Variable: Kompetensi pengambilan keputusan

Tabel 4.12: Model Summary analisis regresi dari ke-9 IV

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .455a .207 .029 8.67665

a. Predictors: (Constant), Lama menjadi kepala sekolah, Sociability, Jenis Kelamin,

Self_Control, Usia, Adaptability, Emotionality, Self_Motivation, Well_Being

b. Dependent Variable: Kompetensi pengambilan keputusan

Dari tabel 4.12 dan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,455, nilai R2 =

0,207 dan nilai signifikan = 0,346. Ini berarti bahwa proporsi varian dari kompetensi

pengambilan keputusan yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 9 variabel ialah

sebesar 20,7%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor kompetensi

pengambilan keputusan yang ditentukan oleh 9 variabel (WB, SC, Em, So, Ad, SM, jenis

Page 85: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

70

kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah) secara bersama-sama ialah sebesar

20,7%. Sedangkan sisanya sebesar 79,3% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek

lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki

pengaruh lebih besar terhadap tingkat kompetensi pengambilan keputusan.

Sedangkan untuk mengetahui proporsi varian dari kecerdasan emosional (6

variabel) terhadap kompetensi pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.14: Model Summary analisis regresi dari ke-6 IV

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .335a .112 -.011 8.85377

a. Predictors: (Constant), Self_Motivation, Self_Control, Emotionality,

Adaptability, Well_Being, Sociability

Tabel 4.15: Anova analisis regresi dari ke-6 IV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 426.964 6 71.161 .908 .498a

Residual 3370.737 43 78.389 1

Total 3797.701 49

a. Predictors: (Constant), Self_Motivation, Self_Control, Emotionality, Adaptability, Well_Being,

Sociability

b. Dependent Variable: Kompetensi pengambilan keputusan

Berdasarkan tabel 4.14 dan 4.15 dapat diketahui nilai R = 0,335, nilai R2 = 0,112

dan nilai signifikansi = 0,498. Maka dapat dikatakan bahwa ke-6 faktor kecerdasan

emosional bisa meramalkan 11,2% dari bervariasinya kompetensi pengambilan

keputusan. Ini berarti, penyebab bervariasinya skor kompetensi pengambilan keputusan

yang ditentukan oleh variabel kecerdasan emosional yang mencakup WB, SC, Em, So,

Ad, SM secara bersama-sama ialah sebesar 11,2%. Sedangkan sisanya sebesar 88,8%

Page 86: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

71

disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Pada pembahasan sebelumnya

bervariasinya kompetensi pengambilan keputusan sebesar 9,5% dipengaruhi oleh jenis

kelamin, usia, dan lama menjadi kepala sekolah secara bersama-sama. Kesimpulannya,

terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih besar

terhadap tingkat kompetensi pengambilan keputusan.

Berikut ini disajikan tabel coefficient analisis regresi dari ke-6 IV, sebagai berikut:

Tabel 4.16: Coefficients analisis regresi dari ke-6 IV

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 5.065 9.856 .514 .610

Well_Being .079 .382 .041 .208 .836

Self_Control .226 .318 .131 .711 .481

Emotionality .448 .256 .356 1.752 .087

Sociability -.232 .304 -.161 -.762 .450

Adaptability -.100 .771 -.025 -.130 .897

1

Self_Motivation -.212 .660 -.065 -.320 .750

a. Dependent Variable: Kompetensi pengambilan keputusan

Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.16 di atas yaitu:

Kompetensi pengambilan keputusan (y’) =

5.065 + 0,079 WB + 0,226 SC + 0,448 Em – 0,232 So – 0,100 Ad – 0,212 SM

Dari persamaan regresi di atas, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika nilai

setiap IV diketahui.

