pengaruh karakteristik individu terhadap pemahaman...

31
3 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PEMAHAMAN BENDAHARAWAN MENGENAI WITHHOLDING SYSTEM Pendahuluan Bagi setiap negara, baik negara yang sedang berkembang maupun negara maju, sumber pendapatan bagi modal dan pembiayaan pembangunan adalah suatu hal yang senantiasa terus diusahakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pentingnya aspek ini, pemerintah terkadang menambah bahkan mengubah suatu sistem tertentu untuk mencapai suatu usaha dalam rangka penggalian sumber pendapatan negara tersebut. Negara atau pemerintah sebagai pihak yang menjalankan penyelenggaraan pembangunan guna menyediakan infrastruktur publik dan pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, membutuhkan dana untuk membiayai semua pengeluaran negara. Dana yang diperlukan oleh pemerintah salah satunya bersumber dari rakyat dalam bentuk pajak. Struktur pendapatan negara didominasi sumber-sumber penerimaan dari pos-pos perpajakan karena pemerintah lebih memfokuskan menggali sumber- sumber dana di dalam negeri. Pajak dalam APBN Indonesia adalah sumber penerimaan negara terbesar seperti terlihat dari UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun Anggaran 2012, dari total penerimaan negara lebih dari Rp1.311.386.679.466.000,00, sebanyak Rp1.032.570.205.000.000,00 berasal dari penerimaan pajak atau sekitar 78%. Pemerintah gencar menggenjot penerimaan negara, untuk itu aturan perpajakan merupakan faktor penting yang harus dipahami wajib pajak, terutama bendaharawan pemerintah. Bendaharawan pemerintah adalah bendaharawan pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan (www.pajak.go.id ). Bendaharawan adalah Pegawai Negeri Sipil pada instansi pemerintah yang ditunjuk untuk menghitung sekaligus memotong berbagai jenis pajak, menyetorkan (ke bank atau kantor pos) kemudian melaporkannya ke kantor

Upload: voliem

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

3

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PEMAHAMAN

BENDAHARAWAN MENGENAI WITHHOLDING SYSTEM

Pendahuluan

Bagi setiap negara, baik negara yang sedang berkembang maupun negara

maju, sumber pendapatan bagi modal dan pembiayaan pembangunan adalah suatu

hal yang senantiasa terus diusahakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Pentingnya aspek ini, pemerintah terkadang menambah bahkan mengubah suatu

sistem tertentu untuk mencapai suatu usaha dalam rangka penggalian sumber

pendapatan negara tersebut. Negara atau pemerintah sebagai pihak yang

menjalankan penyelenggaraan pembangunan guna menyediakan infrastruktur

publik dan pemeliharaan kesejahteraan masyarakat, membutuhkan dana untuk

membiayai semua pengeluaran negara. Dana yang diperlukan oleh pemerintah

salah satunya bersumber dari rakyat dalam bentuk pajak.

Struktur pendapatan negara didominasi sumber-sumber penerimaan dari

pos-pos perpajakan karena pemerintah lebih memfokuskan menggali sumber-

sumber dana di dalam negeri. Pajak dalam APBN Indonesia adalah sumber

penerimaan negara terbesar seperti terlihat dari UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang

APBN Tahun Anggaran 2012, dari total penerimaan negara lebih dari

Rp1.311.386.679.466.000,00, sebanyak Rp1.032.570.205.000.000,00 berasal dari

penerimaan pajak atau sekitar 78%.

Pemerintah gencar menggenjot penerimaan negara, untuk itu aturan

perpajakan merupakan faktor penting yang harus dipahami wajib pajak, terutama

bendaharawan pemerintah. Bendaharawan pemerintah adalah bendaharawan

pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga

negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang membayar gaji,

upah, tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun

sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan (www.pajak.go.id).

Bendaharawan adalah Pegawai Negeri Sipil pada instansi pemerintah yang

ditunjuk untuk menghitung sekaligus memotong berbagai jenis pajak,

menyetorkan (ke bank atau kantor pos) kemudian melaporkannya ke kantor

Page 2: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

4

pelayanan pajak (KPP) terdekat. Jenis pajak yang dipungut adalah PPh pasal 21,

PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 26, dan PPN.

Withholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib

pajak(Mardiasmo 2008:8). Bendaharawan sebagai salah satu bagian dari unsur

withholding system yang memliki kewajiban menghitung, menyetor, dan

melaporkan kewajiban perpajakan dituntut untuk selalu mengupdate peraturan

perpajakan yang terus berubah mengikuti perkembangan dan kebijakan

pemerintah.

Kesalahan yang dilakukan bendahara pemerintah dalam melakukan

pemungutan PPh Pasal 23, adalah kerap menyetorkan pajak atas nama rekanan

dan jarang melakukan pemungutan PPh Pasal 4 (2) atas penggunaan Jasa

Kontruksi (www.medanbisnisdaily.com), diduga bahwa undang-undang mengenai

withholding system belum dipahami oleh bendaharawan. Apabila bendaharawan

kurang memahami aturan withholding system, dimungkinkan terjadinya kesalahan

menghitung dan memungut pajak, hal ini mengakibatkan penerimaan pajak

menjadi tidak optimal. Untuk bisa memahami perubahan dalam aturan

perpajakan, diperlukan adanya suatu pemrosesan informasi yang tepat. Seorang

bendaharawan yang sebelumnya memiliki pengetahuan tentang aturan terdahulu

baik karena latar belakang pendidikan di bidang perpajakan, pelatihan, atau

pengalaman kerja akan lebih mudah memahami perubahan aturan dibandingkan

seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tersebut.

Penelitian berikut memberikan dasar rujukan penting pada studi ini.

