pengaruh gaya hidup dan sifat kepribadian terhadap...

131
PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Sri Hartini Hastuti NIM: 11140700000010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Upload: trandieu

Post on 20-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN

TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Sri Hartini Hastuti

NIM: 11140700000010

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN

TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Sri Hartini Hastuti

11140700000010

Pembimbing:

Bambang Suryadi, Ph.D

NIP: 19700529 200312 1 002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 3: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT

KEPRIBADIAN TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF” telah diajukan

dalam sidang munaqasyah pada tanggal 13 September 2018. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi

(S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 13 September 2018

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.,M.si Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Yufi Adriani, Ph.D Mulia Sari Dewi, M.Psi, Psikolog

NIP. 19820918 200901 2 006 NIP. 19780502 200801 2 026

Bambang Suryadi, Ph.D

19700529 200312 1 002

Page 4: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

Jakarta, September 2018

Sri Hartini Hastuti

NIM: 11140700000010

Page 5: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

MOTTO

Soul needs prayer like lungs need air.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya skripsi ini

untuk Ibu, Bapak dan Mba Shera.

Page 6: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) September, 2018

C) Sri Hartini Hastuti

D) Pengaruh Gaya Hidup dan Sifat Kepribadian terhadap Pembelian Impulsif

E) xii + 89 + lampiran

F) Pembelian impulsif merupakan suatu fenomena yang penting untuk diteliti

karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara spontan dan tidak

rasional ini dapat memberikan konsekuensi bagi pelakunya. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh gaya hidup dan sifat

kepribadian terhadap pembelian impulsif. Penulis berhipotesis bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan gaya hidup dan sifat kepribadian

terhadap pembelian impulsif.

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjumlah 22.176 orang. Adapun

sampel pada penelitian ini sebanyak 275 orang. Sampel diambil dengan

menggunakan teknik non-probability sampling yaitu accidental sampling.

Penulis menggunakan alat ukur yang terdiri dari Impulsive Buying

Tendency (IBT), Activity Interest Opinion (AIO), dan Big Five Inventory

(BFI). Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor

analysis (CFA). Analisis data menggunakan teknik analisis regresi

berganda (multiple regression).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan gaya hidup dan sifat kepribadian terhadap pembelian impulsif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan empat variabel memiliki pengaruh yang

signifikan yaitu, activity, conscientiousness, extraversion, dan neuroticism.

Sementara interest, opinion, openness, dan agreeableness tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif.

Implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan

dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Diantaranya, dengan

memperhatikan variabel lain yang mempengaruhi pembelian impulsif

seperti pengaruh emosi, hedonisme, atau lingkungan toko. Selain itu,

perlunya memperhatikan alat ukur yang dipilih dalam pengukuran

variabel.

G) Bahan bacaan: 71; buku: 7 + jurnal: 57 + artikel: 7

Page 7: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) September, 2018

C) Sri Hartini Hastuti

D) Influence of Lifestyle and Personality Trait towards Impulsive Buying

Behaviour

E) xii + 89 + lampiran

F) Impulsive buying is an important phenomenon to examine because

spontaneous and irrational shopping behavior can have consequences for

the perpetrators. This study aimed to examine influence of lifestyle and

trait personality of impulsive buying. The author hypothesizes that there is

a significant influence of lifestyle and trait personality on impulsive

buying.

The populations in this research are 22.176 students of Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta. There are 275 sample in this

research. The sample were took using non-probability sampling technique

that is accidental sampling. The researcher using measurement instrument

consist of Impulsive Buying Tendency (IBT), Activity Interest Opinion

(AIO), and Big Five Inventory (BFI). Test the validity of the measuring

instrument using confirmatory factor analysis (CFA) technique. Data

analysis using multiple regression analysis technique.

The results of this study indicate that there is a significant

influence of lifestyle and trait personality on impulsive buying. The result

of the hypotheses showed four variables have significant influence which

is, activity, conscientiousness, extraversion, and neuroticism. While

interest, opinion, openness, and agreeableness do not have a significant

effect on impulsive buying.

Implication of this study can be reviewed and developed in next

study. Like observe other variables which influencing impulsive buying

such as the effect of emotion, hedonism, or store environment. The

important thing to do is to watch selected measuring instrument for

measure that variables.

G) References: 71; book: 7 + journal: 57 + article: 7

Page 8: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam

bentuk pikiran, tenaga dan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas segala bimbingan, waktu dan tenaga yang

diberikan selama penulis menjalani perkuliahan.

2. Bambang Suryadi, Ph.D, Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, saran serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis banyak mendapatkan saran pengetahuan serta wawasan dalam

proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas waktu dan bimbingan

yang telah diberikan.

3. Ikhwan Luthfi, M.Psi selaku dosen Pembimbing Akademik Psikologi

kelas A angkatan 2014, terimakasih atas bimbingannya selama penulis

menjalani masa perkuliahan.

4. Seluruh Dosen di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah mendidik dan memberikan ilmu serta wawasan bagi penulis. Para

staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis dalam proses

administrasi.

5. Kedua orang tua penulis Bapak Handono dan Ibu Warsi, terima kasih yang

tak terhingga untuk setiap dukungan (baik moril, material dan spiritual)

serta doa tulus yang tidak pernah henti-hentinya kepada penulis dalam

Page 9: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Serta saudara penulis, Shera May

Karani terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan.

6. Sahabat-sahabat penulis (Conita Lutfiyah, Hanna Marischa, Tiara Ersha,

Trya Dara, dan Usni Dwi Ambar). Terimakasih telah memberikan banyak

dukungan, bantuan, motivasi, dan hiburan dari awal perkuliahan hingga

saat ini, penulis sangat bersyukur dipertemukan dengan sahabat-sahabat

yang luar biasa hebat seperti mereka.

7. Sahabat penulis sejak SMA (Cytra Lestary Kinasih, Dian Ambariani,

Ulfah Nadhira, dan Hera Puspa) yang selalu menjadi tempat berbagi cerita

dan cita-cita. Terimakasih atas dorongan semangat yang selalu

diberikan.dan menjadi bagian dari perjalanan kehidupan.

8. Teman-teman Psikologi 2014 dan kelas A. Khususnya Berliana

Nurjannah, Diah Lestari, dan Nabila Zanlee. Terimakasih atas canda tawa

dan bantuan yang telah diberikan.

9. Kepada seluruh responden terima kasih banyak telah meluangkan

waktunya dan bersedia membantu untuk mengisi kuesioner penelitian.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih

untuk segala doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk

dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, besar harapan penulis agar

skripsi ini memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi penulis dan bagi

yang membacanya dan berkeinginan untuk mengembangkan penelitian ini

lebih lanjut.

Jakarta, September 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1-11

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8

1.2.1. Pembatasan Masalah .......................................................... 8

1.2.2. Perumusan Masalah ........................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10

1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................. 10

1.3.2. Manfaat Penelitian ........................................................... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................... 12-35

2.1. Pembelian Impulsif ..................................................................... 12

2.1.1. Definisi Pembelian Impulsif ............................................ 12

2.1.2. Faktor yang memengaruhi Pembelian Impulsif ................. 13

2.1.3. Dimensi Pembelian Impulsif ............................................. 16

2.1.4. Alat Ukur Pembelian Impulsif .......................................... 17

2.2. Gaya Hidup ................................................................................ 19

2.2.1. Definisi Gaya Hidup ......................................................... 19

2.2.2. Dimensi Gaya Hidup ........................................................ 20

2.2.3. Alat Ukur Gaya Hidup ...................................................... 21

2.3. Kepribadian ................................................................................ 23

2.3.1. Definisi Kepribadian......................................................... 23

2.3.2. Dimensi Kepribadian ........................................................ 25

2.3.3. Alat Ukur Kepribadian ..................................................... 26

2.5. Kerangka Berpikir ...................................................................... 28

2.6. Hipotesis Penelitian .................................................................... 34

BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 36-62

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 36

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 37

Page 11: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 39

3.3.1. Pembelian Impulsif ........................................................... 40

3.3.2. Gaya Hidup ...................................................................... 41

3.3.3. Kepribadian ...................................................................... 42

3.4. Uji Validitas Konstruk ................................................................ 42

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Pembelian Impulsif ....................... 45

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Gaya Hidup .................................. 46

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Kepribadian .................................. 52

3.5. Teknik Analisis Data .................................................................. 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 63-76

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ...................................................... 63

4.2. Hasil Analisis Deskripsi ............................................................. 64

4.2.1. Kategorisasi Skor Variabel .............................................. 66

4.3. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 69

4.4.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ................................ 69

4.4.2. Proporsi Varians Independent Variable ............................ 74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 77-90

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 77

5.2. Diskusi ...................................................................................... 77

5.3. Saran .......................................................................................... 87

5.3.1. Saran Teoritis ................................................................... 87

5.3.2. Saran Praktis .................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 90

LAMPIRAN ............................................................................................... 97

Page 12: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Costa and McCrae’s Five-Factor Model of Personality ................. 26

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel...................................................................... 36

Tabel 3.2 Skor Pengukuran Skala .................................................................. 39

Tabel 3.3 Blue Print Skala Pembelian Impulsif ............................................. 40

Tabel 3.4 Blue Print Skala Gaya Hidup ......................................................... 41

Tabel 3.5 Blue Print Skala Kepribadian ........................................................ 42

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Pembelian Impulsif ........................................ 46

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Activity .......................................................... 48

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Interests ......................................................... 49

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Opinion.......................................................... 51

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Openness ...................................................... 52

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Conscientiousness ......................................... 54

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Extraversion ................................................. 56

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Agreeableness .......................................... ... 57

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Neuroticism .................................................. 59

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .............................................. 63

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif .................................................................... ... 65

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ............................................................. 66

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................ 66

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ............................................. ... 70

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV .............................. 70

Tabel 4.7 Koefisien Regresi .......................................................................... 71

Tabel 4.8 Proporsi Varians Independent Variable ......................................... 74

Page 13: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 33

Gambar 3.1 Uji Validitas Konstruk Pembelian Impulsif .................................. 52

Page 14: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Surat Izin Penelitian ................................................................98

Lampiran2 Kuesioner Penelitian ...............................................................99

Lampiran3 Output CFA .......................................................................... 106

Lampiran4 Output Deskriptif dan Hasil Uji Regresi ................................ 115

Page 15: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara
Page 16: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelian impulsif (impulsive buying) merupakan fenomena umum di

masyarakat yang menarik dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi tantangan

bagi periset pasar karena sifatnya yang kompleks (Ekeng et.al 2012; Awan &

Abbas, 2015; Muruganantham & Bhakat, 2013; Parakh et.al 2016). Salah satu

perubahan penting yang kita saksikan di kalangan konsumen akhir-akhir ini yaitu

pembelian impulsif (Iram & Chacharkar, 2017). Pola perilaku konsumen

Indonesia dengan keunikannya yang beragam adalah karena tingginya tingkat

heterogenitas, antara lain karena perbedaan suku dan regionalisme (Putra et.al

2017). Pembelian impulsif memiliki karakteristik tertentu yang mendorong

mereka dalam melakukan pembelian impulsif (Mendenhall, 2015).

Fenomena ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa

yang tinggal di kota metropolitan yang memiliki kebutuhan konstan untuk

mencapai beberapa tingkat standar sosial. Ini merupakan sarana untuk memenuhi

kebutuhan sosial, dengan tindakan seperti bersantai di kafe dan menghabiskan

waktu di mall dengan teman sebayanya (Pradipto et.al. 2016). Fenomena ini

bahwa orang sering melakukan pembelian yang awalnya tidak mereka inginkan

atau produk yang sama sekali tidak mereka butuhkan, tetapi karena beberapa

alasan yang tidak diketahui, mereka membuat keputusan (Ahmed et.al. 2015).

Faktor lain dari konsumen yaitu ingin terlihat berbeda di lingkungan sekitarnya.

Page 17: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Karena manusia bukan hanya makhluk sosial, tetapi juga sebagai makhluk

simbolis. Dengan demikian dapat memicu seseorang untuk berperilaku impulsif

dalam berbelanja (Putra et.al 2017).

Konsumen di Indonesia memiliki keunikan karakteristik, salah satunya

cenderung impulsif saat berbelanja karena konsumen Indonesia memiliki

kecenderungan untuk melakukan pembelian yang tidak terencana (Putra et.al

2017). Secara psikologis, individu yang biasa melakukan pembelian impulsif

dapat dibagi menjadi tiga karakteristik: (1) keinginan untuk kesenangan, (2)

pengendalian diri, (3) kebutuhan untuk mengesankan orang lain. Tidak hanya tiga

karakteristik yang memengaruhi pembelian impulsif, tetapi media iklan dapat

memengaruhi untuk pembelian impulsif (Mendenhall, 2015). Konsumen baik pria

maupun wanita memiliki potensi yang sama untuk perilaku impulsif dalam

berbelanja (Putra et.al 2017). Jenis kelamin merupakan faktor lain yang

memengaruhi pembelian impulsif. Ketika jenis kelamin berbeda, maka persepsi

mengkonsumsi produk juga berbeda. Pria dan wanita memiliki karakteristik yang

berbeda secara mendasar. Setiap jenis kelamin memiliki karakteristik yang

melekat, konsumen wanita menunjukkan lebih banyak kepekaan, kehangatan dan

kecemasan. Sebaliknya, stabilitas emosi dan kewaspadaan lebih khas pada

karakteristik pria (Lakshmi et.al 2017).

Kecenderungan perilaku impulsif seseorang adalah pada tingkat usia 18-39

tahun. CNN Indonesia mengungkapkan bahwa generasi millennial (generasi yang

lahir pada 1990-an hingga awal 2000-an) merupakan generasi yang tumbuh

karena dukungan pengembangan teknologi, bahwa setengah generasi milenial

Page 18: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

adalah pelanggan yang paling impulsif di Asia Pasifik, dimana pada setengah dari

pembelian dilakukan secara spontan diatas rata-rata (Putra et.al 2017). Sebagai

tambahan, penelitian terbaru melaporkan bahwa generasi Millennial lebih

mungkin melakukan pembelian impulsif untuk memanjakan diri daripada generasi

lainnya (Amos et.al 2014).

Semakin banyaknya tempat-tempat perbelanjaan seperti supermarket,

mall, dan gerai ritel menunjukan adanya peningkatan dalam pembelian impulsif

(Raju et.al 2015). Jumlah mall di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 250 mall

yang terbesar di seluruh Indonesia yang terus tumbuh dengan total luas 4,5 juta

meter persegi pada 2016 dan sekitar 2% hingga 2017. Jadi tidak salah untuk

mengatakan bahwa mall merupakan tempat rekreasi perkotaan (Putra et.al 2017).

Pada bulan Juni 2011, Nielsen menyatakan bahwa pembeli di Indonesia

menjadi lebih impulsif. Indikasinya adalah sebagai berikut: Dari tahun 2003 -

2011, telah terjadi perubahan pola pembelian, dimana telah terjadi pergeseran dari

69% dari pembeli pada tahun 2003 mengatakan bahwa mereka mungkin akan

membeli barang tambahan yang bergeser ke 39% pembeli pada tahun 2011

dengan mengatakan bahwa mereka selalu membeli barang tambahan. Dari tahun

2008 - 2011, terjadi kenaikan 16% (dari 5% menjadi 21%) pembeli yang biasa

mengunjungi toko yang menawarkan penawaran menarik dan kupon yang

dipromosikan melalui surat kabar dan selebaran. Indikasi ini diperoleh melalui

wawancara langsung dengan 1.804 responden di Jakarta, Bandung, Surabaya,

Makasar, dan Medan (Dameyasani et.al. 2013).

Page 19: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Konsumen merupakan target pasar yang harus selalu menjadi perhatian

dalam rangka memenangkan persaingan. Pemasar akan sukses jika bisa

memahami karakteristik konsumennya (Aqmala & Farida, 2014). Pemasar

merancang strategi baru untuk meyakinkan konsumen agar produk mereka layak

dibeli meski tidak dicari pada saat pembelian (Ebitu & Tom, 2015). Mereka

mencoba memperbaiki toko dan mempresentasikan produk ke konsumen

sedemikian rupa sehingga bisa menarik perhatian. Salah satu yang memengaruhi

sebagian besar konsumen adalah melihat produk gratis dan diskon yang

ditawarkan oleh toko (Vishnu & Raheem, 2013). Selain itu, musik telah lama

dianggap sebagai cara yang efisien dan efektif untuk menciptakan suasana hati

yang positif dan berkomunikasi secara nonverbal (Saad & Metawie, 2015).

Konsumen menghadapi godaan untuk membeli barang-barang yang tidak

ada dalam daftar belanja mereka. Godaan untuk melakukan pembelian yang tidak

perlu ini akhirnya mengarah pada pembelian impulsif (Ebitu & Tom, 2015).

Godaan pembelian impulsif sering terjadi karena kontak sensorik (misalnya

kedekatan rangsangan produk) dan ditambah dengan faktor situasional (misalnya

faktor mood), dan faktor individual (misalnya sifat pembelian impulsif). Oleh

karena itu, ketika orang melakukan pembelian impulsif mereka sering tergoda

(Amos et.al 2014).

Bagi kebanyakan pembeli, berbelanja di akhir pekan cenderung impulsif

daripada hari biasa. Karena pada umumnya, mereka merasa berbelanja merupakan

kegiatan yang santai dan untuk memenuhi kebutuhan. Alasan utama dibalik

dorongan pelanggan untuk pembelian impulsif adalah faktor dari visual

Page 20: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

merchandising. Karena teknik ini dapat digunakan untuk menghasilkan dorongan

pada konsumen (Raju et.al 2015). Dengan demikian, konsumen harus lebih sadar

akan usaha pemasar untuk memanipulasi suasana hati mereka untuk memengaruhi

keputusan pembelian. Selain itu, konsumen dapat mengurangi belanja dengan cara

membeli yang dibutuhkan saja dan hanya membawa uang tunai yang cukup untuk

pembelian yang diperlukan (Saad & Metawie, 2015).

