pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah...

49
i PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU LABIO-1 TERHADAP RASIO C/N KOMPOS SKRIPSI HASLINDA I111 13 521 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 17-Dec-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

ii

PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU LABIO-1

TERHADAP RASIO C/N KOMPOS

SKRIPSI

OLEH:

HASLINDA

1111 13 521

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSSAR

2017

Page 3: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Haslinda

NIM : I111 13 521

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam

Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Juli 2017

Haslinda

Page 4: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu

Labio-1 Terhadap Rasio C/N Kompos

Nama : Haslinda

Nomor Induk Mahasiswa : I111 13 521

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Jamila, S.Pt., M.Si. Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si

NIP. 19750511 200312 2 003 NIP. 19751101 2003 12 2 002

Dekan Fakultas Peterakan Ketua Prodi Ilmu Peternakan

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco. M.Sc Prof. Dr. drh. Hj. Rahmawati Malaka, M.Sc

NIP. 19641231 198903 1 025 NIP. 19640712 198911 2 002

Tanggal Lulus:

Page 5: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,

sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidyahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati

penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan

yang setinggi tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku ayahanda Masing, S.E. dan ibunda Harni, serta

saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih

sayang, saran, dorongan dan materi kepada penulis.

2. Dr. Jamila, S.Pt. M.Si. sebagai pembimbing utama dan penasehat

akademik serta Dr. Sri Purwanti, S.Pt.,M.Si. selaku pembimbing anggota

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian

sampai selesainya penulisan Skripsi ini.

3. Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Wakil Dekan I dan Wakil

Dekan II serta Wakil Dekan III.

4. Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program Studi

Peternakan Universitas Hasanuddin.

Page 6: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

vi

5. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya

selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

6. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah

memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama

penulis berada di bangku kuliah.

7. Kepada teman penelitian Nirwana, Syahri Nur Vita Sari, dan Sertin

Rambulangi yang telah banyak membantu selama berada dilapangan.

8. Kepada Ka‟ Zulkifli Sayuti, S.T., M.M. dan teman-taman “LASKAR

BAMBAPUANG” yang sudah seperti keluarga bagi saya.

9. Kepada teman-teman terbaik: Mardatillah, dan semua anak-anak pondok

Helfi yang mendukung dan memberikan doa, semangat, kasih sayang,

saran dan dorongan kepada penulis.

10. Kawan – kawan “LARFA” yang telah menjadi keluarga kecil di Kampus

Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis di saat suka

maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

11. Teman-teman KKN Reguler UNHAS GEL.93 Kab. Bantaeng Kec.

Tanahloe terkhusus kepada posko Desa Gantarangkeke: Kordes Kak

Wawan, Rahayu, Atika, Eva, Minhajjul, dan Reski semoga kebersamaan

kita akan selalu ada untuk tetap menjadikan kita sebagai saudara.

12. Dian, Suraya, Isma dan Qalbi yang setia mendengarkan keluh kesah serta

memberi semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

Page 7: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

vii

memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Aamiin

Makassar, Juni 2017

Haslinda

Page 8: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

viii

ABSTRAK

Haslinda (I111 13 521) Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-

1 Terhadap Rasio C/N Kompos. Dibawah Bimbingan Jamila dan Sri Purwanti

Proses pengomposan bermanfaat untuk mengubah limbah yang berbahaya,

menjadi bahan yang aman dan bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap

kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun berdasarkan

Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan

susunan sebagai berikut : P0 : Feses sapi 100%, P1 : Feses sapi 75%, limbah

jamu 25%, P2 : Feses sapi 50%, limbah jamu 50%, P3 : Feses sapi 25%, limbah

jamu 75%, P4 : limbah jamu 100%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 yang berbeda tidak berpengaruh

nyata (P>0,05) pada kandungan C, berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap

kandungan N dan berpengaruh nyata (P<0,05) pada rasio C/N kompos.

Kandungan C yang diperoleh berkisar 20,3%-25,85%, kandungan N kompos

1,58%-2,09% dan rasio C/N 11,50%-12,69%. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa pada kandungan karbon terendah diperoleh pada perlakuan P0

(100% feses sapi) sedangkan kandungan nitrogen tertinggi pada perlakuan P4

(100% limbah jamu Labio-1). Kualitas kompos terbaik adalah perlakuan P4

(100% limbah jamu Labio-1) karena menghasilkan rasio C/N terendah, yaitu

11,50%.

Kata kunci: Kompos, Feses Sapi, Limbah Jamu Labio-1, Rasio C/N

Page 9: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

ix

ABSTRACT

Haslinda (I111 13 521) The Influence of cow and Feses Waste of Jamu Labio-1

on the C/N Ratio of compost . Under the guidance of Jamila and Sri Purwanti

The composting process is useful for transforming hazardous waste into

safe and useful materials. This study aims to determine the effect of cow Feces

and waste of Jamu Labio-1 on the content of C, N and C/N ratio of compost. This

study was prepared based on a Completely Randomized Design consisting of 5

treatments and 4 replications el: P0: 100% cow feces, P1: 75% of feces cow, 25%

Jamu waste, P2: feces cow Feses 50%, herbal waste 50% , P3: Feces of cow 25%,

herbal waste 75%, P4: 100% herbal waste. The results of the variance showed that

the balance of cow feces and waste of Jamu Labio-1 were not significantly

different (P> 0.05) on the content of C, significantly difresent (P <0.01) on the N

content and significantly (P <0.05) on the compost C/N ratio. The content of C is

20.3% -25.85%, N content 1.58% -2.09% and C/N ratio 11.50% -12.69%. The

concluded at the lowest level of carbon at treatment of P0 (100% cow feces)

nitrogen content at treatment P4 (100% waste Jamu Labio-1). The best compost

quality is P4 (100% waste Jamu Labio-1) because compost the contains lowest

C/N ratio of 11.50%.