Penelitian Lianawati(2006) menyimpulkan bahwa rata-rata pemahaman petugas

pajak di KPP Pratama Salatiga yakni Staf Akuntansi, Staf Admin, Bagian Pajak

berada pada kategori cukup paham mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan. Sedangkan penelitian Gloria(2012) yang membandingkan

pemahaman bendaharawan dan non bendaharawan, hasilnya tingkat pemahaman

bendaharawan lebih tinggi dibandingkan pada non bendaharawan terhadap aturan

withholding system. Bendaharawan memiliki pemahaman yang tinggi dalam unsur

Page 3: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

5

tarif dan saat terutang dibandingkan dengan non bendaharawan. Sedangkan

pemahaman non bendaharawan paling tinggi dalam unsur objek. Namun tidak

ditunjukkan oleh kedua peneliti diatas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

pemahaman aparatur pajak tersebut. Pada penelitian Halida(2010) yang berjudul

pemahaman bendaharawan mengenai aturan withholding tax menggunakan 2

variabel yaitu determinan pribadi(motivasi, pengetahuan, persepsi) dan

determinan stimulus(Linguistik, Efek Urutan, Konteks). Hasilnya, determinan

pribadi dan determinan stimulus tidak berpengaruh terhadap pemahaman

bendaharawan. Penelitian Swasti(2012) menyimpulkan bahwa faktor sosial yang

meliputi lingkungan, kesempatan dan imbalan tidak berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman bendaharawan. Namun faktor individu yang meliputi motivasi,

latihan dan pengetahuan berpengaruh terhadap pemahaman bendaharawan.

Bertitik total dari belum adanya penelitian sebelumnya yang memerlukan

tambahan bukti empiris mengenai pemahaman aparatur pajak dan faktor individu

pada penelitian Swasti(2012) yang mendasari pemilihan karakteristik individu

pada penelitian ini maka hendak menguji apakah karakteristik individu yang

meliputi tingkat pendidikan, gender, usia dan masa kerja mempengaruhi

pemahaman bendaharawan terkait aturan withholding system. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak terkait sehubungan dengan

penempatan pegawai yang menjalankan peran withholding system pada instansi

pemerintah.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Karakteristik Individu yang Mempengaruhi Pemahaman

Salah satu sumber daya terpenting dalam organisasi adalah sumber daya

manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreatifitas dan usaha

mereka kepada organisasi. Setiap manusia memiliki karakteristik individu

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Beberapa ahli yang meneliti tentang karakteristik individu manusia,

menemukan pandangan yang beragam dan berbeda-beda. Dalam penelitian yang

Page 4: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

6

dilakukan oleh Agus (2001), mencatat pendapat dari Bashaw dan Grant yang

mengemukakan beberapa ciri-ciri pribadi meliputi: jenis kelamin, status

perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan keluarga, dan masa jabatan. Individu

memiliki beberapa karakteristik, yaitu meliputi : Karakteristik biografis(seperti

usia, gender, ras, masa jabatan), kemampuan(kemampuan intelektual dan fisik),

nilai, sikap, kepribadian dan emosi(Robbin & Judge, 2008). Robbins(2006)

menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data

yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dalam berkas

personalia seorang pegawai mengemukakan karakteristik individu meliputi usia,

jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam

organisasi.

Dari beberapa pendapat diatas, diperoleh karakteristik individu yang

meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, gender, status perkawinan,

pendapatan keluarga, banyaknya tanggungan, masa kerja/jabatan dan ras.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih beberapa karakteristik individu

yang nantinya akan digunakan untuk menentukan pemahaman bendaharawan

sehubungan dengan penempatan pegawai yang menjalankan peran withholding

system karena tidak semua karakteristik individu yang diperoleh dari para ahli

diatas dapat digunakan.Karakteristik individu dan hal yang perlu diperhatikan

terkait penempatan pegawai meliputi pengetahuan(pendidikan formal dan

informal), ketrampilan(Schuler & Jackson, 1997) dan pengalaman kerja,

usia(Siagian, 1998).

Berdasarkan kriteria tersebut, karakteristik individu yang diduga memiliki

pengaruh terhadap pemahaman bendaharawan yaitu tingkat pendidikan, usia,

gender, masa kerja. Yang berikut akan dikaji definisi terkait karakteristik individu

dan pengaruhnya tehadap tingkat pemahaman.

Tingkat Pendidikan

Menurut Heidjarachman(1990) pendidikan yaitu suatu kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan

penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang

Page 5: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

7

menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan. Tingkat pendidikan adalah jenjang

pendidikan formal tertinggi yang sudah dicapai seseorang yang sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku dan pendidikan informal berupa pelatihan/

kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur formal yaitu pendidikan

atau pelatihan yang diberikan secara teroganisasi dan berjenjang, baik yang

bersifat umum atau khusus dan pendidikan informal yang terdapat dalam

masyarakat.

Usia

Usia memiliki pengertian yang sama dengan umur. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, umur berarti lama waktu hidup atau ada (sejak

dilahirkan atau diadakan); hidup, nyawa. Usia dapat digolongkan kedalam usia

produktif dalam kisaran usia 15-64 tahun dan usia yang tidak produktif 65 tahun

ke atas(www.bappenas.go.id). Edwin B. Flippo (1997), membagi daur (cycle)

kehidupan pertumbuhan manusia terdiri dari tahap-tahap pengembangan karir

yaitu :

a) Usia 0 – 14, merupakan tahap pengembangan.

b) Usia 15 – 24, merupakan tahap penjajagan.

c) Usia 25 – 44, merupakan tahap pembentukan.

d) Usia 45-64, merupakan tahap pemeliharaan.

e) Usia 65 tahun keatas merupakan tahap penurunan.

Dalam hal ini pada usia 65 tahun akan menunjukkan semakin rendah

kemampuan seseorang dalam karena pikirannya semakin lemah.

Masa Kerja

Masa kerja adalah lamanya waktu yang sudah dilalui, dikerjakan dan

dikuasai dalam satu tempat dimana seseorang bekerja (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002). Soesarsono (1989) mengemukakan pendapat bahwa seseorang

yang telah lama bekerja atau mengerjakan pekerjaan yang relatif sama selama

bertahun-tahun akan lebih mahir daripada orang yang belum berpengalaman.

Page 6: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

8

Gender

Gender kerap didefinisikan sebagai seks namun perlu ditekankan bahwa

konsep gender berbeda dengan konsep seks atau jenis kelamin. Epstein (1988)

menjelaskan konsep seks atau jenis kelamin merujuk pada perbedaan antara laki-

laki dan perempuan yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik biologisnya.