Ciri khas konsumen di Indonesia memiliki pola pembelian yang tidak

terencana. Pembelian impulsif bisa terjadi dimana saja dan kapan saja (Aqmala &

Farida, 2014). Pembelian impulsif bisa menjadi perilaku pembelian yang tidak

masuk akal. Di sisi lain, pembelian impulsif dapat dilihat secara positif bahwa ia

menawarkan pemenuhan emosional seperti kebahagiaan saat direncanakan dan

proses pembelian rasional dapat dipandang sebagai tanggung jawab (Chung et.al

2015). Selain itu, suasana hati dapat memicu pembelian impulsif. Suasana hati

yang positif sangat mungkin memengaruhi individu untuk melakukan pembelian

impulsif agar dapat membeli sesuatu untuk memanjakan diri dan adanya

kenikmatan dalam melakukan pembelian. Di sisi lain, suasana negatif dapat

menyebabkan individu untuk menghibur diri, dimana orang itu berusaha untuk

menyingkirkan depresi atau mengusir suasana hati yang buruk (Bessouh &

Belkhir, 2018).

Berdasarkan tinjauan literatur yang ada, perilaku pembelian dipengaruhi

oleh kepribadian dan gaya hidup (Anitha, 2016). Banyak faktor yang

memengaruhi dorongan pembelian konsumen, baik di dalam toko maupun online.

Page 21: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Ini menunjukan bahwa ada banyak ruang untuk penelitian lebih lanjut dalam arah

yang sama terkait dengan pembelian impulsif (Bhuvaneswari & Krishnan, 2015).

Penyebab pembelian impulsif sangat beragam dan dipengaruhi oleh

sejumlah faktor. Faktor yang memengaruhinya yaitu faktor internal, faktor

eksternal, faktor situasional, dan faktor demografi (Muruganantham & Bhakat,

2013; Lukito & Tulipa, 2016). Faktor internal meliputi (gaya hidup, kepribadian,

emosi). Faktor eksternal meliputi (promosi penjualan). Faktor situasional meliputi

(produk baru). Faktor demografi meliputi (jenis kelamin, usia, pendapatan)

(Bashir et.al. 2013; Muruganantham & Bhakat, 2013).

Gaya hidup konsumen merupakan salah satu faktor paling berpengaruh

yang membuat individu melakukan pembelian. Ketika produk yang diinginkan

sesuai dengan kepribadiannya, maka kebutuhan atau keinginannya tentang gaya

hidup terpenuhi (Zahra & Awan, 2017). Gaya hidup belanja juga bisa berdampak

pada perilaku pembelian impulsif. Gaya hidup belanja mengacu pada pola

konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang tentang bagaimana

menghabiskan waktu dan uang (Tambuwun, 2016). Gaya hidup seseorang

memengaruhi partisipasi dalam kelompok sosial dan hubungannya dengan orang

lain (Sathish & Rajamohan, 2012; Khan et.al. 2011). Berbeda dengan konsumen

di masa lalu, konsumen saat ini cenderung mengejar gaya belanja hedonik melalui

pengalaman pembelian impulsif yang dengan mudah dilihat pada perilaku

pembelian. Banyak konsumen yang memiliki gaya pembelian impulsif bukan

karena mereka membutuhkan produk. Namun untuk memiliki kesenangan yang

berasal dari pembelian (Chung et.al 2015).

Page 22: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Faktor selanjutnya adalah sifat kepribadian. Kepribadian individu

memiliki dampak yang luar biasa pada pembelian impulsif. Karakteristik

kepribadian individu berbeda satu sama lain dan kecenderungan impulsifnya juga

berbeda. Perilaku pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh sifat kepribadian

(Mathai & Haridas, 2014). Studi menunjukan bahwa ciri kepribadian dapat

berkontribusi pada tingkat kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif

(Vazifehdoost et.al 2014).

Sifat kepribadian merupakan salah satu sumber utama keputusan (Gohary

& Hanzaee, 2014). Mayoritas pelanggan memutuskan pembelian mereka di dalam

toko. Karena adanya rangsangan di toko, ketersediaan kartu kredit, pengaruh

penjualan dan terkadang karena sifat kepribadian (Mathai & Haridas, 2014).

Karakteristik konsumen merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi

kecenderungan seseorang terhadap perilaku impulsif dalam berbelanja (Putra et.al

2017).

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, banyak faktor yang

menyebabkan seseorang melakukan pembelian impulsif. Pada penelitian ini

penulis akan memfokuskan terhadap dua faktor yaitu gaya hidup dan sifat

kepribadian. Penulis masih jarang sekali menemukan penggunaan variabel gaya

hidup dan sifat kepribadian secara bersamaan untuk melihat pengaruhnya terhadap

pembelian impulsif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh

Gaya Hidup dan Sifat Kepribadian terhadap Pembelian Impulsif”.

Page 23: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pembelian impulsif,

diantaranya faktor internal, faktor eksternal, faktor situasional dan faktor

demografi. Pada penelitian ini hanya menggunakan faktor internal saja, yaitu gaya

hidup dan kepribadian. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,

rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian adalah:

1. Pembelian impulsif

Pembelian impulsif (impulsive buying) yang dimaksud dalam penelitian ini

dibatasi pada pembelian yang tidak rasional dengan mengacu kepada teori

Verplanken & Herabadi (2001), yang memiliki dua dimensi yaitu cognitive

dan affective.

2. Gaya hidup

Gaya hidup (lifestyle) yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada gaya

hidup yang mengukur aktivitas dalam hal bagaimana mereka menghabiskan

waktu, apa yang mereka minati, pendapat mereka menurut pandangan mereka

tentang diri dan lingkungan sekitar, dengan mengacu kepada teori Plummer

(1974), yang memiliki tiga dimensi yaitu activity, interests dan opinion.

3. Sifat kepribadian

Sifat kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini berdasarkan teori The

Big Five Personality Trait yang merupakan suatu pendekatan dalam melihat

manusia melalui sifat yang terdiri atas lima domain kepribadian. Adapun

Page 24: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

dimensi-dimensi sifat kepribadian yaitu Openness, Conscientiousness,

Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism.

4. Subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibatasi pada mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, rumusan

masalah yang akan diteliti dalam penelitian adalah:

1. Apakah ada pengaruh gaya hidup (activity, interests, opinion) dan sifat

kepribadian (openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness,

neuroticism) terhadap pembelian impulsif?

2. Apakah ada pengaruh dimensi activity pada variabel gaya hidup terhadap

pembelian impulsif?

3. Apakah ada pengaruh dimensi interests pada variabel gaya hidup terhadap

pembelian impulsif?

4. Apakah ada pengaruh dimensi opinion pada variabel gaya hidup terhadap

pembelian impulsif?

5. Apakah ada pengaruh dimensi openness pada variabel sifat kepribadian

terhadap pembelian impulsif?

6. Apakah ada pengaruh dimensi conscientiousness pada variabel sifat

kepribadian terhadap pembelian impulsif?

Page 25: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

7. Apakah ada pengaruh dimensi extraversion pada variabel sifat kepribadian

terhadap pembelian impulsif?

8. Apakah ada pengaruh dimensi agreeableness pada variabel sifat kepribadian

terhadap pembelian impulsif?

9. Apakah ada pengaruh dimensi neuroticism pada variabel sifat kepribadian

terhadap pembelian impulsif?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua hal, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gaya

hidup dan sifat kepribadian terhadap pembelian impulsif.

2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel

independen yang diajukan (activity, interests, opinion, openness,

conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism) terhadap

pembelian impulsif.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu sebagai berikut :

Page 26: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu

psikologi, khususnya di bidang Psikologi Konsumen. Bagi penulis sendiri,

guna mempelajari dan mengembangkan motif konsumen dalam

melakukan pembelian secara impulsif. Hasil penelitian ini dapat dijadikan

sumber data tambahan bagi perkembangan studi tentang gaya hidup, sifat

kepribadian dan pembelian impulsif.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui fakta mengenai perilaku

pembelian impulsif. Bagi masyarakat umum, sebagai bahan pengetahuan

mengenai faktor yang mampu memicu terjadinya pembelian impulsif.

Hasil penelitian yang terkait dengan sifat kepribadian yang memengaruhi

perilaku pembelian impulsif dapat dimanfaatkan bagi individu ataupun

masyarakat untuk mengontrol perilaku pembelian impulsif.

Page 27: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pembelian Impulsif

2.1.1 Definisi Pembelian Impulsif

Dalam beberapa tahun terakhir, pembelian impulsif terus berkembang.

Banyak ilmuwan yang telah berusaha menjelaskan fenomena tersebut. Pembelian

impulsif adalah cara untuk menyalurkan atau mengatasi emosi. Dalam konteks

emosi positif, pembelian impulsif berfungsi sebagai cara untuk menghargai diri

sendiri. Dalam emosi negatif, pembelian impulsif berfungsi sebagai cara untuk

menghibur diri sendiri. Pembelian impulsif yaitu sebagai pembelian yang tidak

rasional (Verplanken & Herabadi, 2001).

Banerjee dan Saha (2012) menjelaskan bahwa pembelian impulsif

merupakan pembelian tidak terencana yang disebabkan oleh stimulus. Stimulus

diberikan melalui rangsangan sensorik yang memungkinkan untuk menyentuh

produk, dengan informasi yang jelas tentang penawaran dan membantu konsumen

mengingat apa yang mereka butuhkan. Bessouh et.al (2013), menambahkan

pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan meski tidak direncanakan

sebelum masuk ke toko.

Namun berdasarkan pendapat Aqmala dan Farida (2014) pembelian

impulsif yaitu kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan, refleks,

mendadak, dan otomatis. Pembelian impulsif merupakan tindakan alami dan

merupakan reaksi cepat yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Menurut

Page 28: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Zhou dan Gu (2015) pembelian impulsif umumnya dianggap identik dengan

pembelian tidak terencana, yang menggambarkan pembelian apapun yang dibuat

pembelanja namun belum direncanakan sebelumnya.

Selanjutnya, pembelian impulsif dapat didefinisikan sebagai perilaku

reaktif yang sering melibatkan tindakan langsung terhadap rangsangan. Perilaku

reaktif ini tidak serta merta dihubungkan dengan kebutuhan fungsional produk,

namun dengan kesenangan dan aspek simbolis (nilai hedonis) yang diberikan oleh

pengalaman membeli dan menggunakan produk (Cunha & Silva, 2015).

Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa pembelian

impulsif merupakan pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak terencana, diikuti oleh adanya konflik fikiran dan

dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya

perasaan intens yang ditunjukan dengan melakukan pembelian karena adanya

dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, merasakan kepuasan dan

mengalami konflik di dalam pikiran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teori dari Verplanken & Herabadi (2001), pembelian impulsif sebagai pembelian

yang tidak rasional.

2.1.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembelian Impulsif

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembelian impulsif,

diantaranya:

Page 29: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

1. Faktor Internal

a) Gaya hidup

Konsumen merupakan fondasi dasar setiap bisnis. Saat ini konsumen melihat,

berpikir, memilih dan membeli produk sesuai gaya hidupnya dan menjadi

kesempatan bagi pemasar untuk menyempurnakan penawaran dan mencapai

kepuasan konsumen (Pandey, A. C., & Pandey, M. K. 2013).

b) Kepribadian

Kecenderungan pembelian impulsif dapat dikaitkan dengan sifat kepribadian

yang kurang terkontrol. Dimana pembelian impulsif tidak memiliki kontrol

kognitif karena tidak membeli secara impulsif. Sifat impulsif menunjukan

bahwa karakteristik umum impulsivitas dapat menyebabkan tindakan impulsif

dalam konteks konsumsi tertentu (Saad & Metawie, 2015).

c) Emosi

Setiap peristiwa pembelian merupakan pengalaman bagi konsumen, dimana

emosi memainkan peran dalam pengambilan keputusan. Kesenjangan antara

keinginan untuk membeli sesuatu dan pembelian yang sebenarnya adalah

ruang dimana emosi memainkan peran utama (Nair & Das, 2015).

2. Faktor Eksternal

a) Promosi Penjualan

Page 30: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Promosi penjualan dapat memanipulasi konsumen untuk membeli produk.

Tren ini telah meningkatkan penjualan produk dengan menawarkan diskon

yang diberikan oleh pemasar kepada pembeli. Ini terbukti bahwa konsumen

akan membeli lebih banyak dari yang mereka harapkan (Iram & Chacharkar,

2017).

3. Faktor Situasional

a) Produk Baru

Tingkat pengetahuan konsumen tentang produk baru memiliki pengaruh

positif terhadap niat membeli dan pembelian impulsif. Oleh karena itu, kata

dari mulut ke mulut dan opini orang lain memainkan peran penting dalam

menyusun pengetahuan mereka mengenai produk baru (Harmancioglu et.al

2009).

4. Faktor demografi

a) Usia

Berbagai peneliti telah mencoba menjalin hubungan antara usia dan perilaku

pembelian impulsif. Beberapa peneliti menemukan bahwa konsumen yang

lebih muda cenderung melakukan pembelian impulsif (Luniya & Verghese,

2015).

Page 31: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

b) Jenis Kelamin

Beberapa penelitian meneliti peran gender dalam perilaku pembelian impulsif.

Secara umum dapat diamati bahwa wanita lebih condong ke arah belanja dan

wanita cenderung impulsif dibandingkan dengan pria (Luniya & Verghese,

2015).

c) Pendapatan

Pembelian impulsif sebagian besar dipengaruhi oleh pendapatan. Peneliti

menemukan bahwa konsumen dengan pendapatan lebih tinggi biasanya

memiliki kebiasaan untuk belanja lebih banyak (Luniya & Verghese, 2015).

Berdasarkan keterangan diatas pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh

faktor internal, faktor eksternal, faktor situasional, dan faktor demografi.

Faktor tersebut dapat menjadi penyebab meningkatnya pembelian impulsif.

Faktor internal (gaya hidup dan kepribadian) merupakan faktor yang akan

diteliti dalam penelitian ini.

2.1.3 Dimensi-dimensi Pembelian Impulsif

Verplanken & Herabadi (2001) membagi pembelian impulsif menjadi dua

dimensi, yaitu:

1. Kognitif

Page 32: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Kognitif menyangkut kurangnya perencanaan dan pertimbangan saat

melakukan pembelian. Kognitif berbanding terbalik dengan kesadaran,

kebutuhan pribadi akan struktur, dan kebutuhan untuk dievaluasi.

2. Afektif

Afektif menyangkut perasaan senang dan gembira, dorongan untuk membeli,

sulitnya meninggalkan barang, dan adanya perasaan menyesal. Afektif terkait

dengan kurangnya otonomi dan orientasi tindakan.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan dimensi Verplanken &

Herabadi (2001). Dimensi pembelian impulsif yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kognitif dan afektif. Karena dimensi tersebut berhubungan

langsung dengan pembelian impulsif.

2.1.4 Alat Ukur Pembelian Impulsif

Adapun pengukuran yang digunakan dalam mengukur pembelian impulsif,

yaitu :

1. Impulsive Buying Tendency (IBT). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Verplanken dan Herabadi (2001), yang terdiri dari 20-item. Alat ukur ini

dibagi menjadi dua dimensi, yaitu kognitif dan afektif. Dimensi kognitif

melihat kurangnya perencanaan dan kehati-hatian, sedangkan dimensi afektif

mengukur perasaan menyenangkan, kegairahan, tekanan, kontrol yang rendah

dan rasa penyesalan. Koefisien alpha dari kognitif = 0,91 dan untuk dimensi

afektif sebesar = 0,83 Verplanken dan Herabadi (2001).

Page 33: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

2. Hedonic Shopping Motivation (HSC). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Hausman (2000), yang terdiri dari 7-item. Alat ukur ini digunakan untuk

mengukur kecenderungan hedonik pada konsumen (Lins et.al., 2015).

3. Materialism (MVS). Alat ukur ini dikembangkan oleh Richins and Dawson

(1992), yang terdiri dari 18-item. Alat ukur ini mengukur materialisme pada

konsumen. Richins dan Dawson mengkonseptualisasikan nilai material

mencakup tiga domain: penggunaan harta benda kepada menilai keberhasilan

orang lain dan diri sendiri, sentralitas kepemilikan dalam kehidupan

seseorang, dan kepercayaan bahwa kepemilikan dan pembebasannya

menyebabkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Singkatnya, domain ini

disebut sebagai domain kesuksesan, sentralitas, dan kebahagiaan (Richins,

2004).

Pada penelitian ini penulis menggunakan Impulsive Buying Tendency

(IBT) yang dikembangkan Verplanken dan Herabadi (2001) dan digunakan

untuk mengukur pembelian impulsif. Alasan penulisan menggunakan alat

ukur ini adalah karena dimensi-dimensi IBT (cognitive dan affective) sesuai

dengan hal yang akan diukur. Selain itu, IBT memiliki koefisien alpha dari

kognitif sebesar 0,91 dan untuk dimensi afektif sebesar 0,83 sehingga dapat

dikatakan reliabel.

Page 34: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

2.2 Gaya Hidup

2.2.1 Definisi Gaya Hidup

Menurut Plummer (1974) gaya hidup mengukur aktivitas orang dalam hal

bagaimana mereka menghabiskan waktu, apa yang mereka minati, pendapat

mereka menurut pandangan mereka tentang diri dan lingkungan sekitar, dan

beberapa karakteristik dasar seperti tahap dalam siklus kehidupan.

Sementara itu Adler, gaya hidup digunakan untuk mengacu pada rasa

hidup seseorang yang mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan terhadap

orang lain, dan sikap terhadap dunia. Ini adalah hasil interaksi antara faktor

keturunan, lingkungan, dan kekuatan kreatif seseorang (Feist & Feist, 2008).

Dengan konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap orang

memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior, dan dapat mewarnai

atau tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial. Namun setiap orang

melakukannya dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup adalah cara

yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus, yang

ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada (Alwisol, 2009).

Gaya hidup adalah metode hidup seorang individu dimana mereka

mengelola lingkungan fisik, sosial, psikosomatik dan ekonomi mereka

berdasarkan rutinitas sehari-hari. Gaya hidup merupakan kombinasi antara

motivasi, kebutuhan, inspirasi dan keinginan yang memengaruhi melalui beberapa

faktor seperti keluarga, budaya dan kelas sosial. Gaya hidup seseorang sangat

Page 35: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

penting bagi pemasar karena mereka menghadapi setiap jenis perbedaan jenis

orang dengan berbagai perilaku, perasaan dan sikap (Ahmed et.al. 2015).

