pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin...
TRANSCRIPT
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PNS SMAN 32
JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Anggit Rahmadi Triatmojo
NIM: 1110081000097
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAN ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Anggit Rahmadi Triatmojo
b. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Oktober 1992
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat :
f. Telepon : 085774324702
g. Motto : Pantang menyerah dan disiplin
h. E-mail : [email protected]
II. Latar Belakang Pendidikan
a. SD : SDN Sudimara Jaya (1998-2004)
b. SMP : SMP Budi Mulia Ciledug (2004-2007)
c. SMK : SMAN 32 Jakarta Selatan (2007-2010)
d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2016)
III. Latar Belakang Keluarga
a. Ayah : Sugino
b. Ibu : Suwarti
c. Anak ke/dari : 3/3 bersaudara
d. Alamat :
Jl. Tanah seratus no.27 Rt.002/004 Sudimara
Jaya Ciledug Tangerang Banten
Jl. Tanah seratus no.27 Rt.002/004
Sudimara Jaya Ciledug Tangerang Banten
vi
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIASI DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PNS SMAN 32 JAKARTA
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of leadership style, motivation
and discipline working productivity of teachers. This studying was conducting in
high school (SMA) country 32 jakarta. The sample in this study were teachers
civil servants who numbered as many as 34 respondents. This research is
quantitative research and methods of data analysis using multiple linear
regression. Results from this observation showed that the variables of leadership
style, motivation and discipline working significantly affect labor productivity.
Partially variable style of leadership, motivation and discipline working
significantly affect labor productivity of teachers at a significance level of less
than 0.05 or 5%.
Keywords: Style of Leadership, Motivation, Discipline working, Labor
Productivity
vii
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIASI DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PNS SMAN 32 JAKARTA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disipli kerja terhadap produktivitas kerja guru.
Penelitian ini diadakan di sekolah menengah atas (SMA) negeri 32 jakarta.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru-guru pegawai negeri sipil yang
berjumlah sebanyak 34 orang responden. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Secara
parsial variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap produktivitas kerja guru pada tingkat signifikansi
kurang dari 0,05 atau 5%.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja, Produktivitas Keja
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, bapak dan ibu saya yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materiil serta doa yang tiada henti-hentinya bagi saya untuk
menyelesaikan studi saya.
2. Bapak Dr. H. M. Yudi selaku orang yang sangat membantu saya selama
kuliah dan juga atas bantuan materinya selama saya kuliah.
3. Terimakasih kepada Isti Destriani, S.E perempuan yang selalu memotivasi
dan menyupport saya untuk menyelesaikan studi saya. Terimakasih biy, love
you.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
ix
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Segenap pengurus komisariat PMII Ekonomi dan Bisnis 2013-2014, Achmad
Bashiruddin, Faizal Ahrul Maulana, M. Hasan, Lutfi Haikal, Yusran Rafiqie,
Habbiburochman, Bilal Ahmadi, Ratri Nurjanati, Rezky Oktafiandi, Walad
Khairumuzad dan Isti Destriani yang sudah memberikan pengalaman hidup
bagi saya dalam mengurus organisasi.
10. Kepada seluruh sahabat-sahabati organisasi PMII KOMFEIS dan PC PMII
CIPUTAT yang senantiasa menyemangati saya.
11. Kepada teman-teman dekat saya dan teman-teman saya sekalian yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat, tak
lupa juga terimakasih kepada tukang jajan dan jajanannya.
12. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen sumber daya
manusia.
Jakarta, 10 Februari 2016
Penulis
(Anggit Rahmadi Triatmojo)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN KOMPRE ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8
C. Tujuan .......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 10
1. Produktivitas kerja ................................................................. 10
a. Pengertian Produktivitas Kerja ........................................ 10
b. Teori produktivitas kerja .................................................. 10
c. Dimensi produktivitas kerja ........................................... 12
d. Indikator produktivitas kerja ........................................... 12
e. Pengukuran produktivitas kerja ....................................... 13
f. Manfaat pengukuran produktivitas kerja ......................... 15
g. Peran pimpinan organisasi dalam meningkatkan
produktivitas kerja ........................................................ 16
xi
2. Gaya Kepemimpinan ............................................................... 18
a. Pengertian gaya kepemimpinan ......................................... 18
b. Teori gaya kepemimpinan .................................................. 19
c. Dimensi Gaya Kepemimpinan ........................................... 22
d. Ciri-ciri dan peranannya gaya kepemimpinan ................... 23
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran
Gaya Kepemimpinan ......................................................... 25
3. Motivasi ................................................................................... 26
a. Pengertian motivasi ........................................................... 26
b. Teori motivasi ................................................................... 28
c. Dimensi/indikator motivasi ............................................... 31
d. Jenis-jenis motivasi .......................................................... 32
e. Peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi .............. 34
4. Disiplin Kerja ......................................................................... 35
a. Pengertian disiplin kerja ................................................... 35
b. Teori disiplin kerja ............................................................ 37
c. Disiplin atau indikator disiplin kerja ................................. 38
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran
Disiplin kerja ..................................................................... 39
e. Jenis disiplin kerja ............................................................. 39
f. Kebijakan pemerintah tentang disiplin kerja .................... 40
B. Penelitian sebelumnya .................................................................... 40
C. Kerangka penilitian ......................................................................... 43
D. Hipotesis ......................................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 46
A. Ruang lingkup penelitian ................................................................ 46
1. Fokus penelitian ....................................................................... 46
2. Lokus penelitian ....................................................................... 46
3. Waktu penelitian ...................................................................... 46
B. Metode penentuan sampel .............................................................. 47
1. Populasi ................................................................................... 47
xii
2. Sampel .................................................................................... 47
C. Metode pengumpulan data ............................................................. 48
1. Data primer ............................................................................... 48
2. Data sekunder ........................................................................... 50
D. Metode analisis ............................................................................... 50
1. Statistik deskriptif ..................................................................... 50
2. Uji kualitas data ........................................................................ 50
3. Uji asumsi klasik ...................................................................... 51
4. Uji hipotesis ............................................................................. 53
E. Operasional variabel penelitian ...................................................... 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 60
A. Gambaran umum objek penelitian ................................................. 60
1. Sejarah singkat ......................................................................... 60
2. Struktur organisasi ................................................................... 64
B. Analisis dan pembahasan ............................................................... 65
1. Analisis deskriptif ..................................................................... 65
2. Statistik deskriptif ..................................................................... 86
3. Hasil uji kualitas data ................................................................ 87
4. Hasil uji asumsi klasik .............................................................. 92
5. Hasil uji hipotesis ...................................................................... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 103
A. Kesimpulan ..................................................................................... 103
B. Implikasi ......................................................................................... 103
C. Saran ............................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 106
LAMPIRAN .............................................................................................. 109
xiii
DAFTAR TABEL
NOMOR TABEL HALAMAN
1 Tabel 2.1 41
2 Tabel 3.1 57
3 Tabel 4.1 65
4 Tabel 4.2 66
5 Tabel 4.3 66
6 Tabel 4.4 67
7 Tabel 4.5 68
8 Tabel 4.6 69
9 Tabel 4.7 70
10 Tabel 4.8 70
11 Tabel 4.9 71
12 Tabel 4.10 71
13 Tabel 4.11 72
14 Tabel 4.12 72
15 Tabel 4.13 73
16 Tabel 4.14 73
17 Tabel 4.15 74
18 Tabel 4.16 74
19 Tabel 4.17 75
20 Tabel 4.18 75
21 Tabel 4.19 76
22 Tabel 4.20 76
23 Tabel 4.21 77
xiv
24 Tabel 4.22 77
25 Tabel 4.23 78
26 Tabel 4.24 78
27 Tabel 4.25 79
28 Tabel 4.26 79
29 Tabel 4.27 79
30 Tabel 4.28 80
31 Tabel 4.29 80
32 Tabel 4.30 81
33 Tabel 4.31 81
34 Tabel 4.32 82
35 Tabel 4.33 82
36 Tabel 4.34 83
37 Tabel 4.35 83
38 Tabel 4.36 84
39 Tabel 4.37 84
40 Tabel 4.38 85
41 Tabel 4.39 85
42 Tabel 4.40 86
43 Tabel 4.41 88
44 Tabel 4.42 89
45 Tabel 4.43 89
46 Tabel 4.44 90
47 Tabel 4.45 91
48 Tabel 4.46 93
49 Tabel 4.47 96
xv
50 Tabel 4.48 97
51 Tabel 4.49 98
52 Tabel 4.50 99
xvi
DAFTAR GRAFIK
NOMOR GRAFIK HALAMAN
1 Grafik 1.1 7
DAFTAR GAMBAR
NOMOR GAMBAR HALAMAN
1 Gambar 2.1 44
2 Gambar 4.1 94
3 Gambar 4.2 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari
sekumpulan orang dimana mereka saling bekerja sama dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Suatu organisasi dapat
berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan yang ada di dalamnya berfungsi
dengan baik. Selain dari pada itu unsur-unsur penunjang lainnya harus
tersedia dengan baik sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Salah
satu unsur terpenting yang dapat mendukung kemajuan sekolah adalah
sumber daya manusia. Tenaga kerja atau sumber daya manusia dapat
diartikan sebagai buruh, karyawan, pekerja atau pegawai yang memiliki
keahlian dibidangnya masing-masing pada hakikatnya mempunyai
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau
perusahaan (Hasibuan ; 2006). Dalam kaitan ini peran manajemen sumber
daya manusia memiliki kedudukan yang strategis dalam menentukan
keberhasilan SMAN 32 dalam upaya menciptakan generasi harapan
bangsa.
Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap
dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik
pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa,2004:4). Dikatakan
2
lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem
pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai
indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu
menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
kebutuhan pembangunan (Mulyasa,2004:5).
Upaya peningkatan kualitas pendidikan secara nasional
merupakan salah satu agenda yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
Upaya ini diarahkan agar setiap lembaga pendidikan selalu berupaya untuk
memberikan jaminan kualitas kepada pihak pihak yang berkepentingan
atau masyarakat yakni suatu jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan
di sekolah-sekolah sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi dan sesuai
pula dengan harapan mereka. Apabila setiap lembaga penyelenggara
pendidikan selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas dan upaya
ini dilakukan secara terus menerus, maka diharapkan mutu pendidikan
secara nasional akan terus meningkat. Peningkatan mutu pendidikan di
sekolah salah satunya ditunjukan dengan pencapaian prestasi belajar
yang tinggi.
Guru merupakan komponen yang paling sentral dalam sistem
pendidikan, karena peran guru sangat berkaitan dengan keberhasilan
peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.
Untuk itu upaya perbaikan yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan apabila
tidak didukung oleh guru yang berkualitas dan professional.
3
Namun fakta menunjukan bahwa produktivitas guru saat ini
masih menjadi sorotan masyarakat, karena banyak guru yang hanya bisa
mengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun tidak bisa
membangun minat dan pemahaman siswanya agar tertarik dalam pelajaran
yang diberikan oleh guru tersebut.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SMAN 32 Jakarta serta
angket yang disebarkan oleh pihak sekolah SMAN 32 Jakarta yang
bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja guru. Diperoleh data dan
fakta bahwa sekitar 65% siswa menyatakan apa yang diajarkan oleh guru
disekolah tidak bisa membangun minat dan pemahaman para siswa dalam
pelajaran yang mereka pelajari. Serta sering kali guru tidak masuk ke kelas
untuk mengajar namun hanya memberikan tugas (sumber: angket penilaian
siswa terhadap kinerja guru di SMAN 32 Jakarta tahun ajaran 2015).
Berdasarkan hasil observasi dan angket tersebut, maka penulis
menpunyai hipotesa bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak
faktor yang mempengaruhi dan saling berkaitan. Faktor-faktor tersebut
antara lain faktor gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi guru dan
disiplin kerja guru.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja guru
adalah factor kepemimpinan pendidikan yaitu kepemimpinan kepala
sekolah. Hal ini dikarenakan kepemimpinan pendidikan memerlukan
perhatian yang utama, melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan
akan lahir tenaga-tenaga berkualitas dalam berbagai bidang sebagai
4
pemikir, pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas. (Soebagio dalam Suwar, 2000:2)
Pendapat Soebagio tersebut secara tersirat mengindikasikan
bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi produktivitas kerja guru.
Pandangan ini sesuai dengan hasi penelitian Husna Purnama (2012).
Dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, yang dibuktikan hasil uji
Chi-Kuadrat hitung sebesar 19,715 lebih besar dari nilai Chi-Kuadrat tabel
dengan taraf keyakinan 95% dan derajat kebebasan 4 sebesar 9,488.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja. Hal
ini berarti seorang pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi para
pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya
diri, serta komitmen kepada tujuan dan misi organisasi/sekolah tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja guru selain
factor gaya kepemimpinan adalah faktor motivasi yang diberikan kepada
guru oleh kepala sekolah. Hal ini dikarenakan motivasi merupakan hasil
sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu,
yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan motivasi kerja adalah
suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar
yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang
5
dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif,
yang mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang
bersangkutan (Winardi; 2004). Dengan demikian, setiap guru akan
memiliki dorongan untuk mengerahkan segala kemampuannya tersebut
dalam bekerja. Daya dorongan tersebut adalah motivasi.
Pendapat Winardi tersebut mengisyaratkan bahwa motivasi dapat
mempengaruhi produktivitas kerja guru. Pendapat ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Arif Yusuf Hamali (2013), dimana hasil
penelitiannya menunjukan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang
positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji
koefisien korelasi r = 0,510. Dari pendapat Winardi dan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Arif Yusuf Hamali dapat disimpulkan bahwa
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
Berdasarkan hipotesa tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi ini
sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Selanjutnya faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas
kerja adalah disiplin kerja. Hal ini dikarenakan disiplin kerja merupakan
kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan
harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan
disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuannya. (Hasibuan ; 2004)
6
Pendapat Hasibuan tersebut mengindikasikan bahwa terdapat
pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja. Pendapat Hasibuan
sesuai dengan hasil penelitian Dr. Darma Tintri E S, SE, AK, MBA. dan
Fitriatin (2012), yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara disiplin kerja terhadap produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji t dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,005 yakni
sebesar 0,000. Dari pendapat Hasibuan dan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Darma Tintri E S. SE, AK. MBA dan Fitriatin, maka dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas
kerja. Berdasarkan hasil hipotesa tersebut juga dapat diketahui bahwa
disiplin kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan
sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kerja maupun pencapaian tujuan
pekerjaan.