Setelah mengetahui proporsi varian dari ke-9 variabel secara bersama-sama

maupun dari ke-6 variabel secara bersama-sama, penulis juga ingin melihat IV mana yang

memiliki kontribusi paling tinggi terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu penulis melakukan analisis regresi secara hirarkikal. Di sini

Page 87: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

72

mula-mula penulis menghitung satu IV, kemudian menambahkan satu IV lagi, begitu

seterusnya hingga seluruh IV dimasukkan. Berdasarkan hasil hitungan menggunakan

program SPSS yang dapat dilihat pada lampiran 1, berikut ini ialah tabel proporsi varian

kompetensi pengambilan keputusan yang terkait dengan IV, yaitu:

Tabel 4.17: Proporsi varian DV yang terkait dengan IV

No. IV R2 R2 Change /

Kontribusi

Varian (%)

Sig

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Em

Em+So

Em+So+WB

Em+So+WB+SC

Em+So+WB+SC+SM

Em+So+WB+SC+SM+Ad

Em+So+WB+SC+SM+Ad+Usia

Em+So+WB+SC+SM+Ad+Usia+Lama

menjadi kepala sekolah

Em+So+WB+SC+SM+Ad+Usia+Lama

menjadi kepala sekolah+Jenis kelamin

0,081

0,097

0,101

0,110

0,112

0,112

0,199

0,207

0,207

8,1 %

1,6 %

0,4 %

0,9 %

0,2 %

0 %

8,7 %

0,8 %

0 %

NS

NS

NS

NS

NS

NS

S

NS

NS

Total keseluruhan 20,7 %

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui kontribusi masing-masing IV terhadap

tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan. Berikut ini dijelaskan deskripsi dari

masing-masing IV sebagai berikut:

1. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan Em diperoleh R2 (R Square)

sebesar 0,081 yang berarti bahwa variabel Em memiliki kontribusi sebesar 8,1% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar 0,465 yang berarti bahwa Em secara positif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak

Page 88: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

73

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi emotionality seseorang, maka

semakin tinggi pula tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal

tersebut tidak signifikan.

2. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan So diperoleh R2 Change sebesar

0,097 yang berarti bahwa variabel So memiliki kontribusi sebesar 1,6% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar -0,265 yang berarti bahwa So secara negatif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi sociability seseorang, maka

semakin rendah tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal

tersebut tidak signifikan.

3. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan WB diperoleh R2 Change sebesar

0,101 0% yang berarti bahwa variabel WB memiliki kontribusi sebesar 0,4% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar 0,289 yang berarti bahwa WB secara positif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi well-being seseorang, maka

semakin tinggi pula tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal

tersebut tidak signifikan.

4. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan SC diperoleh R2 Change sebesar

0,110 yang berarti bahwa variabel SC memiliki kontribusi sebesar 0,9% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar 0,181 yang berarti bahwa SC secara positif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-control seseorang, maka

Page 89: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

74

semakin rendah tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal

tersebut tidak signifikan.

5. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan SM diperoleh R2 Change sebesar

0,112 yang berarti bahwa variabel SM memiliki kontribusi sebesar 0,2% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar -0,294 yang berarti bahwa SM secara negatif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-motivation seseorang, maka

semakin rendah tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal

tersebut tidak signifikan.

6. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan Ad diperoleh R2 Change sebesar

0% yang berarti bahwa variabel Ad tidak memiliki kontribusi dalam mempengaruhi

tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11 dapat diperoleh

nilai sebesar -0,240 yang berarti bahwa Ad secara negatif mempengaruhi tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak signifikan. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi adaptability seseorang, maka semakin rendah

tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal tersebut tidak

signifikan.

7. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan usia diperoleh R2 Change sebesar

0,087 yang berarti bahwa variabel usia memiliki kontribusi sebesar 8,7% dalam

mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11

dapat diperoleh nilai sebesar -0,628 yang berarti bahwa usia secara negatif

mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria

signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin

rendah tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan.