Di era persaingan ini, memahami gaya hidup konsumen adalah kebutuhan

para pemasar. Gaya hidup merupakan cara seseorang hidup termasuk sikap

individu terhadap dunia. Gaya hidup adalah ekspresi dari konsep diri seseorang

yang menghasilkan kebutuhan dan keinginan yang pada akhirnya memengaruhi

pengambilan keputusan setiap konsumen (Anitha, 2016). Gaya hidup adalah pola

hidup seseorang di dunia yang diungkapkan melalui aktivitas, minat dan pendapat

yang menggambarkan keseluruhan orang yang berinteraksi dengan lingkungannya

(Anandarajan & Arunadevi, 2016).

Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa gaya hidup

merupakan cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan

khusus, seperti bagaimana mereka menghabiskan waktu, apa yang mereka minati,

pendapat mereka menurut pandangan mereka tentang diri dan lingkungan sekitar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari Plummer (1974), gaya

hidup mengukur aktivitas orang dalam hal bagaimana mereka menghabiskan

waktu, apa yang mereka minati, pendapat mereka menurut pandangan mereka

tentang diri dan lingkungan sekitar, dan beberapa karakteristik dasar seperti tahap

dalam siklus kehidupan.

2.2.2 Dimensi-dimensi Gaya Hidup

Menurut Plummer (1974), membagi gaya hidup dibagi menjadi tiga, yaitu:

Page 36: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

1) Aktivitas (activity) adalah perilaku nyata yang dapat diamati seperti

bagaimana mereka menghabiskan waktu, yang meliputi working activities dan

shopping activities.

2) Minat (interests) adalah perhatian terhadap objek tertentu seperti apa yang

mereka minati di lingkungan sekitar mereka, yang meliputi interests related to

home, interests related to family, interests related to fashion, dan fashion as

self representation.

3) Opini (opinion) adalah pendapat sebagai tanggapan terhadap peristiwa tertentu

seperti pandangan tentang diri dan lingkungan disekitar mereka, yang meliputi

opinion about themselves dan opinion about products.

Peneliti menggunakan dimensi dari Plummer (1974) karena dimensi tersebut

merupakan dimensi yang berhubungan langsung dengan pembelian impulsif.

Terdapat delapan karakteristik gaya hidup juga diidentifikasi dalam dimensi

activity yang didalamnya terdapat "working activities", "shopping activities",

interests yang didalamnya terdapat "interests related to home", "interests related

to family", "interests related to fashion", "fashion as self representation", dan

opinion yang didalamnya terdapat "opinion about themselves", "opinion about

products".

2.2.3 Alat Ukur Gaya Hidup

Terdapat beberapa pengukuran yang digunakan dalam mengukur gaya

hidup, diantaranya sebagai berikut:

Page 37: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

1. Activity Interests Opinion (AIO). Alat ukur ini dikembangkan oleh Plummer

(1974), yang terdiri dari 36-item. Alat ukur ini mengukur Activity, Interests,

Opinion. AIO diidentifikasi menjadi delapan karakteristik yaitu, working

activities, shopping activities, interests related to home, interests related to

family, interests related to fashion, fashion as self representation, opinion

about themselves, dan opinion about products (kwan et. al 2008). Psikografis

atau gaya hidup mengacu pada minat konsumen terhadap aktivitas konsumen

(AIO). Lebih spesifik lagi, hal itu berfokus pada apa yang orang suka lakukan,

bidang minat mereka, dan pendapat orang tentang berbagai hal (Krishnan,

2011).

2. Values and Lifestyle (VALS). Alat ukur ini dikembangkan oleh Mitchell

(1983) di Stanford Research Institute (SRI) International (Todd & Lawson.

2002). Alat ukur ini mengukur dimensi yang mendasari persepsi gaya hidup

yang terdiri dari 36 item dengan faktor loading diatas 0,50. VALS digunakan

untuk melihat orang berdasarkan sikap, kebutuhan, keinginan, kepercayaan,

dan demografi mereka (Anandan et.al 2006).

3. List of Values (LOV). Alat ukur ini dikembangkan oleh Kahle (1983), yang

terdiri dari 9 nilai. Skala penting lainnya untuk menilai sistem nilai

dikembangkan oleh Schwartz dan Bilsky (1990) dan kemudian dimodifikasi

oleh Schwartz (1992) (Vyncke, 2002).

Dari beberapa alat ukur diatas, penelitian mengadaptasi activity,

interests dan opinion (AIO) Plummer (1974) yang dikembangkan oleh (kwan

Page 38: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

et. al 2008). Alasan peneliti menggunakan alat ukur ini karena aspek-aspek

yang akan diukur sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2.3 Kepribadian

2.3.1 Definisi Kepribadian

Kepribadian merupakan faktor penting yang memungkinkan kita untuk

mengekspresikan diri dan memahami orang lain dalam hidup kita. Goldberg

(1990) secara bebas mengaitkan lima besar dengan kekuatan, cinta, pekerjaan,

pengaruh dan akal (yaitu O, C, E, A dan N). Kemungkinan bahwa kehidupan ini

dapat diidentifikasi dalam semua atau sebagian besar budaya, bahkan jika ada

perbedaan lintas budaya.

Dalam pengertian populer, kepribadian sering diartikan dengan

keterampilan dan keefektifan sosial. Kepribadian dapat dianggap sebagai

karakteristik individu yang paling mencolok atau dominan. Singkatnya,

kepribadian dimulai dengan asumsi bahwa ada perbedaan individu yang stabil

(Shoda & Smith, 2003). Definisi kepribadian juga dapat mencakup gagasan

keunikan manusia. Terdapat aspek internal dan eksternal yang unik dan relatif dari

karakteristik seseorang yang memengaruhi perilaku dalam situasi yang berbeda.

Dengan demikian, kepribadian adalah kelompok karakteristik yang unik dan dapat

berubah sebagai tanggapan terhadap situasi yang berbeda (Schultz & Schultz,

2005).

Page 39: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Kepribadian didefinisikan oleh Feist dan Feist (2008), sebagai ciri yang

relatif permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

individualitas terhadap tingkah laku seseorang. Sifat berkontribusi pada perbedaan

individu dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas

perilaku di berbagai situasi. Sifat mungkin unik, umum untuk beberapa kelompok,

tetapi pola mereka berbeda untuk setiap individu. Jadi setiap orang meskipun

seperti orang lain dalam beberapa hal, memiliki kepribadian yang unik. Definisi

kepribadian Allport yang komprehensif menunjukan bahwa manusia adalah

produk dan proses. Orang memiliki beberapa struktur terorganisir sementara, pada

saat bersamaan mereka memiliki kemampuan untuk berubah. Singkatnya,

kepribadian bersifat fisik dan psikologis.

Kepribadian merupakan kualitas psikologis yang berkontribusi pada pola

perasaan, pikiran, dan perilaku yang khas. Dengan mengatakan “perasaan, pikiran,

dan perilaku” berarti bahwa gagasan tentang kepribadian itu komprehensif,

mengacu pada semua aspek kehidupan mental, pengalaman emosional, dan

perilaku sosial mereka (Cervone & Pervin, 2013). Menurut Farhana (2008) sifat

kepribadian adalah suatu ciri dari tingkah laku seseorang yang sudah menjadi

karakteristik atau sifat khas individu dalam seluruh kegiatan-kegiatannya.

Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian

adalah karakteristik unik yang memberikan konsistensi, bagaimana individu

tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan teori dari Goldberg (1990), kepribadian pertama kali

diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981. Dimensi ini tidak mencerminkan

Page 40: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

perspektif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami

manusia dalam menjelaskan diri sendiri dan orang lain.

2.3.2 Dimensi-dimensi Kepribadian

Goldberg (1993) membagi kepribadian menjadi lima dimensi, yaitu:

1. Openness to Experience: membedakan sifat-sifat seperti imajinasi,

keingintahuan, dan kreativitas dengan sifat seperti kedangkalan dan

ketidaksempurnaan.

2. Conscientiousness: membedakan sifat-sifat seperti organisasi, ketelitian, dan

kehandalan dengan sifat-sifat seperti kecerobohan, kelalaian, dan tidak dapat

diandalkan.

3. Extraversion: membedakan sifat-sifat seperti banyak bicara, ketegasan, dan

tingkat aktivitas dengan sifat-sifat seperti keheningan, kepasifan, dan

ketertiban.

4. Agreeableness: membandingkan sifat-sifat seperti kebaikan, kepercayaan, dan

kehangatan dengan sifat-sifat seperti permusuhan, keegoisan, dan

ketidakpercayaan.

5. Neuroticism: mencakup sifat-sifat seperti kegugupan, kemurungan, dan

temperamen.

Page 41: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Tabel 2.2 Costa and McCrae’s Five-Factor Model of Personality

Skor Tinggi Skor Rendah

Openness Imajinatif, kreatif, inovatif, lebih menyukai variasi,

penasaran, bebas.

Realistis, tidak kreatif, konvensional, lebih

menyukai rutinitas,

konservatif.

Conscientiousness Teliti, pekerja keras,

terorganisir dengan baik,

tepat waktu, ambisius, tekun.

Lalai, malas, tidak teratur,

terlambat, tanpa tujuan,

keluar.

Extraversion Penuh kasih sayang, mudah

bergaul, banyak bicara,

menyukai kesenangan, aktif.

Pemalu, penyendiri,

pendiam, sadar, pasif,

tidak berperasaan.

Agreeableness

Lembut hati, mudah

dipercaya, dermawan, ramah toleran, bersahabat.

Kejam, curiga, pelit,

antagonis, kritis, mudah tersinggung.

Neuroticism Cemas, temperamental,

mengasihani diri sendiri,

sadar diri, emosional, rentan.

Tenang, terkadang

tempramen, bangga

dengan dirinya sendiri, nyaman.

Sumber: Feist & Feist (2008)

Berdasarkan uraian diatas kepribadian Big Five merupakan salah satu teori

trait yang digunakan untuk mengidentifikasi trait-trait dasar untuk

menggambarkan kepribadian. Peneliti menggunakan dimensi dari Goldberg

(1993) karena dimensi tersebut merupakan dimensi yang berhubungan dengan

pembelian impulsif.

2.3.3 Alat Ukur Kepribadian

Terdapat beberapa pengukuran yang digunakan dalam mengukur

kepribadian big five, diantaranya sebagai berikut:

1. Big Five Inventory (BFI). Alat ukur ini dikembangkan oleh Goldberg (1993),

yang terdiri dari 44 item dengan reliabilitas konstruk pada extraversion = 0.67,

agreeableness = 0.59, conscientiousness = 0.67, neuroticism = 0.77, openness

Page 42: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

= 0.57. BFI mengukur 5 skala, yaitu Extraversion (E: 8 item), Agreeableness

(A: 9 item), Conscientiousness (C: 9 item), Neuroticism (N: 8 item), dan

Openness (O: 10 item) (Rizkiyani, 2015).

2. The Revised NEO Personality Inventory (NEO PI-R). Alat ukur ini

dikembangkan oleh Costa & McCrae (1992), yang terdiri dari 240 item. NEO

PI-R dengan menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur Big

Five. Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian

tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik

(Soto & John, 2009).

3. The Mini International Personality Item Pool (The Mini-IPIP). Alat ukur ini

dikembangkan oleh Goldberg (1999), yang terdiri dari 20 item. The Mini-IPIP

merupakan ukuran singkat yang dapat diterima secara psikometrik dan praktis

dari faktor-faktor kepribadian big five. Skala Mini-IPIP, dengan empat item

big five memiliki konsistensi internal yang konsisten dan dapat diterima di

lima studi (Donnellan et.al. 2006).

Dari beberapa alat ukur diatas, penelitian ini akan menggunakan Big

Five Inventory (BFI) Goldberg (1993). Alasan peneliti menggunakan alat

ukur ini karena aspek-aspek yang akan diukur sesuai dengan apa yang akan

diteliti.

Page 43: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

2.4 Kerangka Berpikir

Pembelian impulsif merupakan salah satu jenis dari perilaku membeli,

dimana perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang

menyebabkan konsumen melakukan pembelian dengan segera tanpa adanya

perencanaan terlebih dahulu. Menurut Verplanken & Herabadi (2001) pembelian

impulsif ini dilakukan, maka akan timbul konflik dalam diri konsumen yang

disebut heart vs mind (konflik antara pikiran dan perasaan). Konflik ini pada

akhirnya akan dimenangkan oleh dorongan emosional dimana konsumen

merasakan kepuasan secara emosional karena telah memilih barang yang

diinginkan.

Penelitian terdahulu menunjukan bahwa karakteristik gaya hidup memiliki

dampak pada perilaku pembelian impulsif (Krishnan, J. 2011). Penelitian

terdahulu juga menunjukan bahwa pembelian impulsif merupakan respon dari

sifat-sifat kepribadian (Shehzadi et.al. 2016). Pembelian impulsif memiliki dua

aspek yang dapat menggambarkan perilaku tersebut, yaitu kognitif dan afektif.

Kognitif terkait dengan kurangnya perencanaan dalam kaitannya dengan

keputusan pembelian, dan aspek afektif yang terkait dengan perasaan senang dan

dorongan yang kuat untuk membeli (Verplanken & Herabadi, 2001).

Hipotesis peneliti terhadap penelitian ini adalah bahwa pembelian impulsif

dipengaruhi oleh gaya hidup dan sifat kepribadian. Gaya hidup mempunyai sifat

yang tidak permanen atau cepat berubah. Plummer (1974) mengatakan bahwa

gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan (activity), minat (interests)

Page 44: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

dan opini (opinion) dari seseorang. Kepribadian yang peneliti pilih adalah

kepribadian Big Five, yang memiliki lima dimensi yang membedakan berdasarkan

kecenderungan dalam berperilaku, yaitu openness, conscientiousness,

extraversion, agreeableness dan neuroticism.

Pembelian impulsif merupakan aspek yang unik dari gaya hidup konsumen.

Gaya hidup berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan sehari-hari yang

berorientasi pada perilaku serta perasaan, sikap, dan pendapat mereka. Segmentasi

gaya hidup mengelompokan individu ke dalam jenis gaya hidup yang dicirikan

berdasarkan activity, interests, dan opinion. Perspektif pemasaran gaya hidup

mengelompokkan berdasarkan hal-hal yang mereka sukai, bagaimana mereka

menghabiskan waktu luang dan bagaimana mereka membelanjakan dengan

pendapatan mereka (Yadav & Mishra, 2017). Kebutuhan konsumen akan

keunikan merupakan keinginan individu untuk terlihat berbeda dari individu

lainnya melalui penggunaan produk yang meningkatkan citra diri dan sosial

mereka. Untuk mendapatkan citra diri yang unik, kebutuhan akan keunikan

membantu pelanggan melalui konsumsi suatu produk (Husnain & Akhtar, 2015).

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan produk atau layanan untuk

mencapai kepuasan. Individu melakukan konsumsi karena mereka memiliki

kebutuhan. Setiap orang memiliki kebutuhannya sendiri (Enrico et.al 2014).

Variabel selanjutnya adalah openness. Mahasiswa dengan sifat kepribadian

openness memiliki karakteristik imajinatif, inovatif, dan mengaitkan dengan

kreativitas individu (Feist & Feist, 2008). Individu yang berpikiran terbuka cepat

dalam mempelajari hal-hal baru. Skor rendah pada dimensi ini dianggap cukup

Page 45: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

konservatif dan memiliki perilaku konvensional. Mereka cukup pendiam dan tidak

berbagi emosi, padahal skor tinggi pada dimensi ini mempunyai ide-ide baru dan

suka menghibur orang. penasaran dengan ide orang lain, perasaan terbuka,

memiliki ide dan berorientasi pada tindakan (Farid & Ali, 2018). Sehingga,

peneliti memiliki pandangan bahwa individu dengan dimensi openness ini

memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

Kemudian mahasiswa dengan sifat kepribadian conscientiousness

memiliki karakteristik patuh, tepat waktu, dapat melakukan pekerjaan dengan baik

dan terorganisir (Feist & Feist, 2008). Conscientiousness merupakan sifat

kepribadian yang mencerminkan bagaimana suatu individu berbeda dari yang lain

dalam hal pengendalian diri, tanggung jawab, dan kerja keras. Sifat kepribadian

ini melibatkan individu yang penuh semangat, terencana, mengatur dan fokus

pada tujuan mereka, yang membantu mereka untuk melaksanakan tugas mereka

secara efektif. Individu dengan skor rendah pada sifat ini, cukup ceroboh, tidak

banyak memusatkan perhatian pada kehidupan, dan dapat mudah. Individu yang

mendapat skor tinggi pada sifat ini lebih fokus pada perencanaan dan pengeluaran

masa depan, yang akhirnya membatasi mereka untuk melakukan pembelian

impulsif (Farid & Ali, 2018). Sehingga peneliti memiliki pandangan bahwa

individu dengan skor rendah pada dimensi ini akan melakukan pembelian

impulsif.

Variabel extraversion memiliki karakteristik mudah bergaul, banyak

bicara dan aktif (Feist & Feist, 2008). Individu dengan skor rendah pada sifat ini

tidak begitu ramah, suka menyendiri dan tidak suka bergantung pada orang lain.

Page 46: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Individu yang memiliki skor tinggi pada sifat ini selalu berpikiran positif, percaya

diri, energik dan antusias. Skor tinggi pada extraversion suka mengeksplorasi hal-

hal baru dalam hidup yang membuat mereka pergi untuk melakukan pembelian

impulsif demi mengalami hal-hal baru, karena mereka memiliki kendali diri yang

rendah terhadap diri mereka sendiri (Farid & Ali, 2008). Selain itu, extraversion

memiliki kecenderungan untuk menarik dan menikmati perhatian sosial. Kualitas

mendasar dari perhatian sosial mempunyai potensi untuk dihargai. Akibatnya

seseorang mengekspresikan emosi positif dari kegembiraan akan dipandang baik

dan mendapatkan perhatian dari orang lain. Reaksi yang menguntungkan ini

mendorong orang extravert melakukan pembelian impulsif.

