pengaruh fixed tangible asset, profitabilitas,...

27
1 PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, FIRM SIZE, GROWTH SALES, DEVIDEND PAYOUT RATIO DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2006- 2009) Yudha Sabhanandita Sisworo (C2A007128) Dra. Irine Rini Demi Pangestuti, M.E. ABSTRACT This study aims to analyze the effect of fixed tangible asset, probability, firm size, dividend payout ratio, growth sales, and institutional ownership toward capital structure among listed non-financial companies at Indonesia Stock Exchange. This study using 18 non-financial companies that listed in Indonesia Stock Exchange within a period between 200-2009. The examination of hypothesis method using linear regression to examine the influence of fixed tangible asset, probability, firm size, dividend payout ratio, growth sales, and institutional ownership toward capital structure. The result of this study indicate that profitability, growth sales, and institutional ownership hav significant effect to capital structure. Whereas fixed tangible asset, firm size, and dividend payout ratio don’t have significant effect to capital structure. Keywords: fixed tangible asset, probability, firm size, dividend payout ratio, growth sales, institutional ownership,capital structure

Upload: doliem

Post on 11-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

1

PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS,

FIRM SIZE, GROWTH SALES, DEVIDEND PAYOUT RATIO

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP

STRUKTUR MODAL

(Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2006-

2009)

Yudha Sabhanandita Sisworo (C2A007128)

Dra. Irine Rini Demi Pangestuti, M.E.

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of fixed tangible asset, probability,

firm size, dividend payout ratio, growth sales, and institutional ownership toward

capital structure among listed non-financial companies at Indonesia Stock

Exchange.

This study using 18 non-financial companies that listed in Indonesia Stock

Exchange within a period between 200-2009. The examination of hypothesis

method using linear regression to examine the influence of fixed tangible asset,

probability, firm size, dividend payout ratio, growth sales, and institutional

ownership toward capital structure.

The result of this study indicate that profitability, growth sales, and

institutional ownership hav significant effect to capital structure. Whereas fixed

tangible asset, firm size, and dividend payout ratio don’t have significant effect to

capital structure.

Keywords: fixed tangible asset, probability, firm size, dividend payout ratio,

growth sales, institutional ownership,capital structure

Page 2: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

2

1 PENDAHULUAN

Manajemen keuangan menjadi penting di situasi global yang tidak

menentu dan terus menuntut perusahaan agar mampu menentukan sumber

dananya agar bisa beroperasi dan menjalankan usahanya. Untuk itu perusahaan

dapat memperoleh dana dari dalam perusahaan (internal source) atau dari luar

perusahaan (external source) (Riyanto, 2001).

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham Gapensi,

1996). Namun pihak manajemen perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang

bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Sehingga timbul konflik kepentingan

antara manajer dengan pemegang saham. Konflik antara manaher dan pemegang

saham (investor) dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan

yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan terkait tersebut. Namun

dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya

yang disebut agency cost.

Manajer harus mempertimbangkan sumber dana yang akan diambil

karena mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda. Keputusan penting yang

harus diambil salah satunya adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan

yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham

preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan (Saidi, 2004).

Keputusan pendanaan tersebut diambil manajer agar mampu meminimalkan biaya

modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal ini bisa muncul akibat

dari penggunaan hutang sebagai sumber pendanaannya. Hutang tersebut

memunculkan biaya modal yaitu biaya bunga yang dibebankan kepada debitur.

Modal terdiri atas ekuitas (modal sendiri) dan hutang (debt),

perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan

disebut struktur modal (Husnan, 1998). Penentuan proporsi hutang dan modal

sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal.

Penelitian mengenai struktur modal sudah cukup banyak dilakukan.

Penelitian mengenai struktur modal pertama kali dilakukan oleh Modigliani-

Miller. Model ini mengatakan bahwa nilai suatu perusahaan akan meningkat

Page 3: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

3

dengan meningkatnya rasio utang terhadap modal sendiri karena adanya efek

corporate tax rate shield. Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam

keadaan sempurna. Beberapa peneliti lain yang pernah meneliti faktor-faktor atau

variabel yang mempengaruhi struktur modal antara lain Weston dan Copeland

(1994), Suad Husnan (2004), Brigham dan Houston (2001).

Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa suatu perusahaan

dengan aktiva yang bisa dijadikan jaminan hutang dapat menggunakan hutang

lebih besar. Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap

kebijakan hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap

dalam jumlah yang besar. Aktiva tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan oleh

manajer kepada kreditor sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman dengan

mudah. Struktur Aktiva juga dapat mempengaruhi fleksibilitas perusahaan dalam

menentukan alternatif pendanaan eksternal karena dianggap memiliki tingkat

risiko kebangkrutan relatif kecil daripada rasio aktiva tetap yang rendah

(Wahidahwati, 2002).

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan,

aktiva, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas,

yaitu rasio net profit margin (NPM), return on asset (ROA) dan return on equity

(ROE). Net profit margin mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba

bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio NPM yang rendah dapat

menunjukkan ketidakefisienan manajemen. ROA menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Sedangkan ROE menggambarkan tingkat return yang dihasilkan

perusahaan bagi pemegang sahamnya. Profitabilitas merupakan variabel

independen penting yang mempunyai pengaruh pada struktur modal. Semakin

tinggi profit suatu perusahaan maka akan semakin menurun hutangnya karena

semakin banyak dana internal yang tersedia untuk mendanai investasinya (Indra

Wijaya, 2008).

Ada beberapa teori tentang mengapa ukuran perusahaan mempunyai relasi

terhadap struktur modal. Perusahaan yang lebih kecil relatif mengeluarkan biaya

Page 4: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

4

lebih besar untuk menyelesaikan informational asymmetries terhadap kreditur dan

pemodal, yang mengurangi pemakaian modal dari luar dan sebaiknya menambah

pilihan pada modal daripada utang. Masalah ini bisa dikurangi dengan pemakaian

utang jangka pendek (Titman & Wessel, 1988). Biaya kebangkrutan yang relatif

dan probabilitas kebangkrutan (perusahaan besar lebih banyak jenis usahanya

sehingga lebih kecil kemungkinan bangkrutnya) adalah kebalikan dari fungsi

ukuran perusahaan.

Suatu perusahaan yang mampu membayarkan dividen biasanya dinilai

tinggi oleh para investor karena perusahaan tersebut mampu memberikan hasil

kepada para investor. Pembayaran dividen yang dipertahankan secara terus-

menerus mengindikasikan perusahaan tersebut stabil dan memiliki prospek yang

bagus di masa mendatang. Perusahaan akan mengurangi pembayaran dividen

karena sebagian besar keuntungan digunakan untuk membayar bunga dan cicilan

pinjaman (Masdupi, 2005).

Pertumbuhan penjualan perusahaan menjadi salah satu pertimbangan

dalam kebijakan struktur modal. Menurut Brigham dan Houston (2001)

perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman

memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih

tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Selain itu

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan lebih mudah

untuk memperoleh hutang. Peningkatan pertumbuhan penjualan akan mengurangi

jumlah kewajiban dari perusahaan yang pada akhirnya struktur modal dari

perusahaan akan berkurang (Kesuma, 2009).

Moh’d et al (1998) menyatakan bahwa investor institusional merupakan

pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar. Proporsi

kepemilikan selanjutnya akan mempengaruhi kebijakan pendanaan (tercermin

dalam debt to equity ratio). Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan

menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh investor institusional

sehingga dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer. Dengan tingkat

Page 5: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

5

institusi yang tinggi akan mengurangi agency cost sehingga diharapkan variabel

ini memiliki koefisien negatif terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan fixed tangible asset dengan

struktur modal dilakukan oleh Wahidahwati (2002, masdupi (2005), Sulistyowati

(2009), dan Yeniati (2010) yang mendapatkan hasil yang positif signifikan.

Yuhasril (2006) dan Nanok (2008) mendapatkan hasil yang bertentangan, yaitu

negatif signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan profitabilitas dengan struktur

modal dilakukan oleh Yuhasril (2006), Wijaya (2008) dan Reinhard (2010)

mendapatkan hasil negatif dan signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan

Prabansari (2005) mendapatkan hasil positif signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan ukuran perusahaan dengan

struktur modal dilakukan oleh Masdupi (2005) dan Prabansari (2005) yang

mendapatkan hasil positif dan signifikan. Sedangkan penelitian Hadianto (2010)

mendapatkan hasil negatif signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan dividend payout ratio

dilakukan oleh masdupi (2005) yang mendapatkan hasil negatif dan signifikan

terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang bertentangan didapatkan oleh

Wahidahwati (2002) dan Ismiyanti (2004) menemukan pengaruh negatif dan

signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan institutinal ownership dengan

struktur modal dilakukan oleh Wahidahwai (2002), Masdupi (2005), Wijaya

(2008), dan Yeniatie (2010) memperoleh hasil negatif dan signifikan terhadap

struktur modal. Sedangkan penelitian Ismiyanti (2004) mendapatkan hasil yang

bertentangan yaitu positif dan signifikan terhadap struktur modal

Berdasarkan uraian keterkaitan antara variabel-variabel diatas serta

perbandingan antara data faktual dengan teori yang tersedia, maka penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Fixed Tangible Asset, Profitability, Growth Sales,

Deviden Payout Ratio, Firm Size, dan Kepemilikan Institusional Terhadap

Struktur Modal”.

