pengaruh investasi, upah minimum regional, dan pertumbuhan …

118
PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI BANTEN 2010-2014 SKRIPSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Oleh : Adil Prabowo A.P. NIM. 5553111823 JURUSAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG-BANTEN 2018

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL,

DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP

PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN DAN

KOTA DI PROVINSI BANTEN 2010-2014

SKRIPSI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (SE) Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh :

Adil Prabowo A.P.

NIM. 5553111823

JURUSAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG-BANTEN

2018

Page 2: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

ii

Page 3: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

iii

Page 4: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

iv

MOTTO

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh.

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan

saya percaya pada diri saya sendiri.

Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa, belajar dari kegagalan adalah

hal yang bijak.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, adikku, keluarga besar,

teman dan sahabatku. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Page 5: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

v

ABSTRACT

Investment increases both from within and outside the country can be a

mainstay in an effort to increase economic growth in a region and income per

capita of the population which has an impact on the increase in the number of

active workforce. The problem of economic growth is a very important problem

because it becomes the benchmark of the income and welfare section depending

on whether an economy grows or not. The aim to be achieved in this study is to

analyze the relationship of FDI and domestic investment, minimum wages, and

economic growth to the absorption of labor in regencies / cities in Banten

Province. The study uses panel data analysis. The data used in the study is data

from 2010 to 2014. The results showed that the partial variable of minimum

wages has a significant effect on employment, but does not apply to investment

and economic growth that have no significant effect on employment in Banten

Province

Keywords: Investment, Domestic Investment, Foreign Direct Investment (FDI),

Manpower, Labor, Economic Growth, Minimum Wage

Page 6: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

vi

ABSTRAK

Peningkatan Investasi baik dari dalam maupun luar negeri dapat menjadi

andalan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah serta

pendapatan perkapita penduduk yang berdampak pada peningkatan jumlah tenaga

kerja aktif. Masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah yang sangat

penting karena menjadi patokan dari bagian pendapatan dan kesejahteraan

tergantung dari tumbuh atau tidaknya suatu perekonomian. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan investasi PMA

dan PMDN, upah minimum, serta pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan

tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Penelitian menggunakan

analisis data panel. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data dari tahun

2010 sampai 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable parsial upah

minimum memiliki pengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, namun

tidak berlaku pada investasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten.

Kata kunci: Investasi, Investasi Dalam Negeri, Investasi Asing Langsung

(FDI), Tenaga Kerja, Tenaga Kerja, Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum

Page 7: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,

kemudahan dan petunjuk-Nya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Investasi, Upah Minimum, dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten dan Kota

Provinsi Banten 2010-2014”. Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan usulan penelitian ini.

Disamping itu, dalam penyusunan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang tulus memberikan do’a, saran, kritik dan bimbingan sehingga

usulan penelitian ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-

tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan usulan penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M. Pd, selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Dr. H. Fauji Sanusi, Drs., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

viii

3. Samsul Arifin, SE., M.SE, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dan

juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

4. Dr. Indra Suhendra, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama yang

ditengah kesibukannya dengan sabar dalam membimbing serta

memberikan motivasi, masukan dan koreksi sehingga penulisan usulan

penelitian skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Saharuddin Didu, S.TP., ME selaku Dosen Pembimbing Pendamping,

yang juga selalu meluangkan waktu ditengah kesibukannya dengan sabar

memberikan motivasi, arahan, masukan dan koreksi yang membangun.

6. Kepada Kedua Orang Tua, Alm. Drs. Tunggul Prabowo, M.Si dan Hj.

Kamiseti terimakasih atas doa dan dukungan baik moral maupun materi

yang selama ini selalu mengiringi dan memotivasi usaha dan perjuangan

saya hingga memperoleh suatu keberhasilan.

7. Terimakasih teruntuk sahabat pendamping terbaik ku Dewi Rahmah, SE.

Yang selama ini tanpa pernah lelah untuk selalu berusaha dan berjuang

dalam membimbing, memotivasi, dan mengajarkan banyak hal baik dalam

hidup. Semoga skripsi ini menjadi sebuah bukti akan segala usaha tak

pernah lelah yang saya dapatkan demi masa depan yang lebih baik.

8. Terimakasih kepada teman-teman yang selama ini selalu menemani dan

saling menyemangati, memberikan apresiasi, memberikan motivasi tanpa

pernah lelah untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, Dimas Khalindra,

Dwiky Lesmana, Opa Danu Wijaya, Wiko Apryanto, Intan Pratiwi Razak,

Page 9: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

ix

Gesti Resti Fitri, Lidia Carlinamarta, Nur Hidayat, Imam Fachri, Ika Nur

Pertiwi dan Yosua.

9. Dan juga rasa terimakasih kepada teman-teman semasa sekolah yang

sampai saat ini masih tetap memberikan dukungan moral serta materi

untuk mendorong proses penyelesaian skripsi ini teruntuk Cakra Saputra

Rivai, Mochamad Fahmi Ilhamullah, Muhammad Alif Fachrurrozi,

Muhammad Fahmi dan Adhi Setyo Anggoro.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepan. Amin YaaRabbal ‘Alamiin.

Pada akhirnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat

kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian

Serang, Juli 2018

Penulis

Adil Prabowo Aristyo P.

NIM 5553111823

Page 10: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGHANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 13

1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................ 15

2.1.1 Pasar Tenaga Kerja ............................................................ 16

2.1.2 Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja ......................... 17

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja .... 19

2.1.4 Teori Penyerapan Tenaga Kerja ......................................... 21

2.1.4.1 Teori Klasik Adam Smith, Specialization and

division of labor ................................................... 21

2.2 Investasi ....................................................................................... 21

2.2.1 Jenis-Jenis Investasi ........................................................... 23

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi ................... 24

2.2.3 Teori Investasi .................................................................... 26

Page 11: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xi

2.2.3.1 Teori Keynes dalam The General Theory of

employment, interest and money ....................... 26

2.2.3.2 Teori Non-Klasik oleh Solow .............................. 26

2.3 Upah Minimum ........................................................................... 27

2.3.1 Teori Upah ......................................................................... 30

2.3.1.1 Teori Upah Wajar (Alami) dari David Ricardo ... 30

2.3.1.2 Malthus ................................................................ 30

2.4 Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 31

2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi ............................................................................. 32

2.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 34

2.4.2.1 Teori Pertumbuhan Klasik ................................... 34

2.4.2.2 Teori Neo - Klasik ............................................... 35

2.4.2.3 Teori Basis Ekonomi ........................................... 35

2.4.2.4 Teori Ekonomi Regional ...................................... 36

2.5 Studi Empiris ............................................................................... 37

2.6 Kerangka Pemikiran .................................................................... 46

2.6.1 Hubungan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja . 46

2.6.2 Hubungan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ....... 47

2.6.3 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja ...................................................................... 47

2.7 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 48

Page 12: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 49

3.2 Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ........................ 49

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 50

3.4 Operasional Variabel Penelitian .................................................. 50

3.5 Metode Analisis Data .................................................................. 53

3.6 Metode Pemilihan Model ............................................................ 55

3.7 Pengujian Asumsi Klasik ............................................................ 57

3.7.1 Uji Normalitas .................................................................... 57

3.7.2 Uji Multikolinearitas .......................................................... 58

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 59

3.7.4 Uji Autokoreksi .................................................................. 60

3.8 Uji Hipotesis Statistik .................................................................. 61

3.8.1 Uji Statistik t (Uji Parsial) .................................................. 62

3.8.2 Uji Statistik F (Uji Simultan) ............................................. 63

3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 66

4.1.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi

Banten ................................................................................ 66

4.1.2 Perkembangan Investasi di Provinsi Banten ...................... 68

4.1.3 Perkembangan Upah Minimuim Regional di Provinsi

Banten ................................................................................ 69

Page 13: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xiii

4.1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Banten............................................................................... . 70

4.2 Analisis Model Penelitian ........................................................... 72

4.2.1 Hasil Analisis Model .......................................................... 72

4.3 Uji Normalitas ............................................................................. 76

4.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 77

4.4.1 Uji Autokorelasi ................................................................. 78

4.4.2 Uji Heterodisitas ............................................................... 79

4.4.3 Uji Multikolinearitas .......................................................... 79

4.5 Hasil Analisis Hipotesis Statistik ................................................ 80

4.5.1 Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 80

4.5.2 Uji Simultan (Uji f) ........................................................... 84

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi ................................................. 85

4.6 Pembahasan ................................................................................. 86

4.6.1 Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ................... 87

4.6.2 Upah Minimum Regional Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja ............................................................................. 89

4.6.3 Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja ............................................................................. 90

4.6.4 Hasil Uji Simultan dan Koefisien Regresi ......................... 91

Page 14: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xiv

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 93

5.2. Saran ............................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel

1.1 Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Banten 2010 – 2014 .............................. 2

1.2 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Banten 2010 – 2014 .............. 4

1.3 Jumlah Proyek Investasi Provinsi Banten 2010 – 2014 ........................... 6

1.4 Upah Minimum Regional Provinsi Banten 2010 –2014 ........................... 8

1.5 Nilai Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2010 – 2014 ...................... 10

2.1 Ringkasan Studi Empiris .......................................................................... 42

3.1 Operasional Variable Penelitian ............................................................... 52

4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Banten 2010 – 2014 .. 67

4.2 Perkembangan Investasi Provinsi Banten 2010 – 2014 ............................. 68

4.3 Perkembangan Upah Minimum Regional Provinsi Banten 2010 – 2014 .. 70

4.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten ........................... 71

4.5 Hasil Uji Chow .......................................................................................... 73

4.6 Hasil Hausman Test ................................................................................... 74

4.7 Hasil Regresi Random Effect .................................................................... 75

4.8 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 78

4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 79

4.10 Hasil Uji Multikolinearilitas ...................................................................... 80

4.11 Hasil Uji t- Statistik ................................................................................... 81

4.12 Hasil Uji F- Statistik .................................................................................. 85

4.13 Hasil Uji Individu ...................................................................................... 86

Page 16: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar

1.1 Kurva Permintaan dan Penawaran ...................................................... 18

2.2 Paradigma Penelitian .......................................................................... 46

4.1 Uji Normalitas .................................................................................... 77

Page 17: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah ketenaga kerjaan merupakan hal penting dalam pembangunan

nasional maupun daerah. Pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total

suatu masyarakat atau penyesuaian sistem secara keseluruhan, tanpa mengabaikan

keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-

kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu

kondisi kehidupan yang lebih baik secara material dan spiritual (Todaro, 2000:19-

20). (Menurut Mulyadi 2003:55) bahwa jumlah penduduk yang makin besar telah

membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula.

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan

manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup

untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja, yang pertumbuhannya lebih cepat

dari pertumbuhan penyerapan kerja. Masalah ketenagakerjaan bukan hanya

sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas

namun jauh lebih serius dengan penyebab yang berbeda-beda. Seiring dengan

berubahnya lingkungan makro ekonomi mayoritas negara-negara berkembang,

angka pengangguran yang meningkat pesar terutama disebabkan oleh terbatasnya

permintaan tenaga kerja, meningkatnya masalah utang luar negeri dan kebijakan

lainnya yang pada gilirannya telah mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan

Page 18: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

2

industri, tingkat upah, dan akhirnya penyediaan lapangan kerja (Todaro,

2000:307).

Tabel 1.1

Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Banten (Jiwa) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab Serang 687.885 657.679 669.029 589.320 622.428

Kab. Tangerang 1.441.078 1.416.780 1.328.081 1.455.935 1.467.353

Kota Serang 290.832 274.594 263.206 265.523 273.412

Kota Cilegon 188.526 185.874 180.030 170.476 185.307

Kota Tangerang 988.630 945.334 916.226 986.487 1.001.174

Kota Tangerang

Selatan

610.210 667.098 638.659 650.259 705.321

Provinsi Banten 5.309.462 5.210.224 5.125.057 5.146.305 5.338.045

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju

pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk kepasar tenaga kerja.

Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan

kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran, angkatan kerja terbanyak

terdapat di Kabupaten Tangerang pada tahun 2014 yaitu dengan jumlah 1.467.353

jiwa, sedangkan Kota Cilegon dan Kota Serang menjadi kota dengan angkatan

kerja terendah dengan masing masing Kota Cilegon 185.307 jiwa pada tahun 2013

dan Kota Serang 263.206 jiwa pada tahun 2012. Kemudian, meningkatnya angkat

pengangguran akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi

angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat, merupakan sumber

utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta

menghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnakertrans,

2004). Pengangguran merupakan masalah terbesar bagi suatu negara karena

pengangguran menyebabkan pendapatan dan produktivitas masyarakat rendah

yang pada akhirnya akan menimbulkan kemiskinan dan masalah sosial lainnya,

Page 19: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

3

negara berkembang seringkali dihadapkan pada besarnya angka pengangguran

karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah usia kerja.

Agar dapat tercapai keadaan yang seimbang maka seharusnya semua

angkatan kerja dapat tertampung dalam suatu kondisi lapangan kerja yang sesuai

dan cocok dengan keterampilan dan keinginan mereka. Pernyataan ini akan

membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-

lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru. Dengan demikian pembangunan

ekonomi sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran, dengan

terciptanya pembangunan ekonomi dengan sendirinya akan dapat memperluas

lapangan pekerjaan, yang dapat dimanfaatkan oleh angkatan kerja yang tersedia di

Provinsi Banten untuk di serap sebagai tenaga kerja penuh. Pembangunan

ekonomi merupakan serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat, memperluas penyerapan kerja dan pemerataan

pendapatan, pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang-bidang

lainnya selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku

pembangunan, oleh karena itu jumlah penduduk di dalam suatu negara adalah

unsur utama dalam pembangunan. Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada

pada sektor industri merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor

industri tersebut, berhasil atau tidaknya suatu organisasi kerja dalam mencapai

tujuan akan tergantung pada unsur manusianya (Kuncoro, 2007:24).

Page 20: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

4

Tabel 1.2

Angka Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Banten 2010-2014 (Jiwa) Kabupaten/Kota Tahun Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 44.481 49.601 62.989 67.161 74.302 298.534

Kab Tangerang 31.183 35.835 41.341 47.406 46.271 202.306

Kota Serang 19.594 22.139 26.361 30.282 32.225 130.601

Kota cilegon 213.202 233.194 256.214 268.720 282.206 1.253.536

Kota Tangerang 283.829 366.723 403.553 450.503 563.970 2.068.578

Kota Tangerang

Selatan

120.273 126.892 142.127 158.141 198.916 746.349

Jumlah (Prov)

Dan

pertumbuhan %

1.164.551 1.582.672 1.736.420 1.901.148 2.127.456 8.512.247

- 26,42% 8,85% 8,66% 10,64% -

Jumlah

Angkatan Kerja

5.309.462 5.210.224 5.125.057 5.146.305 5.338.045

Yang Terserap 22% 30,2% 33,4% 36,9% 39,8%

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan penyerapan tenaga kerja di

Provinsi Banten Tahun 2010-2014 mengalami pergerakan yang signifikan dari

tahun ke tahun disetiap kabupatennya, peningkatan terbesar terjadi pada tahun

2012 dimana peningkatan mencapai angka 26,42 % dari jumlah total tenaga kerja

terserap di tahun sebelum nya, sedangkan jumlah peningkatan yang paling rendah

terjadi pada tahun 2013, dimana tenaga kerja yang terserap hanya lebih banyak

8,66% dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat pada Kabupaten Serang, Kabupaten

Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang

Selatan selalu mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja yang signifikan

disetiap tahunnya. Tenaga kerja yang terserap dengan jumlah paling rendah

berada di Kota Serang sebesar 130.601 dan jumlah tenaga kerja terserap yang

paling tinggi berada di Kota Tangerang, yaitu sebesar 2.008.578 jiwa selama

periode 2010-2014. Sementara total penyerapan tenaga kerja dari angkatan kerja

yang ada, tiap tahunnya mengalami peningkatan, puncak nya pada 2014 jumlah

Page 21: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

5

angkatan kerja yang terserap mencapai hampir 40 % yaitu dengan nilai 39,8 %

dari tahun sebelumnya, hal ini tidak lepas dari bertambahnya investasi melalui

pihak pemerintah maupun pihak asing.

Salah satu faktor yang dapat menyerap tenaga kerja yaitu melalui investasi

yang dilakukan oleh pelaku ekonomi selaku pemilik modal untuk menciptakan

lapangan usaha baru dengan membangun industri di Provinsi Banten, penyerapan

kerja timbul karena adanya investasi dan usaha untuk memperluas penyerapan

kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan penduduk dan

angkatan kerja. Dalam pelaksanaanya industri pengolahan membutuhkan modal

yang banyak, salah satu sumber modal industri dengan investasi baik berupa

investasi asing (PMA) dan investasi domestik (PMDN). Investasi merupakan

suatu langkah awal dalam kegiatan produksi dimana investasi berperan dalam

menyerap tenaga kerja yang berada dipasar tenaga kerja dan diharapkan dapat

meningkatkan produksi. Investasi memiliki peran penting karena dapat

meningkatkan nilai produksi dengan cara peningkatan nilai produksi yang

dihasilkan oleh perusahaan industri pengolahan. Sektor industri diyakini sebagai

sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian

menuju kemajuan.