Mahasiswa dengan sifat kepribadian agreeableness memiliki karakteristik

yang dapat dipercaya, jujur, baik hati, sederhana dan baik hati (Feist & Feist,

2008). Ciri-ciri tersebut tidak berhubungan dengan ciri-ciri kecenderungan

pembelian impulsif. Menurut (Farid & Ali, 2008) agreeableness berkaitan dengan

motif yang mendorong individu untuk mempertahankan dan menjunjung

hubungan positif dengan orang lain. Individu dengan skor tinggi dalam sifat ini

yaitu mengorbankan diri, prihatin dan penuh kasih sayang. Mereka selalu siap

membantu orang lain dan mengharapkan orang lain membantu mereka dengan

cara yang sama seperti yang mereka lakukan dengan sepenuh hati. Individu

dengan skor tinggi pada sifat ini cenderung masuk akal dan berpikir sebelum

bertindak. Mereka cenderung tidak akan melakukan pembelian secara impulsif.

Kemudian variabel terakhir yaitu neuroticism. Mahasiswa dengan sifat

kepribadian neuroticism memiliki karakteristik cemas, temperamental, emosional

Page 47: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

dan rentan (Feist & Feist, 2008). Individu yang mendapat skor tinggi pada sifat ini

tidak stabil secara emosional dan memiliki emosi negatif. Individu yang memiliki

sifat ini pemarah, murung dan stres. Skor tinggi pada neuroticism mungkin

menghadapi beberapa masalah, karena sifat ini menuntun seseorang untuk muncul

dengan ide yang tidak logis dan tidak masuk akal, yang mungkin berakhir dengan

hasil negatif. Individu yang memiliki skor tinggi dalam sifat ini cenderung sangat

depresif, sangat impulsif dan tidak berdaya (Farid & Ali, 2008). Ada hubungan

positif antara neuroticsm dan perilaku pembelian impulsif karena kecemasan atau

tekanan emosional menyebabkan orang untuk melakukan pembelian impulsif,

setelah itu mereka merasa sedikit lega dan santai.

Page 48: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Peneliti

Pembelian

Impulsif

Gaya Hidup

Opinion

Interests

Activity

Kepribadian

Extraversion

Conscientiousness

Openness

Agreeableness

Neuroticism

Page 49: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model pada Gambar 2.1 dan landasan teori yang telah

dikemukakan sebelumnya, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Mayor

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan gaya hidup (activity, interests,

opinion), sifat kepribadian (openness, conscientiousness, extraversion,

agreeableness, neuroticism) terhadap pembelian impulsif.

Hipotesis Minor

Ha.1 : Terdapat pengaruh yang signifikan activity pada gaya hidup

terhadap pembelian impulsif.

Ha.2 : Terdapat pengaruh yang signifikan interests pada gaya hidup

terhadap pembelian impulsif.

Ha.3 : Terdapat pengaruh yang signifikan opinion pada gaya hidup

terhadap pembelian impulsif.

Ha.4 : Terdapat pengaruh yang signifikan openness pada kepribadian

terhadap pembelian impulsif.

Ha.5 : Terdapat pengaruh yang signifikan conscientiousness pada

kepribadian terhadap pembelian impulsif.

Page 50: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

Ha.6 : Terdapat pengaruh yang signifikan extraversion pada

kepribadian terhadap pembelian impulsif.

Ha.7 : Terdapat pengaruh yang signifikan agreeableness pada

kepribadian terhadap pembelian impulsif.

Ha.8 : Terdapat pengaruh yang signifikan neuroticism pada

kepribadian terhadap pembelian impulsif.

Page 51: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

51

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014-2017, yang berjumlah

22.176 mahasiswa (Bagian Akademik Pusat, 2018). Sampel dalam penelitian ini

merupakan mahasiswa-mahasiswi yang berusia 17-23 tahun. Partisipan penelitian

ini sebanyak 275 Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

No. Fakultas Jumlah

1. Psikologi 25

2. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 25

3. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 25 4. Ushuluddin dan Filsafat 25

5. Ekonomi dan Bisnis 25

6. Syariah dan Hukum 25 7. Dirasat Islamiyah 25

8. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 25

9. Sains dan Teknologi 25 10. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 25

11. Adab dan Humaniora 25

Jumlah 275

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non-probability

sampling karena peneliti tidak memiliki daftar nama lengkap dari populasi.

Kalaupun daftar tersebut tersedia dan pengambilan dilakukan secara random,

peneliti belum tentu dapat menemui setiap anggota sampel yang terpilih. Oleh

karena itu sampel diambil hanya berdasarkan yang bisa ditemui saja, yang dalam

penelitian ini ditargetkan sebanyak 275 orang.

Page 52: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

52

Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa disebut non-probability karena

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini memungkinkan peneliti memilih subjek

yang mudah ditemui sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data,

sesuai dengan waktu dan biaya yang dimiliki.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a. Variabel pembelian impulsif dalam penelitian ini berperan sebagai

dependent variable.

b. Variabel gaya hidup terdiri dari: activity, interests, opinion dan variabel

kepribadian yang terdiri dari: openness, conscientiousness, extraversion,

agreeableness, neuroticism merupakan independent variable.

Peneliti menentukan definisi operasional yang akan digunakan dalam

penelitian berdasarkan penentuan dependent variable dan independent variable.

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelian impulsif adalah pembelian tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak terencana. Pembelian impulsif mencakup dua

elemen yaitu kognitif dan afektif.

1) Kognitif adalah menyangkut kurangnya perencanaan dan pertimbangan

saat melakukan pembelian.

2) Afektif adalah menyangkut perasaan senang dan gembira, dorongan untuk

membeli, sulitnya meninggalkan barang, dan adanya perasaan menyesal.

Page 53: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

53

2. Gaya hidup adalah pola hidup yang diungkapkan melalui aktivitas, minat dan

pendapat seseorang.

1) Aktivitas (activity) adalah perilaku nyata yang dapat diamati seperti

bagaimana mereka menghabiskan waktu.

2) Minat (interests) adalah perhatian terhadap objek tertentu seperti apa yang

mereka minati di lingkungan sekitar mereka.

3) Pendapat (opinion) adalah pendapat sebagai tanggapan terhadap peristiwa

tertentu seperti pandangan tentang diri dan lingkungan disekitar mereka.

3. Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri individu, bagaimana ia

tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada

penelitian ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu:

1) Openness adalah cenderung imajinatif, kreatif, inovatif, penasaran, bebas.

2) Conscientiousness adalah cenderung teliti, pekerja keras, terorganisir

dengan baik, tepat waktu, ambisius, tekun.

3) Exstraversion adalah cenderung penuh kasih sayang, mudah bergaul,

banyak bicara, menyukai kesenangan, aktif dan penuh gairah.

4) Agreeableness adalah cenderung lembut hati, percaya, murah hati, setuju,

lunak, baik hati.

5) Neuroticism adalah cenderung cemas, temperamental, mengasihani diri

sendiri, sadar diri, emosional, rentan.

Page 54: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

54

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk kuesioner dengan menggunakan model Likert. Pada skala penelitian ini

digunakan empat alternatif pilihan jawaban menggunakan skala 1-4 (1: sangat

tidak setuju – 4: sangat setuju). Setiap individu memiliki jawaban yang berbeda-

beda, tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah. Cara menjawabnya

adalah dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif pilihan

jawaban yang sudah disediakan. Item disusun dalam bentuk pernyataan favorable

(positif) dan unfavorable (negatif).

Tabel 3.2

Skor Pengukuran Skala

Pernyataan

Alternatif Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat tidak sesuai 1 4

Tidak sesuai 2 3

Sesuai 3 2

Sangat sesuai 4 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis alat

ukur yaitu alat ukur pembelian impulsif, gaya hidup dan kepribadian. Alat ukur

tersebut disusun oleh penulis berdasarkan adaptasi dari alat ukur penelitian

sebelumnya. Adapun instrument pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Alat ukur pembelian impulsif

Alat ukur pembelian impulsif adalah Impulsive Buying Tendency

(IBT), dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi (2001), yang terdiri

dari 20-item. IBT menggunakan skala model Likert dengan rentang 4 poin

Page 55: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

55

Menggunakan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 4 (sangat

setuju). Adapun blue print dari skala pembelian impulsif adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Blue Print Skala Pembelian Impulsif

Jml

Item

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jml

1. Kognitif Individu yang kurang

mempunyai pertimbangan

dalam melakukan suatu pembelian

1,6,7,8,10 - 10

Individu yang kurang

mempunyai rencana yang matang dalam melakukan

suatu pembelian

2,3,4,5,9 -

2. Afektif Individu yang memiliki dorongan membeli yang

cukup kuat

12,13,18,19,20

- 10

Individu yang merasa

senang ketika berbelanja

14,15,16 -

Jml

Individu yang sulit

meninggalkan barang ketika

berada di toko

11,17 -

20

2. Alat ukur gaya hidup

Penulis menggunakan alat ukur Activity, Interests, Opinion (AIO),

dikembangkan oleh Plummer (1974), yang terdiri dari 36-item dan penulis

mengadaptasi skala tersebut sesuai dengan penelitian ini. Alpha untuk ke

delapan faktor ini untuk working activities = 0.68, shopping activities =

0.81, interests related to home = 0.64, interests related to family = 0.71,

interests related to fashion = 0.84, fashion as self representation = 0.72,

opinion about themselves = 0.81 dan opinion about products = 0.79.

Adapun blue print dari skala gaya hidup adalah sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

56

Tabel 3.4

Blue Print Skala Gaya Hidup

Jml Item

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jml

1. Activities Individu yang senang

melakukan banyak

kegiatan

1,2,3,4 - 4

Individu yang mempunyai

aktivitas terkait dengan

perbelanjaan

5,6,7,8,9,10

,11

- 7

2. Interests Individu yang mempunyai

minat terkait dengan mode

12,13,14,15

,16,17,18

- 7

Individu berpakaian baik

merupakan bentuk representasi diri

19,20,21 - 3

Individu yang banyak

menghabiskan kegiatan di rumah

22,23,24,25 - 4

Individu yang senang

menghabiskan waktu dengan keluarga

26,27,28 - 3

3. Opinions Individu yang mempunyai

pendapat tentang diri

sendiri

29,30,31,32 - 4

Jml

Individu yang mempunyai

pendapat tentang suatu

produk

33,34,35,36 - 4

36

3. Alat ukur kepribadian

Alat ukur kepribadian adalah Big Five Inventory (BFI), yang

dikembangkan oleh Goldberg (1993). Alat ukur ini berjumlah 44 item. BFI

mengukur 5 skala, yaitu Extraversion (E: 8 item), Agreeableness (A: 9

item), Conscientiousness (C: 9 item), Neuroticism (N: 8 item), dan

Openness (O: 10 item).

Bentuk asli skala ini menggunakan skala sampai dengan 5 poin,

namun dalam pengisiannya peneliti mengubah menjadi skala 1 sampai

Page 57: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

57

dengan 4 poin agar tidak ada jawaban pada skala 3 (ragu-ragu). Adapun

blue print dari skala kepribadian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Blue Print Skala Kepribadian

Jml Item

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jml

1. Openness Inovatif 5 - 10 Penasaran 10 35

Kreatif 15,20,25 -

Bebas 30,40,44 41 2. Conscientiousness Teliti 3 8 9

Pekerja keras 13 18,23

Rajin dan

terorganisir

28,33,38 43

3. Extraversion Banyak bicara 1,11,16 6,21 8

Mudah bergaul 26,36 31

4. Agreeableness Lembut hati 7,17 2,12 9 Mudah dipercaya 22 27

Toleran 32 37

Bersahabat 42 - 5. Neuroticism Emosional 4 9 8

Cemas 14,19 24

Temperamental 29,39 34

Jml 44

3.4 Uji Validitas Konstruk

Instrumen penelitian diuji validitas dengan menggunakan metode

Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA adalah suatu bagian dari analisis

faktor yang digunakan untuk menguji apakah masing-masing item valid dalam

mengukur konstruk yang hendak diukur. Confirmatory Factor Analysis diuji

dengan menggunakan software LISREL 8.7. Cara pengujian validitas item dengan

metode CFA yaitu:

1. Menguji apakah hanya terdapat satu faktor saja yang menyebabkan item-

item saling berkorelasi (hipotesis unidimensionalitas item). Hipotesis ini

diuji dengan chi-square untuk memutuskan ada atau tidak ada perbedaan

Page 58: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

58

antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks korelasi

yang dihitung menurut teori atau model. Jika nilai chi-square tidak

signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa “tidak

ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model”

tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur satu faktor saja

(unidimensional).

Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p < 0,05) maka

hipotesis nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuji ternyata

mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional). Dalam keadaan

demikian maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan kesalahan pengukuran pada item-item saling berkorelasi

tetapi dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor

(unidimensional). Jika sudah diperoleh model yang fit (tetapi tetap

unidimensional) maka dilakukan langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang menjadi sumber

tidak fit, yaitu:

a. Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari

masingmasing item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t yang

diperoleh pada sebuah item tidak signifikan (t < 1,96), maka item

tersebut akan dieliminasi karena dianggap tidak signifikan

sumbangannya terhadap pengukuran yang sedang dilakukan.

Page 59: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

59

b. Melihat arah dari koefisien muatan faktor (factor loading). Jika

suatu item memiliki muatan faktor negatif, maka item tersebut

dieliminasi karena tidak sesuai dengan pengukuran (berarti

semakin tinggi nilai pada item tersebut semakin rendah nilai pada

faktor yang diukur).

c. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya

korelasi partial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan

pengukuran pada suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan

pengukuran pada item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu

banyak korelasi seperti ini (misalnya lebih dari tiga), maka item

tersebut juga akan dieliminasi. Alasannya adalah karena item yang

demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur

hal lain (multidimensional item).

d. Menghitung faktor skor. Jika langkah-langkah di atas telah

dilakukan, maka diperoleh item-item yang valid untuk mengukur

apa yang ingin diukur.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Pembelian Impulsif

Skala pembelian impulsif terdiri atas 20 item. Peneliti menguji apakah 20

item yang ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur pembelian

impulsif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 1122.94, df = 170 P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.14. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

Page 60: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

60

sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 131.68, df = 109 P-

value = 0.06870, RMSEA = 0.028, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur

satu faktor yaitu pembelian impulsif maka diperoleh model fit seperti pada

gambar 3.1.

Gambar 3.1 Uji Validitas Konstruk Pembelian Impulsif

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.6.

Page 61: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

61

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Pembelian Impulsif

No. Koefisien Std. Eror T-value Signifikan 1

2

3

4 5

6

7 8

9

10

11 12

13

14 15

16

17 18

19

20

0.62

0.57

-0.40

0.01 -0.62

-0.32

-0.49 -051

0.12

-0.34

0.75 0.39

0.65

0.41 0.78

0.26

0.73 0.40

0.20

-.017

0.06

0.06

0.06

0.06 0.06

0.06

0.06 0.06

0.06

0.06

0.06 0.06

0.06

0.06 0.06

0.06

0.06 0.06

0.06

0.06

10.77

9.66

-6.49

0.12 -10.87

-5.25

-8.38 -8.56

1.87

-5.23

13.49 5.94

11.18

6.59 14.05

4.01

13.05 6.48

2.87

-2.73

V

V

X

X X

X

X X

X

X

V V

V

V V

V

V V

V

X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 1,2,11,12,13,14,15,16,17,18,19 adalah signifikan karena t > 1.96.

Dengan demikian secara keseluruhan item nomor 3,4,5,6,7,8,9,10.20 di drop

karena memiliki nilai t < 1.96 ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada

item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Gaya Hidup

3.4.2.1 Dimensi Activity

Skala activity terdiri atas 11 item. Peneliti menguji apakah 11 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur activity. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 401.01, df = 44 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.172. Oleh karena

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

Page 62: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

62

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 41.96, df = 30 P-value = 0.07207, RMSEA =

0.038, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu activity

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Uji Validitas Konstruk Activity

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.7.

Page 63: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

63

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Activity

No

Item

Koefisien Std. Eror T value Signifikan

1 0.64 0.06 11.30 V

2 0.71 0.06 12.47 V 3 0.24 0.06 3.93 V

4 0.09 0.06 1.48 X

5 -0.03 0.06 -0.44 X 6 0.70 0.07 10.83 V

7 0.66 0.06 11.62 V

8 0.64 0.06 11.16 V 9 0.88 0.05 16.45 V

10 0.09 0.06 1.51 X

11 0.14 0.06 2.23 V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 1,2,3,6,7,8,9,11 adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan demikian

secara keseluruhan item nomor 4,5,10 di drop karena memiliki nilai t < 1.96

ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.2.2 Dimensi Interests

Skala interests terdiri atas 17 item. Peneliti menguji apakah 17 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur interests. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 1377.56, df = 119 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.196. Oleh karena

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 60.15, df = 57 P-value = 0.36235, RMSEA =

0.014, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu interests

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.3.

Page 64: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

64

Gambar 3.3 Uji Validitas Konstruk Interests

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Interests

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

12 0.52 0.06 8.24 V

13 0.01 0.06 0.20 X

14 0.07 0.06 1.10 X 15 0.16 0.07 2.33 V

16 0.21 0.07 3.09 V

17 0.59 0.07 8.99 V 18 -0.23 0.06 -3.78 X

19 0.73 0.08 9.75 V

20 0.30 0.06 4.83 V

21 0.49 0.06 7.54 V 22

23

24 25

26

27 28

0.80

0.04

0.59 0.01

0.17

-0.08 0.19

0.07

0.06

0.06 0.07

0.06

0.06 0.07

11.65

0.69

9.21 0.09

2.70

-1.20 2.88

V

X

V X

V

X V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Page 65: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

65

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 12,15,16,17,19,20,21,22,24,26,28 adalah signifikan karena t > 1.96.