Sementara istilah gender merujuk pada kualitas yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan yang diciptakan oleh budaya. Abbot (Eviandaru, 2003) membedakan

antara gender dengan jenis kelamin, dimana jenis kelamin didefinisikan sebagai

yang kodrati karena ciri biologisnya. Sedangkan gender adalah peran sosial.

Deaux dan Lewis (Eviandaru, 2003) menyatakan bahwa ada komponen peran

gender yaitu ciri sifat kepribadian, peran sosial, posisi sosial dan tampilan fisik.

Robbins (1996) mengatakan tidak ada beda pria dan wanita yang konsisten

dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan

kompetitif, motivasi sosiabilitas dan kemampuan belajar. Menurut Robbins

(2006), bukti menunjukkan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan

pengakuan bahwa terdapat hanya sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria

dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja kerja mereka.

Pemahaman Bendaharawan mengenai Withholding System

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami

adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi

dari ingatan dan hafalan Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah cara

memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak

(Anas, 1996).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun

2005 membedakan dua jenis bendahara yaitu bendahara penerimaan dan

bendahara pengeluaran. Menurut peraturan pemerintah tersebut, bendahara

penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,

menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang

Page 7: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

9

pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Sedangkan

bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang

untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD dan SKPD.

Bendaharawan diasosiasikan sebagai sebuah pekerjaan yang

membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya, jujur dan memiliki ketelitian

serta handal dalam mengelola keluar-masuknya keuangan suatu

organisasi/perusahaan. Terkait dengan aturan withholding system yaitu bendahara

pengeluaran yakni bendaharawan yang melakukan pembayaran yang dananya

berasal dari ABPN/ABPD yang ditetapkan sebagai pemotong dan pemungut pajak

sesuai ketentuan yang berlaku. Pajak yang dipotong oleh bendaharawan adalah

pajak penghasilan(PPh) pasal 21, PPh pasal 23 dan PPh pasal 26. Sedangkan

pajak yang dipungut oleh bendaharawan yaitu PPh pasal 22 dan PPN.

Di Indonesia terdapat tiga sistem pemungutan pajak yaitu official

assesment system, self assesment system dan withholding system. Bendaharawan

termasuk dalam withholding system yang merupakan pihak ketiga yang diberi

wewenang oleh fiskus untuk memotong dan memungut besarnya pajak terutang

oleh Wajib Pajak. Bendaharawan pemerintah adalah Bendaharawan Pemerintah

Pusat, Pemerintah daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara

Lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang membayar gaji, upah,

tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan

dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan (Waluyo, 2008:192).

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap tingkat pemahaman bendaharawan

mengenai aturan withholding system.

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara berpikir, cara

pandang seseorang terhadap sesuatu. Martha (2004) dalam Prasetyo (2010)

mengatakan bahwa tingkat pendidikan formal seseorang berpengaruh terhadap

jalan pikiran dan tindakan yang akan diambil seseorang dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang dihadapinya.

Page 8: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

10

Apabila bendaharawan memiliki tingkat pendidikan formal serta pernah

mendapatkan pelatihan perpajakan berkaitan dengan kewajibannya maka

bendaharawan akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mengetahui

informasi yang berkaitan dengan pajak sehingga mereka akan paham dalam

melaksanakan tugasnya untuk memotong dan memungut pajak dan sadar terhadap

sanksi yang akan diterima apabila tidak mematuhi aturan withholding system.

Berdasarkan uraian di atas maka diduga bahwa tingkat pendidikan

bendaharawan dapat mempengaruhi pemahaman mengenai aturan withholding

system, sehingga dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

H1 : Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman

bendaharawan mengenai aturan withholding system.

Pengaruh Usia terhadap tingkat pemahaman bendaharawan mengenai

aturan withholding system.

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Rusli

(1992) mengatakan bahwa tingkat usia sangat berperan pada kemampuan fisik

dalam kegiatan usaha, karena mempunyai pengaruh besar kemampuan berpikir

dan bereaksi terhadap lingkungan dalam menjalankan usaha mereka.

Apabila semakin matang umur seseorang akan semakin trampil dalam

melaksanakan tugas, semakin kecil tingkat kesalahannya dalam melaksanakan

pekerjaannya. Hal itu terjadi karena salah satu faktor kelebihan manusia dari

makhluk lainnya adalah kemampuan belajar dari pengalaman hidup terutama

pengalaman yang berakhir pada kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas maka diduga bahwa usia yang dimiliki

bendaharawan dapat mempengaruhi pemahaman mengenai aturan withholding

system, sehingga dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

H2 : Usia berpengaruh terhadap tingkat pemahaman bendaharawan mengenai

aturan withholding system

Page 9: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

11

Pengaruh Masa Kerja terhadap tingkat pemahaman bendaharawan

mengenai aturan withholding system.

Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia,

sehingga mampu menumbuhkan keterampilan yang muncul secara otomatis dalam

tindakan yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sejauh mana

tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam bekerja tergantung dari

kemampuan, kecakapan dan keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik.

Soesarsono (1989) mengemukakan pendapat bahwa seseorang yang telah

lama bekerja atau mengerjakan pekerjaan yang relatif sama selama bertahun-tahun

akan lebih mahir daripada orang yang belum berpengalaman. Masa kerja

seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya. Karyawan yang telah lama

bekerja pada perusahaan tertentu telah mempunyai berbagai pengalaman yang

berkaitan dengan bidangnya masing-masing, dalam pelaksanakan kerja sehari-

harinya karyawan menerima berbagai input mengenai pelaksanaan kerja dan

berusaha untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul, sehingga dalam

segala hal kehidupan karyawan menerima informasi atau sebagai pelaku segala

kegiatan yang mereka lakukan. Maka karyawan tersebut telah memperoleh

pengalaman kerja dan pemahaman akan tugas-tugasnya. Dalam kaitannya dengan

bendaharawan, semakin lama masa kerja seseorang sebagai bendaharawan,

semakin banyak pengalaman yang diperoleh dan semakin terampil di dalam

menyelesaikan tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa masa kerja

bendaharawan dapat mempengaruhi pemahamannya mengenai withholding

system, sehingga dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

H3 : Masa kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman

bendaharawan mengenai withholding system.