Page 90: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

75

8. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan lama menjadi kepala sekolah

diperoleh R2 Change sebesar 0,008 yang berarti bahwa variabel lama menajadi kepala

sekolah memiliki kontribusi sebesar 0,8% dalam mempengaruhi tingkat kompetensi

pengambilan keputusan. Selain itu, pada tabel 4.11 dapat diperoleh nilai sebesar 0,270

yang berarti bahwa lama menjadi kepala sekolah secara positif mempengaruhi tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan dengan kriteria tidak signifikan. Dapat

disimpulkan bahwa semakin lama seseorang menjadi kepala sekolah, maka semakin

tinggi tingkat kompetensinya dalam pengambilan keputusan, namun hal tersebut tidak

signifikan.

9. Tingkat kompetensi pengambilan keputusan dengan jenis kelamin diperoleh R2

Change sebesar 0% yang berarti bahwa variabel jenis kelamin tidak memiliki

kontribusi dalam mempengaruhi tingkat kompetensi pengambilan keputusan. Selain

itu, pada tabel 4.11 dapat diperoleh nilai sebesar 0,087 yang berarti bahwa jenis

kelamin secara positif mempengaruhi tingkat kompetensi dalam pengambilan

keputusan dengan kriteria tidak signifikan. Dalam penelitian ini coding yang

digunakan untuk perempuan adalah 1, sedangkan untuk laki-laki adalah 0. Maka dapat

diambil kesimpulan bahwa perempuan memiliki tingkat kompetensi pengambilan

keputusan yang lebih tinggi dari laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan.

Page 91: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

76

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang akan memberikan

informasi dari hasil penelitian, diskusi dan saran yang efektif.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

Rinciannya ialah sebagai berikut:

a. Well-Being tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

b. Self-Control tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

c. Emotionality tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

d. Sociability tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

e. Adaptability tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

Page 92: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

77

f. Self-Motivation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

2. Jenis Kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi

dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

3. Usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kompetensi dalam

pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

4. Lama menjadi kepala sekolah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan, khususnya bagi kepala sekolah.

5.2. Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

kompetensi pengambilan keputusan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak sejalan

dengan Millet (2004) yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh

dalam pengambilan keputusan oleh pemimpin ialah laki-laki dan perempuan. Dikatakan

juga bahwa laki-laki umumnya bersifat lebih tegas, berani, dan cepat pengambilan

keputusan, sedangkan wanita umumnya relatif lebih lambat dan sering ragu-ragu.

Perlu diketahui, bahwa rentang usia subjek penelitian dalam penelitian ini sudah

memasuki masa setengah baya. Masa setengah baya ini merupakan masa penyesuaian

yang derajat kesukarannya berbeda-beda di antara dua jenis kelamin. Beberapa masalah

lebih sukar bagi laki-laki, dan beberapa lainnya lebih sukar bagi perempuan. Hal inilah

yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan kompetensi pengambilan keputusan antara laki-laki dan perempuan, karena

masing-masing jenis kelamin secara bersama-sama akan berusaha melakukan

penyesuaian pada masa setengah baya ini.

Page 93: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

78

Mengenai komponen ADMC yang fit (sesuai) dengan data tetapi ada beberapa

komponennya yang berkorelasi negatif terhadap tingkat kompetensi dalam pengambilan

keputusan. Jika kita lihat komponennya yang negatif, yaitu RF, UO, ADR, dan RSC,

sedangkan yang positif ialah RSN, CRP, dan PI, maka secara umum kemungkinan

terjadinya korelasi negatif ini dan positif ini ialah dikarenakan adanya peranan

pengambilan keputusan dan keterbatasan kemampuan pengambilan keputusan.

