pengaruh informasi keuangan dan non keuangan...

143
PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan Non Perbankan Periode 2010-2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Chaerun Nisa Noviani NIM : 1113081000008 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: haanh

Post on 05-May-2019

246 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG

MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK

INDONESIA

(Studi Kasus pada Perusahaan Non Perbankan Periode 2010-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Chaerun Nisa Noviani

NIM : 1113081000008

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

ii

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG

MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK

INDONESIA

(Studi Kasus pada Perusahaan Non Perbankan Periode 2010-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Chaerun Nisa Noviani

NIM : 1113081000008

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Dr. Pudji Astuty, SE., MM

NIDN. 03110658 04

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 3: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIF

Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehenshif atas nama

mahasiswa :

1. Nama : Chaerun Nisa Noviani

2. NIM : 1113081000008

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan

terhadap Underpricing pada Perusahaan yang melakukan Initial Public

Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan

Non Perbankan Periode 2010-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehenshif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2017

1. Deni Pandu Nugraha, SE., MSc. (____________________)

NIP. Penguji I

2. Dwi Nur’aini Ihsan, SE.,M.M. (____________________)

NIP. 19771021 2014112001 Penguji II

Page 4: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 25 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Chaerun Nisa Noviani

2. NIM : 1113081000008

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan

terhadap Underpricing pada Perusahaan yang melakukan Initial Public

Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan

Non Perbankan Periode 2010-2016)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 25 Juli 2017

1. Titi Dewi Warninda,SE.,M.Si (____________________)

NIP. 19731221 200501 2002 Ketua

2. Dr. Pudji Astuty,SE.,MM (____________________)

NIDN. 03110658 04 Sekretaris

3. Dr. Pudji Astuty,SE.,MM (____________________)

NIDN. 03110658 04 Pembimbing

4. Taridi Kasbi Ridho, MBA (____________________)

NIP. Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Chaerun Nisa Noviani

NIM : 1113081000008

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya.

Jakarta, 20 Juni 2017

Yang Menyatakan

(Chaerun Nisa Noviani)

Page 6: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Chaerun Nisa Noviani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 27 November 1995

3. Alamat : Jl. WR. Supratman Kp. Utan Rt. 02/04

Ciputat Tangerang Selatan

4. Agama : Islam

5. Telpon : 085966165199

6. Email : [email protected]

7. Kewarganegaraan : Indonesia

B. Pendidikan Formal

1. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. 2010-2013 : SMAN 1 Sukaresmi - Cianjur

3. 2007-2010 : SMP PGRI Cipanas - Cianjur

4. 2001-2007 : SDN 1 Cimacan - Cianjur

C. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Khaerudin Al Ashari

2. Ibu : Yeni Meliawati

3. Alamat : Jl. WR. Supratman Kp. Utan Rt. 02/04

Ciputat Tangerang Selatan

D. Pengalaman Organisasi

1. Kepala Divisi Marketing and Communication Laboratorium Pasar

Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2014-2015

2. Kepala Divisi Administrasi Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015

3. Anggota Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Manajemen Periode 2014-2015

Page 7: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

vii

4. Pengawas Divisi Marketing and Communication Galeri Investasi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2016-2017

Page 8: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

viii

ABSTRACT

This research was aimed to find out the influence of financial and non-

financial information to underpricing in companies that conducted Initial Public

Offering. Variables use in this study is Return on Equity (ROE), Return on Assets

(ROA), Debt to Equity Ratio (DER),Current Ratio(CR), size firm and company

age. The population in this research were the companies that conduct IPO listed

in the Indonesia Stock Exchange within of 2010-2016 outside the companies from

banking. The data analysis use multiple regression method and the samples of this

study use purposive sampling method with the amount of samples are 50

companies.

The result showed that Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA),

size firm and company age have significantly influence the underpricing, while

other independent variables such as Debt to Equity Ratio (DER) and Current

Ratio (CR) have not significantly influence the underpricing. The result showed

that simultaneously Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to

Equity Ratio (DER),Current Ratio (CR),size firm and company age have

significanly influence the undepricing.

Keyword : Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), size firm, company age, underpricing, Initial Public

Offering (IPO).

Page 9: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi keuangan

dan non keuangan terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial

Public Offering. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on

Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current

Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Populasi dalam penelitian

ini adalah perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2010-2016 di luar perusahaan perbankan. Analisis data menggunakan

metode regresi berganda dan pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE), Return on

Assets (ROA), ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing, sedangkan variabel independen lainnya seperti

Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

simultan Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap undepricing.

Kata Kunci : Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity

Ratio (DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan, umur perusahaan,

underpricing, Initial Public Offering (IPO).

Page 10: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dan

diwaktu terbaik. Shalawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para para sahabatnya yang telah

menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia dan selalu berada di jalan

Allah SWT.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis mendapatkan bimbingan,

arahan, koreksi dan saran yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis.

2. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Ibu Yeni Meliawari dan Ayah

Khaerudin Al Ashari yang dengan tulus dan ikhlas memberikan rasa kasih

sayang, dukungan, perhatian, serta doa-doanya yang tiada henti kepada

penulis.

3. Adikku Chaerul Ilmi Al Ahyari yang telah mendoakan dan mendukung

penulis selama ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si Selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Ela Patriana, Ir., MM selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen penasihat akademik yang telah

banyak memberikan banyak arahan selama perkuliahan.

8. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., M.M selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan

mengarahkan penulis. Selain itu juga, selalu memberikan motivasi dan ilmu

yang bermanfaat bagi penulis.

Page 11: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xi

9. Teman-teman Laboratorium Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan HMJ Manajemen yang telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman dalam bidang organisasi.

10. Teman-teman manajemen angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan,

berbagi ilmu serta pengalaman selama kuliah bersama-sama.

11. Teman-teman seperjuangan Desy, Muti, Gita, Irma, Kumi, Luluk, Tika dan

Tia, terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang selalu diberikan

kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

12. Dan semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini dari awal

hingga akhir penulisan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Page 12: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 16

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 17

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 20

A. Landasan Teori ..................................................................................... 20

1. Pasar Modal .................................................................................... 20

2. Initial Public Offering (IPO) .......................................................... 24

3. Underpricing .................................................................................. 30

4. Informasi Keuangan dan Non Keuangan ....................................... 34

5. Keterikatan Antara Variabel Penelitian ......................................... 48

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 53

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 59

D. Hipotesis ............................................................................................... 60

Page 13: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 62

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 62

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 62

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 64

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 65

1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 65

a. Uji Normalitas .......................................................................... 65

b. Uji Multikolinearitas ................................................................ 66

c. Uji Autokorelasi ....................................................................... 67

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 68

2. Metode Analisis Regresi Berganda ................................................ 69

3. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 70

a. Uji t (Parsial) ............................................................................ 70

b. Uji F (Simultan) ....................................................................... 70

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................................... 71

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 71

1. Variabel Dependen ......................................................................... 71

2. Variabel Independen ...................................................................... 72

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 77

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 77

1. Bursa Efek Indonesia ..................................................................... 77

2. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 79

B. Analisis Deskriptif ............................................................................... 79

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 83

1. Uji Normalitas ................................................................................ 83

2. Uji Multikolinearitas ...................................................................... 85

3. Uji Autokorelasi ............................................................................. 86

4. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 86

D. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 88

1. Uji t (Parsial) .................................................................................. 88

2. Uji F (Simultan) ............................................................................. 95

Page 14: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xiv

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................. 96

4. Analisis Regresi Linear Berganda .................................................. 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 100

A. Kesimpulan .......................................................................................... 100

B. Impllikasi ............................................................................................. 101

C. Saran ..................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 104

LAMPIRAN ..................................................................................................... 107

Page 15: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 53

Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel.............................................................. 64

Tabel 4.1 Statitistik Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 80

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov ................................................................ 84

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ....................................................................... 85

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi .............................................................................. 86

Tabel 4.5 Uji Glejser ....................................................................................... 88

Tabel 4.6 Uji t (Parsial) ................................................................................... 89

Tabel 4.7 Uji F (Simultan) .............................................................................. 95

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi..................................................................... 96

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda................................................... 97

Page 16: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Presentase Perusahaan Yang Mengalami Underpricing ............. 9

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 59

Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia .................................................. 78

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot .................................................. 83

Gambar 4.3 Scatterplot ................................................................................... 87

Page 17: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Underpricing Perusahaan pada sampel Penelitian .........................107

Lampiran 2 Return on Equity (ROE) Perusahaan pada Sampel Penelitian .......109

Lampiran 3 Return on Assets (ROA) Perusahaan pada Sampel Penelitian .......111

Lampiran 4 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan pada Sampel Penelitian ..113

Lampiran 5 Current Ratio (CR) Perusahaan pada Sampel Penelitia .................115

Lampiran 6 Ukuran Perusahaan pada Sampel Penelitian ..................................117

Lampiran 7 Umur Perusahaan pada Sampel Penelitian .....................................119

Lampiran 8 Hasil Output SPSS 20 .....................................................................121

Page 18: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat, membuat perusahaan

dituntut untuk selalu melakukan perubahan agar dapat mempertahankan

eksistensinya, dapat berkembang dengan pesat dan bertahan hidup dalam

jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan strategi

yang dapat membuat perusahaan bertahan dan tetap tumbuh. Strategi yang

dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan ekspansi usaha guna

mengembangkan usaha perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang

semakin ketat. Namun usaha tersebut tentunya membutuhkan dana yang

cukup besar. Dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan dapat

menggunakan dana yang berasal dari dalam atau luar perusahaan sebagai

sumber pendanaan. Perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari

luar perusahaan melalui penerbitan efek di pasar modal sebagai sarana untuk

menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-

kegiatan produktif (Yulfasni, 2005:2).

Pada dasarnya, pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan

utang jangka menengah atau jangka panjang satu tahun atau lebih (Brigham

dan Houston, 2010:190). Pasar modal menjadi tempat bertemunya penjual

dan pembeli efek jangka panjang. Pengertian pasar modal sebagaimana pada

umumnya yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di sini yang

diperjualbelikan adalah dana, sehingga pasar modal mempertemukan penjual

Page 19: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2

dana dengan pembeli dana yang disebut investor. Pembeli dana adalah

perorangan maupun lembaga yang menyisihkan kelebihan dananya untuk

usaha yang bersifat produktif, sedang penjual dana adalah perusahaan yang

memerlukan dana untuk keperluan usahanya (Yulfasni, 2005:1). Pasar modal

menjadi sarana untuk menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dengan

pihak yang membutuhkan dana. Pihak yang kelebihan dana akan menyimpan

dana tersebut sebagai investasi dengan harapan dapat memberikan

keuntungan di masa depan sedangkan pihak yang membutuhkan dana akan

mendapatkan pendanaan dari investor yang selanjutnya dana tersebut akan

digunakan untuk kegiatan usaha perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan

pasar modal dalam mencari tambahan dana untuk ekspansi usaha karena

pasar modal memiliki fungsi sebagai sumber pembiayaan, sarana untuk

menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian digunakan untuk kegiatan

usaha perusahaan, sebagai alternatif investasi bagi para investor, mendorong

terciptanya kesempatan berusaha sekaligus menciptakan lapangan kerja dan

meningkatkan citra perusahaan.

Perusahaan yang menerbitkan saham atau efek lainnya untuk yang

pertama kalinya kepada masyarakat umum disebut sebagai penawaran umum

perdana atau lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO).

Penawaran umum adalah suatu kegiatan menawarkan efek yang dilakukan

emiten untuk menjual efek kepada investor atau masyarakat berdasarkan tata

cara yang diatur dalam undang-undang dasar peraturan pelaksanaannya

(Hadi, 2013:30). Perusahaan yang telah melakukan IPO berubah menjadi

Page 20: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

3

perusahaan go public atau perseroan terbuka artinya perseroan yang dapat

dimiliki oleh masyarakat luas, mengikutsertakan masyarakat dalam penetapan

kebijakan dan pengelolaan perusahaan serta harus memberikan semua

informasi secara terbuka kepada para investor.

Perusahaan yang akan melakukan IPO, harus terlebih dahulu

menyampaikan persyaratan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) untuk menjual dan menawarkan efek kepada masyarakat dan setelah

persyaratan terpenuhi maka perusahaan dapat melakukan penawaran umum

kepada masyarakat. Secara umum, masa penyampaian pernyaratan

pendaftaran sampai pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan oleh

BAPEPAM terdiri dari tiga proses yaitu pra pendaftaran (proses ektern

BAPEPAM), masa tunggu (proses intern BAPEPAM) dan pasca pendaftaran

(Yulfasni, 2005:30). Adapun secara terinci dijelaskan proses go public antara

lain pertama, penunjukkan underwriter dan persiapan dokumen. Pada tahap

awal ini, perusahaan perlu membentuk tim internal, menunjuk underwriter

dan lembaga serta profesi penunjang pasar modal yang akan membantu

perusahaan melakukan go public, meminta persetujuan RUPS dan merubah

Anggaran Dasar serta mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk

disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan OJK.

Kedua, penyampaian permohonan pencatatan saham ke BEI. Pada

tahap ini, untuk menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan

diperdangkan di BEI, perusahaan perlu mengajukan permohonan untuk

mencatatkan saham, dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan antara

Page 21: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

4

lain profil perusahaan, laporan keuangan, proyeksi keuangan dan lain-lain.

Setelah itu BEI akan memberikan persetujuan berupa perjanjian pendahuluan

pencatatan saham kepada masyarakat. Ketiga, penyampaian pernyataan

pendaftaran ke OJK. Setelah mendapatkan perjanjian pendahuluan pencatatan

saham dari BEI, perusahaan menyampaikan pernyataan pendaftaran dan

dokumen pendukungnya kepada OJK untuk melakukan penawaran umum

saham antarara lain dokumen prospektus. Dokumen prospektus ini

dipublikasikan melalui surat kabar maupun iklan sebagai bahan informasi dan

pertimbangan investor dalam berinvestasi. Keempat, penawaran umum saham

kepada publik. Masa penawaran umum saham kepada masyarakat dapat

dilakukan selama 1 sampai 5 hari kerja. Kelima, pencatatan dan perdagangan

saham perusahaan di BEI. Perusahaan menyampaikan permohonan

pencatatan saham kepada bursa efek disertai bukti pernyataan pendaftaran

dari BAPEPAM, dokumen prospektus dan laporan komposisi pemegang

saham perusahaan.

Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana terjadi di

pasar primer (Primary Market). Pasar primer merupakan pasar di mana

perusahaan untuk pertama kalinya menjual saham baru kepada investor oleh

perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Setelah proses IPO di pasar

primer, maka selanjutnya saham diperdagangkan di bursa efek yang disebut

dengan pasar sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder adalah pasar di

mana efek dan aset keuangan lainnya diperdagangkan di antara investor

setelah diterbitkan oleh perusahaan. (Brigham dan Houston, 2010:191).

Page 22: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

5

Setelah melakukan penawaran umum pada pasar perdana dan semua

efek tercatat atas nama masing-masing investor atau efek yang bersangkutan

berada di tangan para investor, baru saham dicatatkan di bursa efek. Ini

berarti bahwa efek tersebut hanya boleh diperdagangkan di bursa efek,

sehingga kegiatan jual beli saham perusahaan terjadi di luar perusahaan. Uang

hasil perdagangan di pasar sekunder tidak masuk kepada perusahaan

melainkan ke dalam kas si penjual saham yang bersangkutan, sang investor

(Yulfasni, 2005:50).

Dalam pasar primer, harga saham ditetapkan oleh emiten dan

penjamin emisi (underwriter) sedangkan di pasar sekunder harga saham

ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar (mekanisme pasar). Dalam

menentukan harga penawaran saham perdana tidaklah mudah karena tidak

ada harga sebelumnya yang dapat diobservasi dalam menetapkan harga

penawaran saham. Oleh karena itu, emiten dapat bekerjasama dengan

underwriter untuk membantu segala keperluan penerbitan saham termasuk

dalam menetapkan harga saham perdana. Underwriter sebagai pihak yang

paling banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka

penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain

menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus dan

memberikan penjaminan atas penerbitan (Martalena dan Malinda, 2011:22).

Underwriter lebih banyak memiliki pengalaman dan informasi mengenai

permintaan saham perusahaan emiten dibandingkan dengan perusahaan

emiten itu sendiri. Pengalaman dan informasi yang lebih banyak dimiliki

Page 23: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

6

underwriter dalam menentukan harga saham-saham emiten, dijadikan

kesempatan bagi underwriter untuk menetapkan harga.