Dengan demikian secara keseluruhan item nomor 13,14,18,23,25,27 di drop

karena memiliki nilai t < 1.96 ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada

item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.2.3 Dimensi Opinion

Skala opinion terdiri atas 8 item. Peneliti menguji apakah 8 item yang ada

bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur opinion. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 211.60, df = 20 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.187. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 20.88, df = 13 P-value = 0.07527, RMSEA =

0.047, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu opinion

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.4.

Page 66: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

66

Gambar 3.4 Uji Validitas Konstruk Opinion

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Opinion

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

29 0.59 0.06 9.29 V 30 0.59 0.06 9.46 V

31 0.09 0.07 1.36 X

32 0.57 0.07 7.95 V

33 0.81 0.06 12.49 V 34 0.61 0.06 9.76 V

35 -0.35 0.07 -5.31 X

36 0.43 0.07 6.50 V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 29,30,32,33,34,36 adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan demikian

secara keseluruhan item nomor 31,35 di drop karena memiliki nilai t < 1.96

Page 67: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

67

ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kepribadian

3.4.3.1 Dimensi Openness

Skala openness terdiri atas 10 item. Peneliti menguji apakah 10 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur openness. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 110.46, df = 35 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.089. Oleh karena

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 39.53, df = 29 P-value = 0.09190, RMSEA =

0.036, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu openness

maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Uji Validitas Konstruk Openness

Page 68: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

68

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Openness

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

5 0.71 0.06 12.57 V

10 0.44 0.06 7.05 V

15 0.59 0.06 9.09 V 20 0.75 0.06 12.87 V

25 0.65 0.06 11.34 V

30 0.58 0.06 9.54 V 35 -0.18 0.07 -2.57 X

40

41 44

0.40

0.19 0.39

0.06

0.07 0.06

6.35

2.89 6.23

V

V V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 5,10,15,20,25,30,40,41,44 adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan

demikian secara keseluruhan item nomor 35 di drop karena memiliki nilai t < 1.96

ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.3.2 Dimensi Conscientiousness

Skala conscientiousness terdiri atas 9 item. Peneliti menguji apakah 9 item

yang ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur

conscientiousness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 257.17, df = 27 P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.176. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

Page 69: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

69

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Maka, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 27.53, df = 19 P-

value = 0.09281, RMSEA = 0.040, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur

satu faktor yaitu conscientiousness maka diperoleh model fit seperti pada gambar

3.6.

Gambar 3.6 Uji Validitas Konstruk Conscientiousness

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.11.

Page 70: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

70

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Conscientiousness

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

3 0.61 0.06 9.69 V

8 0.27 0.07 4.00 V

13 0.57 0.06 8.97 V

18 0.15 0.07 2.20 V

23 0.38 0.07 5.75 V

28 0.75 0.06 12.24 V

33 0.62 0.06 9.84 V

38

43

0.44

0.14

0.07

0.07

6.63

2.09

V

V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item adalah signifikan karena t > 1.96 secara keseluruhan item bernilai

positif. Artinya bobot nilai pada item tersebut akan ikut dianalisis dalam

perhitungan factor score.

3.4.3.3 Dimensi Extraversion

Skala extraversion terdiri atas 8 item. Peneliti menguji apakah 8 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur extraversion. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-Square = 366.81, df = 20 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.252. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka,

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 13.18, df = 10 P-value = 0.21360,

RMSEA = 0.034, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor

yaitu extraversion maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.7.

Page 71: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

71

Gambar 3.7 Uji Validitas Konstruk Extraversion

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Extraversion

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

1 0.83 0.06 13.88 V

6 0.69 0.06 11.04 V

11 0.48 0.06 7.50 V

16 0.33 0.07 4.99 V

21 0.72 0.06 11.89 V

26 0.30 0.07 4.58 V

31 0.04 0.07 0.51 X

36 0.61 0.06 10.02 V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 1,6,11,16,21,26,36 adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan

demikian secara keseluruhan item nomor 31 di drop karena memiliki nilai t < 1.96

Page 72: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

72

ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.3.4 Dimensi Agreeableness

Skala agreeableness terdiri atas 9 item. Peneliti menguji apakah 9 item

yang ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur agreeableness.

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-Square = 221.19, df = 27 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.162.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka,

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 23.31, df = 18 P-value = 0.17892,

RMSEA = 0.033, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor

yaitu agreeableness maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Uji Validitas Konstruk Agreeableness

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

Page 73: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

73

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Agreeableness

No Item Koefisien Std. Eror T value Signifikan

2 0.17 0.06 3.14 V

7 0.45 0.06 7.58 V

12 0.26 0.06 4.54 V 17 1.10 0.07 15.22 V

22 0.15 0.05 2.79 V

27 0.11 0.05 1.94 X

32 0.54 0.06 8.69 V 37

42

0.18

0.48

0.06

0.06

3.24

7.76

V

V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item 2,7,12,17,22,32,37,42 adalah signifikan karena t > 1.96. Dengan

demikian secara keseluruhan item nomor 27 di drop karena memiliki nilai t < 1.96

ataupun bernilai negatif. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan ikut

dianalisis dalam perhitungan factor score.

3.4.3.5 Dimensi Neuroticism

Skala neuroticism terdiri atas 8 item. Peneliti menguji apakah 8 item yang

ada bersifat unidimensional artinya benar hanya mengukur neuroticism. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 246.11, df = 20 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.203. Oleh karena

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Maka, diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 21.67, df = 14 P-value = 0.08555, RMSEA =

0.045, nilai tersebut menunjukan bahwa model fit artinya model dengan satu

Page 74: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

74

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu

neuroticism maka diperoleh model fit seperti pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Uji Validitas Konstruk Neuroticism

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Neuroticism

No

Item

Koefisien Std. Eror T value Signifikan

4 0.56 0.06 8.86 V

9 0.33 0.07 4.88 V 14 0.71 0.06 11.38 V

19 0.69 0.06 11.12 V

24 0.29 0.07 4.29 V 29 0.61 0.06 9.65 V

34 0.34 0.07 5.03 V

39 0.58 0.07 8.68 V

Keterangan: tanda V = Signifikan (t>1.96)

Page 75: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

75

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t bagi koefisien muatan

faktor item adalah signifikan karena t > 1.96 secara keseluruhan item bernilai

positif. Artinya bobot nilai pada item tersebut akan ikut dianalisis dalam

perhitungan factor score.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah multiple regression analysis atau analisis regresi berganda. Analisis

regresi berganda merupakan analisis regresi dengan satu variabel dependen dan

lebih dari satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini

adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Keterangan:

Y = Impulsive Buying

a = konstan

b = Koefisien regresi

X1 = Activity

X2 = Interests

X3 = Opinion

X4 = Openness

X5 = Conscientiousness

X6 = Extraversion

X7 = Agreeableness

Page 76: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

76

X8 = Neuroticism

Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa

pengujian berikut:

1. R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai R2 menunjukan besarnya proporsi pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Dalam melihat proporsi, R2 dikalikan dengan

100% sehingga didapatkan nilai proporsi pengaruh dalam bentuk persen.

Sisa dari persentasi R2 merupakan faktor lain yang memengaruhi

dependent variable yang tidak diuji dalam penelitian. Tabel model

summary dalam SPSS juga menunjukan nilai Standard Error of Estimate

dimana semakin kecil nilai SEE, maka model regresi semakin tepat dalam

memprediksi dependent variable. Nilai R2 diperoleh dari rumus berikut:

2. Uji F

Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikansi (Sig).

Nilai Sig < 0.05 menunjukan bahwa keseluruhan independent variable

secara simultan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig

< 0.05 juga menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) signifikan.

Rumus dalam penghitungan nilai F sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

77

K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.

3. Uji t

Interpretasi koefisien parameter independent variable dapat dilakukan

dengan menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized

coefficients. Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi

pada variabel menunjukan arah hubungan serta besaran koefisien masing-

masing dimensi pada model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi

untuk mengetahui apakah masing-masing dimensi berpengaruh secara

signifikan terhadap dependent variable. Uji t dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah

standard error dari b.

Page 78: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

78

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 275 orang mahasiswa aktif UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta semester 2 sampai dengan semester 8. Selanjutnya akan

dijelaskan gambaran subjek berdasarkan dari jenis kelamin dan usia pada tabel 4.1

berikut :

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sampel Penelitian Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin

Perempuan 180 65.5%

Laki-Laki 95 34.5%

Total 275 100.0

Semester

2 114 41.5%

4 68 24.7% 6 42 15.3%

8 51 18.5%

Total 275 100.0

Usia

17 tahun 5 1.8% 18 tahun 53 19.3% 19 tahun 73 26.5% 20 tahun 66 24.0% 21 tahun 41 14.9% 22 tahun 29 10.5% 23 tahun 8 2.9% Total 275 100.0

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

sampel sebanyak 275 responden. Dari keseluruhan responden, jenis kelamin

perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Perempuan sebanyak 180 orang

(65.5%) dan laki-laki sebanyak 95 orang (34.5%). Kemudian berdasarkan

semester, lebih banyak semester 2 daripada semester 6, terdapat semester 2

Page 79: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

79

sebanyak 114 orang (41.5%), semester 4 sebanyak 68 orang (24.7%), semester 6

sebanyak 42 orang (15.3%), dan semester 8 sebanyak 51 orang (18.5%). Lalu

berdasarkan usia, yang paling mendominasi adalah usia 19 tahun, dan yang paling

sedikit adalah usia 17 tahun dan 23 tahun. Terdapat sampel berusia 17 tahun

sebanyak 1.8%, usia 18 tahun sebanyak 19.3%, usia 19 tahun sebanyak 26.5%,

usia 20 tahun sebanyak 24.0%, usia 21 tahun sebanyak 14.9%, usia 22 tahun

sebanyak 10.5%, dan usia 23 tahun sebanyak 2.9%,

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih terperinci tentang beberapa sub bab

selanjutnya, perlu dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik

adalah skor murni (true score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw

score. Proses ini ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil

pengukuran variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score

menjadi z-score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor

ditransformasi ke rumus T. Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai

maksimum, minimum, mean dan standar deviasi variabel.

Hasil deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran mengenai data

dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, hasil analisis deskriptif menyajikan

nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi serta kategorisasi tinggi

dan rendahnya skor variabel penelitian.

Page 80: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

80

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pembelian Impulsif 275 26.96 77.50 50 9.31616 Activity 275 28.57 76.89 50 9.04627

Interests 275 11.97 72.11 50 8.47616

Opinion 275 26.31 72.25 50 9.07946 Openness 275 15.40 74.12 50 8.68096

Conscientiousness 275 20.65 76.91 50 8.39052

Extraversion 275 26.68 70.27 50 9.31145 Agreeableness 275 16.32 68.58 50 8.75571

Neuroticism 275 23.97 72.46 50 8.64894

Valid N (listwise) 275

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mean dari

masing-masing variabel adalah 50. Secara keseluruhan variabel yang memiliki

standar deviasi dengan nilai 9 terdapat 4, yaitu pembelian impulsif, activity,

opinion, dan extraversion. Sedangkan standar deviasi dengan nilai 8 terdapat 4,

yaitu interests, openness, conscientiousness, dan agreeableness.

Variabel pembelian impulsif memiliki nilai minimum = 26,96, nilai

maksimum = 77,50, SD = 9,31616. Kedua, variabel activity dengan nilai

minimum = 28,57, maksimum = 76,89, dan SD = 9,04627. Ketiga, variabel

interests dengan nilai minimum = 11,97, maksimum = 72,11, dan SD = 8,47616.

Keempat, variabel opinion dengan nilai minimum = 26,31, maksimum = 72,25,

dan SD = 9,07946. Kelima, variabel openness dengan nilai minimum = 15,40,

maksimum = 74,12, dan SD = 8,68096. Keenam, variabel conscientiousness

dengan nilai minimum = 20,65, maksimum = 76,91, dan SD = 8,39052. Ketujuh,

variabel extraversion dengan nilai minimum = 26,68, maksimum = 70,27, dan SD

= 9,31145. Kedelapan, variabel agreeableness dengan nilai minimum = 16,32,

maksimum = 68,58, dan SD = 8,75571. Kesembilan, variabel neuroticism dengan

nilai minimum = 23,97, maksimum = 72,46, dan SD = 8,64894.

Page 81: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

81

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel

Berdasarkan pada alat ukur yang digunakan, kategorisasi skor dalam penelitian ini

dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi dan rendah. Selanjutnya, peneliti

menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk membuat norma

kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score

tetapi menggunakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus

T score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pedoman interpretasi skor

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X < Mean

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel pembelian impulsif pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Frequency Percent Cumulative Percent

Pembelian Impulsif Rendah 154 56.0 56.0

Tinggi 121 44.0 100.0

Activity Rendah 141 51.3 51.3

Tinggi 134 48.7 100.0

Interests Rendah 151 54.9 54.9

Tinggi 124 45.1 100.0

Opinion Rendah 117 42.5 42.5

Tinggi 158 57.5 100.0

Openness Rendah 132 48.0 48.0 Tinggi 143 52.0 100.0

Conscientiousness Rendah 146 53.1 53.1

Tinggi 129 46.9 100.0

Extraversion Rendah 139 50.5 50.5

Tinggi 136 49.5 100.0

Agreeableness Rendah 182 66.2 66.2

Tinggi 93 33.8 100.0

Neuroticism Rendah 132 48.0 48.0

Tinggi 143 52.0 100.0

Page 82: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

82

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 56,0% atau 154

responden memiliki pembelian impulsif yang rendah. Sedangkan responden yang

memiliki pembelian impulsif yang tinggi, yaitu 44,0% atau 121 responden. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat pembelian impulsif dari keseluruhan responden paling

dominan berada pada kategorisasi rendah.

Pada tabel 4.4 juga dijelaskan mengenai kategorisasi skor dimensi gaya

hidup, dapat dilihat bahwa 51,3% atau 141 responden memiliki activity yang

rendah. Sedangkan responden yang memiliki activity yang tinggi, yaitu 48,7%

atau 134 responden. Dapat disimpulkan bahwa tingkat activity dari keseluruhan

responden paling dominan berada pada kategorisasi rendah.

Pada variabel interests, dapat dilihat bahwa sebesar 54,9% atau 151

responden memiliki tingkat yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki

interests yang tinggi, yaitu 45,1% atau 124 responden. Dapat disimpulkan bahwa

tingkat interests dari keseluruhan responden paling dominan berada pada

kategorisasi rendah.

Kemudian responden yang menunjukan tingkat tinggi berada pada variabel

opinion. Dapat dilihat bahwa sebesar 42,5% atau 117 responden memiliki opinion

yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki opinion yang tinggi, yaitu

57,5% atau 158 responden. Dapat disimpulkan bahwa tingkat opinion dari

keseluruhan responden paling dominan berada pada kategorisasi tinggi.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 juga dijelaskan mengenai kategorisasi

skor dimensi kepribadian, dapat dilihat bahwa 48,0% atau 132 responden

Page 83: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

83

memiliki openness yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki openness

yang tinggi, yaitu 52,0% atau 143 responden. Dapat disimpulkan bahwa tingkat

openness dari keseluruhan responden paling dominan berada pada kategorisasi

tinggi.

Variabel yang memiliki tingkat rendah yaitu conscientiousness. Dapat

dilihat bahwa sebesar 53,1% atau 146 responden memiliki conscientiousness yang

rendah. Sedangkan responden yang memiliki conscientiousness yang tinggi, yaitu

46,9% atau 129 responden. Dapat disimpulkan bahwa tingkat conscientiousness

dari keseluruhan responden paling dominan berada pada kategorisasi rendah.

Pada variabel extraversion dapat dilihat bahwa sebesar 50,5% atau 139

responden memiliki extraversion yang rendah. Sedangkan responden yang

memiliki extraversion yang tinggi, yaitu 49,5% atau 136 responden. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat extraversion dari keseluruhan responden paling

dominan berada pada kategorisasi rendah.

Selanjutnya dapat dilihat bahwa sebesar 66,2% atau 182 responden

memiliki agreeableness yang rendah. Sedangkan responden yang memiliki

agreeableness yang tinggi, yaitu 33,8% atau 93 responden. Dapat disimpulkan

bahwa tingkat agreeableness dari keseluruhan responden paling dominan berada

pada kategorisasi rendah.

Variabel yang memiliki tingkat tinggi yaitu neuroticism. Dapat dilihat

bahwa sebesar 48,0% atau 132 responden memiliki neuroticism yang rendah.

Sedangkan responden yang memiliki neuroticism yang tinggi, yaitu 52,0% atau

Page 84: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

84

143 responden. Dapat disimpulkan bahwa tingkat neuroticism dari keseluruhan

responden paling dominan berada pada kategorisasi tinggi.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV

terhadap DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan teknik multiple

regression analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang

diperoleh dari hasil analisis faktor. Lalu peneliti memindahkan skala faktor skor

tersebut menjadi T score dengan berdasarkan rumus yang telah dipaparkan

sebelumnya pada bab 3. Alasan penulis menggunakan T score ini ialah untuk

menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran dan juga agar tidak ada

responden yang mendapatkan nilai negatif.

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan multiple regression

analysis dengan menggunakan software SPSS 16.0. Dalam melakukan analisis

regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara

keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama

peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians dependent

Page 85: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

85

variable yang dijelaskan oleh independent variable. Selanjutnya untuk tabel yang

berisi R2, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .607a .369 .350 7.51192

a. Predictors: (Constant), neuroticsm, opinion, openness, extraversion, conscien,

agreeabl, interests, activity

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R Square

sebesar 0,369 atau 36,9%. Artinya proporsi varians dari pembelian impulsif yang

dijelaskan oleh activity, interests, opinion, openness, conscientiousness,

extraversion, agreeableness, dan neuroticism sebesar 36,9% sedangkan 63,1%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variable. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien

regresi yang dihasilkan, dapat dilihat melalui kolom Sig. Jika Sig. < 0.05 maka

koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap pembelian

impulsif begitupula sebaliknya. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-

masing IV terhdap pembelian impulsif dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap

Dependent Variable

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression

8770.559 8 1096.320 19.428 .000a

Residual 15010.111 266 56.429 Total 23780.670 274

a. Predictors: (Constant), neuroticsm, opinion, openness, extraversion, conscien,

agreeabl, interests, activity

Page 86: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

86

b. Dependent Variable: impulsif

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa nilai p (sig) pada kolom

paling kanan adalah sebesar 0,000 atau dengan nilai p < 0,05. Artinya terdapat

pengaruh yang signifikan dari activity, interests, opinion, openness,

conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism terhadap

pembelian impulsif.