Page 22: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

6

Tabel 1.3

Realisasi Investasi Provinsi Banten 2010-2014 (Jumlah Proyek) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 12 4 11 117 162

Kab Tangerang 40 34 36 286 449

Kota Serang 0 0 0 9 6

Kota Cilegon 5 4 4 95 165

Kota Tangerang 15 19 22 125 197

Kota Tangerang

Selatan

4 9 17 39 78

Jumlah 76 70 90 571 1057

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Pada tabel 1.3 dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 sampai 2012, investasi

yang masuk di 6 Kota/Kabupaten Provinsi Banten masih sangat kecil, setelah itu

pada tahun 2013 Provinsi Banten mengalami peningkatan total Investasi masuk

baik PMA maupun PMDN, hal ini tidak lepas dari tingginya keinginan

pemerintah dalam mendorong para investor baik dalam maupun luar dengan

meningkatkan produksi, agar dapat membuka lapangan kerja baru bagi angkatan

kerja yang tersedia. Provinsi Banten mengalami pasang surut dalam kurun waktu

5 tahun, yang tertinggi yaitu pada tahun 2014 dengan jumlah total sebanyak 1057

investasi, dan Kabupaten Tangerang menjadi tujuan paling utama para investor

dengan jumlah 449 investasi.

Selain investasi, penyerapan tenaga kerja juga sangat dipengaruhi oleh

tingkat upah, selama ini masalah upah sering timbul karena adanya perbedaan

pengertian dan kepentingan mengenai upah antara pengusaha dan pekerja.

Sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasi

perbedaan kepentingan tersebut. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat

akan mendorong perusahaan untuk mengembangkan produksi barang dan jasa.

Page 23: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

7

Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha

kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar

persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik

untuk karyawan itu sendiri maupun keluarganya, berdasarkan PP No.8/1981.

Upah minimum adalah upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral

regional maupun sub sektoral yang meliputi upah pokok dan tunjangan.

Perusahaan atau penyedia lapangan kerja adalah pihak yang meminta jasa tenaga

kerja yang akan di kombinasukan dengan faktor produksi lainnya dalam upaya

menghasilkan output.

Sedangkan angkatan kerja adalah pihak yang menawarkan jasa keahlian

dan kemampuan pada sektor riil maupun sektor lainnya, seperti pertanian, indsutri

manufaktur, maupun jasa. Kebijakan upah minimum merupakan sistem

pengupahan yang telah banyak diterapkan di berbagai negara di dunia, yang pada

dasarnya bisa dilihat dari dua sisi, sisi pertama yaitu upah minimum merupakan

alat proteksi bagi pekerja untuk mempertahankan tingkat pendapatan agar nilai

upah yang diterima tidak menurun dan tidak akan mempengaruhi daya beli

masyarakat. Sisi kedua sebagai alat proteksi bagi perusahaan untuk

mempertahankan produktivitas pekerja (Gianie 2009:1). Upah berhubungan

dengan produktivitas serta penyerapan tenaga kerja, karena memiliki keterkaitan

yang sangat erat. Apabila kualitas sumber daya manusia ditingkatkan melalui

pendidikan dan pelatihan sehingga mempunyai keterampilan yang tinggi, maka

upah yang akan diterima juga meningkat. Demikian pula jika upah yang diterima

Page 24: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

8

tenaga kerja sudah memadai maka produkivitas tenaga kerja juga meningkat,

sehingga penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat. Sebaliknya apabila

produktivitas kerja rendah maka imbalan dalam bentuk upah juga rendah sehingga

dapat menurunkan penyerapan tenaga kerja.(Sukirno, 2006:200).

Tabel 1.4

UMR Provinsi Banten Provinsi Banten 2010-2014 (Rupiah) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 1.101.000 1.296.000 1.320.500 2.080.000 2.340.000

Kab

Tangerang

1.117.245 1.285.000 1.527.000 2.200.000 2.442.000

Kota Serang 1.050.000 1.156.000 1.231.000 1.798.446 2.116.000

Kota Cilegon 1.174.000 1.224.000 1.347.000 2.200.000 2.443.000

Kota

Tangerang

1.118.009 1.290.000 1.527.000 2.203.000 2.444.301

Kota

Tangerang

Selatan

1.125.000 1.245.800 1.381.000 2.200.000 2.442.000

Provinsi

Banten

955.300 1.000.000 1.040.000 1.170.000 1.325.000

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Pada tabel 1.4 dapat dilihat upah minimum tertinggi berada di Kota

Tangerang, diikuti Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten

Tangerang dengan jumlah UMR yang tidak jauh berbeda, hal ini juga dapat

dipahami dengan tingginya jumlah industri yang ada di Kota Tangerang dan

Kabupaten Tangerang sebagai penyedia lapangan kerja. Penyerapan tenaga kerja

juga tidak lepas dari peranan pemerintah sebagai penyusun kebijaksanaan untuk

mendukung investasi yang baik, standar pendapatan untuk kesejahteraan tenaga

kerja dan strategi-strategi yang dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan stabil.

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

Page 25: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

9

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi

pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu

perekonomian. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan oleh peningkatan faktor-faktor produksi baik dalam

jumlah dan kualitasnya.

Tabel 1.5

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2010-2014 (%) Kabupaten/ Tahun

Kota 2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 4,15 5,67 5,22 6,33 6,71

Kab. Tangerang 6,71 7,35 5,80 6,89 6,12

Kota Serang 7,63 7,94 7,19 7,42 7,73

Kota Cilegon 5,26 6,53 7,70 6,81 5,32

Kota Tangerang 6,68 7,35 6,42 6,73 6,17

Kota Tangerang

Selatan

8,70 8,52 8,24 8,86 8,99

Provinsi Banten 6,08 6,43 5,45 6,91 6,48

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Pada kenyataannya, tingginya investasi dan pertumbuhan industri, didasari oleh

meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, apabila suatu wilayah

mengalami pertumbuhan ekonomi secara konstan, investor asing akan tertarik

untuk berinvestasi membangun perusahaan di wilayah tersebut, baik industri padat

modal maupun padat karya. Seperti pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di kota Tangerang Selatan pada tahun

2014 sebesar 8.99%, Tangerang Selatan menjadi wilayah yang paling stabil

diantara kota/kabupaten lainnya, yaitu dengan rata rata pertumbuhan ekonomi

lebih dari 8%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi di wilayah

Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak yang pertumbuhan ekonomi nya hanya

Page 26: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

10

sebesar 4,15% pada tahun 2010, meskipun Kabupaten Serang mengalami

peningkatan yang cukup signifikan hingga 2014.

Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of grade)

yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih

besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor

industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan

manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya. Pelaku bisnis (Produsen,

Penyalur, Pedagang dan Investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri

karena sektor ini memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik. Berusaha

dalam bidang industri dan berniaga hasil-hasil industri juga lebih diminati karena

proses produksi serta penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh

manusia, tidak terlalu bergantung pada alam semisal musim atau keadaan cuaca.

Karena strategi pembangunan dan sarana tujuan nasional harus benar-benar

memperhatikan aspek sumber daya manusia dalam memasuki lapangan kerja,

orientasi untuk meningkatkan GDP (Gross National Product) harus di ikuti oleh

peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan keterampilan yang memadai agar

dalam pembangunan tersebut peningkatan GDP juga di ikuti dengan peningkatan

produktivitas kerja. Tingginya peningkatan produktivitas kerja ini akan

berdampak pada bertambah nya jumlah penyerapan tenaga kerja, dikarenakan

perusahaan akan membutuhkan lebih banyak kegiatan produksi dalam pemenuhan

permintaan akan barang dan jasa, dari peningkatan tersebutlah akan muncul

dimana tenaga kerja yang belum terserap akan mendapatkan kesempatan untuk

menjadi tenaga kerja yang terserap, besarnya permintaan barang dan jasa juga

Page 27: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

11

dapat di pengaruhi tingginya tingkat upah, apabila semakin tinggi pendapatan,

daya beli masyarakat pun semakin tinggi. (Dumairy 1996: 227-228)

Dari keseluruhan data, maka dapat di asumsikan bahwa adanya keterikatan

dan pengaruh terhadap tiap variabel untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Pemerintah sebagai pengatur kebijakan diharapkan dapat memenuhi peningkatan

ketersediaan lapangan pekerjaan dan ikut mengawasi jalannya kegiatan investasi

dalam industrialisasi agar dapat berjalan sebagai mana mestinya dalam kegiatan

perekonomian, karena industrialisasi masih menjadi harapan besar bagi hampir

keseluruhan angkatan kerja yang sedang menganggur atau yang sedang mencari

pekerjaan, yang diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif atau jalan pintas

seiring masih rendahnya indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten saat

ini, karena apabila pemerintah berusaha dalam memperbaiki perekonomian

Provinsi Banten, bukan tidak mungkin akan ada banyak investasi-investasi baru

lainnya yang muncul.

Masalah ketenagakerjaan memang menjadi hal yang paling sangat di

perhatikan oleh pemerintah sampai saat ini, karena menyangkut kesejahteraan

kehidupan masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup layak, dan menjadi tolak

ukur pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terhadap pencapaian

keberhasilan dalam menjalankan roda perekonomian suatu negara atau wilayah.

Maka dari itu penulis tertarik untuk lebih dalam lagi membahas permasalahan

ketenaga kerjaan dengan menganalisis “Pengaruh Investasi, Upah Minimum

Regional, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten dan Kota Provinsi Banten 2010-2014”.

Page 28: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang dan rumusan masalah maka yang akan

menjadi pertanyaan diantaranya adalah :

1. Bagaimana pengaruh Investasi, Upah Minimum, dan Pertumbuhan

Ekonomi secara parsial terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kab.

Dan Kota di Provinsi Banten dalam kurun waktu 2010-2014?

2. Bagaimana pengaruh Investasi, Upah Minimum, dan Pertumbuhan

Ekonomi, secara simultan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kab.

Dan Kota di Provinsi Banten dalam kurun waktu 2010-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap penyerapan Tenaga

Kerja yang ada di Provinsi Banten dalam kurun waktu 5 tahun (2010-

2014)

2. Untuk Menganalisis pengaruh Upah Minimum terhadap penyerapan

Tenaga Kerja yang ada di Provinsi Banten dalam kurun waktu 5 tahun

(2010-2014)

3. Untuk Menganalisis pengaruh dan Pertumbuhan Ekonomi, terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Banten dalam kurun waktu 5

tahun (2010-2014).

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat untuk

beberapa pihak, yaitu bagi peneliti maupun yang akan meneliti selanjutnya

diantaranya kegunaan penelitian ini dapat dipahami secara teoritis dan praktis.

Page 29: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

13

1.4.1 Teoritis

Berdasarkan segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar

referensi terutama dalam menganalisis investasi, upah minimum, pertumbuhan

ekonomi, dan pertumbuhan industri terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi

Banten, agar dapat menjadi salah satu acuan dan perbandingan terhadap penelitian

sebelumnya dan penelitian yang akan datang.

1.4.2 Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan agar

penulis dapat berfikir secara ilmiah dan memperoleh informasi pada

bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan khususnya yang berkaitan dengan

penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten.

b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat mejadi bahan

referensi bagi para peneliti selanjutnya untuk menganalisis variabel

makro lain yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja di Provinsi

Banten.

c. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi bagi para mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan, maupun mahasiswa lainnya mengenai Pengaruh

Investasi, Upah Minimum, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pertumbuhan

Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Banten.

Page 30: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2003:60), penyerapan tenaga kerja

merupakan suatu jumlah kuantitas tertentu dari tenaga kerja yang digunakan oleh

suatu sektor atau unit usaha tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja

merupakan jumlah riil dari tenaga kerja yang dikerjakan dalam unit usaha.

Daya serap tenaga kerja merupakan suatu model permintaan suatu unit

usaha terhadap tenaga kerja dalam pasar kerja yang di pengaruhi oleh tingkat upah

yang berlaku. Tingkat upah yang berlaku ini juga mempengaruhi kekuatan

perusahaan dalam menyerap tenaga kerja dari pasar. Kekuatan terhadap

permintaan tenaga kerja tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor

internal dari usaha tersebut. Semakin sempitnya daya serap sektor modern

terhadap perluasan penyerapan kerja telah menyebabkan sektor tradisional

menjadi tempat penampungan angkatan kerja. Lapangan kerja terbesar yang

dimiliki Indonesia berada pada sektor informal. Hal ini disebabkan sektor

informal mudah dimasuki oleh para pekerja karena tidak banyak memerlukan

modal, kepandaian, dan keterampilan (Depnakertrans, 2004)

Page 31: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

15

2.1.1 Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah seluruh aktifitas yang mempertemukan antara

permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja. Pelaku permintaan dan

penawaran terdiri dari pengusaha, pencari kerja, serta perantara atau pihak ketiga

yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling

berhubungan secara langsung.

Proses mempertemukan pencari kerja tidaklah membutuhkan waktu yang

singkat, karena dalam prosesnya baik pencari kerja maupun pengusaha

dihadapkan pada suatu kenyataan sebagai berikut (M. Rizal Azaini, 2014)

a. Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, keterampilan,

kemampuan dan sikap yang berbeda

b. Setiap perusahaan menghadapi lingkungan yang berbeda: Iuran

(output), masukan (input), manajemen, teknologi, pasar, dll, sehingga

mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memberikan tingkat

upah, jaminan sosial dan lingkungan pekerjaan.

c. Baik pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai

informasi yang terbatas mengenai hal-hal yang dikemukakan pada

butir 1 dan 2.

2.1.2 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan

tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-

Page 32: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

16

faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil output. Semakin tinggi tingkat

upah maka semakin kecil permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, akan tetapi

sebaliknya perusahaan pun dapat menambah permintaan terhadap tenaga kerja

dikarenakan upah yang semakin tinggi dan daya beli masyarakat yang meningkat,

justru membuat pengusaha harus meningkatkan produktivitasnya.

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan

oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu

tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya manusia (pekerja) merupakan individu

yang bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga

bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkan. Teori ini didasarkan

pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk

memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya.

Permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam sesuatu jenis pekerjaan

sangat besar peranannya dalam menentukan upah di tiap jenis perusahaan. Di

dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar

tapi tidak banyak permintaan, upah untuk mencapai tingkat yang rendah.

Sebaliknya di dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja

yang terbatas tetapi permintaanya sangat besar, upah cenderung untuk mencapai

tingkat yang tinggi (Sukirno, 2003:69).

W

SL

Page 33: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

17

We E

DL

0 Le L

Gambar 1.1

Kurva Permintaan dan Penawaran

Ket :

SL : Penawaran Tenaga Kerja (Supply of Labor)

DL : Permintaan Tenaga Kerja (Demand of Labor)

W : Upah

L : Jumlah tenaga kerja

We : Upah Keseimbangan

Le : Jumlah Tenaga Kerja Keseimbangan

E : Keseimbangan permintaan dan penawaran

Sumber: Ekonomi Mikro, Teori Permintaan dan Penawaran

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan

oleh perusahaan atau instansi. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyerapan

tenaga kerja dalam (Sumarsono, 2003:105-106) adalah:

a. Investasi, investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

pembelanjaan, penanaman modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam

perekonomian.

b. Upah, upah di artikan sebagai sejumlah dana yang dikeluarkan

pengusaha untuk membayar tenaga kerja karena telah melakukan

pekerjaan untuk menghasilkan produk barang atau jasa. Upah yang

terus meningkat secara langsung akan membawa dampak signifikan

Page 34: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

18

pada penawaran tenaga kerja, karena dengan adanya tingkat upah yang

naik, maka pengusaha akan berupaya untuk meningkatkan atau

menambah jumlah unit usahanya sehingga pengusaha akan menambah

jumlah tenaga kerjanya.

c. Nilai Produksi, adalah tingkat atau keseluruhan jumlah barang yang

dihasilkan oleh perusahaan. Naik turunnya permintaan pasar akan hasil

produksi dari perusahaan yang bersangkutan akan berpengaruh apabila

permintaan hasil produksi barang perusahaan meningkat, maka

produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam

masyarakat. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat

employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan

tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja

dipengaruhi oleh tingkat upah, apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran

tenaga kerja akan meningkat (BPS, 2003:61).

2.1.4 Teori Penyerapan Tenaga Kerja

2.1.4.1 Teori Klasik Adam Smith, Specialization and division of labor

Menurut Adam Smith bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi akan

dapat menaikan output melalui penambahan tenaga kerja dan ekspansi pasar baik

pasar dalam neger maupun luar negeri. Para ekonom klasik mengemukakan

bahwa pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan adanya perubahan teknologi

akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi dalam produksi

(Sukirno, 2006:123-124).

Page 35: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

19

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional

dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambahkan tingkat produksi,

sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar

domestiknya lebih besar (Lewis, dalam Arifatul Chusna, 2013).

2.2 Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi

barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, atau dapat dijelaskan bahwa

investasi merupakan komitemen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa yang akan datang, kegiatan investasi memungkinkan masyarakat terus

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan penyerapan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, (Sukirno,

2001:106-110).

Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan

nasional serrta penyerapan kerja, pertambahan barang modal sebagai akibat

investasi akan menambahkan kapasistas produksi. Investasi selalu diikuti oleh

perkembangan teknologi, di negara-negara berkembang, kekurangan modal dapat

dilihat dari beberapa sudut, yaitu:

1. Kecilnya jumlah mutlak kapita material

2. Terbatasnya kapasitas dan keahlian penduduk

Page 36: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

20

3. Rendahnya investasi netto

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi

pendapatan yang ada di tabung dan di investasikan untuk memperbesar produk

(output) dan pendapatan di kemudian hari. Investasi di bidang pengembangan

sumberdaya manusia akan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,

sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan

produktif. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan penyerapan kerja, meningkatkan pendapatan

nasional dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, dan fungsi penting

dari kegiatan investasi yaitu, Investasi merupakan salah satu komponen dari

pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan

agregat, pendapatan nasional serta penyerapan kerja (Todaro, 1995:98-99).