Sebelum saham ditawarkan ke publik, emiten dan underwriter terlebih

dahulu melakukan kesepakatan (due dilligence) dalam menentukan kisaran

harga saham. Harga saham inilah yang digunakan underwriter dalam

melakukan penjajakan dalam rangka menawarkan saham ke investor. Tujuan

penjajakan ini ada dua. Pertama, untuk mendapatkan ketertarikan di antara

investor potensial dan menyediakan informasi tentang sekuritas yang

ditawarkan. Kedua, untuk menyediakan informasi bagi emiten dan para

penjamin emisinya tentang harga yang dapat diterima pasar atas sekuritas

(Bodie et.al., 2014:63).

Sebelum melakukan pembelian, investor dapat memesan saham

terlebih dahulu kepada underwriter pada masa penawaran awal (book

building). Oleh karena itu, investor di pasar primer dituntut untuk

menggunakan berbagai sumber informasi agar dapat secara wajar menilai

harga saham yang ditawarkan pada saat IPO. Salah satu sumber informasi

bagi investor berasal dari manajemen perusahaan melalui penerbitan

prospektus. Adapun prospektus adalah setiap informasi tertulis yang

digunakan untuk melakukan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain

membeli efek (Yulfasni, 2005:27). Prospektus ini memuat informasi

keuangan dan non keuangan perusahaan yang kemudian didistribusikan oleh

underwriter kepada para investor. Dengan mengetahui bagaimana profil dan

manajemen perusahaan tersebut dikelola dapat dijadikan bahan pertimbangan

Page 24: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

7

investor karena kualitas manajemen perusahaan dapat mempengaruhi prospek

perusahaan di masa depan yang pada akhirnya akan berdampak pada

keuntungan yang diperoleh investor.

Meskipun harga ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara emiten

dan underwriter, namun masing-masing pihak memiliki kepentingan yang

berbeda. Emiten cenderung menginginkan harga saham perdana yang tinggi

dengan harapan dapat memaksimalkan dana yang diperoleh dari investor,

namun tidak demikian halnya dengan underwriter. Underwriter cenderung

menginginkan harga saham perdana yang rendah karena untuk meminimalkan

risiko yang akan ditanggung oleh underwriter atas saham yang tidak terjual.

Banyak saham menunjukkan penjualan yang buruk setelah penerbitan

perdana dan yang lainnya ada yang tidak dapat dijual sepenuhnya ke pasar.

Bank investasi (penjamin emisi) dalam hal ini menanggung risiko atas saham

yang tidak terjual (Bodie et. al., 2008:91). Oleh karena itu, underwriter

berusaha untuk menetapkan harga yang dapat diterima oleh investor dengan

harapan dapat menjual semua saham yang dijaminnya. Kondisi asimetri inilah

yang menyebabkan underpricing.

Underpricing merupakan suatu fenomena dimana harga saham

perdana pada saat IPO di pasar primer lebih rendah daripada harga saham

pada pasar sekunder. Underpricing adalah adanya selisih positif antara harga

saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO.

Selisih harga inilah yang dikenal sebagai Initial Return (IR) atau positif

return bagi investor. Underpricing adalah fenomena yang umum dan sering

Page 25: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

8

terjadi di pasar modal maupun saat emiten melakukan IPO (Yolana dan

Martani, 2005:538). Fenomena underpricing memberikan dampak yang tidak

menguntungkan bagi perusahaan karena tidak dapat memperoleh dana yang

maksimal. Namun fenomena underpricing tersebut memberikan dampak yang

menguntungkan bagi investor. Investor akan memperoleh keuntungan dari

terjadinya underpricing tersebut berupa initial return. Initial Return (IR)

merupakan keuntungan yang diperoleh investor karena adanya perbedaan

harga saham di pasar primer dan pasar sekunder.

Fenomena underpricing pernah terjadi di beberapa negara seperti

Australia, Malaysia, Jerman, UK, USA dan Taiwan (Ritter,1998). Contoh

kasus fenomena underpricing ini berdasarkan hasil riset Jay Ritter, seorang

Profesor Finance di Universitas Florida, menunjukkan dari 7.921 kasus IPO

di AS dalam kurun waktu 1975 hingga 2007 ditemukan rata-rata harga

sahamnya naik 17,2 persen di hari pertama masuk bursa. Selain itu, kasus

dalam penentuan harga IPO yang terlalu rendah terjadi pada Desember 1999

ketika saham VA Linux dijual pada harga IPO 30 USD per lembar dan

ditutup di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan pada harga IPO

239,5 USD yang merefleksikan imbal hasil sebesar 698 persen dalam satu

hari (Bodie et. al., 2014:64). Dalam proses IPO, salah satu tahapan yang

paling sulit adalah penetapan harga saham perdana yang sesuai dengan harga

pasarnya, oleh karena itu penetapan harga saham perdana seringkali lebih

rendah dari harga pasarnya dengan kata lain terjadi underpricing.

Page 26: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

9

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pe

rse

n (

%)

Tahun

Persentase Perusahaan yang mengalami Underpricing di Indonesia tahun 2010-2016

Gambar 1.1

Persentase Perusahaan Yang Mengalami Underpricing

Sumber: IDX dan TICMI, data diolah

Berdasarkan grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa hampir seluruh

perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 2010 sampai 2016 mengalami

underpricing. Pada tahun 2010 sebesar 95,65% perusahaan mengalami

underpricing dimana pada tahun tersebut terdapat 23 perusahaan yang

melakukan IPO, pada tahun 2011 sebesar 68% perusahaan mengalami

underpricing dengan jumlah perusahaan yang melakukan IPO sebanyak 25

perusahaan, pada tahun 2012 sebesar 90,91% perusahaan mengalami

underpricing dimana pada tahun tersebut terdapat 22 perusahaan yang

melakukan IPO, pada tahun 2013 sebesar 70% perusahaan mengalami

underpricing dengan jumlah perusahaan yang melakukan IPO sebanyak 30

perusahaan, pada tahun 2014 sebesar 91,30% perusahaan mengalami

underpricing dari 23 perusahaan yang melakukan IPO, pada tahun 2015

sebesar 86,67% perusahaan mengalami underpricing dari jumlah perusahaan

Page 27: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

10

yang melakukan IPO sebanyak 15 perusahaan dan pada tahun 2016 sebesar

78,57% perusahaan mengalami underpricing dari 14 perusahaan yang

melakukan IPO pada tahun tersebut.

Jika penentunan harga saat IPO lebih rendah dibandingkan dengan

harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama maka akan terjadi

underpricing (Suyatmin dan Sudjadi, 2006). Underpricing terjadi karena

kondisi ex-ante certainly mengenai harga yang ditawarkan saat IPO serta

adanya asimetri informasi (Beauty dan Ritter 1986) dan Rock (1986) dalam

Amelia dan Saftiana (2007) juga beragumentasi bahwa underpricing di

perusahaan IPO diperlakukan untuk mengkompensasi investor yang tidak

mempunyai informasi (uninformed investor) dengan pihak yang lebih banyak

mempunyai informasi.

Profitabilitas perusahaan memberikan informasi kepada para

pemegang saham atau disebut sebagai investor mengenai bagaimana

perusahaan dalam memperoleh laba. Pengukuran tingkat profitabilitas

perusahaan yang sering digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan Retun

on Assets (ROA). ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas untuk

mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

Sedangkan ROA adalah rasio laba bersih terhadap total aset (Brigham dan

Houston,2010:149). Informasi ini penting bagi investor untuk digunakan

sebagai pertimbangan berinvestasi. ROE dan ROA yang tinggi memberikan

sinyal positif kepada investor yang menggambarkan bahwa investasi akan

menguntungkan dan dianggap berisiko rendah.

Page 28: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

11

Penelitian yang dilakukan Yolana dan Martani (2005) pada

perusahaan IPO yang mengalami underpricing tahun 1994 sampai 2001.

Variabel dalam penelitiannya yaitu reputasi underwriter, skala perusahaan,

rata-rata kurs, ROE dan jenis industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel rata-rata kurs, skala perusahaan, ROE, jenis industri mempengaruhi

underpricing sedangkan varibabel reputasi underwriter tidak terbukti

memiliki pengaruh terhadap underpricing.

Sejalan dengan Hapsari dan Mahfud (2012) yang melakukan

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing.

Variabel yang diteliti meliputi reputasi underwriter, reputasi auditor, Current

Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan ukuran

perusahaan (Size). Hasil penelitian menujukkan bahwa reputasi underwriter,

reputasi auditor, Return on Equity (ROE), dan ukuran perusahaan (Size)

berpengaruh signifikan dimana ROE berpengaruh positif signifikan terhadap

underpricing. Sedangkan Current Ratio (CR) dan Earning per share (EPS)

tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Irfani (2014) menguji pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to

Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value

(PBV) terhadap underpricing dan kinerja saham jangka panjang. Hasil

menunjukkan hanya ROE dan PER yang berpengaruh terhadap underpricing.

Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Martani

dkk. (2012) dalam penelitiannya menguji pengaruh reputasi underwriter,

reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan ROE terhadap

Page 29: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

12

underpricing dan hubungannya terhadap earning presistence. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan

terhadap underpricing, sedangkan variabel lainya tidak memiliki hubungan

signifikan terhadap underpricing.

Rust (2015) menguji pengaruh rasio keuangan terhadap underpricing.

Rasio keuangan yang digunakan yaitu Return on Equity (ROA), Return on

Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER) dan Current Ratio (CR). Hasilnya

bahwa hanya ROE dan PER yang berpengaruh signifikan terhadap

underpricing rasio lainnya tidak berpengaruh. Sejalan dengan penelitian

Retnowati (2013) bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap

underpricing.

Ghozali dan Mansur (2002) mencoba menguji pengaruh variabel

reputasi penjamin emisi, persentase saham yang ditahan pemegang saham

lama, skala perusahaan (total aktiva), umur perusahaan, financial leverage

(debt to asset ratio), dan ROA terhadap tingkat underpricing. Mereka

berhasil membuktikan bahwa reputasi penjamin emisi, financial leverage

signifikan pada level 10% dengan arah negatif mempengaruhi underpricing.

ROA mempengaruhi underpricing dengan level signifikansi 5% dengan arah

negatif. Sedangkan umur perusahaan, skala perusahaan, dan persentase saham

yang ditahan, tidak terbukti signifikan mempengaruhi underpricing. Sejalan

dengan Yasa (2008) bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap

underpricing. Menurut Kim et, al. (1993) bahwa variabel ROA berkorelasi

Page 30: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

13

negatif dengan initial return. Penelitian ini bertentangan Trisnawati (1998)

bahwa tidak ada hubungan antara besarnya ROA dengan initial return.

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi mencerminkan risiko

perusahaan yang tinggi sehingga ketidakpastian investor meningkat dan

akhirnya dapat mengakibatkan underpricing (Gatot dkk, 2013:152).

Hasil penelitian Gatot, dkk (2013) bahwa untuk periode hot market

yang berpengaruh terhadap underpricing adalah Debt to Equity Ratio (DER)

dan rata-rata kurs. Sedangkan pada periode cold market yang berpengaruh

hanya Current Ratio (CR). Penelitian Aisyah (2009) yang menguji pengaruh

variabel keuangan terhadap initial return yang meliputi Rate of Return On

Total Assets, Total Assets Turn Over, Financial Leverage, Earning Per Share

dan Current Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Financial

Leverage yang berpengaruh signifikan terhadap initial return. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan Retnowati (2013) bahwa DER tidak

memiliki pengaruh terhadap underpricing.

Salah satu alat untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu Current

Ratio (CR). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

melunasi semua kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang tinggi

menunjukkan semakin banyak aset lancar perusahaan yang tersedia untuk

memenuhi kewajiban lancar perusahaan. Perusahaan dengan current ratio

yang tinggi akan lebih banyak diminati investor karena dianggap kinerja

Page 31: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

14

perusahaan dalam mengatur komposisi aset dan kewajiban lancarnya berjalan

dengan baik. Sari (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi underpricing, hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan, Return On Investment (ROI), dan Current Ratio

(CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing. Penelitian ini

serupa dengan Gatot dkk. (2013) bahwa Current Ratio (CR) memiliki

pengaruh terhadap underpricing. Hasil penelitian ini bertentangan dengan

yang dilakukan Kurniawan (2006) dan Aisyah (2009) yang menunjukkan

bahwa Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

underpricing.

Menurut Nurhidayati dan Indriantoro (1998) dalam Hapsari dan

Mahfud (2012), tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar pada

umumnya rendah karena dengan skala yang tinggi perusahaan cenderung

tidak dipengaruhi pasar. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa tingkat risiko

investasi pada perusahaan yang berskala besar lebih rendah daripada

perusahaan yang berskala kecil. Ukuran perusahaan ini dapat dilihat dari

besarya total aset yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya.

Umur perusahaan dapat menjadi bukti bahwa perusahaan mampu

bersaing dan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup.

Semakin panjang umur perusahaan semakin banyak informasi yang diserap

masyarakat (Suyatmin dan Sujadi, 2006:15).

Page 32: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

15

Hasil penelitian Liu dan Ritter (2011) bahwa variabel reputasi

underwriter, ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh terhadap

underpricing. Sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap

underpricing. Penelitian ini bertentangan dengan Islam et., al. (2010) dan

Wahyusari (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel umur

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Tian (2012) Retnowati (2013) dalam penelitiannya menemukan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap underpricing. Dalam

penelitian Tian (2012), varibel yang diteliti meliputi Return on Asset (ROA),

umur perusahaan, ukuran perusahaan, rasio utang, Price Earning Ratio

(PER), reputasi underwriter dan risiko sistematis. Hasil menunjukkan ukuran

perusahaan, rasio utang dan risiko sistematis yang berpengaruh terhadap

underpricing. Bertentangan dengan penelitian Aini (2013) bahwa ukuran

perusahaan tidak memiliki pengaruh positif terhadap underpricing.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti kembali

mengenai underpricing. Hal yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah variabel-variabel yang mempengaruhi

underpricing, studi kasus pada perusahaan non perbankan dan periode yang

digunakan yaitu dari tahun 2010 sampai 2016. Penelitian ini menggunakan

underpricing sebagai variabel dependen dan variabel independen yang terdiri

dari Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan.

Variabel-variabel independen tersebut diambil karena masih terdapat

Page 33: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

16

ketidakkonsistenan hasil penelitian dari penelitian sebelumnya sehingga

masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis memilih judul

penulisan tentang:

“Pengaruh Informasi Keuangan Dan Non Keuangan terhadap

Underpricing pada Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Non

Perbankan Periode 2010-2016)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

Page 34: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

17

4. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

6. Apakah umur perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia?

7. Apakah Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to

Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur

perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Underpricing pada

perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek

Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis Return on Equity (ROE) secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia

Page 35: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

18

2. Untuk menganalisis Return on Assets (ROA) secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia

3. Untuk menganalisis Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial

terhadap Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public

Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

4. Untuk menganalisis Current Ratio (CR) secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia

5. Untuk menganalisis ukuran perusahaan secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia

6. Untuk menganalisis umur perusahaan secara parsial terhadap

Underpricing pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia

7. Untuk menganalisis Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA),

Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan

dan umur perusahaan secara simultan terhadap Underpricing pada

perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa

Efek Indonesia

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 36: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

19

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi kepada

investor dan calon investor dalam melakukan strategi investasi serta

membantu investor dalam memprediksi yang akan terjadi di pasar

modal sehingga dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi yang

dapat mendatangkan keuntungan.

2. Bagi Emiten

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan referensi,

khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan informasi bila

akan melakukan Initial Public Offering (IPO) untuk memperoleh

harga yang optimal.

3. Bagi Kalangan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan wacana dan

referensi serta literatur di bidang keuangan, sehingga dapat bermanfaat

bagi penelitian selanjutnya yang terkait dan sejenis.

4. Bagi Penulis

Seluruh rangkaian kegiatan dan hasil peneltian ini diharapkan akan

menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana pengaruh

informasi keuangan dan non keuangan terhadap underpricing serta

dapat mengaplikasikan teori yang pernah didapatkan selama

perkuliahan.