Fakta dan data yang diperoleh dari hasil observasi bahwa masih
banyaknya penilaian negatif terhadap guru khususnya di SMAN 32
Jakarta. Kondisi guru yang ada saat ini pada SMAN 32 Jakarta dijumpai
masih adanya guru yang sering datang terlambat, kadang tidak masuk
kerja, sering meninggalkan jam mengajar tanpa keterangan, bersikap pasif
pada pekerjaan, dan masih ada guru yang tidak tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
7
Hal ini didukung oleh hasil absensi guru di SMAN 32 Jakarta
pada bulan Agustus dan September disajikan dalam grafik 1.1 berikut ini.
Grafik 1.1
Data absensi guru bulan Agustus-September
Sumber : fingerprint SMAN 32 Jakarta
Dari data absensi diatas, menunjukan bahwa tingkat kedisiplinan
guru di SMAN 32 Jakarta pada bulan Agustus dari 34 guru PNS yang ada
disekolah tersebut, sebanyak 55.58% hadir dan tepat waktu, 38.08%
terlambat, 6.32% tidak hadir. Pada bulan September sebanyak 65.26%
hadir dan tepat waktu, 21.14% terlambat, 13.58% tidak hadir. Dengan
acuan pada peraturan yang ada disekolah, yang mana guru harus hadir
disekolah sebelum pukul 06.20 pagi.
Berdasarkan fakta dan data tersebut yang telah dijelaskan diatas,
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan adakah
0%
20%
40%
60%
80%
100%
agustus september
hadir dan tepat waktu
terlambat
tidak hadir
8
pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi, dan disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara parsial apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya
kepemimpinan terhadap produktivitas kerja guru?
2. Secara parsial apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi
terhadap produktivitas kerja guru?
3. Secara parsial apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari disiplin
kerja terhadap produktivitas kerja guru?
4. Secara simultan apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja guru?
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini, yaitu untuk
mengetahui dan menganalisis :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap produktivitas kerja guru.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap
produktivitas kerja guru.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
9
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja guru.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi SMAN 32 Jakarta Selatan
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
pimpinan organisasi diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak intern dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk mencapai
perbaikan produktivitas kerja guru dan karyawan sehingga akan
membantu dalam pencapaian tujuan secara umum.
2. Bagi akademisi
Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya terkait
dengan penelitian manajemen sumberdaya manusia khususnya dalam
aspek gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja dan produktivitas
kerja.
3. Bagi penulis
Dapat memperluas wawasan serta menambah referensi, serta
memberikan informasi dan pengetahuan kepada penulis mengenai
alasan dan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Produktivitas Kerja
a. Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas berasal dari bahasa inggris “product” yaitu
hasil, dan “production” yaitu kegiatan atau proses memproduksi
seuatu. Selanjutnya, “productive” yang berarti menghasilkan, dan
“productivity” yaitu kemamouan menghasilkan sesuatu. Perkataan
itu diergunakan dalam bahasa indonesia menjadi produktivitas
(Ndaraha, 1997).
Menurut Arfida (2003) produktivitas mengandung
pengertian filosofis, definisi kerja, dan operasional. Secara filosofis
produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
b. Teori Produktivitas kerja
Dewan Produktivitas Nasional Departemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia dalam kaitannya dengan pengertian
produktivitas tenaga kerja sebagai berikut: Produksi dan
produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan
produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dipakai,
sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian
11
pertambahan dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi
tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Karena
produksi dapat meningkatkan walaupun produktivitasnya tetap
ataupun menurun. Sedangkan menurut formulasi National
Productivity Board (NPB) Singapore, dikatakan bahwa produktivitas
adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat
untuk melakukan peningkatan perbaikan (Sedarmayanti 2001:56).
Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat
efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama
produksi berlangsung. Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari
efektivitas dan efisiensi (Gaspersz, 2000).
Efisiensi lebih menekankan pada daya guna dari
penggunaan sumber daya, yang berarti penghematan dan
meniadakan segala pemborosan yang tidak diperlukan, sehingga
tenaga, pikiran, waktu dan biaya dalam proses produksi dapat
dihemat. Efisiensi adalah pengertian sampai sejauh mana sumber
daya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya dapat menjadi hasil yang
sebesra-besarnya. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa efisiensi
lebih memperhatikan kecermatan penggunaan sumber daya.
Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan tugas agar
tercapai suatu tujuan dari penggunaan sumber daya untuk
memberikan hasil guna, serta bagaimana sumber daya digunakan
sesuai fungsi dari sumber daya tersebut, sehingga dapat memberikan
12
manfaat yang sebesar-besarnya. Efektivitas berfokus pada keluaran
sehingga merupakan petunjuk seberapa besar hasil yang dicapai
dengan penggunaan sumber daya yang ada digunakan untuk
mencapai hasil (keluaran) yang optimal, sehingga efektivitas dapat
dikatakan sebagai ketepatan penggunaan sumber daya (Umar, 2004).
c. Dimensi Produktivitas Kerja
Secara definisi kerja, produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan. Peningkatan produktifitas dapat dilihat dalam
empat bentuk (Soedarmayanti 2001) yaitu:
1.) Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.
2.) Jumlah produksi yang lebih besar diperoleh dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.
3.) Sejumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan
menggunakan sumber daya yang relatif sama.
4.) Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan
pertambahan sumber daya yang lebih kecil.
d. Indikator yang mempengaruhi Produktivitas Kerja.
Banyak indikator yang mempengaruhi produktivitas kerja,
baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan
dengan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara
13
keseluruhan (Soedarmayanti 2001). Ada enam indikator utama yang
menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah:
1.) Sikap kerja, seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran
dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
2.) Tingkat keterampilan yang di tentukan oleh pendidikan latihan
dalam manajemen supervise serta keterampilan dalam tekhnik
industri.
3.) Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin
dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga
kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran
pengawasan mutu.
4.) Manajemen produtivitas yaitu: manajemen yang efisien
mengenai sumber dan sisitem kerja untuk mencapai peningkatan
produktivitas.
5.) Efisiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan
tambahan tugas.
6.) Kewiraswastaan. Kewiraswataan adalah sikap yang
mencerminkan kemandirian seseorang dalam suatu organisasi.
e. Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem
pemasukan fisik perorangan/perorang atau per jam kerja orang
diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/pengawasan
harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak
14
memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh
karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam,
hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang
biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam
satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut
pelaksanaan standar.
Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam
waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu
indeks yang sangat sederhana = Hasil dalam jam-jam yang standar :
Masukan dalam jam-jam waktu.
Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah
digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja
yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk
bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja
yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk
bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas
luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum
produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan,
yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga
kerja (Sinungan:2003).
Menurut Wignjosoebroto (2000), produktivitas secara
umum akan dapat diformulasikan sebagai berikut: Produktivitas =
15
Output/input (measurable)+ input (invisible). Invisible input meliputi
tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja dan
pengaturan organisasi, dan motivasi kerja.
f. Manfaat Pengukuran Produktivitas
Menurut Vincent Gaspersz (1998:23) dalam bukunya
“Manajemen Produktivitas Total “ mengungkapakan bahwa terdapat
beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi
perusahaan antara lain :
1.) Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya
2.) Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif
dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang
3.) Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas
tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas
4.) Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa datang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat
produktivitas sekarang
5.) Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapar
ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang
ada ditingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat
produktivitas yang diukur
16
6.) Pengukuran produktivitas perusahan akan menjadi informasi
yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas
diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta
bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada
skala nasional maupun global.
7.) Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan kompetitif
berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus
(Continuous Productivity Improvement), dan lain-lain.
g. Peran pimpinan organisasi dalam meningkatkan produktivitas
kerja
Menurul Panji Anoraga (2001) peningkatan produktivilas
dapat berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. Pada umumnya, strategi yang
diterapkan untuk meningkatkan produktivitas, antara lain:
1.) Penyempurnaan manajemen, melalui:
a.) Peningkatan kemampuan manejerial dalam bidang
perencanaan dan pengambilan keputusan.
b.) Perbaikan prosedur dan sistem manajemen (termasuk
kemampuan pimpinan dalam merancang dan menggunakan
sistem yang ada).
c.) peningkatan "personal and interpersonal skill".
2.) Perbaikan manajemen sumber daya manusia, melalui :
a.) Peninjauan kembali peraturan kepegawaian.
17
b.) Perumusan kembali tata cara dalam meningkatkan motivasi
pegawai
c.) Menyempurnakan penilaian prestasi kerja
d.) Penyempurnaan hubungan antara pegawai dan organisasi
kerja.
3.) Perbaikan kualitas kerja, melalui :
a.) Perbaikan Iingkungan kerja (dalam arti lingkungan fisiknya)
b.) Penerapan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dalam
praktek kerja dan menciptakan budaya organisasi yang dapat
menaikkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap organisasi
kerjanya.
Yulis Rasul (1996) mengatakan bahwa usaha mengatasi
rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja dimana perlu
ditemukan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja yaitu dengan memberikan penggajian yang baik, pendidikan,
peningkatan partisipasi karyawan, perbaikan komunikasi dan
perbaikan kondisi kerja.
Dari pendapat Yulis tersebut mengisyaratkan bahwa untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan perlu adanya tindakan
yang preferentif dari pemimpin.
18
2. Gaya Kepemimpinan
a. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerak, tingkah laku, sikap yang elok,
gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan
menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan sifat, sikap, yang
sering diterapkan pemimpinan ketika mencoba memengaruhi kinerja
bawahannya. Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah gaya
yang dapat memaksimalkan produktivitas, kepuasan kerja,
pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan produktivitas, kepuasan
kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi
(Sedarmayanti, Reformasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan
Kepemimpinan Masa Depan, Mewujudkan Pelayanan Prima dan
Kepemerintahan Yang Baik, Refika Aditama, Bandung, 2009,
hlm.131 – 132).
Bisa disimpulkan dari definisi diatas bahwa gaya
kepemimpinan merupakan tindakan pemimpin saat di dunia kerja
19
dimana dia mempunyai bawahan. Baik buruknya tindakan pemimpin
saat berada pada waktu kerja tersebut itu juga dinamakan gaya
kepemimpinan. Penilaian baik buruknya seorang pemimpin dalam
pemimpin bawahannya menurut saya relatif, ingat ilmu sosial adalah
ilmu tidak pasti, artinya sesuatu yang benar bisa saja tidak benar
menurut orang lain begitu juga sebaliknya. Namun pada intinya
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai gaya
kepemimpinan yang dominan disukai oleh seluruh pegawainya, dan
mereka dengan semangant mementingkan pelaksanaan tugas,
kerjasama unutk mencapai target organisasi.
b. Teori Gaya Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan
dalam mengerjakan sebagian pekerjaannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan
memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk
alasannya (Hasibuan dalam Irawan, et, al. 2000). Pemimpin adalah
orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki
wewenang manajerial (Martoyo dalam Irawan, et, al. 2000).
Kepemimpinan adalah cara pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2002).
20
Leadership is the process of directing the behaviour of
others toward the accomplishment of some objective yang berate
sebuah proses mengarahkan perilaku orang lain dalam
menyelesaikan beberapa tugas (Certo, 2003). Leadership is the
process of inspiring others to work hard to accomplish important
tasks yang berarti kepemimpinan adalah sebuah proses dalam
menginspirasi orang lain untuk bekerja keras dengan tujuan
menyelesaikan tugas-tugas penting (Schemerhorn, 2002). Leadership
is generally defined as influencing others to work willingly toward
achieve group or organizational goals, yang berarti kepemimpinan
merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan kelompok atau organisasi (Williams, 2009).
Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki
suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan
anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya
tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai
kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Umam, 2010).
Hasil studi Tannenbaum dan Schmid menunjukan bahwa
gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh
(Kadarman, et.al. 1996):
21
1.) Diri pemimimpin
Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan
harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas
kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan
yang dipilihnya.
2.) Ciri atasan.
Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi
orientasi kepemimpinan manajer.
3.) Ciri Bawahan.
Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan
efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan
bawahan sangat menentukan pula cara manajer menentukan
gaya kepemimpinannya.
4.) Persyaratan Tugas.
Tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
5.) Iklim Organisasi dan Kebijakan.
Ini akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota kelompok
serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
6.) Perilaku dan Harapan Rekan.
Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang
penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan
manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
22
c. Dimensi Gaya Kepemimpinan
Menurut Umam (2010:278), ada lima dimensi gaya
kepemimpinan yaitu:
1.) Gaya kepemimpinan autoratis
Seorang pemimpin memiliki wewenang (authority) dari suatu
sumber, pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk
memberikan penghargaan ataupun menghukum. Ia
menggunakan authority ini sebagai pegangan atau hanya sebagai
alat atau metode agar sesuatunya dapat dijalankan serta
diselesaikan.
2.) Gaya kepemimpinan birokratik
Kepemimpinan ini dijalankan dengan menginformasikan kepada
para anggota dan bawahannya dapat bagaimana sesuatu itu
harus dilaksanakan. Akan tetapi dasar-dasar dari gaya
kepemimpinan ini hampir sepenuhnya menyangkut kebijakan-
kebijakan, prosedur-prosedur, dan peraturan-peraturan yang
terkandung dalam organisasi.
3.) Gaya kepemimpinan diplomatis
Pada gaya ini dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin yang
diplomat adalah juga seorang seniman, yang melalui seninya
berusaha melakukan persuasi secara pribadi. Jadi, sekalipun ia
memiliki wewenang atau kekuasaan yang jelas, ia kurang suka
mempergunakan kekuasaannya itu. Ia lebih cenderung memilih
23
cara menjual sesuatu (motivasi) kepada bawahannya dan mereka
menjalankan tugas pekerjaannya dengan baik.
4.) Gaya kepemimpinan partisipatif
Pemimpin yang selalu mengajak secara terbuka kepada anggota
atau bawahannya untuk berpartisipasi atau mengambil bagian
secara aktif, baik secara luas atau dalam batas-batas tertentu
dalam pengambilan keputusan.
5.) Gaya kepemimpinan free lein leader
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin seakan-akan
menunggang kuda yang melepaskan kedua kendali kudanya.