Page 10: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

12

Pengaruh Gender terhadap pemahaman bendaharawan mengenai

withholding system.

Studi gender mengkaji perkembangan aspek maskulinitas dan femininitas

seseorang. Gender memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan seseorang

dan dapat menentukan pengalaman hidup yang akan ditempuhnya. Gender dapat

menentukan akses seseorang terhadap pendidikan, dunia kerja, dan sektor-sektor

publik lainnya. Gender juga dapat menentukan kesehatan, harapan hidup, dan

kebebasan gerak seseorang. Gender akan menentukan seksualitas, hubungan,dan

kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan bertindak secara otonom

(Marzuki n.d.). Namun Robbins(1996) menyimpulkan tidak ada beda pria dan

wanita yang konsisten dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan

analisis, dorongan kompetitif, motivasi sosiabilitas dan kemampuan belajar.

Wanita yang terlibat dalam proses pembelajaran, pada dasarnya telah

memperoleh hak dan kesempatan yang sama untuk aktif dalam proses

pembelajarannya. Wanita dan pria dalam setiap situasi pendidikan tersebut sama-

sama terbuka untuk mengakses buku-buku di kelas dan terlibat dalam setiap

diskusi (Nanang, et. al n.d.). Untuk bisa mencapai posisi sebagai bendaharawan,

seseorang telah melewati berbagai seleksi pegawai negeri yang mempersyaratkan

tingkat pendidikan tertentu. Apabila seseorang memiliki kesempatan yang sama

dalam hal pembelajaran maka dimungkinkan memiliki kesamaan cara berpikir,

bertindak dan bertingah. Berdasarkan uraian di atas bahwa gender tidak

berpengaruh terhadap pemahaman bendaharawan mengenai aturan withholding

system. Untuk itu dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

H4 : Gender tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman bendaharawan

mengenai aturan withholding system.

Page 11: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

13

Variabel-variabel tersebut dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu variabel

dependen yang dinyatakan dengan notasi “Y” dan keempat variabel lainnya

sebagai variabel independen dengan notasi “X”. Dengan demikian hubungan

antara variabel ini dinyatakan sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan (X1)

METODE PENELITIAN

Gambaran populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah bendaharawan yang

bekerja di Instansi pemerintah dikota Salatiga, Ungaran dan Boyolali. Responden

dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan memberikan kuisioner

kepada bendaharawan pengeluaran yang ada di instansi pemda di Salatiga,

Ungaran dan Boyolali.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan

analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis statitik deskriptif,

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk melihat apakah instrumen –

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini layak

untuk digunakan. Uji validitas diukur dengan menggunakan teknik Pearson

Product Moment. Suatu item dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar

daripada r tabel(Sugiono, 2003 :213). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan

menghitung Cronbach Alpha masing-masing instrumen. Nilai kritis instrumen

dikatakan reliabel apabila Cronbach Alpha nya lebih besar dari 0,60 (Supramono

dan Utami, 2003). Kemudian, dilakukan analisis regresi untuk mengetahui ada

Usia (X2)

Pemahaman

bendaharawan (Y)

Masa Kerja (X3)

Gender (X4)

+

+

Page 12: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

14

atau tidaknya pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen dalam

penelitian ini.

Analisis selanjutnya adalah regresi linier berganda karena variabel

indipendennya lebih dari satu yaitu tingkat pendidikan, pendidikan informal, masa

kerja. Adapun langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

1. Melakukan uji asumsi klasik regresi linear berganda yang meliputi:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi normalitas residual digunakan uji

statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

ketentuan: bila angka signifikansi < 0,05 maka distribusi data

residualnya adalah tidak normal, dan sebaliknya apabila angka

signifikansi > 0,05 maka distribusi data residualnya adalah normal

(Ghozali, 2005).

b. Pengujian Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi adalah melihat nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nilai

tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka menunjukan

multikolonieritas (Ghozali, 2005).

c. Pengujian Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan

menggunakan metode grafik. Pengujiannya adalah sebagai berikut:

Hasil analisis metode grafik untuk model regresi, sebaran plot data

tidak membentuk pola yang jelas, serta plot-plot data menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. (Ghozali, 2005).

Page 13: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

15

Model penelitian ini adalah : Y = α + β1 + β 2 + β 3 + β 4 + β5 + ε.

Dimana :

Y: Tingkat Pemahaman β 4 : Gender

α : Konstanta β 5 : Masa Kerja

β1: Tingkat Pendidikan ε : Error

β2: Pendidikan Informal

β3 : Usia

Kemudian, tabulasi distribusi frekuensi yaitu mengelompokan jawaban

kuesioner dari responden ke tabel, menjumlah jawaban dan mempersentasekan.

Selanjutnya dicari jumlah jawaban dan nilai persentase yang paling tinggi diantara

jawaban tersebut, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Formula yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a. Rata-rata distribusi frekuensi

Formula yang digunakan adalah sebagai berikut

Dimana :

X = Rata-rata tanggapan responden terhadap pernyataan

Bobot = Skor untuk kategori jawaban yang dipilih responden

Absolut = Jumlah responden yang menjawab kategori jawaban tersebut

Total = Jumlah responden.