Keywords: Compost, Feces of Cow, Waste of Jamu Labio-1, C/N Ratio

Page 10: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ivx

PENDAHULUAN

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Permasalahan ....................................................................................... 2

Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Feses Sapi ................................................................. 4

Gambaran Umum Limbah Jamu Labio-1 dari Ramuan Herbal ........... 5

Proses Pengomposan dan Hal-Hal yang Mempengaruhinya ............... 9

Hipotesis .............................................................................................. 13

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat ............................................................................... 14

Materi Penelitian .................................................................................. 14

Metode Penelitian ................................................................................ 14

Pengolahan data ................................................................................... 15

Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 15

Page 11: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

xi

Parameter yang Diukur ........................................................................ 16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 Terhadap

Kandungan Karbon (C) Kompos ......................................................... 18

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 Terhadap

Kandungan Nitrogen (N) Kompos ....................................................... 20

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 Terhadap

Rasio C/N Kompos .............................................................................. 21

PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................... 24

Saran .................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25

LAMPIRAN ............................................................................................... 29

Page 12: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

xii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Karakteristik Limbah Jamu ..................................................................... 8

2. Kandungan Karbon (C), Nitrogen (N) dan rasio C/N Kompos Imbangan

Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 .................................................... 18

Page 13: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Proses Pembuatan Kompos ..................................................................... 33

2. Proses Analisis Laboratorium Kadar Karbon (C), Nitrogen (N) dan

Rasio C/N ................................................................................................ 34

Page 14: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Analisis Statistik Kandungan Karbon (C) Kompos Imbangan Feses Sapi

dan Limbah Jamu Labio-1 ...................................................................... 29

2. Analisis Statistik Kandungan Nitrogen (N) Kompos Imbangan Feses Sapi

dan Limbah Jamu Labio-1 ...................................................................... 30

3. Analisis Statistik Rasio C/N Kompos Imbangan Feses Sapi dan Limbah

Jamu Labio-1 ......................................................................................... 31

4. Diagram Alir Pembuatan Limbah Jamu Labio-1 .................................. 32

5. Dokumentasi Penelitian Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah

Jamu Labio-1 Terhadap Rasio C/N Kompos ........................................ 33

Page 15: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kompos merupakan bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat

yang terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram

air bila terlalu kering. Pembuatan pupuk kompos merupakan salah satu alternatif

pemecahan masalah pencemaran lingkungan dan juga dapat menambah

penghasilan jika dijual kepetani. Pupuk kompos merupakan solusi untuk

mengatasi kelangkaan pupuk dan harga pupuk non-organik yang semakin mahal.

Proses pengomposan juga bermanfaat untuk mengubah limbah yang

berbahaya, seperti sampah, limbah padat dan limbah cair menjadi bahan yang

aman dan bermanfaat. Organisme yang bersifat patogen akan mati karena suhu

yang tinggi pada saat proses pengomposan berlangsung. Kompos mempunyai

beberapa sifat menguntungkan yaitu memperbaiki struktur tanah berlempung

sehingga menjadi lebih ringan, memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga

tanah tidak berderai, menambah daya ikat air tanah, memperbaiki drainase dan

aerasi tanah, meningkatkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara, mengandung

unsur hara yang lengkap walaupun sedikit (jumlah hara yang dikandung

tergantung pada dasar pembuat pupuk organik tersebut) dan membantu proses

pelapukan bahan mineral (Madrini dan Sakae, 2011).

Proses pengomposan membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu

ditambahkan aktivator untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

Molases dan EM4 akan mempengaruhi proses pengomposan dengan cara

Page 16: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

2

inokulasi strain mikroorganisme yang efektif dalam menghancurkan bahan

organik dan meningkatkan kadar nitrogen yang merupakan makanan tambahan

bagi mikroorganisme tersebut. Salah satu aktivator yang sering digunakan dalam

pembuatan pupuk organik adalah mikroorganisme yang berperan pada proses

fermentasi (Mulyatun, 2016).

Salah satu bahan organik yang dapat ditambah pada pembuatan kompos

adalah tanaman herbal. Banyak tumbuhan dapat digunakan sebagai obat berbagai

macam penyakit, sehingga diolah menjadi jamu. Peningkatan angka produksi

jamu tidak diiringi dengan pengolahan limbah yang sisanya hanya dibuang begitu

saja. Beberapa limbah jamu mengandung fenol dan senyawa turunannya yang

mempunyai efek yang berbahaya bagi lingkungan (Milasari dan Ariyani, 2010).

Oleh karena itu diperlukan upaya pengolahan limbah jamu menjadi sesuatu yang

bermanfaat, salah satunya memanfaatkan limbah jamu pada proses pembuatan

kompos. Penelitian ini untuk melihat pengaruh imbangan feses sapi dan limbah

jamu ternak terhadap rasio C/N kompos.

Permasalahan

Feses sapi merupakan limbah dari suatu peternakan yang apabila tidak

mengalami pengolahan dapat mencemari lingkungan, namun feses sapi juga

memiliki sisi positif jika mendapatkan pengolahan yang tepat seperti dijadikan

kompos. Limbah jamu Labio-1 dari produksi jamu ternak terbuang percuma

sehingga dapat dijadikan bahan tambahan pada pembuatan kompos. Akan tetapi

belum diketahui seberapa besar pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu

Labio-1 terhadap rasio C/N kompos.

Page 17: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

3

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh imbangan

feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C/N kompos.

Kegunaan dilakukannya penelitian ini yaitu agar dapat dijadikan sebagai

bahan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh imbangan feses sapi dan

limbah jamu ternak terhadap kandungan C/N kompos.

Page 18: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Feses Sapi

Sapi mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan kotoran ternak

yang dapat diproses menjadi pupuk organik. Pada pemeliharaan sapi secara

tradisional, kotoran sapi pada umumnya tidak dimanfaatkan sebagai pupuk

meskipun pada beberapa daerah pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk sudah

dilakukan. Proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi belum banyak

dilakukan petani sehingga`hal ini merupakan peluang yang baik bagi

petani/petemak pemelihara sapi untuk mendapat tambahan pendapatan. Proses

dekomposisi kotoran sapi hingga menjadi pupuk organik memerlukan waktu yang

lama (3-4 bulan) bila dilakukan secara tradisional (Bahar dan Haryanto, 2000).

Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik

hingga sama dengan C/N tanah (<20). Selama proses pengomposan, terjadi

perubahan unsur kimia yaitu: karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin

menjadi CO2 dan H2O; penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat

diserap tanaman. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa

tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau

pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum

sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan (Mulyatun, 2016).

Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan

mikroorganisme dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk mencerna

selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi. Oleh karena itu kotoran sapi

memiliki kandungan selulosa yang tinggi. Dengan mengolah limbah sapi menjadi

Page 19: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

5

pupuk organik maka kita telah mengurangi pencemaran limbah dan menjaga

lingkungan. Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg kotoran tiap

harinya. Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak dapat menghasilkan

beberapa unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman (Rahayu dan Piranti, 2009).