Walaupun demikian, pemipin dalam gaya ini bukanlah seorang
pemimpin yang benar-benar memberikan kebebasan kepada
anggota ataupun bawahannya untuk bekerja tanpa pengawasan
sama sekali. Hal yang dilakukan pemimpin tersebut adalah
menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh anggota atau
bawahannya untuk bebas bekerja dan bertindak tanpa
pengarahan atau kontrol lebih lanjut apabila mereka
memintanya.
d. Ciri-ciri dan Peranannya Gaya Kepemimpinan
Ciri-ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah (Davis dalam Reksohadiprojo dan Handoko, 1992):
1.) Kecerdasan (intelligence), penelitan-penelitian pada umumya
menujukan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai tingkat
24
kecerdasan yang lebih tinggi dari pengikutnya, tetapi tidak
sangat berbeda.
2.) Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas, pemimpin
cenderung mempunyai emosi yang dan dewasa atau matang,
serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.
3.) Motivasi diri dan dorongan berprestasi pemimpin secara relatif
mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi,
mereka bekerja lebih untuk nilai intristik.
4.) Sikap-sikap hubungan manusiawi, seorang pemimpin yang
sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikutnya
mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientassi pada
bawahan.
Beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang pemimpin,
yaitu (Stadgill dalam Suganda, 1991):
1.) Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah kepada
peningkatan koordinasi.
2.) Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada
meningkatnya saling pengertian, penyebaran informasi
(transmission of information).
3.) Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi
pada volume pekerjaan yang dilakukan.
4.) Fraternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan
pemimpin dan bagian dari kelompok.
25
5.) Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada
perbedaan dan penyesuaian daripada tugas.
6.) Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan
pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman.
7.) Innitation, yaitu tindakan-tindakan yang menghasilkan
perubahan-perubahan pada organisasi.
8.) Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-
pemikiran seseorang atau anggota kelompok.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Gaya
Kepemimpinan
Pengukuran gaya kepemimpinan pada seseorang pada skala
yang menunjukan tingkat seseorang menguraikan secara
menguntungkan atau merugikan rekan sekerjanya merupakan hal
yang paling tidak disukai (LPC, Least Preffered Co-worker) (Feidler
dalam Sunarcaya, 2008).
Tiga macam situasi gaya kepemimpinan atau variabel yang
membantu menentukan gaya kepemimpinan yang akan efektif, yaitu
(Fiedler dalam Sunarcaya, 2008):
1.) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader-member
relations) maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan
yang terjadi antara atasan dengan bawahan. Sikap bawahan
terhadap kepribadian, watak, dan kecakapan atasan.
26
2.) Struktur tugas (task structure) maksudnya di dalam situasi kerja
apakah tugas-tugas telah disusun kedalam suatu pola yang jelas
atau sebaliknya.
3.) Kewibawaan kedudukan kepemimpinan (leader’s position
power) maksudnya adalah kewibawaan formal pemimpin di
mata bawahan.
3. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni
movere, yang berarti “menggerakan” (to move). Motivasi diartikan
juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan
mengendalikan perilaku manusia. Aspek penting dalam pemberian
motivasi kepada bawahannya atau karyawan, pemimpin hendaknya
dapat memberikan motivasi searah atau sesuai dengan karakteristik
yang ada di bawahan atau karyawan.
Motif adalah suatu dorongan kebutuhan dalam diri
karyawan yang perlu dipenuhi agar karyawan tersebut dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi
adalah suatu kondisi yang menggerakkan karyawan agar mampu
mencapai tujuan dari motifnya.
Mangkunegara (2005:93). Supardi dan Anwar (2007:47)
mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
27
kegiatan terhadap guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada
seseorang akan mewujudkan suatu prilaku yang diarahkan pada
tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Sedangkan menurut Veithzal (2010:837), motivasi adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.Sikap dan
nilai tersebut merupakan suatu yang invesible yang memberikan
kekuatan untuk mendorong individu tersebut bertingkahlaku dalam
mencapai tujuan. Apabila individu termotivasi, mereka akan
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena pada
dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat memuaskan keinginan mereka dan meningkatkan
produktivitas kerja mereka serta pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian motivasi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari
dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dan juga bisa
dikarenakan dorongan orang lain. Akan tetapi motivasi yang baik
merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa
adanya paksaan.
Menurut Winardi (2004), Motivasi merupakan hasil
sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan
28
persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada
dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri
atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya
berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif,
hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang
yang bersangkutan.
Menurut Gomez (2000:77) motivasi atau dorongan kepada
karyawan untuk bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan
bersama atau tujuan perusahaan ini terdapat dua macam, yaitu
Motivasi finansial yang merupakan dorongan yang dilakukan dengan
memberikan imbalan financial kepada karyawan. Imbalan tersebut
sering disebut insentif. Kemudian motivasi non finansial yaitu
dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial, akan tetapi
berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusiawi
dan lain sebagainya.
b. Teori motivasi
Dalam pengembangan konsep-konsep motivasi, telah
berkembang teori-teori motivasi yang dapat memberikan penjelasan
mengenai motivasi kerja para anggota organisasi, mulai dari teori
dini motivasi seperti teori hirarki kebutuhan dari Moslow, teori X
dan Y oleh Mc Gregor, teori motivasi Higien oleh Herzberg, teori
29
ERG dari Aldefer, teori kebutuhan dari Mc Clelland yang
kesemuanya bertitik tolak dari kebutuhan individu.
1.) Teori Hierarki Kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki yang
diungkapkan Abraham Maslow. Dalam teori Maslow
mengemukakan bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan yang ada didalam hidupnya, yakni sebagai berikut:
a.) Kebutuhan Psikologi: antara lain rasa lapar, haus,
perlindungan, pakaian, perumahan, seks, dan kebutuhan
jasmani lainnya (disebut kebutuhan paling dasar).
b.) Kebutuhan Keamanan: antara keselamatan dan perlindungan
terhadap kerugian fisik dan emosional.
c.) Kebutuhan sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki,
diterima baik, dan persahabatan.
d.) Kebutuhan Penghargaan: mencakup faktor penghormatan
diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta
penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan,
dan perhatian.
e.) Kebutuhan Aktualisasi: dorongan untuk menjadi seseorang
atau sesuatu sesuai ambisi, yang mencakup pertumbuhan,
pencapaian potensi, dan pemenuhan diri.
30
2.) Teori X dan Y
Hasil pemikiran Mc. Gregar dari Siagian (2002:106)
dituangkannya dalam karya tulis dengan judul The Human Side
of Enterprise. Kesimpulan yang menonjol dalam karya Mc.
Gregar ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa para manajer
menggolongkan para bawahannya dalamm dua kategori
berdasarkan asumsi tertentu. Asumsi pertama ialah bahwa para
bawahan tidak menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang
memikul tanggungjawab dan harus dipaksa untuk menghasilkan
sesuatu. Para bawahan yang berciri seperti itu dikategorikan
sebagai “Manusia X” sebaliknya dalam organisasi terdapat pula
para karyawan yang senang bekerja, kreatif, menyenangi
tanggungjawab dan mampu mengendalikan diri, mereka
dikategorikan sebagai “Manusia Y”.
3.) Teori dua faktor
Teori dua faktor menyebutkan bahwa faktor-faktor instrisik
berhubungan dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor
ekstrinsik berhubungan dengan ketidakpuasan. Faktor hygiene
seperti kebijakan administrasi perusahaan, penyelian dan gaji
adalah faktor-faktor yang apabila memadai dalam pekerjaan
tertentu menentramkan pekerjaan, dan bila faktor-faktor tidak
memadai orang-orang tidak terpuaskan (Robbins, 2006:216).
31
4.) “ERG”
Teori ini dikembangkan oleh Clayton Aldefer, seorang guru
besar di Universitas Yale di Amerika Serikat. Alderfer
mengetengahkan teori yang mengatakan bahwa manusia
mempunyai tiga kelompok kebutuhan “inti” (core needs) yang
disebutnya eksistensi, hubungan dan pertumbuhan (exixtence,
relatedness, and Growth – ERG) (Siagian: 2002:108).
c. Dimensi/Indikator Motivasi
Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu dorongan yang
berasal dari dalam manusia (faktor individual atau internal) dan
dorongan yang berasal dari luar individu (faktor eksternal) (Winardi,
2004:61). Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu adalah:
1.) Tangggung jawab
Seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan
dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan
dengan sebaik-baiknya.
2.) Minat
Seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu
kegiatan kalau kegiatann tersebut merupakan kegiatan yang
sesuai dengan minatnya.
32
3.) Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha
melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa
memenuhi kebutuhannya.
Ada dua faktor utama dalam organisasi (faktor eksternal)
yang membuat karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang
dilakukan, dan kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk
bekerja lebih baik, kedua faktor tersebut antara lain:
1.) Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah keadaan dimana karyawan merasa nyaman
dan betah dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.) Faktor keamanan dan kesehatan kerja
Faktor keamanan dan kesehatan kerja merupakan kebijakan dan
administrasi perusahaan yang baik, supervise teknisi yang
memadai, gaji yang memuaskan, kondisi kerja yang baik dan
keselamatan kerja.
d. Jenis-jenis motivasi
Motivasi intrinsik. Menurut Sardiman (2010). Motivasi ini
sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya
timbul dari dalam diri sendiri. Beberapa faktor pendukung motivasi
instrinsik organisasi :
1.) Tanggung jawab. Tanggung jawab dalam organisasi merupakan
hal yang patut diperhitungkan dalam melaksanakan tugas-tugas
33
tertentu dalam suatu organisasi. Adanya tanggung jawab penuh
mebuat dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas
tertentu sehingga dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
2.) Pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan akan pengakuan
berkaitan dengan keinginan manusia untuk dihormati dan
dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain.
3.) Kebutuhan untuk merelealisasikan diri. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga
membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam
bentuk nyata. Artinya setiap orang ingin tumbuh membangun
pribadi dan mencapai hasil.
4.) Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ini berkaitan dengan
kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman, atau
gangguan dari luar.
5.) Percaya diri. Orang yang memiliki kepercayaan diri merasa
yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa menyelesaikan
masalahnya. Oleh karena itu, seseorang tahu apa yang
dibutuhkan dalam kehidupannya serta mempunyai sikap positif
yang didasari keyakinan akan kemampuannya.
Motivasi Ekstrinsik. Menurut Sardiman (2010). Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar. Beberapa faktor pendukung motivasi ekstrinsik :
34
1.) Hubungan pemimpin dan anggota. Jika hubungan antara
pemimpin dengan anggota terjalin dengan baik, maka keserasian
dengan motivasi kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan
baik pula
2.) Pengembangan. Organisasi perlu melakukan usaha peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan berupa
mengikut sertakan anggota dalam latihan dasar kepempinan.
3.) Hubungan dengan rekan sekerja. Melakukan kegiatan
kebersamaan yang melibatkan seluruh anggota dapat menjalin
suasana penuh keakraban.
4.) Kehidupan pribadi. Kehidupan pribadi seseorang menjadi faktor
pendorong atau motivasi dalam organisiasi.
5.) Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia
untuk menjadi bagian dari organisasi, mencintai, dicintai, dan
bersahabat dengan orang lain.
e. Peran Pemimpin dalam meningkatkan motivasi
Menurut Wahjosumidjo (1987 : 201) ada beberapa langkah-
langkah yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin dalam
meningkatkan motivasi para pegawainya, diantaranya :
1.) Pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan. Apa sebab
perilakunya, kekuatan-kekuatan motif yang paling kuat, tujuan
yang ingin dicapai, dan harapan yang diinginkan.
35
2.) Di dalam memotivasi bawahan, pemimpin harus berorientasi
kepada kerangka acuan orang. Sebab motivasi adalah untuk
bawahan bukan untuk pemimpin, oleh karenanya pemimpin
harus memungkinkan bagi bawahan untuk berperilaku dan
berbuat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diharapkan.
3.) Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan sebanyak
mungkin. Sebab dengan keteladanan, bawahan akan memperoleh
motivasi dan contoh-contoh secara konkrit.
4.) Pemimpin harus berbuat dan berperilaku realistik. Harus disadari
oleh setiap pemimpin, bahwa setiap pemimpin tidak akan dapat
memberikan motivasi kepada setiap bawahan.
4. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin kerja
pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya
manusia dalam organisasi, karena dengan kedisplinan organisasi
akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik
pula (Setiyawan dan Waridin, 2006:189).
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para
manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati
36
semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku
(Veithzal Rivai dan Ella Jauvani, 2009: 825).
Siagian (2004:305) mengemukakan bahwa disiplin
karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari
pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, lepas dari
kesalahan dan kekhilafan. Jadi disiplin karyawan adalah suatu
bentuk pelatihan karyawan yang berusaha memperbaiki dan
membentuk pengetahuan ,sikap dan perilaku karyawan sehingga
perilaku karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
koperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi
kerja. Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa disiplin
kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila
melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya.
Menurut Hasibuan (2006) “Kedisiplinan adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya.”
37
b. Teori Disiplin Kerja
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi
(Mangkunegara, 2001:129). Disiplin pada hakikatnya adalah
kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak
melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan
dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang
mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan.
Disiplin kerja menurut Husain (2005) adalah karyawan
yang taat dan patuh dalam melaksanakan peraturan kerja yang
berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun perusahaan.
Disiplin juga merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci
terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit
mewujudkan tujuan yang maksimal (Sedarmayanti, 2001:10).
Melalui disiplin pula timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati
peraturan organisasi dan norma sosial. Namun tetap pengawasan
terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan. Menurut
pendapat ahli lain disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan-peraturan perusahaan dan
norma yang berlaku (Hasibuan, 2003:193).
38
c. Dimensi atau Indikator Disiplin Kerja
Indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan
seseorang dalam suatu organisasi diantaranya:
1.) Tujuan dan kemampuan adalah tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan kepada karyawan yang harus sesuai dengan pegawai
yang bersangkutan.
2.) Teladan pemimpin yaitu pimpinan yang dijadikan teladan dan
panutan oleh bawahannya.
3.) Balas jasa adalah pemberian balas jasa yang dibayarkan oleh
pegawai berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan.
4.) Keadilan yaitu tidak membedakan pegawai yang satu dengan
yang lain karena instansi melakukan keadilan terhadap semua
pegawai.