Page 37: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang

maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun swasta (Hadi, 2013:10). Menurut Brigham dan

Houston (2010:190), pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan

untuk saham dan utang jangka menengah atau jangka panjang satu tahun

atau lebih. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana

dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Pengertian pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu

merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di sini yang

diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal

mempertemukan penjual modal atau dana dengan pembeli modal atau

dana yang lazim disebut investor (Yulfasni, 2005:1).

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar

modal, bahwa Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan efek (Martalena dan Malinda, 2011:2).

Page 38: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

21

Menurut Yulfasni (2005:2), pasar modal dapat memainkan

peranan penting dalam suatu perkembangan ekonomi suatu negara.

Karena suatu pasar modal berfungsi sebagai:

a. Sarana untuk menghimpun dana-dana dari masyarakat untuk

disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan produktif

b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha

dan pembangunan nasional

c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus

menciptakan kesempatan kerja

d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi

e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme market dalam menata

sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open

market operation” sewaktu-waktu oleh Bank Sentral

f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang

reasonable

g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal

Senada dengan Hadi (2013:16), dilihat dari perspektif lain, pasar

modal juga memberikan fungsi besar bagi pihak-pihak yang ingin

memperoleh keuntungan dalam investasi. Fungsi pasar modal tersebut

antara lain:

a. Bagi perusahaan

Pasar modal memberikan ruang dan peluang bagi perusahaan

untuk memperoleh sumber dana yang relatif memiliki risiko

Page 39: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

22

investasi (cost of capital) rendah dibandingkan sumber dana jangka

pendek dari pasar uang. Karena jika mengambil sumber dana untuk

pembiayaan perusahaan dari pasar uang (misalnya melalui kredit

perbankan) maka harus menanggung cost of capital berupa angsuran

pokok dan bunga secara periodik.

b. Bagi Investor

Alternatif investasi bagi pemodal, terutama pada instrumen

yang memberikan likuiditas tinggi. Pasar modal memberikan ruang

investor dan profesi lain memanfaatkan untuk memperoleh return

yang cukup tinggi.

c. Bagi Perekonomian nasional

Dalam daya dukung perekonomian secara nasional, pasar

modal memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan dan

mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal ini ditunjukkan

dengan fungsi pasar modal yang memberikan sarana bertemunya

lender dengan borrower.

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi dua

macam, yaitu pasar primer (primary market) dan pasar sekunder

(secondary market). Menurut Brigham dan Houston (2010:191), Pasar

primer adalah pasar dimana perusahaan memperoleh modal dengan

menerbitkan efek baru. Senada dengan Yulfasni (2005:48), pasar perdana

(primary market) adalah tempat penjamin emisi efek menjual efek baru

untuk pertama kalinya kepada pemodal melalui penawaran umum.

Page 40: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

23

Pasar perdana merupakan pasar dimana untuk pertama kalinya efek

baru di jual kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan efek

tersebut (Hadi, 2013:47). Terdapat dua jenis emisi atau penerbitan saham

biasa di pasar perdana. Penawaran saham perdana (Initial Public

Offering-IPO) adalah penerbitan saham oleh perusahaan yang

kepemilikan saham sebelumnya bersifat tertutup. Dengan kata lain,

merupakan penjualan saham pertama kali kepada publik. Adapun

penawaran lanjutan (seasoned offering) adalah penawaran saham oleh

perusahaan yang sebelumnya telah menerbitkan saham kepada publik

(Bodie et. al., 2014:61). Pada pasar ini, efek-efek diperdagangkan untuk

pertama kalinya, sebelum dicatatkan di bursa efek.

Setelah melakukan penawaran pada pasar perdana dan semua efek

yang tercatat atas nama masing-masing investor atau efek efek yang

bersangkutan berada di tangan para investor, baru saham dicatatkan di

bursa efek. Ini berarti bahwa efek tersebut hanya boleh diperdagangkan

di bursa efek, sehingga kegiatan jual beli saham perusahaan terjadi di

luar perusahaan. Uang hasil perdagangan di pasar sekunder tidak masuk

kepada perusahaan melainkan ke dalam kas si penjual saham yang

bersangkutan, sang investor (Yulfasni, 2005:50).

Pasar sekunder adalah pasar dimana efek dan aset keuangan

lainnya diperdagangkan di antara investor setelah diterbitkan oleh

perusahaan (Brigham dan Houston, 2010:191). Menurut Bodie et. al

(2014:61) adapun perdagangan antar investor atas sekuritas yang

Page 41: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

24

sebelumnya telah diterbitkan terjadi di pasar sekunder (secondary

market).

Menurut Hadi (2013:47), pasar sekunder merupakan pasar dimana

perdagangan efek antar investor dilakukan melalui anggota bursa (setelah

pasar perdana) sehingga tercipta likuitas efek. Pada pasar sekunder ini,

harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek, yang mana naik turunnya

kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan

penawaran efek. Dengan kata lain, pasar sekunder merupakan pasar

dimana para investor dapat melakukan jual beli efek setelah efek tersebut

dicatatkan di lantai bursa.

2. Initial Public Offering (IPO)

Menurut Widjaja dan Risnamanitis (2009:5), penawaran umum

(go public) ini sering dikenal pula dengan istilah Initial public offering

(selanjutnya disebut “IPO”). Istilah ini tidak lain adalah istilah hukum

yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan

menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik

dalam bentuk saham, obligasi atau efek lainnya kepada masyarakat luas.

Dengan demikian, penawaran umum adalah kegiatan emiten untuk

menjual efek yang dikeluarkan kepada masyarakat, yang diharapkan akan

membeli dan dengan demikian memberikan pemasukan dana kepada

emiten baik untuk mengembangkan usahanya, membayar utangnya atau

kegiatan lain yang diinginkan oleh emiten tersebut.

Page 42: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

25

Penawaran umum sering pula disebut go public adalah kegiatan

penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten

(perusahaan yang akan go public untuk menjual saham atau efek kepada

masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur undang-udang pasa modal

dan peraturan pelaksanaannya (Martalena dan Malinda, 2011:21).

Penawaran umum (initial public offering) adalah suatu kegiatan

penawaran efek yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada

investor atau masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam

peraturan pelaksanaannya. Perusahaan yang telah melakukan penawaran

umum adalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan kepada

BAPEPAM-LK dan telah efektif (Hadi, 2013:30).

Menurut Brigham dan Houston (2010:206) pasar penawaran

saham perdana (Initial Public Offering-IPO) adalah pasar untuk saham-

saham perusahaan yang dalam proses untuk masuk bursa (go public),

sedangkan going public adalah kegiatan menjual saham kepada

masyarakat luas yang dilakukan oleh perusahaan korporasi atau

pemegang saham utama.

Menurut Martalena dan Malinda (2011:21), penawaran umum

perdana mencangkup kegiatan-kegiatan berikut :

a. Periode pasar perdana, yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal

oleh penjamin emisi melalui agen penjual yang ditunjuk.

b. Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para investor

sesuai dengan jumlah efek yang tersedia.

Page 43: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

26

c. Pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai

diperdagangkan di bursa.

Adapun tahapan dalam proses go public adalah sebagai berikut

(Hadi, 2013:40):

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka

mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses go

public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama yang harus

dilakukan perusahaan yang akan go public adalah melakukan rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Go public harus disetujui terlebih

dahulu oleh pemegang saham lama, karena go public akan

melibatkan modal baru di luar pemegang saham yang ada dan akan

mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham lama.

Setelah mendapat persetujuan go public, perusahaan segera

menghubungi dan memiliki penjamin emisi (underwriter) yang akan

menjamin efek saat IPO.

b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa

dokumen yang terangkum dalam prospektus ringkas perusahaan ke

BAPEPAM-LK. Selain pengajuan pernyataan pendaftaran tersebut

dilakukan dan masa pendaftaran belum efektif, langkah-langkah lain

yang dapat dilakukan perusahaan yaitu pertama, due diligence

meeting yang merupakan pertemuan dengan calon emiten dengan

Page 44: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

27

underwriter. Kedua, public expose dan roadshow dimana dilakukan

tindakan pemasaran kepada pemodal untuk mempresentasikan

kinerja, prospek dan risiko perusahaan. Selain itu, emiten dapat

menyebar info memo dan prospektus awal.

c. Tahap Penjualan Saham

Setelah pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK,

langkah selanjutnya adalah menerbitkan prospektus ringkas di 2

(dua) media cetak yang berbahasa Indonesia. Dalam proses

penawaran umum, aktivitas yang dilakukan adalah penyebaran

prospektus lengkap final, penyebaran Formulir Pemesanan

Pembelian Saham (FPPS), menerima pembayaran, melakukan

penjatahan, refund dan akhirnya penyerahan surat kolektif saham

bagi yang mendapatkan jatah. Semua itu diatur oleh underwriter,

yang juga menunjuk manajer penjatahan dan pihak independen

(akuntan publik) untuk mengaudit proses penjatahan. Dalam konteks

penjualan saham melalui mekanisme initial public offering ini

disebut dengan penjualan saham di pasar perdana atau bisa juga

disebut dengan pasar perdana. Penjualan saham dalam pasar perdana

mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin emisi yang

akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen

penjual.

d. Tahap Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Page 45: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

28

Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah

menjadi emiten itu akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang

perlu diperhatikan adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO

tersebut memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku di Bursa

Efek Indonesia. Jika memenuhi persyaratan, maka perlu ditentukan

papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu.

Papan pencatatan Bursa Efek di Indonesia terdiri dari dua papan

yaitu papan utama dan papan pengembangan.

Menurut Widjaja dan Risnamanitis (2009:9), keuntungan

perusahaan melakukan penawaran umum perdana antara lain:

a. Emiten yang melakukan penawaran umum saham (go public) akan

memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Hal ini

lebih baik dibandingkan emiten harus menggunakan fasilitas kredit

dari bank karena emiten akan dibebankan dengan tingkat bunga yang

cukup besar.

b. Meningkatkan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang

saham utama dan pemegang saham minoritas.

c. Meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena umumnya

perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan

lebih meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan yang masih

tertutup.

d. Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas

perusahaan. Hal ini sangat jelas menguntungkan bagi emiten karena

Page 46: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

29

tidak perlu membuang biaya untuk membayar jasa advertising yang

lumayan mahal.

e. Biaya penawaran umum saham relatif murah dengan proses yang

relatif cepat.

f. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan, sehingga tidak ada

pihak, baik emiten, pemegang saham utama ataupun investor publik

yang akan dirugikan.

g. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen

emiten.

h. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu

perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme.

i. Dengan adanya penawaran umum saham, perusahaan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham

perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.

j. Selain memberikan kesempatan kepada masyarakat umum, karyawan

dari perusahaan tersebut juga dapat memiliki saham perusahaan.

Disamping manfaat, go public juga terdapat berbagai konsekuensi.

Berbagai konsekuensi go public tersebut antara lain (Hadi, 2013:38):

a. Berbagi kepemilikan. Perusahaan go public yang menjual saham di

pasar bursa berarti telah merelakan sebagian dari sahamnya yang

semula hanya dimiliki oleh pendiri kini sebagian dimiliki oleh publik.

b. Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku. Para pemegang

saham, pendiri dan manajemen perusahaan tidak perlu khawatir

Page 47: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

30

dengan pemenuhan peraturan tersebut, karena cukup banyak pihak

profesional yang dapat dimanfaatkan jasanya untuk membantu.

c. Biaya laporan yang meningkat. Konsekuensi logis yang harus

ditanggung perusahaan yang go public, yaitu tambahan biaya dalam

rangka keterbukaan laporan perusahaan.

d. Ketakutan untuk diambil alih. Sebagaimana peraturan perundang-

undangan yang berlaku bahwa yang dijual ke publik hanya sebagian

dari saham yang dikeluarkan perusahaan, untuk itu pemegang saham

pendiri tetap memiliki potensi untuk mengendalikan perusahaan.

e. Proses go public mengorbankan tenaga dan pengorbanan waktu.

Perusahaan yang berkehendak melakukan penjualan saham ke publik

lewat go public harus menanggung konsekuensi biaya profesi dan

lembaga penunjang pasar modal untuk membantu proses go public.

3. Underpricing

Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar

sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO. Selisih

harga inilah yang dikenal sebagai initial return (IR) atau positif return

bagi investor. Underpricing adalah fenomena yang umum dan sering

terjadi di pasar modal manapun saat emiten melakukan IPO (Yolana dan

Martani, 2005:538). Selisih positif artinya menunjukkan harga saham di

pasar sekunder lebih tinggi daripada harga saham saat pasar perdana. Hal

ini menunjukkan bahwa investor menilai saham tersebut memiliki

Page 48: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

31

potensi untuk mengalami penguatan harga, yang menyebabkan

permintaan akan saham tersebut meningkat.

Pihak investor lebih mengharapkan tingginya underpricing

karena dengan demikian para investor dapat menerima initial return.

Initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena

perbedaan harga saham yang dibeli di pasar primer dengan harga jual

saham bersangkutan di hari pertama di pasar sekunder (Daljono, 2000).

Beatty (1989) dalam Kurniawan (2006:2), kondisi underpricing

merugikan untuk perusahaan yang melakukan go public, karena dana

yang diperoleh dari publik tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi

overpricing, maka investor akan merugi, karena mereka tidak menerima

initial return (return awal). Para pemilik perusahaan menginginkan agar

meminimalisasikan situasi underpricing, karena terjadinya underpricing

akan menyebabkan transfer kemakmuran dari pemilik kepada para

investor karena para investor menikmati initial return.

Penetapan harga IPO yang terlalu rendah (IPO underpricing)

menyebabkan IPO menjadi menarik bagi seluruh investor, sehingga

investor institusi bersedia mengalokasikan porsi yang besar untuk saham

IPO. Harga yang terlalu rendah tersebut terefleksi dalam bentuk loncatan

harga di pasar pada hari ketika saham pertama kali di perdagangkan di

pasar sekunder (Bodie et,al., 2014:64).

Page 49: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

32

Beberapa teori tentang fenomena underpricing pada penawaran

umum perdana diantaranya asymetric information, winer’s curse, dan

signaling theory.

a. Asymetric information

Informasi yang tidak asimetris atau asimetrik informasi

adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor yang

mendapat informasi saja (informed investors) asimetrik informasi

dapat terjadi di pasar modal atau di pasar yang lain (Jogiyanto,

2009:516).

Intinya adalah para calon investor sekuritas memiliki lebih

sedikit informasi daripada pihak manajemen dan pihak manajemen

cenderung untuk menerbitkan sekuritas ketika penilaian pasar

terhadap nilai perusahaan lebih tinggi daripada penilaian pasar

manajemen. Hal ini secara khusus berlaku untuk saham biasa,

dengan para investor hanya memiliki klaim residual atas laba dan

aktiva. Oleh karena arus kas akan terpengaruh ketika sekuritas baru

akan ditawarkan, pengaruh informasi asimetris sulit untuk dideteksi

dengan mengguankan data dari penerbitan baru tersebut (Van Horne

dan Wachowicz, 2007:345).

Menurut Rock (1986) dalam Martani (2003:2), kesenjangan

informasi (asymetri information) terjadi antar investor yaitu investor

yang memiliki informasi (informed investor) dan investor yang tidak

memiliki informasi (uninformed investor). Investor yang memiliki

Page 50: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

33

informasi hanya akan membeli saham yang akan memberikan return

tinggi di masa mendatang, sedangkan investor yang tidak memiliki

informasi akan membeli saham yang returnnya tinggi maupun yang

tidak. Dalam kondisi ini investor yang tidak memiliki informasi akan

mengalami kerugian yang lebih besar akibatnya ia akan

meninggalkan pasar. Agar semua kelompok berpartisipasi dalam

pasar perdana dan memungkinkan memperoleh return yang wajar

dan dapat menutup kerugian akibat pembelian saham yang terlalu

tinggi (overpriced), maka harga penawaran dibuat underpriced.

Model yang dikembangkan oleh Rock ini dikenal dengan model

Winner's curse.

b. Winner’s Curse

Sayangnya, underpricing tidak berarti bahwa setiap orang

bisa kaya dengan membeli saham IPO. Jika emisinya di

underprice,semua orang mau membelinya dan penjamin tidak akan

mempunyai cukup saham untuk diputar. Karena itu investor

cenderung hanya mendapatkan sedikit saham dari emisi yang

menggairahkan ini. Jika dihargai lebih tinggi dari seharusnya

(overpricing) dan penjamin akan senang menjualnya pada investor.