2.2.1 Jenis-jenis Investasi

1. Autonomous Investment (Investasi Otonom)

Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi

oleh pendapatan nasional, artinya tinggi rendahya pendapatan nasional tidak

menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

(Sadono Sukirno. 2001:109).

2. Induced Investment (investasi Dorongan)

Investasi dorongan adalah investasi yang besar kecilnya sangat

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, baik itu pendapatan daerah ataupun

pendapatan nasional. Diadakannya investasi ini akibat adanya pertambahan,

permintaan, dimana pertambahan permintaan tersebut sebagai akibat dari

pertambahan pendapatan (Sukirno, 2001:115).

Page 37: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

21

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2009) Investasi asing di Indonesia

dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu:

1. Investasi Portofolio

Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat

berharga saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke

perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka

lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar

modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula

membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya

untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang

bank. Selain itu, dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih

keterampilan manajemen.

2. Investasi Langsung

Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing

(PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau

mengakuisisi perusahaan.

Penanaman modal asing (PMA) atau Foreign Direct Invesment (FDI)

banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang.

Penanaman modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan

manajemen dan membuka lapangan kerja baru.Lapangan kerja ini penting

diperhatikan, mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan

masalah yang cukup memusingkan pemerintah.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Page 38: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

22

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi

(Sukirno, 2001:109) di antaranya adalah :

1. Tingkat bunga

Jika tingkat bunga rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi,

karena kredit dari bank menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya

jika tingkat bunga tinggi, maka tingkat investasi akan rendah, karena tingkat

kredit dari bank tidak dapet memberikan keuntungan dalam proyek investasi.

2. Marginal Efficiency of capital (MEC)

Jika keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih kecil daripada tingkat suku

bunga riil yang berlaku, maka investasi tidak akan terjadi. Jika MEC yang

diharapkan lebih tinggi daripada tingkat bunga riil, maka tingkat investasi akan

dilakukan. Jika MEC sama dengan tingkat suku bunga, maka pertimbangan untuk

mengadakan investasi dapat dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Peningkatan aktivitas perekonomian

Jika ada perkiraan peningkatan aktivitas ekonomi dimasa yang akan

datang, walaupun tingkat bunga lebih besar daripada MEC, maka investasi

mungkin akan tetap dilakukan oleh para investor yang mempunyai instring tajam

(risk seeking). Karena investor menganggap bahwa investasi di masa yang akan

datang akan memperoleh banyak keuntungan. Sekalipun faktor ini bukan

merupakan faktor utama, tetapi penting untuk dipertimbangkan oleh para investor

dalam mengambil keputusan.

4. Kestabilan politik suatu negara

Semakin stabil kondisi politik suatu negara semakin baik iklim investasi di

suatu negara tersebut, sehingga investasi baik dalam bentuk PMA atau PMDN di

Page 39: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

23

negara tersebut akan meningkat. Karena dengan suhu politik yang stabil, berarti

country risk juga rendah yang berarti keuntungan investasi semakin baik.

5. Tingkat keuntungan investasi yang akan diperoleh.

Semakin tinggi tingkat keuntungan dalam berinvestasi suatu barang

tertentu akan makin besar tingkat investasi tersebut. Namun secara umum semakin

tinggi tingkat keuntungan dari investasi juga semakin tinggi resikonya.

6. Faktor-faktor lain

Selain kelima faktor tersebut, investasi juga cukup di pengaruhi oleh

faktor-faktor seperti: tingkat kemajuan teknologi, ramalan menganai keadaaan

ekonomi di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan nasional dan

perubahan-perubahannya.

2.2.3 Teori Investasi

2.2.3.1 Teori Keynes (The General Theory of Employment, Interest and

Money)

Menurut Keynes (Sukirno, 2001:64-110), investasi bergantung pada dua

faktor, yaitu perkiraan tingkat keuntungan yang diharapkan dari sebuah investasi

dan besarnya tingkat bunga. Keynes mendasari teori permintaan investasi atas

dasar konsep Marginal Efficiency of Capital (MEC) bahwa jumlah maupun

kesepakatan untuk melakukan investasi didasarkan atas konsep keuntungan yang

diharapkan dari investasi atau disebut Marginal Efficiency of Invesment (MEI),

Page 40: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

24

maksudnya investasi akan dilakukan apabila MEI lebih besar dari tingkat bunga,

apabila tingkat bunga yang terjadi lebih besar dari tingkat MEI atau jumlah

investasi yang dilakukan dengan tingkat pengembalian modalnya sejumlah

tertentu, maka investasi tidak akan dilakukan, begitu pula sebaliknya.

2.2.3.2 Teori Neo-Klasik oleh Solow

Menurut Solow (dalam Boediono, 2010:143), investasi atas dasar

produktivitas marjinal dari faktor produksi modal, artinya yang akan di

investasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas marjinal

dibandingkan dengan tingkat harga. Suatu kegiatan investasi dalam suatu barang

modal adalah menguntungkan jika biaya sewa ditambah tingkat bunga lebih

rendah daripada hasil pendapatan yang diharapkan dari suatu kegiatan investasi

tersebut. Terdapat 3 hal yang menjadi acuan investasi, yaitu: a). tingkat biaya

barang modal, b). tingkat bunga, dan c). pendapatan yang akan diterima.

Ada 4 anggapan yang melandasi model Neo Klasik, yaitu :

a. Tenaga Kerja (Penduduk).

b. Adanya fungsi produksi.

c. Adanya kecendrungan untuk menabung propersity to save oleh

masyarakat sebagai proporsi tertentu dari pendanpatan.

d. Tabungan yang di investasikan.

Karena hanya ada dua macam faktor produksi (Kapital dan Tenaga Kerja),

maka output total akan habis terbagi antara pemilik capital atau modal dan

pemilik faktor produksi yaitu tenaga kerja. Dalam perekonomian yang lebh maju

penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka,

Page 41: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

25

untuk ditabung. Tabungan ini akan digunakan sebagai langkah investasi, yaitu

dengan modal yang tersedia dan meninggikan kemampuan perkeonomian

2.3 Upah Minimum

Berdasarkan PP No.8/1981, upah merupakan salah satu alat motivator satu

alat motivator untuk meningkatkan produktivitas kerja karena upah merupakan

imbalan yang akan diterima seseorang setelah bekerja, makin tinggi upah akan

membuat karyawan meningkat produktivitas kerjanya. Upah yang dimaksud disini

adalah balas jasa yang berupa uang atau jasa lain yang diberikan lembaga atau

organisasi perusahaan kepada pekerjanya. Pemberian upah atau balas jasa ini

dimaksudkan untuk menjaga keberadaan karyawan di perusahaan, menjaga

semangat kerja karyawan dan tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang

akhirnya akan memberi manfaat kepada masyarakat.

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu

persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk

buruh sendiri maupun keluarganya (Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1981

Tentang Perlindungan Upah).

Dalam Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial dan

tenaga kerja menjelaskan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan

dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan

dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu

perjanjian, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu

Page 42: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

26

perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan, baik

untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya. Upah tenaga kerja yang diberikan

tergantung pada:

a) Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya.

b) Peraturan undang-undang yang meningkat tentang upah minimum

pekerja (UMR)

c) Produktivitas marginal tenaga kerja

d) Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat

pengusaha

e) Perbedaan jenis pekerjaan.

Menurut pandangan klasik dalam (Sukirno, 2001:79-82), apabila tingkat

upah turun maka tingkat pendapatan akan menjadi bertambah rendah dan daya

beli masyarakat berkurang, oleh sebab itu pengeluaran masyarakat menurun,

pendapatan dan pengeluaran yang menurun ini akan menurunkan harga-harga

barang dan jasa, maka dapat mengakibatkan penggunaan tenaga kerja penuh tidak

akan tercapai. Apabila didalam suatu perekonomian kecondongan mengkonsumsi

adalah rendah, maka keadaan itu akan menyebabkan jurang di antara produksi

pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi menjadi

bertambah lebar.

Jurang yang lebih lebar ini menyulitkan sesuatu perekonomian untuk

mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Agar penggunaan tenaga kerja

penuh dapat dicapai perlulah para pengusaha menaikan jumlah investasi yang

akan dilakukannya. Yaitu mereka harus dapat menginvestasi sebanyak perbedaaan

di antara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan

Page 43: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

27

pengeluaran konsumsi rumahtangga pada penggunaan tenaga kerja penuh. Upah

diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga

yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal

itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam :

1. Upah Nominal

Upah nominal yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang

yang diterima secara rutin oleh para pekerja.

2. Upah Rill

Upah Rill adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh pekerja

jika ditukarkan dengan barang dan jasa yang diukur berdasarkan banyaknya

barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.

2.3.1 Teori Upah.

2.3.1.1 Teori Upah Wajar (alami)

Menurut David Ricardo dalam (Sukirno, 2006:105) tingkat upah sebagai

balas jasa bagi tenaga kerja merupakan harga yang diperlukan untuk

mempertahankan dan melanjutkan kehidupan tenga kerja. Ricardo juga

menyatakan bahwa perbaikan upah hanya ditentukan oleh perbuatan dan perilaku

tenaga kerja sendiri dan pembentukan upah sebaiknya diserahkan kepada

persaingan bebas di pasar. Teori ini menerangkan upah menurut kodrat upah

adalah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan keluarganya. Di

pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di pasar

dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran harga pasar disekitar upah

menurut kodrat

Page 44: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

28

2.3.1.2 Malthus

Malthus merupakan salah satu seorang tokoh klasik yang meninjau upah

dalam kaitannya dengan perubahan penduduk. Menurut Malthus, jumlah

penduduk merupakan faktor strategis yang dipakai untuk menjelaskan berbagai

hal. Malthus menyatakan bila penduduk bertambah, penawaran tenaga kerja juga

bertambah sehingga dapat menekan tingkat upah. Demikian juga sebaliknya,

tingkat upah akan meningkat jika penawaran tenaga kerja berkurang akibat jumlah

penduduk yang menurun.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa hubungan upah dengan

penyerapan tenaga kerja memiliki dua sisi yaitu upah dapat menurunkan

penyerapan tenaga kerja dan kenaikan upah juga dapat menaikan penyerapan

tenaga kerja. Upah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah imbalan dari

pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan yang di nyatakan dalam rupiah.

2.4 Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Todaro (2006:19), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan

suatu perekonomian. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan oleh peningkatan faktor-faktor produksi baik dalam

jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah produksi barang dan jasa.

teknologi yang digunakan juga semakin berkembang, disamping itu tenaga kerja

Page 45: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

29

bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya

pendidikan dan keterampilan mereka. Menurut Arsyad (2004: 13), pertumbuhan

ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto atau Produk

Nasional bruto tanpa memangdang apakan kenaikan itu lebih besar atau lebih

kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apaha perubahan struktur ekonomi

terjadi atau tidak.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam

jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi disini meliputi tiga aspek :

1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis), suatu

perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.

2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output

perkapita

3. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan perspektif waktu, suatu

perekonomian dikatakan tumbuh bila dalam jangka waktu yang cukup

lama mengalami kenaikan output perkapita (Kuncoro, 2004: 129)

Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai kenaikan Produk Domestic

Bruto (PDB)/ Produk Nasional Bruto (PNB), ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat yaitu:

1. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud

tanah, peralatan fisik, dan sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan penduduk

3. Kemajuan teknologi

4. Sumber daya institusi (sistem kelembagaan)

2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Page 46: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

30

Proses pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh tiga macam faktor

ekonomi, (Subandi, 2011:87). Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi

sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju pertumbuhan

ekonomi jatuh merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam

faktor produksi tersebut, contoh:

a. Pertumbuhan Penduduk,

Pertumbuhan penduduk atau yang berhubungan dengan kenaikan jumlah

angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi.

b. Akumulasi Modal

Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi,

modal mencerminkan permintaan efektif dan menciptakan efisiensi produktif.

Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang terwujud tanah,

peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resources), akan terjadi jika

ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan emudian diinvestasikan

untuk memperbesar output pada masa yang akan datang (Subandi, 2011: 87).

c. Teknologi

Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling

penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana,

kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara lama yang diperbaiki dalam

melakukan pekerjaan tradisional (Subandi, 2011: 87).

2.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.4.2.1 Teori Pertumbuhan Klasik

Page 47: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

31

Menurut Adam Smith dalam Arsyad (2004: 55), pembangunan merupakan

proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.

Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan

mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi

tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi,

karena spesialisasi akan mendorong tingkat perkembangan teknologi.

Kesimpulannya, bahwa :

1. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung pada empat

faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok modal, luas tanah, dan

tingkat teknologi yang di capai.

2. Kenaikan upah

3. Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan pembentukan

modal.

4. The law deminishing return berlaku untuk segala kegiatan ekonomi

sehingga mengakibatkan pertambahan produk yang akan menurunkan

tingkat upah, menurunkan keuntungan, tetapi menaikan tingkat sewa

tanah.

Menurut Smith, sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang

paling mendasar dari kegiatan produksi masyarakat. Jumlah sumberdaya alam

yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian.

Maksudnya jika sumberdaya belum digunakan sepenuhnya maka jumlah

penduduk dan stok modal yang ada yang menjadi pemegang peranan dalam

pertumbuhan output (Subandi 2011: 45)

2.4.2.2 Teori Neo-klasik

Page 48: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

32

Teori pertumbuhan neo-klasik yaitu suatu analisis pertumbuhan ekonomi

yang didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori

neo-klasik adalah Solow. Pendapat neo-klasik tentang perkembangan ekonomi

adalah sebagai berikut:

1. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam

pembangunan ekonomi.

2. Perkembangan merupakan proses yang gradual.

3. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan komulatif.

4. Adanya pikiran yang optimis terhadap perkembangan.

5. Aspek internasional merupakan faktor bagi perkembangan.

Menurut Neo-klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan

tingginya tingkat tabungan. Dimana tingkat bunga akan menentukan tingginya

tingkat investasi. Jika tingkat bunga rendah, maka tingkat investasi akan tinggi,

dan sebaliknya.

Apabila permintaan investasi berkurang maka tingkat bunga turun dan

barang-barang kapital turun, dan keinginan untuk menabung akan turun. Dalam

tingkat perkembangan ini, akomulasi modal berakhir dan perekonomian menjadi

tidak berkembang. Teori pertumbuhan ini juga menekankan bahwa perkembangan

faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor penentu dalam

pertumbuhan ekonomi (Arsyad 2004: 61)

2.4.2.4 Teori Ekonomi Regional

Pengertian pertumbuhan disini, menhyangkut perkembangan berdimensi

tunggal dan di ukur dengan meningkatnya hasil produksi (output) dan pendapatan.

Page 49: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

33

Berbeda dengan pembangunan ekonomi, yang mengandung arti lebih luas dan

mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan jika tingkat kegiatan ekonomi nya meningkat atau lebih tinggi jika

dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada suatu

tahun tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Laju pertumbuhan ekonomi ( 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡−𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡−1

𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡−1 x 100 %)

Secara terori semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu sektor,

semakin tinggi pula angkatan kerja yang terserap oleh tingginya tingkat investasi

dan pertumbuhan sektor industri, dengan kata lain hubungan sektor industri

dengan penyerapan tenaga kerja sangatlah erat, semakin baik tingkat pertumbuhan

sektor industri, maka semakin tinggi tingkat penyerapan tenaga kerja. Karena

pertumbuhan ekonomi biasanya di ikuti oleh tingkat pengangguran yang

berkurang, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi semakin tinggi tingkat

penyerapan tenaga kerja. (Brata, 2002)

2.5 Studi Empiris

Kajian empiris mengenai penyerapan tenaga kerja telah dilakukan oleh

beberapa peneliti diantaranya adalah :

Penelitian mengenai “Pengaruh Modal, Nilai Produksi dan Tingkat Upah

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Kabupaten Sukaharjo” yang

dilakukan oleh Riyadh Rahmad Prabandana, 2015.Penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi moderating. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

modal tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri

kecil di Kabupaten Sukoharjo. Nilai produksi berpengauh positif signifikan

Page 50: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

34

terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di Kabupaten

Sukoharjo. Tingkat upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja

pada sektor industri kecil di Kabupaten Sukoharjo.

Riky Eka Putra, 2012. Dengan judul penelitiannya “Pengaruh Nilai

Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Pada Industri Mavel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang”. Penelitian ini

menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan terdapat pengaruh signifikan

antara nilai investasi , nilai upah dan nilai produksi dan terdapat penyerapan

tenaga kerja industri mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.

Penelitian selanjutnya dengan judul “Pengaruh Upah Minimun Provinsi

(UMP) dan Investasi Swasta Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya

Pada PDRB (ADHK) di Kota Manado Tahun 2003-2012”. Yang dilakukan oleh

Dasri Lukiman, Debby Ch. Rotinsulu, dan Antonius Y. Luntangan, 2013.

Penelitian ini menggunakan metode path analisis. Hasil penelitian menunjukkan

upah minimum Provinsi dan investasi swasta memiliki pengaruh secara bersama-

sama terhadap tenaga kerja. Secara parsial upah minimum Provinsi memiliki

pengaruh terhadap tenaga kerja sedangkan investasi swasta tidak memiliki

pengaruh terhadap tenaga kerja. Besarnya upah minimum Provinsi ke PDRB

melalui tenaga kerja bersifat positif, sedangkan investasi swasta ke PDRB melalui

tenaga kerja bersifat negatif.