Gambaran Umum Limbah Jamu Labio-1 dari Ramuan Herbal

Pembuatan jamu ternak labio-1 menggunakan 12 macam ramuan herbal

yaitu 12 macam ramuan herbal dicuci bersih, kemudian di iris tipis dan di

haluskan menggunakan mesin, ramuuan herbal yang digiling dicampur air

secukupnya, digiling sampai semua bahan halus, setelah semua bahan halus dan

tercampur rata ditambahkan 1 liter molases, 1 liter EM4 dan air sumur untuk

mengencerkan molases, kemudian diaduk sampai homogen, ramuan herbal di

masukan dalam jerigen 20 liter dan ditutup rapat jamu ternak labio-1 dipermentasi

selama 2 minggu sampai tidak terbentuk gas. Gas yang terbentuk selama proses

permentasi dikeluarkan dengan membuka tutup jerigen, setelah itu ditutup rapat

kembali, setelah permentasi jamu ternak labio-1 disaring sehingga menghasilkan

jamu ternak labio-1 dan ampasnya limbah jamu labio-1 di buat bubuk kompos

(agustina, 2006).

Jamu dibuat dari campuran sari berbagai tanaman yang bermanfaat untuk

menyembuhkan penyakit. Jamu terdiri dari 2 jenis, jamu tradisional dan jamu

fitofarmaka. Fitofarmaka adalah jamu tradisional yang terbuat dari bahan alami

namun diproses menggunakan peralatan modern. Jamu mulai dikomersialisasi

dengan pesatnya perkembangan industri jamu (Lestari, 2007). Temulawak

merupakan tanaman asli indonesia termasuk salah satu jenis temu-temuan dan

Page 20: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

6

jahe-jehean. Andungan kimia rimpang temu lawak dibedakan atas tiga komponen

besar, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid dan firaksi (Rahayu dan Budiman,

2008).

Bawang putih mengandung alisin berfungsi sebagai antibiotik alami yang

sanggup membasmi berbagai mikroba (syamsiah dan tajuddin, 2005). Minyak

atsirinya mengandung daya antiseptika (Sundari dkk.,1992) Daun kemangi

mengandung komponen non gizi antara lain senyawa flavonoid dan eugenol,

arginin, anetol, boron, dan minyak atsiri. Flavonoid dan eugenol berperan sebagai

antioksidan, yang dapat menetralkan radikal bebas, menetralkan kolestrol dan

bersifat antikanker (Sastroamidjojo,2001).

Minyak atsiri dari daun dirih mengandung minyak terbang (betlephenol),

seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kovikol yang memiliki daya

mematikan kuman, antioksida dan fungsisida, anti jamur. Kunyit merupakan

tanaman herbal dan tingginya dapat mencapai 100 cm. Batang kunyit semu, tegak,

bulat, membentuk rimpang dan berwarna hijau kekuningan. Bagian tanaman yang

digunakan adalah rimpang atau akarnya. Rimpang kunyit mengandung minyak

atsiri dan mengandung kurkumin (Mahendra, 2005)

Menurut Nursal dkk. (2006) bahwa jahe juga mengandung senyawa

flavonoid, fenol, terponoid. Tanaman sereh (adropogon nardus) dikenal dengan

nama tanaman sereh. Kadar air batang sereh yaitu 76,78 %, kadar abu 0,79%, dan

kadar minyak aksiri 0,25%. Vitamin A berkisar 0,1 Iu/100 g, Vitamin B berkisar

0,8 mg dan vitamin C sekitar 4 mg. Sereh tidak mengandung kolesterol berbahaya

atau lemak. Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam sereh sebesar 0,25%.

Page 21: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

7

Sereh memiliki aroma yang cukup tajam dikaranakan serei mengandung minyak

atsiri dengan komponen utamanya sitronelol dan geraniol ( Agusta,2000).

Lengkuas mengandung atsiri berwarna hujau kekuningan dan berbau khas.

Minyak atsiri ini terdiri atas bahan metal sinamat 48%, cineol 20% -30%, kamfer,

d-alfa-finen, galangin, dan eugenol 3 % -4 % (Muhlizah,1999). Ekstrak lengkuas

(suku zingiberaceae) dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan mikroba,

diantaranya bakteri Escherchia coli, Baccillus subtilis, Staphylococcus aureus,

jamur Neurospora sp., Rhizopus sp. dan Penicillium sp. (Nursal dkk., 2006).

Zat yang terkandung di dalam rimpang temu hitam herbal ini adalah

minyak atsiri (sineol, kanfer, d-borneol, d- pinen seskuiterpene, zingiberen,

kurkumin, zedoarin ), rhisoma pati (Hutapea dan Syamsuhidayat, 2001). Bawang

merah mengandung protein serta kaya akan kalsium dan riboklawin bawang

merah dewasa mengandung protein 1,2 % lemak 0,1 % serat 0,6 %, minerAL 0,4

% dan karbohidrat 11,1 % per 100 g (Syukur, 2005).

Kencur mengandung pati (4,14% mineral (13,37%) dan minyak atsari

(0,02%) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan , asam cinnamic,

alkoloid dan gom. Kencur segar mengandung antibakteri walaupun Cuma sedikit.

Temu kencu, merupakan ramuan herbal yang dapat dijadikan sebagai obat

tradisioal karena mengandung berbagai zatbioaktif (Sastroamodjojo, 2001).

Obat sintetis mulai jarang digunakan karena mempunyai efek samping

yang berbahaya. Berkembangnya industri jamu berpengaruh terhadap limbah

yang dihasilkannya. Beberapa limbah jamu mengandung fenol dan senyawa

turunannya yang mempunyai efek yang berbahaya bagi lingkungan. Sebuah

Page 22: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

8

industri jamu mampu menghasilkan limbah dengan COD sekitar 20020000 ppm

dan fenol 9,8 ppm (Kibret dkk., 2000). Karakteristik limbah jamu ditunjukkan

pada Tabel 1:

Tabel 1. Karakteristik Limbah Jamu

Parameter Isi

Derajat keasaman 6,75

COD 200 ppm

BOD 277 ppm

TSS 66 ppm

Total N 0,704 ppm

Total P 0,549 ppm

Phenol 0,39 ppm

Sumber : Hadiyanto dan Christrwardana, 2012.