Page 6: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

6

2 TELAAH PUSTAKA

2.1 Struktur Modal

Struktur modal adalah bauran pendanaan permanen jangka panjang

perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa.

Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan

komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum,

dana dapat diperoleh dari luar perusahaan (ekternal financing) maupun dari dalam

perusahaan (internal financing). Keputusan tentang eksternal financing sering

disebut sebagai keputusan pendanaan. Sedangkan internal financing

menyangkut kebijakan deviden.

Utang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena

utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan

tingkat penjualan) sementara itu utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka

waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) sehingga keberadaannya perlu

lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa

struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan ekuitas. Karena alasan

itu pulalah biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang

(Mardiyanto, 2009).

Sedangkan menurut Awat dan Mulyadi (1989), berdasarkan sumbernya,

ada tiga jenis dana yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan,

yaitu : penerbitan saham (equity financing), penerbitan obligasi sering disebut

dengan pembelanjaan dari luar (external financing). Sedangkan penggunaan laba

ditahan (retained earnings) disebut dengan pembelanjaan dari dalam perusahaan

(internal financing). Dalam keputusan pembelanjaan ini akan ditentukan

perimbangan yang optimal dari berbagai sumber dana yang akan digunakan. Yang

dimaksud dengan struktur modal (capital structure) adalah perimbangan antara

hutang jangka panjang dengan modal sendiri (saham).

Page 7: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

7

2.2 Teori Struktur Modal

a. Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling

pada tahun 1976. Teori ini menjelaskan bahwa manajemen merupakan agen dan

pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap

agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan

wewenang kepada agen. Oleh sebab itu, manajemen harus diberikan imbalan dan

pengawasan yang memadai untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik.

Kegiatan pengawasan tentu membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya

agensi.

b. The Trade-Off Model

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang

dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut

(Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah

menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat

penggunaan hutang. Trade off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor,

seperti corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal tax dalam menjelaskan

mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Husnan, 2000).

c. Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961

sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun

1984. Perusahaan menetapkan urutan pendanaan berdasarkan preferensi mereka

(Mutamimah, 2003). Urutan pendanaan yang dilakukan perusahaan akan

ditunjukan berikut ini :

1. Perusahaan lebih menyukai internal financing.

2. Perusahaan menyesuaikan target dividend payout ratio terhadap peluang

investasi mereka, sementara mereka menghindari perubahan dividen

secara drastis.

Page 8: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

8

3. Kebijakan dividen yang “sticky” ditambah fluktuasi profitabilitas dan

peluang investasi yang tidak dapat diprediksi, berarti bahwa terkadang

aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi namun terkadang kurang

dari kebutuhan investasi.

4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan akan

menerbitkan sekuritas yang paling aman yaitu dimulai dengan penerbitan

hutang, convertible bond, dan alternatif yang terakhir adalah saham.

2.3 Pengaruh Fixed Tangible Asset Terhadap Struktur Modal

Asset atau aktiva adalah sesuatu yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat

digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva lain-lain.

Penggolongan inilah yang kemudian dikenal sebagai struktur aktiva.

Chiarella et al. (dalam Wiwit Apit, 2009) menyatakan bahwa tanpa adanya

asset yang dapat dijaminkan, biaya pinjaman cenderung menjadi tinggi (kreditur

dapat meminta bunga pembayaran hutang yang tinggi). Penelitian yang dilakukan

Tittman dan Wessels (1988), Wahidahwati (2002), dan Masdupi (2005)

menunjukkan bahwa fixed asset ratio berpengaruh positif terhadap DER. Maka

hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :

H1: Fixed Tangible assets (FTA) berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Menurut (Bringham & Houston, 2006), bahwa perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil.

Tingkat pengembalian yang tinggi, memungkinkan untuk membiayai sebagaian

besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Perusahaan yang profitable cenderung untuk memiliki hutang yang lebih kecil.