Rata- rata distribusi Frekuensi variabel, digunakan rumus :

Dimana :

= rata-rata jawaban responden terhadap variabel

∑ X = rata-rata tanggapan responden

n = jumlah pertanyaan

b. Mengklasifikasikan rata-rata tertimbang aturan withholding system

Interval klasifikasi digunakan rumus :

Page 14: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

16

I =

Dimana :

I = interval kelas

H = nilai jawaban tertinggi

L = nilai jawaban terendah

K = banyaknya kelas (klasifikasi ditetapkan sebanyak 3 kelas)

dimana : I = = 2

Tabel 1. Kategori Pemahaman Aturan Withholding System

Nilai Kategori

0,00 – 2,00 Tidak paham

2,01 – 4,00 Paham

4,01 – 6,00 Sangat paham

c. Mengklasifikasikan rata-rata tertimbang unsur withholding system

Interval klasifikasi digunakan rumus :

I =

Dimana :

I = interval kelas

H = nilai jawaban tertinggi yaitu 4

L = nilai jawaban terendah yaitu 0

K = banyaknya kelas (klasifikasi ditetapkan sebanyak 3 kelas)

Dimana: I = = 1,34

Tabel 2. Kategori Pemahaman Unsur Withholding System

Nilai Kategori

0,00 – 1,34 Tidak paham

1,35 – 2,68 Paham

2,69 – 4,00 Sangat paham

Page 15: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

17

ANALISIS DATA

Analisis data dimulai dengan analisis deskriptif yang sebelumnya

dilakukan uji validitas dan realibilitas kuisioner. Kemudian dilakukan uji asumsi

klasik dan analisis regresi linier berganda, serta dilakukan pengujian hipotesis.

Sejumlah 58 kuisioner yang dibagikan dan kuisioner yang kembali berjumlah 58

eksemplar, sehingga dapat diolah. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan

mendatangi dinas-dinas Pemda di Salatiga, Ungaran dan Boyolali.

Responden dalam penelitian ini adalah bendahara pengeluaran di dinas

Pemda kota Salatiga, Ungaran dan Boyolali. Tidak semua bendaharawan dapat

dijadikan sampel penelitian karena hanya bendahara pengeluaran yang bertugas

membayarkan dana yang berasal dari APBN/APBD dan hal ini terkait dengan

aturan withholding system.

Tabel 3 berikut menjelaskan karakteristik responden yang digunakan untuk

mengetahui latar belakang bendaharawan adalah berdasarkan umur, jenis kelamin,

jurusan, frekuensi sosialisasi, pendidikan informal, kota.

Tabel 3. Karakteristik Responden

Latar Belakang Kriteria Jumlah %

Usia

25-44

45-64

37

21

64

36

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

20

38

35

65

Jurusan Akuntansi

Hukum

Lainnya

6

5

21

10

9

36

Frekuensi

Sosialisasi

Tidak Pernah

1-3 kali

> dari 3 kali

3

54

1

5

93

2

Pendidikan

Informal

Brevet

Diklat Perpajakan

Lainnya

3

10

5

5

17

9

Kota Salatiga

Ungaran

Boyolali

21

24

13

36

41

23

Sumber : data primer yang diolah, 2012

Page 16: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

18

Berdasarkan tabel 3 diatas tentang karakteristik responden maka dapat

disimpulkan bahnwa mayoritas umur responden adalah 25-44 yaitu sebanyak 37

bendaharawan (64%) dan usia 45-64 dengan 36% atau 21 bendaharawan dimana

sebanyak 38 responden (65%) adalah perempuan sedangkan 35% adalah laki-laki

atau sejumlah 20 bendaharawan.

Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa bendaharawan yang

bekerja pada dinas pemerintah daerah berlatar belakang jurusan akuntansi

sebanyak 6 orang atau 10%, dimana sebagian besar bendaharawan berasal dari

jurusan selain akuntansi dan hukum ialah sejumlah 21 orang atau 36% dan pernah

menerima sosialisasi sebanyak 1-3 yaitu 54 orang atau 93%.

Berdasarkan tabel 3 diatas juga dapat disimpulkan bahwa bendaharawan

yang pernah mendapat pendidikan informal berupa diklat perpajakan sebanyak 10

orang atau 17% sedangkan brevet sejumlah 3 orang atau 5% dan yang selain

brevet dan diklat perpajakan yaitu 5 orang atau 9%.

Grafik 1 berikut menjelaskan karakteristik responden yang digunakan

untuk mengetahui latar belakang bendaharawan adalah tingkat pendidikan formal.

Page 17: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

19

Grafik 1. Data Responden berdasarkan pendidikan terakhir

Sumber : data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan pie chart di atas dapat dilihat bahwa mayoritas bendaharawan

dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir Perguruan Tinggi yang

jumlahnya 46,55% dari keseluruhan responden dan yang memiliki pendidikan

terakhir SMA/sederajat adalah 43,1%, sedangkan untuk Diploma hanya sebesar

10,3% atau sebanyak 6 responden. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

bendaharawan sudah memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi.

Uji Validitas

Tabel 4. Pengujian Validitas Kuisioner

Variabel No. Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan

Pemahaman

Pph 21

1.

2.

3.

4.

5.

6.

.458

.531

.228

.314

.288

.274

.222

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Pemahaman

Pph 22

1.

2.

3.

4.

5.

6.

.455

.243

.359

.279

.322

.458

.222

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Page 18: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

20

Pemahaman

Pph 23

1.

2.

3.

4.

5.

6.

.358

.384

.337

.347

.337

.329

.222

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Pemahaman

PPN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

.344

.403

.403

.293

.305

.306

.222

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2012

Pada pengujian validitas diatas, semua indikator empirik mempunyai nilai

r hitung positif dan r hit > r0,05 (0,222) sehingga indikator-indikator empirik

tersebut dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Tabel 5. Pengujian Reliabilitas Kuisioner

Variabel Nilai Cronbach

Alpha

Nilai Kritis

Keterangan

Pemahaman

PPh 21

.607

0,60

Reliabel

Pemahaman

PPh 22

.605

0,60

Reliabel

Pemahaman

PPh 23

.612

0,60

Reliabel

Pemahaman

PPN

.603

0,60 Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2012

Demikian halnya pada pengujian reliabilitas, menunjukkan nilai Cronbach

alpha > 0,60 sehingga indikator-indikator empirik tersebut dinyatakan reliabel.

Page 19: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

21

Analisis Deskriptif

Variabel ini menguji apakah wajib pajak paham terhadap aturan

withholding system yang meliputi PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh Pasal 23, dan

PPN. PPh Pasal 26, tidak dimasukkan karena bendaharawan tidak memungut PPh

Pasal 26. Tabel 3 dibawah ini memuat hasil tabulasi distribusi frekuensi.