Limbah jamu mempunyai kadar COD yang tinggi harus diproses terlebih

dahulu sebelum dibuang ke sungai. Biasanya limbah jamu diproses menggunakan

proses biologi dan kimia seperti koagulasi, sedimentasi, aerasi, dan menggunakan

lumpur aktif Tetapi metode tersebut sangat tidak ekonomis dan aman untuk

dilakukan. Untuk itu, terdapat cara baru yang lebih murah dan ekonomis serta

ramah lingkungan yaitu fitoremediasi.

Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan hijau khusunya tumbuhan air

seperti eceng gondok, teratai, dll dan bekerjasama dengan mikrobiota, enzim,

konsumsi air, perubahan tanah, dan teknik agronomi untuk menghilangkan,

memuat, atau menyerahkan kontaminan berbahaya dari lingkungan seperti logam

berat, pestisida, xenobiotik, senyawa organik, polutan aromatik beracun, drainase

pertambangan yang asam. Limbah jamu ini selanjutnya akan digunakan sebagai

sumber media mikroalga setelah melalui proses fitoremedia (Hadiyanto dan

Christwardana, 2012).

Page 23: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

9

Nurjazuli dkk (2016) telah melakukan penelitian untuk mengkaji suatu

teknologi pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair. Alat

yang digunakan berupa unit komposter tong plastik rancangan sendiri. Metode

pengomposan menggunakan sistem semi anaerobik. Bahan baku percobaan

berupa sampah organik yang berasal dari rumah tangga/pasar dan diperkirakan

mengandung kadar air tinggi. Bahan pendukung lain berupa larutan EM4 sebagai

aktivator. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unit komposter tong plastik semi

anaerobik dibantu aktivator EM4 mampu menghasilan kompos cair dalam waktu

relatif singkat (5 hari).

Proses Pengomposan dan Hal-Hal yang Mempengaruhinya

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran

bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik atau

anaerobik. (Crowford, 2003).

Pengomposan merupakan proses perombakan (dekomposisi) dan

stabilisasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan yang

terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa humus dan kompos (Simamora

dan Salundik, 2006). Sedangkan menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada

dasarnya pengomposan merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikroba agar

mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mikroba tersebut

diantaranya bakteri, fungi, dan jasad renik lainnya. Selama proses pengomposan

akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat

mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Page 24: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

10

Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami penguraian,

sehingga tidak dikenali bentuk aslinya (Andriyani, 2009). Prinsip pembuatan

kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai

aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti

kotoran ternak atau bakteri inokulan (bakterial inoculant) berupa Effective

Microorganisms (EM4), orgadec, dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi

menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor

penentu keberhasilan pembuatan kompos (Murbandono, 2006).

Kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain

memperbaiki struktur tanah, memperbesar daya ikat tanah berpasir, menambah

daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,

mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, mengandung hara yang lengkap

walaupun jumlahnya sedikit, membantu proses pelapukan bahan mineral,

memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia (Indriani, 2007).

Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam

sumber. Dengan demikian, kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi

tanaman. Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulose15-60%,

hemiselulose 10-30%, lignin 5-30%, protein 5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%, di

samping itu terdapat bahan larut air panas dan dingin (gula, pati, asam amino,

urea, garam amonium) sebanyak 20-30% dan 1-15% lemak larut eter dan alkohol,

minyak dan lilin (Sutanto,2002).

Mekanisme proses pengomposan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas,

yakni pengomposan secara aerobik dan anaerobik. Pengomposan secara aerobik,

Page 25: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

11

oksigen mutlak dibutuhkan. Mikroorganisme yang terlibat dalam proses

pengomposan membutuhkan oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan

mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, fosfor, belerang, dan unsur lainnya

untuk sintesis protoplasma sel tubuhnya (Simamora dan Salundik, 2006).

Menurut Djuarnani dkk, (2005) dalam sistem ini, kurang lebih 2/3 unsur

karbon (C) menguap menjadi CO2 dan sisanya 1/3 bagian bereaksi dengan

nitrogen dalam sel hidup. Selama proses pengomposan aerobik tidak timbul bau

busuk. Selama proses pengomposan berlangsung akan terjadi reaksi eksotermik

sehingga timbul panas akibat pelepasan energi (Sutanto, 2002). Hasil dari

dekomposisi bahan organik secara aerobik adalah CO2, H2O (air), humus, dan

energi.

Dekomposisi secara anaerobik merupakan modifikasi biologis pada

struktur kimia dan biologi bahan organik tanpa kehadiran oksigen (hampa udara).

Proses ini merupakan proses yang dingin dan tidak terjadi fluktuasi temperature

seperti yang terjadi pada proses pengomposan secara aerobik. Namun, pada proses

anaerobik perlu tambahan panas dari luar sebesar 300C (Djuarnani dkk, 2005).

Pengomposan anaerobik akan menghasilkan gas metan (CH4),

karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah

seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat.

Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif (biogas). Sisanya

berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padatan ini

yang disebut kompos. Namun, kadar airnya masih tinggi sehingga sebelum

digunakan harus dikeringkan (Simamora dan Salundik, 2006).

Page 26: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

12

Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N bahan organik hingga sama

dengan C/N tanah (<20) dengan semakin tingginya C/N bahan maka proses

pengomposan akan semakin lama karena C/N harus diturunkan. Waktu yang

diperlukan untuk menurunkan C/N tersebut bermacam-macam dari 3 bulan hingga

tahunan.

Mikroorganisme memecah senyawa C sebagai sumber energi dan

menggunakan N untuk sintesis protein. Apabila nilai C/N terlalu tinggi, mikroba

akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat

(Isroi, 2008). Pada kompos dengan kandungan rasio C/N rendah akan banyak

mengandung amoniak (NH3) yang dihasilkan oleh bakteri amoniak. Senyawa ini

dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi nitrit dan nitrat yang mudah diserap oleh

tanaman. Perbandingan C/N terlalu rendah juga akan menyebabkan terbentuknya

gas amoniak, sehingga nitrogen mudah hilang ke udara. Perubahan nisbah C/N

dipengaruhi oleh kadar karbon organik bahan yang cenderung menurun dan

perubahan kadar nitrogen yang relatif konstan, sehingga nisbah C/N akan

menurun pada akhir proses pengomposan (Harada et al., 1993).

Imbangan aktivator tercatat mampu menyingkat waktu pengomposan dari

8-12 minggu hingga hanya menjadi 4-8 minggu. Hasil uji coba aplikasi kompos

yang di buat dengan adanya imbangan aktivator memperlihatkan peningkatan

pertumbuhan tanaman holtikultura (Mulyani, 2007).