Disamping itu, perusahaan dengan aliran kas yang bebas atau profitabilitas yang

tinggi, hutang yang besar dapat membatasi kebebasan manajemen. Semakin tinggi

profit suatu perusahaan maka akan semakin menurun hutangnya karena semakin

banyak dana internal yang tersedia untuk mendanai investasinya (Indra Wijaya,

2008). Sesuai Pecking Order Theory, perusahaan dengan tingkat pengembalian

Page 9: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

9

yang tinggi lebih memilih menggunakan laba ditahan (dana internal) dalam

struktur pendanaannya.

Profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal (Yeniatie

dan Nicken, 2010). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ismiyanti

(2004) dan Meyulinda (2010). Dengan demikian, hipotesis yang kedua dalam

penelitian ini adalah :

H2: Profitabilitas (ROA) berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal.

2.5 Pengaruh Firm Size Terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang ukurannya relatif besar, kecenderungan penggunaan dana

eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin

meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Salah satu alternatif

pendanaan yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Menurut Titman dan Wessel

(1988) perusahaan besar lebih memilih hutang jangka panjang, sedangkan

perusahaan kecil lebih memilih hutang jangka pendek. Namun demikan, size

mungkin juga menjadi alternatif untuk informasi yang dimiliki pihak luar.

Perusahaan yang besar sering didiversifikasikan lebih luas dan memiliki arus kas

yang lebih stabil. Sehingga kemungkinan pailit lebih kecil dibanding perusahaan

kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, perusahaan yang besar akan lebih aman

dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan

kewajibanya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas

yang stabil, dan hal ini berarti struktur modalnya juga akan meningkat. Penelitian

yang dilakukan oleh Prabansari (2005), Wahidahwati (2002), dan Yanuar (2008)

menunjukkan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap DER. Maka hipotesis

kelima dalam penelitian ini adalah:

H3: Firm size (SIZE) berpengaruh secara positif terhadap struktur modal.

2.6 Pengaruh Growth Sales Terhadap Struktur Modal

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk

memperoleh lebih banyak pinjaman, dan menanggung beban tetap yang lebih

tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat penjualannya tidak stabil

(Bringham & Houston, 2006). Selain itu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

Page 10: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

10

penjualan yang tinggi akan lebih mudah untuk memperoleh hutang. Menurut teori

pecking order perusahaan yang tunbuh dengan cepat membutuhkan modal yang

besar dan memiliki kesempatan untuk meminjam lebih besar.

2.7 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Struktur Modal

Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi

perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana untuk membayar jumlah dividen

yang tetap tersebut sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan akan meningkat.

Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar maka untuk

membiayai investasinya diperlukan tambahan dana melalui hutang sehingga

kebijakan dividen mempengaruhi kebijakan hutang secara searah (Emery dan

Finerty, dalam Ismiyati dan Hanafi, 2004). Untuk memenuhi dana operasional

perusahaan, manajer cenderung untuk menggunakan hutang lebih banyak. Maka

hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah:

H5: Devidend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2.8 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Struktur Modal

Tingkat kepemilikan yang tinggi oleh institusi dalam suatu perusahaan

akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh investor institusional

sehingga akan mengontrol manajer untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak

sejalan dengan kepentingan pemegang saham yang pada akhirnya akan

mengurangi agency cost (Wahidahwati, 2002).

Wahidahwati (2002) menemukan hubungan negatif antara institutional

ownership dengan debt to equity ratio. Adanya monitoring yang efektif oleh

institutional ownership menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena

peranan hutang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oelh

institutional ownership, dengan demikian mengurangi agency cost. Maka

hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah :

H6: Institutional ownership (INST) berpengaruh secara negatif terhadap struktur

modal.

Page 11: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

11

3 METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

bergerak dalam bidang non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2006-2009. Perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling),

yaitu : 1) Menerbitkan laporan keuangan secara lengkap’ 2) Memiliki hutang

jangka panjang.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a Struktur Modal

Variabel dependen dalam penelitan ini adalah Struktur Modal yang

diproxikan dengan DER. Penelitian ini membahas struktur modal dari sudut

pandang penggunaan hutang untuk pendanaan operasional perusahaan sebagai

unsur dalam struktur modal. Rasio DER ini menekankan pentingnya pendanaan

utang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung

dengan utang. Variabel DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER =

b Fixed Tangible Asset

Dengan hasil perbandingan antara aktiva tetap dan total assets akan

menghasilkan Assets tangibility. Assets tangibility ini akan dihitung dengan

menggunakan perbandingan antara fixed asset dan total asset. Fixed asset

tangibility diproksikan sebgai berikut (Sartono, 1999):

Fixed Asset Tangibility =

c Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba yang diproksi dengan Return On Asset (ROA) yaitu rasio laba setelah pajak

pada tahun sebelumnya dengan total asset tahun sebelumnya. ROA

diformulasikan sebagai berikut (Riyanto, 2002):

Page 12: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

12

ROA =

d Firm Size

Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif terhadap struktur modal.

Merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Dalam

penelitian ini ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total asset.

SIZE = Log Total Asset

e Growth Sales

Merupakan perubahan pendapatan penjualan yang diukur berdasarkan

perbandingan antara net sales periode sekarang (net sales t) minus periode

sebelumnya (net sales t-1) terhadap net sales periode sebelumnya (net sales t-1).

Dihitung dengan formulasi sebagai berikut (Sartono, 1999):

Pertumbuhan Penjualan =

f Dividend Payout Ratio

Pembayaran dividen memiliki hubungan negative dengan tingkat hutang

yang digunakan perusahaan. Diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR).

Pembayaran dividen meruapakan variable yang diukur dengan membandingkan

dividend per share (DPR) terhadap earning per share. Variable ini menggunakan

skala rasio dan diukur dengan rumus (Jensen et al, 1992):

DPR = 100%g Institutional Ownership

Institutional ownership yaitu persentase saham perusahaan yang dimiliki

oleh investor institusional, seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi

dan kepemilikan oleh institusi lain atas keseluruhan saham yang beredar di luar.

Institutional ownership dirumuskan sebagai berikut (Masdupi, 2005) :

Institutional Ownership =

Page 13: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

13

3.2 Model Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan progam SPSS. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi

klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan adalah normal dan tidak

mengandung gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis data deskriptif

Tabel 4.1Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 72 .10 3.11 .9086 .70991

FTA 72 .01 .77 .2600 .14929

ROA 72 4.66 60.66 18.1457 12.51550

SIZE 72 5.13 7.99 6.6039 .80263

GS 72 -.48 1.13 .1756 .27475

DPR 72 .01 2.99 .3873 .34977

INST 72 12.93 95.21 67.3261 19.24734

Valid N (listwise) 72

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel 18 perusahaan dikalikan dengan

periode pengamatan selama 4 tahun dihasilkan jumlah data sebanyak 72. Hasil

tersebut menunjukkan rata-rata masing-masing variable berada pada angka positif,

meskipun terdapat angka negative pada nilai minimal dari variable growth sales.

Page 14: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

14

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.1.1 Uji Normalitas

Tabel 4.2One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .50920945

Most Extreme Differences Absolute .093

Positive .093

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .786

Asymp. Sig. (2-tailed) .567

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang telah diolah dengan SPSS

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov ini ditunjukkan pada tabel 4.3. Dari tabel

tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.786

dan nilai signifikan pada 0,567. Karena 0,567 lebih besar dari 0,05 (p = 0,567 >

0,05) sehingga data residual terdistribusi normal.

Page 15: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

15

4.1.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.803 .756 2.383 .020

FTA .255 .557 .054 .458 .649 .577 1.732

ROA -.020 .006 -.348 -3.393 .001 .754 1.326

SIZE .077 .104 .088 .743 .460 .569 1.757

GS .611 .250 .236 2.445 .017 .847 1.181

DPR -.036 .185 -.018 -.194 .847 .956 1.046

INST -.018 .004 -.486 -4.606 .000 .710 1.408

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika

mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 (Ghozali, 2006).

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa semua variabel independen pada perusahaan

non-keuangan mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10.

Dengan demikian, model regresi dalam penelitian ini terbukti bebas dari gejala

multikolonieritas.

4.1.3 Uji Hesterokedastisitas

Tabel 4.4Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .744 .455 1.638 .106

FTA .025 .335 .012 .075 .940

ROA -.006 .003 -.230 -1.691 .096

SIZE -.010 .063 -.025 -.161 .873

GS .031 .150 .027 .208 .836

DPR -.041 .111 -.045 -.373 .710

INST -.003 .002 -.155 -1.108 .272

Page 16: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

16

Tabel 4.4Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .744 .455 1.638 .106

FTA .025 .335 .012 .075 .940

ROA -.006 .003 -.230 -1.691 .096

SIZE -.010 .063 -.025 -.161 .873

GS .031 .150 .027 .208 .836

DPR -.041 .111 -.045 -.373 .710

INST -.003 .002 -.155 -1.108 .272

a. Dependent Variable: abresid

Tabel 4.4 memperlihatkan hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji statistik Glejser. Hasil Uji Tersebut menunjukkan bahwa

variabel FTA, ROA, SIZE, GS, DPR, dan INST tidak signifikan, karena memiliki

nilai signifikansi lebih dari 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas dalam varian

kesalahannya. Semua varibel independen yang digunakan tidak mempengaruhi

residualnya.