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variable. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan

yang berarti independent variable tersebut memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pembelian impulsif. Besarnya koefisien regresi dari masing-masing

independent variable terhadap pembelian impulsif dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut:

Tabel 4.7 Koefisien Regresi

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Model B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 12.245 6.685 1.832 0.068

Activity 0.506 0.070 0.491 7.185 0.000*

Interests 0.021 0.071 0.019 0.301 0.764

Opinion -0.001 0.069 -0.001 -0.017 0.986

Openness 0.073 0.062 0.068 1.176 0.241

Conscientiousness -0.214 0.066 -0.192 -3.244 0.001*

Extraversion 0.126 0.052 0.126 2.413 0.017*

Agreeableness 0.049 0.061 0.046 0.803 0.423

Neuroticism 0.194 0.059 0.180 3.274 0.001*

a. Dependent Variable: impulsif

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 diatas, dapat diketahui

persamaan regresi sebagai berikut: (*signifikan)

Page 87: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

87

Pembelian impulsif = 12.245 + 0.506 activity + 0.021 interests – 0.001 opinion

+ 0.073 openness – 0.214 conscientiousness + 0.126 extraversion + 0.049

agreeableness + 0.194 neuroticism.

Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa hanya koefisien

regresi activity,conscientiousness,extraversion dan neuroticism yang signifikan.

Hal ini berarti dari delapan hipotesis minor terdapat empat yang signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent

variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Activity

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,506 dengan signifikan 0,000 (p <

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel activity memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap pembelian impulsif. Arah positif menunjukan bahwa

semakin tinggi activity maka semakin tinggi juga pembelian impulsif.

2. Variabel Interests

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,021 dengan signifikan 0,764 (p >

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel interests tidak signifikan

memengaruhi pembelian impulsif.

3. Variabel Opinion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.001 dengan signifikansi 0,986 (p >

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel opinion tidak signifikan

memengaruhi pembelian impulsif.

Page 88: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

88

4. Variabel Openness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,073 dengan signifikansi 0,241 (p >

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel openness tidak signifikan

memengaruhi pembelian impulsif.

5. Variabel Conscientiousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,214 dengan signifikan 0,001 (p <

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel conscientiousness tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif.

6. Variabel Extraversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,126 dengan signifikan 0,017 (p <

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel extraversion memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif. Arah positif

menunjukan bahwa semakin tinggi extraversion maka semakin tinggi juga

pembelian impulsif.

7. Variabel Agreeableness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,049 dengan signifikan 0,423 (p >

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel agreeableness tidak

signifikan memengaruhi pembelian impulsif.

Page 89: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

89

8. Variabel Neuroticism

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,194 dengan signifikan 0,001 (p <

0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel neuroticism memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif. Arah positif

menunjukan bahwa semakin tinggi neuroticism maka semakin tinggi juga

pembelian impulsif.

4.4.2 Proporsi Varians Independent Variable

Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat signifikansi tidaknya

penambahan proporsi varians dari tiap independent variable. Independent

variable tersebut dianalisis satu per satu. Pada tabel 4.8 dipaparkan besarnya

proporsi varians pada pembelian impulsif.

Tabel 4.8 Proporsi Varians Independent Variable

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .536a .287 .284 7.88198 .287 109.784 1 273 .000

2 .538b .289 .284 7.88274 .002 .947 1 272 .331

3 .538c .289 .281 7.89701 .000 .017 1 271 .895

4 .540d .292 .281 7.89874 .002 .882 1 270 .349

5 .580e .337 .324 7.65797 .045 18.245 1 269 .000

6 .585f .342 .327 7.64107 .005 2.191 1 268 .140

7 .586g .343 .326 7.64746 .001 .552 1 267 .458

8 .607h .369 .350 7.51192 .025 10.722 1 266 .001

Page 90: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

90

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel activity memberikan sumbangan sebesar 28,7% terhadap varians

pembelian impulsif. Sumbangan tersebut signifikan dengan F change =

109,784, df1= 1, df2 = 273 dan Sig. F change = 0,000 (p < 0,05).

2. Variabel interests memberikan sumbangan sebesar 0,2% terhadap varians

pembelian impulsif. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F change

= 0,947, df1 = 1, df2 = 272 dan Sig. F change = 0,331 (p > 0,05).

3. Variabel opinion memberikan sumbangan sebesar 0,0% terhadap varians

pembelian impulsif. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F change

= 0,017, df1 = 1, df2 = 271 dan Sig. F change = 0,895 (p > 0,05).

4. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 0,2% terhadap varians

pembelian impulsif. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F change

= 0,882, df1 = 1, df2 = 270 dan Sig. F change = 0,349 (p > 0,05).

5. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 4,5%

terhadap varians pembelian impulsif. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F change = 18,245, df1 = 1, df2 = 269 dan Sig. F change = 0,000

(p > 0,05).

6. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0,5% terhadap

varians pembelian impulsif. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

change = 2,191, df1 = 1, df2 = 268 dan Sig. F change = 0,140 (p > 0,05).

Page 91: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

91

7. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap

varians pembelian impulsif. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

change = 0,552, df1 = 1, df2 = 267 dan Sig. F change = 0,458 (p > 0,05).

8. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 2,5% terhadap

varians pembelian impulsif. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 10,722, df1= 1, df2= 266 dan Sig. F change = 0,001 (p > 0,05).

Page 92: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

92

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah: “ada pengaruh yang signifikan dari variabel gaya hidup

(activity, interests, opinion), dan kepribadian (openness, conscientiousness,

extraversion, agreeableness, neuroticism) terhadap pembelian impulsif.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji signifikansi masing-masing

koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh empat koefisien regresi

yang signifikan memengaruhi pembelian impulsif yaitu activity,

conscientiousness, extraversion, dan neuroticism. Selanjutnya, berdasarkan

proporsi varians sumbangan dari masing-masing independent variable, diperoleh

tiga koefisien regresi yang signifikan yaitu activity, conscientiousness, dan

neuroticism.

5.2 Diskusi

Sebagaimana yang diuraikan penelitian terdahulu fokus pada penelitian ini

untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pembelian impulsif

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian berdasarkan

koefisien regresi masing-masing independent variable menunjukan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup dan kepribadian terhadap

pembelian impulsif. Berbeda dengan variabel interests, opinion, openness,

Page 93: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

93

extraversion dan agreeableness semua komponen tersebut tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif.

Data dari kategorisasi skor dependent variable menunjukan lebih dari

sebagian mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pembelian

impulsif yang rendah dengan presentase sebesar 56,0%. Artinya mahasiswa tidak

memiliki kecenderungan untuk membeli secara spontan, refleks, dan mendadak.

Menurut Zhou & Gu (2015) pembelian impulsif umumnya identik dengan

pembelian tidak terencana, yang menggambarkan pembelian apapun yang dibuat

pembelanja namun belum direncanakan sebelumnya. Karena konsumen dengan

kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi cenderung membuat keputusan

secara langsung dan spontan yang didorong oleh perasaan kuat untuk membeli.

Kecenderungan pembelian impulsif juga dapat disebabkan oleh kurangnya

pengendalian diri (Altukar & Kesari 2017).

Dalam penelitian variabel gaya hidup memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pembelian impulsif. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Bashir et.al. (2013) menunjukan adanya pengaruh yang signifikan gaya

hidup terhadap pembelian impulsif. Gaya hidup didefinisikan sebagai cara

seseorang hidup termasuk sikap individu terhadap dunia. Gaya hidup adalah

ekspresi dari konsep diri seseorang yang menghasilkan kebutuhan dan keinginan

yang pada akhirnya memengaruhi pengambilan keputusan setiap konsumen

(Anitha, 2016).

Page 94: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

94

Dari kategorisasi skor independent variable menunjukan sebagian besar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kecenderungan gaya hidup

dimensi activity yang rendah sebesar 51.3%. Hal tersebut menunjukan bahwa

mahasiswa tidak memiliki kecenderungan gaya hidup dimensi activity, dimana

individu menghabiskan waktu mereka dengan tidak banyak melakukan kegiatan

yang meliputi hobi, acara sosial dan perbelanjaan. Activity memiliki pengaruh

signifikan terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien regresi sebesar

0.506, yang berarti bahwa activity secara positif memengaruhi pembelian

impulsif. Jadi semakin tinggi activity maka akan semakin tinggi pembelian

impulsif.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Krishnan, J (2011) yang mengatakan

bahwa gaya hidup mengacu pada aktivitas konsumen. Lebih spesiifik lagi, hal itu

berfokus pada apa yang orang suka lakukan. Artinya, dimensi activity merupakan

bagaimana mereka menghabiskan waktu yang meliputi kegiatan, hobi, acara

sosial, liburan, hiburan, keanggotaan klub, masyarakat, perbelanjaan, olahraga.

Menurut Kwan et.al (2008) activity merupakan bagaimana konsumen

menghabiskan waktu mereka dalam berbagai kegiatan. Umumnya belanja

merupakan aktivitas yang dianggap oleh sebagian besar konsumen sebagai

hiburan dan cara penting untuk memperoleh pengetahuan tentang mode.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tambuwun (2016) juga menjelaskan

gaya hidup belanja bisa berdampak pada perilaku pembelian impulsif. Gaya hidup

belanja mengacu pada pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang

tentang bagaimana menghabiskan waktu dan uang.

Page 95: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

95

Dimensi gaya hidup yang tidak signifikan memengaruhi pembelian

impulsif yaitu interests dan opinion. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

sebanyak 54,9% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya hidup dimensi

interests yang rendah. Dapat diartikan bahwa, individu dengan gaya hidup

dimensi interests merupakan individu yang kurang minat terhadap lingkungan

sekitar mereka. Interests tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembelian

impulsif dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.021, yang berarti bahwa interests

secara positif memengaruhi pembelian impulsif. Jadi semakin tinggi interests

maka akan semakin tinggi pembelian impulsif.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krishnan, J

(2011) yang mengatakan bahwa gaya hidup mengacu pada minat konsumen.

Artinya dimensi interests merupakan apa yang mereka minati di lingkungan

sekitar mereka yang meliputi keluarga, rumah, pekerjaan, mode, makanan, media,

dan prestasi. Interests merupakan faktor pribadi konsumen dalam memengaruhi

proses pengambilan keputusan. Menurut Kwan et.al (2008) konsumen yang

terlibat lebih dalam kegiatan belanja memiliki minat yang lebih tinggi dalam

fashion dan preferensi yang lebih tinggi untuk produk bermerek.

Selanjutnya, presentase yang tinggi pada gaya hidup dimensi opinion,

yaitu sebesar 57,5%. Artinya individu dengan gaya hidup dimensi opinion ini

memiliki kecenderungan pandangan tentang diri dan dunia sekitar. Opinion tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien

regresi sebesar -0.214, yang berarti bahwa opinion secara negatif memengaruhi

pembelian impulsif. Jadi semakin tinggi opinion maka akan semakin rendah

Page 96: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

96

pembelian impulsif. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Krishnan, J (2011) yang mengatakan bahwa gaya hidup mengacu pada opini

orang tentang berbagai hal. Artinya dimensi opinion merupakan pendapat tentang

diri dan dunia disekitar yang meliputi diri pribadi, isu sosial, politik, bisnis,

ekonomi, pendidikan, produk, masa depan, budaya.

Selain gaya hidup, variabel kepribadian juga memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pembelian impulsif. Hasil ini sejalan dengan penelitian Mathai

dan Haridas (2014) yang menunjukan adanya pengaruh yang signifikan

kepribadian terhadap pembelian impulsif. Hal ini terjadi karena setiap individu

memiliki kepribadian dan pola perilaku mereka sendiri yang berbeda dalam segala

hal. Perilaku pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh sifat kepribadain ini.

Dimensi-dimensi dari kepribadian yaitu openness, conscientiousness,

extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Dari lima dimensi kepribadian

terdapat tiga dimensi yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembelian

impulsif, yaitu conscientiousness, extraversion dan neuroticism. Mahasiswa

dengan tipe kepribadian conscientiousness dalam penelitian ini berada pada

kategori rendah dan memiliki presentase sebesar 53,1%. Individu yang memiliki

kecenderungan tipe kepribadian ini memiliki karakteristik yang lalai, malas, tidak

teratur, terlambat, dan tanpa tujuan (Feist & Feist, 2008). Artinya, individu yang

mendapat skor rendah pada dimensi ini tidak mempertimbangkan dan menahan

diri untuk pembelian yang berlebihan. Dengan demikian, dalam situasi pembelian

individu diharapkan untuk mengevaluasi secara menyeluruh sebelum mengambil

keputusan. Conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Page 97: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

97

pembelian impulsif dengan nilai koefisien regresi sebesar -0.214 yang berarti

bahwa conscientiousness secara negatif memengaruhi pembelian impulsif. Jadi

semakin tinggi conscientiousness maka akan semakin rendah pembelian impulsif.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Badgaiyan et.al (2016) yang

menyatakan bahwa conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pembelian impulsif. Menurut Badgaiyann & Verma (2014)

conscientiousness menggambarkan kecenderungan individu untuk mengendalikan

diri, bertanggung jawab kepada orang lain dan perilaku yang mengarah pada

tujuan. Individu yang sangat menghargai sifat ini dianggap metodis dan

terorganisir dengan baik. Sementara mereka yang rendah pada sifat ini dianggap

kurang fokus dan mungkin mengalihkan perhatian dari tugas. Conscientiousness

memainkan peran utama dalam perencanaan untuk masa depan, dengan demikian

sejalan bahwa sifat kepribadian ini berhubungan negatif dengan pembelian

impulsif.

Selanjutnya, presentase yang rendah pada dimensi extraversion, yaitu

sebesar 50,5%. Individu yang memiliki kecenderungan sifat kepribadian ini

memiliki karakteristik yang pemalu, penyendiri, pendiam, sadar, pasif, tidak

berperasaan (Feist & Feist, 2008). Sehingga individu yang rendah pada sifat ini

cenderung lebih tenang dan pendiam. Extraversion memiliki pengaruh signifikan

terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.126 yang

berarti bahwa extraversion secara positif memengaruhi pembelian impulsif. Jadi

semakin tinggi extraversion maka akan semakin tinggi pembelian impulsif.

Page 98: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

98

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Shahjehan et.al. (2012) yang

menyatakan bahwa extraversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembelian impulsif. Verplanken & Herabadi (2001) menemukan hubungan antara

sifat-sifat yang dimiliki individu terhadap kecenderungan pembelian impulsif,

misalnya orang-orang yang bertipe extraversion memiliki hubungan positif

dengan pembelian impulsif. Artinya orang-orang pada tipe ini akan lebih

menunjukan kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi juga.

Selanjutnya tipe kepribadian neuroticism dalam penelitian ini berada pada

kategori tinggi, yaitu sebesar 52,0%. Individu yang memiliki kecenderungan tipe

kepribadian ini memiliki karakteristik cemas, temperamental, mengasihani diri

sendiri, sadar diri, emosional, rentan (Feist & Feist, 2008). Individu dengan skor

tinggi ini cenderung rentan terhadap ketidakamanan dan tekanan emosional.

Sehingga individu cenderung melakukan pembelian impulsif dari situasi

ketidakamanan dan tekanan emosional yang dirasakan. Neuroticism memiliki

pengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0.194 yang berarti bahwa neuroticism secara positif memengaruhi

pembelian impulsif. Jadi semakin tinggi neuroticism maka akan semakin tinggi

pembelian impulsif.

Adanya pengaruh neuroticism terhadap pembelian impulsif juga sesuai

dengan penelitian Shehzadi et.al. (2016) yang menyatakan bahwa neuroticism

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif. Menurut Gohary

& Hanzaee (2014) menemukan hubungan positif antara pembelian impulsif dan

neurotisisme. Orang-orang yang tinggi neurotisismenya cenderung labil secara

Page 99: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

99

emosional dan sering mengeluh karena khawatir dan cemas serta sakit fisik,

seperti sakit kepala, pusing, dan sakit perut. Penelitian lain, Badgaiyan & Verma

(2014) melaporkan bahwa pembelian impulsif berkorelasi positif dengan

neuroticism (ketidakstabilan emosi) yang berarti bahwa individu yang mengalami

ketidakstabilan emosi, kecemasan, kemuraman, mudah marah, dan kesedihan

lebih cenderung menampilkan perilaku pembelian impulsif.

Dimensi kepribadian yang tidak signifikan memengaruhi pembelian

impulsif adalah openness, dan agreeableness. Presentase mahasiswa dalam

penelitian ini pada kepribadian openness cenderung berada pada kategori tinggi

yaitu sebesar 52,0%. Individu dengan kepribadian ini memiliki karakteristik yang

imajinatif, kreatif, inovatif, penasaran, dan bebas (Feist & Feist, 2008). Individu

yang tinggi pada sifat ini dianggap memiliki kemauan untuk menikmati

pengalaman dan ide-ide baru serta bersedia untuk menerima perubahan. Sehingga

individu merasakan dorongan untuk membeli produk baru. Openness tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien

regresi sebesar 0.073 yang berarti bahwa openness secara positif memengaruhi

pembelian impulsif. Jadi semakin tinggi openness maka akan semakin tinggi

pembelian impulsif.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Udo-imeh, P. T (2015) yang

menyatakan bahwa openness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembelian impulsif. Alasan tidak berpengaruhnya openness disebabkan karena

orang-orang dengan dimensi ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika

individu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berarti memiliki kontrol kognitif

Page 100: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

100

yang tinggi. Hal ini berhubungan negatif dengan kecenderungan pembelian

impulsif. Berbeda dengan penelitian terdahulu, menurut Verplanken & Herabadi

(2001) individu yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif lebih

mengikuti dorongan emosional daripada kognitif. Maka, dimensi ini memiliki

hubungan negatif dengan pembelian impulsif. Orang-orang dengan dimensi ini

memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

Mahasiswa dengan tipe kepribadian agreeableness cenderung berada pada

kategori rendah, yaitu sebesar 66,2%. Individu yang memiliki kecenderungan tipe

kepribadian ini memiliki karakteristik curiga, pelit, antagonis, kritis, mudah

tersinggung (Feist & Feist, 2008). Individu dengan tingkat agreeableness yang

rendah meragukan hal-hal yang tidak mereka ketahui secara pribadi. Orang

agreeableness tidak akan mengalami respon emosional negatif yang kuat, karena

kurang dapat diterima dan orang-orang ini lebih baik dalam pengaturan emosional

diri, termasuk pengaturan kemarahan dan emosi negatif lainnya. Sedangkan,

dimensi agreeableness meliputi perilaku seperti berhati lembut, baik, suka

menolong, mudah percaya, terus terang. Ciri-ciri tersebut tidak berhubungan

dengan kecenderungan pembelian impulsif. Agreeableness tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0.049 yang berarti bahwa agreeableness secara positif memengaruhi

pembelian impulsif. Jadi semakin tinggi agreeableness maka akan semakin tinggi

pembelian impulsif.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Badgaiyan dan Verma (2014)

yang menyatakan bahwa agreeableness tidak memiliki pengaruh yang signifikan

Page 101: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

101

terhadap pembelian impulsif. Verplanken & Herabadi (2001) mengatakan orang-

orang dengan kecenderungan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak

rasional dan di dorong oleh adanya kepuasan setelah melakukan pembelian.