Fenomena ini dikenal dengan kutukan pemenang (winner’s curse)

(Brealey et,al., 2008:417).

c. Signaling Theory

Page 51: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

34

Kepercayaan pada tekanan harga ini menyiratkan bahwa

emisi baru menekan harga saham untuk sementara di bawah nilai

sebenarnya. Akan tetapi, pandangan ini sepertinya cocok dengan

paham efisiensi pasar. Jika harga saham turun hanya karena naiknya

penawaran, maka saham itu akan menawarkan pengembalian yang

lebih tinggi daripada saham yang setara dan investor akan tertarik

padanya seperti semut melihat gula (Brealey et,al., 2008:423).

4. Informasi Keuangan dan Non Keuangan

Informasi keuangan maupun non keuangan sangat diperlukan bagi

investor untuk menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan

investasi. Investor tertarik dengan perusahaan yang memiliki prospek

yang baik dan dapat membayar dividen yang tinggi. Prospek perusahaan

tersebut dapat dilihat pada pospektus yang diterbitkan perusahaan.

Menurut Yulfasni (2005:27), prospektus adalah setiap informasi tertulis

yang digunakan untuk melakukan penawaran umum dengan tujuan agar

pihak lain membeli efek. Informasi keuangan maupun non keuangan

tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan dan prospektus yang

diterbitkan perusahaan.

Pada umumnya, prospektus dibagikan oleh emiten melalui

underwriter dan agen penjual efek yang ditunjuk oleh underwriter

menjelang penawaran umum dilaksanakan. Calon investor harus berupaya

mendapatkan prospektus itu dan mempelajarinya sebelum melakukan

Page 52: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

35

pemesanan saham. Prospektus harus secara ringkas dan padat memuat

berbagai informasi terkait dengan perusahaan, mulai dari company

profile, kinerja operasional perusahaan seperti neraca dan laba rugi,

proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan apa dana masyarakat

itu dibutuhkan (Hadi, 2013:42).

Laporan keuangan perusahaan juga diperlukan bagi pemerintah,

kreditor maupun supplier. Secara sederhana, laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau

dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2012:7). Laporan keuangan

menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam

suatu periode. Dalam prakteknya dikenal beberapa macam laporan

keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,

laporan catatan atas laporan keuangan dan laporan kas.

Dari laporan keuangan tersebut, dapat dilakukan analisis rasio

keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis

tingkat kesehatan perusahaan melalui analisis kondisi arus kas atau

kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun

organisasi secara keseluruhan (Harmono, 2014:104). Adapun alat analisis

yang umum digunakan adalah analisis rasio keuangan, analisis common

size dan analisis indeks baik menggunakan pendekatan analisis data seri

(time series analysis) maupun silang (cross section approach). Analisis

rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu rasio profitabilitas, likuiditas,

solvabilitas, aktivitas, dan rasio lainnya. Dengan menggunakan alat

Page 53: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

36

analisis rasio keuangan, terutama bagi perusahaan maupun investor dapat

diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan

perusahaan. Selain itu adanya informasi non keuangan yang diterbitkan

pada prospektus seperti banyaknya lembar saham yang ditawarkan,

penjaminan emisi efek, reputasi auditor, reputasi underwriter, jenis

perusahaan, profesi penunjang pasar modal, umur perusahaan dan lain

sebagainya dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi investor

dalam berinvestasi. Penjelasan mengenai beberapa informasi keuangan

dan non keuangan tersebut, antara lain :

a. Rasio Profitabilitas

1) Return on Equity (ROE)

Menurut Brigham dan Houston (2010:149), Return on

Equity (ROE) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa

yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang

saham biasa. Sedangkan menurut Yolana dan Martani,2005:543),

Return on Equity merupakan sebuah rasio yang sering

dipergunakan oleh pemegang saham untuk menilai kinerja

perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat

pengembalian modal dari perusahaan.

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal

sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi

pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya

(Kasmir,2012:204) :

Page 54: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

37

2) Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah rasio laba bersih terhadap

total aset (Brigham dan Houston,2010:149). ROA digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

aset perusahaan untuk memperoleh laba. Informasi ini penting

bagi investor untuk digunakan sebagai pertimbangan

berinvestasi. Menurut Harmono (2014:110), ROA dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan

pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,2010:115).

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa yang akan

datang ditunjukkan dengan profitabilitas perusahaan yang tinggi

dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai

perimbangan dalam menanamkan modalnya. Semakin tinggi

ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan

aset untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (ROE) =Laba bersih Setelah Pajak

Ekuitas

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (ROA) =Laba bersih Setelah Pajak

Total Aset

Page 55: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

38

kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat

pengembalian akan semakin besar.

3) Return on Investment (ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan

nama Return on Investment (ROI) atau return on total assets

merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola

investasinya (Kasmir, 2009:202).

Rumus untuk mencari Return on Investment (ROI) dapat

digunakan sebagai berikut :

4) Profit Margin on Sales

Menurut Kasmir (2012:198), Profit Margin on Sales atau

Rasio Profit Marfin atau margin laba atas penjualan merupakan

salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba

atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan

membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan

bersih. Rasio ini dikenal dengan nama profit margin. Terdapat

dua rumus untuk mencari profit margin yaitu sebagai berikut :

a) Untuk margin laba kotor

Profit Margin =Penjualan Bersih − Harga Pokok Penjualan

Sales

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (ROI) =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Page 56: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

39

b) Untuk margin laba bersih

5) Laba per Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)

Rasio laba per saham biasa atau juga disebut rasio nilai

buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang

rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan

pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,

kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian

lain, tingkat pengembalian yang tinggi (Kasmir, 2009:2007).

Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah

sebagai berikut :

b. Rasio Solvabilitas

1) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari

dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor)

dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

Net Profit Margin =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

Sales

Laba per Lembar saham Biasa =Laba saham biasa

Saham biasa yang beredar

Page 57: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

40

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2012:158).

Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat

digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas

sebagai berikut:

Menurut Gatot dkk. (2013:152), debt to equity ratio

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

2) Debt to Assets Ratio (DAR)

Menurut Kasmir (2012:156), Debt to Assets Ratio (DAR)

merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan aktiva. Dengan kata

lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva.

Rumusan untuk mencari Debt to Assets Ratio (DAR) dapat

digunakan sebagai berikut :

3) Times Interest Earned

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) =Total Utang

Total Ekuitas

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DAR) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Page 58: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

41

Menurut J. Fred Weston, Times Interest Earned

merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.

Rasio ini diartikan oleh James C. Van Hone juga sebagai

kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama

seperti coverage ratio (Kasmir, 2012:160).

Rumus untuk mencari Times Interest Earned dapat

digunakan dengan dua cara sebagai berikut :

4) Fixed Charge Coverage (FCC)

Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap

merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned Ratio.

Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila

perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa

aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap

merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau

jangka panjang (Kasmir, 2012:162).

Rumus untuk mencari Fixed Charge Coverage (FCC)

adalah sebagai berikut :

c. Rasio Likuiditas

1) Current Ratio (CR)

𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =EBIT

Biaya bunga (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡)

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =

EBT + Biaya bunga + Kewajiban sewa

Biaya bunga + Kewajiban sewa

Page 59: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

42

Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio

likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan

hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan

kewajiban lancarnya. Rasio Lancar (Current Ratio) ini dihitung

dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham

dan Houston,2010:134). CR dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva

lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek

yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2012:134). Apabila rasio

lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal

untuk membayar utang.

2) Quick Ratio

Menurut Kasmir (2012:136), rasio cepat (Quick Ratio)

atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka

pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai

sediaan (investory).

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (CR) =Aset lancar

Kewajiban lancar

Page 60: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

43

Rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat

digunakan sebagai berikut :

3) Cash Ratio

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat

ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan

kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (Kasmir,

2012:138). Rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya

bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka

pendeknya.

Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio adalah

sebagai berikut :

4) Rasio Perputaran Kas

Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turn

over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja

perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan

membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Page 61: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

44

membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan

dengan penjualan (Kasmir, 2012:140).

Rumus untuk mencari rasio perputaran kas adalah

sebagai berikut :

5) Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah

sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja

tersebtu terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan

utang lancar (Kasmir, 2012:141).

Rumus untuk mencari Inventory to Net Working Capital

dapat digunakan sebagai berikut :

d. Ukuran Perusahaan

Aktiva merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu

perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang

besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar

mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada

perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat

Rasio Perputaran Kas =Penjualan bersih

Modal kerja bersih

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑊𝐶 =𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Page 62: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

45

membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia

berinvestasi pada perusahaan itu (Yolana dan Martani, 2005:543).

Menurut Nurhidayati dan Indriantoro (1998) dalam Hapsari

dan Mahfud (2012:4), tingkat ketidakpastian perusahaan berskala

besar pada umumnya rendah karena dengan skala yang tinggi

perusahaan cenderung tidak dipengaruhi pasar, sebaliknya dapat

mewarnai dan mempengaruhi keadaan pasar secara keseluruhan.

Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat risiko

investasi perusahaan berskala besar dalam jangka panjang.

Sedangkan pada perusahaan berskala kecil tingkat ketidakpastian di

masa yang akan datang besar, sehingga tingkat resiko investasinya

lebih besar dalam jangka panjang.

Suatu perusahaan yang skala ekonominya lebih tinggi dan

lebih besar dianggap mampu bertahan lama dalam waktu yang lama.

Kebanyakan investor lebih memilih untuk menginvestasikan

modalnya di perusahaan yang memiliki skala ekonomi yang lebih

tinggi, karena investor menganggap perusahaan tersebut bisa

mengembalikan modalnya dan investor akan mendapatkan

keuntungan yang tinggi pula (Amelia dan Saftiana,2007:107).

Menurut Nurhidayati dan Indriantoro (1998) dalam Retnowati

(2013), untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan

adalah dengan melihat total aktiva dari laporan keuangan perusahaan

Page 63: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

46

tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut melakukan IPO di bursa.

Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

e. Reputasi Underwriter

Underwriter merupakan pihak yang menjembatani

kepentingan emiten dan investor yakni menjadi penanggung jawab

atas terjualnya efek emiten kepada investor. Masalah penetapan

harga saham yang ditawarkan kepada calon pembeli merupakan

pekerjaan yang tidak mudah karena rentannya kesalahan kecil yang

terjadi saat IPO dapat menyebabkan kegagalan IPO. Harga jual yang

terlalu mahal akan menyebabkan sekuritas tidak laku. Underwriter

memiliki informasi lebih banyak tentang keadaan pasar daripada

emiten. Sedangkan terhadap investor, underwriter juga memiliki

informasi mengenai emiten lebih banyak daripada investor, sehingga

penentuan harga pun menjadi sangat penting di posisi underwriter

(Hapsari dan Mahfud, 2012). Penggunaan total nilai penjaminan

dapat menunjukkan kualitas underwriter karena semakin besar total

nilai penjaminannya berarti underwriter mampu menanggung risiko

atas tidak terjualnya saham yang menjadi jaminannya.

Reputasi underwriter dapat dipakai sebagai sinyal untuk

mengurangi tingkat ketidakpastian yang tidak dapat diungkapkan

oleh informasi yang terdapat dalam prospektus dan memberi sinyal

Ukuran Perusahaan = Ln(Total Aset)

Page 64: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

47

bahwa informasi privat dari emiten mengenai prospek perusahaan di

masa datang tidak menyesatkan (Yolana dan Martani, 2005).

f. Reputasi Auditor

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi

yang digunakan oleh investor atau calon investor dan underwriter

untuk menilai perusahaan yang akan go public. Salah satu

persyaratan dalam proses go public yaitu laporan keuangan yang

telah di audit. Laporan keuangan yang telah diaudit akan

memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar kepada

pemakainya. Auditor memegang peranan penting dalam proses go

public dimana sebagai pihak yang ditunjuk oleh perusahaan untuk

melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan. Auditor

yang berkualitas akan dihargai sehingga akan meningkatkan reputasi

auditor. Dengan memakai auditor yang profesional akan mengurangi

kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan

informasi yang tidak akurat ke pasar (Hapsari dan Mahfud, 2012).

g. Umur Perusahaan

Umur perusahaan dapat menjadi bukti bahwa perusahaan

mampu bersaing dan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat

bertahan hidup. Semakin panjang umur perusahaan semakin banyak

informasi yang diserap masyarakat (Suyatmin dan Sujadi, 2006:15).

Dalam kondisi normal, perusahaan yang telah lama berdiri

akan mempunyai publikasi perusahaan lebih banyak dibandingkan

Page 65: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

48

dengan perusahaan yang masih baru. Calon investor tidak perlu

mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi

dari perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Jadi perusahaan yang

telah lama berdiri mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah

daripada perusahaan yang masih baru (Aini, 2009:42).

Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai

kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi

perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja

berdiri. Menurut Wahyudi (2004) dalam Kurniawan (2006:8)

menjelaskan bahwa umur perusahaan dihitung dengan mengurangi

tahun penawaran saat IPO dengan tahun pada saat perusahaan

berdiri. Perusahaan yang telah lama berdiri bisa dipersepsikan

sebagai sudah tahan uji sehingga tingkat risikonya rendah dan hal ini

bisa menarik investor karena diyakini perusahaan yang sudah lama

berdiri bisa dikatakan lebih berpengalaman dalam menghasilkan

return bagi perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada

meningkatnya return yang diterima oleh investor.

5. Keterikatan Antara Variabel Penelitian

a. Hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan Underpricing

Return on Equity (ROE) merupakan ukuran profitabilitas

dimana sebagai informasi yang diberikan kepada investor mengenai

Umur Perusahaan = Tahun IPO − Tahun Pendirian Perusahaan

Page 66: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

49

seberapa besar tingkat pengembalian modal investor dari perusahaan

yang berasal dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Return

on equity merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh

pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang

bersangkutan. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal

dari perusahaan. Pertimbangan memasukkan variabel ROE karena

profitabilitas perusahaan memberikan informasi kepada pihak luar

mengenai efektifitas operasional perusahaan (Yolana dan Martani,

2005:543)

Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa

perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan

laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan

dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu

perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga

akan menurunkan tingkat underpricing (Kim et,al., 1995).

b. Hubungan antara Return on Assets (ROA) dengan Underpricing

Return on Assets (ROA) adalah rasio laba bersih terhadap total

aset (Brigham dan Houston, 2010:149). Informasi ini penting bagi

investor untuk digunakan sebagai pertimbangan berinvestasi. ROA

yang tinggi memberikan sinyal positif kepada investor yang

menggambarkan bahwa investasi akan menguntungkan dan dianggap

berisiko rendah.

Page 67: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

50

ROA perusahaan yang semakin tinggi akan mengurangi

tingkat underpricing karena investor akan menilai kinerja perusahaan

lebih baik dan bersedia membeli saham perdananya dengan harga

yang lebih tinggi. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan

mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan

tingkat underpricing (Kim et,al., 1995).

c. Hubungan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan

Underpricing

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh

utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2012:158).

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya baik

jangka pendek maupun jangka panjang. DER yang tinggi

mencerminkan risiko perusahaan yang tinggi sehingga ketidakpastian

investor meningkat dan akhirnya dapat mengakibatkan underpricing

(Gatot dkk, 2013:152).

Semakin tinggi nilai DER berarti semakin tinggi risiko saham

perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan

Page 68: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

51

oleh investor, yang berarti juga semakin tinggi tingkat underpricing

tersebut Suyatmin (2006) dalam Aini (2013).

d. Hubungan antara Current Ratio (CR) dengan Underpricing

Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh

tempo (Kasmir, 2012:134). Apabila rasio lancar rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

Berdasarkan teori signaling Kim (1999) dalam Hapsari dan

Mahfud, 2012:3) yakni untuk mengatasi masalah penilaian yang

rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas

dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Semakin tinggi

current ratio suatu perusahaaan berarti semakin kecil risiko

kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Hal ini menjadikan risiko yang ditanggung pemegang

saham juga semakin kecil. Jadi, semakin besar current ratio semakin

kecil initial return atau semakin besar current ratio maka semakin

besar underpricing Suyatmin dan Sujadi (2006) dalam Hapsari dan

Mahfud (2012:3).

e. Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Underpricing

Page 69: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

52

Ukuran perusahaan berhubungan dengan banyak sedikitnya

informasi yang diterima oleh calon investor. Semakin besar ukuran

perusahaan, semakin dikenal perusahaan oleh calon investor dan

semakin mudah bagi calon investor untuk memperoleh informasi

mengenai perusahaan. Kejelasan informasi tentang perusahaan akan

meningkatkan penilaian perusahaan, mengurangi tingkat

ketidakpastian dan meminimalkan tingkat risiko dan underpricing

(Sulistio, 2005:92).