Hal yang dikemukakan di atas kemungkinan bisa terjadi, terlebih subjek penelitian

ini ialah kepala sekolah yang merupakan pengambil keputusan terhadap semua urusan

organisasi sekolah. Jika ditelaah lebih lanjut mengenai banyaknya fenomena yang

menunjukkan bahwa masih banyak kepala sekolah yang meminta petunjuk dari atasan

dalam rangka merumuskan kebijakan, hal ini bisa dibenarkan. Karena memang masih

banyak kepala sekolah yang belum mengetahui dan menguasai berbagai pendekatan,

metode, dan teknik yang tepat untuk meningkatkan kompetensi dalam pengambilan

keputusan. Terlebih lagi adanya berbagai birokrasi pendidikan yang turut ikut campur

dalam berbagai urusan sekolah.

Selain alasan yang telah dikemukakan sebelumnya, mungkin perlu adanya

adaptasi kembali alat ukur ADMC dan TEIQue, kata-kata yang terlalu panjang, dan

konteks pernyataan yang dimuat ialah berkisar pada pengetahuan yang merefleksikan diri

sendiri. Hal ini terbukti setelah penelitian dilakukan, karena ada beberapa responden yang

mempertanyakan apa maksud dari pernyataan-pernyataan yang dimuat, keluhan bahwa

pernyataan-pernyataan tersebut harus dibaca berulang kali untuk mengetahui maksudnya.

Pada tabel 4.6, dapat diketahui jika skor komponen RF tinggi maka tingkat

kompetensi dalam pengambilan keputusannya rendah, begitu pula sebaliknya. Hal ini

sesuai dengan eksperimen yang dilakukan oleh Kahneman dan Tversky (dalam Suharnan,

2005). Dapat disimpulkan bahwa dalam situasi yang mengandung risiko orang-orang

Page 94: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

79

cenderung menghindari risiko apabila mereka menghadapi kemungkinan perolehan.

Tetapi, mereka cenderung mengambil risiko apabila berkaitan dengan kemungkinan

kehilangan atau kerugian. Dengan kata lain, seseorang lebih berani mempertahankan

sesuatu yang sudah pasti daripada sesuatu yang belum pasti, ketika menghadapi

kemungkinan situasi yang mengandung risiko.

Pembahasan di atas juga sesuai dengan skor komponen PI yang semakin tinggi

maka tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan juga tinggi. Dalam hal ini, orang-

orang cenderung gambling (bersikap untung-untungan). Jika diterapkan di dalam dunia

bisnis, maka para pelaku bisnis cenderung bersikap ‘kemungkinan rugi’ daripada ‘pasti

rugi’ ketika dihadapkan pada situasi bisnis yang akan menghasilkan kerugian. Maka,

semakin seseorang berani berspekulasi, semakin tinggi pula tingkat kompetensinya dalam

pengambilan keputusan.

Untuk alat ukur TEIQue-SF, walaupun diketahui bahwa seluruh subskala fit

(sesuai) dengan data, ditemukan adanya kerancuan. Dari hasil penghitungan dengan

menggunakan Lisrel dapat terlihat bahwa seluruh subskala TEIQue-SF fit (sesuai) dengan

faktor-faktornya, namun ada 2 subskala yang mengukur 2 faktor sekaligus. Yaitu

subskala happiness dan optimism yang mengukur faktor well-being dan emotionality.

Happiness dan optimism lebih tepat untuk mengukur faktor emotionality daripada well-

being. Hal ini ternyata sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mikolajczak

(2006). Berdasarkan hasil penelitiannya, Mikolajczak juga menemukan kerancuan pada

beberapa subskala TEIQue. Penulis menduga adanya multi dimensional item pada alat

ukur TEIQue.

Dalam unsur-unsur TEIQue, kemampuan setiap orang berbeda-beda. Sebagai

contoh, beberapa orang barangkali amat terampil meredam kemarahan orang lain, tetapi

agak kerepotan menangani kecemasan diri sendiri. Landasan di balik tingkat kemampuan

Page 95: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

80

ini ialah saraf, tetapi otak bersifat plastis, sangat mudah dibentuk, dan terus menerus

belajar. Kekurangan-kekurangan dalam keterampilan emosional dapat diperbaiki sampai

ke tingkat yang setinggi-tingginya di mana masing-masing unsur menampilkan bentuk

kebiasaan dan respon yang, dengan upaya yang tepat, dapat dikembangkan.