I Gusti Agung Indradewa dan Ketut Suardhika Natha, 2015. Dengan judul

penelitian “Pengaruh Inflasi, PDRB dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Di Provinsi Bali”. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier

Page 51: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

35

berganda. Setelah pengujian dilakukan, hasil yang diperoleh adalah secara

simultan, ketiga variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan,

sedangkan secara parsial, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan upah

minimum memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sementara inflasi

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja

di Provinsi Bali periode tahun 1994-2013.

Selanjutnya, Arifatul Chusna, 2013. Menganalisis “Pengaruh Laju

Pertumbuhan Sektor Industri, Investasi dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Sektor Industri Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011”. Pengujian

pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil

yang diperoleh adalah pertumbuhan sektor industri menunjukkan tren yang

semakin menurun sedangkan investasi, upah dan penyerapan tenaga kerja sektor

industri menunjukkan tren yang semakin meningkat.Laju pertumbuhan sektor

industri tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri,

sedangkan investasi dan upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industri di Provinsi Jawa Tengah.

Divianto, 2013. Dengan judul peneliltian “Pengaruh Upah, Modal,

Produktivitas dan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha

Kecil-Menengah Di Kota Palembang (Studi Kasus Usaaha Percetakan)”.

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa upah dan teknologi tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja pada usaha kecil-menengah di Kota Palembang.

Sedangkan, Modal dan produktivitas memiliki pengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja pada usaha kecil-menengah di Kota Palembang.

Page 52: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

36

Selanjutnya dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi, Upah Minimum dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Kota Malang (Studi Kasus Pada Tahun 1998-2012)”. Yang dilakukan oleh

Mukhamad Rizal Azaini, 2014. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least

Square (OLS). Hasil penelitian pada model pertama menunjukan bahwa semakin

tinggu pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan semakin tinggi pula

penyerapan tenaga kerja. Pada model kedua menunjukkan bahwa kenaikan upah

minimum akan mengakibatkan penurunan penyerapan tenaga kerja. Kemudian,

pada model ketiga menunjukkan bahwa semakin tinggi investasi akan

mengakibatkan semakin tinggu pula penyerapan tenaga kerja.

Apip Supriadi, Iis Surgawati dan Dita Eka Lestari, 2010. Dengan judul

penelitian “Pengaruh Stok Modal dan Upah Minimum Kabupaten Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada UKM Di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun

2003-2008 (Studi Kasus Pada Industri Komoditi Unggulan).”Metode yang

digunakan adalah regresi linier berganda.Dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Pengaruh stok modal pada industri bordir, bambu, pandan dan mendong

berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Upah minimum pada

industri bordir berpengaruh negatif dan tidak signifikan, upah minimum pada

industri bambu dan mendong berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan untuk

upah minimum pada industri pandan berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja.

Selanjutnya, Asruni, 2014. Dengan judul penelitian "Pengaruh Faktor

Upah Minimum Kabupateen, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Di Kabupaten Tanah Bumbu”.

Page 53: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

37

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda.Hasil analisis

menunjukkan bahwa upah minimum kabupaten dan pengeluaran pemerintah tidak

berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri

kecil.Sementara, investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerpan tenaga

kerja disektor industri kecil, yang berarti investasi berpeluang dalam penyerapan

tenaga kerja.

Ratna Sari, Sonny Sumarsono dan Anifatul Hanim, 2014. Dengan judul

penelitian “Pengaruh Investasi Dan Upah Minimum Kabupaten Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember

Tahun 2001-2013.” Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda.

Dari hasil analisis data secara parsial menunnjukkan pengaruh investasi dan UMK

terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengelolahan di Kabupaten

Jember tahun 2001-2013 denga tingkat kepercayaan 74%.Secara simultan hasil

analisis data menunjukkan investasi dan UMK secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor jember.

Penelitian selanjutnya oleh Eka Suci Ratnaningsih, 2012. Dengan judul

penelitian “Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Di Kota Surabaya”. Penelitian ini menggunakan metode OLS. Hasil

penelitian ini adalah memiliki pengaruh signifikan dari pertumbuhan sektor

industri terhadap penyerapan tenaga kerja.

Luthfi Setiya Priambodo, 2014. Dengan judul penelitian “Pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi, Upah Rill dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Di Kota Semarang.” Menggungakan metode OLS. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel upah rill berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Page 54: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

38

penyerapan tenaga kerja dengan α = 5%. Tetapi variabel pertumbuhan ekonomi

dan variabel investasi tidak berpengaruh signifikan secara statistik. Pada akhirnya

peran variabel upah rill diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga

kerja guna tercapainya kondisi ketenagakerjaan daerah yang optimal.

Tabel 2.1

Ringkasan Studi Empiris No Penelitian, Tahun Judul Metode Variabel Hasil

1. Apip Supriadi, Iis

Surgawati dan

Dita Eka Lestari,

2010

Pengaruh Stok

Modal dan

Upah

Minimum

Kabupaten

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Pada UKM Di

Kabupaten

Tasikmalaya

Periode Tahun

2003-2008

Regresi Linier

Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Stok Modal

(X1)

Upah

Minimum

(X2)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/+

2. Riky Eka Putra,

2012.

Pengaruh Nilai

Investasi, Nilai

Upah, dan

Nilai Produksi

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Pada Industri

Mavel di

Kecamatan

Pedurungan

Kota

Semarang.

Regresi Linier

Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Nilai

Investasi

(X1)

Nilai Upah

(X2)

Nilai

Produksi

(X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/+

Berpengaruh/+

3. Eka Suci

Ratnanigsih, 2012

Pengaruh

Pertumbuhan

Sektor Industri

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Kota

Surabaya.

Regresi Linier

Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Pertumbuhan

Sektor

Industri (X1)

Berpengaruh/-

Lanjutan Tabel 2.1

Page 55: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

39

No Penelitian, Tahun Judul Metode Variabel Hasil

4. Dasri Lukiman,

Debby Ch.

Rotinsulu, dan

Antonius Y.

Luntangan, 2013.

Pengaruh Upah

Minimun

Provinsi

(UMP) dan

Investasi

Swasta

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

dan

Dampaknya

Pada PDRB

(ADHK) di

Kota Manado

Tahun 2003-

2012

Analisis Path Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y1)

Upah

Minimum

(X1)

Investasi

Swasta (X2)

Berpengaruh/-

Tidak

Berpengaruh

.

5. Arifatul Chusna,

2013.

Pengaruh Laju

Pertumbuhan

Sektor Industri,

Investasi dan

Upah Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Sektor Industri

Di Provinsi

Jawa Tengah

Tahun 1980-

2011.

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Laju

Pertumbuhan

Sektor

Industri (X1)

Investasi

(X2)

Upah (X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/-

Berpengaruh/+

6. Divianto, 2013. Pengaruh Upah,

Modal,

Produktivitas dan

Teknologi

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Pada Usaha

Kecil-Menengah

Di Kota

Palembang

(Studi Kasus

Usaaha

Percetakan).

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Upah (X1)

Modal (X2)

Produktivitas

(X3)

Teknologi

(X4)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/-

Berpengaruh/+

Tidak

Berpengaruh

Page 56: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

40

Lanjutan Tabel 2.1

No

Penelitian,

Tahun Judul Metode Variabel Hasil

7. Mukhamad Rizal

Azaini, 2014.

Analisis

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi,

Upah

Minimum dan

Investasi

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

(Studi Kasus

Pada Tahun

1998-2012).

Ordinary Least

Square (OLS) Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Pertumbuhan

Ekonomi

(X1)

Upah

Minimum

(X2)

Investasi (X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/-

Berpengaruh/+

8. Luthfi Setiya

Priambodo, 2014

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi,

Upah Rill dan

Investasi

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Kota

Semarang.

Analisis Regresi

Linier Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Pertumbuhan

Ekonomi

(X1)

Upah Rill

(X2)

Investasi

(X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/-

Tidak

Berpengaruh

Page 57: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

41

Lanjutan Tabel 2.1

No

Penelitian,

Tahun Judul Metode Variabel Hasil

9. Asruni, 2014. Pengaruh

Faktor Upah

Minimum

Kabupateen,

Investasi dan

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Sektor Industri

Kecil Di

Kabupaten

Tanah Bumbu.

Regresi Linier

Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Upah

Minimum

(X1)

Investasi

(X2)

Pengeluaran

Pemerintah

(X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/-

Tidak

Berpengaruh

10. Ratna Sari, Sonny

Sumarsono dan

Anifatul Hanim,

2015.

Pengaruh

Investasi Dan

Upah

Minimum

Kabupaten

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Pada Sektor

Industri

Pengolahan Di

Kabupaten

Jember Tahun

2001-2013.

Regresi Linier

Berganda Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Investasi

(X1)

Upah

Minimum

Kabupaten

(X2)

Berpengaruh/-

Berpengaruh/+

11. I Gusti Agung

Indradewa dan

Ketut Suardhika

Natha, 2015.

Pengaruh

Investasi,

PDRB dan

Upah

Minimum

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Di Provinsi

Bali.

Regresi Linier

Berganda

Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Investasi

(X1)

PDRB (X2)

Upah

Minimum

(X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/+

Berpengaruh/-

12. Riyadh Rahmad

Prabandana, 2015.

Pengaruh

Modal, Nilai

Produksidan

Tingkat Upah

Terhadap

Penyerapan

Tenaga Kerja

Industri Kecil

di Kabupaten

Sukaharjo.

Regresi Linier

Berganda

Penyerapan

Tenaga

Kerja (Y)

Modal (X1)

Nilai

Prroduksi

(X2)

Tingkat

Upah (X3)

Tidak

Berpengaruh

Berpengaruh/+

Berpengaruh/-

Page 58: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

42

2.6 Kerangka Pemikiran

2.6.1 Hubungan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaaran atau pembelanjaan

menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam

perekonomian, untuk memproduksi barang dan jasa sangatlah dibutuhkan tenaga

kerja yang ada di dalamnya dalam mencapai produktivitas yang baik. Investasi

memiliki pengaruh positif, karena merupakan salah satu komponen dari

pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan

agregat, pendapatan nasional serta penyerapan kerja (Todaro, 1995:98-99).

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan manusia karena

mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi

adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja,

yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan penyerapan kerja.

Penyerapan Tenaga Kerja (Y)

Investasi (X1) Upah Minimum Regional

(X2)

Pertumbuhan Ekonomi

(X3)

Penelitian Terdahulu :

- Dita Eka Lestari (2010)

- Riky Eka Putra (2012)

- Eka Suci Ratnanigsih (2012)

- Divianto (2013)

- Mukhamad Rizal Azaini (2014)

- Luthfi Setiya Priambodo (2014)

Pengaruh Investasi, Upah Minimum Regional, dan

Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja di Kabupaten dan Kota Provinsi

Banten 2010-2014

Page 59: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

43

2.6.2 Hubungan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Apabila terdapat kenaikan tingkat upah rata-rata, maka akan diikuti oleh

turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, berarti akan terjadi pengangguran,

atau kalau dibalik dengan turunnya tingkat upah rata-rata akan diikuti oleh

meningkatnya penyerapan kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyerapan

kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah. Akan tetapi pada

kenyataanya, tingkat upah yang tinggi, akan meningkatkan biaya produksi

perusahaan, apabila industri yang dimaksud adalah industri padat karya, justru

akan meningkatkan penyerapan kerja di daerah tersebut, dikarenakan

produktivitas yang tinggi harus diimbangin dengan jumlah tenaga kerja yang

cukup.

Menurut Malthus, upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga

kerja karena, Malthus menyatakan bila penduduk bertambah, penawaran tenaga

kerja juga bertambah sehingga dapat menekan tingkat upah. Demikian juga

sebaliknya, tingkat upah akan meningkat jika penawaran tenaga kerja berkurang

akibat jumlah penduduk yang menurun.

Page 60: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

44

2.6.3 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja

Simon Kuznets, dalam (Subandi, 2011) menunjukan ciri pertumbuhan

ekonomi modern yang muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk

nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja, dan sebagainya.

Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga

kerja, karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan timbulnya

lapangan kerja baru, karena tenaga kerja merupakan faktor ekonomi yang dapat

mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan penjelasan dan kajian terhadap penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, maka disusun kerangka pemikiran mengenai penelitian

sebagai berikut

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Pertumbuhan Ekonomi (X3)

Penyerapan Tenaga

Kerja (Y)

Investasi (X1)

Upah Minimum (X2)

Page 61: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

45

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh signifikan variabel Investasi, Upah Minimum, dan

Pertumbuhan Ekonomi secara parsial terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Provinsi Banten.

2. Terdapat pengaruh signifikan variabel Investasi, Upah Minimum, dan

Pertumbuhan Ekonomi, secara simultan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Provinsi Banten.

Page 62: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatori, yaitu suatu

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kota/Kabupaten yang

ada di Provinsi Banten yang berjumlah 4 Kota/Kabupaten. Penelitian ini

dilakukan secara sensus dengan data berbentuk Times Series dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 dan data Cross Section yang terdiri atas 8

Kota/Kabupaten sehingga merupakan data panel atau pooled data yaitu gabungan

antara data Times Series dengan data Cross Section. Variabel di dalam penelitian

ini terdiri dari 4 variabel independent (X) dan 1 variabel dependent (Y) secara

kuantitatif.

3.2 Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah para angkatan kerja yang sudah terserap. Hal-

hal yang diteliti dibatasi menjadi 5 variabel, yaitu penyerapan tenaga kerja pada

Provinsi Banten, sebagai variabel dependent. Sedangkan Investasi (PMA dan

PMDN), Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum regional, sebagai variabel

independent (bebas).

Menurut Kuncoro (Luthfi Priyambodo 2014) teknik pengumpulan data

merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.

Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Page 63: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

47

dokumenter dan studi pustaka yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) di

Provinsi Banten sebanyak 4 Kota dan 4 Kabupaten.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah diolah. Adapun

data yang digunakan:

1. Data Angkatan Kerja di Provinsi Banten tahun 2010-2014

2. Data Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Banten tahun 2010-2014

3. Data Investasi PMDN dan PMA di Provinsi Banten tahun 2010-2014

4. Data Upah Minimum Regional Provinsi Banten tahun 2010-2014

5. Data Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten tahun 2010-2014

Data sekunder yang digunakan adalah deret waktu (time series data) untuk

kurun waktu tahun 2010-2014 (Cross-section data) yang di peroleh dari:

1. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten

2. Lembaga atau instansi lain yang terkait

3.4 Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut dari sekelompok objek pengamatan

penelitian yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya terdiri dari variabel dependent dan variabel

independent.

1. Variabel Dependent

Variabel dependent yang digunakan adalah Penyerapan Tenaga Kerja

(PTK). Tenaga kerja sendiri merupakan indikator yang cukup luas

untuk mengukur dan menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah

Page 64: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

48

memiliki kesempatan kerja yang berbanding lurus dengan

pembangunan yang ada.

2. Variabel Independen

Variabel Independen yang digunakan meliputi:

I. Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam

perekonomian, atau dapat dijelaskan bahwa investasi merupakan

komitemen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan di masa yang akan datang, kegiatan investasi

memungkinkan masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan

ekonomi dan penyerapan kerja, meningkatkan pendapatan nasional

dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

II. Upah Minimum Regional

Upah merupakan salah satu alat motivator satu alat motivator

untuk meningkatkan produktivitas kerja karena upah merupakan

imbalan yang akan diterima seseorang, dalam proses peningkatan

kualitas hidup layak.

Page 65: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

49

III. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur

prestasi dari perkembangan suatu perekonomian.

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Sym Satuan Skala

Penyerapan

Tenaga Kerja

(Y)

Penyerapan Tenaga

Kerja merupakan suatu

jumlah kuantitas

tertentu dari tenaga

kerja yang digunakan

oleh suatu sektor atau

unit usaha tertentu.

Jumlah tenaga

kerja yang

terserap di 6

Kota dan

Kabupaten di

Provinsi

Banten

PTK

Jiwa

Rasio

Investasi (X1)

Investasi adalah

komitemen atas

sejumlah dana atau

sumber daya lainnya

yang dilakukan pada

saat ini dengan tujuan

meningkatkan produksi

Total investasi

yang terjadi di

6 Kota dan

Kabupaten di

Provinsi

Banten

INV

Jumlah

Proyek

Rasio

Upah

Minimum

Regional (X2)

Upah Minimum

Adalah suatu standar

minimum yang

digunakan oleh

pengusaha atau pelaku

industri yang ditetapkan

pemerintah berdasarkan

kondisi wilayah

tersebut

Upah

minimum

Regional di 6

Kota dan

Kabupaten di

Provinsi

Banten

UMR

Juta Rupiah Rasio

Pertumbuhan

Ekonomi

(X3)

Pertumbuhan ekonomi

di artikan sebagai

perkembangan kegiatan

dalam perekonomian

yang disebabkan oleh

bertambahnya produksi

dan berkurangnya

tingkat pengangguran

dan kemiskinan

Peningkatan

Kegiatan

Ekonomi di 6

Kota dan

Kabupaten di

Provinsi

Banten

PE

Persentase Rasio

Page 66: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

50

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menemukan pemecahan masalah yang ditemukan dan

membuktikan hipotesis maka metode analisis yang digunakan adalah model

analisis kuantitatif maupun dengan model analisis kualitatif, sesuai dengan

kebutuhn permasalahan dan hipotesis yang ditampilkan. Penelitian ini mengolah

data dengan menggunakan program software E-views 8 sebagai aplikasi untuk

mengolah data pada penelitian ini.