Dimensi ini tidak memiliki hubungan dengan pembelian impulsif. Menurut

Shahjehan et.al. (2012) dimensi kepribadian ini mencakup atribut seperti

kepercayaan, altruisme, kebaikan, kasih sayang, perilaku pro-sosial lainnya dan

efek positif kemampuan subjek untuk menunjukan pembelian impulsif.

Secara keseluruhan, peneliti berpendapat bahwa perbedaan hasil penelitian

terdahulu dapat disebabkan oleh beberapa hal baik seperti sampel penelitian,

tempat penelitian, teknik pengambilan data, alat ukur yang digunakan, maupun

perbedaan budaya, seperti bahasa terutama dalam mengadaptasi tiap item dari

skala baku yang berbahasa Inggris. Hal ini penting karena akan memudahkan

responden dalam memahami dan mengisi setiap butir pernyataan pada skala yang

dibuat. Maka peneliti harus menerjemahkan ke bahasa Indonesia yang baik dan

mudah dimengerti, jika ada kalimat atau kata yang sulit dimengerti maka

memungkinkan jawaban yang diberikan oleh responden merupakan jawaban yang

kurang akurat. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak memasukkan

tingkat pendapatan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara pendapatan dan pembelian impulsif. Konsumen yang lebih banyak

memiliki pendapatan bulanan menunjukkan perilaku pembelian yang lebih

impulsif dan konsumen dengan pendapatan rendah kurang impulsif dalam

keputusan pembelian mereka (Rana & Tirthani, 2012).

Page 102: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

102

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti membagi saran

menjadi dua yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran teoritis sebagai bahan

pertimbangan bagi peneliti yang akan meneliti dependent variabel yang sama dan

saran praktis sebagai bagian dari kesimpulan dan masukan bagi individu-individu

atau pihak yang dapat menarik manfaat dari penelitian ini.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang

dapat diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan hasil

penelitian, yaitu:

1. Mempertimbangkan hasil penelitian ini yang menemukan bahwa pengaruh

gaya hidup dan sifat kepribadian terhadap pembelian impulsif hanya

sebesar 36,9%. Sehingga bagi peneliti lain yang tertarik meneliti

dependent variable yang sama agar melibatkan independent variable lain

yang memengaruhi tingkat pembelian impulsif selain gaya hidup dan sifat

kepribadian, seperti hedonisme, konformitas, kebahagiaan, dan keputusan

konsumen. Dengan mempertimbangkan variabel-variabel tersebut,

diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil

penelitian sebelumnya.

2. Penelitian ini juga bisa dikembangkan pada siswa SMA/SMK. Pembelian

impulsif juga melanda kehidupan siswa yang sebenarnya belum memiliki

Page 103: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

103

kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhannya. Karena konsumen

tersebut mempunyai ciri-ciri mudah terpengaruh oleh rayuan penjual,

mudah terbujuk iklan, terutama pada penampilan produk, kurang realistis,

dan impulsif.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat

diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan hasil

penelitian, yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi

konsumen untuk mempertahankan dan menjaga perilaku yang tidak

berlebihan. Karena ditengah-tengah kota metropolitan, mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat menahan diri untuk tidak melakukan

pembelian impulsif. Hal ini sesuai dengan visi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menjadi universitas dengan keunggulan integrasi keilmuan dan

keislaman.

2. Hasil penelitian ini menemukan bahwa activity berkontribusi terhadap

pembelian impulsif. Acitivity merupakan perilaku nyata yang dapat

diamati seperti bagaimana mereka menghabiskan waktu. Peneliti

menyarankan kepada konsumen agar lebih bisa memanfaatkan waktu

dengan sebaik mungkin dan melakukan kegiatan yang positif.

3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa conscientiousness berkontribusi

terhadap tingkat pembelian impulsif. Dalam hal ini, berarti orang yang

mempunyai kepribadian lalai, tidak teratur, dan tidak mempunyai tujuan

Page 104: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

104

cenderung menampilkan perilaku pembelian impulsif. Maka peneliti

menyarankan kepada konsumen agar merencanakan terlebih dahulu barang

apa saja yang dibutuhkan, dan lebih sadar dalam melakukan pembelian.

4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa extraversion berkontribusi

terhadap tingkat pembelian impulsif. Dalam hal ini, berarti orang yang

mempunyai kepribadian yang aktif dan menyukai kesenangan cenderung

menampilkan perilaku pembelian impulsif. Peneliti menyarankan kepada

konsumen agar menahan diri dari stimulasi-stimulasi produk baru

sehingga tidak melakukan pembelian secara impulsif. Selain itu bisa

dengan membuat skala prioritas mana yang kebutuhan primer maupun

kebutuhan sekunder.

5. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini menemukan bahwa

neuroticism juga berkontribusi terhadap tingkat pembelian impulsif.

Individu ini mengalami ketidakstabilan emosi, kecemasan, dan kesedihan

lebih cenderung menampilkan perilaku pembelian impulsif. Peneliti

menyarankan kepada konsumen agar dapat dialihkan dengan mencari

kesibukan yang bermanfaat seperti, membaca buku, beribadah dan

melakukan hal yang positif.

Page 105: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

105

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, R.R., Soomro, H.A., Ali, K. & Ali, W. (2015). Influence of lifestyle and

cultural values on impulse buying behavior. Journal of Culture, Society

and Development. 10,2422-8400.

Altukar, A., & Kesari, B. (2017). Impulse buying: a consumer trait prospective in

context of central India. 19(2)1-17.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Amos, C., Holmes, G.R. & Keneson, W.C. (2014). A meta-analysis of consumer

impulse buying. Journal of Retailing and Consumer Services. 86-97.

http://dx.doi.org/10.1016/j.jretconser.2013.11.004.

Anandan, C., Mohanraj, M. P., & Madhu, S. (2006). A study of the impact of

values and lifestyle (VALS) on brand loyalty with special reference to

english newspaper. XIMB Journal of Management. 97-112.

Anandarajan, S., & Arunadevi, P. (2016). Consumer behavior towards lifestyle

marketing. Asia Pacific Journal of Research. 2(37)202-206.

Anitha, N. (2016). Influence of lifestyle on consumer decision making with

special reference to organized retail formats in chennai. Indian Journal of

Commerce & Management Studies. 7(1)85-90.

Aqmala, D., & Farida, N. (2014). A study of planned impulse buying on

consumers in Indonesia. Diunduh tanggal 1 Desember 2017 dari

http://eprints.undip.ac.id/49868/.

Awan, A.G., & Abbas, N. (2015). Impact of demographic factors on impulse

buying behavior of consumers in multan-Pakistan. European Journal of

Business and Management. 7(22)96-105.

Badgaiyan, A.J., & Verma, A. (2014). Instrinsic factors affecting impulse buying

behavior – evidence from India. Journal of Retailing and Consumer

Services. 537-549.

Badgaiyan, A.J., Verma, A., & Dixit, S. (2016). Impulsive buying tendency:

measuring important relationships with a new perspective and an

indigenious scale. Diunduh tanggal 1 Desember 2017 dari

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S097038961630057X.

Page 106: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

106

Banerjee, S., & Saha, S. (2012). Impulse buying behavior in retail stores –

triggering the senses. Asia Pacific Journal of Marketing & Management

Review. 1(2)1-21.

Bashir, S., Zeeshan, M., Sabbar, S., Hussain, R., & Sarki, I. (2013) Impact of

cultural values and life style on impulse buying behavior: a case study of

Pakistan. International Review of Management and Business Research

Journal. 2(1)193-200.

Bessouh, N., & Belkhir, D.O. (2018). The effect mood on impulse buying

behavior-case of Algerian buyers. Austin Journal of Business

Administration and Management. 2(1)1-6.

Bessouh, N., Iznasni, A. & Benhabib, A. (2013). Factors influencing impulse

buying of Algerian shoppers. International Journal of Science and

Research. 860-866.

Bhuvaneswari, V., & Krishnan, J. (2015). A review of literature on impulse

buying behavior of consumers in brick and mortar and click only stores.

International Journal of Management Research and Social Science.

2(3)84-90.

Cervone, D., & Pervin, L.A. (2013). Personality theory and research (Twelfth

Ed). United States: New Aster by Aptara, Inc.

Chung, N., Song, H.G., & Koo, C. (2015). A theoretical model of impulsive

buying behavior in tourism social commerce. Diunduh tanggal 1

Desember 2017 dari https://agrilifecdn.tamu.edu/ertr/files/2015/02/Chung-

Song-and-Koo.pdf.

Cunha, R. A. N., & Silva, D. (2015). Impulsive buying behavior: an empirical

study in Brazil. Australian Journal of Basic and Applied Sciences.

9(1)292-296.

Dameyasani, A. W. & Juneman, A. (2013). Impulsive buying, cultural values

dimensions, and symbolic meaning of money: A study on college students

in Indonesia’s capital city and its surrounding. International Journal of

Research Studies in Psychology. 2,35-52.

Donnellan, M.B., Oswald, F.L., Baird, B.M., & Lucas, R.E. (2006). The Mini-

IPIP scales: Tiny-yet-effective measures of the Big Five factors of

personality. American Psychological Association. 18(2),192-203.

Page 107: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

107

Ebitu & Tom. (2015). Impulse buying behavior and demographic analysis among

university of calabar students, Nigeria. Journal of Marketing and

Consumer Research. 17.42-48.

Ekeng, A.B., Lifu, F.L., & Asinya, F.A. (2012). Effect of demographic

characteristics on consumer impulse buying among consumers of calabar

municipality, cross river. Journal SAVAP International. 3(2)568-574.

Enrico, A., Aron, R., & Oktavia, W. (2014). The factors that influenced

consumptive behavior: a survey of university students in Jakarta.

International Journal of Scientific and Research Publications. 4(1)1-6.

Farhana. (2008). Psikologi Umum. Universitas Islam Jakarta.

Farid, D.S., & Ali, M. (2017). Effects of personality on impulsive buying

behavior: evidence from a developing country. Journal Marketing and

Branding Research. 5(1)31-43.

Feist, J. & Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality (seventh edition).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Francis, L.J., Lewis, C.A., Ziebertz, H.G. (2006) ‘The short-form revised Eysenck

personality Questionnaire (EPQ-S): A German edition’. Social Behavior

and Personality an International Journal. 34(2), 197-204.

Gohary, A., & Hanzaee, K.H. (2014). Personality traits as predictors of shopping

motivations and behaviors: a canonical correlation analysis. Arab

Economic and Business Journal. 166-174.

Goldberg, L. R. (1990). An Alternative ‘Description of Personality’: The Big-Five

Factor Structure. Journal of Personality and Social Psychology. 59,1216-

1229.

Goldberg, L.R. (1993). The structure of phenotypic personality traits. American

Psychological Association. 48,26-34.

Harmanciouglu, N., Finney, R.Z., & Joseph, M. (2009). Impulse purchase of new

products: an empirical analysis. Journal of Product & Brand Management.

18(1)27-37.doi: 10.1108/10610420910933344.

Husnain, M., & Akhtar, M.W. (2015). Impact of lifestyle on brand preferences.

Journal of Business Administration Research. 4(2)30-39.

Page 108: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

108

Iram, M., & Chacharkar. (2017). Model of impulse buying behavior. Journal of

Management Research. 9(1)45-53.

Khan, H., Razi, A., Ali, S. A., & Asghar, A. (2011). Identifying consumer

lifestyle. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business.

3(8)250-268.

Krishnan, J. (2011). Lifestyle – A tool for understanding buyer behavior.

International Journal of Economics and Management. 5(1)283 – 29.

Kwan, C. Y., Yeung, K. W. & Au, K. F. (2008). Relationship between consumer

decision-making styles and lifestyle characteristics: young fashion

consumers in China. The Journal of The Textile Institute. 99(3),193-209.

Lakshmi, V.J., Niharika, A., & Lahari, G. (2017). Impact of gender on consumer

purchasing behavior. IOSR Journal of Business and Management.19(8)33-

36.

Lawson, R., & Todd, S. (2002). Consumer lifestyle: a social stratification

perspective. Diunduh tanggal 1 Desember 2017 dari

http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1470593102002003278.

Lins, A., Doka, A., Bottequin, E., Odabasic, A., Pavlovic, S., Merchan, A.,

Golasa, A., & Hylander, F. (2015). The Effects of Having, Feeling, and

Thinking on Impulse Buying in European Adolescents. Journal of

International Consumer Marketing. 27(5)414-428.

Lukito, R.S.H., & Tulipa, D. (2016). Impulse buying behavior on consumer retail

fashion in Surabaya – Indonesia. Diunduh tanggal 1 Desember 2017 dari

http://repository.wima.ac.id/10287/.

Luniya, P., & Verghese, M. (2015). A study on impulse buying and its

determinants: A literature review. Pacific Business Review International.

8(1)66-69.

Mathai, S. T., & Haridas, R. (2014). Personality its impact on impulse buying

behavior among the retail customers in Kochin city. Journal of Business

and Management. 16(4)48-55.

Mendenhall, C. (2015). The phenomenon of impulse buying. Diunduh tanggal 1

Desember 2017 dari http://artifactsjournal.missouri.edu/2015/01/the-

phenomenon-of-impulse-buying/.

Page 109: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

109

Muruganantham, G., & Bhakat, R.S. (2013). A review of impulse buying.

International Journal of Marketing Studies. 5(3)149-160.

Nair, D., & Das, S. (2015). Impact of emotional intelligence on impulse buying

and product value proposition. European Journal of Bussiness and

Management. 7(1)165-172.

Pandey, A.C., & Pandey, M.K. (2013). Impact of lifestyle on brand preference of

buyer behavior. International Monthly Referred Journal of Research In

Management and Technology. 2(13)151-165.

Parakh, A., Bindal, S., & Saldanha, A. (2016). Impulse buying behavior in

adolescents. Imperial Journal of Interdiciplinary. 2(4)273-279.

Plummer, J. T. (1974). The concept and application of life style segmentation.

Journal of Marketing. 38(1)33-37.

Putra, A.H.P.K., Said, S., & Hasan, S. (2017). Implication of external and internal

factors of mall consumers in Indonesia to impulse buying behavior.

International Journal of Business Accounting and Management. 2(4)1-10.

Raju, K.V., Kumar, D.P., & Raju, S.S. (2015). A comprehensive review of

impulse purchase process and various factors affecting it. Journal of

Business and Management. 17(12)81-107.

Rana, S., & Tirthani, J. (2012). Effect of education, income and gender on

impulsive buying among Indian consumer an empirical study of

readymade garment customers. Indian Journal of Applied

Research.1(12)145-146).

Richins, M.L. (2004). The material values scale: measurement properties and

development of a short form. Journal of Consumer Research. 31(1),209-

219.

Rizkiyani, F., & Yudiana, W. (2015). The Indonesian big five inventory (BFI) in a

Sundanese adolescent sampel: personality structure and. Australian

Journal of Basic and Applied Sciences. 9(14)58-66 Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/312376701.

Saad, M., & Metawie, M. (2015). Store environment, personality factors and

impulse buying behavior in Egypt: the mediating roles of shop enjoyment

and impulse buying tendencies. Journal of Business and Management

Sciences. 3(2)69-77.

Page 110: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

110

Sathish, S., & Rajamohan (2012). Consumer behavior and lifestyle marketing.

International Journal of Marketing, Financial Services and Management

Research. 1(10)152-166.

Schultz, D.P,. & Schultz, S.E. (2005). Theories of Personality 8th edition. USA:

Wadsworth.

Shahjehan, A., Qureshi, J.A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The effect of

personality on impulsive and compulsive buying behaviors. African

Journal of Business Management. 6(6),2187-2194.

Shehzadi, K., Ahmad, M., Cheema, A. M., & Ahkam, A. (2016). Impact of

personality traits on compulsive buying behavior: mediating role of

impulsive buying. Journal of Service Science and Management. 9.416-

432.

Shoda, M., & Smith. (2003). Introduction to Personality : Toward an Integration,

Seventh Ed. New York: Estate of Pablo Picasso.

Soto, C.J., & John, O.P. (2009). Ten facet scales for the Big Five Inventory:

Convergence with NEO PI-R facets, self-peer agreement, and discriminant

validity. Journal Research In Personality. 84-90.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

Tambuwun, M. (2016). Shopping lifestyle as intervening relation between

hedonic motive and gender on impulse buying. International Journal of

Business and Finance Management Research. 9-16.

Udo-Imeh, P. T. (2015). Influence of personality on the buying behavior of

undergraduate students in universities in cross river state, Nigeria.

International Journal of Marketing Studies. 7(4)64-77.