Selanjutnya, hanya variabel usia yang memiliki pengaruh yang signifikan dengan

kompetensi pengambilan keputusan. Sedangkan variabel well-being, self-control,

emotionality, sociability, adaptability, self-motivation, jenis kelamin, lama menjadi

kepala sekolah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pengambilan

keputusan.

Beberapa hasil penelitian di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan De

Bruin (2007). Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa usia memiliki korelasi yang

negatif terhadap kemampuan pengambilan keputusan bagi orang dewasa.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Dikarenakan variasi dari ke-9 IV hanya menyumbang pengaruh sebesar 20,7 % dan

sisanya disebabkan oleh faktor lain, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya

agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kompetensi

dalam pengambilan keputusan. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah gaya

pengambilan keputusan, tingkat pendidikan, kemampuan kognitif, keadaan ekonomi,

dsb.

2. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah sedikitnya jumlah subjek penelitian.

Maka dalam penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperbanyak jumlah subjek

Page 96: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

81

penelitian, karena hasil penelitian ini bisa berubah jika subjek penelitiannya

bertambah.

3. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang positif dan bahan

pertimbangan kepada Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, khususnya Kotamadya

Jakarta Selatan dalam rangka pelaksanaan seleksi penentuan kompetensi sumber daya

manusia yang berkualitas untuk mengisi jabatan kepala sekolah, terutama

diperhatikan mengenai usia seseorang diangkat menjadi kepala sekolah.

4. Dapat memberikan informasi dan masukan bagi penggagas program peningkatan

kompetensi kepala sekolah seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementrian

Pendidikan Nasional agar menambahkan kompetensi pengambilan keputusan sebagai

materi diklatnya.

Page 97: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

82

DAFTAR PUSTAKA

Bruine de Bruin, W., Parker, A.M., & Fischhoff, B. (2007). Individual difference in adult

decision-making competence. Journal of Personality and Social Psychology, 92 (5), 938-956.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus lengkap psikologi, Ed-1, Cet-12. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada. Daftar nama dan alamat SDN dan SDS di Provinsi DKI Jakarta. Diakses dari

http://www.disdikdki.net/ Freudenthaler, H.H., Neubauer, A.C., Gabler, P., Scherl, W.G., Rindermann, H. (2008).

Testing and validating the trait emotional intelligence questionnaire in a german-speaking sample. Journal of Personality and Individual Differences, 45, 673-678.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional, Cet-17, terj. T. Hermaya, judul asli,

Emotional intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hasan, I. (2004). Pokok-pokok materi teori pengambilan keputusan, Cet-2. Bogor: Ghalia

Indonesia. Mikolajczak, M. (2007). Emotional intelligence, is it relevant to the study of decision

making? ARC Seminar pada 5 November, 2007. Diakses pada 2 November, 2009 dari www.uclouvain.com

Mikolajczak, M., Luminet, O., Leroy, C., & Roy, E. (2006). Psychometric properties of

the trait emotional intelligence questionnaire: factor structure, reliability, construct, and incremental validity in a french-speaking population. Journal of Personality Assessment, 1-54.

Mubayidh, M. (2006). Kecerdasan dan kesehatan emosional Anak, terj. M. Muchson

Anasy, judul asli, Ad-dzaka’ al-athifi wa ash-shihhah al-athifiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Petrides, K.V. (2001). TEIQue interpretations. Diakses pada 2 November, 2009 dari

http://www.psychometriclab.com/ Petrides, K.V., & Furnham, A. (2003). Trait emotional intelligence questionnaire

(TEIQue). Diakses pada 2 November, 2009 dari http://www.statisticssolutions.com/

Petrides, K.V., & Furnham, A. (2006). The role of trait emotional intelligence in a

gender-specific model of organizational variables. Journal of Applied Social Psychology, 36 (2), 552-569.