Dalam model data panel persamaan model dengan menggunakan data

cross-section dapat ditulis sebagai berikut :

Yi= α + β1X1i+ α + β2X2i+ α + β3X3i= α + µi

i = 1,2,...., N, dimana N adalah banyaknya data cross-section.

Sedangkan persamaan model time-series adalah:

Yt= α + β1X1t+ α + β2X2t+ α + β3X3t = α + µt

t = 1,2, ...., T, dimana T adalah banyaknya data time-series.

Mengingat data panel merupakan gabungan dari time-series dan cross-section maka di

tulis dengan:

Yit= α + β1X1it+ α + β2X2it+ α + β3X3it = α + µit

i = 1,2,...., N ; t = 1, 2, ....., T

dimana :

N = banyaknya observasi

T = banyaknya waktu

N x T = banyaknya data panel (observasi)

Model yang digunakan adalah analisis berganda dengan metode data panel

(pooled data). Berdasarkan persamaan model fungsi PTK = f(INV, UMR, PE, PI)

dapat dibentuk persamaan model ekonometrika sebagai berikut :

Page 67: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

51

PTK = α + β1INV + β2UMR + β3PE + ɛt

Keterangan :

INV = Investasi Swasta

UMR = Upah Minimum Regional

PTK = Penyerapan Tenaga Kerja

PE = Pertumbuhan Ekonomi

t = Observasi ke i

μ = Kesalahan yang disebabkan oleh faktor acak

α = Konstanta

β1, β2, β3, = Parameter elastisitas

Analisis regresi linear bergandang dengan metode analisis data panel

memiliki tiga macam estimasi model, yaitu :

1. Common Effect Model (CEM)

Common Effect Model merupakan model sederhana yaitu

menggabungkan seluruh data time series dengan data cross section. Model ini

menganggap bahwa intercept dan slope dari setiap variabel sama untuk setiap

objek observasi. Dengan kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua

kabupaten atau kota pada semua waktu. Kelemahannya adalah ketidaksesuaian

model dengan keadaan sebenarnya.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model merupakan metode estimasi model regresi data panel

dengan asumsi bahwa koefisien slope dan intercept berbeda antar unit cross

section tetapi intercept antar waktu adalah konstan. Generalisasi secara umum

yang sering dilakukan adalah dengan memasukan dummy variable untuk

menghasilkan nilai koefisien slope yang berbeda antar unit cross section.

3. Random Effect Model (REM)

Model ini digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang

menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ketidakpastian.

Page 68: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

52

Penggunaan dummy variable akan mengurangi derajat bebas yang pada akhirnya

akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. REM menggunakan

residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarindividu, sehingga

REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intercept yang

merupakan variabel acak.

3.6 Metode pemilihan model

Keputusan untuk memilih model yang digunakan dalam analsis data panel

didasarkan pada dua uji yaitu uji Chow dan uji Hausman, Uji chow digunakan

untuk memutuskan apakah penggunaan CEM atau FEM. Jika hasil yang diperoleh

menunjukan model pendekatan CEM yang diterima, maka pendekatan CEM yang

akan dianalisis, jika model FEM yang diterima, maka dilakukan perbandingan lagi

dengan pendekatan REM, sedangkan untuk FEM atau REM ditentukan oleh uji

Hausman.

a. Uji Chow

Yaitu uji yang akan digunakan untuk mengetahui apakah model CEM atau

FEM yang akan dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji

restricted F-test atau Chow test. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis

sebagai berikut :

Ho : Model Common Effect

Ha : Model Fixed Effect

Kriteria pengambilan keputusan pada uji chow yaitu, jika nilai probabilitas

cross-section chi-square < 0,05 maka model yang digunakan adalah model fixed

effect, sebaliknya jika nilai probabilitas > 0,05 maka model yang di gunakan

adalah Common effect.

Page 69: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

53

b. Uji Hausman

Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan

dalam memilih apakah menggunakan fixed effect atau random effect, hipotesis

yang akan di uji adalah sebagai berikut:

Ho : Random Effect Model

Ha : Fixed Effect Model

Kriteria pengambilan keputusan pada uji hausman yaitu,, jika nilai

probabilitas < 0,05 maka model yang digunakan adalah model fixed effect,

sedangkan jika nilai probabilitas >0,05 maka model yang digunakan adalah

random effect. Statistik hausman menyebar chi-square, jika nilai M hasil

pengujian lebih besar dari X2 Tabel, maka terjadi penolakan terhadap Ho,

begitupun sebaliknya. Dasar pemilihan antara fixed effect atau random effect

model adalah:

1. Jika data panel yang mempunyai jumlah data time series lebih besar

dibandingkan jumlah data cross section maka nilai taksiran parameter

berbeda kecil, sehingga pilihan didasarkan pada kemudahan

perhitungan disarankan untuk menggunakan model fixed effect.

2. Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah data time series lebih

kecil dibandingkan jumlah data cross section dan jika asumsi yang

mendasari random effect terpenuhi maka disarankan untuk

menggunakan model random effect.

Page 70: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

54

3.7 Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Damodar Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar

model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji

asumsi klasik terlebih dahulu dengan uji analisis berganda yang berbasi OLS. Uji

persyaratan analisis untuk regresi berganda yang sering digunakan adalah sebagai

berikut :

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data berdistribusi normal

atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan

dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik.

Pendugaan persamaan harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak

normal dapat menyebabkan varians infinitif (ragam tidak hingga atau ragam yang

sangat besar). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak dapat

digunakan alat statistik Jarque-Bera (JB) yang dinyatakan sebagai berikut

(Gujarati dan Porter, 2010: 171):

JB = n [S2/6 + (K-3)2 /24]

Keterangan:

n : jumlah observasi,

S : koefisien Skewness

K : koefisien Kurtosis

Hipotesis statistik pengujian normalitas dengan uji Jarque-Bera (JB)

adalah sebagai berikut:

Ho : data tidak berdistribusi normal

Ha : data berdistribusi normal

Kriteria pengujian normalitas Jarque-Bera pada output eviews adalah

sebagai berikut (Widarjono, 2009: 54):

Page 71: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

55

a. Jika nilai probabilitas JBtest > α 0,05, maka data berdistribusi normal

(tolak Ho, terima Ha). Artinya lolos uji normalitas.

b. Jika nilai probabilitas JBtest < α 0,05, maka data tidak berdistribusi

normal (terima Ho, tolak Ha). Artinya tidak lolos uji normalitas.

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah asumsi yang menunjukkan adanya hubungan

linear yang kuat diantara beberapa variabel prediktor dalam suatu model regresi

linear berganda. Model regresi yang baik memiliki variabel-variabel prediktor

yang independen atau tidak berkorelasi. Pada pengujian asumsi ini, diharapkan

asumsi Multikolinearitas tidak terpenuhi. Penyebab terjadinya kasus

Multikolinearitas adalah terdapat kolerasi atau hubungan linear yang kuat diantara

beberapa variabel prediktor yang dimasukkan kedalam model regresi. (Tony S.

Chendrawan, 2015:54).

Hipotesis statistik pengujian multtikolinieritas dengan correlation matrix

adalah sebagai berikut:

H0: tidak terjadi multikolinieritas

Ha: terjadi multikolinieritas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

a. Pada Correlation Matrix, jika koefisien kolerasi yang dihasilkan < 0,89, maka

tidak terjadi multikolinieritas (terima Ho, tolak Ha).

b. Pada Correlation Matrix, jika koefisien kolerasi yang dihasilkan > 0,89, maka

terjadi multikolinieritas (terima Ha, tolak Ho).

Ada beberapa cara alternatif dalam mengatasi masalah multikolinieritas,

yaitu sebagai berikut:

Page 72: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

56

a. Mencari data tambahan atau melakukan transformasi variabel.

b. Menghilangkan salahsatu variabel yang kolinier, terutama yang memiliki

hubungan yang kuat dengan variabel lain. Pengeluaran variabel bebas ini

harus berhati-hati karena tidak menutup kemungkinan variabel yang

dikeluarkan justru variabel yang penting.

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedatisitas adalah asumsi residual dari model regresi yang

memiliki varian tidak konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan uji

Heterokedatisitas tidak terpenuhi karena model regrasi linier berganda memiliki

asumsi varian residual yang konstan (Homoskedatisitas). (Tony S. Chendrawan,

2015:57)

Hipotesis statistik pengujian heteroskedastisitas dengan uji white

heteroskedasticity adalah sebagai berikut:

H0: tidak terdapat heteroskedastisitas

Ha: terdapat heteroskedastisitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria (Widarjono, 2013:126):

a. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared> α (0,05), maka tidak tolak H0 dan

konsekuensinya tolak Ha. Artinya tidak terdapat heteroskedastisitas.

b. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared< α (0,05), maka tolak H0 dan

konsekuensinya tidak tolak Ha. Artinya terdapat heteroskedastisitas.

Page 73: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

57

3.7.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan asumsi residual yang memiliki

kompenen/nilai yang berkorelasi berdasarkan waktu (urutan waktu) pada

himpunan data itu sendiri (Tony S. Chendrawan, 2015:56)

Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara

kesalahan pengganggu periode t (sekarang) dengan kesalahan pengganggu periode

t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi yaitu dengan uji Lagrange Multiplier yang dikembangkan oleh

Breusch-Godfrey. Keputusan ada atau tidaknya masalah autokorelasi sangat

tergantung dari lag residual yang digunakan dengan melakukan metode coba-coba

untuk menghindari masalah autokorelasi (Widarjono, 2013:144).

Hipotesis statistik pengujian autokorelasi dengan uji LM adalah sebagai

berikut:

H0: tidak terdapat autokorelasi

Ha: terdapat autokorelasi

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

a. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared> α (0,05), maka tidak tolak H0 dan

konsekuensinya tolak Ha. Artinya tidak terdapat autokorelasi.

b. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared< α (0,05), maka tolak H0 dan

konsekuensinya tidak tolak Ha. Artinya terdapat autokorelasi.

Ada beberapa cara alternatif dalam mengatasi masalah autokorelasi,

diantaranya sebagai berikut:

a) Mencari data tambahan.

Page 74: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

58

b) Transformasikan salahsatu (beberapa) variabel.

c) Menambah AR(1) sebagai variabel bebas.

3.8 Uji Hipotesis Statistik

Secara statistik, ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dengan nilai statistik t, nilai statistik f, serta koefisien determinasi.Dalam

bahasa statistik, hipotesis yang dinyatakan dikenal sebagai hipotesis nol dan

dilambangkan dengan Ho. Hipotesis nol biasanya dilawankan pengujiannya

terhadap hipotesis alternatif atau hipotesis yang dipertahankan yang dilambangkan

dengan Ha. Jika menolak hipotesis nol, akan dikatakan bahwa penemuannya

secara statistik signifikan. Di sisi lain, jika tidak menolak hipotesis nol, akan

dikatakan bahwa penemuan secara statistik tidak signifikan (Gujarati, 2010:146).

3.8.1 Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji ini bertujuan menguji apakah variabel ekspor, impor, utang luar negeri

dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

cadangan devisa secara individual untuk setiap variabel. Uji t digunakan untuk

menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial (Gujarati dan Porter, 2010:153).

Statistik uji t diformulasikan sebagai berikut:

( Nilai thitung = βi−β

Sβi )

Keterangan:

𝛽𝑖 = Koefisien variabel ke i

β = nilai hipotesis nol

Hipotesis:

Page 75: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

59

a. Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan dari Investasi terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja.

Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan dari Investasi terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja.

b. Ho : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan dari variable Upah Minimum

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Ha : β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan dari variabel Upah Minimum

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

c. Ho : β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan dari Pertumbuhan Ekonomi

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Ha : β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan dari Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja.

Pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan pada nilai

probabilitas yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut (Gujarati dan Porter,

2010:153):

a. Jika nilai thitung > ttabel pada taraf signifikan 0,05 maka hipotesis statistik

atau Ho ditolak, kosekuensinya yaitu Ha diterima, berarti bahwa secara

individual (parsial) variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai thitung < ttabel pada taraf signifikan 0,05 maka hipotesis statistik

atau Ho diterima, kosekuensinya yaitu Ha ditolak, berarti bahwa secara

individual (parsial) variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Page 76: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

60

3.8.2 Uji Statistik F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil regresi tersebut.Uji F

digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan. Statistik uji F siformulasikan sebagai berikut:

𝐹 =𝑅2/(𝑘−1)

(1−𝑅2)/(𝑛−𝑘)

Keterangan:

R2

= Koefisien determinasi

n = Jumlah observasi

k = Jumlah parameter (termasuk intersep)

Hipotesis:

Ho :β1=β2=β3=0 Tidak ada pengaruh dari Investasi, Upah Minimum, dan

Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja secara signifikan.

Ha :β1≠β2≠β3≠0 Terdapat pengaruh dari Investasi, Upah Minimum, dan

Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja secara signifikan.

Pengambilan keputusan uji hipotesis secara simultan didasarkan pada nilai

probabilitas yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut (Gujarati dan Porter,

2010:153):

1. Jika nilai Fhitung > ttabel pada taraf signifikan 0,05 maka hipotesis

statistik atau Ho ditolak, kosekuensinya yaitu Ha diterima, berarti

bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai Fhitung > ttabel pada taraf signifikan 0,05 maka hipotesis

statistik atau Ho ditolak, kosekuensinya yaitu Ha diterima, berarti

bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 77: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

61

3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati dan Porter (2012:94), koefisien determinasi (R2)

merupakan ukuran ringkas yang menginformasikan seberapa baik sebuah garis

regresi sampel sesuai dengan datanya.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2

yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2

diformulasikan

sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2012: 97):

( 𝑅2 =∑(�̂�−�̅�)2

∑(𝛾−�̅�)2 )

Keterangan:

R2

= Koefisien determinasi

𝛾 = Y estimate atau estimasi regresi

�̅� = Nilai Y rata-rata

Dalam penelitian ini, nilai R2

diperoleh melalui program eviews 8.

Kriteria-kriteria pengujian koefisien determinasi yaitu:

a. Bila R2

= 0, artinya variasi dari Y (Penyerapan Tenaga Kerja) tidak

dapat diterangkan oleh X (Investasi, Upah Minimum, Pertumbuhan

Ekonomi dan Pertumbuhan Industri) sama sekali.

b. Bila R2

= 1, artinya variasi dari Y (pertumbuhan ekonomi) 100% dapat

diterangkan oleh X (Investasi, Upah Minimum, Pertumbuhan Ekonomi

dan Pertumbuhan Industri).

Page 78: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Kondisi Objek Penelitian

i. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Kota/Kabupaten

Provinsi Banten 2010-2014

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan

manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup

untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja, yang pertumbuhannya lebih cepat

dari pertumbuhan penyerapan kerja. Masalah ketenagakerjaan bukan hanya

sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas

namun jauh lebih serius dengan penyebab yang berbeda-beda. Seiring dengan

berubahnya lingkungan makro ekonomi mayoritas negara-negara berkembang,

angka pengangguran yang meningkat pesar terutama disebabkan oleh terbatasnya

permintaan tenaga kerja, meningkatnya masalah utang luar negeri dan kebijakan

lainnya yang pada gilirannya telah mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan

industri, tingkat upah, dan akhirnya penyediaan lapangan kerja (Todaro,

2000:307).

Peningkatan dalam jumlah penyerapan tenaga kerja tiap tahunnya

memiliki peningkatan, namun masih sangat perlu diperhatikan pada jumlah

angkatan kerja yang tersedia, hal ini dikarenakan penawaran tenaga kerja yang

tidak berimbang dengan permintaan tenaga kerja.

Page 79: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

63

Tabel 4.1

Angka Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Banten 2010-2014 (Jiwa) Kabupaten/Kota Tahun Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 44.481 49.601 62.989 67.161 74.302 298.534

Kab Tangerang 31.183 35.835 41.341 47.406 46.271 202.306

Kota Serang 19.594 22.139 26.361 30.282 32.225 130.601

Kota cilegon 213.202 233.194 256.214 268.720 282.206 1.253.536

Kota Tangerang 283.829 366.723 403.553 450.503 563.970 2.068.578

Kota Tangerang

Selatan

120.273 126.892 142.127 158.141 198.916 746.349

Jumlah (Prov)

Dan

pertumbuhan %

1.164.551 1.582.672 1.736.420 1.901.148 2.127.456 8.512.247

- 26,42% 8,85% 8,66% 10,64% -

Jumlah

Angkatan Kerja

5.309.462 5.210.224 5.125.057 5.146.305 5.338.045

Yang Terserap 22% 30,2% 33,4% 36,9% 39,8%

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan Penyerapan Tenaga Kerja di

Provinsi Banten Tahun 2010-2014 mengalami pergerakan yang signifikan dari

tahun ke tahun disetiap kabupatennya, peningkatan terbesar terjadi pada tahun

2012 dimana peningkatan mencapai angka 26,42 % dari jumlah total tenaga kerja

terserap di tahun sebelumnya, sedangkan jumlah peningkatan yang paling rendah

terjadi pada tahun 2013, dimana tenaga kerja yang terserap hanya lebih banyak

8,66% dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat pada Kabupaten Serang, Kabupaten

Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang

Selatan selalu mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja yang signifikan

disetiap tahunnya. Tenaga kerja yang terserap dengan jumlah paling rendah

berada di Kota Serang sebesar 130.601 dan jumlah tenaga kerja terserap yang

paling tinggi berada di Kota Tangerang, yaitu sebesar 2.008.578 Jiwa selama

periode 2010-2014. Sementara total penyerapan tenaga kerja dari angkatan kerja

yang ada, tiap tahunnya mengalami peningkatan, puncaknya pada 2014 jumlah

angkatan kerja yang terserap mencapai hampir 40 % yaitu dengan nilai 39,8 %

Page 80: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

64

dari tahun sebelumnya, hal ini tidak lepas dari bertambahnya investasi melalui

pihak pemerintah maupun pihak asing.