Page 17: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

17

4.1.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.5Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .697a .485 .438 .53219 2.531

a. Predictors: (Constant), INST, GS, DPR, FTA, ROA, SIZE

b. Dependent Variable: DER

Berdasarkan hasil analisis regresi pada model perusahaan non-keuangan

periode 2006-2009, diperoleh nilai hitung Durbin-Watson sebesar 2,531.

Besarnya D-W tabel: dl (batas luar) = 1,433; du (batas dalam) = 1,802; 4-dl =

2,567; dan 4-du = 2,198. Maka dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa DW-test

terletak di daerah ragu-ragu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai

berikut:

Gambar 4.2

Posisi Uji Autokorelasi Durbin-Watson Perusahaan Non-Keuangan

0 1,458 1,801 2,199 2,542 4

2.531

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa Durbin-Watson berada pada daerah

ragu-ragu. Selain itu, uji lain untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi yaitu

dengan Run Test. Tabel 4.6 menunjukkan hasil Run Test tersebut :

Tabel 4.6

Hasil Run Test Perusahaan Non-KeuanganRuns Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.03246

Cases < Test Value 36

Daerah ragu-ragu

Tidak AdaAutokorelasi

Daerah ragu-ragu

Autokorelasinegatif

AutokorelasiPositif

Page 18: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

18

Cases >= Test Value 36

Total Cases 72

Number of Runs 43

Z 1.424

Asymp. Sig. (2-tailed) .154

a. Median

Sumber : data sekunder yang telah diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui probabilitas sebesar 0,154 yang menunjukkan

tidak signifikan pada 0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan data tidak

mengalami problem autokorelasi.

4.3 Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.7Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.803 .756 2.383 .020

FTA .255 .557 .054 .458 .649

ROA -.020 .006 -.348 -3.393 .001

SIZE .077 .104 .088 .743 .460

GS .611 .250 .236 2.445 .017

DPR -.036 .185 -.018 -.194 .847

INST -.018 .004 -.486 -4.606 .000

4.3.1 Koefisien Determinasi R

Tabel 4.8Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .697a .485 .438 .53219 2.531

Page 19: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

19

a. Predictors: (Constant), INST, GS, DPR, FTA, ROA, SIZE

b. Dependent Variable: DER

Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang

ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0,438. Hal ini berarti bahwa 43.8%

variabel dependen yaitu struktur modal untuk perusahaan non-keuangan dapat

dijelaskan oleh enam variabel independen. Sedangkan, sisanya sebesar 56.2%

dijelaskan oleh variabel atau sebab-sebab lainnya diluar model.

4.3.2 Uji Secara Simlutan (Uji-F)

Tabel 4.9ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.372 6 2.895 10.222 .000a

Residual 18.410 65 .283

Total 35.782 71

a. Predictors: (Constant), INST, GS, DPR, FTA, ROA, SIZE

b. Dependent Variable: DER

Dari tabel 4.9 terlihat bahwa model persamaan ini memiliki nilai Fhitung sebesar

10.222 dan dengan tingkat signifikansi 0,000.

4.3.3 Uji Secara Parsial (Uji-t)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.7 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai t hitung variabel fixed tangible asset (FTA) terhadap DER sebesar

0,458 dengan signifikansi 0,649 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa

variabel FTA mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

DER.

2. Nilai t hitung variabel profitability (ROA) terhadap DER sebesar -3,393

dengan signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel

ROA mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap DER.

3. Nilai t hitung variabel firm size (SIZE) terhadap DER sebesar 0,743

dengan signifikansi 0,460 < 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel

SIZE mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DER.

Page 20: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

20

4. Nilai t hitung variabel growth sales (GS) terhadap DER sebesar 2,445

dengan signifikansi 0,017 < 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel

GS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DER.

5. Nilai t hitung variabel dividend payout ratio (DPR) terhadap DER sebesar

-0.194 dengan signifikansi 0,847 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa

DPR mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DER.