Tabel 6. Tingkat pemahaman bendaharawan

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Dari hasil dapat disimpulkan bahwa bendaharawan sangat paham

terhadap aturan withholding system. Nilai = 4,017 menunjukan bahwa tingkat

pemahaman bendaharawan paling rendah pada unsur PPN. Sedangkan nilai =

4,67 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman bendaharawan tinggi pada PPh

Pasal 21.

Dibawah ini ditunjukkan grafik yang menunjukkan pemahaman

bendaharawan terhadap unsur-unsur yang terkandung dalam tiap pasal yang

meliputi subyek, obyek, tarif, saat terutang, saat setor, saat lapor.

No Tingkat Pemahaman Kategori

1 Pemahaman terhadap PPh pasal 21 4,64 Sangat Paham

Sangat Paham

Sangat Paham

Sangat Paham

2 Pemahaman terhadap PPh pasal 22 4,22

3 Pemahaman terhadap PPh pasal 23 4,24

4 Pemahaman terhadap PPN 4,017

Page 20: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

22

Grafik 2. Pemahaman Bendaharawan Terhadap Unsur Pajak

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Dari grafik diatas, unsur withholding system terdiri atas subyek, obyek,

tarif, saat terutang, setor dan lapor yang masing-masing unsur tersebut dimiliki

oleh setiap aturan withholding system(Pph 21, 22, 23, PPN). Pemahaman

bendaharawan terhadap subyek, obyek, saat terutang, setor diatas angka 1,34 yang

berarti bendaharawan paham terhadap keempat unsur dalam aturan withholding

system tersebut. Sedangkan unsur lapor dan tarif bendaharawan termasuk pada

kategori sangat paham.

Uji Asumsi Klasik

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

Model Regresi Unstandardized

Residual

Withholding System Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig (2-tailed)

0.743

0.638

Sumber: Data primer diolah, 2012

2,689655172

2,482759

3,3621

2,655172

2,62069

3,362069

0 0,5

1 1,5

2 2,5

3 3,5

4 Subyek

Obyek

Tarif

Saat terutang

Setor

Lapor

Page 21: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

23

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa model regresi

mempunyai angka signifikan yang lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan

bahwa distribusi data residualnya adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 8. Uji Multikolinearitas

Model Regresi Variabel Tolerance VIF

Withholding System Tingkat pendidikan

Pendidikan informal

Usia

Gender

Masa kerja

.767

.885

.859

.968

.830

1.304

1.130

1.164

1.033

1.204

Sumber: Data primer diolah, 2012

Dari Tabel di atas mengacu pada nilai tolerance tampak bahwa semua

nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,1

maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Mengacu pada nilai

VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas

(independent variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel

bebasnya.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode grafik.

Dari hasil analisis metode grafik untuk model regresi withholding system

diketahui bahwa sebaran plot data tidak membentuk pola yang jelas, serta plot-

plot data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi terjadi kesamaan

variance dari residual yang ada.

Page 22: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

24

Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis pada model regresi terhadap withholding system

Tabel 9. Uji Hipotesis

Sumber: Data primer diolah, 2012

Keterangan : * = signifikan pada = 5 %

** = signifikansi pada = 10%

t 0,025 = 2,007 ( = 5 %, df = 52)

t 0,050 = 1,675 ( = 10 %, df = 52)

Tidak ada perbedaan pemahaman bendaharawan mengenai withholding

system dilihat dari tingkat pendidikannya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung

-0,026 < 2,007 pada tingkat kepercayaan 5%. Posisi bendaharawan pengeluaran

merupakan pekerjaan yang terkait dengan akuntansi maupun pajak namun justru

diisi oleh mereka yang bukan dari lulusan terkait seperti terlihat pada karakteristik

responden dengan jumlah bendaharawan yang berlatang belakang jurusan

akuntansi sejumlah 6 orang dari 58 responden dan tidak ada bendaharawan yang

berlatar belakang perpajakan. Begitu pula dengan pendidikan informal juga tidak

membuat perbedaan terhadap tingkat pemahaman bendaharawan. Hal Ini

ditunjukkan oleh nilai t hitung 0,088 < 2,007 selain itu tidakn semua

bendaharawan memperoleh pendidikan informal terkait pajak, dari 58

bendaharawan, yang pernah mendapat brevet, diklat perpajakan sebanyak 18

orang. Dengan demikian tingkat pendidikan yang tinggi yang didukung dengan

masukan pendidikan informal berupa brevet, diklat perpajakan tidak menjamin

bendaharawan akan lebih paham mengenai aturan withholding system.

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa pemahaman mengenai

withholding system didominasi oleh bendaharawan pada kelompok usia 25-44

tahun(usia pembentukan). Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung 1,740 > 1,675

Model Regresi Variabel t hitung Sig

Withholding

System

Tingkat pendidikan

Pendidikan Informal

Usia**

Gender

Masa kerja*

-0.026

0.088

1.740

-0.528

4.843

0.979

0.930

0.088

0.600

0.000

Page 23: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

25

pada tingkat kepercayaan 10%. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Rusli(1992)

yang mengatakan tingkat usia berperan pada kemampuan fisik karena mempunyai

pengaruh besar kemampuan berpikir dan bereaksi terhadap lingkungan dalam

menjalankan usaha mereka.

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa tidak ada beda

pemahaman bendaharawan mengenai withholding system dilihat dari gendernya.

Hal ini ditunjukkan dengan oleh nilai t hitung -0,528 < t tabel 2,007 pada

signifikansi 5%. Terlihat dari karakteristik responden, bahwa meski jumlah

bendaharawan wanita lebih banyak dari bendaharawan pria, dimana

bendaharawan wanita yang dianggap lebih teliti, dapat dipercaya dan lebih pantas

menjabat sebagai bendaharawan namun konstruksi masyarakat terhadap hal ini

tidak membuat perbedaan terhadap tingkat pemahaman mengenai withholding

system karena untuk posisi sebagai bendarawan tentu terlebih dahulu telah

melewati seleksi PNS dan tahap-tahap ilmu pengetahuan tertentu dan memiliki

masa kerja tinggi terkait pengalamannya.