Menurut Mirwan, (2012) Aktivator dalam pembuatan kompos terbagi atas

bioaktivator dan aktivator komersial. Bahan –bahan yang terdapat dialam dapat di

manfaatkan sebagai aktivator alam (bioaktivator). Contoh-contoh bahan yang

Page 27: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

13

dapat dimanfaatkan sebagai bioaktivator meliputi antara lain Jamur, kompos

matang, humus, kotoran ternak dan Mikroorganisme Lokal (MOL).

Hipotesis

Diduga bahwa penambahan imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-

1dapat menurunkan kandungan C/N kompos.

Page 28: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

14

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2017. Tahap

pertama dilakukan pembuatan kompos di Laboratorium Valorisasi pakan dan

limbah, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Tahap kedua

yaitu analisis rasio C/N pada kompos dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pakan,

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasssar.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses sapi (C=6,38%,

N=0,32% dan rasio C/N=20%,), limbah jamu Labio-1 (C=4,27%, N=0,82% dan

rasio C/N=5%), air bersih, polybag dan bahan-bahan yang digunakan dalam

analisis C dan analisis N.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sekop, talanan, ember,

timbangan, pengaduk, neraca analitik serta alat untuk analisis C dan N.

Metode Penelitian

Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (Gazperzs,

1994), terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan susunan sebagai berikut:

P0 : Feses sapi 100%

P1 : Feses sapi 75%, limbah jamu 25%

P2 : Feses sapi 50%, limbah jamu 50%

P3 : Feses sapi 25%, limbah jamu 75%

P4 : limbah jamu 100%

Page 29: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

15

Pengolahan Data

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5

perlakuan 4 ulangan dengan model matematika sebagai berikut:

Yij = μ + τi + €ij

Keterangan : Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i (1,2,3,4,5) dan

jmjulangan ke-j (1,2,3,4)

µ = Rata-rata pengamatan

τi = Pengaruh perlakuan ke-i (1,2,3,4 dan 5)

€ij = Pengaruh sisa terhadap perlakuan ke-i dan ke-j

Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diukur, dianalisis secara

statistik dengan bantuan software SPSS vers. 16,0. Uji jarak berganda Duncan

digunakan untuk melihat perbedaan antar perlakuan (Gazperzs, 1994).

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan 2 tahap, tahap pertama yaitu pembuatan pupuk

kompos dan tahap kedua analisis kandungan karbon dan nitrogen. Langkah

pertama pembuatan pupuk yaitu mengumpulkan feses sapi dan limbah jamu

ternak. Selanjutnya dilakukan penimbangan bahan sesuai dengan perlakuan (feses

sapi dan limbah jamu Labio-1), kemudian dicampur sampai homogen, setelah

feses sapi dan limbah jamu Labio-1 tercampur merata dengan kadar air 60%

(Mulyani, 2014). Kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang telah dilubangi

sebanyak 1 kg dan dilakukan pengadukan, pengukuran pH dan suhu perlakuan

untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu pada proses pengomposan.

Page 30: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

16

Parameter Yang Diukur

Uji analisis C/N (Price dan Paul, 1981).

- Analisis kadar karbon (C)

Berikut adalah langah-langkah pengerjaan untuk analisis kadar karbon

organik dalam bahan :

Untuk larutan contoh :

1. Timbang 0,5-10 gram sampel dan masukkan ke labu ukur 100 ml.

2. Tambahkan 5 ml K2Cr2O7 pekat kemudian dikocok.

3. Tambahkan 7 ml H2SO4 pa. 98%, dikocok dan didiamkan selama 30

menit.

4. Ukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 561 nm.

Untuk larutan standar yang mengandung 250 ppm C :

1. Pipet 5 ml larutan standar 5000 ppm C ke dalam labu ukur 100 ml.

2. Tambahkan 7 ml H2SO4 kemudian dikocok

3. Tambahkan 5 ml K2Cr2O7, dikocok dan didiamkan selama 30 menit.

4. Ukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 561 nm.

Untuk larutan blanko sebagai standar 0 ppm C :

1. Pipet 5 ml H2SO4 pekat ke dalam labu ukur 100 ml.

2. Tambahkan 5 ml K2Cr2O7, kemudian kocok

3. Lalu tambahkan akuades dan kocok hingga homogen.

4. Dibiarkan selama 12 jam kemudian diukur dengan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 561 nm.

5. Siap dijadikan larutan blanko.

Page 31: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

17

Perhitungan :

C (%) = ppm kurva x 100/mg sampel x 100 ml/1.000 ml x FK

Keterangan : ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva regrasi

kmhubungan antara kadar deret standar dengan

mnpembacaannya setelah dikurangi blanko.

100 = konversi ke %

FK = faktor koreksi kadar air = 100/(100 - % kadar air)

- Analisis kadar nitrogen (N)

Berikut iini adalah langkah-langkah pengerjaan untuk analisis kadar

nitrogen organik dalam bahan :

1. Masukkan sampel 0,5 gram ke dalam labu kjedahl.

2. Menambahkan 1 sendok teh campuran Selenium dan 10 ml H2SO4

3. Mengocok hingga seluruh sampel terbasahi oleh H2SO4 kemudian

didestruksi (dalam lemari asam). Diatas alat pemanas listrik hingga jernih.

4. Mendinginkan dan mengencerkan dengan akuades sampai tanda garis.

5. Larutan H3BO3 2 % sebanyak 10 ml dimasukkan ke labu erlenmeyer.

6. Memipet larutan tersebut sebanyak 10 ml dan masukkan ke dalam labu

destilasi yang dijalankan sampai larutan penampang N mencapai 50 ml

(penampang N = 3 tetes indikator + asam bokasi).

7. Titrasi dengan H2SO4 0,2 N sampai terjadi perubahan warna hijau menjadi

merah pada labu penampung N.

Rumus yang digunakan:

N total =

x 100 %

Page 32: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan kandungan Karbon (C), Nitrogen (N) dan rasio C/N

pada kompos imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Karbon (C), Nitrogen (N) dan Rasio C/N pada Kompos

Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Ternak

Parameter

(%)

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

Karbon (C) 20,3±2,1 24,22±1,22 23,02±0,68 25,85±2,27 25,19±3,16

Nitrogen (N) 1,58±0,13 1,86±0,05 1,96±0,12 2,09±0,19 2,17±0,17

Rasio C/N 12,56±0 12,69±0,79 11,64±0,54 12,66±0,48 11,5±0,39

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan nyata (P<0,05). P0 (Feses sapi 100%, limbah jamu ternak

0%), P1 (Feses sapi 75%, limbah jamu ternak 25%), P2 (Feses sapi

50%, limbah jamu ternak 50%), P3 (Feses sapi 25%, limbah jamu

ternak 75%), P4 (Feses sapi 0%, limbah jamu ternak 100%).