4.1.2 Perkembangan Investasi Asing dan Domestik di Kota/Kabupaten

Provinsi Banten 2010-2014

Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan

nasional serrta penyerapan kerja, pertambahan barang modal sebagai akibat

investasi akan menambahkan kapasitas produksi. Kegiatan investasi

memungkinkan masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

penyerapan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

kemakmuran masyarakat, (Sukirno, 2001:106-110).

Tabel 4.2

Realisasi Investasi Provinsi Banten 2010-2014 (Jumlah Proyek) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 12 4 11 117 162

Kab Tangerang 40 34 36 286 449

Kota Serang 0 0 0 9 6

Kota Cilegon 5 4 4 95 165

Kota

Tangerang

15 19 22 125 197

Kota

Tangerang

Selatan

4 9 17 39 78

Jumlah 76 70 90 571 1057

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Pada tahun 2010 sampai 2012 Investasi yang masuk di 6 Kota/Kabupaten

Provinsi Banten masih sangat kecil, setelah itu pada tahun 2013 Provinsi Banten

mengalami peningkatan total Investasi masuk baik PMA maupun PMDN, hal ini

tidak lepas dari tingginya keinginan pemerintah dalam mendorong para investor

baik dalam maupun luar dengan meningkatkan produksi, agar dapat membuka

Page 81: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

65

lapangan kerja baru bagi angkatan kerja yang tersedia. Provinsi Banten

mengalami pasang surut dalam kurun waktu 5 tahun, yang tertinggi yaitu pada

tahun 2014 dengan jumlah total sebanyak 1057 investasi, dan Kabupaten

Tangerang menjadi tujuan paling utama para investor dengan jumlah 449

investasi.

4.1.3 Perkembangan Upah Minimum Regional di Kota/Kabupaten Provinsi

Banten 2010-2014

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu

persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk

buruh sendiri maupun keluarganya (Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1981

Tentang Perlindungan Upah).

Dalam Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial dan

tenaga kerja menjelaskan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan

dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan

dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan, baik

untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya.

Berikut merupakan data perkembangan jumlah Upah Minimum Regional

Kota/Kabupaten Provinsi Banten periode 2010-2014.

Page 82: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

66

Tabel 4.3

Upah Minimum Regional Provinsi Banten 2010-2014 (Juta Rupiah) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 1.101.000 1.296.000 1.320.500 2.080.000 2.340.000

Kab Tangerang 1.117.245 1.285.000 1.527.000 2.200.000 2.442.000

Kota Serang 1.050.000 1.156.000 1.231.000 1.798.446 2.116.000

Kota Cilegon 1.174.000 1.224.000 1.347.000 2.200.000 2.443.000

Kota Tangerang 1.118.009 1.290.000 1.527.000 2.203.000 2.444.301

Kota Tangerang

Selatan

1.125.000 1.245.800 1.381.000 2.200.000 2.442.000

Provinsi Banten 955.300 1.000.000 1.040.000 1.170.000 1.325.000

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Upah minimum tertinggi berada di Kota Tangerang, diikuti Kota Cilegon,

Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang dengan jumlah UMR yang

tidak jauh berbeda, hal ini juga dapat dipahami dengan tingginya jumlah industri

yang ada di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sebagai penyedia

lapangan kerja di berbagai macam sektor, dengan meningkatnya jumlah upah tiap

tahunnya yang membuat daya beli masyarakat menjadi tinggi dan berperan

meningkatkan produksi dan penyerapan tenaga kerja yang ada.

4.1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Kota/Kabupaten Provinsi

Banten 2010-2014

Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk

menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini

disebabkan oleh peningkatan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan

kualitasnya. Investasi akan menambah produksi barang dan jasa. teknologi yang

digunakan juga semakin berkembang, disamping itu jumlah angkatan kerja dan

penyerapan kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring

dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Page 83: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

67

Berikut merupakan data perkembangan jumlah pertumbuhan ekonomi di

Kota/Kabupaten Provinsi Banten tahun 2010-2014.

Tabel 4.4

Angka Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2010-2014 (%) Kabupaten/

Kota

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Serang 4,15 5,67 5,22 6,33 6,71

Kab. Tangerang 6,71 7,35 5,80 6,89 6,12

Kota Serang 7,63 7,94 7,19 7,42 7,73

Kota Cilegon 5,26 6,53 7,70 6,81 5,32

Kota Tangerang 6,68 7,35 6,42 6,73 6,17

Kota Tangerang

Selatan

8,70 8,52 8,24 8,86 8,99

Provinsi Banten 6,08 6,43 5,45 6,91 6,48

Sumber : BPS Provinsi Banten 2011-2015, Banten Dalam Angka.

Berdasarkan pada Tabel 4.4 di atas, dapat di lihat dapat disimpulkan

bahwa pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2014 sebesar 8.99 %, Tangerang Selatan menjadi wilayah yang paling stabil

diantara Kota/Kabupaten lainnya, yaitu dengan rata rata pertumbuhan ekonomi

lebih dari 8%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi di wilayah

Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak yang pertumbuhan ekonomi nya hanya

sebesar 4,15% pada tahun 2010, meskipun kabupaten Serang mengalami

peningkatan yang cukup signifikan hingga 2014.

Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of grade)

yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih

besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor

industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan

manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya. Pelaku bisnis (Produsen,

Penyalur, Pedagang dan Investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri

karena sektor ini memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik. Berusaha

Page 84: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

68

dalam bidang industri dan berniaga hasil-hasil industri juga lebih diminati karena

proses produksi serta penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh

manusia, tidak terlalu bergantung pada alam semisal musim atau keadaan cuaca.

Karena strategi pembangunan dan sarana tujuan nasional harus benar-benar

memperhatikan aspek sumber daya manusia dalam memasuki lapangan kerja,

orientasi untuk meningkatkan GDP (Gross National Product) harus di ikuti oleh

peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan keterampilan yang memadai agar

dalam pembangunan tersebut peningkatan GDP juga di ikuti dengan peningkatan

produktivitas kerja. (Dumairy 1996: 227-228)

4.2 Analisis Model Penelitian

4.2.1 Hasil Analisis Model

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

linier berganda dengan menggunakan metode data panel. Data panel merupakan

analisis regresi berganda yang menggunakan dua jenis data yaitu data time series

dan cross section. Metode data panel digunakan karena pada penelitian ini

ditemukan suatu persoalan mengenai ketersediaan data (data avaibility) untuk

mewakili variabel yang digunakan dalam penelitian. Sehingga, dengan

menggabungkan data time series dan cross section (pooling), maka jumlah

observasi akan bertambah secara signifikan dari data yang digunakan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu

investasi, UMR dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel dependennya

adalah penyerapan tenaga kerja di 6 Kota/Kabuaten Provinsi Banten,

menggunakan program statistik Eviews 8. Sebelum mengestimasi data, pengujian

Page 85: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

69

pada data panel diperlukan pengujian metode pemilihan atau penyesuaian model

yang akan digunakan yaitu dengan uji chow. Uji Chow digunakan untuk

mengetahui apakah model CEM atau FEM yang akan dipilih untuk estimasi data.

Uji ini dapat dilakukan dengan uji restriced F-Test atau Chow-Test. Dalam

pengujian ini dilakukakn dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Model Common Effect

H1 : Model Fixed Effect

Kriteria pengambilan keputusan pada uji Chow yaitu, jika nilai

probabilitas ≤ 0,05 maka model yang digunakan adalah model fixed effect.

Sebaliknya jika nilai probabilitas ≥ 0,10 maka model yang digunakan adalah

common effect. Berikut ini adalah hasil chow test yang disajikan pada tabel 4.5

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 70.545135 (5,18) 0.0000

Cross-section Chi-square 81.677447 5 0.0000

Sumber : Diolah melalui Eviews 8, Lampiran 1

Berdasarkan taraf signifikansi 5%, diketahui bahwa nilai probabilitas uji

chow yang diperoleh adalah lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000 (0,0000 ≤

0,05). Artinya H0 ditolak dan H1 diterima sehingga model yang digunakan adalah

model random effect.

Setelah dilakukan uji chow perlu adanya pengujian kembali dengan

menggunakan uji hausman, karena keputusan untuk memilih model yang

digunakan dalam analisis panel didasarkan pada dua uji, yakni uji Chow dan uji

Page 86: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

70

Hausman. Uji Hausman adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan

dalam memilih apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect

(Gujarati, 2004:120).

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Model random effect

H1 : Model fixed effect

Kriteria pengambilan keputusan pada uji Hausman yaitu, jika nilai

probabilitas < 0,05 maka model yang digunakan adalah model fixed effect.

Sebaliknya, jika nilai probabilitas > 0,05 maka model yang digunakan adalah

model random effect. Berikut ini adalah hasil hausman test yang disajikan pada

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Hausman Test

Test Summary Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.987932 3 0.8042

Sumber : Diolah melalui Eviews 8, Lampiran 1

Berdasarkan taraf signifikansi 5 persen, diketahui bahwa nilai probabilitas

hausman test yang diperoleh adalah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000

(0,0000 < 0,05). Artinya H1 diterima dan H0 ditolak sehingga model yang

digunakan adalah model Random effect

.

Page 87: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

71

Tabel 4.7

Hasil Regresi Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 99345.37 115365.0 0.861140 0.3980

INV? -116.1135 139.3954 -0.832979 0.4134

PE? -9743.438 11811.95 -0.824880 0.4179

UMR? 0.076275 0.025378 3.005519 0.0063

Random Effects (Cross)

_KABSERANG—C -110285.7

_KABTANG—C -105235.3

_KOTCIL—C 90687.32

_KOTSER—C -140103.2

_KOTTANG—C 255319.9

_KOTTANGSEL—C 9616.998

Effect Spesification R-squared 0.438882 F-statistic 5.996533

Adjusted R-squared 0.365693 Prob(F-statistic) 0.003570

Sumber: Diolah melalui Eviews 8, Lampiran 2

Berdasarkan hasil regresi data panel pada variabel jumlah investasi, UMR

dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sampai dengan 2014 diperoleh

persamaan sebagai berikut :

PTK = 99345.37 - 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275 (UMR)

Keterangan:

PTK : Penyerapan Tenaga Kerja

PE : Pertumbuhan Ekonomi

INV : Investasi

UMR : Upah Minimum Regional

*signifikan pada ɑ = 5% (0,05)

Berdasarkan persamaan tersebut , maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar 99345,37 dapat diartikan apabila variabel

jumlah investasi, UMR dan jumlah pertumbuhan ekonomi bernilai nol

maka jumlah penyerapan tenaga kerja di 4 Kabupaten Provinsi Banten

sebesar 99345,37 jiwa.

b. Nilai koefisien regresi pada jumlah investasi sebesar -116,1135

artinya setiap penurunan jumlah investasi sebesar satu investasi maka

Page 88: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

72

akan menurunkan jumlah investasi sebanyak -116,1135 dengan asumsi

bahwa variabel jumlah UMR dan pertumbuhan ekonomi tetap.

c. Nilai koefisien regresi pada UMR 0,076275 artinya setiap peningkatan

UMR sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan nilai UMR sebesar

0,076275, dengan asumsi bahwa variabel investasi dan pertumbuhan

ekonomi adalah tetap.

d. Nilai koefisien regresi pada pertumbuhan ekonomi sebesar -9743.438

artinya setiap penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen

maka akan menurunkan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar -

9743.438, dengan asumsi bahwa variabel investasi dan UMR adalah

tetap.

4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang terdistribusi normal atau yang mendekati normal.

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji Jarque-

Bera. Berikut gambaran hasil pada uji normalitas.

Page 89: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

73

Gambar 4.1

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-200000 -100000 1 100001 200001 300001 400001

Series: ResidualsSample 1 30Observations 27

Mean -8.76e-13Median -15619.52Maximum 363201.3Minimum -177641.0Std. Dev. 145035.4Skewness 0.858838Kurtosis 2.813508

Jarque-Bera 3.358335Probability 0.186529

Sumber: Diolah melalui Eviews 8, Lampiran 3

Berdasarkan hasil Uji Jarque-Bera test dapat diketahui bahwa data dalam

penelitian ini telah berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas uji

Jarque-Bera sebesar 3,358335 < Chi-Square Tabel 38,885 yang berarti

menyatakan bahwa uji Jarque-Bera menolak H0, sehingga dapat dinyatakan

bahwa model ini telah terdistribusi normal.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik bertujuan agar model regresi ini

menghasilkan model yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau

mempunyai hasil yang tidak bias. Sebelum model penelitian secara teoritis akan

menghasilkan nilai parameter penduga yang tepat bila memenuhi uji asumsi klasik

dalam regresi, yaitu meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji

autokorelasi (Gujarati, 2004:100).

Page 90: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

74

4.4.1 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-

Godfrey, yang biasa disebut dengan uji LM (Langrange Multiplier) (Winarno,

2011:5.30). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan

pengujian menggunakan uji LM (Langrange Multiplier) atau biasa disebut dengan

LM-test, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan LM Test Ket. Nilai Ket. Prob.

F-statistic 15.41956 Prob. F(2,21) 0.0001

Obs*R-squared 16.06231 Prob. Chi-Square(2) 0.0003 Sumber: Eviews8 (data diolah)

Uji Hipotesis:

H0 : tidak terdapat autokorelasi

Ha : terdapat autokorelasi

Kriteria pengujian ada tidaknya autokolerasi dengan LM-test adalah

sebagai berikut:

a. Jika nilai Obs*R-squared < Chi-square Tabel, maka tidak terdapat

autokolerasi (terima Ho, tolak Ha). Artinya lolos uji autokolerasi.

b. Jika nilai Obs*R-squared > Chi-square Tabel, maka terdapat

autokolerasi (tolak Ho, terima Ha). Artinya tidak lolos uji autokolerasi.

Menurut Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-Squared

lebih kecil dari Chi-square Tabel, yaitu sebesar 16.06231 > 50,99846. Sehingga

keputusannya ialah tidak tolak Ho, yang artinya tidak terdapat autokorelasi dalam

model penelitian ini.

Page 91: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

75

4.4.2 Uji Heterokedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah setiap variabel

pengganggu mempunyai variabel yang sama atau tidak. Uji Heterokedastisitas

menggunakan uji White dengan menghitung Obs*R-squared = Chi Square (X2)

hitung, kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan Chi Square (X2) tabel. Jika

nilai Chi Square hitung ≤ Chi Square tabel maka terjadi heteroskedastisitas, tetapi

jika nilai Chi Square hitung ≤ Chi Square tabel maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Berikut adalah tabel 4.9 menjelaskan uji Heteroskedastisitas.

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas: White Ket. Nilai Ket. Prob.

F-statistic 1.279870 Prob. F(3,27) 0.3048

Obs*R-squared 3.862555 Prob. Chi-Square(3) 0.2767

Scaled explained SS 2.541513 Prob. Chi-Square(3) 0.4678 Sumber: Diolah melalui Eviews 8

Berdasarkan Tabel 4.9 maka didapatkan nilai probabilitas Obs*R-Squared

atau Chi-Square hitung sebesar 3.862555 lebih kecil dari Chi-square tabel

50,99846 maka dapat disimpulkan bahwa di dalam model ini tidak terdapat

heterokedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011: 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Pada model regresi yang baik sebenarnya antar variabel independen

tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi sesama individual variabel-variabel bebas banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

Page 92: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

76

2) Menganalisis matrik korelasi antar variabel bebas jika terdapat

korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (>0,9) hal ini

merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

Dalam penelitian ini, Correlation Matrix diperoleh melalui program

eviews8.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas Menggunakan Matriks Korelasi

Korelasi INV UMR PE

INV 1.000000 -0.167649 0.676469

UMR -0.167649 1.000000 0.058954

PE 0.676469 0.058954 1.000000 Sumber: Diolah melalui Eviews 8, Lampiran 4

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel independen

yang dihasilkan. Dilihat pada Tabel 4.10 bahwa terjadi multikolinearitas antara

variabel Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi. Namun, menurut Batalgi (2003:

5) menjelaskan bahwa gabungan antara time series dan cross section atau panel

data dapat meloloskan uji multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini dan lolos

uji multikolinearitas.

4.5 Hasil Analisis Hipotesis Statistik

4.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependent secara parsial atau individu (Gujarati, 2009). Uji t digunakan

untuk mengetahui signifikansi dan bagaimana pengaruh variabel investasi, UMR

dan pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di 6 Kota/Kabupaten

Provinsi Banten. Berikut hasil uji t statistik pada tabel 4.11

Page 93: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

77

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Hipotesis Uji t-Statistik

Variabel t-hitung t-tabel Keputusan Signifikansi

INV -0,832979

±1,70562

Terima Ho Tidak Signifikan

UMR 3,005519 Tolak Ho Signifikan

PE -0,824880 Terima Ho Tidak Signifikan Sumber: Diolah melalui Eviews 8

Tingkat signifikansi atau tabel distribusi t-tabel dicari pada ɑ = 5% : 2 =

2,5% (0.05), dimana nilai n adalah 30 dan nilai k adalah 4 maka nilai df = n–k (30

– 4) = 26, diperoleh t-tabel sebesar ± 1,70562.