6. Nilai t hitung variabel institutional ownership (INST) terhadap DER

sebesar -4.606 dengan signifikansi 0.000 < 0.05 sehingga dapat diartikan

bahwa INST mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap DER

Page 21: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

21

5 SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama menyatakan fixed tangible asset (FTA) berpengaruh

positif terhadap DER. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa FTA

mempunyai koefisien regresi sebesar 0.255 menunjukkan FTA

berpengaruh positif terhadap DER. Nilai signifikansi sebesar 0,649 lebih

besar dari 0,05 menunjukkan fixed tangible asset berpengaruh tidak

signifikan terhadap DER. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama

ditolak karena FTA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

DER. Sehingga FTA tidak termasuk faktor yang tidak berpengaruh dalam

penentuan besarnya hutang yang akan digunakan perusahaan non-

keuangan.

2. Hipotesis kedua menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

struktur modal. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ROA

mempunyai koefisien regresi sebesar -0.020 menunjukkan profitabilitas

(ROA) berpengaruh negatif terhadap DER. Nilai signifikansi sebesar 0,001

lebih kecil dari 0,05 menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap DER. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima

karena profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER.

Dengan berpengaruh signifikan maka ROA merupakan faktor yang

berpengaruh dalam penentuan besarnya hutang yang akan digunakan oleh

perusahaan non-keuangan.

3. Hipotesis ketiga menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap struktur modal. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa

ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi sebesar 0.077

menunjukkan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif terhadap

DER. Nilai signifikansi sebesar 0,460 lebih besar dari 0,05 menunjukkan

ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap DER. Jadi dapat

Page 22: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

22

disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak karena SIZE berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap DER.

4. Hipotesis keempat menyatakan growth sales (GS) berpengaruh positif

terhadap DER. Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penjualan

mempunyai koefisien regresi sebesar 0.611 menunjukkan GS berpengaruh

positif terhadap DER. Nilai signifikansi sebesar 0.017 lebih kecil dari 0.05

menunjukkan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap

DER. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat diterima karena

GS berpengaruh positif dan signifikan.

5. Hipotesis kelima menyatakan dividend payout ratio (DPR) berpengaruh

positif terhadap struktur modal. Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa DPR

mempunyai koefisien regresi sebesar -0.036 menunjukkan DPR

berpengaruh negatif terhadap DER. Nilai signifikansi sebesar 0.847 lebih

besar dari 0.05 menunjukkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap

DER. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima ditolak karena DPR

berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

6. Hipotesis keenam menyatakan institutional ownership (INST) berpengaruh

negatif terhadap struktur modal. Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa INST

mempunyai koefisien regresi sebesar -0.018 menunjukkan INST

berpengaruh negatif terhadap DER. Nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih

kecil dari 0.05 menunjukkan INST berpengaruh signifikan terhadap DER.

Dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam diterima karena INST

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya terbatas untuk sampel perusahaan yang bergerak

di bidang non-keuangan sehingga hasil penelitian hanya bisa

digunakan pada perusahaan non-keuangan.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen secara

bersama-sama hanya terbatas sebesar 43.8% sehingga perlu dicari

variabel lain yang mempengaruhi struktur modal di luar model ini.

Page 23: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

23

3. Penelitian ini hanya meneliti variabel kepemilikan institusional saja,

sehingga kurang mencerminkan keseluruhan struktur kepemilikan

yang dimiliki perusahaan.

5.3 Saran

1. Variabel kepemilikan institusional paling berpengaruh dominan

terhadap struktur modal, maka dalam menentukan kebijakan struktur

modal perusahaan sebaiknya memperhatikan kepemilikan saham

institusional karena semakin banyak proporsi yang dipegang

institusional semakin rendah manajemen perusahaan mengambil

kebijakan struktur modalnya.

2. ROA berpengaruh negatif dan signifikan dalam penelitian ini. Maka

dalam menentukan kebijakan struktur modalnya, perusahaan yang

memiliki pengembalian yang tinggi atas asset (ROA) sebaiknya

menggunakan hutang yang rendah karena dengan tingkat

pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk

membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang

dihasilkan secara internal.

3. Growth sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur

modal. Maka perusahaan dalam menentukan kebijakan struktur

modalnya perlu memperhatikan pertumbuhan penjualannya. Semakin

tinggi pertumbuhan penjualannya maka kreditur akan semakin percaya

dengan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan dana untuk

operasional perusahaan.

4. Nilai adjusted R yang sebesar 43.8% mengindikasikan perlunya

memasukkan variabel independen lain dalam memprediksi variabel

dependen. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan variabel

lain seperti variabel risiko, kepemilikan manajerial, pertumbuhan asset,

pajak, tingkat suku bunga dan lain-lain.