5.) Sanksi hukuman hendaknya bersifat mendidik dan menjadi alat
motivasi untuk memeilhara kedisiplinan dalam perusahaan.
6.) Ketegasan adalah pimpinan menegur dan menghukum setiap
karyawan setiap karyawan dapat mewujudkan kedisiplinan yang
baik dalam perusahaan.
7.) Hubungan kemanusiaan adalah hubungan yang harmonis
diantara sesama karyawan, ikut menciptakan kedisiplinan yang
baik pada suatu perusahaan (Hasibuan, 2006:194-198).
39
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran Disiplin Kerja
Menurut Singodemedjo dalam sutrisno (2009:89-92)
disiplin kerja dapat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1.) Besar kecilnya pemberian kompensasi
2.) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
3.) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
4.) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
5.) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
6.) Ada tidaknya pengawasan pimpinan
7.) Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
8.) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin.
e. Jenis Disiplin Kerja
Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin
kerja menurut Siagian (2004:306) yaitu:
1.) Disiplin retributive (retributive discipline) yaitu berusaha
menghukum orang yang berbuat salah.
2.) Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha
membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.
3.) Perspektif hak-hak individu (individual right perspective) yaitu
berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-
tindakan disipliner.
40
4.) Perspektif utilitarian (utilitarian perspective) yaitu berfokus
kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-
konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak
negatifnya.
f. Kebijakan Pemerintah Tentang Disiplin Kerja
Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
sebagimana telah dimuat di dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun
1999, ada beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu :
1.) Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
2.) Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memebrikan
pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang
tugasnya.
3.) Menggunakan dan memelihara barang-barnag dinas dengan
sebaik-baiknya.
4.) Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat,
sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang telah membahas mengenai produktivitas kerja dan
beberapa faktor yang telah mempengaruhinya telah banyak dibahas oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak
41
memberikan referensi dan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini
peneliti tampilkan tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan produktivitas kerja serta beberapa faktor yang
mempengaruhinya.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian sebelumnya
NO Peneliti (tahun) & judul
penelitian
Metodelogi penelitian Hasil Penelitian
1. Arif Yusuf Hamali (2013)
”Pengaruh Motivasi Terhadap
Produktivitas Kerja: Studi Kasus
Pada PT X Bandung”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
PT X Bandung
Sampel:
50 Responden
Metode Analisis:
deskriptif dan
asosiatif
Variabel Penelitian:
Motivasi
Produktivitas Kerja
1. Hasil penelitian
menunjukkan
pengaruh motivasi
terhadap
produktivitas kerja
karyawan di PT X
Bandung
2. Husna Purnama (2012)
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Bengkel Pada
CV Mitra Denso di Bandar
Lampung”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
CV Mitra Denso di
Bandar Lampung
Sampel:
34 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier
Variabel Penelitian:
1. Gaya
Kepemimpinan
2. Produktivitas Kerja
1. Gaya
Kepemimpinan
Berpengaruh
Positif Terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian
bengkel Pada CV.
Mitra Denso di
Bandar lampung
3. Dr. Darma Tintri E S, SE, AK,
MBA. dan Fitriatin (2012)
“Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada PT. Food
Station Tjipinang Jaya”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
PT. Food Station
Tjipinang Jaya
Sampel:
50 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier
1. Disiplin kerja
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
produktivitas kerja
karyawan PT. Food
Station Tjipinang
Jaya
42
Variabel Penelitian:
Disiplin Kerja
Produktivitas Kerja
4. Desi Rahmawati (2013)
“Pengaruh Motivasi Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan
PR Fajar Berlian Tulungagung”
Jenis Penelitian:
Kualitatif
Sumber Data:
PR Fajar Berlian
Tulungagung
Sampel:
98 Responden
Metode Analisis:
Regresi linier
Variabel Penelitian:
Motivasi
Produktivitas Kerja
1. Peran manajer
dalam memotivasi
kerja karyawan
dengan
memberikan Gaji,
Bonus, dan
Promosi, akan
mempengaruhi
Produktivitas kerja
karyawan.
5. Asri Warnanti, SE, MM. (2014)
“Gaya Kepemimpinan, Disiplin
Kerja dan Lingkungan Kerja
Pengaruhnya Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan
Pada PT. PLN (persero)
Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang Area Lenteng
Agung”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
PT. PLN (persero)
Distribusi Jakarta
Raya dan
Tangerang Area
Lenteng Agung
Sampel:
45 Responden
Metode Analisis:
Regresi Linier
Variabel Penelitian:
Gaya
Kepemimpinan
Disiplin Kerja
Lingkungan Kerja
Produktivitas Kerja
1. hubungan yang
signifikan antara
Gaya
Kepemimpinan
(X), Bekerja
Disiplin (X2) Dan
Lingkungan Kerja
(X3) Bersama-
sama (simultan)
pada Karyawan
Produktivitas (Y)
di PT. PLN
(Persero) Distribusi
Jakarta Raya dan
Tangerang di Area
Lenteng Agung
6. Renindia Maharlin (2013)
“Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Robinson
Supermarket Samarinda”
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
Sumber Data:
Robinson
Supermarket
Samarinda
Sample:
45 responden
Metode Analisis:
Regresi linier
1. secara parsial
diketahui bahwa
variabel motivasi
kerja yaitu gaji
atau insentif dan
hubungan antar
pegawai
berpengaruh
dominan terhadap
produktivitas kerja
43
Variabel Penelitian:
Motivasi
Produktivitas Kerja
karyawan
Robinson
Supermarket
7. Ibriati Kartika Alimuddin (2012)
“Pengaruh Motivasi Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan
Pada PT. Telkom Indonesia, Tbk
Cabang Makasar”
Jenis Penelitian:
Kualitatif
Sumber Data:
PT. Telkom
Indonesia, Tbk
Cabang Makasar
Sampel:
540 Responden
Metode Analisis:
Regresi linier
Variabel Penelitian:
Motivasi
Produktivitas Kerja
1. Variable motivasi
yang terdiri atas
motivasi eksternal
dan motivasi
internal secara
simuultan
(bersama-sama)
berpengaruh
signifikan terhadap
produktivitas kerja
karyawan PT.
Telkom Tbk
Indonesia tahun
2012.
Sumber : diperoleh dari berbagai sumber
C. Kerangka Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi
antara variabel independen yaitu Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah,
Motivasi, Disiplin Kerja terhadap variabel dependen yaitu Produktivitas
Kerja Guru. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yang diberikan
pada guru di SMAN 32 Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Langkah pertama yang digunakan adalah uji kualitas data yang
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah lolos dari uji kualitas
data selanjutnya menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
multikolinieritas, uji heterokedastisitas, uji normalitas, dan uji
autokorelasi. Kemudian setelah lolos dari uji asumsi klasik dapat
dilanjutkan dengan menguji hipotesis yang terdiri dari uji t dan uji F.
44
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Hasil Intepritasi dan
Kesimpulan
Metode Penelitian:
a. Uji Kualitas Data
b. Uji Asumsi Klasik
c. Uji Hipotesis
Produktivitas Kerja
(Y)
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Motivasi
(X2)
Disiplin Kerja
(X3)
45
D. Hipotesis
Arikunto (2002:64) menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
kerangka berpikir diatas, maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut:
1. H0: Gaya kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
Ha: Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
2. H0: Motivasi tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
Ha: Motivasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
3. H0: Disiplin Kerja tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
Ha: Disiplin Kerja mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta.
4. H0: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja
Guru SMAN 32 Jakarta.
Ha: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN
32 Jakarta.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Fokus Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian
manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini menguji dua variabel
yaitu independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan
disiplin kerja, sedangkan variabel dependen adalah produktivitas kerja
guru.
2. Lokus Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada SMAN 32 Jakarta, yang
terletak di Jl. Panjang komplek Setneg baru Cidodol, Grogol Selatan,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Objek penelitian ini adalah guru PNS
di SMAN 32 yang berjumlah 34 orang.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 september 2015
sampai 17 januari 2016. Untuk mendapatkan data yang tidak bias dan
berkualitas tinggi, kuesioner didistribusikan secara langsung kepada
responden. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 1
desember 2015 sampai 14 desember 2015.
47
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Pendapat lain
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unti analisis, atau hasil
pengukuran yang dibatasi oleh suatu kriteria tertentu (Rochaety, Ety.
Tresnanti, Ratih. Majid Latief, Abdul, 2009:63). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SMAN 32 Jakarta
yang berjumlah 46 orang. Terdiri dari 34 orang guru PNS dan 12 orang
guru honorer.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2003:91). Jadi sampel dapat
dikatakan sebagai wakil dari seluruh populasi yang akan diteliti.
Sampel yang diambil adalah guru PNS di SMAN 32 Jakarta yang
berjumlah 34 orang. Sedangkan guru honorer yang berjumlah 12 orang
tidak termasuk dalam sampel karena sudah terwakilkan oleh 34 guru
PNS.
Berdasarkan karakteristik sampel yang sudah diuraikan, maka
teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampling
jenuh. Teknik sampling jenuh menurut Sugiyono (2007:96) adalah
sampel yang diambil apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari
48
30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui
tanggap responden mengenai produktivitas kerja guru yang dilihat dari
gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan disiplin kerja. Dalam
hal ini data diperoleh secara langsung dengan:
a. Angket (Questionnare)
Angket (Questionnare) merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada responden untuk dijawab. Menurut Ghozali
(2011:47) skala yang dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala
likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan
pilihan sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Ragu-ragu atau Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
49
b. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam
metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada
responden atau subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika
peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang
bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan
jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan
responden.
Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat
membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan
penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan. Teknik
wawancara dapat dilakukan dengan (1) melalui tatap muka dan (2)
melalui telepon.
c. Metode Observasi (Observation Methods)
Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku
subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang
diteliti.
Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah
data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan
bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih
rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek).
50
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak
langsung terkait dengan variabel penelitian, baik berupa keterangan
maupun literature yang berhubungan dengan penelitian dan bersifat
melengkapi atau mendukung data primer. Pengambilan data sekunder
dapat dilakukan dua cara, yaitu:
a. Studi kepustakaan, merupakan pengambilan data yang bersumber dari
berbabagai media cetak (buku karya ilmiah dan jurnal), maupun dari
media internet.
b. Studi dokumentasi, yakni pengambilan data yang terkait dengan
variabel gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja dan
produktivitas kerja.
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
51
oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara menghitung
korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
(Ghozali, 2011:52). Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi
antar skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor
mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing
butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan
diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
(Ghozali, 2011:52).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebenernya adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali,2011:47). Uji relibilitas digunakan koefisien Cronbach
Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 (Nunnally
dalam Ghozali,2011:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas.
52
a. Uji Multikoloniearitas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Imam Ghozali, 2011:105). Uji multikolinearitas
dilakukan dengan melihat besarnya variance invelations factor (VIF)
dan tolerance. Jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,10, hal ini berarti
terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika nilai
VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 hal ini berarti tidak terjadi
korelasi antar variabel (Ghozali, 2011:105-106).
b. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2011:139).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa
Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
53
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:160).
Dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal,
normalitas residual akan terlihat. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali,2011:161).
Selain itu, uji statistik lain yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik
Kolmogorov-smirnov (k-s). Jika nilai signifikansi dari pengujian
kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal
(Ghozali,2011:164).
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena
ingin mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat
mempengaruhi variabel dependen (Y) secara langsung. Model regresi
berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan
menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya
(Santoso, 2004:154).
Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
54
Keterangan:
Y = Produktivitas kerja
a = Konstanta
X1 = Gaya Kepemimpinn
X2 = Motivasi
X3 = Disiplin Kerja
β1β2β3 = Koefisien Regresi
e = Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda
mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen atau terikat. Dengan membandingkan nilai F
hitung> F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. Dengan kata lain
menyatakan bahwa variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
55
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji
pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2009:88).
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan.
1. Variabel Independen (X)
a. Gaya Kepemimpinan (X1)
Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki
suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan
anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya
tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai
kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan
mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan Umam (2010).
b. Motivasi (X2)
Menurut Winardi (2004), Motivasi merupakan hasil
sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan
56
persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada
dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri
atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya
berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif,
hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang
yang bersangkutan.
c. Disiplin Kerja (X3)
Menurut Hasibuan (2006) “Kedisiplinan adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya.”
2. Variabel Dependen (Y)
a. Produktivitas Kerja (Y)
Produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang
mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan
(Sedarmayanti 2001:56).
57
Tablel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Umam
(2010:278)
1.) Gaya
kepemimpinan
Autokratis
1) Pimpinan dengan
kekuasaannya memberikan
tugas kepada karyawan.
2) Pegawai menyelesaikan
tugas dangan baik dan
benar.
1
2
Likert
2.) Gaya
kepemimpinan
birokratik
1) Pimpinan memberikan tugas
kepada karyawan sesuai
dengan prosedur yang sudah
ditetapkan.
2) Pimpinan berkomunikasi
dengan baik
3
4
3.) Gaya
kepemimpinan
diplomatis
1) Pimpinan memberikan
semangat kepada pegawai.
2) Pegawai termotivasi untuk
menjalankan tugasnya
dengan baik
5
6
4.) Gaya
kepemimpinan
partisipatif
1) Pimpinan mengikut sertakan
pegawai dalam memberikan
pendapat dan pengambilan
keputusan.
2) Pegawai merasa
pendapatnya dihargai oleh
pimpinan.
7
8
5.) Gaya
kepemimpinan
free rein leader
1) Pimpinan memberikan
kepercayaan dan kebebasan
kepada pegawai.
2) Pegawai menjalankan
tugasnya dengan penuh
tanggung jawab
9
10
58
Motivasi
(X2)
Winardi
(2004:61)
Internal 1.) Tanggungjawab
2.) Minat
3.) Kebutuhan
1
2
3
Likert
Eksternal 1.) Kondisi kerja
2.) Faktor keamanan dan
keselamatan kerja
1
2
Disiplin Kerja
(X3)
(sumber
Hasibuan,
2006:194-198)
1.) Tujuan dan
kemampuan
1) Pegawai merasa tertantang
dengan tugas yang
diberikan.
2) Pegawai merasa mampu
menyelesaikan tugas yang
diberikan
1
2
Likert
2.) Teladan
Pimpinan
1) Pimpinan adalah sosok
panutan yang baik.