Ukuran perusahaan yang besar menggambarkan tingkat total

aset yang semakin tinggi dan mengindikasikan bahwa perusahaan

mampu berkembang dari tahun ke tahun. Perusahaan yang besar akan

dikenal oleh banyak masyarakat, sehingga mudahnya investor untuk

memperoleh informasi mengenai perusahaan tersebut. Semakin

besarnya ukuran perusahaan akan memperkecil tingkat risiko

underpricing. Penelitian yang dilakukan Ritter (1989) dalam Sulistio

(2005:90) bahwa perusahaan yang berukuran kecil cenderung

mengalami underpicing.

f. Hubungan antara Umur Perusahaan dengan Underpricing

Perusahaan yang telah lama berdiri akan mempunyai

publikasi perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan

yang masih baru. Calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya

yang lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan

yang melakukan IPO tersebut. Jadi perusahaan yang telah lama

Page 70: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

53

berdiri mempunyai tingkat underpriced yang lebih rendah daripada

perusahaan yang masih baru (Aini, 2009:42).

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan

mampu bertahan dan banyaknya informasi yang dapat diserap oleh

publik. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai

kemungkinan yang lebih besar untuk menyediakan informasi

perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada perusahaan yang

baru saja berdiri. Dengan demikian akan mengurangi adanya

asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian pasar dan pada

akhirnya akan mempengaruhi underpricing. Wahyudi (2004) dalam

Kurniawan (2006:8), perusahaan yang telah lama berdiri bisa

dipersepsikan sebagai sudah tahan uji sehingga tingkat risikonya

rendah dan hal ini bisa menarik investor karena diyakini perusahaan

yang sudah lama berdiri bisa dikatakan lebih berpengalaman dalam

menghasilkan return bagi perusahaan yang pada akhirnya berdampak

pada meningkatnya return yang diterima oleh investor.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitan Terdahulu

No. Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Peneltian

Hasil Penelitian

1 Kurnia-

wan

(2006)

Analisis Pengaruh

Variabel

Keuangan dan

Non Keuangan

terhadap Return 7

Model analisis

regresi berganda

Pengujian dilakukan untuk

mengetahui pengaruh Return on

Equity (ROE), Current Ratio

(CR), Total Asset Turn Over

(TATO), Presentase penawaran

Page 71: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

54

Hari setelah

Initial Public

Offering (IPO)

saham, Debt to Equity Ratio

(DER), Earning per Share (EPS),

umur perusahaan dan ukuran

perusahaan. Hasil menunjukkan

bahwa secara parsial hanya ROE,

TATO dan presentase penawaran

saham yang berpengaruh

signifikan terhadap initial return

di pasar perdana. Hasil regresi

terhadap return 7 hari setelah IPO

secara parsial bahwa TATO dan

presentase penawaran saham

berpengaruh terhadap initial

return. Sedangkan ROE, CR,

umur perusahaan, ukuran

perusahaan dan EPS tidak

memiliki pengaruh.

2 Yasa

(2008)

Penyebab

Underpricing

pada Penawaran

Saham Perdana di

Bursa Efek

Jakarta

Model analisis

regresi berganda

Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah reputasi

auditor, reputasi underwriter,

umur perusahaan, presentase

saham yang ditawarkan ke publik,

profitabilitas perusahaan (ROA),

financial leverage, solvability

ratio, ukuran perusahaan dan

kepemilikan pemerintah. Hasil

penelitian menunjukkan hanya

reputasi auditor dan ROA yang

memiliki pengaruh signifikan

terhadap underpricing.

3 Aisyah

(2009)

Pengaruh

Variabel-Variabel

Keuangan pada

Initial Return

Saham di Pasar

Perdana

Model analisis

regresi berganda

Penelitian untuk menguji

pengaruh variabel keuangan

terhadap initial return yang

meliputi Rate of Return On Total

Assets, Total Assets Turn Over,

Financial Leverage, Earning Per

Share dan Current Ratio.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hanya Financial Leverage

yang berpengaruh signifikan

terhadap initial return. Sedangkan

Rate of Return On Total Assets,

Total Assets Turn Over, Earning

Per Share dan Current Ratio tidak

Page 72: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

55

berpengaruh terhadap initial

return.

4 Liu dan

Ritter

(2011)

Local

Underwriter

Oligopolies and

IPO Underpricing

Ordinary Least

Square

Tingkat underpricing di pasar

modal Amerika pada periode

1993-1998, 1990-2000 dan 2001-

2008 masing-masing sebesar

15,9%, 64,5% dan 12,1%

sehingga rata-rata underpricing

sebesar 24,4%. Hasil analisis

regresi terhadap initial return

menunjukkan bahwa reputasi

underwriter, ukuran perusahaan

dan jenis industri berpengaruh

terhadap underpricing. Sedangkan

umur perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

underpricing.

5 Tian

(2012)

An Examination

Factors

Influencing

Underpricing of

IPOs on The

London Stock

Exchange

Regression

Analysis

Variabel yang diteliti adalah

ukuran masalah, umur

perusahaan, risiko sistematis,

reputasi underwriter, rasio utang,

price earning ratio dan ROA.

Hanya tiga variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap

underpricing yaitu ukuran

masalah, risiko sistematis dan

rasio utang. Sedangkan umur

perusahaan, reputasi underwriter,

price earning ratio dan ROA

tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap underpricing.

6 Martani

dkk.

(2012)

Analysis on

Factors

Affecting IPO

Underpricing

And Their

Effects On

Earnings

Presistence

Model analisis

regresi berganda

Pengujian dilakukan pada

underwriter reputation, auditors

reputation, firms size, firms age,

Return on Equity (ROE) terhadap

underpricing dan hubungannya

terhadap earning presistence.

Hasil menunjukkan bahwa hanya

ukuran perusahaan yang

berhubungan signifikan dengan

underpricing, sedangkan variabel

lainya tidak memiliki hubungan

signifikan terhadap underpricing.

Page 73: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

56

Semakin tinggi tingkat

underpricing akan meningkatkan

earnings presistence di tahun

pertama setelah IPO, artinya

besarnya underpricing hanya

relevan dalam memprediksi

persistensi laba satu tahun setelah

IPO.

7 Hapsari

dan

Mahfud

(2012)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

underpricing

saham pada

penawaran umum

perdana di BEI

periode 2008 –

2010

Model analisis

regresi berganda

Penelitian terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi underpricing

yaitu reputasi underwriter,

reputasi auditor, Current Ratio

(CR), Earning per Share (EPS),

Return on Equity (ROE) dan

ukuran perusahaan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

reputasi underwriter, reputasi

auditor, Return on Equity (ROE)

dan ukuran perusahaan yang

berpengaruh signifikan terhadap

underpricing. Variabel Current

Ratio (CR) dan Earning per Share

(EPS) tidak memiliki pengaruh

yang sinifikan terhadap

underpricing.

8 Gatot

dkk.

(2013)

Pengaruh DER,

ROI, Current

Ratio dan Rata-

rata kurs terhadap

Underpricing

pada Initial

Public Offering

Studi Kasus pada

Perusahaan Non

Keuangan di

Indonesia

Ordinary Least

Square

Regression

(OLS)

Pada periode hot market yang

berpengaruh yaitu rata-rata kurs,

Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap tingkat underpricing

pada perusahaan non keuangan

yang go public di BEI.

Sedangkan, pada periode cold

market yang berpengaruh hanya

current ratio terhadap tingkat

underpricing pada perusahaan non

keuangan yang go public di BEI.

Pada periode hot market, rata-rata

kurs, DER, ROI dan current ratio

secara bersama-sama berpengaruh

terhadap tingkat underpricing

pada perusahaan non keuangan

yang go public di BEI.

Sebaliknya, pada periode cold

market, rata-rata kurs, DER,ROI

dan current ratiosecara bersama-

Page 74: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

57

sama tidak berpengaruh terhadap

tingkat underpricing yang go

public di BEI.

9 Retno-

wati

(2013)

Penyebab

Underpricing

pada Penawaran

Saham Perdana di

Indonesia

Model analisis

regresi berganda

Penelitian untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi

underpricing. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel

EPS, ukuran perusahaan,

presentase penawaran saham

berpengaruh secara signifikan

terhadap underpricing, sedangkan

DER, ROA, umur perusahaan

tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing.

10 Rust

(2015)

Factors and

characteristics

impacting

underpricing of

Initial Public

Offerings (IPOs)

on the

Johannesburg

Securities

Exchange (JSE)

Quantitative

approach

Hasil penelitian bahwa tingkat

underpricing pada hari pertama,

minggu pertama dan bulan

pertama masing-masing 23,0%,

22,1% dan 17,3%. Rasio

keuangan menunjukkan bahwa

IPO dengan rasio utang antara

40% dan 60% mengalami

underpriced. Rasio lancar dan

Return on Assets (ROA) tidak

menghasilkan signifikansi secara

statistik dalam memprediksi

underpricing, sedangkan Return

on Equity (ROE) yang signifikan

terhadap underpricing. Price to

Earnings Ratio yang sangat tinggi

juga mengalami underpriced.

Sektor elektronik dan teknologi

menghasilkan tingkat

pengembalian tertinggi. Dan

perusahaan yang lebih kecil

memiliki pengaruh signifikan

terhadap underpricing.

11 Khin.,et

al

(2017)

Initial Public

Offering (IPO)

Underpricing in

Malaysian

Settings

Model analisis

regresi berganda

Penelitian dilakukan pada empat

faktor yang mempengaruhi

underpricing yaitu ukuran

perusahaan saat IPO, volatilitas

pasar, reputasi underwriter dan

Page 75: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

58

harga timbal balik saat IPO. Hasil

menunjukkan bahwa variabel

ukuran perusahaan saat IPO dan

volatilitas pasar memiliki

pengaruh signifikan terhadap

underpricing.

Page 76: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

59

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bursa Efek Indonesia

Perusahaan yang melakukan Go

Public

Variabel Independen:

Return on Equity (ROE)

Return on Assets (ROA)

Debt to Equity Ratio (DER)

Current Ratio (CR)

Ukuran Perusahaan

Umur Perusahaan

Variabel Dependen:

Underpricing

Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

Uji Autokerelasi

Uji Heterokedastisitas

Uji Regresi Linear Berganda

Uji t Uji F

Adjusted R2

Interpretasi

Page 77: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

60

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho : βx1 = 0 tidak terdapat pengaruh Return on Equity (ROE)

terhadap Underpricing

Ha : βx1 ≠ 0 terdapat pengaruh Return on Equity (ROE)

terhadap Underpricing

2. Ho : βx2 = 0 tidak terdapat pengaruh Return on Assets (ROA)

terhadap Underpricing

Ha : βx2 ≠ 0 terdapat pengaruh Return on Assets (ROA)

terhadap Underpricing

3. Ho : βx3 = 0 tidak terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio

(DER) terhadap Underpricing

Ha : βx3 ≠ 0 terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap Underpricing

4. Ho : βx4 = 0 tidak terdapat pengaruh Current Ratio (CR)

terhadap Underpricing

Ha : βx4 ≠ 0 terdapat pengaruh Current Ratio (CR) terhadap

Underpricing

5. Ho : βx5 = 0 tidak terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Underpricing

Ha : βx5 ≠ 0 terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Underpricing

Page 78: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

61

6. Ho : βx6 = 0 tidak terdapat pengaruh Umur Perusahaan terhadap

Underpricing

Ha : βx6 ≠ 0 terdapat pengaruh Umur Perusahaan terhadap

Underpricing

Page 79: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan

Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat pengaruh informasi keuangan dan non keuangan

terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa

Efek Indonesia. Informasi keuangan dan non keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Return on Equity (ROE), Return on Assets

(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), ukuran

perusahaan dan umur perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan non perbankan yang mengalami underpricing saat melakukan

Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016.

Data-data yang digunakan berupa laporan keuangan, prospektus dan harga

saham perusahaan.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek penelitian atau kumpulan

seluruh objek yang menjadi penelitian. Sedangkan sampel adalah suatu

bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi dan

Purwanto, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-

Page 80: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

63

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana

perusahaan tersebut mengalami underpricing pada saat Initial Public

Offering (IPO) periode 2010-2016.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009), metode

purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan dan tujuan penelitian.

Kriteria perusahaan yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Seluruh perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia

periode 2010-2016

2. Perusahaan mengalami underpricing pada saat IPO

3. Mempublikasikan laporan keuangan yang tercantum dalam Indonesia

Stock Exchange (IDX) dan The Indonesia Capital Market Institute

(TICMI) secara rutin dalam mata uang Negara Republik Indonesia

(rupiah) selama periode 2010-2016

4. Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia memiliki

data prospektus dan harga penutupan (closing price)

5. Perusahaan yang diteliti adalah perusahan non perbankan

6. Perusahaan memiliki ROE dan ROA positif

7. Memiliki ketersediaan informasi atau ketersediaan data yang

digunakan oleh peneliti

Page 81: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

64

Tabel 3.1

Kriteria Penentuan Sampel

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan yang melakukan IPO periode 2010-

2016

152

2 Perusahaan yang mengalami underpricing 125

3 Perusahaan yang datanya tidak sesuai dengan

kriteria penelitian

75

Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria

penelitian

50

Sumber: data diolah

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Sekunder

Data diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX), The

Indonesia Capital Market Institute (TICMI) dan internet. Data yang

digunakan meliputi:

a. Daftar perusahaan yang mengalami underpricing pada saat Initial

Public Offering (IPO) selama periode 2010-2016

b. Laporan keuangan tahunan perusahaan pada perusahaan yang

melakukan Initial Public Offering (IPO) selama periode 2010-2016

c. Prospektus perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) selama periode 2010-2016

d. Data harga saham penutupan pada saat perusahaan melakukan

Initial Public Offering (IPO) selama periode 2010-2016

Page 82: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

65

2. Kepustakaan

Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan studi

kepustakaan yaitu dengan mempelajari berbagai teori-teori yang

berkaitan dengan variabel yang diteliti dan hal lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan

mengumpulkan informasi dari jurnal, buku, website dan lain-lain yang

dapat menunjang penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Uji normalitas berguna untuk membuktikan

data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi

normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas data adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov

Smirnov (K-S).

Menurut Ghozali (2013:157), prinsipnya normalitas dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melalui histogram dari

residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

Page 83: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

66

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali

(2013:103) untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres

terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

Page 84: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

67

VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤

0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pada perode t-1. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang

berkaitan satu dengan yang lainnya (Ghozali, 2013:107). Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi

dalam model regresi yang digunakan maka dapat dideteksi

dengan uji Durbin-Waston (DW Test). Pengambilan keputusan

ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau

Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi

sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower

Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari

pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

Page 85: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

68

3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas

bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL),

maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:134). Cara mendeteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik

scaterplot. Cara mendeteksi grafik scaterplot adalah sebagai

berikut :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

Page 86: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

69

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik

scatterplot lemah karena hanya mengandalkan analisis visual.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepastian hasil uji

heteroskedastisitas dapat menggunakan Uji Glejser. Jika nilai

signifikasi lebih besar dari 0,05 maka artinya homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi menyangkut studi tentang hubungan antara

satu variabel yang disebut variabel tak bebas dan satu atau lebih

variabel lain yang disebut variabel bebas (Gujarati, 2006:115). Pada

dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

(variabel terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

bebas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda (Multiple Linear Regression).

Model analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap dependen. Model persamaan regresi

adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6+e

Keterangan :

Y = Underpricing

Page 87: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

70

α = Konstanta

β1- β6 = Koefisien regresi dari setiap variabel bebas

X1 = Return on Equity (ROE)

X2 = Return on Assets (ROA)

X3 = Debt to Equity Ratio (DER)

X4 = Current Ratio (CR)

X5 = Ukuran Perusahaan

X6 = Umur perusahaan

e = error term

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Pasial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel penelitian.