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 terhadap

Kandungan Karbon (C) Kompos

Proses pendegradasian yang terjadi dalam pengomposan membutuhkan

karbon organik untuk pemenuhan energi dan pertumbuhan. Sebagian besar bahan

kering tanaman terdiri dari bahan organik atau senyawa karbon. Selain itu, karbon

juga merupakan bahan dasar proses fotosintesis. Oleh karena itu, kompos yang

baik adalah kompos yang mengandung senyawa C sesuai dengan kadar yang

dibutuhkan oleh tanaman. Senyawa Karbon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit

oleh tanaman. Sehingga semakin rendah kandungan senyawa karbon pada kompos

maka semakin tinggi kualitas kompos tersebut (Harada et al., 1993).

Page 33: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

19

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa imbangan feses dan limbah

Labio-1tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai unsur karbon

kompos (Lampiran 1). Ini menunjukkan bahwa imbangan feses sapi dan limbah

jamu ternak antara 0-100% tidak berbeda. Kandungan mikroorganisme pada

perlakuan P0 lebih aktif jika dibandingkan dengan perlakuan lainnnya seusai

pendapat Simamora dan Sulandik (2006), bahwa mikroorganisme yang terlibat

dalam proses pengomposan membutuhkan oksigen dan air untuk merombak

bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, pospor, belerang,

dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma sel tubuhnya

Dari Tabel 2. terlihat bahwa senyawa karbon tertinggi pada perlakuan P3

(25% feses sapi, 75% limbah jamu ternak) sebesar 25,85% dan terendah pada

perlakuan P0 (100% feses) sebesar 20,30%. Jika dilihat dari kandungan unsur C,

maka perlakuan P0 yang paling baik untuk meningkatkan kualitas kompos karena

menunjukkan kandungan unsur karbon yang paling rendah. Hal ini terjadi karena

mikroorganisme yang terdapat dalam feses sapi atau limbah jamu Labio-1 akan

memecah senyawa karbon sebagai sumber energi. Sehingga disimpulkan bahwa

aktivitas organisme untuk memecah senyawa karbon paling aktif pada perlakuan

P0. Hasil penelitian kandungan karbon pada penelitian ini berkisar 20,3%-

25,85%. Kandungan senyawa Karbon semakin tinggi seiring dengan peningkatan

jumlah feses sapi. Semakin rendah nilai sengawa karbon, maka semakin rendah

pula rasio C/N (Djaja dkk., 2003).

Page 34: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

20

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Labio-1 Terhadap

Kandungan Nitrogen( N)

Unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama

pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Kekurangan unsur Nitrogen akan

menyebabkan pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Sehingga

semakin tinggi kadar senyawa Nitrogen kompos, maka semakin tinggi pula

kualitas kompos tersebut.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa imbangan feses sapi dan limbah

jamu Labio-1 berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai unsur nitrogen

kompos (Lampiran 2). Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa P0 dan P1 berbeda

dengan perlakuan lainnya, perlakuan P2, P3 dan P4 sama. Hal ini berarti bahwa

tidak ada perbedaan antara penambahan limbah jamu Labio-1 0% dan 25% dan

tidak ada perbedaan antara penambahan Labio-1 50%, 75% dan 100%.

Dari Tabel 2. terlihat bahwa kandungan Nitrogen tertinggi adalah

perlakuan P4 (100% limbah jamu Labio-1) sebesar 2,17%, sedangkan terendah

pada perlakuan P0 (100% feses sapi) sebesar 1,58%. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi presentasi penambahan limbah jamu Labio-1 maka semakin tinggi

pula kandungan nitrogen kompos. Hasil ini kemungkinan disebabkan karena

dalam pembuatan limbah jamu Labio-1 ditambahkan EM4 dan molasses yang

menjadi mikroorganisme dalam proses pengomposan. Aktivator atau

mikroorganisme berfungsi sebagai dekomposer pada proses pengomposan. EM4

mampu mengolah atau menguraikan bahan-bahan organik dengan cepat secara

fermentasi menjadi kompos sehingga tidak menimbulkan bau busuk melainkan

Page 35: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

21

menimbulkan aroma yang segar. Sedangkan molasses merupakan sumber

karbohidrat yang merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Hal tersebut sejalan

dengan pernyataan Harada et al.(1993) bahwa mikroorganisme yang banyak

melakukan proses degradasi pada tumbuhan adalah bakteri golongan

kemoautotrof. Golongan bakteri ini berfungsi untuk melakukan penguraian bahan

anorganik menjadi bahan organik. Salah satunya adalah mengubah amonia (NH3)

menjadi senyawa Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) yang mudah diserap oleh

tanaman. Oleh karena itu, kadar senyawa nitrogen dalam kompos sangat

dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniawan dkk (2014) yang meneliti rasio C/N kompos asal jerami nangka dan

kompos asal feses kelinci. Kadar nitrogen kompos terus meningkat seiring dengan

penambahan starter mikroorganisme ke dalam kompos.

Pengaruh Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu Ternak Terhadap Rasio

C/N

Rasio C/N merupakan indikator kualitas dan tingkat kematangan dari

bahan kompos. Proses pendegradasian yang terjadi dalam pengomposan

membutuhkan karbon organik untuk pemenuhan energi dan pertumbuhan, dan

nitrogen untuk pemenuhan protein sebagai zat pembangun sel metabolisme.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa imbangan feses sapi dan

fermentasi limbah jamu Labio-1 memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap

rasio C/N kompos (Lampiran 3).

Page 36: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

22

Rasio C/N yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan P1 (75% feses

sapi, 25% limbah jamu ternak) sebesar 12,69% dan terendah pada perlakuan P4

(100% limbah jamu ternak), yaitu 11,50%. Hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa P1

merupakan kualitas terendah yang disebabkan karena mengandung unsur Karbon

tinggi dan unsur Nitrogen rendah. Semakin tinggi unsur C yang terdapat di dalam

kompos akan menyebabkan tingkat keasaman semakin meningkat. Perlakuan P4

merupakan perlakuan yang paling baik kualitasnya dari perlakuan lainnya. Kadar

nitrogen yang tinggi menyebabkan rasio C/N rendah. Pada kompos dengan

kandungan rasio C/N rendah akan banyak mengandung amoniak (NH3) yang

dihasilkan oleh bakteri amoniak. Senyawa ini dapat dioksidasi lebih lanjut

menjadi nitrit dan nitrat yang mudah diserap oleh tanaman. Perbandingan C/N

terlalu rendah juga akan menyebabkan terbentuknya gas amoniak, sehingga

nitrogen mudah hilang ke udara (Harada et al.,1993).