2) Pimpinan memberikan
pengawasan yang baik.
3
4
3.) Balas jasa
1) Pegawai merasa puas
dengan balas jasa yang
diterima
2) Pegawai merasa senang
menjalankan tugasnya
5
6
4.) Keadilan
1) Pegawai mendapat
perlakuan yang adil dari
pimpinan
2) Hukuman yang diberikan
pemimpin sesuai dengan
kesalahan
7
8
5.) Sanksi
Hukuman
6.) Ketegasan
1) Pegawai yang melanggar
akan dikenakan sanksi.
1) Pimpinan memberikan
tindakan yang tegas bagi
indisipliner Pegawai yang
melanggar akan dikenakan
sanksi.
9
10
7.) Hubungan
kemanusiaan
1) Adanya hubungan yang
baik atasan dengan
bawahan
2) Adanya hubungan yang
baik antar pegawai
11
12
Produktivitas
Kerja
1.) Menggunakan
sumberdaya
yang lebih
1) Sikap kerja
2) Tingkat keterampilan
1
2
Likert
59
(Y)
(sumber balai
pengembangan
produktivitas
daerah,
soedarmayanti)
sedikt
2.) Menggunakan
sumberdaya
yang relative
sama
1) Hubungan tenaga kerja dan
pimpinan organisasi
2) Manajemen produktivitas
3
4
3.) Menggunakan
sumberdaya
yang lebih
kecil
1) Efisiensi tenaga kerja
2) Kewiraswastaan
5
6
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Sejarah Singkat SMAN 32 Jakarta
SMA Negeri 32 Jakarta secara resmi berdiri tanggal 16 Juli
1979 dibangun diatas tanah seluas 7158.53 M dengan bangunan terdiri
dari 9 ruang kleas, 2 ruang Lab, Lapangan Basket dan 40 orang tenaga
pengajar, dengan jumlah siswa 432 orang. SMA Negeri 32 Jakarta
berada di lingkungan cukup strategis di dalam Komplek Setneg Baru
Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang jauh dari keramaian
dan jauh dari pengaruh negatif, sehingga belajar mengajar tenang dan
aman dan waktu belajar pagi seluruhnya.
Selama kurun waktu 27 tahun SMA Negeri 32 Jakarta
mengalami beberapa kali pergantian Kepala Sekolah dengan berbagai
peningkatan sarana dan Prasarana, adapun pergantian Kepala SMA
Negeri 32 Jakarta sebagai berikut :
a. Tahun 1979 s.d. 1983 Bapak S. Hadi Soetjipto (Alm)
b. Tahun 1983 s.d. 1989 Bapak Drs. H. Nasir Ahmad (Alm)
c. Tahun 1989 s.d. 1993 Bapak Udit Mulyana (Alm)
d. Tahun 1993 s.d. 1995 Bapak Ichsanu Sahid Warsanto
e. Tahun 1995 s.d. 2000 Bapak H. Indrata Kusuma, BA.
f. Tahun 2000 s.d. 2003 Bapak H. Abdul Sungeb, BA.
g. Tahun 2003 s.d. 2005 Bapak Drs. Bambang Suprapto
61
h. Tahun 2005 s.d. 2007 Bapak Drs. H. Lisnaedi Sajadi
i. Tahun 2007 s.d. 2009 Bapak Drs. H. Ali Amrin, MM
j. Tahun 2009 s.d 2010 Bapak Drs. Rahmat HDP
k. Tahun 2010 s.d 2012 Bapak Drs. Kartoyo, M.Pd
l. Tahun 2012 s.d 2013 Bapak Drs. Sumardjianto, M.Pd
m. Tahun 2013 s.d sekarang Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, M.Kons
Selain adanya pergantian Kepala Sekolah, perkembangan
fisik pun terwujud seperti ruang kelas menjadi 24 ruang kelas, Lab,
menjadi 3 ruang ditambah ruang lainnya seperti Perpustakaan, ruang
OSIS, ruang Guru ruang Tata Usaha, BP/BK, ruang kamar mandi serta
mushola dan kantin, yang seluruhnya bantuan dari pemerintah dan BP
3 SMA Negeri 32 Jakarta seiring dengan perkembangan jumlah siswa
terus meningkat, dan terakhir jumlah siswa 892 orang.
Namun kondisi fisik yang ada seluruhnya sudah rusak
berat, maka tahun 2000 Gedung SMA Negeri 32 Jakarta diusulkan
untuk direhab total ke Pemda DKI melalui Kanwil Diknas DKI
Jakarta. Tahun 2001 rehab Total dimulai, gedung SMA Negeri 32
Jakarta dibangun 3 lantai dengan 24 ruang kelas dan 13 ruang
penunjang lainnya, pembangunan tersebut akhirnya selesai pada akhir
tahun 2002.
Maka dengan surat No. 537/073.511 tanggal 16 maret 2002
dari Ka. Dinas P dan P DKI Jakarta SMA Negeri 32 Jakarta untuk
sementara menumpang di SDN Grogol Selatan 013 dan 014 untuk
62
kelas X dan XI yang beralamat di Jl. Komp Hankam Cidodol
Kebayoran Lama Jakarta Selatan, untuk kelas XII di tempatkan di
SDN Grogol Selatan 017 dan 018 yang beralamat di Jl. Masjid Cidodol
Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan seluruh kegiatan KBM (kegiatan
belajar mengajar) siang hari.
Pada awal tahun 2003 rehab Total gedung SMA Negeri 32
Jakarta selesai dan pada tangga 20 Januari 2003 sekolah pindah
kembali ke tempat semula yang beralamat Jl. Panjang Komp. Setneg
Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Pada tanggal 3 Febuari
2003 SMA Negeri 32 Jakarta menjadi pusat tempat peresmian gedung
pembangunan 2001 s.d. 2002 sekolah se – DKI Jakarta yang terdiri
dari gedung, SMA, SMK, SLTP, Tsaniwah dan Aliyah oleh Bapak
Gubenur DKI Jakarta DR. (HC) H. Sutiyoso.
Dan pada tanggal 5 febuari 2003 Kepala Sekolah Pensiun
(Bapak H. Abdul Sungeb), bulan Febuari s.d. 28 April 2003 sebagai
pelaksana harian Kepala SMA Negeri 32 Jakarta di tugaskan Bapak
Drs. H. Darsana Setiawan dan pada tanggal 29 April 2003 SMA
Negeri 32 Jakarta diserahterimakan dari Bapak Drs. H. Darsana
Setiawan kepada Drs. Bambang Suprapto sebagai Kepala SMA Negeri
32 Jakarta, dan pada tanggal 12 Febuari 2007 diserahterimakan Kepala
Sekolah dari Drs. H. Lisnaedi Sajadi kepada Drs. H. Ali Amrin, MM
sebagai Kepala SMA Negeri 32.
63
Bulan Februari 2009 Drs. H. Ali Amrin, MM digantikan
oleh Drs. Rahmat HDP sampai dengan Februari 2010 kemudian Drs.
Kartoyo M.Pd, Drs. Sumardjianto, M.Pd dan hingga kini Ibu Dra. Sri
Rahmina Utami, M.Kons.
SMAN 32 Jakarta yang beralamat di Jl. Panjang komplek
Sekneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan mempunyai
Visi dan Misi, yaitu:
a. Visi :
1. Peningkatan IMTAQ dan Pengembangan IPTEK guna
membentuk Generasi, yang Berprestasi dan Berbudi Pekerti
Luhur.
b. Misi :
1. Meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam melaksanakan
ajaran agamanya.
2. Menumbuhkan kepercayaan terhadap calon siswa baru
sehingga menjadikan SMA Negeri 32 Jakarta sebagai pilihan
pertama atau kedua.
3. Meningkatkan perolehan Nem siswa.
4. Meningkatkan prestasi di bidang ekstra kurikuler.
5. Menumbuhkan semangat belajar di bidang teknologi komputer
serta teknologi yang Berbasis Life Skill yang lain.
6. Meningkatkan profesionalisme Guru dan Karyawan.
64
7. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama diantara warga
sekolah, orang tua siswa (Komite) dan masyarakat.
8. Memberikan bekal keterampilan Vokasional, yang sesuai
dengan pasar kerja saat sekarang.
9. Mengembangkan dan melestarikan Budaya Betawi
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMAN 32 Jakarta
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 32 Jakarta yang beralamat di Jl. Panjang komplek
Sekneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Pada
penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja
guru. Dimana objek penelitian ini adalah guru PNS SMAN 32 Jakarta.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer yang diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak
65
36 kuesioner kepada para guru PNS di SMAN 32 Jakarta. Untuk
mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner
didistribusikan secara langsung kepada responde. Periode penyebaran
kuesioner dimulai pada tanggal 7 Desember 2015 sampai dengan
tanggal 14 Desember 2015. Rincian distribusi kuesioner dalam
penelitian disajikan dalam table 4.1
Tabel 4.1
No. Keterangan Jumla
h
Persentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 36 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah
2 5,5%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 34 94,5%
Sumber: Data Primer
B. ANALISIS PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif
Responden dalam penelitian ini adalah para guru PNS di
SMAN 32 Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan,
pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.
a.) Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin pada halaman selanjutnya
66
Tabel 4.2
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 18 52,9%
Perempuan 16 47,1%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sebanyak 18 orang
atau 52,9% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar
16 orang atau 47,1% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menunjukan bahwa mayoritas guru PNS di SMAN 32 Jakarta adalah
laki-laki, namun tidak berselisih besar dengan guru yang berjenis
kelamin perempuan.
b.) Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan usia.
Tabel 4.3
Deskripsi responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase
< 30 tahun 0 0%
31-40 tahun 7 20,5%
> 40 tahun 27 79,5%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data Primer yang diolah
67
Tabel 4.3 menunjukan bahwa responden yang menjadi guru
khususnya yang PNS di SMAN 32 Jakarta, sebesar 79,5%
diantaranya adalah rentang usia dari 40 tahun keatas, sedangkan
yang berusia dari 31-40 tahun sebesar 20,5% responden dan tidak
ada responden dibawah usia 30 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
rata-rata usia responden di SMAN 32 Jakarta diatas 40 tahun.
c.) Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Tabel 4.4 berikut ini menunjukan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.4
Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA 0 0%
D3 0 0%
S1 23 67,6%
S2 11 32,3%
S3 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden 23 orang atau sebesar 67,6% mempunyai
pendidikan terakhir adalah S1, sedangkan sisanya yaitu sebesar 11
orang atau 32,3% responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S2.
Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja
68
yang lebih tinggi dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan
yang lebih tinggi juga (Simanjuntak dalam Susilowati: 2008).
d.) Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.5 berikut ini dihalaman selanjutnya menyajikan
hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
dihalaman selanjutnya.
Tabel 4.5
Deskripsi reponden berdasarkan pengalaman kerja
Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase
< 3 tahun 0 0%
3-5 tahun 7 20,5%
> 5 tahun 27 79,5%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa
mayorittas responden sebanyak 79,5% atau sekitar 27 orang guru
memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun. Serta sisanya
responden yang memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun sebanyak
20,5% atau 7 orang guru.
Semakin lama masa kerja karyawan pada sebuah
perusahaan, maka semakin banyak pula pengalaman yang ia
dapatkan. Dengan pengalaman kerja yang banyak, maka tingkat
produktivitas yang dihasilkanpun juga akan semakin tinggi.
69
Simanjuntak dalam Susilawati (2008:37) menyatakan
bahwa orang yang baru mulai bekerja kurang berpengalaman dan
biasanya memiliki produktivitas yang rendah pula. Sedangkan
menurut istilah umum ketenagakerjaan, pengalaman kerja adalah
pengetahuan atau kemampuan karyawan yang terserap oleh seorang
pekerja karena melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.
e.) Deskripsi responden berdasarkan jabatan yang ada di SMAN 32
Jakarta
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan jabatan yang ada di SMAN 32 Jakarta.
Tabel 4.6
Deskripsi responden berdasarkan jabatan di SMAN 32 Jakarta
Jabatan Frekuensi Persentase Keterangan
Kepala Sekolah 1 2,9%
Wakil Kepala
Sekolah
3 8,5%
Kabag TU 1 2,9% Tidak
termasuk
dalam sampel
penelitian
Wali Kelas 24 68,5%
Guru 6 17,2%
Jumlah 35 100%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa
mayoritas responden sebanyak 68,5% atau sekitar 24 orang guru
70
menjadi wali kelas. Sedangkan 17,2% atau sekitar 6 orang guru
menjadi guru pengajar. Serta 8,5% atau 3 orang sebagai wakil kepala
sekolah. Sisanya satu orang sebagai kepala sekolah.
f.) Distribusi jawaaban kuesioner variabel gaya kepemimpinan
Tabel 4.7
Pimpinan dengan kekuasaannya memberikan tugas kepada
karyawan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 12 35,3 35,3 35,3
Sangat setuju 22 64,7 64,7 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah mengedepankan
kekuasaan dalam memberikan tugasnya kepada guru.
Tabel 4.8
Pegawai menyelesaikan tugas dengan baik dan benar
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 10 29,4 29,4 29,4
Sangat setuju 24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan dalam memberikan tugasnya berjalan dengan baik
dan benar.
71
Tabel 4.9
Pimpinan memberikan tugas kepada karyawan sesuai dengan
prosedur yang sudah ditetapkan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 8 23,5 23,5 23,5
Sangat setuju 26 76,5 76,5 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah memberikan tugas yang
sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.
Tabel 4.10
Pimpinan berkomunikasi dengan baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 7 20,6 20,6 20,6
Sangat setuju 27 79,4 79,4 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah melakukan komunikasi
kepada para guru dengan baik.
72
Tabel 4.11
Pimpinan memberikan semangat kepada pegawai
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 6 17,6 17,6 17,6
Sangat setuju 28 82,4 82,4 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.11 menujukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah memberikan semangat
kepada para guru.
Tabel 4.12
Pegawai termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 9 26,5 26,5 26,5
Sangat setuju 25 73,5 73,5 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta dapat memotivasi para guru-
guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
73
Tabel 4.13
Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam memberikan
pendapat dan pengambilan keputusan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 4 11,8 11,8 11,8
Sangat setuju 30 88,2 88,2 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah mengikut sertakan guru
dalam memberikan pendapat dan pengambilan keputusan.