1) Ho : βi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

2) Ha : βi ≠ 0 artinya terdapat pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

b. Uji F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat.

Page 88: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

71

1) Ho:β1=β2=β3

=β4=β5=β6=0

artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel

independen secara simultan terhadap variabel

dependen.

2) Ha : β1≠β2≠β3

≠β4≠β5≠β6≠0

artinya terdapat pengaruh dari variabel

independen secara simultan terhadap variabel

dependen

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu menunjukkan kemampuan

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2013:95)

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas) yaitu:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

underpricing. Variabel ini diukur dengan initial return yaitu selisih

harga penutupan pada hari pertama diperdagangkan di bursa dengan

Page 89: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

72

harga di pasar perdana, bila hasilnya positif berarti terjadi

underpricing. Selisih positif artinya menunjukkan harga saham di

pasar sekunder lebih tinggi daripada harga saham saat pasar perdana

(Yolana dan Martani, 2005:538). Dalam mengukur underpricing

dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

IR = initial return

Pt0 = harga penawaran perdana (offering price)

Pt1 = harga penutupan saham (closing price) pada hari pertama di

pasar sekunder

2. Variabel Independen

a. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba

bersih dengan ekuitas biasa yang mengukur tingkat pengembalian

atas investasi pemegang saham biasa (Brigham dan Houston,

2010:149). Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal

sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi

pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya

(Kasmir, 2012:204). Adapun rumus yang digunakan untuk

perhitungan ROE yaitu sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 (IR) =(Pt1 − Pt0 )

Pt0 𝑥 100%

Page 90: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

73

b. Return on Assets (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan

pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,2010:115). Kemampuan

perusahaan menghasilkan laba di masa yang akan datang

ditunjukkan dengan profitabilitas perusahaan yang tinggi dan laba

merupakan informasi penting bagi investor sebagai perimbangan

dalam menanamkan modalnya. Dengan demikian semakin tinggi

ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat

pengembalian akan semakin besar. Menurut Harmono (2014:110),

ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Debt to equity ratio yang

tinggi mencerminkan risiko perusahaan yang tinggi (Gatot dkk.,

2013:152). Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara

seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (ROE) =Laba bersih Setelah Pajak

Ekuitas

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (ROA) =Laba bersih Setelah Pajak

Total Aset

Page 91: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

74

Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan

perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai

berikut:

d. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera

jatuh tempo (Kasmir, 2012:134).

Current Ratio (CR) sebagai salah satu rasio likuiditas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara

kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban

lancarnya. Rasio Lancar (Current Ratio) ini dihitung dengan

membagi aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham dan

Houston, 2010:134). CR dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

e. Ukuran Perusahaan

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (DER) =Total Utang

Total Ekuitas

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (CR) =Aset lancar

Kewajiban lancar

Page 92: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

75

Aktiva merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu

perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang

besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar

mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada

perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat

membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika

ia berinvestasi pada perusahaan itu (Yolana dan Martani,

2005:543).

Menurut Nurhidayati dan Indriantoro (1998) dalam

Retnowati (2013), untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari

perusahaan adalah dengan melihat total aktiva dari laporan

keuangan perusahaan tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut

melakukan IPO di bursa. Ukuran perusahaan dapat dihitung

dengan cara sebagai berikut:

f. Umur Perusahaan

Umur perusahaan dapat menjadi bukti bahwa perusahaan

mampu bersaing dan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat

bertahan hidup. Semakin panjang umur perusahaan semakin

banyak informasi yang diserap masyarakat (Suyatmin dan Sujadi,

2006:15).

Ukuran Perusahaan = Ln(Total Aset)

Page 93: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

76

Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai

kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi

perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja

berdiri. Menurut Wahyudi (2004) dalam Kurniawan (2006:8)

menjelaskan bahwa umur perusahaan dihitung dengan mengurangi

tahun penawaran saat IPO dengan tahun pada saat perusahaan

berdiri.

Umur Perusahaan = Tahun IPO − Tahun Pendirian Perusahaan

Page 94: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

77

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya

mendukung pembangunan ekonomi nasional. Menurut Martalena dan

Malinda (2011:3), pasar modal memberikan peranan penting bagi

perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,

yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana

bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal

(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.

Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain.

Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan jauh sebelum Indonesia

merdeka. Bursa Efek Indonesia dibangun pada masa Pemerintahan Hindia

Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel

pada tanggal 14 Desember 1912 yang pada saat itu masih bernama Bursa

Efek Jakarta (BEJ).

Keadaan perkembangan pasar modal yang cukup baik ternyata

berakhir di luar jangkauan ekonomi, maka saat itu terlihat kelesuan dan

kemunduran perdagangan di Bursa Efek Jakarta disebabkan oleh warga

Page 95: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

78

Belanda meninggalkan Indonesia akibat politik konfrontasi yang

dilancarkan Pemerintah Indonesia terhadap Belanda dan disusul dengan

nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia yang ditetapkan dengan

Undang-undang No. 86 Tahun 1959 (Yulfasni, 2005:19). Selain itu,

tingginya tingkat inflasi mulai tidak terkendali sehingga menggoncangkan

perekonomian Indonesia.

Gambar 4.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

Perusahaan

Efek

Penjamin

Emisi

Perantara

Pedagang

Efek

Manajer

Investasi

Lembaga

Penunjang

Biro

Administrasi

Efek

Bank

Kustodian

Wali Amanat

Pemeringkat

Efek

Profesi

Penunjang

Akuntan

Notaris

Penilai

Konsultan

Hukum

Pemodal

Domestik

Asing

Emiten

Perusahaan

Publik

Reksadana

Sumber : www.idx.co.id

Pasar modal Indonesia di atur oleh Menteri Keuangan yang

membawahi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM). Lembaga ini membantu pemerintah untuk mewujudkan

untuk mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan nonbank

Otoritas Jasa Keuangan

Bursa Efek

(Bursa Efek

Indonesia-BEI)

Lembaga Kliring dan

Penjaminan

(Kliring Penjaminan Efek

Indonesia-KPEI)

Lembaga Peyimpanan dan

Penyelesaian

(Kustodian Sentra Efek

Indonesia-KSEI)

Page 96: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

79

yang sehat sehingga dapat menjadi penggerak perekonomian Indonesia

(Martalena dan Malinda, 2011:9).

2. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan non perbankan yang

mengalami underpricing pada saat melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016. Sampel pada

penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.

Penelitian yang dilakukan pada periode 2010-2016 terdapat 152

perusahaan yang melakukan IPO.

Namun berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan sampel yang

disyaratkan, hanya 50 perusahaan yang memenuhi persyaratan sampel

dalam penelitian ini.

B. Analisis Deksriptif

Statistik deskriptif dilakukan terhadap Return on Equity (ROE),

Return on Equity (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),

ukuran perusahaan (SIZE) dan umur perusahaan (AGE) sebagai variabel

independen, dan Underpricing sebagai variabel dependen.

Statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian.

Page 97: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

80

Tabel 4.1

Statistik Deskripstif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UNDP 50 .01 .70 .2594 .22213

ROE 50 .00 .60 .1387 .11026

ROA 50 .00 .31 .0783 .06725

DER 50 .09 5.05 1.0488 1.09462

CR 50 .33 12.73 2.9259 2.76776

SIZE 50 11.16 16.89 14.4369 1.28309

AGE 50 .01 0.57 .1722 .13342

Valid N (listwise) 50

Sumber: data diolah SPSS 20

Hasil analisis statistik deskriptif dari tabel di atas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Underpricing

Pada tabel 4.1 menggambarkan bahwa rata-rata nilai underpricing

dari 50 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah

sebesar 25,94% dengan standar deviasi 22,21%. Tingkat underpricing

yang tertinggi terjadi pada saham IPO PT. Mitra Komunikasi Nusantara

Tbk. yaitu sebesar 70%, sedangkan tingkat underpricing terendah terjadi

pada saham PT. Dharma Satya Nusantara Tbk. yaitu sebesar 1,08%.

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba pada laporan keuangan terakhir sebelum

melakukan IPO. Informasi ROE ini oleh emiten diharapkan menjadi

pertimbangan keputusan investasi oleh investor. Berdasarkan hasil

statistik deskriptif dari seluruh sampel perusahaan diperoleh rata-rata

Page 98: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

81

ROE sebesar 13,87%. Nilai ROE terendah dengan nilai 0,00 berada pada

saham PT. Sitara Propertindo Tbk. dan nilai tertinggi dengan nilai 0,60

berada pada saham PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.

3. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari semua aktiva yang dimilikinya. Semakin

tinggi nilai ROA maka semakin baik. Jika nilai ROA semakin rendah

maka perusahaan tidak mampu menggunakan aktiva yang dimiliki untuk

menghasilkan laba. Informasi ini diharapkan oleh emiten dalam

pertimbangan keputusan investasi oleh para investor. Berdasarkan hasil

statistik deskriptif dari seluruh sampel perusahaan diperoleh rata-rata

ROA sebesar 7,83%. Nilai ROA terendah dengan nilai 0,00 berada pada

saham PT. Sitara Propertindo Tbk. dan nilai tertinggi dengan nilai 0,31

berada pada saham PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh hutangnya baik jangka

pendek maupun jangka panjang. Debt to equity ratio yang tinggi

mencerminkan risiko perusahaan yang tinggi. Berdasarkan hasil statistik

deskriptif dari seluruh sampel perusahaan diperoleh rata-rata DER

sebesar 104,88%. Nilai DER terendah dengan nilai 0,09 berada pada

saham PT. Bintang Oto Global Tbk. dan nilai tertinggi dengan nilai 5,05

berada pada saham PT. Sarana Menara Nusantara Tbk.

Page 99: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

82

5. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif dari seluruh sampel perusahaan

diperoleh rata-rata CR sebesar 292,59%. Nilai CR terendah dengan nilai

0,33 berada pada saham PT. Bali Towerindo Sentra Tbk. dan nilai

tertinggi dengan nilai 12,73 berada pada saham PT. Mitra Keluarga

Karyasehat Tbk.

6. Ukuran Perusahaan

Aktiva merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu

perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar

pula nilainya. Besarnya ukuran perusahaan dilihat dari total aktiva dari

laporan keuangan perusahaan tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut

melakukan IPO di bursa. Ukuran perusahaan (SIZE) terendah dengan

nilai 11,16 berada pada PT. Golden Retailindo Tbk. dan nilai tertinggi

dengan nilai 16,89 berada pada saham PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.

7. Umur Perusahaan

Umur perusahaan dapat menjadi bukti bahwa perusahaan mampu

bersaing dan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan

hidup. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dari seluruh sampel

Page 100: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

83

perusahaan bahwa rata-rata umur perusahaan adalah 17 tahun. Umur

perusahaan temuda terjadi pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

yang terdaftar pada tanggal 7 Oktober 2010 yang termasuk ke dalam

subsektor Food and Beverages. Dan umur perusahaan tertua terjadi pada

PT. PP (Persero) yang terdaftar pada tanggal 9 Februari 2010, perusahaan

ini bergerak di bidang perencanaan dan konstruksi pembangunan.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekat

normal. Untuk mengetahui model regresi variabel berdistibusi normal

atau tidak, dapat melihat normal probability plot sebagai berikut :

Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot

Sumber : data diolah dengan SPSS 20

Page 101: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

84

Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di

sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Maka dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas, yang berarti bahwa data terdistribusi

normal.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak

berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa

sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-

Smirnov (K-S) yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .15683099

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .069

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .487

Asymp. Sig. (2-tailed) .972

Sumber : data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, hasil uji kolmogorov-smirnov

menunjukkan nilai probabilitas signifikansi 0,972 yang lebih besar dari

0,05. Maka dapat diambil keputusan H0 diterima dan Ha ditolak yang

berarti data terdistribusi normal. Dengan demikian dapat dikatakan

Page 102: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

85

bahwa model regresi dalam penelitian ini benar-benar memenuhi asumsi

normalitas yang berarti data terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF),

bila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala

multikolinieritas. Nilai VIF dan tolerance masing-masing variabel

independen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROE .299 3.339

LN_ROA .297 3.367

LN_DER .364 2.745

CR .373 2.679

SIZE .682 1.465

AGE .834 1.198

Sumber: data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel

independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,10. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinieritas dalam penelitian ini, sehingga model regresi layak untuk

dipakai.

Page 103: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

86

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-

1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara

untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini maka

digunakan uji Durbin-Watson (DW Test).

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi

Sumber : data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai Durbin-Watson

sebesar 1,852. Sedangkan pada tabel Durbin-Watson dengan k = 6, n =

50, α = 5%, maka diperoleh nilai dl = 1,2906; du = 1,8220; maka nilai 4-

du = 2,178. Oleh karena nilai DW=1,852 lebih besar dari du=1,8220 dan

kurang dari nilai 4-du=2,178, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat autokorelasi (Ghozali,2013:109).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat ketidaksamaan

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .708a .502 .432 .16742 1.852

Page 104: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

87

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain terdapat

kesamaan, maka disebut homoskedastisitas dan apabila terdapat

ketidaksamaan disebut heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data

yang homoskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat digunakan scatterplot.

Gambar 4.3

Scatterplot

Sumber : data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titiknya

menyebar di daerah positif dan negatif serta tidak membentuk pola,

sehingga dapat dikatakan data homoskedastisitas dan tidak terdapat

masalah dalam uji heteroskedastisitas.

Page 105: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

88

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot

lemah karena hanya mengandalkan analisis visual. Oleh karena itu dapat

menggunakan statistik lain untuk menguji heteroskedastisitas yaitu

mengunakan Uji Glejser yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.5

Uji Glejser

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .174 .209 .834 .409

ROE -.003 .219 -.003 -.012 .991

LN_ROA -.016 .022 -.196 -.737 .465

LN_DER -.011 .021 -.129 -.536 .595

CR -.004 .008 -.124 -.520 .606

SIZE -.003 .012 -.044 -.251 .803

AGE -.017 .016 -.175 -1.099 .278

Sumber : data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi

semua variabel di atas lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa dapat

dikatakan data homoskedastisitas dan tidak terdapat masalah dalam uji

heteroskedastisitas. Pengujian ini sejalan dengan uji statistik dengan

menggunakan grafik scatterplot.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Uji t ini merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh satu

variabel independen yang ada didalam model secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya

Page 106: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

89

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji

statistik t dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6

Uji t (Parsial)

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.056 .377 2.801 .008

ROE 1.283 .396 .637 3.236 .002

LN_ROA -.165 .039 -.833 -4.217 .000

LN_DER .031 .037 .148 .829 .412

CR .027 .014 .342 1.943 .059

SIZE -.094 .023 -.544 -4.177 .000

AGE -.070 .028 -.292 -2.479 .017

a. Dependent Variable: UNDP

Sumber: data diolah dengan SPSS 20

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan

memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

Underpricing.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak semua

variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Berikut analisis dan masing-masing uji variabel independen

terhadap variabel bebas :

a. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Underpricing

Page 107: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

90

Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,002 lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditentukan

sebesar 0,05; maka Ho ; β1 = 0 ditolak dan menerima Ha : β1 ≠ 0,

artinya ROE secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif

terhadap underpricing.

Hasil ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara

ROE dengan underpricing. Arah koefisien positif ini menunjukkan

bahwa semakin besar ROE emiten maka underpricing yang ditandai

dengan initial return akan meningkat. ROE adalah rasio yang

memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar

tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja

perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat

pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar

nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan oleh

sebab itu investor kemungkinan akan mencari saham ini sehingga

menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran di pasar

sekunder terdorong naik. Akibatnya initial return yang diperoleh

investor menjadi besar.

Penelitian ini sejalan dengan Rust (2015), Yolana dan Martani

(2005), dan Irfani (2014), dimana ROE memiliki pengaruh positif

terhadap undepricing. Akan tetapi bertentangan dengan Hapsari dan

Mahfud (2012) dimana ROE memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap underpricing.

Page 108: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

91

b. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Underpricing

Variabel ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05; maka Ho ;

β2 = 0 ditolak dan menerima Ha : β2 ≠ 0, artinya ROA secara parsial

berpengaruh signifikan dengan arah negarif terhadap underpricing.

Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara ROA dengan

underpricing. Arah koefisien negatif ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi ROA perusahaan akan semakin rendah tingkat underpricing

karena investor akan menilai kinerja perusahaan lebih baik dan

bersedia membeli saham perdananya dengan harga yang lebih tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kim et al.,

(1993), Ghozali dan Mansur (2002) dan Yasa (2008) yang telah

membuktikan bahwa profitabitabilitas ROA berpengaruh negatif

signifikan terhadap underpricing. Penelitian ini bertentangan dengan

Retnowati (2013) dan Rust (2015) bahwa profitabilitas ROA tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap underpricing.

c. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Underpricing

Variabel DER memiliki nilai signifikansi sebesar 0,412 lebih

besar dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05; maka Ho ;

β3 = 0 diterima dan menolak Ha : β3 ≠ 0, artinya DER secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

signifikan antara DER dengan underpricing. Hal ini dapat disebabkan

Page 109: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

92

karena ketidakpercayaan investor atas informasi keuangan emiten,

sehingga informasi ini kurang digunakan investor dalam melakukan

investasi di pasar modal.

Penelitian ini sejalan dengan Retnowati (2013) dimana DER

tidak berpengaruh terhadap underpricing. Namun bertentangan

dengan yang dilakukan Aisyah (2009) dan Gatot dkk. (2013) bahwa

DER memiliki pengaruh terhadap underpricing.

d. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Underpricing

Variabel CR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,059 lebih

besar dari tingkat probabilitas yang ditentu kan sebesar 0,05; maka Ho

; β4 = 0 diterima dan menolak Ha : β4 ≠ 0, artinya CR secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan

antara CR dengan underpricing. Kenaikan ataupun penurunan CR

tidak berpengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan

underpricing. Selain itu, tujuan perusahaan melakukan go public

adalah untuk tujuan jangka panjang, sehingga likuiditas perusahaan

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya kurang diperhatikan investor dalam

berinvestasi di pasar modal.

Penelitian ini sejalan dengan Kurniawan (2006) dan Aisyah

(2009) bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Page 110: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

93

Namun bertentangan dengan Sari (2011) dan Gatot dkk. (2013) bahwa

CR memiliki pengaruh terhadap underpricing.

e. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Underpricing

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar

0,000 lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar

0,05; maka Ho ; β5 = 0 ditolak dan menerima Ha : β5 ≠ 0, artinya

ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan ke arah

negatif terhadap underpricing.

Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan

antara ukuran perusahaan dengan underpricing. Koefisien regresi

negatif ini menunjukan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan

semakin besar tingkat underpricing perusahaan, dimana ukuran

perusahaan menunjukan besarnya sebuah perusahaan dalam

melakukan aktivitas perusahaan sehingga mampu bersaing dengan

baik dengan perusahaan lain, dari hasil negatif ini berarti para investor

melihat perusahaan dengan ukuran perusahaan yang kecil tetapi dapat

bersaing dengan perusahaan besar lainya, yang berarti tingkat

produktivitas, jasa dan lainya pada perusahaan tersebut memiliki nilai

yang baik meski dengan ukuran perusahaan yang kecil sehingga

mempengaruhi nilai underpricing perusahaan tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan Tian (2012), Hapsari dan Mahfud

(2012) dan Retnowati (2013) bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap underpricing. Namun, hal ini

Page 111: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

94

bertentangan dengan Aini (2013) bahwa ukuran perusahaan tidak

memiliki pengaruh terhadap underpricing.

f. Pengaruh Umur Perusahaan (AGE) terhadap Underpricing

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar

0,017 lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar

0,05; maka Ho ; β6 = 0 ditolak dan menerima Ha : β6 ≠ 0, artinya umur

perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan ke arah negatif

terhadap underpricing.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan

antara umur perusahaan dengan underpricing. Arah koefisien negatif

ini menunjukan bahwa semakin kecil umur perusahaan semakin besar

tingkat underpricing perusahaan, dimana umur perusahaan merupakan

sebuah tolak ukur untuk melihat bagaimana perusahaan dapat bertahan

dan bersaing dengan perusahaan lain. Hasil negatif ini berarti para

investor tertarik pada perusahaan yang memiliki umur masih

tergolong muda karena dianggap memiliki daya saing dan inovasi

baru yang bernilai tinggi sehingga mempengaruhi tingkat

underpricing.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Islam et.,al.

(2010) Wahyusari (2013) bahwa umur perusahaan memiliki pengaruh

dengan arah negatif terhadap underpricing. Namun bertentangan

dengan penelitian Ghozali dan Mansur (2002) dan Liu dan Ritter

Page 112: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

95

(2011) bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap

underpricing.

2. Uji F (Simultan)

Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk

menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel

dependennya atau untuk menguji ketepatan model. Jika variabel

independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau

fit.

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen.

Penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel independen Return on

Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),

Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap

Underpricing sebagai variabel dependen.

Tabel 4.7

Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.212 6 .202 7.210 .000a

Residual 1.205 43 .028

Total 2.418 49

Sumber: data diolah dengan SPSS 20

Dari hasil pengujian di atas maka diperoleh nilai F hitung sebesar

7,210 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut

Page 113: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

96

lebih kecil dari tingkat probabilitas α = 0,05 sehingga penelitian ini

menolak H0 dan membuktikan bahwa variabel Return on Equity (ROE),

Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio

(CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap

variabel dependen underpricing secara bersama-sama (simultan).

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk menjelaskan seberapa

besar pengaruh variabel dependen yaitu underpricing dapat dijelaskan

oleh variabel independen yaitu Return on Equity (ROE), Return on Assets

(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), ukuran

perusahaan dan umur perusahaan.

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .708a .502 .432 .16742

Sumber: data diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai adjusted

R2 adalah 0,432 yang berarti variabel dependen yaitu underpricing dapat

dijelaskan oleh keenam variabel independen yaitu Return on Equity

(ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current

Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan sebesar 43,2%

sedangkan sisanya 56,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

menjadi objek penelitian ini.

Page 114: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

97

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan analisis regresi

linier berganda antara variabel dependen dengan variabel-variabel

independen. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.056 .377 2.801 .008

ROE 1.283 .396 .637 3.236 .002

LN_ROA -.165 .039 -.833 -4.217 .000

LN_DER .031 .037 .148 .829 .412

CR .027 .014 .342 1.943 .059

SIZE -.094 .023 -.544 -4.177 .000

AGE -.070 .028 -.292 -2.479 .017

a. Dependent Variable: UNDP

Sumber: data diolah dengan SPSS 20

Dari hasil analisis regresi linier berganda yang tampak pada tabel

di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan α = 0,05 maka

menghasilkan empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

underpricing, yaitu variabel Return on Equity (ROE) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,002; < 0,05. Variabel Return on Assets (ROA)

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Variabel ukuran

perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan umur

perusahaan dengan nilai signifikansi 0,017 < 0,05.

Page 115: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

98

Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh persamaan regresi

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

UNDP = 1,056 + 0,002 ROE - 0,000 LnROA – 0,000 SIZE – 0,017 AGE

+ e

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut sebagai berikut :

1. Konstanta memiliki nilai sebesar 1,056% artinya bahwa

Underpricing akan bernilai 1,056% apabila variabel ROE, ROA,

ukuran perusahaan dan umur perusahaan bernilai 0.

2. Variabel ROE memiliki koefisien regresi sebesar 0,2%. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1% dengan

asumsi variabel lain tetap, maka nilai Underpricing akan naik

sebesar 0,2%.

3. Variabel LnROA memiliki koefisien regresi sebesar -0%. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa setiap kenaikan LnROA sebesar 1%

dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai Underpricing akan

turun sebesar 0%.

4. Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -0%.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap kenaikan ukuran

perusahaan sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai

underpricing akan turun sebesar 0%.

5. Variabel umur perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -1,7%.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap kenaikan umur perusahaan

Page 116: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

99

sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai

underpricing akan turun sebesar 1,7%.

Page 117: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Equity

(ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio

(CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap underpricing pada

perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2016.

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel Return on

Equity (ROE) berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap

underpricing.

2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel Return on

Assets (ROA) berpengaruh signifikan ke arah negarif terhadap

underpricing.

3. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan ke arah negarif terhadap

underpricing.

4. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel umur

perusahaan berpengaruh signifikan ke arah negarif terhadap

underpricing.

5. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel Debt to

Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap underpricing.

Page 118: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

101

6. Berdasarkan hasil uji f (simultan) menunjukkan bahwa Return on Equity

(ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current

Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan memiliki pengaruh

secara bersama-sama terhadap underpricing.

7. Berdasarkan koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan bahwa

nilai yang dihasilkan adalah 0,432 yang berarti variabel dependen yaitu

underpricing dapat dijelaskan oleh keenam variabel independen yaitu

Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), ukuran perusahaan dan umur perusahaan

sebesar 43,2% sedangkan sisanya 56,8% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak menjadi objek penelitian ini.

B. Implikasi

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya. Dengan menimbang beberapa faktor penting dalam penelitian

ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan

variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai pengaruh

terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO seperti

faktor makro ekonomi, mikro ekonomi, Earning per Share (EPS) dan

persentase penawaran saham.

2. Bagi Investor

Page 119: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

102

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi investor

yang ingin menanamkan modalnya pada penawaran umum perdana.

Dengan beracuan pada hasil penelitian ini, diharapkan investor dapat

mengambil keputusan dalam berinvestasi agar mendapatkan return secara

optimal.

3. Emiten

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi emiten, manajemen

perusahaan hendaknya memperhatikan informasi keuangan dan non

keuangan karena akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

investasi.

4. Bagi Pihak Bursa

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak bursa dalam

mempromosikan investasi yang cukup menarik di Bursa Efek Indonesia

terutama pada saat penawaran umum perdana (IPO) karena adanya

fenomena underpricing.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti,

penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu

diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran

dari penulis untuk penelitan berikutnya adalah :

1. Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi underpricing agar hasil bisa lebih akurat.

Page 120: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

103

2. Menambah referensi jurnal atau penelitian lain yang lebih terbaru dan

lengkap agar mampu menjelaskan penyebab dan pengaruh terjadinya

underpricing.

3. Berdasarkan hasil penelitian ini investor dapat melihat rasio ROE, ROA,

ukuran perusahaan dan umur perusahaan pada emiten yang akan

melakukan IPO karena hal itu dapat meramalkan apakah saham

perusahaan yang ingin dijadikan investasi layak untuk dibeli atau tidak.

Page 121: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

104

DAFTAR PUSTAKA

Aini, N Shoviyah. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Underpricing saham pada

Perusahaan IPO di BEI Periode 2007-2011”. Jurnal Ilmiah Manajemen

Volume 1 Nomor 1, Universitas Negeri Surabaya, 2013.

Aini, Syarifah. “Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan terhadap

Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering

(IPO) di Bursa Efek Indonesia”, Tesis Universitas Sebelas Maret,2009.

Aisyah, “Pengaruh Variabel-Variabel Keuangan pada Initial Return Saham di

Pasar Perdana”. Jurnal Keuangan, Volume 8, Hal. 22-31,2009.

Brealey, et., al. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Erlangga, Jakarta, 2008.

Brigham dan Houston.” Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Essential of

Financial Management)”. Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus.“Investasi”, Edisi 6, Salemba Empat,

Jakarta, 2006.

Bodie Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus.“Manajemen Portofolio dan

Investasi”, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 2014.

Daljono. “Analisis Faktor-faktor yang mepengaruhi Initial Return Saham yang

Listing di BEJ tahun 1990-1997”. SNA III. 2000.

Gatot Nazir Ahmad, Isti Indriyanti, Agung Darmawan Buchdadi. “Pengaruh

DER, ROI, Current Ratio dan Rata-rata Kurs terhadap Underpricing pada

Initial Public Offering”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia

(JRMSI), Vol 4 No. 2 2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23”,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.

Gujarati, Damodar. N. “ Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 1”, Edisi Ketiga,

Penerbit Erlangga, 2006.

Hadi, Nor. “Pasar Modal: Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen

Keuangan di Pasar Modal”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2013.

Hapsari, V Anitya dan Mahfud, M. Kholiq. “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi underpricing isaham pada penawaran umum perdana di

BEI periode 2008 – 2010”. Jurnal Manajemen. Volume 1, Nomor 1,

Halaman 1-9. 2012.

Page 122: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

105

Harmono. “Manajemen Keuangan. Berbasis Balanced Scorecard, Pendekatan

Teori, Kasus dan Riset Bisnis”, Bumi Aksara, Jakarta, 2014.

Helwege, J. And Liang, N. “Initial public offerings in hot and cold markets”,

Journal of Finance and Quantitive Analysis, 39, Page 541-569, 2004.

Jogiyanto, Hartono. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi 6, BPFE,

Yogyakarta, 2009.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012.

Keown, Martin. “Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan”, Edisi 10,

Macanan Jaya Cemerlang, Klaten, 2008.

Khin.,et al. “ Initial Public Offering (IPO) Underpricing in Malaysia Settings”.

Journal of Economics and Financial Studies, 05 (3), 14-25. 2017.

Kim, Joeng Bon ,Itzhak Krinsky dan Jason Lee. “The Role of Financial Variables

in the Pricing of Korean IPO”, Pacific Business Finance Journal Vol.3,

1995.

Kurniawan, Benny. “Analisis pengaruh variabel keuangan dan non keuangan

terhadap return 7 hari setelah Initial Public Offering (IPO)”.2006.

Liu, Xiaoding dan Ritter, Jay.R. “Local Underwriter Oligopolies and IPO

Underpricing”. Journal of financial economics Vol 102 Page 579-601,

2011.

Martalena dan Malinda. “Pengantar Pasar Modal”. Penerbit Andi, Yogyakarta,

2011.

Martani dkk. ” Analysis on Factors Affecting IPO Underpricing And Their Effects

On Earnings Presistence”. World Review of Business Research. Vol. 2.

No. 2Pp. 1 – 15, 2012.

Rust, Isak Cornelis. “Factors and characteristics impacting underpricing of

Initial Public Offerings (IPOs) on the Johannesburg Securities Exchange

(JSE)”. Master's Business Management. University of the Free State,

2015.

Retnowati, Eka. “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di

Indonesia Periode 2008-2011” Universitas Negeri Semarang Accounting

Analysis Journal 2 (2), 2013.

Page 123: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

106

Sari. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada Penawaran

Umum Perdana di BEI periode 2006-2010”. Jurnal Akuntansi di Penogoro

Vo. 1, 2011.

Suharyadi dan Purwanto. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat”, 2009.

Sulistio, Helen. “Pengaruh Informasi Akutansi dan Non-Akutansi terhadap Initial

Return: Studi pada Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di

Bursa Efek Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15 – 16,

2005.

Suyatmin dan Sujadi. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Underpricing pada

Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta”, Benefit Vol. 10 No.

1, 2006.

Tian, Yuan. “An Examination Factors Influencing Underpricing of IPOs on The

London Stock Exchange”. Master of Finance. Saint Mary's University.

Canada, 2012.

Wahyusari, Ayu. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Underpricing

Saham saat IPO di BEI Periode 2007-2011”. Accounting Analysis Journal

2 (4), Universitas Negeri Semarang, 2013.

Widjaya dan Risnamanitis, Wulandari. “Go Public dan Go Private di Indonesia”

Edisi 1, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009.

Yolana dan Martani. “Variabel-variabel yang mempengaruhi fenomena

underpricing pada penawaran saham perdana di BEJ tahun 1994 – 2001”.

SNA Solo VIII, 15 – 16, 2005.

Yasa, Gerianta Wirawan. “Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham

Perdana di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 3,

No.2, 2008.