Mikroorganisme memecah senyawa C sebagai sumber energi dan

menggunakan N untuk sintesis protein. Nilai C/N di antara 30-40 mikroba

mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila nilai

C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga

dekomposisi berjalan lambat (Isroi, 2008).

Rasio C/N merupakan indikator kualitas dan tingkat kematangan dari

bahan kompos. Proses pendegradasian yang terjadi dalam pengomposan

membutuhkan karbon organik (C) untuk pemenuhan energi dan pertumbuhan, dan

nitrogen (N) untuk pemenuhan protein sebagai zat pembangun sel metabolisme.

Hasil yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakuakan oleh Ismayana

Page 37: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

23

dkk (2012) bahwa proses pengomposan akan menurunkan rasio C/N hingga sama

dengan rasio C/N tanah (<20%) dengan semakin tingginya rasio C/N bahan maka

proses pengomposan akan semakin lama karena rasio C/N harus diturunkan. Hal

ini berarti bahwa kompos dengan kualitas tinggi adalah kompos dengan rasio C/N

rendah.

Page 38: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

24

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang

terbaik untuk imbangan feses sapi dan limbah jamu ternak adalah pada perlakuan

P4 (100% limbah jamu ternak). Perlakuan ini menghasilkan rasio C/N yang

terendah, yaitu 11,50% dengan nilai karbon 25,19% dan nilai nitrogen 2,17%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aplikasi kompos limbah

jamu ternak sebagai pupuk pada hijauan pakan.

Page 39: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

25

DAFTAR PUSTAKA

Association Of Agriculture Chemist. 1990. Official Methods of Analysis of the

Association of Agriculture Chemist A.O.A.C, Washington D.C.

Andriyani, 2009, Memanfaatkan sampah organik menjadi hasil olahan kompos

pada skala rumah tangga, Skripsi Sarjana UNIB.

Arlinda. 2011. Studi Perbandingan Kualitas Kimia Kompos yang dibuat dari

Tandan Kelapa Sawit dengan Aktivator Lumpur Aktif Coca-cola,

Cocomas dan Kompos Bokashi. Tesis Pasca Sarjana UNAD.

Bahar, S dan B. Haryanto. 2000. Pembuatankompos berbahanbaku limbahternak.

Laporan Bagian Proyek Rekayasa Teknologi Peternakan AR.MP-11.

Halaman 200-202

Bajpai. 1991. Osteologi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Crawford, J.H., 2003. Pengomposan Limbah Padat Organik.

www.ipard.com/art_perkebun/Kompos-Limbah-Padat-Organik.pdf [05

Februari 2017]

Djaja, W., N.K. Suardi., dan L.B. Salman. 2003. Pengaruh Imbangan Kotoran

Sapi Perah Dan Serbuk Gergaji Terhadap Kualitas Kompos. Lembaga

Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung.

Djuarnani, N., Kristian dan B. S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Gaur, A.C.1983.A Manual of Rural Compositing FAO.United Nation Rome.

Gaur, A.C., 1986, A Manual of Rural Composting, FAO/UNDP Regional Project

Divition of Microbiology, New Delhi, Indian, Agriculture Institute.

Gazperzs, V. 1994.Metode Rancangan Percobaan. CV, Armico, Bandung.

Hadiyanto dan M. Christwardana. 2012. Aplikasi fitoremediasi limbah jamu dan

pemanfaatannya untuk produksi protein. jurnal ilmu lingkungan vol.

10 no.1 : 32-33

Harada YK, Haga T, Osada, Kashinoa M. 1993. Quality of Compost from Animal

Waste. JAQR 26(4):238-246

Page 40: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

26

Hermawan. B., L. Qodriyah, dan C. Puspita. 2007. Sampah Organik sebagai

Bahan Baku Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri.

Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Howard, R.T., E. Abotsi, E.L. Jansen van Rensburg, , and S. Howard. 2003.

Lignocellulose Biotechnology : Issue of Bioconversion and Enzyme

Production, African Journal of Biotech., 2, 602 -619.

Ismayana, A., Nastiti, S.I., Suprihatin, Akhiruddin, M., dan Aris, F., 2012, Aktor

Rasio C/N Awal Dan Laju Aerasi Pada Proses Co-Composting

Bagasse Dan Blotong, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 22

(3):173-179.

Isroi, 2008, Kompos, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Jumin, H.B. 2005. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali Press.Jakarta

Johjima, T., Itoh, N., Kabuto, M., Tokimura, F.,Nakagawa, T., Wariishi, H., and

Tanaka,H., 1999, Diretct Interaction of Lignin andLignin Peroxidase

from Phanerochaetechrysosporium, Proc. Natl. Acad. Sci.USA, 96,

1989-1994.

Kibret, M., W. Somitsch and K.H. Robra,. 2000. Characterization of Phenol

Degrading Mixed Population by Enzyme Assay. Wat. Res, 34(4) :

1127-1134.

Lestari, E.D. 2007. Analisis Daya Saing, Strategi Dan Prospek Industri Jamu Di

Indonesia.Bogor Agricultural Institute.

Listyawati, E 1997. Puyuh, Tatalaksana Budidaya Secara Komersial. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Madrini, I.A.G.B dan S. Sakae. 2011. Characteristics of Field Plot Treated With

Two Types of Urban Waste Compost. Jurnal Agrotekno 16 (1):31-34.

Milasari dan Ariyani, 2010. Pengolahan Limbah Cair Kadar COD dan Fenol

Tinggi Dengan Proses Anaerob dan Pengaruh Mikronutrient Cu. 76

Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro.

Mirwan, M. 2012. Optimasi pengomposan sampah kebun dengan variasi aerasi

dan imbangan kotoran sapi sebagai bioaktivator. Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan 4(1) : 61-66

Page 41: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

27

Mulyani, H. 2007. Pengembangan model pengomposan di RW X paten gunung

Kelurahan Rejowinagun Selatan, Kota Magelang.Laporan Penelitian

Akademi Teknik Tirta Wijaya.