Tabel 4.14
Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh pimpinan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 8 23,5 23,5 26,5
Sangat setuju 25 73,5 73,5 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah menghargai pendapat
guru-gurunya.
74
Tabel 4.15
Pimpinan memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada
pegawai
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 16 47,1 47,1 47,1
Sangat setuju 18 52,9 52,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah memberikan kepercayaan
dan kebebasan kepada para guru-gurunya.
Tabel 4.16
Pegawai menjalankan tugasnya dngan penuh tanggung jawab
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju 21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan di SMAN 32 Jakarta telah memberikan arahan
kepada para guru untuk menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab.
75
g.) Distribusi jawaban kuesioner variabel motivasi
Tabel 4.17
Tanggung jawab kerja yang saya emban cukup jelas
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 15 44,1 44,1 47,1
Sangat setuju 18 52,9 52,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan table 4.17 menunjukan bahwa motivasi guru
didasari oleh tanggung jawab yang jelas.
Tabel 4.18
Saya bekerja sebagai guru karena saya memiliki minat dalam
mengajar
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 11 32,4 32,4 32,4
Sangat setuju
23 67,6 67,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukan bahwa motivasi guru
mengajar didasari dari minatnya dalam mengajar.
76
Tabel 4.19
Saya merasa termotivasi dalam bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 2 5,9 5,9 5,9
Setuju 8 23,5 23,5 29,4
Sangat setuju 24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.19 menunjukan bahwa motivasi guru
didukung oleh kebutuhan hidup.
Tabel 4.20
Saya merasa nyaman dalam menyelesaikan tugas dengan
lingkungan kerja yang bersih dan tenang
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju
1 2,9 2,9 2,9
Tidak setuju 4 11,8 11,8 14,7
Ragu-ragu 2 5,9 5,9 20,6
Setuju 9 26,5 26,5 47,1
Sangat setuju 18 52,9 52,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukan bahwa motivasi guru
dalam mengajar didukung dari lingkungan kerja yang bersih dan
tenang.
77
Tabel 4.21
Sekolah memenuhi fasilitas keamanan dan keselamatan dalam
menjalankan pekerjaan saya
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju 1 2,9 2,9 2,9
Tidak setuju 1 2,9 2,9 5,9
Ragu-ragu 4 11,8 11,8 17,6
Setuju 8 23,5 23,5 41,2
Sangat setuju 20 58,8 58,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.21 menunjukan bahwa motivasi guru
didukung dari fasilitas keamanan dan keselamatan kerjanya.
h.) Distribusi jawaban kuesioner variabel disiplin kerja
Tabel 4.22
Guru merasa tertantang dengan tugas yang diberikan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 20 58,8 58,8 61,8
Sangat setuju 13 38,2 38,2 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.22 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh tantangan dalam melaksanakan pekerjaannya.
78
Tabel 4.23
Guru merasa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 2 5,9 5,9 5,9
Setuju 9 26,5 26,5 32,4
Sangat setuju 23 67,6 67,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.23 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan.
Tabel 4.24
Kepala sekolah adalah sosok panutan yang baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 16 47,1 47,1 47,1
Sangat setuju
18 52,9 52,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.24 menunjukan bahwa disiplin kerja
pegawai didukung oleh sosok panutan yang baik.
79
Tabel 4.25
Kepala sekolah memberikan pengawasan yang baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 13 38,2 38,2 41,2
Sangat setuju 20 58,8 58,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.25 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh pengawasan yang baik.
Tabel 4.26
Guru merasa puas dengan balas jasa yang diterima
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju 21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.26 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh balas jasa yang diterima.
Tabel 4.27
Guru merasa senang menjalankan tugasnya
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju 21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
80
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.27 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh kesenangan dalam menjalankan tugas.
Tabel 4.28
Guru mendapat perlakuan yang adil dari kepala sekolah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju
21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.28 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh perlakuan yang adil.
Tabel 4.29
Hukuman yang diberikan kepala sekolah sesuai dengan
kesalahan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju
21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.29 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh hukuman yang sesuai.
81
Tabel 4.30
Kepala sekolah memberikan tindakan yang tegas bagi guru
yang indisipliner
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 10 29,4 29,4 29,4
Sangat setuju
24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.30 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didikung oleh tindakan yang tegas dari pimpinan bagi yang
indisipliner.
Tabel 4.31
Guru yang melanggar akan dikenakan sanksi
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 12 35,3 35,3 38,2
Sangat setuju 21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.31 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh sanksi yang diberikan ketika melanggar.
82
Tabel 4.32
Adanya hubungan yang baik atasan dengan bawahan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 2,9 2,9 2,9
Setuju 10 29,4 29,4 32,4
Sangat setuju
23 67,6 67,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.32 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.
Tabel 4.33
Adanya hubungan yang baik antar guru dan karyawan lainnya
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 2 5,9 5,9 5,9
Setuju 9 26,5 26,5 32,4
Sangat setuju 23 67,6 67,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.33 menunjukan bahwa disiplin kerja
guru didukung oleh hubugan yang baik antara guru-guru dan
karyawan.
83
i.) Distribusi jawaban kuesioner variabel produktivitas kerja
Tabel 4.34
Saya dapat menerima tugas tambahan yang diberikan oleh
sekolah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju
1 2,9 2,9 2,9
Tidak setuju
1 2,9 2,9 5,9
Ragu-ragu 1 2,9 2,9 8,8
Setuju 14 41,2 41,2 50,0
Sangat setuju
17 50,0 50,0 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.34 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung oleh tugas tambahan yang diberikan oleh
sekolah.
Tabel 4.35
Saya mempunyai keterampilan khusus dalam metode mengajar
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 13 38,2 38,2 38,2
Sangat setuju 21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.35 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung oleh keterampilan khusus dalam metode
mengajar.
84
Tabel 4.36
Saya dilibatkan oleh kepala sekolah dalam menentukan metode
belajar
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 2,9 2,9 2,9
Ragu-ragu 1 2,9 2,9 5,9
Setuju 8 23,5 23,5 29,4
Sangat setuju 24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.36 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung dengan dilibatkannya dalam menentukan
metode belajar.
Tabel 4.37
Saya sangat memanfaatkan fasilitas yang diberikan sekolah untuk
mengajar
Frequenc
y Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat tidak setuju
1 2,9 2,9 2,9
Tidak setuju
1 2,9 2,9 5,9
Ragu-ragu
2 5,9 5,9 11,8
Setuju 8 23,5 23,5 35,3
Sangat setuju
22 64,7 64,7 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
85
Berdasarkan tabel 4.37 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung oleh fasilitas yang diberikan oleh sekolah.
Tabel 4.38
Saya selalu memberikan silabus untuk panduan anak didik
saya dalam belajar
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 3 8,8 8,8 8,8
Ragu-ragu 4 11,8 11,8 20,6
Setuju 8 23,5 23,5 44,1
Sangat setuju 19 55,9 55,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.38 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung oleh silabus yang diberikan kepada siswa dalam
belajar.
Tabel 4.39
Saya selalu menggunakan waktu mengajar sesuai dengan
aturan sekolah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 2,9 2,9 2,9
Ragu-ragu 2 5,9 5,9 8,8
Setuju 10 29,4 29,4 38,2
Sangat setuju
21 61,8 61,8 100,0
Total 34 100,0 100,0
Sumber: data primer yang telah diolah
86
Berdasarkan tabel 4.39 menunjukan bahwa produktivitas
kerja guru didukung dengan menggunakan waktu mengajar yang
sesuai dengan aturan sekolah.
2. Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi
Gaya kepemimpinan, Motivasi Disiplin Kerja dan Produktivitas kerja
akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada table 4.40
Tabel 4.40
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviatio
n
gaya_kepemimpinan
34 42,00 50,00 47,2059 2,34559
Motivasi 34 13,00 25,00 22,2941 3,12884
disipli_kerja 34 46,00 60,00 55,0588 3,95383
produktivitas_kerja 34 16,00 30,00 26,7647 3,37602
Valid N (listwise) 34
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Tabel 4.40 menjelaskan bahwa pada variabel Gaya
kepemimpinan memiliki jawaban minimum responden yang didapat
dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 42 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 50,
dengan rata-rata total jawaban 47,20 (rata-rata jawaban responden
yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi
sebesar 2,34. Variabel Motivasi memiliki jawaban minimum
87
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 13
dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 22,29
(rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran
kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,12. Variabel Disiplin Kerja
memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 46 dan jawaban maksimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 60, dengan rata-rata
total jawaban sebesar 55,05 (rata-rata jawaban responden yang didapat
melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,95.
Sedangkan variabel Produktivitas Kerja memiliki jawaban minimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 16
dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban sebesar
26,76 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran
kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,37.
3. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model
dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka
butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut
88
menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Gaya Kepemimpinan (GK), Motivasi (MO),
Disiplin Kerja (DK) dan Produktivitas Kerja (PK) dengan 34
sampel responden.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini dihalaman
selanjutnya.
1.) Uji validitas variabel Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.41
Hasil uji validitas variabel gaya kepemimpinan
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
GK1 0,385 0,024 Valid
GK2 0,644 0,000 Valid
GK3 0,560 0,001 Valid
GK4 0,549 0,001 Valid
GK5 0,408 0,016 Valid
GK6 0,717 0,000 Valid
GK7 0,388 0,023 Valid
GK8 0,445 0,008 Valid
GK9 0,670 0,000 Valid
GK10 0,437 0,010 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.41 diatas menunjukkan variabel
Gaya Kepemimpinan (GK) mempunyai kriteria valid untuk
89
semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 hal ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada
variabel gaya kepemimpinan dapat diandalkan dan layak sebagai
penelitian.
2.) Uji validitas variabel Motivasi
Tabel 4.42
Hasil uji validitas variabel motivasi
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
MO1 0,721 0,000 Valid
MO2 0,698 0,000 Valid
MO3 0,722 0,000 Valid
MO4 0,916 0,000 Valid
MO5 0,892 0,000 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.42 diatas menunjukkan variabel
Motivasi (MO) mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini
menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel
motivasi dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
3.) Uji validitas variabel disiplin kerja
Tabel 4.43
Hasil uji validitas variabel disiplin kerja
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
DK1 0,427 0,012 Valid
DK2 0,860 0,000 Valid
90
DK3 0,695 0,000 Valid
DK4 0,668 0,000 Valid
DK5 0,680 0,000 Valid
DK6 0,540 0,001 Valid
DK7 0,369 0,032 Valid
DK8 0,649 0,000 Valid
DK9 0,673 0,000 Valid
DK10 0,479 0,004 Valid
DK11 0,420 0,013 Valid
DK12 0,860 0,000 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.43 diatas menunjukkan variabel
Disiplin Kerja (DK) mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini
menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel
disiplin kerja dapat diandalkan dan layak sebagai penelitian.
4.) Uji validitas variabel produktivitas kerja
Tabel 4.44
Hasil uji validitas variabel produktivitas kerja
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig
(2-tailed)
Keterangan
PK1 0,793 0,000 Valid
PK2 0,599 0,000 Valid
PK3 0,720 0,000 Valid
PK4 0,688 0,000 Valid
91
PK5 0,705 0,000 Valid
PK6 0,659 0,000 Valid
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.44 diatas menunjukkan variabel
Produktivitas Kerja (PK) mempunyai kriteria valid untuk semua
item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal
ini menunjukan bahwa masing-masing pertanyaan pada variable
produktivitas kerja dapat diandalkan dan layak sebagai
penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang
menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan
lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006:40).
Pengujian relibilitas terhadap seluruh item atau pernyataan yang
dipergunakan dalam penelitian ini akan menggunakan uji statistik
cronbach alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011). Hasil
lengkap uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.45
Hasil uji reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
(>0,70)
Keterangan
Gaya kepemimpinan 0,700 Reliabel
Motivasi 0,834 Reliabel
Disiplin kerja 0,845 Reliabel
92
Produktivitas kerja 0,776 Reliabel
Sumber: data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.45 diatas dapat diketahui bahwa nilai
Cronbach Alpha dari seluruh variabel yang diajukan diatas 0,70,
maka disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini
dinyatakan reliabel
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Imam Ghozali, 2011:105). Uji multikolinearitas
dilakukan dengan melihat besarnya variance invelations factor
(VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,10, hal
ini berarti terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya
jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 hal ini berarti tidak
terjadi korelasi antar variabel. Tingkat kolinieritas yang dapat
ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan tingkat
multikolinieritas 0,95 (Ghozali, 2011:105-106). Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel dihalaman selanjutnya.
93
Tabel 4.46
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
gaya_kepemimpinan ,413 2,423
Motivasi ,373 2,678
disipli_kerja ,347 2,882
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.46 diatas dapat diketahui
bahwa syarat untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah
terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) yang tidak lebih dari 10. Pada tabel diatas nilai
tolerance variabel bebas gaya kepemimpinan sebesar 0,413,
motivasi sebesar 0,373 dan disiplin kerja sebesar 0,347. Sedangkan
nilai VIF variabel bebas gaya kepemimpinan sebesar 2,423,
motivasi sebesar 2,678 dan disiplin kerja sebesar 2,882. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkolerasi antara
variabel independen satu dengan variabel independen yang lainnya.
b. Uji heterokedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika residual satu pengamatan yang lain tetap,
94
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2011:139). Gambar dibawah ini adalah hasil uji heterokedastisitas.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa
distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu,
serta tersebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi
masalah Heterokedastisitas.
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi
variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
95
distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa
Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. (Ghozali, 2011:160). Untuk melihat data
terdistribusi normal dapat dilakukan dengan memperhatikan
normal probability plot pada scatterr plot berdistribusi normal.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Berdasarkan grafik 4.2 diatas menunjukan bahwa semua
data yang ada berdistribusi dengan normal, karena data menyebar
membentuk garis lurus diagonal maka data tersebut memenuhi
asumsi normal atau mengikuti garis normalitas.
Selain itu, uji statistik lain yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik
Kolmogorov-smirnov (k-s). Jika nilai signifikansi dari pengujian
kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal
(Ghozali,2011:164).