Yulfasni. “Hukum Pasar Modal”. Badan Penerbit Islam, Jakarta, 2005.

www.idx.co.id

www.ticmi.co.id

www.ssrn.com

www.sciencedirect.com

www.yahoofinance.com

Page 124: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

107

LAMPIRAN

Lampiran 1

Underpricing Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Harga

IR (%) Offering Closing

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 275 410 49,09

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 400 465 16,25

3 HRUM Harum Energy Tbk 5395 5950 10,29

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 350 520 48,57

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1275 1490 16,86

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1050 1570 49,52

7 PTPP PP (Persero) Tbk 560 580 3,57

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 720 730 1,39

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 250 340 36,00

10 ABMM ABM Investama Tbk 3750 3825 2,00

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 300 450 50,00

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 2500 2725 9,000

13 ARII Atlas Resources Tbk 1500 1540 2,67

14 STAR Star Petrcohem Tbk 102 138 35,29

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 225 240 6,67

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 380 445 17,11

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 390 490 25,64

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 168 205 22,02

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 1000 1500 50,00

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 210 315 50,00

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 1520 1540 1,32

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 500 670 34,00

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 310 325 4,84

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 670 720 7,46

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 500 540 8,00

26 KRAH Grand Kartech Tbk 275 410 49,09

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 9000 9650 7,22

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 480 720 50,00

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 560 570 1,79

30 ACST Acset Indonusa Tbk 2500 2825 13,00

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 240 250 4,17

Page 125: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

108

No. Kode Nama Perusahaan Harga

IR (%) Offering Closing

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 1850 1870 1,08

33 BIRD Blue Bird Tbk 6500 7450 14,62

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 106 180 69,81

35 CINT Chitose Internasional Tbk 330 363 10,00

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 1380 1510 9,42

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 590 760 28,81

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 400 600 50,00

39 KINO Kino Indonesia Tbk 3800 3850 1,32

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 1280 1475 15,23

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 550 825 50,00

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 200 340 70,00

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 1000 1500 50,00

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 585 875 49,57

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 210 219 4,29

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 17000 21200 24,71

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 103 175 69,90

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 490 540 10,20

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 130 220 69,23

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 185 214 15,68

Page 126: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

109

Lampiran 2

Return on Equity (ROE) Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan ROE (%)

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 2,71

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 33,40

3 HRUM Harum Energy Tbk 36,00

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 10,48

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 21,91

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 8,16

7 PTPP PP (Persero) Tbk 19,02

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 15,00

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 7,17

10 ABMM ABM Investama Tbk 13,80

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 1,65

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 10,62

13 ARII Atlas Resources Tbk 5,69

14 STAR Star Petrcohem Tbk 0,54

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 3,43

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 14,49

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 4,02

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 19,00

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 60,00

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 9,00

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 4,00

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 10,10

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 18,38

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 27,30

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 7,57

26 KRAH Grand Kartech Tbk 20,50

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 3,10

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 12,00

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 13,00

30 ACST Acset Indonusa Tbk 25,48

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 13,35

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 14,00

33 BIRD Blue Bird Tbk 21,00

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 0,17

Page 127: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

110

No. Kode Nama Perusahaan ROE (%)

35 CINT Chitose Internasional Tbk 9,00

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 25,43

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 16,94

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 30,00

39 KINO Kino Indonesia Tbk 7,30

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 22,90

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 6,00

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 3,59

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 11,26

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 5,00

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 19,10

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 17,30

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 2,47

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 14,53

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 2,49

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 13,86

Page 128: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

111

Lampiran 3

Return on Aseets (ROA) Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan ROA (%)

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 0,92

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12,75

3 HRUM Harum Energy Tbk 24,00

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 8,61

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 17,56

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 1,35

7 PTPP PP (Persero) Tbk 3,70

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 10,00

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 2,50

10 ABMM ABM Investama Tbk 4,20

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 1,10

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 8,58

13 ARII Atlas Resources Tbk 3,44

14 STAR Star Petrcohem Tbk 0,36

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 3,02

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 3,04

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 1,40

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 14,00

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 31,00

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 5,00

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 2,00

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 6,40

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 14,98

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 17,60

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 1,46

26 KRAH Grand Kartech Tbk 9,65

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 1,90

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 4,00

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 12,00

30 ACST Acset Indonusa Tbk 9,66

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 5,54

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 3,90

33 BIRD Blue Bird Tbk 10,00

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 0,13

Page 129: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

112

No. Kode Nama Perusahaan ROA (%)

35 CINT Chitose Internasional Tbk 7,00

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 19,05

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 8,48

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 12,00

39 KINO Kino Indonesia Tbk 8,19

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 16,40

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 5,00

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 3,09

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 3,51

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 3,58

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 17,08

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 15,20

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 2,27

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 7,03

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 0,9

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 6,62

Page 130: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

113

Lampiran 4

Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan DER (%)

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 196,47

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 44,84

3 HRUM Harum Energy Tbk 40,23

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 21,72

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 24,77

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 5,05

7 PTPP PP (Persero) Tbk 331,44

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 41,16

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 186,60

10 ABMM ABM Investama Tbk 226,93

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 51,50

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 16,90

13 ARII Atlas Resources Tbk 65,58

14 STAR Star Petrcohem Tbk 47,15

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 13,70

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 316,84

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 187,74

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 36,39

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 72,67

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 72,89

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 118,47

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 58,66

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 22,64

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 59,80

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 414,53

26 KRAH Grand Kartech Tbk 112,49

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 58,68

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 181,00

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 9,91

30 ACST Acset Indonusa Tbk 131,67

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 141,03

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 252,75

33 BIRD Blue Bird Tbk 99,04

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 26,66

Page 131: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

114

No. Kode Nama Perusahaan DER (%)

35 CINT Chitose Internasional Tbk 25,18

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 33,54

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 70,83

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 119,55

39 KINO Kino Indonesia Tbk 80,75

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 39,18

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 27,83

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 8,80

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 220,56

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 25,61

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 11,82

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 13,44

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 8,72

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 85,46

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 175,64

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 109,42

Page 132: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

115

Lampiran 5

Current Ratio (CR) Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan CR (x)

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 0,93

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2,60

3 HRUM Harum Energy Tbk 2,10

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 5,24

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,30

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 0,85

7 PTPP PP (Persero) Tbk 1,40

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 4,42

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 1,11

10 ABMM ABM Investama Tbk 1,36

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 1,71

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 5,42

13 ARII Atlas Resources Tbk 1,53

14 STAR Star Petrcohem Tbk 1,70

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 4,26

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 1,47

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 1,10

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 3,07

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 0,52

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 2,10

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 1,20

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 2,23

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 5,56

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 2,81

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 1,23

26 KRAH Grand Kartech Tbk 1,74

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 3,07

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 1,29

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 10,9

30 ACST Acset Indonusa Tbk 1,48

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 1,05

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 0,80

33 BIRD Blue Bird Tbk 0,85

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 0,97

Page 133: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

116

No. Kode Nama Perusahaan CR (x)

35 CINT Chitose Internasional Tbk 3,08

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 3,80

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 1,41

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 0,33

39 KINO Kino Indonesia Tbk 1,62

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 3,10

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 4,99

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 11,6

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 2,02

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 2,96

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 5,42

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 12,7

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 8,09

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 1,71

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 1,41

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 1,69

Page 134: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

117

Lampiran 6

Ukuran Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Total Aktiva

(dalam juta rupiah)

1 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk 1.114.803

2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13.361.313

3 HRUM Harum Energy Tbk 3.470.174

4 GOLD Golden Retailindo Tbk 70.005

5 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 568.265

6 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 7.411.393

7 PTPP PP (Persero) Tbk 5.444.074

8 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk 4.314.284

9 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk 673.612

10 ABMM ABM Investama Tbk 9.883.180

11 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 2.417.560

12 GEMS Golden Energy Mines Tbk 3.320.301

13 ARII Atlas Resources Tbk 2.301.384

14 STAR Star Petrcohem Tbk 718.569

15 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk 195.761

16 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 8.366.244

17 ASSA Adi Sarana Armada Tbk 2.108.998

18 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 431.872

19 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk 21.552.031

20 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 326.619

21 MSKY MNC Sky Vision Tbk 4.939.425

22 RANC Supra Boga Lestari Tbk 570.082

23 TELE Tiphone Mobile Indonesia Tbk 1.358.617

24 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 3.701.917

25 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 8.300.536

26 KRAH Grand Kartech Tbk 329.229

27 SILO Siloam International Hospitals Tbk 2.600.774

28 MLPT Multipolar Technology Tbk 1.246.487

29 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 2.711.416

30 ACST Acset Indonusa Tbk 1.298.358

31 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 1.625.318

32 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk 5.921.055

33 BIRD Blue Bird Tbk 7.171.511

34 TARA Sitara Propertindo Tbk 1.317.074

Page 135: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

118

No. Kode Nama Perusahaan Total Aktiva

(dalam juta rupiah)

35 CINT Chitose Internasional Tbk 365.091

36 MDIA Intermedia Capital Tbk 1.856.555

37 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 3.802.332

38 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk 808.768

39 KINO Kino Indonesia Tbk 3.211.234

40 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 1.381.126

41 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk 1.575.467

42 MKNT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk 136.591

43 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk 2.137.499

44 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 3.204.320

45 DMAS Puradelta Lestari Tbk 8.007.121

46 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 3.719.815

47 BOGA Bintang Oto Global Tbk 431.921

48 WSBP Waskita Beton Precast Tbk 13.734.267

49 CASA Capital Financial Indonesia Tbk 3.736.297

50 MTRA Mitra Pemuda Tbk 259.288

Page 136: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

119

Lampiran 7

Umur Perusahaan pada Sampel Penelitian

No. Kode Tanggal IPO Tanggal Didirikan Umur

1 MIDI 30 November 2010 28 Juni 2007 3

2 ICBP 07 Oktober 2010 02 September 2009 1

3 HRUM 06 Oktober 2010 12 Oktober 1995 15

4 GOLD 07 Juli 2010 8 November 1995 15

5 ROTI 28 Juni 2010 08 Maret 1995 15

6 TOWR 08 Maret 2010 02 Juni 2008 2

7 PTPP 09 Februari 2010 26 Agustus 1953 57

8 EMTK 12 Januari 2010 03 Agustus 1983 27

9 BAJA 21 Desember 2011 04 Oktober 1980 31

10 ABMM 06 Desember 2011 01 Juni 2006 5

11 VIVA 21 November 2011 8 November 2004 7

12 GEMS 17 November 2011 13 Maret 1997 14

13 ARII 8 November 2011 26 Januari 2007 4

14 STAR 13 Juli 2011 19 Mei 2008 3

15 SDMU 12 Juli 2011 19 Januari 1993 18

16 WSKT 19 Desember 2012 01 Januari 1961 51

17 ASSA 12 November 2012 17 Desember 1999 13

18 NELY 11 Oktober 2012 05 Februari 1977 35

19 IBST 31 Agustus 2012 28 April 2006 6

20 ALTO 10 Juli 2012 03 Juni 1997 15

21 MSKY 09 Juli 2012 08 Agustus 1988 24

22 RANC 07 Juni 2012 28 Mei 1997 15

23 TELE 12 Januari 2012 25 Juni 2008 4

24 SSMS 12 Desember 2013 22 November 1995 18

25 IMJS 10 Desember 2013 02 Desember 2005 8

26 KRAH 8 November 2013 18 Agustus 1990 23

27 SILO 12 September 2013 03 Agustus 1996 17

28 MLPT 08 Juli 2013 28 Desember 2001 12

29 SMBR 23 Juni 2013 14 November 1974 39

30 ACST 24 Juni 2013 10 Januari 1995 18

31 SRIL 17 Juni 2013 22 Mei 1978 35

32 DSNG 14 Juni 2013 29 September 1980 33

33 BIRD 5 November 2014 29 Maret 2001 13

34 TARA 11 Juli 2014 01 Juni 2006 8

Page 137: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

120

No. Kode Tanggal IPO Tanggal Didirikan Umur

35 CINT 27 Juni 2014 20 Maret 1979 35

36 MDIA 11 April 2014 25 Februari 2004 10

37 WTON 08 April 2014 11 Maret 1997 17

38 BALI 13 Maret 2014 06 Juli 2006 8

39 KINO 11 Desember 2015 08 Februari 1999 16

40 IDPR 10 Desember 2015 21 Oktober 1997 18

41 DPUM 08 Desember 2015 09 Mei 2012 3

42 MKNT 26 Oktober 2015 14 Juli 2008 7

43 BIKA 14 Juli 2015 28 November 2007 8

44 MMLP 12 Juni 2015 23 Agustus 2010 5

45 DMAS 29 Mei 2015 12 November 1993 22

46 MIKA 24 Maret 2015 03 Januari 1995 20

47 BOGA 19 Desember 2016 07 September 1973 43

48 WSBP 20 September 2016 07 Oktober 2014 2

49 CASA 19 Juli 2016 04 Juni 2009 7

50 MTRA 10 Februari 2016 21 Agustus 1980 36

Page 138: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

121

Lampiran 8

Hasil Output SPSS 20

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 AGE, ROE,

LN_DER, SIZE,

CR, LN_ROAa

.

Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: UNDP

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .708a .502 .432 .16742 1.852

a. Predictors: (Constant), AGE, ROE, LN_DER, SIZE, CR, LN_ROA

b. Dependent Variable: UNDP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.212 6 .202 7.210 .000a

Residual 1.205 43 .028

Total 2.418 49

a. Predictors: (Constant), AGE, ROE, LN_DER, SIZE, CR, LN_ROA

b. Dependent Variable: UNDP

Page 139: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

122

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.056 .377 2.801 .008

ROE 1.283 .396 .637 3.236 .002 .299 3.339

LN_ROA -.165 .039 -.833 -4.217 .000 .297 3.367

LN_DER .031 .037 .148 .829 .412 .364 2.745

CR .027 .014 .342 1.943 .059 .373 2.679

SIZE -.094 .023 -.544 -4.177 .000 .682 1.465

AGE -.070 .028 -.292 -2.479 .017 .834 1.198

a. Dependent Variable: UNDP

Coefficient Correlationsa

Model AGE ROE LN_DER SIZE CR LN_ROA

1 Correlations AGE 1.000 .120 -.192 .256 -.118 -.249

ROE .120 1.000 .066 -.301 .326 -.800

LN_DER -.192 .066 1.000 -.356 .702 .090

SIZE .256 -.301 -.356 1.000 -.178 .090

CR -.118 .326 .702 -.178 1.000 -.261

LN_ROA -.249 -.800 .090 .090 -.261 1.000

Covariances AGE .001 .001 .000 .000 -4.736E-5 .000

ROE .001 .157 .001 -.003 .002 -.012

LN_DER .000 .001 .001 .000 .000 .000

SIZE .000 -.003 .000 .001 -5.686E-5 7.969E-5

CR -4.736E-5 .002 .000 -5.686E-5 .000 .000

LN_ROA .000 -.012 .000 7.969E-5 .000 .002

a. Dependent Variable: UNDP

Page 140: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

123

Collinearity Diagnosticsa

Mo

del

Dim

ensi

on

Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Consta

nt)

ROE LN_R

OA

LN_DE

R

CR SIZE AGE

1 1 5.219 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 1.061 2.218 .00 .00 .00 .18 .03 .00 .00

3 .452 3.399 .00 .18 .02 .00 .01 .00 .00

4 .145 5.995 .00 .00 .03 .58 .59 .00 .05

5 .106 7.013 .00 .03 .02 .10 .23 .00 .66

6 .015 18.842 .05 .78 .87 .00 .13 .12 .10

7 .002 46.404 .95 .00 .06 .13 .00 .88 .18

a. Dependent Variable: UNDP

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.0394 .7101 .2594 .15730 50

Std. Predicted Value -1.899 2.865 .000 1.000 50

Standard Error of Predicted

Value

.038 .124 .060 .020 50

Adjusted Predicted Value -.0580 .7250 .2571 .16215 50

Residual -.31566 .33354 .00000 .15683 50

Std. Residual -1.885 1.992 .000 .937 50

Stud. Residual -2.013 2.169 .005 1.012 50

Deleted Residual -.36745 .40152 .00231 .18505 50

Stud. Deleted Residual -2.091 2.272 .008 1.032 50

Mahal. Distance 1.493 26.075 5.880 5.235 50

Cook's Distance .000 .399 .028 .062 50

Centered Leverage Value .030 .532 .120 .107 50

a. Dependent Variable: UNDP

Page 141: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

124

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .15683099

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .069

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .487

Asymp. Sig. (2-tailed) .972

a. Test distribution is Normal.

Charts

Page 142: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

125

Page 143: PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41103/1/CHAERUN... · MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

126

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .174 .209 .834 .409

ROE -.003 .219 -.003 -.012 .991

LN_ROA -.016 .022 -.196 -.737 .465

LN_DER -.011 .021 -.129 -.536 .595

CR -.004 .008 -.124 -.520 .606

SIZE -.003 .012 -.044 -.251 .803

AGE -.017 .016 -.175 -1.099 .278

a. Dependent Variable: RES2