Maka dapat diputuskan :

1. Hasil uji t terhadap variabel Investasi (INV)

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. H0 : β1 = 0, maka artinya adalah tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel jumlah Investasi terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja 6 Kota/Kabupaten di Provinsi Banten periode 2010-2014 dengan

asumsi variabel UMR dan jumlah pertumbuhan ekonomi adalah

konstan.

b. Ha : β1 ≠ 0, maka artinya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel jumlah Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kera di 6

Kota/Kabupaten di Provinsi Banten periode 2010-2014 dengan asumsi

variabel UMR dan pertumbuhan ekonomi adalah konstan.

Penentuan keputusan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika thitung >ttabel atau -thitung< -ttabel tolak H0 dan tidak tolak Ha, berarti

bahwa secara individu variabel jumlah investasi terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja.

Page 94: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

78

b. Jika thitung< ttabel atau -thitung> -ttabel maka tolak H0 dan terima Ha,

berarti bahwa secara individu variabel jumlah Investasi terdapat

pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga

Kerja.

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai -thitung lebih kecil dari nilai -

ttabel yaitu sebesar -0,832979 < - 1,70562, maka kesimpulannya yaitu terima H0

dan tolak Ha, Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah

Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten di Provinsi

Banten tahun 2010-2014.

2. Hasil Uji t Terhadap Variable Upah Minimum Regional (UMR)

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. H0 : β2 = 0, maka artinya adalah tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel UMR terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6

Kota/Kabupaten di Provinsi Banten tahun 2010-2014 dengan asumsi

variabel pertumbuhan ekonomi dan investasi adalah konstan.

b. Ha : β2 ≠ 0, maka artinya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel UMR terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten

di Provinsi Banten tahun 2010-2014 dengan asumsi variabel

pertumbuhan ekonomi dan investasi adalah konstan.

Penentuan keputusan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

c. Jika thitung >ttabel atau -thitung< -ttabel tolak H0 dan tidak tolak Ha,

berarti bahwa secara individu variabel UMR terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja.

Page 95: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

79

d. Jika thitung< ttabel atau -thitung> -ttabel maka tidak tolak H0 dan tolak

Ha, berarti bahwa secara individu variabel UMR tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga

Kerja.

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai

ttabel yaitu sebesar 3,005519 > 1,70562, maka kesimpulannya yaitu tolak H0 dan

terima Ha, Artinya terdapat pengaruh signifikan antara jumlah UMR terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten di Provinsi Banten tahun 2010-

2014.

3. Hasil Uji t Terhadap Variabel Pertumbuhan Ekonomi (PE)

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. H0 : β3 = 0, maka artinya adalah tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten di Provinsi Banten tahun 2010-2014

dengan asumsi variabel UMR dan Investasi adalah konstan.

b. Ha : β3 ≠ 0, maka artinya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6

Kota/Kabupaten di Provinsi Banten tahun 2010-2014 dengan asumsi

variabel jumlah jumlah perahu dan jumlah nelayan adalah konstan.

Penentuan keputusan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika thitung >ttabel atau -thitung< -ttabel tolak H0 dan tidak tolak Ha, berarti bahwa

secara individu variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan

terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja.

Page 96: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

80

b. Jika thitung< ttabel atau -thitung> -ttabel maka tidak tolak H0 dan tolak Ha, berarti

bahwa secara individu variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh

yang signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja.

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai

ttabel yaitu sebesar -0.824880 < 1,70562, maka kesimpulannya yaitu terima H0 dan

terima Ha, Artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara Pertumbuhan

Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten di Provinsi

Banten tahun 2010-2014 .

4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya dimaksudan untuk membuktikan secara statistik

bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kera di 6 Kota/Kabupaten di Provinsi

Banten, investasi, UMR dan pertumbuhan ekonomi dengan hipotesis untuk

menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-statistik dengan F-

tabel (Gujarati dan Porter, 2010:153). Jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak

artinya variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen.

Dan jika F-hitung < F-tabel maka Ho diterima, artinya variabel dependen secara

bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen atau nilai probabilitas F-

statistik lebih kecil dari nilai (α) = 5%, maka dapat dikatakan bahwa secara

keseluruhan variabel-variabel independen dalam model berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependennya. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis uji F :

Page 97: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

81

Tabel 4.12

Hasil Pengujian Hipotesis Uji F-Statistik

F-hitung F-tabel*(α =

5%/2)

Keputusan Probabilitas Signifikansi

5,996533 2,98 Tolak Ho 0,0000 Signifikan

Sumber: Diolah melalui Eviews 8

Berdasarkan Tabel 4.12 pada α = 5% Ftabel sebesar 2,98 dan Fhitung sebesar

5,996533, maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung > F tabel (5,996533 > 2,9), bahwa

pada derajat keyakinan 43,88% jumlah Investasi, UMR dan Pertumbuhan

Ekonomi secara bersama–sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

Penyerapan Tenaga Kerja di Kota/Kabupaten Provinsi Banten.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati dan Porter (2012:94) koefisien determinan merupakan

ringkasan yang menginformasikan seberapa baik sebuah garis regresi sample

sesuai dengan datanya. Nilai koefisien determinasi yang mendekati nilai 1 dapat

menunjukkan bahwa model penelitian yang digunakan dianggap tepat untuk

menjelaskan pengaruh dari faktor Investasi, UMR, dan Pertumbuhan Ekonomi.

Hasil perhitungan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,438882 ini

berarti variasi variabel Penyerapan Tenaga Kerja di Kota/Kabupaten di Provinsi

Banten sebesar 43,88% dipengaruhi oleh perubahan–perubahan dalam variabel

Investasi, UMR, Pertumbuhan Ekonomi sisanya 3,79% dipengaruhi oleh faktor

lain diluar model.

4.6 Pembahasan

Dalam regresi pengaruh Investasi, Upah Minimum Regional, dan

Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota/Kabupaten di

Provinsi Banten dengan menggunakan metode FEM. Diperoleh nilai koefisien

regresi untuk setiap variabel dalam penelitian dengan persamaan sebagai berikut :

Page 98: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

82

PTK = 99345.37 - 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275 (UMR)

Berdasarkan hasil regres diperoleh uji individu untuk setiap wilayah

Kabupaten Provinsi Banten sebagai berikut :

Tabel 4.13

Hasil Uji Individu

Random Effect (Cross)

_KABSERANG—C -110285.7

_KABTANG—C -105235.3

_KOTCIL—C 90673.2

_KOTSER—C -140103.2

_KOTTANG—C 255319.99

KOTTANGSEL—C 9616.998

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 8.

Dengan estimasi sebagai berikut :

1. Kab. Serang = -110285,7 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

2. Kab. Tangerang = -105235,3 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

3. Kota Cilegon = 90673.2 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

4. Kota Serang = -140103.2 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

5. Kota Tangerang = 255319.99 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

6. Kota TangSel = 9616.998 – 9743.438 (PE) -116.1135 (INV) + 0.076275

(UMR)

Berdasarkan hasil uji individu di atas besaran koefisien konstanta dari

setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten berbeda-beda. Kota

Tangerang memiliki nilai koefisien tertinggi diantara kabupaten dan kota lainnya.

Page 99: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

83

Dengan jumlah Investasi dan pertumbuhan ekonomi yang peningkatannya cukup

baik, mampu untuk menyerap tenaga kerja untuk lebih banyak memenuhi

penawaran tenaga kerja. Kota tangerang merupakan daerah terdekat dengan

Provinsi Jakarta, dimana pembangunan dan perluasan lapangan tenaga kerjanya

cukup baik dan cepat, yang memungkinkan lebih efektif dalam laju pertumbuhan

ekonomi.

4.6.1 Pengaruh Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan regresi, hasil uji probabilitas untuk variabel

investasi tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja dimana nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kepercayaan 5% (0.5).

Hasil uji signifikansi secara parsial atau secara individu, pengaruh

investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di 6 Kota/Kabupaten di Provinsi

Banten menghasilkan angka yang tidak signifikan dimana nilai

−𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka terima H0.

Nilai koefisien regresi pada UMR sebesar -116.1135 artinya setiap

penambahan jumlah Investasi sebesar 1 investasi maka akan menurunkan

Penyerapan Tenaga Kerja -116,1135 Jiwa, dengan asumsi bahwa variabel jumlah

UMR dan Pertumbuhan Ekonomi adalah tetap.

Namun untuk menerangkan hubungan positif variabel Investasi terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja secara fenomena dimana ada kondisi Law Of

Diminishing Return pada sektor ketenagakerjaan bahwa ketika produksi berlebih

tetapi hasil tidak maksimal akan sangat merugikan perusahaan, lain hal ketika

pertumbuhan ekonomi meningkat, akan turut serta meningkatkan

pendapatan/upah yang akhirnya meningkatkan kembali daya beli masyarakat,

Page 100: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

84

maka investor akan meluaskan investasinya dan membuka lapangan kerja baru.

Kegiatan investasi memungkinkan masyarakat terus menerus meningkatkan

kegiatan ekonomi dan penyerapan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan

meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, (Sukirno, 2001:106-110). Hal ini

mengacu pada teori Keynes (The General Theory of Employment, Interest and

Money) bahwa jumlah maupun kesepakatan untuk melakukan investasi didasarkan

atas konsep keuntungan yang diharapkan dari investasi atau disebut Marginal

Efficiency of Invesment (MEI).

Hasil ini juga sesuai dengan yang dilakukan Riky Eka Putra (2012) Dasri

Lukiman (2013), Antonius Luntangan (2013). Bahwa terdapat pengaruh

signifikan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja, dimana bila tingkat

investasi bertambah, akan ada kemungkinan dimana tersedianya lapangan

pekerjaan baik formal maupun informal.

4.6.2 Pengaruh Upah Minimum Regional terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan regresi, hasil uji probabilitas untuk variabel

jumlah Upah Minimum Regional terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

Penyerapan Tenaga Kera dimana nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat

kepercayaan 5% (0.05).

Hasil uji signifikansi secara parsial atau secara individu, pengaruh jumlah

Upah Minimum Regional terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di 6

Kota/Kabupaten di Provinsi Banten menghasilkan angka yang signifikan dimana

nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tolak H0

Page 101: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

85

Nilai koefisien regresi pada jumlah upah minimum sebesar 0,076275

artinya setiap peningkatan jumlah upah minimum regional satu unit maka akan

meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,076275 dengan asumsi bahwa

variabel pertumbuhan ekonomi dan investasi adalah tetap

Hal ini sesuai dengan teori Cobb-douglas Secara deskriptif dapat diartikan

bahwa variabel yang berpengaruh nyata adalah upah minimum regional. Dalam

arti bahwa jumlah penyerapan tenaga kerja akan dapat berubah jika upah

minimum yang dimiliki setiap wilayah meningkat. Semakin besar upah yang di

dapat akan mendorong perusahaan meningkatkan jumlah produksi perusahaan

tersebut, dan permintaan masyarakat akan produk barang dan jasa pun semakin

meningkat yang akhirnya akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja

yang ada. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Rahmad Prabandana

(2015), Riky Eka Putra (2012), Arifatul Chusna (2013), Antonius Luntangan

(2013). Terdapat pengaruh positif signifikan dengan meningkatnya tingkat upah,

karena diharapkan akan mendorong perusahaan meningkatkan produksinya, dan

menambahkan lapangan kerja baru untuk di isi.

4.6.3 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan regresi, hasil uji probabilitas untuk variabel

Pertumbuhan Ekonomi terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan

Tenaga Kerja dimana nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5%

(0.05).

Hasil uji signifikansi secara parsial atau secara individu, pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 6 Kota/Kabupaten di

Page 102: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

86

Provinsi Banten menghasilkan angka yang tidak signifikan dimana nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka terima H0

Nilai koefisien regresi pada Pertumbuhan Ekonomi sebesar -9743.438 artinya

setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi sebanyak satu persen maka akan

meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar -9743,438 dengan asumsi

bahwa variabel Investasi dan UMR adalah tetap.

Menurut Adam Smith dalam Arsyad (2004: 55), pembangunan merupakan

proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.

Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan

mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi

tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi,

karena spesialisasi akan mendorong tingkat perkembangan teknologi

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Rahmad Prabandana (2015), Riky

Eka Putra (2012), Arifatul Chusna (2013), Antonius Luntangan (2013), secara

deskriptif bahwa jumlah penyerapan tenaga kerja akan dapat berubah jika

pertumbuhan ekonomi yang di miliki tiap wilayah berubah. Semakin besar atau

banyaknya pertumbuhan ekonomi maka daya beli masyarakat akan meningkat dan

jumlah produksi perusahaan tersebut akan semakin meningkat yang akhirnya akan

berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

4.6.4 Hasil Uji Simultan dan Koefisien Regresi 𝐑𝟐

Hasil pengujian F-statistik menunjukan bahwa Fhitung variabel independen

yaitu Investasi, Upah Minimum Regional dan Pertumbuhan Ekonomi, adalah

sebesar 1,70562 yang lebih besar dari Ftabel yaitu sebesar 2.17, kemudian

probabilitas F-statistik sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari α=5% (0,05), maka

Page 103: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

87

kesimpulannya adalah tolak H0. Artinya bahwa Investasi, Upah Minimum

Regional, dan Pertumbuhan Ekonomi 6 Kota Kabupaten di Provinsi Banten

periode 2010-2014.

Model penelitiannya adalah sebagai berikut:

PTK𝒊𝒕 =99345.37 - 9743.438 PE𝒊𝒕 -116.1135 INV𝒊𝒕 + 0.076275 UMR𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕

Dari persamaan model penelitian diatas diketahui nilai koefisien regresi

adalah sebesar 99345,37, yang mempunyai arti bahwa penyerapan tenaga kerja

pada saat ini tidak dipengaruh oleh variabel independen yaitu investasi dan

Pertumbuhan Ekonomi adalah sebesar 99345,37.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi R2, Nilai nya sebesar

43,88% dipengaruhi oleh perubahan–perubahan dalam variabel Investasi, Upah

Minimum Regional dan Pertumbuhan Ekonomi sisanya 56,12% dipengaruhi oleh

faktor lain diluar model..

Investasi memiliki pengaruh positif, karena merupakan salah satu

komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan

meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional. Sehingga dapat dikatakan

bahwa penyerapan kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah.

Akan tetapi pada kenyataanya, tingkat upah yang tinggi, akan meningkatkan biaya

produksi perusahaan, apabila industri yang di maksud adalah industri padat karya,

justru akan meningkatkan penyerapan kerja di daerah tersebut, dikarenakan

produktivitas yang tinggi harus diimbangin dengan jumlah tenaga kerja yang

cukup. Simon Kuznets menunjukan ciri pertumbuhan ekonomi modern yang

muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya,

penduduk, tenaga kerja, dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi memiliki

Page 104: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

88

pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, karena meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan timbulnya lapangan kerja baru, karena

tenaga kerja merupakan faktor ekonomi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan

ekonomi, yang menyebabkan secara keseluruhan sebenarnya berdampak dan

saling mempengaruhi satu sama lain.

Page 105: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

89

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Maka disimpulkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Investasi, Upah Minimum Regional, dan Pertumbuhan Ekonomi secara

parsial/individu memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Kab. Dan Kota di Provinsi Banten.

Masing-masing pengaruh tersebut, yaitu:

a. Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja di Kabupaten. dan Kota di Provinsi Banten.

b. Upah minimum regional berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten dan Kota di Provinsi

Banten.

c. Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten dan Kota di Provinsi

Banten.

2. Variabel Investasi, Upah Minimum Regional, dan Pertumbuhan

Ekonomi bepengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten

Page 106: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

90

5.2. Saran

Pemerintah Provinsi Banten Khususnya Dinas Ketenagakerjaan Provinsi

Banten, serta para pelaku ekonomi, harus mampu melakukan sebuah inovasi baru

dalam perluasan lapangan pekerjaan, agar senantiasa dapat mengurangi angka

pengangguran dan kemiskinan yang ada, seperti bekerja sama dengan pihak

swasta lokal maupun non lokal agar dapat bersama-sama menciptakan lapangan

kerja dengan melakukan pembangunan besar-besaran yang mampu menyediakan

penawaran tenaga kerja.

Pemerintah Provinsi Banten Khususnya Dinas Ketenagakerjaan Provinsi

Banten, serta para pelaku ekonomi, dan pemerintah pusat lebih memperhatikan

aktivitas peningkatan jumlah angkatan kerja, agar senantiasa dapat mengatasi

kurangnya penyerapan tenaga kerja yang terjadi dengan semakin bertambahnya

angka pengangguran setiap tahunnya, pemerintah bersama-sama menciptakan

infrastruktur baik untuk tenaga kerja formal ataupun informal dan lebih

bersungguh-sungguh lagi dalam menjalankan dan mentaati Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 atau peraturan terhadap kesejahteraan sosial bagi para

tenaga kerja yang saat ini sudah terserap maupun yang akan terserap.

Page 107: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Mardiana. 2005. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia.

Apip Supriadi, Iis Surgawati dan Dita Eka Lestari, 2010. Pengaruh Stok Modal

dan Upah Minimum Kabupaten Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada

UKM Di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2003-2008.Tasikmalaya:

Universitas Siliwangi.