Berdasarkan hasil analisis regresi, pemahaman mengenai withholding

system didominasi oleh bendaharawan yang memiliki masa kerja 1 tahun.

Penelitian ini sesuai dengan pendapat Soesarsono(1989) yang mengatakan bahwa

seseorang dengan lama bekerja atau mengerjakan pekerjaan yang relatif sama

selama bertahun-tahun akan lebih mahir daripada orang yang belum

berpengalaman.

Kontribusi dari faktor demografi terhadap pemahaman bendaharawan

mengenai withholding system dilihat dari nilai R Square yang sebesar 0,370 atau

37%. Ini menunjukkan bahwa masih ada faktor lainnya yakni sebanyak 63%

yang dapat menentukan pemahaman mengenai withholding system yang masih

perlu dikaji.

Page 24: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

26

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

Penelitian ini menunjukkan bahwa bendaharawan berada pada tingkat

sangat paham terhadap peraturan withholding system yang meliputi PPh

21, PPh 22, PPh 23, PPN dan paham pada unsur subyek, obyek, saat

terutang, setor. Untuk unsur lapor dan tarif termasuk kategori sangat

paham.

Masa kerja 1 tahun memiliki dominasi terhadap pemahaman mengenai

withholding system dan ini berarti bahwa semakin lama masa kerja sebagai

bendaharawan maka tingkat pemahaman mengenai withholding system

semakin tinggi.

Terdapat dominasi tingkat pemahaman bendaharawan mengenai

withholding system pada bendaharawan dengan kelompok usia

pembentukan(25-44 tahun).

Sedangkan untuk tingkat pendidikan formal, pendidikan informal dan

gender tidak berpengaruh terhadap pemahaman bendaharawan mengenai

withholding system.

IMPLIKASI TEORITIS

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rusli

(1992) yang mengatakan bahwa usia berperan pada kemampuan fisik,

berpikir dan bereaksi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Soesarsono

(1989) yang mengatakan bahwa seseorang yang telah lama bekerja atau

mengerjakan pekerjaan yang relatif sama selama bertahun-tahun akan

lebih mahir daripada orang yang belum berpengalaman.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Bida(2001) yang

mengatakan bahwa tingkat pendidikan dapat menyebabkan perbedaan

tingkat pengetahuan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan formal maupun perolehan pendidikan informal tidak

berpengaruh terhadap pemahaman seseorang

Page 25: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

27

IMPLIKASI TERAPAN

Pendelegesian tugas dan tanggung jawab sebagai bendaharawan

pengeluaran hendaknya mempertimbangkan usia dan masa kerjanya karena posisi

bendaharawan membutuhkan kematangan seseorang dalam berpikir dan bertindak

dan lama bekerja sebagai pengalamannya sehingga kecil kemungkinan

penyelewengan dan kesalahan memotong dan memungut pajak sesuai ketentuan

yang berlaku. Faktor tersebut yang minimal harus diperhatikan.

KETERBATASAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :

Pengisian kuesioner tidak didampingi langsung sehingga dapat

dimungkinkan salah intepretasi atau pernyataan tidak dipahami dengan

baik oleh bendaharawan dan kuisioner penelitian tidak benar-benar diisi

sendiri oleh bendaharawan sehingga mengakibatkan biasnya informasi

yang diperoleh.

Pernyataan mengenai PPh 26 tidak dijawab oleh responden karena semua

objek penelitian tidak melakukan kegiatan memotong dan memungut atas

PPh 26 sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat pengetahuan

responden terkait PPh pasal 26.

PENELITIAN YANG MENDATANG

Memasukkan faktor-faktor lain ke dalam model penelitian yang diduga

dapat mempengaruhi pemahaman bendaharawan mengenai withholding

system seperti nilai, sikap, kepribadian dan emosi.

Apabila memungkinkan, pengisian kuisioner hendaknya didampingi,

sehingga diharapkan informasi yang diberikan dapat menjadi lebih akurat.

Page 26: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

28

Tabel 10

Pengukuran Konsep : Karakteristik Individu

Subkonsep Definisi Operasional Indikator Empirik

Tingkat

Pendidikan

merujuk pada pendidikan formal

dan informal yang ditempuh

seseorang.

SMA, Diploma, Perguruan

Tinggi

Brevet dan Diklat Perpajakan

Usia merujuk pada lama hidup dari

seseorang dilahirkan.

Usia 25 – 44, merupakan tahap

pembentukan.

Usia 45-64, merupakan tahap

pemeliharaan.

Masa Kerja merujuk pada masa seseorang

menjalankan pekerjaan tertentu.

Jumlah tahun kerja sebagai

bendaharawan

Gender merujuk pada kualitas yang

berbeda antara laki-laki dan

perempuan yang diciptakan oleh

budaya

Pria

Wanita

Page 27: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

29

Tabel 11

Pengukuran Konsep : Tingkat Pemahaman

Konsep Definisi Operasional Indikator empirik

Pemahaman

Bendaharawan

terhadap pemotongan

PPH 21

Pengetahuan bendaharawan

mengenai pemotongan pajak

penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama

apa pun sehubungan dengan

pekerjaan, jasa atau kegiatan

yang dilakukan oleh wajib

pajak orang pribadi dalam

negri

Tingkat pemahaman

tentang subyek,

obyek, tarif, saat

terutang, saat lapor

pajak PPh 21

Pemahaman

bendaharawan

terhadap pemungutan

Pph 22

Pengetahuan bendaharawan

mengenai pemungutan pajak

oleh bendaharawan berkenaan

dengan pembayaran atas

penyerahan barang, dan

badan-badan tertentu

berkenaan dengan kegiatan di

bidang import atau kegiatan

usaha di bidang lain

Tingkat pemahaman

tentang subyek,

obyek, tarif, saat

terutang, saat lapor

pajak PPh 22.