96
Tabel 4.47
Hasil Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov-smirnov test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 34
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,76440959
Most Extreme Differences
Absolute ,128
Positive ,128
Negative -,127
Kolmogorov-Smirnov Z ,746
Asymp. Sig. (2-tailed) ,633
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.47 uji kolmogorov-smirnov,
diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,633 atau jauh
diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka signifikan diatas 0,05
adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
97
Tabel 4.48
Uji Koefisein Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,974a ,949 ,944 ,802
a. Predictors: (Constant), DK, GK, MO
b. Dependent Variable: PK
Sumber: hasil output SPSS data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.48 diatas dapat disimpulkan bahwa
koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square)
adalah sebesar 0,944 atau 94,4%. Semakin besar angka Adjusted R
Square maka akan semakin kuat hubungan dari ketiga variabel
dalam model regresi. Dapat disimpulkan bahwa 94,4% variabel
produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja. Sedangkan selisihnya
5,6% lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang tidak
masuk dalam penelitian.
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen atau terikat. Dengan membandingkan
nilai F hitung> F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. Dengan
kata lain menyatakan bahwa variabel independen secara serentak
98
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,
2011:98).
Tabel 4.49
Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square
F Sig.
1
Regression
356,835 3 118,945
185,055 ,000b
Residual 19,283 30 ,643
Total 376,118 33 a. Dependent Variable: PK b. Predictors: (Constant), DK, GK, MO
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.49 diatas dapat disimpulkan bahwa
variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas
kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F hitung diatas sebesar
185,055 lebih besar dari pada F tabel 2,92 dengan probabilitas
0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian diperoleh Fhitung > F
tabel (185,055>2,92) maka hipotesis alternatif diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh jurnal penelitian Asri
Warnanti, SE, MM. (2014) tentang Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Pengaruhnya
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. PLN (persero)
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Lenteng Agung. Hasil
yang dicapai dari penelitian ini adalah bahwa variabel gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama
(simultan) dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
99
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2011:98).
Tabel 4.50
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7,032 3,202 2,196 ,036
GK ,204 ,093 ,142 2,203 ,035
MO 1,214 ,073 1,125 16,625 ,000
DK ,308 ,060 ,361 5,139 ,000
a. Dependent Variable: PK
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah
Berdasarkan hail output SPSS 4.50 diatas dan
membandingkan thitung dengan ttabel sebesar 2,042 yang diperoleh
dari tabel t dengan df=n-k (34-4) yaitu 30 dan alpha 0,05. Berikut
pembahasan uji parsial antara gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap produktivitas kerja guru di SMAN 32
Jakarta.
1.) Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap produktivitas kerja
Hasil Uji t untuk gaya kepemimpinan (X1) terhadap
produktivitas kerja (Y) menunjukan nilai sig 0,035 dan t hitung
menunjukan 2,203, artinya nilai signifikan lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 (0,035<0,05) dan t hitung lebih besar dari t
tabel (2,203>2,042), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
100
H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi hasil analisis menunjukan gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
kerja guru di SMAN 32 Jakarta.
Hasil penelitian ini didukung oleh jurnal penelitian
Husna Purnama tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Produktivitas Kerja. Hasil yang dicapai dalam
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan berpengaruh positif
terhadap produktivitas.
2.) Motivasi (X2) terhadap produktivitas kerja
Hasil Uji t untuk Motivasi (X2) terhadap produktivitas
kerja (Y) menunjukan nilai sig 0,000 dan t hitung menunjukan
16,625, artinya nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas
0,05 (0,000<0,05) dan t hitung lebih besar dari t tabel
(16,625>2,042), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah H0
ditolak dan Ha diterima. Jadi hasil analisis menunjukan motivasi
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru di
SMAN 32 Jakarta.
Hasil penelitian ini didukung oleh jurnal Arif Yusuf
Hamali tentang Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja.
Hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah menunjukkan
pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja.
3.) Disiplin kerja (X3) terhadap produktivitas kerja
101
Hasil Uji t untuk disiplin kerja (X3) terhadap
produktivitas kerja (Y) menunjukan nilai sig 0,000 dan t hitung
menunjukan 5,139, artinya nilai signifikan lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 (0,000<0,05) dan t hitung lebih besar dari t
tabel (5,139>2,042), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi hasil analisis menunjukan
disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
guru di SMAN 32 Jakarta.
Hasil penelitian ini didukung oleh jurnal penelitian
Fitriatin tentang pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah disiplin
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja.
Berdasarkan tabel maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut
Artinya nilai konstanta sebesar 7,032 menunjukan
bahwa dengan adanya variabel X (gaya kepemimpinan, motivasi
dan disiplin kerja) maka nilai variabel Y (produktivitas kerja)
akan naik sebesar 7,032. Namun sebaliknya, jika variabel X=0
maka nilai Y (produktivitas kerja) akan menurun sebesar 7,032.
Angka koefisien X1=0,204, menunjukan bahwa setiap
Y = 7,032 + 0,204X1 + 1,214X2 + 0,308X3 + e
102
peningkatan gaya kepemimpinan akan meningkatkan
produktivitas kerja guru. Angka koefisien X2=1,214,
menunjukan bahwa setiap peningkatan motivasi akan
meningkatkan produktivitas kerja guru. Angka koefisien
X3=0,308, menunjukan bahwa setiap peningkatan disiplin kerja
akan meningkatkan produktivitas kerja guru.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja
guru di SMAN 32 Jakarta. Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan
yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja guru di SMAN 32 Jakarta.
2. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas
kerja guru di SMAN 32 Jakarta.
3. Disiplin kerja pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja
guru di SMAN 32 Jakarta
4. Gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama
atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja guru di SMAN 32 Jakarta.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan
menyatakan bahwa ketiga variabel independen, yakni gaya kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen, yakni produktivitas kerja baik secara parsial maupun
simultan. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu berimplikasi
104
terhadap sekolah pada khususnya, dan terhadap perkembangan dunia
pendidikan pada umumnya.
Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian yang serius bagi
sekolah, SMAN 32 Jakarta mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas kerja para gurunya terkhusus guru PNS,
terutama mengenai gaya kepemimpinan, motivasi dan juga disiplin kerja.
Sesuai dengan hasil yang didapatkan melalui kuesioner, kepala sekolah
harus lebih memperhatikan seluruh aspek yang menyangkut motivasi dan
disiplin kerja para guru agar tingkat produktivitas kerjanya meningkat.
Dari beberapa indikator yang penulis jelaskan berdasarkan hasil
kuisioner diharapkan semakin ditingkatkannya produktivitas kerja guru di
SMAN 32 Jakarta agar meningkatnya kualitas dari para guru.
C. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, ialah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian selanjutnya
dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian-
penelitian selanjutnya yang memiliki tema yang sama yaitu pengaruh
gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja guru. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji
komponen lain selain masalah gaya kepemimpinan, motivasi disiplin
kerja dan produktivitas kerja guru yang telah dibahas oleh penulis atau
105
dengan dimensi dan indikator yang berbeda serta didukung oleh teori-
teori atau penelitian terbaru.
2. Bagi Sekolah
Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan sekolah adalah perlu
adanya pengarahan kepada guru, serta membantu mereka agar bisa
mengatasi kesulitan-kesulitan dan memudahkan mereka dalam
menjalankan tugas-tugas sesuai dengan yang telah ditentukan dan juga
disiplin kerja harus dibuat sebaik mungkin demi terciptanya rasa
tanggung jawab akan sebuah pekerjaan dan dapat menciptakan suasana
sekolah yang nyaman serta kondusif.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan sekolah SMAN 32
Jakarta dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
agar lebih memperhatikan kebutuhan guru terlebih pada gaya
kepemimpinan dan motivasi yang diberikan serta disiplin kerja yang
diterapkan untuk meningkatkan produktivitas kerja guru yang lebih
baik.
106
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Michael “The art HRD, Managing People”, Gramedia, Jakarta, 1998
Atmowidiro, Soebagio “Manajemen Pendidikan Indonesia”, Ardadizya Jaya,
Jakarta, 2000
Arfida “Ekonomi Sumber Daya Manusia”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003
Arikunto, Suharsimi “Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktek”, PT.
Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Arif Yusuf Hamali ”Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja: Studi
Kasus Pada PT X Bandung”, 2013
Asri Warnanti, SE, MM. “Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Lingkungan
Kerja Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.
PLN (persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Lenteng
Agung”, 2014
Biatna Dulbert Tampubolon “Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor
Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang Telah
Menerapkan SNI 19-9001-2001”, 2007
Bilson, Simamora “Riset Pemasaran”, Gramedia Utama, Jakarta, 2004
Certo, Samuel C “Modern Management, edisi 8”, Diversity, Quality, Ethics, and
The Global Environment. Upper Saddle River, New Jersey, 2003
Desi Rahmawati “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
PR Fajar Berlian Tulungagung”, 2013
Dr. Darma Tintri E S, SE, AK, MBA. dan Fitriatin “Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Food Station
Tjipinang Jaya”, 2012
Dann Sugandha “Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi”, Intermedia,
Jakarta, 1991.
E. Mulyasa “manajemen pendidikan”, PT Remaja Rosdakarya, 2004
Ghozali,Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
BPUNDIP, Semarang, 2011
Ghozali, Imam “Ekonometrika. Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17”,
BPUNDIP, Semarang, 2009
Gouzali Saydam “Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid I”, PT. Gunung
Agung, Jakarta, 1996
107
Gomez, Faustino Cardoso “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Andi Offset,
Yogyakarta, 2000
Hasibuan, Drs “Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”, Bumi Aksana,
Jakarta, 2006
Istijanto “Riset Sumber Daya Manusia”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
Irawan, dkk “Manajemen Sumber Daya Manusia”, STIA LAN Press, Jakarta,
2000
Husna Purnama “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Bengkel Pada CV Mitra Denso di Bandar Lampung”,
2012
Ibriati Kartika Alimuddin “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada PT. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makasar”, 2012
Kadarman, AM “Pengantar Ilmu Manajemen”, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta,
1996
Mangkunegara, Anwar Prabu “Perilaku dan Budaya Organisasi”,
PT.RafikaAditama, Bandung, 2005
Ndaraha, Taliziduhu “Pengantar teori Pengembangan Sumber Daya Manusia”,
Penerbit Rineka Cipta, 1997
Nur Indriantoro, Bambang Supomo, Ak. “Metodologi Penelitian Bisnis”, BPFE,
Yogyakarta, 2002
Reksohadiprojo dan Handoko, H “Organisasi Perusahaan : Teori, Struktur dan
Perilaku”, BPFE, Yogyakarta, 1992
Renindia Maharlin “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Robinson Supermarket Samarinda”, 2013
Rivai, Veitzhal, dkk. ”Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”,
Rajawali Pers, Jakarta, 2009
Robbins dan Coulter “Manajemen(edisi 7)”, PT. Indeks group gramedia, Jakarta,
2002
Rochaety, Ety, Ratih Tresnawati dan H. Abdul Majid Latief “Metodologi
Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS”, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2009
Santoso, Singgih “Mengolah Data Statistik Secara Profesional”, PT Elexmedia,
Jakarta, 2004
Schermerhorn “Management,7”, John Wiley & Sons inc, New York, 2002
108
Setiyawan, dan Waridin “Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi
Semarang”, JRBI, Semarang, 2006
Siagian, S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bumi Aksara, Jakarta, 2002
Sondang P. Siagian “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT.Bumi Aksara,
Jakarta, 2004
Sugiyono “Statistika Untuk Penelitian”, CV Alvabeta, Bandung, 2003
Supardi dan Anwar, Syaiful “Dasar-dasar Perilaku Organisasi”, UII Press,
Yogyakarta, 2007
Stephen P. Robbins “Perilaku Organisasi, Alih Bahasa : Benyamin Molan.Edisi
Kesepuluh”, PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006
Sutrisno, Edi “Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama”, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2009
Umam, Khaerul “Perilaku Organisasi”, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010
Waridin “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, BudayaOrganisasi Dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”, Fakultas Ekonomi UGM
Yogyakarta, 2004
Williams “Human Resources Management”, The DrydenPress, 2009
Winardi “Manajemen Perilaku Organisasi”, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
2004
109
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama Perusahaan : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Jabatan : ................................
Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
BAGIAN I GAYA KEPEMIMPINAN
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen.
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
110
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Pimpinan dengan kekuasaannya memberikan tugas kepada karyawan
2. Pegawai menyelesaikan tugas dengan baik dan benar
3. Pimpinan memberikan tugas kepada karyawan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan
4. Pimpinan berkomunikasi dengan baik
5. Pimpinan memberikan semangat kepada pegawai
6. Pegawai termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik
7. Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam memberikan pendapat dan pengambilan keputusan
8. Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh pimpinan
9. Pimpinan memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada pegawai
10. Pegawai menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab
111
BAGIAN II MOTIVASI
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen.
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1 Tanggung jawab kerja yang saya emban
cukup jelas
2 Saya bekerja sebagai guru karena saya
memiliki minat dalam mengajar
3 Saya merasa termotivasi dalam bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup
4 Saya merasa nyaman dalam menyelesaikan
tugas dengan lingkungan kerja yang bersih
dan tenang
5 Sekolah memenuhi fasilitas keamanan dan
keselamatan dalam menjalankan pekerjaan
saya
112
BAGIAN III DISIPLIN KERJA
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen.
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1 Guru merasa tertantang dengan tugas yang
diberikan
2 Guru merasa mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan
3 Kepala sekolah adalah sosok panutan yang
baik
4 Kepala sekolah memberikan pengawasan
yang baik
5 Guru merasa puas dengan balas jasa yang
diterima
6 Guru merasa senang menjalankan tugasnya
7 Guru mendapat perlakuan yang adil dari
kepala sekolah
8 Hukuman yang diberikan kepala sekolah
sesuai dengan kesalahan
9 Kepala sekolah memberikan tindakan yang
tegas bagi guru yang indisipliner
10 Guru yang melanggar akan dikenakan
sanksi
11 Adanya hubungan yang baik atasan dengan
bawahan
12 Adanya hubungan yang baik antar guru dan
karyawan lainnya
113
BAGIAN IV PRODUKTIVITAS KERJA
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen.