Page 98: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

83

Rachman, E. dan Savitri, S. (2009, 1 Agustus). Manajemen batin. Kompas, hlm.33 Salehudin, I. (2008). Pengambilan keputusan emosional Vs tanpa emosi. Diakses pada 8

Januari, 2009 dari http://mhs.blog.ui.ac.id/imam.salehudin/2008/essay-mid-term-mata-kuliah-proses-

mental/ Segal, J. (2000). Melejitkan kepekaan emosional: cara baru praktis untuk

mendayagunakan potensi insting dan kekuatan emosi anda, terj. Ary Nilandari, judul asli, raising your emotional intelligence. Bandung: Kaifa.

Shapiro, L.E. (2003). Mengajarkan emotional intelligence pada anak, Cet-6, terj. Alex

Tri Kantjono, judul asli, How to raise a child with a hagh EQ – a parents guide to emotional intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sheth, D. (2007). Kepemimpinan dan kecerdasan emosi, terj. Gafura, judul asli,

leadership and emotional intelligence. Diakses pada 9 Agustus, 2009 dari http://id.shvoong.com/humanities/1676190-kepemimpinan-dan-kecerdasan-emosi/

Siagian, S.P. (1997). Teori dan praktek pengambilan keputusan, Cet-10. Jakarta: PT Toko

Gunung Agung. Suharnan M.S. (2005). Psikologi kognitif, ed-revisi. Surabaya: Srikandi. Supranto, J. (1998). Teknik pengambilan keputusan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Umar, J. (2008). Pengukuran dan analisis statistika dalam psikologi. Diakses pada 23

Januari, 2010 dari www.assessment-iai.com UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses dari

http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf Van Heck, G.L., & Den Oudsten, B.L. (2008). Chapter seven: Emotional intelligence:

relationships to stress, health, and well-being. Dalam A. Vingerhoets (ed). Emotion Regulation (97-121).

Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Page 99: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

84

Lampiran 1:

Hasil hitungan proporsi varian DV yang terkait dengan IV menggunakan program SPSS:

a) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap

emotionality Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .285(a) .081 .062 8.52655 a Predictors: (Constant), EMOSI

b) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap sociability

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .311(a) .097 .059 8.54208 a Predictors: (Constant), SOSIABIL, EMOSI

c) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap well-being

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .318(a) .101 .043 8.61451 a Predictors: (Constant), WELLB, SOSIABIL, EMOSI

d) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap self-

control Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .331(a) .110 .030 8.66899 a Predictors: (Constant), SELFCTRL, SOSIABIL, WELLB, EMOSI

e) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap self-

motivation Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .335(a) .112 .011 8.75430 a Predictors: (Constant), SELFMOTI, SELFCTRL, EMOSI, WELLB, SOSIABIL

Page 100: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21018/1/ANITA...Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

85

f) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap

adaptability Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .335(a) .112 -.011 8.85377 a Predictors: (Constant), ADABTABI, SOSIABIL, SELFCTRL, WELLB, SELFMOTI, EMOSI

g) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap usia

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .446(a) .199 .065 8.51149 a Predictors: (Constant), AGE, SOSIABIL, SELFCTRL, ADABTABI, WELLB, SELFMOTI, EMOSI

h) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap lama

menjadi kepala sekolah Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .455(a) .207 .052 8.57030 a Predictors: (Constant), EXPKPLA, SOSIABIL, SELFCTRL, AGE, ADABTABI, WELLB, SELFMOTI,

EMOSI i) Proporsi varian tingkat kompetensi dalam pengambilan keputusan terhadap jenis

kelamin Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .455(a) .207 .029 8.67665 a Predictors: (Constant), SEX, SELFCTRL, AGE, SOSIABIL, EXPKPLA, ADABTABI, EMOSI,

SELFMOTI, WELLB