Pemahaman

bendaharawan

terhadap pemotongan

PPh 23

Pengetahuan bendaharawan

mengenai pemotongan pajak

atas penghasilan yang diterima

atau diperoleh wajib pajak

dalam negri dan bentuk usaha

tetap yang berasal dari modal,

penyerahan jasa, atau

penyelenggaraan kegiatan

selain yang telah dipotong

Pph21, yang dibayarkan atau

terutang oleh badan

pemerintah atau subyek pajak

dalam negeri, penyelenggara

kegiatan, BUT atau

perwakialan perusahaan luar

negri lainnya.

Tingkat pemahaman

tentang subyek,

obyek, tarif, saat

terutang, saat lapor

pajak PPh 23

Pemahaman

bendaharawan

terhadap pemotongan

Pengetahuan bendaharawan

mengenai pemotongan pajak

atas penghasilan yang diterima

atau diperoleh wajib pajak luar

Tingkat pemahaman

tentang subyek,

obyek, tarif, saat

Page 28: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

30

PPh 26 negri dari indonesia, selain

penghasilan usaha yang

diperoleh melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia

terutang, saat lapor

pajak PPh 26.

Pemahaman

bendaharawan

terhadap Pemugutan

PPN

Pengetahuan bendaharawan

mengenai pemungutan pajak

atas penyerahan Barang Kena

Pajak (BKP) dan Jasa Kena

Pajak (JKP) di dalam daerah

pabean yang dilakukan oleh

pengusaha, impor BKP,

pemanfaatan BKP tidak

berwujud dari luar daerah

Pabean di dalam daerah

pabean , serta ekspor BKP

oleh pengusaha kena pajak.

Tingkat pemahaman

tentang subyek,

obyek, tarif, saat

terutang, saat lapor

pajak PPN

Page 29: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

31

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Halida Dyah, 2010, Pemahaman Bendaharawan Mengenai Aturan

Withholding Tax, Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Bida, Yance. 2001, Pengaruh Faktor-Faktor yang Melekat pada Wajib Pajak (WP)

terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

(survey terhadap Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan di Salatiga).

Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana

(tidak dipublikasikan).

Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

Difa : Publisher.

Engel, James, Roger Blackwell, and Paul Miniard, 1995, Perilaku Konsumen,

Binarupa Aksara, Jakarta.

Epstein, C. F. (1988). Deceptive distinction sex, gender and the social order. New

Haven & New York: Yale University Press & Russel Sage Foundation.

Eviandaru, M. (2003). Hubungan antara sikap terhadap stereotip peran gender

dengan objektivitas diri. Anima Psychological Journal, 18(4), 362-375.

Ghozali, H. Imam., 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS.

Universitas Diponegoro, Semarang

Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnely Jr, 2000, Organizations,

Mc.Graw-Hill International, Boston.

Lianawati, Yeni, 2006, Analisis Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, skripsi program S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

Mardiasmo, 2008. Perpajakan : Edisi Revisi, Andi Yogyakarta;Yogyakarta

Marzuki, n.d. Kajian Awal Tentang teori-teori gender. Pkn dan Hukum FISE

UNY.

Martono, Nanang, Elis, P, Mintarti, Rin, R., n.d. Perbedaan Gender dalam Prestasi

Belajar Mahasiswa Unsoed, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto

Page 30: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

32

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I : PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Purwaningtyas, Swasti, 2012, Pengaruh Faktor Individu dan Sosial terhadap

pemahaman bendaharawan mengenai withholding system, skripsi program

S1 Fakultas Ekonomikan dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Ramli, Rusli, 1992, Sektoral Informal Perkotaan Kewiraswastaan Pedagang Kaki

Lima, Indonesia Hill co.

Randupandojo, Heidjaracman / Husnand / Suad, 1990 Manajemen Personalia,

Yogyakarta.

Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi

Kedua Belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Schuler, Randall S, Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya

Manusia Menghadapi Abad ke-21. Edisi Keenam Jilid I. Erlangga: Jakarta.

Setianingsih, Gloria, D. N., 2012, Perbedaan Tingkat Pemahaman Pemahaman

dan Non Bendaharawan mengenai Withholding System, skripsi program S1

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Sudijono, Anas, 1996, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Soesarsono, Wijandi. 1989, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar Bandung.

Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen Abad 21. Bumi Aksara: Jakarta.

Thoha, Miftah, 2008. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Waluya, Bagja, 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat

untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, PT. Setia Purna

Inves, Bandung

Waluyo, 2008. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta

Yustono, Ali. 2011. “Bendahara Pemerintah Sering Lakukan Kesalahan

Administrasi”.http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/10/14/60

554/bendahara_pemerintah_sering_lakukan_kesalahan_administrasi/#.UA

uh1_KTeKF

Page 31: Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2638/2/T1_232008063_Full... · kursus dan sosialisasi. Pendidikan dapat melalui jalur

33

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Gifson Soni Siagian

NIM : 232008063

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomika dan Bisnis

Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 16 November 1990

Alamat : Pondok Sedati Asri GD-15, Juanda, Sidoarjo,

Jawa Timur

E-mail : niggazwith.attitude @yahoo.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

B. Latar Belakang Pendidikan

1. 1996 – 2002 : SD Hang Tuah X Juanda, Sidoarjo

2. 2002– 2005 : SMP Negeri 2 Waru, Sidoarjo

3. 2005– 2008 : SMA Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo

4. 2008-2012 : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana, Salatiga

C. Pengalaman Berorganisasi

2009 : - Panitia Retreat FE “Who am i”

- Panitia Accounting Competition FE

- Satgas Rapat Kerja LK FEB

- Satgas Christmas Charity FEB

2010 : - Panitia kegiatan Motivation and Strategy Accounting

- Ketua Panitia Retreat FEB “Anak Turun Sing Nduweni

Karakter”

- Kepengurusan LK FEB ‘PERMEN’

- Ketua Satgas Rapat Kerja LK FEB

- Panitia Dies Natalis ke-51 FEB

2011 : - Panitia Youth Camp “We’re the World” FEB

- Kepengurusan LK FEB ‘PERMEN’

2012 : - Team Musik Retreat FEB “Giving With Love”