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1 Saya dapat menerima tugas tambahan yang
diberikan oleh sekolah
2 Saya mempunyai keterampilan khusus
dalam metode mengajar
3 Saya dilibatkan oleh kepala sekolah dalam
menentukan metode belajar
4 Saya sangat memanfaatkan fasilitas yang
diberikan sekolah untuk mengajar
5 Saya selalu memberikan silabus untuk
panduan anak didik saya dalam belajar
6 Saya selalu menggunakan waktu mengajar
sesuai dengan aturan sekolah
114
Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Gaya Kepemimpinan
RESPONDEN GK
1
GK
2
GK
3
GK
4
GK
5
GK
6
GK
7
GK
8
GK
9
GK
10
TOTAL
1 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 46
2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48
3 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 43
4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 46
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 46
6 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 45
7 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 48
8 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 47
9 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 43
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
13 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
14 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 48
15 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 45
16 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
17 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
21 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
22 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 47
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
26 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
27 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 46
28 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 45
115
29 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42
30 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 46
31 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 45
32 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 44
33 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 45
34 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48
Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi
RESPONDEN MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 TOTAL
1 4 5 4 4 4 21
2 4 4 4 3 3 18
3 4 4 5 2 3 18
4 4 4 5 4 5 22
5 5 5 5 4 4 23
6 4 5 5 4 4 22
7 4 5 5 4 5 23
8 4 5 5 4 5 23
9 4 4 4 4 4 20
10 5 5 5 5 5 25
11 5 5 5 5 5 25
12 5 5 5 5 5 25
13 5 5 5 5 5 25
14 4 5 5 5 5 24
15 4 5 4 5 4 22
16 5 5 3 5 3 21
17 5 5 5 5 5 25
18 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 5 5 25
20 5 5 5 5 5 25
116
21 5 5 5 5 5 25
22 5 4 5 5 5 24
23 5 5 5 5 5 25
24 5 5 5 5 5 25
25 5 5 5 5 5 25
26 5 5 5 5 5 25
27 5 4 5 5 5 24
28 4 4 4 4 4 20
29 4 4 5 2 4 19
30 4 4 3 1 1 13
31 5 5 4 4 3 21
32 4 4 4 2 2 16
33 3 4 4 2 4 17
34 4 5 5 3 5 22
117
Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Disiplin Kerja
RESPONDEN DK
1
DK
2
DK
3
DK
4
DK
5
DK
6
DK
7
DK
8
DK
9
DK
10
DK
11
DK
12
TOTAL
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49
2 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 46
3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 5 2 3 46
4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 53
5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 55
6 5 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 53
7 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 56
8 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 56
9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 50
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
12 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 58
13 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 58
14 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 57
15 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 52
16 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 53
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 58
19 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 58
20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 58
21 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 58
22 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
23 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 58
24 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
25 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
26 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 58
27 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 57
118
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49
29 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 52
30 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 54
31 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 54
32 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 52
33 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 51
34 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
119
Distribusi Jawaban Kuesioner Variabel Produktivitas Kerja
RESPONDEN PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 TOTAL
1 4 4 4 5 5 4 26
2 5 4 4 5 3 3 24
3 4 4 5 5 2 5 25
4 4 4 5 4 5 5 27
5 5 5 5 4 4 5 28
6 4 5 5 3 4 5 26
7 4 5 5 5 5 4 28
8 4 5 5 4 5 4 27
9 4 4 4 4 5 4 25
10 5 5 5 5 5 5 30
11 5 5 5 5 5 5 30
12 5 4 5 5 5 5 29
13 4 5 5 5 5 5 29
14 5 5 5 4 5 5 29
15 5 5 4 4 5 4 27
16 5 5 4 5 3 5 27
17 5 5 5 5 5 5 30
18 5 5 5 5 5 4 29
19 4 5 5 5 5 5 29
20 5 5 5 5 4 5 29
21 5 5 5 5 5 5 30
22 5 4 5 5 4 5 28
23 4 5 5 5 5 5 29
24 5 5 5 5 5 5 30
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 5 5 4 5 29
27 5 4 5 5 4 5 28
120
28 4 4 4 5 4 5 26
29 4 4 5 2 2 4 21
30 1 4 3 1 3 4 16
31 4 5 4 4 4 4 25
32 4 4 2 4 2 4 20
33 2 4 4 5 3 2 20
34 3 5 5 3 5 3 24
iii
UJI VALIDITAS
Gaya kepemimpinan
Correlations
GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 GK6 GK7 GK8 GK9 GK10 GKT0T
GK1
Pearson Correlation 1 ,199 ,171 ,233 -,180 ,254 ,303 -,063 ,044 ,052 ,385*
Sig. (2-tailed) ,260 ,334 ,185 ,307 ,147 ,081 ,723 ,807 ,770 ,024
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK2
Pearson Correlation ,199 1 ,251 ,310 ,209 ,344* ,165 ,132 ,426
* ,289 ,644
**
Sig. (2-tailed) ,260 ,153 ,074 ,235 ,046 ,351 ,455 ,012 ,097 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK3
Pearson Correlation ,171 ,251 1 ,232 -,075 ,139 ,013 ,624** ,311 ,134 ,560
**
Sig. (2-tailed) ,334 ,153 ,187 ,674 ,434 ,943 ,000 ,074 ,449 ,001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK4
Pearson Correlation ,233 ,310 ,232 1 ,337 ,354* ,266 -,008 ,394
* -,101 ,549
**
Sig. (2-tailed) ,185 ,074 ,187 ,052 ,040 ,129 ,963 ,021 ,569 ,001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK5
Pearson Correlation -,180 ,209 -,075 ,337 1 ,422* ,070 -,114 ,491
** ,112 ,408
*
Sig. (2-tailed) ,307 ,235 ,674 ,052 ,013 ,692 ,520 ,003 ,528 ,016
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK6
Pearson Correlation ,254 ,344* ,139 ,354
* ,422
* 1 ,402
* ,175 ,503
** ,214 ,717
**
Sig. (2-tailed) ,147 ,046 ,434 ,040 ,013 ,019 ,323 ,002 ,225 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK7
Pearson Correlation ,303 ,165 ,013 ,266 ,070 ,402* 1 -,031 ,022 ,088 ,388
*
Sig. (2-tailed) ,081 ,351 ,943 ,129 ,692 ,019 ,861 ,904 ,619 ,023
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK8
Pearson Correlation -,063 ,132 ,624** -,008 -,114 ,175 -,031 1 ,148 ,255 ,445
**
Sig. (2-tailed) ,723 ,455 ,000 ,963 ,520 ,323 ,861 ,404 ,145 ,008
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK9 Pearson Correlation ,044 ,426* ,311 ,394
* ,491
** ,503
** ,022 ,148 1 ,107 ,670
**
iv
Sig. (2-tailed) ,807 ,012 ,074 ,021 ,003 ,002 ,904 ,404 ,547 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GK10
Pearson Correlation ,052 ,289 ,134 -,101 ,112 ,214 ,088 ,255 ,107 1 ,437**
Sig. (2-tailed) ,770 ,097 ,449 ,569 ,528 ,225 ,619 ,145 ,547 ,010
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
GKT0T
Pearson Correlation ,385* ,644
** ,560
** ,549
** ,408
* ,717
** ,388
* ,445
** ,670
** ,437
** 1
Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,001 ,001 ,016 ,000 ,023 ,008 ,000 ,010
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
v
Motivasi
Correlations
MO1 MO2 MO3 MO4 MO5 MOTOT
MO1
Pearson Correlation 1 ,509** ,360
* ,719
** ,400
* ,721
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,037 ,000 ,019 ,000
N 34 34 34 34 34 34
MO2
Pearson Correlation ,509** 1 ,333 ,640
** ,479
** ,698
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,054 ,000 ,004 ,000
N 34 34 34 34 34 34
MO3
Pearson Correlation ,360* ,333 1 ,428
* ,801
** ,722
**
Sig. (2-tailed) ,037 ,054 ,012 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34
MO4
Pearson Correlation ,719** ,640
** ,428
* 1 ,738
** ,916
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,012 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34
MO5
Pearson Correlation ,400* ,479
** ,801
** ,738
** 1 ,892
**
Sig. (2-tailed) ,019 ,004 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34
MOTOT
Pearson Correlation ,721** ,698
** ,722
** ,916
** ,892
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
vi
Disiplin kerja
Correlations
DK1 DK2 DK3 DK4 DK5 DK6 DK7 DK8 DK9 DK10 DK11 DK12 DKTOT
DK1
Pearson
Correlation
1 ,331 ,071 ,129 ,179 ,292 ,066 ,179 ,425* ,094 ,050 ,331 ,427
*
Sig. (2-tailed) ,056 ,689 ,469 ,310 ,093 ,709 ,310 ,012 ,596 ,778 ,056 ,012
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK2
Pearson
Correlation
,331 1 ,484** ,650
** ,410
* ,308 ,105 ,410
* ,453
** ,419
* ,541
** 1,000
** ,860
**
Sig. (2-tailed) ,056 ,004 ,000 ,016 ,076 ,556 ,016 ,007 ,014 ,001 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK3
Pearson
Correlation
,071 ,484** 1 ,420
* ,592
** ,471
** ,350
* ,471
** ,426
* ,474
** -,011 ,484
** ,695
**
Sig. (2-tailed) ,689 ,004 ,013 ,000 ,005 ,043 ,005 ,012 ,005 ,952 ,004 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK4
Pearson
Correlation
,129 ,650** ,420
* 1 ,358
* ,248 ,139 ,467
** ,302 ,080 ,353
* ,650
** ,668
**
Sig. (2-tailed) ,469 ,000 ,013 ,038 ,157 ,435 ,005 ,082 ,653 ,040 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK5
Pearson
Correlation
,179 ,410* ,592
** ,358
* 1 ,253 ,253 ,875
** ,422
* ,182 ,191 ,410
* ,680
**
Sig. (2-tailed) ,310 ,016 ,000 ,038 ,149 ,149 ,000 ,013 ,304 ,279 ,016 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK6
Pearson
Correlation
,292 ,308 ,471** ,248 ,253 1 ,128 ,253 ,820
** ,182 -,091 ,308 ,540
**
Sig. (2-tailed) ,093 ,076 ,005 ,157 ,149 ,470 ,149 ,000 ,304 ,607 ,076 ,001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK7 Pearson
Correlation
,066 ,105 ,350* ,139 ,253 ,128 1 ,128 ,156 ,402
* ,003 ,105 ,369
*
vii
Sig. (2-tailed) ,709 ,556 ,043 ,435 ,149 ,470 ,470 ,377 ,018 ,988 ,556 ,032
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK8
Pearson
Correlation
,179 ,410* ,471
** ,467
** ,875
** ,253 ,128 1 ,422
* ,071 ,191 ,410
* ,649
**
Sig. (2-tailed) ,310 ,016 ,005 ,005 ,000 ,149 ,470 ,013 ,688 ,279 ,016 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK9
Pearson
Correlation
,425* ,453
** ,426
* ,302 ,422
* ,820
** ,156 ,422
* 1 ,221 ,018 ,453
** ,673
**
Sig. (2-tailed) ,012 ,007 ,012 ,082 ,013 ,000 ,377 ,013 ,208 ,921 ,007 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK10
Pearson
Correlation
,094 ,419* ,474
** ,080 ,182 ,182 ,402
* ,071 ,221 1 -,029 ,419
* ,479
**
Sig. (2-tailed) ,596 ,014 ,005 ,653 ,304 ,304 ,018 ,688 ,208 ,869 ,014 ,004
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK11
Pearson
Correlation
,050 ,541** -,011 ,353
* ,191 -,091 ,003 ,191 ,018 -,029 1 ,541
** ,420
*
Sig. (2-tailed) ,778 ,001 ,952 ,040 ,279 ,607 ,988 ,279 ,921 ,869 ,001 ,013
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DK12
Pearson
Correlation
,331 1,000** ,484
** ,650
** ,410
* ,308 ,105 ,410
* ,453
** ,419
* ,541
** 1 ,860
**
Sig. (2-tailed) ,056 ,000 ,004 ,000 ,016 ,076 ,556 ,016 ,007 ,014 ,001 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
DKTOT
Pearson
Correlation
,427* ,860
** ,695
** ,668
** ,680
** ,540
** ,369
* ,649
** ,673
** ,479
** ,420
* ,860
** 1
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,032 ,000 ,000 ,004 ,013 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
viii
Produktivitas kerja
Correlations
PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PKTOT
PK1
Pearson Correlation 1 ,351* ,439
** ,594
** ,304 ,555
** ,793
**
Sig. (2-tailed) ,042 ,009 ,000 ,081 ,001 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PK2
Pearson Correlation ,351* 1 ,443
** ,175 ,522
** ,287 ,599
**
Sig. (2-tailed) ,042 ,009 ,322 ,002 ,100 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PK3
Pearson Correlation ,439** ,443
** 1 ,305 ,500
** ,436
* ,720
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,009 ,079 ,003 ,010 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PK4
Pearson Correlation ,594** ,175 ,305 1 ,319 ,274 ,688
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,322 ,079 ,066 ,117 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PK5
Pearson Correlation ,304 ,522** ,500
** ,319 1 ,265 ,705
**
Sig. (2-tailed) ,081 ,002 ,003 ,066 ,130 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PK6
Pearson Correlation ,555** ,287 ,436
* ,274 ,265 1 ,659
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,100 ,010 ,117 ,130 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34
PKTOT Pearson Correlation ,793
** ,599
** ,720
** ,688
** ,705
** ,659
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
ix
N 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI RELIABILITAS
GK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,700 10
MO
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,834 5
DK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,845 12
PK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,776 6
iii
UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7,032 3,202 2,196 ,036
GK ,204 ,093 ,142 2,203 ,035 ,413 2,423
MO 1,214 ,073 1,125 16,625 ,000 ,373 2,678
DK ,308 ,060 ,361 5,139 ,000 ,347 2,882
a. Dependent Variable: PK
UJI HETEROKEDASTISITAS
iv
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,76440959
Most Extreme Differences
Absolute ,128
Positive ,128
Negative -,127
Kolmogorov-Smirnov Z ,746
Asymp. Sig. (2-tailed) ,633
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
v
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,974a ,949 ,944 ,802
a. Predictors: (Constant), DK, GK, MO
b. Dependent Variable: PK
UJI STATISTIK F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 356,835 3 118,945 185,055 ,000b
Residual 19,283 30 ,643
Total 376,118 33
a. Dependent Variable: PK
b. Predictors: (Constant), DK, GK, MO
UJI STATISTIK t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7,032 3,202 2,196 ,036
GK ,204 ,093 ,142 2,203 ,035
MO 1,214 ,073 1,125 16,625 ,000
DK ,308 ,060 ,361 5,139 ,000
a. Dependent Variable: PK