Vazifehdoost, H., Rahnama, A., & Mousavian, S.J. (2014). Evaluation of the

influence of fashion involvement, personality characteristics, tendency to

hedonic consumption and store environment on fashion-oriented impulse

buying. Mediterranean Journal of Social Sciences. 5(16)223-

231,doi:10.5901/mjss.2014.v5n16p223.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying

tendency: feeling and no thinking. European Journal of Personality. 71-

83.doi:10.1002/per.423.

Page 111: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

111

Vishnu, P., & Raheem, A. R. (2013). Factors influencing impulse buying

behavior. European Journal of Scientific Research. 100(3)67-79.

Vyncke, P. (2002). Lifestyle segmentation from attitudes, interests and opinions,

to values, aesthetic styles, life vision and media preferences. European

Journal of Communication. 17(4)445-463.

Yadav, S.K., & Mishra, B. (2017). Effect of psychographics and demographics on

impulse buying behavior of retail consumers in Bilaspur. International

Journal of Commerce and Management Research. 3(1)18.23.

Zahra, R., & Awan, A.G. (2017). Consumers behavior towards the choice of

shopping malls and traditional market. Global Journal of Management

Social Sciences and Humanities. 3(3)373-394.

Zhou, H., & Gu, Z. (2015). The effect of different price presentations on

consumer impulse buying behavior: the role of anticipated regret.

American Journal of Industrial and Business Management. 27-36.

Page 112: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

112

LAMPIRAN

Page 113: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

113

LAMPIRAN 1

Surat Izin Penelitian

Page 114: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

114

LAMPIRAN 2

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi/siang/sore,

Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan berkah

serta perlindungan dari Allah Ta’ala sehingga dapat melaksanakan aktivitas

sehari-hari.

Perkenalkan saya Sri Hartini Hastuti mahasiswa Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini melakukan penelitian

dalam rangka menyelesaikan skripsi. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan

Anda untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.

Anda dipersilahkan untuk mengisi kuesioner ini dengan mengikuti

petunjuk pengisian yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH

dalam kuesioner ini. Anda diharapkan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan

saat ini. Data diri dan semua jawaban Anda akan diolah secara general, bukan

perorangan. Data dalam penelitian ini akan dijaga KERAHASIAAN nya dan

hanya untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan bantuannya peneliti

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(Sri Hartini Hastuti)

Page 115: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

115

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : P/L

Usia :

Semester :

Fakultas :

Bersedia mengisi kuesioner ini tanpa adanya paksaan.

TTD

(Nama/Inisial)

II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah sejumlah pernyataan di bawah ini dengan teliti.

2. Anda dimohon untuk memberikan penilaian mengenai pernyataan

dibawah ini.

3. Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Anda

secara objektif dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kriteria

untuk setiap pernyataan yang menurut Anda paling tepat.

4. Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar-salah

melainkan menunjukan kesesuaian penilaian Anda terhadap isi setiap

pernyataan.

5. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:

Sangat tidak setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

6. Dimohon dalam memberikan penilaian tidak ada pernyataan yang

terlewatkan.

Page 116: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

116

SKALA I

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

1. Saya biasanya berpikir dengan hati-hati sebelum membeli sesuatu.

2. Saya biasanya hanya membeli barang yang ingin dibeli.

3. Jika saya membeli sesuatu, saya biasa melakukan secara spontan.

4. Sebagian besar pembelian, saya rencanakan sebelumnya.

5. Saya hanya membeli barang-barang yang sangat dibutuhkan.

6. Saya tidak asal membeli barang.

7. Saya suka membandingkan berbagai merek sebelum membelinya.

8. Sebelum membeli sesuatu, saya selalu

mempertimbangkan dengan hati-hati apakah saya memerlukannya.

9. Saya terbiasa membeli barang langsung di toko.

10. Saya sering membeli barang tanpa berpikir terlebih dahulu.

11. Sulit bagi saya untuk meninggalkan

barang-barang bagus yang saya lihat di toko.

12. Terkadang saya tidak bisa menahan hasrat ketika berbelanja di toko.

13. Terkadang saya merasa menyesal setelah membeli sesuatu.

14. Saya bukan tipe orang yang pertama

kali lihat langsung suka saat berada di toko.

15. Saya bisa menjadi sangat senang jika

Page 117: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

117

melihat sesuatu yang ingin saya beli.

16. Saya selalu melihat barang yang bagus setiap kali melewati toko.

17. Saya merasa sulit untuk melewatkan promosi.

18. Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin membelinya.

19. Saya cukup berani dalam membeli barang.

20. Terkadang saya membeli barang karena

suka, bukan karena saya membutuhkannya.

SKALA II

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

1. Saya selalu memikirkan tugas.

2. Ketika sudah memulai belajar, saya

akan sulit untuk berhenti.

3. Belajar adalah hal terpenting dalam hidup saya.

4. Saya seorang pekerja keras.

5. Saat waktu luang, saya akan pergi

berbelanja.

6. Belanja adalah hal yang penting bagi

saya untuk mendapatkan pengetahuan

mode.

7. Saya membeli baju setiap saya berbelanja.

8. Saya perlu memiliki berbagai macam

pakaian di lemari pakaian saya.

9. Saya memiliki banyak pilihan pakaian

untuk digunakan pada saat yang

berbeda-beda.

10. Saya membutuhkan berbagai macam pilihan saat menentukan pilihan

berpakaian.

11. Saya suka berbelanja pakaian di

berbagai toko.

12. Saya selalu memperhatikan trend

fashion terbaru.

13. Saya lebih banyak menghabiskan uang

Page 118: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

118

dibanding teman-teman saya dalam hal

pakaian.

14. Saya suka membeli baju yang sesuai dengan trend fashion yang akan

datang.

15. Saya ingin menjadi orang pertama

yang mencoba fashion terbaru.

16. Saya percaya diri dengan kemampuan

saya untuk mengenali trend fashion.

17. Teman-teman saya selalu menganggap

saya sebagai trend fashion.

18. Saya sering membahas pakaian dengan

teman-teman saya.

19. Pakaian merupakan hal terpenting

untuk mengekspresikan citra diri saya.

20. Apa yang saya pikirkan tentang diri

saya tercermin dari apa yang saya

kenakan.

21. Berpakaian baik adalah bentuk menghargai diri sendiri.

22. Saya adalah orang tradisional dan

konservatif.

23. Saya tinggal di rumah umumnya pada malam hari

24. Saya suka menghabiskan waktu

senggang bersama keluarga.

25. Saya menikmati menghabiskan waktu di rumah.

26. Keluarga saya adalah hal yang paling

penting bagi saya.

27. Saya selalu mendengarkan saran orang tua saya.

28. Saya selalu bangga dengan keluarga

dekat saya.

29. Saya yakin saya memiliki tingkat percaya diri yang lebih dibanding

orang-orang seusia saya.

30. Saya yakin bahwa saya dapat menemukan pekerjaan yang baik

setelah studi saya.

31. Ketika saya memutuskan untuk

mencapai sesuatu, saya biasanya bisa mencapainya.

32. Saya selalu bangga dengan diri saya

sendiri.

33. Saya lebih suka membeli produk bermerek.

34. Saya bersedia membayar harga yang

lebih tinggi untuk merek-merek

Page 119: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

119

terkenal.

35. Saya lebih suka membeli produk asing

daripada produk lokal.

36. Kualitas produk merek asing biasanya lebih baik daripada merek lokal.

SKALA III

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Saya menilai diri saya sebagai seorang yang …..

1. Banyak bicara.

2. Cenderung mencari-cari kesalahan

orang lain.

3. Mengerjakan tugas dengan cermat.

4. Depresi, mudah murung.

5. Orisinil, suka menemukan ide-ide baru.

6. Pendiam.

7. Suka menolong, tidak mementingkan diri sendiri.

8. Kurang hati-hati.

9. Santai, mengatasi stress dengan baik.

10. Suka penasaran dengan banyak hal yang berbeda.

11. Bersemangat, penuh energi.

12. Mencari-cari masalah dengan orang

lain.

13. Seorang pekerja yang dapat diandalkan.

14. Kadang merasa tegang.

15. Cerdas, pemikir yang dalam.

16. Membangkitkan semangat orang lain.

17. Mempunyai sifat pemaaf.

18. Cenderung tidak teratur.

19. Seringkali merasa khawatir.

20. Memiliki imajinasi yang baik.

21. Cenderung pendiam.

22. Mudah percaya pada orang lain.

23. Cenderung pemalas.

24. Stabil secara emosional, tidak mudah

kecewa.

25. Seorang yang berdaya cipta.

26. Kepribadian asertif, suka terus terang.

27. Memiliki sifat dingin dan suka

menyendiri.

Page 120: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

120

28. Ulet mengerjakan tugas hingga selesai.

29. Suasana hati mudah berubah, moody.

30. Menghargai pengalaman-pengalaman

artistic dan estetik.

31. Kadang-kadang pemalu, canggung.

32. Penuh tenggang rasa dan baik kepada

hampir setiap orang.

33. Melakukan sesuatu dengan efisien.

34. Tetap tenang dalam situasi-situasi yang

menegangkan.

35. Lebih suka melakukan pekerjaan yang

rutin, yang sudah biasa dilakukan.

36. Mudah bergaul, supel.

37. Terkadang kasar terhadap orang lain.

38. Membuat rencana dan melakukan

rencana tersebut.

39. Mudah gugup.

40. Suka merenung, mengutak-atik

gagasan.

41. Hanya mempunyai sedikit minat artistik.

42. Menyukai bekerja sama dengan orang

lain.

43. Perhatian saya mudah terpecah.

44. Hebat di bidang seni, baik musik atau sastra.

Page 121: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

121

LAMPIRAN 3

Output CFA

a. Pembelian Impulsif

UJI VALIDITAS KONSTRUK PEMBELIAN IMPULSIF DA NI=20 NO=275 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=IMPULSIF.COR MO NX=20 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK IMPULSIF FR TD 17 15 TD 19 13 TD 8 5 TD 16 14 TD 7 6 TD 16 4 TD 16 9 TD 15 5 TD 2 1 TD 16 12 TD

18 13 TD 20 5 TD 19 11 TD 13 2 TD 12 5 TD 18 17 TD 15 12 TD 10 8 TD 11 8 TD 16 1 TD 20

17 TD 17 16 TD 17 12 TD 20 14 TD 14 4 TD 15 4 TD 9 5 TD 12 6 TD 19 15 TD 15 11 TD 19 14

TD 14 13 TD 19 16 TD 9 6 TD 9 7 TD 16 7 TD 12 7 TD 10 3 TD 8 3 TD 19 17 TD 19 9 TD 16 11

TD 7 5 TD 3 1 TD 5 3 TD 10 5 TD 17 14 TD 20 16 TD 20 4 TD 19 12 TD 20 12 TD 13 1 TD 19

10 TD 13 10 TD 10 7 TD 8 7 TD 7 3 TD 8 6 TD 10 6 TD 6 5 TD 18 6 PD OU SS TV MI

Page 122: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

122

b. Activity

UJI VALIDITAS KONSTRUK ACTIVITY DA NI=11 NO=275 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 PM SY FI=ACT.COR MO NX=11 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK ACTIVITY FR TD 11 4 TD 10 4 TD 11 10 TD 5 4 TD 10 5 TD 4 3 TD 11 3 TD 10 3 TD 8 7 TD 6 2 TD 7 3

TD 7 4 TD 9 6 TD 8 2 PD OU SS TV MI

Page 123: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

123

c. Interests

UJI VALIDITAS KONSTRUK INTERESTS DA NI=17 NO=275 MA=PM LA ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21

ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 PM SY FI=INT.COR MO NX=17 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK INTEREST FR TD 14 7 TD 15 2 TD 16 12 TD 9 5 TD 17 3 TD 13 9 TD 10 6 TD 17 15 TD 15 3 TD 3 2 TD

17 2 TD 13 10 TD 5 4 TD 10 9 TD 12 2 TD 16 2 TD 16 15 TD 7 4 TD 16 3 TD 17 16 TD 17 12

TD 12 3 TD 15 12 TD 13 11 TD 15 7 TD 13 5 TD 6 2 TD 8 6 TD 6 5 TD 10 4 TD 13 1 TD 16 14 TD 16 7 TD 14 12 TD 14 11 TD 7 6 TD 5 2 TD 13 12 TD 12 9 TD 17 11 TD 10 8 TD 8 4 TD 16

13 TD 13 4 TD 8 5 TD 15 1 TD 7 2 TD 14 2 TD 12 7 TD 14 8 TD 4 2 TD 11 8 TD 6 1 TD 17 13

TD 9 3 TD 7 5 TD 14 9 TD 15 14 TD 14 3 TD 7 3 TD 17 7 TD 17 14 PD OU SS TV MI

Page 124: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

124

d. Opinion

UJI VALIDITAS KONSTRUK OPINION DA NI=8 NO=275 MA=PM LA ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 PM SY FI=OP.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK OPINION FR TD 6 2 TD 8 4 TD 8 1 TD 7 6 TD 5 4 TD 4 3 TD 7 1 PD OU SS TV MI

Page 125: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

125

e. Openness

UJI VALIDITAS KONSTRUK OPENNESS DA NI=10 NO=275 MA=PM LA ITEM5 ITEM10 ITEM15 ITEM20 ITEM25 ITEM30 ITEM35 ITEM40 ITEM41 ITEM44 PM SY FI=OP.COR MO NX=10 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK OPENNESS FR TD 6 2 TD 4 3 TD 6 3 TD 8 7 TD 9 6 TD 7 6 PD OU SS TV MI

Page 126: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

126

f. Conscientiousness

UJI VALIDITAS KONSTRUK CONSCIENTIOUSNESS DA NI=9 NO=275 MA=PM LA ITEM3 ITEM8 ITEM13 ITEM18 ITEM23 ITEM28 ITEM33 ITEM38 ITEM43 PM SY FI=NESS.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK CONSCIEN FR TD 9 4 TD 5 4 TD 9 5 TD 8 3 TD 4 1 TD 9 2 TD 4 2 TD 5 2 PD OU SS TV MI

Page 127: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

127

g. Extraversion

UJI VALIDITAS KONSTRUK EXTRAVERSION DA NI=8 NO=275 MA=PM LA ITEM1 ITEM6 ITEM11 ITEM16 ITEM21 ITEM26 ITEM31 ITEM36 PM SY FI=EX.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK EXTRA FR TD 4 3 TD 7 2 TD 5 2 TD 7 5 TD 5 4 TD 7 4 TD 8 3 TD 8 4 TD 6 4 TD 8 2 PD OU SS TV MI

Page 128: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

128

h. Agreeableness

UJI VALIDITAS KONSTRUK AGREEABLENESS DA NI=9 NO=275 MA=PM LA ITEM2 ITEM7 ITEM12 ITEM17 ITEM22 ITEM27 ITEM32 ITEM37 ITEM42 PM SY FI=AGREE.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK AGREEABL FR TD 3 1 TD 9 5 TD 8 3 TD 8 1 TD 8 6 TD 8 7 TD 7 2 TD 9 6 TD 2 1 PD OU SS TV MI

Page 129: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

129

i. Neuroticism

UJI VALIDITAS KONSTRUK NEUROTICISM DA NI=8 NO=275 MA=PM LA ITEM4 ITEM9 ITEM14 ITEM19 ITEM24 ITEM29 ITEM34 ITEM39 PM SY FI=NEURO.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK NEUROTIC FR TD 7 2 TD 5 2 TD 7 5 TD 2 1 TD 6 5 TD 8 3 PD OU SS TV MI

Page 130: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

130

LAMPIRAN 4

Output Deskriptif dan Hasil Uji Regresi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Impulsif 275 26.96 77.50 50.0000 9.31616

Activity 275 28.57 76.89 50.0000 9.04627

Interest 275 11.97 72.11 50.0000 8.47616

Opinion 275 26.31 72.25 50.0000 9.07946

Openness 275 15.40 74.12 50.0000 8.68096

Conscien 275 20.65 76.91 50.0000 8.39052

extraversion 275 26.68 70.27 50.0000 9.31145

Agreeabl 275 16.32 68.58 50.0000 8.75571

Neuroticsm 275 23.97 72.46 50.0000 8.64894

Valid N (listwise) 275

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .607a .369 .350 7.51192 .369 19.428 8 266 .000

a. Predictors: (Constant), neuroticsm, opinion, openness, extraversion,

conscien, agreeabl, interest, activity

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8770.559 8 1096.320 19.428 .000a

Residual 15010.111 266 56.429

Total 23780.670 274

a. Predictors: (Constant), neuroticsm, opinion, openness, extraversion, conscien, agreeabl, interest, activity

b. Dependent Variable: impulsif

Page 131: PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIFAT KEPRIBADIAN TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45873/1/SRI HARTINI... · karena perilaku berbelanja yang dilakukan secara

131

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.245 6.685 1.832 .068

Activity .506 .070 .491 7.185 .000

Interest .021 .071 .019 .301 .764

Opinion -.001 .069 -.001 -.017 .986

openness .073 .062 .068 1.176 .241

conscien -.214 .066 -.192 -3.244 .001

extraversion .126 .052 .126 2.413 .017

agreeabl .049 .061 .046 .803 .423

neuroticsm .194 .059 .180 3.274 .001

a. Dependent Variable: impulsif

Model Summary

Model R

R Squar

e

Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .536a .287 .284 7.88198 .287 109.784 1 273 .000

2 .538b .289 .284 7.88274 .002 .947 1 272 .331

3 .538c .289 .281 7.89701 .000 .017 1 271 .895

4 .540d .292 .281 7.89874 .002 .882 1 270 .349

5 .580e .337 .324 7.65797 .045 18.245 1 269 .000

6 .585f .342 .327 7.64107 .005 2.191 1 268 .140

7 .586g .343 .326 7.64746 .001 .552 1 267 .458

8 .607h .369 .350 7.51192 .025 10.722 1 266 .001

a. Predictors: (Constant), activity

b. Predictors: (Constant), activity, interest

c. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion

d. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion, openness

e. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion, openness, conscien

f. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion, openness, conscien, extraversion

g. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion, openness, conscien, extraversion, agreeabl

h. Predictors: (Constant), activity, interest, opinion, openness, conscien, extraversion, agreeabl, neuroticsm