Arifatul Chusna, 2013. Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor Industri, Investasi

dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi KeempatYogyakarta:STIE

YKPN

Asruni, 2014. Pengaruh Faktor Upah Minimum Kabupateen, Investasi dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor

Industri Kecil Di Kabupaten Tanah Bumbu. KINDAI Volume 10 Nomor

1, Januari – Maret 2014. Banjarmasin: STIE Pancasetia Banjarmasin.

Baltagi, B.H. 2008. Econometrics. Fourth Edition. Spinger. Heidelberg

Boediono. 2010. Seri Sinopsis Pengantar Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro. Edisi

Kedua. Yogyakarta : BPFE

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , 2003. Statistik Indonesia Tahun 2003. Jakarta

Pusat : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.2015. Banten Dalam Angka 2015. Serang :

Badan Pusat Statistik

Dasri Lokiman, Debby Ch. Rotinsulu dan Antonius Y. Luntungan. 2013.

Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) Dan Inventasi Swasta Terhadap

Penyerapan Tenaka Kerja dan Dampaknya Pada PDRB (ADHK) Di Kota

Manado Tahun 2003-2012. Jurnal Bekala Efisiensi. Manado: Universitas

Sam Ratulangi Manado.

Depnakertrans. 2004, Modul K3 Lingkungan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

Page 108: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Divianto, 2013. Pengaruh Upah, Modal, Produktivitas dan Teknologi Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Kecil-Menengah Di Kota

Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) VOL. 4

NO.1 Januari 2014. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: 1996

Eka Suci Ratnaningsih, 2012. Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah. Surabaya:

Universitas Sebelas Maret

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gianie. 2009. Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Berpendidikan Rendah. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Buku Satu. Edisi

Kelima. Jakarta: Salemba Empat.

I Gusti Agung Indradewa dan Ketut Suardhika Natha. 2015. Pengaruh Inflasi,

PDRB Dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana

Vol.4, No.8 Agustus 2015. Bali: Universitas Udayana.

Kuncoro, Mudjarat, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: reformasi,

perencanaan, strategi dan peluang. Jakarta: Erlangga

Kuncoro, Mudrajat, 2007. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga

Jakarta

Luthfi Setia Priambodo, 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Riil, dan

Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah.

Semarang: Universitas Diponegoro

Mukhamad Rizal Azaini, 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota

Malang (Studi Kasus Pada Tahun 1998-2012). Jurnal Ilmiah. Malang:

Universitas Brawijaya.

Mulyadi, 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia (Dalam Perspektif

Pembangunan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 109: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Ratna Sari, Sonny Sumarsono dan Anifatul Hanim, 2015. Pengaruh Investasi Dan

Upah Minimum Kabupaten Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada

Sektor Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember Tahun 2001-2013.

Jurnal. Jember: Universitas Jember (UNEJ).

Riky Eka Putra. 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah dan Nilai Produksi

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel Di Kecamatan

Pedurangan Kota Semarang. Economics Development Analysis Journal 1

(2) (2012). Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Riyadh Rahmad Prabandana. 2015. Pengaruh Modal, Nilai Produksi Tingkat

Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Di Kabupaten

Sukarjo. Jurnal. Surakarta: Muhammadiyah Surakarta.

Subandi. 2011. Ekonomi Pembangunan. Cetakan kesatu. Bandung: ALfabeta

Sukirno, Sadono. 2003. Pengatar Teori Mikroekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi modern: perkembangan pemikiran dari

klasik hingga keynesian baru . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenaga kerjaan. Jogyakarta : Graha Ilmu.

Todaro, P.Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Edisi

keenam. Jakarta: Erlangga.

Todaro, P.Michael. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Edisi ketujuh.

Jakarta: Erlangga.

Todaro, P.Michael. 2006. Pengembangan Ekonomi Dunia Ketiga. Edisi

Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si, 2015. Buku Materi Ekonometrika 2. Edisi

kedua. Serang

Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika (Pengantar dan Aplikasinya). Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis ekonometrika dan statistika dengan

eviews. Edisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta

Page 110: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

LAMPIRAN

Page 111: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 1 : Hasil Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-200000 -100000 1 100001 200001 300001 400001

Series: ResidualsSample 1 30Observations 27

Mean -8.76e-13Median -15619.52Maximum 363201.3Minimum -177641.0Std. Dev. 145035.4Skewness 0.858838Kurtosis 2.813508

Jarque-Bera 3.358335Probability 0.186529

Lampiran 2 : Hasil Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Ket. Nilai Ket. Nilai

F-statistic 15.41956 Prob. F(2,21) 0.0001

Obs*R-squared 16.06231 Prob. Chi-Square(2) 0.0003

Lampiran 3 : Hasil Heterokedatisitas

Heteroskedasticity Test: White

Ket. Nilai Ket. Nilai

F-statistic 1.279870 Prob. F(3,27) 0.3048

Obs*R-squared 3.862555 Prob. Chi-Square(3) 0.2767

Scaled explained SS 2.541513 Prob. Chi-Square(3) 0.4678

Lampiran 4 : Hasil Multikolinearitas

Korelasi INV UMR PE

INV 1.000000 -0.167649 0.676469

UMR -0.167649 1.000000 0.058954

PE 0.676469 0.058954 1.000000

Page 112: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 5 : Hasil Regresi

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 99345.37 115365.0 0.861140 0.3980

INV? -116.1135 139.3954 -0.832979 0.4134

PE? -9743.438 11811.95 -0.824880 0.4179

UMR? 0.076275 0.025378 3.005519 0.0063

Random Effects (Cross)

_KABSERANG—C -110285.7

_KABTANG—C -105235.3

_KOTCIL—C 90687.32

_KOTSER—C -140103.2

_KOTTANG—C 255319.9

_KOTTANGSEL—C 9616.998

Effect Spesification R-squared 0.438882 F-statistic 5.996533

Adjusted R-squared 0.365693 Prob(F-statistic) 0.003570

Lampiran 6 : Hausmann Test

Test Summary

Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.987932 3 0.8042

Lampiran 7 : Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 70.545135 (5,18) 0.0000

Cross-section Chi-square 81.677447 5 0.0000

Page 113: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 8 : Data Regres

wilayah tahun Pten investasi umr PE

kabserang 2010 44481 12 1101000 4.15

kabserang 2011 49601 4 1896000 5.67

kabserang 2012 62989 11 1320500 5.22

kabserang 2013 67161 117 2080000 6.33

kabserang 2014 74302 162 2340000 6.71

kabtang 2010 31183 40 1117245 6.71

kabtang 2011 35835 34 1285000 7.35

kabtang 2012 41341 36 1527000 5.8

kabtang 2013 47406 286 2200000 6.89

kabtang 2014 46271 449 2442000 6.12

kotser 2010 19594

1050000 7.63

kotser 2011 22139

1156000 7.94

kotser 2012 26361

1231000 7.19

kotser 2013 30282 9 1798446 7.42

kotser 2014 32225 6 2116000 7.73

kotcil 2010 213202 5 1174000 5.26

kotcil 2011 233194 4 1224000 6.53

kotcil 2012 256214 4 1347000 7.7

kotcil 2013 268720 95 2200000 6.81

kotcil 2014 282206 165 2443000 5.32

kottang 2010 283829 15 1118000 6.68

kottang 2011 366723 19 1290000 7.35

kottang 2012 403553 22 1527000 6.42

kottang 2013 450503 125 2203000 6.73

kottang 2014 563970 197 2444301 6.17

kottangsel 2010 120273 4 1125000 8.7

kottangsel 2011 126892 9 1245800 8.52

kottangsel 2012 142127 17 1381000 8.24

kottangsel 2013 158141 39 2200000 8.86

kottangsel 2014 198916 78 2442000 8.99

Page 114: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 9 : Tabel t

Pr 0,25 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001

df 0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01 0,002

1 1 3,07768 6,31375 12,7062 31,82052 63,65674 318,30884

2 0,8165 1,88562 2,91999 4,30265 6,96456 9,92484 22,32712

3 0,76489 1,63774 2,35336 3,18245 4,5407 5,84091 10,21453

4 0,7407 1,53321 2,13185 2,77645 3,74695 4,60409 7,17318

5 0,72669 1,47588 2,01505 2,57058 3,36493 4,03214 5,89343

6 0,71756 1,43976 1,94318 2,44691 3,14267 3,70743 5,20763

7 0,71114 1,41492 1,89458 2,36462 2,99795 3,49948 4,78529

8 0,70639 1,39682 1,85955 2,306 2,89646 3,35539 4,50079

9 0,70272 1,38303 1,83311 2,26216 2,82144 3,24984 4,29681

10 0,69981 1,37218 1,81246 2,22814 2,76377 3,16927 4,1437

11 0,69745 1,36343 1,79588 2,20099 2,71808 3,10581 4,0247

12 0,69548 1,35622 1,78229 2,17881 2,681 3,05454 3,92963

13 0,69383 1,35017 1,77093 2,16037 2,65031 3,01228 3,85198

14 0,69242 1,34503 1,76131 2,14479 2,62449 2,97684 3,78739

15 0,6912 1,34061 1,75305 2,13145 2,60248 2,94671 3,73283

16 0,69013 1,33676 1,74588 2,11991 2,58349 2,92078 3,68615

17 0,6892 1,33338 1,73961 2,10982 2,56693 2,89823 3,64577

18 0,68836 1,33039 1,73406 2,10092 2,55238 2,87844 3,61048

19 0,68762 1,32773 1,72913 2,09302 2,53948 2,86093 3,5794

20 0,68695 1,32534 1,72472 2,08596 2,52798 2,84534 3,55181

21 0,68635 1,32319 1,72074 2,07961 2,51765 2,83136 3,52715

22 0,68581 1,32124 1,71714 2,07387 2,50832 2,81876 3,50499

23 0,68531 1,31946 1,71387 2,06866 2,49987 2,80734 3,48496

24 0,68485 1,31784 1,71088 2,0639 2,49216 2,79694 3,46678

25 0,68443 1,31635 1,70814 2,05954 2,48511 2,78744 3,45019

26 0,68404 1,31497 1,70562 2,05553 2,47863 2,77871 3,435

27 0,68368 1,3137 1,70329 2,05183 2,47266 2,77068 3,42103

28 0,68335 1,31253 1,70113 2,04841 2,46714 2,76326 3,40816

29 0,68304 1,31143 1,69913 2,04523 2,46202 2,75639 3,39624

30 0,68276 1,31042 1,69726 2,04227 2,45726 2,75 3,38518

31 0,68249 1,30946 1,69552 2,03951 2,45282 2,74404 3,3749

32 0,68223 1,30857 1,69389 2,03693 2,44868 2,73848 3,36531

33 0,682 1,30774 1,69236 2,03452 2,44479 2,73328 3,35634

34 0,68177 1,30695 1,69092 2,03224 2,44115 2,72839 3,34793

35 0,68156 1,30621 1,68957 2,03011 2,43772 2,72381 3,34005

36 0,68137 1,30551 1,6883 2,02809 2,43449 2,71948 3,33262

37 0,68118 1,30485 1,68709 2,02619 2,43145 2,71541 3,32563

38 0,681 1,30423 1,68595 2,02439 2,42857 2,71156 3,31903

39 0,68083 1,30364 1,68488 2,02269 2,42584 2,70791 3,31279

40 0,68067 1,30308 1,68385 2,02108 2,42326 2,70446 3,30688

41 0,68052 1,30254 1,68288 2,01954 2,4208 2,70118 3,30127

42 0,68038 1,30204 1,68195 2,01808 2,41847 2,69807 3,29595

43 0,68024 1,30155 1,68107 2,01669 2,41625 2,6951 3,29089

44 0,68011 1,30109 1,68023 2,01537 2,41413 2,69228 3,28607

45 0,67998 1,30065 1,67943 2,0141 2,41212 2,68959 3,28148

46 0,67986 1,30023 1,67866 2,0129 2,41019 2,68701 3,2771

47 0,67975 1,29982 1,67793 2,01174 2,40835 2,68456 3,27291

48 0,67964 1,29944 1,67722 2,01063 2,40658 2,6822 3,26891

49 0,67953 1,29907 1,67655 2,00958 2,40489 2,67995 3,26508

50 0,67943 1,29871 1,67591 2,00856 2,40327 2,67779 3,26141

Page 115: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 10 : Tabel F

df untuk penyebut

(N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95

Page 116: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89

47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88

48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88

49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88

50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87

51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87

52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86

53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86

55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85

56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85

57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85

58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84

59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84

60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84

61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83

62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83

63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83

64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83

65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82

66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82

67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82

68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82

69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81

70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81

71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81

72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81

73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81

74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80

75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80

76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80

77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80

78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80

79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79

80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79

Page 117: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

Lampiran 11 : Tabel Chi-Square Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.010 0.005 0.001

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

1.32330 2.77259

4.10834

5.38527 6.62568

7.84080

9.03715 10.21885

11.38875

12.54886 13.70069

14.84540

15.98391

17.11693

18.24509 19.36886

20.48868

21.60489 22.71781

23.82769

24.93478 26.03927

27.14134

28.24115 29.33885

30.43457

31.52841 32.62049

33.71091

34.79974 35.88708

36.97298

38.05753 39.14078

40.22279

41.30362 42.38331

43.46191

44.53946 45.61601

46.69160

47.76625 48.84001

49.91290

50.98495 52.05619

53.12666

54.19636 55.26534

56.33360

2.70554 4.60517

6.25139

7.77944 9.23636

10.64464

12.01704 13.36157

14.68366

15.98718 17.27501

18.54935

19.81193

21.06414

22.30713 23.54183

24.76904

25.98942 27.20357

28.41198

29.61509 30.81328

32.00690

33.19624 34.38159

35.56317

36.74122 37.91592

39.08747

40.25602 41.42174

42.58475

43.74518 44.90316

46.05879

47.21217 48.36341

49.51258

50.65977 51.80506

52.94851

54.09020 55.23019

56.36854

57.50530 58.64054

59.77429

60.90661 62.03754

63.16712

3.84146 5.99146

7.81473

9.48773 11.07050

12.59159

14.06714 15.50731

16.91898

18.30704 19.67514

21.02607

22.36203

23.68479

24.99579 26.29623

27.58711

28.86930 30.14353

31.41043

32.67057 33.92444

35.17246

36.41503 37.65248

38.88514

40.11327 41.33714

42.55697

43.77297 44.98534

46.19426

47.39988 48.60237

49.80185

50.99846 52.19232

53.38354

54.57223 55.75848

56.94239

58.12404 59.30351

60.48089

61.65623 62.82962

64.00111

65.17077 66.33865

67.50481

6.63490 9.21034

11.34487

13.27670 15.08627

16.81189

18.47531 20.09024

21.66599

23.20925 24.72497

26.21697

27.68825

29.14124

30.57791 31.99993

33.40866

34.80531 36.19087

37.56623

38.93217 40.28936

41.63840

42.97982 44.31410

45.64168

46.96294 48.27824

49.58788

50.89218 52.19139

53.48577

54.77554 56.06091

57.34207

58.61921 59.89250

61.16209

62.42812 63.69074

64.95007

66.20624 67.45935

68.70951

69.95683 71.20140

72.44331

73.68264 74.91947

76.15389

7.87944 10.59663

12.83816

14.86026 16.74960

18.54758

20.27774 21.95495

23.58935

25.18818 26.75685

28.29952

29.81947

31.31935

32.80132 34.26719

35.71847

37.15645 38.58226

39.99685

41.40106 42.79565

44.18128

45.55851 46.92789

48.28988

49.64492 50.99338

52.33562

53.67196 55.00270

56.32811

57.64845 58.96393

60.27477

61.58118 62.88334

64.18141

65.47557 66.76596

68.05273

69.33600 70.61590

71.89255

73.16606 74.43654

75.70407

76.96877 78.23071

79.48998

10.82757 13.81551

16.26624

18.46683 20.51501

22.45774

24.32189 26.12448

27.87716

29.58830 31.26413

32.90949

34.52818

36.12327

37.69730 39.25235

40.79022

42.31240 43.82020

45.31475

46.79704 48.26794

49.72823

51.17860 52.61966

54.05196

55.47602 56.89229

58.30117

59.70306 61.09831

62.48722

63.87010 65.24722

66.61883

67.98517 69.34645

70.70289

72.05466 73.40196

74.74494

76.08376 77.41858

78.74952

80.07673 81.40033

82.72042

84.03713 85.35056

86.66082

Rumus mencari Chi-Square Tabel di MS.Excell :

=CHIINV(α:n-k)

Keterangan :

α : Tingkat error dalam penelitian

n : Jumlah data Observasi dalam penelitian

k : Jumlah Variabel Independen dan dependen.

Page 118: PENGARUH INVESTASI, UPAH MINIMUM REGIONAL, DAN PERTUMBUHAN …

RIWAYAT HIDUP

Nama penulis, Adil Prabowo Aristyo Putro lahir di Bandung

pada tanggal 18 Juni 1993, merupakan putra pertama dari

pasangan Bapak Drs. Tunggul Prabowo, M.Si dan Ibu Hj.

Kamiseti, Agama Islam, Berkewarganegaraan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Alamat Komplek SEKNEG Blok B 2 No 3 RT 04 RW 03

Pinang, Kota Tangerang-Banten. Alamat email [email protected].

Riwayat Pendidikan Penulis sebagai berikut :

1. SD Negeri Sukasari 4 Kota Tangerang, lulus pada tahun 2005.

2. SMP Negeri 4 Kota Tangerang, lulus pada tahun 2008.

3. SMA Negeri 2 Kota Tangerang, lulus pada tahun 2011.

4. Pada tahun 2011 melanjutkan Strata-1 (S1) pada Jurusan Ilmu Ekonomi

Pembangunan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.