Page 24: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

24

DAFTAR PUSTAKA

Aviana, Meyulinda dan Yusfarita. “Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat

Pertumbuhan Penjualan, dan Return On Asset terhadap Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi

EFEKTIF, Vol.1, No.1, Juni 2010, hal.88-103.

Awat, Napa J dan Mulyadi. 1989. “Keputusan-keputusan keuangan perusahaan

(Teori dan Hasil Pengujian Empirik).” Yogyakarta: Liberty.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. “Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan.” Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.”

Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

Hadianto, Bram. 2008. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan

Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi

Indonesia Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order”.

Jurnal Manajemen, Volume 7 No.2.

Halim, Abdul dan Bambang Supomo. 2001. “Akuntansi Manajemen”. Edisi 1

Cetakan 10. Yogyakarta : BPFE

Hapsari, Laksmi Indri. 2010 . “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus Pada Sektor Automotive And

Allied Product)”. eprints.undip.ac.id

Harris, Milton dan Artur Raviv. “The Theory of Capital Structure”, The Journal of

Finance, Vol. 46 No. 1 (Mar., 1991), pp. 297-355.

Husnan, Suad. 2000. “Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan.” Buku I Edisi

4. Yogyakarta: BPFE

Page 25: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

25

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.”

Edisi Keempat. Yogyakarta: AMPYKPN.

Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M. Hanafi. “Struktur Kepemilikan, Risiko dan

Kebijakan Keuangan: Analisis Persamaan Simultan”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia, Vol19, No.2, 2004, hal 176-196.

Jean-Laurent Viviani. 2008. "Capital structure determinants: an empirical study of

French companies in the wine industry", International Journal of Wine

Business Research, Vol. 20 Iss: 2, pp.171 – 194.

Jensen, Michael dan William Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behaviour, Agnecy Cost and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Joni dan Lina. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal”. Jurnal Bisnis

dan Akuntansi, Vol. 12 No.2, Agustus 2010, hal. 81-96.

Kesuma, Ali. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta

Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,

Vol.11, No.1, Maret 2009, hal. 38-45.

Mardiyanto, Handono. 2009. “Intisari Manajemen Keuangan”. Jakarta: Grasindo

Masdupi, Erni. “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan Hutang

dalam Mengontrol Konflik Keagenan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol.20, No.1, 2005, hal 57-69.

Myers, Brealey. 2008. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan”. Edisi:

5/v.1, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nanok, Yanuar. “Capital Structure Determinan di Indonesia”. Jurnal

Akuntabilitas, Maret 2008, hal. 122-127.

Page 26: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

26

Nugroho, Asih Suko. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Modal Perusahaan Properti Yang Go-Public Di Bursa Efek Jakarta.”

UNTUK PERIODE TAHUN 1994 - 2004

Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.”

Jurnal SINERGI, Edisi Khusus on Finance, 205, hal. 1-15.

Reinhard, Ludwig dan Steven Li. A note on capital structure target adjustment –

Indonesian evidence. International Journal of Finance, Vol.6 No.3, 2010,

pp. 245-259.

Riyanto, Bambang. 2001. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Keuangan.” Edisi Empat.

Yogyakarta: BPFE

Sartono, Agus. 2001. “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi.” Edisi Empat.

Yogyakarta: BPFE.

Sjahrial, Dermawan. 2008. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra Wacana

Media

Sudarsono, F.X. 1993. “Pengantar Akuntansi II Buku Panduan Mahasiswa.”

Jakarta: Gramedia

Sulistyowati, Wiwit Apit. 2009. “Penentuan Kebijakan Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Magister Akuntansi

Undip: Semarang.

Sutrisno. 2000. “Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi).”

Yogyakarta: Ekonisia.

Titman, Sheridan dan Roberto Wessels. The Determinants of Capital Structure of

Choice. The Journal of Finance, Vol.43, No.1, March 1988, pp. 1-19.

Page 27: PENGARUH FIXED TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS, …eprints.undip.ac.id/32649/1/YUDHA_S_SISWORO_JURNAL.pdf · Dalam makalah mereka berasumsi bahwa pasar dalam ... Struktur modal adalah

27

Wahidahwati. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional

pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No.1, Januari 2002, hal.1-16.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. “Manajemen Keuangan.” Edisi 9

Jilid Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga

www.idx.com

Yeniatie dan Nicken Destriana. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang Pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Keuangan Vol.12 No.1, April 2010, hal 1-16.

Yuhasril. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Perusahaan Farmasi yang Telah Go Public di Bursa Efek Jakarta”.

BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006.