Mulyatun. 2016. Sumber Energi Terbarukan dan Pupuk Organik dari Limbah

Kotoran Sapi. DIMAS: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan.

Volume 16, Nomor 1, Mei 2016 hal 196-199.

Murbandono, H.S.. 2005. Membuat Kompos, Edisi Revisi, Penebar Swadaya,

Jakarta.

Nurjazuli, A. Aswiyatul, C. Juliana, K.D. Pertiwi, K. Samosir, P. Prasetyawati,

dan S. Pertiwi, 2016, „Op-011 Teknologi Pengolahan Sampah Organik

Menjadi Kompos Cair (Organic Waste Treatment Technology Toward

Liquid Compost)’, Makalah Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan

II, Padang.

Ulin, N., 20016. Menambah Penghasilan dengan Beternak Burung puyuh.

Literindo, Jogjakarta

Pangaribuan D.H., M. Yasir dan N.K. Utami. 2012. Dampak Bokashi Kotoran

Ternak dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik pada

Budidaya Tanaman Tomat. J. Agron. Indonesia 40 (3):204-210.

Rahayu, D.R.U.S. dan A. S. Piranti. 2007. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk

Produksi Ephipium Daphnia (Daphnia sp). Makalah Prosiding Seminar

Nasional Biologi “Peran Biosistematika dalam Pengelolaan

Sumberdaya Hayati Indonesia” tanggal 12 Desember 2009 di Fak.

Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Rohyanti, Muchyar dan N.I.Hayani, 2011, „Pengaruhpemberian bokashi jerami

padi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tomat di tanahpodsolik

merah kuning‟, Jurnal Wahana-Bio,Vol. 4, No. 2, hal. 82-106.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,

Yogyakarta.

Sanchez, P.A. 1992. Sifat dan pengelolaan tanah tropika. Buku 2. Terjemahan

Properties and Management in The Tropics. ITB, Bandung.

Simamora, S. dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. AgroMedia

Pustaka . Jakarta.

Page 42: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

28

Soetopo,R.K., A. Septiningrum dan Surahman.2010 Potensi Kompos dari Limbah

Padat Pabrik Joss Paper untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman.

Berita Selulosa 45(1): 32-43.

Stoffella, P.J.and B.A. Khan. 2001. Compost Utilization in Horticultural Cropping

System. Lewis Publisher. London.

Sufyandi, A. 2001.Informasi Teknologi Tepat Guna Untuk Pedesaan Biogas.

Bandung.

Susilowati, E. 2006. Kompetensi Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

Tillman, D.A., Hartadi H., Reksohadiprodjo, S., Lebdosoekojo S. 1991. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fakultas

Peternakan UGM, Yogyakarta.

Page 43: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Statistik Kandungan Karbon (C) Kompos Imbangan Feses

Sapi dan Limbah Jamu Labio-1

ANOVA

C Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 76,501 4 19,125 2,408 ,095

Within Groups 119,143 15 7,943

Total 195,644 19

Page 44: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

30

Lampiran 2. Analisis Statistik Kandungan Nitrogen (N) Kompos Imbangan Feses

Sapi dan Limbah Jamu Labio-1

ANOVA

N Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,833 4 ,208 10,443 ,000

Within Groups ,299 15 ,020

Total 1,132 19

Homogeneous Subsets

N

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1(a) 2(b) 3(c)

Duncana p0 4 1,5850

p1 4 1,8600

p2 4 1,9575 1,9575

p3 4 2,0950

p4 4 2,1675

Sig. 1,000 ,344 ,063

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 45: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

31

Lampiran 3. Analisis Statistik Kandungan Rasio C/N Kompos Imbangan Feses

Sapi dan Limbah Jamu Labio-1

ANOVA

Hasil Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5,654 4 1,413 3,100 ,048

Within Groups 6,839 15 ,456

Total 12,492 19

Homogeneous Subsets

Hasil

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1(a) 2(b)

Duncana p4 4 11,5000

p2 4 11,6075 11,6075

p0 4 12,5575 12,5575

p3 4 12,6575

p1 4 12,6850

Sig. ,052 ,054

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 46: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

32

Lampiran 4. Diagram Alir Pembuatan Limbah Jamu Labio-1

12 macam ramuan dicuci bersih kemudian diiris-iris dan dihaluskan menggunakan mesin

penggiling

Ramuan herbal yang digiling dicampur dengan air secukupnya, digiling sampai semua bahan

halus

Setelah semua bahan halus dan tercampur rata, ditambahkan molases, EM4 dan air kemudian

diaduk sampai homogen

Memasukka ramuan herbal ke dalam jergen 20 liter dan ditutup rapat

Fermentasi selama dua minggu sampai tidak terbentuk gas. Gas yang terbentuk selama

proses dikeluarkan dengan membuka tutup jergen, setelah itu ditutup rapat kembali

Ramuan herbal disaring

Ampas Limbah jamu ternak Labio-1 Jamu Ternak Berbentuk

Cair

Page 47: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

33

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian Imbangan Feses Sapi dan Limbah Jamu

Labio-1 Terhadap Rasio C/N

\

(a)

(b)

Keterangan: Proses pembuatan kompos: (a) Pengisian sampel, (b) penimbangan

sampel

Page 48: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

34

(a)

(b)

Keterangan: Proses Analisis Laboratorium Kadar Karbon (C), Nitrogen (N), dan

Rasio C/N

Page 49: PENGARUH IMBANGAN FESES SAPI DAN LIMBAH JAMU …mengetahui pengaruh imbangan feses sapi dan limbah jamu Labio-1 terhadap kandungan C, N dan rasio C/N kompos. Penelitian ini disusun

35

RIWAYAT HIDUP

Haslinda Lahir di Enrekang pada tanggal 22 Juni 1995, sebagai

anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan bapak Masing S.E

dan Harni. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh

adalah Sekolah Dasar Negeri 40 Lewaja, selama enam Tahun. Kemudian setelah

lulus di SD pada tahun 2004 , kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) yakni SMP Negeri 2 Enrekang, Selama Tiga Tahun; dan setelah

lulus pada tahun 2010 penulis melenjutkan Sekolah Menengah Muhammadiyak

Enrekang. Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2013, penulis

melanjutkan pendidikannya ke jenjang tingkat atas yakni di suatu perguruan

tinggi Negeri (PTN) melalui jalur POSK di Jurusan Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar hingga akhirnya penulis mengikuti

proses pembelajaran semester delapan.